Tampilkan postingan dengan label Sembahyang hindu 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sembahyang hindu 2. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

Sembahyang hindu 2



DOA yaitu   sebuah permohonan yang berisikan pengharapan, permintaan 

dan pujian kepada Hyang Widhi Wasa, kepada para dewa dan kepada para leluhur. 

Doa itu isinya berbagai macam tergantung kontekstualnya dan ditujukan kepada 

masing-masing yang kita inginkan. Kita selalu menghaturkan doa setiap hari, setiap 

saat agar kita selalu dituntun oleh Hyang Widhi Wasa, para dewa dan para leluhur 

dengan pengharapan hidup ini damai dan bahagia. Demikian juga doa yang 

diucapkan akan menuntun agar perilaku kita berupa pikiran, perkataan dan 

perbuatan selalu selaras dalam mewujudkan harmoni kehidupan. 

Buku yang berisi kumpulan doa Agama Hindu yang diterbitkan ini mengambil 

dari berbagai sumber kitab suci yang memuat ajaran-ajaran tentang kehidupan dan 

pelaksanaan ritual keagamaan. Kita berharap buku kumpulan doa yang diterbitkan 

dan dibagikan secara gratis terutama di kalangan krama istri ini dapat dijadikan 

panduan dalam melaksanakan sradha bhakti keagamaan khususnya dalam Agama 

Hindu. Demikian juga buku kumpulan doa ini diharapkan menjadi penuntun bagi 

krama istri untuk ditularkan pada keluarga sebagai lingkungan yang terdekat untuk 

selanjutnya ditularkan lagi pada lingkungan yang lebih luas. Mudah-mudahan 

kehadiran buku ini bisa dijadikan sebagai media pembelajaran bagi masyarakat 

tentang makna doa dan pentingnya untuk dilafalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Di samping berisi doa-doa yang dapat dilafalkan setiap hari, buku ini juga 

berisi tentang pengakuan terhadap wanita dalam perspektif Hindu. Wanita Hindu 

menurut kitab suci sangat dihormati dan diakui eksistensinya, terbukti sampai ada 

ungkapan berdasarkan sastra suci yang menyebutkan :  Dimana wanita dihormati, di 

sanalah para dewa-dewa merasa senang, tetapi di mana mereka tidak dihormati, 

tidak ada upacara suci apapun yang berpahala. 

Pada akhirnya dengan telah diterbitkannya buku kumpulan doa ini kami 

menyampaikan terimakasih kepada banyak pihak yang sudah membantu proses 

menginventarisasi dan menggali pada sumber sastranya sampai pada penerbitan 

buku ini. Memang untuk menyusun sebuah buku yang substansinya tentang doa 

keagamaan harus terlebih dahulu mencari rujukan yang bersumber pada ajaran suci 

dan dipadukan dengan implementasi di masyarakat.  

iv 

 

Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali 

meruSaNan imSlementaVi nyata Gari 9iVi Pembangunan Daerah Bali ³Nangun Sat 

Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era 

Baru”. Visi menuju Bali Era Baru diwujudkan dengan menata secara fundamental 

dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek Utama : Alam 

Bali, Krama Bali dan Kebudayaan Bali. 

Sesuai dengan isi Perda dimaksud pada Pasal 43 menyebutkan : Desa 

Adat memiliki Lembaga Adat yang salah satunya yaitu   Pasikian Paiketan Krama 

Istri Majelis Desa Adat Provinsi Bali yang disingkat dengan sebutan PAKIS BALI ;  

dan Pasal 49 menyebutkan :   

(1)  Paiketan Krama Istri Desa Adat merupakan Organisasi Krama Istri Desa Adat;  

(2) PAKIS BALI melaksanakan kegiatan yang mendukung kegiatan Desa Adat 

dalam upaya Pemberdayaan kesejahteraan keluarga melalui  Adat, Agama, 

Tradisi, Seni dan Budaya serta Kearifan Lokal, Pendidikan dan Olah Raga, 

Kesehatan, Ekonomi dan bidang lainnya  

Di provinsi Bali berdasarkan Surat Keputusan MDA nomor 05/SK/MDA-P 

Bali/IX/2020 tanggal 10 September 2020 tentang Penetapan Prajuru Pasikian 

Paiketan Krama Istri Desa Adat Majelis Desa Adat Provinsi Bali Masa Bakti Tahun  

2020 – 2025, dan telah dikukuhkan di Pura Samuhan Tiga pada tanggal 17 

September 2020.  

Sesuai dengan tugas dan kewajiban PAKIS BALI yaitu   mendukung MDA 

provinsi Bali dalam pemberdayaan peran serta krama istri Desa Adat. Pada tahun 

pertama program kerja PAKIS MDA Bali dalam mendukung tercapainya Visi 

menuju ³Bali Era Baru ” yaitu   melalui penyusunan Buku Doa Dalam Agama 

Hindu, untuk dapat menata Krama Bali melalui penyucian jiwa (atma kerthi), 

sehingga dapat meningkatkan kualitas Krama Bali dan dapat menjaga kelestarian 

BuGaya Bali VeVuai Gengan YiVi ³Nangun Sat Kerthi Loka Bali” 

 

A. Pengertian Doa 

Di dalam agama Hindu, doa yang disebut pula Mantra, Stawa, atau 

Brahma merupakan bagian yang amat penting dalam menumbuhkan dan 

 

memantapkan keyakinan kita terhadap adanya Hyang Widhi . Doa-doa ini 

selalu disampaikan pada setiap kegiatan atau kejadian untuk mencapai 

tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan tujuan kegiatan yang ingin dicapai. Hal 

ini merupakan ciri khas dari tata kehidupan beragama menurut ajaran agama 

Hindu. 

Doa merupakan salah satu unsur keyakinan yang mempunyai 

kedudukan yang teramat penting dan memiliki kegunaan serta manfaat yang 

sangat besar terutama dalam pembinaan etika, moral, dan rohani. Oleh 

karena itu, doa harus diyakini dan diucapkan atau disampaikan dengan 

kesucian serta ketulusan hati kepada Hyang Widhi  / Tuhan Yang Maha Esa, 

sebagai puja dan puji guna tercapainya suatu tujuan yang diharapkan dalam 

hidup ini. 

Kitab Bhagawad Gita, Adhyaya III, Sloka 11, menyatakan sebagai 

berikut: 

Devan bhavayata ‘nena 

te deva bhavayantuvah  

parasparani bhavayantah  

sreyah param avapsyatha  

Artinya: 

Dengan ini pujalah Dewata / Hyang Widhi , semoga Dewata 

memberkahi engkau. Dengan penghormatan yang mulia itu, engkau 

akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi. 

 

Kitab Bhagawad Gita, Adhyaya IX, Sloka 34, menyatakan sebagai 

berikut: 

Manmana bhava madbhakto  

madyaji mam namaskuru  

mam evai ‘shyasi yutvai’vam 

atmanam matparayanah 

Artinya: 

Pusatkan pikiranmu kepada-Ku, bersujud kepada-Ku, bersembahlah 

kepada-Ku. Dan setelah engkau mendisiplinkan jiwamu, Aku menjadi 

tujuanmu yang tertinggi, maka engkau akan sampai kepada-Ku. 

 

 

Kitab Bhagawad Gita, Adhyaya IX, Sloka 22, menyatakan sebagai 

berikut: 

A nanyas chintayanto mam 

ye janah paryupasate  

tesham nityabhiyuktanam 

yogakshemam vahamy aham  

Artinya: 

Mereka yang hanya berdoa kepada-Ku, merenungkan Aku selalu, 

kepada mereka yang akan Ku bawakan segala apa yang mereka tak 

punya, dan akan Kulindungi segala yang mereka miliki. 

 

Jadi pada prinsipnya doa itu hanya ditujukan kepada Hyang Widhi  / 

Tuhan Yang Maha Esa, karena beliau yaitu   maha segala-galanya. Hyang 

Widhi  yaitu   pencipta, pelindung, penguasa, pelebur segala yang ada di alam 

semesta ini. Beliau yaitu   saksi agung atas segala kegiatan dan kejadian 

yang dilakukan oleh manusia di dunia.  

Itulah sebabnya doa itu harus diucapkan kehadapan-Nya untuk 

memohon berkat, sweca, paica, anugrah, dan karunia-Nya sehingga hidup 

kita ini selamat dan bahagia. 

 

B.  Fungsi dan Tujuan Doa 

Mengingat pentingnya melakukan doa setiap hari, untuk itu perlu juga 

diketahui fungsi dan tujuan doa dalam kehidupan sehari-hari yaitu   : 

1. Sebagai pernyataan rasa angayu bagia (syukur-istilah pada agama lain) 

atas anugrah Hyang Widhi  yang telah menciptakan dunia dengan segala 

isinya, termasuk segala sesuatu yang diperlukan bagi kehidupan umat 

manusia dan semua mahluk. 

2. Sebagai sadhana untuk memohon perlindungan dan keselamatan serta 

agar selalu dijauhkan dari segala cobaan, rintangan, dan godaan hidup 

yang ingin mengganggu kehidupan kita. 

3. Dengan doa, kita memohon anugrah kehadapan Hyang Widhi  berupa 

kesucian lahir bathin, kesempurnaan moral dan rohani serta kebahagiaan 

hidup di dunia dan suarga loka. 

 

 

C.  Cara Berdoa 

Mengenai cara berdoa, ada beberapa cara dan pada dasarnya dapat 

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu  :  

1. Doa yang dilakukan dengan pengucapan kata-kata suci atau mantram.  

2. Doa yang dilakukan dengan bahasa simbol dalam bentuk upakara.  

3. Doa yang dilakukan dengan menggunakan upakara dan mantram sekaligus 

secara bersamaan,   yang lazim disebut dengan “Yadnya Upakara”.  

Khusus “Doa Dalam Agama Hindu” ini yaitu   doa yang dengan 

mengucapkan mantram sesuai dengan tujuannya masing-masing, tanpa 

menggunakan sarana atau bahasa simbul. Sedangkan sikap berdoa, 

dilakukan dengan sikap tangan “Amustikarana”, yang mengandung arti 

filosofis yaitu sabda, bayu, idep (menunggalnya ucapan, tenaga, dan pikiran) 

yang dapat menimbulkan magis (kekuatan spiritual) dari doa itu. 

Di samping itu, doa yang dilakukan dengan manunggaling sabda, 

bayu, idep (ucapan, tenaga, pikiran), berarti kita juga bersaksi terhadap 

hakikat inti hidup yang sejati yang ada di dalam diri kita, yaitu sinar suci Hyang 

Widhi  yang merupakan jiwa bathin semua mahluk yang disebut Atman  

( Jiwatman ), dengan harapan agar doa yang kita ucapkan dan sampaikan 

dapat diterima-Nya dan berkenan melimpahkan anugrah-Nya. 

E ko devah sarva bhutesu gudhah  

sarva vyapi sarva bhutantaratna  

karmadhyaksah sarva bhuta dhivasah  

saksi ceta kevalo nirgunasca  

(Upanisad) 

Artinya: 

Satu sinar suci Tuhan (Hyang Widhi) tersembunyi dalam setiap 

mahluk, yang menghidupi dan merupakan jiwa bathin semua mahluk. 

Raja dari semua perbuatan yang memancar sebagai saksi yang 

hanya terdapat dalam pikiran. 

 

D.  Sikap Tangan Dalam Berdoa 

1. Sembahyang kehadapan Sang Hyang Widhi. 

Cakupan tangan diletakkan diatas dahi hingga ujung jari ada diatas ubun-

ubun. 

 

2. Sembahyang kehadapan para dewa (dewata). 

Ujung jari-jari tangan di atas, diantara kening. 

3. Sembah kehadapan Pitra (roh) Leluhur. 

Ujung jari-jari tangan, berada diujung hidung 

4. Hormat/Salam kepada sesama manusia. 

    Tangan diulu hati, dengan ujung jari-jari tangan mengarah keatas. 

5. Hormat kepada para Bhuta. 

Tangan diulu hati, tetapi ujung jari-jari tangan mengarah kebawah. 


HIMPUNAN DOA SEHARI-HARI 

 

Yang dimaksud himpunan doa dalam buku ini yaitu   doa sehari-hari yang 

diucapkan dan disampaikan kehadapan Hyang Widhi  yang dapat dilakukan oleh 

setiap orang yang pelaksanaannya dilakukan di luar persembahyangan lainnya 

yang dipimpin oleh pendeta. 

Doa ini dimulai sejak bangun pagi, mandi pagi, sebelum dan sesudah 

makan, bepergian atau meninggalkan rumah, melihat atau mendengarkan orang 

sakit atau pula dalam keadaan sakit, mulai belajar, memulai pekerjaan, 

sembahyang Tri Sandhya, hingga pada kegiatan kedinasan seperti; doa 

pelantikan, pertemuan, dan sebagainya. 

Tiap-tiap doa (mantram GiuFaSNan mulai Gengan Nata ³20” :iMaNVara 20 

ini yaitu   huruf atau suku kata suci dalam agama Hindu. Bahkan dikatakan 

bahwa OM yaitu   lambang dari semua ini, lambang dari semua waktu, lambang 

dari alam semesta (bhurloka, bhuvahloka, dan svahloka ), sebagaimana 

disebutkan dalam sloka-sloka berikut ini: 

Aum ity aksaram idam sarvam,  

tasyopavyakhayamam,  

bhutam bhavad bhavisyad  

iti sarvam aumkara eva  

(Maduknya Upanisad 1) 

Artinya: 

AUM, suku kata ini yaitu   semua ini. Keterangan tentang ini yaitu   

demikian: semuanya, masa lalu, masa ini dan masa yang akan datang, ini 

semuanya hanyalah suku kata AUM. dan apapun pula yang lain dari luar 

tiga waktu itu, tiada lain hanya suku kata AUM saja. 

A UM  iti brahma, aum itidam srvam,  

AUM  ity etad anukrtir ha sma va  

apyo sravayetyasravayanti,  

AUM iti samani gayanti, AUM  somiti sastrani samsati, 

AUM  ity adhvaryuh, prati garam pratigrnati,  

AUM iti brahma prasauti, AUM  ity agnihotram anujanati,  

AUM  iti brahmanah pravaksyan aha,  

 

brahmopapnavaniti, brahmanaivopapnoti.  

(Taittiriya Upanisad I.8.1) 

Artinya: 

AUM yaitu   Brahma. AUM yaitu   semua ini. AUM sesungguhnya ini 

aGalah SerVetuMuan Dalam menguFaSNan ³laIalnya” mereNa 

mengucapkan. Dengan AUM, mereka menyanyikan nyanyian saman. 

Dengan AUM, OM, mereka mengucapkan doa-doa. Dengan AUM 

pendeta mengucapkan puji-puji pengantar. Dengan AUM, seorang 

Brahmana mulai menguFaSNan ³Vemoga Vaya VamSai SaGa Brahman”, 

demikianlah karena ingin, iapun sampai pada Brahman. 

Isana tu ma karo’bhud 

a madhyam mordhvam eva ca ukaro’dhas ca 

OM Karam iti tad viduh.  

(Janansiddhanta 18.5)  

Artinya: 

Isana yaitu   suara Ma, A ada di tengah-tengah, Ma dibagian atas, dan 

suara U di bawah. Kesatuannya disebut suara AUM (menjadi OM). 

 

 Adapun  beberapa jenis doa-doa yang dapat digunakan untuk kebutuhan 

sehari-hari, maupun untuk kegiatan tertentu yang bersifat khusus, serta doa-doa 

untuk kebutuhan wanita pada umumnya dihimpun dalam buku ini yaitu   sebagai 

berikut: 

 

A.  Doa Persembahyangan 

1. Doa Panganjali 

OM Suastiastu 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , Semoga semua dalam keadaan baik 

 

2. Doa Mohon Bimbingan Rohani:  

OM Asato ma sadgamaya  

tamaso ma tyotir  gamaya 

 mrtyor ma amrtam gamaya. 

 (Brh Ar.Up.XL.15) 

 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, bimbinglah kami dari yang tidak benar menuju 

yang benar. Bimbinglah kami dari kegelapan pikiran menuju cahaya 

(pengetahuan) yang terang. Bimbinglah kami dari kematian menuju 

kehidupan yang abadi. 

 

3.  Doa Saat Melakukan Yadnya Sesa (Ngejot /Mesaiban ):  

 Yadnya sesa  ini tergolong Nitya Yadnya  atau yadnya yang 

dilakukan setiap hari, biasanya dilakukan sebelum makan, dengan 

menyisihkan atau menghaturkan nasi (beberapa butir nasi) yang 

ditunjukkan kepada Sarwa Bhuta dengan tujuan agar kekuatan-kekuatan 

yang bersifat negatif, tidak mengganggu kehidupan manusia. 

Tempat melakukan Yadnya Sesa yaitu pada kompor, talenan, pisau 

dan asahannya, tempat beras dan tempat air.  

     Adapun doanya sebagai berikut : 

OM Sarva bhuta sukha  

pretebhyah svaha  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , hamba berikan sedikit kepada sarwa Bhuta agar 

tidak mengganggu. 

 

4.  Doa Untuk Kesucian Pribadi: 

OM P avakanah Sarasvati, vajebhir vajinivati,  

yajnam vastu dhiyavasuh.  

(R.W.I.3.10) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Hyang Saraswati, Yang Maha Suci, Maha Agung, 

mengaruniai kecerdasan sebagai anugrah-Mu. Terimalah 

persembahan ini. 

 

5.  Puja Tri Sandhya: 

Menurut Lontar Niti Sastra, umat Hindu diwajibkan melakukan 

pemujaan terhadap Dewa Matahari sebagai sumber kekuatan alam 

semesta, maka pemujaan tersebut dilakukan sejak awal terbitnya matahari, 

 

hingga matahari akan terbenam. Tri Sandhya terdiri dari 2 kata, yaitu Tri 

yang artinya tiga, dan Sandhya artinya hubungan waktu. Di alam ini kita 

mengenal tiga hubungan waktu, yaitu pagi, siang, dan sore. 

Maksud dari Tri Sandhya tersebut yaitu   doa atau sembahyang yang 

dilakukan oleh umat Hindu setiap pergantian hubungan waktu, yaitu pada 

pagi hari dilakukan pukul 06.00, pada siang hari dilakukan pada pukul 

12.00, dan pada sore hari dilakukan pada pukul 18.00. 

Tata cara melakukan Puja Tri Sandhya terdiri dari 3 jenis yaitu: 

a. Sebagai Puja, Umat Hindu dapat melakukan Puja Tri Sandhya secara 

pribadi di Marajan masing-masing atau tempat suci lainnya setiap hari 

sebelum melakukan kegiatan. 

b. Sebagai rangkaian Kramaning Sembah, Umat Hindu dapat melakukan 

Puja Tri Sandhya secara pribadi ketika melakukan persembahyangan di 

suatu pura, atau secara berkelompok ketika melakukan kegiatan 

upacara Yadnya. 

c. Sebagai Ibadah, Umat Hindu dapat melakukan Puja Tri Sandhya secara 

berkelompok atau bersama-sama dalam kegiatan seremonial  sebagai 

implementasi sradha bhakti  kepada Tuhan Yang Maha Esa, seperti 

yang dilakukan oleh siswa sebagai pendidikan kerohanian di sekolah. 

Setiap tahapan Puja Tri Sandya di atas, diawali dengan beberapa 

sikap dan mantra berikut:  

a. Sikap badan (asana):  

1) Duduk  

• Bersila (Sila Asana) bagi laki-laki 

• Bersimpuh (Bajra Asana) bagi Wanita 

2) Berdiri (Pada Asana) 

Yaitu sikap berdiri tegap, kedua kaki lurus dan kepala menghadap ke 

depan. 

3) Tangan Amustikarana 

Yaitu sikap tangan kanan mengepal dibungkus oleh tangan kiri yang 

masing-masing ibu jarinya bertemu, dan ujung-ujungnya mengarah 

ke atas yang kemudian ditempatkan di depan hulu hati. 

Setelah mengambil sikap, mengucapkan mantra: 

10 

 

OM P rasada sthiti sarira 

Siva suci nirmala ya namah svaha  

Artinya:  

Ya Hyang Widhi, tubuh, fikiran dan jiwa hamba telah tenang 

dan berada di tempat yang suci untuk memuja-Mu. 

 

b. Mengatur pernafasan (Pranayama):  

1) Menarik nafas, mengucapkan mantra 

OM Ang namah  

Artinya : 

OM Kami memuja Tuhan dengan aksara Ang 

2) Menahan nafas, mengucapkan mantra 

OM Ung namah  

Artinya : 

OM Kami memuja Tuhan dengan aksara Ung 

3) Menghembuskan nafas, mengucapkan mantra 

OM Mang namah 

Artinya : 

OM Kami memuja Tuhan dengan aksara Mang 

 

c. Membersihkan kedua tangan (Kara Sudana):  

1) Membersihkan tangan Kanan dengan mantram : 

OM Suddhamam Swaha 

Artinya : 

Ya Hyang Widhi, sucikanlah tangan kanan hamba dari segala 

dosa dan kekotoran. 

2)  Membersihkan tangan Kiri dengan mantram : 

OM A ti Suddha mam Swaha 

Artinya : 

Ya Hyang Widhi, sucikanlah tangan kiri hamba dari segala 

dosa dan kekotoran. 

 

Puja atau mantra Tri Sandhya terdiri dari enam bait, yang masing-

masing bait memiliki arti dan struktur sebagai berikut : 

 

11 

a. Bait I memuja keagungan Tuhan  

b. Bait II menyatakan Tuhan itu Esa 

c. Bait III menyatakan walaupun Tuhan itu Esa akan tetapi memiliki banyak 

sebutan fungsi. 

d. Bait IV si pemuja menyatakan diri serba kurang dibandingkan 

kemahakuasaan Tuhan 

e. Bait V menyatakan permohonan agar semua makluk terhindar dari 

penderitaan. 

f.  Bait VI menyatakan permohonan maaf atas kekurangan, kelemahan, 

kelalaian  pikiran, perkataan dan perbuatan. 

OM Bhùr bhuvah svah  

tat savitur varenyam  

bhargo devasya dhimahi  

dhiyo yo nah pracodayàt  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, kami menyembah kecemerlangan dan 

kemahamuliaan Hyang Widhi yang menguasai bumi, langit dan 

sorga, semoga Hyang Widhi menganugrahkan kecerdasan dan 

semangat pada pikiran kami. 

 

OM Nàràyana evedam sarvam  

yad bhùtam yac ca bhavyam  

niskalanko nirañjano nirvikalpo  

niràkhyàtah suddo deva eko  

                                   Nàràyano na dvitìyo’sti kascit 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Nàràyana  yaitu   semua ini apa yang telah ada 

dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, 

bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, 

sucilah dewa Nàràyana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.  

OM T vam sivah tvam Mahàdevah  

I svarah paramesvarah  

Brahmà W isnusca R udrasca 

purusah parikìrtitah  

12 

 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Engkau disebut Siwa yang menganugrahkan 

kerahayuan, Hyang Widhi disebutkan dengan banyak nama 

yaitu Mahadewa (dewata tertinggi), Iswara (mahakuasa), 

Parameswara (sebagai maha raja diraja), Brahma (pencipta 

alam semesta dan segala isinya), Visnu (pemelihara alam 

semesta beserta isinya), Rudra (yang sangat menakutkan) dan 

sebagai Purusa (kesadaran agung) 

OM P àpo’ham pàpakarmàham 

pàpàtmà pàpasambhavah  

tràhi màm pundarikàksa  

sabàhyàbhyàntarah sucih  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, hamba ini penuh dosa, perbuatan hamba 

penuh dosa, diri hamba ini penuh dosa, kelahiran hamba penuh 

dosa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga 

hamba. 

 

OM Ksamasva màm mahàdeva  

sarvapràni hitankara  

màm moca sarva pàpebyah  

pàlayasva sadà Siva  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, yang Maha Agung sebagai penguasa atas 

segalanya, penguasa atas seluruh kehidupan yang ada di dunia 

ini, ampunilah hamba, anugrahkan kesejahteraan kepada semua 

makhluk. Bebaskanlah hamba dari segala dosa lindungilah 

hamba dari segala mara bahaya. 

 

OM Ksàntavyah kàyiko dosah  

ksàntavyo vàciko mama  

ksàntavyo mànaso dosah  

tat pramàdàt ksamasva màm  

OM Santih Santih Santih OM 

 

13 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, ampunilah dosa yang dilakukan oleh badan 

hamba, ampunilah dosa yang keluar melalui kata kata hamba, 

ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalaian 

hamba. 

Ya Hyang Widhi anugrahkanlah kedamaian, kedamaian, 

kedamaian selalu. 

 

6.  Puja Kramaning Sembah 

    Tahapan persiapan, yaitu duduk dan menyucikan diri. 

a. Asana (Ketika Duduk)  

OM P rasada sthiti sarira 

Siva suci nirmala ya namah svaha  

Artinya:  

Ya Hyang Widhi, tubuh, fikiran dan jiwa hamba telah tenang dan 

berada di tempat yang suci untuk memuja-Mu. 

 

b. Pranayama (Mengatur Nafas)  

OM A ng namah (menarik nafas) 

OM U ng namah (menahan nafas) 

OM Mang namah (mengeluarkan nafas) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pelebur 

alam semesta hamba memuja Hyang Widhi, dengan mengatur 

irama nafas. 

 

c. Kara Sodhana (Menyucikan Tangan)  

OM Soddha mam svaha  

OM A ti soddha mam svaha  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, sucikanlah tangan kanan hamba dari segala 

dosa dan kekotoran. 

Ya Hyang Widhi, sucikanlah tangan kiri hamba dari segala dosa 

dan kekotoran. 

14 

 

 

d. Menyucikan Dupa 

OM Ang dupa dipastra ya namah  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi sucikanlah dupa hamba  yang berapi dan 

wangi. 

 

e. Menyucikan Bunga 

OM Puspa danta ya namah  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi sucikanlah bunga hamba.  

 

Tahapan pamuspan atau sembah bhakti. 

a. Sembah Puyung Kepada Hyang Widhi 

OM A tma tattwatma suddhamam swaha 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, sebagai penguasa atas atma, sebagai sumber 

dari segala atma, sucikanlah hakekat atma hamba. 

 

b. Sembah Kepada Dewa Surya 

OM A dityasya param jyoti,  

Rakta teja namo’stute 

Sweta pankaja madyasthe,  

Bhaskaraya namo stute. 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi sebagai pemilik cahaya yang terpancar ke 

dunia, hamba memuja Hyang Widhi yang berwujud cahaya 

kemerahan, terpancar menyinari setiap ruang yang ada di alam 

semesta ini, hamba memujamu melalui pusat sinar yaitu 

Matahari. 

 

c. Sembah Kepada Bhatara Ista Dewata yang Malinggih di Parahyangan 

OM Nama dewa adhisthanaya, 

Sarwa wyapi waisiwaya, 

 

15 

Padmasana eka prastisthaya,  

Ardhanareswaryai nama namah.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, kepada Bhatara yang bersemayam pada 

tempat yang tertinggi, kepada seluruh kekuatan alam yang dapat 

hamba rasakan, Bhatara sebagai kekuatan alam yang menyatu 

dan bersemayam pada Palinggih, dan hampa memuja kekuatan 

Bhatara tersebut. 

 

d. Sembah Mohon Anugrah 

OM Anugraha manohara,  

Dewadattanugrahakam, 

A rcanam sarwa pujanam,  

Namah sarwa nugrahakam, 

 

Dewa dewi mahasiddhi 

Yajnanga nirmalatmaka m 

Laksmi siddhisca dirgayuh 

Nirwigna sukha wrddhicsa 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Maha Pemberi anugrah yang hamba butuhkan, 

segala kebutuhan hamba yang direstui oleh para Dewata, segala 

hal yang hamba persembahkan untuk menyenangkan hati para 

Dewata, agar diberikan anugrah yang sesuai. 

 

Kemahasidian Dewa dan Dewi, berwujud yadnya, pribadi suci, 

kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur,kegembiraan, 

kemajuan dan bebas dari rintangan. 

 

e. Sembah Puyung Kehadapan Hyang Acintya 

OM Dewa suksma pramacintya ya 

Nama swaha. 

OM Santih Santih Santih OM 

 

16 

 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, sembah hamba kepada Hyang Sunia di alam 

yang tak terfikirkan. 

Oh Hyang Widhi semoga damai dihati, damai di Dunia, damai 

selalu. 

 

f. Matirtha dan Mabija  

1) Diperciki tirta (3 kali) 

a)  OM Ang Brahma amrta ya namah,  

b)  OM Ung Wisnu ya namah,  

c)  OM Mang Iswara ya namah.  

Artinya:  

Ya Hyang Widhi dalam wujud Brahma, Ya Hyang Widhi 

dalam wujud Wisnu, Ya Hyang Widhi dalam wujud Iswara, 

Anugerahkanlah hamba kesucian lahir bathin. 

 

2)   Minum Tirtha (3 kali, dilakukan sesaat akan minum) 

a)  OM OM sarira ya namah, 

b)  OM OM sada Siwa ya namah,  

c)  OM OM Paramasiwa ya namah.  

Artinya:  

Ya Hyang Widhi sebagai Siwa, Sadha Siwa dan Parama 

Siwa, Anugerahkanlah badan dan rohani hamba kesucian 

lahir bathin. 

 

3) Meraup Tirtha (3 kali) 

a)  OM OM Sarira purna ya namah,  

b)  Ang Ung Mang Gangga amrta ya namah,  

c)  Sarira suddha parama teja ya namah,  

OM Ang ksama sampurna ya namah.  

Artinya:  

Ya Hyang Widhi, sempurnakanlah badan ini, Ya Hyang 

Widhi sebagai perwujudan Gangga amertha, 

 

17 

anugerahkanlah diri kami kesucian, sinar yang maha suci, 

yang maha sempurna. 

 

4) Masekar 

OM Kusuma Yudha Digjaya ya namah swaha.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, semoga hamba selalu mendapat 

keharuman dan kemenangan.  

5) Doa Mebija 

a) Dilekatkan pada lelata (dahi tengah): 

OM Criyam bhawantu.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Semoga kebahagiaan meliputi hamba. 

 

b)  Dilekatkan pada pangkal tenggorokan:  

OM Sukham bhawantu,  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Semoga kesenangan selalu datang 

kepada hamba. 

 

c) Ditelan (tanpa dikunyah): 

OM Purnam Bhawantu,  

OM Ksama sampurna ya namah swaha 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Semoga kesempunaan meliputi 

hamba, dan semoga segalanya menjadi sempurna. 

 

7.  Doa Memuja Hyang Widhi untuk Kebahagiaan Jiwa : 

     OM Agni mandram purupriyam siram pavakasocisam  

hrdmir mandremir imahe 

(R.V.VIII.43.31) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, kami memuja-Mu dengan hati yang berbahagia, 

yang mencintai semua, bersinar, suci, menyucikan. 

18 

 

B. Doa Aktifitas rutin setiap hari 

1. Doa Sebelum Tidur 

OM Yajjagrato duram udaiti daivam  

tad u suptasya tatha iv iti,  

durangamam jyotisam jyotir ekam  

tanme manah siva samkalpam astu. 

(Y.V.XXXIV.1) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Engkau Nampak jauh dari orang yang tidur, 

nampak jauh dari orang yang terjaga. Engkau sinar utama, yang 

nampak jauh itu, semoga pikiran kami senantiasa mengarah 

kepada Engkau, yang baik itu. 

 

2. Doa Bangun Pagi: 

OM U tedanim bhagavantah syamota  

prapitva uta madhye ahnam,  

utodita maghavanta suryasya vayam  

devanam sumatau syama  

(R. V. VII.41.4) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi Yang Maha Pemurah, jadikanlah kami selalu 

bernasib baik pada pagi hari ini, menjelang tengah hari, apalagi 

matahari tepat di tengah-tengah dan ketika bergerak seterusnya. 

Semoga para Dewa berkenan menganugrahkan kasuwecan-Nya 

kepada kami. 

 

Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini : 

    OM Jagrasca Prabhata Kalasca Ya Namah Swaha  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , hamba memuja-Mu karena hamba telah bangun 

pagi dalam keadaan selamat. 

 

 

 

 

19 

3.  Doa Mencuci Muka: 

OM Cam Camani Ya Namah Swaha,  

OM Waktra Parisudaha Ya Namah Swaha  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , hamba memuja-Mu, semoga wajah hamba 

menjadi bersih dan suci. 

 

4.  Doa Berkumur: 

OM J ang jihwaya ya namah  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , semoga mulut hamba bersih 

Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini : 

OM Ang Waktra Parisudhamam Swaha  

Artinya : 

Ya Hyang Widhi , semoga mulut hamba dibersihkan. 

 

5.  Doa Menggosok Gigi: 

OM Rahphat Astraya Namah,  

OM Sri Dewi Bhatrimsa Yogini Namah  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , Hamba memuja Dewi Sri, Bhatari Yogini, semoga 

gigi hamba menjadi bersih. 

 

6.  Doa Membersihkan Kaki: 

        OM Am Kham Khasolkhaya Iswaraya Namah Swaha 

Artinya : 

Ya Hyang Widhi , semoga kaki hamba menjadi bersih. 

 

7.  Doa Mandi: 

OM I damapah pra vahata  

yatkim ca duritam mayi, 

yadvaham abhidudroha yadva  

sepa utanrtam 

(R. V. X.9.8) 

20 

 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi  (Tuhan Yang Maha Pelebur), dosa apapun yang 

terdapat pada diri kami, dan kejahatan apapun  yang telah kami 

lakukan, demikian pula kebohongan dan kata-kata keliru yang telah 

kami ucapkan, semogalah dengan air yang disucikan ini 

menjauhkan kami dari segala kesalahan tersebut. 

 

Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini : 

OM G angga amrthasudha mam svaha  

OM Sarira parisudha mam svaha.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , Engkau yaitu   sumber kehidupan abadi nan suci, 

semoga diri hamba menjadi bersih dan suci. 

 

8.  Doa Keramas: 

OM G angga namurteya namah, 

OM G ring Çiwagriwa yanamah  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , semoga air gangga ini menjadi amerta dan 

membersihkan segala kekotoran kepala hamba 

 

9.  Doa Berpakaian: 

OM Tam Mahadewaya Namah Swaha,  

   OM Bhusanam Sarirabhyo Parisudhamam Swaha  

Artinya : 

Ya Hyang Widhi  dalam wujud Mahadewa Yang Maha Agung, 

hamba bersujud kepada-Mu. Semoga pakaian yang hamba 

kenakan menjadi bersih dan suci. 

 

10. Doa Sebelum Makan: 

OM Ang kang kasolkaya Isana ya namah,  

svasti -svasti sarva deva bhuta sukha,  

pradhana purusa sang yago ya namah. 

 

 

21 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, yang bergelar Isana, hamba persembahkan 

seluruh makanan ini kehadapan-Mu, semoga semua mahluk 

berbahagia. 

 

11. Doa Mulai Makan: 

Om A nugraha amertadi sanjivani  

ya namah svaha  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , semoga makanan ini menjadi penghidupan 

hamba lahir bathin yang suci. 

 

12. Doa Selesai Makan: 

OM Dhirghahayur astu,  

avighnam astu subham astu  

OM Sriyam Bhavantu, sukham bavantu,  

purnam bhavantu, ksama sampurna  

ya namah svaha.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , semoga makanan yang telah masuk ke badan 

hamba memberi kekuatan, keselamatan, panjang umur, dan tak 

kena halangan apapun. Demikian pula agar hamba mendapatkan 

kebahagiaan dan suka cita dengan sempurna. 

 

Dapat pula menggunakan doa (mantra) sebagai berikut: 

Om A napate annasya  

do dehyanmi vasya susminah,  

Pra -pra dataram taris urjam  

no dhehi dvipade catuspade  

(Y. V. XI. 83)  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , Engkau penguasa makanan, anugrahkanlah 

makanan ini memberikan kekuatan, menjauhkan dari penyakit. 

22 

 

Selajutnya bimbinglah kami, anugrahkanlah kekuatan kepada 

mahluk berkaki empat dan dua. 

 

C. Doa Belajar Dan Melakukan Pekerjaan  

1. Doa Memulai Belajar: 

OM Agne naya suptha raye asman  

visvani deva vayunani vidvan,  

yuyodhyasmaj juhuranam eno  

bhuyistam te namauktim vidhema.  

(R. V.I.189.1) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi (Hyang Agni), tunjukkanlah kepada kami jalan 

yang benar untuk mencapai kesejahteraan, Hyang Widhi yang 

mengetahui semua kewajiban, lenyapkanlah dosa kami yang 

menyengsarakan kami. Kami memuja Engkau. 

 

2. Doa Untuk Memohon Kecerdasan Pikiran: 

OM Bhadram no api vataya  

mano daksam uta kratum 

adha te saravye andhaso vi vo made  

ranan gavo na yavase vivaksaye  

(R.V.25.1) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, berilah kami pikiran yang baik dan bahagia. 

Berilah kami pengetahuan dan keterampilan. Maka semoga 

manusia dalam persahabatan-Mu merasa bahagia. Ya Hyang 

Widhi, seperti sapi di padang rumput. Eangkau Yang Maha Agung. 

 

Dapat pula menggunakan Doa (mantra) berikut ini : 

OM Yat prayajnanam uta ceto dhrsti ca  

yajjyotirantar amrtam prajasu  

yasmanna rte vinycana karma kiyate  

tanme manah sivasamkalyam astu.  

(Y.W.34.2) 

 

23 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, yang menjadi sumber pengetahuan utama, dan 

merupakan kecerdasan serta kekuatan pikiran, yang merupakan 

api yang tak kunjung padam pada makhluk hidup. Tanpa Engkau, 

kami tidak mampu berbuat apa-apa, semoga pikiran kami selalu 

mengarah kepada yang baik. 

 

3.  Doa Mohon Inspirasi: 

Om P ra no Devi Sarasvati  

vajebhir vajinivati dhinam avinyavantu  

(R. V. VI. 61.4) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Hyang Saraswati Yang Maha Agung dan Kuasa, 

Engkau sebagai sumber ilmu pengetahuan, semoga Engkau 

memelihara kecerdasan kami, dengan memberikan inspirasi yang 

berguna bagi diri hamba serta untuk mengabdi kepada keluarga 

dan masyarakat. 

 

4.  Doa Mohon Kemampuan: 

OM V acada agna’si vargo me dehi. 

(Y.V.II.17) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Engakaulah yang memberikan kecemerlangan 

pikiran, berilah kami kecemerlangan pikiran. 

 

5.  Doa Mohon Kejayaan Ilmu: 

OM Ye stha manoryadjniyaste srinotama  

yaddi deva imahe tad tadatana  

jaitram kratun rayimad viravad yasas 

tad devanan avo adya vrnimahe.  

( R.W.36.10.) 

 

 

 

24 

 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, yang sangat dicintai,dengarlah : berilah kami ya 

Hyang Widhi, apa yang kami mohon; ilmu yang jaya, keharuman 

karena harta dan pahlawan. Kami mendambakan kemurahan-Mu. 

 

6.  Doa Memulai Suatu Kegiatan: 

OM A vighnam astu namo sidham  

OM Sidhirastu tad astu svaha.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi ,  semoga atas perkenan-Mu tiada suatu halangan 

bagi kami memulai pekerjaan (kegiatan) ini, semoga kegiatan ini 

terlaksana dengan baik dan sukses. 

 

Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini : 

OM A bhayam mitrad, abhayam amitrad 

abhayam jnatad ajnatad, abhayam  puro yah, 

abhayam naktam, abhayam divanah  

sarva asa mama mitram bhavantu  

(R. V. IX.15.6)  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi , semoga hamba tidak takut kepada kawan dan 

lawan, tidak takut kepada yang dikenal, tidak takut kepada yang 

tidak dikenal, semoga malam dan siang hari kami tanpa takut, 

semoga semua arah memberikan sahabat bagi kami. 

 

7.  Doa Selesai Melakukan Kegiatan 

      OM Deva suksma parama acintya ya namah svaha.  

sarva karya prasidhantam  

OM Shanti Shanti Shanti OM 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi dalam wujud Parama Acintya yang Maha Gaib dan 

Maha Karya, atas penghyangan maka pekerjaan ini telah selesai 

dengan sukses. Semoga kami semua selalu mendapatkan 

kedamaian. 

 

25 

D. Doa Perkawinan 

1. Doa Ikatan Perkawinan: 

          OM Samany jantu visve devah, sam apo hrdayani nau  

        sam matarisva sam ghata, samudesti dadhatu nau  

 ( R.W.85.17) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, semoga Dewa dan Api, mempersatukan hati 

kami. Semoga Matarishwa, Ghata, Deshtri, semuanya memadukan 

kami. 

 

2. Doa Perkawinan Yang Diucapkan Mempelai Wanita: 

OM Dirghayur astu mepatir jivati saradah satam.  

(A.W. XIV.2.71) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, semoga suamiku dikaruniai umur panjang, 

semoga ia hidup seratus tahun. 

 

3.  Doa Perkawinan Yang Diucapkan Mempelai Pria (laki -laki):  

Samaham asmi rktvam dyaur aham prthivi tvam  

(A.W.XIV.2.71) 

Artinya: 

Aku sebagai lagu (saman), engkau sebagai irama (rk). Aku langit, 

engkau bumi. 

 

4.  Doa Sumpah Perkawinan: 

Grmnami te saidbhagatvasa hastam  

maya patya jaradastir yathasah  

bhago aryama savita puramdhir.  

mahyam tvadur garhapatyaya devah.  

( R.W.X.85.36.) 

Artinya: 

Saya pegang tanganmu demi keberuntungan, semoga kiranya 

engkau hidup lama bersama saya dalam hubungan suami dan istri. 

Ya Hyang Widhi dalam wujud-Mu Dewa Bhaga, Ryama, Sawitar, 

26 

 

Purandi, Engkau menganugrahkan suami kepadaku sebagai 

penuntun keluargaku, menganugrahkan istri kepadaku sebagai 

pengatur rumahku. 

 

5.  Doa Untuk Keselamatan Penganten : 

     OM Sumangalir iyam vadhur, imam sameta pasyat,  

      saubhagyam asyai dattvaya, thastam vim paretana.  

(R.V.X.85.33) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, nampaknya keberuntungan kepada penganten ini. 

Datanglah Engkau, rahmatilah, juga sekalian yang hadir. Semoga 

dia sejahtera dan ketika kembali ke rumahnya. 

 

6.  Doa Perkawinan Yang Diucapkan Oleh Orang Lain: 

OM I hemavindra sam nuda vakavakeva dampati.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, persatukanlah kedua mempelai ini. Ya indra, 

laksana chakrawaka dengan betinanya. 

 

7.  Doa Melahirkan 

OM Brhatsumnah prasawita niwesano 

jagatah sthaturub hayasya yo wasi  

sano dewah sawita sarma yaccha twasme 

ksayaya triwarutham amhasah 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi yang maha pengasih, yang memberi kehidupan 

pada alam dan menegakkannya. Ia mengatur yang bergerak 

maupun yang tidak bergerak semoga ia memberi penghyanganNya 

kepada kami untuk ketentraman hidup dengan kemampuan untuk 

menghindari kekuatan yang jahat. 

 

       Setelah bayi lahir dan selesai dimandikan ayah bayi atau orang tua 

yang dituakan yang hadir ditempat itu diminta untuk membisikkan mantram  

 

27 

Gayatri (Savitri mantram) masing-masing tiga kali dalam lobang telinga 

kanan dan kiri dari bayi itu. 

OM Bhur bhuvah svah  

Tat savitur varenyam  

Bhargo devasya dhimahi  

Dhiyo yo nah pracodayat 

OM Santih Santih Santih OM 

 

E. Doa Kesehatan dan Kematian  

1. Doa Memohon Kesehatan: 

OM Vata a vatu bhesajam sambu Mayobhu no hrde, 

pra na ayumsi tarisat.  

(R.X.186.1) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, semoga Hyang wahyu  menghembuskan angin 

sejuknya kepada kami. Hyang Wahyu yang memberikan kesehatan 

dan kesejahteraan kepada kami. Semoga Ia memberikan umur 

panjang kepada kami. 

 

2. Doa Mohon Kesehatan, Kehidupan dan Sinar Budi:  

OM Tanupa agne si tanyam me.  

pahathagurda agne syayurman dehi 

varcoda agne si varco me dehi.  

agne yanme tanva unam aprna.  

(Y.W.III.17 ) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, engkau yaitu   pelindung badan kami; lindungilah 

badan kami dari segala penyakit. Engkau memberikan umur 

panjang, berikanlah kami umur panjang, kesehatan, dan kehidupan 

yang layak. Engkau Maha Cemerlang; berikanlah kami 

kecemerlangan budi, Ya Hyang Widhi. Apapun yang kurang pada 

diri kami, segala yang hamba butuhkan bagi kehidupan hamba, 

semoga Engkau memberikannya. 

 

28 

 

Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :  

OM Mayi vaco atho yaso, tho yajnasya yatpayah  

tanmayi prajapatir, dividyam iva ddamhatu.  

(A.W.VI.69.3) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, semoga kami mempunyai pikiran yang terang dan 

kemasyuran serta kekuatan seperti yang ada pada korban suci; 

Semoga Hyang Widhi bersemayam dalam diri kami laksana sinar di 

langit. 

 

3.  Doa Saat Mengunjungi Orang Sakit: 

OM Sarva vighna s arva klesa,  

sarva lara roga vinasa ya namah. 

Artinya: 

Ya Hyang widhi, semoga segala halangan, segala penyakit, segala 

penderitaan dan gangguan binasa oleh-Mu. 

 

4.  Doa Mohon Kekuatan Bagi Semua : 

      OM Balam dhehitanusu no, balam indranattutsu nah 

 balam tokaya tanayaya jivase, tvam hi balada asi. 

(R.W.III.53.18) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, berilah kami kekuatan jasmani, kekuatan bagi 

lembu yang membantu kami bekerja; kekuatan bagi keturunan 

kami, anak cucu kami, sehingga mereka dapat hidup. Karena 

Engkau (Hyang Widhi) yaitu   sumber kekuatan. 

 

5.  Doa Mohon Panjang Umur (Ulang Tahun):  

OM Taccaksur devahitam sukram uccarat  

 pasyema saradah satam jivema saradah satam.  

(R.V.VIII.66.16) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Engkau Yang Maha Kuasa, semoga seratus 

tahun kami selalu melihat mata yang bersinar sebagai ciptaan-Nya, 

 

29 

semoga hamba diberikan umur yang panjang untuk hidup dalam 

seratus tahun (yang akan datang). 

 

6.  Doa PerlindunganTerhadap Kematian: 

OM Ma no mahantam uta ma no arbhakam 

ma na uksantam uta ma na uksitam 

ma no vadhih pitaram mota mataram  

ma nah priyas tanvo rudra rorisah.  

(R.V.I.114.7) 

 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi dalam wujud-Mu sebagau Dewa Rudra, janganlah 

kami disakiti, yang besar (tua) maupun yang kecil (muda) diantara 

kami. Janganlah menyakiti seorang ayah yang tangguh mencari 

nafkah, atau seorang ibu yang bertanggung jawab merawat anak-

anaknya dalam lingkungan kami, dan janganlah menyakiti badan 

yang kami cintai. 

 

7.  Doa Saat Melihat Atau Mendengar Orang Meninggal: 

OM Svargantu, moksantu, sunyantu, murcantu,  

OM Ksama sampurna ya namah svada h. 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, semogalah arwah almarhum mencapai sorga, 

menunggal dengan-Mu, mencapai keheningan tanpa suka-duka. 

Ampunilah ia, semoga sempurna atas Kemahakuasaan-Mu. 

 

8.  Doa untuk Orang Meninggal (yang disampaikan/  diucapkan saat bela 

sungkawa):  

OM V ayur anilam amrtam, athedam bhasmantam sariram 

OM Krato smara, klie smara, krtam smara. 

(Y.W.XL.15) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia 

mengingat wijaksara suci OM, semoga ia mengingat Engkau Yang 

30 

 

Maha Kuasa dan kekal abadi. Ingat pula kepada karmanya. 

Semoga ia mengetahui bahwa Atma yaitu   abadi dan badan ini 

akhirnya hancur menjadi abu. 

 

F. Doa Untuk Ketentraman Batin 

1. Doa Memohon Kebajikan: 

OM V isvanin deva savitar duritani para suva,  

yad bhadram tanna a suva.  

(R. V. V.82.5) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi yang dipuja sebagai Dewa Savitar usirlah jauh-

jauh segala kekuatan jahat pada diri hamba. Berikanlah kami apa 

yang terbaik untuk tetap berada pada diri hamba, jadikanlah hamba 

sebagai manusia yang bijaksana dalam segala hal. 

 

2. Doa Memohon Kebijaksanaan: 

  OM Indra kratum na a bhara pita putrebhyo yatha,  

   siksa no asmin puruhuta yamani jiva jyotir asimahi.  

(R.V.VII.32.6) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, anugrahilah kami kebijaksanaan seperti seorang 

ayah yang memberikannya kepada anaknya. Tuntunlah kami ke 

jalan itu. Semoga kami memperoleh penerangan dalam hidup ini. 

 

3.  Doa Menghilangkan Kegelisahan (Mohon Perlindungan)  

OM Trayambhakam yajamahe  

sugandhim pustivardhanam  

urvarukam iva bandhanat  

mrtyor muksiya mamrtat. 

(R.V.VII.59.12) 

Artinya: 

Hamba memuja Hyang Widhi sebagai Hyang Rudra, hindarkanlah 

kami dari keraguan ini. Bebaskanlah kami dari belenggu dosa dan 

 

31 

kegelisahan, bagaikan mentimun terlepas dari tangkainya, 

sehingga kami dapat bersatu dengan-Mu. 

 

4.  Doa Menghilangkan Rasa Takut 

  OM OM Jaya jivad sarira raksan dadasi me,  

   OM Mjum sah vaosat mrityun jaya namah svaha.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi Yang Maha Jaya, yang mengatasi segala 

kematian, kami memuja-Mu. Lindungilah kami dari mara bahaya. 

 

5.  Doa Ketika Merasakan Tanda-tanda Buruk 

OM Wakratundaaya Hum  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, hindarkanlah hamba dari fikiran dan hal-hal yang 

buruk dan menakutkan. 

 

6.  Doa Untuk Ketabahan Hidup: 

OM Krdhi na udvarni carathaya jivase  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, semoga kami bisa tetap tegak dalam perjalanan 

hidup kami. 

 

7.  Doa Memohon Kekuatan Mental atau Kesempurnaan Mental: 

OM Bhadram karnebhih srnuyama deva  

bhadram pasyemaksabhir yajatrah,  

sthirair angais tustuvamsas tanubhir  

vyasema devahitam yad ayuh  

(R. V. I.89.8) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, berilah hamba-Mu kekuatan dan kesempurnaan 

mental, semoga kami mampu mendengar apa yang baik dan 

melakukan apa yang mahasuci bagaikan perilaku para Dewata. 

Mampu melihat yang baik, dan semoga kami diberikan jasmani 

yang sehat dan kuat, semuanya dimohonkan dengan cara 

32 

 

mempersembahkan doa-doa pujian kepada-Mu, serta dapat 

menikmati hidup yang engkau anugrahi dengan kepribadian dan 

mental yang sempurna. 

 

8.  Doa Mohon Kebahagiaan dan Keberuntungan:  

OM Sarve bhavantu sukhinah  

sarve santu niramayah  

sarve badrani pasyantu  

ma kascid dukha bhag bhavet.  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Engkau penguasa segalanya, semoga semuanya 

memperoleh kebahagiaan, semoga semuanya dapat terbebas dari 

penderitaan, semoga semuanya dapat memperoleh 

keberuntungan, semoga tiada kedukaan. 

 

9.  Doa Pada Waktu Kesusahan: 

OM Muso na sisra vyadanti maghyah  

stotaram te sata krato 

sakrt su no maghavatrindra  

mrttaya’dhi piteva no bhava. 

(R.V.33.3) 

Artinya: 

Seperti tikus mengerogoti benang-benang pemintal, kesusuhan 

mengikis dalam badan kami yang mengucapkan pujian ini kepada-

Mu, Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, tunjukkanlah kasih 

sayang-Mu kepada kami. Ya Hyang Widhi Yang Maha Pemurah, 

kini engkau ibarat ayah kami. 

 

10. Doa Mohon Kemuliaan dan Kebahagiaan : 

Indre srestani dravitani dhehi  

cittim daksasya subhaga tvam asme  

posam rayonam aristhi tanunan 

svadmanam vacah sudinatvam ahnam.  

(R.W.II.21.6) 

 

33 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, karuniailah kami kekayaan yang mulia; pikiran 

yang baik, dan kemuliaan rohani, harta benda yang berlipat ganda, 

kesehatan jasmani, suara yang merdu dan hari-hari yang cerah. 

 

11. Doa Untuk Berdagang 

OM Sridhana Dewika Ramya  

Sarwa Rupawati Tatha  

Sarwa Jnana Maniscaiwa  

Sri Sridewi Namostute 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi dalam kuasamu sebagai Sridhana, pemberi 

kemakmuran, rejeki, dan harta benda, semua wujudmu sangat 

mempesona. Semua pengetahuan berdagang berasal dari-Mu Sri 

Dewi yang maha suci, hamba memujamu. 

 

Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :  

OM A  wiswani amrta saubhagani 

Artinya: 

Oh Hyang Widhi, Anugrahkanlah keberuntungan melimpah yang 

membahagiakan kami 

 

Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini :  

OM Kuwera dewa ya namah swaha 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi sebagai wujudmu dewa kuwera sebagai penguasa 

kekayaan, hamba bersujud kepadamu. 

 

12. Doa untuk Maju Menuju Kejayaan:  

Preta jayata nara indro vah sarma yacchatu 

Ugra vah santu bahavo’nadhrsya yathasatha 

( R.W.X.103) 

 

Artinya: 

34 

 

Majulah dan taklukkanlah, hai pahlawan. Semoga Hyang Widhi 

melindungi engkau. Berjuanglah dengan gagah berani, sehingga 

engkau tidak cedera. 

 

13.   Doa Mohon Kemenangan Dalam Perang (Pertandingan, Lomba):  

OM Endra prksu kasu cinnrmnam  

tanusu dhehi nah, satrajid ugra paumsyam.  

(S.V.Purvarchika II.4.9)  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi karuniailah kami kekuatan fisik dan mental dalam 

setiap pertempuran (pertandingan atau perlombaan). Ya Hyang 

Widhi Yang Maha Kuasa, karuniailah kami kemenangan selalu. 

 

Dapat pula menggunakan doa (mantram) berikut ini: 

OM Dhiya stma rathyah sadasah. 

(R. V. IV. 19.24.11)  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, dengan pikiran yang lebih, semoga kami yang 

dalam kereta perang (tempat pertandingan atau perlombaan) 

memperoleh kemenangan. 

 

14.   Doa Memotong Hewan 

a. Untuk upacara yadnya: 

OM I se pasupatih pasunam 

catur padamutu yo dwi padam 

niskritah sa yajnayam bha metu rajas  

posa yajna manam sacantam  

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, Engkau penguasa atas hewan baik yang 

berkaki empat maupun yang berkaki dua, atas berkenan dan 

penghyangan-Mu, para pemotong hewan untuk kurban suci 

ini, bersama orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini 

memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan. 

 

 

35 

b. Untuk menyembelih dan memasak: 

OM Pasu Pasa Ya Vihmahe  

Sira Cedaye Dimahi,  

Tanno Jivah Pracodayat  

Artinya;  

Ya Hyang Widhi Wasa, Hamba Menyembelih Hewan Ini, 

Semoga Jiwanya Menjadi Suci. 

 

G. Doa Prosesi Acara Resmi 

1. Doa Mengheningkan Cipta 

OM Mata Bhumih Putro Aham Prthivyah  

Artinya : 

Ya Hyang Widhi, semoga tanah air kami selalu damai dan kami 

selalu mencintai tanah air kami seperti para pendahulu kami. 

 

2. Doa untuk Pembukaan Rapat/ sidang  atau Seminar  

OM Sam gacchadhvam sam vadadhavam  

sam vo manamsi janatam  

devo bhagam yatha purve, samjanana upasate  

(R.W.X.191.2) 

 

Samano mantrah samitih samani 

samanam manah saha cittam esam 

samanam mantram abhi mantraye vah  

samanena vo havisa juhomi.  

(R.W.X.191.3) 

 

Samani va akutih samana hrd ayani vah  

samanam astu vo mano, yatha vah susahasati.  

(R.W.X.191.4) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi, semogalah pertemuan dan rapat ini mencapai 

satu kesepakatan seperti halnya para dewa bersama-sama 

menikmati persembahan. 

36 

 

 

Semoga tercapai tujuan bersama, kesepakatan bersama satu 

dalam pikiran menuju satu tujuan. 

 

Ya Hyang Widhi, Engkau canangkan satu tujuan, tujuan bersama 

kami sekalian, kami adakan pemujaan dengan persembahan 

bersama, agar tujuan kami satu, se-ia dan sekata. 

 

3.  Doa Acara Pelatihan 

OM Purwe Jato Brahmano Brahmacari  

Dharmam Wasanas Tapasodatistat  

Tasmajjatam Brahmanam Brahma  

Iyestham Dewasca Sarwe Amrttna Sakama  

Artinya : 

Ya Hyang Widhi, murid-Mu hadir di hadapan-Mu, Oh Brahman 

yang berselimutkan kesaktian dan berdiri sebagai pertama. Hyang 

Widhi, anugerahkanlah pengetahuan dan pikiran yang terang. 

Brahman Yang Agung, setiap mahkluk hanya dapat bersinar berkat 

cahaya-Mu yang senantiasa memancar. 

 

4.  Doa Untuk Menutup Suatu Pertemuan, Sidang dan berbagai kegiatan  

OM Dyauh santir antariksam santih 

prthiva santir apah santir  

osadhayah santih vanaspatayah santir  

visve devah santir Brahma santih  

sarvam santih santir eva santih  

sa ma santir edhi. 

(Y.W.XXXVI.17) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, anugrahkanlah kedamaian di 

langit, damai diangkasa, damai di bumi, damai di air, damai pada 

tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, damai bagi para 

Dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta, semogalah 

kedamaian senantiasa datang pada kami. 

 

37 

5.  Doa Dalam Acara Pelantikan Pejabat: 

    OM A Brahman brahmano, brahmavarcasi jayatama  

  raster rajanyah sura, isavyo’tivyadhi maharatho 

  jayatam dogdhridhenurvodanad, vanasuh saptih  

purandhiryosa jisnu rathestah, sabheyo yuvasya  

    jayamanasya viro jayatam, nikame -nikame nah parjanyo  

varsatu phalavatyo, no osadhayah pacyantam  

yogaksemo nah kalpatam  

(Y.V.XXII.22) 

Artinya: 

Ya Hyang Widhi Yang Maha Kuasa, semogalah di negara ini lahir 

orang-orang yang memiliki pengetahuan rohani yang baik.  

Semoga pula lahir pemimpin-pemimpin yang perkasa, pandai 

menggunakan kebijaksanaan seperti membuat keputusan, menjadi 

pahlawan-pahlawan yang tangguh bagi masyarakat, bagaikan sapi-

sapi yang berjasa menghasilkan susu yang banyak, lembu-lembu 

pembawa barang yang tangguh, dan kuda-kuda yang cepat. 

Demikian pula lahir wanita-wanita yang sempurna dan bertanggung 

jawab. 

Pemuda-pemuda yang baik dan berguna bagi masyarakat, sedia 

berkorban. 

Semoga hujan turun memberi kemakmuran. Semoga pepohonan 

berbuah lebat. Semoga usaha kami berhasil. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

38 

 

BAB III 

SLOKA-SLOKA SUCI TENTANG 

KEUTAMAAN WANITA 

 

Keberadaan wanita dalam ajaran Agama Hindu terdapat dalam beberapa 

kitab, yaitu: 

1. Manawadharmasastra, Bab III, Sloka 26, sebagai berikut: 

Striya tu Rocamanayam, Sarvwam tadrocate kulam,  

Tasyam twarocammanayam, Sarwamewa na rokate  

Artinya: 

Jika sang istri selalu berwajah berseri-seri, seluruh rumah akan 

kelihatan bercahaya, tetapi jika ia tidak berwajah demikian semuanya 

akan kelihatan suram. 

 

2. Manawadharmasastra, Bab II, Sloka 55, sebagai berikut: 

Pitrbhir bhratrbhic Caitah patribhir dewaraistatha,  

Pujya bhusayita  wyacca Bahu kalyanmipsubhih. 

Artinya : 

Wanita harus dihormati dan disayangi oleh ayahnya, kakak-kakaknya, 

suami dan ipar-iparnya yang menghendaki kesejahteraan sendiri 

 

3. Manawadharmasastra, Bab III, Sloka 56, sebagai berikut: 

Yatra naryastu pujyante Ramante tatra dewata,  

Yatraitastu na pujiante Sarwastalah kriyah  

Artinya : 

Dimana wanita dihormati, disanalah para dewa-dewa merasa senang, 

tetapi dimana mereka tidak dihormati, tidak ada upacara suci apapun 

yang berpahala. 

 

4. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 33, sebagai berikut: 

Ksetrabhuta smrtha nari Bijabhutah smrtah puman,  

Ksetrabija sama yogat Sambhawah sarwadehinam. 

 

 

 

39 

Artinya : 

Menurut kodrat wanita dinyatakan menghidupkan benih (bibit), 

terjadinya jazad badaniah yang hidup terjadi karena hubungan antara 

tanah dengan benih (bibit). 

 

5. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 96, sebagai berikut: 

Prajanartha striyah srstah Samtnartham ca manawah  

Tasmat sadharanu dharmah Crutau patnya sahadita.  

Artinya : 

Untuk menjadi Ibu wanita diciptatakan dan untuk menjadi Ayah laki-

laki diciptakan, karena itu upacara pawiwahan dalam kaagamaan 

ditetapkan oleh veda untuk dilaksanakan oleh suami (pria) bersama 

istri (wanita). 

 

6. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 130, sebagai berikut: 

Yathaiwatma tatha putrah Putrena duhita soma,  

   Tasyamatmani tisthamtayam Kathamanyo dhanam haret. 

Artinya : 

Seorang anak sama dengan dirinya (orang tuanya) sebagaimana 

seorang anak wanita sama dengan anak laki-laki, bagaimana mungkin 

ahli waris lain memperoleh bagian harta warisan, sedangkan anak 

wanita yang ditunjuk masih hidup. 

 

7. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 133, sebagai berikut: 

Pautra daushitrayor loke Na wiceso’sti dharmatah, 

Tayorhi mata pitarau Sambhutau tasya dehitah.  

Artinya : 

Tidak ada perbedaan antara anak laki-laki dengan anak wanita yang 

diangkat statusnya, baik yang berhubungan dengan masalah duniawi 

ataupun masalah kewajiban suci karena bagi ayah dan ibu mereka 

keduanya lahir dari badan orang yang sama. 

 

 

 

40 

 

8. Manawadharmasastra, Bab IX, Sloka 139, sebagai berikut: 

Pautra dauhitrayor loke Wiceso nopa padeyate 

Dauhitro’pi hyamutrainam Samtarayoti pautrawat. 

Artinya : 

Antara cucu anak laki-laki dan cucu anak wanita yang ada di dunia ini 

tidak ada perbedaan, karena cucu laki-laki dari anak wanita 

menyelamatkannya (yang tidak punya turunan) di dunia yang akan 

datang seperti cucu anak laki-laki. 



BAB IV 

KEDUDUKAN WANITA 

DALAM AGAMA HINDU 

 

A. Wanita  Sebagai Gadis 

Kedudukan wanita sebagai seorang gadis dijelaskan dalam beberapa 

sloka, yaitu: 

1. Reg Weda, Mandala 33, Sukta 19, sebagai berikut: 

Adhah pasyasva ma -upari 

Samtaram padakau hara 

Artinya: 

Wahai engkau wanita, ketika berjalan lihatlah ke arah bawah dan 

jangan kearah atas, dan ketika engkau duduk atur kaki-kakimu 

menutup. 

 

2. Atharwa Weda, Mandala I, Sukta 27, Sloka 4, sebagai berikut: 

         Pretam padau prasphuratam Vahatam prnato grhan  

Indrani -etu prathama-ajita amusita purah.  

Artinya: 

Wahai kedua kakiku, engkau sebagai senjata untuk membimbing 

dan melawan laki-laki yang picik, dengan restu Dewa Indra akan 

membimbing kami menjadi wanita yang tak terkalahkan dan 

memberikan peringatan kepada kami. 

 

3. Reg Weda, Mandala X, Sukta 27, Sloka 12, sebagai berikut: 

Kiyati yosa maryato vadhuyoh,  

Pariprita panyasa varyena  

Bhadra vadhur bhavati yat supesah,  

Svayam sa mitram vanute jane cit  

Artinya: 

Seorang gadis tertarik untuk menjadi wanita yang mulia, wanita 

ingin menunjukkan kepada mereka (laki-laki) yang dianggapnya 

memiliki kebaikan unggul dari yang lainnya dari beberapa orang 

hendaknya mengawininya. Seorang gadis hendaknya menjadi 

42 

 

kekasih yang beruntung bagi suaminya, dan seorang gadis 

mengharapkan seorang teman yang terpilih bagi dirinya di antara 

pawai peminang (laki-laki) yang menyukainya. 

 

4. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 1, Sloka 42, sebagai berikut: 

    As asana saumanasam, Prajam saubhagyam rayim  

       Patyur anuvrata bhutva, Sam nahyasva -amrtaya kam. 

Artinya: 

Wahai wanita bijak yang selalu menjaga diri dan merindukan 

kebahagiaan hingga memiliki anak dan cucu, mendapatkan 

keberuntungan dan kehidupan yang makmur, serahkanlah dan 

percayakanlah semua itu pada laki-laki yang menjadi suamimu. 

 

B. Wanita Sebagai Istri 

Kedudukan wanita sebagai seorang Istri  di dalam ajaran agama Hindu 

yaitu   suci dan harus di hormati. Peran wanita dalam kehidupan ini sangatlah 

penting, perannya sebagai istri untuk suami dan ibu untuk putra-putrinya harus 

melalui jalan Dharma atau sesuai ajaran Agama sehingga tercapailah 

kemuliaan menuju moksa. Berikut dijelaskan beberapa Sloka, yaitu : 

1. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 33, sebagai berikut: 

      Sumangalir iyam vadhur  Imam sameta pasyata  

       Saubhagyam asyai dattvaya -athastam vi paretana.  

Artinya: 

Mempelai wanita yang terpilih sangat beruntung. Mempelai pria 

akan datang dan memegang tangan mempelai wanita, dan 

memandanginya, serta membawanya pulang. 

 

2. Reg Weda, Mandala III, Sukta 53, Sloka 4, sebagai berikut: 

Jayed astam maghavan sedu yonih  

Artinya: 

Istri sebenarnya wujud dari rumah itu, yang merupakan dasar 

kemakmuran keluarganya. 

 

 

 

43 

3. Reg Weda, Mandala X, Sukta 86, Sloka 9, sebagai berikut: 

Aviram iva mam ayam, Sararur abhi manyate  

Utaham asmi virini, Indra -patni marut-sakha. 

Artinya: 

Orang yang jahat ini memperlakukan kami sebagai wanita yang 

tidak berdaya, tetapi kami berani dan ibu dari putra-putra yang 

gagah berani seperti istri Dewa Indra dan sahabat para dewa 

maruta. 

 

4. Atharwa Weda, Mandala III, Sukta 30, Sloka 2, sebagai berikut: 

Jaya patye madhumatim,  

Vacam vadatu santivam  

Artinya: 

Seorang istri seharusnya berbicara kepada suaminya dengan 

lembut dan budi pekertinya mulia. 

 

5. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 26, sebagai berikut: 

Vasini tvam vidatham a vadasi  

Artinya: 

Wahai mempelai wanita, ketika mejadi ibu rumah tangga, 

berbicaralah yang baik kepada suami dengan pola teoretis. 

 

6. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 27, sebagai berikut: 

Syona bhava svarurebhyah  

Syona patye grhebhyah 

Syona-asyai sarvasyai vise  

Syona pustaya-esam bhava.  

Artinya: 

Wahai engkau wanita, agar menjadi istri yang mulia bagi seluruh 

keluarga suami, maka ramahlah dengan mertua, anggota keluarga 

suamimu, dan para pelayan (pembantu). Semoga engkau 

bermanfaat kepada semuanya. 

 

 

44 

 

7. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 26, yaitu: 

Sumangali pratarani grhanam 

Suseva patye svasuraya sambhuh  

Syona svasvai pra grhan viseman.  

Artinya: 

Wahai engkau istri mulia, masukilah rumah suamimu, hias rumah 

suamimu dengan segala keindahan, lengkapi keluarga suamimu 

hingga segala kesusahan dapat terselesaikan, tugas utamamu 

yaitu melayani suamimu dengan baik, bertindaklah penuh kebaikan 

kepada mertuamu. 

 

8. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 75, sebagai berikut: 

Pra budhyasva subudha budhyamana  

Dirghayutvaya satasaradaya.  

Artinya: 

Wahai istri mulia, semoga engkau tetap selalu waspada dan 

berhati-hati untuk kehidupan seratus tahun. 

 

9. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 46, sebagai berikut: 

Samrajni svarure bhavam  

Samrajni svasrvam bhava  

Nanandari samrajni bhava  

Samrajni adhi devrsu.  

Artinya: 

Wahai engkau wanita wanita, jadilah nyonya rumah dan bimbinglah  

saudari ipar dan saudara ipar. 

 

10. Yayur Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 22, sebagai berikut: 

      Yantri rad yantri -asi yamani, Dhruva -asi dharitri 

Artinya: 

Seorang istri yaitu   orang yang pintar dalam hal mengawasi 

keluarga, dia dapat mengatur yang lain-lain dan dia juga sendiri 

menjalankan aturan-aturan dalam keluarga. Dia yaitu   aset 

keluarga yang menopang keluarga. 

 

45 

 

11. Reg Weda Mandala I Bab IV Sukta 90 

Cataminnu Carado anti Dewa 

Yatra maccakra jarasam tanunam 

Putrasoyatra pitaro bhawanti 

Mano Madhya ricisatayugantoh 

Artinya : 

Kami ingin hidup serratus tahun, O Tuhan sesudahnya badan kami 

akan engkau musnahkan; sementara itu  anak-anak kami akan 

menggantikan kami jadi orang tua, janganlah kami dipanggil 

ditengah jalan. 

Catatan bahwa : 

Hal tersebut diatas menegaskan seorang orang tua setidak-

tidaknya selalu mendoakan putra-putri (bersama menantunya) bisa 

menjadi orangtua menggantikannya. Dalam Mahabharata 

dicontohkan : Dewi Kunti sebagai seorang Ibu dan Mertua selalu 

membimbing putra-putra dan Menantunya dalam suka dan duka 

sepanjang hidupnya. 

 

C. Wanita Sebagai Ibu 

Seorang ibu dalam ajaran Hindu yaitu   sosok yang sangat mulia dan 

utama. Karena ibu sumber inspirasi, dapat diumpamakan sebagai arsiteknya 

rumah tangga, maju mundurnya rumah tangga tergantung dengan peran dan 

fungsi seorang ibu dapat dikatakan ibu sebagai barometer dalam  keluarga. 

Ibu yaitu   ratu, dikatakan sebagai ratu rumah tangga karena ibu 

memikul tanggung jawab yang sangat berat dan besar terhadap keberadaan 

bahtera perkawinan/ rumah tangga. Semua kendali menjadi tanggung jawab 

sang ibu. Apa lagi  dengan kesetaraan gender, peran dan kedudukan wanita 

sederajat dengan kaum laki-laki. Berikut penjelasan beberapa Sloka yaitu : 

1. Yayur Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 21, sebagai berikut: 

Murdha-asi rad dhruva -asi 

Dharuna dhatri-asi dharani 

Ayuse tva varcase tva  

Krsyai tva ksemaya tva.  

46 

 

Artinya: 

Wahai wanita, engkaulah perintis, cemerlang, mantap, pendukung, 

yang memberi makan dan menjalankan aturan-aturan seperti bumi. 

Kami memiliki engkau di dalam keluarga untuk usia panjang, 

kecemerlangan, kemakmuran / kesuburan pertanian dan 

kesejahtraan. 

 

2. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 14, sebagai berikut: 

Atmanvati -urvara nari -iyam agat, 

Tasyam naro vapata bijam asyam.  

Artinya: 

Wahai mempelai pria, mempelai wanita yang ceria, cantik, percaya 

diri dan subur ini telah datang kerumahmu, hendak kau hamili dia. 

 

3. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 43, sebagai berikut: 

Virasup, devakama syona,  

Sam no bha va dvipade  

Sam catuspade 

Artinya: 

Mempelai wanita seharusnya melahirkan anak-anak yang gagah 

berani, menyembah para dewa, ramah dan menyenangkan kepada 

semua orang dan menjadi bintang-bintang keluarganya. 

 

4. Reg Weda, Mandala X, Sukta 85, Sloka 27, sebagai berikut: 

Iha priyam prajaya te samrdhyatam  

Asmin grhe garhapatyaya jagrhi.  

Artinya: 

Wahai wanita yang mencapai kemuliaan, beruntunglah didalam 

keluarga suamimu dengan melahirkan putra. Engkau harusnya 

selalu tetap waspada untuk pelayanan dan keamanan keluarga itu. 

 

5. Reg Weda, Mandala X, Sukta 159, Sloka 3, sebagai berikut: 

Mama putrah satruhano 

Atho me duhita virat  

 

47 

Utaham asmi sam jaya  

Patyau me sloka uttamah.  

Artinya: 

Putra-putraku yaitu   penghancur para musuh bahkan putri-putriku 

yaitu   simbol kecemerlangan. Aku senantiasa berjaya, aku punya 

pengaruh yang besar pada suamiku. 

 

D. Wanita Dalam Keagamaan 

1. Yayur Weda, Mandala XIX, Sukta 2, Sloka 94, sebagai berikut: 

Patni sukrtam bibharti.  

Artinya: 

Istri melakukan dan melaksanakan upacara-upacara keagamaan. 

 

2. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 20, sebagai berikut: 

Adha sarasvatyai nari,  

Pitrbhyas ca namas -kuru. 

Artinya: 

Wahai engkau wanita, engkau harusnya melaksanakan kebaktian, 

memuja Saraswati yaitu dewi pengetahuan dan hormat kepada 

orang tua keluargamu. 

 

3. Atharwa Weda, Mandala XIV, Sukta 2, Sloka 24, sebagai berikut: 

A roha carma-upa sida-agnim 

Esa devo hanta raksamsi sarva.  

Artinya: 

Wahai istri yang mulia, duduklah diatas kulit rusa dan 

laksanakanlah persembahan kepada Dewa Agni yang menghapus 

semua jenis kekotoran atau polusi lingkungan. 

 

Wanita Bali mesti mampu berkarma yang agung baik sebagai Gadis, 

sebagai seorang Istri, sebagai seorang Ibu, kedudukan dalam Keagamaan dan 

Masyarakat dan Negara, menentukan tegaknya hukum kebenaran (dharma) 

dan adat istiadat (Dresta). Wanita sangat menentukan maju mundurnya 

48 

 

kehidupan keluarga, masyarakat dan negara bahkan  sering dijadikan cermin 

perkembangan keluarga, masyarakat dan negara.  

Dengan demikian seorang Wanita hendaknya memperlihatkan 

wajah yang berseri-seri sehingga keharmonisan dan kebahagian dalam 

keluarga, masyarakat dan Negara terwujud, dengan demikian wanita akan 

mampu mengantarkan dirinya menuju kemuliaan mencapai moksa 

 

Murdha asi rad dhruva asi  

Dharuna dhartri asi dharani 

Ayusve tvavarcasetva  

Krisyaitva ksemaya tva  

 (Yajurvedha XIV.21) 

Artinya : 

Wahai Wanita engkau yaitu   perintis cemerlang tegaknya 

Dharma, mantap, pendukung yang memberi makan dan 

menjalankan keberlangsungan kehidupan. Kami memiliki 

engkau di dalam keluarga untuk usia panjang, kecemerlangan, 

kemakmuran, kebahagiaan dan kesejahtraan.