Tampilkan postingan dengan label peradaban masa nabi muhammad. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label peradaban masa nabi muhammad. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Januari 2025

peradaban masa nabi muhammad

  


 

Peradaban Islam dalam prosesnya melewati tahapan yang sangat panjang. Selain 

upaya, Nabi Muhammad saw. selaku pembawa risalahnya telah mengalami 

berbagai peristiwa demi tersebarnya ajaran Islam. Nabi Muhammad Saw. dalam 

menjalani misi dakwahnya menjumpai berbagai rintangan, bahkan dari seorang 

pamannya; Abu Lahab. Meski demikian berkat pertolongan Allah beliau selalu 

saja menemukan jalan keluar agar misi dakwah tetap berjalan dengan baik, di 

antaranya jaminan dari pamannya yang lain; Abu Thalib. Secara garis besar 

peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad Saw. meliputi dua periode; 

Mekkah dan Madinah. Di dua kota tersebut di tengah kecaman dan ancaman 

beliau melakukan berbagai strategi sehingga dakwah bisa tetap terlaksana. Pada 

periode Mekkah dakwah secara sembunyi- sembunyi—mula-mula islam dipeluk 

oleh istri dan keluarga terdekat yang kemudian disebut dengan istilah 

assabiyqulnal awwalun-- dan dakwah secara terang-terangan yang ditempuh 

berhasil meski tidak jarang ancaman dan siksaan tidak terhindarkan diterima 

oleh para sahabatnya. Adapun ketika periode Madinah fokus dakwah Rasulullah 

Saw. sudah mulai berbeda, di antaranya; 1) Pembentukan sistem sosial 

masyarakat, 2) Politik, 3) Membangun masjid, 4) Ekonomi, 5) Rasulullah Presiden 

Madinah. 

 

Peradaban Islam dimulai sejak Nabi Muhammad Saw. diutus menjadi nabi. Namun 

jauh sebelum itu rekam syariatnya sudah mulai terlihat sejak era Nabi Ibrahim As. Demikian 

sebab  banyak syariat yang dibawa Nabi Muhammad banyak bersumber dari era kenabian 

pendahulunya itu. Seperti berkurban, berhaji, khitan dst. Di samping itu, kedekatan secara 

garis keturunan tidak terelakkan sehingga kemulian pada Nabi Muhammad Saw. Memang 

sudah terbentuk dari nenek moyangnya. Sisi lain peradaban dunia menjelang lahirnya Islam 

telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran Allah Swt. Pada masa pra-Islam terdapat dua 

kekuatan peradaban dunia, yaitu peradaban Romawi Timur dan peradaban Persia, dua 

kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam. Dua kekuatan besar tersebut 


merupakan super power dunia pada masanya sekaligus adikuasa dunia. Arab sebagai tempat 

munculnya agama Islam belum dikenal dalam percaturan sejarah dunia sebelumnya 

Sederhananya, dalam seluruh perjalanan hidup Nabi Saw. selalu penuh hikmah. 

Perjuangan dalam membawa risalah kenabian tidak selalu mulus bahkan penuh tantangan, 

sehingga mempelajari sejarah peradaban Islam selalu relevan sampai kapanpun dan 

memahaminya diyakini penting agar kecintaan umat Islam terhadap Tuhan, agama, dan 

nabinya semakin kokoh. Oleh sebab  itu, penulis menilai sangat perlu dan tertarik untuk 

mengupas kembali tentang sejarah peradaban Islam pada masa Rasulullah Saw. Dalam 

penelitian ini akan dipaparkan bagaimana kelahiran Nabi Muhammad Saw., perjalanan atau 

perjuangan dakwah beliau, misi dakwah beliau, peperangan apa saja yang pernah beliau 

alami, dan akhir hayat beliau, serta nilai pendidikan yang dapat diambil dari perjalanan hidup 

beliau. 


KAJIAN TEORI 


Peradaban dunia menjelang lahirnya Islam telah menyimpang jauh dari ketentuan 

ajaran Allah Swt. Adapun peradaban Arab ketika itu disebut peradaban Jahiliah = jahil (bodoh) 

khususnya dalam hal moralitas dan teologi, yaitu norma pergaulan antarsesama, di mana kala 

itu antarkabilah saling bermusuhan demi kekuasaan. Pula hak asasi manusia khususnya 

wanita, serta kalangan lemah tidak pernah ada dan kekeliruan tentang ketuhanan mereka 

yang mendarah daging. Sebaliknya dalam kemajuan budaya kebendaan, warga Arab 

mempunyai budaya yang cukup maju sesuai ukuran zamannya 

Kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah. Menurut riwayat terdapat perbedaan 

pendapat mengenai kapan beliau dilahirkan. Tapi pendapat yang kuat yaitu, Nabi Muhammad 

dilahirkan sebelum fajar pada hari Senin tanggal 12 Robi’ul Awwal tahun Gajah (Al-

Barzanji, TT). Nabi yang disebut khairul khalq (makhluk terbaik) dan sayyidul anbiyâ’ wal 

mursalîn (pemimpin para nabi dan rasul) nasabnya dipenuhi orang-orang termulia dari 

generasinya. Tidak ada satu pun darinya yang berperilaku tercela (Zahara, 

https://islam.nu.or.id/sirah- nabawiyah/silsilah-nasab-dari-nabi-muhammad-hingga-

nabi-adam-5ZVL4, diakses pada 12 September 2023). Nasab Sayyidah Aminah, bertemu 

dengan nasab Sayyid Abdullah, ayah Rasulullah di nama Kilab. Begitu pun dengan ibu Sayyidah 

Aminah, semuanya bermuara pada Nabi Ismail As. Sebagaimana hadits di bawah ini 

  شيْرَُق نْمِ امًشِاهَ يَفطَصْاوَ َةَناَنكِ نْمِ اشًيْرَُق يَفطَصْاوَ لَيْعِامَسِْإ دَِلوَ نْمِ َةَناَنكِ يَفطَصْا َالله َّنِإ ْنمِ يِناَفطَصْاوَ  

  مشِاهَ يِنَب 

“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, memilih Quraisy dari 

keturunan Kinanah, memilih Hasyim dari keturunan Quraisy danmemilihku dari keturunan  

Bani Hasyim.”(HR. Imam Muslim). 

Terhitung sejak diangkatnya sebagai seorang nabi secara garis besar jejak dakwah Nabi 

Muhammad terbagi menjadi 2 periode, yaitu Mekkah (13 tahun) dan Madinah (10 tahun). 

Periode Mekkah 


Mekkah ialah kota suci. Di situ terdapat tanda yang merupakan petunjuk tentang 

batas- batas suci itu. Sebab kesucian serta kewajiban menghormatinya, dia dinamai Tanah 

Haram sehingga   di daerah itu tidak diperkenankan pertumpahan   darah   ataupun   

gangguan/penganiayaan, baik terhadap manusia, fauna, maupun tumbuh-tumbuhan. 

Ketetapan ini diyakini warga Arab saat sebelum kedatangan Islam serta oleh segala kalangan 

muslim bersumber pada ketetapan Allah lewat Nabi Ibrahim As. yang sesudah  itu dikukuhkan 

oleh Nabi Muhammad Saw. (Shihab, 2011). Mekkah merupakan suatu kota yang sangat 

berarti serta populer di antara kota- kota di negara Arab, baik sebab tradisinya ataupun sebab 

posisinya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai, menghubungkan Yaman di sebelah 

selatan serta Syria di sebelah  utara. Dengan terdapatnya Ka’bah di tengah kota, Mekkah jadi 

pusat keagamaan Arab. Ka’ bah merupakan tempat mereka berziarah. Di dalamnya ada 360 

berhala, yang mengelilingi berhala utama Hubbal. Hubbal merupakan patung yang sangat 

diagungkan selain patung- patung yang lain seperti Manah, al-Lata serta al-Uzza. Setidaknya 

demikian sehingga Nabi Muhammad Saw. diutus untuk memperbaiki itu semua, moral dan 

teologi yang sudah mencapai titik nadir. Adapun dalam perjalanan dakwahnya beliau memiliki 

dua tahapan, yaitu sembunyi- sembunyi dan terang-terangan. 

Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi 

Beberapa hari menjelang Rasulullah Saw. menerima wahyu yang pertama, beliau 

berada dalam kebimbangan dan kecemasan terhadap nasib dan keadaan umat ketika itu. 

Akhirnya, beliau memutuskan untuk menyendiri atau berkontemplasi di Gua Hira untuk 

memikirkan jalan keluar dan menyelamatkan umat dari kerusakan yang lebih parah. Menurut 

Lesdina dkk. (2021) Nabi Muhammad Saw. yang banyak berkontemplasi ini akhirnya 

diamanahi Allah untuk menjadi nabi dan rasul. Penunjukannya sebagai nabi tepatnya bulan 

Ramadan tahun 610 M di Gua Hira yakni datanglah Jibril menyampaikan wahyu yang pertama 

(Q.S. Al-‘Alaq ayat 1-5): 

Selanjutnya, kemudian turun Surah Al-Mudatsir ayat 1-7: 

“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu 

agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanla`h, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan 

janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan 

untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.“ Maka mulailah dakwah secara sembunyi- 

sembunyi ditempuh selama 3 tahun oleh Rasulullah Saw. Adapun buktinya adalah sebuah 

khabar yang diriwayatkan oleh Amru ibn Abasah r.a. menuturkan, “Aku mendatangi 

Rasulullah pada waktu beliau baru saja diutus sebagai nabi. Saat itu beliau berada di Mekkah 

dan melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.” Pada waktu itu, beliau memulai 

dakwahnya dengan mengajak manusia untuk mengesakan Allah dan membersihkan segala  

unsur kemusyrikan 

a. Prioritas orang terdekat 

Inti Kehidupan Nabi Muhammad Saw. sesudah  turunnya wahyu ke dua di Mekkah 

adalah melaksanakan tugas-tugas kerasulannya secara sembunyi-sembunyi. Dakwah 

Rasulullah pada fase ini hanya terbatas pada keluarga dan kerabat dekat beliau, yang tentunya 

bisa dipercaya untuk menjaga kerahasiaan. Orang yang pertama memeluk agama Islam 

(assabiqunal awwalun), yaitu istri dan kerabatnya dari berbagai kalangan; Khadijah (istri) yang 

pertama memeluk agama Islam disusul Ali bin Abi Thalib (anak-anak), 

dan Zaid bekas budak dan menjadi anak angkatnya. Ummu aiman yang mengasuh Nabi Saw. 

Termasuk orang pertama masuk Islam juga. Sebagai pedagang yang berpengaruh Abu Bakar 

mengajak teman beliau masuk Islam seperti Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abd 

Rahman Bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah bin Jarrah dan Arqam yang 

rumahnya dijadikan sebagai tempat pertemuan rutin bagi orang-orang yang telah 

memeluk Islam Penyiksaan budak 

Umayyah bin Khalaf melemparkan budaknya, Bilal bin Rabbah ke sebuah tempat yang 

sangat panas di Mekkah. Kemudian dia memerintahkan agar kafir dan ingkar terhadap apa 

yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. namun siksaan itu tidak merubah sikap kecuali 

terus mengatakan “Ahad (Esa).. Ahad (Esa)..” Sedangkan Abu Jahal menyiksa Ammar dan 

kedua orangtuanya dengan siksaan yang sangat pedih hingga akhirnya dia membunuh 

Sumayyah binti Khabbath, ibu Ammar, dengan menusukkan tombak di kemaluannya. Maka 

jadilah ia wanita yang syahid pertama kali di dalam Islam. Selain itu Yasir juga meninggal 

dalam penyiksaan tersebut. Abu Bakar terus membeli budak-budak yang disiksa itu dan 

kemudian memerdekakannya. Diantara yang dimerdekakan; Bilal, Amr bin Fuhairah, Zanirah 

dll. 

Dakwah Secara Terang-Terangan 

Dakwah Nabi secara terang-terangan didasari wahyu Allah Swt. (Q.S. Al-Hijr: 94): 

 امَِب عَْدصْاَف َنيكِرِشْمُلْا نِعَ ضْرِعَْأوَ رُمَؤُْت  

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan 

(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” 

Dengan turunnya ayat ini, Rasulullah Saw. tidak lagi berdakwah secara sembunyi- 

sembunyi. Lebih-lebih dengan adanya jaminan bahwa beliau tidak akan disentuh oleh 

kejahatan para pengolok-olok. Beberapa ulama berpendapat bahwa perintah ini datang 

sesudah  berlalu tiga tahun atau lebih sejak pengangkatan Nabi Muhammad saw. sebagai 

seorang rasul 

b. Nabi mendapat perlidugan dari pamannya Abu Thalib 

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah Saw. ialah dengan mengundang kerabat 

dekat beliau, seperti Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Beliau 

menyeru kaumnya kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya. Namun dari sekian banyak 

yang datang, semua menentang beliau, hanya Abu Tahalib-lah yang mendukung dan 

memerintahkan untuk tetap dilanjutkan perjuangan dakwahnya. sesudah  Nabi Saw. Merasa 

yakin terhadap dukungan dan janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan 

wahyu Allah, maka suatu hari beliau berdiri di atas bukit Shafa, lalu berseru: “Wahai semua 

orang!” maka semua orang berkumpul memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka 

kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada hari kiamat 

Rasulullah naik ke bukit Shafa dan memanggil orang-orang Mekkah Rasulullah 

bersabda, 

“Bagaimana pendapat kalian jika aku kabarkan pada kalian bahwa di lembah sana 

ada seekor kuda yang menyerang kalian. Apakah kalian mempercayai apa yang saya 

ucapkan?” Mereka menjawab. “Ya, kami percaya sebab  kami belum pernah mendapatkan 

engkau berdusta”. Maka Rasullah Saw. bersabda; “Ketahuilah bahwa sesungguhnya aku 

memberi peringatan kepada kalian tentang siksa yang sangat pedih”. Saat Rasulullah Saw. 

mengajak mereka untuk beriman kepada Allah Swt. Maka berkatalah pamannya sendiri yang 

bernama Abu Lahab. “Celaka engkau wahai Muhammad, apakah hanya untuk urusan ini 

mengumpulkan kami?”. Abu Lahab dengan nama asli Abdul ‘Uzza Ibnu ‘Abdul Muththallib 

dikenal sangat luas sebagai salah seorang yang paling menentang Nabi Saw. Adapun digelari 

Abu Lahab sebab  kegagahan dan kecemerlangan wajahnya. Ulama kontemporer, Mutawalli 

Asy-Sya’arawi, mengemukakan semacam kaidah--bila Al-Qur’an menunjuk seseorang dalam 

salah satu kisahnya dengan nama aslinya, itu mengisyaratkan bahwa hal serupa itu tidak akan 

terjadi lagi. Tetapi jika menyebut gelarnya—seperti Fir’aun—itu mengisyaratkan bahwa kasus 

serupa dapat terulang kapan dan dimana saja ,ada lima faktor yang mendorong orang-orang quraisy menentang seruan Islam 

ialah: 

1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dengan kekuasaan. 

2) Nabi Muhammmad Saw. menyamakan hak bangsawan dengan hambah sahaya. 

3) Para quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan 

pembalasan di akhirat 

4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab 

5) Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki. 

c. Dakwah penuh ancaman, intimidasi dan tantangan 

Namun dakwah yang dilakukan beliau tidak mudah sebab  mendapat tantangan dari 

kaum Quraisy. Diantara tantangan dakwah yang dialami oleh Rasulullah Saw: (1) Cemoohan 

dan cacian kepada Nabi dan Para sahabat, (2) memanfaatkan pengaruh para pembesar kafir 

Quarisy, (3) mendatangi penyair terkemuka, (4) melempari Nabi dan Para sahabat dengan 

batu dan kotoran, (5) bujukan dengan harta dan kekayaan, (6) pemboikotan terhadap Bani 

Nabi Hijrah ke Habasyah dan Thoif 

Sebelum hijrah ke Yastrib (Madinah) Nabi Muhammad sudah pernah hijrah ke kota 

lain; Habasyah dan Thoif. Hijrah ke Habasyah (sekarang Ethiopia) tak berjalan mulus. Meski 

umat muslim diterima bahkan sampai dua kali berhijrah ke negeri yang dipimpin Raja Najasyi 

beragama Kristen itu, tapi tetap tidak ada orang yang Islam di sana. Selanjutnya hijrah ke Thaif 

yang hanya berjarak 80 kilo meter dari Makkah menemui kegagalan sebab  kondisi di sana 

tidak kondusif bagi kaum Muslimin untuk bertempat tinggal. Penduduk asli Thaif menolak 

ajakan Nabi untuk memeluk Islam. Adapun Sejumlah upaya hijrah itu berjarak sekitar lima 

tahun sebelum akhirnya Nabi dan kaum Muslimin berhasil berhijrah ke Yastrib (Madinah) 


Periode Madinah 

Sebenarnya, “masa Islam Madinah”, menurut Darwazah, dimulai dua tahun sebelum 

Nabi SAW. hijrah ke Madinah. Kala itu beliau bertemu dengan segolongan masyarakat 

Madinah yang berasal dari suku Khazraj di Aqabah (tempat di antara Mina dan Mekkah). 

Begitu pulang ke Madinah, mereka mengabarkan kepada masyarakat Madinah tentang 

keberadaan Nabi agung. yang mereka temui itu (Wijaya, 2016). Pada musim berikutnya, 

datang secara bersama-sama dari dua suku Auz dan Khazraj dalam jumlah besar dan berbaiat 

masuk Islam kepada Nabi Muhammad sesudah  itu dipilihlah masing-masing dari kedua suku 

itu untuk memimpin masyarakat muslim Mekkah untuk hijrah ke Madinah. Hari kepindahan 

beliau kepada mereka adalah hari yang bahagia sehinga masing-masing ingin Rasulullah 

menjadi tamunya (Al-Hamid, 2015). Di Madinah, Nabi Muhammad melanjutkan misi 

dakwahnya dengan baik. Pada periode ini ada beberapa misi besar yang ia dan umatnya 

kerjakan di antaranya yaitu: 

Pembentukan sistem sosial masyarakat 

Dalam negara Islam yang baru dibangun itu, Nabi meletakan dasar-dasar negara untuk 

menata kehidupan sosial dan politik. Dikukuhkannya ikatan persaudaraan (Ukhwah Islamiyah) 

antara golongan Anshar dan Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang telah 

lama bermusuhan dan bersaing. Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan 

sebuah kesatuan yang berdasar  agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasar  

kabilah 

Piagam Madinah 

Melalui piagam Madinah yang dibuat pada 622 M atau masih awal umat Islam hijrah 

ke kota tersebut Rasulullah Saw. memperkenalkan sistem kehidupan yang harmonis dan 

damai bagi masyarakat Madinah yang majemuk nan plural. Di sana, Rasulullah Saw. 

meletakkan dasar kehidupan yang kuat bagi pembentukan masyarakat baru, yaitu masyarakat 

madani yang rukun dan damai. Masyarakat itu setidaknya berasal dari 3 kelompok yang 

berbeda, yakni muslim dari kalangan Muhajirin dan Anshar sebagai kelompok mayoritas, non-

muslim dari suku Aus dan Khazraj yang belum masuk Islam sebagai kelompok minoritas, dan 

kelompok Yahudi 

Politik 

Al-Imam Abu Hamid Muhamad bin Muhammad Al Ghazali  mengatakan bahwa 

peran pokok manusia sebagai khalifah di dunia ada empat macam. Di mana manusia tidak 

akan mampu menciptakan sebuah peradaban tanpa keempat macam peran itu. Keempat 

macam peran   itu   adalah:   (1) Al-Zira’ah (pertanian),   (2) Al-Hiyakah (industri   tekstil),   (3) 

Al- Bina’ (pembangunan), dan (4) Al-Siyasah (politik). Selain keempat peran tersebut, apa yang 

menjadi karya manusia di dunia hanyalah pelengkap saja. Keempatnya menjadi penting 

sebab  memenuhi dan mengatur kebutuhan pokok kehidupan manusia di dunia. Adapun Al-

Siyasah (politik) menjadi paling vital sebab  memenuhi dan mengatur kebutuhan sosial untuk 

keberlangsungan semua hal di atas. 

Membangun Masjid Quba 

Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti disuatu tempat maka 

Rasulullah Saw. memerintahkan agar di tempat itu dibangun sebuah masjid. Beliau ikut serta 

dalam pembangunan masjid tersebut. Saat itu, kiblat dihadapkan ke Bait al Maqdis. Tiang 

masjid terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daunnya. Adapun 

kamar-kamar istri beliau dibuat di samping masjid. Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah 

memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal. Sejak saat itulah, Yatsrib dikenal 

dengan Madinah Al-Munawwarah. Kaum muslimin melakukan berbagai aktivitasnya di dalam 

masjid ini, baik beribadah, belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun 

perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi faktor yang mempersatukan mereka 

Peperangan Pada Masa Nabi Muhammad SAW. 

sesudah  umat Islim hijrah ke Madinah, kehidupan mereka semakin berkembang. Segala 

sektor kehidupan baik; sosial, politik, ekonomi dan dakwah diperhatikan dengan baik. Mereka 

mapan, aman, dan nyaman dalam menjalankan aktivitas muamalah maupun ubudiyyah. 

Namun demikian, syiar Islam tidak boleh stagnan. Jika dulu saat masih lemah hanya bertahan 

kini siap melawan siapa saja yang tidak mengindahkan seruan agama Allah Swt. serta 

peperangan akan ditempuh bila diperlukan. Beberapa perang yang terjadi antara pasukan 

Islam dan pasukan Kafir pada masa Nabi Muhammad Saw. di antaranya; 

2. Perang Badar 

Perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 H (624 M) di lembah Badar. 

Sebab utamanya adalah untuk memenuhi tekad kafir Quraisy membunuh Nabi yang berhasil 

meloloskan diri ke Madinah dan menghukum orang yang melindunginya (Tim Humas, 

https://an-nur.ac.id/perang-badar-perang-uhud-perang-ahzab-khandaq-masa-genjatan-

senjata- dan-penaklukan-kota-makkah/, diakses 18 September 2023). Orang-orang Kafir 

Quraisy sebanyak 1000 orang di bawah pimpinan Abu Jahal bergerak menuju Madinah. 

Sementara umat Islam sebanyak 314 orang melawan pasukan itu. Sebelum diadakan 

peperangan terlebih dahulu dilakukan perang tanding. Dari pihak Islam dipilih Nabi 3 orang 

pahlawan Bani Hasyim, semua menang kecuali ‘Ubaidah sebab  terkena luka parah gugur 

menjadi syahid. Dalam perang ini kaum muslimin memperoleh kemenangan. 14 muslim gugur 

dan 70 musuh gugur, termasuk Abu Jahal sebagai pemimpin perang, dan beberapa orang 

lainnya tertawan. 

3. Perang Uhud 

Perang Uhud ni terjadi pada 7 Syawal tahun ke-3 H di bukit Uhud Madinah. Pemimpin 

Abu Sofyan memobilisasi 3000 prajurit Quraisy dan Nabi Muhammad membawa 1000 

prajurit. Penyebabnya sebab  kekalahan kaum Quraisy dalam perang Badar merupakan 

pukulan berat. Mereka bersumpah akan melakukan pembalasan (Al-Hamid, 2015). 

Beberapa orang pembesar disertai istrinya berperang termasuk istri Abu Sofyan sendiri, 

Hindun. Kemenangan muslim yang sudah di ambang pintu itu sirna sebab  godaan harta 

ghonimah. Nabi sendiri terluka bercucuran darah. Melihat kejadian itu, seorang Kafir Quraisy 

meneriakkan bahwa Nabi telah tewas terbunuh dan perang dihentikan. Lebih dari 70 muslim 

gugur, Hamzah paman Nabi, dadanya dibelah dan hatinya dimakan Hindun sebab  dendam 

melihat Hamzah yang membunuh saudaranya dalam perang tanding badar sebelumnya. 

4. Perang Khandaq 

Perang Khandaq terjadi pada akhir bulan Syawal 5 H di sebuah parit wilayah utara kota 

Madinah. Pasukan 4000 tentara di bawah pimpinan Abu Sofyan, dengan 300 pengendara dan 

1000 ekor unta. Di pihak Islam terdapat 3000 orang prajurit di bawah komando Nabi 

Muhammad (Al-Hamid, 2015). Taktik Nabi itu membawa hasil. Pasukan musuh tidak dapat 

menyeberangi parit. Namun mereka mengepung Madinah dengan mendirikan kemah-kemah 

di luar parit, hampir sebulan lamanya. Di tengah masa-masa kritis pertolongan Allah tiba. 

Angin dan badai yang amat kencang membuat mereka terpaksa kembali ke negeri masing-

masing tanpa hasil apapun. 

5. Perang Khaibar 

Perang Khaibar berlangsung di awal tahun 7 H/ 628 M, pertengahan bulan Muharram 

di kampung Khaibar. Lalu kemenangan diraih pada bulan Safar. Rasulullah berangkat ke 

Khaibar dengan jumlah antara 1.400-1.600 balatentara melawan Benteng Na’im Benteng Ash- 

Shab bin Muadz Benteng Qal’ah az-Zubair Benteng Ubay Benteng An-Nizar 

sebab  sangat bergantung dengan pertahanan bentengnya. Maka taktik yang digunakan 

adalah menguasai benteng satu persatu. Dan strategi terakhir adalah membentuk regu-regu 

kecil untuk mengecoh dan memecah konsentrasi tentara Yahudi, sehingga semua benteng 

berhasil ditaklukkan oleh kaum muslimin. 

6. Perang Tabuk 

Perang ini terjadi pada bulan Rajab 9 H dan berakhir pada bulan Ramadhan di tahun 

yang sama. Kendati tidak sempat terjadi kontak fisik sebab  pasukan musuh menyerah 

sebelum bertempur, peperangan ini berlangsung selama 50 hari, dengan pembagian 20 hari 

Muslim berada di Tabuk dan 30 hari untuk menempuh perjalanan pulang pergi dari Madinah 

ke Perang ini terjadi pada bulan Rajab 9 H dan berakhir bulan Ramadhan di tahun yang sama 

di kota Tabuk. Pasukan Romawi di bawah komando Heraklius 40.000 tentara sementara 

muslim 30.000 ,

Konflik antara 

Muslim dan Romawi sendiri sudah dimulai sejak terbunuhnya duta Rasulullah bernama Al-

Harits bin Umair di tangan Syurahbil bin Amr al-Ghassani. sesudah  terbunuhnya Al-Harits. 

Ringkas cerita, pihak musuh mengajak berdamai dengan membayar upeti. Sejak saat itu, 

pasukan Muslim semakin kuat sebab  berhasil mengalahkan imperium Romawi. Kabilah Arab 

yang sebelumnya mendukung Romawi pun kini bergabung bersama pasukan Muslim. 

Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW. 

Adapun misi utama dakwah Nabi Muhammad Saw. mencakup 4 hal, yaitu: Tilawah: 

membaca, mencermati dan mengkaji ayat qauliyah dan kauniyah Ayat qauliyah adalah ilmu-ilmu 

Swt dalam bentuk wahyu-Nya yang terdapat dalam Al- Qur’an. Sementara ayat kauniyah ialah 

ilmu-Nya yang berupa alam semesta dengan seluruh hukum yang menyertainya. Antara 

qauliyah dengan kauniyah ini dapat diintegrasikan untuk membangun peradaban yang 

membawa rahmat bagi segenap alam , Tazkiya: Membentuk 

pribadi yang baik dimulai dari hal-hal yang kecil seperti menanggalkan sifat-sifat buruk atau 

dalam bahasa tasawuf disebut takhalli (penyucian diri dari sifat-sifat yang buruk) kemudian 

menuju tahalli (menghiasi diri dengan sifat terpuji), yang puncaknya adalah tajalli (mengalami 

kenyataan ketuhanan/sampai kepada Allah swt) . Ta’lim: guru atau 

orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan (Jaya, 2020). Hikmah: ilmu yang diamalkan atau 

ilmu yang bermanfaat (Umamah, 2016). 

Akhir Hayat Nabi Muhammad SAW. 

sesudah  23 tahun perjuangan dakwah berlalu, tepatnya hari Sabtu empat hari sebelum 

habisnya bulan Dzulqa’dah tahun 11 H, Rasulullah bersama umat Muslim bertolak ke Mekkah 

untuk menunaikan ibadah haji. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Haji Wada’. Kata 

'Wada' sendiri berarti perpisahan sebab  tidak lama sesudah  itu Nabi Muhammad wafat. 

Momen Haji Wada’ ini juga menunjukkan animo manusia untuk memeluk agama Islam begitu 

besar. Tercatat sebanyak 114.00 umat Muslim dari Jazirah Arab dan sekitarnya turut serta 

menunaikan rukun Islam yang kelima itu. Di tengah lautan umat Muslim itulah kemudian 

Abdul Basit, Ilyas Rifa’i, Ratu Suntiah | 9 

Rasulullah menyampaikan pidato yang mengharukan. Pesan-pesannya mengisyaratkan 

bahwa usia beliau tidak lama lagi. Berikut adalah potongan pembuka pesan yang beliau 

sampaikan saat itu (Al-Atsir, 2010); 

 َأ فِِقوْمَلْا اَذهَِب اَذهَ يمِاعَ َدعَْب مْكُاَقلَْأ لََ يِ لَعَل يرِدَْأ لََ يِ نِإَف ،يلِوَْق اوُعمَسْا ،سُاَّنلا اهَُّيَأاًدَب 

Artinya, “Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku! Aku belum tahu secara 

pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi sesudah  tahun ini dengan keadaan seperti 

ini.” 

sesudah  hari demi hari Nabi lalui dengan sederet peristiwa yang mengindikasikan 

usianya tidak lama lagi, empat bulan sesudah  Haji Wada’ beliau tutup usia. Tepatnya pada hari 

Senin, 12 Rabi’ul Awwal 11 H, di usianya yang ke-63 tahun lebih empat hari. 


Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah. Peradaban Arab ketika itu disebut peradaban 

Jahiliah = jahil (bodoh) khususnya dalam hal moralitas dan teologi. Menurut riwayat terdapat 

perbedaan pendapat mengenai kapan beliau dilahirkan. Nabi Muhammad dilahirkan sebelum 

fajar pada hari Senin tanggal 12 Robi’ul Awwal tahun Gajah. Nabi yang disebut khairul 

khalq dan sayyidul anbiyâ’ wal mursalîn nasabnya dipenuhi orang-orang termulia dari 

generasinya. Tidak ada satu pun darinya yang berperilaku tercela. Nasab Sayyidah Aminah, 

bertemu dengan nasab Sayyid Abdullah, ayah Rasulullah di nama Kilab. Begitu pun dengan ibu 

Sayyidah Aminah, semuanya bermuara pada Nabi Ismail As. 

Terhitung sejak diangkatnya sebagai seorang nabi bertepatan dengan turunnya (Q.S. 

Al-‘Alaq: 1-5) secara garis besar jejak dakwah Nabi Muhammad terbagi menjadi 2 periode, 

yaitu Mekkah (13 tahun) dan Madinah (10 tahun). Di Mekkah pada tahap awal sesudah  turun 

(Q.S. Al-Mudatsir:  1-7) Nabi Saw. memulai dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan 

sasaran orang terdekat, seperti keluarga dan para sahabatnya yang disebut (assabiqunal 

awwalun), yaitu istri dan kerabatnya dari berbagai kalangan; Khadijah (istri) yang pertama 

memeluk agama Islam disusul Ali bin Abi Thalib (anak-anak), Abu Bakar (sahabat), Zaid bekas 

budak, Ummu Aiman pengasuh Nabi Saw. Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abd Rahman 


Bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah bin Jarrah dan Arqam. 

Adapun tantangannya yaitu terdapat penyiksaan terhadap para budak yang 

diketahui oleh tuannya masuk Islam, di antaranya; Umayyah bin Khalaf melemparkan 

budaknya, Bilal bin Rabbah ke sebuah tempat yang sangat panas. Sedangkan Abu Jahal 

menyiksa Ammar dan kedua orangtuanya dengan siksaan yang sangat pedih hingga akhirnya 

dia membunuh Sumayyah binti Khabbath, ibu Ammar, dengan menusukkan tombak di 

kemaluannya. Maka jadilah ia wanita yang syahid pertama kali di dalam Islam. Selain itu Yasir 

juga meninggal dalam penyiksaan tersebut. Abu Bakar terus membeli budak-budak yang 

disiksa itu dan kemudian memerdekakannya. Diantara yang dimerdekakan; Bilal, Amr bin 

Fuhairah, Zanirah dll. 

Selanjutnya, dengan turunnya (Q.S. Al-Hijr: 94), Rasulullah Saw. tidak lagi berdakwah 

secara sembunyi- sembunyi. Lebih-lebih dengan adanya jaminan bahwa beliau tidak akan 

disentuh oleh kejahatan para pengolok-olok. Beberapa ulama berpendapat bahwa perintah 

ini datang sesudah  berlalu tiga tahun atau lebih sejak pengangkatan Nabi Muhammad saw. 

sebagai seorang rasul. Memasuki periode Madinah, tepatnya sesudah  Nabi Muhammad Saw. 

dengan para sahabatnya hijrah dari Mekkah ke Madinah, Nabi Saw. melanjutkan misi 

dakwahnya dengan baik. Pada periode ini ada beberapa misi besar yang ia dan umatnya 

kerjakan di antaranya yaitu: 1) Pembentukan sistem sosial masyarakat, 2) Piagam Madinah, 

3) Politik, 4) Membangun Masjid Quba, 5) Ekonomi, 6) Rasulullah Presiden Madinah, dan 6) 

Fathu Mekkah. 

sesudah  umat Islim hijrah ke Madinah, kehidupan mereka semakin berkembang. Segala 

sektor kehidupan baik; sosial, politik, ekonomi dan dakwah diperhatikan dengan baik. Mereka 

mapan, aman, dan nyaman dalam menjalankan aktivitas muamalah maupun ubudiyyah. 

Namun demikian, syiar Islam tidak boleh stagnan. Jika dulu saat masih lemah hanya bertahan 

kini siap melawan siapa saja yang tidak mengindahkan seruan agama Allah Swt. serta 

peperangan akan ditempuh bila diperlukan. Beberapa perang yang terjadi antara pasukan 

Islam dan pasukan Kafir pada masa Nabi Muhammad Saw. di antaranya; 1) Perang Badar, 2) 

Perang Uhud, 3) Perang Khandaq, 4) Perang Khaibar, 5) Perang Tabuk. 

Misi utama dakwah Nabi Muhammad Saw. mencakup 4 hal, yaitu: 1) Tilawah: membaca, 

mencermati dan mengkaji ayat qauliyah dan kauniyah, 2) Tazkiya: Membentuk pribadi yang 

baik dimulai dari hal-hal yang kecil seperti; takhalli, tahalli, dan tajalli. 3) Ta’lim: guru atau 

orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, dan 4) Hikmah: ilmu yang diamalkan atau ilmu 

yang bermanfaat. sesudah  23 tahun perjuangan dakwah berlalu, tepatnya hari Sabtu empat hari 

sebelum habisnya bulan Dzulqa’dah tahun 11 H, Rasulullah bersama umat Muslim bertolak ke 

Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Haji Wada’. 

Kata 'Wada' sendiri berarti perpisahan sebab  tidak lama sesudah  itu Nabi Muhammad wafat. 

Momen Haji Wada’ ini juga menunjukkan animo manusia untuk memeluk agama Islam begitu 

besar. Tercatat sebanyak 114.00 umat Muslim dari Jazirah Arab dan sekitarnya turut serta 

menunaikan rukun Islam yang kelima itu. sesudah  hari demi hari Nabi lalui dengan sederet 

peristiwa yang mengindikasikan usianya tidak lama lagi, empat bulan sesudah  Haji Wada’ beliau 

tutup usia. Tepatnya pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal 11 H, di usianya yang ke-63 tahun lebih 

empat hari. 

Sepanjang hidup Nabi Muhammad Saw. utamanya dalam kaitannya peradaban Islam, 

mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil dan penting untuk diimplementasikan 

dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya mengenai ketakwaan kepada Allah Swt, atas segala 

perintah dan larangannya, sabar ketika ditimpa ujian, gigih dan konsisten dalam berjuang 

serta optimis dalam setiap keadaan meskipun berdasar  kenyataan rasanya sangat sulit 

untuk terwujud.  

 

Nabi Mummad Saw. merupakan manusia paling mulia dengan garis keturunan paling 

mulia pula. Selain kemulian tersebut, beliau juga memiliki tugas paling mulia; sebagai 

Nabiyullah dan Rasululullah. Beliau mengawali syiar Islam di Mekkah secara sembunyi-

sembunyi kepada para istri dan kerabat dekatnya. sesudah  perintah dari Allah Swt. untuk 

berdakwah secara terang-terangan beliau berdakwah untuk jangkauan yang lebih luas lagi 

dengan berbagai risiko. Hingga pada puncaknya beliau bersama umat Islam hijrah ke kota 

Madinah. Umat Islam sebagai pendatang disebut kaum muhajirin (orang yang hijrah) dan 

selaku penduduk asli kota itu yang menyambut dengan baik disebut sebagai anshar (orang 

yang menolong). Islam berkembang pesat di Madinah. Di kota itu umat muslim memiliki 

peradaban baru. Segala aspek diperhatikan dengan baik, di antaranya; sosial, politik, ekonomi 

dan dakwah, dan sistem pemerintahan dibentuk serta mampu menggalang kekuatan untuk 

misi dakwah walau dengan peperangan. Selanjutnya, dengan adanya penelitian ini 

diharapkan pemahaman umat Islam terhadap Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad 

Saw semakin meningkat serta dapat mengambil hikmah pada setiap peristiwanya. Peneliti 

menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga besar 

harapan peneliti ada penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam terkait Peradaban Islam Pada 

Masa Nabi Muhammad Saw.