Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 13. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 13

 


gembalaannya, 15 Holon dengan tanah-tanah penggembalaannya, Debir de-

ngan tanah-tanah penggembalaannya, 16 Ain dengan tanah-tanah penggem-

balaannya, Yuta dengan tanah-tanah penggembalaannya dan Bet-Semes 

dengan tanah-tanah penggembalaannya: sembilan kota dari kedua suku itu. 

17 Dan dari suku Benyamin: Gibeon dengan tanah-tanah penggembalaannya, 

Geba dengan tanah-tanah penggembalaannya, 18 Anatot dengan tanah-tanah 

penggembalaannya dan Almon dengan tanah-tanah penggembalaannya: em-


 314

pat kota. 19 Seluruhnya kota-kota kepunyaan anak-anak Harun, para imam 

itu, ada tiga belas kota dengan tanah-tanah penggembalaannya.  20 Kaum-

kaum keturunan Kehat, yakni orang Lewi yang masih tinggal dari antara 

keturunan Kehat, mendapat kota-kota yang dengan undian kepada mereka 

dari suku Efraim. 21 Kepada mereka diberikan Sikhem, kota perlindungan 

untuk pembunuh, dengan tanah-tanah penggembalaannya, di pegunungan 

Efraim, Gezer dengan tanah-tanah penggembalaannya, 22 Kibzaim dengan 

tanah-tanah penggembalaannya dan Bet-Horon dengan tanah-tanah peng-

gembalaannya: empat kota. 23 Dan dari suku Dan: Elteke dengan tanah-

tanah penggembalaannya, Gibeton dengan tanah-tanah penggembalaannya,  

24 Ayalon dengan tanah-tanah penggembalaannya dan Gat-Rimon dengan 

tanah-tanah penggembalaannya: empat kota. 25 Dan dari suku Manasye yang 

setengah itu: Taanakh dengan tanah-tanah penggembalaannya dan Gat-

Rimon dengan tanah-tanah penggembalaannya: dua kota. 26 Seluruhnya 

kota-kota itu ada sepuluh, dengan tanah-tanah penggembalaannya, ditentu-

kan bagi kaum-kaum yang masih tinggal dari antara keturunan Kehat.  

27 Bani Gerson dari kaum-kaum orang Lewi mendapat dari suku Manasye 

yang setengah lagi: Golan, kota perlindungan untuk pembunuh, di Basan, 

dengan tanah-tanah penggembalaannya, dan Beestera dengan tanah-tanah 

penggembalaannya: dua kota. 28 Dan dari suku Isakhar: Kisyon dengan 

tanah-tanah penggembalaannya, Dobrat dengan tanah-tanah penggembala-

annya, 29 Yarmut dengan tanah-tanah penggembalaannya, dan En-Ganim 

dengan tanah-tanah penggembalaannya: empat kota. 30 Dan dari suku Asyer: 

Misal dengan tanah-tanah penggembalaannya, Abdon dengan tanah-tanah 

penggembalaannya, 31 Helkat dengan tanah-tanah penggembalaannya dan 

Rehob dengan tanah-tanah penggembalaannya: empat kota. 32 Dan dari suku 

Naftali: Kedesh, kota perlindungan untuk pembunuh, di Galilea, dengan 

tanah-tanah penggembalaannya, Hamot-Dor dengan tanah-tanah penggem-

balaannya dan Kartan dengan tanah-tanah penggembalaannya: tiga kota.  

33 Seluruhnya kota-kota kepunyaan orang Gerson menurut kaum-kaum 

mereka ada tiga belas kota dengan tanah-tanah penggembalaannya. 34 Kaum-

kaum keturunan Merari, orang Lewi yang masih tinggal, mendapat dari suku 

Zebulon: Yokneam dengan tanah-tanah penggembalaannya, Karta dengan 

tanah-tanah penggembalaannya, 35 Dimana dengan tanah-tanah penggem-

balaannya dan Nahalal dengan tanah-tanah penggembalaannya: empat kota.  

36 Dan dari suku Ruben: Bezer dengan tanah-tanah penggembalaannya, 

Yahas dengan tanah-tanah penggembalaannya, 37 Kedemot dengan tanah-

tanah penggembalaannya dan Mefaat dengan tanah-tanah penggembala-

annya: empat kota. 38 Dan dari suku Gad: Ramot, kota perlindungan untuk 

pembunuh, di Gilead, dengan tanah-tanah penggembalaannya, Mahanaim 

dengan tanah-tanah penggembalaannya, 39 Hesybon dengan tanah-tanah 

penggembalaannya dan Yaezer dengan tanah-tanah penggembalaannya: selu-

ruhnya kota-kota itu ada empat. 40 Seluruhnya kota-kota itu ditentukan bagi 

keturunan Merari menurut kaum-kaum mereka, yakni yang masih tinggal 

dari kaum-kaum orang Lewi. Bagian undian mereka ada dua belas kota.  

41 Seluruhnya kota-kota orang Lewi di tengah-tengah milik orang Israel ada 

empat puluh delapan kota dengan tanah-tanah penggembalaannya.  42 Kota-

kota itu masing-masing ada tanah-tanah penggembalaannya di sekelilingnya, 

demikianlah kota-kota tadi seluruhnya. 

Kita melihat di sini catatan khusus mengenai kota-kota yang diberi-

kan kepada keturunan Lewi dari sejumlah suku, bukan hanya untuk 

ditempati dan didiami oleh mereka, sebagai penyewa kepada suku-

suku tempat mereka berada. Tidak, kepentingan mereka dengan 

Kitab Yosua 21:9-42 

 315 

kota-kota itu tidak terikat dan bergantung pada siapa pun, namun  

untuk dijadikan milik dan kepunyaan, sebagai tuan dan pemiliknya. 

Hubungan mereka dengan kota-kota itu sama dengan hubungan 

yang dimiliki suku-suku lain dengan kota-kota atau tanah-tanah 

mereka, seperti yang ditunjukkan oleh hukum yang mencegah rumah 

di kota-kota orang Lewi dialihkan lebih lama daripada waktu ter-

capainya tahun Yobel (Im. 25:32-33). Namun, mungkin saja, sebab  

orang Lewi hanya memiliki kota-kota dan tanah-tanah penggembala-

annya, sementara tanah di sekelilingnya tetap menjadi milik suku-

suku tempat mereka berada, maka orang-orang dari suku itu,supaya  

nyaman menempati tanahnya, banyak yang menyewa rumah dari 

orang Lewi, sebanyak yang dapat ditampung orang Lewi di kota-kota 

mereka, sehingga mereka hidup di tengah-tengah orang Lewi sebagai 

penyewa. Ada beberapa hal yang teramati dalam pemaparan yang ada 

di sini, di luar hal-hal yang teramati dalam hukum yang mengaturnya 

(Bil. 35). 

I.  Bahwa orang Lewi disebarkan ke semua suku, dan tidak diizinkan 

untuk tinggal bersama di satu bagian negeri saja. Dengan demi-

kian, mereka semua akan memiliki pekerjaan, dan akan dipeker-

jakan untuk kebaikan orang lain. Para pelayan, yang melayani 

semua orang, tidak boleh bermalas-malasan atau hidup untuk 

diri sendiri atau untuk satu sama lain saja. Kristus meninggalkan 

kedua belas murid-Nya bersama-sama dalam suatu tubuh, namun  

memberikan perintah bahwa mereka pada waktunya harus me-

nyebar, agar mereka dapat memberitakan Injil kepada segala 

makhluk. Dengan demikian, pencampuran orang Lewi dengan 

suku-suku lain menjadi suatu keharusan bagi mereka, agar me-

reka dapat berjalan dengan hati-hati, sesuai dengan peran mereka 

yang kudus, dan untuk menghindari segala sesuatu yang dapat 

menodai peran itu. Seandainya mereka semua hidup di satu tem-

pat, mereka pasti tergoda untuk saling main mata pada kesalahan 

yang lain, dan saling membiarkan kesalahan yang lain pada saat 

mereka membuat kekeliruan. Namun, dengan hidup bercampur, 

mereka dibuat menyadari akan mata seluruh Israel yang terarah 

kepada mereka, dan sebab  itu harus berusaha untuk hidup 

benar, agar pelayanan mereka tidak disalahkan atau akhlak mere-

ka yang mulia dicemooh sebab  tingkah laku mereka yang buruk. 


 316

II. Bahwa setiap suku Israel diperindah dan diperkaya dengan bagi-

an kota-kota Lewi yang ada padanya sebanding dengan luasnya 

daerah mereka, bahkan suku-suku yang letaknya paling terpencil. 

Mereka semua umat Allah, dan sebab  itu mereka semua memiliki 

orang Lewi di tengah-tengahnya:  

1.supaya  mereka menunjukkan kebaikan kepada orang Lewi, 

seperti yang ditetapkan Allah kepada umat Israel (Ul. 12:19; 

14:29). Orang Lewi yaitu  penerima di pihak Allah. Kepada 

mereka umat itu dapat memberikan ungkapan syukur mereka 

atas kebaikan Allah, sesuai kesempatan dan dorongan hati. 

2.supaya  mereka meminta nasihat dan petunjuk dari orang 

Lewi. Saat mereka tidak dapat pergi ke Kemah Suci, untuk me-

minta nasihat dari imam-imam yang melayani di sana, mereka 

dapat pergi ke kota orang Lewi, dan mendapat pengajaran 

akan Tuhan yang benar. Demikianlah, Allah menaruh lilin di 

setiap ruangan dalam rumah-Nya, untuk memberi terang 

kepada seluruh keluarga-Nya. Seperti mereka yang melayani 

mezbah memelihara kewajibannya kepada Tuhan, untuk 

memastikan bahwa tidak ada tugas ilahi yang terbengkalai di 

sana, demikian pula mereka yang tersebar di negeri itu pun 

memiliki kewajiban, yaitu memastikan bahwa tidak ada per-

buatan takhayul dan berhala dijalankan di tempat-tempat 

yang terpencil, dan untuk mengawasi jiwa-jiwa milik Allah 

Israel. Demikianlah, Allah dengan murah hati membuat kete-

tapan agar agama tetap terjaga di tengah-tengah orang Israel, 

dan agar mereka memiliki firman itu dekat dengan mereka. 

Bahkan, terpujilah Allah, bahwa kita, yang berada di bawah 

Injil, memiliki firman itu lebih dekat lagi. Bukan hanya orang 

Lewi ada di setiap wilayah, namun  orang Lewi ada di setiap je-

maat, yang tugasnya tetap sama, untuk mengajar umat ten-

tang pengenalan akan Allah, dan untuk berjalan di hadapan 

mereka dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan Allah. 

III. Bahwa ada tiga belas kota, dan kota-kota itu yaitu  beberapa 

kota terbaik, yang ditunjuk untuk para imam, anak-anak Harun 

(ay. 19). Harun hanya meninggalkan dua putra, Eleazar dan 

Itamar, namun, keluarganya kini sangat bertambah-tambah. Dan, 

sudah diperkirakan bahwa keluarganya, dengan berjalannya wak-

tu, akan bertambah menjadi sangat banyak, sampai bisa meme-

Kitab Yosua 21:9-42 

 317 

nuhi semua kota ini, meskipun diperlukan jumlah penduduk yang 

sangat besar di mana pun tabut dan mezbah diletakkan. Kita 

membaca dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang be-

gitu besarnya jumlah para imam sampai kita dapat menyimpul-

kan bahwa tidak ada kaum-kaum Israel lain yang keluar dari 

Mesir yang bertambah-tambah sesudahnya sebanyak pertambah-

an keturunan Harun. Dan janji sesudahnya yang diberikan ke-

pada keluarga Harun yaitu , Kiranya Allah memberi pertambahan 

kepada kamu, kepada kamu dan kepada anak-anakmu (Mzm. 

115:12, 14). Dia akan membangkitkan satu keturunan untuk mela-

yani Dia. 

IV. Bahwa beberapa kota orang Lewi itu di lalu  hari menjadi 

terkenal sebab  hal-hal lain. Hebron yaitu  kota tempat Daud 

memulai pemerintahannya, dan di Mahanaim, kota orang Lewi 

yang lain (ay. 38), Daud meletakkan, dan mendirikan pusat peme-

rintahannya saat   dia melarikan diri dari Absalom. Orang Israel 

pertama yang memakai gelar raja yakni, Abimelekh, anak laki-laki 

Gideon, memerintah di Sikhem, kota orang Lewi yang lainnya lagi 

(ay. 21). 

V. Bahwa jumlah mereka semua secara keseluruhan lebih banyak 

daripada hampir semua suku-suku yang lain, kecuali Yehuda, 

meskipun suku Lewi salah satu suku yang paling kecil di antara 

suku-suku itu. Hal ini menunjukkan betapa pemurahnya Allah 

itu, dan umat-Nya seharusnya, kepada para pelayan-Nya. Namun, 

jumlah orang Lewi yang besar ini tidak akan tampak sebesar yang 

kelihatan di awalnya. Kita mengingat bahwa orang Lewi hanya 

memiliki kota-kota dan tanah-tanah penggembalaannya untuk 

ditinggali, sementara suku-suku yang lain, selain kota-kota mere-

ka yang mungkin lebih banyak daripada yang disebutkan dalam 

catatan bagian undian mereka, memiliki banyak perkampungan 

dan desa-desa yang mereka diami, selain rumah-rumah di kota.  

Secara keseluruhan, tampaknya orang Lewi sudah mendapat 

perhatian yang semestinya untuk dapat hidup dengan nyaman 

sekaligus berguna. Dan mereka, baik para pelayan Tuhan atau 

yang lainnya, yang telah mendapat kebaikan dari Sang Penyeleng-

gara, harus berkewajiban juga untuk berbuat baik, dan, sesuai 


 318

dengan kemampuan dan kesempatan yang ada, melayani gene-

rasinya. 

Kota-kota Orang Lewi  

(21:43-45) 

43 Jadi seluruh negeri itu diberikan TUHAN kepada orang Israel, yakni negeri 

yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek 

moyang mereka. Mereka menduduki negeri itu dan menetap di sana.  44 Dan 

TUHAN mengaruniakan kepada mereka keamanan ke segala penjuru, tepat 

seperti yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah kepada nenek moyang 

mereka. Tidak ada seorangpun dari semua musuhnya yang tahan berdiri 

menghadapi mereka; semua musuhnya diserahkan TUHAN kepada mereka.  

45 Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak 

ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi. 

Kita membaca di sini kesimpulan seluruh perkara ini. Seluruh kisah 

dari sebelumnya disimpulkan, dan, agar tampak lebih gemilang, di-

bandingkan dengan janji yang digenapi sepenuhnya dengan dilaku-

kannya pembagian negeri itu. Firman Allah dan karya-Nya menjelas-

kan satu sama lain. Penggenapan menjadikan janji itu sungguh 

benar dan janji itu membuat penggenapannya sungguh manis.  

I. Allah telah berjanji untuk memberikan kepada keturunan Abra-

ham tanah Kanaan menjadi milik mereka, dan kini akhirnya Dia 

menggenapi janji tersebut (ay. 43): Mereka menduduki negeri itu 

dan menetap di sana. Meskipun mereka sudah berkali-kali kehi-

langan keuntungan janji itu, dan Allah lama menunda penggenap-

annya, namun  pada akhirnya segala kesulitan ditaklukkan, dan 

Kanaan menjadi milik mereka. Janji akan Kanaan surgawi sama 

pastinya bagi semua orang Israel rohani Allah, sebab janji itu 

berasal dari Dia yang tidak dapat berdusta. 

II. Allah telah berjanji untuk memberi mereka istirahat di negeri itu, 

dan kini mereka merasakan istirahat di segala penjuru, istirahat 

dari kelelahan sebab  perjalanan mereka melalui padang gurun. 

Perjalanan panjang yang, mungkin, melelahkan sampai ke tulang 

sumsum mereka. Merasakan istirahat dari peperangan mereka di 

Kanaan, dan cemoohan yang pada awalnya dilayangkan musuh 

mereka kepada mereka. Mereka kini menetap, bukan hanya di 

tempat tinggal milik mereka sendiri, namun  juga di tempat tinggal

Kitab Yosua 21:43-45 

 319 

yang tenang dan damai. Meskipun masih ada orang Kanaan yang 

tersisa, tidak ada yang memiliki keberanian atau semangat untuk 

menyerang mereka, atau sampai membuat mereka merasa was-

was. Istirahat ini akan terus ada sampai mereka, sebab  dosa dan 

kebodohan mereka sendiri, menaruh duri di tempat tidur dan 

mata mereka sendiri. 

III. Allah telah berjanji untuk memberi mereka kemenangan dan ke-

berhasilan dalam peperangan mereka, dan janji ini pun digenapi: 

Tidak ada seorangpun yang tahan berdiri menghadapi mereka (ay. 

44). Mereka mendapat kemenangan dalam setiap pertempuran, 

dan ke mana pun pasukan mereka ditempatkan, mereka berhasil. 

Memang betul masih ada orang Kanaan yang saat itu tersisa di 

banyak bagian negeri itu, dan orang Kanaan itu di lalu  hari 

melawan mereka, dan menjadi sangat kuat. Akan namun ,  

1. Mengenai orang Kanaan yang tersisa pada waktu itu, hal ini 

tidaklah bertentangan dengan janji Allah, sebab Allah telah 

mengatakan bahwa Dia tidak akan menghalau musuh mereka 

sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit (Kel. 23:30). Orang 

Israel kini memiliki sebanyak yang dapat mereka miliki dan 

sebanyak yang dapat dikelola tangan mereka, sehingga orang 

Kanaan hanya dapat memiliki bagian-bagian negeri itu yang 

masih kurang digarap untuk menjaga terhadap segala bina-

tang hutan. Dengan berjalannya waktu, mereka akan bertam-

bah menjadi cukup banyak untuk menempati bagian-bagian 

itu. 

2. Mengenai merajalelanya orang Kanaan di lalu  hari, hal 

itu sepenuhnya akibat kepengecutan dan kemalasan orang 

Israel, dan hukuman terhadap kecenderungan mereka akan 

dosa penyembahan berhala dan kekejian lain yang dilakukan 

bangsa-bangsa lain, yang sebenarnya hendak disingkirkan 

Allah dari hadapan mereka, namun  justru mereka lindungi dan 

manjakan. Pengalaman orang Israel akan kesetiaan Allah di 

sini dicatat dan menjadi bukti akan kemuliaan Allah, serta 

bukti kebenaran akan janji-Nya yang sering kali diragukan. 

Dan juga penguatan bagi semua orang percaya sampai kepada 

akhir zaman, bahwa Tidak ada yang tidak dipenuhi, tidak, 

tidak ada sesuatu pun dari segala yang baik, begitu lengkap-

nya ungkapan ini, yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, 


 320

yang tidak tergenapi, melainkan pada waktunya semuanya 

terpenuhi (ay. 45). Pengakuan seperti ini, yang di sini dibuat 

oleh Yosua atas nama seluruh Israel, kita dapati di lalu  

waktu dibuat oleh Salomo, dan seluruh Israel sebagai tanggap-

annya mengucapkan Amin terhadap pengakuan itu (1Raj. 

8:56). Kebenaran janji Allah yang mutlak benar, dan peng-

genapannya yang sempurna, itulah yang siap diberi kesaksian 

kebenarannya oleh semua orang kudus. Dan, jika sampai ada 

sesuatu dari janji-Nya yang tidak terpenuhi, maka mereka 

sama siapnya untuk mengakui bahwa mereka sendirilah yang 

harus disalahkan. 

 

 

 

PASAL  22  

anyak hal khusus sudah kita baca tentang dua setengah suku, 

meskipun tidak ada yang memisahkan mereka dari suku-suku 

lain kecuali sungai Yordan. Dan pasal ini sepenuhnya bercerita ten-

tang dua setengah suku itu.  

I. Dibubarkannya pasukan suku-suku itu oleh Yosua dari 

perkemahan Israel, yang telah mereka layani sebagai pasuk-

an pembantu selama masa peperangan Kanaan. sesudah  ini 

mereka kembali ke negeri sendiri (ay. 1-9).  

II. Mezbah yang mereka bangun di perbatasan sungai Yordan, 

sebagai tanda dari persekutuan mereka dengan tanah Israel 

(ay. 10).  

III. Terganggunya suku-suku lain oleh mezbah ini, dan pesan 

yang mereka kirimkan sebab  itu (ay. 11-20).  

IV. Permintaan maaf oleh dua setengah suku itu atas apa yang 

telah mereka lakukan (ay. 21-29).  

V. Diterimanya permintaan maaf mereka oleh suku-suku yang 

lain (ay. 30-34). Dan, yang mengherankan, sementara dalam 

sebagian besar perselisihan yang terjadi, ada kesalahan pada 

kedua belah pihak, dalam perselisihan ini tidak ada kesalah-

an pada pihak mana pun. Sepanjang yang bisa disaksikan 

tidak ada  yang dipersalahkan, namun  semuanya dipuji. 

Orang Ruben, Orang Gad,  

dan Suku Manasye yang Setengah Dibubarkan  

(22:1-9) 

1 Lalu Yosua memanggil orang Ruben, orang Gad dan suku Manasye yang 

setengah itu, 2 dan berkata kepada mereka: “Kamu telah memelihara segala 


 322

yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, dan telah 

mendengarkan perkataanku dalam segala yang kuperintahkan kepadamu.  

3 Kamu tidak meninggalkan saudara-saudaramu selama waktu ini, sampai 

sekarang, namun  kamu setia memelihara perintah TUHAN, Allahmu, kepada-

mu. 4 namun  sekarang TUHAN, Allahmu, telah mengaruniakan keamanan ke-

pada saudara-saudaramu, seperti yang dijanjikan-Nya kepada mereka. Oleh 

sebab itu, pulanglah ke kemahmu, ke tanah milikmu, yang telah diberikan 

kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, di seberang Yordan. 5 Hanya, laku-

kanlah dengan sangat setia perintah dan hukum, yang diperintahkan kepa-

damu oleh Musa, hamba TUHAN itu, yakni mengasihi TUHAN, Allahmu, 

hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti perintah-

Nya, berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan 

dengan segenap jiwamu.” 6 Lalu Yosua memberkati mereka dan melepas 

mereka pergi. Maka pulanglah mereka ke kemah mereka. 7 Kepada suku 

Manasye yang setengah telah diberikan Musa bagian mereka di Basan; 

kepada suku yang setengah lagi telah diberikan Yosua bagian mereka di 

antara saudara-saudara mereka di sebelah barat sungai Yordan. Lagi pun 

saat   Yosua melepas mereka pergi ke kemah mereka, sesudah  memberkati 

mereka, 8 maka ia berkata kepada mereka, demikian: “Pulanglah ke kemah-

mu dengan kekayaan yang banyak dan dengan sangat banyak ternak, de-

ngan perak, emas, tembaga, besi dan dengan pakaian yang sangat banyak. 

Bagilah dengan saudara-saudaramu jarahan yang dari musuhmu itu.”  

9 Maka pulanglah bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah 

itu dan mereka pergi meninggalkan orang Israel, keluar dari Silo di tanah 

Kanaan untuk pergi ke tanah Gilead, tanah milik mereka yang didiami 

mereka sesuai dengan titah TUHAN dengan perantaraan Musa. 

sebab  perang sudah berakhir, dan berakhir dengan gemilang, maka 

Yosua, sebagai panglima yang bijaksana, membubarkan tentaranya, 

yang memang sama sekali tidak dirancang untuk menjadikan perang 

sebagai pekerjaan mereka. Yosua menyuruh mereka pulang, untuk 

menikmati apa yang telah mereka taklukkan, dan untuk menempa 

pedang-pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak-tombak 

mereka menjadi pisau pemangkas. Dan khususnya pasukan dari 

suku-suku yang terpisah ini, yang telah menerima milik pusaka 

mereka di seberang sungai Yordan dari Musa, dengan syarat prajurit-

prajurit mereka harus membantu suku-suku lain dalam menakluk-

kan Kanaan. Mereka berjanji untuk melakukannya (Bil. 32:32), dan 

memperbaharui janji itu kepada Yosua pada permulaan peperangan 

(1:16). Dan, sebab  sekarang mereka sudah melaksanakan janji 

mereka, Yosua membubarkan mereka di hadapan umum dan secara 

khidmat di Silo. Tidak pasti apakah pembubaran ini dilakukan, se-

perti yang diurutkan, sesudah  negeri Kanaan dibagikan, seperti menu-

rut sebagian penafsir, atau sesudah  perang berakhir, dan sebelum 

pembagian itu dilakukan, seperti menurut sebagian penafsir yang 

lain. Sebab bantuan mereka tidak diperlukan dalam membagikan ne-

geri itu, namun  hanya dalam menaklukkannya. Juga tidak ada se-

Kitab Yosua 22:1-9 

 323 

orang pun dari suku-suku mereka yang dipakai sebagai pemimpin 

dalam pembagian milik pusaka itu, melainkan hanya orang-orang 

dari sepuluh suku lain (Bil. 34:18, dst.). Namun yang pasti yaitu  

bahwa pembubaran pasukan itu tidak dilakukan sampai sesudah  Silo 

dijadikan markas besar (ay. 2), dan negeri Kanaan mulai dibagikan 

sebelum mereka berpindah dari Gilgal (14:6). 

Ada kemungkinan bahwa pasukan suku Ruben dan suku Gad ini, 

yang sudah memimpin di barisan depan dalam semua perang 

Kanaan, ada kalanya, di sela-sela peperangan itu, dan saat   tentara 

yang lain kembali ke markas musim dingin, paling tidak sebagian 

dari mereka, mengambil langkah menyeberangi sungai Yordan, sebab 

tempat itu tidak jauh. Mereka pergi ke sana untuk mengunjungi ke-

luarga mereka, dan untuk mengurusi urusan-urusan pribadi mereka, 

dan mungkin tinggal di rumah, dan mengirim orang lain yang lebih 

berguna untuk menggantikan mereka. namun  dua setengah suku ini 

tetap siap sedia dengan pasukannya, 40.000 orang semuanya, yang, 

bilamana diperlukan, menunjukkan diri mereka di tempat tugas 

masing-masing. Sekarang mereka hadir dalam satu tubuh untuk 

menerima pembubaran mereka. Meskipun perasaan sayang mereka 

terhadap keluarga mereka, dan perhatian terhadap urusan-urusan 

mereka, tidak bisa tidak pasti membuat mereka, sesudah  sekian lama 

tidak hadir, sangat rindu untuk pulang, namun, sebagai prajurit 

yang baik, mereka tidak akan bergerak sebelum mendapat perintah 

dari panglima mereka. Demikian pula halnya, meskipun rumah Bapa 

sorgawi kita di atas begitu kita rindukan  (itulah yang dirujuk Uskup 

Hall), namun kita harus tinggal di bumi sampai peperangan kita sele-

sai. Kita harus menunggu untuk dibubarkan pada waktu yang se-

mestinya, dan tidak mengharapkan waktu keberangkatan kita sebe-

lum waktunya. 

I. Yosua membubarkan mereka ke tanah milik mereka (ay. 4). 

Orang-orang yang pertama-tama mendapat undi, menjadi yang 

terakhir dalam menikmatinya. Mereka mendahului saudara-sau-

dara mereka dalam hak atas tanah warisan pusaka, namun  sau-

dara-saudara mereka mendahului mereka dalam memilikinya 

sepenuhnya. Demikianlah, orang yang terakhir akan menjadi yang 

terdahulu, dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir,supaya  

ada suatu keseimbangan. 


 324

II.  Yosua membubarkan mereka dengan upah mereka. Sebab siapa 

yang pergi berperang dengan biaya sendiri? Pulanglah ke kemah-

mu dengan kekayaan yang banyak (ay. 8). Meskipun semua negeri 

yang sudah mereka bantu untuk ditaklukkan harus diberikan 

kepada suku-suku lain, namun mereka harus mendapat bagian 

dari jarahan itu, dan memang demikian. Dan ini sajalah upah 

yang dapat diharapkan para prajurit itu. Sebab peperangan Ka-

naan menanggung biayanya sendiri. “Pergilah,” kata Yosua, “pu-

langlah ke kemahmu,” yaitu, “rumahmu,” yang disebutnya kemah, 

sebab mereka sudah begitu terbiasa dengan kemah di padang 

gurun. Memang rumah-rumah yang paling kuat dan paling megah 

di dunia ini harus dipandang hanya sebagai kemah, yang hina dan 

dapat berpindah-pindah jika dibandingkan dengan rumah kita 

yang di atas. “Pulanglah dengan kekayaan yang banyak, bukan 

hanya dengan ternak, rampasan dari pedesaan, melainkan juga 

dengan emas dan perak, jarahan dari perkotaan, dan,”  

1. “Biarlah saudara-saudaramu yang engkau tinggalkan menda-

pat perkataan yang baik darimu, yang telah memperbolehkan 

engkau mendapat bagian penuh, meskipun tanah itu sepenuh-

nya milik mereka, dan tidak berniat untuk mengurangi sedikit 

pun. Jangan katakan bahwa engkau merugi sebab  kami.”  

2. “Biarlah saudara-saudaramu yang hendak engkau temui, yang 

tetap tinggal di tempat mereka, mendapat suatu bagian juga 

dari jarahan itu: Bagilah jarahan itu dengan saudara-saudara-

mu, seperti yang diperbuat dengan jarahan yang direbut dalam 

perang dengan orang Midian (Bil. 31:27). Biarlah saudara-

saudaramu yang sudah merindukanmu selama ini bergembira 

saat   engkau pulang.” 

III. Yosua membubarkan mereka dengan pujian kehormatan. Meski-

pun pelayanan mereka yaitu  utang yang harus dibayar, dan 

penggenapan terhadap janji, dan mereka berbuat tidak lebih dari-

pada apa yang wajib mereka lakukan, namun ia sangat memuji 

mereka. Ia tidak hanya melepaskan ikatan-ikatan mereka, seperti 

yang tampak dalam penggambarannya, sebab  sekarang mereka 

telah memenuhi persyaratannya, namun  juga memuji pekerjaan-

pekerjaan baik mereka. Meskipun oleh perkenanan Allah dan 

kuasa-Nyalah Israel menduduki negeri ini, dan Allah harus men-

dapatkan semua kemuliaan, namun Yosua berpikir bahwa Israel 

Kitab Yosua 22:1-9 

 325 

harus memberikan pengakuan yang penuh syukur kepada sau-

dara-saudara mereka yang sudah membantu mereka, dan yang 

pedang dan busurnya dipakai untuk mereka. Allah harus menjadi 

yang terutama yang kita tuju dalam puji-pujian kita, namun  orang-

orang yang dipakai sebagai alat tidak boleh diabaikan sama 

sekali. Di sini Yosua memuji mereka,  

1. Atas kesiapsediaan mereka untuk patuh kepada panglima 

mereka (ay. 2). saat   Musa sudah tiada, mereka mengingat 

dan mematuhi perintah yang telah diberikannya kepada mere-

ka. Semua perintah yang telah dikeluarkan Yosua, sebagai 

panglima pasukan, mereka patuhi dengan hati-hati. Mereka 

pergi, datang, dan bertindak, seperti yang ditetapkannya (Mat. 

8:9). Pujian yang setinggi-tingginya bagi seorang prajurit ada-

lah jika  ia mematuhi perintah.  

2. Atas keteguhan kasih sayang dan kesetiaan mereka kepada 

saudara-saudara mereka: Kamu tidak meninggalkan saudara-

saudaramu selama waktu ini. Berapa lama, tidak dikatakan-

nya, tidak pula kita dapat menyimpulkannya secara pasti dari 

bacaan-bacaan lain. Calvisius (cendekiawan Jerman abad 17 – 

pen.), dan ahli-ahli sejarah lain yang terbaik, menghitung bah-

wa penaklukan dan pembagian negeri Kanaan memakan wak-

tu sekitar enam atau tujuh tahun. Dan selama itu pulalah 

suku-suku yang terpisah ini tinggal dalam perkemahan mere-

ka, dan memberi pelayanan terbaik semampu mereka. Perhati-

kanlah, akan menjadi kehormatan bagi orang-orang yang telah 

mendukung perkara Israel milik Allah, dan membela kepen-

tingan-kepentingan mereka, untuk setia pada mereka, dan 

tidak pernah meninggalkan mereka sampai Allah memberi me-

reka istirahat, dan pada saat itulah mereka akan beristirahat 

bersama Israel.  

3. Atas kesetiaan mereka untuk taat pada hukum ilahi. Mereka 

tidak hanya melakukan kewajiban mereka kepada Yosua dan 

Israel, namun  juga, yang terbaik dari semuanya, mereka telah 

melakukan kewajiban mereka kepada Allah dengan sepenuh 

hati nurani: Kamu setia memelihara perintah, atau, sesuai 

dengan kata aslinya. Yaitu, “Kamu telah memelihara perintah 

TUHAN, Allahmu dengan hati-hati dan saksama, bukan hanya 

dalam contoh khusus ini, yaitu terus melayani Israel sampai 

akhir perang, melainkan juga, secara umum, kamu telah 


 326

memelihara agama dalam bagian perkemahanmu. Ini yaitu  

hal yang langka dan luar biasa di antara para prajurit, dan di 

kalangan mereka, dan itu patut dipuji.” 

IV. Yosua membubarkan mereka dengan nasihat yang baik, bukan 

untuk mengolah tanah mereka, atau membentengi kota-kota 

mereka. Bukan pula untuk menyerang tetangga-tetangga mereka, 

dan dengan begitu memperluas wilayah mereka sendiri, sebab  

tangan mereka sudah terbiasa berperang dan menang, melainkan 

untuk memelihara kesalehan yang sungguh-sungguh di antara 

mereka dengan kekuatan kesalehan itu sendiri. Bukan perintah-

perintah tentang tata pemerintahan, melainkan tentang kesaleh-

an, itulah yang diberikan Yosua kepada mereka (ay. 5).  

1. Secara umum, untuk melakukan dengan sangat setia perintah 

dan hukum. Orang-orang yang mendapat perintah, mendapat-

kannya dengan sia-sia kecuali mereka melaksanakan perintah 

itu. Dan perintah itu tidak akan dilaksanakan dengan benar 

sebab kita begitu condong untuk menyimpang, dan musuh-

musuh rohani kita begitu gigih untuk membuat kita menyim-

pang, kecuali kita berjaga-jaga, berjaga-jaga dengan hati-hati.  

2. Secara khusus, untuk mengasihi TUHAN, Allah kita, sebagai 

yang terbaik dari segala yang ada, dan sebagai sahabat ter-

baik. Sejauh dasar pegangan ini memerintah di dalam hati, 

dan menjadi sumber denyut nadinya, maka akan ada kepe-

dulian yang terus-menerus dan usaha yang tulus untuk hidup 

menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, segala jalan yang ditun-

jukkan-Nya, bahkan jalan-jalan yang sempit dan mendaki, 

dalam setiap perkara. Dalam segala macam pergaulan, kita 

harus mengikuti perintah-Nya, di setiap saat dan dalam segala 

keadaan, dengan niat hati untuk berpaut pada-Nya, untuk 

melayani Dia dan kehormatan-Nya, dan kepentingan kerajaan-

Nya di antara manusia, dengan segenap hati kita dan dengan 

segenap jiwa kita. Nasihat baik yang diberikan di sini kepada 

mereka, juga diberikan kepada kita semua. Semoga Allah 

memberi kita anugerah untuk menerimanya! 

V. Yosua membubarkan mereka dengan berkat (ay. 6), khususnya 

suku Manasye yang setengah, yang dengan mereka Yosua, seba-

gai orang Efraim, berkerabat lebih dekat daripada dengan dua

Kitab Yosua 22:10-20 

 327 

 suku lain. Dan suku Manasye yang setengah itu mungkin lebih 

enggan untuk pergi, sebab mereka meninggalkan setengah yang 

lain dari suku mereka sendiri. Oleh sebab itu, sebab  sering 

mengucapkan salam perpisahan, dan tinggal untuk waktu yang 

lama, mereka dibubarkan dan mendapat berkat dua kali (ay. 7). 

Yosua tidak hanya mendoakan mereka sebagai teman, namun  juga 

memberkati mereka sebagai seorang bapak dalam nama Tuhan, 

dengan memohon bagi mereka, keluarga mereka, dan urusan-

urusan mereka, anugerah Allah. Sebagian penafsir memandang 

bahwa berkat yang diberikan Yosua kepada mereka itu yaitu  

pemberian-pemberian yang diberikannya kepada mereka, sebagai 

upah atas semua pelayanan mereka. namun  sebab  Yosua yaitu  

seorang nabi, dan sudah memberi mereka satu bagian dari upah 

nabi dalam perintah-perintah yang diberikannya kepada mereka 

(ay. 5), maka tidak diragukan lagi bahwa kita harus memahami 

berkat itu sebagai upah nabi ini, bahkan doa-doa yang dipanjat-

kannya untuk mereka, sebagai orang yang berwenang, dan seba-

gai wakil Allah. 

VI. sesudah  dibubarkan seperti itu, mereka kembali ke tanah milik 

mereka dalam satu tubuh (ay. 9), sebab perahu-perahu, ada ke-

mungkinan, sudah disediakan bagi mereka untuk menyeberangi 

kembali sungai Yordan. Meskipun kepala keluarga ada kalanya 

memiliki  urusan sehingga tidak bisa hadir, untuk waktu yang 

lama, bersama keluarga mereka, namun, saat   urusan mereka di 

luar sudah selesai, mereka harus ingat bahwa rumah yaitu  

tempat mereka, yang tidak boleh mereka tinggalkan dan pergi 

mengembara seperti burung dari sarangnya. 

Mezbah Bani Ruben  

(22:10-20) 

10 saat   mereka sampai ke Gelilot pada sungai Yordan, yang di tanah 

Kanaan, maka bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu 

mendirikan mezbah di sana di tepi sungai Yordan, mezbah yang besar 

bangunannya. 11 Lalu terdengarlah oleh orang Israel itu cakap orang: “Telah 

didirikan mezbah oleh bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang sete-

ngah itu, mezbah menghadap ke tanah Kanaan, di Gelilot pada sungai Yor-

dan, di sebelah wilayah orang Israel.” 12 saat   hal itu terdengar oleh orang 

Israel, berkumpullah segenap umat Israel di Silo, untuk maju memerangi 

mereka. 13 lalu  orang Israel mengutus kepada bani Ruben, kepada bani 


 328

Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu, ke tanah Gilead, imam 

Pinehas bin Eleazar, 14 dan bersama-sama dengan dia sepuluh pemimpin, 

yakni seorang pemimpin kaum keluarga sebagai wakil tiap-tiap suku Israel. 

Masing-masing mereka itu kepala kaum keluarganya di antara kaum-kaum 

orang Israel. 15 sesudah  mereka sampai kepada bani Ruben, kepada bani Gad 

dan kepada suku Manasye yang setengah itu di tanah Gilead, berkatalah 

mereka kepada orang-orang itu, demikian: 16 “Beginilah kata segenap umat 

TUHAN: Apa macam perbuatanmu yang tidak setia ini terhadap Allah Israel, 

dengan sekarang berbalik dari pada TUHAN dan mendirikan mezbah bagimu, 

dengan demikian memberontak terhadap TUHAN pada hari ini? 17 Belum 

cukupkah bagi kita noda yang di Peor itu, yang dari padanya kita belum 

mentahirkan diri sampai hari ini dan yang menyebabkan umat TUHAN kena 

tulah, 18 sehingga kamu berbalik pula sekarang ini membelakangi TUHAN? 

Jika kamu hari ini memberontak terhadap TUHAN, maka besok Ia akan mur-

ka kepada segenap umat Israel. 19 Akan namun , jika sekiranya tanah milikmu 

itu najis, marilah menyeberang ke tanah milik TUHAN, tempat kedudukan 

Kemah Suci TUHAN, dan menetaplah di tengah-tengah kami. namun  jangan-

lah memberontak terhadap TUHAN dan janganlah memberontak terhadap 

kami, dengan mendirikan mezbah bagimu sendiri, selain dari mezbah 

TUHAN, Allah kita. 20 saat   Akhan bin Zerah berubah setia dengan meng-

ambil barang-barang yang dikhususkan, bukankah segenap umat Israel kena 

murka? Bukan orang itu saja yang mati sebab  dosanya.” 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I.   Kepedulian suku-suku yang terpisah itu untuk tetap hidup saleh 

dalam memegang agama Israel, bahkan saat   mereka hendak 

meninggalkan tanah Kanaan,supaya  mereka tidak menjadi seper-

ti orang-orang asing, yang sepenuhnya terpisah dari umat Allah 

(Yes. 56:3). Untuk tujuan ini, mereka membangun sebuah mezbah 

besar di perbatasan Yordan, untuk menjadi saksi bagi mereka 

bahwa mereka yaitu  orang Israel, dan sebagai orang Israel men-

dapat bagian dalam pelayanan mezbah Tuhan (1Kor. 10:18). 

saat   mereka tiba di Yordan (ay. 10), mereka tidak bertanya-

tanya bagaimana cara melestarikan kenangan akan tindakan-

tindakan mereka yang berani dalam peperangan Kanaan, dan 

pelayanan-pelayanan yang sudah mereka lakukan terhadap sau-

dara-saudara mereka. Jadi mereka mendirikan saja sebuah tugu 

peringatan sebagai sebuah tanda kehormatan abadi untuk kedua 

setengah suku itu. Sebenarnya, hubungan mereka dengan jemaat 

Allah, dan kepentingan mereka dalam persekutuan dengan orang-

orang kudus, itulah yang ingin mereka lestarikan dan abadikan 

dengan tugu itu, yang mereka jadikan bukti. Oleh sebab  itu, 

tanpa ditunda-tunda, saat   gagasan itu pertama kali diajukan 

oleh sebagian orang di antara mereka, mereka segera mendirikan 

Kitab Yosua 22:10-20 

 329 

mezbah itu. Meskipun mereka senang membayangkan bahwa me-

reka akan pulang ke rumah, namun mereka sedih memikirkan 

bahwa mereka akan pergi dari mezbah Allah. Mezbah Allah itu 

berguna sebagai jembatan untuk mempertahankan persekutuan 

mereka dengan suku-suku lain dalam perkara-perkara tentang 

Allah. Sebagian penafsir berpendapat bahwa mereka membangun 

mezbah ini di wilayah Kanaan yang bersebelahan dengan Yordan, 

di daerah kepunyaan suku Benyamin.supaya , dengan meman-

dang ke seberang sungai, mereka dapat melihat bangunan mez-

bah di Silo, sebab  tidak mudah untuk menyeberang ke sana. 

namun  lebih besar kemungkinan bahwa mereka membangunnya di 

seberang sungai mereka sendiri, sebab apa urusan mereka mem-

bangun di tanah orang lain tanpa persetujuannya? Mezbah itu 

dikatakan menghadap ke tanah Kanaan. Juga tidak ada alasan 

untuk mencurigainya sebagai sesuatu yang dirancang untuk 

persembahan korban, seandainya mereka tidak membangunnya 

di antara mereka sendiri. Mezbah ini dirancang dengan tulus 

tanpa niat jahat, namun  semuanya akan baik-baik saja seandainya 

mereka meminta petunjuk kepada Allah tentangnya sebelum me-

reka melakukannya. Sebab mezbah seperti itu bisa saja tampak 

ada sesuatu yang jahat, dan bisa menyinggung hati saudara-sau-

dara mereka. Atau paling tidak, sebaiknya mereka memberitahukan 

niat mereka kepada saudara-saudara mereka, dan memberikan 

penjelasan yang sama kepada saudara-saudara mereka terlebih 

dahulu tentang mezbah mereka, untuk menghindari kecemburuan 

saudara-saudara mereka. Hal ini memang mereka lakukan sesu-

dahnya, untuk menghilangkan kecemburuan itu. Semangat mere-

ka patut dipuji, namun  semangat itu seharusnya dibimbing oleh 

kebijaksanaan. Pembangunan mezbah untuk tujuan yang mereka 

niatkan itu tidak perlu dilakukan cepat-cepat. Sebaliknya, mereka 

bisa saja mengambil waktu untuk membuat pertimbangan dan 

mendengarkan nasihat. Namun, saat   jelas tampak bahwa me-

reka tulus dalam mendirikan mezbah itu, mereka tidak diper-

salahkan atas ketergesa-gesaan mereka itu. Allah mengabaikan, 

dan manusia harus mengabaikan pula, kelemahan dari semangat 

yang yang penuh ketulusan hati. 

II.  Kecemburuan yang kudus dari suku-suku lain demi kehormatan 

Allah dan mezbah-Nya di Silo. Segera diberitahukan kepada para 


 330

pemimpin Israel tentang didirikannya mezbah ini (ay. 11). Dan 

segera saja mereka merasa khawatir, sebab  mengetahui betapa 

ketat dan beratnya hukum yang menuntut mereka untuk mem-

persembahkan semua korban di tempat yang harus dipilih Allah 

saja, dan bukan di tempat lain (Ul. 12: 5-7). Mereka sangat cemas, 

sebab  mendirikan mezbah lain berarti menghina mezbah yang 

telah ditetapkan Allah belum lama ini sebagai tempat di mana 

nama-Nya harus disebut. Mendirikan mezbah lain dapat menun-

tun orang untuk menyembah suatu allah lain. Nah, 

1. Kecurigaan mereka sangat bisa dipahami, sebab harus diakui 

bahwa pembangunan mezbah itu, prima facie – pada pandang-

an pertama, terlihat jahat, dan tampaknya bermaksud untuk 

mendirikan dan menegakkan sebuah tandingan terhadap mez-

bah di Silo. Bukan sangkaan yang mengada-ada jika dari pem-

bangunan sebuah mezbah, orang menyimpulkan adanya niat 

untuk mempersembahkan korban di atasnya. Dan hal itu bisa 

mendatangkan penyembahan berhala, dan berujung pada ke-

murtadan sepenuhnya dari iman dan penyembahan terhadap 

Allah Israel. Betapa pun kecilnya api ini, ia dapat membakar 

hutan yang besar seperti itu. Allah cemburu akan ketetapan-

ketetapan-Nya sendiri, dan sebab  itu kita pun harus demi-

kian. Kita harus takut akan segala sesuatu yang tampak se-

perti penyembahan berhala, atau yang mengarah ke sana. 

2. Semangat mereka dalam mencurigai pendirian mezbah ini 

sangat patut dipuji (ay. 12). saat   mereka menyangka bahwa 

suku-suku ini, yang oleh sungai Yordan dipisahkan dari mere-

ka, sedang memisahkan diri dari Allah, mereka menganggap-

nya sebagai penghinaan terbesar yang dapat dilakukan orang 

terhadap diri mereka sendiri. Dan mereka menunjukkan ke-

siapan, jika perlu, untuk mempertaruhkan nyawa demi mem-

bela mezbah Allah, dan mengangkat senjata untuk meng-

hukum dan memusnahkan para pemberontak ini. Dan mereka 

siap untuk mencegah penyebaran penyakit yang menular itu, 

jika tidak ada cara-cara yang lebih lembut yang akan berhasil, 

dengan memotong bagian tubuh yang terjangkiti. Mereka 

semua berkumpul bersama-sama, dan Silo yaitu  tempat per-

temuan mereka, sebab untuk membela piagam ilahi yang 

belum lama ini diberikan ke tempat itulah sekarang mereka 

tampil. Tekad mereka sesuai dengan apa yang dituntut dari 

Kitab Yosua 22:10-20 

 331 

mereka sebagai kerajaan imamat, yang, sebab  diabdikan ke-

pada Allah dan untuk melayani-Nya, tidak mau kenal saudara-

saudara mereka dan acuh tak acuh terhadap anak-anak 

mereka (Ul. 33:9). Mereka ingin segera maju memerangi sau-

dara-saudara mereka jika saudara-saudara mereka itu benar-

benar sudah berbalik dari Allah, dan memberontak terhadap-

Nya. Meskipun saudara-saudara mereka itu yaitu  tulang dari 

tulang mereka, sudah menjadi saudara dan sekutu mereka 

dalam kesusahan di padang gurun, dan membantu mereka da-

lam peperangan Kanaan, namun, jika saudara-saudara me-

reka berbalik untuk berbakti kepada allah lain, maka mereka 

akan memperlakukan saudara-saudara mereka sebagai mu-

suh. Mereka tidak boleh diperlakukan lagi sebagai orang 

Israel, melainkan sebagai anak-anak sundal, sebab demikian-

lah yang telah ditetapkan Allah (Ul. 13:12, dst.). Belum lama 

sepuluh suku ini menyarungkan pedang mereka, dan mundur 

dari segala bahaya dan kelelahan peperangan ke tempat per-

hentian yang telah diberikan Allah kepada mereka. Walaupun 

begitu, sekarang mereka bersedia untuk memulai perang baru 

daripada melalaikan kewajiban untuk menahan, menekan, dan 

membalaskan perbuatan penyembahan berhala, dan setiap 

langkah yang mengarah padanya. Sungguh tekad yang berani, 

dan menunjukkan bahwa mereka sepenuh hati untuk agama 

mereka. Dan, kita berharap, semoga mereka sendiri juga ber-

hati-hati dan tekun dalam menjalankan ibadah agama mereka. 

Kebobrokan-kebobrokan dalam agama paling baik ditangani 

sejak awal, sebelum merajalela dan menjadi kebiasaan. 

3. Kehati-hatian mereka dalam melaksanakan tekad yang berapi-

api ini tidak kalah terpuji. Allah telah menetapkan mereka, 

dalam perkara-perkara seperti ini, untuk memeriksa dan me-

nyelidiki (Ul. 13:14),supaya  mereka tidak berbuat jahat ke-

pada saudara-saudara mereka dengan dalih membela agama 

mereka. Oleh sebab itu, mereka di sini menetapkan hati untuk 

tidak mengirim tentara, untuk mengadakan perang, sebelum 

terlebih dahulu mengirim utusan-utusan untuk mencari tahu 

duduk perkaranya. Mereka juga mengirimkan orang-orang 

yang terkemuka, satu orang dari tiap-tiap suku, dan Pinehas 

sebagai kepalanya untuk menjadi juru bicara mereka (ay. 13-

14). Demikianlah semangat mereka untuk Allah dilembutkan, 


 332

dibimbing, dan diperintah oleh hikmat yang lahir dari kelemah-

lembutan. Dia yang mengetahui segala sesuatu, dan membenci 

segala yang jahat, tidak akan menghukum para penjahat ter-

besar sekalipun tanpa terlebih dahulu turun untuk melihat 

(Kej. 18:21). Banyak perselisihan yang tidak menyenangkan 

akan dicegah, atau segera diselesaikan, jika kita dengan adil 

dan tanpa prasangka menyelidiki apa yang menjadi pokok per-

masalahannya. Meluruskan berbagai kekeliruan dan kesalah-

pahaman, dan menjelaskan dengan benar kata-kata dan per-

buatan-perbuatan yang disalahartikan, akan menjadi cara yang 

paling berhasil untuk mengatasi pertikaian-pertikaian pribadi 

maupun umum, dan mengakhirinya dengan bahagia. 

4. Cara para utusan itu menangani perkara ini sepenuhnya sesuai 

dengan pemahaman dan perasaan jemaat mengenai hal itu, dan 

banyak menunjukkan semangat maupun kebijaksanaan. 

(1) Tuduhan yang mereka lontarkan kepada saudara-saudara 

mereka memang sangat berat, dan tidak bisa dimaafkan 

dengan alasan lain selain bahwa mereka melakukannya 

dalam semangat bagi kehormatan Allah. Sekarang tuduhan 

itu dimaksudkan untuk membenarkan kemarahan jemaat 

di Silo, dan untuk membangunkan hati orang-orang yang 

diduga penjahat itu untuk membersihkan diri mereka. Jika 

tidak, mereka mungkin akan menangguhkan penghakiman 

mereka, atau setidak-tidaknya melunakkannya, dan tidak 

menganggap benar begitu saja, seperti yang mereka laku-

kan di sini (ay. 16), bahwa pembangunan mezbah ini ada-

lah suatu perbuatan yang tidak setia terhadap Allah Israel. 

Dan bahwa itu yaitu  pelanggaran yang tidak kalah keji-

nya dari perlawanan para tentara terhadap panglima mere-

ka (kamu berbalik dari pada TUHAN), dan pemberontakan 

rakyat terhadap pemimpin mereka: dengan demikian kamu 

memberontak terhadap TUHAN pada hari ini. Sungguh per-

kataan yang berat. Untungnya mereka tidak dapat mem-

buktikan tuduhan mereka. Janganlah orang yang tidak 

bersalah merasa heran jika mereka disalahmengerti dan 

dituduh seperti itu. Apa yang tidak kuketahui, itulah yang 

mereka tuntut dari padaku. 

(2) Diperberatnya kejahatan yang dituduhkan kepada sau-

dara-saudara mereka itu terlalu mengada-ada: Belum cu-

Kitab Yosua 22:10-20 

 333 

kupkah bagi kita noda yang di Peor itu? (ay. 17). Mungkin 

hal itu disebutkan sebab  Pinehas, pemimpin pertama da-

lam persepakatan ini, sudah membuat dirinya menonjol 

dalam perkara yang di Peor itu (Bil. 25:7). Dan sebab  kita 

dapat menduga bahwa mereka tidak sedang berada di 

sekitar tempat di mana kesalahan itu diperbuat di seberang 

lain sungai Yordan. Sungguh baik mengingat dan meng-

ambil manfaat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebab  

murka Allah, yang dinyatakan dari sorga atas segala 

kefasikan dan kelaliman manusia, yang sudah terpampang 

nyata pada zaman kita, dan kita sendiri sudah menjadi 

saksinya. Pinehas mengingatkan mereka akan noda yang di 

Peor,  

[1] Sebagai dosa yang sangat besar, dan sangat menyulut 

murka Allah. Pembangunan mezbah ini tampak hanya 

sebuah perkara kecil, namun  itu dapat mengarah pada 

pelanggaran yang sama buruknya seperti yang di Peor, 

dan sebab  itu harus dihancurkan sewaktu pertama 

kali muncul. Perhatikanlah, mengingat dosa-dosa besar 

yang dilakukan pada masa lalu haruslah membuat kita 

untuk berjaga-jaga melawan kesempatan-kesempatan 

dan permulaan-permulaan dosa sekecil apa pun. Sebab 

jalan dosa itu terjal ke bawah.  

[2] Sebagai dosa yang sebab nya seluruh jemaat menderi-

ta: “Yang menyebabkan umat TUHAN kena tulah, yang 

sebab nya, dalam satu hari, tidak kurang dari 24.000 

orang meninggal. Tidakkah itu cukup untuk memperi-

ngatkanmu selama-lamanya terhadap penyembahan ber-

hala? Astaga! Apakah kamu mau mendatangkan tulah 

lain lagi ke atasmu? Apakah kamu begitu tergila-gila de-

ngan mezbah penyembahan berhala, sampai rela berlari 

menuju ujung pedang penghakiman Allah? Bukankah 

perkemahan kita masih merasakan dampak dari dosa 

dan hukuman itu? Dari padanya kita belum mentahir-

kan diri sampai hari ini. Masih ada percikan-percikan 

api yang tersisa.” Pertama, “Percikan api dari penularan 

dosa itu. Sebagian orang di antara kita begitu condong 

pada penyembahan berhala, hingga jika kamu mendiri-

kan mezbah lain, mereka akan segera mengambil pe-


 334

luang darinya, apakah kamu meniatkannya atau tidak, 

untuk menyembah allah lain.” Kedua, “Percikan api dari 

murka Allah terhadap kita sebab  dosa itu. Beralasan 

bagi kita untuk takut bahwa, jika kita menyulut murka 

Allah dengan dosa lain untuk dibalaskan-Nya, maka Ia 

akan mengingat noda yang di Peor untuk melawan kita, 

seperti yang diancamkan-Nya akan Dia lakukan dalam 

perkara anak lembu emas (Kel. 32:34). Dan adakah 

kamu berani membangunkan singa tidur pembalasan 

ilahi?” Perhatikanlah, yaitu  hal yang bodoh dan ber-

bahaya jika orang memikirkan dosa-dosa mereka di 

masa lalu itu tidaklah cukup, belum cukup untuk mere-

ka, seperti yang dilakukan orang-orang yang menambah 

dosa demi dosa, dan dengan demikian menimbun murka 

pada hari murka. Oleh sebab itu, cukup sudah waktu 

yang lalu itu (1Ptr. 4:3). 

(3) Alasan mengapa mereka menanggapi perkara ini dengan 

begitu panasnya sangatlah cukup. Mereka wajib berbuat 

begitu, untuk membela diri, secara alami untuk memper-

tahankan diri: “Sebab, jika engkau memberontak terhadap 

Allah pada hari ini, siapa tahu keesokan harinya pengha-

kiman-penghakiman Allah akan mendobrak masuk ke 

segenap umat (ay. 18), seperti dalam perkara Akhan? (ay. 

20). Akhan berdosa, dan kita semua menderita sebab nya. 

Jadi kita perlu belajar dari hal ini. Dan dari apa yang dila-

kukan Allah pada waktu itu, seharusnya kita dapat melihat 

apa yang bisa jadi akan dilakukan-Nya, dan merasa takut, 

jika kami tidak bersaksi melawan dosamu, yang besar itu, 

dan tidak menghukumnya.” Perhatikanlah, para penjaga 

keamanaan masyarakat diwajibkan, demi keadilan terha-

dap keselamatan bersama, untuk menggunakan kekuasaan 

mereka untuk menahan dan menekan kekejian dan kece-

maran.supaya  jangan sampai, jika itu diabaikan, dosa itu 

dengan demikian menjadi dosa seluruh bangsa, dan men-

datangkan penghakiman-penghakiman Allah atas semua 

orang. Bahkan, kita semua berkepentingan untuk menegur 

sesama kita jika  ia berbuat salah,supaya  kita tidak 

mendatangkan dosa kepada diri kita sebab  dia (Im. 19:17).

 

Kitab Yosua 22:21-29 

 335 

(4) Tawaran yang mereka ajukan sangatlah adil dan baik (ay. 

19). Bahwa jika saudara-saudara mereka menganggap ta-

nah milik mereka najis, sebab  tidak ada mezbah, dan 

sebab  itu tidak bisa merasa tenang tanpa mezbah, maka 

daripada harus mendirikan mezbah lain untuk menyaingi 

mezbah di Silo, saudara-saudara mereka dipersilakan un-

tuk kembali ke tanah tempat kedudukan Kemah Suci 

TUHAN, dan menetap di sana. Mereka dengan rela akan 

mengurangi bagian mereka untuk memberi tempat bagi 

saudara-saudara mereka itu. Dengan ini mereka menun-

jukkan semangat yang tulus dan benar-benar saleh mela-

wan perpecahan. Bahwa daripada membiarkan saudara-

saudara mereka mendirikan mezbah lain sebab  alasan 

tanah yang najis, yang menjadi sangkaan mereka di sini, 

yang sangat lemah dan tidak berdasar, mereka bersedia 

melepaskan banyak bagian tanah yang telah ditetapkan 

Allah sendiri untuk mereka melalui undi, untuk menam-

pung dan memasukkan saudara-saudara mereka di antara 

mereka. Inilah roh orang Israel sejati. 

Mezbah Bani Ruben  

(22:21-29) 

21 Lalu jawab bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu, 

katanya kepada para kepala kaum-kaum orang Israel: 22 “Allah segala allah, 

TUHAN, Allah segala allah, TUHAN, Dialah yang mengetahui, dan patutlah 

orang Israel mengetahuinya juga! Jika sekiranya hal ini terjadi dengan 

maksud memberontak atau dengan maksud berubah setia terhadap TUHAN – 

biarlah jangan TUHAN selamatkan kami pada hari ini. 23 Jika sekiranya kami 

mendirikan mezbah untuk berbalik dari pada TUHAN, untuk mempersem-

bahkan korban bakaran dan korban sajian di atasnya serta korban kesela-

matan di atasnya, biarlah TUHAN sendiri yang menuntut balas terhadap 

kami. 24 namun  sesungguhnya, kami telah melakukannya sebab  cemas. 

Sebab pikir kami: Di lalu  hari anak-anak kamu mungkin berkata 

kepada anak-anak kami, demikian: Apakah sangkut pautmu dengan TUHAN, 

Allah Israel? 25 Bukankah TUHAN telah menentukan sungai Yordan sebagai 

batas antara kami dan kamu, hai orang bani Ruben dan bani Gad! Kamu 

tidak memiliki  bagian akan TUHAN. Demikianlah mungkin anak-anak 

kamu membuat anak-anak kami berhenti dari pada takut akan TUHAN.  

26 Sebab itu kata kami: Biarlah kita mendirikan mezbah itu bagi kita! 

Bukanlah untuk korban bakaran dan bukanlah untuk korban sembelihan, 27 

namun supaya  mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu, dan antara 

keturunan kita lalu , bahwa kami tetap beribadah kepada TUHAN di 

hadapan-Nya dengan korban bakaran, korban sembelihan dan korban kese-

lamatan kami. Jadi tidaklah mungkin anak-anak kamu di lalu  hari 


 336

berkata kepada anak-anak kami: Kamu tidak memiliki  bagian pada 

TUHAN. 28 Lagi kata kami: jika  di lalu  hari demikian dikatakan me-

reka kepada kita dan kepada keturunan kita, maka kita akan berkata: 

Tengoklah bangunan tiruan mezbah TUHAN itu, yang telah dibuat oleh nenek 

moyang kami. Bukan untuk korban bakaran dan bukan untuk korban 

sembelihan, namun  mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu. 29 

Jauhlah dari pada kami untuk memberontak terhadap TUHAN, dan untuk 

berbalik dari pada TUHAN pada hari ini dengan mendirikan mezbah untuk 

korban bakaran, korban sajian atau korban sembelihan, mezbah yang bukan 

mezbah TUHAN, Allah kita, yang ada di depan Kemah Suci-Nya!” 

Kita dapat menduga bahwa ada sebuah pertemuan bersama yang 

terdiri atas para pemimpin dan pembesar dari suku-suku yang ter-

pisah itu, untuk memberi penjelasan kepada para utusan dari 

sepuluh suku lain ini. Atau mungkin tentara Israel, saat   pulang ke 

rumah, masih berkemah dalam satu tubuh, dan belum terpencar. 

Apa pun itu, ada cukup banyak yang hadir untuk mewakili dua 

setengah suku itu, dan untuk menyampaikan perasaan mereka. 

Tanggapan mereka terhadap keluhan yang menyala-nyala dari kese-

puluh suku itu sangat baik dan tulus. Mereka tidak menjawab 

dengan pedas tuduhan kesepuluh suku, tidak mencela mereka an-

caman-ancaman mereka sebagai hal yang tidak adil dan kejam, atau 

menegur mereka terlalu terburu-buru dalam mengecam. Sebaliknya, 

mereka memberikan jawaban lembut yang memalingkan murka, 

dengan menghindari semua perkataan pedas yang membangkitkan 

marah. Mereka tidak meragukan wewenang kesepuluh suku itu, atau 

membela diri bahwa mereka tidak bertanggung jawab terhadap 

kesepuluh suku atas apa yang telah mereka lakukan, atau meminta 

kesepuluh suku untuk mengurusi urusan mereka sendiri. namun , 

dengan menyatakan secara bebas dan terang-terangan niat tulus 

mereka dalam apa yang mereka lakukan, mereka membebaskan diri 

dari tuduhan yang menimpa mereka, dan meluruskan pemikiran 

saudara-saudara mereka itu. Untuk melakukan itu, mereka hanya 

perlu menyatakan permasalahannya dan menjelaskan duduk perkara 

yang sebenarnya. 

I. Mereka menyanggah dengan sungguh-sungguh adanya suatu 

rancangan untuk menggunakan mezbah ini untuk korban atau 

persembahan. Oleh sebab  itu, mereka sama sekali tidak mendiri-

kannya untuk menyaingi mezbah di Silo, tidak pula terbersit 

dalam pikiran mereka untuk meninggalkan mezbah itu. Mereka 

memang telah mendirikan sebuah mezbah yang berbentuk dan 

Kitab Yosua 22:21-29 

 337 

bergaya seperti mezbah di Silo, namun  itu tidak untuk keperluan 

keagamaan. Mereka tidak mengadakan upacara untuk menahbis-

kannya, dan sebab  itu tidak boleh dituduh bermaksud meng-

gunakannya untuk keperluan seperti itu.supaya  sanggahan ini 

dipercaya, inilah, 

1. Seruan yang sungguh-sungguh kepada Allah mengenai per-

kara itu, yang dengannya mereka memulai pembelaan mereka. 

Dengan begitu, mereka berniat untuk memuliakan Allah 

terlebih dahulu, dan lalu  memberi pertanggungan jawab 

kepada saudara-saudara mereka (ay. 22).  

(1) Rasa kagum dan hormat yang mendalam terhadap Allah 

diungkap dalam bentuk permohonan: Allah segala allah, 

TUHAN, Allah segala allah, TUHAN, Dialah yang mengeta-

hui. Atau, seperti yang dapat dibaca secara lebih dekat 

dengan bahasa aslinya, Allah segala allah, Yehovah, Allah 

segala allah, Yehovah, Dia tahu. Pernyataan itu menunjuk-

kan bahwa Allah ada dari diri-Nya sendiri dan maha men-

cukupi oleh diri-Nya sendiri. Dia yaitu  Yehova, dan mem-

punyai kedaulatan dan kekuasaan atas semua makhluk 

dan kuasa apa saja, bahkan atas segala yang disebut 

sebagai allah atau yang disembah. Pengakuan iman mereka 

yang singkat ini akan membantu menyingkirkan dan meng-

hilangkan kecurigaan saudara-saudara mereka, seolah-

olah mereka bermaksud untuk meninggalkan Allah Israel 

dan menyembah allah lain. Bagaimana mereka bisa ber-

pikiran seperti itu, sementara mereka mempercayai-Nya 

sebagai Allah atas segala sesuatu? Marilah kita belajar dari 

sini untuk selalu berbicara tentang Allah dengan penuh 

hormat dan kesungguhan hati, dan untuk menyebutkan 

nama-Nya dengan penuh khidmat. Orang-orang yang ber-

seru kepada sorga dengan mengucapkan “Tuhan tahu,” 

secara sambil lalu dan sembarangan, perlu berhati-hati 

telah menyebut nama-Nya dengan sia-sia, sebab seruan 

seperti itu sangat berbeda dengan seruan ini.  

(2) Keyakinan yang besar akan kelurusan hati mereka sendiri-

lah yang mereka ungkapkan dalam isi seruan itu.