Tampilkan postingan dengan label yohanes 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yohanes 2. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

yohanes 2

 


t dalam kemuliaan-Nya, 

menunggang seekor kuda putih, memegang panah dan mema-

kai mahkota.  

III. Penggenapan firman Allah: Seperti ada tertulis, Jangan takut, hai 

puteri Sion (ay. 15). Kalimat ini dikutip dari Zakharia 9:9. Tentang 

Dialah semua nabi memberi kesaksian, terutama mengenai hal 

ini .    

1.  Telah dinubuatkan bahwa Raja Sion akan datang, datang de-

ngan mengendarai seekor keledai. Bahkan rincian hal itu pun 

telah dinubuatkan, dan Kristus memastikan dengan saksama 

supaya hal itu digenapi.  

Perhatikan:  

(1) Kristus yaitu  Raja Sion. Bukit kudus Sion sejak lama 

telah ditetapkan sebagai ibukota atau tempat bertakhtanya 

Sang Mesias.  

(2) Sang Raja Sion tentu saja selalu dan akan memelihara Sion 

dan mengunjunginya. Meskipun Ia telah undur diri selama 

beberapa waktu, Dia datang kembali pada waktu yang 

tepat.  

(3) Meskipun Dia datang dengan pelan-pelan (sebab keledai ja-

lannya lambat), namun  pasti Dia datang, dengan kerendah-

an hati dan kesederhanaan-Nya yang disambut dan dinan-

ti-nantikan oleh para pengikut-Nya yang setia. Para pemo-

hon yang rendah pun dapat menghampiri dan berbicara 

kepada-Nya. Jika hal ini membuat Sion tawar hati, yaitu 

sebab  Rajanya tidak tampil dengan cara yang lebih me-


 858

wah, biarlah dia tahu bahwa meskipun kini Sang Raja da-

tang kepadanya dengan hanya mengendarai seekor keledai, 

namun  Dia akan maju berperang melawan musuh-musuh 

Sion dengan berkendaraan melintasi langit sebagai peno-

longnya (Ul. 33:26). 

2.  sebab  itu, Puteri Sion pun dipanggil untuk melihat Rajanya, 

untuk memperhatikan Dia dan kedatangan-Nya. Lihat dan ka-

gumilah Dia, sebab Dia datang dengan menyedot perhatian 

orang, sekalipun tanpa kebesaran lahiriah (Kid. 3:11). Jangan 

takut. Dalam nubuatan itu, Sion diperintahkan untuk ber-

sukacita dan berseru, namun  di sini dikatakan, Jangan takut. 

Ketakutan yang bersumber dari ketidakpercayaan merintangi 

datangnya sukacita rohani. Jika ketakutan seperti ini dipulih-

kan dan ditaklukkan, maka pastilah sukacita akan menyusul. 

Kristus datang kepada umat-Nya untuk melenyapkan ketakut-

an mereka. Jika keadaan sedemikian rupa sehingga kita tidak 

mampu merasakan kegirangan, kita tetap harus berusaha su-

paya dapat keluar dari tekanan rasa takut. Bersukacitalah. 

Setidaknya, jangan takut.  

IV. Keterangan yang ditambahkan oleh sang penulis Injil mengenai 

para murid (ay. 16): Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti 

akan hal itu, namun  sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, 

bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukan-

nya juga untuk Dia.  

1. Lihatlah di sini ketidaksempurnaan para murid dalam keada-

an iman mereka yang masih seperti kanak-kanak. Bahkan me-

reka pada mulanya tidak mengerti semua itu. Saat mereka 

mengambil keledai itu dan membiarkan Dia menunggangi-Nya, 

mereka tidak menyadari bahwa dengan begitu mereka sedang 

melaksanakan pentahbisan Raja Sion.  

Perhatikanlah:  

(1) Firman Allah sering kali tergenapi melalui tangan orang-

orang yang bahkan tidak memikirkan firman itu saat mere-

ka melakukannya (Yes. 45:4).  

(2)  Banyak sekali hal-hal besar yang terkandung dalam firman 

maupun penyelenggaraan Allah yang pada mulanya bah-

kan tidak dimengerti oleh murid-murid-Nya: Mereka tidak 

Injil Yohanes 12:12-19 

 859 

bisa langsung mengenalinya sebagai hal-hal yang berkaitan 

dengan Allah, tidak langsung mengamati dan mempertim-

bangkannya, sebab mereka tidak bisa melihatnya dengan 

jelas, seperti melihat pohon berjalan. Hal-hal yang kemu-

dian menjadi jelas pada awalnya kelihatan begitu misterius 

dan meragukan.   

(3) sesudah  menjadi dewasa dalam pengetahuan akan Kristus, 

murid-murid Kristus hendaknya sering memikirkan kem-

bali kebodohan dan kelemahan mereka sebelumnya, su-

paya anugerah cuma-cuma yang telah memberi kemampu-

an kepada mereka itu boleh mendapat kemuliaan sebab -

nya, dan supaya mereka juga menunjukkan belas kasihan 

terhadap orang lain yang belum terbuka pikirannya. Saat 

saya masih kanak-kanak, saya bicara seperti seorang 

kanak-kanak.  

2.  Lihatlah di sini kemajuan yang dicapai para murid sesudah  me-

reka menjadi dewasa secara rohani. Meskipun dulu mereka 

bagaikan kanak-kanak, mereka tidak selamanya begitu, me-

lainkan terus disempurnakan.  

Perhatikanlah:   

(1) Kapan mereka akhirnya mengerti semuanya itu: Sesudah 

Yesus dimuliakan, sebab: 

 [1] Sebelum itu mereka belum benar-benar mengerti sifat 

dari kerajaan-Nya, melainkan masih berharap bahwa 

kerajaan itu akan tampak dalam kuasa dan gemerlap 

lahiriah, sehingga mereka pun tidak tahu bagaimana 

firman Allah dapat tergenapi melalui keadaan yang sa-

ngat sederhana itu. Perhatikan, pemahaman yang benar 

akan sifat rohani kerajaan Kristus, akan kuasa, kemu-

liaan dan kemenangannya akan mencegah kita dari me-

nyalahartikan dan salah menerapkan firman yang ber-

bicara mengenai semuanya itu.   

[2] Sampai saat itu Roh Kudus yang akan membimbing 

mereka ke dalam kebenaran belum dicurahkan. Perhati-

kan, murid-murid Kristus dimampukan untuk mema-

hami firman Allah oleh Roh yang sama yang telah meng-

ilhami firman ini . Roh yang mengaruniakan pe-


 860

wahyuan yaitu  juga Roh hikmat bagi semua orang-

orang kudus (Ef. 1:17-18).  

(2) Bagaimana akhirnya mereka dapat memahami semua itu. 

Mereka membandingkan nubuatan itu dengan peristiwa 

yang terjadi, lalu mengaitkan keduanya supaya mereka 

mendapatkan pencerahan dari keduanya. Demikianlah 

akhirnya mereka mampu mengerti kedua hal ini : ter-

ingatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia yang ditulis 

oleh para nabi, dan begitu sesuai dengan apa yang telah 

mereka lakukan untuk-Nya. Perhatikan, betapa selarasnya 

firman dan pekerjaan Allah sehingga ingatan tentang apa 

yang telah tertulis akan memampukan kita untuk mema-

hami apa yang telah terjadi. Juga, memperhatikan apa 

yang telah terjadi akan membantu kita untuk mengerti apa 

yang telah tertulis. Seperti yang telah kita dengar, demikian-

lah juga kita lihat. Firman Allah digenapi setiap hari.     

V. Alasan yang menyebabkan orang banyak memberi  penghor-

matan mereka kepada Tuhan kita Yesus saat Ia memasuki Yeru-

salem, sekalipun para penguasa begitu menentang Dia. Hal itu 

disebabkan oleh sebab  mujizat agung yang baru saja Ia perbuat 

dengan membangkitkan Lazarus.  

1.  Lihatlah bagaimana mereka telah mendengar dan memperca-

yai kisah tentang mujizat ini . Tidak diragukan lagi, selu-

ruh kota pasti gempar sebab nya, dan semua orang mem-

bicarakan hal itu. Akan namun , orang-orang yang menganggap 

mujizat itu sebagai bukti akan kebenaran amanat Kristus dan 

menjadikannya sebagai dasar iman mereka kepada-Nya, mene-

lusuri kebenaran kisah itu sampai kepada orang-orang yang 

menjadi saksi mata di sana untuk mendapatkan bukti yang 

meyakinkan, supaya mereka bisa mengetahui yang sebenar-

benarnya: sebab  itulah orang-orang yang ada di sana sewaktu 

Kristus memanggil Lazarus keluar dari kubur, dicari dan dita-

nyai, dan mereka memberi kesaksian (ay. 17). Dengan suara 

bulat, mereka memastikan bahwa kejadian itu benar-benar 

terjadi dan tidak dapat disangkal lagi. Bahkan jika perlu, me-

reka bersedia bersumpah bahwa mereka tidak berbohong, se-

perti yang sangat disiratkan dalam kata Emartyrei. Perhatikan, 

Injil Yohanes 12:12-19 

 861 

kebenaran dari mujizat-mujizat Kristus selalu diperlengkapi 

dengan bukti yang tidak dapat disanggah lagi. Bahkan, mung-

kin saja para saksi mata mujizat ini tidak hanya menjelaskan 

semua itu kepada orang-orang yang menanyai mereka, melain-

kan menceritakannya ke mana-mana tanpa ditanyai, supaya 

hal ini menambah semarak keagungan hari yang bersejarah 

itu. Dan kedatangan Kristus ke Betania, tempat di mana muji-

zat itu diperbuat, semakin mengingatkan mereka akan hal itu. 

Perhatikan, orang-orang yang memihak kerajaan Kristus harus 

selalu siap untuk menyatakan hal-hal yang mereka ketahui 

supaya Dia semakin dipermuliakan.   

2.  Tindakan mereka sesudah  itu, dan pengaruh yang ditimbulkan 

mujizat ini  dalam diri mereka (ay. 18): Sebab itu, seperti 

juga oleh sebab  hal-hal yang lain, orang banyak itu pergi me-

nyongsong Dia.  

(1) Sebagian orang, sebab  rasa penasaran mereka, ingin 

sekali melihat Dia yang telah melakukan sebuah pekerjaan 

yang begitu menakjubkan. Dia telah menyampaikan ba-

nyak khotbah di Yerusalem sebelumnya, namun  khotbah-

khotbah-Nya tidak menarik orang sebanyak itu, seperti 

yang terjadi sesudah  Ia melakukan mujizat ini . Akan 

namun ,  

(2) Sebagian lainnya, sebab  dorongan hati nurani mereka, 

berniat memberi  penghormatan mereka kepada-Nya se-

bagai seseorang yang diutus Allah. Mujizat besar itu 

disediakan sebagai satu mujizat terakhir Kristus untuk me-

neguhkan mujizat-mujizat yang telah diperbuat-Nya sebe-

lumnya, dan supaya Kristus memperoleh penghormatan se-

macam itu sesaat sebelum penderitaan-Nya dimulai. Se-

mua pekerjaan Kristus bukan saja selesai dengan sempur-

na (Mrk. 7:7), namun  juga tepat pada waktunya.  

VI. Kemarahan orang-orang Farisi sebab  peristiwa ini . Bebe-

rapa dari antara mereka mungkin melihat kedatangan Kristus itu, 

dan segera sesudah  itu, mereka semua pun sudah mengetahui 

tentang hal ini . Dewan yang telah ditunjuk untuk mencari-

cari cara untuk menindas-Nya tadinya berpikir bahwa mereka te-

lah menang saat Kristus undur diri dari hadapan rakyat banyak, 

dan mengira bahwa orang-orang di Yerusalem akan segera melu-


 862

pakan-Nya. Akan namun , kini mereka amat berang dan gusar saat 

mengetahui bahwa apa yang telah mereka bayangkan itu ternyata 

sia-sia belaka.  

1.  Mereka mengakui bahwa mereka tidak memiliki alasan yang 

kuat untuk menentang-Nya, jadi wajar saja kalau sejauh ini 

usaha mereka tidak menghasilkan apa-apa. Mereka tetap tidak 

bisa memupuskan kasih sayang orang-orang terhadap-Nya 

dengan hasutan-hasutan mereka. Ancaman mereka juga tetap 

tidak mampu menghalangi orang banyak itu untuk menunjuk-

kan kasih mereka terhadap-Nya. Perhatikan, orang-orang yang 

menentang Kristus dan berusaha melawan kerajaan-Nya akan 

melihat bahwa usaha mereka itu sia-sia saja. Allah tetap akan 

menyelesaikan segala tujuan-Nya sendiri sekalipun mereka 

menghalang-halanginya dengan kejahatan mereka yang sama 

sekali tidak berdaya itu. Engkau tidak akan menghasilkan apa-

apa, ouk ōpheleite – Engkau tidak akan mendapatkan keun-

tungan apa-apa. Perhatikan, tidak ada gunanya menentang 

Kristus.  

2.  Mereka mengakui bahwa Dia sedang ada di atas angin: Dunia 

mencari-cari-Nya, dan kerumunan besar orang banyak menan-

ti-nantikan-Nya, seisi dunia, begitulah ungkapan hiperbolis-

nya. Di sini, seperti Kayafas, sebelum mereka menyadarinya, 

mereka telah bernubuat bahwa dunia akan mencari-Nya, 

sebagian dari setiap jenis manusia, sebagian dari seluruh pen-

juru dunia ini. Bangsa-bangsa akan menjadi murid-Nya. Akan 

namun , apa tujuan mereka mengatakan hal ini ?   

(1) Dengan mengatakan itu, mereka menunjukkan kegusaran 

mereka sebab  berkembangnya kepentingan Kristus. Ke-

dengkian membuat mereka menjadi murka. Saat tanduk 

orang benar meninggi dalam kemuliaan, orang fasik melihat-

nya, lalu sakit hati (Mzm. 112:9-10). Dengan melihat kebe-

saran orang-orang Farisi dan kehormatan melimpah yang 

dilayangkan orang terhadap mereka, setiap orang pasti ber-

pikir bahwa tidak selayaknya mereka menggerutu hanya 

sebab  secuil kehormatan yang diberikan kepada Kristus 

saat itu. Akan namun , orang-orang yang tinggi hati memang 

selalu ingin menguasai seluruh kehormatan bagi mereka 

Injil Yohanes 12:20-26 

 863 

 dan tidak sudi membaginya dengan siapa pun, seperti Ha-

man.  

(2) Dengan mengatakan itu, mereka memanas-manasi diri sen-

diri dan satu sama lain, supaya lebih garang lagi berperang 

menentang Kristus. Mereka seakan-akan berkata, “Menun-

da-nunda dan mengulur waktu itu tidak ada gunanya. Kita 

harus melakukan hal lain yang lebih ampuh untuk meng-

hentikan wabah ini. Sekaranglah saatnya untuk mengerah-

kan segenap kemampuan dan daya sebelum kesulitan ini 

tidak dapat lagi ditanggulangi.”  Begitulah musuh-musuh 

agama menjadi lebih nekat dan giat lagi saat mereka terpu-

kul dan kebingungan. Lalu akankah para penganut agama 

menjadi kecil hati oleh sebab  berbagai kekecewaan, pada-

hal mereka tahu bahwa perkara gereja itu benar dan pada 

akhirnya akan menang?   

Keinginan Beberapa Orang Yunani untuk Melihat Kristus;  

Imbalan bagi Para Hamba Kristus 

(12:20-26) 

20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, 

ada  beberapa orang Yunani. 21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, 

yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: “Tuan, kami 

ingin bertemu dengan Yesus.” 22 Filipus pergi memberitahukannya kepada 

Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. 23 

namun  Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saatnya Anak Manusia 

dimuliakan. 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum 

tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; namun  jika ia 

mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 25 Barangsiapa mencintai nyawa-

nya, ia akan kehilangan nyawanya, namun  barangsiapa tidak mencintai nya-

wanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 26 Ba-

rangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di 

situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihor-

mati Bapa.” 

Di sini, Kristus dihormati oleh beberapa orang Yunani yang ingin 

bertemu dengan-Nya. Kita tidak diberi tahu kapan tepatnya peristiwa 

itu terjadi pada minggu terakhir Kristus itu, mungkin bukan di hari 

yang sama saat Ia memasuki Yerusalem (sebab hari itu dihabiskan 

untuk melayani orang banyak), melainkan sehari atau dua hari sesu-

dahnya.  


 864

I.  Kita diberi tahu mengenai siapa yang memberi  penghormatan 

kepada Tuhan kita Yesus: Beberapa orang Yunani di antara mere-

ka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu (ay. 20). 

Beberapa pihak berpendapat bahwa mereka itu yaitu  orang-

orang Yahudi yang telah tersebar, sebagian dari kedua belas suku 

Israel yang telah tercerai-berai di antara bangsa-bangsa bukan 

Yahudi, dan kemudian disebut sebagai orang-orang Yunani, 

orang-orang Yahudi Helenis, yaitu berbudaya Yunani namun  bukan 

keturunan asli Yunani. Akan namun , ada pihak lain juga yang ber-

pendapat bahwa mereka itu orang-orang bukan Yahudi, yaitu 

yang mereka sebut sebagai penganut-penganut agama Yahudi di 

pintu gerbang, seperti si sida-sida dan Kornelius. Agama alamiah 

yang tulus kini menemui sokongan terbaik dari antara orang Ya-

hudi, sehingga mereka yang saleh dari antara bangsa bukan Ya-

hudi pun dapat menggabungkan diri dalam ibadah mereka, se-

jauh yang diperkenankan. Ada penyembah-penyembah Allah yang 

saleh, bahkan di antara mereka yang dianggap orang asing oleh 

rakyat negeri Israel. Datangnya banyak orang bukan-Yahudi ke 

Bait Allah di Yerusalem terjadi di masa-masa terakhir gereja Ya-

hudi. Ini merupakan sebuah pertanda yang membahagiakan 

mengenai runtuhnya tembok pemisah antara orang Yahudi dan 

bukan Yahudi. Pelarangan imam untuk menerima persembahan 

atau korban dari seorang yang bukan Yahudi (yang dilakukan 

oleh Eleazar, anak dari Ananias, sang Imam Besar) dikatakan oleh 

sejarawan Yosefus sebagai salah satu penyebab mengapa orang-

orang Romawi menyerang mereka (dalam bukunya Perang Yahudi 

2, hlm. 409-410). Meskipun orang-orang Yunani ini, jika tidak 

disunat, tidak diperkenankan makan dalam perjamuan Paskah, 

mereka tetap datang untuk beribadah pada hari raya itu. Kita ha-

rus memakai hak-hak istimewa yang kita miliki dengan penuh 

rasa syukur, meskipun ada hak-hak istimewa lain yang tidak di-

perkenankan bagi kita.     

II. Penghormatan seperti apa yang diberikan oleh mereka kepada 

Kristus: Mereka ingin berkenalan dengan-Nya (ay. 21). sesudah  da-

tang untuk beribadah di hari raya itu, mereka ingin memperguna-

kan kesempatan itu sebaik mungkin, dan sebab  itulah mereka 

memohon kepada Filipus supaya ia menolong mereka mencari 

Injil Yohanes 12:20-26 

 865 

jalan untuk dapat bercakap-cakap secara pribadi dengan Tuhan 

Yesus.  

1.  Terdorong oleh keinginan yang begitu besar untuk bertemu de-

ngan Kristus, mereka pun sangat giat berusaha dengan cara-

cara yang sesuai. Mereka tidak menganggap hal itu mustahil 

untuk dilakukan, meski ada begitu banyak orang lain berkeru-

mun untuk mendapat kesempatan berbicara dengan-Nya. 

Akan namun , mereka juga tidak berpangku tangan saja sambil 

memimpikan kesempatan itu menghampiri mereka dengan 

sendirinya, melainkan bertekad untuk mengupayakannya se-

dapat mungkin. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin menge-

nal Kristus lebih dalam lagi, harus terus berusaha untuk itu.  

2. Mereka meminta pertolongan Filipus, salah satu dari murid 

Kristus. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka telah me-

ngenal Filipus sebelumnya, dan mereka tinggal dekat dengan 

Betsaida di Galilea, tempat kediaman orang-orang bukan 

Yahudi. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu memelihara 

hubungan baik dengan orang-orang saleh, supaya kita dapat 

mengenal Kristus lebih dalam lagi melalui mereka. Bergaul 

dengan orang-orang yang mengenal Tuhan yaitu  hal yang 

baik untuk dilakukan. Akan namun , jika orang-orang Yunani ini 

tinggal di dekat Galilea, besar kemungkinan mereka pernah 

mengikuti Kristus di sana, tempat di mana Kristus menghabis-

kan sebagian besar waktu-Nya. sebab  itulah saya cenderung 

beranggapan bahwa mereka meminta bantuan Filipus hanya 

sebab  mereka melihatnya sebagai seorang pengikut dekat 

Kristus, dan dialah yang pertama kali dapat mereka hampiri 

untuk berbicara. Hal itu merupakan contoh betapa dalamnya 

pemujaan mereka terhadap Kristus, sampai-sampai mereka 

berusaha untuk berkenalan dengan salah satu murid-Nya su-

paya bisa mendapatkan kesempatan untuk bercakap-cakap 

dengan Kristus. Ini menunjukkan bahwa mereka menganggap-

Nya sebagai seorang besar, meskipun penampilan luar-Nya 

begitu sederhana.  Orang-orang yang kini mau melihat Kristus 

dalam iman sebab  Dia telah ada di sorga, harus meminta 

pertolongan para hamba-Nya yang telah Ia utus untuk tujuan 

ini, yaitu untuk membimbing jiwa-jiwa yang malang sewaktu 

mereka mencari Kristus. Paulus harus pergi menemui Ana-

nias, dan Kornelius harus menemui Petrus. Dibawanya orang-


 866

orang Yunani ini  ke dalam pengenalan akan Kristus me-

lalui Filipus menunjukkan tugas para rasul dan kegunaan pe-

layanan mereka dalam pertobatan orang-orang bukan Yahudi 

ke dalam iman, serta pemuridan bangsa-bangsa.  

3. Kalimat yang mereka ucapkan kepada Filipus pendeknya de-

mikian: Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus. Mereka me-

manggil Filipus dengan sebutan hormat, sebagai seorang yang 

terpandang sebab  hubungannya yang erat dengan Kristus. 

Tujuan mereka yaitu  untuk bertemu dengan Yesus. Bukan 

hanya untuk melihat wajah-Nya saja supaya saat mereka 

pulang nanti mereka bisa bercerita bahwa mereka telah meli-

hat orang yang telah menjadi buah bibir masyarakat selama 

ini (mungkin mereka telah melihat Dia sebelumnya di antara 

kerumunan orang banyak), melainkan juga untuk berbincang-

bincang dengan-Nya secara bebas dan diajar oleh-Nya, sebab 

Ia jarang sekali memiliki waktu luang sebab  tangan-Nya 

selalu sibuk bekerja untuk orang banyak. Kini, saat mereka 

telah datang untuk beribadah di hari raya itu, mereka pun 

ingin bertemu dengan Yesus. Perhatikan, saat kita menghadiri 

ibadah-ibadah yang kudus, terutama perayaan Paskah Injil, 

keinginan terbesar dari jiwa kita haruslah untuk bertemu de-

ngan Yesus. Juga, kita harus rindu untuk mengenal-Nya lebih 

dalam lagi, semakin bergantung kepada-Nya, menjadi semakin 

selaras dengan-Nya, melihat-Nya sebagai milik kita dan terus 

bersekutu dengan-Nya serta mendapatkan anugerah-Nya. Kita 

tidak mencapai maksud kita, jika tidak bertemu dengan Yesus 

saat kita datang beribadah.  

4.  Inilah pemberitahuan yang diberikan Filipus kepada Gurunya 

(ay. 22). Dia memberi tahu Andreas, yang juga berasal dari 

Betsaida dan merupakan rekan yang paling tua dari antara 

para rasul, sebaya dengan Petrus, untuk meminta nasihatnya 

mengenai apa yang harus dilakukan, apakah boleh atau tidak, 

sebab Kristus kadang kala berkata bahwa Ia hanya diutus ke-

pada umat Israel. Kemudian mereka setuju untuk membantu 

orang-orang itu, namun  Filipus ingin supaya Andreas mene-

maninya juga, sebab mereka ingat janji Kristus untuk memberi 

bantuan, jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat me-

minta apa pun juga (Mat. 18:19). Perhatikan, para hamba Kris-

tus harus saling menolong dan sepakat untuk menolong jiwa-

Injil Yohanes 12:20-26 

 867 

jiwa supaya dapat menghampiri Kristus: berdua lebih baik dari 

pada seorang diri. Kelihatannya, Andreas dan Filipus menyam-

paikan pesan itu kepada Kristus sewaktu Dia sedang mengajar 

orang banyak, sebab kita mendapati (ay. 29) tentang orang ba-

nyak yang berdiri di situ. Akan namun , Kristus memang jarang 

didapati sendirian saja.  

III. Penerimaan Kristus atas penghormatan yang diberikan kepada-

Nya itu, yang ditunjukkan dengan perkataan-Nya kepada orang-

orang mengenai hal itu (ay. 23 dst.). Ia menubuatkan penghor-

matan yang harus diterima-Nya sebab  orang-orang mengikuti 

Dia (ay. 23-24), dan penghormatan yang akan dimiliki oleh orang-

orang yang mengikuti Dia (ay. 25-26). Hal ini dimaksudkan untuk 

mengajar dan membesarkan hati orang-orang Yunani ini , 

dan juga orang-orang lain yang ingin mengenal-Nya.     

1.  Saat itu Ia telah dapat melihat tuaian yang melimpah di dalam 

pertobatan orang-orang bukan Yahudi, yang bisa dianggap se-

bagai buah-buah pertama yang dihasilkan (ay. 23). Kepada 

kedua orang murid yang tadi ragu-ragu untuk menyampaikan 

pesan baik atas nama orang-orang Yunani itu, Kristus berkata 

bahwa telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan, yakni me-

lalui masuknya orang-orang bukan Yahudi ke dalam Gereja-

Nya, dan supaya hal ini terjadi, Ia harus terlebih dahulu dito-

lak oleh orang-orang Yahudi.  

Perhatikanlah: 

(1) Tujuan akhir yang telah dirancangkan, yaitu dimuliakan-

nya Sang Penebus: “Dan bukankah demikian? Bukankah 

orang-orang bukan-Yahudi mulai mencari Aku? Tidakkah 

Sang Bintang Timur menampakkan diri di hadapan mere-

ka? Dan Fajar yang terberkati itu, yang mengetahui tempat 

dan waktu-Nya, tidakkah Dia mulai memegang ujung-ujung 

bumi? Jadi kalau begitu, saatnya telah tiba bagi Anak Ma-

nusia untuk dipermuliakan.” Hal ini bukanlah sesuatu yang 

mengejutkan bagi Kristus, namun  menjadi sebuah pernyata-

an yang penuh pertentangan bagi mereka yang ada di seke-

liling Dia.  


 868

Perhatikan:  

[1] Panggilan, panggilan yang berhasil, yakni datangnya 

orang-orang bukan Yahudi ke dalam Gereja Allah mem-

beri kemuliaan bagi Sang Anak Manusia. Pertambahan 

orang yang ditebus akan semakin membesarkan nama 

Sang Penebus itu sendiri.  

[2] Ada suatu waktu, yang sudah ditetapkan, suatu jam, 

jam tertentu, bagi dimuliakannya Anak Manusia. Waktu 

ini akhirnya tiba juga, saat hari-hari-Nya yang penuh 

dengan penghinaan telah terhitung seluruhnya dan ber-

akhir. Ia pun membicarakan saat yang telah mendekat 

itu dengan penuh keagungan dan kemenangan: Telah 

tiba saatnya. 

(2)  Cara aneh yang melaluinya tujuan ini  tercapai, yaitu 

melalui kematian Kristus, yang diungkapkan dalam bentuk 

kiasan (ay. 24): “Aku berkata kepadamu, kalian yang telah 

aku beritahukan tentang kematian dan penderitaan-Ku: 

Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh, bukan hanya 

di atas, melainkan sampai masuk ke dalam tanah dan mati, 

lalu terkubur dan lenyap, ia tetap satu biji saja, dan kamu 

tidak akan melihatnya lagi. namun  jika ia mati sesuai 

dengan hukum alam (jika tidak demikian, maka hal itu 

merupakan suatu mujizat), ia akan menghasilkan banyak 

buah, sebab Allah mengaruniakan sebuah tubuh bagi ma-

sing-masing benih.” Kristus yaitu  Biji Gandum itu, benih 

yang paling berharga dan bermanfaat. Nah, di sini ada ,  

[1] Penegasan tentang keharusan Kristus untuk menang-

gung banyak penghinaan. Dia tidak akan menjadi akar 

dan kepala yang menghidupkan dan menggerakkankan 

gereja-Nya jika Dia tidak menunaikan penebusan kita 

dengan cara turun dari sorga ke atas bumi yang terku-

tuk ini, lalu naik dari bumi ini ke atas kayu salib yang 

terkutuk itu. Dia harus menyerahkan nyawa-Nya ke-

pada maut, sebab kalau tidak begitu, kepada-Nya tidak 

akan dibagikan orang-orang besar sebagai rampasan 

(Yes. 53:12). Kepada-Nya akan diberikan sebuah benih, 

namun  Ia harus terlebih dahulu mencurahkan darah-Nya 

untuk membeli dan menyucikan mereka, harus meme-

Injil Yohanes 12:20-26 

 869 

nangkan mereka dan kemudian membawa mereka. 

Demikian pula, sebagai prasyarat untuk memperoleh 

kemuliaan yang akan didapat-Nya, harus ada pertam-

bahan jumlah orang yang bergabung dalam Gereja-Nya. 

Jika Dia tidak dijadikan penebus dosa melalui penderi-

taan-Nya, dan dengan demikian membawa serta kebe-

naran yang kekal, Dia tidak akan layak menjadi peng-

hiburan bagi orang-orang yang akan datang kepada-

Nya, dan akan tetap seorang diri saja.   

[2] Kebaikan yang diperoleh melalui penghinaan yang dite-

rima oleh Kristus digambarkan di sini. Melalui penjel-

maan-Nya menjadi seorang manusia, Ia jatuh ke tanah, 

kemudian tampak terkubur hidup-hidup di dalam bumi 

ini sehingga kemuliaan-Nya menjadi begitu terhalang. 

Bukan hanya itu, Dia juga mati.  Benih yang kekal ini 

harus tunduk terhadap hukum kematian. Dia terbaring 

dalam kubur seperti sebuah benih yang terkubur di da-

lam tanah. Namun, sebagaimana benih itu kemudian 

muncul lagi dalam keadaan hijau, segar, berkembang 

dan tumbuh pesat, begitu pula seorang Kristus yang 

mati mengumpulkan kepada-Nya ribuan orang-orang 

Kristen yang hidup, dan Ia pun menjadi akar mereka. 

Dengan demikian, keselamatan jiwa-jiwa dari mulai saat 

itu sampai akhir zaman nanti berutang pada kematian 

Benih Gandum ini. Dengan demikian, Bapa dan Anak 

dipermuliakan, gereja bertumbuh, dan kesatuan tubuh 

rohani terpelihara, dan pada akhirnya nanti akan di-

sempurnakan. Lalu, saat waktu sudah berhenti, sesudah  

berhasil membawa banyak putra ke dalam kemuliaan 

melalui kematian-Nya dan disempurnakan melalui pen-

deritaan-Nya, Sang Pemimpin keselamatan kita itu pun 

akan diagung-agungkan untuk selamanya melalui puji-

pujian dari para orang kudus dan malaikat yang me-

muja-Nya (Ibr. 2:10, 13). 

2.  Sebelum waktunya, Kristus menyatakan dan menjanjikan im-

balan yang melimpah bagi orang-orang yang menerima diri-

Nya dan Injil-Nya serta kepentingan Injil dengan senang hati. 

Orang-orang demikian harus menunjukkan penerimaan mere-


 870

ka itu melalui kesetiaan mereka dalam menderita bagi Dia 

atau dalam melayani-Nya.  

(1) Dalam menderita bagi Kristus (ay. 25): Barangsiapa mencin-

tai nyawanya lebih daripada Kristus, ia akan kehilangan 

nyawanya itu. namun , barangsiapa tidak mencintai nyawa-

nya di dunia ini dan lebih memilih anugerah Allah dan 

kepentingan Kristus, ia akan memeliharanya untuk hidup 

yang kekal. Ajaran inilah yang begitu ditekankan Kristus, 

sebab ajaran ini  merupakan rancangan besar dari 

agama-Nya untuk melepaskan keterikatan kita dengan du-

nia ini, dengan mempersiapkan kita bagi dunia yang lain.  

[1]  Lihatlah di sini akibat mematikan yang disebabkan oleh 

kecintaan berlebihan akan kehidupan. Banyak orang 

memeluk dirinya sendiri sampai mati, dan kehilangan 

nyawa mereka sebab  mencintainya secara berlebihan. 

Orang yang begitu mencintai hidup jasmaninya ini sam-

pai memuaskan keinginannya dan memanjakan nafsu 

serta merawat tubuhnya untuk memuaskan keinginan-

nya, justru akan memperpendek umurnya dengan me-

lakukan hal ini , kehilangan hidup yang begitu di-

gemarinya itu dan kehidupan yang jauh lebih baik dari 

itu. Orang yang begitu mendewa-dewakan kehidupan 

jasmani serta segala perkara dan kesenangan di dalam-

nya sampai-sampai dia menolak Kristus sebab  takut 

kehilangan semua itu, justru akan kehilangan hidupnya 

itu. Ia akan kehilangan kebahagiaan sejati di dunia 

yang lain, saat ia sedang mengamankan kebahagiaan 

semunya di dunia ini. Kulit ganti kulit. Orang bisa mem-

berikan nyawanya dan mendapat ganti rugi yang baik, 

namun  orang yang menyerahkan jiwanya, Allah-nya, sor-

ganya, hanya demi nyawanya, akan menderita kerugian 

yang sangat besar dan dikutuk sebab  kebodohannya, 

seperti seorang yang menjual hak kesulungannya demi 

semangkuk bubur.  

[2] Lihat jugalah imbalan besar yang tersedia bagi mereka 

yang tidak menghiraukan nyawa mereka untuk maksud 

yang kudus. Orang yang tidak mendewa-dewakan kehi-

dupan jasmani dan berusaha keras untuk memperta-

Injil Yohanes 12:20-26 

 871 

hankan kehidupan jiwanya akan mendapatkan kedua-

nya di kehidupan yang kekal nanti, dengan keuntungan 

yang tak terkatakan.  

Perhatikan:  

Pertama, para pengikut Kristus harus membenci ke-

hidupan dunia ini. Kehidupan di dunia ini akan diikuti 

dengan kehidupan di dunia yang lain, dan kita mem-

bencinya bila kita tidak mencintainya lebih dari kehi-

dupan di dunia yang lain itu. Kehidupan kita di dunia 

ini terdiri dari segala kesenangan yang kita nikmati 

sekarang, juga kekayaan, kehormatan, kenikmatan dan 

kemampuan untuk memiliki semua itu di sepanjang 

umur kita. Itulah hal-hal yang harus kita benci dan kita 

pandang sebagai hal-hal yang sia-sia dan tidak cukup 

untuk membuat kita bahagia. Kita juga harus waspada 

terhadap segala godaan yang ada dalam semuanya itu, 

dan dengan senang hati rela meninggalkan semua itu 

bila menghalangi pelayanan kita terhadap Kristus (Kis. 

20:24; 21:13; Why. 12:11). Lihatlah bagaimana dahsyat-

nya kuasa kesalehan itu, yang sanggup menaklukkan 

berbagai perasaan yang timbul secara alami. Demikian 

pula, betapa mengherankannya rahasia ibadah itu – 

yang merupakan hikmat terbesar, namun  membuat ma-

nusia membenci hidup mereka sendiri.  

Kedua, orang-orang yang rela membenci nyawa me-

reka sendiri di dunia ini demi kasih mereka terhadap 

Kristus, akan diberikan imbalan yang melimpah dalam 

kebangkitan orang-orang benar. Orang yang membenci 

nyawanya sendiri justru memeliharanya, sebab dia me-

letakkan nyawanya itu ke dalam tangan Satu Pribadi 

yang akan memeliharanya untuk hidup yang kekal dan 

memulihkannya dalam keadaan yang jauh lebih baik, 

sebagaimana kehidupan sorgawi dapat memulihkan 

kehidupan duniawi.  

(2) Dalam melayani Kristus (ay. 26): Barangsiapa bersedia me-

layani Aku, biarlah ia mengikut Aku sebagaimana seorang 

hamba mengikuti tuannya, dan di mana Aku berada, ekei 

kai ho diakonos ho emos estai – di situ pun pelayan-Ku 


 872

akan berada. Demikian yang diartikan oleh sebagian orang, 

sebagai bagian dari tugasnya, biarlah dia ada di sana un-

tuk mengiringi Aku. Kita mengartikannya sebagai bagian 

dari janji-Nya, di sanalah dia akan berada dalam kebaha-

giaan bersama-Ku. Dan supaya jangan hal ini dianggap be-

lum cukup juga, Ia pun menambahkan, Barangsiapa mela-

yani Aku, ia akan dihormati Bapa. Ini sudah cukup, bahkan 

lebih dari cukup. Orang-orang Yunani itu ingin bertemu 

dengan Kristus (ay. 21), namun  Kristus memberi tahu mere-

ka bahwa bertemu dengan-Nya saja tidaklah cukup, mere-

ka juga harus melayani-Nya. Kristus tidak datang ke dunia 

ini hanya untuk dijadikan tontonan bagi kita, namun  seba-

gai seorang raja yang memerintah kita. Dia mengatakan hal 

ini untuk mendorong orang-orang yang mencari-Nya supa-

ya mereka mau menjadi pelayan-Nya juga. Sewaktu sese-

orang mempekerjakan seorang pelayan, biasanya dia terle-

bih dahulu menetapkan tugas dan upah pelayan itu. Di sini 

pun, Kristus melakukan keduanya.  

[1] Inilah pekerjaan yang diharapkan Kristus dari para pe-

layan-Nya. Pekerjaan itu sangat mudah dan masuk 

akal, dan itulah yang menjadi keharusan bagi mereka.   

Pertama, biarlah mereka mengiringi setiap langkah 

Guru mereka: Barangsiapa melayani Aku, ia harus 

mengikut Aku. Orang Kristen harus mengikut Kristus, 

mengikuti cara dan kebijakan-Nya, melakukan apa yang 

Ia suruh, mengikuti teladan dan pola kerjanya, berjalan 

seperti Dia, mengikuti bimbingan-Nya melalui pemeliha-

raan dan Roh-Nya. Kita harus pergi ke mana pun Ia me-

mimpin kita dan dengan cara apa pun Ia memimpin 

kita, harus mengikuti Anak Domba ke mana pun Ia me-

langkah mendahului kita. “Barangsiapa melayani Aku, 

barangsiapa menyerahkan dirinya untuk bergaul erat 

dengan-Ku, biarlah ia melakukan pekerjaan pelayanan-

Ku dan selalu siap setiap kali Kupanggil.” Atau, “Ba-

rangsiapa melayani Aku, biarlah ia mengakui hubung-

annya dengan-Ku di hadapan banyak orang dengan 

cara mengikut Aku, sebagaimana seorang hamba meng-

akui Tuannya dengan cara mengikuti-Nya di jalan-jalan.” 

Injil Yohanes 12:20-26 

 873 

Kedua, biarlah ia berada di mana pun Tuan mereka 

berada: di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku 

akan berada, untuk melayani Aku. Kristus berada di 

mana pun gereja-Nya berada, dalam perkumpulan 

orang-orang kudus di mana ibadah diselenggarakan, 

dan di sana pulalah pelayan-Nya berada untuk hadir di 

hadapan-Nya dan menerima arahan dari-Nya. Atau, 

“Biarlah pikiran dan kasih sayang para pelayan-Ku ter-

arah pada perkara yang ada di atas, di mana Kristus  

berada, yaitu sorga, tempat ke mana Aku akan pergi” 

(Kol. 3:1-2). 

[2] Inilah upah yang dijanjikan Kristus kepada para pela-

yan-Nya, upah yang sangat besar dan mulia.  

Pertama, mereka akan berbahagia bersama-sama 

dengan-Nya. Di mana Aku berada, di situ pun pelayan-

Ku akan berada. Berada bersama-sama dengan-Nya se-

waktu Ia ada di dunia ini dalam keadaan miskin dan 

hina sepertinya tidak begitu menyenangkan, maka dari 

itu, pastilah maksud-Nya yaitu  bersama-sama de-

ngan-Nya dalam firdaus, duduk bersama-sama dengan-

Nya di meja perjamuan-Nya, di takhta-Nya. yaitu  ke-

bahagiaan sorga untuk berada bersama Kristus di sana 

(17:24). Kristus membicarakan kebahagiaan sorgawi 

seakan-akan saat itu Dia telah berada di sana: Di mana 

Aku berada, sebab Dia sangat yakin akan hal itu, selalu 

dekat dan terpatri dalam hati dan mata-Nya. Sukacita 

dan kemuliaan yang akan Ia dapat sebab  telah rela 

melayani dan menderita juga akan diberikan kepada 

hamba-hamba-Nya sebagai imbalan bagi mereka. 

Orang-orang yang setia mengikuti-Nya di sepanjang hi-

dup mereka akan bersama-sama dengan Dia pada kesu-

dahannya. 

Kedua, mereka akan dihormati oleh Bapa-Nya. Dia 

akan membalaskan segala kesukaran dan kesakitan 

mereka dengan mengaruniakan kehormatan kepada 

mereka. Ini sungguh merupakan kehormatan besar 

bahwa Allah yang Agung mau memberi nya, sebab  

apalah kita ini cacing-cacing tanah tidak berguna untuk 

berharap menerima penghormatan yang sedemikian 


 874

dari Dia. Sang pemberi upah itu yaitu  Allah sendiri, 

yang menganggap pelayanan bagi Yesus berarti pelayan-

an bagi Dia sendiri. Imbalannya yaitu  kehormatan ter-

tinggi yang kekal, yang berasal dari Allah. Ada tertulis 

(Ams. 27:18), siapa menjaga tuannya (dengan rajin dan 

rendah hati) akan dihormati. Orang-orang yang mela-

yani Kristus akan diberi kehormatan oleh Allah. Meski 

kini kehormatan itu masih tersembunyi, hal itu akan di-

nyatakan di kemudian hari. Orang-orang yang melayani 

Kristus harus merendahkan diri mereka sendiri dan 

sering dihina oleh dunia ini. Oleh sebab itu, sebagai im-

balannya, mereka akan ditinggikan pada saatnya nanti.   

Sejauh itulah perkataan Kristus yang ditujukan me-

ngenai orang-orang Yunani yang ingin bertemu dengan-

Nya, untuk mendorong mereka supaya melayani-Nya. 

Apa yang kemudian dilakukan oleh orang-orang Yunani 

itu tidak diberitahukan kepada kita, namun  kita tentunya 

berharap semoga orang-orang yang begitu gigih mencari 

jalan ke sorga seperti mereka akhirnya dapat menemu-

kannya dan mulai berjalan ke arah sana.  

Kesaksian Sorgawi tentang Kristus; 

Percakapan Kristus dengan Orang Banyak 

(12:27-36) 

27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, sela-

matkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam 

saat ini. 28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Maka terdengarlah suara dari 

sorga: “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" 29 

Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu 

bunyi guntur. Ada pula yang berkata: “Seorang malaikat telah berbicara 

dengan Dia.” 30 Jawab Yesus: “Suara itu telah terdengar bukan oleh sebab  

Aku, melainkan oleh sebab  kamu. 31 Sekarang berlangsung penghakiman 

atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; 

32 dan Aku, jika   Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua 

orang datang kepada-Ku.” 33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagai-

mana caranya Ia akan mati. 34 Lalu jawab orang banyak itu: ”Kami telah 

mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; 

bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus di-

tinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?” 35 Kata Yesus kepada mereka: “Ha-

nya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada 

padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; 

barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. 36 

Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu

Injil Yohanes 12:27-36 

 875 

menjadi anak-anak terang.” Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersem-

bunyi dari antara mereka. 

       

Di sini, sebuah penghormatan diberikan kepada Kristus oleh Bapa-

Nya, melalui sebuah suara dari sorga, yang terjadi akibat perkataan-

Nya dan yang juga membuka percakapan lebih lanjut lagi dengan 

orang banyak. Dalam ayat-ayat ini diceritakan tentang,   

I.  Perkataan Kristus kepada Bapa-Nya, di saat kegundahan melanda 

Roh-Nya saat itu: Sekarang jiwa-Ku terharu (ay. 27). Perkataan 

aneh keluar dari mulut Kristus, dan mengejutkan pada saat itu, 

sebab terlontar di tengah-tengah situasi yang menyenangkan. 

Orang mungkin berpikir bahwa Dia seharusnya berkata, Sekarang 

jiwa-Ku merasa senang. Perhatikanlah, keharuan jiwa terkadang 

timbul sesudah  roh mendapatkan penghiburan yang besar. Dalam 

dunia yang campur baur dan sering berubah-ubah ini, kita harus 

siap menghadapi hal-hal yang dapat menyurutkan sukacita kita. 

Penghiburan yang besar terkadang disusul oleh kesukaran yang 

hebat pula. Paulus sudah diangkat sampai tingkat ketiga dari 

sorga, namun  ia juga didera oleh duri dalam daging.  

Perhatikanlah:  

1.  Kegentaran Kristus akan penderitaan-Nya yang kian mende-

kat: Sekarang jiwa-Ku terharu. Saat itulah adegan yang suram 

dan menyedihkan dimulai, dan kepedihan pun mulai mengge-

rogoti jiwa-Nya. Penderitaan-Nya kini sudah dimulai, sehingga 

jiwa-Nya pun mulai merasa merana.  

Perhatikan:  

(1)  Dosa jiwa kita merupakan kepedihan bagi jiwa Kristus, 

saat Dia sedang menjalankan tugas-Nya dalam menebus 

dan menyelamatkan kita dengan menyerahkan jiwa-Nya se-

bagai korban penghapusan bagi dosa kita.  

(2) Kesukaran yang mendera jiwa-Nya dimaksudkan untuk 

mengurangi kesukaran dalam jiwa kita. Sebab, sesudah  me-

ngatakan hal itu, Ia kemudian berkata kepada para murid-

Nya (14:1), “Janganlah gelisah hatimu. Mengapa hatimu 

dan hatiku harus sama-sama gelisah?” Tuhan kita Yesus 

kemudian meneruskan pekerjaan-Nya dengan senang hati. 

Dengan melihat sukacita yang telah ditetapkan bagi-Nya 


 876

kelak, Ia pun rela menanggung kesukaran jiwa-Nya.  Kedu-

kaan yang kudus selalu diiringi dengan sukacita rohani, 

dan menuju ke sukacita yang kekal. Sekarang Kristus me-

mang sedang merasa terharu, sedih, gentar. namun  ini ha-

nya sementara saja, tidak akan selalu begitu, tidak akan 

berlangsung lama. Ini juga menjadi penghiburan bagi orang 

Kristen yang sedang dilanda kesukaran. Kesukaran mereka 

hanya berlangsung sesaat saja dan akan diubahkan men-

jadi sukacita.  

2.  Kesesakan yang sepertinya sedang Dia hadapi ditunjukkan da-

lam perkataan ini, Dan apakah yang akan Kukatakan? Perka-

taan itu tidak menyiratkan bahwa Dia sedang meminta nasi-

hat orang lain, seolah-olah Dia membutuhkannya, melainkan 

bertanya-tanya kepada diri-Nya sendiri mengenai apa yang 

layak untuk dikatakan pada saat itu. Saat jiwa kita mengalami 

kesukaran, kita harus berhati-hati supaya tidak asal bicara, 

melainkan harus benar-benar memikirkan apa yang harus kita 

katakan. Kristus berbicara seperti orang yang sedang bingung, 

seolah-olah tidak ingin memilih apa yang harus Ia lakukan. Di 

sana terjadi pergumulan di antara pekerjaan yang sedang Ia 

emban, yang menghendaki adanya penderitaan, melawan sifat 

manusiawi yang Ia miliki, yang membuat-Nya merasa gentar 

menghadapi penderitaan itu. saat  kedua hal itu sedang Ia 

gumuli, Ia pun berhenti sejenak sambil berkata, Apakah yang 

akan Kukatakan? Dia melayangkan pandangan-Nya, namun  

tidak ada yang menolong, dan itu membuat-Nya tertegun. Cal-

vin menganggap hal ini merupakan sebuah contoh nyata me-

ngenai kerelaan Kristus untuk menanggung penghinaan, yaitu 

bahwa Dia harus berbicara seperti seorang yang sedang kebi-

ngungan. Quo se magis exinanivit gloriæ Dominus, eo luculen-

tius habemus erga nos amoris specimen – Semakin dalam Tu-

han dari segala kemuliaan mengosongkan diri-Nya, semakin 

nyata pula bukti kasih-Nya kepada kita. Demikianlah Ia telah 

dicobai sama dengan kita, untuk mendorong kita supaya 

mengarahkan pandangan kepada-Nya, saat kita tidak tahu apa 

yang harus kita perbuat.  

3. Doa-Nya kepada Allah dalam kesesakan ini : Bapa, sela-

matkanlah Aku dari saat ini, ek tes oras tautes – dari jam ini, 

bukan berarti supaya hal itu tidak terjadi, namun  supaya Dia 

Injil Yohanes 12:27-36 

 877 

sanggup melaluinya. Selamatkanlah Aku dari saat ini merupa-

kan kalimat yang wajar terlontar dari seorang manusia, dan 

segenap perasaan tercurah dalam doa itu. Perhatikanlah, jiwa-

jiwa yang sedang merana berkewajiban untuk meminta tolong 

kepada Allah melalui doa yang tekun dan sungguh-sungguh, 

dengan memandang Dia sebagai seorang Bapa dalam doa me-

reka itu. Kristus memang rela mengalami penderitaan, namun  

Ia tetap berdoa supaya diselamatkan dari penderitaan terse-

but. Perhatikan, doa yang dipanjatkan untuk melawan kesu-

karan bisa juga seiring dengan kesabaran untuk menanggung 

kesukaran ini  dan dengan sikap berserah kepada kehen-

dak Allah dalam kesukaran itu. Perhatikanlah, Dia menyebut 

penderitaan-Nya itu sebagai saat ini, yang berarti bahwa pen-

deritaan itu kini sudah di ambang pintu. Dengan begitu, Dia 

menegaskan bahwa saat penderitaan-Nya yaitu ,  

(1)  Saat yang telah ditetapkan, bahkan sampai dalam hitungan 

jamnya, dan Ia pun mengetahui itu. Sebelumnya, telah di-

katakan dua kali bahwa saat-Nya belum tiba, namun  kini 

saat itu sudah begitu mendekat sampai-sampai bisa dika-

takan-Nya sudah tiba.  

(2) Sebentar saja. Satu jam berlalu dengan cepat, begitu pula 

penderitaan Kristus. Dia bahkan dapat melihat sukacita 

yang disediakan bagi Dia di balik penderitaan-Nya itu. 

4. Sikap Kristus yang berserah kepada kehendak Bapa-Nya di 

dalam semuanya itu. Dengan segera Ia langsung memperbaiki 

ucapan-Nya, seakan-akan membatalkan apa yang tadi telah 

dikatakan-Nya: Sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat 

ini. Sifat manusiawi-Nya yang tidak berdosa mengeluarkan 

perkataan yang pertama, namun  hikmat dan kasih ilahi menge-

luarkan yang terakhir. Perhatikanlah, orang yang hendak 

bertindak dengan benar harus selalu berpikir dua kali. Yang 

mengeluh biasanya yang pertama kali berbicara, namun  jika 

kita ingin menimbang-nimbang dengan adil, kita harus mende-

ngarkan pihak lain juga. Dengan pikiran-Nya yang kedua, 

Kristus memperbaiki diri-Nya sendiri: Sebab untuk itulah Aku 

datang ke dalam saat ini. Dia tidak membungkam diri dengan 

berkata bahwa Dia tidak bisa menghindar lagi dari semuanya 

itu, bahwa tidak ada obatnya lagi. Sebaliknya, Dia meyakinkan 


 878

diri dengan keputusan bahwa Dia tidak akan menghindar dari 

semua penderitaan itu, sebab  itulah tujuan utama pekerjaan-

Nya dan puncak dari tugas yang sedang diemban-Nya. Jika 

Dia undur diri sekarang, maka segala yang telah Ia lakukan 

sebelumnya akan menjadi sia-sia. Di sini, Kristus memusatkan 

perhatian-Nya kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan ilahi di 

dalam penderitaan-Nya, yang menguatkan-Nya untuk berserah 

dan menderita. Perhatikanlah, inilah yang harus kita ingat un-

tuk dapat melalui saat-saat tersulit dalam hidup kita, yaitu 

bahwa kita semua ditentukan untuk itu (1Tes. 3:3). 

5. Perhatian-Nya terhadap kehormatan Bapa-Nya. sesudah  mena-

rik kembali permintaan pertama-Nya, Kristus mengajukan per-

mintaan yang lain, yang tetap Ia pegang teguh: Bapa, mulia-

kanlah nama-Mu, yang maksudnya sama dengan Bapa, jadilah 

kehendak-Mu, sebab kehendak Allah dimaksudkan bagi kemu-

liaan-Nya sendiri. Pernyataan itu lebih dari sekadar penyerah-

an diri terhadap kehendak Allah. Hal itu menggambarkan ba-

gaimana Kristus mempersembahkan penderitaan-Nya bagi ke-

muliaan Allah. Kalimat tadi merupakan kalimat pengantaraan 

yang dilontarkan oleh-Nya, di dalam tugas-Nya sebagai pen-

jamin kita yang telah bersedia campur tangan untuk memuas-

kan keadilan ilahi bagi dosa-dosa kita. Kesalahan dosa yang 

kita perbuat terhadap Allah merupakan penghinaan terhadap 

kemuliaan-Nya, kemuliaan yang mutlak milik-Nya, sebab se-

lain daripada itu, tidak ada hal lain yang kita lakukan yang 

bisa melukai-Nya. Kita tidak akan sanggup menebus kesalah-

an yang telah kita lakukan terhadap-Nya, begitu pula hewan 

korban tidak mampu menebus kesalahan kita. sebab  itu, 

satu-satunya kemungkinan yang ada kini yaitu  tindakan 

Allah dalam mendapatkan kembali kehormatan-Nya, yaitu me-

lalui kebinasaan kita.  Akan namun , Tuhan kita Yesus lalu tu-

run tangan untuk memuaskan kehormatan Allah yang telah 

tercemar oleh dosa tadi, dan Ia melakukan itu melalui peng-

hinaan yang harus Ia terima. Dia menyangkal dan mengosong-

kan diri-Nya dari kehormatan yang layak Ia terima sebagai 

Anak Allah yang menjelma menjadi manusia, dan berserah 

untuk menerima penghinaan yang paling buruk. Nah, untuk 

memuaskan kehormatan Allah yang telah dicemari dosa kita 

itu, Kristus di sini memohon: “Bapa, muliakanlah nama-Mu. 

Injil Yohanes 12:27-36 

 879 

Biarlah keadilan-Mu dimuliakan melalui korban persembahan 

dan bukan melalui para pendosa. Biarlah hutang dosa itu di-

tanggungkan kepada-Ku, Aku mampu membayarnya, si pelaku 

kejahatan tidak.” Dengan demikian, Dia mengembalikan apa 

yang tidak diambil-Nya.  

II. Jawaban Bapa terhadap permintaan-Nya, sebab Dia selalu men-

dengar-Nya dan sekarang pun demikian.  

Perhatikanlah:  

1.  Bagaimana jawaban ini  diberikan. Melalui sebuah suara 

dari sorga. Orang-orang Yahudi sering kali membicarakan ten-

tang Bath-kôl – anak suara, sebagai salah satu dari beragam 

cara yang dipakai Allah untuk berbicara dengan para nabi 

pada zaman dahulu. Akan namun , di masa itu kita tidak men-

dapati satu contoh pun dari perbincangan Allah yang seperti 

itu dengan siapa pun, kecuali dengan Tuhan Yesus. Cara ter-

sebut merupakan sebuah kehormatan yang khusus diperun-

tukkan bagi-Nya (Mat. 3:17; 17:5). Di sini, mungkin juga suara 

yang terdengar itu diawali dengan sebuah penampakan yang 

bisa terlihat, berupa cahaya atau kegelapan, sebab keduanya 

dipakai dari dulu sebagai alat untuk menunjukkan kemuliaan 

ilahi.   

2.  Isi jawaban ini , yang mengungkapkan balasan yang amat 

cepat dari permintaan-Nya itu, Bapa, muliakanlah nama-Mu: 

Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya 

lagi. Saat kita berdoa dengan cara yang telah diajarkan kepada 

kita, Bapa kami, dimuliakanlah nama-Mu, maka ingatlah akan 

peristiwa ini sebagai penghiburan bagi kita, bahwa doa terse-

but merupakan doa yang telah dijawab, dijawab bagi Kristus di 

sini, dan juga di dalam Dia bagi segenap orang percaya sejati.  

(1)  Nama Allah telah dimuliakan dalam kehidupan Kristus, da-

lam pengajaran dan mujizat-Nya, dan dalam segenap tela-

dan-Nya mengenai kekudusan dan kebaikan.  

(2)  Nama Allah lebih dipermuliakan lagi melalui kematian dan 

penderitaan Kristus. Hikmat dan kuasa Allah, keadilan dan 

kekudusan-Nya, kebenaran dan kebaikan-Nya, sangat di-

permuliakan. Tuntutan hukum yang telah terlanggar kini 

telah terbayarkan. Pemberontakan terhadap pemerintahan 


 880

Allah telah dibalaskan, dan Allah menerima semua itu dan 

menyatakan bahwa Dia sangat senang. Apa yang telah dila-

kukan Allah untuk memuliakan nama-Nya sendiri merupa-

kan sebuah dorongan bagi kita untuk terus menanti-nanti-

kan tindakan yang masih akan dilakukan-Nya nanti. Dia 

yang telah mengamankan kepentingan kemuliaan-Nya 

akan tetap mempertahankannya.  

III. Pendapat orang banyak yang berdiri di situ mengenai suara terse-

but (ay. 29). Tentu saja kita berharap ada di antara mereka yang 

pikirannya telah siap menerima pewahyuan ilahi sehingga mereka 

dapat mengerti apa yang mereka dengar dan mencatatkannya.  

Akan namun , di sini dicatatkan pendapat yang miring dari orang 

banyak itu. Beberapa dari mereka berkata bahwa itu bunyi guntur. 

Yang lain, yang dapat mendengar bahwa bunyi ini  merupa-

kan perkataan yang dapat dimengerti, berkata, Seorang malaikat 

telah berbicara dengan Dia. Nah, hal ini menunjukkan,   

1.  Bahwa suara itu merupakan sesuatu yang nyata, bahkan me-

nurut pendapat orang-orang yang sama sekali tidak mengasihi 

Dia.  

2. Bahwa orang-orang itu begitu enggan mengakui bukti yang 

jelas-jelas benar adanya mengenai tugas ilahi yang diemban 

Kristus. Mereka lebih suka mengartikannya sebagai ini atau 

itu daripada mengakui bahwa Allah telah berbicara dengan-

Nya sebagai jawaban atas doa-Nya. Lagi pula, jika suara itu 

merupakan bunyi guntur yang berisikan kata-kata yang dapat 

dimengerti (seperti dalam Wahyu 10:3-4), bukankah bunyi itu 

suara Allah? Atau, jika para malaikat berbicara kepada-Nya, 

bukankah mereka itu utusan Allah? namun  sekalipun Allah 

berfirman dengan satu dua cara, orang tidak memperhatikan-

nya.   

IV. Penjelasan yang diberikan oleh Sang Juruselamat kita mengenai 

suara ini .  

1.  Mengapa suara itu dikirim (ay. 30): “Suara itu datang bukan 

demi Aku, bukan semata untuk menguatkan dan memuaskan-

ku” (sebab jika begitu, pastilah suara itu hanya akan dibisik-

Injil Yohanes 12:27-36 

 881 

kan di telinganya secara pribadi), “melainkan demi kebaikan-

mu.” 

(1) “Supaya kamu semua yang telah mendengarnya menjadi 

percaya bahwa Bapa telah mengutus Aku.” Apa yang telah 

dikatakan dari sorga mengenai Tuhan kita Yesus, dan ba-

gaimana Bapa dimuliakan di dalam diri-Nya, dikatakan 

demi kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat dibawa un-

tuk tunduk kepada Dia dan berserah kepada-Nya.    

(2) “Supaya dengan begitu, kalian, para murid-Ku, yang akan 

mengikuti-Ku di dalam penderitaan-Ku, dapat dihiburkan 

dengan penghiburan yang sama yang memampukan Aku 

untuk terus maju.” Biarlah hal ini menguatkan mereka un-

tuk bahkan rela menyerahkan nyawa demi Dia, jika perlu, 

supaya hal itu menambah kemuliaan Allah. Perhatikan, se-

gala janji dan dukungan yang diberikan kepada Tuhan kita 

Yesus di dalam penderitaan-Nya dimaksudkan demi ke-

baikan kita. Demi kita, Ia telah menguduskan dan menghi-

burkan diri-Nya.   

2.  Arti dari suara itu. Dia yang ada di pangkuan Bapa pasti me-

ngenal suara-Nya dan apa maksud dari suara-Nya itu. Ada 

dua hal yang Allah maksudkan sewaktu Ia berkata hendak me-

muliakan nama-Nya sendiri:  

(1) Bahwa melalui kematian Kristus, Iblis akan ditaklukkan 

(ay. 31): Sekarang berlangsung penghakiman. Ia mengata-

kan hal itu dengan penuh kemuliaan dan kemenangan 

ilahi. “Kini tahun penebusan telah tiba, dan telah datang 

saatnya untuk meremukkan kepala si ular dan menghan-

curleburkan kuasa-kuasa kegelapan. Sekaranglah tibalah 

saat yang penuh kemuliaan dan kemenangan itu: Seka-

rang, sekarang, pekerjaan agung itu dilakukan, yang telah 

begitu lama dirancangkan dalam kebijaksanaan-kebijak-

sanaan ilahi, begitu lama telah diperbincangkan di dalam 

firman yang tertulis, yang telah lama menjadi harapan be-

sar para orang kudus dan menjadi kegentaran bagi setan-

setan.” Inti dari kemenangan ini yaitu ,  

[1] Bahwa sekarang berlangsung penghakiman atas dunia 

ini. Krisis, dalam istilah medis. “Sekaranglah saat yang 

genting bagi dunia ini.” Dunia sakit-sakitan ini sekarang 


 882

sedang berada pada titik balik. Ini saat kritis sebab  ga-

ris penunjuk denyut jantung akan memperlihatkan ke-

hidupan atau justru kematian, bagi semua umat manu-

sia. Semua orang yang tidak akan dipulihkan oleh 

kemenangan ini akan ditinggalkan dalam keadaan yang 

tidak berdaya dan tanpa pengharapan. Atau, lebih tepat 

lagi bila hal ini diungkapkan dalam istilah hukum, yang 

bunyinya akan menjadi seperti ini: “Sekarang, pengha-

kiman telah datang untuk menghukum penguasa dunia 

ini.” Perhatikan, kematian Kristus merupakan pengha-

kiman atas dunia ini.  

Pertama, ini merupakan penghakiman untuk mene-

lanjangi dan memilah-milah manusia – judicium discre-

tionis, begitulah menurut Augustinus. Sekaranglah 

masa penghakiman atas dunia ini, sebab semua manu-

sia akan dinilai berdasarkan pendapat mereka tentang 

salib Kristus. Bagi sebagian orang, salib Kristus meru-

pakan kebodohan dan batu sandungan, namun  bagi yang 

lainnya merupakan hikmat dan kuasa Allah, yang ma-

sing-masing dilambangkan oleh kedua penyamun yang 

disalibkan bersama-sama dengan Kristus itu. Dengan 

cara ini manusia akan dihakimi, yaitu berdasarkan apa 

yang mereka pikirkan mengenai kematian Kristus.  

Kedua, ini merupakan penghakiman yang menun-

jukkan kebaikan dan pengampunan mutlak bagi orang-

orang pilihan yang ada di dunia ini. Di atas kayu salib, 

Kristus menjadi penengah di antara Allah yang kudus 

dan dunia yang berdosa, sebagai korban pengampunan 

dosa dan sebagai jaminan bagi para pendosa, sehingga 

saat  Dia dihakimi dan semua pelanggaran ditimpakan 

ke atas-Nya, maka Dia pun dilukai oleh sebab  pelang-

garan-pelanggaran kita. Ini terjadi seolah-olah sebagai 

penghakiman atas dunia ini. Melalui semua itu, kebe-

naran kekal diperoleh bukan hanya bagi orang-orang 

Yahudi, namun  juga bagi seluruh dunia (1Yoh. 2:1-2; 

Dan. 9:24). 

Ketiga, ini merupakan penghakiman untuk meng-

hukum kuasa-kuasa kegelapan (16:11). Penghakiman 

dimaksudkan untuk membersihkan nama baik dan me-

Injil Yohanes 12:27-36 

 883 

lepaskan, untuk memulihkan hak yang telah dilanggar. 

Dalam kematian Kristus, ada persaingan sengit antara 

Kristus dan Iblis, antara si ular dan keturunan yang 

telah dijanjikan. Persaingan itu terjadi untuk mempere-

butkan dunia dan kuasa atasnya. Iblis telah mempenga-

ruhi anak-anak manusia sejak dahulu kala, dan kini ia 

menginginkan kekuasaannya dan mendasarkan tuntut-

an ini  pada kemerosotan yang diakibatkan oleh 

dosa. Kita juga mendapati bahwa Iblis bersedia melaku-

kan tawar-menawar (Luk. 4:6-7). Dia bersedia menye-

rahkan kerajaannya di dunia ini kepada Kristus, asal-

kan Kristus mau memegang kerajaan itu melalui, dari 

dan di bawah dia. namun  Kristus hendak membebaskan 

dunia dari tangan Iblis. Melalui kematian-Nya, Dia 

membawa hak-hak yang telah disita itu ke pengadilan 

ilahi, memenangkannya dan memulihkannya di pelatar-

an sorgawi. Kekuasaan Iblis dinyatakan sebagai pem-

berontakan, dan dunia diberikan kepada Tuhan Yesus 

sebagai hak-Nya (Mzm. 2:6, 8). Penghakiman atas dunia 

telah memutuskan bahwa dunia ini