Tampilkan postingan dengan label kosmologi islam 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kosmologi islam 3. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Desember 2024

kosmologi islam 3

  



konsep kosmologi Harun Yahya di 

dalam Alquran dengan teori (Big Bang) dan kritikannya terhadap konsep kosmologi 

materialis. 

bahwa Harun Yahya melakukan pengintegrasian antara agama dan sains. Pengintegrasian 

yang beliau lakukan yaitu  integrasi konsep kosmologi versi Alquran dengan konsep 

kosmologi versi teori Big Bang. menurutnya, konsep kosmologi versi Alquran, sangat 

selaras dengan apa yang disampaikan dalam teori Big Bang. Salah satu relevansinya 

yaitu  sama-sama menyebutkan bahwa alam semesta berawal dari ketiadaan dan 

memiliki titik akhir. Berbeda dengan konsep kosmologi kaum materialis yang  

menjelaskan bahwa alam semesta ini tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. 

Selanjutnya konsep materalisme mengklaim, bahwa alam semesta ini hanya di isi oleh 

materi-materi yang tampak secara panca indera saja, tidak ada ruang bagi roh dan Tuhan. 

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang tidak menganggap adanya eksistensi Tuhan 

(ateisme). Oleh sebab itu, dengan paradigma integratif ini, sudah seharusnya dibangun 

kehidupan yang rukun dan harmonis antara agama dan sains, dengan tidak lagi membuat 

“gap” antar keduanya. Karena keduanya merupakan ilmu valid dan sumber kebenaran 

koheren bagi dunia.  


Integrasi agama dan sains merupakan metode yang berusaha mencoba untuk 

mencari relevansi antara agama dan sains. Topik yang bertemakan ini, bukanlah hal yang 

baru bagi dunia keilmuwan. Namun, sudah dibahas jauh sebelum abad modern. Jika 

melihat kembali sejarah yang ada, pembahasan mengenai agama sekaligus sains ini, sudah 

pernah disinggung pada masa Yunani Kuno. Namun, pada masa itu memang belum 

disebutkan adanya istilah “integrasi” atau hal-hal semacamnya. Orang-orang Yunani Kuno 

pada saat itu bisa dikatakan hanya “kebetulan” saja membahas topik demikian. Tidak ada 

penelitian atau kajian lebih lanjut. Mengingat, karena keterbatasan informasi atau 

pengetahuan yang didapatkan. Karena memang pada saat itu, belum muncul tokoh/ ahli 

atau pakar yang khusus membahas hal demikian. Jadi bisa dikatakan, bahwasannya 

perbincangan atau obrolan yang disampaikan oleh masyarakat Yunani Kuno pada masa 

itu masih “asumsi-asumsi” belaka. namun, jika ditarik kesimpulan, sebenarnya hal itu 

merupakan langkah awal pemikiran yang sangat bagus sekali bagi peradaban Yunani 

Tema inilah menjadi penting untuk dikaji lebih mendalam disebabkan jika 

melihat secara sekilas, wajar timbul pertanyaan-pertanyaan tentang “bagaimana agama dan 

sains bisa bersatu? ”padahal agama dan sains sudah memiliki porsi pembahasan 

tersendiri. Jika agama membahas persoalan keyakinan, kepercayaan dan ibadah kepada

Tuhan, sains juga memiliki porsi keilmuannya sendiri, yaitu tidak berhenti mengkaji apa 

yang ada disekitarnya, fenomena-fenomena yang ada, dengan melakukan eksperimen 

tertentu. Dengan demikian, kesan yang ditimbulkan bahwa agama dan sains itu 

merupakan suatu disiplin ilmu yang berjalan pada jalur masing-masing, tanpa ada 

kaitannya satu sama lain 

Dalam konteks kemodernan, integrasi ilmu agama dan sains merupakan 

keniscayaan. Di era modern sekarang ini tidak ada sisi kehidupan manusia yang alpa dari 

sains. Secara sosiologis, manusia telah terperangkap dalam arus globalisasi. Hal ini  

ditandai dengan pola dan gaya hidup masyarakat sekuler dan agamis yang saat ini sebagian 

hidupnya telah dikendalikan oleh sistem atau logika sains. Ini artinya sains betul-betul 

telah menjadi nafas kehidupan manusia modern. Bahkan saat ini ada  kecenderungan 

agama diacuhkan oleh sebagian manusia (Saifudin, 2020). Namun, bagaimanapun agama 

bagi orang beriman merupakan jantung terpenting dalam hidupnya. Tanpa agama, semua 

aktivitas orang beriman tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu agama 

merupakan dasar, norma, dan pedoman serta nilai bagi seseorang melakukan aktivitas 

kehidupan kesehariannya. Dengan demikian antara sains dan agama tidak bisa 

dipisahkan, apalagi dipertentangkan karena secara epistemologis keduanya bersumber 

dari Dzat Yang Satu, yaitu Allah SWT.  

Di sinilah posisi pentingnya mengintegrasikan ilmu agama dan sains dalam 

kehidupan. Penyatuan (ilmu) agama dan sains merupakan bentuk peneguhan tauhid 

seseorang dalam kehidupan social bermasyarakat dan buah dari keimanan seseorang 

B. Biografi Harun Yahya 

Harun Yahya yaitu  seorang da’i dan ilmuwan Islam. Nama aslinya yaitu  Adnan 

Oktar, lahir pada tanggal 2 Februari 1956 di Turki. beliau  berasal dari keluarga yang kaya 

dan aktif secara sosial. Ibu beliau, Ny. Mediha Oktar menuturkan, bahwa Adnan hanya 

tidur beberapa jam saja di malam hari, dan selebihnya beliau gunakan untuk membaca, 

membuat catatan, dan menyimpulkan kumpulan dari beberapa catatan ini . Beliau 

sudah membaca ratusan buku, termasuk karya-karya tentang Marxisme, komunisme, dan 

filsafat materialistik, juga beberapa karya-karya klasik yang jarang dibaca orang. Beliau 

meneliti karya-karya ini , menandai tiap bagian pentingnya dan membuat catatan di 

belakang buku ini . Cara inilah yang membuat beliau memiliki pengetahuan yang 

sangat luas tentang Filsafat dan ideologi-ideologi ini . Justru, Harun Yahya jauh lebih 

tahu dibandingkan dengan para pendukung ideologi ini . Memiliki informasi yang 

berlimpah tentang kontradiksi, kebuntuan, dan kebohongan yang ada  pada buku 

Filsafat  dan ideologi yang telah beliau baca, langsung memanfaatkan informasi ini , 

untuk mengungkapkan fakta yang ada. 

Harun Yahya sering berurusan dengan hukum, beliau pernah ditangkap dan 

dituntut karena sudah menyebarkan revolusi teokratis. Seteusnya beliau ditahan selama 

19 bulan. Pada tahun 1997 Harun Yahya dituduh membuat organisasi dengan tujuan 

kejahatan. Namun, setelah melewati proses peradilan yang panjang, akhirnya Harun 

Yahya dinyatakan bebas. lalu , beliau juga pernah berurusan dengan hukum, 

karena tuduhan keterlibatan kudeta. Selanjutnya beliau pernah didiagnosa menderita 

kelainan jiwa, yakni skizofrenia. Harun Yahya menghabiskan waktu selama 10 bulan di 

rumah sakit jiwa ,

Pada tahun 1979, Harun Yahya pergi ke Istanbul dan masuk ke Universitas 

Mimar Sinan. Institut pendidikan ini  telah berada di bawah pengaruh berbagai 

organisasi illegal, yang berhaluan Marxisme. Sehingga, pemahaman kekirian, tampak jelas 

mendominasi kampus. Setiap orang di kampus, baik staf, karyawan, maupun mahasiswa, 

yaitu  sosok materialis yang berpola piker atheis. Melihat lingkungan dimana ajaran 

agama dan akhlak sama sekali tidak dipedulikan dan ditolak, Harun Yahya menyeru 

orang-orang di sekitar beliau mengenai keesaan Allah. Hampir ke semua orang yang ada 

di kampus, beliau dakwahkan demikian dengan menggunakan bukti-bukti saintifik. Di 

tengah-tengah pembicaraan di kantin kampus, di koridor-koridor disaat jam istirahat, 

Harun Yahya menjelaskan kelemahan dan kesalahan filsafat materialistik dan Marxisme 

Harun Yahya telah membuat ratusan buku, dokumenter, dan CD. Buku-bukunya 

dibuat dengan mewah, kertas berkualitas tinggi, dan penuh dengan gambar yang 

berwarna, dan bahasanya tidak baku atau formal. Harun Yahya disebut-sebut sebagai 

penulis paling fenomenal di dunia muslim. Acara televisinya ditonton oleh banyak orang 

di dunia Arab. Berikut ini yaitu  beberapa karya Harun Yahya hasil terjemahan ke 

dalam Bahasa Indonesia, yakni: Keajaiban Alquran, Atlas Penciptaan, Ancaman Global 

Freemasonry, Penciptaan Alam Semesta, Penciptaan Alam Raya, Mengenal Allah Lewat 

Akal, Beberapa Rahasia Alquran, dan lain sebagainya 

Ciri khas daripada buku-buku karya Harun Yahya yaitu  mencerminkan 

pemikiran khas islamisasi sains, juga bantahan-bantahannya terhadap materialisme. Jika 

dilihat dari latar belakang pendidikan Harun Yahya yang merupakan alumni Filsafat dan 

seni, menyebabkan kurang mendalam penguasaannya terhadap sains. Analisis Filsafatnya 

pun tidak terlalu kelihatan dalam karya-karyanya. Justru, di dalamnya berisikan 

pembelaan-pembelaan terhadap Islam. Oleh karena itu, model islamisasi yang 

ditampilkannya tidak begitu filosofis dan paradigmatik. Namun, hal ini  tidak 

menjadi penghalang, sejauh masih sesuai dengan sumber-sumber Islam 

Pada tahun 2010, Harun Yahya terpilih sebagai muslim yang paling berpengaruh 

di dunia dari 500 muslim berpengaruh di dunia, oleh Royal Islamic StrategicStudies 

Centre of Jordan, atas kontribusinya dalam penerbitan karya-karya dengan topik-topik 


Islam . Pendidikan beliau di Universitas Mimar Sinan tidak 

berapa lama. Beliau mendaftarkan diri sebagai mahasiwa di Universitas Istanbul, jurusan 

Filsafat. Para pemuda yang bertemu Harun Yahya, sangatlah bersimpati kepada beliau 

dan sangat kagum atas pandangan dan sikap beliau yang santun1. Selain itu, ada beberapa tokoh yang mendukung dakwah beliau, yakni: Dr. Ir. 

Imaduddin Abdurrahim, M.Sc. dan Wali Razi. Imaduddin Abdurrahim yaitu  seorang 

ilmuwan sekaligus da’i Indonesia. Baginya, Harun Yahya mampu membuktikan semua 

hal secara ilmiah, tentang apa saja yang terkandung di dalam Alquran. Sedangkan Wali 

Razi yaitu  seorang menteri negara urusan agama Republik Islam Pakistan. Menurut 

Razi, karya-karya Harun Yahya sangat berharga bagi generasi muda di seluruh dunia 

 

C. Pengertian Agama, Sains dan Kosmologi 

Kamus KBBI, agama yaitu  sistem yang mengatur keimanan serta peribadatan 

kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan 

alam di sekitarnya, serta manusia dengan Tuhannya  Istilah 

lain dari agama yaitu  “religi”, yang diambil dari Bahasa Latin, yakni religio yang berakar 

dari kata re-ligare, yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya yaitu  ikatan 

penghambaan diri manusia kepada Tuhannya ,Bentuk 

penghambaan diri kepada Tuhan ini , karena dilatarbelakangi pemikiran manusia 

yang menganggap bahwa manusia yaitu  makhluk yang memiliki kemampuan yang 

terbatas. Kesadaran dan pengakuan keterbatasan itulah yang membuat manusia itu yakin, 

bahwa ada sesuatu yang luar biasa yang berasal di luar dari kemampuannya. Sumber luar 

biasa itulah yang mereka sebut dengan Tuhan Muhammad 

Drikarya Agama yaitu  keyakinan karena adanya kekuatan supernatural yang 

menciptakan dan mengatur alam semesta. Sedangkan Moenawar Chalil Agama yaitu  

adanya keterlibatan tingkah laku manusia ketika melakukan hubungannya dengan 

kekuatan supranatural. 

 Memurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sains yaitu  ilmu 

pengetahuan tentang alam yang sangat sistematis dan objektif, termasuk di dalamnya: 

zoology, botani, Fisika, Kimia, Geologi, dan lain sebagainya

Dalam Bahasa Inggris, sains disebut dengan istilah science, yang berarti yaitu  “ilmu”. 

Pemakaian istilah science, sebenarnya diambil dari Bahasa Latin, yakni scientia, yang 

berarti “pengetahuan”. Jadi, sains yaitu  suatu pengetahuan tertentu, yang didasarkan atas 

pengalaman dan pemahaman manusia. Achmad Baiquni, menyebutkan sains yaitu  

himpunan pengetahuan manusia tentang alam, yang diperoleh dari hasil para pakar pada 

penyimpulan yang rasional mengenai hasil-hasil analisis kritis terhadap data-data 

pengukuran yang diperoleh dari hasil observasi pada gejala-gejala alam. 

Kosmologi diambil dari Bahasa Inggris, yakni Cosmology, yang berasal dari 

Bahasa Yunani, yaitu “Cosmo” yang berarti alam semesta dan “logos” yang berarti ilmu 

atau asas-asas yang rasional. Dengan demikian, kosmologi yaitu  ilmu yang mempelajari 

tentang struktur dan sejarah alam semesta yang berskala besar 

Konsep kosmologi ini sudah melalui banyak eksperimen untuk memapankan teorinya. 

Konse ini lahir dari pemikiran manusia sejak dahulu, apakah  itu mitos, pengamatan yang 

terbatas, dan teologi. Contohnya yaitu  orang-orang Babilon dan Mesir Kuno yang 

membangun sistim kosmologi mereka dari campuran mitos kuno. Mereka mempercayai, 

jika kosmos ini berbentuk kotak, dengan bumi terletak sebagai dasarnya dan gunung-

gunung menopang langit sebagai atapnya. Tidak hanya itu, orang-orang Mesopotamia juga 

memiliki mitosnya tersendiri. Mereka menganggap, bahwa alam semesta berbentuk 

kubah yang berisi cakram datar bumi yang dikelilingi oleh air. Di atas kubah, air 

membentuk langit, dan dianggap sebagai tempat tinggal para dewa dan benda-benda 

angkasa lainnya  Setelah adanya perkembangan sains dan 

teknologi yang memadai, baru lalu  konsep kosmologi bisa dikenal oleh masyarakat 

modern pada saat ini. 

 

Materialisme lahir dari sebuah kelompok yang diberi nama Freemasonry. Banyak 

yang salah paham akan istilah Freemasonry ini. Ada yang beranggapan, bahwa 

Freemasonry yaitu  sebuah agama. Padahal tidak demikian, Freemasonry bukanlah 

agama, walaupun mereka memiliki ritual khusus dan tempat, seperti: gereja dan sinagog. 

Tokoh-tokoh mansonik dicurigai sebagai dalang konspirasi besar dunia; baik dalam 

Revolusi Prancis, PD I dan PD II, peristiwa terbunuhnya John F. Kennedy,  juga dicurigai 

dalam gerakan Zionisme. Tokoh-tokoh Freemasonry  yaitu  pelopor abad pencerahan 

di Eropa. Gerakan Freemasonry disebut-sebut sebagai gerakan bawah tanah. Gerakan 

Freemasonry dijelaskan lahir pada abad ke-18 di Eropa, namun disebutkan bahwa 

gerakan ini sudah lebih dulu ada semenjak Perang Salib dan pada masa Fir’aun di Mesir 

pada abad ke-30 SM, yang melandaskan ajarannya pada paganisme. Masa inilah 

merupakan sebagai periode awal lahirnya materialisme dan paham-paham lainnya, 

seperti: naturalisme, fasisme, rasialisme, komunisme, humanisme, atheisme dan 

sejenisnya. Semua paham-paham ini  yaitu  paham yang menolak momen 

penciptaan alam. lalu , ajaran-ajaran dari kelompok-kelompok ini  

beranggapan bahwa semua unsur kehidupan di dunia berasal dari serangkaian peristiwa 

kebetulan semata. 

Freemasonry yaitu  pemuja berhala, yang disebut dengan idolatry. Banyak 

presiden Amerika Serikat yang ikut bergabung dalam kelompok ini. Bahkan, ada seorang 

presiden yang menganggap, bahwa posisinya lebih penting sebagai grand master dalam 

Freemason, daripada jabatannya sebagai presiden Negeri Paman Sam. Kelompok 

Freemason memiliki banyak nama dan simbol yang berbeda-beda setiap 

perkembangannya di Eropa. Salah satunya yaitu  patung Liberty dan gedung menara 

kembar World Trade Center yang telah runtuh juga merupakan simbol dari kelompok 

ini. Materialisme sempat terpukul mundur di Eropa, karena besarnya pengaruh Kristen 

di abad pertengahan. Namun, pada masa Rennaisance, dimana agama dibatasi wilayah 

kerjanya, materialisme bangkit lagi. Materialisme mengklaim bahwa alam semesta tidak 

memiliki awal dan akhir, alam akan senantiasa ada sampai kapanpun. Hal ini  jelas 

sudah menolak akan eksistensi Tuhan (atheis). Mereka berkeyakinan, bahwa alam ini ada 

dengan sendirinya secara tiba-tiba. Bagi materialisme, yang ada hanyalah materi. Sehingga, 

segala hal yang di luar materi, mereka tolak. Salah satu tokoh materialis yaitu  Immanuel 

Kant  Seorang astofisikawan Amerika, Hugh Ross, 

mengatakan bahwa semua teori-teori “isme-isme” yang lahir dari Filsafat pada abad ke-18 

hingga abad ke-20, dibangun atas dasar asumsi yang salah. Salah satunya yaitu  asumsi 

yang menyatakan bahwa jagat raya ini yaitu  tidak bermula dan kekal 

Konsep kosmologi menurut Harun Yahya yaitu  bahwa alam jagat raya 

merupakan hasil dari ciptaan Allah Swt. Alam jagat raya ini memiliki momen penciptaan. 

Jagat raya yang begitu megah ini, memiliki momen awal dan momen akhir. Momen awal 

yang dimaksud yaitu  bahwa alam ini bukan terjadi secara tiba-tiba, namun ada  suatu 

kekuatan yang diluar batas kemampuan manusia, yakni Tuhan yang menciptakannya. 

Setelah Allah Swt. menciptakan alam semesta, Allah tidak meninggalkan alam semesta 

begitu saja. Namun, Allah juga tetap memberikan perlindungan dan menjaga alam ini 

dengan kekuatan-Nya dan kehendak-Nya. Karena, alam tanpa intervensi Tuhan, maka 

alam tidak akan bisa selalu eksis. Dan maksud daripada “momen akhir” yaitu  bahwa 

alam semesta ini akan ada masanya berakhir atau musnah (tidak kekal) 

Penciptaan alam semesta tidak diciptakan dalam keadaan yang instan, namun, 

mengalami proses yang berkelanjutan. Proses berkelanjutan yang dimaksud yaitu  bahwa 

struktur atau komponen yang ada pada alam semesta, tidak diciptakan dalam satu masa, 

namun melewati beberapa tahapan. Dalam hal ini, Harun Yahya berpedoman dengan 

dalil Alquran, khususnya yang menjelaskan mekanisme penciptaan alam semesta. Ada 

ratusan bahkan ribuan dalil Alquran yang menceritakan tentang kosmos. Namun, dalil 

yang paling jelas menerangkan mekanisme atau tahapan penciptaan alam jagat raya 

ada  dalam surah an-Nazi’at ayat 27-32, yakni:  

a. Ayat 27, masa I: Penciptaan langit pertama kali. Pada masa ini, alam semesta 

berasal dari satu titik tunggal. “Titik tunggal” ini berisi semua materi alam semesta 

yang memiliki volume nol.  

b. Ayat 28, masa II: Setelah diciptakannya langit, Allah menyempurnakan alam 

semesta dengan meninggikan bangunan. Meninggikan bangunan di sini 

maksudnya yaitu  alam semesta mengalami “pengembangan” atau “perluasan”. 

Terlihat dari galaksi-galaksi saling menjauhi dari bumi. Mengembangnya alam 

semesta ini sebenarnya yaitu  kelanjutan dari teori Big Bang. Dengan 

menggunakan perhitungan efek Doppler yang sederhana, diperkirakan alam 

semesta ini telah mengembang sekitar 13.7 miliar tahun. 

c. Ayat 29, masa III: Pembentukan tata surya termasuk bumi. Salah satu hasil dari 

pengembangan atau perluasan alam semesta ini  yaitu  diciptakannya tata 

surya, termasuk bumi. Dalam tahapan ini, Allah menciptakan siang dan malam, 

akibat dari berotasinya matahari. 

d. Ayat 30, masa IV: Awal mula diciptakan daratan di bumi, setelah diciptakannya 

matahari, Allah menciptakan daratan di bumi. 

lalu , Allah menciptakan air ke bumi melalui komet yang sudah terbentuk.  

Diawali dengan penciptaan alam jagat raya, bumi belum memiliki air. Air 

diperkirakan berasal dari komet yang secara tidak sengaja menumbuk atmosfer bumi 

yang pada saat itu masih sangat tipis sekali. Unsur hidrogen yang dibawa oleh komet, 

lalu  bereaksi dengan unsur-unsur di bumi, pada akhirnya membentuk uap air. 

Uap air inilah yang lalu  turun sebagai hujan pertama bagi bumi. Terakhir, 

setelah diciptakannya air, Allah melanjutkannya dengan menciptakan hewan, manusia 

beserta seluruh kebutuhan hidup makhluk hidup lainnya yang ada di bumi. 

Konsep perluasan yang disebutkan di atas, juga dijelaskan secara terperinci di 

dalam teori Big Bang.  Bagi Harun Yahya, penjelasan yang dikemukakan oleh teori Big 

Bang, sangat selaras dengan apa yang disampaikan oleh Alquran. Big Bang 

mengkonfirmasi apa yang ada di dalam Alquran. Berikut ini penjelasan secara umum 

perluasan alam jagat raya yang dimaksud yaitu:  

a. Big Bang mengemukakan, bahwa alam semesta berasal dari struktur dan 

komponen yang sangat padat dan panas. lalu  meledak dan pada akhirnya 

mengembang. Ketika komponen panas ini  meledak, ia mengeluarkan semua 

isi yang dikandungnya, atau yang disebut dengan energi. Energi yang 

dimuntahkannya ini , membentuk materi-materi yang sekarang ada di alam 

semesta ini dan akan terus mengembang. 

b. Salah satu materi yang dimaksud yaitu  bintang. Bintang terbentuk dari atom 

hidrogen yang berubah menjadi debu dan awan hidrogen (nebula). Awan 

hidrogen ini  padat dan sangat panas, yang mencapai jutaan derajat celcius. 

Awan hidrogen inilah yang menjadi komponen utama pembentukan bintang. 

Bintang-bintang yang sudah terbentuk, berkumpul dalam suatu kelompok, yang 

disebut dengan galaksi. Dari galaksi inilah lahirnya milyaran tata surya. Salah 

satunya yaitu  planet yang kita tempati ini. 

c. Perluasan yang dimaksud di dalam teori Big Bang ini yaitu  bahwa bintang-

bintang terlihat menjauh dari bumi.   

Jadi sebenarnya, tidak ada pertentangan sama sekali antara kosmologi yang 

dibahas dalam Alquran, dan kosmologi yang dibahas dalam teori Big Bang. Dari segi 

agama, Harun Yahya menggandeng Alquran untuk mendukung argumennya. Sedangkan 

dari segi sains, ia menggandeng teori Big Bang untuk memperkuat argumennya. 

 

F. Kritikan Harun Yahya Terhadap Konsep Kosmologi Materialis 

Harun Yahya sebagai seorang da’i, sekaligus ilmuwan muslim, beliau sangat 

menentang keras pendapat yang dikemukakan kaum materialis mengenai alam. Berikut 

ini merupakan kritikan sekaligus bantahan Harun Yahya terhadap konsep kosmologi 

kaum materialisme dengan menggunakan 2 sumber, yakni Alquran dan teori Big Bang: 

a. Alquran  

 Kaum materialisme mengatakan, bahwa alam merupakan hasil dari suatu 

kebetulan semata, bukan merupakan hasil dari sang Pencipta (tidak ada awal dan akhir). 

Karena memang kaum materialis ini merupakan kelompok yang tidak percaya akan 

Tuhan. Konsep pemikiran mereka ini  disanggah oleh Harun Yahya dengan dalil 

Alquran, yakni: 

Artinya: “Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak, 

padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia 

mengetahui segala sesuatu” al-An'am, 6: 101.  

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, 

dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu 

segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan 

sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui al-Baqarah: 22. Dia-lah Allah yang 

menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) 

langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu al-

Baqarah: 29. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan 

bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam 

kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan 

dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan 

dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam al-A’raaf: 54. 

Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang, (sebagaimana) yang kamu lihat, lalu  

Dia bersemayam di atas 'Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing 

beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), 

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) 

dengan Tuhanmu. ar-Ra’d: 2. Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui, 

bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu yaitu  suatu yang padu, lalu  

Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. 

Maka mengapa mereka tiada juga beriman? al-Anbiyaa’: 30.  

Pada ayat yang lain Allah Berfirman yang artinya: Dan dia menciptakan di bumi itu 

gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan 

padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu 

sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Fushshilat: 10. lalu  Dia menuju 

kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap. Lalu Dia berkata 

kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan 

suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."  

Fushshilat: 11.  Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan 

pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang 

yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah 

ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui Fushshilat: 12. Dan apakah mereka 

tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan 

Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? 

Ya, (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. al-Ahqaaf: 33. Maka 

apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami 

meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak 

sedikitpun? Qaaf: 6. Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa 

yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa 

keletihan Qaaf: 38.  

Selanjutnya pada ayat lain disebutkan dalam al-Qur’an yang artinya: Tidakkah kamu 

perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? 

Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan 

makhluk yang baru,Ibrahim: 19). Enam masa yang disebutkan pada ayat di atas, bukan 

“enam hari”, namun enam  masa yang dimaksudkan itu yaitu  enam tahapan. Dalam 

HR. Bukhari secara Muallaq sampai al-Minhal, 6 masa yang dimaksud yaitu : Pertama, 

Allah menciptakan bumi selama 2 hari sebagai pondasi, namun bumi ketika itu belum 

ada isinya. lalu , Allah menciptakan tujuh lapis langit beserta urusan-urusannya 

dalam waktu 2 hari. Terakhir, Allah menyempurnakan hamparan bumi dengan 

menumbuhkan tanam-tanaman, mengokohkannya dengan gunung-gunung, mengalirkan 

mata air, menciptakan lembah, sungai dan benda-benda  lain dalam 2 hari sisanya. Total 

semuanya yaitu  6 hari. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit 

dan bumi dalam enam masa, lalu  Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur 

segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at, kecuali sesudah ada izin-

Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka 

apakah kamu tidak mengambil pelajaran? Yunus: 3. Dan Dia-lah yang menciptakan langit 

dan bumi dalam enam masa, dan yaitu  singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia 

menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada 

penduduk Mekkah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya 

orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." Huud: 7 

 Selain itu, kaum materialis juga mengklaim bahwa alam semesta ini statis. Hal ini, 

dibantah oleh Harun Yahya dengan menggunakan dalil alQur,an Artinya: “Dan langit itu 

Kami bangun dengan kekuasaan (Kami). Dan sesungguhnya, Kami benar-benar 

meluaskan-nya” Adz-Dzaariyaat, 51: 47. Dalil ini  menerangkan bahwa alam semesta 

mengalami proses pemuaian atau perluasan. Ada beberapa dalil lainnya, yang juga 

menerangkan proses perluasan alam semesta yang berawal dari suatu komponen yang 

padu, lalu lalu  mengalami keretakan karena terpecah menjadi komponen-

komponen yang terpisah-terpisah, yakni: “Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui, 

bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu yaitu  suatu yang padu. lalu  

Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air, Kami jadikan segala sesuatu yang 

hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?” al-Anbiya’: 30. Ayat ini 

menginformasikan, alam raya pada mulanya yaitu  suatu keterpaduan, tapi lalu  

terjadi pemisahan menjadi langit dan bumi. Rataq, artinya perpaduan (bercampur, 

bersatu) beberapa unsur atau zat yang berbeda, sehingga menjadi kumpulan yang 

homogen. Sedangkan fataq, proses pemisahan dari beberapa unsur yang dipadukan .

Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Alexander Friedman, seorang 

matematikawan asal Rusia dan Abble Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia 

pada tahun 1920-an dan lalu  konsep kosmologi ini dikembangkan oleh George 

Gamov, seorang Fisikawan Amerika pada tahun 1940-an 

Menurut mereka, alam semesta ini berasal dari gumpalan super atom yang 

berbentuk bola api kecil dengan ukuran yang sangat kecil. Ketika gumpalan ini meledak 

dan memuntahkan seluruh isinya, berarti ia sudah melepaskan sejumlah besar energi di 

alam semesta, yang lalu  membentuk seluruh materi alam semesta dan lalu  

berkembang menjadi bentuk seperti sekarang ini, dan akan terus berkembang. Jika ada 

yang bertanya, “dari manakah titik api atau bola api itu?” Pakar ilmu Fisika dan 

Matematik yang paling fenomenal, Professor Stephen Hawking menjawab dengan 

berseloroh: "Kalau Anda tanya soal itu, itu sama dengan ingin mengetahui apa yang 

ada  dalam pikiran Tuhan." Big Bang juga mengemukakan, bahwa alam semesta 

meledak dan memuai sekitar 13.700 tahun yang lalu. 

Salah satu bentuk dari hasil ledakan yang terjadi yaitu  terbentuknya atom 

hidrogen. Atom hidrogen ini  terus bertambah dan berubah menjadi debu dan 


nebula (awan nitrogen). Nebula ini  sangat panas, dengan suhu jutaan derajat celcius. 

Nebula inilah yang menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Bintang-

bintang yang telah terbentuk, berkumpul menjadi satu gugusan atau kelompok, yang 

disebut dengan galaksi. Untuk diketahui, galaksi berbentuk spiral, dapat  disamakan 

dengan lingkaran obat nyamuk. Dari galaksi itulah lahirnya milyaran tata surya, salah 

satunya yaitu  bumi yang kita tempati ini. 

Pada tahun 1929, di laboratorium California, seorang astronom Amerika bernama 

Edwin Hubble, yang namanya sekarang dipakai sebagai nama teleskop raksasa yang 

mengorbit bumi, membuat temuan penting sepanjang sejarah astronomi.Ketika 

mengamati bintang dari sebuah teleskop raksasa, ia menemukan cahaya yang dipancarkan 

oleh bintang-bintang. Bintang-bintang ini , saling menjauh dari bumi dan bergeser ke 

ujung merah spektrum. Berdasarkan hukum Fisika, spektrum cahaya berwarna merah 

ini , menandakan bahwa bintang-bintang saling menjauhi satu sama lain ,

Untuk contoh yang lebih mudahnya, alam semesta ini diibaratkan dengan sebuah 

balon yang sedang ditiup. Otomatis, titik-titik permukaan balon saling menjauhi, karena 

balon semakin mengembang. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan, bahwasannya 

bagian-bagian alam semesta saling menjauhi, karena adanya proses pemuaian di 

dalamnya. Proses pemisahan bagian-bagian alam semesta ini , dikenal dengan 

sebutan “telur kosmik”. Telur kosmik ini mengandung semua materi yang ada di alam 

semesta sebelum terjadinya Big Bang. Dengan kata lain, langit dan bumi ini pada mulanya 

dalam kondisi rataq(bersatu padu), lalu  terpisah menjadi bagian-bagian tersendiri, 

yang disebut dengan fataq(terpisah) 

Pada awal abad ke-20, ahli Fisika Rusia, Alexander Friedman dan kosmolog 

Belgia, Georges Lemaitre, menghitung bahwa alam semesta bergerak secara konstan dan 

semakin meluas. lalu , Lemaitre juga menyatakan bahwa alam semesta 

mengembang atau meledak, karena ada “sesuatu” yang memicunya. Dan menurutnya, 

“sesuatu” yang dimaksud itu yaitu  tingkat radiasi. Pada tahun 1948, George Gamov 

mengembangkan perhitungan George Lemaitre lebih jauh dan menghasilkan gagasan 

baru mengenai Dentuman Besar ini. Ia menyimpukan, bahwa alam semesta ini terbentuk 

dari sebuah ledakan besar yang tiba-tiba. Oleh sebab itu, pasti ada radiasi yang 

ditinggalkan dari ledakan ini .  

Pada tahun 1965, ada  dua peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson 

yang menemukan radiasi sisa dari Dentuman Besar masa lalu. Radiasi ini  

diistilahkan dengan “Radiasi Latar Belakang Kosmik”. Radiasi tidak dibatasi, justru 

menyebar ke semua jagat raya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah nobel untuk 

penemuan mereka. Pada tahun 1989, untuk membuktikan kembali penemuan Penzias 

dan Wilson, George Smoot dan tim NASA-nya meluncurkan sebuah satelit Cosmic 

Background Explorer (COBE) ke luar angkasa. Hanya membutuhkan waktu delapan 

menit untuk satelit itu meluncur. Hanya membutuhkan waktu delapan menit agar satelit 

itu meluncur dan mendeteksi tingkat radiasi yang dilaporkan oleh Penzias dan 

Wilson.Hasil yang diperoleh, COBE menemukan sisa ledakan raksasa yang terjadi diawal 

penciptaan alam semesta. Penemuan ini  dianggap sebagai penemuan terbesar dalam 

sejarah astronomi saat itu dan juga sekaligus membuktikan kebenaran teori Big Bang 

Berbicara mengenai berakhirnya alam semesta, para ilmuwan mengatakan bahwa 

musnahnya alam semesta, tergantung dari kepadatan dan distribusi materi yang ada di 

alam semesta itu sendiri. Ada beberapa ilmuwan yang sudah menghitung dan 

memprediksi, “ambang batas kepadatan” alam semesta. Jika kepadatan melampaui batas, 

maka ekspansi alam semesta akan melambat. Sehingga, volume alam semesta menyusut 

dan runtuh. Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Big Bang, sangat selaras dengan apa 

yang Alquran bicarakan 1400 tahun yang lalu, tepatnya jauh sebelum lahirnya teori Big 

Bang, yaitu mengenai bahwa alam semesta ini tidaklah konstan, melainkan selalu 

mengalami pemuaian ataupun perluasan. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan 

bahwa Islam yaitu  agama yang menganjurkan umatnya untuk menggunakan akalnya, 

serta memikirkan segala apa yang ada di alam semesta. Hal ini sebagaimana tercantum 

dalam ayat Alquran, yang artinya: 

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam 

dan siang, ada  tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang 

yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring 

dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya 

Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, 

maka peliharalah kami dari siksa neraka" Ali-Imran: 190-191. 

Bagi orang yang berakal, memikirkan penciptaan alam semesta, merupakan 

pekerjaan yang tiada henti-hentinya. Sampai akhirnya mereka berpikir, bahwa alam ini 

diciptakan oleh Allah tidak dengan sia-sia. Ini semua merupakan proses dari hasil 

tafakkur dan perenungan yang intensif. Rasulullah Saw. juga mengatakan, bahwa “Tidak 

ada pada agama Islam tanpa adanya aktivitas akal”. Artinya, bahwa seorang muslim 

harusnya dapat membangun aktivitas akal di segala aspek kehidupan. Akal harus 

digunakan sebagaimana fungsinya (Harun Yahya, 2002a, p. 8). Allah Swt. memerintahkan 

manusia untuk merenungi semua kejadian alam semesta. Ketika seseorang mempelajari 

Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Astronomi, dan lain sebagainya, sejatinya orang ini  

sedang menggunakan penalarannya untuk memahami keagungan Tuhan. Namun 

sayangnya, usaha-usaha untuk memahami alam semesta ini, masih dipandang sebagai 

aktivitas duniawi, yang kering akan nilai-nilai spiritual 

Memikirkan alam sekitar, juga merupakan bentuk pengenalan yang lebih intim tentang 

Tuhan-Nya, yakni ada  dalam surah ar-Rum ayat 8:  

 Artinya: “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? 

Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. 

Melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan 

sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan 

dengan Tuhannya.”  

Dalam ayat ini , disebutkan kata “memikirkan”. Isyarat ini  maksudnya 

yaitu  Allah menunjukkan jalan menuju pengenalan diri-Nya, melalui memikirkan apa 

yang ada pada diri sendiri, dan apa yang ada pada alam semesta ini. Semua itu yaitu  

jalan untuk mengenal-Nya. Karena Allah mengungkapkan kekuasaan-Nya, melalui hasil 

dari ciptaan-Nya . Sebagai contoh, ilmuwan yang melakukan 

penelitian tentang mata. Setelah meneliti segala hal tentang struktur mata secara detail, ia 

menemukan bahwa hal ini  bukanlah suatu kebetulan, namun merupakan suatu hasil 

ciptaan yang sangat ajaib. Hasil dari penelitian yang ia lakukan, yakni: bahwa mata terdiri 

dari berbagai komponen yang sangat selaras. Hal ini membuat Beliau semakin kagum 

atas penciptaan Allah Swt 

Agus Purwanto dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta (AAS), menyatakan 

kegelisahannya pada kondisi masyoritas umat Islam di dunia: 

“Umat dan para ulama banyak menghabiskan waktu untuk membahas persoalan Fikih, 

dan sering sekali berseteru serta bertengkar karenanya. Mereka lalai atas fenomena 

terbitnya matahari, beredarnya bulan, dan kelap-kelipnya bintang. Mereka abaikan gerak 

awan di langit, kilat yang menyambar, listrik yang membakar, malam yang gelap gulita, 

dan mutiara yang gemerlap. Mereka juga tidak tertarik pada aneka tumbuhan di 

sekitarnya, binatang ternak maupun binatang buas yang betebaran di muka bumi dan 

aneka fenomena serta kejaiban lainnya.” 

Salah satu keajaiban Alquran, yakni: sejumlah kebenaran ilmiah yang 

diungkapkan oleh manusia pada abad ke-20, sudah lebih dulu dinyatakan dalam Alquran 

pada 1400 tahun lalu. Alquran memang bukan buku sains, namun banyak fakta ilmiah 

yang dinyatakan secara mendalam di dalamnya. Pada abad ke-7, ketika Alquran 

diturunkan, masyarakat Arab mempunyai banyak keyakinan atau kepercayaan kepada 

hal-hal yang berbau takhayul dan tanpa dasar ilmiah apapun. Masyarakat Arab dulu 

masih percaya kepada legenda-legenda warisan generasi lampau. Misalnya, mengira 

bahwa gunung-gunung yang menancap dengan kokohnya disebut-sebut sebagai tiang yang 

menyangga langit di atas. Namun, semua kepercayaan takhayul masyarakat Arab ini , 

sudah dihapuskan oleh Alquran, dalam surah ar-Rad: Artinya:“Allah-lah yang 

meninggikan langit tanpa tiang…” ar-Rad, 13:2. 

Dari beberapa sumber tentang kosmologi karangan Harun Yahya belum 

menemukan referensi terkait konsep atau pemikiran khusus Harun Yahya mengenai 

kosmologi. Sumber yang ada  lebih kepada pemaparan beberapa ayat Alquran yang 

berkaitan dengan kosmos dengan menggandeng teori Big Bang untuk menyelaraskannya 

dengan dalil Alquran. Keputusan menggandeng dengan teori Big Bang untuk 

menyanggah kosmologi materialis. Big Bang merupakan satu-satunya teori yang sudah 

melewati uji coba observasi yang cukup panjang untuk menjadi teori yang teruji 

validitasnya sampai sekarang. Oleh karena itu, Harun Yahya melihat bahwa teori dari 

hasil observasi yang ditemukan oleh Big Bang, memiliki korelasi yang sangat erat dengan 

kosmologi yang disampaikan oleh Alquran. Harun Yahya menyimpulkan, bahwa dengan 

hadirnya Big Bang sebagai konsep kosmologi modern yang paling terpercaya saat ini, 

secara tidak langsung sudah menjadi wadah konfirmasi terhadap dalil Alquran yang 

membahas seputar kosmologi dari segi sains.  

 Harun Yahya sepakat terhadap dalil Alquran yang mengatakan, bahwa alam 

semesta memiliki awal dan akhir. Jika alam semesta memiliki awal, pertanda bahwa alam 

ini memiliki aktor sang pencipta, yaitu Allah Swt. Demikian juga bahwa alam semesta 

akan ada masanya mengalami kehancuran /berakhir, sesuai dengan kehendak sang 

pencipta. Argumen-argumen ini  beliau gunakan untuk menyanggah klaim kaum 

materialis, yang menyatakan bahwa alam semesta tidak memiliki awal dan akhir (hadir 

secara tiba-tiba dan akan ada selamanya/kekal). Hasil korelasi lainnya beliau temukan 

yaitu  bahwa Alquran dan Teori Big Bang, sama-sama menyatakan bahwa alam semesta 

ini tidak konstan (statis), melainkan selalu mengalami perkembangan atau perluasan. 

Yang ditandai dengan terciptanya: matahari, bulan, bintang, galaksi, planet, hewan, 

manusia, tumbuhan, air, dan lain sebagainya. Argumen ini digunakan Harun Yahya untuk 

menyanggah materialis yang mengklaim bahwa alam semesta setelah diciptakan, tidak 

mengalami perluasan, melainkan konstan (statis). Klaim ini  langsung terbantahkan 

oleh penemuan Edwin Hubble yang melihat bahwa masing-masing bintang, terlihat saling 

menjauhi bumi. 

 Dari pernyataan di atas terlihat bahwa metode yang digunakan Harun Yahya 

dalam membantah kosmologi materialis yaitu  dengan cara justifikasi (pembenaran 

melalui dalil Alquran).  Menggandeng teori Big Bang, termasuk dalam tahapan integrasi 

antara agama dan sains. Selain terlihat bahwa keputusan Harun Yahya dalam 

menggandeng keduanya, dengan tujuan untuk memperkuat argumennya dalam 

membantah materialisme, merupakan keputusan yang tepat. Karena hasil temuan relasi 

antar keduanya, Alquran dan teori Big Bang merupakan dua hal yang rasional untuk 

dikolaborasikan, karena memiliki validitas yang tinggi dan dapat dipercaya.  

Integrasi agama dan sains merupakan sebuah wacana yang sangat baik, karena 

berusaha untuk menghubungkan antara agama dan sains, yang selama ini dianggap 

merupakan hal yang tidak bisa dicari relasinya. Agama dan sains bukan merupakan 

suatu hal yang dipisahkan, justru harus dicari hubungan antar keduanya. Agama dan 

sains sebenarnya dua hal yang memiliki entitas yang sama. Buktinya, banyak hal yang 

diteliti oleh sains, sejalan dengan apa yang dikonfirmasikan oleh agama dan hal ini 

telah dijelaskan di dalam kitab suci. Oleh karena itu, agama dan sains merupakan dua 

hal yang saling berhubungan satu sama lainnya. Agama membutuhkan sains, 

begitupun sebaliknya.  

Penjelasan tentang integrasi agama dan sains yaitu  persoalan kosmologi 

kaum materialis. Mereka meyakini, bahwa alam jagat raya ini tidak ada awal dan tidak 

memiliki akhir. Alam semesta ini tidak ada  momen penciptaan, alam yaitu  ada 

dengan sendirinya secara tiba-tiba dan akan senantiasa ada untuk selamanya, kekal, 

tidak akan pernah musnah maupun hancur. Sebaliknya bagi kaum materialis sama 

sekali tidak mempercayai adanya Pencipta (Tuhan). Argumen-argumen yang 

disampaikan oleh kaum materialis terbantahkan oleh pakar filosof muslim. Dalam 

membantah konsep ini  menggandeng Alquran dan teori Big Bang untuk 

mengungkapkan kebenarannya. Baginya, konsep kosmologi yang dipaparkan dalam 

Alquran sangat relevan dengan yang dipaparkan dalam teori Big Bang. Karena 

keduanya menjelaskan bahwa alam memiliki awal dan akhir dan selalu mengalami  

perluasan. Berbeda dengan konsep kosmologi materialis, yang mengklaim bahwa 

alam semesta hadir secara “tiba-tiba”, dan akan eksis sampai selamanya (tidak akan 

musnah/kekal abadi).  

 Konsep kosmologi Harun Yahya, yaitu  bahwa alam merupakan hasil dari 

ciptaan Allah Swt dan memiliki momen penciptaan awal dan akhir. Momen awal 

yaitu  alam ini bukan terjadi secara tiba-tiba, namun ada  suatu kekuatan yang 

diluar batas kemampuan manusia, yakni Tuhan yang menciptakannya. Sedangkan 

daripada “momen akhir” yaitu  bahwa alam semesta ini akan ada masanya berakhir 

atau punah (tidak kekal). Penciptaan alam semesta diciptakan tidak dalam keadaan 

yang instan, namun, mengalami proses yang berkelanjutan. Proses ini dimaksud 

yaitu  struktur atau komponen yang ada pada alam, tidak diciptakan dalam satu 

masa, namun melewati beberapa masa/tahapan.