Tampilkan postingan dengan label Sejarah text alquran 9. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah text alquran 9. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Januari 2025

Sejarah text alquran 9

 






ngan terpaksa mereka harus

menggunakan bahasa Kanaan yang predominan, sangat tidak mungkin bahwa

orang-orang Israel, dalam jumlah yang demikian kecil dan terpaksa me￾nanggung penderitaan dan perbudakan di Mesir, adalah dalam posisi yang

kondusif untuk menciptakan sebuah bahasa baru. Sejauh yang mungkin di￾lakukan hanyalah mengadopsi sebuah dialek bahasa Kanaan tertentu pada

tahap tertentu, tetapi tentu saja tidak ada yang berbeda dan unik. Dan kenyata￾annya PL itu sendiri tidak pernah merujuk pada bahasa Yahudi sebagai bahasa

Ibrani, sebagaimana yang diilustrasikan oleh dua ayat dari Yesaya 36:

I I Lalu kata Elyakim, Sebna dan Yoah kepada Rab-Syakih, "Tuan,

bicara saja dalam bahasa Siria dengan budak-budakmu; karena kami

memahaminya: Jangan memakai bahasa Yahudi (Jew's language), nanti

dimengerti rakyat di atas tembok kota itu."

13 Kemudian Rab-Syakih berdiri dan berteriak dalam bahasa Yahudi,

dan berkata, "Dengarlah apa yang dikatakan raja besar, raja Asyur."

Demikianlah terjemahan dalam versi King James (King lames Version),

dan frasa yang sama juga ditemukan dalam versi New World Translation,z3

versi Holy Bible from the Ancient Eastern Text,za Revised Standard Version,zs

dan edisi bahasa Arab. Ketiga versi yang terakhir ini mengganti 'bahasa Aram'

dengan 'bahasa Suriah', tapi tak satu pun menganggap yang lain sebagai

bahasa Ibrani.26 2 Raja-raja 18:26 dan 2 Tawarikh 32;18 mencatat rentetan

kejadian yang sama dan menggabungkan ekspresi yang sama. Dalam bab yang

lain dari Yesaya kita membaca:

Pada waktu itu bahasa Kanaan akan dipakai dalam lima kota Mesir, dan

mereka akan mengangkat sumpah demi Tuhan para penjamu mereka;

salah satu kota itu akan dinamakan "Kota Kehancuran".2T

Terjemahan-terjemahan di atas secara sepakat menyetujui kesimpulan

ini; jika bahasa Ibrani telah ditemukan pada waktu itu, tentu saja PL akan

memberikan kesaksian tentang hal itu, dan bukannya malah membuat istilah

atau susunan kata-kata (wordings) yang kabur tentang 'bahasa orang-orang

Yahudi' (Jews' langtage) ataubahasa Kanaan (language of Canaan).z8 Dengan

kenyataan bahwa teks secara generik merujuk pada bahasa Kanaan-yang secara

simpel bisa dikatakan berbahasa Kanaan-kita dapat menyimpulkan bahwa

bangsa Israel tidak mempunyai sebuah bahasa yang khusus pada waktu ter￾pecahnya Kerajaan menjadi Israel dan Tehuda.

Sebetulnya kata-kata 'bahasa Ibrani' memang benar-benar ada, tapi ia

mendahului bangsa Israel, dan tidak merujuk pada sesuatu yang berhubungan

secara jauh dengan Yahudi. Kata-kata 'ibri (Habiru'1 dan 'ibrani (Hebrew) telah

lama dipakai bahkan sebelum 2000 S.M. dan merujuk pada sebuah grup dari

suku-suku Arab di daerah-daerah bagian utara Jazirah Arabia, di padang pasir

Suriah. Sebutan itu menyebar ke suku-suku Arab yang lain di daerah itu hingga

menjadi sinonim dengan 'son of the desert' (anak padang pasir). Teks-teks

Cuneiform dan Fir'aunis semenjak sebelum bangsa Israel pun menggunakan

kata-kata seperti 'ibri, Habiri, Habiru, Khabiru,dan'abiru. Dalam hal ini istilah

'ibrani, seperti dianggap berasal dari Abraham dalam Bibel, berarti seorang

anggota dari 'abiru (atau suku-suku Arab nomad), yang dia sendiri merupakan

salah satu anggotanya. Frase 'ibrit, yang menunjukkan orang-orang Yahudi,

diciptakan belakangan oleh para rabi di Palestina.2e

ri. Tulisan Yahudi Periode AwaL Bahasa Kanaan dan Asyur

Tulisan Yahudi masa pra-pengasingan adalah berbahasa Kanaan.30 Tat￾kala bahasa Aram menjadi bahasa dominan kawasan Timur Dekat kuno, orang￾orang Yahudi mengadopsi bahasa ini dan segera mengambil tulisannya juga￾yang saat itu dikenal sebagai bahasa Asyur.3l

'Tulisan Asyur' 'uulN fttil atau I'I]UN ini disebut demikian karena

asalnya merupakan bentuk Aram dari 'Tulisan berbahasa Funisia' yang

telah jamak digunakan...sejak abad ke-8 S.M. dan dibawa kembali orang￾orang Yahudi pulang dari Pengasingan. Square scnpr (tulisan persegi)

(y:rn :n)) adalah berasal dari bentuk alfabet ini.32

Tulisan persegi ini secara formal tidak dianggap sebagai tulisan lbrani

hingga terjadi karya-karya Bin Sira dan Josephus pada abad pertama Masehi,

dan di dalam Mishna dan Talmud," yurg kesemuanya merupakan perkem￾bangan-perkembangan yang terjadi sangat belakangan.

Jadi, aslinya ditulis dalam bahasa apakah PL itu? Dari informasi di atas

kita lihat ada sebuah proses evolusi penulisan: bahasa Kanaan, Aram (Asyur),

dan akhirnya square, yang kemudian belakangan dianggap sebagai bahasa

Ibrani. Kita bisa menyimpulkan bahwa, menjelang kepulangan mereka dari

Pengasingan Bibel pada tahun 538 S.M., orang-orang Yahudi tidak mempunyai

alat komunikasi tertulis apa pun yang secara khas milik mereka sendiri. Me￾nariknya Wtirthwein menggabungkan alphabet Kanaan ini seraya menegaskan,

"Ini adalah tulisan Funisia-Ibrani kuno, pendahulu semua alfabet yang

terdahulu maupun kini."3a

lii Sumber-Sumber Taurat

a) Sumber-Sumber yang Berasal dari Yahudi

Sebagaimana merupakan kebiasaan untuk mencari pengaruh dari

sumber-sumber yang tersembunyi dalam Al-Qur'dn (suatu topik yang akan

kami bicarakan kemudian),35 para sarjana Barat di masa lalu telah sibuk men￾cari sumber-sumber Taurat. Julius Welhausen ( I 844- l9l 8) menjelaskan empat

asal yang utama: J (narasi Profetik Yahwistik, t 850 S.M.); E (narasi Profetik

Elohistik, t 750 S.M.); D (Deuteronomy dan catatan-catatan Deuteronomik di

lain tempat, + 600 S.M.); dan P (the Priestly Code, Kode Imam, ter￾presentasikan secara khusus dalam Imamat dan dalam pembaruan-pembaruan

di lain tempat, t 400 S.M.).36 Sumber-sumber yang lain juga sudah ditemukan,

dan kesemuanya menurut dugaan berasal Yahudi.

b) Sumber-Sumber yang Berasal Non-Yahudi

Bagaimana pun, dilemma terbesar yang kita hadapi adalah ditemukannya

tulisan-tulisan/karya-karya serupa di dalam sumber-sumber non-Yahudi-yang

sebagiannya mendahului PL tidak kurang dari lima abad sebelumnya. Menurut

Keluaran 20, Tuhan secara verbal memproklamasikan Sepuluh Perintah (theTen Commandments) dan menuliskannya di atas dua lempengan batu, dan

menyerahkannya kepada Musa di Gunung Sinai.

Kumpulan tulisan-tulisan yang sangat serupa adalah, tentu saja, Kode

Hammurabi (the Code of Hammurabr) ... (tertanggal kurang lebih pada

tahun 1700 S.M.). Yang begitu mencolok adalah kesamaan yang terdapat

pada pemyataan-pemyataan awal yang menunjukkan bahwa Kode

Perjanjian (the Covenant Code) diambil atau dipinjam dai hukum

Hammurabi. Sekarang bisa dipahami bahwa kedua kode berasal dari

sebuah latar-belakang legislasi yang sama yang tersebar luas. Meskipun

kode Ibrani ini tanggalnya lebih belakangan, dalam hal-hal tertentu kode

ini dalam karakternya lebih simpel dan primitif daripada kode Ham￾murabi...37

Contoh lain yang mengundang penasaran adalah yang bersumber dari

tulisan-tulisan yang ditemukan di Ras Syamra, kini di Suriah. Majalah Geografi

Nasional mengutip:

Bahkan Adam dan Hawa disebut dalam teks-teks Ras Syamra. Mereka

hidup di sebuah taman yang indah sekali di Timur, alamat yang sedikit

kabur, yang, bagaimana pun, cocok dengan yang disebutkan dalam Bibel...

Dalam suatu cerita yang ditulis oleh pengarang Ugarit, Adam merupakan

pendiri sebuah bangsa, Semit Kanaan, yang barangkali salah satu syekh

atau raja tertua, dan oleh karena itu rupanya ia adalah seorang tokoh

historis.3s

Catatan-catatan ini, menurut pengarang ini, bertarikh dari abad ke-14 atau

ke-15 S.M., dan oleh karenanya mendahului Musa paling tidak satu abad.

3. Sejarah firk1rm Lisan (the Onl l-aw)

Ajaran rabbinikal menegaskan bahwa Hukum Tertulis (Lima artikel 

Musa) dan Hukum Lisan (disampaikan selama berabad-abad lewat kata-kata atau mulut) keduanya berasal pada masa Musa; Hukum Lisan menyediakan

semua penjelasan-penjelasan yang diperlukan bagi pelaksanaan Hukum

Tertulis. Misynah adalah kompilasi Hukum Lisan ini.3e

Laporan Misynah sendiri mengenai asal dan sejarah Hukum Lisan di￾tuangkan dalam Traktat Aboth,l. Pada saat yang sama bahwa Hukum

Tertulis diberikan dari Sinai, Hukum Lisan pun juga disampaikan kepada

Musa, dan pada gilirannya ditularkan (secara oral) kepada para pemimpin

generasi-generasi secara turun-temurun.40

Di bawah ini adalah Traktat Aboth, l, memuat sejarah tradisional dari

Hukum Lisan:

l) Musa menerima Hukum dari Sinai dan menkomisikannya ke Yosua, dan

Yosua ke para sesepuh, dan para sesepuh ke Nabi-nabi; dan Nabi-nabi

mengkomisikannya ke orang-orang Sinagog Agung. Mereka mengatakan

tiga perkara: berhati-hatilah dalam memutuskan hukum, binalah banyak￾banyak pengikut, dan buatlah pagar di sekitar Hukum.

2) Simeon yang Adil4l adalah sisa-sisa dari Sinagog Agung ...

3) Antigonus dari Soko menerima [Hukum] dari Simeon yang Adil ...

4\ Yose bin Yoezer dari Zeredah dan Yose bin Yohanan dari Yerusalem

menerima [Hukum] dari mereka...a2

Dan seterusnya. Pendeknya, laporan Misynah sendiri tentang legitimasi￾nya,yang terkandung dalam traktat ini, sebagian besarnya terdiri dari ucapan￾ucapan memuji Hukum Lisan ini bersama nama-nama para guru yang me￾nularkannya dari generasi ke generasi berikutnya. "Kecuali empat paragraf

terakhir, ucapan-ucapan ini adalah43 anonim."

Laporan tradisional tentang Hukum Lisan ini dan transmisinya, mulai

dari Musa dalam silsilah yang tak terputus sampai pada para rabbi Yerusalem

pasca-pengasingan, bisa dibantah dengan melihat sekilas sejarah Yahudi. 2

Raja-raja 22-23 meriwayatkan penemuan sebuah 'Kitab Hukum' pada masa

kekuasaan Raja Yosia (640-609 S.M.).* Pembaruan menyeluruh yang iacanangkan-menghancurkan altar-altar tempat ibadah para penyembah berhala,

menghapus kurban anak, merusak rumah pagan para pelacur lakiJaki, dan

seterusnya-membuktikan bahwa sampai dasar-dasar Hukum yang paling

mendasar sekali pun telah tersapu bersih dari kesadaran bangsa lsrael. Marak￾nya praktik-praktik yang sangat bertentangan dengan agama ini justru meng￾ingkari keberadaan para imam-imam Yahudi yang diduga menghafalkan dan

mentransmisikan Hukum Lisan selama berabad-abad. Tradisi+radisi oral ini

jelas merupakan sebuah penafsiran Hukum Tertulis; meskipun seandainya

yang belakangan (Hukum Tertulis) ini hilang, maka tradisi oral yang ter￾pelihara dengan baik dan tepercaya, sudah cukup bisa memberikan informasi

kepada para rabi bahwa ritual-ritual pagan semacam itu merupakan pelang￾garan terhadap hal-hal yang keramat/sakral. Di manakah pemimpin-pemimpin

agama yang mentransmisikan Hukum dari generasi ke generasi itu? Memang

kakek Yosia, Raja Manasye, beranggapan bahwa dengan membangun kembali

altar-altar untuk menyembah Baal yang telah dihancurkan Hizkia, dia sedang

kembali pada sesembahan awal bangsa itu, dan Baal yang disembah barangkali

dalam benak orang banyak diidentifikasi sebagai Tuhan nasional Yahweh."as

Apa pun bentuknya Hukum Lisan yang aslinya diterima Musa adalah

sudah hilang beberapa milenium yang lalu dan tak ada wujudnya. Hukum Lisan

yang ada sekarang,

barangkali bertarikh dari masa ketika Hukum Tertulis pertama dibacakan

dan dijelaskan kepada orang banyak [oleh Ezra]. Uraian oral ini tak

terhindarkan telah menggiring pada penjelasan-penjelasan yang berbeda￾beda. Dari sini, pada masa-masa berikutnya dirasa sangat mendesak,

untuk mengurangi perbedaan-perbedaan ini semakin parah, perlu

ditulisnya penjelasan-penjelasan yang dianggap otoritatif dan benar.

Proses ini berawal pada masa Hillel dan Syammai (akhir abad 1 S.M.) dan

kemudian disebut misynah ... Sering kali setiap imam mempunyai

kompilasi Misynahnya sendiri.a5

Hilangnya sama sekali sumber asli yang bisa dijadikan dasar pijakan, dan

maraknya perselisihan-perselisihan tentang masalah arti telah mendorong

setiap imam/guru untuk menyusun kompilasi Hukum Lisan-nya masing￾masing, mencuatlah beberapa pertanyaan: seberapa validkah Misynah yang

sampai pada kita sekarang ini? Otoritas ketuhanan apakah yang dimilikinya

terhadap seluruh Misynah yang lain yang ditulis oleh rabi-rabi yang sekarangterlupakan itu? Dan siapakah yang punya hak untuk menentukannya sebagai

satu-satunya Misynah yang definitif (the definitive Mishnah)?

4. SejarahTeks lbnni: Masorah

Teks Ibrani PL diistilahkan Masoretik sebab dalam bentuknya yang

sekarang ia berdasarkan pada Masorah, tradisi tekstual para sarjana Yahudi

yang dikenal sebagai the Masoretes.

Masorah (Ibr. "tradition") merujuk pada sistem tanda-tanda huruf hidup

(vowel), ciri-ciri aksen, dan nada-nada marginal yang diciptakan para

juru tulis dan sarjana Yahudi awal abad pertengahan dan digunakan

dalam mengopi teks Bibel lbrani untuk memeliharanya dari perubahan￾perubahan.aT

l'. Hanya Tiga Puluh Satu Teks Masoretik yang Masih Selamat dari PL

Teks Masoretik (MT) memperingatkan kepada produk akhir, sebuah

upaya yang memperkenalkan tanda-tanda vowel dan aksen ke dalam bodi Bibel

Ibrani yang hanya berhuruf konsonan dan tak memiliki vowel pada awal abad

pertengahan. Jumlah total Bibel Ibrani yang ditulis dalam bentuk Masoreti

(baik yang komplet maupun fragmentari) hanyalah tiga puluh satu, bertarikh

dari akhir abad ke-9 sampai tahun I100 M.48 Simbol (EI) menunjukkan teks

Masoretik baik dalam Biblia Hebraica yang diedit oleh Rudolf Kittel (BHK)

maupun Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS).ae Keduanya merupakan edisi￾edisi PL yang paling kritis dan sangat diagungkan; sesungguhnya keduanya

merupakan manuskrip yang sama, B l9A, di the Saltykov-Shchedin State

Public Library dari St. Petersburg, ditulis pada tahun 1008 M.50

Satu ciri yang menarik dari Leningrad Codex ini, demikian dikenal,

adalah sistem penanggalannya. V. Lebedev menyatakan,

Manuskrip ini mulai dengan sebuah tanda penerbit yang besar, yang

memberikan tanggal kopi manuskrip, yang disebut dalam lima era yang

berlainan: 4770 dari Penciptaan, 1444 dan pengasingan Raja Yehoekin,l3l9 dari 'Dominion Yunani' (malkut ha-yamanim),940 dari kehan￾curan Rumah Tuhan yang kedua di Yerusalem, dan 399 dari Hijrah (qeren

ze'irah). Bulan itu adalah Siwan.Keterangan lain yang penting dicatat di sini adalah berasal dari

Wiirthwein, bahwa "pembagian ayat-ay at sudah diken al pada periode Talmud,dengan tradisi-tradisi Palestina dan Babilonia yang berlainan".s2 Dengan tidak

adanya bentuk pemisahan apa pun antara ayat-ayat, Kodeks abad ke I I ini

(yang ditulis begitu berabad-abad setelah masa Talmud) menyiratkan ke￾sangsian pada pernyataan ini. Bagaimanapun juga, "pembagian (PL) menjadi

bab-bab, sebuah sistem yang berasal dari Stephen Langton (l 150-1228), adalah

diadopsi dalam manuskrip-manuskrip Ibrani dari terjemahan Injil berbahasa

Latin pada abad ke empat belas."53 Lebih dari itu, pembagian-pembagian ayat

tidak dibubuhi angka-angka sebagai sub- sub bagian dari bab-bab sampai pada

abad ke-l6.sa

Kodeks Leningrad ini adalah sangat baru sekali....; manuskrip Ibrani ke￾seluruhan PL yang tertua yang ada kini, sesungguhnya hanya berasal dari abad

ke-10 M.55

Sejumlah manuskrip Ibrani yang secara substansial lebih awal, yang se￾bagiannya bertarikh dari era pra-Masehi, sebetulnya telah hilang ter￾sembunyi pada masa abad-abad pertama dan kedua M.s6 di dalam

berbagai gua di padang pasir Yehuda ... dekat Laut Mati dan senantiasa di

sana selama hampir dua milenium, kemudian ditemukan dalam serang￾kaian penemuan mulai tahun 1947.57

Temuan-temuan ini meliputi penggalan-penggalan dari hampir semua

artikel -artikel  PL, namun untuk naskah PL yang sempurna, para sarjana masih

sepenuhnya bergantung pada manuskrip-manuskrip yang bertarikh dari abad

ke-10 dan setelahnya.s8

5. Dalam Pencarian Sebuah Tek yang Otodtatif

Bukan rahasia lagi bahwa selama berabad-abad teks Ibrani dari Perjanjian

Lama berwujud sebagai teks konsonan (huruf mati) murni. Tanda-tanda

vowel tidak ditambahkan pada teks ini sampai tahap belakangan, ketika

teks konsonan telah mapan (established) dengan sejarah transmisi yang

panjang di baliknya.Sejarah keragaman tekstual yang bermacam-macam, pencantuman vowel

berikutnya, dan munculnya final sebuah versi teks PL yang otoritatif, perlu

pencermatan yang mendetail.

i. Peran Konsili Jamnia-Akhir Abad Pertama M.

Wtirthwein menulis,

Teks konsonan yang dipelihara dalam manuskrip-manuskrip abad per￾tengahan dan yang merupakan dasar bagi edisi-edisi kita sekarang ini

tarikhnya kembali pada kira-kira tahun 100 M. Sebagai bagian dari

kebangkitan besar bangsa Yahudi yang menandai dekade-dekade setelah

malapetaka tahun 70 M., sfafus resmi kitab-kitab tertentu dai Perjaniian

Lama yang diperdebatkan telah diselesaikan pada Konsili Jamnia (akhir

abad pertama M.), dan teks otoitatif Perjanjian Lama juga ditentukan.60

Teks (PL) yang terpelihara pada periode setelah tahun 70 M., hanyalah

tinggal yang ada pada grup yang paling berpengaruh, aliran Farisi. Sementara

tipe-tipe teks yang didukung grup-grup yang lebih kecil telah lenyap, yang

membuat teks standard yang ada sekarang ini adalah merupakan sebuah hasil

dari perkembangan dan evolusi sejarah belaka.6l Penegasan Wtirthwein bahwa

Konsili Jamnia telah menentukan teks otoritatif kelihatannya tak lebih sekadar

wishful thinking, karena hal ini bertentangan dengan klaim dia di tempat lain

bahwa teks PL ditentukan secara final pada abad ke-10 M'62

ri'. Teks Perjanjian Laoa dikenal dalam Berbagai Tradisi yang Berbeda-beda

Sebuah kesan yang salah telah terbangun di antara para pembaca umum

bahwa PL telah ditransmisikan sepanjang masa secara persis kata demi kata,

dan huruf demi huruf.63 Padahal tidaklah demikian kasusnya; bahkan "Sepuluh

Perintah" (the Ten Commandmenfs) saja berbeda dalam dua versi.s

Para sarjana sepakat bahwa pada akhir era pra-Masehi, teks PL dikenal

dalam berbagai tradisi yang berbeda satu sama lain sampai pada tingkat yang

beragam. Untuk menyelesaikan teka-teki tipe teks yang sangat beragama ini,para sarjana telah menggunakan pendekatan-pendekatan (approaches) yang

berbeda. "Frank M. cross menafsirkan keberagaman tersebut sebagai bentuk￾bentuk teks lokal Palestina, Mesir, dan Babilonia,"65 yang berarti bahwa setiap

pusat dari pusat-pusat itu memelihara teks PL masing-masing, yang sama

sekali berdiri sendiri (independenr) dan tak ada hubungan apa pun dengan teks￾teks yang digunakan pusat-pusat yang lain. Shemaryahu Talmon menolak

teorinya Cross; sebagai gantinya dia berpendapat bahwa "para pengarang,

penghimpun, dan juru tulis dulu itu menikmati apa yang bisa diistilahkan se￾buah kebebasan yang terkontrol tentang keragaman teks ... Dari tahap transmisi

manuskripnyayalgpaling awal, teks Perjanjian Lama memang dikenal dalam

sebuah keragaman tradisi yang berbeda satu sama lain sampai pada kadar yang

beragam pula."oo Jadi, sernentara Cross berpendapat bahwa setiap pusat

(centre) menentukan bentuk teksnya masing-masing, Talmon berargumen

bahwa keberagaman ini tidak disebabkan karena pusat-pusat yang berbeda,

akan tetapi karena para penghimpun dan juru tulis teks-teks itu sendiri yang

sejak semula memang menggunakan sedikit kebebasan dalam hal bagaimana

mereka membentuk ulang teks itu. Apa pun jawabannya, wujudnya bentuk￾bentuk teks yang berbeda tidak mungkin dimungkiri.

ui. Sekitar 6000 Pe6edaan Antara Pentateuch gamara dan Yahudi Saja

Sebuah sekte religius dan etnis Ibrani, yaitu orang-orang Samara, meng￾klaim Musa sebagai satu-satunya nabi mereka, dan Taurat sebagai satu-satunya

Kitab Suci mereka, yang mana mereka bersikeras bahwa resensinya yang

sempurna hanyalah dimiliki mereka (dan tidak golongan non-yahudi).67

Tanggal pecahnya suku Samara yang tepat dari bangsa Yahudi masih tidak

diketahui, tapi kemungkinan besar terjadi pada masa Dinasti Makkabi (166-63

S.M.) dengan penghancuran tempat suci Syakim dam Gunung Jerizim.68

Masalah Pentateuch Samara adalah bahwa ia berbeda dari [teks Ibrani

Masoretikl dalam sekitar enam ribu perbedaan. ... [banyak di antaranya]

adalah sepele dan tidak memengaruhi arti dari pada teks, tapi adalah

signifikan bahwa sekitar seribu sembilan ratus perbedaan yang lain

[Pentateuch Samara bersepakat dengan Septuagint6e berbeda dengan teksMasoretik]. Beberapa varian dalam [Pentateuch Samara] harus dianggap

sebagai perubahan-perubahan yang dimasukkan suku Samara untuk

kemaslahatan kultus mereka sendiri. Hal ini benar belaka khususnya

tentang perintah yang disisipkan setelah Keluaran 20:17 untuk

mendirikan sebuah tempat suci di atas Gunung Jerizim, tentang Ulangan

l l:30 di mana o)u, )rn ditambahkan pada il)u (21t Nltr), dan tentang

sembilan belas bagian dalam Ulangan di mana pemilihan tempat suci

ditentukan sesuai masa lalu dan rujukan kepada Syakim pun terlihat

jelas.To

Seseorang tentu tergoda untuk bertanya berapa banyak dari 6000 per￾bedaan ini yang disebabkan karena perubahan-perubahan Samaria, dan berapa

banyak yang disebabkan karena perubahan-perubahan Yahudi. Sebagaimana

yang akan kita saksikan pada halaman ..., tidak ada satu versi otoritatif apa pun

dari PL yang wujud sebelum paling kurang abad pertama S.M., apalagi suatu

versi otoritatif yang ditransmisikan dengan kadar ketelitian yang appreciable.

Cermatilah bahwa paling kurang dalam seribu sembilan ratus hal yang di￾sepakati antara Septuagint dan Samaria yang berlawanan dengan teks

Masoretik, orang-orang Yahudi telah mengubah teks yang terakhir ini.

Septuagint muncul kira-kira abad ke-3 S.M. di bawah arahan (menurut sumber￾sumber tradisional) enam pene{emah dari setiap suku Israel yang berjumlah

dua belas itu.7l Jadi, sekurang-kurangnya tiga atau empat abad memisahkan

Septuagint dari kemungkinan tanggal yang lebih awal untuk sebuah edisi PL

yang otoritatif. Berdasarkan pada permusuhan bebuyutan antara orang-orang

Yahudi dan Samaria, dan kengototan yang terakhir (Samaria) bahwa hanya

mereka saja yang memiliki resensi yang sempurna, maka kemungkinan suatu

upaya Samaria yang dimaksudkan untuk mengubah Pentateuch mereka agar

sesuai dengan Septuagint Yahudi agaknya sangat jauh. Dengan demikian jelas,

kesimpulan yang terbaik adalah kecurangan atau perubahan telah terjadi dalam

teks Masoretik mengenai seribu sembilan ratus hal itu, setelah abad ke-3 S.M.,untuk mengatakan tidak adanya kecurangan atau perubahan sebelum tarikh

tersebut yang, jika memang demikian, harus dilemparkan ke Septuagint.

fv. Perubahan-Pcnrbahaa Teks yang Tak Sengaja

Kesalahan-kesalahan bisa masuk secara pelan-pelan ke dalam teks dari

setiap jalur yang memungkinkan, karena orang penyalin yang paling pro￾fesional sekali pun akan mengakuinya. Kebanyakan hal itu adalah tidak

sengaja. Dalam kaitannya dengan ini para sarjana PL telah menciptakan

perbendaharaan kata mereka masing-masing untuk klasifikasi ketergelinciran￾ketergelinciran mental ini. Mempelajari kategori-kategori yang paling umum

kita temukan: kekacauan tentang huruf-huruf yang mirip (seperti f dan ), il

dan h); dittografi (pengulangan aksidental); haplografi (pembuangan aksi￾dental ketika suatu huruf ada dalam suatu kata sebagai huruf dobel);

homoioteleuton (pembuangan ketika dua kata-kata memiliki akhiran yang

identik dan juru tulis melompat dari yang pertama kepada yang kedua, dengan

menghilangkan apa saja yang terdapat di antaranya); kesalahan-kesalahan yang

dikarenakan vowel, beberapa lainnya.Tz Membaca penelitian kontemporer

secara teliti dan detail mengenai penyimpangan-penyimpangan tertentu dalam

penggalan-penggalan tua, bukanlah hal yang sama sekali luar biasa untuk

mendapatkan pengarang kontemporer yang melakukan homoioteleuten (misal￾nya) untuk menghilangkan pikiran bahwa kesalahan adalah disengaja dari

pihak juru tulis; hal ini barangkali mungkin bisa dimajukan sebagai satu pen￾jelasan sangat mungkin meskipun jika pembuangan yang sama terjadi pada

manuskrip-manuskrip lain yang penting.T3

v. Tiada Rasa Cemas dolam Mengubah Teks ketika di sana Agaknya Terdapat

Alasan-alasan Doktrinal yang C\rkup

Bagaimana pun juga, kita harus lebih mencermati perubahan-perubahan

yang disengaja, sebab secara natural hal ini lebih serius. Sampai abad-abad

Pertengahan teks PL belum lagi mapan (established),74 dan "sebelumnya secara

resmi ditetapkan pun, teks Perjanjian Lama tidak pernah dianggap sebagai tak

boleh diubah."75 Oleh karena itu, para juru tulis dan perawi (transmitters)

kadang-kadang melakukan perubahan-perubahan secara sengaja yang, terlepas

dari apa pun niat mereka, telah membuktikan cita-rasa yang sangat real untuk

mengubah teks asli. Manuskrip-manuskrip yang serupa menunjukkan bahwa

bahkan teks Masoretik pun, yang memang dimaksudkan untuk memelihara PL

dari perubahan-perubahan lebih lanjut, tidak terkecuali immun dari fenomena

ini.76

Namun perbaikan teks tradisional awal, merekonstruksinya dan meme￾liharanya agar terhindar dari kritik, hanyalah salah satu tanda-tanda

kesibukan para rabbi dengan teks [Masoretikf . Tanda ke-dua menyiratkan

sebuah tendensi yang berlawanan. Terdapat bukti yang jelas bahwa tidak

ada rasa cemas apa pun dalam mengubah teks ketika di sana agaknya

terdapat alasan- alasan doktrinal yang cukup -77

Apakah gerangan sebagian alasan-alasan doktrinal yang mendesak ini?

Kadang-kadang hanyalah masalah linguistik saja, mengubah suatu kata asing

atau kurang dikenal dengan kata-kata yang lebih umum. Terkadang juga

menyangkut masalah pembuangan susunan kata yang secara religius ofensif, or

(yang lebih serius dari semuanya) masalah penyusupan kata-kata tertentu untuk

mendukung satu interpretasi yang mungkin dari suatu ayat di atas seluruh

interpretasi yang lainnya.T8 Tradisi Yahudi memelihara sebagian catatan

perubahan-perubahan tekstual ini dikenal sebagai the Tiqqun Sopherim dan

Itture Sopheim,'n yung sudah barang tentu secara relatif merupakan karya￾karya belakangan.

a) Tiqqune Sopherim mencatat beberapa revisi tekstual yang dilakukan

karena alasan-alasan doktrinal. Satu tradisi Masora, misalnya, menying￾gung delapan belas posisi di mana teksnya telah diubah untuk membuang

"ekspresi-ekspresi yang tidak dapat disetujui mengenai Tuhan".80

b) Itture Sopheim mencatat beberapa kata-kata yang beragam dalam teks

asli yang secara sengaja dibuang para juru tulis. Misalnya, Talmud

Babilonia (Ned. 37b) menyebut lima tempat di mana kata-kata tertentu

harus dilewati, dan tujuh tempat yang lain kata-kata tertentu harus dibaca

meskipun dalam teks asal tidak ada.dari apa pun niat mereka, telah membuktikan cita-rasa yang sangat real untuk

mengubah teks asli. Manuskrip-manuskrip yang serupa menunjukkan bahwa

bahkan teks Masoretik pun, yang memang dimaksudkan untuk memelihara PL

dari perubahan-perubahan lebih lanjut, tidak terkecuali immun dari fenomena

ini.76

Namun perbaikan teks tradisional awal, merekonstruksinya dan meme￾liharanya agar terhindar dari kritik, hanyalah salah satu tanda-tanda

kesibukan para rabbi dengan teks [Masoretikf . Tanda ke-dua menyiratkan

sebuah tendensi yang berlawanan. Terdapat bukti yang jelas bahwa tidak

ada rasa cemas apa pun dalam mengubah teks ketika di sana agaknya

terdapat alasan- alasan doktrinal yang cukup -77

Apakah gerangan sebagian alasan-alasan doktrinal yang mendesak ini?

Kadang-kadang hanyalah masalah linguistik saja, mengubah suatu kata asing

atau kurang dikenal dengan kata-kata yang lebih umum. Terkadang juga

menyangkut masalah pembuangan susunan kata yang secara religius ofensif, or

(yang lebih serius dari semuanya) masalah penyusupan kata-kata tertentu untuk

mendukung satu interpretasi yang mungkin dari suatu ayat di atas seluruh

interpretasi yang lainnya.T8 Tradisi Yahudi memelihara sebagian catatan

perubahan-perubahan tekstual ini dikenal sebagai the Tiqqun Sopherim dan

Itture Sopheim,'n yung sudah barang tentu secara relatif merupakan karya￾karya belakangan.

a) Tiqqune Sopherim mencatat beberapa revisi tekstual yang dilakukan

karena alasan-alasan doktrinal. Satu tradisi Masora, misalnya, menying￾gung delapan belas posisi di mana teksnya telah diubah untuk membuang

"ekspresi-ekspresi yang tidak dapat disetujui mengenai Tuhan".80

b) Itture Sopheim mencatat beberapa kata-kata yang beragam dalam teks

asli yang secara sengaja dibuang para juru tulis. Misalnya, Talmud

Babilonia (Ned. 37b) menyebut lima tempat di mana kata-kata tertentu

harus dilewati, dan tujuh tempat yang lain kata-kata tertentu harus dibaca

meskipun dalam teks asal tidak ada.8dari apa pun niat mereka, telah membuktikan cita-rasa yang sangat real untuk

mengubah teks asli. Manuskrip-manuskrip yang serupa menunjukkan bahwa

bahkan teks Masoretik pun, yang memang dimaksudkan untuk memelihara PL

dari perubahan-perubahan lebih lanjut, tidak terkecuali immun dari fenomena

ini.76

Namun perbaikan teks tradisional awal, merekonstruksinya dan meme￾liharanya agar terhindar dari kritik, hanyalah salah satu tanda-tanda

kesibukan para rabbi dengan teks [Masoretikf . Tanda ke-dua menyiratkan

sebuah tendensi yang berlawanan. Terdapat bukti yang jelas bahwa tidak

ada rasa cemas apa pun dalam mengubah teks ketika di sana agaknya

terdapat alasan- alasan doktrinal yang cukup -77

Apakah gerangan sebagian alasan-alasan doktrinal yang mendesak ini?

Kadang-kadang hanyalah masalah linguistik saja, mengubah suatu kata asing

atau kurang dikenal dengan kata-kata yang lebih umum. Terkadang juga

menyangkut masalah pembuangan susunan kata yang secara religius ofensif, or

(yang lebih serius dari semuanya) masalah penyusupan kata-kata tertentu untuk

mendukung satu interpretasi yang mungkin dari suatu ayat di atas seluruh

interpretasi yang lainnya.T8 Tradisi Yahudi memelihara sebagian catatan

perubahan-perubahan tekstual ini dikenal sebagai the Tiqqun Sopherim dan

Itture Sopheim,'n yung sudah barang tentu secara relatif merupakan karya￾karya belakangan.

a) Tiqqune Sopherim mencatat beberapa revisi tekstual yang dilakukan

karena alasan-alasan doktrinal. Satu tradisi Masora, misalnya, menying￾gung delapan belas posisi di mana teksnya telah diubah untuk membuang

"ekspresi-ekspresi yang tidak dapat disetujui mengenai Tuhan".80

b) Itture Sopheim mencatat beberapa kata-kata yang beragam dalam teks

asli yang secara sengaja dibuang para juru tulis. Misalnya, Talmud

Babilonia (Ned. 37b) menyebut lima tempat di mana kata-kata tertentu

harus dilewati, dan tujuh tempat yang lain kata-kata tertentu harus dibaca

meskipun dalam teks asal tidak ada.Tidak mungkin kita salah dalam menganggap bukti tradisi-tradisi ini

hanya sebagai sepenggal kecil dari sebuah proses yang lebih panjang.82

vr. Tidsk ada Satu pun Teks PL yang Otoriatif sampai Tahun 100 M.

Beberapa manuskrip dari Qumran (sumber Gulungan-gulungan dokumen

Laut Mati) begitu dekat dengan teks Masoretik sebagaimana yang diselesaikan

pada abad pertengahan.

Akan tetapi meskipun ada semua kemiripan superfisial itu di sana ter￾dapat satu perbedaan yang desisif: teks Qumran dari tipe Masoretik

hanyalah salah satu dari sekian banyak tipe yang umum digunakan yang

sangat beragam... dan tidak terdapat indikasi apa pun bahwa teks tersebut

dianggap sebagai lebih otoritatif dari pada yang lain. Boleh kita sim￾pulkan bahwa mengenai Qumran, dan secara meyakinkan juga seluruh

Yudaisme, tidak terdapat satu pun teks yang.otoritatiF3

Hanya pada masa kebangkitan Yahudi yang berikutnya, salah satu dari

berbagai teks ini benar-benar memperoleh pengakuan akan keunggulannya,

mengalahkan yang lain yang selama ini beredar luas hingga pada abad pertama

Masehi. Pada kenyatannya, gua-gua Qumran mengandung tiga tipe teks yang

berlainan: Pentateuch Samaria, Septuagint, dan Masoretik. Wtirthwein mene￾gaskan bahwa yang disebut terakhir dari ketiga teks ini paling tidak telah

memperoleh otoritasnya pada waktu antara tahun 70-135 M.,84 meski pun

kesimpulan ini sebenarnya berdasar pada penanggalan yang salah mengenai

beberapa gua di Qumran dan Wddi Murabba'61, seperti yang akan saya jelaskan

pada halaman 281-6.

w'. Sarjana-sarjana Yahudi Menetapkan Teks PL pada Abad Kesepuluh,

Secara Alcif Menghancurkan Manuskripmanuskrip yang Lebih Awal

Aturan-aturan Yahudi menuntut penghancuran manuskrip-manuskrip

yang usang dan cacat. Dan ketika para sarjana telah menetapkan teks itu

secara final pada abad kesepuluh, semua manuskip yang merupakan

tahap-tahap awal perkembangannya secara alami dianggap cacat, darl

dalam perjalanan waktu semuanya lenyap.Penetapan sebuah tipe teks tunggal pada abad ke-10 itu bertepatan dengan

pengenalan Masorah - sistem tanda-tanda vowel dan aksen yang digunakan

sebagai sarana untuk mencegah kesalahan-kesalahan penulisan lebih lanjut.

Sistem ini, bersama-sama dengan penghancuran manuskrip-manuskrip yang

'cacat' (defective), akan lebih mudah diimplementasikan begitu koloni Yahudi

terbesar di Babilonia (aliran-aliran Timur dari Sura, Nahardea, dan

Purnbeditha) telah kehilangan signifikansinya dan menghilang pada abad ke￾l0 dan ke-l l.

Sekali lagi Barat telah mengambil kepemimpinan spiritual Yudaisme,

dan Masorah Barat berusaha menghapus semua bekas tradisi-tradisi

tekstual yang berbeda dengan miliknya. Pandangan-pandangan aliran

[Barat] Tiberias telah menjadi yang menentukan pada masa-masa be￾rikutnya, dan tradisi Timur telah dilupakan selama satu milenium,s6

Manuskrip-manuskrip Ibrani dari abad ke-10 dan ke-ll yang sangat

penting ini, yang memasukkan Masorah dan menuntaskan tipe teks buat

generasi-generasi yang akan datang, adalah sangat langka; jumlahnya hanya

tiga puluh satu, dan kebanyakannya adalah terpenggal-penggal.87

raii. Masorah dan Integdtas Tekstual

Dengan penetapan salah satu tipe teks tertentu sebagai superlatif (paling

unggul) dari pada yang lain semuanya, kebebasan tekstual yang sebelumnya

dihormati telah digantikan dengan kekerasan. Wiirthwein berkomentar bahwa

demikianlah fungsinya Masorah, dan menukil pernyataan Rabbi Akiba bahwa,

"Masorah adalah sebuah pagar (pelindung) Hukum." Ini adalah merupa￾kan tujuan dari kerja para juru tulis yang sangat teliti dan cermat. Mereka

menghitung ayat-ayat,kata-kata, dan huruf-huruf dari Kitab Hukum dan

bagian-bagian lain dari Kitab Suci l,;bagai suatu bantuan prosedural

dalam memonitor manuskrip-manuskrip dan memeriksa akurasinya.sPernyataan Rabbi Akiba tidak sepenuhnya jelas: tentu saja penghitungan

ayat:ayat dan huruf-huruf tidak dapat dijalankan pada masa dia (+ 55-137 M.),

dan baru menjadi mungkin dan feasiblepada akhir abad ke-9 dan awal abad ke-

10, ketika kemunculan sistem Masora untuk pertama kalinya. Wiirthwein

sendiri mencatat:

Maka dari itu kita harus berasumsi bahwa ketika teks konsonantal di￾kukuhkan pada + 100 M., tidak berakibat secara langsung pada pe￾nindasan terhadap semua bentuk-bentuk teks yang lain, tetapi manuskrip￾manuskrip dengan beragam teks itu masih terus beredar untuk waktu

yang lama sekali, terutama di kalangan-kalangan pribadi. Penyatuan

manuskrip-manuskrip abad kesepuluh dan beikutnya yang begitu me￾ngesankan iru disebabkan... oleh para tokoh Masoret masa-masa awal dan

belakangan yang memperjuangkan dikukuhkannya teks itu dan mem￾bantu sekuat tenaga untuk mencapai kemenangannya atas berbagai

bentuk teks yang lain.8e

Dari kata-kata Wiirthwein sendiri ini sangat jelas bahwa penyatuan teks

yang demikian impresif ini dicapai pada abad ke-10 M. dan setelahnya, bukan

pada abad pertama Masehi.

6. Kebangfrian Yahudi: Sebuah Warisan dari Kemajrnn Sasfra Islam

l. Pembubuhan Titik dan Pe,mberian Suara Dipenganrhi

oleh Kesuksesan Islam

Dalam hal pemberian suara (vokalisasi)...tidak terdapat tradisi tertulis

apa pun tentang simbol-simbol [yakni, tanda-tanda pengenal, diakritik,

atau pembubuhan titik, 'pointing' ,f untuk menunjukkan pelafalan atau

intonasi dari sebuah teks. Kapan pembubuhari titik bermula atau berasal

dari mana, tidaklah diketahui.eo

Klaim-klaim awal bahwa hal Qtointing dan vokalisasi) ini telah ditemu￾kan pada abad ke-5 M. kini telah terbantahkan. Mencermati bahwa Talmud

Babilonia tidak mengandung referensi apa pun mengenai pointing, Bruno

Chiesa menempatkan tarikh penemuan itu terjadi arrtara 650-750 M. Namun

dalam hal ini dia berasumsi bahwa Talmud Babilonia disempurnakan pada

sekitar tahun 600, yang berarti menjadi sedikit lebih daripada perkiraan pribadi,

dan apa yang benar-benar bisa dia simpulkan hanyalah bahwa pointingbermula

setelah itu, dan tidak rentang waktu yang pasti. Memang, Dictionary of the

Bible mengusulkan tahun 500, namun Neusner menegaskan bahwa pengeditan

final (Talmud Babilonia) yang hanya empat bagiannya saja (dari enam)

diselesaikan + 700. Oleh karena itu, mendasarkan permulaan pointing pada

penyelesaian Talmud Babilonia tidak bisa diharapkan. Moshe Goshen-Gottstein,

mengasumsikan suatu waktu di sekitar tahun 700 M. sebagai satu-satunya

yang memungkinkan bisa diterima akal. Dia yakin bahwa penciptaan

tanda-tanda vowel dan aksen pada dasarnya telah dipengaruhi oleh

penaklukan-penaklukan lslam yang dikhawatirkan akan mengancam

lenyapnya tradisi pembacaan liturgis yang tepat.er

Tampaknya lucu dan janggal, bahwa vowel-vowel itu diciptakan sebagai

sebuah reaksi terhadap ancaman invasi Islam; yang jauh lebih memungkinkan

adalah bahwa vowel-vowel itu diciptakan berdasarkan pada sistem vowel

bahasa Arab, yang sedang mendapat pengakuan luas pada waktu itu sebagai

akibat penyebaran Islam itu sendiri.

Akhirnya mulai abad ketujuh Masehi sebuah sistem tanda-tanda vowel

yang ditulis di atas dan di bawah huruf-huruf konsonan diadopsi, barang￾kali mencontoh penggunaan bahasa Suryani. Sistem ini dalam istilah

teknis Y ahudi disebut "pointing".ez

Saya telah memerinci masalah ini secara panjang lebar dalam Bab 10.e3

Meski pun terdapat sebuah universitas yang aktif di Nisibis, bersama-sama

dengan kolej-kolej dan biara-biarayang didirikan sejak 450 M., bangsa Suria

tidak berhasil menciptakan tanda-tanda diakritik hingga tahun 700 M. Lebih

dari itu, Hunain bin Is[eq ( I 94-260 H./8 I 0-873 M.), bapak tata bahasa Suryani,

adalah seorang siswa dari salah satu murid-murid seorang tata bahasa Arab

kondang al-Khalil bin Ahmad al-Frdhidi (100-170 H.l7l8-786 M.). Silsilah

yang demikian telanjang ini menunjukkan bahwa pointing adalah merupakan

ciptaan orang Muslim yang diadopsi oleh bangsa Suria, dan dari mereka,

bangsa Yahudi.Tanggal penyertaan vowel-vowel pada huruf-huruf konsonan teks Ibrani

itu hanya bisa ditentukan dalam bata-batas yang sangat longgar. Baik

Talmud (t 500 M.) maupun Jerome (420 M.) tidak mengenal apa pun

tentang vokalisasi. C.D. Ginsburg mengatakan bahwa pengenalan tanda￾tanda penulisan terjadi pada + 650-680 M. dan bahwa karya para tokoh

Masorah selesai sekitar 700 M.e4

Meskipun saya masih punya keberatan-keberatan tertentu akan keakurat￾an tanggal-tanggal ini, saya mesti catat dan tegaskan di sini bahwa tanggal￾tanggal tersebut (sebagaimana diusulkan) adalah benar-benar bertepatan de￾ngan kemunculan Islam. Betapa pun demikian, sebagian besar perhatian kita

masih tertumpu pada akurasi sistem pointingini sebab,

rentang waktu lebih dari satu milenium memisahkan tokoh-tokoh Masorah

Tiberia dari masa-masa ketika Ibrani merupakan sebuah bahasa nasional

yang hidup dan sama-sama merupakan suatu kemungkinan juga bahwa

pelafalan Ibrani telah mengalami beberapa perubahan dalam masa

interval ini, terutama mengingat bahwa bahasa Ibrani waktu itu ditulis

tanpa vowel... Oleh karena itu, tampaknya perlu mengandaikan adanya

sejumlah bentuk-bentuk artifisial yang cukup dalam sistem Tiberia itu,

yang berkaitan dengan keinginan para tokoh Masorah untuk membuat

pelafalan yang benar yang membuat mereka rentan terhadap pengaruh￾pengaruh luar, seperti frlologi Suryani dan Islam.es

i. Aktivitas Masoretik lvlaju di Barat di Bawah Penganrh Islam

Aktivitas Masoretik maju lagi di Barat dalam periode 780-930 M., karena

dirangsang oleh pengaruh Karaite... Sebuah sistem Tiberia baru diciptakan,

berdasarkan pada pengalaman sistem Palestina, yang menggabungkan sistem

aksen dengan suatu cara menunjukkan nuansa-nuansa yang lebih baik, dan

dapat mewakili pelafalan dan intonasi teks biblikal secara rinci dan detail.e6

Jika gerakan Karaite,eT sebuah sekte yang timbul di bawah bayangan Pe￾radaban Islam dan pengaruhnya, merupakan stimulus bagi terciptanya sistem

Tiberia ini, kita dapat simpulkan bahwa seluruh ide itu berasal dari praktik-

praktik sastra Islam. Penggunaan tanda-tanda diakritikal yang terperinci dalam

Al-Qur'an (untuk mewakili intonasi yang benar dari setiap kata) sesungguhnya

mendahului timbulnya sistem Tiberia ini lebih seratus tahun.e8

ni. Talmud dan Penganrh Islam

Tiga belas abad setelah Exodus (keluaran), literatur rabbinikal berusaha

keras untuk memenuhi kebutuhan akan adanya sebuah penjelasan Kitab Suci

dan sekaligus berupaya untuk mengeliminasi kekacauan yang sangat yang

timbul akibat banyaknya Misynah yang beredar. Pada akhirnya redaksinya

Rabbi Yehuda ha-Nasi, t 200 M., (sebagaimanayalg diubah lebih lanjut oleh

para muridnya dan beberapa orang yang tak dikenal) yang menggantikan

seluruh koleksi yang lain.ee Talmud pada intinya mengandung Misynah ini,

ditambah dengan komentar dan penjelasan lebih lanjut.

Dari sini Talmud dianggap, paling tidak oleh orang-orang Yahudi ortodoks,

sebagai otoritas yang tertinggi dalam semua masalah keirnanan,:.. Ko￾mentar-komentar dan penjelasan-penjelasan itu menerangkan apa-apa

yang dimaksudkan Kitab Suci, dan tanpa penjelasan resmi ini pesan￾pesan Kitab Suci akan kehilangan banyak nilai praktisnya bagi bangsa

Yahudi ... Maka, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Talmud mem￾punyai otoritas yang sepadan dengan Kitab Suci dalam Judaisme

ortodoks.loo

Ada dua Talmud yang berhasil dihimpun, Palestina dan Babilonia (yang

mendapat kedudukan lebih besar), akan tetapi tanggal penyelesaiannya yang

pasti masih sangat diperdebatkan.ror Paling tidak terdapat empat tarikh yang

berbeda, 400, 500, 600, dan 700 M., sebagai tanggal disempurnakannya

Babylonian Talmud, yang (ika menunjukkan sesuatu) berarti tidak adanya

kepastian dan bukti, meski pun jika tarikh yang diberikan Neusner benar maka

penyelesaian editing final ini terjadi pada masa Irak Islam dengan bantuan

fiqih.Pada kenyataannya komentar dan penjelasan tentang Misynah ini terjadi

terus-menerus dan berkelanjutan-sebuah proses yang bahkan pada abad ke-13

M. pun belum berhenti-dengan kultur Islam yang tampaknya memainkan peran

yang sangat dominan dalam upaya Yahudi ini. Dalam kata-kata Danby:

Untuk beberapa abad setelah penaklukan Islam, Babilonia senantiasa men￾jadi pusat utama pendidikan rabbinikal... Kontak dengan ulama-ulama

Arab dalam batas tertentu berfungsi sebagai sebuah penyegaran stimulus,

dan abad kesembilan dan kesepuluh menyaksikan permulaan studi

filologi dan gramatikal tentang literatur Ibrani; dan Hai Gaon merupakan

orang yang paling awal membuat komentar tentang Misynah yang masih

ada sampai sekarang ... Dia hampir secara keseluruhan mengupas

problem-problem bahasa, dan dalam pencariannya untuk derivasi kata￾kata yang kabur dia lebih banyak merujuk dan menggunakan bahasa

Arab.t02

Maimonides (l135-1204), salah satu tokoh besar Abad Pertengahan,

menulis pada awal masa dewasanya sebuah pendahuluan dan komentar

bagi seluruh Misynah. Hal ini ditulis dalam bahasa Arab dengan judul

Kitdb es-Sirdj,'The Book of the Lamp'... Tidak puas dengan penjelasan

mendetail dia berusaha untuk menyuguhkan kepada para pembaca

prinsip-prinsip umum yang menentukan pokok bahasan, dengan begitu

dia membuang salah satu kesulitan-kesulitan utama dalam memahami

Misynah.P3

Mengintisarikan prinsip-prinsip umum (general principles) yang ber￾hubungan dengan sebuah subjek adalah menggunakan Ugul al-Fiqh (Prinsip￾prinsip Fiqih). lni adalah merupakan metodologi Islam yang sudah mapan

untuk kajian-kajian keagamaan, yang jelas-jelas sekali Maimonides mencocok￾cocokkannya. Dari beberapa contoh ini kitajadi menyadari besarnya perbedaan

antara apa yang diduga-duga sarjana-sarjana Barat dan apa yang, dalam ke￾nyataannya, sebenarnya terjadi: orang-orang Islam sering dituduh meminjam

tanpa malu-malu dari orang-orang Kristen dan Yahudi, dan bahkan Nabi

Muhammad, ketika tidak dituduh 'mencuri' dari sumber-sumber Biblikal, di￾katakan sebagai seorang tokoh pengkhayal yang berpegangan pada prototipeRabbinikal. Pada kenyataannya, orang-orang Yahudi dan Kristen kedua-dua￾nya mengambil manfaat yang sangat besar dari kemajuan-kemajuan meto￾dologi dan budaya Islam, memanfaatkannya untuk mengilhami pencapaian￾pencapaian masa depan mereka.

7. Maatukan Tarikh rmfil& sebtuh Teks PL yang febp dan Otoritatif

i. Qumran dan Skrol-skrol Laut Mati: Pandangan Barat

Tentu saja peristiwa biblikal yang paling signifikan akhir-akhir ini adalah

penemuan manuskrip-manuskrip di Qumran dan Wddi Murabba'dt, dekat Laut

Mati, yang bermula pada tahun 1947. Beberapa abad lebih tua daripada

material yang sebelumnya dimiliki para sarjana, dan berasal dari suatu era di

mana tiada satu pun bentuk teks yang dianggap otoritatif secara absolut,

manuskrip-manuskrip ini telah menimbulkan sebuah kegila-gilaan minat.roa

Kemajuan pun telah dicapai, yang cukup memuaskan sebagian besar sarjana

biblikal, mengenai otentisitas dan usia dokumen-dokumen ini. Gua Qumran

dikaitkan erat dengan permukiman Khirbet Qumran yang diratakan-tanah

tahun 68 M. pada waktu pemberontakan Yahudi Pertama, dan penelitian

arkeologis tentang barang-barang peninggalan (relics) yang didapatkan di

dalam gua secara umum menunjukkan periode ini; misalnya, sepotong linen

yang dites menggunakan Carbon-I4 menunjukkan tarikh antara 167 S.M. dan

233 M. Penggalian-penggalian di tempat itu menyimpulkan sebuah tarikh yang

paling memungkinkan bahwa manuskrip-manuskrip di Qumran ditempatkan

pada masa pemberontakan Yahudi Pertama ini, 66-70 M.105

Rangkaian gua yang kedua, di Wedi Murabba'dt, memiliki sejarahnya

tersendiri. Kisah ini bermula pada musim gugur 1951, ketika orang-orang

Badui menemukan empat gua di sebuah kawasan hampir dua puluh kilometer

sebelah selatan Qumran. Penggalian berikutnya mengungkapkan, "Gua-gua itu

dihuni beberapa kali dari tahun 4000 S.M- sampai periode Arab."l06 Beberapa

dari dokumen-dokumen yang ditemukan di dalamnya mengindikasikan bahwa

gua-gua ini berfungsi sebagai tempat perlindungan para pemberontak selama

pemberontakan Yahudi Kedua. Penggalan-penggalan skrol PL ditemukan di

sini juga, walaupun tulisannya lebih maju daripada yang ditemukan di Qumran;

sebetulnya, teks di dalam skrol-skrol ini sangat sama dengan teks Masora

(yakni, tipe teks yang pada akhirnya telah menggantikan seluruh teks yang lain

dan membentuk dasar bagi PL seperti yang ada sekarang ini).toz Konsensus

Barat menetapkan bahwa manuskrip-manuskrip ini "dapat ditentukan tarikh￾nya dengan pasti pada masa [pemberontakan Yahudi Kedua] (132-135 M.1".tos

Di antara penemuan-penemuan itu terdapat juga skrol Nabi-Nabi Minor yang

bertarikh (menurut J.T. Milik) dari abad kedua M., walaupun tulisannya begitu

maju yang bahkan "mengandung kesamaan-kesamaan yang mencolok dengan

tulisan manuskrip-manuskrip abad pertengahan... Teks itu hampir sepenuhnya

sama dengan [tipe teks Masora], yang berarti bahwa sebuah teks standar yang

otoritatif telah ada pada paruh pertama abad kedua Masehi."roe

Setelah memaparkan keterangan-keterangan Wiirthwein sendiri yang

kontradiktif, di mana dia selalu berpindah-pindah dari menyatakan skrol-skrol

Wddi Murabba'dt sebagai otoritatif sampai menegaskan bahwa tak ada satu

pun teks otoritatif sampai abad ke-10 M., dalam bagian berikut ini saya akan

memfokuskan argumen-argumen saya yang membantah termina datumtt0

Qumran dan Widi Murabba'it, dengan menyuguhkan bukti yang perlu.

ii. Pendapat Tandingan: Termina Datum aumran dan Gua-gua Lainnya Salah

Sarjana-sarjana Barat mengklaim bahwa ketika penggalan-penggalan

yang ditemukan itu bertentangan dengan teks Masora, maka penggalan￾penggalan itu pasti telah ditempatkan di Qumran sebelum pemberontakan

Yahudi Pertama (66-70 M.), karena masa tersebut adalah masa dihancurkannya

kota dekat Khirbet Qumran oleh serdadu Roma. Penggalan-penggalan yang

sepakat dengan teks Masora berasal dari gua di Wedi Murabba'dt, yang telah

disegel setelah pemberontakan (Yahudi Kedua) Bar Kochba pada tahun 135 M.

dengan demikian implikasinya adalah bahwa teks PL distandardisasikan pada

waktu tertentu antara 70-135 M.

Tetapi masalahnya dasar kesimpulan ini sendiri adalah salah, sebagai￾mana yang bisa kita cerna dari dua poin berikut:

. Gua-gua itu selalu terbuka dan gampang dijamah (accessible), karena

alasan yang cukup jelas bahwa seorang anak muda Badui menemukan

skrol-skrol itu tanpa penggalian apa pun. Badui ini, Muhammad Dhi'b,

waktu itu berusia lima belas tahun dan boleh jadi seorang penggembala

atau penyelundup yang sedang mencari-cari dombanya yang hilang atau

sedang berlindung dari hujan. Setelah beberapa temannya bergabung,

eksplorasi sambil lalu ini menghasilkan sosok Skrol-skrol Laut Mati;

mereka sama sekali tang menggunakan sekop atau kapak (apalagi alat

perlengkapan yang sophisticated), akan tetapi cukup dengan tangan

mereka saja dan mereka mendatangi gua itu lebih dari sekali untuk

mendapatkan seluruh kertas-kertas (kulit) itu. Bahkan boleh jadi mereka

masuk ke gua itu telanjang kaki. Meski pun gua-gua itu menurut dugaan

telah disegel 135 M., hal ini sama sekali tidak mengimplikasikan bahwa

tempat ini sulit atau tidak dapat dijamah, mengingat betapa mudah dan

kebetulannya skrol-skrol itu ditemukan. Berdasarkan pertimbangan ini

dapat kita simpulkan bahwa skrol-skrol itu boleh jadi telah ditempatkan

kapan saja, dan bahwa terminum datum 135 M. yang diasumsikanlll

tidak punya legitimasi.

o f{. Shanks dalam review-nya terhadap artikel  Discoveries in the ludaean

Desert,ttz menulis bahwa dua orang dari para pengarangnya (Cross dan

Davila) berkeyakinan bahwa salah satu dari penggalan-penggalan Kitab

Kejadian yang mereka teliti berasal, bukan dari Qumran seperti yang

diinformasikan semula, tapi dari Wddi Murabba'dt.

Cross dan Davila mendasarkan kecurigaan mereka tidak hanya pada

sebuah analisis paleografis tentang tulisannya, melainkan pada fakta

bahwa kulit itu kasar dan dipersiapkan dengan jelek, tidak seperti ma￾nuskrip-manuskrip Qumran. Davila menuturkan bahwa Badui itu boleh

jadi secara kurang hati-hati telah mencampur-adukkan manuskrip ini

dengan penemuan-penemuan (Qumran) mereka. I I 3

Kecurigaan ini semakin besar akibat sebuah uji-coba Carbon-14 baru￾baru ini terhadap sebuah artefak (sepotong linen) yang diduga berasal

dari Qumran, tetapi yang ternyata tes itu menunjukkan artefak ini berasal

dari Wadi Murabba'61, satu hal yang membuat Shanks terheran-heran,

"Apa lagi yang dicampur-adukkan Badui itu?"l14

Untuk membuktikan secara konklusif skrol mana milik gua mana men￾jadi sangat sulit. Arkeologi bukanlah ilmu pasti, dalam arti bahwa banyak hal￾hal yang bisa dengan mudah ditafsirkan dengan tafsiran yang beragam.r15 Dan

lagi, metode carbon dating (penentuan tanggal menggunakan karbon) yang

berbeda jelas-jelas menghasilkan kesimpulan yang berseberangan (kadang sampai

hitungan abad), jadi ketepercayaan tes-tes semacam ini tak bisa dijamin.

Namun problem terbesar yang dihadapi seseorang dalam memastikan

tanggal gua-gua ini adalah adanya penggalan-penggalan berbahasa Arab yang

juga ditemukan dalam gua yang sama di Wddi Murabba'dt, atau yang terdekat

dengannya (keraguan selalu menyelimuti penggalan-penggalan mana yang

berasal dari gua mana). Lebih dari itu, salah satu dari penggalan-penggalan

(fragmen) yang berbahasa Arab ini memiliki tanggal Hijriah yang sangat jelas,

327 H. (938 M.; lihat Gambar lq.2)."u Penggalan ini berbunyi:r1Terjemahannya:

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Saya telah

mengumpulkan (penggalan ini) dari para pewaris Abri Ghassdn pajak￾pajak yang harus dibayar dari harta milik $an[n, berjumlah sepertiga atau

seperdelapan dari satu dinar untuk tahun tiga ratus dua puluh tujuh.

Ditulis oleh Ibrdhim bin Hammdz pada bulan Rabi' al-Awwal dari tahun

yang sama, dan saya bertawakal pada Alldh.

Tujuh fragmen berbahasa Arab itu semuanya telah direproduksi dalam

Facsimile Edition of the Dead Sea Scrolls; satu-satunya yang tersebut di atas

adalah yang paling bisa dibaca dan komplet. Paling tidak lima fragmen

berbahasa Arabyanglain, salah satunya termasuk panjang, ditemukan di dalam

gua Wddi Murabba'dt namun oleh para pengarang (artikel  tersebut) dianggap

tidak sesuai untuk dimasukkan dalam edisi ini, meski pun kelimanya telah

direproduksi di tempat yang lain.rr8

Apa pun penjelasan yang ada tentang fragmen-fragmen berbahasa Arab

ini - bahwa gua-gua itu tak pernah benar-benar disegel, atau disegel tapi di￾temukan kembali lebih dari sepuluh abad yang lalu, atau bahwa beberapa bagian￾nya disegel dan yang lain tidak - kenyataannya adalah bahwa secara pasti tidak

satu pun dari fragmen-fragmen PL yang bisa dimasukkan secara definitif ke

dalam salah satu dari dua periode emas 66-70 M. dan 132'135 M.l 19 Hal ini

menjelaskan pernyataan J.T. Milik mengenai Skrol Nabi-Nabi Minor, "Bahkan

di sana terdapat kesamaan-kesamaan yang mencolok dengan tulisan manu￾skrip-manuskrip abad pertengahan."r2o Jika fragmen berbahasa Arab dari abad

ke-10 M. terletak di dalam gua-gua ini, kiranya apakah yang menghalangi

seseorang dari meletakkan fragmen-fragmen PL pada abad mana pun yang

mengiringi dan/atau pada abad ke-10 M.? Penggalian-penggalian dari tahun

1950-an telah menyimpulkan bahwa gua-gua ini telah "dihuni berkali-kali dari

tahun 4000 S.M. sampai dengan periode Arab",tzt jadi kecuali kalau im￾plikasinya adalah bahwa orang-orang Yahudi seluruhnya memang telah men￾jauhi gua-gua ini sejak 135 M. sampai abad ke-20, padahal kenyataannya

orang-orang Islam abad pertengahan bisa memasukinya, maka premis penen￾tuan tanggal adalah sepenuhnya tak berlaku. Bukti apakah yang dapat menun￾jukkan bahwa tidak ada seorang Yahudi pun yang masuk ke wadi Murabba'dt

pada tahun 351, atau 513, atau bahkan 700M.trzz

Assessmenf permulaan para sarjana, seperti prof. Diver dari oxford, pada

awalnya menentukan tanggal Skrol-Skrol Laut Mati pada abad y"-617 y,7.rzt

Dan hal ini bukanlah sama sekali suatu fenomena yang tak lazim berlaku:

sebuah fragmen Imamat yang diambil dari eumran, dan ditulis dalam tulisan

Ibrani Kuno, telah menimbulkan ketakutan besar di kalangan para sarjana

mengenai tanggal asal-usulnya. Beberapa pendapat berkisar antara abad ke-5

sampai pertama S.M., dengan kesepakatan akhir bahwa kemungkinan bisa

berasal dari abad pertama M., yang dengan begitu telah memberikan fragmen

ini sebuah kelonggaran enam ratus tahun.r2a Berdasarkan pada bukti konkret di

atas, keyakinan bahwa teks PL telah distandardisasikan antara 70-135 M.

adalah sepenuhnya tak dapat dipertahankan.

8. Bebenpa Contoh Utama Pentbahan Teks yang Disengaja

Mari kita teliti suatu bagian dalam PL yang saya yakin menggambarkan

sebuah perubahan awal yang disengaja, khususnya, pasal rujuh Belas dari

Kejadian. Istri Abraham, Sarah, memberi hambanya yang ber