Tampilkan postingan dengan label doktrin roh kudus 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label doktrin roh kudus 13. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Desember 2025

doktrin roh kudus 13


 atau Inggris. Kedengarannya menurut saya seperti bahasa 

Ibrani. Dari apa yang saya tahu, Saudara Tsai bahkan tidak masuk 


447

sekolah menengah atas. Jadi mana mungkin ia dapat menyanyikan 

lagu bahasa Ibrani yang sangat indah? Saat saya memikirkan hal ini, 

saya lalu  menyadari bahwa tentu Allah itu ada. Apa yang saya 

saksikan yaitu  sesuatu yang sungguh-sungguh ajaib – bukti bahwa 

Allah itu nyata. Mengapa selama ini saya meragukan dan menolak-

Nya?

Air mata penyesalan membanjiri mata saya saat saya berlutut 

untuk berdoa. Saat saya berdoa, saya dapat merasakan ada rasa hangat 

di dalam diri saya. Saya terus berdoa selama kira-kira dua puluh menit, 

sampai saya tidak dapat lagi menangis. Saya merasakan sukacita yang 

besar di dalam hati saya – seperti saya sedang masuk ke dalam pelukan 

Allah Bapa. sesudah  berdoa, Saudara Lee tidak berkata kata  kata  apa-apa selain 

mendorong saya untuk kembali ke gereja sesudah  bekerja, untuk berdoa 

kembali.

sesudah  selesai bekerja, saya dengan segera ke gereja untuk 

mengikuti doa sore. Saat kebaktian berakhir, saya pergi ke ruang 

doa untuk memohon Roh Kudus. sesudah  berdoa, Saudara Lee 

mengumumkan kepada para jemaat: “Ia telah menerima Roh Kudus!” 

Barulah saya menyadari bahwa saya telah menerima Roh Kudus tadi 

pagi, dan sekarang Saudara Lee memastikannya.

sesudah  beberapa waktu, saya dapat melihat diri saya berubah: 

Saya dapat bangun pagi untuk mengikuti doa pagi sebelum bekerja, 

padahal sebelumnya saya terbiasa terlambat untuk hal apa saja; saya 

mulai mengerti apa yang saya baca di Alkitab; telinga saya terbuka 

mendengarkan khotbah; dan saya dapat mengendalikan temperamen 

saya. Juga ada waktu-waktu saat  menghadapi kesulitan keuangan, 

saya dapat menemukan ketenteraman di dalam Roh Kudus. Namun ada 

satu masalah yang belum selesai: saya masih belum menerima baptisan 

air. Ini disebab kan saya belum tahu bagaimana menyelesaikan 

pertentangan dengan praktik-praktik kepercayaan keluarga saya yang 

menyembah roh nenek moyang dan berhala.

Di pertengahan Agustus, saat KKR siswa diadakan, Penatua Lin 

bertanya kepada saya, “Apakah ada masalah pribadi yang belum dapat 

kamu selesaikan? Sebab, jika  kamu tidak segera dibaptis, Roh Kudus 

akan meninggalkanmu, sebab  Ia tidak dapat tinggal terus menerus di 

dalam seseorang yang dosa-dosanya belum dihapuskan.”

Saya tidak tahu harus berkata kata  kata  apa. Yang dapat saya pikirkan 

yaitu  apa yang akan terjadi jika  saya jatuh dalam sifat kemarahan 

dan depresi kembali.

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

448

Terima kasih pada Tuhan atas kasih karunia-Nya, saya akhirnya 

menerima baptisan air di Gereja Yesus Sejati Taichung pada tanggal 

16 November. Sekarang saya dapat memulai hidup yang baru di dalam 

Kristus.

15.6 Berdoa dengan ketekunan (oleh Aher Zhu)

Haleluya! Puji Tuhan, saya menerima Roh Kudus di tahun 1954, 

saat saya masih berumur 16 tahun.

Saya dibesarkan dalam lingkungan Gereja Yesus Sejati dan 

tumbuh dalam kasih dan karunia Tuhan. Sebagai anak-anak, saya 

mendengarkan cerita-cerita Alkitab dan menyanyikan kidung pujian. 

Saya juga mengetahui pentingnya menerima Roh Kudus – tanpa Roh 

Kudus, seseorang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Saya 

sering menyaksikan sukacita saudara saudari dalam Kristus di sekitar 

saya saat  mereka menerima Roh Kudus. sebab  itu saya turut 

memohon Roh Kudus dan terus memegang kesempatan, seperti pada 

saat KKR. namun  walaupun berdoa dengan keras, saya masih belum 

menerima-Nya.

Di musim gugur tahun 1954, Gereja Yesus Sejati Meisan di Taiwan 

mulai mengadakan kebaktian doa di hari Jumat malam, sehingga jemaat 

dapat berdoa secara khusus untuk memohon Roh Kudus. sebab  kasih 

karunia Allah, selalu saja ada jemaat yang menerima Roh Kudus di tiap 

kebaktian. Pada suatu malam, banyak anak-anak menerima Roh Kudus 

– mereka berbahasa roh dan tubuh mereka bergetar sebab  digerakkan 

Roh. Mereka semua tampak gembira. Saya berpikir kapankah giliran 

saya. Saat saya pulang malam itu, saya bertekad untuk berdoa dengan 

tekun hari Jumat berikutnya, dan tidak mau pulang sampai saya 

menerima Roh Kudus.

Pada hari Jumat, 27 November, saya pergi ke gereja dengan penuh 

semangat, seperti seorang prajurit yang maju ke medan perang. Saat 

saya berlutut untuk berdoa, saya berkata kata  kata  kepada diri sendiri, saya tidak 

akan berhenti berdoa sampai saya menerima Roh Kudus! Dengan tekad 

ini, saya berdoa terus tanpa henti hingga kurang lebih dua jam. Saat itu 

semua kegiatan gereja telah selesai, dan semua orang sudah pulang 

ke rumah. Tinggal saya sendirian di gereja. Dengan menangis saya 

memohon belas kasihan Tuhan untuk memperoleh Roh Kudus-Nya. 

Haleluya! Tuhan menjawab doa saya: saya mulai berkata kata  kata -kata dalam 


449

bahasa roh, dan tubuh saya mulai bergoncang. sebab  sudah larut 

malam, saya berhenti berdoa dengan rasa sukacita. Hari berikutnya, 

saya kembali ke gereja untuk berdoa. sesudah  berlutut selama kira-kira 

lima menit, sekali lagi saya dipenuhi Roh Kudus dan berbahasa roh.

Sejak saat itu, saya menjadi semakin bersemangat di dalam Tuhan, 

dan iman saya tumbuh bertambah kuat. Saya menjadi sangat suka 

berdoa – bahkan berkali-kali berdoa setiap hari rasanya tidak pernah 

cukup. Saya merasa menyukai air rohani yang mengalir dari Tuhan: air 

itu menyegarkan saya dan membuat jiwa saya seperti tidak akan lapar 

dan haus lagi. Roh Kudus juga menuntun saya dalam kehidupan sehari-

hari: Ia menolong saya melalui kesulitan, dan mengalahkan dosa dan 

kelemahan.

Saya bersyukur kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya dan 

berharap agar saudara-saudari juga dapat membagikan pengalaman 

ini.

15.7 Cahaya yang bersinar (oleh Zhen Donghao)

Saya tumbuh dalam keluarga yang menyembah berhala. Terutama 

ayah saya, dia sangat bersemangat dan mengikuti berbagai upacara 

keagamaan. Sebagai anak, saya mengikuti dia dan melakukan hal yang 

sama. Pada saat itu kami hidup dekat dengan Gereja Yesus Sejati, yang 

tidak terlalu saya ketahui selain dari suara doanya yang sangat keras 

saat berkebaktian. Namun tante dan paman saya yaitu  jemaat Gereja 

Yesus Sejati dan seringkali mengabarkan tentang Yesus Kristus kepada 

ayah saya. Akibatnya, ayah saya pergi ke gereja untuk mengetahui lebih 

banyak, dan saya menemaninya dalam kunjungan-kunjungan ini.

Pada suatu hari, seorang penatua dari gereja datang mengunjungi 

rumah kami. Saat ia melihat ayah saya sedang merokok, ia berkata-kata  

kepadanya bahwa gaya hidup Kristen yaitu  harus menahan diri dari 

merokok dan minum-minum. Mendengar ini ayah saya tersinggung, 

dan tidak mau lagi datang ke gereja. Saat itu saya tidak tahu mengapa 

ia tidak lagi datang ke gereja; yang saya tahu, saya tidak lagi dapat 

pergi ke sana.

Beberapa waktu lalu , saya terkena malaria dan sakit keras. 

Ayah saya sangat kuatir dan mencari-cari dokter untuk mengobati saya. 

Pada saat yang sama, tante saya mendoakan saya. Segera lalu , 

saya sembuh. Saya pribadi yakin bahwa kesembuhan saya yaitu  

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

450

sebab  doa-doa tante saya; namun Ayah menganggapnya sebagai jasa 

dokter dan tidak mengakui bahwa ini yaitu  pekerjaan Allah.

Kita mempunyai tetangga seorang jemaat Gereja Presbiterian, yang 

suatu hari datang ke rumah kami untuk menginjili Ibu saya. Ibu saya 

tertarik dan mengikuti kebaktian gereja. Tidak lama, kedua orangtua 

saya dibaptis di Gereja Presbiterian. Pendeta sering mengunjungi 

kami di rumah, untuk mengajak saya ke gereja, namun  sebab  malu-

malu, saya tidak mau pergi. Ibu saya juga sering mendesak saya pergi 

bersamanya ke gereja, namun  saya selalu menolak, tidak mau berkelana 

di tempat yang tidak saya kenali.

namun  suatu hari saya berkata kata  kata  kepadanya, “sebab  Ibu sangat 

ingin saya pergi ke gereja, apakah Ibu mengijinkan saya pergi ke Gereja 

Yesus Sejati? Gerejanya dekat dengan rumah, dan ada tante dan paman 

di sana.”

Ibu menjawab, “Baiklah. Lagi pula, semua gereja sama saja.”

Maka sejak saat itu saya mulai mengikuti kebaktian di Gereja 

Yesus Sejati.

Pada tanggal 22 November 1953, saya menerima baptisan air pada 

saat diadakan KKR. Tante saya menghadiahkan Alkitab dan menasihati 

saya untuk berdoa memohon Roh Kudus. Sejak hari itu dan seterusnya, 

saya berdoa dengan giat, namun  tidak menerima Roh Kudus.

Lalu beberapa hari sesudah  KKR, saya tidak sengaja mendengar 

tetangga saya yang sudah tua berkomentar, “Jemaat Gereja Yesus Sejati 

berdoa begitu keras dan tubuh mereka bergoncang-goncang. Pastilah 

mereka semua dihipnotis oleh si nenek tua itu.”

Saya sudah sering mendengar komentar-komentar seperti ini; 

nenek tua yang mereka maksud yaitu  Diakenis Cheng. namun  saya 

tidak dapat berhenti memikirkan kata-kata ini dan bahkan mulai 

merasa sedikit takut setiap kali saya berlutut dan berdoa.

Tahun berikutnya, pada tanggal 5 Maret 1954, seorang saudari di 

gereja jatuh sakit, dan semua jemaat mendoakannya. Pada suatu sesi 

doa, saya melihat cahaya terang dan mulai berkata kata  kata -kata dalam bahasa 

roh, dan tubuh saya mulai bergetar. Saya merasa sangat gembira – 

rasanya tidak dapat diuraikan. Pada saat itu Diakenis Cheng tidak ada 

di gereja sebab  sedang melayani di tempat lain. Ini membuat saya 

menyadari bahwa apa yang dikatakan tetangga saya tidak benar. Saya 

pulang dengan penuh sukacita, dan tak sabar untuk memberitahukan 


451

Ibu tentang berita ini. Yang saya tidak ketahui, saya akan segera 

menghadapi perlawanan dan masalah di rumah.

saat  pendeta dari Gereja Presbiterian mendengar bahwa saya 

mengikuti kebaktian di Gereja Yesus Sejati, ia berkata kata  kata  kepada Ibu saya, 

“Mengapa kamu membiarkan anakmu kebaktian di sana?”

Maka sejak saat itu, Ibu saya marah jika  saya pergi ke gereja 

dan mencoba untuk mencegah saya pergi. Saya berusaha mengabaikan 

kemarahannya, menganggap itu semua akan berlalu begitu saja, namun  

masalah ini malah bertambah parah.

Pada suatu hari, saat tante saya berkunjung ke rumah, Ibu saya 

berkata kata  kata  kepadanya dengan marah, “Kalau gerejamu benar, apakah itu 

berarti gereja saya tidak benar?”

Namun pertentangan ini tidak mencegah saya mendoakan 

keluarga saya kepada Tuhan, seringkali dengan kucuran air mata. 

Membutuhkan doa yang tak jemu-jemu selama bertahun-tahun, namun  

akhirnya Tuhan menjawab doa saya – seluruh keluarga saya akhirnya 

menjadi jemaat Gereja Yesus Sejati.

Hari-hari ini, saya merasa penuh dengan sukacita dan ketenteraman 

dari Roh Kudus (ref. Kis. 9:31; Ibr. 1:9), walaupun di tengah-tengah 

masa sulit dan penyakit. Saya hanya ingin bersyukur kepada Tuhan 

atas kasih karunia-Nya dan Roh Kudus-Nya. Kiranya semua kemuliaan 

diberikan kepada-Nya.

15.8 Menerima Roh Kudus mendorong saya untuk dibaptis (oleh 

Lin Xiansheng)

Saya dibesarkan dalam keluarga yang menyembah berhala, dan 

Ibu saya sangat taat memegang kepercayaan ini. Namun saya juga 

banyak berkenalan dengan orang-orang Kristen saat saya bertumbuh 

besar: paman saya yaitu  penatua di Gereja Yesus Sejati; tetangga 

kami yaitu  orang Kristen, yang sering mengajak saya dan Ibu untuk 

mengikuti kebaktian keluarga di rumahnya; saya mengikuti Sekolah 

Minggu dengan sepupu di Gereja Presbiterian di Jiayi; dan saya 

juga mengunjungi gereja Jepang saat saya belajar di Tokyo. sesudah  

menyelesaikan sekolah, saya kembali ke Taiwan untuk bekerja sebagai 

guru.

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

452

Selama liburan musim panas di tahun 1937, saya pulang ke rumah 

di Jiayi. Pada satu sore, saya dengan sepupu berjalan melewati Gereja 

Yesus Sejati dan kami sepakat untuk masuk ke dalam untuk mengikuti 

kebaktian. sesudah  menyanyikan kidung rohani, jemaat berlutut untuk 

berdoa, sementara kami hanya duduk dan melihat-lihat. Pada saat 

berumur lebih muda, kesan saya mengenai doa di Gereja Yesus Sejati, 

yaitu  mereka yang berdoa pastilah ada dalam suatu bentuk hipnotis; 

jadi saya selalu menghindari kebaktian di sini. Namun sekarang saat 

saya mengamati jemaat yang berdoa, saya melihat sebagian berdoa 

dalam bahasa roh, namun  ada sebagian lain yang berdoa dengan kata-

kata pengertian. Sebagian berdoa dengan tubuh bergoncang, namun  

yang lain hanya berlutut dan tetap diam. Saya menyadari bahwa 

selama ini saya keliru memandang tentang doa. Lalu tiba-tiba saja, saya 

merasakan sebuah kekuatan dari atas yang mendorong saya untuk 

berlutut dan berdoa, jadi saya melakukannya. sesudah  mengalami hal 

ini, saya mulai mengikuti kebaktian setiap hari. Dan saya juga mulai 

berdoa memohon Roh Kudus.

sesudah  musim panas lewat, saya kembali bekerja di sekolah. Pada 

satu sore tanggal 5 Oktober, seorang saudara dari Gereja Yesus Sejati 

datang mengunjungi saya. Ia telah mendengar dari salah satu teman 

saya, bahwa saya mengikuti kebaktian di gereja. Ia menyarankan saya 

berdoa bersama di asrama. sesudah  berdoa selama lima menit, saya 

merasakan sebuah kekuatan datang dari atas, dan saya mulai berdoa 

dengan bahasa aneh, entah Inggris atau bahasa lain yang saya tidak 

mengerti. Penatua Lin Wuzhen pernah membagikan beberapa kesaksian 

mengenai menerima Roh Kudus kepada saya, dan sekarang saya 

mengalaminya sendiri. sesudah  berdoa, saya menulis surat dengan hati 

bersyukur kepada Diaken Tsai Shenming, untuk memberitahukannya 

bahwa saya telah menerima Roh Kudus. Tercantum dalam surat, 

keinginan saya untuk menerima baptisan air di Jiayi. Puji Tuhan atas 

kasih dan tuntunan-Nya, saya dibaptis oleh Diaken Tsai di hari Sabat 

berikutnya, di sebuah sungai kecil di Bazhang.

Pengalaman saya mengingatkan saya tentang pengalaman jemaat 

di masa para rasul. Sebagian menerima Roh Kudus dan berbahasa roh, 

sebelum menerima baptisan air (Kis. 10:44-48); sebagian lagi menerima 

baptisan air sebelum mendapatkan Roh Kudus, melalui penumpangan 

tangan (Kis. 8:15-17; 19:1-7). Dua pengalaman ini terlihat di Gereja 

Yesus Sejati pada hari ini. Saya bersyukur kepada Tuhan atas kasih-

Nya, sehingga Ia memberikan Roh-Nya terlebih dahulu kepada saya. 

Ia apa yang ada di dalam hati saya: jika  saya tidak menerima Roh 


453

Kudus dahulu, saya mungkin tidak percaya dan masih berjalan di jalan 

yang keliru.

Pada tanggal 1 Oktber 1941, saya mempersembahkan diri saya 

menjadi pelayan penuh waktu (Pendeta), memenuhi nazar yang saya 

buat sesudah  menerima baptisan air. Puji Tuhan, ini senantiasa menjadi 

panggilan yang paling indah. Haleluya!

15.9 Menjadi orang yang baru (oleh Wu Yangdao)

Alkitab mengajarkan kita bahwa menerima Roh Kudus 

menandakan: a) Adam yang lama, yang merupakan milik daging, 

menjadi Adam yang baru, yang merupakan milik Roh (1Kor. 15:22; Yoh. 

3:3, 5; Kol. 3:9-10); b) kita dibebaskan dari belenggu Iblis, dan menjadi 

milik Kristus (1Yoh. 5:19; Rm. 8:9-10); c) kita tidak lagi menjadi budak 

dosa, namun  menjadi anak-anak Allah (Gal. 4:4-7); d) kita mendapatkan 

jaminan warisan surgawi (Ef. 1:13-14). Ajaran-ajaran Alkitab ini 

menunjukkan betapa pentingnya peran Roh Kudus dalam kehidupan 

orang Kristen. Pengajaran yang paling penting yaitu , Roh Kudus 

diperlukan untuk mendapatkan keselamatan kita.

Ayah saya meninggal di usia muda, dan begitu juga lima saudara 

laki-laki saya. Masa kecil saya penuh dengan kemiskinan dan 

penderitaan. Keluarga kami menyembah berhala, sehingga sejak kecil 

saya menemani Ibu dan saudara perempuan saya ke kuil di masa-

masa upacara keagamaan. sesudah  semakin dewasa, saya mengejar 

ketenaran dan harta, mengorbankan kesehatan saya. Kata-kata Paulus 

menggambarkan kehidupan yang saya jalani sebelum saya mengenal 

Kristus – saya “dahulu sudah mati sebab  pelanggaran-pelanggaran 

dan dosa-dosa [saya]. [Saya] hidup di dalamnya, sebab [saya]

mengikuti jalan dunia ini, sebab [saya] mentaati penguasa kerajaan

angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-

orang durhaka” (Ef. 2:1, 2). Saat berumur 29 tahun, saya bertemu 

dengan salah satu teman saya, Dr. Jiang, sedang membaca Alkitab. 

Saya mengejeknya, “Kamu orang yang sangat berpendidikan. Mengapa 

kamu tertarik membaca Alkitab?”

Ia menjawab, “Kamu harus mencoba membacanya sendiri, lalu 

kamu akan menyadari betapa indahnya itu.”

Mendengarnya, saya mulai membaca Alkitab, dimulai dari Kitab 

Kejadian sampai Kitab Roma. Puji Tuhan, Ia membuka hati saya 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

454

untuk memahami apa yang sedang saya baca. Saya tersentuh dengan 

beberapa ayat khusus. Contohnya, saat  saya membaca: “Sebab bukan 

apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan 

apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat” 

(Rm. 7:19). Saya dapat mengenali pergumulan pribadi saya sendiri, 

dan ini menolong saya untuk mengetahui bahwa ada orang lain yang 

juga mengalaminya. Saya juga menemukan ayat: “Akan namun  Allah 

menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh sebab  Kristus telah mati 

untuk kita, saat  kita masih berdosa” (Rm. 5:8). Ayat ini membuka 

mata saya untuk melihat kebesaran kasih Allah, dan ini menggerakkan 

saya untuk percaya kepada-Nya.

Pada saat itu, saya juga tertarik dengan ayat di dalam Alkitab 

yang membicarakan tentang Roh Kudus: “Aku akan minta kepada 

Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang 

lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. 

Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan 

tidak mengenal Dia. namun  kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai 

kamu dan akan diam di dalam kamu” (Yoh. 14:16-17). Saya percaya 

dengan Roh Kudus dan kata-kata Yesus; namun  di dalam pikiran saya 

terbit pertanyaan, bagaimana seseorang dapat mengetahui apakah 

ia menerima Roh Kudus? Saya bertanya dengan Dr. Jiang, namun  ia 

mengakui tidak mengetahui jawabannya.

Belakangan saya melontarkan pertanyaan yang sama kepada 

beberapa teman Kristen, dan jawaban mereka, “saat  kamu mengerti 

Alkitab dan melakukan perbuatan-perbuatan baik, ini menunjukkan 

bahwa kami telah menerima Roh Kudus.” Saya mendengarkan jawaban 

mereka, namun  tidak sepenuhnya merasa puas. namun  puji Tuhan atas 

pengaturan-Nya. Ia segera menuntun saya untuk menemukan jawaban 

yang tepat.

Suatu hari, saya sedang duduk di sebuah kereta, saat saya melihat 

dua penumpang membicarakan tentang Alkitab. Saya melihat Alkitab 

mereka penuh dengan coretan dan garis bawah, sehingga memberikan 

kesan bahwa mereka sudah lama menjadi Kristen.

Saya bertanya kepada mereka, “Hari ini hari Sabtu, kalian mau 

pergi ke mana?”

Mereka menjawab, “Kami memegang hari Sabat di hari Sabtu – 

kami pergi ke gereja.”


455

Kami bertiga mulai berdiskusi tentang hari Sabat, dan saya 

lalu  menyadari bahwa mereka sudah sangat terbiasa dengan 

ajaran Alkitab. Saya lalu bertanya, “Sudahkah kamu menerima Roh 

Kudus?”

Salah satu di antara mereka, bernama Saudara Xu, menjawab, “Ya, 

saya menerima Roh Kudus sesudah  berdoa selama tiga tahun, sejak 

dibaptis dengan air. Bila kamu mau menerimanya, datanglah ke Gereja 

Yesus Sejati dengan kami untuk mempelajari kebenaran.

Saat saya mendengar undangan ini, saya merasa sangat gembira.

Saya pergi dengan kedua saudara ini ke Gereja Yesus Sejati di 

Lisan, dan saya bertemu dan berbincang dengan Diaken Chen. Ia 

menolong saya untuk memahami bahwa menerima Roh Kudus yaitu  

pengalaman yang dapat dilihat dan didengar (ref. Kis. 2:33; 8:17-18; 

10:46). Saya meminta untuk dibaptis, namun  ia mendorong saya untuk 

mempelajari Alkitab lebih lanjut.

Akhirnya, tanggal 5 Agustus 1951 saya dibaptis. sesudah  itu saya 

mulai berdoa dengan tekun tiga kali sehari memohon Roh Kudus, 

memakai  kata-kata, “Haleluya! Puji Tuhan Yesus” (ref. Why. 19:5-6). 

namun  satu bulan berlalu, dan saya masih belum mengalami apa-apa. 

Setaip kali pendeta membesuk, saya selalu bertanya, “Mengapa saya 

masih belum menerima Roh Kudus?”

Beberapa waktu lalu , saya mengikuti KKR yang dipimpin 

oleh Penatua Jian dan Diaken Yang. Mereka mendorong saya, “Kami 

akan membantu Anda berdoa, namun  Tuhan Yesus-lah yang memberikan 

Roh Kudus. Jadi Anda harus berdoa dengan tulus.”

Mendengarnya, saya memutuskan untuk berdoa di ruang doa 

saat istirahat makan siang. Di salah satu sesi doa, sekelebat saya dapat 

merasakan sebuah tiupan angin yang hangat melalui saya.

Pada satu sore, kira-kira jam enam, dua hamba Tuhan berdoa 

bersama-sama saya. Penatua Jian menumpangkan tangan ke atas 

kepala saya, dan tiba-tiba saya merasakan kekuatan turun ke atas 

kepala saya, dan turun ke seluruh tubuh saya. Saya merasa sangat 

gembira, seakan saya berada di surga. Saya juga dapat merasakan 

sesuatu yang seperti aliran air di dalam diri saya. Lalu lidah saya mulai 

berputar, dan saya mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti 

(ref. Yoh. 7:37-38; 1Kor. 14:2). Saya merasa panas, berkeringat, dan 

tubuh saya bergoncang sebab  diilhamkan Roh Kudus. namun  saya 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

456

tetap sadar sepenuhnya, dan mengetahui apa yang sedang terjadi. Saya 

mengetahui bahwa saya telah menerima Roh Kudus.

“Sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, 

namun  soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” 

(Rm. 14:17). sesudah  menerima Roh Kudus, saya menjadi orang yang 

baru. Hal pertama yang saya sadari, sekarang saya mengalami sukacita 

di dalam Roh. Rasa sukacita ini tak terkira – lebih baik daripada 

lulus ujian, menikah, atau menjadi ayah pertama kalinya. Sukacita ini 

sungguh ajaib, dan tidak berubah sebab  kejadian apa pun juga (Kis. 

16:25). Anda hanya dapat memahaminya jika  Anda mengalaminya 

sendiri.

“namun  jika  Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin 

kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh. 16:13). Perubahan kedua 

yaitu  semangat akan Firman Allah. Saya mempelajari Alkitab, dan 

melalui pimpinan Roh Kudus, saya mulai mengerti perbedaan antara 

Firman Allah dengan hikmat manusia (Mat. 15:8-9). Dengan semangat 

ini, saya mulai bersaksi bagi Allah di setiap kesempatan.

“Yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi 

bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil 

Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah 

sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan 

oleh Roh Kudus” (Rm. 15:16). Perubahan ketiga yaitu  sifat saya. Di 

masa lalu, saya mempunyai banyak kelemahan: temperamen buruk, 

tidak mau mengakui kesalahan, berbohong, sering kuatir, dan tidak 

mempunyai kedamaian. Puji Tuhan, sesudah  menerima Roh Kudus, 

saya meninggalkan ini semua, dam mulai menghasilkan buah Roh 

Kudus (Gal. 5:22-23).

Ada perkataan yang berbunyi: “Ilmu pengetahuan didasarkan pada 

percobaan ilmiah, sementara iman didasarkan pada pengalaman.” Kita 

perlu mengalami sendiri Roh Kudus, untuk merasakan karunia surgawi 

ini (Ibr. 6:4), yang hanya dapat ditemukan di Gereja Yesus Sejati.

15.10 Menutup Pintu (oleh John Yang)

Pada saat saya berusia lima atau enam tahun, saya memutuskan 

untuk mengikuti kakak ipar saya, jemaat Gereja Presbiterian, untuk 

menjadi Kristen. Saya mengaguminya sebab  ia sangat baik dan penuh 


457

kasih. Salah satu anaknya yaitu  seorang majelis gereja, dan empat 

perempuan dalam keluarganya menikah dengan pendeta.

Saat saya berusia delapan belas tahun, saya pergi ke Shanghai dan 

beribadah di sebuah gereja – namun  lebih bermaksud untuk bertemu 

dengan gadis-gadis daripada mempelajari Firman Tuhan. sesudah  

beberapa tahun, saya kembali ke Taiwan.

Saya berencana untuk bepergian kembali: kali ini ke Guangdong. 

namun  menjelang keberangkatan, seorang teman dari Gereja Yesus 

Sejati mengajak saya mengikuti kebaktian. Saat saya sampai di sana, 

saya kagum dengan khotbah-khotbah yang jauh lebih kuat daripada 

yang pernah saya dengar sebelumnya. Saya juga mengamati si 

pengkhotbah senantiasa merujuk pada Alkitab.

sesudah  itu, saya mengikuti lebih banyak kebaktian sebab  saya 

menikmatinya. Namun ada satu hal yang tidak saya mengerti – doanya. 

Di gereja saya melihat beberapa orang yang cukup terkenal dan 

berpendidikan tinggi, berlutut untuk berdoa, mengucapkan kata-kata 

yang tidak saya mengerti, dan tubuhnya tampak bergoncang. Beberapa 

bahkan menyanyi di dalam doa mereka (yang lalu  saya ketahui 

sebagai nyanyian roh), sementara yang lain menepuk tangan mereka, 

dan mereka semua berdoa dengan keras. Saya melihatnya sebagai hal 

yang aneh, namun  di saat yang sama juga ajaib.

Pada suatu hari Sabat, seorang pengurus gereja, Diaken Zhu 

Huiming dari Taichung sedang berkhotbah di gereja. Saya sangat 

tergerak mendengarkan khotbahnya sehingga saya berlutut untuk 

berdoa bersama jemaat untuk pertama kalinya. Tiba-tiba saya 

merasakan sebuah kekuatan turun dari atas kepada saya, dan tubuh 

saya mulai bergoncang-goncang, sementara tangan saya mulai bertepuk 

tangan tanpa saya suruh. Pada saat yang sama, saya menyadari lidah 

saya berputar-putar. Saya mengucurkan air mata sukacita, sebab  

sekarang saya mengerti bagaimana rasanya menerima baptisan Roh 

Kudus.

sesudah  menerima Roh Kudus, saya menjadi sadar akan dosa-dosa 

saya di masa lalu, dan menyadari bahwa saya yaitu  orang yang berdosa. 

Jadi saya meminta dibaptis. Saya berbicara dengan Diaken Zhu, yang 

lalu  menjelaskan doktrin-doktrin Alkitan dasar kepada saya, 

termasuk cara baptisan yang benar, hari Sabat, dan sakramen basuh 

kaki. sesudah  mendengar ajaran-ajaran ini, saya meminta dibaptis 

agar dosa-dosa saya dapat dibersihkan dan saya dapat menjadi milik 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

458

Kristus dan menjadi anak-Nya (Kis. 2:28; Gal. 3:27). Diaken Zhu dengan 

gembira setuju untuk membaptis saya.

Hari berikutnya, saya menerima baptisan air di sungai setempat. 

sesudah  itu saya merasakan beban dosa saya terangkat, dan saya 

telah disucikan. Namun saya terkejut, sebab  saat  saya kembali ke 

gereja untuk berdoa, saya tidak lagi mengalami Roh Kudus seperti 

sebelumnya. Dengan gelisah saya meminta nasihat Diaken Zhu. Ia 

berkata kata  kata , “Beberapa orang percaya kepada Yesus sesudah  mempelajari 

dan memahami kebenaran, sementara yang lainnya percaya sebab  

penyakit mereka disembuhkan. namun  kalau kamu, kamu belum 

mengerti kebenaran sepenuhnya, dan kamu juga tidak disembuhkan 

dari sakit apa pun. namun  Tuhan mengasihimu dan menginginkan kamu 

datang kepada-Nya, dan itulah sebabnya Ia membuatmu mengalami 

Roh Kudus terlebih dahulu (ref. Kis. 10:44-47). Saya sarankan kamu 

terus berdoa dengan giat, dan kamu pasti menerima Roh Kudus lagi 

(ref. Luk. 11:13).

Saya mengikuti nasihat Diaken Zhu dan mulai berdoa dengan 

tekun. namun  25 hari sesudah  baptisan air, saya masih belum menerima 

Roh Kudus. Saya mulai meneliti diri sendiri, untuk mencoba memahami 

alasannya. Saya berkesimpulan bahwa saya tidak berdoa dengan 

sepenuh hati. Ini disebab kan saya menumpang di rumah orang lain, 

dan saat saya berdoa di kamar saya, saya tidak berani berdoa dengan 

suara keras, kalau-kalau ada orang yang mengetahui apa yang saya 

lakukan. Saya seringkali berhenti berdoa jika  saya mendengar ada 

orang yang mendekati pintu kamar saya. Akhirnya saya memutuskan 

untuk menutup pintu dan menguncinya agar bisa berdoa dengan 

sungguh-sungguh (ref. Mat. 6:6).

Puji Tuhan, dalam doa berikutnya, saya kembali dipenuhi Roh 

Kudus – kali ini jauh lebih kuat dari sebelumnya. Saya terangkat dari 

tempat tidur saya tempat saya berlutut dan saya bergerak ke sana 

kemari. Saya juga mulai meloncat-loncat dengan lutut saya. Saya juga 

dapat merasakan kekuatan mengalir dari dalam diri saya. Saya berkata kata  kata -

kata dalam bahasa roh dan menyanyikan nyanyian-nyanyian roh.

Penatua Yang Lingquan yang tinggal di sebelah, mendengar suara-

suara ini dan datang untuk melihat apa yang sedang terjadi. Orang-

orang di rumah juga mulai mengetuk-ngetuk pintu kamar saya, ingin 

masuk, namun  Penatua Yang meminta mereka agar tidak mengganggu 

saya, agar saya dapat dipenuhi Roh Kudus. Saya menyadari semua 

kejadian ini dan apa yang dikatakan orang-orang di luar kamar. Saya 


459

berdoa selama satu jam dan merasakan sukacita dan kedamaian yang 

amat sangat.

Sejak hari itu, saya terus menerus berdoa, tidak ingin Roh Kudus 

meninggalkan saya lagi. Kehidupan saya juga berubah. Saya dahulu 

yaitu  remaja yang pemurung dan pesimis, sebab  kematian Ibu saya 

waktu saya masih berusia 9 tahun, dan bahkan berpikir untuk bunuh 

diri. Sekarang saya merasa damai oleh sebab  kasih Tuhan Yesus yang 

sangat besar. Yang jauh lebih penting, saya menerima Roh Kudus, yang 

menjadi jaminan kehidupan kekal. Saya merasa menjadi orang yang 

paling senang di dunia.

Saya tidak jadi berangkat bepergian, dan sebaliknya hidup 

damai di dalam negeri sebab  saya berpikir akan lebih mudah untuk 

memelihara iman saya. Beberapa waktu lalu  ayah dan saudara 

saya (saudara saya yaitu  seorang pendeta Gereja Presbiterian selama 

20 tahun), bersama dengan keluarganya, datang ke Gereja Yesus Sejati. 

Mereka semua pun menerima Roh Kudus.

lalu  saya merasakan Allah memanggil saya untuk mengambil 

pekerjaan yang paling berarti: menjadi pelayan injil keselamatan. Ini 

sebab  saya mengerti bahwa injil yang dikabarkan Gereja Yesus Sejati 

yaitu  kebenaran yang “telah disampaikan kepada orang-orang kudus” 

(Yud. 3; ref. Ef. 1:13-14; ref. Mrk. 16:17-20), dan yang disertai dengan 

kesaksian tanda dan mujizat.

Saya berharap dan berdoa agar Tuhan memperlihatkan karunia 

keselamatan-Nya kepada teman-teman saya, keluarga dan juga para 

pembaca. Hari-hari terakhir sudah tiba. Saat Roh Kudus hujan akhir 

masih dapat diperoleh, kita harus mencari-Nya di gereja sejati.

15.11 Disembuhkan melalui baptisan Roh Kudus (oleh Jian 

Yizhen)

Di tahun 1928, saya bekerja di Jiayi, Taiwan. Mengikuti teladan 

teman-teman, saya memuaskan diri dalam perjudian dan minum 

minuman keras. Akibatnya, kesehatan saya menjadi tidak baik. Pertama, 

saya menderita asma, namun  setahun lalu  menderita juga TBC. 

Walaupun sudah menghabiskan banyak uang pada pengobatan barat 

maupun tradisional, keadaan saya bertambah parah dalam jangka 

waktu tiga tahun. Di dalam masa-masa itu, saya mengunjungi kuil-kuil 

Budha dan juga mengunjungi ahli-ahli sihir, namun  tidak ada orang yang 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

460

dapat menolong saya. Saya menjadi sangat sakit sehingga saya tidak 

dapat bangun dari tempat tidur, tidak dapat makan dan minum. Tubuh 

saya menjadi sangat kurus. Saya kehilangan uang dan teman-teman – 

yang dapat saya lakukan hanyalah menantikan kematian saya.

Pada saat-saat paling gelap itu, seorang jemaat Gereja Yesus Sejati 

mendekati isteri saya dan berkata kata  kata , “Ada Tuhan di Gereja Yesus Sejati. 

Ia mempunyai kuasa untuk menyembuhkan penyakit dan mengusir 

setan. Tidak peduli berapa parah penyakit suamimu – yang perlu kamu 

lakukan yaitu  beriman dan berdoa.”

saat  isteri saya menyampaikan hal ini kepada saya, saya sulit 

menerimanya. Namun saya menyadari bahwa ia juga sangat menderita 

sebab  harus mengurusi saya siang dan malam. Jadi saya setuju 

dengannya untuk meminta pertolongan demi saya. Dengan gembira, 

ia menghubungi gereja untuk memohon agar jemaat datang ke rumah 

kami untuk mendoakan.

Di sore hari tanggal 1 Desember 1931, sekitar 8 jemaat gereja 

datang ke rumah kami. Saya terbaring di tempat tidur, namun  mereka 

meminta saya untuk menutup mata, melipat tangan dan berdoa, 

dengan berkata kata  kata , “Haleluya! Puji Tuhan Yesus!”

Saya berdoa dua kali dengan cara ini, dan pada doa yang kedua, 

saya dapat tertidur pulas. namun  tiba-tiba di tengah malam, ada dua 

tangan yang penuh bulu muncul: satu menekan saya dari belakang, 

satu menekan dada saya.

Sebuah suara berkata kata  kata , “Sudah saya bilang, kamu jangan percaya. 

namun  kamu masih saja melakukannya.” Ini terjadi tiga kali, dan setiap 

kali itu saya tidak dapat bergerak.

Lalu akhirnya saya berteriak, “Haleluya!”, dan tangan-tangan 

itu lenyap. Saya terbangun dengan berkucuran keringat. Saya lalu 

menyadari bahwa itu yaitu  setan yang mencoba menghentikan saya 

percaya kepada Yesus, dan ini membuat saya sadar bahwa pesan 

injil yang dikabarkan Gereja Yesus Sejati yaitu  kebenaran. sesudah  

mengalami hal ini, jemaat-jemaat datang ke rumah saya tiap malam 

untuk mengadakan kebaktian keluarga. Secara perlahan kesehatan 

saya pulih, dan sesudah  satu minggu, saya sudah dapat keluar dari 

tempat tidur.

Di hari yang ke-10, saya meminta Saudara Kuo, salah satu jemaat 

tua yang datang membesuk: “Saat saudara berdoa tiap malam, saya 


461

melihat saudara berkata kata  kata -kata dengan bahasa yang tidak saya mengerti, 

dan saya juga melihat tubuh saudara bergoncang. Apa yang terjadi?”

Ia menjawab, “Ini terlihat pada orang yang telah menerima Roh 

Kudus. Tuhan Yesus berjanji bahwa mereka yang percaya kepada-Nya 

akan menerima Roh Kudus. Berbahasa roh yaitu  bukti menerima Roh 

Kudus” (ref. Yoh. 7:38-39; Kis. 10:44-46).

Saya bertanya, “Dapatkah saya menerima Roh Kudus?”

Ia menjawab, “jika  saudara berdoa dengan tulus, saudara akan 

menerima Roh Kudus. Dan juga, saat  seseorang yang penuh dengan 

Roh Kudus menumpangkan tangan ke atas kepala saudara, saudara 

dapat menerima Roh Kudus dengan lebih mudah” (ref. Kis. 8:17-18).

Saya memikirkan jawaban ini, namun  saya tidak mau ada orang 

yang menumpangkan tangan ke atas kepala saya. Lagipula, saya telah 

mendengar bahwa Saudara Kuo mempunyai kuasa tertentu yang 

membuat orang bergoncang-goncang setiap kali ia menumpangkan 

tangannya kepada mereka. Saya harus berdoa sendiri – dengan begitu, 

saya tidak akan meragukan Allah.

Saudara Kuo menambahkan, “Saudara dapat berdoa memohon 

Roh Kudus sendiri, namun  saudara harus tekun.”

Begitu mereka pergi, saya berkata kata  kata  kepada isteri saya, “Malam 

ini saya akan berdoa memohon Roh Kudus, jadi jangan ganggu saya, 

bahkan jika  kamu melihat hal-hal yang aneh terjadi. Dapatkah 

kamu menolong saya berdoa juga?”

Ia setuju, dan lalu saya masuk ke kamar untuk berdoa di atas tempat 

tidur. sebab  saya masih belum cukup kuat untuk berlutut berdiri, saya 

berlutut duduk. Saya mulai dengan berdoa dengan suara pelan sebab  

saya masih merasa lemah, namun  sesudah  berdoa sepuluh menit, saya 

berdoa dengan suara keras. sesudah  20 menit, saya mengalami sebuah 

kekuatan turun dari atas, seperti aliran listrik, menyentuh kepala saya. 

Lalu lidah saya mulai bergetar, dan saya dapat merasakan perasaan 

hangat di dalam diri saya. Lalu lidah saya mulai berputar dan saya mulai 

berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh. Seluruh tubuh saya juga bergetar, dan 

saya mulai meloncat-loncat hingga empat atau lima inci dari tempat 

tidur. Saya terus berdoa seperti ini selama dua puluh menit.

Isteri saya ketakutan melihat apa yang terjadi, dan membuatnya 

mengulangi beberapa komentar yang diucapkan para tetangga 

beberapa hari sebelumnya: “Mengapa kamu mau percaya dengan 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

462

ajaran Gereja Yesus Sejati? Ada banyak orang yang sebelum percaya, 

yaitu  orang-orang yang normal, namun  lalu  menjadi gila.”

Isteri saya mengira saya benar-benar sudah gila. Namun ia tidak 

berani menghentikan saya.

Pada saat itu pakaian yang saya pakai sudah basah sebab  keringat, 

dan saya merasa perlu berhenti berdoa untuk berganti pakaian. saat  

pikiran ini muncul, tubuh saya berhenti bergerak – Tuhan jelas-jelas 

tahu apa yang sedang saya pikirkan.

sesudah  berdoa, bukannya ganti baju, saya malah segera pergi 

mencari jemaat gereja, untuk memberitahukan bahwa saya telah 

menerima Roh Kudus. saat  mereka mendengarnya, mereka 

mengucapkan syukur kepada Tuhan dan kembali bersama saya untuk 

berdoa. Sekali lagi, saya dipenuhi Roh Kudus.

Mereka berkata kata  kata , “Sungguh, kamu telah menerima Roh Kudus, 

seperti kami.” Dan memuji Tuhan. Sejak hari itu, kami mengadakan 

kebaktian keluarga di rumah saya setiap sore.

sesudah  satu bulan berlalu, pada tanggal 9 Januari 1932, saya pergi 

ke Gereja Yesus Sejati di Dalin untuk menerima baptisan air dalam 

darah Tuhan Yesus. Dosa-dosa saya dibersihkan hari itu, dan saya dapat 

meninggalkan kehidupan lama saya yang penuh dengan perjudian, 

minum-minum, dan rokok. Dan juga saya sembuh sepenuhnya dari 

TBC. Saya telah menemukan kebenaran janji Tuhan Yesus: “Marilah 

kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan 

memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28).

Walaupun saat itu saya masih berumur tiga puluh tahun, saya tidak 

berharap dapat berumur panjang, sebab  tubuh saya sudah sangat 

lemah sebab  penyakit dan tidak makan dengan baik. Pada suatu 

hari, saya berdoa kepada Tuhan untuk memohon agar Ia mengizinkan 

saya hidup sampai umur 50 tahun, agar saya dapat bersaksi demi Dia. 

Puji Tuhan, Ia mendengar doa saya dan memberikan kedamaian yang 

melampaui segala pengertian (Flp. 4:6-7). Pada saat saya menulis 

kesaksian ini, Ia telah memberikan saya tambahan tiga puluh lima 

tahun, dan kesehatan saya selama ini lebih baik daripada masa muda 

saya. Ini, sekali lagi, yaitu  kuasa dan karunia yang ajaib dari Tuhan.

Bagaimana mungkin saya dapat membalas apa yang telah Allah 

berikan kepada saya? Dan bagaimana saya dapat memuliakan nama-

Nya? Saya mengutip mazmur Daud, saat  ia memuliakan Tuhan:


463

Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap 

batinku!

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-

Nya!

Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan 

segala penyakitmu,

Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau 

dengan kasih setia dan rahmat,

Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa 

mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

Mazmur 103:1-5

15.12 Belajar bagaimana berdoa dari pamflet injil (oleh Lee 

Lingshi)

Pada suatu hari, tahun 1935, tetangga saya bernama Tuan Su 

(Diaken Su Lingan) memberikan sebuah pamflet injil kepada saya 

untuk dibaca. Pamflet itu berjudul Mengabarkan Kabar Baik, dan 

diterbitkan oleh Gereja Yesus Sejati Taiwan. Pamflet itu membicarakan 

tentang Roh Kudus. Saya membacanya seluruhnya dengan hati-hati 

dan sangat tergerak. Menerima Roh Kudus tampaknya merupakan 

sebuah pengalaman yang sangat indah, sehingga saya juga ingin 

percaya kepada Yesus.

Saya belum pernah pergi berkebaktian di Gereja Yesus Sejati, 

dan tentu saja, belum pernah melihat orang berdoa memohon Roh 

Kudus. namun  sekarang saya mempunyai dorongan yang kuat untuk 

berdoa. Pamflet itu menunjukkan sebuah doa: “Haleluya, puji Tuhan 

Yesus. Mohon penuhi hati saya dengan Roh Kudus.” Saya melakukan 

doa pertama kalinya memakai  kata-kata ini, dengan diam-diam 

berdoa di dalam gudang di rumah saya. Hari berikutnya, pada kira-kira 

jam 5 pagi, saya berdoa lagi dengan pelan-pelan selama satu jam, namun  

tidak terjadi apa-apa. Namun saya tidak menyerah dan bertekad untuk 

berdoa tiga kali sehari: pagi, siang, dan malam. Tiga hari lalu , 

dengan lutut bengkak-bengkak, saya masih belum menerima Roh 

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

464

Kudus. namun  ajaib, pada siang hari ke-empat, saya akhirnya menerima 

Roh Kudus.

Pada saat itu, saya terus berdoa berulang-ulang, “Haleluya, puji 

Tuhan Yesus. Mohon penuhi saya dengan Roh Kudus.” Tiba-tiba, saya 

merasakan sebuah aliran kehangatan turun ke atas kepala saya, dan 

berlanjut ke seluruh tubuh saya, sehingga tubuh saya bergoncang. 

Pada saat yang sama, lidah saya mulai berputar-putar, dan saya 

mengucapkan kata-kata yang tidak saya mengerti (ref. 1Kor. 14:2). 

Saya merasa sangat gembira dan bersemangat, rasanya begitu ringan 

dan nyaman. Namun saya masih dapat mendengar apa yang terjadi 

di sekeliling saya, sehingga saya tahu saya dalam keadaan sadar dan 

awas. Saya terus berdoa selama kurang lebih satu jam.

sesudah  menerima Roh Kudus, saya diam-diam mengikuti 

kebaktian di Gereja Yesus Sejati Jiayi, dan lalu  di Mingxiong. 

Saya juga membeli Alkitab agar saya dapat mempelajari Firman 

Tuhan. Sayangnya, saat  Nenek, Ayah, Paman, dan seluruh keluarga 

mengetahui saya telah menjadi Kristen, mereka menjadi sangat marah. 

Nenek saya yaitu  penganut Budha yang sangat taat, dan menentang 

keras agama Kristen. Sebagai cucu laki-laki yang paling tua, apa yang 

telah saya lakukan sangat tidak dapat diterima. Berikutnya saya 

menghadapi kritikan dan tekanan hebat untuk meninggalkan iman 

saya. Yang hanya dapat saya lakukan yaitu  berdoa terus menerus dan 

bersandar pada Roh Kudus untuk membukakan jalan.

Puji syukur kepada Tuhan atas belas kasihan-Nya, keluarga 

saya akhirnya menerima iman saya. Lebih lagi, dua hingga tiga tahun 

lalu , Nenek saya bahkan mau berdoa, dan akhirnya menerima 

Roh Kudus. Ia melihat cahaya kemuliaan dan dipenuhi dengan 

sukacita. Sejak saat itu, ia memutuskan untuk percaya kepada Yesus, 

dan meminta agar Ayah dan Paman saya membakar seluruh patung-

patung berhala yang ada di rumah kami. Beberapa waktu lalu , 

seluruh keluarga kami yang berjumlah dua puluh anggota keluarga, 

percaya kepada Tuhan.

sebab  kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, Ia telah memimpin 

seseorang seperti saya, yang tidak pernah ke gereja sebelumnya, untuk 

percaya kepada-Nya, dan menerima Roh Kudus – semata-mata sebab  

pamflet penginjilan. Tidak hanya itu, namun  Ia telah membawa seluruh 

keluarga saya ke dalam iman. jika  saya menengok ke belakang, 

saya melihat betapa Allah itu ajaib dan penuh kasih. Saya berharap Ia 

juga memimpin Anda, seperti Ia memimpin keluarga saya.


465

Pertanyaan Ulasan

1. Apakah kesan Anda dengan bab ini?

2. jika  Anda telah menerima Roh Kudus, tuliskanlah 

kesaksian Anda.

Bab 15: Kesaksian-Kesaksian Pribadi

466

Bab. 16


16.1 Pulang ke Rumah

“Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-

domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan 

mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yoh. 10:16).

Saudari Margaret Han yaitu  seorang sekretaris di sebuah perusahaan 

manufaktur, dan guru Sekolah Minggu Gereja Anglikan di Katedral Santa 

Andreas, dan mengajar di Pusat Perluasan Bedok. Beberapa tahun yang lalu 

Roh Kudus menuntunnya masuk ke Gereja Yesus Sejati. Berikut ini yaitu  

kesaksian indah Saudari Margaret tentang bagaimana ia mengenal Gereja 

Sejati.

Haleluya! Di dalam nama Yesus saya bersaksi.

Saya mengenal agama Kristen sejak saya masih sekolah. Pada masa 

itu, saya hanya mengikuti pertemuan persekutuan yang diadakan oleh 

Pemuda untuk Kristus.

sesudah  menyelesaikan sekolah, tante jauh saya mendorong saya 

untuk bergabung dengan gerejanya (Katedral Santa Andreas) dari 

denominasi Anglikan. Dua tahun lalu  saya dibaptis dan menjadi 

jemaat Gereja Anglikan.

Pada pertengahan bulan April 1983, Saya berkenalan dengan Alvin 

Lee (ia yaitu  jemaat Gereja Yesus Sejati). Alvin menjelaskan berbagai 

doktrin Alkitab kepada saya, seperti Hari Sabat, basuh kaki, dan Allah 

Esa yang sejati. sesudah  beberapa kali berdiskusi dan berdebat, saya 

memutuskan untuk pergi ke Gereja Yesus Sejati untuk melihatnya 

sendiri.

Tanggal 13 Mei 1983, Jumat malam, saya pergi ke Gereja Yesus 

Sejati untuk pertama kalinya. Saya terkejut dengan cara mereka berdoa. 

Hari berikutnya (hari Sabat), saya pergi lagi untuk melihat bagaimana 

jemaat memegang hari Sabat. Pada hari Minggu, seperti biasa saya 

mengikuti kebaktian di Gereja Anglikan. Saat saya menceritakan tentang 

Gereja Yesus Sejati kepada beberapa jemaat, mereka menasihati saya 

agar berhati-hati sebab  ada banyak ajaran sesat.


467

lalu  pada hari Rabu sore, pada saat pulang ke rumah dari 

bekerja, saya merasakan sesuatu yang menyuruh saya untuk mengikuti 

kebaktian di Gereja Yesus Sejati. Saya menurutinya. Pada saat sesi doa 

yang pertama, saya digerakkan oleh Roh Kudus. Ini yaitu  pengalaman 

pertama saya akan kasih karunia Allah yang telah menghujankan 

berkat-berkat-Nya kepada saya dengan berkelimpahan.

Hari Jumat-nya, Gereja Yesus Sejati mengadakan Pertemuan 

Tahunan Kerohanian Pemuda. Pada hari yang sama, Gereja Anglikan 

juga mengadakan Pertemuan Tahunan Olahraga Pemuda. Pada saat 

berjalan pulang, sekali lagi saya merasakan sesuatu yang mengingatkan 

saya untuk pergi ke Gereja Yesus Sejati. Saya menurutinya lagi. Sore itu 

saya diajak untuk ikut berdoa memohon Roh Kudus. Dengan ragu-ragu 

saya masuk ke aula dan duduk di bangku paling belakang. Sebelum 

doa dimulai, pemimpin kebaktian mengajak jemaat untuk maju ke 

depan. Seorang saudari mendorong saya maju, namun  saya tidak mau 

dan bahkan saya berkata kata  kata , tidak perlu maju ke depan sebab  Allah 

maha ada. Ia meninggalkan saya sehingga saya dapat berdoa sendiri. 

Saat doa dimulai, saya hanya duduk dan mengamati. lalu  saya 

mencoba berlutut untuk memohon Roh Kudus. Saya memulainya 

di dalam nama Yesus dan berdoa demikian: “Tuhan, bila Roh Kudus 

yang mereka beritakan itu benar, dan sungguh-sungguh dari Engkau, 

mohon beri saya Roh Kudus juga.” Saya mengucapkan “Haleluya” 

berulang kali, dan lidah saya mulai mengucapkan kata-kata yang tidak 

saya mengerti. Gerakan Roh Kudus mengharukan saya. Tiba-tiba ada 

sebuah kilatan cahaya muncul, dan saya dapat melihat Seseorang yang 

berjubah sangat putih berdiri di depan saya, dan Ia menyambut saya. 

Saya tidak dapat melihat wajah-Nya sebab  terlalu terang, namun  saya 

dapat merasakan sukacita yang tidak dapat saya jelaskan dan belum 

pernah saya alami.  sesudah  doa selesai, saya tidak memberitahukan 

pemimpin kebaktian tentang apa yang saya alami. Malam itu saya 

menginap di gereja, dan esoknya mengikuti doa pagi. Pada saat inilah 

Pendeta Chong menumpangkan tangan dan menyatakan bahwa saya 

telah menerima Roh Kudus.

Sungguh Tuhan telah menampakkan diri-Nya kepada saya. 

namun  perjuangan untuk mengenal-Nya dengan sepenuhnya barulah 

permulaan. Musuh Allah, Iblis, memulai misinya untuk menghancurkan 

saya.

Pada suatu malam, saya diundang oleh Alvin Lee dan isterinya, 

Lynn, untuk datang ke rumah mereka untuk mengikuti Pemahaman 

Bab 16: 

468

Alkitab dan berdoa. Malam itu saya menginap di rumah mereka. Pada 

saat saya beristirahat di kamar, tiba-tiba muncul sebuah bola mata 

yang sangat besar di langit-langit di atas, dan mata itu memelototi 

saya dengan keras. Suasana menjadi sangat mencekam. lalu  

dua sosok muncul dan masuk ke dalam kamar, yang ternyata yaitu  

Alvin dan Lynn. Namun kelegaan saya segera berubah menjadi 

kengerian sebab  mereka mencoba mencekik saya! Pada saat itulah 

saya mendengar ketukan pintu dan saya terbangun dengan ketakutan. 

Saya membuka pintu dan menemukan Lynn yang asli mengetuk pintu 

untuk membangunkan saya agar saya pergi bekerja. Pagi itu saya 

merasa sangat mengantuk sampai saya tertidur di kantor selama 

beberapa jam. Malamnya saya menginap lagi di rumah mereka. sebab  

tidak ingin diganggu lagi, saya memohon Tuhan melindungi saya. Puji 

Tuhan, saya tidur dengan damai.

Serangan secara langsung dengan rasa takut dan tipuan gagal 

sebab  ketenteraman yang diberikan Tuhan. Namun serangan yang 

lebih terselubung dirancangkan oleh si jahat. Pada suatu sore, saya 

sendirian di rumah dan merasa tertekan, dan saya memikirkan betapa 

banyak hal yang telah terjadi. Walaupun saya menyadari Gereja Anglikan 

tidak memegang kebenaran yang sempurna, saya masih merasa saya 

milik gereja itu. Merasa bingung, saya memohon pertolongan kepada 

Tuhan. Dalam doa, saya bersyukur Ia telah menuntun saya ke Gereja 

Sejati dan memberikan Roh Kudus yang amat berharga bagi saya. 

namun  saya berkata kata  kata  kepada-Nya bahwa saya tidak tahan meninggalkan 

gereja saya yang dahulu, dan saya merasa setidaknya saya harus pergi 

ke sana lagi dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka. Masih 

merasa tertekan sesudah  berdoa, saya lalu membaca Alkitab. Saat saya 

membuka Alkitab, mata saya jatuh pada ayat-ayat dalam Lukas 9:59-

62, “Lalu Ia berkata kata  kata  kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" namun  orang itu 

berkata kata  kata : "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." namun  

Yesus berkata kata  kata  kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang 

mati; namun  engkau, pergilah dan beritakanlah kerajaan Allah di mana-

mana." Dan seorang lain lagi berkata kata  kata : "Aku akan mengikut Engkau, 

Tuhan, namun  izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." 

namun  Yesus berkata kata  kata : "Setiap orang yang siap untuk membajak namun  

menoleh ke belakang, tidak layak untuk kerajaan Allah."”.


469

Sejak hari itu, saya tidak pernah kembali lagi ke Gereja Anglikan. 

Pada tanggal 28 Agustus 1983 saya dibaptis dan menjadi bagian dari 

Gereja Yesus Sejati.

Kiranya segala kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus!

Margaret Han Woon Faun, Singapura.

16.2 Aku Menerima Roh Kudus

Saya sangat ingin membagikan kasih Allah kepada semua orang. 

Ini sulit dijelaskan. Saya merasakan kasih karunia Allah yang luar biasa 

berlimpah dan diberkati dengan pengertian sejati akan Firman-Nya, 

kehendak-Nya, dan saya berharap dapat memberikan pengertian yang 

sama kepada Anda. Saya merasa mempunyai banyak hal yang ingin 

saya bagikan. Tahukah Anda, Allah itu sungguh, sungguh, luar biasa. 

Dan Dia selalu ada di sana memperhatikan kita, dengan tangan-Nya 

terbuka lebar, menunggu untuk memeluk kita dengan pelukan-Nya 

yang penuh kasih dan menjaga kita dari segala macam kecelakaan, 

selamanya. Yakobus 4:8 berkata kata  kata , “Mendekatlah kepada Allah, dan 

Ia akan mendekat kepadamu”.  Ia sedang menantikan Anda, dan Ia 

sungguh-sungguh mengasihi Anda. Bagaimana kita dapat mengerti 

kasih yang Ia berikan kepada kita? Bagaimana kita dapat membalas 

kesabaran-Nya, penantian-Nya, kerinduan-Nya kepada kita? Kasih-

Nya sempurna, tak tertandingi, dan melampaui pemahaman manusia.

Saya mengetahui kasih-Nya sebab  saya menerima Roh Kudus. Saat 

saya berdoa memohon Roh Kudus, saya meninggalkan segala-galanya. 

Seorang saudara di gereja pernah mengajarkan saya untuk berdoa 

dengan keras – ini yaitu  hal yang tidak mau saya lakukan sebab  

saya merasa orang lain akan mendengar, dan mereka akan mengetahui 

apa yang saya katakan. namun  sesudah  itu saya melakukannya tanpa 

memikirkan hal ini. Saya hanya bertekad untuk melakukannya, dan 

saya mengaku dosa di hadapan-Nya dengan suara keras. Itu semua 

terasa benar. Hanya ada Tuhan dan saya, tidak ada orang lain di 

dalam percakapan itu – sebuah hubungan yang pribadi antara Dia dan 

saya. Yang aneh, tidak ada orang yang mendengar apa pun yang saya 

katakan, dan saya tidak merasa mereka menyadari bahwa saya sedang 

Bab 16: 

470

berdoa dengan suara keras. Sungguh merupakan doa yang didengar 

hanya oleh Tuhan.

sesudah  mengaku dosa, saya dapat merasakan tangan saya 

bergerak naik turun. Saya berdoa, “Mohon beri saya Roh Kudus-Mu!”, 

dan saya mulai berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh. Saya tidak dapat 

mengungkapkan dengan sepenuhnya betapa sukacita hati saya. Ini 

terjadi saat doa sebelum khotbah dimulai, dan berhenti berdoa terasa 

cukup sulit. Lalu saat khotbah sebentar lagi usai, saya merasa cukup 

kuatir jika  saya berusaha berdoa kembali, dan Roh Kudus ternyata 

sudah tidak ada. Saya merasa gugup. namun  saat saya berlutut untuk 

doa penutup kebaktian, belum saya selesai mengucapkan, “Haleluya, 

di dalam nama…”, saya kembali berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh. Saya 

merasa sangat gembira, penuh dengan sukacita, dan rasanya tidak 

ada yang dapat mendukakan saya, dan rasanya sangat damai. Ini 

merupakan perasaan yang sangat indah.

saat  saya pulang, saya berdoa lagi sebelum makan malam. 

Tampaknya saya berdoa selama sejam. Dengan terheran-heran, saya 

selesai berdoa tepat sesudah  semua orang selesai makan. Satu jam? 

Saya berpikir, “Tidak mungkin! Rasanya saya berdoa hanya sebentar!”

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan dari lubuk hati yang 

paling dalam, sebab  Ia telah menjawab doa saya begitu cepat. Saya 

sungguh mengetahui bahwa Ia ada di sana, senantiasa menunggu 

kita memohon Roh Kudus. jika  kita percaya kepada Firman-Nya, 

Ia akan memberikan kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Bila 

kita meminta dengan hati yang sungguh-sungguh bertobat dan rendah 

hati, Ia mendengar. Ia tidak menolak siapa pun. Ini yaitu  janji-Nya.

Heather MacDonald – elgin, edinburgh, UK


471

16.3 sebab  setiap orang yang meminta, menerima

Di tahun 1984, keluarga saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati. Saat 

itu saya masih remaja. Saya tidak mengerti pentingnya pendidikan 

agama. Saya tidak rajin pergi ke gereja. Akibatnya, saya tidak mengerti 

Firman Tuhan. Jemaat seringkali membesuk saya. sesudah  dibesuk, saya 

akan berkebaktian sekali dua kali, namun  sesudah  itu tidak berkebaktian 

lagi.

Saat saya memasuki tahun pertama kuliah, saya mulai mencari 

Tuhan. Saya belajar bahwa saya harus menerima Roh Kudus sebagai 

jaminan keselamatan saya. namun  saya tidak tahu bagaimana caranya 

berdoa memohon Roh Kudus, dan menjadi kuatir. Teman ngobrol saya 

mengajak saya pergi ke gereja kharismatik. Saya pergi mengikutinya. 

Saya sangat senang saat  pembicaraan di gereja itu yaitu  bagaimana 

cara berdoa memohon Roh Kudus. Pembicara berkata kata  kata , bahwa Roh 

Kudus akan memenuhi saya bila saya berdoa dengan tangan diangkat 

ke atas dan wajah menghadap ke atas, sambil berkata kata  kata , “Haleluya”. 

saat  Pendeta menumpangkan tangan ke atas kepala saya, saya jatuh 

ke belakang, namun  saya tidak merasakan Roh Kudus memenuhi diri 

saya. Saya berdiri dan merasa sedikit malu. Saya memperhatikan 

orang-orang lain yang berdoa. Ada seorang anak laki-laki yang jatuh 

ke lantai. Ia berteriak-teriak dengan penuh kesakitan dan mulutnya 

berbusa. Saya pulang ke rumah dengan rasa bingung.

Saya menceritakan kejadian ini kepada seorang guru agama di 

Gereja Yesus Sejati. sesudah  saya mendengar penjelasannya, saya merasa 

malu di hadapan Tuhan dan segenap saudara-saudari seiman. Begitu 

besar rasa bersalah yang saya rasakan, saat itu juga saya menangis. 

Saya pulang ke rumah dan berdoa, memohon pengampunan Tuhan.

Pagi berikutnya, saya merasa rasa bersalah dan malu saya 

terangkat. Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah menjawab doa saya. 

Saya berjanji pada diri sendiri saya tidak akan lagi pergi berkebaktian 

di gereja lain.

Di tahun 1988, saya mengikuti KKR siswa di Gereja Jakarta. Di satu 

malam, saya bermimpi. Di dalam mimpi, saya sedang berdoa di padang 

rumput. Tiba-tiba ada tiupan angin yang disertai suara keras. Saya 

sedikit bergoyang tertiup angin, namun  tidak terjatuh. sebab  kekuatan 

angin itu, tubuh dan lidah saya bergetar. Saya mendapatkan mimpi 

yang sama keduakalinya. Sungguh aneh. Pagi berikutnya, saya pergi ke 

gereja dengan keyakinan saya akan menerima Roh Kudus. Saya berdoa 

Bab 16: 

472

dengan iman dan semangat yang besar. saat  saya mengucapkan 

“Haleluya”, tubuh dan lidah saya tiba-tiba bergetar-getar. Saya tidak 

dapat mengendalikan lidah saya ataupun mengerti kata-kata yang 

keluar dari mulut saya. Saya menangis dan hati saya penuh dengan 

sukacita sebab  Tuhan telah menjawab dosa saya. sesudah  berdoa, saya 

merasa sangat sukacita.

Saya yakin Tuhan Yesus sungguh mengasihi anak-anak-Nya. Kita 

harus percaya bahwa doa-doa kita akan didengar oleh Tuhan dan 

harus tetap tekun dalam doa. Tuhan kita sungguh Tuhan yang hidup!

Heny – Banjarmasin, Indonesia

16.4 Kasih Allah atas Anak Sulung Kami

Saya dibesarkan di keluarga Kristen. Orangtua saya yaitu  

jemaat dari suatu gereja di Taiwan. Isteri saya, Helen, juga menerima 

baptisan 10 tahun lalu di gereja lain. saat  kami masih berkebaktian 

di gereja kami masing-masing, kita tidak pernah mendengar kesaksian 

tentang penglihatan, mimpi, dan mujizat. Dan terlebih lagi, kami tidak 

mengetahui banyak tentang Roh Kudus, apalagi mengalaminya. Ini 

semua berubah sesudah  kami dituntun masuk ke dalam Gereja Yesus 

Sejati. Oleh sebab  kasih karunia Allah, kami mulai mengalami hal-hal 

yang indah. Pertama, kami menganggap ini semua sebagai hal yang 

pribadi, dan bukan sesuatu yang dapat dibicarakan. Namun lalu  

seorang hamba Tuhan berkata-kata  bahwa kami harus membagikan 

pengalaman ini kepada orang-orang lain, untuk bersaksi bagi Tuhan, 

untuk mendorong orang-orang yang belum percaya dalam pencarian 

mereka akan Tuhan, dan menguatkan iman saudara saudari seiman.

Ini yaitu  salah satu pengalaman kami.

Andrew yaitu  anak sulung kami. saat  ia berumur empat 

tahun, ia mulai mengalami pendarahan hidung yang kronis sebab  

alergi. Pendarahan ini dapat muncul kapan saja, bahkan saat  ia tidur, 

dan ini semakin bertambah parah setiap tahun. Di musim semi 1993, 

penyakit ini bertambah parah sebab  tingginya tingkat kandungan 

serbuk sari di daerah Bay Area. Ini sangat menyakitkan anak kami. 

Di sekolah, hidungnya selalu dibebat, matanya merah-merah, dan 

mukanya bengkak. Ia sulit tidur sebab  ia merasa seperti sedang 


473

dicekik. Ia akan gelisah sepanjang hari dan sering menangis. Kami 

telah mencoba berbagai macam pengobatan, namun  semuanya tidak 

dapat menyembuhkan alerginya.

Pada suatu malam, sesudah  Andrew akhirnya dapat tidur di pukul 

dua dini hari, saya dan isteri tidak dapat tidur. Kami sangat menguatirkan 

Andrew. Dalam kesedihan yang luar biasa, kami berlutut untuk berdoa 

kepada Tuhan Yesus Kristus, memohon agar Ia menjaga anak kami, dan 

menyembuhkannya. Saat kami pergi tidur, saya bermimpi. Di dalam 

mimpi, Tuhan kita sedang menggendong Andrew dalam pelukan-

Nya dengan penuh kasih sayang. Saat saya menyampaikan mimpi ini 

kepada Helen keesokan harinya, kami merasa sangat yakin Andrew 

akan segera sembuh dari alergi parahnya. Dan memang benar, sesudah  

beberapa hari, hidungnya mulai bersih dan ia mulai dapat bernafas 

dengan normal. Allah sungguh telah mendengar doa kami, dan berbelas 

kasihan kepada kami dan anak kami.

Pada tanggal 25 Desember 1993, kami sekeluarga mengikuti KKR 

di Gereja San Jose. Pada salah satu doa siang, Andrew mendapatkan 

penglihatan saat ia berdoa. Ia melihat Tuhan kita Yesus Kristus 

dengan jubah putih yang bersinar-sinar, wajah-Nya terang dan penuh 

kemuliaan. Yesus berjalan di antara jemaat dan menumpangkan 

tangan-Nya ke atas beberapa orang, termasuk Andrew. saat  Andrew 

melihat-Nya berlalu meninggalkannya, dengan suara pelan ia berkata kata  kata , 

“Jangan tinggalkan aku, Tuhan!” dan Tuhan Yesus menjawab, “Aku di 

sini.” Lalu seekor merpati terbang memasuki aula dan mendarat di 

bahu Andrew. Pada saat itu juga Andrew menerima Roh Kudus dan 

mulai berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh. Wajahnya bercucuran air mata, 

namun  merasa sangat damai dan tenang.

Pagi hari berikutnya, saat  Andrew berdoa bersama kami, ia 

melihat Tuhan Yesus kembali. Tuhan kita datang kepadanya dan 

memandanginya. Andrew menangis. saat  Yesus pergi, seekor merpati 

dengan bintang yang penuh kemuliaan di kepalanya terbang kepada 

Andrew. Merpati itu membawa sebuah kotak hadiah di kakinya, dan 

menjatuhkan kotak itu di bahu Andrew. lalu  merpati itu pergi 

saat  doa usai. Sebelumnya, saat Andrew menceritakan penglihatannya 

di malam sebelumnya, kami tidak mengerti apa maksud penglihatan 

itu. namun  saat  ia menceritakan penglihatannya yang kedua, kami 

menyadari Andrew telah menerima karunia Roh Kudus.

Tuhan kita berbelas kasihan dengan keluarga kami, dan memberkati 

kami dengan berkelimpahan sebab  kasih karunia-Nya yang besar. 

Bab 16: 

474

Kami selalu menguatirkan Andrew, dan senantiasa mendoakannya. 

Kami memohon pimpinan Tuhan untuk membawa Andrew menjadi 

anak-Nya. Tuhan kami mendengar doa-doa kami dengan karunia yang 

paling besar – Ia memberikan Roh Kudus kepada Andrew.

Puji syukur bagi Tuhan kita Yesus Kristus, sebab  kasih dan 

anugerah-Nya telah memberikan kami banyak pengalaman yang 

berpengajaran. Puji-pujian, kemuliaan dan hormat bagi Tuhan kita 

selama-lamanya, amin!

Geoff Lee – San Jose, USA

16.5 Panggilan Tuhan

Haleluya, saya bersukur kepada Tuhan sebab  kasih-Nya yang 

luar biasa memampukan saya untuk menyampaikan kesaksian pribadi 

bagaimana Yesus memanggil saya ke dalam kawanan domba-Nya. 

Dengan kasih-Nya yang lemah lembut dan belas-kasihan yang amat 

besar, Tuhan Yesus memintal benang merah keselamatan di sepanjang 

hidup saya. Kiranya segala kemuliaan diberikan kepada nama Yesus 

yang kudus, Tuhan kita semesta alam.

Di bulan Oktober 1987, saya diajak pergi ke Gereja Yesus Sejati di 

Telok Kurau, Singapura. Segera sesudah  menginjakkan kaki melewati 

pagar gereja, saya merasakan kedamaian yang meluap-luap di udara. 

Saya merasakan suatu perasaan aneh seperti pulang ke rumah. Ini 

yaitu  pertama kalinya saya melihat seluruh jemaat berdoa dalam 

bahasa roh, dan suaranya seperti malaikat-malaikat bercakap-cakap 

dengan penuh sukacita. saat  saya menyanyikan kidung nomor 296 

untuk pertama kalinya, air mata membanjiri wajah saya, sembari 

melihat prosesi Perjamuan Kudus. Saya sangat tergerak oleh kasih dan 

kebaikan yang terwujud di antara saudara-saudari di gereja.

Kunjungan ke-3 saya ke gereja yaitu  pada saat Pertemuan 

Penginjilan di tanggal 18-20 Desember 1987. Saya merenungkan 

pesan-pesan injil yang terkandung dalam berbagai khotbah mengenai 

keselamatan. Di sore terakhir Pertemuan Penginjilan itu, diadakan 

doa khusus untuk memohon Roh Kudus. Mereka yang ingin menerima 

karunia surgawi yang berharga ini dapat datang ke depan untuk 


475

menerima penumpangan tangan dari para penatua dan diaken. Saya 

maju ke depan dan berlutut. Saya tidak tahu bagaimana caranya berdoa, 

dan terus mengucapkan berulang-ulang: “Haleluya, puji Tuhan!” Namun 

di dalam hati, saya berseru-seru kepada Tuhan, “Tuhan! Apakah Roh 

Kudus yang sedang aku mohonkan saat ini? Roh Kudus-kah Engkau? 

Mohon Engkau anugerahkan karunia ini sehingga aku percaya kepada 

Engkau sepenuhnya.”

Tiba-tiba, sebuah kekuatan yang besar turun ke dalam diri saya, 

dan segera hati saya menyala oleh api sukacita yang tidak terucapkan! 

Rasanya seakan-akan sebuah aliran turun dari surga ke bumi, dan saya 

dapat merasakan Tuhan memeluk diri saya dengan penuh kelembutan 

dalam kasih-Nya yang besar. Minyak Roh Kudus menyulut roh dalam 

diri saya, dan api Allah mengobarkan jiwa saya dengan panas yang 

kudus. Rasa sukacita yang luar biasa tercurah seperti ombak raksasa 

keluar dari lubuk hati saya. Tubuh saya mulai bergoncang-goncang 

dan lidah saya berputar dalam bahasa yang terdengar asing oleh saya. 

Dan tiba-tiba saya menyadari bahwa Allah telah menjawab doa saya 

yang sederhana ini. Puji Tuhan!

sesudah  memahami dasar-dasar kepercayaan Gereja Yesus 

Sejati, saudara-saudari di gereja mendorong saya untuk menerima 

baptisan air pada tanggal 27 Desember, seminggu sesudah  Pertemuan 

Penginjilan. sebab  keluarga saya akan pindah ke Kanada beberapa 

bulan lalu , saya harus mengambil kesempatan berharga ini. 

Namun orangtua saya yang beragama Budha melarang saya menjadi 

Kristen. Ada banyak ketidaksepahaman di dalam keluarga kami. Saya 

terbagi antara menuruti orangtua dengan menerima keselamatan. 

Hanya melalui doa sajalah saya dapat menemukan kedamaian.

Di pagi hari 27 Desember 1987, pergumulan dalam diri saya 

mencapai puncaknya. Akhirnya saya berkata kata  kata  kepada dua adik perempuan 

saya mengenai keputusan saya untuk menunda baptisan air saya ke 

lain waktu. Namun hati saya penuh dengan kesedihan. Sebelum kami 

meninggalkan rumah untuk pergi ke gereja, saya memandangi pagar 

apartemen kami, dan hati saya yang penuh dengan kepedihan berseru, 

“Tuhan! Tolong beritahuku apa yang harus kulakukan!” Tiba-tiba saya 

melihat salib yang bersinar-sinar penuh kemuliaan muncul dari pagar 

putih dengan cahaya yang ajaib, cemerlang dan murni! Penglihatan 

itu hilang dalam beberapa detik, dan saya terbengong-bengong. 

Bagaimana mungkin, orang berdosa yang hina seperti saya, berdiri di 

hadapan cahaya yang kudus? Saya belum pernah melihat cahaya yang 

begitu cemerlang, yang berasal dari surga dan bukan dari dunia yang 

Bab 16: 

476

fana ini. Itu yaitu  Cahaya Sejati. Segala cahaya dari dunia ini sangat 

gelap dibandingkan dengan cahaya ini. Kedamaian menggantikan 

kesedihan dalam hati saya, dan saya memahami maksud-Nya.

Diam-diam kami pergi meninggalkan apartemen dan orangtua 

kami yang masih tidur di lantai 23. Kami memencet tombol lift dengan 

tergesa-gesa, takut tiba-tiba orangtua kami muncul di belakang. 

Namun tiga lift yang biasanya sangat cepat, entah bagaimana terus 

diam di lantai dasar Minggu pagi itu. Kami mulai panik, namun  akhirnya 

salah satu lift akhirnya mulai naik. sesudah  kami bergegas masuk ke 

dalam lift, sebuah kejadian aneh muncul. Lift yang kami tumpangi 

berhenti di tiap lantai; pintu lift terbuka dan tertutup perlahan-lahan, 

namun  tidak ada orang yang menunggu lift! Rasa takut meliputi kami, 

dan kami merasa terperangkap di tengah-tengah ketinggian oleh suatu 

kekuatan kegelapan. “Kak, Iblis sedang berusaha menghentikan kita…” 

kata adik saya dengan suara bergetar. saat  lift mencapai lantai 17 

dan pintu perlahan-lahan terbuka, saya berteriak, “Ayo, cepat keluar!”. 

Kami segera berlari ke arah tangga darurat menuju lantai dasar, seakan 

sedang melarikan diri dari kejaran setan-setan.

saat  kami akhirnya sampai di gereja, Saya penuh dengan rasa 

aman dan damai yang meliputi kami bertiga. Merenungkan kembali 

penglihatan salib dan kejadian aneh di lift, saya memutuskan untuk 

menerima baptisan air untuk keselamatan jiwa saya.

Pagi itu, di antara kami yang akan menerima baptisan, terdapat 

seorang anak balita yang sedang sekarat. Ia menderita masalah 

jantung mematikan dan sudah tak tertolong lagi. Matanya terbelalak 

dan ia harus diberi makan dengan infus. Orangtuanya bergelantungan 

pada secercah pengharapan, agar Yesus menyelamatkan anak mereka. 

Segenap jemaat secara khusus mendoakan anak ini. 

Baptisan air yaitu  titik balik yang penting dalam hidup saya. Saat 

saya melangkah berat melalui air laut, hati saya terbeban oleh segenap 

dosa di masa lalu saya. Di hadapan Tuhan saya mengaku diri sebagai 

orang berdosa, sungguh tidak layak mendapatkan kasih karunia-Nya 

yang besar, dan dengan penuh penyesalan saya bertobat dari seluruh 

dosa saya. Saat saya muncul kembali dari dalam air, hati saya melonjak 

dan langkah-langkah saya terasa ringan sambari saya memulai langkah-

langkah saya bersama Yesus. Tuhan kita telah membasuh dosa-dosa 

saya seluruhnya dengan darah-Nya yang berharga, dan memberikan 

saya kehidupan yang begitu baru dan murni, sehingga saya merasa 

sepenuhnya dilahirkan kembali!


477

sesudah  baptisan air, jemaat yang baru menerima baptisan 

air menerima sakramen Basuh Kaki dan Perjamuan Kudus. saat  

kebaktian usai, saya berkeliling gereja mencari anak balita yang 

barusaja dibaptis itu, dan saya tercengang-cengang melihat mujizat di 

depan saya! Anak yang sekarat itu menyapa saya dengan mata yang 

bersinar-sinar dan wajah merona, sementara ibunya terisak-isak 

penuh rasa syukur menyuapinya dengan bubur. Orangtuanya menamai 

dia Musa. Kuasa penyembuhan Yesus yang penuh kekuatan digenapi 

dengan anak itu di depan mata kepala saya sendiri, dan ini sungguh 

membangkitkan iman seluruh jemaat yang hadir. Saya sungguh yakin 

Allah telah menuntun saya ke Gereja Sejati. Haleluya!

Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam 

di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN 

dan menikmati bait-Nya.

Mazmur 27:4

Constance Lin – Los Angeles, USA

16.6 Aku Menemukan Iman yang Sesungguhnya

Dalam nama Tuhan Yesus saya bersaksi tentang bagaimana 

saya menemukan iman yang sesungguhnya. Pertama-tama, saya 

perkenalkan diri saya, nama saya Stephane (red: baca Stefan), saya 

berasal dari Gereja Yesus Sejati Paris.

Waktu itu saya baru selesai kuliah dan sedang menjalankan wajib 

militer saya. Pada waktu kuliah, saya bertemu dengan Saudara Soung 

Tran, yang lalu  menjadi teman terdekat saya. Di tahun terakhir 

masa kuliah di Perancis Selatan, kami tidak pernah membicarakan 

agama secara serius. namun  sesudah  saya meninggalkan Perancis 

dan bekerja di Inggris selama 6 bulan, Saudara Soung selalu datang 

berkebaktian di Gereja Yesus Sejati Perancis sebab  ibunya yaitu  

jemaat di gereja tersebut. Saudara Soung bercerita kepada saya bahwa 

gereja ini membawa damai sejahtera baginya dan saudara-saudarinya 

saling mengasihi. Saat saya kembali lagi ke Perancis, Saudara Soung 

memberitahukan bahwa dia telah memperoleh Roh Kudus, yang 

digambarkannya seperti air terjun yang dicurahkan ke dalam tubuh 

Bab 16: 

478

dan juga ditambahkan, “Ini sesuai dengan Alkitab, kamu harus datang!” 

Saya mempercayai dia, namun  sesudah  beberapa minggu, saya menjadi 

curiga. Saya ingin mengetahui apakah dia sedang dalam bahaya atau 

telah bergabung dengan sebuah sekte penganut ajaran sesat.

Pada bulan November 1995, saat pertama kali saya datang ke 

Gereja Yesus Sejati, saya mulai mencari tanda-tanda dan ciri-ciri yang 

mencolok dari sebuah pemujaan, tapi saya hanya menemukan dinding 

putih. Saya coba perhatikan apakah gereja itu tamak akan uang, tapi 

saya tidak menemukan acara kolekte persembahan. Lalu saya mencari 

“Sang Guru” dan saya bertemu dengan Pendeta YM Yang, yang sedang 

menyibukkan dirinya dengan Alkitab. Saya perhatikan khotbahnya 

dengan baik, dan saya merasa bahwa khotbahnya sangat serius dan 

menarik. namun  pada saat berdoa, saya tidak dapat berkonsentrasi 

berdoa sebab  suaranya berisik. Jadi saya memutuskan untuk 

menghadiri kebaktian tiga kali lagi untuk mendapat gambaran yang 

lebih baik. Saya berpikir, mungkin Yesus yaitu  Tuhan yang telah saya 

percayai selama ini. Saya tahu, hidup tanpa Tuhan yaitu  hampa dan 

tidak berarti. Saya mempunyai perasaan bahwa saya sedang diuji oleh 

Tuhan. Kadang saya berbicara sendiri, “Malaikat, saya tahu engkau 

sedang mengawasiku.” Saya selalu merasa bahwa hidup yaitu  suatu 

proses belajar dan harus melewati banyak ujian. namun  kepercayaan 

yang fanatik, ibadah yang berlebihan dan kolekte yang memakai nama 

Tuhan telah mendiskreditkan agama Kristen di mata saya.

saat  saya menghadiri kebaktian yang kedua kali, saya merasa 

sukacita saat  berdoa dan saya merasakan adanya suatu energi pada 

wajah saya. Saya melihat cahaya dan kepala saya seperti disoroti. 

Tadinya saya mengira mereka memasang generator magnet di dinding. 

Tapi lalu , saat saya berdoa di markas tentara, saya merasakan 

adanya pengalaman yang sama.

Lalu saya berpikir, mungkin Alkitab benar-benar berisi Firman 

Allah. Saya ingin memastikan hal ini, jadi saya mengimani Matius 7:7, 

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan 

mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Saya mulai 

berdoa dan membaca Alkitab.

Beberapa minggu lalu , saya merasa masih lemah dalam 

iman, dan saya berdoa kepada Tuhan untuk menolong saya. Suatu 

hari saat saya sedang duduk di meja kerja dan menutupi mata dengan 

tangan saya, saya mendapat penglihatan. Saya melihat sebuah gambar 

geometris yang besar seperti jaring yang indah. Langit penuh ribuan 


479

bintang berwarna biru, sebuah bintang hijau, sebuah bintang putih dan 

sebuah salib bernyalakan api. Awalnya saya tidak tahu tapi lalu  

saya mengerti bahwa api itu melambangkan Roh Kudus. Hari itu saya 

merasakan sesuatu yang hangat di atas kepala saya. Sesungguhnya 

perasaan itu selalu saya rasakan setiap kali saya memikirkan Yesus. 

Saya masih sering melihat cahaya itu saat  saya berdoa. Pada bulan 

Maret 1996, saya dibaptis bersama dengan Saudara Soung dan seorang 

saudari dari Jerman.

Saya mulai mengabarkan Injil kepada banyak orang di 

sekitar lingkungan saya, tapi kelihatannya tidak efektif. sesudah  

merenungkannya, akhirnya saya sadar bahwa saya masih belum 

menerima Roh Kudus, saya merasa bahwa saya bukanlah saksi Yesus. 

Saya menghentikan usaha saya untuk mengabarkan Injil, lalu  

saya mendapat penglihatan lagi. Saya melihat sebuah kaki dari 

emas tapi saya tidak mengerti maksudnya. Satu minggu sesudah  saya 

berhenti mengabarkan Injil, pada hari Sabat saya menerima baptisan 

Roh Kudus di rumah. lalu  saya mengerti bahwa penglihatan kaki 

emas itu yaitu  melambangkan pesan Allah: “Betapa indahnya kaki-

kaki yang mengabarkan kabar baik!” Oleh sebab itu seharusnya kita 

tidak perlu bimbang untuk mengabarkan Injil selama kita mempunyai 

kebenaran. Saya mulai melakukan penginjilan pribadi lagi dan teman-

teman di Angkatan Darat mulai tertarik. Saya merasa bahwa Tuhan 

memakai saya, Dia selalu membantu saya membuka hati orang-orang. 

Seorang teman meminta saya berdoa bersamanya. Pada saat berdoa, 

dia dapat merasakan gerakan Roh Kudus. lalu  ada 5 orang lagi 

dari markas Angkatan Udara yang bergabung dengan kami dalam 

kegiatan Pemahaman Alkitab dan doa. Dua di antara mereka sudah 

menerima Tuhan Yesus.

Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan atas semua yang telah 

Dia berikan kepada saya sejak saya lahir dan atas pintu anugerah 

keselamatan yang dibukakan-Nya bagi saya.

Di Perancis, kami hanya memiliki satu gereja, yaitu di Paris, dengan 

jumlah anggota 55 orang. Gereja Yesus Sejati harus menyelamatkan 

lebih banyak jiwa lagi. Janganlah Anda lupa untuk mendoakan semua 

gereja yang ada supaya kita dapat menjadi penjala-penjala manusia. 

Semoga Tuhan mengutus lebih banyak pekerja. Bagi satu-satunya 

Tuhan yang bijak, segala kemuliaan melalui Yesus Kristus. Amin.

Stephane Pelard – Guillaume, Paris, Perancis

Bab 16: 

480

16.7 Tuhan Menjamahku

Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya bersaksi. Saya dilahirkan 

di Kamboja, dan datang ke Amerika Serikat pada tahun 1981 saat 

berumur 9 tahun. Dari tahun 1975 sampai 1979, terjadi pembantaian 

di Kamboja: dari 6 juta penduduknya, 3,5 juta orang mati selama 

tahun-tahun itu. Setiap hari, orang-orang mati sebab  kelaparan atau 

hukuman mati – bahkan juga sanak saudara dan orang-orang yang 

saya sayangi. Saya selalu bertanya pada diri sendiri, Tuhan macam apa 

yang menciptakan manusia, dan lalu  membiarkan mereka mati 

seperti itu? Bagaimana Tuhan ini bisa menjadi Tuhan yang baik? Tak 

bisakah Dia melihat orang-orang ini sekarat?

sesudah  datang ke Amerika, saya mulai mengalami mimpi buruk. 

Mimpi buruk yang selalu sama setiap malam. Lima roh jahat merenggut 

saya: dua roh jahat mengikat tangan saya, dua yang lain mengikat kaki 

saya, dan yang satunya mencekik saya. Saya jadi takut tidur. sesudah  

dewasa, saya menerima dua atau tiga pekerjaan sekaligus sebab  tidak 

ingin tidur. Sepanjang waktu itu, saya begitu ketakutan dan kesepian.

TAHUN-TAHUN PENUH GELOMBANG

Saya sudah mencari kebenaran dan mencari Tuhan sepanjang 

hidup saya, namun hati saya masih merasa kesepian. Saya berkata kata  kata  

pada diri sendiri, hidup harus lebih baik dari ini. Sewaktu kuliah, saya 

menghadiri pesta-pesta tempat saya melihat orang-orang berdansa, 

minum, dan menikmati begitu banyak kesenangan. Saya bilang, wow, 

ini yang namanya kebahagiaan, eh? Jadi selama tahun pertama dan 

kedua kuliah, saya berkeliaran dan minum dan berdansa. Kalau pergi 

ke pesta, saya pasti naik ke pentas dan menari seperti orang gila. 

Orang-orang akan meneriakkan nama saya, “Vuthy! Vuthy!” namun  saya 

tidak bisa menemukan kebahagiaan. Akhirnya, saya berkata kata  kata  pada diri 

sendiri, ini bukanlah jalannya.

Saya hampir dikeluarkan dari sekolah pada tahun kedua kuliah. 

saat  menyadari apa yang terjadi pada diri saya, saya sedikit 

menenangkan diri, namun  tetap merasa sangat kesepian. Saya berpikir 

bahwa