Tampilkan postingan dengan label doktrin alkitab 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label doktrin alkitab 2. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Januari 2025

doktrin alkitab 2


 uh-Nya yang tak bernyawa terbaring dalam kubur; ada batu besar; para 

prajurit penjaga; lalu malaikat dari surga menggulingkan batu itu dan Yesus 

dengan penuh kemenangan hidup kembali lalu pergi dari kubur. Pasti kamu juga 

ingat bagaimana Ia menampakkan diri-Nya: 

1. Kepada Maria Magdalena 

2. Kepada para perempuan yang kembali dari ziarah ke kubur-Nya 

3. Kepada Petrus 

4. Kepada dua orang dalam perjalanan ke Emaus 

5. Kepada para murid di ruang atas 

  

6. Kepada Tomas (dan murid-murid lain) 

7. Kepada para murid di tepi Danau Galilea 

8. Di atas bukit kepada 500 orang 

9. Kepada Yakobus 

10. Kepada para murid sebelum Dia naik ke surga. 

 

 Jika seseorang menceritakan sepotong berita aneh yang nyaris tak bisa 

dipercaya, kita selalu berpikir, “Apa dia benar-benar bisa dipercaya?” Nah, 

apakah catatan-catatan tentang kebangkitan Yesus benar-benar bisa dipercaya? 

Kita menjawab dengan tegas, “YA.” Mengapa? 

 1. Para penulisnya yaitu  orang-orang terhormat, orang-orang yang selalu 

menyampaikan kebenaran, bisa dipercaya, dan selalu dipandang sebagai “orang-

orang suci”. Mereka rela mati demi mempertahankan apa yang mereka percayai 

karena mereka benar-benar yakin akan hal itu. 

 2. Kalian pasti merasa takjub melihat perbedaan yang terjadi pada orang-

orang itu. Kita membaca bahwa ketika Yesus disalibkan, mereka semua 

meninggalkan Dia dan melarikan diri. Petrus sangat ketakutan hingga dia bahkan 

mengutuk dan bersumpah bahwa Dia tidak kenal Yesus. Kita melihat mereka 

mengunci diri di ruang atas, ketakutan. Namun, tidak lama kemudian, mereka 

bernyali besar, pemberani; mereka tidak takut berhadapan dengan musuh-

musuh. Pemberitaan mereka dipercaya oleh ribuan orang. Apa yang 

menyebabkan mereka berubah dalam waktu sesingkat itu? Apakah terjadi 

sesuatu? Ya, Tuhan dan Guru mereka, yang mereka lihat sendiri sudah disalib, 

telah hidup kembali, dan mereka sudah melihat Dia serta berbicara dengan-Nya. 

 3. Kalau Yesus tidak bangkit, mengapa musuh-musuh-Nya tidak 

menunjukkan mayat-Nya? Ketika Petrus pada hari Pentakosta (6 minggu setelah 

  

kematian Yesus) mengatakan bahwa Yesus hidup, kuburan-Nya tidak jauh dari 

situ. Namun, tidak seorang pun dapat pergi ke kubur itu dan mengatakan, “Ini 

mayat-Nya.” Tidak, “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang 

telah dikatakan-Nya.” 

 

Ada sebuah artikel  menarik karya Frank Morrison. Judulnya Who Moved the 

Stone? (“Siapa yang Menggeser Batu Itu?”) Frank Morrison beranggapan 

sungguh konyol orang-orang percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian. Maka 

dia menulis artikel  untuk membuktikan betapa bodohnya cerita itu. Pertama dia 

mengumpulkan bukti-bukti. namun , semakin dia berusaha, semakin dia justru 

yakin bahwa Yesus memang bangkit dari kematian. Pada akhirnya, artikel  yang 

ditulisnya yaitu  kebalikan dari rencana awalnya! Bab pertamanya berisi 

tentang ‘artikel  yang tidak mau ditulis’! 

 Beberapa anak tampaknya khawatir karena perbedaan catatan dalam 

Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kenapa cerita mereka berbeda-beda? 

Tentu, ada begitu banyak kehebohan pagi itu, saat kebangkitan terjadi. Orang ini 

berkata begitu, orang itu berkata begitu. namun  semuanya tidak saling 

bertentangan. Tiga anak, setelah pulang minum teh, ditanya makan apa tadi. 

Yang satu bilang “jeli”; yang kedua “sosis gulung”; yang ketiga “kue ulang tahun.” 

Semuanya sama-sama benar! 

 Mengapa kebangkitan sangat penting? Nabi Elia pernah membangkitkan  

anak kecil yang mati, Elisa juga pernah.Lalu apa bedanya dengan kebangkitan 

Yesus? Nabi Elia dan Elisa membangkitkan dengan kuasa Allah, sedangkan Yesus 

bangkit dengan kuasa-Nya sendiri. Orang-orang yang dibangkitkan oleh para 

nabi itu suatu saat mati lagi, namun  Yesus bangkit dan tidak pernah mati lagi. 

  

Selain itu, Tuhan Yesus sudah mengatakan bahwa Dia akan mati, juga 

mengatakan bahwa Dia akan hidup kembali. 

 Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Diri-Nya benar-benar apa yang Dia 

katakan: Anak Allah. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Allah telah 

menerima kurban yang Yesus persembahkan. Kebangkitan-Nya menunjukkan 

bahwa suatu hari kelak, tubuh-tubuh semua umat-Nya (juga orang-orang jahat) 

akan bangkit kembali. Alkitab menyebut kebangkitan Yesus sebagai “buah 

sulung”. Di Israel kuno, waktu musim panen, satu ikat jagung diambil dari ladang 

dan dipersembahkan kepada Tuhan. Itulah buah sulung, buah pertama. Itu 

menjadi janji iman bahwa sebagaimana buah pertama dipanen dengan aman, 

begitu jugalah seluruh tuaiannya nanti. “namun  yang benar ialah, bahwa Kristus 

telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai [buah] yang sulung dari 

orang-orang yang telah meninggal” (1Kor. 15:20). 

 Kita membaca bahwa Yesus “dibangkitkan untuk pembenaran kita.” 

(Pembenaran atau membenarkan yaitu  sebuah istilah hukum, artinya Allah 

menyatakan bahwa umat-Nya yaitu  orang benar (tidak bersalah), oleh karena 

apa yang sudah Yesus perbuat). Mungkin kamu berkata, “Tapi bukankah 

keselamatan kita terjadi pada waktu kematian Yesus?” Ya, betul sekali. Namun, 

misalkan kamu divonis hukuman penjara karena tidak bisa bayar hutang, lalu 

seseorang menyerahkan diri untuk dipenjara demi kamu, kapan kamu akan 

bergembira? Saat kamu melihat dia masuk penjara, atau waktu dia tergeletak di 

sana, atau waktu dia sudah bebas? Tidakkah kamu berbahagia ketika kamu 

melihat pintu penjara dibuka dan temanmu itu bebas? Memang, yang 

membayarkan hutangmu yaitu  masa-masa dia di dalam tahanan; namun  ketika 

dia keluar dari penjara itu, kamu tahu bahwa hutangmu sudah lunas dan 

sekarang kamu bebas. 

  

 40 hari setelah bangkit dari kematian, Tuhan Yesus naik ke surga. Di sana 

Dia hidup dan memerintah. Dia pernah mati, masuk ke dalam kubur, namun  telah 

keluar dari situ. Ada dongeng lama tentang singa yang memancing korban-

korbannya ke dalam gua dengan berbagai janji manis, sampai akhirnya 

seseorang berkata, “Tidak. Semua jejak kaki masuk ke dalam. Tidak ada jejak 

keluar.” Perkataan yang sama juga berlaku tentang kuburan, “namun  semua jejak 

masuk ke dalam.” Namun, dengan Tuhan Yesus, kita melihat jejak keluar dari 

kubur. 

 Yang istimewa yaitu  mengenal Tuhan Yesus. Pengkhotbah-pengkhotbah 

dulu sering berbicara tentang “Yesus yang pernah disalib namun  sekarang sudah 

bangkit dan dimuliakan.” Dialah satu-satunya jalan ke surga. Paulus juga berdoa, 

“Supaya aku mengenal Dia.” Bukan sekedar tahu tentang Dia, namun  mengenal-

Nya, secara pribadi. (Mengenal seseorang sangat berbeda jauh dengan hanya 

tahu tentang dia! Semua orang tahu bapak presiden, namun  sedikit yang benar-

benar mengenalnya.) 

  Ada lirik lagu yang telah lama dinyanyikan anak-anak sebagai doa yang 

indah: 

 

Tuhan Yesus, nyatakanlah diri-Mu bagiku 

senyata-nyatanya dan seterang-terangnya 

Lebih nyata dengan mata iman 

daripada benda apapun yang terlihat mata 

Lebih dekat, lebih karib 

daripada sobat termanis di dunia sekalipun. 

-- Himne “Lord, Thou hast made Thyself to me” 

 

  

Saran bacaan Alkitab 

 Berbagai catatan kebangkitan Yesus: Matius 28; Markus 16; Lukas 24; 

Yohanes 20-21 

 Baca juga 1 Korintus 15. 

  


 

Beberapa tahun lalu saat sedang duduk di mimbar saya melihat sesuatu yang 

sangat aneh. Jam gereja berputar terbalik! Kebaktian dimulai pukul 7, namun  

setelah kami selesai menyanyikan lagu pertama, jamnya menunjukkan 7 kurang 

5 menit! Dan seusai pembacaan Alkitab, jamnya pukul 7 kurang 15 menit! 

Awalnya saya pikir saya salah lihat, bahkan saya turun dari mimbar untuk 

bertanya! 

 Selama ini jam itu hanya berputar ke satu arah, hari demi hari, minggu 

demi minggu, tahun demi tahun. Namun sekarang, tiba-tiba, tanpa diduga, ia 

berputar mundur. Saya mulai berpikir. Itulah yang kita lihat terjadi dalam 

kehidupan banyak orang, dewasa dan anak-anak, laki-laki dan perempuan – 

perubahan seluruh pribadi.  Kita punya contohnya di dalam Alkitab, orang-orang 

yang tadinya sangat jahat – misalnya Manasye dan Maria Magdalena. 

 Perubahan seperti itu juga disebut pertobatan: “Jika kamu tidak bertobat 

dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan 

Sorga” (Mat.18:3). Itu pekerjaan Allah, bukan manusia; bukan sekedar 

berperilaku lebih baik, bukan sekedar membuat perubahan, bukan sekedar 

meninggalkan kebiasaan berdosa. Jam gereja tadi akhirnya kembali berputar 

dengan arah semula, namun  pertobatan sejati akan terus berlanjut. Pada hari 

Pentakosta, 3000 orang bertobat, dan mereka semua terus “bertekun.” 

 Suatu kali ada seorang pendeta saleh sedang berjalan, dan perhatiannya 

tertuju pada seorang mabuk yang berbaring di selokan. 

 “Dia itu salah satu orang yang kamu pertobatkan!” teriak seseorang. 

  

 “Ya,” jawab pendeta itu, “Kelihatannya memang itu hasil pekerjaanku. 

Kalau itu hasil pekerjaan Allah, tidak mungkin dia sekarang berbaring di situ.” 

 Alkitab juga berbicara tentang lahir baru, pemberian suatu hidup yang 

baru, hidup dari Allah di dalam hati manusia. Inilah yang menyebabkan 

pertobatan, pembalikan hidup. Jadi, kelahiran baru (atau kelahiran kembali) 

harus terjadi sebelum semua yang lain. Seorang bayi lahir; baru sesudah itu dia 

mulai menangis, lapar, haus, bergerak, dan lain-lain. Ketika kita dilahirkan 

kembali, kita mulai lapar dan haus akan Kristus, dan bergerak ke arah lain. 

 Karena ini sepenuhnya pekerjaan Allah, maka tidaklah penting seberapa 

jahat pun orang itu sebelumnya. Tak terhitung banyaknya cerita orang-orang 

paling jahat yang hati dan hidupnya diubahkan oleh anugerah Allah. Pernah 

suatu kali, seseorang berangkat ke acara khotbah George Whitefield dengan 

membawa sejumlah batu untuk melemparnya selagi dia berkhotbah. Namun, 

saat khotbah dimulai, batu-batu itu satu per satu berjatuhan ke lantai. Bukannya 

orang itu yang memecahkan kepala Whitefield, justru Allah yang meremukkan 

hatinya.) Di lain waktu, ada orang lain naik ke atas meja di depan umum untuk 

meledek Whitefield dengan meniru-nirukan khotbahnya; namun  saat ia 

berbicara, kata-katanya sendiri yang menyentuh hatinya, sampai dia lari dari 

tempat itu dengan hati yang sangat berduka. Ia menjadi seorang yang saleh dan 

melayani Allah sebagai hamba Tuhan. 

 Tuhan Yesus dengan jelas memberitakan tentang kelahiran baru, dan 

pokok yang ditekankan-Nya yaitu  bahwa hal itu sangat penting. Tidak ada 

penggantinya. Seringkali waktu kita mencari suatu barang di toko, penjualnya 

berkata, “Kami tidak jual yang kamu cari, tapi ada produk lain yang sama 

bagusnya.” Namun, untuk kelahiran baru, tak ada yang bisa menggantikan. 

  

 Nikodemus, seorang pemimpin orang Yahudi (bisa diumpamakan seperti 

seanggota Dewan Perwakilan Rakyat), datang kepada Yesus dengan sembunyi-

sembunyi pada malam hari. Secara lahiriah dia orang baik-baik, taat beragama, 

dan berbicara dengan sopan terhadap Tuhan Yesus. Namun, Yesus berkata terus 

terang, “Kamu harus dilahirkan kembali.” Tidak ada keselamatan tanpa lahir 

baru. Dengan kata lain, Nikodemus, segala ketaatan agama dan perbuatan 

baikmu tidak akan menyelamatkanmu. Hatimu penuh kesalahan. Kamu 

memerlukan perubahan menyeluruh, suatu hidup baru yang hanya bisa 

diberikan oleh Allah. 

 Hal yang penting dalam perubahan ini yaitu  kehidupan baru. Dalam 

Alkitab, ini sering disamakan dengan kebangkitan. Apa yang diperbuat Yesus 

bagi anak perempuan Yairus, Lazarus, dan anak janda Nain, juga kita perlukan 

agar Yesus perbuat bagi kita. Kadang, di rumah orang kita melihat bunga-bunga 

indah warna-warni, namun  waktu didekati ternyata itu bunga palsu. Tidak ada 

kehidupan. Kita tidak ingin menjadi seperti bunga palsu. 

 Di mana ada kehidupan baru seperti ini diberi, ada perubahan, kita perlu 

bertobat dan percaya. Alkitab banyak sekali mengajarkan tentang pertobatan 

dan iman. 

 Kita perlu bertobat dari dosa, ketidaktaatan, dan pemberontakan kita 

terhadap Allah. Yesus memberitakan bahwa orang harus bertobat. Demikian 

pula Yohanes Pembaptis memberitakan pertobatan, juga para rasul. Sangat jelas 

bahwa tidak ada pengampunan tanpa pertobatan. 

 Apa itu pertobatan? Menyesali dosa-dosa kita dan meninggalkannya, lalu 

berbalik kepada Allah. Pertobatan yaitu  berbalik arah (seperti jam tadi). 

Sungguh betapa kita perlu menyesali segala dosa kita dan mengakuinya! Namun, 

  

andai pun kita menangisi dosa-dosa kita, apa gunanya itu jika kita masih 

melakukannya lagi? Lirik lagu anak-anak ini menggambarkannya dengan tepat: 

 

Pertobatan yaitu  meninggalkan 

dosa-dosa yang dulu kita suka 

Dan menunjukkan bahwa kita sungguh menyesal 

dengan berhenti melakukannya. 

 

Saya ingat betul dulu ada seorang tua, penjahat terkenal di kota kami, yang 

datang ke gereja setahun sekali pada hari ulang tahun. Sepanjang kebaktian dia 

menangis, dan di akhir ibadah berkata, “Aku tahu di sinilah seharusnya aku 

berada! Aku tahu, seharusnya aku di sini!” Sesudah itu dia tidak muncul lagi 

selama setahun. Suatu ketika, setelah satu tahun, dia tidak datang; dia telah 

bunuh diri. Air mata, sebanyak apapun, tanpa berhenti berdosa – itu bukan 

pertobatan. 

 Kemudian, ada iman. Iman bukan sekedar percaya bahwa Yesus pernah 

hidup, mati, lalu bangkit kembali, namun  percaya kepada-Nya. Dan baik 

pertobatan maupun iman yaitu  pemberian Allah. Di mana ada pertobatan 

sejati, di mana kelahiran baru terjadi, kita berhenti berharap pada diri sendiri 

atau mengandalkan perbuatan kita, dan HANYA percaya pada Tuhan Yesus. 

 Kata “hanya” itu sangat berperan penting! Pada masa Reformasi gereja, 

sengketa besar antara Protestan dan Katolik Roma yaitu  mengenai 

“pembenaran oleh iman”. Katolik Roma setuju dengan “pembenaran oleh iman” 

asalkan tidak ada kata “hanya” di situ (“Pembenaran hanya oleh iman”). 

“Pastikan untuk tidak membuang kata ‘hanya’ itu,” demikian amanat yang 

  

dipesankan kepada sejumlah kecil pelayan Tuhan yang hendak maju berdebat 

dengan pihak lawan. 

 Iman merupakan sesuatu yang pribadi, dan selalu ada unsur percaya di 

dalamnya. Sama seperti dalam kisah Blondin, pemain akrobat terkenal yang jago 

berjalan di atas tali. Dia bisa menyeberangi air terjun Niagara melewati tali 

dengan mata ditutup. Dia bahkan bisa menyeberang sambil mendorong orang 

di atas gerobak. Sulit dipercaya! Suatu kali dia bercakap-cakap dengan seorang 

kawan tentang prestasinya. Ia bertanya apakah temannya itu benar-benar 

percaya kalau dia bisa menyeberangkannya dengan selamat di atas tali. “Ya,” 

jawab temannya. Blondin mendesak lebih jauh, apakah dia benar-benar percaya 

itu aman. 

 “Aku sama sekali tidak meragukan keselamatanku, berdasarkan apa yang 

kutahu tentang kemampuanmu.” 

 Namun, temannya itu tidak mau mencoba naik ke atas gerobak. Dia tidak 

benar-benar mempercayakan diri kepada Blondin. 

 Betapa pentingnya karya Roh Kudus dalam kelahiran baru, karena Ia 

memampukan kita untuk berpaling dari dosa kepada Allah, dan mempercayakan 

diri kepada Tuhan Yesus. 

 Mengutip Whitefield sekali lagi: Pernah sekali waktu ia menginap di rumah 

seseorang. Di situ dia diperlakukan dengan sangat baik dan santun. Namun, 

sayangnya, ia melihat bahwa para tuan rumahnya tidak tahu tentang lahir baru. 

Ia mendoakan bagaimana caranya menyikapi hal itu, lalu mengambil cincin 

berlian dan menulis di cermin, “Namun masih ada satu hal yang kurang 

padamu,” dan Allah membuat perkataan itu menjadi berkat. 

 Pernah Tuhan Yesus ditanya, “Apakah hanya sedikit yang akan selamat?” 

Mereka hanya ingin memuaskan rasa penasaran: “Apa hanya sedikit yang 

  

selamat?” Yesus menjawab pertanyaan mereka dengan tak terduga: 

“Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu.” Dengan kata lain: 

Bagaimana dengan dirimu sendiri? 

 “Hanya satu saja yang perlu” (Luk. 10:42). 

 “Kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh. 3:7) 

 “Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke 

dalam Kerajaan Allah” (Yoh. 3:5). 

 “Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak 

akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 18:3). 

 “Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara 

demikian” (Luk. 13:3, 5). 

 

Saran Bacaan Alkitab 

Yohanes 3:1-17 

Efesus 2:1-9 

  

 

Kita kerap membaca di koran orang-orang masuk penjara. Mungkin karena 

mencuri, atau bahkan karena membunuh. Yang menyedihkan, waktu mereka 

sudah keluar dari tahanan, mereka tidak menjadi lebih baik, tidak berbeda dari 

sebelumnya. Sering sekali kita membaca berita bahwa orang berbuat kriminal 

pada hari mereka bebas dari penjara! 

 Namun, ketika Allah mengampuni seseorang, tidaklah seperti itu. Ketika 

Allah mengampuni, Dia menjadikan orang itu berbeda. Sejak diampuni, 

kehidupannya berubah sama sekali. 

 Orang terjahat di Alkitab yaitu  Raja Manasye dalam Perjanjian Lama. 

Suatu hari, Allah mulai menangani dia; Manasye berada dalam masalah besar 

dan meminta pengampunan Allah. Allah mengampuninya. Namun, sejak saat 

itu, kehidupan Manasye menjadi berbeda. Dia berhenti melakukan hal-hal buruk 

yang pernah dilakukannya, dan mulai berbuat sebaliknya. 

 Alkitab menyebut itu pengudusan. Manasye tak hanya diampuni, namun  

Allah juga menguduskan dia. Setiap orang yang diselamatkan Allah dari neraka 

pasti Dia kuduskan. Kalau seorang hakim mengampuni terdakwa, ia tidak dapat 

menguduskan orang itu; namun  apa yang manusia tidak bisa, dan hukum Taurat 

pun tidak bisa, Allah bisa melakukannya. 

 Menguduskan sesuatu berarti memisahkan sesuatu itu untuk kegunaan 

yang suci. Di dalam kemah suci dan bait Allah dalam Perjanjian Lama, cawan-

cawan dan baskom-baskom “dikuduskan”; artinya benda-benda itu dipisahkan 

untuk dipakai hanya dalam ibadah, tidak boleh digunakan untuk keperluan 

biasa. Allah sudah memisahkan umat-Nya sebelum mereka lahir, namun  ketika 

  

mereka dilahirbarukan barulah mereka benar-benar dikuduskan – dijadikan suci 

hatinya dan perilakunya. 

 Salah satu lirik lagu anak berkata: “Dia mati supaya kita diampuni” – itu 

keselamatan; “Dia mati untuk menjadikan kita baik” – itulah pengudusan. 

Anugerah yang menyelamatkan itu juga menguduskan. 

 Banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa, 

mencampuradukkan antara pembenaran dan pengudusan. Sebagai umat Allah, 

 

 

Pembenaran Pengudusan 

Terjadi di luar diri kita Di dalam diri kita 

Sempurna  Tidak sempurna (proses bertahap) 

menyatakan kita kudus Menjadikan kita kudus 

Merupakan status kita Merupakan pengalaman kita 

Menyelamatkan kita dari kebersalahan karena 

dosa 

Menyelamatkan kita dari kuasa dosa 

 

 

Kita memerlukan karya Tuhan Yesus bagi kita (pembenaran) dan karya Roh 

Kudus di dalam diri kita (pengudusan). 

  

 Gereja Katolik Roma tampaknya tidak punya doktrin pengudusan. 

Seseorang berdosa, lalu mengikuti Misa, ikut perjamuan, dan mungkin bahkan 

mengalami ‘perasaan suci”; sesudah itu bisa saja dia pulang dan melakukan lagi 

dosa yang sama. namun , umat Allah yang diselamatkan pasti juga 

dikuduskan. Inilah bagian yang terlihat di mata orang – bahkan di mata orang 

yang tidak percaya Allah. Mereka tidak membaca Alkitab; mereka tidak mengerti 

sebagian doktrin Alkitab; namun  mereka mengerti ketika ada orang jahat yang 

  

mulai berubah: misalnya ketika seorang pemabuk tidak mabuk-mabukan lagi; 

ketika suami yang kasar terhadap istrinya menjadi berkelakuan baik; ketika 

orang yang bermulut kotor tidak suka mengumpat lagi; ketika seorang 

pembohong menjadi jujur. 

 Bahkan, kalaupun seseorang tidak kelihatan jahat perilakunya, tetap akan 

ada perbedaan. Suatu kali, ada seorang gadis pelayan ditanya apakah dia bisa 

membuktikan bahwa hidupnya sudah diubahkan, bahwa anugerah telah 

membawa perbedaan. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Iya. Dulu aku biasanya 

bersih-bersih dengan teliti di bagian-bagian yang kelihatan orang saja. Tapi 

sekarang, tempat-tempat yang tidak dilihat siapa pun juga kubersihkan.” 

 Pengudusan yaitu  bagian dari pekerjaan Allah untuk mempersiapkan 

umat-Nya ke Surga. Kalau kamu memindahkan ikan dari laut ke padang rumput 

yang paling indah sekalipun, ia tidak akan hidup. Kalau kamu menceburkan 

burung ke dalam danau yang paling bagus sekalipun, dia pasti mati. Karena 

mereka berada di luar alamnya. Demikian juga, orang yang tidak dikuduskan 

tidak mungkin bisa menikmati Surga. 

 Ada kisah tentang seorang pria miskin dan bodoh yang mendapat warisan 

rumah mewah, kuda dan kereta kuda, lengkap dengan taman-taman yang indah, 

para pelayan, dan harta yang tak terhitung. (Warisan itu dari kerabat jauhnya).) 

Namun, pria miskin itu amat menyedihkan. Perilakunya sangat tak beradab, 

hingga pada akhirnya dia menjadi bahan tertawaan orang. Dia memiliki rumah 

mewah dan warisan, namun  tingkah laku dan sifatnya tidak berubah. Dia berada 

di luar ‘alamnya’. Nah, “Surga yaitu  tempat yang disiapkan bagi orang-orang 

yang siap.” 

 Dulu, semua anak Skotlandia wajib belajar katekisasi (mereka 

menghapalnya seperti tabel perkalian). Setiap anak pasti bisa menjawab 

  

pertanyaan: “Apa itu pengudusan?” “Pengudusan yaitu  karya anugerah Allah 

yang cuma-cuma, di mana diri kita diperbaharui seluruhnya seturut gambar 

Allah, dan dimampukan ... untuk mati terhadap dosa dan hidup dalam 

kebenaran.” 

 namun , tidak seorang pun yang sempurna selama masih di bumi. 

Tetap ada sisa-sisa dosa dalam diri kita, dan Iblis masih mencobai kita. Jadi, 

hidup ini merupakan pertempuran, pergulatan yang berat. Dalam diri orang 

Kristen ada dua kodrat (ibarat anjing dan kucing dalam satu kandang). namun , 

dengan anugerah Allah, orang Kristen akan menang pada akhirnya – melalui 

Kristus. 

 Kepada setiap anak yang merasakan seperti apa beratnya pertempuran 

dan pergumulan itu, beginilah nasihat Alkitab: 

 Berdoalah senantiasa. 

 Mintalah pertolongan dari Yesus. Bergantunglah hanya pada-Nya. 

 Jangan andalkan kekuatanmu sendiri; carilah kekuatan-Nya. Jauhi tempat-

tempat yang buruk, hindari pergaulan yang jelek. 

 Sadari bahwa Iblis, dunia, dan kedagingan (keinginan hawa nafsu) lebih 

kuat daripadamu. 

 Mintalah penjagaan, tiap hari, tiap jam. 

 Berdoalah minta anugerah dari Allah untuk menopangmu agar tetap kuat. 

 Melekat pada Kristus. 

 Banyak di antara kalian tentu pernah mendengar John Newton, yang 

tadinya seorang pedagang budak dan penghujat, namun  kemudian dipanggil oleh 

anugerah Allah dan menjadi hamba-Nya. John Newton pernah berkata, “Aku 

yang sekarang ini bukan apa yang kumau. Aku tidak menjadi apa yang 

  

seharusnya. Aku yang sekarang bukanlah aku yang seharusnya di kemudian hari. 

namun  AKU YANG SEKARANG TIDAK SAMA DENGAN AKU YANG DULU.” 

 

Saran bacaan Alkitab 

Pasal-pasal penutup di hampir semua surat dalam Perjanjian Baru. 

  


 

Suatu hari, seorang juru masak menuang secangkir teh untuk dua gadis pelayan. 

Yang seorang langsung meneguknya dengan senang hati. Yang lain 

melemparkan cangkirnya dan segera berseru, “Aduh, maaf! Kenapa aku 

bertindak bodoh begini!” Ternyata di dalam teh itu ada racun. Si pelayan yang 

meminumnya terkapar di lantai dan mati. 

 Mengapa bisa begitu? Orang-orang mengatakan itu keberuntungan. 

Namun, dalam Alkitab tidak ada yang namanya keberuntungan, kebetulan, atau 

nasi baik. Sebaliknya, Alkitab mengajarkan tentang pemeliharaan Allah. Paulus 

berkata, “Apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil” 

(Flp. 1:12). Hal-hal yang terjadi tidak terjadi begitu saja, namun  berasal dari 

tindakan pemeliharaan Allah. Terjadi sesuai dengan rencana-Nya. 

 Providensi atau tindakan pemeliharaan artinya Allah mengatur segala 

sesuatu yang terjadi, namun  Dia sama sekali tidak menyebabkan dosa. Apa yang 

Allah telah rencanakan dalam kekekalan (sejak dari awal mula), yaitu tujuan-

Nya, Dia laksanakan pada waktunya sekarang dan nanti, yaitu providensi-Nya. 

 Providensi meliputi bahkan peristiwa terkecil dalam kehidupan manusia, 

dan dalam seluruh ciptaan. Khotbah singkat terbaik yang menggambarkan 

providensi Allah yaitu  perkataan Tuhan Yesus: “Bukankah burung pipit dijual 

dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di 

luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya” 

(Mat. 10:29-30). 

  

 Tidak seekor pun burung pipit akan jatuh tanpa penentuan Allah (dan 

makna pentingnya: padahal burung pipit hanyalah hewan yang murah – “dua 

ekor seduit”). 

 Kalau di jalan pulang sekolah uangmu hilang 1000 rupiah, kamu akan 

bercerita pada ibumu, namun  kamu tidak akan cerita kalau rambutmu lepas 

seurai. Bahkan, barangkali kamu pun tidak akan sadar. Namun, Allah bahkan 

tahu jumlah rambut di kepalamu, dan Dia melihat saat satu urai ada yang jatuh. 

 

Peristiwa terkecil dalam hidupku 

tak lepas dari mata-Mu. 

 

Bagi umat Allah, providensi-Nya selalu mengerjakan kebaikan. Kamu semua 

tentu tahu ayat terkenal ini: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk 

mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka 

yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28). 

 Dalam kitab Ester, Alkitab secara istimewa menunjukkan providensi Allah 

yang mengerjakan kebaikan. Mungkin kamu sudah mengamati bahwa nama 

Allah tidak pernah disebut-sebut di sepanjang kitab itu, namun  tangan-Nya nyata 

di setiap halaman. 

 Perhatikan bagaimana peristiwa-peristiwanya terjadi. Haman berencana 

menghadap raja besok pagi untuk meminta semua orang Yahudi dibunuh. Dia 

khususnya ingin melenyapkan Mordekhai. namun  “pada malam itu juga raja tidak 

bisa tidur.” Kenapa tepat pada malam yang itu? Padahal tempat tidur raja 

tentunya ranjang paling bagus dan paling nyaman. Maka raja menyuruh agar 

dibacakan catatan-catatan peristiwa sepanjang pemerintahannya. Kenapa dia 

memilih ingin dibacakan artikel ? Mengapa bukan yang lain? Dan kenapa harus 

  

artikel  yang itu? Lalu dia mendapati bahwa Mordekhai telah menyelamatkan 

nyawanya. Mengapa dia sampai membaca di halaman yang itu? Lalu raja 

mengetahui bahwa Mordekhai belum diberi penghargaan atas jasanya. 

Mengapa dia tidak menerima penghargaan sebelumnya? Dan mengapa raja 

memutuskan untuk memberikannya saat itu? Sungguh benar: “Hati raja seperti 

batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini” (Ams. 21:1). 

 Jadi, ketika si jahat Haman keesokan paginya datang berusaha menghabisi 

orang Yahudi, dia mendapati raja begitu berbeda dari hari sebelumnya. “Apakah 

yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya?” 

tanya raja. Dan ternyata Mordekailah, bukan Haman, yang diarak keliling kota 

dengan kuda raja sambil mengenakan jubah raja! 

 Banyak di antara kalian mungkin tahu lirik lagu yang indah ini, tentang 

providensi Allah: 

 

Allah bekerja dengan cara rahasia 

untuk mewujudkan mukjizat-Nya 

 

Kisah Yusuf sangat terkenal. Segala sesuatu dalam hidupnya tampak buruk, 

namun  sesungguhnya semua menuju ke arah yang baik. Ayahnya menyuruh dia 

mengunjungi kakak-kakaknya yang membenci dia. namun  Yusuf tidak berhasil 

menemukan mereka. Dia sudah hampir pulang. Namun seorang tak dikenal 

menanyai dia. Kenapa orang itu harus bertanya? Dan ternyata orang itu juga 

sempat mendengar saudara-saudara Yusuf berkata, “Mari kita pergi ke Dotan.” 

Mengapa tanpa sengaja dia mendengar? Dan mengapa dia ingat? Dan mengapa 

dia sampai berpapasan dengan saudara-saudara Yusuf? Cerita selebihnya kalian 

tahu, bukan? Dimasukkan ke sumur, dijual kepada orang Ismael, menjadi budak 

  

Potifar, difitnah istri Potifar, dijebloskan ke penjara, terlupakan ... hingga pada 

waktu yang tepat Allah mengeluarkannya. Yusuf menerangkan mimpi Firaun, 

dan Firaun mengangkat dia menjadi orang tertinggi di Mesir. Belakangan, dia 

menyelamatkan hidup ayahnya dan saudara-saudaranya. Yusuf pun bisa berkata 

kepada kakak-kakaknya yang jahat, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang 

jahat terhadap aku, namun  Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kej. 

50:20). Itulah providensi, jalan pemeliharaan Allah. 

 Dan banyak hal besar tergantung pada hal kecil! Tahukah kamu sajak karya 

William Gadsby? 

 

Tak sebutir pun debu ‘kan melayang, 

Seekor burung pipit terjatuh, awan di langit menghilang, 

Sehelai daun gugur, seekor kutu terinjak, 

Tanpa tunduk pada penentuan-Nya yang bijak. 

 

Dahulu, ada seorang hamba Tuhan dianiaya karena imannya dan dikejar-kejar 

oleh para pembunuh. Ia bersembunyi di loteng. Tidak ada makanan di situ, dan 

ia tidak berani keluar. Namun, setiap hari seekor ayam betina datang ke tempat 

persembunyiannya dan bertelur di sana untuk dia! 

 Di bab sebelumnya kita sempat menyinggung John Newton. Dia orang 

yang selalu tepat waktu. Namun suatu hari, saat bertugas sebagai kepala 

pelabuhan di Liverpool, dia terlambat. Kapal yang harus diperiksanya sudah 

berangkat. namun , beberapa menit kemudian, terdengar ledakan, dan kapal itu 

tenggelam! 

  

 Agustinus (Santo Agustinus yang terkenal) selalu pulang lewat jalan yang 

sama. Namun suatu hari, tanpa alasan dia ingin lewat jalan lain. Ternyata ada 

pembunuh yang mengincarnya di jalan yang biasanya dia lewati! 

 Seorang pendeta Puritan, Bapak Dod, suatu malam tidak dapat tidur. Ia 

merasa harus pergi mengunjungi seorang jemaatnya. Istrinya menyuruhnya 

tidur saja, atau setidaknya baru pergi kalau sudah pagi. “Tidak,” kata Pak Dod, 

“Aku harus pergi sekarang.” Dan ia tiba di rumah jemaatnya itu tepat ketika ia 

hampir bunuh diri! 

 Pada masa Reformasi, Bernard Gilpin dijatuhi hukuman mati karena 

imannya, dan ia segera akan dieksekusi. Ia seorang pendeta yang selalu 

mengatakan, “Segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi 

mereka yang mengasihi Allah.” Musuh-musuhnya menertawakan dia ketika ia 

mengalami patah kaki dalam perjalanan sebelum dihukum mati. Kata mereka, 

“Mana mungkin kejadian itu mendatangkan kebaikan?” namun  begitulah 

nyatanya. Sebelum kakinya sembuh benar untuk dia bisa berjalan ke tempat 

eksekusi (hukuman mati), Ratu Mary meninggal, Ratu Elizabeth naik takhta, dan 

Gilpin dibebaskan dari hukuman. 

 Barangkali kamu tahu, bahwa di atas gedung Royal Exchange di London 

ada patung besar bentuk belalang sebagai lambangnya. saat  masih bayi, Sir 

Thomas Gresham, pendiri gedung itu, dibuang ke ladang. Seorang anak lelaki 

kecil yang lewat di sana mendengar bunyi derik belalang, dan saat mencari 

belalang, ia menemukan bayi itu, yang kemudian disusui dan dibesarkan oleh 

ibu dari anak tersebut. 

 Pada zaman pembantaian orang Kristen di Paris (Pembantaian Santo 

Bartolomeus), seorang pendeta bernama Du Moulin meringkuk bersembunyi di 

dalam oven. Tak lama kemudian, seekor laba-laba membuat sarang di depan 

  

pintu oven itu, sehingga para pembantai mengira tidak mungkin ada orang di 

dalamnya. “Percuma mencari di situ,” kata mereka. 

 Banyak ratusan cerita serupa mengisahkan misteri providensi Allah, yang 

mengatur dan mengendalikan segalanya. 

 

Saran bacaan Alkitab 

Kisah Yusuf (Kejadian 37–50). 

Kitab Ester, khususnya tujuh pasal pertama. 

  


Bertahun-tahun lalu seorang lelaki tua menuturkan kisahnya. Ketika ia masih 

muda, Allah memberkatinya, dan selama beberapa waktu ia sangat bahagia. 

Kemudian, seiring berjalannya waktu, ia merasa suram. Ia tak lagi dapat 

merasakan berkat Allah. Pria itu berpikir Allah sudah meninggalkannya dan ia 

telah dibuang selamanya. Tak punya seorang pun teman bicara, dan tidak kenal 

seorang pendeta yang baik, ia begitu merana, menyangka dirinya sudah 

tersesat. 

 Suatu hari ia duduk di gereja (Church of England). Dengan muram ia 

mengambil artikel  doa dan dengan pikiran kosong ia membolak-balik 

halamannya. Tiba-tiba, tanpa sadar ia membaca “Tiga Puluh Sembilan Butir 

Iman”1 dan di situ, untuk pertama kalinya, ia mendapati bahwa Allah tidak 

pernah membuang orang yang diberkati-Nya. Allah sudah memilih mereka, 

menentukan mereka untuk selamat, Yesus telah mati bagi mereka – maka 

mereka tidak akan pernah sesat. Pemuda itu pun pulang dari gereja sebagai 

orang paling bahagia di Inggris. 

 Memang, Alkitab mengajarkan kebenaran itu dengan sangat jelas – bahwa 

umat Allah tidak akan mungkin binasa. Ada kalanya mereka terpuruk. Ada 

kalanya mereka bersedih. Kadang kala mereka tergoda dan jatuh berdosa. 

Terkadang mereka merasa Allah sudah meninggalkan mereka. Dari waktu ke 

waktu Iblis terus melawan mereka. Namun, sesungguhnya mereka aman 

selama-lamanya. 

 

1 The Thirty-nine Articles yaitu  dokumen pernyataan iman, doktrin, dan praktik yang dipegang oleh Church of 

England. 

  

 Saya ingat betul ketika salah satu anak lelaki saya yang masih kecil naik 

kereta pertama kali. Tak lama setelah meninggalkan stasiun, kereta melewati 

persimpangan rel. Banyak getaran dan guncangan terjadi. Anak saya, dalam 

ketakutan, menangis, “Kita sudah keluar jalur!” namun , kakaknya, yang sudah 

pernah naik kereta segera menenangkan dia, “Keretanya tidak keluar jalur.” 

Begitu banyak orang Kristen baru, ketika menghadapi kesulitan dan persoalan, 

berpikir bahwa Allah sudah meninggalkan mereka, namun  orang Kristen yang 

sudah lebih lama menyadari kebenaran yang indah: “Sekali dalam Tuhan, dalam 

Tuhan selamanya.” 

 Tentu hal ini tidaklah mengejutkan. Akankah seorang gembala senang bila 

salah satu dombanya hilang? Akankah seorang raja senang kalau sebutir 

permata hilang dari mahkotanya? Bagaimana mungkin Allah mau kehilangan 

orang yang sudah dikasihi-Nya dan dipilih-Nya? Bagaimana mungkin Yesus mau 

kehilangan orang yang telah Dia beli dengan pengorbanan yang begitu mahal? 

Bagaimana mungkin Roh Kudus mau kehilangan orang yang di hatinya Dia 

berdiam? 

 

 Ingatlah singkatan J-D-K: 

1. Janji. Tuhan sudah berjanji bahwa umat-Nya tidak akan pernah dibuang atau 

dibiarkan tenggelam dalam neraka pada akhir nanti. “Aku memberikan hidup 

yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-

lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh. 

10:28). 

2. Doa. Tuhan Yesus, sebelum wafat, berdoa bagi semua umat-Nya: agar mereka 

dijaga dan pada akhirnya masuk ke surga, “Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana 

pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang 

  

telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang 

telah Engkau berikan kepada-Ku” (Yoh. 17:24). Doa itu pasti dikabulkan. 

3. Kuasa. Kita “dipelihara dalam kekuatan Allah [atau kuasa Allah]” (1Ptr. 1:5). 

Kata yang diterjemahkan “dipelihara” juga berarti “dijaga, dikawal”, yaitu 

dikelilingi oleh barisan tentara. Barisan pengawalan itu yaitu  kuasa yang sama 

yang menjadikan dunia. 

 Kebenaran bahwa orang percaya tidak akan pernah terhilang merupakan 

hal yang indah bagi orang-orang muda milik Kristus. Mereka tahu betapa diri 

mereka lemah sedangkan si Iblis kuat. Mereka menyadari umur mereka masih 

panjang. Mereka merasakan betapa beratnya pertarungan. Namun, mereka 

tahu bahwa dalam Kristus ada jaminan kepastian selamat. Sungguh ajaib bahwa 

Yesus belum pernah kehilangan seorang pun, dan tidak akan pernah! Orang-

orang mudah hidup di dunia yang terus berubah; segala sesuatunya tampak 

tidak pasti, dan sering kali mereka juga merasa tidak yakin dengan diri sendiri: 

namun  ada satu hal yang pasti – setiap orang milik Allah pasti masuk ke surga. 

 Ada dua pertanyaan yang terkadang membingungkan orang muda: 

“Bagaimana dengan mereka yang kelihatannya orang Kristen yang baik, namun  

kemudian meninggalkan iman?” 

 Alkitab sangat jelas mengenai hal ini. Ada orang-orang yang kelihatannya 

seperti umat Allah dan kemudian binasa, misalnya Saul, Ahitofel, Yudas Iskariot, 

Simon si penyihir, dan lain-lain. Namun, mereka semua sejak awal bukan benar-

benar umat Allah. 

 Ada peringatan serius supaya kita jangan hanya terlihat seolah orang 

Kristen sungguh, namun  pada akhirnya terbukti bukan! 

 “Tidakkah keyakinan bahwa ‘sekali anak Allah tetap anak Allah’ akan 

membuat orang hidup seenaknya dan berbuat dosa sesukanya?” 

  

 1. TIDAK! Anugerah yang menyelamatkan mereka pasti menguduskan 

mereka. Alkitab berbicara tentang singa yang diubah menjadi anak domba. Salah 

satu perubahannya ialah soal selera. Kalau kamu menempatkan anak domba di 

antara kumpulan ayam, domba itu tidak akan memakan mereka (sebagaimana 

layaknya singa)! 

 Kami ingat pernah membaca tentang seorang remaja Kristen perempuan. 

Teman-teman lamanya mengatakan bahwa dia tidak lagi bebas melakukan yang 

dia mau. Dia menjawab, “Aku tetap bebas. Aku melakukan yang aku mau.” 

 “Kalau begitu, kenapa kamu tidak pergi berdansa, nonton bioskop?” dan 

banyak kegiatan lain. 

 Jawabannya sederhana, “Aku sudah tidak mau.” 

 2. namun , kalau sampai anak Allah berbuat salah, Allah akan 

menghajarnya. Dia membuat orang itu menyesal dan bertobat – bisa melalui 

Firman-Nya, bisa juga melalui masalah. 

 Kamu semua pernah mendengar cerita tentang Daud berbuat dosa – 

namun  dia tidak terus melakukannya. Allah membuatnya amat sangat menyesal, 

serta mengampuni dia. Seorang bapa yang baik tidak mengusir anaknya dari 

rumah ketika anak berbuat salah. 

 3. Alkitab memberi peringatan tentang orang-orang yang tidak ‘bertekun 

sampai akhir.” Bukti bahwa kita umat Allah yaitu  jika kita bertekun atau 

bertahan. 

 John Newton, yang pernah menjadi nahkoda kapal, suatu kali bercerita 

tentang mimpinya yang mengesankan. Dalam mimpi itu dia berada di pelabuhan 

Naples. Lalu datanglah ke kapal seorang yang sangat terhormat, kemudian 

memberinya permata yang indah dan mahal. John Newton berterima kasih, 

menerimanya, dan berpikir dirinya orang paling bahagia. 

  

 Namun tak lama kemudian datanglah orang lain dan mulai mengejek dia, 

katanya permata itu tidak bagus. Orang itu mendesaknya agar benda itu dibuang 

saja. Lama-kelamaan Newton mulai terpengaruh. Ia pun melemparkan permata 

itu ke laut. Segera saja ia merasakan kengerian. Langit menjadi gelap, dan 

gunung berapi mulai meletus. “Aduh! Apa yang sudah kuperbuat?” serunya. 

 Beberapa waktu kemudian orang besar yang pertama tadi datang lagi dan 

menanyakan permata yang diberikannya. Dengan malu John Newton mengaku 

dia sudah membuangnya. Apa yang akan terjadi? Dalam mimpi itu, ia melihat 

orang besar tadi melangkah ke pinggiran kapal, terjun ke air, dan tak lama 

kemudian muncul memegang permata itu. 

 Setelah ia naik ke geladak kapal, Newton berkata, “Aku meminta permata 

itu kembali, namun  dia menolak. Katanya, ‘Tidak. Permata ini tetap milikmu, dan 

akan selalu milikmu, namun  aku yang akan menjaganya untukmu!’” 

 

Saran bacaan Alkitab 

Yohanes 10; Yohanes 17 

Roma 8:28-39 

Filipi 1:1-6 

1 Petrus 1:1-5 

  


 

Banyak anak sangat tertarik pada apa-apa saja yang akan terjadi di akhir zaman. 

Banyak orang siap memberikan jawaban ini dan itu. Mengenai hal-hal yang 

memang penting, Alkitab memberitahukan sangat jelas. 

 Dunia ini tidak akan terus berlangsung selamanya. Suatu hari nanti dunia 

akan dihanguskan dengan api. Allah telah berjanji bahwa Ia tidak akan pernah 

menenggelamkan bumi lagi – setiap kali kita lihat pelangi di langit, itu 

mengingatkan kita akan janji tersebut – namun  kelak Dia akan menghancurkan 

bumi dengan api. 

 Banyak orang – bahkan orang yang baik – sudah salah kaprah dengan 

berusaha meramalkan tanggal yang pasti. Sejak dulu, sudah banyak tanggal 

akhir zaman diberitakan; namun  semuanya lewat tanpa terjadi. Tahun 1870 

yaitu  salah satunya, banyak orang mengatakan saat itulah akhir zaman. Kalian 

yang suka pelajaran sejarah tentu tahu bahwa memang di tahun 1870 banyak 

terjadi peristiwa penting. Namun, sekarang sudah lewat 200 tahun lebih, dan 

dunia ini masih berlangsung. 

 Ramalan dan perhitungan tidak ada gunanya, terutama karena hal-hal 

yang penting sudah jelas. Tuhan Yesus sendiri yang banyak berbicara tentang 

akhir zaman – dan apa yang tidak Dia beritahukan lebih baik tidak perlu kita cari 

tahu. 

 Sebelum kesudahan dunia, kedatangan Kristus kali kedua akan terjadi 

lebih dulu. Ia dulu pernah datang ke Betlehem sebagai bayi (kedatangan 

pertama), dan Ia akan datang lagi pada akhir zaman (kedatangan kedua). Meski 

banyak hal masih misteri, Tuhan menyatakan 4 hal dengan jelas: 

  

 

1. Dia sendiri akan datang secara pribadi. Sama seperti Ia naik ke surga secara 

jasmani, demikianlah Ia juga akan datang kembali ke bumi dengan tubuh 

jasmani (Kis. 1:11). 

2. Dia akan datang dalam kemuliaan besar – bukan seperti kedatangan-Nya 

yang pertama, sebagai bayi tak berdaya, namun  dengan semarak diiringi para 

malaikat kudus (Mat. 24:30-31, Mrk. 13:26). 

3. Kedatangan-Nya akan terlihat dengan mata jasmani – setiap orang akan 

melihat-Nya datang. Peristiwa itu tidak tersembunyi atau rahasia (Luk. 17:24. 

Why. 1:7). 

4. Kedatangan-Nya yang kedua pasti terjadi. Apapun kata orang, Yesus pasti 

datang kembali (Mrk. 13:31; Luk. 21:33). 

 

 Banyak anak pernah mendengar istilah “milenium”. Apa itu milenium? 

Kata itu sendiri berarti “seribu tahun”, dan orang-orang Kristen sudah terbagi-

bagi dalam  kepercayaan mereka mengenai “seribu tahun” (yang disebut dalam 

Wahyu 20). 

 Sebagian orang mengartikan bahwa Yesus akan datang kembali, lalu 

memerintah di bumi selama 1000 tahun. Sesudah itu barulah dunia berakhir. 

 Sebagian lain percaya  bahwa akan ada 1000 tahun (atau suatu masa yang 

sangat lama) kelimpahan berkat di bumi; kemudian Yesus datang. Sesudah itu 

dunia berakhir. 

 Sebagian lain lagi meyakini tidak akan ada 1000 tahun masa berkat, namun  

Yesus akan datang, dan saat Dia datang itulah dunia berakhir. 

 Masing-masing pandangan tersebut diyakini di kalangan orang Kristen 

yang baik, namun  kita tidak menganut penafsiran bahwa Yesus akan menyatakan 

  

kemuliaan-Nya untuk kedua kalinya untuk memerintah secara pribadi di bumi. 

Kita percaya bahwa kedatangan Yesus nanti akan mengantar kita langsung pada 

akhir zaman, dan hari penghakiman. 

 Pada kesudahan segala sesuatu, bukan hanya dunia ini dihancurkan, namun  

semua manusia yang pernah hidup akan dihakimi. Yesus sendiri menjadi 

hakimnya.  Akan ada orang yang masih hidup waktu Yesus datang; sedangkan 

yang sudah mati, baik orang benar maupun orang fasik, akan dibangkitkan – 

tubuh dan jiwa mereka bersatu kembali. 

 Tuhan Yesus sebagai Hakim akan menempatkan semua umat-Nya di 

sebelah kanan-Nya. Dia akan berkata kepada mereka, “Masuklah, hai kamu yang 

diberkati,” lalu mereka akan masuk ke Surga untuk selamanya. Surga yaitu  

tempat yang indah – tidak ada dosa, tidak ada kesedihan, tidak ada penderitaan. 

Kemuliaan surga ialah Tuhan Yesus sendiri. Semua merasakan kebahagiaan 

sempurna. 

 Orang selebihnya, di sebelah kiri Yesus, akan dilempar ke neraka selama-

lamanya. Yesus akan berkata, “Enyahlah, kalian yang terkutuk.” Mereka akan 

menderita dan merasakan kesakitan; itu hukuman atas dosa mereka terhadap 

Allah. 

 Perlu diperjelas. Umat Allah masuk ke Surga bukan karena mereka lebih 

baik, namun  karena anugerah Allah maka mereka diselamatkan. 

 Anak-anak biasanya bertanya, “Apa yang terjadi waktu kita mati?” Jiwa kita 

langsung kembali kepada Tuhan, dan masuk ke Surga atau ke neraka; tubuh kita 

terbaring dalam kubur sampai tiba waktunya dibangkitkan pada akhir zaman. 

 Mungkin kamu bertanya: bagaimana dengan tubuh orang yang dikremasi, 

atau sudah dimakan binatang buas atau kanibal? Jawaban yang kita punya hanya 

ini: Apa yang mustahil bagi kita, mudah saja bagi Allah. Anak kecil bisa menyusun 

  

mainan puzzle dengan gampang; begitu juga gampang saja bagi Allah menyusun 

kembali setiap sel tubuh kita, apapun yang sudah terjadi pada tubuh itu. 

 Alkisah, ada seorang nenek punya umbi yang buruk rupa. Dia 

menanamnya di tanah, dan pada musim semi umbi itu tumbuh menjadi bunga 

yang cantik. Dia teringat bahwa demikianlah kata Tuhan tentang kebangkitan 

umat-Nya (1Kor. 15:35-38, 42-44). 

 Setiap kali Yesus berbicara (dan Ia sering berbicara demikian) tentang akhir 

zaman – kematian, kedatangan-Nya yang kedua kali, ataupun kesudahan dunia 

– tujuan-Nya bukan untuk menarik minat pendengar, atau menyenangkan 

mereka, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol. Dia selalu 

menambahkan: “Karena itu bersiaplah,” atau, “Berjaga-jagalah, karena kamu 

tidak tahu saatnya Tuhan datang.” 

 Seorang wanita Kristen punya suami fasik yang tidak pernah ke gereja 

ataupun membaca Alkitab. Suatu hari si suami tiba-tiba sangat tertarik 

mengenai akhir zaman. Dia mulai sering membaca Alkitab seharian, dan istrinya 

senang melihatnya. Namun, sayang sekali, hidup lelaki itu tidak berubah: Dia 

tidak pernah berdoa, tidak pernah ke gereja, dan terus melanjutkan cara 

hidupnya yang jahat. Baca Alkitab baginya hanya hiburan, seperti berkebun atau 

membuat kerajinan kayu. Kita tidak mau jadi seperti itu. 

 Perumpamaan-perumpamaan Yesus (misalnya 10 anak dara, orang yang 

tidak mengenakan pakaian pesta) semuanya jelas mengajarkan bahwa kita 

harus bersiap. 

 Apa artinya bersiap untuk kedatangan Yesus – entah waktu kita mati, 

ataupun masih hidup saat Ia kembali? Yesus berkata, “Kamu harus dilahirkan 

kembali.” Kalau kamu dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, kamu akan bertobat, 

menyesal karena dosa-dosamu dan meninggalkannya; serta percaya kepada 

  

Tuhan Yesus, memohon pengampunan-Nya, dan meminta-Nya membawamu ke 

surga. Kita perlu Tuhan Yesus untuk membuat kita siap, membasuh kita dengan 

darah-Nya yang mahal, dan mengenakan kita dengan pakaian pesta, yaitu 

kebenaran-Nya. 

 Bagi umat Allah, kedatangan Yesus yang kedua yaitu  saat terindah dan 

terpenting; itulah waktunya seluruh rencana Allah diselesaikan, dan Ia akan 

dipermuliakan selama-lamanya. 

 Dulu, ada seorang anak lelaki yang hampir sepanjang akhir pekan banyak 

sekali membicarakan kedatangan Yesus kali kedua dengan seorang pendeta tua 

yang menginap di rumahnya. Banyak hal disampaikan, dan banyak pertanyaan 

diajukan. Senin paginya, anak itu mengantar sang pria tua ke stasiun. Saat 

keretanya mulai masuk, ia menatap kawan mudanya itu dan berkata, “Kita sudah 

berbicara banyak tentang kedatangan kedua, namun  hal yang penting yaitu  

tertarik menetahui kedatangan-Nya yang pertama.” 

 

Persiapkanlah aku, ya Allah rahmat 

untuk berdiri di hadapan-Mu 

 

Dengan berpakaikan ketaatan Kristus 

dan basuhku dalam darah-Nya 

supaya aku mengangkat mukaku dengan sukacita 

di antara anak-anak Allah. 

 

  

  

Saran bacaan Alkitab 

Matius 24:36-42 

Matius 25:1-13 

1 Tesalonika 4:13-18 

Wahyu 7:9-17 

Wahyu 20:11-15