gembalaannya, 15 Holon dengan tanah-tanah penggembalaannya, Debir de-
ngan tanah-tanah penggembalaannya, 16 Ain dengan tanah-tanah penggem-
balaannya, Yuta dengan tanah-tanah penggembalaannya dan Bet-Semes
dengan tanah-tanah penggembalaannya: sembilan kota dari kedua suku itu.
17 Dan dari suku Benyamin: Gibeon dengan tanah-tanah penggembalaannya,
Geba dengan tanah-tanah penggembalaannya, 18 Anatot dengan tanah-tanah
penggembalaannya dan Almon dengan tanah-tanah penggembalaannya: em-
314
pat kota. 19 Seluruhnya kota-kota kepunyaan anak-anak Harun, para imam
itu, ada tiga belas kota dengan tanah-tanah penggembalaannya. 20 Kaum-
kaum keturunan Kehat, yakni orang Lewi yang masih tinggal dari antara
keturunan Kehat, mendapat kota-kota yang dengan undian kepada mereka
dari suku Efraim. 21 Kepada mereka diberikan Sikhem, kota perlindungan
untuk pembunuh, dengan tanah-tanah penggembalaannya, di pegunungan
Efraim, Gezer dengan tanah-tanah penggembalaannya, 22 Kibzaim dengan
tanah-tanah penggembalaannya dan Bet-Horon dengan tanah-tanah peng-
gembalaannya: empat kota. 23 Dan dari suku Dan: Elteke dengan tanah-
tanah penggembalaannya, Gibeton dengan tanah-tanah penggembalaannya,
24 Ayalon dengan tanah-tanah penggembalaannya dan Gat-Rimon dengan
tanah-tanah penggembalaannya: empat kota. 25 Dan dari suku Manasye yang
setengah itu: Taanakh dengan tanah-tanah penggembalaannya dan Gat-
Rimon dengan tanah-tanah penggembalaannya: dua kota. 26 Seluruhnya
kota-kota itu ada sepuluh, dengan tanah-tanah penggembalaannya, ditentu-
kan bagi kaum-kaum yang masih tinggal dari antara keturunan Kehat.
27 Bani Gerson dari kaum-kaum orang Lewi mendapat dari suku Manasye
yang setengah lagi: Golan, kota perlindungan untuk pembunuh, di Basan,
dengan tanah-tanah penggembalaannya, dan Beestera dengan tanah-tanah
penggembalaannya: dua kota. 28 Dan dari suku Isakhar: Kisyon dengan
tanah-tanah penggembalaannya, Dobrat dengan tanah-tanah penggembala-
annya, 29 Yarmut dengan tanah-tanah penggembalaannya, dan En-Ganim
dengan tanah-tanah penggembalaannya: empat kota. 30 Dan dari suku Asyer:
Misal dengan tanah-tanah penggembalaannya, Abdon dengan tanah-tanah
penggembalaannya, 31 Helkat dengan tanah-tanah penggembalaannya dan
Rehob dengan tanah-tanah penggembalaannya: empat kota. 32 Dan dari suku
Naftali: Kedesh, kota perlindungan untuk pembunuh, di Galilea, dengan
tanah-tanah penggembalaannya, Hamot-Dor dengan tanah-tanah penggem-
balaannya dan Kartan dengan tanah-tanah penggembalaannya: tiga kota.
33 Seluruhnya kota-kota kepunyaan orang Gerson menurut kaum-kaum
mereka ada tiga belas kota dengan tanah-tanah penggembalaannya. 34 Kaum-
kaum keturunan Merari, orang Lewi yang masih tinggal, mendapat dari suku
Zebulon: Yokneam dengan tanah-tanah penggembalaannya, Karta dengan
tanah-tanah penggembalaannya, 35 Dimana dengan tanah-tanah penggem-
balaannya dan Nahalal dengan tanah-tanah penggembalaannya: empat kota.
36 Dan dari suku Ruben: Bezer dengan tanah-tanah penggembalaannya,
Yahas dengan tanah-tanah penggembalaannya, 37 Kedemot dengan tanah-
tanah penggembalaannya dan Mefaat dengan tanah-tanah penggembala-
annya: empat kota. 38 Dan dari suku Gad: Ramot, kota perlindungan untuk
pembunuh, di Gilead, dengan tanah-tanah penggembalaannya, Mahanaim
dengan tanah-tanah penggembalaannya, 39 Hesybon dengan tanah-tanah
penggembalaannya dan Yaezer dengan tanah-tanah penggembalaannya: selu-
ruhnya kota-kota itu ada empat. 40 Seluruhnya kota-kota itu ditentukan bagi
keturunan Merari menurut kaum-kaum mereka, yakni yang masih tinggal
dari kaum-kaum orang Lewi. Bagian undian mereka ada dua belas kota.
41 Seluruhnya kota-kota orang Lewi di tengah-tengah milik orang Israel ada
empat puluh delapan kota dengan tanah-tanah penggembalaannya. 42 Kota-
kota itu masing-masing ada tanah-tanah penggembalaannya di sekelilingnya,
demikianlah kota-kota tadi seluruhnya.
Kita melihat di sini catatan khusus mengenai kota-kota yang diberi-
kan kepada keturunan Lewi dari sejumlah suku, bukan hanya untuk
ditempati dan didiami oleh mereka, sebagai penyewa kepada suku-
suku tempat mereka berada. Tidak, kepentingan mereka dengan
Kitab Yosua 21:9-42
315
kota-kota itu tidak terikat dan bergantung pada siapa pun, namun
untuk dijadikan milik dan kepunyaan, sebagai tuan dan pemiliknya.
Hubungan mereka dengan kota-kota itu sama dengan hubungan
yang dimiliki suku-suku lain dengan kota-kota atau tanah-tanah
mereka, seperti yang ditunjukkan oleh hukum yang mencegah rumah
di kota-kota orang Lewi dialihkan lebih lama daripada waktu ter-
capainya tahun Yobel (Im. 25:32-33). Namun, mungkin saja, sebab
orang Lewi hanya memiliki kota-kota dan tanah-tanah penggembala-
annya, sementara tanah di sekelilingnya tetap menjadi milik suku-
suku tempat mereka berada, maka orang-orang dari suku itu,supaya
nyaman menempati tanahnya, banyak yang menyewa rumah dari
orang Lewi, sebanyak yang dapat ditampung orang Lewi di kota-kota
mereka, sehingga mereka hidup di tengah-tengah orang Lewi sebagai
penyewa. Ada beberapa hal yang teramati dalam pemaparan yang ada
di sini, di luar hal-hal yang teramati dalam hukum yang mengaturnya
(Bil. 35).
I. Bahwa orang Lewi disebarkan ke semua suku, dan tidak diizinkan
untuk tinggal bersama di satu bagian negeri saja. Dengan demi-
kian, mereka semua akan memiliki pekerjaan, dan akan dipeker-
jakan untuk kebaikan orang lain. Para pelayan, yang melayani
semua orang, tidak boleh bermalas-malasan atau hidup untuk
diri sendiri atau untuk satu sama lain saja. Kristus meninggalkan
kedua belas murid-Nya bersama-sama dalam suatu tubuh, namun
memberikan perintah bahwa mereka pada waktunya harus me-
nyebar, agar mereka dapat memberitakan Injil kepada segala
makhluk. Dengan demikian, pencampuran orang Lewi dengan
suku-suku lain menjadi suatu keharusan bagi mereka, agar me-
reka dapat berjalan dengan hati-hati, sesuai dengan peran mereka
yang kudus, dan untuk menghindari segala sesuatu yang dapat
menodai peran itu. Seandainya mereka semua hidup di satu tem-
pat, mereka pasti tergoda untuk saling main mata pada kesalahan
yang lain, dan saling membiarkan kesalahan yang lain pada saat
mereka membuat kekeliruan. Namun, dengan hidup bercampur,
mereka dibuat menyadari akan mata seluruh Israel yang terarah
kepada mereka, dan sebab itu harus berusaha untuk hidup
benar, agar pelayanan mereka tidak disalahkan atau akhlak mere-
ka yang mulia dicemooh sebab tingkah laku mereka yang buruk.
316
II. Bahwa setiap suku Israel diperindah dan diperkaya dengan bagi-
an kota-kota Lewi yang ada padanya sebanding dengan luasnya
daerah mereka, bahkan suku-suku yang letaknya paling terpencil.
Mereka semua umat Allah, dan sebab itu mereka semua memiliki
orang Lewi di tengah-tengahnya:
1.supaya mereka menunjukkan kebaikan kepada orang Lewi,
seperti yang ditetapkan Allah kepada umat Israel (Ul. 12:19;
14:29). Orang Lewi yaitu penerima di pihak Allah. Kepada
mereka umat itu dapat memberikan ungkapan syukur mereka
atas kebaikan Allah, sesuai kesempatan dan dorongan hati.
2.supaya mereka meminta nasihat dan petunjuk dari orang
Lewi. Saat mereka tidak dapat pergi ke Kemah Suci, untuk me-
minta nasihat dari imam-imam yang melayani di sana, mereka
dapat pergi ke kota orang Lewi, dan mendapat pengajaran
akan Tuhan yang benar. Demikianlah, Allah menaruh lilin di
setiap ruangan dalam rumah-Nya, untuk memberi terang
kepada seluruh keluarga-Nya. Seperti mereka yang melayani
mezbah memelihara kewajibannya kepada Tuhan, untuk
memastikan bahwa tidak ada tugas ilahi yang terbengkalai di
sana, demikian pula mereka yang tersebar di negeri itu pun
memiliki kewajiban, yaitu memastikan bahwa tidak ada per-
buatan takhayul dan berhala dijalankan di tempat-tempat
yang terpencil, dan untuk mengawasi jiwa-jiwa milik Allah
Israel. Demikianlah, Allah dengan murah hati membuat kete-
tapan agar agama tetap terjaga di tengah-tengah orang Israel,
dan agar mereka memiliki firman itu dekat dengan mereka.
Bahkan, terpujilah Allah, bahwa kita, yang berada di bawah
Injil, memiliki firman itu lebih dekat lagi. Bukan hanya orang
Lewi ada di setiap wilayah, namun orang Lewi ada di setiap je-
maat, yang tugasnya tetap sama, untuk mengajar umat ten-
tang pengenalan akan Allah, dan untuk berjalan di hadapan
mereka dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan Allah.
III. Bahwa ada tiga belas kota, dan kota-kota itu yaitu beberapa
kota terbaik, yang ditunjuk untuk para imam, anak-anak Harun
(ay. 19). Harun hanya meninggalkan dua putra, Eleazar dan
Itamar, namun, keluarganya kini sangat bertambah-tambah. Dan,
sudah diperkirakan bahwa keluarganya, dengan berjalannya wak-
tu, akan bertambah menjadi sangat banyak, sampai bisa meme-
Kitab Yosua 21:9-42
317
nuhi semua kota ini, meskipun diperlukan jumlah penduduk yang
sangat besar di mana pun tabut dan mezbah diletakkan. Kita
membaca dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang be-
gitu besarnya jumlah para imam sampai kita dapat menyimpul-
kan bahwa tidak ada kaum-kaum Israel lain yang keluar dari
Mesir yang bertambah-tambah sesudahnya sebanyak pertambah-
an keturunan Harun. Dan janji sesudahnya yang diberikan ke-
pada keluarga Harun yaitu , Kiranya Allah memberi pertambahan
kepada kamu, kepada kamu dan kepada anak-anakmu (Mzm.
115:12, 14). Dia akan membangkitkan satu keturunan untuk mela-
yani Dia.
IV. Bahwa beberapa kota orang Lewi itu di lalu hari menjadi
terkenal sebab hal-hal lain. Hebron yaitu kota tempat Daud
memulai pemerintahannya, dan di Mahanaim, kota orang Lewi
yang lain (ay. 38), Daud meletakkan, dan mendirikan pusat peme-
rintahannya saat dia melarikan diri dari Absalom. Orang Israel
pertama yang memakai gelar raja yakni, Abimelekh, anak laki-laki
Gideon, memerintah di Sikhem, kota orang Lewi yang lainnya lagi
(ay. 21).
V. Bahwa jumlah mereka semua secara keseluruhan lebih banyak
daripada hampir semua suku-suku yang lain, kecuali Yehuda,
meskipun suku Lewi salah satu suku yang paling kecil di antara
suku-suku itu. Hal ini menunjukkan betapa pemurahnya Allah
itu, dan umat-Nya seharusnya, kepada para pelayan-Nya. Namun,
jumlah orang Lewi yang besar ini tidak akan tampak sebesar yang
kelihatan di awalnya. Kita mengingat bahwa orang Lewi hanya
memiliki kota-kota dan tanah-tanah penggembalaannya untuk
ditinggali, sementara suku-suku yang lain, selain kota-kota mere-
ka yang mungkin lebih banyak daripada yang disebutkan dalam
catatan bagian undian mereka, memiliki banyak perkampungan
dan desa-desa yang mereka diami, selain rumah-rumah di kota.
Secara keseluruhan, tampaknya orang Lewi sudah mendapat
perhatian yang semestinya untuk dapat hidup dengan nyaman
sekaligus berguna. Dan mereka, baik para pelayan Tuhan atau
yang lainnya, yang telah mendapat kebaikan dari Sang Penyeleng-
gara, harus berkewajiban juga untuk berbuat baik, dan, sesuai
318
dengan kemampuan dan kesempatan yang ada, melayani gene-
rasinya.
Kota-kota Orang Lewi
(21:43-45)
43 Jadi seluruh negeri itu diberikan TUHAN kepada orang Israel, yakni negeri
yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek
moyang mereka. Mereka menduduki negeri itu dan menetap di sana. 44 Dan
TUHAN mengaruniakan kepada mereka keamanan ke segala penjuru, tepat
seperti yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah kepada nenek moyang
mereka. Tidak ada seorangpun dari semua musuhnya yang tahan berdiri
menghadapi mereka; semua musuhnya diserahkan TUHAN kepada mereka.
45 Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak
ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi.
Kita membaca di sini kesimpulan seluruh perkara ini. Seluruh kisah
dari sebelumnya disimpulkan, dan, agar tampak lebih gemilang, di-
bandingkan dengan janji yang digenapi sepenuhnya dengan dilaku-
kannya pembagian negeri itu. Firman Allah dan karya-Nya menjelas-
kan satu sama lain. Penggenapan menjadikan janji itu sungguh
benar dan janji itu membuat penggenapannya sungguh manis.
I. Allah telah berjanji untuk memberikan kepada keturunan Abra-
ham tanah Kanaan menjadi milik mereka, dan kini akhirnya Dia
menggenapi janji tersebut (ay. 43): Mereka menduduki negeri itu
dan menetap di sana. Meskipun mereka sudah berkali-kali kehi-
langan keuntungan janji itu, dan Allah lama menunda penggenap-
annya, namun pada akhirnya segala kesulitan ditaklukkan, dan
Kanaan menjadi milik mereka. Janji akan Kanaan surgawi sama
pastinya bagi semua orang Israel rohani Allah, sebab janji itu
berasal dari Dia yang tidak dapat berdusta.
II. Allah telah berjanji untuk memberi mereka istirahat di negeri itu,
dan kini mereka merasakan istirahat di segala penjuru, istirahat
dari kelelahan sebab perjalanan mereka melalui padang gurun.
Perjalanan panjang yang, mungkin, melelahkan sampai ke tulang
sumsum mereka. Merasakan istirahat dari peperangan mereka di
Kanaan, dan cemoohan yang pada awalnya dilayangkan musuh
mereka kepada mereka. Mereka kini menetap, bukan hanya di
tempat tinggal milik mereka sendiri, namun juga di tempat tinggal
Kitab Yosua 21:43-45
319
yang tenang dan damai. Meskipun masih ada orang Kanaan yang
tersisa, tidak ada yang memiliki keberanian atau semangat untuk
menyerang mereka, atau sampai membuat mereka merasa was-
was. Istirahat ini akan terus ada sampai mereka, sebab dosa dan
kebodohan mereka sendiri, menaruh duri di tempat tidur dan
mata mereka sendiri.
III. Allah telah berjanji untuk memberi mereka kemenangan dan ke-
berhasilan dalam peperangan mereka, dan janji ini pun digenapi:
Tidak ada seorangpun yang tahan berdiri menghadapi mereka (ay.
44). Mereka mendapat kemenangan dalam setiap pertempuran,
dan ke mana pun pasukan mereka ditempatkan, mereka berhasil.
Memang betul masih ada orang Kanaan yang saat itu tersisa di
banyak bagian negeri itu, dan orang Kanaan itu di lalu hari
melawan mereka, dan menjadi sangat kuat. Akan namun ,
1. Mengenai orang Kanaan yang tersisa pada waktu itu, hal ini
tidaklah bertentangan dengan janji Allah, sebab Allah telah
mengatakan bahwa Dia tidak akan menghalau musuh mereka
sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit (Kel. 23:30). Orang
Israel kini memiliki sebanyak yang dapat mereka miliki dan
sebanyak yang dapat dikelola tangan mereka, sehingga orang
Kanaan hanya dapat memiliki bagian-bagian negeri itu yang
masih kurang digarap untuk menjaga terhadap segala bina-
tang hutan. Dengan berjalannya waktu, mereka akan bertam-
bah menjadi cukup banyak untuk menempati bagian-bagian
itu.
2. Mengenai merajalelanya orang Kanaan di lalu hari, hal
itu sepenuhnya akibat kepengecutan dan kemalasan orang
Israel, dan hukuman terhadap kecenderungan mereka akan
dosa penyembahan berhala dan kekejian lain yang dilakukan
bangsa-bangsa lain, yang sebenarnya hendak disingkirkan
Allah dari hadapan mereka, namun justru mereka lindungi dan
manjakan. Pengalaman orang Israel akan kesetiaan Allah di
sini dicatat dan menjadi bukti akan kemuliaan Allah, serta
bukti kebenaran akan janji-Nya yang sering kali diragukan.
Dan juga penguatan bagi semua orang percaya sampai kepada
akhir zaman, bahwa Tidak ada yang tidak dipenuhi, tidak,
tidak ada sesuatu pun dari segala yang baik, begitu lengkap-
nya ungkapan ini, yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel,
320
yang tidak tergenapi, melainkan pada waktunya semuanya
terpenuhi (ay. 45). Pengakuan seperti ini, yang di sini dibuat
oleh Yosua atas nama seluruh Israel, kita dapati di lalu
waktu dibuat oleh Salomo, dan seluruh Israel sebagai tanggap-
annya mengucapkan Amin terhadap pengakuan itu (1Raj.
8:56). Kebenaran janji Allah yang mutlak benar, dan peng-
genapannya yang sempurna, itulah yang siap diberi kesaksian
kebenarannya oleh semua orang kudus. Dan, jika sampai ada
sesuatu dari janji-Nya yang tidak terpenuhi, maka mereka
sama siapnya untuk mengakui bahwa mereka sendirilah yang
harus disalahkan.
PASAL 22
anyak hal khusus sudah kita baca tentang dua setengah suku,
meskipun tidak ada yang memisahkan mereka dari suku-suku
lain kecuali sungai Yordan. Dan pasal ini sepenuhnya bercerita ten-
tang dua setengah suku itu.
I. Dibubarkannya pasukan suku-suku itu oleh Yosua dari
perkemahan Israel, yang telah mereka layani sebagai pasuk-
an pembantu selama masa peperangan Kanaan. sesudah ini
mereka kembali ke negeri sendiri (ay. 1-9).
II. Mezbah yang mereka bangun di perbatasan sungai Yordan,
sebagai tanda dari persekutuan mereka dengan tanah Israel
(ay. 10).
III. Terganggunya suku-suku lain oleh mezbah ini, dan pesan
yang mereka kirimkan sebab itu (ay. 11-20).
IV. Permintaan maaf oleh dua setengah suku itu atas apa yang
telah mereka lakukan (ay. 21-29).
V. Diterimanya permintaan maaf mereka oleh suku-suku yang
lain (ay. 30-34). Dan, yang mengherankan, sementara dalam
sebagian besar perselisihan yang terjadi, ada kesalahan pada
kedua belah pihak, dalam perselisihan ini tidak ada kesalah-
an pada pihak mana pun. Sepanjang yang bisa disaksikan
tidak ada yang dipersalahkan, namun semuanya dipuji.
Orang Ruben, Orang Gad,
dan Suku Manasye yang Setengah Dibubarkan
(22:1-9)
1 Lalu Yosua memanggil orang Ruben, orang Gad dan suku Manasye yang
setengah itu, 2 dan berkata kepada mereka: “Kamu telah memelihara segala
B
322
yang diperintahkan kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, dan telah
mendengarkan perkataanku dalam segala yang kuperintahkan kepadamu.
3 Kamu tidak meninggalkan saudara-saudaramu selama waktu ini, sampai
sekarang, namun kamu setia memelihara perintah TUHAN, Allahmu, kepada-
mu. 4 namun sekarang TUHAN, Allahmu, telah mengaruniakan keamanan ke-
pada saudara-saudaramu, seperti yang dijanjikan-Nya kepada mereka. Oleh
sebab itu, pulanglah ke kemahmu, ke tanah milikmu, yang telah diberikan
kepadamu oleh Musa, hamba TUHAN itu, di seberang Yordan. 5 Hanya, laku-
kanlah dengan sangat setia perintah dan hukum, yang diperintahkan kepa-
damu oleh Musa, hamba TUHAN itu, yakni mengasihi TUHAN, Allahmu,
hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti perintah-
Nya, berpaut pada-Nya dan berbakti kepada-Nya dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu.” 6 Lalu Yosua memberkati mereka dan melepas
mereka pergi. Maka pulanglah mereka ke kemah mereka. 7 Kepada suku
Manasye yang setengah telah diberikan Musa bagian mereka di Basan;
kepada suku yang setengah lagi telah diberikan Yosua bagian mereka di
antara saudara-saudara mereka di sebelah barat sungai Yordan. Lagi pun
saat Yosua melepas mereka pergi ke kemah mereka, sesudah memberkati
mereka, 8 maka ia berkata kepada mereka, demikian: “Pulanglah ke kemah-
mu dengan kekayaan yang banyak dan dengan sangat banyak ternak, de-
ngan perak, emas, tembaga, besi dan dengan pakaian yang sangat banyak.
Bagilah dengan saudara-saudaramu jarahan yang dari musuhmu itu.”
9 Maka pulanglah bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah
itu dan mereka pergi meninggalkan orang Israel, keluar dari Silo di tanah
Kanaan untuk pergi ke tanah Gilead, tanah milik mereka yang didiami
mereka sesuai dengan titah TUHAN dengan perantaraan Musa.
sebab perang sudah berakhir, dan berakhir dengan gemilang, maka
Yosua, sebagai panglima yang bijaksana, membubarkan tentaranya,
yang memang sama sekali tidak dirancang untuk menjadikan perang
sebagai pekerjaan mereka. Yosua menyuruh mereka pulang, untuk
menikmati apa yang telah mereka taklukkan, dan untuk menempa
pedang-pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak-tombak
mereka menjadi pisau pemangkas. Dan khususnya pasukan dari
suku-suku yang terpisah ini, yang telah menerima milik pusaka
mereka di seberang sungai Yordan dari Musa, dengan syarat prajurit-
prajurit mereka harus membantu suku-suku lain dalam menakluk-
kan Kanaan. Mereka berjanji untuk melakukannya (Bil. 32:32), dan
memperbaharui janji itu kepada Yosua pada permulaan peperangan
(1:16). Dan, sebab sekarang mereka sudah melaksanakan janji
mereka, Yosua membubarkan mereka di hadapan umum dan secara
khidmat di Silo. Tidak pasti apakah pembubaran ini dilakukan, se-
perti yang diurutkan, sesudah negeri Kanaan dibagikan, seperti menu-
rut sebagian penafsir, atau sesudah perang berakhir, dan sebelum
pembagian itu dilakukan, seperti menurut sebagian penafsir yang
lain. Sebab bantuan mereka tidak diperlukan dalam membagikan ne-
geri itu, namun hanya dalam menaklukkannya. Juga tidak ada se-
Kitab Yosua 22:1-9
323
orang pun dari suku-suku mereka yang dipakai sebagai pemimpin
dalam pembagian milik pusaka itu, melainkan hanya orang-orang
dari sepuluh suku lain (Bil. 34:18, dst.). Namun yang pasti yaitu
bahwa pembubaran pasukan itu tidak dilakukan sampai sesudah Silo
dijadikan markas besar (ay. 2), dan negeri Kanaan mulai dibagikan
sebelum mereka berpindah dari Gilgal (14:6).
Ada kemungkinan bahwa pasukan suku Ruben dan suku Gad ini,
yang sudah memimpin di barisan depan dalam semua perang
Kanaan, ada kalanya, di sela-sela peperangan itu, dan saat tentara
yang lain kembali ke markas musim dingin, paling tidak sebagian
dari mereka, mengambil langkah menyeberangi sungai Yordan, sebab
tempat itu tidak jauh. Mereka pergi ke sana untuk mengunjungi ke-
luarga mereka, dan untuk mengurusi urusan-urusan pribadi mereka,
dan mungkin tinggal di rumah, dan mengirim orang lain yang lebih
berguna untuk menggantikan mereka. namun dua setengah suku ini
tetap siap sedia dengan pasukannya, 40.000 orang semuanya, yang,
bilamana diperlukan, menunjukkan diri mereka di tempat tugas
masing-masing. Sekarang mereka hadir dalam satu tubuh untuk
menerima pembubaran mereka. Meskipun perasaan sayang mereka
terhadap keluarga mereka, dan perhatian terhadap urusan-urusan
mereka, tidak bisa tidak pasti membuat mereka, sesudah sekian lama
tidak hadir, sangat rindu untuk pulang, namun, sebagai prajurit
yang baik, mereka tidak akan bergerak sebelum mendapat perintah
dari panglima mereka. Demikian pula halnya, meskipun rumah Bapa
sorgawi kita di atas begitu kita rindukan (itulah yang dirujuk Uskup
Hall), namun kita harus tinggal di bumi sampai peperangan kita sele-
sai. Kita harus menunggu untuk dibubarkan pada waktu yang se-
mestinya, dan tidak mengharapkan waktu keberangkatan kita sebe-
lum waktunya.
I. Yosua membubarkan mereka ke tanah milik mereka (ay. 4).
Orang-orang yang pertama-tama mendapat undi, menjadi yang
terakhir dalam menikmatinya. Mereka mendahului saudara-sau-
dara mereka dalam hak atas tanah warisan pusaka, namun sau-
dara-saudara mereka mendahului mereka dalam memilikinya
sepenuhnya. Demikianlah, orang yang terakhir akan menjadi yang
terdahulu, dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir,supaya
ada suatu keseimbangan.
324
II. Yosua membubarkan mereka dengan upah mereka. Sebab siapa
yang pergi berperang dengan biaya sendiri? Pulanglah ke kemah-
mu dengan kekayaan yang banyak (ay. 8). Meskipun semua negeri
yang sudah mereka bantu untuk ditaklukkan harus diberikan
kepada suku-suku lain, namun mereka harus mendapat bagian
dari jarahan itu, dan memang demikian. Dan ini sajalah upah
yang dapat diharapkan para prajurit itu. Sebab peperangan Ka-
naan menanggung biayanya sendiri. “Pergilah,” kata Yosua, “pu-
langlah ke kemahmu,” yaitu, “rumahmu,” yang disebutnya kemah,
sebab mereka sudah begitu terbiasa dengan kemah di padang
gurun. Memang rumah-rumah yang paling kuat dan paling megah
di dunia ini harus dipandang hanya sebagai kemah, yang hina dan
dapat berpindah-pindah jika dibandingkan dengan rumah kita
yang di atas. “Pulanglah dengan kekayaan yang banyak, bukan
hanya dengan ternak, rampasan dari pedesaan, melainkan juga
dengan emas dan perak, jarahan dari perkotaan, dan,”
1. “Biarlah saudara-saudaramu yang engkau tinggalkan menda-
pat perkataan yang baik darimu, yang telah memperbolehkan
engkau mendapat bagian penuh, meskipun tanah itu sepenuh-
nya milik mereka, dan tidak berniat untuk mengurangi sedikit
pun. Jangan katakan bahwa engkau merugi sebab kami.”
2. “Biarlah saudara-saudaramu yang hendak engkau temui, yang
tetap tinggal di tempat mereka, mendapat suatu bagian juga
dari jarahan itu: Bagilah jarahan itu dengan saudara-saudara-
mu, seperti yang diperbuat dengan jarahan yang direbut dalam
perang dengan orang Midian (Bil. 31:27). Biarlah saudara-
saudaramu yang sudah merindukanmu selama ini bergembira
saat engkau pulang.”
III. Yosua membubarkan mereka dengan pujian kehormatan. Meski-
pun pelayanan mereka yaitu utang yang harus dibayar, dan
penggenapan terhadap janji, dan mereka berbuat tidak lebih dari-
pada apa yang wajib mereka lakukan, namun ia sangat memuji
mereka. Ia tidak hanya melepaskan ikatan-ikatan mereka, seperti
yang tampak dalam penggambarannya, sebab sekarang mereka
telah memenuhi persyaratannya, namun juga memuji pekerjaan-
pekerjaan baik mereka. Meskipun oleh perkenanan Allah dan
kuasa-Nyalah Israel menduduki negeri ini, dan Allah harus men-
dapatkan semua kemuliaan, namun Yosua berpikir bahwa Israel
Kitab Yosua 22:1-9
325
harus memberikan pengakuan yang penuh syukur kepada sau-
dara-saudara mereka yang sudah membantu mereka, dan yang
pedang dan busurnya dipakai untuk mereka. Allah harus menjadi
yang terutama yang kita tuju dalam puji-pujian kita, namun orang-
orang yang dipakai sebagai alat tidak boleh diabaikan sama
sekali. Di sini Yosua memuji mereka,
1. Atas kesiapsediaan mereka untuk patuh kepada panglima
mereka (ay. 2). saat Musa sudah tiada, mereka mengingat
dan mematuhi perintah yang telah diberikannya kepada mere-
ka. Semua perintah yang telah dikeluarkan Yosua, sebagai
panglima pasukan, mereka patuhi dengan hati-hati. Mereka
pergi, datang, dan bertindak, seperti yang ditetapkannya (Mat.
8:9). Pujian yang setinggi-tingginya bagi seorang prajurit ada-
lah jika ia mematuhi perintah.
2. Atas keteguhan kasih sayang dan kesetiaan mereka kepada
saudara-saudara mereka: Kamu tidak meninggalkan saudara-
saudaramu selama waktu ini. Berapa lama, tidak dikatakan-
nya, tidak pula kita dapat menyimpulkannya secara pasti dari
bacaan-bacaan lain. Calvisius (cendekiawan Jerman abad 17 –
pen.), dan ahli-ahli sejarah lain yang terbaik, menghitung bah-
wa penaklukan dan pembagian negeri Kanaan memakan wak-
tu sekitar enam atau tujuh tahun. Dan selama itu pulalah
suku-suku yang terpisah ini tinggal dalam perkemahan mere-
ka, dan memberi pelayanan terbaik semampu mereka. Perhati-
kanlah, akan menjadi kehormatan bagi orang-orang yang telah
mendukung perkara Israel milik Allah, dan membela kepen-
tingan-kepentingan mereka, untuk setia pada mereka, dan
tidak pernah meninggalkan mereka sampai Allah memberi me-
reka istirahat, dan pada saat itulah mereka akan beristirahat
bersama Israel.
3. Atas kesetiaan mereka untuk taat pada hukum ilahi. Mereka
tidak hanya melakukan kewajiban mereka kepada Yosua dan
Israel, namun juga, yang terbaik dari semuanya, mereka telah
melakukan kewajiban mereka kepada Allah dengan sepenuh
hati nurani: Kamu setia memelihara perintah, atau, sesuai
dengan kata aslinya. Yaitu, “Kamu telah memelihara perintah
TUHAN, Allahmu dengan hati-hati dan saksama, bukan hanya
dalam contoh khusus ini, yaitu terus melayani Israel sampai
akhir perang, melainkan juga, secara umum, kamu telah
326
memelihara agama dalam bagian perkemahanmu. Ini yaitu
hal yang langka dan luar biasa di antara para prajurit, dan di
kalangan mereka, dan itu patut dipuji.”
IV. Yosua membubarkan mereka dengan nasihat yang baik, bukan
untuk mengolah tanah mereka, atau membentengi kota-kota
mereka. Bukan pula untuk menyerang tetangga-tetangga mereka,
dan dengan begitu memperluas wilayah mereka sendiri, sebab
tangan mereka sudah terbiasa berperang dan menang, melainkan
untuk memelihara kesalehan yang sungguh-sungguh di antara
mereka dengan kekuatan kesalehan itu sendiri. Bukan perintah-
perintah tentang tata pemerintahan, melainkan tentang kesaleh-
an, itulah yang diberikan Yosua kepada mereka (ay. 5).
1. Secara umum, untuk melakukan dengan sangat setia perintah
dan hukum. Orang-orang yang mendapat perintah, mendapat-
kannya dengan sia-sia kecuali mereka melaksanakan perintah
itu. Dan perintah itu tidak akan dilaksanakan dengan benar
sebab kita begitu condong untuk menyimpang, dan musuh-
musuh rohani kita begitu gigih untuk membuat kita menyim-
pang, kecuali kita berjaga-jaga, berjaga-jaga dengan hati-hati.
2. Secara khusus, untuk mengasihi TUHAN, Allah kita, sebagai
yang terbaik dari segala yang ada, dan sebagai sahabat ter-
baik. Sejauh dasar pegangan ini memerintah di dalam hati,
dan menjadi sumber denyut nadinya, maka akan ada kepe-
dulian yang terus-menerus dan usaha yang tulus untuk hidup
menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, segala jalan yang ditun-
jukkan-Nya, bahkan jalan-jalan yang sempit dan mendaki,
dalam setiap perkara. Dalam segala macam pergaulan, kita
harus mengikuti perintah-Nya, di setiap saat dan dalam segala
keadaan, dengan niat hati untuk berpaut pada-Nya, untuk
melayani Dia dan kehormatan-Nya, dan kepentingan kerajaan-
Nya di antara manusia, dengan segenap hati kita dan dengan
segenap jiwa kita. Nasihat baik yang diberikan di sini kepada
mereka, juga diberikan kepada kita semua. Semoga Allah
memberi kita anugerah untuk menerimanya!
V. Yosua membubarkan mereka dengan berkat (ay. 6), khususnya
suku Manasye yang setengah, yang dengan mereka Yosua, seba-
gai orang Efraim, berkerabat lebih dekat daripada dengan dua
Kitab Yosua 22:10-20
327
suku lain. Dan suku Manasye yang setengah itu mungkin lebih
enggan untuk pergi, sebab mereka meninggalkan setengah yang
lain dari suku mereka sendiri. Oleh sebab itu, sebab sering
mengucapkan salam perpisahan, dan tinggal untuk waktu yang
lama, mereka dibubarkan dan mendapat berkat dua kali (ay. 7).
Yosua tidak hanya mendoakan mereka sebagai teman, namun juga
memberkati mereka sebagai seorang bapak dalam nama Tuhan,
dengan memohon bagi mereka, keluarga mereka, dan urusan-
urusan mereka, anugerah Allah. Sebagian penafsir memandang
bahwa berkat yang diberikan Yosua kepada mereka itu yaitu
pemberian-pemberian yang diberikannya kepada mereka, sebagai
upah atas semua pelayanan mereka. namun sebab Yosua yaitu
seorang nabi, dan sudah memberi mereka satu bagian dari upah
nabi dalam perintah-perintah yang diberikannya kepada mereka
(ay. 5), maka tidak diragukan lagi bahwa kita harus memahami
berkat itu sebagai upah nabi ini, bahkan doa-doa yang dipanjat-
kannya untuk mereka, sebagai orang yang berwenang, dan seba-
gai wakil Allah.
VI. sesudah dibubarkan seperti itu, mereka kembali ke tanah milik
mereka dalam satu tubuh (ay. 9), sebab perahu-perahu, ada ke-
mungkinan, sudah disediakan bagi mereka untuk menyeberangi
kembali sungai Yordan. Meskipun kepala keluarga ada kalanya
memiliki urusan sehingga tidak bisa hadir, untuk waktu yang
lama, bersama keluarga mereka, namun, saat urusan mereka di
luar sudah selesai, mereka harus ingat bahwa rumah yaitu
tempat mereka, yang tidak boleh mereka tinggalkan dan pergi
mengembara seperti burung dari sarangnya.
Mezbah Bani Ruben
(22:10-20)
10 saat mereka sampai ke Gelilot pada sungai Yordan, yang di tanah
Kanaan, maka bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu
mendirikan mezbah di sana di tepi sungai Yordan, mezbah yang besar
bangunannya. 11 Lalu terdengarlah oleh orang Israel itu cakap orang: “Telah
didirikan mezbah oleh bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang sete-
ngah itu, mezbah menghadap ke tanah Kanaan, di Gelilot pada sungai Yor-
dan, di sebelah wilayah orang Israel.” 12 saat hal itu terdengar oleh orang
Israel, berkumpullah segenap umat Israel di Silo, untuk maju memerangi
mereka. 13 lalu orang Israel mengutus kepada bani Ruben, kepada bani
328
Gad dan kepada suku Manasye yang setengah itu, ke tanah Gilead, imam
Pinehas bin Eleazar, 14 dan bersama-sama dengan dia sepuluh pemimpin,
yakni seorang pemimpin kaum keluarga sebagai wakil tiap-tiap suku Israel.
Masing-masing mereka itu kepala kaum keluarganya di antara kaum-kaum
orang Israel. 15 sesudah mereka sampai kepada bani Ruben, kepada bani Gad
dan kepada suku Manasye yang setengah itu di tanah Gilead, berkatalah
mereka kepada orang-orang itu, demikian: 16 “Beginilah kata segenap umat
TUHAN: Apa macam perbuatanmu yang tidak setia ini terhadap Allah Israel,
dengan sekarang berbalik dari pada TUHAN dan mendirikan mezbah bagimu,
dengan demikian memberontak terhadap TUHAN pada hari ini? 17 Belum
cukupkah bagi kita noda yang di Peor itu, yang dari padanya kita belum
mentahirkan diri sampai hari ini dan yang menyebabkan umat TUHAN kena
tulah, 18 sehingga kamu berbalik pula sekarang ini membelakangi TUHAN?
Jika kamu hari ini memberontak terhadap TUHAN, maka besok Ia akan mur-
ka kepada segenap umat Israel. 19 Akan namun , jika sekiranya tanah milikmu
itu najis, marilah menyeberang ke tanah milik TUHAN, tempat kedudukan
Kemah Suci TUHAN, dan menetaplah di tengah-tengah kami. namun jangan-
lah memberontak terhadap TUHAN dan janganlah memberontak terhadap
kami, dengan mendirikan mezbah bagimu sendiri, selain dari mezbah
TUHAN, Allah kita. 20 saat Akhan bin Zerah berubah setia dengan meng-
ambil barang-barang yang dikhususkan, bukankah segenap umat Israel kena
murka? Bukan orang itu saja yang mati sebab dosanya.”
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Kepedulian suku-suku yang terpisah itu untuk tetap hidup saleh
dalam memegang agama Israel, bahkan saat mereka hendak
meninggalkan tanah Kanaan,supaya mereka tidak menjadi seper-
ti orang-orang asing, yang sepenuhnya terpisah dari umat Allah
(Yes. 56:3). Untuk tujuan ini, mereka membangun sebuah mezbah
besar di perbatasan Yordan, untuk menjadi saksi bagi mereka
bahwa mereka yaitu orang Israel, dan sebagai orang Israel men-
dapat bagian dalam pelayanan mezbah Tuhan (1Kor. 10:18).
saat mereka tiba di Yordan (ay. 10), mereka tidak bertanya-
tanya bagaimana cara melestarikan kenangan akan tindakan-
tindakan mereka yang berani dalam peperangan Kanaan, dan
pelayanan-pelayanan yang sudah mereka lakukan terhadap sau-
dara-saudara mereka. Jadi mereka mendirikan saja sebuah tugu
peringatan sebagai sebuah tanda kehormatan abadi untuk kedua
setengah suku itu. Sebenarnya, hubungan mereka dengan jemaat
Allah, dan kepentingan mereka dalam persekutuan dengan orang-
orang kudus, itulah yang ingin mereka lestarikan dan abadikan
dengan tugu itu, yang mereka jadikan bukti. Oleh sebab itu,
tanpa ditunda-tunda, saat gagasan itu pertama kali diajukan
oleh sebagian orang di antara mereka, mereka segera mendirikan
Kitab Yosua 22:10-20
329
mezbah itu. Meskipun mereka senang membayangkan bahwa me-
reka akan pulang ke rumah, namun mereka sedih memikirkan
bahwa mereka akan pergi dari mezbah Allah. Mezbah Allah itu
berguna sebagai jembatan untuk mempertahankan persekutuan
mereka dengan suku-suku lain dalam perkara-perkara tentang
Allah. Sebagian penafsir berpendapat bahwa mereka membangun
mezbah ini di wilayah Kanaan yang bersebelahan dengan Yordan,
di daerah kepunyaan suku Benyamin.supaya , dengan meman-
dang ke seberang sungai, mereka dapat melihat bangunan mez-
bah di Silo, sebab tidak mudah untuk menyeberang ke sana.
namun lebih besar kemungkinan bahwa mereka membangunnya di
seberang sungai mereka sendiri, sebab apa urusan mereka mem-
bangun di tanah orang lain tanpa persetujuannya? Mezbah itu
dikatakan menghadap ke tanah Kanaan. Juga tidak ada alasan
untuk mencurigainya sebagai sesuatu yang dirancang untuk
persembahan korban, seandainya mereka tidak membangunnya
di antara mereka sendiri. Mezbah ini dirancang dengan tulus
tanpa niat jahat, namun semuanya akan baik-baik saja seandainya
mereka meminta petunjuk kepada Allah tentangnya sebelum me-
reka melakukannya. Sebab mezbah seperti itu bisa saja tampak
ada sesuatu yang jahat, dan bisa menyinggung hati saudara-sau-
dara mereka. Atau paling tidak, sebaiknya mereka memberitahukan
niat mereka kepada saudara-saudara mereka, dan memberikan
penjelasan yang sama kepada saudara-saudara mereka terlebih
dahulu tentang mezbah mereka, untuk menghindari kecemburuan
saudara-saudara mereka. Hal ini memang mereka lakukan sesu-
dahnya, untuk menghilangkan kecemburuan itu. Semangat mere-
ka patut dipuji, namun semangat itu seharusnya dibimbing oleh
kebijaksanaan. Pembangunan mezbah untuk tujuan yang mereka
niatkan itu tidak perlu dilakukan cepat-cepat. Sebaliknya, mereka
bisa saja mengambil waktu untuk membuat pertimbangan dan
mendengarkan nasihat. Namun, saat jelas tampak bahwa me-
reka tulus dalam mendirikan mezbah itu, mereka tidak diper-
salahkan atas ketergesa-gesaan mereka itu. Allah mengabaikan,
dan manusia harus mengabaikan pula, kelemahan dari semangat
yang yang penuh ketulusan hati.
II. Kecemburuan yang kudus dari suku-suku lain demi kehormatan
Allah dan mezbah-Nya di Silo. Segera diberitahukan kepada para
330
pemimpin Israel tentang didirikannya mezbah ini (ay. 11). Dan
segera saja mereka merasa khawatir, sebab mengetahui betapa
ketat dan beratnya hukum yang menuntut mereka untuk mem-
persembahkan semua korban di tempat yang harus dipilih Allah
saja, dan bukan di tempat lain (Ul. 12: 5-7). Mereka sangat cemas,
sebab mendirikan mezbah lain berarti menghina mezbah yang
telah ditetapkan Allah belum lama ini sebagai tempat di mana
nama-Nya harus disebut. Mendirikan mezbah lain dapat menun-
tun orang untuk menyembah suatu allah lain. Nah,
1. Kecurigaan mereka sangat bisa dipahami, sebab harus diakui
bahwa pembangunan mezbah itu, prima facie – pada pandang-
an pertama, terlihat jahat, dan tampaknya bermaksud untuk
mendirikan dan menegakkan sebuah tandingan terhadap mez-
bah di Silo. Bukan sangkaan yang mengada-ada jika dari pem-
bangunan sebuah mezbah, orang menyimpulkan adanya niat
untuk mempersembahkan korban di atasnya. Dan hal itu bisa
mendatangkan penyembahan berhala, dan berujung pada ke-
murtadan sepenuhnya dari iman dan penyembahan terhadap
Allah Israel. Betapa pun kecilnya api ini, ia dapat membakar
hutan yang besar seperti itu. Allah cemburu akan ketetapan-
ketetapan-Nya sendiri, dan sebab itu kita pun harus demi-
kian. Kita harus takut akan segala sesuatu yang tampak se-
perti penyembahan berhala, atau yang mengarah ke sana.
2. Semangat mereka dalam mencurigai pendirian mezbah ini
sangat patut dipuji (ay. 12). saat mereka menyangka bahwa
suku-suku ini, yang oleh sungai Yordan dipisahkan dari mere-
ka, sedang memisahkan diri dari Allah, mereka menganggap-
nya sebagai penghinaan terbesar yang dapat dilakukan orang
terhadap diri mereka sendiri. Dan mereka menunjukkan ke-
siapan, jika perlu, untuk mempertaruhkan nyawa demi mem-
bela mezbah Allah, dan mengangkat senjata untuk meng-
hukum dan memusnahkan para pemberontak ini. Dan mereka
siap untuk mencegah penyebaran penyakit yang menular itu,
jika tidak ada cara-cara yang lebih lembut yang akan berhasil,
dengan memotong bagian tubuh yang terjangkiti. Mereka
semua berkumpul bersama-sama, dan Silo yaitu tempat per-
temuan mereka, sebab untuk membela piagam ilahi yang
belum lama ini diberikan ke tempat itulah sekarang mereka
tampil. Tekad mereka sesuai dengan apa yang dituntut dari
Kitab Yosua 22:10-20
331
mereka sebagai kerajaan imamat, yang, sebab diabdikan ke-
pada Allah dan untuk melayani-Nya, tidak mau kenal saudara-
saudara mereka dan acuh tak acuh terhadap anak-anak
mereka (Ul. 33:9). Mereka ingin segera maju memerangi sau-
dara-saudara mereka jika saudara-saudara mereka itu benar-
benar sudah berbalik dari Allah, dan memberontak terhadap-
Nya. Meskipun saudara-saudara mereka itu yaitu tulang dari
tulang mereka, sudah menjadi saudara dan sekutu mereka
dalam kesusahan di padang gurun, dan membantu mereka da-
lam peperangan Kanaan, namun, jika saudara-saudara me-
reka berbalik untuk berbakti kepada allah lain, maka mereka
akan memperlakukan saudara-saudara mereka sebagai mu-
suh. Mereka tidak boleh diperlakukan lagi sebagai orang
Israel, melainkan sebagai anak-anak sundal, sebab demikian-
lah yang telah ditetapkan Allah (Ul. 13:12, dst.). Belum lama
sepuluh suku ini menyarungkan pedang mereka, dan mundur
dari segala bahaya dan kelelahan peperangan ke tempat per-
hentian yang telah diberikan Allah kepada mereka. Walaupun
begitu, sekarang mereka bersedia untuk memulai perang baru
daripada melalaikan kewajiban untuk menahan, menekan, dan
membalaskan perbuatan penyembahan berhala, dan setiap
langkah yang mengarah padanya. Sungguh tekad yang berani,
dan menunjukkan bahwa mereka sepenuh hati untuk agama
mereka. Dan, kita berharap, semoga mereka sendiri juga ber-
hati-hati dan tekun dalam menjalankan ibadah agama mereka.
Kebobrokan-kebobrokan dalam agama paling baik ditangani
sejak awal, sebelum merajalela dan menjadi kebiasaan.
3. Kehati-hatian mereka dalam melaksanakan tekad yang berapi-
api ini tidak kalah terpuji. Allah telah menetapkan mereka,
dalam perkara-perkara seperti ini, untuk memeriksa dan me-
nyelidiki (Ul. 13:14),supaya mereka tidak berbuat jahat ke-
pada saudara-saudara mereka dengan dalih membela agama
mereka. Oleh sebab itu, mereka di sini menetapkan hati untuk
tidak mengirim tentara, untuk mengadakan perang, sebelum
terlebih dahulu mengirim utusan-utusan untuk mencari tahu
duduk perkaranya. Mereka juga mengirimkan orang-orang
yang terkemuka, satu orang dari tiap-tiap suku, dan Pinehas
sebagai kepalanya untuk menjadi juru bicara mereka (ay. 13-
14). Demikianlah semangat mereka untuk Allah dilembutkan,
332
dibimbing, dan diperintah oleh hikmat yang lahir dari kelemah-
lembutan. Dia yang mengetahui segala sesuatu, dan membenci
segala yang jahat, tidak akan menghukum para penjahat ter-
besar sekalipun tanpa terlebih dahulu turun untuk melihat
(Kej. 18:21). Banyak perselisihan yang tidak menyenangkan
akan dicegah, atau segera diselesaikan, jika kita dengan adil
dan tanpa prasangka menyelidiki apa yang menjadi pokok per-
masalahannya. Meluruskan berbagai kekeliruan dan kesalah-
pahaman, dan menjelaskan dengan benar kata-kata dan per-
buatan-perbuatan yang disalahartikan, akan menjadi cara yang
paling berhasil untuk mengatasi pertikaian-pertikaian pribadi
maupun umum, dan mengakhirinya dengan bahagia.
4. Cara para utusan itu menangani perkara ini sepenuhnya sesuai
dengan pemahaman dan perasaan jemaat mengenai hal itu, dan
banyak menunjukkan semangat maupun kebijaksanaan.
(1) Tuduhan yang mereka lontarkan kepada saudara-saudara
mereka memang sangat berat, dan tidak bisa dimaafkan
dengan alasan lain selain bahwa mereka melakukannya
dalam semangat bagi kehormatan Allah. Sekarang tuduhan
itu dimaksudkan untuk membenarkan kemarahan jemaat
di Silo, dan untuk membangunkan hati orang-orang yang
diduga penjahat itu untuk membersihkan diri mereka. Jika
tidak, mereka mungkin akan menangguhkan penghakiman
mereka, atau setidak-tidaknya melunakkannya, dan tidak
menganggap benar begitu saja, seperti yang mereka laku-
kan di sini (ay. 16), bahwa pembangunan mezbah ini ada-
lah suatu perbuatan yang tidak setia terhadap Allah Israel.
Dan bahwa itu yaitu pelanggaran yang tidak kalah keji-
nya dari perlawanan para tentara terhadap panglima mere-
ka (kamu berbalik dari pada TUHAN), dan pemberontakan
rakyat terhadap pemimpin mereka: dengan demikian kamu
memberontak terhadap TUHAN pada hari ini. Sungguh per-
kataan yang berat. Untungnya mereka tidak dapat mem-
buktikan tuduhan mereka. Janganlah orang yang tidak
bersalah merasa heran jika mereka disalahmengerti dan
dituduh seperti itu. Apa yang tidak kuketahui, itulah yang
mereka tuntut dari padaku.
(2) Diperberatnya kejahatan yang dituduhkan kepada sau-
dara-saudara mereka itu terlalu mengada-ada: Belum cu-
Kitab Yosua 22:10-20
333
kupkah bagi kita noda yang di Peor itu? (ay. 17). Mungkin
hal itu disebutkan sebab Pinehas, pemimpin pertama da-
lam persepakatan ini, sudah membuat dirinya menonjol
dalam perkara yang di Peor itu (Bil. 25:7). Dan sebab kita
dapat menduga bahwa mereka tidak sedang berada di
sekitar tempat di mana kesalahan itu diperbuat di seberang
lain sungai Yordan. Sungguh baik mengingat dan meng-
ambil manfaat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebab
murka Allah, yang dinyatakan dari sorga atas segala
kefasikan dan kelaliman manusia, yang sudah terpampang
nyata pada zaman kita, dan kita sendiri sudah menjadi
saksinya. Pinehas mengingatkan mereka akan noda yang di
Peor,
[1] Sebagai dosa yang sangat besar, dan sangat menyulut
murka Allah. Pembangunan mezbah ini tampak hanya
sebuah perkara kecil, namun itu dapat mengarah pada
pelanggaran yang sama buruknya seperti yang di Peor,
dan sebab itu harus dihancurkan sewaktu pertama
kali muncul. Perhatikanlah, mengingat dosa-dosa besar
yang dilakukan pada masa lalu haruslah membuat kita
untuk berjaga-jaga melawan kesempatan-kesempatan
dan permulaan-permulaan dosa sekecil apa pun. Sebab
jalan dosa itu terjal ke bawah.
[2] Sebagai dosa yang sebab nya seluruh jemaat menderi-
ta: “Yang menyebabkan umat TUHAN kena tulah, yang
sebab nya, dalam satu hari, tidak kurang dari 24.000
orang meninggal. Tidakkah itu cukup untuk memperi-
ngatkanmu selama-lamanya terhadap penyembahan ber-
hala? Astaga! Apakah kamu mau mendatangkan tulah
lain lagi ke atasmu? Apakah kamu begitu tergila-gila de-
ngan mezbah penyembahan berhala, sampai rela berlari
menuju ujung pedang penghakiman Allah? Bukankah
perkemahan kita masih merasakan dampak dari dosa
dan hukuman itu? Dari padanya kita belum mentahir-
kan diri sampai hari ini. Masih ada percikan-percikan
api yang tersisa.” Pertama, “Percikan api dari penularan
dosa itu. Sebagian orang di antara kita begitu condong
pada penyembahan berhala, hingga jika kamu mendiri-
kan mezbah lain, mereka akan segera mengambil pe-
334
luang darinya, apakah kamu meniatkannya atau tidak,
untuk menyembah allah lain.” Kedua, “Percikan api dari
murka Allah terhadap kita sebab dosa itu. Beralasan
bagi kita untuk takut bahwa, jika kita menyulut murka
Allah dengan dosa lain untuk dibalaskan-Nya, maka Ia
akan mengingat noda yang di Peor untuk melawan kita,
seperti yang diancamkan-Nya akan Dia lakukan dalam
perkara anak lembu emas (Kel. 32:34). Dan adakah
kamu berani membangunkan singa tidur pembalasan
ilahi?” Perhatikanlah, yaitu hal yang bodoh dan ber-
bahaya jika orang memikirkan dosa-dosa mereka di
masa lalu itu tidaklah cukup, belum cukup untuk mere-
ka, seperti yang dilakukan orang-orang yang menambah
dosa demi dosa, dan dengan demikian menimbun murka
pada hari murka. Oleh sebab itu, cukup sudah waktu
yang lalu itu (1Ptr. 4:3).
(3) Alasan mengapa mereka menanggapi perkara ini dengan
begitu panasnya sangatlah cukup. Mereka wajib berbuat
begitu, untuk membela diri, secara alami untuk memper-
tahankan diri: “Sebab, jika engkau memberontak terhadap
Allah pada hari ini, siapa tahu keesokan harinya pengha-
kiman-penghakiman Allah akan mendobrak masuk ke
segenap umat (ay. 18), seperti dalam perkara Akhan? (ay.
20). Akhan berdosa, dan kita semua menderita sebab nya.
Jadi kita perlu belajar dari hal ini. Dan dari apa yang dila-
kukan Allah pada waktu itu, seharusnya kita dapat melihat
apa yang bisa jadi akan dilakukan-Nya, dan merasa takut,
jika kami tidak bersaksi melawan dosamu, yang besar itu,
dan tidak menghukumnya.” Perhatikanlah, para penjaga
keamanaan masyarakat diwajibkan, demi keadilan terha-
dap keselamatan bersama, untuk menggunakan kekuasaan
mereka untuk menahan dan menekan kekejian dan kece-
maran.supaya jangan sampai, jika itu diabaikan, dosa itu
dengan demikian menjadi dosa seluruh bangsa, dan men-
datangkan penghakiman-penghakiman Allah atas semua
orang. Bahkan, kita semua berkepentingan untuk menegur
sesama kita jika ia berbuat salah,supaya kita tidak
mendatangkan dosa kepada diri kita sebab dia (Im. 19:17).
Kitab Yosua 22:21-29
335
(4) Tawaran yang mereka ajukan sangatlah adil dan baik (ay.
19). Bahwa jika saudara-saudara mereka menganggap ta-
nah milik mereka najis, sebab tidak ada mezbah, dan
sebab itu tidak bisa merasa tenang tanpa mezbah, maka
daripada harus mendirikan mezbah lain untuk menyaingi
mezbah di Silo, saudara-saudara mereka dipersilakan un-
tuk kembali ke tanah tempat kedudukan Kemah Suci
TUHAN, dan menetap di sana. Mereka dengan rela akan
mengurangi bagian mereka untuk memberi tempat bagi
saudara-saudara mereka itu. Dengan ini mereka menun-
jukkan semangat yang tulus dan benar-benar saleh mela-
wan perpecahan. Bahwa daripada membiarkan saudara-
saudara mereka mendirikan mezbah lain sebab alasan
tanah yang najis, yang menjadi sangkaan mereka di sini,
yang sangat lemah dan tidak berdasar, mereka bersedia
melepaskan banyak bagian tanah yang telah ditetapkan
Allah sendiri untuk mereka melalui undi, untuk menam-
pung dan memasukkan saudara-saudara mereka di antara
mereka. Inilah roh orang Israel sejati.
Mezbah Bani Ruben
(22:21-29)
21 Lalu jawab bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu,
katanya kepada para kepala kaum-kaum orang Israel: 22 “Allah segala allah,
TUHAN, Allah segala allah, TUHAN, Dialah yang mengetahui, dan patutlah
orang Israel mengetahuinya juga! Jika sekiranya hal ini terjadi dengan
maksud memberontak atau dengan maksud berubah setia terhadap TUHAN –
biarlah jangan TUHAN selamatkan kami pada hari ini. 23 Jika sekiranya kami
mendirikan mezbah untuk berbalik dari pada TUHAN, untuk mempersem-
bahkan korban bakaran dan korban sajian di atasnya serta korban kesela-
matan di atasnya, biarlah TUHAN sendiri yang menuntut balas terhadap
kami. 24 namun sesungguhnya, kami telah melakukannya sebab cemas.
Sebab pikir kami: Di lalu hari anak-anak kamu mungkin berkata
kepada anak-anak kami, demikian: Apakah sangkut pautmu dengan TUHAN,
Allah Israel? 25 Bukankah TUHAN telah menentukan sungai Yordan sebagai
batas antara kami dan kamu, hai orang bani Ruben dan bani Gad! Kamu
tidak memiliki bagian akan TUHAN. Demikianlah mungkin anak-anak
kamu membuat anak-anak kami berhenti dari pada takut akan TUHAN.
26 Sebab itu kata kami: Biarlah kita mendirikan mezbah itu bagi kita!
Bukanlah untuk korban bakaran dan bukanlah untuk korban sembelihan, 27
namun supaya mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu, dan antara
keturunan kita lalu , bahwa kami tetap beribadah kepada TUHAN di
hadapan-Nya dengan korban bakaran, korban sembelihan dan korban kese-
lamatan kami. Jadi tidaklah mungkin anak-anak kamu di lalu hari
336
berkata kepada anak-anak kami: Kamu tidak memiliki bagian pada
TUHAN. 28 Lagi kata kami: jika di lalu hari demikian dikatakan me-
reka kepada kita dan kepada keturunan kita, maka kita akan berkata:
Tengoklah bangunan tiruan mezbah TUHAN itu, yang telah dibuat oleh nenek
moyang kami. Bukan untuk korban bakaran dan bukan untuk korban
sembelihan, namun mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu. 29
Jauhlah dari pada kami untuk memberontak terhadap TUHAN, dan untuk
berbalik dari pada TUHAN pada hari ini dengan mendirikan mezbah untuk
korban bakaran, korban sajian atau korban sembelihan, mezbah yang bukan
mezbah TUHAN, Allah kita, yang ada di depan Kemah Suci-Nya!”
Kita dapat menduga bahwa ada sebuah pertemuan bersama yang
terdiri atas para pemimpin dan pembesar dari suku-suku yang ter-
pisah itu, untuk memberi penjelasan kepada para utusan dari
sepuluh suku lain ini. Atau mungkin tentara Israel, saat pulang ke
rumah, masih berkemah dalam satu tubuh, dan belum terpencar.
Apa pun itu, ada cukup banyak yang hadir untuk mewakili dua
setengah suku itu, dan untuk menyampaikan perasaan mereka.
Tanggapan mereka terhadap keluhan yang menyala-nyala dari kese-
puluh suku itu sangat baik dan tulus. Mereka tidak menjawab
dengan pedas tuduhan kesepuluh suku, tidak mencela mereka an-
caman-ancaman mereka sebagai hal yang tidak adil dan kejam, atau
menegur mereka terlalu terburu-buru dalam mengecam. Sebaliknya,
mereka memberikan jawaban lembut yang memalingkan murka,
dengan menghindari semua perkataan pedas yang membangkitkan
marah. Mereka tidak meragukan wewenang kesepuluh suku itu, atau
membela diri bahwa mereka tidak bertanggung jawab terhadap
kesepuluh suku atas apa yang telah mereka lakukan, atau meminta
kesepuluh suku untuk mengurusi urusan mereka sendiri. namun ,
dengan menyatakan secara bebas dan terang-terangan niat tulus
mereka dalam apa yang mereka lakukan, mereka membebaskan diri
dari tuduhan yang menimpa mereka, dan meluruskan pemikiran
saudara-saudara mereka itu. Untuk melakukan itu, mereka hanya
perlu menyatakan permasalahannya dan menjelaskan duduk perkara
yang sebenarnya.
I. Mereka menyanggah dengan sungguh-sungguh adanya suatu
rancangan untuk menggunakan mezbah ini untuk korban atau
persembahan. Oleh sebab itu, mereka sama sekali tidak mendiri-
kannya untuk menyaingi mezbah di Silo, tidak pula terbersit
dalam pikiran mereka untuk meninggalkan mezbah itu. Mereka
memang telah mendirikan sebuah mezbah yang berbentuk dan
Kitab Yosua 22:21-29
337
bergaya seperti mezbah di Silo, namun itu tidak untuk keperluan
keagamaan. Mereka tidak mengadakan upacara untuk menahbis-
kannya, dan sebab itu tidak boleh dituduh bermaksud meng-
gunakannya untuk keperluan seperti itu.supaya sanggahan ini
dipercaya, inilah,
1. Seruan yang sungguh-sungguh kepada Allah mengenai per-
kara itu, yang dengannya mereka memulai pembelaan mereka.
Dengan begitu, mereka berniat untuk memuliakan Allah
terlebih dahulu, dan lalu memberi pertanggungan jawab
kepada saudara-saudara mereka (ay. 22).
(1) Rasa kagum dan hormat yang mendalam terhadap Allah
diungkap dalam bentuk permohonan: Allah segala allah,
TUHAN, Allah segala allah, TUHAN, Dialah yang mengeta-
hui. Atau, seperti yang dapat dibaca secara lebih dekat
dengan bahasa aslinya, Allah segala allah, Yehovah, Allah
segala allah, Yehovah, Dia tahu. Pernyataan itu menunjuk-
kan bahwa Allah ada dari diri-Nya sendiri dan maha men-
cukupi oleh diri-Nya sendiri. Dia yaitu Yehova, dan mem-
punyai kedaulatan dan kekuasaan atas semua makhluk
dan kuasa apa saja, bahkan atas segala yang disebut
sebagai allah atau yang disembah. Pengakuan iman mereka
yang singkat ini akan membantu menyingkirkan dan meng-
hilangkan kecurigaan saudara-saudara mereka, seolah-
olah mereka bermaksud untuk meninggalkan Allah Israel
dan menyembah allah lain. Bagaimana mereka bisa ber-
pikiran seperti itu, sementara mereka mempercayai-Nya
sebagai Allah atas segala sesuatu? Marilah kita belajar dari
sini untuk selalu berbicara tentang Allah dengan penuh
hormat dan kesungguhan hati, dan untuk menyebutkan
nama-Nya dengan penuh khidmat. Orang-orang yang ber-
seru kepada sorga dengan mengucapkan “Tuhan tahu,”
secara sambil lalu dan sembarangan, perlu berhati-hati
telah menyebut nama-Nya dengan sia-sia, sebab seruan
seperti itu sangat berbeda dengan seruan ini.
(2) Keyakinan yang besar akan kelurusan hati mereka sendiri-
lah yang mereka ungkapkan dalam isi seruan itu.