perti yang dilakukan Moody dalam
menuntun berjuta-juta orang menjadi percaya kepada
Tuhan di seluruh dunia dan mendorong orang percaya
untuk hidup kudus, yaitu disebab kan pengilhaman Roh
Kudus, bukan baptisan Roh Kudus.
• Pesan yang disampaikan oleh penginjil-penginjil ini
bukanlah injil yang sempurna, sebab injil mereka tidak
sepenuhnya, dan kadang-kadang keliru. Namun pelayanan
mereka berfungsi untuk mengenalkan Yesus Kristus
sebagai Juruselamat bagi dunia dan mendesak orang untuk
bertobat. sebab itu pekerjaan mereka dapat disamakan
seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis (Luk. 3:3-6) dan
Apolos (Kis. 18:24-28), keduanya membuka jalan untuk
sesuatu yang lebih baik.
• Moody dan penginjil-penginjil seperti dirinya memegang
kesalahpahaman yang sama mengenai berbahasa roh dan
tidak menerima berbahasa roh sebagai bukti baptisan Roh.
Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus
302
• Yesus berkata kata kata , “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang
bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun
juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka
akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” (Yoh.
10:16). Yang Yesus maksudkan, ada umat percaya yang akan
menjawab panggilan dan pengilhaman Roh Kudus. Mereka
akan mencari gereja sejati yang telah didirikan oleh Roh,
menuruti kebenaran yang diberitakannya, dan berkumpul
menjadi satu kawanan.
• Hasil pelayanan seseorang tidak dapat digunakan untuk
menunjukkan apakah ia dipenuhi dengan Roh Kudus atau
tidak. jika kita merenungkan pelayanan pekerja-pekerja
di dalam Alkitab yang dicatat sebagai dipenuhi dengan
Roh Kudus seperti Petrus dan Paulus, kemungkinan besar
mereka tidak membawa orang sebanyak itu kepada Allah
seperti penginjil-penginjil di akhir zaman.
• Selain memberikan kuasa kepada seseorang melalui
baptisan Roh, Roh Kudus juga dapat mengilhamkan orang
untuk melakukan pekerjaan Allah, seperti yang dilakukan
nabi-nabi dalam Perjanjian Lama.
• Kita harus menyadari bahwa tidak semua orang bekerja
melalui pengilhaman Roh Kudus. Beberapa mungkin
bekerja sebab kehendak mereka sendiri, atau sebab
motivasi-motivasi yang tidak terpuji (Fil. 1:15-16).
Kesimpulannya, kita dapat melihat bahwa Roh Kudus bekerja giat
untuk mengilhamkan pekerja-pekerja Allah, baik di masa Perjanjian
Lama, dan juga di masa sebelum pencurahan hujan awal. sesudah masa
hujan awal, barulah umat percaya dibaptis dengan Roh Kudus dan
mengalami Allah yang diam di dalam hati mereka selamanya (Yoh.
14:16). Pada saat itu, pekerjaan Roh Kudus sangat dinamis, bekerja
di dalam hati umat percaya untuk mengilhamkan mereka melakukan
kehendak Allah.
Kita juga melihat, bahwa di masa sebelum hujan akhir, saat Roh
Kudus tidak turun kepada umat percaya, Ia terus mengilhamkan
banyak orang-orang Kristen yang saleh untuk mengabarkan Yesus
Kristus dan mempertahankan iman Kristen. Pelayanan mereka dapat
disamakan dengan pelayanan Yohanes Pembaptis, yang mengajarkan
pertobatan dan membuka jalan untuk pencurahan Roh Kudus (Mat.
3:11; Yoh. 1:32-34).
303
Pola pekerjaan Allah ini mengingatkan kita akan kata-kata Tuhan
Yesus: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.”
(Yoh. 5:17). Kita mengetahui bahwa kata-kata ini tidak menyebutkan
tentang pekerjaan penciptaan Allah, sebab alam semesta telah
lama selesai diciptakan (Kej. 2:1-3), namun menunjukkan pekerjaan
penyelamatan-Nya. Kita melihat Allah bekerja dengan cara ini di
sepanjang masa Perjanjian Lama dan terus melakukannya di masa
sekarang. Ia tidak akan berhenti sampai Ia datang kembali (ref. Ef.
1:14; 4:30).
Menurut nubuatan Nabi Hagai, pekerjaan Roh Kudus di masa
hujan akhir akan lebih besar dari sebelumnya (Hag. 2:9). Roh Kudus
meneruskan peran gandanya dalam memberikan kuasa kepada orang-
orang melalui baptisan Roh Kudus, dan juga menggerakkan mereka
melalui pengilhaman Roh Kudus. Ini akan terus berlanjut hingga injil
mencapai seluruh pelosok bumi dan domba-domba Allah datang dan
berkumpul menjadi satu kawanan sejati.
10.4 Pandangan umum yang dipegang banyak gereja
Banyak gereja hingga saat ini dengan keliru melihat pengilhaman
Roh Kudus sebagai baptisan Roh Kudus, sebab mereka salah
menafsirkan Alkitab dan kurangnya pengalaman rohani. Sebagian
lagi tanpa sadar dikacaukan oleh pekerjaan Iblis. Ini terlihat pada
penolakan-penolakan emosional terhadap berbahasa roh dari
beberapa tempat, yang menyebutnya sebagai “sekte-sekte berbahasa
roh”, “fanatisme”, atau bahkan “ilmu sihir”. Seperti contoh yang telah
kita baca, mereka membandingkan orang-orang Kristen yang berdoa
memohon Roh Kudus dengan perilaku sukacita yang berlebihan
dari nabi-nabi Baal di masa Nabi Elia (1Raj. 18:27). Jadi kita melihat
pendapat-pendapat serius, dan kadang bersifat hujatan ditujukan pada
pekerjaan Roh Kudus oleh beberapa gereja yang bersungguh-sungguh
membela apa yang mereka kira sebagai kebenaran.
10.4.1 Hujat terhadap Roh Kudus
Dosa paling berat bukanlah menghujat Anak Manusia, namun
menghujat Roh Kudus. Yesus memberikan peringatan keras: “Sebab itu
Aku berkata kata kata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni,
Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus
304
namun hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. jika seorang
mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni,
namun jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia
ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak” (Mat. 12:31-32).
Mengapa menghujat Roh Kudus lebih berat dosanya daripada
menghujat Anak Manusia? sebab Anak Manusia datang ke dunia
dengan status yang lebih rendah: Ia yaitu Allah yang menjadi
manusia. namun Roh Kudus yaitu Allah dalam kemuliaan-Nya yang
sepenuhnya. sebab itu, orang-orang Yahudi bersalah sebab telah
menghujat Anak Manusia (Yoh. 10:30-33; 19:7), namun mereka masih
dapat diampuni. Namun sesudah Yesus bangkit dan naik ke surga, Ia
membuktikan kepada semua orang bahwa Ia yaitu Allah, yang layak
dipuji selama-lamanya. Lebih lagi, sesudah Ia memperlihatkan diri-Nya
sebagai Roh Kudus, Ia tidak dapat lagi dihujat.
Paulus berkata kata kata , “sebab itu karunia bahasa roh yaitu tanda,
bukan untuk orang yang beriman, namun untuk orang yang tidak
beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat yaitu tanda, bukan
untuk orang yang tidak beriman, namun untuk orang yang beriman”
(1Kor. 14:22). Di sini, kata “tanda” mempunyai arti “mujizat”6. Seperti
mujizat kesembuhan dan pengusiran setan di dalam nama Tuhan Yesus,
berbahasa roh merupakan bukti penyertaan Allah. Ini diperhitungkan
sebagai tanda dan mujizat yang Yesus katakan akan mengikuti
mereka yang percaya kepada-Nya (Mrk. 16:17-18). Berbahasa roh
yaitu sebuah tanda bagi orang-orang yang tidak percaya, untuk
memperlihatkan kepada mereka bahwa seseorang telah menerima
Roh Kudus (Kis. 10:44-46) dan Allah menyertainya (1Yoh. 3:24).
sebab itu orang-orang yang dengan keras kepala menyatakan bahwa
berbahasa roh yaitu ilmu sihir, atau tanda kerasukan setan, bersalah
sebab telah menghujat Roh Kudus.
10.4.2 Belajar dari nasihat Gamaliel
Tuhan Yesus berkata kata kata kepada murid-murid-Nya, “Kamu akan
dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang
membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
Mereka akan berbuat demikian, sebab mereka tidak mengenal baik
Bapa maupun Aku” (Yoh. 16:2-3). Kata-kata ini digenapi saat gereja
para rasul dianiaya. Mereka yang melakukan penganiayaan terhadap
gereja, mengira bahwa mereka sedang melayani Allah dengan sepenuh
305
hati (Kis. 7:54-60; 8:1-3; 12:1-3). Paulus sebelumnya berada di antara
mereka dan secara pribadi bertanggungjawab atas kematian banyak
orang Kristen (Kis. 22:3-4; Fil. 3:6).
Di masa-masa pegolakan inilah kita mendengar beberapa kata
hikmat yang diucapkan Gamaliel, ahli Taurat yang dihormati di
kalangan orang Yahudi:
Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak
kamu perbuat terhadap orang-orang ini!... sebab itu aku berkata kata kata
kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah
mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia,
tentu akan lenyap, namun kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat
melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu
melawan Allah.
Kisah Para Rasul 5:35, 38-39
Nasihat Gamaliel dimaksudkan untuk menenangkan kemarahan
Mahkamah Agama. Ia berkata kata kata kepada mereka untuk membiarkan
para rasul, agar berhati-hati jika terbukti bahwa mereka ternyata
sedang melawan Allah. Nasihatnya ini mengingatkan kita dengan
sebuah kenyataan penting: gereja yaitu tubuh Kristus (Kol. 1:24), dan
siapa pun yang menganiaya gereja, sebenarnya sedang menganiaya
Kristus (Kis. 9:1-5). Dengan begitu, sebab Roh Kudus yaitu Roh
Allah, siapa yang menganiaya gereja yang telah didirikan oleh Roh
Kudus, sedang menganiaya Allah sendiri. Kita semua dapat belajar
dari nasihat Gamaliel untuk tidak menghakimi pekerjaan Roh Kudus
dengan sembrono dan tergesa-gesa.
10.4.3 Belajar dari kerendahan hati Apolos
Apolos yaitu pekerja kunci dalam gereja para rasul, yang menjadi
perabot Allah yang penuh kuasa dan dihormati di antara jemaat (1Kor.
1:12; 3:4-6; 4:6). Ia yaitu orang Yahudi yang lahir di Aleksandria,
sebuah tempat pusat kebudayaan dan pengetahuan Yunani, setara
dengan Athena, dan menitik berat pada pembelajaran dan debat umum.
Apolos mengenal Injil dengan baik dan cakap dalam hal berbicara
di depan umum dan perdebatan. Ia mempunyai kemampuan untuk
mengajak baik orang Yahudi maupun Yunani. Saat menerima petunjuk
Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus
306
dalam jalan Yesus, ia mulai mengabarkan-Nya dengan giat di bait-bait
Allah.
Namun Apolos hanya mengetahui baptisan Yohanes, bukan
baptisan Yesus. Baptisan Yohanes yaitu baptisan pertobatan (Kis.
19:4) sebab tugasnya yaitu untuk mendorong orang-orang untuk
bertobat (Mat. 3:5-11; Luk. 3:8-14). Sebaliknya, baptisan Yesus yaitu
baptisan penghapusan dosa (Kis. 2:38; 22:16) dan kelahiran kembali
(Tit. 3:5). Lebih lagi, Yesus yaitu Dia yang dapat membaptis orang
dengan Roh Kudus (Yoh. 1:33; Kis. 1:5). sebab itu pertobatan bukanlah
kelahiran kembali, namun sekadar sebuah persyaratan untuk kelahiran
kembali. Mereka yang bertobat, namun tidak dilahirkan kembali melalui
baptisan air di dalam nama Yesus, masih merupakan murid-murid
Yohanes. Priskila dan Akwila, yang berasal dari kalangan pembuat
tenda rendahan (Kis. 18:2-3), mengisi kekosongan pengetahuan
Apolos dan berbicara kepadanya untuk menjelaskan injil dengan lebih
tepat kepadanya (Kis. 18:24-26).
Ada perbedaan antara mengetahui tentang Yesus, dan mengetahui
bahwa Yesus yaitu Tuhan dan Juruselamat. Yang pertama yaitu
pengetahuan yang dapat diketahui siapa saja, dan bahkan dibagikan
kepada orang lain. Namun yang terakhir yaitu pengetahuan sejati
yang datang dari iman. Dari catatan tentang Apolos, kita mengetahui
bahwa:
• Pengetahuan diperlukan, sebab kita tidak dapat percaya
kepada Yesus tanpa mengenal-Nya. Namun pengetahuan
teologi tidak sama dengan iman.
• Dengan pengetahuan dan hati yang tulus, orang dapat
mengabarkan injil, dan bahkan mengilhamkan orang lain.
Namun tanpa dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh.
3:5), orang tidak dapat mengabarkan injil yang sempurna.
• Walaupun Apolos yaitu orang terpelajar dan cakap dalam
seni berdebat, ia masih kurang dalam hal pengetahuan dan
iman.
• Apolos mempunyai sikap rendah hati sehingga ia menerima
pengajaran dua orang murid yang berasal dari kalangan
rendahan.
• saat Apolos akhirnya mengerti akan injil Kristus yang
sempurna, ia memakai pengetahuan dan talentanya
untuk membagikan injil itu kepada orang lain.
307
Kerendahan hati yang terlihat dalam diri Apolos bukanlah satu-
satunya kasus. Kita juga melihat sifat ini dalam diri sida-sida Etiopia,
yang kepadanya Filipus diutus. saat Filipus mendengarnya membaca
kitab Yesaya, ia bertanya kepada sida-sida itu apakah ia mengerti
apa yang sedang ia baca. Jawaban lembut sida-sida itu yaitu ,
“Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing
aku?” (Kis. 8:31). Begitu juga, Lukas menceritakan kepada kita tentang
orang-orang di Berea yang “lebih baik hatinya dari pada orang-orang
Yahudi di Tesalonika, sebab mereka menerima firman itu dengan
segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci
untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di
antara mereka yang menjadi percaya.” (Kis. 17:11-12).
Hari ini, terdapat banyak penginjil-penginjil dari gereja-gereja
yang tidak mendapatkan penyertaan Roh Kudus. Mereka dapat
disamakan seperti Apolos: mereka mungkin terpelajar dan cakap,
mengenal Alkitab dengan baik, bersungguh-sungguh dan taat dalam
melayani Tuhan. Mereka juga mempunyai talenta untuk mengajar
orang lain mengenai kasih Kristus dan prinsip-prinsip kehidupan
Kristen; namun mereka kekurangan pengertian akan injil keselamatan
yang sepenuhnya. sebab itu mereka tidak dapat mengajarkan orang
lain bagaimana dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh. 3:5), atau
bagaimana masuk ke dalam kehidupan yang berlimpah dalam Kristus,
atau bagaimana menerima kuasa dari atas untuk mengalahkan dosa
(Yoh. 10:10; Luk. 24:49; Rm. 8:1-2, 13).
Kita perlu banyak belajar dari Apolos yang rendah hati, sehingga
dapat belajar lebih lagi mengenai Yesus dari orang-orang lain. jika
kita mempunyai hati dan pikiran yang sama seperti ini, maka kita juga
akan diberkati dengan pengertian yang lebih jernih mengenai injil
yang sempurna.
10.4.4 Peran Yohanes Pembaptis
Yohanes Pembaptis yaitu pekerja perintisan yang
bertanggungjawab mempersiapkan jalan Yesus (Yoh. 1:19-23).
jika kita melihat catatan pelayanannya, kita melihat seseorang
yang melayani Allah dengan kerendahan hati yang sangat tinggi, dan
seseorang yang dapat memimpin orang kepada Juruselamat.
Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus
308
saat Yohanes melihat Yesus, ia mengajarkan murid-muridnya
untuk mengikut Kristus:
Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang
muridnya. Dan saat ia melihat Yesus lewat, ia berkata kata kata : "Lihatlah Anak
domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu,
lalu mereka pergi mengikut Yesus.
Yohanes 1:35-37
lalu sebuah perdebatan timbul antara murid-murid
Yohanes dengan orang-orang Yahudi mengenai pengudusan. Masalah
ini mungkin berkaitan dengan baptisan. Murid-murid Yohanes tentu
telah menyadari bahwa Yesus menerima baptisan Yohanes (Mat.
3:13-16), dan sebab itu secara teknis Yesus yaitu murid Yohanes.
Sekarang mereka melihat bahwa Yesus sendiri melakukan baptisan
dan mendapatkan perhatian orang-orang Yahudi, yang mulai mengikuti
Dia. sebab itu murid-murid Yohanes datang kepadanya dan mengeluh,
“Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan
dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis
juga dan semua orang pergi kepada-Nya” (Yoh. 3:26).
Yohanes menjawabnya dengan perkataan:
Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya,
kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat
memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata kata kata : Aku bukan Mesias, namun
aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan,
ialah mempelai laki-laki; namun sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri
dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar
suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku
itu penuh. Ia harus makin besar, namun aku harus makin kecil.
Yohanes 3:27-30
Yohanes mengerti bahwa ia dan Yesus melakukan tugas yang
berbeda. Yohanes bukan Kristus, namun ia diutus untuk mendahului-
Nya; ia bukan si mempelai laki-laki namun sahabat mempelai laki-laki.
Bukan hanya ia tidak iri hati kepada Yesus, namun Yohanes merasakan
sukacita dan kepuasan yang besar. Ia sungguh yaitu nabi yang layak
di mata Allah.
309
Begitu juga, Allah telah lama bekerja dengan banyak gereja yang
mempunyai peran seperti Yohanes Pembaptis. Mereka telah menyiapkan
jalan bagi gereja sejati, yang telah datang untuk mengabarkan injil
keselamatan yang sepenuhnya dan sempurna.
10.5 Kesimpulan
Kita sekarang ada di akhir zaman. Sebentar lagi waktunya akan
tiba, saat Kristus akan menerima pengantinnya, yaitu gereja sejati. Roh
Kudus hujan akhir telah turun, dan kuasa Pentakosta sedang mencapai
tiap-tiap sudut bumi. Ia memanggil semua orang untuk mendengarkan
dengan rendah hati mengenai injil yang sempurna dan menerimanya
sebab ia membawa keselamatan melalui Kristus Yesus.
Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus
310
Pertanyaan ulasan
1. Jelaskanlah mengapa hal-hal berikut ini tidak alkitabiah:
a. Semua orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan telah
menerima baptisan Roh Kudus (ref. 1Kor. 12:3).
b. Kesadaran atas dosa dan keinginan untuk mencari
Allah dan keselamatan-Nya yaitu bukti bahwa kita
telah menerima Roh Kudus.
c. Mempunyai Roh Kudus bukanlah pengalaman yang
dapat kita lihat: Paulus harus mengingatkan jemaat
Gereja Korintus bahwa Roh Allah tinggal di dalam hati
mereka (ref. 1Kor. 3:16).
d. Kemampuan berduka atas dosa-dosa kita menunjukkan
bahwa kita telah menerima Roh Kudus.
e. Berbahasa roh tidak membuktikan bahwa kita telah
menerima baptisan Roh Kudus, namun dibuktikan
dengan kemampuan kita untuk mengasihi dan
melayani Allah.
2. Berikanlah penjelasan bagaimana Roh Kudus mengilhami
pekerja-pekerja Allah di masa-masa sejarah berikut ini:
a. Di masa Perjanjian Lama
b. Sebelum turunnya hujan awal
c. Di masa hujan awal, dimulai sejak hari Pentakosta
d. Sebelum turunnya hujan akhir
e. Di masa hujan akhir, dimulai sejak tahun 1900-an
3. Apakah pandangan umum dari banyak gereja-gereja di
masa sekarang mengenai:
a. Berbahasa roh
b. Gereja sejati
311
1 Vine, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr., William, Vine’s Complete Expository
Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London and
Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G331.
2 Ibid. G2424.
3 Ibid G2962.
4 Erdman, Charles R., The Acts: An Exposition (Philadelphia: The Westminster Press,
1966).
5 The Complete Word Study Dictionary: New Testament, ed. Zodhiates, S. (Tennessee:
AMG International, 1992). G1754.
6 Vine, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr., William, Vine’s Complete Expository
Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London and
Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G4592.
Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus
312
Bab 11
KeSALAHPAHAMAN MeNGeNAI BAPTISAN ROH KUDUS
11.1 Pendahuluan
Baptisan Roh Kudus yaitu hal yang penting bagi keselamatan
kita. Yesus berkata kata kata , “Aku berkata kata kata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke
dalam kerajaan Allah” (Yoh. 3:5). Lebih lagi, Roh Kudus mempunyai
kepentingan besar dalam perjalanan iman dan pelayanan kita kepada
Allah. Baptisan Roh menuju kepada: kehidupan baru di dalam Tuhan
(Yeh. 37:14; kuasa dari atas untuk menuruti kebenaran (Kis. 1:8; Ef.
6:17); kekuatan untuk membuang perbuatan-perbuatan kedagingan
(Rm. 8:13; Gal. 5:16); pengudusan kita di dalam Kristus (2Tes. 2:13).
Roh Kudus juga tidak terpisahkan dengan gereja secara
keseluruhan. Roh Kudus memberikan kuasa kepadanya untuk
menyatakan kebenaran kepada dunia, untuk mempersiapkan
kedatangan Tuhan yang kedua kalinya (Mat. 24:14; Why. 21:2, 9-10).
Sayangnya, banyak gereja-gereja Kristen tidak mengetahui
kebenaran mengenai baptisan Roh Kudus. Sebaliknya mereka
memegang berbagai macam kesalahpahaman yang dapat dirangkum
menjadi seperti di bawah ini:
• Kejadian di hari Pentakosta hanya terjadi satu kali dan tidak
akan pernah terulang.
• Roh Kudus turun satu kali untuk selama-lamanya di
gereja masa awal, dan sejak itu semua orang percaya telah
mempunyai Roh Kudus.
• Roh Kudus yaitu sebuah karunia; Roh Kudus tidak didapat
melalui doa dan permohonan.
Kepercayaan-kepercayaan yang keliru ini telah mengakibatkan
banyak orang Kristen tidak menerima baptisan Roh Kudus.
Pada bab ini kita akan meneliti beberapa kesalahpahaman yang
umum terjadi dan melihat apa yang diajarkan Alkitab kepada kita.
313
Semoga kiranya Roh Kudus membuka hati kita untuk menerima firman
Allah (Mzm. 119:18; Ef. 1:17-18).
11.2 Pentakosta tidak akan pernah terulang kembali
Kesalahpahaman 1
Pentakosta berdiri sendiri. Baptisan Pentakosta tidak pernah dimaksudkan
untuk menjadi pengalaman yang berulang. Roh Kudus hanya turun satu
kali; dan sekarang Ia menyertai anak-anak Allah selamanya.
John H. Pickford (hal. 15)
Baptisan Roh Kudus muncul pada hari Pentakosta satu kali untuk
selamanya.
H. G. Randolph (hal. 19)
Apa kata Alkitab?
Kejadian yang meliputi turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta
(Kis. 2:1-4) telah menjadi sejarah dan memang tidak akan terjadi
lagi secara persis. Namun tidak kalah benarnya, sesudah hari itu Allah
terus mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada umat percaya. sebab itu,
pendapat bahwa “Roh Kudus hanya turun satu kali” tidak alkitabiah.
Kisah Para Rasul mencatat secara rinci tiga kejadian saat Roh
Kudus turun kembali, segera sesudah hari Pentakosta:
• Orang-orang di Samaria menerima Kristus dengan sukacita
melalui injil yang diberitakan oleh Filipus, dan sebab
tanda-tanda mujizat yang ia lakukan. lalu , saat
para rasul pergi mengunjungi mereka untuk berdoa dan
menumpangkan tangan kepada mereka, mereka menerima
Roh Kudus (Kis. 8:5-8, 14-17). Sejarawan-sejarawan
seringkali merujuk peristiwa ini sebagai “Pentakosta
Samaria”1.
• Petrus diutus untuk mengabarkan injil kepada Kornelius dan
keluarganya. Di saat menyampaikan khotbah, Roh Kudus
turun ke atas semua orang yang mendengarkan firman
Allah, sehingga jemaat dari kalangan orang Yahudi yang
menyertai Petrus menjadi terheran-heran sebab karunia
Roh Kudus sekarang diberikan juga kepada bangsa-bangsa
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
314
lain (Kis. 10:9-23, 44-48). Sejarawan-sejarawan menyebut
kejadian ini sebagai “Pentakosta Romawi”.
• Paulus bertemu dengan beberapa murid di Efesus yang telah
menerima baptisan Yohanes, namun belum nenerima Roh
Kudus. Ia membaptis ulang mereka di dalam nama Yesus
dan menumpangkan tangan ke atas mereka, dan lalu
mereka menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-7). Sejarawan-
sejarawan menyebut kejadian ini sebagai “Pentakosta
Efesus”.
Kejadian-kejadian sejarah ini memberitahukan kita bahwa
kejadian ini bukanlah kejadian satu kali. Roh Kudus terus dicurahkan
kepada umat percaya, dan memunculkan Pentakosta-Pentakosta
lainnya yang penuh kuasa.
Sebelum Ia naik ke surga, Tuhan Yesus berkata kata kata kepada murid-
murid-Nya, “sebab itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Kata “Aku” yang pertama
menunjukkan Tuhan Yesus sendiri, sementara “Aku” yang kedua
menunjukkan Roh Kudus, yang akan bersama-sama dengan mereka
“senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Ini disebab kan Roh Kudus
yaitu “Roh Yesus” (Kis. 16:6-7) dan “Roh Kristus” (Rm. 8:9). Ia yaitu
“Penolong lain” yang Yesus janjikan (Yoh. 14:16).
Kita melihat di dalam perkataan Yesus, terdapat sebuah syarat yang
ditempatkan pada penyertaan Roh Kudus yang kekal: murid-murid
harus mengajarkan orang-orang untuk memegang segala perintah-
Nya, dan dengan begitu, memelihara mereka juga. Maka kita dapat
menyimpulkan, bahwa saat sebuah komunitas iman tidak memegang
perintah-perintah Yesus, atau mengubah kebenaran, maka Roh Kudus
tidak akan turun untuk menyertai mereka. Pesan ini diperkuat oleh
ayat Alkitab lain, saat Yesus dicatat berkata kata kata kepada murid-murid-
Nya, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh. 14:15-17).
Sejarah gereja menunjukkan, bahwa saat gereja sesudah masa
para rasul mengubah injil dan menyimpang dari pengajaran Kristus,
315
Roh Kudus tidak lagi turun. Reformasi Martin Luther pun masih
belum berhasil sepenuhnya memulihkan injil yang sempurna. Ini
mengakibatkan sebuah masa kekeringan rohani yang berlangsung
hingga lebih dari seribu tahun. Walaupun Roh Kudus terus
mengilhamkan pekerja-pekerja yang setia di masa ini, tidak ada orang
yang mengalami baptisan Roh Kudus. Maka pendapat Pickford bahwa
“Roh Kudus hanya turun satu kali; dan sekarang Ia menyertai anak-
anak Allah selamanya” tidak tepat.
Kesalahpahaman 2
sesudah hari Pentakosta, karunia Roh Kudus diterima begitu seseorang
percaya kepada Kristus. Syarat satu-satunya hanyalah iman. Petrus
menyatakan ini dengan jelas pada hari Pentakosta. “Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama
Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima
karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38). Malah, Kristus menekankan kebenaran
yang sama sebelum hari Pentakosta. “Barangsiapa percaya kepada-
Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang
akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu
belum datang, sebab Yesus belum dimuliakan” (Yoh. 7:38, 39). Ayat-
ayat ini juga memberikan kepastian lebih lanjut sebab ayat-ayat ini
memperlihatkan setiap orang percaya mendapatkan Roh Kudus dan
menyimpulkan, “namun jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan
milik Kristus” (1Kor. 3:16; Rm. 8:9).
John H. Pickford (hal. 16)
Apa kata Alkitab?
Percaya kepada Yesus Kristus tentu saja merupakan sebuah
kriteria kunci untuk dapat menerima Roh Kudus, dan kita dapat
melihat hal ini dari komunikasi antara Paulus dan gereja-gereja.
Contohnya, ia bertanya kepada Gereja Galatia, “Adakah kamu telah
menerima Roh sebab melakukan hukum Taurat atau sebab percaya
kepada pemberitaan Injil?” (Gal. 3:2); dan berkata kata kata kepada Gereja
di Efesus, “Di dalam Dia kamu juga—sebab kamu telah mendengar
firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu
juga, saat kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikan-Nya itu” (Ef. 1:13). Namun, dari perkataan Paulus kita harus
mencatat secara khusus pentingnya percaya dalam kebenaran, yaitu
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
316
injil keselamatan yang sepenuhnya dan sempurna, melalui iman. Ini
yaitu sebab hanya kebenaran-lah, yang sesuai dengan Alkitab, yang
dapat menuntun kita untuk menerima baptisan Roh Kudus.
Pickford mengutip kata-kata Paulus di luar konteksnya: “Tidak
tahukah kamu, bahwa kamu yaitu bait Allah dan bahwa Roh Allah
diam di dalam kamu?” (1Kor. 3:16), berpendapat bahwa ayat ini
membuktikan bahwa semua orang percaya mempunyai Roh Kudus.
Namun kita harus mengerti bahwa kata-kata Paulus ditujukan kepada
Gereja Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus. Dengan demikian,
kata-kata Paulus tidak dapat ditujukan kepada gereja-gereja yang tidak
mempunyai penyertaan Roh Kudus. Kepada gereja-gereja demikian,
Paulus mengingatkan, “jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan
milik Kristus” (Rm. 8:9).
Kesalahpahaman 3
Pengajaran Roma 6:3-4 yaitu bahwa seluruh Gereja disatukan
dengan Kristus dalam kematian-Nya di kayu salib. Penyaliban ini
tidak perlu diulang bagi tiap individu yang percaya agar dapat berkata kata kata ,
“Aku telah disalibkan dengan Kristus” (Gal. 2:19). Begitu juga, seluruh
Gereja dibaptis ke dalam Tubuh Kristus pada hari Pentakosta (1Kor.
12:13). Baptisan itu tidak perlu diulangi agar tiap individu yang percaya
menyatakan, “aku telah dibaptis ke dalam Satu Tubuh”.
J. Oswalnd Sanders (hal. 67).
Apa kata Alkitab?
Memang benar bahwa penyaliban Kristus tidak perlu diulang,
namun itu tidak menghilangkan kenyataan bahwa setiap orang percaya
harus menerima baptisan air di dalam nama Yesus, dan juga baptisan
Roh Kudus (Yoh. 3:5).
Mengenai baptisan air, Roma 6:3-4 menyatakan bahwa kita
disatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya pada saat kita dibaptis.
Dengan begitu, maka orang yang belum dibaptis, belum mati dengan
Kristus, sehingga tidak akan dapat bangkit bersama-Nya (Rm. 6:5).
Paulus sendiri dengan percaya diri menyatakan, “Aku telah disalibkan
dengan Kristus” (Gal. 2:19) sebab ia telah menjalani sakramen ini.
Pentingnya baptisan air dapat dilihat dalam pesan yang
disampaikan oleh Paulus dan Silas kepada kepala penjara, “Percayalah
317
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi
rumahmu.” (Kis. 16:31). Sekilas pandang, tampaknya mereka hanya
berkata kata kata kepada kepala penjara dan keluarganya untuk percaya, agar
dapat diselamatkan. Namun kita tahu bahwa yang mereka maksud
tidaklah sesederhana itu, sebab jika kita terus membaca, kita
mengetahui bahwa keluarga kepala penjara itu tidak hanya percaya
kepada injil (Kis. 16:32, 34), namun mereka juga menerima baptisan air
(Kis. 16:33).
Baptisan Roh Kudus tidak kalah pentingnya. Setiap orang percaya
harus dibaptis dengan Roh Kudus agar mendapatkan keselamatan
(Yoh. 3:5; Ef. 1:13-14). Alkitab berkata kata kata bahwa jika kita menerima
Roh Kudus, kita mendapatkan jaminan atas warisan surgawi, yaitu
keselamatan kita.
Kita melihat bahwa pada hari Pentakosta, sekitar 120 orang
menerima Roh Kudus. Namun pengalaman ini terpisah dengan apa
yang dialami oleh jemaat-jemaat Samaria, Kornelius dan keluarganya,
dan murid-murid di Efesus; mereka semua menerima Roh Kudus
sesudah Pentakosta berlalu, di waktu yang berbeda, dan di tempat yang
berbeda. Maka kita dapat menyimpulkan, bahwa pencurahan Roh
Kudus pada hari Pentakosta, bukanlah satu kali untuk selamanya.
Paulus berkata kata kata , “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang
Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka,
telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari
satu Roh” (1Kor. 12:13). Paulus menyampaikan hal ini kepada Gereja
Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus; ini tidak berlaku kepada
gereja-gereja yang tidak mempunyai Roh Kudus. Kita perlu memahami
bahwa gereja yang tidak mempunyai Roh Kristus, bukanlah milik-Nya
(Rm. 8:9). 1 Korintus 12:13 tidak dapat digunakan untuk menjelaskan
bahwa seluruh gereja telah dibaptis ke dalam tubuh Kristus oleh Roh
Kudus pada hari Pentakosta.
Kesalahpahaman 4
namun ada tujuh ayat yang berhubungan langsung dengan baptisan ini
[yaitu baptisan Roh Kudus]: Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33;
Kis. 1:5, 6:16; 1Kor. 12:13.
J.Oswald Sanders (hal.67)
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
318
Dr W. Graham Scroggie mengelompokkan ketujuh ayat yang
dikutip Sander menjadi tiga kelompok:
Ayat yang memandang baptisan secara nubuatan, yang belum terjadi
(Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5). Di setiap ayat ini
terlihat sebuah titik waktu. Perkiraan-perkiraan ini merupakan nubuat,
dan sebab itu dapat segera diterapkan hanya kepada para murid, dan
mereka terbatas pada sebuah titik waktu ‘tidak lama sejak itu’. Agar
nubuat-nubuat ini dapat diterapkan pada umat percaya hari ini, maka
ia harus disalibkan lagi di kayu salib dan membuat Pentakosta sebagai
sebuah keperluan yang terus menerus dan kejadian yang seringkali
terulang.
Ayat yang memandang baptisan sebagai doktrin, bila melihat peristiwa
lalu (1Kor. 12:13).
Ayat yang memandang baptisan secara sejarah, dalam penggenapan
pada saat ini (Kis. 2:1-4; 11:15-17). Secara sejarah diperlukan untuk
memberikan dasar faktual bagi iman kita.
Ayat-ayat nubuatan menunjuk ke depan. Ke mana? Ayat-ayat doktrinal
menunjuk ke belakang, ke mana? Menunjuk kepada kejadian bersejarah
yaitu hari Pentakosta. Patut dicatat bahwa Petrus menemukan
Pentakosta dan pengalaman di rumah Kornelius sebagai penggenapan
janji Tuhan, yaitu baptisan Roh (Kis. 11:15-17).
W. Graham Scroggie
Apa kata Alkitab?
Singkatnya, Scroggie mengelompokkan ayat-ayat Alkitab yang
berhubungan dengan baptisan Roh Kudus sebagai: 1) nubuatan (Mat.
3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5); 2) doktrin (1Kor. 12:13);
3) sejarah (Kis. 2:1-4; 11:15-17). Namun kita harus mengenali bahwa
kategori-kategori ini dibentuk oleh pikiran Scroggie sendiri, sementara
Alkitab tidak membuat perbedaan seperti itu.
Mengenai kategori pertama, yaitu “nubuat”, kita harus mengerti
apakah yang dibahas dalam ayat-ayat ini. Tiga ayat Alkitab yang
pertama: Matius 3:11, Markus 1:8, dan Lukas 3:16, berhubungan
dengan catatan Yohanes Pembaptis membaptis orang-orang dengan
air, dan nubuatnya bahwa Kristus akan membaptis dengan Roh
Kudus. Yohanes 1:33 mencatat Yohanes Pembaptis melihat Roh Kudus
turun kepada Yesus seperti burung merpati dan menyadari bahwa Ia
yaitu Yesus yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Kisah Para
319
Rasul 1:5 mencatat Yesus berkata kata kata bahwa murid-murid akan segera
dibaptis dengan Roh Kudus. Menurut Scroggie, kelima ayat Alkitab
ini menubuatkan kejadian-kejadian yang akan digenapi hanya kepada
murid-murid saja, dan pada waktu tertentu di masa depan, yaitu hari
Pentakosta.
Namun kita melihat bahwa pendapat Scroggie tidak dapat
dipertahankan jika kita memikirkan: walaupun misalnya nubuat-
nubuat Yesus digenapi pada hari Pentakosta, nubuat-nubuat ini tetap
digenapi sesudah hari itu lewat. Roh Kudus terus dicurahkan kepada
umat percaya, pada waktu yang berbeda-beda dan di tempat yang
berbeda, seperti jemaat Samaria, Kornelius sekeluarga, dan murid-
murid di Efesus. Kelima ayat Alkitab yang disebutkan Scroggie masih
berlaku pada kejadian-kejadian ini dan tidak hanya menunjukkan hari
Pentakosta saja. Kenyataan ini dipertegas oleh laporan Petrus kepada
gereja di Yerusalem, saat ia bersaksi bahwa Roh Kudus telah turun
kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan ia menyebutkan nubuat
Yesus: “Yohanes membaptis dengan air, namun kamu akan dibaptis
dengan Roh Kudus” (Kis. 11:15-16; ref. 1:5). Dari laporan Petrus,
kita dapat dengan yakin berkata kata kata bahwa Pentakosta benar-benar
merupakan “sebuah keperluan yang terus menerus dan kejadian yang
seringkali terulang”. Lebih lagi, tentu saja tidak ada tanda-tanda dari
Alkitab yang memperlihatkan bahwa pencurahan Roh Kudus kepada
Kornelius sekeluarga (atau umat percaya mana pun) melibatkan
penyaliban kembali.
Tidak kalah pentingnya, kita tahu bahwa Roh Kudus terus
dicurahkan kepada umat percaya di masa hujan akhir hari ini. sebab
itu kategori Scroggie yang pertama ini masih berlaku pada keadaan
orang-orang Kristen sekarang.
Berikutnya, kita sampai pada 1 Korintus 12:13, yang masuk ke
dalam kategori Scroggie yang kedua, yaitu “doktrin”. Di dalam ayat
ini tertulis: “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu
Roh”. Scroggie berpendapat bahwa ayat ini mengajarkan bahwa semua
orang percaya telah dibaptis oleh Roh Kudus ke dalam satu tubuh
Kristus. Namun Scroggie mengutip ayat ini di luar konteks: Paulus
menyampaikan pesan ini kepada Gereja Korintus, yaitu gereja yang
didirikan oleh Roh Kudus. Tambah lagi, pesan ini dimaksudkan untuk
membahas masalah khusus mengenai ketidakbersatuan di antara
jemaatnya: antara jemaat dari kalangan Yahudi dan jemaat orang
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
320
Yunani, antara hamba dan orang merdeka. Paulus berpesan kepada
gereja bahwa seluruh jemaat yaitu satu tubuh Kristus (ref. Ef. 2:12-
19; Gal. 3:27-29), dan tidak boleh ada perbedaan di antara jemaat, dan
semua harus saling mengasihi dan memperhatikan (1Kor. 12:12-25).
sebab itu ayat-ayat ini tidak membuktikan bahwa semua orang Kristen
pada hari ini telah memerima Roh Kudus. Malah Paulus mengajarkan
kepada kita bahwa sebuah komunitas iman yang tidak mempunyai Roh
Kudus, tidak dapat mengaku sebagai milik Kristus (Rm. 8:9); dan lebih
lanjut, komunitas-komunitas seperti ini tidak mempunyai kesamaan
apa-apa dengan gereja mula-mula yang dimaksudkan Paulus dalam
surat-suratnya.
Terakhir, kita sampai pada kategori Scroggie ketiga, yaitu
“sejarah”. Kisah Para Rasul 2:1-4 mencatat pertama kalinya Roh Kudus
dicurahkan pada hari Pentakosta, sementara Kisah Para Rasul 11:15-
17 mencatat laporan Petrus kepada gereja di Yerusalem, saat ia
menceritakan mengenai pencurahan Roh Kudus kepada Kornelius
dan keluarganya; ia menjelaskannya sebagai pengalaman yang sama
seperti yang dialami murid-murid pada hari Pentakosta. Seperti yang
dinyatakan Scroggie, ayat-ayat ini memang membicarakan kejadian-
kejadian sejarah yang telah lewat, namun kita perlu mencatat bahwa
kedua ayat ini menceritakan dua kejadian yang berbeda, membuktikan
bahwa pengalaman Pentakosta terulang.
Kesalahpahaman 5
Menulis tentang Dr. F. B. Meyer, Sanders berkata kata kata :
Dr. F. B. Meyer menyatakan bahwa beberapa tahun yang lalu, sesudah
membahas masalah baptisan dan kepenuhan Roh Kudus dengan
seksama, pemimpin-pemimpin Gerakan Keswick memutuskan bahwa
istilah “baptisan” harus dikhususkan pada kejadian luar biasa dalam
Kisah Para Rasul 2 dan 10, sementara memisahkan istilah “penuh” atau
“diurapi” untuk menyebutkan pengalaman orang-orang percaya secara
individual. Alasannya yaitu sebab Roh Kudus telah diturunkan kepada
Gereja di masa ini, dan diberikan satu kali untuk selamanya, sehingga
setiap jemaat dari Tubuh Kristus dapat menyatakan bagiannya dalam
pencurahan-Nya yang penuh kasih karunia.
J. Oswald Sanders (hal. 66)
321
Apa kata Alkitab?
Hal pertama yang ingin disampaikan mengenai pendapat Sanders
yaitu adanya masalah arti kata. Kita tidak perlu membedakan istilah
“baptisan”, “mempunyai”, atau “menerima” Roh Kudus, sebab itu
semua yaitu hal yang sama. Malah sebenarnya kita melihat Alkitab
memakai berbagai macam kata uraian untuk menjelaskan
pengalaman Roh Kudus ini:
• “dilahirkan dari air dan Roh” (Yoh. 3:5)
• “saat Roh Kudus turun atasmu” (Kis. 1:8; ref. Kis. 19:6;
Luk. 24:49)
• “Roh Kudus turun atas mereka” (Kis. 11:15; ref. Kis. 8:16)
• “dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 11:16)
• “karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38; ref.11:17)
• “menerima Roh Kudus” (Kis. 8:15; ref. Kis. 8:17; 10:47; Gal.
3:14)
• “dimeteraikan dengan Roh Kudus” (Ef. 1:13)
• “pembaharuan oleh Roh Kudus, terhadap orang yang
dicurahkan-Nya” (Tit. 3:5; ref. Kis. 2:33)
Alkitab juga memakai kata “pengurapan” untuk menyebutkan
baptisan Roh Kudus. Kita melihat istilah ini digunakan oleh:
• Penatua Yohanes, saat berbicara mengenai peran Roh
Kudus dalam mengajarkan kebenaran kepada orang-orang
percaya: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari pada-Nya. sebab itu tidak
perlu kamu diajar oleh orang lain.” (1Yoh. 2:27).
• Yesus, saat mengutip nubuat Nabi Yesaya: “Roh Tuhan
ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin”
(Luk. 4:18).
• Penulis kitab Ibrani, yang juga menyebutkan nubuat Yesaya
saat menulis tentang Yesus: “sebab itu Allah, Allah-Mu telah
mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan”
(Ibr. 1:9).
Seperti yang kita lihat dari ayat-ayat ini, kata “pengurapan”
menunjukkan Roh Kudus, sedangkan kata kerja “mengurapi”
digunakan dalam konteks baptisan Roh Kudus. Dengan demikian kata
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
322
“diurapi” yang disebutkan Sanders, mempunyai arti yang sama dengan
“baptisan” Roh Kudus.
Sanders dengan tepat membawa perhatian kita pada kenyataan
bahwa baik Kisah Para Rasul 2 (yang mencatat kejadian di hari
Pentakosta) dan Kisah Para Rasul 10 (yang mencatat kejadian mengenai
Kornelius dan keluarganya), keduanya yaitu pengalaman jemaat
mula-mula dalam baptisan Roh Kudus. Ini dipastikan oleh sebutan
Yesus secara khusus mengenai hal ini sebagai pengalaman “baptisan”:
“kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 1:5; 11:16).
Namun juga patut kita perhatikan yaitu Lukas, yang menulis
Kisah Para Rasul, memakai berbagai macam istilah untuk
menjelaskan dua kejadian ini:
• “Dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus” (Kis.
2:4)
• “Kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38)
• “Roh Kudus turun atas mereka, sama seperti dahulu atas
kita” (Kis. 11:15; ref. Kis. 10:44)
• “Karunia Roh Kudus telah dicurahkan” (Kis. 10:45)
• “…mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?”
(Kis. 10:47)
Pertanyaannya, apakah Lukas sedang menyebutkan masalah
yang berbeda? Secara kategori tidak. Di semua ayat-ayat yang telah
disebutkan, dengan jelas ia menuliskan mengenai “baptisan” Roh
Kudus.
Terdapat kelemahan yang tak dapat dikesampingkan dalam
pendapat bahwa kata “baptisan” harus dibatasi pada “kejadian-kejadian
luar biasa” dalam Kisah Para Rasul 2 dan 10. Pada kenyataannya, kita
melihat bahwa kedua kejadian dramatis ini dialami oleh orang-orang
Samaria dalam Kisah Para Rasul 8, dan oleh murid-murid di Efesus
di pasal 19. Lebih lagi, seperti dalam kejadian murid-murid di hari
Pentakosta dan apa yang dialami Kornelius, orang-orang di sekitar
mereka melihat fenomena ini (Kis. 8:17-19; Kis. 19:1-7). sebab itu
tidak ada alasan untuk membedakan satu jenis kejadian ini sebagai
“baptisan” dan lainnya tidak.
Catatan-catatan Alkitab mengenai baptisan Roh Kudus ini juga
bertolak belakang dengan kepercayaan Gerakan Keswick bahwa “Roh
Kudus telah diturunkan kepada Gereja di masa ini, dan diberikan satu
323
kali untuk selamanya” pada kejadian-kejadian yang dicatat dalam
Kisah Para Rasul 2 dan 10.
Masalah kedua dalam pendapat Sanders yaitu mengenai kata
“penuh dengan Roh Kudus”. Ini yaitu istilah yang digunakan Alkitab
untuk menyampaikan sebuah arti tertentu. Istilah ini menunjukkan
sebuah keadaan orang percaya yang sepenuhnya dituntun oleh
Roh Kudus. Kebalikan dari keputusan Gerakan Keswick, Alkitab
memakai istilah ini dalam konteks baik individual (Kis. 6:5; 9:17)
maupun sekelompok orang percaya (Kis. 2:4; 4:31).
• Pemenuhan umat Allah, sebelum pencurahan Roh Kudus
pada hari Pentakosta (Luk. 1:15, 67).
• Baptisan dan pemenuhan Roh Kudus secara langsung pada
murid-murid dan Paulus (Kis. 2:4; 9:17).
• Pemberian kuasa kepada Yesus dan para rasul oleh Roh
Kudus (Luk. 4:1, 14; Kis. 4:8-13, 31; 13:9-11).
• Penuh dengan sukacita yang berasal dari kepenuhan Roh
Kudus (Kis. 13:50-52).
• Pemberian karunia-karunia luar biasa pada pekerja-pekerja
Allah oleh Roh Kudus (Kis. 6:3, 5; 7:55, 59-60; 11:24).
Dari contoh-contoh di atas, kita melihat bahwa Roh Kudus
memenuhi orang-orang, bahkan sebelum hari Pentakosta (Luk. 1:15,
67). Namun pengalaman-pengalaman seperti itu serupa dengan apa
yang dialami nabi-nabi Perjanjian Lama, saat Roh Kudus turun
kepada mereka, namun tidak “menyertai kamu [mereka] selama-
lamanya” (Yoh. 14:16). Ini disebab kan saat itu belum genap waktunya
Roh Kudus dicurahkan (Yoh. 7:37-39). Namun sejak hari Pentakosta,
kita melihat bahwa pemenuhan Roh Kudus selalu dihubungkan dengan
mereka yang telah menerima baptisan Roh Kudus (lihat Bab 13 untuk
informasi mengenai pemenuhan Roh Kudus).
Kesalahpahaman 6
Pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun ke atas murid-murid dan mereka
menerima kuasa. Dengan segera kita mengarahkan mata kepada hal-
hal menakjubkan, seperti deru-deru angin, rumah bergoncangan, dan
lidah-lidah api bergelora, suara-suara bahasa roh, kerumunan banyak
orang, dan kita seringkali mengharapkan hal luar biasa yang sama...
Pentakosta tidak dapat terulang. Hanya ada satu Pentakosta.
L. L. Legters (hal. 48)
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
324
Apa kata Alkitab?
Baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang disertai dengan
bukti berbahasa roh, sungguh layak disebut “menakjubkan”. Ini
mengingatkan kita dengan perkataan Paulus: “sebab itu karunia
bahasa roh yaitu tanda, bukan untuk orang yang beriman, namun untuk
orang yang tidak beriman;” (1Kor. 14:22). Di sini ia memakai kata
bahasa Yunani semeion, yang berarti “tanda”, menunjukkan sesuatu
yang ajaib2. Yesus memakai istilah yang sama untuk menunjukkan
tanda-tanda yang akan menyertai mereka yang percaya, termasuk
berbahasa roh (Mrk. 16:17-18). Melalui tanda-tanda ini, orang-orang
tidak percaya akan mengetahui bahwa Allah hidup di antara umat-Nya
(1Yoh. 3:24).
Mengenai pendapat Legters bahwa “Pentakosta tidak dapat
terulang. Hanya ada satu Pentakosta”, kita melihat bahwa Alkitab
menyediakan bukti yang sebaliknya. Tercatat: Kornelius dan
keluarganya menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46); murid-murid di
Efesus menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-7); Paulus mengaku berbahasa
roh lebih daripada semua jemaat di Korintus, dan berkata kata kata kepada
mereka untuk tidak melarang jemaat berbahasa roh (1Kor. 14:18, 39).
sebab itu jemaat dalam gereja mula-mula yang telah dibaptis dengan
Roh Kudus, mereka semua mengalami mujizat berbahasa roh. Maka
kita melihat dengan jelas bahwa berbahasa roh bukanlah fenomena
yang hanya terjadi pada hari Pentakosta.
11.3 Semua orang percaya mempunyai Roh Kudus
Kesalahpahaman 7
Dia (Paulus) memastikan bahwa setiap orang percaya telah dibaptis
dalam Roh, entah dia orang Yahudi atau Yunani, budak atau orang
merdeka. Dan tujuan baptisan ini yaitu untuk menunjukkan kesatuan
tubuh Kristus. “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah
dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”
(1Kor. 12:13). Perhatikanlah kata “telah” dan golongan masyarakat yang
disebutkan. Baptisan Roh Kudus telah terjadi dan melibatkan semua
orang percaya, apa pun agama, suku atau golongannya. Kapankah
baptisan Roh ini terjadi? Semua orang percaya menerima baptisan ini
secara simbolis. Ini terlihat dalam perwujudan Roh yang bersejarah dalam
apa yang dialami orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta dan dalam
325
pengalaman dari bangsa-bangsa bukan Yahudi. Injil tidak menunjukkan
baptisan Roh lainnya. Tentu saja, seperti yang selanjutnya ditunjukkan
Paulus, berdasarkan kedudukan kita menjadi anggota satu tubuh saat
kita “diberi minum dari satu Roh” pada saat kita menjadi percaya.
Ini sudah pasti. Semua orang telah dibaptis dalam Roh. Bersikeras
bahwa pengalaman baptisan yaitu syarat keselamatan dan melawan
kebenaran ini yaitu sebuah penghinaan langsung terhadap Allah dan
sebuah awal pengalaman pura-pura dalam iman Kekristenan.
John H. Pickford (hal. 19)
Apa kabar Alkitab?
Pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya, kita perlu
memahami bahwa kata-kata Paulus dalam 1 Korintus 12:13 ditujukan
kepada Gereja Korintus, sebuah gereja yang didirikan dan disertai oleh
Roh Kudus. Pesan ini bukan ditujukan kepada orang-orang percaya
atau gereja-gereja yang tidak mempunyai Roh Kudus. Kedua, jika
seperti yang dikatakan Pickford, bahwa “semua orang telah dibaptis
dalam Roh”, lalu mengapa orang-orang Samaria tidak menerima Roh
Kudus sesudah mereka menerima baptisan air? Alkitab mencatat bahwa
mereka baru menerima Roh Kudus sesudah para rasul pergi kepada
mereka dan menumpangkan tangan (Kis. 8:14-17). Kita juga melihat
murid-murid di Efesus mengalami proses yang sama (Kis. 19:1-7). Ini
menuai pertanyaan: apakah Pickford tidak menganggap orang-orang
Samaria dan Efesus sebagai “orang-orang percaya”?
Kita perlu memahami bahwa percaya kepada Kristus, dibaptis
dalam air, dan menerima Roh Kudus yaitu tiga urusan yang
berbeda dalam perjalanan iman seseorang. Ketiga hal ini tidak dapat
dicampuradukkan sebagai satu pengalaman yang sama. Kita melihat
hal ini digambarkan dengan baik dalam Kisah Para Rasul, melalui
catatan-catatan bagaimana jemaat mula-mula datang kepada Kristus:
sebagian menerima baptisan air sebelum menerima baptisan Roh
Kudus (seperti orang-orang di Samaria, 8:14-17); yang lain dibaptis
dengan Roh Kudus sebelum mereka menerima baptisan air (seperti
Kornelius dan keluarganya, 10:44-48).
Ketiga, keyakinan bahwa “semua orang percaya menerima
baptisan ini secara simbolis” secara doktrin tidak kuat. Baptisan Roh
Kudus yaitu sebuah proses yang harus dilalui setiap orang percaya
secara individu dan pribadi. Pengalaman orang-orang Samaria (Kis.
8:14-17), Paulus (Kis. 9:17), Kornelius sekeluarga (Kis. 10:44-46),
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
326
dan murid-murid di Efesus (Kis. 19:1-7), semuanya memperlihatkan
kebenaran ini. Mereka menerima Roh Kudus secara terpisah, di waktu
yang berbeda, dan di tempat yang berlainan. jika mereka telah
menerima baptisan secara simbolis pada hari Pentakosta seperti yang
dikatakan Pickford, maka pengalaman mereka yaitu pengalaman
palsu.
Keempat, “minum dari satu Roh” tidak terjadi pada saat seseorang
percaya kepada Kristus. Dari Alkitab, kita membaca bahwa minum dari
Roh yang merupakan penjelasan simbolis baptisan Roh Kudus (Yoh.
4:14; 7:37-39), selalu terjadi sesudah menjadi percaya. Ini dengan jelas
digambarkan oleh catatan-catatan tentang orang-orang percaya di
Samaria dan murid-murid di Efesus.
Terakhir, berbeda jauh dengan mengenalkan “sebuah awal
pengalaman pura-pura dalam iman Kekristenan” yang merupakan
“penghinaan langsung terhadap Allah”, para rasul sendiri mengabarkan
baptisan Roh Kudus yang merupakan kelanjutan dari keyakinan dalam
Kristus. Mereka memberi kesaksian tentang sebuah baptisan yang
dibuktikan dengan berbahasa roh, dan cukup nyata sehingga dapat
dilihat dan didengar oleh semua orang di sekitarnya (Kis. 8:16-19;
10:44-46; 19:2-7).
Kesalahpahaman 8
Kita tidak melihat adanya perintah dalam Injil untuk dibaptis dengan Roh
Kudus. Perintah seperti itu tidak ada artinya sebab 1 Korintus 12:13,
“Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang
Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu
tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”. Kita semua telah
dibaptis dalam Roh.
John H. Pickford (hal. 32)
Pada hari Pentakosta, Tuhan mengutus-Nya (Roh Kudus) sebagai
Karunia yang dijanjikan dari Bapa... Sejak hari itu Roh telah menetap
selamanya di bumi di dalam umat percaya, dimulai dari 120 murid-murid
yang menerima Dia pada hari Pentakosta, hingga saat ini... Sejak saat
itu, saat seseorang yang berdosa menjadi anggota umat yang percaya,
dengan segera mendapatkan bagian dalam Roh, bersama dengan
seluruh anggotanya.
H. G. Randolph (hal. 12).
327
Sesudah itu maka setiap anak Allah telah dibaptis dengan Roh... Ini
disimpulkan sebab tidak ada perintah di dalam Alkitab yang mendesak
atau memerintahkan orang percaya dibaptis dengan Roh.
H. G. Randolph (hal. 17 dan 18).
Apa kata Alkitab?
Keyakinan Randolph bahwa Roh Kudus telah hidup di antara
orang-orang percaya sejak hari Pentakosta tidak mempunyai dasar
alkitabiah. Sebaliknya, orang-orang percaya di Samaria dan Efesus, yang
dicatat sesudah hari Pentakosta, tidak menerima Roh Kudus “segera”
sesudah mereka percaya (Kis. 8:14-17; 19:1-7). Selanjutnya, pada masa
para rasul, berbahasa roh merupakan bukti utama seseorang telah
menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46). Dengan begitu, jika semua
orang percaya pada hari ini telah menerima Roh Kudus, maka mereka
semua harus berbahasa roh. Namun mengapa ada begitu banyak orang-
orang Kristen dan gereja-gereja tidak memperlihatkan bukti ini?
Mengenai pendapat Pickford bahwa tidak terdapat perintah di
dalam Alkitab yang berkata-kata bahwa orang-orang Kristen harus
dibaptis dengan Roh Kudus, sekali lagi kita menemukan bukti yang
berkata-kata sebaliknya. Yohanes Pembaptis mengajarkan, bahwa ia
membaptis orang dengan air, namun Kristus akan membaptis dengan
Roh Kudus (Mat. 3:11). Lebih lanjut, Yesus mengulangi apa yang
diajarkan Yohanes (Kis. 1:5) dan menyertakan sebuah perintah kepada
murid-murid untuk menantikan Roh Kudus yang Ia janjikan (Luk.
24:49; Kis. 1:4-5).
Kita juga melihat penekanan besar pada baptisan Roh Kudus di
dalam pelayanan para rasul. Contohnya, saat Petrus dan Yohanes
mengetahui bahwa orang-orang percaya di Samaria belum menerima
Roh Kudus, mereka menumpangkan tangan ke atas orang-orang
itu untuk mendoakan mereka (Kis. 8:14-17). Begitu juga Paulus
saat mengentahui bahwa murid-murid di Efesus belum menerima
Roh Kudus, ia membaptis ulang mereka di dalam nama Yesus dan
menumpangkan tangan ke atas mereka (Kis. 19:1-7).
Patut kita perhatikan bahwa Alkitab mendorong orang-orang
percaya untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus. Kita melihat
dorongan ini dalam pengajaran-pengajaran Yesus dan dalam pesan-
pesan dan pelayanan para rasul. Alkitab mengajarkan kepada kita,
bahwa tanpa Roh Kudus, seseorang tidak dapat diselamatkan (Yoh.
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
328
3:5), atau menerima kuasa (Luk. 24:49; Kis. 1:8). Jadi, perintah untuk
“menerima Roh Kudus” ditujukan kepada setiap orang percaya yang
belum menerima Roh-Nya. Sebaliknya, 1 Korintus 12:13 yang dikutip
oleh Pickford ditujukan kepada Gereja Korintus yang telah menerima
Roh Kudus.
Kesalahpahaman 9
Hari ini ada banyak orang yang berdoa memohon Roh Kudus
mengabaikan fakta akan diamnya Roh Kudus di dalam dirinya. Tidak
akan ada kepenuhan dalam Roh jika kenyataan utama akan
kehadiran-Nya tidak diyakini atau diabaikan... Anda diselamatkan saat
Anda menjadi percaya, dan Anda menerima Roh Kudus... yang hidup di
dalam diri Anda pada saat Anda percaya dengan Firman Allah tentang
Anak-Nya.
L. L. Legters (hal. 9-10)
Apa kata Alkitab?
Seperti banyak penulis-penulis Kristen lainnya, Legters meyakini
bahwa semua orang Kristen menerima Roh Kudus pada saat mereka
percaya kepada Yesus. namun catatan-catatan Alkitab hanya mencatat
satu kejadian seperti ini, yaitu saat Kornelius dan keluarganya
menerima kabar injil (Kis. 11:15-17). Namun seperti yang kita lihat
dari Alkitab, ini bukanlah pola umum, seperti yang kita lihat pada
orang-orang percaya di Samaria dan Efesus (Kis. 8:14-17; 19:1-7).
Jadi, walaupun percaya kepada Yesus yaitu sebuah prasyarat
penting untuk menerima baptisan Roh Kudus, bukan berarti semua
orang menerima Roh Kudus langsung pada saat mereka menerima
Kristus. Dan hal penting yang perlu kita pahami, ini tidak akan dialami
oleh jemaat dari gereja-gereja yang tidak mengabarkan injil yang
sempurna dan sepenuhnya. Ini disebab kan Roh Kudus yaitu Roh
kebenaran (Yoh. 14:17), dan Ia hanya dapat ditemukan di tempat
kebenaran dikabarkan.
329
Kesalahpahaman 10
sebab ayat satu-satunya di surat-surat para rasul yang berhubungan
dengan tema yang kita bahas (yaitu baptisan Roh Kudus) yaitu 1
Korintus 12:13, maka ayat ini perlu kita perhatikan dengan sangat
seksama. Kisah Para Rasul yaitu sebuah tahapan pewahyuan yang
belum selesai. Kitab ini yaitu catatan mengenai kelanjutan pekerjaan
Kristus yang telah naik ke surga, seiring Ia membentuk Gereja-Nya dan
doktrin-doktrinnya, namun pengalaman para rasul dalam membangun
Gereja bukanlah model untuk orang Kristen pada hari ini. Sesungguhnya
tidak ada pengalaman baptisan Roh Kudus yang dicatat dalam Kisah
Para Rasul, bahkan di rumah Kornelius, yang dapat terjadi hari ini.
Ayat ini sendiri memberikan pencerahan pada arti dan tujuan pelayanan
Roh Kudus. empat fakta muncul dengan jelas dari ayat ini.
Setiap orang percaya telah mendapatkan baptisan ini. “Kita semua”.
“Semua” ini termasuk bahkan orang-orang yang berdosa sebab hidup
tidak bermoral dan memakan makanan yang telah dipersembahkan
kepada berhala.
Ini yaitu masa lalu di setiap kehidupan orang percaya. “Telah”.
Ini menunjukkan bahwa seorang percaya telah dibawa ke dalam tubuh
Kristus, saat ia disatukan kepada Kristus. sebab penyatuan ini, ia
“menjadi satu tubuh”, dengan segala berkat yang menyertai penyatuan
itu.
Dalam hal ini tidak ada perbedaan di antara orang-orang percaya.
Semua kelebihan berakhir, “baik orang Yahudi, maupun orang Yunani”.
Semua kekurangan juga berakhir, “baik budak, maupun orang merdeka”.
Semua menjadi anggota dari Satu Tubuh.
Seperti dahulu, demikian juga sekarang. Tidak ada di dalam Injil perintah
yang mendorong orang percaya untuk mencari baptisan ini, atau pun
membedakan orang-orang percaya, mereka yang telah atau yang belum
menerima baptisan.
J. Oswald Sanders (hal. 78-79)
Apa kata Alkitab?
Keempat hal yang diangkat oleh Sanders mengenai 1 Korintus
12:13 mengandung kelemahan-kelemahan mendasar:
• Penggunaan susunan kata pada ayat ini yang menunjukkan
bahwa ini telah terjadi, dimaksudkan kepada Gereja
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
330
Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus.
• Pesan ini tidak mempunyai pengaruh pada gereja-gereja
yang tidak mempunyai penyertaan Roh Kudus.
• Gereja yang tidak disertai oleh Roh Kudus tidak berada di
dalam Kristus, dan tidak mempunyai bagian dalam berkat-
berkat-Nya.
• Tentu saja, jika suatu gereja mempunyai penyertaan
Roh Kudus, secara alami tidak ada lagi perbedaan di antara
jemaat, sebab semua anggota jemaat yaitu “satu tubuh”.
Namun kata-kata ini tidak berlaku pada gereja yang tidak
disertai oleh Roh Kudus.
Kesalahpahaman 11
Mengutip Uskup H. C. G. Moule, J. Oswald Sanders menulis:
Perkenankan saya berkata-kata dengan simpati dan ketulusan bahwa
sebuah kesalahan tampaknya mendasari praktik yang sekarang umum
di antara orang-orang Kristen, yaitu ‘menunggu’ baptisan khusus Roh
Kudus agar dapat lebih melayani Tuhan. Tentunya ‘oleh satu Roh kita
telah dibaptis ke dalam satu tubuh’. Dan sekarang bagian kita yaitu
dengan iman yang rendah hati membuka diri dengan segala bagian jiwa
dan hidup kita, sehingga kita dapat dipenuhi dengan apa yang telah kita
miliki.
J. Oswald Sanders (hal. 71)
Sanders menambahkan:
Walau telah digenapi, karunia ini dinantikan dan masih menunggu
penerimaan jemaat gereja secara individu. Masih banyak orang yang
tidak menyadari bahwa Roh Kudus telah diberikan.
J. Oswald Sanders (hal. 113)
Apa kata Alkitab?
Di sini Sanders menunjukkan bahwa orang-orang Kristen hari ini
keliru dengan “menunggu” baptisan Roh Kudus. Ia berpendapat bahwa
Roh Kudus telah diberikan kepada mereka; masalahnya, mereka tidak
menyadarinya.
331
Mengenai masalah mencari baptisan Roh Kudus, baik Moule dan
Sanders telah mengabaikan kenyataan bahwa pengajaran ini diberikan
oleh Yesus sendiri (Luk. 11:9-13; 24:49), dan dilakukan oleh para rasul
dan orang-orang percaya di gereja mula-mula.
Mengenai ketidaktahuan kentara telah menerima baptisan Roh
Kudus atau belum, Alkitab mengajarkan bahwa saat Roh Kudus
sungguh-sungguh membaptis seseorang, Ia tidak menyediakan ruang
keraguan bagi si penerima maupun orang-orang di sekelilingnya.
Alkitab menggambarkan pengalaman ini sebagai sesuatu yang dapat
dilihat dan didengar (Kis. 2:33). sebab itu kita dapat menyimpulkan
bahwa orang-orang yang dimaksudkan Sanders “tidak menyadari
bahwa Roh Kudus telah diberikan” sebenarnya memang belum
menerima Roh Kudus.
Kisah Para Rasul melukiskan sebuah gambaran baptisan Roh
yang dapat dikenali dengan jelas. Contohnya kita melihat reaksi orang-
orang Yahudi yang menyaksikan fenomena itu pada hari Pentakosta,
yang disebutkan “tercengang-cengang” (Kis. 2:7) dan “termangu-
mangu” (Kis. 2:12) melihat apa yang sedang mereka saksikan. Kita juga
membaca tentang Simon, seorang tukang sihir yang “melihat” murid-
murid di Samaria menerima Roh Kudus, lalu menawarkan uang untuk
membeli kuasa itu (Kis. 8:17-19). Selanjutnya kita melihat keheranan
orang-orang Kristen dari kalangan Yahudi yang menyaksikan Kornelius
dan keluarganya yang berasal dari bangsa bukan Yahudi menerima Roh
Kudus. Dengan jelas Alkitab menulis: “mereka mendengar orang-orang
itu berkata kata kata -kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 10:46).
Lalu kita mengetahui tentang murid-murid di Efesus yang menerima
Roh Kudus saat Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka, dan
kembali “mereka berkata kata kata -kata dalam bahasa roh dan bernubuat” (Kis.
19:6).
Kita harus memahami bahwa surat-surat yang ditulis oleh para
rasul ditujukan kepada gereja-gereja yang didirikan oleh Roh Kudus,
atau paling tidak, kepada orang-orang yang telah menerima Roh Kudus.
sebab itu sebagai penulis, para rasul tidak perlu membahas doktrin-
doktrin mendasar yang sudah mereka pahami.
Sebenarnya, jika kita melihat kronologi kitab-kitab Alkitab, kita
melihat sebuah pendekatan sistematis dalam pencatatan pengajaran-
pengajaran yang berhubungan dengan baptisan Roh Kudus: janji
akan Roh Kudus dan pengajaran untuk mencari-Nya dibahas dalam
keempat Injil; sejarah terinci mengenai pencurahan Roh Kudus dicatat
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
332
dalam Kisah Para Rasul, sehingga orang-orang percaya dapat mengerti
sifat pengalaman Roh Kudus; selanjutnya yaitu surat-surat para rasul
yang bertujuan untuk mendorong orang-orang percaya di gereja-
gereja tersebut (yang didirikan oleh Roh Kudus) untuk hidup dalam
kehidupan yang penuh dengan Roh, dengan menghasilkan buah Roh
dan ketaatan pada Roh Kudus.
Maka sungguh disayangkan jika banyak gereja membaca
dan mengutip berbagai surat para rasul di luar konteksnya, mengira
bahwa pesan-pesan yang disampaikan kepada orang-orang percaya
dan gereja-gereja yang disertai Roh Kudus, berlaku juga tanpa syarat
kepada setiap orang percaya pada hari ini. Ini menjelaskan kekeliruan
dan penyalahgunaan ayat-ayat yang selalu saja terjadi, seperti:
• “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu yaitu bait Allah dan
bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor. 3:16)
• “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka,
telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi
minum dari satu Roh” (1Kor. 12:13).
• “Di dalam Dia kamu juga—sebab kamu telah mendengar
firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam
Dia kamu juga, saat kamu percaya, dimeteraikan dengan
Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu” (Ef. 1:13).
Ini menunjukkan bahwa kita harus kembali kepada Alkitab,
meneliti pengajaran-pengajaran mengenai Roh Kudus, seperti
yang dituliskan dalam kitab-kitab Injil, dalam Kisah Para Rasul, dan
dalam surat-surat para rasul secara sistematis dan sesuai dengan
konteksnya.
11.4 Mencari baptisan Roh Kudus tidaklah perlu
Kesalahpahaman 12
Pernyataan “dibaptis dengan Roh Kudus” atau sejenisnya hanya
digunakan sebanyak enam kali dalam Perjanjian Baru [mengacu pada
Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5 dan Kis. 11:16]…
Kutipan-kutipan yang ada juga menunjukkan bahwa baptisan Roh
Kudus diutus dengan penuh kuasa. Di tiap kejadian, disebutkan “Kamu
akan dibaptis”, bukan “Kamu mungkin dibaptis”. Tidak ada persyaratan
333
yang ditujukan kepada manusia untuk mendapatkan pencurahan Roh
Kudus. Allah dengan dengan wewenang ilahi menyatakan Pentakosta.
Ini tidak ditentukan oleh penantian atau penderitaan para rasul. Banyak
orang melupakan hal ini. Baptisan Roh Kudus tidak pernah dicari, namun
diberikan.
John. H. Pickford (hal. 14-15)
Apa kata Alkitab?
Pernyataan bahwa “baptisan Roh Kudus diutus dengan penuh
kuasa”, sebab tidak ada orang yang dapat menyangkal bahwa
pencurahan demikian bukanlah atas kehendak manusia. Tuhan-
lah yang mencurahkan karunia ini kepada siapa yang Ia kehendaki,
dan tidak ada orang yang dapat mencegah-Nya jika Ia hendak
melakukan yang sebaliknya (ref. Kis. 10:44-45; 11:15-17). Demikian
juga janji Allah bersifat absolut, dan dalam Alkitab tidak terdapat hal
yang menyatakan bahwa baptisan Roh Kudus hanyalah sekadar sebuah
kemungkinan. Namun kebalikan dari pandangan Pickford, semua ini
tidak terlepas dari tanggungjawab individu untuk mencari Roh Kudus.
Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita mengenai sikap yang
harus kita tunjukkan saat berdoa memohon Roh Kudus. Dalam
perumpamaan tentang sahabat di malam hari yang dicatat dalam
Lukas 11:5-8, Ia menunjukkan perlunya seseorang untuk tidak pernah
menyerah. Ia juga berkata kata kata :
Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya,
akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta
telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang
jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka
yang meminta kepada-Nya!
Lukas 11:11-13
Di sini kita mendapatkan pengajaran, bahwa ayah kandung
kita secara alami akan memberikan hal-hal yang baik kepada
anaknya dengan apa yang ia minta – hal-hal yang ia butuhkan dalam
kehidupannya. Namun Bapa surgawi kita akan memberikan lebih lagi:
Ia memberikan yang terbaik, yaitu Roh Kudus, yang dapat menuntun
kita kepada kehidupan rohani yang berkelimpahan. Syarat satu-
satunya yaitu dengan memintanya.
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
334
Dalam percakapan-Nya dengan perempuan Samaria, Yesus
berkata kata kata , “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah
Dia yang berkata kata kata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau
telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air
hidup” (Yoh. 4:10). “Karunia Allah” dan “air hidup” yang disebutkan
Yesus, yaitu Roh Kudus (Kis. 10:44-45; 11:15-17; Yoh. 4:14; 7:37-39).
Memperoleh kenyamanan materi dapat disamakan dengan minum dari
sumur Yakub – sesudah beberapa waktu, kita akan haus kembali sebab
itu semua tidak dapat memuaskan jiwa kita (Yoh. 4:12-13). Berbeda
dengan “air hidup” dari Allah, dapat menjadi mata air, mengalir kepada
kehidupan kekal di dalam diri kita. jika kita meminumnya, kita
mendapatkan sukacita dan kepuasan (Yoh. 4:14). Satu-satunya cara
untuk mendapatkan air hidup ini yaitu dengan menerima Kristus,
yang yaitu Pemberi air ini, dan meminta kepada-Nya (Yoh. 4:10).
Kesalahpahaman 13
Alkitab tidak pernah mendesak orang-orang percaya untuk mendapatkan
baptisan ini [mengacu pada baptisan Roh Kudus] dan itu tidak membuat
perbedaan dengan orang-orang percaya yang tidak pernah mengalami
baptisan seperti ini.
Kita sering menyanyikan kidung indah “No more let sin deceive or
earthly cares betray” (Tidak lagi ditipu dosa dan diperdaya kesenangan
duniawi). Apakah baptisan ini penggambaran rohani? Si penulis merasa
ini bukanlah demikian. Roh Kudus tidak pergi, sebab ia datang untuk
menyertai kita selamanya. Kita tidak boleh berdoa bersama Daud,
“janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!”
J. Oswald Sanders (hal. 79, 126-127)
Apa kata Alkitab?
Bertolak belakang dengan pendapat Sanders, sebenarnya Alkitab
mendorong orang-orang percaya untuk mencari baptisan Roh Kudus.
Dalam Lukas 11:13, Yesus mengajarkan, “Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu
yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang
meminta kepada-Nya.” Di Yohanes 4:10 Yesus berkata kata kata , “Jikalau engkau
tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kata kata kepadamu:
Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan
335
Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Paulus menjelaskan bahwa
kita perlu mencari baptisan Roh Kudus sebab Ia yaitu “jaminan
bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan
yang menjadikan kita milik Allah” (Ef. 1:13-14).
Tentang pendapat Sanders mengenai baptisan Roh Kudus yang tidak
membuat perbedaan apa-apa kepada orang-0rang percaya, sekali lagi
kita melihat Alkitab mengajarkan hal yang sebaliknya. Pertama, saat
para rasul di Yerusalem mendengar bahwa ada orang-orang percaya di
Samaria, secara khusus mereka mengutus Petrus dan Yohanes untuk
mengunjungi mereka, untuk menumpangkan tangan dan berdoa bagi
mereka. Orang-orang Samaria itu yaitu orang-orang percaya yang
telah menerima injil dan bahkan telah menjalani baptisan air. Namun
terdapat hal sangat penting yang mereka lewatkan, sehingga para rasul
memutuskan untuk mengunjungi mereka – mereka belum menerima
Roh Kudus (Kis. 8:15). Kedua, kita melihat bahwa saat Paulus pergi
ke Efesus, hal pertama yang ia tanyakan kepada mereka yaitu apakah
mereka telah menerima Roh Kudus. saat ia memastikan bahwa
mereka belum menerimanya, ia segera membaptis ulang mereka di
dalam nama Tuhan Yesus dan menumpangkan tangan ke atas mereka,
sehingga mereka dapat menerima Roh Kudus. Jadi tampak jelas bahwa
baptisan Roh Kudus sangat penting di mata para rasul. Roh Kudus juga
membawa sebuah perubahan kepada orang-orang percaya: Ia menjadi
jaminan dalam keselamatan mereka di surga (Yoh. 3:5; Ef. 1:13-14).
Selama berabad-abad, para pencipta musik dan pemazmur telah
menulis puisi-puisi dan kidung yang indah di bawah pengilhaman
Roh Kudus, sebagai jalan untuk menyatakan perasaan terdalam
mereka kepada Allah. Contohnya, Daud menulis sebuah mazmur yang
menubuatkan tentang Mesias (Mzm. 110:1; ref. Mat. 22:44; Kis. 2:29-
35), dan bersaksi tentang pekerjaan pengilhaman oleh Roh Kudus.
Daud sendiri yaitu orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus (1Sam.
16:13) dan menyadari dengan jelas akan karunia yang ada di dalam
dirinya. sesudah melakukan dosa meawan Allah, ia menulis sebuah
mazmur pertobatan, memohon kepada Allah: “janganlah mengambil
roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mzm. 51:11). Tidak seperti Sanders,
Daud mengerti bahwa Roh Kudus milik Allah dapat didukakan dan
meninggalkan dirinya sebab dosa (ref. Ef. 4:30).
sebab itu, walaupun Roh Kudus memang telah diutus untuk
tinggal di antara anak-anak Allah selamanya, kita juga perlu memahami
bahwa Allah yang benar dan kudus tidak dapat tinggal selamanya
dengan orang-orang yang tidak hidup di dalam Roh (Gal. 5:16-17, 25).
Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus
336
Kesalahpahaman 14
Melihat desakan pada beberapa kalangan mengenai perlunya
“menunggu” untuk menerima baptisan ini, pertimbangan sementara
mengenai masalah ini masih pada tempatnya… Seratus dua puluh
orang murid memang menunggu di ruang atas masih merupakan fakta
yang tidak dapat diperdebatkan. Dan dengan demikian mereka menaati
perintah Yesus Kristus (Luk. 24:49). Dengan taat mereka menunggu di
Yerusalem, tempatnya telah dinamakan secara khusus dalam perintah
Yesus. Apakah perintah Kristus ini masih berlaku dengan orang-orang
percaya di masa sekarang? Bila demikian, mereka harus berziarah
ke Yerusalem seperti orang-orang Muslim ke Mekah, sebab perintah
itu tidak dapat sungguh-sungguh dipenuhi di tempat lain. Jawaban
untuk pertanyaan ini bergantung pada apakah penantian murid-murid
menyebabkan turunnnya Roh Kudus kepada mereka. Jawabannya jelas
tidak! Roh Kudus turun “saat Hari Pentakosta sepenuhnya tiba”, saat
Kristus naik kepada Bapa-Nya, saat hari-hari yang telah ditentukan
sebelum bumi ini diciptakan untuk kejadian ajaib ini, telah tiba.
J. Oswald Sanders (hal. 71)
Apa kata Alkitab?
Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Tuhan Yesus memerintahkan
murid-murid-Nya, “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang
dijanjikan Bapa-Ku. namun kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai
kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Luk. 24:49).
Yang terjadi selanjutnya bukanlah penantian kosong oleh murid-murid,
namun penantian yang dijalani dengan doa dan pengharapan. Alkitab
mencatat 120 murid mengkhususkan diri mereka setiap hari dalam
doa hingga hari Pentakosta tiba. Pada hari itu Roh Kudus turun dan
mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan berbahasa roh (Kis.
1:12-15; 2:1-4). Pengajaran untuk menunggu dalam doa masih sangat
berlaku kepada orang-orang Kristen pada hari ini. Siapa yang haus
akan baptisan Roh Kudus haruslah menantikan, berdoa, dan memohon
dengan sabar.
Pencurahan Roh Kudus yang pertama kalinya memang terjadi
di Yerusalem (Kis. 1:12-15; 2:1-6). Namun kita perlu memahami
mengapa itu terjadi di sana: Allah bermaksud memanggil orang-orang
Yahudi yang saleh, yang kembali ke kota itu untuk merayakan perayaan
Pentakosta. Ia ingin agar mereka menerima injil dan membawa injil itu
ke negara mereka masing-masing, dan dengan demikian, menyebarkan
injil ke seluruh dunia. Kita harus memperhatikan, bahwa sesudah
337
hari Pentakosta, tidak ada lagi tempat yang tetap atau ditentukan
sebelumnya untuk mencurahkan Roh Kudus – Roh diturunkan di
tempat-tempat yang berbeda, seperti di Samaria, Kaisarea, dan Efesus
(Kis. 8:14-17; 10:1, 44-46; 19:1-7). Perlunya menunggu secara khusus
di Yerusalem yaitu untuk alasan dan waktu tertentu. Hari ini orang-
orang Kristen tidak perlu menunggu di sana.
Mengenai apakah penantian murid-murid menyebabkan turunnya
Roh Kudus, jawabannya sudah pasti “ya”. Perintah untuk menunggu
diberikan dengan sangat jelas oleh Tuhan Yesus kepada mereka. Jadi
mereka mengikuti apa yang telah Ia perintahkan sebelumnya kepada
mereka. Ketaatan mereka menunjukkan kata-kata terakhir Yesus:
“Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Ia berjanji kepada mereka bahwa
Ia akan bersama-sama dengan mereka selamanya, melalui Roh Kudus
yang akan tinggal dalam hati mereka, dengan syarat, agar mereka
mengajarkan orang-orang lain untuk memegang perintah-Nya, dan
itu tentu saja berarti mereka juga perlu memegangnya. Maka tidak
mengherankan jika mereka mengikuti perintah Yesus dengan
setia dan menantikan kedatangan Roh Kudus. Bila sebaliknya, seperti
yang dikatakan Sanders, pencurahan Roh Kudus tidak ada kaitannya
dengan penantian mereka di Yerusalem, maka mereka dapat saja
memulai pekerjaan penginjilan segera sesudah Yesus naik ke surga, dan
pergi keluar dari Yerusalem untuk melakukannya. Namun kita melihat
bahwa mereka tidak melakukan hal ini – mereka menunggu dalam
doa di tempat yang telah ditentukan Yesus, sampai mereka dikenakan
kuasa dari tempat yang maha tinggi.
Kesalahpahaman 15
Perjanjian Baru tidak pernah menetapkan syarat atau kondisi apa
pun untuk berdoa memohon Roh Kudus. Denominasi-denominasi
Kharismatik mengacu pada Alkitab untuk memperoleh pembenaran,
namun telah salah menafsirkan artinya. Mereka telah menyimpangkan
Alkitab untuk mendukung pendapat mereka. Mereka berkata kata kata bahwa
dalam Kisah Para Rasul 1:14, para rasul dan beberapa perempuan
berkumpul di ruang atas sesudah Tuhan naik ke surga, dan “ber





.jpeg)






