a kemungkinan, telah digadaikan waktu
dulu untuk mendapat uang, yang dipakai untuk membeli roti
saat kelaparan melanda negeri itu sebelumnya (ay. 3): “Naomi
memiliki sebidang tanah untuk dijual, yaitu, yang sudah
digadaikan dan harus ditebus dari tangan orang menerima gadai-
an itu.” Atau, seperti menurut sebagian penafsir, tanah itu yaitu
harta peninggalan untuknya. Dan, sebab kekurangan uang,
untuk kebutuhan kecil ia mau menjual bunganya kepada ahli
waris, yang paling pantas untuk menjadi pembeli tanah itu.
Masalah hukum ini diberitahukan Boas kepada kerabatnya itu
(ay. 4),supaya ia boleh memilih untuk menolak atau tidak. Siapa
saja yang mau, dia harus membayarnya, dan sebab itu Boas bisa
saja berkata, “Saya juga kan punya uang sama seperti kerabatku
itu. Jika aku mau, kan lebih baik aku membelinya diam-diam
saja, sebab akulah yang pertama-tama mendapat tawaran itu, jadi
mengapa pula aku harus menyampaikannya dahulu kepada kera-
batku itu?” Tidak. Sekalipun Boas sangat senang untuk membeli
tanah itu, namun ia tidak mau melakukan sesuatu yang begitu
hina hingga merebut tawaran yang menjadi milik seseorang yang
merupakan kerabat dekatnya sendiri. Dan kita diajar melalui
teladannya untuk tidak hanya adil dan jujur, namun juga lurus
hati dan terhormat, dalam semua urusan kita. Janganlah melaku-
kan sesuatu yang tidak benar dengan diam-diam.
4. Kerabat itu tampak sangat ingin menebus tanah itu, namun saat
diberi tahu bahwa, jika ia menebusnya, ia harus menikahi juga
sang janda, maka ia pun menarik diri. Ia cukup suka dengan
tanah itu, dan mungkin ingin menyambarnya dengan lebih rakus
sebab ia berharap bahwa, sebab si janda miskin itu sedang me-
merlukan uang sampai menjual tanahnya, maka ia akan menda-
patkan tawaran harga yang jauh lebih murah: “Aku akan mene-
busnya” katanya, “dengan segenap hatiku,” dengan menyangka
bahwa tanah itu akan membuat harta bendanya bertambah
banyak lagi (ay. 4). namun Boas memberitahukan dia bahwa ada
seorang janda muda dalam perkara itu, dan jika ia memiliki tanah
itu, maka ia harus mengambil janda itu pula bersamanya. Terra
transit cum onere – Lahan itu diberikan bersama beban ini. Entah
hukum ilahi atau kebiasaan negeri itu mewajibkannya demikian,
atau Naomi bersikeras bahwa ia tidak mau menjual tanah itu
kecuali dengan syarat ini (ay. 5). Sebagian penafsir berpendapat
bahwa ini tidak berhubungan dengan hukum menikahi janda
saudara laki-laki sebab hukum itu tampak hanya mewajibkan
anak-anak dari ayah yang sama (Ul. 25:5), kecuali melalui kebia-
saan, hukum itu lalu diperluas hingga mencakup keluarga
terdekat. namun bahwa ini berhubungan dengan hukum penebus-
an milik pusaka (Im. 25:24-25), sebab yang diminta untuk mem-
beli di sini yaitu goel, penebus. Dan jika demikian, maka bukan
berdasar hukum, melainkan oleh ketetapan hati Naomi sen-
dirilah si pembeli harus menikahi sang janda. Apa pun itu,
kerabat ini, saat mendengar syarat-syarat dari tawaran itu,
menolaknya (ay. 6): “Aku tidak dapat menebusnya. Aku tidak mau
ikut campur dalam perkara ini dengan syarat-syarat tersebut,
sebab aku akan merusak milik pusakaku sendiri.” Tanah itu,
pikirnya, akan memperkaya milik pusakanya, namun bukan tanah
dengan perempuan itu. Itu justru akan merusaknya. Mungkin ia
berpikir bahwa akan menjadi penghinaan baginya untuk meni-
kahi janda miskin yang datang dari negeri asing seperti itu, yang
hidup hampir dari sedekah saja. Ia membayangkan bahwa itu
akan menjadi noda bagi keluarganya, sebab hal itu akan mengo-
tori darahnya, dan merendahkan keturunannya. Kebajikan yang
merupakan keutamaan dari perempuan itu tidaklah cukup di
matanya untuk mengimbangi kemuliaan keluarganya itu. Terje-
mahan Alkitab bahasa Aram menjelaskan, bahwa alasan penolak-
annya ini yaitu sebab ia memiliki istri lain. Dan, kalau ia
sampai mengambil Rut, itu dapat menimbulkan pertengkaran dan
perselisihan dalam keluarganya, yang akan merusakkan peng-
hiburan dari milik pusakanya. Atau ia berpikir bahwa Rut bisa
jadi memberinya anak-anak yang sangat banyak, dan mereka
semua akan berharap untuk mendapat bagian dari harta benda-
nya. Dengan begitu, hartanya akan tersebar ke terlalu banyak
tangan, sehingga keluarga itu akan berkurang kebesarannya. Hal
ini membuat banyak orang mengelak untuk menerima penebusan
agung, yaitu mereka tidak bersedia menikahi atau menerima
agama. Mereka sudah mendengar hal yang baik tentang agama,
dan tidak menentangnya sama sekali. Mereka bersedia berkata-
kata yang baik tentangnya, namun pada saat yang sama mereka
tidak mau berurusan dengannya. Mereka rela berpisah dengan-
nya, dan tidak dapat terikat dengannya, sebab mereka takut itu
akan merusak milik pusaka mereka di dunia ini. Mereka senang
dengan sorga, namun menghindar dari kekudusan. Kekudusan
tidak akan akan sejalan dengan hawa nafsu yang sudah mereka
turuti, dan sebab itu, orang-orang yang ingin membeli sorga
dengan harga itu, hendaklah mereka tahu bahwa mereka tidak
dapat melakukannya.
5. Hak penebusan diserahkan kepada Boas secara adil. Jika kerabat
yang tidak bernama ini kehilangan tawaran yang bagus, harta
yang baik, dan istri yang baik pula, maka itu salahnya sendiri,
sebab tidak mempertimbangkannya dengan lebih baik. Dan Boas
akan berterima kasih kepadanya sebab sudah memuluskan
jalannya mendapat apa yang ia hargai dan inginkan di atas se-
galanya. Pada masa-masa kuno itu, belum ada kebiasaan menye-
rahkan tanah secara tertulis, seperti di lalu hari (Yer. 32:10,
dst.). Cara yang dipakai saat itu yaitu melalui suatu tanda atau
upacara, suatu tanda serah terima seperti yang biasa kita sebut
sekarang, yaitu, serah terima rumah dengan memberikan kunci,
dan serah terima tanah dengan memberikan sejengkal tanah dan
setangkai ranting. Upacara yang dipakai di zaman Boas yaitu ,
orang yang menyerahkan tanah menanggalkan kasutnya sebelah
(menurut terjemahan Alkitab bahasa Aram, sarung tangan kanan-
nya) dan memberikannya kepada orang yang menerima. Ini meng-
isyaratkan bahwa, hak apa saja yang dimilikinya untuk menginjak
atau berjalan di atas tanah itu, diserahkan dan dipindahkannya,
atas pertimbahan yang berharga, kepada si pembeli: Demikianlah
caranya orang mensahkan perkara di Israel (ay. 7). Dan itulah
yang dilakukan dalam perkara ini (ay. 8). Seandainya kerabat ini
terikat oleh hukum untuk menikahi Rut, dan penolakannya men-
jadi penghinaan terhadap hukum itu, maka Rut pasti sudah me-
nanggalkan kasut orang itu dari kakinya dan meludahi mukanya
(Ul. 25:9). namun , walaupun hubungannya sebagai sanak kerabat
seharusnya sedikit banyak mengikatnya pada kewajiban itu,
namun sebab ia saudara jauh, ia dari hukuman itu. Atau Rut
bisa saja membatalkan hukum itu, sebab penolakan kerabat itu
yaitu apa yang dia inginkan darinya. namun Uskup Patrick, dan
para penafsir yang terbaik, berpendapat bahwa ini tidak ada
kaitannya dengan hukum itu. Dan bahwa penanggalan kasut di
sini bukanlah sesuatu yang tercela seperti dalam hukum itu,
melainkan peneguhan atas penyerahan hak penebusan itu, dan
bukti bahwa penyerahan itu tidak diperoleh dengan cara yang
curang atau sembunyi-sembunyi. Perhatikanlah, semua orang
yang mau membuktikan diri sebagai orang Israel yang sejati, dan
tanpa kepalsuan, haruslah dengan kesadaran hati nurani berlaku
adil dan terang-terangan dalam semua urusan perjanjian dan
perdagangan. Betapa Boas tampak jauh lebih terhormat dan jujur
dengan pembelian ini daripada seandainya ia secara sembunyi-
sembunyi mengakali kerabatnya itu, dan secara diam-diam meng-
ajukan tawaran kepada Naomi, yang tidak dikenalnya. Kejujuran
terbukti merupakan cara yang terbaik.
Rut Menikah dengan Boas
(4:9-12)
9 lalu berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang
di situ: “Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh
dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; 10 juga Rut,
perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk
menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demi-
kianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya
dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.” 11 Dan
seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua berkata:
“Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan
masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah
membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan
biarlah namamu termasyhur di Betlehem, 12 keturunanmu kiranya menjadi
seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh sebab
anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda
ini!”
Boas sekarang melihat jalannya terbuka mulus, dan sebab itu tidak
menunda-nunda waktu untuk menggenapi janjinya kepada Rut,
bahwa ia akan melakukan kewajiban sebagai seorang kerabat. Di
pintu gerbang kota, di hadapan para tua-tua dan semua orang, ia
mengumumkan perjanjian perkawinan antara dirinya dan Rut orang
Moab itu, dan bersama dengan itu pembelian dari seluruh harta milik
keluarga Elimelekh. Seandainya ia bukan seorang yang kaya raya
(2:1), ia tidak akan dapat mengadakan penebusan ini, atau melaku-
kan pelayanan ini untuk keluarga dari sanaknya. Apa gunanya harta
yang banyak, selain untuk memampukan seseorang berbuat kebaik-
an yang jauh lebih besar kepada angkatannya, dan terutama kepada
anggota keluarganya sendiri? Itu hanya terjadi jika ia memiliki
hati untuk menggunakannya seperti itu! Nah, mengenai perkawinan
ini, tampak,
I. Bahwa perkawinan itu diteguhkan, atau setidak-tidaknya diumum-
kan, di hadapan banyak saksi (ay. 9-10). “Kamulah menjadi saksi,”
1. “Bahwa aku telah membeli tanah itu. Jika tanah itu, atau se-
bagian darinya, digadaikan kepada siapa saja, biarlah ia da
tang kepadaku, maka ia akan mendapatkan uangnya, sesuai
dengan nilai tanah itu,” yang dihitung berdasar jumlah
tahun sampai tahun Yobel (Im. 25:15). Pada tahun itu, sudah
barang tentu tanah itu akan kembali kepada keluarga Eli-
melekh. Semakin banyak diketahui umum penjualan tanah
dilakukan, semakin baik penjualan itu terjaga dari penipuan.
2. “Bahwa aku telah membeli janda itu untuk menjadi istriku.”
Janda itu bukanlah bagian Boas. Harta peninggalan janda itu
digadaikan, dan Boas tidak dapat memiliki harta itu tanpa
memberikan sejumlah uang yang bernilai sama dengan harta
itu, dan sebab itu dapat dikatakan bahwa Boas membeli
(atau menebus – pen.) janda itu. Sekalipun begitu, sebab Rut
yaitu perempuan bajik, maka Boas menganggap bahwa ia
mendapatkan tawaran yang baik. Rumah dan harta yaitu
warisan nenek moyang, namun istri yang bijak itu lebih
berharga, berasal dari Tuhan sebagai sebuah hadiah pemberi-
an yang istimewa. Boas bermaksud, dalam menikahi Rut,
untuk melestarikan ingatan akan orang yang sudah mati,
susaha nama Mahlon, meskipun tidak meninggalkan anak
untuk menegakkan namanya, tidak lenyap dari antara warga
kota, namun melalui sarana ini dapat dipelihara. Dansupaya
dapat dimasukkan ke dalam catatan sipil bahwa Boas meni-
kahi Rut, janda Mahlon, anak Elimelekh. Dan keturunan
mereka, saat perlu mencari petunjuk dari catatan itu, akan
memberi perhatian khusus terhadapnya. Sejarah ini, sebab
dipelihara demi perkawinan itu dan buah hati darinya, ter-
bukti sebagai sarana yang berhasil untuk mengabadikan nama
Mahlon, bahkan melampaui pemikiran atau niat Boas, sampai
akhir zaman. Dan cermatilah bahwa sebab Boas memberikan
penghormatan ini kepada orang yang sudah mati, dan juga
kebaikan ini kepada orang yang masih hidup, maka Allah
memberinya kehormatan dengan memasukkannya ke dalam
silsilah Mesias, yang dengannya martabat keluarganya dijun-
jung di atas semua keluarga Israel. Sedangkan kerabat lain
yang wajib menebus, yang begitu takut kemuliaan dirinya
berkurang dan milik pusakanya menjadi rusak, dengan meni-
kahi janda itu, maka nama, keluarga, dan milik pusakanya
terkubur dalam kelupaan dan kehinaan. Kepedulian yang pe-
nuh kelembutan dan kemurahan hati terhadap kehormatan
orang yang sudah mati, dan penghiburan bagi janda-janda
miskin dan orang-orang asing, yang semuanya tidak dapat
membalas kebaikan itu (Luk. 14:14), pasti sangat berkenan
bagi Allah dan akan diberi upah oleh-Nya. Yesus Tuhan kita
yaitu Goel kita, Penebus kita, Penebus kita yang kekal. Ia
melihat, seperti Boas, dengan penuh belas kasihan kepada
keadaan yang menyedihkan dari umat manusia yang telah
jatuh. Dengan harga yang sangat mahal Ia menebus milik
pusaka sorgawi bagi kita, orang-orang yang oleh dosa telah
digadaikan dan terancam hukuman tangan keadilan ilahi, dan
yang tidak akan pernah mampu ditebus. Yesus juga membeli
suatu umat kesayangan, yang akan dinikahi-Nya sendiri, mes-
kipun mereka orang-orang luar dan orang-orang asing, seperti
Rut, miskin dan terhina,supaya nama bangsa manusia yang
sudah mati dan terkubur itu tidak lenyap untuk selama-lama-
nya. Ia bersedia merusakkan milik pusaka-Nya sendiri untuk
melakukan penebusan ini, sebab, sekalipun Ia kaya, oleh kare-
na kita Ia menjadi miskin. namun Ia diberi upah dengan berlim-
pah-limpah untuk tindakan-Nya itu oleh Bapa-Nya, yang telah
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama
di atas segala nama, sebab Dia sudah merendahkan diri-Nya
sendiri seperti itu. Marilah kita mengakui kewajiban-kewajiban
kita kepada-Nya, memastikan perjanjian kita dengan-Nya, dan
berusaha seumur hidup untuk memberikan penghormatan
kepada-Nya. Boas, dengan menyatakan secara terbuka di de-
pan umum perkawinan dan pembelian tanah ini, tidak saja
melindungi haknya dari semua orang yang berniat menipu,
seolah-olah ia memberi denda melalui pernyataan-pernyataan,
namun juga memberikan kehormatan kepada Rut. Ia menun-
jukkan bahwa ia tidak malu akan Rut, akan asal-usul dan
kemiskinannya. Ia meninggalkan sebuah kesaksian dalam me-
lawan perkawinan yang sembunyi-sembunyi. Hanya apa yang
jahatlah yang membenci terang dan tidak datang kepadanya.
Boas memanggil para saksi untuk melihat apa yang dia laku-
kan, sebab perbuatannya itu yaitu apa yang dapat dia benar-
kan, dan yang tidak akan pernah dia sangkal. Dan ia mem-
berikan perhatian yang begitu rupa, bahkan pada khalayak
ramai yang dipandang rendah, hingga tidak hanya para tua-
tua, melainkan juga semua orang yang ada di pintu gerbang,
yang sedang lalu-lalang, dimintai perhatian (ay. 9), dan dide-
ngarkan (ay. 11) saat mereka berkata, kamilah menjadi saksi.
II. Bahwa perkawinan itu diiringi dengan banyak doa. Para tua-tua
dan semua orang, saat menyaksikannya, memberikan doa restu
kepadanya, dan memberkatinya (ay. 11-12). Rut, dari apa yang
tampak, juga sudah hadir di situ saat itu. Sebab mereka berbicara
tentang dia (ay. 12) sebagai orang yang hadir: Perempuan muda ini.
Dan, sebab Boas sudah mengambilnya sebagai istri, maka mereka
memandang Rut sudah menjadi bagian dari keluarga Boas. Dan
dengan sepenuh hati mereka berdoa untuk pengantin baru ini.
1. Para tua-tua yang lebih tinggi, kemungkinan besar, memanjat-
kan doa ini, dan para tua-tua yang lain, bersama orang ba-
nyak, bergabung di dalamnya. Dan itulah sebabnya doa itu
dikatakan dipanjatkan oleh mereka semua. Sebab dalam doa-
doa bersama, meskipun hanya satu orang yang berbicara, kita
semua harus berdoa. Cermatilah,
(1) Pernikahan harus diberkati, dan disertai dengan doa, sebab
setiap makhluk dan setiap keadaan menjadi bagi kita, dan
tidak lebih, seperti Allah menjadikannya. yaitu bentuk
sopan santun dan ramah-tamah untuk mengharapkan se-
gala kebahagiaan bagi orang-orang yang memasuki keada-
an itu. Kebaikan apa saja yang kita inginkan, haruslah kita
doakan dengan memintanya dari sumber segala kebaikan.
Hamba Tuhan yang memberi diri untuk memberitakan
firman dan berdoa yaitu orang yang paling pantas untuk
memberikan wejangan, dan demikian pula dia yaitu orang
yang paling pantas untuk memberkati dan mendoakan
orang-orang yang memasuki hubungan ini.
(2) Kita harus menginginkan dan mendoakan kesejahteraan
dan kemakmuran satu sama lain, dan janganlah sekali-kali
merasa iri hati atau bersedih sebab nya.
2. Sekarang di sini,
(1) Mereka berdoa untuk Rut: TUHAN kiranya membuat perem-
puan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel
dan Lea, yaitu, “Allah kiranya menjadikannya istri yang
baik dan ibu yang subur.” Rut yaitu seorang perempuan
yang sungguh bajik, dan sekalipun begitu membutuhkan
Kitab Rut 4:9-12
doa dari teman-temannya,supaya oleh anugerah Allah ia
dapat menjadi berkat bagi keluarga yang telah ia masuki.
Mereka berdoasupaya ia bisa menjadi seperti Rahel dan
Lea, daripada seperti Sara dan Ribka, sebab Sara hanya
memiliki satu anak, dan Ribka hanya memiliki satu
anak yang termasuk dalam perjanjian, sementara anak
yang lain, Esau, ditolak. namun Rahel dan Lea benar-benar
membangunkan umat Israel. Semua anak mereka ada
dalam jemaat, dan keturunan mereka sangat banyak.
“Semoga ia menjadi pohon anggur yang subur dan setia di
dalam rumahmu.”
(2) Mereka berdoa untuk Boas,supaya ia bisa terus melaku-
kan hal yang terpuji di kota di mana ia menjadi perhiasan-
nya, dansupaya di sana makin hari ia makin termasyhur.
Mereka inginsupaya sang istri menjadi berkat dalam urus-
an-urusan pribadi rumah tangga itu, dan sang suami men-
jadi berkat dalam urusan umum kota itu. Dan mereka
inginsupaya sang istri di tempatnya, dan sang suami di
tempatnya, bisa menjadi bijaksana, bajik, dan makmur.
Camkanlah, cara untuk menjadi termasyhur yaitu de-
ngan melakukan hal yang terpuji. Nama besar harus diper-
oleh dengan jasa-jasa besar. Tidak cukup hanya berbuat
tidak tercela, atau tidak menyakiti dan tidak melanggar,
namun juga kita harus melakukan hal yang terpuji, berguna,
dan bermanfaat bagi angkatan kita. Orang yang benar-
benar ingin menjadi termasyhur haruslah bersinar seperti
terang di tempat mereka masing-masing.
(3) Mereka berdoa untuk keluarga itu: “Keturunanmu kiranya
menjadi seperti keturunan Peres,” yaitu, “hendaklah ketu-
runanmu menjadi sangat banyak, hendaklah keturunanmu
bertambah banyak dan berlipat ganda, seperti keturunan
Peres.” Orang-orang Betlehem berasal dari keturunan
Peres, dan tahu betul betapa banyak keturunannya. Dalam
pembagian suku-suku, cucu Yakub mendapat kehormatan
yang tidak didapat oleh yang lain kecuali Manasye dan
Efraim, bahwa keturunannya dibagi menjadi dua keluarga
yang berbeda, Hezron dan Hamul (Bil. 26:21). Sekarang
mereka berdoasupaya keturunan Boas, yang merupakan
satu tunas dari kaum itu, seiring berjalannya waktu dapat
menjadi sebanyak dan sebesar seperti seluruh kaum itu
sekarang.
Silsilah Daud;
Naomi Dihibur dalam Kelahiran Cucunya
(4:13-22)
13 Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan
dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung,
lalu melahirkan seorang anak laki-laki. 14 Sebab itu perempuan-perempuan
berkata kepada Naomi: “Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau
pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak
itu di Israel. 15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara
engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang menga-
sihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu
dari tujuh anak laki-laki.” 16 Dan Naomi mengambil anak itu serta meletak-
kannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. 17 Dan tetangga-
tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: “Pada Naomi
telah lahir seorang anak laki-laki”; lalu mereka menyebutkan namanya Obed.
Dialah ayah Isai, ayah Daud. 18 Inilah keturunan Peres: Peres memperanak-
kan Hezron, 19 Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Amina-
dab, 20 Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Sal-
mon, 21 Salmon memperanakkan Boas, Boas memperanakkan Obed, 22 Obed
memperanakkan Isai dan Isai memperanakkan Daud.
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Rut sebagai seorang istri. Boas membawanya, dengan upacara-
upacara seperti biasa, ke dalam rumahnya, dan perempuan itu
menjadi isterinya (ay. 13). Seluruh kota, tidak diragukan lagi,
mengucapkan selamat atas diangkatnya perempuan yang baik
hati itu, semata-mata sebab kebajikannya. Beralasan bagi kita
untuk berpikir bahwa Orpa, yang kembali dari Naomi kepada
bangsanya dan para allahnya, tidak pernah diangkat derajatnya
setengah pun seperti Rut. Orang yang meninggalkan semuanya
demi Kristus akan mendapatkan lebih dari semuanya bersama-
sama Dia. Itu akan diganti seratus kali lipat dalam kehidupan ini.
Sekarang Orpa berharap kalau saja dulu ia pergi bersama Naomi
juga. namun Orpa, seperti si kerabat Boas yang lain itu, memilih
terangnya sendiri. Boas berdoasupaya Rut, perempuan yang
menjadi pemeluk agama Yahudi yang saleh ini, dapat menerima
upah yang sepenuhnya atas keberanian dan kesetiaannya dari
Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya ia datang berlindung. Dan
sekarang Boas menjadi alat dari kebaikan itu, yang merupakan
Kitab Rut 4:13-22
jawaban atas doanya, dan membantu mewujudkan perkataannya
sendiri. Sekarang Rut memerintah hamba-hamba yang dengan
mereka ia sudah bergaul, dan memerintah ladang-ladang yang
darinya ia telah memungut jelai. Demikianlah ada kalanya Allah
menegakkan orang yang hina dari dalam debu, untuk menduduk-
kan dia bersama-sama dengan para bangsawan (Mzm. 113:7-8).
II. Rut sebagai seorang ibu: Maka atas karunia TUHAN perempuan itu
mengandung. Sebab buah kandungan yaitu upah dari Allah
(Mzm. 127:3). Buah kandungan yaitu salah satu kunci yang di-
pegang Allah di tangan-Nya. Dan ada kalanya Ia membuat perem-
puan yang sudah lama mandul menjadi ibu anak-anak, penuh
sukacita (Mzm. 113:9; Yes. 54:1).
III. Rut yang masih sebagai seorang menantu, dan yang sama seperti
sebelumnya, dari Naomi, yang sama sekali tidak dilupakan, namun
justru menjadi orang yang terutama berbagi dalam sukacita baru
ini. Perempuan-perempuan baik yang membantu persalinan anak
ini mengucapkan selamat kepada Naomi atas kelahiran anak itu,
lebih daripada Boas ataupun Rut. Sebab Naomilah yang menjo-
dohkan mereka, dan keluarga suaminyalah yang dengan ini di-
bangun. Lihatlah di sini, seperti sebelumnya, betapa suasana
kesalehan ada pada waktu itu bahkan dalam ungkapan-ungkapan
kesopanan yang umum di antara orang-orang Israel. Doa kepada
Allah menyertai kelahiran anak itu. Sangat disayangkan bahwa
bahasa kesalehan seperti itu tidak lagi digunakan di antara orang-
orang Kristen, atau merosot menjadi kata-kata yang hampa.
“Terpujilah TUHAN yang telah mengirimkan kepadamu cucu lelaki
ini” (ay. 14-15).
1. Yang akan menjadi pemelihara nama keluarga Naomi, dan
yang, mereka harap, akan menjadi termasyhur, sebab ayahnya
demikian.
2. Yang sesudah ini akan berbakti dan bersikap baik kepada
Naomi, demikian mereka berharap, sebab ibunya demikian.
Jika cucunya itu mau merawat Naomi, maka ia akan menjadi
penghibur bagi neneknya yang sudah tua, akan menyegarkan
jiwanya, dan, jika dibutuhkan, akan memiliki persediaan
untuk memelihara Naomi pada waktu rambutnya telah putih.
yaitu penghiburan yang besar bagi orang-orang yang sudah
berumur untuk melihat seorang keturunan mereka tumbuh
dewasa, yang ada kemungkinan, oleh berkat Allah, akan men-
jadi penopang dan penyokong mereka. saat datang tahun-
tahun di mana mereka membutuhkan orang seperti itu, dan
saat mendekat tahun-tahun di mana mereka akan berkata
bahwa tak ada kesenangan bagi mereka di dalamnya. Amati-
lah, mereka berkata tentang Rut bahwa ia mengasihi Naomi,
dan sebab itu Rut yaitu lebih baik bagi Naomi daripada
tujuh anak laki-laki. Lihatlah bagaimana Allah dalam penye-
lenggaraan-Nya kadang-kadang menggantikan saudara-sau-
dara kita yang sudah tiada, yang dari mereka kita mengharap-
kan penghiburan terbesar, dengan orang-orang yang paling
tidak kita sangka akan memberi kita penghiburan. Ikatan-
ikatan kasih terbukti lebih kuat daripada ikatan-ikatan darah,
dan ada sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.
Demikian pula di sini ada menantu perempuan yang lebih baik
daripada anak kandung sendiri. Lihatlah apa yang dapat
dilakukan hikmat dan anugerah. Sekarang di sini,
(1) Anak itu diberi nama oleh para tetangga (ay. 17). Perem-
puan-perempuan yang baik itu ingin menamainya Obed,
seorang hamba, untuk mengingat kehinaan dan kemiskinan
sang ibu, atau dalam harapansupaya sesudah ini ia akan
menjadi seorang hamba, yang sangat berguna, untuk nenek-
nya. Bukan suatu penghinaan jika orang-orang yang lahir
dari keluarga baik-baik menjadi hamba bagi Allah, teman-
teman mereka, dan angkatan mereka. Semboyan para
pangeran Wales di Inggris yaitu Ich dien – Aku melayani.
(2) Anak itu disusui oleh neneknya, yaitu, diasuh, sesudah
ibunya menyapih dia (ay. 16). Naomi meletakkan anak itu
di pangkuannya, sebagai tanda kasih dan sayangnya ter-
hadap anak itu dan perhatiannya kepada dia. Nenek sering
kali yang paling sayang kepada anak.
IV. Rut dengan ini dimasukkan di antara nenek moyang Daud dan
Kristus, yang merupakan kehormatan terbesar. Garis keturunan-
nya di sini ditarik dari Peres, melalui Boas dan Obed, kepada
Daud, dan dengan begitu turun kepada sang Mesias. Dan sebab
itu, silsilah ini bukannya tanpa akhir.