sama di antara orung-orung yang beiman yang duduk (tanpa
kerja)' .22 Saat mendengar ayat tersebut Ibn Um-Maktiim berkata, 'O Nabi
A[eh, adakah berarti saya mesti ikut ke medan perang (ihad).' Dia
seorang yang buta. Kemudian All6h mewahyukan (ayat peringatan)
kepada Nabi Muhammad. Saat kakinya berada di atas kakiku, begitu
beratnya dan saya khawatir kakiku terasa akan putus."23
Terdapat perubahan psikologis terhadap Nabi Mul.rammad selama ' menerima wa[ryu akan tetapi dalam semua waktu cara berbicara dan
lainnya tetap seperti biasa. Ia tidak pernah tahu bila dan di mana wal.ryu
itu akan sampai, seperti tampak dalam semua kejadian. Di sini saya
berikan dua contoh sebagai bukti.
. Dalam masalah beberapa orang-orang mengumpat tentang istri rasul,
'A'isha, mereka menuduh melakukan perbuatan tak terpuji dengan seorang sahabat. Nabi Mu[rammad tidak menerima wafyu seketika.
Sebenamya, beliau cukup pedih merasakan penderitaan selama sebulan
karena berita gosip yang menimpa sebelum All6h memberi penjelasan
tentang kesuciannya:
Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong
itu, 'Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita mengatakan ini. Mahasuci
Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar."'24
. Sementara dalam masalah lbn Um-Makt[m (keberatan melakukan;jihdd
karena buta), Nabi Muhammad menerima wahyu secara spontan:
"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang)
yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan
Allah dengan harta mereka dan jiwanya."2s
r. Permulaan Wah.nr dan Mu'jizat Al-qtu'gn z0
Peranan Nabi \{t hammad dipersiapkan secara bertahap, suatu masa yang
penuh kebimbangan dalam melihat berbagai kejadian dan visi pandangan yang
ada, juga ikut ambil bagian dalam mempersiapkan kematangan jiwanya di
mana Jibril berulang kali hadir memperkenalkan diri.27 Pertama kali muncul di
depan Nabi Muhammad saat ia berada di Gua Hira, Jibril minta membaca dan
beliau mengatakan tak tahu. Malaikat mengulangi permintaannya tiga kali dan
ia menjawab dalam keadaan serbabingung dan ketakutan sebelum mengetahui
kenabian yang tak terduga dan pertama kali mendengar Al-Qur'dn :
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tthanmu Yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal daruh. Bacalah, dan Tuhan-
mulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam."28
Dikejutkan oleh perasaan dengan melihat sesuatu yang tak pernah
terlintas dalam pikiran tentang tugas tersebut, Nabi Mulrammad kembali dalam
keadaan gemetar menemui Khadijah minta agar dapat menghibur dan
mengembalikan ketenteraman jiwanya. Sebagai seorang Arab, tentu ia paham
susunan ekspresi syair dan prosa, akan tetapi tak tprlintas di otak sama sekali
tentang ayat-ayat wahyu Al-Qur'an yang ia terima. Sesuatu yang tak pernah
terdengar sebelumnya serta susunan kata-kata yang tak ada bandinganya. AlQur'6n sebagai mukjizat terbesar yang pertama ia terima. Pada suatu waktu di
tempat yang berbeda, Nabi Mus6 diberi mukjizat-sinar cahaya memancar dari
tangan, tongkat menjadi ular raksasa sebagai tanda kenabiannya. Berbeda
dengan peristiwa yang dialami Nabi Mu[rammad dari gua dalam sebuah
BmmB, Malaikat meminta si buta huruf agar membaca. Mukjizatnya bukannya
seekor ular naga, benda logam, kemahiran menyembuhkan penyakit,
menghidupkan kembali orang yang sudah mati, melainkan kata-kata ajaibyang
tak pernah terlintas di telinga siapa pun.
li'. Nabi Muhammad dan Pengiaruh Bacaan Al-Qur'en *"9n Orang I(afir
Perjalanan waktu juga mengambil bagian penting persiapan Nabi
M,rllammad dalam mengenalkan ajaran Islam pada kenalan terdekat. Alldh swt.
membesarkan hatinya agar membaca ayat-Lyat Al-Qur'6n di keheningan
malam.
"Hai orang yang berselimut (Multamnad), bangwlah (untuk shalat) di
malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau
kwangilah dari seperdua in sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan
bacalah Al-Qur' dn in dengan perlaltan-lahan. "2e
Sekarang hendak kita telusuri efek yar.g begitu dalam dari bacaan AlQur'6n, seperti yang dialami para pemuja patung berhala. Ibn Is[riq menulis:
ffitrhammad bin Muslim bin Shihdb az-Zlhri bercerita bahwa Abri
$ufydn bin Harb, Abu Jahl bin Hishdm, dan al-Akhnas bin Shariq bin
'Amr bin Wahb ath-Thaqdfi (sekutu kaum bani Z.thrdl) suatu malam
jalan-jalan mencuri dengar bacaan Al-Qur'6n Nabi Muhammad di
rumatrnya. Tiap tiga orang dalam kelompok berusaha memilih tempat
yang safe dan tak seorang pun di antara mereka mengetahui keberadaan
yang lain. Setelah fajr mereka bubar dan satu sama lain bertemrr saat
kembali ke rumah.
Sebagai anggota komplotan, masing-masing menceritakan pengalaman, "Jangan engkau ulangi lagi perbuatan ini, nanti akan terkesima."
Mereka pulang dan malam berikutnya kembali mencuri dengar, dan
bercerita pengalaman satu sama lain di waktu fajr. Pada malam ke tiga,
mereka kumpul pada pagi hari sambil berkata, "Kita tak akan meninggalkan tempat kecuali setelah berikrar sungguh-sungguh tak akan
mengulang lagi." Setelah berjanji mereka bubar. Beberapa saat kemudian
dengan membawa tongkat, al-Akhnas pergi ke rumah Abu Suffdn dan
menanyakan apa yang telah mereka dengar dari Nabi Muhammad. Ab[
$ufydn menjawab, "Demi AlEh, aku mendengar sesuatu yang saya tidak
dapat memahami artinya dan entah apa yang mereka maksudkan."
Al-Akhnas berkata, "Persoalannya sama seperti yang saya alami".
Kemudian ia pergi mendatangi rumah Ab[ Jahl menanyakan hal yang
sama. Ia menjawab, "Apa sebenarnya yang saya dengar, kami dan suku
kabilah 'Abd Mandf selalu kompetisi dalam meraih ketinggian kedudukan di tengah masyarakat. Mereka memberi makan orang miskin dan kami
juga melakukan hal yang sama. Mereka terlibat menyelesaikan persoalan
orang lain, demikian juga kami. Mereka menunjukkan sikap murah hati
terhadap orang lain, kami juga mengikutinya. Kami berpacu seperti dua
pasukan yang melangkah sama cepatnya. Tiba-tiba mereka menyatakan,
'Kami memiliki seorang nabi yang telah menerima wahyu dari langit.'
Bila, kita hendak memiliki hal seperti itu? Saya bersumpah, tak mungkin
pernah percaya padanya dan tak mungkin pula aku memanggilnya
sebagai orang jujur."3o
Di samping kebencian yang luar biasa dari pihak orang kafir, Nabi
M,rl,tammad tetap meneruskan bacaan dan jumlah para pencuri dengar semakin
bertambah dan herannya, setiap orang amat khawatir perbuatan mencuri dengar
Al-Qur'dn akan terungkap oleh orang lain.3r Nabi Mu[rammad dengan pe-
nentangnya pernah diminta berdebat tentang keesaan Alldh karena Al-Qur'dn,
bukan ciptaan manusia, cukup sebagai bukti secara akal tentang wujud keesaan
Allah swt.. Namun demikian, karena bacaan yang awalnya dari keheningan
malam dan berubah menjadi pada siang hari dan didengar oleh orang banyak,
maka rasa kekhawatiran orang Mekah semakin menjadi-jadi.
Melalui pendekatan yang cepat dan bijak, sekelompok orang Quraish
mendatangi al-Walid bin al-Mughira, orang yang cukup bergengsi di masyarakat. Lalu ia menyampaikan pendapatnya di depan mereka, "Waktu
pertunjukan telah tiba dan wakil-wakil bangsa Arab akan hadir menemui Anda.
Mereka ingin mendengar tentang teman anda, setuju sajalah pada satu pendapat
tanpa perselisihan di mana tak akan seorang pun di antara kita bercerita bohong
pada yang lain." Mereka berkata, "Berikan pendapat anda tentang dia
(Mulrammad)," dan ia menjawab, "Tidak, lebih baik anda bicara dan saya
mendengar." Maka berkata, "Ia tidak lebih dari seorang peramal." Al-Walid
menjawab, "Demi Tuhan, dia bukan itu, dia bukannya seorang yang pandai
membuat irama pantun, seperti juru ramal." Kalau demikian halnya, ia terpengaruh oleh seorang peramal." "Bukan, ia bukan orang seperti itu. Kami melihat sendiri tidak ada gerak-gerik tak karuan maupun jampi-jampi, seperti juru
ramal." "Jika demikian, ia seorang penyair." "Bukan, dia bukan itu, kami
mengerti semua syair dan permasalahannya. Jika demikian halnya ia mungkin
tukang sihir." "Bukan, kami telah melihat tukang sihir dan hasil kerjanya. Di
sini (Mt'hammad) tidak pernah meludah-ludah, seperti juru sihir dan mengikatikat tali buhul." "Jika demikian, lantas apa yang pantas hendak kita sebut,
Wahai Ab[ 'Abd Shams?" Ia menjawab, "Demi Tuhan, kata-katanya indah,
akarnya seperti pohon kurma yang dahannya sangat berguna, dan semua apa
yang anda katakan akan dikenal sebagai ceritapalsu. Yang mungkin mendekati
kebenaran adalah seperti yang anda sebut ia seorang sahir pembawa risdlah
yang memisahkan seseorang dari ayah, saudara, atau pun istri, dan keluarganya.'32
Hal serupa dapat kita lihat Abu Bakr, ia membangun sebuah masjid di
Mekah di sebelah rumah tempat ia menjalankan shalat tiap waktu dan membaca
Al-Qur'dn. Orang-orang kafir menemui lbn Addaghinna, orang yang memberi
perlindungan pada Abrl Bakr, minta agar tak lagi membaca Al-Qur'6n karena
banyak kaum wanita dan anak-anak yang mencuri dengar bacaan dan ternyata
mudah terpengaruh.
PennaaNabi Mtfiammad tqhadap N-Qur'An
Al-Qur'in secara konsisten menggunakan kosa kat a tald,5rutld, atlfi, tatlfi,
yatlfi etc. Kita dapat baca ayat-ayat tersebut dalam 2: 129,2: 151,3: 164, 22:
45, dan 62: 2 serta banyak lagi lainnya. Kesemuanya memberi isyarat akan
peranan Nabi Mt t'ammad Wdat*nmengenalkan wahyu ketuhanan ke seluruh
masyarakat. Namun demikian bacaan saja dirasa belum cukup jika tak disertai
perintah. Tanggung jawab Nabi MLrhammad ffi terhadap kalamulldh dapat
ditihat dalam ayat-ayat berikut, di mana pertama dapat dilihat dalam doa Nabi
Ibrdhim,
"Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorung Rasul dari kalangan,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan hiknah serta
menyucikan meteka."
"sungguh Allah telah memberi karunia kepada orung-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul diri golongan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah...."3s
"sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu
yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu
dan mengajarkan agama kamu al-kitab dan a1-hikmah...."
"langanlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) AI-Qur'dn karena
hendak cepat-cepat (mengtasainya). Sesungguhnya atas tarygungan
Kami mengumpulkannya (di dadunu) dan (membuatmu pandai) mem-
bacanya. Apabila Kami telah selesai membacakanirya maka ikutilah
bacaannya itu. Kemudian, sesunggahnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.'
Ayat-ayat tersebut menunjukkan kepedulian Nabi Mutrammad dalam
merekam hafalan Al-Qur'dn. Beliau tampak tergesa-gesa dalam melalap
hafalan sebelum senyap, lidahnya sibuk mengikuti kalimat berikutnya. Ia
diberi peringatan untuk tidak perlu tergesa-gesa karena semua ayat akan merasuk ke dalam hati, All6h dHi. berjanii akan memelihara Al-Qur'6n sepanjang
masa.
5. Silih Berganti Membaca 1UQw' dn Basama Mataikat Jifuil
Dalam memelihara ingatan Nabi Mu[rammad secara konstan, Malaikat
Jibril berkunjung kepadanya setiap tahun. Hal ini dapat dilihat dalam Sadithbadilh berikut:
. Fdfima berkata, '\4$i \drrhammad memberitahukan kepadaku secara
rahasia, Malaikat Jibril hadir membacakan Al-Qur'6n padaku dan saya
membzicakannya sekali setahun. Hanya tahun ini ia membacakan seluruh
isi kandungan Al-Qur'an selama dua kali. Saya tidak berpikir lain kecuali, rasanya, masa kematian sudah semakin dekat."38
. Ibn 'Abbis melaporkan bahwa Nabi Mrlhammad berjumpa dengan
Malaikat Jibril setiap malam selama bulan Ramadan hingga akhir bulan,
masing-masing membaca Al-Qur' 6n silih berganti.se
. Abri Huraira berkata bahwa Nabi Mulammad dan Malaikat Jibril membaca Al-Qur'6n bergantian tiap tahun, hanya pada tahun kematiannya
mereka membaca bergantian dua kali.{
. Ibn Mas'fld melaporkan serupa dengan di atas, dengan tambahan, "Manakala Nabi Mu[ammad dan Malikat Jibril selesai membacanya, lalu memberi giliran saya membaca untuk Nabi M,rhammad dan beliau memberi
penghargaan akan keindahan bacaan saya."
. Nabi Mtrhammad,Zaidbin Thebit, dan Ubayy bin Ka'b membaca secara
bergiliran setelah sesi terakhir dengan Malaikat Jibril.a2 Nabi Muhammad
juga membaca di depan Ubbay dua kali dalam tahun kematiannya.aTiap hadith di atas memberi penjelasan bacaan Malaikat Jibril dan Nabi
Mt,hammad dengan menggunakan istilah Mu' 6ra{a.aa
Tugas Nabi Muhammad terhadap wahry teramat padat: beliau sangat
instrumental dalam penerimaan ketuhanan (divine reception) sebagai pengawas ketepatan kompilasi, memberi keterangan yang diperlukan, pemacu
masyarakat luas dalam pengenalan dan penyebarluasan, dan sebagai mahaguru
para sahabat. Tentunya A[eh tidak perlu turun ke bumi menjelaskan ayat ini
dan hal itu dengan keterangan, "adalah tugas Kami untuk menjelaskan"bukannya, "ini tugasmu Muhammad untuk memberi penjelasan," berarti All6h memberi letigimasi sepenuhnya akan kefasihan Nabi Mullammad pada seluruh ayatayatnya, bukan melalui perkiraan, melainkan sebagai inspirasi All6h sendiri.
Adalah sama benarnya dalam masalah kompilasi Al-Qur'an.
Demikian pula setelah menghafalnya, tugas membaca, kompilasi,
pengajaran, dan penerangan menyatu dalam tugas utama sepanjang kenabian,
tugas yang beliau laksanakan penuh kesetiaan mendapat persetujuan Alldh swt.
dalam upaya yang ia lakukan. Perhatian utama dalam bab-bab mendatang
mencakup tiga masalah penting yang pertama, antara lain, penjelasan tentang
*ahw, literatur sunnah Nabi Muhammaa W ai mana keseluruhannya merupakan penjelasan Al-Qur'6n, serta penyatuan beliau terhadap seluruh ajaran
ke dalam praktik kehidupan sehari-hari.
6. Beberapa Cabba teatang Klaim-Klaim Oriablis
Beberapa penulis dari kalangan orientalis membuat teori miring tentang
Al-Qur'6n. Noldeke misalnya, menganggap bahwa Nabi Muhammad pernah
lupa tentang wahyu sebelumnya, sedang Rev. Mingana menegaskan bahwa
Nabi M,rhammad maupun masyarakat Muslim tidak pernah menganggap AlQur'dn secara berlebihan, kecuali setelah meluasnya negara Islam. Mereka,
sekurang-kurangnya mempunyai pikiran bahwa kemungkinan ada gunanya
memelihara ayat-ayat Al-Qur'6n bagi generasi mendatang. Melakukan pendekatan terhadap permasalahan yang ada dari sudut pandang akal semata adalah tidak cukup untuk menolak anggapan itu.
Sebenarnya pendekatan logika seperti ini terlepas apakah seseorang
percaya bahwa Muhammad seorang Nabi atau tidak, dengan segala caranya
beliau tetap akan berbuat semampu mungkin mempertahankan apa yang
dianggap sebagai kalamullah. Jika beliau seorang rasul sungguhan, permasalahan akan semakin jelas: pemeliharaan kitab Al-Qur'in merupakan tugas
suci, seperti telah kita sebut sebelumnya, Kitab suci Al-Qur'dn merupakan
mukjizat terbesar dan pertama yang diturunkan dengan bukti bahwa tak ada
orang lain yang menulisnya. Maka, menolak mukjizat ini dengan melihat
adanya bukti nyata bahwa beliau sebagai Nabi A[eh adalah sikap seorang jahil.
Tetapi apa yang mungkin terjadi jika misalnya, sekadar alasan dalam
perdebatan, Muhammad pura-pura mengaku nabi atau katakanlah Al-Qur'6n
sebagai rekayasa beliau, adakah beliau mampu menghasilkan sesuatu yang
berlainan dari yang ada sekarang? Tentu saja tidak: beliau akan tetap mempertahankan keyakinan. Karena melakukan hal yang sebaliknya berarti pengakuan terhadap penipuannya. Tak akan ada pemimpin setinggi apa pun yang
akan mampu membayar kesalahan yang teramat fatal.
Apakah seseorang menelantarkan Mulrammad dalam kelompok nabi
ataupun berpura-pura, perilaku perbuatannya terhadap Al-Qur'dn tampaknya
telah mengundang sikap cemburu pihak lain. Teori apa pun yang menganggap
akan adanya sedikit perbedaan sama sekali tak dapat diterima akal. Jika
seorang ahli teori mengajukan rasa ketidakpuasan penjelasan mengapa Nabi
lvlt hammad bertindak sangat mengenaskan dan mengorbankan kepentingannya demi perintah All6h, maka teori itu tidak lebih dari cerita yang tidak
berdasarkan pada fakta.
7. Kesimpulan
Hafalan, pengajaran, rekaman, kompilasi, dan penj elasan: kesemuanya,
seperti telah kita demonstrasikan, merupakan tujuan utama dari misi Nabi
fit'hammad dan daya tarik Al-Qur'dn yang orong4l4ng kafir pun selalu
mencuri-dengar dengan penuh perhatian. Dalam bab-bab berikut kami akan
menjelaskan lebih mendalam lagi sikap kehati-hatian Nabi Mulrammad dan
masyarakat Muslim tempo doeloe memberi keyakinan bahwa Al-Qur'an
muncul dan beredar dalam bentuknya yang asli tanpa perubahan. Sebelum
halaman ini kita akhiri, mari kita alihkan mata kita ke zaman sekarang guna
mengadakan taksiran mengapa Al-Qur'an berhasil diajarkan di masa kita.
Umat lslam sedunia berjalan melalui satu periode yang amat suram dalam
sejarah, suatu masa di mana harapan dan keimanan tampak begitu sulit tak
menentu dari hari ke hari. Banyak umat Islam dengan jumlah yang tak
terhitung-ratusan ribu dalam kelompok usia, jenis kelamin, dan benua yang
komitmen menghafal Al-Qur'an seluruhnya. Bandingkan kitab Injil yang
diterjemahkan seluruhnya maupun sebagian ke dalam ribuan bahasa dicetak
dan dibagi-bagi dalam jumlah yang amat bear dengan dana yang dapat
menempatkan negara-negara dunia ketiga merasa malu meliriknya. Dengan.
upaya ini, kitab Injil boleh dianggap laris di mana banyak orang berminat
membeli, akan tetapi hanya segolongan kecil yang berminat membaca.as Sikap
masa bodoh berjalan lebih jauh dari yang mungkin seseorang dapat bayangkan.
Pada tanggal 26 Januari tahun 1997, harian The Sunday Trines menurunkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang koresponden, Rajeev Syal dan
Cherry Norton tentang Sepuluh Perintah Tuhan. Secara random jejak pendapat
dari dua ratus ribu anggota pastor Kristen Anglican mengungkap bahwa dua
pertiga dari pendeta wakil Paus Inggris tidak dapat mengungkapkan isi
kandungan sepuluh perintah tuhan. Hal ini bukan saja terjadi pada orang
Kristen biasa, melainkan para pendetanya. Moralitas dasar orang Yahudi dan
Kristen tidak lain sekadar gugusan kata-kata dalam kertas sedang Qur'dn di
pihak lain, dihafal seluruhnya oleh ratusan ribu, diterjemahkan ke dalam lebih
kurang 9000 baris.a6 Gambaran lebih terang tentang pengaruh yang mendalam
dari Al-Qur'in dan kebbrhasilan misi pendidikan Nabi Muhammad tidak dapat
diterka oleh siapa pun.
Ayat pertama yang diwzihyukanpada Nabi Mu[rammad adalah,
"Bacalah atas nama Tuhanmu yang telah menciptakan."l
Tak ada bukti bahwa Nabi Muhammad pernah belajar seni menulis dan
umunnya orang sepakat bahwa ia buta huruf sepanjang hayat. Sepotong ayat di
atas memberi isyarat bukan tentang persoalan buta huruf, melainkan pentingnya pendidikan yang sehat bagi masyarakat di masa mendatang. Nabi
Mulrammad mencurahkan segala upaya yang mungkin dapat dilakukan dalam
pengembangan pendidikan, manfaat serta imbalan para pelajar dan juga sanksi
hukum bagi pengekang ilmu pengetahuan. Abii Huraira melaporkan bahwa
Nabi Muhammad pemah bersabda,
"Siapa yang menitih jalan pencarian ilmu pengetahuan, Alldh akan
membuka baginya jalan menuju surga."2
Sebaliknya beliau memberi peringatan,
"Siapa yang ditanya ilmu yang telah dikuasai lalu ia sembunyikan, orang
itu akan dililit api neraka di hari Kiamat."3
Nabi Muhammad minta para ilmuwan dan yang masih belum berbudaya
agar kerja sama menasihati mereka yang tidak pernah belajar, dan kaum
cendekiawan agar mau mengembangkan ilmunya pada para jiran.a Penekanan
diberikan pada setiap yang memiliki keahlian karya tulis di mana dalam sebuah
fialithditegaskan agar mengambil peran laksana seorang ayahpada anak.s
Nabi adalah pelopor pendidikan gratis di mana saat 'Ub6da b. as-$dmi1
menerima hadiah dari seorang pelajar (dengan niatan untuk kepentingan
lslam), Nabi Mubammad menegumya,
Jika mau menerima lilitan api neraka di leher anda, maka ambilah
hadiah itu."6
Non-Muslim pun juga diberi tugas mengajar membaca di masa kehidupan rasul.
Uang tebusan tahanan Perang Badar juga berlainan. Beberapa di antara
mereka mendapat tugas mengajar menulis pada anak-anak.7
t. iaai* Belaj ar, Mengaj ar, dsn Membaca y'f,-Qur' en
Nabi Muhammad tidak pernah menyia-nyiakan upaya dan keinginan
masyarakat dalam mempelajari Kalamullah:
a. 'Uthmdn bin 'AffEn melaporkan bahwa 114Si \{rrhammad pernah bersabda, "Yang terbaik di antara kamu sekalian adalah yang mempelajari
Al-Qur'dn kemudian mengajarkan pada orang 1ain."8 Kata-kata yang
sama juga dilaporkan oleh 'Ali bin Abi Talib. e
b. Menurut Ibn Mas'fld Nabi Muhammad memberi komentar, "Siapa yang
membaca satu huruf Kitab AUeh ia akan diberi imbalan amal saleh, dan
satu amal saleh akan mendapat pahala sepuluh kali'lipat. Saya tidak
mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf melainkan a/rf satu huruf,
1a-m satu huruf, dan mr'm satu huruf."l0
c. Di antara pahala seketika bagi yang mempelajari Al-Qur'6n adalah penghargaan umat Islam agar bertindak sebagai imdmshalat, suatu kedudukan
penting yang secara khas diberikan di awal permulaan Islam. 'A'isha dan
yang belajar yang memiliki hafalan terbanyak hendaknya menjadi imam
shalat.tt Amir bin Salima al-Jarmi bercerita bahwa orang-orang dari suku
bangsanya menemui Nabi Muhammad menyatakan diri hendak masuk
Islam. Sebelum berangkat mereka bertanya, "Siapa yang akan mengimami shalat kita?" Beliau menjawab, "Orang yang menghafal eur,dn,
atau mempelajarinya lebih bayak.'lz Pada detik-detik akhir kehidupanRasulullah, kedudukan imam shalat diberikan pada Abu Bakr setiap hari.
Hal ini merupakan penghormatan agung saat penentuan khalifah umat
Islam.
Segi positif lainnya adalah penyebab kemungkinan para Malaikat bersama kita. Usaid bin Hudair sedang membaca Al-Qur'6n bagian terakhir
di satu malam di mana seekor kudanya melompat-lompat ketakutan. Saat
ia berhenti, seekor kuda itu pun terdiam, dan saat membaca, kuda itu melompat-lompat kembali. Kemudian ia berhenti karena khawatir anaknya
terinjak. Saat ia berdiri dekat kuda, ia melihat sesuatu seperti tenda menggantung di awang-awang penuh lampu-lampu bersinar menjulang ke
langit dan kemudian menghilang. Hari berikutnya, ia pergi menemui
y3$i lyltrhammad menceritakan kejadian malam itu. Ia memberitahukan
agar terus-menerus membacanya dan Usaid bin Hudair menjawab bahwa
ia berhenti karena demi keselamatan anaknya, Yahyd. Kemudian Nabi
Muhammad berkata, "Mereka adalah para Malaikat sedang mendengar
dan mestinya anda terus membacanya, sebenamya orang lain bisa melihat
di pagi hari karena tidak akan bersembunyi dari mereka.'l3
Ibn 'Umar meriwayatkan, "Kecemburuan hanya dibenarkan dalam dua
hal: seorang yang telah menerima ilmu Al-Qur'6n dan membacanya di
siang dan malam hari dan orang yang diberi karunia kekayaan AllSh serta
membantu orang lain di malam dan siang hari."l4
'IJmar bin al-Khattdb menjelaskan bahwa Nabi Mu[rammad bersabda,
"Melalui Kitab ini, Alldh meninggikan beberapa orang dan merendahkan
yang lain di antara kita."ts
Yang lebih tua di antara orang buta huruf menghafal Al-Qur'dn dengan
susah payah di mana pikiran dan jiwanya merasa lemah. Mereka tidak
tertolak mendapat keberkahan apa pun jua karena pahala besar dijanjikan
bagi mereka yang mendengar Al-Qur'6n saat dibacakan. Ibn 'Abbas
pernah berkata bahwa siapa yang mendengar satu ayat Al-Qur'dn akan
mendapat cahaya di Hari Kiamat.16
Adalah sangat memungkinkan bahwa seseorang yang tidak mampu
menghafal dengan baik untuk membaca dari hafalannya bisa jadi terasa
sedikit malas dalam mencari naskah tertulis. Untuk itu Nabi Muhammadmenjelaskan ,
"Bacaan seseorang tanpa bantuan musl.taf, berhak mendapat
pahala sebanyak seribu tingkat sedang bacaan dengan menggunakan
mushaf akan mendapat pahala dua kali lipat menjadi dua ribu.'l7
Dalam menjelaskan tentang kebaikan orang-orang yang menghafal
'Abdulldh bin 'Amr memberitahu bahwa Nabi Mu[rammad berkata,
"seseorang yang mencurahkan hidupnya untuk Al-Qur'6n akan diminta
di hari kiamat naik ke atas untuk membaca dengan hati-hati seperti yang
ia lakukan selama di dunia di mana ia akan masuk surga lamanya setel4h
bacaan ayat terakhir. r8
Bagi yang bermalas-malasan melihat kepentingan ini, Nabi M'rhammad
menentangnya dengan sebuah peringatan. Ibrr 'Abbds menceritakan
bahwa Nabi Mu[rammad pernah bersabda, "seorang yang tak berminat
terhadap Al-Qur'dn laksana rumah yang telah hancur.'le Dan beliau
mencela penghafal Al-Qur'6n lalu melupakan dianggap dosa besar dan
menasihati agar selalu mengulanginya. Ab[ M[sd al-Ash'ari memberitahukan bahwa Nabi Muhammad bersabda, "segarkan pengetahuan
anda i,ntang Al-.Qw'dn dan saya bersumpah denganNama Alldh di mana
nyaw'a Muhammad ada di tangan-Nya bahwa hat ini lebih penting una*
menghindari seekor binatang unta yang kakinya diikat."zo
Al-Harith bin al-A'war menceritakan apa yang'teqadi setelah Nabi
\{t'hammad wafat.
"sewaktu melewati masjid, secara tak sengaja saya melihat orangorang terlibat pembicaraan bisik-bisik. Kemudian saya menemui 'Ali
menceritakan hal itu. Beliau bertanya apakah itu benar dan saya memberi
konfirmasi. Kemudian ia berkata, 'Saya mendengar penjelasan Nabi
Muhammad yang menyebut, 'Perselisihan pasti akan terjadi.' Saya bertanya pada beliau bagaimana cara menghindari hal itu. Beliau menjawab,
"Kitab Allah adalah satu-satunya cara karena ia mencakup apa-apa yang
terjadi sebelum kamu, berita masa depan setelah ini serta keputusan
tentang masalah-masalah yang mungkin terjadi di antara kamu sekalian.
Ia merupakan pemisah dan bukan bahan lelucon. Jika terdapat orang yang
memiliki kekuasaan sengaja meninggalkan ajarannya, A[eh akan membuat perpecahan, dan siapa yang mencari petunjuk dari sumber lain,All5h akan mengantarkan ke jalan kesesatan. Kitab suci Al-Qur'in merupakan tali pengikat dari A[eh yang tahan uji, peringatan bijak, jalan
lurus di mana dengannya keinginan tak mungkin meleset pada kesesatan,
lidah tak akan menjadi galau, dan kaum cendekiawan pun tak akan
mampu memahami secara sempurna. Al-Qur'6n tidak akan pernah usang
karena diulang-ulang dan tak akan seorang yang rakus ilmu akan berhenti
mengkajinya. Ia adalah sesuatu yang makhluk jin tidak segan mengeluarkan katapujian saat mendengarnya, 'Kami telah mendengarbacaan indah
yang memberi petunjuk pada yang benar dan kami percaya terhadapnya,'
bagi orang yang membaca akan selalu berkata yang benar dan bagi yang
bertindak menurut ajarannya akan menuai keberkahan hidup, seorang
penegak hukum menurut ajarannya akan berbuat adil, dan siapa yang
mengajak orang lain, ia akan memanggil ke jalan yang lurus."2r
Masalah berikutnya kita akan meresapi secara mendalam bagaimana
]rtafi ptuhammad berhasil dalam mencapai tujuan pengajaran Al-Qur'dn kepada umat Islam. Ini akan dapat terungkap dengan baik sekiranya kita membagi
bahasan ke dalam situasi di zaman Mekah and Madinah.
2. TAmanPqideM&ah
i. Nabi Mubammad Sebagai Guru Al-Qur'6n
Sebagian kitab suci Al-Qur'6n diturunkan di Mekah; imdm as-Suytti
mendaftar urutan terperinci tentang surah-surah yang diturunkan.22 Al-Qur'6n
dapat bertindak sebagai alat petunjuk bagi jiwa yang kalut di mana terbukti
kehidupan seorang penyembah patung berhala akan selalu.merasa tidak puas,
pengembangannya yang awalnya melakukan penindasan terhadap masyarakat
Muslim menyebabkan mereka mengadakan kontak dengan Nabi Muhammad.
l) Orang pertama di luar jalur keturunan keluarga Nabi Muhammad yang
masuk Islam adalah Abri Bakr. Nabi Muhammad mengajak masuk Islam
dengan membaca beberapa ayat Al-Qur'dn.23
2) Kemudian Ab[ Bakr membawa teman-teman terdekat menemui Nabi
Mu[rammad, seperti 'Uthmen bin 'Affrn, 'Abdur-Rahmdn bin 'Auf, azZubair bin al-'Awwdm, fafta, dan Sa'd bin Abi Waqq6s. Nabi
Muhammad mengenalkan agama bant dengan membacakan ayat'ayat Al-
Qur'6n dan yang menyebabkan mereka masuk Islam.2a
Ab['Ubaidah, Ab[ Sal6ma, 'AbdullSh bin al-Arqdm dan 'Uthmdn bin
Maz'ntn menemui Nabi Muhammad bertanya tentang hal ihwal Islam.
Nabi Mtrhammad menjelaskan dengan membaca Al-eur,dn dan
kemudian mereka menerima [slam.25
Ketika 'Utba bin Rabi'a pergi menemui Nabi \{t'hammad membawa
usulan atas nama orang Quraish, menawarkan rayuan dengan harapan ia
dapat meninggalkan misinya, Nabi Mthammad dengan sabar menunggu
sebelum ia menjawab dan kemudian berkata, "sekarang dengarkan
ucapan saya," dan kemudian ia membaca beberapa ayat sebagai respons
terhadap tawaran mereka.26
Beberapa orang Kristen dari Ethiopia mengunjungi Nabi Muhammad ke
Mekah menanyakan tentang Islam. Beliau menjelaskan pada mereka
dengan membaca Al-Qur'dn dan mereka masuk Islam.27
As'ad bin Zurdra dan Dhakwdn pergi dari Madinah ke Mekah menemui
'Utba bin Rabi'a tentang persaingan kehormatan ketika mereka
mendengar berita Nabi Muhammad. Mereka berkunjung dan mendengar
bacaan Al-Qur'an, dan akhirnya masuk Islam.28
Sewaktu musim haji Nabi Muhammad menemui delegasi dari Madinah.
Beliau menjelaskan tentang rukun Islam dan membaca beberapa ayat AlQur'dn. Semuanya masuk Islam.2e
Pada bai'ah 'aqabahkedua Nabi Muhammad, lagi-lagi, membaca Al-ew,en.:o
Nabi Muhammad membaca untuk Suwaid bin Samit di Mekah.3r
'Iy6s bin Mu'6dh menuju Mekah mencari aliansi kekuatan dengan pihak
Quraish. Nabi Muhammad mendatangi dan membacakan Al-eur'6n.32
ll) Rafi bin Malik al-Ansdri merupakan orang pertama yang membawa
Srirah Yrisrifke Madinah.3s
12) Nabi Muhammad mengajarkan pada tiga orang sahabat tentang Sfirah
Yfinus, Tdha, dan Hal-atd secara berurutan.Para Sahabat Sebagai Gunt
Ibn Ma'[d adalah orang pertama dari sahabat yang mengajarkan AlQur'6n di Mekah.36
Khabbab mengajar Al-Qur'dn pada Fdlima (saudara perempuan 'IJmar
bin Khatfdb) dan suaminya, Sa'id binZaid..31
Mus'ab bin 'Umair dikirim oleh Nabi Mu[rammad ke Madinah sebagai
guru mengaji Al-Qur'5n.38
iri Hasil Kebijaksanaan Pendidiken pada Periode Mekah
Arus kegiatan pendidikan di Mekah berjalan tanpa dapat dihalangi
kendati berhadapan dengan berbagai hambatan dan siksaan yang dikenakan
secara paksa dari masyarakat; sikap tegas merupakan bukti yang meyakinkan
akan keterikatan dan rujukan mereka terhadap Kitab Allah . Para sahabat selalu
menanamkan ayat-ayatnya pada kabilah mereka melewati batas lembah kota
Mekah yang dapat memperkuat tumbuhnya keislaman sebelum berhijrah ke
Madinah. Berikut adalah beberapa contoh yang mereka lakukan:
. Saat Nabi Muhamamd sampai ke Madinah, beliau diperkenalkan dengan
Zaidbin Thebit, anak lelaki berusia sebelas tahun yang telah menghafal
sebanyak enam belas Surah Al-Qur'dn.3e
. Barra menjelaskan bahwa ia sudah mengenal seluruh Srirah al-Mufassal
(al-Mufassal terdiri dari Sflrah al-Qaf hingga akhir seluruh Al-Qur'an)
sebelum Nabi Muhammad sampai ke Madinah.ao
Akar utama ajaran Al-Qur'dn berkembang ke berbagai masjid di mana
melalui dinding temboknya bergema suara Al-Qur'dn yang dibacakan sebelum
Nabi Mu{rammad menetap di Madinah. Menurut al-Waqidi, masjid pertama
yang diberkahi bacaan Al-Qur'dn adalah masjid bani Zluraiq
PqideMadinah
r'. Nabi Mu[ammad Sebagai Ivlsha Guru Al-eur,En
. Begitu sampai di Madinah, Nabi Mufammad membuat Suffa di dalam
masjid yang berfungsi sebagai tempat belajar pemberantasan buta huruf,
dengan menyediakan makanan, dan tempat tinggal.
' Lebih kurang sembilan ratus sahabat menerima tawaran tersebut.a2 saat
Nabi Muhammad mengajarkan Al-Qur'6n, yang lainnya seperti ,Abdulih
bin Sa'id bin al-'A;, 'Ubeda bin as-$amit, dan Ubay bin Ka,b mengajarkan dasar-dasar penting membaca and menulis.a3
. Ibn 'IJmar sekali memberi pujian, 'Nabi Muhammad membaca pada kita
dan jika beliau membac a ayat sajadah yang menyuruh bersujud, beliau
mengucapkan Alldhu Akbar lalu sujud.4
. Banyak di antara para sahabat menjelaskan bahwa Nabi Mutrammad
membaca sffrah seperti itu kepada mereka secara pribadi termasuk orangorang terkemuka, seperti Ubayy bin Ka'b, 'Abdull6h bin Salam, Hishiim
bin Hdkim, 'IJmar bin Khaffiib, dan lbn Mas'iid.as
' Beberapa utusan sampai ke Madinah dari luar daerah dan diberikan pada
orang setempat untuk memberi perlindungan bukan saja di bidang pangan
dan penginapan, melainkan juga dalam hal pendidikan. Nabi Muhammad
bertanya pada mereka guna mengetahui tingkat pelajaran mereka.{
. Setiap dibei wafiyu. Nabi fytuhammad cepat-cepat membacakan ayat
yang baru beliau terima kepada semua sahabatdan kemudian membacakan kepada para wanita dalam pertemuan terpisah.aT
. 'Uthmdn bin Abi al-'As selalu ingin belajar Al-Qur'iin dengan Nabi Muhammad dan jika tidak manemuinya, beliau mendatangi rumah Ab[ Bakr.4s
ii. Dialek yang digrrnakan oleh Nabi tvtubammaA #
dalam Mengajartan Al-Qur'En di MadEnah
Adalah fakta yang'cukup kuat bahwa sekalipun manusia berbicara satu
bahasa nam[n tetap mengalami perbedaan dialek yang mencolok dari satu
tempat ke tempat lain. Dua orang misalnya, kendati tinggal di New York dari
kultur dan sosio-ekonomi yang berlainan akan memiliki aksen yang berbeda'
Demikian juga orang-orang yang tinggal di London akan berbeda dengan
mereka yang tinggal di Glasgow atau Dublin. Dalam hal bahasa lnggris,
terdapat perbedaan sistem ejaan Amerika dan Inggris dan mungkin saja terdapat kesamaan dalam ejaan namun berbeda dalam intonasi.
Marilah kita amati situasi negara-negara Arab masa kini dalam penggunaan kata-kata qultu (eJi: saya bicara) sebagai satu permasalahan. Orang
Mesir mengungkapkan dengan kala ult, diganti dengan u dari kosakata q.
Orang Yaman mengatakan dengan ungkapan gulru kendati dalam menulis katakata semua orang Arab akan mengatakannya secara identik. Contoh lain:
seorang bernama Qasim akan disebut oleh orang Teluk Parsi dengan istilah
Jasim; orang yang sama mengganti j dengan y, maka kata-kata ijal (orang
lelaki) bisa berubah menjadi ruiyyaldalarn ungkapan.
Di Mekah mayoritas Muslim memiliki latar belakang budaya yang
beragam. Karena tslam berkembang melewati batas kesukuan dan mencakup
seluruh JazirahArab, berbagai aksen terjadi kontak satu sama lain. Pengajaran
Al-Qur'6n pada suku yang berbeda pun dirasa perlu dan mengharuskan mereka
meninggalkan dialek asli secara keseluruhan dan meninggalkan dialek Arab
Quraish di mana Qur'dn diwahyukan, rasanya suatu masalah yang dirasa sulit
untuk dilakukan. Guna memfasilitasi masalah tersebut, 1r13[i [dtrbammad
mengajarkan mereka Al-Qur'6n dengan dialek mereka. Dalam satu kesempatan
dua orang atau lebih dari suku yang berbeda boleh juga belajar Al-Qur'6n
dalam dialek mereka, jika dirasa perlu.
ii'. Para Sahabat sebagai Pengajar Al-Qur'en
'Abdullih bin Mughaffal al-Muzdni mengatakan bahwa saat seorang
Arab hijrah ke Madinah, Nabi Mu[rammad menugaskan seseorang dari kaum
Angdr pada individu dengan mengatakan: biarkan ia memahami Islam dan
mengajarkannya tentang Al-Qur'dn. "Hal yang sama terjadi pada diri saya,"
katanya, "sebagaimana saya dipercaya karena pada salah satu dari orang Anqdr
yang telah membuatku paham agama dan mengajarku Al-Qur'en." 4e Bukti
nyata menunjukkan bahwa para sahabat secara aktif ambil bagian dalam
kebijaksanaan, seperti pada periode Madinah. Riwayat berikut mewakili,
seperti biasa, hanya sebagian dari petikan bukti-bukti yang ada pada kita.
. 'LJbdda bin as-$dmit mengajarkan Al-Qur'dn pada masa kehidupan Nabi
Mu[ammad.
Ubbay juga mengajarkan Al-Qur'6n pada masa kehidupan Nabi
Muhammad di Madinahsl, sehingga secara terus-menerus ia mengajar
seorang buta di rumahnya.s2
Abrl Sa'id al-Khudri menjelaskan bahwa ia duduk dengan sekelompok
imigran dari Mekah sewaktu seorang gdri'membaca untuk mereka.s3
Sahl bin Sa'id al-Ansdri berkata, 'Nabi Muhammad mendatangi kita
sewaktu kami membaca berganti ar...." 54
'Uqba bin 'Amir memberi komentar, 'Nabi Muhammad hadir pada kami
sewaktu kami berada di dalam masjid mengajar satu sama lain tentang
Al-Qur'[n."ss
Jabir bin 'Abdulldh berkata, 'Nabi Muhammad mengunjungi sewaktu
kami membaca Al-Qur'6n. Kumpulan kami terdiri dari orang-orang Arab
dan juga bukan Arabs."56
Anas bin Malik kemonetar, 'Nabi Mubammad datang kepada kita sewaktu kami membaca, di arfiara kita terdapat orang-orang Arab dan
bukan Arab, kulit hitam dan kulit putih..57
Bukti tambahan menunjukkan bahwa para sahabat melawat sampai di
luar kota Madinah bertindak sebagai instruktur:
Mu'6dh bin Jabal dikirim ke Yaman.s8
Dalam perjalanan menuju Bir' Ma'rfna, sekurang-kurangnya empat puluh
kalangan para sahabat yang dikenal sebagai pengajar Al-Qur'dn dibunuh.se
Ab['Ubaid dikirim ke Najrdn.6o
Wabra bin Yuhannds mengajar Al-Qur'5n in San'ii' (Yaman) kepada
Um-Sa'id bint Buzrug semasa kehidupan Nabi Muhammad.6r
4. Hasil Kegiatan Padidikaa: Huffaz
Samudra kesempatan mempelajari Kitab Suci yang berjalan bersama
gelombang manusia yang terlibat dalam penyebarann y a, temyatamembuahkan
banyak para sahabat yang secara cermat menghafal Al-Qur'dn. Banyak diantara mereka yang kemudian dibunuh di Yamama dan Bir Ma'una, dan nama
mereka dalam banyak hal, telah lenyap dari artikel sejarah. Dari bukti yang ada
menunjukkan hanya nama-nama mereka yang masih hidup, yang kemudian
meneruskan pengajaran di Madinah dan wilayah yang tertaklukan oleh
kekuasaan Islam. Hal ini meliputi antara lain: Ibn Mas'iid,62 Ab[ Ayyub,63 Ab[
Bakr aq-$iddiq,64 Ab[ ad-Dardd,6s Ab:u Zaid,66 Ab[ Mrisa al-'Ash'eri,67 Ab[
Huraira,gs Ubayy bin Ka'b,6e Um-Sal6ma,70 Tamim al-Dari,7l Sa'd bin
Mundhir,T2 Hafga,73 Zaidbin Thebit,74 Salim dari suku Hudhaif6,Ts Sa'd bin
'Ubdda,76 Sa'd bin 'Ubaid al-Qdri,77 Sa'd bin Mundhir,T8 Shihab al-Qurashi,Te
!alha,8o 'A'isha,8r 'Ubdda bin $6mit,82'Abdullah bin se'ib,83 lbn 'Abbds,8a
'Abdullah bin 'Umar,8s 'AbdullSh bin 'Amr,86 'Uthmdn bin 'AffEn,87 'Atta bin
Markay[d (orang Parsi tinggaldi Yaman)," 'Uqbu bin 'Amir,se 'Ali bi, Abi
Sejarah tidak selalu bersahabat dengan Kitab suci. Injil asli Nabi 'Isd
(Jesus), sebagaimana akan kita lihat kemudian, telah lenyap sejak awal dan
diganti dengan karya penulis yang tidak memiliki hubungan keilmuan dengan
sumber pertama; demikian pula dengan kitab perjanjian lama yang telah
mengalami penderitaan begitu kronik karena tidak adanya perhatian. Hal itu
sama sekali bertentangan dengan kitab Al-Qur'dn yang diberkahi dengan
penyebaran yang begitu cepat ke seluruh Jazirah Arab sejak kehidupan Nabi
firrbammad, ymg disebarkan oleh para sahabat yang secara langsung mendapat pengajaran dari Nabi M,rhammad sendiri. Adanya para huffrzmemberi
saksi atas kesuksesan dalam hal ini. Ada pertanyaan adakah penyebarannya
sama sekali secara verbal? Kita telah jelaskan bahwa kompilasi Al-Qur'dn
secara tertulis merupakan perhatian utama Nabi Muhammad ffi. Bagaimana
beliau melakukan tugas ini? Hal ini akan terjawab dalam bab berikut.
REI(AIdAN DAI{ PENYIJSLJNA}.I ALQLJR'A}.I
l. SetamaPqiodeMekah
Kendati diwa[ryukan secara lisan, Al-Qur'dn sendiri secara konsisten
menyebut sebagai kitab terttrlis. Ini memberi petunjuk bahwa wahyu tersebut
tercatat dalam tulisan. Pada dasarnya ayat-ayat Al-Qur'dn tertulis sejak awal
perkembangan Islam, meski masyarakat yang baru lahir itu masih menderita
berbagai permasalahan akibat kekejaman yang dilancarkan oleh pihak kafir
Quraish. Berikut cerita 'Umar bin al-Khalfdb sejak ia masuk Islam yang akan
kita pakai sebagai penjelasan masalah ini:
Suatu hari 'IJmar keluar rumah menenteng pedang terhunus hendak
melibas leher Nabi Mulrammad. Beberapa sa[rabat sedang berkumpul
dalam sebuah rumah di bukit $afi. Jumlah mereka sekitar empat puluhan
termasuk kaum danita. Di antaranya adalah paman Nabi Mulrammad,
Hamza, Ab[ Bakr, 'Ali, dan juga lainnya yang tidak pergi berhijrah ke
Ethiopia. Nu'aim secara tak sengaja berpapasan dan bertanya ke mana
'Umar hendak pergi. "Saya hendak menghabisi Mubammad, manusia
yang telah membuat orang Quraish khianat terhadap agama nenek
moyang dan mereka tercabik-cabik serta ia (Mulrammad) mencaci maki
tata cata kehidupan, agama, dan tuhan-tuhan kami. Sekarang akan aku
libas dia." "Engkau hanya akan menipu diri sendiri 'Umar, katanya."
"Jika engkau menganggap bahwa bani 'Abd Mandf mengizinkanmu
menapak di bumi ini hendak memutus nyawa \dtrhammad, lebih baik
pulang temui keluarga anda dan selesaikan pennasalahan mereka."
'IJmar pulang sambil bertanya-tanya apa yang telah menimpa keluarganya. Nu'aim menjawab, "saudara ipar, keponakan yang bernama
Sa'id serta adik perempuanmu telah mengikuti agama baru yang dibawa
Nabi Mu[rammad. Oleh karena itu, akan lebih baik jika anda kembali
menghubungi mereka." 'Umar cepat-cepat memburu iparnya di rumah,
tempat Khabba sedang membaca Surah TaHa dari sepotong tulisan AlQur'an. Saat mereka dengar suara 'IJmar, Khabba lari masuk ke kamar
kecil, sedang F6tima mengambil kertas kulit yang bertuliskan Al-Qur'an
dan diletakkan di bawah pahanya.Kemarahan 'IJmar semakin membara begitu mendengar saudarasaudaranya masuk Islam. Keinginan membunuh orang yang beberapa saat
sebelum itu ia tuju semakin menjadi-jadi. Masalah utama dalam cerita ini
berkaitan dengan kulit kertas bertulisan Al-Qur'dn, Menurut Ibn 'Abbds ayatayat yangditurunkan di Mekah terekam dalam bentuk tulisan sejak dari sana,2
seperti dapat dilihat dalam ucapan az-Zv\ri.3'AbdullSh bin Sa'd bin 'Abi asSarh, seorang yang terlibat dalam penulisan Al-Qur'dn sewaktu dalam periode
ini,4 dituduh oleh beberapa kalangan sebagai pemalsu ayat-ayat Al-Qur'dn
(suatu tuduhan yang seperti telah saya jelaskan sama sekali tak berdasar).s
Orang lain sebagai penulis resmi adalah Khelid bin Sa'id bin al-'As di mana ia
menjelaskan, "Saya orang pertama yang menulis 'Bismillah ar-Rahman arRahim' (Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).6
Al-Kattdni mencatat peristiwa ini: Sewaktu Rafi' bin Mdlik al-Angan--
menghadiri baiah al-'Aqaba, Nabi Muhammad menyerahkan semua ayat-ayat
yang diturunkan pada dasawarsa sebelumnya. Ketika kembali ke Madinah, Rafi'
mengumpulkan semua anggota sukunya dan membacakan di depan mereka.T
2. Selama Periode Madinah
i. Penulis WahyuNabi tvtuhammad SE
Pada periode Madinah kita memiliki cukup banyak informasi termasuk
sejumlah nama, lebih kurang enam puluh lima sahabat yang ditugaskan oleh
Nabi Muhammad bertindak sebagai penulis wabry. Mereka adalah Abban bin
Sa'id, Abii Umdmd, Ab[ Ayyfib al-Ansdri, Ab[ Bakr as-Siddiq, Ab[ HudhaifE,
Abrl Sufyan, Abri SalSme, Ab[ 'Abbds, Ubayy bin Ka'b, al-Arqdm, Usaid bin
al-Hudair, Aus, Buraida, Bashir, Thebit bin Qais, Ja'far bin Abi Telib, Jahm bin
Sa'd, Suhaim, Hetib, HudhaifE, Husain, Hanzala, Huwaitib, Khalid bin Sa'id,
Khelid bin al-Walid, az-Zubair bin al-'Awwdm, Ztbair bin Arqim, Zaidbin
Thebit, Sa'd bin ar-Rabi', Sa'd bin 'Ubdda, Sa'id bin Sa'id, Shurahbil bin
Hasna, Jal[ra, 'Amir bin Fuhaira, 'Abbds, 'Abdulldh bin al-Arqdm, 'Abdulldh
bin Abi Bakr, 'AbdullSh bin Rawdha, 'AbdullSh binZaid, 'Abdullah bin Sa'd,Abdullah bin 'Abdullah, 'Abdulldh bin 'Amr, 'Uthmdn bin 'Aff-an, Uqba, al-
',4'16 bin 'Uqb6, 'Ali bin Abi Talib, 'Umar bin al-Khattdb, 'Amr bin al-'As,
Muhammad bin Maslama, Mu'ddh bin Jabal, Mu'6wiya, Ma'n bin 'Adi,
Mu'aqib bin Mughira, Mundhir, Muhdjir, dan Yazid bin Abi $ufydn.8
ii. Nabi Muhamnad BE Uenattekan Al-Qur'en
Saat wahyu turun, Nabi Muhammad secara rutin memanggil para penulis
yang ditugaskan agar mencatat ayat itu.e ZaidbinThebit menceritakan sebagai
ganti atau mewakili peranan dalam Nabi Muhammad, ia sering kali dipanggil
diberi tugas penulisan saat wal.ryu turun.l0 Sewaktu ayat al-jihdd turun, Nabi
Mu[rammad memanggil Zaid bin ThAbit membawa tinta dan alat tulis dan
kemudian mendiktekannya; 'Amr bin Um-Makttim al-A'ma duduk menanyakan kepada Nabi Mu[rammad, "Bagaimana tentang saya? Karena saya sebagai
orang yang buta." Dan kemudian turun ayat,"ghair uli al-darar"tt (bagi orangorang yang bukan catat\.tz Tampaknya tak ada bukti pengecekan ulang setelah
mendiktekan. Saat tugas penulisan selesai, Zaid membaca ulang di depan Nabi
Muhammad agar yakin tak ada sisipan kata lain yang masuk ke dalam teks.r3
iir, Tradisi Penulisan Al{ur'5n di Kalangan Sahab*
Praktik yang biasa berlaku di kalangan para sahabat tentang penulisan AlQur'dn, menyebabkan Nabi Mu[rammad melarang orang-orang menulis
sesuatu darinya kecuali Al-Qur'6n, "dan siapa yang telah menulis sesuatu
dariku selain Al-Qur'6n, maka ia harus menghapusnya."ra Beliau ingin agar
Al-Qur'dn dan [radith tidak ditulis pada halaman kertas yang sama agar tidak
terjadi campur aduk serta kekeliruan. Sebenarnya bagi mereka yang tak dapat
menulis selalu hadir juga di masjid memegang kertas kulit dan minta orang lain
secara suka rela mau menuliskan ayat Al-Qur'dn.l5 Berdasarkan kebiasaan
Nabi Muhammad memanggil juru tulis ayat-ayat yang baru turun, kita dapatmenarik anggapan bahwa pada masa kehidupan beliau seluruh Al-eur'6n
sudah tersedia dalam beniuk tulisan.
t. $4etnrn /J-Qur'en
i. Susunan Ayat ke dal"m Strah
Diakui secara umum bahwa susunan ayat dan sfirah dalam Al-eur'dn
memiliki keunikan yang luar biasa. Susunannya tidak secara urutan saat wahyu
diturunkan dan subjek bahasan. Rahasianya hanya Alldh yang Mahatahu,
karena Dia sebagai pemilik kitab tersebut. Jika seseorang akan bertindak
sebagai editor menyusun kembali kata-kata artikel orang lain misalnya,
mengubah urutan kalimat akan mudah memengaruhi seluruh isinya. Hasil akhir
tidak dapat diberikan pada pengarang karena hanya sang pencipta yang berhak
mengubah kata-kata dan materi guna menjaga hak-haknya.
Demikian halnya Kitab Alldh, karena Dia sebagai pencipta tunggal dan
Dia sendiri yang memiliki wewenang mutlak menyusun seluruh materi. AlQur'5n sangat tegas dalam masalah ini:
"sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkan (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas
tanggungan Kami menjelaskannya.'l6
Maka guna menjelaskan isi kandungan ayat-ayat itu, All6h menugaskan Nabi
Muhammad sebagai penerima mandat. Dalam hal ini Al-Qur'dn memberi penjelasan,
"Dan Kami telah turunkan kepada engkau (Muhammad) berupa peringatan agar engkau menjelaskan kepada manusia apa-apa yang telah
diturunkan pada mereka.'
Hak istimewa ini, Alldh berikan wewenang atau hak otoritas pada Nabi
Muhammad agar memberi penjelasan pada umatnya.l8 Hanya Nabi Muhammad,melalui keistimewaan dan wa[iyu ketuhanan, yang dianggap mampu menyusun
ayat-ayat ke dalam bentuk keunikan Al-Qur'dn sesuai kehendak dan rahasia
Allah. Bukan komunitas Muslim secara kolektif dan bukan pula perorangan
memiliki legitimasi kata akhir dalam menyusun Kitab Alleh.
Kitab Al-Qur'dn mencakup sfira[r-sura[r panjang dan yang terpendek
terdiri atas 3 ayat, sedangkan paling panjang 286 ayat. Beberapa riwayat
menyebutkan bahwa Nabi Mu[rammad memberi instruksi kepada para penulis
tentang letak ayat pada setiap surah. 'Uthmdn menjelaskan baik wa[ryu itu
mencakup ayat panjang maupun satu ayat terpisah, yali pltrhammad selalu
memanggil penulisnya dan berkata, "Letakkan ayat-ayat tersebut ke dalam
sirah seper(i yang beliau sebut."le Zaidbir, Thdbit menegaskan, "Kami akan
kumpulkan Al-Qur'6n di depan Nabi Mu[rammad."20 Menurut 'Uthmdn bin
Abi al-'As, Malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad memberi perintah akan
penempatan ayat tertentu.
. 'IJthmdn bin Abi al-'Ag melaporkan bahwa saat sedang duduk bersama
Nabi Muhammad ketika beliau memalingkan padangan pada satu titik
dan kemudian berkata, "Malaikat Jibril menemuiku dan meminta agar
menempatkan ayat ini:
pada bagian swah tertentu.
Al-Kalbi melaporkan dari Abri $ufydn tentang Ibn 'Abb6s tentang ayat,
"Dan peliharalah diimu dari (azab yang teriadi pada) hari yang pada
waktu itu kamu semua dikembalikan kepada AIIah.
Ia menjelaskan, "Ini adalah ayat terakhir yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad. Malaikat Jibril turun dan minta meletakannya setelah ayat
ke dua ratus delapan puluh dalam Sfuah al-Baqarah."2sUbbay bin Ka'b menjelaskan, "Kadang-kadang permulaan sfirah itu
diwal.ryukan pada Nabi Mu[rammad, kemudian saya menuliskannya, dan
wahyu yang lain turun pada beliau lalu berkata, "IJbbay! Tulislah ini
dalam srirah yang menyebut ini dan itu.' Dalam kesempatan lain wa[ryu
diturunkan pada beliau dan saya menunggu perintah yang hendak diberikan sehingga beliau memberi tahu tempat yang sesuai dari suatu ayat."26
Zaid, bin Thebit memberi penjelasan, "Sewaktu kami bersama Nabi
M,thammad mengumpulkan Al-Qur'dn kertas kulit beliau berkata,
"Mudah-mudahan Sham mendapat berkah"z7 Kemudian beliau ditanya,
'Mengapa demikian wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Karena para
Malaikat yang Maha Rahman telah melebarkan sayap mercka kepadafiya."28 Dalam hadith ini kita catat Nabi Muhammad selalu melakukan
pengawasan dalam pengumpulan dan susunan ayat-ayat Qur'6n.
Kita dapat melihat bukti yang sangat jelas bahwa bacaan srirah dalam
shalat lima waktu. Tidak boleh bacaan umum menyalahi urutan ayat-ayat
yang telah disepakati dan tidak pernah terjadi peristiwa shalat berjamaah
akan adanya perbedaan pendapat dengan imam tentang urutan ayat-ayat
baik di masa Nabi Mu[rammad maupun sekarang. 11n$i \drrhammad
kadang-kadang membaca satu srirah sampai habis pada shalat jum'ah.ze
Bukti lain dapat dilacak dari beberapa Ltadlth yang mengatakan kepada
sahabat telah mengenal permulaan dan akhiran surah-surah yang ada.
. Nabi fitrhammad memberi komentar kepada 'IJmar, "Akhir ayat-ayat
dari Sttrah an-Nisd' akan dianggap cukup buatmu (dalam menyelesaikan
masalah warisan)."
. Abii Mas'iid al-Badri memberi laporan bahwa Nabi Muhammad
bersabda, "Ayat terakhir dari Sfrrah al-Baqarah dapat mencukupi bagi
siapa saja yang membaca di waktu malam."
. Ibn 'Abbds mengingatkan, "sewaktu saya bermalam di rumah, Maimuna
(istri Nabi Muhammad), saya mendengar beliau terbangun dari tidur lalu
membaca sepuluh ayat terakhir dari Sflrah 'AIi 'Imrdn.Penyusunan SfiraS
Beberapa sumber menuduh bahwa mu;haf33 yang digunakan Ubay bin
Ka'b dan lbn Mas'0d memperlihatkan kelainan dalam susunan sflrBh
berdasarkan pada aturan universal. Akan tetapi kita tidak melihat sumber lain
adanya perbedaan dalam perintah meletakkan ayat-ayat dalam s[ralr tertentu.
Keunikan susunan Al-Qur'6n memberi peluang tiap sflra[r berfungsi sebagai
satuan bebas, independen unit, di mana tidak ierdapat kronologi atau sumber
cerita lain yang masuk ke dalam naskah. Oleh sebab itu, tiap perubahan dalam
urutan sflralr dianggap tidak benar. Adanya perbedaan itu (ika benar ada), isi
kandungan risalalr tetap terjamin. Adanya variasi susunan ayat-ayat merupakan
masalah lain. Kita bersyukur tak ada mus[raf yang berlainan dan tak ada
seorang pun yang dapat menerima perubahan.
Para ulama sepakat bahwa mengikuti susunan sflra[r dalam Al-Qur'6n
bukan suatu kemestian, baik dalam shalat, bacaan, belajar, pengajaran maupun
hafalan.3a Setiap sura[r berdiri sendiri dan tidak ada satu pun yang turun kemudian dapat mengklaim memiliki legalitas lebih besar dari yang sebelumnya;
kadang-kadang ayat yang telah dimansukh terdapat dalam sebuah sura! di
mana yang berikufirya tercatat sebagai ndsikh atau pengganti. Sebagian umat
Islam mulai menghafal Al-Qur'an dari stra[r pendek (no.l14, 113,...) dan
begitu seterunya ke belakang. Nabi \dtrbammad pernah membaca Sfrrah alBaqarah, an-Nisd',dan kemudian 'Ali-'Imrdn (surah No.2, 4, 3), sqcara beruntun dalam satu raka'at,35 tidak seperti yang kita lihat dalam susuan Al-Qur'dn.
Sejauh yang saya ketahui, tak ada badith yang menyebutkan bahwa Nabi
Muhammad membuat ketetapan melarang umatnya mengambil sflralr tertentu
secara tidak berurutan. Pendapat yang berbeda dapat disimpulkan sebagai berikut:
l. Susunan semua srira[r seperti yang ada, selalu merujuk pada Nabi
Muhammad sendiri.36 Ini pendapat yang saya ikuti. Pendapat lain
mengatakan terdapat perbedaan susunan dalam mustraf yang dimiliki
beberapa sahabat seperti Ibn Mas'fid dan Ubayy bin Ka'b) yang lain dari
mushaf yang ada di tangan umat Islam.37
2. Sementara kalangan ada yang berpendapat bahwa seluruh Qur'dn (susunannya) diatur oleh Nabi Muhammad kecuali sfiral.r no.9, yang dilakukan
oleh'Uthmdn.
3. Pendapat lain menganggap susunan semua sfirah dibuat oleh Zaid bin
Thebit, 'Uthmdn, dan sahabat lainnya. Al-BdqillSni cenderung menerima
pendapat ini.3e
4. Ibn 'Atiyya mendukung pendapat bahwa Nabi Muhammad menyusun
beberapa surah dan lainnya diserahkan pada para sahabat beliau.ao
iir'. Susunan Siirah Datsm Beberapa Mugbaf
Pendapat p*u ,lu-u mengatakan bahwa susunan stratr yang ada
sekarang identik dengan Mug[raf 'Uthmdni.ar Setiap orang yang berkeinginan
mengopi Al-Qur'en secara keseluruhan diharuskan mengikuti urutan yang ada,
dan bagi yang hendak mengopi sflra[r tertentu, mengikuti susunan seperti yang
tampak pada Mushaf 'Uthrneni tidaklah wajib. Sebuah analogi dapat diambil
saat saya bepergian naik pesawat; di mana saya ingin membawa pekerjaan
namun ingin mengangkut satu jilid tebal dalam bag,maka saya hanya mengopi
sebagian yang saya perlukan selama perjalanan.
Di masa lampu mup{rafditulis di atas kertas kulit, dan biasanya lebih berat
timbangannya dari kertas biasa. Maka mu.s{rafseluruhnya mencapai beberapa
kilogram berat. Kita memiliki beberapa contoh Al-Qur'an yang tertulis dalam
kaligrafi besar dan satu mushaf lengkap akan melebihi satu meter panjangnya.
Melihat mupl.raf yang dicetak oleh penerbit Raja Fahd di Madinah sebagai
standard ukuran utama, ia akan dapat mencapai enam ribu halaman (lebih
kurang 9000 baris). Hal yang sangat menarik, semua naskah dalam kertas kulit
seperti terlihat pada gambar 5.2 hanya setengatr baris dari muq[raf cetakan Madinatt.
Artinya seluruh muql.rafjika tertulis dalam ukuran itu akan memerlukan 18,000
halaman. Kaligrafi berjilid-jilid tentu saja jarang didapat, akan tetapi secara
umum hal itu menunjukkan bahwa yang disebut mug[raf terdiri dari banyak
strah. Semua rak artikel di perpustakaan di seluruh dunia akan dipenuhi bagianbagian dari mug[raf tertulis. Daftar di bawah ini sekadar beberapa contdh yang
terdapat di satu perpustakaan, the Salar Jung museum di Hyerabad, [ndia.Dari sini kita akan dapat mengambil kesimpulan bahwa barangsiapa
hendak menulis sebagian muqlraf dapat dilihat pada perpustakaan tempat sflra[r
yangadadisusun, seperti yang dapat dilihat pada tabel.
4. Kaimpulan
Dengan memahami keperluan dokumentasi tiap ayat, masyarakat Muslim
yang telah mencapai urutan huffdz telah membuat sistem hafalan sebagai
penangkal pengaruh yang merusak. Pada periode Mekah dengan laju penindasan yang begitu kuat tidak mampu memunahkan Al-Qur'dn yang pada
akhirnya, umat Islam menikmati kemajuan di Madinah baik yang melek huruf
maupun yang buta ikut ambil bagian dalam menghafal Al-Qur'en. Di tengah
mereka (bangsa) tersebut tinggal rasul terakhir (Mu[ammad) yang mendiktekan, menjelaskan, men)rusun ayat melalui inspirasi ketuhanan dengan
statts privilege (hak istimewa) dirinya, seluruh ayat Al-Qur'6n di dalamnya
menjadi sempuma. Bagaimanakah teks suci ini kemudian dipelihara setelah
wafatnya yn[i ]ytrrtrammadffi dan bagaimana bangs