uh-Nya yang tak bernyawa terbaring dalam kubur; ada batu besar; para
prajurit penjaga; lalu malaikat dari surga menggulingkan batu itu dan Yesus
dengan penuh kemenangan hidup kembali lalu pergi dari kubur. Pasti kamu juga
ingat bagaimana Ia menampakkan diri-Nya:
1. Kepada Maria Magdalena
2. Kepada para perempuan yang kembali dari ziarah ke kubur-Nya
3. Kepada Petrus
4. Kepada dua orang dalam perjalanan ke Emaus
5. Kepada para murid di ruang atas
6. Kepada Tomas (dan murid-murid lain)
7. Kepada para murid di tepi Danau Galilea
8. Di atas bukit kepada 500 orang
9. Kepada Yakobus
10. Kepada para murid sebelum Dia naik ke surga.
Jika seseorang menceritakan sepotong berita aneh yang nyaris tak bisa
dipercaya, kita selalu berpikir, “Apa dia benar-benar bisa dipercaya?” Nah,
apakah catatan-catatan tentang kebangkitan Yesus benar-benar bisa dipercaya?
Kita menjawab dengan tegas, “YA.” Mengapa?
1. Para penulisnya yaitu orang-orang terhormat, orang-orang yang selalu
menyampaikan kebenaran, bisa dipercaya, dan selalu dipandang sebagai “orang-
orang suci”. Mereka rela mati demi mempertahankan apa yang mereka percayai
karena mereka benar-benar yakin akan hal itu.
2. Kalian pasti merasa takjub melihat perbedaan yang terjadi pada orang-
orang itu. Kita membaca bahwa ketika Yesus disalibkan, mereka semua
meninggalkan Dia dan melarikan diri. Petrus sangat ketakutan hingga dia bahkan
mengutuk dan bersumpah bahwa Dia tidak kenal Yesus. Kita melihat mereka
mengunci diri di ruang atas, ketakutan. Namun, tidak lama kemudian, mereka
bernyali besar, pemberani; mereka tidak takut berhadapan dengan musuh-
musuh. Pemberitaan mereka dipercaya oleh ribuan orang. Apa yang
menyebabkan mereka berubah dalam waktu sesingkat itu? Apakah terjadi
sesuatu? Ya, Tuhan dan Guru mereka, yang mereka lihat sendiri sudah disalib,
telah hidup kembali, dan mereka sudah melihat Dia serta berbicara dengan-Nya.
3. Kalau Yesus tidak bangkit, mengapa musuh-musuh-Nya tidak
menunjukkan mayat-Nya? Ketika Petrus pada hari Pentakosta (6 minggu setelah
kematian Yesus) mengatakan bahwa Yesus hidup, kuburan-Nya tidak jauh dari
situ. Namun, tidak seorang pun dapat pergi ke kubur itu dan mengatakan, “Ini
mayat-Nya.” Tidak, “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang
telah dikatakan-Nya.”
Ada sebuah artikel menarik karya Frank Morrison. Judulnya Who Moved the
Stone? (“Siapa yang Menggeser Batu Itu?”) Frank Morrison beranggapan
sungguh konyol orang-orang percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian. Maka
dia menulis artikel untuk membuktikan betapa bodohnya cerita itu. Pertama dia
mengumpulkan bukti-bukti. namun , semakin dia berusaha, semakin dia justru
yakin bahwa Yesus memang bangkit dari kematian. Pada akhirnya, artikel yang
ditulisnya yaitu kebalikan dari rencana awalnya! Bab pertamanya berisi
tentang ‘artikel yang tidak mau ditulis’!
Beberapa anak tampaknya khawatir karena perbedaan catatan dalam
Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Kenapa cerita mereka berbeda-beda?
Tentu, ada begitu banyak kehebohan pagi itu, saat kebangkitan terjadi. Orang ini
berkata begitu, orang itu berkata begitu. namun semuanya tidak saling
bertentangan. Tiga anak, setelah pulang minum teh, ditanya makan apa tadi.
Yang satu bilang “jeli”; yang kedua “sosis gulung”; yang ketiga “kue ulang tahun.”
Semuanya sama-sama benar!
Mengapa kebangkitan sangat penting? Nabi Elia pernah membangkitkan
anak kecil yang mati, Elisa juga pernah.Lalu apa bedanya dengan kebangkitan
Yesus? Nabi Elia dan Elisa membangkitkan dengan kuasa Allah, sedangkan Yesus
bangkit dengan kuasa-Nya sendiri. Orang-orang yang dibangkitkan oleh para
nabi itu suatu saat mati lagi, namun Yesus bangkit dan tidak pernah mati lagi.
Selain itu, Tuhan Yesus sudah mengatakan bahwa Dia akan mati, juga
mengatakan bahwa Dia akan hidup kembali.
Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Diri-Nya benar-benar apa yang Dia
katakan: Anak Allah. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Allah telah
menerima kurban yang Yesus persembahkan. Kebangkitan-Nya menunjukkan
bahwa suatu hari kelak, tubuh-tubuh semua umat-Nya (juga orang-orang jahat)
akan bangkit kembali. Alkitab menyebut kebangkitan Yesus sebagai “buah
sulung”. Di Israel kuno, waktu musim panen, satu ikat jagung diambil dari ladang
dan dipersembahkan kepada Tuhan. Itulah buah sulung, buah pertama. Itu
menjadi janji iman bahwa sebagaimana buah pertama dipanen dengan aman,
begitu jugalah seluruh tuaiannya nanti. “namun yang benar ialah, bahwa Kristus
telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai [buah] yang sulung dari
orang-orang yang telah meninggal” (1Kor. 15:20).
Kita membaca bahwa Yesus “dibangkitkan untuk pembenaran kita.”
(Pembenaran atau membenarkan yaitu sebuah istilah hukum, artinya Allah
menyatakan bahwa umat-Nya yaitu orang benar (tidak bersalah), oleh karena
apa yang sudah Yesus perbuat). Mungkin kamu berkata, “Tapi bukankah
keselamatan kita terjadi pada waktu kematian Yesus?” Ya, betul sekali. Namun,
misalkan kamu divonis hukuman penjara karena tidak bisa bayar hutang, lalu
seseorang menyerahkan diri untuk dipenjara demi kamu, kapan kamu akan
bergembira? Saat kamu melihat dia masuk penjara, atau waktu dia tergeletak di
sana, atau waktu dia sudah bebas? Tidakkah kamu berbahagia ketika kamu
melihat pintu penjara dibuka dan temanmu itu bebas? Memang, yang
membayarkan hutangmu yaitu masa-masa dia di dalam tahanan; namun ketika
dia keluar dari penjara itu, kamu tahu bahwa hutangmu sudah lunas dan
sekarang kamu bebas.
40 hari setelah bangkit dari kematian, Tuhan Yesus naik ke surga. Di sana
Dia hidup dan memerintah. Dia pernah mati, masuk ke dalam kubur, namun telah
keluar dari situ. Ada dongeng lama tentang singa yang memancing korban-
korbannya ke dalam gua dengan berbagai janji manis, sampai akhirnya
seseorang berkata, “Tidak. Semua jejak kaki masuk ke dalam. Tidak ada jejak
keluar.” Perkataan yang sama juga berlaku tentang kuburan, “namun semua jejak
masuk ke dalam.” Namun, dengan Tuhan Yesus, kita melihat jejak keluar dari
kubur.
Yang istimewa yaitu mengenal Tuhan Yesus. Pengkhotbah-pengkhotbah
dulu sering berbicara tentang “Yesus yang pernah disalib namun sekarang sudah
bangkit dan dimuliakan.” Dialah satu-satunya jalan ke surga. Paulus juga berdoa,
“Supaya aku mengenal Dia.” Bukan sekedar tahu tentang Dia, namun mengenal-
Nya, secara pribadi. (Mengenal seseorang sangat berbeda jauh dengan hanya
tahu tentang dia! Semua orang tahu bapak presiden, namun sedikit yang benar-
benar mengenalnya.)
Ada lirik lagu yang telah lama dinyanyikan anak-anak sebagai doa yang
indah:
Tuhan Yesus, nyatakanlah diri-Mu bagiku
senyata-nyatanya dan seterang-terangnya
Lebih nyata dengan mata iman
daripada benda apapun yang terlihat mata
Lebih dekat, lebih karib
daripada sobat termanis di dunia sekalipun.
-- Himne “Lord, Thou hast made Thyself to me”
Saran bacaan Alkitab
Berbagai catatan kebangkitan Yesus: Matius 28; Markus 16; Lukas 24;
Yohanes 20-21
Baca juga 1 Korintus 15.
Beberapa tahun lalu saat sedang duduk di mimbar saya melihat sesuatu yang
sangat aneh. Jam gereja berputar terbalik! Kebaktian dimulai pukul 7, namun
setelah kami selesai menyanyikan lagu pertama, jamnya menunjukkan 7 kurang
5 menit! Dan seusai pembacaan Alkitab, jamnya pukul 7 kurang 15 menit!
Awalnya saya pikir saya salah lihat, bahkan saya turun dari mimbar untuk
bertanya!
Selama ini jam itu hanya berputar ke satu arah, hari demi hari, minggu
demi minggu, tahun demi tahun. Namun sekarang, tiba-tiba, tanpa diduga, ia
berputar mundur. Saya mulai berpikir. Itulah yang kita lihat terjadi dalam
kehidupan banyak orang, dewasa dan anak-anak, laki-laki dan perempuan –
perubahan seluruh pribadi. Kita punya contohnya di dalam Alkitab, orang-orang
yang tadinya sangat jahat – misalnya Manasye dan Maria Magdalena.
Perubahan seperti itu juga disebut pertobatan: “Jika kamu tidak bertobat
dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga” (Mat.18:3). Itu pekerjaan Allah, bukan manusia; bukan sekedar
berperilaku lebih baik, bukan sekedar membuat perubahan, bukan sekedar
meninggalkan kebiasaan berdosa. Jam gereja tadi akhirnya kembali berputar
dengan arah semula, namun pertobatan sejati akan terus berlanjut. Pada hari
Pentakosta, 3000 orang bertobat, dan mereka semua terus “bertekun.”
Suatu kali ada seorang pendeta saleh sedang berjalan, dan perhatiannya
tertuju pada seorang mabuk yang berbaring di selokan.
“Dia itu salah satu orang yang kamu pertobatkan!” teriak seseorang.
“Ya,” jawab pendeta itu, “Kelihatannya memang itu hasil pekerjaanku.
Kalau itu hasil pekerjaan Allah, tidak mungkin dia sekarang berbaring di situ.”
Alkitab juga berbicara tentang lahir baru, pemberian suatu hidup yang
baru, hidup dari Allah di dalam hati manusia. Inilah yang menyebabkan
pertobatan, pembalikan hidup. Jadi, kelahiran baru (atau kelahiran kembali)
harus terjadi sebelum semua yang lain. Seorang bayi lahir; baru sesudah itu dia
mulai menangis, lapar, haus, bergerak, dan lain-lain. Ketika kita dilahirkan
kembali, kita mulai lapar dan haus akan Kristus, dan bergerak ke arah lain.
Karena ini sepenuhnya pekerjaan Allah, maka tidaklah penting seberapa
jahat pun orang itu sebelumnya. Tak terhitung banyaknya cerita orang-orang
paling jahat yang hati dan hidupnya diubahkan oleh anugerah Allah. Pernah
suatu kali, seseorang berangkat ke acara khotbah George Whitefield dengan
membawa sejumlah batu untuk melemparnya selagi dia berkhotbah. Namun,
saat khotbah dimulai, batu-batu itu satu per satu berjatuhan ke lantai. Bukannya
orang itu yang memecahkan kepala Whitefield, justru Allah yang meremukkan
hatinya.) Di lain waktu, ada orang lain naik ke atas meja di depan umum untuk
meledek Whitefield dengan meniru-nirukan khotbahnya; namun saat ia
berbicara, kata-katanya sendiri yang menyentuh hatinya, sampai dia lari dari
tempat itu dengan hati yang sangat berduka. Ia menjadi seorang yang saleh dan
melayani Allah sebagai hamba Tuhan.
Tuhan Yesus dengan jelas memberitakan tentang kelahiran baru, dan
pokok yang ditekankan-Nya yaitu bahwa hal itu sangat penting. Tidak ada
penggantinya. Seringkali waktu kita mencari suatu barang di toko, penjualnya
berkata, “Kami tidak jual yang kamu cari, tapi ada produk lain yang sama
bagusnya.” Namun, untuk kelahiran baru, tak ada yang bisa menggantikan.
Nikodemus, seorang pemimpin orang Yahudi (bisa diumpamakan seperti
seanggota Dewan Perwakilan Rakyat), datang kepada Yesus dengan sembunyi-
sembunyi pada malam hari. Secara lahiriah dia orang baik-baik, taat beragama,
dan berbicara dengan sopan terhadap Tuhan Yesus. Namun, Yesus berkata terus
terang, “Kamu harus dilahirkan kembali.” Tidak ada keselamatan tanpa lahir
baru. Dengan kata lain, Nikodemus, segala ketaatan agama dan perbuatan
baikmu tidak akan menyelamatkanmu. Hatimu penuh kesalahan. Kamu
memerlukan perubahan menyeluruh, suatu hidup baru yang hanya bisa
diberikan oleh Allah.
Hal yang penting dalam perubahan ini yaitu kehidupan baru. Dalam
Alkitab, ini sering disamakan dengan kebangkitan. Apa yang diperbuat Yesus
bagi anak perempuan Yairus, Lazarus, dan anak janda Nain, juga kita perlukan
agar Yesus perbuat bagi kita. Kadang, di rumah orang kita melihat bunga-bunga
indah warna-warni, namun waktu didekati ternyata itu bunga palsu. Tidak ada
kehidupan. Kita tidak ingin menjadi seperti bunga palsu.
Di mana ada kehidupan baru seperti ini diberi, ada perubahan, kita perlu
bertobat dan percaya. Alkitab banyak sekali mengajarkan tentang pertobatan
dan iman.
Kita perlu bertobat dari dosa, ketidaktaatan, dan pemberontakan kita
terhadap Allah. Yesus memberitakan bahwa orang harus bertobat. Demikian
pula Yohanes Pembaptis memberitakan pertobatan, juga para rasul. Sangat jelas
bahwa tidak ada pengampunan tanpa pertobatan.
Apa itu pertobatan? Menyesali dosa-dosa kita dan meninggalkannya, lalu
berbalik kepada Allah. Pertobatan yaitu berbalik arah (seperti jam tadi).
Sungguh betapa kita perlu menyesali segala dosa kita dan mengakuinya! Namun,
andai pun kita menangisi dosa-dosa kita, apa gunanya itu jika kita masih
melakukannya lagi? Lirik lagu anak-anak ini menggambarkannya dengan tepat:
Pertobatan yaitu meninggalkan
dosa-dosa yang dulu kita suka
Dan menunjukkan bahwa kita sungguh menyesal
dengan berhenti melakukannya.
Saya ingat betul dulu ada seorang tua, penjahat terkenal di kota kami, yang
datang ke gereja setahun sekali pada hari ulang tahun. Sepanjang kebaktian dia
menangis, dan di akhir ibadah berkata, “Aku tahu di sinilah seharusnya aku
berada! Aku tahu, seharusnya aku di sini!” Sesudah itu dia tidak muncul lagi
selama setahun. Suatu ketika, setelah satu tahun, dia tidak datang; dia telah
bunuh diri. Air mata, sebanyak apapun, tanpa berhenti berdosa – itu bukan
pertobatan.
Kemudian, ada iman. Iman bukan sekedar percaya bahwa Yesus pernah
hidup, mati, lalu bangkit kembali, namun percaya kepada-Nya. Dan baik
pertobatan maupun iman yaitu pemberian Allah. Di mana ada pertobatan
sejati, di mana kelahiran baru terjadi, kita berhenti berharap pada diri sendiri
atau mengandalkan perbuatan kita, dan HANYA percaya pada Tuhan Yesus.
Kata “hanya” itu sangat berperan penting! Pada masa Reformasi gereja,
sengketa besar antara Protestan dan Katolik Roma yaitu mengenai
“pembenaran oleh iman”. Katolik Roma setuju dengan “pembenaran oleh iman”
asalkan tidak ada kata “hanya” di situ (“Pembenaran hanya oleh iman”).
“Pastikan untuk tidak membuang kata ‘hanya’ itu,” demikian amanat yang
dipesankan kepada sejumlah kecil pelayan Tuhan yang hendak maju berdebat
dengan pihak lawan.
Iman merupakan sesuatu yang pribadi, dan selalu ada unsur percaya di
dalamnya. Sama seperti dalam kisah Blondin, pemain akrobat terkenal yang jago
berjalan di atas tali. Dia bisa menyeberangi air terjun Niagara melewati tali
dengan mata ditutup. Dia bahkan bisa menyeberang sambil mendorong orang
di atas gerobak. Sulit dipercaya! Suatu kali dia bercakap-cakap dengan seorang
kawan tentang prestasinya. Ia bertanya apakah temannya itu benar-benar
percaya kalau dia bisa menyeberangkannya dengan selamat di atas tali. “Ya,”
jawab temannya. Blondin mendesak lebih jauh, apakah dia benar-benar percaya
itu aman.
“Aku sama sekali tidak meragukan keselamatanku, berdasarkan apa yang
kutahu tentang kemampuanmu.”
Namun, temannya itu tidak mau mencoba naik ke atas gerobak. Dia tidak
benar-benar mempercayakan diri kepada Blondin.
Betapa pentingnya karya Roh Kudus dalam kelahiran baru, karena Ia
memampukan kita untuk berpaling dari dosa kepada Allah, dan mempercayakan
diri kepada Tuhan Yesus.
Mengutip Whitefield sekali lagi: Pernah sekali waktu ia menginap di rumah
seseorang. Di situ dia diperlakukan dengan sangat baik dan santun. Namun,
sayangnya, ia melihat bahwa para tuan rumahnya tidak tahu tentang lahir baru.
Ia mendoakan bagaimana caranya menyikapi hal itu, lalu mengambil cincin
berlian dan menulis di cermin, “Namun masih ada satu hal yang kurang
padamu,” dan Allah membuat perkataan itu menjadi berkat.
Pernah Tuhan Yesus ditanya, “Apakah hanya sedikit yang akan selamat?”
Mereka hanya ingin memuaskan rasa penasaran: “Apa hanya sedikit yang
selamat?” Yesus menjawab pertanyaan mereka dengan tak terduga:
“Berusahalah masuk melalui pintu yang sempit itu.” Dengan kata lain:
Bagaimana dengan dirimu sendiri?
“Hanya satu saja yang perlu” (Luk. 10:42).
“Kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh. 3:7)
“Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke
dalam Kerajaan Allah” (Yoh. 3:5).
“Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 18:3).
“Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara
demikian” (Luk. 13:3, 5).
Saran Bacaan Alkitab
Yohanes 3:1-17
Efesus 2:1-9
Kita kerap membaca di koran orang-orang masuk penjara. Mungkin karena
mencuri, atau bahkan karena membunuh. Yang menyedihkan, waktu mereka
sudah keluar dari tahanan, mereka tidak menjadi lebih baik, tidak berbeda dari
sebelumnya. Sering sekali kita membaca berita bahwa orang berbuat kriminal
pada hari mereka bebas dari penjara!
Namun, ketika Allah mengampuni seseorang, tidaklah seperti itu. Ketika
Allah mengampuni, Dia menjadikan orang itu berbeda. Sejak diampuni,
kehidupannya berubah sama sekali.
Orang terjahat di Alkitab yaitu Raja Manasye dalam Perjanjian Lama.
Suatu hari, Allah mulai menangani dia; Manasye berada dalam masalah besar
dan meminta pengampunan Allah. Allah mengampuninya. Namun, sejak saat
itu, kehidupan Manasye menjadi berbeda. Dia berhenti melakukan hal-hal buruk
yang pernah dilakukannya, dan mulai berbuat sebaliknya.
Alkitab menyebut itu pengudusan. Manasye tak hanya diampuni, namun
Allah juga menguduskan dia. Setiap orang yang diselamatkan Allah dari neraka
pasti Dia kuduskan. Kalau seorang hakim mengampuni terdakwa, ia tidak dapat
menguduskan orang itu; namun apa yang manusia tidak bisa, dan hukum Taurat
pun tidak bisa, Allah bisa melakukannya.
Menguduskan sesuatu berarti memisahkan sesuatu itu untuk kegunaan
yang suci. Di dalam kemah suci dan bait Allah dalam Perjanjian Lama, cawan-
cawan dan baskom-baskom “dikuduskan”; artinya benda-benda itu dipisahkan
untuk dipakai hanya dalam ibadah, tidak boleh digunakan untuk keperluan
biasa. Allah sudah memisahkan umat-Nya sebelum mereka lahir, namun ketika
mereka dilahirbarukan barulah mereka benar-benar dikuduskan – dijadikan suci
hatinya dan perilakunya.
Salah satu lirik lagu anak berkata: “Dia mati supaya kita diampuni” – itu
keselamatan; “Dia mati untuk menjadikan kita baik” – itulah pengudusan.
Anugerah yang menyelamatkan itu juga menguduskan.
Banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa,
mencampuradukkan antara pembenaran dan pengudusan. Sebagai umat Allah,
Pembenaran Pengudusan
Terjadi di luar diri kita Di dalam diri kita
Sempurna Tidak sempurna (proses bertahap)
menyatakan kita kudus Menjadikan kita kudus
Merupakan status kita Merupakan pengalaman kita
Menyelamatkan kita dari kebersalahan karena
dosa
Menyelamatkan kita dari kuasa dosa
Kita memerlukan karya Tuhan Yesus bagi kita (pembenaran) dan karya Roh
Kudus di dalam diri kita (pengudusan).
Gereja Katolik Roma tampaknya tidak punya doktrin pengudusan.
Seseorang berdosa, lalu mengikuti Misa, ikut perjamuan, dan mungkin bahkan
mengalami ‘perasaan suci”; sesudah itu bisa saja dia pulang dan melakukan lagi
dosa yang sama. namun , umat Allah yang diselamatkan pasti juga
dikuduskan. Inilah bagian yang terlihat di mata orang – bahkan di mata orang
yang tidak percaya Allah. Mereka tidak membaca Alkitab; mereka tidak mengerti
sebagian doktrin Alkitab; namun mereka mengerti ketika ada orang jahat yang
mulai berubah: misalnya ketika seorang pemabuk tidak mabuk-mabukan lagi;
ketika suami yang kasar terhadap istrinya menjadi berkelakuan baik; ketika
orang yang bermulut kotor tidak suka mengumpat lagi; ketika seorang
pembohong menjadi jujur.
Bahkan, kalaupun seseorang tidak kelihatan jahat perilakunya, tetap akan
ada perbedaan. Suatu kali, ada seorang gadis pelayan ditanya apakah dia bisa
membuktikan bahwa hidupnya sudah diubahkan, bahwa anugerah telah
membawa perbedaan. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Iya. Dulu aku biasanya
bersih-bersih dengan teliti di bagian-bagian yang kelihatan orang saja. Tapi
sekarang, tempat-tempat yang tidak dilihat siapa pun juga kubersihkan.”
Pengudusan yaitu bagian dari pekerjaan Allah untuk mempersiapkan
umat-Nya ke Surga. Kalau kamu memindahkan ikan dari laut ke padang rumput
yang paling indah sekalipun, ia tidak akan hidup. Kalau kamu menceburkan
burung ke dalam danau yang paling bagus sekalipun, dia pasti mati. Karena
mereka berada di luar alamnya. Demikian juga, orang yang tidak dikuduskan
tidak mungkin bisa menikmati Surga.
Ada kisah tentang seorang pria miskin dan bodoh yang mendapat warisan
rumah mewah, kuda dan kereta kuda, lengkap dengan taman-taman yang indah,
para pelayan, dan harta yang tak terhitung. (Warisan itu dari kerabat jauhnya).)
Namun, pria miskin itu amat menyedihkan. Perilakunya sangat tak beradab,
hingga pada akhirnya dia menjadi bahan tertawaan orang. Dia memiliki rumah
mewah dan warisan, namun tingkah laku dan sifatnya tidak berubah. Dia berada
di luar ‘alamnya’. Nah, “Surga yaitu tempat yang disiapkan bagi orang-orang
yang siap.”
Dulu, semua anak Skotlandia wajib belajar katekisasi (mereka
menghapalnya seperti tabel perkalian). Setiap anak pasti bisa menjawab
pertanyaan: “Apa itu pengudusan?” “Pengudusan yaitu karya anugerah Allah
yang cuma-cuma, di mana diri kita diperbaharui seluruhnya seturut gambar
Allah, dan dimampukan ... untuk mati terhadap dosa dan hidup dalam
kebenaran.”
namun , tidak seorang pun yang sempurna selama masih di bumi.
Tetap ada sisa-sisa dosa dalam diri kita, dan Iblis masih mencobai kita. Jadi,
hidup ini merupakan pertempuran, pergulatan yang berat. Dalam diri orang
Kristen ada dua kodrat (ibarat anjing dan kucing dalam satu kandang). namun ,
dengan anugerah Allah, orang Kristen akan menang pada akhirnya – melalui
Kristus.
Kepada setiap anak yang merasakan seperti apa beratnya pertempuran
dan pergumulan itu, beginilah nasihat Alkitab:
Berdoalah senantiasa.
Mintalah pertolongan dari Yesus. Bergantunglah hanya pada-Nya.
Jangan andalkan kekuatanmu sendiri; carilah kekuatan-Nya. Jauhi tempat-
tempat yang buruk, hindari pergaulan yang jelek.
Sadari bahwa Iblis, dunia, dan kedagingan (keinginan hawa nafsu) lebih
kuat daripadamu.
Mintalah penjagaan, tiap hari, tiap jam.
Berdoalah minta anugerah dari Allah untuk menopangmu agar tetap kuat.
Melekat pada Kristus.
Banyak di antara kalian tentu pernah mendengar John Newton, yang
tadinya seorang pedagang budak dan penghujat, namun kemudian dipanggil oleh
anugerah Allah dan menjadi hamba-Nya. John Newton pernah berkata, “Aku
yang sekarang ini bukan apa yang kumau. Aku tidak menjadi apa yang
seharusnya. Aku yang sekarang bukanlah aku yang seharusnya di kemudian hari.
namun AKU YANG SEKARANG TIDAK SAMA DENGAN AKU YANG DULU.”
Saran bacaan Alkitab
Pasal-pasal penutup di hampir semua surat dalam Perjanjian Baru.
Suatu hari, seorang juru masak menuang secangkir teh untuk dua gadis pelayan.
Yang seorang langsung meneguknya dengan senang hati. Yang lain
melemparkan cangkirnya dan segera berseru, “Aduh, maaf! Kenapa aku
bertindak bodoh begini!” Ternyata di dalam teh itu ada racun. Si pelayan yang
meminumnya terkapar di lantai dan mati.
Mengapa bisa begitu? Orang-orang mengatakan itu keberuntungan.
Namun, dalam Alkitab tidak ada yang namanya keberuntungan, kebetulan, atau
nasi baik. Sebaliknya, Alkitab mengajarkan tentang pemeliharaan Allah. Paulus
berkata, “Apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil”
(Flp. 1:12). Hal-hal yang terjadi tidak terjadi begitu saja, namun berasal dari
tindakan pemeliharaan Allah. Terjadi sesuai dengan rencana-Nya.
Providensi atau tindakan pemeliharaan artinya Allah mengatur segala
sesuatu yang terjadi, namun Dia sama sekali tidak menyebabkan dosa. Apa yang
Allah telah rencanakan dalam kekekalan (sejak dari awal mula), yaitu tujuan-
Nya, Dia laksanakan pada waktunya sekarang dan nanti, yaitu providensi-Nya.
Providensi meliputi bahkan peristiwa terkecil dalam kehidupan manusia,
dan dalam seluruh ciptaan. Khotbah singkat terbaik yang menggambarkan
providensi Allah yaitu perkataan Tuhan Yesus: “Bukankah burung pipit dijual
dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di
luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya”
(Mat. 10:29-30).
Tidak seekor pun burung pipit akan jatuh tanpa penentuan Allah (dan
makna pentingnya: padahal burung pipit hanyalah hewan yang murah – “dua
ekor seduit”).
Kalau di jalan pulang sekolah uangmu hilang 1000 rupiah, kamu akan
bercerita pada ibumu, namun kamu tidak akan cerita kalau rambutmu lepas
seurai. Bahkan, barangkali kamu pun tidak akan sadar. Namun, Allah bahkan
tahu jumlah rambut di kepalamu, dan Dia melihat saat satu urai ada yang jatuh.
Peristiwa terkecil dalam hidupku
tak lepas dari mata-Mu.
Bagi umat Allah, providensi-Nya selalu mengerjakan kebaikan. Kamu semua
tentu tahu ayat terkenal ini: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28).
Dalam kitab Ester, Alkitab secara istimewa menunjukkan providensi Allah
yang mengerjakan kebaikan. Mungkin kamu sudah mengamati bahwa nama
Allah tidak pernah disebut-sebut di sepanjang kitab itu, namun tangan-Nya nyata
di setiap halaman.
Perhatikan bagaimana peristiwa-peristiwanya terjadi. Haman berencana
menghadap raja besok pagi untuk meminta semua orang Yahudi dibunuh. Dia
khususnya ingin melenyapkan Mordekhai. namun “pada malam itu juga raja tidak
bisa tidur.” Kenapa tepat pada malam yang itu? Padahal tempat tidur raja
tentunya ranjang paling bagus dan paling nyaman. Maka raja menyuruh agar
dibacakan catatan-catatan peristiwa sepanjang pemerintahannya. Kenapa dia
memilih ingin dibacakan artikel ? Mengapa bukan yang lain? Dan kenapa harus
artikel yang itu? Lalu dia mendapati bahwa Mordekhai telah menyelamatkan
nyawanya. Mengapa dia sampai membaca di halaman yang itu? Lalu raja
mengetahui bahwa Mordekhai belum diberi penghargaan atas jasanya.
Mengapa dia tidak menerima penghargaan sebelumnya? Dan mengapa raja
memutuskan untuk memberikannya saat itu? Sungguh benar: “Hati raja seperti
batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini” (Ams. 21:1).
Jadi, ketika si jahat Haman keesokan paginya datang berusaha menghabisi
orang Yahudi, dia mendapati raja begitu berbeda dari hari sebelumnya. “Apakah
yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya?”
tanya raja. Dan ternyata Mordekailah, bukan Haman, yang diarak keliling kota
dengan kuda raja sambil mengenakan jubah raja!
Banyak di antara kalian mungkin tahu lirik lagu yang indah ini, tentang
providensi Allah:
Allah bekerja dengan cara rahasia
untuk mewujudkan mukjizat-Nya
Kisah Yusuf sangat terkenal. Segala sesuatu dalam hidupnya tampak buruk,
namun sesungguhnya semua menuju ke arah yang baik. Ayahnya menyuruh dia
mengunjungi kakak-kakaknya yang membenci dia. namun Yusuf tidak berhasil
menemukan mereka. Dia sudah hampir pulang. Namun seorang tak dikenal
menanyai dia. Kenapa orang itu harus bertanya? Dan ternyata orang itu juga
sempat mendengar saudara-saudara Yusuf berkata, “Mari kita pergi ke Dotan.”
Mengapa tanpa sengaja dia mendengar? Dan mengapa dia ingat? Dan mengapa
dia sampai berpapasan dengan saudara-saudara Yusuf? Cerita selebihnya kalian
tahu, bukan? Dimasukkan ke sumur, dijual kepada orang Ismael, menjadi budak
Potifar, difitnah istri Potifar, dijebloskan ke penjara, terlupakan ... hingga pada
waktu yang tepat Allah mengeluarkannya. Yusuf menerangkan mimpi Firaun,
dan Firaun mengangkat dia menjadi orang tertinggi di Mesir. Belakangan, dia
menyelamatkan hidup ayahnya dan saudara-saudaranya. Yusuf pun bisa berkata
kepada kakak-kakaknya yang jahat, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang
jahat terhadap aku, namun Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kej.
50:20). Itulah providensi, jalan pemeliharaan Allah.
Dan banyak hal besar tergantung pada hal kecil! Tahukah kamu sajak karya
William Gadsby?
Tak sebutir pun debu ‘kan melayang,
Seekor burung pipit terjatuh, awan di langit menghilang,
Sehelai daun gugur, seekor kutu terinjak,
Tanpa tunduk pada penentuan-Nya yang bijak.
Dahulu, ada seorang hamba Tuhan dianiaya karena imannya dan dikejar-kejar
oleh para pembunuh. Ia bersembunyi di loteng. Tidak ada makanan di situ, dan
ia tidak berani keluar. Namun, setiap hari seekor ayam betina datang ke tempat
persembunyiannya dan bertelur di sana untuk dia!
Di bab sebelumnya kita sempat menyinggung John Newton. Dia orang
yang selalu tepat waktu. Namun suatu hari, saat bertugas sebagai kepala
pelabuhan di Liverpool, dia terlambat. Kapal yang harus diperiksanya sudah
berangkat. namun , beberapa menit kemudian, terdengar ledakan, dan kapal itu
tenggelam!
Agustinus (Santo Agustinus yang terkenal) selalu pulang lewat jalan yang
sama. Namun suatu hari, tanpa alasan dia ingin lewat jalan lain. Ternyata ada
pembunuh yang mengincarnya di jalan yang biasanya dia lewati!
Seorang pendeta Puritan, Bapak Dod, suatu malam tidak dapat tidur. Ia
merasa harus pergi mengunjungi seorang jemaatnya. Istrinya menyuruhnya
tidur saja, atau setidaknya baru pergi kalau sudah pagi. “Tidak,” kata Pak Dod,
“Aku harus pergi sekarang.” Dan ia tiba di rumah jemaatnya itu tepat ketika ia
hampir bunuh diri!
Pada masa Reformasi, Bernard Gilpin dijatuhi hukuman mati karena
imannya, dan ia segera akan dieksekusi. Ia seorang pendeta yang selalu
mengatakan, “Segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Allah.” Musuh-musuhnya menertawakan dia ketika ia
mengalami patah kaki dalam perjalanan sebelum dihukum mati. Kata mereka,
“Mana mungkin kejadian itu mendatangkan kebaikan?” namun begitulah
nyatanya. Sebelum kakinya sembuh benar untuk dia bisa berjalan ke tempat
eksekusi (hukuman mati), Ratu Mary meninggal, Ratu Elizabeth naik takhta, dan
Gilpin dibebaskan dari hukuman.
Barangkali kamu tahu, bahwa di atas gedung Royal Exchange di London
ada patung besar bentuk belalang sebagai lambangnya. saat masih bayi, Sir
Thomas Gresham, pendiri gedung itu, dibuang ke ladang. Seorang anak lelaki
kecil yang lewat di sana mendengar bunyi derik belalang, dan saat mencari
belalang, ia menemukan bayi itu, yang kemudian disusui dan dibesarkan oleh
ibu dari anak tersebut.
Pada zaman pembantaian orang Kristen di Paris (Pembantaian Santo
Bartolomeus), seorang pendeta bernama Du Moulin meringkuk bersembunyi di
dalam oven. Tak lama kemudian, seekor laba-laba membuat sarang di depan
pintu oven itu, sehingga para pembantai mengira tidak mungkin ada orang di
dalamnya. “Percuma mencari di situ,” kata mereka.
Banyak ratusan cerita serupa mengisahkan misteri providensi Allah, yang
mengatur dan mengendalikan segalanya.
Saran bacaan Alkitab
Kisah Yusuf (Kejadian 37–50).
Kitab Ester, khususnya tujuh pasal pertama.
Bertahun-tahun lalu seorang lelaki tua menuturkan kisahnya. Ketika ia masih
muda, Allah memberkatinya, dan selama beberapa waktu ia sangat bahagia.
Kemudian, seiring berjalannya waktu, ia merasa suram. Ia tak lagi dapat
merasakan berkat Allah. Pria itu berpikir Allah sudah meninggalkannya dan ia
telah dibuang selamanya. Tak punya seorang pun teman bicara, dan tidak kenal
seorang pendeta yang baik, ia begitu merana, menyangka dirinya sudah
tersesat.
Suatu hari ia duduk di gereja (Church of England). Dengan muram ia
mengambil artikel doa dan dengan pikiran kosong ia membolak-balik
halamannya. Tiba-tiba, tanpa sadar ia membaca “Tiga Puluh Sembilan Butir
Iman”1 dan di situ, untuk pertama kalinya, ia mendapati bahwa Allah tidak
pernah membuang orang yang diberkati-Nya. Allah sudah memilih mereka,
menentukan mereka untuk selamat, Yesus telah mati bagi mereka – maka
mereka tidak akan pernah sesat. Pemuda itu pun pulang dari gereja sebagai
orang paling bahagia di Inggris.
Memang, Alkitab mengajarkan kebenaran itu dengan sangat jelas – bahwa
umat Allah tidak akan mungkin binasa. Ada kalanya mereka terpuruk. Ada
kalanya mereka bersedih. Kadang kala mereka tergoda dan jatuh berdosa.
Terkadang mereka merasa Allah sudah meninggalkan mereka. Dari waktu ke
waktu Iblis terus melawan mereka. Namun, sesungguhnya mereka aman
selama-lamanya.
1 The Thirty-nine Articles yaitu dokumen pernyataan iman, doktrin, dan praktik yang dipegang oleh Church of
England.
Saya ingat betul ketika salah satu anak lelaki saya yang masih kecil naik
kereta pertama kali. Tak lama setelah meninggalkan stasiun, kereta melewati
persimpangan rel. Banyak getaran dan guncangan terjadi. Anak saya, dalam
ketakutan, menangis, “Kita sudah keluar jalur!” namun , kakaknya, yang sudah
pernah naik kereta segera menenangkan dia, “Keretanya tidak keluar jalur.”
Begitu banyak orang Kristen baru, ketika menghadapi kesulitan dan persoalan,
berpikir bahwa Allah sudah meninggalkan mereka, namun orang Kristen yang
sudah lebih lama menyadari kebenaran yang indah: “Sekali dalam Tuhan, dalam
Tuhan selamanya.”
Tentu hal ini tidaklah mengejutkan. Akankah seorang gembala senang bila
salah satu dombanya hilang? Akankah seorang raja senang kalau sebutir
permata hilang dari mahkotanya? Bagaimana mungkin Allah mau kehilangan
orang yang sudah dikasihi-Nya dan dipilih-Nya? Bagaimana mungkin Yesus mau
kehilangan orang yang telah Dia beli dengan pengorbanan yang begitu mahal?
Bagaimana mungkin Roh Kudus mau kehilangan orang yang di hatinya Dia
berdiam?
Ingatlah singkatan J-D-K:
1. Janji. Tuhan sudah berjanji bahwa umat-Nya tidak akan pernah dibuang atau
dibiarkan tenggelam dalam neraka pada akhir nanti. “Aku memberikan hidup
yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-
lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh.
10:28).
2. Doa. Tuhan Yesus, sebelum wafat, berdoa bagi semua umat-Nya: agar mereka
dijaga dan pada akhirnya masuk ke surga, “Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana
pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang
telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang
telah Engkau berikan kepada-Ku” (Yoh. 17:24). Doa itu pasti dikabulkan.
3. Kuasa. Kita “dipelihara dalam kekuatan Allah [atau kuasa Allah]” (1Ptr. 1:5).
Kata yang diterjemahkan “dipelihara” juga berarti “dijaga, dikawal”, yaitu
dikelilingi oleh barisan tentara. Barisan pengawalan itu yaitu kuasa yang sama
yang menjadikan dunia.
Kebenaran bahwa orang percaya tidak akan pernah terhilang merupakan
hal yang indah bagi orang-orang muda milik Kristus. Mereka tahu betapa diri
mereka lemah sedangkan si Iblis kuat. Mereka menyadari umur mereka masih
panjang. Mereka merasakan betapa beratnya pertarungan. Namun, mereka
tahu bahwa dalam Kristus ada jaminan kepastian selamat. Sungguh ajaib bahwa
Yesus belum pernah kehilangan seorang pun, dan tidak akan pernah! Orang-
orang mudah hidup di dunia yang terus berubah; segala sesuatunya tampak
tidak pasti, dan sering kali mereka juga merasa tidak yakin dengan diri sendiri:
namun ada satu hal yang pasti – setiap orang milik Allah pasti masuk ke surga.
Ada dua pertanyaan yang terkadang membingungkan orang muda:
“Bagaimana dengan mereka yang kelihatannya orang Kristen yang baik, namun
kemudian meninggalkan iman?”
Alkitab sangat jelas mengenai hal ini. Ada orang-orang yang kelihatannya
seperti umat Allah dan kemudian binasa, misalnya Saul, Ahitofel, Yudas Iskariot,
Simon si penyihir, dan lain-lain. Namun, mereka semua sejak awal bukan benar-
benar umat Allah.
Ada peringatan serius supaya kita jangan hanya terlihat seolah orang
Kristen sungguh, namun pada akhirnya terbukti bukan!
“Tidakkah keyakinan bahwa ‘sekali anak Allah tetap anak Allah’ akan
membuat orang hidup seenaknya dan berbuat dosa sesukanya?”
1. TIDAK! Anugerah yang menyelamatkan mereka pasti menguduskan
mereka. Alkitab berbicara tentang singa yang diubah menjadi anak domba. Salah
satu perubahannya ialah soal selera. Kalau kamu menempatkan anak domba di
antara kumpulan ayam, domba itu tidak akan memakan mereka (sebagaimana
layaknya singa)!
Kami ingat pernah membaca tentang seorang remaja Kristen perempuan.
Teman-teman lamanya mengatakan bahwa dia tidak lagi bebas melakukan yang
dia mau. Dia menjawab, “Aku tetap bebas. Aku melakukan yang aku mau.”
“Kalau begitu, kenapa kamu tidak pergi berdansa, nonton bioskop?” dan
banyak kegiatan lain.
Jawabannya sederhana, “Aku sudah tidak mau.”
2. namun , kalau sampai anak Allah berbuat salah, Allah akan
menghajarnya. Dia membuat orang itu menyesal dan bertobat – bisa melalui
Firman-Nya, bisa juga melalui masalah.
Kamu semua pernah mendengar cerita tentang Daud berbuat dosa –
namun dia tidak terus melakukannya. Allah membuatnya amat sangat menyesal,
serta mengampuni dia. Seorang bapa yang baik tidak mengusir anaknya dari
rumah ketika anak berbuat salah.
3. Alkitab memberi peringatan tentang orang-orang yang tidak ‘bertekun
sampai akhir.” Bukti bahwa kita umat Allah yaitu jika kita bertekun atau
bertahan.
John Newton, yang pernah menjadi nahkoda kapal, suatu kali bercerita
tentang mimpinya yang mengesankan. Dalam mimpi itu dia berada di pelabuhan
Naples. Lalu datanglah ke kapal seorang yang sangat terhormat, kemudian
memberinya permata yang indah dan mahal. John Newton berterima kasih,
menerimanya, dan berpikir dirinya orang paling bahagia.
Namun tak lama kemudian datanglah orang lain dan mulai mengejek dia,
katanya permata itu tidak bagus. Orang itu mendesaknya agar benda itu dibuang
saja. Lama-kelamaan Newton mulai terpengaruh. Ia pun melemparkan permata
itu ke laut. Segera saja ia merasakan kengerian. Langit menjadi gelap, dan
gunung berapi mulai meletus. “Aduh! Apa yang sudah kuperbuat?” serunya.
Beberapa waktu kemudian orang besar yang pertama tadi datang lagi dan
menanyakan permata yang diberikannya. Dengan malu John Newton mengaku
dia sudah membuangnya. Apa yang akan terjadi? Dalam mimpi itu, ia melihat
orang besar tadi melangkah ke pinggiran kapal, terjun ke air, dan tak lama
kemudian muncul memegang permata itu.
Setelah ia naik ke geladak kapal, Newton berkata, “Aku meminta permata
itu kembali, namun dia menolak. Katanya, ‘Tidak. Permata ini tetap milikmu, dan
akan selalu milikmu, namun aku yang akan menjaganya untukmu!’”
Saran bacaan Alkitab
Yohanes 10; Yohanes 17
Roma 8:28-39
Filipi 1:1-6
1 Petrus 1:1-5
Banyak anak sangat tertarik pada apa-apa saja yang akan terjadi di akhir zaman.
Banyak orang siap memberikan jawaban ini dan itu. Mengenai hal-hal yang
memang penting, Alkitab memberitahukan sangat jelas.
Dunia ini tidak akan terus berlangsung selamanya. Suatu hari nanti dunia
akan dihanguskan dengan api. Allah telah berjanji bahwa Ia tidak akan pernah
menenggelamkan bumi lagi – setiap kali kita lihat pelangi di langit, itu
mengingatkan kita akan janji tersebut – namun kelak Dia akan menghancurkan
bumi dengan api.
Banyak orang – bahkan orang yang baik – sudah salah kaprah dengan
berusaha meramalkan tanggal yang pasti. Sejak dulu, sudah banyak tanggal
akhir zaman diberitakan; namun semuanya lewat tanpa terjadi. Tahun 1870
yaitu salah satunya, banyak orang mengatakan saat itulah akhir zaman. Kalian
yang suka pelajaran sejarah tentu tahu bahwa memang di tahun 1870 banyak
terjadi peristiwa penting. Namun, sekarang sudah lewat 200 tahun lebih, dan
dunia ini masih berlangsung.
Ramalan dan perhitungan tidak ada gunanya, terutama karena hal-hal
yang penting sudah jelas. Tuhan Yesus sendiri yang banyak berbicara tentang
akhir zaman – dan apa yang tidak Dia beritahukan lebih baik tidak perlu kita cari
tahu.
Sebelum kesudahan dunia, kedatangan Kristus kali kedua akan terjadi
lebih dulu. Ia dulu pernah datang ke Betlehem sebagai bayi (kedatangan
pertama), dan Ia akan datang lagi pada akhir zaman (kedatangan kedua). Meski
banyak hal masih misteri, Tuhan menyatakan 4 hal dengan jelas:
1. Dia sendiri akan datang secara pribadi. Sama seperti Ia naik ke surga secara
jasmani, demikianlah Ia juga akan datang kembali ke bumi dengan tubuh
jasmani (Kis. 1:11).
2. Dia akan datang dalam kemuliaan besar – bukan seperti kedatangan-Nya
yang pertama, sebagai bayi tak berdaya, namun dengan semarak diiringi para
malaikat kudus (Mat. 24:30-31, Mrk. 13:26).
3. Kedatangan-Nya akan terlihat dengan mata jasmani – setiap orang akan
melihat-Nya datang. Peristiwa itu tidak tersembunyi atau rahasia (Luk. 17:24.
Why. 1:7).
4. Kedatangan-Nya yang kedua pasti terjadi. Apapun kata orang, Yesus pasti
datang kembali (Mrk. 13:31; Luk. 21:33).
Banyak anak pernah mendengar istilah “milenium”. Apa itu milenium?
Kata itu sendiri berarti “seribu tahun”, dan orang-orang Kristen sudah terbagi-
bagi dalam kepercayaan mereka mengenai “seribu tahun” (yang disebut dalam
Wahyu 20).
Sebagian orang mengartikan bahwa Yesus akan datang kembali, lalu
memerintah di bumi selama 1000 tahun. Sesudah itu barulah dunia berakhir.
Sebagian lain percaya bahwa akan ada 1000 tahun (atau suatu masa yang
sangat lama) kelimpahan berkat di bumi; kemudian Yesus datang. Sesudah itu
dunia berakhir.
Sebagian lain lagi meyakini tidak akan ada 1000 tahun masa berkat, namun
Yesus akan datang, dan saat Dia datang itulah dunia berakhir.
Masing-masing pandangan tersebut diyakini di kalangan orang Kristen
yang baik, namun kita tidak menganut penafsiran bahwa Yesus akan menyatakan
kemuliaan-Nya untuk kedua kalinya untuk memerintah secara pribadi di bumi.
Kita percaya bahwa kedatangan Yesus nanti akan mengantar kita langsung pada
akhir zaman, dan hari penghakiman.
Pada kesudahan segala sesuatu, bukan hanya dunia ini dihancurkan, namun
semua manusia yang pernah hidup akan dihakimi. Yesus sendiri menjadi
hakimnya. Akan ada orang yang masih hidup waktu Yesus datang; sedangkan
yang sudah mati, baik orang benar maupun orang fasik, akan dibangkitkan –
tubuh dan jiwa mereka bersatu kembali.
Tuhan Yesus sebagai Hakim akan menempatkan semua umat-Nya di
sebelah kanan-Nya. Dia akan berkata kepada mereka, “Masuklah, hai kamu yang
diberkati,” lalu mereka akan masuk ke Surga untuk selamanya. Surga yaitu
tempat yang indah – tidak ada dosa, tidak ada kesedihan, tidak ada penderitaan.
Kemuliaan surga ialah Tuhan Yesus sendiri. Semua merasakan kebahagiaan
sempurna.
Orang selebihnya, di sebelah kiri Yesus, akan dilempar ke neraka selama-
lamanya. Yesus akan berkata, “Enyahlah, kalian yang terkutuk.” Mereka akan
menderita dan merasakan kesakitan; itu hukuman atas dosa mereka terhadap
Allah.
Perlu diperjelas. Umat Allah masuk ke Surga bukan karena mereka lebih
baik, namun karena anugerah Allah maka mereka diselamatkan.
Anak-anak biasanya bertanya, “Apa yang terjadi waktu kita mati?” Jiwa kita
langsung kembali kepada Tuhan, dan masuk ke Surga atau ke neraka; tubuh kita
terbaring dalam kubur sampai tiba waktunya dibangkitkan pada akhir zaman.
Mungkin kamu bertanya: bagaimana dengan tubuh orang yang dikremasi,
atau sudah dimakan binatang buas atau kanibal? Jawaban yang kita punya hanya
ini: Apa yang mustahil bagi kita, mudah saja bagi Allah. Anak kecil bisa menyusun
mainan puzzle dengan gampang; begitu juga gampang saja bagi Allah menyusun
kembali setiap sel tubuh kita, apapun yang sudah terjadi pada tubuh itu.
Alkisah, ada seorang nenek punya umbi yang buruk rupa. Dia
menanamnya di tanah, dan pada musim semi umbi itu tumbuh menjadi bunga
yang cantik. Dia teringat bahwa demikianlah kata Tuhan tentang kebangkitan
umat-Nya (1Kor. 15:35-38, 42-44).
Setiap kali Yesus berbicara (dan Ia sering berbicara demikian) tentang akhir
zaman – kematian, kedatangan-Nya yang kedua kali, ataupun kesudahan dunia
– tujuan-Nya bukan untuk menarik minat pendengar, atau menyenangkan
mereka, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan konyol. Dia selalu
menambahkan: “Karena itu bersiaplah,” atau, “Berjaga-jagalah, karena kamu
tidak tahu saatnya Tuhan datang.”
Seorang wanita Kristen punya suami fasik yang tidak pernah ke gereja
ataupun membaca Alkitab. Suatu hari si suami tiba-tiba sangat tertarik
mengenai akhir zaman. Dia mulai sering membaca Alkitab seharian, dan istrinya
senang melihatnya. Namun, sayang sekali, hidup lelaki itu tidak berubah: Dia
tidak pernah berdoa, tidak pernah ke gereja, dan terus melanjutkan cara
hidupnya yang jahat. Baca Alkitab baginya hanya hiburan, seperti berkebun atau
membuat kerajinan kayu. Kita tidak mau jadi seperti itu.
Perumpamaan-perumpamaan Yesus (misalnya 10 anak dara, orang yang
tidak mengenakan pakaian pesta) semuanya jelas mengajarkan bahwa kita
harus bersiap.
Apa artinya bersiap untuk kedatangan Yesus – entah waktu kita mati,
ataupun masih hidup saat Ia kembali? Yesus berkata, “Kamu harus dilahirkan
kembali.” Kalau kamu dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, kamu akan bertobat,
menyesal karena dosa-dosamu dan meninggalkannya; serta percaya kepada
Tuhan Yesus, memohon pengampunan-Nya, dan meminta-Nya membawamu ke
surga. Kita perlu Tuhan Yesus untuk membuat kita siap, membasuh kita dengan
darah-Nya yang mahal, dan mengenakan kita dengan pakaian pesta, yaitu
kebenaran-Nya.
Bagi umat Allah, kedatangan Yesus yang kedua yaitu saat terindah dan
terpenting; itulah waktunya seluruh rencana Allah diselesaikan, dan Ia akan
dipermuliakan selama-lamanya.
Dulu, ada seorang anak lelaki yang hampir sepanjang akhir pekan banyak
sekali membicarakan kedatangan Yesus kali kedua dengan seorang pendeta tua
yang menginap di rumahnya. Banyak hal disampaikan, dan banyak pertanyaan
diajukan. Senin paginya, anak itu mengantar sang pria tua ke stasiun. Saat
keretanya mulai masuk, ia menatap kawan mudanya itu dan berkata, “Kita sudah
berbicara banyak tentang kedatangan kedua, namun hal yang penting yaitu
tertarik menetahui kedatangan-Nya yang pertama.”
Persiapkanlah aku, ya Allah rahmat
untuk berdiri di hadapan-Mu
Dengan berpakaikan ketaatan Kristus
dan basuhku dalam darah-Nya
supaya aku mengangkat mukaku dengan sukacita
di antara anak-anak Allah.
Saran bacaan Alkitab
Matius 24:36-42
Matius 25:1-13
1 Tesalonika 4:13-18
Wahyu 7:9-17
Wahyu 20:11-15