Tampilkan postingan dengan label galatia filemon 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label galatia filemon 14. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

galatia filemon 14

 


i kemurahan hati mereka saat itu: Namun baik juga 

perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesu-

sahanku (ay. 14). Adalah suatu perbuatan baik jika kita mem-

bantu dan melegakan seorang hamba Tuhan yang baik yang 

sedang tertimpa kesusahan. Lihatlah di sini apa hakikat dari bela 

rasa kristiani yang benar. Bela rasa kristiani yang benar bukan 

hanya peduli terhadap teman-teman kita yang sedang tertimpa 

kesusahan, namun  juga melakukan apa yang bisa kita lakukan 

untuk menolong mereka. Mereka mengambil bagian dalam kesu-


 336

sahannya, dengan melegakan dia dalam kesusahannya. Orang 

yang berkata, “Kenakanlah kain panas dan makanlah sampai ke-

nyang!”, namun  ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu 

bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? (Yak. 2:16). Paulus sangat 

bersukacita dengan apa yang mereka lakukan (ay. 10), sebab  itu 

merupakan bukti dari kasih sayang mereka terhadapnya dan 

keberhasilan pelayanannya di antara mereka. Pada saat buah dari 

kasih mereka melimpah terhadap Rasul Paulus, tampaklah bahwa 

buah dari pelayanannya melimpah di antara mereka. 

IV. Paulus berusaha mencegah pikiran yang tidak-tidak yang mung-

kin timbul pada sementara orang sebab  dia begitu memperhati-

kan apa yang diberikan kepadanya. Perhatiannya ini tidak timbul 

sebab  rasa tidak puas dan tidak percaya (ay. 11) atau dari keta-

makan dan cinta akan dunia (ay. 12).  

1.  Perhatiannya tidak timbul sebab  rasa tidak puas atau tidak 

percaya akan Allah Sang Pemelihara: Kukatakan ini bukanlah 

sebab  kekurangan (ay. 11), bukan sebab  ia merasa keku-

rangan atau takut kekurangan. Mengenai hal kekurangan, ia 

sudah mencukupkan diri dengan sedikit yang dimilikinya, dan 

itu sudah membuatnya puas. Mengenai hal ketakutan akan 

kekurangan, ia bergantung pada pemeliharaan Allah untuk 

memberinya persediaan dari hari ke hari, dan itu sudah mem-

buatnya puas. Jadi ia tidak berbicara sebab  kekurangan. 

Sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keada-

an. Di sini kita mendapati gambaran tentang apa yang sudah 

dipelajari Paulus, pelajaran yang didapatnya bukan di bawah 

kaki Gamaliel, melainkan di bawah kaki Kristus. Ia telah bela-

jar mencukupkan diri. Dan itu adalah pelajaran yang perlu di-

pelajari olehnya seperti juga oleh kebanyakan orang, meng-

ingat kesulitan-kesulitan dan penderitaan-penderitaan yang 

dengannya ia diuji. Ia sering kali dibelenggu, ditahan, dan ber-

kekurangan. namun  dalam semuanya itu ia telah belajar men-

cukupkan diri, yaitu menyesuaikan pikirannya dengan keada-

annya, dan mengambil sisi terbaik darinya. Aku tahu apa itu 

kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan (ay. 12). Ini 

adalah tindakan istimewa dari anugerah Allah, yaitu memam-

pukan kita untuk menyesuaikan diri dengan setiap kondisi 

Surat Filipi 4:10-19 

 337 

hidup, dan tetap berpikiran tenang dalam melewati segala ma-

cam keadaan.  

(1)  Menyesuaikan diri dengan kesengsaraan, yaitu tahu apa 

itu merasa terhina, bagaimana menderita lapar, apa itu 

berkekurangan, sehingga kita tidak dikuasai oleh godaan-

godaannya sampai kehilangan penghiburan kita di dalam 

Allah atau tidak mempercayai pemeliharaan-Nya, atau 

mengambil jalan pintas untuk mendapatkan persediaan.  

(2) Menyesuaikan diri dengan kesejahteraan, yaitu tahu apa 

itu berkelimpahan, apa itu kenyang, sehingga kita tidak 

sombong, atau merasa aman, atau bermewah-mewah. Dan 

ini pelajaran yang sesulit pelajaran sebelumnya. Sebab go-

daan-godaan kekenyangan dan kemakmuran tidak kurang 

berat dibandingkan dengan godaan-godaan kesengsaraan 

dan kekurangan. namun  bagaimana kita harus mempela-

jarinya? Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia 

yang memberi kekuatan kepadaku (ay. 13). Kita memerlu-

kan kekuatan dari Kristus, untuk memampukan kita mela-

kukan bukan hanya kewajiban-kewajiban yang murni kris-

tiani, melainkan juga kewajiban-kewajiban yang merupa-

kan buah dari kebajikan moral. Kita memerlukan kekuat-

an-Nya untuk mengajar kita mencukupkan diri dalam se-

gala keadaan. Rasul Paulus kelihatan memegahkan diri 

dan kekuatannya sendiri: Aku tahu apa itu kekurangan (ay. 

12). namun  di sini ia menyalurkan segala pujian kepada 

Kristus. “Apa yang kumaksud dengan berkata bahwa aku 

tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan? 

Hanya di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadakulah 

aku dapat melakukannya, bukan dengan kekuatanku 

sendiri.” Jadi, kita dituntut untuk kuat di dalam Tuhan, di 

dalam kekuatan kuasa-Nya (Ef. 6:10), dan kuat oleh kasih 

karunia dalam Kristus Yesus (2Tim. 2:1). Dan kita dikuat-

kan dan diteguhkan oleh Roh-Nya di dalam batin (Ef. 3:16). 

Kata dalam bahasa aslinya adalah kata kerja yang menun-

jukkan waktu sekarang, en tō endynamounti me Christō, 

dan itu berarti suatu perbuatan yang sedang dilakukan 

sekarang dan terus-menerus. Seolah-olah Rasul Paulus 

berkata, “Di dalam Kristus, yang sedang menguatkan aku, 

dan akan senantiasa menguatkan aku. Oleh kekuatan-Nya 


 338

yang terus-menerus dan senantiasa barulah aku dimampu-

kan untuk bertindak dalam segala hal. Aku bergantung 

pada Dia sepenuhnya untuk segenap kekuatan rohaniku.”  

2.  Perhatiannya terhadap pemberian mereka tidak timbul dari 

ketamakan, atau dari kesukaan terhadap kekayaan duniawi. 

“namun  yang kuutamakan bukanlah pemberian itu (ay. 17), 

maksudnya, aku menerima kebaikan hatimu, bukan sebab  

dengan itu kenikmatanku semakin bertambah, melainkan 

sebab  dengan itu keuntunganmu semakin bertambah.” Yang 

ia inginkan bukan bagi kepentingan dirinya sendiri, melainkan 

kepentingan mereka: “Yang kuutamakan adalah buahnya, 

yang makin memperbesar keuntunganmu, yaitu supaya kamu 

dimampukan untuk memanfaatkan dengan baik harta benda 

duniawimu, sehingga kamu bisa memberikan pertanggung-

jawaban untuknya dengan sukacita.” “Bukan dengan maksud 

untuk mengambil lebih banyak keuntungan darimu, melain-

kan untuk mendorongmu melakukan kebaikan yang seperti 

kalian lakukan itu yang akan mendatangkan balasan yang 

mulia di akhirat nanti. “Kalau aku,” ujar Rasul Paulus, “Aku 

berkelimpahan, (ay. 18). Adakah orang menginginkan apa yang 

lebih daripada cukup? Aku tidak menginginkan pemberian demi 

pemberian itu sendiri, sebab aku telah menerima semua, malah-

an lebih dari pada itu.” Mereka hanya mengirimnya suatu pem-

berian kecil, dan ia pun tidak menginginkan apa-apa lagi. Ia 

tidak risau menginginkan suatu kelebihan untuk sekarang, 

ataupun suatu persediaan untuk masa depan: Aku berkelim-

pahan, sebab  aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus. 

Perhatikanlah, orang baik akan segera merasa cukup dengan 

dunia ini. Bukan hanya cukup untuk hidup di dalamnya, me-

lainkan juga cukup telah menerima darinya. Sebaliknya, se-

kalipun orang duniawi yang tamak mempunyai barang ber-

kelimpahan, ia akan tetap menginginkan lebih. namun  meski-

pun orang Kristen yang bersifat sorgawi hanya mempunyai 

sedikit, ia sudah merasa cukup.   

V. Rasul Paulus meyakinkan mereka bahwa Allah betul-betul mene-

rima, dan akan membalas, kebaikan hati mereka terhadapnya.

Surat Filipi 4:20-23 

 339 

1.  Allah betul-betul menerimanya: Kebaikan mereka adalah suatu 

persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan 

yang berkenan kepada Allah. Bukan korban penebusan, sebab 

tidak ada yang membuat penebusan dosa selain Kristus, me-

lainkan korban pengakuan, dan korban itu berkenan kepada 

Allah. Korban itu lebih disukai Allah sebab  merupakan buah 

dari anugerah mereka. Allah lebih menyukainya daripada Pau-

lus sendiri yang menerimanya sebagai pemenuhan kebutuh-

annya. Korban-korban yang demikianlah yang berkenan ke-

pada Allah (Ibr. 13:16). 

2. Ia akan membalasnya: Allahku akan memenuhi segala keperlu-

anmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus 

Yesus (ay. 19). Di sini Paulus seolah-olah menarik selembar 

cek dari bendahara di sorga, dan menyerahkan kepada Allah 

untuk mengganti dengan apa saja kebaikan-kebaikan yang 

telah mereka tunjukkan kepadanya. “Ia akan melakukannya 

bukan hanya sebagai Allahmu, melainkan juga sebagai Allah-

ku, yang menganggap apa yang dilakukan kepadaku sebagai 

dilakukan kepada-Nya sendiri. Kamu telah memenuhi kebu-

tuhan-kebutuhanku, sesuai dengan kemiskinanmu, maka Ia 

akan memenuhi kebutuhanmu, sesuai dengan kekayaan-Nya.” 

namun  tetap saja itu terjadi melalui Kristus Yesus. Melalui Dia 

kita mendapat anugerah untuk melakukan apa yang baik, dan 

melalui Dia pula kita harus mengharapkan imbalannya. Imbal-

an ini diberikan bukan sebab  Allah berutang kepada kita, 

melainkan sebab  kita mendapat anugerah-Nya. Sebab sema-

kin banyak kita berbuat untuk Allah, semakin kita berutang 

kepada-Nya, sebab  kita menerima lebih banyak dari-Nya.  

Penutup  

(4:20-23)  

Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin. 21 Sampaikanlah 

salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepada-

mu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku. 22 Salam kepada-

mu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar. 23 

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu.  


 340

 Dalam ayat-ayat di atas Rasul Paulus menutup surat ini, 

1.  Dengan puji-pujian kepada Allah: Dimuliakanlah Allah dan Bapa 

kita selama-lamanya! Amin (ay. 20). Amatilah, 

(1) Allah harus kita pandang sebagai Bapa kita: Allah dan Bapa kita. 

Allah sangat merendahkan diri dan berbaik hati dengan mengaku 

mempunyai hubungan Bapa dengan orang-orang berdosa, dan 

mengizinkan kita memanggil-Nya, Bapa kami. Dan Bapa adalah 

sebutan khas untuk masa penyelenggaraan Injil. Ini juga meru-

pakan hak istimewa dan dorongan besar bagi kita untuk 

menganggap-Nya sebagai Bapa kita, sebagai Allah yang berke-

rabat begitu dekat dengan kita dan begitu menyayangi kita. 

Kita harus memandang Allah, dalam segala kelemahan dan ke-

takutan kita, bukan sebagai penguasa yang lalim atau musuh, 

melainkan sebagai Bapa, yang senantiasa mengasihani dan 

menolong kita.  

(2) Kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah sebagai Bapa, 

kemuliaan atas keunggulan-Nya dan segala kasih setia-Nya 

kepada kita. Dengan penuh syukur kita harus mengakui bah-

wa kita sudah menerima segala sesuatu dari-Nya, dan mem-

beri Dia pujian untuk semua itu. Dan pujian kita haruslah 

kita naikkan senantiasa dan terus-menerus. Kemuliaan itu ha-

ruslah untuk selama-lamanya.  

2. Dengan mengirimkan salam kepada teman-temannya di Filipi: 

“Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam 

Kristus Yesus (ay. 21). Sampaikan salam hangatku kepada semua 

orang Kristen yang ada di daerah-daerahmu.” Ia ingin diingat bu-

kan hanya oleh para penilik jemaat dan diaken, dan oleh jemaat 

secara umum, melainkan juga oleh tiap-tiap orang kudus. Paulus 

sayang kepada semua orang Kristen yang baik.  

3. Ia menyampaikan salam dari orang-orang yang ada di Roma: “Sa-

lam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan 

aku. Hamba-hamba Tuhan, dan semua orang kudus di sini, 

mengirimkan salam hangat mereka kepadamu. Khususnya dari 

mereka yang di istana Kaisar, orang-orang dari kalangan istana 

yang sudah bertobat menjadi Kristen. Amatilah,  

(1) Ada orang-orang kudus di istana Kaisar. Walaupun Paulus dita-

han di Roma oleh perintah Kaisar sebab  memberitakan Injil, 

namun ada beberapa orang Kristen di dalam keluarga Kaisar 

Surat Filipi 4:20-23 

 341 

sendiri. Sejak semula Injil sudah berhasil di antara orang-

orang kaya dan para pembesar. Mungkin Rasul Paulus menda-

pat perlakuan yang lebih baik dan menerima kebaikan melalui 

teman-temannya di istana.  

(2) Khususnya dari mereka, dst. Amatilah, sebab  dibesarkan di 

istana, mereka bersikap lebih ramah daripada orang lain. Lihat-

lah betapa sopan santun yang dikuduskan menjadi perhiasan 

bagi agama. 

4. Berkat kerasulan, seperti biasa: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus 

menyertai rohmu! Semoga perkenanan Kristus dan kehendak baik-

Nya yang cuma-cuma menjadi bagian dan kebahagiaanmu.” 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

T A F S I R A N  M A T T H E W  H E N R Y  

Surat  

Kolose 

   

 

  

 

 

 

 

 

 

TAFSIRAN  

SURAT Kolose  


olose adalah sebuah kota penting di Frigia, dan mungkin tidak 

jauh dari Laodikia dan Hierapolis. Kita mendapati kota-kota ini 

disebutkan bersama-sama (4:13). Sekarang kota ini terkubur dalam 

puing-puing, dan kenangan mengenainya terutama terpelihara dalam 

surat ini. Tujuan surat tersebut adalah untuk memperingatkan mere-

ka tentang bahaya dari orang-orang Yahudi fanatik, yang menekan-

kan perlunya menjalankan hukum keupacaraan. Surat tersebut juga 

bertujuan untuk membentengi mereka terhadap percampuran antara 

filosofi kafir dan prinsip-prinsip ajaran kristiani mereka. Dia meng-

aku sangat puas dengan keteguhan hati dan kesetiaan mereka, dan 

mendorong mereka supaya terus bertekun. Surat ini ditulis kira-kira 

pada waktu yang sama dengan surat-surat untuk jemaat-jemaat di 

Efesus dan Filipi, yaitu tahun 62 Masehi, dan di tempat yang sama, 

saat  dia menjadi seorang tawanan di Roma. Dia tidak tinggal diam 

saja dalam kurungannya, dan firman Allah tidak terbelenggu. 

Surat ini, seperti surat kepada jemaat di Roma, ditulis kepada 

orang-orang yang belum pernah dia jumpai, atau belum pernah ber-

kenalan secara pribadi dengannya. Jemaat yang didirikan di Kolose 

bukan hasil pelayanan Paulus, melainkan hasil pelayanan Epafras 

atau Epafroditus, seorang penginjil, yang dia tugaskan untuk menga-

barkan Injil di antara orang-orang bukan Yahudi. Walaupun demikian, 

I. Ada sebuah jemaat yang berkembang baik di Kolose, dan yang 

unggul dan terkenal di antara jemaat-jemaat lainnya. Orang 


 346

mungkin menyangka tidak ada jemaat yang berkembang kecuali 

yang didirikan sendiri oleh Paulus, namun di sini ada jemaat yang 

berkembang baik yang didirikan oleh Epafras. Allah kadang-ka-

dang senang menggunakan pelayanan orang-orang yang kurang 

terkenal, dan memiliki karunia-karunia yang lebih sedikit, untuk 

melakukan pelayanan besar bagi jemaat-Nya. Allah menggunakan 

tangan mana pun sesuka-Nya, dan tidak terikat pada orang-orang 

yang terkenal, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-

limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri manusia (2Kor. 4:7). 

II. Walaupun Paulus tidak mendirikan jemaat ini, namun dia tidak 

mengabaikannya sebab  itu. Dalam menulis surat-suratnya pun 

dia tidak membuat perbedaan apa pun antara jemaat tersebut 

dengan jemaat-jemaat lain. Jemaat Kolose, yang menjadi Kristen 

sebab  pelayanan Epafras, sama berharganya bagi dia, dan dia 

sama pedulinya terhadap kesejahteraan mereka, seperti jemaat 

Filipi, atau jemaat lain mana pun yang menjadi Kristen sebab  

pelayanannya. Dengan cara demikian dia menaruh hormat terha-

dap pelayan yang lebih kurang dikenal, dan mengajar kita supaya 

tidak mementingkan diri sendiri, atau berpikir segala kehormatan 

hilang jika diberikan kepada orang lain selain diri kita sendiri. 

Kita belajar, dari teladannya, untuk tidak menganggapnya sebagai 

sebuah penghinaan bagi kita jika kita mengairi apa yang telah 

ditanam oleh orang lain, atau membangun di atas fondasi yang 

telah diletakkan oleh orang lain, sebab  dia sendiri, sebagai se-

orang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan 

orang lain membangun terus di atasnya (1Kor. 3:10).  

 

 

 

PASAL  1  

Di sini kita mendapati, 

I. Inskripsi, yaitu dari siapa dan untuk siapa surat ini ditulis, 

seperti biasa (ay. 1-2). 

II. Ucapan syukurnya kepada Allah atas hal-hal yang telah dia 

dengar mengenai mereka, yaitu iman, kasih, dan pengharap-

an mereka (ay. 3-8). 

III. Doanya supaya mereka memperoleh pengetahuan, berbuah 

banyak, dan dikuatkan (ay. 9-11). 

IV. Sebuah ringkasan yang mengagumkan mengenai ajaran Kris-

ten berkenaan dengan pekerjaan Roh, pribadi Sang Penebus, 

pekerjaan penebusan, dan pemberitaannya di dalam Injil (ay. 

12-29). 

Inskripsi dan Ucapan Berkat Rasuli 

(1:1-2) 

1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius sau-

dara kita, 2 kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam 

Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, 

menyertai kamu. 

I. Inskripsi surat ini sebagian besar sama dengan yang lainnya, na-

mun patut kita perhatikan bahwa, 

1. Dia menyebut dirinya sendiri sebagai rasul Kristus Yesus, oleh 

kehendak Allah. Seorang rasul adalah seorang perdana men-

teri dalam kerajaan Kristus, dipanggil secara langsung oleh 

Kristus, dan memenuhi syarat secara luar biasa. Pekerjaannya 

adalah secara khusus mendirikan jemaat Kristen, dan mene-

gaskan pengajaran Kristen. Dia tidak memandang kerasulan-


 348

nya sebab  jasa, kekuatan atau kemampuannya sendiri, me-

lainkan sebab  anugerah cuma-cuma dan kehendak baik 

Allah. Dia menganggap dirinya berkewajiban untuk melakukan 

yang terbaik, sebagai seorang rasul, sebab  dia sudah dijadi-

kan rasul oleh kehendak Allah. 

2. Dia mengikutsertakan Timotius dalam tugas bersama dirinya, 

yang merupakan contoh lain dari kerendahan hatinya. Dan, 

walaupun di bagian lain dia memanggilnya anaknya (2Tim. 

2:1), namun di sini dia memanggilnya saudaranya. Ini merupa-

kan sebuah teladan untuk pelayan-pelayan Tuhan yang lebih 

tua dan lebih terkemuka supaya memandang orang yang lebih 

muda dan tidak begitu terkenal sebagai saudara mereka, dan 

sebab  itu memperlakukan dengan baik-baik dan penuh peng-

hargaan. 

3. Dia memanggil orang-orang Kristen di Kolose sebagai orang-

orang kudus dan saudara-saudara yang setia dalam Kristus 

(KJV). Seperti halnya semua pelayan Tuhan yang baik, demikan 

pula semua orang Kristen yang baik, adalah saudara satu 

sama lain, yang mempunyai hubungan yang dekat dan wajib 

saling mengasihi. Terhadap Allah mereka harus menjadi 

orang-orang kudus, dikhususkan untuk kemuliaan-Nya dan 

dikuduskan oleh anugerah-Nya, dengan mengemban citra-Nya 

dan bertujuan memuliakan Dia. Dan dalam kedua hal ini, 

yaitu sebagai orang-orang kudus terhadap Allah dan sebagai 

saudara bagi satu sama lain, mereka harus setia. Kesetiaan 

harus ada pada setiap bagian dan hubungan kehidupan kris-

tiani, dan merupakan mahkota dan kemuliaan bagi mereka 

semua. 

II. Ucapan berkat rasulinya sama seperti biasanya: Kasih karunia 

dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, (dan Tuhan Yesus 

Kristus [KJV]), menyertai kamu. Dia ingin mereka mendapatkan 

kasih karunia dan damai sejahtera, anugerah cuma-cuma dari 

Allah dan segala buahnya yang penuh berkat. Setiap jenis berkat 

rohani, dan itu berasal dari Allah, Bapa kita, dan Tuhan Yesus 

Kristus. Dari keduanya bersama-sama, dan dari masing-masing 

secara terpisah, seperti dalam surat sebelumnya. 

Surat Kolose 1:3-8 

 349 

Ucapan Syukur Paulus atas Jemaat Kolose 

(1:3-8) 

3 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kris-

tus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, 4 sebab  kami telah mendengar 

tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua 

orang kudus, 5 oleh sebab  pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sor-

ga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman 

kebenaran, yaitu Injil, 6 yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah 

dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak wak-

tu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenar-

nya. 7 Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang 

kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia. 8 Dialah juga 

yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh. 

Di sini dia melanjutkan ke bagian isi surat. Dia memulai dengan ucap-

an syukur kepada Allah atas hal-hal yang telah dia dengar mengenai 

mereka, walaupun dia tidak mengenal mereka secara pribadi, dan 

mengetahui keadaan dan watak mereka hanya melalui laporan orang 

lain.  

I. Dia mengucap syukur kepada Allah atas mereka, bahwa mereka 

telah memeluk Injil Kristus, dan memberikan bukti kesetiaan me-

reka kepada-Nya. Perhatikanlah, dalam doa-doanya untuk mereka 

dia mengucap syukur atas mereka. Ucapan syukur harus menjadi 

bagian dari setiap doa, dan apa pun yang membuat kita bersuka-

cita harus membuat kita bersyukur. Perhatikanlah, 

1. Kepada siapa dia mengucap syukur: kepada Allah dan Bapa 

Tuhan kita, Yesus Kristus. Dalam ucapan syukur kita, kita ha-

rus mengarahkan pandangan kita kepada Allah sebagai Allah 

(Dia adalah tujuan dari ucapan syukur dan doa), dan sebagai 

Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Di dalam dan melalui Kristus-

lah segala kebaikan datang kepada kita. Dia adalah Bapa 

Tuhan kita Yesus Kristus, dan juga Bapa kita. Dan sungguh 

suatu hal yang membesarkan hati, bahwa setiap kali kita 

menghadap kepada Allah, kita dapat memandang Dia sebagai 

Bapa Kristus dan Bapa kita, sebagai Allah Kristus dan Allah 

kita (Yoh. 20:17). Perhatikanlah, 

2. Untuk apa dia mengucap syukur kepada Allah, yaitu untuk 

kasih karunia Allah di dalam mereka, yang merupakan bukti 

kasih karunia Allah kepada mereka. sebab  kami telah men-

dengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang ka-

sihmu terhadap semua orang kudus oleh sebab  pengharapan, 


 350

yang disediakan bagi kamu di sorga (ay. 4-5). Iman, pengha-

rapan, dan kasih, adalah tiga kasih karunia utama dalam 

kehidupan kristiani, dan kesemuanya patut menjadi pokok 

doa dan ucapan syukur kita. 

(1) Dia mengucap syukur sebab  iman mereka di dalam Kris-

tus Yesus, bahwa mereka telah dituntun untuk percaya ke-

pada Dia, dan mengenakan pengakuan iman akan agama-

Nya, dan mempertaruhkan jiwa mereka pada apa yang 

telah dikerjakan-Nya. 

(2) Atas kasih mereka. Selain kasih umum yang ditujukan ke-

pada semua manusia, ada kasih khusus yang harus diberi-

kan kepada orang-orang kudus, atau orang-orang yang ter-

masuk saudara-saudara kristiani (1Ptr. 2:17). Kita harus 

mengasihi semua orang kudus, berbaik hati dan menun-

jukkan maksud baik kepada orang-orang baik, walaupun 

terdapat perbedaan dalam hal-hal yang kecil, dan banyak 

kelemahan yang nyata. Sebagian orang mengartikan hal ini 

sebagai perbuatan amal mereka kepada orang-orang kudus 

yang sedang dalam kekurangan, yang merupakan satu 

contoh dan bukti kasih kristiani. 

(3) Atas pengharapan mereka: Pengharapan, yang disediakan 

bagi kamu di sorga (ay. 5). Kebahagiaan sorga disebut seba-

gai pengharapan mereka, sebab  hal itu merupakan sesua-

tu yang diharapkan, dengan menantikan penggenapan 

pengharapan (Tit. 2:13). Ada banyak hal yang dirancang 

untuk orang-orang percaya di dunia ini, namun yang 

tersimpan bagi mereka di sorga lebih banyak lagi. Dan kita 

sudah sepantasnya mengucap syukur kepada Allah atas 

pengharapan akan sorga yang dimiliki orang-orang Kristen 

yang baik, atau atas pengharapan mereka akan kemuliaan 

yang akan datang yang memiliki dasar yang kuat. Iman 

mereka di dalam Kristus, dan kasih mereka kepada orang-

orang kudus, mengarah kepada pengharapan yang tersedia 

bagi mereka di sorga. Semakin kita meneguhkan pengha-

rapan kita pada balasan berupa upah di dunia lain terse-

but, maka semakin bebas dan lepas pula kita dari keingin-

an akan harta benda duniawi setiap kali kita berbuat baik.  

Surat Kolose 1:3-8 

 351 

II. sesudah  memuji Allah atas segala kasih karunia ini, dia memuji 

Allah atas sarana kasih karunia itu yang mereka nikmati: Tentang 

pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman ke-

benaran, yaitu Injil. Mereka telah mendengar dalam firman kebe-

naran Injil mengenai pengharapan yang tersedia bagi mereka di 

sorga ini. Perhatikanlah, 

1. Injil adalah firman kebenaran, dan kita bisa mempertaruhkan 

jiwa kekal kita padanya dengan aman. Injil berasal dari Allah 

kebenaran dan Roh kebenaran, dan merupakan perkataan 

yang benar. Paulus menyebutnya kasih karunia Allah dalam 

kebenaran (ay. 6, KJV). 

2. Mendengarkan firman kebenaran ini adalah sebuah rahmat 

yang besar, sebab  hal luar biasa yang kita pelajari darinya 

adalah kebahagiaan sorga. Kehidupan kekal dibuat menjadi 

jelas oleh Injil (2Tim. 1:9). Mereka mendengar tentang pengha-

rapan yang tersimpan di sorga dalam firman kebenaran dari 

Injil. “Yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan 

berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu 

(ay. 6). Injil ini diberitakan dan menghasilkan buah di tengah 

bangsa-bangsa lain. Injil telah datang kepadamu, sebab  Injil 

telah datang kepada seluruh dunia, sesuai dengan amanat itu: 

Pergilah memberitakan Injil ke seluruh dunia, dan kepada se-

gala makhluk.” Perhatikanlah, 

(1) Semua orang yang mendengarkan perkataan Injil harus 

menghasilkan buah Injil, yaitu, menjadi taat kepadanya, 

dan memiliki prinsip dan kehidupan yang dibentuk sesuai 

dengannya. Ini adalah ajaran yang pertama diberitakan: 

Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan (Mat. 

3:8). Dan Tuhan kita mengatakan, Jikalau kamu tahu se-

mua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melaku-

kannya (Yoh. 13:17). Perhatikanlah, 

(2) Di mana pun Injil datang, pasti akan menghasilkan buah 

bagi kehormatan dan kemuliaan Allah: Injil itu berbuah dan 

berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara 

kamu. Kita salah, jika berpikir hendak menguasai penghi-

buran dan manfaat-manfaat Injil untuk diri kita sendiri. 

Apakah Injil menghasilkan buah di dalam diri kita? Itu 

jugalah yang dilakukannya di dalam diri orang lain. 


 352

III. Dia memanfaatkan kesempatan ini untuk menyebutkan pelayan 

Tuhan yang mereka percayai (ay. 7-8): Semuanya itu telah kamu 

ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi 

kamu adalah pelayan Kristus yang setia. Dia menyebut Epafras 

dengan rasa hormat yang besar, untuk membangkitkan kasih 

mereka kepadanya. 

1. Dia memanggilnya kawan pelayan, untuk menunjukkan bahwa 

mereka bukan hanya melayani Tuan yang sama, namun  juga ter-

libat dalam pekerjaan yang sama. Mereka adalah kawan sekerja 

dalam pekerjaan Tuhan, walaupun yang satu adalah seorang 

rasul dan yang lain adalah seorang pelayan Tuhan biasa. 

2. Dia memanggilnya kawan pelayan yang dia kasihi. Semua pela-

yan Kristus harus saling mengasihi, dan sungguh indah bila 

memikirkan bahwa mereka terlibat dalam pelayanan yang sama. 

3. Dia menggambarkan Epafras sebagai seorang pelayan Kristus 

yang setia bagi mereka, yang melaksanakan kepercayaan yang 

dia terima dan menyelesaikan pelayanannya di antara mereka. 

Perhatikanlah, Kristus adalah Tuan kita yang sebenar-benar-

nya, dan kita adalah pelayan-pelayan-Nya. Paulus tidak me-

ngatakan Epafras yang adalah pelayanmu, melainkan yang 

bagi kamu adalah pelayan Kristus. Ini menurut wewenang dan 

penetapan-Nya, untuk pelayanan orang banyak. 

4. Paulus menggambarkan Epafras sebagai seseorang yang me-

ngatakan hal baik tentang mereka: Dialah juga yang telah me-

nyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh (ay. 8). Paulus me-

muji dia patut mereka kasihi, berdasar  laporan baik yang 

dia berikan tentang kasih mereka yang tulus kepada Kristus 

dan seluruh jemaat-Nya. Kasih ini dikerjakan oleh Roh Kudus 

di dalam diri mereka, dan sesuai dengan jiwa Injil. Pelayan-

pelayan Tuhan yang setia senang jika dapat mengatakan hal-

hal yang baik tentang jemaat mereka. 

Doa Paulus untuk Jemaat Kolose 

(1:9-11) 

9 Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti ber-

doa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan 

pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempur-

na, 10 sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya

Surat Kolose 1:9-11 

 353 

dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik 

dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, 11 dan dikuat-

kan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung 

segala sesuatu dengan tekun dan sabar, 

Rasul Paulus melanjutkan doanya untuk mereka dalam ayat-ayat ini. 

Dia mendengar bahwa mereka baik, dan berdoa supaya mereka bisa 

bertambah baik. Dia terus-menerus menaikkan doa ini: Kami tiada 

berhenti-henti berdoa untuk kamu. Mungkin dia dapat mendengar 

tentang keadaan mereka namun  jarang, namun dia tetap berdoa untuk 

mereka. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan 

pengertian yang benar, dan seterusnya. Perhatikanlah apa yang dia 

mohonkan dari Allah untuk mereka, 

I. Supaya mereka bisa menjadi orang-orang Kristen yang berpenge-

tahuan dan cerdas: supaya kamu menerima segala hikmat dan 

pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan 

sempurna. Perhatikanlah, 

1. Hikmat dan pengertian tentang kewajiban kita adalah hikmat 

yang terbaik. Gagasan kosong belaka tentang kebenaran-kebe-

naran yang agung tidak berarti apa-apa. Pengetahuan kita ten-

tang kehendak Allah harus selalu menghasilkan tindakan: kita 

harus mengetahuinya, dengan tujuan untuk melakukannya. 

2. Pengetahuan kita itu akan benar-benar menjadi berkat jika di-

sertai hikmat, jika kita mengetahui bagaimana menerapkan 

pengetahuan umum kita pada kebutuhan-kebutuhan khusus 

kita, dan menyesuaikannya dengan semua keadaan mendesak. 

3. Orang Kristen seharusnya berusaha keras untuk dipenuhi 

dengan hikmat. Bukan hanya supaya mengetahui kehendak 

Allah, namun  supaya mengetahui lebih banyak tentang hal itu, 

dan supaya bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang 

Allah (seperti pada ayat 10), dan bertumbuhlah dalam kasih 

karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat 

kita (2Ptr. 3:18). 

II. Supaya perilaku mereka baik. Pengetahuan yang baik tanpa kehi-

dupan yang baik tidak akan mendatangkan keuntungan. Pengerti-

an kita merupakan pengertian yang rohani jika kita menunjuk-

kannya dalam cara hidup kita: Sehingga hidupmu layak di hadap-

an-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal (ay. 10), ya-


 354

itu, sesuai dengan hubungan kita dengan-Nya dan pengakuan 

kita akan Dia. Kesesuaian perilaku kita dengan agama kita me-

nyenangkan bagi Allah seperti halnya bagi orang-orang baik. Kita 

berjalan menuju keadaan yang sangat menyenangkan seluruhnya 

saat  kita berjalan dalam segala hal menurut kehendak Allah. 

Memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik. Inilah yang 

seharusnya menjadi tujuan kita. Kata-kata yang baik tidak ada 

artinya tanpa pekerjaan-pekerjaan baik. Kita harus berlimpah-

limpah dalam pekerjaan-pekerjaan baik, dan dalam setiap peker-

jaan baik. Bukan hanya dalam beberapa saja, yang lebih mudah, 

dan cocok, dan aman, melainkan dalam seluruh dan setiap bagian 

dari pekerjaan baik itu. Harus ada sikap hormat yang sama dan 

tetap terhadap seluruh kehendak Allah. Dan semakin banyak kita 

berbuah dalam pekerjaan-pekerjaan baik semakin banyak pula 

kita akan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang 

Allah. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu 

entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah (Yoh. 7:17). 

III. Supaya mereka dapat dikuatkan: Dikuatkan dengan segala ke-

kuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya (ay. 11), dibentengi terhadap 

godaan Iblis dan diperlengkapi untuk semua kewajiban mereka. 

Sungguh suatu penghiburan besar bagi kita bahwa Dia yang 

menjamin akan memberikan kekuatan kepada umat-Nya adalah 

Allah yang penuh kuasa dan penuh kuasa kemuliaan. Di mana 

ada kehidupan rohani di situ masih ada kebutuhan akan kekuat-

an rohani, yaitu kekuatan untuk segala tindakan dalam kehidup-

an rohani. Dikuatkan berarti diperlengkapi dengan kasih karunia 

Allah untuk setiap perbuatan baik, dan dibentengi oleh kasih 

karunia itu terhadap setiap perbuatan jahat. Dikuatkan berarti 

dimampukan untuk melakukan kewajiban kita, dan tetap berpe-

gang teguh pada kesalehan kita. Roh yang terpuji adalah sumber 

kekuatan ini, sebab  kita dikuatkan dengan kekuatan oleh Roh-

Nya di dalam batin (Ef. 3:16). Firman Allah adalah sarananya, 

yang Dia pakai untuk menyampaikan kekuatan itu, dan itu harus 

diraih dengan doa. Di dalam jawaban atas doa yang sungguh-

sungguhlah Rasul Paulus memperoleh kasih karunia yang men-

cukupi. Dalam berdoa meminta kekuatan rohani kita tidak diba-

tasi janji-janji, dan oleh sebab  itu janganlah kita dibatasi dengan 

pengharapan dan keinginan kita sendiri. Perhatikanlah, 

Surat Kolose 1:9-11 

 355 

1. Paulus berdoa supaya mereka dapat dikuatkan dengan ke-

kuatan. Ini tampak seperti sebuah pengulangan kata yang 

tidak menambah kejelasan. namun  yang dia maksudkan adalah 

supaya mereka dapat dikuatkan dengan hebat, atau dikuatkan 

dengan kekuatan hebat yang diperoleh dari yang lain. 

2. Dia berdoa supaya mereka dapat dikuatkan dengan segala ke-

kuatan. Tampaknya tidak masuk akal bahwa suatu makhluk 

diperkuat dengan segala kekuatan, sebab  itu akan membuat 

dia mahakuasa. Namun yang dia maksudkan adalah dengan 

segala kekuatan yang kita perlukan, untuk memampukan kita 

melaksanakan kewajiban kita atau memelihara ketidakber-

dosaan kita. Maksudnya adalah kasih karunia yang cukup un-

tuk kita menghadapi semua pencobaan hidup dan mampu 

membantu kita saat  dibutuhkan. 

3. Kekuatan itu adalah oleh kuasa kemuliaan-Nya. Maksudnya 

adalah menurut kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah di 

dalam hati orang-orang percaya adalah kuasa Allah, dan ada 

kemuliaan dalam kuasa ini. Itu adalah suatu kuasa yang ung-

gul dan hebat. Dan penyampaian kekuatan itu bukan menurut 

kelemahan kita yang akan menerimanya, melainkan menurut 

kuasa-Nya, dari siapa kekuatan itu diterima. saat  Allah 

memberi, Dia memberi seperti diri-Nya sendiri, dan saat  Dia 

menguatkan, Dia menguatkan seperti diri-Nya sendiri. 

4. Penggunaan khusus kekuatan ini adalah untuk pekerjaan di 

tengah penderitaan: untuk menanggung segala sesuatu dengan 

tekun dan sabar. Dia berdoa bukan hanya supaya mereka 

ditopang saat  ditimpa kesulitan, namun  juga dikuatkan untuk 

itu. Alasannya adalah bahwa ada pekerjaan yang harus disele-

saikan bahkan saat  kita sedang menderita. Dan orang-orang 

yang dikuatkan oleh kuasa kemuliaan-Nya dikuatkan, 

(1) Dengan segala kesabaran. saat  kesabaran memperoleh 

buah yang matang (Yak. 1:4), maka itu berarti kita dikuat-

kan dengan segala kesabaran. Juga, saat  kita bukan ha-

nya menanggung kesusahan-kesusahan kita dengan sabar, 

namun  juga menerima kesusahan-kesusahan itu sebagai 

karunia dari Allah, dan bersyukur atasnya. Kepada kamu 

dikaruniakan untuk menderita (Flp. 1:29). saat  kita me-

nanggung kesusahan-kesusahan kita dengan baik, walau-

pun sangat banyak, dan keadaannya sangat mengganggu, 


 356

maka kita menanggungnya dengan segala kesabaran. Dan 

alasan yang sama untuk menanggung satu kesusahan 

akan berlaku juga untuk menanggung kesusahan lainnya, 

jika itu adalah alasan yang baik. Segala kesabaran men-

cakup segala jenis kesabaran, bukan hanya menanggung 

dengan sabar, namun juga menunggu dengan sabar. 

(2) Bahkan menanggung dengan tekun, artinya tetap sabar 

sampai lama, bukan hanya untuk menanggung kesusahan 

sebentar, melainkan juga menanggungnya selama Allah 

berkehendak untuk melanjutkannya. 

(3) Dengan sukacita, yaitu bersukacita di dalam kesengsaraan, 

menerima dengan sukacita perampasan harta kita, dan 

bersukacita sebab  kita dianggap layak untuk menderita 

bagi nama-Nya, memiliki sukacita dan kesabaran dalam 

kesusahan-kesusahan hidup. Ini tidak akan pernah dapat 

kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri, kecuali kita 

dikuatkan oleh kasih karunia Allah.  

Kemuliaan Sang Penebus;  

Pekerjaan Penebusan; Pengajaran Paulus 

(1:12-29) 

12 dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan 

kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-

orang kudus di dalam kerajaan terang. 13 Ia telah melepaskan kita dari kuasa 

kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang keka-

sih; 14 di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. 

15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari 

segala yang diciptakan, 16 sebab  di dalam Dialah telah diciptakan segala se-

suatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang 

tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, mau-

pun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17 Ia ada 

terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 18 

Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit 

dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 

19 sebab  seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, 20 dan oleh 

Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di 

bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh 

darah salib Kristus. 21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan 

yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuat-

anmu yang jahat, 22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani 

Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak 

bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. 23 Sebab itu kamu harus bertekun 

dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari 

pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di

Surat Kolose 1:12-29 

 357 

seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pela-

yannya. 24 Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita sebab  

kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderita-

an Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. 25 Aku telah menjadi pelayan 

jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk 

meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, 26 yaitu rahasia 

yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, namun  

yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. 27 Kepada mereka 

Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara 

bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang 

adalah pengharapan akan kemuliaan! 28 Dialah yang kami beritakan, jika 

tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hik-

mat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. 

29 Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai 

dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. 

Inilah ringkasan ajaran Injil mengenai pekerjaan penebusan kita yang 

agung oleh Kristus. Di sini hal itu muncul bukan sebagai bahan 

khotbah, melainkan sebagai pokok ucapan syukur, sebab  kesela-

matan kita oleh Kristus memperlengkapi kita dengan alasan yang 

berlimpah-limpah untuk mengucapkan syukur setiap kali kita me-

renungkannya. Mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa (ay. 

12). Dia tidak membahas tentang pekerjaan penebusan dengan 

urutan biasa, sebab  jika demikian dia pasti membicarakan tentang 

penebusan dahulu, dan sesudah  itu penerapannya. namun  di sini dia 

membalik urutannya, sebab , menurut pengertian dan perasaan kita 

tentang hal itu, penerapannya dibicarakan sebelum penebusan. 

Pertama kita menjumpai manfaat-manfaat penebusan di dalam hati 

kita, dan kemudian dari situ kita dibawa kepada asal usul dan 

sumbernya. Urutan dan kaitan dari pembahasan Rasul Paulus dapat 

dipertimbangkan dengan cara berikut ini:  

I. Dia berbicara tentang pekerjaan-pekerjaan Roh anugerah atas 

kita. Kita harus mengucap syukur atas pekerjaan-pekerjaan Roh 

ini, sebab  oleh pekerjaan-pekerjaan ini kita memenuhi syarat un-

tuk mendapat bagian dalam kepengantaraan Sang Anak: Meng-

ucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, dan seterusnya (ay. 

12-13). Pekerjaan Roh itu dibicarakan sebagai pekerjaan Bapa, 

sebab  Roh anugerah adalah Roh Bapa, dan Bapa bekerja di 

dalam kita melalui Roh-Nya. Orang-orang yang di dalam batinnya 

pekerjaan anugerah dikerjakan harus mengucap syukur kepada 

Bapa. Jika kita mendapatkan penghiburan dari pekerjaan Roh itu, 

maka Dia harus mendapatkan kemuliaan sebab nya. Nah, apa-

kah yang dikerjakan bagi kita saat  penebusan itu terjadi? 


 358

1. “Dia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan (ay. 13). Dia 

telah menyelamatkan kita dari pemerintahan kegelapan dan 

kejahatan yang tidak mengakui Allah. Dia telah menyelamat-

kan kita dari kekuasaan dosa, yang adalah kegelapan (1Yoh. 

1:6), dari kekuasaan Iblis, yang adalah penghulu kegelapan (Ef. 

6:12), dan dari hukuman neraka, yang adalah kegelapan yang 

paling gelap (Mat. 25:30).” Kita dipanggil keluar dari kegelapan 

(1Ptr. 2:9). 

2. “Dia telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya 

yang kekasih, membawa kita ke dalam pemerintahan Injil, dan 

menjadikan kita anggota jemaat Kristus, yang adalah pemerin-

tahan terang dan suci.” Memang dahulu kamu adalah kegelap-

an, namun  sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan (Ef. 

5:8). Yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada 

terang-Nya yang ajaib (1Ptr. 2:9). Mereka yang tadinya adalah 

hamba-hamba Iblis dibuat tunduk kepada Kristus dengan 

sukarela. Pertobatan seorang pendosa merupakan pemindah-

an jiwa ke dalam kerajaan Kristus keluar dari kerajaan Iblis. 

Kuasa dosa dilepaskan, dan kuasa Kristus ditaati. Hukum Roh 

kehidupan di dalam Kristus Yesus membuat mereka bebas 

dari hukum dosa dan kematian. Dan ini adalah kerajaan 

Anak-Nya yang terkasih, atau Anak-Nya yang Ia kasihi, yang 

istimewa (Mat. 3:17), yang teramat dikasihi-Nya (Ef. 1:6). 

3. “Dia bukan hanya telah melakukan hal ini, namun juga telah 

melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang 

ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang 

(ay. 12). Dia telah mempersiapkan kita untuk kebahagiaan ke-

kal di sorga, seperti bangsa Israel yang membagi-bagi tanah 

perjanjian dengan membuang undi, dan Dia juga telah mem-

beri kita jaminan dan kepastiannya.” Hal ini dia sebutkan le-

bih dahulu sebab  ini adalah tanda pertama akan kebahagia-

an masa depan, bahwa oleh kasih karunia Allah kita men-

dapati diri kita sedikit banyak dipersiapkan untuk itu. Allah 

memberikan kasih karunia dan kemuliaan, dan di sini kita 

diberi tahu apakah kedua hal itu: 

(1) Apa kemuliaan itu. Itu adalah apa yang ditentukan untuk 

orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Itu adalah 

sebuah warisan, dan menjadi hak milik mereka sebagai 

anak-anak, yang merupakan jaminan terbaik dan kedu-

Surat Kolose 1:12-29 

 359 

dukan terindah: Jika kita adalah anak, maka kita juga 

adalah ahli waris (Rm. 8:17). Dan itu adalah warisan 

orang-orang kudus, yang pantas untuk jiwa-jiwa yang su-

dah dikuduskan. Barangsiapa bukan orang kudus di bumi 

ini, ia tidak akan pernah menjadi orang kudus di sorga. 

Dan itu adalah warisan di dalam terang, yaitu kesempurna-

an pengetahuan, kekudusan, dan sukacita, oleh persekutu-

an dengan Allah, yang adalah Terang, dan Bapa segala 

terang (Yak. 1:17; Yoh. 1:5). 

(2) Apa kasih karunia itu. Itu adalah kelayakan untuk mene-

rima warisan itu: “Dia telah melayakkan kamu untuk men-

dapat bagian, artinya, membuat kita sesuai dan pantas 

untuk keadaan sorgawi dengan sifat dan kebiasaan jiwa 

yang layak. Dan Dia membuat kita layak dengan pengaruh 

kuat Roh-Nya.” Kuasa ilahi menghasilkan perubahan hati, 

dan membuatnya bersifat sorgawi. Perhatikanlah, semua 

orang yang dirancang untuk sorga nanti sedang dipersiap-

kan untuk sorga sekarang. Seperti halnya orang-orang 

yang hidup dan mati tanpa dikuduskan pergi dari dunia ini 

dengan neraka mereka di sekitar mereka, demikian pula 

orang-orang yang dikuduskan dan diperbarui pergi dari 

dunia ini dengan sorga mereka di sekitar mereka. Orang-

orang yang memiliki warisan anak-anak Allah memiliki 

pendidikan anak-anak Allah dan sifat anak-anak Allah: 

mereka telah menerima Roh yang menjadikan mereka anak 

Allah. Oleh Roh itu mereka berseru: “ya Abba, ya Bapa!” 

(Rm. 8:15). Dan sebab  kamu adalah anak, maka Allah telah 

menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: 

“ya Abba, ya Bapa!” (Gal. 4:6). Kelayakan untuk sorga ini 

adalah jaminan Roh di dalam hati kita, yang merupakan 

bagian dari pembayaran, dan menjamin pembayaran lunas. 

Orang-orang yang dikuduskan akan dimuliakan (Rm. 8:30), 

dan akan selamanya berutang budi kepada kasih karunia 

Allah, yang telah menguduskan mereka. 

II. Mengenai pribadi Sang Penebus. Hal-hal agung dikatakan tentang 

Dia di sini, sebab  pikiran Paulus yang terpuji itu dipenuhi oleh 

Kristus, sehingga ia menggunakan setiap kesempatan untuk 


 360

membicarakan Dia dengan penuh hormat. Dia membicarakan-Nya 

secara terpisah sebagai Allah dan sebagai Pengantara. 

1. Dia membicarakan-Nya sebagai Allah (ay. 15-17). 

(1) Dia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Bukan 

seperti manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya (Kej. 

1:27), dalam hal kemampuan dan kekuasaan alaminya di 

atas makhluk-makhluk. Bukan, Dia adalah gambar wujud 

Allah (Ibr. 1:3). Dia adalah gambar Allah seperti halnya anak 

adalah gambar bapanya, yang memiliki kesamaan alami de-

ngan dia. sebab  itu, barangsiapa telah melihat Dia telah 

melihat Bapa (Yoh. 14:9), dan kemuliaan-Nya adalah kemu-

liaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa 

(Yoh. 1:14). 

(2) Dia adalah yang sulung, lebih utama dari segala yang dicip-

takan. Bukan berarti Dia sendiri adalah ciptaan, sebab  

prōtotokos pasēs ktiseōs – dilahirkan atau diperanakkan se-

belum segala ciptaan, atau sebelum ciptaan mana pun 

diciptakan. Ini merupakan cara Alkitab menggambarkan 

kekekalan, dan dengan cara ini kekekalan Allah digambar-

kan kepada kita: Sudah pada zaman purbakala aku diben-

tuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum air 

samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-

sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung 

tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah 

lahir; sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya 

atau debu dataran yang pertama (Ams. 8:23-26). Kata-kata 

ini menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, se-

perti halnya anak sulung dalam suatu keluarga adalah ahli 

waris dan penguasa segala sesuatu, demikian pula Dia ber-

hak menerima segala yang ada (Ibr. 1:2). Kata tersebut, 

dengan perubahan aksen saja, prōtotokos, berarti yang ber-

tindak sebagai yang pertama memperanakkan atau meng-

hasilkan segala sesuatu, dan dengan demikian sangat se-

suai dengan anak kalimat selanjutnya. Vid. Isidor. Peleus. 

epist. 30 lib. 3. 

(3) Dia sendiri sejak awal sama sekali bukan ciptaan, melain-

kan justru Dia-lah Sang Pencipta. sebab  di dalam Dialah 

telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan 

Surat Kolose 1:12-29 

 361 

yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan 

(ay. 16). Dia menciptakan segala sesuatu dari yang tidak 

ada, baik malaikat tertinggi di sorga maupun manusia di 

bumi. Dia menciptakan dunia, yaitu dunia yang di atas dan 

yang di bawah, dengan segala penghuninya. Segala sesuatu 

dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang 

telah jadi dari segala yang telah dijadikan (Yoh. 1:3). Rasul 

Paulus berbicara di sini seolah-olah ada beberapa golongan 

malaikat: baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerin-

tah, maupun penguasa, yang pasti menunjukkan tingkat 

keunggulan yang berbeda atau jabatan dan pekerjaan yang 

berbeda. Segala malaikat, kuasa dan kekuatan (1Ptr. 3:22). 

Kristus adalah hikmat kekal Bapa, dan dunia diciptakan 

dalam hikmat. Dia adalah Firman yang kekal, dan dunia 

diciptakan oleh firman Allah. Dia adalah tangan kekuasaan 

Tuhan, dan dunia diciptakan oleh tangan itu. Segala sesua-

tu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia, di’ autou kai eis auton. 

sebab  diciptakan oleh Dia, mereka diciptakan untuk Dia. 

sebab  diciptakan dengan kuasa-Nya, mereka diciptakan 

menurut kesenangan-Nya dan untuk kemuliaan-Nya. Dia 

adalah akhir, dan juga penyebab segala sesuatu. Segala 

sesuatu adalah kepada Dia (Rm. 11:36), eis auton ta panta. 

(4) Dia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu. Dia sudah ada 

sebelum dunia diciptakan, sebelum permulaan waktu, dan 

oleh sebab  itu dari segala kekekalan. Hikmat ada bersama-

sama dengan Bapa, dan dimiliki oleh-Nya pada permulaan 

jalan-Nya, sebelum pekerjaan-Nya dahulu kala (Ams. 8:22). 

Dan pada mulanya Firman itu bersama-sama dengan Allah 

dan Firman itu adalah Allah (Yoh. 1:1). Dia bukan hanya 

sudah ada sebelum dilahirkan oleh seorang perawan, me-

lainkan juga sudah ada sebelum keseluruhan waktu. 

(5) Segala sesuatu ada di dalam Dia. Mereka bukan hanya 

bertahan hidup dalam keberadaan mereka, melainkan juga 

ada sebab  perintah atas mereka dan ketergantungan me-

reka. Dia bukan hanya menciptakan segala sesuatu pada 

awalnya, melainkan juga oleh firman kekuasaan-Nya mere-

ka semua terus ditopang (Ibr. 1:3). Seluruh ciptaan disatu-

kan oleh kekuasaan Anak Allah, dan dibuat bergantung 


 362

pada kerangkanya yang tepat. Seluruhnya dipelihara su-

paya tidak tercerai-berai dan menjadi kacau-balau. 

2. Rasul Paulus selanjutnya menunjukkan siapa Dia sebagai Peng-

antara (ay. 18-19). 

(1) Dia adalah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dia bukan hanya 

kepala pemerintahan dan pimpinan, seperti halnya raja 

adalah kepala negara dan memiliki hak untuk menetapkan 

undang-undang, melainkan juga kepala yang memberi 

pengaruh sangat penting bagi kelangsungan hidup, seperti 

halnya kepala pada tubuh jasmani. Ini sebab  seluruh 

kasih karunia dan kekuatan berasal dari Dia, dan jemaat 

adalah tubuh-Nya, kepenuhan Dia, yang memenuhi semua 

dan segala sesuatu (Ef. 1:22-23). 

(2) Dia adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara 

orang mati, archē, prōtotokos, yang utama, yang sulung dari 

antara orang mati. Dia adalah asal mula kebangkitan kita, 

dan juga yang sulung itu sendiri. Seluruh pengharapan dan 

sukacita kita muncul dari Dia yang adalah pembawa kese-

lamatan kita. Bukan bahwa dia adalah yang pertama yang 

pernah bangkit dari kematian, melainkan yang pertama 

dan satu-satunya yang bangkit dengan kekuatan-Nya sen-

diri, dan dinyatakan sebagai Anak Allah, dan Tuhan atas 

segala sesuatu. Dan Dia adalah kepala kebangkitan, dan 

telah memberi kita teladan dan bukti kebangkitan kita dari 

antara orang mati. Dia bangkit sebagai buah sulung (1Kor. 

15:20). 

(3) Dia lebih utama dalam segala sesuatu. Kehendak Bapa 

adalah supaya Dia memiliki segala kuasa di sorga dan di 

bumi, sehingga jauh melebihi para malaikat dan segala 

kuasa di sorga (nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh 

lebih indah dari pada nama mereka [Ibr. 1:4]). Dan dalam 

segala urusan kerajaan Allah di antara manusia Dia harus 

memiliki keutamaan. Dia memiliki keutamaan di hati umat-

Nya melebihi dunia dan daging, dan dengan lebih menguta-

makan Dia kita tunduk kepada kehendak Bapa, supaya 

semua orang menghormati Anak sama seperti mereka meng-

hormati Bapa (Yoh. 5:23). 

Surat Kolose 1:12-29 

 363 

(4) Seluruh kepenuhan diam di dalam Dia, dan Bapa berkenan 

akan hal itu (ay. 19). Bukan hanya kepenuhan kelimpahan 

untuk diri-Nya sendiri, melainkan juga kelebihan untuk 

kita, kepenuhan kebaikan dan kebenaran, kekuatan dan 

anugerah. Seperti halnya kepala adalah pusat dan sumber 

semangat, demikian pula Kristus adalah pusat dan sumber 

segala anugerah bagi umat-Nya. Allah berkenan bahwa 

segala kepenuhan berdiam di dalam Dia, dan kita dapat 

datang dengan bebas kepada-Nya untuk memperoleh selu-

ruh anugerah yang kita butuhkan. Dia bukan hanya men-

jadi pengantara untuk itu, melainkan juga bendahara yang 

ke dalam tangan-Nya hal itu diletakkan untuk disalurkan 

kepada kita. Dari kepenuhan-Nya kita semua telah mene-

rima kasih karunia demi kasih karunia, yaitu kasih karunia 

di dalam kita yang sesuai dengan kasih karunia yang ada 

di dalam Dia (Yoh. 1:16), dan Dia memenuhi semua dan 

segala sesuatu (Ef. 1:23). 

III. Mengenai pekerjaan penebusan. Dia berbicara tentang sifatnya, 

atau dalam hal apa penebusan itu ada, dan tentang sarananya, 

yang dengannya penebusan itu diperoleh. 

1. Dalam hal apa penebusan itu ada. Penebusan ada pada dua hal: 

(1) Dalam pengampunan dosa: Di dalam Dia kita memiliki pene-

busan kita, yaitu pengampunan dosa (ay. 14). Dosalah yang 

menjual kita, dosa yang memperbudak kita. Jika kita dite-

bus, kita harus ditebus dari dosa, dan ini dilakukan mela-

lui pengampunan, atau penghapusan kewajiban menerima 

hukuman. Demikian menurut Efesus 1:7. Sebab di dalam 

Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu peng-

ampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya. 

(2) Dalam perdamaian dengan Allah. Allah melalui Dia mem-

perdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya (ay. 20). Dia 

adalah Pengantara pendamaian, yang mendapatkan damai 

sejahtera dan pengampunan untuk orang-orang berdosa. 

Dia membawa mereka ke dalam suatu keadaan yang penuh 

persahabatan dan anugerah pada saat ini, dan akan mem-

bawa semua makhluk kudus, baik malaikat maupun ma-

nusia, ke dalam satu persekutuan yang mulia dan penuh 


 364

kebahagiaan pada akhirnya nanti: baik yang ada di bumi, 

maupun yang ada di sorga. Demikian menurut Efesus 1:10. 

Dia akan mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala 

segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. 

Kata yang dipakai adalah anakephalaiōsasthai – Dia akan 

membawa mereka semua ke bawah satu kepala. Bangsa-

bangsa bukan Yahudi, yang terasingkan dan memusuhi-

Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuat-

an mereka yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya (ay. 

21-22). Di sini lihatlah bagaimana keadaan mereka pada 

dasarnya, dan dalam keadaan mereka sebagai bangsa bu-

kan Yahudi, yaitu jauh dari Allah, dan berseteru dengan 

Allah. Namun perseteruan ini dilenyapkan, dan, walaupun 

ada kesenjangan ini, kita sekarang diperdamaikan. Kristus 

telah meletakkan dasar untuk perdamaian kita, sebab  Dia 

telah membayar harganya, membeli penawaran dan janji-

nya, menyatakannya sebagai seorang nabi, dan menerap-

kannya sebagai seorang raja. Perhatikanlah, musuh-musuh 

terbesar Allah, yang berdiri di kejauhan dan menentang 

Dia, dapat diperdamaikan, dan jika tidak, maka itu adalah 

sebab  kesalahan mereka sendiri. 

2. Bagaimana penebusan itu diperoleh: yaitu melalui darah-Nya 

(ay. 14, KJV). Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kris-

tus (ay. 20), dan di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-

Nya (ay. 22). Darahlah yang mengadakan pendamaian, sebab  

darah adalah nyawa, dan tanpa penumpahan darah tidak ada 

pengampunan (Ibr. 9:22). Alangkah berharganya darah Kristus 

sehingga, sebab  Kristus menumpahkan darah-Nya, Allah ber-

kenan mengadakan perjanjian dengan manusia dengan syarat-

syarat baru untuk menempatkan mereka di bawah perjanjian 

anugerah. Dan oleh sebab  Dia, dan dengan mempertimbang-

kan kematian-Nya di atas kayu salib, Allah berkenan mengam-

puni dan bersedia bermurah hati kepada semua orang yang 

memenuhi syarat-syarat tersebut. 

IV. Mengenai pemberitaan penebusan ini. Perhatikanlah di sini, 

1. Kepada siapa hal itu diberitakan: Seluruh alam di bawah langit 

(ay. 23). Artinya, telah diperintahkan supaya penebusan itu 

Surat Kolose 1:12-29 

 365 

diberitakan kepada setiap makhluk (Mrk. 16:15). Penebusan 

itu boleh diberitakan kepada setiap makhluk, sebab  Injil 

tidak mengucilkan siapa pun yang tidak mengucilkan dirinya 

sendiri dari Injil. Kurang lebih penebusan itu sudah atau akan 

diberitakan kepada setiap bangsa, walaupun banyak orang 

yang telah berdosa dengan mengabaikan tuntunannya, dan 

mungkin sebagian orang tidak pernah menikmatinya. 

2. Oleh siapa penebusan diberitakan: Yang aku ini, Paulus, telah 

menjadi pelayannya. Paulus adalah seorang rasul besar, na-

mun dia memandangnya sebagai gelar kehormatan tertinggi 

bahwa dia menjadi seorang pelayan Injil Yesus Kristus. Paulus 

mengambi