hal-hal yang sudah mereka ketahui, sebab ini adalah pe-
kerjaan hamba-hamba Tuhan. Bukan untuk memberi tahu mere-
ka tentang hal-hal yang tidak pernah mereka ketahui sebelumnya,
melainkan mengingatkan mereka tentang hal-hal yang mereka
ketahui, dengan memesankan kepada mereka, agar jangan mereka
bersilat kata. Perhatikanlah, orang-orang yang cenderung berteng-
kar biasanya bertengkar mengenai hal-hal yang sangat sepele.
Surat 2 Timotius 2:14-18
679
Bersilat kata sifatnya sangat merusak terhadap perkara-perkara
mengenai Allah. Janganlah mereka bersilat kata, sebab hal itu
sama sekali tidak berguna. Jika saja orang-orang mempertim-
bangkan betapa kecil manfaat dari sebagian besar perdebatan da-
lam hal agama, maka mereka tidak akan sebegitu giat dalam
bersilat kata, sampai mengacaukan orang yang mendengarkan-
nya, menjauhkan mereka dari hal-hal luar biasa mengenai Allah,
dan menyebabkan panas hati dan kebencian yang tidak kristiani,
yang sebab nya kebenaran sering kali dilupakan. Perhatikanlah,
orang sangat mudah bersilat kata, dan pertikaian seperti itu tidak
menghasilkan apa pun selain menggoyahkan sebagian orang dan
mengacaukan yang lain. Bukan saja tidak berguna, namun juga
sangat merugikan. Dan oleh sebab itu hamba-hamba Tuhan
harus menyuruh jemaat supaya mereka tidak bersilat kata. Dan
mereka akan lebih dihargai saat menyuruh jemaat di hadapan
Tuhan, yaitu, dalam nama-Nya dan dari firman-Nya. Dengan cara
ini para hamba Tuhan mendapatkan kekuasaan atau wewenang
bagi apa yang mereka katakan. Usahakanlah supaya engkau la-
yak di hadapan Allah (ay. 15). Perhatikanlah, yang harus menjadi
perhatian hamba-hamba Allah adalah membuktikan diri mereka
layak di hadapan Allah, diterima oleh-Nya, dan untuk menunjuk-
kan bahwa dengan demikian mereka diperkenan oleh Allah. Un-
tuk mencapai hal itu, harus ada kepedulian dan usaha keras yang
terus-menerus: Usahakanlah agar engkau menjadi demikian,
sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu. Hamba-hamba
Tuhan harus menjadi pekerja. Mereka punya pekerjaan yang ha-
rus dilakukan, dan mereka harus berjerih payah di dalamnya.
Pekerja yang tidak cakap, atau tidak setia, atau malas, harus
malu. namun orang-orang yang mengurusi pekerjaan mereka, dan
tetap mengerjakan pekerjaan mereka adalah pekerja-pekerja yang
tidak perlu malu. Dan apakah pekerjaan mereka? Yaitu berterus-
terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Bukan mencipta-
kan sebuah injil baru, melainkan dengan berterus terang mem-
bagikan Injil yang dipercayakan kepada mereka sebagaimana ada-
nya. Menyampaikan ancaman kepada orang-orang yang pantas
mendapatkan ancaman, penghiburan kepada orang-orang yang
pantas dihibur. Memberikan kepada setiap orang makanan pada
waktunya (Mat. 24:45, KJV: bagiannya pada waktunya). Perhati-
kanlah di sini,
680
1. Firman yang diberitakan hamba-hamba Tuhan adalah firman
atau perkataan kebenaran, sebab penciptanya adalah Allah
kebenaran.
2. Dibutuhkan banyak hikmat, usaha, dan perhatian untuk mem-
bagi-bagikan firman kebenaran ini dengan benar. Timotius ha-
rus berusaha melakukan pekerjaan ini dengan baik.
II. Dia harus mewaspadai hal-hal yang dapat menghalangi dia dalam
pekerjaannya (ay. 16). Dia harus mewaspadai penyimpangan: Hin-
darilah omongan yang kosong dan yang tidak suci. Orang-orang
yang menganut ajaran sesat, yang menyombongkan gagasan-ga-
gasan dan pernyataan-pernyataan mereka, mengira bahwa per-
buatan mereka dapat membuat mereka dipuji. namun Rasul Pau-
lus menyebut semua itu omongan yang kosong dan yang tidak
suci. Begitu orang-orang menjadi sangat suka dengan omongan-
omongan seperti itu, itu akan menambah kefasikan. Jalan pe-
nyimpangan itu menurun ke bawah. Begitu satu hal yang tidak
masuk akal disetujui atau dibela dalam perdebatan, seribu lain-
nya mengikuti: Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kan-
ker, atau kelemayuh. saat penyimpangan atau ajaran sesat
masuk ke dalam jemaat, terpengaruhnya satu orang sering kali
diikuti dengan terpengaruhnya banyak orang, atau terpengaruh-
nya satu orang yang sama dengan satu penyimpangan sering kali
menunjukkan terpengaruhnya dia oleh banyak penyimpangan.
Pada kesempatan ini Rasul Paulus menyebutkan beberapa orang
yang belum lama ini telah memajukan ajaran-ajaran yang me-
nyimpang, yaitu Himeneus dan Filetus. Dia menyebut nama-nama
guru sesat ini, untuk menunjukkan keburukan mereka yang tidak
ada henti-hentinya, dan memperingatkan semua orang supaya
tidak mendengarkan mereka. Mereka telah menyimpang dari kebe-
naran, atau dari salah satu pokok ajaran agama Kristen, yang
merupakan kebenaran. Kebangkitan orang mati adalah salah satu
ajaran agung Kristus. Sekarang lihatlah kelicikan sang ular dan
keturunan sang ular. Mereka tidak menyangkal kebangkitan (ka-
rena itu dengan jelas dan terang-terangan bertentangan dengan
perkataan Kristus), namun mereka membuat penafsiran yang
salah terhadap ajaran yang benar itu, dengan mengatakan bahwa
kebangkitan telah berlangsung atau berlalu, bahwa apa yang
Kristus katakan mengenai kebangkitan harus dipahami secara
Surat 2 Timotius 2:19-21
681
rohani dan sebagai kiasan, bahwa kebangkitan itu harus diartikan
sebagai kebangkitan rohani saja. Memang benar, ada kebangkitan
rohani, namun menyimpulkan dari situ bahwa tidak akan ada
kebangkitan tubuh yang sungguh-sungguh dan nyata pada akhir
zaman berarti mempertentangkan kebenaran Kristus yang satu
dengan yang lain untuk menghancurkannya. Dengan demikian
mereka merusak iman sebagian orang, membuat mereka mening-
galkan kepercayaan akan kebangkitan orang mati. Dan jika tidak
ada kebangkitan orang mati, atau kemuliaan masa depan, tidak
ada imbalan untuk pelayanan dan penderitaan kita di dunia lain,
maka kita adalah orang-orang yang paling malang (1Kor. 15:19).
Apa pun yang menyingkirkan ajaran tentang kemuliaan yang
akan datang menjatuhkan iman orang-orang Kristen. Rasul Pau-
lus telah menyanggah penyimpangan ini secara panjang lebar
(1Kor. 15), dan oleh sebab itu tidak memasukkan alasan-alasan
untuk sanggahannya di sini. Perhatikanlah,
1. Omongan yang harus dihindari Timotius adalah yang tidak
suci dan sia-sia. Omongan-omongan itu adalah bayang-bayang
kosong, dan membawa orang kepada kenajisan: Menambah ke-
fasikan.
2. Penyimpangan bisa menjadi bertambah-tambah, dan sebab
itu lebih berbahaya: ia menjalar seperti kelemayuh.
3. saat orang membuat penyimpangan mengenai kebenaran,
mereka selalu berusaha keras untuk membuat suatu pernya-
taan palsu yang masuk akal untuk itu. Himeneus dan Filetus
tidak menyangkal kebangkitan, namun menyatakan bahwa hal
itu telah berlangsung atau telah berlalu.
4. Penyimpangan, terutama yang memengaruhi ajaran dasar,
akan merusak iman sebagian orang.
Peringatan-peringatan terhadap Penyimpangan
(2:19-21)
19 namun dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: Tuhan
mengenal siapa kepunyaan-Nya dan Setiap orang yang menyebut nama
Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan. 20 Dalam rumah yang besar
bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari
kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang
terakhir untuk maksud yang kurang mulia. 21 Jika seorang menyucikan
dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk mak-
682
sud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan
disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Di sini kita melihat dengan apa kita dapat menghibur diri, berkaitan
dengan hal ini, dengan penyimpangan-penyimpangan kecil dan kese-
satan-kesesatan yang menulari dan membuat sakit jemaat, dan men-
datangkan kejahatan.
I. Hal yang dapat benar-benar menghibur kita adalah bahwa orang-
orang yang tidak percaya tidak dapat membuat janji Allah tidak
berlaku. Walaupun iman sebagian orang tertentu jatuh, namun
dasar yang diletakkan Allah itu teguh (ay. 19). Tidak mungkin
mereka memperdayai orang-orang pilihan Allah. Atau itu dapat
diartikan sebagai kebenaran itu sendiri, yang mereka ragukan.
Semua serangan yang dibuat penguasa-penguasa kegelapan ter-
hadap ajaran Kristus tidak dapat menggoyahkannya. Ajaran-Nya
berdiri teguh, dan dapat bertahan menghadapi segala serangan
yang bangkit melawannya. Nabi-nabi dan rasul-rasul, yaitu, ajar-
an-ajaran Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tetap kokoh. Dan
semua ajaran itu memiliki sebuah meterai dengan dua semboyan,
satu pada sisi yang satu, dan satu lagi pada sisi lainnya, seperti
yang biasa ada pada sebuah meterai pada umumnya.
1. Yang satu menyatakan penghiburan bagi kita, yaitu bahwa
Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, dan siapa yang bukan.
Mengenal mereka, artinya, Dia mengakui mereka, mengenal
mereka sehingga Dia tidak akan pernah kehilangan mereka.
Walaupun iman sebagian orang jatuh, namun Tuhan dikata-
kan mengetahui jalan orang benar (Mzm. 1:6). Tidak ada yang
dapat merusak iman siapa pun yang telah Allah pilih.
2. Yang lainnya menyatakan kewajiban kita, yaitu bahwa setiap
orang yang menyebut nama Kristus harus meninggalkan keja-
hatan. Orang-orang yang mau mendapatkan penghiburan dari
hak istimewa tersebut harus menjadikan kewajibannya seba-
gai suara hati nuraninya. Jika nama Kristus yang dipakai un-
tuk memanggil kita, maka kita harus meninggalkan kejahatan,
jika tidak maka Dia tidak akan mengakui kita. Dia akan me-
ngatakannya pada hari besar itu (Mat. 7:23). Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pem-
buat kejahatan! Perhatikanlah,
Surat 2 Timotius 2:19-21
683
(1) Apa pun penyimpangan yang dibawa masuk ke dalam je-
maat, dasar yang diletakkan Allah itu tetap teguh, tujuan-
Nya tidak akan pernah dapat digagalkan.
(2) Allah memiliki beberapa orang di dalam jemaat yang adalah
kepunyaan-Nya dan Dia kenal sebagai kepunyaan-Nya.
(3) Orang-orang Kristen yang percaya menyebut nama Kristus,
dipanggil dengan nama-Nya, dan oleh sebab itu wajib me-
ninggalkan kejahatan. sebab Kristus telah menyerahkan
diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala keja-
hatan (Tit. 2:14).
II. Hal lain yang dapat menghibur kita adalah bahwa walaupun ada
beberapa orang yang imannya jatuh, namun ada orang-orang lain
yang mempertahankan ketulusan mereka, dan mempertahankan-
nya dengan teguh (ay. 20): Dalam rumah yang besar bukan hanya
terhadap perabot dari emas, dan seterusnya. Jemaat Kristus
adalah sebuah rumah yang besar, sebuah rumah yang diperleng-
kapi dengan perabot-perabot yang bagus. Nah, sebagian dari
perabot-perabot rumah ini bernilai tinggi, seperti perabotan yang
disepuh di dalam rumah. Sebagian bernilai rendah, dan diper-
gunakan untuk maksud-maksud yang rendah, seperti perabot-
perabot dari kayu dan tanah. Demikian pula halnya di dalam
jemaat Allah. Ada sebagian orang percaya yang seperti perabot
dari kayu dan tanah, mereka adalah perabot-perabot yang hina.
namun pada saat yang sama tidak semua perabot itu hina. Ada
perabot dari emas dan perak, perabot-perabot yang mulia, yang
dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya. saat kita
berkecil hati sebab keburukan beberapa orang, kita harus ber-
besar hati juga dengan melihat kebaikan orang-orang lain. Saat
ini kita harus menjaga supaya kita menjadi perabot-perabot un-
tuk maksud yang mulia: kita harus menyucikan diri kita dari
pandangan-pandangan yang cemar ini, supaya kita dapat di-
kuduskan untuk dipakai Tuhan kita. Perhatikanlah,
1. Di dalam jemaat ada beberapa perabot yang mulia dan bebe-
rapa perabot yang hina. Ada beberapa perabot belas kasihan
dan yang lainnya perabot kemurkaan-Nya (Rm. 9:22-23). Seba-
gian orang mempermalukan jemaat dengan pandangan-pan-
dangan mereka yang cemar dan hidup mereka yang jahat. Se-
684
dangkan yang lainnya memuliakan dan mendatangkan pujian
bagi jemaat dengan perilaku mereka yang patut diteladani.
2. Orang harus menyucikan dirinya dari hal-hal ini sebelum dia
dapat menjadi perabotan yang mulia, atau dipandang layak
untuk dipakai tuannya.
3. Setiap perabot harus layak untuk dipakai tuannya. Setiap orang
di dalam jemaat yang dikenan oleh Allah harus mengabdikan
dirinya untuk melayani Tuannya dan melayakkan diri bagi mak-
sud-Nya.
4. Pengudusan di dalam hati adalah persiapan kita untuk setiap
pekerjaan yang baik. Pohon harus dipelihara baik-baik, maka
buahnya pun akan baik.
Peringatan-peringatan terhadap Pertikaian
(2:22-26)
22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih
dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan
dengan hati yang murni. 23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh
dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan perteng-
karan, 24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, namun
harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar 25 dan
dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab
mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan
memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, 26 dan dengan
demikian mereka menjadi sadar kembali, sebab terlepas dari jerat Iblis yang
telah mengikat mereka pada kehendaknya.
I. Di sini Paulus menasihati Timotius supaya mewaspadai nafsu
orang muda (ay. 22). Walaupundia adalah seorang laki-laki yang
kudus dan baik, sungguh telah mati terhadap dunia, namun Pau-
lus menganggap perlu memperingatkan dia tentang nafsu orang
muda: Jauhilah hal-hal tersebut, berjaga-jagalah dan berjerih
payahlah semampu-mampumu untuk menjaga dirimu tetap ber-
sih dari hal-hal tersebut. Nafsu daging adalah nafsu orang muda,
yang harus diwaspadai oleh orang-orang muda dengan penuh
kehati-hatian, dan orang terbaik pun tidak boleh merasa aman-
aman saja mengenainya. Dia menganjurkan satu obat yang sa-
ngat baik untuk melawan nafsu orang muda: Kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih, dan damai, dan seterusnya. Perhatikanlah,
Surat 2 Timotius 2:22-26
685
1. Nafsu orang muda sangatlah berbahaya, sehingga orang-orang
muda yang penuh harapan pun harus diperingatkan mengenai
hal ini, sebab nafsu-nafsu itu berjuang melawan jiwa (1Ptr.
2:11).
2. Bila kita memanfaatkan segala kasih karunia yang kita terima,
maka itu akan memadamkan kejahatan-kejahatan kita. Sema-
kin kita mengejar apa yang baik, semakin cepat dan semakin
jauh kita meninggalkan apa yang jahat. Keadilan, dan iman,
dan kasih, akan menjadi penangkal yang ampuh melawan
nafsu-nafsu orang muda. Kasih yang kudus akan menyem-
buhkan nafsu yang tidak murni. Kejarlah damai bersama-
sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan. Memper-
tahankan persekutuan orang-orang kudus akan menjauhkan
kita dari segala persahabatan dengan perbuatan-perbuatan
kegelapan yang tidak bermanfaat. Lihatlah ciri-ciri orang Kris-
ten: mereka adalah orang-orang yang berseru kepada Tuhan
dengan hati yang murni. Perhatikanlah, kepada Kristuslah doa
harus ditujukan. Itulah ciri-ciri semua orang Kristen, bahwa
mereka berseru kepada Dia. Akan namun , doa-doa kita kepada
Allah dan Kristus tidak dapat diterima atau dikabulkan kecua-
li doa-doa itu keluar dari hati yang murni.
II. Paulus memperingatkan Timotius terhadap pertikaian, dan supa-
ya dia menghindari hal ini (ay. 23). Dia memperingatkan Timotius
tentang soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak,
yang cenderung tidak bermanfaat, bersilat kata. Orang-orang yang
suka menimbulkan hal-hal seperti itu, dan sangat menyukai hal-
hal tersebut, menganggap diri mereka bijaksana dan terpelajar.
namun Paulus menyebut mereka bodoh dan tidak terpelajar. Keja-
hatan orang-orang ini adalah bahwa mereka menimbulkan per-
tengkaran, bahwa mereka menimbulkan perdebatan dan pertikai-
an di antara orang-orang Kristen dan hamba-hamba Tuhan.
Sangat mengagumkan betapa seringnya, dan alangkah seriusnya,
rasul Paulus memperingatkan Timotius tentang perselisihan
dalam hal agama, yang pasti bukannya tanpa maksud seperti ini,
untuk menunjukkan bahwa agama lebih tercermin di dalam mem-
percayai dan melakukan apa yang Allah tuntut daripada dalam
perselisihan yang tidak ada gunanya. Seorang hamba Tuhan tidak
boleh bertengkar (ay. 24). Tidak ada yang lebih buruk bagi hamba
686
Tuhan Yesus, selain daripada bertengkar dan bertikai, sebab Tu-
han Yesus sendiri tidak berbantah dan tidak berteriak-teriak (Mat.
12:19), melainkan seorang teladan kelemahlembutan, kehalusan,
dan keramah-tamahan bagi semua orang. Hamba Tuhan harus
ramah terhadap semua orang, dan dengan demikian menunjuk-
kan bahwa dia sendiri tunduk kepada kekuasaan yang memerin-
tah dari agama kudus yang kepadanya dia mengabdi dalam mem-
beritakan dan menyebarluaskannya. Cakap mengajar. Orang-orang
yang cenderung suka bertengkar tidak cakap mengajar, dan mereka
garang dan tidak taat. Hamba-hamba Tuhan harus sabar, sabar
menghadapi kejahatan, dan dengan lemah lembut dapat menuntun
(ay. 25) bukan hanya orang-orang yang tunduk, namun juga orang-
orang yang suka melawan. Perhatikanlah,
1. Orang-orang yang suka melawan kebenaran harus dituntun.
sebab menuntun adalah cara yang sesuai dengan Kitab Suci
dalam menangani orang-orang yang menyimpang. Cara ini
lebih mungkin dapat menginsafkan mereka tentang kesalahan
mereka daripada api dan kayu bakar: Tuhan tidak meminta
kita membunuh tubuh mereka dengan mengaku-ngaku untuk
menyelamatkan jiwa mereka.
2. Orang-orang yang suka melawan seperti itu harus dituntun
dengan lemah lembut, sebab Tuhan kita lemah lembut dan
rendah hati (Mat. 11:29), dan ini sangat sesuai dengan ciri ham-
ba Tuhan (ay. 24): Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar,
namun harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap meng-
ajar, sabar. Ini adalah cara untuk menyampaikan kebenaran
dengan terang dan kuasanya, dan untuk mengalahkan kejahat-
an dengan kebaikan (Rm. 12:21).
3. Hal yang harus menjadi tujuan hamba-hamba Tuhan dalam
menuntun orang-orang yang suka melawan adalah supaya
mereka dipulihkan kembali: Mungkin Tuhan memberi kesem-
patan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka
sehingga mereka mengenal kebenaran. Perhatikanlah,
(1) Pertobatan adalah karunia Allah.
(2) Itu adalah karunia yang mungkin diberikan dalam perkara
orang-orang yang suka melawan. Dan oleh sebab itu, wa-
laupun kita tidak boleh putus asa mengenai kasih karunia
Surat 2 Timotius 2:22-26
687
Allah, namun kita harus berhati-hati supaya tidak mere-
mehkannya. Sehingga mereka mengenal kebenaran.
(3) Allah yang sama yang menolong kita menemukan kebenar-
an, juga membawa kita kepada pengenalan akan kebenar-
an itu dengan anugerah-Nya, jika tidak maka hati kita
akan tetap memberontak terhadap kebenaran, sebab kita
harus mengaku dengan mulut kita bukan hanya percaya
dengan hati kita saja (Rm. 10:9-10). Dan dengan demikian-
lah orang-orang berdosa menjadi insaf kembali dan terlepas
dari jerat Iblis. Lihatlah di sini,
[1] Kesengsaraan orang-orang berdosa: mereka ada di da-
lam jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehen-
daknya (ay. 26). Mereka adalah budak bagi pemberi tu-
gas yang terburuk. Iblis adalah roh yang sekarang be-
kerja di antara orang-orang durhaka (Ef. 2:2). Mereka
terperangkap di dalam sebuah jerat, dan dalam jerat
yang terburuk, sebab itu adalah jerat Iblis. Mereka se-
perti ikan-ikan yang terperangkap di dalam sebuah jala
yang buruk, dan seperti burung-burung yang tertang-
kap dalam perangkap. Juga, mereka ada di bawah ku-
tuk Ham (Hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina
[Kej. 9:25]). Mereka adalah budak bagi dia yang hanya-
lah budak dan pengikut.
[2] Kebahagiaan orang-orang yang bertobat: mereka tersa-
dar kembali sehingga terlepas dari jerat ini, seperti se-
ekor burung yang terlepas dari jerat pemburu burung.
Jerat itu rusak dan mereka melarikan diri. Dan semakin
hebat bahayanya, semakin hebat pula pembebasannya.
saat orang-orang berdosa bertobat, mereka yang sebe-
lumnya ditawan oleh Iblis pada kehendaknya dibawa ke-
pada kebebasan gilang-gemilang anak-anak Allah, dan
kehendak mereka melebur ke dalam kehendak Tuhan
Yesus. Tuhan yang baik memulihkan kita semua sehing-
ga terlepas dari jerat.
PASAL 3
I. Rasul Paulus memperingatkan Timotius terlebih dahulu me-
ngenai apa yang akan terjadi pada hari-hari terakhir, disertai
alasan-alasan yang mendasarinya (ay. 1-9).
II. Menunjukkan berbagai jalan keluar untuk menghadapi
masa-masa itu (ay. 10 sampai selesai), khususnya diambil
dari teladannya sendiri (namun engkau telah mengikuti ajar-
anku, dst.), dan dari pengetahuan tentang Kitab Suci yang
dapat memberi hikmat kepada kita untuk sampai kepada
keselamatan, dan yang dapat menjadi penawar terbaik dalam
menghadapi kerusakan masa-masa di mana kita hidup di
dalamnya. Di dalam pasal ini, Rasul Paulus memberitahukan
Timotius betapa jahat jadinya manusia itu, dan itulah sebab-
nya betapa baiknya pula ia harus hidup. Dengan demikian
kejahatan orang-orang lain harus membuat kita semakin
teguh menjaga ketulusan dan kesetiaan kita.
Tanda-tanda Masa yang Sukar
(3:1-9)
1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka
akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,
mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih,
tidak mempedulikan agama, 3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai,
suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka
yang baik, 4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. 5 Secara lahiriah mereka
menjalankan ibadah mereka, namun pada hakekatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu! 6 Sebab di antara mereka terdapat orang-
orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-
perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai
nafsu, 7 yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat
690
mengenal kebenaran. 8 Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa,
demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman
mereka tidak tahan uji. 9 namun sudah pasti mereka tidak akan lebih maju,
sebab seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan merekapun akan
nyata bagi semua orang.
Timotius tidak boleh menganggap aneh jika di dalam jemaat dijumpai
orang-orang jahat, sebab pukat Injil yang dilabuhkan berhasil me-
nangkap berbagai jenis ikan yang baik dan yang tidak baik (Mat.
13:47-48). Yesus Kristus telah menubuatkan bahwa akan datang ba-
nyak penipu (Mat. 24), dan itulah sebabnya kita tidak boleh menjadi
tersinggung mengenai hal itu, juga tidak boleh berprasangka buruk
terhadap agama atau gereja sebab nya. Bahkan di dalam bijih emas
sekalipun ada sisa-sisa kotoran yang harus dibuang, dan begitu juga-
lah ada banyak sekam di antara gandum saat gandum ditebarkan
di atas lantai.
I. Timotius harus mengetahui bahwa pada hari-hari terakhir (ay. 1),
pada masa Injil, akan datang masa yang sukar. Meskipun masa-
masa Injil merupakan masa-masa perubahan dalam banyak hal,
ia harus tahu bahwa di dalam masa-masa Injil sekalipun akan
ada masa yang sukar. Penganiayaan dari luar tidak akan sehebat
kebobrokan di dalam jemaat sendiri. Ini akan menjadi masa-masa
yang sukar, di mana orang akan mengalami kesulitan dalam
mempertahankan hati nurani yang baik. Rasul Paulus tidak ber-
kata, Akan datang masa yang sukar, sebab baik orang Yahudi
maupun orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa lain akan
bergabung bersama untuk menghancurkan Kekristenan, namun ia
berkata, akan datang masa yang sukar, sebab orang-orang yang
tampak secara lahiriah menjalankan ibadah mereka (ay. 5),
ternyata adalah orang-orang yang bobrok dan jahat, dan menim-
bulkan banyak kerusakan terhadap jemaat. Dua pengkhianat di
dalam benteng dapat mengakibatkan lebih banyak kerugian dari-
pada dua ribu orang pengepung yang berada di luar. Masa-masa
yang sukar akan datang, sebab orang akan menjadi jahat. Per-
hatikan baik-baik,
1. Dosa membuat masa-masa itu menjadi sukar. saat kebu-
sukan tingkah laku dan kerusakan tabiat terjadi di mana-
mana, hidup di masa-masa itu pun menjadi berbahaya. Sebab,
akan sangat sulit menjaga kesetiaan dan ketulusan kita di
tengah-tengah kebobrokan umum semacam itu.
Surat 2 Timotius 3:1-9
691
2. Kedatangan masa-masa sukar itu merupakan bukti kebenaran
nubuat-nubuatan Alkitab. Jika tidak ada peristiwa yang meng-
genapi nubuat tersebut, maka kita bisa tergoda untuk mem-
pertanyakan keilahian Alkitab.
3. Kita semua berkepentingan untuk mengetahui hal ini, untuk
mempercayai dan mempertimbangkannya, supaya kita tidak
terkejut saat melihat kedatangan masa-masa yang sukar itu.
Ketahuilah.
II. Rasul Paulus memberitahukan Timotius peristiwa apa saja yang
akan terjadi yang membuat masa-masa itu menjadi sukar, atau
apa yang akan menjadi tanda dan isyarat sehingga masa-masa
sukar ini dapat diketahui (ay. 2, dst.).
1. Cinta diri akan membuat masa-masa itu menjadi sukar. Si-
apakah orangnya yang tidak mencintai dirinya sendiri? Na-
mun, cinta diri yang dimaksudkan di sini adalah cinta diri
yang tidak lazim dan penuh dosa. Manusia lebih mengasihi ke-
dagingan mereka daripada kerohanian mereka. Manusia lebih
suka merawat tubuh mereka untuk memuaskan hawa nafsu
mereka daripada menyenangkan Allah dan melaksanakan ke-
wajiban mereka. Bukannya melakukan perbuatan-perbuatan
Kekristenan yang baik, yang senantiasa memperhatikan ke-
baikan bagi orang lain, mereka lebih memperhatikan diri sen-
diri, dan lebih memperhatikan kepuasan diri sendiri daripada
pertumbuhan jemaat.
2. Ketamakan. Perhatikan baik-baik, cinta diri membawa masuk
deretan panjang dosa dan kejahatan. saat orang mencintai
dirinya sendiri, tidak ada hal baik yang dapat diharapkan dari
diri mereka, seperti semua yang baik dapat diharapkan dari
orang-orang yang mengasihi Allah dengan segenap hati mere-
ka. saat ketamakan akan uang merajalela, saat setiap
orang hanya memikirkan apa yang dapat ia peroleh dan meme-
gang erat-erat apa yang telah ia miliki, keadaan seperti ini
membuat manusia menjadi berbahaya bagi satu sama lain,
dan mengharuskan orang saling berjaga-jaga terhadap sesa-
manya.
3. Keangkuhan dan kemuliaan yang sia-sia. Masa-masa itu men-
jadi sukar saat manusia, yang menyombongkan diri sendiri,
menjadi pembual dan penghujat. Menjadi pembual di hadapan
692
manusia yang mereka pandang rendah dan hina, dan menjadi
penghujat Allah dan Nama-Nya. saat manusia tidak takut
akan Allah, mereka tidak akan menghormati sesama manusia,
dan begitu juga sebaliknya.
4. saat anak-anak tidak taat kepada orangtua mereka, dan me-
langgar kewajiban yang seharusnya mereka berikan kepada
orangtua, baik dalam hal tugas tanggung jawab maupun rasa
syukur, dan sering juga dalam hal kepentingan mereka sen-
diri, sebab mereka tergantung kepada orangtua dan meng-
gantungkan harapan kepada orangtua, maka anak-anak ini
membuat masa itu menjadi masa yang sukar. Sebab, kejahat-
an apakah yang tidak akan dilakukan oleh anak-anak yang
memperlakukan orangtua sendiri sesuka hati dan memberon-
tak melawan mereka?
5. Tidak tahu berterima kasih dan tidak memedulikan hidup ke-
agamaan membuat masa-masa itu menjadi sukar. Kedua hal
tersebut pada umumnya berjalan bersama-sama. Apa alasan-
nya manusia tidak memedulikan hidup keagamaan dan hidup
tanpa takut kepada Allah kalau bukan sikap tidak tahu ber-
terima kasih atas segala belas kasihan Allah? Rasa tidak berte-
rima kasih dan ketidaksalehan berjalan bersama-sama. Kalau
seseorang dipanggil sebagai orang yang tidak tahu berterima
kasih, maka tidak ada nama lain lagi yang lebih buruk dari-
pada itu. Tidak tahu berterima kasih, tidak kudus, tercemar
oleh berbagai hawa nafsu kedagingan, merupakan contoh si-
kap tidak tahu berterima kasih yang teramat sangat terhadap
Allah yang telah dengan begitu baik menyediakan segala kebu-
tuhan bagi kehidupan tubuh jasmani. Kita menyalahgunakan
segala karunia-Nya, jika kita menjadikannya sebagai makanan
dan bahan bakar bagi semua hawa nafsu kita.
6. Masa-masa itu menjadi sukar saat manusia tidak mau lagi
terikat dengan kejujuran, baik yang sudah menjadi sifat ma-
nusia dengan sendirinya maupun dalam hubungannya dengan
orang lain, saat mereka tidak tahu mengasihi dan tidak mau
berdamai (ay. 3). Ada kasih terhadap semua orang yang ala-
miah sifatnya. Di mana pun ada manusia dengan sifat kema-
nusiaannya, di situ seharusnya ada sifat kemanusiaan terha-
dap sesama manusia lainnya, khususnya yang memiliki suatu
hubungan tertentu. Masa-masa menjadi sukar saat anak-
Surat 2 Timotius 3:1-9
693
anak tidak mematuhi orangtua mereka (ay. 2), dan saat
orangtua tidak memiliki perasaan kasih yang seharusnya ter-
hadap anak-anak mereka (ay. 3). Lihatlah betapa rusaknya si-
fat dosa itu, bagaimana dosa itu bahkan dapat membuat ma-
nusia tercerabut dari sifat yang telah ditanamkan oleh alam di
dalam diri mereka untuk mendukung kelangsungan kaum me-
reka sendiri. Sebab, perasaan kasih yang alamiah dari orang-
tua kepada anak-anaknya itulah yang sangat berperan dalam
memelihara umat manusia di atas muka bumi ini. Dan orang-
orang yang tidak mau terikat dengan perasaan kasih yang
alamiah, tidak heran kalau mereka juga tidak mau diikat oleh
persekutuan dan perjanjian yang sangat bersungguh-sungguh
itu. Mereka tidak mau berdamai, tidak mau peduli dengan
semua ikatan yang telah mereka sepakati sendiri.
7. Masa-masa itu menjadi sukar saat manusia suka saling men-
jelekkan orang satu sama lain, menjadi diaboloi setan-setan
satu sama lain, tidak menaruh hormat akan nama baik orang
lain, atau akan segala kewajiban keagamaan yang sudah diikrar-
kan, melainkan hanya memikirkan diri sendiri boleh bebas ber-
kata apa saja dan melakukan apa saja sesuka hati (Mzm. 12:5).
8. saat manusia tidak dapat menguasai diri dan hasrat mereka
sendiri. Bukan hasrat mereka sendiri, sebab mereka memang
tidak dapat mengekang diri, bukan nafsu mereka sendiri, sebab
mereka memang garang. saat mereka tidak dapat mengen-
dalikan roh mereka masing-masing, maka mereka akan menjadi
seperti kota yang diruntuhkan, tidak memiliki tembok-tembok
lagi. Mereka akan segera terbakar, hanya oleh sedikit hasutan.
9. saat sesuatu yang baik dan harus dihormati disepelekan dan
dipandang hina di mana-mana. Kesombongan para penganiaya
itulah yang membuat mereka memandang rendah orang-orang
yang baik, walaupun orang-orang baik itu lebih istimewa di-
bandingkan dengan sesama mereka.
10. saat pada umumnya manusia menjadi licik, keras kepala,
dan tinggi hati, maka masa-masa itu menjadi masa yang su-
kar (ay. 4), saat manusia itu suka mengkhianat, tidak berpi-
kir panjang, dan berlagak tahu. Juruselamat kita telah menu-
buatkan bahwa saudara akan menyerahkan saudaranya un-
tuk dibunuh, dan demikian juga seorang ayah akan menye-
rahkan anaknya (Mat. 10:21), dan mereka itulah jenis peng-
694
khianat yang paling buruk. Orang-orang yang menyerahkan
Alkitab-Alkitab mereka kepada para penganiaya biasa disebut
traditores, sebab mereka mengkhianati kepercayaan yang di-
berikan kepada mereka. saat manusia menjadi cepat marah
dan menyombongkan diri, maka masa-masa itu akan menjadi
masa yang sukar.
11. saat manusia pada umumnya lebih suka menuruti hawa
nafsu dari pada menuruti Allah. saat terdapat lebih banyak
orang yang menjadi pecinta makanan dan minuman lezat dan
mewah dibandingkan dengan jumlah orang-orang Kristen
yang sejati, maka masa-masa seperti itu sungguh buruk.
Allah harus dikasihi di atas segalanya. Orang-orang yang
lebih menyukai segala sesuatu melebihi Dia, khususnya lebih
menyukai hal-hal yang najis dan tidak berakhlak, seperti ke-
senangan kedagingan misalnya, maka itu adalah pikiran ke-
dagingan dan yang penuh kebencian terhadap Allah.
12. saat secara lahiriah mereka tetap menjalankan ibadah me-
reka (ay. 5), walaupun mereka melakukan hal-hal seperti ter-
sebut di atas. Mereka dipanggil dengan menggunakan nama
Kristen, dibaptis di dalam iman Kristen, dan menunjukkan
sikap layaknya orang yang beragama. Namun, betapapun
pandainya mereka menunjukkan bentuk ibadah kesalehan
mereka, pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya.
saat mereka hanya mengambil bentuk lahiriah ibadah yang
seharusnya mengandung kuasa di dalamnya, maka sesung-
guhnya mereka memisahkan apa yang telah dipersatukan
Allah di dalam ibadah. Mereka mengenakan bentuk lahiriah
dari kesalehan ibadah itu untuk melenyapkan kehinaan mere-
ka, namun mereka tidak mau menyerahkan diri kepada kuasa-
nya untuk menyingkirkan dosa-dosa mereka. Perhatikan
baik-baik di sini,
(1) Orang dapat saja berhati buruk dan jahat walaupun meng-
aku beragama. Ia bisa menjadi pencinta diri dan lain seba-
gainya, namun tetap menjalankan ibadah secara lahiriah.
(2) Bentuk kesalehan atau ibadah lahiriah tidaklah sama de-
ngan kuasa dari kesalehan ibadah itu sendiri. Orang dapat
memiliki yang satunya dan sepenuhnya miskin akan yang
lain. Ya, mereka menolaknya, setidaknya dengan tidak mau
melakukannya di dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Surat 2 Timotius 3:1-9
695
(3) Orang-orang Kristen yang baik harus menjauhi orang-
orang seperti itu.
III. Di sini Rasul Paulus mengingatkan Timotius supaya ia berhati-
hati terhadap penggoda-penggoda tertentu. Tidak saja supaya ia
jangan sampai terseret oleh mereka, namun supaya ia dapat mem-
perlengkapi domba-domba yang berada di bawah tanggung jawab-
nya terhadap bujukan mereka.
1. Rasul Paulus menunjukkan betapa tekunnya para penggoda
itu mencari pengikut (ay. 6). Mereka mengincar orang-orang
tertentu, dengan mengunjungi mereka di rumah-rumah, kare-
na tidak berani muncul terang-terangan. Begitulah, barangsia-
pa berbuat jahat, membenci terang itu (Yoh. 3:20). Mereka
tidak masuk rumah-rumah dengan paksaan, seperti yang ter-
jadi dengan orang-orang Kristen yang baik saat mereka di-
aniaya. Sebaliknya, para penggoda itu sengaja menyelundup
masuk ke rumah-rumah, berperilaku baik-baik supaya dise-
nangi dan diterima orang, dan dengan demikian menarik
orang-orang itu ke pihak mereka. Dan lihatlah orang-orang se-
perti apa yang dapat mereka pengaruhi dan jadikan pengikut
mereka. Mereka adalah orang-orang yang lemah, perempuan-
perempuan bodoh (ay. 6, TL), dan yang jahat, yang sarat de-
ngan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu. Kepala
yang bodoh dan hati yang kotor, khususnya kaum perempuan,
merupakan mangsa empuk bagi para penggoda.
2. Rasul Paulus menunjukkan bahwa walaupun mereka selalu
ingin diajar, namun mereka tidak pernah dapat mengenal ke-
benaran (ay. 7). Memang kita semua harus senantiasa belajar,
yaitu, bertumbuh di dalam pengetahuan, terus mengenal Tu-
han, mendesak maju terus. Namun, orang-orang ini adalah
orang-orang yang tidak percaya dan yang selalu ragu-ragu,
tidak mau peduli, dan mudah digoyahkan, yang selalu maju
ingin menyerap pemikiran-pemikiran baru, dengan berpura-
pura mau bertumbuh dalam pengetahuan, namun tidak pernah
sampai memahami kebenaran yang sesungguhnya sebagai-
mana yang ada di dalam Yesus.
3. Rasul Paulus menubuatkan bahwa kemajuan mereka akan
berhenti dan mereka tidak akan maju lagi (ay. 8-9). Mereka
disamakan seperti ahli-ahli sihir dari Mesir yang pernah ber-
696
usaha melawan Musa, dan yang di sini disebutkan namanya,
yaitu Yanes dan Yambres. Walaupun nama-nama ini tidak
akan ditemukan di dalam kisah Perjanjian Lama, namun
nama-nama ini ditemukan di dalam beberapa tulisan kuno
orang Yahudi. saat Musa datang dengan membawa perintah
ilahi untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir, ahli-ahli
sihir ini menentang dia. Dengan demikian orang-orang bidat itu
menentang kebenaran, dan sama seperti ahli-ahli sihir Mesir itu,
akal mereka bobrok, orang-orang yang membiarkan pengertian
mereka tersesat, menyimpang, berprasangka terhadap kebenar-
an, dan iman mereka tidak tahan uji, atau sangat jauh dari men-
jadi orang-orang Kristen yang sejati. namun sudah pasti mereka
tidak akan lebih maju, atau maju lebih jauh lagi, sebagaimana
yang dipahami oleh beberapa orang. Amatilah,
(1) Para penyesat itu selalu berusaha mencari tempat-tempat
tersembunyi dan menyukai kegelapan sebab mereka takut
kelihatan di depan umum. Itulah sebabnya mereka suka me-
nyelundup masuk ke rumah-rumah. Lebih jauh lagi, mereka
menyerang orang-orang yang kurang dapat mempertahan-
kan diri mereka sendiri, yaitu perempuan-perempuan yang
bodoh dan jahat.
(2) Para penyesat di segala zaman itu sama saja. Ciri-ciri mere-
ka sama, yaitu, akal mereka bobrok, dan seterusnya. Kela-
kuan mereka kurang lebih sama, yaitu mereka menentang
kebenaran, seperti Yanes dan Yambres menentang Musa,
dan mereka juga sama di dalam hal ketidakpuasan mereka.
(3) Orang-orang yang menentang kebenaran bersalah sebab
kebodohan, ya, kebodohan yang mengerikan, sebab mag-
na est veritas, et praevalebit Agunglah kebenaran itu, dan
akan menang.
(4) Meskipun roh penyesatan itu akan dibiarkan bebas untuk
sedikit waktu lamanya, Allah akan merantainya. Iblis tidak
dapat menyesatkan bangsa-bangsa dan jemaat-jemaat le-
bih jauh dan lebih lama daripada yang diizinkan Allah ke-
padanya. Kebodohan mereka pun akan nyata, akan tampak
bahwa mereka adalah penipu-penipu, dan semua orang
akan meninggalkan mereka.
Surat 2 Timotius 3:10-17
697
Tanda-tanda Masa yang Sukar;
Keunggulan Alkitab
(3:10-17)
10. namun engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku,
imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. 11 Engkau telah ikut men-
derita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia
dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan
telah melepaskan aku dari padanya. 12 Memang setiap orang yang mau hidup
beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, 13 sedangkan orang
jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesat-
kan. 14 namun hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah
engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah
mengajarkannya kepadamu. 15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah
mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun
engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. 16 Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik
orang dalam kebenaran. 17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan
Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Di sini Rasul Paulus menegaskan kepada Timotius jalan mana yang
telah ia tempuh.
I. Rasul Paulus membentangkan di hadapan Timotius teladannya
sendiri, di mana Timotius telah menjadi salah seorang saksi mata
yang sudah lama mengikuti Rasul Paulus (ay. 10), namun engkau
telah mengikuti ajaranku. Semakin lama kita mengikuti ajaran
Kristus dan rasul-rasul-Nya, akan semakin erat kita memegang-
nya. Alasan mengapa banyak orang tidak memegangnya erat-erat
adalah sebab mereka tidak mengikuti ajaran itu sepenuhnya.
Rasul-rasul Kristus tidak memiliki musuh-musuh kecuali mereka
yang tidak mengikuti mereka atau tidak mengikuti mereka sepe-
nuhnya. Orang-orang yang mengikuti para rasul akan sangat
mengasihi mereka dan sangat menghormati mereka. Nah, apa saja
yang telah diikuti oleh Timotius sepenuhnya di dalam diri Rasul
Paulus?
1. Pengajaran yang telah diberitakan oleh Rasul Paulus. Rasul
Paulus tidak menahan apa pun dari para pendengarnya, seba-
liknya ia memberitakan seluruh maksud Allah kepada mereka
(Kis. 20:27). Jadi, kalau bukan sebab kesalahan mereka sen-
diri, mereka pasti akan mengikuti ajaran itu sepenuhnya.
Timotius sangat beruntung dapat diajar oleh seorang guru
698
pembimbing seperti itu dan diberitahukan tentang ajaran yang
ia beritakan.
2. Timotius telah mengikuti sepenuhnya perilaku Rasul Paulus,
engkau telah mengikuti ajaranku dan cara hidupku. Cara hidup
Rasul Paulus sejalan dengan ajarannya, dan tidak bertentang-
an dengan ajaran itu. Ia tidak akan meruntuhkan semua yang
telah ia bangun melalui pemberitaannya dengan cara hidup-
nya. Para pelayan Tuhan itu yang selalu akan bisa berbuat
baik dan meninggalkan buah-buah kekal dari pelayanan mere-
ka adalah yang cara hidupnya selaras dengan ajaran mereka.
Sebaliknya orang-orang yang dapat berkhotbah dengan baik
dan cara hidupnya berantakan sama sekali tidak akan dapat
memberikan keuntungan kepada banyak orang.
3. Timotius mengikuti sepenuhnya perkara besar apa yang men-
jadi pandangan dan tujuan Rasul Paulus, baik di dalam pem-
beritaannya maupun di dalam perilaku hidupnya sehari-hari:
Engkau tahu tujuanku (ay. 10, TL dan KJV), apa yang kukejar,
betapa jauh semuanya itu dari rancangan duniawi, kedaging-
an, dan kebendaan, dan betapa bersungguh-sungguhnya aku
bertujuan untuk mendatangkan kemuliaan bagi Allah dan
kebaikan bagi jiwa-jiwa manusia.
4. Timotius mengikuti sepenuhnya pekerti yang baik dari Rasul
Paulus, yang dapat ia kumpulkan dari pengajaran-pengajaran-
nya, cara hidupnya, dan tujuan hidupnya. Sebab Rasul Paulus
memberikan bukti dari imannya (yaitu, ketulusan dan kesetia-
annya, atau imannya di dalam Kristus, imannya mengenai
dunia lain, yang olehnya Rasul Paulus hidup), kesabarannya
terhadap jemaat-jemaat, yang kepada mereka ia memberitakan
firman dan atas mereka ia bertanggung jawab, kasihnya terha-
dap semua orang, dan ketekunannya. Itu semua adalah kasih
karunia yang menonjol pada diri Rasul Paulus, dan Timotius
mengetahui dan mengikutinya.
5. Timotius telah ikut menderita saat Rasul Paulus dianiaya
sebab berbuat baik (ay. 11), Engkau telah ikut menderita
penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita, (ia
hanya menyebut penganiayaan-penganiayaan yang terjadi
pada dirinya saat Timotius ada bersamanya, yaitu di Antio-
khia, di Ikonium, dan di Listra). Oleh sebab itu, janganlah
engkau terkejut jika engkau menderita kesulitan-kesulitan
Surat 2 Timotius 3:10-17
699
besar, sebab kesulitan itu tidak lebih besar dari pada yang
kutanggung sebelumnya.
6. Timotius mengikuti betapa besarnya pemeliharaan Allah ke-
pada Rasul Paulus, meskipun demikian semua penganiayaan
itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.
Sebab ia tidak pernah gagal dalam mencapai tujuan-Nya,
begitu jugalah Allahnya tidak pernah mengecewakan dia. Eng-
kau sudah mengikuti sepenuhnya kesengsaraanku. saat kita
mengikuti hanya sebagian dari kesengsaraan orang-orang
baik, maka kita akan tergoda untuk merendahkan tujuan yang
menjadi alasan mereka menderita. saat kita hanya meng-
ikuti kesukaran yang mereka tanggung untuk Kristus, kita
akan siap berkata, Kita akan meninggalkan tujuan yang tam-
paknya harus kita bayar mahal untuk mengakuinya. namun
saat kita mengikuti sepenuhnya kesengsaraan itu, tidak saja
bagaimana mereka menderita, namun bagaimana mereka
disokong dan dihiburkan di bawah penderitaan mereka, maka,
bukannya merasa kecil hati, semangat kita malah digelorakan
oleh hal itu, khususnya saat kita merenungkan bahwa kita
harus siap menghadapi hal-hal seperti itu, memang setiap
orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan
menderita aniaya (ay. 12). Memang tidak selalu sama. Pada
masa itu orang-orang yang mengaku beriman kepada Kristus
lebih rentan dan terbuka terhadap penganiayaan daripada
masa-masa lainnya. Namun, di segala zaman, lebih atau ku-
rang, orang-orang yang ingin hidup beribadah di dalam Kristus
Yesus akan menderita aniaya. Mereka harus sadar bahwa me-
reka setiap saat akan dipandang rendah, dan bahwa agama
mereka akan menjadi penghalang bagi kedudukan mereka.
Orang-orang yang ingin hidup beribadah harus siap meng-
hadapi hal itu, khususnya mereka yang ingin beribadah di da-
lam Kristus Yesus, yaitu, sesuai dengan semua aturan agama
Kristen yang ketat. Begitulah semua orang yang mengenakan
pakaian hamba dan menyandang nama Sang Penebus yang
Disalibkan. Semua orang yang menunjukkan hidup keagama-
an mereka di dalam perilaku mereka, mereka yang tidak saja
saleh, namun juga hidup beribadah, biarlah mereka juga siap
menghadapi penganiayaan, khususnya saat mereka memiliki
700
keyakinan yang teguh di dalam agamanya. Perhatikan baik-
baik,
(1) Hidup Rasul Paulus sangat patut dicontoh dalam tiga hal,
yaitu pengajarannya, yang selalu sesuai dengan kehendak
Allah. Cara hidupnya, yang selalu selaras dengan pengajar-
annya, dan penganiayaan dan penderitaannya.
(2) Walaupun hidup Rasul Paulus merupakan hidup yang luar
biasa berguna, namun kehidupannya adalah kehidupan
yang sarat dengan penderitaan-penderitaan berat. Dan,
menurut saya, tidak ada seorang pun yang lebih mendekati
Sang Guru Agung mereka dalam hal pelayanan dan pen-
deritaan daripada Rasul Paulus. Ia menderita hampir di
setiap tempat. Roh Kudus menjadi saksi bahwa penjara
dan sengsara menunggu dia (Kis. 20:23). Di sini ia menye-
butkan bahwa penganiayaan-penganiayaan dan kesengsa-
raan-kesengsaraannya di Antiokhia, di Ikonium, dan di
Listra, di samping penderitaan-penderitaan yang pernah ia
tanggung di tempat-tempat lain.
(3) Rasul Paulus menyebutkan bahwa Tuhan melepaskan dia
dari semua penganiayaan dan kesengsaraan itu. Ia menye-
butkan ini untuk membesarkan hati Timotius dan kita
yang sedang berada di bawah penderitaan.
(4) Di sini kita membaca perihal cara hidup dan perlakuan ter-
hadap orang-orang Kristen yang sejati. Yaitu bahwa mereka
hidup beribadah di dalam Yesus Kristus inilah perilaku
hidup mereka. Dan mereka akan menderita aniaya inilah
perlakuan yang mereka harus hadapi di dalam dunia ini.
II. Ia mengingatkan Timotius mengenai akhir yang mematikan bagi
para penggoda itu, sebagai sebuah alasan mengapa ia harus tetap
berpegang pada kebenaran seperti yang ada di dalam Yesus,
sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, dan
seterusnya (ay. 13). Amatilah, sebagaimana orang-orang baik, oleh
kasih karunia Allah, bertumbuh semakin baik dan baik, begitu
jugalah orang-orang jahat, melalui kelicikan Iblis dan kuasa ke-
bobrokan mereka sendiri, mereka menjadi semakin buruk dan
buruk. Jalan dosa itu selalu merosot ke bawah, dari buruk men-
jadi semakin buruk, menyesatkan dan disesatkan. Mereka yang
menyesatkan orang lain juga menyesatkan diri sendiri. Mereka
Surat 2 Timotius 3:10-17
701
yang menarik orang lain ke dalam kekeliruan menyeret diri sendiri
ke dalam kesalahan yang lebih banyak dan lebih banyak lagi, dan
pada akhirnya mereka harus membayar harganya.
III. Rasul Paulus memerintahkan Timotius untuk tetap memelihara
pendidikan yang baik, dan khususnya mengenai hal-hal yang
telah ia pelajari dari Kitab Suci, namun hendaklah engkau tetap
berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima (ay. 14-15).
Perhatikanlah, tidak cukup hanya mempelajari apa yang baik,
namun kita harus belajar terus-menerus, serta bertekun di dalam-
nya sampai akhir. Dengan demikian maka kita adalah benar-
benar murid Kristus (Yoh. 8:31). Kita tidak boleh menjadi anak-
anak lagi, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin peng-
ajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka
yang menyesatkan (Ef. 4:14). Janganlah kamu disesatkan oleh
berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati
kamu diperkuat dengan kasih karunia (Ibr. 13:9). Oleh sebab itu
kita harus tetap berpegang pada kebenaran yang telah kita pela-
jari dari Alkitab. Kita tidak boleh tetap tinggal di dalam kekeliruan
dan kesalahan yang telah menyeret kita ke dalamnya, saat kita
masih sebagai anak-anak dan dalam masa muda kita (kita harus
meninggalkannya sesudah melakukan penyelidikan yang seda-
lam-dalamnya dan diinsafkan sepenuhnya). Namun, yang terpen-
ting adalah bahwa kita perlu terus berpegang pada kebenaran
yang dengan sangat jelas telah ditegaskan oleh Kitab Suci. Jika
Timotius mau berpegang teguh pada kebenaran seperti yang telah
diajarkan kepadanya, maka hal ini akan mempersenjatai dirinya
terhadap jerat para penggoda yang menyelundup masuk. Amati-
lah, Timotius harus tetap berpegang pada kebenaran yang telah ia
terima dan ia yakini.
1. Merupakan suatu kebahagiaan besar untuk mengetahui bah-
wa segala sesuatu yang diajarkan kepada kita itu sungguh
benar dan pasti adanya (Luk. 1:4). Tidak saja mengetahui apa
saja kebenaran-kebenaran itu, namun juga mengetahui bahwa
kebenaran-kebenaran itu sungguh-sungguh tidak perlu di-
ragukan lagi. Apa yang telah kita pelajari bahwa kita harus
berusaha supaya menjadi lebih yakin dan lebih yakin lagi,
sehingga dengan berakar di dalam kebenaran itu, kita dapat
terlindung dari kekeliruan, sebab kepastian di dalam agama
702
atau ibadah merupakan hal yang sangat penting dan memberi-
kan keuntungan. Mengetahui,
(1) Bahwa engkau pernah diajar oleh guru-guru yang baik,
ingatlah orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Eng-
kau tidaklah diajar oleh orang-orang jahat dan para penye-
sat, melainkan oleh orang-orang baik, yang sudah meng-
alami sendiri kuasa kebenaran-kebenaran yang mereka
ajarkan kepadamu, dan siap untuk menderita demi kebenar-
an itu, dan dengan demikian memberikan bukti sepenuhnya
akan keyakinan mereka atas kebenaran-kebenaran itu.
(2) Secara khusus mengenal dasar yang teguh, yang di atas-
nya engkau telah membangun, yaitu, Kitab Suci, ingatlah
juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci
(ay. 15).
2. Orang-orang yang ingin mempelajari sendiri perkara-perkara
Allah, dan diyakinkan olehnya, harus mengenal Kitab Suci, se-
bab Kitab Suci ini merupakan ringkasan dari wahyu ilahi.
3. Merupakan suatu kebahagiaan besar untuk dapat mengenal
Kitab Suci dari sejak masa kanak-kanak, dan sedini mungkin
anak-anak harus sudah memperoleh pengetahuan dari Kitab
Suci. Usia anak-anak adalah usia belajar, dan orang-orang
yang ingin memperoleh pembelajaran yang benar harus mem-
perolehnya dari Kitab Suci.
4. Kitab yang harus kita kenal adalah Kitab Suci, yang datang
dari Allah yang kudus, disampaikan oleh orang-orang kudus,
mengandung perintah-perintah kudus, membicarakan hal-hal
yang kudus, dirancang untuk membuat kita menjadi kudus,
dan membimbing kita di jalan kekudusan menuju kebahagia-
an. Disebut Kitab Suci, supaya dapat dibedakan dari tulisan-
tulisan duniawi dari segala jenis dan dari tulisan-tulisan yang
hanya membicarakan akhlak belaka, keadilan dan kejujuran
yang bersifat umum, namun tidak pernah memasuki pokok ba-
hasan tentang kekudusan. Jika kita ingin mengenal Kitab
Suci, kita harus membaca dan menyelidikinya setiap hari, se-
perti yang dilakukan oleh orang-orang bijaksana di Berea (Kis.
17:11). Kitab Suci itu tidak boleh kita abaikan begitu saja, dan
jarang atau bahkan tidak pernah dilihat. Nah, perhatikan
baik-baik di sini.
Surat 2 Timotius 3:10-17
703
(1) Apa keunggulan Kitab Suci itu. Kitab Suci itu diilhamkan
oleh Allah (ay. 16), dan itulah sebabnya Kitab Suci itu dise-
but firman Allah. Kitab Suci adalah pengungkapan ilahi,
yang dapat kita andalkan sebagai benar-benar sempurna,
tidak dapat salah. Roh yang sama yang telah mengembus-
kan akal budi ke dalam diri kita, juga mengembuskan
pengungkapan atau pewahyuan di antara kita, sebab tidak
pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, namun
oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama
Allah (2Ptr. 1:21). Nabi-nabi dan para rasul tidak berbicara
dari diri mereka sendiri, namun hal-hal yang mereka terima
dari Tuhan itulah yang mereka sampaikan kepada kita.
Bahwa Kitab Suci diberikan melalui pengilhaman Allah
tampak dari kebesaran gayanya, yaitu dari kebenaran, ke-
murnian, dan keagungan ajaran-ajaran yang ada di dalam-
nya. Pengilhaman Allah juga tampak dari keselarasan dari
bagian-bagiannya, dari kuasa dan pengaruhnya atas akal
budi banyak orang yang bertobat olehnya, dari penggenap-
an banyak nubuatan yang berkaitan dengan hal-hal yang
melampaui batas ramalan manusia, dan dari banyak muji-
zat yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia dan yang
dikerjakan sebagai bukti untuk menunjukkan bahwa muji-
zat-mujizat itu berasal dari Allah. Allah meneguhkan kesak-
sian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh
berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan sebab Roh Kudus,
yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya (Ibr. 2:4).
(2) Apa gunanya Kitab Suci itu bagi kita.
[1] Kitab Suci dapat memberi hikmat kepada kita dan me-
nuntun kita kepada keselamatan, artinya, ia menjadi
pedoman yang pasti dalam perjalanan kita menuju ke-
hidupan kekal. Perhatikanlah, orang-orang yang sung-
guh-sungguh bijaksana adalah yang memperoleh hik-
mat untuk dituntun kepada keselamatan. Kitab Suci
sanggup membuat kita sungguh-sungguh berhikmat,
berhikmat bagi jiwa kita dan bagi hidup kita di dunia
yang lain. Untuk memberi hikmat kepadamu dan me-
nuntunmu kepada keselamatan oleh iman. Perhatikan-
lah, Kitab Suci akan membuat kita memperoleh hikmat
yang dapat menuntun kita kepada keselamatan, jika
704
digabungkan dengan iman, dan bukan sebaliknya (Ibr.
4:2). Sebab, jika kita tidak percaya akan kebenaran dan
kebaikan Kitab Suci, maka Kitab Suci tidak akan ada
gunanya bagi kita.
[2] Kitab Suci itu bermanfaat bagi kita untuk mencapai se-
mua tujuan hidup Kekristenan, untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Kitab Suci
memenuhi semua tujuan pengungkapan atau pewahyu-
an ilahi. Kitab Suci mengajar kita dalam kebenaran,
menegur kita atas perbuatan yang keliru, membimbing
kita kepada yang baik. Kitab Suci itu berguna dalam
segala hal, sebab kita semua perlu diajar, diperbaiki, dan
ditegur. Kitab Suci khususnya berguna bagi para pelayan
Tuhan, yang bertanggung jawab untuk memberikan
pengajaran, perbaikan, dan teguran. Dari manakah me-
reka dapat memperoleh sumber yang lebih baik untuk
melakukan semua itu selain dari Kitab Suci?
[3] Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah di-
perlengkapi untuk setiap perbuatan baik (ay. 17). Orang-
orang Kristen dan para pelayan jemaat adalah manusia
kepunyaan Allah. Yang menyempurnakan seorang ma-
nusia menjadi kepunyaan Allah di dunia ini adalah
Kitab Suci itu. Oleh Kitab Suci kita diperlengkapi untuk
setiap perbuatan baik. Yang ada di dalam Kitab Suci
cocok untuk segala perkara. Apa pun juga kewajiban
yang harus kita jalankan, apa pun pelayanan yang di-
minta dari kita, kita dapat menemukan cukup bantuan
di dalam Kitab Suci untuk memperlengkapi kita dalam
menjalankan semua tugas itu.
(3) Secara keseluruhan kita lihat di sini,
[1] Bahwa Kitab Suci memiliki banyak kegunaan, dan me-
menuhi berbagai tujuan dan maksud yang berbeda.
Kitab Suci itu bermanfaat untuk mengajar, untuk menya-
takan kesalahan, untuk memperbaiki semua kekeliruan
baik dengan memberi nasihat maupun dengan bertin-
dak, serta untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Surat 2 Timotius 3:10-17
705
[2] Kitab Suci merupakan per