Tampilkan postingan dengan label doktrin roh kudus 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label doktrin roh kudus 14. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Desember 2025

doktrin roh kudus 14

 


mungkin, sesudah  selesai kuliah, saya akan mendapatkan 

pekerjaan dan punya penghasilan, dan itu akan membuat saya bahagia. 

namun  sesudah  lulus dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, hati saya 

tetap terasa hampa.


481

MENCARI KEBENARAN

Sepanjang waktu itu saya masih terus mencari kebenaran, namun  

tidak berhasil. Saya pernah pergi ke sebuah gereja Kristen, di sana saya 

dibaptis untuk pertama kalinya. namun  Tuhan tidak menggerakkan 

saya dan saya tidak melihat adanya Tuhan di gereja itu, jadi tak lama 

lalu  saya tinggalkan. sesudah  itu, ibu saya membawa saya ke 

Gereja berbahasa Yunani tempat saya dibaptis untuk kedua kalinya. 

namun  saya selalu jatuh tertidur setiap kali pergi ke sana, sebab mereka 

bicara dalam bahasa Yunani dan saya tidak bisa memahami apa yang 

mereka bicarakan.

 sesudah  meninggalkan gereja kedua ini, saya berkata kata  kata  pada diri 

sendiri, lupakan saja, Tuhan itu tidak ada. Saya pusatkan saja perhatian 

pada pekerjaan. Salah satu rekan sekerja yaitu  anggota Gereja Yesus 

Sejati. Suatu hari dia melihat Alkitab di atas meja saya, lalu mengajak 

saya menghadiri Pemahaman Alkitab (PA). Saya pikir, kenapa tidak, toh 

tak ada ruginya, dan pergi ke PA tersebut. Di ujung acara, saat  mereka 

berlutut dan berdoa dalam bahasa Roh, saya betul-betul ketakutan. 

Salah satu saudari-saudari itu pasti sudah mendoakan saya, 

sebab  minggu berikutnya saya tidak sabar ingin pergi ke PA. sesudah  

pertemuan itu, saya merasa Tuhan menggerakkan saya. Saya mulai 

menghadiri PA, dan lalu  mulai mengikuti kebaktian gereja secara 

rutin. Saya merasa bahwa Tuhan ada di sana, meskipun kami cuma 

berkumpul di sebuah kemah doa. Saya mulai berdoa dengan sunguh-

sungguh setiap malam sebab  saya merasakan gerakan Tuhan. Setiap 

ajaran Alkitab yang saya pelajari dan saya ikuti selalu benar adanya.

TUHAN MENJAMAHKU

Suatu malam saat  saya sedang tidur, kuasa Tuhan datang pada 

saya dan berkata kata  kata , “Vuthy, bangun dan berdoalah.” Jadi saya menjawab, 

“baiklah,” dan mulai berdoa.

Saya berkata kata  kata , “Haleluya,” dan ada kuasa yang datang ke dalam 

diri saya, dan saya mulai berkata kata  kata -kata dalam bahasa Roh. Saya 

mulai menangis bahagia kerena merasakan begitu banyak kasih dan 

kemurahan dari Tuhan. Inilah pertama kalinya hati saya merasakan 

sukacita, dan saya tahu ini berasal dari Tuhan. Selama doa tersebut 

Tuhan membuat saya menyadari orang macam apa saya ini, dan semua 

hal-hal berdosa yang telah saya lakukan sewaktu SMU dan kuliah 

dulu.

Bab 16: 

482

saat  saya sedang berdoa, Tuhan menggerakkan saya untuk 

berkata kata  kata , “Buka 1 Petrus.” Saya bahkan tidak tahu di mana letak 1 Petrus 

dalam Alkitab. Jadi saya bangun, menyalakan lampu, dan membuka 1 

Petrus, pasal 1. Sewaktu membaca, firman Tuhan menjadi hidup, nyaris 

seperti berbentuk tiga dimensi. Setiap firman datang pada saya seolah 

benda hidup, dan benar-benar menyentuh saya.

PEPERANGAN ROHANI

Beberapa hari lalu , mimpi-mimpi buruk saya datang lagi. 

Sudah beberapa tahun saya tidak mendapatkan mimpi-mimpi buruk itu. 

Mereka masih lima roh jahat yang sama, dan kali ini mereka mencekik 

saya kuat-kuat. Saya tidak bisa bernapas, tidak bisa berteriak, tidak 

bisa menjerit. namun  saya berkata kata  kata , “Dalam nama Tuhan Yesus Kristus,” 

dan mereka pun pergi.

Saya bertanya pada saudara-saudari di gereja mengapa saya masih 

mendapatkan mimpi buruk walaupun telah menerima Roh Kudus. 

Mereka bertanya apakah di rumah saya ada berhala. Saya memang 

punya patung emas kecil berbentuk kepala, dan mereka menyuruh 

saya untuk membuangnya. Jadi dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya 

membuangnya ke toilet.

Malam berikutnya saya bermimpi buruk lagi, namun  kali ini hanya 

ada satu roh. Roh hitam besar ini mencekik saya, dan saya tidak dapat 

melihat wajahnya. Betul-betul menakutkan sebab  ini merupakan 

sesuatu yang baru. Saya berkata kata  kata , “dalam nama Tuhan Yesus Kristus,” 

dan balas mencekik roh itu. Saya membalikkan roh tersebut di atas 

ranjang, dan melihat bahwa wajahnya rusak berat dan penuh cacing. 

Lalu tiba-tiba ia menghilang.

Sekali lagi saya bertanya pada saudari di gereja kenapa saya masih 

mengalami mimpi buruk. Saya tidak tahu apa yang menyebabkannya; 

saya merasa tidak punya apa-apa lagi di rumah. Dia bilang sebaiknya 

saya memeriksa ulang. Jadi saya mencari dan mencari, dan akhirnya 

menemukan patung kepala lainnya yang dulu diberikan oleh ibu saya. 

Saya sudah lupa bahwa patung itu ada di dalam kotak harta saya. Jadi 

sekali lagi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya membuangnya ke 

toilet. 



“PRAKTEK” AYAH SAYA

sesudah  dibaptis di Gereja Yesus Sejati, saya mulai bercerita pada 

ayah saya tentang Tuhan. Ayah saya berumur tujuh puluh tiga tahun. 

Sejak masih muda di Kamboja, ia sudah memraktekkan ilmu sihir. 

Seisi kota tahu bahwa tidak ada seorang pun yang bisa membunuhnya 

dengan tembakan atau tusukan. saat  masih kecil, saya merasa bangga 

akan hal ini, namun  tidak begitu memercayainya.

saat  keluarga saya datang ke Amerika pada tahun 1981, kami 

diperlakukan dengan luar biasa buruk. Rumah kami dibakar dua kali. 

Pada kebakaran yang kedua, ayah saya keluar dan berkelahi dengan 

para pembakar rumah kami. Salah seorang di antaranya berusaha 

memukul ayah saya dengan tongkat baseball, namun  ayah saya 

mengangkat tangan dan mematahkan tongkat itu menjadi dua. sesudah  

itu, saya mulai percaya bahwa ayah saya benar-benar memakai  

ilmu sihir.

Kali pertama ayah saya pergi ke gereja Kristen sesudah  datang 

di Amerika, ia jadi sakit parah dan hampir mati. “Sesembahan” ilmu 

sihirnya memperingatkan bahwa ia akan membunuh ayah saya jika 

tetap pergi ke gereja. Jadi dari tahun 1981 sampai 1999, ayah saya 

tidak pernah pergi ke gereja lagi.

Pada bulan Juni 1999, saya pergi mancing bersama ayah. Pada 

waktu itu saya sudah mengikuti kebaktian di Gereja Yesus Sejati 

secara rutin. Saya benar-benar percaya bahwa Tuhan itu ada dan 

saya merasakan kasih-Nya. Jadi saya berkata kata  kata  pada diri sendiri, ini 

kesempatan bagus untuk membicarakan Tuhan kepada ayah saya. Saya 

berkata kata  kata , “Selama ini aku belum pernah meminta Ayah melakukan apa 

pun. Tapi aku sudah menemukan Tuhan, dan aku ingin Ayah datang ke 

gereja lima kali saja. Kalau sesudah  lima kali Ayah tidak merasakan apa 

pun, Ayah tidak perlu datang lagi.” Dia sepakat, “Baiklah Nak, aku akan 

datang, demimu.”

Malam itu, keponakan saya berada di kamar ayah. Tiba-tiba ia 

menjerit-jerit, “Kakek, Nenek, ada yang ingin membunuhku!” Ayah 

saya melihat ke sekeliling tapi di sana tidak ada siapa-siapa. Lalu ia 

sadar bahwa itu yaitu  sesembahannya. Esoknya ia menceritakan hal 

ini kepada saya, namun  saya memintanya untuk tidak khawatir sebab  

Tuhan itu Mahakuasa, dan hanya Dialah yang dapat mengambil nyawa 

manusia.


MENYINGKIRKAN MASA LALU

Jumat berikutnya pada saat PA, saya bertanya kepada saudara-

saudari apa yang harus saya perbuat dengan semua peralatan berhala 

di kamar ayah saya. Mereka menyarankan supaya saya berdoa dan 

membuangnya, tapi siapa yang berani masuk ke kamarnya dan 

membuang semua itu? Ayah saya tidak akan melakukannya dan saya 

tidak cukup beriman untuk melakukannya sendiri. Jadi satu-satunya 

hal yang bisa kami lakukan yaitu  berdoa.

Puji Tuhan, Sabtu itu ayah saya datang ke gereja. sesudah  doa, saya 

menanyakan bagaimana perasaannya. Ia berkata kata  kata , “Aku kedinginan 

dan gemetaran.” Saya berpikir, sepertinya ada yang tidak beres. Benar 

saja, saya mendapati bahwa ia mengenakan kalung berliontin kepala 

besar. Jadi saya memberitahukan, “Itu sumber masalahnya, Ayah harus 

membuangnya. Ayah harus membuang semua berhala di kamar Ayah 

juga, kalau benar-benar ingin berdoa kepada Tuhan.”

Jadi dengan bantuan Tuhan, ayah saya membuang semua peralatan 

berhalanya (termasuk kalungnya) dan ia mulai berdoa setiap malam.

HIDUP BARU

Sabat berikutnya, ayah saya datang ke gereja dan sekali lagi 

berlutut berdoa. Saya tidak pernah menjelaskan kepadanya seperti 

apa Roh Kudus itu. sesudah  doa, ia berkata kata  kata  bahwa ia merasakan getaran 

di sekujur tubuhnya, dan rasanya sangat nyaman. Saya benar-benar 

bersyukur pada Tuhan.

Di minggu itu juga, kaki kiri ayah terasa amat sakit sampai-sampai 

tidak bisa jalan. Ia tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi pada 

dirinya. Dalam perjalanan ke gereja ia berkata kata  kata  kepada saya, “Kalau 

Tuhanmu itu Tuhan yang benar, biarlah Dia menyembuhkan kakiku.” 

Jadi saya berpikir, “Tuhan, kita sudah mendapatkan dia.” Ayah saya 

yaitu  orang yang memegang kata-katanya. Saya tahu bahwa yang 

harus kami lakukan hanyalah beriman dan berdoa, maka Tuhan akan 

menyembuhkannya.

Kakinya sakit selama seminggu, lalu pada suatu malam ia 

terbangun sambil berteriak kesakitan. Begitu terbangun, ia merasakan 

ada kuasa yang bergerak dari telapak kaki menuju lututnya, dan ia bisa 

berjalan. Ia memanggil saya dan menceritakan hal ini, membuat saya 

merasa sangat bahagia. Saudara-saudari di gereja sudah berdoa begitu 

giat untuknya.


485

Dalam perjalanan ke kebaktian Sabat berikutnya, ia berkata kata  kata  

kepada saya, “Nak, aku akan mengikuti imanmu; aku sudah bilang 

pada ibumu bahwa aku akan mengikuti imanmu dan mengikuti 

Tuhanmu.” Saya benar-benar bersyukur pada Tuhan. Ayah saya sudah 

menyembah berhala seumur hidupnya, sama seperti kakek-nenek dan 

buyut-buyutnya. Baginya, percaya Tuhan dan datang ke gereja yaitu  

suatu mujizat.

Sekarang ayah, ibu, dan saudara laki-laki saya sudah mengikuti 

kebaktian Sabat secara rutin. Kasih dan kemurahan Tuhan jauh 

melampaui pemikiran saya. Kalau kita berdoa dengan kesungguhan 

hati dan iman, segala sesuatu menjadi mungkin melalui Tuhan. Segala 

kemuliaan dan pujian hanya bagi Tuhan Yesus.

Vuthy Nol-Mantia – Boston, Massachusetts, USA

16.8 Dipanggil Keluar dari Dunia

Saya dibesarkan di sebuah keluarga dengan tradisi kepercayaan 

yang usianya sudah amat tua, yang dimulai sejak awal tahun 1600-an 

di Perancis, dan saya dididik dalam sekolah dengan basis kepercayaan 

tersebut. Meskipun demikian, selama bertahun-tahun saya merasakan 

suatu kehampaan dalam hati saya. Saya merasa bahwa ada sesuatu 

yang hilang, bahwa ada suatu kekosongan dalam hidup saya, namun  

saya tidak dapat memastikan apakah itu.

saat  saya bergabung dalam kemiliteran, saya melepaskan 

kepercayaan saya dan tidak lagi pergi ke gereja sesering yang biasa 

saya lakukan. namun  bersyukur kepada Tuhan sebab  saat  saya 

menikah, istri saya, seorang anggota Gereja Yesus Sejati, dengan sabar 

menunggu dan mencucurkan banyak air mata dalam doa-doanya 

untuk saya. sesudah  lima belas tahun, Tuhan akhirnya mulai bekerja 

dalam hati saya. Dia mulai menunjukkan apa yang saya butuhkan 

untuk mengisi kekosongan dalam diri saya.

Keluarga saya mulai mengadakan pemahaman Alkitab di rumah 

kami setiap hari Sabat pagi. Anak-anak saya telah dibaptis di Gereja 

Yesus Sejati, dan saya tidak berkeberatan dengan keinginan istri saya 

untuk meningkatkan kehidupan kerohanian mereka. Istri saya dan anak 


saya, Chucky , telah menerima Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa 

lidah, dan meskipun saya tidak keberatan mereka berdoa dengan cara 

ini, saya tidak dapat memaksa diri saya untuk memohon karunia ini. 

Saya merasa bahwa saya perlu berpegang pada kepercayaan lama saya 

dan berdoa dengan cara yang telah diajarkan kepada saya.

sesudah  menyelesaikan pelajaran Alkitab pagi hari kami, saya 

akan berlutut, dan istri saya akan meminta saya untuk berdoa dengan 

nyaring. namun  saya akan berkata kata  kata , “Tidak, saya akan berdoa dengan 

cara saya.” Jadi saya berdoa dengan pengertian, dalam hati. Saya 

mengucapkan bermacam-macam doa yang pernah diajarkan kepada 

saya dulu.

Penglihatan Pertama

Saya berdoa seperti ini selama beberapa waktu sampai suatu Sabat 

pagi, saat  sesuatu terjadi. Kami telah merencanakan untuk pergi ke 

Gereja Yesus Sejati di Pasifica, California, untuk menghadiri kebaktian 

kebangunan rohani. Istri saya ingin agar anak kami yang paling kecil, 

Sean, yang saat itu masih bayi, dibaptis. Saya berulang kali berkata kata  kata , 

”Oke, kita tentu akan pergi.” namun  dalam hati saya sama sekali tidak 

ingin pergi. Saya berusaha mencari alasan untuk menghindar, sehingga 

mereka dapat pergi sendiri dan saya bisa tinggal di rumah. sebab  saya 

masih berada dalam kemiliteran, saya pikir saya dapat berbohong dan 

berkata-kata  bahwa permohonan saya untuk liburan belum disetujui. 

namun  Tuhan tahu hati kita, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita. 

Sekali Tuhan memilih Anda, tidak akan ada jalan kembali.

saat  kami berlutut untuk berdoa pagi itu, istri saya berkata kata  kata  lagi 

kepada saya, “Ayolah, kenapa kau tidak berdoa dengan suara keras 

saja? Bilang saja ‘Haleluya, puji Tuhan!’ Katakan dengan suara keras, 

terus berulang-ulang.” namun  saya berkata kata  kata , “Tidak, jangan ganggu aku, 

aku tidak akan berdoa dengan cara itu. Aku akan berdoa dengan caraku 

sendiri.”

Tapi begitu kami berlutut untuk berdoa, saya mengalami sesuatu 

yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Kalau Anda memberitahukan 

bahwa saya akan mengalami pengalaman seperti itu, saya tidak akan 

percaya.

saat  saya berlutut untuk berdoa, Tuhan memberi saya 

penglihatan. Saya melihat diri saya sedang berlutut dalam sebuah 

lingkaran cahaya, dan di tepi lingkaran ada enam sosok yang 


487

mengenakan jubah biarawan, dengan kerudung menutupi muka 

mereka. Di tangan mereka ada pedang yang menyala-nyala. Dan 

mereka bergerak mendekati saya.

Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, jadi 

hal pertama yang saya lakukan yaitu  membuka mata. namun  saat  

saya membuka mata, saya tidak melihat hal yang aneh. lalu  saya 

menutup mata, dan penglihatan itu kembali lagi. Hal ini menakutkan 

saya. Saya teringat akan pelajaran Alkitab kami bahwa kita dapat 

mengusir setan dalam nama Yesus, jadi saya berkata kata  kata , ”Haleluya, dalam 

nama Tuhan Yesus Kristus, setan pergilah!” Saya tidak menyadari 

bahwa saya berkata-kata nya dengan suara yang keras. Keluarga saya 

yang memberitahu saya lalu .

Tiba-tiba keenam sosok gelap itu digantikan oleh enam sosok 

putih yang agung. Saya merasa sangat hangat dan tersentuh, sangat 

aman dan tenteram. Pada saat itu doa berakhir.

Saya tidak ingin menceritakan penglihatan ini kepada keluarga 

saya, sebab  hal ini sungguh-sungguh aneh dan baru bagi saya. namun  

keluarga saya tahu bahwa sesuatu telah terjadi, sebab  mereka 

mendengar saya berseru ”Haleluya!” dengan nyaring. Jadi mereka 

bertanya, ”Ayah, apa yang terjadi?” Saya berkata kata  kata , ”Oh, tak ada apa-

apa.” namun  mereka berkata kata  kata , ”Tidak, pasti ada! Ayah meneriakkan 

‘Haleluya’ terus-menerus, beberapa kali.” lalu  saya menceritakan 

apa yang saya lihat, dan istri saya berkata kata  kata , ”Tuhan sedang berusaha 

memberitahumu sesuatu. Kita perlu berdoa lagi.”

Penglihatan Kedua

Begitu saya berlutut untuk berdoa lagi, penglihatan yang lain 

datang. Dalam penglihatan ini, saya melihat diri saya berada dalam 

sebuah kapal kayu tua, seperti kapal-kapal di zaman Alkitab. Kapal itu 

dan lautan di sekitarnya sedang terbakar. Saya amat takut; saya tidak 

tahu apa yang harus saya lakukan.

Saya memandang ke kejauhan dan melihat sebuah pulau hijau 

yang indah. lalu  saya melihat bahwa keluarga saya sedang 

berdiri di pulau itu, dan istri saya sedang menggendong putra bungsu 

kami. Mereka memberi isyarat agar saya bergabung dengan mereka. 

namun  saya berpikir, bagaimana saya dapat bergabung dengan mereka? 

Lautan sedang terbakar, kapalnya sedang terbakar, dan tidak ada jalan 

agar saya dapat mencapai mereka.

Bab 16: 

488

lalu  tiba-tiba saya mendengar sebuah suara berkata kata  kata , ”Carilah 

maka kamu akan menemukan, mintalah maka kamu akan menerima, 

dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.” Saya memandang 

ke arah pulau itu, dari mana suara itu berasal, dan di belakang keluarga 

saya ada satu sosok putih yang indah. Saya tidak dapat melihat wajah-

Nya, namun  saya tahu bahwa itu yaitu  Tuhan Yesus. Dia berdiri di 

belakang mereka, merangkulkan tangan-Nya pada mereka. Rasa takut 

saya hilang, dan saya melihat diri saya pergi melalui laut yang terbakar 

itu. Begitu saya tiba, saya mulai menangis seperti seorang bayi. Doa 

berakhir pada saat itu.

Saya menangis selama 30 atau 40 menit sesudah  itu. Istri saya 

beberapa kali menanyakan apa yang saya lihat, dan saya menceritakan 

penglihatan itu kepadanya. Dia bertanya, ”Menurutmu apa yang ingin 

disampaikan Tuhan kepadamu?” Saya berkata kata  kata , ”Kita akan pergi ke San 

Fransisco. Kita perlu pergi dan aku perlu dibaptis untuk pengampunan 

dosaku.”

Karunia Roh Kudus

Jadi kami pergi ke California untuk menghadiri kebaktian 

kebangunan rohani. Saya sebelumnya tidak pernah mengalami begitu 

banyak orang yang berdoa dalam bahasa lidah, dengan begitu banyak 

sukacita dan begitu banyak air mata tercurah, seperti yang saya alami 

dalam doa pagi pertama kebaktian kebangunan rohani itu. Hal itu 

sangat menghibur saya. Saya benar-benar dapat merasakan Roh Kudus 

bekerja, bukan hanya di antara jemaat, namun  juga dalam diri saya. Saya 

dapat merasakan diri saya digerakkan oleh Roh Kudus.

Putri saya, saat itu berusia tiga belas tahun, menerima Roh Kudus 

waktu doa pagi itu. saat  saya melihat wajahnya dan betapa berseri-

serinya dia, dan saat  saya mendengar kesaksiannya tentang betapa 

bahagia dan sukacitanya dia, saya membuat sebuah tekad bahwa hal 

ini yaitu  sesuatu yang harus saya alami sendiri.

Jadi waktu doa berikutnya, di penghujung sore, saya datang ke 

baris terdepan untuk berdoa. Begitu berdoa, saya berusaha untuk 

berkonsentrasi pada Tuhan Yesus di kayu salib dan pada semua 

penderitaan yang Ia tanggung untuk saya. Saya memikirkan semua 

dosa yang telah saya perbuat dalam hidup saya, dan merendahkan diri 

di hadapan-Nya untuk memohon pengampunan dari-Nya.

Pendeta datang untuk menumpangkan tangan pada saya waktu 

berdoa. Begitu tangannya hampir menyentuh kepala saya, hawa 


489

panas dari tangannya mulai meresap ke dalam hati saya. Saya mulai 

berkeringat, dan suatu cahaya putih yang mulia bersinar melalui sisi 

kanan kepala saya dan turun ke dalam hati saya. saat  cahaya itu 

keluar lagi, segala masalah, kesedihan, dan keputusasaan saya ikut 

dibawa keluar.

Saya mulai menangis dan berkata kata  kata -kata dalam bahasa lidah yang 

tidak dapat dimengerti. Lidah saya mulai berputar, dan saya tahu 

bahwa Roh Kudus memenuhi saya. Saya tidak pernah mengalami hal 

seperti ini sebelumnya. Saya memuji Tuhan dan sangat berterimakasih 

atas karunia Roh Kudus-Nya yang begitu berharga.

Dari Hamba Menjadi Teman

Selama hari-hari terakhir minggu itu sebelum saya dibaptis, setan 

mulai bekerja dengan hebat untuk mencegah saya melakukan apa yang 

saya tahu yaitu  kehendak Tuhan. Saya mulai mengalami sakit kepala 

yang paling parah dan memuakkan setiap hari. Ada saat-saat saya 

tidak dapat tidur dan bahkan tidak dapat membuka mata. Bersyukur 

pada Tuhan, istri saya menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan 

lembut, tapi tegas, dia membujuk saya pergi ke aula untuk mengikuti 

pelajaran. Secara berangsur-angsur, sesudah  tiga hari, sakit kepala saya 

hilang, dan dengan bantuan Allah peperangan melawan setan itu dapat 

dimenangkan.

Putra saya dan saya dibaptis pada tanggal 5 Juli 1985 di Lautan 

Pasifik, dan sejak saat itu hidup kami dipenuhi dengan berkat-berkat 

yang tiada henti. Kami juga mengalami pencobaan dan kesengsaraan, 

tapi kami tahu bahwa Tuhan Yesus ada bersama kami, dan Dia 

membimbing kami dalam setiap langkah kehidupan kami. Melalui Dia, 

semua dosa kami telah dihapuskan, kehidupan kekal kami ada dalam 

tangan-Nya, dan suatu hari nanti kami akan bersama dengan Dia di 

surga.

Sungguh merupakan berkat dan sukacita yang besar untuk 

mengetahui bahwa Tuhan telah memanggil saya dari dunia untuk 

menjadi teman-Nya. Dalam Yohanes 15:15-16, Tuhan Yesus berkata kata  kata ,

“Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, 

apa yang diperbuat oleh tuannya, namun  Aku menyebut kamu sahabat, 

sebab  Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang 

Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, namun  Akulah 

yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu 


pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang 

kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”

Saya memuji dan amat bersyukur kepada Tuhan Yesus atas 

anugerah kasih-Nya yang begitu indah. Biarlah segala kemuliaan hanya 

bagi nama-Nya yang kudus!

Richard Solgot—Tampa, Florida, USA

16.9 Diubah oleh Roh

Dalam pergumulan antara baik dan jahat, saya sadar bahwa dengan 

doa dan kasih karunia Tuhan, kita dapat menang melawan dunia. Saya 

sungguh-sungguh berterima kasih kepada Allah atas penyertaan-Nya 

di dalam kehidupan saya. Dia telah membuka mata saya pada jalan-Nya 

yang ajaib. Saya ingin membagikan kesaksian saya untuk membantu 

orang lain mengatasi pergumulan mereka antara baik dan jahat.

Melawan Dosa Tanpa Kekuatan Rohani

Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya berusaha mendekatkan 

diri kepada Tuhan. Saya berkata kata  kata  pada diri sendiri untuk berkebaktian, 

walaupun saya merasa tidak menyukainya. Saya membaca Alkitab 

dan terbitan-terbitan gereja lain. Saya seringkali merenungkan 

tentang Allah dan memohon agar Ia mengampuni dosa-dosa saya dan 

memberikan lebih banyak iman.

 Melalui masa-masa ini, saya menyadari betapa lemah rohani 

saya, dan saya selalu melakukan dosa ke manapun saya pergi bersama 

dengan sekelompok teman-teman saya yang tidak percaya. Walaupun 

saya menolak cobaan dan tidak pergi bersama mereka, saya tahu iman 

saya lemah.

Pada suatu malam, saya akhirnya terjatuh dan saya pergi bersama 

teman-teman itu, namun  bersyukur kepada Tuhan, Ia menghindari saya 

dari dosa terhadap-Nya. Saat saya kembali ke rumah pada dini hari, 

saya merasakan kekosongan yang luar biasa. Saat saya keluar dari 

mobil dan hendak membuka pintu rumah, sebagian diri saya merasa 

enggan masuk. Entah sebab  apa, saya merasa terdorong untuk pergi 

ke gereja.


491

Saat saya tiba di gereja, saya naik ke lantai dua, di atas aula. Saat 

saya duduk di sana, saya merenungkan semua dosa-dosa yang telah 

saya lakukan dalam kehidupan ini.

Dikuatkan oleh Kasih Seorang Saudari

Beberapa jam lalu , saat saya masih merenungkan dosa-

dosa saya, saya mendengar suara orang berdoa di aula. Saya menengok 

untuk mengetahui siapa dia, dan saya melihat seorang saudari sedang 

berdoa. Dahulu, ia pernah mendorong saya untuk berdoa memohon 

Roh Kudus. Ia bahkan menawarkan diri untuk berdoa bersama saya, 

dan berkata kata  kata  bahwa ia datang ke gereja jam 8 pagi setiap hari untuk 

berdoa. Saya menjawab bahwa saya mungkin akan ikut berdoa, namun  

saya sebenarnya tidak pernah meniatkan hal itu.

Saat saya melihatnya berdoa, saya merasa malu sebab  tidak 

bergabung dengannya dalam doa. Saya tahu bahwa ia mungkin melihat 

mobil saya di lapangan parkir gereja, dan berharap saya ikut berdoa. 

Jadi saya turun dan berdoa bersamanya. Saat saya berlutut, saya 

menangis. Saya meratapi segala dosa saya dan memohon agar Tuhan 

mengampuni saya. Saya menetapkan hati untuk tetap diam di gereja 

hari itu sampai saya menerima Roh Kudus. namun  saat  menyadari 

bahwa akan ada katekisasi pagi itu, saya pulang ke rumah pada jam 

10.

Kira-kira tengah hari, sebelum saya pergi tidur, saya terdorong 

untuk menuliskan segala kelemahan yang ingin saya tinggalkan. Saya 

merasakan keinginan yang menyala-nyala untuk mengubah diri saya, 

sehingga saya menuliskan kelemahan-kelemahan saya: KEANGKUHAN, 

EGOISME, KETIDAKBAIKAN, KETIDAKSABARAN, KEMALASAN.

Saat berbaring di tempat tidur, saya memikirkan betapa saya 

harus mempunyai lebih banyak damai sejahtera dan kasih kepada 

sesama jemaat. Tiba-tiba saya merasakan desakan luar biasa untuk 

bangun dan berdoa. sebab  alasan-alasan yang tidak dapat saya 

jelaskan, tiba-tiba saya merasakan kebutuhan yang amat sangat akan 

Tuhan, sehingga saya bangun dan mulai berdoa. Begitu saya berlutut, 

saya menangis bercucuran air mata. Saya merasakan kepedihan yang 

mendalam saat saya memikirkan hidup saya yang penuh dengan dosa. 

Saya bukan orang yang mudah menangis, namun  saat itu saya menangis 

seperti anak kecil.


Menerima Roh Kudus

Dalam doa itu, saya mengucapkan “Haleluya” semakin kencang, 

dan saya mulai kuatir jika  saya mengganggu tetangga-tetangga 

saya. Pada saat itu juga, saya mulai memikirkan Raja Daud. Walaupun 

ia yaitu  seorang raja, Daud tidak malu-malu menyanyikan pujian 

kepada Allah di depan semua orang. Walaupun ia tampak bodoh di 

mata banyak orang, ia merendahkan dirinya di hadapan Allah dan 

tidak memikirkan apa yang akan dikatakan orang tentang dirinya.

Pada saat itu juga saya menyadari bahwa saya terlalu menguatiri 

apa yang akan orang pikirkan tentang diri saya. Yang sesungguhnya 

lebih penting yaitu  apa yang Allah pikirkan tentang diri saya. Jadi 

saya memutuskan untuk mengabaikan pandangan orang, dan mencari 

Allah dengan sungguh-sungguh dalam doa. Begitu saya mengabaikan 

pandangan orang dan memusatkan diri pada Allah, tangan saya mulai 

bergetar dan lengan saya bergoncang. namun  saya merasa ragu apakah 

ini yaitu  Roh Kudus. Saya berpikir, mengapa Tuhan masih mengasihi 

dan mengampuni saya, orang berdosa ini?

 Setiap kali saya merasa ragu, gerakan Roh Kudus mereda, dan 

saya memohon kepada Allah untuk memberikan lebih banyak iman 

dan kekuatan agar tidak meragukan Dia. Saya merasa seperti ada di 

dalam peperangan rohani. Saat saya bergumul dalam iman, saya juga 

memohon agar Tuhan menolong dan mengampuni saya. Tiba-tiba saya 

merasakan tangan saya bergetar. Ada rasa geli dan panas di kepala saya, 

dan saya mulai berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh. Allah menghendaki 

agar saya mempunyai iman yang sepenuhnya kepada-Nya, tanpa ada 

bentuk keraguan apa pun.

 Dalam doa itu, saya merasakan bahwa saya bukanlah apa-apa, 

dan heran mengapa dahulu saya menyombongkan diri. Saya seringkali 

menganggap kesombongan itu hal yang diperbolehkan selama tidak 

diperlihatkan. Sekarang saya mengerti bahwa Allah tidak menyukai 

segala bentuk kesombongan dalam hati kita.

 Saya harus sujud dan menyembah Allah dengan muka 

menyentuh tanah sebab  saya tidak dapat menghadap-Nya secara 

langsung. Saya dipenuhi sukacita yang begitu berlimpah sebab  Allah 

masih mengasihi orang berdosa seperti saya. Saya memohon agar Allah 

tetap mengingatkan saya atas kesalahan-kesalahan saya, dan agar saya 

tetap ingat akan kasih karunia-Nya yang luar biasa.

 Saya tidak menjelaskannya, namun  saya sungguh-sungguh 

memahami sepenuhnya tinggi, luas, dan dalamnya kasih Allah. Betapa 


493

hebat dan ajaib Tuhan kita! Di masa lalu, saya seringkali mendengarkan 

firman di dalam Alkitab, namun  saya tidak pernah merasa sepenuhnya 

memahaminya, sampai saya mengalami-Nya sendiri. Ia membuka mata 

rohani saya, dan banyak hal dalam Alkitab tiba-tiba dapat saya pahami 

dan tampak hidup. Sekarang tampak jelas bagi saya, bahwa tidak ada 

hal apa pun di dunia ini yang lebih penting daripada Allah.

Kuasa Doa

Saya sungguh merasakan bahwa setiap doa kepada Allah, setiap 

kita merenungkan Dia, dan setiap kata “Haleluya”, berarti. Selama kita 

berjuang, Ia akan melihat hati kita dan menolong kita melalui hari-

hari kegelapan kita. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat 

kepada kita.

 Sebelum saya menerima Roh Kudus, saya telah mencoba 

berbulan-bulan untuk menjadi orang yang baik. namun  di titik terendah 

dalam hidup rohani saya, saya merasakan Tuhan mengangkat diri 

saya.

 Saya seringkali memikirkan investasi saham saya, ingin 

mengendarai mobil mewah, dan menikah. saat  saya menerima Roh 

Kudus, segala hal di dunia ini tidak lagi penting dibandingkan Roh 

Kudus.

 Apa yang ingin saya lakukan sekarang, yaitu  untuk bersandar 

pada kehendak Allah. Saya tahu ini senantiasa akan menjadi sebuah 

pergumulan, sebab  ada pertempuran rohani di dalam diri kita. Saya 

memohon agar Allah senantiasa melindungi saya untuk tidak kembali 

ke dalam kehidupan saya yang lama, dan mengingatkan saya akan 

belas kasihan dan karunia-Nya yang ajaib.

 Melalu pengalaman ini, saya berharap untuk dapat mendorong 

Anda bahwa mengalami Tuhan di dalam doa akan menguatkan Anda 

secara rohani dalam perjalanan iman Anda. Ia akan mengangkat Anda 

dan memperbarui iman Anda kepada-Nya. Kiranya segala puji dan 

hormat dipersembahkan kepada Allah yang penuh kasih dan penuh 

belas kasihan. Amin.


16.10 Aku Akan Pergi Satu Kali Lagi

TEMAN BARU

Pada musim gugur 1999, saya meninggalkan Taiwan menuju San 

Francisco untuk melanjutkan pendidikan. Di salah satu laboratorium 

komputer sekolah, saya berteman dengan seseorang yang bekerja di 

sana, dan saat  dia tahu bahwa saya baru saja tiba di Amerika Serikat, 

dengan ramah dia menawarkan bantuan.

Saya mengira bahwa dia begitu bersemangat memperhatikan saya 

sebab  dia menyukai saya. Tapi herannya, saya lalu  menyadari 

bahwa dia juga suka menolong orang lain. Perilakunya membingungkan 

saya.

sebab  dibesarkan di kota besar, saya diajar untuk curiga pada 

orang dan terbiasa untuk berbohong demi kebaikan. Juga, sebab  

bekerja sebagai wartawan untuk sebuah majalah, saya sudah bertemu 

dengan banyak orang sukses dan, dari pengalaman-pengalaman 

mereka, saya cepat belajar tentang sisi buruk masyarakat.

Jadi saya tidak berharap akan bertemu dengan orang selugu 

teman saya. Saya memutuskan bahwa dia pasti menjalani kehidupan 

yang sengsara. namun  sesudah  cukup lama memperhatikan dirinya, saya 

dapat melihat ternyata dia hidup dengan sangat bahagia. Dan setiap 

kali sesuatu yang baik terjadi, dia akan mengucap syukur kepada 

Tuhan.

Saya yakin bahwa orang harus bekerja keras dengan mengandalkan 

diri sendiri dan tidak bersandar kepada Tuhan. Lagipula, apakah 

Tuhan sungguh-sungguh ada? Saya sudah pergi ke berbagai lembaga 

keagamaan yang berbeda dan tidak pernah merasakan adanya Tuhan.

 

PERJUMPAAN PERTAMA

Saya masih ingat saat itu hari Jumat malam saat  saya pergi ke 

gereja bersama teman ini.

Pengkhotbah menyebutkan banyak mujizat untuk membuktikan 

keberadaan Tuhan namun  saya tidak terlalu memikirkan khotbah 

tersebut. Sebaliknya, saya ingin bertanya apakah dia dapat membuktikan 

bahwa mujizat-mujizat ini berasal dari kekuatan supranatural.

Pengkhotbah melanjutkan, “Setiap orang telah berdosa. Kita 

harus mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan, berdoa memohon 


495

Roh Kudus, dan kelak kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga. Pada 

waktu seseorang menerima Roh Kudus, dia akan berbicara dalam 

bahasa yang tidak dikenal.”

Saat itu, saya menyadari bahwa saya mungkin sudah melangkah 

ke dalam semacam pemujaan.

saat  khotbah berakhir, pengkhotbah mengundang setiap orang 

untuk maju ke depan mimbar untuk berdoa. Dia berkata kata  kata , “Yang sakit 

atau yang ingin memohon Roh Kudus dapat maju ke depan, dan para 

hamba Tuhan akan membantu menumpangkan tangan. Kalau Anda 

berdoa kepada-Nya dengan suara yang keras, Tuhan akan mengabulkan 

permohonan Anda.” Melihat semua orang berdiri dan maju ke depan, 

saya menguatkan hati dan maju juga.

Kami berlutut dan, waktu semua orang mulai berdoa, saya langsung 

mengerti apa maksudnya waktu pengkhotbah meminta jemaat berdoa 

dengan suara keras. Saya dikejutkan oleh suara doa dalam bahasa 

lidah, dan ketakutan saya bahwa saya sudah pergi ke gereja yang salah 

pun semakin terbukti.

Saya terus-menerus berpikir, “Kapan doanya selesai?” sebab  

seumur hidup belum pernah berlutut selama ini, saya berkeringat dan 

merasa hampir pingsan. Maka saya berdoa kepada Tuhan, “Tolong 

hentikanlah doa ini segera. Aku tidak ingin pingsan dan menanggung 

malu.”

Syukur kepada Tuhan, saya rasa ini yaitu  mujizat pertama saya 

– yaitu saya berlutut selama 30 menit dan tidak pingsan. Tapi di dalam 

hati saya bersumpah bahwa saya tidak akan pernah pergi ke sana lagi.

 

“Kau Harus Mengalami Iman”

sesudah  itu, teman saya berkata kata  kata , “Kau harus mengalami iman.” Saya 

menjawab, “Bagaimana caramu mengalami iman?” Katanya, “Kalau kau 

menerima Roh Kudus, kau akan tahu bahwa Tuhan ada, dan banyak 

pertanyaanmu akan terjawab.”

Lalu dengan yakin dia berkata kata  kata , “Alkitab berjanji kepada kita: 

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan 

mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Asal kau 

mau berdoa, Tuhan pasti akan memberimu Roh Kudus.”

Bab 16: 

496

Saya masih sangat meragukan keberadaan Roh Kudus. Saya pikir 

biasanya orang mencari Tuhan di waktu ingin disembuhkan dari 

penyakit atau waktu mengalami kesulitan hidup.

Saya sangat puas dengan kehidupan saya, dan tidak dapat 

menemukan satu hal pun yang perlu saya minta dari Tuhan. Saya tidak 

merasa telah melakukan dosa apa pun yang perlu dimintakan ampunan 

dari Tuhan. Sepanjang pengetahuan, saya tidak membutuhkan 

pengampunan Tuhan, dan tidak punya satu pun alasan untuk percaya 

kepada-Nya.

MUJIZAT SAYA SENDIRI

Meskipun saya terus mempertanyakan agamanya, teman saya 

tidak pernah putus asa mengajak saya ikut kebaktian. Jadi, saya 

memberitahunya, “Aku akan pergi satu kali lagi. Tapi kalau kali ini 

aku tidak merasakan adanya Tuhan, tolong jangan coba-coba lagi 

meyakinkanku bahwa Tuhan ada atau memintaku pergi ke gereja.”

Saya pergi ke gereja lagi pada hari Sabat. Waktu saya berlutut 

berdoa dan berkata kata  kata , “Haleluya! Puji Tuhan,” tangan saya mulai bergetar 

sedikit.

Sekarang saya merasa ingin tahu.

Untuk memastikan bahwa saya tidak menggerakkan tangan 

saya sendiri, saya memutuskan untuk pergi ke gereja pada minggu 

berikutnya.

Pada hari Sabtu pagi berikutnya, saya bangun dengan perasaan 

bahwa hari itu saya akan menerima Roh Kudus. Dan seorang saudara 

membawakan khotbah pagi yang amat menyentuh dan menggugah 

perasaan saya.

Yang lebih ajaib lagi yaitu  saya dapat langsung membuka Alkitab 

untuk mencari ayat yang dia sebut. Bahkan saudari yang menolong 

saya membuka Alkitab bertanya, “Apakah Anda orang Kristen? Itukah 

sebabnya Anda begitu terbiasa dengan Alkitab?”

Saya belum pernah membaca Alkitab. saat  khotbah berakhir, 

saya merasakan desakan untuk berdoa. Jadi teman saya menyarankan, 

“Sebelum makan siang ada sesi doa selama 30 menit di kapel.” Saya 

memutuskan untuk ikut sesi doa.


497

Saya berlutut di pojok yang tidak ditempati satu orang pun dan 

berdoa, berkata kata  kata , “Haleluya! Puji Tuhan.” Tangan saya mulai bergetar 

sedikit seperti waktu itu. Saya berpikir, “Kalau Tuhan ada, biarkan aku 

merasakan Dia dan memberiku Roh Kudus!”

Waktu berpikir begitu, saya merasakan seberkas cahaya menyinari 

saya dari belakang seperti arus hangat. Tangan saya bergetar lebih 

kencang, dan saya mulai berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal.

Pada saat itulah saya merasakan suatu pesan yang indah memasuki 

hati saya: kesejahteraan saya dan berkat-berkat dalam kehidupan saya 

bukanlah berasal dari keberuntungan ataupun ketekunan saya sendiri 

namun  dari anugerah Tuhan yang Dia berikan kepada saya dengan 

cuma-cuma.

Dalam doa, saya memikirkan hubungan saya dengan orang lain. Saya 

menyadari bahwa saya sering mengalami pertentangan kepentingan 

dengan orang lain, dan saya harus berjuang untuk mengasihi dan 

membantu mereka. Tuhan telah membuka mata saya untuk melihat 

betapa seringnya kepentingan saya sendiri lebih diutamakan daripada 

kepentingan orang lain.

Semakin khusuk saya berdoa, semakin saya menyadari bahwa saya 

yaitu  orang yang berdosa sama seperti semua orang lain. Akhirnya 

jelaslah bagi saya bahwa Tuhan sungguh-sungguh ada di dunia ini. Dia 

mengetahui kebimbangan saya. Hanya Dialah yang dapat merendahkan 

hati saya dan, dalam sekejap, menunjukkan betapa tidak berartinya 

diri saya dan betapa saya perlu mengetahui dosa-dosa saya sendiri.

Tuhan membuka hati saya untuk memahami bahwa dosa 

bukanlah ditetapkan oleh standar moral ataupun hukum manusia. 

Jika saya bukan milik Tuhan, saya yaitu  budak dosa dunia ini. Dan 

hanya melalui Yesus Kristuslah dosa-dosa saya dapat diampuni dan 

dibersihkan.

Pada saat yang sama, Tuhan mengizinkan saya untuk memahami 

satu pelajaran yang jauh lebih besar daripada dosa – kasih-Nya kepada 

saya.

SAYA MENJADI MILIK-NYA

saat  saya menyadari bahwa Tuhan telah mengubah hati saya, 

air mata saya mulai mengalir tak terbendung, namun  sukacita dalam 

hati saya tidaklah serupa dengan apa pun yang pernah saya alami 

sebelumnya.

Bab 16: 

498

Saya merasa seperti domba sesat yang telah menemukan jalan 

pulang. saat  lonceng untuk mengakhiri doa berbunyi, saya baru 

sadar bahwa saya sudah berdoa selama 30 menit. sesudah  pengalaman 

yang ajaib ini, akhirnya saya percaya bahwa inilah gereja-Nya, sebab  

Tuhan tinggal di dalamnya. Puji Tuhan!

Saya pun menjadi milik-Nya saat  menerima baptisan pada bulan 

Oktober 2000.

Roh Kudus menguatkan saya sehingga saya mau menyelidiki 

Alkitab dengan rela dan aktif. Saya tahu bahwa hanya dengan menerima 

Tuhan Yesus sebagai Juruselamatlah saya dapat menerima sukacita 

dan damai yang sejati.

Sebelum percaya kepada Tuhan, saya merasa diri bahagia dan 

diberkati. namun  sesudah  bertobat, saya benar-benar mengerti apa yang 

dimaksud dengan kebahagiaan sejati. Beriman kepada Tuhan ternyata 

begitu mencerahkan.

Dia hampir seperti pengawal yang siaga setiap saat dan psikiater 

yang memperhatikan masalah-masalah saya tanpa meminta bayaran. 

Yang lebih ajaib lagi yaitu  saya tidak perlu berkata-kata  apa pun. 

Tuhan sudah mengetahui apa yang saya butuhkan melalui doa-doa 

saya, dan Dia menghibur saya dengan Roh Kudus.

Sering, saya mendapati bahwa apa yang Tuhan berikan jauh 

melampaui dan jauh lebih banyak dari apa yang saya doakan.

Seberapa mampukah manusia? Dapatkah kita benar-benar 

mengendalikan hidup kita? Saya tidak pernah membayangkan bahwa 

suatu hari saya akan bersaksi bagi Tuhan. Kita tidak boleh menarik 

kesimpulan mentah tentang hal-hal yang tidak kita pahami.

Tuhan ada di dalam dunia ini. Melalui Roh Kudus yang tinggal di 

dalam hati, kita dapat merasakan kehadiran-Nya, asalkan kita memberi 

diri kita kesempatan untuk menerima dan percaya kepada-Nya.

Kiranya segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Bapa surgawi 

kita. Amin.


16.11 Tuhan Membuka Jalan Bagiku

MASA KECILKU

Kedua orang tua saya berasal dari Kurahashi, sebuah pulau kecil 

di daratan Seto, perairan Laut Hiroshima.

Selama Perang Dunia ke-2, ayah saya ditugaskan ke Singapura, 

dan kembali ke Jepang dengan beberapa luka. Ibu saya berkata kata  kata  ia 

mendengar dan menyaksikan sendiri ledakan bom atom di Hiroshima. 

Paman saya meninggal dunia sebab  pemboman tersebut. Semua ini 

terjadi sebelum saya dilahirkan.

sebab  hidup di Hiroshima begitu sulit, ayah mengikuti program 

pengelolaan pertanian, dan kami pun pindah ke Jumonji, sebuah 

tempat di Kyushu. Di sinilah saya dan saudara laki-laki saya dilahirkan, 

yaitu pada tahun 1951 dan 1953.

Kehidupan penduduk di sana sangat sederhana, bahkan tanpa 

fasilitas seperti listrik. saat  saya berumur 3 tahun, Jumonji menjadi 

pangkalan latihan tentara Amerika, maka kami pindah kembali ke 

Hiroshima, tempat saya tumbuh dan menetap hingga tamat Sekolah 

Menengah Atas. sesudah  saya lulus dari Institut di Osaka, saya bekerja 

selama 5 tahun, dan pada tahun 1980 saya bergabung dengan Tim 

sukarelawan Jepang.

 Selama pelatihan, saya pergi ke kuil Zen, namun saya tidak 

mengerti pengertian Zen tentang penyangkalan diri, dan rasanya 

dengan mengandalkan kekuatan saya sendiri saya tak akan pernah 

mengerti konsep tersebut.

MENGENAL AGAMA-AGAMA LAIN

Dalam suatu penugasan, saya dikirim ke Filipina, di mana agama 

yang dominan di sana yaitu  Katolik. sebab  ingin tahu, saya beberapa 

kali pergi ke gereja, namun tidak pernah terpanggil untuk percaya. Saya 

merasa kepercayaan gereja-gereja di sana lebih menekankan tradisi 

gereja daripada Alkitab.

sesudah  saya meninggalkan Filipina, saya pergi ke Indonesia. Saya 

pergi ke tempat ibadah agama mayoritas di sana dan menyembah 

Allah. Saat itu, saya merasa saya tidak cocok mempunyai hubungan 

dengan agama.

Bab 16: 

500

Saya pernah mengirim surat elektronik tentang Alkitab ke seorang 

teman yang telah saya kenal lebih dari 20 tahun. Dia berkata kata  kata ,”Tidak 

perlu berbicara tentang Alkitab. Saya yaitu  seorang Kristen, dan juga 

seorang penganut Budha.” Saya berpendapat sama seperti dia: Saya 

pikir dunia di hadapan saya yaitu  segalanya. Namun bersyukur pada 

Tuhan, Ia memelihara saya terlepas dari ketidakpedulian saya.

saat  saya tinggal di Taiwan, beberapa kali saya mengunjungi 

Gereja Yesus Sejati. Saya merasa, gereja ini berbeda dengan gereja-

gereja Katolik, Islam dan gereja Kristen lainnya yang pernah saya 

kunjungi. Perasaan yang ada sulit dilukiskan dengan kata-kata, bahkan 

sampai sekarang perasaan itu masih sama.

Saya berkata kata  kata  pada diri saya, ”Bila saya ingin masuk ke suatu gereja, 

biarlah saya masuk ke Gereja Yesus Sejati.” Sulit untuk menerangkannya, 

tapi ada suatu perasaan dekat dengan Tuhan di gereja ini. Namun, 

tidak lama lalu  saya kembali ke kehidupan duniawi saya, dan 

lupa akan kehadiran Tuhan.

Saya punya kebiasaan minum-minum dan seringkali sulit 

menghentikan kebiasaan itu. Walaupun saya akan menyesalinya besok, 

namun saya tidak dapat menghentikannya.  Rasanya seperti jatuh ke 

dalam kubangan dan tidak bisa keluar lagi.

Hidup seperti tenggelam dalam lingkaran setan, sampai saya 

menghadapi bencana di lalu  hari.

TUHAN yaitu  TEMPAT PERLINDUNGANKU

Pada hari yang sama saat perusahaan saya bangkrut, putra saya 

mengalami kecelakaan. Segalanya terjadi begitu mendadak sehingga 

saya menjadi takut. Saya tidak tahu harus bagaimana. Saat itulah saya 

meninggalkan konsep dunia dan dengan tegas kembali ke Gereja Yesus 

Sejati.

Sejujurnya saat itu saya tidak mempunyai pilihan lain selain pergi 

ke gereja. Saya mulai mendekatkan diri kepada Tuhan. Saya sungguh-

sungguh merasakan bahwa Tuhan yaitu  tempat perlindungan kita. 

saat  saya di Taiwan, saya merasakan kasih dan kehangatan Tuhan 

melalui rangkulan kasih saudara-saudari seiman. Air mata kerap 

membasahi wajah saya setiap kali saya menyanyikan lagu pujian 

atau saat berdoa kepada Tuhan. Saya tidak tahu seseorang dapat 

mengeluarkan begitu banyak air mata. Sepertinya air mata ini mencuci 


501

semua kekejian saya di masa lalu sehingga saya dapat merasakan 

kedamaian yang dalam di hati saya.

sebab  saya tidak memiliki uang untuk memberikan anak-anak 

saya buku pelajaran, seragam sekolah, atau kebutuhan hidup lainnya, 

maka kami tinggal dengan adik ipar saya. Meskipun keadaannya 

demikian, hati saya damai sebab  saya hidup dengan bersandar pada 

Firman Tuhan (Mat. 6:25). Beberapa orang memiliki segalanya di dunia 

ini, seperti status dan kekayaan, tapi ingin mengakhiri hidupnya sendiri 

sebab  mereka tidak memiliki harapan ataupun kekuatan untuk terus 

hidup. Bagi mereka, segala sesuatunya yaitu  sia-sia, sebab  mereka 

tidak mengenal Firman-Nya.

Seperti Raja Salomo berkata kata  kata  di kitab Pengkhotbah, dunia adala 

kesia-siaan tanpa pengenalan akan Firman Allah. Yang patut disyukuri 

yaitu  bahwa Firman-Nya yaitu  roti hidup bagi kita. Berjalan dengan-

Nya, kita tidak pernah perlu mengetahui bagaimana rasanya tidak 

dapat menjalani hidup. Saya bersyukur kepada Tuhan dengan segenap 

hati untuk segala anugrah-Nya.

MENGALAMI DIA

Mungkin sulit sekali untuk seseorang yang tidak beragama dapat 

mengerti bahwa iman dikuatkan oleh pengalaman hidup. Namun saya 

sungguh percaya adanya dunia spiritual sebab  pengalaman saya 

dengan Roh Kudus.

Saya ingat pertama kali saya datang ke Gereja Yesus Sejati, saya 

berpikir cara mereka berdoa sungguh lucu dan aneh. sebab  saat itu 

saya belum menerima Roh Kudus, saya berdoa dengan bahasa akal, 

”Halleluya, puji Tuhan.”

Suatu kali saat  saya sedang tidur, saya bermimpi melihat suatu 

cahaya yang sangat terang muncul dan mengelilingi seluruh tubuh saya. 

Saya merasa seperti melayang di udara, dan penuh sukacita dalam hati. 

Tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan perasaan saat itu.

sesudah  saya menerima Roh Kudus, saya menyadari bahwa saya 

tidak lagi sama dengan diri saya yang dulu, dan saya mengambil 

keputusan untuk dibaptis di gereja di Osaka. Saya ingin darah Tuhan 

membasuh dosa saya dan saya dapat meninggalkan diri saya yang lama 

dan lahir baru secepatnya.


Dalam penerbangan ke Osaka, saya mendapati diri saya menatap 

keluar jendela ke arah laut di mana saya akan dibaptis. Saya sangat 

mengerti, di bawah matahari tidak ada tempat di mana saya dapat 

bersandar selain pada Yesus sendiri.

PERLINDUNGAN TUHAN

Pada awalnya saat  saya dan keluarga pindah dari Taiwan ke 

Okinawa, saya tidak mempunyai pekerjaan. Tapi bersyukur pada 

Tuhan, lalu  saya mendapatkan pekerjaan. Saya sepenuhnya 

mempercayakan hidup saya pada Tuhan dan menaikkan ucapan syukur 

bersama keluarga setiap hari.

Di Okinawa, saya bertemu seorang jemaat gereja yang baru datang 

dari China untuk belajar di sekolah bahasa Jepang. Kami mengadakan 

kebaktian Sabat bersama dan saling membantu satu sama lain.

Segalanya yaitu  perencanaan Tuhan yang cermat, sebab  Dia 

telah menyiapkan jalan bagi kita (Mzm.139:3). Pada suatu masa saat  

anak-anak kami masih kecil, kami tidak mampu memberi makan 

mereka, namun sungguh ajaib, Allah mengatur orang lain untuk 

menolong kami. 

Waktu-Nya sungguh tepat. Selain Tuhan, siapa yang dapat 

membantu kami seperti itu? Pada waktu lain, saat  saya sedang dalam 

perjalanan ke tempat kerja, saya mengendarai motor dan sampai pada 

suatu tikungan yang tajam. Penglihatan sangat buruk sebab  saat itu 

hujan deras, dan saya saat menundukkan kepala untuk menghindari 

hujan, sebuah mobil tiba-tiba muncul.

Saya tidak cukup cepat bereaksi dan kami bertabrakan langsung. 

Saya merasa sungguh tak berdaya dan berteriak, ”Halleluya!” Saya 

mendapati diri saya terbaring di tengah jalan dengan motor saya 

terlempar di tepi jalan. Mengherankan, saya luput dari kecelakaan itu 

tanpa cedera yang berarti.

Pengemudi mobil juga sangat terkejut dan bertanya, ”Apakah 

kamu baik-baik saja?”, lalu  dia pun pergi. Walaupun sayalah 

yang melanggar garis pembatas jalan dan menabrak mobilnya, dia 

tidak pernah mempermasalahkannya ataupun meminta ganti rugi 

kerusakan kendaraannya.

saat  saya memeriksa diri saya lebih teliti, ternyata kaos kaki 

saya sobek dan ada beberapa goresan ringan. Bahkan sampai hari ini, 


503

saya masih sungguh bersyukur kepada Tuhan. Memang perlindungan 

Tuhan jauh di luar pengertian manusia.

PIMPINAN-NYA

Saya mempunyai satu pengalaman lain yang mengherankan 

saat  Tuhan memimpin seorang pemuda dari China kepada saya. Saya 

bertemu dengannya pada hari minggu di sebuah kantor pos. Dia ingin 

membeli kartu telepon, tapi di kantor pos tersebut tidak menjual kartu 

telepon itu. Dia berbicara kepada saya dalam bahasa Inggris dan saya 

menjawabnya dengan bahasa mandarin.

Saya melihat dia membawa Alkitab dan saya merasa dia akan 

mau ikut bersama dengan kami percaya dalam Tuhan. Segera saja 

saya mengajaknya ke Ghokusen-do, tempat istri saya bekerja. Sulit 

dipercaya waktu itu saya sungguh berani. Saya tidak begitu ingat apa 

yang hendak saya lakukan waktu itu, namun saya hanya memikirkan 

satu hal: “Saya harus membawanya menemui istri saya!”

Istri saya dengan hangat memperkenalkan kebenaran Firman 

Tuhan kepada pemuda ini. Dalam waktu lalu  dia dibaptis dan 

menjadi saudara seiman dalam Tuhan.

sebab  hanya ada sedikit jemaat di Okinawa, kunjungan saudara-

saudari seiman dari gereja lain sungguh menguatkan kami. Juga, 

kunjungan penginjilan mengingatkan kami untuk berinisiatif dalam 

mengejar kebenaran dalam Alkitab.

Bagi saya, kunjungan-kunjungan ini seperti mengisi kembali baterai 

iman. Saya  sungguh bersyukur kepada Tuhan atas pimpinan-Nya 

dan mengizinkan saya mengalami penyertaan dan perlindunganNya. 

Amin.

Takehana Reiji – Tokyo, Japan

Bab 16: 

504

16.12 Yesus Menjaga Milik-Nya Hingga Akhir

Pertama Kalinya

Perjalanan saya kepada Kristus dimulai saat  saya masih 

berumur 10 tahun. Seorang teman mengajak Ibu, kakak, dan saya 

sendiri ke gerejanya. Si pengkhotbah mengabarkan pesan sederhana: 

“Terimalah Yesus ke dalam hati Anda, dan Anda akan masuk ke surga; 

kalau tidak, Anda akan masuk ke neraka.” Dan kita melakukan apa yang 

diberitahukan pengkhotbah itu – menerima Yesus dan mengucapkan 

doa sederhana.

Sifat saya dalam pengalaman itu sedikit nakal, namun  beberapa 

tahun lalu  saya berusaha untuk memahami Tuhan dan berdoa 

kepada-Nya, dan saya mencoba untuk menjadi orang yang baik. Saya 

tidak dapat berkata kata  kata  saya sungguh-sungguh merasakan kasih Tuhan 

pada saat itu. Yang saya ketahui, tugas saya yaitu  menjadi orang yang 

baik, dan Allah ada di suatu tempat menjadi Allah.

Lalu kenyamanan hidup mulai meninggalkan kami. Saya berumur 

17 tahun saat  Ayah dan saya mengidap infeksi sinus kompleks. Infeksi 

ini sangat tersembunyi sehingga kami berdua tidak menyadari bahwa 

perlahan-lahan tingkat gula dalam darah kami naik hingga tingkat yang 

berbahaya. Saya menjadi tertekan dan nilai-nilai pelajaran saya ambruk. 

Saya meninggalkan teman-teman baik saya, dan dengan segera terlibat 

dalam obat-obatan terlarang di tempat bermain seberang gereja.

Infeksi ini menjangkiti saya selama beberapa tahun dan kehidupan 

saya terus semakin terpuruk. Saya telah kehilangan apa pun yang saya 

ketahui tentang Tuhan. Saya terpisah dari keluarga dan mempunyai 

anak luar nikah. Pada akhirnya obat untuk infeksi sinus saya ditemukan, 

dan walaupun saya masih menderita dari kerusakan permanen yang 

diakibatkan infeksi, tingkat gula darah saya kembali normal dan saya 

kembali lagi sehat.

Tidak lama berselang, pendeta saya yang dahulu mengajak saya 

kembali ke gerejanya. Saya pergi, dan ajaibnya, saya bertobat dengan 

penuh penyesalan sebab  telah meninggalkan iman.

Saya mulai mengejar Tuhan dengan tekad yang tinggi. Saya 

sekarang telah diberikan kesempatan hidup keduakalinya, dan 

sungguh-sungguh bersyukur. Saya menghabiskan waktu berjam-jam 

setiap hari membaca Alkitab, dan Roh Allah menjadikan Firman-Nya 

hidup di dalam hati saya.


505

Hati dan jiwa saya tampaknya memusatkan perhatian pada 

ajaran Yesus untuk memberi. Lebih lagi, teman baik saya yang menjadi 

orangtua asuh beberapa puluh anak-anak di beberapa negara asing, 

senantiasa mengajarkan saya untuk terus memberi. Jadi saya meyakini 

bahwa beramal kepada orang-orang miskin akan menjadi cara saya 

untuk membalas kasih Tuhan, dan saya rindu membagikan harta 

kekayaan saya bagi mereka.

Dengan Cara Saya Sendiri

Saya tidak pernah mendengar karunia rohani sebelumnya, 

namun  pada suatu hari saya mengikuti sebuah kelompok Kristen yang 

semuanya berdoa dalam bahasa roh. Saya tidak tahu apa yang sedang 

terjadi, namun  saya mengingat pendeta berkata kata  kata  bahwa ia mempunyai 

sembilan karunia rohani.

Saya didorong ke depan oleh beberapa orang. Dengan segera, 

si pendeta mendekati saya dan menaruh tangannya ke perut saya, 

dan berdoa bagi saya. “Apa yang dia lakukan?” pikir saya. Pada saat 

itu, perut saya tampak menonjol sebab  efek samping penyakit saya. 

Namun yang penting, banyak orang maju ke depan dan mendoakan 

saya. Saya merasakan kekuatan hebat ini datang meliputi saya.

Saya dipenuhi dengan kasih yang berkelimpahan, sehingga 

sulit dijelaskan selain berkata kata  kata  bahwa saya tenggelam dalam kasih 

Tuhan. Selama tiga hari saya berjalan-jalan dengan berkata kata  kata , “Tuhan 

memberkatimu” kepada setiap orang. Saya belum pernah merasakan 

kasih Tuhan seperti ini sebelumnya, dan saya ingin membagikannya 

dengan semua orang. Yang saya pikirkan hanyalah betapa Tuhan 

mengasihi saya. Perut saya sepenuhnya sembuh dalam waktu beberapa 

hari – hampir-hampir sebagai bonus saja.

Saya menyadari bahwa Allah sungguh nyata dan melakukan 

mujizat, dan saya telah banyak melihatnya, dan saya mulai meyakini 

bahwa tujuan saya sebagai Kristen yaitu  untuk percaya kepada 

Firman Yesus dengan iman, dan melihat mujizat-mujizat-Nya terjadi.

Lalu iman saya mengalami tantangan. Infeksi sinus telah 

mengalami kerusakan permanen, dan saya sering mengalami sensasi 

remuk yang mengerikan. Saya sedang jatuh cinta dan ingin menikah, 

namun  saya tidak mau menikah dengan keadaan kesehatan yang buruk. 

Jadi saya mulai berdoa kepada Tuhan dan mengucapkan ayat-ayat 

Alkitab berulang-ulang. Saya berpuasa selama beberapa bulan – dua 

atau tiga hari seminggu. Saya melanjutkannya tahun berikutnya, dan 

tahun berikutnya lagi. namun  tidak ada yang terjadi.

Hubungan saya dengan Tuhan menjadi kering, walaupun saya 

terus beribadah. Saya mengangkat tangan di gereja walaupun orang 

lain tidak melakukannya, namun  saya sendiri mempertanyakan keadaan 

rohani saya.

Doa-doa saya menjadi tambah pasrah sebab  saya merasa Tuhan 

tidak mendengarkan saya. Dan akhirnya, di satu malam, di tengah 

kesakitan yang luar biasa, saya menyerah dan tidak pernah lagi 

meminta apa pun juga kepada Tuhan.

Melalui Roh-Nya

Lalu saya bertemu dengan seorang gadis yang saya ketahui 

beribadah di gereja bernama Gereja Yesus Sejati. Awalnya saya melihat 

nama gereja itu keren. Gadis itu tidak pernah datang ke acara PA, jadi 

saya dengan berani mengadakannya di kantor kami, untuk Tuhan yang 

tampaknya tidak saya kenal. namun  ada sesuatu yang berbeda pada 

dirinya. Ia mempunyai rasa sukacita, damai, dan keyakinan yang tidak 

saya miliki. Tampaknya ia mempunyai kepastian dalam iman yang ada 

dengan sendirinya.

Jadi saya berkata kata  kata  kepadanya, saya ingin pergi ke gerejanya. 

Kunjungan saya ke Gereja Yesus Sejati pada saat itu bertepatan dengan 

kebaktian khusus.

Saya sungguh menyukai gereja ini, dan semua orang berdoa dalam 

bahasa roh. Saya menyukai berdoa dalam bahasa roh di gereja saya 

yang dahulu, namun  bahasa roh saya berbeda.

Sebelum saya datang ke GYS, saya mengira saya telah mengenal 

Tuhan. Ya, memberi kepada orang miskin, pikir saya, dan berbahasa 

roh. Dan pada saat yang sama, saya telah memberi kepada orang-orang 

miskin dari apa yang saya miliki, namun  saya tidak merasakan apa-

apa. Apa yang terjadi? Bukankah ini mestinya menjadi sebuah tingkat 

tertinggi dalam pengalaman Kristiani saya?

“Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada 

padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, namun  jika aku 

tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (1Kor. 

13:3).

Lalu hal-hal mulai berubah. Di minggu yang sama, di Gereja Yesus 

Sejati diadakan KKR. Pada saat berdoa, saya bertanya-tanya kapan 


507

mereka berhenti berdoa, sebab  mulut saya mulai terasa letih. Saya 

berhenti berdoa dan ingin meninggalkan barisan depan, namun  saya 

malah didorong untuk terus berdoa dalam bahasa roh! Saya ingin 

melakukannya, namun  saya sudah lelah “berdoa dalam bahasa roh”.

Di depan aula itu lalu saya mengucapkan doa singkat di dalam 

hati. “Roh Kudus, tolonglah saya.” Belum selesai saya mengucapkannya, 

sebuah tekanan melalui tubuh saya. Lidah saya mulai berputar-putar 

secepat kipas angin, dan tubuh saya bergoncang dan bergetar. Bahasa 

roh yang saya ucapkan sungguh berbeda dengan yang biasa saya 

lakukan, dan bukan saya yang mengucapkannya!

Saya pulang ke rumah dan mencoba berdoa sendirian. Apa yang 

terjadi, pikir saya. Bukankah saya sudah mempunyai Roh Kudus? 

namun  saya tidak dapat berhenti berdoa dalam Roh. Sukacita dan rasa 

damai dalam doa itu sungguh menyejukkan hati saya. Tidak lama, 

saya menangis dalam doa saya, dan menyanyikan nyanyian roh. Saya 

merasakan kasih Allah yang sungguh dalam.

Jaminan Allah

Saya merasakan hubungan yang dalam dengan Tuhan saat 

menemukan gereja-Nya, dan menyesal telah bersumpah tidak mau lagi 

memohon pertolongan Tuhan. Kata-kata sembrono yang telah saya 

ucapkan di masa lalu menyusahkan hati nurani saya.

namun  suatu hari, saat saya gelisah dengan masalah ini, saya 

mendengar suara Tuhan berkata kata  kata , “Aku tidak akan meninggalkanmu.” 

Saya menangis. Juruselamat tetap mengasihi saya. Tentu saja, bukankah 

Ia telah memberikan Roh Kudus?

“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat 

kamu menjadi takut lagi, namun  kamu telah menerima Roh yang 

menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya 

Bapa!"” (Rm. 8:15).

Tiba-tiba saya menyadari apa artinya menjadi orang Kristen. 

Bukan soal memberi kepada orang-orang miskin, atau menginjil, atau 

mengangkat tangan saat beribadah. namun  semata-mata mengenai 

Tuhan, mengenai saya menjadi milik-Nya. Saya harus menjadi milik-Nya 

seperti seorang anak yaitu  milik Bapa-nya dan untuk tunduk kepada-

Nya. jika  Ia hendak melakukan sesuatu yang baik di dalam hidup 

saya, saya akan membiarkan-Nya melakukannya dan menyerahkan 

segala kemuliaan kepada-Nya.


Puji Tuhan, saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati setahun lalu . 

Walaupun sungguh baptisan air merupakan pengalaman paling indah 

dalam hidup saya, kesaksian-Nya mencuci bersih dosa-dosa saya, namun  

saya juga merasakan kepastian besar dalam suara-Nya, “Aku tidak 

akan meninggalkanmu.” Sekarang saya sungguh-sungguh mengetahui 

bahwa Yesus akan memelihara milik-Nya hingga akhir, tidak peduli di 

manakah mereka, atau dari gereja mana mereka memulai iman mereka, 

atau bagaimana mereka tersesat saat mencoba mencari Dia.

“Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka 

dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan 

seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, 

yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, 

dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yoh. 

10:28-29).

Paulus berkata kata  kata : “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun 

hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik 

yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik 

yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, 

tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam 

Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm. 8:38-39).

Sekarang saya dapat berkata kata  kata  bahwa injil yang sepenuhnya sangat 

penting untuk mendapatkan keselamatan. saat  saya berjalan 

menyeberangi jalan dari gereja pertama yang saya kunjungi, dan saat 

remaja terlibat dalam obat-obatan terlarang, tidak ada orang yang 

berusaha menghentikan saya. Tidak ada kuasa Allah yang menolong 

saya untuk mengalahkannya. Dan begitu juga, saat  iman saya 

meninggalkan kebenaran, tidak ada yang dapat menyelamatkan saya. 

Saya hanya sekedar mengikuti isi khotbah.

Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah memelihara Gereja 

Yesus Sejati dalam iman yang sejati, sehingga jemaatnya dapat terus 

mempelajari Firman-Nya dan tetap setia hidup di dalam Roh. Gereja ini 

tidak melangkah menjauhi kebenaran, atau mencoba menyenangkan 

Tuhan dengan cara-cara manusia. Tuhan telah menjaganya dalam 

kebenaran-Nya oleh Roh-Nya dan kasih-Nya.

Saya berdoa agar kita semua dapat terus di dalam Dia hingga 

akhir. Amin.


16.13 Dari Belenggu Setan Kepada Kristus

Merasakan Campur Tangan Tuhan

Saya dilahirkan sebagai orang Katolik, namun  keluarga saya mulai 

mengikuti gereja Kharismatik di tahun 1980-an. Pada saat itu saya 

hanyalah seorang bocah, namun  hati saya haus akan tujuan ilahi dalam 

hidup yang lebih tinggi.

Ibu saya tidak memperbolehkan saya untuk pergi ke gereja, 

sebab  saya harus menjaga rumah. namun  puji Tuhan, oleh sebab  

keinginan saya yang tulus, walaupun tidak rutin, saya diperbolehkan 

untuk mengikuti kebaktian di gereja Khrismatik. 

Tahun 1992, saya meninggalkan rumah dan tinggal bersama tante 

saya sebab  keluarga saya sangat miskin dan tak mampu membiayai 

uang sekolah saya. Sebaliknya, tante saya menjalankan pengelolaan 

bir di rumahnya. Pada waktu itu, saya tak bisa terus-menerus pergi ke 

gereja sebab  saya harus membantu usaha tante.

Tanpa dukungan dalam iman saya, saya merasa putus asa dan 

mulai mengembangkan kebiasaan minum-minuman keras. Kebiasaan 

ini mengakibatkan radang lambung, dan membuat saya sangat sulit 

untuk makan dan minum, sebab  radang itu terasa sangat sakit setiap 

kali saya makan.

Semasa itu, saya berkelahi dengan seorang laki-laki yang telah 

mencuri beberapa barang saya, sehingga dia harus dirawat di rumah 

sakit. sebab  perbuatan ini, saya menghadapi tuntutan pengadilan 

sebab  penganiayaan, dan diharuskan hadir dalam pengadilan begitu 

orang itu keluar dari rumah sakit. Keluarga orang itu mengumpulkan 

uang untuk menggugat saya.

Dua kejadian ini mengingatkan saya tentang apa yang saya baca 

dalam injil Lukas. Tahun 1990, saudara laki-laki saya memberikan 

sebagian dari Alkitab yang berisi injil Lukas, namun  saya tidak 

membacanya secara teliti sampai dua tahun lalu .

Melalui injil Lukas ini, saya mulai mengenal Yesus secara lebih 

pribadi. Saya percaya, bahwa seperti halnya Yesus telah menyembuhkan 

orang-orang sakit dan melepaskan mereka dari belenggu Iblis (orang-

berdosa berdosa), saya pun dapat dilepaskan. Di rumah, tak ada orang 

yang bisa menyelamatkan saya.


Iman perempuan yang menderita pendarahan (Mrk. 5:25-34) 

sangat mendorong semangat saya dan saya mulai mencari Tuhan di 

rumah dan mengakui segala dosa saya dalam doa.

Suatu hari, saya menghadiri kebaktian gereja di kampung saya. 

Sebelum kebaktian di mulai, setiap orang berlutut dan berdoa dan saya 

menceritakan masalah saya kepada Tuhan. 

Puji Tuhan, sesudah  kembali dari gereja, sakit radang lambung saya 

hilang. Sejak hari itu dan seterusnya, oleh sebab  kuasa Tuhan, saya 

bisa berhenti minum alkohol. Walaupun teman-teman dan keluarga 

minum-minum di hadapan saya, saya tidak merasa sulit untuk berhenti 

minum, sebab  saya bisa merasakan kuasa Tuhan bekerja di dalam diri 

saya. Saya juga bersaksi kepada mereka tentang bagaimana Yesus telah 

menolong saya.

Saya tetap berdoa kepada Tuhan mengenai kasus pengadilan 

dengan lelaki yang telah saya lukai itu. Ajaibnya, Tuhan campur 

tangan. Keluarga lelaki itu berselisih pendapat di antara mereka 

mempermasalahkan pengumpulan dana untuk membiayai kasus 

pengadilan. Kasus pun ditutup tanpa persidangan. Hal ini menguatkan 

iman saya dan mendorong saya untuk lebih mencintai Tuhan.

 

Mencari Kebenaran yang Sepenuhnya

Tahun 1995, saya mulai membaca Alkitab dari Kejadian sampai 

Wahyu. Saya mencari-cari kebenaran dengan tekun. Pada waktu itu, 

saya hanya dapat mengikuti kebaktian di suatu gereja pada hari Sabtu 

atau hari Minggu.

Dengan mempelajari Alkitab, saya belajar tentang Roh Kudus, 

basuh kaki, baptisan air, hari Sabat, Perjamuan Kudus, dan bagaimana 

semua ini berhubungan dengan keselamatan. Saya tidak bisa 

menemukan ajaran yang lengkap mengenai sakramen-sakramen ini di 

gereja-gereja mana pun yang telah saya kunjungi. namun  saya merasa 

bahwa ini yaitu  doktrin yang penting dalam firman Tuhan.

Saya berpuasa dan berdoa supaya Tuhan memimpin saya kepada 

gereja yang memberitakan seluruh kebenaran menurut Alkitab. Saya 

yakin bahwa hanya dengan mengenal kebenaran yang lengkap barulah 

seseorang bisa masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Seperti yang Tuhan 

Yesus sendiri firmankan, “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: 

Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia 

yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.” (Mat 7:21).


511

Saya juga berjanji kepada Tuhan, seperti Dia telah membawa 

seseorang untuk membagi kebenaran kepada saya, dengan cara yang 

sama saya pun akan membagi kebenaran-Nya kepada orang lain.

Selama berdoa dan berpuasa itu, Tuhan menunjukkan tiga 

penglihatan kepada saya.

Dalam penglihatan pertama, saya memegang Alkitab dan saya 

berada di studio penyiaran radio di atas gunung yang sangat tinggi dan 

saya sedang berkhotbah. Pesan saya disalurkan seperti siaran radio ke 

seluruh wilayah Kenya.

Dalam penglihatan kedua, saya melihat daerah pegunungan di 

mana saya berdiri di atas gunung tertinggi. Saya memegang mikrofon 

dan saya sedang berkhotbah kepada semua orang yang ada di Kenya.

Dalam penglihatan yang terakhir, saya sedang memancing ikan 

bersama dengan orang lain di danau yang sangat besar. Kami semua 

berada di perahu yang sama dan saat  kami menebar jala kami 

menangkap banyak ikan yang ukurannya berbeda-beda. sesudah  

menangkap ikan, kami pun menjualnya.

Saya baru menyadari arti dari tiga penglihatan ini sesudah  saya 

mengikuti Gereja Yesus Sejati. Di bawah bimbingan Roh Kudus, 

saya mengerti bahwa menurut kitab Yesaya Pasal 2, Tuhan akan 

mendirikan Bait-Nya di gunung yang tertinggi dan kebenaran pun 

akan diberitakan dari bait tersebut kepada segala bangsa. Menebarkan 

jala itu seperti sedang berkhotbah kepada orang-orang. Satu kapal di 

dalam penglihatan saya itu mengacu pada satu gereja sejati dan satu 

jala itu mengacu pada satu iman.

Datang ke Gereja Sejati

Pada bulan Oktober 1997 pada hari Sabtu, saya mengunjungi 

salah satu gereja Pentakosta di Kamwala. Dari kunjungan itu saya 

mendapatkan kepastian bahwa mereka memegang hari Sabat dan juga 

memberitakan tentang Roh Kudus. Maka saya mengunjungi gereja 

itu lagi hari Sabat berikutnya untuk melihat apakah mereka juga 

memberitakan tentang Perjamuan Kudus, basuh kaki dan baptisan air.

Akan namun , jemaat yang menjawab pertanyaan saya pada hari 

Sabat sebelumnya tidak hadir. Saya memutuskan untuk kembali untuk 

ketigakalinya pada hari Sabat berikutnya. sebab  biasanya saya tidak 

kembali ke gereja yang sama lebih dari dua kali, jadi kali ini saya berdoa 

secara khusus kepada Tuhan.


Di dalam doa, saya memutuskan untuk bertanya kepada jemaat 

gereja itu walaupun jemaat yang saya kenal tadi tidak hadir. Saya juga 

memutuskan untuk tidak kembali ke gereja itu jikalau mereka tidak 

memberitakan kebenaran yang lengkap.

Sungguh ajaib, di saat kebaktian baru akan dimulai, Pendeta 

Ko dan dua saudara bernama Cornell dan Silvanus dari Gereja Yesus 

Sejati datang untuk yang pertamakalinya ke Kamwala. saat  Pendeta 

Ko berdiri untuk berkhotbah, dia mulai dengan menanyakan jemaat 

mengenai lima dasar kepercayaan Gereja Yesus Sejati.

saat  Pendeta Ko mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu 

kepada jemaat, sepertinya seakan-akan saya-lah yang mengajukan 

pertanyaan-pertanyaan itu. sesudah  selesai bertanya, Pendeta Ko mulai 

mengajarkan tentang hari Sabat dan juga empat doktrin yang lain, 

yaitu, Roh Kudus, Perjamuan Kudus, baptisan air dan basuh kaki.

sebab  anugerah Tuhan, saat  kami berlutut berdoa, saya 

menerima Roh Kudus. sesudah  saya kembali untuk mempelajari lebih 

banyak lagi pada Sabat siang itu dan pada Minggu paginya, barulah saya 

menyadari bahwa saya hanya menerima sebagian kecil dari kebenaran 

sebelum saya datang ke gereja ini.

Pada Sabat berikutnya, kebaktian Sabat ke-4 yang saya hadiri, saya 

melihat bahwa seluruh jemaat pun telah sungguh-sungguh menerima 

kebenaran yang lengkap, maka saya memutuskan untuk bergabung 

dengan mereka untuk mengikuti kebaktian secara rutin. Pada tanggal 

19 Juli 1998, saya menerima baptisan air.

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan sebab  telah memimpin 

saya kepada gereja sejati-Nya.

Memberitakan Injil

Saya tetap berdoa dengan bahasa roh dan bersukacita dalam Roh, 

membagikan kebenaran yang telah saya terima kepada orang lain. 

namun  pada waktu bersamaan, saya mengalami siksaan dalam keluarga 

Katolik tante saya.

Sebagai contoh, oleh sebab  saya teguh dengan ajaran untuk tidak 

bekerja di hari Sabat, tidak akan ada makanan bagi saya di hari Sabtu. 

Walaupun saya tidak diperbolehkan makan, namun  saya tidak merasa 

lapar. Sebaliknya saya merasa kenyang sepertinya saya telah makan.


513

Pada masa itu, ayat dalam injil Matius mendorong semangat 

saya, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran 

sebab  merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mt 5:10). Ayat ini 

menyakinkan saya lebih lanjut tentang pentingnya menjalin hubungan 

dengan Tuhan lebih dari hubungan saya dengan sesama manusia.

Saya juga ingat akan janji saya kepada Tuhan untuk membagikan 

kebenaran kepada orang lain, jadi saya bertekad untuk membantu 

memberitakan injil.

Pada bulan November 1998, saya pergi menginjil ke Awendo 

bersama dengan saudara yang lain. Orang yang dahulu mencuri dan 

saya lukai, kebetulan ada di sana. Jadi kami membagikan kebenaran 

kepadanya. Dia dan istrinya pun datang menghadiri kebaktian gereja 

kita. 

namun  dia tidak melanjutkan imannya – dia mencuri sepeda orang 

lain. Dia lalu ditangkap dan akhirnya meninggal di penjara. Walaupun 

dia memilih untuk meninggalkan kebenaran, saya bersyukur telah 

diberikan kesempatan untuk menjalankan tugas saya kepada Tuhan 

dengan membagikan kebenaran kepadanya, dan mengamalkan ajaran 

pengampunan.

Pada tahun 2000, saya pulang ke kampung halaman untuk 

memberitakan kebenaran. Pada tanggal 25 Maret 2000, empat orang 

menerima kebenaran dan kami memulai persekutuan bersama. Salah 

satunya yaitu  ibu saya, orang yang sebelumnya telah bertekad untuk 

tidak meninggalkan kepercayaannya pada gereja Kharismatik.

Pada tanggal 13 Juni 2000, ibu saya menjadi orang pertama yang 

dibaptis di Ogongo.Tahun berikutnya, pada tanggal 19 Mei, tempat 

kebaktian baru didirikan di Kibanga. Di kedua tempat ini, 62 jemaat 

menerima baptisan air.

Alkitab berkata-kata  bahwa Yesus memberikan nyawa-Nya untuk 

domba-domba-Nya (Yoh 10:15). Saya merasakan bahwa Yesus telah 

menyelamatkan jiwa saya dan melepaskan saya dari segala pergumulan 

dan penyakit saya. Dia juga telah menuntun saya untuk mengetahui 

apa yang harus saya perbuat bagi-Nya. Barangsiapa tinggal di dalam 

Kristus, harus melangkah seperti Kristus yaitu mencari kebaikan dan 

keadilan (1Yoh 2:6).

Saya harus terus bersyukur kepada Tuhan, dan selama saya 

masih hidup di dunia ini, saya harus bertekad untuk memberitakan 

kebenarannya-Nya kepada semua orang, sebab  ada begitu banyak 

Bab 16: 

514

domba yang belum menjadi satu kawanan dengan-Nya. (Yoh. 10:16). 

Sejak sekarang, saya mengarahkan pikiran kepada Kristus dan 

menantikan kedatangan-Nya pada akhir zaman.

Biarlah segala kemuliaan dan kuasa bagi Tuhan dan semoga segala 

bangsa dapat mengenal nama-Nya. Amin.

Clement Titus Adede - Ongongo, Kenya

16.14 Tidak Ada Tenungan Yang Mempan

Saya berasal dari keluarga non-Kristen, dan sejak kecil diajar 

untuk rajin beribadah. namun , walaupun rajin beribadah, saya tidak 

merasa kalau Tuhan itu ada dalam kehidupan saya.

Pada tahun 2001 saya bekerja sebagai babby-sitter di salah satu 

keluarga jemaat Gereja Yesus Sejati. lalu  saya dibawa ke gereja 

dan diperkenalkan pada agama Kristen oleh keluarga itu. sesudah  

beberapa bulan mendengarkan Firman Tuhan, saya mulai mengenal 

kebenaran dan jalan keselamatan. Setiap malam saya selalu berdoa 

memohon Roh Kudus di rumah, sebab  saya tahu bahwa Roh Kudus itu 

Roh Allah yang dapat menyelamatkan kita dan membawa kita masuk 

ke dalam Kerajaan Surga.

Kurang lebih enam bulan mendengarkan firman Tuhan, saya 

menjadi percaya dan yakin kalau Tuhan Yesus itu benar-benar ada. 

Pada suatu kebaktian Jumat malam, saya ikut maju ke depan untuk 

berdoa memohon Roh Kudus. Pendeta menumpangkan tangan di atas 

kepala saya yang terus berdoa mengucapkan “Haleluya, Haleluya.” Tak 

lama lalu  lidah saya bergetar dan mengucapkan kata-kata dalam 

bahasa lain yang saya sendiri tidak tahu apa artinya. Lalu tangan saya 

bergerak-gerak sendiri, dan hati saya terasa tenang dan damai; begitu 

sukacitanya sampai tidak bisa diutarakan dengan kata-kata.

saat  bel tanda doa selesai berbunyi, sesaat  itu juga bahasa 

asing itu berhenti dengan sendirinya. Pendeta memberitahukan bahwa 

saya telah menerima Roh Kudus. Sejak saat itu, setiap kali berdoa saya 

selalu memakai bahasa Roh, dan saya merasa hidup saya semakin 

tenang dan damai. Saya merasakan bahwa Tuhan Yesus hidup dalam 

diri saya dan selalu menyertai setiap langkah saya.


515

Beberapa bulan lalu , saya minta dibaptis, yang dilaksanakan 

pada tanggal 14 September 2002. Kurang lebih delapan bulan sesudah  

dibaptis dan ikut Tuhan Yesus, saya mengalami cobaan yang berat, 

sebab  ibu saya meninggal dunia. Saya pulang ke kampung  halaman 

saya di Kediri, dan selama satu bulan di sana, saya berdoa dengan cara 

sembunyi-sembunyi sebab  belum berani berterus terang kepada 

keluarga. Pada suatu hari, sewaktu saya sedang berdoa di dalam kamar, 

tiba-tiba ayah saya masuk. Memergoki saya yang sedang berdoa itu, 

ayah saya langsung marah. Akhirnya saya pun berterus terang kepada 

keluarga bahwa saya sekarang beragama Kristen. Mendengar hal itu, 

seisi keluarga sangat marah dan memusuhi saya, terutama Ayah, yang 

begitu marahnya sampai tidak mau bicara dengan saya.

Kira-kira dua minggu lalu , saya diberi air putih yang sudah 

diberi mantera oleh paranormal. Saya tidak boleh minum air putih lain 

kecuali air yang sudah disediakan itu. Jadi setiap kali mau minum, saya 

selalu berdoa dalam hati agar Tuhan Yesus menyertai saya. Selama di 

kampung saya hanya minum air putih itu, bahkan sampai sekarang 

pun kalau saya pulang, pasti disediakan air yang sudah dimanterai itu.

sesudah  saya beberapa hari minum air itu, si paranormal datang 

ke rumah. Saya disuruh duduk di depannya, lalu didoakan. Saya tetap 

tenang, dan di dalam hati terus berdoa. Saya percaya bahwa Tuhan 

Yesus yang ada di dalam diri saya akan selalu melindungi saya. sesudah  

beberapa menit berdoa, si paranormal berkata kata  kata  kepada Ayah: “Anak 

Bapak sudah tidak bisa lagi berbalik pada agama yang lama. Dia sudah 

percaya pada Tuhan yang lain.”

sesudah  satu bulan di kampung, saya kembali ke Jakarta, tapi 

tidak langsung ke tempat kerja, melainkan mampir dulu ke rumah 

Bibi. Sampai di rumah Bibi, Bibi mengajak saya pergi, katanya mau 

diajak ke rumah saudara. Tapi ternyata saya dibawa ke rumah seorang 

paranormal. Setibanya di sana, paranormal itu bertanya kepada saya, 

“Kamu agama apa?”

“Saya agama Kristen,” jawab saya.

Mendengar itu si paranormal berkata kata  kata , “Pantas saja dari tadi 

saya merasa panas, semakin kamu dekat ke rumah saya, saya merasa 

semakin panas.”

Saya pun disuruh menatap mata paranormal itu dan mengikuti 

kata-kata yang diucapkannya. namun  saya tidak mengikuti perintahnya 

sebab  dalam hati saya ada yang berkata kata  kata , “Jangan ikuti, jangan ikuti.” 

Bab 16: 

516

Sambil memandang mata paranormal itu, saya terus berdoa di dalam 

hati. Akhirnya si paranormal tidak kuat memandang mata saya, lalu 

berkata-kata  kepada Bibi bahwa saya sudah tidak bisa berbalik ke 

agama yang lama dan lebih percaya pada agama yang baru. Paranormal 

itu juga berkata-kata  bahwa di dalam diri saya ada hawa sejuk dan sinar 

teramat terang yang melindungi saya.

Sampai saat ini pun, Ayah masih belum merelakan saya memeluk 

agama Kristen. Berbagai macam cara beliau lakukan agar saya bisa 

kembali ke agama lama. Setiap malam Jumat, Ayah dan paranormal 

di kampung terus berdoa dan membaca-baca mantera. Bahkan baju 

saya pun dibawa ke rumah paranormal itu untuk diberi mantra. Puji 

Tuhan, sebab  Roh Kudus bekerja, saya di sini tidak merasakan apa-

apa dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi pada diri saya. Memang 

Ayah tidak mengusir secara langsung ataupu n tidak mengakui saya 

sebagai anaknya, tapi secara halus Ayah menentang agama saya.

sebab  segala yang saya alami ini, saya makin bersyukur pada 

Tuhan Yesus sebab  Tuhanlah yang melindungi dan bekerja dalam diri 

saya, sehingga segala macam roh jahat tidak dapat mengganggu saya, 

seperti kata Firman Tuhan: tidak ada mantera ataupun tenungan yang 

mempan terhadap Yakub (Bil. 23:23).

Dengan bersandar pada Tuhan dan menjalankan Firman Tuhan, 

kita yakin dan percaya bahwa Roh Allah sendiri yang akan bekerja 

dalam hidup kita. Oleh sebab  itu kita harus rajin berdoa, jangan 

sampai kita berputus asa dalam memohon Roh Kudus. Biarpun sudah 

bertahun-tahun lamanya memohon dan sampai sekarang Tuhan belum 

juga mencurahkan Roh Kudus-Nya, kita yakin bahwa suatu saat nanti 

Tuhan pasti akan memberikan Roh Kudus-Nya, seperti janji Firman 

Tuhan: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu 

akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Luk. 

11:9). Kiranya firman ini dapat menguatkan iman kita dan mendorong 

kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus, Juruselamat 

kita.

Selain itu, Tuhan Yesus pun berkenan memberikan penglihatan 

yang membuat saya semakin percaya bahwa Dia benar-benar ada dan 

sungguh merupakan Juruselamat kita umat Kristen, dan Roh Kudus-

Nya selalu menjaga kita walaupun kita tidak menyadarinya, asalkan 

kita senantiasa bersandar pada Tuhan Yesus.

Penglihatan pertama terjadi pada suatu malam di hari Kamis tahun 

2003, saat  saya sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba saja saya berdiri 


517

di suatu tempat yang amat gelap dan sempit. Sewaktu saya berjalan 

dan terus berjalan, jalan yang saya lalui semakin melebar dan menjadi 

terang sekali. Di ujung jalan, saya melihat Seseorang yang sedang 

duduk di atas kursi dari emas yang indah sekali. Di kanan dan kiri-Nya, 

tampak banyak orang berpakaian putih yang sedang menyanyikan 

pujian-pujian. Saya tahu bahwa Dia yaitu  Tuhan Yesus yang duduk 

di atas tahta Kerajaan Surga. Saya berusaha untuk memandang wajah 

Tuhan namun  tidak dapat, sebab  wajah-Nya tertutup oleh sinar yang 

sangat terang. lalu  tangan Tuhan Yesus diulurkan ke arah saya. 

Saya berusaha untuk memegang tangan-Nya, namun  untuk menyentuh 

pun tidak dapat.

Yang kedua terjadi beberapa bulan lalu  pada tahun yang 

sama, melalui sebuah mimpi. Saya melihat banyak orang sedang 

berkumpul membentuk lingkaran. Di antara orang-orang itu ada saya 

dan Nyonya, majikan saya. Tiba-tiba dari bawah kami keluarlah api 

yang sangat besar membakar kami semua. Dari arah depan, Nyonya 

mengajak saya untuk berkata-kata  “Haleluya! Haleluya!” Heran sekali, 

semua orang yang berkumpul di tempat itu terbakar sampai hangus, 

bahkan sampai tidak kelihatan seperti manusia lagi, namun  kuasa 

Tuhan sungguh aneh dan ajaib. Tuhan Yesus melindungi saya dan 

Nyonya sehingga sedikit pun kami tidak terbakar, tidak terluka, dan 

tidak merasa panas. Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus!

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala 

sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi 

Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” 

(Rm. 8:28). Sebab segala sesuatu yaitu  dari Dia dan oleh Dia, bagi 

Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Haleluya, amin!


16.15 Roh-Nya Menuntunku

Saya dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama leluhur. 

lalu  saya merantau ke Kalimantan Timur, dan pada tahun 

1984 dibaptis di salah satu gereja di sana. Tahun 1985 saya kembali 

ke Makasar sebab  Papa sakit diabetes yang berkomplikasi dengan 

kerusakan ginjal. Penyakitnya makin lama makin parah, sampai 

memutuskan untuk berobat ke Belanda, namun  tidak sembuh juga. 

sebab  merasa penyakitnya sudah tidak tertolong lagi, Papa 

minta dicarikan pendeta untuk didoakan. Seorang pendeta datang 

mendoakan, dan tak lama lalu  papa dibaptis dengan baptisan 

percik. Kira-kira seminggu lalu  Papa meninggal, pemakamannya 

dilayani oleh gereja itu, sebab  pendetanya yaitu  suami sepupu saya. 

Sejak itu saya sering beribadah di gereja itu. 

namun  sejak sering beribadah, saya merasa kehidupan saya 

bertambah berat; anak-anak saya yang lima orang sakit bergantian. 

Sampai akhirnya untuk membeli beras pun harus dibantu oleh kakak 

ipar. Saya jadi jarang kebaktian. Mula-mula sebulan 2-3 kali saja, lalu 

menjadi sebulan sekali, akhirnya tidak kebaktian sama sekali. 

sesudah  tidak kebaktian, ekonomi mulai membaik. Saat itulah 

saya memutuskan tidak akan beribadah lagi, bahkan istri pun, yang 

sejak kecil aktif di gereja lainnya, saya larang beribadah. namun  secara 

sembunyi-sembunyi dia masih suka pergi beribadah, sehingga saya 

memarahinya dengan kata-kata yang cukup kasar. namun  istri saya 

tetap saja rajin beribadah dan selalu mendoakan saya. 

Sepuluh tahun tidak beribadah, keadaan ekonomi terus membaik. 

namun  pada tahun 1995 saya mendapat penyakit; perut saya terasa 

sakit sekali, kalau buang air besar keluar darah segar. Setahun lebih 

berobat ke mana-mana - dokter, sinshe, bahkan dukun - tidak ada 

perubahan. Akhirnya pergi ke dokter spesialis penyakit dalam. sesudah  

menunggu selama hampir 2 jam, tibalah giliran saya diperiksa. 

sesudah  memeriksa cukup lama, dokter (masih termasuk 

famili) berkata kata  kata , "Kamu gila, tidak sakit apa-apa mau ke dokter." Saya 

tersinggung dan menjawab, "Dokter yang gila, kalau tidak sakit, buat 

apa menunggu sampai hampir 2 jam! Saya ke sini tidak gratis, tahu!" 

Tapi dokter tetap menyatakan tidak ada kelainan atau tanda-tanda 

adanya penyakit pada diri saya, sementara keluhan yang saya rasakan 

masih terus berlanjut. Saya jadi sering berandai-andai: coba kalau 


519

punya uang, tentu bisa pergi ke Singapura atau RRC untuk berobat, 

pasti bisa sembuh. Tengah malam, kalau memperhatikan anak-anak 

yang sedang tidur, hati saya merasa sedih sekali; kalau saya mati, hidup 

mereka pasti sengsara. 

Lalu seorang famili menganjurkan untuk berdoa kepada Tuhan 

setiap tengah malam. Dia memberi ayat referensi dari Kitab Yohanes 

15:7. Walaupun tidak pernah membaca Alkitab, saya menuruti 

sarannya. Setiap tengah malam, saya bangun untuk berdoa. Minggu 

ketiga berdoa, ada gangguan: ada raksasa yang ingin mencekik saya, 

namun  saya mengelak ke belakang. Malam berikutnya, ada suara orang 

mengedor-gedor pintu, namun  begitu pintu dibuka, tidak ada siapa-

siapa. 

Suatu malam saya bermimpi: saya sedang berdoa, lalu ada 

seseorang yang menghampiri dan berkata kata  kata , "Berdoa jangan seperti itu; 

lihat saya!" Orang itu lalu berlutut dengan kedua tangan tertangkup 

rapat. (Selama ini saya berdoa dengan posisi bersila atau duduk di 

atas pembaringan dengan kedua telapak tangan terbuka.) sesudah  

terbangun, saya mencoba berdoa berlutut dengan kedua tangan 

tertangkup. Ternyata rasanya lebih nyaman. (Belakangan, saat  

pertama kali datang ke Gereja Yesus Sejati, saya melihat jemaat berdoa 

dengan cara yang sama seperti yang diajarkan kepada saya dalam 

mimpi itu). 

sesudah  berdoa 40 hari, sekali lagi saya mendapat mimpi: tiba-tiba 

seorang yang berpakaian putih datang menghampiri. Saya tidak dapat 

membedakan apakah dia perempuan atau laki-laki. Dia memegang 

perut bagian kanan saya yang sakit. Mula-mula tangannya terasa dingin, 

lalu berubah jadi hangat. Lalu dia menusuk dan membedah perut saya; 

isi perut saya diambil lalu diperasnya. Rasanya sakit sekali sampai saya 

terbangun dari tidur. Begitu terbangun, saya langsung bersorak, “Aku 

sembuh! Aku sembuh!” Dan semua obat-obatan dari dokter, sinshe, 

maupun dukun, saya buang. Sejak itu penyakit saya memang tidak 

pernah kambuh lagi, tapi saya tetap tidak pergi beribadah ke gereja. 

Sekian lama tidak ke gereja, saya tidak pernah berpikir bisa 

beribadah lagi. Bahkan pernah, selama satu bulan lamanya saya 

sering mendengar suara panggilan sembahyang pada jam-jam yang 

aneh; bukan pada jam sembahyang, malah pernah pada pukul 3 pagi. 

Suaranya merdu sekali, sungguh menggetarkan hati. Salah satu saudara 

mama sampai berkata kata  kata , "Saya sendiri belum pernah mendengarnya. 

Tuhan memanggilmu masuk agama saya." Saya memang sempat 

mempertimbangkannya. 

Lalu suatu hari seorang tetangga memperkenalkan saya pada 

seorang jemaat Gereja Yesus Sejati. Saudara itu lalu  sering 

datang menginjili saya dan bercerita tentang Roh Kudus. Bersama 

seorang saudara lain, dia sering datang untuk bincang-bincang dan 

mengajarkan tentang Alkitab dan cara berdoa. Katanya, berdoa itu 

harus dalam nama Tuhan Yesus, dengan sepenuh hati memohon 

Roh Kudus. Cukup mengulang-ulang kata "Haleluya". Saat menerima 

Roh Kudus, badan akan bergetar dan lidah akan terus berputar. Saya 

bertanya, "Apa seperti kesurupan?" Mereka bilang, "Tidak, kita tetap 

sadar sepenuhnya." 

sebab  itu saya penasaran juga. Suatu malam saya mencobanya. 

sesudah  20 menit mengucapkan "Haleluya", tiba-tiba lidah saya seperti 

hidup sendiri, bergetar tanpa henti, bibir seperti kena sengat listrik, 

persis seperti cerita mereka. 

sesudah  itu terjadi perubahan pada diri saya. Saya jadi senang 

membaca Alkitab, sehari bisa 3-4 kali, walau saya melakukannya 

dengan sembunyi-sembunyi, takut kalau dipergoki oleh istri yang 

selama ini saya larang ke gereja. lalu  saya pergi menemui 

pendeta ke Gereja Yesus Sejati untuk memastikan apakah saya 

memang sudah menerima Roh Kudus. Ternyata memang sudah, namun  

sebab  saya berdoa dengan mulut tertutup sesuai dengan kebiasaan di 

rumah (sebab takut terdengar oleh istri), beliau mengajari saya berdoa 

dengan suara keras. 

Puji Tuhan, akhirnya pada tanggal 20 Juni 2000 saya bersama 

Mama dan tiga orang anak saya menerima sakramen baptisan. Lalu pada 

tanggal 30 September 2000, sepupu saya juga menerima baptisan, dan 

dua anak saya yang lain menerima baptisan pada tanggal 24 Februari 

2001, sementara istri saya dibaptis pada tanggal 25 Juni 2005. 

Haleluya! Saya bersyukur atas kemurahan Tuhan yang telah 

memilih saya menjadi umat-Nya. Saya berusaha menjadi anak Tuhan 

yang baik dan giat dalam pekerjaan Tuhan. Kiranya kesaksian ini bisa 

memuliakan nama-Nya. Amin.