mungkin, sesudah selesai kuliah, saya akan mendapatkan
pekerjaan dan punya penghasilan, dan itu akan membuat saya bahagia.
namun sesudah lulus dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, hati saya
tetap terasa hampa.
481
MENCARI KEBENARAN
Sepanjang waktu itu saya masih terus mencari kebenaran, namun
tidak berhasil. Saya pernah pergi ke sebuah gereja Kristen, di sana saya
dibaptis untuk pertama kalinya. namun Tuhan tidak menggerakkan
saya dan saya tidak melihat adanya Tuhan di gereja itu, jadi tak lama
lalu saya tinggalkan. sesudah itu, ibu saya membawa saya ke
Gereja berbahasa Yunani tempat saya dibaptis untuk kedua kalinya.
namun saya selalu jatuh tertidur setiap kali pergi ke sana, sebab mereka
bicara dalam bahasa Yunani dan saya tidak bisa memahami apa yang
mereka bicarakan.
sesudah meninggalkan gereja kedua ini, saya berkata kata kata pada diri
sendiri, lupakan saja, Tuhan itu tidak ada. Saya pusatkan saja perhatian
pada pekerjaan. Salah satu rekan sekerja yaitu anggota Gereja Yesus
Sejati. Suatu hari dia melihat Alkitab di atas meja saya, lalu mengajak
saya menghadiri Pemahaman Alkitab (PA). Saya pikir, kenapa tidak, toh
tak ada ruginya, dan pergi ke PA tersebut. Di ujung acara, saat mereka
berlutut dan berdoa dalam bahasa Roh, saya betul-betul ketakutan.
Salah satu saudari-saudari itu pasti sudah mendoakan saya,
sebab minggu berikutnya saya tidak sabar ingin pergi ke PA. sesudah
pertemuan itu, saya merasa Tuhan menggerakkan saya. Saya mulai
menghadiri PA, dan lalu mulai mengikuti kebaktian gereja secara
rutin. Saya merasa bahwa Tuhan ada di sana, meskipun kami cuma
berkumpul di sebuah kemah doa. Saya mulai berdoa dengan sunguh-
sungguh setiap malam sebab saya merasakan gerakan Tuhan. Setiap
ajaran Alkitab yang saya pelajari dan saya ikuti selalu benar adanya.
TUHAN MENJAMAHKU
Suatu malam saat saya sedang tidur, kuasa Tuhan datang pada
saya dan berkata kata kata , “Vuthy, bangun dan berdoalah.” Jadi saya menjawab,
“baiklah,” dan mulai berdoa.
Saya berkata kata kata , “Haleluya,” dan ada kuasa yang datang ke dalam
diri saya, dan saya mulai berkata kata kata -kata dalam bahasa Roh. Saya
mulai menangis bahagia kerena merasakan begitu banyak kasih dan
kemurahan dari Tuhan. Inilah pertama kalinya hati saya merasakan
sukacita, dan saya tahu ini berasal dari Tuhan. Selama doa tersebut
Tuhan membuat saya menyadari orang macam apa saya ini, dan semua
hal-hal berdosa yang telah saya lakukan sewaktu SMU dan kuliah
dulu.
Bab 16:
482
saat saya sedang berdoa, Tuhan menggerakkan saya untuk
berkata kata kata , “Buka 1 Petrus.” Saya bahkan tidak tahu di mana letak 1 Petrus
dalam Alkitab. Jadi saya bangun, menyalakan lampu, dan membuka 1
Petrus, pasal 1. Sewaktu membaca, firman Tuhan menjadi hidup, nyaris
seperti berbentuk tiga dimensi. Setiap firman datang pada saya seolah
benda hidup, dan benar-benar menyentuh saya.
PEPERANGAN ROHANI
Beberapa hari lalu , mimpi-mimpi buruk saya datang lagi.
Sudah beberapa tahun saya tidak mendapatkan mimpi-mimpi buruk itu.
Mereka masih lima roh jahat yang sama, dan kali ini mereka mencekik
saya kuat-kuat. Saya tidak bisa bernapas, tidak bisa berteriak, tidak
bisa menjerit. namun saya berkata kata kata , “Dalam nama Tuhan Yesus Kristus,”
dan mereka pun pergi.
Saya bertanya pada saudara-saudari di gereja mengapa saya masih
mendapatkan mimpi buruk walaupun telah menerima Roh Kudus.
Mereka bertanya apakah di rumah saya ada berhala. Saya memang
punya patung emas kecil berbentuk kepala, dan mereka menyuruh
saya untuk membuangnya. Jadi dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya
membuangnya ke toilet.
Malam berikutnya saya bermimpi buruk lagi, namun kali ini hanya
ada satu roh. Roh hitam besar ini mencekik saya, dan saya tidak dapat
melihat wajahnya. Betul-betul menakutkan sebab ini merupakan
sesuatu yang baru. Saya berkata kata kata , “dalam nama Tuhan Yesus Kristus,”
dan balas mencekik roh itu. Saya membalikkan roh tersebut di atas
ranjang, dan melihat bahwa wajahnya rusak berat dan penuh cacing.
Lalu tiba-tiba ia menghilang.
Sekali lagi saya bertanya pada saudari di gereja kenapa saya masih
mengalami mimpi buruk. Saya tidak tahu apa yang menyebabkannya;
saya merasa tidak punya apa-apa lagi di rumah. Dia bilang sebaiknya
saya memeriksa ulang. Jadi saya mencari dan mencari, dan akhirnya
menemukan patung kepala lainnya yang dulu diberikan oleh ibu saya.
Saya sudah lupa bahwa patung itu ada di dalam kotak harta saya. Jadi
sekali lagi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, saya membuangnya ke
toilet.
“PRAKTEK” AYAH SAYA
sesudah dibaptis di Gereja Yesus Sejati, saya mulai bercerita pada
ayah saya tentang Tuhan. Ayah saya berumur tujuh puluh tiga tahun.
Sejak masih muda di Kamboja, ia sudah memraktekkan ilmu sihir.
Seisi kota tahu bahwa tidak ada seorang pun yang bisa membunuhnya
dengan tembakan atau tusukan. saat masih kecil, saya merasa bangga
akan hal ini, namun tidak begitu memercayainya.
saat keluarga saya datang ke Amerika pada tahun 1981, kami
diperlakukan dengan luar biasa buruk. Rumah kami dibakar dua kali.
Pada kebakaran yang kedua, ayah saya keluar dan berkelahi dengan
para pembakar rumah kami. Salah seorang di antaranya berusaha
memukul ayah saya dengan tongkat baseball, namun ayah saya
mengangkat tangan dan mematahkan tongkat itu menjadi dua. sesudah
itu, saya mulai percaya bahwa ayah saya benar-benar memakai
ilmu sihir.
Kali pertama ayah saya pergi ke gereja Kristen sesudah datang
di Amerika, ia jadi sakit parah dan hampir mati. “Sesembahan” ilmu
sihirnya memperingatkan bahwa ia akan membunuh ayah saya jika
tetap pergi ke gereja. Jadi dari tahun 1981 sampai 1999, ayah saya
tidak pernah pergi ke gereja lagi.
Pada bulan Juni 1999, saya pergi mancing bersama ayah. Pada
waktu itu saya sudah mengikuti kebaktian di Gereja Yesus Sejati
secara rutin. Saya benar-benar percaya bahwa Tuhan itu ada dan
saya merasakan kasih-Nya. Jadi saya berkata kata kata pada diri sendiri, ini
kesempatan bagus untuk membicarakan Tuhan kepada ayah saya. Saya
berkata kata kata , “Selama ini aku belum pernah meminta Ayah melakukan apa
pun. Tapi aku sudah menemukan Tuhan, dan aku ingin Ayah datang ke
gereja lima kali saja. Kalau sesudah lima kali Ayah tidak merasakan apa
pun, Ayah tidak perlu datang lagi.” Dia sepakat, “Baiklah Nak, aku akan
datang, demimu.”
Malam itu, keponakan saya berada di kamar ayah. Tiba-tiba ia
menjerit-jerit, “Kakek, Nenek, ada yang ingin membunuhku!” Ayah
saya melihat ke sekeliling tapi di sana tidak ada siapa-siapa. Lalu ia
sadar bahwa itu yaitu sesembahannya. Esoknya ia menceritakan hal
ini kepada saya, namun saya memintanya untuk tidak khawatir sebab
Tuhan itu Mahakuasa, dan hanya Dialah yang dapat mengambil nyawa
manusia.
MENYINGKIRKAN MASA LALU
Jumat berikutnya pada saat PA, saya bertanya kepada saudara-
saudari apa yang harus saya perbuat dengan semua peralatan berhala
di kamar ayah saya. Mereka menyarankan supaya saya berdoa dan
membuangnya, tapi siapa yang berani masuk ke kamarnya dan
membuang semua itu? Ayah saya tidak akan melakukannya dan saya
tidak cukup beriman untuk melakukannya sendiri. Jadi satu-satunya
hal yang bisa kami lakukan yaitu berdoa.
Puji Tuhan, Sabtu itu ayah saya datang ke gereja. sesudah doa, saya
menanyakan bagaimana perasaannya. Ia berkata kata kata , “Aku kedinginan
dan gemetaran.” Saya berpikir, sepertinya ada yang tidak beres. Benar
saja, saya mendapati bahwa ia mengenakan kalung berliontin kepala
besar. Jadi saya memberitahukan, “Itu sumber masalahnya, Ayah harus
membuangnya. Ayah harus membuang semua berhala di kamar Ayah
juga, kalau benar-benar ingin berdoa kepada Tuhan.”
Jadi dengan bantuan Tuhan, ayah saya membuang semua peralatan
berhalanya (termasuk kalungnya) dan ia mulai berdoa setiap malam.
HIDUP BARU
Sabat berikutnya, ayah saya datang ke gereja dan sekali lagi
berlutut berdoa. Saya tidak pernah menjelaskan kepadanya seperti
apa Roh Kudus itu. sesudah doa, ia berkata kata kata bahwa ia merasakan getaran
di sekujur tubuhnya, dan rasanya sangat nyaman. Saya benar-benar
bersyukur pada Tuhan.
Di minggu itu juga, kaki kiri ayah terasa amat sakit sampai-sampai
tidak bisa jalan. Ia tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi pada
dirinya. Dalam perjalanan ke gereja ia berkata kata kata kepada saya, “Kalau
Tuhanmu itu Tuhan yang benar, biarlah Dia menyembuhkan kakiku.”
Jadi saya berpikir, “Tuhan, kita sudah mendapatkan dia.” Ayah saya
yaitu orang yang memegang kata-katanya. Saya tahu bahwa yang
harus kami lakukan hanyalah beriman dan berdoa, maka Tuhan akan
menyembuhkannya.
Kakinya sakit selama seminggu, lalu pada suatu malam ia
terbangun sambil berteriak kesakitan. Begitu terbangun, ia merasakan
ada kuasa yang bergerak dari telapak kaki menuju lututnya, dan ia bisa
berjalan. Ia memanggil saya dan menceritakan hal ini, membuat saya
merasa sangat bahagia. Saudara-saudari di gereja sudah berdoa begitu
giat untuknya.
485
Dalam perjalanan ke kebaktian Sabat berikutnya, ia berkata kata kata
kepada saya, “Nak, aku akan mengikuti imanmu; aku sudah bilang
pada ibumu bahwa aku akan mengikuti imanmu dan mengikuti
Tuhanmu.” Saya benar-benar bersyukur pada Tuhan. Ayah saya sudah
menyembah berhala seumur hidupnya, sama seperti kakek-nenek dan
buyut-buyutnya. Baginya, percaya Tuhan dan datang ke gereja yaitu
suatu mujizat.
Sekarang ayah, ibu, dan saudara laki-laki saya sudah mengikuti
kebaktian Sabat secara rutin. Kasih dan kemurahan Tuhan jauh
melampaui pemikiran saya. Kalau kita berdoa dengan kesungguhan
hati dan iman, segala sesuatu menjadi mungkin melalui Tuhan. Segala
kemuliaan dan pujian hanya bagi Tuhan Yesus.
Vuthy Nol-Mantia – Boston, Massachusetts, USA
16.8 Dipanggil Keluar dari Dunia
Saya dibesarkan di sebuah keluarga dengan tradisi kepercayaan
yang usianya sudah amat tua, yang dimulai sejak awal tahun 1600-an
di Perancis, dan saya dididik dalam sekolah dengan basis kepercayaan
tersebut. Meskipun demikian, selama bertahun-tahun saya merasakan
suatu kehampaan dalam hati saya. Saya merasa bahwa ada sesuatu
yang hilang, bahwa ada suatu kekosongan dalam hidup saya, namun
saya tidak dapat memastikan apakah itu.
saat saya bergabung dalam kemiliteran, saya melepaskan
kepercayaan saya dan tidak lagi pergi ke gereja sesering yang biasa
saya lakukan. namun bersyukur kepada Tuhan sebab saat saya
menikah, istri saya, seorang anggota Gereja Yesus Sejati, dengan sabar
menunggu dan mencucurkan banyak air mata dalam doa-doanya
untuk saya. sesudah lima belas tahun, Tuhan akhirnya mulai bekerja
dalam hati saya. Dia mulai menunjukkan apa yang saya butuhkan
untuk mengisi kekosongan dalam diri saya.
Keluarga saya mulai mengadakan pemahaman Alkitab di rumah
kami setiap hari Sabat pagi. Anak-anak saya telah dibaptis di Gereja
Yesus Sejati, dan saya tidak berkeberatan dengan keinginan istri saya
untuk meningkatkan kehidupan kerohanian mereka. Istri saya dan anak
saya, Chucky , telah menerima Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa
lidah, dan meskipun saya tidak keberatan mereka berdoa dengan cara
ini, saya tidak dapat memaksa diri saya untuk memohon karunia ini.
Saya merasa bahwa saya perlu berpegang pada kepercayaan lama saya
dan berdoa dengan cara yang telah diajarkan kepada saya.
sesudah menyelesaikan pelajaran Alkitab pagi hari kami, saya
akan berlutut, dan istri saya akan meminta saya untuk berdoa dengan
nyaring. namun saya akan berkata kata kata , “Tidak, saya akan berdoa dengan
cara saya.” Jadi saya berdoa dengan pengertian, dalam hati. Saya
mengucapkan bermacam-macam doa yang pernah diajarkan kepada
saya dulu.
Penglihatan Pertama
Saya berdoa seperti ini selama beberapa waktu sampai suatu Sabat
pagi, saat sesuatu terjadi. Kami telah merencanakan untuk pergi ke
Gereja Yesus Sejati di Pasifica, California, untuk menghadiri kebaktian
kebangunan rohani. Istri saya ingin agar anak kami yang paling kecil,
Sean, yang saat itu masih bayi, dibaptis. Saya berulang kali berkata kata kata ,
”Oke, kita tentu akan pergi.” namun dalam hati saya sama sekali tidak
ingin pergi. Saya berusaha mencari alasan untuk menghindar, sehingga
mereka dapat pergi sendiri dan saya bisa tinggal di rumah. sebab saya
masih berada dalam kemiliteran, saya pikir saya dapat berbohong dan
berkata-kata bahwa permohonan saya untuk liburan belum disetujui.
namun Tuhan tahu hati kita, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.
Sekali Tuhan memilih Anda, tidak akan ada jalan kembali.
saat kami berlutut untuk berdoa pagi itu, istri saya berkata kata kata lagi
kepada saya, “Ayolah, kenapa kau tidak berdoa dengan suara keras
saja? Bilang saja ‘Haleluya, puji Tuhan!’ Katakan dengan suara keras,
terus berulang-ulang.” namun saya berkata kata kata , “Tidak, jangan ganggu aku,
aku tidak akan berdoa dengan cara itu. Aku akan berdoa dengan caraku
sendiri.”
Tapi begitu kami berlutut untuk berdoa, saya mengalami sesuatu
yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Kalau Anda memberitahukan
bahwa saya akan mengalami pengalaman seperti itu, saya tidak akan
percaya.
saat saya berlutut untuk berdoa, Tuhan memberi saya
penglihatan. Saya melihat diri saya sedang berlutut dalam sebuah
lingkaran cahaya, dan di tepi lingkaran ada enam sosok yang
487
mengenakan jubah biarawan, dengan kerudung menutupi muka
mereka. Di tangan mereka ada pedang yang menyala-nyala. Dan
mereka bergerak mendekati saya.
Saya tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, jadi
hal pertama yang saya lakukan yaitu membuka mata. namun saat
saya membuka mata, saya tidak melihat hal yang aneh. lalu saya
menutup mata, dan penglihatan itu kembali lagi. Hal ini menakutkan
saya. Saya teringat akan pelajaran Alkitab kami bahwa kita dapat
mengusir setan dalam nama Yesus, jadi saya berkata kata kata , ”Haleluya, dalam
nama Tuhan Yesus Kristus, setan pergilah!” Saya tidak menyadari
bahwa saya berkata-kata nya dengan suara yang keras. Keluarga saya
yang memberitahu saya lalu .
Tiba-tiba keenam sosok gelap itu digantikan oleh enam sosok
putih yang agung. Saya merasa sangat hangat dan tersentuh, sangat
aman dan tenteram. Pada saat itu doa berakhir.
Saya tidak ingin menceritakan penglihatan ini kepada keluarga
saya, sebab hal ini sungguh-sungguh aneh dan baru bagi saya. namun
keluarga saya tahu bahwa sesuatu telah terjadi, sebab mereka
mendengar saya berseru ”Haleluya!” dengan nyaring. Jadi mereka
bertanya, ”Ayah, apa yang terjadi?” Saya berkata kata kata , ”Oh, tak ada apa-
apa.” namun mereka berkata kata kata , ”Tidak, pasti ada! Ayah meneriakkan
‘Haleluya’ terus-menerus, beberapa kali.” lalu saya menceritakan
apa yang saya lihat, dan istri saya berkata kata kata , ”Tuhan sedang berusaha
memberitahumu sesuatu. Kita perlu berdoa lagi.”
Penglihatan Kedua
Begitu saya berlutut untuk berdoa lagi, penglihatan yang lain
datang. Dalam penglihatan ini, saya melihat diri saya berada dalam
sebuah kapal kayu tua, seperti kapal-kapal di zaman Alkitab. Kapal itu
dan lautan di sekitarnya sedang terbakar. Saya amat takut; saya tidak
tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya memandang ke kejauhan dan melihat sebuah pulau hijau
yang indah. lalu saya melihat bahwa keluarga saya sedang
berdiri di pulau itu, dan istri saya sedang menggendong putra bungsu
kami. Mereka memberi isyarat agar saya bergabung dengan mereka.
namun saya berpikir, bagaimana saya dapat bergabung dengan mereka?
Lautan sedang terbakar, kapalnya sedang terbakar, dan tidak ada jalan
agar saya dapat mencapai mereka.
Bab 16:
488
lalu tiba-tiba saya mendengar sebuah suara berkata kata kata , ”Carilah
maka kamu akan menemukan, mintalah maka kamu akan menerima,
dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.” Saya memandang
ke arah pulau itu, dari mana suara itu berasal, dan di belakang keluarga
saya ada satu sosok putih yang indah. Saya tidak dapat melihat wajah-
Nya, namun saya tahu bahwa itu yaitu Tuhan Yesus. Dia berdiri di
belakang mereka, merangkulkan tangan-Nya pada mereka. Rasa takut
saya hilang, dan saya melihat diri saya pergi melalui laut yang terbakar
itu. Begitu saya tiba, saya mulai menangis seperti seorang bayi. Doa
berakhir pada saat itu.
Saya menangis selama 30 atau 40 menit sesudah itu. Istri saya
beberapa kali menanyakan apa yang saya lihat, dan saya menceritakan
penglihatan itu kepadanya. Dia bertanya, ”Menurutmu apa yang ingin
disampaikan Tuhan kepadamu?” Saya berkata kata kata , ”Kita akan pergi ke San
Fransisco. Kita perlu pergi dan aku perlu dibaptis untuk pengampunan
dosaku.”
Karunia Roh Kudus
Jadi kami pergi ke California untuk menghadiri kebaktian
kebangunan rohani. Saya sebelumnya tidak pernah mengalami begitu
banyak orang yang berdoa dalam bahasa lidah, dengan begitu banyak
sukacita dan begitu banyak air mata tercurah, seperti yang saya alami
dalam doa pagi pertama kebaktian kebangunan rohani itu. Hal itu
sangat menghibur saya. Saya benar-benar dapat merasakan Roh Kudus
bekerja, bukan hanya di antara jemaat, namun juga dalam diri saya. Saya
dapat merasakan diri saya digerakkan oleh Roh Kudus.
Putri saya, saat itu berusia tiga belas tahun, menerima Roh Kudus
waktu doa pagi itu. saat saya melihat wajahnya dan betapa berseri-
serinya dia, dan saat saya mendengar kesaksiannya tentang betapa
bahagia dan sukacitanya dia, saya membuat sebuah tekad bahwa hal
ini yaitu sesuatu yang harus saya alami sendiri.
Jadi waktu doa berikutnya, di penghujung sore, saya datang ke
baris terdepan untuk berdoa. Begitu berdoa, saya berusaha untuk
berkonsentrasi pada Tuhan Yesus di kayu salib dan pada semua
penderitaan yang Ia tanggung untuk saya. Saya memikirkan semua
dosa yang telah saya perbuat dalam hidup saya, dan merendahkan diri
di hadapan-Nya untuk memohon pengampunan dari-Nya.
Pendeta datang untuk menumpangkan tangan pada saya waktu
berdoa. Begitu tangannya hampir menyentuh kepala saya, hawa
489
panas dari tangannya mulai meresap ke dalam hati saya. Saya mulai
berkeringat, dan suatu cahaya putih yang mulia bersinar melalui sisi
kanan kepala saya dan turun ke dalam hati saya. saat cahaya itu
keluar lagi, segala masalah, kesedihan, dan keputusasaan saya ikut
dibawa keluar.
Saya mulai menangis dan berkata kata kata -kata dalam bahasa lidah yang
tidak dapat dimengerti. Lidah saya mulai berputar, dan saya tahu
bahwa Roh Kudus memenuhi saya. Saya tidak pernah mengalami hal
seperti ini sebelumnya. Saya memuji Tuhan dan sangat berterimakasih
atas karunia Roh Kudus-Nya yang begitu berharga.
Dari Hamba Menjadi Teman
Selama hari-hari terakhir minggu itu sebelum saya dibaptis, setan
mulai bekerja dengan hebat untuk mencegah saya melakukan apa yang
saya tahu yaitu kehendak Tuhan. Saya mulai mengalami sakit kepala
yang paling parah dan memuakkan setiap hari. Ada saat-saat saya
tidak dapat tidur dan bahkan tidak dapat membuka mata. Bersyukur
pada Tuhan, istri saya menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan
lembut, tapi tegas, dia membujuk saya pergi ke aula untuk mengikuti
pelajaran. Secara berangsur-angsur, sesudah tiga hari, sakit kepala saya
hilang, dan dengan bantuan Allah peperangan melawan setan itu dapat
dimenangkan.
Putra saya dan saya dibaptis pada tanggal 5 Juli 1985 di Lautan
Pasifik, dan sejak saat itu hidup kami dipenuhi dengan berkat-berkat
yang tiada henti. Kami juga mengalami pencobaan dan kesengsaraan,
tapi kami tahu bahwa Tuhan Yesus ada bersama kami, dan Dia
membimbing kami dalam setiap langkah kehidupan kami. Melalui Dia,
semua dosa kami telah dihapuskan, kehidupan kekal kami ada dalam
tangan-Nya, dan suatu hari nanti kami akan bersama dengan Dia di
surga.
Sungguh merupakan berkat dan sukacita yang besar untuk
mengetahui bahwa Tuhan telah memanggil saya dari dunia untuk
menjadi teman-Nya. Dalam Yohanes 15:15-16, Tuhan Yesus berkata kata kata ,
“Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu,
apa yang diperbuat oleh tuannya, namun Aku menyebut kamu sahabat,
sebab Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang
Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, namun Akulah
yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu
pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang
kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”
Saya memuji dan amat bersyukur kepada Tuhan Yesus atas
anugerah kasih-Nya yang begitu indah. Biarlah segala kemuliaan hanya
bagi nama-Nya yang kudus!
Richard Solgot—Tampa, Florida, USA
16.9 Diubah oleh Roh
Dalam pergumulan antara baik dan jahat, saya sadar bahwa dengan
doa dan kasih karunia Tuhan, kita dapat menang melawan dunia. Saya
sungguh-sungguh berterima kasih kepada Allah atas penyertaan-Nya
di dalam kehidupan saya. Dia telah membuka mata saya pada jalan-Nya
yang ajaib. Saya ingin membagikan kesaksian saya untuk membantu
orang lain mengatasi pergumulan mereka antara baik dan jahat.
Melawan Dosa Tanpa Kekuatan Rohani
Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya berusaha mendekatkan
diri kepada Tuhan. Saya berkata kata kata pada diri sendiri untuk berkebaktian,
walaupun saya merasa tidak menyukainya. Saya membaca Alkitab
dan terbitan-terbitan gereja lain. Saya seringkali merenungkan
tentang Allah dan memohon agar Ia mengampuni dosa-dosa saya dan
memberikan lebih banyak iman.
Melalui masa-masa ini, saya menyadari betapa lemah rohani
saya, dan saya selalu melakukan dosa ke manapun saya pergi bersama
dengan sekelompok teman-teman saya yang tidak percaya. Walaupun
saya menolak cobaan dan tidak pergi bersama mereka, saya tahu iman
saya lemah.
Pada suatu malam, saya akhirnya terjatuh dan saya pergi bersama
teman-teman itu, namun bersyukur kepada Tuhan, Ia menghindari saya
dari dosa terhadap-Nya. Saat saya kembali ke rumah pada dini hari,
saya merasakan kekosongan yang luar biasa. Saat saya keluar dari
mobil dan hendak membuka pintu rumah, sebagian diri saya merasa
enggan masuk. Entah sebab apa, saya merasa terdorong untuk pergi
ke gereja.
491
Saat saya tiba di gereja, saya naik ke lantai dua, di atas aula. Saat
saya duduk di sana, saya merenungkan semua dosa-dosa yang telah
saya lakukan dalam kehidupan ini.
Dikuatkan oleh Kasih Seorang Saudari
Beberapa jam lalu , saat saya masih merenungkan dosa-
dosa saya, saya mendengar suara orang berdoa di aula. Saya menengok
untuk mengetahui siapa dia, dan saya melihat seorang saudari sedang
berdoa. Dahulu, ia pernah mendorong saya untuk berdoa memohon
Roh Kudus. Ia bahkan menawarkan diri untuk berdoa bersama saya,
dan berkata kata kata bahwa ia datang ke gereja jam 8 pagi setiap hari untuk
berdoa. Saya menjawab bahwa saya mungkin akan ikut berdoa, namun
saya sebenarnya tidak pernah meniatkan hal itu.
Saat saya melihatnya berdoa, saya merasa malu sebab tidak
bergabung dengannya dalam doa. Saya tahu bahwa ia mungkin melihat
mobil saya di lapangan parkir gereja, dan berharap saya ikut berdoa.
Jadi saya turun dan berdoa bersamanya. Saat saya berlutut, saya
menangis. Saya meratapi segala dosa saya dan memohon agar Tuhan
mengampuni saya. Saya menetapkan hati untuk tetap diam di gereja
hari itu sampai saya menerima Roh Kudus. namun saat menyadari
bahwa akan ada katekisasi pagi itu, saya pulang ke rumah pada jam
10.
Kira-kira tengah hari, sebelum saya pergi tidur, saya terdorong
untuk menuliskan segala kelemahan yang ingin saya tinggalkan. Saya
merasakan keinginan yang menyala-nyala untuk mengubah diri saya,
sehingga saya menuliskan kelemahan-kelemahan saya: KEANGKUHAN,
EGOISME, KETIDAKBAIKAN, KETIDAKSABARAN, KEMALASAN.
Saat berbaring di tempat tidur, saya memikirkan betapa saya
harus mempunyai lebih banyak damai sejahtera dan kasih kepada
sesama jemaat. Tiba-tiba saya merasakan desakan luar biasa untuk
bangun dan berdoa. sebab alasan-alasan yang tidak dapat saya
jelaskan, tiba-tiba saya merasakan kebutuhan yang amat sangat akan
Tuhan, sehingga saya bangun dan mulai berdoa. Begitu saya berlutut,
saya menangis bercucuran air mata. Saya merasakan kepedihan yang
mendalam saat saya memikirkan hidup saya yang penuh dengan dosa.
Saya bukan orang yang mudah menangis, namun saat itu saya menangis
seperti anak kecil.
Menerima Roh Kudus
Dalam doa itu, saya mengucapkan “Haleluya” semakin kencang,
dan saya mulai kuatir jika saya mengganggu tetangga-tetangga
saya. Pada saat itu juga, saya mulai memikirkan Raja Daud. Walaupun
ia yaitu seorang raja, Daud tidak malu-malu menyanyikan pujian
kepada Allah di depan semua orang. Walaupun ia tampak bodoh di
mata banyak orang, ia merendahkan dirinya di hadapan Allah dan
tidak memikirkan apa yang akan dikatakan orang tentang dirinya.
Pada saat itu juga saya menyadari bahwa saya terlalu menguatiri
apa yang akan orang pikirkan tentang diri saya. Yang sesungguhnya
lebih penting yaitu apa yang Allah pikirkan tentang diri saya. Jadi
saya memutuskan untuk mengabaikan pandangan orang, dan mencari
Allah dengan sungguh-sungguh dalam doa. Begitu saya mengabaikan
pandangan orang dan memusatkan diri pada Allah, tangan saya mulai
bergetar dan lengan saya bergoncang. namun saya merasa ragu apakah
ini yaitu Roh Kudus. Saya berpikir, mengapa Tuhan masih mengasihi
dan mengampuni saya, orang berdosa ini?
Setiap kali saya merasa ragu, gerakan Roh Kudus mereda, dan
saya memohon kepada Allah untuk memberikan lebih banyak iman
dan kekuatan agar tidak meragukan Dia. Saya merasa seperti ada di
dalam peperangan rohani. Saat saya bergumul dalam iman, saya juga
memohon agar Tuhan menolong dan mengampuni saya. Tiba-tiba saya
merasakan tangan saya bergetar. Ada rasa geli dan panas di kepala saya,
dan saya mulai berkata kata kata -kata dalam bahasa roh. Allah menghendaki
agar saya mempunyai iman yang sepenuhnya kepada-Nya, tanpa ada
bentuk keraguan apa pun.
Dalam doa itu, saya merasakan bahwa saya bukanlah apa-apa,
dan heran mengapa dahulu saya menyombongkan diri. Saya seringkali
menganggap kesombongan itu hal yang diperbolehkan selama tidak
diperlihatkan. Sekarang saya mengerti bahwa Allah tidak menyukai
segala bentuk kesombongan dalam hati kita.
Saya harus sujud dan menyembah Allah dengan muka
menyentuh tanah sebab saya tidak dapat menghadap-Nya secara
langsung. Saya dipenuhi sukacita yang begitu berlimpah sebab Allah
masih mengasihi orang berdosa seperti saya. Saya memohon agar Allah
tetap mengingatkan saya atas kesalahan-kesalahan saya, dan agar saya
tetap ingat akan kasih karunia-Nya yang luar biasa.
Saya tidak menjelaskannya, namun saya sungguh-sungguh
memahami sepenuhnya tinggi, luas, dan dalamnya kasih Allah. Betapa
493
hebat dan ajaib Tuhan kita! Di masa lalu, saya seringkali mendengarkan
firman di dalam Alkitab, namun saya tidak pernah merasa sepenuhnya
memahaminya, sampai saya mengalami-Nya sendiri. Ia membuka mata
rohani saya, dan banyak hal dalam Alkitab tiba-tiba dapat saya pahami
dan tampak hidup. Sekarang tampak jelas bagi saya, bahwa tidak ada
hal apa pun di dunia ini yang lebih penting daripada Allah.
Kuasa Doa
Saya sungguh merasakan bahwa setiap doa kepada Allah, setiap
kita merenungkan Dia, dan setiap kata “Haleluya”, berarti. Selama kita
berjuang, Ia akan melihat hati kita dan menolong kita melalui hari-
hari kegelapan kita. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat
kepada kita.
Sebelum saya menerima Roh Kudus, saya telah mencoba
berbulan-bulan untuk menjadi orang yang baik. namun di titik terendah
dalam hidup rohani saya, saya merasakan Tuhan mengangkat diri
saya.
Saya seringkali memikirkan investasi saham saya, ingin
mengendarai mobil mewah, dan menikah. saat saya menerima Roh
Kudus, segala hal di dunia ini tidak lagi penting dibandingkan Roh
Kudus.
Apa yang ingin saya lakukan sekarang, yaitu untuk bersandar
pada kehendak Allah. Saya tahu ini senantiasa akan menjadi sebuah
pergumulan, sebab ada pertempuran rohani di dalam diri kita. Saya
memohon agar Allah senantiasa melindungi saya untuk tidak kembali
ke dalam kehidupan saya yang lama, dan mengingatkan saya akan
belas kasihan dan karunia-Nya yang ajaib.
Melalu pengalaman ini, saya berharap untuk dapat mendorong
Anda bahwa mengalami Tuhan di dalam doa akan menguatkan Anda
secara rohani dalam perjalanan iman Anda. Ia akan mengangkat Anda
dan memperbarui iman Anda kepada-Nya. Kiranya segala puji dan
hormat dipersembahkan kepada Allah yang penuh kasih dan penuh
belas kasihan. Amin.
16.10 Aku Akan Pergi Satu Kali Lagi
TEMAN BARU
Pada musim gugur 1999, saya meninggalkan Taiwan menuju San
Francisco untuk melanjutkan pendidikan. Di salah satu laboratorium
komputer sekolah, saya berteman dengan seseorang yang bekerja di
sana, dan saat dia tahu bahwa saya baru saja tiba di Amerika Serikat,
dengan ramah dia menawarkan bantuan.
Saya mengira bahwa dia begitu bersemangat memperhatikan saya
sebab dia menyukai saya. Tapi herannya, saya lalu menyadari
bahwa dia juga suka menolong orang lain. Perilakunya membingungkan
saya.
sebab dibesarkan di kota besar, saya diajar untuk curiga pada
orang dan terbiasa untuk berbohong demi kebaikan. Juga, sebab
bekerja sebagai wartawan untuk sebuah majalah, saya sudah bertemu
dengan banyak orang sukses dan, dari pengalaman-pengalaman
mereka, saya cepat belajar tentang sisi buruk masyarakat.
Jadi saya tidak berharap akan bertemu dengan orang selugu
teman saya. Saya memutuskan bahwa dia pasti menjalani kehidupan
yang sengsara. namun sesudah cukup lama memperhatikan dirinya, saya
dapat melihat ternyata dia hidup dengan sangat bahagia. Dan setiap
kali sesuatu yang baik terjadi, dia akan mengucap syukur kepada
Tuhan.
Saya yakin bahwa orang harus bekerja keras dengan mengandalkan
diri sendiri dan tidak bersandar kepada Tuhan. Lagipula, apakah
Tuhan sungguh-sungguh ada? Saya sudah pergi ke berbagai lembaga
keagamaan yang berbeda dan tidak pernah merasakan adanya Tuhan.
PERJUMPAAN PERTAMA
Saya masih ingat saat itu hari Jumat malam saat saya pergi ke
gereja bersama teman ini.
Pengkhotbah menyebutkan banyak mujizat untuk membuktikan
keberadaan Tuhan namun saya tidak terlalu memikirkan khotbah
tersebut. Sebaliknya, saya ingin bertanya apakah dia dapat membuktikan
bahwa mujizat-mujizat ini berasal dari kekuatan supranatural.
Pengkhotbah melanjutkan, “Setiap orang telah berdosa. Kita
harus mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan, berdoa memohon
495
Roh Kudus, dan kelak kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga. Pada
waktu seseorang menerima Roh Kudus, dia akan berbicara dalam
bahasa yang tidak dikenal.”
Saat itu, saya menyadari bahwa saya mungkin sudah melangkah
ke dalam semacam pemujaan.
saat khotbah berakhir, pengkhotbah mengundang setiap orang
untuk maju ke depan mimbar untuk berdoa. Dia berkata kata kata , “Yang sakit
atau yang ingin memohon Roh Kudus dapat maju ke depan, dan para
hamba Tuhan akan membantu menumpangkan tangan. Kalau Anda
berdoa kepada-Nya dengan suara yang keras, Tuhan akan mengabulkan
permohonan Anda.” Melihat semua orang berdiri dan maju ke depan,
saya menguatkan hati dan maju juga.
Kami berlutut dan, waktu semua orang mulai berdoa, saya langsung
mengerti apa maksudnya waktu pengkhotbah meminta jemaat berdoa
dengan suara keras. Saya dikejutkan oleh suara doa dalam bahasa
lidah, dan ketakutan saya bahwa saya sudah pergi ke gereja yang salah
pun semakin terbukti.
Saya terus-menerus berpikir, “Kapan doanya selesai?” sebab
seumur hidup belum pernah berlutut selama ini, saya berkeringat dan
merasa hampir pingsan. Maka saya berdoa kepada Tuhan, “Tolong
hentikanlah doa ini segera. Aku tidak ingin pingsan dan menanggung
malu.”
Syukur kepada Tuhan, saya rasa ini yaitu mujizat pertama saya
– yaitu saya berlutut selama 30 menit dan tidak pingsan. Tapi di dalam
hati saya bersumpah bahwa saya tidak akan pernah pergi ke sana lagi.
“Kau Harus Mengalami Iman”
sesudah itu, teman saya berkata kata kata , “Kau harus mengalami iman.” Saya
menjawab, “Bagaimana caramu mengalami iman?” Katanya, “Kalau kau
menerima Roh Kudus, kau akan tahu bahwa Tuhan ada, dan banyak
pertanyaanmu akan terjawab.”
Lalu dengan yakin dia berkata kata kata , “Alkitab berjanji kepada kita:
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan
mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Asal kau
mau berdoa, Tuhan pasti akan memberimu Roh Kudus.”
Bab 16:
496
Saya masih sangat meragukan keberadaan Roh Kudus. Saya pikir
biasanya orang mencari Tuhan di waktu ingin disembuhkan dari
penyakit atau waktu mengalami kesulitan hidup.
Saya sangat puas dengan kehidupan saya, dan tidak dapat
menemukan satu hal pun yang perlu saya minta dari Tuhan. Saya tidak
merasa telah melakukan dosa apa pun yang perlu dimintakan ampunan
dari Tuhan. Sepanjang pengetahuan, saya tidak membutuhkan
pengampunan Tuhan, dan tidak punya satu pun alasan untuk percaya
kepada-Nya.
MUJIZAT SAYA SENDIRI
Meskipun saya terus mempertanyakan agamanya, teman saya
tidak pernah putus asa mengajak saya ikut kebaktian. Jadi, saya
memberitahunya, “Aku akan pergi satu kali lagi. Tapi kalau kali ini
aku tidak merasakan adanya Tuhan, tolong jangan coba-coba lagi
meyakinkanku bahwa Tuhan ada atau memintaku pergi ke gereja.”
Saya pergi ke gereja lagi pada hari Sabat. Waktu saya berlutut
berdoa dan berkata kata kata , “Haleluya! Puji Tuhan,” tangan saya mulai bergetar
sedikit.
Sekarang saya merasa ingin tahu.
Untuk memastikan bahwa saya tidak menggerakkan tangan
saya sendiri, saya memutuskan untuk pergi ke gereja pada minggu
berikutnya.
Pada hari Sabtu pagi berikutnya, saya bangun dengan perasaan
bahwa hari itu saya akan menerima Roh Kudus. Dan seorang saudara
membawakan khotbah pagi yang amat menyentuh dan menggugah
perasaan saya.
Yang lebih ajaib lagi yaitu saya dapat langsung membuka Alkitab
untuk mencari ayat yang dia sebut. Bahkan saudari yang menolong
saya membuka Alkitab bertanya, “Apakah Anda orang Kristen? Itukah
sebabnya Anda begitu terbiasa dengan Alkitab?”
Saya belum pernah membaca Alkitab. saat khotbah berakhir,
saya merasakan desakan untuk berdoa. Jadi teman saya menyarankan,
“Sebelum makan siang ada sesi doa selama 30 menit di kapel.” Saya
memutuskan untuk ikut sesi doa.
497
Saya berlutut di pojok yang tidak ditempati satu orang pun dan
berdoa, berkata kata kata , “Haleluya! Puji Tuhan.” Tangan saya mulai bergetar
sedikit seperti waktu itu. Saya berpikir, “Kalau Tuhan ada, biarkan aku
merasakan Dia dan memberiku Roh Kudus!”
Waktu berpikir begitu, saya merasakan seberkas cahaya menyinari
saya dari belakang seperti arus hangat. Tangan saya bergetar lebih
kencang, dan saya mulai berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal.
Pada saat itulah saya merasakan suatu pesan yang indah memasuki
hati saya: kesejahteraan saya dan berkat-berkat dalam kehidupan saya
bukanlah berasal dari keberuntungan ataupun ketekunan saya sendiri
namun dari anugerah Tuhan yang Dia berikan kepada saya dengan
cuma-cuma.
Dalam doa, saya memikirkan hubungan saya dengan orang lain. Saya
menyadari bahwa saya sering mengalami pertentangan kepentingan
dengan orang lain, dan saya harus berjuang untuk mengasihi dan
membantu mereka. Tuhan telah membuka mata saya untuk melihat
betapa seringnya kepentingan saya sendiri lebih diutamakan daripada
kepentingan orang lain.
Semakin khusuk saya berdoa, semakin saya menyadari bahwa saya
yaitu orang yang berdosa sama seperti semua orang lain. Akhirnya
jelaslah bagi saya bahwa Tuhan sungguh-sungguh ada di dunia ini. Dia
mengetahui kebimbangan saya. Hanya Dialah yang dapat merendahkan
hati saya dan, dalam sekejap, menunjukkan betapa tidak berartinya
diri saya dan betapa saya perlu mengetahui dosa-dosa saya sendiri.
Tuhan membuka hati saya untuk memahami bahwa dosa
bukanlah ditetapkan oleh standar moral ataupun hukum manusia.
Jika saya bukan milik Tuhan, saya yaitu budak dosa dunia ini. Dan
hanya melalui Yesus Kristuslah dosa-dosa saya dapat diampuni dan
dibersihkan.
Pada saat yang sama, Tuhan mengizinkan saya untuk memahami
satu pelajaran yang jauh lebih besar daripada dosa – kasih-Nya kepada
saya.
SAYA MENJADI MILIK-NYA
saat saya menyadari bahwa Tuhan telah mengubah hati saya,
air mata saya mulai mengalir tak terbendung, namun sukacita dalam
hati saya tidaklah serupa dengan apa pun yang pernah saya alami
sebelumnya.
Bab 16:
498
Saya merasa seperti domba sesat yang telah menemukan jalan
pulang. saat lonceng untuk mengakhiri doa berbunyi, saya baru
sadar bahwa saya sudah berdoa selama 30 menit. sesudah pengalaman
yang ajaib ini, akhirnya saya percaya bahwa inilah gereja-Nya, sebab
Tuhan tinggal di dalamnya. Puji Tuhan!
Saya pun menjadi milik-Nya saat menerima baptisan pada bulan
Oktober 2000.
Roh Kudus menguatkan saya sehingga saya mau menyelidiki
Alkitab dengan rela dan aktif. Saya tahu bahwa hanya dengan menerima
Tuhan Yesus sebagai Juruselamatlah saya dapat menerima sukacita
dan damai yang sejati.
Sebelum percaya kepada Tuhan, saya merasa diri bahagia dan
diberkati. namun sesudah bertobat, saya benar-benar mengerti apa yang
dimaksud dengan kebahagiaan sejati. Beriman kepada Tuhan ternyata
begitu mencerahkan.
Dia hampir seperti pengawal yang siaga setiap saat dan psikiater
yang memperhatikan masalah-masalah saya tanpa meminta bayaran.
Yang lebih ajaib lagi yaitu saya tidak perlu berkata-kata apa pun.
Tuhan sudah mengetahui apa yang saya butuhkan melalui doa-doa
saya, dan Dia menghibur saya dengan Roh Kudus.
Sering, saya mendapati bahwa apa yang Tuhan berikan jauh
melampaui dan jauh lebih banyak dari apa yang saya doakan.
Seberapa mampukah manusia? Dapatkah kita benar-benar
mengendalikan hidup kita? Saya tidak pernah membayangkan bahwa
suatu hari saya akan bersaksi bagi Tuhan. Kita tidak boleh menarik
kesimpulan mentah tentang hal-hal yang tidak kita pahami.
Tuhan ada di dalam dunia ini. Melalui Roh Kudus yang tinggal di
dalam hati, kita dapat merasakan kehadiran-Nya, asalkan kita memberi
diri kita kesempatan untuk menerima dan percaya kepada-Nya.
Kiranya segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Bapa surgawi
kita. Amin.
16.11 Tuhan Membuka Jalan Bagiku
MASA KECILKU
Kedua orang tua saya berasal dari Kurahashi, sebuah pulau kecil
di daratan Seto, perairan Laut Hiroshima.
Selama Perang Dunia ke-2, ayah saya ditugaskan ke Singapura,
dan kembali ke Jepang dengan beberapa luka. Ibu saya berkata kata kata ia
mendengar dan menyaksikan sendiri ledakan bom atom di Hiroshima.
Paman saya meninggal dunia sebab pemboman tersebut. Semua ini
terjadi sebelum saya dilahirkan.
sebab hidup di Hiroshima begitu sulit, ayah mengikuti program
pengelolaan pertanian, dan kami pun pindah ke Jumonji, sebuah
tempat di Kyushu. Di sinilah saya dan saudara laki-laki saya dilahirkan,
yaitu pada tahun 1951 dan 1953.
Kehidupan penduduk di sana sangat sederhana, bahkan tanpa
fasilitas seperti listrik. saat saya berumur 3 tahun, Jumonji menjadi
pangkalan latihan tentara Amerika, maka kami pindah kembali ke
Hiroshima, tempat saya tumbuh dan menetap hingga tamat Sekolah
Menengah Atas. sesudah saya lulus dari Institut di Osaka, saya bekerja
selama 5 tahun, dan pada tahun 1980 saya bergabung dengan Tim
sukarelawan Jepang.
Selama pelatihan, saya pergi ke kuil Zen, namun saya tidak
mengerti pengertian Zen tentang penyangkalan diri, dan rasanya
dengan mengandalkan kekuatan saya sendiri saya tak akan pernah
mengerti konsep tersebut.
MENGENAL AGAMA-AGAMA LAIN
Dalam suatu penugasan, saya dikirim ke Filipina, di mana agama
yang dominan di sana yaitu Katolik. sebab ingin tahu, saya beberapa
kali pergi ke gereja, namun tidak pernah terpanggil untuk percaya. Saya
merasa kepercayaan gereja-gereja di sana lebih menekankan tradisi
gereja daripada Alkitab.
sesudah saya meninggalkan Filipina, saya pergi ke Indonesia. Saya
pergi ke tempat ibadah agama mayoritas di sana dan menyembah
Allah. Saat itu, saya merasa saya tidak cocok mempunyai hubungan
dengan agama.
Bab 16:
500
Saya pernah mengirim surat elektronik tentang Alkitab ke seorang
teman yang telah saya kenal lebih dari 20 tahun. Dia berkata kata kata ,”Tidak
perlu berbicara tentang Alkitab. Saya yaitu seorang Kristen, dan juga
seorang penganut Budha.” Saya berpendapat sama seperti dia: Saya
pikir dunia di hadapan saya yaitu segalanya. Namun bersyukur pada
Tuhan, Ia memelihara saya terlepas dari ketidakpedulian saya.
saat saya tinggal di Taiwan, beberapa kali saya mengunjungi
Gereja Yesus Sejati. Saya merasa, gereja ini berbeda dengan gereja-
gereja Katolik, Islam dan gereja Kristen lainnya yang pernah saya
kunjungi. Perasaan yang ada sulit dilukiskan dengan kata-kata, bahkan
sampai sekarang perasaan itu masih sama.
Saya berkata kata kata pada diri saya, ”Bila saya ingin masuk ke suatu gereja,
biarlah saya masuk ke Gereja Yesus Sejati.” Sulit untuk menerangkannya,
tapi ada suatu perasaan dekat dengan Tuhan di gereja ini. Namun,
tidak lama lalu saya kembali ke kehidupan duniawi saya, dan
lupa akan kehadiran Tuhan.
Saya punya kebiasaan minum-minum dan seringkali sulit
menghentikan kebiasaan itu. Walaupun saya akan menyesalinya besok,
namun saya tidak dapat menghentikannya. Rasanya seperti jatuh ke
dalam kubangan dan tidak bisa keluar lagi.
Hidup seperti tenggelam dalam lingkaran setan, sampai saya
menghadapi bencana di lalu hari.
TUHAN yaitu TEMPAT PERLINDUNGANKU
Pada hari yang sama saat perusahaan saya bangkrut, putra saya
mengalami kecelakaan. Segalanya terjadi begitu mendadak sehingga
saya menjadi takut. Saya tidak tahu harus bagaimana. Saat itulah saya
meninggalkan konsep dunia dan dengan tegas kembali ke Gereja Yesus
Sejati.
Sejujurnya saat itu saya tidak mempunyai pilihan lain selain pergi
ke gereja. Saya mulai mendekatkan diri kepada Tuhan. Saya sungguh-
sungguh merasakan bahwa Tuhan yaitu tempat perlindungan kita.
saat saya di Taiwan, saya merasakan kasih dan kehangatan Tuhan
melalui rangkulan kasih saudara-saudari seiman. Air mata kerap
membasahi wajah saya setiap kali saya menyanyikan lagu pujian
atau saat berdoa kepada Tuhan. Saya tidak tahu seseorang dapat
mengeluarkan begitu banyak air mata. Sepertinya air mata ini mencuci
501
semua kekejian saya di masa lalu sehingga saya dapat merasakan
kedamaian yang dalam di hati saya.
sebab saya tidak memiliki uang untuk memberikan anak-anak
saya buku pelajaran, seragam sekolah, atau kebutuhan hidup lainnya,
maka kami tinggal dengan adik ipar saya. Meskipun keadaannya
demikian, hati saya damai sebab saya hidup dengan bersandar pada
Firman Tuhan (Mat. 6:25). Beberapa orang memiliki segalanya di dunia
ini, seperti status dan kekayaan, tapi ingin mengakhiri hidupnya sendiri
sebab mereka tidak memiliki harapan ataupun kekuatan untuk terus
hidup. Bagi mereka, segala sesuatunya yaitu sia-sia, sebab mereka
tidak mengenal Firman-Nya.
Seperti Raja Salomo berkata kata kata di kitab Pengkhotbah, dunia adala
kesia-siaan tanpa pengenalan akan Firman Allah. Yang patut disyukuri
yaitu bahwa Firman-Nya yaitu roti hidup bagi kita. Berjalan dengan-
Nya, kita tidak pernah perlu mengetahui bagaimana rasanya tidak
dapat menjalani hidup. Saya bersyukur kepada Tuhan dengan segenap
hati untuk segala anugrah-Nya.
MENGALAMI DIA
Mungkin sulit sekali untuk seseorang yang tidak beragama dapat
mengerti bahwa iman dikuatkan oleh pengalaman hidup. Namun saya
sungguh percaya adanya dunia spiritual sebab pengalaman saya
dengan Roh Kudus.
Saya ingat pertama kali saya datang ke Gereja Yesus Sejati, saya
berpikir cara mereka berdoa sungguh lucu dan aneh. sebab saat itu
saya belum menerima Roh Kudus, saya berdoa dengan bahasa akal,
”Halleluya, puji Tuhan.”
Suatu kali saat saya sedang tidur, saya bermimpi melihat suatu
cahaya yang sangat terang muncul dan mengelilingi seluruh tubuh saya.
Saya merasa seperti melayang di udara, dan penuh sukacita dalam hati.
Tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan perasaan saat itu.
sesudah saya menerima Roh Kudus, saya menyadari bahwa saya
tidak lagi sama dengan diri saya yang dulu, dan saya mengambil
keputusan untuk dibaptis di gereja di Osaka. Saya ingin darah Tuhan
membasuh dosa saya dan saya dapat meninggalkan diri saya yang lama
dan lahir baru secepatnya.
Dalam penerbangan ke Osaka, saya mendapati diri saya menatap
keluar jendela ke arah laut di mana saya akan dibaptis. Saya sangat
mengerti, di bawah matahari tidak ada tempat di mana saya dapat
bersandar selain pada Yesus sendiri.
PERLINDUNGAN TUHAN
Pada awalnya saat saya dan keluarga pindah dari Taiwan ke
Okinawa, saya tidak mempunyai pekerjaan. Tapi bersyukur pada
Tuhan, lalu saya mendapatkan pekerjaan. Saya sepenuhnya
mempercayakan hidup saya pada Tuhan dan menaikkan ucapan syukur
bersama keluarga setiap hari.
Di Okinawa, saya bertemu seorang jemaat gereja yang baru datang
dari China untuk belajar di sekolah bahasa Jepang. Kami mengadakan
kebaktian Sabat bersama dan saling membantu satu sama lain.
Segalanya yaitu perencanaan Tuhan yang cermat, sebab Dia
telah menyiapkan jalan bagi kita (Mzm.139:3). Pada suatu masa saat
anak-anak kami masih kecil, kami tidak mampu memberi makan
mereka, namun sungguh ajaib, Allah mengatur orang lain untuk
menolong kami.
Waktu-Nya sungguh tepat. Selain Tuhan, siapa yang dapat
membantu kami seperti itu? Pada waktu lain, saat saya sedang dalam
perjalanan ke tempat kerja, saya mengendarai motor dan sampai pada
suatu tikungan yang tajam. Penglihatan sangat buruk sebab saat itu
hujan deras, dan saya saat menundukkan kepala untuk menghindari
hujan, sebuah mobil tiba-tiba muncul.
Saya tidak cukup cepat bereaksi dan kami bertabrakan langsung.
Saya merasa sungguh tak berdaya dan berteriak, ”Halleluya!” Saya
mendapati diri saya terbaring di tengah jalan dengan motor saya
terlempar di tepi jalan. Mengherankan, saya luput dari kecelakaan itu
tanpa cedera yang berarti.
Pengemudi mobil juga sangat terkejut dan bertanya, ”Apakah
kamu baik-baik saja?”, lalu dia pun pergi. Walaupun sayalah
yang melanggar garis pembatas jalan dan menabrak mobilnya, dia
tidak pernah mempermasalahkannya ataupun meminta ganti rugi
kerusakan kendaraannya.
saat saya memeriksa diri saya lebih teliti, ternyata kaos kaki
saya sobek dan ada beberapa goresan ringan. Bahkan sampai hari ini,
503
saya masih sungguh bersyukur kepada Tuhan. Memang perlindungan
Tuhan jauh di luar pengertian manusia.
PIMPINAN-NYA
Saya mempunyai satu pengalaman lain yang mengherankan
saat Tuhan memimpin seorang pemuda dari China kepada saya. Saya
bertemu dengannya pada hari minggu di sebuah kantor pos. Dia ingin
membeli kartu telepon, tapi di kantor pos tersebut tidak menjual kartu
telepon itu. Dia berbicara kepada saya dalam bahasa Inggris dan saya
menjawabnya dengan bahasa mandarin.
Saya melihat dia membawa Alkitab dan saya merasa dia akan
mau ikut bersama dengan kami percaya dalam Tuhan. Segera saja
saya mengajaknya ke Ghokusen-do, tempat istri saya bekerja. Sulit
dipercaya waktu itu saya sungguh berani. Saya tidak begitu ingat apa
yang hendak saya lakukan waktu itu, namun saya hanya memikirkan
satu hal: “Saya harus membawanya menemui istri saya!”
Istri saya dengan hangat memperkenalkan kebenaran Firman
Tuhan kepada pemuda ini. Dalam waktu lalu dia dibaptis dan
menjadi saudara seiman dalam Tuhan.
sebab hanya ada sedikit jemaat di Okinawa, kunjungan saudara-
saudari seiman dari gereja lain sungguh menguatkan kami. Juga,
kunjungan penginjilan mengingatkan kami untuk berinisiatif dalam
mengejar kebenaran dalam Alkitab.
Bagi saya, kunjungan-kunjungan ini seperti mengisi kembali baterai
iman. Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan atas pimpinan-Nya
dan mengizinkan saya mengalami penyertaan dan perlindunganNya.
Amin.
Takehana Reiji – Tokyo, Japan
Bab 16:
504
16.12 Yesus Menjaga Milik-Nya Hingga Akhir
Pertama Kalinya
Perjalanan saya kepada Kristus dimulai saat saya masih
berumur 10 tahun. Seorang teman mengajak Ibu, kakak, dan saya
sendiri ke gerejanya. Si pengkhotbah mengabarkan pesan sederhana:
“Terimalah Yesus ke dalam hati Anda, dan Anda akan masuk ke surga;
kalau tidak, Anda akan masuk ke neraka.” Dan kita melakukan apa yang
diberitahukan pengkhotbah itu – menerima Yesus dan mengucapkan
doa sederhana.
Sifat saya dalam pengalaman itu sedikit nakal, namun beberapa
tahun lalu saya berusaha untuk memahami Tuhan dan berdoa
kepada-Nya, dan saya mencoba untuk menjadi orang yang baik. Saya
tidak dapat berkata kata kata saya sungguh-sungguh merasakan kasih Tuhan
pada saat itu. Yang saya ketahui, tugas saya yaitu menjadi orang yang
baik, dan Allah ada di suatu tempat menjadi Allah.
Lalu kenyamanan hidup mulai meninggalkan kami. Saya berumur
17 tahun saat Ayah dan saya mengidap infeksi sinus kompleks. Infeksi
ini sangat tersembunyi sehingga kami berdua tidak menyadari bahwa
perlahan-lahan tingkat gula dalam darah kami naik hingga tingkat yang
berbahaya. Saya menjadi tertekan dan nilai-nilai pelajaran saya ambruk.
Saya meninggalkan teman-teman baik saya, dan dengan segera terlibat
dalam obat-obatan terlarang di tempat bermain seberang gereja.
Infeksi ini menjangkiti saya selama beberapa tahun dan kehidupan
saya terus semakin terpuruk. Saya telah kehilangan apa pun yang saya
ketahui tentang Tuhan. Saya terpisah dari keluarga dan mempunyai
anak luar nikah. Pada akhirnya obat untuk infeksi sinus saya ditemukan,
dan walaupun saya masih menderita dari kerusakan permanen yang
diakibatkan infeksi, tingkat gula darah saya kembali normal dan saya
kembali lagi sehat.
Tidak lama berselang, pendeta saya yang dahulu mengajak saya
kembali ke gerejanya. Saya pergi, dan ajaibnya, saya bertobat dengan
penuh penyesalan sebab telah meninggalkan iman.
Saya mulai mengejar Tuhan dengan tekad yang tinggi. Saya
sekarang telah diberikan kesempatan hidup keduakalinya, dan
sungguh-sungguh bersyukur. Saya menghabiskan waktu berjam-jam
setiap hari membaca Alkitab, dan Roh Allah menjadikan Firman-Nya
hidup di dalam hati saya.
505
Hati dan jiwa saya tampaknya memusatkan perhatian pada
ajaran Yesus untuk memberi. Lebih lagi, teman baik saya yang menjadi
orangtua asuh beberapa puluh anak-anak di beberapa negara asing,
senantiasa mengajarkan saya untuk terus memberi. Jadi saya meyakini
bahwa beramal kepada orang-orang miskin akan menjadi cara saya
untuk membalas kasih Tuhan, dan saya rindu membagikan harta
kekayaan saya bagi mereka.
Dengan Cara Saya Sendiri
Saya tidak pernah mendengar karunia rohani sebelumnya,
namun pada suatu hari saya mengikuti sebuah kelompok Kristen yang
semuanya berdoa dalam bahasa roh. Saya tidak tahu apa yang sedang
terjadi, namun saya mengingat pendeta berkata kata kata bahwa ia mempunyai
sembilan karunia rohani.
Saya didorong ke depan oleh beberapa orang. Dengan segera,
si pendeta mendekati saya dan menaruh tangannya ke perut saya,
dan berdoa bagi saya. “Apa yang dia lakukan?” pikir saya. Pada saat
itu, perut saya tampak menonjol sebab efek samping penyakit saya.
Namun yang penting, banyak orang maju ke depan dan mendoakan
saya. Saya merasakan kekuatan hebat ini datang meliputi saya.
Saya dipenuhi dengan kasih yang berkelimpahan, sehingga
sulit dijelaskan selain berkata kata kata bahwa saya tenggelam dalam kasih
Tuhan. Selama tiga hari saya berjalan-jalan dengan berkata kata kata , “Tuhan
memberkatimu” kepada setiap orang. Saya belum pernah merasakan
kasih Tuhan seperti ini sebelumnya, dan saya ingin membagikannya
dengan semua orang. Yang saya pikirkan hanyalah betapa Tuhan
mengasihi saya. Perut saya sepenuhnya sembuh dalam waktu beberapa
hari – hampir-hampir sebagai bonus saja.
Saya menyadari bahwa Allah sungguh nyata dan melakukan
mujizat, dan saya telah banyak melihatnya, dan saya mulai meyakini
bahwa tujuan saya sebagai Kristen yaitu untuk percaya kepada
Firman Yesus dengan iman, dan melihat mujizat-mujizat-Nya terjadi.
Lalu iman saya mengalami tantangan. Infeksi sinus telah
mengalami kerusakan permanen, dan saya sering mengalami sensasi
remuk yang mengerikan. Saya sedang jatuh cinta dan ingin menikah,
namun saya tidak mau menikah dengan keadaan kesehatan yang buruk.
Jadi saya mulai berdoa kepada Tuhan dan mengucapkan ayat-ayat
Alkitab berulang-ulang. Saya berpuasa selama beberapa bulan – dua
atau tiga hari seminggu. Saya melanjutkannya tahun berikutnya, dan
tahun berikutnya lagi. namun tidak ada yang terjadi.
Hubungan saya dengan Tuhan menjadi kering, walaupun saya
terus beribadah. Saya mengangkat tangan di gereja walaupun orang
lain tidak melakukannya, namun saya sendiri mempertanyakan keadaan
rohani saya.
Doa-doa saya menjadi tambah pasrah sebab saya merasa Tuhan
tidak mendengarkan saya. Dan akhirnya, di satu malam, di tengah
kesakitan yang luar biasa, saya menyerah dan tidak pernah lagi
meminta apa pun juga kepada Tuhan.
Melalui Roh-Nya
Lalu saya bertemu dengan seorang gadis yang saya ketahui
beribadah di gereja bernama Gereja Yesus Sejati. Awalnya saya melihat
nama gereja itu keren. Gadis itu tidak pernah datang ke acara PA, jadi
saya dengan berani mengadakannya di kantor kami, untuk Tuhan yang
tampaknya tidak saya kenal. namun ada sesuatu yang berbeda pada
dirinya. Ia mempunyai rasa sukacita, damai, dan keyakinan yang tidak
saya miliki. Tampaknya ia mempunyai kepastian dalam iman yang ada
dengan sendirinya.
Jadi saya berkata kata kata kepadanya, saya ingin pergi ke gerejanya.
Kunjungan saya ke Gereja Yesus Sejati pada saat itu bertepatan dengan
kebaktian khusus.
Saya sungguh menyukai gereja ini, dan semua orang berdoa dalam
bahasa roh. Saya menyukai berdoa dalam bahasa roh di gereja saya
yang dahulu, namun bahasa roh saya berbeda.
Sebelum saya datang ke GYS, saya mengira saya telah mengenal
Tuhan. Ya, memberi kepada orang miskin, pikir saya, dan berbahasa
roh. Dan pada saat yang sama, saya telah memberi kepada orang-orang
miskin dari apa yang saya miliki, namun saya tidak merasakan apa-
apa. Apa yang terjadi? Bukankah ini mestinya menjadi sebuah tingkat
tertinggi dalam pengalaman Kristiani saya?
“Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada
padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, namun jika aku
tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku” (1Kor.
13:3).
Lalu hal-hal mulai berubah. Di minggu yang sama, di Gereja Yesus
Sejati diadakan KKR. Pada saat berdoa, saya bertanya-tanya kapan
507
mereka berhenti berdoa, sebab mulut saya mulai terasa letih. Saya
berhenti berdoa dan ingin meninggalkan barisan depan, namun saya
malah didorong untuk terus berdoa dalam bahasa roh! Saya ingin
melakukannya, namun saya sudah lelah “berdoa dalam bahasa roh”.
Di depan aula itu lalu saya mengucapkan doa singkat di dalam
hati. “Roh Kudus, tolonglah saya.” Belum selesai saya mengucapkannya,
sebuah tekanan melalui tubuh saya. Lidah saya mulai berputar-putar
secepat kipas angin, dan tubuh saya bergoncang dan bergetar. Bahasa
roh yang saya ucapkan sungguh berbeda dengan yang biasa saya
lakukan, dan bukan saya yang mengucapkannya!
Saya pulang ke rumah dan mencoba berdoa sendirian. Apa yang
terjadi, pikir saya. Bukankah saya sudah mempunyai Roh Kudus?
namun saya tidak dapat berhenti berdoa dalam Roh. Sukacita dan rasa
damai dalam doa itu sungguh menyejukkan hati saya. Tidak lama,
saya menangis dalam doa saya, dan menyanyikan nyanyian roh. Saya
merasakan kasih Allah yang sungguh dalam.
Jaminan Allah
Saya merasakan hubungan yang dalam dengan Tuhan saat
menemukan gereja-Nya, dan menyesal telah bersumpah tidak mau lagi
memohon pertolongan Tuhan. Kata-kata sembrono yang telah saya
ucapkan di masa lalu menyusahkan hati nurani saya.
namun suatu hari, saat saya gelisah dengan masalah ini, saya
mendengar suara Tuhan berkata kata kata , “Aku tidak akan meninggalkanmu.”
Saya menangis. Juruselamat tetap mengasihi saya. Tentu saja, bukankah
Ia telah memberikan Roh Kudus?
“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat
kamu menjadi takut lagi, namun kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya
Bapa!"” (Rm. 8:15).
Tiba-tiba saya menyadari apa artinya menjadi orang Kristen.
Bukan soal memberi kepada orang-orang miskin, atau menginjil, atau
mengangkat tangan saat beribadah. namun semata-mata mengenai
Tuhan, mengenai saya menjadi milik-Nya. Saya harus menjadi milik-Nya
seperti seorang anak yaitu milik Bapa-nya dan untuk tunduk kepada-
Nya. jika Ia hendak melakukan sesuatu yang baik di dalam hidup
saya, saya akan membiarkan-Nya melakukannya dan menyerahkan
segala kemuliaan kepada-Nya.
Puji Tuhan, saya dibaptis di Gereja Yesus Sejati setahun lalu .
Walaupun sungguh baptisan air merupakan pengalaman paling indah
dalam hidup saya, kesaksian-Nya mencuci bersih dosa-dosa saya, namun
saya juga merasakan kepastian besar dalam suara-Nya, “Aku tidak
akan meninggalkanmu.” Sekarang saya sungguh-sungguh mengetahui
bahwa Yesus akan memelihara milik-Nya hingga akhir, tidak peduli di
manakah mereka, atau dari gereja mana mereka memulai iman mereka,
atau bagaimana mereka tersesat saat mencoba mencari Dia.
“Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka
dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku,
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun,
dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa” (Yoh.
10:28-29).
Paulus berkata kata kata : “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik
yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik
yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain,
tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rm. 8:38-39).
Sekarang saya dapat berkata kata kata bahwa injil yang sepenuhnya sangat
penting untuk mendapatkan keselamatan. saat saya berjalan
menyeberangi jalan dari gereja pertama yang saya kunjungi, dan saat
remaja terlibat dalam obat-obatan terlarang, tidak ada orang yang
berusaha menghentikan saya. Tidak ada kuasa Allah yang menolong
saya untuk mengalahkannya. Dan begitu juga, saat iman saya
meninggalkan kebenaran, tidak ada yang dapat menyelamatkan saya.
Saya hanya sekedar mengikuti isi khotbah.
Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah memelihara Gereja
Yesus Sejati dalam iman yang sejati, sehingga jemaatnya dapat terus
mempelajari Firman-Nya dan tetap setia hidup di dalam Roh. Gereja ini
tidak melangkah menjauhi kebenaran, atau mencoba menyenangkan
Tuhan dengan cara-cara manusia. Tuhan telah menjaganya dalam
kebenaran-Nya oleh Roh-Nya dan kasih-Nya.
Saya berdoa agar kita semua dapat terus di dalam Dia hingga
akhir. Amin.
16.13 Dari Belenggu Setan Kepada Kristus
Merasakan Campur Tangan Tuhan
Saya dilahirkan sebagai orang Katolik, namun keluarga saya mulai
mengikuti gereja Kharismatik di tahun 1980-an. Pada saat itu saya
hanyalah seorang bocah, namun hati saya haus akan tujuan ilahi dalam
hidup yang lebih tinggi.
Ibu saya tidak memperbolehkan saya untuk pergi ke gereja,
sebab saya harus menjaga rumah. namun puji Tuhan, oleh sebab
keinginan saya yang tulus, walaupun tidak rutin, saya diperbolehkan
untuk mengikuti kebaktian di gereja Khrismatik.
Tahun 1992, saya meninggalkan rumah dan tinggal bersama tante
saya sebab keluarga saya sangat miskin dan tak mampu membiayai
uang sekolah saya. Sebaliknya, tante saya menjalankan pengelolaan
bir di rumahnya. Pada waktu itu, saya tak bisa terus-menerus pergi ke
gereja sebab saya harus membantu usaha tante.
Tanpa dukungan dalam iman saya, saya merasa putus asa dan
mulai mengembangkan kebiasaan minum-minuman keras. Kebiasaan
ini mengakibatkan radang lambung, dan membuat saya sangat sulit
untuk makan dan minum, sebab radang itu terasa sangat sakit setiap
kali saya makan.
Semasa itu, saya berkelahi dengan seorang laki-laki yang telah
mencuri beberapa barang saya, sehingga dia harus dirawat di rumah
sakit. sebab perbuatan ini, saya menghadapi tuntutan pengadilan
sebab penganiayaan, dan diharuskan hadir dalam pengadilan begitu
orang itu keluar dari rumah sakit. Keluarga orang itu mengumpulkan
uang untuk menggugat saya.
Dua kejadian ini mengingatkan saya tentang apa yang saya baca
dalam injil Lukas. Tahun 1990, saudara laki-laki saya memberikan
sebagian dari Alkitab yang berisi injil Lukas, namun saya tidak
membacanya secara teliti sampai dua tahun lalu .
Melalui injil Lukas ini, saya mulai mengenal Yesus secara lebih
pribadi. Saya percaya, bahwa seperti halnya Yesus telah menyembuhkan
orang-orang sakit dan melepaskan mereka dari belenggu Iblis (orang-
berdosa berdosa), saya pun dapat dilepaskan. Di rumah, tak ada orang
yang bisa menyelamatkan saya.
Iman perempuan yang menderita pendarahan (Mrk. 5:25-34)
sangat mendorong semangat saya dan saya mulai mencari Tuhan di
rumah dan mengakui segala dosa saya dalam doa.
Suatu hari, saya menghadiri kebaktian gereja di kampung saya.
Sebelum kebaktian di mulai, setiap orang berlutut dan berdoa dan saya
menceritakan masalah saya kepada Tuhan.
Puji Tuhan, sesudah kembali dari gereja, sakit radang lambung saya
hilang. Sejak hari itu dan seterusnya, oleh sebab kuasa Tuhan, saya
bisa berhenti minum alkohol. Walaupun teman-teman dan keluarga
minum-minum di hadapan saya, saya tidak merasa sulit untuk berhenti
minum, sebab saya bisa merasakan kuasa Tuhan bekerja di dalam diri
saya. Saya juga bersaksi kepada mereka tentang bagaimana Yesus telah
menolong saya.
Saya tetap berdoa kepada Tuhan mengenai kasus pengadilan
dengan lelaki yang telah saya lukai itu. Ajaibnya, Tuhan campur
tangan. Keluarga lelaki itu berselisih pendapat di antara mereka
mempermasalahkan pengumpulan dana untuk membiayai kasus
pengadilan. Kasus pun ditutup tanpa persidangan. Hal ini menguatkan
iman saya dan mendorong saya untuk lebih mencintai Tuhan.
Mencari Kebenaran yang Sepenuhnya
Tahun 1995, saya mulai membaca Alkitab dari Kejadian sampai
Wahyu. Saya mencari-cari kebenaran dengan tekun. Pada waktu itu,
saya hanya dapat mengikuti kebaktian di suatu gereja pada hari Sabtu
atau hari Minggu.
Dengan mempelajari Alkitab, saya belajar tentang Roh Kudus,
basuh kaki, baptisan air, hari Sabat, Perjamuan Kudus, dan bagaimana
semua ini berhubungan dengan keselamatan. Saya tidak bisa
menemukan ajaran yang lengkap mengenai sakramen-sakramen ini di
gereja-gereja mana pun yang telah saya kunjungi. namun saya merasa
bahwa ini yaitu doktrin yang penting dalam firman Tuhan.
Saya berpuasa dan berdoa supaya Tuhan memimpin saya kepada
gereja yang memberitakan seluruh kebenaran menurut Alkitab. Saya
yakin bahwa hanya dengan mengenal kebenaran yang lengkap barulah
seseorang bisa masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Seperti yang Tuhan
Yesus sendiri firmankan, “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu:
Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia
yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.” (Mat 7:21).
511
Saya juga berjanji kepada Tuhan, seperti Dia telah membawa
seseorang untuk membagi kebenaran kepada saya, dengan cara yang
sama saya pun akan membagi kebenaran-Nya kepada orang lain.
Selama berdoa dan berpuasa itu, Tuhan menunjukkan tiga
penglihatan kepada saya.
Dalam penglihatan pertama, saya memegang Alkitab dan saya
berada di studio penyiaran radio di atas gunung yang sangat tinggi dan
saya sedang berkhotbah. Pesan saya disalurkan seperti siaran radio ke
seluruh wilayah Kenya.
Dalam penglihatan kedua, saya melihat daerah pegunungan di
mana saya berdiri di atas gunung tertinggi. Saya memegang mikrofon
dan saya sedang berkhotbah kepada semua orang yang ada di Kenya.
Dalam penglihatan yang terakhir, saya sedang memancing ikan
bersama dengan orang lain di danau yang sangat besar. Kami semua
berada di perahu yang sama dan saat kami menebar jala kami
menangkap banyak ikan yang ukurannya berbeda-beda. sesudah
menangkap ikan, kami pun menjualnya.
Saya baru menyadari arti dari tiga penglihatan ini sesudah saya
mengikuti Gereja Yesus Sejati. Di bawah bimbingan Roh Kudus,
saya mengerti bahwa menurut kitab Yesaya Pasal 2, Tuhan akan
mendirikan Bait-Nya di gunung yang tertinggi dan kebenaran pun
akan diberitakan dari bait tersebut kepada segala bangsa. Menebarkan
jala itu seperti sedang berkhotbah kepada orang-orang. Satu kapal di
dalam penglihatan saya itu mengacu pada satu gereja sejati dan satu
jala itu mengacu pada satu iman.
Datang ke Gereja Sejati
Pada bulan Oktober 1997 pada hari Sabtu, saya mengunjungi
salah satu gereja Pentakosta di Kamwala. Dari kunjungan itu saya
mendapatkan kepastian bahwa mereka memegang hari Sabat dan juga
memberitakan tentang Roh Kudus. Maka saya mengunjungi gereja
itu lagi hari Sabat berikutnya untuk melihat apakah mereka juga
memberitakan tentang Perjamuan Kudus, basuh kaki dan baptisan air.
Akan namun , jemaat yang menjawab pertanyaan saya pada hari
Sabat sebelumnya tidak hadir. Saya memutuskan untuk kembali untuk
ketigakalinya pada hari Sabat berikutnya. sebab biasanya saya tidak
kembali ke gereja yang sama lebih dari dua kali, jadi kali ini saya berdoa
secara khusus kepada Tuhan.
Di dalam doa, saya memutuskan untuk bertanya kepada jemaat
gereja itu walaupun jemaat yang saya kenal tadi tidak hadir. Saya juga
memutuskan untuk tidak kembali ke gereja itu jikalau mereka tidak
memberitakan kebenaran yang lengkap.
Sungguh ajaib, di saat kebaktian baru akan dimulai, Pendeta
Ko dan dua saudara bernama Cornell dan Silvanus dari Gereja Yesus
Sejati datang untuk yang pertamakalinya ke Kamwala. saat Pendeta
Ko berdiri untuk berkhotbah, dia mulai dengan menanyakan jemaat
mengenai lima dasar kepercayaan Gereja Yesus Sejati.
saat Pendeta Ko mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu
kepada jemaat, sepertinya seakan-akan saya-lah yang mengajukan
pertanyaan-pertanyaan itu. sesudah selesai bertanya, Pendeta Ko mulai
mengajarkan tentang hari Sabat dan juga empat doktrin yang lain,
yaitu, Roh Kudus, Perjamuan Kudus, baptisan air dan basuh kaki.
sebab anugerah Tuhan, saat kami berlutut berdoa, saya
menerima Roh Kudus. sesudah saya kembali untuk mempelajari lebih
banyak lagi pada Sabat siang itu dan pada Minggu paginya, barulah saya
menyadari bahwa saya hanya menerima sebagian kecil dari kebenaran
sebelum saya datang ke gereja ini.
Pada Sabat berikutnya, kebaktian Sabat ke-4 yang saya hadiri, saya
melihat bahwa seluruh jemaat pun telah sungguh-sungguh menerima
kebenaran yang lengkap, maka saya memutuskan untuk bergabung
dengan mereka untuk mengikuti kebaktian secara rutin. Pada tanggal
19 Juli 1998, saya menerima baptisan air.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan sebab telah memimpin
saya kepada gereja sejati-Nya.
Memberitakan Injil
Saya tetap berdoa dengan bahasa roh dan bersukacita dalam Roh,
membagikan kebenaran yang telah saya terima kepada orang lain.
namun pada waktu bersamaan, saya mengalami siksaan dalam keluarga
Katolik tante saya.
Sebagai contoh, oleh sebab saya teguh dengan ajaran untuk tidak
bekerja di hari Sabat, tidak akan ada makanan bagi saya di hari Sabtu.
Walaupun saya tidak diperbolehkan makan, namun saya tidak merasa
lapar. Sebaliknya saya merasa kenyang sepertinya saya telah makan.
513
Pada masa itu, ayat dalam injil Matius mendorong semangat
saya, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran
sebab merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mt 5:10). Ayat ini
menyakinkan saya lebih lanjut tentang pentingnya menjalin hubungan
dengan Tuhan lebih dari hubungan saya dengan sesama manusia.
Saya juga ingat akan janji saya kepada Tuhan untuk membagikan
kebenaran kepada orang lain, jadi saya bertekad untuk membantu
memberitakan injil.
Pada bulan November 1998, saya pergi menginjil ke Awendo
bersama dengan saudara yang lain. Orang yang dahulu mencuri dan
saya lukai, kebetulan ada di sana. Jadi kami membagikan kebenaran
kepadanya. Dia dan istrinya pun datang menghadiri kebaktian gereja
kita.
namun dia tidak melanjutkan imannya – dia mencuri sepeda orang
lain. Dia lalu ditangkap dan akhirnya meninggal di penjara. Walaupun
dia memilih untuk meninggalkan kebenaran, saya bersyukur telah
diberikan kesempatan untuk menjalankan tugas saya kepada Tuhan
dengan membagikan kebenaran kepadanya, dan mengamalkan ajaran
pengampunan.
Pada tahun 2000, saya pulang ke kampung halaman untuk
memberitakan kebenaran. Pada tanggal 25 Maret 2000, empat orang
menerima kebenaran dan kami memulai persekutuan bersama. Salah
satunya yaitu ibu saya, orang yang sebelumnya telah bertekad untuk
tidak meninggalkan kepercayaannya pada gereja Kharismatik.
Pada tanggal 13 Juni 2000, ibu saya menjadi orang pertama yang
dibaptis di Ogongo.Tahun berikutnya, pada tanggal 19 Mei, tempat
kebaktian baru didirikan di Kibanga. Di kedua tempat ini, 62 jemaat
menerima baptisan air.
Alkitab berkata-kata bahwa Yesus memberikan nyawa-Nya untuk
domba-domba-Nya (Yoh 10:15). Saya merasakan bahwa Yesus telah
menyelamatkan jiwa saya dan melepaskan saya dari segala pergumulan
dan penyakit saya. Dia juga telah menuntun saya untuk mengetahui
apa yang harus saya perbuat bagi-Nya. Barangsiapa tinggal di dalam
Kristus, harus melangkah seperti Kristus yaitu mencari kebaikan dan
keadilan (1Yoh 2:6).
Saya harus terus bersyukur kepada Tuhan, dan selama saya
masih hidup di dunia ini, saya harus bertekad untuk memberitakan
kebenarannya-Nya kepada semua orang, sebab ada begitu banyak
Bab 16:
514
domba yang belum menjadi satu kawanan dengan-Nya. (Yoh. 10:16).
Sejak sekarang, saya mengarahkan pikiran kepada Kristus dan
menantikan kedatangan-Nya pada akhir zaman.
Biarlah segala kemuliaan dan kuasa bagi Tuhan dan semoga segala
bangsa dapat mengenal nama-Nya. Amin.
Clement Titus Adede - Ongongo, Kenya
16.14 Tidak Ada Tenungan Yang Mempan
Saya berasal dari keluarga non-Kristen, dan sejak kecil diajar
untuk rajin beribadah. namun , walaupun rajin beribadah, saya tidak
merasa kalau Tuhan itu ada dalam kehidupan saya.
Pada tahun 2001 saya bekerja sebagai babby-sitter di salah satu
keluarga jemaat Gereja Yesus Sejati. lalu saya dibawa ke gereja
dan diperkenalkan pada agama Kristen oleh keluarga itu. sesudah
beberapa bulan mendengarkan Firman Tuhan, saya mulai mengenal
kebenaran dan jalan keselamatan. Setiap malam saya selalu berdoa
memohon Roh Kudus di rumah, sebab saya tahu bahwa Roh Kudus itu
Roh Allah yang dapat menyelamatkan kita dan membawa kita masuk
ke dalam Kerajaan Surga.
Kurang lebih enam bulan mendengarkan firman Tuhan, saya
menjadi percaya dan yakin kalau Tuhan Yesus itu benar-benar ada.
Pada suatu kebaktian Jumat malam, saya ikut maju ke depan untuk
berdoa memohon Roh Kudus. Pendeta menumpangkan tangan di atas
kepala saya yang terus berdoa mengucapkan “Haleluya, Haleluya.” Tak
lama lalu lidah saya bergetar dan mengucapkan kata-kata dalam
bahasa lain yang saya sendiri tidak tahu apa artinya. Lalu tangan saya
bergerak-gerak sendiri, dan hati saya terasa tenang dan damai; begitu
sukacitanya sampai tidak bisa diutarakan dengan kata-kata.
saat bel tanda doa selesai berbunyi, sesaat itu juga bahasa
asing itu berhenti dengan sendirinya. Pendeta memberitahukan bahwa
saya telah menerima Roh Kudus. Sejak saat itu, setiap kali berdoa saya
selalu memakai bahasa Roh, dan saya merasa hidup saya semakin
tenang dan damai. Saya merasakan bahwa Tuhan Yesus hidup dalam
diri saya dan selalu menyertai setiap langkah saya.
515
Beberapa bulan lalu , saya minta dibaptis, yang dilaksanakan
pada tanggal 14 September 2002. Kurang lebih delapan bulan sesudah
dibaptis dan ikut Tuhan Yesus, saya mengalami cobaan yang berat,
sebab ibu saya meninggal dunia. Saya pulang ke kampung halaman
saya di Kediri, dan selama satu bulan di sana, saya berdoa dengan cara
sembunyi-sembunyi sebab belum berani berterus terang kepada
keluarga. Pada suatu hari, sewaktu saya sedang berdoa di dalam kamar,
tiba-tiba ayah saya masuk. Memergoki saya yang sedang berdoa itu,
ayah saya langsung marah. Akhirnya saya pun berterus terang kepada
keluarga bahwa saya sekarang beragama Kristen. Mendengar hal itu,
seisi keluarga sangat marah dan memusuhi saya, terutama Ayah, yang
begitu marahnya sampai tidak mau bicara dengan saya.
Kira-kira dua minggu lalu , saya diberi air putih yang sudah
diberi mantera oleh paranormal. Saya tidak boleh minum air putih lain
kecuali air yang sudah disediakan itu. Jadi setiap kali mau minum, saya
selalu berdoa dalam hati agar Tuhan Yesus menyertai saya. Selama di
kampung saya hanya minum air putih itu, bahkan sampai sekarang
pun kalau saya pulang, pasti disediakan air yang sudah dimanterai itu.
sesudah saya beberapa hari minum air itu, si paranormal datang
ke rumah. Saya disuruh duduk di depannya, lalu didoakan. Saya tetap
tenang, dan di dalam hati terus berdoa. Saya percaya bahwa Tuhan
Yesus yang ada di dalam diri saya akan selalu melindungi saya. sesudah
beberapa menit berdoa, si paranormal berkata kata kata kepada Ayah: “Anak
Bapak sudah tidak bisa lagi berbalik pada agama yang lama. Dia sudah
percaya pada Tuhan yang lain.”
sesudah satu bulan di kampung, saya kembali ke Jakarta, tapi
tidak langsung ke tempat kerja, melainkan mampir dulu ke rumah
Bibi. Sampai di rumah Bibi, Bibi mengajak saya pergi, katanya mau
diajak ke rumah saudara. Tapi ternyata saya dibawa ke rumah seorang
paranormal. Setibanya di sana, paranormal itu bertanya kepada saya,
“Kamu agama apa?”
“Saya agama Kristen,” jawab saya.
Mendengar itu si paranormal berkata kata kata , “Pantas saja dari tadi
saya merasa panas, semakin kamu dekat ke rumah saya, saya merasa
semakin panas.”
Saya pun disuruh menatap mata paranormal itu dan mengikuti
kata-kata yang diucapkannya. namun saya tidak mengikuti perintahnya
sebab dalam hati saya ada yang berkata kata kata , “Jangan ikuti, jangan ikuti.”
Bab 16:
516
Sambil memandang mata paranormal itu, saya terus berdoa di dalam
hati. Akhirnya si paranormal tidak kuat memandang mata saya, lalu
berkata-kata kepada Bibi bahwa saya sudah tidak bisa berbalik ke
agama yang lama dan lebih percaya pada agama yang baru. Paranormal
itu juga berkata-kata bahwa di dalam diri saya ada hawa sejuk dan sinar
teramat terang yang melindungi saya.
Sampai saat ini pun, Ayah masih belum merelakan saya memeluk
agama Kristen. Berbagai macam cara beliau lakukan agar saya bisa
kembali ke agama lama. Setiap malam Jumat, Ayah dan paranormal
di kampung terus berdoa dan membaca-baca mantera. Bahkan baju
saya pun dibawa ke rumah paranormal itu untuk diberi mantra. Puji
Tuhan, sebab Roh Kudus bekerja, saya di sini tidak merasakan apa-
apa dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi pada diri saya. Memang
Ayah tidak mengusir secara langsung ataupu n tidak mengakui saya
sebagai anaknya, tapi secara halus Ayah menentang agama saya.
sebab segala yang saya alami ini, saya makin bersyukur pada
Tuhan Yesus sebab Tuhanlah yang melindungi dan bekerja dalam diri
saya, sehingga segala macam roh jahat tidak dapat mengganggu saya,
seperti kata Firman Tuhan: tidak ada mantera ataupun tenungan yang
mempan terhadap Yakub (Bil. 23:23).
Dengan bersandar pada Tuhan dan menjalankan Firman Tuhan,
kita yakin dan percaya bahwa Roh Allah sendiri yang akan bekerja
dalam hidup kita. Oleh sebab itu kita harus rajin berdoa, jangan
sampai kita berputus asa dalam memohon Roh Kudus. Biarpun sudah
bertahun-tahun lamanya memohon dan sampai sekarang Tuhan belum
juga mencurahkan Roh Kudus-Nya, kita yakin bahwa suatu saat nanti
Tuhan pasti akan memberikan Roh Kudus-Nya, seperti janji Firman
Tuhan: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu
akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Luk.
11:9). Kiranya firman ini dapat menguatkan iman kita dan mendorong
kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus, Juruselamat
kita.
Selain itu, Tuhan Yesus pun berkenan memberikan penglihatan
yang membuat saya semakin percaya bahwa Dia benar-benar ada dan
sungguh merupakan Juruselamat kita umat Kristen, dan Roh Kudus-
Nya selalu menjaga kita walaupun kita tidak menyadarinya, asalkan
kita senantiasa bersandar pada Tuhan Yesus.
Penglihatan pertama terjadi pada suatu malam di hari Kamis tahun
2003, saat saya sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba saja saya berdiri
517
di suatu tempat yang amat gelap dan sempit. Sewaktu saya berjalan
dan terus berjalan, jalan yang saya lalui semakin melebar dan menjadi
terang sekali. Di ujung jalan, saya melihat Seseorang yang sedang
duduk di atas kursi dari emas yang indah sekali. Di kanan dan kiri-Nya,
tampak banyak orang berpakaian putih yang sedang menyanyikan
pujian-pujian. Saya tahu bahwa Dia yaitu Tuhan Yesus yang duduk
di atas tahta Kerajaan Surga. Saya berusaha untuk memandang wajah
Tuhan namun tidak dapat, sebab wajah-Nya tertutup oleh sinar yang
sangat terang. lalu tangan Tuhan Yesus diulurkan ke arah saya.
Saya berusaha untuk memegang tangan-Nya, namun untuk menyentuh
pun tidak dapat.
Yang kedua terjadi beberapa bulan lalu pada tahun yang
sama, melalui sebuah mimpi. Saya melihat banyak orang sedang
berkumpul membentuk lingkaran. Di antara orang-orang itu ada saya
dan Nyonya, majikan saya. Tiba-tiba dari bawah kami keluarlah api
yang sangat besar membakar kami semua. Dari arah depan, Nyonya
mengajak saya untuk berkata-kata “Haleluya! Haleluya!” Heran sekali,
semua orang yang berkumpul di tempat itu terbakar sampai hangus,
bahkan sampai tidak kelihatan seperti manusia lagi, namun kuasa
Tuhan sungguh aneh dan ajaib. Tuhan Yesus melindungi saya dan
Nyonya sehingga sedikit pun kami tidak terbakar, tidak terluka, dan
tidak merasa panas. Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus!
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”
(Rm. 8:28). Sebab segala sesuatu yaitu dari Dia dan oleh Dia, bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.
Haleluya, amin!
16.15 Roh-Nya Menuntunku
Saya dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama leluhur.
lalu saya merantau ke Kalimantan Timur, dan pada tahun
1984 dibaptis di salah satu gereja di sana. Tahun 1985 saya kembali
ke Makasar sebab Papa sakit diabetes yang berkomplikasi dengan
kerusakan ginjal. Penyakitnya makin lama makin parah, sampai
memutuskan untuk berobat ke Belanda, namun tidak sembuh juga.
sebab merasa penyakitnya sudah tidak tertolong lagi, Papa
minta dicarikan pendeta untuk didoakan. Seorang pendeta datang
mendoakan, dan tak lama lalu papa dibaptis dengan baptisan
percik. Kira-kira seminggu lalu Papa meninggal, pemakamannya
dilayani oleh gereja itu, sebab pendetanya yaitu suami sepupu saya.
Sejak itu saya sering beribadah di gereja itu.
namun sejak sering beribadah, saya merasa kehidupan saya
bertambah berat; anak-anak saya yang lima orang sakit bergantian.
Sampai akhirnya untuk membeli beras pun harus dibantu oleh kakak
ipar. Saya jadi jarang kebaktian. Mula-mula sebulan 2-3 kali saja, lalu
menjadi sebulan sekali, akhirnya tidak kebaktian sama sekali.
sesudah tidak kebaktian, ekonomi mulai membaik. Saat itulah
saya memutuskan tidak akan beribadah lagi, bahkan istri pun, yang
sejak kecil aktif di gereja lainnya, saya larang beribadah. namun secara
sembunyi-sembunyi dia masih suka pergi beribadah, sehingga saya
memarahinya dengan kata-kata yang cukup kasar. namun istri saya
tetap saja rajin beribadah dan selalu mendoakan saya.
Sepuluh tahun tidak beribadah, keadaan ekonomi terus membaik.
namun pada tahun 1995 saya mendapat penyakit; perut saya terasa
sakit sekali, kalau buang air besar keluar darah segar. Setahun lebih
berobat ke mana-mana - dokter, sinshe, bahkan dukun - tidak ada
perubahan. Akhirnya pergi ke dokter spesialis penyakit dalam. sesudah
menunggu selama hampir 2 jam, tibalah giliran saya diperiksa.
sesudah memeriksa cukup lama, dokter (masih termasuk
famili) berkata kata kata , "Kamu gila, tidak sakit apa-apa mau ke dokter." Saya
tersinggung dan menjawab, "Dokter yang gila, kalau tidak sakit, buat
apa menunggu sampai hampir 2 jam! Saya ke sini tidak gratis, tahu!"
Tapi dokter tetap menyatakan tidak ada kelainan atau tanda-tanda
adanya penyakit pada diri saya, sementara keluhan yang saya rasakan
masih terus berlanjut. Saya jadi sering berandai-andai: coba kalau
519
punya uang, tentu bisa pergi ke Singapura atau RRC untuk berobat,
pasti bisa sembuh. Tengah malam, kalau memperhatikan anak-anak
yang sedang tidur, hati saya merasa sedih sekali; kalau saya mati, hidup
mereka pasti sengsara.
Lalu seorang famili menganjurkan untuk berdoa kepada Tuhan
setiap tengah malam. Dia memberi ayat referensi dari Kitab Yohanes
15:7. Walaupun tidak pernah membaca Alkitab, saya menuruti
sarannya. Setiap tengah malam, saya bangun untuk berdoa. Minggu
ketiga berdoa, ada gangguan: ada raksasa yang ingin mencekik saya,
namun saya mengelak ke belakang. Malam berikutnya, ada suara orang
mengedor-gedor pintu, namun begitu pintu dibuka, tidak ada siapa-
siapa.
Suatu malam saya bermimpi: saya sedang berdoa, lalu ada
seseorang yang menghampiri dan berkata kata kata , "Berdoa jangan seperti itu;
lihat saya!" Orang itu lalu berlutut dengan kedua tangan tertangkup
rapat. (Selama ini saya berdoa dengan posisi bersila atau duduk di
atas pembaringan dengan kedua telapak tangan terbuka.) sesudah
terbangun, saya mencoba berdoa berlutut dengan kedua tangan
tertangkup. Ternyata rasanya lebih nyaman. (Belakangan, saat
pertama kali datang ke Gereja Yesus Sejati, saya melihat jemaat berdoa
dengan cara yang sama seperti yang diajarkan kepada saya dalam
mimpi itu).
sesudah berdoa 40 hari, sekali lagi saya mendapat mimpi: tiba-tiba
seorang yang berpakaian putih datang menghampiri. Saya tidak dapat
membedakan apakah dia perempuan atau laki-laki. Dia memegang
perut bagian kanan saya yang sakit. Mula-mula tangannya terasa dingin,
lalu berubah jadi hangat. Lalu dia menusuk dan membedah perut saya;
isi perut saya diambil lalu diperasnya. Rasanya sakit sekali sampai saya
terbangun dari tidur. Begitu terbangun, saya langsung bersorak, “Aku
sembuh! Aku sembuh!” Dan semua obat-obatan dari dokter, sinshe,
maupun dukun, saya buang. Sejak itu penyakit saya memang tidak
pernah kambuh lagi, tapi saya tetap tidak pergi beribadah ke gereja.
Sekian lama tidak ke gereja, saya tidak pernah berpikir bisa
beribadah lagi. Bahkan pernah, selama satu bulan lamanya saya
sering mendengar suara panggilan sembahyang pada jam-jam yang
aneh; bukan pada jam sembahyang, malah pernah pada pukul 3 pagi.
Suaranya merdu sekali, sungguh menggetarkan hati. Salah satu saudara
mama sampai berkata kata kata , "Saya sendiri belum pernah mendengarnya.
Tuhan memanggilmu masuk agama saya." Saya memang sempat
mempertimbangkannya.
Lalu suatu hari seorang tetangga memperkenalkan saya pada
seorang jemaat Gereja Yesus Sejati. Saudara itu lalu sering
datang menginjili saya dan bercerita tentang Roh Kudus. Bersama
seorang saudara lain, dia sering datang untuk bincang-bincang dan
mengajarkan tentang Alkitab dan cara berdoa. Katanya, berdoa itu
harus dalam nama Tuhan Yesus, dengan sepenuh hati memohon
Roh Kudus. Cukup mengulang-ulang kata "Haleluya". Saat menerima
Roh Kudus, badan akan bergetar dan lidah akan terus berputar. Saya
bertanya, "Apa seperti kesurupan?" Mereka bilang, "Tidak, kita tetap
sadar sepenuhnya."
sebab itu saya penasaran juga. Suatu malam saya mencobanya.
sesudah 20 menit mengucapkan "Haleluya", tiba-tiba lidah saya seperti
hidup sendiri, bergetar tanpa henti, bibir seperti kena sengat listrik,
persis seperti cerita mereka.
sesudah itu terjadi perubahan pada diri saya. Saya jadi senang
membaca Alkitab, sehari bisa 3-4 kali, walau saya melakukannya
dengan sembunyi-sembunyi, takut kalau dipergoki oleh istri yang
selama ini saya larang ke gereja. lalu saya pergi menemui
pendeta ke Gereja Yesus Sejati untuk memastikan apakah saya
memang sudah menerima Roh Kudus. Ternyata memang sudah, namun
sebab saya berdoa dengan mulut tertutup sesuai dengan kebiasaan di
rumah (sebab takut terdengar oleh istri), beliau mengajari saya berdoa
dengan suara keras.
Puji Tuhan, akhirnya pada tanggal 20 Juni 2000 saya bersama
Mama dan tiga orang anak saya menerima sakramen baptisan. Lalu pada
tanggal 30 September 2000, sepupu saya juga menerima baptisan, dan
dua anak saya yang lain menerima baptisan pada tanggal 24 Februari
2001, sementara istri saya dibaptis pada tanggal 25 Juni 2005.
Haleluya! Saya bersyukur atas kemurahan Tuhan yang telah
memilih saya menjadi umat-Nya. Saya berusaha menjadi anak Tuhan
yang baik dan giat dalam pekerjaan Tuhan. Kiranya kesaksian ini bisa
memuliakan nama-Nya. Amin.







