mereka sebab mereka hanya mempunyai
sedikit rumput atau sama sekali tidak ada untuk memberi
makan ternak-ternak itu. Sekarang Firaun melihat kenyataan
dari apa yang sebelumnya ia lihat di dalam mimpinya, yakni
lembu-lembu yang kurus kering.
3. saat mereka telah menjual semua harta benda dari tanah
mereka, sangatlah mudah untuk membujuk mereka (dibandingkan
kelaparan) untuk menjual tanah mereka juga. Sebab apa
gunanya lagi tanah bagi mereka, saat mereka sudah tidak
mempunyai gandum yang akan ditanam atau ternak yang
akan diberi makan dari tanah itu? Jadi lebih baik mereka
menjual tanah itu untuk persediaan makanan berikutnya.
4. saat tanah mereka telah habis terjual dan sudah tidak ada
apa-apa lagi yang dapat dipakai untuk hidup, tidak ada pilih-
an bagi mereka selain menjual tenaga mereka sendiri, supaya
mereka sepenuhnya hidup dari pekerjaan tangan mereka, dan
dapat tetap berada di atas tanah mereka sebagai petani peng-
garap dengan izin dan persetujuan kerajaan. Perhatikan, Kulit
ganti kulit! Orang akan memberi segala yang dipunyainya,
bahkan kemerdekaan dan harta bendanya (dua hal yang sa-
ngat disayangi) ganti nyawanya, sebab hidup ini sangat ber-
harga. Ada sedikit orang (mungkin beberapa saja) yang lebih
berani mati dibandingkan hidup dalam perbudakan dan bergan-
tung pada kekuasaan yang sewenang-wenang. Dan dalam hal
ini, mungkin ada juga orang mati sebab pedang, sebab rasa
gusar, yaitu orang-orang yang tidak mau mati perlahan-lahan
sebab lapar, dan ini lebih buruk lagi (Rat. 4:9). Nah, sungguh
suatu rahmat yang besar bagi orang Mesir yang dalam keada-
an menderita ini masih dapat memperoleh gandum dengan
harga berapa saja. Jika semua orang Mesir mati sebab kela-
paran, mungkin tanah mereka sepenuhnya menjadi milik
pemerintah sebab tidak ada pewaris yang hidup lagi. sebab
itu mereka memutuskan menerima yang terbaik dari yang
keadaan yang buruk ini.
III. Cara yang digunakan Yusuf untuk menyelesaikan masalah kepen-
tingan ini dengan menegakkan keadilan antara raja dan rakyat-
nya, sehingga raja tetap memiliki keuntungan yang adil dan rak-
yat juga tidak sampai binasa.
1. Untuk tanah mereka. Ia tidak perlu lagi menawar-nawar harga
tanah itu sementara masa kelaparan masih berlangsung.
Namun jika masa kelaparan ini berlalu (sebab bukan untuk
selamanya Tuhan hendak berbantah-bantah, dan bukan untuk
seterusnya Ia hendak murka), ia harus membuat sebuah kese-
pakatan yang memuaskan kedua belah pihak. Ia berpendapat
bahwa rakyat harus menguasai dan menikmati tanah itu,
seperti yang dianggapnya sesuai untuk ditugaskan kepada
mereka dan memberi mereka benih untuk ditabur dari tempat
persediaan raja, dan digunakan secara wajar demi keuntungan
mereka sendiri. Untuk itu mereka hanya harus menyerahkan
dan membayar seperlima dari hasil tahunan sebagai pem-
bayaran kepada kerajaan atas hak menguasai dan mengolah
tanah itu. Ketentuan itu menjadi hukum yang berlaku sampai
sekarang (ay. 26). Sungguh sebuah kesepakatan yang sangat
baik untuk memperoleh makanan ganti tanah mereka, sebab
kalau tidak mereka dan segala kepunyaan mereka akan kela-
paran. Dengan cara itu mereka juga akan mendapatkan tanah
mereka kembali, dengan syarat-syarat yang sedemikian
ringan. Perhatikanlah, pejabat-pejabat negara layak dihormati
dua kali lipat atas kebijaksanaan dan kejujuran mereka dalam
menegakkan keadilan antara raja dan rakyat, sehingga kemer-
dekaan dan harta benda tidak dijadikan sebagai hak istimewa,
ataupun hak istimewa tidak menindas kemerdekaan dan harta
benda. Di dalam diri pejabat-pejabat seperti itulah terdapat
rasa aman. jika sesudah itu orang-orang Mesir merasa ter-
lampau berat membayar kewajiban yang begitu besar kepada
raja dari hasil tanah mereka, mereka harus ingat, bahwa ke-
putusan itu bukan hanya begitu adil, melainkan juga begitu
baik saat pertama kali dijalankan. Mereka harus bersyukur
sebab hanya harus membayar seperlima dari semuanya.
Dapat dilihat betapa setianya Yusuf kepada Firaun yang telah
menunjuk dirinya. Ia tidak mengambil uang itu ke kantongnya
sendiri, atau mewariskan tanah-tanah tadi kepada kaum
keluarganya sendiri, namun mengubah keduanya bagi keun-
tungan Firaun. Itulah sebabnya kita tidak menemukan bahwa
keturunan Yusuf keluar dari Mesir dalam keadaan lebih kaya
dibandingkan saudara-saudara lain yang miskin. Orang-orang yang
dipercaya menyelenggarakan kesejahteraan umum harus ber-
hati-hati saat membangun usaha yang besar, supaya mereka
tidak mengorbankan hati nurani yang baik, yang jauh lebih
berharga.
2. Untuk rakyat banyak itu. Ia memindahkan mereka ke kota-
kota di tanah Mesir (ay. 21). Ia memindahkan mereka untuk
menunjukkan kekuasaan tertinggi Firaun atas mereka, dan
supaya pada waktunya mereka melupakan hak mereka atas
tanah-tanah mereka serta lebih mudah menyesuaikan diri
dengan keadaan perhambaan yang baru ini. Para penulis Ya-
hudi mengatakan, Dengan begitu ia memindahkan mereka
dari tempat tinggal sebelumnya, sebab mereka telah meng-
hina saudara-saudaranya sebagai orang-orang asing. Untuk
menghentikan penghinaan itu mereka semua benar-benar
dibuat menjadi orang-orang asing. Lihatlah betapa besarnya
perubahan yang dapat terjadi dalam waktu yang singkat terha-
dap umat manusia, dan betapa cepatnya Tuhan sanggup me-
nuang orang-orang yang hidup tenang seperti anggur di atas
endapannya dari satu tempayan ke tempayan yang lain. Beta-
pa berat tampaknya hal yang menimpa mereka ini, namun
pada waktu itu mereka sendiri menyadari hal itu sebagai sua-
tu kebaikan yang sangat besar dan berterima kasih sebab
tidak mendapat perlakuan yang lebih buruk: Engkau telah me-
melihara hidup kami (ay. 25). Perhatikanlah, ada alasan yang
sangat baik untuk menjadikan Juruselamat kehidupan kita
sebagai Tuhan atas hidup kita, Engkau telah menyelamatkan
kami, lakukan apa yang Engkau kehendaki atas kami.
IV. Perlakuan khusus yang ia berikan kepada imam-imam. Mereka
mendapat tunjangan tetap dari Firaun sehingga tidak perlu men-
jual tanah mereka (ay. 22). Segala bangsa yang berjalan demi
nama Tuhan mereka, harus memperlakukan dengan baik orang-
orang lain yang menyelenggarakan kebaktian umum bagi Tuhan
mereka dan yang melayani mereka dalam urusan-urusan kudus.
Dengan cara yang sama kita harus menghormati Tuhan kita, de-
ngan cara menghormati para pelayan-Nya dengan penuh kasih
demi pekerjaan mereka.
Perintah Yakub Perihal Penguburannya
(47:27-31)
27 Maka diamlah Israel di tanah Mesir, di tanah Gosyen, dan mereka menjadi
penduduk di situ. Mereka beranak cucu dan sangat bertambah banyak. 28
Dan Yakub masih hidup tujuh belas tahun di tanah Mesir, maka umur
Yakub, yakni tahun-tahun hidupnya, menjadi seratus empat puluh tujuh
tahun. 29 saat hampir waktunya bahwa Israel akan mati, dipanggilnyalah
anaknya, Yusuf, dan berkata kepadanya: Jika aku mendapat kasihmu,
letakkanlah kiranya tanganmu di bawah pangkal pahaku, dan bersum-
pahlah, bahwa engkau akan menunjukkan kasih dan setia kepadaku:
Janganlah kiranya kuburkan aku di Mesir, 30 sebab aku mau mendapat per-
hentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku
dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka. Jawabnya: Aku
akan berbuat seperti katamu itu. 31 Kemudian kata Yakub: Bersumpahlah
kepadaku. Maka Yusufpun bersumpah kepadanya. Lalu sujudlah Israel di
sebelah kepala tempat tidurnya.
Amatilah,
1. Keadaan bahagia yang dialami Yakub di Mesir (ay. 27-28). Semen-
tara orang-orang Mesir dibuat menjadi miskin di negeri mereka
sendiri, Yakub justru berkembang di negeri asing. Ia hidup tujuh
belas tahun lagi sesudah kedatangannya di Mesir, jauh melampaui
harapannya sendiri. Tujuh belas tahun lamanya ia sudah meme-
lihara Yusuf (sebab pada usia itulah ia dijual sebagai budak,
37:2), dan sekarang, sebagai imbalan, Yusuf memelihara dia tujuh
belas tahun lamanya. Amatilah betapa baiknya pengaturan Tuhan
terhadap kehidupan Yakub, sehingga saat ia sudah menjadi tua
dan tidak kuat lagi menanggung beban dan keletihan, ia justru
tidak mengalami hal demikian, sebab dipelihara dengan baik
oleh anaknya tanpa pernah ia duga. Begitulah, Tuhan turut mem-
perhatikan keadaan umat-Nya.
2. Kecemasan Yakub mengenai kematiannya. Akhirnya hampir wak-
tunya Israel akan mati (ay. 29). Israel, seorang pangeran Tuhan ,
yang pernah bergumul dengan malaikat dan berhasil menang,
sekarang harus menyerah kepada kematian. Tidak ada obatnya
lagi, ia harus mati. Itulah yang ditentukan bagi semua orang, dan
juga bagi dia. Tidak ada pengecualian bagi siapa pun dalam
perang ini. Yusuf telah menyediakan makanan baginya supaya ia
tidak mati kelaparan, namun hal ini tidak menjamin dia bebas
dari kematian oleh usia lanjut atau sakit penyakit. Ia mati secara
perlahan-lahan, lilinnya tidak dipadamkan, namun tetap menyala
dan meleleh sampai ke dasar. Supaya dengan begitu ia bisa meli-
hat dari kejauhan bahwa waktu sedang mendekati malam. Per-
hatikanlah, sungguh suatu keuntungan yang tak terperikan un-
tuk melihat mendekatnya saat kematian sebelum kita merasakan
genggamannya, supaya kita dapat segera melakukan apa yang
perlu dikerjakan dengan sekuat tenaga kita. Bagaimanapun, wak-
tu kematian itu tidak jauh dari setiap kita. Nah, saat melihat
harinya semakin mendekat, ia mencemaskan tentang pengubur-
annya. Bukan soal upacara dan kemewahannya (ia sama sekali
tidak peduli mengenai hal itu), melainkan soal tempat ia dikubur-
kan.
(1) Ia ingin supaya dikuburkan di tanah Kanaan. Inilah yang
diputuskannya, bukan dari pikiran yang datang tiba-tiba se-
bab Kanaan yaitu tanah kelahirannya, melainkan dari iman
sebab Kanaan yaitu tanah perjanjian (yang begitu ia rindu-
kan, seperti yang seharusnya, untuk tetap memilikinya sampai
tiba waktunya keturunannya akan menguasainya). Juga kare-
na tanah itu yaitu gambaran sorga, sebuah negeri yang lebih
baik yang telah dikatakannya dengan jelas bahwa ia merindu-
kannya (Ibr. 11:14). Ia menginginkan tanah yang baik untuk
dijadikan tempat perhentian dan kebahagiannya di seberang
kematian.
(2) Ia meminta Yusuf bersumpah untuk membawanya ke sana
dan menguburkannya di sana (ay. 29, 31), supaya Yusuf ter-
ikat dengan kewajiban yang sungguh-sungguh itu dan meng-
atasi berbagai halangan yang mungkin terjadi. Dengan sum-
pah itu juga, Yusuf bisa memuaskan hati Yakub menjelang
saat-saat kematiannya. Tidak ada yang dapat membantu
membuat ranjang kematian menjadi menyenangkan, selain ke-
pastian mendapat perhentian di Kanaan sesudah kematian.
(3) saat Yusuf selesai bersumpah, Israel bersujud di sebelah
kepala tempat tidurnya, menyerahkan diri, seperti seharusnya,
kepada hantaman kematian (Sekarang datanglah, dan akan
kusambut.). Atau, ia sedang menyembah Tuhan seperti yang
dijelaskan dalam Ibrani 11:21, mengucap syukur kepada Tuhan
atas semua kebaikan-Nya, dan khususnya untuk hal ini, bah-
wa Yusuf tidak saja siap mengatupkan kelopak matanya,
namun dengan meletakkan tangan di bawah pangkal pahanya
ia bersumpah untuk memenuhi kerinduannya mengenai tem-
pat penguburannya. Demikianlah, orang-orang yang turun ke
dalam debu, dengan ucapan syukur dan kerendahan hati,
harus bersujud di hadapan TUHAN, Tuhan sumber belas kasih-
an mereka (Mzm. 22:30).
PASAL 48
alam pasal sebelumnya, waktu semakin mendekati malam bah-
wa Israel segera mati. sesudah memberi petunjuk mengenai
tempat penguburannya, dalam pasal ini, ia berpamitan dengan cucu-
cucunya dari garis keturunan Yusuf, dan dalam pasal berikutnya
dengan semua anak-anaknya. Dengan demikian semua wasiat Yakub
dicatat, sebab saat itu ia berbicara dengan roh nubuatan. Abraham
dan Ishak tidak. Di ranjang kematian, karunia dan anugerah Tuhan
lebih bersinar dalam diri beberapa orang kudus-Nya dibanding dalam
diri orang kudus yang lain. Roh, seperti angin, bertiup ke mana yang
diingini-Nya. Dalam pasal ini kita membaca perihal,
I. Yusuf, yang sesudah mendengar kabar bahwa ayahnya sedang
sakit, segera pergi mengunjunginya dan membawa serta
kedua anaknya (ay. 1-2).
II. Dengan sungguh-sungguh Yakub mengangkat kedua anak
Yusuf sebagai anak miliknya sendiri (ay. 3-7).
III. Yakub memberkati kedua anak itu (ay. 8-16).
IV. Yakub menjelaskan dan memberi alasan mengapa ia menyilang-
kan tangannya saat memberkati mereka berdua (ay. 17-20).
V. Yakub meninggalkan warisan khusus kepada Yusuf (ay. 21-22).
Yakub Sakit
(48:1-7)
1 Sesudah itu ada orang mengatakan kepada Yusuf: Ayahmu sakit! Lalu
dibawanyalah kedua anaknya, Manasye dan Efraim. 2 saat diberitahukan
kepada Yakub: Telah datang anakmu Yusuf kepadamu, maka Israel
mengumpulkan segenap kekuatannya dan duduklah ia di tempat tidurnya. 3
Berkatalah Yakub kepada Yusuf: Tuhan , Yang Mahakuasa telah menampak-
kan diri kepadaku di Lus di tanah Kanaan dan memberkati aku 4 serta
berfirman kepadaku: Akulah yang membuat engkau beranak cucu, dan Aku
akan membuat engkau bertambah banyak dan menjadi sekumpulan bangsa-
bangsa; Aku akan memberi negeri ini kepada keturunanmu untuk men-
jadi miliknya sampai selama-lamanya. 5 Maka sekarang kedua anakmu yang
lahir bagimu di tanah Mesir, sebelum aku datang kepadamu ke Mesir, akulah
yang empunya mereka; akulah yang akan empunya Efraim dan Manasye
sama seperti Ruben dan Simeon. 6 Dan keturunanmu yang kauperoleh
sesudah mereka, engkaulah yang empunya, namun dalam pembagian warisan
nama mereka akan disebutkan berdasarkan nama kedua saudaranya itu. 7
Kalau aku, pada waktu perjalananku dari Padan, aku kematian Rahel di
tanah Kanaan di jalan, saat kami tidak berapa jauh lagi dari Efrata, dan
aku menguburkannya di sana, di sisi jalan ke Efrata yaitu Betlehem.
Di sini,
I. Yusuf, sesudah diberi tahu bahwa ayahnya sakit, segera pergi
mengunjunginya. Meskipun ia seorang yang terhormat dan sibuk,
Yusuf tidak lalai menunjukkan rasa hormat yang harus diberikan
kepada ayahnya yang sudah tua ini (ay. 1). Mengunjungi orang
sakit yang ada di bawah tanggung jawab kita, atau memakai
kesempatan untuk berbuat baik, bagi tubuh atau jiwa, merupa-
kan kewajiban kita. Ranjang orang sakit merupakan tempat yang
tepat untuk memberi penghiburan serta nasihat kepada orang
lain dan menerima pengajaran bagi diri kita sendiri. Yusuf mem-
bawa kedua anaknya supaya mereka berdua dapat memperoleh
berkat ayahnya yang sedang menjelang ajal, dan supaya apa yang
mereka lihat di dalam dia dan dengar dari dia dapat meninggalkan
kesan yang abadi dalam hidup mereka. Perhatikanlah,
1. Sangat baik untuk memperkenalkan anak-anak muda yang
datang ke dalam dunia ini dengan hamba-hamba Tuhan yang
sudah berusia lanjut dan yang akan pergi dari dunia ini. Ke-
saksian menjelang ajal mereka tentang kebaikan Tuhan dan
kegembiraan dari jalan-jalan kebijaksanaan yang pernah me-
reka tempuh dapat menjadi sebuah dorongan besar bagi ang-
katan yang sedang bangkit. Manasye dan Efraim (saya berani
mengatakan) tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi
pada waktu itu.
2. Orangtua yang saleh menginginkan sebuah berkat, bukan saja
bagi mereka sendiri, melainkan juga bagi anak-anak mereka.
Oh, supaya mereka hidup di hadapan Tuhan ! Yusuf telah
berbuat baik kepada ayahnya lebih dibandingkan saudara-sau-
daranya. sebab itu sangatlah beralasan jika ia mengharapkan
kemurahan khusus dari ayahnya.
II. Yakub, begitu diberi tahu tentang kunjungan anaknya, memper-
siapkan diri sebaik mungkin untuk menyenangkan hati anaknya
(ay. 2). Ia melakukan apa saja yang dapat ia lakukan untuk mem-
bangkitkan jiwanya dan menghidupkan karunia yang ada di
dalam dirinya. Apa yang tersisa dalam kekuatan jasmaniahnya di-
kumpulkan sedapat-dapatnya dan duduklah ia di tempat tidurnya.
Sangat baik bagi orang yang sakit dan orang yang sudah berusia
lanjut untuk sedapat-dapatnya bersemangat dan ceria, supaya
mereka jangan tawar hati pada masa kesesakan. Kuatkanlah diri-
mu, seperti Yakub di sini, dan Tuhan akan menguatkan engkau.
Besarkan hatimu dan tolonglah dirimu sendiri, maka Tuhan akan
menolong dan membesarkan hatimu. Biarlah jiwa menopang
kelemahan kita.
III. Untuk membalas semua perhatian yang dicurahkan Yusuf ke-
padanya, Yakub mengangkat kedua anak Yusuf sebagai anaknya
sendiri. Dalam pengangkatan itu disampaikan beberapa hal seba-
gai berikut,
1. Riwayat khusus janji Tuhan kepada Yakub yang terkait dengan
perbuatan yang sedang dilakukannya: Tuhan memberkati aku
(ay. 3), dan biarlah berkat itu diturunkan atas mereka. Tuhan
telah menjanjikan dua hal kepadanya, yaitu keturunan yang
besar jumlahnya dan Kanaan sebagai tanah pusaka (ay. 4).
Dan sesuai dengan itu masing-masing anak Yusuf itu harus
berkembang menjadi sebuah suku dan masing-masing mereka
juga harus memiliki bagian yang jelas di tanah Kanaan sama
seperti anak-anak Yakub sendiri. Lihatlah bagaimana ia mem-
berkati mereka dengan iman dalam apa yang telah dikatakan
Tuhan kepadanya (Ibr. 11:21). Perhatikanlah, dalam semua doa
kita, baik untuk diri sendiri maupun untuk anak-anak kita,
kita harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan
mengingat janji-janji Tuhan kepada kita.
2. Penerimaan anak-anak Yusuf yang dilaksanakan dengan cepat
ke dalam keluarganya: Akulah yang empunya mereka (ay. 5),
bukan saja sebagai cucu-cucuku, melainkan sebagai anak-
anakku sendiri. Walaupun mereka dilahirkan di negeri Mesir,
dan kemudian ayah mereka lama hidup terpisah dari saudara-
saudaranya, yang tampaknya menghapus hak mereka dari wa-
risan Tuhan itu, namun Yakub menerima mereka dan meng-
akui mereka sebagai anggota umat Tuhan di dunia ini. Ia men-
jelaskan hal ini di dalam ayat 16, Sehingga namaku serta
nama nenek dan bapaku, termasyhur oleh sebab mereka.
Seolah-olah ia berkata, Biarlah mereka jangan menggantikan
ayah mereka dalam kekuasaan dan kebesarannya di sini, di
tanah Mesir, namun biarlah mereka menggantikan aku dalam
mewarisi janji yang dibuat kepada Abraham, yang dalam
pandangan Yakub jauh lebih berharga dan terhormat untuk
mereka hargai dan dambakan. Dengan demikian bapa bangsa
yang telah lanjut usia dan sedang menyongsong kematian ini
mengajar kedua orang muda itu (berumur sekitar dua puluh
satu tahun), untuk tidak menganggap negeri Mesir sebagai
negeri mereka dan juga tidak menyatukan diri dengan orang-
orang Mesir, namun mengambil bagian mereka bersama-sama
dengan umat Tuhan , sama seperti Musa yang di kemudian hari
menghadapi godaan serupa (Ibr. 11:24-26). Dan sebab kepu-
tusan ini menjadi suatu bentuk penyangkalan diri bagi mereka
berdua yang cukup dekat dengan kedudukan tinggi di negeri
Mesir, dan supaya mereka tetap mengikuti orang-orang Ibrani
yang dianggap hina, maka Yakub mengangkat mereka masing-
masing sebagai kepala sebuah suku. Dengan begitu, ia mem-
besarkan hati mereka. Perhatikanlah, orang yang layak mem-
peroleh kehormatan dua kali lipat yaitu mereka yang sebab
anugerah Tuhan berani menerobos godaan kekayaan dan kedu-
dukan duniawi untuk menerima agama yang benar dalam
keaiban dan kemiskinan. Yakub ingin supaya Manasye dan
Efraim percaya bahwa lebih baik menjadi orang yang hina di
dalam jemaat dibandingkan menjadi orang yang mulia di luar
jemaat. Lebih baik dipanggil sebagai Yakub yang miskin dari-
pada disapa sebagai Yusuf yang kaya.
3. Syarat yang disertakan mengenai anak-anak yang akan diper-
oleh Yusuf kemudian. Mereka tidak akan dihitung sebagai
kepala-kepala suku seperti halnya Efraim dan Manasye, namun
akan masuk ke dalam bagian dari salah satu di antara mereka
berdua (ay. 6). Tidak ditemukan catatan bahwa Yusuf mempu-
nyai anak lagi sesudah mereka berdua, namun dalam kecermat-
annya, Yakub memberi petunjuk ini untuk mencegah ter-
jadinya persaingan dan salah urus. Perhatikanlah, dalam
membuat persetujuan, sangat baik untuk meminta nasihat
dan untuk berjaga-jaga menghadapi apa yang mungkin dapat
terjadi, sebab kita tidak dapat melihat ke depan apa yang akan
terjadi. Sikap hati-hati kita harus mengikuti penyelenggaran
Tuhan dalam pengaturan dan campur tangan-Nya.
4. Disebutkan juga perihal kematian dan penguburan Rahel, ibu
Yusuf, dan istri yang paling dikasihi Yakub (ay. 7), dengan me-
nunjuk pada kisah dalam Kejadian 35:19 itu. Perhatikanlah,
(1) jika kita sendiri sedang menjelang ajal, akan sangat
baik jika kita mengingat kembali kematian keluarga dan
sahabat-sahabat yang kita kasihi (Bil. 27:13). Ini memban-
tu membuat kematian dan kuburan menjadi lebih akrab
bagi kita. Ingatlah akan orang-orang yang bagi kita sangat
dekat dengan kita yang sudah lama mati dan dikuburkan.
Apakah kita akan mengikuti jalan yang mereka tempuh?
(2) Kepergian anggota keluarga yang kita kasihi dapat menjadi
kenangan yang menyedihkan untuk beberapa waktu. Kasih
sayang yang kuat dalam menikmati kenangan itu menim-
bulkan penderitaan panjang akibat kehilangan itu.
Yakub Memberkati Anak-anak Yusuf;
Nubuatan Yakub yang Sedang Menjelang Ajal
(48:8-22)
8 saat Israel melihat anak-anak Yusuf itu, bertanyalah ia: Siapakah ini? 9
Jawab Yusuf kepada ayahnya: Inilah anak-anakku yang telah diberikan
Tuhan kepadaku di sini. Maka kata Yakub: Dekatkanlah mereka kepadaku,
supaya kuberkati mereka. 10 Adapun mata Israel telah kabur sebab tuanya,
jadi ia tidak dapat lagi melihat. Kemudian Yusuf mendekatkan mereka
kepada ayahnya: dan mereka dicium serta didekap oleh ayahnya. 11 Lalu
berkatalah Israel kepada Yusuf: Tidak kusangka-sangka, bahwa aku akan
melihat mukamu lagi, namun sekarang Tuhan bahkan memberi aku melihat
keturunanmu. 12 Lalu Yusuf menarik mereka dari antara lutut ayahnya, dan
ia sujud dengan mukanya sampai ke tanah. 13 sesudah itu Yusuf memegang
mereka keduanya, dengan tangan kanan dipegangnya Efraim, yaitu di sebe-
lah kiri Israel, dan dengan tangan kiri Manasye, yaitu di sebelah kanan
Israel, lalu didekatkannyalah mereka kepadanya. 14 namun Israel mengulur-
kan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia
yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye jadi tangannya
bersilang, walaupun Manasye yang sulung. 15 Sesudah itu diberkatinyalah
Yusuf, katanya: Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di
hadapan Tuhan ; Tuhan itu, sebagai Tuhan yang telah menjadi gembalaku selama
hidupku sampai sekarang, 16 dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan
aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda
ini, sehingga namaku serta nama nenek dan bapaku, Abraham dan Ishak,
termasyhur oleh sebab mereka dan sehingga mereka bertambah-tambah
menjadi jumlah yang besar di bumi. 17 saat Yusuf melihat bahwa ayahnya
meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, hal itu dipandangnya
tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk memindahkannya dari
atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye. 18 Katanya kepada ayahnya:
Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan
kananmu ke atas kepalanya. 19 namun ayahnya menolak, katanya: Aku
tahu, anakku, aku tahu; ia juga akan menjadi suatu bangsa dan ia juga akan
menjadi besar kuasanya; walaupun begitu, adiknya akan lebih besar kuasa-
nya dari padanya, dan keturunan adiknya itu akan menjadi sejumlah besar
bangsa-bangsa. 20 Lalu diberkatinyalah mereka pada waktu itu, katanya:
Dengan menyebutkan namamulah orang Israel akan memberkati, demikian:
Tuhan kiranya membuat engkau seperti Efraim dan seperti Manasye. Demi-
kianlah didahulukannya Efraim dari pada Manasye. 21 Kemudian berkatalah
Israel kepada Yusuf: Tidak lama lagi aku akan mati, namun Tuhan akan
menyertai kamu dan membawa kamu kembali ke negeri nenek moyangmu. 22
Dan sekarang aku memberi kepadamu sebagai kelebihanmu dari pada
saudara-saudaramu, suatu punggung gunung yang kurebut dengan pedang
dan panahku dari tangan orang Amori.
Di sini kita membaca perihal,
I. Berkat yang diberikan Yakub kepada kedua anak Yusuf, yang
dipandang sebagai sesuatu yang lebih istimewa lagi sebab sang
rasul menyebut hal itu secara khusus (Ibr. 11:21) dan tidak ber-
komentar apa-apa tentang berkat yang diucapkan Yakub kepada
anak-anaknya yang lain, walaupun pemberkatan itu juga dilaku-
kan dengan iman. Amatilah di sini,
1. Yakub menjadi rabun sebab usia lanjut (ay. 10). Mata yang
rabun merupakan salah satu kelemahan orang-orang yang
berusia lanjut. Orang-orang yang melihat dari jendela semua-
nya menjadi kabur (Pkh. 12:3). Merupakan suatu kebodohan
untuk berjalan mengikuti penglihatan mata kita, dan mem-
bebani hati kita mencarinya, sementara kita tahu bahwa
kematian akan segera menutupnya. Lagi pula, kita tidak tahu
bisa-bisa ada suatu kecelakaan terjadi pada kita sebelum
kematian dan kecelakaan itu bisa saja menggelapkan peng-
lihatan itu. Sama seperti ayahnya, Yakub juga menjadi kabur
matanya saat ia menjadi tua. Perhatikanlah,
(1) Orang-orang yang mendapat kehormatan berusia lanjut
harus merasa puas untuk menanggung beban ini.
(2) Mata iman dapat menjadi sangat jelas bahkan saat mata
jasmani ini menjadi sangat kabur.
2. Yakub sangat sayang kepada anak-anak Yusuf: ia mencium
dan mendekap mereka (ay. 10). Sudah merupakan hal yang la-
zim bagi orang-orang yang sudah tua untuk memiliki rasa
kasih sayang yang khusus kepada cucu mereka, bahkan lebih
dibandingkan kasih sayang kepada anak-anak mereka sendiri keti-
ka masih kecil, yang menurut Salomo yaitu sebab , Mahkota
orang-orang tua yaitu anak cucu (Ams. 17:6). Dengan kepuas-
an tak terhingga Yakub berkata di sini (ay. 11), Tidak kusang-
ka-sangka, bahwa aku akan melihat mukamu lagi (sesudah ber-
tahun-tahun menganggapnya hilang), namun sekarang Tuhan
bahkan memberi aku melihat keturunanmu! Lihatlah di sini,
(1) Bagaimana kedua orang saleh ini mengakui Tuhan dalam
keadaan yang menyenangkan ini. Yusuf berkata (ay. 9),
Inilah anak-anakku yang telah diberikan Tuhan kepadaku,
dan untuk lebih membesarkan berkat ini, ia menambah-
kan, di sini, di tempat pembuangan, perbudakan, dan ku-
rungan ini. Di sini Yakub berkata, Tuhan bahkan memberi
aku melihat keturunanmu. Maka penghiburan kita akan
menjadi dua kali lebih manis saat kita melihat itu berasal
dari tangan Tuhan .
(2) Betapa seringnya Tuhan , dalam pemeliharaan campur ta-
ngan-Nya yang penuh belas kasihan, memberi melampaui
harapan kita, dan dengan demikian sangat memperbesar
kemurahan-Nya. Ia tidak saja membungkam ketakutan
kita, namun memberi lebih dari yang kita harapkan. Kita
dapat menerapkan hal ini pada janji yang diberikan kepada
kita dan anak-anak kita. Tidak terpikirkan sama sekali
bahwa kita ini dapat dibawa dalam kovenan dengan Tuhan ,
mengingat betapa bersalah dan rusaknya keadaan kita. Na-
mun, lihatlah, ia telah menunjukkan kepada kita bahwa
keturunan kita juga ada dalam kovenan dengan Dia.
3. Sebelum mewariskan berkatnya, Yakub menceritakan peng-
alamannya tentang kebaikan Tuhan kepadanya. Ia telah ber-
cerita (ay. 3) mengenai Tuhan yang menampakkan diri kepada-
nya. Kunjungan-kunjungan khusus dari anugerah-Nya serta
persekutuan khusus yang kadang-kadang kita nikmati ber-
sama-Nya tidak boleh kita lupakan. Namun, selain itu (ay. 15-
16) ia menyebut tentang pemeliharaan ilahi yang tidak putus-
putusnya atas dirinya sepanjang umur hidupnya.
(1) Tuhan telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai se-
karang (ay. 15). Perhatikanlah, selama kita hidup di dunia
ini, kita terus-menerus mengalami kebaikan Tuhan dalam
menyediakan kebutuhan hidup jasmaniah kita. Tubuh kita
membutuhkan makanan setiap hari, dan tidak sedikit yang
telah diberikan-Nya kepada kita. Dan kita tidak pernah
kekurangan bahan pangan. Ia yang telah menyediakan ma-
kanan sepanjang umur hidup kita pasti tidak akan mening-
galkan kita pada akhir hidup kita.
(2) Melalui malaikat-Nya, Ia telah melepaskan dia dari segala
bahaya (ay. 16). Yakub telah mengalami banyak kesulitan
dalam hidupnya, namun Tuhan berkenan menjaga dia dari
bahaya yang ditimbulkan oleh masalahnya. Sekarang ke-
tika ajalnya sudah semakin mendekat ia memandang diri-
nya sebagai orang yang dilepaskan dari segala bahaya, dan
mengucapkan selamat tinggal untuk selama-lamanya ke-
pada dosa dan penderitaan. Kristus, Sang Malaikat kovenan
itu, telah melepaskan kita dari setiap usaha yang jahat
(2Tim. 4:18). Perhatikanlah,
[1] saat hamba-hamba Tuhan menjadi tua dan mendekati
ajal, sudah menjadi kewajiban mereka untuk bersaksi
bagi Tuhan kita bahwa mereka telah mendapati Dia pe-
nuh kemurahan hati.
[2] Pengalaman kita mengenai kebaikan Tuhan kepada kita
dapat digunakan untuk mendorong orang lain melayani
Tuhan dan mendorong kita untuk memberkati dan men-
doakan mereka.
4. saat ia menganugerahkan berkat dan nama Abraham serta
Ishak atas mereka, ia juga mengharapkan tingkah laku dan
teladan Abraham dan Ishak juga bagi mereka (ay. 15). Ia me-
nyebut Tuhan yang para leluhurnya, Abraham dan Ishak, telah
hidup di hadapan-Nya. Dengan ini ia mengakui Tuhan yang
mereka percayai, yang mereka ikuti dan taati, yang dengan-
Nya mereka bersekutu dalam ibadah-ibadah ketetapan-Nya
sesuai dengan persyaratan dalam kovenan itu. Hiduplah di
hadapan-Ku (17:1). Perhatikanlah,
(1) Orang-orang yang ingin mewarisi berkat dari para lelulur
mereka yang saleh dan menerima manfaat dari kovenan
Tuhan dengan mereka, harus mengikuti langkah-langkah
kesalehan mereka.
(2) Langkah-langkah itu harus mengajarkan agama dan hal-
hal yang telah diperbuat Tuhan bagi kita, bahwa Tuhan ada-
lah Tuhan dari bapa leluhur kita, dan bahwa mereka telah
memperoleh kepuasan besar dengan hidup di hadapan-Nya.
5. Dalam memberkati mereka, Yakub menyilangkan tangannya.
Yusuf telah menempatkan anak-anaknya sedemikian rupa
supaya tangan kanan Yakub dapat dengan mudah diletakkan
di atas kepala Manasye yang sulung (ay. 12-13). Namun Yakub
justru meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim,
anak yang lebih muda (ay. 14). Yusuf tidak menyukai hal ini,
ia ingin mendukung kedudukan anak sulungnya, dan sebab
itu ia mau memindahkan tangan Yakub (ay. 17-18). Namun
Yakub menjelaskan bahwa ia tahu apa yang ia lakukan,
bahwa ia tidak melakukan kesalahan, juga bukan sebab mau
menyenangkan diri. Juga bukan sebab ia lebih menyayangi
yang satu dari yang lain. Melainkan, sebab roh nubuat yang
ada di dalam dirinya, dan dalam ketaatan kepada rencana
Tuhan . Manasye akan menjadi besar, walaupun begitu Efraim
akan menjadi lebih besar lagi. saat suku-suku itu dihitung
jumlahnya di padang gurun, jumlah suku Efraim jauh lebih
banyak dibandingkan suku Manasye, dan memenuhi syarat sebagai
pasukan perang (Bil. 1:32-33, 35; 2:18, 20), serta disebut
pertama (Mzm. 80:3). Yosua berasal dari suku itu, begitu juga
Yerobeam. Suku Manasye terbagi dua, setengah berada di tepi
sungai Yordan, yang setengahnya ada di seberangnya, hingga
membuat suku ini menjadi kurang kuat dan kurang dipertim-
bangkan. Dengan melihat gambaran yang akan datang ini,
Yakub menyilangkan tangannya. Perhatikanlah,
(1) Dalam melimpahkan berkat kepada umat-Nya, Tuhan adakala-
nya memberi lebih kepada sebagian orang dibandingkan ke-
pada yang lain, lebih banyak karunia, rahmat, dan penghibur-
an, serta lebih banyak hal-hal yang baik dari kehidupan ini.
(2) Acapkali umat-Nya yang paling kecillah yang diberi paling
banyak. Tuhan memilih yang paling lemah dari dunia ini,
menegakkan orang yang hina dari dalam debu. Rahmat
tidak mengikuti aturan alam ini. Tuhan juga tidak lebih me-
nyukai orang-orang yang kita sangka paling layak, melain-
kan yang menyenangkan hati-Nya. Dapat diamati betapa
seringnya Tuhan , melalui berkat-berkat luar biasa dari kove-
nan-Nya, mengangkat yang lebih muda melebihi yang lebih
tua, Habel di atas Kain, Sem di atas Yafet, Abraham di atas
Nahor dan Haran, Ishak di atas Ismael, Yakub di atas
Esau, Yehuda dan Yusuf di atas Ruben, Musa di atas Ha-
run, Daud dan Salomo di atas saudara-saudaranya (1Sam.
16:7). Tuhan memerintahkan orang Yahudi memperhatikan
hak kesulungan (Ul. 21:17), namun Ia sendiri tidak terikat
untuk memperhatikannya. Beberapa orang manafsirkan
hal ini sebagai gambaran terpilihnya orang-orang bukan-
Yahudi di atas orang Yahudi. Jumlah orang bukan-Yahudi
yang menerima Injil lebih banyak dibandingkan orang-orang
Yahudi (lih. Gal. 4:27). Dengan demikian anugerah yang
yang diberikan dengan cuma-cuma itu menjadi lebih mulia
dan lebih termasyhur.
II. Bukti khusus mengenai perkenanannya kepada Yusuf,
1. Yakub memberi janji keluarnya bangsa ini dari Mesir
kepadanya, sebagai suatu kepercayaan yang kudus: Tidak
lama lagi aku akan mati, namun Tuhan akan menyertai kamu dan
membawa kamu kembali (ay. 21). Sesuai dengan janji itu,
saat Yusuf menjelang ajal, ia meneruskan janji itu kepada
saudara-saudaranya (50:24). Jaminan ini diberikan kepada
mereka, dan dengan sangat hati-hati dipelihara di antara me-
reka, supaya mereka jangan terlampau mencintai negeri Mesir
yang memberi kesukaan kepada mereka, namun juga tidak
boleh terlampau takut kala negeri ini membenci mereka. Per-
kataan Yakub ini memberi penghiburan kepada kita dalam
hal kematian sahabat-sahabat kita: Mereka mati, namun Tuhan
akan menyertai kita, dan kehadiran-Nya yang penuh belas
kasihan itu cukup bagi kita untuk mengatasi kehilangan itu:
Mereka telah meninggalkan kita, namun Ia tidak akan pernah
mengecewakan kita. Lebih jauh lagi, Ia akan membawa kita ke
negeri nenek moyang kita, Kanaan sorgawi, ke tempat nenek
moyang kita yang saleh telah pergi mendahului kita. Jika Tuhan
menyertai kita sementara kita ada di dalam dunia ini, dan
tidak lama lagi akan menerima kita bersama-sama mereka
yang telah pergi mendahului kita ke sebuah dunia yang jauh
lebih baik, maka kita tidak boleh bersusah hati seperti orang-
orang yang tidak berpengharapan.
2. Yakub memberi kepada Yusuf satu bagian sebagai kelebih-
an di atas saudara-saudaranya (ay. 22). Tanah yang diwaris-
kan itu digambarkan sebagai punggung gunung yang direbut
dengan pedang dan panahnya dari tangan orang Amori. Pada
mulanya ia membeli tanah itu (Yos. 24:32), dan tampaknya
kemudian dirampas oleh orang-orang Amori, namun ia mere-
butnya kembali dengan pedang, membalas kekuatan dengan
kekuatan, dan memulihkan haknya dengan kekerasan yang
tidak bisa tidak harus digunakannya. Tanah ini ditetapkan
untuk Yusuf, dan pemberian ini disebut-sebut kembali dalam
Yohanes 4:5. Sesuai dengan itu dapat dijelaskan bahwa tanah
ini diberikan kepada suku Efraim sebagai hak mereka, dan
bagian itu tidak pernah diundikan seperti halnya bagian tanah
yang lain. Di sanalah tulang-tulang Yusuf dikuburkan, yang
mungkin sudah dipikirkan Yakub dalam penetapan ini. Per-
hatikanlah, adakalanya memang adil dan cermat untuk mem-
berikan beberapa bagian lebih banyak kepada beberapa anak
tertentu di atas saudara-saudaranya yang lain. Namun, pada
akhirnya, kuburlah yang paling dapat kita anggap sebagai
milik kita di dunia ini.
PASAL 49
asal ini yaitu pasal nubuat. Pasal paling mirip yang pernah kita
baca sebelumnya yaitu pasal yang menceritakan tentang nu-
buat Nuh mengenai anak-anaknya (9:25, dst.). Dalam pasal ini, Ya-
kub tengah berbaring di atas ranjang kematiannya dan menyampai-
kan wasiatnya melalui pesan-pesan terakhirnya. Penyampaian wasiat
ini telah lama ia tunda sampai sekarang, sebab perkataan orang yang
menjelang ajal dapat memberi kesan yang mendalam dan akan lebih
lama dikenang. Apa yang ia katakan di sini tidak dapat ia katakan
menurut keinginannya sendiri, melainkan ia hanya bisa menunggu
sampai pernyataan-pernyataan diberikan oleh Roh Tuhan kepadanya
pada saat yang telah dipilih-Nya, supaya kekuatan ilahi dapat disem-
purnakan dalam kelemahannya. Pada masa mereka, kedua belas
anak Yakub menjadi orang-orang yang termasyhur. Namun, kedua
belas suku Israel yang diturunkan dan diberi nama menurut nama
mereka masing-masing jauh lebih termasyhur lagi. Kita menemukan
nama-nama mereka tertulis di atas pintu-pintu gerbang Yerusalem
Baru (Why. 21:12). Dengan menatap masa depan inilah ayah mereka
yang menanti ajal itu mengucapkan sesuatu yang luar biasa bagi
setiap anaknya atau suku yang akan menyandang nama mereka
masing-masing. Dalam pasal ini terdapat,
I. Kata pengantar (ay. 1-2).
II. Nubuatan mengenai setiap suku (ay. 3-28).
III. Perintah mengenai penguburan Yakub diulangi lagi (ay. 29-32).
IV. Kematian Yakub (ay. 33).
Kata Pengantar; Nubuat Yakub mengenai Ruben
(49:1-4)
1 Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: Datanglah ber-
kumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di ke-
mudian hari. 2 Berhimpunlah kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub, de-
ngarlah kepada Israel, ayahmu. 3 Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuat-
anku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam kelu-
huran, yang terutama dalam kesanggupan. 4 Engkau yang membual sebagai
air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat
tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah
menaiki petiduranku!
Di sini kita membaca perihal:
I. Kata pengantar dari nubuatan itu, yang di dalamnya,
1. Semua anggota keluarga diminta berkumpul (ay. 2): Datanglah
berkumpul. Biarlah semua orang meninggalkan pekerjaan
masing-masing dan datang untuk menyaksikan ayah mereka
yang sedang menyongsong kematian dan mendengarkan pe-
san-pesan terakhirnya. Hal itu menjadi suatu penghiburan
tersendiri bagi Yakub. Sekarang, sementara menanti ajalnya,
ia bisa melihat semua anak-anaknya berada di dekatnya.
Tidak ada yang hilang, walaupun adakalanya ia menganggap
dirinya sebagai orang yang kehilangan. Kehadiran anak-anak
bersamanya pada saat-saat terakhir ini sangat berguna bagi
mereka, supaya mereka bisa belajar dari dia bagaimana seha-
rusnya mati, seperti juga bagaimana harus hidup. Apa yang ia
katakan kepada setiap anaknya dapat didengarkan juga oleh
saudara-saudara mereka yang lain. Kita dapat memperoleh
pelajaran dari teguran, nasihat, dan penghiburan yang disam-
paikan kepada orang lain. Panggilan Yakub kepada anak-anak-
nya yang dilakukan beberapa kali untuk berkumpul bersama,
menyiratkan perintah khusus kepada mereka untuk tetap
bersatu di dalam kasih (untuk tetap tinggal bersama-sama dan
tidak bercampur baur dengan orang Mesir, serta tidak men-
jauhkan diri dari pertemuan-pertemuan mereka). Perintah
untuk berkumpul ini juga merupakan sebuah nubuat bahwa
mereka tidak akan dipisahkan satu sama lain, seperti halnya
anak-anak Abraham dan anak-anak Ishak yang telah terpisah.
Mereka akan tetap bersatu dan menjadi suatu bangsa.
2. Secara umum Yakub menjelaskan maksud pembicaraan ini
(ay. 1): Supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu
alami di kemudian hari (bukan kepadamu secara pribadi, me-
lainkan kepada keturunanmu). Nubuat ini akan tetap berguna
bagi keturunan yang muncul sesudah mereka, sebagai alat
untuk meneguhkan iman mereka dan tuntunan bagi jalan
mereka saat kembali menuju negeri Kanaan dan bermukim
di sana. Kita tidak dapat mengatakan kepada anak-anak kita
apa yang akan terjadi pada mereka dan keluarga mereka di
dalam kehidupan sekarang ini. Namun, kita dapat memberi
tahu mereka dari firman Tuhan apa yang akan terjadi pada me-
reka di hari kematian mereka masing-masing, sesuai dengan
apa yang mereka lakukan di kehidupan sekarang ini.
3. Mereka diminta untuk memperhatikan dengan sungguh-sung-
guh (ay. 2): Dengarlah, kepada Israel, ayahmu. Biarlah Israel
yang telah menang bersama Tuhan akan menang juga bersama
kamu semua. Perhatikanlah, anak-anak harus rajin mende-
ngarkan perkataan orang-orang tua mereka yang saleh, khusus-
nya saat mereka sedang mendekati saat kematian mereka.
Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, sebab
disertai dengan kuasa dan kasih sayang di dalamnya (Ams. 4:1).
II. Nubuat mengenai Ruben. Yakub memulainya dengan Ruben (ay.
3-4), sebab ia yaitu anaknya yang sulung. Namun sebab ia
telah melakukan kecemaran dengan istri ayahnya, ia membawa
aib bagi dirinya yang seharusnya akan menjadi perhiasan keluar-
ga. Ia kehilangan hak kesulungannya. Sedangkan ayahnya yang
tengah menyongsong kematian itu dengan sungguh-sungguh
menurunkan derajatnya, walaupun ia masih tetap mengakuinya
sebagai seorang anak dan tidak menghapusnya sebagai seorang
ahli waris. Ia masih tetap memperoleh hak istimewa sebagai se-
orang anak, namun bukan sebagai anak sulung. Cukup beralasan
bagi kita untuk beranggapan bahwa sebenarnya Ruben telah
bertobat dan sudah diampuni. Namun, sebagai bentuk keadilan
perihal kebencian Tuhan terhadap kejahatan dan peringatan bagi
orang lain, maka tanda keaiban ini harus diletakkan ke atasnya.
Nah, sesuai dengan cara menurunkan derajat itu,
1. Di sini Yakub menunjukkan perhiasan hak kesulungan itu (ay.
3), supaya Ruben dan semua saudara-saudaranya dapat meli-
hat apa yang telah hilang dari dirinya, dan dengan itu dapat
melihat betapa jahatnya dosa itu. Sebagai anak sulung, Ruben
yaitu sukacita ayahnya, hampir-hampir menjadi kebangga-
annya, menjadi permulaan kekuatannya. Betapa sukacitanya
ia saat menyambut kelahirannya dapat dilihat dari sebutan
namanya, Ruben, yang berarti, lihatlah seorang anak laki-laki.
Di dalam dirinya terdapat keunggulan kemuliaan di atas
saudara-saudaranya, dan sejumlah kekuasaan atas mereka.
Kristus Yesus yaitu anak sulung di antara banyak saudara,
dan sebagai hak-Nya, Ia memperoleh kuasa dan kemuliaan
yang terunggul. Begitu juga halnya dengan jemaat-Nya. Mela-
lui Dia, kita menjadi anggota jemaat anak-anak sulung.
2. Kemudian Yakub merenggut semua perhiasan ini dari diri
Ruben (ay. 4). Ia mengangkatnya ke atas, supaya dapat me-
ngempaskannya ke bawah, dengan satu perkataan itu, Tidak
lagi engkau menjadi yang terutama. Engkau akan menurunkan
satu suku, namun suku itu bukanlah suku yang unggul. Tidak
ada seorang hakim, nabi, atau raja yang berasal dari suku ini.
Juga tidak ada orang yang termasyhur, kecuali Datan dan
Abiram, yang dicatat sebagai pemberontak yang keji melawan
Musa. sebab tidak mungkin unggul, dengan sengaja suku itu
memilih tempat pemukiman di seberang Sungai Yordan. Tam-
paknya Ruben sendiri juga kehilangan semua pengaruh ter-
hadap saudara-saudaranya akibat hilangnya hak kesulungan
itu, sebab saat ia berbicara, mereka tidak mau mendengarkan
perkataannya (42:22). Orang-orang yang tidak memiliki peng-
ertian dan semangat untuk menjaga kehormatan dan hak-hak
istimewa yang diperoleh dari kelahiran mereka, akan segera
kehilangan hak-hak itu, dan yang tersisa hanyalah nama hak-
hak itu. Ciri ini melekat dalam diri Ruben, dan ia berada di
bawah tanda keaiban ini, bahwa ia membual sebagai air (KJV:
tidak tetap seperti air).
(1) Kebajikannya tidak bersifat tetap. Ia tidak dapat menguasai
diri dan hawa nafsunya sendiri. Kadang-kadang ia menjadi
begitu teratur dan rapi, namun di lain waktu ia dapat
menyimpang dengan melakukan hal-hal yang paling liar.
Perhatikanlah, ketidakmantapan merupakan kehancuran
dari sifat kebajikan. Orang seperti itu tidak akan pernah
dapat berhasil sebab mereka tidak pernah mantap.
(2) Akibatnya, kehormatannya juga menjadi tidak tetap. Ke-
hormatannya hilang, lenyap seperti asap, seperti air yang
tertumpah ke atas tanah. Perhatikanlah, orang-orang yang
membuang kebajikan mereka tidak bisa berharap dapat
menyelamatkan nama baik mereka. Yakub menghukum dia
secara khusus untuk dosa yang membuat derajatnya men-
jadi turun: Engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu.
Sudah empat puluh tahun yang lalu ia bersalah melakukan
dosa ini, namun sekarang dosa itu diingatkan kembali
kepadanya. Perhatikanlah, waktu tidak dengan sendirinya
mampu menghapus rasa bersalah yang ditimbulkan oleh
dosa yang berasal dari hati nurani. Jadi ada beberapa jenis
dosa yang nodanya tidak dapat terhapus dari nama baik,
khususnya dosa-dosa yang melanggar perintah ketujuh.
Dosa Ruben meninggalkan tanda keaiban bagi keluarga-
nya, keaiban yang lukanya tidak tersembuhkan tanpa
meninggalkan parut bekas luka (Ams. 6:32-33). Janganlah
kita pernah berbuat jahat, supaya kita tidak perlu merasa
takut kalau-kalau orang membicarakan tentang hal itu.
Nubuat Yakub mengenai Simeon dan Lewi
(49:5-7)
5 Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan. 6 Ja-
nganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kira-
nya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahan-
nya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah
memotong urat keting lembu. 7 Terkutuklah kemarahan mereka, sebab ama-
rahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku
akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerak-
kan mereka di antara anak-anak Israel.
Mereka berdua ini yang berikut lebih muda dari Ruben. Keduanya
juga membawa penderitaan dan aib kepada Yakub, saat mereka
secara khianat dan biadab membantai orang-orang Sikhem. Di sini
perbuatan itu diingatkan kembali kepada mereka. Seharusnya anak-
anak takut untuk membuat orangtua mereka merasa tidak senang,
kalau-kalau mereka mendapat hukuman yang sangat berat, dan di
kemudian hari, saat seharusnya mereka mewarisi berkat, ternyata
mereka ditolak. Amatilah,
1. Sifat Simeon dan Lewi. Mereka bersaudara dalam watak yang
sama. Namun, tidak seperti ayah mereka, mereka berdua sangat
mudah naik darah dan suka membalas dendam, kejam, dan tidak
dapat dikendalikan. Pedang mereka yang seharusnya menjadi
senjata untuk membela diri, sekarang (ay. 5, seperti yang bisa
ditafsirkan) disebut senjata kekerasan, untuk berbuat jahat ter-
hadap orang lain, bukan untuk menyelamatkan diri dari kejahat-
an. Perhatikanlah, bukan hal baru jika watak anak-anak jauh
berbeda dari watak orangtua mereka. Kita tidak perlu mengang-
gapnya aneh, hal semacam itu juga ada di dalam keluarga Yakub.
Orangtua tidak berkuasa membentuk watak anak-anak. Demikian
pula halnya dengan pendidikan. Yakub membesarkan anak-anak-
nya untuk menjadi lembut dan tenang, namun terbukti mereka
menjadi begitu kejam.
2. Bukti mengenai hal itu yaitu pembunuhan terhadap orang-orang
Sikhem, yang sangat disesalkan Yakub pada saat itu (34:30), dan
masih terus disesalinya. Mereka membunuh satu orang, yaitu
Sikhem sendiri, serta masih banyak orang-orang lain. Untuk
melakukan itu mereka membongkar tembok, memasuki rumah
dan menjarah serta membunuh penghuninya. Perhatikanlah, para
penguasa terbaik sekalipun tidak selalu dapat mencegah orang-
orang yang berada di bawah tanggung jawab mereka untuk tidak
melakukan berbagai kejahatan yang paling jahat. Dan jika
terdapat dua anak nakal di dalam satu keluarga, umumnya
keadaan seperti itu akan membuat mereka saling memengaruhi
untuk berbuat lebih jahat lagi. Akan sangat bijaksana jika mereka
dipisahkan dan dijauhkan. Mungkin Simeon dan Lewi yaitu
orang-orang yang paling giat dalam berbuat kejahatan terhadap
Yusuf, yang menurut sebagian orang, merupakan orang yang
dimaksud oleh Yakub saat berkata, mereka telah membunuh
orang. Amatilah, betapa jahatnya kehendak yang ada dalam diri
orang muda. Simeon dan Lewi tidak mau mendengarkan nasihat
bapa mereka yang sudah tua dan berpengalaman. Tidak, mereka
lebih suka dikendalikan oleh hawa nafsu mereka sendiri dibandingkan
mengikuti nasihat ayahnya yang penuh pertimbangan. Orang-
orang muda lebih baik mempertimbangkan kepentingan mereka
sendiri jika mereka kurang dapat menuruti kehendak sendiri.
3. Keberatan Yakub atas tindakan mereka yang biadab: Janganlah
kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka. Dengan ini ia
tidak saja mengungkapkan rasa bencinya terhadap perbuatan-
perbuatan semacam itu pada umumnya, namun khususnya ia
ingin mengungkapkan bahwa ia tidak bersalah dalam hal ini.
Mungkin selama ini ia dicurigai sebagai orang yang bergerak di
balik layar, turut membantu, dan mendorong mereka melakukan
perbuatan ini. Itulah sebabnya dengan bersungguh-sungguh ia
menyatakan kebenciannya terhadap kejadian itu, supaya ia dapat
mati tanpa terus dibayangi oleh kecurigaan itu. Perhatikanlah,
jiwa kita yaitu kehormatan kita. Oleh kekuatan dan kemampuan
jiwalah kita dibedakan dari dan dimuliakan melebihi orang-orang
biadab. Perhatikanlah, lebih jauh lagi kita harus dengan segenap
hati merasa jijik dan membenci semua kumpulan dan kesepakat-
an dengan orang-orang jahat dan haus darah. Janganlah kita
ingin turut dalam permufakatan rahasia mereka atau menyelidiki
apa yang disebut seluk-beluk Iblis.
4. Kebencian Yakub terhadap hawa nafsu biadab yang membawa
mereka kepada kejahatan itu: Terkutuklah kemarahan mereka. Ia
tidak mengutuk para pelaku kejahatan itu, namun hawa nafsu
mereka. Perhatikanlah,
(1) Kemarahan menjadi penyebab dan asal sejumlah besar dosa,
serta membuka diri kita terhadap kutuk Tuhan dan penghakim-
an-Nya (Mat. 5:22).
(2) Kita harus selalu berhati-hati dalam mengungkapkan sema-
ngat kita dengan cara membedakan antara orang yang berbuat
dosa dan dosa itu sendiri, supaya kita tidak mengasihi dosa
atau menyetujui dosa demi kepentingan orang itu. Juga, ja-
nganlah kita membenci atau mengutuk orang sebab dosa itu.
5. Tanda kemarahan yang ia nubuatkan akan menimpa keturunan
mereka: Aku akan menyerakkan mereka. Orang-orang Lewi dise-
rakkan di dalam semua suku, dan tanah bagian Simeon begitu
sempit dan tersebar saling berjauhan, sehingga banyak orang dari
suku ini terpaksa terserak ke mana-mana di antara suku-suku
lain untuk mencari pemukiman dan kebutuhan hidup mereka. Di
kemudian hari kutuk ini berubah menjadi berkat bagi suku Lewi.
Namun, kaum Simeon tetap terikat dengan kutuk itu akibat dosa
yang dilakukan Zimri (Bil. 25:14). Perhatikanlah, penyerakan yang
memalukan merupakan hukuman yang adil bagi permufakatan
dan perkumpulan yang penuh dosa.
Nubuat Yakub mengenai Yehuda
(49:8-12)
8 Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan me-
nekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. 9
Yehuda yaitu seperti anak singa: sesudah menerkam, engkau naik ke suatu
tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa
jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang
pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya,
maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. 11 Ia akan menambatkan kele-
dainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan;
ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah
anggur. 12 Matanya akan merah sebab anggur dan giginya akan putih kare-
na susu.
Hal-hal yang mulia dikatakan di sini tentang Yehuda. Pengungkapan
kejahatan tiga anak tertuanya tidak membuat bapa bangsa yang
sedang mendekati ajal ini kehilangan akal sehat. Ia masih memiliki
sebuah berkat yang siap diberikan kepada Yehuda, yang layak mene-
rima berkat itu. Nama Yehuda berarti pujian. Dalam sebuah kiasan
Yakub berkata, Engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu (ay. 8).
Tuhan dipuji untuk dia (29:35), dan dipuji di dalam dia, dan oleh
sebab itu saudara-saudaranya akan memuji dia. Perhatikanlah,
orang-orang yang hidupnya menjadi pujian bagi Tuhan akan menjadi
pujian bagi saudara-saudara mereka. Dinubuatkan bahwa,
1. Suku Yehuda akan berjaya dan berhasil dalam perang: Tanganmu
akan menekan tengkuk musuhmu (KJV). Nubuat ini digenapi di
dalam diri Daud (Mzm. 18:41).
2. Suku ini akan menjadi suku yang unggul di antara suku-suku
selebihnya. Bukan saja sebab jumlahnya jauh lebih banyak dan
termasyhur, melainkan sebab suku ini berkuasa atas mereka:
Kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda yaitu tongkat
kerajaan (Mzm. 60:9). Suku itu menjadi barisan pelopor yang
berjalan paling depan selama melintasi padang belantara dan pa-
dang gurun, dan begitu juga halnya saat berperang menakluk-
kan tanah Kanaan (Hak. 1:2). Hak istimewa yang diperoleh mela-
lui hak kesulungan yang telah diambil dari Ruben, termasuk
kemuliaan dan kekuasaan tertinggi, juga diserahkan kepada
Yehuda. Amatilah, Saudara-saudaramu akan sujud kepadamu,
dan akan memujimu, menganggap diri mereka berbahagia memi-
liki pemimpin yang begitu bijaksana dan berani. Perhatikanlah,
kehormatan dan kuasa akan menjadi berkat bagi mereka yang
memilikinya bila mereka tidak dibenci dan dicemburui, namun
dipuji-puji, dielu-elukan dan dengan senang hati diakui.
3. Suku Yehuda akan menjadi suku yang kuat dan berani, sehingga
memenuhi syarat untuk memimpin dan menaklukkan: Yehuda
akan seperti anak singa (ay. 9). Singa disebut-sebut sebagai raja
binatang, menimbulkan kengerian di dalam rimba saat meng-
aum. Tidak ada yang dapat melawannya. saat ia naik ke tempat
yang tinggi dan meninggalkan mangsanya, tidak ada yang berani
mengejarnya untuk melakukan pembalasan. Dengan perkataan
ini dinubuatkan bahwa suku Yehuda akan menjadi suku yang sa-
ngat ditakuti. Ia tidak saja memperoleh kemenangan-kemenangan
besar, namun juga dengan damai dan tenang menikmati keme-
nangan-kemenangan itu. Ia akan terus berperang, bukan demi
perang itu sendiri, melainkan demi perdamaian. Yehuda tidak saja
digambarkan seperti singa yang garang, selalu mencabik-cabik,
selalu mengamuk, selalu menjelajah. namun juga digambarkan
sebagai singa yang sedang berbaring, menikmati kekuasaan dan
keberhasilannya, tanpa membuat gangguan kepada pihak lain.
Inilah yang disebut benar-benar agung.
4. Suku Yehuda akan menjadi suku yang memegang tampuk keraja-
an, dan dari suku inilah Mesias Sang Raja akan datang: Tongkat
kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda, sampai dia datang
yang berhak atasnya (ay. 10). Di sini Yakub telah melihatnya ter-
lebih dahulu dan menubuatkan,
(1) Bahwa tongkat kerajaan akan datang ke dalam suku Yehuda,
yang digenapi di dalam diri Daud. Di dalam keluarganya mah-
kota itu diwariskan.
(2) Bahwa Sang Mesias (Shiloh, menurut KJV) harus berasal dari
suku ini. Dari keturunannya, yang di dalam-Nya bumi ini akan
diberkati: Orang yang cinta damai dan berhasil itu, atau, Sang
Juruselamat, begitulah menurut terjemahan beberapa orang,
akan berasal dari suku Yehuda. Dengan demikian, Yakub yang
sedang mendekati saat kematiannya, dari kejauhan melihat
hari kedatangan Kristus, dan penglihatan ini menjadi penghi-
burannya serta pendukungnya di atas ranjang kematiannya.
(3) Bahwa sesudah datangnya tongkat kerajaan itu ke dalam suku
Yehuda, hal itu akan terus berlanjut di dalam suku itu, setidak-
nya mereka terus memerintah atas diri mereka sendiri, sampai
datangnya Sang Mesias, yang di dalam diri-Nya sebagai raja
jemaat dan imam besar agung, jabatan imamat dan rajawi telah
ditetapkan. Sejak masa pembuangan dan terus sepanjang masa
Daud, tongkat kerajaan selalu berada di Yehuda. sesudah itu
mereka yang menjadi wali negeri Yudea selalu berasal dari suku
itu, atau berasal dari orang-orang Lewi yang mengikuti suku itu
(yang dianggap setara), sampai akhirnya Yudea menjadi provinsi
kekaisaran Romawi. Tepat pada waktu itu tibalah saatnya kela-
hiran Sang Juruselamat, yang bersamaan dengan perintah
pendaftaran di seluruh dunia, termasuk di provinsi itu (Luk.
2:1). Dan pada saat menjelang kematian-Nya, dengan tegas
orang-orang Yahudi mengaku, Kami tidak mempunyai raja
selain dari pada Kaisar. Dari perkataan ini dapat ditarik ke-
simpulan yang tak tersangkalkan terhadap orang-orang Ya-
hudi itu bahwa Tuhan Yesus kita yaitu Dia yang akan datang
itu, dan kita tidak perlu mencari yang lain lagi. Sebab, Ia da-
tang tepat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Banyak
penulis unggul telah menjelaskan dan menggambarkan de-
ngan sangat mengagumkan nubuat terkenal tentang Kristus.
5. Suku Yehuda akan menjadi suku yang sangat makmur dan su-
bur, khususnya berkat yang dikaitkan dengan susu untuk bayi
dan anggur yang menyukakan hati orang yang kuat (ay. 11-12).
Tanaman anggur yang begitu umum sebagai pagar semak belukar
dan begitu kuat sehingga mereka dapat menambatkan keledai-
keledai mereka pada pohon-pohon anggur itu. Tanaman itu juga
begitu subur sehingga mereka harus memuati keledai-keledai itu
dengan buahnya. Air anggur begitu banyak seperti air, sehingga
laki-laki dari suku itu menjadi sangat sehat dan bugar, mata me-
reka tajam dan berseri-seri, dan gigi mereka putih. Banyak yang
dikatakan tentang Yehuda di sini merupakan penggambaran akan
Tuhan Yesus kita.
(1) Ia menjadi penguasa atas semua anak-anak Bapa-Nya, dan
penakluk semua musuh-musuh Bapa-Nya, dan Ia menjadi
pujian dari semua orang-orang kudusnya.
(2) Ia yaitu singa dari suku Yehuda, sebagaimana Ia disebut da-
lam kaitan dengan nubuat ini (Why. 5:5), yang sesudah melu-
cuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, menjadi
seorang pemenang, dan berbaring seolah-olah tidak ada oran
yang dapat mengusik-Nya, saat Ia duduk di sebelah kanan
Tuhan Bapa.
(3) Ia menjadi pemilik tongkat kerajaan itu. Ia yaitu Pembuat hu-
kum dan bangsa-bangsa akan takluk kepada-Nya. Seperti ba-
rang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa (Hag. 2:7),
yang saat ditinggikan dari bumi, akan menarik semua orang
kepada-Nya (Yoh. 12:32). Juga, di dalam Dia akan dipersatu-
kan anak-anak Tuhan yang tercerai-berai sebagai pusat kesatu-
an mereka (Yoh. 11:52).
(4) Di dalam Dia ada banyak hal yang mengenyangkan dan me-
nyegarkan jiwa, serta yang memelihara dan menyukakan kehi-
dupan ilahi di dalamnya. Di dalam Dia, kita memiliki air ang-
gur dan susu, yaitu kekayaan suku Yehuda, tanpa uang dan
tanpa bayaran (Yes. 55:1)
Nubuat mengenai Zebulon, Isakhar,
Dan, Gad, Asyer, dan Naftali
(49:13-21)
13 Zebulon akan diam di tepi pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal,
dan batasnya akan bersisi dengan Sidon. 14 Isakhar yaitu seperti keledai
yang kuat tulangnya, yang meniarap diapit bebannya, 15 saat dilihatnya,
bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka disendengkannyalah
bahunya untuk memikul, lalu menjadi budak rodi. 16 Adapun Dan, ia akan
mengadili bangsanya sebagai salah satu suku Israel. 17 Semoga Dan menjadi
seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda,
sehingga penunggangnya jatuh ke belakang. 18 Aku menanti-nantikan kesela-
matan yang dari pada-Mu, ya TUHAN. 19 Gad, ia akan diserang oleh gerom-
bolan, namun ia akan menyerang tumit mereka. 20 Asyer, makanannya akan
limpah mewah dan ia akan memberi santapan raja-raja. 21 Naftali yaitu
seperti rusa betina yang terlepas; ia akan melahirkan anak-anak indah.
Di sini kita membaca perihal nubuat Yakub bagi enam anak laki-laki-
nya yang lain,
I. Mengenai Zebulon (ay. 13), bahwa mereka akan mendapatkan
bagian tanah mereka di daerah pesisir, dan mereka akan menjadi
pedagang, pelaut, dan saudagar di laut. Hal ini digenapi sekitar
dua atau tiga ratus tahun kemudian saat tanah Kanaan dibagi-
bagi melalui undian, dan dikatakan bahwa batas tanah Zebulon
naik ke atas menyusur laut (Yos. 19:11, TL). Seandainya mereka
memilih sendiri bagian daerah mereka atau ditunjuk oleh Yosua,
maka patutlah kita duga bahwa apa yang mereka lakukan itu
yaitu demi memenuhi perkataan Yakub. Namun sebab pem-
bagian ini dilakukan dengan cara mengundi, maka tampaklah
pembagian ini merupakan keputusan ilahi, dan dengan demikian
pula maka Yakub sungguh diilhamkan secara ilahi. Perhatikan-
lah, bagian dari Penyelenggaraan Tuhan sangatlah bersesuaian de-
ngan rencana kebijaksanaan Tuhan . Tindakan penyelenggaraan-
Nya dengan rencana-Nya bagaikan bentuk salinan dengan bentuk
aslinya. Jika nubuat berkata, Zebulon akan menjadi pangkalan
kapal, penyelenggaraan ilahi pasti akan menempatkan suku itu di
tepi laut. Perhatikanlah,
1. Tuhan menetapkan batas-batas tempat tinggal kita.
2. Selanjutnya menjadi hikmat dan tugas kita untuk menempat-
kan diri pada bagian yang telah ditetapkan bagi kita dan ber-
usaha meningkatkannya sebaik mungkin. Jika Zebulon ditentu-
kan tinggal di daerah pelabuhan, biarlah ia berguna bagi pela-
buhan untuk kapal-kapal.
II. Mengenai Isakhar (ay. 14-15),
1. Bahwa orang-orang yang berasal dari suku ini akan menjadi
orang-orang yang kuat dan rajin, cocok untuk bekerja dan
suka bekerja keras, khususnya pekerjaan pertanian. Seperti
seekor keledai yang dengan sabar menanggung bebannya, dan
dengan membiasakan diri membawa beban itu, membuat pe-
kerjaan itu terasa ringan. Isakhar tunduk pada dua beban,
yaitu beban pekerjaan pertanian, dan beban kewajiban mem-
bayar upeti. Suku ini yaitu suku yang bersusah payah me-
nanggung beban ini dan berhasil memenuhinya. Mereka di-
minta membayar sewa dan pajak.
2. Bahwa hati mereka menjadi besar dalam pekerjaan mereka, ke-
tika mereka melihat kebaikan tanah yang menjadi bagian mereka.
(1) Ia melihat perhentian di tempat tinggal mereka itu baik.
Perhatikanlah, pekerjaan seorang petani itu sungguh ada-
lah sebuah tempat perhentian, dibandingkan dengan pe-
kerjaan para prajurit atau pelaut yang selalu serba tergesa-
gesa dan penuh bahaya, yang tidak akan dicemaskan oleh
orang-orang yang sepanjang waktu tinggal di rumah mela-
kukan pekerjaan mereka.
(2) Ia melihat bahwa negeri itu permai. Negeri yang tidak saja
memberi pandangan masa depan yang menyenangkan
sebagai daya tarik bagi mata yang penuh rasa ingin tahu,
namun juga buah-buah yang menyenangkan sebagai im-
balan bagi hasil jerih payah mereka. Kehidupan di pedesa-
an membawa banyak kesenangan, yang cukup melimpah
untuk mengimbangi ketidaknyamanan kehidupan di sana.
Baiklah bila kita bisa membujuk diri kita sendiri seperti
Isakhar, yang telah melihat semua keuntungan itu, dan me-
nyendengkan bahunya untuk memikul. Marilah kita meng-
gunakan mata iman kita untuk melihat bahwa perhentian
sorgawi itu baik, dan bahwa negeri perjanjian itu permai. De-
ngan demikian, ini akan membuat semua pekerjaan kita di
kehidupan sekarang ini terasa lebih ringan dan mendorong
kita menyendengkan bahu untuk memikul beban itu.
III. Mengenai Dan (ay. 16-17). Apa yang dikatakan mengenai Dan di-
tujukan,
1. Kepada suku itu secara umum, bahwa, walaupun Dan meru-
pakan salah seorang anak yang dilahirkan oleh seorang gun-
dik, namun suku ini akan diperintah oleh hakim-hakim dari
sukunya sendiri serta juga dari suku-suku yang lain. Juga,
bahwa dengan keahlian, cara-cara bijak dan kejutan, suku ini
akan mengungguli musuh-musuh mereka, seperti seekor ular
beludak yang memagut tumit seorang musafir yang sedang
berjalan. Perhatikan, di dalam diri orang-orang Israel rohani
milik Tuhan , tidak ada perbedaan antara budak atau orang mer-
deka (Kol. 3:11). Suku Dan juga akan termasuk dalam kove-
nan seperti halnya suku-suku lainnya. Perhatikan, selain itu,
sebagian orang, seperti halnya Dan, memiliki keunggulan da-
lam hal kecerdikan seperti seekor ular beludak, dan yang lain-
nya, seperti suku Yehuda, memiliki keberanian seekor singa.
Dan kedua-duanya dapat melayani dengan sama baiknya bagi
kepentingan Tuhan dalam melawan orang-orang Kanaan. Ke-
unggulan suku Dan dapat juga dikaitkan dengan,
2. Simson, yang berasal dari suku itu, dan yang menjadi hakim
atas orang Israel, yaitu yang membebaskan mereka dari ta-
ngan orang Filistin. Tidak seperti hakim-hakim lainnya yang
bertempur melawan musuh-musuh mereka di medan perang,
Simson mengalahkan musuh-musuh mereka dengan cara mem-
buat kalang kabut saat ia merobohkan gedung tempat orang-
orang Filistin sedang berkumpul di dalamnya. Ia membuat kuda
melemparkan penunggangnya.
Demikianlah Yakub terus melanjutkan kata-katanya. Namun,
sekarang ia hampir kehabisan nafas sebab berbicara dan mau
pingsan. Lalu, ia coba melegakan diri dengan menyelipkan per-
kataan ini (ay. 18), Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari
pada-Mu, ya TUHAN! Ia seperti orang yang kelelahan dan hampir
pingsan disuguhi sesendok air anggur manis atau menghirup bau
sebotol cairan beralkohol. Mungkin juga ia harus beristirahat seje-
nak di sini, sebab nafasnya tidak akan cukup untuk menyelesai-
kan maksudnya, dan dengan kata-kata ini ia mencurahkan jiwa-
nya ke hadirat Tuhan nya, bahkan dengan mengembuskannya ke-
luar. Perhatikanlah, seruan-seruan gembira yang diperdengarkan
selama ibadah penyembahan yang penuh rasa saleh dan keha-
ngatan, walaupun adakalanya kedengarannya tidak pada tempat-
nya, janganlah dianggap sebagai kata-kata melantur. Seruan-
seruan penuh rasa kasih kepada Tuhan itu bukanlah sesuatu
yang tidak keruan. Tidaklah aneh untuk mengangkat hati kita
kepada Tuhan sementara sedang berbicara dengan orang lain.
Keselamatan yang ia nanti-nantikan yaitu Kristus, keturunan
yang dijanjikan itu, yang sebelumnya telah ia sebutkan (ay. 10).
Sekarang saat ia akan dikumpulkan bersama-sama dengan
umat-Nya, ia mengembuskan nafasnya kepada Dia yang menjadi
tempat dikumpulkannya semua umat itu. Keselamatan yang ia
nantikan juga yaitu sorga, negeri yang lebih baik, yang telah ia
nyatakan dengan jelas bahwa ia memang mencarinya (Ibr. 11:13-
14), dan terus mencarinya walaupun sekarang ia sedang berada di
negeri Mesir. Sekarang, saat ia akan segera menikmati kesela-
matan itu, ia menghibur diri dengan hal ini, bahwa ia telah me-
nanti-nantikan keselamatan itu. Perhatikan, ciri khas seorang
kudus yang giat yaitu jika ia menanti-nantikan keselamatan dari
Tuhan. Kristus, yang yaitu jalan kita menuju sorga, harus se-
nantiasa kita nanti-nantikan. Begitu juga dengan sorga, sebagai
tempat perhentian kita di dalam Kristus, juga harus kita nanti-
nantikan. Dengan demikian, sekali lagi, penghiburan seorang ku-
dus yang sedang mendekati ajal yaitu menanti-nantikan kesela-
matan dari Tuhan, sebab tidak lama lagi ia akan segera memiliki
apa yang ia nanti-nantikan selama ini. Apa yang telah lama dicari-
carinya kini segera datang.
IV. Mengenai Gad (ay. 19). Ia menyinggung nama Gad yang berarti
pasukan perang. Ia menubuatkan watak suku ini, bahwa ia akan
menjadi suku yang suka berperang, dan begitulah yang kita te-
mukan (1Taw. 12:8), Orang-orang Gad yaitu orang yang sanggup
berperang. Yakub sudah bisa melihat jauh ke depan, bahwa kare-
na tinggal di seberang Sungai Yordan, suku itu terbuka bagi se-
rangan dari suku-suku tetangga mereka, yaitu orang-orang Moab
dan Amon. Ia melihat bahwa mereka tidak merasa diri kuat dan
pemberani, dan sebab itu pasukan musuh akan mengalahkan
mereka dalam waktu yang sangat singkat. Namun demikian,
supaya mereka tidak berkecil hati dengan kekalahan-kekalahan
mereka, ia meyakinkan mereka bahwa pada akhirnya mereka
akan menang. Hal ini digenapi pada masa pemerintahan Saul dan
Daud, saat orang-orang Moab dan Amon ditaklukkan sepenuh-
nya (lih. 1Taw. 5:18 dan seterusnya). Perhatikanlah, walaupun ke-
pentingan Tuhan dan umat-Nya tampak digagalkan dan dihentikan
untuk beberapa waktu lamanya, akhirnya kepentingan itu akan
menang juga. Vincimur in prælio, sed non in bello Kami dihambat
dalam pertempuran, namun tidak dalam kehendak. Kasih karunia
yang ada di dalam jiwa acap kali dihambat di dalam peperangan,
dan pasukan perusak mengalahkannya, namun kepentingan Tuhan
dan kasih karunia-Nya akhirnya akan muncul sebagai sang peme-
nang, ya, lebih dari pada orang-orang yang menang (Rm. 8:37).
V. Mengenai Asyer (ay. 20). Bahwa suku Asyer akan menjadi suku
yang sangat kaya, bukan hanya diperlengkapi dengan makanan
kebutuhan sehari-hari, namun juga dengan makanan yang mewah,
santapan raja-raja (sebab rajanya sendiri dihormati di daerah itu,
Pkh. 5:8). Hasil-hasil ini dijual keluar dari Asyer kepada suku-
suku lain, dan mungkin juga ke negeri-negeri lain. Perhatikanlah,
Tuhan alam semesta menyediakan bagi kita bukan saja makanan
yang kita butuhkan, melainkan juga santapan raja-raja, supaya
kita dapat menyebut-Nya sebagai Pelindung yang penuh kebajik-
an, sebab semua tempat dapat memberi makanan yang dibu-
tuhkan, namun hanya beberapa tempat yang dapat memberi
santapan raja-raja. Makanan biji-bijian bersifat lebih umum di-
bandingkan dengan rempah-rempah. Seandainya hal-hal pendu-
kung kemewahan sama umumnya seperti pendukung kehidupan,
dunia akan menjadi lebih buruk lagi dibandingkan keadaannya yang
sekarang. jadi tidak seharusnya seperti itu.
VI. Mengenai Naftali (ay. 21), suku yang membawa pergulatan dalam
namanya. Nama Naftali berarti pergumulan, dan ada berkat keme-
nangan yang diwariskan ke atas nama itu, sebagai seperti seekor
rusa betina yang terlepas. Meskipun kita tidak menemukan nu-
buat ini sepenuhnya digenapi seperti saudara-saudaranya yang
lain, namun tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang yang ber-
asal dari suku ini yaitu orang-orang yang,
1. Seperti rusa betina yang manis (sebab ini yaitu julukannya,
Ams. 5:19). Mereka sangat ramah dan suka membantu satu
sama lain, termasuk suku-suku lain. Perilaku mereka luar biasa
ramah dan menarik rasa sayang orang.
2. Seperti rusa betina yang terlepas, suku ini giat mencari kebe-
basan.
3. Seperti seekor rusa yang gesit (Mzm. 18:34), cepat menyelesai-
kan pekerjaan, dan mungkin juga,
4. Seperti orang-orang penakut yang gemetar pada waktu bahaya
datang mengancam. Biasanya orang yang sangat ramah ter-
hadap sahabat-sahabat mereka tidak akan tampak menakut-
kan bagi musuh-musuh mereka.
5. Bahwa mereka yaitu orang yang ramah dan sopan. Tutur
kata mereka halus, dan mereka orang-orang yang menyenang-
kan, selalu mengucapkan kata-kata yang indah-indah (KJV).
Perhatikanlah, di antara umat Israel milik Tuhan terdapat
banyak ragam watak yang berlawanan satu sama lain, namun
semuanya membawa keindahan dan kekuatan bagi tubuh ini.
Misalnya, Yehuda seperti seekor singa, Isakhar seperti seekor
keledai, Dan seperti seekor ular, sedangkan Naftali seperti
seekor rusa betina. Janganlah kiranya watak-watak dan pem-
bawaan yang berbeda itu saling mencemooh ataupun merasa
iri satu sama lain bahwa yang satu lebih memiliki tinggi dan
lebih hebat dibandingkan yang lain.
Nubuat Yakub mengenai Yusuf dan Benyamin
(49:22-27)
22 Yusuf yaitu seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan
yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok. 23
Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyer-
bunya, 24 namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat,
oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya
Gunung Batu Israel, 25 oleh Tuhan ayahmu yang akan menolong engkau, dan
oleh Tuhan Yang Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat
dari langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah,
dengan berkat buah dada dan kandungan. 26 Berkat ayahmu melebihi berkat
gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling sedap di bukit-bukit
yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas
batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya. 27 Benya-
min yaitu seperti serigala yang menerkam; pada waktu pagi ia memakan
mangsanya dan pada waktu petang ia membagi-bagi rampasannya.
Yakub menutup amanahnya dengan berkat-berkat untuk anak-anak
yang paling dikasihinya, yaitu Yusuf dan Benyamin. Dengan berkat-
berkat ini ia ingin mengembuskan nafasnya yang terakhir.
I. Berkat untuk Yusuf yang sangat besar dan penuh. Ia disamakan
seperti sebuah dahan yang subur atau pohon buah-buahan yang
muda (ay. 22), sebab Tuhan membuatnya berbuah-buah di negeri
kesengsaraannya seperti yang diakuinya (41:52). Kedua anaknya
diibaratkan seperti cabang pokok anggur atau tanaman menjalar
lainnya, merambat naik mengatasi tembok. Perhatikanlah, Tuhan
dapat membuat orang-orang yang dipandang kering dan layu
menjadi penghiburan yang melimpah dan besar bagi diri mereka
sendiri dan bagi orang lain. Yusuf lebih banyak diceritakan diban-
dingkan dengan anak-anak Yakub lainnya. Oleh sebab itu apa
yang dikatakan Yakub tentang dia bersifat sejarah dan sekaligus
bersifat nubuat. Amatilah di sini,
1. Pemeliharaan Tuhan mengenai diri Yusuf (ay. 23-24). Hal ter-
sebut disebut-sebut untuk memberi kemuliaan kepada Tuhan
serta untuk menguatkan iman dan pengharapan Yusuf, bahwa
Tuhan memiliki berkat-berkat yang disediakan bagi keturunan-
nya. Amatilah di sini,
(1) Kesesakan dan kesulitan yang dialami Yusuf (ay. 23). Wa-
laupun sekarang ia tinggal dengan nyaman dan menjadi
orang terhormat, Yakub tetap mengingatkan dia tentang
semua kesukaran yang sebelumnya telah ia jalani. Ia ba
nyak dimusuhi oleh orang-orang yang di sini disebut se-
bagai pemanah-pemanah yang mahir berbuat jahat, sangat
ahli dalam melakukan penganiayaan. Mereka membenci-
nya, dan dari situlah penganiayaan itu dimulai. Mereka
menembakkan anak-anak panah beracun kepadanya, dan
dengan demikian mereka membuat dirinya menjadi sangat
menderita. Saudara-saudaranya yang tinggal di rumah
bapanya sangat dengki kepadanya. Mereka mengolok-olok-
nya, melucuti jubahnya, mengancam dia, menjualnya, dan
menyangka perbuatan itu akan membawa dia kepada ke-
matiannya. Istri tuannya di rumah Potifar mendatangkan
kesusahan besar baginya dan melepaskan anak panah ke-
padanya, saat istri tuannya itu dengan sangat kurang
ajar menyerang kemurnian hatinya (godaan diibaratkan se-
perti anak panah berapi, duri dalam daging, mendatangkan
kepedihan bagi jiwa yang berakhlak tinggi). sesudah istri
tuannya tidak berhasil menggoyahkan dia, timbullah ke-
bencian di hatinya terhadap Yusuf dan selanjutnya ia ber-
usaha menyerang dengan dakwaan-dakwaan palsu yang
diarahkan kepada tempat yang paling lemah pertahanan-
nya namun juga yang dikuasai Tuhan dalam hati nurani
orang yang paling jahat sekalipun. Tidak diragukan bahwa
ia juga mempunyai banyak musuh di dalam istana Firaun,
yang cemburu dengan kedudukannya dan berusaha men-
jelek-jelekkan dirinya.
(2) Kekuatan dan dukungan bagi Yusuf di bawah tekanan se-
mua kesulitan ini (ay. 24): Namun panahnya tetap kokoh,
artinya imannya tetap teguh, ia tidak mau menyerah, dan
keluar sebagai pemenang. Lengan tangannya tinggal liat,
artinya kasih karunia lainnya turut mengambil bagian un-
tuk menopang dirinya, yaitu hikmat, keberanian, dan kesa-
barannya, yang jauh lebih baik dibandingkan senjata-senjata
perang. Singkatnya, ia berhasil mempertahankan kesetiaan
dan kejujuran dan penghiburannya melalui semua pen-
cobaan ini. Ia menangung semua bebannya dengan kete-
guhan hati yang tidak terkalahkan dan tidak akan teng-
gelam di bawahnya. Ia tidak melakukan sesuatu yang tidak
pantas baginya.
(3) Sumber dan asal-usul kekuatannya, yakni oleh pertolongan
Tuhan yang Mahakuat, yang mampu menguatkan dia. Dia-
lah Tuhan Yakub, Tuhan yang terikat kovenan dengan diri-
nya, dan sebab itu pasti harus menolongnya. Semua ke-
kuatan kita untuk menolak godaan dan menanggung kesu-
sahan yang ditimbulkan, berasal dari Tuhan . Kasih karunia-
Nya cukup bagi kita, dan kekuatan-Nya disempurnakan
dalam kelemahan kita.
(4) Kehormatan dan kegunaan dirinya yang kemudian ditam-
bahkan kepadanya: Dari situlah (dari tindakan pemelihara-
an Tuhan yang aneh ini) ia menjadi gembala dan gunung
batu, pemelihara dan pendukung Israel milik Tuhan , Yakub
dan keluarganya. Dalam hal ini Yusuf merupakan pelam-
bang bagi,
[1] Kristus. Ia diserang dan dibenci, namun selalu menanggung
semua di bawah kesengsaraan-Nya (Yes. 50:7-9), dan
sesudah itu diangkat menjadi Gembala dan Gunung Batu.
[2] Jemaat-Nya secara umum dan khususnya orang-orang
percaya. Neraka menembakkan anak-anak panahnya ke
arah orang-orang kudus, namun Sorga melindungi dan
menguatkan mereka, serta akan memahkotai mereka.
2. Janji-janji Tuhan kepada Yusuf. Lihatlah bagaimana bagian ini
berhubungan dengan bagian sebelumnya: Oleh Tuhan ayahmu,
Yakub, yang akan menolong engkau (ay. 25). Perhatikanlah,
pengalaman-pengalaman kita mengenai kuasa dan kebaikan
Tuhan dalam menguatkan kita sampai sekarang ini merupakan
dorongan bagi kita untuk tetap mengharapkan pertolongan
dari Dia. Ia yang telah menolong kita pasti akan terus memberi
pertolongan. Kita dapat membangun lebih banyak lagi di atas
Eben-Haezer kita. Lihatlah apa yang dapat diharapkan Yusuf
dari Yang Mahakuasa, Tuhan ayahnya.
(1) Tuhan akan menolong engkau dalam kesulitan dan bahaya
yang akan ada di hadapanmu, menolong keturunanmu di da-
lam peperangan mereka. Yosua merupakan keturunannya,
yang menjadi panglima tertinggi dalam peperangan di Kanaan.
(2) Tuhan akan memberkati engkau dan hanya Dialah yang da-
pat memberkati. Yakub berdoa memohon berkat bagi Yusuf,
namun Tuhan Yakublah yang memerintahkan berkat itu.
Amatilah berkat-berkat yang dianugerahkan kepada Yusuf.
[1] Berkat-berkat yang bermacam-macam dan berlimpah-
limpah: Segala berkat dari langit yang di atas (hujan
pada musimnya, cuaca yang baik pada musimnya, dan
pengaruh-pengaruh yang baik dari makhluk-makhluk
sorgawi). Dengan berkat-berkat dari samudra raya yang
letaknya di bawah, yang dibandingkan dengan dunia
yang lebih atas merupakan sebuah kedalaman yang
sangat dalam, dengan semua tambang dan mata air di
bawah tanah. Berkat-berkat rohaniah merupakan ber-
kat-berkat yang dikirim dari langit di atas, yang per-
tama-tama harus kita inginkan dan kejar, yang harus
lebih kita utamakan. Sementara berkat-berkat yang
bersifat sementara yang berasal dari bumi ini, tidak
boleh terlalu kita pikirkan dan hargai. Berkat-berkat
kandungan dan buah dada diberikan saat anak-anak
dilahirkan dengan selamat dan diasuh dengan baik.
Berkat yang ada di dalam firman Tuhan , yang sebab nya
kita dapat dilahirkan kembali (1Ptr. 1:23; 2:2) dan
diasuh. Berkat kandungan dan buah dada ini menjadi
berkat bagi manusia-manusia ciptaan baru.
[2] Berkat-berkat mulia yang melampaui berkat jasmaniah,
yang melebihi segala berkat nenek moyangnya (ay. 26,
TL). Ishak, ayah Yakub hanya mempunyai satu berkat
saja, dan saat ia telanjur memberi berkat itu ke-
pada Yakub, ia tidak mempunyai berkat lagi untuk
diberikan kepada Esau. Namun, di sini Yakub memiliki
berkat cukup untuk masing-masing anaknya yang ber-
jumlah dua belas orang itu, dan sekarang, pada saat
yang paling akhir, masih tersedia sebuah berkat yang
sangat melimpah bagi Yusuf. Berkat besar yang diwaris-
kan kepada keluarga ini yaitu pertambahan. Berkat
ini tidak ada bandingannya dengan berkat-berkat yang
diberikan oleh Abraham dan Ishak kepada anak-anak
mereka, yang penggenapannya tidak segera terjadi dan
wujudnya tidak terlampau mengesankan seperti berkat
Yakub ini. Sebab, segera sesudah kematian Yakub, ketu-
runannya berlipat ganda secara luar biasa.
[3] Berkat yang abadi dan luas: berkat yang paling sedap di
bukit-bukit yang berabad-abad, termasuk semua hasil
dari bukit-bukit yang paling subur, yang akan terus
berlangsung selama bukit-bukit itu masih ada (Yes.
54:10). Perhatikanlah, berkat-berkat dari Tuhan yang ke-
kal juga termasuk kekayaan dari bukit-bukit yang ber-
abad-abad itu, bahkan jauh lebih banyak lagi. Nah,
tentang berkat-berkat ini dikatakan di sini, Semuanya
itu akan demikian, yang merupakan janji, atau, biarlah
semua itu demikian, yang merupakan sebuah doa, su-
paya turun ke atas kepala Yusuf, supaya menjadi mah-
kota yang indah dan menjadi sebuah ketopong untuk
melindungi kepalanya itu. Yusuf dipisahkan dari sau-
dara-saudaranya (begitulah kita membacanya) untuk
sementara waktu. Namun, seperti ada yang menafsir-
kan, Ia menjadi seorang Nazir Tuhan di antara saudara-
saudaranya, lebih baik dan lebih hebat dari pada mere-
ka. Perhatikanlah, bukanlah hal yang baru bagi orang-
orang terbaik untuk mendapat perlakuan buruk, sebab
nazir-nazir Tuhan akan dibuang dan dipisahkan dari sau-
dara-saudara mereka. Walaupun begitu, berkat Tuhan
akan menjadi bagian mereka sebagai gantinya.
II. Berkat untuk Benyamin (ay. 27). Dikatakan bahwa Benyamin akan
seperti serigala yang menerkam. Jelas di sini bahwa Yakub mem-
berkati dengan perkataan yang sesuai dengan apa yang dikatakan
oleh Roh nubuat, bukan didorong oleh rasa kasih sayang yang
alamiah. Kalau tidak,