konsep kosmologi Harun Yahya di
dalam Alquran dengan teori (Big Bang) dan kritikannya terhadap konsep kosmologi
materialis.
bahwa Harun Yahya melakukan pengintegrasian antara agama dan sains. Pengintegrasian
yang beliau lakukan yaitu integrasi konsep kosmologi versi Alquran dengan konsep
kosmologi versi teori Big Bang. menurutnya, konsep kosmologi versi Alquran, sangat
selaras dengan apa yang disampaikan dalam teori Big Bang. Salah satu relevansinya
yaitu sama-sama menyebutkan bahwa alam semesta berawal dari ketiadaan dan
memiliki titik akhir. Berbeda dengan konsep kosmologi kaum materialis yang
menjelaskan bahwa alam semesta ini tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir.
Selanjutnya konsep materalisme mengklaim, bahwa alam semesta ini hanya di isi oleh
materi-materi yang tampak secara panca indera saja, tidak ada ruang bagi roh dan Tuhan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang tidak menganggap adanya eksistensi Tuhan
(ateisme). Oleh sebab itu, dengan paradigma integratif ini, sudah seharusnya dibangun
kehidupan yang rukun dan harmonis antara agama dan sains, dengan tidak lagi membuat
“gap” antar keduanya. Karena keduanya merupakan ilmu valid dan sumber kebenaran
koheren bagi dunia.
Integrasi agama dan sains merupakan metode yang berusaha mencoba untuk
mencari relevansi antara agama dan sains. Topik yang bertemakan ini, bukanlah hal yang
baru bagi dunia keilmuwan. Namun, sudah dibahas jauh sebelum abad modern. Jika
melihat kembali sejarah yang ada, pembahasan mengenai agama sekaligus sains ini, sudah
pernah disinggung pada masa Yunani Kuno. Namun, pada masa itu memang belum
disebutkan adanya istilah “integrasi” atau hal-hal semacamnya. Orang-orang Yunani Kuno
pada saat itu bisa dikatakan hanya “kebetulan” saja membahas topik demikian. Tidak ada
penelitian atau kajian lebih lanjut. Mengingat, karena keterbatasan informasi atau
pengetahuan yang didapatkan. Karena memang pada saat itu, belum muncul tokoh/ ahli
atau pakar yang khusus membahas hal demikian. Jadi bisa dikatakan, bahwasannya
perbincangan atau obrolan yang disampaikan oleh masyarakat Yunani Kuno pada masa
itu masih “asumsi-asumsi” belaka. namun, jika ditarik kesimpulan, sebenarnya hal itu
merupakan langkah awal pemikiran yang sangat bagus sekali bagi peradaban Yunani
Tema inilah menjadi penting untuk dikaji lebih mendalam disebabkan jika
melihat secara sekilas, wajar timbul pertanyaan-pertanyaan tentang “bagaimana agama dan
sains bisa bersatu? ”padahal agama dan sains sudah memiliki porsi pembahasan
tersendiri. Jika agama membahas persoalan keyakinan, kepercayaan dan ibadah kepada
Tuhan, sains juga memiliki porsi keilmuannya sendiri, yaitu tidak berhenti mengkaji apa
yang ada disekitarnya, fenomena-fenomena yang ada, dengan melakukan eksperimen
tertentu. Dengan demikian, kesan yang ditimbulkan bahwa agama dan sains itu
merupakan suatu disiplin ilmu yang berjalan pada jalur masing-masing, tanpa ada
kaitannya satu sama lain
Dalam konteks kemodernan, integrasi ilmu agama dan sains merupakan
keniscayaan. Di era modern sekarang ini tidak ada sisi kehidupan manusia yang alpa dari
sains. Secara sosiologis, manusia telah terperangkap dalam arus globalisasi. Hal ini
ditandai dengan pola dan gaya hidup masyarakat sekuler dan agamis yang saat ini sebagian
hidupnya telah dikendalikan oleh sistem atau logika sains. Ini artinya sains betul-betul
telah menjadi nafas kehidupan manusia modern. Bahkan saat ini ada kecenderungan
agama diacuhkan oleh sebagian manusia (Saifudin, 2020). Namun, bagaimanapun agama
bagi orang beriman merupakan jantung terpenting dalam hidupnya. Tanpa agama, semua
aktivitas orang beriman tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu agama
merupakan dasar, norma, dan pedoman serta nilai bagi seseorang melakukan aktivitas
kehidupan kesehariannya. Dengan demikian antara sains dan agama tidak bisa
dipisahkan, apalagi dipertentangkan karena secara epistemologis keduanya bersumber
dari Dzat Yang Satu, yaitu Allah SWT.
Di sinilah posisi pentingnya mengintegrasikan ilmu agama dan sains dalam
kehidupan. Penyatuan (ilmu) agama dan sains merupakan bentuk peneguhan tauhid
seseorang dalam kehidupan social bermasyarakat dan buah dari keimanan seseorang
B. Biografi Harun Yahya
Harun Yahya yaitu seorang da’i dan ilmuwan Islam. Nama aslinya yaitu Adnan
Oktar, lahir pada tanggal 2 Februari 1956 di Turki. beliau berasal dari keluarga yang kaya
dan aktif secara sosial. Ibu beliau, Ny. Mediha Oktar menuturkan, bahwa Adnan hanya
tidur beberapa jam saja di malam hari, dan selebihnya beliau gunakan untuk membaca,
membuat catatan, dan menyimpulkan kumpulan dari beberapa catatan ini . Beliau
sudah membaca ratusan buku, termasuk karya-karya tentang Marxisme, komunisme, dan
filsafat materialistik, juga beberapa karya-karya klasik yang jarang dibaca orang. Beliau
meneliti karya-karya ini , menandai tiap bagian pentingnya dan membuat catatan di
belakang buku ini . Cara inilah yang membuat beliau memiliki pengetahuan yang
sangat luas tentang Filsafat dan ideologi-ideologi ini . Justru, Harun Yahya jauh lebih
tahu dibandingkan dengan para pendukung ideologi ini . Memiliki informasi yang
berlimpah tentang kontradiksi, kebuntuan, dan kebohongan yang ada pada buku
Filsafat dan ideologi yang telah beliau baca, langsung memanfaatkan informasi ini ,
untuk mengungkapkan fakta yang ada.
Harun Yahya sering berurusan dengan hukum, beliau pernah ditangkap dan
dituntut karena sudah menyebarkan revolusi teokratis. Seteusnya beliau ditahan selama
19 bulan. Pada tahun 1997 Harun Yahya dituduh membuat organisasi dengan tujuan
kejahatan. Namun, setelah melewati proses peradilan yang panjang, akhirnya Harun
Yahya dinyatakan bebas. lalu , beliau juga pernah berurusan dengan hukum,
karena tuduhan keterlibatan kudeta. Selanjutnya beliau pernah didiagnosa menderita
kelainan jiwa, yakni skizofrenia. Harun Yahya menghabiskan waktu selama 10 bulan di
rumah sakit jiwa ,
Pada tahun 1979, Harun Yahya pergi ke Istanbul dan masuk ke Universitas
Mimar Sinan. Institut pendidikan ini telah berada di bawah pengaruh berbagai
organisasi illegal, yang berhaluan Marxisme. Sehingga, pemahaman kekirian, tampak jelas
mendominasi kampus. Setiap orang di kampus, baik staf, karyawan, maupun mahasiswa,
yaitu sosok materialis yang berpola piker atheis. Melihat lingkungan dimana ajaran
agama dan akhlak sama sekali tidak dipedulikan dan ditolak, Harun Yahya menyeru
orang-orang di sekitar beliau mengenai keesaan Allah. Hampir ke semua orang yang ada
di kampus, beliau dakwahkan demikian dengan menggunakan bukti-bukti saintifik. Di
tengah-tengah pembicaraan di kantin kampus, di koridor-koridor disaat jam istirahat,
Harun Yahya menjelaskan kelemahan dan kesalahan filsafat materialistik dan Marxisme
Harun Yahya telah membuat ratusan buku, dokumenter, dan CD. Buku-bukunya
dibuat dengan mewah, kertas berkualitas tinggi, dan penuh dengan gambar yang
berwarna, dan bahasanya tidak baku atau formal. Harun Yahya disebut-sebut sebagai
penulis paling fenomenal di dunia muslim. Acara televisinya ditonton oleh banyak orang
di dunia Arab. Berikut ini yaitu beberapa karya Harun Yahya hasil terjemahan ke
dalam Bahasa Indonesia, yakni: Keajaiban Alquran, Atlas Penciptaan, Ancaman Global
Freemasonry, Penciptaan Alam Semesta, Penciptaan Alam Raya, Mengenal Allah Lewat
Akal, Beberapa Rahasia Alquran, dan lain sebagainya
Ciri khas daripada buku-buku karya Harun Yahya yaitu mencerminkan
pemikiran khas islamisasi sains, juga bantahan-bantahannya terhadap materialisme. Jika
dilihat dari latar belakang pendidikan Harun Yahya yang merupakan alumni Filsafat dan
seni, menyebabkan kurang mendalam penguasaannya terhadap sains. Analisis Filsafatnya
pun tidak terlalu kelihatan dalam karya-karyanya. Justru, di dalamnya berisikan
pembelaan-pembelaan terhadap Islam. Oleh karena itu, model islamisasi yang
ditampilkannya tidak begitu filosofis dan paradigmatik. Namun, hal ini tidak
menjadi penghalang, sejauh masih sesuai dengan sumber-sumber Islam
Pada tahun 2010, Harun Yahya terpilih sebagai muslim yang paling berpengaruh
di dunia dari 500 muslim berpengaruh di dunia, oleh Royal Islamic StrategicStudies
Centre of Jordan, atas kontribusinya dalam penerbitan karya-karya dengan topik-topik
Islam . Pendidikan beliau di Universitas Mimar Sinan tidak
berapa lama. Beliau mendaftarkan diri sebagai mahasiwa di Universitas Istanbul, jurusan
Filsafat. Para pemuda yang bertemu Harun Yahya, sangatlah bersimpati kepada beliau
dan sangat kagum atas pandangan dan sikap beliau yang santun1. Selain itu, ada beberapa tokoh yang mendukung dakwah beliau, yakni: Dr. Ir.
Imaduddin Abdurrahim, M.Sc. dan Wali Razi. Imaduddin Abdurrahim yaitu seorang
ilmuwan sekaligus da’i Indonesia. Baginya, Harun Yahya mampu membuktikan semua
hal secara ilmiah, tentang apa saja yang terkandung di dalam Alquran. Sedangkan Wali
Razi yaitu seorang menteri negara urusan agama Republik Islam Pakistan. Menurut
Razi, karya-karya Harun Yahya sangat berharga bagi generasi muda di seluruh dunia
C. Pengertian Agama, Sains dan Kosmologi
Kamus KBBI, agama yaitu sistem yang mengatur keimanan serta peribadatan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan
alam di sekitarnya, serta manusia dengan Tuhannya Istilah
lain dari agama yaitu “religi”, yang diambil dari Bahasa Latin, yakni religio yang berakar
dari kata re-ligare, yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya yaitu ikatan
penghambaan diri manusia kepada Tuhannya ,Bentuk
penghambaan diri kepada Tuhan ini , karena dilatarbelakangi pemikiran manusia
yang menganggap bahwa manusia yaitu makhluk yang memiliki kemampuan yang
terbatas. Kesadaran dan pengakuan keterbatasan itulah yang membuat manusia itu yakin,
bahwa ada sesuatu yang luar biasa yang berasal di luar dari kemampuannya. Sumber luar
biasa itulah yang mereka sebut dengan Tuhan Muhammad
Drikarya Agama yaitu keyakinan karena adanya kekuatan supernatural yang
menciptakan dan mengatur alam semesta. Sedangkan Moenawar Chalil Agama yaitu
adanya keterlibatan tingkah laku manusia ketika melakukan hubungannya dengan
kekuatan supranatural.
Memurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sains yaitu ilmu
pengetahuan tentang alam yang sangat sistematis dan objektif, termasuk di dalamnya:
zoology, botani, Fisika, Kimia, Geologi, dan lain sebagainya
Dalam Bahasa Inggris, sains disebut dengan istilah science, yang berarti yaitu “ilmu”.
Pemakaian istilah science, sebenarnya diambil dari Bahasa Latin, yakni scientia, yang
berarti “pengetahuan”. Jadi, sains yaitu suatu pengetahuan tertentu, yang didasarkan atas
pengalaman dan pemahaman manusia. Achmad Baiquni, menyebutkan sains yaitu
himpunan pengetahuan manusia tentang alam, yang diperoleh dari hasil para pakar pada
penyimpulan yang rasional mengenai hasil-hasil analisis kritis terhadap data-data
pengukuran yang diperoleh dari hasil observasi pada gejala-gejala alam.
Kosmologi diambil dari Bahasa Inggris, yakni Cosmology, yang berasal dari
Bahasa Yunani, yaitu “Cosmo” yang berarti alam semesta dan “logos” yang berarti ilmu
atau asas-asas yang rasional. Dengan demikian, kosmologi yaitu ilmu yang mempelajari
tentang struktur dan sejarah alam semesta yang berskala besar
Konsep kosmologi ini sudah melalui banyak eksperimen untuk memapankan teorinya.
Konse ini lahir dari pemikiran manusia sejak dahulu, apakah itu mitos, pengamatan yang
terbatas, dan teologi. Contohnya yaitu orang-orang Babilon dan Mesir Kuno yang
membangun sistim kosmologi mereka dari campuran mitos kuno. Mereka mempercayai,
jika kosmos ini berbentuk kotak, dengan bumi terletak sebagai dasarnya dan gunung-
gunung menopang langit sebagai atapnya. Tidak hanya itu, orang-orang Mesopotamia juga
memiliki mitosnya tersendiri. Mereka menganggap, bahwa alam semesta berbentuk
kubah yang berisi cakram datar bumi yang dikelilingi oleh air. Di atas kubah, air
membentuk langit, dan dianggap sebagai tempat tinggal para dewa dan benda-benda
angkasa lainnya Setelah adanya perkembangan sains dan
teknologi yang memadai, baru lalu konsep kosmologi bisa dikenal oleh masyarakat
modern pada saat ini.
Materialisme lahir dari sebuah kelompok yang diberi nama Freemasonry. Banyak
yang salah paham akan istilah Freemasonry ini. Ada yang beranggapan, bahwa
Freemasonry yaitu sebuah agama. Padahal tidak demikian, Freemasonry bukanlah
agama, walaupun mereka memiliki ritual khusus dan tempat, seperti: gereja dan sinagog.
Tokoh-tokoh mansonik dicurigai sebagai dalang konspirasi besar dunia; baik dalam
Revolusi Prancis, PD I dan PD II, peristiwa terbunuhnya John F. Kennedy, juga dicurigai
dalam gerakan Zionisme. Tokoh-tokoh Freemasonry yaitu pelopor abad pencerahan
di Eropa. Gerakan Freemasonry disebut-sebut sebagai gerakan bawah tanah. Gerakan
Freemasonry dijelaskan lahir pada abad ke-18 di Eropa, namun disebutkan bahwa
gerakan ini sudah lebih dulu ada semenjak Perang Salib dan pada masa Fir’aun di Mesir
pada abad ke-30 SM, yang melandaskan ajarannya pada paganisme. Masa inilah
merupakan sebagai periode awal lahirnya materialisme dan paham-paham lainnya,
seperti: naturalisme, fasisme, rasialisme, komunisme, humanisme, atheisme dan
sejenisnya. Semua paham-paham ini yaitu paham yang menolak momen
penciptaan alam. lalu , ajaran-ajaran dari kelompok-kelompok ini
beranggapan bahwa semua unsur kehidupan di dunia berasal dari serangkaian peristiwa
kebetulan semata.
Freemasonry yaitu pemuja berhala, yang disebut dengan idolatry. Banyak
presiden Amerika Serikat yang ikut bergabung dalam kelompok ini. Bahkan, ada seorang
presiden yang menganggap, bahwa posisinya lebih penting sebagai grand master dalam
Freemason, daripada jabatannya sebagai presiden Negeri Paman Sam. Kelompok
Freemason memiliki banyak nama dan simbol yang berbeda-beda setiap
perkembangannya di Eropa. Salah satunya yaitu patung Liberty dan gedung menara
kembar World Trade Center yang telah runtuh juga merupakan simbol dari kelompok
ini. Materialisme sempat terpukul mundur di Eropa, karena besarnya pengaruh Kristen
di abad pertengahan. Namun, pada masa Rennaisance, dimana agama dibatasi wilayah
kerjanya, materialisme bangkit lagi. Materialisme mengklaim bahwa alam semesta tidak
memiliki awal dan akhir, alam akan senantiasa ada sampai kapanpun. Hal ini jelas
sudah menolak akan eksistensi Tuhan (atheis). Mereka berkeyakinan, bahwa alam ini ada
dengan sendirinya secara tiba-tiba. Bagi materialisme, yang ada hanyalah materi. Sehingga,
segala hal yang di luar materi, mereka tolak. Salah satu tokoh materialis yaitu Immanuel
Kant Seorang astofisikawan Amerika, Hugh Ross,
mengatakan bahwa semua teori-teori “isme-isme” yang lahir dari Filsafat pada abad ke-18
hingga abad ke-20, dibangun atas dasar asumsi yang salah. Salah satunya yaitu asumsi
yang menyatakan bahwa jagat raya ini yaitu tidak bermula dan kekal
Konsep kosmologi menurut Harun Yahya yaitu bahwa alam jagat raya
merupakan hasil dari ciptaan Allah Swt. Alam jagat raya ini memiliki momen penciptaan.
Jagat raya yang begitu megah ini, memiliki momen awal dan momen akhir. Momen awal
yang dimaksud yaitu bahwa alam ini bukan terjadi secara tiba-tiba, namun ada suatu
kekuatan yang diluar batas kemampuan manusia, yakni Tuhan yang menciptakannya.
Setelah Allah Swt. menciptakan alam semesta, Allah tidak meninggalkan alam semesta
begitu saja. Namun, Allah juga tetap memberikan perlindungan dan menjaga alam ini
dengan kekuatan-Nya dan kehendak-Nya. Karena, alam tanpa intervensi Tuhan, maka
alam tidak akan bisa selalu eksis. Dan maksud daripada “momen akhir” yaitu bahwa
alam semesta ini akan ada masanya berakhir atau musnah (tidak kekal)
Penciptaan alam semesta tidak diciptakan dalam keadaan yang instan, namun,
mengalami proses yang berkelanjutan. Proses berkelanjutan yang dimaksud yaitu bahwa
struktur atau komponen yang ada pada alam semesta, tidak diciptakan dalam satu masa,
namun melewati beberapa tahapan. Dalam hal ini, Harun Yahya berpedoman dengan
dalil Alquran, khususnya yang menjelaskan mekanisme penciptaan alam semesta. Ada
ratusan bahkan ribuan dalil Alquran yang menceritakan tentang kosmos. Namun, dalil
yang paling jelas menerangkan mekanisme atau tahapan penciptaan alam jagat raya
ada dalam surah an-Nazi’at ayat 27-32, yakni:
a. Ayat 27, masa I: Penciptaan langit pertama kali. Pada masa ini, alam semesta
berasal dari satu titik tunggal. “Titik tunggal” ini berisi semua materi alam semesta
yang memiliki volume nol.
b. Ayat 28, masa II: Setelah diciptakannya langit, Allah menyempurnakan alam
semesta dengan meninggikan bangunan. Meninggikan bangunan di sini
maksudnya yaitu alam semesta mengalami “pengembangan” atau “perluasan”.
Terlihat dari galaksi-galaksi saling menjauhi dari bumi. Mengembangnya alam
semesta ini sebenarnya yaitu kelanjutan dari teori Big Bang. Dengan
menggunakan perhitungan efek Doppler yang sederhana, diperkirakan alam
semesta ini telah mengembang sekitar 13.7 miliar tahun.
c. Ayat 29, masa III: Pembentukan tata surya termasuk bumi. Salah satu hasil dari
pengembangan atau perluasan alam semesta ini yaitu diciptakannya tata
surya, termasuk bumi. Dalam tahapan ini, Allah menciptakan siang dan malam,
akibat dari berotasinya matahari.
d. Ayat 30, masa IV: Awal mula diciptakan daratan di bumi, setelah diciptakannya
matahari, Allah menciptakan daratan di bumi.
lalu , Allah menciptakan air ke bumi melalui komet yang sudah terbentuk.
Diawali dengan penciptaan alam jagat raya, bumi belum memiliki air. Air
diperkirakan berasal dari komet yang secara tidak sengaja menumbuk atmosfer bumi
yang pada saat itu masih sangat tipis sekali. Unsur hidrogen yang dibawa oleh komet,
lalu bereaksi dengan unsur-unsur di bumi, pada akhirnya membentuk uap air.
Uap air inilah yang lalu turun sebagai hujan pertama bagi bumi. Terakhir,
setelah diciptakannya air, Allah melanjutkannya dengan menciptakan hewan, manusia
beserta seluruh kebutuhan hidup makhluk hidup lainnya yang ada di bumi.
Konsep perluasan yang disebutkan di atas, juga dijelaskan secara terperinci di
dalam teori Big Bang. Bagi Harun Yahya, penjelasan yang dikemukakan oleh teori Big
Bang, sangat selaras dengan apa yang disampaikan oleh Alquran. Big Bang
mengkonfirmasi apa yang ada di dalam Alquran. Berikut ini penjelasan secara umum
perluasan alam jagat raya yang dimaksud yaitu:
a. Big Bang mengemukakan, bahwa alam semesta berasal dari struktur dan
komponen yang sangat padat dan panas. lalu meledak dan pada akhirnya
mengembang. Ketika komponen panas ini meledak, ia mengeluarkan semua
isi yang dikandungnya, atau yang disebut dengan energi. Energi yang
dimuntahkannya ini , membentuk materi-materi yang sekarang ada di alam
semesta ini dan akan terus mengembang.
b. Salah satu materi yang dimaksud yaitu bintang. Bintang terbentuk dari atom
hidrogen yang berubah menjadi debu dan awan hidrogen (nebula). Awan
hidrogen ini padat dan sangat panas, yang mencapai jutaan derajat celcius.
Awan hidrogen inilah yang menjadi komponen utama pembentukan bintang.
Bintang-bintang yang sudah terbentuk, berkumpul dalam suatu kelompok, yang
disebut dengan galaksi. Dari galaksi inilah lahirnya milyaran tata surya. Salah
satunya yaitu planet yang kita tempati ini.
c. Perluasan yang dimaksud di dalam teori Big Bang ini yaitu bahwa bintang-
bintang terlihat menjauh dari bumi.
Jadi sebenarnya, tidak ada pertentangan sama sekali antara kosmologi yang
dibahas dalam Alquran, dan kosmologi yang dibahas dalam teori Big Bang. Dari segi
agama, Harun Yahya menggandeng Alquran untuk mendukung argumennya. Sedangkan
dari segi sains, ia menggandeng teori Big Bang untuk memperkuat argumennya.
F. Kritikan Harun Yahya Terhadap Konsep Kosmologi Materialis
Harun Yahya sebagai seorang da’i, sekaligus ilmuwan muslim, beliau sangat
menentang keras pendapat yang dikemukakan kaum materialis mengenai alam. Berikut
ini merupakan kritikan sekaligus bantahan Harun Yahya terhadap konsep kosmologi
kaum materialisme dengan menggunakan 2 sumber, yakni Alquran dan teori Big Bang:
a. Alquran
Kaum materialisme mengatakan, bahwa alam merupakan hasil dari suatu
kebetulan semata, bukan merupakan hasil dari sang Pencipta (tidak ada awal dan akhir).
Karena memang kaum materialis ini merupakan kelompok yang tidak percaya akan
Tuhan. Konsep pemikiran mereka ini disanggah oleh Harun Yahya dengan dalil
Alquran, yakni:
Artinya: “Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak,
padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia
mengetahui segala sesuatu” al-An'am, 6: 101.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui al-Baqarah: 22. Dia-lah Allah yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan)
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu al-
Baqarah: 29. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan
dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam al-A’raaf: 54.
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang, (sebagaimana) yang kamu lihat, lalu
Dia bersemayam di atas 'Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing
beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu)
dengan Tuhanmu. ar-Ra’d: 2. Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui,
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu yaitu suatu yang padu, lalu
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapa mereka tiada juga beriman? al-Anbiyaa’: 30.
Pada ayat yang lain Allah Berfirman yang artinya: Dan dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Fushshilat: 10. lalu Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap. Lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."
Fushshilat: 11. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang
yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah
ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui Fushshilat: 12. Dan apakah mereka
tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan
Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati?
Ya, (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. al-Ahqaaf: 33. Maka
apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak
sedikitpun? Qaaf: 6. Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa
keletihan Qaaf: 38.
Selanjutnya pada ayat lain disebutkan dalam al-Qur’an yang artinya: Tidakkah kamu
perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak?
Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan
makhluk yang baru,Ibrahim: 19). Enam masa yang disebutkan pada ayat di atas, bukan
“enam hari”, namun enam masa yang dimaksudkan itu yaitu enam tahapan. Dalam
HR. Bukhari secara Muallaq sampai al-Minhal, 6 masa yang dimaksud yaitu : Pertama,
Allah menciptakan bumi selama 2 hari sebagai pondasi, namun bumi ketika itu belum
ada isinya. lalu , Allah menciptakan tujuh lapis langit beserta urusan-urusannya
dalam waktu 2 hari. Terakhir, Allah menyempurnakan hamparan bumi dengan
menumbuhkan tanam-tanaman, mengokohkannya dengan gunung-gunung, mengalirkan
mata air, menciptakan lembah, sungai dan benda-benda lain dalam 2 hari sisanya. Total
semuanya yaitu 6 hari. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur
segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at, kecuali sesudah ada izin-
Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka
apakah kamu tidak mengambil pelajaran? Yunus: 3. Dan Dia-lah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, dan yaitu singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia
menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada
penduduk Mekkah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya
orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." Huud: 7
Selain itu, kaum materialis juga mengklaim bahwa alam semesta ini statis. Hal ini,
dibantah oleh Harun Yahya dengan menggunakan dalil alQur,an Artinya: “Dan langit itu
Kami bangun dengan kekuasaan (Kami). Dan sesungguhnya, Kami benar-benar
meluaskan-nya” Adz-Dzaariyaat, 51: 47. Dalil ini menerangkan bahwa alam semesta
mengalami proses pemuaian atau perluasan. Ada beberapa dalil lainnya, yang juga
menerangkan proses perluasan alam semesta yang berawal dari suatu komponen yang
padu, lalu lalu mengalami keretakan karena terpecah menjadi komponen-
komponen yang terpisah-terpisah, yakni: “Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui,
bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu yaitu suatu yang padu. lalu
Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air, Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?” al-Anbiya’: 30. Ayat ini
menginformasikan, alam raya pada mulanya yaitu suatu keterpaduan, tapi lalu
terjadi pemisahan menjadi langit dan bumi. Rataq, artinya perpaduan (bercampur,
bersatu) beberapa unsur atau zat yang berbeda, sehingga menjadi kumpulan yang
homogen. Sedangkan fataq, proses pemisahan dari beberapa unsur yang dipadukan .
Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Alexander Friedman, seorang
matematikawan asal Rusia dan Abble Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia
pada tahun 1920-an dan lalu konsep kosmologi ini dikembangkan oleh George
Gamov, seorang Fisikawan Amerika pada tahun 1940-an
Menurut mereka, alam semesta ini berasal dari gumpalan super atom yang
berbentuk bola api kecil dengan ukuran yang sangat kecil. Ketika gumpalan ini meledak
dan memuntahkan seluruh isinya, berarti ia sudah melepaskan sejumlah besar energi di
alam semesta, yang lalu membentuk seluruh materi alam semesta dan lalu
berkembang menjadi bentuk seperti sekarang ini, dan akan terus berkembang. Jika ada
yang bertanya, “dari manakah titik api atau bola api itu?” Pakar ilmu Fisika dan
Matematik yang paling fenomenal, Professor Stephen Hawking menjawab dengan
berseloroh: "Kalau Anda tanya soal itu, itu sama dengan ingin mengetahui apa yang
ada dalam pikiran Tuhan." Big Bang juga mengemukakan, bahwa alam semesta
meledak dan memuai sekitar 13.700 tahun yang lalu.
Salah satu bentuk dari hasil ledakan yang terjadi yaitu terbentuknya atom
hidrogen. Atom hidrogen ini terus bertambah dan berubah menjadi debu dan
nebula (awan nitrogen). Nebula ini sangat panas, dengan suhu jutaan derajat celcius.
Nebula inilah yang menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Bintang-
bintang yang telah terbentuk, berkumpul menjadi satu gugusan atau kelompok, yang
disebut dengan galaksi. Untuk diketahui, galaksi berbentuk spiral, dapat disamakan
dengan lingkaran obat nyamuk. Dari galaksi itulah lahirnya milyaran tata surya, salah
satunya yaitu bumi yang kita tempati ini.
Pada tahun 1929, di laboratorium California, seorang astronom Amerika bernama
Edwin Hubble, yang namanya sekarang dipakai sebagai nama teleskop raksasa yang
mengorbit bumi, membuat temuan penting sepanjang sejarah astronomi.Ketika
mengamati bintang dari sebuah teleskop raksasa, ia menemukan cahaya yang dipancarkan
oleh bintang-bintang. Bintang-bintang ini , saling menjauh dari bumi dan bergeser ke
ujung merah spektrum. Berdasarkan hukum Fisika, spektrum cahaya berwarna merah
ini , menandakan bahwa bintang-bintang saling menjauhi satu sama lain ,
Untuk contoh yang lebih mudahnya, alam semesta ini diibaratkan dengan sebuah
balon yang sedang ditiup. Otomatis, titik-titik permukaan balon saling menjauhi, karena
balon semakin mengembang. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan, bahwasannya
bagian-bagian alam semesta saling menjauhi, karena adanya proses pemuaian di
dalamnya. Proses pemisahan bagian-bagian alam semesta ini , dikenal dengan
sebutan “telur kosmik”. Telur kosmik ini mengandung semua materi yang ada di alam
semesta sebelum terjadinya Big Bang. Dengan kata lain, langit dan bumi ini pada mulanya
dalam kondisi rataq(bersatu padu), lalu terpisah menjadi bagian-bagian tersendiri,
yang disebut dengan fataq(terpisah)
Pada awal abad ke-20, ahli Fisika Rusia, Alexander Friedman dan kosmolog
Belgia, Georges Lemaitre, menghitung bahwa alam semesta bergerak secara konstan dan
semakin meluas. lalu , Lemaitre juga menyatakan bahwa alam semesta
mengembang atau meledak, karena ada “sesuatu” yang memicunya. Dan menurutnya,
“sesuatu” yang dimaksud itu yaitu tingkat radiasi. Pada tahun 1948, George Gamov
mengembangkan perhitungan George Lemaitre lebih jauh dan menghasilkan gagasan
baru mengenai Dentuman Besar ini. Ia menyimpukan, bahwa alam semesta ini terbentuk
dari sebuah ledakan besar yang tiba-tiba. Oleh sebab itu, pasti ada radiasi yang
ditinggalkan dari ledakan ini .
Pada tahun 1965, ada dua peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson
yang menemukan radiasi sisa dari Dentuman Besar masa lalu. Radiasi ini
diistilahkan dengan “Radiasi Latar Belakang Kosmik”. Radiasi tidak dibatasi, justru
menyebar ke semua jagat raya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah nobel untuk
penemuan mereka. Pada tahun 1989, untuk membuktikan kembali penemuan Penzias
dan Wilson, George Smoot dan tim NASA-nya meluncurkan sebuah satelit Cosmic
Background Explorer (COBE) ke luar angkasa. Hanya membutuhkan waktu delapan
menit untuk satelit itu meluncur. Hanya membutuhkan waktu delapan menit agar satelit
itu meluncur dan mendeteksi tingkat radiasi yang dilaporkan oleh Penzias dan
Wilson.Hasil yang diperoleh, COBE menemukan sisa ledakan raksasa yang terjadi diawal
penciptaan alam semesta. Penemuan ini dianggap sebagai penemuan terbesar dalam
sejarah astronomi saat itu dan juga sekaligus membuktikan kebenaran teori Big Bang
Berbicara mengenai berakhirnya alam semesta, para ilmuwan mengatakan bahwa
musnahnya alam semesta, tergantung dari kepadatan dan distribusi materi yang ada di
alam semesta itu sendiri. Ada beberapa ilmuwan yang sudah menghitung dan
memprediksi, “ambang batas kepadatan” alam semesta. Jika kepadatan melampaui batas,
maka ekspansi alam semesta akan melambat. Sehingga, volume alam semesta menyusut
dan runtuh. Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Big Bang, sangat selaras dengan apa
yang Alquran bicarakan 1400 tahun yang lalu, tepatnya jauh sebelum lahirnya teori Big
Bang, yaitu mengenai bahwa alam semesta ini tidaklah konstan, melainkan selalu
mengalami pemuaian ataupun perluasan. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan
bahwa Islam yaitu agama yang menganjurkan umatnya untuk menggunakan akalnya,
serta memikirkan segala apa yang ada di alam semesta. Hal ini sebagaimana tercantum
dalam ayat Alquran, yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang, ada tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka" Ali-Imran: 190-191.
Bagi orang yang berakal, memikirkan penciptaan alam semesta, merupakan
pekerjaan yang tiada henti-hentinya. Sampai akhirnya mereka berpikir, bahwa alam ini
diciptakan oleh Allah tidak dengan sia-sia. Ini semua merupakan proses dari hasil
tafakkur dan perenungan yang intensif. Rasulullah Saw. juga mengatakan, bahwa “Tidak
ada pada agama Islam tanpa adanya aktivitas akal”. Artinya, bahwa seorang muslim
harusnya dapat membangun aktivitas akal di segala aspek kehidupan. Akal harus
digunakan sebagaimana fungsinya (Harun Yahya, 2002a, p. 8). Allah Swt. memerintahkan
manusia untuk merenungi semua kejadian alam semesta. Ketika seseorang mempelajari
Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Astronomi, dan lain sebagainya, sejatinya orang ini
sedang menggunakan penalarannya untuk memahami keagungan Tuhan. Namun
sayangnya, usaha-usaha untuk memahami alam semesta ini, masih dipandang sebagai
aktivitas duniawi, yang kering akan nilai-nilai spiritual
Memikirkan alam sekitar, juga merupakan bentuk pengenalan yang lebih intim tentang
Tuhan-Nya, yakni ada dalam surah ar-Rum ayat 8:
Artinya: “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?
Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya.
Melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan
sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan
dengan Tuhannya.”
Dalam ayat ini , disebutkan kata “memikirkan”. Isyarat ini maksudnya
yaitu Allah menunjukkan jalan menuju pengenalan diri-Nya, melalui memikirkan apa
yang ada pada diri sendiri, dan apa yang ada pada alam semesta ini. Semua itu yaitu
jalan untuk mengenal-Nya. Karena Allah mengungkapkan kekuasaan-Nya, melalui hasil
dari ciptaan-Nya . Sebagai contoh, ilmuwan yang melakukan
penelitian tentang mata. Setelah meneliti segala hal tentang struktur mata secara detail, ia
menemukan bahwa hal ini bukanlah suatu kebetulan, namun merupakan suatu hasil
ciptaan yang sangat ajaib. Hasil dari penelitian yang ia lakukan, yakni: bahwa mata terdiri
dari berbagai komponen yang sangat selaras. Hal ini membuat Beliau semakin kagum
atas penciptaan Allah Swt
Agus Purwanto dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta (AAS), menyatakan
kegelisahannya pada kondisi masyoritas umat Islam di dunia:
“Umat dan para ulama banyak menghabiskan waktu untuk membahas persoalan Fikih,
dan sering sekali berseteru serta bertengkar karenanya. Mereka lalai atas fenomena
terbitnya matahari, beredarnya bulan, dan kelap-kelipnya bintang. Mereka abaikan gerak
awan di langit, kilat yang menyambar, listrik yang membakar, malam yang gelap gulita,
dan mutiara yang gemerlap. Mereka juga tidak tertarik pada aneka tumbuhan di
sekitarnya, binatang ternak maupun binatang buas yang betebaran di muka bumi dan
aneka fenomena serta kejaiban lainnya.”
Salah satu keajaiban Alquran, yakni: sejumlah kebenaran ilmiah yang
diungkapkan oleh manusia pada abad ke-20, sudah lebih dulu dinyatakan dalam Alquran
pada 1400 tahun lalu. Alquran memang bukan buku sains, namun banyak fakta ilmiah
yang dinyatakan secara mendalam di dalamnya. Pada abad ke-7, ketika Alquran
diturunkan, masyarakat Arab mempunyai banyak keyakinan atau kepercayaan kepada
hal-hal yang berbau takhayul dan tanpa dasar ilmiah apapun. Masyarakat Arab dulu
masih percaya kepada legenda-legenda warisan generasi lampau. Misalnya, mengira
bahwa gunung-gunung yang menancap dengan kokohnya disebut-sebut sebagai tiang yang
menyangga langit di atas. Namun, semua kepercayaan takhayul masyarakat Arab ini ,
sudah dihapuskan oleh Alquran, dalam surah ar-Rad: Artinya:“Allah-lah yang
meninggikan langit tanpa tiang…” ar-Rad, 13:2.
Dari beberapa sumber tentang kosmologi karangan Harun Yahya belum
menemukan referensi terkait konsep atau pemikiran khusus Harun Yahya mengenai
kosmologi. Sumber yang ada lebih kepada pemaparan beberapa ayat Alquran yang
berkaitan dengan kosmos dengan menggandeng teori Big Bang untuk menyelaraskannya
dengan dalil Alquran. Keputusan menggandeng dengan teori Big Bang untuk
menyanggah kosmologi materialis. Big Bang merupakan satu-satunya teori yang sudah
melewati uji coba observasi yang cukup panjang untuk menjadi teori yang teruji
validitasnya sampai sekarang. Oleh karena itu, Harun Yahya melihat bahwa teori dari
hasil observasi yang ditemukan oleh Big Bang, memiliki korelasi yang sangat erat dengan
kosmologi yang disampaikan oleh Alquran. Harun Yahya menyimpulkan, bahwa dengan
hadirnya Big Bang sebagai konsep kosmologi modern yang paling terpercaya saat ini,
secara tidak langsung sudah menjadi wadah konfirmasi terhadap dalil Alquran yang
membahas seputar kosmologi dari segi sains.
Harun Yahya sepakat terhadap dalil Alquran yang mengatakan, bahwa alam
semesta memiliki awal dan akhir. Jika alam semesta memiliki awal, pertanda bahwa alam
ini memiliki aktor sang pencipta, yaitu Allah Swt. Demikian juga bahwa alam semesta
akan ada masanya mengalami kehancuran /berakhir, sesuai dengan kehendak sang
pencipta. Argumen-argumen ini beliau gunakan untuk menyanggah klaim kaum
materialis, yang menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan akhir (hadir
secara tiba-tiba dan akan ada selamanya/kekal). Hasil korelasi lainnya beliau temukan
yaitu bahwa Alquran dan Teori Big Bang, sama-sama menyatakan bahwa alam semesta
ini tidak konstan (statis), melainkan selalu mengalami perkembangan atau perluasan.
Yang ditandai dengan terciptanya: matahari, bulan, bintang, galaksi, planet, hewan,
manusia, tumbuhan, air, dan lain sebagainya. Argumen ini digunakan Harun Yahya untuk
menyanggah materialis yang mengklaim bahwa alam semesta setelah diciptakan, tidak
mengalami perluasan, melainkan konstan (statis). Klaim ini langsung terbantahkan
oleh penemuan Edwin Hubble yang melihat bahwa masing-masing bintang, terlihat saling
menjauhi bumi.
Dari pernyataan di atas terlihat bahwa metode yang digunakan Harun Yahya
dalam membantah kosmologi materialis yaitu dengan cara justifikasi (pembenaran
melalui dalil Alquran). Menggandeng teori Big Bang, termasuk dalam tahapan integrasi
antara agama dan sains. Selain terlihat bahwa keputusan Harun Yahya dalam
menggandeng keduanya, dengan tujuan untuk memperkuat argumennya dalam
membantah materialisme, merupakan keputusan yang tepat. Karena hasil temuan relasi
antar keduanya, Alquran dan teori Big Bang merupakan dua hal yang rasional untuk
dikolaborasikan, karena memiliki validitas yang tinggi dan dapat dipercaya.
Integrasi agama dan sains merupakan sebuah wacana yang sangat baik, karena
berusaha untuk menghubungkan antara agama dan sains, yang selama ini dianggap
merupakan hal yang tidak bisa dicari relasinya. Agama dan sains bukan merupakan
suatu hal yang dipisahkan, justru harus dicari hubungan antar keduanya. Agama dan
sains sebenarnya dua hal yang memiliki entitas yang sama. Buktinya, banyak hal yang
diteliti oleh sains, sejalan dengan apa yang dikonfirmasikan oleh agama dan hal ini
telah dijelaskan di dalam kitab suci. Oleh karena itu, agama dan sains merupakan dua
hal yang saling berhubungan satu sama lainnya. Agama membutuhkan sains,
begitupun sebaliknya.
Penjelasan tentang integrasi agama dan sains yaitu persoalan kosmologi
kaum materialis. Mereka meyakini, bahwa alam jagat raya ini tidak ada awal dan tidak
memiliki akhir. Alam semesta ini tidak ada momen penciptaan, alam yaitu ada
dengan sendirinya secara tiba-tiba dan akan senantiasa ada untuk selamanya, kekal,
tidak akan pernah musnah maupun hancur. Sebaliknya bagi kaum materialis sama
sekali tidak mempercayai adanya Pencipta (Tuhan). Argumen-argumen yang
disampaikan oleh kaum materialis terbantahkan oleh pakar filosof muslim. Dalam
membantah konsep ini menggandeng Alquran dan teori Big Bang untuk
mengungkapkan kebenarannya. Baginya, konsep kosmologi yang dipaparkan dalam
Alquran sangat relevan dengan yang dipaparkan dalam teori Big Bang. Karena
keduanya menjelaskan bahwa alam memiliki awal dan akhir dan selalu mengalami
perluasan. Berbeda dengan konsep kosmologi materialis, yang mengklaim bahwa
alam semesta hadir secara “tiba-tiba”, dan akan eksis sampai selamanya (tidak akan
musnah/kekal abadi).
Konsep kosmologi Harun Yahya, yaitu bahwa alam merupakan hasil dari
ciptaan Allah Swt dan memiliki momen penciptaan awal dan akhir. Momen awal
yaitu alam ini bukan terjadi secara tiba-tiba, namun ada suatu kekuatan yang
diluar batas kemampuan manusia, yakni Tuhan yang menciptakannya. Sedangkan
daripada “momen akhir” yaitu bahwa alam semesta ini akan ada masanya berakhir
atau punah (tidak kekal). Penciptaan alam semesta diciptakan tidak dalam keadaan
yang instan, namun, mengalami proses yang berkelanjutan. Proses ini dimaksud
yaitu struktur atau komponen yang ada pada alam, tidak diciptakan dalam satu
masa, namun melewati beberapa masa/tahapan.