lnya yaitu pemberian Bapa
kepada Yesus Kristus. Sebagaimana kaum Lewi diserahkan
kepada Harun berdasarkan hukum Taurat (Bil. 3:9), begitu
pula Bapa menyerahkan kepada Kristus (yang yaitu Imam
Besar Agung dari kepercayaan iman kita): pertama-tama
para rasul, kemudian para hamba Allah di segala zaman,
untuk mengerjakan tugas-tugas bagi Harun dan bagi sege-
nap umat Israel di depan Kemah Pertemuan dan dengan
demikian melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah
Suci (Ef. 4:8, 11; Mzm. 68:19). Kristus menerima berkat ini
bagi manusia, supaya Dia dapat memberi nya kepada
mereka. Tampaklah di sini betapa besar kehormatan yang
ditaruh di atas pelayanan Injil, dan ini sungguh meninggi-
kan jabatan ini , yang sangat dihina oleh dunia ini.
sebab itu, ada kewajiban luar biasa besar pula yang dile-
takkan ke atas pundak para hamba Allah bahwa mereka
harus membaktikan diri sepenuhnya dalam pelayanan
Kristus, sebab mereka telah diberikan kepada-Nya.
(2) Doa Kristus di atas juga dimaksudkan untuk mencakup se-
mua orang pilihan, sebab di bagian-bagian firman yang lain
mereka juga disebut-sebut sebagai orang-orang yang telah
diberikan kepada Kristus (6:37, 39). Kristus pun telah se-
ring menekankan hal ini, yaitu bahwa orang-orang yang
akan Ia selamatkan telah diberikan kepada-Nya sebagai
tanggung jawab-Nya. Ke dalam pemeliharaan-Nyalah mere-
ka telah diserahkan, dan dari tangan-Nyalah Bapa mengha-
rapkan mereka, dan berkaitan dengan merekalah Dia telah
menerima perintah dari Bapa.
Di sini Dia menunjukkan:
[1] Bahwa Bapa memiliki wewenang untuk memberi
mereka: Mereka itu milik-Mu. Bapa tidak memberi
apa yang bukan milik-Nya sendiri, melainkan menjanji-
kan apa yang menjadi hak-Nya. Orang-orang yang terpi-
lih itu, yang telah diberikan Bapa kepada Kristus, ada-
lah milik Bapa sendiri oleh sebab tiga hal: Pertama,
mereka yaitu ciptaan-Nya, dan hidup serta keberada-
an mereka berasal dari-Nya. Saat mereka diberikan ke-
pada Kristus untuk menjadi bejana kemuliaan, mereka
ada di dalam tangan-Nya sebagaimana tanah liat ada di
tangan tukang periuk, untuk dipakai bagi kemuliaan
Allah sesuai dengan hikmat-Nya. Kedua, mereka yaitu
para pelaku kejahatan yang nasib dan keberadaannya
telah diserahkan ke dalam tangan-Nya. Mereka yaitu
suatu sisa umat manusia yang telah jatuh yang diberi-
kan kepada Kristus untuk diselamatkan. Mereka bisa
saja dikorbankan demi keadilan, namun mereka justru
dijadikan tugu belas kasihan. Mereka bisa saja diserah-
kan untuk disiksa, namun mereka justru dihantarkan ke
tangan Sang Juruselamat. Ketiga, mereka telah dipilih,
dan kehidupan dan keberadaan mereka telah diran-
cangkan bagi-Nya. Mereka dipisahkan bagi Allah dan di-
serahkan kepada Kristus supaya Ia mengurus mereka
bagi Allah. Inilah yang kemudian Dia tekankan sekali
lagi (ay. 7): Semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu
berasal dari pada-Mu, yang, meskipun mungkin saja
mencakup semua orang yang berkaitan dengan tugas-
Nya sebagai Pengantara, namun tampaknya lebih khusus
ditujukan kepada orang-orang yang telah diberikan
kepada-Nya. “Mereka berasal dari pada-Mu, keberadaan
mereka berasal dari pada-Mu sebagai Allah alam semes-
ta, kesejahteraan mereka berasal dari pada-Mu sebagai
Allah anugerah. Semua itu berasal dari pada-Mu, dan
sebab itulah, Bapa, Aku membawa mereka semua ke-
pada-Mu, supaya kepada-Mu-lah mereka semua diper-
sembahkan.”
[2] Bahwa Bapa kemudian memberi mereka kepada
Sang Anak. Engkau telah memberi mereka kepada-
Ku, seperti domba-domba kepada sang gembala untuk
dipeliharakan, seperti orang sakit kepada dokter untuk
disembuhkan, atau anak-anak kepada seorang guru
untuk dididik. Begitulah Dia akan memperlakukan
orang-orang yang telah dipercayakan kepada-Nya (Ibr.
2:13), anak-anak yang telah diberikan oleh Engkau
kepada-Ku. Mereka diserahkan kepada Kristus,
Pertama, supaya pemilihan anugerah itu tidak men-
jadi sia-sia, supaya tidak seorang pun juga, bahkan
tidak seorang pun dari anak-anak kecil ini hilang. Per-
kara yang besar ini harus ditaruh ke dalam tangan yang
dapat dipercaya, yang dapat menyediakan keamanan
yang memadai, supaya rencana Allah tentang pemilihan-
Nya diteguhkan.
Kedua, supaya apa yang dilakukan Kristus berbuah.
Mereka diberikan kepada-Nya sebagai keturunan-Nya,
yang di dalamnya Dia akan melihat terang dan menjadi
puas (Yes. 53:10-11), dan tidak akan menghabiskan ke-
kuatan-Nya dengan sia-sia, atau mencurahkan darah-
Nya dengan percuma dan tak berguna (Yes. 49:4). Kita
juga dapat memohon seperti Kristus, “Tuhan, pelihara-
lah anugerahku, jagalah semua penghiburanku, sebab
semua itu milik-Mu dan Engkau telah memberi semua
itu kepada-Ku.”
2. Kepedulian yang telah Ia tunjukkan kepada mereka dengan
mengajari mereka (ay. 6): Aku telah menyatakan nama-Mu ke-
pada semua orang. Segala firman yang Engkau sampaikan ke-
pada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka (ay. 8).
Perhatikanlah di sini:
(1) Rancangan agung dari ajaran Kristus, yaitu untuk menya-
takan nama Allah, mengumandangkan Dia (1:18), untuk
mengajari orang-orang yang bodoh dan memperbaiki keke-
liruan dunia yang gelap dan bebal ini mengenai Allah, su-
paya Dia dikasihi dan disembah dengan lebih baik.
(2) Kesetiaan-Nya dalam melaksanakan tugas itu: Aku telah
melakukannya.
Kesetiaan-Nya itu tampak:
[1] Dalam kebenaran ajaran itu. Ajaran-Nya itu benar-be-
nar sama persis dengan semua petunjuk yang telah Ia
terima dari Bapa-Nya. Dia bukan saja telah memberi
segala sesuatunya, namun bahkan segala firman yang
telah disampaikan kepada-Nya. Dalam menyampaikan
pesan, para hamba Allah pun harus selalu mengarah-
kan perhatian mereka kepada segala perkataan yang di-
ajarkan oleh Roh.
[2] Dalam tujuan ajaran-Nya, yaitu untuk menyatakan na-
ma Allah. Dia tidak mencari pujian bagi diri-Nya sendiri,
namun selalu mengutamakan kebesaran Bapa-Nya di
dalam segala hal yang Ia lakukan dan katakan.
Perhatikanlah:
Pertama, menyatakan nama Allah kepada jiwa anak-
anak manusia merupakan hak istimewa yang dimiliki
oleh Kristus. Tidak seorang pun mengenal Bapa selain
Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan me-
nyatakannya (Mat. 11:27). Hanya Dia saja yang menge-
nal Bapa, sehingga Dia mampu membukakan kebenar-
an itu. Dia juga satu-satunya yang sanggup memasuki
roh manusia, sehingga Dia mampu membukakan peng-
ertian mereka. Hamba-hamba Allah dapat menyerukan
nama Tuhan (sebagaimana Musa, Ul. 32:3), namun hanya
Kristus saja yang sanggup mengungkapan wujud dari
nama itu. Melalui perkataan Kristus, Allah diungkapkan
kepada kita. Melalui Roh Kristus, Allah diungkapkan di
dalam kita. Para hamba Allah hanya dapat menyampai-
kan firman Allah kepada kita, namun Kristus dapat mem-
beri kita firman-Nya dan sanggup menaruh firman itu di
dalam diri kita seperti makanan, sebagai harta karun.
Kedua, cepat atau lambat, Kristus akan menyatakan
nama Allah kepada semua orang yang telah diberikan
kepada-Nya, dan Dia akan memberi firman-Nya
kepada mereka sebagai benih untuk kelahiran mereka
kembali, yang menyokong kehidupan rohani mereka,
dan menjamin kebahagiaan kekal bagi mereka.
3. Akibat baik dari pemeliharaan-Nya terhadap mereka dan su-
sah payah yang telah Ia jalani bersama mereka: Mereka telah
menuruti firman-Mu (ay. 6), mereka tahu bahwa semua itu ber-
asal dari pada-Mu (ay. 7), mereka telah menerima firman-Mu
(ay. 8) dan meyakininya, telah menyepakati dan mempercayai-
nya, dan mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari
pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku.
Perhatikanlah di sini:
(1) Keberhasilan apa yang dicapai oleh pengajaran Kristus di
tengah-tengah orang-orang yang telah diberikan kepada-
Nya, terutama dalam hal-hal berikut ini:
[1] “Mereka telah menerima firman yang Aku sampaikan
kepada mereka seperti tanah yang menerima benih dan
menyerap air hujan.” Mereka memperhatikan perkataan
Kristus, memahami firman itu sampai pada batas-batas
tertentu, dan dipengaruhi sebab nya: firman itu terta-
nam dalam diri mereka. Bagi mereka, firman itu bagai-
kan perkataan yang terpatri.
[2] “Mereka telah menuruti firman-Mu dan terus bertekun di
dalamnya. Mereka telah menyesuaikan cara hidup me-
reka sesuai dengan firman itu.” Perintah Kristus di-
turuti hanya bila telah dijalankan dengan taat. Orang-
orang yang harus mengajari orang lain mengenai perin-
tah Kristus harus terlebih dahulu menjadi pelakunya.
Orang-orang seperti itu wajib mematuhi apa yang diper-
cayakan kepada mereka, sebab firman itu harus dite-
ruskan oleh mereka ke segala tempat dan di segala za-
man.
[3] “Mereka telah memahami firman itu dan telah mengerti
atas dasar apa mereka memutuskan untuk menerima
dan menurutinya. Mereka telah menyadari bahwa Eng-
kau yaitu Sang Pencipta agama kudus yang hendak
Kudirikan dengan datang ke sini, dan mereka tahu bah-
wa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal
dari-Mu.” Semua jabatan dan kuasa Kristus, segenap
pemberian dari Roh, segala anugerah dan penghiburan,
yang diberikan Allah kepada-Nya tanpa batas itu, se-
muanya berasal dari Allah. Semua itu diciptakan oleh
hikmat-Nya, ditentukan oleh kehendak-Nya, dan diran-
cang oleh anugerah-Nya demi kemuliaan-Nya sendiri di
dalam keselamatan manusia. Perhatikanlah, kita boleh
merasa sungguh puas dalam bergantung kepada Kris-
tus, sebab Dia, dan segenap pribadi-Nya dan segenap
milik-Nya, segala yang Dia ucapkan dan lakukan, selu-
ruh pekerjaan yang sedang dan akan dilakukan-Nya,
semuanya itu berasal dari Allah (1Kor. 1:30). sebab
itulah kita dapat mempercayakan jiwa kita dengan te-
nang ke dalam pengantaraan Kristus, sebab pengan-
taraan-Nya itu memiliki dasar yang baik. Jika kebenar-
an itu merupakan ketetapan dari Allah, maka kita akan
dibenarkan. Jika anugerah itu yaitu pemberian-Nya,
maka kita akan dikuduskan.
[4] Mereka telah memeteraikan kebenaran itu: Mereka tahu
benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu (ay. 8).
Lihatlah di sini:
Pertama, apa makna mempercayai itu. Percaya ber-
arti benar-benar mengetahui, mengenali sesuatu sebagai
kebenaran. Para murid memang sangat lemah dan ber-
kekurangan di dalam pengetahuan mereka, akan namun
Kristus, yang mengenal mereka jauh lebih baik dari
pengenalan mereka akan diri mereka sendiri, menyam-
paikan firman-Nya kepada mereka sehingga mereka pun
percaya. Perhatikanlah, kita bisa sungguh-sungguh me-
ngenal apa yang tidak sanggup kita lakukan atau yang
tidak dapat kita ketahui sepenuh-penuhnya. Kita juga
dapat mengetahui kepastian hal-hal yang tidak kita
lihat, meskipun kita tidak bisa menggambarkan sifat
dari hal-hal itu dengan terperinci. Kita berjalan dengan
iman, tahu dengan pasti, tahu dengan jelas, walaupun
belum melihat.
Kedua, apa yang harus kita percayai, yaitu bahwa
Yesus Kristus datang dari Allah, sebab Dia yaitu Anak
Allah, yang menyatakan gambar dan rupa Allah yang
tidak kelihatan dalam diri-Nya, dan bahwa Allah telah
mengutus Dia; bahwa Dia menjalankan tugas-Nya seba-
gai wakil dari Sang Raja yang abadi. Dengan demikian,
agama Kristen berdiri di atas dasar yang sama dan me-
miliki wewenang yang setara dengan agama alamiah.
Oleh sebab itu, semua ajaran Kristus harus diterima
sebagai kebenaran ilahi, dan segala perintah-Nya harus
dipatuhi sebagai hukum-hukum ilahi, dan semua janji-
Nya harus dipegang sebagai jaminan ilahi.
(2) Bagaimana Yesus Kristus membicarakan mengenai keber-
hasilan-Nya itu di sini. Dia memaparkannya dengan pan-
jang lebar,
[1] Sebagai pengungkapan bahwa Dia sangat disenangkan
sebab nya. Meskipun para murid telah sering mendu-
kakan hati-Nya dengan bersikap lalai dan lengah, namun
kesetiaan mereka terhadap-Nya, kemajuan yang mereka
capai secara bertahap, dan pencapaian besar yang
mereka hasilkan pada akhirnya merupakan sukacita
bagi-Nya. Kristus yaitu seorang Guru yang bersuka di
dalam kemampuan para murid-Nya. Dia menerima
ketulusan iman mereka dan memaklumi keterbatasan
mereka dengan lapang dada. Lihatlah betapa relanya
Dia untuk selalu melihat dan mengatakan yang baik-
baik saja tentang diri kita, supaya dengan demikian Ia
bisa meneguhkan iman kita di dalam Dia dan juga un-
tuk mengajari kita untuk selalu berbuat baik satu sama
lain.
[2] Sebagai permohonan-Nya kepada Bapa. Kristus berdoa
bagi orang-orang yang telah diberikan kepada-Nya, dan
Dia membela mereka dengan menyatakan bahwa mere-
ka telah memberi diri mereka kepada-Nya. Perhatikan-
lah, bila anugerah yang diterima diusahakan dan ber-
tambah besar, itu merupakan alasan yang baik untuk
memohon lagi untuk mendapatkan lebih banyak lagi.
Dan ini sesuai dengan syarat di dalam kovenan yang
baru itu, sebab demikianlah bunyi janji itu: Siapa yang
mempunyai, kepadanya akan diberi. Orang-orang yang
menuruti firman Kristus dan percaya kepada-Nya, biar-
lah dipuji langsung oleh Kristus sendiri, dan bahkan,
ditinggikan oleh-Nya di hadapan Bapa-Nya.
4. Dia mengungkapkan kepentingan Bapa sendiri di dalam me-
reka (ay. 9): Aku berdoa untuk mereka, sebab mereka yaitu
milik-Mu. Dan hal ini didasari oleh kepentingan timbal balik
bersama yang dimiliki oleh-Nya dan Bapa-Nya, yang saling
berkaitan satu sama lain: segala milik-Ku yaitu milik-Mu dan
milik-Mu yaitu milik-Ku. Tidak ada perselisihan di antara
Bapa dan Anak (seperti yang terjadi di antara anak-anak ma-
nusia) mengenai meum dan tuum – milik-Ku dan milik-Mu,
sebab perkara ini telah ditetapkan sejak dari kekekalan:
segala milik-Ku yaitu milik-Mu dan milik-Mu yaitu milik-Ku.
Di sini ada ,
(1) Alasan utama dari permohonan-Nya demi para murid-Nya:
Mereka itu milik-Mu. Diserahkannya orang-orang yang terpi-
lih ke dalam tangan Kristus bukan untuk membuat mereka
tidak lagi menjadi milik Bapa, malahan justru sebaliknya.
Perhatikanlah:
[1] Semua orang yang menerima firman Kristus dan per-
caya kepada-Nya, dibawa ke dalam hubungan kovenan
dengan Bapa dan dipandang sebagai milik Bapa. Kris-
tus mempersembahkan mereka kepada Bapa, dan me-
reka mempersembahkan diri sendiri, melalui Kristus,
kepada Bapa. Kristus telah menebus kita, bukan hanya
bagi diri-Nya sendiri namun juga bagi Allah, dengan
darah-Nya (Why. 5:9-10). Mereka yaitu korban-korban
sulung bagi Allah (Why. 14:4).
[2] Hal itu merupakan alasan yang baik untuk mendukung
permohonan dalam doa. Di sini Kristus mengajukan
alasan itu, Mereka itu milik-Mu. sebab itu, kita pun
bisa menggunakannya sebagai dasar bagi doa untuk
diri kita sendiri, Aku ini milik-Mu, selamatkanlah Aku,
juga bagi orang lain (sebagaimana Musa dalam Kel.
32:11), “Mereka yaitu umat-Mu. Mereka itu milik-Mu.
Tidakkah Engkau akan menyediakan apa yang diperlu-
kan oleh umat milik-Mu sendiri? Tidakkah Engkau
akan melindungi mereka supaya mereka tidak ditindas
oleh si Iblis dan dunia ini? Tidakkah Engkau ingin
mengamankan kepentingan-Mu di dalam diri mereka
supaya mereka tidak menjauh dari-Mu? Mereka itu mi-
lik-Mu, akuilah mereka sebagai kepunyaan-Mu.”
(2) Dasar dari alasan permohonan itu: Segala milik-Ku yaitu
milik-Mu dan milik-Mu yaitu milik-Ku. Hal ini berarti bah-
wa Bapa dan Anak:
[1] Satu dalam hakikat. Setiap mahluk harus berkata ke-
pada Allah, Segala milikku yaitu milik-Mu, namun tidak
ada yang dapat berkata kepada-Nya, Segala milik-Mu
yaitu milikku, kecuali Dia yang memiliki hakikat yang
sama dengan-Nya dan setara dengan-Nya di dalam kua-
sa dan kemuliaan.
[2] Satu dalam kepentingan: tidak ada kepentingan yang
berbeda atau terpecah-belah di antara mereka.
Pertama, apa yang Bapa miliki sebagai Sang Pencip-
ta diserahkan kepada Anak-Nya untuk dipakai dan di-
manfaatkan di dalam pekerjaan agung-Nya. Semua telah
diserahkan kepada-Nya (Mat. 11:27). Hibah yang dila-
kukan Bapa itu begitu menyeluruh sehingga tidak ada
satu hal pun yang terkecuali. Semuanya diserahkan di
bawah kekuasaan Anak.
Kedua, apa yang dimiliki Anak sebagai Penebus di-
rancang bagi Bapa, dan kerajaan-Nya sebentar lagi
akan diserahkan kepada Bapa. Semua keuntungan dari
karya penebusan yang dibayar oleh Sang Anak dimak-
sudkan untuk memuliakan Bapa, dan kemuliaan Bapa
merupakan pusat dari seluruh pekerjaan Sang Anak.
Segala milik-Ku yaitu milik-Mu. Tidak satu hal pun
yang diakui oleh Sang Anak yang tidak Ia baktikan un-
tuk melayani Bapa-Nya, dan tidak satu hal pun akan
dianggap sebagai bagian dari ibadah agama Kristen bila
hal itu bertentangan dengan ketetapan dan hukum-hu-
kum agama alamiah. Dalam arti terbatas, setiap orang
percaya yang sejati dapat berkata, Segala milik-Mu
yaitu milik-Ku. Jika Allah menjadi milik kita melalui
kovenan, segenap diri-Nya dan milik-Nya juga yaitu
milik kita sehingga semua itu akan digunakan demi ke-
baikan kita. Dalam arti yang tidak terbatas, setiap
orang percaya sejati akan berkata, Tuhan, segala milik-
ku yaitu milik-Mu. Semuanya ditaruh di bawah kaki-
Nya untuk dipakai melayani-Nya. Kita bisa memperca-
yakan semua yang kita miliki dengan puas hati ke da-
lam pemeliharaan dan restu Allah, bila kita dengan
riang hati menyerahkan semuanya itu ke dalam pe-
nguasaan-Nya untuk dipakai oleh-Nya: “Tuhan, jagalah
segala yang aku punya, sebab semua itu milik-Mu.”
5. Dia mengungkapkan kepentingan-Nya di dalam mereka seba-
gai dasar permohonan: Aku telah dipermuliakan di dalam me-
reka – dedoxasmai.
(1) Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Secuil kehorma-
tan yang Kristus dapatkan di dunia ini berasal dari murid-
murid-Nya. Dia telah dipermuliakan melalui kesetiaan dan
ketaatan mereka dalam mengikuti-Nya, melalui pengabaran
Injil dan mujizat-mujizat yang mereka lakukan di dalam
nama-Nya. sebab inilah, maka Aku berdoa untuk mereka.
Perhatikanlah, orang-orang yang mempermuliakan Kristus
akan mendapat bagian dalam doa syafaat-Nya.
(2) “Aku akan dipermuliakan di dalam mereka sesudah Aku
pergi ke sorga. Mereka akan memikul nama-Ku.” Para rasul
berkhotbah dan mengadakan mujizat dalam nama Kristus.
Roh di dalam mereka memuliakan Kristus (16:14): “Aku
telah dipermuliakan di dalam mereka, dan sebab itu,”
[1] “Aku sangat memedulikan mereka.” Kepentingan Kris-
tus di dalam dunia yang jahat ini hanya ada di dalam
gereja-Nya, dan sebab itulah gereja dan segala perkara
gereja mendapat tempat di hati-Nya, di dalam selubung
tabir.
[2] “sebab itulah Aku menyerahkan mereka kepada Bapa
yang telah berketetapan untuk mempermuliakan Anak,
dan sebab nya, Ia pun akan mengarahkan pandangan-
Nya kepada orang-orang yang mempermuliakan Anak-
Nya itu.” Jadi, orang-orang yang mempermuliakan Allah
dan Kristus boleh dengan rendah hati merasa yakin
bahwa mereka ada di dalam pemeliharaan istimewa
Allah.
Doa Syafaat Kristus
(17:11-16)
11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, namun mereka masih ada di dalam
dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka
dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, su-
paya mereka menjadi satu sama seperti Kita. 12 Selama Aku bersama mereka,
Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau
berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun
dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk
binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. 13 namun sekarang,
Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku
masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri me-
reka. 14 Aku telah memberi firman-Mu kepada mereka dan dunia mem-
benci mereka, sebab mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari
dunia. 15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia,
namun supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. 16 Mereka
bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
sesudah Kristus memanjatkan permohonan-permohonan umum un-
tuk menyerahkan murid-murid-Nya ke dalam pemeliharaan Bapa, se-
lanjutnya Ia mengajukan permohonan khusus bagi mereka, dan,
1. Semua permohonan itu berkaitan dengan berkat-berkat rohani
dalam segala sesuatu yang bersifat sorgawi. Kristus tidak berdoa
supaya mereka menjadi kaya dan hebat di dunia ini, atau supaya
mereka mendapat kedudukan yang tinggi dan dihormati, melain-
kan supaya mereka tidak jatuh ke dalam dosa dan supaya mereka
diperlengkapi untuk melaksanakan kewajiban mereka dan dibawa
kembali ke sorga dengan aman. Perhatikanlah, kesejahteraan jiwa
yaitu kesejahteraan yang terbaik. sebab inilah Kristus datang,
yaitu untuk membeli dan mengaruniakan kesejahteraan bagi jiwa
kita. Sebab itu, kita pun diajarkan untuk pertama-tama berusaha
mendapatkannya, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang
lain.
2. Permohonan-permohonan khusus-Nya itu merupakan berkat yang
paling sesuai dengan keadaan dan kondisi murid-murid pada saat
itu. Cocok dengan kepentingan dan kebutuhan mereka yang bera-
gam. Perhatikanlah, doa syafaat Kristus selalu tepat sesuai masa-
lah yang dihadapi. Sang Pembela kita di hadapan Bapa mengenal
seluruh seluk-beluk kekurangan dan beban kita, keadaan genting
dan kesukaran kita, dan tahu betul bagaimana harus mengan-
tarai setiap kebutuhan ini dalam syafaat-Nya. Misalnya ke-
tika Ia mendoakan marabahaya yang mengincar Petrus, sekalipun
Petrus sendiri tidak menyadarinya pada saat itu (Luk. 22:32), Aku
telah berdoa untuk engkau.
3. Dia begitu panjang lebar mengutarakan segenap permohonan-
Nya, memanjatkan semua itu ke hadapan Bapa-Nya dan meme-
nuhi mulut-Nya dengan alasan-alasan mengapa Ia mendoakan se-
mua permohonan itu. Dengan ini Ia hendak mengajarkan kita
supaya bertekun dan bergiat di dalam doa kita, mencurahkan
segenap isi hati kita di dalam doa, dan bersikeras dengan maksud
kita di hadapan takhta anugerah. Dia mengajarkan kita untuk
bergumul seperti yang dilakukan Yakub, Aku tidak akan membiar-
kan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.
Nah, hal pertama yang didoakan Kristus bagi murid-murid-Nya
dalam ayat-ayat di atas yaitu pemeliharaan atas mereka, dan untuk
ini Ia menyerahkan mereka semua ke dalam perlindungan Bapa-Nya.
Dia meminta supaya mereka dilindungi dari bahaya-bahaya yang
mengintai, marabahaya yang datang dari dunia yang masih mereka
tempati ini beserta dengan kejahatan-kejahatan yang ada di dalam-
nya.
Kini perhatikanlah:
I. Permintaan itu sendiri: Peliharalah mereka dari dunia ini. Ada dua
cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan mereka dari
dunia ini:
1. Dengan mengambil mereka dari dalamnya. Akan namun , Kris-
tus tidak berdoa untuk menyelamatkan mereka dengan cara
seperti ini: Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil me-
reka dari dunia, yang artinya:
(1) “Aku tidak meminta supaya mereka cepat-cepat dibawa
pergi melalui kematian.” Jika dunia ini hanya akan menjadi
pengganggu bagi mereka, maka cara tercepat untuk meng-
amankan mereka yaitu dengan cepat-cepat menggiring
mereka ke dunia yang lebih baik lagi, yang akan memperla-
kukan mereka dengan lebih baik. Kirimkanlah kereta kuda
berapi untuk menjemput mereka ke sorga. Ayub, Elia,
Yunus, dan Musa juga berdoa supaya mereka dienyahkan
dari dunia, saat mereka mengalami hal-hal yang menyu-
sahkan mereka. Akan namun , Kristus tidak mau berdoa
seperti itu bagi para murid-Nya, oleh sebab dua alasan:
[1] Sebab Dia datang untuk menaklukkan dan bukannya
untuk mendukung keinginan dan hasrat berkobar-ko-
bar yang membuat manusia begitu tidak sabaran me-
nanggung hidupnya dan ingin mati saja. Ia menghen-
daki supaya kita memikul salib kita, bukannya melari-
kan diri dari salib itu.
[2] Sebab Dia memiliki pekerjaan yang harus mereka laku-
kan di dunia ini. Meskipun membenci mereka (Kis.
22:22), sehingga tidak layak bagi mereka (Ibr. 11:38),
namun dunia ini tidak bisa menghancurkan mereka.
sebab belas kasihan-Nya kepada dunia yang gelap ini,
Kristus pun tidak menghendaki supaya terang dihapus-
kan dari dalamnya, melainkan terus dinyalakan, ter-
utama demi kebaikan orang-orang yang akan percaya
kepada-Nya melalui pemberitaan mereka. Janganlah me-
reka juga ikut diambil dari dunia ini pada waktu Guru
mereka pergi dari sana. Setiap dari mereka harus mati
syahid pada waktunya, namun tidak sebelum mereka
menyelesaikan kesaksian mereka.
Perhatikanlah:
Pertama, terambilnya orang-orang benar dari dunia
ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan, melainkan
sesuatu yang menyedihkan dan menyesakkan hati (Yes.
57:1).
Kedua, meskipun Kristus mengasihi murid-murid-
Nya, Dia tidak langsung mengirim mereka ke sorga se-
gera sesudah mereka dipanggil, namun membiarkan mere-
ka berada di dunia ini untuk sementara waktu, supaya
mereka dapat melakukan kebaikan dan mempermulia-
kan Allah di bumi ini, dan dipersiapkan untuk mema-
suki sorga. Banyak orang benar terus dibiarkan hidup,
sebab mereka belum layak untuk mati.
(2) “Aku tidak meminta supaya mereka dibebaskan dari semua
kesukaran dunia ini dan dibawa dari tempat yang penuh
dengan susah payah ini ke tempat lain yang nyaman dan
aman, di mana mereka dapat hidup tanpa gangguan. Bu-
kan itu pemeliharaan yang Aku maksudkan di sini.” Non ut
omni molestia liberati otium et delicias colant, sed ut inter
media pericula salvi tamen maneant Dei auxilio – Bukan itu,
bukan supaya mereka dapat berleha-leha dengan nyaman
dalam kemewahan sebab telah dibebaskan dari segala
kesulitan, melainkan supaya mereka dapat dipelihara dari
marabahaya melalui pertolongan Allah. Begitulah penjelas-
an Calvin. Bukan supaya mereka dijauhkan dari segala
perseteruan dengan dunia, namun supaya mereka tidak di-
kalahkan olehnya. Bukan seperti yang diharapkan Yeremia,
supaya mereka bisa meninggalkan bangsa mereka dan me-
nyingkir dari pada mereka (Yer. 9:2), namun seperti yang
dikatakan Yehezkiel, untuk meneguhkan hati mereka mela-
wan musuh yang berkepala batu (Yeh. 3:8). Lebih mulia
seorang prajurit Kristen pergi menaklukkan dunia dengan
iman daripada sumpah untuk hidup membiara dengan
menjauhkan diri dari dunia. Kristus lebih dimuliakan ke-
tika Ia dilayani di dalam kota daripada di dalam ruangan
tertutup.
2. Cara yang lain yaitu dengan menjaga mereka dari kebejatan
yang ada di dalam dunia, dan Ia mendoakan agar mereka di-
jaga dari semuanya itu (ay. 11, 15). Berikut ini yaitu tiga
bagian dari permohonan ini :
(1) Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka yang telah Engkau
berikan kepada-Ku.
[1] Sebentar lagi Kristus akan meninggalkan mereka, namun
janganlah mereka sampai berpikir bahwa perlindungan
mereka juga ikut pergi. Tidak, Kristus justru membiar-
kan mereka mendengar bahwa Ia telah menyerahkan
mereka ke dalam perlindungan Bapa-Nya yang juga
yaitu Bapa mereka. Perhatikanlah, Kristus sendiri
yang telah menyerahkan semua orang percaya ke dalam
pemeliharaan Allah, dan hal ini sungguh merupakan
penghiburan yang tak terkirakan bagi mereka semua.
Orang-orang yang dipelihara Allah Yang Mahakuasa
tentu saja akan aman di dalam tangan-Nya, dan Allah
pasti akan memelihara mereka yang telah diserahkan
oleh Anak terkasih-Nya kepada-Nya, yang melalui-Nya
kita dapat menyerahkan jiwa kita kepada Allah dengan
iman (1Ptr. 4:19; 2Tim. 1:12).
Pertama, di sini Dia menempatkan mereka di bawah
naungan perlindungan ilahi supaya mereka tidak dilin-
das oleh niat jahat musuh-musuh mereka, supaya me-
reka dan kepentingan mereka terpelihara secara isti-
mewa oleh Sang Pemelihara ilahi: “Peliharalah nyawa
mereka sampai mereka selesai menunaikan tugas me-
reka. Teruslah hiburkan mereka, dan janganlah biarkan
mereka dihancurkan kesulitan-kesulitan yang mereka
hadapi. Jaga terus kepentingan mereka di dunia ini dan
jangan biarkan kepentingan mereka itu sampai tengge-
lam.” Berkat doa ini, sampai hari ini pun gereja dan
pelayanan Injil di dunia tetap terpelihara dengan cara
yang ajaib. Jika saja Allah tidak memelihara keduanya
dengan penuh anugerah, pastilah gereja dan pelayanan
Injil itu sudah padam dan musnah sejak dahulu kala.
Kedua, Dia menempatkan mereka di bawah peng-
awalan ilahi supaya mereka tidak melarikan diri dari
kewajiban mereka, dan supaya mereka tidak dibuat me-
nyimpang oleh ketidaksetiaan hati mereka: “Jagalah
mereka supaya tetap tulus hati dan jujur dalam segala
hal, jagalah mereka supaya tetap menjadi murid-murid,
jagalah mereka untuk tetap melakukan kewajiban mere-
ka.” Kita membutuhkan kuasa Allah bukan saja untuk
menempatkan diri kita di bawah anugerah, melainkan
juga untuk memelihara kita agar tetap ada di dalamnya
(10:28-29; 1Ptr. 1:5).
[2] Gelar sapaan yang Kristus berikan kepada Dia saat Ia
berdoa bagi diri-Nya dan bagi murid-murid-Nya, mem-
perkuat permohonan-Nya.
Pertama, Dia berbicara kepada Allah sebagai seorang
Bapa yang kudus. Dalam menyerahkan diri kita dan
orang lain ke dalam pemeliharaan ilahi, bolehlah kita
merasa teguh,
1. Oleh sifat kekudusan-Nya, sebab inilah yang men-
jadikan umat kudus-Nya terpelihara. Dia telah ber-
sumpah demi kekudusan-Nya (Mzm. 89:35). Jika Dia
yaitu Allah yang kudus dan membenci dosa, Dia
juga akan membuat orang-orang kepunyaan-Nya
menjadi kudus dan menjaga mereka dari dosa, yang
juga sangat dibenci dan ditakuti oleh mereka sebagai
kejahatan terbesar.
2. Oleh hubungan dengan seorang Bapa, di mana Ia
berpihak kepada kita melalui Kristus. Jika Dia ada-
lah seorang Bapa, maka Dia akan memelihara anak-
anak-Nya sendiri, mengajari dan menjaga mereka,
sebab siapa lagi yang harus melakukan hal-hal itu?
Kedua, Kristus membicarakan mereka sebagai
orang-orang yang telah diberikan Bapa kepada-Nya. Apa
yang kita terima sebagai pemberian dari Bapa, dengan
lapang hati kita juga dapat mempercayakannya kembali
ke dalam pemeliharaan Bapa. “Bapa, peliharalah anuge-
rah dan penghiburan yang telah Engkau berikan ke-
pada-Ku, anak-anak yang telah Engkau berikan kepa-
da-Ku, pelayanan yang telah Aku terima.”
(2) Peliharalah mereka dalam nama-Mu. Artinya:
[1] Peliharalah mereka demi nama-Mu sendiri, begitulah
yang diartikan sebagian orang. “Nama dan kehormatan-
Mu, dan juga nama dan kehormatan-Ku, terkait dengan
pemeliharaan mereka. Kita berdua akan turut merasa-
kannya jika mereka menjadi murtad atau undur diri.”
Orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama sering kali
memohon, demi nama-Mu. Demikian pula, semua orang
yang lebih mengutamakan kehormatan nama Allah
daripada kepentingan mereka sendiri memang layak
mengajukan permohonan seperti itu dengan lapang
hati.
[2] Peliharalah mereka di dalam nama-Mu, begitulah yang
diartikan oleh sebagian orang lainnya. Teks aslinya me-
nuliskan en tō onomati. “Peliharalah mereka di dalam
pengenalan dan rasa takut akan nama-Mu. Peliharalah
mereka di dalam pengakuan iman dan pelayanan akan
nama-Mu, apa pun juga harga yang mereka harus bayar
untuk itu. Peliharalah mereka untuk tetap memegang
kepentingan nama-Mu, dan jagalah mereka supaya te-
tap setia kepada semua itu. Peliharalah mereka di da-
lam kebenaran-Mu, dalam ketetapan-Mu, serta di jalan
perintah-perintah-Mu.”
[3] Peliharalah mereka oleh atau melalui nama-Mu, begitu-
lah yang diartikan sebagian orang lagi. “Peliharalah me-
reka dengan kuasa-Mu sendiri, dalam tangan-Mu. Peli-
haralah mereka oleh Engkau sendiri, urusilah mereka,
biarkan mereka ada di dalam pemeliharaan-Mu secara
langsung. Peliharalah mereka dengan segala sarana
perlindungan yang telah Engkau bangun sendiri, yang
oleh sebab semuanya itu Engkau telah memasyhurkan
nama-Mu sendiri. Peliharalah mereka dengan firman
dan ketetapan-Mu. Biarlah nama-Mu menjadi menara
kekuatan mereka, dan Kemah Suci-Mu menjadi pondok
mereka.”
(3) Peliharalah mereka dari yang jahat, atau jauhkanlah mere-
ka dari yang jahat. Dia telah mengajari mereka untuk ber-
doa setiap hari, Lepaskanlah kami dari pada yang jahat,
dan hal ini akan menguatkan hati mereka untuk berdoa.
[1] “Peliharalah mereka dari si jahat, Iblis dan antek-antek-
nya, si bejat itu dan anak-anaknya. Jauhkanlah mereka
dari Iblis si penggoda itu supaya jangan ia menampi me-
reka, atau jangan sampai iman mereka gagal. Pelihara-
lah mereka dari si Iblis sang perusak supaya dia tidak
membuat mereka putus asa.”
[2] “Peliharalah mereka dari hal yang jahat, yaitu dosa, dan
dari segala sesuatu yang menyerupainya atau menjeru-
muskan mereka ke dalam dosa. Peliharalah mereka su-
paya mereka jangan berbuat jahat (2Kor. 13:7). Dosa
yaitu kejahatan yang paling harus kita takuti dan ben-
ci, lebih dari yang lainnya.
[3] “Peliharalah mereka dari kejahatan dunia ini dan dari
kesesakan di dalamnya, sehingga kejahatan itu tidak
menyengat ataupun mencelakakan mereka.” Bukan ber-
arti supaya mereka jangan pernah mengalami kesukar-
an, namun supaya mereka justru dikuatkan untuk mela-
lui semuanya itu, supaya semua kesukaran itu terasa
seperti tidak ada unsur jahat di dalamnya yang dapat
mencelakakan mereka.
II. Ada lima alasan yang Kristus ajukan untuk memperkuat permo-
honan atas pemeliharaan mereka, yaitu:
1. Dia mengungkapkan bahwa Dia telah memelihara mereka
sampai saat itu (ay. 12): “Selama Aku bersama mereka, Aku
telah memelihara mereka dalam nama-Mu, di dalam iman yang
benar akan Injil dan pelayanan bagi Allah. Aku telah menjaga
mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku untuk Kupeli-
hara dengan baik. Mereka semuanya selamat dan tidak ada
seorang pun dari mereka yang binasa, tidak satu pun yang
memberontak atau hancur, selain dia yang telah ditentukan
untuk binasa. Dia telah hilang, supaya genaplah yang tertulis
dalam Kitab Suci.”
Perhatikanlah:
(1) Kesetiaan Kristus dalam menjaga para murid-Nya: Selama
Dia bersama mereka, Dia memelihara mereka, dan pemeli-
haraan-Nya bagi mereka itu tidaklah sia-sia. Dia memeli-
hara mereka di dalam nama Allah, menjaga mereka supaya
tidak jatuh ke dalam kekeliruan atau dosa yang berbahaya,
supaya tidak menjadi seperti kaum Farisi, yang berniat
untuk mempengaruhi mereka dengan segala cara. Dia men-
jaga mereka supaya mereka tidak meninggalkan Dia dan
kembali kepada hal-hal remeh yang dulu telah mereka
tinggalkan demi Dia. Dia tetap mengawasi dan memelihara
mereka sewaktu Dia mengutus mereka untuk mengajar.
Bukankah mereka selalu ada di hati-Nya? Banyak orang
mengikuti Dia, namun sebab tersandung oleh suatu hal,
lalu pergi menjauh. namun kedua belas murid ini, Ia meme-
lihara mereka supaya tidak pergi dari-Nya. Dia memelihara
mereka supaya tidak jatuh ke dalam cengkeraman musuh
yang berikhtiar mencabut nyawa mereka. Dia memelihara
mereka saat Ia menyerahkan diri-Nya sendiri (18:9). Selama
Dia bersama mereka, maka Dia memelihara mereka dengan
cara yang terlihat, yaitu melalui petunjuk-petunjuk yang
mereka dengar, atau melalui mujizat-mujizat yang terjadi di
depan mata mereka. namun saat Ia pergi dari mereka, me-
reka harus dipelihara dengan cara yang lebih bersifat
rohani. Penghiburan dan sokongan yang nyata terlihat ka-
dang kala diberikan dan kadang kala ditahan. Akan namun ,
saat penghiburan dan sokongan itu ditarik kembali, sekali-
kali mereka tidak akan dibiarkan tanpa penghiburan. Apa
yang dikatakan Kristus di sini mengenai pengikut-peng-
ikut-Nya saat itu, juga berlaku bagi semua orang kudus
selama mereka ada di dunia ini. Kristus memelihara me-
reka di dalam nama Allah.
Hal ini menyiratkan:
[1] Bahwa mereka lemah dan tidak bisa menjaga diri mere-
ka sendiri. Tangan mereka tidak cukup mampu untuk
melakukannya.
[2] Bahwa di mata Allah, mereka berharga untuk dipeli-
hara. Mereka berharga dan terpandang di mata-Nya.
Mereka yaitu harta dan permata-Nya.
[3] Bahwa keselamatan mereka telah dirancangkan, sebab
untuk itulah mereka dipelihara (1Ptr. 1:5). Sebagaimana
orang jahat ditetapkan untuk mengalami hari kebinasa-
an, demikian pula orang benar dipelihara untuk meng-
alami hari yang penuh berkat.
[4] Bahwa mereka ada di bawah tanggung jawab Tuhan
Yesus, sebab tugas-Nya yaitu memelihara mereka dan
bersedia menanggung bahaya sebagai Gembala yang
baik untuk menjaga keselamatan domba-domba-Nya.
(2) Pertanggungjawaban menenteramkan yang Dia berikan me-
ngenai tugas pekerjaan-Nya: Tidak ada seorang pun dari
mereka yang binasa. Perhatikan, Yesus Kristus pasti akan
memelihara semua orang yang diberikan kepada-Nya se-
hingga tidak ada seorang pun dari mereka yang akan be-
nar-benar binasa. Mereka mungkin saja mengira bahwa
mereka sudah binasa atau hampir binasa dalam bahaya
yang mengintai, namun sudah merupakan kehendak Bapa
bahwa Kristus tidak kehilangan satu pun dari mereka, dan
Dia memang tidak akan kehilangan satu pun (6:39). Hal ini
akan terbukti suatu hari nanti saat mereka datang ber-
kumpul bersama-sama dan tidak ada satu pun dari mereka
yang hilang.
(3) Sebuah cap jelek ditimpakan kepada Yudas sebagai se-
orang yang tidak termasuk di dalam pemeliharaan-Nya.
Yudas memang ada di antara orang-orang yang diberikan
kepada Kristus, namun dia bukan salah satu dari mereka.
Kristus membicarakan Yudas seakan-akan ia memang
telah binasa, sebab dia telah meninggalkan persekutuan
dengan Guru dan rekan-rekannya yang lain, dan menjeru-
muskan dirinya sendiri ke dalam cengkeraman Iblis, dan
sebentar lagi ia akan jatuh ke tempat yang wajar baginya.
Memang dia sudah seperti binasa saja layaknya. Akan
namun , kemurtadan dan kebinasaan Yudas bukanlah cela
bagi Guru atau keluarganya, sebab:
[1] Dia yaitu orang yang telah ditentukan untuk binasa,
sehingga ia bukanlah salah satu dari mereka yang di-
berikan kepada Kristus untuk dipelihara. Dia layak un-
tuk binasa, dan Allah membiarkan dirinya menjerumus-
kan diri ke dalam kebinasaan itu. Dia yaitu anak si
perusak itu, seperti Kain, yang berasal dari si jahat.
Musuh besar yang akan dihanguskan Allah itu disebut
sebagai yang harus binasa, sebab dia yaitu seorang
manusia durhaka (2Tes. 2:3). Menyedihkan sekali men-
dapati seseorang yang harus binasa ternyata yaitu
salah satu dari para rasul. Tidak satu pun kedudukan
atau nama besar di dalam gereja, ataupun hak-hak isti-
mewa dan kesempatan dalam mendapatkan anugerah,
atau jabatan dan penampilan luar seseorang mampu
menjaminnya dari kebinasaan, bila hatinya tidak benar
di hadapan Allah. Mereka yang hanya pura-pura meng-
aku percaya pada akhirnya terbukti akan binasa seperti
Yudas, yang lebih cinta akan uang. Tindakan Kristus
yang memisahkan Yudas dari orang-orang yang diberi-
kan kepada-Nya (sebab ei mē mengandung arti berla-
wanan, dan bukannya pengecualian) menunjukkan
bahwa kebenaran dan agama yang sejati tidak boleh
tercemar gara-gara pengkhianatan orang-orang munafik
(1Yoh. 2:19).
[2] Kitab Suci digenapi. Dosa Yudas sudah diketahui oleh
hikmat Allah dan diberitahukan melalui firman-Nya
jauh sebelumnya. Namun, peristiwa yang terjadi sesudah
nubuatan ini merupakan penggenapan, dan bu-
kan berarti bahwa peristiwa itu dipicu oleh nubuatan
itu (Mzm. 41:10; 69:26; 109:8). Kita pasti merasa amat
heran melihat pengkhianatan yang dilakukan oleh
orang-orang murtad, seandainya saja kita tidak diberi
tahu mengenai hal itu sebelumnya.
2. Alasan Kristus berdoa untuk keselamatan mereka yaitu bah-
wa kini Dia harus meninggalkan mereka dan tidak lagi dapat
mengawasi mereka seperti yang telah Ia lakukan sampai saat
itu (ay. 11): “Peliharalah mereka sekarang, supaya pekerjaan
yang sudah Kulakukan di antara mereka selagi Aku masih
berada bersama mereka tidak menjadi sia-sia. Peliharalah
mereka supaya mereka menjadi satu dengan Kita, sama seperti
Kita berdua yaitu satu.” Kita akan membicarakan hal ini
nanti (ay. 21), namun untuk sementara ini, lihatlah di sini:
(1) Dengan sukacita seperti apa Dia membicarakan keberang-
katan-Nya. Dia mengungkapkan semua itu dengan penuh
kemenangan dan kegembiraan, menunjuk kepada dunia
yang Ia tinggalkan dan juga dunia ke mana Ia dipindahkan.
[1] “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia. Kini, selamat
tinggal kepada dunia yang selalu menimbulkan masalah
ini. Cukup sudah Aku berada di dalamnya, dan kini
saatnya telah tiba bagi-Ku untuk tidak ada lagi di sana.
sebab Aku telah menunaikan tugas yang harus Kuker-
jakan di sini, maka kini urusan-Ku dengannya pun su-
dah selesai. Tidak ada lagi yang harus Kukerjakan se-
lain keluar dari dunia ini secepat mungkin.” Perhatikan-
lah, bagi orang-orang yang memiliki rumah di dunia
lain, berpikir mengenai tidak ada lagi di dalam dunia ini
seharusnya mendatangkan sukacita, sebab, jika kita
sudah menyelesaikan semua yang harus kita kerjakan
di dunia ini, apa lagi yang dapat mengikat kita untuk
tetap tinggal? Jadi, saat giliran kita untuk menghadapi
maut telah tiba, kita dapat berkata dengan penuh ke-
menangan kudus, “Dan Aku tidak ada lagi di dalam
dunia, dunia yang gelap dan penuh tipu daya ini, dunia
yang miskin dan hampa ini, dunia yang kotor dan
penuh pencobaan ini. Aku tidak lagi harus disusahkan
oleh duri dan semak belukar di dalamnya, tidak lagi ter-
ancam oleh perangkap dan jebakannya. Kini aku tidak
lagi perlu mengembara di padang gurun yang mengeri-
kan ini, tidak lagi diombang-ambingkan oleh lautan
yang bergejolak ini. Kini Aku tidak ada lagi di dalam
dunia, dapat meninggalkannya dengan penuh kegirang-
an dan mengucapkan selamat tinggal untuk selama-
nya.”
[2] Dan Aku datang kepada-Mu. Pergi dan lepas dari dunia
ini barulah setengah dari penghiburan yang diperoleh
Kristus yang hendak mati itu, dan juga bagi orang-
orang Kristen yang sedang menghadapi penderitaan
maut. Setengahnya lagi justru merupakan penghiburan
yang lebih baik, yaitu datang kepada Bapa untuk du-
duk dan menikmati hadirat-Nya tanpa gangguan atau
halangan apa pun lagi. Perhatikanlah, orang-orang yang
mengasihi Allah pasti merasa senang memikirkan bisa
datang kepada-Nya sekalipun harus melewati lembah
kekelaman. Saat kita pergi untuk beralih dari tubuh,
maka itu artinya yaitu untuk menetap pada Tuhan,
seperti anak-anak yang dijemput pulang dari sekolah
menuju rumah ayah mereka. “Kini Aku datang kepada-
Mu yang telah Aku pilih dan layani, dan yang Kurindu-
kan dengan segenap jiwaku. Kepada Engkau sumber
cahaya dan hidup, mahkota dan pusat berkat dan su-
kacita. Kini kerinduanku akan terpuaskan, harapanku
terkabul, kebahagiaanku sempurna, sebab Aku datang
kepada-Mu.”
(2) Keprihatinan mendalam yang Ia tunjukkan bagi orang-
orang yang Ia tinggalkan: “namun mereka masih ada di
dalam dunia. Aku telah mengetahui betapa jahatnya dunia
ini, jadi bayangkan bagaimana jadinya dengan anak-anak
kesayangan-Ku ini, yang harus tetap tinggal di sana? Ya
Bapa yang kudus, peliharalah mereka. Mereka akan kehi-
langan hadirat-Ku, jadi biarlah mereka bisa merasakan ke-
hadiran-Mu. Kini mereka lebih memerlukan pemeliharaan,
sebab Aku mengutus mereka untuk menjelajahi dunia
lebih jauh daripada yang pernah mereka masuki. Mereka
harus bertolak ke tempat yang dalam, dan berkutat dalam
riak gelombang yang lebih dahsyat, dan mereka akan teng-
gelam jika Engkau tidak melindungi mereka.”
Perhatikanlah di sini:
[1] Bahwa, saat Tuhan kita Yesus hendak pergi kepada
Bapa, Dia masih tetap memiliki kepedulian yang men-
dalam bagi orang-orang kepunyaan-Nya yang masih ada
di dunia ini. Ia terus mengasihani mereka. Nama mereka
selalu ada di dalam hati-Nya, terukir di kedua telapak
tangan-Nya dengan paku-paku di salib-Nya itu. Saat
mereka tidak dapat lagi melihat-Nya, mereka tidak lan-
tas menjadi luput dari pengawasan-Nya, apalagi dari pi-
kiran-Nya. Kita seharusnya merasa kasihan kepada me-
reka yang baru saja dilahirkan ke dalam dunia ini pada
saat kita hampir selesai melaluinya, dan terhadap
orang-orang yang ditinggalkan saat kita meninggalkan
dunia ini.
[2] Bahwa, saat Kristus hendak mengungkapkan kebutuh-
an mendesak para murid-Nya akan pemeliharaan ilahi,
Dia hanya berkata, “Mereka masih ada di dalam dunia.”
Kalimat ini sudah cukup mengungkapkan betapa besar-
nya mara bahaya yang dihadapi orang-orang yang telah
ditetapkan untuk pergi ke sorga. Dunia ini akan mem-
buyarkan perhatian dan merayu mereka, juga akan
membenci dan menganiaya mereka dengan kejam.
3. Dia mengungkapkan betapa puasnya mereka nanti bila me-
ngetahui bahwa mereka terlindung dengan aman, dan betapa
leganya Dia melihat mereka semua bisa merasa tenteram: Aku
mengatakan semuanya ini supaya penuhlah sukacita-Ku di
dalam diri mereka (ay. 13).
Perhatikanlah:
(1) Kristus benar-benar menghendaki supaya murid-murid-Nya
mengalami sukacita penuh, sebab Ia ingin supaya mereka
senantiasa bergirang. Dia memang meninggalkan mereka
dalam airmata dan kesusahan, namun Dia juga memastikan
bahwa sukacita mereka dipenuhkan. Saat mereka menyang-
ka bahwa sukacita mereka di dalam diri-Nya telah sirna,
justru saat itulah sukacita itu diangkat mendekati kesem-
purnaan, dan penuhlah mereka olehnya. Di sini kita diajar-
kan,
[1] Untuk menemukan sukacita kita di dalam Kristus: “Ini-
lah sukacita-Ku, sukacita yang Kuberikan, atau suka-
cita yang berpusat di dalam Aku.” Kristus yaitu
sukacita seorang Kristen, sukacitanya yang terutama.
Sukacita dari dunia ini sedang memudar bersama du-
nia. Akan namun , sukacita di dalam Kristus itu abadi,
sebagaimana diri-Nya.
[2] Untuk membangun sukacita kita dengan penuh kete-
kunan, sebab itulah kewajiban sekaligus hak istimewa
yang dimiliki semua orang percaya sejati. Tidak ada hal
lain yang lebih ditekankan di dalam kehidupan kristiani
selain hal ini (Flp. 3:1; 4:4).
[3] Untuk berusaha agar sukacita kita menjadi sempurna,
supaya sukacita itu dipenuhkan di dalam diri kita, se-
bab itulah yang diinginkan Kristus.
(2) Untuk itulah, sekarang Dia menyerahkan mereka ke dalam
pemeliharaan dan perlindungan Bapa-Nya dan membiar-
kan mereka menjadi saksi dari tindakan-Nya itu: Aku me-
ngatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam
dunia, selagi Aku masih berada bersama-sama dengan me-
reka di dunia ini. Doa syafaat-Nya di sorga untuk meminta
perlindungan bagi mereka pasti sudah cukup, namun me-
ngatakan hal itu selagi Dia masih ada di dunia ini dapat
memberi kepuasan dan dorongan bagi para murid, dan
ini akan memampukan mereka untuk bersukacita di dalam
kesesakan.
Perhatikanlah:
[1] Kristus tidak saja menimbun penghiburan bagi umat-
Nya dalam menyediakan kesejahteraan bagi mereka di
masa mendatang, melainkan juga telah membagi-bagi-
kan penghiburan itu kepada mereka, dan Ia pun me-
ngatakan hal itu supaya mereka dipuaskan di masa
sekarang ini. Di sini Dia bersedia untuk menguman-
dangkan wasiat dan perjanjian-Nya yang terakhir di ha-
dapan murid-murid-Nya, dan membiarkan para pewa-
risnya mengetahui apa yang hendak Dia tinggalkan bagi
mereka (padahal biasanya pemberi wasiat enggan mela-
kukan hal itu). Ia membiarkan mereka mengetahui be-
tapa terjaminnya mereka, supaya mereka memiliki
penghiburan yang besar.
[2] Pengantaraan Kristus bagi kita sudah cukup untuk
memenuhkan sukacita kita di dalam Dia. Tidak ada lagi
yang lebih ampuh untuk membungkam segala ketakut-
an dan keragu-raguan kita, dan untuk memperlengkapi
kita dengan penghiburan yang besar selain daripada
bahwa Dia selalu tampil di hadapan Allah bagi kita.
sebab itulah sang rasul berseru, bahkan lebih lagi,
mengenai hal ini (Rm. 8:34, Ibr. 7:25).
4. Dia mengungkapkan perlakuan buruk yang kemungkinan be-
sar harus mereka hadapi di dunia ini demi Dia (ay. 14): “Aku
telah memberi firman-Mu kepada mereka untuk disebarkan
di dunia, dan mereka telah menerimanya, telah mempercayai-
nya dan menerima tugas untuk menyampaikannya lagi kepada
dunia ini. Dan sebab itulah dunia membenci mereka, juga
sebab mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari
dunia.”
Di sini kita melihat:
(1) Permusuhan dunia terhadap para pengikut Kristus. Selagi
Kristus ada bersama-sama dengan mereka saja dunia telah
membenci mereka, padahal perlawanan mereka terhadap
dunia ini kecil saat itu, jadi bagaimana pula jadinya nanti
bila mereka mengabarkan Injil dengan lebih gencar lagi dan
menjungkir-balikkan dunia. “Bapa, tetaplah menjadi saha-
bat mereka,” kata Kristus, “sebab nanti mereka pasti akan
memiliki banyak musuh. Biarlah mereka memiliki kasih-
Mu, sebab kebencian dunia akan selalu menguntit mereka.
Di tengah-tengah tebaran panah api, biarlah mereka di-
pagari dengan anugerah-Mu yang seperti perisai.” Membela
pihak yang lemah dan menolong orang yang tidak berdaya
merupakan kehormatan bagi Allah. Kasihanilah mereka, ya
Allah, sebab orang-orang menginjak-injak mereka.
(2) Alasan timbulnya permusuhan itu, yang memperkuat per-
mohonan ini .
[1] Di sini tersirat bahwa salah satu alasannya yaitu ka-
rena mereka telah menerima firman Allah seperti yang
telah diberikan kepada mereka melalui tangan Kristus,
padahal kebanyakan pihak di dunia ini justru menolak-
nya dan bertekad untuk melawan para pemeluk dan
penyebar firman itu. Perhatikanlah, orang-orang yang
menerima kemauan dan firman Kristus yang baik harus
bersiap menghadapi perlakuan dan perkataan dunia
yang jahat. Para pelayan Injil terutama sangat dibenci
oleh dunia ini, sebab mereka memanggil orang-orang
keluar dari sana dan memisahkan mereka, serta meng-
ajari mereka supaya tidak menuruti dunia ini, dan de-
ngan begitu menghukumnya bersalah. “Ya Bapa, peli-
haralah mereka, sebab sebab Engkaulah mereka meng-
hadapi bahaya seperti itu. Mereka menderita demi Eng-
kau.” Begitu pulalah sang penulis Mazmur memohon,
Sebab oleh sebab Engkaulah aku menanggung cela
(Mzm. 69:8). Perhatikanlah, orang-orang yang dengan
setia mematuhi firman Kristus yang mulia itu berhak
mendapatkan perlindungan istimewa pada saat-saat
yang penuh pencobaan (Why. 3:10). Apa yang menye-
babkan seorang mati syahid juga bisa mendatangkan
sukacita bagi orang yang menderita.
[2] Alasan lainnya dinyatakan dengan lebih jelas: dunia
membenci mereka sebab mereka bukan dari dunia. Fir-
man Kristus datang dengan kuasa kepada orang-orang
yang bukan dari dunia ini. Firman itu bekerja dalam
diri orang-orang yang menerimanya dan mengasihinya,
dan melepaskan keterikatan mereka dari kekayaan du-
nia serta membuat mereka berbalik dari kejahatan du-
nia ini. Oleh sebab itu, dunia pun menjadi luar biasa
benci kepada mereka.
5. Dia menyatakan pembelaan-Nya dalam permohonan bagi me-
reka, agar mereka mau menuruti kehendak-Nya dan tidak
mau mengikuti arus dunia ini (ay. 16): “Ya Bapa, peliharalah
mereka, sebab mereka mengikuti Roh dan pikiran-Ku. Mereka
bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” Jadi,
orang-orang yang dapat menyerahkan diri mereka dengan
iman ke dalam perlindungan Allah yaitu ,
(1) Orang-orang yang serupa dengan Kristus selagi ada di
dunia ini, dan yang mengikuti jejak-Nya. Allah akan me-
ngasihi orang-orang yang seperti Kristus.
(2) Orang-orang yang tidak memusatkan perhatian mereka
kepada perkara duniawi atau mengabdikan diri mereka un-
tuk melayani perkara duniawi ini .
Perhatikanlah:
[1] Bahwa Yesus Kristus bukan berasal dari dunia ini. Dia
tidak pernah berasal dari dunia ini, apalagi kini, sesaat
sebelum Ia hendak meninggalkannya. Hal ini menegas-
kan,
Pertama, kedudukan-Nya. Dia bukanlah kesayangan
atau buah hati dunia ini, bukan penguasa atau pem-
besar dunia ini. Dia sama sekali tidak memiliki harta
duniawi, bahkan tidak punya tempat untuk meletakkan
kepala-Nya. Dia tidak memiliki kekuasaan duniawi, Dia
bukan seorang pengadil ataupun pemecah-belah.
Kedua, Roh-Nya. Dia benar-benar telah mematikan
diri-Nya terhadap dunia ini. Penguasa dunia ini tidak
berkuasa apa-apa atas diri-Nya. Tidak ada satu pun hal
di dunia ini berarti bagi Dia: kehormatan pun tidak,
sebab Dia telah mengosongkan diri-Nya sendiri. Kekaya-
an juga tidak, sebab oleh sebab kita Ia menjadi miskin.
Tidak pula kesenangan, sebab Dia selalu bergumul
dalam kepedihan (8:23).
[2] Bahwa, orang-orang Kristen sejati tidaklah berasal dari
dunia ini. Roh Kristus yang ada di dalam mereka ber-
tentangan dengan roh dunia ini.
Pertama, dibenci oleh dunia sudah menjadi nasib
yang harus mereka tanggung. Mereka tidak cocok de-
ngan dunia ini, sama seperti Guru mereka.
Kedua, dikeluarkan dari dunia ini merupakan hak
istimewa yang mereka miliki, seperti Abraham yang me-
nyingkir dari negeri asalnya.
Ketiga, sudah menjadi keharusan dan sifat mereka
untuk mati terhadap dunia ini. Keterlibatan mereka se-
harusnya berkaitan dengan dunia lain, dan hal itu jauh
lebih menyenangkan. Juga, keprihatinan mereka seha-
rusnya lebih ditujukan kepada kegiatan-kegiatan dunia
lain itu, bukannya dunia ini. Murid-murid Kristus me-
mang lemah dan memiliki banyak kekurangan, namun
Dia masih dapat bersaksi bahwa mereka bukan berasal
dari dunia ini, bukan dari bumi ini. Oleh sebab itu, Ia
pun menghendaki pemeliharaan Sorga bagi mereka.
Doa Syafaat Kristus
(17:17-19)
17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu yaitu kebenaran. 18
Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula
Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; 19 dan Aku menguduskan diri-
Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.
Hal berikut yang Ia doakan bagi mereka yaitu supaya mereka diku-
duskan. Bukan hanya dipelihara dari yang jahat saja, melainkan juga
dijadikan baik.
I. Inilah permohonan-Nya (ay. 17): Kuduskanlah mereka dalam kebe-
naran, melalui firman-Mu, sebab firman-Mu yaitu kebenaran.
Firman-Nya memang benar, sebab firman-Nya yaitu kebenaran
itu sendiri. Kristus ingin supaya mereka dikuduskan,
1. Sebagai orang Kristen. Ya Bapa, jadikanlah mereka kudus,
dan hal ini akan menjadi perlindungan bagi mereka (1Tes.
5:23).
Perhatikanlah di sini:
(1) Anugerah yang diinginkan – pengudusan. Murid-murid di-
kuduskan sebab mereka bukan berasal dari dunia ini.
Injil Yohanes 17:17-19
1191
namun Dia tetap berdoa, “Ya Bapa kuduskanlah mereka”,
yang artinya:
[1] “Teguhkanlah pekerjaan pengudusan di dalam mereka,
kuatkanlah iman mereka, buatlah kasih mereka ber-
kobar-kobar dan kuatkan hati mereka supaya tetap te-
guh.”
[2] “Teruskanlah pekerjaan baik-Mu di dalam diri mereka.
Biarlah terang itu terus bercahaya lebih gemilang lagi.”
[3] “Sempurnakanlah pekerjaan baik itu dalam diri mereka,
mahkotailah pekerjaan itu dengan kekudusan yang
sempurna. Kuduskanlah mereka seluruhnya, sampai
pada akhirnya.”
Perhatikanlah:
Pertama, doa Kristus bagi semua orang kepunyaan-
Nya yaitu supaya mereka dikuduskan. Jika mereka
tidak dikuduskan, Dia akan malu untuk mengakui me-
reka sebagai milik-Nya, baik di sini maupun di dunia
sana. Dia juga akan malu untuk melibatkan mereka da-
lam pekerjaan-Nya ataupun mempersembahkan mereka
kepada Bapa-Nya. Jadi mereka harus dikuduskan.
Kedua, orang-orang yang telah dikuduskan melalui
anugerah justru masih perlu dikuduskan lebih dan le-
bih lagi. Bahkan para murid pun harus tetap berdoa
untuk mendapatkan anugerah yang menguduskan itu.
Sebab, celakalah kita jika Dia yang memimpin kita da-
lam iman tidak membawa iman kita itu kepada kesem-
purnaan. Tidak melangkah maju berarti