Tampilkan postingan dengan label Meninggal 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Meninggal 4. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Oktober 2025

Meninggal 4

 


tinggikan sedikit. Dilarang

mengapur kuburan serta membuat bangunan di atas kuburan.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir

diceritakan bahwa Rasulullah melarang mengapuri kuburan, duduk-duduk di

atas kuburan, dan membuat bangunan di atas kuburan.

Dalam sebuah hadits lain juga disebutkan: Dari Jabir, dia mengatakan

bahwa Rasulullah saw melarang seseorang mengapuri kuburan, menulis-

nulis di atas kuburan, membuat bangunan di atas kuburan serta merendahkan

permukaan kuburan. Abu 'Isa mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Mengingat kematian & hariakhirr00

Para ulama mengatakan bahwa mengapuri kuburan supaya terlihat

indah dan bagus dilarang, sebab  hal itu yaitu  perhiasan dunia, sedang 

kuburan yaitu  tempat singgah menqiu akhirat dan tidak seharusnya dihiasi,

sebab  yang menghiasi mayat di dalam kuburnya yaitu  amal perbuatannya.

Para penyair kita bersenandung:

Bila kamu melakukon urusan orang, lain dalam satu malam saja

Ke tahuilah, bahw a s e t e lahnya kamu alan be rtongtrpary-j awab

jika  suatu jenazah dibov,a ke pusora

Ketahuilah setelahnya kamu juga akan dibawa

Wahai penghuni kubur yang permuleannya terukir

Barangkali di bawahnya dalam keadaan terbelenggu

Dalam Shahih Muslim diceritakan: Dari Abu al-Hayaj al-Asadi, dia

berkata: 'Ali ibn Abu Thalib ra berkata kepadaku, "Bukankah aku telah

menyuruhmu melakukan hal yang telah diperintahkan Rasulullah saw

kepadaku, yaitu untuk tidak meninggikan kuburan?"

Abu Daud menyebutkan (di dalam kitabnya, al-Marasil) dari 'Ashim

ibn Abu Shalih: Aku melihat kuburan Rasulullah saw tingginya hanya

sejengkal dari permukaan tanah.

Para ulama mengatakan bahwa kuburan hendaknya agak ditinggikan

sedikit dari permukaan tanah, tetap jangan meninggikan kuburan dengan

membangun bangunan di atas kuburan, dengan maksud bermegah-megahan

(seperti yang dilakukan kaum Jahiliah).

Aku saksikan para pemilik istana bila moti membujur

Mereka membangun kubur dengan suklnr (mumer)

Mereka tidak rela, kecuali tetap berbangga takabbur

Terhadop parafakir meski sampai dalam kubw

Demi umurmu, sekiranya terbukauntuknu toruh gembur

Maka kamu tidak akan dapat membedokan antara si malang dengan si

muJur

Juga tidak antara kulit berbaju bulu domba

Dengan kulit berbaju sutra Cordova

Bila tanah sudah memalcan si Amar dan si Amir

Maka, di mana letak kemuliaan si koya duifokir?

kematian & hari akhir l0t

Wahai orang-orang yang telah mati, di mana hartamu yang kamu

kumpulkan dulu. Hartamu tidak bisa kamu bawa mati. Kekayaan dan

kemuliaanmu berubah menjadi kesengsaraan dan kehinaan. Bagaimana

kamu memikul utang-utangmu yang telah engkau tinggalkan? Sesungguhnya

jalan menuju petunjuk telah tertutup bagimu dan bekal yang kamu bawa

dalam perjalanan panjangmu sangat sedikit sekali, sehingga dirimu berada

dalam keadaan yang sangat sulit. Tahukah engkau wahai orang yang lalai:

Sesungguhnya kamu akan pindah menuju hari yang sangat menakutkan,

dimana kamu akan berada di hadapan Allah dan akan ditanya mengenai

perbuatan selama di dunia. Jika Allah memberikanmu rahmat, maka Dia

akan memasukkanmu ke dalam surga, atau sebaliknya.

Wahai orang-orang lalai, apa kamu mengira bahwa hal ini yaitu 

sesuatu yang sepele? Apakah kamu menyangka bahwa dirimu akan

beruntung jika  kamu telah meninggal? Apakah kamu mengira hartamu

bisa mengganti amal yang kamu tinggalkan? Apakah kamu mengira

penyesalanmu yang terlambat ada gunanya? Demi Allah, sekali-kali tidak.

Kamu tidak merasa puas dengan apa yang telah kamu miliki. Kamu juga

tidak puas dengan harta yang kamu cari dengan jalan haram. Nasihat yang

diberikan kepadamu tidak kamu dengarkan dan ancaman yang ditujukan

kepadamu tidak membuatmu berhenti melakukan perbuatan dosa. Dalam

berusaha kamu selalu membabi buta dan mengikuti hawa nafsu. Kamu

terlena oleh harta yang telah kamu kumpulkan, sehingga tidak ingat tentang

kematian yang berada di hadapanmu. Wahai orang-orang lalai, apakah kamu

mengira bahwa kamu akan dibiarkan begitu saja? Apakah kamu mengira

bahwa kamu tidak akan dimintai pertanggungjawaban terhadap perbuatanmu

selama di dunia? Apakah kamu mengira bahwa maut bisa disogok? Demi

Allah, sekali-kali tidak. Harta dan anak-anakmu tidak dapat memberikan

manfaat kepada dirimu. Yang akan membantumu di dalam kubur yaitu 

amal ibadahmu! Beruntunglah orang-orang yang selalu bertobat dan selalu

mengendal ikan hawa nafsunya.

Allah SWT berfirman dalam surah an-Najm ayat 39-40:

Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang telah diusahalunnyo. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan

d ip er I i hat lran I kc padanyal .

Kamu hendaknya selalu mengerjakan amal saleh. Jangan berharap

mendapat kebahagiaan sedang  kamu selalu melakukan dosa dan maksiat,

Perbanyaklah melakukan amal saleh dan mengingat Allah di dalam

kesendirian. Jangan tertipu oleh angan-anganmu dan bersikap zuhudlah

terhadap dunia.

kematian & hari akhirt02

Bukankah Rasulullah saw pernah berkata (saat  berada di kuburan),

"Wahai saudara-saudaraku, kalian semua akan seperti ini (mati), maka

hendaklah kamu mempersiapkan bekal untuk menghadapinya."

Bukankah Allah mengatakan dalam firman-Nya: Berbekollah, dan

sesungguhnya sebaik-baik bekal yaitu  takwa. (QS. al-Baqarah: 197)

Dalam hal ini para penyair kita kembali bersenandung:

Berbekallah dalam hidup ini untuk ma'admu (hari kembalimu)

Dan menghadaplah pada Allah lalu siapkonlah zadnru (bekalmu)

Jangan terlalu banyak mengumpulkan harta dunia

sebab  dikumpulkan hanyalah wrtuk ditinggalkan

Apakah kamu nanlinya ridha meniadi temon suatu kaum

Yang mempunyai bekal sedanglan kamu tidak purya bekal opapun?

Bila kamu berangkat tanpa bekal talcwa

Lalu setelah mati kamu temui para tem(m ycmg sudah berbekal

Maka kamu akan menyesal urtuk tidok seperti merelca

Kamu alcan terlarcil,lidak seperti di dunia

Kematian yaitu  laut yang berombak ganas

Keahlian berenang akan sia-sia bila bertemu dengannya

Segala yang sudah ada bagaikan tidak pernah ada

sedang  segala yang aku cemasknt sudah datang pula

Segala yang kulampulkan dan simpur

Kini sudah bagaikan sampah yang sia-sia

Ibumu telah melahirksnmu dalam keadaon menangis

sedang  orong-or(mg y@rg menyarnbut tertanta gembira

Maka, bekerjalah untuk hori kematiotmu, mereka menangis

sedang  engkau akot gembira lertqwa

Muhammad al-Qursyi berkata: Guru kami berseru, "Wahai saudara-

saudara, berbuat amallah pada kegelapan malam demi kebahagiaan pada

kegelapan kubur. Berpuasalah pada musim panas sebelum datangnya masa

berbangkit. Berhajilah agar beban berat akhiratmu ringan. Dan

bersedekahlah demi hariyang sangat sulit."

Mengingat kematian & hari akhir t03

Yazid ar-Raqasyi berkata, "Wahai kawan yang ditanam pada

lubangnya, yang dilupakan dalam kubur dengan keterasingan, amal apa yang

membuatmu bahagia?" Lalu ia menangis, sehingga bajunya basah dan

melenguh bagaikan sapi.

Memilih Tempat Berkuburyang Mulia

Ada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud ath-Thayalisi, beliau

berkata: Telah meriwayatkan kepada kami Sawwar ibn Maimun Abu al-

Jarah al-'Abdi, dia berkata: Telah meriwayatkan kepadaku seorang laki-laki

dari keluarga Umar dari Umar, dia menuturkan bahwa dia mendengar

Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang berziarah ke kuburku" (atau kata

beliau, "Siapa yang menziarahiku") maka aku akan menjadi saksi baginya

dan aku akan memberikan syafaat (pertolongan) baginya. Siapa yang

meninggal pada salah satu kepada dua tanah Haram (Makkah dan Madinah),

niscaya Allah mengaruniakan dua macam keamanan pada hari kiamat."

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari Daruqutni dari Hatib, beliau

mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa menziarahi

kuburku sesudah aku wafat, maka dia seolah-olah mengunjungiku saat  aku

masih hidup. Siapa yang meninggal pada salah satu dua tanah Haram,

niscaya akan diberikan dua keamanan pada hari akhirat."

Hadits al-Bukhari-Muslim yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra

meriwayatkan bahwa Allah mengutus Malaikat Maut kepada Nabi Musa as.

Tatkala dia mendatangi Nabi Musa, maka Nabi Musa menampar muka

malaikat itu sehingga tercukil matanya. Lantas Malaikat Maut kembali

kepada Tuhan-nya seraya berkata, "Ya Tuhan, Engkau telah mengutusku

kepada seorang hamba yang tidak menginginkan kematian." Allah lalu

mengembalikan penglihatannya dan berfi rman, "Kembalilah kepadanya, dan

katakan kepadanya untuk meletakkan tangannya di atas punggung kulit sapi

hingga tertutup tangannya selama satu tahun penuh." Lalu Allah berkata,

"Kemudian berhentilah!" Kemudian Malaikat Maut berkata, "sekaranglah

(waktunya kematianmu). Mohonlah kepada Allah agar (tanah kuburmu

didekatkan dengan tanah yang suci (al-ardh al-muqaddas) sejauh satu kali

lemparan batu? Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Jika aku berada di

sana, maka aku akan memperlihatkan kepada kalian kuburnya di samping

jalan di bawah bukit pasir."

Sebuah riwayat lain disebutkan: saat  Malaikat Maut mendatangi

Nabi Musa as, Malaikat Maut berkata, "Taatilah Tuhan engkau? Lalu

diceritakan bahwa Nabi Musa as menampar mata Malaikat Maut hingga

matanya rekah (tercukil). Kemudian diceritakan seperti keadaan." Sebuah

hadits dari Imam at-Tirmidzi yang diriwayatkan dari Ibnu Umar ra

menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bisa mati di

t

kematian & hari akhirt04

Madinah, hendaklah dia mati di kota itu, sebab  aku akan memberikan

syafaat kepada orang yang meninggal di Madinah." Hadits ini dishahihkan

oleh Abu Muhammad AMul Haq. 

.

Dalam kitab al-Muwatl&a'disebutkan bahwa Umar ra pernah berdoa,

"Ya Allah karuniakanlah kepadaku rezeki untuk mati dalam keadaan syahid

dijalanmu dan wafatkanlah aku di kota Nabi-Mu."

Sa'ad ibn Abu Waqqash dan Sa'id ibn Yazid pernah berpesan agar

saat  mereka meninggal untuk dibawa ke sebuah lembah di daerah

pekuburan Baqi' (pekuburan di Madinah) dan dikuburkan di Madinah.

Demikianlah (kemuliaan dua tanah Haram) dan Allah Maha

Mengetahui dengan kemuliaan yang mereka ketahui di sana.

Diriwayatkan, "Allah memberikan keutamaan kepada kota Madinah."

Tidak ada yang dapat menyangkalnya dan tidak semua mengetahuinya.

Seandainya hal itu tidak tercapai, maka memilih kubur di samping makam

para orang-orang shalih dan mulia di antara para syuhada dianggap

memadai.

Diriwayatkan dari Ka'ab al-Ahbar saat  dia bertanya kepada

beberapa orang penduduk Mesir, "Apakah yang kalian butuhkan?" Mereka

menjawab, "Kami memerlukan sekantong tanah dari bukit Muqattham, yaitu

nama bukit di Mesir." Lalu aku (Ka'ab al-Ahbar) berkata kepadanya,

"semoga Allah mengasihi kalian. Apa yang ingin kalian lakukan terhadap

(tanah) itu? Mereka kembali menjawab, "Kami ingin menaruhnya di atas

kubur kami." Lalu dia berkata kepada orang itu, "Kalian berkata demikian,

padahal kalian berada di Madinah. Bukankah disebutkan bahwa Baqi'

seperti yang diceritakan tentang fadhilahnya." Mereka menjawab, "Kami

menemukan dalam Kitab Suci sebelumnya bahwa tempat suci terletak antara

Qashir dan Yahmum."

Benarkah Suatu Tempat dapat Mensucikan Seseorang?

Para ulama (rahimahumullah) berpendapat: Tempat tertentu (sebidang

tanah) tidak dapat menyucikan dan membersihkan seseorang. Yang dapat

membersihkan kotoran dosa seseorang yaitu  bertaubat kepada Allah

dengan sebenar-benarnya (taubat an-nashuha), disertai dengan perbuatan

baik. Yang dimaksud 'tanah yang dapat menyucikan' hanya berlaku jika 

seorang hamba telah melakukan kebaikan di atas tanah itu, maka akan

berlipat ganda keuntungan baginya (dengan kemuliaan tanah itu yang dapat

menutupi kejelekannya) dan memberatkan timbangan kebaikannya, sehingga

membantunya masuk surga. Itulah maksud kata 'mensucikannya' saat 

seseorang meninggal dengan arti kemuliaan tanah suci mengikuti perbuatan

baiknya. Tanah ini bukanlah faktor utama yang menyucikannya.

kematian & hari akhir r05

Sebuah riwayat dari Malik dari Hisyam ibn 'Urwah dari bapaknya, ia

berkatq "Aku tidak ingin dikuburkan di Baqi'. Aku lebih suka dikuburkan di

tempat lain." Kemudian beliau memberikan alasannya, "Aku khawatir jika

tergali untuk kuburku makam seorang shalih atau berdampingan dengan

orang jahat." Jadi sebaiknya seseorang dimakamkan di tempat karib-kerabat,

kawan-kawan, dan para tetangganya (d ikuburkan ).

Benarkah Nabi Musa as Menampar Mataikat Maut?

Seseorang bertany4 "Bagaimana mungkin Nabi Musa as menampar

Malaikat Maut sehingga matanya merekah?" ada  enam macam

pendapat mengenai hal ini:

Pertama: "Mata" Malaikat di atas hanya pengertian mata secara fiktif,

bukan sebenarnya. Pendapat ini tidak benar (bathol), sebab  malaikat

memberikan penyaksian (kesan) bahwa semua yang terlihat oleh para Nabi

pada bentuk rupa malaikat yang bermacam-macam bukan yang sebenarnya.

Pendapat ini yaitu  pendapat as-Salimiyah.

Kedua: "Mata" di atas dalam pengertian maknawi. Pengertian

"merekah" atau "tercukil" bermaksud hujjah (alasan). Pendapat ini juga

rancu sebab ia majaz (tidak mempunyai hakikat).

Ketiga: Sebenarnya Nabi Musa as tidak mengenal (Malaikat Maut)

itu, beliau menyangka bahwa malaikat itu yaitu  laki-laki yang memasuki

rumahnya tanpa seizinnya. Beliau ingin menolaknya, maka beliau

menamparnya hingga matanya merekah. Diwajibkan mempertahankan diri(harta dan keluarga) dalam keadaan seperti itu dengan segala hal yang

memungkinkan. Pendapat inijuga baik, sebab  menunjukkan arti hakiki dari

"mata" dan "menampar."

Imam Abu Bakr ibn Khuzaimah memberikan keterangan terhadap

hadits itu, "Malaikat Maut as saat  kembali kepada Tuhan, berkata, ,ya

Tuhan, Engkau mengutusku kepada hamba yang tidak menghendaki

kematian? Mungkin Nabi Musa tidak tahu kalau perkataan ini muncul

dari Malaikat Maut."

Keempat: 'Nabi Musa as yaitu  orang yang cepat marah, sehingga

sebab  begitu marahnya dia sampai menampar Malaikat Maut.

Ibnu 'Arabi memberikan pendapat ini dalam bukunya (at-Ahkam).

Perkataan ini batal, sebab  para Nabi terjaga dari sifat seperti itu, baik dalam

keadaan senang maupun dalam keadaan marah.

Kelima: Pendapat Ibnu Mahdi -rahimahulloh: Mata yaitu  mata

pinjaman yang hilang, sebab  dia dijadikan untuk melihat sesuai keinginan,

maka seakan-akan Musa as menamparnya, padahal dia melihat dengan

t

Mengingat kematian & hariakhirr06

pandangan lain, dengan alasan bahwa malaikat bisa melihat sesudah

peristiwa itu dengan matanya sendiri.

Keenam: Pendapat ini yang'paling tept insyo Allah. Maksudnya,

Nabi Musa as saat  diberi informasi oleh Allah melalui Malaikat Maut,

yang menjelaskan bahwa Allah tidak akan mengambil nyawanya, sehingga

dia memilihnya.

Imam al-Bukhari bersama ahli hadits lainnya meriwayatkan: saat 

malaikat mendatangi beliau dengan rupa yang tidak dikenal oleh Nabi Musa,

beliau langsung marah dan mengambil sikap seperti itu. Tamparan ini

mengakibatkan tercukilnya mata Malaikat Mau! yang merupakan ujian

baginya. Saat itu tidak dijelaskan adanya pilihan baginya. Hal-hal yang

menunjukkan keshahihan (kebenaran) pendapat ini antara lain: saat 

Malaikat Maut kembali kepadanya (Musa as) dia menawarkan dua pilihan

bagi Musa; hidup atau mati. Maka Nabi Musa saat itu memilih kematian dan

tunduk terhadapnya. Allah dengan kegaiban-Nya lebih mengetahui dan lebih

bijaksana.

Hal ini diutarakan oleh Ibn 'Arabi saat  menyimpulkan makna

hadits ini, segala puji bagi Allah.

Dalam kitab Nat+,adir al-Ushul, Imam at-Tirmidzi al-Hakim Abu

Abdullah menyebutkan sebuah hadits dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah

saw, Beliau bersaMa, "Malaikat Maut mendatangi manusia secara terang-

terangan, sehingga Musa menamparnya (hingga matanya menjadi merekah

atau tercuki l) saat  mendatanginya."

Dalam hadits lain disebutkan, "Setelah peristiwa itu ia mendatangi

manusia secara sembunyi-sembunyi."

Hendaknya Dipilihkan Mayat Shalih sebagei Tetangga Mereka di

Kubur

Abu Sa'id al-Malini (di dalam kitab al-Mu'talaf wa al-Mukhtalafl dan

Abu Bakr al-Kharaithi' (dalam kitab al-Qubzr), menyebutkan sebuah hadits

dari Abu Suffan ats-Tsauri dari Abdullah ibn Muhammad ibn 'Aqil dari

Muhammad ibnu al-Hanifah dari 'Ali ra, beliau berkata, ..Kami

diperintahkan Rasulullah saw untuk mengubur jenazah-jenazah kami di

tengah-tengah kuburan kaum shalihiz (orangorang shalih), sebab  orang

mati tersakiti oleh tetangganya yang jahat, sebagaimana tersakitinya dia

saat  masih hidup."

Rasulullah saw bersaMa dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh

Ibnu 'Abbas rt, "Jika salah seorang kamu meninggal dunia, katian

hendaknya memperbagus kain kafannya, segera menunaikan wasiatnya,

kematian & hari akhir t07

memperdalam kuburnya, dan menjauhnya dari tetangga kubur yang jahat!

Lalu para sahabat bertanya, "Wahai Rasul, apakah tetangga yang baik akan.

memberi manfaat di akhirat? Rasulullah saw menjawab, "Apakah dia -

bermanfaat saat  di dunia?" Mereka menjawab, "Ya." Rasulullah berkata,

"Demikian pula saat  di akhirat." (Hadits inijuga ada  dalam Rabi' al-

A brar karya Zamakhsyari )

Rasulullah saw bersabda, "Kuburkan mayat-mayat kalian di tengah-

tengah kaum saleh, sebab  mayat tersakiti oleh tetangganya yang jahat."

(HR. Abu Nu'aim al-Hafiz yang disandarkan kepada Malik ibn Anas dari

pamannya Naf ibn Malik dari ayahnya Abu Hurairah ra)

Nasehat Para Shalihin

Para ulama berkata: Dipandang baik bagi kamu -rahimakallah- untuk

menempatkan mayat di tengah-tengah kuburan kaum saleh, dan makam-

makam ahli kebaikan, maka kuburkanlah bersama mereka, turunkanlah ia di

hadapan kubur mereka, dan letakkanlah dia di samping saudara-saudaranya.

Mudah-mudahan dia mendapat berkah sebab  mereka, dan bertawasul

(berhubungan) kepada Allah sebab  kedekatan mereka kepada-Nya.

Jauhkanlah darinya kubur-kubur selain itu, yang dikhawatirkan tersakiti oleh

tetangganya dan merasa sakit dengan melihat keadaan (tetangganya yang

jahat) itu menurut teks hadits ini.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa seorang wanita dikuburkan

di Cordova (Spanyol) -semoga Allah mengembalikannya- maka dia

mendatangi keluarganya melewati mimpi dan muntah di hadapan mereka

sambil mengadu kepada mereka, "Apa yang memicu  kalian

menguburkanku dalam tempat pembakaran kapur ini?" Lalu pagi harinya

mereka melihat ke dalam kuburannya. Akan namun  mereka tidak menemukan

tempat yang disebutkan itu dan tidak pula di dekatnya. Lantas mereka

berusaha mencari-cari dan menanyakan identitas orang yang dikuburkan di

hadapan kuburnya. Akhirnya mereka mengetahui bahwa orang itu seorang

pembunuh semasa hidupnya, yang tidak ada ada kuburan lain antara kuburan

orang itu dengan kuburannya. Lalu keluarganya mengeluarkannya dari

tetangganya itu untuk dipindahkan."

Kisah inidiceritakan oleh Abu Muhammad Abdul Haq dalam bukunya

(al-'Aqibah). Dan dari seorang Arab Badui saat  bertanya kepada anaknya,

"Apa yang diperbuat Allah terhadapmu?" Anaknya menjawab, "Allah tidak

menyakitiku, namun  engkau menguburkanku di hadapan kuburan si fulan.

Padahal dia dulu orang fasiq yang sungguh-sungguh menggetarkan

perasaanku saat  dia diazab dengan berbagai azab."

kematian & hari akhirt08

Diriwayatkan dari Abu al-Qasim Ishaq ibn lbrahim ibn Muhammad al-

Khatli (dalam kitab, ad-Diibaj): Telah menceritakan kepadaku Abu Walid

Rabbah ibn Walid al-Maushili, dia bdrkata:

"Aku meriwayatkan dariAMul Malik ibn AMul Azizdari Thawus ibn

Zakwan al-Yamani, bahwa dia memberitahukan mereka tatkala dia sedang

menunaikan ibadah haji. Dia melewati al-Abthah di samping kuburan teman-

temannya, lalu dia berkata; "Sewaktu aku shalat di sepertiga akhir malam

dekat kuburan teman-temanku, aku memakai pakaian bardali Yaman yang

aku beli seharga 70 Dinar, sedang  di tempat itu ada kuburan yang sedang

digali. Lalu tiba-tiba aku melihat lampu yang datang dengan sebuah jenazah.

Tibatiba pula aku mendengar suatu suara yang dekat dengan kubur yang

sedang digali ini, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tentangga

yang buruk." Lalu aku ruku', sujud, dan mengucapkan salam. Aku langsung

mendatangi para pemilik jenazah ini, lalu mengucapkan salam dan

berkata pada mereka, "Aku mohon, jatgan Anda kubur ia di sini.

Kuburkanlah pada tempat yang agak jauh." Mereka menjawab, "Kami sudah

menggali kubur di sini, maka bagaimana mungkin kami menguburkannya di

tempat lain!" Aku kembali bertanya, "Siapa yang paling berhak atas jenazah

ini?" Mereka berkata, "lni yaitu  anaknya." Aku berkata pada anaknya"

"Maukah kamu bila bajumu aku ambil sedang  kamu dapat mengambil

bajuku, dan baju ini aku beli di Yaman seharga 70 Dinar?r6 Baju ini lebih

mahal dari tujuh puluh di daerah ini. Jika bapakmu dulu pernah berutang,

maka akan kubayar utangnya. Jika tidak ada, maka bermanfaat baginya

sebagai warisan dan mencukupi bagi kamiapa yang kami mohon." Kaum itu

tidak percaya perkataanku sebab  tidak mungkin seorang laki-laki yang

dililit (punya pakaian) dengan 70 puluh Dinar. L,antas aku terpaksa

mengatakan siapa diriku sebenarnya. Aku berkata, *Tahukah kalian Thawus

al-Yamani?" Mereka menjawab, "Ya." L,alu aku berkata, "Aku yaitu 

Thawus al-Yamani. Yang aku katakan pada kalian yaitu  benar." Maka laki-

laki itu memberikan bajunya kepadaku dan aku mengambil bajunya, dan

berpaling dari kami. Aku menerimanya hingga aku berhenti di hadapan ahli

kubur, para sahabatku. Aku berkata "Tiyaitu  bagimu tetangga yang

mendampingimu yang tidak kamu sukai, maka aku sanggup

mengembalikannya." Kemudian aku kembali shalat.

Mayat Saling Berkunjung dalam Kubur Mereke dan Perintah

Memperbagus Kafan untuk Mayat

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu Sa'id al-

Khudri ibn Sa'id ibn Hatim al-Waili as-Sijistani (dalam kitab al-Ibanah):

ru Sama dengan 315 gram Dinar, sebab  I Dinar senilai 4,5 gmm enras. penerjemah

I

kematian & hari akhir t09

Menyampaikan kepada kami Hibatullah ibn lbrahim ibn Umar dari 'Ali ibn

Husain ibn Bandar dari Muhammad ibn ash-Shafar dari Muawiyah dari

Zuhair ibn Muawiyah dari Abu Zubair dari Jabir ra, dia mengatakan bahwa

Rasulullah saw bersabda, "Baguskanlah kafan mayat-mayat kalian, sebab 

mereka saling membanggakan diri dan saling mengunjungi dalam kubur

mereka."

Dalam Shahih Muslim dari Jabir ibn Abdullah ra dari Rasulullah saw,

Beliau bersaMa "jika  dikafankan salah seorang saudara kalian, maka

baguskanlah kain kafannya!"

Ucapan Kubur Setiap Hari dan Perkataannya pada Mayat saat 

Diletakkan di Dalamnya

ada  sebuah hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu

Sa'id al-Khudri r4 beliau berkata:

saat  Rasulullah saw memasuki tempat shalatnya, Beliau melihat

banyak orang yang tertawa, lalu Beliau bersabda, "Seandainya kalian

memperbanyak mengingat yang akan membinasakan (menghabiskan) segala

kelezatan (duniawi), sungguh kalian akan disibukkan dengan apa yang aku

lihat -yakni kematian- maka seringlah mengingat yang akan memakan segala

kelezatan (kesenangan): Yaitu kematian!" Tidak akan datang suatu hari pun,

kecuali kubur akan berbicara kepadanya, "Aku ini rumah yang asing dan

sepi. Aku rumah dari tanah dan tempat bersarangnya cacing dan ulat. Tatkala

dikuburkan seorang hamba yang beriman, maka kuburan akan berkata

kepada orang itu, "Selamat datang, dulu aku sangat senang engkau berjalan

di atas punggungku, maka saat  hari ini aku berkuasa atasmu dan engkau

telah dikembalikan kepadaku, maka engkau lihatlah apa yang akan saya

perbuat atasmu." [.alu tanah kubur itu menjadi lapang baginya sepanjang

penglihatannya dan dibukakan pintu surga baginya. Tapijika seorang hamba

yang suka berbuat kejahatan atau orang kafir dikuburkan, maka kubur itu

akan berkata kepadanya, "Tiada keselamatan atasmu! Dahulu aku sangat

benci engkau berjalan di atas punggungku. Hari ini aku yang berkuasa atas

dirimu dan engkau telah dikembalikan kepadaku, maka lihatlah apa yang

akan aku perbuat kepadamu." Lalu dia berkata, "Sakitilah dia sampai dia

bertemu (dengan hari akhirat) dan hancurkanlah tulang-belulangnya! "

Lalu at-Tirmidzi melanjutkan, "Rasulullah saw memasukkan

sebahagian jari-jarinya ke sebagian rongga jarinya yang lain sambil

bersabda, 'Allah menetapkan baginya sembilan puluh atau sembilan puluh

sembilan ular besar yang seandainya satu ekor saja diletakkan di bumi,

niscaya tidak akan ada satupun tanaman yang tumbuh di atas dunia ini. Lalu

ular-ular itu akan menggigitnya terus-menerus sampai datang hari

penghisaban. Rasulullah saw bersab{a lagi, "Sesungguhnya kubur bisa

kematian & hari akhirt!0

menjadi taman di antara taman-taman surga dan dapatnya menjadi lubang di

antara lubang-lubang neraka." (Tapi Abu 'lsa mengatakan bahwa hadits ini

gharib) '

Sebuah riwayat dari Hannad ibn as-Sariy, dia berkata, "Telah bercerita

kepada kami Hasan al-Ju'fi dari Malik ibn Mughawal dari Abdullah ibn

'Ubaid ibn Umair, dia berkata, "Allah memberikan lisan kepada kubur untuk

berbicara, maka dia akan berkata, "Wahai anak Adam, kenapa engkau

melupakanku? Bukankah kamu tahu bahwa aku yaitu  sarangnya ulat dan

cacing, dan aku yaitu  tempat yang sunyi serta menyedihkan?

Telah menyampaikan kepada kami Waki' dari Malik ibn Mughul dari

Abdullah ibn Ubaid ibn Umair, dia berkata, "Kubur benar-benar akan

menangis dan berkata dalam kesedihannya, "Aku yaitu  tempat yang

menyedihkan, tempat yang sunyi, dan tempat bersarangnya ulat dan cacing."

Disebutkan oleh Abu Umar ibn Abdul Birri yang diriwayatkan oleh

Yahya ibn Jabir ath-Tha'i dari lbnu 'Aidz al'Azdi dari Ghudaif ibn Harits,

dia berkata, "Kami mendatangi Baitul Maqdis (aku dan Abdullah ibn Ubaid

ibn Umair) Beliau berkata, "Kami duduk-duduk bersama Abdullah ibn Amru

ibn al-'Ash, maka kami mendengarnya berkata, "Kubur akan berbicara

kepada seorang hamba tatkala dia diletakkan di dalamnya. Dia akan berkata,

"Wahai anak Adam, apakah yang membuatmu lalai terhadapku? Padahal

kamu tahu bahwa aku yaitu  tempat yang sangat sepi? Bukankah kamu juga

tahu bahwa aku rumah yang sangat gelap? Hai, anak Adam, apa yang

membuatmu terpedaya terhadapku? Engkau berjalan di sekitarku dengan

fidad (angkuh)."

Ibnu 'Aizd berkata pada Ghudaif, "Apakah yang dimaksud dengan

fidad wahai anak saudaraku?" Ia menjawab, "Laksana sebagian gaya jalan

engkau wahai anak saudaraku." Sahabatku berkata -dia lebih besar daripada

aku- kepada Abdullah ibn 'Amar, "Bagaimana jika dia seorang Mukmin,

apakah balasan baginya?" Maka dia menjawab, "Dilapangkan kuburnya dan

dijadikan tempatnya seperti taman yang hijau, dan ruhnya diangkat ke

langit." (Riwayat ini ada dalam kitab at-Tamhid)

Dalam kitab a/- 'Aqibah disebutkan oleh Abu Muhammad Abdul Haq

yang diriwayatkan dari Abu Hajjaj ats-Tsamali, dia menuturkan bahwa

Rasulullah saw bersabda, "Kubur akan berkata kepada mayat saat  dia

dikuburkan, "Telitilah, wahai anak Adam, apa yang menggodamu

terhadapku? Bukankah kamu tahu aku tempat yang mengandung banyak

bencana (fitnah), rumah yang gelap gulita, dan juga sarang ulat dan cacing?

Apa yang memperdayamu saat  engkau melewatiku dengan penuh

kesombongan?" Lalu Beliau meneruskan, "Jika dia orang shalih, maka akan

dijawab oleh penjawab kubur, "Tidakkah engkau lihat dia termasuk orang

yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran?" Lalu kubur

Mengingat kematian & hariakhir ilt

akan menjawab, "Kalau begitu aku akan mengembalikan (taman) yang hijau

kepadanya." Jasadnya dikembalikan dengan diliputi nur (cahaya) dan ruhnya

dinaikkan kepada Tuhan Semesta alam." (Hadits ini disebutkan oleh Abu

Ahmad al-Hakim didalam kitabnya, al-Kuna)

Disebutkan juga oleh Qasim ibn Ashbag, dia berkata, "Ditanyakan

kepada Abu Hajjaj, apakah yang dimaksud dengan 'kesombongan' di sini?"

Dia menjawab. "Yaitu seorang yang mendahulukan seseorang dan

mengakhirkan yang lain, yakni orang yang berjalan, dengan penuh

keangkuhan."

Ibnu al-Mubarak mengatakan bahwa Daud lbn Naqid berkata, "Aku

mendengar AMullah ibn 'Ubaid ibn 'Umair berkat4 "Diriwayatkan

kepadaku bahwa mayat didudukkan di lubang kuburnya dan dia mendengar

langkah kaki orang yang mengantarkannya. Dari lubang kuburnya terdengar

suara yang mengajukan pertanyaan kepadanya sebelum dia berbicara sepatah

katapun, "Wahai anak Adam, perhatikanlah! Engkau telah mewaspadaiku,

dan mewaspadai tentang keadaanku yang sempit" gelap, busuk, dan

menakutkan. Inilah yang akan aku berikan kepadamu dan apa yang akan

kamu berikan kepadaku?"

Suffan ats-Tsauri berkata, "Siapa yang banyak mengingat kubur akan

mendapat sebuah taman di antara taman-taman surga, dan siapa yang lalai

mengingatnya akan mendapatkan sebuah jurang di antara jurang-jurang

neraka."

Ahmad ibn Harb berkata, "Bumi kagum dengan orang yang

dibentangkan tempat tidurnya dan diratakan kasurnya. Dia berkata kepada

orang itu, "Wahai anak Adam tidakkah Anda ingat untuk tidur panjang di

dalam perutku, dan tidak ada jarak sedikitpun di antara kita?"

Terhadap sebagian ahli zuhud ditanyakan, 'Nasihat apakah yang

paling jitu?'Dia berkata, "Peringatan terhadap tempat kematian!"

Sungguh tepat apa yang disampaikan oleh Abu 'Atahiyah dalam

syairnya:

Telah kuingatkan kepadamu tentang kubur-kubur yang sepi

Kuberitahukon kepadamu tentarrg tempat yang menahttkan

Kusampaikon kepadamu tentarrg wajah-waj ah yang busuk

Dor w aj aluw aj ah yan g hsncw

Cukup! telah kuperlihatkan dirimu di dalam lafiur

Padahal engkau masih hidup, belum lagi moti!

kematian & hari akhiril2

Diriwayatkan dari al-Hasan al-Basri, beliau berkata, "Suatu kali aku

berada di belakang mengiringi jenazah dan aku mengantarkannya sampai ke

liang kuburnya. Tiba-tiba seorang rrlanita menyeru, "Hai, ahli kubur, jika

kalian tahu orang yang dimasukkan ke tempat kalian, maka kalian akan

merasa keberatan?" Hasan berkata, "[alu aku mendengar suara dari sebuah

lubang kubur yang berkata" "Demi Allah, tidakkah kalian tahu! kalian telah

membawa dia kepada kami, orang yang mempunyai dosa seberat gunung

dan Allah telah mengizinkanku memakannya hingga dia menjadi remuk."

Kemudian tiba-tiba jenazahyangada di dalam keranda usungan itu bergerak

sehingga membuat Hasan jatuh pingsan."

Himpitan Kubur terhadap Penghuninya

Rasulullah saw bersaMa, "lnilah orang yang telah menggoncangkan

Arsy Allah Yang Rahman dan dibukakan baginya pintu-pintu langit,

disaksikan oleh 70.000 malaikat. Dia hanya dirangkul oleh kubur dengan

sekali rangkulan, kemudian dilepaskannya." Hadits ini diriwayatkan dari

'Abdullah ibn Umar.

Abu 'Abdurrahman an-Nasa'i mengatakan bahwa orang yang

dimaksud oleh hadits di atas yaitu  'Sa'ad ibn Mu'adz'. (HR. an-Nasa'i dari

Abdullah ibn Umar ra)

Diriwayatkan oleh Sya'bah ibn Haljaj yang disandarkan kepada

'Aisyah Ummul Mukminin ra" beliau berkata "Kubur memiliki himpitan,

sehingga kalau ada seseorang yang selamat dari himpitannya, maka dia

yaitu  Sa'ad ibn Mu'adz."

Hannad ibn as-Sariy berkata; "Muhammad ibn Fudhail meriwayatkan

kepada kami dari bapaknya dari Ibnu Abu Mulaikah, dia berkata, "Tidak

seorangpun yang teraniaya oleh jepitan kubur termasuk Sa'ad ibn Mu'adz,

dimana sapu tangannya saja lebih baik dari dunia dengan segala isinya."

Dia berkata, "AMah menyampaikan kepada kami dari Ubaidillah ibn

Umar dari Nafi', dia berkata "Dia menyampaikan kepadaku bahwa jenazah

Sa'ad ibn Mu'adz disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat dan tidak ada

yang turun ke bumi sama sekali. Dia menyampaikan kepadaku bahwa

Rasulullah saw bersaMa, "Saudaramu dihimpit di dalam kuburnya dengan

satu kalijepitan."

Dalam Kitab ath-Tha'ah wal Ma'shi'ah, 'Ali ibn Ma'bad

meriwayatkan dari Nafi', dia berkata "Shafiyah binti Abu 'Ubaid (isteri

'Abdullah ibn Umar) mendatangi kami, sedang  dia kelihatan ketakutan.

Lalu kami bertanya kepadanya" "Apakah keperluan Anda?" Dia menjawab,

"Aku tadi menemui beberapa orang isteri Nabi saw, maka mereka

menyampaikan kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda, "Seandainya aku

kematian & hari akhir il3

di sana, niscaya aku akan melihat seseorang yang terbebas dari azab kubur.

Sa'ad ibn Mu'adz benar-benar terbebas dari azab kubur, dan dia dijepit oleh

kuburnya dengan sekali jepitan."

Diriwayatkan dari Zadzan yang menyatakan bahwa Abu Umar pernah

berkata: saat  Rasutullah saw menguburkan ienazah (Zainab'5, Beliau

duduk di dekat kuburnya. Wajah Beliau kelihatan berubah, kemudian

beranjak menjauhinya. Para sahabat kemudian bertany4 "Wahai Rasulullah

tadi kami *ilihut wajah Anda kelihatan berubah, lantas Anda beranjak

menjauhi kuburan putri Anda? Rasulullah saw menjawab, "Aku teringat

dengan putriku dengan segala kelemahannYa, dan aku teringat dengan azab

kubur. Lalu aku berdoa kepada Allah dan Allah mengabulkan doaku,

sehingga kuburnya menjadi lapang. Demi Allah, putriku dihimpit oleh

kuburnya dengan sekali himpitan yang terdengar dari barat hingga timur."

Sebuah riwayat yang disandarkan kepada Ibrahim al{hanawi dari

seorang laki-laki yang berkata, "saat  aku sedang bersama 'Aisyah, di

hadapan kami tewat j enazah seorang anak kecil laki-laki, dan tiba-tiba beliau

menangis. Lantas aku bertanya kepada beliau, "Apakah yang membuat Anda

In.nungir, wahai (Jmmul Mukminin?" Beliau menjawab, "Aku menangisi

anak kicil ini, sebab  aku kasihan terhadapnya dengan jepitan kubur yang

akan menimpanya."

Khabar di atas berhenti (mauquJ) pada 'Aisyah ra, maka Khabar lain

yang serupa dengan ini tidak dikatakan melalui penglihatan-

Di dalam kitab al-Madinah -semoga keselamatan terhadap

penulisnya- Umar ibn Syabah meriwayatkan sebuah kisah saat  Fatimah

Linti erua (ibunda Amirul Mukminin 'Ali ibn Abu Thalib ra) wafat. Dia

berkata, "Tatkata Nabi saw sedang bersama para sahabat, datang seseorang

yang mengabarkan kepada beliau bahwa lbu 'Ali, Ja'far, dan Uqail telah

wafat. Lalu beliau berkata, "Berdirilah kalian bersama kami untuk

ibuku!"Lalu Umar melanjutkan kisahnya, "Maka kami berdiri bingung

seakan-akan di atas kepala kami ada burung. saat  sampai di pintu utama,

kami berhenti dan Beliau membuka baju luarnya sambil bersabda, "Jika

kalian mengafaninya, tetakkan baju itu di bawah kain kafannya!"saat 

mereka membawa jenazahnya keluar, Rasulullah memikulnya satu kali. Satu

kali beliau mempercepat langkahnya dan satu kali pula memperlambat

langkahnya sampai kami tiba di tepi kubur. Kemudian jenazah beliau

dirnasukkan ke dalam liang lahad. Sesudah itu Rasulullah keluar dari kubur

itu dan berkata, "Masukkan beliau dengan menyebut bismillah (dengan

menyebut nama Allah) dan 'ala ismillah (atas nama Allah). Setelah

dikuturkan beliau berdiri sambil berkata, "semoga Allah memberi balasan

(kebaikan) terhadapmu, sebab  engkau ibu dan pensasuh yang baik!" Kami

bertanya kenapa beliau melepaskan bajunya dan memasukkannya ke dalam

ingat kematian & hari akhiril4

liang kubur? Beliau menjawab, "Aku tidak ingin dia tersentuh oleh api

neraka selamanya. Jika Allah menghendaki, semoga Allah melapangkan

kuburnya!" Kemudian Beliau bersdbda, "Tidak seorangpun selamat dari

himpitan kubur, kecuali Fatimah binti Asad!" "Apakah anakmu al-Qasim

juga tidak", tanya sahabat? Beliau menjawab, "Tidak pula lbrahim, mereka

berdua yaitu  yang paling kecil diantara mereka (ahli kubur)."

Abu Nu'aim al-Hafizh meriwayatkan sebuah hadits (yang mirip

dengan hadits ini) dari 'Ashim al-Ahwal dari Anas, namun  tidak

menyebutkan adanya pertanyaan kenapa Beliau memasukkan bajunya ke

dalam kubur sampai akhir hadits ini.

Anas berkata: saat  Fatimah binti Asad ibn Hasyim (ibunda'Ali ibn

Abu Thalib ra) wafat, Rasulullah saw mendatanginya dan duduk di dekat

kepalanya. Beliau berkata, "Semoga Allah mengasihimu, wahai ibuku

sesudah ibuku. Engkau rela menahan lapar untuk mengenyangkanku, engkau

memberiku pakaian sedang  engkau tidak berpakaian layak (tidak

memiliki pakaian yang banyak dan bagus) dan engkau tidak mau memakan

makanan yang baik agar aku dapat memakannya. Semuanya engkau lakukan

untuk mengharapkan ridha Allah dan kebahagiaan akhirat." Kemudian

Beliau memerintahkan untuk memandikannya sebanyak tiga kali. Setelah itu

Beliau sendiri yang menuangkan air kapur dengan tangannya. Lantas Beliau

melepaskan bajunya dan memakaikannya pada jenezah Fatimah binti Asad

dan mengafaninya di atas baju ini. Lalu Beliau memanggil Usamah ibn

Zaid, Abu Ayub al-Anshari, Umar ibn al-Khatthab ra, dan seorang budak

(yang hitam kulitnya) untuk menguburkannya. saat  sampai di lahadnya,

Beliau menggalinya dan mengeluarkan tanah dengan tangannya. Setelah

selesai Rasulullah memasukkan jenazahnya dan membaringkannya di

dalamnya, kemudian berkata, "Segala puji bagi Allah yang menetapkan

hidup dan mati, Dia senantiasa hidup tidak pernah mati, ampunilah lbuku,

Fatimah binti Asad. Ajarkanlah kepadanya jawaban kubur, lapangkanlah

kuburnya dengan kebenaran Nabi-Mu dan nabi-nabi sebelum aku, sebab 

Engkaulah Yang Maha Pengasih!" Setelah itu Beliau mengucapkan takbir

sebanyak empat kali. Kemudian Beliau, Abbas, dan Abu Bakar ash-Shiddiq

-radiyallahu 

'anhurn- memasukkan jenazahnya ke dalam lahad.

Mayat Diazab sebab  Ditangisi Keluarganya

Rasulullah saw bersabda, "saat  mayat diletakkan di dalam kuburnya

dan saat  dia dudukkan." Kemudian Beliau berkata, "Keluarganya berkata,

'Wahai pemimpinku! wahai junjunganku! wahai penguasaku!"' Beliau

melanjutkan, "Malaikat akan berkata kepadanya, 'Dengarkan apa yang

mereka katakan, apakah engkau dulu seorang pemimpin, pejabat, atau

penguasa?"' Beliau berkata, "Alangkah baik seandainya mereka bisa diam!"

kematian & hariakhir il5

Lalu Beliau berkata, "Lantas orang itu dijepit oleh kuburnya hingga remuk

tulang-belulangnya." (HR. Abu Hudbah yang disampaikan oleh lbrahim ibn

Hudbah melalui Anas ibn Malik ra)

Tangisan Macam Apa yang Dilarang?

Para ulama (guru-guru kami) berkata tentang mereka, "Sebagian

ulama atau sebagian besar ulama bependapat bahwa mayat disiksa di dalam

kuburnya sebab  tangisan orang yang hidup jika mereka menangis sebab 

disuruh oleh mayat itu sebelumnya, serta atas kemauannya sendiri,

sebagaimana dikatakan dalam syairnya:

saat  aku mati, maka ratapilah sesuai kedudukanku

Robeklah pakaianmu wahai putri yang mulia

Sebuah riwayat menyatakan bahwa mayat disiksa sebab  ditangisi oleh

orang yang hidup, walaupun bukan sebab  suruhan, kehendak, atau wasiat

dari mayat itu.

Mereka memberikan alasan berdasarkan hadits Anas ini dan

hadits Qailah binti Makhramah. Dia menceritakan kepada Nabi saw bahwa

saat  anaknya mati dan dia menangisinya, maka Rasulullah saw bersabda,

"Apakah di antaramu ada orang yang memberikan segalanya untuk

sahabatnya di dunia dengan baik. Lalu saat  dia dan sahabatnya berubah

keadaannya sebab  sahabatnya ini lebih mulia darinya, maka dia

meminta kembali apa yang telah diberikan? Beliau berkata, "Ya Allah,

sempurnakanlah apa yang telah kuperbuat, peliharalah apa yang

kutinggalkan. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, jika

salah seorang menangisinya, maka sahabatnya akan sedih. Wahai hamba

Allah, jangan kamu siksa mayat-mayat kamu." (HR. Ibn Abu Khaistamah

dan Abu Bakar ibn Abu Syaibah)

Abu Umar ibn Abdul Birri menyebutkan (dalam kitab al-Isti'ab)

sebuah hadits dari Abu Musa al-Asy'ari dari Nabi saw, Beliau bersabda,

"Mayat diazab sebab  tangisan orang yang hidup. saat  dia meratap dengan

menyebut, "Wahai pemimpinku. wahai penolongku, dan wahai pemberi

pakaian," maka akan ditantang dan dikatakan kepadanya. "Apakah kamu

memang penolongnya? Apakah kamu pembantunya? Apakah kamu pemberi

pakaiannya?"

Al-Bukhari menyebutkan sebuah hadits dari Nu'man ibn Busyair, dia

berkata, "saat  Abdullah ibn Rawahah pingsan, saudara perempuannya

(Amrah) menangisinya dan menyebut, "Wahai bukit sandaranku!" dengan

berulang kali. saat  sadar, dia berkata, "Semua yang kamu ucapkan tadi

akan ditanyakan kepadaku nanti, "Apakah kamu memang begitu?" Maka

kematian & hari akhiril6

saat  dia meninggal, saudara perempuannya tidak lagi menangisinya.

Padahal hal ini bukan atas suruhan, kehendak, atau wasiat dari Abdullah ibn

Rawahah. '

Diriwayatkan oleh Abu Muhammad Abdul Ghani ibn Said al-Hafiz

dari Mansur ibn Zadzan dari Hasan dari 'lmran ibn Hushain. yang

mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Allah benar-benar menyiksa

seseorang sebab  teriakan keluarganya." Lalu seorang laki-laki bertanya

kepadanya, "Berlaku juga yang mati di Khurasan, sedang  keluarganya

menangis di sini?" 'lmran menjawab, "Rasulullah berkata benar dan kamu

dusta!"

Penulis menyatakan bahwa hadits ini (secara zahir) memberi

penjelasan bahwa teriakan seseorang dapat menimbulkan azab, tapi

hakikatnya bukan begitu. Hadits ini mengandung pengertian seperti

yang kami kemukakan, dan Allah lebih mengetahui.

Al-Hasan berkata, "Sejahat-jahat manusia bagi mayat yaitu 

keluarganya yang menangisnya dan tidak membayarkan utangnya."

Orang yang Selamat dari Jepitan Kubur serta Fitnahnya

Abu Nu'aim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu 'Ala Yazid ibn

Abdullah ibn Syukahir dari bapaknya, dia mengatakan bahwa Rasulullah

saw bersabda, "Siapa yang membaca(Qul Huwallahul Ahad) saat  dia sakit

yang membawanya kepada kematian, maka dia akan selamat dari fitnah

kubur dan terlepas dari jepitan kubur. Malaikat lalu membawanya (pada hari

kiamat) dengan telapak tangannya melewati titian shirat sampai ke surga."

(Dia mengatakan hadits ini gharib, sebab  berasal dari perkataan Yazid yang

diriwayatkan sendiri oleh Nasr ibn Hammad al-Bajali)

Berdoa saat  Meletakkan Mayat di Dalam Kubur dan Lahadnya

Lahad yaitu  tanah yang digali untuk mayat di samping kanan

kuburnya, jika tanahnya keras. Lebih utama jika dibuat di sisinya. Begitulah

pilihan Allah bagi Nabi-Nya saw.

Ibnu Majah meriwayatkan sebuah riwayat dari Ibnu 'Abbas ra, dia

berkata, "saat  ingin menggali lubang kubur Rasulullah, mereka mengutus

Abu 'Ubaidah. Dia menggali seperti kebiasaan penduduk Makkah.

Kemudian mereka mengutus Abu Thalhah (penggali kubur penduduk

Madinah). saat  menggali lahadnya, mereka mengutus beberapa utusan

kepada keduanya. Mereka berkata, "Ya Allah, Rasulmu telah diturunkan."

Mereka menemukan Abu Thalhah, maka dia mendatanginya dan tidak

kematian & hariakhir n7

ada  Abu Ubaidah. Kemudian dia menggalikan tahad untuk kubur

Rasulullah."

Abu Daud meriwayatkan sebuah hadits dari lbnu 'Abbas ra, yang

menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Lahad itu buat kami,

sedang  sisinya buat selain kami." (HR. Ibnu Majah dan at-Tirmidzi.

Beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib\ Mereka bersyair:

Mereka letakkan pipiku di atas lahad, letakkonlah!

Siapakah yang tertutup tanah, maka bantalilah!

Merekn mencabikkan kain kafan untukku

Dalam kubur yang dalam mereka menyembunyikan

Sekiranya kalian menyaksikannya ketikn ia sudah masuk

Pada pagi hari yang ketiga, maka lalian tidak akan kenal dia lagi

sebab  dua bola-matanya sudah meleleh di pipinya

S e dangkan mul u tny a t e r koYak

Lalu lumpur memanggil, ini yaitu  sifulan

Mari! Lihat! Apakah kalian kenal ia?

Ia odalah kasihmu dan tetanggamu yang rela berkorban

Ia sudah berlalu lalu kalian lupa begitu saia

Justru mereka membenamkon kelusih merelu dan lupa puiian

Keinginan mereka kini hanya mendapatkan apa yang tertinggal

Mereka tinggalkan ia dalam keadaan menyerah sendiri

Dalam pusara sambil menghitung dagang masa lalu!

Mereka tidak mau membekali mayat mereka dari semua hartanya

Kecuali sebilah pakaian dan kedukaan pilu saat ini!

Datam kitab Nawadir al-Ushul Abu Abdullah at-Tirmidzi

menceritakan sebuah riwayat dari Said ibn Musayyib, dia berkata: Suatu

waktu lbn, Umar melayat jenazzh, dan saat  meletakkan jenazah ini

di lahad, beliau membaca: 

^1:r )ri y &t yt E Ct yt /; ("Dengan

menyebut nama Allah, dan pada jalan Allah dan di atas millah (agamo)

Rasulullah.") saat  beliau meratakan lahadnya beliau mengucapkan doa:

;at utk 4i o6,,i;,tt 4 6'fi l$)r (Ya Allah, lindungilah dia dari gangguan

seton serta selamatlan dia dari sil<sa lrubur.") saat  ditinggikan tanah

kuburnya, beliau berdiri di samping kubur dan berdoa: W ,f 7't\\ Oe'n$t

kematian & hari akhiril8

tit j.o1'oL- qrt V;ltoi (fa Ailah. lapangkanlah tanah dari dua bohunyu,

ruhnya, terimolah dia di qisimu dengan penuh keridhaant") Lalu

aku bertanya kepada lbnu Umar, "Apakah hal itu beliau dengar dari

Rasulullah atau hanya hasil pemikiran beliau sendiri?" Beliau menjawab,

"sungguh aku mampu mengucapkannya, tapi aku mendengarnya dari

Rasulullah." Hadis ini jugadiriwayatkan oleh lbnu Majah dalam Sunan-nya.

(HR. at-Tirmidzidan Ibn Majah)

Abu AMullah at-Tirmidzi berkatq "Ayahku 

-rahimahullaft- berkata

kepadaku, *Al-Fadhl ibn Zakin meriwayatkan kepada kami dari Sufoan dari

A'masy dari Umar ibn Murrah, dia berkata" "saat  mayat di masukkan ke

dalam lahadny4 mereka suka mengucapkan doa, "Ya Allah lindungilah dia

dari godaan setan yang terkutuk!"

Diriwayatkan dari Su$an ats-Tsauri, beliau berkata, "Tatkala mayat

ditanya tentang Tuhannya di dalam kubur, maka setan memperlihatkan

dirinya kepada mayat itu dan menunjuk kepada dirinya dan berkata, "Aku

yaitu  Tuhanmu." Abu Abdullah mengatakan bahwa hal ini yaitu 

fitnah kubur yang berat. Oleh sebab  itu, Rasulullih pernah berdoa (agar

diberi keteguhan iman), "Ya Allah, berikanlah keteguhan (iman) saat 

ditanya (di dalam kubur) dan bukakanlah pintugintu langit bagi ruhku!"

Maka tak ada jalan bagi setan untuk menggodanya, sebab  Rasulullah telah

berdoa agar terhindar dari bujukan setan.'? Inilah tahqiq (ketetapannya)

saat  diriwayatkan dari Sufian. Beliau menyebutkannya dalam kitabnya

(bab 249).

Berdiri Dekat Kuburan Sebcntar sebelum Jenazah Dikuburkan dan

Perintah untuk Mendoakan agar Diberi Keteguhan Iman

Muslim menceritakan sebuah riwayat dari Syammasah al-Mahri, dia

berkata: Kami mengunjungi Amru ibn al-'Ash saat  dia sedang menghadapi

kematian (sekarat), dia berkatq "Jika kalian menguburkanku maka tuangkan

air dingin di atas tanah kuburku, kemudian berdirilah di sekitarnya.

Usahakan untuk menyembelih kambing di sekitar kuburanku dan bagikan

dagingnya hingga aku merasa senang terhadap kalian."

Yazid ibn Abu Habib meriwayatkan kepadaku bahwa Abdurrahman

ibn Syammasah bercerita kepadanya dan berkata dalam hadits itu, "lkatkan

kain penutup pada badanku dengan kuat, sebab  sesungguhnya aku sedang

menghadapi musuh, dan tuangkan air dingin di atas tanah kuburanku. Bahu

kananku tidak lebih berhak di tanah daripada bahu kiriku, maka jangan

kalian masukkan kayu atau batu ke dalam kuburku. Jika kalian telah

menguburkanku, maka duduklah dekat kuburanku dan usahakan

menyembelih kambing dan memotong-motongny4 niscaya aku senang

kematian & hari akhir il9

dengan kalian!" (lbn al-Mubarak menyebutkan hadits ini [yang mirip dengan

hadits Muslim ini] yang bersumber dari lbn Lahi'ah)

Abu Daud meriwayatkan sebuah hadits dari Utsman ibn 'Affan, beliau

berkata: saat  Rasulullah saw selesai menguburkan seseorang, Beliau

berdiri di dekat kuburannya dan bersabda, "Mohonkan ampunan bagi

saudara kalian dan mintakan baginya keteguhan, sebab  dia sedang ditanya

saat ini!" (HR. Abu Daud)

Dalam kitab Nawadir al-Ushul, Abu Abdullah at-Tirmidzi al-Hakim

meriwayatkan sebuah hadits dari Utsman ibn 'Affan ra, beliau menyatakan

bahwa saat  Rasulullah selesai menguburkan jenazah seseorang, Beliau

berdiri dekat kuburannya dan berdoa agar dia diberi keteguhan. Beliau saw

bersabda, "seorang Mukmin akan menghadapi ketakutan akhirat setelah dia

menghadapi ketakutan kubur yang lebih dahsyat."

Abu Nu'aim al-Hafidz meriwayatkan sebuah hadits melalui 'Atha' ibn

Maisarah dari Utsman ibn 'Affan ra dari Anas ibn Malik ra, yang

meriwayatkan bahwa Rasulullah berdiri dekat kuburan salah seorang laki-

laki yang merupakan salah seorang sahabatnya. Setelah Beliau selesai

menguburkannya, Beliau berkata, "Innalillahi wa inna ilaihi raiiun (kita

milik Allah dan akan kembali kepada Allah). Ya Allah, dia telah diturunkan

kepada Engkau dan Engkau yaitu  sebaik-baik yang menurunkan.

Jauhkanlah tanah dari bahunya, bukakanlah pintu-pintu langit bagi ruhnya,

terimalah dia di sisi-Mu dengan baik, serta tetapkanlah hatinya saat 

ditanya dalam kubur!" (Hadits ini gharib sebab  hanya diriwayatkan dari

Atha')

Perbuatan setelah IVIayat Dikuburkan

Al-Ajiri Abu Bakar Muhammad ibn Husain didalam kitab an-Nasihah

berkata: Dipandang sebagai suatu kebaikan untuk berhenti sebentar setelah

mayat dikuburkan dan berdoa bagi mayat di hadapannya agar diberi

keteguhan. Ucapkanlah, "Ya Allah dia ini yaitu  hamba-Mu, Engkau lebih

mengetahuinya daripada kami. Kami hanya mengetahui kebaikannya.

Engkau telah mendudukkannya untuk ditanya, maka tetapkanlah dia dengan

perkataan yang tetap (iman) di akhirat sebagaimana telah Engkau tetapkan di

dunia! Ya Allah, kasihilah dia dan hubungkanlah dia dengan Nabi

Muhammad saw. Jangan Engkau sesatkan dia sesudah itu dan jangan

Engkau halangi pahalanya!"

Abu Abdulah at-Tirmidzi berkata, "Berhenti di dekat kubur dan

mendoakan keteguhan iman bagi mayat sesudah dikuburkan sangat

membantu mayat sesudah ibadah shalat, sebab  shalat jamaah yang

dilakukan kaum Mukmin laksana pasukan (baginya) yang berkumpul di

t

Mengingat kematian & hari akhirr20

depan pintu kerajaan untuk menolongnya. Berhenti di dekat kuburan

memohon keteguhan merupakan bentuk pertolongan pasukan ini,

sebab  saat itu mayat dalam kondisi yang sangat kacau dan bingung sebab 

dia sedang menghadapi ketakutan yang dahsyat; pertanyaan dan ujian

malaikat penanya di dalam kubur

Tidak Boleh Meratap dan Menyalakan Lampu di Kuburan, dan

Memperingati Hari Ketiga serta Heri Ketujuh yaitu  Bid'ah

Para ulama berkata, "Berteriak-teriak menyebut Allah Yang Mahasuci

-atau kata-kata lainnyr di dekat jenazah dan kuburan, berkumpul-kumpul di kuburan, mesjid, atau tempat lainnya untuk membaca AlQur'an

dan lainnya sebab  kematian atau berkumpul di dekat keluarga mayat,

menghidangkan makanan-makanan dan bermalam di rumahnya yaitu 

perilaku olang-orang Jahiliah, scperti makanan yang dibuat oleh keluarga

mayat pada hari l1etujuh dari hari kematiannya. Orang berkumpul di sana

untuk menunjukkan kedekaan dan kasih sayang terhadap mayat. Hal

ini merupakan perkara baru (tidak ada pada masa lalu) dan tidak

disukai oleh para ulama."

Mereka berkat4 "Kaum Muslim tidak patut meniru perbuatan orang

kafir. Setiap orang hendaknya melarang keluargrnya untuk menghadiriacara

seperti itu dan hal-hal yang mirip dengannya, seperti menampar-nampar

pipinya, mengacak-ngacak rambufirya, merobek-robek bajunya atau merintih

dan meratap saat  mendapat musibah. Hal ini merupakan perbuatan

yang tidak mendatangkan pahala.

Imam Ahmad ibn Hanbal berkat4 "Hal ini termasuk perilaku

Jahiliah." Apakah Nabi saw men5ruruh kalian membuat makanan bagi

keluarga Ja'faff' Beliau melanjutkan, "Mer€ka tidak melakukannya!" Jika

dibuatkan makanan bagi mereka, maka setiap orang sebaiknya melarang

keluarganya untuk memakanny4 jangan diberi kemudahan. Siapa yang

membolehkan keluargany4 maka dia mendurhakai Allah 'Azza wa Jalla dan

membantu mereka berbuat dosa."

Allah SWT berfirman, "Jagalah dirimu dot keluargamu dari api

neraka." 17

Para ulama berkata, "Maksudnya dalam mendidik dan mengajari

mer€ka."

Dalam kitab Sunan-nya lbnu Majah menyebutkan sebuah riwayat dari

Jarir ibn AMullah al-Bajali, dia berkata: saat  kami sedang dudukduduk

kematian & hari akhir

'' QS.at-Tahrim:6

t2t

bersama keluarga (si mayat), waktu itu dabuat makanan dalam acara

berkabung.

Menurut Syuja' ibn Makhlad mereka menganggap sanadnya shahih.

Al-Khara'iti mengatakan dari Hilal ibn Khabbab, bahwa makanan

yang dibuat sebab  kematian merupakan perbuatan Jahiliah."

Al-Ajiri meriwayatkan dari Abu Musa, dia berkata, "saat  saudara

wanita AMullah ibn Umar wafat, aku berkata kepada isteriku, "Pergilah ke

sana dan hibur mereka. Bermalamlah bersama mereka, sebab  antara kami

dan keluarga Umar ada hubungan saudara!" Lalu isterinya pergi, tapi dia

pulang kembali (tidak bermalam di sana). Lantas dia bertanya kepada

isterinya, "Bukankah aku menyuruhmu bermalam di sana?" isterinya

menjawab, "sebenarnya aku ingin bermalam di sana, namun  tiba-tiba lbnu

Umar mengusir kami. Dia berkata, "Keluarlah kalian, jangan bermalam di

sini, sebab  dapat mendatangkan siksa bagi saudaraku!" Abu al-Bukhturi

mengatakan bahwa bermalam di rumah keluarga mayat yaitu  perbuatan

orang{rang Jahiliah.

Semua perbuatan ini sekarang dianggap Sunnah dan

meninggalkannya dianggap bid'ah, semuanya sudah terbalik dan berubah.

Ibnu 'Abbas ra berkata, "Setiap tahun akan datang kepada umat

manusia orang-orang yang mematikan Sunnah dan menghidupkan bid'ah,

sehingga banyak Sunnah yang mati dan timbul banyak bid'ah. Maka Allah

akan menimpakan kehinaan kepada orang{rang seperti ini, dan banyak

orang yang benci kepada mereka, sebab  perbuatan mereka bertentangan

dengan kehendak dan kebiasaan mereka. Siapa yang mempermudahnya,

maka Allah yang paling baik gantinya (balasannya).

Rasulullah saw bersabda, "Jika kamu meninggalkan sesuatu, maka

Allah pasti menggantinya dengan yang lebih baik daripada sebelumnya."

Beliau juga bersabda, "Akan muncul di tengah-tengah umat sekelompok

orang yang selalu memusuhi perintah Allah dan mereka tidak resah dengan

bantahan dan permusuhan dariorang lain."

Larangan Keras Memukul Dada dan Pipi

Semua masalah ini ada dalam kitab Shahih al-Bukhari-Muslim.

Dalam sebuah hadits riwayat Abdullah, Rasulullah saw bersabda, "Bukan

golongan kami orang yang memukul-mukul mukanya, merobek bajunya, dan

meratapratap seperti kebiasaan orang-orang jahiliah (saat  mendapat

musibah)!" (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan oleh Abu Burdah ibn Abu Musa, dia berkata, "Suatu

hari Abu Musa sakit kepal4 sehingga dia jatuh pingsan dan kepalanya

kematian & hariakhirt22

berada di pangkuan seorang pereinpuan yang merupakan keluarganya,

sehingga wanita itu berteriak-teriak dan tidak ada sesuatu yang mampu

menenangkannya. saat  dia sadar,t dia berkata "Aku berlepas diri dari

perbuatanmu, sebagaimana Rasulullah memutuskan hubungan dengan

orang-orang yang menjerit-jerit saat  kematian serta mencukur rambutnya

dan merobek-robek bajunya saat  ditimpa musibah."

Dalam Shohih Muslim yang diriwayatkan oleh AMunahman dari

Yazid dan Abu Burdah ibn Musa, keduanya berkata *saat  Abu Musa

pingsan, isterinya datang dengan menjerit-jerit secara keras. Kemudian

keduanya melanjutkan, 'saat  siuman, dia berkata kepada isterinya,

"Apakah kamu tidak tahu bahwa Rasulullah bersaMa, "Aku berlepas diri

dari orang yang menjambak rambutnya, menampar mukanya, dan merobek

bajunya saat  ditimpa musibah?- Abu Umamah ra berkata "Rasulullah

melaknat wanita yang mencakar+akar wajahny4 merobek-robek

pakaiannya, serta merintih-rintih dengan menyebut binasa dan celaka." (HR.

Ibnu Majah) Sanad hadits ini sluhih.

Hatim al-Asham be*at4 'Kalau kamu melihat orang yang ditimpa

musibah merobek pakaiannya dan bersedih lalu kamu menghiburnya" maka

kamu telah bersekutu dengannya datam berbuat dosa, sebab  dia sahabat

yang munkar (elek). Kamu hanrs melarangnya (berbuat begitu)!"

Abu Said al-Balkhi berkat4 'Siapa yang ditimpa musibah lantas

mencabik-cabik pakaiannya atau memuku-mukul dadany4 maka dia seolah-

olah mengambil panah untuk rnemerangi Tuhannya Yang Mahaperkasa lagi

Mahamulia" Mereka melantunkan syain

Aht herm terMq or@rgtotg bersedih dor menoryisi lccmatian

keluoga dan tennnln dengm duka yory mendalam

Dia mencabik-cabik bqjuy dot meratq dcngor mmyebut-nyebut

celaka dm kcbinosoot, seolaboloh mout daloh sesualu yang aneh

Padahal Allah menetapkon kendi@, bogi semuo nalkl* bahkan atas Nabi-

Nya yotg nk berdosa sedikitptot

Setiq hoi Dia berhusaurtuk memanggil:

lahirlah wrtuk kcmolio, dot borywlah mtuk kchancuran

Mentalqin Meyet dengen Membrce Syrhrdet ketikr Selesai Dikubur

Abu Muhammad AMul Haq meriwaya*an sebuah hadits dari Abu

Umamah al-Bahili, dia mengatakan bahwa Rasulullah saw bersaMa, "Jika

salah seorang kami meninggal, maka kalian sebaiknya meratakan tanahnya,

kematian & hari akhir t23

kemudian salah seorang berdiri di dekat kuburannya yang searah dengan

kepala mayat, dan pertama kali ucapkanlah:

"Wahoi Fulan ibn Fulmah." Saat itu dia dapat mendengarny4 tapi

tidak bisa menjawabnya. Kemudian katakanlah, "Wahai Fulan ibn

Fulotah," kedua kaliny4 maka saat itu diluruskan duduk mayat itu. [^alu

ketiga kali ucapkanlah, *Walui Fulan ibn Fulanah," maka mayat itu akan

menjawab, "Semoga kami mendapat petunjuk -rahimokallah- tapi kamu

tidak mendengarkannya-" l.antas katakanlah ke@any4 *Sebutlah aW yurg

dulu kamu sebut di dutia: 'Aht bersalesi balwa tida Tuhon selain Allah

dot alil bersaksi bahwa llktlummd odalah utus@t Allah dan surgguh

Engkau telah meridhai Allah sebagai Tuhmnnt Islam sebagoi aganan4

Iyfulnnnad menjdi nabimt Al-Qtn'an sebagai imarnnu." Maka malaikat

Mungkar dan Nakir akan rcrhalang (untuk menyiksanya) dan berkata,

*Orang yang kita dudukkan ini sangat lancar bicaranya kepada kami,

sungguh telah diajarkan padanya jawaban ini dan Allah menjadikan

keduanya sebagai lrujjoh (bukti atau alasan) di hadapannya." Seorang laki-

laki bertanya kepada beliau, *Ya Rasulullah bagaimana kalau tidak diketahui

ibunya? Rasulullah menjawab, "Dinisbatkan kepada ibuny4 Siti Hawa-"

Sepengetahuanku Abu Muhammad menyebutkannya dalam kitab al-

'Aqibah, tapi tidak menyebutkan kata-lcata 'kitab' serta 'imam' yang

menjadi rujukan." Kata 'kitab' mungkin dinisbatkan kepada sebuah hadits

sampai kepada kata'imam'. Allah-lah yang lebih mengetahuinya.

Hal ini dikutip (sebagaimana adanya) dari kiab llrya 'Ulumddin

karya Abu Hamid al4hazali tanpa ada penambahan. Hadits ini ghuib.

Dari Hammad ibn Taid dari Said al-Az/li, dia berkata:tt "Aku

menjenguk Abu Umamah yang sedang menghadapi mau! dia berkata

kepadaku, "Hai Said, jika aku mati maka lakukanlah sebagaimana yang

disuruh Rasululllah saw untuk memperlakukan mayat? Beliau saw bersaMa,

*Jika salah seorang di antara kamu meninggal, maka kuburkan dia dan

berdirilah salah seorang dekat pangkal kuburannya (searah dengan kepala

mayat) dan katakanlah, *Wahai Fulot ibn Fulouh," maka dia dapat

It Jalur riwayat ini panting mtrt ditaahui, sebab  masyar*ar s*arang banyak yang bcrhubungan

dcngm riway* ini. Riwayu ini discbutkan oleh ats-Tsaqafi dili s!rc|th nla dan fili riwal6t, Abu

Muhammad Abdul Wahab ibn 6afir ibn 'Ali ibn Fuuh ibn Abu Hasan al-Quraisyi-png dikenal

scbagai Ibnu Rawah{i rrcsji&ryl ddrat pelabuhan lskandriyalr- dan sfklr ahli fikih, imam, dar

mufti bagi umat, yaitu Abu Htsa 'Ali ibn Hibatrllah cy-Sfafii dar Maniyah ibn Khushaib di epi

Sungti Nil, keduanya bcrlrde, 'Syakh lmam al-Hafidz Abu Zatrir Ahmad ibn Mutranrmad ibn

Ahmad ibn Muhammad ash-Sald al-Ashbahani berkata,'Turr Abu AMulldr alQasim ibn Fadhl

ibn Ahmad ibn Mahmrd S-Tsaqafi di Asbahan bcrkda kcpda kami, "Abu 'Ali Husain ibn

AMurahman ibn Muhamad ibn Abdan (seorang pcdagu g di Naisabur) rnerivzyatkan kepada

kflni dsri Abu 'Abba ibn Muhrnmad ibn Yakub al-Ashrnm dri Abu Darda' Hasyim ibn Ya'la

al-Anshari meriwayd<rr dri l.r$oh ibn Sakn al-Fauri al-Hirnshi dri Abu Zakariya dri Hammad

ibn Zaid dari Said d-Azdi r

kematian & hari akhirt14

mendengar kamu. Kemudian ucapkan, "Iryahoi Fulan ibn Fulanah." maka

saat itu diluruskan duduknya. Katakanlah, "Wahai Fulan ibn Fulanah-" Di4

akan menjawab, "Engkau telaht menunjuki kami, semoga Allah

mengasihimu." Lalu katakanlah, "Ucapknrlah apa yang dulu lumu ucapknt

di dunia, yaitu: "Aku bersal<si bahwa tiada Tuhon seloin Allah dot

Muhommad yaitu  utusot Allah, hari kiamat akor datang dot tidak da

leeraguan padanya, Allah alan memborykitkan para ahli lanbur," maka

Malaikat Mungkar dan Nakir saling memegang tangan dan berkata" "Apa

yang akan kita perbuat terhadap orang ini, yang telah diajarkan kepadanya

huijahnya (iawaban kubur), lalu Allah menjadikan keduanya sebagai hujiah

di hadapannya." (Hadits Abu Umamah ini dalam keadaan sakaratul maut

ini- dianggap glwib, sebab  dari Hammad ibn Zaid dari Sa'id al-Atzdi,

sebagaimana yang kami sampaikan)

Abu Muhammd AMul Haq berkat4 *Syaibah ibn Abu Syaibah

. berkata, "lbuku berwasiat kepadaku saat  dia akan wafag "Wahai anakkrg

jika engkau sudah menguburkanku, maka berdirilah didekat kuburanku dan

katakanlah, "Wahai ibu Syaibah kotak@lah 'Tidak ada Tulto, selain

Allahl"' Kemudian pulanglah. Pada malam harinya dia bermimpi melihat

ibunya dan berkata kepadanya "Hai anakku, engkau menyelamatkanku dari

kebinasaan, bagaimana seandainya engkau tidak memperbaiki kesalahanku

(mengajariku) dalam mengucapkan' La ilaolu illallah' ? Engkau benar-benar

telah menjaga wasiatku."

Guru kami (Syekh Abu 'Abbas Ahmad ibn Umar alQurthubi) berkatq

"Kita harus menunjuki mayat saat  berada dalam kubumy4 sebab  dia

diletakkan di sana untuk menjawab pertanyaan- Katakan kepadanyq

"'Katakorlah Allah Tuhntht, Islan aganoha Muhammad Rasulht,"

sebagaimana ada  dalam beberapa hadis yang insya AAah al<an

diterangkan nanti. Perintah ini telah diamalkan di Cordova. Katakan

kepadanya, "Katakoilah Muhannd adolah Pasul (uttuot) Allall"

Demikian pula saat  mayat ditimbuni tanah. Hal rcrsebut tidak bertenangan

dengan Firman Allah SWT:

Dot lcamu sekali-kali tiada sanggup nenjdikm orang y(mg di dalant

kubur dapat mendengu. " (QS. Fathir:22)

Maka sesurgulatya kamu tidak aknt sotgup menjadikm otang-

oretg y@rg moti itu dapat .. dst." (QS. ar-Rum: 52)

Oleh sebab  itu Nabi saw menyeru kepda orang yang memiliki hati

dan pendengilil, "Kalian tidak mampu mendengarkan mereka dan mereka

tidak dapat menjawab (perkataan) kalian."

Beliau juga bersaMa (mengenai keadaan orang mati), "Dia benar-

benar dapat mendengar suara langkah sandal katian."

kematian & hariakhir t25

Hal itu dapat terjadi hanya dalam kondisi dan waktu yang khusus. Hal

ini akan diuraikan secara lengkap, pada pembahasan mengenai mayat

yang dapat mendengar perkataan yang dikatakan kepadanya, insya Allah.

Orang yang Lupa Maut sebab  Panjangnya Angan dan Kelalaian

Abu Hudbah Ibrahim ibn Hudbah berkata, ',Anas ibn Malik ra

meriwayatkan kepada kami, beliau mengatakan bahwa Rasutullah saw

bersabda, 'Pengantar jenazah diawasi oleh malaikat, mereka sedih dan

gundah, sehingga jika  mayat sudah diletakkan di kuburan maka mereka

pulang, lalu malaikat mengambil sekepal tanah dan metemparkannya sambil

berkata, "Pulanglah ke rumah kalian, sebab  Atlah telah merupakan

kematian atas kalian sehingga kalian melupakannya." Kemudian mereka

kembali berdagang seakan-akan mereka tidak akan mati dan tidak pernah

melihat kematian."

Diriwayatkan bahwa saat  Allah 'Azza wa Jalla mengusap punggung

Nabi Adam as kemudian keluarlah anak cucunya, maka saat itu malaikai

berkata, "Ya Allah, bumi tidak cukup menampung mereka,', Allah SWT

berfirman: Aku akan menjadikan kematian. Kemudian malaikat berkata lagi,

"Ya Allah, hidup tidak akan terasa senang bagi mereka.', Altah SWT

berfirman: Aku akan menciptakan harapan 

-bagi mereka-. Harapan

ini yaitu  rahmat dari Allah yang membangkitkan semangat bagi

manusia dalam kehidupannya dan ditetapkan dengannya urusan-urusan

manusia, membuat seseorang bertambah giat bekerja serta membuat

seseorang bertambah rajin dalam beribadah. Manusia selalu berangan-angan

tinggi sehingga melupakan amal salehnya.

Hasan berkata, "Lalai dan berangan-angan yaitu  dua macam nikmat

besar bagi manusia. Andai keduanya tidak ada, maka kaum Muslim tidak

akan berkelana di dunia.,

Allah ingin manusia selalu waspada dan membatasi angan-angan,

khawatir terhadap kematian yang menimpa siapa saja tanpa mimandang

profesinya, dan segala penyebab kehidupan benar-benar akan binasa dan

sebagainya.

Abdullah ibn Mutharrif berkata, "Jika aku mengetahui waktu

kematianku datang, maka aku takut kehilangan akalku. rapi Allah SWT

telah berbuat baik atas seorang hamba dengan melalaikannya dari kematian.

seandainya mereka tidak lupa terhadap kematian, maka mereka akan

menganggap remeh kehidupan dan tidak akan ada pasar-pasar.,'

kematian & hari akhirt26 

-

Rahmat Allah terhadap Hamba-Nya saat  Diletakkarr di Dalam Kubur

'Atha' al-Khurasani berkata,, "Allah mengasihi hambanya saat 

dimasukkan ke dalam kuburan serta saat  keluarga dan orang-orang banyak

telah pulang.(HR. Ibnu 'AbbaS ra. Dipandang sebagai hadits marfu)

Abu Ghalib berkata: Aku sering datang kepada Abu Umamah al-Bahili

di Syam. Suatu hari aku menjenguk seorang pemuda yang sakit (tetangga

Abu Umamah). Di sisinya ada pamannyayang berkata kepadany4 "Wahai

musuh Allah, bukankah aku telah menyuruhmu? Bukankah aku sudah

melarangmu?" Pemuda itu berkata, "Wahai paman, jika Allah

mempertemukan aku dengan ibuku, apa yang akan dilakukannya kepadaku?"

Pamannya menjawab, "la akan memasukkanmu ke dalam surga." Pemuda

itu berkata'Allah telah mengasihiku sebab  ibuku." Kemudian pemuda itu

meninggal. Lalu aku bersama pamannya masuk ke dalam kuburnya. saat 

tanahnya diratakan, pamannya kageta dan berrcriak, maka aku bertany4

"Ada apa denganmu?" Ia berkata" *Allah telah melapangkan kuburannya dan

kuburannya d ipenuhi cahaya. l"

Abu Sulaiman ad-Darami sering mengucapkan doa: Wahoi orang yang

tidak suka dengon sesuotu Wrg mengekalkot, dot tidak nM pda sesuatu

yoryakm memfonakannya Wahoi teman Eemut kcsepiot dan leterasingan,

kosihanilah kcsendiriotht dalam htbur, tenoilah lesendiriotht dalam

lanbtr."

Sungguh tepat apa yang didendangkan oleh Abu Bakar Abdurrahman

ibn Muhammad ibn Mufawiz as-Sulami (si penulis, ahli Balaghah di timur

Andalusia) dalam syairnya:

Wahai or@tg yang berdiri keherotor dengor htburanhr

Dengulah suoa tulorg belulotghryotg remuk

Mereko nuletakknt afu dalam pusoa dot

tahtt pula menglumpiriht serta meragukot balna ahr dapat swga

Aht berkata, "Joryanlah kalim gelisah terhadapht!

Strtgguh alat berprasoryka baik terhodop Allah Yory Mahrahim

Mereka meletaklan aht bersama semua buah perbuatothr sebagai cttcam(m

Semoga (mcarntm itu ditutup oleh Dzat Yory Mahoderma

Kapankah Perginya Mddht Maut dari Seseorang?

Allah SWT berfirman:

Dan datanglah tiap-tiap diri, bersoma dengot dia seorotg malaiknt

pengiring dan seor(mg malaikat penyaksr. (QS. Qaf: 2l)

kematian & hari akhir t)7

,f

Sesungguhnya komu melolui tingkat demi tingkat [dalam kehidupanJ.(QS.lnsyiqaq: l9)

Abu Nu'aim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Ja'far Muhammad

ibn 'Ali dari Jabir ra, dia berkata:

Aku mendengar Rasulullah saw bersaMa, "Bani Adam benar-benar

makhluk Allah yang paling lalai dari semua ciptaan Allah SWT. Bila

berkehendak menciptakmny4 la berfirman kepada malaikat, "Tetapkanlah

rezr;ki dan kematiannya" sakit dan bahagianya." Lantas malaikat itu pergi.

Kemudian Allah mengutus malaikat lain untuk menjaganya sampai dia

baligh, maka Allah mengutus dua orang malaikat untuk menulis kebaikan

dan keburukannya. Sesudah itu datang Malaikat Maut as mengambil rohnya.

Tatkala dia dikuburkan, rohnya dikembalikan lagi ke dalam jasadnya dan

dua malaikat kubur menanyainya, setelah selesai mereka pergi. saat 

kiamat kedua malaikat pencatat amal (Malaikat Hasanat dan Malaikal

Sayyiat) melepaskan buku amalan yang tergantung di lehernya dan keduanya

datang bersamanya menghadap Allah; satu orang mengiringinya dan yang

lain sebagai saksi. Kemudian Allah SWT berfirman: Sesurggulmya kamu

berada dalam keadaot lalai dari [halJ ini, maka Kami singkapkan

daripdamu tutup [yang menutupiJ matamu maka penglihatanmu pada hari

itu anot tajam. (QS. Qaf: 22)

Rasulullah saw bersaMa tentang firman Allah SWT, "Engkau akan

melewati tinglatan demi lingkalot " Yaitu, "keadaan demi keadaan."

Kemudian ada  lagi hadits Nabi saw, "Kamu akan menghadapi

sesuatu yang sangat dahsyat maka mohonlah pertolongan Allah Yang Maha

Agung!"le

Hadits Jabir ibn Yazid al-Ju'fi tidak bisa dipegang, sebab 

perkataannya tidak dapat dijadikan huliah dalam masalah hukum.

Di Cordova ada makam Perdana Menteri Abu 'Amir ibn Syahid. Ada

tulisan yang mengatakan bahwa ia dimakamkan di hadapan sahabatnya

(Menteri Abu Marwan az-Zujaji), seolah-olah dia sedang berbicara kepada

sahabatnya. Mereka dimakamkan di taman (dulu mereka sering bertemu di

sana). Dia berkata kepada sahabatnya:

Wahai sahabatku bangunloh, bita sudah lama di sini

Bukankah kita sudah lama tertidw?

Dia menjantab, "Kamu tida*pernah bisa bongun dari sana

selama di atas kita masih ada tanah

re Abu Nu'aim mengatakan bahwahadis tcrsr;bfigharib sebab  hanya dari Ja'far. Hadis yang kedua

dari Jabir yang disampaikan oleh Jabir ibn Yarid al-Ju'fi.

kematian & hari akhirt28

Kami bertanya sudah berapa malan kita nrerasa sen(mg

dalan naung(m zamtm bagaikor lwi yaya sepo{ang masa?

Sudah berapa lana awot mendung nunimpkm lrujan lebat kcpada kita

Sealen-al@n semuorya tidak pemoh nuti fut sial

Semuoryn selalu Mir d0, da

Semuo seakot belum pernah beraHfu

Dan nosib baik seperti sudah terryrcory hn

Nanut semt& itu difumpulkan oleh uotg ltotg s@tgat benar kesalcsiornya

Alanglcah nalorgjika kito tiM net@ pralongot

dari sifsa'Ny pg an d Fdih

Wahoi Tulwq @! hskadat, Frclong korai

Lengahkm kelolaimt budohnu

Pertenyern Due Mehikrtder McuhtrPerlirdungrn drri Azeb Kubur

scrte Ncnkr

Anas ibn Malik ra menutrlon sebuh hadits dari Rasulullah saw,

Beliau bersaMa:

;6'eg.L';'C' 5 t\ & 'i);r(;i1 Jf, :f ee:, ri1 {ir

* A'& y Sn:lr;; €J;* c i:o*htal i$u

llr ii+{ ,6t u'!)r;;, JytSAt;,r: iut +',fr'"12f ';* *,

,iitt"l* iG" ;'r;b'ry. *i;";.;,

Jika seorotg hamba telah dihtbuko, dot pua Wng@ttarnyo pulorg

meninggalkanya ,nako dio akot rrn&ngu stwa terompa mereka. Duo

malaikat segera nendatorybrya &telah dia didudul*an oleh keduo

malailcat itq mereka nungajukn pe"tot]r@\ "Arykah yory kamu kctalrui

tentang laki-laki ini -MuIuM saw-?" (Jika orotg Mulalrin) maka aknt

menjmtob, 'Aku bersolqi bahu'a dia dolah lwnba AAah dm Rasul-Nya!"

Lantas dikatako, kcpadorya, "LiMlah tenpatmu di neraka. Allah telah

kenratian & hari akhir !29

menggantinyo dengan tempat di surga." Iapun melifuil keduanya (surg,a don

neraka). [Qatadah berkata, "Dikatalcon kepada ksmi bahwa kuburnya

dilapangkan sepanjang empal puluh hosta." Muslim mengalakan sepaniang

tujuh puluh hasla. Kuburnya dipenuhi warna kehijauan sampai hari

berbangkit. Don kembali kepada hadits Anas, dia berkata:J Jika dia orang

munafik atou orang kafir, mala ketil@ ditanya, "Apakrh yang komu ketahui

tentang laki-laki ini -Muhamrutd saw-?" malco ia akan menjawab, "Aku

tidak tahu, aku mengotakannya seperti apa kata orang!" Lalu dilutalan,

"Jadi engluu tidak tahu dan tidak pernah mengihtti tentang dia!" Lalu ia

dipulaii oleh palu besi (dengm lceras) antara dua telinganya sehingga

menjerit sejadi-jadinya ymg didengar oleh semua makhluk di sekitarnya

kecuali jin dan manusia!" (HR. al-Bukhari)

Menurutku, hadits ini tidak ada dalam riwayat Muslim secara lebih

lengkap, kemudian kembali kepada hadits Anas ibn Malik ra ini, yang

hanya ada  dalam riwayat al-Bukhari -yang haditsnya lebih utama-dan

maksud perkataan dua malaikat 'tidak membacanya" ada  penjelasan

sebagai berikut:

Para ahli bahasa mengatakan: hunrf r,t dalam kilaL$ ini berasat

dari huruf ;, jadiaslinya berbunyi l4E berubah menjadig sebab  mengikuti

kata si1:. ada  dalam hadits dari al-Barra' kalimat: (4s li tjji I)

Menurut Imam Ahmad ibn Hanbal maksud kata ini yaitu  tidak

mengetahui dan tidak membaca AlQur'an (saat di dunia), sehingga tidak

memberi manfaat pengetahuan dan bacaan Al-Qur'annya.

Berbagai Nasib Mayat saat  Ditanya Malaikat Munkar-Nakir

Abu Hurairah ra meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi saw, Beliau

bersabda:

saat  mayat berada dalam kuburnya, duduklah seorang laki-laki

(mayat) shalih dalam kuburnya dengan penuh ketenangan dan ditanya

kepadanya, "Bagaimana keadaanmu (di dunia dulu)?" Dia menjawab, "Aku

beragama Islam!" Kemudian dia bertanya Iagi, "Siapakah laki-laki ini?" Dia

menjawab, "Dia yaitu  rasul Allah. Telah datang kepada kami petunjuk dari

Allah, maka kami membenarkannya! [,alu ditanya lagi, "Apakah kamu

melihat Allah? Jawabny4 *Tidak, tidak patut bagi seseorang melihat Allah!

Maka dilapangkanlah (diperlihatkan secara jelas) neraka di hadapannya,

sebagiannya melahap bagian yang lain. Kemudian dikatakan lagi kepadanya,

"Lihatlah, Allah telah memperbaiki tempatmu." Kemudian dinampakkan

surga yang luas di hadapannya, maka dia melihat keindahan surga dan

isinya. Dikatakan lagi kepadany4 *Inilah tempatmu." Dikatakan kepadanya,

kematian & hari akhirr30 

-

"Engkau hidup sebagai orang yang yakin dan mati dalam keadaan yakin.

Insya Allah kamu akan dibangkitkan dalam keadaan yakin."

sedang  seorang hamba 

tyang durhaka akan duduk {alam

kuburnya- dalam keadaan sangat ketakutan, lalu ditany4 "Bagaimana dulu

keadaanmu di dunia?" Dia menjawab, "Aku tidak tahu!" Lalu ditanya lagi,

"Siapakah laki-laki ini?" Jawabnya, "Aku mendengar orang-orang

membicarakannya, maka aku mengatakannya seperti itu!" [^alu

dinampakkan surga di hadapannya, maka dia melihat keindahan surga dan

isinya. Lalu orang itu berkata lagi, "Perhatikanlah, Allah telah menukar

tempatmu, diperlihatkan kepadanya neraka, maka dia melihat neraka yang

meluapluap apinya, sebagian melahap bagian lainnya. Dikatakan

kepadanya" "Inilah tempatmu yang dulu kamu ragukan, sebab nya kamu

mati dan insya AAah untuknya kamu akan dibangkitkan." (HR. Ibnu Majah)

Ada hadits at-Tirmidzi yang mirip dengan hadits tersebu! yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah r4 dia mengatakan bahwa Rasulullah saw

bersaMa:

saat  mayat telah dikuburkan-atau kaa beliau-salah seorang kamu,

segera datang dua malaikat (Munkar-Nakir) yang rupanya hiam kekebiru-

biruan. Keduanya bertanya "Apa pendapafrnu terhadap laki-laki ini?'Dia

mengatakan seperti yang dikaakannya dulu tentangnya, "Dia yaitu  hamba

dan rasul Allah. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi

bahwa Muhammad yaitu  hamba dan utusan-Nya! L,alu mereka berkat4

"Kami tahu kamu akan menjawab seperti itu. Lalu kuburannya dilapangkan

sepanjang tujuh puluh hasta dan disinari. Dikatakan lagi kepadany4

"Tidurlah kamu!" Dia menjawab, *Kembalikanlah aku kepada keluarga agar

aku beritahukan (keadaanku) kepada mereka!" Mereka berkata lagi,

"Tidurlah seperti tidurnya pengantin yang tidak akan bangun kecuali

keluarganya mau membangunkanmu, hingga Allah membangkitkanmu dari

tempat tidurnya." Jika dia orang munafik, maka dia akan menjawab, "Aku

mendengar orang banyak mengatakannya, maka aku berkata seperti itu,

"Tidak tahu!" Lalu keduanya berkat4 "Kami tahu kamu akan menjawab

seperti itu! Kemudian mereka berkata kepada tanah, "Menyempitlah

untukny4" sehingga tulang-belulanglya r€muk." Dia terus-menerus disiksa

sampai AIlah membangkitkannya." (HR. at-Tirmidzi. Beliau mengatakan

hadits ini hasm ghqib).

Suatu hari Rasulullah saw memasuki kebun kurma Bani Najjar, lalu

tiba-tiba Beliau mendengar suarajeritan dan erangan, lantas Beliau bertanya,

"Kuburan siapakah ini? Mereka menjawab "Kuburan orang yang mati pada

masa Jahiliyah, wahai Rasulullah! [,alu Beliau bersaM4 "Berlindunglah

kepada Allah dari siksa kubur dan fitrah Daiial! Mereka bertanya,

"Terangkan kepada kami seperti apa siksa itu wahai Rasulullah? Beliau

kematian & hari akhir l3l

menjawab, "Jika seorang Mukmin diletakkan di kuburannya, maka segera

datang malaikat untuk bertanya kepadanya, "Apakah yang dulu kamu

sembah? Saat itu Allah menunjukinya. Dia menjawab, "Aku dulu

menyembah Allah!" Kemudian ditanya lagi, "Apakah yang dulu kamu

katakan terhadap laki-laki ini?" Dia menjawab bahwa dia yaitu  hamba

utusan Allah. Kemudian tidak ada lagi yang ditanyakan kepadanya

sedikitpun. Kemudian dia dibawa ke rumahnya (di neraka) dan dikatakan

kepadanya, "lni dulu rumahmu, tapi Allah telah melindungi dan

mengasihimu, maka Dia menukarnya dengan sebuah rumah di surga. Orang

Mukmin itu berkata, "Biarkan aku kembali kepada keluargaku, agar aku

beritahukan kabar gembira ini!" Tapi dikatakan kepadanya, "Tetaplah di

sini!" (HR. Abu Daud dari Anas ibn Malik ra)

Diriwayatkan dari al-Barra' ibn 'Azib, dia berkata:

Suatu hari kami keluar bersama Rasulullah mengiringi jenazah

seorang laki-laki Anshar. Waktu kami sampai di kuburan dan belum

dimasukkan ke dalam lahad, kami melihat Rasulullah saw duduk, maka kami

ikut duduk di sekitarnya dan diam menundukkan kepala (seakan-akan di atas

kepala kami ada burung yang bertengger). Saat itu Beliau memegang sebuah

tongkat yang Beliau tancapkan ke tanah kuburan. Beliau lalu mengangkat

kepalanya dan berkata, "Mohonkan baginya perlindungan kepada Allah dari

siksa kubur!" Beliau mengucapkannya sebanyak dua sampai tiga kali, lalu

berkata, "Dia dapat mendengar suara sandal (para pengantarnya) saat 

pulang meninggalkannya. Waktu itu dia ditanya, "Siapakah Tuhanmu?

Apakah agamamu? Siapa nabimu?" Beliau melanjutkan, "Datanglah dua

malaikat yang menyuruhnya duduk dan mengajukan pertanyaan kepadanya,

'Siapakah Tuhanmu?"' Dia akan menjawab, "Tuhanku Allah?" "Apakah

agamamu?" 1'anya mereka. "Agamaku Islam," jawabnya. Kemudian mereka

melanjutkan pertanyaannya, "Siapakah laki-laki yang diutus kepadamu?"

Dia menjawab, "Dia yaitu  rasul Allah!' "Bagaimana kamu tahu?" Tanya

mereka lagi. "Aku telah membaca Kitab Allah, maka aku mengimani dan

membenarkannya," j awabnya.

Lalu datanglah seruan dari langit, "Hambaku benar, beri dia tempat

tidur (hamparan) dan pakaian surga! Bukakan baginya pintu-pintu surga!"

Lalu Beliau bersabda, "Maka datanglah hawa surga dan baunya yang harum,

dan dilapangkan kuburnya sejauh pandangannya."

jika  dia orang kafir, maka saat  kedua malaikat itu bertanya,

"Siapakah Tuhanmu?" Maka dia menjawab, "Hah, hah, aku tidak tahu!"

Ditanya lagi, "Siapakah Rasul yang diutus kepadamu?" Dia menjawab,

"H*, hah, aku tidak tahu!" Lalu datang seruan dari langit, "Hambaku dusta,

berikan tempat tidur (hamparan) dan pakaian neraka. Bukakan pintu-pintu ke

neraka untuknya." Kemudian beliau berkata, "Maka datanglah hawa panas

kematian & hariakhirt32

dan beracun kepadanya dan disempitkan kuburannya hingga hancur tulang-

belulangnya."

Tambahan dalam hadits larirl beliau berkata, "Kemudian muncul

seorang laki-laki buta dan bisu yang memegang sebuah tongkat kecil dari

besi. Jika dipukulkan pada gunung, maka gunung ifir akan hancur lebur

menjadi debu." L^alu beliau berkata, "Tongkat itu lalu dipukulkan

kepadanya, yang suaranya terdengar dari timur sampai ke barat kecuali oleh

manusia dan jin, kemudian dikembalikan ruhnya."

Mataiket Rumrn edrhh Petenye Perteme

Abu Hamid menyebutkan dalam kitzb Kasyful 'Uunal-Al:hirah:

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh lbn Mas'ud ra, beliau

bertanya kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, apa yang pertama kali

ditemui mayat saat  telah dikuburkan?" Beliau menjawab, "Wahai Ibn

Mas'ud, tidak seorangtun yang menanyakannya kecuali engkau. Pertama

kali dia dipanggil oleh Malaikat Ruman yang bertugas menyelidiki kejelekan

para ahli kubur, dia berkata 'Hai hamba Allah, hrlislah semua amalmu!"

Dia menjawab, *Aku tidak memiliki tinta dan kertas!" [,alu malaikat itu

berkata lagi, *Jadikan kain kafanmu sebagai kertas, air ludahmu sebagai

tintanya dan jarimu sebagai penanya!- Kemudian rnalaikat inr mencabikkan

sepotong kain kafannya Hamba itu lalu mulai menulis walaupun di dunia

tidak pandai menulis. Saat itu dia bisa mengingat lsemua kebaikan dan

kejelekannya dalam satu hari. Kemudian malaikat t€Tsebut melipat potongan

kain itu dan menggantungkannya di leher orang inr."

Kemudian Rasulullah saw bersaMa, "Maksud firman Allah SWT: Dan

tiaptiap mantria itu telah IfuDri tetaplw, amal perbutua4ta [sebagaimon

tetapnya l-l-rgJ pda lelerrya Dm Kami keluokm bagmya pada luri

kiomat sebuah kitab yory diiumpainya terbula (QS. al-lsra': 13)

Maksudnyq 'amalnya'.

Saat itu dia terkejut dengan kedatangan dua malaikat penanya kubur.

Kedua malaikat itu berwarna hitam, taring mereka nrenggol€s bumi, rambut

mereka sampai ke tanah, suaranya bagaikan petir yang &hsyat, mata mereka

laksana kilat yang menyambar, sedang  nafasnya baglikan angin topan.

Kedua malaikat itu memegang palu besi yang seandainya dikumpulkan

seluruh jin dan manusia, rner€ka ti&k mampu mengangkarrya, dan jika

dipukulkan pada gunung f,ang pating besar niscaya gunung iar menjadi rata.

Jika ada orang yang memandangnp, maka orang itu akan gemetar melihat

mereka dan berupaya unnrk lari. Mereka masuk ke dalam hidung mayat dan

menghidupkan mayat ini dari dadanya, maka keadaannya seperti waktu

kerratian & lrari akhir r33

sekarat, tidak mampu bergerak, sedang  saat itu dia mendengar dan

melihat."

Beliau melanjutkan, "Kemudian kedua malaikat itu mendudukkannya

dan mulai memperlakukannya dengan kasar, membentaknya dengan keras,

sehingga tanah kuburannya bagaikan air yang mengalir mencari lubang.

Kedua malaikat itu mengajukan pertanyaan kepadanya, "Siapakah

Tuhanmu? Apakah agamamu? Siapa nabimu? Di mana kiblatmu?" Jika dia

orang yang diberi taufik oleh Allah dan ditetapkan perkataannya, maka dia

akan menjawab, "Siapakah kalian berdua? Siapakah yang telah mengutus

kalian? Pertanyaan itu hanya dapat dikemukakan oleh para ulama pilihan.

Lantas salah satu dari malaikat itu bertanya kepada yang lain, "Dia benar!

Sudah cukup kita berlaku kasar terhadapnya." Kemudian mereka

memasangkan sesuatu seperti sebuah kubah besar di atas kuburannya dan

dibukakan baginya pintu surga dari arah kanannya. Kemudian dia diberi

hamparan (alas tidur) dari sutera surga dan bau surga yang sangat harum.

Kuburannya diberi angin surga yang sejuk dan bunga-bunga yang semerbak

baunya. Lalu datanglah kepadanya amalnya dalam bentuk orang yang paling

dicintainya yang membuatnya senang