Tampilkan postingan dengan label sain Alquran 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sain Alquran 5. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 November 2024

sain Alquran 5


 Seperti yang kita ketahui, di sebutkan dalam Al-Qur’an manusia itu berasal dari 

sari pati tanah, bertumbuh dari tanah dan kembali ke tanah. Namun, ilmu sains 

menyebutkan bahwa manusia tercipta dari sperma dan sel telur. Terlihat seperti ada 

ilmu yang berbeda menurut Al-Qur’an dan ilmu sains. Padahal, jika kita pelajari lebih 

dalam, akan ada satu makna yang sama dari dua sumber tersebut.

Manusia tercipta dari sari pati tanah. Mengapa demikian?, Karena manusia 

memerlukan makanan dan minuman untuk bertumbuh dan berkembang biak. Makanan 

dan minuman yang dikonsumsi manusia dapat berupa tumbuhan dan hewan. Dan 

hewan dan tumbuhan yang dimakan manusia juga memerlukan makanan untuk tumbuh. 

Tumbuhan memerlukan unsur hara agar bisa berbuah dan sebagainya. Hewan juga 

memerlukan makanan yang berasal dari tumbuhan. Semua saling berhubungan. Jika 

tidak ada unsur hara yang berasal dari sari pati tanah, maka tidak akan ada tumbuhan 

yang dimakan oleh hewan dan manusia. Maka harus meyakini bahwa manusia memang 

tercipta dari sari pati tanah, karena semua makanan dan minuman manusia mengandung 

sari pati tanah. Dalam tubuh manusia, sari pati tanah itu ada, bahkan pada sperma dan 

sel telur pun akan ada unsur dari sari pati tanah. Sari pati tanah yang ada di sperma dan 

sel telur inilah yang akan menjadi cikal bakal manusia baru.

Karena hakikatnya manusia tercipta dari sesuatu yang berada di bawah, yaitu 

tanah, maka tidak sepatutnya manusia membanggakan dirinya atau bahkan 

merendahkan sesama makhluk hidup. Manusia harus bahwa dirinya adalah mahkluk 

yang hina dan merupakan tempat salah dan lupa. Penciptaan manusia bukan tanpa 

tujuan, ada tujuan tertentu di dalamnya. Seperti yang sudah ditulis dalam firman Allah, 

Q.S Adz-Dzaariyat ayat 56 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan 

supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Penciptaan Manusia Menurut Ilmu Sains

Awal terciptanya manusia berlangsung dengan adanya pembuahan. Jutaan 

sperma laki-laki akan menuju sel telur wanita yang jumlahnya hanya satu dari setiap 

siklusnya. Sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh wanita sampai menuju sel 

telur wanita. Sel telur wanita hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja. Setelah 

masuk dan terjadi fertilisasi pun belum tentu zigot menempel di tempat yang tepat pada 

rahim.

Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel 

sperma untuk bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal 

bakal janin. Fertilisasi disebut juga sebagai konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya 

kehamilan.

Berikut ini merupakan tahapan proses fertilisasi :

1. Ovulasi

Sebelum terjadi pembuahan, sel telur harus terjadi ovulasi terlebih dahulu. 

Ovulasi merupakan keluarnya sel telur dari ovarium / indung telur setiap bulannya. 

Didalam ovarium banyak sel telur namun hanya satu yang keluar pada setiap bulannya. 

Terdapat sebuah kantung yang dipersiapkan untuk tempat pematangan sel telur dan 

pematangan ini akan dipengaruhi oleh hormon.

2. Sel Telur Berpindah Ke Saluran Tuba Falopi

Selanjutnya apabila telah keluar dari ovarium, sel telur akan berpindah ke 

saluran tuba falopi (saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim). Umur sel 

telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam, sehingga jika tidak ada sperma yang 

membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak bisa terjadi.

3. Meningkatnya Hormon

Apabila sel telur telah berpindah ke saluran tuba falopi maka dinding Rahim 

akan bersiap-siap menebalkan dindingnya. Kemudian akan terjadi peningkatan hormon 

setelah sel telur meninggalkan folikel. Folikel dalam ovarium akan berkembang 

menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini kemudian akan menghasilkan hormon 

progesteron yang berperan sebagai menebalkan lapisan dinding Rahim.

4. Jika Sel Telur Tidak Dibuahi

Apabila sel telur tidak di buahi maka sel telur akan berpindah ke Rahim dan 

hancur atau yang sering di sebut menstruasi pada wanita setiap bulannya. Menstruasi 

berbeda-beda pada wanita, ada yang 28 hari namun juga ada yang kurang dan lebih, 

tapi masa normal haid adalah 6 Sampai 8 hari. Korpus luteum mengecil dan kadar 

hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang 

menebal tadi akan mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah darah haid.

5. Jika Sel Telur Dibuahi

Apabila sel telur dibuahi terjadi pembuahan yaitu pertemuan sperma dengan sel 

telur. Maka sperma akan menembus kedalam sel telur. Apabila sel telur sudah di buahi 

maka sperma akan gugur dan tidak dapat masuk kedalam sel telur.

Berikut adalah proses terjadinya manusia menurut ilmu sains :

❖ Setetes Air Mani

Sebelum proses fertilisasi terjadi, Jutaan sperma laki-laki terpancar pada satu 

waktu dan menuju sel telur wanita yang jumlahnya hanya satu dalam setiap siklusnya. 

Sperma-sperma tersebut melakukan perjalanan yang sangat sulit untuk menuju sel telur 

karena saluran reproduksi wanita yang berbelok-belok, kadar keasaman yang tidak 

sesuai dengan sperma dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Dari Jutaan sperma 

yang masuk, hanya seribu sperma yang berhasil mencapai sel telur dan sel telur hanya 

akan membolehkan satu sperma saja untuk mencapai inti sel telur. Setelah masuk dan 

terjadi fertilisasipun belum tentu zigot akan menempel di tempat yang tepat di dalam 

rahim.

❖ Segumpal Darah Yang Melekat Di Rahim

Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, maka akan 

membentuk sel tunggal. Sel tunggal ini dikenal sebagai ‘zigot’ dalam ilmu sains dan 

zigot ini akan berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi 

'segumpal daging'. Proses ini hanya bisa dilihat manusia dengan menggunakan bantuan 

mikroskop. Jangan dikira prosesnya mudah dan simpel, proses ini sangat sulit di setiap 

proses pembelahannya. Kalau sampai ada kesalahan kecil sedikit saja di waktu tahapan￾tahapan tertentu, janin akan mengalami kecacatan. Tapi zigot tersebut tidak 

melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja, ia melekat pada dinding rahim seperti 

akar yang kokoh menancap di bumi. 

❖ Pembentukan Tulang Oleh Otot

Didalam rahimlah awal mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya 

terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini. Para ahli embriologi 

beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Ketika 

jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras, maka sel-sel otot yang disekitar tulang￾tulang akan bergabung dan membungkus tulang-tulang tersebut.

❖ Tiga Tahapan Bayi dalam Rahim

Menurut perspektif sains modern, dijelaskan bahwa proses kejadian manusia 

juga terjadi dalam tiga fase yaitu fase zigot yaitu sejak pembuahan hingga akhir minggu 

ke 2. Fase embrio yaitu akhir minggu ke 2 hingga akhir bulan ke 2 dan fase janin yaitu 

akhir bulan ke 2 hingga kelahiran. Sains modern mendapatkan informasi perkembangan 

manusia dalam rahim setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan peralatan 

modern.

1. Fase Zigot

Zigot merupakan hasil dari pembuahan atau bisa disebut dengan fertilisasi. 

Fertilisasi adalah peleburan dari inti sperma dan inti sel telur yang terjadi di dalam 

rahim. Zigot akan tumbuh dan berkembang sampai mengalami pembelahan menjadi 

embrio.

Proses penciptaan manusia dapat dijelaskan pada fase zigot atau disebut dengan 

pre-embriotik. Pada fase ini, Zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel 

kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. 

Seiring pertumbuhan zigot yang semakin besar, sel-sel penyusunnya mengatur diri 

mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.

2. Fase Embrio

Proses penciptaan manusia yang berikutnya memasuki tahap kedua atau disebut 

dengan embriotik. Tahap ini berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini 

disebut “embrio”. Pada tahap ini, organ dan sistem bayi mulai terbentuk dari lapisan￾lapisan sel tersebut. Pada tahap ini juga terjadi pembentukan organ-organ serta pengatur 

posisi sumbu tubuh.

Fase perkembangan pada embrio memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya. 

Dalam setiap tahapan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini tentu akan 

berpengaruh pada kondisi kehamilan manusia serta yang akan dirasakan bunda. Berikut 

penjelasan selengkapnya :

• Fase Morula

Pada fase morula, zigot yang masih mempunyai sel tunggal akan memulai 

pembelahan. Pembelahan tersebut dinamakan pembelahan mitosis dan akan 

membentuk sel-sel baru yang bernama blastomer. Sel-sel ini mempunyai sifat yang 

padat berisi dan jumlahnya sebanyak 16 sel. Kemudian, sel blastomer yang berjumlah 

16 tersebut akan berkumpul dan membentuk sebuah bola yang dinamakan sebagai 

morula. Hal ini disebut sebagai morula karena memang bentuknya menyerupai buah 

arbei yang bentuknya kecil-kecil serta tidak mempunyai rongga. 

• Fase Blastula

Setelah melewati fase morula, perkembangan berikutnya sampai pada tahapan 

atau fase blastula. Pada fase ini, morula yang telah terbentuk akan terus mengalami 

pembelahan hingga jumlahnya menjadi 100 sel. Karena jumlahnya lumayan banyak, 

maka bola tersebut juga akan membentuk rongga-rongga di dalamnya yang disebut 

sebagai blastula.

Rongga yang ada tersebut selanjutnya dinamakan kembali sebagai blastosol. 

Selanjutnya, massa sel yang terdiri dari asam laktat, piruvat, asam amino, dan juga 

glukosa akan berkembang menjadi embrio manusia. Lalu, sel terluar yang 

membungkus massa akan mengalami perkembangan menjadi plasenta yang mana hal 

tersebut memiliki fungsi sebagai makanan embrio.

• Fase Gastrula

Dalam fase gastrula, sel-sel yang telah terbentuk dalam fase blastula akan 

mengalami perombakan-perombakan. Perombakan tersebut akan menghasilkan 3 buah 

lapisan germinal. Lapisan ini juga sering disebut sebagai lapisan embriogenik yang 

nantinya akan menghasilkan lapisan-lapisan yang ada di dalam embrio nantinya.

Adapun, lapisan yang akan terbentuk pada fase ini meliputi sebagai berikut:

a. Lapisan ektoderm yang merupakan lapisan paling luar dari embrio.

b. Lapisan mesoderm yang merupakan lapisan tengah.

c. Lapisan endoderm yang merupakan lapisan inti sel dari embrio yang akan

mengalami perkembangan menjadi janin.

• Fase Organogenesis 

Fase terakhir dari tahapan perkembangan pada embrio yakni fase 

organogenesis. Dalam fase ini, sel-sel tubuh akan mulai terbentuk secara lengkap tahap 

demi tahap. Pembentukan ini berasal dari tiga lapisan sel germinal yang sudah

terbentuk pada tahapan gastrula. Setiap lapisan germinal akan membentuk organ yang 

berbeda-beda pada janin.

3. Fase Janin

Proses penciptaan manusia yang ketiga atau fase fetus dimulai sejak kehamilan 

bulan 8 hingga kelahiran. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, 

kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang hanya 3 cm, 

kesemua organnya sudah jelas. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, 

dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.

Sedangkan menurut teori biologi yang dikembangkan oleh Charles Robert 

Darwin (1800-1882) ia mengemukakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari 

makhluk hidup yang sangat sederhana dan menyatakan bahwa manusia adalah 

keturunan kera atau simpanse.

Dalam membuat teori evolusi manusia ini memadukan 3 teori sekaligus, 

pertama, spesies, kedua, adaptasi, dan ketiga, evolusi. Di dalam teori evolusi manusia, 

Darwin mengatakan bahwa perkembangan makhluk hidup ini sudah mengalami atau 

melewati proses yang sangat panjang, sehingga sudah banyak peristiwa yang dilewati 

demi mempertahankan hidup dari manusia itu sendiri. Beliau juga menambahkan 

bahwa perkembangan atau evolusi makhluk hidup itu berasal dari sebuah proses 

pembelahan dari makhluk hidup bersel satu dan menjadi seperti manusia yang sering 

kita lihat sekarang.

Makhluk hidup yang mengalami perkembangan harus bisa menyesuaikan 

dirinya dengan lingkungannya atau agar mampu bertahan hidup. Hal seperti itu dapat 

dikatakan sebagai cara makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungannya. 

Makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan alam, maka manusia tersebut 

bisa mengalami kematian atau bahkan kepunahan. Akan tetapi, Darwin mengatakan 

bahwa dengan kematian para makhluk hidup yang tidak dapat beradaptasi, maka akan 

menghasilkan suatu perubahan. Para makhluk hidup yang mati akan meninggalkan 

jejak berupa fosil-fosil tak terkecuali manusia. Dari fosil-fosil itulah, Darwin mulai 

melakukan pengamatan atau penelitian tentang evolusi manusia. Beliau melakukan 

penelitian tentang evolusi manusia itu berdasarkan keingintahuannya tentang asal-usul 

manusia bisa hidup di dunia ini. Namun, sangat sayang disayangkan ternyata dalam 

penelitian itu, Darwin tidak menemukan jawaban tentang pertanyaan asal-usul 

manusia.

Dengan tidak ditemukan asal-usul manusia yang telah dilakukan Darwin, maka 

ia hanya sampai pada suatu kesimpulan bahwa setiap makhluk hidup termasuk manusia 

akan hanya berasal dari makhluk bersel satu yang kemudian membelah diri dan 

mengalami perkembangan atau pertumbuhan. Dengan demikian, Darwin mengatakan 

bahwa selama perjalanan mengelilingi dunia menggunakan kapal laut, ia tidak 

menemukan bagaimana manusia itu bisa muncul ke dunia ini.

Kemudian ada seorang ahli yang bernama Thomas H. Huxley menggunakan 

hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Darwin untuk melakukan penelitian 

tentang perkembangan atau evolusi manusia. Dari hasil penelitian itu, Huxley mulai 

sedikit menemukan suatu hal yang berkaitan dengan manusia yaitu adanya makhluk 

hidup yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan manusia. Makhluk hidup yang

dimaksud adalah simpanse. Menurut Huxley, kesamaan itu terletak pada struktur 

anatomi simpanse dengan manusia dan proses perkembangan simpanse dengan 

manusia. Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Charles Darwin dan Thomas H. 

Huxley, maka dapat dikatakan bahwa manusia bukanlah keturunan langsung dari 

spesies kera atau simpanse.

Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an

Manusia pada hakikatnya adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT, 

Didalam Al- menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia beserta dengan tugas￾tugasnya. Islam menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari 

tanah, Kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi 

makhluk Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki berbagai kemampuan. Allah 

SWT sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan. 

Al-Quran tidak menerangkan secara rinci asal-usul manusia tercipta. Al-Quran 

hanya menerangkan tentang prinsipnya saja. Adapun tahapan-tahapan dalam proses 

berikutnya tidak terdapat dalam Al-Quran secara rinci. Ayat-ayat Quran yang 

menyebutkan bahwa sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT berasal dari 

tanah, karena Allah maha kuasa dan segala sesuatu pasti dapat terjadi.

Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan 

yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama, 

Nabi Adam a.s. diciptakan dari tanah yang dibentuk Allah dengan seindah-indahnya, 

kemudian Allah meniupkan ruh kepadanya. Kedua, disebut dengan tahapan biologi. 

Didalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani 

(nuthfah) yang tersimpan dalam Tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu 

dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut 

kemudian dijadikan segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang 

belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.

Berikut ini adalah ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan 

manusia :

1. Q.S Al-Mu’minun : 12-14

َولَقَد 

نَا

 ن َس َخل ا َن َق 

ا ِم ن ة ْلِ

لَ

ٰ

 ن ِ م ن ُسل

 ِط ي

“ Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari 

tanah.”

 م

ُ

ث هُ

نٰ

 

َجعَل

 طفَة 

 ر ي نُ

َر فِ ا

 ن قَ

 مِك ي

“ Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang 

kokoh (rahim).”

Kata sulasah dapat diartikan sebagai Sari Pati atau inti sari. Adapun kata nuthfah 

memiliki banyak arti, bisa berarti satu tetes air atau ukuran kecil dari benda yang dapat 

membasahi atau tetesan zat cair. 

 م

ث نَا ُ

َخلَق 

 طفَةَ

النُّ

َعل ا َقَة 

نَ

عَ فَ َخل لَقَةَ َق 

 

ال

ُم ا ضغَة 

نَ

فَ َخل ُم ضغَةَ َق 

 

ٰظ ال ما

ِع َك َس ونَا

فَ

َ

ِع ٰظم

 

ال ح ما

 م لَ

ُ

ث هُ

نٰ

 

اَ ن َشأ ا

ق 

َخ َر َخل 

ٰ

ا

 ح َس ُن َر َك

فَتَبَا ّٰللاُ اَ

 

َخاِلِق ي َن

 

ال

“ Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang 

melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan

tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, 

Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang 

paling baik.”

Perkembangan nuthfah berjalan secara bertahap, mulai dari pembelahan sel 

menjadi dua bagian pada hari pertama, kemudian menjadi empat bagian pada hari 

kedua, hari ketiga menjadi enam sampai dua belas sel, dan hari keempat menjadi enam 

belas sampai tiga puluh dua sel blastomer. Al-Quran menyatakan bahwa embrio yang 

menempel tersebut merupakan gumpalan darah yang bersifat menempel, atau alaq. 

Kata alaq atau alaqah berasal dari kata alaqa yang berarti sesuatu yang membeku, 

tergantung atau berdempet, sehingga ditafsirkan sebagai gumpalan darah yang bersifat 

seperti lintah, sehingga menempel di dinding rahim.

2. Q.S As-Sajadah : 7-9

ِذ ي 

َش قَ ه ي اَ ُك ل ء ح َس ال َن 

َق َوبَ َخل دَاَ َ

 

ِن َخل

 ن َسا

 ن ا ِم ن ْلِ

ِط ي

“ Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai 

penciptaan manusia dari tanah,”

 م

 ه َجعَ ث َل ُ

 ة َ

نَ سل ِم ن لَ

ٰ

ِ م ء ن ُسل

 ن ۤ

 ما مِه ي

“ Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air 

mani).”

 م

َو َجعَ ُ فِ ي ِه ِم ن ُّر و ِح ه َل َو ث َسٰوىهُ نَفَ َخ ُ

َر ال س م َع لَ ُكم

َصا

 ْلَ ب

َوا

ِٕدَةَ 

ـ

 ْلَف 

 ما تَ ش ُكُر ون ِل ي ل َوا

قَ

“ Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke 

dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, 

(tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.”

Manusia diciptakan untuk menyembah Allah, dan akan diuji oleh Allah dalam 

menjalani kehidupan di alam dunia. Allah memberikan penglihatan, pendengaran, dan 

perasaan untuk digunakan sebagai sarana untuk menyadari kekuasaan dan keesaan 

Allah, sehingga bersedia mematuhi perintah atau menjauhi larangan-Nya. Perbedaan 

manusia dengan hewan adalah pada penggunaan hati yang menyeimbangkan perilaku 

atau perbuatan manusia tersebut.

3. Q.S Al-Insan : 2

اِن ا نَا

 ن َس َخل ا َن َق 

نُّ ط ا ِم ن فَ ة ْلِ

اَ ن بتَِل ي ِه هُ م َشاج 

نٰ

 

َجعَل

فَ

 

َسِم يع ا

بَ ِص ي را

“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur 

yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami 

jadikan dia mendengar dan melihat.”

4. Q.S At-Thoriq : 6-7

ِم ء ُخ ن ِل َق

ۤ

 ما

 ق 

دَافِ

“ Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar,”

ي خ ُر ُج

ِن ِم ن 

بَ ِب ي

ال ُّصل ِٕى ِب 

ۤ

َرا

َوالت 

“ Yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.”

Penemuan dalam bidang medis ternyata sesuai dengan surah At-Thoriq ayat 7, 

yakni bahwa sel punca diproduksi di dalam tulang oleh jaringan lunak dibagian tengah 

tulang yang disebut sumsum tulang. Penelitian dari Minnesota State University 

menemukan bahwa sekitar 2,5 juta sel darah merah dibentuk dari sel punca, kemudian 

membentuk sel lainnya, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Sel 

punca adalah sel yang dapat membelah secara terus-menerus sehingga berkembang 

menjadi sel-sel yang berbeda atau menjadi jaringan. Jadi, dapat dipahami jika istri Nabi 

Adam as. Diciptakan dari tulang Nabi Adam as., yang dalam hal ini kemungkinan 

adalah sel punca dari sumsum tulang. 

5. Q.S Al-Mursalat : 20-23

 م

ق ُّك م اَلَ

ُ

نَ ِ م ن ء خل

ۤ

 ما

 ن 

 مِه ي

“ Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani).”

نٰهُ

 

َجعَل

 ر ي فَ

َر فِ ا

 ن قَ

 مِك ي

“ Kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim).”

ٰى

قَدَ ر و م اِل

ُ

 م عل

“ Sampai waktu yang ditentukan.”

 

فَقَدَ رنَا

فَنِ عم ِد ُر و َن َ

ٰ

ق

 

ال

“ Lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang 

menentukan.”

6. Q.S Al-Qiyamah : 37-39

 م

اَل يَ ُك نُ َ

ِ م ن طفَة 

 منِ ى ي 

يُّ منٰ

“ Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam 

rahim),”

 م

ث َكا َن ُ

َق َعلَقَة 

َسٰوى َ

فَ َخل فَ

“ Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah 

menciptakannya dan menyempurnakannya,”

َجعَ

َل ِم نهُ

ِن فَ

َكَر ال ز و َج ي

الذ ى 

ٰ

 ْلُ نث

َوا

“ Lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan “

7. Q.S Fathir : 11

َو ّٰللاُ

َر َخل ِ م ن ا ب َقَ ُكم

 م تُ

 ط ث ِم ن فَ ة ُ

 م نُّ

َجعَلَ ُك م ثُ

 

َوا جا

تَ حِم ُل ِم ن ى َو َم اَ ز ا

ٰ

َض َو ُع ا َْل ُ نث

ه ْل تَ

اِ ِم 

 

ِ ِعل

يُعَ مُر ِم ن َو َم ب ا

 و ُص َْل ُّمعَ م ر

فِ ب ي اِ ْل ُع ُمِر ه يُ ِم ن نقَ

اِ ن ِل َك ِكتٰ

ذ َعلَى ّٰللاِ يَ ِس ي ر ٰ

“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian 

Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang 

perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan￾Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, 

melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian 

itu mudah bagi Allah.”

8. Q.S Ghafir : 67

َو

 وا

 م ِلتَ ُك ونُ

 وا اَ ُشد ُك م ثُ

ُغُ

 م ِلتَ بل

 م يُ خِر ُج ُك م ِط ف ل ثُ

 م ِم ن َعلَقَ ة ثُ

 طفَ ة ثُ

 م ِم ن نُّ

َرا ب ثُ

ِذ ي َخلَقَ ُك م ِ م ن تُ

 

هُ ال

 م ى ن َو ِم ن ُك م ُشيُ و خا

َوفٰ

 وا

يُّتَ ِم ن قَ ب ُل غُ

ُ

ًّمى َج ل َوِلتَ بل

ُك ُّم َس م اَ

 

 و َن ولَعَل

ُ

 عِقل

تَ

“Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari 

segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan 

kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan 

sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang 

ditentukan, agar kamu mengerti.”

Umur manusia telah ditetapkan oleh Allah dan ditulis dalam kitab Lauhul 

Mahfudz. Ada yang meninggal ketika dilahirkan, ada yang tutup usia ketika masih 

kecil, ada yang tutup usia ketika masih muda, dan ada yang dipanjangkan umurnya. 

Kita semua harus siap untuk menerima ketentuan umur yang telah ditetapkan, dan tidak 

mengetahui kapan harus berpisah dengan sanak saudara dan semua yang kita cintai di 

dunia. Perlu diketahui bahwa semua yang ditetapkan oleh Allah adalah yang paling 

baik untuk kita.

Hakikat Diciptakannya Manusia

Jika berfikir tentang hakikat penciptaan manusia, hal yang paling awal di 

pahami adalah, apa makna manusia itu sendiri. Manusia menurut bahasa Arab, yaitu 

Al-Insan. Al-Insan dalam bahasa Arab, berupa kata jamak dari Nisyan. Nisyan 

bermakna tempatnya salah dan lupa. Dari definisi tersebut, dapat memberikan 

pemahaman bahwa hakikatnya seorang manusia adalah tempatnya salah dan lupa. 

Dengan adanya hakikat manusia yaitu tempat salah dan lupa maka kita sebagai manusia 

harus memaklumi sikap tersebut yang melekat pada manusia lainnya. 

Semua pemahaman tentang manusia akan membawa manusia kedalam dua hal 

utama, yaitu pencarian upaya penyempurnaan manusia dengan segala keterbatasannya 

dan pemahaman tugas manusia setelah diciptakan.

Dalam upaya penyempurnaan manusia akan ada banyak cara yang ditempuh. 

Salah satunya adalah mengetahui penciptanya. Pada ajaran islam, islam telah 

difasilitasi ilmu tentang siapa pencipta manusia itu sendiri. Ilmu tersebut tertulis dalam 

Al-Quran, dengan banyak ayat yang menerangkan pencipta manusia. Contohnya pada 

Q.S Fathir ayat 11 :

َو ّٰللاُ

َر َخل ِ م ن ا ب َقَ ُكم

 م تُ

 ط ث ِم ن فَ ة ُ

 م نُّ

َجعَلَ ُك م ثُ

 

َوا جا

تَ حِم ُل ِم ن ى َو َم اَ ز ا

ٰ

َض َو ُع ا َْل ُ نث

ه ْل تَ

اِ ِم 

 

ِ ِعل

يُعَ مُر ِم ن َو َم ب ا

 و ُص َْل ُّمعَ م ر

فِ ب ي اِ ْل ُع ُمِر ه يُ ِم ن نقَ

اِ ن ِل َك ِكتٰ

ذ َعلَى ّٰللاِ يَ ِس ي ر ٰ

“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian 

Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang 

perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan￾Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, 

melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian 

itu mudah bagi Allah”. Sudah jelas disebutkan bahwa pencipta manusia adalah Allah 

swt. 

Setelah mengetahui penciptanya, manusia tertuntun untuk mencari tau 

bagaimana proses penciptaan manusia. Didalam Al-Qur’an tertulis juga bahwa proses 

penciptaan manusia dimulai dari sari pati tanah. Seperti firman Allah dalam Q.S Al￾Mu’minun : 12-14 yang artinya : “ Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia

dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani 

(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami 

jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan 

segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami 

bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. 

Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

Karena hakikatnya manusia tercipta dari sesuatu yang berada di bawah, yaitu 

tanah, maka tidak sepantasnya manusia membanggakan atas dirinya atau bahkan 

merendahkan sesama makhluk hidup. Manusia yang sadar betul bahwa dirinya adalah 

mahkluk yang hina dan merupakan tempat salah dan lupa.

Setelah pemahaman dalam upaya penyempurnaan manusia kemudian yang 

kedua yaitu pemahaman dalam tugas manusia setelah diciptakan. Penciptaan manusia 

bukan tanpa tujuan, ada tujuan tertentu di dalamnya. Dalam Q.S. Adz-Dzaariyat ayat 

56 : 

ُت َو َما

ِج َخل ن َق 

 

َس ال

 ن

 ْلِ

 و ِن اِ ْل َوا

ِليَ عبُدُ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah 

kepada-Ku.”

Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia tidak 

lain hanya untuk mengenal-Nya dan supaya menyembah-Nya. 

Beribadah ada banyak kegiatannya, salah satunya adalah sholat. Sholat dapat 

menjauhkan manusia dari Fakhsya dan Mungkar. Fakhsya berarti suatu keburukan yang 

berasal dari hati manusia, lalu Mungkar adalah suatu keburukan yang berasal dari 

tingkah laku manusia. Maka dengan sholat, manusia akan terhindar dari fakhsya dan 

mungkar.

Ibadah lain yang dapat menjaga manusia adalah dengan berdzikir. Dengan 

berdzikir kepada Allah SWT, hati pikiran dan hati seseorang akan merasa tenang. Tak 

hanya itu, dzikir juga dapat melancarkan rezeki dan menjauhkan seseorang dari godaan 

jin. Bahkan dzikir adalah salah satu amalan yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW. 

Oleh karena itu, beribadah seperti sholat dan berdzikir sangat bermanfaat untuk 

manusia. Tentunya, Allah lebih tau mana yang terbaik bagi manusia.

Dengan semua kebaikan Allah, maka sudah semestinya manusia mulai 

menyempurnakan ibadahnya. Salah satu cara menyempurnakan ibadah adalah dengan 

mengetahui syarat ibadah yang baik. Syarat ibadah yang baik ada dua hal yaitu, Niat 

karena Allah, dan tidak melanggar syariat-syariat Allah SWT.

Tak hanya beribadah kepada Allah, tugas hidup manusia juga sebagai khalifah 

Allah di muka bumi. Seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 30 :

ِٕى َكِة َر قَا َل بُّ َك َواِذ 

ۤ

ٰ

َمل

 

 ي ِلل

َج فِى ر ان ا ِع ل ِ

ا ِض ْلَ

 

 و َخِل يفَة ا

َم فِ ي ن َه اَتَ جعَ ا قَال ُل ُ

َو فِ ي يَ سِف ُك َه يُّ ا ف ِسدُ

َء 

ۤ

َما

الِد 

ِ ُح َونَ ح ُن

َح مِد َك َسب 

ُس ِ نُ

َك َو ب نُقَ ِد 

َ

 ي ل قَا َل 

ِ

ُم اِن 

ُم و َْل َن َم اَ عل ا َ

 علَ

تَ

“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya 

Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa 

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan 

padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji 

Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui 

apa yang tidak kamu ketahui.”

Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi adalah agar bisa 

mewujudkan kemakmuran di muka bumi, mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan 

hidup di muka bumi dengan cara beriman, bertakwa dan beramal soleh, bekerjasama 

dalam menegakkan kebenaran dan kesabaran, baik terhadap diri sendiri, keluarga, 

masyarakat maupun terhadap alam semesta. Karena tugas manusia sebagai Khalifah 

merupakan tugas yang suci dan amanah dari Allah sejak manusia pertama diciptakan 

hingga manusia pada akhir zaman.

Oleh karena itu, sebagai manusia yang ada di muka bumi dan termasuk manusia 

akhir zaman. Maka kita harus memahami hakikat penciptaan manusia. Dan selalu 

mengingat asal mula kita diciptakan. Agar, kita sebagai manusia dapat menjadi manusia 

yang sadar betul akan tujuan dan tugas kita diciptakan di muka bumi ini.

Menurut para ahli, Hakikat manusia terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut :

1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Manusia berkedudukan sebagai makhluk tuhan maka manusia harus sadar atas 

kenyataan adanya perbedaan yang nyata antara kodrat dan martabat manusia dengan 

tuhannya. Manusia merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang 

Maha Besar dan Maha Tinggi. Manusia mengakui keterbatasan dan 

ketidakberdayaannya dibanding tuhannya Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. 

Manusia serba tidak tahu, sedangkan Tuhan serba Maha Tahu. Manusia bersifat fana, 

sedangkan Tuhan bersifat Abadi. Manusia merasakan kasih sayang tuhannya, namun 

ia pun tahu rasa pedih siksa-Nya apabila ia melakukan dosa. Semua melahirkan rasa 

cemas dan takut pada diri manusia terhadap tuhannya. Tetapi dibalik itu diiringi pula 

dengan rasa kagum, rasa hormat, dan rasa segan karena Tuhannya begitu luhur dan suci. 

Semua itu membuat kesadaran atas kesediaan manusia untuk bersujud dan berserah diri 

kepada pencipta-Nya. Selain itu, menyadari akan kasih sayang dan hanya kepada tuhan 

lah manusia berharap dan berdoa. 

2. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Sebagaimana yang manusia alami bahwa manusia menyadari keberadaan 

dirinya sendiri. Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang 

paling real dalam kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan 

yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan antar manusia dengan manusia lainnya 

sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek yang sendirian. Setiap manusia 

mempunyai dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing secara sadar 

berusaha menunjukkan keberadaannya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas 

bercita-cita untuk menjadi seseorang tertentu dan masing-masing mampu menyatakan 

“Inilah Aku” ditengah segala sesuatu yang ada. Setiap manusia mampu mengambil 

tempatnya masing-masing, menempati posisi dan bebas mengambil tindakan atas 

tanggung jawabnya sendiri. Karena itu, manusia adalah sebagai subjek tidak sebagai 

objek.

3. Manusia sebagai makhluk sosial

Manusia adalah makhluk individual, namun dengan demikian ia tidak hidup 

sendirian dan tak mungkin bisa hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya 

sendiri. Manusia hidup dalam keterkaitan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama 

sesamanya atau bermasyarakat setiap individu menempati kedudukan tertentu. 

Sementara itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing,

mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. 

Selain dengan adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran sosial pada manusia. 

Seperti yang Aristoteles sebutkan yaitu manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk 

bermasyarakat.

4. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya

Manusia memiliki inisiatif dan kreativitas dalam menciptakan kebudayaan, 

hidup berbudaya dan membudayakan. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada di luar 

manusia, bahkan pada hakikatnya kebudayaan meliputi perbuatan manusia itu sendiri. 

Manusia tidak bisa terlepas dari kebudayaan. Selain itu, ada juga dampak positif dan 

negatif dari kebudayaan terhadap manusia. Masyarakat kadang masih bimbang diantara 

dua kecenderungan, yaitu dimana mereka harus mempertahankan tradisi mereka dan 

disatu sisi juga mereka terdorong untuk menciptakan inovasi yang baru.

5. Manusia Sebagai Makhluk Susila 

Seperti yang sudah dipaparkan bahwa manusia harus sadar akan diri dan 

lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak 

bebas, bertanggung jawab, serta punya potensi yang berbuat baik. Karena itulah, 

keberadaan manusia memiliki aspek kesusilaan. Sebagai makhluk individual dan 

memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan pada suatu tindakan yang harus 

dipilihnya. Adanya kebebasan berbuat juga selalu berhubungan dengan norma-norma 

moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya. Karena manusia mempunyai 

kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya secara murni dari hatinya, maka 

selalu ada penilaian moral atau tuntunan pertanggungjawaban atas perbuatannya. 

6. Manusia Sebagai Makhluk Beragama

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religious. Beragama merupakan 

kebutuhan manusia, karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan 

tempat bersandar. Manusia sebagai makhluk beragama mempunyai kemampuan 

menghayati pengamalan diri sesuai keyakinannya masing-masing. Pemahaman agama 

diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang, doa-doa, maupun meditasi. Jauh 

dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan ketakwaan 

manusia. Didalam masyarakat Pancasila, meskipun agama dan kepercayaan yang 

dianut berbeda-beda, maka sebagai manusia kita harus mengupayakan bagaimana agar 

adanya sikap saling toleransi antar agama, saling pengertian, menghargai, kedamaian, 

ketentraman dan persahabatan.

Kesimpulan

Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia 

dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang sangat sempurna. 

Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah 

berupa Al-Quran melalui Rasulullah Saw. Dengan ilmu manusia dapat memahami 

segala sesuatu dan Allah menciptakan manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya.

Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu￾satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia 

harus mampu mengetahui, mempelajari dan menganalisis bagaimana asal mula dirinya 

sendiri.

Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul 

manusia dari nabi Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan 

Al-Quran. Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuwan yang 

berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi yang artinya hasil 

evolusi dari kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang 

paling sempurna.

Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah terjadi dalam 

dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yaitu dimana proses penciptaan nabi Adam a.s 

sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi, yang dimana manusia diciptakan 

dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat 

kokoh (rahim). Kemudian nuthfah akan menjadi darah beku (‘alaqah) didalam rahim. 

Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan 

kemudian dibalut dengan tulang belulang serta ditiupkan ruh kepadanya.

Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu 

makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari manusia dan tujuan utama penciptaan 

manusia adalah agar manusia menyembah dan mengabdi kepada Allah SSWT