Seperti yang kita ketahui, di sebutkan dalam Al-Qur’an manusia itu berasal dari
sari pati tanah, bertumbuh dari tanah dan kembali ke tanah. Namun, ilmu sains
menyebutkan bahwa manusia tercipta dari sperma dan sel telur. Terlihat seperti ada
ilmu yang berbeda menurut Al-Qur’an dan ilmu sains. Padahal, jika kita pelajari lebih
dalam, akan ada satu makna yang sama dari dua sumber tersebut.
Manusia tercipta dari sari pati tanah. Mengapa demikian?, Karena manusia
memerlukan makanan dan minuman untuk bertumbuh dan berkembang biak. Makanan
dan minuman yang dikonsumsi manusia dapat berupa tumbuhan dan hewan. Dan
hewan dan tumbuhan yang dimakan manusia juga memerlukan makanan untuk tumbuh.
Tumbuhan memerlukan unsur hara agar bisa berbuah dan sebagainya. Hewan juga
memerlukan makanan yang berasal dari tumbuhan. Semua saling berhubungan. Jika
tidak ada unsur hara yang berasal dari sari pati tanah, maka tidak akan ada tumbuhan
yang dimakan oleh hewan dan manusia. Maka harus meyakini bahwa manusia memang
tercipta dari sari pati tanah, karena semua makanan dan minuman manusia mengandung
sari pati tanah. Dalam tubuh manusia, sari pati tanah itu ada, bahkan pada sperma dan
sel telur pun akan ada unsur dari sari pati tanah. Sari pati tanah yang ada di sperma dan
sel telur inilah yang akan menjadi cikal bakal manusia baru.
Karena hakikatnya manusia tercipta dari sesuatu yang berada di bawah, yaitu
tanah, maka tidak sepatutnya manusia membanggakan dirinya atau bahkan
merendahkan sesama makhluk hidup. Manusia harus bahwa dirinya adalah mahkluk
yang hina dan merupakan tempat salah dan lupa. Penciptaan manusia bukan tanpa
tujuan, ada tujuan tertentu di dalamnya. Seperti yang sudah ditulis dalam firman Allah,
Q.S Adz-Dzaariyat ayat 56 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Penciptaan Manusia Menurut Ilmu Sains
Awal terciptanya manusia berlangsung dengan adanya pembuahan. Jutaan
sperma laki-laki akan menuju sel telur wanita yang jumlahnya hanya satu dari setiap
siklusnya. Sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh wanita sampai menuju sel
telur wanita. Sel telur wanita hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja. Setelah
masuk dan terjadi fertilisasi pun belum tentu zigot menempel di tempat yang tepat pada
rahim.
Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel
sperma untuk bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal
bakal janin. Fertilisasi disebut juga sebagai konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya
kehamilan.
Berikut ini merupakan tahapan proses fertilisasi :
1. Ovulasi
Sebelum terjadi pembuahan, sel telur harus terjadi ovulasi terlebih dahulu.
Ovulasi merupakan keluarnya sel telur dari ovarium / indung telur setiap bulannya.
Didalam ovarium banyak sel telur namun hanya satu yang keluar pada setiap bulannya.
Terdapat sebuah kantung yang dipersiapkan untuk tempat pematangan sel telur dan
pematangan ini akan dipengaruhi oleh hormon.
2. Sel Telur Berpindah Ke Saluran Tuba Falopi
Selanjutnya apabila telah keluar dari ovarium, sel telur akan berpindah ke
saluran tuba falopi (saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim). Umur sel
telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam, sehingga jika tidak ada sperma yang
membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak bisa terjadi.
3. Meningkatnya Hormon
Apabila sel telur telah berpindah ke saluran tuba falopi maka dinding Rahim
akan bersiap-siap menebalkan dindingnya. Kemudian akan terjadi peningkatan hormon
setelah sel telur meninggalkan folikel. Folikel dalam ovarium akan berkembang
menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini kemudian akan menghasilkan hormon
progesteron yang berperan sebagai menebalkan lapisan dinding Rahim.
4. Jika Sel Telur Tidak Dibuahi
Apabila sel telur tidak di buahi maka sel telur akan berpindah ke Rahim dan
hancur atau yang sering di sebut menstruasi pada wanita setiap bulannya. Menstruasi
berbeda-beda pada wanita, ada yang 28 hari namun juga ada yang kurang dan lebih,
tapi masa normal haid adalah 6 Sampai 8 hari. Korpus luteum mengecil dan kadar
hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang
menebal tadi akan mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah darah haid.
5. Jika Sel Telur Dibuahi
Apabila sel telur dibuahi terjadi pembuahan yaitu pertemuan sperma dengan sel
telur. Maka sperma akan menembus kedalam sel telur. Apabila sel telur sudah di buahi
maka sperma akan gugur dan tidak dapat masuk kedalam sel telur.
Berikut adalah proses terjadinya manusia menurut ilmu sains :
❖ Setetes Air Mani
Sebelum proses fertilisasi terjadi, Jutaan sperma laki-laki terpancar pada satu
waktu dan menuju sel telur wanita yang jumlahnya hanya satu dalam setiap siklusnya.
Sperma-sperma tersebut melakukan perjalanan yang sangat sulit untuk menuju sel telur
karena saluran reproduksi wanita yang berbelok-belok, kadar keasaman yang tidak
sesuai dengan sperma dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Dari Jutaan sperma
yang masuk, hanya seribu sperma yang berhasil mencapai sel telur dan sel telur hanya
akan membolehkan satu sperma saja untuk mencapai inti sel telur. Setelah masuk dan
terjadi fertilisasipun belum tentu zigot akan menempel di tempat yang tepat di dalam
rahim.
❖ Segumpal Darah Yang Melekat Di Rahim
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, maka akan
membentuk sel tunggal. Sel tunggal ini dikenal sebagai ‘zigot’ dalam ilmu sains dan
zigot ini akan berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi
'segumpal daging'. Proses ini hanya bisa dilihat manusia dengan menggunakan bantuan
mikroskop. Jangan dikira prosesnya mudah dan simpel, proses ini sangat sulit di setiap
proses pembelahannya. Kalau sampai ada kesalahan kecil sedikit saja di waktu tahapantahapan tertentu, janin akan mengalami kecacatan. Tapi zigot tersebut tidak
melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja, ia melekat pada dinding rahim seperti
akar yang kokoh menancap di bumi.
❖ Pembentukan Tulang Oleh Otot
Didalam rahimlah awal mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya
terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini. Para ahli embriologi
beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Ketika
jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras, maka sel-sel otot yang disekitar tulangtulang akan bergabung dan membungkus tulang-tulang tersebut.
❖ Tiga Tahapan Bayi dalam Rahim
Menurut perspektif sains modern, dijelaskan bahwa proses kejadian manusia
juga terjadi dalam tiga fase yaitu fase zigot yaitu sejak pembuahan hingga akhir minggu
ke 2. Fase embrio yaitu akhir minggu ke 2 hingga akhir bulan ke 2 dan fase janin yaitu
akhir bulan ke 2 hingga kelahiran. Sains modern mendapatkan informasi perkembangan
manusia dalam rahim setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan peralatan
modern.
1. Fase Zigot
Zigot merupakan hasil dari pembuahan atau bisa disebut dengan fertilisasi.
Fertilisasi adalah peleburan dari inti sperma dan inti sel telur yang terjadi di dalam
rahim. Zigot akan tumbuh dan berkembang sampai mengalami pembelahan menjadi
embrio.
Proses penciptaan manusia dapat dijelaskan pada fase zigot atau disebut dengan
pre-embriotik. Pada fase ini, Zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel
kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim.
Seiring pertumbuhan zigot yang semakin besar, sel-sel penyusunnya mengatur diri
mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.
2. Fase Embrio
Proses penciptaan manusia yang berikutnya memasuki tahap kedua atau disebut
dengan embriotik. Tahap ini berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini
disebut “embrio”. Pada tahap ini, organ dan sistem bayi mulai terbentuk dari lapisanlapisan sel tersebut. Pada tahap ini juga terjadi pembentukan organ-organ serta pengatur
posisi sumbu tubuh.
Fase perkembangan pada embrio memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya.
Dalam setiap tahapan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini tentu akan
berpengaruh pada kondisi kehamilan manusia serta yang akan dirasakan bunda. Berikut
penjelasan selengkapnya :
• Fase Morula
Pada fase morula, zigot yang masih mempunyai sel tunggal akan memulai
pembelahan. Pembelahan tersebut dinamakan pembelahan mitosis dan akan
membentuk sel-sel baru yang bernama blastomer. Sel-sel ini mempunyai sifat yang
padat berisi dan jumlahnya sebanyak 16 sel. Kemudian, sel blastomer yang berjumlah
16 tersebut akan berkumpul dan membentuk sebuah bola yang dinamakan sebagai
morula. Hal ini disebut sebagai morula karena memang bentuknya menyerupai buah
arbei yang bentuknya kecil-kecil serta tidak mempunyai rongga.
• Fase Blastula
Setelah melewati fase morula, perkembangan berikutnya sampai pada tahapan
atau fase blastula. Pada fase ini, morula yang telah terbentuk akan terus mengalami
pembelahan hingga jumlahnya menjadi 100 sel. Karena jumlahnya lumayan banyak,
maka bola tersebut juga akan membentuk rongga-rongga di dalamnya yang disebut
sebagai blastula.
Rongga yang ada tersebut selanjutnya dinamakan kembali sebagai blastosol.
Selanjutnya, massa sel yang terdiri dari asam laktat, piruvat, asam amino, dan juga
glukosa akan berkembang menjadi embrio manusia. Lalu, sel terluar yang
membungkus massa akan mengalami perkembangan menjadi plasenta yang mana hal
tersebut memiliki fungsi sebagai makanan embrio.
• Fase Gastrula
Dalam fase gastrula, sel-sel yang telah terbentuk dalam fase blastula akan
mengalami perombakan-perombakan. Perombakan tersebut akan menghasilkan 3 buah
lapisan germinal. Lapisan ini juga sering disebut sebagai lapisan embriogenik yang
nantinya akan menghasilkan lapisan-lapisan yang ada di dalam embrio nantinya.
Adapun, lapisan yang akan terbentuk pada fase ini meliputi sebagai berikut:
a. Lapisan ektoderm yang merupakan lapisan paling luar dari embrio.
b. Lapisan mesoderm yang merupakan lapisan tengah.
c. Lapisan endoderm yang merupakan lapisan inti sel dari embrio yang akan
mengalami perkembangan menjadi janin.
• Fase Organogenesis
Fase terakhir dari tahapan perkembangan pada embrio yakni fase
organogenesis. Dalam fase ini, sel-sel tubuh akan mulai terbentuk secara lengkap tahap
demi tahap. Pembentukan ini berasal dari tiga lapisan sel germinal yang sudah
terbentuk pada tahapan gastrula. Setiap lapisan germinal akan membentuk organ yang
berbeda-beda pada janin.
3. Fase Janin
Proses penciptaan manusia yang ketiga atau fase fetus dimulai sejak kehamilan
bulan 8 hingga kelahiran. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah,
kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang hanya 3 cm,
kesemua organnya sudah jelas. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu,
dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Sedangkan menurut teori biologi yang dikembangkan oleh Charles Robert
Darwin (1800-1882) ia mengemukakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari
makhluk hidup yang sangat sederhana dan menyatakan bahwa manusia adalah
keturunan kera atau simpanse.
Dalam membuat teori evolusi manusia ini memadukan 3 teori sekaligus,
pertama, spesies, kedua, adaptasi, dan ketiga, evolusi. Di dalam teori evolusi manusia,
Darwin mengatakan bahwa perkembangan makhluk hidup ini sudah mengalami atau
melewati proses yang sangat panjang, sehingga sudah banyak peristiwa yang dilewati
demi mempertahankan hidup dari manusia itu sendiri. Beliau juga menambahkan
bahwa perkembangan atau evolusi makhluk hidup itu berasal dari sebuah proses
pembelahan dari makhluk hidup bersel satu dan menjadi seperti manusia yang sering
kita lihat sekarang.
Makhluk hidup yang mengalami perkembangan harus bisa menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya atau agar mampu bertahan hidup. Hal seperti itu dapat
dikatakan sebagai cara makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan alam, maka manusia tersebut
bisa mengalami kematian atau bahkan kepunahan. Akan tetapi, Darwin mengatakan
bahwa dengan kematian para makhluk hidup yang tidak dapat beradaptasi, maka akan
menghasilkan suatu perubahan. Para makhluk hidup yang mati akan meninggalkan
jejak berupa fosil-fosil tak terkecuali manusia. Dari fosil-fosil itulah, Darwin mulai
melakukan pengamatan atau penelitian tentang evolusi manusia. Beliau melakukan
penelitian tentang evolusi manusia itu berdasarkan keingintahuannya tentang asal-usul
manusia bisa hidup di dunia ini. Namun, sangat sayang disayangkan ternyata dalam
penelitian itu, Darwin tidak menemukan jawaban tentang pertanyaan asal-usul
manusia.
Dengan tidak ditemukan asal-usul manusia yang telah dilakukan Darwin, maka
ia hanya sampai pada suatu kesimpulan bahwa setiap makhluk hidup termasuk manusia
akan hanya berasal dari makhluk bersel satu yang kemudian membelah diri dan
mengalami perkembangan atau pertumbuhan. Dengan demikian, Darwin mengatakan
bahwa selama perjalanan mengelilingi dunia menggunakan kapal laut, ia tidak
menemukan bagaimana manusia itu bisa muncul ke dunia ini.
Kemudian ada seorang ahli yang bernama Thomas H. Huxley menggunakan
hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Darwin untuk melakukan penelitian
tentang perkembangan atau evolusi manusia. Dari hasil penelitian itu, Huxley mulai
sedikit menemukan suatu hal yang berkaitan dengan manusia yaitu adanya makhluk
hidup yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan manusia. Makhluk hidup yang
dimaksud adalah simpanse. Menurut Huxley, kesamaan itu terletak pada struktur
anatomi simpanse dengan manusia dan proses perkembangan simpanse dengan
manusia. Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Charles Darwin dan Thomas H.
Huxley, maka dapat dikatakan bahwa manusia bukanlah keturunan langsung dari
spesies kera atau simpanse.
Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Manusia pada hakikatnya adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT,
Didalam Al- menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia beserta dengan tugastugasnya. Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari
tanah, Kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi
makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki berbagai kemampuan. Allah
SWT sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan.
Al-Quran tidak menerangkan secara rinci asal-usul manusia tercipta. Al-Quran
hanya menerangkan tentang prinsipnya saja. Adapun tahapan-tahapan dalam proses
berikutnya tidak terdapat dalam Al-Quran secara rinci. Ayat-ayat Quran yang
menyebutkan bahwa sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT berasal dari
tanah, karena Allah maha kuasa dan segala sesuatu pasti dapat terjadi.
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan
yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama,
Nabi Adam a.s. diciptakan dari tanah yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya,
kemudian Allah meniupkan ruh kepadanya. Kedua, disebut dengan tahapan biologi.
Didalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani
(nuthfah) yang tersimpan dalam Tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu
dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut
kemudian dijadikan segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang
belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.
Berikut ini adalah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan
manusia :
1. Q.S Al-Mu’minun : 12-14
َولَقَد
نَا
ن َس َخل ا َن َق
ا ِم ن ة ْلِ
لَ
ٰ
ن ِ م ن ُسل
ِط ي
“ Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah.”
م
ُ
ث هُ
نٰ
َجعَل
طفَة
ر ي نُ
َر فِ ا
ن قَ
مِك ي
“ Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).”
Kata sulasah dapat diartikan sebagai Sari Pati atau inti sari. Adapun kata nuthfah
memiliki banyak arti, bisa berarti satu tetes air atau ukuran kecil dari benda yang dapat
membasahi atau tetesan zat cair.
م
ث نَا ُ
َخلَق
طفَةَ
النُّ
َعل ا َقَة
نَ
عَ فَ َخل لَقَةَ َق
ال
ُم ا ضغَة
نَ
فَ َخل ُم ضغَةَ َق
ٰظ ال ما
ِع َك َس ونَا
فَ
َ
ِع ٰظم
ال ح ما
م لَ
ُ
ث هُ
نٰ
اَ ن َشأ ا
ق
َخ َر َخل
ٰ
ا
ح َس ُن َر َك
فَتَبَا ّٰللاُ اَ
َخاِلِق ي َن
ال
“ Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian,
Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang
paling baik.”
Perkembangan nuthfah berjalan secara bertahap, mulai dari pembelahan sel
menjadi dua bagian pada hari pertama, kemudian menjadi empat bagian pada hari
kedua, hari ketiga menjadi enam sampai dua belas sel, dan hari keempat menjadi enam
belas sampai tiga puluh dua sel blastomer. Al-Quran menyatakan bahwa embrio yang
menempel tersebut merupakan gumpalan darah yang bersifat menempel, atau alaq.
Kata alaq atau alaqah berasal dari kata alaqa yang berarti sesuatu yang membeku,
tergantung atau berdempet, sehingga ditafsirkan sebagai gumpalan darah yang bersifat
seperti lintah, sehingga menempel di dinding rahim.
2. Q.S As-Sajadah : 7-9
ِذ ي
َش قَ ه ي اَ ُك ل ء ح َس ال َن
َق َوبَ َخل دَاَ َ
ِن َخل
ن َسا
ن ا ِم ن ْلِ
ِط ي
“ Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah,”
م
ه َجعَ ث َل ُ
ة َ
نَ سل ِم ن لَ
ٰ
ِ م ء ن ُسل
ن ۤ
ما مِه ي
“ Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air
mani).”
م
َو َجعَ ُ فِ ي ِه ِم ن ُّر و ِح ه َل َو ث َسٰوىهُ نَفَ َخ ُ
َر ال س م َع لَ ُكم
َصا
ْلَ ب
َوا
ِٕدَةَ
ـ
ْلَف
ما تَ ش ُكُر ون ِل ي ل َوا
قَ
“ Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke
dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu,
(tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.”
Manusia diciptakan untuk menyembah Allah, dan akan diuji oleh Allah dalam
menjalani kehidupan di alam dunia. Allah memberikan penglihatan, pendengaran, dan
perasaan untuk digunakan sebagai sarana untuk menyadari kekuasaan dan keesaan
Allah, sehingga bersedia mematuhi perintah atau menjauhi larangan-Nya. Perbedaan
manusia dengan hewan adalah pada penggunaan hati yang menyeimbangkan perilaku
atau perbuatan manusia tersebut.
3. Q.S Al-Insan : 2
اِن ا نَا
ن َس َخل ا َن َق
نُّ ط ا ِم ن فَ ة ْلِ
اَ ن بتَِل ي ِه هُ م َشاج
نٰ
َجعَل
فَ
َسِم يع ا
بَ ِص ي را
“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihat.”
4. Q.S At-Thoriq : 6-7
ِم ء ُخ ن ِل َق
ۤ
ما
ق
دَافِ
“ Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar,”
ي خ ُر ُج
ِن ِم ن
بَ ِب ي
ال ُّصل ِٕى ِب
ۤ
َرا
َوالت
“ Yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.”
Penemuan dalam bidang medis ternyata sesuai dengan surah At-Thoriq ayat 7,
yakni bahwa sel punca diproduksi di dalam tulang oleh jaringan lunak dibagian tengah
tulang yang disebut sumsum tulang. Penelitian dari Minnesota State University
menemukan bahwa sekitar 2,5 juta sel darah merah dibentuk dari sel punca, kemudian
membentuk sel lainnya, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Sel
punca adalah sel yang dapat membelah secara terus-menerus sehingga berkembang
menjadi sel-sel yang berbeda atau menjadi jaringan. Jadi, dapat dipahami jika istri Nabi
Adam as. Diciptakan dari tulang Nabi Adam as., yang dalam hal ini kemungkinan
adalah sel punca dari sumsum tulang.
5. Q.S Al-Mursalat : 20-23
م
ق ُّك م اَلَ
ُ
نَ ِ م ن ء خل
ۤ
ما
ن
مِه ي
“ Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani).”
نٰهُ
َجعَل
ر ي فَ
َر فِ ا
ن قَ
مِك ي
“ Kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim).”
ٰى
قَدَ ر و م اِل
ُ
م عل
“ Sampai waktu yang ditentukan.”
فَقَدَ رنَا
فَنِ عم ِد ُر و َن َ
ٰ
ق
ال
“ Lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang
menentukan.”
6. Q.S Al-Qiyamah : 37-39
م
اَل يَ ُك نُ َ
ِ م ن طفَة
منِ ى ي
يُّ منٰ
“ Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim),”
م
ث َكا َن ُ
َق َعلَقَة
َسٰوى َ
فَ َخل فَ
“ Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah
menciptakannya dan menyempurnakannya,”
َجعَ
َل ِم نهُ
ِن فَ
َكَر ال ز و َج ي
الذ ى
ٰ
ْلُ نث
َوا
“ Lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan “
7. Q.S Fathir : 11
َو ّٰللاُ
َر َخل ِ م ن ا ب َقَ ُكم
م تُ
ط ث ِم ن فَ ة ُ
م نُّ
َجعَلَ ُك م ثُ
َوا جا
تَ حِم ُل ِم ن ى َو َم اَ ز ا
ٰ
َض َو ُع ا َْل ُ نث
ه ْل تَ
اِ ِم
ِ ِعل
يُعَ مُر ِم ن َو َم ب ا
و ُص َْل ُّمعَ م ر
فِ ب ي اِ ْل ُع ُمِر ه يُ ِم ن نقَ
اِ ن ِل َك ِكتٰ
ذ َعلَى ّٰللاِ يَ ِس ي ر ٰ
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian
Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang
perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuanNya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya,
melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian
itu mudah bagi Allah.”
8. Q.S Ghafir : 67
َو
وا
م ِلتَ ُك ونُ
وا اَ ُشد ُك م ثُ
ُغُ
م ِلتَ بل
م يُ خِر ُج ُك م ِط ف ل ثُ
م ِم ن َعلَقَ ة ثُ
طفَ ة ثُ
م ِم ن نُّ
َرا ب ثُ
ِذ ي َخلَقَ ُك م ِ م ن تُ
هُ ال
م ى ن َو ِم ن ُك م ُشيُ و خا
َوفٰ
وا
يُّتَ ِم ن قَ ب ُل غُ
ُ
ًّمى َج ل َوِلتَ بل
ُك ُّم َس م اَ
و َن ولَعَل
ُ
عِقل
تَ
“Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari
segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan
kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan
sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang
ditentukan, agar kamu mengerti.”
Umur manusia telah ditetapkan oleh Allah dan ditulis dalam kitab Lauhul
Mahfudz. Ada yang meninggal ketika dilahirkan, ada yang tutup usia ketika masih
kecil, ada yang tutup usia ketika masih muda, dan ada yang dipanjangkan umurnya.
Kita semua harus siap untuk menerima ketentuan umur yang telah ditetapkan, dan tidak
mengetahui kapan harus berpisah dengan sanak saudara dan semua yang kita cintai di
dunia. Perlu diketahui bahwa semua yang ditetapkan oleh Allah adalah yang paling
baik untuk kita.
Hakikat Diciptakannya Manusia
Jika berfikir tentang hakikat penciptaan manusia, hal yang paling awal di
pahami adalah, apa makna manusia itu sendiri. Manusia menurut bahasa Arab, yaitu
Al-Insan. Al-Insan dalam bahasa Arab, berupa kata jamak dari Nisyan. Nisyan
bermakna tempatnya salah dan lupa. Dari definisi tersebut, dapat memberikan
pemahaman bahwa hakikatnya seorang manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Dengan adanya hakikat manusia yaitu tempat salah dan lupa maka kita sebagai manusia
harus memaklumi sikap tersebut yang melekat pada manusia lainnya.
Semua pemahaman tentang manusia akan membawa manusia kedalam dua hal
utama, yaitu pencarian upaya penyempurnaan manusia dengan segala keterbatasannya
dan pemahaman tugas manusia setelah diciptakan.
Dalam upaya penyempurnaan manusia akan ada banyak cara yang ditempuh.
Salah satunya adalah mengetahui penciptanya. Pada ajaran islam, islam telah
difasilitasi ilmu tentang siapa pencipta manusia itu sendiri. Ilmu tersebut tertulis dalam
Al-Quran, dengan banyak ayat yang menerangkan pencipta manusia. Contohnya pada
Q.S Fathir ayat 11 :
َو ّٰللاُ
َر َخل ِ م ن ا ب َقَ ُكم
م تُ
ط ث ِم ن فَ ة ُ
م نُّ
َجعَلَ ُك م ثُ
َوا جا
تَ حِم ُل ِم ن ى َو َم اَ ز ا
ٰ
َض َو ُع ا َْل ُ نث
ه ْل تَ
اِ ِم
ِ ِعل
يُعَ مُر ِم ن َو َم ب ا
و ُص َْل ُّمعَ م ر
فِ ب ي اِ ْل ُع ُمِر ه يُ ِم ن نقَ
اِ ن ِل َك ِكتٰ
ذ َعلَى ّٰللاِ يَ ِس ي ر ٰ
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian
Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang
perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuanNya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya,
melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian
itu mudah bagi Allah”. Sudah jelas disebutkan bahwa pencipta manusia adalah Allah
swt.
Setelah mengetahui penciptanya, manusia tertuntun untuk mencari tau
bagaimana proses penciptaan manusia. Didalam Al-Qur’an tertulis juga bahwa proses
penciptaan manusia dimulai dari sari pati tanah. Seperti firman Allah dalam Q.S AlMu’minun : 12-14 yang artinya : “ Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Karena hakikatnya manusia tercipta dari sesuatu yang berada di bawah, yaitu
tanah, maka tidak sepantasnya manusia membanggakan atas dirinya atau bahkan
merendahkan sesama makhluk hidup. Manusia yang sadar betul bahwa dirinya adalah
mahkluk yang hina dan merupakan tempat salah dan lupa.
Setelah pemahaman dalam upaya penyempurnaan manusia kemudian yang
kedua yaitu pemahaman dalam tugas manusia setelah diciptakan. Penciptaan manusia
bukan tanpa tujuan, ada tujuan tertentu di dalamnya. Dalam Q.S. Adz-Dzaariyat ayat
56 :
ُت َو َما
ِج َخل ن َق
َس ال
ن
ْلِ
و ِن اِ ْل َوا
ِليَ عبُدُ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.”
Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia tidak
lain hanya untuk mengenal-Nya dan supaya menyembah-Nya.
Beribadah ada banyak kegiatannya, salah satunya adalah sholat. Sholat dapat
menjauhkan manusia dari Fakhsya dan Mungkar. Fakhsya berarti suatu keburukan yang
berasal dari hati manusia, lalu Mungkar adalah suatu keburukan yang berasal dari
tingkah laku manusia. Maka dengan sholat, manusia akan terhindar dari fakhsya dan
mungkar.
Ibadah lain yang dapat menjaga manusia adalah dengan berdzikir. Dengan
berdzikir kepada Allah SWT, hati pikiran dan hati seseorang akan merasa tenang. Tak
hanya itu, dzikir juga dapat melancarkan rezeki dan menjauhkan seseorang dari godaan
jin. Bahkan dzikir adalah salah satu amalan yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, beribadah seperti sholat dan berdzikir sangat bermanfaat untuk
manusia. Tentunya, Allah lebih tau mana yang terbaik bagi manusia.
Dengan semua kebaikan Allah, maka sudah semestinya manusia mulai
menyempurnakan ibadahnya. Salah satu cara menyempurnakan ibadah adalah dengan
mengetahui syarat ibadah yang baik. Syarat ibadah yang baik ada dua hal yaitu, Niat
karena Allah, dan tidak melanggar syariat-syariat Allah SWT.
Tak hanya beribadah kepada Allah, tugas hidup manusia juga sebagai khalifah
Allah di muka bumi. Seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 30 :
ِٕى َكِة َر قَا َل بُّ َك َواِذ
ۤ
ٰ
َمل
ي ِلل
َج فِى ر ان ا ِع ل ِ
ا ِض ْلَ
و َخِل يفَة ا
َم فِ ي ن َه اَتَ جعَ ا قَال ُل ُ
َو فِ ي يَ سِف ُك َه يُّ ا ف ِسدُ
َء
ۤ
َما
الِد
ِ ُح َونَ ح ُن
َح مِد َك َسب
ُس ِ نُ
َك َو ب نُقَ ِد
َ
ي ل قَا َل
ِ
ُم اِن
ُم و َْل َن َم اَ عل ا َ
علَ
تَ
“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.”
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi adalah agar bisa
mewujudkan kemakmuran di muka bumi, mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan
hidup di muka bumi dengan cara beriman, bertakwa dan beramal soleh, bekerjasama
dalam menegakkan kebenaran dan kesabaran, baik terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat maupun terhadap alam semesta. Karena tugas manusia sebagai Khalifah
merupakan tugas yang suci dan amanah dari Allah sejak manusia pertama diciptakan
hingga manusia pada akhir zaman.
Oleh karena itu, sebagai manusia yang ada di muka bumi dan termasuk manusia
akhir zaman. Maka kita harus memahami hakikat penciptaan manusia. Dan selalu
mengingat asal mula kita diciptakan. Agar, kita sebagai manusia dapat menjadi manusia
yang sadar betul akan tujuan dan tugas kita diciptakan di muka bumi ini.
Menurut para ahli, Hakikat manusia terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut :
1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
Manusia berkedudukan sebagai makhluk tuhan maka manusia harus sadar atas
kenyataan adanya perbedaan yang nyata antara kodrat dan martabat manusia dengan
tuhannya. Manusia merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang
Maha Besar dan Maha Tinggi. Manusia mengakui keterbatasan dan
ketidakberdayaannya dibanding tuhannya Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa.
Manusia serba tidak tahu, sedangkan Tuhan serba Maha Tahu. Manusia bersifat fana,
sedangkan Tuhan bersifat Abadi. Manusia merasakan kasih sayang tuhannya, namun
ia pun tahu rasa pedih siksa-Nya apabila ia melakukan dosa. Semua melahirkan rasa
cemas dan takut pada diri manusia terhadap tuhannya. Tetapi dibalik itu diiringi pula
dengan rasa kagum, rasa hormat, dan rasa segan karena Tuhannya begitu luhur dan suci.
Semua itu membuat kesadaran atas kesediaan manusia untuk bersujud dan berserah diri
kepada pencipta-Nya. Selain itu, menyadari akan kasih sayang dan hanya kepada tuhan
lah manusia berharap dan berdoa.
2. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagaimana yang manusia alami bahwa manusia menyadari keberadaan
dirinya sendiri. Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang
paling real dalam kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan
yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan antar manusia dengan manusia lainnya
sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek yang sendirian. Setiap manusia
mempunyai dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing secara sadar
berusaha menunjukkan keberadaannya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas
bercita-cita untuk menjadi seseorang tertentu dan masing-masing mampu menyatakan
“Inilah Aku” ditengah segala sesuatu yang ada. Setiap manusia mampu mengambil
tempatnya masing-masing, menempati posisi dan bebas mengambil tindakan atas
tanggung jawabnya sendiri. Karena itu, manusia adalah sebagai subjek tidak sebagai
objek.
3. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk individual, namun dengan demikian ia tidak hidup
sendirian dan tak mungkin bisa hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya
sendiri. Manusia hidup dalam keterkaitan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama
sesamanya atau bermasyarakat setiap individu menempati kedudukan tertentu.
Sementara itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing,
mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya.
Selain dengan adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran sosial pada manusia.
Seperti yang Aristoteles sebutkan yaitu manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat.
4. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Manusia memiliki inisiatif dan kreativitas dalam menciptakan kebudayaan,
hidup berbudaya dan membudayakan. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada di luar
manusia, bahkan pada hakikatnya kebudayaan meliputi perbuatan manusia itu sendiri.
Manusia tidak bisa terlepas dari kebudayaan. Selain itu, ada juga dampak positif dan
negatif dari kebudayaan terhadap manusia. Masyarakat kadang masih bimbang diantara
dua kecenderungan, yaitu dimana mereka harus mempertahankan tradisi mereka dan
disatu sisi juga mereka terdorong untuk menciptakan inovasi yang baru.
5. Manusia Sebagai Makhluk Susila
Seperti yang sudah dipaparkan bahwa manusia harus sadar akan diri dan
lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak
bebas, bertanggung jawab, serta punya potensi yang berbuat baik. Karena itulah,
keberadaan manusia memiliki aspek kesusilaan. Sebagai makhluk individual dan
memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan pada suatu tindakan yang harus
dipilihnya. Adanya kebebasan berbuat juga selalu berhubungan dengan norma-norma
moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya. Karena manusia mempunyai
kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya secara murni dari hatinya, maka
selalu ada penilaian moral atau tuntunan pertanggungjawaban atas perbuatannya.
6. Manusia Sebagai Makhluk Beragama
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religious. Beragama merupakan
kebutuhan manusia, karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan
tempat bersandar. Manusia sebagai makhluk beragama mempunyai kemampuan
menghayati pengamalan diri sesuai keyakinannya masing-masing. Pemahaman agama
diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang, doa-doa, maupun meditasi. Jauh
dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan ketakwaan
manusia. Didalam masyarakat Pancasila, meskipun agama dan kepercayaan yang
dianut berbeda-beda, maka sebagai manusia kita harus mengupayakan bagaimana agar
adanya sikap saling toleransi antar agama, saling pengertian, menghargai, kedamaian,
ketentraman dan persahabatan.
Kesimpulan
Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia
dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang sangat sempurna.
Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah
berupa Al-Quran melalui Rasulullah Saw. Dengan ilmu manusia dapat memahami
segala sesuatu dan Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya.
Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satusatunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia
harus mampu mengetahui, mempelajari dan menganalisis bagaimana asal mula dirinya
sendiri.
Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul
manusia dari nabi Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan
Al-Quran. Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuwan yang
berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi yang artinya hasil
evolusi dari kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang
paling sempurna.
Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah terjadi dalam
dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yaitu dimana proses penciptaan nabi Adam a.s
sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi, yang dimana manusia diciptakan
dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat
kokoh (rahim). Kemudian nuthfah akan menjadi darah beku (‘alaqah) didalam rahim.
Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan
kemudian dibalut dengan tulang belulang serta ditiupkan ruh kepadanya.
Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu
makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari manusia dan tujuan utama penciptaan
manusia adalah agar manusia menyembah dan mengabdi kepada Allah SSWT