Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 35. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 35. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 35


 a kemungkinan, telah digadaikan waktu 

dulu untuk mendapat uang, yang dipakai untuk membeli roti 

saat   kelaparan melanda negeri itu sebelumnya (ay. 3): “Naomi 

memiliki  sebidang tanah untuk dijual, yaitu, yang sudah 

digadaikan dan harus ditebus dari tangan orang menerima gadai-

an itu.” Atau, seperti menurut sebagian penafsir, tanah itu yaitu  

harta peninggalan untuknya. Dan, sebab  kekurangan uang, 

untuk kebutuhan kecil ia mau menjual bunganya kepada ahli 

waris, yang paling pantas untuk menjadi pembeli tanah itu. 

Masalah hukum ini diberitahukan Boas kepada  kerabatnya itu 

(ay. 4),supaya  ia boleh memilih untuk menolak atau tidak. Siapa 

saja yang mau, dia harus membayarnya, dan sebab  itu Boas bisa 

saja berkata, “Saya juga kan punya uang sama seperti kerabatku 

itu. Jika aku mau, kan lebih baik aku membelinya diam-diam 

saja, sebab akulah yang pertama-tama mendapat tawaran itu, jadi 

mengapa pula aku harus menyampaikannya dahulu kepada kera-

batku itu?” Tidak. Sekalipun Boas sangat senang untuk membeli 

tanah itu, namun ia tidak mau melakukan sesuatu yang begitu 

hina hingga merebut tawaran yang menjadi milik seseorang yang 

merupakan kerabat dekatnya sendiri. Dan kita diajar melalui 

teladannya untuk tidak hanya adil dan jujur, namun  juga lurus 

hati dan terhormat, dalam semua urusan kita. Janganlah melaku-

kan sesuatu yang tidak benar dengan diam-diam.  

4. Kerabat itu tampak sangat ingin menebus tanah itu, namun  saat   

diberi tahu bahwa, jika ia menebusnya, ia harus menikahi juga 

sang janda, maka ia pun menarik diri. Ia cukup suka dengan 

tanah itu, dan mungkin ingin menyambarnya dengan lebih rakus 

sebab ia berharap bahwa, sebab  si janda miskin itu sedang me-

merlukan uang sampai menjual tanahnya, maka ia akan menda-

patkan tawaran harga yang jauh lebih murah: “Aku akan mene-

busnya” katanya, “dengan segenap hatiku,” dengan menyangka 

bahwa tanah itu akan membuat harta bendanya bertambah 

banyak lagi (ay. 4). namun  Boas memberitahukan dia bahwa ada 

seorang janda muda dalam perkara itu, dan jika ia memiliki tanah 

itu, maka ia harus mengambil janda itu pula bersamanya. Terra 

transit cum onere – Lahan itu diberikan bersama beban ini. Entah 

hukum ilahi atau kebiasaan negeri itu mewajibkannya demikian, 

atau Naomi bersikeras bahwa ia tidak mau menjual tanah itu 

kecuali dengan syarat ini (ay. 5). Sebagian penafsir berpendapat 

bahwa ini tidak berhubungan dengan hukum menikahi janda 

saudara laki-laki sebab hukum itu tampak hanya mewajibkan 

anak-anak dari ayah yang sama (Ul. 25:5), kecuali melalui kebia-

saan, hukum itu lalu  diperluas hingga mencakup keluarga 

terdekat. namun  bahwa ini berhubungan dengan hukum penebus-

an milik pusaka (Im. 25:24-25), sebab yang diminta untuk mem-

beli di sini yaitu  goel, penebus. Dan jika demikian, maka bukan 

berdasar  hukum, melainkan oleh ketetapan hati Naomi sen-

dirilah si pembeli harus menikahi sang janda. Apa pun itu, 

kerabat ini, saat   mendengar syarat-syarat dari tawaran itu, 

menolaknya (ay. 6): “Aku tidak dapat menebusnya. Aku tidak mau 

ikut campur dalam perkara ini dengan syarat-syarat tersebut, 

sebab  aku akan merusak milik pusakaku sendiri.” Tanah itu, 

pikirnya, akan memperkaya milik pusakanya, namun  bukan tanah 

dengan perempuan itu. Itu justru akan merusaknya. Mungkin ia 

berpikir bahwa akan menjadi penghinaan baginya untuk meni-

kahi janda miskin yang datang dari negeri asing seperti itu, yang 

hidup hampir dari sedekah saja. Ia membayangkan bahwa itu 

akan menjadi noda bagi keluarganya, sebab hal itu akan mengo-

tori darahnya, dan merendahkan keturunannya. Kebajikan yang 

merupakan keutamaan dari perempuan itu tidaklah cukup di 

matanya untuk mengimbangi kemuliaan keluarganya itu. Terje-

mahan Alkitab bahasa Aram menjelaskan, bahwa alasan penolak-

annya ini yaitu  sebab  ia memiliki  istri lain. Dan, kalau ia 

sampai mengambil Rut, itu dapat menimbulkan pertengkaran dan 

perselisihan dalam keluarganya, yang akan merusakkan peng-

hiburan dari milik pusakanya. Atau ia berpikir bahwa Rut bisa 

jadi memberinya anak-anak yang sangat banyak, dan mereka 

semua akan berharap untuk mendapat bagian dari harta benda-

nya. Dengan begitu, hartanya akan tersebar ke terlalu banyak 

tangan, sehingga keluarga itu akan berkurang kebesarannya. Hal 

ini membuat banyak orang mengelak untuk menerima penebusan 

agung, yaitu mereka tidak bersedia menikahi atau menerima 

agama. Mereka sudah mendengar hal yang baik tentang agama, 

dan tidak menentangnya sama sekali. Mereka bersedia berkata-

kata yang baik tentangnya, namun  pada saat yang sama mereka 

tidak mau berurusan dengannya. Mereka rela berpisah dengan-

nya, dan tidak dapat terikat dengannya, sebab mereka takut itu 

akan merusak milik pusaka mereka di dunia ini. Mereka senang 

dengan sorga, namun  menghindar dari kekudusan. Kekudusan 

tidak akan akan sejalan dengan hawa nafsu yang sudah mereka 

turuti, dan sebab  itu, orang-orang yang ingin membeli sorga 

dengan harga itu, hendaklah mereka tahu bahwa mereka tidak 

dapat melakukannya.  

5. Hak penebusan diserahkan kepada Boas secara adil. Jika kerabat 

yang tidak bernama ini kehilangan tawaran yang bagus, harta 

yang baik, dan istri yang baik pula, maka itu salahnya sendiri, 

sebab  tidak mempertimbangkannya dengan lebih baik. Dan Boas 

akan berterima kasih kepadanya sebab  sudah memuluskan 

jalannya mendapat apa yang ia hargai dan inginkan di atas se-

galanya. Pada masa-masa kuno itu, belum ada kebiasaan menye-

rahkan tanah secara tertulis, seperti di lalu  hari (Yer. 32:10, 

dst.). Cara yang dipakai saat itu yaitu  melalui suatu tanda atau 

upacara, suatu tanda serah terima seperti yang biasa kita sebut 

sekarang, yaitu, serah terima rumah dengan memberikan kunci, 

dan serah terima tanah dengan memberikan sejengkal tanah dan 

setangkai ranting. Upacara yang dipakai di zaman Boas yaitu , 

orang yang menyerahkan tanah menanggalkan kasutnya sebelah 

(menurut terjemahan Alkitab bahasa Aram, sarung tangan kanan-

nya) dan memberikannya kepada orang yang menerima. Ini meng-

isyaratkan bahwa, hak apa saja yang dimilikinya untuk menginjak 

atau berjalan di atas tanah itu, diserahkan dan dipindahkannya, 

atas pertimbahan yang berharga, kepada si pembeli: Demikianlah 

caranya orang mensahkan perkara di Israel (ay. 7). Dan itulah 

yang dilakukan dalam perkara ini (ay. 8). Seandainya kerabat ini 

terikat oleh hukum untuk menikahi Rut, dan penolakannya men-

jadi penghinaan terhadap hukum itu, maka Rut pasti sudah me-

nanggalkan kasut orang itu dari kakinya dan meludahi mukanya 

(Ul. 25:9). namun , walaupun hubungannya sebagai sanak kerabat 

seharusnya sedikit banyak mengikatnya pada kewajiban itu, 

namun sebab  ia saudara jauh, ia dari hukuman itu. Atau Rut 

bisa saja membatalkan hukum itu, sebab penolakan kerabat itu 

yaitu  apa yang dia inginkan darinya. namun  Uskup Patrick, dan 

para penafsir yang terbaik, berpendapat bahwa ini tidak ada 

kaitannya dengan hukum itu. Dan bahwa penanggalan kasut di 

sini bukanlah sesuatu yang tercela seperti dalam hukum itu, 

melainkan peneguhan atas penyerahan hak penebusan itu, dan 

bukti bahwa penyerahan itu tidak diperoleh dengan cara yang 

curang atau sembunyi-sembunyi. Perhatikanlah, semua orang 

yang mau membuktikan diri sebagai orang Israel yang sejati, dan 

tanpa kepalsuan, haruslah dengan kesadaran hati nurani berlaku 

adil dan terang-terangan dalam semua urusan perjanjian dan 

perdagangan. Betapa Boas tampak jauh lebih terhormat dan jujur

dengan pembelian ini daripada seandainya ia secara sembunyi-

sembunyi mengakali kerabatnya itu, dan secara diam-diam meng-

ajukan tawaran kepada Naomi, yang tidak dikenalnya. Kejujuran 

terbukti merupakan cara yang terbaik. 

Rut Menikah dengan Boas  

(4:9-12) 

9 lalu  berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang 

di situ: “Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh 

dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; 10 juga Rut, 

perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk 

menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demi-

kianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya 

dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.” 11 Dan 

seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua berkata: 

“Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan 

masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah 

membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan 

biarlah namamu termasyhur di Betlehem, 12 keturunanmu kiranya menjadi 

seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh sebab  

anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda 

ini!” 

Boas sekarang melihat jalannya terbuka mulus, dan sebab  itu tidak 

menunda-nunda waktu untuk menggenapi janjinya kepada Rut, 

bahwa ia akan melakukan kewajiban sebagai seorang kerabat. Di 

pintu gerbang kota, di hadapan para tua-tua dan semua orang, ia 

mengumumkan perjanjian perkawinan antara dirinya dan Rut orang 

Moab itu, dan bersama dengan itu pembelian dari seluruh harta milik 

keluarga Elimelekh. Seandainya ia bukan seorang yang kaya raya 

(2:1), ia tidak akan dapat mengadakan penebusan ini, atau melaku-

kan pelayanan ini untuk keluarga dari sanaknya. Apa gunanya harta 

yang banyak, selain untuk memampukan seseorang berbuat kebaik-

an yang jauh lebih besar kepada angkatannya, dan terutama kepada 

anggota keluarganya sendiri? Itu hanya terjadi jika ia memiliki  

hati untuk menggunakannya seperti itu! Nah, mengenai perkawinan 

ini, tampak, 

I. Bahwa perkawinan itu diteguhkan, atau setidak-tidaknya diumum-

kan, di hadapan banyak saksi (ay. 9-10). “Kamulah menjadi saksi,”  

1. “Bahwa aku telah membeli tanah itu. Jika tanah itu, atau se-

bagian darinya, digadaikan kepada siapa saja, biarlah ia da

tang kepadaku, maka ia akan mendapatkan uangnya, sesuai 

dengan nilai tanah itu,” yang dihitung berdasar  jumlah 

tahun sampai tahun Yobel (Im. 25:15). Pada tahun itu, sudah 

barang tentu tanah itu akan kembali kepada keluarga Eli-

melekh. Semakin banyak diketahui umum penjualan tanah 

dilakukan, semakin baik penjualan itu terjaga dari penipuan.  

2. “Bahwa aku telah membeli janda itu untuk menjadi istriku.” 

Janda itu bukanlah bagian Boas. Harta peninggalan janda itu 

digadaikan, dan Boas tidak dapat memiliki harta itu tanpa 

memberikan sejumlah uang yang bernilai sama dengan harta 

itu, dan sebab  itu dapat dikatakan bahwa Boas membeli 

(atau menebus – pen.) janda itu. Sekalipun begitu, sebab  Rut 

yaitu  perempuan bajik, maka Boas menganggap bahwa ia 

mendapatkan tawaran yang baik. Rumah dan harta yaitu  

warisan nenek moyang, namun  istri yang bijak itu lebih 

berharga, berasal dari Tuhan sebagai sebuah hadiah pemberi-

an yang istimewa. Boas bermaksud, dalam menikahi Rut, 

untuk melestarikan ingatan akan orang yang sudah mati, 

susaha  nama Mahlon, meskipun tidak meninggalkan anak 

untuk menegakkan namanya, tidak lenyap dari antara warga 

kota, namun  melalui sarana ini dapat dipelihara. Dansupaya  

dapat dimasukkan ke dalam catatan sipil bahwa Boas meni-

kahi Rut, janda Mahlon, anak Elimelekh. Dan keturunan 

mereka, saat   perlu mencari petunjuk dari catatan itu, akan 

memberi perhatian khusus terhadapnya. Sejarah ini, sebab  

dipelihara demi perkawinan itu dan buah hati darinya, ter-

bukti sebagai sarana yang berhasil untuk mengabadikan nama 

Mahlon, bahkan melampaui pemikiran atau niat Boas, sampai 

akhir zaman. Dan cermatilah bahwa sebab  Boas memberikan 

penghormatan ini kepada orang yang sudah mati, dan juga 

kebaikan ini kepada orang yang masih hidup, maka Allah 

memberinya kehormatan dengan memasukkannya ke dalam 

silsilah Mesias, yang dengannya martabat keluarganya dijun-

jung di atas semua keluarga Israel. Sedangkan kerabat lain 

yang wajib menebus, yang begitu takut kemuliaan dirinya 

berkurang dan milik pusakanya menjadi rusak, dengan meni-

kahi janda itu, maka nama, keluarga, dan milik pusakanya 

terkubur dalam kelupaan dan kehinaan. Kepedulian yang pe-

nuh kelembutan dan kemurahan hati terhadap kehormatan 

orang yang sudah mati, dan penghiburan bagi janda-janda 

miskin dan orang-orang asing, yang semuanya tidak dapat 

membalas kebaikan itu (Luk. 14:14), pasti sangat berkenan 

bagi Allah dan akan diberi upah oleh-Nya. Yesus Tuhan kita 

yaitu  Goel kita, Penebus kita, Penebus kita yang kekal. Ia 

melihat, seperti Boas, dengan penuh belas kasihan kepada 

keadaan yang menyedihkan dari umat manusia yang telah 

jatuh. Dengan harga yang sangat mahal Ia menebus milik 

pusaka sorgawi bagi kita, orang-orang yang oleh dosa telah 

digadaikan dan terancam hukuman tangan keadilan ilahi, dan 

yang tidak akan pernah mampu ditebus. Yesus juga membeli 

suatu umat kesayangan, yang akan dinikahi-Nya sendiri, mes-

kipun mereka orang-orang luar dan orang-orang asing, seperti 

Rut, miskin dan terhina,supaya  nama bangsa manusia yang 

sudah mati dan terkubur itu tidak lenyap untuk selama-lama-

nya. Ia bersedia merusakkan milik pusaka-Nya sendiri untuk 

melakukan penebusan ini, sebab, sekalipun Ia kaya, oleh kare-

na kita Ia menjadi miskin. namun  Ia diberi upah dengan berlim-

pah-limpah untuk tindakan-Nya itu oleh Bapa-Nya, yang telah 

sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama 

di atas segala nama, sebab  Dia sudah merendahkan diri-Nya 

sendiri seperti itu. Marilah kita mengakui kewajiban-kewajiban 

kita kepada-Nya, memastikan perjanjian kita dengan-Nya, dan 

berusaha seumur hidup untuk memberikan penghormatan 

kepada-Nya. Boas, dengan menyatakan secara terbuka di de-

pan umum perkawinan dan pembelian tanah ini, tidak saja 

melindungi haknya dari semua orang yang berniat menipu, 

seolah-olah ia memberi denda melalui pernyataan-pernyataan, 

namun  juga memberikan kehormatan kepada Rut. Ia menun-

jukkan bahwa ia tidak malu akan Rut, akan asal-usul dan 

kemiskinannya. Ia meninggalkan sebuah kesaksian dalam me-

lawan perkawinan yang sembunyi-sembunyi. Hanya apa yang 

jahatlah yang membenci terang dan tidak datang kepadanya. 

Boas memanggil para saksi untuk melihat apa yang dia laku-

kan, sebab perbuatannya itu yaitu  apa yang dapat dia benar-

kan, dan yang tidak akan pernah dia sangkal. Dan ia mem-

berikan perhatian yang begitu rupa, bahkan pada khalayak 

ramai yang dipandang rendah, hingga tidak hanya para tua-

tua, melainkan juga semua orang yang ada di pintu gerbang, 

yang sedang lalu-lalang, dimintai perhatian (ay. 9), dan dide-

ngarkan (ay. 11) saat   mereka berkata, kamilah menjadi saksi. 

II. Bahwa perkawinan itu diiringi dengan banyak doa. Para tua-tua 

dan semua orang, saat   menyaksikannya, memberikan doa restu 

kepadanya, dan memberkatinya (ay. 11-12). Rut, dari apa yang 

tampak, juga sudah hadir di situ saat itu. Sebab mereka berbicara 

tentang dia (ay. 12) sebagai orang yang hadir: Perempuan muda ini. 

Dan, sebab  Boas sudah mengambilnya sebagai istri, maka mereka 

memandang Rut sudah menjadi bagian dari keluarga Boas. Dan 

dengan sepenuh hati mereka berdoa untuk pengantin baru ini. 

1. Para tua-tua yang lebih tinggi, kemungkinan besar, memanjat-

kan doa ini, dan para tua-tua yang lain, bersama orang ba-

nyak, bergabung di dalamnya. Dan itulah sebabnya doa itu 

dikatakan dipanjatkan oleh mereka semua. Sebab dalam doa-

doa bersama, meskipun hanya satu orang yang berbicara, kita 

semua harus berdoa. Cermatilah,  

(1) Pernikahan harus diberkati, dan disertai dengan doa, sebab 

setiap makhluk dan setiap keadaan menjadi bagi kita, dan 

tidak lebih, seperti Allah menjadikannya. yaitu  bentuk 

sopan santun dan ramah-tamah untuk mengharapkan se-

gala kebahagiaan bagi orang-orang yang memasuki keada-

an itu. Kebaikan apa saja yang kita inginkan, haruslah kita 

doakan dengan memintanya dari sumber segala kebaikan. 

Hamba Tuhan yang memberi diri untuk memberitakan 

firman dan berdoa yaitu  orang yang paling pantas untuk 

memberikan wejangan, dan demikian pula dia yaitu  orang 

yang paling pantas untuk memberkati dan mendoakan 

orang-orang yang memasuki hubungan ini. 

(2) Kita harus menginginkan dan mendoakan kesejahteraan 

dan kemakmuran satu sama lain, dan janganlah sekali-kali 

merasa iri hati atau bersedih sebab nya. 

2. Sekarang di sini,  

(1) Mereka berdoa untuk Rut: TUHAN kiranya membuat perem-

puan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel 

dan Lea, yaitu, “Allah kiranya menjadikannya istri yang 

baik dan ibu yang subur.” Rut yaitu  seorang perempuan 

yang sungguh bajik, dan sekalipun begitu membutuhkan 

Kitab Rut 4:9-12 

doa dari teman-temannya,supaya  oleh anugerah Allah ia 

dapat menjadi berkat bagi keluarga yang telah ia masuki. 

Mereka berdoasupaya  ia bisa menjadi seperti Rahel dan 

Lea, daripada seperti Sara dan Ribka, sebab Sara hanya 

memiliki  satu anak, dan Ribka hanya memiliki  satu 

anak yang termasuk dalam perjanjian, sementara anak 

yang lain, Esau, ditolak. namun  Rahel dan Lea benar-benar 

membangunkan umat Israel. Semua anak mereka ada 

dalam jemaat, dan keturunan mereka sangat banyak. 

“Semoga ia menjadi pohon anggur yang subur dan setia di 

dalam rumahmu.”  

(2) Mereka berdoa untuk Boas,supaya  ia bisa terus melaku-

kan hal yang terpuji di kota di mana ia menjadi perhiasan-

nya, dansupaya  di sana makin hari ia makin termasyhur. 

Mereka inginsupaya  sang istri menjadi berkat dalam urus-

an-urusan pribadi rumah tangga itu, dan sang suami men-

jadi berkat dalam urusan umum kota itu. Dan mereka 

inginsupaya  sang istri di tempatnya, dan sang suami di 

tempatnya, bisa menjadi bijaksana, bajik, dan makmur. 

Camkanlah, cara untuk menjadi termasyhur yaitu  de-

ngan melakukan hal yang terpuji. Nama besar harus diper-

oleh dengan jasa-jasa besar. Tidak cukup hanya berbuat 

tidak tercela, atau tidak menyakiti dan tidak melanggar, 

namun  juga kita harus melakukan hal yang terpuji, berguna, 

dan bermanfaat bagi angkatan kita. Orang yang benar-

benar ingin menjadi termasyhur haruslah bersinar seperti 

terang di tempat mereka masing-masing.  

(3) Mereka berdoa untuk keluarga itu: “Keturunanmu kiranya 

menjadi seperti keturunan Peres,” yaitu, “hendaklah ketu-

runanmu menjadi sangat banyak, hendaklah keturunanmu 

bertambah banyak dan berlipat ganda, seperti keturunan 

Peres.” Orang-orang Betlehem berasal dari keturunan 

Peres, dan tahu betul betapa banyak keturunannya. Dalam 

pembagian suku-suku, cucu Yakub mendapat kehormatan 

yang tidak didapat oleh yang lain kecuali Manasye dan 

Efraim, bahwa keturunannya dibagi menjadi dua keluarga 

yang berbeda, Hezron dan Hamul (Bil. 26:21). Sekarang 

mereka berdoasupaya  keturunan Boas, yang merupakan 

satu tunas dari kaum itu, seiring berjalannya waktu dapat 

menjadi sebanyak dan sebesar seperti seluruh kaum itu 

sekarang. 

Silsilah Daud; 

Naomi Dihibur dalam Kelahiran Cucunya  

(4:13-22)  

13 Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan 

dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, 

lalu melahirkan seorang anak laki-laki. 14 Sebab itu perempuan-perempuan 

berkata kepada Naomi: “Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau 

pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak 

itu di Israel. 15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara 

engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang menga-

sihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu 

dari tujuh anak laki-laki.” 16 Dan Naomi mengambil anak itu serta meletak-

kannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. 17 Dan tetangga-

tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: “Pada Naomi 

telah lahir seorang anak laki-laki”; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. 

Dialah ayah Isai, ayah Daud. 18 Inilah keturunan Peres: Peres memperanak-

kan Hezron, 19 Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Amina-

dab, 20 Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Sal-

mon, 21 Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed, 22 Obed 

memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud. 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Rut sebagai seorang istri. Boas membawanya, dengan upacara-

upacara seperti biasa, ke dalam rumahnya, dan perempuan itu 

menjadi isterinya (ay. 13). Seluruh kota, tidak diragukan lagi, 

mengucapkan selamat atas diangkatnya perempuan yang baik 

hati itu, semata-mata sebab  kebajikannya. Beralasan bagi kita 

untuk berpikir bahwa Orpa, yang kembali dari Naomi kepada 

bangsanya dan para allahnya, tidak pernah diangkat derajatnya 

setengah pun seperti Rut. Orang yang meninggalkan semuanya 

demi Kristus akan mendapatkan lebih dari semuanya bersama-

sama Dia. Itu akan diganti seratus kali lipat dalam kehidupan ini. 

Sekarang Orpa berharap kalau saja dulu ia pergi bersama Naomi 

juga. namun  Orpa, seperti si kerabat Boas yang lain itu, memilih 

terangnya sendiri. Boas berdoasupaya  Rut, perempuan yang 

menjadi pemeluk agama Yahudi yang saleh ini, dapat menerima 

upah yang sepenuhnya atas keberanian dan kesetiaannya dari 

Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya ia datang berlindung. Dan 

sekarang Boas menjadi alat dari kebaikan itu, yang merupakan

Kitab Rut 4:13-22 

 jawaban atas doanya, dan membantu mewujudkan perkataannya 

sendiri. Sekarang Rut memerintah hamba-hamba yang dengan 

mereka ia sudah bergaul, dan memerintah ladang-ladang yang 

darinya ia telah memungut jelai. Demikianlah ada kalanya Allah 

menegakkan orang yang hina dari dalam debu, untuk menduduk-

kan dia bersama-sama dengan para bangsawan (Mzm. 113:7-8). 

II.  Rut sebagai seorang ibu: Maka atas karunia TUHAN perempuan itu 

mengandung. Sebab buah kandungan yaitu  upah dari Allah 

(Mzm. 127:3). Buah kandungan yaitu  salah satu kunci yang di-

pegang Allah di tangan-Nya. Dan ada kalanya Ia membuat perem-

puan yang sudah lama mandul menjadi ibu anak-anak, penuh 

sukacita (Mzm. 113:9; Yes. 54:1). 

III. Rut yang masih sebagai seorang menantu, dan yang sama seperti 

sebelumnya, dari Naomi, yang sama sekali tidak dilupakan, namun  

justru menjadi orang yang terutama berbagi dalam sukacita baru 

ini. Perempuan-perempuan baik yang membantu persalinan anak 

ini mengucapkan selamat kepada Naomi atas kelahiran anak itu, 

lebih daripada Boas ataupun Rut. Sebab Naomilah yang menjo-

dohkan mereka, dan keluarga suaminyalah yang dengan ini di-

bangun. Lihatlah di sini, seperti sebelumnya, betapa suasana 

kesalehan ada pada waktu itu bahkan dalam ungkapan-ungkapan 

kesopanan yang umum di antara orang-orang Israel. Doa kepada 

Allah menyertai kelahiran anak itu. Sangat disayangkan bahwa 

bahasa kesalehan seperti itu tidak lagi digunakan di antara orang-

orang Kristen, atau merosot menjadi kata-kata yang hampa. 

“Terpujilah TUHAN yang telah mengirimkan kepadamu cucu lelaki 

ini” (ay. 14-15).  

1. Yang akan menjadi pemelihara nama keluarga Naomi, dan 

yang, mereka harap, akan menjadi termasyhur, sebab ayahnya 

demikian.  

2. Yang sesudah ini akan berbakti dan bersikap baik kepada 

Naomi, demikian mereka berharap, sebab ibunya demikian. 

Jika cucunya itu mau merawat Naomi, maka ia akan menjadi 

penghibur bagi neneknya yang sudah tua, akan menyegarkan 

jiwanya, dan, jika dibutuhkan, akan memiliki  persediaan 

untuk memelihara Naomi pada waktu rambutnya telah putih. 

yaitu  penghiburan yang besar bagi orang-orang yang sudah 

berumur untuk melihat seorang keturunan mereka tumbuh 

dewasa, yang ada kemungkinan, oleh berkat Allah, akan men-

jadi penopang dan penyokong mereka. saat   datang tahun-

tahun di mana mereka membutuhkan orang seperti itu, dan 

saat   mendekat tahun-tahun di mana mereka akan berkata 

bahwa tak ada kesenangan bagi mereka di dalamnya. Amati-

lah, mereka berkata tentang Rut bahwa ia mengasihi Naomi, 

dan sebab  itu Rut yaitu  lebih baik bagi Naomi daripada 

tujuh anak laki-laki. Lihatlah bagaimana Allah dalam penye-

lenggaraan-Nya kadang-kadang menggantikan saudara-sau-

dara kita yang sudah tiada, yang dari mereka kita mengharap-

kan penghiburan terbesar, dengan orang-orang yang paling 

tidak kita sangka akan memberi kita penghiburan. Ikatan-

ikatan kasih terbukti lebih kuat daripada ikatan-ikatan darah, 

dan ada sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. 

Demikian pula di sini ada menantu perempuan yang lebih baik 

daripada anak kandung sendiri. Lihatlah apa yang dapat 

dilakukan hikmat dan anugerah. Sekarang di sini, 

(1) Anak itu diberi nama oleh para tetangga (ay. 17). Perem-

puan-perempuan yang baik itu ingin menamainya Obed, 

seorang hamba, untuk mengingat kehinaan dan kemiskinan 

sang ibu, atau dalam harapansupaya  sesudah ini ia akan 

menjadi seorang hamba, yang sangat berguna, untuk nenek-

nya. Bukan suatu penghinaan jika orang-orang yang lahir 

dari keluarga baik-baik menjadi hamba bagi Allah, teman-

teman mereka, dan angkatan mereka. Semboyan para 

pangeran Wales di Inggris yaitu  Ich dien – Aku melayani.  

(2) Anak itu disusui oleh neneknya, yaitu, diasuh, sesudah 

ibunya menyapih dia (ay. 16). Naomi meletakkan anak itu 

di pangkuannya, sebagai tanda kasih dan sayangnya ter-

hadap anak itu dan perhatiannya kepada dia. Nenek sering 

kali yang paling sayang kepada anak. 

IV. Rut dengan ini dimasukkan di antara nenek moyang Daud dan 

Kristus, yang merupakan kehormatan terbesar. Garis keturunan-

nya di sini ditarik dari Peres, melalui Boas dan Obed, kepada 

Daud, dan dengan begitu turun kepada sang Mesias. Dan sebab  

itu, silsilah ini bukannya tanpa akhir.