Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 5. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 5


  Berdiam dirilah, hai 

segala makhluk, di hadapan TUHAN (Za. 2:13). TUHAN akan ber-

perang untuk kamu, dan kamu akan diam saja (Kel. 14:14). 

V. Mereka harus berjalan mengelilingi tembok Yerikho seperti itu 

satu kali sehari selama enam hari berturut-turut, serta tujuh kali 

pada hari ketujuh, dan mereka melakukannya (ay. 14-15). Allah 

tentu saja mampu meruntuhkan tembok Yerikho saat   mereka 

pertama kali mengelilinginya, namun mereka harus mengelilingi-

nya tiga belas kali sebelum tembok-tembok itu runtuh,supaya  

mereka tetap menanti TUHAN dengan sabar. Walaupun mereka 

belum lama memasuki Kanaan dan waktu sangat berharga bagi 

mereka sebab  banyak pekerjaan menanti mereka, namun mereka 

harus berdiam diri sampai berhari-hari di sekitar Yerikho, dan 

terlihat tidak berbuat atau mencapai kemajuan apa pun. Sama 

seperti kebebasan yang dijanjikan haruslah diharapkan terjadi 

dengan cara Allah, demikian juga kali ini mereka harus mengha-

rapkannya sesuai waktu-Nya. Siapa yang percaya, tidak akan 

gelisah, tidak gelisah melebihi yang diizinkan Allah. Pergilah sam-

pai tujuh kali, sebelum hal yang diharapkan itu terjadi (1Raj. 

18:43). 

VI. Salah satu dari ketujuh hari ini pastilah hari Sabat, dan orang 

Yahudi berkata bahwa itu yaitu  hari terakhir. Namun, ini 

belumlah pasti. Allah memang telah menetapkan agar mereka 

beristirahat pada hari-hari Sabat, namun  jika Ia menetapkan 

mereka untuk berjalan pada hari Sabat di antara tujuh hari ini, 

maka itu sudah cukup untuk membenarkan mereka dalam hal 

ini. Allah tidak pernah bermaksud mengikat diri-Nya sendiri pada 

hukum-Nya sendiri, sebab  bila Ia berkehendak, Ia dapat mele-

paskan diri dari hukum-hukum-Nya itu. Si orang lumpuh meng-

gunakan asas ini saat   ia menyanggah (Yoh. 5:11), Orang yang 

telah menyembuhkan aku dan oleh sebab itu memiliki kuasa ilahi, 

mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu. Dalam kejadian di 

Yerikho ini, perjalanan pada hari Sabat itu merupakan penghor-

matan terhadap hari Sabat. Sebab, demikianlah waktu kita dibagi 

menjadi minggu-minggu. Hanya tujuh hari dibutuhkan untuk 

melakukan pekerjaan ini, dan tujuh imam ditugaskan untuk me-

niup tujuh sangkakala. Pada kejadian ini dan juga banyak kejadi-

an lain, angka ini menjadi luar biasa, mengingat bahwa dibutuh-

Kitab Yosua 6:6-16 

 105 

kan enam hari untuk penciptaan dan hari ketujuh digunakan 

untuk beristirahat. Di samping itu, hukum Taurat melarang orang 

melakukan pekerjaan bagi kepentingan sendiri, yang cenderung 

duniawi dan memperbudak diri, namun  apa yang orang Israel 

lakukan di Yerikho itu merupakan suatu perbuatan ibadah. Jadi, 

jelas bukanlah merupakan pelanggaran untuk melakukan peker-

jaan Sabat pada hari perhentian Sabat. Sebab, untuk pekerjaan 

Sabatlah, hari Sabat itu ditetapkan. Dan, apa itu pekerjaan hari 

Sabat kalau bukan untuk mengikuti tabut itu dalam semua 

pergerakannya? 

VII. Mereka terus berjalan mengelilingi tembok Yerikho selama waktu 

yang ditetapkan, juga tujuh kali selama hari ketujuh, meskipun 

mereka tidak melihat pengaruhnya sama sekali. Mereka percaya 

penglihatan itu bersegera menuju kesudahannya dengan tidak 

menipu (Hab. 2:3). Bila kita bertekun menjalani kewajiban iba-

dah kita, kita tidak akan kehilangan apa pun di sepanjang hidup 

kita nanti. Mereka mungkin berjalan cukup jauh dari tembok 

kotasupaya  tidak terjangkau oleh anak panah musuh dan tidak 

mendengar ejekan mereka. Dapat kita bayangkan pada awalnya 

keanehan perilaku orang Israel ini terasa menggelikan bagi 

orang-orang Kanaan yang dikepung itu. Namun, pada hari ketu-

juh orang-orang Kanaan ini bertambah merasa aman sebab  

tidak merasakan adanya bahaya dari apa yang mereka anggap 

sebagai sebuah hiburan semata. Mungkin mereka mengolok-olok 

para pengepung itu, seperti yang disebutkan dalam Nehemia 4:2: 

“Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah 

ini? Inikah orang-orang yang dahulu kita sangka menakutkan 

itu? Inikah cara mereka menyerang?” Demikianlah mereka ber-

seru-seru bahwa keadaan sudah aman dan damai,supaya  

penghancuran akan semakin mengerikan saat   saatnya tiba. 

Menurut Uskup Hall, orang-orang fasik menyangka Allah sedang 

bergurau pada saat Ia mempersiapkan penghukuman bagi mere-

ka. Namun, mereka baru yakin akan kesalahan mereka saat   

sudah terlambat. 

VIII. Akhirnya orang Israel diperintahkan untuk bersorak sorai, dan 

mereka pun melakukannya. Pada saat itu juga tembok-tembok 

Yerikho runtuh (ay. 16). Ini merupakan sorak sorai penakluk-


 106

kan, sorak sorai kemenangan, sorak-sorak sebab  Raja ada di 

antara mereka (Bil. 23:21). Ini merupakan tempik sorak iman. 

Mereka percaya bahwa tembok Yerikho akan runtuh, dan sebab  

iman inilah tembok-tembok itu roboh. Ini merupakan sebuah 

tembakan doa, sebuah gaung dari bunyi-bunyi sangkakala yang 

mempermaklumkan janji bahwa Allah akan mengingat mereka. 

Dengan serempak bagaikan seruan satu orang, mereka berseru 

kepada sorga meminta pertolongan, dan pertolongan itu pun 

datang. Beberapa penafsir merujuk kepada kejadian ini untuk 

menunjukkan bahwa kita tidak pernah boleh mengharapkan 

kemenangan mutlak atas keburukan kita sendiri sampai hari 

terakhir kita. Sesudah itulah kita baru bersorak menang atas-

nya, saat   kita sudah mencapai takaran kesempurnaan kita, 

sebagaimana diutarakan oleh Uskup Hall. Katanya, hati yang 

baik merintih di bawah beban kelemahannya, ingin menghindar 

darinya. Ia bergumul dan berdoa. Namun, saat   semua telah 

dilakukan, dan hingga hari ketujuh tujuan belum tercapai, maka 

penghakiman akan berubah menjadi kemenangan. Pada akhir 

zaman, saat   Tuhan kita turun dari sorga dengan tempik sorak 

dan bunyi sangkakala, kerajaan Iblis akan dihancurkan sepe-

nuhnya. Hal itu akan terjadi hanya saat   semua pemerintahan, 

penguasa, dan kekuasaan, dihancurkan sepenuhnya sampai se-

lama-lamanya. 

Yerikho Dihancurkan; Rahab Diselamatkan 

(6:17-27) 

17 Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN untuk 

dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia 

dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, 

sebab  ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh. 18 namun  

kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk 

dimusnahkan,supaya  jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang 

yang dikhususkan itu sesudah  mengkhususkannya dan dengan demikian 

membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya. 

19 Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi yaitu  

kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbenda-

haraan TUHAN.” 20 Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; 

segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka 

dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka 

memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan me-

rebut kota itu. 21 Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu 

yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun 

muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai. 22 namun  kepada kedua

Kitab Yosua 6:17-27 

 107 

orang pengintai negeri itu Yosua berkata: “Masuklah ke dalam rumah 

perempuan sundal itu dan bawalah ke luar perempuan itu dan semua orang 

yang bersama-sama dengan dia, seperti yang telah kamu janjikan dengan 

bersumpah kepadanya.” 23 Lalu masuklah kedua pengintai muda itu dan 

membawa ke luar Rahab dan ayahnya, ibunya, saudara-saudaranya dan 

semua orang yang bersama-sama dengan dia, bahkan seluruh kaumnya 

dibawa mereka ke luar, lalu mereka menunjukkan kepadanya tempat tinggal 

di luar perkemahan orang Israel. 24 namun  kota itu dan segala sesuatu yang 

ada di dalamnya dibakar mereka dengan api; hanya emas dan perak, barang-

barang tembaga dan besi ditaruh mereka di dalam perbendaharaan rumah 

TUHAN. 25 Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan keluarganya serta 

semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua. 

Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang, 

sebab  ia telah menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua 

mengintai Yerikho. 26 Pada waktu itu bersumpahlah Yosua, katanya: “Ter-

kutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali 

kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan 

meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang 

bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!” 27 Dan TUHAN menyertai 

Yosua dan terdengarlah kabar tentang dia di seluruh negeri itu. 

Dengan penuh kesalehan umat Israel telah melakukan semua perin-

tah yang diberikan kepada mereka dalam mengepung Yerikho. Seka-

rang Yosua akhirnya berkata kepada mereka (ay. 16), “TUHAN telah 

menyerahkan kota ini kepadamu. Masuklah dan milikilah kota ini.” 

Sesuai dengan itu, dalam ayat-ayat di atas kita mendapati, 

I.   Aturan-aturan yang harus mereka perhatikan dalam merebut kota 

itu. Allah memberikan kota  itu kepada mereka, dan sebab  itu Ia 

berkuasa mengatur bagaimana menggunakan kota itu dan isinya 

dan untuk apa. Ia memberi batasan dan syarat menurut yang 

dipandang-Nya pantas. Kota itu diserahkan kepada mereka untuk 

dipersembahkan kepada Allah, sebagai kota pertama dan mung-

kin yang terburuk di Kanaan. 

1. Kota itu harus dibakar, dan semua makhluk hidup di dalam-

nya dikorbankan tanpa ampun demi keadilan Allah. Orang 

Israel tahu bahwa semua ini tercakup di dalam kata-kata-Nya 

itu (ay. 17). Kota itu akan menjadi suatu cherem, hal yang 

dikhususkan, segenap isinya, kepada TUHAN. Tidak satu pun 

kehidupan di dalamnya yang boleh diselamatkan demi alasan 

apa pun. Mereka semua pasti harus dihukum mati (Im. 27:29). 

Demikianlah ditetapkan oleh Dia, yang dari-Nya mereka seba-

gai makhluk ciptaan menerima kehidupan, dan yang kepada-

Nya mereka sebagai orang berdosa bertanggung jawab sehing-

ga kehilangan hidup mereka. Siapa pula yang sanggup mem-


 108

bantah penghukuman-Nya? Tidak adilkah Allah jika Ia menam-

pakkan murka-Nya? Kiranya Allah menjauhkan kita dari 

pikiran semacam itu! Dalam penaklukan Yerikho, kita melihat 

mengenai Allah lebih banyak dibanding kota-kota lain di Ka-

naan. Oleh sebab itu kota ini harus dipersembahkan kepada-

Nya lebih daripada kota-kota lain. Perlakuan dahsyat terhadap 

kota ini akan mendatangkan ketakutan atas kota-kota lain, 

dan semakin melelehkan hati mereka di hadapan orang Israel. 

saat   kedahsyatan ini diperintahkan, hanya Rahab beserta 

keluarganya saja yang dikecualikan: Ia akan tetap hidup, ia 

dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia. Ia telah 

memisahkan diri dari orang sebangsanya dengan kebaikan 

hati yang ditunjukkannya kepada Israel, dan oleh sebab  itu 

pula ia dibedakan dari mereka dengan balas budi yang lang-

sung diperolehnya. 

2. Seluruh harta benda kota Yerikho, baik uang maupun peralat-

an rumah dari emas dan perak serta barang-barang berharga, 

harus dikhususkan untuk ibadah di Kemah Suci. Semua ini 

harus dibawa ke tempat perbendaharaan sebagai bahan-ba-

han yang dikhususkan, sebab , menurut orang Yahudi, kota 

itu direbut pada hari Sabat. Demikianlah Allah akan dihormati 

dengan dipercantik dan diperkayanya Kemah Suci-Nya. Demi-

kianlah persiapan diadakan dalam membiayai upacara ibadah 

kepada-Nya yang sangat mahal. Begitulah orang Israel diajar 

untuk tidak menautkan hati pada kekayaan duniawi atau 

bermaksud menimbun kekayaan berlimpah bagi diri sendiri. 

Allah sudah menjanjikan kepada mereka negeri yang berlim-

pah-limpah susu dan madunya, bukan negeri yang berlimpah 

emas dan perak. Ia ingin mereka hidup sejahtera di dalam 

negeri itu,supaya  mereka dapat melayani Dia dengan senang 

hati, dan tidak serakah sampai harus berniaga emas dan 

perak dengan negeri-negeri jauh, atau menimbunnya untuk 

masa depan. Dengan cara sama Ia ingin mereka menyadari, 

bahwa mereka juga turut diperkaya saat mereka memperkaya 

Kemah Suci. Mereka harus sadar bahwa apa yang mereka tim-

bun dalam rumah Allah itu dengan sendirinya juga membawa 

kehormatan dan harta kekayaan bagi diri mereka sendiri, 

seolah-olah mereka menimbun dalam rumah mereka sendiri. 

Kitab Yosua 6:17-27 

 109 

3. Peringatan khusus diberikan kepada mereka agar hati-hati 

untuk tidak terlibat dengan jarahan terlarang itu. Sebab, apa 

yang telah dikhususkan bagi Allah, akan menjadi kutukan bagi 

mereka jika  mereka mengambilnya untuk digunakan sendiri. 

Oleh sebab itu (ay. 18), “jagalah dirimu terhadap barang-barang 

yang dikhususkan untuk dimusnahkan. Kamu akan tertarik 

untuk mengambilnya, namun  kendalikanlah dirimu, dan takutlah 

untuk berurusan dengannya.” Yosua menyampaikan peringatan 

itu seolah-olah ia telah memperkirakan akan terjadi dosa seperti 

yang dilakukan Akhan, yang akan diceritakan dalam pasal beri-

kut. Ia berkata,supaya  jangan kamu membawa kemusnahan 

atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya, seperti 

terbukti dilakukan oleh Akhan. 

II. Jalan masuk ke dalam kota yang terbuka bagi mereka sebab  

runtuhnya tembok dengan tiba-tiba, atau setidaknya bagian tem-

bok yang berhadapan dengan mereka saat mereka bersorak sorai 

(ay. 20): Maka runtuhlah tembok itu, dan mungkin menewaskan 

banyak orang, seperti para pengawal yang berjaga-jaga di atasnya, 

atau orang-orang yang berkerumun di situ untuk menonton 

orang-orang Israel yang berjalan mengelilingi kota. Kita membaca 

bahwa ribuan orang tewas akibat runtuhnya tembok itu (1Raj. 

20:30). Tembok yang mereka percayai sebagai pertahanan kuat, 

ternyata justru mendatangkan kebinasaan bagi mereka. Run-

tuhnya tembok dengan tiba-tiba itu pasti membuat penduduknya 

begitu ketakutan hingga kehilangan kekuatan atau semangat 

untuk melawan. Mereka menjadi mangsa empuk bagi pedang 

orang Israel. Mereka menyadari betapa tidak bergunanya menu-

tup gerbang-gerbang kota terhadap umat yang memiliki TUHAN 

sendiri di kepala barisan mereka (Mi. 2:13). Perhatikanlah, Allah 

sorgawi mampu dengan mudah, dan pasti akan menjatuhkan 

semua kekuatan yang menentang Dia, dan juga musuh jemaat-

Nya. Di hadapan-Nya, pintu-pintu gerbang tembaga dan palang-

palang besi tidak lebih dari jerami dan kayu lapuk (Yes. 45:1-2). 

Siapakah yang akan membawa aku ke kota yang berkubu? Bukan-

kah Engkau, ya Allah? (Mzm. 60:11-12). Demikian jugalah keraja-

an Iblis akan runtuh, dan tidak akan berjaya seorang pun yang 

mengeraskan hati terhadap Allah. 


 110

III. Pelaksanaan perintah-perintah yang diberikan berkenaan dengan 

kota yang dikhususkan ini.  

1. Semua makhluk yang bernapas harus ditumpas dengan 

pedang. Tidak saja orang lelaki bersenjata, namun  juga kaum 

perempuan, anak-anak, dan orang-orang tua. Meskipun mere-

ka berseru meminta belas kasihan, dan memohon-mohon 

dibiarkan hidup, tidak ada lagi tempat bagi belas kasihan. 

Rasa iba harus dilupakan: mereka menumpas segala sesuatu 

(ay. 21). Seandainya umat Israel tidak menerima perintah ilahi 

di bawah meterai mujizat untuk pelaksanaan hukuman ini, 

tindakan itu tidak dapat dibenarkan. Perbuatan ini pun tidak 

boleh dibenarkan di zaman kita sekarang ini saat   kita yakin 

bahwa perintah semacam itu tidak dikeluarkan lagi oleh Allah. 

Akan namun , sebab  orang Israel saat itu ditetapkan oleh 

Hakim sorga dan bumi untuk melaksanakannya, oleh Dia yang 

tidak bertindak tidak adil dalam membalaskan dendam, 

mereka justru harus dipuji sebab  melaksanakannya sebagai 

pelayan setia keadilan-Nya. saat   itu, pekerjaan bagi Allah 

merupakan hal yang banyak menumpahkan darah, dan ter-

kutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan 

lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari 

penumpahan darah (Yer. 48:10). Namun, semangat Injil sa-

ngatlah berbeda, sebab  Kristus datang bukan untuk mem-

binasakan hidup manusia, melainkan untuk menyelamatkan 

mereka (Luk. 9:56). Kemenangan Kristus sungguh berbeda 

sifatnya. Ternak di kota Yerikho dibantai bersama pemiliknya 

sebagai persembahan korban tambahan bagi keadilan ilahi. 

saat   disembelih di mezbah, ternak orang Israel diterima 

sebagai korban demi kepentingan mereka. namun , ternak 

orang-orang Kanaan ini harus disembelih sebagai korban 

bersama mereka, sebab  kejahatan mereka tidak dapat diber-

sihkan melalui korban dan persembahan. Namun kedua per-

sembahan itu yaitu  untuk kemuliaan Allah. 

2. Kota itu dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dibakar 

mereka dengan api (ay. 24). saat   merebut Yerikho, kota yang 

besar dan kokoh itu, orang Israel mungkin berharap mereka 

akan memperolehnya untuk dijadikan markas besar mereka. 

Namun, Allah ingin mereka tetap tinggal di dalam kemah-

Kitab Yosua 6:17-27 

 111 

kemah, dan oleh sebab itu Ia membakar sarang ini,supaya  

mereka tidak bersarang di situ. 

3. Semua benda terbuat dari perak dan emas, serta semua per-

kakas yang dapat dimurnikan dengan api, dibawa ke dalam 

perbendaharaan rumah TUHAN. Tidak sebab  Ia membutuh-

kan semua itu, namun supaya  Ia dihormati melaluinya, sebagai 

TUHAN bala tentara, terutama bala tentara mereka. Allah yang 

memberikan kemenangan dan oleh sebab  itu boleh menuntut 

hasil jarahan, baik seluruhnya seperti di sini, maupun seper-

sepuluhnya seperti yang adakalanya terjadi (Ibr. 7:4). 

IV. Penyelamatan Rahab, perempuan sundal atau pengurus rumah 

penginapan, yang tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-

orang durhaka (Ibr. 11:31). Iman orang banyak ikut terlibat dalam 

keselamatannya melalui kedua pengintai itu, yang dalam hal itu 

berperan sebagai wakil dari orang Israel. Oleh sebab itu, meski-

pun orang Israel dalam keadaan sangat tergesa-gesa dalam mere-

but kota itu, Yosua memberikan perhatian khusus agar Rahab 

diselamatkan dari kedahsyatan itu. Orang-orang yang dulu per-

nah diamankannya, ditugaskan untuk mengamankan dia (ay. 22-

23). Merekalah yang paling mampu melakukan tugas ini, sebab 

mereka mengenal dia dan mengetahui rumahnya. Mereka juga 

paling cocok melaksanakannya,supaya  tampak bahwa tindakan 

ini merupakan balas budi terhadap kebaikannya. Dengan demi-

kian ia dibedakan dan nyawanya bisa dianggap hasil jarahan. 

Seluruh kerabatnya juga diselamatkan bersamanya. Sama seperti 

Nuh, ia percaya sehingga menyelamatkan keluarganya. Demikian-

lah iman di dalam Kristus membawa selamat kepada seisi rumah 

(Kis. 16:31). Ada yang bertanya bagaimana mungkin rumahnya 

yang letaknya pada tembok kota (2:15) tidak ikut jatuh bersama 

tembok itu. Kita boleh yakin bahwa rumah itu pasti luput, sebab 

ia bersama kerabatnya aman di dalamnya. Letaknya boleh jadi 

begitu dekat dengan tembok sehingga disebut berada pada tembok 

kota, namun cukup jauh sehingga tidak runtuh bersama tembok 

atau terkubur di bawahnya. Mungkin juga bagian tembok tempat 

rumahnya berada, tidak ikut runtuh. sesudah  nyawanya disela-

matkan, 

1. Rahab dibiarkan tinggal beberapa waktu di luar perkemahan 

agar dimurnikan dari kebiasaan menyembah berhala orang 


 112

bukan Yahudi. Ia harus meninggalkan kebiasaan ini dan mem-

persiapkan diri untuk menjadi penganut agama Yahudi. 

2. Pada waktunya, ia pun bergabung dengan jemaat Israel, maka 

ia dan keturunannya tinggal di Israel. Jauh sesudahnya, 

keluarganya sangat dikenal dengan baik. Kita mendapati bah-

wa ia diperistri Salmon, raja Yehuda, menjadi ibu bagi Boas, 

dan disebut sebagai salah satu leluhur Juruselamat kita (Mat. 

1:5). sesudah  menyambut orang Israel dalam nama orang 

Israel, ia juga menerima pahala orang Israel. Uskup Pierson 

mengamati bahwa diselamatkannya Rahab, perempuan sundal 

itu, oleh Yosua dan disambutnya ia sebagai umat Israel, meru-

pakan perlambang Kristus yang menyambut dan menjamu 

para pemungut cukai dan perempuan sundal ke dalam keraja-

an-Nya (Mat. 21:31). Atau, hal ini juga bisa diterapkan kepada 

pertobatan orang–orang bukan Yahudi.  

V. Yerikho dihukum akan menjadi sunyi selamanya, dan kutuk akan 

menimpa orang yang sesudah itu bangkit untuk membangun 

kembali kota itu (ay. 26): Pada waktu itu bersumpahlah Yosua 

kepada mereka, yakni para tua-tua dan umat Israel, agar mereka 

mengharuskan diri dan keturunan mereka untuk tidak pernah 

membangun kembali kota itu. Keharusan ini bukan saja harus 

mereka setujui, namun  ini juga sudah menjadi ketetapan ilahi, 

sebab  Allah sendiri yang mengeluarkan larangan ini dengan 

ancaman hukuman berat. 

1. Dengan demikian Allah hendak menunjukkan beratnya kutuk-

an ilahi. Bila kutuk itu sudah menimpa, maka tidak ada cara 

untuk menghadapi atau menghindarinya. Kutuk itu membawa 

kehancuran yang tidak mungkin diperbaiki lagi. 

2. Allah mau agar kota itu tetap berupa reruntuhan sebagai se-

macam tugu peringatan akan murka-Nya terhadap orang 

Kanaan saat   takaran kejahatan mereka sudah penuh. Juga 

sebagai peringatan akan belas kasihan-Nya kepada umat-Nya 

saat   sudah tiba waktunya mereka menetap di Kanaan. Peng-

hancuran musuh mereka menjadi kesaksian perihal perkenan-

Nya kepada mereka, dan akan mencela mereka atas sikap 

tidak tahu berterima kasih atas begitu banyak hal yang telah 

diberikan Allah kepada mereka. Keadaan kota itu sebenarnya 

sangat menyenangkan. Boleh jadi letaknya yang berdekatan 

Kitab Yosua 6:17-27 

 113 

dengan sungai Yordan merupakan kelebihannya. Hal ini bisa 

saja menggoda orang untuk membangun kota di tempat yang 

sama. Namun, di sini mereka diberi tahu bahwa mereka akan 

celaka jika  melakukan hal itu. Manusia membangun untuk 

anak cucu mereka, namun  orang yang membangun Yerikho 

tidak akan memiliki anak cucu yang dapat menikmati apa 

yang dibangunnya. Anak sulungnya akan mati begitu ia 

memulai pekerjaan itu. Jika ia menolak peringatan melalui 

serangan itu sehingga tidak menghentikan perbuatannya dan 

justru melanjutkannya dengan congkak, maka saat   peker-

jaannya rampung, penguburan anak bungsunya akan meng-

ikuti, dan bisa kita perkirakan begitu pula dengan semua anak 

lainnya. Kutukan yang tidak merupakan kutuk tanpa alasan 

itu, benar-benar terjadi pada orang yang jauh sesudah itu 

membangun Yerikho kembali (1Raj. 16:34). Namun, janganlah 

kita berpikir hal ini membuat tempat itu semakin buruk sesu-

dah dibangun, atau mendatangkan celaka kepada mereka 

yang menempatinya. Kita mendapati bahwa di lalu  hari 

Yerikho menerima anugerah dengan kehadiran tidak saja dua 

nabi terbesar yakni Elia dan Elisa, namun  juga Juruselamat 

kita (Luk. 18:35; 19:1; Mat. 20:29). Perhatikanlah, sungguh 

berbahaya untuk berusaha membangun apa yang telah diten-

tukan Allah untuk dihancurkan (Mal. 1:4).  

Terakhir, semua peristiwa ini mengagungkan Yosua dan 

meninggikan namanya (ay. 27). Ia tidak saja diterima Israel, 

namun  juga ditakuti orang Kanaan. Terlihat oleh mereka bahwa 

Allah benar-benar menyertainya. Dalam bahasa Aram kita 

baca, firman Tuhan beserta dia, yaitu Kristus sendiri, seperti 

halnya dengan Musa. Tidak ada yang dapat meninggikan nama 

manusia atau membuatnya benar-benar hebat, kecuali bukti-

bukti kehadiran Allah ada bersamanya. 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL  7  

ebih dari satu kali kita mendapati urusan-urusan Israel, bahkan 

saat   keadaannya sangat membahagiakan dan memberikan 

pengharapan-pengharapan yang sangat baik, dikacaukan dan diper-

malukan oleh dosa. Dan dalam keadaan seperti itu, langkah-langkah 

mereka selanjutnya yang amat menjanjikan menjadi terhenti. Anak 

lembu tuangan, sungut-sungut di Kadesh, dan kejahatan di Peor 

telah menghancurkan langkah-langkah mereka dan memberi mereka 

gangguan yang besar. Dalam pasal ini kita mendapati contoh lain 

dari gangguan seperti itu terhadap langkah maju tentara mereka, 

yang ditimbulkan oleh dosa. namun  sebab  dosa yang satu ini hanya-

lah dosa satu orang atau satu kaum, dan segera diperbaiki, maka 

akibat-akibatnya tidak begitu merusak seperti akibat dari dosa-dosa 

lain. Apa pun itu, dosa tersebut berguna untuk membuat mereka 

tahu bahwa mereka masih berperilaku baik. Kita mendapati dalam 

pasal ini,  

I. Dosa Akhan sebab  mengambil barang yang dikhususkan 

(ay. 1).  

II. Kekalahan Israel di hadapan Ai oleh sebab  dosa itu (ay. 2-5). 

III. Yosua merendahkan diri dan berdoa saat   malapetaka yang 

menyedihkan itu terjadi (ay. 6-9).  

IV. Petunjuk-petunjuk yang diberikan Allah kepada Yosua untuk 

menyingkirkan kesalahan yang telah menyulut amarah Allah 

sehingga berseteru dengan mereka seperti itu (ay. 10-15).  

V. Si penjahat disingkapkan, diadili, dinyatakan bersalah, diku-

tuk, dan diberi hukuman, dan dengan begitu murka Allah 

dipalingkan (ay. 16-26). Dan melalui cerita ini tampak bahwa 

hukum Taurat, dan juga Kanaan sendiri, “sama sekali tidak 

membawa kesempurnaan.” Kesempurnaan dari kekudusan 


 116

dan juga damai sejahtera untuk Israel milik Allah harus di-

nantikan di Kanaan sorgawi saja. 

Dosa Akhan 

(7:1-5) 

1 namun  orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang 

dikhususkan itu, sebab  Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku 

Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu 

bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. 2 Yosua menyuruh orang 

dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen, di sebelah timur Betel, dan 

berkata kepada mereka, demikian: “Pergilah ke sana dan intailah negeri itu.” 

Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan mengintai kota Ai. 3 lalu  

kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: “Tidak usah 

seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang 

pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu 

dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja.” 4 Maka 

berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; namun  mereka 

melarikan diri di depan orang-orang Ai. 5 Sebab orang-orang Ai menewaskan 

kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar 

dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di 

lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat. 

Cerita dalam pasal ini dimulai dengan namun . TUHAN menyertai Yosua 

dan terdengarlah kabar tentang dia di seluruh negeri itu, demikianlah 

pasal sebelumnya berakhir. Tidak ada tempat untuk ragu bahwa 

Yosua akan terus maju seperti ia sudah memulai, maju sebagai peme-

nang untuk merebut kemenangan. Ia berbuat benar, dan mematuhi 

apa yang diperintahkan kepadanya dalam segala hal. namun  orang 

Israel berubah setia, dan dengan demikian membuat Allah menentang 

mereka. Dalam keadaan begini, bahkan nama dan kemasyhuran 

Yosua, hikmat dan keberaniannya, tidak dapat membantu mereka. 

Jika kita kehilangan Allah kita, maka kita kehilangan teman-teman 

kita, yang tidak dapat menolong kita kecuali Allah berpihak pada 

kita. Sekarang inilah, 

I.  Akhan yang berdosa (ay. 1). Di sini dosa itu hanya disebutkan 

secara umum. Sesudah ini kita akan mendapatkan gambaran 

yang lebih terinci tentang dosa itu dari mulut Akhan sendiri. Dosa 

itu di sini dikatakan mengambil sesuatu dari barang-barang yang 

dikhususkan, dengan tidak mematuhi perintah dan menantang 

ancaman (6:18). Dalam menjarah kota Yerikho, diberikan perin-

tah-perintah bahwa mereka tidak boleh mengasihani siapa pun 

Kitab Yosua 7:1-5 

 117 

yang bernyawa, atau mengambil harta benda untuk diri mereka 

sendiri. Kita tidak membaca tentang pelanggaran terhadap larang-

an yang pertama (tidak ada seorang pun yang mereka kasihani), 

melainkan pelanggaran terhadap perintah yang kedua. Belas 

kasihan ditanggalkan, dan menyerah kepada hukum, namun  keta-

makan dituruti. Cinta dunia yaitu  akar dari kepahitan, yang dari 

semua akar lain, paling susah dicabut. Namun sejarah Akhan 

dengan jelas menunjukkan, bahwa dia, dari semua ribuan orang 

Israel, yaitu  satu-satunya penjahat dalam perkara ini. Seandai-

nya ada lagi yang bersalah dalam perkara serupa, tidak diragukan 

lagi bahwa kita pasti sudah mendengar tentangnya. Sungguh 

mengherankan bahwa tidak ada yang lain lagi. Godaan itu sung-

guh kuat. Mudah untuk berpikir, sangat disayangkan bahwa ada 

begitu banyak barang berharga yang harus dibakar. Mengapa 

semuanya ini dibuang-buang? Dalam menjarah kota, setiap orang 

menganggap dirinya berhak atas apa saja yang bisa diraih tangan-

nya. Mudah bagi setiap orang Israel untuk merasa aman tanpa 

ketahuan kalau mengambil dan bebas dari hukuman. Namun 

dengan anugerah Allah, pikiran mereka dibentuk oleh ketetapan-

ketetapan Allah, yaitu sunat dan Paskah, yang di dalamnya me-

reka belum lama ini ikut ambil bagian, dan oleh penyelenggaraan-

penyelenggaraan Allah menyangkut mereka. Mereka dibuat untuk 

hormat dan takut terhadap perintah dan penghakiman ilahi, serta 

rela menyangkal diri dan mematuhi Allah mereka. Sekalipun 

begitu, walaupun hanya satu orang yang berdosa, orang Israel 

dikatakan berubah setia, sebab salah seorang dari tubuh mereka 

melakukannya, dan pada waktu itu ia belum dipisahkan dari 

mereka, atau disangkal oleh mereka. Mereka semua dikatakan 

berubah setia, sebab  melalui apa yang dilakukan Akhan, kesa-

lahan ditimpakan ke atas seluruh masyarakat di mana ia menjadi 

anggotanya. Ini haruslah menjadi peringatan bagi kita sendiri 

untuk berjaga-jaga terhadap dosa,supaya  jangan sampai oleh 

dosa, banyak orang ikut dicemarkan atau dibuat resah (Ibr. 

12:15). Juga,supaya  kita berjaga-jaga untuk tidak bergaul de-

ngan para pendosa, dan bersekutu dengan mereka, sehingga 

turut berbagi dalam kesalahan mereka. Banyak pedagang yang 

bertindak hati-hati telah dihancurkan oleh rekan yang ceroboh. 

Dan sudah menjadi kepentingan kita untuk mengawasi satu sama 


 118

lain dalam usaha  untuk mencegah dosa, sebab dosa-dosa orang 

lain bisa saja merugikan kita. 

II. Laskar-laskar Israel yang berkemah ikut menderita sebab  dosa 

itu: Bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Allah melihat 

pelanggaran itu, meskipun mereka tidak melihatnya, dan meng-

ambil jalan untuk membuat mereka melihatnya. Sebab dengan 

satu atau lain cara, cepat atau lambat, dosa-dosa yang tersem-

bunyi akan dibukakan. Jika manusia tidak bertanya tentangnya, 

Allah akan melakukannya, dan dengan pertanyaan-pertanyaan-

Nya Ia akan menggugah pertanyaan-pertanyaan mereka. Banyak 

masyarakat hidup di bawah kesalahan dan murka, namun mere-

ka tidak menyadarinya, sampai api berkobar. Di sini api itu ber-

kobar dengan cepat.  

1. Yosua mengutus sebuah pasukan untuk menggempur kota 

berikutnya yang menghalangi jalan mereka, dan itu yaitu  

kota Ai. Hanya tiga ribu orang yang dikirim, sebab  ia diberi 

nasihat oleh para pengintainya bahwa kota itu tidak besar, 

dan tidak memerlukan pasukan yang lebih banyak untuk me-

musnahkannya (ay. 2-3). Nah, mungkin ini yaitu  rasa yakin 

yang patut dicela, atau lebih tepatnya rasa aman yang menun-

tun mereka untuk mengutus pasukan yang begitu sedikit da-

lam serangan ini. Itu juga bisa merupakan tindakan untuk 

memanjakan orang-orang yang menyukai kenyamanan, sebab 

mereka tidak mau menyusahkan seluruh bangsa itu dengan 

berjalan ke sana. Mungkin orang-orang itu tidak begitu ber-

semangat untuk pergi dalam serangan ini, sebab mereka tidak 

boleh menjarah Yerikho. Dan para pengintai mau saja menu-

ruti ketidakpuasan hati mereka. Padahal, jika  kota itu 

harus direbut, meskipun Allah dengan kuasa-Nya sendiri akan 

merobohkan tembok-tembok kota itu, namun tetap saja selu-

ruh bangsa itu harus berjalan ke sana, dan bekerja di sana 

juga, dengan berjalan mengelilinginya. Bukan pertanda baik 

sama sekali bahwa Israel milik Allah mulai banyak memikir-

kan jerih payah mereka, dan mencari akal bagaimanasupaya  

mereka tidak perlu bersusah-susah. Kita dituntut untuk me-

ngerjakan keselamatan kita, meskipun Allahlah yang bekerja 

dalam diri kita. Dan sering kali terbukti membawa dampak 

buruk jika kita terlalu meremehkan musuh. Orang-orang di 

Kitab Yosua 7:1-5 

 119 

sana sedikit saja (kata para pengintai itu), namun , seberapa 

sedikit pun mereka, tetap saja mereka terlalu banyak untuk 

orang Israel. Kita akan terjaga untuk berhati-hati dan gigih 

dalam peperangan Kristiani kita, jika kita mempertimbangkan 

bahwa perjuangan kita yaitu  melawan pemerintah-pemerintah 

dan penguasa-penguasa.  

2. Pasukan yang dikirim Yosua, dalam serangan mereka yang 

pertama ke kota itu, dipukul mundur dengan kehilangan bebe-

rapa orang (ay. 4-5): Mereka melarikan diri di depan orang-

orang Ai, patah semangat dan tidak berdaya entah kenapa, 

dan musuh-musuh menyerang mereka dengan lebih gencar 

dan gigih daripada yang mereka duga. Sekitar tiga puluh enam 

orang terbunuh saat   mereka mundur. Memang bukan kehi-

langan yang besar dari jumlah yang sedemikian banyak. namun  

itu sebuah kejutan yang menakutkan bagi orang-orang yang 

tidak memiliki  alasan untuk menantikan hal lain dalam 

suatu serangan selain kemenangan yang jelas, mudah, dan 

pasti. Sekarang, seperti yang terbukti, ada baiknya bahwa ha-

nya tiga ribu orang yang tertimpa aib ini. Seandainya seluruh 

pasukan tentara Israel ada di sana, mereka pun tidak akan 

mampu bertahan sama seperti kelompok yang kecil ini, sebab 

sekarang mereka ada di bawah kesalahan dan murka. Dan 

bagi tubuh tentara Israel, kekalahan itu akan jauh lebih 

menyakitkan dan memalukan. Apa pun itu, yang terjadi sudah 

cukup buruk, dan berguna,  

(1) Untuk merendahkan Israel milik Allah, dan untuk meng-

ajar mereka agar selalu bersukacita dengan gemetar. Orang 

yang baru menyandangkan pedang janganlah memegahkan 

diri seperti orang yang sudah menanggalkannya.  

(2) Untuk mengeraskan hati orang Kanaan, dan membuat mere-

ka merasa semakin aman, kendati dengan kengerian-kenge-

rian yang sudah menghantam mereka,supaya  kehancuran 

mereka, saat   datang, menjadi semakin mengerikan.  

(3) Untuk menjadi bukti dari murka Allah terhadap Israel, dan 

sebuah seruan bagi mereka untuk membuang ragi yang 

lama. Dan inilah yang terutama dimaksudkan dalam keka-

lahan mereka.  


 120

3. Larinya pasukan ini dengan tunggang-langgang membuat 

seluruh laskar Israel yang berkemah menjadi ketakutan: Ta-

warlah hati bangsa itu, bukan sebab  kehilangan orang, me-

lainkan terlebih sebab  kekecewaan. Yosua telah meyakinkan 

mereka bahwa Allah yang hidup sungguh-sungguh akan meng-

halau orang Kanaan dari depan mereka (3:10). Bagaimana 

peristiwa ini dapat disesuaikan dengan janji itu? Bagi setiap 

orang yang berpikir di antara mereka, hal itu tampak sebagai 

isyarat akan murka Allah, dan sebuah pertanda dari sesuatu 

yang lebih buruk. Oleh sebab  itu, tidak heran bahwa hal itu 

membuat mereka cemas seperti itu. Jika Allah berubah menjadi 

musuh mereka dan berperang melawan mereka, apa jadinya 

mereka? Orang Israel yang sejati gemetar saat   Allah murka. 

Dosa Akhan  

(7:6-9) 

6 Yosua pun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya 

sampai ke tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para 

tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya. 7 Dan ber-

katalah Yosua: “Ah, Tuhanku ALLAH, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini 

menyeberangi sungai Yordan?supaya  kami diserahkan kepada orang Amori 

untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal 

di seberang sungai Yordan itu! 8 O Tuhan, apakah yang akan kukatakan, 

sesudah  orang Israel lari membelakangi musuhnya? 9 jika  hal itu terdengar 

oleh orang Kanaan dan seluruh penduduk negeri ini, maka mereka akan 

mengepung kami dan melenyapkan nama kami dari bumi ini. Dan apakah 

yang akan Kaulakukan untuk memulihkan nama-Mu yang besar itu?” 

Kita mendapati di sini sebuah gambaran tentang keprihatinan Yosua 

yang mendalam atas peristiwa yang menyedihkan ini. Sebagai orang 

yang mengurusi kepentingan banyak orang, hatinya merasa prihatin 

melebihi siapa pun dalam kehilangan bersama ini. Dan dalam hal ini 

ia merupakan teladan bagi para raja dan pembesar, dan mengajar 

mereka untuk merasa gundah atas malapetaka-malapetaka yang 

menimpa rakyat mereka. Ia juga merupakan perlambang Kristus, 

yang bagi-Nya darah rakyat-Nya yaitu  mahal (Mzm. 72:14). Cer-

matilah, 

I. Bagaimana Yosua berduka: Ia mengoyakkan jubahnya (ay. 6), 

sebagai tanda dukacita yang besar atas malapetaka yang menim-

pa semua orang ini, dan terutama kengerian terhadap murka

Kitab Yosua 7:6-9 

 121 

 Allah, yang pasti merupakan penyebab malapetaka itu. Seandai-

nya itu hanyalah peristiwa perang biasa yang bersifat kebetulan, 

sebagaimana kita cenderung mengungkapkannya, maka tidak 

pantas bagi seorang panglima untuk terkulai seperti itu sebab -

nya. namun , saat   Allah murka, maka sudah menjadi kewajiban 

dan kehormatannya untuk merasa seperti itu. Salah seorang 

prajurit yang paling berani mengakui bahwa badannya gemetar 

sebab  ketakutan terhadap Allah (Mzm. 119:120). Sebagai orang 

yang merendahkan dirinya di bawah tangan Tuhan yang kuat, 

sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah. Ia tidak meng-

anggap sebagai penghinaan untuk berbaring sedemikian rendah 

di hadapan Allah yang besar, yang kepada-Nya ia mengarahkan 

tanda penghormatan ini, dengan terus mengarahkan matanya 

kepada tabut TUHAN. Para tua-tua Israel, sebab  berkepentingan 

dalam perkara itu dan tergerak oleh teladannya, sujud bersama-

sama dengan dia. Dan, sebagai tanda perendahan diri yang men-

dalam, mereka menaburkan debu di atas kepala mereka, bukan 

hanya sebagai orang-orang yang berkabung, melainkan juga 

sebagai orang-orang yang bertobat. Tanpa merasa ragu bahwa 

sebab  dosa yang satu atau yang lain maka Allah berseteru 

dengan mereka seperti itu meskipun mereka tidak tahu apa itu, 

mereka merendahkan diri di hadapan Allah, dan dengan demikian 

menahan kelanjutan murka-Nya. Hal ini terus mereka lakukan 

hingga petang, untuk menunjukkan bahwa itu tidak muncul dari 

perasaan yang tiba-tiba, melainkan sebab  kesadaran mendalam 

akan kesengsaraan dan bahaya yang mengintai mereka, jika Allah 

sampai tersulut untuk meninggalkan mereka. Yosua tidak menya-

lahkan para pengintai bahwa mereka membawa kabar tidak benar 

mengenai kekuatan musuh, atau para tentara atas kepengecutan 

mereka, meskipun mungkin kedua-duanya patut disalahkan. 

Sebaliknya, matanya tertuju kepada Allah. Sebab, adakah terjadi 

malapetaka di dalam perkemahan, dan TUHAN tidak melakukan-

nya? Matanya tertuju pada Allah yang murka, dan itu membuat-

nya gelisah. 

II. Bagaimana ia berdoa, atau lebih tepatnya memohon, sambil 

mengadukan perkaranya kepada Allah dengan rendah hati. Ia 

tidak melakukannya dengan bermurung hati, seperti Daud saat   

TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya, melainkan 


 122

dengan penuh perasaan. Rohnya tampak agak terganggu dan 

gelisah, namun tidak sampai membuatnya tidak dapat berdoa. 

Sebaliknya, dengan melampiaskan permasalahannya dalam per-

mohonan yang penuh kerendahan hati kepada Allah, ia menahan 

amarahnya, dan baiklah keadaannya. 

1. Sekarang ia berharap kalau saja mereka semua ikut berbagi 

nasib dengan kedua suku di seberang sungai Yordan (ay. 7). Ia 

berpikir bahwa akan lebih baik tinggal di sana dan tidak 

sampai tujuan, daripada datang ke sini untuk dibinasakan. Ini 

terlalu menimbulkan kesan bahwa ia tidak puas dan tidak 

percaya pada Allah, dan itu tidak dapat dibenarkan. Namun 

demikian, apa yang diperbuatnya itu dapat dimaafkan sebagi-

an, sebab timbul dari keterkejutan dan kekecewaan seseorang 

yang sangat prihatin terhadap kepentingan orang banyak. 

Kata-kata itu, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyebe-

rangi sungai Yordan untuk dibinasakan? terlalu mirip dengan 

apa yang sering kali diucapkan oleh orang yang bersungut-

sungut (Kel. 14:11-12; 16:3; 17:3; Bil. 14:2-3). namun  Dia yang 

menyelidiki hati tahu bahwa kata-kata itu timbul dari roh yang 

berbeda, dan sebab  itu Ia tidak terlalu keras untuk menandai 

apa yang salah dari perkataan Yosua itu. Yosua tidak memper-

timbangkan bahwa kekacauan yang menimpa urusan-urusan 

mereka, tanpa diragukan lagi, timbul sebab  sesuatu yang 

salah, yang sekalipun begitu dapat diperbaiki dengan mudah, 

dan semuanya dapat dibetulkan lagi, seperti yang sering kali 

terjadi pada masa pendahulunya. Seandainya Yosua memper-

timbangkannya, maka ia tidak akan menerima begitu saja 

bahwa mereka diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasa-

kan. Allah tahu apa yang Dia lakukan, meskipun kita tidak. 

namun  hal ini dapat kita yakini, yakni bahwa Ia tidak pernah 

dan tidak akan pernah berbuat jahat kepada kita.  

2. Yosua berbicara seperti orang yang kebingungan mengenai arti 

dari peristiwa ini (ay. 8): “Apakah yang akan kukatakan, pen-

jelasan apa yang dapat kuberikan, sesudah  orang Israel, umat-

Mu sendiri, lari membelakangi musuhnya.” Kata yang dia pakai 

di sini ‘memalingkan leher mereka.’ “saat   mereka tidak ha-

nya melarikan diri di hadapan musuh-musuh mereka, namun  

juga jatuh di hadapan mereka, dan menjadi mangsa mereka? 

Padahal Engkau belum lama ini telah melakukan perkara-

Kitab Yosua 7:6-9 

 123 

perkara yang demikian besar untuk mereka, dan Engkau telah 

menjanjikan kepemilikan yang penuh atas tanah ini kepada 

mereka.” Apakah yang akan kami pikirkan tentang kuasa 

ilahi? Adakah lengan Tuhan menjadi pendek? Tentang janji 

ilahi? Adakah firman-Nya ya dan juga tidak? Tentang apa yang 

sudah diperbuat Allah bagi kami? Akankah semuanya ini di-

batalkan dan terbukti sia-sia?” Perhatikanlah, cara-cara sang 

Penyelenggara sering kali rumit dan membingungkan, dan 

orang-orang yang paling bijak dan paling baik pun tidak tahu 

harus berkata apa tentangnya. namun  mereka akan mengerti-

nya kelak (Yoh. 13:7).  

3. Yosua menyerukan bahaya kehancuran yang sekarang me-

ngintai Israel. Ia pasrah, lenyap sudah semuanya: “Orang Ka-

naan akan mengepung kami, mereka dapat melihat pertahanan 

kami sekarang telah beranjak pergi, dan timbangan berat ke 

arah mereka. Kami akan segera menjadi hina seperti sebelum-

nya, dan mereka akan melenyapkan nama kami dari bumi ini” 

(ay. 9). Demikianlah, bahkan orang-orang baik, saat   segala 

sesuatu sedikit saja melawan mereka, mereka langsung men-

jadi takut hal-hal yang terburuk akan terjadi. Mereka mem-

buat kesimpulan-kesimpulan yang keras padahal tidak ada 

alasan untuk itu. namun  apa yang menjadi keprihatinan Yosua 

di sini diutarakannya sebagai permohonan: “Tuhan, janganlah 

nama Israel, yang sudah begitu Engkau sayangi dan begitu 

besar di dunia, dilenyapkan.”  

4. Yosua berseru jangan sampai terjadi aib dilontarkan kepada 

Allah, dan bahwa jika Israel dihancurkan, maka kemuliaan-

Nya akan tercoreng sebab nya. Mereka akan melenyapkan 

nama kami, kata Yosua. Namun, seolah-olah membetulkan diri 

nya sendiri sebab  terus-menerus berseru seperti itu, ia 

menambahkan pula, bahwa bukan masalah besar apa yang 

akan terjadi dengan nama kami yang kecil. Dilenyapkannya 

nama itu akan menjadi kehilangan yang tidak seberapa. namun  

apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan nama-Mu 

yang besar itu? Hal ini dipandang dan diratapinya sebagai 

sesuatu yang sangat memperparah malapetaka itu. Ia takut 

bahwa malapetaka itu akan menjadi cela bagi Allah, bagi 

hikmat dan kuasa-Nya, kebaikan dan kesetiaan-Nya. Apa yang 

akan dikatakan orang Mesir? Perhatikanlah, tidak ada yang 


 124

lebih mendukakan jiwa yang mulia selain penghinaan terha-

dap nama Allah. Hal ini juga terus diserukan Yosua sebagai 

permohonan untuk mencegah ketakutan-ketakutannya dan 

untuk menantikan kembalinya perkenanan Allah. Permohonan 

itu pula yang masih memberi semangat kepadanya, hingga 

akhirnya ia mengakhiri doanya dengan berserah, Bapa, mulia-

kanlah nama-Mu. Nama Allah yaitu  nama yang mahabesar, 

di atas segala nama. Apa pun yang terjadi, kita harus percaya 

bahwa Ia akan, dan berdoasupaya  Ia mau, bekerja demi 

nama-Nya sendiri,supaya  nama ini jangan dinajiskan. Ini 

haruslah menjadi perhatian kita lebih daripada apa pun. Ke-

pada kemuliaan nama-Nyalah mata kita harus tertuju, sebagai 

tujuan dari semua keinginan kita. Dari kemuliaan nama-Nya 

pula kita harus mencari dorongan sebagai dasar dari semua 

harapan kita. Kita tidak dapat mendesakkan permohonan 

yang lebih baik daripada ini, Tuhan, apakah yang akan Kau-

lakukan untuk memulihkan nama-Mu yang besar itu? Biarlah 

Allah dimuliakan dalam segala sesuatu, dan lalu  terima-

lah kehendak-Nya sepenuhnya. 

Dosa Akhan  

(7:10-15) 

10 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Bangunlah! Mengapa engkau 

sujud demikian? 11 Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar 

perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil se-

suatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mere-

ka menyembunyikannya, dan mereka menaruhnya di antara barang-barang-

nya. 12 Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya. 

Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itu pun dikhususkan untuk 

ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang 

dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu. 13 Bangunlah, 

kuduskanlah bangsa itu dan katakan: Kuduskanlah dirimu untuk esok hari, 

sebab, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel: Hai, orang Israel ada barang-

barang yang dikhususkan di tengah-tengahmu; kamu tidak akan dapat 

bertahan menghadapi musuhmu, sebelum barang-barang yang dikhususkan 

itu kamu jauhkan dari tengah-tengah kamu. 14 Besok pagi kamu harus 

tampil ke muka suku demi suku dan suku yang ditunjuk oleh TUHAN harus 

tampil ke muka kaum demi kaum, dan kaum yang ditunjuk oleh TUHAN 

harus tampil ke muka keluarga demi keluarga dan keluarga yang ditunjuk 

oleh TUHAN harus tampil ke muka seorang demi seorang. 15 Dan siapa yang 

didapati menyimpan barang-barang yang dikhususkan itu, akan dibakar 

dengan api, ia dan segala sesuatu yang ada padanya, sebab ia telah melang-

gar perjanjian TUHAN dan berbuat noda di antara orang Israel.” 

 

Kitab Yosua 7:10-15 

 125 

Kita mendapati di sini jawaban Allah terhadap permohonan Yosua. 

Jawaban Allah itu dapat kita duga, datang dari sabda di atas tabut, 

yang di hadapannya Yosua telah bersujud (ay. 6). Orang-orang yang 

ingin mengetahui kehendak Allah haruslah datang dengan segala 

kerinduan hati menghadap sabda yang hidup, dan menunggu di 

pintu gerbang hikmat untuk mendengarkan bisikan-bisikan hikmat 

(Ams. 8:34). Dan hendaklah orang-orang yang mendapati diri mereka 

ada di bawah tanda-tanda murka Allah tidak mengeluh tentang Dia, 

namun  mengeluh kepada Dia, maka mereka akan menerima jawaban 

damai sejahtera. Jawaban kepada Yosua itu datang dengan segera, 

saat   ia sedang berbicara (Yes. 65:24), seperti jawaban kepada 

Daniel (Dan. 9:20, dst.). 

I. Allah membesarkan hati Yosua melawan kemurungan hatinya, 

dan kekalutan pikirannya akan keadaan bangsa Israel (ay. 10): 

“Bangunlah, jangan biarkan rohmu terkulai dan tenggelam seperti 

itu. Mengapa engkau sujud demikian?” Tidak diragukan lagi bah-

wa Yosua sungguh-sungguh merendahkan dirinya di hadapan 

Allah, dan berkabung sedemikian hebat di bawah tanda-tanda 

murka-Nya. namun  sekarang Allah memberi tahu dia bahwa itu 

sudah cukup. Ia tidak mau Yosua terus dalam sikap tubuh yang 

menyedihkan itu. Sebab Allah tidak bersuka dalam penderitaan 

orang-orang yang bertobat, saat   mereka menyiksa jiwa mereka 

melebihi yang pantas bagi mereka untuk mendapat pengampunan 

dan damai sejahtera. Hari-hari perkabungan pun harus diakhiri 

juga. Kebaskanlah debu dari padamu, bangunlah (Yes. 52:2). 

Yosua terus berkabung hingga petang (ay. 6), sampai di penghu-

jung hari hingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa pada malam 

itu untuk menemukan penjahatnya, dan terpaksa menunda pen-

carian sampai besok pagi. Daniel (Dan. 9:21) dan Ezra (Ezr. 9:5- 

6), terus berkabung hanya sampai pada waktu korban petang. 

Korban petang itu memulihkan kedua-duanya. namun  Yosua mele-

wati waktu korban petang itu, dan sebab  itu disuruh bangun 

seperti itu: “Bangunlah, jangan berbaring semalaman di sini.” 

Namun kita mendapati bahwa Musa sujud di hadapan Tuhan 

empat puluh hari empat puluh malam, untuk berdoa syafaat bagi 

Israel (Ul. 9:18). Yosua harus bangun, sebab  ia memiliki  pe-

kerjaan lain untuk dilakukan daripada berbaring di sana. Barang 

yang dikhususkan itu harus ditemukan dan dibuang, dan lebih 


 126

cepat lebih baik. Yosua yaitu  orang yang harus melakukannya, 

dan sebab  itu sekaranglah saatnya bagi dia untuk menanggalkan 

pakaian berkabungnya, dan mengenakan jubah hakimnya, dan 

menyelubungkan kecemburuan sebagai jubah (KJV: mengenakan 

semangat sebagai jubah). Tangisan tidak boleh menghalangi kita 

untuk menabur, tidak pula satu kewajiban agama meniadakan 

kewajiban yang lain. Segala sesuatu indah pada waktunya. Se-

khanya mungkin mengarahkan pandangan pada hal ini dalam 

apa yang dikatakannya kepada Ezra pada kesempatan serupa 

(lihat Ezr. 10:2-4). 

II. Allah memberi tahu Yosua tentang satu-satunya penyebab se-

sungguhnya dari malapetaka ini, dan menunjukkan kepadanya 

mengapa Ia berseteru dengan mereka (ay. 11): Orang Israel telah 

berbuat dosa. “Jangan berpikir bahwa Allah berubah pikiran, atau 

lengan-Nya menjadi pendek, atau janji-Nya tidak akan terlaksana. 

Tidak, dosa, dosalah, si pembuat kejahatan yang besar itu, yang 

telah menyumbat aliran perkenanan-perkenanan ilahi dan telah 

membuat kebocoran ini padamu.” Si pendosa tidak disebutkan 

namanya, meskipun dosanya digambarkan. namun  dosa itu dibi-

carakan sebagai tindakan orang Israel secara umum, sampai me-

reka menemukan satu orang secara khusus. Dan dukacita mereka 

yang menurut kehendak Allah mengerjakan pada mereka pembela-

an diri yang begitu rupa seperti dukacita jemaat di Korintus (2Kor. 

7:11). Cermatilah bagaimana dosa itu di sini dibuat tampak luar 

biasa berdosa. 

1. Mereka melanggar perjanjian-Ku, perintah yang dinyatakan 

dengan jelas dan disertai dengan hukumannya. Telah disepa-

kati bahwa Allah akan mendapat semua jarahan Yerikho, dan 

mereka akan mendapat jarahan dari kota-kota Kanaan lain-

nya. namun , dengan merampas bagian Allah, mereka melang-

gar perjanjian ini.  

2. Mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhusus-

kan itu, dengan memandang rendah kutukan yang dinyatakan 

dengan begitu sungguh-sungguh terhadap orang yang berani 

mencuri harta milik Allah, seolah-olah kutukan itu tidak 

menakutkan sama sekali. 

3. Mereka mencurinya. Mereka melakukannya secara sembunyi-

sembunyi, seolah-olah mereka dapat menyembunyikannya 

Kitab Yosua 7:10-15 

 127 

dari kemahatahuan ilahi. Mereka sudah bersiap-siap untuk 

berkata, TUHAN tidak melihatnya, atau Ia tidak akan kehilang-

an barang yang begitu kecil dari jarahan yang begitu besar. 

Demikianlah engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat de-

ngan engkau.  

4. Mereka juga menyembunyikannya. Ada kemungkinan, saat   

serangan itu selesai, Yosua memanggil semua suku, dan berta-

nya kepada mereka apakah mereka sudah dengan setia mem-

buang jarahan sesuai dengan perintah ilahi. Juga, mungkin ia 

telah meminta mereka, jika mereka mengetahui adanya pe-

langgaran, mereka harus menyingkapkannya. namun  Akhan 

bergabung dengan semua yang lain saat   menyatakan keti-

dakbersalahan mereka, dan tetap tinggal tenang, seperti pe-

rempuan pezinah yang makan, lalu menyeka mulutnya, dan 

berkata: Aku tidak berbuat jahat. Bahkan,  

5. Mereka telah menaruh barang yang dikhususkan itu di antara 

barang-barang mereka, seolah-olah mereka berhak atasnya 

seperti atas apa saja yang mereka miliki.  Mereka tidak pernah 

menduga akan dimintai pertanggungjawaban, atau berencana 

untuk mengembalikan barang itu. Semuanya ini tidak diketa-

hui Yosua, meskipun ia seorang pemimpin yang bijak dan 

waspada, sampai Allah memberi tahu dia. Allah mengetahui 

semua kefasikan yang tersembunyi yang ada di dunia, yang 

tidak diketahui manusia. Bisa saja pada saat ini Allah mem-

beri tahu Yosua siapa orang yang telah melakukan hal ini, 

namun  Ia tidak melakukannya,  

(1) Untuk melatih semangat Yosua dan Israel, dalam mencari 

tahu si penjahat.  

(2) Untuk memberikan tempat kepada orang berdosa itu sen-

diri untuk bertobat dan membuat pengakuan. Yosua tidak 

diragukan lagi segera mengumumkan ke seluruh perke-

mahan bahwa telah terjadi pelanggaran seperti itu. Dan ke-

tika mendengar pengumuman itu, seandainya Akhan me-

nyerahkan diri, dan mengakui kesalahannya dengan me-

nyesal, dan mencegah penyelidikan itu, siapa tahu ia bisa 

mendapat manfaat dari hukum Taurat. Hukum itu mene-

rima korban penebus salah, dengan pengembalian barang, 

dari orang-orang yang tidak sengaja berbuat dosa dalam se-

suatu hal kudus (Im. 5:15-16). namun  Akhan tidak pernah 


 128

menyingkapkan dirinya sampai undi itu menyingkapkan 

dia. Hal ini membuktikan kekerasan hatinya, dan sebab  

itu ia tidak mendapat belas kasihan. 

III. Allah menggugah Yosua untuk mencari tahu lebih jauh tentang 

pencurian itu, dengan memberi tahu dia,  

1. Bahwa pencurian ini yaitu  satu-satunya alasan dari persete-

ruan Allah dengan mereka, ini, dan tidak ada yang lain. De-

ngan begitu, saat   barang yang dikhususkan ini disingkirkan, 

ia tidak perlu takut, semuanya akan baik-baik saja. Sungai 

keberhasilan mereka, begitu satu penghalang ini disingkirkan, 

akan mengalir deras seperti sebelumnya.  

2. Bahwa jika barang yang dikhususkan ini tidak dimusnahkan, 

mereka tidak dapat mengharapkan kembalinya hadirat Allah 

yang penuh rahmat. Jelasnya, Aku tidak akan menyertai kamu 

lagi seperti sebelumnya, jika barang-barang yang dikhususkan 

itu tidak kamu punahkan (KJV: barang yang terkutuk). Yaitu 

orang yang terkutuk, yang dibuat demikian oleh barang yang 

terkutuk itu. Apa yang terkutuk akan dipunahkan. Dan orang-

orang yang telah dipercayai Allah untuk membawa pedang, 

membawanya dengan sia-sia, jika mereka tidak menjadikannya 

sebagai kengerian atas kefasikan yang mendatangkan peng-

hakiman-penghakiman Allah atas sebuah negeri ini. Dengan 

pertobatan dan pembaharuan orang perorangan, kita memus-

nahkan barang yang terkutuk dalam hati kita sendiri. Jika kita 

tidak melakukannya, kita jangan pernah mengharapkan perke-

nanan dari Allah yang penuh berkat. Biarlah semua orang tahu 

bahwa tiada hal lain selain dosa yang memisahkan mereka dari 

Allah. Dan, jika dosa itu tidak disesali dengan tulus dan diting-

galkan, maka ia akan memisahkan secara kekal. 

IV. Allah memberi petunjuk kepada Yosua tentang cara apa yang ha-

rus dipakai untuk mengadakan penyelidikan dan pemeriksaan ini.  

1. Yosua harus menguduskan bangsa itu, sekarang pada malam 

ini juga. Yaitu, seperti yang dijelaskan, ia harus memerintah-

kan mereka untuk menguduskan diri mereka sendiri (ay. 13). 

Apa lagi yang dapat dilakukan oleh para hakim atau hamba 

Tuhan untuk mengadakan pengudusan? Mereka harus mela-

Kitab Yosua 7:10-15 

 129 

yakkan diri mereka untuk menghadap Allah dan tunduk pada 

pemeriksaan ilahi. Mereka harus memeriksa diri sendiri, sebab 

sekarang Allah datang untuk memeriksa mereka. Mereka ha-

rus bersiap untuk bertemu dengan Allah mereka. Dulu mereka 

dipanggil untuk menguduskan diri saat   akan menerima hu-

kum ilahi (Kel. 19), dan sekarang mereka dipanggil untuk 

menguduskan diri saat   akan berada di bawah penghakiman 

ilahi. Sebab dalam kedua hal itu, Allah harus dijumpai dengan 

penghormatan yang sungguh-sungguh. “Ada barang-barang 

yang dikhususkan di tengah-tengahmu, dan sebab  itu kudus-

kanlah dirimu.” Yaitu, biarlah semua orang yang tidak bersalah 

dapat membersihkan diri mereka, dan lebih berhati-hati untuk 

mentahirkan diri mereka. Dosa