Tampilkan postingan dengan label biologi alquran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label biologi alquran. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 November 2024

biologi alquran


 Gambaran Fungsi dan peran utama Al-Qur’an yaitu  sebagai kitab petunjuk (hidayah) 

dalam kehidupan manusia, yaitu khususnya mereka yang beriman kepadanya. Oleh karena 

itu Kitab suci Al-Qur’an yaitu  sumber Ideologi (Akidah), sumber ilmu pengetahuan (Sains) 

, sumber inspirasi hukum (Syari’at) , sumber tatanan kehidupan, dan sumber tata nilai untuk 

kehidupan manusia dalam berbagai dimensinya (moral, budaya dan peradaban). Ia diturunkan 

kepada umat manusia agar dijadikan petunjuk dalam kehidupan mereka, akan tetapi sekalipun 

Al-Qur’an itu diturunkan untuk segenap manusia namun petunjuk Al-Qur’an itu hanya akan 

bermanfaat khusus bagi orang yang yang beriman dan bertaqwa saja, orang yang tidak 

beriman kepada Al-qur’an tidak akan pernah dapat mengambil pelajaran dan hikmah darinya.

Di sampaing kedudukan Alqur’an sebagai kitab petunjuk hidayah manusia, ia juga 

merupakan kitab mukjizat , di mana kemukjizatannya mencakup sains-sain modern. Ia juga 

memuat isyarat-isyarat ilmiah sains seperti biologi, astronomi, fisika, ekologi air, sejarah 

kemanusiaan, ilmu hewan, ilmu tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Fahd Bin Abdurahman bin Sulaiman Ar-Rumy (1986 M) menjelaskan tentang 

kedudukan Al-Qur’an Al-Karim : “Ia yaitu  sebagai kitab agama Islam, di dalam akidah￾akidahnya, ibadah-ibadahnya, hikmah-hikmahnya, hokum-hukumnya, etika-etikanya, akhlak￾akhlaknya, kisah-kisahnya, nasihat-nasihatnya, ilmu-ilmunya, kabar-kabarnya, petunjuknya, ia 

sebagai asas risalah tauhid, kasih sayang yang ditebarkan kepada manusia, cahaya yang nyata, 

argument yang kokoh yang mana tidak akan ada seseorang yang menyimpang darinya kecuali 

ia akan binasa”.

Syekh Muhammad Abduh (lahir pada tahun 1848 H- dan wafat tahun 1905 M) dan 

muridnya Syekh Muhammad Rashid Ridlo yaitu  di antara tokoh pembaharu Islam 

kontemporer yang sangat berpegang teguh dengan prinsip ini. Menurutnya penafsiran apapun 

yang tidak mengarah kepada point ini, yaitu menjadikan Al-qur’an sebagai kitab hidayah 

(petunjuk), seperti penafsiran Al-Qur’an hanya dari tinjauan sisi Gramatikal Bahasa Arab dan 

kajian kebahasaannya saja (leksikal), maka penafsiran tersebut telah kehilangan spirit dan 

tujuan utamanya . Menurutnya : “Prinsip yang harus dipegang di dalam menafsirkan Al-Qur’an 

yaitu  : keharusan memahaminya dari aspek bahwa ia yaitu  agama yang membimbing 

manusia menuju kebahagiaan mereka di dunia dan di Akhirat, oleh karenanya beliau 

memandang bahwa inilah maksud tertinggi untuk Al-Qur’an, hal selain itu, berupa 

pembahasan-pembahasan lainnya yaitu  hanya sebagai pelengkap (pengikut) saja, atau hanya 

sebatas media untuk mencapai tujuannya”.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan : “Dikhususkannya manfaat dan hidayah Al-Qur’an bagi 

orang-orang beriman saja , karena Al-Qur’an itu sendiri yaitu  hidayah, namun, tidak akan 

mendapatkannya kecuali orang-orang suci / baik saja (Al-Abraar)”.

Otentisitas Al-Qur’an.

Tidak ada suatu kitab suci apapun di dunia ini yang mendapatkan perlindungan khusus 

dari pemiliknya selain Al-Qur’an. Jika kitab-kitab suci sebelumnya, seperti Taurat dan Injil 

dipelihara melalui para nabinya, maka berbeda dengan Al-qur’an, ia depelihara langsung 

melalui pemiliknya, yaitu Allah swt. Kemurnian kitab suci Al-Qur’an, baik dalam isinya, 

(content) dan termasuk di dalamnya yaitu  ilmu-ilmu yang menjadi pelengkap untuk

memahami Al-Qur’an akan mendapatkan jaminan perlindungan Allah swt, dari tangan-tangan 

yang ingin mengotorinya.

Allamah DR. Abdul Ghani Abdul Khaliq dalam Risalah Disertasinya menyimpulkan 

bahwa maksud dari pemeliharaan Allah swt terhadap Al-Qur’an sebagaimana yang tertera 

pada Q. S. Al-Hijr [15] : 9 , yaitu  : “Allah swt telah menjamin akan memelihara Syari’at Nya 

seluruhnya , yaitu : Kitabnya dan Sunnahnya , sebagaimana dalil yang ditunjukkan pada Q.S. 

At-Taubah : 32 : “(Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka …)”, 

cahaya Allah yaitu  Syari’at Nya dan agama Nya yang telah diridloi Nya untuk hamba-hamba 

Nya, yang telah Allah swt wahyukan kepada Rasul Nya dari berupa Al-Qur’an atau yang 

lainnya . Menurut beliau bukti lain atas pemeliharaan Allah swt terhadap Syari’at Nya dan 

agama Nya yaitu  : “Allah swt telah mentaqdirkan untuk memelihara kitab Al-qur’an ini 

sejumlah banyak bilangan manusia yang terpercaya (Tsiqoot) dan penghafal (Hafadzoh) pada 

setiap generasi , mereka mentransfernya dari genarasi Salaf ke generasi Khalaf, juga Allah swt 

telah mentaqdirkan untuk memelihara Sunnah Rasulullah saw ini dengan sejumlah banyak 

manusia dari para perawi terpercaya yang memiliki daya hafalan kuat (Tsiqoot Al-hafadzoh) , 

di mana mereka memfokuskan umur mereka yang panjang itu dalam melakukan penelitian, 

dan pemeriksaan tentang Hadits Rasulullah saw, mereka meriwayatkannya dari para periwayat 

yang semisal dengan mereka baik dalam tingkat keterpecayaan (trust / tsiqoh) dan kecakapan 

moral agama (‘adaalah) hingga sampai kepada Rasulullah saw . Sehingga mereka dapat 

memilah untuk kita semua mana hadits yang sahih dari hadits yang cacat (Saqiim), dan mereka 

mentransfernya kepada kita dalam keadaan selamat dari berbagai kotoran, dan terbebas dari 

berbagai keraguan dan kerancuan. Sehingga akhirnya agama itu menjadi established (kokoh), 

dan cahaya pagi itu nampak jelas bagi pemilik dua mata”.Urgensi Tafsir Ilmy (Tafsir Sains Al-qur’an).

Para ilmuwan, pakar, dan Sciencetis baik Timur dan Barat belakangan ini semakin 

dibikin takjub dan terpesona oleh kehebatan Al-Qur’an, yang sering diistilahkan dengan 

Mukjizat science (ilmiyah) Al-Qur’an, yaitu sebuah kajian kontemporer yang sering dibahas 

dalam sebuah disiplin ilmu yang terbilang baru , yaitu Tafsir Ilmi.6 Keberadaan disiplin ilmu 

yang terbilang baru ini, yaitu Tafsir Ilmy semakin dirasakan penting, lebih-lebih pada era 

modern sekarang ini, yaitu era kemunculannya para pakar dan ilmuwan serta para Sciencetis 

yang semakin tertarik untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan Science, 

sebut saja seorang dokter ahli bedah perancis , yang bernama Maurice Bucaile.

Keberadaan disiplin ilmu ini semakin dirasakan penting di saat kita mencermati 

penjelasan dan keterangan seorang ilmuwan terkemuka, Muhammad Musthofa Al-Maraghy

yang mengatakan dalam kata pengantarnya atas sebuah karya monumental yang berjudul “Al￾Islaam Wa At-Tibbu Al-Hadits” (Islam dan Kedokteran Modern), buah karya seorang ilmuwan 

yang bernama Abdul Aziz Isma’il Basya.

Menurut pandangan Syekh Muhammad Mushtofa Al-Maraghy : “Saya merasakan 

takjub terhadap apa-apa yang telah diupayakan oleh Abdul Aziz Isma’il Basya9

, yaitu upayanya 

memadukan antara makna-makna ayat-ayat Al-Qur’an Al-Karim dengan ketetapan-ketetapan 

medis modern, dan saya memberikan apresiasi untuknya atas trend ilmiah ini. Di mana jika 

sekiranya setiap orang yang memiliki kemampuan menonjol dalam suatu bidang dari bidang￾bidang ilmu pengetahuan itu memiliki kecakapan seperti ini, niscaya akan terbangunlah bagi 

kita sebuah perbendaharaan besar dari hasil-hasil study lapangan, dan study praktis yang 

berhargadan bernilai ini, dan pasti hal tersebut bermanfaat bagi “tanaman modern ini”, yaitu 

sebagai tambahan bagi pengetahuan kemukjizatan Al-Qur’an”.

Biolog dan Cabnag Ilmu Terkait

Biology yaitu : “Suatu study yang bersifat ilmu pengetahuan tentang kehidupan dan 

susunan (structure) tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan”.

Cabang-cabang ilmu Biology meliputi :

1. Botani : Ilmu tentang semua kehidupan tumbuh-tumbuhan.

2. Zoology : Ilmu tentang semua kehidupan hewan.

3. Morfology : Ilmu tentang bentuk dan struktur suatu makhluk hidup.

4. Fisiology : Ilmu tentang sifat bekerja dan cara kerja dari tubuh suatu organisme.

5. Embriology : Ilmu tentang perkembangan suatu organisme dari mulai zigot sampai 

menjadi dewasa.

6. Ekology : Ilmu tentang interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.

7. Mikrobiology : Ilmu tentang segala aspek kehidupan mikroorganisme yang berukuran 

mikroskopis.

8. Taksonomi : Ilmu tentang klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup.

9. Genetika : Ilmu tentang cara menurunnya sifat pada mahkluk hidup.

10. Evolusi : Ilmu tentang suksesi dan perubahan-perubahan dari jenis makhluk hidup 

sepanjang waktu.

11. Sitologi : Ilmut tentang susunan dan fungsi sel.

12. Patology : Ilmu tentang seluk beluk penyakit.

Pertama :Tanah13 sebagai bahan dasar penciptaan Manusia.

Di dalam ayat-ayat Al-Qur’an dinyatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah, yang 

dalam istilah Al-Qur’annya disebut dengan :At-Turaab,At-Thiin, atau As-Solsool. Arti Tiin 

yaitu  juga berarti Turaab (tanah) yang dicampur atau dibasahi dengan air, sedangkan arti 

Solsool yaitu  At-Tiin Al-Yaabis (yaitu Tanah kering) Semuanya yaitu  bermakna tanah, 

baik apakah ia bercampur dengan air (yaitu yang dikenal dengan istilah Tiin) ataupun tidak 

bercampur dengan tanah (yang dikenal dengan istilah Solsool).

A. Penjelasan ayat menurut ilmuan Klasik.

Proses dan tahapan penciptaan manusia telah direkam oleh Imam Ibnu katsir menurutnya : 

“Sesugguhnya Allah swt telah menciptakan moyang kalian, Adam as dari tanah, maka itu asal 

kalian yaitu  tanah, kemudian dari sperma (air yang hina), kemudian ia berubah rupa, menjadi 

alaqoh (segumpal darah), kemudian manjadi mudghoh (segumpal daging), kemudian menjadi 

tulang dalam rupa seorang manusia, kemudian Allah swt menyelimuti tulang-tulang itu dengan 

daging, lalu ditiupkan ruh padanya, maka iapun menjadi makhluk yang dapat mendengar dan 

melihat, kemudian ia keluar dari perut ibunya dalam keadaan kecil dan lemah baik kekuatannya 

dan gerakannya, lalu setiapkali bertambah usianya bertambah pula kekuatan dan gerakannya, 

sehingga ia mampu membangun kota-kota dan benteng-benteng, berlayar ke berbagai belahan 

bumi, mengendarai perahu, dapat mengelilingi belahan bumi, mencari dan mengumpulkan 

harta-harta, memiliki akal pemikiran, kecerdasan dan keterampilan, pandangan dan keluasan 

dalam urusan-urusan dunia dan akhirat. Semuanya berkat hitungan Allah swt, Maha suci Allah 

yang telah memberikan kemampuan kepada mereka, menjalankan dan menundukkan mereka, 

yang telah mengatur dan membolak-balikan mereka dalam macam-macam seni sumber 

kehidupan dan pekerjaan, yang telah menjadikan adanya tingkatan antara mereka di dalam 

ilmu-ilmu dan fikiran, baik rupa dan jelek, kaya dan miskin, kebahagiaan dan kesengsaraan.

B. Penjelasan ayat menurut ilmuan Modern.

Ilmu pengetahun modern telah menegaskan bahwa tubuh manusia itu mengandung unsur￾unsur seperti unsur-unsur yang dikandung oleh tanah. Tubuh manusia itu ternyata mengandung 

unsur Karbon, Oksigen, Hidrogen, Fosfor, api, Kalsium, botosium, sodium, magnesium, besi, 

kuningan, Yodium, zink, aluminium, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut yaitu  juga unsur￾unsur yang terkandung di dalam tanah. Sekalipun prosentasinya yang termuat di dalam tunuh 

setiap orang itu berbeda-beda antara satu sama lainnya, dan berbeda pula prosentasinya antara 

manusia dan tanah, akan tetapi klasifikasi-klasifikasinya yaitu  satu. Sungguh! Hal ini semakin 

memperkuat hakikat Al-Qur’an ini yaitu bahan dasar penciptaan manusia yaitu  tanah.20

Dasar pertimbangan lainnya, yang juga memperkuat adanya sisi kemukjizatan Sains Al￾Qur’an tentang masalah ini yaitu  bahwa manusia itu sendiri yaitu  berasal dari sperma atau 

Nutfah. Sperma atau Nutfah yang kemudian akan menjadi bahan baku manusia yaitu  suatu 

entitas yang berkembang dan tumbuh dari menyatunya hewan spermatozoa laki-laki dan 

indung telur wanita. Baik hewan sperma laki-laki dan indung telur wanita ini sama-sama lahir 

dari darah yang berasal dari kandungan saripati makanan, baik makan dari tumbuh-tumbuhan, 

hewan, dan air. Di Mana semuanya ini yaitu  berasal dari kandungan usur-unsur tanah.Karena 

itu asal semuanya yaitu  kembali ke tanah.Oleh karena itu asal manusia itu yaitu  Adam, dan 

Adam yaitu  manusia pertama.Adam diciptakan dari tanah, berdasarkan dari suatu analisa 

bahwa unsur-unsur tubuh manusia juga mirip dengan unsur-unsur yang dikandung pula oleh

tanah.Kemudian berikutnya analisa berikutnya yaitu  anak keturunan Adam diciptakan dari 

Nutfah atau sperma, di mana Nutfah ini yaitu  berasal dari saripati tanah itu sendiri.21

Kedua :Proses Tahap Penciptaan Janin.

Di dalam Al-Qur’an ditemukan banyak ayat yang menjelaskan tentang proses 

penciptaan janin, di mana di kemudian harinya penjelasan-penjelasan tersebut dibenarkan pula 

oleh temuan-temuan ilmiah dan sains. Hal ini juga semakin memperkuat bukti akanadanya 

mukjizat sains Al-Qur’an Al-kariim dan juga bahwa ajaran dan isi kandungan Al-qur’an itu 

akan selalu relevan sejalan perjalan waktu dan tempat.

Di antara ayat-ayat yang membahas tentang proses penciptaan manusia yaitu  : Q. S.

Al-Haj [22] : 522, Q.S. Al-Mu’minun [23] : 12-1423, Q.S. Ghaafir / Al-Mu’min[40] : 6724, dan 

Q.S. Nuh [71] : 13-1425

.

A. Penjelasan Ayat menurut ilmuan Klasik.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan di dalam Tafsirnya : “[maka (ketahuilah) sesungguhnya 

Kami telah menjadikan kamu dari tanah ] ”, yaitu asal penciptaan manusia yaitu  tanah, yang 

mana Adam as itu diciptakan darinya. “[ kemudian dari setetes mani ]”, yaitu kemudian Allah 

swt menjadikan anak keturunannya dari saripati (berasal) dari air yang hina26. “ [ kemudian 

dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging ]” : “ Demikian sebab jika sperma itu 

telah menetap di rahim wanita, ia berdiam di dalamnya selama 40 hari , kemudian ia berubah 

menjadi segumpal darah merah dengan idzin Allah swt. Lalu ia menetap dalam bentuk 

demikian selama 40 hari juga, lalu berubah bentuk menjadi segumpal daging yang belum ada 

bentuknya dan rancangannya. Kemudiania mulai melakukan pembentukan dan perancangan, 

maka dibentuklah dari segumpal daging tersebut kepala, dua tangan, dada, perut, dua paha, dua 

kaki, dan seluruh anggota tubuh lainnya. Maka terkadang ia digugurkan (abortus) oleh wanita 

tersebut sebelum adanya bentukan dan rancangan, dan terkadang digugurkan oleh wanita 

tersebut dan janin tersebut sudah memiliki bentuk dan rancangan. Oleh karena itu Allah swt 

berfirman : “yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna”. Kemudian jika segumpal 

daging tersebut sudah melewati masa 40 hari27 maka Allah swt mengirimkan kepadanya 

seorang malaikat , malaikat itu meniupkan ruh di dalam janin tersebut dan mentapkan 

ketentuan lainnya dengan sesuai kehendak Allah swt dari cantik dan buruknya, laki-laki dan 

perempuan, dan malaikat itu menulis (dengan seidzin Allah swt) rezekinya, dan ajalnya, 

sengsara dan bahagianya”.

B. Hakikat Sains Terkait Janin

Ketika seorang laki-laki melakukan reproduksi maka iamengeluarakan sperma lebih 

dari 500 juta hewan yang kecil bentuknya, makhluk sperma tersebut memiliki kepada yang 

agak besar dan buntut yang panjang, gerakannya akan menjadi sempurna dengan perantara 

kekuatan dorongan dan karena bentuk buntutnya yang spiral. Mana kala hewan tersebut sampai 

ke uterus (dinding Rahim) wanita, maka indung telur wanita akan menangkapnya. Lalu ia 

menyatu dan menjadi satu hewan makhluk. Indung Telur yang telah mengalami pembuahan itu 

akan berubah menjadi dua bagian, kemudian empat, lalu delapan, lalu menjadi enam belas, dan 

begitulah ia menjadi bentuk yang memanjang yang bentuknya menyerupai lintah. Janin itu 

terus berevolusi menjadi Alaqoh29 (segumpal darah) dengan bentuknya yang memanjang 

dalam masa selama empat puluh hari. Setelah itu bentuk segumpal darah yang memanjang ini 

berubah menjadi bulat , dan saat itu ia menyerupai sepotong daging yang mirip seperti permen 

karet yang dikunyah, dalam bulatannya dan kelenturannya, dan ia lalu dinamakan dengan 

Mudghoh30 (segumpal daging) , dan besarnya bagaikan buah apel, dengan demikian ukuran 

indung telur yang sudah mengalami pembuahan itu berubah menjadi lima puluh kali lipat , dan 

terus bertambah menjadi 8000 kali lipat.31

Setelah masa itu, segumpal daging ini akan terbagi kepada beberapa sel-sel, dan 

kelompok sel-sel ini akan menjadi determinded cels (kelompok-kelompok khusus tertentu) jika 

masing-masing kelompok sel-sel tersebut dikhususkan untuk memproduksi bagian-bagian 

tertentu dari janin. Bagian luar dari Mudgoh ini akan berfungsi sebagai proses pembuatan kulit 

dan perangkat saraf, Mudgoh bagian tengah akan membentuk tulang dan urat-urat dan perut 

besar, sementara bagian dalam Mudgoh akan membentuk bagian-bagian inti tubuh. Begitulah 

proses penciptaan manusia itu berjalan dan bertahap dari mulai berbentuk sperma, lalu 

segumpal darah, kemudian segumpal daging. Setelah melewati fase sekitar 40 hari atau 5 

minggu (Bulan ke 2), mulai tumbuh saraf-sarat dan tulang, bayi sudah memiliki detak jantung 

sendiri, plasenta dan tali pusat sudah bekerja sepenuhnya pada minggu ini. Bagian-bagian otak 

primer mulai terbentuk, system saraf mulai berkembang.32

Pada minggu ke 6 panjang embrio sekitar 1.25 cm , di mana bentuknya terlihat seperti 

berudu, sudah dapat dikenali bentuk kepala, tulang ekor, kedua celah untuk bakal mata, tangan 

dan anggota gerak enyerupai tunas kecil. Pada minggu ini juga terjadi pembentukan awal dari 

hati, pangkreas, paru-paru, jantung, dan kelenjar teroid.

Pada bulan ke 3, yaitu minggu ke 9pergerakan petama fetus dapat dideteksi dengan 

USG.33Pada minggu ini perut dan rongga dada sudah terpisah dan otot mata dan bibir atas 

terbentuk.Pada minggu ke 10 ini kuku jari mulai berkembang, otot leher terbentuk, otak 

berkembang cepat dalam bulan teakhir ini sehingga proporsi kepala lebih besar daripada 

tubuh.Pada minggu ke 11 organ seks luar sudah terbentuk, juga folikel-folikel rambut dan 

gigi.Bayi sudah dapat menelan menelan cairan amnion dan mengeluarkan kembali/ 

kencing.Semua sisitem organ pada bayi sudah berfungsi.Selanjutnya pada minggu ke 12 

panjang janin sekitar 6.5-8 cm dan bobotnya sekitar 18 gram.Kepala bayi menjadi lebih bulat 

dan wajah telah terbentuk sepenuhnya.Semua organ vital telah terbentuk.Bayi mulai

menggerak-gerakkan tungkai dan lengannya.Bayi dapat menghisap lengannya, tetapi ibu 

belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.34

Ketiga :Identifikasi ciri-ciri manusia melalui Sidik Jari.35

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt sangat mampu menghidupkan manusia yang 

telah wafat untuk dilakukan perhitungan atas mereka pada Hari Kiamat, kelak. Bahkan pada 

ayat ini pula Allah swt juga sedang menegaskan akan kemampuan Nya mendaur ulang ciptaan 

manusia seperti sediakala, itu juga disertai dengan kemampuan Nya menciptakan kembali sidik 

jari mereka, persis dan sama seperti halnya kondisi sidik jari mereka dahulu ketika mereka 

hidup di dunia. 

Belakangan ini pada tahun 1884 M di Inggris , sidik jari manusia resmi digunakan 

sebagai alat identifikasi untuk mengenali ciri-ciri atau identitas manusia yang akan dijadikan 

sebagai obyek penelitian dalam identifkasi pelaku kriminalitas.36

Ciri-ciri sidik jari manusia ini telah terdapat semenjak manusia masih berada dalam usia 

kandungan, yaitu di saat janin berusia 100-120 hari, sidik jari tersebut terus mengalami 

penyempurnaan semenjak ia terlahirkan. Dan sidik jari tersebut tidak akan berubah sepanjang 

hidupnya, sekalipun mengalami penyakit, cacat, dan luka bakar. Sidik jari setiap orang pasti 

akan berbeda antara satu sama lainnya, tidak ada satupun yang mirip dengan yang lainnya.37

Hal lain yang menunjukkan mukjizat Sains Al-qur’an yang mendekati kesamaan 

dengan system alat sidik jari yaitu  masalah warna kulit, suara, dan raut wajah. Di mana dapat 

dipastikan tidak ada satupun seseorang yang mirip dengan seseorang lainnya baik dalam suara, 

warna kulit, dan raut wajah, demikian pula tidak ada yang sama antara satu sama lainnya dalam 

ciri-ciri suara, dan cara berbicara.38

Adanya Mukjizat sains Al-Qur’an pada ayat ini - dengan membuktikan dan 

menegaskan kemampuan Allah swt menciptakan kembali sidik jari manusia seperti sediakala , 

yang dianggap remah padahal hal tersebut menunjukkan ketelitian dan kecermatan Allah swt, 

Sang Pencipta yaitu  sebagai bantahan terhadap mereka yang mengingakari kekuasaan Nya 

dalam mendatangkan peristiwa Hari Bangkit.

Hal ini menandakan akan maha kuasa Nya ilahi dalam bentuk ciptaan Nya, di mana 

tidak akan pernah habis tanda kekuasaan Nya, yang terdapat pada keindahan dan keajaiban 

makhluk ciptaan Nya.

Keempat : Hati yaitu  sumber spirit dan berfikir.40

Selama ini banyak orang yang mempercayai bahwa otak yaitu  tempat pusat berfikir, 

spiritual, dan analisa manusia, benarkah demikian ?...Jikalau demikian , lalu bagaimana 

dengan kondisi hati buatan (cangkokan) yang dilakukan para ahli medis selama ini? Apakah ia 

masih dapat berfungsi dengan fungsi seperti di atas, berfikir, menganalisa, merasakan 

emosional, suka, takut cemas, dan lain-lain ?..

Dalam sebuah hasil penelitian ahli medis modern dinyatakan :“bahwa hati itu bukanlah sebatas 

tempat pusat beredarnya darah saja, hati yaitu  juga tempat pusat berfikir, sumber spiritual dan 

analisa manusia”. 

Kesimpulan ini diperkuat pula oleh press realese lembaga Pusat pencangkokan atau 

transpantasi hati manusia di Yordania, yaitu :

1. Hasil proses pencangkokan atau transpalntasi hati yang baru ternyata tidak berdampak 

kepada adanya munculnya perasaan-perasaan dan gerakan-gerakan emosional.

2. Hati hasil cangkokan tatkala didekati kepada suatu ancaman dan marabahaya , akan 

nampak hasilnya, yaitu ia tidak merasakan adanya suatu ancaman dan marabahaya 

yang berada di sampingnya itu, demikian pula jika didekatkan di samping sesuatu yang 

disukai olehnya, ternyata ia pula tidak merasakan adanya getaran dan efek apapun, 

justeru sebaliknya ia menjadi hati yang rigid, dingin, dan tidak ada reaksi apapun.

3. Para ahli medis menemukan adanya hormon-hormon rasional di dalam hati manusia 

yang dapat mengirim message-message rasional ke seluruh tubuh, dan juga hati yaitu  

pusat proses rasionalisasi dan berfikir, bukan sebatas tempat berporosnya darah.41

Kelima :Ubun-Ubun sebagai pusat kendali.42

Syekh Zandany menegaskan : “Tiga teks dalam al-Qur’an dan As-Sunnah43 , semuanya 

memberikan penekanan bahwa ubun-ubun itu yaitu  (tempat proses) berdusta, bersalah, dan 

bahwasanya ubun-ubun itu yaitu  pusat kendali untuk hewan dan manusia”.44

Salah seorang pakar dunia medis terkenal yang bernama DR. Cap Moore, melakukan 

suatu riset terhadap tiga teks ini dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Telah terbukti bagi kami secara pasti, dan juga berdasarkan sebuah study analogy, 

bahwa tempat yang dapat menggambarkan atau mendeskripsikan suatu 

kebohongan, merencanakan suatu kebohongan, kejujuran, dan merencanakan 

suatu kejujuran , merencanakan suatu kesalahan, dan merencanakan suatu proses 

inderawi semuanya digambarkan di ubun-ubun. Dan juga berdasarkan study 

comparative dan study patologis (ilmu anatomy tubuh) antara manusia dan hewan, 

kami temukan bahwa semua hewan yang memiliki ubun-ubun dan otak, ternyata 

pusat kendali seluruh hewan-hewan itu yaitu  ubun-ubun.45

Keenam : Bau Khas seorang manusia.46

Manusia memiliki bau yang khas, yang menjadi ciri utama baginya, di mana kekhasan 

bau seseorang ini berbeda antara satu dengan lainnya, seperti halnya sidik jari manusia, tidak 

ada yang sama seseorang dari manusia dengan sidik jari orang lainnya.Hakikat tentang 

kekhasan bau seseorang ini telah termuat di dalam Al-Qur’an Al-karim.47 Berdasarkan hal 

tersebut, polisi menggunakan anjing pelacak sebagai media identifikasi kejahatan, karena 

anjing memilki indera penciuman yang sangat tajam untuk melacak jejak para pelaku

criminal.Bersamaan dengan hal ini Allah swt telah menganugerahkan nabi Ya’kub as 

kemampuan mencium aroma bau sang putranya, yaitu nabi Yusuf as.48

Ketujuh : Tidur yaitu  tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah swt) bagi makhluk Nya.49

Di antara bukti dan tanda kekuasaan dan kebesaran Allah swt, pencipta alam semesta, 

yaitu  adanya siklus dan ekosistem kehidupan alam ini.Hal tersebut diantaranya ditandai 

dengan adanya pergantian waktu antara siang dan malam.Siang dijadikan tempat mencari

kehidupan, sedangkan malam yaitu  tempat beristirahat. Dapat dipastikan jika tidak adanya 

siklus alam seperti ini, maka kehidupan makhluk ini akan rusak, kacau, dan akan berjalan 

secara tidak normal yang akan berdampak kepada rusaknya ekosisem alam itu sendiri. Dengan 

kekuasaan dan kemampuan Nya, Allah swt menghendaki dan menjadikan alam ini berjalan 

secara alamiah, dan normal, ekosistem kehidupan juga terjaga, berjalan secara normal, dan 

balanced (seimbang) hingga masa tertentu (Hari Kiamat).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan tentang sebagian fungsi dan manfaat tidur, baik di waktu 

malam dan siang : “Pada tanda-tanda kebesaran Allah swt (Q.S. Ar-ruum : 23) Ia menjadikan 

, dari sifat tidur di waktu malam dan siang, bahwa di dalamnya akan menghasilkan ketenangan, 

dan berdampak kepada berhentinya berbagai gerakan dan aktifitas50 dan hilangnya segala 

beban dan letih, dan Dia menjadikan untuk kalian (waktu bertebaran) dan bekerja dalam 

menggapai pintu-pintu usaha dan bepergian pada waktu siang hari”.51

Loughborough University For Tecnologia52telah melakukan study komprehensif 

tentang tidur dengan hasil berikut ini :

Akibat-akibat yang ditimbulkan karena kurang atau tidak tidur :

1. Lemahnya daya aktifitas dan responsibilitas.

2. Rasa gelisah, gangguan persendian, dan hilangnya konsentrasi dan daya berfikir.

3. Kemungkinan terjadinya hilang akal dan penyakit hilang kesadaran.

4. Lemahnya dan terganggunya daya penglihatan, di mana suatu obyek pandangan 

tertentu akan terlihat nampak seperti berbayang dua.53

Pusat study tentang tidur di Universitas Ohio Amerika telah melakukan suatu penelitian 

dengan cara melarang sebagian para Volunteer (pekerja) mereka dari tidur selama lima hari 

berturut-turut, dan ternyata hasil study yang ditemukannya yaitu  :

1. Sebagian dari para volunteer tersebut dalam kondisi sangat lemah, yang hampir-hampir 

secara total mereka lemah dari kemampuan bergerak.

2. Daya kekuatan mereka dalam berfikir, kemampuan melakukan analisa, dan 

memberikan keputusan-keputusan ternyata menurun drastis, dan berada pasa posisi 

level terendah.

3. Mereka tertimpa halunisasi yang mirip dengan penyakit orang demam.54

Perubahan-perubahan yang terjadi pada psychology tubuh di saat tidur yaitu 55 :

1. Melambatnya denyutan (jantung dan darah) saat tidur.

2. Menurunnya tekanan darah dengan ukuran 20-25 mlm perdetik.

3. Pernafasan menjadi lebih lambat gerakannya, lebih panjang dan dalam, dan cenderung 

merata, lebih-lebih pada anak kecil dan orang lanjut usia.

4. Tingkat keasaman darah menjadi bertambah.

5. Tubuh menghirup dan menghisap 33 % dari seluruh oksigen di waktu-waktu malam 

hari, sedangkan pada waktu-waktu siang hari ia menghirup 67 % .

6. Tubuh mengeluarkan 42 % Karbondioksida di saat-saat malam hari, dan mengeluarkan 

sebanyak 58 % di saat-saat siang hari.

7. Menurunya derajat panas tubuh.

8. Urat-urat dan saraf-saraf tubuh menjadi rileks di saat sedang tidur.

9. Gerakan metabolisme (pencernaan) tubuh menjadi lebih ringan dan lambat pada saat 

sedang tidur.

10. Berkurangnya komposisi atau susunan dan pemilahan pada pencernaan dan 

metabolisme tubuh.

11. Berkurangnya aktifitas gerakan paru-paru dan pangkreas.

12. Rileksasinya urat-urat saraf leher, dan rileksasi ini menjalar hingga ke seluruh urat-urat 

saraf lainnya, dan rileksasi ini akan semakin bertambah dalam seiring dengan 

bertambah dalam dan larutnya tidur. Menghilangnya Kemampuan pengendalian 

otoritas atas semua bagian urat-urat syaraf pengendali terjadi pada saat itu, dikarenakan 

semua urat-urat syaraf sedang melakukan proses rileksasi. 

Kedelapan : Pendengaran dan penglihatan.56

1. Kata-kata pendengaran dengan beragam akar katanya disebut di dalam Al-Qur’an 

sebanyak 185 kali.

2. Sedangkan kata-kata Penglihatan dengan beragam akar katanya disebut sebanyak 148 

kali.

3. Kata-kata Pendengaran pada ayat-ayat yang terdapat di Al-Qur’an selalu menunjukkan 

tentang mendengarkan pembicaraan, suara-suara, dan mencermati informasi-informasi 

(pengetahuan-pengetahuan) yang datang.

4. Kata-kata penglihatan pada 88 ayat Al-Qur’an menunjukkan tentang melihat fisik-fisik 

(materials), gambaran-gambaran (rupa-rupa), dan cahaya, di saat yang sama pada sisa 

ayat-ayat lainnya (60 ayat) kata-kata penglihatan menunjukkan tentang penglihatan 

secara penglihatan rasional, melihat dan berfikir tentang fenomena alam semesta, 

kehidupan, dan melihat tentang apa-apa yang didengar oleh telinga tentang ayat-ayat 

Allah swt (tanda-tanda kebesaran Nya), dan perkataan-perkataan atau pesan-pesan 

lainnya.

5. Satu saraf penglihatan mencakup lebih dari satu juta urat-urat saraf, sedangkan saraf 

pendengaran hanya mencakup 30.000 urat-urat saraf saja.

6. Saraf-sarat penglihatan menempati 2/3 jumlah saraf-saraf inderawi dalam tubuh 

manusia.

7. Masuk ke dalam tubuh manusia melalui alat organ pendengaran lebih dari 12 % dari 

sekumpulan pengetahuan-pengetahuan inderawi, sedangkan yang masuk ke tubuh 

manusia melalui alat organ penglihatan sekitar 70 %.

Hikmah Pendengaran Llebih Dulu Ketimbang Penglihatan dalam Al-Qur’an

Dari segi pertumbuhan.

Dari segi pertumbuhan dan perkembangan bagian dalam daun telinga janin tumbuh 

lebih awal dari pertumbuhan penglihatan, yaitu bagian daun telingan janin tumbuh pada 

akhir pekan ketiga, sedangkan bagian celak penglihatan janin mengalami pertumbuhan 

pada awal pekan ke empat.

Kesimpulannya yaitu  : bagian dalam telinga janin mulai matang dan mulai mampu 

mendengar terjadi pada bulan kelima, sementara penglihatan janin tidak terbuka dan 

bagian-bagian sensitivenya tidak berkembang untuk menangkap cahaya kecuali pada usia 

bulan ketujuh, demikian pula setelah itu saraf penglihatan janin tidak akan sempurna 

pertumbuhan dan perkembangannya untuk memiliki kemampuan menangkap dan 

mentransfer gerakan-gerakan saraf penglihatan yang mampu menangkap cahaya, dan 

penglihatannya juga tidak akan mampu melihat, dikarenakan janin tersebut masih diliputi 

oleh tiga lapisan (kegelapan) di dalam perut sang ibu.

Juga berdasarkan penelitian ilmiyah bagian dalam telinga janin mulai dapat melakukan 

inderawinya dan dapat menangkap suara pada saat berusia lima bulan, di saat itu janin dapat 

mendengar suara-suara dan gerakan-gerakan bagian-bagian perut dan jantung sang ibu. 

Sedangkan pada usia ini organ-organ pernglihatannya belum mampu menangkap isayarat 

apapun kecuali setelah janin itu lahir.

Manusia yaitu  satu-satunya makhluk yang dapat mendengar suara-suara di saat ia 

masih berada di dalam Rahim sang ibu, dan sebelum dilahirkan, dan dia dapat mendengar 

suara-suara lebih dari 16 minggu sebelum ia dilahirkan. Adapun sensitifitas penglihatan, 

maka ia sangat lemah di saat bayi tersebut dilahirkan, dan hampir-hampir penglihatan 

tersebut tidak ada, demikian pula sang bayi akan mengalami kesulitan membedakan mana 

cahaya dan mana kegelapan. Terjadinya perkembangan pada area-area pendengaran pada 

otak itu lebih awal dari perkembangan area-area penglihatan.

Pengaruh kecepatan dan ketinggian pada pendengaran dan penglihatan seseorang.

Di saat seorang penerbang atau astronot berada pada kecepatan dan ketinggian yang 

sangat cepat dan sangat tinggi dalam melakukan penerbangan , maka hal ini akan berdampak 

terhadap berkurangnya daya gravitasi bumi, sehingga akan berpengaruh kepada berkurangnya 

daya penglihatan dan terciptanya kabut yang menutupi penglihatannya, sampai penglihatannya 

tertutupi sama sekali. Berbeda halnya dengan sensitifitas dan daya pendengaran, iaakan relative 

stabil, dan masih memungkinkanya melakukan komunikasi dengan stasiun-stasiun di bumi.

Pancaran-pancaran cahaya tidak berjalan kecuali pada garis lurus, sementara 

gelombang-gelombang suara berjalan pada setiap arah dan posisi , kerena itu mungkin bagi 

manusia mendengar suatu obyek tertentu melalui balik tembok, hal ini terbalik bagi 

penglihatan, tidak mungkin ia dapat melihat suatu obyek dari balik tembok.

Seorang bayi yang terlahirkan dalam kondisi kehilangan sensitifitas pendengaran akan 

menjadi bisu dan tidak akan mungkin dapat belajar berbicara dan berkata-kata, sedangkan bayi 

yang dilahirkan dalam keadaan kehilangan sensitifitas penglihatan, baginya masing 

memungkinkan belajar berbicara dan berkata-kata dengan mudah.

Kesimpulan

Di antara beberapa kesimpulan yang dapat dipetik dari kajian ini yaitu  :

1. Fungsi dan peran utama Al-Qur’an yaitu  sebagai kitab petunjuk (hidayah) dalam 

kehidupan manusia, yaitu khususnya mereka yang beriman kepadanya. Oleh karena itu 

Kitab suci Al-Qur’an yaitu  sumber Ideologi (Akidah), sumber ilmu pengetahuan 

(Sains) , sumber inspirasi hukum (Syari’at) , sumber tatanan kehidupan, dan sumber tata 

nilai untuk kehidupan manusia dalam berbagai dimensinya (moral, budaya dan 

peradaban).

2. Prinsip yang harus dipegang di dalam menafsirkan Al-Qur’an yaitu  : keharusan 

memahaminya dari aspek bahwa ia yaitu  agama yang membimbing manusia menuju 

kebahagiaan mereka di dunia dan di Akhirat, dan inilah maksud tertinggi untuk Al￾Qur’an, hal selain itu, berupa pembahasan-pembahasan lainnya yaitu  hanya sebagai 

pelengkap (pengikut) saja, atau hanya sebatas media untuk mencapai tujuannya.

3. Istilah Tafsir Ilmy berarti : “Kesungguhan seorang Mufassir di dalam menyingkap 

hubungan antara ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat Kauniyyah (alam semesta) dengan 

temuan-temuan ilmu ekperimental, dengan suatu metoda yang (dapat) menampakkan 

kemukjizatan Al-Qur’an, dan yang menunjukkan pula atas keaslian sumbernya, dan 

kelayakannya pada setiap zaman dan tempat”.

4. Tanah yaitu  sebagai bahan dasar penciptaan Manusia

5. Hati yaitu  sumber spirit dan berfikir bagi manusia.

6. Ubun-Ubun yaitu  sebagai pusat kendali bagi manusia

7. Tidur yaitu  tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah swt) bagi makhluk Nya