Tampilkan postingan dengan label yohanes 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yohanes 13. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

yohanes 13


 lnya yaitu  pemberian Bapa 

kepada Yesus Kristus. Sebagaimana kaum Lewi diserahkan 

kepada Harun berdasarkan hukum Taurat (Bil. 3:9), begitu 

pula Bapa menyerahkan kepada Kristus (yang yaitu  Imam 

Besar Agung dari kepercayaan iman kita): pertama-tama 

para rasul, kemudian para hamba Allah di segala zaman, 

untuk mengerjakan tugas-tugas bagi Harun dan bagi sege-

nap umat Israel di depan Kemah Pertemuan dan dengan 

demikian melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah 

Suci (Ef. 4:8, 11; Mzm. 68:19). Kristus menerima berkat ini 

bagi manusia, supaya Dia dapat memberi nya kepada 

mereka. Tampaklah di sini betapa besar kehormatan yang 

ditaruh di atas pelayanan Injil, dan ini sungguh meninggi-

kan jabatan ini , yang sangat dihina oleh dunia ini. 

sebab  itu, ada kewajiban luar biasa besar pula yang dile-

takkan ke atas pundak para hamba Allah bahwa mereka 

harus membaktikan diri sepenuhnya dalam pelayanan 

Kristus, sebab mereka telah diberikan kepada-Nya.   

(2) Doa Kristus di atas juga dimaksudkan untuk mencakup se-

mua orang pilihan, sebab di bagian-bagian firman yang lain 

mereka juga disebut-sebut sebagai orang-orang yang telah 

diberikan kepada Kristus (6:37, 39). Kristus pun telah se-

ring menekankan hal ini, yaitu bahwa orang-orang yang 

akan Ia selamatkan telah diberikan kepada-Nya sebagai 

tanggung jawab-Nya. Ke dalam pemeliharaan-Nyalah mere-

ka telah diserahkan, dan dari tangan-Nyalah Bapa mengha-

rapkan mereka, dan berkaitan dengan merekalah Dia telah 

menerima perintah dari Bapa.  

Di sini Dia menunjukkan: 

[1] Bahwa Bapa memiliki wewenang untuk memberi  

mereka: Mereka itu milik-Mu. Bapa tidak memberi  

apa yang bukan milik-Nya sendiri, melainkan menjanji-

kan apa yang menjadi hak-Nya. Orang-orang yang terpi-

lih itu, yang telah diberikan Bapa kepada Kristus, ada-

lah milik Bapa sendiri oleh sebab tiga hal: Pertama, 

mereka yaitu  ciptaan-Nya, dan hidup serta keberada-

an mereka berasal dari-Nya. Saat mereka diberikan ke-

pada Kristus untuk menjadi bejana kemuliaan, mereka 

ada di dalam tangan-Nya sebagaimana tanah liat ada di 

tangan tukang periuk, untuk dipakai bagi kemuliaan 

Allah sesuai dengan hikmat-Nya. Kedua, mereka yaitu  

para pelaku kejahatan yang nasib dan keberadaannya 

telah diserahkan ke dalam tangan-Nya. Mereka yaitu  

suatu sisa umat manusia yang telah jatuh yang diberi-

kan kepada Kristus untuk diselamatkan. Mereka bisa 

saja dikorbankan demi keadilan, namun  mereka justru 

dijadikan tugu belas kasihan. Mereka bisa saja diserah-

kan untuk disiksa, namun  mereka justru dihantarkan ke 

tangan Sang Juruselamat. Ketiga, mereka telah dipilih, 

dan kehidupan dan keberadaan mereka telah diran-

cangkan bagi-Nya. Mereka dipisahkan bagi Allah dan di-

serahkan kepada Kristus supaya Ia mengurus mereka 

bagi Allah. Inilah yang kemudian Dia tekankan sekali 

lagi (ay. 7): Semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu 

berasal dari pada-Mu, yang, meskipun mungkin saja 

mencakup semua orang yang berkaitan dengan tugas-

Nya sebagai Pengantara, namun  tampaknya lebih khusus 

ditujukan kepada orang-orang yang telah diberikan 

kepada-Nya. “Mereka berasal dari pada-Mu, keberadaan 

mereka berasal dari pada-Mu sebagai Allah alam semes-

ta, kesejahteraan mereka berasal dari pada-Mu sebagai 

Allah anugerah. Semua itu berasal dari pada-Mu, dan 

sebab  itulah, Bapa, Aku membawa mereka semua ke-

pada-Mu, supaya kepada-Mu-lah mereka semua diper-

sembahkan.”  

[2] Bahwa Bapa kemudian memberi  mereka kepada 

Sang Anak. Engkau telah memberi  mereka kepada-

Ku, seperti domba-domba kepada sang gembala untuk 

dipeliharakan, seperti orang sakit kepada dokter untuk 

disembuhkan, atau anak-anak kepada seorang guru 

untuk dididik. Begitulah Dia akan memperlakukan 

orang-orang yang telah dipercayakan kepada-Nya (Ibr. 

2:13), anak-anak yang telah diberikan oleh Engkau 

kepada-Ku. Mereka diserahkan kepada Kristus,  

Pertama, supaya pemilihan anugerah itu tidak men-

jadi sia-sia, supaya tidak seorang pun juga, bahkan 

tidak seorang pun dari anak-anak kecil ini hilang. Per-

kara yang besar ini harus ditaruh ke dalam tangan yang 

dapat dipercaya, yang dapat menyediakan keamanan 

yang memadai, supaya rencana Allah tentang pemilihan-

Nya diteguhkan.  

Kedua, supaya apa yang dilakukan Kristus berbuah. 

Mereka diberikan kepada-Nya sebagai keturunan-Nya, 

yang di dalamnya Dia akan melihat terang dan menjadi 

puas (Yes. 53:10-11), dan tidak akan menghabiskan ke-

kuatan-Nya dengan sia-sia, atau mencurahkan darah-

Nya dengan percuma dan tak berguna (Yes. 49:4). Kita 

juga dapat memohon seperti Kristus, “Tuhan, pelihara-

lah anugerahku, jagalah semua penghiburanku, sebab 

semua itu milik-Mu dan Engkau telah memberi  semua 

itu kepada-Ku.” 

2. Kepedulian yang telah Ia tunjukkan kepada mereka dengan 

mengajari mereka (ay. 6): Aku telah menyatakan nama-Mu ke-

pada semua orang. Segala firman yang Engkau sampaikan ke-

pada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka (ay. 8). 

Perhatikanlah di sini: 

(1) Rancangan agung dari ajaran Kristus, yaitu untuk menya-

takan nama Allah, mengumandangkan Dia (1:18), untuk 

mengajari orang-orang yang bodoh dan memperbaiki keke-

liruan dunia yang gelap dan bebal ini mengenai Allah, su-

paya Dia dikasihi dan disembah dengan lebih baik.  

(2) Kesetiaan-Nya dalam melaksanakan tugas itu: Aku telah 

melakukannya.  

Kesetiaan-Nya itu tampak:  

[1] Dalam kebenaran ajaran itu. Ajaran-Nya itu benar-be-

nar sama persis dengan semua petunjuk yang telah Ia 

terima dari Bapa-Nya. Dia bukan saja telah memberi  

segala sesuatunya, namun  bahkan segala firman yang 

telah disampaikan kepada-Nya. Dalam menyampaikan 

pesan, para hamba Allah pun harus selalu mengarah-

kan perhatian mereka kepada segala perkataan yang di-

ajarkan oleh Roh.  

[2] Dalam tujuan ajaran-Nya, yaitu untuk menyatakan na-

ma Allah. Dia tidak mencari pujian bagi diri-Nya sendiri, 

namun  selalu mengutamakan kebesaran Bapa-Nya di 

dalam segala hal yang Ia lakukan dan katakan.  

Perhatikanlah:  

Pertama, menyatakan nama Allah kepada jiwa anak-

anak manusia merupakan hak istimewa yang dimiliki 

oleh Kristus. Tidak seorang pun mengenal Bapa selain 

Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan me-

nyatakannya (Mat. 11:27). Hanya Dia saja yang menge-

nal Bapa, sehingga Dia mampu membukakan kebenar-

an itu. Dia juga satu-satunya yang sanggup memasuki 

roh manusia, sehingga Dia mampu membukakan peng-

ertian mereka. Hamba-hamba Allah dapat menyerukan 

nama Tuhan (sebagaimana Musa, Ul. 32:3), namun  hanya 

Kristus saja yang sanggup mengungkapan wujud dari 

nama itu. Melalui perkataan Kristus, Allah diungkapkan 

kepada kita. Melalui Roh Kristus, Allah diungkapkan di 

dalam kita. Para hamba Allah hanya dapat menyampai-

kan firman Allah kepada kita, namun  Kristus dapat mem-

beri kita firman-Nya dan sanggup menaruh firman itu di 

dalam diri kita seperti makanan, sebagai harta karun.  

Kedua, cepat atau lambat, Kristus akan menyatakan 

nama Allah kepada semua orang yang telah diberikan 

kepada-Nya, dan Dia akan memberi  firman-Nya 

kepada mereka sebagai benih untuk kelahiran mereka 

kembali, yang menyokong kehidupan rohani mereka, 

dan menjamin kebahagiaan kekal bagi mereka.  

3.  Akibat baik dari pemeliharaan-Nya terhadap mereka dan su-

sah payah yang telah Ia jalani bersama mereka: Mereka telah 

menuruti firman-Mu (ay. 6), mereka tahu bahwa semua itu ber-

asal dari pada-Mu (ay. 7), mereka telah menerima firman-Mu 

(ay. 8) dan meyakininya, telah menyepakati dan mempercayai-

nya, dan mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari 

pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah 

mengutus Aku.  

Perhatikanlah di sini: 

(1) Keberhasilan apa yang dicapai oleh pengajaran Kristus di 

tengah-tengah orang-orang yang telah diberikan kepada-

Nya, terutama dalam hal-hal berikut ini:  

[1] “Mereka telah menerima firman yang Aku sampaikan 

kepada mereka seperti tanah yang menerima benih dan 

menyerap air hujan.” Mereka memperhatikan perkataan 

Kristus, memahami firman itu sampai pada batas-batas 

tertentu, dan dipengaruhi sebab nya: firman itu terta-

nam dalam diri mereka. Bagi mereka, firman itu bagai-

kan perkataan yang terpatri. 

[2] “Mereka telah menuruti firman-Mu dan terus bertekun di 

dalamnya. Mereka telah menyesuaikan cara hidup me-

reka sesuai dengan firman itu.” Perintah Kristus di-

turuti hanya bila telah dijalankan dengan taat. Orang-

orang yang harus mengajari orang lain mengenai perin-

tah Kristus harus terlebih dahulu menjadi pelakunya. 

Orang-orang seperti itu wajib mematuhi apa yang diper-

cayakan kepada mereka, sebab firman itu harus dite-

ruskan oleh mereka ke segala tempat dan di segala za-

man. 

[3] “Mereka telah memahami firman itu dan telah mengerti 

atas dasar apa mereka memutuskan untuk menerima 

dan menurutinya. Mereka telah menyadari bahwa Eng-

kau yaitu  Sang Pencipta agama kudus yang hendak 

Kudirikan dengan datang ke sini, dan mereka tahu bah-

wa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal 

dari-Mu.” Semua jabatan dan kuasa Kristus, segenap 

pemberian dari Roh, segala anugerah dan penghiburan, 

yang diberikan Allah kepada-Nya tanpa batas itu, se-

muanya berasal dari Allah. Semua itu diciptakan oleh 

hikmat-Nya, ditentukan oleh kehendak-Nya, dan diran-

cang oleh anugerah-Nya demi kemuliaan-Nya sendiri di 

dalam keselamatan manusia. Perhatikanlah, kita boleh 

merasa sungguh puas dalam bergantung kepada Kris-

tus, sebab  Dia, dan segenap pribadi-Nya dan segenap 

milik-Nya, segala yang Dia ucapkan dan lakukan, selu-

ruh pekerjaan yang sedang dan akan dilakukan-Nya, 

semuanya itu berasal dari Allah (1Kor. 1:30). sebab  

itulah kita dapat mempercayakan jiwa kita dengan te-

nang ke dalam pengantaraan Kristus, sebab pengan-

taraan-Nya itu memiliki dasar yang baik. Jika kebenar-

an itu merupakan ketetapan dari Allah, maka kita akan 

dibenarkan. Jika anugerah itu yaitu  pemberian-Nya, 

maka kita akan dikuduskan.  

[4] Mereka telah memeteraikan kebenaran itu: Mereka tahu 

benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu (ay. 8). 

Lihatlah di sini: 

Pertama, apa makna mempercayai itu. Percaya ber-

arti benar-benar mengetahui, mengenali sesuatu sebagai 

kebenaran. Para murid memang sangat lemah dan ber-

kekurangan di dalam pengetahuan mereka, akan namun  

Kristus, yang mengenal mereka jauh lebih baik dari 

pengenalan mereka akan diri mereka sendiri, menyam-

paikan firman-Nya kepada mereka sehingga mereka pun 

percaya. Perhatikanlah, kita bisa sungguh-sungguh me-

ngenal apa yang tidak sanggup kita lakukan atau yang 

tidak dapat kita ketahui sepenuh-penuhnya. Kita juga 

dapat mengetahui kepastian hal-hal yang tidak kita 

lihat, meskipun kita tidak bisa menggambarkan sifat 

dari hal-hal itu dengan terperinci. Kita berjalan dengan 

iman, tahu dengan pasti, tahu dengan jelas, walaupun 

belum melihat.  

Kedua, apa yang harus kita percayai, yaitu bahwa 

Yesus Kristus datang dari Allah, sebab Dia yaitu  Anak 

Allah, yang menyatakan gambar dan rupa Allah yang 

tidak kelihatan dalam diri-Nya, dan bahwa Allah telah 

mengutus Dia; bahwa Dia menjalankan tugas-Nya seba-

gai wakil dari Sang Raja yang abadi. Dengan demikian, 

agama Kristen berdiri di atas dasar yang sama dan me-

miliki wewenang yang setara dengan agama alamiah. 

Oleh sebab  itu, semua ajaran Kristus harus diterima 

sebagai kebenaran ilahi, dan segala perintah-Nya harus 

dipatuhi sebagai hukum-hukum ilahi, dan semua janji-

Nya harus dipegang sebagai jaminan ilahi.   

(2) Bagaimana Yesus Kristus membicarakan mengenai keber-

hasilan-Nya itu di sini. Dia memaparkannya dengan pan-

jang lebar,  

[1] Sebagai pengungkapan bahwa Dia sangat disenangkan 

sebab nya. Meskipun para murid telah sering mendu-

kakan hati-Nya dengan bersikap lalai dan lengah, namun  

kesetiaan mereka terhadap-Nya, kemajuan yang mereka 

capai secara bertahap, dan pencapaian besar yang 

mereka hasilkan pada akhirnya merupakan sukacita 

bagi-Nya. Kristus yaitu  seorang Guru yang bersuka di 

dalam kemampuan para murid-Nya. Dia menerima 

ketulusan iman mereka dan memaklumi keterbatasan 

mereka dengan lapang dada. Lihatlah betapa relanya 

Dia untuk selalu melihat dan mengatakan yang baik-

baik saja tentang diri kita, supaya dengan demikian Ia 

bisa meneguhkan iman kita di dalam Dia dan juga un-

tuk mengajari kita untuk selalu berbuat baik satu sama 

lain. 

[2] Sebagai permohonan-Nya kepada Bapa. Kristus berdoa 

bagi orang-orang yang telah diberikan kepada-Nya, dan 

Dia membela mereka dengan menyatakan bahwa mere-

ka telah memberi diri mereka kepada-Nya. Perhatikan-

lah, bila anugerah yang diterima diusahakan dan ber-

tambah besar, itu merupakan alasan yang baik untuk 

memohon lagi untuk mendapatkan lebih banyak lagi. 

Dan ini sesuai dengan syarat di dalam kovenan yang 

baru itu, sebab demikianlah bunyi janji itu: Siapa yang 

mempunyai, kepadanya akan diberi. Orang-orang yang 

menuruti firman Kristus dan percaya kepada-Nya, biar-

lah dipuji langsung oleh Kristus sendiri, dan bahkan, 

ditinggikan oleh-Nya di hadapan Bapa-Nya.  

4. Dia mengungkapkan kepentingan Bapa sendiri di dalam me-

reka (ay. 9): Aku berdoa untuk mereka, sebab mereka yaitu  

milik-Mu. Dan hal ini didasari oleh kepentingan timbal balik 

bersama yang dimiliki oleh-Nya dan Bapa-Nya, yang saling 

berkaitan satu sama lain: segala milik-Ku yaitu  milik-Mu dan 

milik-Mu yaitu  milik-Ku. Tidak ada perselisihan di antara 

Bapa dan Anak (seperti yang terjadi di antara anak-anak ma-

nusia) mengenai meum dan tuum – milik-Ku dan milik-Mu, 

sebab perkara ini  telah ditetapkan sejak dari kekekalan: 

segala milik-Ku yaitu  milik-Mu dan milik-Mu yaitu  milik-Ku. 

Di sini ada ,   

(1)  Alasan utama dari permohonan-Nya demi para murid-Nya: 

Mereka itu milik-Mu. Diserahkannya orang-orang yang terpi-

lih ke dalam tangan Kristus bukan untuk membuat mereka 

tidak lagi menjadi milik Bapa, malahan justru sebaliknya.  

Perhatikanlah:  

[1] Semua orang yang menerima firman Kristus dan per-

caya kepada-Nya, dibawa ke dalam hubungan kovenan 

dengan Bapa dan dipandang sebagai milik Bapa. Kris-

tus mempersembahkan mereka kepada Bapa, dan me-

reka mempersembahkan diri sendiri, melalui Kristus, 

kepada Bapa. Kristus telah menebus kita, bukan hanya 

bagi diri-Nya sendiri namun  juga bagi Allah, dengan 

darah-Nya (Why. 5:9-10). Mereka yaitu  korban-korban 

sulung bagi Allah (Why. 14:4).  

[2]  Hal itu merupakan alasan yang baik untuk mendukung 

permohonan dalam doa. Di sini Kristus mengajukan 

alasan itu, Mereka itu milik-Mu. sebab  itu, kita pun 

bisa menggunakannya sebagai dasar bagi doa untuk 

diri kita sendiri, Aku ini milik-Mu, selamatkanlah Aku, 

juga bagi orang lain (sebagaimana Musa dalam Kel. 

32:11), “Mereka yaitu  umat-Mu. Mereka itu milik-Mu. 

Tidakkah Engkau akan menyediakan apa yang diperlu-

kan oleh umat milik-Mu sendiri? Tidakkah Engkau 

akan melindungi mereka supaya mereka tidak ditindas 

oleh si Iblis dan dunia ini? Tidakkah Engkau ingin 

mengamankan kepentingan-Mu di dalam diri mereka 

supaya mereka tidak menjauh dari-Mu? Mereka itu mi-

lik-Mu, akuilah mereka sebagai kepunyaan-Mu.” 

(2) Dasar dari alasan permohonan itu: Segala milik-Ku yaitu  

milik-Mu dan milik-Mu yaitu  milik-Ku. Hal ini berarti bah-

wa Bapa dan Anak: 

[1] Satu dalam hakikat. Setiap mahluk harus berkata ke-

pada Allah, Segala milikku yaitu  milik-Mu, namun  tidak 

ada yang dapat berkata kepada-Nya, Segala milik-Mu 

yaitu  milikku, kecuali Dia yang memiliki hakikat yang 

sama dengan-Nya dan setara dengan-Nya di dalam kua-

sa dan kemuliaan. 

[2] Satu dalam kepentingan: tidak ada kepentingan yang 

berbeda atau terpecah-belah di antara mereka.  

Pertama, apa yang Bapa miliki sebagai Sang Pencip-

ta diserahkan kepada Anak-Nya untuk dipakai dan di-

manfaatkan di dalam pekerjaan agung-Nya. Semua telah 

diserahkan kepada-Nya (Mat. 11:27). Hibah yang dila-

kukan Bapa itu begitu menyeluruh sehingga tidak ada 

satu hal pun yang terkecuali. Semuanya diserahkan di 

bawah kekuasaan Anak.  

Kedua, apa yang dimiliki Anak sebagai Penebus di-

rancang bagi Bapa, dan kerajaan-Nya sebentar lagi 

akan diserahkan kepada Bapa. Semua keuntungan dari 

karya penebusan yang dibayar oleh Sang Anak dimak-

sudkan untuk memuliakan Bapa, dan kemuliaan Bapa 

merupakan pusat dari seluruh pekerjaan Sang Anak. 

Segala milik-Ku yaitu  milik-Mu. Tidak satu hal pun 

yang diakui oleh Sang Anak yang tidak Ia baktikan un-

tuk melayani Bapa-Nya, dan tidak satu hal pun akan 

dianggap sebagai bagian dari ibadah agama Kristen bila 

hal itu bertentangan dengan ketetapan dan hukum-hu-

kum agama alamiah. Dalam arti terbatas, setiap orang 

percaya yang sejati dapat berkata, Segala milik-Mu 

yaitu  milik-Ku. Jika Allah menjadi milik kita melalui 

kovenan, segenap diri-Nya dan milik-Nya juga yaitu  

milik kita sehingga semua itu akan digunakan demi ke-

baikan kita. Dalam arti yang tidak terbatas, setiap 

orang percaya sejati akan berkata, Tuhan, segala milik-

ku yaitu  milik-Mu. Semuanya ditaruh di bawah kaki-

Nya untuk dipakai melayani-Nya. Kita bisa memperca-

yakan semua yang kita miliki dengan puas hati ke da-

lam pemeliharaan dan restu Allah, bila kita dengan 

riang hati menyerahkan semuanya itu ke dalam pe-

nguasaan-Nya untuk dipakai oleh-Nya: “Tuhan, jagalah 

segala yang aku punya, sebab semua itu milik-Mu.”  

5.  Dia mengungkapkan kepentingan-Nya di dalam mereka seba-

gai dasar permohonan: Aku telah dipermuliakan di dalam me-

reka – dedoxasmai. 

(1) Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Secuil kehorma-

tan yang Kristus dapatkan di dunia ini berasal dari murid-

murid-Nya. Dia telah dipermuliakan melalui kesetiaan dan 

ketaatan mereka dalam mengikuti-Nya, melalui pengabaran 

Injil dan mujizat-mujizat yang mereka lakukan di dalam 

nama-Nya. sebab  inilah, maka Aku berdoa untuk mereka. 

Perhatikanlah, orang-orang yang mempermuliakan Kristus 

akan mendapat bagian dalam doa syafaat-Nya. 

(2) “Aku akan dipermuliakan di dalam mereka sesudah Aku 

pergi ke sorga. Mereka akan memikul nama-Ku.” Para rasul 

berkhotbah dan mengadakan mujizat dalam nama Kristus. 

Roh di dalam mereka memuliakan Kristus (16:14): “Aku 

telah dipermuliakan di dalam mereka, dan sebab  itu,” 

[1] “Aku sangat memedulikan mereka.” Kepentingan Kris-

tus di dalam dunia yang jahat ini hanya ada di dalam 

gereja-Nya, dan sebab  itulah gereja dan segala perkara 

 gereja mendapat tempat di hati-Nya, di dalam selubung 

tabir. 

[2] “sebab  itulah Aku menyerahkan mereka kepada Bapa 

yang telah berketetapan untuk mempermuliakan Anak, 

dan sebab nya, Ia pun akan mengarahkan pandangan-

Nya kepada orang-orang yang mempermuliakan Anak-

Nya itu.” Jadi, orang-orang yang mempermuliakan Allah 

dan Kristus boleh dengan rendah hati merasa yakin 

bahwa mereka ada di dalam pemeliharaan istimewa 

Allah.  

Doa Syafaat Kristus 

(17:11-16) 

11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, namun  mereka masih ada di dalam 

dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka 

dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, su-

paya mereka menjadi satu sama seperti Kita. 12 Selama Aku bersama mereka, 

Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau 

berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun 

dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk 

binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. 13 namun  sekarang, 

Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku 

masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri me-

reka. 14 Aku telah memberi  firman-Mu kepada mereka dan dunia mem-

benci mereka, sebab  mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari 

dunia. 15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, 

namun  supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. 16 Mereka 

bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 

sesudah  Kristus memanjatkan permohonan-permohonan umum un-

tuk menyerahkan murid-murid-Nya ke dalam pemeliharaan Bapa, se-

lanjutnya Ia mengajukan permohonan khusus bagi mereka, dan, 

1.  Semua permohonan itu berkaitan dengan berkat-berkat rohani 

dalam segala sesuatu yang bersifat sorgawi. Kristus tidak berdoa 

supaya mereka menjadi kaya dan hebat di dunia ini, atau supaya 

mereka mendapat kedudukan yang tinggi dan dihormati, melain-

kan supaya mereka tidak jatuh ke dalam dosa dan supaya mereka 

diperlengkapi untuk melaksanakan kewajiban mereka dan dibawa 

kembali ke sorga dengan aman. Perhatikanlah, kesejahteraan jiwa 

yaitu  kesejahteraan yang terbaik. sebab  inilah Kristus datang, 

yaitu untuk membeli dan mengaruniakan kesejahteraan bagi jiwa 

kita. Sebab itu, kita pun diajarkan untuk pertama-tama berusaha 

mendapatkannya, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang 

lain. 

2. Permohonan-permohonan khusus-Nya itu merupakan berkat yang 

paling sesuai dengan keadaan dan kondisi murid-murid pada saat 

itu. Cocok dengan kepentingan dan kebutuhan mereka yang bera-

gam. Perhatikanlah, doa syafaat Kristus selalu tepat sesuai masa-

lah yang dihadapi. Sang Pembela kita di hadapan Bapa mengenal 

seluruh seluk-beluk kekurangan dan beban kita, keadaan genting 

dan kesukaran kita, dan tahu betul bagaimana harus mengan-

tarai setiap kebutuhan ini  dalam syafaat-Nya. Misalnya ke-

tika Ia mendoakan marabahaya yang mengincar Petrus, sekalipun 

Petrus sendiri tidak menyadarinya pada saat itu (Luk. 22:32), Aku 

telah berdoa untuk engkau. 

3.  Dia begitu panjang lebar mengutarakan segenap permohonan-

Nya, memanjatkan semua itu ke hadapan Bapa-Nya dan meme-

nuhi mulut-Nya dengan alasan-alasan mengapa Ia mendoakan se-

mua permohonan itu. Dengan ini Ia hendak mengajarkan kita 

supaya bertekun dan bergiat di dalam doa kita, mencurahkan 

segenap isi hati kita di dalam doa, dan bersikeras dengan maksud 

kita di hadapan takhta anugerah. Dia mengajarkan kita untuk 

bergumul seperti yang dilakukan Yakub, Aku tidak akan membiar-

kan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku. 

Nah, hal pertama yang didoakan Kristus bagi murid-murid-Nya 

dalam ayat-ayat di atas yaitu  pemeliharaan atas mereka, dan untuk 

ini Ia menyerahkan mereka semua ke dalam perlindungan Bapa-Nya. 

Dia meminta supaya mereka dilindungi dari bahaya-bahaya yang 

mengintai, marabahaya yang datang dari dunia yang masih mereka 

tempati ini beserta dengan kejahatan-kejahatan yang ada di dalam-

nya.  

Kini perhatikanlah:  

I.  Permintaan itu sendiri: Peliharalah mereka dari dunia ini. Ada dua 

cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan mereka dari 

dunia ini: 

1.  Dengan mengambil mereka dari dalamnya. Akan namun , Kris-

tus tidak berdoa untuk menyelamatkan mereka dengan cara 

seperti ini: Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil me-

reka dari dunia,  yang artinya: 

(1) “Aku tidak meminta supaya mereka cepat-cepat dibawa 

pergi melalui kematian.” Jika dunia ini hanya akan menjadi 

pengganggu bagi mereka, maka cara tercepat untuk meng-

amankan mereka yaitu  dengan cepat-cepat menggiring 

mereka ke dunia yang lebih baik lagi, yang akan memperla-

kukan mereka dengan lebih baik. Kirimkanlah kereta kuda 

berapi untuk menjemput mereka ke sorga. Ayub, Elia, 

Yunus, dan Musa juga berdoa supaya mereka dienyahkan 

dari dunia, saat mereka mengalami hal-hal yang menyu-

sahkan mereka. Akan namun , Kristus tidak mau berdoa 

seperti itu bagi para murid-Nya, oleh sebab dua alasan: 

[1] Sebab Dia datang untuk menaklukkan dan bukannya 

untuk mendukung keinginan dan hasrat berkobar-ko-

bar yang membuat manusia begitu tidak sabaran me-

nanggung hidupnya dan ingin mati saja. Ia menghen-

daki supaya kita memikul salib kita, bukannya melari-

kan diri dari salib itu.  

[2] Sebab Dia memiliki pekerjaan yang harus mereka laku-

kan di dunia ini. Meskipun membenci mereka (Kis. 

22:22), sehingga tidak layak bagi mereka (Ibr. 11:38), 

namun  dunia ini tidak bisa menghancurkan mereka. 

sebab  belas kasihan-Nya kepada dunia yang gelap ini, 

Kristus pun tidak menghendaki supaya terang dihapus-

kan dari dalamnya, melainkan terus dinyalakan, ter-

utama demi kebaikan orang-orang yang  akan percaya 

kepada-Nya melalui pemberitaan mereka. Janganlah me-

reka juga ikut diambil dari dunia ini pada waktu Guru 

mereka pergi dari sana. Setiap dari mereka harus mati 

syahid pada waktunya, namun  tidak sebelum mereka 

menyelesaikan kesaksian mereka.  

Perhatikanlah: 

Pertama, terambilnya orang-orang benar dari dunia 

ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan, melainkan 

sesuatu yang menyedihkan dan menyesakkan hati (Yes. 

57:1).  

Kedua, meskipun Kristus mengasihi murid-murid-

Nya, Dia tidak langsung mengirim mereka ke sorga se-

gera sesudah  mereka dipanggil, namun  membiarkan mere-

ka berada di dunia ini untuk sementara waktu, supaya 

mereka dapat melakukan kebaikan dan mempermulia-

kan Allah di bumi ini, dan dipersiapkan untuk mema-

suki sorga. Banyak orang benar terus dibiarkan hidup, 

sebab mereka belum layak untuk mati.  

(2)  “Aku tidak meminta supaya mereka dibebaskan dari semua 

kesukaran dunia ini dan dibawa dari tempat yang penuh 

dengan susah payah ini ke tempat lain yang nyaman dan 

aman, di mana mereka dapat hidup tanpa gangguan. Bu-

kan itu pemeliharaan yang Aku maksudkan di sini.” Non ut 

omni molestia liberati otium et delicias colant, sed ut inter 

media pericula salvi tamen maneant Dei auxilio – Bukan itu, 

bukan supaya mereka dapat berleha-leha dengan nyaman 

dalam kemewahan sebab  telah dibebaskan dari segala 

kesulitan, melainkan supaya mereka dapat dipelihara dari 

marabahaya melalui pertolongan Allah. Begitulah penjelas-

an Calvin. Bukan supaya mereka dijauhkan dari segala 

perseteruan dengan dunia, namun  supaya mereka tidak di-

kalahkan olehnya. Bukan seperti yang diharapkan Yeremia, 

supaya mereka bisa meninggalkan bangsa mereka dan me-

nyingkir dari pada mereka (Yer. 9:2), namun  seperti yang 

dikatakan Yehezkiel, untuk meneguhkan hati mereka mela-

wan musuh yang berkepala batu (Yeh. 3:8). Lebih mulia 

seorang prajurit Kristen pergi menaklukkan dunia dengan 

iman daripada sumpah untuk hidup membiara dengan 

menjauhkan diri dari dunia. Kristus lebih dimuliakan ke-

tika Ia dilayani di dalam kota daripada di dalam ruangan 

tertutup.   

2.  Cara yang lain yaitu  dengan menjaga mereka dari kebejatan 

yang ada di dalam dunia, dan Ia mendoakan agar mereka di-

jaga dari semuanya itu (ay. 11, 15). Berikut ini yaitu  tiga 

bagian dari permohonan ini :  

(1)  Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka yang telah Engkau 

berikan kepada-Ku. 

[1] Sebentar lagi Kristus akan meninggalkan mereka, namun  

janganlah mereka sampai berpikir bahwa perlindungan 

mereka juga ikut pergi. Tidak, Kristus justru membiar-

kan mereka mendengar bahwa Ia telah menyerahkan 

mereka ke dalam perlindungan Bapa-Nya yang juga 

yaitu  Bapa mereka. Perhatikanlah, Kristus sendiri 

yang telah menyerahkan semua orang percaya ke dalam 

pemeliharaan Allah, dan hal ini sungguh merupakan 

penghiburan yang tak terkirakan bagi mereka semua. 

Orang-orang yang dipelihara Allah Yang Mahakuasa 

tentu saja akan aman di dalam tangan-Nya, dan Allah 

pasti akan memelihara mereka yang telah diserahkan 

oleh Anak terkasih-Nya kepada-Nya, yang melalui-Nya 

kita dapat menyerahkan jiwa kita kepada Allah dengan 

iman (1Ptr. 4:19; 2Tim. 1:12).  

Pertama, di sini Dia menempatkan mereka di bawah 

naungan perlindungan ilahi supaya mereka tidak dilin-

das oleh niat jahat musuh-musuh mereka, supaya me-

reka dan kepentingan mereka terpelihara secara isti-

mewa oleh Sang Pemelihara ilahi: “Peliharalah nyawa 

mereka sampai mereka selesai menunaikan tugas me-

reka. Teruslah hiburkan mereka, dan janganlah biarkan 

mereka dihancurkan kesulitan-kesulitan yang mereka 

hadapi. Jaga terus kepentingan mereka di dunia ini dan 

jangan biarkan kepentingan mereka itu sampai tengge-

lam.” Berkat doa ini, sampai hari ini pun gereja dan 

pelayanan Injil di dunia tetap terpelihara dengan cara 

yang ajaib. Jika saja Allah tidak memelihara keduanya 

dengan penuh anugerah, pastilah gereja dan pelayanan 

Injil itu sudah padam dan musnah sejak dahulu kala.  

Kedua, Dia menempatkan mereka di bawah peng-

awalan ilahi supaya mereka tidak melarikan diri dari 

kewajiban mereka, dan supaya mereka tidak dibuat me-

nyimpang oleh ketidaksetiaan hati mereka: “Jagalah 

mereka supaya tetap tulus hati dan jujur dalam segala 

hal, jagalah mereka supaya tetap menjadi murid-murid, 

jagalah mereka untuk tetap melakukan kewajiban mere-

ka.” Kita membutuhkan kuasa Allah bukan saja untuk 

menempatkan diri kita di bawah anugerah, melainkan 

juga untuk memelihara kita agar tetap ada di dalamnya 

(10:28-29; 1Ptr. 1:5).  


[2]  Gelar sapaan yang Kristus berikan kepada Dia saat  Ia 

berdoa bagi diri-Nya dan bagi murid-murid-Nya, mem-

perkuat permohonan-Nya. 

Pertama, Dia berbicara kepada Allah sebagai seorang 

Bapa yang kudus. Dalam menyerahkan diri kita dan 

orang lain ke dalam pemeliharaan ilahi, bolehlah kita 

merasa teguh,  

1. Oleh sifat kekudusan-Nya, sebab inilah yang men-

jadikan umat kudus-Nya terpelihara. Dia telah ber-

sumpah demi kekudusan-Nya (Mzm. 89:35). Jika Dia 

yaitu  Allah yang kudus dan membenci dosa, Dia 

juga akan membuat orang-orang kepunyaan-Nya 

menjadi kudus dan menjaga mereka dari dosa, yang 

juga sangat dibenci dan ditakuti oleh mereka sebagai 

kejahatan terbesar. 

2. Oleh hubungan dengan seorang Bapa, di mana Ia 

berpihak kepada kita melalui Kristus. Jika Dia ada-

lah seorang Bapa, maka Dia akan memelihara anak-

anak-Nya sendiri, mengajari dan menjaga mereka, 

sebab siapa lagi yang harus melakukan hal-hal itu? 

Kedua, Kristus membicarakan mereka sebagai 

orang-orang yang telah diberikan Bapa kepada-Nya. Apa 

yang kita terima sebagai pemberian dari Bapa, dengan 

lapang hati kita juga dapat mempercayakannya kembali 

ke dalam pemeliharaan Bapa. “Bapa, peliharalah anuge-

rah dan penghiburan yang telah Engkau berikan ke-

pada-Ku, anak-anak yang telah Engkau berikan kepa-

da-Ku, pelayanan yang telah Aku terima.” 

(2)  Peliharalah mereka dalam nama-Mu. Artinya:  

[1] Peliharalah mereka demi nama-Mu sendiri, begitulah 

yang diartikan sebagian orang. “Nama dan kehormatan-

Mu, dan juga nama dan kehormatan-Ku, terkait dengan 

pemeliharaan mereka. Kita berdua akan turut merasa-

kannya jika mereka menjadi murtad atau undur diri.” 

Orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama sering kali 

memohon, demi nama-Mu. Demikian pula, semua orang 

yang lebih mengutamakan kehormatan nama Allah 

daripada kepentingan mereka sendiri memang layak 

mengajukan permohonan seperti itu dengan lapang 

hati.  

[2] Peliharalah mereka di dalam nama-Mu, begitulah yang 

diartikan oleh sebagian orang lainnya. Teks aslinya me-

nuliskan en tō onomati. “Peliharalah mereka di dalam 

pengenalan dan rasa takut akan nama-Mu. Peliharalah 

mereka di dalam pengakuan iman dan pelayanan akan 

nama-Mu, apa pun juga harga yang mereka harus bayar 

untuk itu. Peliharalah mereka untuk tetap memegang 

kepentingan nama-Mu, dan jagalah mereka supaya te-

tap setia kepada semua itu. Peliharalah mereka di da-

lam kebenaran-Mu, dalam ketetapan-Mu, serta di jalan 

perintah-perintah-Mu.”  

[3] Peliharalah mereka oleh atau melalui nama-Mu, begitu-

lah yang diartikan sebagian orang lagi. “Peliharalah me-

reka dengan kuasa-Mu sendiri, dalam tangan-Mu. Peli-

haralah mereka oleh Engkau sendiri, urusilah mereka, 

biarkan mereka ada di dalam pemeliharaan-Mu secara 

langsung. Peliharalah mereka dengan segala sarana 

perlindungan yang telah Engkau bangun sendiri, yang 

oleh sebab  semuanya itu Engkau telah memasyhurkan 

nama-Mu sendiri. Peliharalah mereka dengan firman 

dan ketetapan-Mu. Biarlah nama-Mu menjadi menara 

kekuatan mereka, dan Kemah Suci-Mu menjadi pondok 

mereka.”  

(3) Peliharalah mereka dari yang jahat, atau jauhkanlah mere-

ka dari yang jahat. Dia telah mengajari mereka untuk ber-

doa setiap hari, Lepaskanlah kami dari pada yang jahat, 

dan hal ini akan menguatkan hati mereka untuk berdoa. 

[1] “Peliharalah mereka dari si jahat, Iblis dan antek-antek-

nya, si bejat itu dan anak-anaknya. Jauhkanlah mereka 

dari Iblis si penggoda itu supaya jangan ia menampi me-

reka, atau jangan sampai iman mereka gagal. Pelihara-

lah mereka dari si Iblis sang perusak supaya dia tidak 

membuat mereka putus asa.” 

[2] “Peliharalah mereka dari hal yang jahat, yaitu dosa, dan 

dari segala sesuatu yang menyerupainya atau menjeru-

muskan mereka ke dalam dosa. Peliharalah mereka su-

paya mereka jangan berbuat jahat (2Kor. 13:7). Dosa 

yaitu  kejahatan yang paling harus kita takuti dan ben-

ci, lebih dari yang lainnya. 

[3] “Peliharalah mereka dari kejahatan dunia ini dan dari 

kesesakan di dalamnya, sehingga kejahatan itu tidak 

menyengat ataupun mencelakakan mereka.” Bukan ber-

arti supaya mereka jangan pernah mengalami kesukar-

an, namun  supaya mereka justru dikuatkan untuk mela-

lui semuanya itu, supaya semua kesukaran itu terasa 

seperti tidak ada unsur jahat di dalamnya yang dapat 

mencelakakan mereka. 

II. Ada lima alasan yang Kristus ajukan untuk memperkuat permo-

honan atas pemeliharaan mereka, yaitu: 

1.  Dia mengungkapkan bahwa Dia telah memelihara mereka 

sampai saat itu (ay. 12): “Selama Aku bersama mereka, Aku 

telah memelihara mereka dalam nama-Mu, di dalam iman yang 

benar akan Injil dan pelayanan bagi Allah. Aku telah menjaga 

mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku untuk Kupeli-

hara dengan baik. Mereka semuanya selamat dan tidak ada 

seorang pun dari mereka yang binasa, tidak satu pun yang 

memberontak atau hancur, selain dia yang telah ditentukan 

untuk binasa. Dia telah hilang, supaya genaplah yang tertulis 

dalam Kitab Suci.”  

Perhatikanlah: 

(1) Kesetiaan Kristus dalam menjaga para murid-Nya: Selama 

Dia bersama mereka, Dia memelihara mereka, dan pemeli-

haraan-Nya bagi mereka itu tidaklah sia-sia. Dia memeli-

hara mereka di dalam nama Allah, menjaga mereka supaya 

tidak jatuh ke dalam kekeliruan atau dosa yang berbahaya, 

supaya tidak menjadi seperti kaum Farisi, yang berniat 

untuk mempengaruhi mereka dengan segala cara. Dia men-

jaga mereka supaya mereka tidak meninggalkan Dia dan 

kembali kepada hal-hal remeh yang dulu telah mereka 

tinggalkan demi Dia. Dia tetap mengawasi dan memelihara 

mereka sewaktu Dia mengutus mereka untuk mengajar. 

Bukankah mereka selalu ada di hati-Nya? Banyak orang 

mengikuti Dia, namun  sebab  tersandung oleh suatu hal, 

lalu pergi menjauh. namun  kedua belas murid ini, Ia meme-

lihara mereka supaya tidak pergi dari-Nya. Dia memelihara 

mereka supaya tidak jatuh ke dalam cengkeraman musuh 

yang berikhtiar mencabut nyawa mereka. Dia memelihara 

mereka saat Ia menyerahkan diri-Nya sendiri (18:9). Selama 

Dia bersama mereka, maka Dia memelihara mereka dengan 

cara yang terlihat, yaitu melalui petunjuk-petunjuk yang 

mereka dengar, atau melalui mujizat-mujizat yang terjadi di 

depan mata mereka. namun  saat Ia pergi dari mereka, me-

reka harus dipelihara dengan cara yang lebih bersifat 

rohani. Penghiburan dan sokongan yang nyata terlihat ka-

dang kala diberikan dan kadang kala ditahan. Akan namun , 

saat penghiburan dan sokongan itu ditarik kembali, sekali-

kali mereka tidak akan dibiarkan tanpa penghiburan. Apa 

yang dikatakan Kristus di sini mengenai pengikut-peng-

ikut-Nya saat itu, juga berlaku bagi semua orang kudus 

selama mereka ada di dunia ini. Kristus memelihara me-

reka di dalam nama Allah.  

Hal ini menyiratkan:  

[1] Bahwa mereka lemah dan tidak bisa menjaga diri mere-

ka sendiri. Tangan mereka tidak cukup mampu untuk 

melakukannya. 

[2] Bahwa di mata Allah, mereka berharga untuk dipeli-

hara. Mereka berharga dan terpandang di mata-Nya. 

Mereka yaitu  harta dan permata-Nya.  

[3]  Bahwa keselamatan mereka telah dirancangkan, sebab 

untuk itulah mereka dipelihara (1Ptr. 1:5). Sebagaimana 

orang jahat ditetapkan untuk mengalami hari kebinasa-

an, demikian pula orang benar dipelihara untuk meng-

alami hari yang penuh berkat. 

[4] Bahwa mereka ada di bawah tanggung jawab Tuhan 

Yesus, sebab tugas-Nya yaitu  memelihara mereka dan 

bersedia menanggung bahaya sebagai Gembala yang 

baik untuk menjaga keselamatan domba-domba-Nya.  

(2) Pertanggungjawaban menenteramkan yang Dia berikan me-

ngenai tugas pekerjaan-Nya: Tidak ada seorang pun dari 

mereka yang binasa. Perhatikan, Yesus Kristus pasti akan 

memelihara semua orang yang diberikan kepada-Nya se-

hingga tidak ada seorang pun dari mereka yang akan be-

nar-benar binasa. Mereka mungkin saja mengira bahwa 

mereka sudah binasa atau hampir binasa dalam bahaya 

yang mengintai, namun  sudah merupakan kehendak Bapa 

bahwa Kristus tidak kehilangan satu pun dari mereka, dan 

Dia memang tidak akan kehilangan satu pun (6:39). Hal ini 

akan terbukti suatu hari nanti saat mereka datang ber-

kumpul bersama-sama dan tidak ada satu pun dari mereka 

yang hilang.  

(3)  Sebuah cap jelek ditimpakan kepada Yudas sebagai se-

orang yang tidak termasuk di dalam pemeliharaan-Nya. 

Yudas memang ada di antara orang-orang yang diberikan 

kepada Kristus, namun  dia bukan salah satu dari mereka. 

Kristus membicarakan Yudas seakan-akan ia memang 

telah binasa, sebab dia telah meninggalkan persekutuan 

dengan Guru dan rekan-rekannya yang lain, dan menjeru-

muskan dirinya sendiri ke dalam cengkeraman Iblis, dan 

sebentar lagi ia akan jatuh ke tempat yang wajar baginya. 

Memang dia sudah seperti binasa saja layaknya. Akan 

namun , kemurtadan dan kebinasaan Yudas bukanlah cela 

bagi Guru atau keluarganya, sebab:  

[1] Dia yaitu  orang yang telah ditentukan untuk binasa, 

sehingga ia bukanlah salah satu dari mereka yang di-

berikan kepada Kristus untuk dipelihara. Dia layak un-

tuk binasa, dan Allah membiarkan dirinya menjerumus-

kan diri ke dalam kebinasaan itu. Dia yaitu  anak si 

perusak itu, seperti Kain, yang berasal dari si jahat. 

Musuh besar yang akan dihanguskan Allah itu disebut 

sebagai yang harus binasa, sebab dia yaitu  seorang 

manusia durhaka (2Tes. 2:3). Menyedihkan sekali men-

dapati seseorang yang harus binasa ternyata yaitu  

salah satu dari para rasul. Tidak satu pun kedudukan 

atau nama besar di dalam gereja, ataupun hak-hak isti-

mewa dan kesempatan dalam mendapatkan anugerah, 

atau jabatan dan penampilan luar seseorang mampu 

menjaminnya dari kebinasaan, bila hatinya tidak benar 

di hadapan Allah. Mereka yang hanya pura-pura meng-

aku percaya pada akhirnya terbukti akan binasa seperti 

Yudas, yang lebih cinta akan uang. Tindakan Kristus 

yang memisahkan Yudas dari orang-orang yang diberi-

kan kepada-Nya (sebab ei mē mengandung arti berla-

wanan, dan bukannya pengecualian) menunjukkan 

bahwa kebenaran dan agama yang sejati tidak boleh 

tercemar gara-gara pengkhianatan orang-orang munafik 

(1Yoh. 2:19).  

[2] Kitab Suci digenapi. Dosa Yudas sudah diketahui oleh 

hikmat Allah dan diberitahukan melalui firman-Nya 

jauh sebelumnya. Namun, peristiwa yang terjadi sesudah  

nubuatan ini  merupakan penggenapan, dan bu-

kan berarti bahwa peristiwa itu dipicu oleh nubuatan 

itu (Mzm. 41:10; 69:26; 109:8). Kita pasti merasa amat 

heran melihat pengkhianatan yang dilakukan oleh 

orang-orang murtad, seandainya saja kita tidak diberi 

tahu mengenai hal itu sebelumnya.  

2.  Alasan Kristus berdoa untuk keselamatan mereka yaitu  bah-

wa kini Dia harus meninggalkan mereka dan tidak lagi dapat 

mengawasi mereka seperti yang telah Ia lakukan sampai saat 

itu (ay. 11): “Peliharalah mereka sekarang, supaya pekerjaan 

yang sudah Kulakukan di antara mereka selagi Aku masih 

berada bersama mereka tidak menjadi sia-sia. Peliharalah 

mereka supaya mereka menjadi satu dengan Kita, sama seperti 

Kita berdua yaitu  satu.” Kita akan membicarakan hal ini 

nanti (ay. 21), namun  untuk sementara ini, lihatlah di sini:  

(1) Dengan sukacita seperti apa Dia membicarakan keberang-

katan-Nya. Dia mengungkapkan semua itu dengan penuh 

kemenangan dan kegembiraan, menunjuk kepada dunia 

yang Ia tinggalkan dan juga dunia ke mana Ia dipindahkan.  

[1] “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia. Kini, selamat 

tinggal kepada dunia yang selalu menimbulkan masalah 

ini. Cukup sudah Aku berada di dalamnya, dan kini 

saatnya telah tiba bagi-Ku untuk tidak ada lagi di sana. 

sebab  Aku telah menunaikan tugas yang harus Kuker-

jakan di sini, maka kini urusan-Ku dengannya pun su-

dah selesai. Tidak ada lagi yang harus Kukerjakan se-

lain keluar dari dunia ini secepat mungkin.” Perhatikan-

lah, bagi orang-orang yang memiliki rumah di dunia 

lain, berpikir mengenai tidak ada lagi di dalam dunia ini 

seharusnya mendatangkan sukacita, sebab, jika kita 

sudah menyelesaikan semua yang harus kita kerjakan 

di dunia ini, apa lagi yang dapat mengikat kita untuk 

tetap tinggal? Jadi, saat giliran kita untuk menghadapi 

maut telah tiba, kita dapat berkata dengan penuh ke-

menangan kudus, “Dan Aku tidak ada lagi di dalam 

dunia, dunia yang gelap dan penuh tipu daya ini, dunia 

yang miskin dan hampa ini, dunia yang kotor dan 

penuh pencobaan ini. Aku tidak lagi harus disusahkan 

oleh duri dan semak belukar di dalamnya, tidak lagi ter-

ancam oleh perangkap dan jebakannya. Kini aku tidak 

lagi perlu mengembara di padang gurun yang mengeri-

kan ini, tidak lagi diombang-ambingkan oleh lautan 

yang bergejolak ini. Kini Aku tidak ada lagi di dalam 

dunia, dapat meninggalkannya dengan penuh kegirang-

an dan mengucapkan selamat tinggal untuk selama-

nya.”  

[2]  Dan Aku datang kepada-Mu. Pergi dan lepas dari dunia 

ini barulah setengah dari penghiburan yang diperoleh 

Kristus yang hendak mati itu, dan juga bagi orang-

orang Kristen yang sedang menghadapi penderitaan 

maut. Setengahnya lagi justru merupakan penghiburan 

yang lebih baik, yaitu datang kepada Bapa untuk du-

duk dan menikmati hadirat-Nya tanpa gangguan atau 

halangan apa pun lagi. Perhatikanlah, orang-orang yang 

mengasihi Allah pasti merasa senang memikirkan bisa 

datang kepada-Nya sekalipun harus melewati lembah 

kekelaman. Saat kita pergi untuk beralih dari tubuh, 

maka itu artinya yaitu  untuk menetap pada Tuhan, 

seperti anak-anak yang dijemput pulang dari sekolah 

menuju rumah ayah mereka. “Kini Aku datang kepada-

Mu yang telah Aku pilih dan layani, dan yang Kurindu-

kan dengan segenap jiwaku. Kepada Engkau sumber 

cahaya dan hidup, mahkota dan pusat berkat dan su-

kacita. Kini kerinduanku akan terpuaskan, harapanku 

terkabul, kebahagiaanku sempurna, sebab Aku datang 

kepada-Mu.”  

(2) Keprihatinan mendalam yang Ia tunjukkan bagi orang-

orang yang Ia tinggalkan: “namun  mereka masih ada di 


dalam dunia. Aku telah mengetahui betapa jahatnya dunia 

ini, jadi bayangkan bagaimana jadinya dengan anak-anak 

kesayangan-Ku ini, yang harus tetap tinggal di sana? Ya 

Bapa yang kudus, peliharalah mereka. Mereka akan kehi-

langan hadirat-Ku, jadi biarlah mereka bisa merasakan ke-

hadiran-Mu. Kini mereka lebih memerlukan pemeliharaan, 

sebab Aku mengutus mereka untuk menjelajahi dunia 

lebih jauh daripada yang pernah mereka masuki. Mereka 

harus bertolak ke tempat yang dalam, dan berkutat dalam 

riak gelombang yang lebih dahsyat, dan mereka akan teng-

gelam jika Engkau tidak melindungi mereka.”  

Perhatikanlah di sini:  

[1] Bahwa, saat Tuhan kita Yesus hendak pergi kepada 

Bapa, Dia masih tetap memiliki kepedulian yang men-

dalam bagi orang-orang kepunyaan-Nya yang masih ada 

di dunia ini. Ia terus mengasihani mereka. Nama mereka 

selalu ada di dalam hati-Nya, terukir di kedua telapak 

tangan-Nya dengan paku-paku di salib-Nya itu. Saat 

mereka tidak dapat lagi melihat-Nya, mereka tidak lan-

tas menjadi luput dari pengawasan-Nya, apalagi dari pi-

kiran-Nya. Kita seharusnya merasa kasihan kepada me-

reka yang baru saja dilahirkan ke dalam dunia ini pada 

saat kita hampir selesai melaluinya, dan terhadap 

orang-orang yang ditinggalkan saat kita meninggalkan 

dunia ini.  

[2] Bahwa, saat Kristus hendak mengungkapkan kebutuh-

an mendesak para murid-Nya akan pemeliharaan ilahi, 

Dia hanya berkata, “Mereka masih ada di dalam dunia.” 

Kalimat ini sudah cukup mengungkapkan betapa besar-

nya mara bahaya yang dihadapi orang-orang yang telah 

ditetapkan untuk pergi ke sorga. Dunia ini akan mem-

buyarkan perhatian dan merayu mereka, juga akan 

membenci dan menganiaya mereka dengan kejam. 

3. Dia mengungkapkan betapa puasnya mereka nanti bila me-

ngetahui bahwa mereka terlindung dengan aman, dan betapa 

leganya Dia melihat mereka semua bisa merasa tenteram: Aku 

mengatakan semuanya ini supaya penuhlah sukacita-Ku di 

dalam diri mereka (ay. 13).  



Perhatikanlah: 

(1) Kristus benar-benar menghendaki supaya murid-murid-Nya 

mengalami sukacita penuh, sebab Ia ingin supaya mereka 

senantiasa bergirang. Dia memang meninggalkan mereka 

dalam airmata dan kesusahan, namun  Dia juga memastikan 

bahwa sukacita mereka dipenuhkan. Saat mereka menyang-

ka bahwa sukacita mereka di dalam diri-Nya telah sirna, 

justru saat itulah sukacita itu diangkat mendekati kesem-

purnaan, dan penuhlah mereka olehnya. Di sini kita diajar-

kan, 

[1] Untuk menemukan sukacita kita di dalam Kristus: “Ini-

lah sukacita-Ku, sukacita yang Kuberikan, atau suka-

cita yang berpusat di dalam Aku.” Kristus yaitu  

sukacita seorang Kristen, sukacitanya yang terutama. 

Sukacita dari dunia ini sedang memudar bersama du-

nia. Akan namun , sukacita di dalam Kristus itu abadi, 

sebagaimana diri-Nya. 

[2] Untuk membangun sukacita kita dengan penuh kete-

kunan, sebab itulah kewajiban sekaligus hak istimewa 

yang dimiliki semua orang percaya sejati. Tidak ada hal 

lain yang lebih ditekankan di dalam kehidupan kristiani 

selain hal ini (Flp. 3:1; 4:4). 

[3] Untuk berusaha agar sukacita kita menjadi sempurna, 

supaya sukacita itu dipenuhkan di dalam diri kita, se-

bab itulah yang diinginkan Kristus.  

(2) Untuk itulah, sekarang Dia menyerahkan mereka ke dalam 

pemeliharaan dan perlindungan Bapa-Nya dan membiar-

kan mereka menjadi saksi dari tindakan-Nya itu: Aku me-

ngatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam 

dunia, selagi Aku masih berada bersama-sama dengan me-

reka di dunia ini. Doa syafaat-Nya di sorga untuk meminta 

perlindungan bagi mereka pasti sudah cukup, namun  me-

ngatakan hal itu selagi Dia masih ada di dunia ini dapat 

memberi  kepuasan dan dorongan bagi para murid, dan 

ini akan memampukan mereka untuk bersukacita di dalam 

kesesakan.  

Perhatikanlah:  

[1] Kristus tidak saja menimbun penghiburan bagi umat-

Nya dalam menyediakan kesejahteraan bagi mereka di 

masa mendatang, melainkan juga telah membagi-bagi-

kan penghiburan itu kepada mereka, dan Ia pun me-

ngatakan hal itu supaya mereka dipuaskan di masa 

sekarang ini. Di sini Dia bersedia untuk menguman-

dangkan wasiat dan perjanjian-Nya yang terakhir di ha-

dapan murid-murid-Nya, dan membiarkan para pewa-

risnya mengetahui apa yang hendak Dia tinggalkan bagi 

mereka (padahal biasanya pemberi wasiat enggan mela-

kukan hal itu). Ia membiarkan mereka mengetahui be-

tapa terjaminnya mereka, supaya mereka memiliki 

penghiburan yang besar. 

[2] Pengantaraan Kristus bagi kita sudah cukup untuk 

memenuhkan sukacita kita di dalam Dia. Tidak ada lagi 

yang lebih ampuh untuk membungkam segala ketakut-

an dan keragu-raguan kita, dan untuk memperlengkapi 

kita dengan penghiburan yang besar selain daripada 

bahwa Dia selalu tampil di hadapan Allah bagi kita. 

sebab  itulah sang rasul berseru, bahkan lebih lagi, 

mengenai hal ini  (Rm. 8:34, Ibr. 7:25). 

4. Dia mengungkapkan perlakuan buruk yang kemungkinan be-

sar harus mereka hadapi di dunia ini demi Dia (ay. 14): “Aku 

telah memberi  firman-Mu kepada mereka untuk disebarkan 

di dunia, dan mereka telah menerimanya, telah mempercayai-

nya dan menerima tugas untuk menyampaikannya lagi kepada 

dunia ini. Dan sebab  itulah dunia membenci mereka, juga 

sebab  mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari 

dunia.”  

Di sini kita melihat: 

(1) Permusuhan dunia terhadap para pengikut Kristus. Selagi 

Kristus ada bersama-sama dengan mereka saja dunia telah 

membenci mereka, padahal perlawanan mereka terhadap 

dunia ini kecil saat itu, jadi bagaimana pula jadinya nanti 

bila mereka mengabarkan Injil dengan lebih gencar lagi dan 

menjungkir-balikkan dunia. “Bapa, tetaplah menjadi saha-

bat mereka,” kata Kristus, “sebab nanti mereka pasti akan 

memiliki banyak musuh. Biarlah mereka memiliki kasih-

Mu, sebab kebencian dunia akan selalu menguntit mereka. 

Di tengah-tengah tebaran panah api, biarlah mereka di-

pagari dengan anugerah-Mu yang seperti perisai.” Membela 

pihak yang lemah dan menolong orang yang tidak berdaya 

merupakan kehormatan bagi Allah. Kasihanilah mereka, ya 

Allah, sebab orang-orang menginjak-injak mereka. 

(2)  Alasan timbulnya permusuhan itu, yang memperkuat per-

mohonan ini .  

[1] Di sini tersirat bahwa salah satu alasannya yaitu  ka-

rena mereka telah menerima firman Allah seperti yang 

telah diberikan kepada mereka melalui tangan Kristus, 

padahal kebanyakan pihak di dunia ini justru menolak-

nya dan bertekad untuk melawan para pemeluk dan 

penyebar firman itu. Perhatikanlah, orang-orang yang 

menerima kemauan dan firman Kristus yang baik harus 

bersiap menghadapi perlakuan dan perkataan dunia 

yang jahat. Para pelayan Injil terutama sangat dibenci 

oleh dunia ini, sebab mereka memanggil orang-orang 

keluar dari sana dan memisahkan mereka, serta meng-

ajari mereka supaya tidak menuruti dunia ini, dan de-

ngan begitu menghukumnya bersalah. “Ya Bapa, peli-

haralah mereka, sebab sebab  Engkaulah mereka meng-

hadapi bahaya seperti itu. Mereka menderita demi Eng-

kau.” Begitu pulalah sang penulis Mazmur memohon, 

Sebab oleh sebab  Engkaulah aku menanggung cela 

(Mzm. 69:8). Perhatikanlah, orang-orang yang dengan 

setia mematuhi firman Kristus yang mulia itu berhak 

mendapatkan perlindungan istimewa pada saat-saat 

yang penuh pencobaan (Why. 3:10). Apa yang menye-

babkan seorang mati syahid juga bisa mendatangkan 

sukacita bagi orang yang menderita. 

[2] Alasan lainnya dinyatakan dengan lebih jelas: dunia 

membenci mereka sebab  mereka bukan dari dunia. Fir-

man Kristus datang dengan kuasa kepada orang-orang 

yang bukan dari dunia ini. Firman itu bekerja dalam 

diri orang-orang yang menerimanya dan mengasihinya, 

dan melepaskan keterikatan mereka dari kekayaan du-

nia serta membuat mereka berbalik dari kejahatan du-

nia ini. Oleh sebab  itu, dunia pun menjadi luar biasa 

benci kepada mereka. 

5.  Dia menyatakan pembelaan-Nya dalam permohonan bagi me-

reka, agar mereka mau menuruti kehendak-Nya dan tidak 

mau mengikuti arus dunia ini (ay. 16): “Ya Bapa, peliharalah 

mereka, sebab mereka mengikuti Roh dan pikiran-Ku. Mereka 

bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” Jadi, 

orang-orang yang dapat menyerahkan diri mereka dengan 

iman ke dalam perlindungan Allah yaitu , 

(1) Orang-orang yang serupa dengan Kristus selagi ada di 

dunia ini, dan yang mengikuti jejak-Nya. Allah akan me-

ngasihi orang-orang yang seperti Kristus.  

(2) Orang-orang yang tidak memusatkan perhatian mereka 

kepada perkara duniawi atau mengabdikan diri mereka un-

tuk melayani perkara duniawi ini .  

Perhatikanlah:  

[1]  Bahwa Yesus Kristus bukan berasal dari dunia ini. Dia 

tidak pernah berasal dari dunia ini, apalagi kini, sesaat 

sebelum Ia hendak meninggalkannya. Hal ini menegas-

kan,  

Pertama, kedudukan-Nya. Dia bukanlah kesayangan 

atau buah hati dunia ini, bukan penguasa atau pem-

besar dunia ini. Dia sama sekali tidak memiliki harta 

duniawi, bahkan tidak punya tempat untuk meletakkan 

kepala-Nya. Dia tidak memiliki kekuasaan duniawi, Dia 

bukan seorang pengadil ataupun pemecah-belah.  

Kedua, Roh-Nya. Dia benar-benar telah mematikan 

diri-Nya terhadap dunia ini. Penguasa dunia ini tidak 

berkuasa apa-apa atas diri-Nya. Tidak ada satu pun hal 

di dunia ini berarti bagi Dia: kehormatan pun tidak, 

sebab Dia telah mengosongkan diri-Nya sendiri. Kekaya-

an juga tidak, sebab oleh sebab  kita Ia menjadi miskin. 

Tidak pula kesenangan, sebab Dia selalu bergumul 

dalam kepedihan (8:23). 

[2]  Bahwa, orang-orang Kristen sejati tidaklah berasal dari 

dunia ini. Roh Kristus yang ada di dalam mereka ber-

tentangan dengan roh dunia ini. 

Pertama, dibenci oleh dunia sudah menjadi nasib 

yang harus mereka tanggung. Mereka tidak cocok de-

ngan dunia ini, sama seperti Guru mereka.  

Kedua, dikeluarkan dari dunia ini merupakan hak 

istimewa yang mereka miliki, seperti Abraham yang me-

nyingkir dari negeri asalnya.   

Ketiga, sudah menjadi keharusan dan sifat mereka 

untuk mati terhadap dunia ini. Keterlibatan mereka se-

harusnya berkaitan dengan dunia lain, dan hal itu jauh 

lebih menyenangkan. Juga, keprihatinan mereka seha-

rusnya lebih ditujukan kepada kegiatan-kegiatan dunia 

lain itu, bukannya dunia ini. Murid-murid Kristus me-

mang lemah dan memiliki banyak kekurangan, namun  

Dia masih dapat bersaksi bahwa mereka bukan berasal 

dari dunia ini, bukan dari bumi ini. Oleh sebab  itu, Ia 

pun menghendaki pemeliharaan Sorga bagi mereka.   

Doa Syafaat Kristus 

(17:17-19) 

17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu yaitu  kebenaran. 18 

Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula 

Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; 19 dan Aku menguduskan diri-

Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran. 

Hal berikut yang Ia doakan bagi mereka yaitu  supaya mereka diku-

duskan. Bukan hanya dipelihara dari yang jahat saja, melainkan juga 

dijadikan baik. 

I.  Inilah permohonan-Nya (ay. 17): Kuduskanlah mereka dalam kebe-

naran, melalui firman-Mu, sebab firman-Mu yaitu  kebenaran. 

Firman-Nya memang benar, sebab  firman-Nya yaitu  kebenaran 

itu sendiri. Kristus ingin supaya mereka dikuduskan,  

1.  Sebagai orang Kristen. Ya Bapa, jadikanlah mereka kudus, 

dan hal ini akan menjadi perlindungan bagi mereka (1Tes. 

5:23).  

Perhatikanlah di sini: 

(1) Anugerah yang diinginkan – pengudusan. Murid-murid di-

kuduskan sebab  mereka bukan berasal dari dunia ini. 

Injil Yohanes 17:17-19 

 1191 

 namun  Dia tetap berdoa, “Ya Bapa kuduskanlah mereka”, 

yang artinya: 

[1]  “Teguhkanlah pekerjaan pengudusan di dalam mereka, 

kuatkanlah iman mereka, buatlah kasih mereka ber-

kobar-kobar dan kuatkan hati mereka supaya tetap te-

guh.” 

[2] “Teruskanlah pekerjaan baik-Mu di dalam diri mereka. 

Biarlah terang itu terus bercahaya lebih gemilang lagi.” 

[3]  “Sempurnakanlah pekerjaan baik itu dalam diri mereka, 

mahkotailah pekerjaan itu dengan kekudusan yang 

sempurna. Kuduskanlah mereka seluruhnya, sampai 

pada akhirnya.”  

Perhatikanlah: 

Pertama, doa Kristus bagi semua orang kepunyaan-

Nya yaitu  supaya mereka dikuduskan. Jika mereka 

tidak dikuduskan, Dia akan malu untuk mengakui me-

reka sebagai milik-Nya, baik di sini maupun di dunia 

sana. Dia juga akan malu untuk melibatkan mereka da-

lam pekerjaan-Nya ataupun mempersembahkan mereka 

kepada Bapa-Nya. Jadi mereka harus dikuduskan. 

Kedua, orang-orang yang telah dikuduskan melalui 

anugerah justru masih perlu dikuduskan lebih dan le-

bih lagi. Bahkan para murid pun harus tetap berdoa 

untuk mendapatkan anugerah yang menguduskan itu. 

Sebab, celakalah kita jika Dia yang memimpin kita da-

lam iman tidak membawa iman kita itu kepada kesem-

purnaan. Tidak melangkah maju berarti