hwa dia sudah me-
nempati dan mengembangkan tanah itu, atau menawarkan
adu kekuatan, walaupun dia sudah menjadi sangat hebat.
Sebaliknya, dengan sangat tenang dia berangkat dari tem-
pat itu, lebih jauh dari kota kerajaan, dan mungkin ke ba-
gian negeri yang kurang subur. Perhatikanlah, kita sebaik-
nya menyangkal diri, baik dalam hak-hak kita maupun ke-
nyamanan-kenyamanan kita, dibandingkan bertengkar. Orang
yang bijaksana dan baik akan lebih suka mundur ke keadaan
yang tidak jelas, seperti Ishak di sini mundur ke lembah,
dibandingkan duduk tinggi untuk menjadi sasaran kecemburuan
dan maksud jahat.
III. Dia masih terus melanjutkan pekerjaannya.
1. Dia memelihara ladangnya, dan terus rajin menemukan su-
mur-sumur air, dan mempersiapkannya untuk dia gunakan
(ay. 18, dst.). Walaupun dia telah menjadi sangat kaya, dia
masih sangat memperhatikan keadaan kawanan ternaknya
seperti selama itu, dan masih memperhatikan rombongannya
dengan baik. saat manusia bertambah hebat, mereka harus
hati-hati agar tidak menganggap diri mereka terlalu besar atau
terlalu tinggi untuk pekerjaan mereka. Walaupun dia dipaksa
meninggalkan kenyamanan-kenyamanan yang dia miliki, dan
tidak dapat melanjutkan ladangnya dengan kemudahan dan
keuntungan yang sama seperti sebelumnya, namun dia ber-
tekad menghasilkan yang terbaik dari negeri yang dia masuki.
Ini yaitu tindakan yang bijaksana bagi setiap orang. Perhati-
kanlah,
(1) Dia membuka sumur-sumur yang pernah digali ayahnya
(ay. 18), dan sebab rasa hormat kepada ayahnya, dia me-
nyebut sumur-sumur itu dengan nama yang sama dengan
yang diberikan ayahnya. Perhatikanlah, saat kita mencari
kebenaran, sumber air hidup itu, suatu hal yang baik jika
Kitab Kejadian 26:12-25
547
kita memanfaatkan penemuan-penemuan dari zaman-za-
man sebelumnya, yang telah dikaburkan oleh kerusakan
zaman sesudahnya. Selidikilah cara lama, sumur-sumur
yang telah digali nenek moyang kita, yang telah ditutupi
oleh lawan kebenaran: Tanyakanlah kepada para tua-tua-
mu, maka mereka akan mengajarimu.
(2) Hamba-hambanya menggali sumur-sumur baru (ay. 19).
Perhatikanlah, walaupun kita harus memakai terang
zaman-zaman sebelumnya, itu tidak berarti bahwa kita harus
berhenti di situ, dan tidak membuat kemajuan. Kita harus
tetap membangun di atas dasar yang mereka letakkan, me-
nyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah (Dan. 12:4).
(3) saat menggali sumur-sumurnya, dia mengalami banyak
perlawanan (ay. 20-21). Orang-orang yang membuka sum-
ber kebenaran harus siap menantikan datangnya perten-
tangan. Dua sumur pertama yang mereka gali disebut Esek
dan Sitna, pertikaian dan kebencian. Lihatlah di sini,
[1] Apa sifat kodrati dari hal-hal duniawi: mengundang per-
tikaian dan menyebabkan pertengkaran.
[2] Apa yang sering menjadi bagian orang-orang yang pa-
ling pendiam dan cinta damai di dunia sekalipun. Mere-
ka yang tidak ingin bertengkar pun tidak dapat meng-
hindari pertengkaran (Mzm. 120:7). Dalam pengertian ini,
Yeremia yaitu buah percederaan (Yer. 15:10), demikian
pula Kristus sendiri, walaupun Dia yaitu Raja Damai.
[3] Benar-benar suatu rahmat jika memiliki banyak air, dan
memilikinya tanpa berjuang untuk itu. Semakin lazim
rahmat ini, semakin kita harus mensyukurinya.
[4] Akhirnya dia pindah ke sebuah pemukiman sepi, de-
ngan berpegang erat pada prinsip cinta damainya, lebih
suka lari dibandingkan berkelahi, dan tidak ingin tinggal
dengan orang-orang yang membenci kedamaian (Mzm.
120:6). Dia lebih suka ketenangan dibandingkan kemenang-
an. Dia menggali sumur yang lain lagi, namun tentang su-
mur ini mereka tidak bertengkar (ay. 22). Perhatikanlah,
orang-orang yang mengejar kedamaian, cepat atau lam-
bat, akan menemukan kedamaian. Orang-orang yang be-
lajar tenang jarang gagal menjadi tenang. Betapa ber-
bedanya Ishak dengan saudaranya Ismael, yang, benar
548
atau salah, akan mempertahankan apa yang dia miliki,
melawan seluruh dunia! (16:12). Dan di antara mereka
ini manakah yang akan kita teladani? Sumur ini mereka
sebut Rehobot, perluasan, cukup tempat. Pada dua su-
mur yang sebelumnya kita dapat melihat seperti apa
dunia itu, kekurangan tempat dan pertikaian. Manusia
tidak dapat berkembang pesat, sebab kepadatan te-
tangga mereka. Sumur ini menunjukkan kepada kita
seperti apa sorga itu, perluasan dan kedamaian, cukup
tempat di sana, sebab ada banyak tempat tinggal.
2. Dia terus teguh dengan agamanya, dan memelihara persekutu-
annya dengan Tuhan .
(1) Dengan murah hati Tuhan menampakkan diri kepadanya
(ay. 24). saat orang-orang Filistin mengusir dia, memaksa
dia pindah dari satu tempat ke tempat lain, dan terus-me-
nerus menganiaya dia, pada waktu itulah Tuhan mengun-
junginya, dan memberinya jaminan baru atas perkenanan-
Nya. Perhatikanlah, saat manusia berkhianat dan jahat,
kita dapat menghibur diri bahwa Tuhan setia dan sangat
baik. yaitu saat-Nya menunjukkan diri-Nya kepada kita
saat harapan-harapan kita sangat dikecewakan manusia.
saat Ishak datang ke Bersyeba (ay. 23), mungkin dia geli-
sah memikirkan keadaannya yang tidak pasti, dan bahwa
dia tidak dapat dibiarkan tinggal lama di satu tempat. Dan
saat pikiran-pikiran ini menumpuk dalam benaknya, pada
malam yang sama saat dia datang ke Bersyeba dengan
letih dan tidak tenang, Tuhan membawa penghiburan untuk
menyenangkan jiwanya. Mungkin dia khawatir bahwa
orang-orang Filistin tidak akan membiarkan dia istirahat di
sana, Janganlah takut, kata Tuhan , sebab Aku menyertai
engkau. Aku akan memberkati engkau. Orang yang dapat
pergi dengan tenang yaitu orang yang yakin bahwa Tuhan
ada bersama dengan mereka ke mana pun mereka pergi.
(2) Dia tidak lalai kembali melakukan kewajibannya kepada
Tuhan . Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama
TUHAN (ay. 25). Perhatikanlah,
[1] Ke mana pun kita pergi, kita harus membawa agama
kita bersama dengan kita. Mungkin mezbah Ishak dan
ibadah agamanya menyinggung perasaan orang-orang
Filistin, dan semakin memanasi hati mereka sehingga se-
makin menyusahkan dia. Namun demikian dia menerus-
kan tugasnya, apa pun maksud jahat yang mungkin
menimpa dia sebab nya.
[2] Penghiburan dan dorongan semangat yang Tuhan beri-
kan kepada kita melalui firman-Nya, harus membang-
kitkan gairah dan semangat kita untuk beribadah, yang
dengannya Tuhan dimuliakan dan hubungan kita dengan
sorga dipelihara.
Perjanjian Ishak dengan Abimelekh
(26:26-33)
26 Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan
Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya. 27 namun kata Ishak
kepada mereka: Mengapa kamu datang mendapatkan aku? Bukankah kamu
benci kepadaku, dan telah menyuruh aku keluar dari tanahmu? 28 Jawab
mereka: Kami telah melihat sendiri, bahwa TUHAN menyertai engkau; sebab
itu kami berkata: baiklah kita mengadakan sumpah setia, antara kami dan
engkau; dan baiklah kami mengikat perjanjian dengan engkau, 29 bahwa eng-
kau tidak akan berbuat jahat kepada kami, seperti kami tidak mengganggu
engkau, dan seperti kami semata-mata berbuat baik kepadamu dan mem-
biarkan engkau pergi dengan damai; bukankah engkau sekarang yang
diberkati TUHAN. 30 Kemudian Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka,
lalu mereka makan dan minum. 31 Keesokan harinya pagi-pagi bersumpah-
sumpahanlah mereka. Kemudian Ishak melepas mereka, dan mereka mening-
galkan dia dengan damai. 32 Pada hari itu datanglah hamba-hamba Ishak mem-
beritahukan kepadanya tentang sumur yang telah digali mereka, serta berkata
kepadanya: Kami telah mendapat air. 33 Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba.
Sebab itu nama kota itu yaitu Bersyeba, sampai sekarang.
Di sini kita mendapati persaingan antara Ishak dan orang-orang
Filistin berakhir dengan suatu perdamaian dan perukunan kembali
yang membahagiakan.
I. Abimelekh mengadakan kunjungan persahabatan ke tempat Is-
hak, sebagai tanda rasa hormatnya kepada dia (ay. 26). Perhati-
kanlah, jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka
musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia (Ams. 16:7). Hati
raja-raja ada di tangan-Nya, dan kalau Dia mau, Dia dapat meng-
ubah hati mereka itu demi kebaikan umat-Nya.
II. Ishak dengan bijaksana dan hati-hati mempertanyakan ketulus-
annya dalam kunjungan ini (ay. 27). Perhatikanlah, dalam mem-
550
bangun persahabatan dan hubungan dibutuhkan kecerdikan ular
dan ketulusan merpati. Bukanlah suatu pelanggaran atas hukum
kelemahlembutan dan kasih, jika kita dengan terus terang me-
nunjukkan tanggapan keras atas tindakan yang merugikan kita,
dan bersikap waspada dalam berurusan dengan orang-orang yang
berlaku tidak adil.
III. Abimelekh menyatakan ketulusannya dalam menjawab pertanya-
an Ishak ini, dan dengan sungguh-sungguh mengharapkan persa-
habatannya (ay. 28-29). Beberapa orang mengusulkan bahwa Abi-
melekh berkeras mau bersekutu dengan Ishak sebab dia khawatir,
jangan-jangan Ishak, yang semakin kaya, suatu hari nanti akan
membalas dendam kepada mereka sebab kerugian yang dia teri-
ma. Walaupun begitu, dia mengaku melakukan kunjungan itu lebih
sebab alasan kasih.
1. Abimelekh berlaku sangat baik kepada Ishak. Ishak mengeluh
mereka benci kepadanya, dan telah menyuruh dia keluar [dari
tanah mereka]. Tidak, kata Abimelekh, kami membiarkan eng-
kau pergi dengan damai. Mereka mengeluarkan dia dari tanah
mereka yang dia tempati. Namun mereka membiarkan dia mem-
bawa ternaknya dan segala harta bendanya dengan dia. Perhati-
kanlah, meringankan luka itu perlu untuk memelihara per-
sahabatan. sebab memperparah luka itu menyakitkan hati
dan memperlebar perpecahan. Kejahatan yang dilakukan ter-
hadap kita bisa saja lebih buruk.
2. Abimelekh mengakui tanda perkenanan Tuhan kepada Ishak,
dan menjadikan hal ini sebagai dasar keinginan mereka untuk
bersekutu dengan dia: TUHAN menyertai engkau, dan bukan-
kah engkau sekarang yang diberkati TUHAN. Seakan dia me-
ngatakan, Tolong jangan ingat-ingat lagi kerugian yang me-
nimpa engkau itu, sebab Tuhan telah memberimu ganti rugi
yang melimpah atas kerugian yang engkau alami itu. Perhati-
kanlah, orang-orang yang diberkati dan diperkenan Tuhan su-
dah sepantasnya memaafkan orang-orang yang membenci
mereka, sebab musuh yang paling jahat pun tidak dapat
benar-benar menyakiti mereka. Atau, sebab alasan inilah
kami menginginkan persahabatanmu, yaitu sebab TUHAN
menyertai engkau. Perhatikanlah, sangat baiklah jika kita
memiliki kovenan dan persekutuan dengan orang-orang yang
Kitab Kejadian 26:26-33
551
memiliki kovenan dan persekutuan dengan Tuhan (1Yoh. 1:3).
Kata-kata yang ditujukan kepada Ishak yaitu hasil pertim-
bangan yang matang: Sebab itu kami berkata: baiklah kita
mengadakan sumpah setia. Apa pun maksud lain yang mungkin
dimiliki beberapa hambanya yang suka mengeluh dan dengki,
dia dan perdana menterinya, yang saat itu dia ajak beserta dia,
tidak bermaksud apa pun selain persahabatan yang tulus.
Mungkin Abimelekh telah menerima, melalui tradisi, peringatan
yang Tuhan berikan kepada para leluhurnya untuk tidak menya-
kiti Abraham (20:7), dan ini membuat dia menghormati Ishak,
yang kelihatannya yaitu kesukaan Sorga, sama seperti Abra-
ham.
IV. Ishak menjamu dia dan teman-temannya, dan mengadakan ikat-
an persahabatan dengan dia (ay. 30-31). Lihatlah di sini betapa
murah hatinya orang yang baik hati,
1. Dalam memberi. Ishak mengadakan perjamuan bagi mereka,
dan menyambut mereka.
2. Dalam memaafkan. Dia tidak menuntut-nuntut perlakuan bu-
ruk mereka kepadanya, namun dengan rela mengadakan per-
janjian persahabatan dengan mereka, dan berjanji tidak akan
menyakiti mereka. Perhatikanlah, agama mengajarkan kita
untuk bersikap ramah, dan sejauh hal itu bergantung pada
kita, hidup dalam perdamaian dengan semua orang.
V. Tuhan Pemelihara tersenyum atas apa yang Ishak lakukan. Pada
hari dia membuat perjanjian dengan Abimelekh, hamba-hamba-
nya membawa kabar untuknya tentang sebuah sumur air yang
telah mereka temukan (ay. 32-33). Dia tidak menuntut ganti rugi
atas sumur-sumur yang telah diambil orang-orang Filistin secara
tidak adil darinya, sebab khawatir itu akan memutuskan perjan-
jian. Sebaliknya, ia berdiam diri saja walaupun menderita kerugi-
an. Dan, untuk mengganti kerugiannya ini, dengan segera dia
diperkaya dengan sebuah sumur baru. Dan sebab sangat sesuai
dengan peristiwa hari itu, dia menyebut sumur itu dengan nama
lama, Bersyeba, sumur sumpah.
Perkawinan Bodoh Esau
(26:34-35)
34 saat Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak
Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya. 35
Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi
Ribka.
Di sini terdapat,
1. Perkawinan bodoh Esau. Bodoh, menurut sebagian orang, dalam
hal mengawini dua istri sekaligus, yang mungkin menyebabkan
dia disebut seorang cabul (Ibr. 12:16). Atau, lebih tepatnya, dalam
hal mengawini orang Kanaan, yang yaitu orang-orang asing yang
tidak mendapat berkat Abraham, dan yang menjadi sasaran ku-
tuk Nuh, yang menyebabkan dia disebut mempunyai nafsu ren-
dah. Sebab, di sini dia menyiratkan bahwa dia tidak mengingin-
kan berkat itu ataupun takut pada kutuk Tuhan .
2. Kesedihan dan kesusahan yang ditimbulkannya bagi orangtuanya
yang lemah lembut.
(1) Perkawinan itu menyedihkan bagi mereka, sebab dia menikah
tanpa menanyakan atau setidaknya menerima nasihat dan
persetujuan mereka. Lihatlah langkah-langkah siapa yang di-
ikuti anak-anak yang memandang rendah atau membantah
orangtua mereka dalam mengatur diri mereka.
(2) Perkawinan itu menyedihkan bagi mereka sebab dia menikahi
anak-anak perempuan Het, yang tidak beragama. Ishak ingat
kekhawatiran ayahnya mengenai dia, bahwa dia sama sekali
tidak boleh menikah dengan seorang Kanaan.
Tampaknya istri-istri yang dia kawini memiliki tingkah laku yang
menggusarkan Ishak dan Ribka. Anak-anak yang melakukan hal-hal
yang mendukakan pikiran orangtua mereka yang baik tidak punya
alasan untuk mengharap-harapkan berkat dari Tuhan .
PASAL 27
alam pasal ini kita kembali pada cerita tentang pergumulan
antara Esau dan Yakub, yang melambangkan sesuatu. sebab
nafsu rendah, Esau telah menjual hak kesulungannya kepada Yakub.
namun Esau berharap bahwa ia tidak akan menjadi lebih miskin, atau
Yakub menjadi lebih kaya, sebab pertukaran itu, selama ia mem-
pertahankan kepentingannya untuk tetap dikasihi ayahnya, dan
dengan demikian menjaga berkat itu baginya. Oleh sebab itu, di sini
kita mendapati bagaimana Esau secara adil dihukum atas peng-
hinaannya terhadap hak kesulungan itu (yang dihilangkannya sendiri
dengan bodoh) dengan akibat bahwa ia kehilangan berkat, yang di-
lucuti oleh Yakub dari dia dengan cara menipu. Begitulah cerita ini
dijelaskan (Ibr. 12:16-17), sebab ia menjual hak kesulungannya,
maka saat ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak. Sebab orang-
orang yang meremehkan nama agama dan pengakuan sebagai umat
beragama, dan mencampakkannya demi sesuatu yang remeh-temeh,
berarti dengan berbuat demikian menghilangkan kuasa dan hak-hak
istimewa dari agama. Kita mendapati di sini,
I. Tujuan Ishak untuk meneruskan berkat itu kepada Esau (ay.
1-5).
II. Rancangan Ribka untuk memperoleh berkat itu bagi Yakub
(ay. 6-17).
III. Pengaturan Yakub yang berhasil atas rancangan itu, dan
diperolehnya berkat itu oleh dia (ay. 18-29).
IV. Kebencian Esau akan hal ini, yang di dalamnya,
1. Ia berusaha dengan sangat gigih untuk mendapatkan
berkat dari ayahnya (ay. 30-40).
2. Ia sangat memusuhi adiknya sebab sudah memperdayai dia
sehingga ia kehilangan berkat yang pertama (ay. 41, dst.).
Niat Ishak Memberkati Esau
(27:1-5)
1 saat Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat
melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepada-
nya: Anakku. Sahut Esau: Ya, bapa. 2 Berkatalah Ishak: Lihat, aku
sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku. 3 Maka sekarang, ambillah
senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah
bagiku seekor binatang; 4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang
kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku mem-
berkati engkau, sebelum aku mati. 5 namun Ribka mendengarkannya, saat
Ishak berkata kepada Esau, anaknya. sesudah Esau pergi ke padang
memburu seekor binatang untuk dibawanya kepada ayahnya,
Inilah,
I. Rencana Ishak untuk membuat wasiat, dan menyatakan Esau
sebagai ahli warisnya. Janji tentang Mesias dan tanah Kanaan
yaitu suatu kepercayaan yang besar, yang pertama-tama dise-
rahkan kepada Abraham. Di dalamnya mencakup dan memper-
lambangkan berkat-berkat rohani dan kekal. Janji ini, melalui
tuntunan ilahi, diteruskannya kepada Ishak. Ishak, sebab seka-
rang sudah tua, dan tidak tahu, atau tidak mengerti, atau tidak
mempertimbangkan sebagaimana mestinya, sabda ilahi berkena-
an dengan kedua anaknya, bahwa anak yang tua harus menjadi
hamba kepada anak yang muda, bertekad untuk meneruskan
segala kehormatan dan kuasa yang termuat dalam janji itu
kepada Esau anaknya yang sulung. Dalam hal ini, ia lebih dikua-
sai oleh perasaan sayang yang alami, dan cara yang biasa dipakai
dalam menyelesaikan suatu perkara, dibandingkan yang sepatutnya,
jika memang ia tahu (seperti yang mungkin demikian) tanda-
tanda yang diberikan Tuhan tentang pikiran-Nya dalam perkara ini.
Perhatikanlah, kita lebih cenderung mengukur berdasarkan peng-
ertian kita sendiri dibandingkan berdasarkan wahyu ilahi, dan sebab
itu sering kali kita hilang jalan. Kita menyangka bahwa orang
yang bijak dan terpelajar, yang kuat dan terhormat, harus mewa-
risi janji itu. namun Tuhan melihat apa yang tidak dilihat manusia.
Lihat 1 Samuel 16:6-7.
II. Perintah-perintah yang diberikannya kepada Esau, sesuai dengan
rencana ini. Ia memanggil Esau kepadanya (ay. 1). Sebab Esau,
meskipun sudah menikah, belum berpindah rumah. Dan, sekali-
pun ia sudah sangat mendukakan orangtuanya dengan perkawin-
annya, mereka tidak mengusirnya, sebaliknya, mereka tampak
cukup bisa menerimanya dengan baik, dan berbuat sebaik mung-
kin dengan keadaannya itu. Perhatikanlah, orangtua yang mera-
sa telah dibuat marah dengan perlakuan anak-anak mereka, tidak
terus marah terhadap mereka.
1. Ia memberi tahu Esau atas pertimbangan-pertimbangan apa ia
memutuskan untuk melakukan ini sekarang (ay. 2): Aku su-
dah tua, dan oleh sebab itu pasti mati sebentar lagi, namun
aku tidak tahu bila hari kematianku, atau kapan aku harus
mati. Oleh sebab itu, aku harus melakukan sekarang apa
yang harus dilakukan suatu waktu. Perhatikanlah,
(1) Orang tua harus diperingatkan oleh semakin melemahnya
tubuh sebab usia, dan oleh sedikit kekuatan yang mung-
kin masih tersisa pada mereka, untuk cepat-cepat melaku-
kan apa yang dijumpai tangan mereka untuk dilakukan.
Lihat Yosua 13:1.
(2) Pertimbangan tentang tidak pastinya waktu kita meninggal-
kan dunia ini (yang tentang hal itu Tuhan dengan bijak tetap
merahasiakannya dari kita) haruslah mendorong kita un-
tuk melakukan pekerjaan sehari-hari pada hari itu juga.
Hati dan rumah kedua-duanya harus ditata dan dijaga,
dengan teratur, sebab Anak Manusia datang pada saat
yang tidak terduga. Oleh sebab kita tidak tahu bila hari
kematian kita tiba, kita berkepentingan untuk mengurusi
perkara hidup.
2. Ia menyuruh Esau mempersiapkan segala sesuatunya untuk
upacara pemberian wasiat dan perjanjiannya, yang dengannya
ia berencana untuk menjadikan Esau sebagai ahli warisnya
(ay. 3-4). Esau harus pergi berburu, dan membawa daging
buruan, yang akan dimakan ayahnya, dan kemudian ayahnya
akan memberkatinya. Dalam hal ini, Ishak tidak begitu ingin
menyegarkan jiwanya sendiri, supaya bisa memberi berkat
itu dengan cara yang bersemangat, seperti pandangan orang
pada umumnya, melainkan terlebih sebab ia ingin menerima
pengamalan terbaru dari kewajiban dan kasih sayang anaknya
kepada dia, sebelum ia menyampaikan kebaikan ini kepada
anaknya. Esau, sejak menikah, mungkin sudah membawakan
daging buruannya kepada istri-istrinya, namun jarang kepada
ayahnya, seperti yang sebelum-sebelumnya ia lakukan (25:28),
dan oleh sebab itu Ishak, sebelum memberkati dia, ingin agar
dia menunjukkan sepenggal penghormatan ini kepadanya.
Perhatikanlah, memang pantas, bila yang rendah diberkati oleh
yang tinggi, bagi yang tinggi untuk dilayani dan dihormati oleh
yang rendah. Ia berkata, agar aku memberkati engkau (KJV:
agar jiwaku memberkati engkau pen.), sebelum aku mati.
Perhatikanlah,
(1) Doa yaitu pekerjaan jiwa, dan bukan hanya bibir. Sama
seperti jiwa harus digugah dalam memberkati Tuhan (Mzm.
103:1), demikian pula ia harus digugah dalam memberkati
diri kita sendiri dan orang lain: berkat tidak akan sampai
ke dalam hati jika tidak timbul dari dalam hati.
(2) Pekerjaan hidup ini harus dilakukan sebelum kita mati, se-
bab sesudah itu tidak bisa dilakukan (Pkh. 9:10). Dan sung-
guh enak, saat di ambang maut, jika kita tidak mempunyai
apa-apa lagi untuk dikerjakan selain mati. Ishak masih
hidup selama lebih dari empat puluh tahun sesudah ini.
Oleh sebab itu, janganlah orang menyangka bahwa mereka
akan mati segera sesudah membuat wasiat dan bersiap-
siap untuk mati.
Rancangan Ribka
(27:6-17)
6 berkatalah Ribka kepada Yakub, anaknya: Telah kudengar ayahmu
berkata kepada Esau, kakakmu: 7 Bawalah bagiku seekor binatang buruan
dan olahlah bagiku makanan yang enak, supaya kumakan, dan supaya aku
memberkati engkau di hadapan TUHAN, sebelum aku mati. 8 Maka sekarang,
anakku, dengarkanlah perkataanku seperti yang kuperintahkan kepadamu. 9
Pergilah ke tempat kambing domba kita, ambillah dari sana dua anak
kambing yang baik, maka aku akan mengolahnya menjadi makanan yang
enak bagi ayahmu, seperti yang digemarinya. 10 Bawalah itu kepada ayahmu,
supaya dimakannya, agar dia memberkati engkau, sebelum ia mati. 11 Lalu
kata Yakub kepada Ribka, ibunya: namun Esau, kakakku, yaitu seorang
yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku licin. 12 Mungkin ayahku
akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memper-
olok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas
diriku dan bukan berkat. 13 namun ibunya berkata kepadanya: Akulah yang
menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil
kambing-kambing itu. 14 Lalu ia pergi mengambil kambing-kambing itu dan
membawanya kepada ibunya; sesudah itu ibunya mengolah makanan yang
enak, seperti yang digemari ayahnya. 15 Kemudian Ribka mengambil pakaian
yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di
rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya. 16 Dan
Kitab Kejadian 27:6-17
557
kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada
lehernya yang licin itu. 17 Lalu ia memberi makanan yang enak dan roti
yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya.
Di sini Ribka berusaha untuk memperoleh bagi Yakub berkat yang
sudah dipersiapkan bagi Esau. Dan dalam hal ini,
I. Tujuannya baik, sebab di dalam niat ini ia diarahkan oleh sabda
Tuhan , yang olehnya ia sudah dibimbing dalam membagi-bagikan
kasih sayangnya. Tuhan sudah mengatakannya seperti ini, bahwa
anak yang tua harus menjadi hamba kepada anak yang muda.
Dan oleh sebab itu, Ribka bertekad harus demikianlah jadinya,
dan tidak tahan melihat suaminya berencana untuk mengacau-
kan sabda Tuhan itu. namun ,
II. Caranya buruk, dan tidak dapat dibenarkan sama sekali. Yakub
tidak melakukan kejahatan terhadap Esau saat merampas berkat
darinya (sebab Esau sendiri sudah menghilangkannya dengan
menjual hak kesulungannya), namun Yakub melakukan kejahatan
terhadap Ishak, sebab mengambil keuntungan dari kelemahan
Ishak untuk menipu dia. yaitu suatu kejahatan terhadap Yakub
juga, yang diajar Ribka untuk menipu, untuk menaruh dusta ke
dalam mulutnya, atau setidak-tidaknya untuk menaruh dusta ke
dalam tangan kanannya. Perbuatan itu juga akan membuat Ya-
kub selalu tidak tenang dengan berkat itu, jika ia harus
memperolehnya dengan cara menipu seperti itu, sekalipun ini
akan memberi keuntungan kepada dia atau keluarganya,
terutama jika ayahnya sampai mencabut kembali berkat itu,
sesudah mengetahui kecurangannya, dan menuntut, seperti yang
mungkin dilakukannya, agar berkat itu dibatalkan sebab error
personæ salah orang. Yakub sendiri juga sadar akan bahaya itu,
sebab (ay. 12), jika ia sampai tidak memperoleh berkat itu, seperti
yang mungkin saja dialaminya, ia akan mendatangkan kutuk
ayahnya ke atas dirinya sendiri, yang ditakutkannya lebih dari
apa pun. Selain itu, ia membuat dirinya rentan mendapat kutuk
ilahi yang ditujukan kepada orang yang membawa seorang buta
ke jalan yang sesat (Ul. 27:18). Seandainya Ribka, saat men-
dengar Ishak menjanjikan berkat kepada Esau, mendatangi Ishak,
sesudah Esau kembali dari berburu, dan dengan kerendahan serta
kesungguhan hati, mengingatkan Ishak atas apa yang sudah
difirmankan Tuhan mengenai anak-anak mereka, seandainya
Ribka terlebih jauh menunjukkan kepada Ishak bagaimana Esau
sudah kehilangan berkat itu, baik dengan menjual hak kesulung-
annya maupun dengan memperistri orang-orang asing, maka ada
kemungkinan bahwa Ishak akan berhasil dibujuk untuk mem-
berikan berkat kepada Yakub dalam keadaan sadar dan waras,
dan tidak perlu sampai diperdaya seperti itu untuk melakukan-
nya. Ini akan menjadi suatu perbuatan yang terhormat dan ter-
puji, dan akan tampak baik di dalam sejarah. namun Tuhan mem-
biarkan Ribka sendiri untuk mengambil jalan yang tidak langsung
ini, agar Ia mendapat kemuliaan dalam mendatangkan kebaikan
dari kejahatan, dan untuk memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri
melalui dosa-dosa dan kebodohan-kebodohan manusia. Juga,
agar kita mendapat kepuasan untuk mengetahui bahwa, meski-
pun ada begitu banyak kefasikan dan penipuan di dunia, Tuhan
mengendalikan semua itu sesuai dengan kehendak-Nya, bagi
pujian untuk diri-Nya sendiri. Lihat Ayub 12:16, pada Dialah kua-
sa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang
tersesat maupun orang yang menyesatkan. Ishak sudah kehilang-
an indra penglihatan, yang dalam kasus ini, sebenarnya tidak
dapat ditipu, sebab Tuhan Sang Pemelihara sudah dengan begitu
baik dan menakjubkan mengatur perbedaan ciri-ciri jasmani pada
manusia, sehingga tidak ada dua wajah yang sama persis: perca-
kapan dan pergaulan sehari-hari nyaris tidak dapat dipertahan-
kan seandainya tidak ada keragaman seperti itu. Oleh sebab itu,
Ribka berusaha untuk menipu,
1. Indra pengecapnya, dengan memasak potongan-potongan da-
ging kambing muda pilihan, membumbuinya, dan menghidang-
kannya, sehingga membuat Ishak percaya bahwa itu yaitu
daging buruan: ini bukanlah pekerjaan yang sulit untuk dila-
kukan. Lihatlah betapa bodohnya orang yang suka pilih-pilih
dalam selera makan, dan yang bangga dalam memuaskan ke-
inginannya. Mudah untuk menipu mereka dengan apa yang
mereka katakan mereka rendahkan dan benci, sebab mungkin
perbedaan antara hal itu dan hal yang benar-benar mereka
sukai begitu kecil. Salomo memberi tahu kita bahwa makanan
yang lezat yaitu hidangan yang menipu. Sebab kita bisa
tertipu olehnya dengan lebih dari satu cara (Ams. 23:32).
Kitab Kejadian 27:18-29
559
2. Indra perasa dan penciumannya. Ribka mengenakan pakaian
Esau pada Yakub, pakaian terbaiknya, yang bisa diduga akan
dikenakan Esau, sebagai pertanda dari sukacita dan penghor-
matannya kepada ayahnya, saat ia hendak menerima berkat
itu. Ishak mengetahui dari bahan, bentuk, dan baunya, bahwa
ini yaitu milik Esau. Jika kita ingin mendapat berkat dari
Bapa sorgawi kita, kita harus datang memintanya dengan me-
ngenakan pakaian Saudara Sulung kita, kita harus berpakaian
kebenaran-Nya, sebagai yang sulung di antara banyak sau-
dara. Agar kemulusan dan kelembutan tangan dan leher Ya-
kub tidak mengungkapkan siapa dia, Ribka menutupinya, dan
mungkin sebagian wajahnya, dengan kulit kambing domba
yang baru disembelih (ay. 16). Sungguh kasar tubuh Esau
jika yang kurang dari semua ini tidak bisa membuat Yakub
serupa dengannya. Orang-orang yang berpura-pura kasar dan
garang dalam pembawaan mereka berarti mengenakan bina-
tang pada manusia, dan benar-benar mempermalukan diri me-
reka sendiri, dengan menyamar seperti itu. Dan, yang terakhir,
sungguh gegabah perkataan yang diucapkan Ribka, saat
Yakub khawatir akan bahaya kutuk: Akulah yang menanggung
kutuk itu, anakku (ay. 13). Sebenarnya Kristuslah, yang per-
kasa untuk menyelamatkan, sebab perkasa untuk menang-
gung beban, yang sudah berkata, Akulah yang menanggung
kutuk itu, dengarkan saja perkataan-Ku. Ia sudah menanggung
beban kutuk, kutuk hukum Taurat, bagi semua orang yang
mau mengenakan kuk perintah, perintah Injil. namun , ter-
lalu lancang bagi makhluk mana saja untuk berkata, akulah
yang menanggung kutuk itu, kecuali itu yaitu kutuk tanpa
alasan yang kita yakin tidak akan kena (Ams. 26:2).
Tipu Daya Yakub
(27:18-29)
18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: Bapa!
Sahut ayahnya: Ya, anakku; siapakah engkau? 19 Kata Yakub kepada ayah-
nya: Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa
katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan
masakanku ini, agar bapa memberkati aku. 20 Lalu Ishak berkata kepada
anaknya itu: Lekas juga engkau mendapatnya, anakku! Jawabnya: sebab
TUHAN, Tuhan mu, membuat aku mencapai tujuanku. 21 Lalu kata Ishak ke-
pada Yakub: Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau,
apakah engkau ini anakku Esau atau bukan. 22 Maka Yakub mendekati
560
Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: Kalau suara,
suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau. 23 Jadi Ishak tidak mengenal dia,
sebab tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak
memberkati dia, 24 namun ia masih bertanya: Benarkah engkau ini anakku
Esau? Jawabnya: Ya! 25 Lalu berkatalah Ishak: Dekatkanlah makanan itu
kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku
memberkati engkau. Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya,
lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. 26 Berkata-
lah Ishak, ayahnya, kepadanya: Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku,
anakku. 27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya.
saat Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: Se-
sungguhnya bau anakku yaitu sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.
28 Tuhan akan memberi kepadamu embun yang dari langit dan tanah-
tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. 29 Bang-
sa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepa-
damu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan
sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa
yang memberkati engkau, diberkatilah ia.
Amatilah di sini,
I. Kelihaian dan keyakinan Yakub untuk mengatur tipu daya ini.
Siapa sangka bahwa orang yang tenang ini bisa memainkan
perannya dengan begitu baik dalam rancangan seperti ini? sebab
ibunya sudah menempatkan dia di jalan penipuan ini, dan men-
dorongnya untuk terus maju di jalan itu, maka ia dengan cekatan
menjalankan cara-cara yang tidak pernah terbiasa dijalankannya,
namun yang justru selalu dibencinya itu. Perhatikanlah, ber-
bohong cepat dipelajari. Sang pemazmur berbicara tentang orang-
orang yang sejak dari kandungan berkata dusta (Mzm. 58:4; Yer.
9:5). Saya bertanya-tanya bagaimana Yakub yang jujur bisa
dengan mudah membalikkan lidah untuk berkata (ay. 19), Akulah
Esau, anak sulungmu. Saya juga tidak bisa mengerti bagaimana
usaha sebagian orang untuk meluputkannya dari kesalahan ini,
dengan berdalih bahwa Yakub berkata, aku dijadikan sebagai anak
sulungmu, yaitu dengan membeli hak kesulungan, bisa membantu-
nya. Sebab saat ayahnya bertanya kepada dia (ay. 24), benarkah
engkau ini anakku Esau? Ia menjawab, Ya. Bagaimana ia bisa ber-
kata, aku sudah kerjakan seperti Engkau perintahkan kepadaku,
padahal ia tidak menerima perintah apa-apa dari ayahnya, namun
melakukan apa yang diperintahkan oleh ibunya? Bagaimana ia
bisa berkata, makanlah daging buruan masakanku ini, sementara
ia tahu bahwa daging itu tidak diperolehnya dari padang, melain-
kan dari domba peliharaannya? namun saya terutama bertanya-
tanya bagaimana ia bisa mendapat keyakinan untuk memandang
semua ini berasal dari Tuhan , dan memakai nama-Nya dalam
kecurangan itu (ay. 20): TUHAN, Tuhan mu, membuat aku mencapai
tujuanku. Inikah Yakub? Inikah orang Israel sejati, yang di dalam-
nya tidak ada kepalsuan? Cerita ini pasti ditulis bukan untuk kita
tiru, melainkan untuk kita jadikan peringatan. Siapa yang me-
nyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan
jatuh. Adakalanya orang-orang baik gagal menjalankan kebaikan-
kebaikan yang sudah sangat terkenal mereka miliki.
II. Keberhasilan dari persekongkolan ini. Dengan agak kesulitan Ya-
kub berhasil mencapai tujuannya, dan memperoleh berkat itu.
1. Ishak pertama-tama tidak puas, dan bisa saja mengungkap-
kan penipuan itu seandainya ia mau mempercayai telinganya
sendiri. Sebab kalau suara, suara Yakub (ay. 22). Tuhan Sang
Pemelihara telah mengatur keragaman suara yang mengheran-
kan, seperti halnya keragaman wajah, yang juga berguna un-
tuk mencegah kita agar tidak tertipu. Dan suara yaitu suatu
hal yang tidak bisa dengan mudah disamarkan atau ditiru-
tiru. Cerita ini bisa dirujuk untuk menggambarkan sifat seorang
munafik. Kalau suara, suara Yakub, namun kalau tangan, tangan
Esau. Ia berbicara dalam bahasa orang kudus, namun mengerja-
kan pekerjaan-pekerjaan orang berdosa. namun penghakiman
akan dijatuhkan, seperti di sini, berdasarkan pekerjaan tangan.
2. Pada akhirnya Ishak kalah oleh kekuatan kecurangan itu,
sebab tangannya berbulu (ay. 23), tanpa mempertimbangkan
betapa mudahnya membuat tangan seolah-olah berbulu. Dan
sekarang Yakub melanjutkan pekerjaannya dengan cekatan,
menghidangkan daging kambingnya di hadapan ayahnya, dan
melayani di meja makan itu dengan patuh, meskipun tanpa
diminta, hingga selesai makan, dan berkat diucapkan pada
akhir dari perjamuan yang khidmat ini. Apa yang dalam kadar
kecil memperingan kejahatan Ribka dan Yakub yaitu bahwa
penipuan itu tidak dimaksudkan untuk mempercepat peng-
genapan sabda Tuhan , melainkan terlebih untuk mencegah agar
sabda-Nya tidak dikacaukan. Berkat itu hendak ditumpangkan
ke atas kepala yang salah, dan mereka berpikir bahwa sudah
waktunya mereka bertindak. Sekarang, marilah kita lihat bagai-
mana Ishak memberi berkatnya kepada Yakub (ay. 26-29).
(1) Ia memeluknya, sebagai pertanda dari kasih sayangnya
yang istimewa terhadapnya. Orang-orang yang diberkati
Tuhan dicium dengan ciuman-ciuman bibir-Nya, dan mereka
pun, dengan kasih dan kesetiaan, mencium Sang Anak (Mzm.
2:12, KJV; TB: ciumlah kaki-Nya, Mzm. 2:11).
(2) Ia memujinya. saat Ishak mencium bau pakaian Yakub,
diberkatinyalah dia, katanya: Sesungguhnya bau anakku
yaitu sebagai bau padang yang diberkati TUHAN, maksud-
nya, seperti bau bunga-bunga dan rempah-rempah yang pa-
ling harum semerbak. Tampak bahwa Tuhan telah memberkati
dia, dan oleh sebab itu Ishak hendak memberkatinya juga.
(3) Ia berdoa untuknya, dan di dalam doa itu bernubuat ten-
tangnya. Sudah menjadi kewajiban bagi orangtua untuk
mendoakan anak-anak mereka, dan memberkati mereka di
dalam nama Tuhan. Dan dengan demikian, seperti dengan
baptisan mereka, mereka harus melakukan apa yang mere-
ka bisa lakukan untuk menjaga dan melanggengkan pene-
rusan janji itu di dalam keluarga-keluarga mereka. namun
ini yaitu berkat yang luar biasa. Dan Tuhan Sang Peme-
lihara sudah mengaturnya sedemikian rupa agar Ishak me-
ngaruniakan berkat itu kepada Yakub dalam ketidaktahuan
dan kekeliruannya, agar tampak bahwa Yakub berutang
budi kepada Tuhan untuk itu, dan bukan kepada Ishak. Tiga
hal yang dengannya Yakub di sini diberkati:
[1] Kelimpahan (ay. 28), sorga dan bumi bersatu padu un-
tuk membuatnya kaya.
[2] Kuasa (ay. 29), terutama kekuasaan atas saudara-sau-
daranya, yaitu, Esau dan keturunannya.
[3] Keberkenanan kepada Tuhan , dan kepentingan yang
besar di Sorga: Siapa yang mengutuk engkau, terkutuk-
lah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah
ia. Biarlah Tuhan menjadi Teman bagi semua temanmu,
dan Musuh bagi semua musuhmu. Pasti ada lebih ba-
nyak hal yang termuat dalam berkat ini dibandingkan yang
tampak prima facie pada pandangan pertama. Berkat
itu pasti mencakup penerusan janji tentang Mesias, dan
tentang jemaat. Inilah, dalam bahasa bapa leluhur,
berkat itu: sesuatu yang rohani, tidak diragukan lagi,
termasuk di dalamnya. Pertama, bahwa dari dia akan
datang seorang Mesias, yang akan mempunyai kekuasa-
an yang berdaulat di bumi. Pucuk ranting dari keluar-
ganyalah yang harus dilayani oleh kaum-kaum, dan
kepada-Nyalah bangsa-bangsa harus tunduk. Lihat Bi-
langan 24:19. Dari Yakub akan timbul seorang pengua-
sa, bintang, dan tongkat kerajaan (Bil. 24:17). Pemerin-
tahan Yakub atas Esau hanyalah untuk menjadi pelam-
bang dari hal ini (49:10). Kedua, bahwa dari dia akan
datang jemaat, yang pasti akan diakui dan disayangi
secara istimewa oleh Sorga. yaitu bagian dari berkat
Abraham, saat ia pertama-tama dipanggil untuk men-
jadi bapa orang beriman (12:3), bahwa Aku akan mem-
berkati orang-orang yang memberkati engkau. Oleh
sebab itu, saat Ishak sesudahnya meneguhkan berkat
kepada Yakub, Ishak menyebutnya berkat yang untuk
Abraham (28:4). Bileam menjelaskan ini juga (Bil. 24:9).
Perhatikanlah, berkat yang paling baik dan paling diingin-
kan yaitu jika kita mempunyai hubungan dengan Kristus
dan jemaat-Nya, dan mempunyai kepentingan di dalam
kuasa Kristus dan kebaikan-kebaikan jemaat.
Berkat Diberikan kepada Yakub dan Esau
(27:30-40)
30 sesudah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar
meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu. 31 Ia
juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada ayahnya.
Katanya kepada ayahnya: Bapa, bangunlah dan makan daging buruan
masakan anakmu, agar engkau memberkati aku. 32 namun kata Ishak, ayah-
nya, kepadanya: Siapakah engkau ini? Sahutnya: Akulah anakmu, anak
sulungmu, Esau. 33 Lalu terkejutlah Ishak dengan sangat serta berkata:
Siapakah gerangan dia, yang memburu binatang itu dan yang telah mem-
bawanya kepadaku? Aku telah memakan semuanya, sebelum engkau datang,
dan telah memberkati dia; dan dia akan tetap orang yang diberkati. 34
Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia de-
ngan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya:
Berkatilah aku ini juga, ya bapa! 35 Jawab ayahnya: Adikmu telah datang
dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu. 36 Kata
Esau: Bukankah tepat namanya Yakub, sebab ia telah dua kali menipu
aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula
berkat yang untukku. Lalu katanya: Apakah bapa tidak mempunyai berkat
lain bagiku? 37 Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: Sesungguhnya telah
kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberi-
kan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum
dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku? 38
Kata Esau kepada ayahnya: Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, ya
bapa? Berkatilah aku ini juga, ya bapa!" Dan dengan suara keras menangis-
lah Esau. 39 Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: Sesungguhnya tempat ke-
diamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun
dari langit di atas. 40 Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan
menjadi hamba adikmu. namun akan terjadi kelak, jika engkau berusaha
sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu.
Di sini,
I. Berkat kovenan tidak diberikan kepada Esau. Dia yang begitu
meremehkan hak kesulungan sekarang hendak menerima berkat
itu, namun ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk
memperbaiki kesalahannya terhadap ayahnya, sekalipun ia men-
carinya dengan mencucurkan air mata (Ibr. 12:17). Amatilah,
1. Betapa dengan berhati-hati ia mencarinya. Ia mempersiapkan
makanan yang lezat, seperti yang diperintahkan ayahnya ke-
pada dia, dan kemudian memohon berkat yang atas dorongan
ayahnya harus diharapkannya (ay. 31). saat ia menyadari
bahwa Yakub telah memperoleh berkat itu dengan sembunyi-
sembunyi tanpa izin, meraung-raunglah ia dengan sangat
keras dalam kepedihan hatinya (ay. 34). Tidak ada orang yang
merasa kecewa sampai ke lubuk hatinya seperti dia. Ia mem-
buat kemah ayahnya berbunyi nyaring dengan kesedihannya,
dan lagi (ay. 38), dengan suara keras menangislah Esau. Per-
hatikanlah, akan tiba harinya saat orang-orang yang seka-
rang meremehkan berkat-berkat kovenan, dan menjual hak
mereka atas berkat-berkat itu demi sesuatu yang kosong, akan
bersikeras untuk mencarinya, namun itu sia-sia. Orang-orang
yang sekarang meminta dan mencari saja tidak mau, sebentar
lagi akan mengetok-ngetok, dan berseru, Tuhan, Tuhan. Peng-
hina-penghina Kristus akan menjadi pemohon-pemohon yang
rendah hati kepada-Nya.
2. Bagaimana ia ditolak. Ishak, saat pertama-tama sadar akan
tipu daya yang telah diperbuat terhadapnya, terkejut dengan
sangat (ay. 33). Orang-orang yang mengikuti pilihan hati mere-
ka sendiri, dibandingkan perintah-perintah kehendak ilahi, melibat-
kan diri mereka sendiri dalam kebingungan-kebingungan se-
perti ini. namun Ishak segera tersadar, dan mengesahkan berkat
yang sudah diberikannya kepada Yakub: aku telah memberkati
dia, dan dia akan tetap orang yang diberkati. Mungkin saja
Ishak, atas dasar yang sangat masuk akal, sudah membatal-
kannya, namun sekarang, pada akhirnya, ia sadar bahwa ia telah
berlaku salah sebelumnya dalam merancangkan berkat itu
untuk Esau. Entah ia sendiri teringat kembali akan sabda
ilahi, atau lebih tepatnya mendapati dirinya dipenuhi oleh Roh
Kudus lebih dibandingkan biasanya saat ia memberi berkat
kepada Yakub, ia melihat bahwa Tuhan , sepertinya, mengamin-
kannya. Sekarang,
(1) Yakub dengan cara ini diteguhkan sebagai pemilik berkat
itu, dan ia merasa luar biasa puas dengan keabsahannya,
meskipun ia memperolehnya dengan curang. Dari sini juga
ia mempunyai alasan untuk berharap agar Tuhan dengan
penuh rahmat mengabaikan dan mengampuni perilakunya
yang buruk.
(2) Ishak dengan cara ini menuruti kehendak Tuhan , meskipun
itu bertentangan dengan harapan-harapan dan kasih sa-
yangnya sendiri. Ia berniat untuk memberi berkat itu
kepada Esau, namun , saat ia sadar bahwa kehendak Tuhan
yaitu sebaliknya, maka ia berserah diri. Dan ini dilaku-
kannya sebab iman (Ibr. 11:20), sama seperti Abraham
sebelum dia, saat ia mengajukan permohonan untuk
Ismael. Tidak bolehkah Tuhan melakukan apa yang dikehen-
daki-Nya dengan milik-Nya sendiri?
(3) Esau dengan cara ini dipupuskan dari harapan untuk men-
dapatkan berkat istimewa itu, yang disangkanya sudah di-
jaganya bagi dirinya sendiri saat ia menjual hak kesu-
lungannya. Kita, melalui contoh ini, diajar,
[1] Bahwa hal itu tidak tergantung pada kehendak orang
atau usaha orang, namun kepada kemurahan hati Tuhan
(Rm. 9:16). Rasul Paulus tampak merujuk pada cerita
ini dalam ayat itu. Esau mempunyai kehendak baik de-
ngan berkat itu, dan berusaha mendapatkannya. namun
Tuhan bermurah hati dalam merancangkannya untuk
Yakub, supaya rencana Tuhan tentang pemilihan-Nya di-
teguhkan (Rm. 9:11). Orang-orang Yahudi, seperti Esau,
mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran
(Rm. 9:31) namun mereka kehilangan berkat kebenaran,
sebab mereka mengejarnya bukan sebab iman, namun
sebab perbuatan (Rm. 9:32). Sementara, orang-orang
bukan-Yahudi, yang seperti Yakub, berusaha menda-
patkannya dengan iman kepada sabda Tuhan , memper-
olehnya dengan kekuatan, dengan kekerasan yang me-
nyerong Kerajaan Sorga itu. Lihat Matius 11:12.
[2] Bahwa orang-orang yang memandang rendah hak kesu-
lungan rohani mereka, dan sanggup menjualnya demi
sesuap makanan, berarti kehilangan berkat-berkat ro-
hani, dan dengan demikian adil bagi Tuhan untuk tidak
memberi kepada mereka kebaikan-kebaikan yang
tidak mereka pedulikan. Orang-orang yang mau berpi-
sah dengan hikmat dan anugerah mereka, dengan iman
dan hati nurani mereka yang baik, demi kehormatan,
kekayaan, atau kesenangan dunia ini, betapapun mere-
ka menunjukkan semangat untuk mendapatkan berkat,
sudah menghakimi diri mereka sendiri sebagai orang-
orang yang tidak layak mendapatkannya, dan seperti
itulah hukuman yang akan mereka terima.
[3] Bahwa orang-orang yang mengangkat tangan dalam
murka berarti mengangkatnya dengan sia-sia. Esau,
bukannya bertobat dari kebodohannya sendiri, mencela
adiknya, secara tidak adil menuduhnya merampas hak
kesulungan yang sudah dijualnya secara sah kepadanya
(ay. 36), dan menaruh dendam kepada dia atas apa
yang sudah diperbuatnya sekarang (ay. 41). Tidak akan
terkabul doa orang-orang yang mengarahkan kebencian
kepada saudara-saudara mereka, yang seharusnya
mereka arahkan kepada diri mereka sendiri, dan yang
mempersalahkan kegagalan-kegagalan mereka kepada
orang lain, padahal mereka seharusnya malu pada diri
mereka sendiri.
[4] Bahwa orang-orang yang tidak mencari sampai semua-
nya sudah terlambat akan ditolak. Inilah yang meng-
hancurkan Esau, ia tidak datang pada waktunya. Sama
seperti ada waktu yang diterima, waktu saat Tuhan
berkenan untuk ditemui, demikian pula ada waktu keti-
ka Ia tidak mau menjawab orang-orang yang memanggil
Dia, sebab mereka mengabaikan waktu yang sudah
ditetapkan. Lihat Amsal 1:28. Waktu bagi kesabaran
Tuhan dan pencobaan kita tidak akan selamanya ber-
langsung. Hari anugerah akan berakhir, dan pintu akan
ditutup. Pada saat itu banyak orang yang sekarang
meremehkan berkat, akan mencarinya dengan tekun.
Sebab pada saat itu mereka akan tahu bagaimana meng-
hargainya, dan akan melihat diri mereka sendiri binasa,
selama-lamanya binasa tanpanya, namun itu sudah
tidak ada gunanya (Luk. 13:25-27). Oh, semoga saja
oleh sebab itu kita, di dalam hari kita ini, mengerti apa
yang perlu untuk damai sejahtera kita!
II. Inilah berkat umum yang diberikan kepada Esau.
1. Ini diinginkannya: Berkatilah aku ini juga (ay. 34). Apakah bapa
tidak mempunyai berkat lain bagiku? (ay. 36). Perhatikanlah,
(1) Orang-orang yang paling jahat pun tahu bagaimana meng-
harapkan apa yang baik bagi diri mereka. Dan bahkan
orang-orang yang sebab nafsu rendah menjual hak kesu-
lungan mereka tampak dengan saleh menginginkan berkat.
Keinginan-keinginan yang lemah akan kebahagiaan, tanpa
memilih tujuannya dengan benar dan memakai sa-
rananya dengan benar, akan menipu banyak orang hingga
membuat mereka hancur. Banyak orang masuk neraka
dengan mulut yang penuh harapan baik. Keinginan orang-
orang malas dan tidak percaya membunuh mereka. Banyak
orang yang ingin masuk, seperti Esau, namun tidak akan
bisa, sebab mereka tidak berjuang (Luk. 13:24).
(2) yaitu kebodohan pada sebagian besar orang bahwa mere-
ka mau mendapat kebaikan apa saja (Mzm. 4:7), seperti
Esau di sini, yang menginginkan berkat kelas dua, berkat
yang terpisah dari hak kesulungan. Hati yang cemar meng-
anggap berkat apa saja sama baiknya dengan berkat yang
datang dari sabda Tuhan : Hanya berkat yang satu itukah
ada padamu? Seolah-olah ia berkata, Aku akan menerima
berkat apa saja: meskipun aku tidak mempunyai berkat
jemaat, biarlah aku mendapat suatu berkat.
2. Berkat ini diperolehnya. Dan biarlah ia memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya (ay. 39-40).
(1) Berkat yang didapatnya itu yaitu sesuatu yang baik, dan
lebih baik dibandingkan apa yang layak didapatkannya. Dijanji-
kan kepada dia,
[1] Bahwa ia akan mendapat penghidupan yang layak (KJV)
tanah-tanah gemuk di bumi, dan embun dari langit.
Perhatikanlah, orang-orang yang tidak mendapat ber-
kat-berkat kovenan bisa saja mendapat bagian yang
sangat baik dari berkat-berkat lahiriah. Tuhan memberi-
kan tanah yang baik dan cuaca yang baik kepada ba-
nyak orang yang menolak kovenan-Nya, dan yang tidak
mempunyai bagian atau hak di dalamnya.
[2] Bahwa secara bertahap ia akan mendapatkan kembali
kebebasannya. Jika Yakub harus memerintah (ay. 29),
maka Esau harus melayani. namun ia mendapatkan hal
ini untuk menghiburnya, bahwa ia akan hidup dari
pedang. Ia akan melayani, namun tidak akan kelaparan.
Dan, pada akhirnya, sesudah banyak pergulatan, ia akan
menghancurkan kuk perbudakan, dan mengenakan tan-
da-tanda kebebasan. Berkat ini digenapi (2Raj. 8:20-22)
saat orang-orang Edom memberontak.
(2) Namun berkat itu kalah jauh dari berkat Yakub. Untuk
Yakub, Tuhan telah menyediakan sesuatu yang lebih baik.
[1] Dalam berkat Yakub embun dari langit ditempatkan per-
tama-tama, sebagai sesuatu yang paling dihargainya, dan
yang diinginkannya, dan yang kepadanya ia bergantung.
Dalam berkat Esau tanah-tanah gemuk ditempatkan
pertama-tama, sebab inilah yang pertama-tama dan
terutama dipedulikanya.
[2] Esau mendapatkan semua ini, namun Yakub mendapat-
kannya dari tangan Tuhan : Tuhan akan memberi ke-
padamu embun yang dari langit (ay. 28). Cukup bagi
Esau untuk memilikinya. namun Yakub menginginkan-
nya berdasarkan janji, dan akan memilikinya berdasar-
kan kasih di dalam kovenan.
[3] Yakub akan memerintah saudara-saudaranya. Itulah meng-
apa orang-orang Israel sering kali menguasai orang-orang
Edom. Esau akan memerintah, maksudnya, ia akan
memperoleh kekuatan dan kepentingan tertentu, namun
Kitab Kejadian 27:41-46
569
tidak akan pernah memerintah atas saudaranya. Jadi,
kita tidak pernah mendapati orang-orang Yahudi dijual
ke tangan orang-orang Edom, atau bahwa mereka
menindas orang-orang Edom. namun perbedaan besar-
nya yaitu bahwa di dalam berkat Esau tidak ada yang
menunjuk pada Kristus, tidak ada yang membawa dia
atau keluarganya ke dalam jemaat dan kovenan Tuhan ,
yang tanpanya tanah-tanah gemuk di bumi, dan jarah-
an dari padang, hanya akan sedikit membawa manfaat
baginya. Demikianlah Ishak dengan iman memberkati
mereka berdua sesuai dengan apa yang harus menjadi
bagian mereka. Sebagian orang mengamati bahwa Ya-
kub diberkati dengan sebuah ciuman (ay. 27), sedang-
kan Esau tidak.
Nyawa Yakub Terancam oleh Esau
(27:41-46)
41 Esau menaruh dendam kepada Yakub sebab berkat yang telah diberikan
oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri: Hari-hari
berkabung sebab kematian ayahku itu tidak akan lama lagi; pada waktu
itulah Yakub, adikku, akan kubunuh. 42 saat diberitahukan perkataan
Esau, anak sulungnya itu kepada Ribka, maka disuruhnyalah memanggil Ya-
kub, anak bungsunya, lalu berkata kepadanya: Esau, kakakmu, bermaksud
membalas dendam membunuh engkau. 43 Jadi sekarang, anakku, dengar-
kanlah perkataanku, bersiaplah engkau dan larilah kepada Laban, saudara-
ku, ke Haran, 44 dan tinggTuhan padanya beberapa waktu lamanya, sampai
kegeraman 45 dan kemarahan kakakmu itu surut dari padamu, dan ia lupa
apa yang telah engkau perbuat kepadanya; kemudian aku akan menyuruh
orang menjemput engkau dari situ. Mengapa aku akan kehilangan kamu
berdua pada satu hari juga? 46 Kemudian Ribka berkata kepada Ishak: Aku
telah jemu hidup sebab perempuan-perempuan Het itu; jikalau Yakub juga
mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri ini, semacam
perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi?
Inilah,
I. Kebencian yang dipendam Esau terhadap Yakub sebab berkat
yang sudah diperolehnya (ay. 41). Demikianlah ia berjalan di jalan
Kain, yang membunuh adiknya sebab ia mendapat perkenanan
Tuhan , yang tidak didapatkannya sebab ia membuat dirinya tidak
layak untuk itu. Kebencian Esau terhadap Yakub yaitu ,
1. Kebencian yang tidak beralasan. Esau membencinya bukan
sebab alasan lain selain sebab ayahnya memberkati dia dan
570
Tuhan mengasihinya. Perhatikanlah, kebahagiaan orang-orang
kudus yaitu iri hati orang-orang berdosa. Siapa yang diber-
kati Sorga, dikutuk oleh neraka.
2. Kebencian yang kejam. Tidak ada yang bisa memuaskannya
kecuali ia membunuh adiknya. Darah orang-orang kuduslah
yang ingin ditumpahkan para penganiaya dengan haus: Adik-
ku akan kubunuh. Bagaimana ia bisa mengatakan itu tanpa
rasa ngeri? Bagaimana ia bisa menyebutnya adik, namun ber-
sumpah untuk mendatangkan kematian kepadanya? Perhati-
kanlah, kegeraman para penganiaya tidak akan bisa dikekang
oleh ikatan apa pun, sekalipun itu ikatan yang paling kuat dan
paling sakral.
3. Kebencian yang licik. Ia berharap agar ayahnya cepat mati, lalu
hak-hak waris diurus dan kepentingan-kepentingan dipere-
butkan di antara dua saudara, yang akan memberinya kesem-
patan baik untuk membalas dendam. Ia berpikir bahwa hidup
dari pedang saja tidak cukup (ay. 40), jika adiknya tidak mati
dengan pedang itu. Ia enggan mendukakan ayahnya selagi hi-
dup, dan oleh sebab itu ia menunda pembunuhan yang diniat-
kan itu hingga kematiannya, tanpa peduli betapa ia akan men-
dukakan ibunya yang masih hidup waktu itu. Perhatikanlah,
(1) Sungguh jahat anak-anak yang memandang orangtua me-
reka yang baik sebagai beban, dan yang sebab alasan apa
saja, menantikan hari-hari berkabung untuk mereka.
(2) Orang-orang jahat ditahan dalam waktu yang lama oleh ke-
kangan-kekangan lahiriah untuk tidak melakukan kejahat-
an yang ingin mereka lakukan, dan dengan demikian tu-
juan-tujuan fasik mereka tidak menghasilkan apa-apa.
(3) Orang-orang yang berniat untuk menggagalkan tujuan-tu-
juan Tuhan tidak diragukan lagi akan kecewa sendiri. Esau
berusaha menghalang-halangi Yakub, atau keturunannya,
agar tidak berkuasa, dengan mengambil nyawanya sebelum
ia menikah. namun , siapa yang dapat membatalkan apa
yang sudah diucapkan Tuhan ? Manusia bisa saja mengacau-
kan rancangan-rancangan Tuhan , namun tidak bisa meng-
ubahnya.
II. Cara Ribka untuk mencegah kejahatan itu.
Kitab Kejadian 27:41-46
571
1. Ia memperingatkan Yakub akan bahaya yang mengancamnya,
dan menasihati dia untuk mengundurkan diri sementara waktu,
dan menyingkir demi keamanannya sendiri. Ia memberi tahu
dia apa yang didengarnya tentang rancangan Esau, bahwa ia
menghibur dirinya dengan harapan akan mendapat kesempatan
untuk membunuh adiknya (ay. 42). Akankah orang berpikir
bahwa pikiran yang haus darah dan biadab seperti ini bisa
menjadi penghiburan bagi seseorang? Seandainya Esau bisa
menyimpan rancangannya pada dirinya sendiri, maka ibunya
pasti tidak akan mencurigainya. namun gegabahnya orang dalam
dosa sering kali membuat mereka tergila-gila. Dan mereka tidak
bisa berhasil melaksanakan kefasikan mereka, sebab kegeram-
an mereka terlalu keras untuk disembunyikan, dan burung di
udara menyampaikan ucapan mereka. Amatilah di sini,
(1) Apa yang ditakutkan Ribka supaya jangan ia kehilangan
mereka berdua pada satu hari juga (ay. 45), bukan hanya
kehilangan korban yang dibunuh, melainkan juga si pem-
bunuhnya, yang oleh sang hakim atau langsung dengan
tangan Tuhan , akan dikorbankan kepada keadilan, yang ha-
rus diterimanya sendiri, dan tidak boleh dihalang-halangi.
Atau, jika tidak demikian, maka mulai dari sekarang ia
akan kehilangan segala sukacita dan penghiburan di dalam
Esau. Orang-orang yang terhilang dari kebajikan berarti
terhilang dari semua teman mereka. Bagaimana seorang
anak bisa dipandang dengan rasa senang bila ia tidak bisa
dipandang selain sebagai anak setan?
(2) Apa yang diharapkan Ribka: bahwa jika Yakub untuk se-
mentara waktu dijauhkan dari pandangan, maka penghina-
an yang membuat kakaknya menaruh dendam dengan be-
gitu membara secara perlahan-lahan akan menghilang dari
pikiran. Kekuatan amarah diperlemah dan dikikis oleh
jarak waktu dan juga tempat. Ribka menjanjikan dirinya
sendiri bahwa amarah kakak Yakub akan hilang. Perhati-
kanlah, berserah diri akan meredakan tindakan-tindakan
jahat yang besar. Bahkan, orang-orang yang mempunyai
alasan baik sekalipun, dan mempunyai Tuhan di pihak me-
reka, haruslah memakai sarana ini bersama dengan
sarana-sarana lain yang bijak untuk menjaga keselamatan
mereka sendiri.
572
2. Ribka meyakinkan Ishak dengan kekhawatiran bahwa Yakub
harus pergi kepada saudara-saudaranya untuk alasan lain,
yaitu untuk mencari istri (ay. 46). Ia tidak mau memberi tahu
Ishak tentang rancangan Esau yang jahat untuk menghilang-
kan nyawa Yakub, supaya itu tidak mengganggu pikirannya.
Jadi dengan bijak ia mengambil jalan lain untuk mencapai
tujuannya. Ishak juga sama gelisahnya dengan Ribka melihat
Esau mengambil pasangan yang tidak seimbang dengan orang-
orang Het. Oleh sebab itu, dengan membuat-buat alasan yang
sangat baik, ia mengambil tindakan untuk menikahkan Yakub
dengan seseorang yang memegang dasar perilaku hidup yang
lebih baik. Perhatikanlah, satu kegagalan harus dimanfaatkan
sebagai peringatan untuk mencegah kegagalan lain. Sungguh
ceroboh orang-orang yang tersandung dua kali sebab batu
yang sama. namun tampaknya Ribka terlalu berlebihan dalam
mengungkapkan perasaannya tentang masalah itu, saat ber-
kata, jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri orang Kana-
an, apa gunanya aku hidup lagi? Syukur kepada Tuhan , semua
penghiburan kita tidak tersimpan dalam satu tangan. Kita bisa
melakukan pekerjaan hidup ini, dan menikmati penghiburan-
penghiburan hidup ini, meskipun segala sesuatunya tidak se-
suai dengan yang kita pikirkan, dan walaupun hubungan-
hubungan kita tidak membuat kita senang dalam segala hal.
Mungkin Ribka berbicara dengan kepedulian ini, sebab ia me-
mandangnya penting untuk cepat-cepat memberi perintah
dalam perkara ini untuk menyadarkan Ishak. Amatilah, meski-
pun Yakub sendiri yaitu seorang yang sangat menyenang-
kan, dan teguh dalam beragama, namun ia perlu dijauhkan
dari godaan. Bahkan Yakub sekalipun terancam bahaya akan
mengikuti contoh buruk dari saudaranya, dan terseret ke
dalam perangkap oleh sebab nya. Kita tidak boleh mengandal-
kan hikmat dan tekad secara berlebihan, sekalipun anak-anak
kita tampak paling menjanjikan dan memberi harapan. Seba-
liknya, harus ada perhatian yang diberikan untuk menjauhkan
mereka dari jalan bahaya.
PASAL 28
Di sini kita mendapati,
I. Yakub berpisah dengan orangtuanya, untuk pergi ke Padan-Aram.
Pesan yang diberikan ayahnya kepada dia (ay. 1-2), berkat yang
dengannya ia dilepas ayahnya (ay. 3-4), ketaatannya kepada pe-
rintah-perintah yang diberikan kepada dia (ay. 5-10), dan dampak
dari hal ini kepada Esau (ay. 6-9).
II. Yakub berjumpa dengan Tuhan , dan persekutuannya dengan Dia
di tengah jalan. Dan di sana terdapat,
1. Penglihatannya akan sebuah tangga (ay. 11-12).
2. Janji-janji yang penuh rahmat yang dibuat Tuhan kepadanya
(ay. 13-15).
3. Kesan yang ditinggalkan dari peristiwa ini terhadapnya (ay. 16-19).
4. Nazar yang dibuatnya kepada Tuhan , dalam kesempatan ini (ay.
20, dst.).
Yakub Dilepas dengan Sebuah Berkat
(28:1-5)
1 Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan
kepadanya, katanya: Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan. 2
Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan am-
billah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu. 3 Moga-
moga Tuhan Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak
cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi
sekumpulan bangsa-bangsa. 4 Moga-moga Ia memberi kepadamu berkat
yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga eng-
kau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberi-
kan Tuhan kepada Abraham. 5 Demikianlah Ishak melepas Yakub, lalu berang-
katlah Yakub ke Padan-Aram, kepada Laban anak Betuel, orang Aram itu, sau-
dara Ribka ibu Yakub dan Esau.
574
Belum lama Yakub memperoleh berkat itu, ia terpaksa melarikan diri
dari negerinya. Dan, seolah-olah belum cukup ia menjadi orang asing
dan pendatang di sana, ia harus pergi untuk hanya menjadi orang
asing dan pendatang, dan tidak lebih baik dari seorang buangan di
negeri lain. Sekarang Yakub melarikan diri ke tanah Aram (Hos.
12:13). Ia diberkati dengan gandum dan anggur yang sangat banyak,
namun ia pergi dengan miskin. Diberkati dengan kedudukan meme-
rintah, namun pergi untuk menjadi hamba, melayani dengan kerja
keras. Hal ini terjadi,
1. Mungkin untuk menegur dia atas tipu daya yang diperbuatnya
terhadap ayahnya. Berkat itu akan diteguhkan untuk dia, namun
ia akan menderita sebab jalan menyimpang yang diambilnya
untuk memperolehnya. Selama kewajiban-kewajiban kita bercam-
pur baur dengan dosa, kita harus sadar bahwa penghiburan-peng-
hiburan kita akan bercampur baur dengan masalah. Namun, bagai-
manapun juga,
2. Hal itu terjadi untuk mengajar kita bahwa orang-orang yang
mewarisi berkat harus bersiap-siap menghadapi penganiayaan.
Orang-orang yang memiliki damai sejahtera dalam Kristus akan
menderita penganiayaan dalam dunia (Yoh. 16:33). sebab sudah
diberi tahu tentang hal ini sebelumnya, janganlah kita mengang-
gapnya aneh, dan sebab sudah diyakinkan akan adanya imbalan
di akhirat, janganlah kita menganggapnya sukar. Kita juga dapat
mengamati bahwa pemeliharaan-pemeliharaan Tuhan sering kali
tampak bertentangan dengan janji-janji-Nya, dan menghalang-
halanginya. Namun, jika rahasia Tuhan sudah diungkapkan, kita
akan melihat bahwa semua itu untuk yang terbaik, dan bahwa
pemeliharaan-pemeliharaan yang dihalang-halangi itu hanyalah
membuat janji-janji dan penggenapannya menjadi lebih nyata dan
mengagumkan. Sekarang, Yakub di sini dilepas oleh ayahnya,
I. Dengan sebuah pesan yang khidmat: Ishak memberkati dia, serta
memesankan kepadanya (ay. 1-2). Perhatikanlah, orang-orang
yang mendapat berkat harus menjaga pesan yang ikut ditempel-
kan padanya, dan tidak boleh berniat memisahkan apa yang telah
dipersatukan oleh Tuhan . Pesannya seperti pesan dalam 2 Korintus
6:14, janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang
dengan orang-orang yang tak percaya. Dan semua orang yang
Kitab Kejadian 28:1-5
575
mewarisi janji-janji penghapusan dosa, dan karunia Roh Kudus,
harus menjaga pesan ini, yang mengikuti janji-janji itu, berilah
dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini (Kis. 2:38-40).
Orang-orang yang berhak mendapatkan kebaikan-kebaikan khu-
sus haruslah menjadi umat khusus. Jika Yakub yaitu ahli waris
perjanjian, ia tidak boleh mengambil isteri dari perempuan Kana-
an. Orang-orang yang beragama tidak boleh menikah dengan
orang-orang yang tidak beragama.
II. Dengan berkat yang khidmat (ay. 3-4). Sebelumnya Ishak mem-
berkati Yakub tanpa sadar. Sekarang ia memberkatinya dengan
niat, untuk lebih menghibur Yakub yang sekarang akan masuk ke
dalam keadaan yang menyedihkan itu. Berkat ini lebih jelas dan
penuh dibandingkan berkat sebelumnya. Ini merupakan penerusan
dari berkat untuk Abraham, berkat yang dicurahkan ke atas
kepala Abraham seperti halnya minyak urapan, yang dari sana
turun kepada keturunan pilihannya, sebagai leher jubahnya. Ini
yaitu berkat Injil, berkat hak-hak istimewa jemaat. Itulah berkat
Abraham, yang sampai kepada bangsa-bangsa lain oleh iman (Gal.
3:14). Ini yaitu berkat dari Tuhan Yang Mahakuasa, yang dengan
nama itu Tuhan telah menampakkan diri kepada bapa-bapa lelu-
hur (Kel. 6:2). Sungguh diberkati orang-orang yang diberkati oleh
Tuhan Yang Mahakuasa. Sebab Ia memerintahkan dan mengada-
kan berkat. Dengan dua janji besar Abraham diberkati, dan Ishak
di sini meneruskan kedua-duanya kepada Yakub.
1. Janji tentang ahli-ahli waris: semoga Tuhan Yang Mahakuasa
membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi
banyak (ay. 3).
(1) Melalui keturunan Yakub, akan muncul dari Abraham se-
buah bangsa yang banyak sekali penduduknya seperti bin-
tang-bintang di langit, dan pasir di laut. Mereka akan ber-
tambah lebih banyak dibandingkan bangsa-bangsa lainnya, se-
hingga mereka akan menjadi sekumpulan bangsa-bangsa,
menurut arti tambahannya. Dan tidak pernah bangsa yang
banyak penduduknya seperti itu begitu sering dikumpul-
kan ke dalam satu kumpulan seperti suku-suku Israel di
padang gurun dan sesudahnya.
576
(2) Melalui keturunan Yakub, akan muncul dari Abraham se-
sosok pribadi yang di dalam Dia semua kaum di bumi men-
dapat berkat, dan yang kepada-Nya bangsa-bangsa akan
berkumpul. Yakub sungguh-sungguh mempunyai banyak
bangsa di dalam dirinya, sebab segala sesuatu baik yang di
sorga maupun yang di bumi dipersatukan di dalam Kristus
(Ef. 1:10), dan semuanya berpusat di dalam Dia. Biji gan-
dum itu, yang jatuh ke dalam tanah, kini menghasilkan
banyak buah (Yoh. 12:24).
2. Janji tentang warisan bagi ahli-ahli waris itu: Sehingga engkau
memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing (ay. 4).
Dengan cara ini Kanaan diteruskan kepada keturunan Yakub,
tanpa keturunan Esau. Ishak sekarang melepas Yakub pergi
ke sebuah negeri yang jauh, untuk berdiam di sana sementara
waktu. Dan, supaya ini tidak terlihat seperti pencabutan hak
warisan itu dari Yakub, di sini Ishak menegaskan tempat ke-
diaman Yakub di sana, agar ia diyakinkan bahwa hanya
sebab ia tidak lagi memiliki Kanaan untuk sementara waktu,
itu tidak berarti haknya atas tanah itu dicabut. Cermatilah, di
sini ia diberi tahu bahwa ia akan mewarisi tanah yang di da-
lamnya ia tinggal sebagai orang asing. Mereka yang sekarang
menjadi orang asing akan menjadi ahli waris untuk selama-
lamanya: dan, bahkan sekarang, orang-orang yang paling ba-
nyak mewarisi bumi (meskipun mereka tidak mewarisi bagian
yang paling banyak darinya) yaitu orang-orang yang paling
merasa asing di dalamnya. Orang yang paling banyak menik-
mati perkara-perkara hidup ini yaitu mereka yang hidup
tanpa merasa terikat padanya. Janji ini memandang setinggi
sorga, yang diperlambangkan oleh Kanaan. Inilah negeri yang
lebih baik itu, yang dituju oleh Yakub dan bapa-bapa leluhur
lain, saat ia mengakui bahwa ia yaitu orang asing dan
pendatang di bumi (Ibr. 11:13).
Yakub, sesudah meminta izin dari ayahnya, bergegas pergi
secepatnya, jangan sampai kakaknya mendapat kesempatan
untuk berbuat jahat kepadanya. Maka pergilah ia ke Padan-
Aram (ay. 5). Betapa tidak serupa cara dia mendapatkan istri
dari sana dengan cara ayahnya! Ishak menyuruh hamba-ham-
ba dan unta-unta untuk menjemput istrinya, sedangkan Ya-
kub harus pergi sendiri, pergi sendirian, dan berjalan kaki,
Kitab Kejadian 28:6-9
577
untuk menjemput istrinya. Ia juga harus pergi dari rumah
ayahnya dalam ketakutan, tanpa mengetahui kapan ia akan
kembali. Perhatikanlah, jika Tuhan , dalam pemeliharaan-Nya,
melemahkan kita, kita harus menerimanya dengan puas,
sekalipun kita tidak bisa mempertahankan semarak dan ke-
megahan nenek moyang kita. Kita harus lebih peduli memper-
tahankan kesalehan mereka dibandingkan mempertahankan mar-
tabat mereka, dan berlaku baik seperti mereka dibandingkan men-
jadi besar seperti mereka. Ribka di sini disebut ibu Yakub dan
Esau. Yakub disebut terlebih dahulu, bukan hanya sebab ia
selalu menjadi anak kesayangan ibunya, melainkan juga sebab
ia sekarang menjadi ahli waris ayahnya, dan Esau, dalam hal
ini, disingkirkan. Perhatikanlah, akan datang waktunya saat
kesalehan akan diutamakan, apa pun keadaannya sekarang.
Larangan Mengambil Istri Perempuan Kanaan
(28:6-9)
6 saat Esau melihat, bahwa Ishak telah memberkati Yakub dan melepasnya
ke Padan-Aram untuk mengambil isteri dari situ pada waktu ia member-
katinya ia telah memesankan kepada Yakub: Janganlah ambil isteri dari
antara perempuan Kanaan 7 dan bahwa Yakub mendengarkan perkataan
ayah dan ibunya, dan pergi ke Padan-Aram, 8 maka Esau pun menyadari,
bahwa perempuan Kanaan itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya. 9 Sebab itu
ia pergi kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping
kedua isterinya yang telah ada. Mahalat yaitu anak Ismael anak Abraham,
adik Nebayot.
Bacaan tentang Esau ini muncul di tengah-tengah cerita mengenai
Yakub,
1. Untuk menunjukkan pengaruh dari sebuah teladan yang baik.
Esau, meskipun seorang yang lebih besar, sekarang mulai
berpikir bahwa Yakub yaitu seorang yang lebih baik, dan tidak
segan melihatnya sebagai teladan dalam masalah khusus tentang
pernikahan dengan seorang putri dari Abraham ini. Anak-anak
yang lebih tua harus memberi kepada anak-anak yang lebih
muda teladan dalam ketaatan dan kepatuhan. Sungguh buruk
jika mereka tidak melakukannya. Namun juga, agak melegakan
jika mereka mencontoh teladan dari yang lebih muda, seperti
Esau di sini mencontohnya dari Yakub. Atau,
2. Untuk menunjukkan kebodohan dari kesadaran yang sudah ter-
lambat. Esau berbuat baik, namun ia melakukannya saat sudah
578
terlambat. Ia pun menyadari, bahwa perempuan Kanaan itu tidak
disukai oleh ayahnya, dan ia bisa saja menyadarinya sejak dari
dulu seandainya ia menanyakan pendapat ayahnya sama banyak-
nya seperti ia berusaha menyenangkan langit-langit mulutnya.
Dan bagaimanakah ia berusaha memperbaiki masalah ini seka-
rang? Ah, sayang sekali, yang dilakukannya justru membuat yang
buruk bertambah lebih buruk.
(1) Ia menikahi putri Ismael, anak dari hamba perempuan itu,
yang diusir, dan tidak akan menjadi ahli waris bersama Ishak
dan keturunannya. Dan dengan demikian, ia menggabungkan
dirinya dengan kaum yang sudah ditolak Tuhan , dan berusaha
menguatkan kepura-puraannya sendiri dengan bantuan kepura-
puraan yang lain.
(2) Ia mengambil istri ketiga, sementara, dari semua yang terlihat,
dua istrinya yang lain belum meninggal ataupun diceraikan.
(3) Ia melakukannya hanya untuk menyenangkan ayahnya, bu-
kan untuk menyenangkan Tuhan . sebab sekarang Yakub disu-
ruh pergi ke sebuah negeri yang jauh, Esau akan sering-sering
tinggal di rumah, dan ia berharap untuk menghibur ayahnya
sedemikian rupa sehingga berhasil membujuk dia untuk mem-
buat wasiat baru, dan meneruskan janji itu kepadanya, de-
ngan mencabut pengaturan yang baru dibuat untuk Yakub.
Dan dengan demikian,
[1] Ia bijak saat semuanya sudah terlambat, seperti Israel
yang ingin maju berperang sementara titah Tuhan sudah
melawan mereka (Bil. 14:40), dan seperti gadis-gadis yang
bodoh (Mat. 25:11).
[2] Ia mengandalkan pembaruan diri yang setengah-setengah,
dan berpikir, bahwa dengan menyenangkan orangtuanya
dalam satu hal, ia bisa menebus semua kegagalannya yang
lain. Tidak disebutkan bahwa sesudah ia menyadari betapa
patuhnya Yakub, dan betapa inginnya Yakub menyenang-
kan orangtuanya, ia bertobat dari rancangannya yang pe-
nuh kebencian terhadap Yakub. Tidak, tampak sesudah itu
bahwa ia bersikeras untuk menjalankannya, dan memper-
tahankan kebenciannya. Perhatikanlah, hati yang bersifat
kedagingan cenderung menganggap diri sendiri sudah baik
sebaik yang seharusnya, sebab mungkin, dalam satu hal
Kitab Kejadian 28:10-15
579
tertentu, mereka tidak berperilaku buruk seburuk kelakuan
mereka selama ini. Demikian pulalah Mikha mempertahan-
kan berhala-berhalanya, namun menganggap dirinya berbaha-
gia sebab ada seorang Lewi menjadi imamnya (Hak. 17:13).
Penglihatan Yakub di Betel
(28:10-15)
10 Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 11 Ia sampai di
suatu tempat, dan bermalam di situ, sebab matahari telah terbenam. Ia
mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai
alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 12 Maka bermimpilah
ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan
tampaklah malaikat-malaikat Tuhan turun naik di tangga itu. 13 Berdirilah
TUHAN di sampingnya dan berfirman: Akulah TUHAN, Tuhan Abraham, ne-
nekmu, dan Tuhan Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan
kepadamu dan kepada keturunanmu. 14 Keturunanmu akan menjadi seperti
debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur,
barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di
muka bumi akan mendapat berkat. 15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau
dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan
membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan
engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.
Di sini kita mendapati Yakub sedang dalam perjalanan menuju Aram,
dalam keadaan yang sangat menyedihkan, seperti seorang yang
dilepas pergi untuk mencari peruntungannya. namun kita mendapati
bahwa, meskipun ia sendiri, ia tidak sendirian, sebab Bapa menyertai
dia (Yoh. 16:32). Jika apa yang dicatat di sini terjadi (seperti yang
tampaknya demikian) pada malam pertama, maka ia sudah menem-
puh perjalanan seharian dari Bersyeba ke Betel, sejauh lebih dari 64
km. Tuhan Sang Pemelihara membawanya ke sebuah tempat yang
nyaman, yang mungkin ditudungi oleh pepohonan, untuk beistirahat
pada malam itu. Dan di sana ia mendapatkan,
I. Tempat menginap yang sangat keras (ay. 11), sebuah batu sebagai
alas kepala, dan langit sebagai atap dan tirainya. Sesuai dengan
kebiasaan pada waktu itu, mungkin ini tidak begitu buruk seperti
yang tampak sekarang bagi kita. namun kita harus pikir juga
bahwa,
1. Ia berbaring dengan sangat kedinginan, tanah yang dingin seba-
gai tempat tidurnya, dan, bisa lebih buruk lagi, dengan sebuah
batu dingin sebagai bantal kepalanya, dan di udara yang dingin.
580
2. Hatinya sangat gelisah. Jika tulang-tulangnya terasa nyeri
sebab sudah menempuh perjalanan seharian, maka istirahat
malam harinya hanya akan membuatnya terasa lebih nyeri.
3. Ia sangat rentan terhadap bahaya. Ia lupa bahwa ia melarikan
diri untuk menyelamatkan nyawanya. Ia lupa bahwa kakak-
nya, dalam kegeramannya, bisa mengejar dia atau mengirim
seorang pembunuh untuk memburunya. Di sini ia terbaring
menunggu menjadi korban, tanpa tempat berteduh dan berlin-
dung. Kita tidak bisa katakan bahwa oleh sebab dia miskin
maka ia mendapat tempat berteduh yang begitu buruk, namun ,
(1) Itu terjadi sebab kepolosan dan kesederhanaan orang-orang
pada masa itu, di mana mereka tidak begitu memperhatikan
keadaan diri mereka, dan tidak begitu mengutamakan ke-
nyamanan mereka, seperti pada zaman akhir ini di mana
orang-orang lebih memperhatikan kenyamanan dan keme-
wahan.
(2) Yakub secara khusus sudah terbiasa dengan berbagai ke-
susahan, sebagai orang tenang yang suka tinggal di kemah.
Dan, sebab sekarang ia bermaksud menjalankan pelayan-
an, ia lebih rela lagi untuk membiasakan dirinya dengan
kesusahan-kesusahan itu. Dan, seperti yang memang ter-
jadi kemudian, semuanya berjalan dengan baik (31:40).
(3) Hatinya terasa terhibur di dalam berkat ilahi, dan ia yakin
akan perlindungan ilahi. Semua ini membuatnya tenang,
sekalipun ia terbaring rentan terancam bahaya seperti itu.
sebab yakin bahwa Tuhan nya membuat dia berdiam dengan
aman, ia bisa berbaring dan tidur di atas sebuah batu.
II. Di tempat penginapannya yang keras, ia bermimpi indah. Semua
orang Israel sejati akan rela tidur di atas alas kepala Yakub, asal-
kan ia bisa bermimpi indah seperti Yakub. Di saat dan di tempat
itu, ia mendengar firman Tuhan , dan melihat penglihatan dari Yang
Mahakuasa. Itu yaitu tidur malam terbaik yang pernah dialami-
nya sepanjang hidup. Perhatikanlah, waktu Tuhan untuk melawat
umat-Nya dengan penghiburan-penghiburan-Nya yaitu saat
mereka sudah teramat kehilangan penghiburan-penghiburan lain,
dan penghibur-penghibur lain. jika penderitaan-penderitaan di
jalan kewajiban (seperti penderitaan-penderitaan ini) datang dengan
Kitab Kejadian 28:10-15
581
berlimpah, maka pada saat itulah penghiburan-penghiburan akan
datang dengan lebih berlimpah lagi. Sekarang, cermatilah di sini,
1. Penglihatan yang membesarkan hati yang dilihatnya (ay. 12).
Ia melihat sebuah tangga yang terentang dari bumi ke sorga,
dengan malaikat-malaikat naik turun di tangga itu, dan Tuhan
sendiri berada di ujungnya. Nah, ini melambangkan dua hal
yang sangat menghibur bagi orang-orang baik di sepanjang
waktu, dan dalam segala keadaan:
(1) Pemeliharaan Tuhan . Oleh pemeliharaan ini terjadi hubung-
an yang selalu terjaga antara sorga dan bumi. Ran-
cangan-rancangan sorga dilaksanakan di bumi, dan semua
perbuatan serta perkara di bumi ini diketahui di sorga dan
dihakimi di sana. Tuhan Sang Pemelihara melakukan peker-
jaan-Nya secara bertahap, dan selangkah demi selangkah.
Para malaikat yaitu roh-roh yang melayani, yang mela-
yani semua tujuan dan rancangan Tuhan Sang Pemelihara,
dan hikmat Tuhan berada di ujung tangga itu, dengan meng-
arahkan semua pergerakan dari penyebab-penyebab kedua
bagi kemuliaan Penyebab pertama. Para malaikat yaitu
roh-roh yang giat, yang selalu naik turun. Mereka
tidak beristirahat, siang atau malam, dari melayani, sesuai
dengan tugas yang sudah ditetapkan untuk mereka. Mere-
ka naik, untuk memberi laporan atas apa yang sudah
mereka perbuat, dan untuk menerima perintah-perintah.
Lalu kemudian turun, untuk melaksanakan perintah-perin-
tah yang sudah mereka terima. Demikian jugalah kita
harus selalu banyak-banyak melakukan pekerjaan Tuhan,
agar kita bisa melakukannya seperti malaikat-malaikat me-
lakukannya (Mzm. 103:20-21). Penglihatan ini memberi
penghiburan yang sangat tepat pada waktunya kepada
Yakub, dengan memberi tahu dia bahwa ia mempunyai pe-
mandu dan penjaga yang baik, pada waktu ia keluar dan
masuk. Penghiburan bahwa, meskipun ia terpaksa me-
ngembara dari rumah ayahnya, namun ia tetap diperhati-
kan oleh Sang Pemelihara yang baik, dan dilindungi oleh
malaikat-malaikat kudus. Hal ini sudah cukup menghibur,
dan sebab itu seharusnya kita tidak menerima gagasan
dari sebagian orang, bahwa malaikat-malaikat pelindung
582
Kanaan naik sesudah mengawal Yakub pergi dari negeri me-
reka, dan malaikat-malaikat Aram turun untuk membawa-
nya ke dalam penjagaan mereka. Sekarang Yakub merupa-
kan pelambang dan perwakilan dari seluruh jemaat, yang
penjagaan terhadapnya diserahkan kepada para malaikat.
(2) Kepengantaraan Kristus. Dialah tangga ini, kaki tangga di
bumi dalam sifat manusia-Nya, dan ujung tangga di sorga
dalam sifat ilahi-Nya. Atau, di bumi dalam perendahan diri-
Nya, dan di sorga dalam kemuliaan-Nya. Semua hubungan
antara sorga dan bumi, sejak kejatuhan manusia, dilang-
sungkan melalui tangga ini. Kristus yaitu jalan. Semua
kebaikan Tuhan datang kepada kita dan semua pelayanan
kita sampai kepada-Nya melalui Kristus. Bila Tuhan berdiam
bersama kita, dan kita bersama Dia, itu terjadi melalui
Kristus. Kita tidak mempunyai jalan lain untuk masuk
sorga, selain melalui tangga ini. Jika kita memanjat melalui
jalan lain, maka kita yaitu pencuri dan perampok. Pada
penglihatan inilah Juruselamat kita merujuk saat Ia ber-
bicara tentang malaikat-malaikat Tuhan yang turun naik
kepada Anak Manusia (Yoh. 1:51). Sebab pekerjaan-peker-
jaan baik yang dilakukan oleh para malaikat kepada kita,
dan keuntungan-keuntungan yang kita terima melalui pe-
layanan mereka, semuanya terjadi berkat Kristus, yang
telah memperdamaikan segala sesuatu baik yang ada di
bumi maupun yang ada di sorga (Kol. 1:20), dan memper-
satukan semuanya itu di dalam diri-Nya sendiri (Ef. 1:10).
2. Kata-kata yang membesarkan hati yang didengar Yakub. Tuhan
sekarang membawanya ke padang gurun, dan berbicara ke-
pada dia dengan kata-kata penghiburan, berbicara dari ujung
tangga. Sebab semua kabar gembira yang kita terima dari
sorga datang melalui Yesus Kristus.
(1) Janji-janji yang sebelumnya dibuat kepada ayahnya di-
ulangi dan disahkan kepadanya (ay. 13-14). Secara umum,
Tuhan menunjukkan kepada dia bahwa Ia akan menjadi
Tuhan yang sama bagi dia seperti yang sudah-sudah bagi
Abraham dan Ishak. Mereka yang mengikuti jejak-jejak
langkah orangtua mereka ya