Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria diangkat ke surga,
berdasarkan Tradisi Suci yang sudah diimani oleh Gereja sejak lama,
namun baru ditetapkan menjadi Dogma melalui pengajaran Bapa
Paus Pius XII tanggal 1 November 1950, yang berjudul
Munificentissimus Deus. Selengkapnya silakan klik di sini. Doktrin ini
berhubungan dengan Dogma Immaculate Conception/ Maria
dikandung tanpa noda, yang diajarkan oleh Bapa Paus Pius IX, 8
Desember 1854. Untuk topik Maria dikandung tanpa noda, silakan
klik di sini.
Umat Kristen non- Katolik banyak yang mempertanyakan hal ini, dan
berpikir bahwa Gereja Katolik ‘menciptakan’ Dogma yang tidak
berdasarkan Kitab Suci. Sebab bagi mereka sumber Wahyu Ilahi
hanyalah Kitab Suci. Namun bagi orang Katolik, Wahyu Ilahi juga
diperoleh dari Tradisi Suci yang telah berakar dan tumbuh di dalam
Gereja Katolik,di mana Tradisi Suci ini tidak terpisahkan dari Kitab
Suci. Maka hal Maria diangkat ke Surga juga memiliki dasar Kitab
Suci, walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit. Jadi jika Gereja
Katolik mengumumkan suatu doktrin, itu sebenarnya hanya
mengumumkan apa yang sudah lama diimani oleh Gereja, dan
bukannya sesuatu yang baru tiba-tiba ditambahkan. Sebagai
contohnya, pada waktu Gereja Katolik mengumumkan pengajaran
tentang Allah Trinitas pada tahun 325 pada Konsili Nicea, adalah
bukan berarti sebelumnya tidak ada pengajaran Allah Trinitas ini.
Tulisan-tulisan pengajaran para Bapa Gereja menjadi saksi yang
hidup atas pengajaran tentang Trinitas ini. Demikian juga pada saat
Gereja Katolik menetapkan Kanon Alkitab yaitu pada Konsili Hippo
tahun 393 dan Konsili Carthage tahun 397 bukan berarti Gereja
Katolik baru ‘menciptakan’ Kitab Suci pada saat itu. Sebelumnya
kitab-kitab yang menjadi bagian Alkitab itu sudah ada, namun baru
pada saat itu ditetapkan sebagai kanon Alkitab/ kitab-kitab yang
diakui sebagai ‘diilhami oleh Roh Kudus’, untuk membedakannya
dengan kitab-kitab lain yang hanya merupakan karya tulis biasa.
Dengan pengertian yang sama maka Dogma Maria dikandung tanpa
noda dan Dogma Maria diangkat ke surga merupakan pengajaran
yang telah lama ada dan diimani oleh Gereja, yang nyata ada dalam
tulisan para Bapa Gereja.
Munificentissimus Deus
Dalam pembukaan Munificentissimus Deus (MD, 3) yang menyatakan
dogma Bunda Maria diangkat ke Surga, Bapa Paus Pius XII
mengatakan bahwa dalam sejarah keselamatan, Bunda Maria
mengambil tempat istimewa dan unik. Ini mengacu pada ayat Gal 4:4,
di mana dikatakan, “…Setelah genap waktunya”, bahwa dalam
pemenuhan rencana keselamatan Allah ini, Allah dengan
keMahakuasaan-Nya memberikan hak-hak istimewa kepada Bunda
Maria, agar nyatalah segala kemurahan hati-Nya yang dinyatakan
kepada Bunda Maria, dalam keseimbangan yang sempurna.
Maka bahwa jika untuk melahirkan Yesus, Bunda Maria disucikan
dan dikandung tanpa noda dosa, dan selama hidupnya tidak berdosa
(karena tidak seperti manusia lainnya, ia tidak mempunyai
kecenderungan untuk berbuat dosa/ concupiscentia), maka
selanjutnya, adalah setelah wafatnya, Tuhan tidak akan membiarkan
tubuhnya terurai menjadi debu, karena penguraian menjadi debu ini
adalah konsekuensi dari dosa manusia.
Demikian pula dengan pengajaran bahwa Bunda Maria adalah Tabut
Perjanjian Baru, karena dengan mengandung Yesus ia menjadi tempat
kediaman Sabda Allah yang menjadi manusia, Sang Roti Hidup
[kontraskan dengan tabut Perjanjian Lama yang isinya kitab Taurat
Musa dan roti manna], maka Bunda Maria mengalami persatuan
dengan Yesus. Mzm 132:8, mengatakan, “Bangunlah ya Tuhan, dan
pergilah ketempat perhentian-Mu, Engkau beserta tabut kekuatan-
Mu.” Dan dalam Perjanjian Baru tabut ini adalah Bunda Maria. Bunda
Maria-lah juga yang disebut sebagai ‘permaisuri berpakaian emas
dari Ofir (Mzm 45: 10,14). Hal ini sejalan dengan penglihatan Rasul
Yohanes dalam kitab Wahyu 12, dan tentu, Luk 1:28, 42 “Hail, full of
grace, the Lord is with you, blessed are you among women.” (Salam, hai
engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau, diberkatilah
engkau di antara semua perempuan) [lihat MD 26, 27]
Bahwa pengangkatan Bunda Maria ke surga merupakan pemenuhan
janji Allah bahwa seorang perempuan (Maria) yang keturunannya
(Yesus) akan menghancurkan Iblis [dan kuasanya, yaitu maut] (lihat
Kej 3:15); dan bahwa pengangkatan ini merupakan kemenangan atas
dosa dan maut (lihat Rom 5-6, 1 Kor 15:21-26; 54-57), di mana
kematian akan ditelan dalam kemenangan (1 Kor 15:54).
Nubuat Simeon tentang Bunda Maria juga menunjukkan jalan
kehidupan Bunda Maria, yang melalui penderitaan, dan bahwa suatu
pedang akan menembus jiwanya (Luk 2:35) dan ini terpenuhi dengan
penderitaannya melihat Yesus Puteranya disiksa sampai wafat di
hadapan matanya sendiri. Penderitaan tak terlukiskan ini
mempersatukannya dengan Kristus, dan karenanya layaklah ia
menerima janji yang disebutkan oleh Rasul Paulus, “… jika kita
menderita bersama-sama dengan Dia…kita juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia.” (Rom 8:17). Dan karena Bunda Maria
adalah yang pertama menderita bersama Yesus dengan sempurna,
maka layaklah bahwa Tuhan Yesus memenuhi janji-Nya ini dengan
mengangkat Bunda Maria dengan sempurna, tubuh dan jiwa ke
dalam kemuliaan surga, segera setelah wafat-Nya.
Namun dasar yang kuat dari pengangkatan Bunda Maria ke Surga
adalah karena Maria adalah Bunda Allah (lih. MD 6,14,21,22,25).
Sebab “kemuliaan seseorang terletak dalam menghormati bapanya,
dan malu anak ialah ibu ternista” (Sir 3:11). Maka fakta bahwa Kristus
mengasihi Bunda-Nya Maria, dan mempersatukannya di dalam
misteri kehidupan-Nya, menjadikannya layak bahwa perempuan
yang diciptakannya tidak bernoda dan perawan yang dipilih-Nya
untuk menjadi ibu-Nya, menjadi seperti Dia, menang dengan jaya atas
kematian melalui pengangkatannya ke surga sebagaimana Kristus
telah menang atas dosa dan maut melalui Kebangkitan dan kenaikan-
Nya ke Surga.
Demikian juga, yang tak kalah penting adalah karena sebagaimana
yang disimpulkan dari Kitab Suci dan sudah diajarkan oleh para Bapa
Gereja, Maria adalah Hawa yang baru (lih. MD 27,30, 39). Sebab
karena kesalahan satu orang maka umat manusia jatuh dalam dosa,
sedangkan karena ketaatan satu orang umat manusia dibenarkan (lih.
Rom 5:18-19). Maka sebagaimana Hawa dahulu mengambil bagian
dalam ketidaktaatan Adam, demikian pula Maria sebagai Hawa yang
baru mengambil bagian dalam ketaatan Kristus sebagai Adam yang
baru. Dengan ketidaktaatannya, Hawa yang pertama membawa
kematian bagi umat manusia, sedangkan Bunda Maria, dengan
ketaatannya membawa hidup bagi umat manusia, karena ia
mengandung Sang Hidup yang menebus dan memberikan kehidupan
kekal kepada manusia. Maria secara istimewa menyatu dan bekerja
sama dengan Kristus, tidak saja dengan melahirkan-Nya tetapi juga di
dalam fase- fase penting dalam kehidupan-Nya selanjutnya: saat Ia
dipersembahkan ke bait Allah, saat mukjizat-Nya yang pertama, saat
Ia disalibkan, saat kenaikan-Nya ke surga dan saat Pentakosta. Maka
jika kasih Adam kepada Hawa memimpinnya kepada dosa, kasih
Kristus kepada Bunda Maria memimpinnya untuk “mengambil bagian
di dalam pertentangan-Nya melawan Iblis dan kepada hasil akhirnya”
(MD 39), yaitu kemenangan total di dalam tubuh dan jiwa atas dosa
dan maut.
Di sepanjang sejarah Gereja, sudah banyak sekali gereja dibangun
dengan tema Bunda Maria diangkat ke surga (MD 15) Dalam doa-doa
Liturgi Gereja Katolik, sudah banyak doa-doa yang menunjukkan
iman bahwa Bunda Maria ini diangkat ke surga setelah wafatnya. Hal
ini kita ketahui dari Sacramentarium Gregorianum, yang mengatakan,
“Sangat terberkatilah hari ini O Tuhan, di mana Bunda Allah
menderita wafat, namun tidak terikat oleh belenggu kematian, sebab
ia telah melahirkan Sang Putera Allah yang menjelma dalam
[tubuh]nya.” (MD 17) Dan juga dalam Menaei Totiu Anni, “Tuhan, Raja
semesta Alam, telah memberikan kepadamu [Maria] rahmat yang
mengatasi kodrat. Seperti Ia menjagamu tetap perawan saat
melahirkan, maka Ia telah menjaga tubuhmu takkan rusak di kubur,
dan telah memuliakan tubuhmu dengan perbuatan-Nya yang ilahi,
mengangkatnya dari dalam kubur.” (MD 18)
Liturgi memang tidak menyebabkan/ menjadi sumber iman Katolik,
tetapi merupakan hasil/ disebabkan oleh iman Katolik. Jadi liturgi di
sini adalah seperti buah yang dihasilkan dari pohon (lihat MD 20).
Maka di sini diketahui bahwa iman Gereja tentang pengangkatan
Bunda Maria ke surga, telah lama berakar dalam Gereja. Para kudus
yang mengajarkan hal ini antara lain adalah: St. Yohanes Damaskus
(676-754), St. Antonius Padua, (1195-1231), (1206-1280), St. Thomas
Aquinas (1225-1274), St Albert Agung, St. Benardinus (1380-1404), St.
Robertus Belarminus (1542-1621), St. St. Petrus Kanisius (1520-1597),
Alphosus Liguori (1696-1787). [lihat uraian MD 26-36].
Berikut ini adalah bunyi Dogma ini adalah, “…. by the authority of our
Lord Jesus Christ, of the Blessed Apostles Peter and Paul, and by our
own authority, we pronounce, declare and define it to be a divinely
revealed dogma: that the Immaculate Mother of God, the ever Virgin
Mary, having completed the course of her earthly life, was assumed
body and soul into heavenly glory.” (MD 44)
Terjemahannya:
Pada saat Paus Pius XII mengumumkan Dogma ini, ia menggunakan
wewenangnya sebagai Magisterium, dan ia bertindak atas nama
Kristus untuk mengajar umatnya. Selanjutnya tentang Magisterium,
dalam kesatuan dengan Kitab Suci dan Tradisi Suci silakan klik di sini,
dan lebih lanjut tentang Magisterium, silakan klik.
Perlu kita ketahui bahwa Bunda Maria ‘diangkat’ ke surga, dan bukan
‘naik’ ke surga. ‘Diangkat’ berarti bukan karena kekuatannya sendiri
melainkan diangkat oleh kuasa Allah, sedangkan Yesus ‘naik’ ke surga
oleh kekuatan-Nya sendiri. Bagi orang Katolik, peristiwa Bunda Maria
diangkat ke surga adalah peringatan akan pengharapan kita akan
kebangkitan badan di akhir zaman, di mana kita sebagai orang
beriman, jika hidup setia dan taat kepada Allah sampai akhir, maka
kitapun akan mengalami apa yang dijanjikan Tuhan itu: bahwa kita
akan diangkat ke surga, tubuh dan jiwa untuk nanti bersatu dengan
Dia dalam kemuliaan surgawi. Maka, Dogma Maria diangkat ke surga,
bukan semata-mata doktrin untuk menghormati Maria, tetapi doktrin
itu mau menunjukkan bahwa Maria adalah anggota Gereja yang
pertama yang diangkat ke surga. Jika kita hidup setia melakukan
perintah Allah dan bersatu dengan Kristus, seperti Bunda Maria,
kitapun pada saat akhir jaman nanti akan diangkat ke surga, jiwa dan
badan, seperti dia.
Dengan diangkatnya Bunda Maria ke surga, maka ia yang telah
bersatu dengan Yesus akan menyertai kita yang masih berziarah di
dunia ini dengan doa-doanya. Karena berpegang bahwa doa orang
benar besar kuasanya (Yak 5:16), maka betapa besarlah kuasa doa
Bunda Maria yang telah dibenarkan oleh Allah, dengan diangkatnya
ke surga.
Ȋ Ȑ . dengan otoritas dari Tuhan kita < esus . ristus, dari 5 asul
Petrus dan Paulus yang Terberkati, dan oleh otoritas kami
sendiri, kami mengumumkan, menyatakan dan
mendefinisikannya sebagai sebuah dogma yang diwahyukan
Allah: bahwa Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria
yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perM alanan hidupnya
di dunia, diangkat tubuh dan M iwanya ke dalam kemuliaan
surgawi.ȋ MD
Beberapa tulisan Bapa Gereja tentang Maria diangkat ke
surga:
1. Pseudo- Melito (300): Oleh karena itu, jika hal itu berada dalam
kuasaMu, adalah nampak benar bagi kami pelayan- pelayan-Mu,
bahwa seperti Engkau yang telah mengatasi maut, bangkit dengan
mulia, maka Engkau seharusnya mengangkat tubuh Bundamu dan
membawanya dengan-Mu, dengan suka cita ke dalam surga. Lalu kata
Sang Penyelamat [Yesus]: “Jadilah seperti perkataanmu”. ((Pseudo-
Melito-The Passing of the Virgin 16:2-17))
2. Timotius dari Yerusalem (400)
Oleh karena itu Sang Perawan [Maria] tidak mati sampai saat ini,
melihat bahwa Ia yang pernah tinggal di dalamnya memindahkannya
ke tempat pengangkatannya. ((St. Timothy of Jerusalem, Homily on
Simeon dan Anna, 400))
3. Yohanes Sang Theolog (400)
Tuhan berkata kepada Ibu-Nya, “Biarlah hatimu bersuka dan
bergembira. Sebab setiap rahmat dan karunia telah diberikan
kepadamu dari Bapa-Ku di Surga dan dari-Ku dan dari Roh Kudus.
Setiap jiwa yang memanggil namamu tidak akan dipermalukan, tetapi
akan menemukan belas kasihan dan ketenangan dan dukungan dan
kepercayaan diri, baik di dunia sekarang ini dan di dunia yang akan
datang, di dalam kehadiran Bapa-Ku di Surga”… Dan dari saat itu
semua mengetahui bahwa tubuh yang tak bercacat dan yang
berharga itu telah dipindahkan ke surga ((John the Theologian, The
Dormition of Mary))
4. Gregorius dari Tours (575)
Para Rasul mengambil tubuhnya [jenazah Maria] dari peti
penyangganya dan menempatkannya di sebuah kubur, dan mereka
menjaganya, mengharapkan Tuhan [Yesus] agar datang. Dan lihatlah,
Tuhan datang kembali di hadapan mereka; dan setelah menerima
tubuh itu, Ia memerintahkan agar tubuh itu diangkat di awan ke
surga: dimana sekarang tergabung dengan jiwanya, [Maria]
bersukacita dengan para terpilih Tuhan … ((Gregory of Tours, Eight
Books of Miracles 1:4))
5. Theoteknos dari Livias (600)
Adalah layak … bahwa tubuh Bunda Maria yang tersuci, tubuh yang
melahirkan Tuhan, yang menerima Tuhan, menjadi ilahi, tidak rusak,
diterangi oleh rahmat ilahi dan kemuliaan yang penuh …. agar hidup
di dunia untuk sementara dan diangkat ke surga dengan kemuliaan,
dengan jiwanya yang menyenangkan Tuhan ((Theoteknos, Homily on
the Assumption))
6. Modestus dari Yerusalem (sebelum 634)
Sebagai Bunda Kristus yang termulia… telah menerima kehidupan
dari Dia [Kristus], ia telah menerima kekekalan tubuh yang tidak
rusak, bersama dengan Dia yang telah mengangkatnya dari kubur
dan mengangkatnya kepada Diri-Nya dengan cara yang hanya
diketahui oleh-Nya ((Modestus, Encomium in dormitionnem
Sanctissimae Dominae nostrae Deiparae semperque Virginis Mariae))
7. Germanus dari Konstantinopel (683)
Engkau adalah ia, …. yang nampak dalam kecantikan, dan tubuhmu
yang perawan adalah semuanya kudus, murni, keseluruhannya
adalah tempat tinggal Allah, sehingga karena itu dibebaskan dari
penguraian menjadi debu. Meskipun masih manusia, tubuhmu
diubah ke dalam kehidupan surgawi yang tidak dapat musnah,
sungguh hidup dan mulia, tidak rusak dan mengambil bagian dalam
kehidupan yang sempurna ((Germanus, Sermon I))
8. Yohanes Damaskinus (697)
Adalah layak bahwa ia, yang tetap perawan pada saat melahirkan,
tetap menjaga tubuhnya dari kerusakan bahkan setelah kematiannya.
Adalah layak bahwa dia, yang telah menggendong Sang Pencipta
sebagai anak di dadanya, dapat tinggal di dalam tabernakel ilahi.
Adalah layak bahwa mempelai, yang diambil Bapa kepada-Nya, dapat
hidup dalam istana ilahi. Adalah layak bahwa ia, yang telah
memandang Putera-Nya di salib dan yang telah menerima di dalam
hatinya pedang duka cita yang tidak dialaminya pada saat
melahirkan-Nya, dapat memandang Dia saat Dia duduk di sisi Bapa.
Adalah layak bahwa Bunda Tuhan memiliki apa yang dimiliki oleh
Putera-nya, dan bahwa ia layak dihormati oleh setiap mahluk ciptaan
sebagai Ibu dan hamba Tuhan. ((John Damascene, Dormition of
Mary)).
9. Gregorian Sacramentary (795)
Terhormat bagi kami, O Tuhan, perayaan hari ini, yang memperingati
Bunda Allah yang kudus yang meninggal dunia untuk sementara
waktu, namun tetap tidak dapat dijerat oleh maut, yang telah
melahirkan Putera-Mu, Tuhan kami yang menjelma dari dirinya.
((Gregorian Sacramentary, Veranda, ante 795))
stefanus-ingrid Ayat Alkitab Bunda Maria Diangkat ke surga
Semua Gambar Shopping ;ideo ;ideo singkat Berita Buku < eb Maps Penerbangan Keuangan Alat penelusuran Masukan
11
Respons AI mungkin berisi kesalaMan. PelaOari lebiM lanOut
Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang secara eksplisit menyebutkan pengangkatan Bunda Maria ke surga . Namun Ger eOa Kat olik meyakini
baMwa Maria diangkat k e surga berdasarkan keyakinan baMwa ia adalaM Bunda AllaM dan kar ena itu tidak mengalami kerusakan tubuM akibat
dosa. Doktrin ini didasarkan pada tradisi gereOa pemikir an teologis dan beber apa petunOuk dalam Alkitab tentang k emuliaan Maria dan
Mubunganny a dengan Kristus.ࣆ
Berikut adalaM beber apa alasan mengapa GereOa Kat olik meyakini Bunda Maria diangkat ke surga
Bunda Allah:
Maria adalaM Bunda Yesus Kristus yang adalaM AllaM itu sendiri. GereO a percaya baM wa karena Yesus tidak mengalami kerusakan tubuM akibat dosa maka
Bunda Nya pun yang secara istimewa terkait dengan Nya tidak akan mengalami kerusakan tubuM .ࣆ
Kesucian Maria:
Maria dikenal karena kesuciannya yang luar biasa dan ketaatannya pada keM endak AllaM . GereO a meyakini baM wa kesucian dan ketaatannya membuatnya layak
untuk diangkat ke surga dengan tubuM dan O iwa.ࣆ
Petunjuk Alkitab:
Meskipun tidak ada ayat yang secara langsung menyatakan pengangkatan Maria beberapa ayat Alkitab memberikan petunO uk tentang kemuliaan Maria dan
M ubungannya dengan Kristus seperti ࣆ
1 uk : : SesungguM nya mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbaM agia. GereO a meliM at ini sebagai nubuat tentang kemuliaan Maria yang
akan datang.ࣆ
< ah^ u : : Maka tampaklaM suatu tanda besar di langit seorang perempuan berselubungkan mataM ari dengan bulan di bawaM kakinya dan sebuaM
maM kota dari dua belas bintang di atas kepalanya. GereO a menaK sirkan ini sebagai gambaran Maria yang diangkat ke surga sebagai Ratu Surga.ࣆ
Ma_ R ur : : Gambaran tentang seorang ratu yang diM ormati dan dimuliakan yang ditaK sirkan sebagai gambaran Maria yang diangkat ke surga dan
duduk di sebelaM kanan Kristus.ࣆ
Tradisi Gereja:
Pengangkatan Maria ke surga telaM diyakini oleM GereO a seO ak abad abad awal dan secara resmi ditetapkan sebagai dogma oleM Paus Pius = II pada taM un
.ࣆ
Meskipun tidak ada ayat Alkitab yang spesiܧk k eyakinan akan pengangkatan Bunda Maria ke surga didasarkan pada pemaMaman mendalam
tentang keistimewaan Maria dalam rencana keselamatan AllaM tr adisi GereOa dan pemikir an teologis yang mendalam.ࣆ
Dengarkan
Apa dasar ajaran Gereja
Katolik Bunda Maria Ѱ
Beberapa tulisan Bapa GereO a tentang
Maria diangkat ke surga Pseudo Ѱ
katolisitas.org
Benarkah Maria Diangkat
ke Surga Ѱ
Agu џ Kedekatan dan
persatuan Maria dengan YesusѰ
HIDUPKATOLIK.com
Alkitab Tidak Mengajarkan
Maria Diangkat ke Surga?
Agu џ Alkitab Tidak
MengaO arkan Maria ( Bunda Maria )Ѱ
Terang Iman
Maria Diangkat ke Surga
dalam Alkitab Terang Iman
Okt џ Perkataan YoM anes
O uga mengungkapkan kepedulianѰ
Terang Iman
katolisitas.org
M ttps katolisitas.org
Apa dasar aOar an GereOa Kat olik Bunda Maria diangkat k e surga$
Namun dasar yang kuat dari pengangkatan Bunda Maria ke Surga adalaM kar ena Maria adalaM Bunda AllaM (liM. MD 6,1,2 ). Sebab Ѧk emuliaan seseorang terletakࣆ...
Orang lain juga bertanya
Apakah benar Bunda Maria diangkat ke surga?
Ayat Alkitab tentang siapa yang naik ke surga?
Apa saja dogma tentang Maria?
Bunda Maria diangkat ke surga tanggal berapa?
Masukan
Ringkasan AI
Wikipedia
M ttps id.wikipedia.org
Maria Diangkat ke Surga
Pada tanggal Agustus kMotbaM y ang disampaikan di Lourdes P aus YoManes P aulus II mengutip bacaan > ohanes 13 dari Alkitab sebagai dasar Kitabࣆ...
sesawi.net
M ttps www.sesawi.net
InOil Minggu Agustus L uk Maria Diangkat k e Surga
Agu џ Injil Minggu 1 Agustus 201 L uk 136 Maria Diangkat k e Surga y Maria tetap P erawan y Maria TMeot okos ў Maria mengandung danࣆ...
Orang lain juga menelusuri
Bukti Bunda Maria diangkat ke Surga
KaUan Bunda Maria Diangkat ke Surga
Galatia Ayat
Maria diRahkTtai di Surga
KeRatian Bunda Maria
Gereja 8anta Maria Diangkat ke Surga
Terang Iman
M ttps terangiman.com
Maria Diangkat ke Surga dalam Alkitab
Okt џ Dogma mengenai Maria diangkat ke surga mengaOarkan baMwa pada akMir Midupny a di bumi Maria diangkat k e surga dengan tubuM dan Oiwany a.
YESAYA (YESus SAyang saYA)
M ttps yesaya.indocell.net
MemaMami Dogma SP Maria Diangkat k e Surga Y esaya
EP ada waktu persalinan engkau tetap mempertaMankan k eperawananmu pada waktu meninggal engkau tidak meninggalkan dunia ini y a Bunda AllaM. Engkau telaMࣆ...
Terang Iman
M ttps terangiman.com
Alkitab Tidak MengaOarkan Maria Diangkat k e Surga$
Agu џ OleM P aul Sen_ Memang tidak ada ayatnya meskipun dogma Maria y ang satu ini aOar annya tidak sekuat dengan dogma Maria lainnya.
Iman Katolik
M ttps www.imankatolik.or.id
Gelar Maria sebagai Tabut PerOanOian
Dogma Maria diangkat ke Surga didasari karena ia dipersatukan erat dengan Puteranya Dan suatu P edang akan menembus Oiwamu sendiri (lukas ) ini menunOukkanࣆ...
HIDUPKATOLIK.com
M ttps www.M idupkatolik.com
BenarkaM Maria Diangkat k e Surga
Agu џ ... Maria yang adalaM Bunda dari Umat AllaM di sur ga. PenaKsir an ini diteguMkan penaKsir an Kej 31 . /ika wanita itu
dan keturunannya akanࣆ...
()
RESI (RENUNGAN SINGKAT)
M ttps resi.deM onian.or.id
Minggu Agustus ў Hari Ra ya SP Maria Diangkat ke Surga
Agu џ BA(AA3 P*R TAMA Bacaan dari Kitab < ahyu 111a 1216a.10ab y M A?MUR TANGGAPAN Ma_mur . y BA (AAN KEDU Aࣆ...
Gambar
Minggu, 16 Agustus 2020 – Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga ...
RESI (Renungan Singkat) DEHONIAN
Benarkah Maria Diangkat ke Surga | HIDUPKATOLIK.com
HIDUPKATOLIK.com
Minggu, 13 Agustus 2023 – Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga ...
RESI (Renungan Singkat) DEHONIAN
Minggu, 13 Agustus 2023 – Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga ...
RESI (Renungan Singkat) DEHONIAN
Hasil dipersonalisasi (oba tanpa personalisasi
Indonesia
KTta MTjTk ertT /a\a TiRur ࣆࣆ Berdasarkan tempat Anda (RumaM)
Perbarui lokasi
Tema gelap nonaktiK Bantuan Masukan
Pri[ asi Persyaratan
Gambar lainnya
Orang lain juga menelusuri
Bunda Maria )ikandunL TanUa 3Tda dTsa
lukas :
MakaR Bunda Maria
< ah^u ayat
*lia diangkat ke surga
Bunda Maria beraLaRa aUa
Hasil penelusuran lainnya
Bunda Maria tanpa noda: apa maksudnya?
Berikut ini adalah cerita yang tidak ada hubungannya dengan Dogma
Maria tersebut, tetapi mungkin dapat membantu kita untuk mengerti
konsep dasarnyaȐ
Suatu hari, di suatu desa terpencil, ada seorang (sebut saja bernama
Sukri) menemukan kloset duduk yang dibuang di dekat jalan
kampung. Ia tidak pernah melihat benda itu seumur hidupnya,
sehingga tidak tahu kalau itu adalah kloset (jamban). Dia bahkan
mengagumi benda itu, karena dipikirnya ‘antik’. Sukri membawa
pulang kloset itu ke rumah dan dibersihkannya sampai ‘kincrong‘.
Kebetulan esok harinya Sukri berulang tahun dan dia berencana
mengundang teman-teman satu kampung. Dia berpikir, alangkah
uniknya jika nasi tumpeng ulang tahunnya diletakkan di dalam
‘benda’ itu (yaitu kloset), supaya ‘penemuan baru’-nya ini dapat
dipamerkan kepada teman-temannya.
Sekarang, bayangkanlah, jika anda termasuk di antara orang-orang
yang datang ke pesta Sukri. Anda pasti tahu kalau ‘barang’ itu adalah
kloset. Apakah reaksi anda begitu melihat nasi tumpeng yang
ditempatkan di dalam kloset itu? Ada rasa aneh dan tidak ‘nyambung‘,
bukan? Demikianlah, Yesus yang kemuliaan dan kekudusan1 ya jauh
melebihi semua, tidak mungkin lahir ke dunia melalui seorang
perempuan yang berdosa. Karena noda dosa itu jauh lebih buruk
daripada kloset, dan Yesus itu kemuliaannya jauh mengatasi dan tidak
dapat dibandingkan dengan nasi tumpeng maka kesimpulannya, ada
jurang yang tak terjembatani antara keduanya. 1 asi tumpeng tak
pernah klop diletakkan di dalam kloset dan tentu, Yesus yang Maha
Kudus, tak mungkin dapat dikandung oleh rahim seseorang yang
tercemar dosa. Maka oleh kuasa1 ya, Allah menguduskan rahim itu,
membuat ia terbebas dari noda dosa. Karena Tuhan tidak dapat
mengingkari diri-1 ya sendiri yang tanpa dosa, sama seperti Dia tidak
dapat menjadi tidak setia (lih 2 Tim 2:13). Allah menghendaki bahwa
Kristus yang akan menjadi Pengantara bagi manusia dan diri-1 ya
harus terpisah dari orang-orang berdosa (lih. Ibr :2 ) maka artinya,
ini mensyaratkan bahwa Ia harus dilahirkan oleh seorang perempuan
yang terbebas dari noda dosa. Perempuan ini adalah Santa Perawan
Maria.
Dogma Perawan Bunda Maria dikandung tidak
bernoda
Pada tanggal Desember 1 54, Paus Pius I; mengumumkan Dogma
Perawan Maria Dikandung Tanpa 1 oda (Ineffabilis Deus), yang
menyatakan bahwa Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa asal.
((Pada tanggal Desember 1 54, Paus Pius I; mengumumkan Dogma
Perawan Maria Dikandung Tanpa 1 oda (Ineffabilis Deus), yang
bunyinya antara lain sebagai berikut: Dengan inspirasi 5 oh Kudus,
untuk kemuliaan Allah Tritunggal, untuk penghormatan kepada
Bunda Perawan Maria, untuk meninggikan iman Katolik dan
kelanjutan agama Katolik, dengan kuasa dari Yesus Kristus Tuhan
kita, dan 5 asul Petrus dan Paulus, dan dengan kuasa kami sendiri:
“Kami menyatakan, mengumumkan dan mendeȲ nisikan bahwa
doktrin yang mengajarkan bahwa Bunda Maria yang terberkati,
seketika pada saat pertama ia terbentuk sebagai janin, oleh rahmat
yang istimewa dan satu-satunya yang diberikan oleh Tuhan yang
Maha Besar, oleh karena jasa-jasa Kristus Penyelamat manusia,
dibebaskan dari semua noda dosa asal, adalah doktrin yang
dinyatakan oleh Tuhan dan karenanya harus diimani dengan teguh
dan terus-menerus oleh semua umat beriman.”))
Mungkin ada orang bertanya, -terutama mereka yang bukan
beragama Katolik- kenapa ada perlakuan khusus buat Bunda Maria,
bukankah Maria itu manusia biasa saja seperti kita? / alu, kenapa
baru pada tahun 1 54 diumumkan dogma ini, apakah ini pengajaran
buatan manusia saja (Paus dan pembantu-pembantunya) ataukah
sungguh dari Allah? Mari kita lihat, kenapa kita sebagai orang Katolik
percaya bahwa pengajaran ini berasal dari Allah, dan karenanya
wajib kita yakini dan kita syukuri.
Bukan pengajaran ‘kagetan’ melainkan sudah
diajarkan oleh para Bapa Gereja sejak lama
Gereja Katolik tidak pernah mengubah, menghapus, atau menambah
pengajaran “deposit of faith” yang ada padanya sejak dari Gereja awal,
namun hanya menjaga dan mempertahankannya. Perlu kita ingat
bahwa Tradisi Suci dan Kitab Suci bagi orang Katolik itu sama
pentingnya, karena berasal dari sumber yang sama: Allah sendiri.
(/ ihat artikel: Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan,
Bagian 3) Dogma Perawan Maria dikandung tanpa noda ini telah
dirintis oleh Paus Si[ tus I9 (abad ke-15) yang diteruskan sampai ke
jaman Paus Pius I; (abad ke -1 ), tetapi sesungguhnya pengajaran
tersebut sudah merupakan hal yang diyakini oleh Gereja sejak abad
awal, seperti dinyatakan oleh Santo Ephraem (abad ke-4) ((Santo
Ephraem dalam “1 isibene + ymns”, 2 , (dikutip dan diterjemahkan
dari buku The Teachings of the Church Fathers, ed. John 5 Willis, S.J.,
Ignatius Press, San ) rancisco, 2 2 reprint, edisi asli + erder and
+ erder, 1 ew York, 1 h. 3 1) menulis, “Sungguh Engkau, Tuhan,
dan BundaMu adalah hanya satu-satunya yang cantik sempurna di
dalam segala hal sebab, Tuhan, tidak ada noda di dalam-Mu dan juga
tidak ada noda apapun di dalam BundaMuȐ ”)) dan Santo Agustinus
(abad ke-5) ((Santo Agustinus, dalam “2 n 1 ature and Grace“, Chap.
3 :42, (dikutip dan diterjemahkan dari buku The Teachings of the
Church Fathers, Ibid., h. 2 5) menulis, “Kita harus menerima Perawan
Maria yang kudus, tentangnya saya tidak akan pernah
mempertanyakan jika kita membahas tentang dosa, karena hormatku
kepada Tuhan, sebab dari Dia kita tahu akan betapa berlimpahnya
rahmat untuk mengalahkan dosa sampai sekecil- kecilnya, telah
diberikan kepadanya (Bunda Maria) yang telah dipercayakan untuk
mengandung dan melahirkan Dia (Yesus) yang sudah pasti tidak
berdosaȐ ”)) dengan dasar pemikiran dari Santo Ireneus (abad ke-2).
((Santo Irenaeus, dalam “Against + eresies, 9 , The 1 ew Creation in
Christ” (dikutip dan diterjemahkan dari buku Early Christian Fathers,
ed. Cyril C. 5 ichardson, Touchstone, Simon Schuster, 1 Y, 1 ) hl.
3 -3 , menyebutkan Maria sebagai + awa yang baru, “Seluruh umat
manusia berada dalam kuasa maut melalui perbuatan seorang
perawan (+ awa), maka seluruh umat manusia juga diselamatkan
melalui seorang perawan (Maria, + awa yang baru) dan karenanya,
ketidaktaatan seorang perawan diimbangi oleh ketaatan perawan
yang lain.” Dari sini, para Bapa Gereja menyimpulkan bahwa ketaatan
total Maria dimungkinkan oleh ketotalan kemurniannya tanpa dosa
asal.))
Jadi Dogma tersebut bukan pengajaran ‘kagetan’ atau innoY asi dari
Paus Pius I; di abad ke-1
Bunda Maria sendiri menyatakan dirinya sebagai
“Immaculate Conception”
Empat tahun setelah pengajaran yang diberikan oleh Paus Pius I; ,
Bunda Maria menampakkan diri di / ourdes, Perancis (1 5 ).
Penampakan Bunda Maria di / ourdes (di grotto Massabielle) terjadi
selama 1 kali kepada Bernadette Soubirous, seorang gadis desa yang
yang waktu itu berumur 14 tahun. Penampakan Bunda Maria di
/ ourdes ini sudah diakui oleh Gereja Katolik sebagai penampakan
yang otentik. Dalam penampakan itu (penampakan ke- 1 ), Bunda
Maria menyatakan dirinya sebagai “Perawan yang dikandung tanpa
noda dosa” the Immaculate Conception kepada Bernadette yang pada
waktu itu tidak memahami makna “the Immaculate Conception“,
terutama karena ia adalah gadis desa yang buta huruI . Pernyataan
dari Bunda Maria ini mengkonȲ rmasikan ajaran dari Bapa Paus Pius
I; , dan dengan demikian juga membuktikan inI alibilitas ajaran Bapa
Paus tersebut.
Dasar dari Kitab Suci
Alasan pertama Bunda Maria dikandung tanpa noda ini berhubungan
dengan peran istimewanya sebagai Ibu Tuhan Yesus. Jadi, walaupun
benar Maria manusia biasa, ia bukan manusia ‘kebanyakan’ seperti
kita. Sebab, memang rencana keselamatan itu terbuka untuk semua
orang (Yoh 3:1 ), tetapi Ia hanya memilih satu orang untuk menjadi
ibu-1 ya, yaitu Maria. Kita tahu bahwa Allah adalah Kudus, sempurna
dan tak ada dosa di dalam Dia, maka sudah sangat layaklah bahwa
ketika memutuskan untuk dilahirkan di dunia, Yesus menguduskan
terlebih dahulu seseorang yang melaluinya Ia akan dilahirkan.
Mungkin hal ini tidak terbayangkan oleh kita, karena kita manusia
tidak bisa melakukannya. Kita tidak bisa memilih ibu kita sendiri,
apalagi membuat dia kudus dan sempurna sebelum kita lahir. Tetapi,
Allah bisa, dan itulah yang dilakukan-1 ya. Mengapa Tuhan
melakukan ini? Karena Ia tidak dapat mengingkari jati Diri1 ya
sebagai Allah yang Kudus. Mari kita lihat kebesaran Allah melalui apa
yang dilakukan1 ya terhadap Bunda Maria seperti yang ditulis dalam
Alkitab.
1. Dikatakan bahwa Yesus terpisah dari orang-orang
berdosa
Dikatakan dalam Kitab Suci, bahwa Yesus sebagai Imam Besar
Pengantara kita kepada Bapa adalah “seorang yang saleh, tanpa salah,
tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih
tinggi daripada tingkat-tingkat sorga” (Ibr :2 ). Artinya, tidak
mungkin Yesus dilahirkan dari seorang yang berdosa, sebab jika
demikian Ia tidak benar-benar terpisah dari orang-orang berdosa.
Karena itu dapat dipahami, bahwa Bunda Maria yang dipilih Allah
untuk mengandung dan melahirkan Kristus, haruslah seorang yang
tidak berdosa. Pemahaman ini juga akan menjelaskan mengapa St.
Anna (ibunda dari St. Perawan Maria) tidak disebut sebagai “tanpa
noda” juga seperti Bunda Maria, sebab St. Anna tidak melahirkan
Kristus.
2. Bunda Maria disebutkan pada awal mula, sebagai
‘perempuanȇ yang keturunannya akan mengalahkan
ular iblis (Kej 3:15).
Di sini, perempuan yang dimaksud bukanlah + awa, tetapi + awa yang
baru (‘New Eve’). Para Bapa Gereja membaca ayat ini sebagai
nubuatan akan kelahiran Yesus (Adam yang baru) melalui Bunda
Maria (+ awa yang baru). + al ini sudah menjadi pengajaran Gereja
sejak abad ke-2 oleh Santo Yustinus Martir, Santo Irenaeus dan
Tertullian, yang lalu dilanjutkan oleh Santo Agustinus. ((John 5 Willis,
S.J. ed., The Teachings of the Church Fathers, Ignatius Press, San
) rancisco, 2 2 reprint, edisi asli + erder and + erder, 1 ew York, 1
h. 35 )) Sayangnya, memang dalam terjemahan bahasa Indonesia,
pada ayat ini dikatakan ‘perempuan ini’, seolah-olah menunjuk
kepada + awa, namun sebenarnya adalah ‘the woman’ (bukan this
woman) sehingga artinya adalah sang perempuan, yang tidak
merujuk kembali ke lakon yang baru saja dibicarakan. ((“Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya keturunannya akan meremukkan
kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kej 3:15).))
Ungkapan ‘woman‘ ini yang kemudian kerap diulangi pada ayat
Perjanjian Baru, misalnya pada mukji] at di Kana (Yoh 2:4) ((John 2:4,
5 S9 Bible, “O Woman, what have you to do with me? My hour has not
yet come.” Diterjemahkan di dalam bahasa Indonesia, “Mau apakah
engkau dari pada-Ku, ibu? Saatku belum tiba.”)) dan di kaki salib
Yesus, saat Ia menyerahkan Bunda Maria kepada Yohanes murid
kesayangan1 ya (Yoh 1 :2 ). ((John 1 :2 -2 , 5 S9 Bible, “When Jesus
saw his mother, and the disciple whom he loved standing near, he said
to his mother, “Woman, behold, your son! Then he said to the disciple,
“Behold, your mother!” diterjemahkan di dalam bahasa Indonesia:
Ketika Yesus melihat ibu-1 ya dan murid yang dikasihi-1 ya di
sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-1 ya, “Ibu, inilah anakmu
Kemudian kata-1 ya kepada murid-murid1 ya: “Inilah ibumu”))Pada
kesempatan tersebut, Yesus mau menunjukkan bahwa Maria adalah
‘sang perempuan’ yang telah dinubuatkan pada awal mula dunia
sebagai ‘+ awa yang baru’.
‘+ awa yang baru’ ini berperan berdampingan dengan Kristus sebagai
‘Adam yang baru’. Santo Irenaeus, mengatakan, “Ikatan yang
disebabkan oleh ketidak-taatan Hawa telah diuraikan karena
ketaatan Maria” sehingga selanjutnya dikatakan, “maut (karena
dosa) didatangkan oleh + awa, tetapi hidup (karena Yesus) oleh
Maria.” ((/ ihat Lumen Gentium 5 , S. Ireneus, “dengan taat Maria
menyebabkan keselamatan bagi dirinya maupun bagi segenap umat
manusia” Maka Ȑ para Bapa ] aman kuno, Ȑ menyatakan bersama
Ireneus: “Ikatan yang disebabkan oleh ketidak-taatan + awa telah
diuraikan karena ketaatan Maria apa yang diikat oleh perawan + awa
karena ia tidak percaya, telah dilepaskan oleh perawan Maria karena
imannya” Sambil membandingkannya dengan + awa, mereka
menyebut Maria “bunda mereka yang hidup”. Sering pula mereka (St.
Jerome, St. Agustinus, St. Cyril, St. Yohanes Krisostomus, St. Yohanes
Damaskinus) menyatakan: “maut melalui + awa, hidup melalui
Maria.”)) 2 leh karena itu, sudah selayaknya Allah membuat Bunda
Maria tidak tercemar sama sekali oleh dosa, supaya ia, dapat
ditempatkan bersama Yesus di tempat utama dalam pertentangan
yang total melawan Iblis (lih. Kej 3:15).
3. Bunda Maria sebagai Tabut Perjanjian yang Baru.
Di dalam Kitab Perjanjian / ama, yaitu di Kitab Keluaran bab 25
sampai dengan 31, Kita melihat bagaimana ’spesiȲ k-nya’ Allah saat Ia
memerintahkan 1 abi Musa untuk membangun Kemah suci dan Tabut
Perjanjian. Ukurannya, bentuknya, bahannya, warnanya, pakaian
imamnya, sampai seniman-nya (lih. Kel 31:1- ), semua ditunjuk oleh
Tuhan. + anya imam (+ arun) yang boleh memasuki tempat Maha
Kudus itu dan ia pun harus disucikan sebelum mempersembahkan
korban di Kemah suci (Kel 4 :12-15). Jika ia berdosa, maka ia akan
meninggal seketika pada saat ia menjalankan tugasnya di Kemah itu
(Im 22: ). + al ini menunjukkan bagaimana Allah sangat
mementingkan kekudusan Tabut suci itu, yang di dalamnya
diletakkan roti manna (Kel 25:3 ), dan dua loh batu kesepuluh
perintah Allah (Kel 25:1 ), dan tongkat imam + arun (Bil 1 :1 Ibr
:4). Betapa lebih istimewanya perhatian Allah pada kekudusan
Bunda Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru, karena di dalamnya
terkandung Putera1 ya sendiri, Sang 5 oti + idup (Yoh :35), Sang Sabda
yang menjadi manusia (Yoh 1:14), Sang Imam Agung yang Tertinggi
(Ibr :1) Persyaratan kekudusan Bunda Maria -Sang Tabut Perjanjian
Baru- pastilah jauh lebih tinggi daripada kekudusan Tabut Perjanjian
/ ama yang tercatat dalam Kitab Keluaran itu. Bunda Maria, Sang
Tabut Perjanjian Baru, harus kudus, dan tidak mungkin berdosa,
karena Allah sendiri masuk dan tinggal di dalam rahimnya. Itulah
sebabnya Bunda Maria dibebaskan dari noda dosa oleh Allah.
4. Bunda Maria DISEBUT Ȇ penuh rahmatȇ pada saat
menerima Kabar Gembira.
Pada saat malaikat Gabriel memberitakan Kabar Gembira, ia
memanggil Maria sebagai, ‘Ȑ hai engkau yang dikaruniai’, Tuhan
menyertai engkau.’ (/ uk 1:2 ) (“Hail, full of grace…”, – RSV Bible) Kata,
‘Hail, full of grace‘ ini tidak pernah ditujukan kepada siapapun di
dalam Alkitab, kecuali kepada Maria. ((/ ihat, DeȲ ning the Dogma oI
the Immaculate conception, Ineffabilis Deus, par. The Annunciation,
“They (the Church Fathers) thought that this singular and solemn
salutation, never heard before, showed that the Mother of God is the
seat of all divine graces and is adorned with all gifts of the Holy
Spirit…“)) Kepada Abraham yang akan menjadi Bapa para bangsa,
ataupun kepada Musa salah satu nabi terbesar, Allah tidak pernah
menyapa mereka dengan salam. Kepada Maria, Allah bukan saja
hanya memberi salam, tetapi juga memenuhinya dengan rahmat
(grace), yang adalah lawan dari dosa (sin). Dan karena dikatakan ‘full
of grace’, maka para Bapa Gereja mengartikannya bahwa seluruh
keberadaan Maria dipenuhi dengan rahmat Allah dan semua karunia
5 oh Kudus, sehingga dengan demikian tidak ada tempat lagi bagi
dosa, yang terkecil sekalipun, sebab hadirat Allah tidak berkompromi
dengan dosa. Artinya, Bunda Maria dibebaskan dari noda dosa asal.
5. Dasar dari Kitab Wahyu
Kita mengetahui dari Kitab Wahyu, bahwa Bunda Maria-lah yang
disebut sebagai perempuan yang melahirkan seorang Anak laki-
laki, yang menggembalakan semua bangsa… yang akhirnya
mengalahkan naga yang adalah Iblis (Why 12: 1- ). Kemenangan atas
Iblis ini dimungkinkan karena dalam diri Maria tidak pernah ada
setitik dosa pun yang menjadi ‘daerah kekuasaan Iblis’.
Dasar dari Tradisi Suci
Berikut ini adalah pengajaran para Bapa Gereja yang menyatakan
bahwa Bunda Maria tidak bernoda:
1. St. Irenaeus (1 ): “+ awa, dengan ketidaktaatannya >karena
berdosa@ mendatangkan kematian bagi dirinya dan seluruh umat
manusia, Ȑ Maria dengan ketaatannya > tanpa dosa@ mendatangkan
keselamatan bagi dirinya dan seluruh umat manusiaȐ . 2 leh
karena itu, ikatan ketidaktaatan + awa dilepaskan oleh ketaatan
Maria. Apa yang terikat oleh ketidakpercayaan + awa dilepaskan
oleh iman Maria.” ((/ ihat St. Irenaeus, Against Heresies, 1 AD,
3:22:24))
2. St. Hippolytus (235): “Ia adalah tabut yang dibentuk dari kayu
yang tidak dapat rusak. Sebab dengan ini ditandai bahwa
Tabernakel-1 ya dibebaskan dari kebusukan dan kerusakan.” ((St.
+ ippolytus, Orations Inillud, Dominus pascit me ))
3. Origen (244): “Bunda Perawan dari Putera Tunggal Allah ini
disebut sebagai Maria, yang layak bagi Tuhan, yang tidak bernoda
dari yang tidak bernoda, hanya satu satunya” ((2 rigen, Homily 1)).
4. Ephraim (3 1): ”Engkau sendiri dan Bunda-Mu adalah yang
terindah daripada semua yang lain, sebab tidak ada cacat cela di
dalam-Mu ataupun noda pada Bunda-MuȐ ((St. Ephraim, Nisibene
Hymns 2 : ))
5. St. Athanasius (3 3), “2 , Perawan yang terberkati, sungguh
engkau lebih besar daripada semua kebesaran yang lain. Sebab
siapakah yang sama dengan kebesaranmu, 2 tempat kediaman
Sang Sabda Allah? Kepada ciptaan mana, harus kubandingkan
dengan engkau, 2 Perawan? Engkau lebih besar daripada semua
ciptaan, O Tabut Perjanjian, yang dilapis dengan kemurnian,
bukannya dengan emas Engkau adalah Tabut Perjanjian yang
didalamnya terdapat bejana emas yang berisi manna yang sejati,
yaitu: daging di mana Ke-Allahan tinggal.” ((St. Athanasius, Homily
of the Papyrus of Turin, 71:216))
. Ambrose (3 ): “Angkatlah tubuhku, yang telah jatuh di dalam
Adam. Angkatlah aku, tidak dari Sarah, tetapi dari Maria, seorang
Perawan, yang tidak saja tidak bernoda, tetapi Perawan yang oleh
rahmat Allah telah dibuat tidak bersentuh dosa, dan bebas dari
setiap noda dosa.” ((St. Ambrose, Commentary on Psalm 11 :
Sermon 22, no.3 , P/ 15, 15 )).
. St. Gregorius Nazianza (3 ): Ia >Yesus@ dikandung oleh seorang
perawan, yang terlebih dahulu telah dimurnikan oleh 5 oh Kudus
di dalam jiwa dan tubuh, sebab seperti ia yang mengandung layak
untuk menerima penghormatan, maka pentinglah bahwa ia yang
perawan layak menerima penghormatan yang lebih besar. ((St.
Gregorius, Sermon 3 ))
. St. Augustine (415): Kita harus menerima bahwa Perawan Maria
yang suci, yang tentangnya saya tidak akan mempertanyakan
sesuatupun ketika ia kita membicarakan tentang dosa, demi
hormat kita kepada Tuhan sebab dari Dia kita mengetahui betapa
berlimpahnya rahmat untuk mengalahkan dosa di dalam segala
hal telah diberikan kepadanya, yang telah berjasa untuk
mengandung dan melahirkan Dia yang sudah pasti tidak berdosa
((St. Augustine, Nature and Grace 3 :42))
. Theodotus (44 ): “Seorang perawan, yang tak berdosa, tak
benoda, bebas dari cacat cela, tidak tersentuh, tidak tercemar,
kudus dalam jiwa dan tubuh, seperti setangkai lili yang
berkembang di antara semak duri.” ((Theodotus, Homily :11)).
1 . Proclus dari Konstantinopel (44 ): “Seperti Ia >Yesus@
membentuknya >Maria@ tanpa noda dari dirinya sendiri, maka Ia
dilahirkan daripadanya tanpa meninggalkan noda. ((Proclus,
Homily 1))
11. St. Severus (53 ): “Ia >Maria@ Ȑ sama seperti kita, meskipun ia
murni dari segala noda, dan ia tanpa noda.” ((St. SeY erus, + om.
cathedralis, , P2 , 35 ))
12. St. Germanus dari Konstantinopel ( 33), mengajarkan tentang
Maria sebagai yang “benar- benar terpilih, dan di atas semua, Ȑ
melampaui di atas semua dalam hal kebesaran dan kemurnian
kebajikan ilahi, tidak tercemar dengan dosa apapun.” ((Germanus
dari Konstantinopel, Marracci in S. Germani Mariali))
Jika Maria tanpa noda dosa, apakah dia membutuhkan
Kristus untuk menyelamatkannya?
Jawabnya tentu: YA! Karena segala keistimewaan yang diberikan
kepadanya hanya mungkin diperoleh melalui Keselamatan yang
diberikan oleh Kristus sendiri. Duns Scotus (12 4- 13 ) seorang
) ranciskan mengatakan hal ini dengan indahnya, “Malah Maria,
melebihi siapapun membutuhkan Kristus sebagai Penyelamatnya,
sebab ia dapat tercemar oleh noda dosa asal seandainya rahmat dari
Sang Penyelamat tidak mencegah hal ini.” ((Diterjemahkan dari New
Catholic Encyclopedia, The Catholic UniY ersity oI America, Washington
D.C., 1 , Book 9 II, p. 3 1.)) Keistimewaan rahmat yang membuat
Maria dibebaskan dari noda dosa asal adalah bentuk penghormatan
Yesus kepada Maria ibu-1 ya, sesuatu yang menjadi hak-1 ya sebagai
Tuhan.
Apa pentingnya Dogma ini buat kita?
Bunda Maria yang tidak bernoda, tubuh dan jiwanya, tidak
dimaksudkan ‘hanya’ untuk melukiskan keistimewaan Maria, tetapi
untuk memberi gambaran bagi Gereja. ((/ ihat + ugo 5 ahner, SJ, Our
Lady and the Church, (= accheus Press, Bethesda, 1 , reprint 1 ), p.
1 , “But this mystery of the Immaculate Conception of Mary is not only
a personal priviledge granted to her who was to become the Mother of
God. Mary thereby become the figure of the ChurchȐ ” and p. 2 , “The
word ‘immaculate’ indeed sums up the mystery of our own spiritual life.
We are members of the Church, and in us the Church’s mystery must be
accomplished; it begins with Mary Immaculate, and we in turn, by the
power of the Holy Spirit, must once more become immaculate. In each of
us the victory over the serpent must be achievedȐ .”)) Seperti Maria,
Gereja juga dikatakan sebagai ‘tidak bernoda.’ + al ini juga dikatakan
oleh 5 asul Paulus yang mengatakan bahwa Kristus akan
menempatkan Gereja di hadapan1 ya dengan cemerlang tanpa cacat
atau kerut Ȑ supaya Gereja1 ya kudus dan tidak bercela” (EI 5:2 ).
Jadi, kita sebagai anggota Gereja diajak untuk melihat Maria
sebagai teladan. Kita harus berjuang ‘mengalahkan’ bujukan Iblis
setiap hari, dengan mengandalkan kekuatan 5 oh Kudus.
Kesimpulan:
Dogma Maria Dikandung Tanpa 1 oda Dosa Asal (Ineffabilis Deus The
Immaculate Conception) adalah pengajaran yang berdasarkan atas
kebijaksanaan Allah yang tak terselami, yang membebaskan Bunda
Maria dari dosa asal, sebab ia telah dipilih Allah sejak semula untuk
menjadi Ibu Putera1 ya Yesus Kristus. Pengajaran yang telah berakar
lama dalam Gereja ini mengajak kita untuk melihat Bunda Maria
sebagai teladan kekudusan, agar kitapun dapat berjuang hidup kudus
setiap hari dengan mengandalkan rahmat Tuhan. Jadi I okus utama
dogma ini bukan semata- mata untuk meninggikan Maria, tetapi
untuk menyatakan kerahiman Tuhan yang tiada terbatas untuk
menguduskan Maria sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan
Tuhan Yesus di dunia ini. Karena itu, Maria adalah model bagi
Gereja dan teladan bagi kita masing-masing dalam hal kekudusan.
Ingrid ListiatiɆ(
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria diangkat ke surga, berdasar Tradisi Suci yang sudah
diimani oleh Gereja sejak lama, namun baru ditetapkan menjadi Dogma melalui pengajaran Bapa Paus Pius
XII tanggal 1 November 1950, yang berjudul Munificentissimus menebus dan memberi kehidupan kekal
kepada manusia. Maria secara istimewa menyatu dan bekerja sama dengan Kristus, tidak saja dengan
melahirkan-Nya tetapi juga di dalam tahap - tahap penting dalam kehidupan-Nya selanjutnya: saat Ia
dipersembahkan ke bait Allah, saat mukjizat-Nya yang pertama, saat Ia disalibkan, saat kenaikan-Nya ke
surga dan saat Pentakosta. Maka jika kasih Adam kepada Hawa memimpinnya kepada dosa, kasih Kristus
kepada Bunda Maria memimpinnya untuk “mengambil bagian di dalam pertentangan-Nya melawan Iblis dan
kepada hasil akhirnya” (MD 39), yaitu kemenangan total di dalam tubuh dan jiwa atas dosa dan maut.
Di sepanjang sejarah Gereja, sudah banyak sekali gereja dibangun dengan tema Bunda Maria diangkat ke
surga (MD 15) Dalam doa-doa Liturgi Gereja Katolik, sudah banyak doa-doa yang menunjukkan iman bahwa
Bunda Maria ini diangkat ke surga setelah wafatnya. Hal ini kita ketahui dari Sacramentarium Gregorianum,
yang mengatakan, “Sangat terberkatilah hari ini O Tuhan, di mana Bunda Allah menderita wafat, namun tidak
terikat oleh belenggu kematian, sebab ia telah melahirkan Sang Putera Allah yang menjelma dalam
[tubuh]nya.” (MD 17) Dan juga dalam Menaei Totiu Anni, “Tuhan, Raja semesta Alam, telah memberi
kepadamu [Maria] rahmat yang mengatasi kodrat. Seperti Ia menjagamu tetap perawan saat melahirkan,
maka Ia telah menjaga tubuhmu takkan rusak di kubur, dan telah memuliakan tubuhmu dengan perbuatan-
Nya yang ilahi, mengangkatnya dari dalam kubur.” (MD 18)
Liturgi memang tidak menyebabkan/ menjadi sumber iman Katolik, tetapi merupakan hasil/ disebabkan oleh
iman Katolik. Jadi liturgi di sini adalah seperti buah yang dihasilkan dari pohon (lihat MD 20). Maka di sini
diketahui bahwa iman Gereja tentang pengangkatan Bunda Maria ke surga, telah lama berakar dalam Gereja.
Para kudus yang mengajarkan hal ini antara lain adalah: St. Yohanes Damaskus (676-754), St. Antonius
Padua, (1195-1231), (1206-1280), St. Thomas Aquinas (1225-1274), St Albert Agung, St. Benardinus (1380-
1404), St. Robertus Belarminus (1542-1621), St. St. Petrus Kanisius (1520-1597), Alphosus Liguori (1696-
1787). [lihat uraian MD 26-36].
Perlu kita ketahui bahwa Bunda Maria ‘diangkat’ ke surga, dan bukan ‘naik’ ke surga. ‘Diangkat’ berarti bukan
karena kekuatannya sendiri melainkan diangkat oleh kuasa Allah, sedangkan Yesus ‘naik’ ke surga oleh
kekuatan-Nya sendiri. Bagi orang Katolik, peristiwa Bunda Maria diangkat ke surga adalah peringatan akan
pengharapan kita akan kebangkitan badan di akhir zaman, di mana kita sebagai orang beriman, jika hidup
setia dan taat kepada Allah sampai akhir, maka kitapun akan mengalami apa yang dijanjikan Tuhan itu: bahwa
kita akan diangkat ke surga, tubuh dan jiwa untuk nanti bersatu dengan Dia dalam kemuliaan surgawi. Maka,
Dogma Maria diangkat ke surga, bukan semata-mata doktrin untuk menghormati Maria, tetapi doktrin itu mau
menunjukkan bahwa Maria adalah anggota Gereja yang pertama yang diangkat ke surga. Jika kita hidup setia
melakukan perintah Allah dan bersatu dengan Kristus, seperti Bunda Maria, kitapun pada saat akhir jaman
nanti akan diangkat ke surga, jiwa dan badan, seperti dia.
Deus. Doktrin ini berhubungan dengan Dogma Immaculate Conception/ Maria dikandung tanpa noda, yang
diajarkan oleh Bapa Paus Pius IX, 8 Desember 1854. Untuk topik Maria dikandung tanpa noda.
Q
Umat Kristen non- Katolik banyak yang mempertanyakan hal ini, dan berpikir bahwa Gereja Katolik
‘menciptakan’ Dogma yang tidak berdasar Kitab Suci. Sebab bagi mereka sumber Wahyu Ilahi hanyalah
Kitab Suci. Namun bagi orang Katolik, Wahyu Ilahi juga diperoleh dari Tradisi Suci yang telah berakar dan
tumbuh di dalam Gereja Katolik, di mana Tradisi Suci ini tidak terpisahkan dari Kitab Suci. Maka hal Maria
diangkat ke Surga juga memiliki dasar Kitab Suci, walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit. Jadi jika Gereja
Katolik mengumumkan suatu doktrin, itu sebenarnya hanya mengumumkan apa yang sudah lama diimani
oleh Gereja, dan bukannya sesuatu yang baru tiba-tiba ditambahkan. Sebagai contohnya, pada waktu Gereja
Katolik mengumumkan pengajaran tentang Allah Trinitas pada tahun 325 pada Konsili Nicea, adalah bukan
berarti sebelumnya tidak ada pengajaran Allah Trinitas ini. Tulisan-tulisan pengajaran para Bapa Gereja
menjadi saksi yang hidup atas pengajaran tentang Trinitas ini. Demikian juga pada saat Gereja Katolik
menetapkan Kanon Alkitab yaitu pada Konsili Hippo tahun 393 dan Konsili Carthage tahun 397 bukan berarti
Gereja Katolik baru ‘menciptakan’ Kitab Suci pada saat itu. Sebelumnya kitab-kitab yang menjadi bagian
Alkitab itu sudah ada, namun baru pada saat itu ditetapkan sebagai kanon Alkitab/ kitab-kitab yang diakui
sebagai ‘diilhami oleh Roh Kudus’, untuk membedakannya dengan kitab-kitab lain yang hanya merupakan
karya tulis biasa.
Dengan pengertian yang sama maka Dogma Maria dikandung tanpa noda dan Dogma Maria diangkat ke
surga merupakan pengajaran yang telah lama ada dan diimani oleh Gereja, yang nyata ada dalam tulisan para
Bapa Gereja.
Munificentissimus Deus
Dalam pembukaan Munificentissimus Deus (MD, 3) yang menyatakan dogma Bunda Maria diangkat ke Surga,
Bapa Paus Pius XII mengatakan bahwa dalam sejarah keselamatan, Bunda Maria mengambil tempat
istimewa dan unik. Ini mengacu pada ayat Gal 4:4, di mana dikatakan, “…Setelah genap waktunya”, bahwa
dalam pemenuhan rencana keselamatan Allah ini, Allah dengan keMahakuasaan-Nya memberi hak-hak
istimewa kepada Bunda Maria, agar nyatalah segala kemurahan hati-Nya yang dinyatakan kepada Bunda
Maria, dalam keseimbangan yang sempurna.
Maka bahwa jika untuk melahirkan Yesus, Bunda Maria disucikan dan dikandung tanpa noda dosa, dan
selama hidupnya tidak berdosa (karena tidak seperti manusia lainnya, ia tidak mempunyai kecenderungan
untuk berbuat dosa/ concupiscentia), maka selanjutnya, adalah setelah wafatnya, Tuhan tidak akan
membiarkan tubuhnya terurai menjadi debu, karena penguraian menjadi debu ini adalah konsekuensi dari
dosa manusia. Demikian pula dengan pengajaran bahwa Bunda Maria adalah Tabut Perjanjian Baru, karena
dengan mengandung Yesus ia menjadi tempat kediaman Sabda Allah yang menjadi manusia, Sang Roti
Hidup.
Dengan diangkatnya Bunda Maria ke surga, maka ia yang telah bersatu dengan Yesus akan menyertai kita
yang masih berziarah di dunia ini dengan doa-doanya. Karena berpegang bahwa doa orang benar besar
kuasanya (Yak 5:16), maka betapa besarlah kuasa doa Bunda Maria yang telah dibenarkan oleh Allah, dengan
diangkatnya ke surga.
Sumber: katolisitas.org
ij