Tampilkan postingan dengan label Ilmu Falak 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ilmu Falak 3. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

Ilmu Falak 3

 


waktu menekuni ilmu falak (astronomi), ia juga sebagai tokoh 

representasi tentang teori kosmos. Menurutnya, langit sebagai telur dan 

bumi merupakan kuning telur, langit berbentuk besar dan bumi kecil.8 

Langit dan bumi berdiri masing-masing bertopang pada enargi dan 

mengapung di atas air. Ia berpendapat bahwa langit mempunyai kerak 

luar yang kokoh, namun tidak berarti bahwa kulit keras itu  batas dari 

alam semesta. Jagat raya yang ada diluar kulit keras, merupakan jarak 

ruang dan waktu tak terbatas. 

8. Shatapatha Brahmana  (6000 SM) 

        Menurut Shatapatha matahari berada dalam keadaan diam 

sepanjang waktu dan berada pada suatu tempat yang tidak berubah dan 

tidak berpindanh.9 Pengertian itu menjelaskan bahwa matahari tidak 

bergerak (diam) sedangkan bumi bergerak mengelilinginya. Kemudian, 

Yajnavalkya mengatakan bahwa matahari lebih besar dari bumi, dan 

pendapat ini berpengaruh terhadap pemahaman teori heliosentris. 

         Peradaban falak (astronomi) bangsa India telah ditemukan sekitar 

3000 tahun SM di lembah sungai Indus daerah Mahenjodaro. Bangsa 

India kuno meyakini bahwa bumi yaitu  sebuah dataran yang bersangga 

di atas punggung gajah raksasa, dan gajah ini  berdiri di atas 

punggung seekor kura-kura besar. Mereka meyakini pula bahwa langit 

yaitu  seekor ular kubra raksasa yang badannya melingkari bumi, dan 

pada malam hari sisiknya bersinar seperti bintang-bintang. 

       Selain tokoh di atas,  Ariyabata yang hidup pada tahun 476 M. dan  

Brahmagupta yang hidup pada tahun 568 M. yaitu  dua orang ilmuwan 

besar  yang menguasai ilmu perbintangan yang handal. 

B.Tokoh -Tokoh Ilmu Falak (Astronomi)  Pada Masa  Islam. 

1. $Eu-a’IarMuhammad ibn Musa al -Khawarizmi (780-847 M).10 

           Al-Khawarizmi lahir pada tahun 780 M di Khawarizmi, sebuah kota 

kecil ditepi sungai oxus Uzbekistan, dan meninggal pada tahun 850 M. 

                                                        

        8I b i d., h. 15. 

        9Rahmat Abdullah, Teori Absolutivitas Matahari Mengelilingi Bumi, (Solo: Pustaka Arafah, 

2011), h. 45. 

        10Lahir di Khawazim, Selatan Laut Aral Uzbekistan. Beliau telah berjasa dalam bidang falak 

pada zaman pemerintahan Khalifah al-Makmun, Bani Abbasiyah di Bagdad, ia dinobatkan sebagai 

ahli falak kerajaan, karena perestasinya dalam bidang ilmu falak, sehingga al-Khawarizmi dijuluki 

ahli falak yang agung. Ia membetulkan pandangan Ptolemy tentang bumi sebagai pusat planet. 

Kerja keras beliau menghasilkan peta dunia pertama, lingkaran bumi, menciptakan alat pengukur 

bintang dan, ukuran lama waktu dan besar deklinasi matahari dari eqwator ke Utara dan ke Selatan 

sebesar 23º 5'. Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, 

(selanjtnya ditulis Ilmu Falak) (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007), h.7. Bandingkan, Badri 

Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Perss, 2010), h. 58. Lihat pula; A. Razaq 

Naufal, Umat Islam dan Sains Modern, (Bandung: Husaini, 1987), h. 47. Bandingkan, Wahyu 

Murtiningsih, Biografi Para Ilmuwan Muslim, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 1-3. 

87 

 

Panggilan al-Khawarizmi untuk menunjukkan tempat kelahirannya. 

Sewaktu al-Khawarizmi masih kecil ia dibawa pindah oleh orang tuanya 

ke Baghdad. Pada masa itu, Irak berada di bawah pemerintahan Khalifah 

al-Makmun.11 

        Ia yaitu  ilmuwan besar bangsa Arab, setiap generasi diberbagai 

daerah selalu merujuk kepada pemikirannya. Al-Khawarizmi, selain ahli 

aljabar dan logaritma, ia juga ahli dalam ilmu falak (astronomi). Ia 

dipandang sebagai ilmuwan Islam yang jenius dan fasih berbicara serta 

memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan sains modern.12 

        Selama hidup al-Khawarizmi banyak menulis buku dalam berbagai 

bidang ilmu sains. Dalam bidang sains astronomi, karyanya yang 

terkenal berjudul; Kitab al-Tarikh, (ilmu falak) kitab Istikhraj Tarikh al-

Yahudi (kitab falak), kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabar wa 

Muqabalah (kitab falak dan aljabar) dan membuat tabel tentang ilmu 

perbintangan. Ia juga membuat rumus segitiga dan menyusun daftar 

logaritma. Pada abad XII sejumlah karyanya diterjemahkan ke dalam 

bahasa latin oleh Adelard of Bal dan Gerard of Cremona. Kemudian 

diterjemahkan lagi berbagai bahasa yang digunakan di Eropa, dan 

terakhir karya ini  diterjemahkan ke dalam bahasa Cina.13 Buku-

bukunya terut menjadi refeensi di beberapa Universitas di dunia hingga 

abad ke 16 M.     

2. Abu Abbas bin Muhamma d bin  Kathir al-Farghani (813-881 M).14  

       Al-Farghani berasal dari Farghana Transoxania, sebuah kota ditepi 

sungai Sardaria Uzbekistan.15 Di Barat, para astronom abad pertengahan 

mengenalnya dengan sebutan al-Faraganus, ia hidup pada masa 

pemerintahan al-Makmun (813-881) hingga kematian Khalifah al-

Mutawakkil (881). Al-Farghani hidup pada dua masa pemerintahan yang 

memberi dukungan penuh bagi perkembangan ilmu falak (astronomi). 

Karena kecintaan Khalifah pada ilmu falak, ia bangun sebuah lembaga 

kajian yang disebut Akademi al-Makmun. Al-Farghani dan ahli falak lain 

diberi wewenang mengelola lembaga ini . 

    Al-Farghani bersama ahli falak (astronomi) lain, diberi kesempatan 

oleh Khalifah al-Makmun mengembangkan ilmu falak. Pada tahun 829 

M, ia melakukan penelitian di observatorium yang didirikan Khalifah al-

Makmun di Baghdad. Melalui penelitian itu, ia dapat mengetahui 

diameter bumi.itu, dapat diketahui diameter bumi. 

    Sumbangan Pemikiran al-Farghani; 

                                                        

 

        Al-Farghani menerima teori Ptolomy dan nilai-nilainya telah 

diberlakukan  lebih awal. Menurut Al-Farghani, teori itu jika diteliti 

bukan sahaja memberi kesan kepada bintang tetapi juga planet-planet 

lain di alam semesta. Penelitian al-Farghani  ialah menemukan bahwa 

bumi mempunyai ukur bujur  sejauh 11,700 km.  Aktiviti penelitian al-

Farghani tidak hanya terhad kepada ilmu bintang tetapi  meliputi bidang 

kedirgentaraan. Menurut Ibn Tughri Birdi, al-Farghani telah membangun 

proyek pembinaan Great Nilometer di al-Fustat (Cairo). Proyek itu 

bertujuan untuk mengembangkan kedirgantaraan, dan selesai dibangun  

pada tahun 861 Masehi. Karya al-Farghani dalam bidang ilmu falak. 

       Hasil karya al-Farghani di bidang astronomi berjudul; Harakat as-

samawiya wa Jawami Ilm an-Nujum  (peredaran benda-benda langit dan 

asas-asas perbintangan) yaitu  salah satu karya utamanya yang memuat 

kajian tentang perbintangan. Buku ini sangat besar pengaruhnya bagi 

perkembangan ilmu falak (astronomi) di Eropa. Dalam buku ini , al-

Farghani mengadopsi teori Ptolomeus, kemudian ia menganalisa terori 

ini , sehingga ia menemukan teorinya sendiri. Buku ini mendapat 

respon positif dari para ilmuwan muslim dan non muslim. Buku Harakat 

ini diterjemahkan beberapa kali ke dalam bahasa Inggeris, mengalami 

perubahan judul; Elements of Astronomy. Kemudian Jacob Anatoni 

menerjemahkan karya al-Farghani ke dalam bahasa Yahudi. Selain itu, 

ringkasan buku ini menjadi pegangan kalangan para ilmuwan.16 

3. Abu Abdullah Muh ammad ibn Jabir Ibn Sinan al -Battani (858-929 

M).17  

            Al-Battani lahir pada tahun 858 M di Battan, Haran, dan meninggal 

dunia pada tahun 929 M di Irak. Nama lengkap al-Battani yaitu  Abu 

Abdullah Muhammad ibn Jabir Ibn Sina al-Battani. Para ilmuwan abad 

pertengahan mengenalnya dengan nama al-Betegni atau al-Batenus. Al-

Battani sangat menggemari ilmu falak (astronomi), ia mendapat didikan 

ilmu  ini  dari ayahnya (Jabir Ibn Sinan). Ia termasuk anak yang 

cerdas, semua pelajaran yang diberikan ayahnya dapat diserapnya 

dengan baik termasuk pelajaran ilmu falak (astronomi).  Sumbangan 

Pemikiran Al Battani; 

       Al-Battani memulai kajiannya di Bitan, Iraq, kemudian di Antokiah, 

Syria, ia telah merumuskan dengan  teliti mengenai pergantian tahun dan 

musim, peredaran matahari dan menetapkan kemiringan buruj pada 

garisan khatulistiwa. Ia juga mempunyai penelitian tentang gerhana 

matahari, bulan dan pergerakanya. Karya-Karya Al Battani; 

                                                        

 

        Al-Battani membetulkan teori Potolomeus dalam bukunya “ Al =aij 

al Sabik". Bukunya terdiri dari muqaddimah dan 57 bahagian tentang 

cara-cara perhitungan, sifat buruj, kadar miring, bintang dan 

permasalahannya, beberapa jenis taqwim, lama masa dalam satu tahun, 

alat-alat astronomi dan cara menggunakannya. Buku ini  diterjemah 

ke bahasa Latin oleh Aplaton Al Tipoli pada abad 18 Masehi buku 

terjemahan ini  mendorong perkembangan astronomi di Eropa. 

           Sebagai seorang ahli falak Islam pertama, al-Battani menghasilkan  

beberapa penemuan, diantaranya mengetahuai lama waktu yang di 

perlukan bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun, yaitu 365 hari, 5 

jam  46 menit dan 24 detik, dan sebelumnya tidak ada perhitungan 

seperti itu. Hasil penelitian al-Battani, menemukan panjang musim, orbit 

bulan, lengkungan bulan dan matahari.18 Al-Battani yaitu  satu-satunya 

ahli falak (astronomi) yang mampu menggambarkan ukuran matahari 

dan bulan secara akurat.  

            Al-Battani guru terkenal  dalam ilmu falak (astronomi), ia banyak 

menggunakan termenologi falak (astronomi) yang berasal dari bahasa 

Arab, seperti azimut, zenit dan nadir. Al-Battani, menciptakan alat 

teropong bintang dan menetapkan tentang letak bintang. Karyanya yang 

terkenal   berjudul; Kitab Ma’rifat Mathla’i al-Buruj Baina Arbi al-

Falak (buku ini menbicarakan tentang perbintangan), al-Zaujush li 

Battani (almanak versi Battani) dan  Kitab al-Zij.19 Pada abad ke 12 buku 

ini diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Plato Tivoli, dan tersimpan 

di perpustakaanVatikan Roma. 

4. Abu al-Qasi m Ahmad Ibn Abdullah Ibn Umar al -Ghafiki al -Andalus  

Ibn Saffar (w. 1070 M).20  

           Ibn Saffar berkebangsaan Spanyol yang menetap di Koedova, ia 

sempat menyaksikan peristiwa pemberontakan sipil di Spanyol, akibat 

peristiwa itu, ia meninggalkan Spanyol dan menetap di Denia. Ia yaitu  

murid Maslam al-Majreti seorang ilmuwan kerkenal di Kordova. 

           Ibn Saffar sangat terkenal, dalam bidang ilmu falak (astronomi). Ia 

menjadi sangat terkenal, karena kemampuannya menciptakan table 

astronomi dengan metode perhitungan Hindu kuno. Selain membuat 

tabel astronomi, Ibn Saffar menulis sebuah risalah penggunaan  

astrolobe. Astrolobe yaitu  sebuat alat kuno yang dibuat ahli falak Arab. 

Alat ini digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola 

langit.21 Bentuk astrolabe yang sederhana yaitu  berbentuk sebuah 

piringan dengan skala pembagian derajat yang dilengkapi dengan sebuah 

                        

 

tempat pengintai atau pengamat. Karya Ibn Saffar diterjemahkan ke 

dalam bahasa Perancis, Italia dan Arab, dan dijadikan pedoman oleh 

ilmuwan astronom di berbagai dunia. 

5. $Eu-a’Iar ,En0uKaPPaG$Eu0a’VKar aO-Bakhi (w. 272 H/885 

M).22  

           Abu Ma’shar al-Bakhi lahir di Balkh terletak sebelah timur 

Khurasan, ia hidup semasa dengan ilmuwan terkenal al-Kindi. Abu 

Ma’shar wafat di :asit pada tahun 272 H886 M, dalam usia 100 tahun. 

Ia merupakan tokoh falak pertama yang membantah teori Aristoteles. 

Orang Barat, memanggilnya dengan nama al-Abumasar.  

            Setalah menyelesaikan studi di Baghdad, Abu Ma’shar 

mencurahkan seluruh perhatiannya untuk mempelajari ilmu falak 

(astronomi dan ilmu  astrologi). Ia menguasai astrologi yang bermuatan 

sains. Salah satu hasil penelitiannya tentang benda-benda langit yaitu  

menemukan bintang  berekor panjang (komet hely). Sebagai seorang ahli 

falak, Abu Ma’shar menghasil beberapa karya pertama,   Al-Madkhal al-

Kabir li ilm an-Nujum (buku pengantar ilmu astrologi). Buku ini dua kali 

diterjemahkan ke dalam bahasa latin, pertama oleh Johannes Hispalesis 

pada tahun 1130 M dan kedua oleh Hermanus Secandus pada tahun 1150 

M. Kedua, Haiat al-Falak.23  

            Hasil  karya Abu Ma’shar sangat mempengaruhi para ilmuwan di 

Timur dan di Barat. Pada abad pertengahan ilmuwan Eropa mempelajari 

hukum pasang-surut air laut dari buku Abu Ma’shar. Menurutnya 

pasang-surut air laut sebagai akibat pergerakan bulan terhadap bumi.24 

6. Abu Raihan Muhammad bin Ahmad al -Birruni (973-1084 M). 

           Al-Birruni dilahirkan di kota Bairun, sebuah  kota di wilayah 

Khwarizmi, Persia. Ia berkebangsaan Persia, tetapi keluarganya 

berkebangsaan Iran. 

           Ilmuwan modern menobatkan al-Birruni sebagai salah  seorang 

ilmuwan terbesar pada abad pertengahan. Ia terkenal sebagai orang 

cerdas dan berpikiran cemerlang, dan ia menguasai ilmu matematika, 

fisika, sejarah, geografi, falak (astronomi), bahasa, budaya dan agama. 

                                                        

 

Sebagai seorang ilmuwan di bidang ilmu falak, al-Biruni membuat 

penentuan koordinat sejumlah tempat  dan menentukan arah Kiblat 

berdasarkan ilmu falak (astronomi) dan matematika.  

           Selain itu, al-Birruni ikut menentukan jarak keliling bumi bersama 

sejumlah ilmuwan lain. Al-Birruni menulis buku di bidang ilmu falak 

berjudul; Al-Kitab al-Qanun al-Mas’udi fi al-Haia wa al-Nujum, sebuah 

kitab ensiklopedia falak (astronomi). Karyanya itu diterjemahkan ke 

dalam berbagai  bahasa, seperti bahasa latin, Ibrani, Itilia dan Inggris. Al-

Birruni menulis buku sebanyak 138 buah karya.25 Menurut Ahmad 

Baiquni, al-Birruni yaitu  ahli falak pertama yang menolak teori 

Ptolomeus, dan menganggap teori Geosentris tidak masuk akal.26 

7. $Eu-a’Iar0uKaPPaG,En+aVanaO-Khazini  (900-971 M).27 

           Al-Khazini yaitu   seorang ahli falak (astronomi) pada zamannya. Ia 

pernah melakukan pengukuran sudut matahari ketika terjadi gerhana, ia 

juga termasuk ilmuwan yang mengkeritik teori Ptolomeus dan 

mengatakan bahwa bumi merupakan hamparan datar yang luas dan pusat 

kehidupan. Menurut al-Khazini bahwa matahari yaitu  pusat planet, 

matahari bergerak dalam satu putaran kelihatan berpusat di bumi.     

           Sebagai seorang ilmuwan besar dalam ilmu falak, ia meninggalkan 

karya sangat berguna untuk umat Islam sebagai pedoman dalam bidang 

ilmu falak (astronomi) yaitu kitab Al-Zij al-Mu’tabar, buku ini memuat 

sejumlah table ilmu falak (astronomi), yang ditulisnya setelah beberapa 

kali melakukan penelitian di Observatorium Maragha di Asia Kecil.28 

Karya al-Khazini, di bidang ilmu falak menjadi referensi para saintis 

pada masanya dan masa sesudahnya. 

8. Ismail Fasya bin Sulaiman al -Falaki al-Mishri  (1825-1900 M).29                    

         Ismail Fasya yaitu  seorang ahli falak (astronomi) berkebangsan 

Mesir yang hidup pada abad ke 19. Pada tahun 1856 Ismail Fasya 

membentuk lembaga penelitian ilmu falak (astronomi) dan ia 

menciptakan teropong bintang.  

         Ismail Fasya dipandang sebagai ilmuwan Arab terbesar di bidang 

ilmu falak (astronomi) modern. Karyanya dalam bidang ilmu falak 

(astronomi) dipakai sebagai referensi pada sekolah-sekolah di Mesir. Al-

durarut Tawfikiyyah fi Taqrib ilm Falak  yaitu  salah satu bukunya yang 

                                                        

 

terkenal. Dalam buku itu, Ismail menjelaskan alat petunjuk waktu, 

seperti jam matahari dan jam air. Alat ini dipakai oleh ulama pada masa 

kejayaan Islam.30 

9. Abu Hasan Ali bin Abi Said Abdurrahman bin Yunus as -Sadafi  

(lebih dikenal ibn Yunus).  

           Ibn Yunus lahir pada tahun 958 M dan wafat pada tahun 1009 M. Ia 

tercatat dalam sejarah salah seorang ilmuwan ulung dalam bidang ilmu 

falak (astronomi).  

            Temuan-temuan Ibn Yunus dalam bidang ilmu falak, ialah   bandul 

(ayunan) digunakan untuk mengetahui detik waktu ketika meneropong 

benda-benda angkasa. Fungsi bandul ciptaan Ibn Yunus serupa dengan 

bandul  pada jam dinding.31 Karya Ibn Yunus ini  telah dikenal enam 

abad sebulum Galileo Galilei menemukan alat yang serupa. Ibn Yunus 

juga menciptakan Rubu’Mujayab Berlubang (Gunners Quadrant) sebuah 

alat untuk mengukur gerakan bintang.  

           IbnYunus menulis buku astronomi yang berjudul; Zij al-Kabir al-

Hakimi atau Zij Ibn Yunus dan lebih dikenal dengan nama Hakamit 

Astronomical Table. Buku ini berisi data ilmu falak (astronomi) seperti 

matahari, bulan dan komet.32 Karya Ibn Yunus dalam bidang ilmu falak 

(astronomi) diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diterbitkan 

disejumlah negara serta menjadi rujukan para ilmuwan. 

            Para fakar astronomi memberikan komentar bahwa buku yang 

ditulis Ibn Yunus jauh lebih bermutu dibanding buku yang dikarang 

oleh Claudius Ptolomeus. Buku yang terdiri empat jilid itu menjadi 

pembahasan oleh para ilmuwan di dunia. 

10. $Eu<uVuI<a’NuEELn,shak al-Kindi.   

          Ia lahir di Kupah pada tahun 800 M dan wafat pada tahun 873 M. 

Al-Kindi berasal dari keluarga terhormat dan kaya. Al-Kindi yaitu  

seorang filosof yang mahir dalam bidang ilmu kimia, matematika dan 

falak. Penguasaan dalam bidang geometri bola memberikan sumbangan 

besar terhadap perkembangan ilmu falak. Al-Kindi telah berjasa besar 

mengembangkan ilmu falak pada zaman Khalifah al-Makmun, al-

Mu’tasim dan Khalifah al-Mutawakil, pada masa Bani Abbasiyah di 

Baghdad. 

            Al-Kindi meninggalkan sejumlah karya yang sangat berharga, 

diantaranya buku ilmu falak 16 buah, aritmatik 11 buah dan geometri 

32 buah. Pemikiran al-Kindi turut mewarnai pemikiran masyarakat 

Barat, sehingga ia dikenal dengan sebutan al-Kindus.

11. Abdur Rahman bi n Umar as-Sufi  (903-986 M).34  

           As-Sufi lahir di Ray, Persia pada tahun 903 M dan wafat pada tahun 

986 M. Ia lebih dikenal dengan as-Sufi, di Barat ia dikenal dengan 

nama Azophi. As-Sufi salah  seorang ilmuwan besar dan ahli falak 

(astronomi) yang bekerja pada kerajaan. Karena prestasinya yang 

gemilang dan pengetahuannya yang luas, ia diangkat menjadi 

cendekiawan kebanggaan raja Adud al-Dawla.  

          Karya as-Sufi yang terkenal yaitu  kitab al-Kawakib al-Tsabit al-

Musawwar, sebuah buku catalog bintang yang dibuat berdasarkan 

pengamatannya sendiri. Buku ini mengulas beberapa temuan 

Ptolomeus. Ilustrasinya dibuat begitu menarik untuk menggambarkan 

tatanan bintang yang dibuat orang terdahulu   (disusun oleh Utarid bin 

Muhammad).  

           Selain itu, ia juga menulis buku ilmu falak (astronomi) dan 

(astrologi)  serta sebuah buku tentang astrolabe yang dijadikan 

pegangan ilmuwan. As-Sufi membuat peta bumi dari bahan perak, 

kemudian ia persembahkan untuk Raja Adud al-Dawla. Sekarang peta 

ini  disimpan di Perpustakaan Istana Dinasti Fatimiah di Mesir. 

12. Abu Muhammad Jabir bin Aflah (w. 1150 M).35  

            Para ilmuwan Barat memanggilnya dengan nama Geber. Jabir, 

yaitu  ahli falak (astronom) muslim pertama yang membangun 

Obsevaturium di Eropa (Spanyol). Ia menciptakan Bola Armillary, 

sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kedudukan benda-benda 

langit. Sebagai ahli falak kawakan, Jabir tidak hanya pandai 

menciptakan alat yang berguna bagi perkembangan ilmu falak 

(astronomi), tetapi ia juga menghasilkan karya.  

            Salah satu karyanya berjudul The Book of Astronomy dan Corection 

of Almagest. (Almagest yaitu  buku yang dikarang oleh Claudius 

Ptolomeus yang diterbitkan di Alexandria pada tahun 14 SM). Buku ini 

berisikan tentang pengetahuan ilmu falak klasik dengan sistem 

Geosentrik, yang memandang bahwa  bumi sebagai pusat tata surya. 

Jabir mengkritik pemikiran dan teori yang dibuat Claudius Ptolomeus 

yang mengatakan bahwa planet yang dekat dengan bumi seperti 

Murkurius dan Venus,  mempunyai parallax yang tidak dapat dilihat.36 

Kritik ini  dimuat dalam kitab al-+ay’a, sehingga kitab itu 

dipandang sebagai kitab penting dalam perkembangan ilmu  astronomi. 

13. Syamsuddin Abu Abdullah Muha mad  bin Mahmud al -Khalili.  

                                                        

 

           Ia lahir di Damaskus pada abad ke 16 M.37 Para ilmuwan modern 

mengenal al-Khalili melalui sejumlah karyanya yang orisinal. Al-

Khalili disejajarkan dengan beberapa ilmuwan Barat, seperti 

Copernicus, yang meletakkan dasar-dasar ilmu falak modern.  

            Jadwal al-Miqat yaitu  salah satu karya al-Khalili yang berisi 

jadwal waktu, seperti jadwal waktu salat dan jadwal hari besar umat 

Islam. Pembuatan jadwal seperti demikian, belum pernah dilakukan 

pada masa sebelumnya.  

           Al-Khalili membagi jadwal waktu kepada; Jadwal waktu Matahari 

menurut lintang Damaskus, jadwal waktu salat menurut garis lintang 

Damaskus, jadwal waktu dunia, menurut garis lintang yang berbeda 

dan jadwal Garis bujur dan menentukan arah Kiblat kota Mekah.38 

14. Habasy Ibn Abdillah al -Marwazi a l-Hasib (w. 835 M). 

            Nama lengkapnya yaitu  Abbas bin Abdullah Habsyi al-Hasib al-

Mawardi. Ia salah seorang tokoh dan ilmuwan penting dalam dunia 

astronomi Islam. Sejak usia 15 tahun ia telah menggeluti ilmu 

astronomi dengan melakukan pengamatan benda-benda langit yang 

merupakan objek asrtonomi. 

           Ia memiliki observatorium dan menulis sejumlah karya, antara lain  

The Damascus Tables (tabel Damaskus), The Maimun Tables (tabel 

Maimun, On the Distance (of the planets) and (their) Bodies (jarak 

antara planet-planet) dan Zij al-Sindhind.39  

15. Muhammad Ibn Ibrahim al -Fazari (w. 796 M).  

          Ia penerjemah buku al-Sidhanta, buku ini dikalangan ahli falak 

Islam dikenal dengan nama (as-Sinhind).40 Teori buku falak Siddhanta 

menjadi pegangan sampai pada masa Khalifah al-Makmun (833 M).41 

16. Abu Ali Muhammad bin al -Hasan bin Haytsam  

          Ia lahir di Baghdad (965-1039),42 di Barat, ia dipanggil dengan 

nama Alhazen, seorang ahli falak  (astronomi) yang terkenal. 

Penemuannya bahwa “fajar senja hilang” apabila matahari berada 19º 

di bawah garis ufuk sebelah barat, dan timbul lagi apabila matahari 

berada 19o di bawah horizon timur.  Karyanya dalam bidang ilmu falak 

                            

 

berjudul “Muqabalah fi Istikhraj Sumt al-Qiblah”, yang membahas 

tentang arah Kiblat dan Muqabalah fi Daw al-Qamar.43   

17. Nasaruddin Muhammad at -Thusi (1201-1274 M).44  

           At-Thusi dilahirkan di Tous, Khurasan, Iran dan kemudian pindah ke 

Nishapur. Ia seorang ahli falak yang membangun obsevatorium di 

Maragha atas perintah Hulagu. Melalui observatorium itu, at-Thusi 

melakukan penelitian benda-benda langit dan hasilnya berbentuk table-

tabel data falak (astronomi) yang sangat berguna bagi para ilmuwan. 

            Hasil penelitian yang dilakukannya antara lain mengenai “ lintasan, 

ukuran dan jarak planet Markurius”, “ terbit dan terbenam, ukuran dan 

jarak matahari dengan bulan” dengan pendekatan teori ilmu falak.  

             Karya at-Thusi dalam bidang ilmu falak di antaranya, “JadZal- al-  

Kiniyan”.45 Buku   ini memuat nama-nama bintang dan benda-benda 

langit lainnya, Al-Mutawassit baina al-Hindasah wa al-Haiah, buku ini 

memuat tentang geometri   yang dipakai dalam ilmu falak dan  Al-

Tazkirah fi Ilm al-Haiah, sebuah karya hasil penelitian dalam bidang 

ilmu falak (astronomi).46 

18. Muhammad Taragay Ibn Shah Ulughbek  (1394-1449 M).47  

         Ulughbek yaitu  seorang guru, saintis, dan ahli falak (astronomi). 

Ulughbek dalam mengembangkan ilmu falak, ia membangun 

observatorium  di Samarkand pada tahun 1420 M.48 Melalui 

observatorium itu, ia berhasil menyusun data astronomi, dan hasil 

karyanya digunakan para ilmuwan dalam mengembangkan ilmu falak 

pada zaman berikutnya.49 

19. Muhammad ibn Muhammad ibn Yahya ibn Ismail ibn Abbas Abu 

:aIa’aO-Buzajani  (940-998 M). 

           Ia ahli astronomi Arab yang lahir di Buzdhan, Khurasan dan wafat di 

Baghdad. Abu :afa’ merupakan ilmuwan yang disegani pada waktu 

itu. Sumbangan pemikirannya dalam bidang ilmu falak (astronomi) 

yaitu  menciptakan segitiga bola, menggunakan garis liner dan teori 

                                                        

 

trigonometri serta menetapkan metode perhitungan Sin, 30 menit dan  

dalil  sinus.50 

20. Al-Hakim al-Maghribi.  

           Nama lengkapnya Abu al-Fath Muhyiddin bin Abi Syukri al-

Maghribi al-Andulusi (w 680 H/1291 M).51 Ia seorang ahli falak yang 

meninggalkan karya yang berguna bagi perkembangan ilmu falak 

sesudahnya. 

21. Al-Kashi. 

           Nama lengkapnya Ghiyath al-Din -amshid bin Mas’ud bin Mahmud 

bin Muhammad al-Kashi. Ia seorang ahli falak (astronomi) yang berasal 

dari Iran. Al-Kashi meninggal pada tahun 832 H/1429 M di Samarkand. 

Karyanya dalam ilmu falak yaitu  Sullam as-Sama’ dan Miftah al-

Hisab.52 

22. Al-Kusyji.  

           Nama lengkapnya Ali bin Muhammad al-Kusyji Alauddin.53 Ia lahir 

di Samarkand dan wafat di Istambul Turki pada tahun 879 H/1474 M. 

Al-Kusyji pernah diangkat menjadi guru besar (professor) dibidang 

sains di Universitas Aya Sofiya.    

            Pemikirannya berpengaruh besar dalam perkembangan sains di 

Turki. Ketika ia menetap di Kirman, ia menyusun sebuah buku 

mengomentari  karya Nashiruddin at-Thusi dengan judul Tajrid al-

Kalam yang dipersembahkannya kepada Abu Said Khan. Karyanya 

dibidang ilmu falak yaitu  kitab Risalah al-Hisab, Risalah fi al-Haya 

dan komentar terhadap zij karya Ulugh Beg. 

23. Ibn al-Banna. 

           Nama lengkapnya Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Usman 

al-Azdi Ibn Banna al-Marukushi. Ia lahir di Maroko pada tahun 654 

H/1321 M, meninggal dunia pada tahun 721 H/1321 M. berkebangsaan 

Maroko. Di antara karyanya yaitu  Talkhis fi Amal al-Hisab, Al-

Maqabalat fi al-Hisab dan kitab fi Ahkam an-Nujum.54 

24. Ibn al-Khasib. 

         Nama lengkapnya Abu Bakar al-Hasan bin al-Khasib, lahir pada 

abad ke 2 H/8 M. Karyanya dalam ilmu falak ialah ensiklopedi ilmu 

falak. Kitab ini merupakan ensiklopedi ilmu falak yang berbau ilmu 

astrologi. 

25. Ibn al-Samh . 

 

           Ia seorang ahli falak terkenal pada masanya,  lahir pada tahun 181 

H/797 M dan wafat pada tahun 236 H/852 M. di Granada Spanyol 

dalam usia 56 tahun. Karyanya di bidang ilmu falak di antaranya Kitab 

al-Kamil fi al-Hisab al-Hawa.55 

26. Ibn Hajar al -Haitami.  

            Nama lengkapnya Abu al-Abbas Syihab a-Din Ahmad bin 

Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Hajar al-Haitami al-Sa’di, lahir 

di Mahallat Abi al-Haitam bagian barat Mesir pada tahun 909 H/1504 

M, dan wafat pada tahun 974 H/1566 M.  

            Ibn Hajar al-Haitami tokoh ilmu falak (tokoh rukyat), ia hanya 

mengakui rukyat satu-satunya metode dalam penetapan awal dan akhir 

Ramadan, ia tidak mengakui hisab sebagai metode penetapan awal dan 

akhir Ramadan. Menurutnya bila terjadi cuaca buruk (mendung) yang 

mengakibatkan rukyat tidak dapat dilaksanakan, maka harus dilakukan 

istikmal, meskipun pada waktu itu menurut perhitungan ahli hisab, hilal 

sudah berada di atas ufuk.56 

27. Ibn Irak.  

           Nama lengkapnya Abu Nasr Mansur bin Ali Ibn Irak, ahli falak 

terkemuka dan termasyhur pada tahun 1000 M. Karyanya dalam ilmu 

falak di antaranya kitab Jadwal ad-Daqaiq. Kitab Ini membicarakan 

fungsi-fungsi triogonometri.57 

28. Ibn Majdi .  

             Ia seorang ahli falak Mesir, lahir pada tahun 760 H/1358 M dan 

wafat pada tahun 851 H/1447 M. Di antara karyanya dalam ilmu falak 

Khulasat al-AqZal fi Ma’rifat al-:aqt Za Ru’yat al-Hilal. 

29. Ibn Majid . 

           Nama lengkapnya Sihabuddin Ahmad bin Majid bin Amr ad-Duwaik 

bin Yusuf bin Hasan bin Husain bin Abi Ma’lak as-Sa’di bin Abi ar-

Raha’ib an-Najdi.58 Penemuannya dalam bidang ilmu falak yaitu  ilmu 

penunjuk arah (kompas). 

30. Ibn Syatir . 

          Ia seorang ahli falak berkebangsaan Syiria, lahir pada tahun 1306 M 

dan wafat pada tahun 1375 M. Ibn Syatir ahli falak yang menciptakan 

Rubu’ Mujayab. Alat ini digunakan untuk mengukur ketinggian benda-

benda langit seperti menentukan posisi matahari pada waktu asar. Di 

antara karya Ibn Syatir dalam ilmu falak yaitu  kitab Rasd Ibn Syatir 

dan kitab Nihayat al-*hayat fi A’mal al-Falakiyah.

31. Ibn Taimiy ah (661-728 H/1263-1328 M).60 

           Ibn Taimiyah lahir di Haran dan dibesarkan di Damaskus. Ibn 

Taimiyah termasuk ulama yang menolak penggunaan hisab dalam 

menentukan alwal bulan Kamariah, khususnya awal dan akhir bulan 

Ramadan.  

           Menurut Ibn Taimiyah ilmu hisab meskipun secara logika 

kebenarannya dapat dipercaya dan mendekati kepada kebenaran, namun 

ia tetap memiliki keterbatasan dalam menangkap pesan Ilahi, 

khususnya dalam menentukan awal bulan Ramadan dan Syawal, dan 

nalar deduksi tidak mampu mencapai kebenaran hakiki dan tidak dapat 

memberikan kebahagian sejati kepada manusia. 

32. Imam al-Qarafi . 

          Ia salah seorang ulama yang mendukung penggunaan hisab dalam 

menetapkan awal bulan  Ramadan, Syawal dan Zulhijah, dengan alasan 

pertama, umat Islam membolehkan melakukan perhitungan secara 

matematik dalam menetapkan waktu salat, tentu hal yang sama juga 

dapat dilakukan terhadap penetapan hilal. Kedua, rukyat dilakukan 

karena mayoritas umat Islam berada dalam kondisi belum pandai 

menghitung penetapan awal bulan Kamariah, tetapi apabila umat Islam 

telah pandai menghitungnya maka hisab dapat diberlakukan.  

33. Khalid Shaukat . 

           Ia lahir di India, seorang ahli sains yang menekuni masalah kalender 

Islam. Dari India, ia pindah ke Pakistan dan kemudian hijrah ke 

Amerika. Ketika menetap di Amerika, Khalid Shaukat melakukan 

penelitian tentang ilmu falak, seperti arah kiblat, waktu salat, awal 

bulan Kamariah dan gerhana. Ia juga dikenal sebagai kulsultan di 

bidang ilmu falak.61 

34. Muha mmad Shaleh Abdul Aziz al -Ujairy .  

           Ia lahir di Kuwait pada tahun 1340 H/1921 M,  seorang ahli falak 

yang disegani di dunia Islam. Ia astronom yang aktif dalam pertemuan 

internasional dalam rangka penyatuan kalender Islam Internasional.62 

Karyanya dalam bidang ilmu falak, di antaranya Durus Falakiyah Lil 

Mubtadin, Ilmu Miqat, al-Mawaqit wal al-Qiblah, Jadwal alwaqt dan 

Daurah al-Hilal. 

35. Mustafa Ahamad al -=arTa’.  

            Ahmad al-=arqa’ yaitu  salah seorang fuqaha modern yang 

menyerukan umat Islam menggunakan hisab dalam menetapkan awal 

bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah. Menurutnya ulama yang hidup 

pada awal Islam tidak membolehkan hisab karena keterbatasa mereka 

                                                        .  

99 

 

mengusai matematik, tetapi jika mereka hidup pada zaman sekarang 

tentu mereka membolehkan penggunaan hisab.63 

36. Quth al -Din Mahmud bin Dhia al -'Ln0aV’uGaO-Syirazi .  

            Ia lahir di kota Syirazi, Persia pada tahun 634 H/1236 M. Karyanya 

dibidang ilmu falak Nihayat al-Idrak fi Dirayat al-Afak (batas 

pemahaman pengetahuan tentang langit). 

37. Rasyid Ridha .  

           Nama lengkapnya Muhammad Rasyid Ridha salah seorang ulama 

modern yang mendukung penggunaan hisab dalam menetapkan awal 

bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah. Menurutnya, hisab yang dikenal 

zaman sekarang menghasilkan kepastian yang qath’i, sehingga 

penguasa atau pemerintah  dapat menggunakannya.64 

38. Shal ibn Basyr al -Israiliy . 

          Ia salah seorang ahli falak terkemuka pada zamannya. Ia wafat pada 

tahun 235 H/849 M. Karyanya dibidang ilmu falak ialah kitab al-

Ahkam fi ilmi al-Haiat. 

39. Yusuf al -Qardhawi .  

             Salah seorang ulama dan pemikir Islam yang menyerukan 

penggunaan hisab dalam menetapkan awal dan akhir Ramadan. 

Menurutnya hadis tentang rukyat harus dipahami secara kontekstual. 

Pada permulaan Islam, perintah penggunaan rukyat dalam menetapkan 

awal dan akhir Ramadan sangat relevan dengan kondisi masyarakat 

ketika itu. Tetapi sekarang perbedaan pengetahuan manusia sudah 

berkembang dan didukung teknologi yang canggih, penggunaan hisab 

merupakan solusi terbaik.65 

40. Zaki Abdel Rahman Abdullah al -Mostafa .  

           Ia salah seorang ahli falak penggagas teori wujud al-hilal yang 

digunakan oleh kalender Ummul Qura Saudi Arabia.66 

41. Al-Jaghmini . 

           Nama lengkapnya yaitu  Mahmud bin Muhammad bin Umar al-

Jaghmini. Ia ahli ilmu falak Arab berasal dari Jaghmini sebuah kota 

dekat tempat kelahiran Khawarizmi. Karyanya di bidang ilmu falak 

yaitu  Al-Mulakhis fi al-Haia.67 

42. Mohammad Odeh  

           Nama lengkapnya yaitu  Mohammad Syawkat Mohammad Odeh, 

lahir di Kuwait pada tahun 1979 dan bermukin di Yordania. Di antara 

karyanya Applications of Astronomical Calculation to Islamic Issues.

43. Abul Qasim Maslamah bin Ahmad Al -Majriti    

           Ia yaitu  seorang astronom, kimiawan, matematikawan, dan ulama 

dari Al-Andalus. Abdul Qasim lahir di Madrid dan meninggal pada 

tahun1008 M. Ia  ikut serta dalam penerjemahan Planispherium karya 

Ptolomeus, memperbaiki terjemahan Almagest, memperbaiki tabel 

astronomi dari Al-Khwarizmi, menyusun tabel konversi kalender Persia 

ke kalender Hijriah. Ia juga tercatat sebagai salah satu penulis 

Ensiklopedi Ikhwan As-Shafa. 

       Patut diketahui bahwa ilmu falak (astronomi) dalam peradaban Islam 

dipandang sudah cukup maju dan berkembang, tetapi pandangan mereka 

terhadap alam dan benda-benda langit masih mengikuti pandangan 

Ptolomeus, dengan teori Geosentris. Menurut teori ini bahwa bumi 

sebagai pusat peredaran planet-plenet angkasa dan pusat kehidupan. 

Kemudian teori Geosentris dibantah oleh al-Biruni pada abad ke 9 dan 

Copernikus pada abad ke16 M. al-Biruni dan Copernikus membangun 

teori baru yang dimanakannya teori Heliosentris. Menurut teori ini 

matahari yaitu  pusat peredaran planet, dan bahkan merupakan pusat 

kehidupan.    

       Meskipun al-Biruni yang hidup pada abad ke 9 telah mengkeritik 

teori Geosentris.69 Pencetus teori Geosentris yaitu  Aristoteles (384-322 

SM), kemudian dikembangkan oleh Claudius Ptolemeus (140 M). Ia 

menyusun buku tentang ilmu bintang (astronomi dan astrologi) yang 

berjudul “Syntasis”. Pandangan Ptolemeus yang Geosentrisi  terus 

berkembang sampai abad ke 9, sampai lahir al-Biruni, yang mengkritik 

teori Claudius Ptolomeus. 

C. Tokoh -Tokoh Antronomi  Eropa  

    Perkembangan ilmu falak (astronomi) pada masa kejayaan 

peradaban Islam berpengaruh sampai keluar wilayah kekeuasaan Islam. 

Erapa yaitu  wilayah yang sangat terpengaruh dengan astronomi Islam. 

Pengaruh astronomi Islam ke Eropa melalui Andalusia dan Sisislia. 

Sebelumnya bangsa arab memepelajari lmu falak Babilonia, Yunani, 

Persia dan India dan dikembangkan sehingga mencapai kemajuan yang 

sangat pesat, bahkan menjadi sebuah peradaban Islam. Kemudian ilmu 

ini  melalui Spanyol dan Sisilia pindah kebangsaan Eropa, dibawa 

orang-orang Eropa yang menuntut ilmu pengetahun di Spanyol.70 

       Pada saat negera-negara Islam mencapai kejayaan, bangsa Eropa 

masih berada dalam kegelapan. Zaman keemasan Islam tidak dapat 

                                                        

 

dipertahankan lebih lama. Ketika bangsa-bangsa Eropa mulai 

memperhatikan ilmu pengetahuan yang dahuluanya dikuasai umat Islam, 

karena orang Islam pada waktu itu memiliki pengetahun yang luas dalam 

berbagai bidang ilmu, mereka mampu melakukan pengembangan dan 

penemuan-penemuan baru di berbagai cabang ilmu pengetahuan.71  

    Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan sains astronomi 

berkembang dalam Islam, pertama, rangsangan dari al-Qur’an, kedua, 

lahir dari astronom (falaki)  itu sendiri dan para pemimpin pemerintahan 

Islam (khalifah).72 Melihat kemajuan sains dalam Islam orang Eropa 

belajar kepada orang Islam, dalam bermacam bidang ilmu pengetahuan 

ini  termasuk ilmu falak (astronomi). Setelah mereka mengusai 

berbagai ilmu pengetahuan dari orang Islam di Spanyol, kemudian 

mereka kembali ke negeri asalnya.  

       Bangsa Eropa mulai mengembangkan ilmu pengetahuan yang 

diperoleh dari Islam, ketika kejayaan peradaban Islam runtuh, bangsa 

Eropa mempelajari pengetahuan peninggalan orang Islam dan 

menirunya. Mereka membangun sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, 

serta perpustakaan dan berbagai sarana pendidikan untuk mencerdaskan 

bangsanya. Pengalaman yang telah dicapai umat Islam, mereka ambil 

manfaatnya, hanya dengan ilmu dan pendidikan setiap bangsa akan 

tampil sebagai bangsa berjaya dan memimpin dunia. Menerjemah 

berbagai buku ilmu astronomi karya Islam  seperti buku karya Al-

Khawarizmi diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh Adelard of Bal dan 

Gerard of Cremona.73 Karya Al-Khawarizmi yang sudah diterjemahkan 

itu dipakai sebagai buku pegangan utama diperguruan tinggi Eropa 

sampai abad ke-16 M.  

           Sebagaiman diketahui bahwa astronomi ialah cabang ilmu alam yang 

melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti matahari, bulan, 

bintang, komet, gugus bintang, dan galaksi) serta fenomena-fenomena 

alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi. Ilmu ini secara umum 

mempelajari pelbagai sisi dari benda-benda langit seperti asal-usul, sifat 

fisika/kimia, meteorologi, dan gerak.  

           Astronomi sebagai salah satu ilmu tertua, diketahui dari artifak-

artifak astronomi ditemukan pada masa era prasejarah; misaalnya, 

menomen-menomen di Mesir dan di Nubia. Orang-orang Babilonia, 

Yunani, Cina, India, dan Maya juga didapati telah melakukan 

                                                        

        

 

pengamatan secara metodologis terhadap benda-benda langit. Meskipun 

memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang 

menjadi cabang ilmu pengetahuan modern setelah melalui penemuan-

penemuan yang dilakukan para ahli dari berbagai bangsa di dunia dengan 

rentang waktu yang panjang, muncul astronom di barat seperti;.     

1. Nicolas Cope rnicus  (1473-1543 M/851-921 H 

           Copernicus yaitu  seorang ahli falak (astronomi) modern dari 

Polandia, salah satu teorinya yaitu  menentang sistem Geosentris yang 

dicetuskan oleh Ptolomeus. Menurutnya, bumi bukanlah pusat alam 

semesta sebagaimana pandangan umum pada masa itu, melainkan bumi 

mengitari Matahari seperti planet lainnya. Keberaniannya membantah 

teori Ptolomeus itu dituangkan dalam bukunya yang berjudul Perkisaran 

Bola-Bola Angkasa yang terbit ditahun wafatnya.  

           Teorinya itu lebih memudahkan penjelasan tentang gerakan planet 

sesuai pengamatan, dan didukung oleh Galileo karena sesuai dengan 

kenyataan. Menurut Copernicus bahwa matahari sebagai pusat dari suatu 

sistem peredaran benda-bend langit (matahari, bulan dan bintang-

bintang), yang dikenal dengan sistem Heliosentris.74 

2. Galileo Galilei (1564-1642 M/942-1020 H) 

           Galileo menyusun teori tentang gerak benda-benda langit, membuat 

teleskop yang dapat dengan jelas melihat permukaan bulan, matahari, 

planet saturnus dan planet yupiter. Ia sependapat dengan Copernicus 

bahwa matahari yaitu  pusat dari suatu sistem peredaran benda-benda 

langit (Heliosentris ). 75 

3. Johannes Kepler (1571-1630 M/949-1008 H) 

    Kepler berkebangsaan Jerman, ia selalu mengadakan penelitian 

banda-benda langit. Ia menyempurnakan dan memperluas pemikiran 

falak (astronomi) Copernicus, teori-teori yang digunakannya dilandasi 

matematik yang kokoh. Pemikiran penting Kepler yang dijadikan 

landasan dalam ilmu falak (astronomi), lintasan planet menyerupai ellips 

dengan matahari pada salah satu titik matahari.76 

4. Edmond Halley . 

       Edmond Halley lahir di Haggerston Shoreditch, 8 Nopember 1656, 

wafat di Greenwich, 14 Januari 1742. Ia yaitu  Penemu Komet Halley 

dan ia seorang astronom, geofisikawan, meteorolog, fisikawan, dan 

matematikawan Inggris. Edmond Halley dikenal karena telah 

memperkirakan kedatangan sebuah komet yang akan datang tiap 76 

tahun sekali, dan komet itu dinamai menurut namanya. Dalam analisis 

                                                        

     74Nina M. Armando (et.al), Loc cit. Teori Copernicus masih dipakai sampai sekarang, 

pendapat sebelumnya mengatakan bahwa bumi bersipat tetap ditempatnya dan merupakan pusat 

benda-benda langit lainnya. 

        

 

angka, Edmond Halley menemukan sebuah metode yang digunakan 

untuk fungsi sebuah variabel riil dengan derivatif ke-2 yang 

berkelanjutan.  

           Edmond Halley sejak kecil  sangat tertarik pada pelajaran  

matematika. Ia belajar di Sekolah St Paulus, kemudian, pada tahun  

1673, ia belajar di Universitas Queen, Oxford. Ia meninggalkan Oxford 

pada tahun 1676, dan Edmond Halley mengunjungi bagian selatan 

Atlantik dan pulau Saint Helena. Di tempat itu ia mendirikan sebuah 

observatorium besar untuk mengamati peredaran bintang dan benda 

angkasa lainnya. Ia mengamati transit Merkurius, dan transit Venus, 

keduanya dapat digunakan untuk menentukan ukuran dari Tata Surya. Ia 

kembali ke Inggris pada bulan  Mei 1678.  

           Edmond Halley tinggal dengan Hevelius dan ia mengamati dan 

memverifikasi kualitas pengamatan Hevelius. Pada tahun 1678 Edmond 

Halley menerbitkan hasil pengamatan pada St Helena sebagai Catalog, 

sebanyak 341 bintang selatan. Edmond Halley dianugerahi gelar MA di 

Oxford dan terpilih sebagai Fellow dari Royal Society. Pada 1686, 

Edmond Halley menerbitkan bagian kedua dari hasil penelitiannya. Ia 

mengidentifikasikan bahwa pemanasan matahari penyebab terjadi 

gerakan atmosfer dan ada hubungan antara tekanan udara dan ketinggian 

tempat di atas permukaan laut.     

           Edmond Halley menikah dengan Mary Tooke tahun 1682 dan 

menetap di Islington dan dikurnia tiga anak. Dia menghabiskan sebagian 

besar waktunya untuk mengamati bulan dan masalah gravitasi. Pada 

tahun 1706 Edmond Halley belajar bahasa Arab dan ikut 

menyempurnakan  terjemahan beberapa buku dilakukan  Edward 

Bernard. Buku-buku ini  dapat ditemukan di Leiden dan 

Perpustakaan Bodleian di Oxford. Ia juga menerjemahan empat buku 

dari bahasa Yunani asli yang telah dimulai oleh Gregory David.  

         Edmond Halley meninggal pada tahun 1742 dalam usia 85 tahun, 

dan dimakamkan di pemakaman gereja tua St Margaret, di Lee, London 

Selatan.77  

5. James Bradley (Maret 1693 - 13 Juli 1762). 

           Ia yaitu  seorang astronom Inggris dan menjabat sebagai manus 

Royal dari 1742, menggantikan Edmund Halley. Dia terkenal karena dua 

penemuan fundamental dalam astronomi yaitu penerangan 

penyimpangan (1725-1728), dan angguk kepala sumbu bumi (1.728-

1.748). Penemuan ini disebut "yang paling brilian dan berguna pada abad 

itu" oleh Jean B aptiste Joseph Delambre, sejarawan, astronom, 

matematikawan direktur Observatorium Paris. 

                                                        

 

               Bradley lahir di Sherborne, dekat Cheltenham di Gloucestershire 

pada tahun 1693 M. Ia masuk Balliol College, Oxford, pada tanggal 15 

Maret 1711, dan mengambil derajat BA dan sarjana sastra 

diselesaikannya pada tahun 1714.  

                Pada tahun 1722, Bradley mengukur diameter Venus dengan 

teleskop udara besar dengan panjang fokus obyektif dari 212 ft (65 m). 

Penemuan Bradley dari penyimpangan cahaya dibuat ketika mencoba 

untuk mendeteksi paralaks bintang. Bradley bekerja dengan Samuel 

Molyneux pada tahun 1728, mengukur paralaks dari Draconis Gamma. 

Paralaks bintang seharusnya muncul, jika gerakan siklus kecil tahunan 

tampak pada posisi bintang ini . Namun, sementara Bradley dan 

Molyneux tidak menemukan gerakan ini . Perhitungan menunjukkan 

bahwa jika ada gerakan pada paralaks, maka bintang harus telah 

mencapai posisi paling selatan pada bulan Desember, dan paling utara 

posisinya pada bulan Juni.    

           Apa yang ditemukan Bradley bukan  gerakan  yang mencapai titik 

paling selatan di bulan Maret, dan titik paling utara pada bulan 

September. Menurut  Bradley bahwa arah dan kecepatan  bumi dalam 

orbitnya, dikombinasikan dengan kecepatan yang konsisten dengan 

cahaya dari bintang. 

           Teori penyimpangan menurut Bradley sebagai sarana untuk 

memperbaiki akurasi dari perkiraan kecepatan cahaya yang telah dibuat 

orang terdahulu, yang hanya terbatas pada karya Rømer Ole dan lain -

lain. Pengamatan awal atas penemuan penyimpangan dilakukan oleh 

Molyneux di Kew Green, kemudian dilanjutkan oleh Bradley dan James 

Pound di Wanstead, Essex.                 

           Bradley menerbitkan karyanya tentang penyimpangan cahaya, dan ia 

terus mengamati, mengembangkan dan mendalami penemuannya 

ini . Bradley tidak meneruskan kegiatan dibidang astronomi, karena 

alasan kesehatannya, kemudian ia meninggal di rumah Skiveralls pada 

13 Juli 1762.78 

6. Johannes Hevelius , lahir pada 28 Januari 1611 .   

         Ia dipanggil Johann Hewelke atau Johannes Hewel (dalam Bahasa 

Jerman), atau Jan Heweliusz (dalam Bahasa Polandia) yaitu  seorang 

anggota dewan dan wali kota Danzig (*daĔsk), Polandia. Sebagai 

astronom ia memperoleh reputasi sebagai "perintis topog rafi Bulan".  

         Ayahnya bernama Abraham Hewelke, hidup pada tahun (1576-

1649), dan ibunya bernama Kordula Hecker (1576-1655). Mereka yaitu  

keluarga pedagang kaya berasal dari Bohemia. Setelah menamatkan 

sekolah menengah, ia belajar dengan Peter Crü ger. Pada tahun 1630, ia 

mendalami yurisprudensi di Leiden, kemudian pergi ke Inggris dan 

                                                        

 

Perancis, bertemu dengan Pierre Gassendi, Marin Mersenne dan 

Athanasius Kircher. Pada 1634 ia menetap di kota asalnya, dan pada 21 

Maret, 1635, menikah dengan Katharine Rebeschke, seorang tetangga 

yang hanya berbeda dua rumah, berusia dua tahun lebih muda darinya.  

         Sepanjang hidupnya, Hevelius menekuni dunia perdangan, dunia 

politik, menjadi anggota dewan kota  dan pada tahun 1651 menjabat 

sebagai wali kota Danzig. Sejak tahun 1639 ia sangat tertarik pada 

bidang astronomi. Kemudian pada tahun 1641 ia membangun sebuah 

observatorium di atas rumahnya, yang dilengkapi dengan instrumen yang  

baik, termasuk sebuah teleskop tanpa tabung yang memiliki panjang 

fokus 45 meter.   Observatorium pribadi ini pernah dikunjungi Ratu 

Polandia Maria Gonzaga pada 29 Januari 1660, dan Raja Polandia Jan III 

Sobieski pada 1678. Edmund Halley juga pernah mengunjungi 

observatorium ini pada Mei 1679, sebagai duta dari Royal Society 

dimana Hevelius telah menjadi anggotanya sejak 1664.  

         Hevelius melakukan pengamatan bintik matahari pada tahun 1642-

1645, dan ia mencurahkan perhatian selama empat tahun untuk pemetaan 

permukaan Bulan. Ia mendapat  julukan "perintis topografi Bulan." Ia 

menemukan empat komet, masing-masing pada tahun 1652, 1661, 1672 

dan 1677. Penemuan ini  memunculkan kepada sebuah tesis bahwa 

benda-benda semacam itu berevolusi mengelilingi matahari dalam orbit 

yang parabolik.    

          Pasangan ini dikurniai empat orang anak. Elisabeth yang merupakan 

isteri keduanya sangat mendukung dan ikut membantu suaminya dalam 

kegiatan-kegiatan pengamatan. Setelah ia meninggal, dua karya Hevelius 

diterbitkan oleh Elisabeth. Dengan demikian, diduga kuat Elisabeth 

Hevelius yaitu  astronom wanita pertama dalam sejarah. Observatorium 

dan perlengkapan serta buku-bukunya musnah terbakar pada 26 

September tahun 1679. Ia kemudian dapat dengan cepat memperbaiki 

observatoriumnya sehingga dapat mengamati penampakan komet terang 

pada Desember 1680. Rasi bintang Sextans dinamainya sebagai 

kenangan pada instrumen-instrumen yang hilang saat bencana. Sejak 

musibah ini  kesehatannya terus menurun dan ia meninggal saat 

ulangtahunnya yang ke-76, 28 Januari 1687.  

          Pada akhir 1683, dalam rangka memperingati kemenangan tentara 

kristen di bawah pimpinan Raja Jan III Sobieski pada Pertempuran 

Vienna, Hevelius menciptakan dan menamai sebuah rasi dengan Scutum 

Sobiescianum (Perisai Sobieski), yang sekarang dikenal sebagai rasi 

"Scutum." Hevelius mencetak buku -buku di rumahnya sendiri, dengan 

ongkos yang sangat besar, dan dengan tangannya sendiri dia membuat 

106 

 

pelat-pelat percetakan. Hevelius meninggal dunia pada 28 Januari 1687. 

Ia seorang Astronom Perintis Topografi Bulan. 79 

7. Tycho Brahe . 

           Ia lahir di Knudstrup, Denmark, 14 Desember 1546 dan meninggal 

di Praha, Bohemia (sekarang Ceko), 24 Oktober 1601 pada usia 54 

tahun. Ia yaitu  seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai 

astronom/astrolog (kedua bidang ini belum dibedakan waktu itu). Ia 

memiliki sebuah observatorium yang diberi nama Uraniborg, di Pulau 

Hven, di Selat Oresund yang menjadi "lembaga penelitian". Untuk 

penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas. 

Asistennya yang paling terkenal yaitu  Johannes Kepler. Setelah 

kematiannya, catatan-catatan pentingnya mengenai gerak Planet Mars 

membuat Kepler menemukan tiga hukum pergerakan planet yang 

menyokong teori heliosentris. 

8. Sir Isaac Newton  (1642 - 1727)  

           Issac Newton yaitu  seorang fisikawan, matematikawan, ahli 

astronomi dan  ahli kimia yang berasal dari Inggris. Ia merupakan 

pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh 

sepanjang sejarah, bahkan ia dikatakan sebagai bapak ilmu fisika 

modern.  

            Issac Newton merupakan orang pertama yang menjelaskan tentang 

teori gerak dan berperan penting dalam merumuskan gerakan melingkar 

dari hukum Kepler, dimana Newton memperluas hukum ini  dengan 

beranggapan bahwa suatu orbit gerakan melingkar tidak harus selalu 

berbentuk lingkaran sempurna seperti elipse, hiperbola dan parabola.80  

9. James Gregory  ( 1638 -1675 M)   

           Ia yaitu  tokoh matematikawan dan astronom Skotlandia. Sebagai 

astronom dia dikenal dengan rancangan teleskop pantul yang kemudian 

diberi nama teleskop Gregori. Deskripsi metode pengukuran jarak Bumi 

dan Matahari memanfaatkan transit planet Venus. Keduanya 

dideskripsikan dalam buku Optica Promota.  

           James Gregory anak dari pasangan John Gregory dan Janet 

Anderson, ia lahir di sebuah kota kecil, Drumoak, sekitar 15 km dari 

Aberdeen, Skotlandia. John Gregory yaitu  seorang kepala biara di 

Drumoak karena  latar belakang pendidikannya dalam bidang theologi 

dan lulusan dari Universitas St. Andrews. Gregory yaitu  anak bungsu 

yang mempunyai dua orang kakak lelaki bernama Alexander dan David. 

Perbedaan umur David dengan Gregory sepuluh tahun.  

           Pengenalan awal matematika Gregory yaitu  dari sang ibu yang 

mengajarnya geometri. Namun saat usianya 13 tahun, ayahnya 

                                                        

 

meninggal dan tugas mendidik Gregory diserahkan kepada David. David 

memberi buku Elements karya Euclid untuk dipelajari adiknya, buku 

ini  dengan cepat dapat dikuasainya. Sebelum masuk universitas 

sempat belajar di Marischal College di Aberdeen. Melalui David, 

Gregory dapat berkenalan dengan John Collins (1625-1683), 

pusatakawan Royal Society. Collins juga seorang matematikawan. 

            Mempelajari Optiks dan membangun teleskop yaitu  bidang yang 

menjadi perhatiannya. Dengan dorongan David, Gregory menulis buku 

Optima Promota yang berisi 5 postulat, 37 difinisi dan 59 theorema 

(sistematika mirip dengan buku Elements dari Euclid) tentang teori 

refleksi dan refleksi cahaya. Teori cahaya yang dipaparkan dalam buku 

itu digunakan sebagai dasar untuk membuat teleskop yang mempunyai 

efek refleksi.    

           Pada tahun 1674, Gregory berkolaborasi dengan rekan-rekannya 

yang berasal dari Paris dan secara simultan melakukan observasi 

terhadap gerhana bulan. Setahun kemudian, Gregory diperbolehkan oleh 

universitas membeli peralatan untuk observatorium, dan memerintahkan 

Gregory menggalang dana untuk membangun observatorium. Gregory 

diangkat sebagai ketua departeman matematika, jabatan ini tidak lama 

dipegangnya, karena setahun kemudian Gregory meninggal. Selama 

hidup, Gregory aktif melakukan penelitian dalam bidang astronomi dan 

matematika.  

           Gregory meninggal secara mendadak, malam hari ketika sedang 

mengamati satelit Jupiter bersama murid-muridnya dengan menggunakan 

teleskop, mendadak terserang stroke dan menjadi buta. Berselang 

beberapa hari kemudian, Gregory meninggal dalam usia 36 tahun.81 

10. Tobias Mayer (1723 -1762 M)  

           Tobias Mayer yaitu  seorang astronom Jerman terkenal karena 

studinya tentang bulan. Ia lahir di Marbach, di Württemberg, dan 

dibesarkan di Esslingen dalam keadaan miskin. Ia seorang ahli 

matematika otodidak, ia membiayai hidupnya dengan mengajar 

matematika saat masih muda. Dia sudah menerbitkan dua karya 

geometris asli ketika ia masuk pembentukan kartografi. Ia 

memperkenalkan perbaikan dalam pembuatan peta, dan memperoleh 

reputasi ilmiah yang baik pada tahun 1751 di Universitas Göttingen. 

Pada tahun 1754 ia diangkat menjadi pengawas observatorium,  sampai 

ia meninggal pada tahun 1762. Karya astronomi yang ditulisnya ialah 

bagan bulan purnama (diterbitkan pada tahun 1775) yaitu  upayanya 

selama setengah abad. Tapi ketenarannya terletak terutama pada tabel 

lunar, dibuatnya pada tahun 1752.        

                                                        

 

            Pada penemuan awal jarak bulan hanya sekitar 30.000 mil atau 15 

kali lebih dekat dari jarak Bulan dengan Bumi sekarang. Dari hasil 

penelitian Bulan menjauh sekitar 3,8 cm per tahunnya. Bulan yaitu  

satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar 

ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan 

cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Di 

bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terdapat di 

permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid. 

Ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan 

yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahuan 

masih utuh.82  

D. Tokoh -Tokoh Il mu Falak (Astronomi) Malaysia  dan Brunei  

 1. Abdul Ghani bin Saleh (1929 M/1348 H).  

        Ia lahir di Kampung Paya Keladi, Kuala Trengganu Malaysia. 

Abdul Ghani pada awalnya menekuni dunia nelayan, kemudian berkat 

ketekunan dan kegigihannya mempelajari ilmu falak, ia dikenal sebagai 

ahli falak yang handal.    

        Kemampuan dalam ilmu falak membuat Abdul Ghani sering 

diundang ke Brunei, Thailand dan Singapura untuk mengajar ilmu 

falak.83 Ia belajar ilmu falak dari Mohammad Khair bin Mohammad 

Taib di Pusat Islam Malaysia pada tahun 1983 M. Selain itu, ia juga 

belajar ilmu falak dari tokoh-tokoh falak Indonesia. 

         Selain mengajar diberbagai negara (Brunei, Thailand dan 

Singapura, ia juga aktif menulis. Karyanya yang terkenal dalam bidang 

ilmu falak yaitu  “Taqwim Istilah 01 Hijriah ke 1500 Hijriah dan 

Masehi. 

 2. Abdullah Fahim.  

       Nama lengkapnya,  H. Abdullah bin H. Ibrahim bin H. Thahir, 

terkenal dengan panggilan H. Abdullah Pak Him, berasal dari 

keturunan Pathani yang lahir di Mekah pada tahun 1869 M/1286 H dan 

wafat pada 27 April 1961 M/12 Zulkaidah 1380 H. 

        Abdullah Fahin belajar ilmu falak dari Syekh Ahmad al-Fathani, 

Syekh Muhammad Nur bin Syekh Muhammad dan Syekh Nik Mat 

Kecik bin Ismail Daud al-Fathani. Ahli falak yang semasa denganya, 

antara lain H. Umar dari Kelantan, H. Abu Bakar bin H. Hasan dari 

Johor, sedangkan dari Indonesia Syekh Djamil Djambek dan Syekh 

Taher Djalaluddin al-Azahari. 

              Salah satu jasa Abdullah Fahin yang tidak dilupakan rakyat 

Malaysia yaitu  menentukan tanggal kemerdekaan negara Malaysia 

                                                        

 

yaitu 31 Agustus 1957. Salah seorang cucunya yaitu  Datok Abdullah 

Badawi, pernah menjdi Perdana Menteri Malaysia.84 

   3. Abdur Rahman bin Hussa in. 

        Ia salah seorang ahli falak sangat terkenal di Malaysia, berasal dari 

Kelantan. Ia sangat berjasa dalam membentuk dan  mengembangkan 

Persatuan Falak Syar’ie Malaysia. Ia dipercaya memimpi Persatuan 

Falak Syar’ie Malaysia selama empat belas tahun (1992-2006) 

Kegiatannya selama menjadi ketua Persatuan Falak Syar’ie yaitu  

melakukan beberapa kali seminar tentang ilmu falak.85 Ia juga aktif 

menulis, diantara karya dalam bidang ilmu falak yaitu , Ilmu Falak 

Menjelang Alaf Baru (1977), Ilmu Falak di Malaysia: Penyesuaian 

Antara Tuntutan Modern dan Tradisional (2005), Taqwim Menurut 

Justifikasi Syara’ (2005) dan Kepentingan Arah Kiblat dan Kihidupan 

Umat Islam (200).86 

 4. Abu Bakar Muar  

             Nama Lengakapnya, H. Abu Bakar bin H. Hasan al-Muari bin H. 

Ahmad bin Anggak bin Sito Bukit Moh. seorang ahli falak, lahir di 

Muar Bandar Maharani Johor- Malaysia pada tahun 1875 M/1292 H. 

        Abu Bakar Muar belajar di Mekah selama 34 tahun (1881 H/1299 H 

- 1915 M/1334 H). Ia meninggal pada malam Selasa tahun 1938 

M/1357 H, dalam usia 63 tahun. Karyanya dalam bidang ilmu falak 

yaitu   Ilmu Falak (1905 M/1323 H.87 

 5. Baharuddin bin Ismail  

        Ia yaitu  seorang ahli falak, lahir di Kmapong Mortin, Melaka, 

Malaysia. Baharuddin menimba ilmu di Universitas Teknologi 

Malaysia dan di Universitas Saisn Malaysia. Kemampuannya yang luar 

biasa, ia diberi amanah memegang jabatan penting yang berkaitan 

dengan ilmu falak.88 

        Di antara karya Baharuddin di bidang ilmu falak yaitu  “Ilmu 

Falak, Ilmu Falak; Teori, Peraktek dan Perhitungan dan Kriteria 

Kenampakan Anak Bulan di Malaysia”.

 6. H. Mohammad Lazim bin H. Matali  

       Ia ahli falak, lahir di Brunei pada 13 Oktober 1954 M. 

Pendidikannya diperoleh di Al-Azhar Universitas, Mesir, Universitas 

Kebangsaan Malaysia dan Universitas Antar Bangsa Malaysia.90 

7. H. Omar Ismail  

            Ia seorang ahli falak Malaysia yang terkenal dengan panggilan H. 

Omar Sungai Keladi, lahir di Kampong Atas Banggal, Kota Baru, pada 

tanggal 17 September 1867 M dan wafat pada tanggal 15 Juli 1945 M 

dan dimakamkan di tempat kelahirannya. 

           H. Omar Ismail belajar di Mekah selama 12 tahun, dan di antara 

guru-gurunya, Syekh Ahmad Muhammad Zain al-Fathani dan Syekh 

Abdul Rahman. Karyanya dibidang ilmu falak; Miftah at-Ta’lim 

(membahas maslaha hisab dan Takwim). 

8. Kassim Bahali 

           Ia lahir di Johol Negeri Sembilan Malaysia pada tanggal 1 Januari 

1960 M. Kassim Bahali lulusan Universitas Kebangsaan Malaysia dan 

Universitas Malaya. Karena kemampuannya di bidang ilmu falak, ia 

ditunjuk sebagai anggota Islamic &rescent’n 2bservition Projrk (I&2P) 

di Yordania. Karnya dibidang ilmu falak “:aktu shalat Dalam 

Perspektif Astronomi.91 

9. Mohammad Ilyas  

            Ia lahir di India dan menetap di Malaysia, ia salah seorang 

penggagas Kalender Islam Internasional, berdirinya Pusat Falak Syekh 

Tahir di Pulau Pinang. Mohammad Ilyas yaitu  guru besar sains pada 

Universitas Sains Malaysia. Ia banyak memberikan sumbangan di bidang 

pengembangan ilmu falak, khususnya tentang Kalender Islam.92 

                   Salah satu gagasan pemikirannya ialah konsep “garis bulan 

antarbangs” atau “International /unar Date /ine”. Menurutnya, 

Kalender Islam tidak semata-mata persoalan sains yang terkait dengan 

ibadah, tetapi perlu melibatkan kekuatan politik. Ia pernah mengatakan 

....dunia Islam memerlukan seorang Julian untuk menyatukan 

takZimnya...”.   

           Di antara karyanya, International Islamic Calendar for The Asia-

Pasific Region, Astronomy of Islamic Calendar dan Islamic Astronomy 

and Science Development. 

10. Mohammad Khair bin H. Mohammad Taib  

            Ia lahir di Alor Setar Kedah, Malaysia pada tanggal 23  September 

1922 M. Pada mulanya, ia belajar ilmu falak dengan menggunakan alat 

rubu’ Mujayyab di Madrasah al-Islamiyah, Alor Setar Kedah dibawah 

                                                        

         

asuhan Syekh Wan Sulaiman pada tahun 1936 M. Kemudian, ia belajar 

ilmu falak dengan Syekh Thaher Jalaluddin al-Azhar di Kuala Kangsar 

Perak, menggunakan kaidah metematika modern.93 Di antara karya di 

bidang ilmu falak, Takwim Hijriah Khairiah dan Taqwim Syamsi dan 

Qamari. 

11. Wan Mohammad Shaghir Abdullah  

           Nama lengkapnya, H. Wan Mohammad Shaghir bin H. Wan 

Abdullah bi H. :an Abu Bakar bin :an Ma’aris bin &ik :an Taksim 

al-Qamari al-Juhari bin Datok Bendahara Lingkai al-Juhari al-Fathani, 

lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 M. Ia salah seorang ulama Melayu 

dari Malaysia yang memperkenalkan ahli falak terkemuka di dunia 

Melayu, seperti Syekh Ahmad Fathani, Syekh Tahir Jalaluddin, Syekh 

Abdullah Fahim dan Syekh Mohammad Saleh al-Fathani.94 

            Wan Mohammad Shighar Abdullah memiliki koleksi terlengkap 

tentang karya-karya falak dunia Melayu. Di antara karyanya di bidang 

ilmu falak, Syekh Tahir Jalaluddin Ahli Falak Dunia Melayu, Ilmu 

Hisab Matematika Agung Melayu dan Syekh Saleh al-Fathani; Ahli 

Falak Nusantara. 

12. Wan Sulaiman bin Wan Sidik  

            Ia salah seorang ahli falak dari Kedah, Malaysia, lahir pada tahun 

1874 M dan wafat pada tahun 1935 M. Ia belajar di Mekah selama 20 

tahun. Di antara gurunya Syekh Muhammad al-Bukhari dan Syekh 

Muhammad Khujur.  

E. Tokoh -Tokoh Ilmu Falak  (Astronimi)  Indonesia.  

 1. Ahmad Khatib Minagkabau.  

            Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1860 M/1276 

H.95 Ahmad Khatib ahli fikih dan ilmu falak, seorang ulama besar 

Minagkabau yang menetap di Mekah, melahirkan sejumlah karya 

dalam bidang ilmu falak. Sepanjang hidupnya dihabiskan untuk 

mendalami ilmu dan menjadi guru di Mekah, namun hubungannya 

dengan daerah kelahirannya tetap berjalan baik melalui orang-orang 

yang menunaikan ibadah haji dan yang belajar kepadanya. 

               Di antara murid-muridnya yang terkenal di bidang agama dan 

ilmu falak Syekh Muhammad Nur (mufti kerajaan Langkat), Syekh 

Hasan Maksum (mufti kerajaan Deli), Syekh Muhammad Saleh (mufti 

kerajaan Selangor), Syekh Muhammad Zain (mufti kerajaan Perak), H. 

Muhammad Nur Ismail (kadi kerajaan Langkat), Syekh Jamil Jahol 

(pimpinan Persatuan Tarbiyah Islamiyah), Syekh Muhammad Djamil 

                                                        

        

Djambek, Syekh Ibrahim Musa, H. Abbas Abdullah, Abdullah Ahmad, 

Abdul Karim Amrullah dan Syekh Sulaiman ar-Rasuli, dari 

keseluruhannya, tujuh orang berasal dari Sumatera Barat.96  

           Selain nama-nama di atas, terdapat muridnya yang lain Syekh 

Mustafa Husain (dari Purba), K.H. Ahmad Dahlan (pendiri 

Muhammadiyah, dari Yogyakarta) dan K.H Hasyim Asy’ari  (pendiri 

pondok pesantren Tebuireng, pendiri dan pimpinan Nahdhatul Ulama). 

Di antara karyanya di bidang ilmu falak yaitu  kitab “Raudah al-Husab 

fi ‘Ilm al-+isab”.                 

 2. Muhammad Tahir bin Muhammad Jalaluddin al -Falaki (1286-1377 

H/1869-1957 M),97  

      Ia belajar dan mendalami ilmu falak di Universitas al-Azhar, Mesir. 

Sumbangan pemikirannya dalam bidang ilmu falak sangat besar, ia 

menulis kitab ilmu falak dengan judul“Kitab 1atijatu al-8mur”, kitab 

ini memuat tentang takwim Hijriah dan persamaannya dengan taqwim 

Masehi, arah Kiblat dan waktu salat sepanjang masa (diterbitkan 1274 

H/1936 M), dan kitab “3ati Kiraan 3ada menentukan :aktu yang 

Lima (diterbitkan1278 H /1938). 

 3. Abdurrahman bin Ahmad al -Misri . 

Pada tahun 1274 H/1896 M ia datang ke Jakarta, membawa kitab Zij 

(tabel astronomi) karya Ulughbek dan diajarkan kepada ulama muda di 

Indonesia.98 

4. Muhammad Manshur  

            Nama lengkapnya Muhammad Mashur bin Abdul Hamid bin 

Muhammad Damiri bin Muhammad Habib bin Abdul Muhit al-Batawi.  

Ia dikenal dengan nama Mansur al Falaki (1256-1345 H/1878-1967 M). 

Ia belajar ilmu falak dengan ayahnya dan Sayid Usman ulama falak 

Betawi. Kemudian ia meneruskan belajar ilmu falak dengan 

Abdurrahman Misri, selama empat tahun di Mekah. Manshur al-Falaki 

menulis kitab falak dengan judul“Sullamu al-1ayyirain fi Ma’rifati 

Ijtima wal kusufaini “. Isi kitab Sullamu al-Nayyirain dibagi kepada 

tiga bagian. Pertama, memuat perhitungan ijtimak, irtifak hilal, posisi 

hilal dan umur hilal. Kedua, memuat perhitungan gerhana bulan. 

Ketiga, memuat perhitungan gerhana matahari.

 

5. Muhammad Muhajirin A msar al-Dary  (1302 -1381 H/1924 -2003 

M). 100   

     Ia dilahirkan di Kampung Baru, sebuah daerah di pinggir kota 

Jakarta pada 10 November 1924 dan wafat pada 31 Januari 2003. 

Prndidikannya diperoleh melalui jenjang formal dan non formal. 

Jenjang formal diperoleh di Dar al-Ulum ad-Diniyah Mekah al-

Mukarramah dari tahun 1949 sampai dengan tahun 1955. 

      Sumbangan pemikirannya yang paling berharga dalamm ilmu falak 

yaitu  di bidang rukyat. Ia membuat teknologi dan tempat rukyatul 

hilal sendiri untuk melihat penampakkan hilal (bulan sabit pertama) 

sesaat setelah matahari terbenam sebagai tanda dimulainya hari pertama 

dari bulan-bulan dalam kelender Hijriaah, khususnya untuk menentukan 

awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah. 

          Ia seorang ahli falak yang melakukan rukyatul hilal selama 

bertahun-tahun bertempat di menara Masjid al-Husna, Cakung Jakarta 

Timur. Hasil rukyatul hilal dari Cakung dijadikan sebagai salah satu 

sumber data dalam sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadan, 

Syawal, dan Zulhijah. Selain itu, Menara Masjid al-Husna, Cakung 

dijadikan sebagai salah satu lokasi Observasi Bulan (POB) di 

Indonesia. 

6. Muhammad Mukhtar bin Atharid.  

    Nama lengkapnya Muhammad Mukhtar bin Atharid al-Bughri al-

Batawi al-Jawi.  Ia lahir di Bogor pada hari Kamis 14 Syakban 1278 H/ 

14 Februari 1862 M dan meninggal dunia pada hari Ahad 17 Safar 1349 

H / 13 Juli 1930 M di Mekkah.101  Ia seorang tokoh falak yang gigih 

mengembangkan penggunaan alat Rubu’ Mujayab.  

            Adapun guru-gurunya dibidang falak ialah Sayyid Utsman dan 

Syekh Ahmad al-fathani. Salah satu karyanya di bidang falak yaitu  

Taqribu al-Maqshud fi al-‘Amali bi Rub’i al-Mujayyab. 

7. Syekh Muhammad Arsyad al -Banjari  

      Ia seorang ahli falak, lahir pada tanggal 19 Maret 1710 M di 

Kampung Lok Gabang, Martapura Kalimantan Selatan dan wafat pada 

tanggal 13 Oktober 1812 M di Kalampayan, Banjar Masin Kalimantan 

Selatan. 

       Syekh Arsyad al-Banjari seorang tokoh falak yang melakukan 

perubahan dan pembetulan arah kiblat masjid, di antaranya arah kiblat 

masjid lima Jakarta dipalingkan ke kanan sebanyak 25 derajat, 

peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Mei 1772 M. Di antara karyanya di 

bidang ilmu falak ialah kitab Ilmu Falak ditulis dalam bahasa Arab.102  

                                                        

 8. Turo ihan Ajhuri al -Syarofi  (1336 -1420 H/1915 -1999 M).  

            Sosok ulama karismatik yang ahli ilmu falak. Lahir di Kudus pada 

15 Maret 1915 M  1334 H dan meninggal pada hari -um’at, 20 Agustus 

1999 M bertepatan dengan 8 Rabiul Akhir 1420 H. Yi Tur nama sapaan 

akrabnya, salah seorang keturunan Sunan Kudus, satah satu dari 

walisongo, penyebar Islam di tanah Jawa. Yi Tur tergolong anak yang 

cerdas, ketika berusia 15 tahun, ia sudah mengajar di Madrasah 

Tasfiqut Tulab Salafiyah tingkat atas di Kudus. 

      Ketekunannya terhadap ilmu falak sudah muncul sejak kecil hingga 

dewasa. Reputasinya sebagai fakar falak sudah tersiar sejak zaman 

Jepang. Ia sering diminta menghitung jatuhnya hari awal dan akhir 

bulan Ramadan. Maka ia terdorong untuk menyusun al-manak 1945 M 

/ 1364 H yang kemudian dicetak oleh Penerbit Menara Kudus. Sejak 

itulah kalender karyanya disebut dengan Almanak Menara Kudus 

(AMK). 

      Ia seorang ahli falak yang hidup dimasa penjajah Belanda dan 

Jepang. Pemerintah Jepang di Indonesia sering meminta pemikiran dan 

mengikuti keputusan yang diambilnya dalam penetapan awal dan akhir 

bulan Ramadan.  

9. Salamun Ibrahim (1340 H/1921M).  

    Ia lahir di Panciran Lamongan pada 3 Mei 1921 M / 1340 H dan 

meninggal dunia pada hari Rabu Wage, 15 Juni 2005. Pendidikannya di 

Sekolah Rakyat (S.R) Paciran pada 1928 M/1347 H dan tamat pada 

tahun 1933 M/ 1352 H. Pada tahun yang sama ia melanjutkan 

pendidikan di pondok pesantren Tarbiyatut Thalabah Kranji Paciran 

Lamongan. 

  Setelah dua tahun menimba ilmu di Pondok pesantren Kranji, 

Salamun melanjutkan dan menimba ilmu di pondok pesantren 

Tebuireng Jombang selama tiga tahun. Ia belajar ilmu falak dengan 

K.H. Mahfudz Anwar dan K.H. Sahal Mahfudz. Karyanya yang 

terkenal dalam ilmu falak ialah “Ilmu Falak dan Almanak Masehi-

+ijri”(1945-2010 M/1364-1431 H),  dan kitab ini dipakai di pesantren. 

10. Zubair Umar al -Jai laniy (1327 -1409 H/1908 -1990 M.  

           Ia  lahir di Pandangan Kecamatan Pandangan Kabupaten Bojonegoro 

Jawa Timur, 16 September 1908 M.(Rabu Paing, bertepatan 19 Sya'ban 

1326 H/1838 Jawa). Ia seorang ulama, akademisi dan ahli falak. K.H. 

Zubair, menurut hasil penelitian K.H. Ahmad Izzuddinm M.Ag (2002: 

58-61) ia (K.H. Zubair) yaitu  seorang ulama' juga akademisi yang 

terkenal sebagai pakar ilmu falak dengan karya monumentalnya kitab 

"Al -Khulashah al-Wafiyah. 

      Pendidikan yang ditempuhnya yaitu  pendidikan tradisional yaitu 

pendidikan madrasah dan pondok pesantren, termasuk mukim untuk 

menuntut ilmu di Makkah al-Mukaramah pada waktu menjalankan 

115 

 

ibadah haji di tanah suci. Sebagaimana kondisi social realistis di abad 

ini  bahwa pesantren masih merupakan satu-satunya lembaga 

pendidikan untuk tingkat lanjut yang tersedia bagi penduduk pribumi di 

pedesaan, sehingga dapat diasumsikan sangat berperan dalam mendidik 

para elit pada masanya. Pendidikannya dimulai dari madrasah Ulum 

tahun 1916-1921, pondok pesantren Termas Pacitan Jawa Timur tahun 

1921-1925, peondok pesantren Simbang Kulon Pekalongan Jawa 

Tengah tahun 1925-1926 dan pondok pesantren Tebu Ireng Jombang 

Jawa Timur tahun 1926-1929. Kemudian tahun 1930-1935 beliau 

menjalankan ibadah haji yang dilanjutkan dengan thalab al-ilmi di 

Makkaah selama lima tahun. 

     Dalam rihlah ilmiah K.H. Zubair Umar al-Jailaniy  tidak hanya 

menuntut ilmu tetapi ia mengajarkan ilmunya, sebagaimana ketika 

berada di pondok pesantren KH. Hasyim Asy'ari, ia mengabdikan diri 

dengan menjadi guru Madrasah Salafiyah Tebu Ireng Jombang. Ia juga  

pernah menjabat Rektor IAIN Walisongo Semarang dengan Surat 

Keputusan tertanggal 5 Mei 197, pernah memimpin Pondok Pesantren 

al-Ma'had al -Diiniy Reksosari Suruh Salatiga pada tahun 1935-1945, 

mendirikan pondok pesantren Luhur yang merupakan cikal bakal IKIP 

NU, menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo cabang Salatiga, 

menjadi ketua STAIN Salatiga, dan mendirikan Pondok Pesantren Joko 

Tingkir pada tahun 1977. 

      Murid-muridnya antara lain, Kyai Musyafak (Salatiga Jawa 

Tengah), Kyai Subkhi (Jawa Timur), Hamid Nawawi (Bulu Manis, 

Pati, Jawa Tengah), Slamet Hambali (Dosen IAIN Walisongo 

Semarang), dan Drs Habib Thoha, M.A. (mantan Kakanwil Depag Jawa 

Tengah). Slamet Hambali yaitu  salah satu di antara muridnya yang 

meneruskan ilmu falak. Beliau wafat di Salatiga pada tanggal 10 

Desember 1990 M atau 24 Jumadil-ula 1411 H. 

11. KH. Ahmad Dahlan  ( 1285 -1342 H/1868 -1923 M).   

        KH. Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada 

tahun 1868 Masehi bertepatan dengan tahun 1285 Hijriyah dan 

meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 1923 M/ 7 Rajab 1342 H, 

jenazahnya dimakamkan di Karangkajen Yogyakarta.  

        Ia merupakan salah seorang pembaharu ilmu falak, dengan 

membetulkan arah Kiblat Masjid Agung Yogyakarta pada tahun 1897 

M. Pada saat itu masjid Agung dan masjid-masjid lainnya, letaknya ke 

barat lurus, tidak tepat menuju arah kiblat yang 24 derajat arah Barat 

Laut.  

        Sebagai ulama yang menimba ilmu bertahun-tahun di Mekah, 

Ahmad Dahlan mengemban amanat membenarkan setiap kekeliruan, 

mencerdaskan setiap kebodohan. Dengan berbekal pengetahuan ilmu 

Falak atau ilmu Hisab yang dipelajari melalui K.H. Dahlan (Semarang), 

116 

 

Kyai Termas (Jawa Timur), Kyai Shaleh Darat (Semarang), Syekh 

Muhammad Jamil Jambek, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, 

Ahmad Dahlan menghitung ketepatan arah kiblat pada setiap masjid 

yang melenceng.  

     Setelah membetulkan arah kiblat di masjid agung, ia pun mendirikan 

organisasi Muhammadiyah. Melalui organisasi Muhammadiyah ia 

mencerahkan kekakuan tradisi yang memasung pemikiran Islam. Pada 

awalnya, ia kerap mendapat rintangan, bahkan dicap hendak 

mendirikan agama baru. Namun keteguhan sikapnya menyebabkan ia 

dicatat sebagai pelopor pembetulan arah kiblat dari semua surau dan 

masjid di Indonesia.  

      Tak cuma itu reputasi yang ditorehkannya. Berdasarkan 

pengetahuan ilmu falak atau ilmu hisab yang dimilikinya, Ahmad 

Dahlan melalui Muhammadiyah, mendasarkan awal puasa dan Syawal 

dengan  menggunakan hisab (perhitungan). 

           Dalam lingkungan Muhammadiyah, kajian ilmu falak yang 

dipelopori Ahmad Dahlan, mendapat perhatian dan terus dikembangkan 

sehingga lahir sejumlah ulama yang menguasai ilmu falak.103 

12. Muhammad Wardan Diponingrat, K.RT.  

            Muhammad Wardan lahir pada tanggal 19 Mei 1911 M bertepatan 

dengan tanggal 20 Jumadal Ula 1329 H di Kauman, Yogyakarta dan 

meninggal dunia pada tanggal 3 Februari 1991 M/ 19 Rajab 1411 H. 

Ayahnya,  Kyai Muhammad Sangidu seorang penghulu keraton 

Yogyakarta dengan gelar Kanjeng Penghulu Kyai Muhammad 

Kamaludiningrat sejak 1913 M/1332 H sampai 1940 M/1359 H.104  

         Pendidikan dasar ditekuninya pada Sekolah Keputran (sekolah 

khusus untuk para keluarga keraton) dan Standard Schoel 

Moehammadijah di Suronatan (lulus tahun 1924 M/1343 H). Kemudian 

melanjutkan ke Madrasah Muallimin sampai lulus pada tahun 1930 

M/1349 H. Satu tahun sesudah itu Muhammad Wardan sebenarnya 

berkeinginan belajar ke tanah Arab, tapi karena kendala biaya tidak 

dapat memenuhi cita-citanya ini , akhirnya ia melanjutkan ke 

Pondok Jamsaren Solo. Selain nyantri ia juga mengikuti kursus Bahasa 

Belanda di Sekolah Nederland Verbond dan les privat bahasa Inggris. 

Setelah mendapatkan berbagai ilmu, Muhammad Wardan berusaha 

mengamalkan dan mengajarkannya.    

                    Pada tahun 1934 M/1353 H sampai 1936 M/1355 H, dia menjadi 

guru Madrasah Al-Falah Yogyakarta, kemudian pada tahun 1936-1945 

M/1355-1365 H menjadi guru di Sekolah Muballighin Muhammadiyah 

Yogyakarta. Memasuki masa perjuangan fisik, aktivitas Muhammad 

                                                        

Wardan di bidang pendidikan terhenti dan ia melibatkan diri di dalam 

Angkatan Perang Sabil (APS) dan ia dipercaya sebagai anggota bidang 

markas ulama. Setelah perjuangan fisik mereda dan Indonesia dapat 

mencapai kemerdekaan secara penuh, pada tahun 1948-1962 M/1368-

1381 H ia mengabdikan diri sebagai guru di Madrasah Menengah 

Tinggi Yogyakarta dan pada tahun 1951-1952 M/1371-1372 H juga 

mengajar di Sekolah Guru Hakim Agama (SGHA) Negeri Yogyakarta.  

                   Selanjutnya pada tahun 1954-1956 M/1374-1376 H, ia ditugaskan 

oleh Departemen Agama RI untuk menjadi guru di Pendidikan Guru 

Agama (PGA) Negeri Yogyakarta dan guru di Sekolah Persiapan 

PTAIN Yogyakarta. Sejak 1973 M/1393 H sampai wafatnya ia diangkat 

sebagai anggota dewan kurator IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 

Karena kepiawaiannya di bidang ilmu Falak, sejak tahun 1973 hingga 

wafatnya dipercaya sebagai anggota Badan Hisab Rukyat Departemen 

Agama RI.  

            Muhammad Wardan merupakan salah seorang tokoh penggagas 

teori wujudul hilal yang hingga kini masih digunakan oleh 

persyarikatan Muhammadiyah. Adapun karya-karyanya di bidang ilmu 

falak, yaitu Umdatul Hasib, Persoalan Hisab dan Rukyat Dalam 

Menentukan Permulaan Bulan, Hisab dan Falak, dan Hisab Urfi dan 

Hakiki. 

13. Muhammad Djamil Djambek  (1279 -1367 H/1862 -1974 M).   

           Ia yaitu  tokoh falak terkemuka berasal dari Sumatera Barat. Teori 

falak yang dibuatnya, dikembangkan oleh generasi berikutnya, 

termasuk anaknya sendiri yaitu Saadoe’ddin Djambek.105 Syekh 

Muhammad Jamil Jambek yaitu  ulama pelopor pembaruan Islam dari 

Sumatra Barat awal abad ke-20, ia dikenal sebagai ahli ilmu falak 

terkemuka. Syekh Muhammad Jamil Jambek lebih dikenal dengan 

sebutan Syekh Muhammad Jambek, dilahirkan dari keluarga 

bangsawan. Dia  merupakan keturunan penghulu. Ayahnya bernama 

Saleh Datuk Maleka, seorang kepala nagari Kurai, sedangkan ibunya 

berasal dari Sunda Jawa Barat. 

             Syekh Muhammad Jambek mendapatkan pendidikan dasar di 

Sekolah Rendah yang khusus mempersiapkan pelajar untuk masuk ke 

sekolah guru. Kemudian, dia dibawa ke Mekah oleh ayahnya pada usia 

22 tahun. Ketika sampai di Mekah ia berguru kepada Syekh Ahmad 

Khatib Minangkabau. Selama belajar di tanah suci, banyak ilmu agama 

yang dia dapatkan. Antara lain ilmu tarekat serta menekuni suluk. 

Dengan mendalami ilmu ini , Syekh Muhammad Jambek menjadi 

seorang ahli tarekat dan bahkan memperoleh ijazah dari tarekat 

                                                        

 

Naqsabandiyyah-Khalidiyah. Namun, dari semua ilmu yang pernah 

didalami yang membuatnya terkenal yaitu  tentang ilmu falak. 

            Keahliannya di bidang ilmu falak mendapat pengakuan luas di 

Mekkah. Ketika masih berada di tanah suci, Syekh Muhammad Jambek 

mengajarkan ilmunya itu kepada para pelajar dari Minangkabau yang 

belajar di Mekkah. Seperti, Ibrahim Musa Parabek (pendiri perguruan 

Tawalib Parabek) dan Syekh Abbas Abdullah (pendiri perguruan 

Tawalib Padang Panjang) 

            Pada tahun 1903, Syekh Muhammd Jambek kembali ke tanah air. Ia 

memilih mengamalkan ilmunya secara langsung kepada masyarakat 

yaitu mengajarkan ilmu  tauhid dan mengaji. Di antara murid-muridnya 

terdapat beberapa guru tarekat, karena itul, Syekh Muhammad Jambek 

dihormati sebagai Syekh Tarekat. 

           Syekh Muhammad Jambek berpikir bagaiman untuk memberikan 

pengetahuannya, walaupun tidak melalui lembaga atau organisasi, 

kenginanya sangat besar untuk meningkatkan keimanan seseorang. 

Akhirnya, dia mendirikan dua buah surau, yakni Surau Tengah Sawah 

dan Surau Kamang. Kedua surau ini  dikemudian hari dikenal 

sebagai Surau Inyik Jambek. 

            Kiprahnya mampu memberikan warna baru di bidang keagamaan di 

Sumatra Barat. Mengutip Ensiklopedia Islam, Syekh Muhammad 

Jambek juga dikenal sebagai ulama yang pertama kali memperkenalkan 

cara bertablig di muka umum. Membaca Barzanji (rawi) atau marhaban 

(puji-pujian) yang biasa dilakukan di surau-surau saat peringatan 

Maulid Nabi Muhammad saw, digantinya dengan tablig yang 

menceritakan riwayat lahir Nabi Muhammad dalam bahasa Melayu. 

            Demikian pula halnya dengan kebiasaan membaca riwayat Isra 

Mi'raj Nabi Muhammad dari kitab berbahasa Arab, ia ganti dengan 

tablig yang menceritakan peristiwa ini  dalam bahasa Melayu, 

sehingga dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat. Termasuk juga 

tradisi membaca kitab, digantinya dengan membahas masalah 

kehidupan sehari-hari.  

           Menurutnya, semua itu dilakukan karena agama Islam dan 

diperuntukkan bagi siapa saja yang dapat memahaminya. Ia pun dikenal 

sebagai ulama yang aktif memberi pengajian dengan menyampaikan 

ceramah.  

           Seiring perjalanan waktu, sikap dan pandangannya terhadap tarekat 

mulai berubah. Syekh Muhammad Jambek kini tidak lagi tertarik pada 

tarekat. Pada awal tahun 1905, ketika diadakan pertemuan ulama guna 

membahas keabsahan tarekat yang berlangsung di Bukit Surungan, 

Padang Panjang, Syekh Muhammad berada di pihak yang menentang 

tarekat. Dia "berhadapan" dengan Syekh Bayang dan Haji Abbas , kedua 

tokoh ini pembela tarekat. 

119 

 

            Kemudian dia menulis buku mengenai kritik terhadap tarekat 

berjudul Penerangan Tentang Asal Usul Thariqatu al-Naksyabandiyyah 

dan Segala yang Berhubungan dengan Dia, terdiri atas dua jilid. Salah 

satu penjelasan dalam buku itu, yakni tarekat Naksyabandiyyah 

diciptakan oleh orang dari Persia dan India. Syekh Muhammad Jambek 

menyebut orang-orang dari kedua negeri itu penuh takhayul dan 

khurafat yang makin lama makin jauh dari ajaran Islam. 

           Buku lain yang ditulisnya berjudul Memahami Tasawuf dan Tarekat 

dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan pembaruan pemikiran Islam. 

Akan tetapi secara umum dia bersikap tidak ingin bermusuhan dengan 

adat istiadat Minangkabau. Tahun 1929, Syekh Muhammad Jambek 

mendirikan organisasi bernama Persatuan Kebangsaan Daerah 

Minangkabau dengan tujuan untuk memelihara, menjaga, menghargai, 

dan mencintai ada-istiadat yang berlaku.     

            Selain itu, dia juga turut menghadiri kongres pertama Majelis Tinggi 

Kerapatan Adat Alam Minangkabau tahun 1939. Yang tak kalah 

pentingnya dalam perjalanan dakwahnya, pada masa pendudukan 

Jepang, Syekh Muhammad Jambek mendirikan Majelis Islam Tinggi 

(MIT) berpusat di Bukittinggi. 

14. 6aaGRH’GGLn'MaPEHN. 

          Nama lengkapnya  Saadoe’ddin Djambek bin Muhammad Djamil 

Djambek (1330-1398 H/1911-1977 M).106 Ia yaitu  pembaharu Islam 

Indonesia yang oleh banyak kalangan disebut- sebut sebagai mujaddid 

ilmu falak (hāsab).107 Untuk membumikan teori-teori ilmu falak yang 

dikuasanya, Saadoe’ddin Djambek mengajarkan teori ini  kepada 

Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam, terutama di fakultas Syariah 

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, fakultas Syariah  IAIN Sunan 

Gunung Jati di Semarang, Universitas Islam Jakarta di Jakarta dan 

Universitas Ibnu Chaldum di Jakarta, dari hasil didikannya lahir tokoh-

tokoh falak muda seperti H. Abdul Rachim, H. Wahyu Widiana.108  

          Selain seorang falaki, Saadoe’ddin -ambek aktif berorganisasi, di 

antarnya; di Palembang menjadi anggota Muhammadiyah, pimpinan 

Hizbul Wathan Sumatera Selatan (1930-1934), di Yogyakarta anggota 

Pengurus bagian Pengajaran Muhammadiyah (1942-1943), anggota 

                                                        

 

Dewan Perwakilan Sumatera dan Sumetera Tengah Fraksi Islam (1946-

1049), tahun 1958 ditunjuk Pemerintah menghadiri Konperensi 

“Mathematical Education” di India, tahun 1971 ditunjuk Pemerintah 

untuk mempelajari sistem “&oprehensive School” di India, Thailand, 

Swedia, Belgia, Inggris, Amerika Serikat dan Jepang bekerjasama 

dengan UNESCO, pada tahun 1972 ditugaskan oleh Menteri Agama RI 

untuk meneliti perkembangan ilmu falak dan kehidupan sosial di 

Mekah dan pada tahun 1977 menghadiri undangan dari King Abdul 

Aziz University  Mekah dalam pertemuan “First :orld &onference 2n 

Moslim Education”.109 

          Teori falak yang dikembangkan Saadoe’ddin Djambek relativ lebih 

mudah dan modern, apalagi setelah prosedur perhitungannya 

menggunakan kalkulator. Sebagai seorang ahli   falak, Saadoe’ddin 

Djambek banyak menulis buku dalam bidang ilmu falak, di antaranya 

“Arah kiblat”, “3erbandingan Tarikh”, “3edoman :aktu Shalat 

sepanjang masa”, “Shalat dan 3uasa di Kutub” dan “+isab Awal 

Bulan”,110 “3erbandingan Tarich”, “Al-Manak Djamilah”, “Marilah 

Berhitung”  dan “Zaktu dan DjadZal”.111 

15. Abdur Rachim.  

         Ia lahir di Panarukan tahun 1935 M, yaitu  seorang  tokoh falak dan 

tokoh pendidik. Pada tahun 1972, ia diangkat  sebagai wakil ketua 

Lembaga Hisab Rukyat.112             

              Karirnya sebagai pendidik dimulai sejak sebagai mahasiswa tingkat 

doktoral, dipercaya sebagai asisten H. Saadoe'ddin Djambek dalam 

mata kuliyah ilmu falak mulai tahun 1965 M/1385 H, pada tahun 1972 

M/1392 H diangkat sebagai dosen tetap dalam mata kuliah tafsir, sesuai 

dengan jurusannya. Pada tahun yang sama diangkat sebagai ketua 

Lembaga Hisab dan Ru'yah, dan pada tahun itu juga diangkat sebagai 

Ketua Jurusan Tafsir Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga 

Yogyakarta.  

             Pada tahun 1976 M/1396 H diangkat sebagai Wakil Dekan Bidang 

Akademis Fakultas Syari'ah IAIN, dan tahun 1981 M/1402 H diserahi 

                                                        

           109Departemen Agama RI, Pedoman Tehnik Rukyat, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan  

Kelmbagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h. 

219-220. 

        110Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Op cit., h. 222. Lihat, Saadoeddin 

Djambek, Arah Kiblat, (Jakarta: Tintamas, 1956), h. 3. 

        111I b i d.  

        112Abdur Rachim menguasai ilmu falak yang mendalam dan  ahli Tafsir. Guru-guru yang 

mendidik Abdur Rachim yaitu  Saadoe’ddin Djambek, Hasbi Ash-Shiddieqy, Mukhtar Yahya, 

Sa’di Thalib dan Saleh Haedarah. -abatan yang dipercayakan kepadanya, ketua jurusan Tafsir 

Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, :akil Dekan Bidang Akademis, :akil 

Dekan Bidang Kemahasiswaan. Karya-karya Abdur Rachim, Ilmu Falak, Evaluasi Hajrah Rasul, 

Risalah  Isra’Mi’raj Nabi Muhammad saw., Kalender Islam Internasional, Kisah Adam dalam al-

Qur’an dan lain-lin. Abdur Rachim, Op cit., h. 93. 

121 

 

tugas sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syari'ah 

IAIN Sunan Kalijaga Yogayakarta. Disamping itu beliau juga sebagai 

dosen, yang ikut membina mahasiswa di Fakultas UII, dalam mata 

kuliah Ilmu Falak dan Ahkamul Qadla. Tugas ini dilakukan sejak tahun 

1972 M/1392 H, dan sejak tahun 1974 M/1394 H dipercaya sebagai 

anggota penyusun al-Qur'an dan Tafsir. 

              Karirnya memperdalam Ilmu Falak menjadikan beliau diserahi tugas 

untuk melanjutkan tugas gurunya H. Saadoe'ddin Djambek (setelah 

meninggal) sebagai Wakil Ketua Badan Hisab Ru'yah Departemen 

Agama Pusat tahun 1978 M/1399 H, pada tahun itu juga mewakili 

Pemerintah Indonesia menghadiri Konferensi Islam di Istambul. 

Selanjutnya pada tahun 1981 M/1402 H sebagai delegasi Indonesia 

menghadiri Konferensi Islam di Tunis. Kemudian atas kepercayaan 

Menteri Agama, beliau diutus lagi menghadiri Konferensi Islam 

Internasional di Aljazair pada tahun 1982 M/1403 H. Guru-guru