Tampilkan postingan dengan label Meninggal 12. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Meninggal 12. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

Meninggal 12

 


llah, yang disaksikan oleh golongan orang-

orang tampan dan berpengaruh juga tapi lalai beribadah kepada-Nya.

Kepada mereka yang lalai dikatakan, "Apakah yang memicu  kalian

lalai beribadah kepada Allah?" Mereka menjawab, "Kami lalai sebab 

diberikan wajah yang tampan di dunia." Lalu dijawab, "Siapakah sebenarnya

yang lebih tampan; kalian atau Yusuf?" Mereka menjawab, "Tentu Nabi

Yusuf." Lalu dikatakan kepada mereka, "Ketampanan yang dimiliki Yusuf

tidak membuatnya lengah beribadah kepada-Ku."

Keempat, orang-orang fakir yang taat kepada Allah yang disaksikan

oleh golongan orang-orang fakir juga tapi lalai beribadah kepada-Nya.

Kepada mereka yang lalai dikatakan, "Apakah yang memicu  kalian

lalai beribadah kepada Allah?" Mereka menjawab, "Kami lalai sebab  kami

diuji oleh Allah dengan kefakiran di dunia." Lalu dijawab, "siapakah

sebenarnya yang lebih fakir; kalian atau 'lsa?" Mereka menjawab, "Tentu

Nabi 'Isa." Lalu dikatakan kepada mereka, "Kefakiran yang diderita 'lsa

tidak membuatnya lengah beribadah kepada-Ku." Jadi barangsiapa diuji oleh

Allah dengan salah satu dari yang empat ini, akan disebutkan salah satu dari

nabiyang empat itu."

Sabda Beliau saw yang berbunyi "lni yaitu  pengkhianatan fulan ibn

fulan," menjadi dalil bahwa di akhiarat manusia dipanggil sesuai nama

mereka dan nama ayah mereka, bukan dengan nama ibu mereka, sebab  hal

ini menjaga kehormatan ayah mereka.

Dalil wajibnya z,akat emas dan perak yang hanya digunakan sebagai

perhiasan yaitu  keumuman sabda Nabi saw, o'Orang yang memiliki emas

dan perak namun  tidak mengeluarkan zakatny4 maka pada hari kiamat akan

disetrika tubuh, kening, dan punggungnya dengan lempengan besi yang

dibakar di atas api neraka Jahannam. Setiap kali lempengan itu dingin, maka

dibakar lagi selama satu hari yang lamanya sama dengan 50.000 tahun,

hingga tiba saat pengadilan semua umat manusia" kemudian mereka melihat

jalan mereka (menuju surga atau neraka). (HR. Muslim)3e

Allah SWT berfirman: Malaiknt-malaikat dan Jibril naik

[menghadapJ kepada Tuhan dalam sehori yang kadarnya lima puluh ribu

'" Shahih Muslim (no.987) dan Sluhth al-Bukhari (no. 1403) dalam Bab htat, dai hadits riwayat

Abu Hurairah.

kematian & hari akhir37)

lahun. (QS. al-Ma'arij: 4) Maksudnya yaitu : Masa lima puluh ribu tahun

yaitu  perhitungan bagi setain Allah SWT, sedang  bagi Allah sendiri

satu hari itu hanya setengah hari di dunia.

Disebutkan oleh lbn 'l)zair (di dalam bukunya yang berjudul Gharib

Al-Qur'an) bahwa Rasuluttah saw bersabda, "Tidak sampai waktu tengah

hari metainkan penduduk surga berada di dalam surga dan penduduk neraka

berada di dalam neraka."

Nasib Para Pemimpin

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada

seorangpun pemimpin didunia ini melainkan akan ditahan di akhirat sampai

Allah melepaskannya sebab  keadilannya dalam memimpin atau tetap

ditahan sebab  kezalimannya." (HR. Abu al-Farj al-Jauzi)

'Umar berkata kepada Abu Dzar al-Ghiffari, "Terangkan kepadaku

tentang hadits yang engkau dengar dari Rasulullah." Abu Dzar menjawab,

"Aku dengar Rasulullah saw bersabda,"Pada hari kiamat pemimpin disuruh

berjalan di atas titian neraka. saat  ia melewatinya, tiba-tiba titian itu

bergoyang keras dan semua yang ada di atas titian jatuh ke bawah. Jadi

barangsiapa yang taat kepada Allah dalam pekerjaannya, berlalulah ia

dengan selamat sampai ke seberang. sedang  orang yang durhaka kepada

Allah dalam pekerjaannya jatuh ke bawah (ke dalam neraka Jahannam)

selama lima puluh tahun."

'Umar bertanya, "siapakah yang mencarinya wahai Abu Dzar?" la

menjawab, "Orang yang menyerahkan hidungnya kepada Allah dan

menempelkan pipinya dengan tanah."

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa melakukan penipuan terhadap

kami, maka ia tidak termasuk kelompok kami." (HR. Muslim, Ibn Majah,

dan at-Tirmidzi).

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mendapat kepercayaan untuk

memimpin suatu kaum tapi ia tidak mendengarkan nasihat-nasihat kaum

ini, maka Allah mengharamkan surga untuknya." Tidak ada seorang

pemimpin suatu kaum melainkan malaikat akan menahan dan memegang

tengkuknya di hari kiamat. Jika dikatakan, 'Lemparkanlah dia!' maka

malaikat melemparkannya ke dalam neraka sehingga dia berada di neraka

selama empat puluh tahun." (HR. Imam Ahmad)

Rasulullah saw bersabda, "Akan datang suatu saat kepada hakim yang

adil di hari kiamat dimana pada saat itu ia berangan-angan jika dulu ia tidak

menjadi hakim dalam perkara kecil sekalipun. Tidak ada seorangpun

penguasa melainkan didatangkan di hari kiamat dalam keadaan tangan

kematian & hari akhir 373

terbelenggu sampai ke tengkuknya. Bisa jadi ia dilepaskan sebab  adilnya,

dan boleh jadi ia tetap seperti itu sebab  kejahatannya. Barangsiapa

diamanahkan oleh Allah untuk mengurus urusan kaum Muslim lalu ia tidak

memperhatikan hajat mereka, bahkan membiarkan mereka dengan kefakiran,

maka Allah SWT tidak memperhatikan hajatnya dan membiarkannya dengan

kefakirannya. Ada dua kelompok umatku yang tidak mendapatkan

syafaatku, yaitu para penguasa zalim penipu, serta orang yang berlebih-

lebihan dalam agama, dimana ia menyaksikan pemimpin zalim, namun ia

berlepas diri dari mereka. Orang yang paling berat siksaannya di hari kiamat

yaitu  pemimpin yang zalim ;'

saat  Rasulullah saw mengutus Mu'adz ibn Jabal ke Yaman, Beliau

berpesan kepadanya, "Hati-hatilah terhadap harta yang melimpah di sana

dan waspyaitu  dari doa orang yang teraniaya, sebab  tidak ada penghalang

sedikitpun antara doa orang yang teraniaya dengan Allah." (HR. al-Bukhari)

Rasulullah saw bersabda. "Tiga golongan yang tidak ditegur sapa oleh

Allah SWT di hari kiamat, [beliau sebutkan di antaranya yaitu ] penguasa

yang pendusta." Kemudian Beliau bersabda, "Kalian semua pada hari kiamat

akan menyesal jika sekarang engkau sangat berharap menjadi pemimpin."

(HR. al-Bukhari).

Rasulullah saw berkata kepada Ka'ab ibn 'Ajrah, "Wahai Ka'ab ibn

'Ajrah, semoga Allah menjauhkan engkau dari menjadi pemimpin bagi

orang-orang bodoh, sebab  pemimpin setelahku tidak mengikuti petunjukku

dan tidak bersunnah dengan sunnahku."

Diriwayatkan dari Abu Hamid as-Sa'idi, bahwa ada seorang Bani

Asad yang dipekerjakan Rasulullah saw (bernama Ibn al-Lutabiah). Suatu

kali ia datang dan berkata, "lni untuk kalian semua, sedang  yang ini

hadiah untukku." Melihat sikap seperti itu Rasulullah saw langsung naik

mimbar dan setelah bertahmid dan memuji Allah SWT, ia berkata,

"Bagaimanakah dengan orang yang kita percayakan sebuah amanah

kepadanya lalu ia berkata, "lni untuk kalian semua, sedang  yang ini

hadiah untukku." Mengapa ia tidak menanti saja di rumah ayah atau ibunya

akan jatah yang akan diberikan kepadanya? (Jika ia tidak memangku jabatan

ini maka tidak mungkin ada orang yang memberinya hadiah!) Tidak

seorangpun di antara kalian yang melakukan demikian, melainkan datang di

hari kiamat dengan membawa barang yang diambilnya. Jika barang yang

diambilnya berupa unta, maka ia datang dengan unt4 jika barang itu berupa

sapi maka ia datang dengan sapi, dan jika barang itu berupa kambing maka

ia datang dengan kambing."

Kemudian Beliau saw mengangkat tangannya sehingga kelihatan

ketiaknya yang putih, lalu ia berkata "Ya Atlah, bukankah telah aku

sampaikan?"

kemathn & hari akhir374

Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa kami angkat untuk menjadi

pegawai kami dan kami berikan gajinya namun ia masih mengambil selain

dari itu, maka itu sebuah pengkhianatan-"

Telega Nebi Muhemmad saw

Penulis at-Quut dan lainnya berpendapat bahwa telaga (al-haudh)

Nabi Muhammad saw ada pada hari kiamat, yaitu di padang Mahsyar,

menjelang melewati titian Shiratal Mustaqim. lni berdasarkan sebuah hadits

shaithyang mengatakan bahwa Rasulullah saw mempunyaidua buah telaga;

pertami minjelang melewati titian Shiratal Mustaqim,dan kedua di dalam

lurga (setelah melewati titian). Kedua telaga itu dinamakan telaga al-

Kautsar. sedang  kata-kata al-Kautsar menurut bahasa Arab berarti

"kenikmatan yang banyak."

Para ulama berbeda pendapat mengenai al-mizan (timbangan) dan al-

haudh (telaga); mana yang lebih dahulu diciptakan.

Abu at-Hasan al-Qasi berkata, *Al-haudh lebih dahulu ada daripada al-

mizan." Ini berarti bahwa setelah manusia dibangkitkan dari kubur mereka

dalam keadaan sangat haus (sebagaimana telah diterangkan sebelumnya),

baru saat  itu titian Shiratal Mustaqim dan al-mizan diciptakan Tuhan,

wallalru a'lam.

Abu Hamid (di dalam bukunya, Kaq,ful 'Uum al-Akhirat),

menyebutkan, "sebagian ulama salaf mengatakan bahwa al-haudh (telaga)

ada setelah titian Shiratal Mustaqim diciptakan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda,

"saat  aku berada di samping telagaku, tiba-tiba datang sekelompok orang,

lalu ada salah seorang di antara mereka yang berkata kepadaku, "Mari ikut

bersamaku." Aku bertanya, "Pergi ke mana?" Ia menjawab, "Demi Allah, ke

neraka." Aku bertanya kepada Jibril, "siapakah orang-orang itu, wahai

Jibril?" Ia menjawab, "Orang-orang murtad." Tak lama kemudian, datang

kelompok lain yang keadaannya juga seperti demikian. Mereka semua

digiring seperti binatang ternak."

Hadits ini menunjukkan bahwa telaga Nabi ada menjelang titian

Shiratal Mustaqim, sebab, proses terakhir untuk masuk surga yaitu 

melewati titian Shiratal Mustaqim yang terbentang di atas neraka Jahannam,

orang yang berhasil metewatinya dapat masuk surga dan yang tidak berhasil

jatuh ke neraka Jahannam.

Diriwayatkan dari Ibn 'Abbas, ia berkata" "Rasulullah saw ditanya

orang tentang keberadaan air saat  kita berdiri di hadapan Allah SWT di

padang Mahsyar. Beliau menjawab, "Demi Yang nyawaku di Tangan-Nya,

kematian & hari akhir 375

di sana ada air dan para wali Allah mendatangi telaga-telaga para nabi.

saat  itu, Allah SWT mengutus tujuh puluh ribu malaikat yang masing-

masing memegang tongkat dari neraka untuk menghalau orang-orang kafir

dari mendekat ke telaga Nabi ini.'"

Diriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata, "Aku bertanya kepada

Rasulullah saw tentang cangkir telagga itu, maka Beliau menjawab, "Demi

Allah Yang diri Muhammad di Tangan-Ny4 cangkir telaga jumlahnya lebih

banyak dari jumlah bintang di langit- Jika satu cangkir air itu diminum

seseorang, maka ia tidak haus selamanya. Di ujung telaga itu memancar air

yang deras dua buah pipa air surga yang membuat orang yang meminumnya

tidak haus lagi. Lebar telaga itu sama dengan panjangnya, yaitu jarak antara

negeri 'Amman ke negeri Aylah- Airnya lebih putih daripada salju dan lebih

manis dari madu." (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Tsauban, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Aku

berada di telagaku untuk mengusir orangoranEyangtidak berhak mendekat

ke sana dengan cara memukul orangorang itu dengan tongkatku." Sahabat

bertanya, "Berapakah lebar telaga itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,

"Lebarnya yaitu  dari tempatku berdiri sekarang sampai ke negeri

'Amman." Sahabat bertanya lagi rcntang air yang ada di dalamnya, maka

Beliau menjawab, "Airnya itu lebih putih daripada salju dan lebih manis

daripada madu; mengalir dari dua pipa dari surga, pipa yang satu dari emas

dan pipa yang lain dari daun."

Anas menceritakan bahwa saat  Rasulullah saw berada di tengah-

tengah kami, tiba-tiba kepalanya terhrnduk ke bawah. Tak lama kemudian ia

mengangkat kepalany4 lalu tersenyum gembira sehingga kami bertanya

kepada Beliau, "Apakah yang membuat engkau tersenyum, wahai

Rasulullah?" Beliau menjawafBaru saja turun sebuah surah kepadaku."

Lalu ia membacakan surah ihr: &stotggulmya Kami telah memberikan

kepadamu al-kautsar (nilonat yorg bory,ak} Mako dirilcanlah shalat sebab 

Tuhanmu dan berkorboilah Sesugulnya or@tgor(mg yang membenci

kamu dialahyang terpau* (QS. al-Kautsar: I-3)

Kemudian Beliau saw beranya, *Tahukah kalian akan al-Kautsar?"

Kami menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang mengetahuinya." Beliau lalu

berkata, "al-Kautsor yaitu  telaga yang berisi kenikmatan yang banyak,

yang dijanjikan Allah untukku. Telaga; yang cangkirnya sebanyak bintang di

langit untuk umatku, sehingga saat  seorang hamba menjadi gelisah melihat

mereka aku berkata, 'Ya Allah dia termasuk umalku." Allah menjawab,

"Engkau tidak tahu apa yang t€"jadi setelah ini." (HR- Muslim)

Rasulullah saw bersabda, 'Panjang telagaku sejauh perjalanan unta

satu bulan; lebarnya sama dcngan panjangnya- Airnya sangat putih dan

baunya lebih harum dari minyak misk- Cangkirnya amat banyak seperti

kemelien& heriaHrir376

bintang di tangit. Barangsiapa datang ke tempat itu dan- meminum airnya

maka iidak haus untuk selamanya." (HR. at-Bukhari dari Abdullah ibn

'Amru ibn al-'Ash)

Diriwayatkan dari lbn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Di

akhirat disediakan sebuah telaga untuk kalian yang panjangnya dari Jarba ke

Adzrah dan yang di dalamnya tersedia cangkir-cangkir yang jumlahnya

seperti bintang di langit. Barangsiapa datang ke tempat itu dan meminum

aiinya maka tidak haus setelah itu buat selamanya'"

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda,

..Telagaku tibitr panlang dari jarak negeri Aylah.. dan negeri Yaman,

sedan[kan airnya lebih putih dari salju serta lebih manis dari madu.

Timbinya lebih banyak daiijumlah bintang di langit. Aku orang yang paling

teliti rnengusir orang lain dari telagaku itu, sebagaimana orang-orang

mengusir unta-unta dari telaganya."

Rasulullah saw bersabda, "Aku mempunyai sebuah telaga yang

panjangnya antara Makkah dengan Baitul Maqdis. Airnya lebih putih dari

rutiu aln'""ngkirnya lebih banyik darijumlah bintang di langit- Aku yaitu 

n"6i yung teibunyat pengikuinya.' (HR. Ibn Majah dari Abu Sa'id al-

Khudri)

Sebagian orang beranggapan bahwa hadits-hadits tentang telaga

Rasututlah saw berlain-lainan, sehingga ada semacam pertentangan antara

hadits yang satu dengan yang lainnya, padahal tidak demikian. Sebab,

pendengar atau orang-o.ung tempat Rasulullah saw menyampaikan

iraditsnla berlain-lainan, sehingga redaksi yang Beliau pakai-juga berlainan'

Jadi kepada penduduk negeri Syam, Beliau mengatakan bahwa panjang

telaga dari laiba ke Adzrah. Kepada penduduk Yaman Beliau mengatakan

bahwa panjangnya yaitu  dari Shan'a' ke 'Aden.

Begitu juga dari segi lama perjalanan, dimana Beliau mengatakan

bahwa p-an;ang-telaga r"la.a sebulan perjalanan dengan unta. Maksud

sebenarnya-di sini yaitu , telaga itu amat luas sehingga perkataan Rasulullah

saw mentakup semua orang dari penjuru mana saja sebab  jaraknya dapat

mereka perkirakan menurut arah tempat tinggalnya masing-masing wallahu

a'lam.

Tidak terpikir oleh Anda sama sekali bahwa telaga ini berada di

bumi ini, sebab telaga yang luasnya seperti yang disebutkan hadits ini

dapat berada di bumi ini jika tersedia tanah yang luas yan-g berlantai putih

seperti perak di bumi ini. Tidak ada pertumpahan darah di sana dan tidak

seorangpun yang berbuat zalim di atasnya.

Menurut pendapat lainnya, bahwa Abu Bakar, umar, utsman dan'Ali

ra, berdiri di s6iap sudut telaga itu. Abu Bakar di sudut pertama, Umar di

kematian & hari akhir 177

sudut kedua, Utsman di sudut ketiga, dan 'Ali di sudut keempat. Ini

berdasarkan hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Anas, bahwa

Rasulullah saw bersabda, "Telagaku mempunyai empat tiang; tiang pertama

Abu Bakar, tiang kedua Umar, tiang ketiga Utsman, sedang  tiang

keempat' Al i. Mudah-mudahan AI lah merahmati mereka semua.,,

Jadi barangsiapa mencintai Abu Bakar tapi membenci Umar ia tidak

diberi minum oleh Abu Bakar. Begitu juga dengan orang yang mencintai

Umar tapi membenci Abu Bakar, ia tidak diberi minum oleh Umar.

Barangsiapa mencintai utsman tapi membenci 'Ali, ia tidak diberi minum

oleh utsman dan orang yang mencintai 'Ali tapi membenci utsman ia tidak

diberi minum oleh Ali.

Rasulullah saw bersabda (kepada sekelompok orang yang berjumlah

sembilan ratus orang), "Kalian tidak termasuk bagian saja dari kelompok

yang berjumlah seratus ribu atau tujuh puluh ribu orang yang masuk ke

lokasitelagaku itu. (HR. Abu Daud)

Fuqara'Muhajirin L€bih Dulu Memasuki Telaga Nabi

Rasulullah saw bersabda" "Aku menyediakan telagaku bagi karian dan

aku bangga dengan banyaknya umatku dari kalian. oleh sebab  itu, kalianjangan saling membunuh. (HR. Ibn Majah)

Diriwayatkan dari rsauban (mantan hamba sahaya Rasuru[ah saw),

bahwa Rasulullah saw bersaM4 "Telagaku itu tebarnya sejauh jarak dari

negeri 'Aden (Yaman) ke negeri Aylah. Airnya lebih putih dari salju serta

lebih manis dari madu. orang yang meminum airnya tidak akan haussetelah

itu buat selamanya dan orang yang pertama sekali datang ke tempat itu

yaitu  orang-orang Muhajirin yang fakir, yang pakaiannya rusuh dan

rambutnya tidak rapi. Yaitu orang-orang yang tidak menikahi perempuan-

perempuan kaya sehingga kehidupan mereka tidak berkecukupan.,,

Mendengar perkataan Rasulullah saw, Umar menangis hingga basahjenggotny4 lalu ia berkata, "Aku menikahi perempuan kaya -sehingga

hidupku berkecukupan. sekarang aku tidak lagi mencuci bajuku rampul

bajuku menjadi lusuh dan tidak meminyaki rambutku supaya tidak kelihaLn

rapi." (HR. at-Tirmidzi)

Abu Sallam al-Habsyi berkata, "seseorang diutus umar ibn 'Abdul

'Aziz untuk memanggiku, maka aku datang menemuinya daram keadaan

kedinginan. setelah sampai di hadapannya, aku berkata kepadanya,

'Dinginnya malam telah merusak kendaraanku'. Umar berkata, 'wahai Abu

Sallam, Aku tidak bermaksud memberatkanmu. Akan namun , aku mendengar

hadits Rasulullah saw yang engkau terima dari Tsauban, maka aku ingin

menanyakan langsung hadits itu dari engkau'." Abu Saltam berkata,

kematian & hari akhir378

"Tsauban menyampaikan kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda.

'Telagaku terbentang dari negeri 'Aden (Yaman) sampai ke negeri 'Amman

(Yordania); airnya sangat putih."'

Anas ibn Malik ra berkata. "Orang yang pertama sekali mendatangi

telagaku yaitu  orang{rang yang lemah dan kurus, serta selalu menahan diri

dengan berpuasa dan menetap di mesjid. yaitu orang-orang yang jika 

malam datang mereka menghadapinya dengan duka cita."

Orang-orang yang Diusir dari Sumur Nabi saw

Rasulullah saw bersabda: Beberapa orang di antara sahabatku pasti ada

yang akan di usir dari sumurku pada hari kiamat. saat  aku melihat mereka,

menuju ke arahku, aku berucap, "Mereka sahabat-sahabatku," maka

dikatakan kepadaku, "Engkau tidak mengetahui perbuatan mereka

sepeninggalmu." (HR. al-Bukhari dari Anas ibn Malik ra).

Rasulullah saw bersabda: Kelak sebagian sahabatku ada yang diusir

dari sumurku, di dorong dari sumurku. Aku berkata, "Ya Tuhanku,

bukankah mereka sahabatku." Tuhanku menjawab, "Engkau tidak

mengetahui perbuatan mereka sepeninggalmu. Mereka orang yang kembali

kepada kekafiran (murtad)." (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah).

Rasulullah saw bersabda: saat  aku sedang berada di dekat sumurku,

aku melihat ada di antara kamu diusir dari sumurku itu, maka aku bertanya,

"Ya Tuhanku. bukankah sumur ini untuk aku dan umatku?," Allah

menjawab, "Tahukah kamu apa yang mereka lakukan sepeninggalmu?

Mereka benar-benar kembali kepada kekafiran (murtad)." (HR. Muslim dari

Asma binti Abu Bakar).

Dalam sebuah hadits dari Anas ibn Malik ra di sebutkan, "Di antara

mereka ada yang didorong dari sumurku, maka aku bertanya, 'Bukankah

sumurku diperuntukkan buat umatku?' Allah menjawab, 'Engkau tidak

mengetatrui perbuatan mereka sepeninggalmu'." Tentang hadits ini sudah di

jelaskan sebelumnya, begitu juga yang diriwayatkan Imam al-Bukhari.

Dalam Kitab Mnryattha' dan kitab-kitab lain (dari hadits Abu

Hurairah), para malaikat bertanya, "Bagaimana engkau mengetahui yang

terjadi terhadap umatmu setelah sepeninggalmu wahai Rasulullah.

Sepeninggalmu mereka benar-benar tidak ada bekas wudhu pada wajah

mereka."

Seluruh ulama berpendapat "Setiap orang yang murtad dari agama

Allah dan mengerjakan hal yang tidak diridhai Allah diusir dari sumur Nabi

saw, termasuk orang yang memisahkan diri dari kesatuan jamaah kaum

Itematian & hariakhir 379

Muslim seperti Khawarij,ao Syi'ah,ar Mu'tazilah,4' sebab  mereka merubah

syari'at dan pengertian al-lslam dari yang semestinya. Orang-orang yang

berbuat zalim, durhaka, memusuhi kebenaran, merendahkan bahkan

membunuh para penegaknya diusir dari sumur Nabi saw dan tidak

diperkenankan walaupun hanya mendekatinya. Begitu pula pelaku-pelaku

bid'ah dan orang yang mempertuhankan hawa nafsunya.

namun  ada pula yang mutanya diusir dari sumur Nabi saw namun 

kemudian diperkenankan mendekatinya, yaitu orang-orang yang

penyelewengannya terhadap syariat sebatas amal (tidak merusak kepada

akidahnya). Mereka dikenal dari bekas wudhu yang bersinar di wajahnya,

maka mereka dipersilakan minum air sumur Nabi saw.

Orang munafik (yaitu orang-orang yang menyatakan keimanan dan

menyembunyikan kekafirannya yang hidup sezaman dengan Nabi saw)

diputuskan menurut hukum zahir sehingga diizinkan meminum air sumur

Nabi saw, sebab neraka hanya kekal bagi orang-orang kafir yang sama sekali

tidak ada iman di dalam hatinya.

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa para pelaku dosa besar yang

di dalam hatinya ada  keimanan (walaupun hanya sebesar sawi)

diizinkan meminum air telaga mereka nantinya (walaupun diusir dari sumur

Nabi dan tidak boleh mendekatinya), jika Allah menakdirkan mereka masuk

neraka namun tidak diazab dengan rasa haus dan dahaga, wallahu a'lam.

Rasulullah saw berkata kepada Ka'ab ibn Ajrah, "Wahai Ka'ab ibn

Ajrah, aku memohon perlindungan kepada Allah SWT untukmu wahai Ka

'ab dari penguasa-penguasa yang memerintah sepeninggalku (yaitu para

penguasa yang jika setiap orang mendatanginya maka selalu membenarkan

kebohongan dan mensukseskan perbuatan zalimnya) yang bukan golonganku

dan aku bukan golongan mereka. Kelak mereka tidak dibolehkan

menghampiri sumurku, kecuali yang tidak membenarkan kebohongannya

dan tidak membantunya berbuat zalim, mereka golonganku dan aku bagian

mereka, dan kelak dipersilakan mendatangi sumurku. Wahai Ka,ab ibn

'Ajrah, shalat yaitu  bukti keimanan, kesabaran yaitu  perisai yang

{l

42

Khavarii yaitu  kelompok yang keluar dari barisan Khalifah AIi ibn Abi Thalib, yang berpendapat

bahwa amal yaitu  iman (tanpa ada amal bcrarti iman scseorang gugur atau menjadi kafir), pelaku

dosa bcsar yaitu  kafir dan boleh dibunuh. Mereka banyak bcrbuat kekerasan dan mudah

menggunakan pedang terhadap sesama umat Islam. Penerjemah

Seprti ar-Rafidhah, Syi'ah Imamiyah, dan al-Itsna'Asyrryah. Penerjemah

Mu'tazilah yaitu  kelompok teologi (ahli ilmu kalam) Islam yang didirikan oleh Washil ibn 'Atha'(w. l3l FU 748 M) yang mencntang pcndapat al-lmam Hasan al-Bashri, washil berpendapat bahwa

manusia bcbas dengan perbuatanny4 arlcpas dari takdir AlHh, kedudukan pelaku dosa besar tidak

mukimin dan tidalc pula kafir, Al{ur'in yaitu  makhluk penafian sifat Tuhan. Kelompok ini

pemah bet'aya sebab  mendapat dukungan dari pemerinuhan Bani Abbasiyah, zaman al-Makmun,

al-Mu'tashim, dan al-Watsiq. Pada masa al-Makmun mcreka mcrnaksakan ajaran mereka secara

radikd.

kernatian & hari akhir380

memhntengi, dan sedekah menghapus dosa seperti air memadamkan api.

Wahai Ka'ab ibn Ajrah, pemerintah yang membiarkan sebatang tanaman

hidup dari pupuk yang haram cukup sebagai tanda bahwa ia penghuni

neraka."

Abu lsa berkata, "Status hadits ini hasan gharib. Didalam kitab

al-Fitan juga ada  hadits ini, tapi dishahihkannya.

Anas ibn Malik ra mendengar Nabi saw bersabda, "Panjang sumurku

antara jarak Aylah ke Mekah, kendinya seperti bintang di langit atau

sebanyak bintang di langit, mempunyai dua buah pancuran dari surga yang

tidak pernah kering. Siapa yang meminum aimya tidak haus buat selamanya,

dan ia dikunjungi oleh satu kaum yang kering bibirnya sebab  tidak

memperoleh setetes airpun. Barangsiapa mendustakan kebenaran adanya

sumurku, maka ia tidak pernah merasakan airnya pada hari kiamat." (HR.

Anas ibn Malik ra dari al-Auza'i Abu Umar).

Rasulullah saw bersabda, "Wahai Utsman, kamu jangan sampai tidak

suka kepada Sunnahku, sebab  barangsiapa membenci Sunnahku kemudian

dia mati dalam keadaan demikian dan belum sempat bertaubat, maka

malaikat memukul wajahnya jika ia mendekat sumurku pada hari kiamat."

(HR. Turmizi dari Utsman ibn Marhghun). Hadits ini kami sebutkan secara

rinci pada akhir kitab "qom'ul al-harsh bi az-zuhd wa al-qana'ah,,

(mengekang sifat tamak dengan cara zuhud dan qana'ah).

Masing-masing Nabi Mempunyai Sebuah Sumur

Rasulullah saw bersabda, "Tiap-tiap Nabi memiliki sebuah sumur dan

mereka sangat bangga jika  banyak yang mengunjunginya, Aku berharap

sumurkulah yang paling banyak pengunjungnya." (HR. Tirmizi dari

Samurah).

Abu Isa berkata, "Status hadits ini hasan gharib.-

Qatadah meriwayatkan dari Hasan dari Samurah. 'Asy'ats ibn Abdul

Malik meriwayatkan dari Husain ra dari Nabi saw, dan tidak disebutkan

seorangpun dalam riwayat selain itu.

Ibn al-Wasithi berkata, "Tiap Nabi mempunyai sumur kecuali Nabi

Shalih sebab  sumur Nabi Shalih yaitu  air susu ontanya," wallahu a'lam.

Rasulullah saw bersabda, "saat  aku berjalan di dalam surga tiba-tiba

aku berada di pinggiran sebuah sungai dalam surga yang kedua pinggirnya

yaitu  mutiara yang bertatah. Aku bertanya, "sungai apakah ini wahai

Jibril?" Jibril menjawab, "Ini 'sungai al-Kautsar'yang berlumuran minyak

kesturi sehingga harum semerbak, yang akan diberikan kepadamu oleh

Tuhanmu." (HR. al-Bukhari dari Anas ibn Malik ra)

kematian & hari akhir 381

Imam at-Tirmidzijuga meriwayatkan hadits ini secara maknawi, namun 

ada tambahannya, yaitu: "Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha

sehingga aku dapat melihat secara jelas, dan ternyata di pinggiran sungai itu

ada cahaya yang sangat berkilau."

Abu lsa at-Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan shahih."

Ibn Wahab berkata, "Aku diberi tahu Syubaib dari Aban dari Anas ibn

Malik ra dari Rasulullah saw, saat  ia dinaikkan ke langit dalam peristiwa

lsra' dan Mikraj, Nabi saw bersabda, "Aku melihat sebuah sungai yang

bergelombang dan berombak dengan sangat cepat seperti anak panah yang

lepas dari busurnya sehingga mengeluarkan cahaya yang sangat putih lebih

putih dari susu dan airnya lebih manis dari madu, kedua pinggirnya yaitu 

mutiara yang bertatah. Aku tanyakan kepada Jibril, "Sungai apakah ini?"

Jibril menjawab, "Sungai al-Kautsar yang akan diberikan kepadamu oleh

Tuhanmu." Rasulullah saw bersaMa, "Lalu aku dekatkan tanganku di tepi

sungai itu, ternyata baunya seharum minyak kesturi. Kemudian Aku

masukkan tanganku ke dalam sungai itu ternyata airnya yaitu  air susu."

(HR. Ibn Wahab dari Anas ibn Malik ra)

Rasulullah saw bersabda, "Al-Kautsar yaitu  sungai di surga,

pinggirannya dari emas, dasamya dari intan permata dan batu mulia,

aromanya lebih harum daripada minyak kesturi, dan airnya lebih manis

daripada madu dan lebih putih daripada salju." (HR. at-Tirmidzi dari Ibn

Umar). Hadits ini hasan.

kematian & hari akhir382

NERACA AIVIAL DI AKHIRAT

Berita tentang Ketepatan Al-Mizan

Allah SWT berfirman:

Kami alun memut(mg timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka

tiyaitu  dirugikan seseorang barang sedikitpun. (QS. al-Anbiya': 47)

Dan odapun orcmg-orang yang berat timbongan [kebaikanJnya, mako

dia berada pado kehidupan yang memuqskan, dan adapun orang-orang

yang ringan timbongon [kebaikanJnya, maka tempat kembalinya yaitu 

nerako Hawiyah. (QS. al-Qari'ah: 6-7)

Para ulama mengatakan bahwa penetapan hisab dilakukan setelah

semua amal ditimbang sebab amal ditimbang untuk menetapkan balasan

dari perbuatan, sedang  balasan atau ganjaran dari perbuatan ditentukan

setelah dihisab. Hisab untuk menetapkakan kreteria amal, timbangan atau al-

mizon untuk menentukan nilai atau bobot amal ini, sehingga

berdasarkan hal ini ditetapkan pahala atau ganjarannya.

Allah SWT berfirman:

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka

tiyaitu  dirugikan seseorang barang sedikitpzn. (QS. al-Anbiya': 47)

Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, mal<a inlah orang-

orongyang merugikan dirinya sendiri. (QS. al-A'raf: 9)

Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah

orang-orangyang merugikan dirinya sendiri. (QS. al-Mu'minun: 103)

Ayat-ayat ini menginformasikan timbangan amal orang-orang

kafir, sebab  kata-kata'lang ringan timbangan kebaikannya," pada dua ayat

ini maksudnya yaitu  orang{rang kafir, diperkuat dengan pernyataan Allah

dalam surah al-Mu'minun ayat 105: Bukankah ayat-oyat-Ku telah dibacakan

kepdamu sekalian, namun  kamu selalu mendustakannya? Surah al-A'raf

ayat 9, "...disebabksn mereka selalu mengingkari oyat-ayat Kami," serla

surah al-Qori'ah ayat 9,"Mala tempat kembolinya yaitu  neraka Hantiyah."

Karakter dan sifat yang dinyatakan Allah serta ancamannya ditujukan

kepada orang-orang kafir, jika  disingkronkan ayat-ayat tadi dengan

firman Allah SWT: Dan jiko [amalan ituJ hanya seberat biji sawi ptm pasti

Kami akm mendatangkan pahalanya. Dan cularylah Kami sebagai pembuat

perhittmgan (QS. al-Anbiya': 47)

Dengan demikian sangat jelas bahwa orang-orang kafir ditanya sebab 

telah mengabaikan kebenaran agama Islam dengan semua bagiannya, dan

kematian & hariakhir 383

mereka tidak ditanya sebab  mengabaikan agama atau kepercayaan yang

mereka yakini bahkan tidak ditimbang dan tidak dihisab sebab  lalai

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya. Yang pasti mereka tetap

dihisab pada hari perhitungan.

Al-Qur'an menerangkan bahwa mereka diminta pertanggungjawaban

dan dihisab serta diberi ganjaran atas segala kerusakan akidah dan ibadah

yang mereka lakukan setama di dunia. Berkenaan dengan ini Allah SWT

berfirman: ...Dan kccelakoan yang besarlah bagi orang-orang yang

memperselrutulan-Nya [orang-orang musyrikJ yaitu orong-orang yang tidak

meninailran zakat. (QS. Fushshilat:6-7). Orang-orang kafir diancam sebab 

sama sekali tidak membayar zakat. Dapat disimpulkan bahwa orang-orang

kafir atau orang{rang musyrik ditanya tentang iman, shalat, zakat dan

kebenaran hari i<iamat. Mereka dihisab dan dimintai pertanggungiawaban,

serta diberi ganjaran sebab  mengabaikan semua kewajiban itu dan atas

segala kerusakan yang mereka lakukan di muka bumi.

Rasulullah saw bersaffia, "Akan datang seseorang yang berbadan

besar pada hari kiamat yang amalnya tidak mendapat nilai sedikitpun di sisi

Allah SWT." Jika mau silahkan baca firman Allah SWT: Dan Kami tidak

mengadalean suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat;."

(HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah)

Para ulama mengatakan bahwa, maksud hadits ini ialah: tidak ada

pahala bagi mereka, dan semua perbuatan yang mereka kerjakan imbalannya

hanya azab, dalam timbangan akhirat apapun bentuk perbuatan orang-orang

kafir tidak ada yang bernilai kebaikan, sedang  tempat orang yang tidak

mempunyai kebaikan yaitu  neraka'

Abu Sa'id al-Khudri berkata "sekalipun orang kafir mempunyai amal

sebesar bukit Tihamah tidak ada nilainya sedikitpun'"

Ada yang mengatakan bahwa ungkapan Rasulullah saw dalam hadits

tadi yaitu  ungkapan dalam bentuk kiasan, seolah-olah Beliau berkata,

"Amal baik mereka tidak punya nilai pada hari kiamat," badan besar sebagai

kiasan dari konsentrasi dan kesibukan mereka kepada dunia dengan segala

kemewahannya sehingga talai kepada Allah SWT, atau bisa jadi sebagai

peringatan bahwa makan yang berlebihan dari ukuran yang semestinya

ka."nu ingin gemuk dan berbadan besar (sehingga terjadi pemborosan)

hukumnyaharam, sebab  Rasulullah saw bersabda, "Allah tidak suka kepada

seseorang yang berbadan gempal berlemak."

lematian & hari akhir384

Cara Menimbang Amal dan Orang yang Membantu Mengatasi

Kesulitan Saudaranya

Rasulullah saw bersabda, "Allah memisahkan beberapa umatku dari

semua pemuka makhluk pada hari kiamat, dan dibagikan kepadanya

sembilan puluh sembilan buah buku catatan amal (arsip seperti dokumen.

Penerj), dan tiap-tiap buku catatan amal luasnya sejauh mata memandang,

kemudian ditanyakan kepadanya, "Adakah yang tertulis datam kitab itu

sesuatu yang kamu ingkari? Apakah kamu telah dizalimi oleh aparat-Ku,

Malaikat pencatat amal?" Dia menjawab, "Tidak wahai Tuhanku.,,

Kemudian ia ditanya lagi, "Apakah kamu ingin mengelak dan mencari-cari

alasan darijeratan perbuatanmu yang direkam dalam buku catatan itu?" Dia

menjawab, "Tidak wahai Tuhanku." Allah SWT berfirman, "sebenarnya

kamu mempunyai kebaikan. Pada hari ini kamu tidak dizalimi.,'Kemudian

dikeluarkan untuknya semacam kartu (al-bithaqah) yang tertulis kalimat

"Assyhadu anla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu

warasuluh." Allah SWT lalu berfirman, "Aku hadirkan timbangan

untukmu." Si hamba tadi bertanya, "Apa hubungannya antara kartu ini

dengan buku catatan amalku wahai Tuhanku?" Allah SWT menjawab,,,pada

hari ini kamu tidak dizalimi." Maka ditimbanglah kartu yang bertuliskan

kalimat thayyibah dengan buku catatan amalnya, maka lebih berat kartu

yang tertulis di dalamnya kalimat thayyibah sebab  tidak ada yang lebih

berat dari nama Allah swr." (HR. arTirmidzi dari Abdullah ibn Amr ibn

ash)

Muhammad ibn Yahya berkata, *al-Bithaqah (Kartu. penerj)

maknanya ar-ruq'ah (Selembar kertas atau sehelai papan, penerj). Orang

Mesir selalu mengatakan kertas selembar dengan kartu."

Dalam sebuah riwayat disebutkan, jika  timbangan kebaikan

s€orang Mukmin ringan, maka Rasulullah saw mengeluarkan kartu (a/-

bithoqah) sebesar ujung jari dan meletakkannya pada timbangan sebelah

kanan sehingga timbangan kebaikan menjadi lebih berat, maka hambayang

Mukmin tadi bertanya (terheran-heran) kepada Nabi saw, .,Alangkah

indahnya wajahmu dan betapa mulianya akhlakmu. Siapakah tuan?"

Rasulullah saw menjawab, "Aku yaitu  Nabimu dan ini pahala shalawatmu

kepadaku yang sekarang sangat kamu butuhkan. Jadi aku telah menepatijanjiku kepada orang yang bershalawat untukku." Hadits ini dimuat oleh al-

Qusyairi di dalam kitab tafsirnya.

Abu Bakar Nu'aim al-Hafizd meriwayatkan hadits dari Anas ibn

Malik ra dari ibn Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, ..Barangsiapa

meringankan beban saudaranya, maka aku akan berdiri di samping

timbanganny^ agar kebaikannya menjadi lebih berat. Jika tetap tidak

menjadi lebih berat maka Aku akan memberi syafa'at untuknya.,'

kematian & hariakhir 385

Mizan atau timbangan benar-benar haq adanya akan namun  tidak untuk

semua orang. Dalilnya yaitu  sabda Nabi saw bahwa kelak akan dikatakan

kepadanya, "Wahai Muhammad, perintahkan umatmu yang tidak perlu

dihisab agar masuk surga (al-Hadits) dan firman Allah SWT:- Orang-orang

yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya.(QS. ar-Rahman: 4l). Hisab

berlaku untuk semua orang yang berkumpul di padang Mahsyar namun 

tehadap orang yang mencampuradukkan perbuatan baik dengan perbuatan

buruk, seperti tingkah laku orang-orang kafir."

Abu Hamid berkata, "Ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga

tanpa dihisab, tidak ditimbang, dan mereka tidak mengambil buku catatan

amal, dan mereka hanya diberi rekomendasi yang bertuliskan, "Lailaha

illallah Muhammadun rasulullah yang merupakan rekomendasi untuk Fulan

ibn Fulan bahwa ia telah mendapat ampunan dan kebahagiaan abadi; tidak

ada sesuatu yang pernah ia lalui sepanjang hidupnya lebih mudah dan lebih

terhormat dari kedudukannya pada hari itu."

Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwa Nabi saw bersabda, "Akan

dipasang timbangan pada hari kiamat, sehingga ditimbang pahala shalat dan

ditetapkan pahalanya berdasarkan nilai timbangannya, ditimbang pahala

puasa dan ditetapkan pahalanya berdasarkan nilai timbangannya, ditimbang

pahala zakat dan ditetapkan pahalanya berdasarkan nilai timbangannya,

ditimbang pahala haji dan ditetapkan pahalanya berdasarkan nilai

timbangannya, kemudian ditimbang pula pahala kesabaran untuk semua

musibah yang menimpa dirinya, tapi timbangan menolak untuk

menimbangnya dan pahalanya mengalir dahsyat tanpa melalui hisab." Hadits

ini disampaikan oleh al-Qadhi Mundzir ibn Sa'id al-Baluthi rahmahullah.

Abu Nu'aim al-Hafizh meriwayatkan secara maknawi dari Ibn Abbas

dari Nabi saw, bahwa Beliau bersabda, "Didatangkan seorang yang mati

syahid pada hari kiamat dan dipasang timbangan untuknya lalu dihisab;

didatangkan orang yang selalu membenarkan wahyu dan dipasang

timbangan untuknya lalu dihisab; didatangkan orang yang sabar terhadap

musibah yang menimpa dirinya, namun timbangan menolak menghisab dan

pahala mengalir kepada mereka seperti air bah menuju lembah sehingga

berangan-angan pada waktu itu orang yang selalu sehat sejahtera tidak

pernah mendapat musibah, agar seluruh tubuhnya hancur menderita sebab 

besarnya pahala diberikan Allah bagi orang-orang yang sabar." Hadits ini

gharib, al-Ju'afi dan Qatadah, namun Qatadah meriwayatkannya dari Jabir

dari ibn Abbas dari Muja'ah ibn Zubair.

Al-Husain ibn 'Ali meriwayatkan, "Telah berkata kepadaku kakekku

(Muhammad saw), 'Wahai cucuku, jadilah seorang yang qana'ah, niscaya

kamu menjadi orang yang paling kaya. Komitmenlah dalam melakukan

kewajiban kepada Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling taat.

kematian & hari akhir386

Wahai cucuku. di surga ada pohon yang bemama Balwa, diperuntukkan bagi

orang yang sabar terhadap musibah, mereka mendapat pahala yang

melimpah tanpa melalui hisab."'Kemudian Nabi saw membaca sebuah ayat:

Sesunggyhnya hanya orang-orong yang bersabarlah yang dicukupkan

pahala mereka tanpa batos. (QS. az-Zumar:I0) Hadits ini diucapkan oleh

Abu al-Faraj ibn al-Jauzididalam kitab Raudhatul Musytaq.

Penghisaban terhadap Orang Kafir

Menghisab amal perbuatan orang-orang Mukmin dengan cara

menempatkan amal baik di sisi sebelah kanan, sedang  amal buruk di sisi

sebelah kiri timbangan (al-mizan), maksudnya ada amal yang baik ada pula

yang buruk, sehingga ditimbang sisi mana yang lebih berat? Orang-orang

kafir, tidak mempunyai amal baik, sebab  amal orang kafir (sekalipun baik

menurut pandangan manusia) tetap dianggap tidak baik dalam pandangan

Allah disebabkan kekafirannya. Jika demikian, lantas bagaimana sistem

penghisabannya pada neraca akhirat, sedang  neraca atau timbangan

mempunyai dua sisi sebelah kanan dan sebelah kiri? Apakah orang kafir

langsung ke neraka tanpa dihisab terlebih dahulu mengingat tidak ada amal

mereka yang ditempatkan pada posisi sebelah kanan timbangan?

Pertanyaan ini jawabannya yaitu  :

l. Orang kafir dibawa ke tempat neraca atau al-mizan untuk ditimbang

amal perbuatannya. Perbuatan-perbuatan buruknya ditempatkan pada

sisi sebelah kiri timbangan, setelah itu ditanyakan kepadanya,

"Apakah kamu mempunyai kebaikan untuk ditempatkan pada sisi

sebelah kanan?" sedang  dia tidak mempunyai kebaikan sedikitpun.

Setelah ditimbang, sisi al-mizan (timbangan) yang kosong terangkat ke

atas dan sisi timbangan sebelah kiri (berisi amal-amal buruknya) turun

ke bawah, sehigga timbangan kebaikannya sangat ringan. Allah SWT

memakai kata "khiffah" (ringan) sebab kebaikannya kosong sehingga

timbangannya ringan.

2. Orang-orang kafir juga mempunyai amal baik seperti, menyambung

silaturrahmi, memerdekakan budak, dan suka memberi pertolongan

kepada orang lain. Jika yang beramal seperti itu orang Muslim, tentu

menjadi amal kebaikan yang ditempatkan di sisi sebelah kanan

timbangan. Orang kafir juga demikian kebaikan-kebaikannya

ditempatkan di sisi sebelah kanan timbangan namun  timbangannya

tetap ringan dan terangkat ke atas, sebab  sisi sebelah kanan

timbangan seperti tidak menyimpan kebaikan yang ditempatkan di

atasnya. Hal ini menandakan bahwa orang kafir sama sekali tidak

mempunyai kebaikan (andai ia mempunyai kebaikan niscaya

kematian & hari akhir 387

berpengaruh pada al-mizan (timbangan) walaupun sebesar biji sawi,

sebagaimana yang diuraikan tadi).

Andai orang kafir mempunyai kebaikan kemudian ditimbang, tentu

diberi pahala sepadan dengan kebaikannya. sedang  orang kafir tidak

mempunyai pahala, berdasarkan hadits Rasulullah saw saat  Beliau ditanya'

..Orang -kafrr ada yang sangat baik terhadap tamu, menghubungkan

silaturrahmi, dan suka menolong sesama. Apakah perbuatan seperti itu

bermanfaat buat mereka?" Rasuluttah saw menjawab, "Tidak, sebab  mereka

tidak pemah mengucapkan seumur hidupnya kata-kata, "Ya Tuhanku

ampunilah semua kesalahanku pada hari kiamat."

Rasulullah juga pernah ditanya oleh 'Adi ibn Hatim tentang bapaknya

yang melakukan perbuatan baik, maka Rasulullah saw menjawab, "Bapakmu

mengharapkan sesuatu dari perbuatannya itu dan dia telah memperolehnya."

Penekanan jawaban Rasulullah saw seperti itu menandakan bahwa kebaikan

yang dilakukan orang kafir tidak dianggap suatu kebaikan, sebab  kebaikan

atau keburukan yang mereka lakukan sama nilainya.

Jawaban dari pertanyaan yang terakhir ini yaitu  firman Allah SWT:

Kami akan memosang, timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka

tiyaitu  dirugikan seseorang barang sedikirpzz. (QS. 2l:47'S

Allah tidak membedakan siapapun. Kebaikan orang kafir ditimbang

dan dibalas sepadan dengan kebaikannya, namun  Allah mengharamkan surga

untuk mereka, maka imbalan kebaikan yang mereka lakukan berupa

keringanan dari siksa api neraka. Dalilnya yaitu  hadits tentang Abu Thalib,

ketiki Rasulullah saw ditanya" "Wahai Rasulullah, Abu Thalib telah

membela dan menolongmu, apakah perbuatannya berguna baginya?"

Rasulullah saw menjawab, "lya, aku dapati ia berada dalam lautan api

neraka, maka aku angkat ia agak ke atas. Kalau bukan sebab  aku, maka

tempatnya pasti di dasar neraka." Jadi, perkataan Rasulullah kepada Ibn

Jad'an dan Abu Hatim maksudnya yaitu , orang kafir tidak akan masuk

surga.

Mizan berasal dari kata mawzan; huruf waw-nya diganti dengan al-ya

sebab  huruf yang sebelumnya (mim) berbaris kasrah'

Ibn Faurak mengatakan bahwa kaum Mu'tazilah mengingkari adanya

al-mizan.

Pendapat mereka berdasarkan bahwa amalan tidak dapat ditimbang

sebab  ia tidak berdiri sendiri. Ada juga golongan yang berpendapat

demikian, sedang  diriwayatkan dari lbn 'Abbas, bahwa Allah

mengembalikan perbuatan itu dengan bentuk tubuh, dan itulah yang

ditimbang pada hari kiamat.

kematian & hari akhir388

Pendapat shahih mengatakan bahwa berat dan ringannya al-mizan

yaitu  dengan kitab yang bertuliskan amal, sebagaimana disebutkan dalam

hadits shahih dan Al-Qur'an.

Allah SWT berfirman, "Padahal sesungguhnya bogi kamu adct

[malaikat-malaikatJ yang mengowasi [pekerjoanmuJ, yang mulia [di sisi

AllahJ dan yang mencolal [pekerjaan-pekerjaanmu irz/." (QS. al-Infithar:

l0-l l) ini yaitu  nash.

Ibn Umar berkata, "Lembaran-lembaran amal ditimbang. Dengan

demikian, maka lembaran itu berupa benda. Kemudian Allah memberatkan

salah satu dari kedua piringan al-mizan dengan amalnya, yang menentukan

masuk surga atau neraka."

Diriwayatkan dari Mujahid, adh-Dhahhak dan al-A'masy, bahwa yang

dimaksud al-mizan di sini yaitu  keadilan dan keputusan. Disebutkannya

timbangan dan yang ditimbang diibaratkan ungkapan yang mengatakan

"menimbang sesuatu dan beratnya," yaitu keseimbangan dan kesamaannya

meskipun penimbangnya tidak disebutkan.

Menurut kami pendapat mereka hanya ungkapan perumpamaan

(majas), meskipun sudah menjadi bahasa umum. sedang  hadits

Rasulullah menegaskan, al-mizan yang sebenarnya yaitu  yang memiliki

dua piringan timbangan dan lisan timbangan, yang masing-masing piringan

timbangannya seluas langit dan bumi.

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim (dalam kitab Nowadir al-

Ushul) bahwa piringan timbangan untuk penimbang kebaikan terbuat dari

cahaya, dan piringan timbangan penimbang keburukan terbuat dari

kegelapan.

Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa surga terletak di sebelah kanan

Arsy dan neraka di sebelah kiri Arsy. Lalu didatangkan al-mizan yang

ditegakkan di hadapan Allah. Piringan timbangan kebaikan diletakkan di

sebelah kanan 'Arsy (menghadap surga), dan piringan timbangan

keburukkan diletakkan di sebelah kiri Arsy (menghadap neraka).

Diriwayatkan dari Salman al-Farisi ra, dia berkata. "Pada hari kiamat

al-mizan ditegakkan. Jika diletakkan di atasnya langit dan bumi niscaya,

maka mencukupi. Para malaikat berkata, "Wahai Tuhan kami, apakah ini?"

Allah SWT berfirman, "Aku akan menimbang makhluk-Ku yang Aku

kehendaki dengannya." saat  itu malaikat berkata, "Wahai Tuhan kami,

tiyaitu  kami menyembah Engkau, melainkan sebab  Engkau memang

hanya untuk disembah."

Ibn 'Abbas ra mengatakan bahwa kebaikan dan kejahatan ditimbang di

atas al-mizan yang mempunyai lisan timbangan dan dua piringan timbangan.

kematian & hari akhir 389

Para ulama mengatakan, jlka al-mizan seperti yang mereka katakan,

maka dapat pula dikatakan bahwa ash-shiraot yaitu  agama yang benar,

surga dan neraka yaitu  tempat kembali arwah tanpa jasad, rasa sedih,

g"rnbiru, setan-setan dan jin untuk akhlak tercela, dan malaikat untuk

melambangkan ketakwaan dan akhtak terpuji- Semua pendapat ini batal,

sebab  bertolak belakang dengan kebenaran-

Dalam kitab ash-shahi&aiz disebutkan bahwa lembaran kebaikannya

diberikan, lalu dikeluarkan untuknya al-bithqah. Hal ini menunjukkan

bahwa al-mizan itu yaitu  "timbangan" yang sebenamya dan yang

ditimbang yaitu  lembaran amal, sebagaimana dijelaskan, wabillaahit

taufiq.

Sangat pantas ada penyair yang mengatakan:

Ingatloh suatu hari, kamu akan meniumpi Allah sendirian

saat  timbangot IruLum ditegal*ot

Terkoyaklah t irai pelaku kemobiatot

Dosa disembmYikm akot tersingkq

Para ulama 

-rohimahumullah- mengatakan bahwa pada hari kiamat

manusia terdiri dari tiga kelompok yaint: Muttqur (orang-orang bertakwa

yang tidak melakukan dosa besar), Muklullitlnn (orang-orang yang

bercampur pada diri mereka kekotoran dan dosa besar), dan orang-orang

kafir.

Orang-orang yang bertakwa (muttaqoil amal kebaikannya diletakkan

di atas piringan timbangan dari cahayq sedang  jika melakukan dosa kecil

amalnya diletakkan pada piringan yang satunya lagi. Untuk dosa-dosa kecil

Allah tidak menghitung timbangannya dengan memberatkan piringan

timbangan cahaya sehingga piringan timbangan kegelapan terangkat sebab 

kosong.

Orang-orang yang bercam pur (mukhallitlnol kebaikannya di letakkan

pada piringan timbangan cahaya dan keburukan mereka diletakkan pada

timbangan kegelapan. Dosa-dosa besar yang mereka kerjakan memberatkan

timbangannya. Jika kebaikannya lebih berat meskipun hanya sebesar telur

kutu, maka ia masuk surga. Jika kejahatannya lebih berat meskipun hanya

sebesar telur kutu maka masuk nerakA kecuali jika ia mendapat ampunan

Allah. Jika berat timbangannya seimbang maka ia menjadi penghuni tempat

yang disebut dengan al-A'raf -sebagaimana dijelaskan nanti- jika diantara

dia dengan Allah ada dosa besar. Adapun jika dalam pertanggungfawaban ia

mempunyai amal kebaikan yang banyah maka kebaikannya dikurangi

sebanyak perbuatan dosanya lalu dipikulkan kepadanya dosa-dosa

kematian & hari akhir390 

-

kezalimannya untuk disiksa atas perbuatannya. Itulah yang disebutkan dalam

riwayat, sebagaimana telah dan akan dibahas.

Ahmad ibn Harb berkata, "Pada hari kiamat manusia diperiksa

menurut tiga kelompok, yaitu: Kelompok yang kaya dengan amal shalih;

kelompok yang miskin; dan kelompok yang kaya dengan amal shalih

sedang  dalam pertanggungjawaban ia menjadi orang miskin dan merugi."

Sufuan ats-Tsauri berkata, "Engkau akan menemui Allah dengan tujuh

puluh dosa antara kamu dengan-Nya yang membuatmu lebih hina daripada

kamu menemui-Nya dengan melakukan satu dosa terhadap hamba yang

lain."

Pendapat ini benar, sebab  Allah Mahakaya lagi Mahamulia,

sedang  manusia fakir dan miskin. Jika pada hari itu ia melakukan

kesalahan, maka ia memerlukan kebaikan untuk menghapus kesalahannya,

sehingga timbangannya menjadi berat, lalu bertambahlah kebaikan dan

pahalanya.

Adapun orang kafir, kekafirannya diletakkan pada piringan timbangan

keburukan, namun tidak satupun kebaikan yang diletakkan pada piringan

timbangan yang lain, sehingga tetap kosong. Lalu Allah memerintahkan

masuk neraka untuk diazab sesuai dosa-dosa dan kejahatannya.

Adapun orang-orang yang bertakwa, dosa-dosa kecil mereka terhapus

sebab  mereka menjauhi dosa-dosa besar. Mereka diperintahkan masuk

surga untuk mendapatkan pahala sesuai kebaikan dan ketaatannya.

Dua golongan inilah (yang kafir dan yang bertakwa) yang disebutkan

Allah dalam ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah al-mizan. Allah tidak

menyebutkan kecuali orang-orang yang berat timbangannya dan orang-orang

yang ringan timbangannya. Orang yang berat timbangan (kebaikannya)

ditetapkan keberuntungan dan kehidupan yang diridhai, dan orang yang

ringan timbangan (kebaikannya) ditetapkan kekal di neraka dan mereka

dinamakan kafir. Tinggallah orang-orang yang bercampur kebaikan dan

dosanya (sebagaimana dijelaskan Nabi saw).

Adapun penimbangan amal orang Mukmin yang bertakwa yaitu 

untuk menunjukkan keutamaannya, sebagaimana penimbangan amal orang-

orang kafir untuk menghinakan dan merendahkannya. Penimbangan amal

orang yang bertakwa untuk menyatakan kebaikan keadaannya dan

menunjukkan kebebasannya dari semua perbuatan jahat, serta penghias

urusannya terhadap kepala-kepala yang menyaksikan.

Orang-orang yang keburukan dan amal shalihnya bercampur, sehingga

ia masuk neraka, maka ia dikeluarkan dengan syafa'at (sebagaimana akan

diterangkan).

kematian & hariakhir 391

Jika ditanyakan: Dikatakan bahwa Allah memberitahukan bahwa

manusia dihisab dan amal perbuatan mereka dibalasi, dan Allah menyatakan

akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia. namun  Allah

tidak menjelaskan tentang hisab dan pahala para jin. Apakah amal mereka

juga ditimbang?

Jawabannya yaitu  sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

Dan orang-orangyang beriman dqt beramal slulih, mereka itulahpenghuni

surga, dan merekn kekal di dalamnya (QS. al-Baqarah: 82) Dari ayat

ini disamping manusia" jin juga termasuk yang dijanjikan balasan

surga.

Allah SWT berfirman: Mereks itulah orang-orong yang telah pasti

ketetapan fazabJ atas merelra bersoma urnal-umat yang telah berlalu

sebelum merela dari jin dan manusia. Sesungguluzya merelra yaitu  orang-

orong yang merugi. (QS. al-Ahqaf: l8)

Allah SWT berfirman: Don bagi masing-masing mereka derajat

menurut apayangtelah mereka lerjalcot.... (QS. al-Ahqaf: l9)

Yang dimaksud dengan 'mosing'masing mereka'dalam ayat itu yaitu jin dan manusia. Janji dan ancaman untuk jin sama dengan manusia. Allah

memberitahukan bahwa para jin bertanya dan Allah menjawab dalam

firman-Nya yang dikatakan kepada mereka: Hai golongan jin dan manusia,

apalrah belum datang lrepodamu rasul-rasul dari golongan komu sendiri,

yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan

kepadamu terhadap pertemuonmu dengur hui ini? Mereka berkata,"Kami

menjadi saksi atas diri kami sendiri... (QS. al-An'am: 130)

Ayat ini mengandung pertanyaan, meskipun pertanyaannya

men ggunak an lafadz sebagian, namun tuj uannya semua.

Allah SWT berfirman:

Dan [ingatlah] ketiko Kami hadaplan serombongan iin kepadamu

yang mendengarkan Al-Qur'an.... (QS. al-Ahqaf: 29)

Mereka berkata, "Wahai koum kami, terimalah [seruanJ orang yang

menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscoya Allah akan

mengampuni komu dan melepaskon kamu dari azab yang pedih. Dan orang

yang tidak menerima [seruanJ orang y(mg menyeru kepada Alloh, maka dio

tidak alran melepaskan diri dui azab Allah di mukn bumi dan baginya tidak

ada pelindung selain Allah. Mereka itu dalarn kesesatan yang nyata. (QS. al-

Ahqaf:31-32)

Hal ini jelas menunjukkan bahwa keadaan mereka di akhirat

sama dengan orang-orang Mukmin. Disebutkan juga tentang kisah mereka:

kematian & hari akhir392

Dan sestmgg;uhnya di antara kami ada orang yong toot dan ada [pulaJ

orang-orang yang menyimpang dari ke benaran.... (QS. al-Jin: I 4)

saat  Rasulullah saw bersabda bahwa tulang yaitu  makanan para jin

dan kotoran hewan yaitu  makanan ternak mereka. Beliau juga melarang

memakai keduanya untuk beristinjak, maka Beliau menjadikan mereka

sebagai saudara kita. Jika demikian, maka balasan mereka yaitu 

sebagaimana balasan kita di akhirat, wallaahu q'lam. Hal ini

ditunjukkan pada bab tentang "Allah berbicara kepada seorang hamba tanpa

pembatas".

Sabda Rasulullah saw, "Maka dikeluarkanlah untuknya al-bithaqah

(kartu) yang bertuliskan Asyhadu an lailaaha illallah wa asyhadu anna

Muhammadan 'abduhu wa rasuuluuh. "

Kalimat syahadat ini bukan syahadat tauhid, sebab  merupakan

bagian al-mizan yang salah satu piringannya diletakkan suatu amal dan pada

piringan yang lain diletakkan lawannya, yaitu kebaikan dan keburukan. Hal

ini tidak mustahil sebab  seorang hamba membawa keduanya, namun  yang

mustahil yaitu  kekafiran dan keimanan tergabung menjadi satu sehingga

keimanan diletakkan pada salah satu piringan dan kekafiran pada piringan

yang lain. Begitupun dengan syahadat tauhid pada al-mizan. Jika seorang

hamba telah beriman, maka ucapan lailaahaillallah menjadi amal shalih

yang diletakkan pada al-mizan bersama semua kebaikan yang dilakukannya.

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Haki m rahimahullah.

Pendapat lain mengatakan bahwa mengucapkan kalimat tauhid

merupakan ungkapan niat baik dan bukti ketaatan yang diterima, yang

diucapkan saat  mengasingkan diri dan bersembunyi dari makhluk. Hal itu

menjadi suatu titipan di sisi Allah yang dijawab-Nya dengan keagungan dan

kekuasaan-Nya pada hari itu untuk mengganti kesalahan yang banyak dan

dosa yang besar, sebab  AIIah mempunyai keutamaan terhadap hamba-

hamba-Nya dan memberikan keutamaan yang dikehendaki-Nya bagi orang

yang dikehendaki-Nya.

Dalil pendapat ini yaitu  firman Allah dalam sebuah hadits, .,Kamu

mempunyai kebaikan di sisi Kami dan tidak akan berkurang jika kamu

beriman."

Rasulullah saw ditanya tentang kalimat Lailaahaillallah, apakah

merupakan kebaikan? Beliau menjawab, "ltu kebaikan yang paling besar.,,

(HR. al-Baihaqi)

Kalimat ini juga kalimat terakhir yang diucapkan di dunia,

sebagaimana hadits Mu'azd ibn Jabal yang diriwayatkan oleh Shalih ibn

Abu Gharib dari Katsir ibn Murrah, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Siapa

kematian & hariakhir 393

yang ucapan terakhirnya yaitu  Lsilaahaillallah, maka pasti masuk surga."

Hal ini disebutkan pada bagian awal kitab ini.

Bisa juga dikatakan bahwa syahadat yaitu  keimanan setiap Mukmin

yang menambah kebaikannya. Keimanannya ditimbang seperti semua

kebaikan dan keimanannya memberatkan keburukannya (sebagaimana

disebutkan dalam hadits). la akan dimasukkan ke dalam neraka untuk

membersihkan dirinya dari dosa, kemudian dimasukkan ke surga. Itu yaitu 

pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa setiap Mukmin menerima

kitab catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka merujuk kepada

firman Atlah: Barangsiapa yang berat timbangan fkebaikon]nya mereka

itulah orang-orang yang dapat keberuntungan (QS. al-Mu'minun: 102)

Yaitu orang-orang yang selamat dari kekekalan azab, sebagaimana firman

Allah SWT: Maka ia berada dalam kehidupan yang memuasftan. (QS. al-

Qari'ah: 7), yaitu pada hari akhir. Demikian juga sabda Rasulullah dalam

hadits "Siapa yang ucapan terakhirnya yaitu  Lailaahaillallah, maka pasti

masuk surga," yaitu masuk surga setelah melalui siksaan di neraka.

Menurutku, mencermati keterangan ini memerlukan dalil orang

yang akan mengeluarkan nash yang disebutkan dalam ayat dan hadits bahwa

orang yang berat timbangannya akan selamat, ia meyakini surga, dan ia

mengetahui bahwa ia tidak masuk neraka setelah itu, wallaahu a'lam.

Diriwayatakan dari Abu Darda' (dalam hadits hason shahih) bahwa

Rasulullah saw bersabda, "Tiada sesuatu yang diletakkan pada al-mizan

yang lebih berat daripada akhlak yang baik." (HR. at-Tirmidzi)

Disebutkan pada hadits dari samurah ibn Jundub, bahwa Rasulullah

saw bersabda, "Aku melihat seorang laki-laki dari umatku yang ringan

timbangannya pada al-mizan, lalu datang kelebihan-kelebihannya yang

memberati al-mizan. " Itu yaitu  dalil amal-amal shalih yang menunjukkan

keutamaan bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.

Al-Qusyairi menyebutkan (dalam at-Tahbir karangannya) berkata,

"Aku bermimpi melihat sebagian mereka di akherat. Aku bertanya, "Apa

yang dilakukan Allah kepadamu?" ia menjawab, "Kebaikanku ditimbang,

namun keburukanku lebih berat dari kebaikan itu. Lalu datang pundi dari

langit dan jatuh pada piringan timbangan kebaikan, sehingga beratlah ia dan

terbukalah pundi itu. Ternyata di dalamnya ada segumpal tanah yang aku

letakkan di kuburan seorang Muslim."'

Disebutkan oleh Abu Umar dalam kitab Jami' Bayan al-'Ilm dengan

riwayat dari Hammad ibn Zaid dari Abu Hanifah dari Hammad ibn Ibrahim

tentang firman Allah SWT: Dan Kami akon memasong timbangan yang

tepat pada hari kiamat.... (QS. al-Anbiya': 47) la berkata, "Didatangkan

amal seseorang lalu diletakkan pada piringan timbangannya pada hari

kiamat, namun ia ringan. Lalu didatangkan sesuatu yang menyerupai awan

kematian & hari akhir394

yang diletakkan pada timbangannya, sehingga timbangan itu menjadi berat.

Lalu dikatakan kepadanya, "Tahukah kamu apa itu?" Ia menjawab, ',Tidak.,'

Lalu dikatakan kepadanya, "lni yaitu  keutamaan ilmu yang telah kamu

ajarkan kepada manusia atau yang serupa dengan itu."'

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari 'Aisyah ra, bahwa seorang laki-

laki duduk di hadapan Rasulullah saw dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku

mempunyai budak yang mendustaiku, mengkhianatiku, dan berbuat jahat

kepadaku. Aku memaki dan memukul mereka. Bagaimanakah kedudukanku

terhadap mereka?" Rasulullah saw menjawab, "Tergantung pengkhianatan

mereka, kejahatan mereka, dan kedustaan mereka kepadamu. Hukumanmu

kepada mereka melebihi yang telah mereka lakukan akan dimintai

balasannya darimu." Laki-laki itu menjauh sambil menangis dan berteriak."

Rasulullah saw bersabda, "Apakah kamu tidak membaca firman Allah,

uKami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka

tiyaitu  yang dirugikan seseorang barang sedikitpun.. " (QS. al-Anbiya,:

47)?"

Laki-laki itu berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah, menurutku tiada

yang lebih baik bagiku dan bagi mereka kecuali perpisahan. Aku menjadikan

saksi bahwa mereka semua merdeka."

Abu 'lsa mengatakan hadits ini gharib yang hanya dikenal dari

hadits'Abdurrahman ibn Ghazwan.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal dari

'Abdurrahman ibn Ghazwan dan dari Wahab ibn Munabbih pada firman

Allah dalam surah al-Anbiya': 47, Rasulullah saw bersabda, ..Amal yang

ditimbang yaitu  penutupnya. jika  Allah menghendaki kebaikan pada

seorang hamba, maka ia menutupnya dengan kebaikan, dan jika Allah

menghendaki keburukan maka Allah memburukkan penutup amalnya.,,(HR

Abu Nu'aim)

Pendapat shahih dengan dalil sabda Rasulullah saw yang berbunyi,

"Semua amaltergantung penutupny4 " wallaahu a'lam.

Al-A'raf dan Orang yang Menempatinya

Khaitsamah ibn Sulaiman menyebutkan (dalam riwayatnya) dari Jabir

ibn 'Abdullah, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat al-mizan

diletakkan, lalu kebaikan dan keburukan ditimbang. Siapa yang kebaikannya

lebih berat dari keburukannya meskipun sebesar telur kutu akan masuk

surga. Siapa yang keburukannya lebih berat dari kebaikannya meskipun

sebesar telur kutu akan masuk neraka." Ditanyakan kepada Rasulullah,

"Bagaimana dengan orang yang berat kebaikannya dan keburukannya?,,

kematian & hariakhir 395

Rasulullah menjawab, "Mereka menjadi penduduk al-A'raf yang tidak

masuk surga, namun  semua diberi makan."

Ibn at-Mubarak menyebutkan bahwa Abu Bakar al-Hudzali

meriwayatkan dari Sa'id ibn Jubair dari 'Abdullah ibn Mas'ud, ia berkata,

"Pada hari kiamat manusia dihisab. Siapa yang lebih banyak kebaikannya

dari keburukannya meskipun hanya satu akan masuk surga. Siapa yang

keburukannya lebih banyak dari kebaikannya akan masuk neraka."

Kemudian ia membaca: Barongsiapa yang berat timbangan [kebaiknnJnya,

mala mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan

barangsiapa yang ringan timbongannya, maka merelca ilulah orang-orang

yang merugikan dirinya sendiri... (QS. al-Mu'minun: 102-103) Kemudian ia

berkata" "Al-mizan menjadi berat atau ringan dengan amalan sebesar biji

benih." Ia berkata, "Siapa yang berat kebaikan dan keburukannya maka

menjadi penduduk al-A' raf;'

Ka'ab al-Ahbar berkata, "Ada dua orang laki-laki yang saat  di dunia

berteman. Salah seorang berjalan menemui sahabatnya yang sedang berjalan

menuju neraka. Maka temannya berkata kepadanya, "Demi Allah, tidak ada

yang tinggal padaku kecuali satu kebaikan yang akan menyelamatkanku.

Ambillah, wahai saudaraku, mungkin kamu akan selamat dan kita akan

menjadi penduduk al-A'raf." Ia berkata, "Lalu Allah memerintahkan mereka

berdua masuk surga."

Abu Hamid menyebutkan (dalam kitab Kasyful 'Uum al-Akhirah):

Seorang laki-laki didatangkan pada hari kiamat namun ia tidak mempunyai

satu kebaikan yang memberatkan timbangannya yang sama berat antara amal

baik dan amal buruk. Dengan rahmat-Ny4 Allah SWT berfirman kepadanya,

"Carilah orang yang memberimu satu kebaikan supaya Aku memasukkanmu

ke surga." Laki-laki itu pergi mencari ke seluruh penjuru alam, namun  ia tidak

mendapatkan seorangpun yang memberinya kecuali mereka berkata, "Kalau

aku berikan maka timbanganku berkurang, sementara aku lebih

memerlukannya daripada kamu." Laki-laki itu menjadi putus asa. Lalu ada

seorang laki-laki bertanya kepadanya, "Apakah yang kamu cari?" Ia

menjawab, "Aku mencari satu kebaikan. Aku sudah mendatangi suatu kaum

yang mempunyai seribu kebaikan, namun mereka kikir kepadaku." Laki-laki

yang bertanya itu berkata kepadanya, "Aku telah bertemu dengan Allah, dan

tiada yang kudapati dalam lembaran amalku kecuali hanya satu kebaikan.

Aku pikir itu tidak bermanfaat bagiku, jadi ambillah sebagai pemberianku

kepadamu." L,aki-laki itu pergi dengan riang gembira. Lalu Allah SWT

berfirman, "Ada apa denganmu?-sesungguhnya Dia lebih tahu-." Laki-laki

itu menjawab, "Wahai Tuhanku, urusanku begini, begini." Lalu Allah

memanggil laki-laki yang memberinya kebaikan dan berfirman kepada-Nya,

"Kemuliaan-Ku lebih luas dari kemuliaanmu. Ambillah tangan saudaramu

dan masuklah kalian berdua ke surga."

kematian & hari akhir396

Demikian pula dengan seseorang yang timbangannya sama berat,

Allah SWT berfirman kepadanya, "Engkau bukan penghuni surga dan bukan

penghuni neraka." Pemilik lembaran itu datang lalu meletakkan lembarannya

yang bertuliskan kata-kata "cis" pada piringan timbangan, dan beratnya

melebihi kebaikannya, sebab  kalimat itu yaitu  kalimat kedurhakaan pada

orang tua yang beratnya seberat gunung di dunia. Laki-laki itu diperintahkan

masuk neraka. Laki-laki itu meminta dikembalikan kepada Allah. Allah

SWT berfirman, "Kembalikan ia!" Lalu Allah SWT berfirman kepadanya,

"Wahai hamba yang durhaka, mengapa kamu meminta untuk kembali

kepada-Ku?" Laki-laki itu menjawab, "Wahai Tuhanku, aku melihat bahwa

aku menjadi penghuni neraka. Meskipun hal itu sudah pasti bagiku dan aku

durhaka pada ayahku, sebab  melihat ayahkujuga menjadi penghuni neraka,

maka tambahlah siksaan bagiku dan selamatkan ia dari neraka." Allah

tertawa mendengarnya dan berfirman, "Di dunia kamu mendurhakainya dan

di akhirat kamu berbuat baik kepadanya. Ambillah tangan ayahmu dan

masuklah kalian berdua ke surga."

Dalam Al-Qur'an Allah menyebutkan al-mizan (al-mawazin) dengan

lafaz jamak, sedang  dalam hadits disebutkan dengan lafaz mufrod

(tunggal) dan jamak.

Tentang hal ini dapat dikatakan bahwa yang dimaksud yaitu 

beberapa al-mizan. Satu amal ditimbang dengan satu al-mizan yang hanya

berisi satu amal, sebagaimana ada  dalam sya'ir:

Malaikat mendatangkan orang yang berbuat untuk diadili

Setiap perbuatan mempunyai satu mizan

Segala perbuotan kepada pemiliknya diserahkan

Satu bejana untuk satu perbuatan

Mungkin saja satu al-mizan diungkapkan dengan lafaz jamak,

sebagaimana firman Allah:

Kaum 'Aad telah mendustakan para rasul. (QS. asy-Syu'ara': 123)

Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. (QS. asy-Syu'ara': 105)

'Para rasul'dalam ayat itu berarti hanya satu rasul. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan al-mqwazin yaitu  bentuk

jamak dari Mauztm, yaitu amal-amal yang ditimbang, bukan berarti al-mizan

yang banyak.

Al-Lalikai meriwayatkan (dalam Sunan-nya) dari Anas, "Satu

malaikat mewakili satu al-mizan Ia mendatangkan seorang anak Adam dan

berdiri diantara piringan al-mizan. Jika timbangan kebaikannya berat maka

kematian & hariakhir 397

malaikat berseru dengan suara yang didengar oleh semua makhluk,

"Gembiralah si Fulan dan sesudahnya ia tidak susah lagi untuk selamanya."

Jika timbangan kebaikannya ringan, maka malaikat berseru, "Susahlah si

fulan yang sesudahnya tidak ada lagi kegembiraan selamanya-"

Diriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata, "Penjaga al-mizor pada hari

kiamat yaitu  Malaikat Jibril as."

Penduduk al-A'raf yaitu  penduduk surga yang paling rendah

derajatnya. Disebutkan oleh Hannad ibn as-Sariy, dari Waki' dari Sufuan

dari Mujahid dari Habib dari 'Abdullah ibn al-Harits, ia berkata, "Penduduk

al-A'raf berhenti pada sungai yang disebut dengan al-Hayah. Di

sekelilingnya ditumbuhi pohon emas. Menurutku ia mengatakan bahwa

mereka memakai mahkota dari mutiara. Lalu mereka mandi dari sungai dan

leher mereka menjadi putih cemerlang. Lalu mereka kembali dan mandi.

Setiap kali mandi mereka semakin bertambah putih. Kemudian dikatakan

kepada mereka, "Mintalah!" Lalu mereka meminta apa yang mereka

kehendaki. Lalu dikatakan kepada mereka, "Kalian akan mendapatkan apa

yang kalian minta menjadi tujuh puluh kali lipat." Mereka mengatakan

bahwa mereka yaitu  penduduk surga yang miskin.

Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa jika  mereka telah masuk

surga maka mereka mempunyai tanda putih di leher sebagai tanda pengenal

mereka. Di surga mereka dinamakan dengan penduduk surga yang miskin.

Ada lima belas pendapat ulama tentang orang{mng yang menjadi

penghuni tempat yang disebut dengan al-A'raf.

1. Mereka yaitu  orang-orang yang telah disebutkan dalam hadits

terdahulu. Ini yaitu  pendapat Ibn Mas'ud dan Ka'ab al-Ahbar,

sebagaimana kami sebutkan dan disebutkan juga oleh Wahab dari Ibn

'Abbas.

2. Mujahid mengatakan bahwa mereka yaitu  orang-orang shalih, para

ahli fiqih, dan para ulama.

3. Al-Mahdawi mengatakan bahwa mereka yaitu  para syuhada.

4. Abu Nashir Abdurrahim ibn Abdul Karim al-Qusyairi mengatakan

bahwa mereka yaitu  orang-orang Mukmin yang utama dan para

syuhada yang hanya disibukkan oleh urusan diri mereka sendiri tanpa

mempedul ikan keadaan manusia.

5. Mereka yaitu  orang-orang yang mencari kesyahidan di jalan Allah,

namun mereka mendurhakai bapak mereka. Ini yaitu  pendapat

Syurahbil ibn Sa'ad dan disebutkan oleh ath-Thabari dalam sebuah

hadits dari Rasulullah saw, Beliau mengatakan bahwa kedurhakaan

mereka sama berat dengan pahala syahid mereka

kematian & hariakhir398

6.

7.

9.

10.

Mereka yaitu  Abbas, Hamzah, 'Ali ibn Abu Thalib ra, dan Ja'far Dzu

al-Junahain (Yang memiliki dua sayap). Mereka terkenal sebab 

jika  menyukai sesuatu wajah mereka akan putih, dan jika  marah

maka wajah mereka menghitam. lni yaitu  pendapat ats-Tsa,labi dari

Ibn'Abbas.

Mereka yaitu  orang-orang yang menjadi pembanding (pada hari

kiamat) dan saksi (terhadap perbuatan manusia), dan mereka terdiri

dari setiap umat. Hal ini disebutkan oleh az-Zahrawi dan dipilih oleh

an-Nahhas.

8. Az-Zajjaj mengatakan bahwa mereka yaitu  para nabi.

Mereka yaitu  kaum yang melakukan dosa-dosa kecil yang tidak

dihapuskan dari mereka dengan penyakit dan musibah-musibah saat 

di dunia. Mereka tidak pernah melakukan dosa besar, sehingga mereka

terhalang masuk surga. Pendapat ini diriwayatkan olah Ibn ,Athiyah

al-Qadhy Abu Muhammad (dalam kitab tafsirnya).

Ibn Wahab dari Ibn 'Abbas meriwayatkan bahwa penduduk al-A'raf

itu yaitu  penduduk Makkah yang melakukan dosa besar.

Ibn al-Mubarak meriwayatkan dari Juwaibir dari Dhahhak dari Ibn

'Abbas, ia berkata, "Penghuni al-A'raf yaitu  orang-orang yang melakukan

dosa besar yang memberatkan di sisi Allah. Lalu mereka ditempatkan di

tempat itu. jika  mereka memandang ke neraka maka mereka dikenal

dengan hitamnya muka mereka, dan mereka berdoa, .,Wahai Tuhan kami,janganlah Engkau jadikan kami bersama-orang-orang yang zalim.,, jika 

mereka memandang ke surga maka mereka dikenal dengan muka mereka

yang putih."

ll. Ibn'Abbas berkata, "Allah memasukkan penghuni al-A'rafke dalam

surga."

Dalam riwayat Sa'id ibn Jubair dari 'Abdullah ibn Mas,ud dikatakan

bahwa mereka yaitu  orang-orang yang paling akhir masuk surga.

Ibn 'Athiyah berkata, "Salim (budak yang dimerdekakan Abu

Hudzaifah) berharap menjadi penghuni al-A'rof, sebab  menurut

mazhabnya mereka orang-orang yang berdosa.,,

14. Dalam riwayat Abu Nashar al-Qushairi dari Ibn 'Abbas disebutkan

bahwa mereka yaitu  anak-anak zina.

15. Abu Mijlaz Lahiq ibn Hamid mengatakan bahwa mereka yaitu  para

malaikat yang menjadi dinding pembatas antara orang-orang kafir

dengan orang-orang Mukmin sebelum mereka masuk surga atau

neraka. Mengenai pendapat ini dikatakan kita tidak boleh

mengidentikkan para malaikat dengan laki-laki. Jawabnya, para

kematian & hari akhir

12.

13.

399

malaikat bukan laki-laki dan perempuan, dan tidak ada hubungannya

menyebutkan lafazh laki-laki kepada mereka, sebagaimana disebutkan

terhadap golongan jin dalam firman Allah swT: Dan bahwasannya

ada beberapa or(mg laki-laki di antara manusia yang meminta

perlindungin kcpada beberapa taki-laki dari kalanganiin.... (QS. al-

Jin: 6)

16. al-A'rafyaitu  pagar yang tertetak di antara surga dan neraka. Ada

pendapat yang mengatakan bahwa al-A'raf yaitu  bukit uhud yang

diletakkan di sana.

Diriwayatkan dari Nabi saw dari Anas dan yang lainnya, yang

disebutkan oleh Abu Umar ibn AMul Birri dan yang lainnya menurut apa

yang kami sebutkan dalam kitab al-Jami' li Ahkom Al-Qur'an dalam surah

a I - A' r af, w al handul i I I oh.

Mimpi Seorang Shalihin

Diriwayatkan dari seorang shalih ra, ia berkata, "Suatu malam kantuk

menyerangku. ef, talu tidur dan bermimpi. Kulihat kiamat seolah-olah

te4aai dan manusia dihisab. Ada golongan yang berjalan ke surga dan ada

yang berjalan ke neraka. Aku mendatangi surga dan- memanggil

penghuninya lalu bertanya "Bagaimana kalian bisa masuk surga dan

men-dapat keridhaan Allah?- Mereka menjawab, "Dengan taat kepada Allah

Yang 'lrrtaha Pengasih dan tidak mengikuti setan." Aku lalu mendatangi

n"rufu dan memanggil penghuninya, "Apa yang memicu  kalian masuk

neraka?', Mereka menjawab, "Kami mengikuti setan dan mengingkari

Allah.,, Tiba-tiba aku berada di tengah-tengah sekelompok orang yang

berhenti antara surga dan neraka. Mereka berkata kepadaku, "Kami

mempunyai dosa yang nyata dan sedikit melakukan kebaikan. Keburukan

menghalangi kami masuk surgq dan kebaikan juga menghalangi kami

masuk neraka.

Mereka bersya'ir:

Kami yaitu  or(mg-orangyang memilrul dosa besar

Namun kani terhalang tmtuk masuk nerala

Kami terombory-amb ing dalam ke b ingungan

Kami tertahor uttuk berialan kepadanya'

ineat kematian & hari akhir400 

-

Pada Hari Kiamat Setiap Umat lVlengikuti Apa yang la Sembah,

Pemeriksaan Amal Orang Munafik, dan Titian Shirathal lVlustaqim

Dihamparkan

Dalam sebuah hadits (yang panjang) dari Abu Hurairah ra, bahwa

Nabi Muhammad saw bersabda. "Pada hari kiamat manusia dikumpulkan

pada satu tempat, kemudian Allah datang kepada mereka dan berfirman

supaya semua manusia mengikuti apa yang disembahnya. Para penyembah

salib mengikuti salibnya, para penyembah patung-patung mengikuti patung-

patungnya, dan para penyembah api merrgikuti apinya sehingga yang tinggal

hanya orang-orang lslarn." (HR. at-Tirmidzi)

Muslim meriwayatkan bahwa sekelompok orang bertanya kepada

Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, apakah pada hari kiamat kita dapat

rnelihat AIlah?" Rasulullah menjawab, "Apakah kalian kesulitan melihat

bulan di malam purnama?" Mereka menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah."

Rasulullah kembali bertanya "Apakah kalian kesulitan melihat matahari

yang tidak ditutupi awan?" Mereka menjawab, "Tidak jug4 wahai

Rasulullah." Rasulullah saw bersabda, "Demikian pula kalian melihat Allah-

Pada hari kiamat Allah mengumpulkan manusia dan berfirman kepada

mereka agar mereka mengikuti apa yang mereka sembah. Siapa yang

rnenyembah matahari mengikuti matahari, siapa yang menyembah bulan

mengikuti bulan, siapa yarrg menyembah thaghut mengikutithagu! sehingga

tinggal umat yang di dalamnya ada golongan orang-orang munafik. Allah

mendatangi mereka dengan suatu rupa yang tidak mereka kenal lalu

berfirman, "Aku yaitu  Tuhan kalian." Mereka menjawab, "Kami

berlindung kepada Allah dari engkau. Kami tetap di sini sampai Tuhan kami

datang kepada kami dalam bentuk yang kami kenal." Kemudian Allah

mendatangi mereka dengan bentuk yang mereka kenal. Allah SWT

berfirman, "Aku yaitu  Tuhan kalian." Mereka menjawab, "Engkau yaitu 

Tuhan kami." Mereka kemudian mengikuti-Nya. Lalu titian Shirathal

Mustaqim dibentangkan di atas neraka Jahannam. Aku dan umatku yang

pertama akan melintasinya. Pada hari itu tidak seorangpun yang berbicara

kecuali para rasul. Mereka berdoa, "Ya Allah, selamatkanlah,

selamatkanlah." Semerrtara dari dalam neraka ada kaitan-kaitan seperti

pohon berduri. Apakah kalian pernah melihat pohon berduri?" Mereka

menjawab, "Pernah, wahai Rasulullah." Rasulullah saw bersabda, "Kaitan

seperti pohon-pohon berduri -yang besarnya hanya Allah yang mengetahui-

itu menyambar manusia menurut amal mereka. Ada manusia yang disambar

sebab  amalnya dan ada yang melintasi sehingga selamat."

Al-Faqih Abu Bakar ibn Burjan menyebutkan (dalam kitab al-Irsyod

karangannya): Di Padang Mahsyar manusia sibuk mencari orang yang dapat

memberi syafa'at dan melepaskan mereka dari kesulitan pada hari itu.

Demikian pula dengan para pemimpin yang mengikuti para rasul. Kemudian

kematian & hari akhir

40t

Adam as diperintahkan mengeluarkan anak cucunya yang dimasukkan

neraka. Mereka terdiri dari tujuh golongan. Dua golongan pertama

dilemparkan ke dalam neraka seperti biji-biji bibit tanaman ditaburkan.

Mereka yaitu  orang-orang yang membantah dan bersikap sombong kepada

Allah dan orang-orang kafir kepada Allah dengan berpaling dan bodoh.

Kemudian dikatakan kepada mereka semua, "Di mana semua yang kalian

sembah selain Allah?" Setiap umat mengikuti apa yang disembahnya. Siapa

yang menyembah selain Allah mengikuti sembahannya yang

melemparkannya ke dalam neraka.

Allah SWT berfirman:

Di lempat itu [padang MahsyarJ, tiap-tiup diri mero"sukan

pembalasan dari apa yang telah dikerjakannva dahulu dan mereka

dikembalikon kepada Allah Pelindung, mereka yang sebenarnya, don

lenyaplah dari mereka apayang merekq oda-adakan (QS. Yunus: 30)

Maka merekn [sembahan-sembahan ituJ dijungkirkan ke dalant

neraka bersama orang-orang yang sesat, dan bala tenlara iblis sentuanya.

(QS. asy-Syu'ara': 94-95)

Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat dibentangkan bumi

dengan keagungan AIlah SWT. Setiap manusia hanya mendapat tempat

untuk meletakkan kedua kakinya. Aku yaitu  manusia yang pertama

dibangkitkan dalam keadaan sujud. Aku diberi izin berbicara, maka aku

berkata, "Ya Allah, hamba-Mu menyembah-Mu di seputar bumi." Waktu itu

Jibril berada di sebelah kanan 'Arsy dalam keadaan diam, dan itu yaitu 

tempat yang terpuji. Kemudian didatangkan kelompok yang keernpat; orang-

orang yang meng-Esakan Allah namun  mengingkari para rasul dan tidak

mengetahui sifat-sifat Allah, serta menolak Kitab Allah dan rasulnya.

Kemudian didatangkan kelompok yang kelima dan keenam; para ahlulkitab

yang didatangkan dalam keadaan haus. Ditanyakan kepada mereka, "Apa

yang kalian inginkan?" Mereka menjawab, "Kami haus, wahai Tuhan kami,

beri kami minum." Dikatakan kepada mereka, "Apakah kalian tidak

melihat?" Ditunjukkan kepada mereka neraka yang seolah-olah bayangan

gelembung air yang mendidih, lalu mereka dilemparkan ke dalamnya.

Kemudian dilakukan ujian antara orang munafik dengan orang Mukmin

untuk mengetahui Tuhan mereka dan membedakannya dengan sembahan-

sembahan selain Allah. Lalu orang-orang munafik dibawa oleh Allah

sehingga tinggal orang Mukmin. Kemudian titian Shirathal Mustaqim

dibentangkan di permukaan neraka 

-kita berlindung kepada Allah- yang

lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pisau sebagaimana dijelaskan

Rasulullah saw. Para ahli bid'ah jatuh ke pintu yang keenam atau kelima,

sedang  orang-orang yang melakukan dosa besarjatuh pada pintu keenam

atau ketujuh.

kematian & hari akhir40

Orang-orang yang jatuh ke dalam neraka sebab  kurang amal shalih,

berbeda dengan orang-orang Mukrnin yang selamat sebab  derajat mereka,

sedang  orang-orang yang melakukan kezaliman di dunia tertahan di atas

titiarr antara surga dan neraka sampai rnereka bersih dan suci, kemudian

masuk surga. Disitulah tempat penghuni ul-A'raf."

lni yaitu  susunan menurut hadits ha,son, dan nanti dijelaskan lebih

rinci, insya Allah.

Sabda Rasulullalr saw 'tudhaaruuna' dengatt mendhamahkan atau

nen-fatahkan ta, dan mentasydidkan ro. namun  lebih sering to

didhamuhkan dan ru ditasvdidkan. Asalnva yaitu  tulhararuunu, ra yang

pertama disukunkan dan diidghumkan dengan yang kedua. Madhinya (kata

dasar) yaitu  dhurera yang tidak disebutkan fa'ilnya. Bisa juga mabniy lil

.llr'il menjadi tcrdhcrrir dengan mengkasrahkan rur-nya, kecualidalam keadaan

sukun dan mengidghunlkatr semuanya menjadi dhurr yang bertasydid.

Adapurr dengan meringankanrtya berasal dari dhaarahu, vudhiiruhu dan

yctdhuruhu tanpa tasydid.

Maksud hadits ini yaitu  saat  Allah SWT mengaruniakan

mereka untuk melihat-Nya dengan jelas tanpa terhalang sebagian oleh

sebagian yang lain, tidak rnenyusalrkan mereka. tanpa berdesak-desakan, dan

tanpa perdebatan seperti yang terjadi saat  rnelihat bulan sabit, justru

tepatnya seperti melihat matahari dan bulan.

Sabda Rasullulah 'ntaks kalian akan ntelihat-Nya' yaitu  penyerupaan

keadaan yang melihat. bukan yang dilihat, sebab  Allah SWT tidak dapat

diketahui dari segala aspek sebab  ia tidak serupa dengan makhluk dan tidak

satupun yang menyerupai-Nya.

Sabda Rasulullah "rnaka Allah mendatangi mereka dalam rupa seperti

yang mereka kenal" yaitu  sebagai ujian untuk membedakan yang haq dan

yang bathil. Hal itu sebab  saat  tinggal orang munafik dan orang-orang

yang ikut melihat bersama orang-orang Mukmin dan orang-orang Mukhlisin,

mereka berdalih bahwa mereka yaitu  golongan itu dan mereka beramal

seperti orang-orang itu beramal dan mengakui mengenal Allah seperti orang-

orarrg Mukmin dan Mukhlisin mengenal Allah. Allah menguji mereka

dengan mendatangi mereka dalam suatu rupa seraya berfirman "Akulah

Tuhan kalian." maka orang-orang Mukmin menjawab dengan mengingkari

hal itu dan berlindr.rng darinya disebabkan oleh pengenalan mereka di dunia

terhadap AIlah, dan dia terlrindar dari sifat yang digambarkan oleh orang-

orang yang membicarakannya.

Inilah yang mereka katakan dalam hadits Abu Sa'id al-Khudri. "Kami

berlindung kepada Allah dari engkau dan kami tidak akan menyerikatkan

Allah dengan sesuatupun" sebanyak dua atau tiga kali sehingga sebagian

mereka hampir-hampir berpal ing.

kematian & hari akhir

403

Syekh Abu al-Abbas Ahmad ibn Umar mengatakan (dalam kitab a/-

MuJhirn lkyarhi lkhtishur Mu.slim Kitab Muslim): Itu untuk orang yang tidak

ada ketetapan ulama baginya, mungkin mereka meyakini kebenaran dan

konsisten pada keyakinan itu tanpa ada bukti. Dengan demikian keyakinan

mereka mengalami perubahan, wallaahu u'lam.

Mereka yang diibaratkan oleh Allah yaitu  orang rnunafik darr yang

ragu-ragu -wallaahu a'lam- dan hal itu terbukti pada ujian yang kedua,

sebab  dalam hadits Abu Sa'id sesudah sabda Rasulullah bahwa sebagian

hampir berpaling, maka ditanyakan kepada mereka, "Apakah antara kalian

dengan-Nya ada bukti untuk mengetahuinya?" Mereka menjawab, "Benar."

Lalu tersingkaplah betis. Tidak ada yang bersujud kepada Allah saat 

melihat-Nya kecuali Allah mengizinkannya bersujud. Tidak ada yang sujud

kepada Allah sebab  takut dan riya, melainkan Allah menjadikan

punggungnya sejajar.' Setiap kali mereka ingin sujud, ia jatuh pada

punggungnya. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka dan melihat

kepada rupa yang mereka ketahui. Allah SWT berfirman kepada mereka,

"Apakah Aku Tuhan kalian?" Mereka menjawab. "Engkaulah Tuhan kanri."

Kemudian dibentangkan titian di atas Jahannam dan diizinkan untuk

memberikan syafa'tat.

Sabda Rasulullah saw "Allah akan menemui merelca dalam rupa yang

mereka kenal," yaitu Allah menampakkan dengan jelas kepada mereka sifat-

Nya yang mulia. sempunra. tinggi, dan indah setelah diangkatkan

penghalang penglihatan mereka. "Lalu nrcreka mengikuti-Nya" yaitu

nrengikuti perintah Allah atau malaikat-malaikat-Nya, dan utusan-utusan-

Nya yang menggiring mereka ke dalarn surg4 wctllauhu a'lum.

"Doa," yaitu pennohonan.

Allah SWT berfirman: Doa mereko di daltrmnyu ialah.

"Subhanakallauhumnu," dcrn salam penghormalan mereku udulah

"Salam. " (QS. Yunus: l0) Yaitu doa mereka saat  itu.

Sabda Rasulullah saw 'maka tersingkaplah betis', menunjukkan

urusan yang sangat besar dan sulit.

Ibn al-Mubarak meriwayatkan dari Usamah ibnZaid dari 'lkrimah dari

Ibn 'Abbas tentang firman Allah SWT: Pado hari betis disingkapkan. . (QS

al-Qalam: 42) ia berkata, "Hari kesusahan dan kesulitan."

Ibn Juraij dari Mujahid meriwayatkan, ia berkata. "Sulit dan seriusnya

urusan."

Mujahid dan Ibn 'Abbas mengatakan bahwa itu yaitu  waktu yang

palin