n
waktu menekuni ilmu falak (astronomi), ia juga sebagai tokoh
representasi tentang teori kosmos. Menurutnya, langit sebagai telur dan
bumi merupakan kuning telur, langit berbentuk besar dan bumi kecil.8
Langit dan bumi berdiri masing-masing bertopang pada enargi dan
mengapung di atas air. Ia berpendapat bahwa langit mempunyai kerak
luar yang kokoh, namun tidak berarti bahwa kulit keras itu batas dari
alam semesta. Jagat raya yang ada diluar kulit keras, merupakan jarak
ruang dan waktu tak terbatas.
8. Shatapatha Brahmana (6000 SM)
Menurut Shatapatha matahari berada dalam keadaan diam
sepanjang waktu dan berada pada suatu tempat yang tidak berubah dan
tidak berpindanh.9 Pengertian itu menjelaskan bahwa matahari tidak
bergerak (diam) sedangkan bumi bergerak mengelilinginya. Kemudian,
Yajnavalkya mengatakan bahwa matahari lebih besar dari bumi, dan
pendapat ini berpengaruh terhadap pemahaman teori heliosentris.
Peradaban falak (astronomi) bangsa India telah ditemukan sekitar
3000 tahun SM di lembah sungai Indus daerah Mahenjodaro. Bangsa
India kuno meyakini bahwa bumi yaitu sebuah dataran yang bersangga
di atas punggung gajah raksasa, dan gajah ini berdiri di atas
punggung seekor kura-kura besar. Mereka meyakini pula bahwa langit
yaitu seekor ular kubra raksasa yang badannya melingkari bumi, dan
pada malam hari sisiknya bersinar seperti bintang-bintang.
Selain tokoh di atas, Ariyabata yang hidup pada tahun 476 M. dan
Brahmagupta yang hidup pada tahun 568 M. yaitu dua orang ilmuwan
besar yang menguasai ilmu perbintangan yang handal.
B.Tokoh -Tokoh Ilmu Falak (Astronomi) Pada Masa Islam.
1. $Eu-a’IarMuhammad ibn Musa al -Khawarizmi (780-847 M).10
Al-Khawarizmi lahir pada tahun 780 M di Khawarizmi, sebuah kota
kecil ditepi sungai oxus Uzbekistan, dan meninggal pada tahun 850 M.
8I b i d., h. 15.
9Rahmat Abdullah, Teori Absolutivitas Matahari Mengelilingi Bumi, (Solo: Pustaka Arafah,
2011), h. 45.
10Lahir di Khawazim, Selatan Laut Aral Uzbekistan. Beliau telah berjasa dalam bidang falak
pada zaman pemerintahan Khalifah al-Makmun, Bani Abbasiyah di Bagdad, ia dinobatkan sebagai
ahli falak kerajaan, karena perestasinya dalam bidang ilmu falak, sehingga al-Khawarizmi dijuluki
ahli falak yang agung. Ia membetulkan pandangan Ptolemy tentang bumi sebagai pusat planet.
Kerja keras beliau menghasilkan peta dunia pertama, lingkaran bumi, menciptakan alat pengukur
bintang dan, ukuran lama waktu dan besar deklinasi matahari dari eqwator ke Utara dan ke Selatan
sebesar 23º 5'. Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern,
(selanjtnya ditulis Ilmu Falak) (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007), h.7. Bandingkan, Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Perss, 2010), h. 58. Lihat pula; A. Razaq
Naufal, Umat Islam dan Sains Modern, (Bandung: Husaini, 1987), h. 47. Bandingkan, Wahyu
Murtiningsih, Biografi Para Ilmuwan Muslim, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 1-3.
87
Panggilan al-Khawarizmi untuk menunjukkan tempat kelahirannya.
Sewaktu al-Khawarizmi masih kecil ia dibawa pindah oleh orang tuanya
ke Baghdad. Pada masa itu, Irak berada di bawah pemerintahan Khalifah
al-Makmun.11
Ia yaitu ilmuwan besar bangsa Arab, setiap generasi diberbagai
daerah selalu merujuk kepada pemikirannya. Al-Khawarizmi, selain ahli
aljabar dan logaritma, ia juga ahli dalam ilmu falak (astronomi). Ia
dipandang sebagai ilmuwan Islam yang jenius dan fasih berbicara serta
memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan sains modern.12
Selama hidup al-Khawarizmi banyak menulis buku dalam berbagai
bidang ilmu sains. Dalam bidang sains astronomi, karyanya yang
terkenal berjudul; Kitab al-Tarikh, (ilmu falak) kitab Istikhraj Tarikh al-
Yahudi (kitab falak), kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabar wa
Muqabalah (kitab falak dan aljabar) dan membuat tabel tentang ilmu
perbintangan. Ia juga membuat rumus segitiga dan menyusun daftar
logaritma. Pada abad XII sejumlah karyanya diterjemahkan ke dalam
bahasa latin oleh Adelard of Bal dan Gerard of Cremona. Kemudian
diterjemahkan lagi berbagai bahasa yang digunakan di Eropa, dan
terakhir karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Cina.13 Buku-
bukunya terut menjadi refeensi di beberapa Universitas di dunia hingga
abad ke 16 M.
2. Abu Abbas bin Muhamma d bin Kathir al-Farghani (813-881 M).14
Al-Farghani berasal dari Farghana Transoxania, sebuah kota ditepi
sungai Sardaria Uzbekistan.15 Di Barat, para astronom abad pertengahan
mengenalnya dengan sebutan al-Faraganus, ia hidup pada masa
pemerintahan al-Makmun (813-881) hingga kematian Khalifah al-
Mutawakkil (881). Al-Farghani hidup pada dua masa pemerintahan yang
memberi dukungan penuh bagi perkembangan ilmu falak (astronomi).
Karena kecintaan Khalifah pada ilmu falak, ia bangun sebuah lembaga
kajian yang disebut Akademi al-Makmun. Al-Farghani dan ahli falak lain
diberi wewenang mengelola lembaga ini .
Al-Farghani bersama ahli falak (astronomi) lain, diberi kesempatan
oleh Khalifah al-Makmun mengembangkan ilmu falak. Pada tahun 829
M, ia melakukan penelitian di observatorium yang didirikan Khalifah al-
Makmun di Baghdad. Melalui penelitian itu, ia dapat mengetahui
diameter bumi.itu, dapat diketahui diameter bumi.
Sumbangan Pemikiran al-Farghani;
Al-Farghani menerima teori Ptolomy dan nilai-nilainya telah
diberlakukan lebih awal. Menurut Al-Farghani, teori itu jika diteliti
bukan sahaja memberi kesan kepada bintang tetapi juga planet-planet
lain di alam semesta. Penelitian al-Farghani ialah menemukan bahwa
bumi mempunyai ukur bujur sejauh 11,700 km. Aktiviti penelitian al-
Farghani tidak hanya terhad kepada ilmu bintang tetapi meliputi bidang
kedirgentaraan. Menurut Ibn Tughri Birdi, al-Farghani telah membangun
proyek pembinaan Great Nilometer di al-Fustat (Cairo). Proyek itu
bertujuan untuk mengembangkan kedirgantaraan, dan selesai dibangun
pada tahun 861 Masehi. Karya al-Farghani dalam bidang ilmu falak.
Hasil karya al-Farghani di bidang astronomi berjudul; Harakat as-
samawiya wa Jawami Ilm an-Nujum (peredaran benda-benda langit dan
asas-asas perbintangan) yaitu salah satu karya utamanya yang memuat
kajian tentang perbintangan. Buku ini sangat besar pengaruhnya bagi
perkembangan ilmu falak (astronomi) di Eropa. Dalam buku ini , al-
Farghani mengadopsi teori Ptolomeus, kemudian ia menganalisa terori
ini , sehingga ia menemukan teorinya sendiri. Buku ini mendapat
respon positif dari para ilmuwan muslim dan non muslim. Buku Harakat
ini diterjemahkan beberapa kali ke dalam bahasa Inggeris, mengalami
perubahan judul; Elements of Astronomy. Kemudian Jacob Anatoni
menerjemahkan karya al-Farghani ke dalam bahasa Yahudi. Selain itu,
ringkasan buku ini menjadi pegangan kalangan para ilmuwan.16
3. Abu Abdullah Muh ammad ibn Jabir Ibn Sinan al -Battani (858-929
M).17
Al-Battani lahir pada tahun 858 M di Battan, Haran, dan meninggal
dunia pada tahun 929 M di Irak. Nama lengkap al-Battani yaitu Abu
Abdullah Muhammad ibn Jabir Ibn Sina al-Battani. Para ilmuwan abad
pertengahan mengenalnya dengan nama al-Betegni atau al-Batenus. Al-
Battani sangat menggemari ilmu falak (astronomi), ia mendapat didikan
ilmu ini dari ayahnya (Jabir Ibn Sinan). Ia termasuk anak yang
cerdas, semua pelajaran yang diberikan ayahnya dapat diserapnya
dengan baik termasuk pelajaran ilmu falak (astronomi). Sumbangan
Pemikiran Al Battani;
Al-Battani memulai kajiannya di Bitan, Iraq, kemudian di Antokiah,
Syria, ia telah merumuskan dengan teliti mengenai pergantian tahun dan
musim, peredaran matahari dan menetapkan kemiringan buruj pada
garisan khatulistiwa. Ia juga mempunyai penelitian tentang gerhana
matahari, bulan dan pergerakanya. Karya-Karya Al Battani;
Al-Battani membetulkan teori Potolomeus dalam bukunya “ Al =aij
al Sabik". Bukunya terdiri dari muqaddimah dan 57 bahagian tentang
cara-cara perhitungan, sifat buruj, kadar miring, bintang dan
permasalahannya, beberapa jenis taqwim, lama masa dalam satu tahun,
alat-alat astronomi dan cara menggunakannya. Buku ini diterjemah
ke bahasa Latin oleh Aplaton Al Tipoli pada abad 18 Masehi buku
terjemahan ini mendorong perkembangan astronomi di Eropa.
Sebagai seorang ahli falak Islam pertama, al-Battani menghasilkan
beberapa penemuan, diantaranya mengetahuai lama waktu yang di
perlukan bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun, yaitu 365 hari, 5
jam 46 menit dan 24 detik, dan sebelumnya tidak ada perhitungan
seperti itu. Hasil penelitian al-Battani, menemukan panjang musim, orbit
bulan, lengkungan bulan dan matahari.18 Al-Battani yaitu satu-satunya
ahli falak (astronomi) yang mampu menggambarkan ukuran matahari
dan bulan secara akurat.
Al-Battani guru terkenal dalam ilmu falak (astronomi), ia banyak
menggunakan termenologi falak (astronomi) yang berasal dari bahasa
Arab, seperti azimut, zenit dan nadir. Al-Battani, menciptakan alat
teropong bintang dan menetapkan tentang letak bintang. Karyanya yang
terkenal berjudul; Kitab Ma’rifat Mathla’i al-Buruj Baina Arbi al-
Falak (buku ini menbicarakan tentang perbintangan), al-Zaujush li
Battani (almanak versi Battani) dan Kitab al-Zij.19 Pada abad ke 12 buku
ini diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Plato Tivoli, dan tersimpan
di perpustakaanVatikan Roma.
4. Abu al-Qasi m Ahmad Ibn Abdullah Ibn Umar al -Ghafiki al -Andalus
Ibn Saffar (w. 1070 M).20
Ibn Saffar berkebangsaan Spanyol yang menetap di Koedova, ia
sempat menyaksikan peristiwa pemberontakan sipil di Spanyol, akibat
peristiwa itu, ia meninggalkan Spanyol dan menetap di Denia. Ia yaitu
murid Maslam al-Majreti seorang ilmuwan kerkenal di Kordova.
Ibn Saffar sangat terkenal, dalam bidang ilmu falak (astronomi). Ia
menjadi sangat terkenal, karena kemampuannya menciptakan table
astronomi dengan metode perhitungan Hindu kuno. Selain membuat
tabel astronomi, Ibn Saffar menulis sebuah risalah penggunaan
astrolobe. Astrolobe yaitu sebuat alat kuno yang dibuat ahli falak Arab.
Alat ini digunakan untuk mengukur kedudukan benda langit pada bola
langit.21 Bentuk astrolabe yang sederhana yaitu berbentuk sebuah
piringan dengan skala pembagian derajat yang dilengkapi dengan sebuah
tempat pengintai atau pengamat. Karya Ibn Saffar diterjemahkan ke
dalam bahasa Perancis, Italia dan Arab, dan dijadikan pedoman oleh
ilmuwan astronom di berbagai dunia.
5. $Eu-a’Iar ,En0uKaPPaG$Eu0a’VKar aO-Bakhi (w. 272 H/885
M).22
Abu Ma’shar al-Bakhi lahir di Balkh terletak sebelah timur
Khurasan, ia hidup semasa dengan ilmuwan terkenal al-Kindi. Abu
Ma’shar wafat di :asit pada tahun 272 H886 M, dalam usia 100 tahun.
Ia merupakan tokoh falak pertama yang membantah teori Aristoteles.
Orang Barat, memanggilnya dengan nama al-Abumasar.
Setalah menyelesaikan studi di Baghdad, Abu Ma’shar
mencurahkan seluruh perhatiannya untuk mempelajari ilmu falak
(astronomi dan ilmu astrologi). Ia menguasai astrologi yang bermuatan
sains. Salah satu hasil penelitiannya tentang benda-benda langit yaitu
menemukan bintang berekor panjang (komet hely). Sebagai seorang ahli
falak, Abu Ma’shar menghasil beberapa karya pertama, Al-Madkhal al-
Kabir li ilm an-Nujum (buku pengantar ilmu astrologi). Buku ini dua kali
diterjemahkan ke dalam bahasa latin, pertama oleh Johannes Hispalesis
pada tahun 1130 M dan kedua oleh Hermanus Secandus pada tahun 1150
M. Kedua, Haiat al-Falak.23
Hasil karya Abu Ma’shar sangat mempengaruhi para ilmuwan di
Timur dan di Barat. Pada abad pertengahan ilmuwan Eropa mempelajari
hukum pasang-surut air laut dari buku Abu Ma’shar. Menurutnya
pasang-surut air laut sebagai akibat pergerakan bulan terhadap bumi.24
6. Abu Raihan Muhammad bin Ahmad al -Birruni (973-1084 M).
Al-Birruni dilahirkan di kota Bairun, sebuah kota di wilayah
Khwarizmi, Persia. Ia berkebangsaan Persia, tetapi keluarganya
berkebangsaan Iran.
Ilmuwan modern menobatkan al-Birruni sebagai salah seorang
ilmuwan terbesar pada abad pertengahan. Ia terkenal sebagai orang
cerdas dan berpikiran cemerlang, dan ia menguasai ilmu matematika,
fisika, sejarah, geografi, falak (astronomi), bahasa, budaya dan agama.
Sebagai seorang ilmuwan di bidang ilmu falak, al-Biruni membuat
penentuan koordinat sejumlah tempat dan menentukan arah Kiblat
berdasarkan ilmu falak (astronomi) dan matematika.
Selain itu, al-Birruni ikut menentukan jarak keliling bumi bersama
sejumlah ilmuwan lain. Al-Birruni menulis buku di bidang ilmu falak
berjudul; Al-Kitab al-Qanun al-Mas’udi fi al-Haia wa al-Nujum, sebuah
kitab ensiklopedia falak (astronomi). Karyanya itu diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa, seperti bahasa latin, Ibrani, Itilia dan Inggris. Al-
Birruni menulis buku sebanyak 138 buah karya.25 Menurut Ahmad
Baiquni, al-Birruni yaitu ahli falak pertama yang menolak teori
Ptolomeus, dan menganggap teori Geosentris tidak masuk akal.26
7. $Eu-a’Iar0uKaPPaG,En+aVanaO-Khazini (900-971 M).27
Al-Khazini yaitu seorang ahli falak (astronomi) pada zamannya. Ia
pernah melakukan pengukuran sudut matahari ketika terjadi gerhana, ia
juga termasuk ilmuwan yang mengkeritik teori Ptolomeus dan
mengatakan bahwa bumi merupakan hamparan datar yang luas dan pusat
kehidupan. Menurut al-Khazini bahwa matahari yaitu pusat planet,
matahari bergerak dalam satu putaran kelihatan berpusat di bumi.
Sebagai seorang ilmuwan besar dalam ilmu falak, ia meninggalkan
karya sangat berguna untuk umat Islam sebagai pedoman dalam bidang
ilmu falak (astronomi) yaitu kitab Al-Zij al-Mu’tabar, buku ini memuat
sejumlah table ilmu falak (astronomi), yang ditulisnya setelah beberapa
kali melakukan penelitian di Observatorium Maragha di Asia Kecil.28
Karya al-Khazini, di bidang ilmu falak menjadi referensi para saintis
pada masanya dan masa sesudahnya.
8. Ismail Fasya bin Sulaiman al -Falaki al-Mishri (1825-1900 M).29
Ismail Fasya yaitu seorang ahli falak (astronomi) berkebangsan
Mesir yang hidup pada abad ke 19. Pada tahun 1856 Ismail Fasya
membentuk lembaga penelitian ilmu falak (astronomi) dan ia
menciptakan teropong bintang.
Ismail Fasya dipandang sebagai ilmuwan Arab terbesar di bidang
ilmu falak (astronomi) modern. Karyanya dalam bidang ilmu falak
(astronomi) dipakai sebagai referensi pada sekolah-sekolah di Mesir. Al-
durarut Tawfikiyyah fi Taqrib ilm Falak yaitu salah satu bukunya yang
terkenal. Dalam buku itu, Ismail menjelaskan alat petunjuk waktu,
seperti jam matahari dan jam air. Alat ini dipakai oleh ulama pada masa
kejayaan Islam.30
9. Abu Hasan Ali bin Abi Said Abdurrahman bin Yunus as -Sadafi
(lebih dikenal ibn Yunus).
Ibn Yunus lahir pada tahun 958 M dan wafat pada tahun 1009 M. Ia
tercatat dalam sejarah salah seorang ilmuwan ulung dalam bidang ilmu
falak (astronomi).
Temuan-temuan Ibn Yunus dalam bidang ilmu falak, ialah bandul
(ayunan) digunakan untuk mengetahui detik waktu ketika meneropong
benda-benda angkasa. Fungsi bandul ciptaan Ibn Yunus serupa dengan
bandul pada jam dinding.31 Karya Ibn Yunus ini telah dikenal enam
abad sebulum Galileo Galilei menemukan alat yang serupa. Ibn Yunus
juga menciptakan Rubu’Mujayab Berlubang (Gunners Quadrant) sebuah
alat untuk mengukur gerakan bintang.
IbnYunus menulis buku astronomi yang berjudul; Zij al-Kabir al-
Hakimi atau Zij Ibn Yunus dan lebih dikenal dengan nama Hakamit
Astronomical Table. Buku ini berisi data ilmu falak (astronomi) seperti
matahari, bulan dan komet.32 Karya Ibn Yunus dalam bidang ilmu falak
(astronomi) diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diterbitkan
disejumlah negara serta menjadi rujukan para ilmuwan.
Para fakar astronomi memberikan komentar bahwa buku yang
ditulis Ibn Yunus jauh lebih bermutu dibanding buku yang dikarang
oleh Claudius Ptolomeus. Buku yang terdiri empat jilid itu menjadi
pembahasan oleh para ilmuwan di dunia.
10. $Eu<uVuI<a’NuEELn,shak al-Kindi.
Ia lahir di Kupah pada tahun 800 M dan wafat pada tahun 873 M.
Al-Kindi berasal dari keluarga terhormat dan kaya. Al-Kindi yaitu
seorang filosof yang mahir dalam bidang ilmu kimia, matematika dan
falak. Penguasaan dalam bidang geometri bola memberikan sumbangan
besar terhadap perkembangan ilmu falak. Al-Kindi telah berjasa besar
mengembangkan ilmu falak pada zaman Khalifah al-Makmun, al-
Mu’tasim dan Khalifah al-Mutawakil, pada masa Bani Abbasiyah di
Baghdad.
Al-Kindi meninggalkan sejumlah karya yang sangat berharga,
diantaranya buku ilmu falak 16 buah, aritmatik 11 buah dan geometri
32 buah. Pemikiran al-Kindi turut mewarnai pemikiran masyarakat
Barat, sehingga ia dikenal dengan sebutan al-Kindus.
11. Abdur Rahman bi n Umar as-Sufi (903-986 M).34
As-Sufi lahir di Ray, Persia pada tahun 903 M dan wafat pada tahun
986 M. Ia lebih dikenal dengan as-Sufi, di Barat ia dikenal dengan
nama Azophi. As-Sufi salah seorang ilmuwan besar dan ahli falak
(astronomi) yang bekerja pada kerajaan. Karena prestasinya yang
gemilang dan pengetahuannya yang luas, ia diangkat menjadi
cendekiawan kebanggaan raja Adud al-Dawla.
Karya as-Sufi yang terkenal yaitu kitab al-Kawakib al-Tsabit al-
Musawwar, sebuah buku catalog bintang yang dibuat berdasarkan
pengamatannya sendiri. Buku ini mengulas beberapa temuan
Ptolomeus. Ilustrasinya dibuat begitu menarik untuk menggambarkan
tatanan bintang yang dibuat orang terdahulu (disusun oleh Utarid bin
Muhammad).
Selain itu, ia juga menulis buku ilmu falak (astronomi) dan
(astrologi) serta sebuah buku tentang astrolabe yang dijadikan
pegangan ilmuwan. As-Sufi membuat peta bumi dari bahan perak,
kemudian ia persembahkan untuk Raja Adud al-Dawla. Sekarang peta
ini disimpan di Perpustakaan Istana Dinasti Fatimiah di Mesir.
12. Abu Muhammad Jabir bin Aflah (w. 1150 M).35
Para ilmuwan Barat memanggilnya dengan nama Geber. Jabir,
yaitu ahli falak (astronom) muslim pertama yang membangun
Obsevaturium di Eropa (Spanyol). Ia menciptakan Bola Armillary,
sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kedudukan benda-benda
langit. Sebagai ahli falak kawakan, Jabir tidak hanya pandai
menciptakan alat yang berguna bagi perkembangan ilmu falak
(astronomi), tetapi ia juga menghasilkan karya.
Salah satu karyanya berjudul The Book of Astronomy dan Corection
of Almagest. (Almagest yaitu buku yang dikarang oleh Claudius
Ptolomeus yang diterbitkan di Alexandria pada tahun 14 SM). Buku ini
berisikan tentang pengetahuan ilmu falak klasik dengan sistem
Geosentrik, yang memandang bahwa bumi sebagai pusat tata surya.
Jabir mengkritik pemikiran dan teori yang dibuat Claudius Ptolomeus
yang mengatakan bahwa planet yang dekat dengan bumi seperti
Murkurius dan Venus, mempunyai parallax yang tidak dapat dilihat.36
Kritik ini dimuat dalam kitab al-+ay’a, sehingga kitab itu
dipandang sebagai kitab penting dalam perkembangan ilmu astronomi.
13. Syamsuddin Abu Abdullah Muha mad bin Mahmud al -Khalili.
Ia lahir di Damaskus pada abad ke 16 M.37 Para ilmuwan modern
mengenal al-Khalili melalui sejumlah karyanya yang orisinal. Al-
Khalili disejajarkan dengan beberapa ilmuwan Barat, seperti
Copernicus, yang meletakkan dasar-dasar ilmu falak modern.
Jadwal al-Miqat yaitu salah satu karya al-Khalili yang berisi
jadwal waktu, seperti jadwal waktu salat dan jadwal hari besar umat
Islam. Pembuatan jadwal seperti demikian, belum pernah dilakukan
pada masa sebelumnya.
Al-Khalili membagi jadwal waktu kepada; Jadwal waktu Matahari
menurut lintang Damaskus, jadwal waktu salat menurut garis lintang
Damaskus, jadwal waktu dunia, menurut garis lintang yang berbeda
dan jadwal Garis bujur dan menentukan arah Kiblat kota Mekah.38
14. Habasy Ibn Abdillah al -Marwazi a l-Hasib (w. 835 M).
Nama lengkapnya yaitu Abbas bin Abdullah Habsyi al-Hasib al-
Mawardi. Ia salah seorang tokoh dan ilmuwan penting dalam dunia
astronomi Islam. Sejak usia 15 tahun ia telah menggeluti ilmu
astronomi dengan melakukan pengamatan benda-benda langit yang
merupakan objek asrtonomi.
Ia memiliki observatorium dan menulis sejumlah karya, antara lain
The Damascus Tables (tabel Damaskus), The Maimun Tables (tabel
Maimun, On the Distance (of the planets) and (their) Bodies (jarak
antara planet-planet) dan Zij al-Sindhind.39
15. Muhammad Ibn Ibrahim al -Fazari (w. 796 M).
Ia penerjemah buku al-Sidhanta, buku ini dikalangan ahli falak
Islam dikenal dengan nama (as-Sinhind).40 Teori buku falak Siddhanta
menjadi pegangan sampai pada masa Khalifah al-Makmun (833 M).41
16. Abu Ali Muhammad bin al -Hasan bin Haytsam
Ia lahir di Baghdad (965-1039),42 di Barat, ia dipanggil dengan
nama Alhazen, seorang ahli falak (astronomi) yang terkenal.
Penemuannya bahwa “fajar senja hilang” apabila matahari berada 19º
di bawah garis ufuk sebelah barat, dan timbul lagi apabila matahari
berada 19o di bawah horizon timur. Karyanya dalam bidang ilmu falak
berjudul “Muqabalah fi Istikhraj Sumt al-Qiblah”, yang membahas
tentang arah Kiblat dan Muqabalah fi Daw al-Qamar.43
17. Nasaruddin Muhammad at -Thusi (1201-1274 M).44
At-Thusi dilahirkan di Tous, Khurasan, Iran dan kemudian pindah ke
Nishapur. Ia seorang ahli falak yang membangun obsevatorium di
Maragha atas perintah Hulagu. Melalui observatorium itu, at-Thusi
melakukan penelitian benda-benda langit dan hasilnya berbentuk table-
tabel data falak (astronomi) yang sangat berguna bagi para ilmuwan.
Hasil penelitian yang dilakukannya antara lain mengenai “ lintasan,
ukuran dan jarak planet Markurius”, “ terbit dan terbenam, ukuran dan
jarak matahari dengan bulan” dengan pendekatan teori ilmu falak.
Karya at-Thusi dalam bidang ilmu falak di antaranya, “JadZal- al-
Kiniyan”.45 Buku ini memuat nama-nama bintang dan benda-benda
langit lainnya, Al-Mutawassit baina al-Hindasah wa al-Haiah, buku ini
memuat tentang geometri yang dipakai dalam ilmu falak dan Al-
Tazkirah fi Ilm al-Haiah, sebuah karya hasil penelitian dalam bidang
ilmu falak (astronomi).46
18. Muhammad Taragay Ibn Shah Ulughbek (1394-1449 M).47
Ulughbek yaitu seorang guru, saintis, dan ahli falak (astronomi).
Ulughbek dalam mengembangkan ilmu falak, ia membangun
observatorium di Samarkand pada tahun 1420 M.48 Melalui
observatorium itu, ia berhasil menyusun data astronomi, dan hasil
karyanya digunakan para ilmuwan dalam mengembangkan ilmu falak
pada zaman berikutnya.49
19. Muhammad ibn Muhammad ibn Yahya ibn Ismail ibn Abbas Abu
:aIa’aO-Buzajani (940-998 M).
Ia ahli astronomi Arab yang lahir di Buzdhan, Khurasan dan wafat di
Baghdad. Abu :afa’ merupakan ilmuwan yang disegani pada waktu
itu. Sumbangan pemikirannya dalam bidang ilmu falak (astronomi)
yaitu menciptakan segitiga bola, menggunakan garis liner dan teori
trigonometri serta menetapkan metode perhitungan Sin, 30 menit dan
dalil sinus.50
20. Al-Hakim al-Maghribi.
Nama lengkapnya Abu al-Fath Muhyiddin bin Abi Syukri al-
Maghribi al-Andulusi (w 680 H/1291 M).51 Ia seorang ahli falak yang
meninggalkan karya yang berguna bagi perkembangan ilmu falak
sesudahnya.
21. Al-Kashi.
Nama lengkapnya Ghiyath al-Din -amshid bin Mas’ud bin Mahmud
bin Muhammad al-Kashi. Ia seorang ahli falak (astronomi) yang berasal
dari Iran. Al-Kashi meninggal pada tahun 832 H/1429 M di Samarkand.
Karyanya dalam ilmu falak yaitu Sullam as-Sama’ dan Miftah al-
Hisab.52
22. Al-Kusyji.
Nama lengkapnya Ali bin Muhammad al-Kusyji Alauddin.53 Ia lahir
di Samarkand dan wafat di Istambul Turki pada tahun 879 H/1474 M.
Al-Kusyji pernah diangkat menjadi guru besar (professor) dibidang
sains di Universitas Aya Sofiya.
Pemikirannya berpengaruh besar dalam perkembangan sains di
Turki. Ketika ia menetap di Kirman, ia menyusun sebuah buku
mengomentari karya Nashiruddin at-Thusi dengan judul Tajrid al-
Kalam yang dipersembahkannya kepada Abu Said Khan. Karyanya
dibidang ilmu falak yaitu kitab Risalah al-Hisab, Risalah fi al-Haya
dan komentar terhadap zij karya Ulugh Beg.
23. Ibn al-Banna.
Nama lengkapnya Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Usman
al-Azdi Ibn Banna al-Marukushi. Ia lahir di Maroko pada tahun 654
H/1321 M, meninggal dunia pada tahun 721 H/1321 M. berkebangsaan
Maroko. Di antara karyanya yaitu Talkhis fi Amal al-Hisab, Al-
Maqabalat fi al-Hisab dan kitab fi Ahkam an-Nujum.54
24. Ibn al-Khasib.
Nama lengkapnya Abu Bakar al-Hasan bin al-Khasib, lahir pada
abad ke 2 H/8 M. Karyanya dalam ilmu falak ialah ensiklopedi ilmu
falak. Kitab ini merupakan ensiklopedi ilmu falak yang berbau ilmu
astrologi.
25. Ibn al-Samh .
Ia seorang ahli falak terkenal pada masanya, lahir pada tahun 181
H/797 M dan wafat pada tahun 236 H/852 M. di Granada Spanyol
dalam usia 56 tahun. Karyanya di bidang ilmu falak di antaranya Kitab
al-Kamil fi al-Hisab al-Hawa.55
26. Ibn Hajar al -Haitami.
Nama lengkapnya Abu al-Abbas Syihab a-Din Ahmad bin
Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Hajar al-Haitami al-Sa’di, lahir
di Mahallat Abi al-Haitam bagian barat Mesir pada tahun 909 H/1504
M, dan wafat pada tahun 974 H/1566 M.
Ibn Hajar al-Haitami tokoh ilmu falak (tokoh rukyat), ia hanya
mengakui rukyat satu-satunya metode dalam penetapan awal dan akhir
Ramadan, ia tidak mengakui hisab sebagai metode penetapan awal dan
akhir Ramadan. Menurutnya bila terjadi cuaca buruk (mendung) yang
mengakibatkan rukyat tidak dapat dilaksanakan, maka harus dilakukan
istikmal, meskipun pada waktu itu menurut perhitungan ahli hisab, hilal
sudah berada di atas ufuk.56
27. Ibn Irak.
Nama lengkapnya Abu Nasr Mansur bin Ali Ibn Irak, ahli falak
terkemuka dan termasyhur pada tahun 1000 M. Karyanya dalam ilmu
falak di antaranya kitab Jadwal ad-Daqaiq. Kitab Ini membicarakan
fungsi-fungsi triogonometri.57
28. Ibn Majdi .
Ia seorang ahli falak Mesir, lahir pada tahun 760 H/1358 M dan
wafat pada tahun 851 H/1447 M. Di antara karyanya dalam ilmu falak
Khulasat al-AqZal fi Ma’rifat al-:aqt Za Ru’yat al-Hilal.
29. Ibn Majid .
Nama lengkapnya Sihabuddin Ahmad bin Majid bin Amr ad-Duwaik
bin Yusuf bin Hasan bin Husain bin Abi Ma’lak as-Sa’di bin Abi ar-
Raha’ib an-Najdi.58 Penemuannya dalam bidang ilmu falak yaitu ilmu
penunjuk arah (kompas).
30. Ibn Syatir .
Ia seorang ahli falak berkebangsaan Syiria, lahir pada tahun 1306 M
dan wafat pada tahun 1375 M. Ibn Syatir ahli falak yang menciptakan
Rubu’ Mujayab. Alat ini digunakan untuk mengukur ketinggian benda-
benda langit seperti menentukan posisi matahari pada waktu asar. Di
antara karya Ibn Syatir dalam ilmu falak yaitu kitab Rasd Ibn Syatir
dan kitab Nihayat al-*hayat fi A’mal al-Falakiyah.
31. Ibn Taimiy ah (661-728 H/1263-1328 M).60
Ibn Taimiyah lahir di Haran dan dibesarkan di Damaskus. Ibn
Taimiyah termasuk ulama yang menolak penggunaan hisab dalam
menentukan alwal bulan Kamariah, khususnya awal dan akhir bulan
Ramadan.
Menurut Ibn Taimiyah ilmu hisab meskipun secara logika
kebenarannya dapat dipercaya dan mendekati kepada kebenaran, namun
ia tetap memiliki keterbatasan dalam menangkap pesan Ilahi,
khususnya dalam menentukan awal bulan Ramadan dan Syawal, dan
nalar deduksi tidak mampu mencapai kebenaran hakiki dan tidak dapat
memberikan kebahagian sejati kepada manusia.
32. Imam al-Qarafi .
Ia salah seorang ulama yang mendukung penggunaan hisab dalam
menetapkan awal bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah, dengan alasan
pertama, umat Islam membolehkan melakukan perhitungan secara
matematik dalam menetapkan waktu salat, tentu hal yang sama juga
dapat dilakukan terhadap penetapan hilal. Kedua, rukyat dilakukan
karena mayoritas umat Islam berada dalam kondisi belum pandai
menghitung penetapan awal bulan Kamariah, tetapi apabila umat Islam
telah pandai menghitungnya maka hisab dapat diberlakukan.
33. Khalid Shaukat .
Ia lahir di India, seorang ahli sains yang menekuni masalah kalender
Islam. Dari India, ia pindah ke Pakistan dan kemudian hijrah ke
Amerika. Ketika menetap di Amerika, Khalid Shaukat melakukan
penelitian tentang ilmu falak, seperti arah kiblat, waktu salat, awal
bulan Kamariah dan gerhana. Ia juga dikenal sebagai kulsultan di
bidang ilmu falak.61
34. Muha mmad Shaleh Abdul Aziz al -Ujairy .
Ia lahir di Kuwait pada tahun 1340 H/1921 M, seorang ahli falak
yang disegani di dunia Islam. Ia astronom yang aktif dalam pertemuan
internasional dalam rangka penyatuan kalender Islam Internasional.62
Karyanya dalam bidang ilmu falak, di antaranya Durus Falakiyah Lil
Mubtadin, Ilmu Miqat, al-Mawaqit wal al-Qiblah, Jadwal alwaqt dan
Daurah al-Hilal.
35. Mustafa Ahamad al -=arTa’.
Ahmad al-=arqa’ yaitu salah seorang fuqaha modern yang
menyerukan umat Islam menggunakan hisab dalam menetapkan awal
bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah. Menurutnya ulama yang hidup
pada awal Islam tidak membolehkan hisab karena keterbatasa mereka
.
99
mengusai matematik, tetapi jika mereka hidup pada zaman sekarang
tentu mereka membolehkan penggunaan hisab.63
36. Quth al -Din Mahmud bin Dhia al -'Ln0aV’uGaO-Syirazi .
Ia lahir di kota Syirazi, Persia pada tahun 634 H/1236 M. Karyanya
dibidang ilmu falak Nihayat al-Idrak fi Dirayat al-Afak (batas
pemahaman pengetahuan tentang langit).
37. Rasyid Ridha .
Nama lengkapnya Muhammad Rasyid Ridha salah seorang ulama
modern yang mendukung penggunaan hisab dalam menetapkan awal
bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijah. Menurutnya, hisab yang dikenal
zaman sekarang menghasilkan kepastian yang qath’i, sehingga
penguasa atau pemerintah dapat menggunakannya.64
38. Shal ibn Basyr al -Israiliy .
Ia salah seorang ahli falak terkemuka pada zamannya. Ia wafat pada
tahun 235 H/849 M. Karyanya dibidang ilmu falak ialah kitab al-
Ahkam fi ilmi al-Haiat.
39. Yusuf al -Qardhawi .
Salah seorang ulama dan pemikir Islam yang menyerukan
penggunaan hisab dalam menetapkan awal dan akhir Ramadan.
Menurutnya hadis tentang rukyat harus dipahami secara kontekstual.
Pada permulaan Islam, perintah penggunaan rukyat dalam menetapkan
awal dan akhir Ramadan sangat relevan dengan kondisi masyarakat
ketika itu. Tetapi sekarang perbedaan pengetahuan manusia sudah
berkembang dan didukung teknologi yang canggih, penggunaan hisab
merupakan solusi terbaik.65
40. Zaki Abdel Rahman Abdullah al -Mostafa .
Ia salah seorang ahli falak penggagas teori wujud al-hilal yang
digunakan oleh kalender Ummul Qura Saudi Arabia.66
41. Al-Jaghmini .
Nama lengkapnya yaitu Mahmud bin Muhammad bin Umar al-
Jaghmini. Ia ahli ilmu falak Arab berasal dari Jaghmini sebuah kota
dekat tempat kelahiran Khawarizmi. Karyanya di bidang ilmu falak
yaitu Al-Mulakhis fi al-Haia.67
42. Mohammad Odeh
Nama lengkapnya yaitu Mohammad Syawkat Mohammad Odeh,
lahir di Kuwait pada tahun 1979 dan bermukin di Yordania. Di antara
karyanya Applications of Astronomical Calculation to Islamic Issues.
43. Abul Qasim Maslamah bin Ahmad Al -Majriti
Ia yaitu seorang astronom, kimiawan, matematikawan, dan ulama
dari Al-Andalus. Abdul Qasim lahir di Madrid dan meninggal pada
tahun1008 M. Ia ikut serta dalam penerjemahan Planispherium karya
Ptolomeus, memperbaiki terjemahan Almagest, memperbaiki tabel
astronomi dari Al-Khwarizmi, menyusun tabel konversi kalender Persia
ke kalender Hijriah. Ia juga tercatat sebagai salah satu penulis
Ensiklopedi Ikhwan As-Shafa.
Patut diketahui bahwa ilmu falak (astronomi) dalam peradaban Islam
dipandang sudah cukup maju dan berkembang, tetapi pandangan mereka
terhadap alam dan benda-benda langit masih mengikuti pandangan
Ptolomeus, dengan teori Geosentris. Menurut teori ini bahwa bumi
sebagai pusat peredaran planet-plenet angkasa dan pusat kehidupan.
Kemudian teori Geosentris dibantah oleh al-Biruni pada abad ke 9 dan
Copernikus pada abad ke16 M. al-Biruni dan Copernikus membangun
teori baru yang dimanakannya teori Heliosentris. Menurut teori ini
matahari yaitu pusat peredaran planet, dan bahkan merupakan pusat
kehidupan.
Meskipun al-Biruni yang hidup pada abad ke 9 telah mengkeritik
teori Geosentris.69 Pencetus teori Geosentris yaitu Aristoteles (384-322
SM), kemudian dikembangkan oleh Claudius Ptolemeus (140 M). Ia
menyusun buku tentang ilmu bintang (astronomi dan astrologi) yang
berjudul “Syntasis”. Pandangan Ptolemeus yang Geosentrisi terus
berkembang sampai abad ke 9, sampai lahir al-Biruni, yang mengkritik
teori Claudius Ptolomeus.
C. Tokoh -Tokoh Antronomi Eropa
Perkembangan ilmu falak (astronomi) pada masa kejayaan
peradaban Islam berpengaruh sampai keluar wilayah kekeuasaan Islam.
Erapa yaitu wilayah yang sangat terpengaruh dengan astronomi Islam.
Pengaruh astronomi Islam ke Eropa melalui Andalusia dan Sisislia.
Sebelumnya bangsa arab memepelajari lmu falak Babilonia, Yunani,
Persia dan India dan dikembangkan sehingga mencapai kemajuan yang
sangat pesat, bahkan menjadi sebuah peradaban Islam. Kemudian ilmu
ini melalui Spanyol dan Sisilia pindah kebangsaan Eropa, dibawa
orang-orang Eropa yang menuntut ilmu pengetahun di Spanyol.70
Pada saat negera-negara Islam mencapai kejayaan, bangsa Eropa
masih berada dalam kegelapan. Zaman keemasan Islam tidak dapat
dipertahankan lebih lama. Ketika bangsa-bangsa Eropa mulai
memperhatikan ilmu pengetahuan yang dahuluanya dikuasai umat Islam,
karena orang Islam pada waktu itu memiliki pengetahun yang luas dalam
berbagai bidang ilmu, mereka mampu melakukan pengembangan dan
penemuan-penemuan baru di berbagai cabang ilmu pengetahuan.71
Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan sains astronomi
berkembang dalam Islam, pertama, rangsangan dari al-Qur’an, kedua,
lahir dari astronom (falaki) itu sendiri dan para pemimpin pemerintahan
Islam (khalifah).72 Melihat kemajuan sains dalam Islam orang Eropa
belajar kepada orang Islam, dalam bermacam bidang ilmu pengetahuan
ini termasuk ilmu falak (astronomi). Setelah mereka mengusai
berbagai ilmu pengetahuan dari orang Islam di Spanyol, kemudian
mereka kembali ke negeri asalnya.
Bangsa Eropa mulai mengembangkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari Islam, ketika kejayaan peradaban Islam runtuh, bangsa
Eropa mempelajari pengetahuan peninggalan orang Islam dan
menirunya. Mereka membangun sekolah-sekolah dan perguruan tinggi,
serta perpustakaan dan berbagai sarana pendidikan untuk mencerdaskan
bangsanya. Pengalaman yang telah dicapai umat Islam, mereka ambil
manfaatnya, hanya dengan ilmu dan pendidikan setiap bangsa akan
tampil sebagai bangsa berjaya dan memimpin dunia. Menerjemah
berbagai buku ilmu astronomi karya Islam seperti buku karya Al-
Khawarizmi diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh Adelard of Bal dan
Gerard of Cremona.73 Karya Al-Khawarizmi yang sudah diterjemahkan
itu dipakai sebagai buku pegangan utama diperguruan tinggi Eropa
sampai abad ke-16 M.
Sebagaiman diketahui bahwa astronomi ialah cabang ilmu alam yang
melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti matahari, bulan,
bintang, komet, gugus bintang, dan galaksi) serta fenomena-fenomena
alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi. Ilmu ini secara umum
mempelajari pelbagai sisi dari benda-benda langit seperti asal-usul, sifat
fisika/kimia, meteorologi, dan gerak.
Astronomi sebagai salah satu ilmu tertua, diketahui dari artifak-
artifak astronomi ditemukan pada masa era prasejarah; misaalnya,
menomen-menomen di Mesir dan di Nubia. Orang-orang Babilonia,
Yunani, Cina, India, dan Maya juga didapati telah melakukan
pengamatan secara metodologis terhadap benda-benda langit. Meskipun
memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang
menjadi cabang ilmu pengetahuan modern setelah melalui penemuan-
penemuan yang dilakukan para ahli dari berbagai bangsa di dunia dengan
rentang waktu yang panjang, muncul astronom di barat seperti;.
1. Nicolas Cope rnicus (1473-1543 M/851-921 H
Copernicus yaitu seorang ahli falak (astronomi) modern dari
Polandia, salah satu teorinya yaitu menentang sistem Geosentris yang
dicetuskan oleh Ptolomeus. Menurutnya, bumi bukanlah pusat alam
semesta sebagaimana pandangan umum pada masa itu, melainkan bumi
mengitari Matahari seperti planet lainnya. Keberaniannya membantah
teori Ptolomeus itu dituangkan dalam bukunya yang berjudul Perkisaran
Bola-Bola Angkasa yang terbit ditahun wafatnya.
Teorinya itu lebih memudahkan penjelasan tentang gerakan planet
sesuai pengamatan, dan didukung oleh Galileo karena sesuai dengan
kenyataan. Menurut Copernicus bahwa matahari sebagai pusat dari suatu
sistem peredaran benda-bend langit (matahari, bulan dan bintang-
bintang), yang dikenal dengan sistem Heliosentris.74
2. Galileo Galilei (1564-1642 M/942-1020 H)
Galileo menyusun teori tentang gerak benda-benda langit, membuat
teleskop yang dapat dengan jelas melihat permukaan bulan, matahari,
planet saturnus dan planet yupiter. Ia sependapat dengan Copernicus
bahwa matahari yaitu pusat dari suatu sistem peredaran benda-benda
langit (Heliosentris ). 75
3. Johannes Kepler (1571-1630 M/949-1008 H)
Kepler berkebangsaan Jerman, ia selalu mengadakan penelitian
banda-benda langit. Ia menyempurnakan dan memperluas pemikiran
falak (astronomi) Copernicus, teori-teori yang digunakannya dilandasi
matematik yang kokoh. Pemikiran penting Kepler yang dijadikan
landasan dalam ilmu falak (astronomi), lintasan planet menyerupai ellips
dengan matahari pada salah satu titik matahari.76
4. Edmond Halley .
Edmond Halley lahir di Haggerston Shoreditch, 8 Nopember 1656,
wafat di Greenwich, 14 Januari 1742. Ia yaitu Penemu Komet Halley
dan ia seorang astronom, geofisikawan, meteorolog, fisikawan, dan
matematikawan Inggris. Edmond Halley dikenal karena telah
memperkirakan kedatangan sebuah komet yang akan datang tiap 76
tahun sekali, dan komet itu dinamai menurut namanya. Dalam analisis
74Nina M. Armando (et.al), Loc cit. Teori Copernicus masih dipakai sampai sekarang,
pendapat sebelumnya mengatakan bahwa bumi bersipat tetap ditempatnya dan merupakan pusat
benda-benda langit lainnya.
angka, Edmond Halley menemukan sebuah metode yang digunakan
untuk fungsi sebuah variabel riil dengan derivatif ke-2 yang
berkelanjutan.
Edmond Halley sejak kecil sangat tertarik pada pelajaran
matematika. Ia belajar di Sekolah St Paulus, kemudian, pada tahun
1673, ia belajar di Universitas Queen, Oxford. Ia meninggalkan Oxford
pada tahun 1676, dan Edmond Halley mengunjungi bagian selatan
Atlantik dan pulau Saint Helena. Di tempat itu ia mendirikan sebuah
observatorium besar untuk mengamati peredaran bintang dan benda
angkasa lainnya. Ia mengamati transit Merkurius, dan transit Venus,
keduanya dapat digunakan untuk menentukan ukuran dari Tata Surya. Ia
kembali ke Inggris pada bulan Mei 1678.
Edmond Halley tinggal dengan Hevelius dan ia mengamati dan
memverifikasi kualitas pengamatan Hevelius. Pada tahun 1678 Edmond
Halley menerbitkan hasil pengamatan pada St Helena sebagai Catalog,
sebanyak 341 bintang selatan. Edmond Halley dianugerahi gelar MA di
Oxford dan terpilih sebagai Fellow dari Royal Society. Pada 1686,
Edmond Halley menerbitkan bagian kedua dari hasil penelitiannya. Ia
mengidentifikasikan bahwa pemanasan matahari penyebab terjadi
gerakan atmosfer dan ada hubungan antara tekanan udara dan ketinggian
tempat di atas permukaan laut.
Edmond Halley menikah dengan Mary Tooke tahun 1682 dan
menetap di Islington dan dikurnia tiga anak. Dia menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk mengamati bulan dan masalah gravitasi. Pada
tahun 1706 Edmond Halley belajar bahasa Arab dan ikut
menyempurnakan terjemahan beberapa buku dilakukan Edward
Bernard. Buku-buku ini dapat ditemukan di Leiden dan
Perpustakaan Bodleian di Oxford. Ia juga menerjemahan empat buku
dari bahasa Yunani asli yang telah dimulai oleh Gregory David.
Edmond Halley meninggal pada tahun 1742 dalam usia 85 tahun,
dan dimakamkan di pemakaman gereja tua St Margaret, di Lee, London
Selatan.77
5. James Bradley (Maret 1693 - 13 Juli 1762).
Ia yaitu seorang astronom Inggris dan menjabat sebagai manus
Royal dari 1742, menggantikan Edmund Halley. Dia terkenal karena dua
penemuan fundamental dalam astronomi yaitu penerangan
penyimpangan (1725-1728), dan angguk kepala sumbu bumi (1.728-
1.748). Penemuan ini disebut "yang paling brilian dan berguna pada abad
itu" oleh Jean B aptiste Joseph Delambre, sejarawan, astronom,
matematikawan direktur Observatorium Paris.
Bradley lahir di Sherborne, dekat Cheltenham di Gloucestershire
pada tahun 1693 M. Ia masuk Balliol College, Oxford, pada tanggal 15
Maret 1711, dan mengambil derajat BA dan sarjana sastra
diselesaikannya pada tahun 1714.
Pada tahun 1722, Bradley mengukur diameter Venus dengan
teleskop udara besar dengan panjang fokus obyektif dari 212 ft (65 m).
Penemuan Bradley dari penyimpangan cahaya dibuat ketika mencoba
untuk mendeteksi paralaks bintang. Bradley bekerja dengan Samuel
Molyneux pada tahun 1728, mengukur paralaks dari Draconis Gamma.
Paralaks bintang seharusnya muncul, jika gerakan siklus kecil tahunan
tampak pada posisi bintang ini . Namun, sementara Bradley dan
Molyneux tidak menemukan gerakan ini . Perhitungan menunjukkan
bahwa jika ada gerakan pada paralaks, maka bintang harus telah
mencapai posisi paling selatan pada bulan Desember, dan paling utara
posisinya pada bulan Juni.
Apa yang ditemukan Bradley bukan gerakan yang mencapai titik
paling selatan di bulan Maret, dan titik paling utara pada bulan
September. Menurut Bradley bahwa arah dan kecepatan bumi dalam
orbitnya, dikombinasikan dengan kecepatan yang konsisten dengan
cahaya dari bintang.
Teori penyimpangan menurut Bradley sebagai sarana untuk
memperbaiki akurasi dari perkiraan kecepatan cahaya yang telah dibuat
orang terdahulu, yang hanya terbatas pada karya Rømer Ole dan lain -
lain. Pengamatan awal atas penemuan penyimpangan dilakukan oleh
Molyneux di Kew Green, kemudian dilanjutkan oleh Bradley dan James
Pound di Wanstead, Essex.
Bradley menerbitkan karyanya tentang penyimpangan cahaya, dan ia
terus mengamati, mengembangkan dan mendalami penemuannya
ini . Bradley tidak meneruskan kegiatan dibidang astronomi, karena
alasan kesehatannya, kemudian ia meninggal di rumah Skiveralls pada
13 Juli 1762.78
6. Johannes Hevelius , lahir pada 28 Januari 1611 .
Ia dipanggil Johann Hewelke atau Johannes Hewel (dalam Bahasa
Jerman), atau Jan Heweliusz (dalam Bahasa Polandia) yaitu seorang
anggota dewan dan wali kota Danzig (*daĔsk), Polandia. Sebagai
astronom ia memperoleh reputasi sebagai "perintis topog rafi Bulan".
Ayahnya bernama Abraham Hewelke, hidup pada tahun (1576-
1649), dan ibunya bernama Kordula Hecker (1576-1655). Mereka yaitu
keluarga pedagang kaya berasal dari Bohemia. Setelah menamatkan
sekolah menengah, ia belajar dengan Peter Crü ger. Pada tahun 1630, ia
mendalami yurisprudensi di Leiden, kemudian pergi ke Inggris dan
Perancis, bertemu dengan Pierre Gassendi, Marin Mersenne dan
Athanasius Kircher. Pada 1634 ia menetap di kota asalnya, dan pada 21
Maret, 1635, menikah dengan Katharine Rebeschke, seorang tetangga
yang hanya berbeda dua rumah, berusia dua tahun lebih muda darinya.
Sepanjang hidupnya, Hevelius menekuni dunia perdangan, dunia
politik, menjadi anggota dewan kota dan pada tahun 1651 menjabat
sebagai wali kota Danzig. Sejak tahun 1639 ia sangat tertarik pada
bidang astronomi. Kemudian pada tahun 1641 ia membangun sebuah
observatorium di atas rumahnya, yang dilengkapi dengan instrumen yang
baik, termasuk sebuah teleskop tanpa tabung yang memiliki panjang
fokus 45 meter. Observatorium pribadi ini pernah dikunjungi Ratu
Polandia Maria Gonzaga pada 29 Januari 1660, dan Raja Polandia Jan III
Sobieski pada 1678. Edmund Halley juga pernah mengunjungi
observatorium ini pada Mei 1679, sebagai duta dari Royal Society
dimana Hevelius telah menjadi anggotanya sejak 1664.
Hevelius melakukan pengamatan bintik matahari pada tahun 1642-
1645, dan ia mencurahkan perhatian selama empat tahun untuk pemetaan
permukaan Bulan. Ia mendapat julukan "perintis topografi Bulan." Ia
menemukan empat komet, masing-masing pada tahun 1652, 1661, 1672
dan 1677. Penemuan ini memunculkan kepada sebuah tesis bahwa
benda-benda semacam itu berevolusi mengelilingi matahari dalam orbit
yang parabolik.
Pasangan ini dikurniai empat orang anak. Elisabeth yang merupakan
isteri keduanya sangat mendukung dan ikut membantu suaminya dalam
kegiatan-kegiatan pengamatan. Setelah ia meninggal, dua karya Hevelius
diterbitkan oleh Elisabeth. Dengan demikian, diduga kuat Elisabeth
Hevelius yaitu astronom wanita pertama dalam sejarah. Observatorium
dan perlengkapan serta buku-bukunya musnah terbakar pada 26
September tahun 1679. Ia kemudian dapat dengan cepat memperbaiki
observatoriumnya sehingga dapat mengamati penampakan komet terang
pada Desember 1680. Rasi bintang Sextans dinamainya sebagai
kenangan pada instrumen-instrumen yang hilang saat bencana. Sejak
musibah ini kesehatannya terus menurun dan ia meninggal saat
ulangtahunnya yang ke-76, 28 Januari 1687.
Pada akhir 1683, dalam rangka memperingati kemenangan tentara
kristen di bawah pimpinan Raja Jan III Sobieski pada Pertempuran
Vienna, Hevelius menciptakan dan menamai sebuah rasi dengan Scutum
Sobiescianum (Perisai Sobieski), yang sekarang dikenal sebagai rasi
"Scutum." Hevelius mencetak buku -buku di rumahnya sendiri, dengan
ongkos yang sangat besar, dan dengan tangannya sendiri dia membuat
106
pelat-pelat percetakan. Hevelius meninggal dunia pada 28 Januari 1687.
Ia seorang Astronom Perintis Topografi Bulan. 79
7. Tycho Brahe .
Ia lahir di Knudstrup, Denmark, 14 Desember 1546 dan meninggal
di Praha, Bohemia (sekarang Ceko), 24 Oktober 1601 pada usia 54
tahun. Ia yaitu seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai
astronom/astrolog (kedua bidang ini belum dibedakan waktu itu). Ia
memiliki sebuah observatorium yang diberi nama Uraniborg, di Pulau
Hven, di Selat Oresund yang menjadi "lembaga penelitian". Untuk
penerbitan karyanya, Tycho memiliki mesin cetak dan pabrik kertas.
Asistennya yang paling terkenal yaitu Johannes Kepler. Setelah
kematiannya, catatan-catatan pentingnya mengenai gerak Planet Mars
membuat Kepler menemukan tiga hukum pergerakan planet yang
menyokong teori heliosentris.
8. Sir Isaac Newton (1642 - 1727)
Issac Newton yaitu seorang fisikawan, matematikawan, ahli
astronomi dan ahli kimia yang berasal dari Inggris. Ia merupakan
pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh
sepanjang sejarah, bahkan ia dikatakan sebagai bapak ilmu fisika
modern.
Issac Newton merupakan orang pertama yang menjelaskan tentang
teori gerak dan berperan penting dalam merumuskan gerakan melingkar
dari hukum Kepler, dimana Newton memperluas hukum ini dengan
beranggapan bahwa suatu orbit gerakan melingkar tidak harus selalu
berbentuk lingkaran sempurna seperti elipse, hiperbola dan parabola.80
9. James Gregory ( 1638 -1675 M)
Ia yaitu tokoh matematikawan dan astronom Skotlandia. Sebagai
astronom dia dikenal dengan rancangan teleskop pantul yang kemudian
diberi nama teleskop Gregori. Deskripsi metode pengukuran jarak Bumi
dan Matahari memanfaatkan transit planet Venus. Keduanya
dideskripsikan dalam buku Optica Promota.
James Gregory anak dari pasangan John Gregory dan Janet
Anderson, ia lahir di sebuah kota kecil, Drumoak, sekitar 15 km dari
Aberdeen, Skotlandia. John Gregory yaitu seorang kepala biara di
Drumoak karena latar belakang pendidikannya dalam bidang theologi
dan lulusan dari Universitas St. Andrews. Gregory yaitu anak bungsu
yang mempunyai dua orang kakak lelaki bernama Alexander dan David.
Perbedaan umur David dengan Gregory sepuluh tahun.
Pengenalan awal matematika Gregory yaitu dari sang ibu yang
mengajarnya geometri. Namun saat usianya 13 tahun, ayahnya
meninggal dan tugas mendidik Gregory diserahkan kepada David. David
memberi buku Elements karya Euclid untuk dipelajari adiknya, buku
ini dengan cepat dapat dikuasainya. Sebelum masuk universitas
sempat belajar di Marischal College di Aberdeen. Melalui David,
Gregory dapat berkenalan dengan John Collins (1625-1683),
pusatakawan Royal Society. Collins juga seorang matematikawan.
Mempelajari Optiks dan membangun teleskop yaitu bidang yang
menjadi perhatiannya. Dengan dorongan David, Gregory menulis buku
Optima Promota yang berisi 5 postulat, 37 difinisi dan 59 theorema
(sistematika mirip dengan buku Elements dari Euclid) tentang teori
refleksi dan refleksi cahaya. Teori cahaya yang dipaparkan dalam buku
itu digunakan sebagai dasar untuk membuat teleskop yang mempunyai
efek refleksi.
Pada tahun 1674, Gregory berkolaborasi dengan rekan-rekannya
yang berasal dari Paris dan secara simultan melakukan observasi
terhadap gerhana bulan. Setahun kemudian, Gregory diperbolehkan oleh
universitas membeli peralatan untuk observatorium, dan memerintahkan
Gregory menggalang dana untuk membangun observatorium. Gregory
diangkat sebagai ketua departeman matematika, jabatan ini tidak lama
dipegangnya, karena setahun kemudian Gregory meninggal. Selama
hidup, Gregory aktif melakukan penelitian dalam bidang astronomi dan
matematika.
Gregory meninggal secara mendadak, malam hari ketika sedang
mengamati satelit Jupiter bersama murid-muridnya dengan menggunakan
teleskop, mendadak terserang stroke dan menjadi buta. Berselang
beberapa hari kemudian, Gregory meninggal dalam usia 36 tahun.81
10. Tobias Mayer (1723 -1762 M)
Tobias Mayer yaitu seorang astronom Jerman terkenal karena
studinya tentang bulan. Ia lahir di Marbach, di Württemberg, dan
dibesarkan di Esslingen dalam keadaan miskin. Ia seorang ahli
matematika otodidak, ia membiayai hidupnya dengan mengajar
matematika saat masih muda. Dia sudah menerbitkan dua karya
geometris asli ketika ia masuk pembentukan kartografi. Ia
memperkenalkan perbaikan dalam pembuatan peta, dan memperoleh
reputasi ilmiah yang baik pada tahun 1751 di Universitas Göttingen.
Pada tahun 1754 ia diangkat menjadi pengawas observatorium, sampai
ia meninggal pada tahun 1762. Karya astronomi yang ditulisnya ialah
bagan bulan purnama (diterbitkan pada tahun 1775) yaitu upayanya
selama setengah abad. Tapi ketenarannya terletak terutama pada tabel
lunar, dibuatnya pada tahun 1752.
Pada penemuan awal jarak bulan hanya sekitar 30.000 mil atau 15
kali lebih dekat dari jarak Bulan dengan Bumi sekarang. Dari hasil
penelitian Bulan menjauh sekitar 3,8 cm per tahunnya. Bulan yaitu
satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar
ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan
cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Di
bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terdapat di
permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid.
Ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan
yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahuan
masih utuh.82
D. Tokoh -Tokoh Il mu Falak (Astronomi) Malaysia dan Brunei
1. Abdul Ghani bin Saleh (1929 M/1348 H).
Ia lahir di Kampung Paya Keladi, Kuala Trengganu Malaysia.
Abdul Ghani pada awalnya menekuni dunia nelayan, kemudian berkat
ketekunan dan kegigihannya mempelajari ilmu falak, ia dikenal sebagai
ahli falak yang handal.
Kemampuan dalam ilmu falak membuat Abdul Ghani sering
diundang ke Brunei, Thailand dan Singapura untuk mengajar ilmu
falak.83 Ia belajar ilmu falak dari Mohammad Khair bin Mohammad
Taib di Pusat Islam Malaysia pada tahun 1983 M. Selain itu, ia juga
belajar ilmu falak dari tokoh-tokoh falak Indonesia.
Selain mengajar diberbagai negara (Brunei, Thailand dan
Singapura, ia juga aktif menulis. Karyanya yang terkenal dalam bidang
ilmu falak yaitu “Taqwim Istilah 01 Hijriah ke 1500 Hijriah dan
Masehi.
2. Abdullah Fahim.
Nama lengkapnya, H. Abdullah bin H. Ibrahim bin H. Thahir,
terkenal dengan panggilan H. Abdullah Pak Him, berasal dari
keturunan Pathani yang lahir di Mekah pada tahun 1869 M/1286 H dan
wafat pada 27 April 1961 M/12 Zulkaidah 1380 H.
Abdullah Fahin belajar ilmu falak dari Syekh Ahmad al-Fathani,
Syekh Muhammad Nur bin Syekh Muhammad dan Syekh Nik Mat
Kecik bin Ismail Daud al-Fathani. Ahli falak yang semasa denganya,
antara lain H. Umar dari Kelantan, H. Abu Bakar bin H. Hasan dari
Johor, sedangkan dari Indonesia Syekh Djamil Djambek dan Syekh
Taher Djalaluddin al-Azahari.
Salah satu jasa Abdullah Fahin yang tidak dilupakan rakyat
Malaysia yaitu menentukan tanggal kemerdekaan negara Malaysia
yaitu 31 Agustus 1957. Salah seorang cucunya yaitu Datok Abdullah
Badawi, pernah menjdi Perdana Menteri Malaysia.84
3. Abdur Rahman bin Hussa in.
Ia salah seorang ahli falak sangat terkenal di Malaysia, berasal dari
Kelantan. Ia sangat berjasa dalam membentuk dan mengembangkan
Persatuan Falak Syar’ie Malaysia. Ia dipercaya memimpi Persatuan
Falak Syar’ie Malaysia selama empat belas tahun (1992-2006)
Kegiatannya selama menjadi ketua Persatuan Falak Syar’ie yaitu
melakukan beberapa kali seminar tentang ilmu falak.85 Ia juga aktif
menulis, diantara karya dalam bidang ilmu falak yaitu , Ilmu Falak
Menjelang Alaf Baru (1977), Ilmu Falak di Malaysia: Penyesuaian
Antara Tuntutan Modern dan Tradisional (2005), Taqwim Menurut
Justifikasi Syara’ (2005) dan Kepentingan Arah Kiblat dan Kihidupan
Umat Islam (200).86
4. Abu Bakar Muar
Nama Lengakapnya, H. Abu Bakar bin H. Hasan al-Muari bin H.
Ahmad bin Anggak bin Sito Bukit Moh. seorang ahli falak, lahir di
Muar Bandar Maharani Johor- Malaysia pada tahun 1875 M/1292 H.
Abu Bakar Muar belajar di Mekah selama 34 tahun (1881 H/1299 H
- 1915 M/1334 H). Ia meninggal pada malam Selasa tahun 1938
M/1357 H, dalam usia 63 tahun. Karyanya dalam bidang ilmu falak
yaitu Ilmu Falak (1905 M/1323 H.87
5. Baharuddin bin Ismail
Ia yaitu seorang ahli falak, lahir di Kmapong Mortin, Melaka,
Malaysia. Baharuddin menimba ilmu di Universitas Teknologi
Malaysia dan di Universitas Saisn Malaysia. Kemampuannya yang luar
biasa, ia diberi amanah memegang jabatan penting yang berkaitan
dengan ilmu falak.88
Di antara karya Baharuddin di bidang ilmu falak yaitu “Ilmu
Falak, Ilmu Falak; Teori, Peraktek dan Perhitungan dan Kriteria
Kenampakan Anak Bulan di Malaysia”.
6. H. Mohammad Lazim bin H. Matali
Ia ahli falak, lahir di Brunei pada 13 Oktober 1954 M.
Pendidikannya diperoleh di Al-Azhar Universitas, Mesir, Universitas
Kebangsaan Malaysia dan Universitas Antar Bangsa Malaysia.90
7. H. Omar Ismail
Ia seorang ahli falak Malaysia yang terkenal dengan panggilan H.
Omar Sungai Keladi, lahir di Kampong Atas Banggal, Kota Baru, pada
tanggal 17 September 1867 M dan wafat pada tanggal 15 Juli 1945 M
dan dimakamkan di tempat kelahirannya.
H. Omar Ismail belajar di Mekah selama 12 tahun, dan di antara
guru-gurunya, Syekh Ahmad Muhammad Zain al-Fathani dan Syekh
Abdul Rahman. Karyanya dibidang ilmu falak; Miftah at-Ta’lim
(membahas maslaha hisab dan Takwim).
8. Kassim Bahali
Ia lahir di Johol Negeri Sembilan Malaysia pada tanggal 1 Januari
1960 M. Kassim Bahali lulusan Universitas Kebangsaan Malaysia dan
Universitas Malaya. Karena kemampuannya di bidang ilmu falak, ia
ditunjuk sebagai anggota Islamic &rescent’n 2bservition Projrk (I&2P)
di Yordania. Karnya dibidang ilmu falak “:aktu shalat Dalam
Perspektif Astronomi.91
9. Mohammad Ilyas
Ia lahir di India dan menetap di Malaysia, ia salah seorang
penggagas Kalender Islam Internasional, berdirinya Pusat Falak Syekh
Tahir di Pulau Pinang. Mohammad Ilyas yaitu guru besar sains pada
Universitas Sains Malaysia. Ia banyak memberikan sumbangan di bidang
pengembangan ilmu falak, khususnya tentang Kalender Islam.92
Salah satu gagasan pemikirannya ialah konsep “garis bulan
antarbangs” atau “International /unar Date /ine”. Menurutnya,
Kalender Islam tidak semata-mata persoalan sains yang terkait dengan
ibadah, tetapi perlu melibatkan kekuatan politik. Ia pernah mengatakan
....dunia Islam memerlukan seorang Julian untuk menyatukan
takZimnya...”.
Di antara karyanya, International Islamic Calendar for The Asia-
Pasific Region, Astronomy of Islamic Calendar dan Islamic Astronomy
and Science Development.
10. Mohammad Khair bin H. Mohammad Taib
Ia lahir di Alor Setar Kedah, Malaysia pada tanggal 23 September
1922 M. Pada mulanya, ia belajar ilmu falak dengan menggunakan alat
rubu’ Mujayyab di Madrasah al-Islamiyah, Alor Setar Kedah dibawah
asuhan Syekh Wan Sulaiman pada tahun 1936 M. Kemudian, ia belajar
ilmu falak dengan Syekh Thaher Jalaluddin al-Azhar di Kuala Kangsar
Perak, menggunakan kaidah metematika modern.93 Di antara karya di
bidang ilmu falak, Takwim Hijriah Khairiah dan Taqwim Syamsi dan
Qamari.
11. Wan Mohammad Shaghir Abdullah
Nama lengkapnya, H. Wan Mohammad Shaghir bin H. Wan
Abdullah bi H. :an Abu Bakar bin :an Ma’aris bin &ik :an Taksim
al-Qamari al-Juhari bin Datok Bendahara Lingkai al-Juhari al-Fathani,
lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 M. Ia salah seorang ulama Melayu
dari Malaysia yang memperkenalkan ahli falak terkemuka di dunia
Melayu, seperti Syekh Ahmad Fathani, Syekh Tahir Jalaluddin, Syekh
Abdullah Fahim dan Syekh Mohammad Saleh al-Fathani.94
Wan Mohammad Shighar Abdullah memiliki koleksi terlengkap
tentang karya-karya falak dunia Melayu. Di antara karyanya di bidang
ilmu falak, Syekh Tahir Jalaluddin Ahli Falak Dunia Melayu, Ilmu
Hisab Matematika Agung Melayu dan Syekh Saleh al-Fathani; Ahli
Falak Nusantara.
12. Wan Sulaiman bin Wan Sidik
Ia salah seorang ahli falak dari Kedah, Malaysia, lahir pada tahun
1874 M dan wafat pada tahun 1935 M. Ia belajar di Mekah selama 20
tahun. Di antara gurunya Syekh Muhammad al-Bukhari dan Syekh
Muhammad Khujur.
E. Tokoh -Tokoh Ilmu Falak (Astronimi) Indonesia.
1. Ahmad Khatib Minagkabau.
Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1860 M/1276
H.95 Ahmad Khatib ahli fikih dan ilmu falak, seorang ulama besar
Minagkabau yang menetap di Mekah, melahirkan sejumlah karya
dalam bidang ilmu falak. Sepanjang hidupnya dihabiskan untuk
mendalami ilmu dan menjadi guru di Mekah, namun hubungannya
dengan daerah kelahirannya tetap berjalan baik melalui orang-orang
yang menunaikan ibadah haji dan yang belajar kepadanya.
Di antara murid-muridnya yang terkenal di bidang agama dan
ilmu falak Syekh Muhammad Nur (mufti kerajaan Langkat), Syekh
Hasan Maksum (mufti kerajaan Deli), Syekh Muhammad Saleh (mufti
kerajaan Selangor), Syekh Muhammad Zain (mufti kerajaan Perak), H.
Muhammad Nur Ismail (kadi kerajaan Langkat), Syekh Jamil Jahol
(pimpinan Persatuan Tarbiyah Islamiyah), Syekh Muhammad Djamil
Djambek, Syekh Ibrahim Musa, H. Abbas Abdullah, Abdullah Ahmad,
Abdul Karim Amrullah dan Syekh Sulaiman ar-Rasuli, dari
keseluruhannya, tujuh orang berasal dari Sumatera Barat.96
Selain nama-nama di atas, terdapat muridnya yang lain Syekh
Mustafa Husain (dari Purba), K.H. Ahmad Dahlan (pendiri
Muhammadiyah, dari Yogyakarta) dan K.H Hasyim Asy’ari (pendiri
pondok pesantren Tebuireng, pendiri dan pimpinan Nahdhatul Ulama).
Di antara karyanya di bidang ilmu falak yaitu kitab “Raudah al-Husab
fi ‘Ilm al-+isab”.
2. Muhammad Tahir bin Muhammad Jalaluddin al -Falaki (1286-1377
H/1869-1957 M),97
Ia belajar dan mendalami ilmu falak di Universitas al-Azhar, Mesir.
Sumbangan pemikirannya dalam bidang ilmu falak sangat besar, ia
menulis kitab ilmu falak dengan judul“Kitab 1atijatu al-8mur”, kitab
ini memuat tentang takwim Hijriah dan persamaannya dengan taqwim
Masehi, arah Kiblat dan waktu salat sepanjang masa (diterbitkan 1274
H/1936 M), dan kitab “3ati Kiraan 3ada menentukan :aktu yang
Lima (diterbitkan1278 H /1938).
3. Abdurrahman bin Ahmad al -Misri .
Pada tahun 1274 H/1896 M ia datang ke Jakarta, membawa kitab Zij
(tabel astronomi) karya Ulughbek dan diajarkan kepada ulama muda di
Indonesia.98
4. Muhammad Manshur
Nama lengkapnya Muhammad Mashur bin Abdul Hamid bin
Muhammad Damiri bin Muhammad Habib bin Abdul Muhit al-Batawi.
Ia dikenal dengan nama Mansur al Falaki (1256-1345 H/1878-1967 M).
Ia belajar ilmu falak dengan ayahnya dan Sayid Usman ulama falak
Betawi. Kemudian ia meneruskan belajar ilmu falak dengan
Abdurrahman Misri, selama empat tahun di Mekah. Manshur al-Falaki
menulis kitab falak dengan judul“Sullamu al-1ayyirain fi Ma’rifati
Ijtima wal kusufaini “. Isi kitab Sullamu al-Nayyirain dibagi kepada
tiga bagian. Pertama, memuat perhitungan ijtimak, irtifak hilal, posisi
hilal dan umur hilal. Kedua, memuat perhitungan gerhana bulan.
Ketiga, memuat perhitungan gerhana matahari.
5. Muhammad Muhajirin A msar al-Dary (1302 -1381 H/1924 -2003
M). 100
Ia dilahirkan di Kampung Baru, sebuah daerah di pinggir kota
Jakarta pada 10 November 1924 dan wafat pada 31 Januari 2003.
Prndidikannya diperoleh melalui jenjang formal dan non formal.
Jenjang formal diperoleh di Dar al-Ulum ad-Diniyah Mekah al-
Mukarramah dari tahun 1949 sampai dengan tahun 1955.
Sumbangan pemikirannya yang paling berharga dalamm ilmu falak
yaitu di bidang rukyat. Ia membuat teknologi dan tempat rukyatul
hilal sendiri untuk melihat penampakkan hilal (bulan sabit pertama)
sesaat setelah matahari terbenam sebagai tanda dimulainya hari pertama
dari bulan-bulan dalam kelender Hijriaah, khususnya untuk menentukan
awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah.
Ia seorang ahli falak yang melakukan rukyatul hilal selama
bertahun-tahun bertempat di menara Masjid al-Husna, Cakung Jakarta
Timur. Hasil rukyatul hilal dari Cakung dijadikan sebagai salah satu
sumber data dalam sidang isbat untuk menetapkan awal Ramadan,
Syawal, dan Zulhijah. Selain itu, Menara Masjid al-Husna, Cakung
dijadikan sebagai salah satu lokasi Observasi Bulan (POB) di
Indonesia.
6. Muhammad Mukhtar bin Atharid.
Nama lengkapnya Muhammad Mukhtar bin Atharid al-Bughri al-
Batawi al-Jawi. Ia lahir di Bogor pada hari Kamis 14 Syakban 1278 H/
14 Februari 1862 M dan meninggal dunia pada hari Ahad 17 Safar 1349
H / 13 Juli 1930 M di Mekkah.101 Ia seorang tokoh falak yang gigih
mengembangkan penggunaan alat Rubu’ Mujayab.
Adapun guru-gurunya dibidang falak ialah Sayyid Utsman dan
Syekh Ahmad al-fathani. Salah satu karyanya di bidang falak yaitu
Taqribu al-Maqshud fi al-‘Amali bi Rub’i al-Mujayyab.
7. Syekh Muhammad Arsyad al -Banjari
Ia seorang ahli falak, lahir pada tanggal 19 Maret 1710 M di
Kampung Lok Gabang, Martapura Kalimantan Selatan dan wafat pada
tanggal 13 Oktober 1812 M di Kalampayan, Banjar Masin Kalimantan
Selatan.
Syekh Arsyad al-Banjari seorang tokoh falak yang melakukan
perubahan dan pembetulan arah kiblat masjid, di antaranya arah kiblat
masjid lima Jakarta dipalingkan ke kanan sebanyak 25 derajat,
peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Mei 1772 M. Di antara karyanya di
bidang ilmu falak ialah kitab Ilmu Falak ditulis dalam bahasa Arab.102
8. Turo ihan Ajhuri al -Syarofi (1336 -1420 H/1915 -1999 M).
Sosok ulama karismatik yang ahli ilmu falak. Lahir di Kudus pada
15 Maret 1915 M 1334 H dan meninggal pada hari -um’at, 20 Agustus
1999 M bertepatan dengan 8 Rabiul Akhir 1420 H. Yi Tur nama sapaan
akrabnya, salah seorang keturunan Sunan Kudus, satah satu dari
walisongo, penyebar Islam di tanah Jawa. Yi Tur tergolong anak yang
cerdas, ketika berusia 15 tahun, ia sudah mengajar di Madrasah
Tasfiqut Tulab Salafiyah tingkat atas di Kudus.
Ketekunannya terhadap ilmu falak sudah muncul sejak kecil hingga
dewasa. Reputasinya sebagai fakar falak sudah tersiar sejak zaman
Jepang. Ia sering diminta menghitung jatuhnya hari awal dan akhir
bulan Ramadan. Maka ia terdorong untuk menyusun al-manak 1945 M
/ 1364 H yang kemudian dicetak oleh Penerbit Menara Kudus. Sejak
itulah kalender karyanya disebut dengan Almanak Menara Kudus
(AMK).
Ia seorang ahli falak yang hidup dimasa penjajah Belanda dan
Jepang. Pemerintah Jepang di Indonesia sering meminta pemikiran dan
mengikuti keputusan yang diambilnya dalam penetapan awal dan akhir
bulan Ramadan.
9. Salamun Ibrahim (1340 H/1921M).
Ia lahir di Panciran Lamongan pada 3 Mei 1921 M / 1340 H dan
meninggal dunia pada hari Rabu Wage, 15 Juni 2005. Pendidikannya di
Sekolah Rakyat (S.R) Paciran pada 1928 M/1347 H dan tamat pada
tahun 1933 M/ 1352 H. Pada tahun yang sama ia melanjutkan
pendidikan di pondok pesantren Tarbiyatut Thalabah Kranji Paciran
Lamongan.
Setelah dua tahun menimba ilmu di Pondok pesantren Kranji,
Salamun melanjutkan dan menimba ilmu di pondok pesantren
Tebuireng Jombang selama tiga tahun. Ia belajar ilmu falak dengan
K.H. Mahfudz Anwar dan K.H. Sahal Mahfudz. Karyanya yang
terkenal dalam ilmu falak ialah “Ilmu Falak dan Almanak Masehi-
+ijri”(1945-2010 M/1364-1431 H), dan kitab ini dipakai di pesantren.
10. Zubair Umar al -Jai laniy (1327 -1409 H/1908 -1990 M.
Ia lahir di Pandangan Kecamatan Pandangan Kabupaten Bojonegoro
Jawa Timur, 16 September 1908 M.(Rabu Paing, bertepatan 19 Sya'ban
1326 H/1838 Jawa). Ia seorang ulama, akademisi dan ahli falak. K.H.
Zubair, menurut hasil penelitian K.H. Ahmad Izzuddinm M.Ag (2002:
58-61) ia (K.H. Zubair) yaitu seorang ulama' juga akademisi yang
terkenal sebagai pakar ilmu falak dengan karya monumentalnya kitab
"Al -Khulashah al-Wafiyah.
Pendidikan yang ditempuhnya yaitu pendidikan tradisional yaitu
pendidikan madrasah dan pondok pesantren, termasuk mukim untuk
menuntut ilmu di Makkah al-Mukaramah pada waktu menjalankan
115
ibadah haji di tanah suci. Sebagaimana kondisi social realistis di abad
ini bahwa pesantren masih merupakan satu-satunya lembaga
pendidikan untuk tingkat lanjut yang tersedia bagi penduduk pribumi di
pedesaan, sehingga dapat diasumsikan sangat berperan dalam mendidik
para elit pada masanya. Pendidikannya dimulai dari madrasah Ulum
tahun 1916-1921, pondok pesantren Termas Pacitan Jawa Timur tahun
1921-1925, peondok pesantren Simbang Kulon Pekalongan Jawa
Tengah tahun 1925-1926 dan pondok pesantren Tebu Ireng Jombang
Jawa Timur tahun 1926-1929. Kemudian tahun 1930-1935 beliau
menjalankan ibadah haji yang dilanjutkan dengan thalab al-ilmi di
Makkaah selama lima tahun.
Dalam rihlah ilmiah K.H. Zubair Umar al-Jailaniy tidak hanya
menuntut ilmu tetapi ia mengajarkan ilmunya, sebagaimana ketika
berada di pondok pesantren KH. Hasyim Asy'ari, ia mengabdikan diri
dengan menjadi guru Madrasah Salafiyah Tebu Ireng Jombang. Ia juga
pernah menjabat Rektor IAIN Walisongo Semarang dengan Surat
Keputusan tertanggal 5 Mei 197, pernah memimpin Pondok Pesantren
al-Ma'had al -Diiniy Reksosari Suruh Salatiga pada tahun 1935-1945,
mendirikan pondok pesantren Luhur yang merupakan cikal bakal IKIP
NU, menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo cabang Salatiga,
menjadi ketua STAIN Salatiga, dan mendirikan Pondok Pesantren Joko
Tingkir pada tahun 1977.
Murid-muridnya antara lain, Kyai Musyafak (Salatiga Jawa
Tengah), Kyai Subkhi (Jawa Timur), Hamid Nawawi (Bulu Manis,
Pati, Jawa Tengah), Slamet Hambali (Dosen IAIN Walisongo
Semarang), dan Drs Habib Thoha, M.A. (mantan Kakanwil Depag Jawa
Tengah). Slamet Hambali yaitu salah satu di antara muridnya yang
meneruskan ilmu falak. Beliau wafat di Salatiga pada tanggal 10
Desember 1990 M atau 24 Jumadil-ula 1411 H.
11. KH. Ahmad Dahlan ( 1285 -1342 H/1868 -1923 M).
KH. Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada
tahun 1868 Masehi bertepatan dengan tahun 1285 Hijriyah dan
meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 1923 M/ 7 Rajab 1342 H,
jenazahnya dimakamkan di Karangkajen Yogyakarta.
Ia merupakan salah seorang pembaharu ilmu falak, dengan
membetulkan arah Kiblat Masjid Agung Yogyakarta pada tahun 1897
M. Pada saat itu masjid Agung dan masjid-masjid lainnya, letaknya ke
barat lurus, tidak tepat menuju arah kiblat yang 24 derajat arah Barat
Laut.
Sebagai ulama yang menimba ilmu bertahun-tahun di Mekah,
Ahmad Dahlan mengemban amanat membenarkan setiap kekeliruan,
mencerdaskan setiap kebodohan. Dengan berbekal pengetahuan ilmu
Falak atau ilmu Hisab yang dipelajari melalui K.H. Dahlan (Semarang),
116
Kyai Termas (Jawa Timur), Kyai Shaleh Darat (Semarang), Syekh
Muhammad Jamil Jambek, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau,
Ahmad Dahlan menghitung ketepatan arah kiblat pada setiap masjid
yang melenceng.
Setelah membetulkan arah kiblat di masjid agung, ia pun mendirikan
organisasi Muhammadiyah. Melalui organisasi Muhammadiyah ia
mencerahkan kekakuan tradisi yang memasung pemikiran Islam. Pada
awalnya, ia kerap mendapat rintangan, bahkan dicap hendak
mendirikan agama baru. Namun keteguhan sikapnya menyebabkan ia
dicatat sebagai pelopor pembetulan arah kiblat dari semua surau dan
masjid di Indonesia.
Tak cuma itu reputasi yang ditorehkannya. Berdasarkan
pengetahuan ilmu falak atau ilmu hisab yang dimilikinya, Ahmad
Dahlan melalui Muhammadiyah, mendasarkan awal puasa dan Syawal
dengan menggunakan hisab (perhitungan).
Dalam lingkungan Muhammadiyah, kajian ilmu falak yang
dipelopori Ahmad Dahlan, mendapat perhatian dan terus dikembangkan
sehingga lahir sejumlah ulama yang menguasai ilmu falak.103
12. Muhammad Wardan Diponingrat, K.RT.
Muhammad Wardan lahir pada tanggal 19 Mei 1911 M bertepatan
dengan tanggal 20 Jumadal Ula 1329 H di Kauman, Yogyakarta dan
meninggal dunia pada tanggal 3 Februari 1991 M/ 19 Rajab 1411 H.
Ayahnya, Kyai Muhammad Sangidu seorang penghulu keraton
Yogyakarta dengan gelar Kanjeng Penghulu Kyai Muhammad
Kamaludiningrat sejak 1913 M/1332 H sampai 1940 M/1359 H.104
Pendidikan dasar ditekuninya pada Sekolah Keputran (sekolah
khusus untuk para keluarga keraton) dan Standard Schoel
Moehammadijah di Suronatan (lulus tahun 1924 M/1343 H). Kemudian
melanjutkan ke Madrasah Muallimin sampai lulus pada tahun 1930
M/1349 H. Satu tahun sesudah itu Muhammad Wardan sebenarnya
berkeinginan belajar ke tanah Arab, tapi karena kendala biaya tidak
dapat memenuhi cita-citanya ini , akhirnya ia melanjutkan ke
Pondok Jamsaren Solo. Selain nyantri ia juga mengikuti kursus Bahasa
Belanda di Sekolah Nederland Verbond dan les privat bahasa Inggris.
Setelah mendapatkan berbagai ilmu, Muhammad Wardan berusaha
mengamalkan dan mengajarkannya.
Pada tahun 1934 M/1353 H sampai 1936 M/1355 H, dia menjadi
guru Madrasah Al-Falah Yogyakarta, kemudian pada tahun 1936-1945
M/1355-1365 H menjadi guru di Sekolah Muballighin Muhammadiyah
Yogyakarta. Memasuki masa perjuangan fisik, aktivitas Muhammad
Wardan di bidang pendidikan terhenti dan ia melibatkan diri di dalam
Angkatan Perang Sabil (APS) dan ia dipercaya sebagai anggota bidang
markas ulama. Setelah perjuangan fisik mereda dan Indonesia dapat
mencapai kemerdekaan secara penuh, pada tahun 1948-1962 M/1368-
1381 H ia mengabdikan diri sebagai guru di Madrasah Menengah
Tinggi Yogyakarta dan pada tahun 1951-1952 M/1371-1372 H juga
mengajar di Sekolah Guru Hakim Agama (SGHA) Negeri Yogyakarta.
Selanjutnya pada tahun 1954-1956 M/1374-1376 H, ia ditugaskan
oleh Departemen Agama RI untuk menjadi guru di Pendidikan Guru
Agama (PGA) Negeri Yogyakarta dan guru di Sekolah Persiapan
PTAIN Yogyakarta. Sejak 1973 M/1393 H sampai wafatnya ia diangkat
sebagai anggota dewan kurator IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Karena kepiawaiannya di bidang ilmu Falak, sejak tahun 1973 hingga
wafatnya dipercaya sebagai anggota Badan Hisab Rukyat Departemen
Agama RI.
Muhammad Wardan merupakan salah seorang tokoh penggagas
teori wujudul hilal yang hingga kini masih digunakan oleh
persyarikatan Muhammadiyah. Adapun karya-karyanya di bidang ilmu
falak, yaitu Umdatul Hasib, Persoalan Hisab dan Rukyat Dalam
Menentukan Permulaan Bulan, Hisab dan Falak, dan Hisab Urfi dan
Hakiki.
13. Muhammad Djamil Djambek (1279 -1367 H/1862 -1974 M).
Ia yaitu tokoh falak terkemuka berasal dari Sumatera Barat. Teori
falak yang dibuatnya, dikembangkan oleh generasi berikutnya,
termasuk anaknya sendiri yaitu Saadoe’ddin Djambek.105 Syekh
Muhammad Jamil Jambek yaitu ulama pelopor pembaruan Islam dari
Sumatra Barat awal abad ke-20, ia dikenal sebagai ahli ilmu falak
terkemuka. Syekh Muhammad Jamil Jambek lebih dikenal dengan
sebutan Syekh Muhammad Jambek, dilahirkan dari keluarga
bangsawan. Dia merupakan keturunan penghulu. Ayahnya bernama
Saleh Datuk Maleka, seorang kepala nagari Kurai, sedangkan ibunya
berasal dari Sunda Jawa Barat.
Syekh Muhammad Jambek mendapatkan pendidikan dasar di
Sekolah Rendah yang khusus mempersiapkan pelajar untuk masuk ke
sekolah guru. Kemudian, dia dibawa ke Mekah oleh ayahnya pada usia
22 tahun. Ketika sampai di Mekah ia berguru kepada Syekh Ahmad
Khatib Minangkabau. Selama belajar di tanah suci, banyak ilmu agama
yang dia dapatkan. Antara lain ilmu tarekat serta menekuni suluk.
Dengan mendalami ilmu ini , Syekh Muhammad Jambek menjadi
seorang ahli tarekat dan bahkan memperoleh ijazah dari tarekat
Naqsabandiyyah-Khalidiyah. Namun, dari semua ilmu yang pernah
didalami yang membuatnya terkenal yaitu tentang ilmu falak.
Keahliannya di bidang ilmu falak mendapat pengakuan luas di
Mekkah. Ketika masih berada di tanah suci, Syekh Muhammad Jambek
mengajarkan ilmunya itu kepada para pelajar dari Minangkabau yang
belajar di Mekkah. Seperti, Ibrahim Musa Parabek (pendiri perguruan
Tawalib Parabek) dan Syekh Abbas Abdullah (pendiri perguruan
Tawalib Padang Panjang)
Pada tahun 1903, Syekh Muhammd Jambek kembali ke tanah air. Ia
memilih mengamalkan ilmunya secara langsung kepada masyarakat
yaitu mengajarkan ilmu tauhid dan mengaji. Di antara murid-muridnya
terdapat beberapa guru tarekat, karena itul, Syekh Muhammad Jambek
dihormati sebagai Syekh Tarekat.
Syekh Muhammad Jambek berpikir bagaiman untuk memberikan
pengetahuannya, walaupun tidak melalui lembaga atau organisasi,
kenginanya sangat besar untuk meningkatkan keimanan seseorang.
Akhirnya, dia mendirikan dua buah surau, yakni Surau Tengah Sawah
dan Surau Kamang. Kedua surau ini dikemudian hari dikenal
sebagai Surau Inyik Jambek.
Kiprahnya mampu memberikan warna baru di bidang keagamaan di
Sumatra Barat. Mengutip Ensiklopedia Islam, Syekh Muhammad
Jambek juga dikenal sebagai ulama yang pertama kali memperkenalkan
cara bertablig di muka umum. Membaca Barzanji (rawi) atau marhaban
(puji-pujian) yang biasa dilakukan di surau-surau saat peringatan
Maulid Nabi Muhammad saw, digantinya dengan tablig yang
menceritakan riwayat lahir Nabi Muhammad dalam bahasa Melayu.
Demikian pula halnya dengan kebiasaan membaca riwayat Isra
Mi'raj Nabi Muhammad dari kitab berbahasa Arab, ia ganti dengan
tablig yang menceritakan peristiwa ini dalam bahasa Melayu,
sehingga dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat. Termasuk juga
tradisi membaca kitab, digantinya dengan membahas masalah
kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, semua itu dilakukan karena agama Islam dan
diperuntukkan bagi siapa saja yang dapat memahaminya. Ia pun dikenal
sebagai ulama yang aktif memberi pengajian dengan menyampaikan
ceramah.
Seiring perjalanan waktu, sikap dan pandangannya terhadap tarekat
mulai berubah. Syekh Muhammad Jambek kini tidak lagi tertarik pada
tarekat. Pada awal tahun 1905, ketika diadakan pertemuan ulama guna
membahas keabsahan tarekat yang berlangsung di Bukit Surungan,
Padang Panjang, Syekh Muhammad berada di pihak yang menentang
tarekat. Dia "berhadapan" dengan Syekh Bayang dan Haji Abbas , kedua
tokoh ini pembela tarekat.
119
Kemudian dia menulis buku mengenai kritik terhadap tarekat
berjudul Penerangan Tentang Asal Usul Thariqatu al-Naksyabandiyyah
dan Segala yang Berhubungan dengan Dia, terdiri atas dua jilid. Salah
satu penjelasan dalam buku itu, yakni tarekat Naksyabandiyyah
diciptakan oleh orang dari Persia dan India. Syekh Muhammad Jambek
menyebut orang-orang dari kedua negeri itu penuh takhayul dan
khurafat yang makin lama makin jauh dari ajaran Islam.
Buku lain yang ditulisnya berjudul Memahami Tasawuf dan Tarekat
dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan pembaruan pemikiran Islam.
Akan tetapi secara umum dia bersikap tidak ingin bermusuhan dengan
adat istiadat Minangkabau. Tahun 1929, Syekh Muhammad Jambek
mendirikan organisasi bernama Persatuan Kebangsaan Daerah
Minangkabau dengan tujuan untuk memelihara, menjaga, menghargai,
dan mencintai ada-istiadat yang berlaku.
Selain itu, dia juga turut menghadiri kongres pertama Majelis Tinggi
Kerapatan Adat Alam Minangkabau tahun 1939. Yang tak kalah
pentingnya dalam perjalanan dakwahnya, pada masa pendudukan
Jepang, Syekh Muhammad Jambek mendirikan Majelis Islam Tinggi
(MIT) berpusat di Bukittinggi.
14. 6aaGRH’GGLn'MaPEHN.
Nama lengkapnya Saadoe’ddin Djambek bin Muhammad Djamil
Djambek (1330-1398 H/1911-1977 M).106 Ia yaitu pembaharu Islam
Indonesia yang oleh banyak kalangan disebut- sebut sebagai mujaddid
ilmu falak (hāsab).107 Untuk membumikan teori-teori ilmu falak yang
dikuasanya, Saadoe’ddin Djambek mengajarkan teori ini kepada
Mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam, terutama di fakultas Syariah
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, fakultas Syariah IAIN Sunan
Gunung Jati di Semarang, Universitas Islam Jakarta di Jakarta dan
Universitas Ibnu Chaldum di Jakarta, dari hasil didikannya lahir tokoh-
tokoh falak muda seperti H. Abdul Rachim, H. Wahyu Widiana.108
Selain seorang falaki, Saadoe’ddin -ambek aktif berorganisasi, di
antarnya; di Palembang menjadi anggota Muhammadiyah, pimpinan
Hizbul Wathan Sumatera Selatan (1930-1934), di Yogyakarta anggota
Pengurus bagian Pengajaran Muhammadiyah (1942-1943), anggota
Dewan Perwakilan Sumatera dan Sumetera Tengah Fraksi Islam (1946-
1049), tahun 1958 ditunjuk Pemerintah menghadiri Konperensi
“Mathematical Education” di India, tahun 1971 ditunjuk Pemerintah
untuk mempelajari sistem “&oprehensive School” di India, Thailand,
Swedia, Belgia, Inggris, Amerika Serikat dan Jepang bekerjasama
dengan UNESCO, pada tahun 1972 ditugaskan oleh Menteri Agama RI
untuk meneliti perkembangan ilmu falak dan kehidupan sosial di
Mekah dan pada tahun 1977 menghadiri undangan dari King Abdul
Aziz University Mekah dalam pertemuan “First :orld &onference 2n
Moslim Education”.109
Teori falak yang dikembangkan Saadoe’ddin Djambek relativ lebih
mudah dan modern, apalagi setelah prosedur perhitungannya
menggunakan kalkulator. Sebagai seorang ahli falak, Saadoe’ddin
Djambek banyak menulis buku dalam bidang ilmu falak, di antaranya
“Arah kiblat”, “3erbandingan Tarikh”, “3edoman :aktu Shalat
sepanjang masa”, “Shalat dan 3uasa di Kutub” dan “+isab Awal
Bulan”,110 “3erbandingan Tarich”, “Al-Manak Djamilah”, “Marilah
Berhitung” dan “Zaktu dan DjadZal”.111
15. Abdur Rachim.
Ia lahir di Panarukan tahun 1935 M, yaitu seorang tokoh falak dan
tokoh pendidik. Pada tahun 1972, ia diangkat sebagai wakil ketua
Lembaga Hisab Rukyat.112
Karirnya sebagai pendidik dimulai sejak sebagai mahasiswa tingkat
doktoral, dipercaya sebagai asisten H. Saadoe'ddin Djambek dalam
mata kuliyah ilmu falak mulai tahun 1965 M/1385 H, pada tahun 1972
M/1392 H diangkat sebagai dosen tetap dalam mata kuliah tafsir, sesuai
dengan jurusannya. Pada tahun yang sama diangkat sebagai ketua
Lembaga Hisab dan Ru'yah, dan pada tahun itu juga diangkat sebagai
Ketua Jurusan Tafsir Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Pada tahun 1976 M/1396 H diangkat sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademis Fakultas Syari'ah IAIN, dan tahun 1981 M/1402 H diserahi
109Departemen Agama RI, Pedoman Tehnik Rukyat, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelmbagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1994/1995), h.
219-220.
110Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Op cit., h. 222. Lihat, Saadoeddin
Djambek, Arah Kiblat, (Jakarta: Tintamas, 1956), h. 3.
111I b i d.
112Abdur Rachim menguasai ilmu falak yang mendalam dan ahli Tafsir. Guru-guru yang
mendidik Abdur Rachim yaitu Saadoe’ddin Djambek, Hasbi Ash-Shiddieqy, Mukhtar Yahya,
Sa’di Thalib dan Saleh Haedarah. -abatan yang dipercayakan kepadanya, ketua jurusan Tafsir
Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, :akil Dekan Bidang Akademis, :akil
Dekan Bidang Kemahasiswaan. Karya-karya Abdur Rachim, Ilmu Falak, Evaluasi Hajrah Rasul,
Risalah Isra’Mi’raj Nabi Muhammad saw., Kalender Islam Internasional, Kisah Adam dalam al-
Qur’an dan lain-lin. Abdur Rachim, Op cit., h. 93.
121
tugas sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syari'ah
IAIN Sunan Kalijaga Yogayakarta. Disamping itu beliau juga sebagai
dosen, yang ikut membina mahasiswa di Fakultas UII, dalam mata
kuliah Ilmu Falak dan Ahkamul Qadla. Tugas ini dilakukan sejak tahun
1972 M/1392 H, dan sejak tahun 1974 M/1394 H dipercaya sebagai
anggota penyusun al-Qur'an dan Tafsir.
Karirnya memperdalam Ilmu Falak menjadikan beliau diserahi tugas
untuk melanjutkan tugas gurunya H. Saadoe'ddin Djambek (setelah
meninggal) sebagai Wakil Ketua Badan Hisab Ru'yah Departemen
Agama Pusat tahun 1978 M/1399 H, pada tahun itu juga mewakili
Pemerintah Indonesia menghadiri Konferensi Islam di Istambul.
Selanjutnya pada tahun 1981 M/1402 H sebagai delegasi Indonesia
menghadiri Konferensi Islam di Tunis. Kemudian atas kepercayaan
Menteri Agama, beliau diutus lagi menghadiri Konferensi Islam
Internasional di Aljazair pada tahun 1982 M/1403 H. Guru-guru