Tampilkan postingan dengan label Kejadian 23. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejadian 23. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 23

 


mereka sebab mereka hanya mempunyai 

sedikit rumput atau sama sekali tidak ada untuk memberi 

makan ternak-ternak itu. Sekarang Firaun melihat kenyataan

dari apa yang sebelumnya ia lihat di dalam mimpinya, yakni 

lembu-lembu yang kurus kering.  

3. saat  mereka telah menjual semua harta benda dari tanah 

mereka, sangatlah mudah untuk membujuk mereka (dibandingkan 

kelaparan) untuk menjual tanah mereka juga. Sebab apa 

gunanya lagi tanah bagi mereka, saat  mereka sudah tidak 

mempunyai gandum yang akan ditanam atau ternak yang 

akan diberi makan dari tanah itu? Jadi lebih baik mereka 

menjual tanah itu untuk persediaan makanan berikutnya.  

4. saat  tanah mereka telah habis terjual dan sudah tidak ada 

apa-apa lagi yang dapat dipakai untuk hidup, tidak ada pilih-

an bagi mereka selain menjual tenaga mereka sendiri, supaya 

mereka sepenuhnya hidup dari pekerjaan tangan mereka, dan 

dapat tetap berada di atas tanah mereka sebagai petani peng-

garap dengan izin dan persetujuan kerajaan. Perhatikan, Kulit 

ganti kulit! Orang akan memberi  segala yang dipunyainya, 

bahkan kemerdekaan dan harta bendanya (dua hal yang sa-

ngat disayangi) ganti nyawanya, sebab hidup ini sangat ber-

harga. Ada sedikit orang (mungkin beberapa saja) yang lebih 

berani mati dibandingkan hidup dalam perbudakan dan bergan-

tung pada kekuasaan yang sewenang-wenang. Dan dalam hal 

ini, mungkin ada juga orang mati sebab  pedang, sebab  rasa 

gusar, yaitu orang-orang yang tidak mau mati perlahan-lahan 

sebab  lapar, dan ini lebih buruk lagi (Rat. 4:9). Nah, sungguh 

suatu rahmat yang besar bagi orang Mesir yang dalam keada-

an menderita ini masih dapat memperoleh gandum dengan 

harga berapa saja. Jika semua orang Mesir mati sebab  kela-

paran, mungkin tanah mereka sepenuhnya menjadi milik 

pemerintah sebab  tidak ada pewaris yang hidup lagi. sebab  

itu mereka memutuskan menerima yang terbaik dari yang 

keadaan yang buruk ini.  

III. Cara yang digunakan Yusuf untuk menyelesaikan masalah kepen-

tingan ini dengan menegakkan keadilan antara raja dan rakyat-

nya, sehingga raja tetap memiliki keuntungan yang adil dan rak-

yat juga tidak sampai binasa.  

1. Untuk tanah mereka. Ia tidak perlu lagi menawar-nawar harga 

tanah itu sementara masa kelaparan masih berlangsung. 

Namun jika masa kelaparan ini berlalu (sebab bukan untuk 

selamanya Tuhan  hendak berbantah-bantah, dan bukan untuk 

seterusnya Ia hendak murka), ia harus membuat sebuah kese-

pakatan yang memuaskan kedua belah pihak. Ia berpendapat 

bahwa rakyat harus menguasai dan menikmati tanah itu, 

seperti yang dianggapnya sesuai untuk ditugaskan kepada 

mereka dan memberi mereka benih untuk ditabur dari tempat 

persediaan raja, dan digunakan secara wajar demi keuntungan 

mereka sendiri. Untuk itu mereka hanya harus menyerahkan 

dan membayar seperlima dari hasil tahunan sebagai pem-

bayaran kepada kerajaan atas hak menguasai dan mengolah 

tanah itu. Ketentuan itu menjadi hukum yang berlaku sampai 

sekarang (ay. 26). Sungguh sebuah kesepakatan yang sangat 

baik untuk memperoleh makanan ganti tanah mereka, sebab  

kalau tidak mereka dan segala kepunyaan mereka akan kela-

paran. Dengan cara itu mereka juga akan mendapatkan tanah 

mereka kembali, dengan syarat-syarat yang sedemikian 

ringan. Perhatikanlah, pejabat-pejabat negara layak dihormati 

dua kali lipat atas kebijaksanaan dan kejujuran mereka dalam 

menegakkan keadilan antara raja dan rakyat, sehingga kemer-

dekaan dan harta benda tidak dijadikan sebagai hak istimewa, 

ataupun hak istimewa tidak menindas kemerdekaan dan harta 

benda. Di dalam diri pejabat-pejabat seperti itulah terdapat 

rasa aman. jika  sesudah  itu orang-orang Mesir merasa ter-

lampau berat membayar kewajiban yang begitu besar kepada 

raja dari hasil tanah mereka, mereka harus ingat, bahwa ke-

putusan itu bukan hanya begitu adil, melainkan juga begitu 

baik saat  pertama kali dijalankan. Mereka harus bersyukur 

sebab  hanya harus membayar seperlima dari semuanya. 

Dapat dilihat betapa setianya Yusuf kepada Firaun yang telah 

menunjuk dirinya. Ia tidak mengambil uang itu ke kantongnya 

sendiri, atau mewariskan tanah-tanah tadi kepada kaum 

keluarganya sendiri, namun  mengubah keduanya bagi keun-

tungan Firaun. Itulah sebabnya kita tidak menemukan bahwa 

keturunan Yusuf keluar dari Mesir dalam keadaan lebih kaya 

dibandingkan saudara-saudara lain yang miskin. Orang-orang yang 

dipercaya menyelenggarakan kesejahteraan umum harus ber-

hati-hati saat  membangun usaha yang besar, supaya mereka 

tidak mengorbankan hati nurani yang baik, yang jauh lebih 

berharga. 

2. Untuk rakyat banyak itu. Ia memindahkan mereka ke kota-

kota di tanah Mesir (ay. 21). Ia memindahkan mereka untuk 

menunjukkan kekuasaan tertinggi Firaun atas mereka, dan 

supaya pada waktunya mereka melupakan hak mereka atas 

tanah-tanah mereka serta lebih mudah menyesuaikan diri 

dengan keadaan perhambaan yang baru ini. Para penulis Ya-

hudi mengatakan,  Dengan begitu ia memindahkan mereka 

dari tempat tinggal sebelumnya, sebab  mereka telah meng-

hina saudara-saudaranya sebagai orang-orang asing. Untuk 

menghentikan penghinaan itu mereka semua benar-benar 

dibuat menjadi orang-orang asing.” Lihatlah betapa besarnya 

perubahan yang dapat terjadi dalam waktu yang singkat terha-

dap umat manusia, dan betapa cepatnya Tuhan  sanggup me-

nuang orang-orang yang hidup tenang seperti anggur di atas 

endapannya dari satu tempayan ke tempayan yang lain. Beta-

pa berat tampaknya hal yang menimpa mereka ini, namun 

pada waktu itu mereka sendiri menyadari hal itu sebagai sua-

tu kebaikan yang sangat besar dan berterima kasih sebab  

tidak mendapat perlakuan yang lebih buruk: Engkau telah me-

melihara hidup kami (ay. 25). Perhatikanlah, ada alasan yang 

sangat baik untuk menjadikan Juruselamat kehidupan kita 

sebagai Tuhan atas hidup kita,  Engkau telah menyelamatkan 

kami, lakukan apa yang Engkau kehendaki atas kami.” 

IV. Perlakuan khusus yang ia berikan kepada imam-imam. Mereka 

mendapat tunjangan tetap dari Firaun sehingga tidak perlu men-

jual tanah mereka (ay. 22). Segala bangsa yang berjalan demi 

nama Tuhan  mereka, harus memperlakukan dengan baik orang-

orang lain yang menyelenggarakan kebaktian umum bagi Tuhan  

mereka dan yang melayani mereka dalam urusan-urusan kudus. 

Dengan cara yang sama kita harus menghormati Tuhan  kita, de-

ngan cara menghormati para pelayan-Nya dengan penuh kasih 

demi pekerjaan mereka.  

Perintah Yakub Perihal Penguburannya  

(47:27-31)  

27 Maka diamlah Israel di tanah Mesir, di tanah Gosyen, dan mereka menjadi 

penduduk di situ. Mereka beranak cucu dan sangat bertambah banyak. 28 

Dan Yakub masih hidup tujuh belas tahun di tanah Mesir, maka umur

Yakub, yakni tahun-tahun hidupnya, menjadi seratus empat puluh tujuh 

tahun. 29 saat  hampir waktunya bahwa Israel akan mati, dipanggilnyalah 

anaknya, Yusuf, dan berkata kepadanya:  Jika aku mendapat kasihmu, 

letakkanlah kiranya tanganmu di bawah pangkal pahaku, dan bersum-

pahlah, bahwa engkau akan menunjukkan kasih dan setia kepadaku: 

Janganlah kiranya kuburkan aku di Mesir, 30 sebab  aku mau mendapat per-

hentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku 

dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka.” Jawabnya:  Aku 

akan berbuat seperti katamu itu.” 31 Kemudian kata Yakub:  Bersumpahlah 

kepadaku.” Maka Yusufpun bersumpah kepadanya. Lalu sujudlah Israel di 

sebelah kepala tempat tidurnya. 

Amatilah,  

1. Keadaan bahagia yang dialami Yakub di Mesir (ay. 27-28). Semen-

tara orang-orang Mesir dibuat menjadi miskin di negeri mereka 

sendiri, Yakub justru berkembang di negeri asing. Ia hidup tujuh 

belas tahun lagi sesudah  kedatangannya di Mesir, jauh melampaui 

harapannya sendiri. Tujuh belas tahun lamanya ia sudah meme-

lihara Yusuf (sebab pada usia itulah ia dijual sebagai budak, 

37:2), dan sekarang, sebagai imbalan, Yusuf memelihara dia tujuh 

belas tahun lamanya. Amatilah betapa baiknya pengaturan Tuhan  

terhadap kehidupan Yakub, sehingga saat  ia sudah menjadi tua 

dan tidak kuat lagi menanggung beban dan keletihan, ia justru 

tidak mengalami hal demikian, sebab  dipelihara dengan baik 

oleh anaknya tanpa pernah ia duga. Begitulah, Tuhan  turut mem-

perhatikan keadaan umat-Nya. 

2. Kecemasan Yakub mengenai kematiannya. Akhirnya hampir wak-

tunya Israel akan mati (ay. 29). Israel, seorang pangeran Tuhan , 

yang pernah bergumul dengan malaikat dan berhasil menang, 

sekarang harus menyerah kepada kematian. Tidak ada obatnya 

lagi, ia harus mati. Itulah yang ditentukan bagi semua orang, dan 

juga bagi dia. Tidak ada pengecualian bagi siapa pun dalam 

perang ini. Yusuf telah menyediakan makanan baginya supaya ia 

tidak mati kelaparan, namun hal ini tidak menjamin dia bebas 

dari kematian oleh usia lanjut atau sakit penyakit. Ia mati secara 

perlahan-lahan, lilinnya tidak dipadamkan, namun tetap menyala 

dan meleleh sampai ke dasar. Supaya dengan begitu ia bisa meli-

hat dari kejauhan bahwa waktu sedang mendekati malam. Per-

hatikanlah, sungguh suatu keuntungan yang tak terperikan un-

tuk melihat mendekatnya saat kematian sebelum kita merasakan 

genggamannya, supaya kita dapat segera melakukan apa yang 

perlu dikerjakan dengan sekuat tenaga kita. Bagaimanapun, wak-

tu kematian itu tidak jauh dari setiap kita. Nah, saat  melihat 

harinya semakin mendekat, ia mencemaskan tentang pengubur-

annya. Bukan soal upacara dan kemewahannya (ia sama sekali 

tidak peduli mengenai hal itu), melainkan soal tempat ia dikubur-

kan.  

(1) Ia ingin supaya dikuburkan di tanah Kanaan. Inilah yang 

diputuskannya, bukan dari pikiran yang datang tiba-tiba se-

bab Kanaan yaitu  tanah kelahirannya, melainkan dari iman 

sebab  Kanaan yaitu  tanah perjanjian (yang begitu ia rindu-

kan, seperti yang seharusnya, untuk tetap memilikinya sampai 

tiba waktunya keturunannya akan menguasainya). Juga kare-

na tanah itu yaitu  gambaran sorga, sebuah negeri yang lebih 

baik yang telah dikatakannya dengan jelas bahwa ia merindu-

kannya (Ibr. 11:14). Ia menginginkan tanah yang baik untuk 

dijadikan tempat perhentian dan kebahagiannya di seberang 

kematian.  

(2) Ia meminta Yusuf bersumpah untuk membawanya ke sana 

dan menguburkannya di sana (ay. 29, 31), supaya Yusuf ter-

ikat dengan kewajiban yang sungguh-sungguh itu dan meng-

atasi berbagai halangan yang mungkin terjadi. Dengan sum-

pah itu juga, Yusuf bisa memuaskan hati Yakub menjelang 

saat-saat kematiannya. Tidak ada yang dapat membantu 

membuat ranjang kematian menjadi menyenangkan, selain ke-

pastian mendapat perhentian di Kanaan sesudah  kematian.  

(3) saat  Yusuf selesai bersumpah, Israel bersujud di sebelah 

kepala tempat tidurnya, menyerahkan diri, seperti seharusnya, 

kepada hantaman kematian (”Sekarang datanglah, dan akan 

kusambut.”). Atau, ia sedang menyembah Tuhan  seperti yang 

dijelaskan dalam Ibrani 11:21, mengucap syukur kepada Tuhan  

atas semua kebaikan-Nya, dan khususnya untuk hal ini, bah-

wa Yusuf tidak saja siap mengatupkan kelopak matanya, 

namun  dengan meletakkan tangan di bawah pangkal pahanya 

ia bersumpah untuk memenuhi kerinduannya mengenai tem-

pat penguburannya. Demikianlah, orang-orang yang turun ke 

dalam debu, dengan ucapan syukur dan kerendahan hati, 

harus bersujud di hadapan TUHAN, Tuhan  sumber belas kasih-

an mereka (Mzm. 22:30). 

PASAL 48   

alam pasal sebelumnya, waktu semakin mendekati malam bah-

wa Israel segera mati. sesudah  memberi petunjuk mengenai 

tempat penguburannya, dalam pasal ini, ia berpamitan dengan cucu-

cucunya dari garis keturunan Yusuf, dan dalam pasal berikutnya 

dengan semua anak-anaknya. Dengan demikian semua wasiat Yakub 

dicatat, sebab saat itu ia berbicara dengan roh nubuatan. Abraham 

dan Ishak tidak. Di ranjang kematian, karunia dan anugerah Tuhan  

lebih bersinar dalam diri beberapa orang kudus-Nya dibanding dalam 

diri orang kudus yang lain. Roh, seperti angin, bertiup ke mana yang 

diingini-Nya. Dalam pasal ini kita membaca perihal,  

I.  Yusuf, yang sesudah  mendengar kabar bahwa ayahnya sedang 

sakit, segera pergi mengunjunginya dan membawa serta 

kedua anaknya (ay. 1-2).  

II. Dengan sungguh-sungguh Yakub mengangkat kedua anak 

Yusuf sebagai anak miliknya sendiri (ay. 3-7).  

III. Yakub memberkati kedua anak itu (ay. 8-16).  

IV. Yakub menjelaskan dan memberi alasan mengapa ia menyilang-

kan tangannya saat  memberkati mereka berdua (ay. 17-20). 

V. Yakub meninggalkan warisan khusus kepada Yusuf (ay. 21-22). 

Yakub Sakit 

(48:1-7) 

1 Sesudah itu ada orang mengatakan kepada Yusuf:  Ayahmu sakit!” Lalu 

dibawanyalah kedua anaknya, Manasye dan Efraim. 2 saat  diberitahukan 

kepada Yakub:  Telah datang anakmu Yusuf kepadamu,” maka Israel 

mengumpulkan segenap kekuatannya dan duduklah ia di tempat tidurnya. 3 

Berkatalah Yakub kepada Yusuf:  Tuhan , Yang Mahakuasa telah menampak-

kan diri kepadaku di Lus di tanah Kanaan dan memberkati aku 4 serta 

berfirman kepadaku: Akulah yang membuat engkau beranak cucu, dan Aku 

akan membuat engkau bertambah banyak dan menjadi sekumpulan bangsa-

bangsa; Aku akan memberi  negeri ini kepada keturunanmu untuk men-

jadi miliknya sampai selama-lamanya. 5 Maka sekarang kedua anakmu yang 

lahir bagimu di tanah Mesir, sebelum aku datang kepadamu ke Mesir, akulah 

yang empunya mereka; akulah yang akan empunya Efraim dan Manasye 

sama seperti Ruben dan Simeon. 6 Dan keturunanmu yang kauperoleh 

sesudah mereka, engkaulah yang empunya, namun  dalam pembagian warisan 

nama mereka akan disebutkan berdasarkan nama kedua saudaranya itu. 7 

Kalau aku, pada waktu perjalananku dari Padan, aku kematian Rahel di 

tanah Kanaan di jalan, saat  kami tidak berapa jauh lagi dari Efrata, dan 

aku menguburkannya di sana, di sisi jalan ke Efrata” – yaitu Betlehem.  

Di sini,   

I. Yusuf, sesudah  diberi tahu bahwa ayahnya sakit, segera pergi 

mengunjunginya. Meskipun ia seorang yang terhormat dan sibuk, 

Yusuf tidak lalai menunjukkan rasa hormat yang harus diberikan 

kepada ayahnya yang sudah tua ini (ay. 1). Mengunjungi orang 

sakit yang ada di bawah tanggung jawab kita, atau memakai  

kesempatan untuk berbuat baik, bagi tubuh atau jiwa, merupa-

kan kewajiban kita. Ranjang orang sakit merupakan tempat yang 

tepat untuk memberi penghiburan serta nasihat kepada orang 

lain dan menerima pengajaran bagi diri kita sendiri. Yusuf mem-

bawa kedua anaknya supaya mereka berdua dapat memperoleh 

berkat ayahnya yang sedang menjelang ajal, dan supaya apa yang 

mereka lihat di dalam dia dan dengar dari dia dapat meninggalkan 

kesan yang abadi dalam hidup mereka. Perhatikanlah,  

1. Sangat baik untuk memperkenalkan anak-anak muda yang 

datang ke dalam dunia ini dengan hamba-hamba Tuhan  yang 

sudah berusia lanjut dan yang akan pergi dari dunia ini. Ke-

saksian menjelang ajal mereka tentang kebaikan Tuhan  dan 

kegembiraan dari jalan-jalan kebijaksanaan yang pernah me-

reka tempuh dapat menjadi sebuah dorongan besar bagi ang-

katan yang sedang bangkit. Manasye dan Efraim (saya berani 

mengatakan) tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi 

pada waktu itu.  

2. Orangtua yang saleh menginginkan sebuah berkat, bukan saja 

bagi mereka sendiri, melainkan juga bagi anak-anak mereka. 

 Oh, supaya mereka hidup di hadapan Tuhan !” Yusuf telah 

berbuat baik kepada ayahnya lebih dibandingkan saudara-sau-

daranya. sebab  itu sangatlah beralasan jika ia mengharapkan 

kemurahan khusus dari ayahnya.  

II. Yakub, begitu diberi tahu tentang kunjungan anaknya, memper-

siapkan diri sebaik mungkin untuk menyenangkan hati anaknya 

(ay. 2). Ia melakukan apa saja yang dapat ia lakukan untuk mem-

bangkitkan jiwanya dan menghidupkan karunia yang ada di 

dalam dirinya. Apa yang tersisa dalam kekuatan jasmaniahnya di-

kumpulkan sedapat-dapatnya dan duduklah ia di tempat tidurnya. 

Sangat baik bagi orang yang sakit dan orang yang sudah berusia 

lanjut untuk sedapat-dapatnya bersemangat dan ceria, supaya 

mereka jangan tawar hati pada masa kesesakan. Kuatkanlah diri-

mu, seperti Yakub di sini, dan Tuhan  akan menguatkan engkau. 

Besarkan hatimu dan tolonglah dirimu sendiri, maka Tuhan  akan 

menolong dan membesarkan hatimu. Biarlah jiwa menopang 

kelemahan kita. 

III. Untuk membalas semua perhatian yang dicurahkan Yusuf ke-

padanya, Yakub mengangkat kedua anak Yusuf sebagai anaknya 

sendiri. Dalam pengangkatan itu disampaikan beberapa hal seba-

gai berikut,  

1. Riwayat khusus janji Tuhan  kepada Yakub yang terkait dengan 

perbuatan yang sedang dilakukannya:  Tuhan  memberkati aku 

(ay. 3), dan biarlah berkat itu diturunkan atas mereka.” Tuhan  

telah menjanjikan dua hal kepadanya, yaitu keturunan yang 

besar jumlahnya dan Kanaan sebagai tanah pusaka (ay. 4). 

Dan sesuai dengan itu masing-masing anak Yusuf itu harus 

berkembang menjadi sebuah suku dan masing-masing mereka 

juga harus memiliki bagian yang jelas di tanah Kanaan sama 

seperti anak-anak Yakub sendiri. Lihatlah bagaimana ia mem-

berkati mereka dengan iman dalam apa yang telah dikatakan 

Tuhan  kepadanya (Ibr. 11:21). Perhatikanlah, dalam semua doa 

kita, baik untuk diri sendiri maupun untuk anak-anak kita, 

kita harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan 

mengingat janji-janji Tuhan  kepada kita.  

2. Penerimaan anak-anak Yusuf yang dilaksanakan dengan cepat 

ke dalam keluarganya:  Akulah yang empunya mereka (ay. 5), 

bukan saja sebagai cucu-cucuku, melainkan sebagai anak-

anakku sendiri.” Walaupun mereka dilahirkan di negeri Mesir, 

dan kemudian ayah mereka lama hidup terpisah dari saudara-

saudaranya, yang tampaknya menghapus hak mereka dari wa-

risan Tuhan itu, namun Yakub menerima mereka dan meng-

akui mereka sebagai anggota umat Tuhan  di dunia ini. Ia men-

jelaskan hal ini di dalam ayat 16, Sehingga namaku serta 

nama nenek dan bapaku, termasyhur oleh sebab  mereka. 

Seolah-olah ia berkata,  Biarlah mereka jangan menggantikan 

ayah mereka dalam kekuasaan dan kebesarannya di sini, di 

tanah Mesir, namun  biarlah mereka menggantikan aku dalam 

mewarisi janji yang dibuat kepada Abraham,” yang dalam 

pandangan Yakub jauh lebih berharga dan terhormat untuk 

mereka hargai dan dambakan. Dengan demikian bapa bangsa 

yang telah lanjut usia dan sedang menyongsong kematian ini 

mengajar kedua orang muda itu (berumur sekitar dua puluh 

satu tahun), untuk tidak menganggap negeri Mesir sebagai 

negeri mereka dan juga tidak menyatukan diri dengan orang-

orang Mesir, namun  mengambil bagian mereka bersama-sama 

dengan umat Tuhan , sama seperti Musa yang di kemudian hari 

menghadapi godaan serupa (Ibr. 11:24-26). Dan sebab  kepu-

tusan ini menjadi suatu bentuk penyangkalan diri bagi mereka 

berdua yang cukup dekat dengan kedudukan tinggi di negeri 

Mesir, dan supaya mereka tetap mengikuti orang-orang Ibrani 

yang dianggap hina, maka Yakub mengangkat mereka masing-

masing sebagai kepala sebuah suku. Dengan begitu, ia mem-

besarkan hati mereka. Perhatikanlah, orang yang layak mem-

peroleh kehormatan dua kali lipat yaitu  mereka yang sebab  

anugerah Tuhan  berani menerobos godaan kekayaan dan kedu-

dukan duniawi untuk menerima agama yang benar dalam 

keaiban dan kemiskinan. Yakub ingin supaya Manasye dan 

Efraim percaya bahwa lebih baik menjadi orang yang hina di 

dalam jemaat dibandingkan menjadi orang yang mulia di luar 

jemaat. Lebih baik dipanggil sebagai Yakub yang miskin dari-

pada disapa sebagai Yusuf yang kaya.  

3. Syarat yang disertakan mengenai anak-anak yang akan diper-

oleh Yusuf kemudian. Mereka tidak akan dihitung sebagai 

kepala-kepala suku seperti halnya Efraim dan Manasye, namun  

akan masuk ke dalam bagian dari salah satu di antara mereka 

berdua (ay. 6). Tidak ditemukan catatan bahwa Yusuf mempu-

nyai anak lagi sesudah  mereka berdua, namun dalam kecermat-

annya, Yakub memberi  petunjuk ini untuk mencegah ter-

jadinya persaingan dan salah urus. Perhatikanlah, dalam 

membuat persetujuan, sangat baik untuk meminta nasihat

 dan untuk berjaga-jaga menghadapi apa yang mungkin dapat 

terjadi, sebab kita tidak dapat melihat ke depan apa yang akan 

terjadi. Sikap hati-hati kita harus mengikuti penyelenggaran 

Tuhan  dalam pengaturan dan campur tangan-Nya.  

4. Disebutkan juga perihal kematian dan penguburan Rahel, ibu 

Yusuf, dan istri yang paling dikasihi Yakub (ay. 7), dengan me-

nunjuk pada kisah dalam Kejadian 35:19 itu. Perhatikanlah,  

(1) jika  kita sendiri sedang menjelang ajal, akan sangat 

baik jika kita mengingat kembali kematian keluarga dan 

sahabat-sahabat yang kita kasihi (Bil. 27:13). Ini memban-

tu membuat kematian dan kuburan menjadi lebih akrab 

bagi kita. Ingatlah akan orang-orang yang bagi kita sangat 

dekat dengan kita yang sudah lama mati dan dikuburkan. 

Apakah kita akan mengikuti jalan yang mereka tempuh? 

(2) Kepergian anggota keluarga yang kita kasihi dapat menjadi 

kenangan yang menyedihkan untuk beberapa waktu. Kasih 

sayang yang kuat dalam menikmati kenangan itu menim-

bulkan penderitaan panjang akibat kehilangan itu.  

Yakub Memberkati Anak-anak Yusuf;  

Nubuatan Yakub yang Sedang Menjelang Ajal 

(48:8-22) 

8 saat  Israel melihat anak-anak Yusuf itu, bertanyalah ia:  Siapakah ini?” 9 

Jawab Yusuf kepada ayahnya:  Inilah anak-anakku yang telah diberikan 

Tuhan  kepadaku di sini.” Maka kata Yakub:  Dekatkanlah mereka kepadaku, 

supaya kuberkati mereka.” 10 Adapun mata Israel telah kabur sebab  tuanya, 

jadi ia tidak dapat lagi melihat. Kemudian Yusuf mendekatkan mereka 

kepada ayahnya: dan mereka dicium serta didekap oleh ayahnya. 11 Lalu 

berkatalah Israel kepada Yusuf:  Tidak kusangka-sangka, bahwa aku akan 

melihat mukamu lagi, namun  sekarang Tuhan  bahkan memberi aku melihat 

keturunanmu.” 12 Lalu Yusuf menarik mereka dari antara lutut ayahnya, dan 

ia sujud dengan mukanya sampai ke tanah. 13 sesudah  itu Yusuf memegang 

mereka keduanya, dengan tangan kanan dipegangnya Efraim, yaitu di sebe-

lah kiri Israel, dan dengan tangan kiri Manasye, yaitu di sebelah kanan 

Israel, lalu didekatkannyalah mereka kepadanya. 14 namun  Israel mengulur-

kan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia 

yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye – jadi tangannya 

bersilang, walaupun Manasye yang sulung. 15 Sesudah itu diberkatinyalah 

Yusuf, katanya:  Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di 

hadapan Tuhan ; Tuhan  itu, sebagai Tuhan  yang telah menjadi gembalaku selama 

hidupku sampai sekarang, 16 dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan 

aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda 

ini, sehingga namaku serta nama nenek dan bapaku, Abraham dan Ishak, 

termasyhur oleh sebab  mereka dan sehingga mereka bertambah-tambah 

menjadi jumlah yang besar di bumi.” 17 saat  Yusuf melihat bahwa ayahnya 

meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, hal itu dipandangnya 

tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk memindahkannya dari 

atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye. 18 Katanya kepada ayahnya: 

 Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan 

kananmu ke atas kepalanya.” 19 namun  ayahnya menolak, katanya:  Aku 

tahu, anakku, aku tahu; ia juga akan menjadi suatu bangsa dan ia juga akan 

menjadi besar kuasanya; walaupun begitu, adiknya akan lebih besar kuasa-

nya dari padanya, dan keturunan adiknya itu akan menjadi sejumlah besar 

bangsa-bangsa.” 20 Lalu diberkatinyalah mereka pada waktu itu, katanya: 

 Dengan menyebutkan namamulah orang Israel akan memberkati, demikian: 

Tuhan  kiranya membuat engkau seperti Efraim dan seperti Manasye.” Demi-

kianlah didahulukannya Efraim dari pada Manasye. 21 Kemudian berkatalah 

Israel kepada Yusuf:  Tidak lama lagi aku akan mati, namun  Tuhan  akan 

menyertai kamu dan membawa kamu kembali ke negeri nenek moyangmu. 22 

Dan sekarang aku memberi  kepadamu sebagai kelebihanmu dari pada 

saudara-saudaramu, suatu punggung gunung yang kurebut dengan pedang 

dan panahku dari tangan orang Amori.” 

Di sini kita membaca perihal,  

I. Berkat yang diberikan Yakub kepada kedua anak Yusuf, yang 

dipandang sebagai sesuatu yang lebih istimewa lagi sebab  sang 

rasul menyebut hal itu secara khusus (Ibr. 11:21) dan tidak ber-

komentar apa-apa tentang berkat yang diucapkan Yakub kepada 

anak-anaknya yang lain, walaupun pemberkatan itu juga dilaku-

kan dengan iman. Amatilah di sini,  

1. Yakub menjadi rabun sebab  usia lanjut (ay. 10). Mata yang 

rabun merupakan salah satu kelemahan orang-orang yang 

berusia lanjut. Orang-orang yang melihat dari jendela semua-

nya menjadi kabur (Pkh. 12:3). Merupakan suatu kebodohan 

untuk berjalan mengikuti penglihatan mata kita, dan mem-

bebani hati kita mencarinya, sementara kita tahu bahwa 

kematian akan segera menutupnya. Lagi pula, kita tidak tahu 

bisa-bisa ada suatu kecelakaan terjadi pada kita sebelum 

kematian dan kecelakaan itu bisa saja menggelapkan peng-

lihatan itu. Sama seperti ayahnya, Yakub juga menjadi kabur 

matanya saat  ia menjadi tua. Perhatikanlah,  

(1) Orang-orang yang mendapat kehormatan berusia lanjut 

harus merasa puas untuk menanggung beban ini.  

(2) Mata iman dapat menjadi sangat jelas bahkan saat  mata 

jasmani ini menjadi sangat kabur.  

2. Yakub sangat sayang kepada anak-anak Yusuf: ia mencium 

dan mendekap mereka (ay. 10). Sudah merupakan hal yang la-

zim bagi orang-orang yang sudah tua untuk memiliki rasa 


kasih sayang yang khusus kepada cucu mereka, bahkan lebih 

dibandingkan kasih sayang kepada anak-anak mereka sendiri keti-

ka masih kecil, yang menurut Salomo yaitu  sebab , Mahkota 

orang-orang tua yaitu  anak cucu (Ams. 17:6). Dengan kepuas-

an tak terhingga Yakub berkata di sini (ay. 11), Tidak kusang-

ka-sangka, bahwa aku akan melihat mukamu lagi (sesudah  ber-

tahun-tahun menganggapnya hilang), namun  sekarang Tuhan  

bahkan memberi aku melihat keturunanmu! Lihatlah di sini, 

(1) Bagaimana kedua orang saleh ini mengakui Tuhan  dalam 

keadaan yang menyenangkan ini. Yusuf berkata (ay. 9), 

Inilah anak-anakku yang telah diberikan Tuhan  kepadaku, 

dan untuk lebih membesarkan berkat ini, ia menambah-

kan,  di sini, di tempat pembuangan, perbudakan, dan ku-

rungan ini.” Di sini Yakub berkata, Tuhan  bahkan memberi 

aku melihat keturunanmu. Maka penghiburan kita akan 

menjadi dua kali lebih manis saat  kita melihat itu berasal 

dari tangan Tuhan .  

(2) Betapa seringnya Tuhan , dalam pemeliharaan campur ta-

ngan-Nya yang penuh belas kasihan, memberi melampaui 

harapan kita, dan dengan demikian sangat memperbesar 

kemurahan-Nya. Ia tidak saja membungkam ketakutan 

kita, namun  memberi  lebih dari yang kita harapkan. Kita 

dapat menerapkan hal ini pada janji yang diberikan kepada 

kita dan anak-anak kita. Tidak terpikirkan sama sekali 

bahwa kita ini dapat dibawa dalam kovenan dengan Tuhan , 

mengingat betapa bersalah dan rusaknya keadaan kita. Na-

mun, lihatlah, ia telah menunjukkan kepada kita bahwa 

keturunan kita juga ada dalam kovenan dengan Dia.  

3. Sebelum mewariskan berkatnya, Yakub menceritakan peng-

alamannya tentang kebaikan Tuhan  kepadanya. Ia telah ber-

cerita (ay. 3) mengenai Tuhan  yang menampakkan diri kepada-

nya. Kunjungan-kunjungan khusus dari anugerah-Nya serta 

persekutuan khusus yang kadang-kadang kita nikmati ber-

sama-Nya tidak boleh kita lupakan. Namun, selain itu (ay. 15-

16) ia menyebut tentang pemeliharaan ilahi yang tidak putus-

putusnya atas dirinya sepanjang umur hidupnya.  

(1) Tuhan  telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai se-

karang (ay. 15). Perhatikanlah, selama kita hidup di dunia 

ini, kita terus-menerus mengalami kebaikan Tuhan  dalam 

menyediakan kebutuhan hidup jasmaniah kita. Tubuh kita 

membutuhkan makanan setiap hari, dan tidak sedikit yang 

telah diberikan-Nya kepada kita. Dan kita tidak pernah 

kekurangan bahan pangan. Ia yang telah menyediakan ma-

kanan sepanjang umur hidup kita pasti tidak akan mening-

galkan kita pada akhir hidup kita.  

(2) Melalui malaikat-Nya, Ia telah melepaskan dia dari segala 

bahaya (ay. 16). Yakub telah mengalami banyak kesulitan 

dalam hidupnya, namun Tuhan  berkenan menjaga dia dari 

bahaya yang ditimbulkan oleh masalahnya. Sekarang ke-

tika ajalnya sudah semakin mendekat ia memandang diri-

nya sebagai orang yang dilepaskan dari segala bahaya, dan 

mengucapkan selamat tinggal untuk selama-lamanya ke-

pada dosa dan penderitaan. Kristus, Sang Malaikat kovenan 

itu, telah melepaskan kita dari setiap usaha yang jahat 

(2Tim. 4:18). Perhatikanlah,  

[1] saat  hamba-hamba Tuhan  menjadi tua dan mendekati 

ajal, sudah menjadi kewajiban mereka untuk bersaksi 

bagi Tuhan  kita bahwa mereka telah mendapati Dia pe-

nuh kemurahan hati.  

[2] Pengalaman kita mengenai kebaikan Tuhan  kepada kita 

dapat digunakan untuk mendorong orang lain melayani 

Tuhan  dan mendorong kita untuk memberkati dan men-

doakan mereka.  

4. saat  ia menganugerahkan berkat dan nama Abraham serta 

Ishak atas mereka, ia juga mengharapkan tingkah laku dan 

teladan Abraham dan Ishak juga bagi mereka (ay. 15). Ia me-

nyebut Tuhan  yang para leluhurnya, Abraham dan Ishak, telah 

hidup di hadapan-Nya. Dengan ini ia mengakui Tuhan  yang 

mereka percayai, yang mereka ikuti dan taati, yang dengan-

Nya mereka bersekutu dalam ibadah-ibadah ketetapan-Nya 

sesuai dengan persyaratan dalam kovenan itu. Hiduplah di 

hadapan-Ku (17:1). Perhatikanlah,  

(1) Orang-orang yang ingin mewarisi berkat dari para lelulur 

mereka yang saleh dan menerima manfaat dari kovenan 

Tuhan  dengan mereka, harus mengikuti langkah-langkah 

kesalehan mereka.  

(2) Langkah-langkah itu harus mengajarkan agama dan hal-

hal yang telah diperbuat Tuhan  bagi kita, bahwa Tuhan  ada-

lah Tuhan  dari bapa leluhur kita, dan bahwa mereka telah 

memperoleh kepuasan besar dengan hidup di hadapan-Nya.  

5. Dalam memberkati mereka, Yakub menyilangkan tangannya. 

Yusuf telah menempatkan anak-anaknya sedemikian rupa 

supaya tangan kanan Yakub dapat dengan mudah diletakkan 

di atas kepala Manasye yang sulung (ay. 12-13). Namun Yakub 

justru meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, 

anak yang lebih muda (ay. 14). Yusuf tidak menyukai hal ini, 

ia ingin mendukung kedudukan anak sulungnya, dan sebab  

itu ia mau memindahkan tangan Yakub (ay. 17-18). Namun 

Yakub menjelaskan bahwa ia tahu apa yang ia lakukan, 

bahwa ia tidak melakukan kesalahan, juga bukan sebab  mau 

menyenangkan diri. Juga bukan sebab  ia lebih menyayangi 

yang satu dari yang lain. Melainkan, sebab  roh nubuat yang 

ada di dalam dirinya, dan dalam ketaatan kepada rencana 

Tuhan . Manasye akan menjadi besar, walaupun begitu Efraim 

akan menjadi lebih besar lagi. saat  suku-suku itu dihitung 

jumlahnya di padang gurun, jumlah suku Efraim jauh lebih 

banyak dibandingkan suku Manasye, dan memenuhi syarat sebagai 

pasukan perang (Bil. 1:32-33, 35; 2:18, 20), serta disebut 

pertama (Mzm. 80:3). Yosua berasal dari suku itu, begitu juga 

Yerobeam. Suku Manasye terbagi dua, setengah berada di tepi 

sungai Yordan, yang setengahnya ada di seberangnya, hingga 

membuat suku ini menjadi kurang kuat dan kurang dipertim-

bangkan. Dengan melihat gambaran yang akan datang ini, 

Yakub menyilangkan tangannya. Perhatikanlah,  

(1) Dalam melimpahkan berkat kepada umat-Nya, Tuhan  adakala-

nya memberi lebih kepada sebagian orang dibandingkan ke-

pada yang lain, lebih banyak karunia, rahmat, dan penghibur-

an, serta lebih banyak hal-hal yang baik dari kehidupan ini.  

(2) Acapkali umat-Nya yang paling kecillah yang diberi paling 

banyak. Tuhan  memilih yang paling lemah dari dunia ini, 

menegakkan orang yang hina dari dalam debu. Rahmat 

tidak mengikuti aturan alam ini. Tuhan  juga tidak lebih me-

nyukai orang-orang yang kita sangka paling layak, melain-

kan yang menyenangkan hati-Nya. Dapat diamati betapa

seringnya Tuhan , melalui berkat-berkat luar biasa dari kove-

nan-Nya, mengangkat yang lebih muda melebihi yang lebih 

tua, Habel di atas Kain, Sem di atas Yafet, Abraham di atas 

Nahor dan Haran, Ishak di atas Ismael, Yakub di atas 

Esau, Yehuda dan Yusuf di atas Ruben, Musa di atas Ha-

run, Daud dan Salomo di atas saudara-saudaranya (1Sam. 

16:7). Tuhan  memerintahkan orang Yahudi memperhatikan 

hak kesulungan (Ul. 21:17), namun  Ia sendiri tidak terikat 

untuk memperhatikannya. Beberapa orang manafsirkan 

hal ini sebagai gambaran terpilihnya orang-orang bukan-

Yahudi di atas orang Yahudi. Jumlah orang bukan-Yahudi 

yang menerima Injil lebih banyak dibandingkan orang-orang 

Yahudi (lih. Gal. 4:27). Dengan demikian anugerah yang 

yang diberikan dengan cuma-cuma itu menjadi lebih mulia 

dan lebih termasyhur.  

II. Bukti khusus mengenai perkenanannya kepada Yusuf,  

1. Yakub memberi  janji keluarnya bangsa ini dari Mesir 

kepadanya, sebagai suatu kepercayaan yang kudus: Tidak 

lama lagi aku akan mati, namun  Tuhan  akan menyertai kamu dan 

membawa kamu kembali (ay. 21). Sesuai dengan janji itu, 

saat  Yusuf menjelang ajal, ia meneruskan janji itu kepada 

saudara-saudaranya (50:24). Jaminan ini diberikan kepada 

mereka, dan dengan sangat hati-hati dipelihara di antara me-

reka, supaya mereka jangan terlampau mencintai negeri Mesir 

yang memberi kesukaan kepada mereka, namun  juga tidak 

boleh terlampau takut kala negeri ini membenci mereka. Per-

kataan Yakub ini memberi  penghiburan kepada kita dalam 

hal kematian sahabat-sahabat kita: Mereka mati, namun  Tuhan  

akan menyertai kita, dan kehadiran-Nya yang penuh belas 

kasihan itu cukup bagi kita untuk mengatasi kehilangan itu: 

Mereka telah meninggalkan kita, namun Ia tidak akan pernah 

mengecewakan kita. Lebih jauh lagi, Ia akan membawa kita ke 

negeri nenek moyang kita, Kanaan sorgawi, ke tempat nenek 

moyang kita yang saleh telah pergi mendahului kita. Jika Tuhan  

menyertai kita sementara kita ada di dalam dunia ini, dan 

tidak lama lagi akan menerima kita bersama-sama mereka 

yang telah pergi mendahului kita ke sebuah dunia yang jauh 

lebih baik, maka kita tidak boleh bersusah hati seperti orang-

orang yang tidak berpengharapan.  

2. Yakub memberi  kepada Yusuf satu bagian sebagai kelebih-

an di atas saudara-saudaranya (ay. 22). Tanah yang diwaris-

kan itu digambarkan sebagai punggung gunung yang direbut 

dengan pedang dan panahnya dari tangan orang Amori. Pada 

mulanya ia membeli tanah itu (Yos. 24:32), dan tampaknya 

kemudian dirampas oleh orang-orang Amori, namun ia mere-

butnya kembali dengan pedang, membalas kekuatan dengan 

kekuatan, dan memulihkan haknya dengan kekerasan yang 

tidak bisa tidak harus digunakannya. Tanah ini ditetapkan 

untuk Yusuf, dan pemberian ini disebut-sebut kembali dalam 

Yohanes 4:5. Sesuai dengan itu dapat dijelaskan bahwa tanah 

ini diberikan kepada suku Efraim sebagai hak mereka, dan 

bagian itu tidak pernah diundikan seperti halnya bagian tanah 

yang lain. Di sanalah tulang-tulang Yusuf dikuburkan, yang 

mungkin sudah dipikirkan Yakub dalam penetapan ini. Per-

hatikanlah, adakalanya memang adil dan cermat untuk mem-

berikan beberapa bagian lebih banyak kepada beberapa anak 

tertentu di atas saudara-saudaranya yang lain. Namun, pada 

akhirnya, kuburlah yang paling dapat kita anggap sebagai 

milik kita di dunia ini. 

 

PASAL 49   

asal ini yaitu  pasal nubuat. Pasal paling mirip yang pernah kita 

baca sebelumnya yaitu  pasal yang menceritakan tentang nu-

buat Nuh mengenai anak-anaknya (9:25, dst.). Dalam pasal ini, Ya-

kub tengah berbaring di atas ranjang kematiannya dan menyampai-

kan wasiatnya melalui pesan-pesan terakhirnya. Penyampaian wasiat 

ini telah lama ia tunda sampai sekarang, sebab perkataan orang yang 

menjelang ajal dapat memberi kesan yang mendalam dan akan lebih 

lama dikenang. Apa yang ia katakan di sini tidak dapat ia katakan 

menurut keinginannya sendiri, melainkan ia hanya bisa menunggu 

sampai pernyataan-pernyataan diberikan oleh Roh Tuhan  kepadanya 

pada saat yang telah dipilih-Nya, supaya kekuatan ilahi dapat disem-

purnakan dalam kelemahannya. Pada masa mereka, kedua belas 

anak Yakub menjadi orang-orang yang termasyhur. Namun, kedua 

belas suku Israel yang diturunkan dan diberi nama menurut nama 

mereka masing-masing jauh lebih termasyhur lagi. Kita menemukan 

nama-nama mereka tertulis di atas pintu-pintu gerbang Yerusalem 

Baru (Why. 21:12). Dengan menatap masa depan inilah ayah mereka 

yang menanti ajal itu mengucapkan sesuatu yang luar biasa bagi 

setiap anaknya atau suku yang akan menyandang nama mereka 

masing-masing. Dalam pasal ini terdapat, 

I.  Kata pengantar (ay. 1-2).  

II. Nubuatan mengenai setiap suku (ay. 3-28).  

III. Perintah mengenai penguburan Yakub diulangi lagi (ay. 29-32).  

IV. Kematian Yakub (ay. 33). 


Kata Pengantar; Nubuat Yakub mengenai Ruben 

(49:1-4) 

1 Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata:  Datanglah ber-

kumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di ke-

mudian hari. 2 Berhimpunlah kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub, de-

ngarlah kepada Israel, ayahmu. 3 Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuat-

anku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam kelu-

huran, yang terutama dalam kesanggupan. 4 Engkau yang membual sebagai 

air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat 

tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah 

menaiki petiduranku!  

Di sini kita membaca perihal:  

I. Kata pengantar dari nubuatan itu, yang di dalamnya,  

1. Semua anggota keluarga diminta berkumpul (ay. 2): Datanglah 

berkumpul. Biarlah semua orang meninggalkan pekerjaan 

masing-masing dan datang untuk menyaksikan ayah mereka 

yang sedang menyongsong kematian dan mendengarkan pe-

san-pesan terakhirnya. Hal itu menjadi suatu penghiburan 

tersendiri bagi Yakub. Sekarang, sementara menanti ajalnya, 

ia bisa melihat semua anak-anaknya berada di dekatnya. 

Tidak ada yang hilang, walaupun adakalanya ia menganggap 

dirinya sebagai orang yang kehilangan. Kehadiran anak-anak 

bersamanya pada saat-saat terakhir ini sangat berguna bagi 

mereka, supaya mereka bisa belajar dari dia bagaimana seha-

rusnya mati, seperti juga bagaimana harus hidup. Apa yang ia 

katakan kepada setiap anaknya dapat didengarkan juga oleh 

saudara-saudara mereka yang lain. Kita dapat memperoleh 

pelajaran dari teguran, nasihat, dan penghiburan yang disam-

paikan kepada orang lain. Panggilan Yakub kepada anak-anak-

nya yang dilakukan beberapa kali untuk berkumpul bersama, 

menyiratkan perintah khusus kepada mereka untuk tetap 

bersatu di dalam kasih (untuk tetap tinggal bersama-sama dan 

tidak bercampur baur dengan orang Mesir, serta tidak men-

jauhkan diri dari pertemuan-pertemuan mereka). Perintah 

untuk berkumpul ini juga merupakan sebuah nubuat bahwa 

mereka tidak akan dipisahkan satu sama lain, seperti halnya 

anak-anak Abraham dan anak-anak Ishak yang telah terpisah. 

Mereka akan tetap bersatu dan menjadi suatu bangsa. 

2. Secara umum Yakub menjelaskan maksud pembicaraan ini 

(ay. 1): Supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu 

alami di kemudian hari (bukan kepadamu secara pribadi, me-

lainkan kepada keturunanmu). Nubuat ini akan tetap berguna 

bagi keturunan yang muncul sesudah mereka, sebagai alat 

untuk meneguhkan iman mereka dan tuntunan bagi jalan 

mereka saat  kembali menuju negeri Kanaan dan bermukim 

di sana. Kita tidak dapat mengatakan kepada anak-anak kita 

apa yang akan terjadi pada mereka dan keluarga mereka di 

dalam kehidupan sekarang ini. Namun, kita dapat memberi 

tahu mereka dari firman Tuhan  apa yang akan terjadi pada me-

reka di hari kematian mereka masing-masing, sesuai dengan 

apa yang mereka lakukan di kehidupan sekarang ini.  

3. Mereka diminta untuk memperhatikan dengan sungguh-sung-

guh (ay. 2):  Dengarlah, kepada Israel, ayahmu. Biarlah Israel 

yang telah menang bersama Tuhan  akan menang juga bersama 

kamu semua.” Perhatikanlah, anak-anak harus rajin mende-

ngarkan perkataan orang-orang tua mereka yang saleh, khusus-

nya saat  mereka sedang mendekati saat kematian mereka. 

Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, sebab  

disertai dengan kuasa dan kasih sayang di dalamnya (Ams. 4:1).  

II. Nubuat mengenai Ruben. Yakub memulainya dengan Ruben (ay. 

3-4), sebab ia yaitu  anaknya yang sulung. Namun sebab  ia 

telah melakukan kecemaran dengan istri ayahnya, ia membawa 

aib bagi dirinya yang seharusnya akan menjadi perhiasan keluar-

ga. Ia kehilangan hak kesulungannya. Sedangkan ayahnya yang 

tengah menyongsong kematian itu dengan sungguh-sungguh 

menurunkan derajatnya, walaupun ia masih tetap mengakuinya 

sebagai seorang anak dan tidak menghapusnya sebagai seorang 

ahli waris. Ia masih tetap memperoleh hak istimewa sebagai se-

orang anak, namun bukan sebagai anak sulung. Cukup beralasan 

bagi kita untuk beranggapan bahwa sebenarnya Ruben telah 

bertobat dan sudah diampuni. Namun, sebagai bentuk keadilan 

perihal kebencian Tuhan  terhadap kejahatan dan peringatan bagi 

orang lain, maka tanda keaiban ini harus diletakkan ke atasnya. 

Nah, sesuai dengan cara menurunkan derajat itu,  

1. Di sini Yakub menunjukkan perhiasan hak kesulungan itu (ay. 

3), supaya Ruben dan semua saudara-saudaranya dapat meli-

hat apa yang telah hilang dari dirinya, dan dengan itu dapat 

melihat betapa jahatnya dosa itu. Sebagai anak sulung, Ruben 

yaitu  sukacita ayahnya, hampir-hampir menjadi kebangga-

annya, menjadi permulaan kekuatannya. Betapa sukacitanya 

ia saat  menyambut kelahirannya dapat dilihat dari sebutan 

namanya, Ruben, yang berarti, lihatlah seorang anak laki-laki. 

Di dalam dirinya terdapat keunggulan kemuliaan di atas 

saudara-saudaranya, dan sejumlah kekuasaan atas mereka. 

Kristus Yesus yaitu  anak sulung di antara banyak saudara, 

dan sebagai hak-Nya, Ia memperoleh kuasa dan kemuliaan 

yang terunggul. Begitu juga halnya dengan jemaat-Nya. Mela-

lui Dia, kita menjadi anggota jemaat anak-anak sulung.  

2. Kemudian Yakub merenggut semua perhiasan ini dari diri 

Ruben (ay. 4). Ia mengangkatnya ke atas, supaya dapat me-

ngempaskannya ke bawah, dengan satu perkataan itu,  Tidak 

lagi engkau menjadi yang terutama. Engkau akan menurunkan 

satu suku, namun  suku itu bukanlah suku yang unggul.” Tidak 

ada seorang hakim, nabi, atau raja yang berasal dari suku ini. 

Juga tidak ada orang yang termasyhur, kecuali Datan dan 

Abiram, yang dicatat sebagai pemberontak yang keji melawan 

Musa. sebab  tidak mungkin unggul, dengan sengaja suku itu 

memilih tempat pemukiman di seberang Sungai Yordan. Tam-

paknya Ruben sendiri juga kehilangan semua pengaruh ter-

hadap saudara-saudaranya akibat hilangnya hak kesulungan 

itu, sebab saat  ia berbicara, mereka tidak mau mendengarkan 

perkataannya (42:22). Orang-orang yang tidak memiliki peng-

ertian dan semangat untuk menjaga kehormatan dan hak-hak 

istimewa yang diperoleh dari kelahiran mereka, akan segera 

kehilangan hak-hak itu, dan yang tersisa hanyalah nama hak-

hak itu. Ciri ini melekat dalam diri Ruben, dan ia berada di 

bawah tanda keaiban ini, bahwa ia membual sebagai air (KJV: 

tidak tetap seperti air).  

(1) Kebajikannya tidak bersifat tetap. Ia tidak dapat menguasai 

diri dan hawa nafsunya sendiri. Kadang-kadang ia menjadi 

begitu teratur dan rapi, namun di lain waktu ia dapat 

menyimpang dengan melakukan hal-hal yang paling liar. 

Perhatikanlah, ketidakmantapan merupakan kehancuran 

dari sifat kebajikan. Orang seperti itu tidak akan pernah 

dapat berhasil sebab  mereka tidak pernah mantap.

(2) Akibatnya, kehormatannya juga menjadi tidak tetap. Ke-

hormatannya hilang, lenyap seperti asap, seperti air yang 

tertumpah ke atas tanah. Perhatikanlah, orang-orang yang 

membuang kebajikan mereka tidak bisa berharap dapat 

menyelamatkan nama baik mereka. Yakub menghukum dia 

secara khusus untuk dosa yang membuat derajatnya men-

jadi turun: Engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu. 

Sudah empat puluh tahun yang lalu ia bersalah melakukan 

dosa ini, namun sekarang dosa itu diingatkan kembali 

kepadanya. Perhatikanlah, waktu tidak dengan sendirinya 

mampu menghapus rasa bersalah yang ditimbulkan oleh 

dosa yang berasal dari hati nurani. Jadi ada beberapa jenis 

dosa yang nodanya tidak dapat terhapus dari nama baik, 

khususnya dosa-dosa yang melanggar perintah ketujuh. 

Dosa Ruben meninggalkan tanda keaiban bagi keluarga-

nya, keaiban yang lukanya tidak tersembuhkan tanpa 

meninggalkan parut bekas luka (Ams. 6:32-33). Janganlah 

kita pernah berbuat jahat, supaya kita tidak perlu merasa 

takut kalau-kalau orang membicarakan tentang hal itu.  

Nubuat Yakub mengenai Simeon dan Lewi 

(49:5-7) 

5 Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan. 6 Ja-

nganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kira-

nya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahan-

nya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah 

memotong urat keting lembu. 7 Terkutuklah kemarahan mereka, sebab ama-

rahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku 

akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerak-

kan mereka di antara anak-anak Israel. 

Mereka berdua ini yang berikut lebih muda dari Ruben. Keduanya 

juga membawa penderitaan dan aib kepada Yakub, saat  mereka 

secara khianat dan biadab membantai orang-orang Sikhem. Di sini 

perbuatan itu diingatkan kembali kepada mereka. Seharusnya anak-

anak takut untuk membuat orangtua mereka merasa tidak senang, 

kalau-kalau mereka mendapat hukuman yang sangat berat, dan di 

kemudian hari, saat  seharusnya mereka mewarisi berkat, ternyata 

mereka ditolak. Amatilah,  

1. Sifat Simeon dan Lewi. Mereka bersaudara dalam watak yang 

sama. Namun, tidak seperti ayah mereka, mereka berdua sangat 

mudah naik darah dan suka membalas dendam, kejam, dan tidak 

dapat dikendalikan. Pedang mereka yang seharusnya menjadi 

senjata untuk membela diri, sekarang (ay. 5, seperti yang bisa 

ditafsirkan) disebut senjata kekerasan, untuk berbuat jahat ter-

hadap orang lain, bukan untuk menyelamatkan diri dari kejahat-

an. Perhatikanlah, bukan hal baru jika watak anak-anak jauh 

berbeda dari watak orangtua mereka. Kita tidak perlu mengang-

gapnya aneh, hal semacam itu juga ada di dalam keluarga Yakub. 

Orangtua tidak berkuasa membentuk watak anak-anak. Demikian 

pula halnya dengan pendidikan. Yakub membesarkan anak-anak-

nya untuk menjadi lembut dan tenang, namun terbukti mereka 

menjadi begitu kejam.  

2. Bukti mengenai hal itu yaitu  pembunuhan terhadap orang-orang 

Sikhem, yang sangat disesalkan Yakub pada saat itu (34:30), dan 

masih terus disesalinya. Mereka membunuh satu orang, yaitu 

Sikhem sendiri, serta masih banyak orang-orang lain. Untuk 

melakukan itu mereka membongkar tembok, memasuki rumah 

dan menjarah serta membunuh penghuninya. Perhatikanlah, para 

penguasa terbaik sekalipun tidak selalu dapat mencegah orang-

orang yang berada di bawah tanggung jawab mereka untuk tidak 

melakukan berbagai kejahatan yang paling jahat. Dan jika 

terdapat dua anak nakal di dalam satu keluarga, umumnya 

keadaan seperti itu akan membuat mereka saling memengaruhi 

untuk berbuat lebih jahat lagi. Akan sangat bijaksana jika mereka 

dipisahkan dan dijauhkan. Mungkin Simeon dan Lewi yaitu  

orang-orang yang paling giat dalam berbuat kejahatan terhadap 

Yusuf, yang menurut sebagian orang, merupakan orang yang 

dimaksud oleh Yakub saat  berkata, mereka telah membunuh 

orang. Amatilah, betapa jahatnya kehendak yang ada dalam diri 

orang muda. Simeon dan Lewi tidak mau mendengarkan nasihat 

bapa mereka yang sudah tua dan berpengalaman. Tidak, mereka 

lebih suka dikendalikan oleh hawa nafsu mereka sendiri dibandingkan 

mengikuti nasihat ayahnya yang penuh pertimbangan. Orang-

orang muda lebih baik mempertimbangkan kepentingan mereka 

sendiri jika  mereka kurang dapat menuruti kehendak sendiri.  

3. Keberatan Yakub atas tindakan mereka yang biadab: Janganlah 

kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka. Dengan ini ia 

tidak saja mengungkapkan rasa bencinya terhadap perbuatan-

perbuatan semacam itu pada umumnya, namun  khususnya ia 

ingin mengungkapkan bahwa ia tidak bersalah dalam hal ini. 

Mungkin selama ini ia dicurigai sebagai orang yang bergerak di 

balik layar, turut membantu, dan mendorong mereka melakukan 

perbuatan ini. Itulah sebabnya dengan bersungguh-sungguh ia 

menyatakan kebenciannya terhadap kejadian itu, supaya ia dapat 

mati tanpa terus dibayangi oleh kecurigaan itu. Perhatikanlah, 

jiwa kita yaitu  kehormatan kita. Oleh kekuatan dan kemampuan 

jiwalah kita dibedakan dari dan dimuliakan melebihi orang-orang 

biadab. Perhatikanlah, lebih jauh lagi kita harus dengan segenap 

hati merasa jijik dan membenci semua kumpulan dan kesepakat-

an dengan orang-orang jahat dan haus darah. Janganlah kita 

ingin turut dalam permufakatan rahasia mereka atau menyelidiki 

apa yang disebut seluk-beluk Iblis.  

4. Kebencian Yakub terhadap hawa nafsu biadab yang membawa 

mereka kepada kejahatan itu: Terkutuklah kemarahan mereka. Ia 

tidak mengutuk para pelaku kejahatan itu, namun  hawa nafsu 

mereka. Perhatikanlah,  

(1) Kemarahan menjadi penyebab dan asal sejumlah besar dosa, 

serta membuka diri kita terhadap kutuk Tuhan  dan penghakim-

an-Nya (Mat. 5:22).  

(2) Kita harus selalu berhati-hati dalam mengungkapkan sema-

ngat kita dengan cara membedakan antara orang yang berbuat 

dosa dan dosa itu sendiri, supaya kita tidak mengasihi dosa 

atau menyetujui dosa demi kepentingan orang itu. Juga, ja-

nganlah kita membenci atau mengutuk orang sebab  dosa itu.  

5. Tanda kemarahan yang ia nubuatkan akan menimpa keturunan 

mereka: Aku akan menyerakkan mereka. Orang-orang Lewi dise-

rakkan di dalam semua suku, dan tanah bagian Simeon begitu 

sempit dan tersebar saling berjauhan, sehingga banyak orang dari 

suku ini terpaksa terserak ke mana-mana di antara suku-suku 

lain untuk mencari pemukiman dan kebutuhan hidup mereka. Di 

kemudian hari kutuk ini berubah menjadi berkat bagi suku Lewi. 

Namun, kaum Simeon tetap terikat dengan kutuk itu akibat dosa 

yang dilakukan Zimri (Bil. 25:14). Perhatikanlah, penyerakan yang 

memalukan merupakan hukuman yang adil bagi permufakatan 

dan perkumpulan yang penuh dosa.  

Nubuat Yakub mengenai Yehuda 

(49:8-12) 

8 Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan me-

nekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. 9 

Yehuda yaitu  seperti anak singa: sesudah  menerkam, engkau naik ke suatu 

tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa 

jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? 

10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang 

pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, 

maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. 11 Ia akan menambatkan kele-

dainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; 

ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah 

anggur. 12 Matanya akan merah sebab  anggur dan giginya akan putih kare-

na susu. 

Hal-hal yang mulia dikatakan di sini tentang Yehuda. Pengungkapan 

kejahatan tiga anak tertuanya tidak membuat bapa bangsa yang 

sedang mendekati ajal ini kehilangan akal sehat. Ia masih memiliki 

sebuah berkat yang siap diberikan kepada Yehuda, yang layak mene-

rima berkat itu. Nama Yehuda berarti pujian. Dalam sebuah kiasan 

Yakub berkata, Engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu (ay. 8). 

Tuhan  dipuji untuk dia (29:35), dan dipuji di dalam dia, dan oleh 

sebab  itu saudara-saudaranya akan memuji dia. Perhatikanlah, 

orang-orang yang hidupnya menjadi pujian bagi Tuhan  akan menjadi 

pujian bagi saudara-saudara mereka. Dinubuatkan bahwa,  

1. Suku Yehuda akan berjaya dan berhasil dalam perang: Tanganmu 

akan menekan tengkuk musuhmu (KJV). Nubuat ini digenapi di 

dalam diri Daud (Mzm. 18:41).  

2. Suku ini akan menjadi suku yang unggul di antara suku-suku 

selebihnya. Bukan saja sebab  jumlahnya jauh lebih banyak dan 

termasyhur, melainkan sebab  suku ini berkuasa atas mereka: 

Kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda yaitu  tongkat 

kerajaan (Mzm. 60:9). Suku itu menjadi barisan pelopor yang 

berjalan paling depan selama melintasi padang belantara dan pa-

dang gurun, dan begitu juga halnya saat  berperang menakluk-

kan tanah Kanaan (Hak. 1:2). Hak istimewa yang diperoleh mela-

lui hak kesulungan yang telah diambil dari Ruben, termasuk 

kemuliaan dan kekuasaan tertinggi, juga diserahkan kepada 

Yehuda. Amatilah,  Saudara-saudaramu akan sujud kepadamu, 

dan akan memujimu, menganggap diri mereka berbahagia memi-

liki pemimpin yang begitu bijaksana dan berani.” Perhatikanlah, 

kehormatan dan kuasa akan menjadi berkat bagi mereka yang

 memilikinya bila mereka tidak dibenci dan dicemburui, namun  

dipuji-puji, dielu-elukan dan dengan senang hati diakui.  

3. Suku Yehuda akan menjadi suku yang kuat dan berani, sehingga 

memenuhi syarat untuk memimpin dan menaklukkan: Yehuda 

akan seperti anak singa (ay. 9). Singa disebut-sebut sebagai raja 

binatang, menimbulkan kengerian di dalam rimba saat  meng-

aum. Tidak ada yang dapat melawannya. saat  ia naik ke tempat 

yang tinggi dan meninggalkan mangsanya, tidak ada yang berani 

mengejarnya untuk melakukan pembalasan. Dengan perkataan 

ini dinubuatkan bahwa suku Yehuda akan menjadi suku yang sa-

ngat ditakuti. Ia tidak saja memperoleh kemenangan-kemenangan 

besar, namun  juga dengan damai dan tenang menikmati keme-

nangan-kemenangan itu. Ia akan terus berperang, bukan demi 

perang itu sendiri, melainkan demi perdamaian. Yehuda tidak saja 

digambarkan seperti singa yang garang, selalu mencabik-cabik, 

selalu mengamuk, selalu menjelajah. namun  juga digambarkan 

sebagai singa yang sedang berbaring, menikmati kekuasaan dan 

keberhasilannya, tanpa membuat gangguan kepada pihak lain. 

Inilah yang disebut benar-benar agung.  

4. Suku Yehuda akan menjadi suku yang memegang tampuk keraja-

an, dan dari suku inilah Mesias Sang Raja akan datang: Tongkat 

kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda, sampai dia datang 

yang berhak atasnya (ay. 10). Di sini Yakub telah melihatnya ter-

lebih dahulu dan menubuatkan,  

(1) Bahwa tongkat kerajaan akan datang ke dalam suku Yehuda, 

yang digenapi di dalam diri Daud. Di dalam keluarganya mah-

kota itu diwariskan.   

(2) Bahwa Sang Mesias (Shiloh, menurut KJV) harus berasal dari 

suku ini. Dari keturunannya, yang di dalam-Nya bumi ini akan 

diberkati: Orang yang cinta damai dan berhasil itu, atau, Sang 

Juruselamat, begitulah menurut terjemahan beberapa orang, 

akan berasal dari suku Yehuda. Dengan demikian, Yakub yang 

sedang mendekati saat kematiannya, dari kejauhan melihat 

hari kedatangan Kristus, dan penglihatan ini menjadi penghi-

burannya serta pendukungnya di atas ranjang kematiannya.  

(3) Bahwa sesudah  datangnya tongkat kerajaan itu ke dalam suku 

Yehuda, hal itu akan terus berlanjut di dalam suku itu, setidak-

nya mereka terus memerintah atas diri mereka sendiri, sampai 

datangnya Sang Mesias, yang di dalam diri-Nya sebagai raja 

jemaat dan imam besar agung, jabatan imamat dan rajawi telah 

ditetapkan. Sejak masa pembuangan dan terus sepanjang masa 

Daud, tongkat kerajaan selalu berada di Yehuda. sesudah  itu 

mereka yang menjadi wali negeri Yudea selalu berasal dari suku 

itu, atau berasal dari orang-orang Lewi yang mengikuti suku itu 

(yang dianggap setara), sampai akhirnya Yudea menjadi provinsi 

kekaisaran Romawi. Tepat pada waktu itu tibalah saatnya kela-

hiran Sang Juruselamat, yang bersamaan dengan perintah 

pendaftaran di seluruh dunia, termasuk di provinsi itu (Luk. 

2:1). Dan pada saat menjelang kematian-Nya, dengan tegas 

orang-orang Yahudi mengaku, Kami tidak mempunyai raja 

selain dari pada Kaisar. Dari perkataan ini dapat ditarik ke-

simpulan yang tak tersangkalkan terhadap orang-orang Ya-

hudi itu bahwa Tuhan Yesus kita yaitu  Dia yang akan datang 

itu, dan kita tidak perlu mencari yang lain lagi. Sebab, Ia da-

tang tepat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Banyak 

penulis unggul telah menjelaskan dan menggambarkan de-

ngan sangat mengagumkan nubuat terkenal tentang Kristus.  

5. Suku Yehuda akan menjadi suku yang sangat makmur dan su-

bur, khususnya berkat yang dikaitkan dengan susu untuk bayi 

dan anggur yang menyukakan hati orang yang kuat (ay. 11-12). 

Tanaman anggur yang begitu umum sebagai pagar semak belukar 

dan begitu kuat sehingga mereka dapat menambatkan keledai-

keledai mereka pada pohon-pohon anggur itu. Tanaman itu juga 

begitu subur sehingga mereka harus memuati keledai-keledai itu 

dengan buahnya. Air anggur begitu banyak seperti air, sehingga 

laki-laki dari suku itu menjadi sangat sehat dan bugar, mata me-

reka tajam dan berseri-seri, dan gigi mereka putih. Banyak yang 

dikatakan tentang Yehuda di sini merupakan penggambaran akan 

Tuhan Yesus kita.  

(1) Ia menjadi penguasa atas semua anak-anak Bapa-Nya, dan 

penakluk semua musuh-musuh Bapa-Nya, dan Ia menjadi 

pujian dari semua orang-orang kudusnya.  

(2) Ia yaitu  singa dari suku Yehuda, sebagaimana Ia disebut da-

lam kaitan dengan nubuat ini (Why. 5:5), yang sesudah  melu-

cuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, menjadi 

seorang pemenang, dan berbaring seolah-olah tidak ada oran

 yang dapat mengusik-Nya, saat  Ia duduk di sebelah kanan 

Tuhan  Bapa.  

(3) Ia menjadi pemilik tongkat kerajaan itu. Ia yaitu  Pembuat hu-

kum dan bangsa-bangsa akan takluk kepada-Nya. Seperti ba-

rang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa (Hag. 2:7), 

yang saat  ditinggikan dari bumi, akan menarik semua orang 

kepada-Nya (Yoh. 12:32). Juga, di dalam Dia akan dipersatu-

kan anak-anak Tuhan  yang tercerai-berai sebagai pusat kesatu-

an mereka (Yoh. 11:52).  

(4) Di dalam Dia ada banyak hal yang mengenyangkan dan me-

nyegarkan jiwa, serta yang memelihara dan menyukakan kehi-

dupan ilahi di dalamnya. Di dalam Dia, kita memiliki air ang-

gur dan susu, yaitu kekayaan suku Yehuda, tanpa uang dan 

tanpa bayaran (Yes. 55:1) 

Nubuat mengenai Zebulon, Isakhar,  

Dan, Gad, Asyer, dan Naftali 

(49:13-21) 

13 Zebulon akan diam di tepi pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal, 

dan batasnya akan bersisi dengan Sidon. 14 Isakhar yaitu  seperti keledai 

yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya, 15 saat  dilihatnya, 

bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka disendengkannyalah 

bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi. 16 Adapun Dan, ia akan 

mengadili bangsanya sebagai salah satu suku Israel. 17 Semoga Dan menjadi 

seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, 

sehingga penunggangnya jatuh ke belakang. 18 Aku menanti-nantikan kesela-

matan yang dari pada-Mu, ya TUHAN. 19 Gad, ia akan diserang oleh gerom-

bolan, namun  ia akan menyerang tumit mereka. 20 Asyer, makanannya akan 

limpah mewah dan ia akan memberi  santapan raja-raja. 21 Naftali yaitu  

seperti rusa betina yang terlepas; ia akan melahirkan anak-anak indah. 

Di sini kita membaca perihal nubuat Yakub bagi enam anak laki-laki-

nya yang lain, 

I. Mengenai Zebulon (ay. 13), bahwa mereka akan mendapatkan 

bagian tanah mereka di daerah pesisir, dan mereka akan menjadi 

pedagang, pelaut, dan saudagar di laut. Hal ini digenapi sekitar 

dua atau tiga ratus tahun kemudian saat  tanah Kanaan dibagi-

bagi melalui undian, dan dikatakan bahwa batas tanah Zebulon 

naik ke atas menyusur laut (Yos. 19:11, TL). Seandainya mereka 

memilih sendiri bagian daerah mereka atau ditunjuk oleh Yosua, 

maka patutlah kita duga bahwa apa yang mereka lakukan itu 

yaitu  demi memenuhi perkataan Yakub. Namun sebab  pem-

bagian ini dilakukan dengan cara mengundi, maka tampaklah 

pembagian ini merupakan keputusan ilahi, dan dengan demikian 

pula maka Yakub sungguh diilhamkan secara ilahi. Perhatikan-

lah, bagian dari Penyelenggaraan Tuhan  sangatlah bersesuaian de-

ngan rencana kebijaksanaan Tuhan . Tindakan penyelenggaraan-

Nya dengan rencana-Nya bagaikan bentuk salinan dengan bentuk 

aslinya. Jika nubuat berkata, Zebulon akan menjadi pangkalan 

kapal, penyelenggaraan ilahi pasti akan menempatkan suku itu di 

tepi laut. Perhatikanlah, 

1. Tuhan  menetapkan batas-batas tempat tinggal kita. 

2. Selanjutnya menjadi hikmat dan tugas kita untuk menempat-

kan diri pada bagian yang telah ditetapkan bagi kita dan ber-

usaha meningkatkannya sebaik mungkin. Jika Zebulon ditentu-

kan tinggal di daerah pelabuhan, biarlah ia berguna bagi pela-

buhan untuk kapal-kapal.  

II. Mengenai Isakhar (ay. 14-15),  

1. Bahwa orang-orang yang berasal dari suku ini akan menjadi 

orang-orang yang kuat dan rajin, cocok untuk bekerja dan 

suka bekerja keras, khususnya pekerjaan pertanian. Seperti 

seekor keledai yang dengan sabar menanggung bebannya, dan 

dengan membiasakan diri membawa beban itu, membuat pe-

kerjaan itu terasa ringan. Isakhar tunduk pada dua beban, 

yaitu beban pekerjaan pertanian, dan beban kewajiban mem-

bayar upeti. Suku ini yaitu  suku yang bersusah payah me-

nanggung beban ini dan berhasil memenuhinya. Mereka di-

minta membayar sewa dan pajak.  

2. Bahwa hati mereka menjadi besar dalam pekerjaan mereka, ke-

tika mereka melihat kebaikan tanah yang menjadi bagian mereka.  

(1) Ia melihat perhentian di tempat tinggal mereka itu baik. 

Perhatikanlah, pekerjaan seorang petani itu sungguh ada-

lah sebuah tempat perhentian, dibandingkan dengan pe-

kerjaan para prajurit atau pelaut yang selalu serba tergesa-

gesa dan penuh bahaya, yang tidak akan dicemaskan oleh 

orang-orang yang sepanjang waktu tinggal di rumah mela-

kukan pekerjaan mereka.  

(2) Ia melihat bahwa negeri itu permai. Negeri yang tidak saja 

memberi  pandangan masa depan yang menyenangkan 

sebagai daya tarik bagi mata yang penuh rasa ingin tahu, 

namun  juga buah-buah yang menyenangkan sebagai im-

balan bagi hasil jerih payah mereka. Kehidupan di pedesa-

an membawa banyak kesenangan, yang cukup melimpah 

untuk mengimbangi ketidaknyamanan kehidupan di sana. 

Baiklah bila kita bisa membujuk diri kita sendiri seperti 

Isakhar, yang telah melihat semua keuntungan itu, dan me-

nyendengkan bahunya untuk memikul. Marilah kita meng-

gunakan mata iman kita untuk melihat bahwa perhentian 

sorgawi itu baik, dan bahwa negeri perjanjian itu permai. De-

ngan demikian, ini akan membuat semua pekerjaan kita di 

kehidupan sekarang ini terasa lebih ringan dan mendorong 

kita menyendengkan bahu untuk memikul beban itu.  

III. Mengenai Dan (ay. 16-17). Apa yang dikatakan mengenai Dan di-

tujukan,  

1. Kepada suku itu secara umum, bahwa, walaupun Dan meru-

pakan salah seorang anak yang dilahirkan oleh seorang gun-

dik, namun suku ini akan diperintah oleh hakim-hakim dari 

sukunya sendiri serta juga dari suku-suku yang lain. Juga, 

bahwa dengan keahlian, cara-cara bijak dan kejutan, suku ini 

akan mengungguli musuh-musuh mereka, seperti seekor ular 

beludak yang memagut tumit seorang musafir yang sedang 

berjalan. Perhatikan, di dalam diri orang-orang Israel rohani 

milik Tuhan , tidak ada perbedaan antara budak atau orang mer-

deka (Kol. 3:11). Suku Dan juga akan termasuk dalam kove-

nan seperti halnya suku-suku lainnya. Perhatikan, selain itu, 

sebagian orang, seperti halnya Dan, memiliki keunggulan da-

lam hal kecerdikan seperti seekor ular beludak, dan yang lain-

nya, seperti suku Yehuda, memiliki keberanian seekor singa. 

Dan kedua-duanya dapat melayani dengan sama baiknya bagi 

kepentingan Tuhan  dalam melawan orang-orang Kanaan. Ke-

unggulan suku Dan dapat juga dikaitkan dengan, 

2. Simson, yang berasal dari suku itu, dan yang menjadi hakim 

atas orang Israel, yaitu yang membebaskan mereka dari ta-

ngan orang Filistin. Tidak seperti hakim-hakim lainnya yang 

bertempur melawan musuh-musuh mereka di medan perang, 

Simson mengalahkan musuh-musuh mereka dengan cara mem-

buat kalang kabut saat  ia merobohkan gedung tempat orang-

orang Filistin sedang berkumpul di dalamnya. Ia membuat kuda 

melemparkan penunggangnya.  

Demikianlah Yakub terus melanjutkan kata-katanya. Namun, 

sekarang ia hampir kehabisan nafas sebab  berbicara dan mau 

pingsan. Lalu, ia coba melegakan diri dengan menyelipkan per-

kataan ini (ay. 18), Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari 

pada-Mu, ya TUHAN! Ia seperti orang yang kelelahan dan hampir 

pingsan disuguhi sesendok air anggur manis atau menghirup bau 

sebotol cairan beralkohol. Mungkin juga ia harus beristirahat seje-

nak di sini, sebab  nafasnya tidak akan cukup untuk menyelesai-

kan maksudnya, dan dengan kata-kata ini ia mencurahkan jiwa-

nya ke hadirat Tuhan nya, bahkan dengan mengembuskannya ke-

luar. Perhatikanlah, seruan-seruan gembira yang diperdengarkan 

selama ibadah penyembahan yang penuh rasa saleh dan keha-

ngatan, walaupun adakalanya kedengarannya tidak pada tempat-

nya, janganlah dianggap sebagai kata-kata melantur. Seruan-

seruan penuh rasa kasih kepada Tuhan itu bukanlah sesuatu 

yang tidak keruan. Tidaklah aneh untuk mengangkat hati kita 

kepada Tuhan  sementara sedang berbicara dengan orang lain. 

Keselamatan yang ia nanti-nantikan yaitu  Kristus, keturunan 

yang dijanjikan itu, yang sebelumnya telah ia sebutkan (ay. 10). 

Sekarang saat  ia akan dikumpulkan bersama-sama dengan 

umat-Nya, ia mengembuskan nafasnya kepada Dia yang menjadi 

tempat dikumpulkannya semua umat itu. Keselamatan yang ia 

nantikan juga yaitu  sorga, negeri yang lebih baik, yang telah ia 

nyatakan dengan jelas bahwa ia memang mencarinya (Ibr. 11:13-

14), dan terus mencarinya walaupun sekarang ia sedang berada di 

negeri Mesir. Sekarang, saat  ia akan segera menikmati kesela-

matan itu, ia menghibur diri dengan hal ini, bahwa ia telah me-

nanti-nantikan keselamatan itu. Perhatikan, ciri khas seorang 

kudus yang giat yaitu  jika ia menanti-nantikan keselamatan dari 

Tuhan. Kristus, yang yaitu  jalan kita menuju sorga, harus se-

nantiasa kita nanti-nantikan. Begitu juga dengan sorga, sebagai 

tempat perhentian kita di dalam Kristus, juga harus kita nanti-

nantikan. Dengan demikian, sekali lagi, penghiburan seorang ku-

dus yang sedang mendekati ajal yaitu  menanti-nantikan kesela-

matan dari Tuhan, sebab tidak lama lagi ia akan segera memiliki 

apa yang ia nanti-nantikan selama ini. Apa yang telah lama dicari-

carinya kini segera datang.  

IV. Mengenai Gad (ay. 19). Ia menyinggung nama Gad yang berarti 

pasukan perang. Ia menubuatkan watak suku ini, bahwa ia akan 

menjadi suku yang suka berperang, dan begitulah yang kita te-

mukan (1Taw. 12:8), Orang-orang Gad yaitu  orang yang sanggup 

berperang. Yakub sudah bisa melihat jauh ke depan, bahwa kare-

na tinggal di seberang Sungai Yordan, suku itu terbuka bagi se-

rangan dari suku-suku tetangga mereka, yaitu orang-orang Moab 

dan Amon. Ia melihat bahwa mereka tidak merasa diri kuat dan 

pemberani, dan sebab  itu pasukan musuh akan mengalahkan 

mereka dalam waktu yang sangat singkat. Namun demikian, 

supaya mereka tidak berkecil hati dengan kekalahan-kekalahan 

mereka, ia meyakinkan mereka bahwa pada akhirnya mereka 

akan menang. Hal ini digenapi pada masa pemerintahan Saul dan 

Daud, saat  orang-orang Moab dan Amon ditaklukkan sepenuh-

nya (lih. 1Taw. 5:18 dan seterusnya). Perhatikanlah, walaupun ke-

pentingan Tuhan  dan umat-Nya tampak digagalkan dan dihentikan 

untuk beberapa waktu lamanya, akhirnya kepentingan itu akan 

menang juga. Vincimur in prælio, sed non in bello – Kami dihambat 

dalam pertempuran, namun  tidak dalam kehendak. Kasih karunia 

yang ada di dalam jiwa acap kali dihambat di dalam peperangan, 

dan pasukan perusak mengalahkannya, namun kepentingan Tuhan  

dan kasih karunia-Nya akhirnya akan muncul sebagai sang peme-

nang, ya, lebih dari pada orang-orang yang menang (Rm. 8:37).  

V. Mengenai Asyer (ay. 20). Bahwa suku Asyer akan menjadi suku 

yang sangat kaya, bukan hanya diperlengkapi dengan makanan 

kebutuhan sehari-hari, namun  juga dengan makanan yang mewah, 

santapan raja-raja (sebab  rajanya sendiri dihormati di daerah itu, 

Pkh. 5:8). Hasil-hasil ini dijual keluar dari Asyer kepada suku-

suku lain, dan mungkin juga ke negeri-negeri lain. Perhatikanlah, 

Tuhan  alam semesta menyediakan bagi kita bukan saja makanan 

yang kita butuhkan, melainkan juga santapan raja-raja, supaya 

kita dapat menyebut-Nya sebagai Pelindung yang penuh kebajik-

an, sebab semua tempat dapat memberi  makanan yang dibu-

tuhkan, namun hanya beberapa tempat yang dapat memberi  

santapan raja-raja. Makanan biji-bijian bersifat lebih umum di-

bandingkan dengan rempah-rempah. Seandainya hal-hal pendu-

kung kemewahan sama umumnya seperti pendukung kehidupan, 

dunia akan menjadi lebih buruk lagi dibandingkan keadaannya yang 

sekarang. jadi tidak seharusnya seperti itu.  

VI. Mengenai Naftali (ay. 21), suku yang membawa pergulatan dalam 

namanya. Nama Naftali berarti pergumulan, dan ada berkat keme-

nangan yang diwariskan ke atas nama itu, sebagai seperti seekor 

rusa betina yang terlepas. Meskipun kita tidak menemukan nu-

buat ini sepenuhnya digenapi seperti saudara-saudaranya yang 

lain, namun tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang yang ber-

asal dari suku ini yaitu  orang-orang yang,  

1. Seperti rusa betina yang manis (sebab ini yaitu  julukannya, 

Ams. 5:19). Mereka sangat ramah dan suka membantu satu 

sama lain, termasuk suku-suku lain. Perilaku mereka luar biasa 

ramah dan menarik rasa sayang orang.  

2. Seperti rusa betina yang terlepas, suku ini giat mencari kebe-

basan. 

3. Seperti seekor rusa yang gesit (Mzm. 18:34), cepat menyelesai-

kan pekerjaan, dan mungkin juga,  

4. Seperti orang-orang penakut yang gemetar pada waktu bahaya 

datang mengancam. Biasanya orang yang sangat ramah ter-

hadap sahabat-sahabat mereka tidak akan tampak menakut-

kan bagi musuh-musuh mereka.  

5. Bahwa mereka yaitu  orang yang ramah dan sopan. Tutur 

kata mereka halus, dan mereka orang-orang yang menyenang-

kan, selalu mengucapkan kata-kata yang indah-indah (KJV).  

Perhatikanlah, di antara umat Israel milik Tuhan  terdapat 

banyak ragam watak yang berlawanan satu sama lain, namun 

semuanya membawa keindahan dan kekuatan bagi tubuh ini. 

Misalnya, Yehuda seperti seekor singa, Isakhar seperti seekor 

keledai, Dan seperti seekor ular, sedangkan Naftali seperti 

seekor rusa betina. Janganlah kiranya watak-watak dan pem-

bawaan yang berbeda itu saling mencemooh ataupun merasa 

iri satu sama lain bahwa yang satu lebih memiliki tinggi dan 

lebih hebat dibandingkan yang lain. 

Nubuat Yakub mengenai Yusuf dan Benyamin 

(49:22-27) 

22 Yusuf yaitu  seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan 

yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok. 23 

Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyer-

bunya, 24 namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, 

oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya 

Gunung Batu Israel, 25 oleh Tuhan  ayahmu yang akan menolong engkau, dan 

oleh Tuhan  Yang Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat 

dari langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah, 

dengan berkat buah dada dan kandungan. 26 Berkat ayahmu melebihi berkat 

gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling sedap di bukit-bukit 

yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas 

batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya. 27 Benya-

min yaitu  seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan 

mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya.”  

Yakub menutup amanahnya dengan berkat-berkat untuk anak-anak 

yang paling dikasihinya, yaitu Yusuf dan Benyamin. Dengan berkat-

berkat ini ia ingin mengembuskan nafasnya yang terakhir.  

I. Berkat untuk Yusuf yang sangat besar dan penuh. Ia disamakan 

seperti sebuah dahan yang subur atau pohon buah-buahan yang 

muda (ay. 22), sebab  Tuhan  membuatnya berbuah-buah di negeri 

kesengsaraannya seperti yang diakuinya (41:52). Kedua anaknya 

diibaratkan seperti cabang pokok anggur atau tanaman menjalar 

lainnya, merambat naik mengatasi tembok. Perhatikanlah, Tuhan  

dapat membuat orang-orang yang dipandang kering dan layu 

menjadi penghiburan yang melimpah dan besar bagi diri mereka 

sendiri dan bagi orang lain. Yusuf lebih banyak diceritakan diban-

dingkan dengan anak-anak Yakub lainnya. Oleh sebab  itu apa 

yang dikatakan Yakub tentang dia bersifat sejarah dan sekaligus 

bersifat nubuat. Amatilah di sini, 

1. Pemeliharaan Tuhan  mengenai diri Yusuf (ay. 23-24). Hal ter-

sebut disebut-sebut untuk memberi kemuliaan kepada Tuhan  

serta untuk menguatkan iman dan pengharapan Yusuf, bahwa 

Tuhan  memiliki berkat-berkat yang disediakan bagi keturunan-

nya. Amatilah di sini, 

(1) Kesesakan dan kesulitan yang dialami Yusuf (ay. 23). Wa-

laupun sekarang ia tinggal dengan nyaman dan menjadi 

orang terhormat, Yakub tetap mengingatkan dia tentang 

semua kesukaran yang sebelumnya telah ia jalani. Ia ba

nyak dimusuhi oleh orang-orang yang di sini disebut se-

bagai pemanah-pemanah yang mahir berbuat jahat, sangat 

ahli dalam melakukan penganiayaan. Mereka membenci-

nya, dan dari situlah penganiayaan itu dimulai. Mereka 

menembakkan anak-anak panah beracun kepadanya, dan 

dengan demikian mereka membuat dirinya menjadi sangat 

menderita. Saudara-saudaranya yang tinggal di rumah 

bapanya sangat dengki kepadanya. Mereka mengolok-olok-

nya, melucuti jubahnya, mengancam dia, menjualnya, dan 

menyangka perbuatan itu akan membawa dia kepada ke-

matiannya. Istri tuannya di rumah Potifar mendatangkan 

kesusahan besar baginya dan melepaskan anak panah ke-

padanya, saat  istri tuannya itu dengan sangat kurang 

ajar menyerang kemurnian hatinya (godaan diibaratkan se-

perti anak panah berapi, duri dalam daging, mendatangkan 

kepedihan bagi jiwa yang berakhlak tinggi). sesudah  istri 

tuannya tidak berhasil menggoyahkan dia, timbullah ke-

bencian di hatinya terhadap Yusuf dan selanjutnya ia ber-

usaha menyerang dengan dakwaan-dakwaan palsu yang 

diarahkan kepada tempat yang paling lemah pertahanan-

nya namun  juga yang dikuasai Tuhan  dalam hati nurani 

orang yang paling jahat sekalipun. Tidak diragukan bahwa 

ia juga mempunyai banyak musuh di dalam istana Firaun, 

yang cemburu dengan kedudukannya dan berusaha men-

jelek-jelekkan dirinya.  

(2) Kekuatan dan dukungan bagi Yusuf di bawah tekanan se-

mua kesulitan ini (ay. 24): Namun panahnya tetap kokoh, 

artinya imannya tetap teguh, ia tidak mau menyerah, dan 

keluar sebagai pemenang. Lengan tangannya tinggal liat, 

artinya kasih karunia lainnya turut mengambil bagian un-

tuk menopang dirinya, yaitu hikmat, keberanian, dan kesa-

barannya, yang jauh lebih baik dibandingkan senjata-senjata 

perang. Singkatnya, ia berhasil mempertahankan kesetiaan 

dan kejujuran dan penghiburannya melalui semua pen-

cobaan ini. Ia menangung semua bebannya dengan kete-

guhan hati yang tidak terkalahkan dan tidak akan teng-

gelam di bawahnya. Ia tidak melakukan sesuatu yang tidak 

pantas baginya.  

(3) Sumber dan asal-usul kekuatannya, yakni oleh pertolongan 

Tuhan  yang Mahakuat, yang mampu menguatkan dia. Dia-

lah Tuhan  Yakub, Tuhan  yang terikat kovenan dengan diri-

nya, dan sebab  itu pasti harus menolongnya. Semua ke-

kuatan kita untuk menolak godaan dan menanggung kesu-

sahan yang ditimbulkan, berasal dari Tuhan . Kasih karunia-

Nya cukup bagi kita, dan kekuatan-Nya disempurnakan 

dalam kelemahan kita.  

(4) Kehormatan dan kegunaan dirinya yang kemudian ditam-

bahkan kepadanya: Dari situlah (dari tindakan pemelihara-

an Tuhan  yang aneh ini) ia menjadi gembala dan gunung 

batu, pemelihara dan pendukung Israel milik Tuhan , Yakub 

dan keluarganya. Dalam hal ini Yusuf merupakan pelam-

bang bagi,  

[1] Kristus. Ia diserang dan dibenci, namun  selalu menanggung 

semua di bawah kesengsaraan-Nya (Yes. 50:7-9), dan 

sesudah itu diangkat menjadi Gembala dan Gunung Batu.  

[2] Jemaat-Nya secara umum dan khususnya orang-orang 

percaya. Neraka menembakkan anak-anak panahnya ke 

arah orang-orang kudus, namun  Sorga melindungi dan 

menguatkan mereka, serta akan memahkotai mereka.  

2. Janji-janji Tuhan  kepada Yusuf. Lihatlah bagaimana bagian ini 

berhubungan dengan bagian sebelumnya: Oleh Tuhan  ayahmu, 

Yakub, yang akan menolong engkau (ay. 25). Perhatikanlah, 

pengalaman-pengalaman kita mengenai kuasa dan kebaikan 

Tuhan  dalam menguatkan kita sampai sekarang ini merupakan 

dorongan bagi kita untuk tetap mengharapkan pertolongan 

dari Dia. Ia yang telah menolong kita pasti akan terus memberi 

pertolongan. Kita dapat membangun lebih banyak lagi di atas 

Eben-Haezer kita. Lihatlah apa yang dapat diharapkan Yusuf 

dari Yang Mahakuasa, Tuhan  ayahnya.  

(1) Tuhan  akan menolong engkau dalam kesulitan dan bahaya 

yang akan ada di hadapanmu, menolong keturunanmu di da-

lam peperangan mereka. Yosua merupakan keturunannya, 

yang menjadi panglima tertinggi dalam peperangan di Kanaan.  

(2) Tuhan  akan memberkati engkau dan hanya Dialah yang da-

pat memberkati. Yakub berdoa memohon berkat bagi Yusuf, 

namun Tuhan  Yakublah yang memerintahkan berkat itu. 

Amatilah berkat-berkat yang dianugerahkan kepada Yusuf.  

[1] Berkat-berkat yang bermacam-macam dan berlimpah-

limpah: Segala berkat dari langit yang di atas (hujan 

pada musimnya, cuaca yang baik pada musimnya, dan 

pengaruh-pengaruh yang baik dari makhluk-makhluk 

sorgawi). Dengan berkat-berkat dari samudra raya yang 

letaknya di bawah, yang dibandingkan dengan dunia 

yang lebih atas merupakan sebuah kedalaman yang 

sangat dalam, dengan semua tambang dan mata air di 

bawah tanah. Berkat-berkat rohaniah merupakan ber-

kat-berkat yang dikirim dari langit di atas, yang per-

tama-tama harus kita inginkan dan kejar, yang harus 

lebih kita utamakan. Sementara berkat-berkat yang 

bersifat sementara yang berasal dari bumi ini, tidak 

boleh terlalu kita pikirkan dan hargai. Berkat-berkat 

kandungan dan buah dada diberikan saat  anak-anak 

dilahirkan dengan selamat dan diasuh dengan baik. 

Berkat yang ada di dalam firman Tuhan , yang sebab nya 

kita dapat dilahirkan kembali (1Ptr. 1:23; 2:2) dan 

diasuh. Berkat kandungan dan buah dada ini  menjadi 

berkat bagi manusia-manusia ciptaan baru.  

[2] Berkat-berkat mulia yang melampaui berkat jasmaniah, 

yang melebihi segala berkat nenek moyangnya (ay. 26, 

TL). Ishak, ayah Yakub hanya mempunyai satu berkat 

saja, dan saat  ia telanjur memberi  berkat itu ke-

pada Yakub, ia tidak mempunyai berkat lagi untuk 

diberikan kepada Esau. Namun, di sini Yakub memiliki 

berkat cukup untuk masing-masing anaknya yang ber-

jumlah dua belas orang itu, dan sekarang, pada saat 

yang paling akhir, masih tersedia sebuah berkat yang 

sangat melimpah bagi Yusuf. Berkat besar yang diwaris-

kan kepada keluarga ini yaitu  pertambahan. Berkat 

ini tidak ada bandingannya dengan berkat-berkat yang 

diberikan oleh Abraham dan Ishak kepada anak-anak 

mereka, yang penggenapannya tidak segera terjadi dan 

wujudnya tidak terlampau mengesankan seperti berkat 

Yakub ini. Sebab, segera sesudah  kematian Yakub, ketu-

runannya berlipat ganda secara luar biasa. 

[3] Berkat yang abadi dan luas: berkat yang paling sedap di 

bukit-bukit yang berabad-abad, termasuk semua hasil 

dari bukit-bukit yang paling subur, yang akan terus 

berlangsung selama bukit-bukit itu masih ada (Yes. 

54:10). Perhatikanlah, berkat-berkat dari Tuhan  yang ke-

kal juga termasuk kekayaan dari bukit-bukit yang ber-

abad-abad itu, bahkan jauh lebih banyak lagi. Nah, 

tentang berkat-berkat ini dikatakan di sini, Semuanya 

itu akan demikian, yang merupakan janji, atau, biarlah 

semua itu demikian, yang merupakan sebuah doa, su-

paya turun ke atas kepala Yusuf, supaya menjadi mah-

kota yang indah dan menjadi sebuah ketopong untuk 

melindungi kepalanya itu. Yusuf dipisahkan dari sau-

dara-saudaranya (begitulah kita membacanya) untuk 

sementara waktu. Namun, seperti ada yang menafsir-

kan, Ia menjadi seorang Nazir Tuhan  di antara saudara-

saudaranya, lebih baik dan lebih hebat dari pada mere-

ka. Perhatikanlah, bukanlah hal yang baru bagi orang-

orang terbaik untuk mendapat perlakuan buruk, sebab 

nazir-nazir Tuhan  akan dibuang dan dipisahkan dari sau-

dara-saudara mereka. Walaupun begitu, berkat Tuhan  

akan menjadi bagian mereka sebagai gantinya.  

II. Berkat untuk Benyamin (ay. 27). Dikatakan bahwa Benyamin akan 

seperti serigala yang menerkam. Jelas di sini bahwa Yakub mem-

berkati dengan perkataan yang sesuai dengan apa yang dikatakan 

oleh Roh nubuat, bukan didorong oleh rasa kasih sayang yang 

alamiah. Kalau tidak,