aat itu Ia tidak pernah mempunyai se-
buah rumah yang dibangun bagi-Nya (ay. 6), sebuah Kemah
Suci sudah cukup sejauh ini, dan bisa dipakai selama bebe-
rapa waktu lagi. Allah tidak memandang kemegahan lahiriah
dalam ibadah kepada-Nya. Ia hadir secara pasti bersama de-
ngan umat-Nya saat tabut itu berada di dalam sebuah tenda,
Kitab 2 Samuel 7:4-17
671
sama seperti saat tabut itu berada di dalam bait suci. Daud
merasa resah sebab tabut itu berada di dalam tenda yaitu
suatu tempat tinggal yang hina dan tidak menetap, namun Allah
tidak pernah mengeluhkannya sebagai suatu keresahan bagi-
Nya. Ia tidak tinggal, namun berjalan, namun tidak menjadi
lelah ataupun lesu. Kristus, seperti tabut Allah, saat berada
di sini di atas bumi, berjalan di dalam sebuah tenda atau
kemah, sebab Ia berjalan berkeliling sambil berbuat baik, dan
tidak tinggal di dalam rumah-Nya sendiri, sampai Ia naik ke
tempat tinggi, ke istana-istana di atas sana, di dalam rumah
Bapa-Nya, dan di sana Ia duduk. Jemaat, seperti tabut Allah,
di dalam dunia ini terus berjalan, sambil tinggal di dalam
tenda, sebab pada saat ini ia hidup menggembala dan juga
berperang. Kotanya yang tetap ada di masa yang akan datang.
Daud, dalam mazmur-mazmurnya, sering menyebut Kemah
Suci sebagai bait Allah (Mzm. 5:8; 27:4; 29:9; 65:5; 138:2),
sebab Kemah Suci memenuhi tujuan dari bait Allah, kendati
hanya terbuat dari tenda-tenda. Orang-orang yang bijak dan
baik tidak menilai tinggi penampilan, selama mereka menda-
patkan hakikatnya. Daud mungkin beribadah dengan lebih
sungguh-sungguh, dan bersekutu dengan lebih indah dengan
Allah, di dalam sebuah tenda, daripada para penerusnya di
dalam rumah dari kayu aras.
2. Bahwa Allah tidak pernah memberikan suatu perintah atau
petunjuk, atau isyarat sedikit pun, kepada salah seorang
pemegang tongkat kerajaan Israel, yaitu kepada para hakim
(1Taw. 17:6), tentang membangun bait suci (ay. 7), sebab para
penguasa disebut tongkat kerajaan (Yeh. 19:14), dan sang
Penguasa agung juga disebut demikian (Bil. 24:17). Hanya
ibadah yang sudah ditetapkanlah yang dapat diterima. Oleh
sebab itu, mengapakah Daud merancang apa yang tidak
pernah ditetapkan oleh Allah? Hendaklah dia menunggu suatu
perintah, maka barulah dia boleh melakukannya. Lebih baik
sebuah tenda yang ditetapkan Allah daripada sebuah bait
ciptaannya sendiri.
II. Daud diingatkan akan perkara-perkara besar yang telah dilaku-
kan Allah baginya, untuk membiarkan dia tahu bahwa dirinya
yaitu kesayangan sorga, meskipun dia tidak mendapat perke-
672
nanan untuk melakukan pekerjaan ini, sama seperti Allah juga
tidak berutang kepadanya sebab niat-niat baiknya ini. namun ,
apa pun yang dilakukannya bagi kehormatan Allah, Allah telah
menyertainya sebelumnya (ay. 8-9).
1. Allah telah mengangkat Daud dari keadaan yang sangat hina
dan rendah: Dialah yang mengambil Daud dari padang. Sung-
guh baik bagi orang-orang yang telah sampai kepada keduduk-
an tinggi untuk sering diingatkan akan asal-usul mereka yang
hina, supaya mereka selalu rendah hati dan bersyukur.
2. Allah telah memberinya keberhasilan dan kemenangan atas
musuh-musuhnya (ay. 9): “Aku telah menyertai engkau di
segala tempat yang kaujalani, untuk melindungi engkau dari
kejaran, dan untuk membuatmu berhasil saat mengejar. Aku
telah melenyapkan segala musuhmu, yang berdiri menghalangi
kemajuan dan kemapananmu.”
3. Allah telah memahkotainya tidak hanya dengan kuasa dan
pemerintahan di Israel, namun juga dengan kehormatan dan
nama baik di antara bangsa-bangsa sekitarnya: Aku membuat
besar namamu. Ia telah menjadi termasyhur sebab keberani-
annya, kepemimpinannya, dan pencapaian-pencapaiannya
yang besar, dan ia banyak dibicarakan melebihi tokoh-tokoh
besar siapa pun pada zamannya. Bagi orang-orang yang mem-
punyai nama besar, besar pula alasan mereka untuk bersyu-
kur atas hal itu dan untuk memanfaatkannya demi tujuan-
tujuan yang baik. namun bagi mereka yang tidak memiliki
nama besar, tidak ada alasan bagi mereka untuk berhasrat
mendapatkannya. Nama yang baik lebih diinginkan. Orang
dapat melewati kehidupan di dunia ini tanpa dikenal siapa-
siapa, namun ia melewatinya dengan penuh penghiburan.
III. Suatu tempat kediaman yang membahagiakan dijanjikan kepada
Israel kepunyaan Allah (ay. 10-11). Janji ini diselipkan sebagai
tambahan sebelum janji-janji yang dibuat kepada Daud sendiri,
untuk membuatnya mengerti bahwa apa yang bermaksud dilaku-
kan Allah untuknya yaitu demi umat Israel, supaya mereka dapat
hidup bahagia di bawah pemerintahannya, dan untuk memberinya
kepuasan melihat damai sejahtera atas Israel, saat dijanjikan
kepadanya bahwa dia akan melihat anak-anak dari anak-anak-
nya! (Mzm. 128:6). Seorang raja yang baik tidak dapat mengang-
Kitab 2 Samuel 7:4-17
673
gap dirinya bahagia kecuali kerajaannya juga bahagia. Janji-janji
yang disebutkan selanjutnya berhubungan dengan keluarga dan
keturunannya. Oleh sebab itu janji-janji ini, yang berbicara ten-
tang menetapnya Israel, dibuat untuk kebahagiaan pemerintahan-
nya sendiri. Ada dua hal yang dijanjikan:
1. Tempat kediaman yang tenang: Aku menentukan tempat bagi
umat-Ku Israel. Tempat itu telah ditentukan lama sebelumnya,
namun mereka kecewa, namun sekarang ketentuan ini
harus digenapi. Kanaan harus menjadi milik mereka secara
jelas tanpa pengusiran atau gangguan apa pun.
2. Dinikmatinya tempat kediaman itu dengan tenang: Orang-orang
lalim, maksudnya terutama orang-orang Filistin, yang telah
lama menjadi tulah bagi mereka, tidak akan lagi menindas mere-
ka seperti dahulu. Sebaliknya, seperti pada saat Aku mengang-
kat hakim-hakim atas umat-Ku Israel, demikian pula Aku
mengaruniakan keamanan kepadamu dari semua musuhmu
(demikian ayat 11 bisa dibaca). Yaitu, “Aku akan melanjutkan
dan menuntaskan keamanan itu. Tanah itu akan aman dari
perang, seperti yang terjadi di bawah pemerintahan hakim-
hakim.”
IV. Berkat-berkat diteruskan kepada keluarga dan keturunan Daud.
Daud telah berencana untuk membangun sebuah rumah bagi
Allah, dan, sebagai balasannya, Allah menjanjikan untuk mem-
berikan keturunan kepadanya (ay. 11, KJV: membangunkan sebuah
rumah baginya). Apa pun yang kita perbuat bagi Allah, atau yang
dengan tulus bermaksud kita lakukan meskipun Penyelenggaraan
ilahi mencegah kita melakukannya, kita tidak akan kehilangan
upah kita dari pada kita. Allah telah berjanji untuk membuat
besar namanya (ay. 9). Di sini Ia berjanji untuk memberikan kepa-
danya keturunan, yang akan mempertahankan nama itu. Akan
menjadi kepuasan yang besar bagi Daud, sewaktu ia hidup, untuk
mendapat jaminan yang pasti dari janji ilahi bahwa keluarganya
akan hidup sejahtera sesudah dia mati. Di samping kebahagiaan
jiwa kita, dan jemaat Allah, kita harus merindukan kebahagiaan
keturunan kita, sehingga orang-orang yang merupakan keturunan
kita dapat memuji Allah di bumi saat kita sedang memuji-Nya di
sorga.
674
1. Sebagian dari janji-janji ini berhubungan dengan Salomo, yang
langsung menjadi penerusnya, dan dengan garis keturunan
kerajaan Yehuda.
(1) Bahwa Allah akan mengangkatnya ke atas takhta. Perkata-
an ini, jika umurmu sudah genap dan engkau telah men-
dapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu,
menyiratkan bahwa Daud sendiri akan turun ke liang ku-
bur dengan damai. Dan kemudian Aku akan membangkit-
kan keturunanmu. Perkenanan ini jauh lebih besar, sebab
melebihi apa yang telah dilakukan Allah bagi Musa, atau
Yosua, atau salah seorang hakim mana pun yang dipang-
gil-Nya untuk menggembalakan umat-Nya. Pemerintahan
Daud yaitu perkenanan pertama yang diteruskan kepada
keturunan. Sebab janji yang dibuat kepada Kristus tentang
kerajaan haruslah sampai kepada keturunan rohani-Nya.
Dan jika kita yaitu anak, maka kita juga yaitu ahli
waris.
(2) Bahwa Allah akan mendudukkannya di atas takhta keraja-
an: Aku akan mengokohkan kerajaannya (ay. 12), takhta
kerajaannya (ay. 13). Haknya atas takhta kerajaan itu akan
menjadi jelas dan tak terbantahkan, pengaruhnya akan
diteguhkan, dan pemerintahannya akan kuat.
(3) Bahwa Allah akan memakainya dalam pekerjaan baik itu,
yaitu membangun bait suci, sementara Daud harus puas
hanya dengan merancangnya saja: Dialah yang akan men-
dirikan rumah bagi nama-Ku (ay. 13). Pekerjaan itu akan di-
lakukan, walaupun bukan Daud yang akan melakukannya.
(4) Bahwa Allah akan memasukkannya ke dalam perjanjian
dengan mengangkatnya sebagai anak (ay. 14-15): Aku akan
menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Tidak ada
lagi yang kita perlukan untuk membuat kita dan keluarga
kita bahagia selain memiliki Allah sebagai Bapa kita dan
Bapa mereka. Dan semua orang yang memiliki Allah seba-
gai Bapa, mereka oleh anugerah-Nya dijadikan-Nya sebagai
anak-anak-Nya, dengan memberi mereka pembawaan se-
orang anak. Jika Allah menjadi seorang Bapa yang peduli,
lembut, dan pemurah bagi kita, maka kita harus menjadi
anak-anak yang patuh, penurut, dan berbakti kepada-Nya.
Kitab 2 Samuel 7:4-17
675
Janji yang diberikan di sini berbicara seperti kepada anak-
anak.
[1] Bahwa Bapanya akan menghajar dia kalau perlu. Sebab
di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayah-
nya? Penderitaan yaitu bagian dari perjanjian, dan
tidak hanya sesuai dengan kasih Allah sebagai Bapa,
namun juga mengalir dari kasih itu. “jika ia melaku-
kan kesalahan, sebagaimana terbukti demikian (1Raj.
11:1), maka Aku akan menghukum dia untuk membuat-
nya bertobat, namun hukuman itu akan dijalankan de-
ngan rotan yang dipakai orang, rotan yang biasa diguna-
kan orang. Aku tidak akan beperkara dengannya de-
ngan kemahakuasaan Allah” (Ayb. 23:6). Atau lebih
tepatnya, dengan rotan yang pukulannya bisa ditang-
gung orang. “Aku akan mempertimbangkan keadaan
raganya, dan menghajar dia dengan segala kelembutan
dan kasih sayang kalau perlu, dan tidak lebih dari yang
diperlukan. Hukuman itu akan dijalankan dengan pukul-
an, sentuhan (demikian dalam bahasa aslinya) yang di-
berikan anak-anak manusia. Bukan hantaman, atau
luka, melainkan sentuhan yang lembut.”
[2] Bahwa sekalipun demikian Allah tidak akan mencabut
hak warisnya (ay. 15): Kasih setia-Ku, yang yaitu wa-
risan untuk anak-anak, tidak akan hilang dari pada-
nya. Pemberontakan sepuluh suku dari keluarga Daud
merupakan hajaran atas kesalahan mereka, namun kese-
tiaan dari dua suku lainnya terhadap keluarga ini ,
yang mampu menopang martabat kerajaan, melanggeng-
kan kasih setia Allah kepada keturunan Daud, sesuai
dengan janji ini. Meskipun menjadi berkurang, keluarga
itu tidaklah terputus, seperti keluarga Saul. Tidak per-
nah ada keluarga lain yang menguasai tongkat kerajaan
Yehuda selain keluarga Daud. Inilah yang dirayakan
oleh perjanjian rajawi itu (Mzm. 89:4, dst.), sebagai per-
lambang dari kovenan penebusan dan anugerah.
2. Sebagian yang lain dari janji-janji itu berhubungan dengan
Kristus, yang sering disebut sebagai Daud dan Anak Daud,
Anak Daud yang kepada-Nya janji-janji Allah ini ditujukan dan
676
yang di dalam-Nya janji-janji itu digenapi secara penuh. Ia ber-
asal dari keturunan Daud (Kis. 13:23). Kepada-Nya Allah me-
ngaruniakan takhta Daud, bapa leluhur-Nya (Luk. 1:32), segala
kuasa di sorga dan di bumi, dan wewenang untuk melaksana-
kan penghakiman. Dialah yang akan membangun bait Injili,
sebuah rumah bagi nama Allah (Za. 6:12-13). Janji itu, Aku
akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku, secara
tegas diterapkan kepada Kristus oleh sang rasul (Ibr. 1:5). Te-
tapi dikokohkannya keluarga-Nya, takhta-Nya, dan kerajaan-
Nya untuk selama-lamanya (ay. 13, dan lagi, dan untuk ketiga
kalinya, ay. 16, untuk selama-lamanya), tidak dapat diterap-
kan kepada yang lain selain Kristus dan kerajaan-Nya. Keluar-
ga Daud dan kerajaannya telah lama berakhir. Hanya kerajaan
Mesiaslah yang kekal, dan besar kekuasaan-Nya dan damai
sejahtera tidak akan berkesudahan. Kesalahan yang dikatakan
akan dilakukan memang tidak dapat diterapkan kepada Me-
sias sendiri, namun itu dapat berlaku dengan cara yang sangat
menghibur, bagi keturunan rohani-Nya. Orang-orang percaya
yang sejati mempunyai kelemahan, dan sebab itu mereka
harus bersiap untuk diperbaiki, namun mereka tidak akan
dibuang. Setiap pelanggaran yang diperbuat di dalam kovenan
tidak akan melempar kita keluar dari kovenan ini . Nah,
(1) Pesan ini disampaikan oleh Natan kepada Daud sebagaimana
adanya (ay. 17). Meskipun, dalam melarang Daud untuk
membangun rumah Tuhan, Natan menentang perkataannya
sendiri, namun dia tidak lamban melakukannya saat dia
sudah mendapat pemberitahuan yang lebih baik mengenai
pikiran Allah.
(2) Janji-janji ini digenapi Allah dengan setia bagi Daud dan
keturunannya pada waktu yang semestinya. Meskipun Daud
gagal mewujudkan rencananya untuk membangun sebuah
rumah bagi Allah, namun Allah tidak gagal dalam menepati
janji-Nya untuk membangunkan sebuah rumah bagi Daud.
Seperti itulah sifat dari perjanjian yang kepadanya kita ter-
ikat. Sekalipun ada banyak kegagalan dalam tindakan-tin-
dakan kita, tidak ada kegagalan dalam tindakan-tindakan
Allah.
Kitab 2 Samuel 7:18-29
677
Doa Daud untuk Meminta Berkat Allah
(7:18-29)
18 Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan
TUHAN sambil berkata: “Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah
keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? 19 Dan
hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan ALLAH; sebab itu Engkau telah
berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh
dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang,
ya Tuhan ALLAH. 20 Apakah yang dapat dikatakan Daud kepada-Mu lebih
lagi dari pada itu. Bukankah Engkau yang mengenal hamba-Mu ini, ya
Tuhan ALLAH? 21 Oleh sebab firman-Mu dan menurut hati-Mu Engkau telah
melakukan segala perkara yang besar ini dengan memberitahukannya
kepada hamba-Mu ini. 22 Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab
tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau
menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami. 23 Dan bangsa
manakah di bumi seperti umat-Mu Israel, yang Allahnya pergi membebas-
kannya menjadi umat-Nya, untuk mendapat nama bagi-Nya dengan melaku-
kan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat bagi mereka, dan dengan
menghalau bangsa-bangsa dan para allah mereka dari depan umat-Nya?
24 Engkau telah mengokohkan bagi-Mu umat-Mu Israel menjadi umat-Mu
untuk selama-lamanya, dan Engkau, ya TUHAN, menjadi Allah mereka.
25 Dan sekarang, ya TUHAN Allah, tepatilah untuk selama-lamanya janji yang
Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan laku-
kanlah seperti yang Kaujanjikan itu. 26 Maka nama-Mu akan menjadi besar
untuk selama-lamanya, sehingga orang berkata: TUHAN semesta alam ialah
Allah atas Israel; maka keluarga hamba-Mu Daud akan tetap kokoh di
hadapan-Mu. 27 Sebab Engkau, TUHAN semesta alam, Allah Israel, telah
menyatakan kepada hamba-Mu ini, demikian: Aku akan membangun ketu-
runan bagimu. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri un-
tuk memanjatkan doa ini kepada-Mu. 28 Oleh sebab itu, ya Tuhan ALLAH,
Engkaulah Allah dan segala firman-Mulah kebenaran; Engkau telah men-
janjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu. 29 Kiranya Engkau seka-
rang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di
hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan ALLAH, Engkau sen-
dirilah yang berfirman dan oleh sebab berkat-Mu keluarga hamba-Mu ini
diberkati untuk selama-lamanya.”
Dalam perikop ini kita mendapati permohonan Daud yang khidmat
kepada Allah, sebagai tanggapan atas pesan yang penuh rahmat yang
telah dikirimkan Allah kepadanya. Kita tidak diberi tahu apa yang
dikatakan Daud kepada Natan. Tidak diragukan lagi dia menyambut
Natan dengan sangat ramah dan penuh hormat sebagai utusan Allah.
namun tanggapannya kepada Allah disampaikannya sendiri, dan tidak
dikirimkan melalui Natan. saat hamba-hamba Tuhan menyampai-
kan pesan Allah kepada kita, maka hati kita harus membalasnya,
bukan kepada mereka, melainkan kepada Allah. Allah memahami
bahasa hati, dan kepada-Nya kita bisa datang dengan berani. Begitu
Daud menerima pesan, selagi kesan-kesan tentangnya masih segar,
dia segera menarik diri untuk memberikan balasan. Amatilah,
678
I. Tempat yang ke dalamnya dia menarik diri: Ia masuk ke dalam di
hadapan TUHAN, yaitu, ke dalam tenda tempat tabut Allah ber-
ada, yang merupakan tanda kehadiran Allah. Di hadapan tabut
itulah dia menunjukkan diri. Kehendak Allah sekarang ini yaitu
supaya manusia berdoa di mana saja. Akan namun , di mana pun
kita berdoa, kita harus menempatkan diri seperti di hadapan
Tuhan dan harus menempatkan Tuhan di hadapan kita.
II. Sikap yang diambil Daud: Duduklah ia di hadapan TUHAN.
1. Hal ini menunjukkan sikap tubuhnya. Berlutut atau berdiri
tentu saja merupakan cara yang paling tepat untuk digunakan
dalam berdoa. namun orang-orang Yahudi, berdasar kejadi-
an ini, berkata, “Raja-raja dari keluarga Daud diperbolehkan
duduk di bait suci, namun tidak bagi yang lain.” namun ini sama
sekali tidak dapat membenarkan kita untuk mengambil sikap
tubuh itu saat berdoa seperti biasa, apa pun yang diperbo-
lehkan dalam keadaan darurat. Daud masuk, dan mengambil
tempatnya di hadapan TUHAN, demikian ayat itu bisa dibaca.
Akan namun , saat berdoa, dia berdiri sesuai dengan kebiasa-
an yang berlaku. Atau dia masuk dan tetap tinggal di hadapan
TUHAN, berdiam diri sejenak sambil merenung, sebelum me-
mulai doanya, dan kemudian tinggal lebih lama daripada bia-
sanya di Kemah Suci. Atau,
2. Sikap itu menunjukkan suasana rohnya pada waktu itu. Ia
masuk, dan menenangkan dirinya di hadapan TUHAN. Demi-
kianlah yang harus kita lakukan setiap kali kita datang ke-
pada Allah. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap.
III. Doa itu sendiri, yang penuh dengan hembusan nafas cinta yang
disertai kesalehan dan ketakwaan kepada Allah.
1. Daud berbicara dengan sangat rendah hati tentang dirinya dan
jasa-jasanya. Dia memulai sebagai seorang yang takjub: Siapa-
kah aku ini, ya Tuhan ALLAH! dan siapakah keluargaku? (ay.
18). Allah telah mengingatkan dia akan asal-usulnya yang hina
(ay. 8) dan dia mengakuinya. Ia tidak memandang tinggi,
(1) Jasa-jasanya sendiri: Siapakah aku ini? Dari segala segi,
Daud yaitu seorang yang sangat besar dan berharga. Ba-
kat-bakatnya yang bersifat jasmani maupun rohani sunguh
Kitab 2 Samuel 7:18-29
679
luar biasa. Pemberian dan anugerah yang diterimanya sa-
ngat istimewa. Ia yaitu seorang yang terhormat, berhasil,
dan berguna, kesayangan negerinya dan kengerian bagi
para musuhnya. Namun demikian, saat dia hendak ber-
bicara tentang dirinya sendiri di hadapan Allah, dia ber-
kata, “Siapakah aku ini? Seorang yang tidak layak untuk
diperhatikan.”
(2) Tentang jasa-jasa keluarganya: Siapakah keluargaku? Ke-
luarganya berasal dari suku kerajaan, dan keturunan raja
dari suku ini . Ia bersekutu dengan keluarga-keluarga
terbaik dari negeri itu, namun, seperti Gideon, berpikir
bahwa kaumnya yaitu yang paling kecil di antara suku
Yehuda dan dia pun seorang yang paling muda di antara
kaum keluarganya (Hak. 6:15). Daud merendahkan diri
seperti itu saat anak wanita Saul ditawarkan kepa-
danya untuk menjadi istri (1Sam. 18:18), namun sekarang ia
melakukannya dengan alasan yang jauh lebih kuat. Per-
hatikanlah, alangkah baiknya jika orang-orang terbesar
dan terbaik, bahkan di tengah-tengah segala pencapaian
yang tertinggi sekalipun, memandang diri sendiri dengan
rendah dan hina. Sebab orang-orang yang terbesar sekali-
pun hanyalah ulat belaka, mereka yang terbaik hanyalah
orang-orang berdosa, dan orang-orang yang telah mencapai
puncak kejayaan hanya mempunyai apa yang telah mereka
terima: “Siapakah aku ini, sehingga Engkau membawa aku
sampai sedemikian ini, membawa aku masuk ke dalam
kerajaan, dan mengokohkanku di dalamnya, dan memberi-
ku keamanan dari semua musuhku?” Hal itu menyiratkan
bahwa dia tidak dapat mencapai keberhasilan ini dengan
usahanya sendiri, seandainya Allah tidak membawanya
kepada keberhasilan ini . Semua pencapaian kita ha-
ruslah dipandang sebagai pemberian-pemberian Allah.
2. Daud berbicara dengan sangat luhur dan hormat tentang per-
kenanan-perkenanan Allah kepadanya.
(1) Dalam apa yang telah Ia lakukan baginya: “Engkau mem-
bawa aku sampai sedemikian ini, sampai kepada martabat
dan kekuasaan yang besar ini. Sampai sedemikian ini
Engkau telah menolongku.” Meskipun kita harus dibiarkan
680
tidak pasti tentang belas kasih yang akan kita terima lebih
lanjut, namun kita mempunyai alasan yang kuat untuk
bersyukur atas apa yang telah dilakukan bagi kita sejauh
ini (Kis. 26:22).
(2) Dalam apa yang masih dijanjikan Allah lebih lanjut bagi-
nya. Allah telah melakukan perkara-perkara besar baginya,
dan sekalipun begitu, seolah-olah semuanya itu belum apa-
apa, Ia berjanji untuk berbuat jauh lebih banyak lagi (ay.
19). Perhatikanlah, apa yang telah dilakukan Allah bagi
umat-Nya sangatlah banyak, namun apa yang disimpan-Nya
bagi mereka tak terhingga banyaknya (Mzm. 31:20). Segala
anugerah dan penghiburan yang diterima orang-orang ku-
dus pada saat ini yaitu pemberian yang tak ternilai. Na-
mun demikian, seolah-olah semuanya ini terlalu sedikit
untuk diberikan Allah kepada anak-anak-Nya, Ia telah ber-
firman juga mengenai semuanya itu untuk masa yang
masih jauh, bahkan sampai pada kekekalan itu sendiri.
Tentang hal ini, kita harus mengakui, seperti Daud di sini,
[1] Bahwa hal itu jauh melebihi apa yang dapat kita per-
kirakan: Apakah ini perlakuan terhadap manusia? (KJV).
Yaitu, pertama, dapatkah manusia berharap untuk di-
perlakukan seperti itu oleh Penciptanya? Apakah ini
hukum Adam? Perhatikanlah, mengingat seperti apa
sifat dan keadaan manusia itu, sangat mengejutkan dan
menakjubkan bahwa Allah memperlakukannya seperti
demikian. Manusia yaitu makhluk ciptaan yang hina,
dan sebab nya tunduk pada hukum yang membuatnya
harus dijauhkan. Ia tidak bermanfaat bagi Allah, dan
sebab nya tunduk pada hukum yang membuatnya
tidak dihargai dan dianggap. Ia bersalah dan menyulut
murka Allah, dan sebab itu tunduk pada hukum ke-
matian dan kutukan. Akan namun , alangkah berbedanya
perlakuan Allah terhadap manusia dengan hukum
Adam ini! Ia dibawa mendekat kepada Allah, dibeli de-
ngan harga yang mahal, dan dimasukkan ke dalam per-
janjian dan persekutuan dengan Allah. Adakah hal ini
pernah terpikirkan? Kedua, apakah manusia biasanya
memperlakukan satu sama lain seperti itu? Tidak, cara
Allah kita jauh di atas cara manusia. Meskipun Tuhan
Kitab 2 Samuel 7:18-29
681
itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina. Dan apa-
kah ini cara manusia? Meskipun Ia didukakan oleh
kita, Ia meminta kita untuk diperdamaikan, menanti
untuk berlaku penuh rahmat, dan melimpahkan peng-
ampunan-Nya. Dan apakah ini cara manusia? Sebagian
penafsir memberikan arti lain untuk ayat ini, dengan
membacanya sebagai berikut: Dan inilah hukum manu-
sia, TUHAN Yahweh, yaitu, “Janji tentang seseorang
yang kerajaannya akan ditegakkan untuk selama-lama-
nya ini harus dipahami sebagai seseorang yang merupa-
kan manusia dan juga TUHAN Yahweh. Ini pastilah
hukum dari orang yang demikian. Seorang Mesias dari
keturunanku pastilah seorang manusia, namun , sebab
memerintah untuk selama-lamanya, pastilah Dia itu
Allah.”
[2] Bahwa di luar ini tidak ada yang dapat kita ingin-
kan: “Apakah yang dapat dikatakan Daud kepada-Mu
lebih lagi dari pada itu? (ay. 20). Apalagi yang dapat
kuminta atau harapkan? Engkau yang mengenal ham-
ba-Mu ini, ya Tuhan, yang mengetahui apa yang akan
membuat diriku bahagia, dan apa yang telah Engkau
janjikan sudah cukup membuatku bahagia.” Janji Kris-
tus mencakup segalanya. Jika orang itu, TUHAN Allah,
menjadi milik kami, apalagi yang dapat kami minta atau
pikirkan? (Ef. 3:20). Janji-janji yang termuat dalam
kovenan anugerah dibuat oleh Dia yang mengenal kita,
dan sebab nya tahu bagaimana menyesuaikan janji-
janji itu dengan setiap kebutuhan kita. Ia lebih menge-
nal diri kita daripada kita mengenal diri kita sendiri.
Oleh sebab itu, hendaklah kita puas dengan persedia-
an yang telah diberikan-Nya bagi kita. Adakah yang
dapat kita katakan bagi diri kita sendiri dalam doa-doa
kita, lebih daripada apa yang telah dikatakan-Nya bagi
kita dalam janji-janji-Nya?
3. Daud menganggap semuanya bersumber dari anugerah Allah
yang cuma-cuma (ay. 21), baik itu perkara-perkara besar yang
telah diperbuat-Nya baginya maupun perkara-perkara besar
yang telah dinyatakan-Nya kepadanya. Semuanya itu,
682
(1) Oleh sebab firman-Nya, yaitu, demi Kristus sang Firman
kekal. Semuanya itu berkat jasa-Nya. Atau, “Supaya Eng-
kau mengagungkan firman-Mu yang mengandung janji ini
di atas segala nama-Mu, dengan menjadikannya sebagai
penopang dan tempat persediaan bagi umat-Mu.”
(2) Menurut hati-Mu sendiri, menurut keputusan hikmat dan
rancangan-Mu, ex mero motu – menurut kerelaan kehendak-
Mu sendiri. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Semua yang dilakukan Allah bagi umat-Nya dalam segala
pemeliharaan-Nya, dan yang dijaminkan bagi mereka dalam
janji-janji-Nya, yaitu demi kesenangan-Nya dan kepujian-
Nya, kesenangan kehendak-Nya dan pujian bagi firman-Nya.
4. Daud memuja kebesaran dan kemuliaan Allah (ay. 22): Eng-
kau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seper-
ti Engkau. Kesediaan Allah untuk merendah dengan penuh
rahmat kepadanya, dan kehormatan yang telah diberikan Allah
kepadanya, sama sekali tidak mengurangi pemujaannya yang
penuh dengan rasa kagum dan hormat terhadap keagungan
ilahi. Sebab semakin orang dibawa dekat kepada Allah, sema-
kin besar kemuliaan-Nya yang mereka lihat, dan semakin kita
disayang oleh-Nya, semakin kita seharusnya menyayangi Dia.
Dan inilah yang kita akui tentang Allah, bahwa tidak ada yang
seperti Dia, tidak pula ada allah lain selain Dia, dan bahwa
apa yang telah kita lihat dengan mata kita tentang kuasa dan
kebaikan-Nya yaitu sesuai dengan segala yang kita dengar
dengan telinga kita, dan separuhnya tidak diberitahukan ke-
pada kita.
5. Daud mengungkapkan rasa hormat yang besar untuk Israel
kepunyaan Allah (ay. 23-24). Sama seperti tidak ada satu pun
di antara para allah yang dapat dibandingkan dengan Yahweh,
demikian pula tidak ada satu pun di antara bangsa-bangsa
yang dapat dibandingan dengan Israel, dengan menimbang,
(1) Perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan bagi mereka.
Allah pergi untuk membebaskan mereka, mengerahkan
kekuatan-Nya untuk pekerjaan itu sebagai pekerjaan yang
besar, dan mengerjakannya dengan penuh kesungguh-
an. Elohim halecu, dii iveruni – Allah-allah pergi, seolah-olah
ada perundingan dan kesepakatan yang sama dari semua
Kitab 2 Samuel 7:18-29
683
pribadi dalam Trinitas pada karya pembebasan sama se-
perti pada karya penciptaan, saat Allah berkata, baiklah
Kita menjadikan manusia. Mereka yang diutus Allah pergi
untuk membebaskan. demikian dalam Alkitab bahasa Aram,
yang saya kira berarti Musa dan Harun. Pembebasan
Israel, seperti digambarkan di sini, yaitu perlambang dari
penebusan kita oleh Kristus, dalam arti bahwa,
[1] Mereka dibebaskan dari bangsa-bangsa lain dan allah-
allah mereka. Demikian pula kita dibebaskan dari sega-
la kesalahan dan segala keserupaan dengan dunia seka-
rang ini. Kristus datang untuk menyelamatkan umat-
Nya dari dosa-dosa mereka.
[2] Mereka dibebaskan untuk menjadi umat kesayangan
Allah, yang dimurnikan dan dikhususkan bagi-Nya, su-
paya Ia mendapat nama besar bagi diri-Nya dan mela-
kukan perbuatan-perbuatan besar bagi mereka. Kehor-
matan Allah, dan kebahagiaan kekal orang-orang ku-
dus, yaitu dua hal yang dituju dalam pembebasan
mereka.
(2) Kovenan yang telah dibuat-Nya dengan mereka (ay. 24).
Perjanjian ini bersifat,
[1] Timbal balik: “Mereka akan menjadi suatu umat bagi-
Mu, dan Engkau akan menjadi Allah bagi mereka. Sega-
la kepentingan mereka dikuduskan bagi-Mu, dan semua
sifat-Mu diperlihatkan dalam berhubungan dengan me-
reka.”
[2] Tetap: “Engkau telah mengokohkan mereka.” Ia yang
membuat kovenan menjadikan kovenan itu pasti, dan
akan melaksanakannya.
6. Daud menutup dengan permohonan-permohonan yang penuh
kerendahan hati kepada Allah.
(1) Daud mendasarkan permohonan-permohonannya pada pe-
san yang telah dikirimkan Allah kepadanya (ay. 27): Eng-
kau telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, yaitu, “Eng-
kau oleh kehendak baik-Mu sendiri telah berjanji kepadaku
bahwa Engkau akan membangunkan sebuah keluarga
bagiku, sebab kalau tidak, aku tidak akan pernah bisa
mempunyai hati untuk memanjatkan doa seperti ini. Aku
684
tidak berani memohon hal-hal besar seperti itu seandainya
aku tidak diarahkan dan didorong oleh janji-Mu untuk
memohonkannya. Hal-hal itu memang terlalu besar untuk
kumohon, namun tidak terlalu besar untuk Kau beri. Ham-
ba-Mu telah mempunyai hati untuk memanjatkan doa ini,”
demikian dalam bahasa aslinya dan dalam Alkitab Septua-
ginta. Banyak orang, saat pergi berdoa, masih mencari
hati, namun hati Daud sudah didapatkan, yaitu, hatinya
sudah tetap, sudah kembali dari pengembaraan-pengem-
baraannya, dan sepenuhnya tercurah untuk menjalankan
kewajiban. Doa yang hanya didapati di bibir saja tidak
akan berkenan pada Allah. Doa harus didapati dalam hati.
Hati harus diangkat dan dicurahkan di hadapan Allah. Hai
anakku, berikanlah hatimu kepada Allah.
(2) Daud membangun imannya dan berharap untuk berhasil
berdasar kesetiaan Allah kepada janji-Nya (ay. 28): “Eng-
kaulah Allah (Engkaulah Dia, yakni Allah itu, TUHAN semes-
ta alam, dan Allah Israel, atau Allah yang firmannya benar
itu, Allah yang kepada-Nya orang dapat bergantung itu).
Dan Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada
hamba-Mu, yang sebab nya berani aku mohonkan.”
(3) berdasar janji Allah itu Daud menyampaikan pokok
doanya, dan ia merujuk pada janji itu sebagai penuntun
doa-doanya.
[1] Ia berdoa bagi penggenapan janji Allah (ay. 25): “Kiranya
firman itu digenapi bagiku, yang sebab nya Engkau
telah membuat aku berharap (Mzm. 119:49), dan laku-
kanlah seperti yang Engkau janjikan itu. Aku tidak
menginginkan yang lebih lagi, dan aku tidak mengha-
rapkan yang kurang. Begitu penuh janji itu, dan begitu
teguh.” Demikianlah kita harus mengubah janji-janji
Allah menjadi doa, dan baru kemudian janji-janji terse-
but akan diubah menjadi penggenapan. Sebab, bagi
Allah, berkata dan berbuat bukanlah dua hal yang ber-
beda, sebagaimana yang sering terjadi dengan manusia.
Allah akan melakukan seperti yang telah dikatakan-
Nya.
[2] Daud berdoa bagi kemuliaan nama Allah (ay. 26): Maka
nama-Mu akan menjadi besar untuk selama-lamanya. Hal
Kitab 2 Samuel 7:18-29
685
ini harus menjadi intisari dan pusat dari semua doa kita,
menjadi Alfa dan Omega dari semua doa kita. Mulailah
dengan dikuduskanlah nama-Mu, dan akhirilah de-
ngan Engkaulah yang empunya kemuliaan sampai selama-
lamanya. “Entah namaku menjadi besar atau tidak, kira-
nya nama-Mu akan menjadi besar.” Dan dia menganggap
bahwa tidak ada yang membuat besar nama Allah lebih
daripada ini, yaitu, mengatakan dengan perasaan yang
semestinya, TUHAN semesta alam ialah Allah atas Israel.
Hal ini memperlihatkan Allah Israel agung mulia, bahwa
Ia yaitu TUHAN semesta alam. Hal ini menunjukkan
TUHAN semesta alam baik dan mulia, bahwa Ia yaitu
Allah atas Israel. Dalam keduanya, kiranya nama-Mu
akan menjadi besar untuk selama-lamanya. Kiranya
semua makhluk ciptaan dan semua jemaat memulia-
kan-Nya atas kedua hal ini. Daud merindukan peng-
genapan janji Allah bukan demi kehormatan namanya
sendiri, melainkan demi kehormatan nama Allah. Demi-
kian pula Anak Daud berdoa, Bapa, muliakanlah nama-
Mu (Yoh. 12:28, 17:1), permuliakanlah Anak-Mu, supaya
Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
[3] Daud berdoa bagi keluarganya, sebab kepada keluarga-
nyalah janji Allah merujuk secara khusus, pertama, su-
paya keluarganya berbahagia (ay. 29): Kiranya Engkau
sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu
ini. Dan lagi, oleh sebab berkat-Mu. “Kiranya keluarga
hamba-Mu sungguh-sungguh dan selama-lamanya di-
berkati. Siapa yang Kauberkati, dia benar-benar beroleh
berkat.” Orang baik pasti sangat peduli terhadap keluar-
ga mereka. Warisan terbaik yang dapat diturunkan ke-
pada keluarga mereka yaitu berkat Allah. Diulanginya
permohonan ini bukanlah pengulangan yang sia-sia, te-
tapi mengungkapkan penghargaannya terhadap berkat
ilahi, dan kerinduannya yang sungguh-sungguh untuk
memperoleh berkat ini , yang merupakan segala-
galanya bagi kebahagiaan keluarganya. Kedua, supaya
kebahagiaan keluarganya tetap kokoh: “Kiranya keluarga
hamba-Mu ini akan tetap kokoh di hadapan-Mu (ay. 26).
686
Kiranya keluarga hamba-Mu tetap ada di hadapan-Mu
untuk selama-lamanya,” (ay. 29). Ia berdoa,
1. Supaya para penerus mahkota tidak terputus, namun
tetap tinggal di dalam keluarganya, sehingga tak
seorang pun dari keluarganya akan kehilangan mah-
kota itu akibat perbuatan mereka, namun supaya me-
reka dapat hidup di hadapan Allah, yang akan me-
ngokohkan mereka.
2. Supaya kerajaannya dapat disempurnakan dan di-
langgengkan dalam kerajaan Mesias. saat Kristus
duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan
Allah (Ibr. 10:12), dan menerima jaminan yang se-
pasti-pastinya bahwa keturunan dan takhta-Nya
akan ada sampai seumur langit, doa Daud anak Isai
bagi keturunannya ini dijawab secara sangat me-
muaskan, supaya keluarganya bisa tetap ada di
hadapan Allah untuk selama-lamanya (lih. Mzm.
72:17). Keabadian kerajaan Mesias yaitu kerindu-
an dan iman dari semua orang baik.
PASAL 8
etelah Daud terlebih dahulu mencari kerajaan Allah dan kebenar-
annya, dengan membuatkan tempat bagi tabut Allah segera sesu-
dah ia sendiri menetap, di sini diceritakan kepada kita bagaimana
segala sesuatu yang lain ditambahkan kepadanya. Dalam pasal ini
kita mendapati penjelasan,
I. Tentang penaklukan-penaklukannya. Ia menang,
1. Atas orang Filistin (ay. 1).
2. Atas orang Moab (ay. 2).
3. Atas raja Zoba (ay. 3-4).
4. Atas orang Aram (ay. 5-8).
5. Atas orang Edom (ay. 13-14).
II. Tentang pemberian-pemberian yang dibawa kepadanya dan
kekayaan yang diperolehnya dari bangsa-bangsa yang ditun-
dukkannya, yang kemudian dipersembahkannya kepada Allah
(ay. 9-12).
III. Tentang keadilan yang ditegakkannya, pelaksanaan pemerin-
tahannya (ay. 15), dan para pemuka negerinya (ay. 16-18).
Hal ini memberi kita gambaran umum tentang kesejahteraan
pemerintahan Daud.
Penaklukan-penaklukan Daud
(8:1-8)
1 Sesudah itu Daud memukul kalah orang Filistin dan menundukkan me-
reka; lalu Daud mengambil kendali pemerintahan atas ibu kota dari tangan
orang Filistin. 2 Dan ia memukul kalah orang Moab, lalu sambil menyuruh
mereka berbaring di tanah ia mengukur tempat mereka dengan tali; diukur-
nya dua kali panjang tali itu untuk mematikan dan satu tali penuh untuk
membiarkan hidup. Maka orang Moab takluk kepada Daud dan harus mem-
S
688
persembahkan upeti. 3 Selanjutnya Daud memukul kalah Hadadezer bin
Rehob, raja Zoba, saat ia pergi memulihkan kekuasaannya pada sungai
Efrat. 4 Daud menawan dari padanya seribu tujuh ratus orang pasukan ber-
kuda dan dua puluh ribu orang pasukan berjalan kaki, lalu Daud menyuruh
memotong urat keting segala kuda kereta, namun dengan meninggalkan
seratus ekor kuda kereta. 5 Lalu orang Aram dari Damsyik datang menolong
Hadadezer, raja Zoba, namun dari antara orang Aram itu Daud menewaskan
dua puluh dua ribu orang. 6 Kemudian Daud menempatkan pasukan-pasuk-
an pendudukan di daerah orang Aram dari Damsyik. Orang Aram itu takluk
kepada Daud dan harus mempersembahkan upeti. TUHAN memberi keme-
nangan kepada Daud ke mana pun ia pergi berperang. 7 Sesudah itu Daud
mengangkut perisai-perisai emas yang dipakai oleh anak buah Hadadezer,
lalu membawanya ke Yerusalem. 8 Dan dari Betah dan dari Berotai, yaitu
kota-kotanya Hadadezer, raja Daud mengangkut amat banyak tembaga.
Allah telah memberi Daud ketenangan dari semua musuhnya yang
menentang dia dan maju melawannya. Dan sebab Daud telah me-
manfaatkan waktu tenang itu dengan baik, maka sekarang ia ditu-
gaskan untuk memerangi mereka, dan melakukan serangan untuk
membalaskan pertikaian-pertikaian dengan orang Israel dan me-
ngembalikan hak-hak mereka. Sebab sampai pada waktu itu, mereka
belum sepenuhnya menduduki negeri yang berhak mereka duduki
berdasar janji Allah.
I. Daud menundukkan orang Filistin sepenuhnya (ay. 1). Mereka
telah menyerangnya saat menyangka ia lemah (5:17), dan itu
mereka lakukan dengan segencar-gencarnya. Akan namun , saat
mendapati dirinya kuat, Daud membalas serangan itu, dan men-
jadikan dirinya penguasa atas negeri mereka. Sudah sejak lama
mereka menyusahkan dan menindas Israel. Saul tidak berhasil
mengalahkan mereka, namun Daud menuntaskan pembebasan
Israel dari tangan mereka, yang telah dimulai Simson jauh sebe-
lum itu (Hak. 13:5). Metheg-Ammah yaitu Gat, yaitu ibu kota dan
kota kerajaan orang Filistin, berikut kota-kota kecil yang terma-
suk di dalamnya. Di antara kota-kota itu ada pasukan tetap yang
ditempatkan orang Filistin di bukit Ama (2Sam. 2:24), yaitu Meteg,
atau kekang (itulah arti kata itu) atau kendali atas orang Israel.
Bukit ini direbut Daud dari tangan mereka dan digunakannya
sebagai kendali atas mereka. Demikianlah, saat orang kuat di-
lucuti, senjata yang diandalkannya diambil darinya, dan diguna-
kan untuk melawannya (Luk. 11:22). Sesudah peperangan panjang
yang sering dijalani orang-orang kudus melawan kuasa-kuasa
kegelapan, seperti halnya Israel melawan orang Filistin, Anak
Kitab 2 Samuel 8:1-8
689
Daud akan menginjak-injak mereka semua di bawah kaki orang-
orang kudus, dan menjadikan orang-orang kudus lebih daripada
pemenang.
II. Daud memukul kalah orang Moab, dan membuat mereka menjadi
pembayar upeti kepada Israel (ay. 2). Ia membagi negeri itu men-
jadi tiga bagian, dua di antaranya dihancurkannya, dengan mero-
bohkan benteng-benteng dan menumpas semua penduduknya
dengan pedang. Bagian yang ketiga dibiarkannya, supaya tanah-
nya bisa diolah dan penduduknya menjadi hamba bagi orang
Israel. Dr. Lightfoot berkata, “Daud menyuruh mereka berbaring
di tanah dan mengukur mereka dengan tali, untuk menentukan
siapa yang harus dibunuh dan siapa yang harus dibiarkan
hidup.” Inilah yang disebut mengukur lembah Sukot (Mzm. 60:8).
Orang Yahudi berkata bahwa Daud bertindak keras seperti ini
terhadap orang Moab sebab mereka telah membunuh orangtua
dan saudara-saudaranya, yang telah ditempatkannya di bawah
perlindungan raja Moab selama ia berada di pembuangan (1Sam.
22:3-4). Daud melakukan itu dengan adil, sebab mereka telah
menjadi musuh-musuh yang berbahaya bagi Israel milik Allah.
Dan Daud melakukan itu dengan bijaksana, sebab, jika dibiar-
kan kuat, mereka akan tetap menjadi musuh-musuh yang demi-
kian. namun cermatilah, walaupun dua per tiga dari mereka harus
dibinasakan, namun tali pengukur untuk membiarkan hidup,
meskipun hanya satu, yaitu satu tali penuh. Pastikanlah pan-
jang talinya mencukupi. Biarlah tali kasih setia direntangkan
sepanjang mungkin in favorem vitæ – sehingga dapat mendukung
kehidupan. Pembalasan harus ditafsirkan sedemikian rupa hingga
dukungan terhadap kehidupan itu bisa diperluas. Sekarang nu-
buatan Bileam digenapi, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan
meremukkan pelipis-pelipis Moab, yang sampai ke sudut-sudutnya
tali yang mematikan itu direntangkan (Bil. 24:17). Orang Moab
terus menjadi pembayar upeti kepada Israel sampai sesudah ke-
matian Ahab (2Raj. 3:4-5). sesudah itu mereka memberontak dan
tidak pernah ditundukkan lagi.
III. Daud memukul kalah orang Asyur atau orang Aram. Di antara
mereka terdapat dua kerajaan yang berbeda, seperti yang kita
dapati disebut dalam judul Mazmur 60: Aram Naharaim – sungai-
690
sungai Siria, dengan ibu kota Damsyik yang termasyhur akan
sungai-sungainya (2Raj. 5:12), dan Aram-Zoba, yang menyatu
dengannya, namun meluas sampai ke sungai Efrat. Inilah kedua
mahkota kerajaan di utara.
1. Daud memulai dengan orang-orang Aram-Zoba (ay. 3-4).
saat ia pergi untuk menetapkan batas wilayahnya di sungai
Efrat (sebab memang sampai sejauh itulah terentang negeri
yang diberikan melalui pemberian ilahi kepada Abraham dan
keturunannya, Kej. 15:18), raja Zoba menentangnya, sebab ia
sendiri menduduki negeri-negeri yang menjadi milik Israel itu.
namun Daud mengalahkan tentaranya secara telak, dan mena-
wan kereta-kereta dan pasukan berkudanya. Pasukan berkuda-
nya di sini dikatakan berjumlah 700 orang (KJV), namun dalam 1
Tawarikh 18:4 disebutkan bahwa jumlahnya 7.000 orang. Jika
mereka membagi kuda-kuda mereka menjadi sepuluh kelom-
pok, seperti yang mungkin demikian, maka jumlah kepala pa-
sukan dan kelompoknya yaitu 700, sedangkan jumlah pasuk-
an berkudanya 7.000. Daud menyuruh memotong urat keting
kuda-kuda itu, sehingga kuda-kuda itu menjadi lumpuh, dan
tidak dapat dipakai lagi, setidak-tidaknya di medan perang,
sebab Allah telah melarang mereka untuk memelihara banyak
kuda (Ul. 17:16). Daud hanya menyisakan 100 kereta kuda dari
1.000 kereta untuk dipakainya sendiri. Sebab ia tidak meng-
andalkan kekuatannya pada kereta ataupun kuda, namun pada
Allah yang hidup (Mzm. 20:8), dan ia menulis berdasar
pengamatannya sendiri, bahwa kuda yaitu harapan sia-sia
untuk mencapai kemenangan (Mzm. 33:16-17).
2. Orang-orang Aram dari Damsyik yang datang untuk menolong
raja Zoba ikut binasa bersamanya. Dua puluh dua ribu orang
tewas di medan perang (ay. 5). Dengan demikian, mudahlah
bagi Daud untuk menjadikan dirinya penguasa negeri itu, dan
menempatkan pasukan-pasukannya sendiri di dalamnya (ay. 6).
Musuh-musuh jemaat Allah, yang menyangka bahwa dengan
bersekongkol satu sama lain mereka melindungi diri sendiri,
pada akhirnya akan terbukti menghancurkan diri mereka sen-
diri. Ketahuilah, hai bangsa-bangsa, dan terkejutlah (Yes. 8:9,
KJV: Berhimpunlah, hai bangsa-bangsa, maka kamu akan di-
pecah-belah).
Kitab 2 Samuel 8:9-14
691
IV. Dalam semua peperangan ini,
1. Daud dilindungi: TUHAN memberi kemenangan kepada Daud ke
mana pun ia pergi berperang. Sepertinya ia berangkat sendiri,
dan, demi kepentingan Allah dan Israel, membahayakan nya-
wanya sendiri di bukit-bukit pertempuran. namun Allah menu-
dungi kepalanya pada hari pertempuran, yang sering kali dia
bicarakan dalam mazmur-mazmurnya, bagi kemuliaan Allah.
2. Daud diperkaya. Ia mengangkut perisai-perisai emas yang di-
pakai oleh anak buah Hadadezer (ay. 7), dan banyak tembaga
dari sejumlah kota Aram (ay. 8), yang berhak didapatkannya,
bukan hanya jure belli – berdasar hak pedang perang yang
tak terkendalikan (“Ambil dan bawalah”), melainkan juga ber-
dasarkan perintah penugasan dari sorga, dan diwariskannya
negeri-negeri ini sejak dahulu kepada keturunan Abraham.
Daud Menaklukkan Edom
(8:9-14)
9 saat didengar Tou, raja Hamat, bahwa Daud telah memukul kalah selu-
ruh tentara Hadadezer, 10 maka Tou mengutus Yoram, anaknya, kepada raja
Daud untuk menyampaikan salam dan mengucapkan selamat kepadanya,
sebab ia telah berperang melawan Hadadezer dan memukul dia kalah, sebab
Hadadezer sering memerangi Tou. Dan Yoram membawa barang-barang
perak, emas dan tembaga. 11 Juga barang-barang ini dikhususkan raja Daud
bagi TUHAN, bersama-sama perak dan emas yang berasal dari segala bangsa
yang ditaklukkannya, 12 yakni perak dan emas dari orang Aram, dari orang
Moab, dari bani Amon, dari orang Filistin, dari orang Amalek, dan dari jarah-
an yang dirampas dari Hadadezer bin Rehob, raja Zoba. 13 Demikianlah Daud
mendapat nama, dan saat ia pulang, ia menewaskan delapan belas ribu
orang Edom di Lembah Asin. 14 Lalu ia menempatkan pasukan-pasukan pen-
dudukan di Edom; di seluruh Edom ditempatkannya pasukan-pasukan pen-
dudukan, sehingga seluruh Edom diperbudak oleh Daud. TUHAN memberi
kemenangan kepada Daud ke mana pun ia pergi berperang.
Dalam perikop ini kita mendapati,
1. Upaya untuk mengambil hati Daud yang dilakukan oleh raja
Hamat, yang pada masa itu sepertinya sedang terlibat peperangan
juga melawan raja Zoba. sesudah mendengar keberhasilan Daud
melawan musuhnya, ia mengirimkan putranya sendiri sebagai
utusan kepada Daud (ay. 9-10), untuk mengucapkan selamat atas
kemenangannya, untuk berterima kasih atas kebaikan yang telah
dilakukan Daud kepadanya dengan mematahkan kuasa orang
yang ditakutinya, dan untuk memohon agar Daud mau bersaha-
692
bat dengannya. Dengan demikian, ia tidak saja mengamankan,
namun juga memperkuat dirinya sendiri. Daud tidak kehilangan
apa pun dengan membawa raja kecil ini di bawah perlindungan-
nya, sama seperti orang Romawi kuno dengan kebijakan serupa.
Sebab dari negeri-negeri yang ditaklukkannya, ia memperoleh ke-
kayaan melalui penjarahan, sedangkan dari negeri ini ia memper-
oleh kekayaan sebagai hadiah atau pemberian: Barang-barang
perak dan emas. Lebih baik memperoleh dengan persetujuan
daripada dengan paksaan.
2. Persembahan yang diberikan Daud kepada Allah dari barang ram-
pasan bangsa-bangsa lain dan segala harta benda yang dibawa
kepadanya. Ia mempersembahkan semuanya itu kepada TUHAN
(ay. 11-12). Hal ini memahkotai semua kemenangannya, dan
membuatnya jauh lebih cemerlang daripada kemenangan Alek-
sander ataupun kaisar, sebab mereka mencari kemuliaan mere-
ka sendiri, sedangkan Daud bertujuan memuliakan Allah. Semua
benda berharga yang dikuasainya itu merupakan barang-barang
yang dikhususkan, artinya, barang-barang itu dimaksudkan un-
tuk pembangunan bait suci. Hal ini menjadi pertanda baik ten-
tang kebaikan terhadap bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam
kegenapan waktu, dan dijadikannya rumah Allah sebagai rumah
doa bagi segala bangsa, bahwa bait suci dibangun dengan ber-
bagai barang rampasan dan pemberian dari bangsa-bangsa lain.
Dengan merujuk pada hal ini, kita mendapati raja-raja di bumi
membawa kekayaan mereka ke Yerusalem baru (Why. 21:24).
Berhala-berhala emas mereka dibakar Daud (2Sam. 5:21, KJV),
namun barang-barang emas mereka dipersembahkannya. Demikian
pula halnya, dalam memenangkan jiwa, melalui anugerah Anak
Daud. Apa saja yang berdiri menentang Allah harus dihancurkan,
setiap hawa nafsu harus dimatikan dan disalibkan, namun apa saja
yang bisa memuliakan Dia harus dipersembahkan, dan keguna-
annya harus diubah. Bahkan laba dan upah sundal harus kudus
bagi TUHAN (Yes. 23:18), dan rampasan harus dikhususkan bagi
Tuhan seluruh bumi (Mi. 4:13), maka barulah itu benar-benar men-
jadi milik kita, dan memberi kita penghiburan yang teramat besar.
3. Nama baik yang diperoleh Daud, secara khusus, melalui keme-
nangannya atas orang Aram dan sekutu mereka orang Edom,
yang bekerja sama dengan mereka, seperti yang tampak dengan
membandingkan judul Mazmur 60, yang ditulis pada kesempatan
Kitab 2 Samuel 8:9-14
693
ini, dengan ayat 13. Demikianlah Daud mendapat nama sebab
segala kepemimpinan dan keberanian yang merupakan pujian
bagi seorang panglima yang besar dan unggul. Sesuatu yang luar
biasa, besar kemungkinan, ada dalam tindakan itu, yang banyak
mendatangkan kehormatan baginya. Namun demikian, ia dengan
hati-hati melimpahkan kehormatan itu kepada Allah, seperti yang
tampak pada mazmur yang ditulisnya pada kesempatan ini (Mzm.
60:14). Dengan Allah sajalah kita akan melakukan perbuatan-
perbuatan gagah perkasa.
4. Keberhasilan Daud dalam melawan orang Edom. Mereka semua
menjadi hambanya (ay. 14). Sekarang, dan baru sekaranglah, ber-
kat Ishak digenapi, yang melaluinya Yakub dibuat menjadi tuan
atas Esau (Kej. 27:37-40). Dan Orang Edom dalam kurun waktu
yang lama terus menjadi pembayar upeti kepada raja-raja Yehuda,
seperti halnya orang Moab kepada raja-raja Israel, sampai, pada
zaman Yoram, mereka memberontak (2Taw. 21:8), seperti yang
sudah dinubuatkan Ishak dalam Kitab Kejadian itu bahwa dengan
berjalannya waktu, Esau akan melemparkan kuk dari tengkuk-
nya. Dengan demikian, Daud melalui penaklukan-penaklukannya,
(1) Menjamin kedamaian bagi putranya, supaya putranya itu
mempunyai waktu untuk membangun bait suci. Selain itu,
(2) Mendapatkan kekayaan bagi putranya, sehingga dengan keka-
yaan itu putranya dapat membangun bait suci. Allah memakai
hamba-hamba-Nya dengan berbagai cara, sebagian untuk satu
pekerjaan, sebagian yang lain untuk pekerjaan lain. Sebagian
untuk peperangan-peperangan rohani, sebagian yang lain un-
tuk pembangunan-pembangunan rohani. Dan yang satu mem-
persiapkan pekerjaan bagi yang lain, supaya Allah sajalah
yang memperoleh kemuliaan atas segala-galanya. Semua ke-
menangan Daud merupakan perlambang dari keberhasilan In-
jil melawan kerajaan Iblis, yang di dalamnya Anak Daud maju
sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Dan Ia akan
memerintah sampai Ia telah menggulingkan semua pemerin-
tah, penguasa, dan penghulu dunia yang menentang. Dan
sama seperti Daud (ay. 2), Ia mempunyai tali untuk mem-
bunuh dan tali untuk menyelamatkan. Sebab Injil yang sama
bagi sebagian orang merupakan bau kehidupan yang meng-
hidupkan, namun bagi sebagian yang lain bau kematian yang
mematikan.
694
Daud Menjalankan Pemerintahan Atas Israel
(8:15-18)
15 Demikianlah Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan
keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya. 16 Yoab, anak Zeruya, men-
jadi panglima; Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara; 17 Zadok bin
Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Seraya menjadi panitera
negara; 18 Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti;
dan anak-anak Daud menjadi imam.
Daud tidak begitu sibuk mengurusi peperangan di negeri lain hingga
menelantarkan pemerintahan di negeri sendiri.
I. Perhatiannya meluas mencakup semua bagian kekuasaannya: Ia
memerintah atas seluruh Israel (ay. 15). Bukan saja Ia berhak
untuk memerintah semua suku, namun juga Ia benar-benar meme-
rintah mereka. Mereka semua aman di bawah perlindungannya,
dan ikut menikmati buah-buah pemerintahannya yang baik.
II. Daud menegakkan keadilan dengan tangan yang tidak memihak
dan tidak goyah: Ia menegakkan keadilan bagi seluruh bangsanya.
Ia tidak bertindak jahat, atau mengambil hak siapa pun, ataupun
menangguhkannya. Hal ini menyiratkan,
1. Ketekunan dan perhatiannya yang penuh pada pekerjaannya,
kemudahannya untuk ditemui dan kesiapannya untuk mene-
rima semua permohonan dan seruan yang disampaikan ke-
padanya. Seluruh rakyatnya, bahkan yang paling hina sekali-
pun, termasuk dari suku-suku yang paling hina, disambut
baik di dewan pengurusnya.
2. Tindakan-tindakannya yang tidak memihak dan tidak berat
sebelah dalam menegakkan keadilan. Ia tidak pernah menyele-
wengkan keadilan dengan berbuat pilih kasih, ataupun me-
mandang bulu dalam menghakimi. Dalam hal ini ia menjadi
perlambang akan Kristus, yang setia dan benar, dan yang
menghakimi dan berperang dengan adil (Why. 19:11 dan Mzm.
72:1-2).
III. Daud memelihara ketertiban dan mempunyai pejabat-pejabat
yang baik di istananya. sebab Daud merupakan raja pertama
yang memiliki pemerintahan yang kokoh (sebab pemerintahan
Saul hanya berlangsung singkat dan tidak tetap), maka ia menjadi
Kitab 2 Samuel 8:15-18
695
teladan dalam menjalankan pemerintahan. Pada zaman Saul, kita
tidak membaca tentang pejabat besar lain selain Abner, yang
merupakan seorang panglima tentara. namun Daud mengangkat
lebih banyak pejabat: Yoab yang merupakan panglima pasukan di
medan pertempuran, dan Benaya yang menjadi panglima orang
Kreti dan orang Pleti. Orang Kreti dan orang Pleti ini yaitu warga
kota yang dilatih perang (pemanah dan pengumban, demikian
dalam Alkitab bahasa Aram), atau lebih tepatnya para pengawal,
atau pasukan tetap, yang melayani raja, pengawal pribadi,
pasukan yang diambil dari rakyat. Mereka siap melayani di negeri
sendiri, membantu menegakkan keadilan, dan memelihara keten-
teraman masyarakat. Kita mendapati mereka dipekerjakan dalam
mempermaklumkan Salomo sebagai raja (1Raj. 1:38).
1. Dua pejabat imamat: Zadok dan Ahimelekh menjadi imam. Arti-
nya, mereka sebagian besar mengerjakan pekerjaan para imam
di bawah Abyatar, sang imam besar.
2. Dua pejabat masyarakat: yang seorang bertugas sebagai ben-
dahara, atau pengingat, untuk mengingatkan raja akan peker-
jaan yang harus dilakukan pada waktunya. Ia yaitu perdana
menteri, namun tidak dipercayai untuk menjaga hati nurani
raja, seperti yang dikatakan orang tentang pejabat tinggi kita,
namun hanya untuk menjaga ingatan raja. Hendaklah raja di-
ingatkan akan tugasnya, maka ia akan mengerjakannya sen-
diri. Yang seorang lagi yaitu juru tulis, atau panitera negara,
yang menyusun berbagai perintah dan laporan yang berkena-
an dengan kehidupan bermasyarakat, dan mencatat pengha-
kiman-penghakiman yang diberikan.
3. Anak-anak Daud, sesudah tumbuh dewasa dan layak bekerja,
dijadikan para pemuka negeri (KJV). Mereka diberi tempat-tem-
pat kehormatan dan kepercayaan, baik di dalam istana, atau
di dalam tentara, atau di pengadilan, sesuai dengan bakat dan
kemampuan mereka masing-masing. Mereka yaitu orang-
orang utama yang diperbantukan kepada raja, dipekerjakan di
dekat raja, supaya mereka dapat diawasi olehnya (lih. 1Taw.
18:17). Yesus Tuhan kita telah menetapkan pejabat-pejabat
dalam kerajaan-Nya, demi kehormatan-Nya dan kebaikan kum-
pulan jemaat. saat naik ke tempat tinggi, Ia memberikan pem-
berian-pemberian ini (Ef. 4:8-11), masing-masing dengan tugas-
nya (Mrk. 13:34). Daud menjadikan anak-anaknya sebagai
696
pemimpin utama. namun semua orang percaya, yakni keturun-
an rohani Kristus, lebih ditinggikan, sebab mereka dibuat men-
jadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah kita (Why.
1:6).
PASAL 9
atu-satunya hal yang dicatat di dalam pasal ini yaitu kasih yang
ditunjukkan Daud kepada keturunan Yonatan demi sahabatnya
itu.
I. Pertanyaan Daud yang penuh kasih perihal orang-orang yang
masih tersisa dari keluarga Saul, dan bagaimana ia menemu-
kan Mefiboset (ay. 1-4).
II. Penerimaan Daud yang penuh kasih terhadap Mefiboset,
pada waktu ia dibawa menghadap kepadanya (ay. 5-8).
III. Pemeliharaan Daud yang penuh kasih terhadap Mefiboset
dan orang-orang kepunyaannya (ay. 9-13).
Kasih Daud kepada Anak Laki-laki Yonatan
(9:1-8)
1 Berkatalah Daud: “Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul?
Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh sebab Yonatan.”
2 Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia
dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: “Engkaukah
Ziba?” Jawabnya: “Hamba tuanku.” 3 Kemudian berkatalah raja: “Tidak ada-
kah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan
kepadanya kasih yang dari Allah.” Lalu berkatalah Ziba kepada raja: “Masih
ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.” 4 Tanya raja kepa-
danya: “Di manakah ia?” Jawab Ziba kepada raja: “Dia ada di rumah Makhir
bin Amiel, di Lodebar.” 5 Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia
dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar. 6 Dan Mefiboset bin Yonatan bin
Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: “Mefi-
boset!” Jawabnya: “Inilah hamba tuanku.” 7 Kemudian berkatalah Daud
kepadanya: “Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku
kepadamu oleh sebab Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepada-
mu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan
dengan aku.” 8 Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: “Apakah hambamu ini,
sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?”
S
698
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Pertanyaan Daud perihal orang-orang yang masih tersisa dari
keluarga Saul yang telah hancur (ay. 1). Peristiwa ini terjadi lama
sesudah Daud naik takhta, sebab Mefiboset, yang hanya berusia
lima tahun pada waktu Saul tewas, tampak pada saat ini telah
mempunyai seorang anak laki-laki (ay. 12). Daud sudah terlalu
lama melupakan kewajiban-kewajibannya kepada Yonatan, namun
sekarang, pada akhirnya, semuanya itu muncul dalam ingatan-
nya. Sungguh baik bagi kita jika sewaktu-waktu kita meng-
ingat-ingat apakah ada janji atau kewajiban yang telah kita abai-
kan dan belum kita tunaikan. Lebih baik terlambat menunai-
kanya daripada tidak sama sekali. Ikhtisar yang disampaikan
Paulus kepada kita perihal hidup Daud yaitu sebagai berikut
(Kis. 13:36), bahwa Daud melakukan kehendak Allah pada zaman-
nya, artinya, Daud yaitu seseorang yang berusaha untuk senan-
tiasa berbuat baik. Lihat saja peristiwa ini, yang di dalamnya kita
dapat mengamati,
1. Bahwa Daud mencari kesempatan untuk berbuat baik. Ia
mungkin sudah dapat memuaskan hati nuraninya untuk me-
menuhi janjinya kepada Yonatan dengan sekadar bersiap sedia
membantu dan menolong siapa saja dari keturunan sahabat-
nya itu yang datang untuk meminta atau memohon pertolong-
annya. namun Daud berbuat lebih daripada itu. Ia menanyakan
tentang mereka ini kepada orang-orang di sekelilingnya ter-
lebih dulu (ay. 1). Dan, saat berjumpa dengan seseorang
yang kemungkinan dapat memberinya keterangan, ia mena-
nyakan kepada orang itu secara khusus, tidak adakah lagi
orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjuk-
kan kepadanya kasih (ay. 3). “Tidak adakah lagi yang tinggal,
supaya kepadanya tidak hanya kutunjukkan keadilan (Bil.
5:8), namun juga kasih?” Perhatikanlah, orang-orang baik harus
mencari kesempatan untuk berbuat baik. Orang yang berbudi
luhur merancang hal-hal yang luhur (Yes. 32:8). Sebab, orang-
orang yang paling layak menerima kasih dan kebaikan kita
yaitu mereka yang sering kali sulit dijumpai tanpa terlebih
dulu dipertanyakan keberadaannya. Orang-orang yang paling
membutuhkan yaitu mereka yang tidak berkoar-koar tentang
keadaan mereka.
Kitab 2 Samuel 9:1-8
699
2. Orang-orang yang ditanyakan Daud yaitu mereka yang ma-
sih tinggal dari keluarga Saul, yang hendak dikasihinya demi
Yonatan: Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul?
Saul memiliki keluarga yang sangat banyak (1Taw. 8:33), yang
cukup untuk memenuhi satu negeri. Namun demikian, keluar-
ga ini telah begitu terkuras hingga tak seorang pun
darinya yang menampakkan diri. namun inilah yang menjadi
pokok pertanyaannya, masih adakah orang yang tinggal?
Lihatlah bagaimana penyelenggaraan Allah dapat mengosong-
kan keluarga-keluarga yang penuh. Lihatlah bagaimana dosa
manusia akan menjadikannya demikian. Pada keluarga Saul
melekat hutang darah, sehingga tidak heran jika keluarga
ini menjadi berkurang seperti itu (21:1). Akan namun ,
walaupun Allah membalaskan kesalahan bapa kepada anak-
anaknya, Daud tidak mau berbuat hal serupa. “Masih adakah
yang tinggal, supaya aku dapat menunjukkan kasihku ke-
padanya, bukan demi Saul, melainkan demi Yonatan?”
(1) Saul yaitu musuh sejati Daud. Namun demikian, Daud
tetap berkehendak menunjukkan kasihnya kepada keluar-
ga Saul dengan segenap hati, dan ia siap sedia melaksana-
kannya. Daud tidak berkata, “Tidak adakah lagi orang yang
tinggal dari keluarga Saul, supaya aku dapat menemukan
suatu cara untuk menghabisi mereka, dan mencegah mere-
ka agar tidak mengusik diriku atau pewaris takhtaku?” Ini
bertentangan dengan sikap Abimelekh yang tidak meng-
inginkan ada orang yang tinggal dari keluarga Gideon (Hak.
9:5), dan juga bertentangan dengan sikap Atalya yang tidak
menginginkan ada yang tinggal dari keturunan raja (2Taw.
22:10-11). Pemerintahan kedua orang itu merupakan pe-
merintahan yang dihasilkan dari perampasan. Pemerintah-
an Daud tidak perlu disokong oleh perbuatan-perbuatan
keji seperti itu. Daud berhasrat menunjukkan kasihnya ke-
pada keluarga Saul, bukan hanya sebab ia percaya ke-
pada Allah dan tidak gentar terhadap apa yang dapat diper-
buat keluarga Saul kepadanya, melainkan juga sebab ia
sendiri berwatak penuh kasih dan sudah mengampuni apa
yang telah mereka perbuat kepadanya. Perhatikanlah, kita
harus membuktikan ketulusan pengampunan kita terha-
dap orang-orang yang telah berbuat tidak adil atau menya-
700
kiti kita, dengan siap sedia menunjukkan kasih kepada
mereka dan orang-orang kepunyaan mereka bila kesempat-
an itu tiba. Bukan saja kita tidak boleh membalas dendam
kepada mereka, namun juga kita harus mengasihi mereka,
dan berbuat baik kepada mereka (Mat. 5:44, KJV), dan tidak
menahan-nahan perbuatan kasih atau kebaikan apa pun
dari orang-orang yang telah berkali-kali menyakiti kita.
namun sebaliknya, hendaknya kamu memberkati (1Ptr. 3:9).
Inilah jalan untuk mengalahkan kejahatan dan mendapat
belas kasihan bagi diri kita sendiri dan orang-orang kepu-
nyaan kita, saat kita atau mereka membutuhkannya.
(2) Yonatan yaitu sahabat sejati Daud, dan oleh sebab itu
Daud hendak menunjukkan kasihnya kepada keluarganya.
Ini mengajar kita,
[1] Untuk mengingat kovenan kita. Kasih yang telah kita
janjikan, haruslah kita lakukan dengan kesadaran hati
nurani, meskipun itu tidak boleh dituntut. Allah setia
kepada kita, maka janganlah kita tidak setia satu ter-
hadap yang lain.
[2] Untuk mengingat persahabatan kita, persahabatan lama
kita. Perhatikanlah, kasih terhadap sahabat-sahabat
kita, bahkan terhadap mereka serta orang-orang kepu-
nyaan mereka, merupakan salah satu hukum di dalam
agama kita yang kudus. Orang yang memiliki sahabat
harus menunjukkan dirinya bersahabat (Ams. 18:24, KJV).
Jika penyelenggaraan Allah telah mengangkat kita, se-
mentara sahabat-sahabat kita beserta keluarga mereka
direndahkan, kita tetap tidak boleh melupakan tali per-
sahabatan kita yang lampau, namun harus memandang
keadaan ini sebagai satu kesempatan yang jauh lebih
baik bagi kita untuk menunjukkan kasih kepada mere-
ka. Pada saat seperti inilah para sahabat kita paling
membutuhkan kita, dan kita berada dalam keadaan ter-
baik untuk menolong mereka. Meskipun tidak ada ikat-
an persahabatan yang agung yang mewajibkan kita
untuk terus mengasihi sahabat kita, namun ada hukum
suci persahabatan yang tidak kalah mengikat, bahwa
kepada orang yang ditimpa kemalangan, kasih sayang
haruslah ditunjukkan oleh para sahabatnya (Ayb. 6:14).
Kitab 2 Samuel 9:1-8
701
Ini berarti menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
Tali persahabatan mewajibkan kita untuk memberi per-
hatian terhadap segenap keluarga serta kerabat yang
masih hidup dari orang-orang yang kita kasihi, yang
saat meninggalkan kita, meninggalkan pula bagi kita
anak-anak mereka, nama mereka, serta keturunan
mereka untuk kita kasihi.
3. Kasih yang dijanjikan oleh Daud untuk ditunjukkannya ke-
pada keluarga Saul, disebutnya sebagai kasih yang dari Allah,
bukan hanya kasih yang agung, melainkan juga,
(1) Kasih demi menggenapi kovenan yang tercipta antara dirinya
dan Yonatan, yang disaksikan Allah (lih. 1 Sam. 20:42).
(2) Kasih yang mengikuti teladan Allah, sebab kita harus ber-
belas kasihan seperti halnya Allah. Ia membiarkan hidup
orang-orang yang berada di bawah belas kasihan-Nya,
maka kita pun harus berbuat serupa. Permohonan Yonatan
terhadap Daud yaitu (1Sam. 20:14-15, KJV), “Tunjukkan
kepadaku kasih setia TUHAN, supaya aku tidak mati, dan
begitu pula kepada keturunanku.” Kasih yang dari Allah
yaitu kasih yang jauh lebih besar daripada apa yang
biasanya dapat diharapkan dari manusia.
(3) Kasih ini yaitu kasih yang diperbuat menurut kesalehan,
dan dengan pandangan yang tertuju kepada Allah, serta
kehormatan dan perkenanan-Nya.
II. Keterangan yang disampaikan kepada Daud mengenai Mefiboset,
anak laki-laki Yonatan. Ziba yaitu seorang hamba yang sudah
lama bekerja untuk keluarga Saul, dan tahu betul keadaan
keluarga ini . Ia dipanggil menghadap untuk ditanyai, lalu ia
menyampaikan keterangan kepada raja bahwa anak laki-laki
Yonatan masih hidup, namun cacat kakinya (bagaimana ia menjadi
cacat, sudah kita baca sebelumnya, 4:4), dan bahwa ia hidup
dalam keterasingan, mungkin bersama kerabat ibunya di Lodebar
di Gilead, di seberang sungai Yordan. Di sanalah Mefiboset telah
hilang dari ingatan seperti orang mati, namun ia menanggung
keterasingan ini dengan lebih mudah, sebab hanya samar-samar
ia mengingat kehormatan yang telah hilang daripadanya.
702
III. Mefiboset dibawa ke istana. Raja mengirim utusan, yang kemung-
kinan yaitu Ziba, untuk membawa Mefiboset ke Yerusalem
sesegera mungkin (ay. 5). Demikianlah Daud melegakan Makhir
dari beban yang dipikulnya, dan kemungkinan memberinya ganti
atas apa yang telah dikeluarkannya untuk mengasuh Mefiboset.
Makhir ini tampaknya merupakan sosok yang sungguh dermawan
dan murah hati, dan ia merawat Mefiboset bukan sebab ia tidak
senang dengan Daud atau pemerintahannya, melainkan sebab ia
mengasihi anak putra raja yang malang itu, sebab di kemudian
hari kita menjumpai Makhir berbuat baik kepada Daud sendiri
sewaktu Daud melarikan diri dari Absalom. Namanya dicatat
(17:27) di antara orang-orang yang membawa apa yang dibutuh-
kan sang raja di Mahanaim, walaupun tidak pernah terpikir oleh
Daud, sewaktu mengirim utusan untuk mengambil Mefiboset dari
Makhir, bahwa akan tiba saatnya saat ia sendiri akan dengan
senang hati berutang budi kepada Makhir. Dan mungkin Makhir
pada saat itu lebih siap sedia menolong Daud sebagai balasan
atas kasihnya terhadap Mefiboset. Oleh sebab itu, kita harus siap
sedia memberi, sebab kita tidak pernah tahu kapan kita akan
memerlukan bantuan (Pkh. 11:2). Siapa memberi minum, ia sendiri
akan diberi minum (Ams. 11:25). Sekarang,
1. Mefiboset pergi menghadap Daud dengan memberi segala hor-
mat yang pantas diberikan untuk orang seperti Daud. Sekali-
pun cacat, ia sujud dan menyembah (ay. 6). Daud telah mem-
berikan penghormatan yang sama kepada ayah Mefiboset,
Yonatan, saat Yonatan masih menjadi penerus takhta kera-
jaan selanjutnya. Daud menyembah tiga kali kepada Yonatan
(1Sam. 20:41). Sekarang Mefiboset, dengan cara serupa, mem-
berikan penghormatan kepada Daud, saat segala sesuatunya
berbalik sepenuhnya. Orang yang, pada waktu berada dalam
kedudukan rendah, tahu memberi hormat, akan dihormati
pada waktu kedudukan mereka terangkat.
2. Daud menerima Mefiboset dengan segenap kasih yang dapat
dicurahkannya.
(1) Daud berbicara kepadanya sebagai seseorang yang terke-
jut, namun bersukacita telah bertemu dengannya. “Mefi-
boset! Ternyata engkau ini masih hidup!” Daud ingat nama
Kitab 2 Samuel 9:1-8
703
Mefiboset, sebab ada kemungkinan Mefiboset lahir di saat
persahabatan Daud dengan Yonatan terjalin begitu akrab.
(2) Daud meminta Mefiboset untuk tidak takut: Janganlah
takut (ay. 7). Ada kemungkinan bahwa Mefiboset merasa
gugup saat melihat Daud. Maka dari itu, untuk mele-
nyapkan kegugupan Mefiboset, Daud meyakinkan anak
laki-laki sahabatnya itu bahwa ia memanggilnya bukan
sebab merasa cemburu, atau dengan suatu maksud jahat
kepadanya, melainkan untuk menunjukkan kasihnya ke-
padanya. Orang-orang besar tidak boleh merasa senang
melihat bawahan mereka menghadap mereka dengan
takut-takut sebab Allah yang besar pun tidak berlaku
demikian, namun justru harus membesarkan hati mereka.
(3) Daud menyerahkan kepada Mefiboset, sebagai hadiah dari
kerajaan, segala ladang Saul, ayahnya, artinya, daerah
yang diwariskan ayahnya, yang telah terampas darinya ka-
rena pemberontakan Isyboset, dan sekarang ditambahkan
ke dalam miliknya sendiri. Ini merupakan kebaikan yang
nyata bagi Mefiboset, dan lebih daripada sekadar kata-kata
indah. Persahabatan sejati akan membuat orang bermurah
hati.
(4) Meskipun telah melimpahkan kepada Mefiboset lahan yang
baik seperti itu, yang cukup untuk menunjang kesejah-
teraannya, demi Yonatan (yang wajahnya mungkin dilihat
Daud tercermin pada wajah Mefiboset), namun Daud
bersedia menerima anak laki-laki sahabatnya itu sebagai
tamu tetap di meja hidangannya. Di sana ia tidak hanya
akan mendapat cukup makanan, namun juga memperoleh
teman dan pelayanan yang layak menurut garis keturunan
dan kedudukannya. Meskipun Mefiboset cacat dan kurang
sedap dipandang mata, serta tidak tampak sangat layak
melaksanakan urusan kerajaan, namun, demi ayahnya
yang baik, Daud mengangkatnya menjadi salah satu ang-
gota keluarganya.
3. Mefiboset menerima kasih ini dengan sikap yang sangat
rendah hati dan mengecilkan dirinya sendiri. Ia tidak seperti
orang-orang yang menerima setiap kebaikan sebagai utang
yang harus dibayar, dan memandang segala sesuatu yang di-
perbuat sahabat mereka kepada mereka masih belum cukup.
704
namun sebaliknya, ia berbicara sebagai seseorang yang takjub
akan pemberian Daud kepadanya (ay. 8): Apakah hambamu
ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?
Betapa Mefiboset menghinakan dirinya sendiri! Meskipun anak
seorang putra raja, dan cucu seorang raja, namun sebab
keluarganya telah bersalah dan dimurkai, serta dirinya sendiri
miskin dan cacat, Mefiboset menyebut dirinya sendiri sebagai
anjing mati di hadapan Daud. Perhatikanlah, sungguh baik jika
kita bersikap rendah hati di bawah penyelenggaraan-penye-
lenggaraan ilahi yang merendahkan kita. jika , pada waktu
penyelenggaraan Allah merendahkan keadaan kita, anugerah
Allah turut membawa hati kita merendah bersamanya, maka
kita akan merasakan damai sejahtera. Barang siapa merendah-
kan diri seperti itu, ia akan ditinggikan. Betapa Mefiboset
mengagung-agungkan kasih yang ditunjukkan Daud! Mudah
saja untuk menganggap rendah kasih Daud itu seandainya
Mefiboset ingin berbuat demikian. Adakah Daud mengembali-
kan kepadanya daerah milik ayahnya? Sebenarnya ini cuma
memberikan kepadanya apa yang menjadi kepunyaannya sen-
diri. Adakah Daud membawanya makan sehidangan dengan-
nya? Sebenarnya ini merupakan cara cerdas supaya Daud
dapat mengawasi Mefiboset. Akan namun Mefiboset memandang
semua perkataan dan perbuatan Daud sebagai sesuatu yang
penuh kasih, dan memandang dirinya sendiri sebagai yang
paling tidak layak menerima segala kebaikannya (lih. 1Sam.
18:18).
Kasih Daud kepada Anak Laki-laki Yonatan
(9:9-13)
9 Lalu raja memanggil Ziba, hamba Saul itu, dan berkata kepadanya: “Segala
sesuatu yang yaitu milik Saul dan milik seluruh keluarganya kuberikan
kepada cucu tuanmu itu. 10 Engkau harus mengerjakan tanah baginya, eng-
kau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuai-
annya, supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu
itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.” Ziba mempunyai lima belas
orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba. 11 Berkatalah Ziba kepada
raja: “Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuan-
ku raja kepadanya.” Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai
salah seorang anak raja. 12 Mefiboset mempunyai seorang anak laki-laki yang
kecil, yang bernama Mikha. Semua orang yang diam di rumah Ziba yaitu
Kitab 2 Samuel 9:9-13
705
hamba-hamba Mefiboset. 13 Demikianlah Mefiboset diam di Yerusalem, sebab
ia tetap makan sehidangan dengan raja. Adapun kedua kakinya timpang.
Perkara tentang Mefiboset dituntaskan dalam perikop ini.
1. Pelimpahan ladang milik ayahnya ini ditegaskan kembali kepada-
nya, dan Ziba dipanggil untuk menjadi saksi (ay. 9). Dan, tampak-
nya, Saul memiliki lahan yang sangat luas, sebab ayahnya
yaitu seorang yang berada (1Sam. 9:1), dan Saul mempunyai
sejumlah ladang dan kebun anggur untuk diberikan (1Sam. 22:7).
Sebanyak apa pun harta itu, Mefiboset sekarang menjadi tuan
atas semuanya.
2. Pengelolaan ladang ini dipercayakan kepada Ziba, yang tahu
persis tentang ladang itu dan juga tahu cara terbaik mengusaha-
kannya. Dan, sebab Ziba telah menjadi hamba ayahnya, Mefi-
boset dapat mempercayainya, dan sebab memiliki banyak anak
laki-laki dan hamba, Ziba mempunyai cukup orang untuk meng-
usahakannya (ay. 10). Demikianlah Mefiboset dibuat menjadi
sangat sejahtera, sebab memiliki ladang yang luas tanpa harus
mengusahakannya, dan sedang menapaki jalan yang mulus un-
tuk menjadi kaya raya, sebab ada begitu banyak pemasukan dan
begitu sedikit pengeluaran, sebab ia sendiri dicukupkan di meja
hidangan Daud. Namun demikian, Mefiboset harus mempunyai
makanan untuk disantap di samping rotinya sendiri, persediaan
bagi anak laki-lakinya serta hamba-hambanya. Dan anak-anak
lelaki serta hamba-hamba Ziba pun akan meminta bagian mereka
dari penghasilan Mefiboset. Mungkin untuk alasan inilah jumlah
mereka disebutkan di sini, yakni lima belas orang anak laki-laki
dan dua puluh orang hamba, yang akan membutuhkan hampir
semua dari kekayaan yang ada. Dengan bertambahnya harta,
bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah
keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya? (Pkh. 5:10).
Semua orang yang diam di rumah Ziba yaitu hamba-hamba
Mefiboset (ay. 12), artinya, mereka semua hidup dengan bergan-
tung kepada Mefiboset, dan memangsa harta miliknya, dengan
dalih untuk mendampingi dan melayaninya. Orang Yahudi mem-
punyai pepatah berikut, “Orang yang memperbanyak hamba,
sesungguhnya memperbanyak pencuri.” Ziba pada saat ini merasa
senang hati, sebab ia menyukai kekayaan, dan akan memilikinya
dengan berlimpah. “Hambamu ini akan melakukan tepat seperti
yang diperintahkan tuanku raja kepadanya (ay. 11). Biarkanku
706
sendiri dengan harta itu. Dan mengenai Mefiboset,” (tampaknya ini
merupakan perkataan Ziba), “jika raja berkenan, ia tidak perlu
merepotkan istana. Ia akan makan sehidangan dengan aku, dan
akan diperlakukan dengan layak sebagai salah seorang anak
raja.” Akan namun , Daud berkenan membawa Mefiboset makan
sehidangan dengannya, dan Mefiboset pun senang dengan
kedudukannya seperti halnya Ziba dengan kedudukannya. Betapa
tidak setianya Ziba kepada Mefiboset akan kita dapati sesudahnya
(16:3). Nah, sebab Daud yaitu perlambang akan Kristus, Tuhan
dan anaknya, tunas dan keturunannya, biarlah kasihnya terha-
dap Mefiboset manjadi gambaran dari kebaikan dan kasih Allah
Juruselamat kita terhadap manusia yang telah jatuh ke dalam
dosa, walaupun Ia tidak terikat kewajiban untuk berbuat seperti
itu, seperti Daud terhadap Yonatan. Manusia dinyatakan bersalah
atas pemberontakan melawan Allah, dan seperti halnya keluarga
Saul, yang dihukum dengan ditolak Allah, manusia tidak hanya
dibuat hina dan melarat, namun juga timpang dan tidak berdaya
akibat kejatuhan itu. Sang Anak Allah menanyakan tentang ang-
katan busuk ini, yang tidak menanyakan tentang-Nya, dan datang
untuk mencari serta menyelamatkan mereka. Terhadap orang-
orang yang merendahkan diri di hadapan-Nya dan menyerahkan
diri kepada-Nya, Ia memulihkan milik pusaka yang telah diambil
dari mereka akibat perbuatan mereka. Ia membuat mereka ber-
hak atas firdaus yang lebih baik daripada yang telah dirampas
dari Adam, dan membawa mere