Tampilkan postingan dengan label doktrin roh kudus 9. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label doktrin roh kudus 9. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Desember 2025

doktrin roh kudus 9

 


perti yang dilakukan Moody dalam

menuntun berjuta-juta orang menjadi percaya kepada 

Tuhan di seluruh dunia dan mendorong orang percaya 

untuk hidup kudus, yaitu  disebab kan pengilhaman Roh 

Kudus, bukan baptisan Roh Kudus.

Pesan yang disampaikan oleh penginjil-penginjil ini

bukanlah injil yang sempurna, sebab  injil mereka tidak 

sepenuhnya, dan kadang-kadang keliru. Namun pelayanan 

mereka berfungsi untuk mengenalkan Yesus Kristus 

sebagai Juruselamat bagi dunia dan mendesak orang untuk 

bertobat. sebab  itu pekerjaan mereka dapat disamakan 

seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis (Luk. 3:3-6) dan 

Apolos (Kis. 18:24-28), keduanya membuka jalan untuk 

sesuatu yang lebih baik.

Moody dan penginjil-penginjil seperti dirinya memegang

kesalahpahaman yang sama mengenai berbahasa roh dan 

tidak menerima berbahasa roh sebagai bukti baptisan Roh.

Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus

302

Yesus berkata kata  kata , “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang

bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun 

juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka 

akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” (Yoh. 

10:16). Yang Yesus maksudkan, ada umat percaya yang akan 

menjawab panggilan dan pengilhaman Roh Kudus. Mereka 

akan mencari gereja sejati yang telah didirikan oleh Roh, 

menuruti kebenaran yang diberitakannya, dan berkumpul 

menjadi satu kawanan.

Hasil pelayanan seseorang tidak dapat digunakan untuk

menunjukkan apakah ia dipenuhi dengan Roh Kudus atau 

tidak. jika  kita merenungkan pelayanan pekerja-pekerja 

di dalam Alkitab yang dicatat sebagai dipenuhi dengan 

Roh Kudus seperti Petrus dan Paulus, kemungkinan besar 

mereka tidak membawa orang sebanyak itu kepada Allah 

seperti penginjil-penginjil di akhir zaman.

Selain memberikan kuasa kepada seseorang melalui

baptisan Roh, Roh Kudus juga dapat mengilhamkan orang 

untuk melakukan pekerjaan Allah, seperti yang dilakukan 

nabi-nabi dalam Perjanjian Lama.

Kita harus menyadari bahwa tidak semua orang bekerja

melalui pengilhaman Roh Kudus. Beberapa mungkin 

bekerja sebab  kehendak mereka sendiri, atau sebab  

motivasi-motivasi yang tidak terpuji (Fil. 1:15-16).

Kesimpulannya, kita dapat melihat bahwa Roh Kudus bekerja giat 

untuk mengilhamkan pekerja-pekerja Allah, baik di masa Perjanjian 

Lama, dan juga di masa sebelum pencurahan hujan awal. sesudah  masa 

hujan awal, barulah umat percaya dibaptis dengan Roh Kudus dan 

mengalami Allah yang diam di dalam hati mereka selamanya (Yoh. 

14:16). Pada saat itu, pekerjaan Roh Kudus sangat dinamis, bekerja 

di dalam hati umat percaya untuk mengilhamkan mereka melakukan 

kehendak Allah.

Kita juga melihat, bahwa di masa sebelum hujan akhir, saat Roh 

Kudus tidak turun kepada umat percaya, Ia terus mengilhamkan 

banyak orang-orang Kristen yang saleh untuk mengabarkan Yesus 

Kristus dan mempertahankan iman Kristen. Pelayanan mereka dapat 

disamakan dengan pelayanan Yohanes Pembaptis, yang mengajarkan 

pertobatan dan membuka jalan untuk pencurahan Roh Kudus (Mat. 

3:11; Yoh. 1:32-34).


303

Pola pekerjaan Allah ini mengingatkan kita akan kata-kata Tuhan 

Yesus: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” 

(Yoh. 5:17). Kita mengetahui bahwa kata-kata ini tidak menyebutkan 

tentang pekerjaan penciptaan Allah, sebab  alam semesta telah 

lama selesai diciptakan (Kej. 2:1-3), namun  menunjukkan pekerjaan 

penyelamatan-Nya. Kita melihat Allah bekerja dengan cara ini di 

sepanjang masa Perjanjian Lama dan terus melakukannya di masa 

sekarang. Ia tidak akan berhenti sampai Ia datang kembali (ref. Ef. 

1:14; 4:30).

Menurut nubuatan Nabi Hagai, pekerjaan Roh Kudus di masa 

hujan akhir akan lebih besar dari sebelumnya (Hag. 2:9). Roh Kudus 

meneruskan peran gandanya dalam memberikan kuasa kepada orang-

orang melalui baptisan Roh Kudus, dan juga menggerakkan mereka 

melalui pengilhaman Roh Kudus. Ini akan terus berlanjut hingga injil 

mencapai seluruh pelosok bumi dan domba-domba Allah datang dan 

berkumpul menjadi satu kawanan sejati.

10.4 Pandangan umum yang dipegang banyak gereja

Banyak gereja hingga saat ini dengan keliru melihat pengilhaman 

Roh Kudus sebagai baptisan Roh Kudus, sebab  mereka salah 

menafsirkan Alkitab dan kurangnya pengalaman rohani. Sebagian 

lagi tanpa sadar dikacaukan oleh pekerjaan Iblis. Ini terlihat pada 

penolakan-penolakan emosional terhadap berbahasa roh dari 

beberapa tempat, yang menyebutnya sebagai “sekte-sekte berbahasa 

roh”, “fanatisme”, atau bahkan “ilmu sihir”. Seperti contoh yang telah 

kita baca, mereka membandingkan orang-orang Kristen yang berdoa 

memohon Roh Kudus dengan perilaku sukacita yang berlebihan 

dari nabi-nabi Baal di masa Nabi Elia (1Raj. 18:27). Jadi kita melihat 

pendapat-pendapat serius, dan kadang bersifat hujatan ditujukan pada 

pekerjaan Roh Kudus oleh beberapa gereja yang bersungguh-sungguh 

membela apa yang mereka kira sebagai kebenaran.

10.4.1 Hujat terhadap Roh Kudus

Dosa paling berat bukanlah menghujat Anak Manusia, namun  

menghujat Roh Kudus. Yesus memberikan peringatan keras: “Sebab itu 

Aku berkata kata  kata  kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, 

Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus

304

namun  hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. jika  seorang 

mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, 

namun  jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia 

ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak” (Mat. 12:31-32).

Mengapa menghujat Roh Kudus lebih berat dosanya daripada 

menghujat Anak Manusia? sebab  Anak Manusia datang ke dunia 

dengan status yang lebih rendah: Ia yaitu  Allah yang menjadi 

manusia. namun  Roh Kudus yaitu  Allah dalam kemuliaan-Nya yang 

sepenuhnya. sebab  itu, orang-orang Yahudi bersalah sebab  telah 

menghujat Anak Manusia (Yoh. 10:30-33; 19:7), namun  mereka masih 

dapat diampuni. Namun sesudah  Yesus bangkit dan naik ke surga, Ia 

membuktikan kepada semua orang bahwa Ia yaitu  Allah, yang layak 

dipuji selama-lamanya. Lebih lagi, sesudah  Ia memperlihatkan diri-Nya 

sebagai Roh Kudus, Ia tidak dapat lagi dihujat.

Paulus berkata kata  kata , “sebab  itu karunia bahasa roh yaitu  tanda, 

bukan untuk orang yang beriman, namun  untuk orang yang tidak 

beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat yaitu  tanda, bukan 

untuk orang yang tidak beriman, namun  untuk orang yang beriman” 

(1Kor. 14:22). Di sini, kata “tanda” mempunyai arti “mujizat”6. Seperti 

mujizat kesembuhan dan pengusiran setan di dalam nama Tuhan Yesus, 

berbahasa roh merupakan bukti penyertaan Allah. Ini diperhitungkan 

sebagai tanda dan mujizat yang Yesus katakan akan mengikuti 

mereka yang percaya kepada-Nya (Mrk. 16:17-18). Berbahasa roh 

yaitu  sebuah tanda bagi orang-orang yang tidak percaya, untuk 

memperlihatkan kepada mereka bahwa seseorang telah menerima 

Roh Kudus (Kis. 10:44-46) dan Allah menyertainya (1Yoh. 3:24). 

sebab  itu orang-orang yang dengan keras kepala menyatakan bahwa 

berbahasa roh yaitu  ilmu sihir, atau tanda kerasukan setan, bersalah 

sebab  telah menghujat Roh Kudus.

10.4.2 Belajar dari nasihat Gamaliel

Tuhan Yesus berkata kata  kata  kepada murid-murid-Nya, “Kamu akan 

dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang 

membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 

Mereka akan berbuat demikian, sebab  mereka tidak mengenal baik 

Bapa maupun Aku” (Yoh. 16:2-3). Kata-kata ini digenapi saat  gereja 

para rasul dianiaya. Mereka yang melakukan penganiayaan terhadap 

gereja, mengira bahwa mereka sedang melayani Allah dengan sepenuh 


305

hati (Kis. 7:54-60; 8:1-3; 12:1-3). Paulus sebelumnya berada di antara 

mereka dan secara pribadi bertanggungjawab atas kematian banyak 

orang Kristen (Kis. 22:3-4; Fil. 3:6).

Di masa-masa pegolakan inilah kita mendengar beberapa kata 

hikmat yang diucapkan Gamaliel, ahli Taurat yang dihormati di 

kalangan orang Yahudi:

Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak 

kamu perbuat terhadap orang-orang ini!... sebab  itu aku berkata kata  kata  

kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah 

mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, 

tentu akan lenyap,  namun  kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat 

melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu 

melawan Allah.

Kisah Para Rasul 5:35, 38-39

Nasihat Gamaliel dimaksudkan untuk menenangkan kemarahan 

Mahkamah Agama. Ia berkata kata  kata  kepada mereka untuk membiarkan 

para rasul, agar berhati-hati jika  terbukti bahwa mereka ternyata 

sedang melawan Allah. Nasihatnya ini mengingatkan kita dengan 

sebuah kenyataan penting: gereja yaitu  tubuh Kristus (Kol. 1:24), dan 

siapa pun yang menganiaya gereja, sebenarnya sedang menganiaya 

Kristus (Kis. 9:1-5). Dengan begitu, sebab  Roh Kudus yaitu  Roh 

Allah, siapa yang menganiaya gereja yang telah didirikan oleh Roh 

Kudus, sedang menganiaya Allah sendiri. Kita semua dapat belajar 

dari nasihat Gamaliel untuk tidak menghakimi pekerjaan Roh Kudus 

dengan sembrono dan tergesa-gesa.

10.4.3 Belajar dari kerendahan hati Apolos

Apolos yaitu  pekerja kunci dalam gereja para rasul, yang menjadi 

perabot Allah yang penuh kuasa dan dihormati di antara jemaat (1Kor. 

1:12; 3:4-6; 4:6). Ia yaitu  orang Yahudi yang lahir di Aleksandria, 

sebuah tempat pusat kebudayaan dan pengetahuan Yunani, setara 

dengan Athena, dan menitik berat pada pembelajaran dan debat umum. 

Apolos mengenal Injil dengan baik dan cakap dalam hal berbicara 

di depan umum dan perdebatan. Ia mempunyai kemampuan untuk 

mengajak baik orang Yahudi maupun Yunani. Saat menerima petunjuk 

Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus

306

dalam jalan Yesus, ia mulai mengabarkan-Nya dengan giat di bait-bait 

Allah.

Namun Apolos hanya mengetahui baptisan Yohanes, bukan 

baptisan Yesus. Baptisan Yohanes yaitu  baptisan pertobatan (Kis. 

19:4) sebab  tugasnya yaitu  untuk mendorong orang-orang untuk 

bertobat (Mat. 3:5-11; Luk. 3:8-14). Sebaliknya, baptisan Yesus yaitu  

baptisan penghapusan dosa (Kis. 2:38; 22:16) dan kelahiran kembali 

(Tit. 3:5). Lebih lagi, Yesus yaitu  Dia yang dapat membaptis orang 

dengan Roh Kudus (Yoh. 1:33; Kis. 1:5). sebab  itu pertobatan bukanlah 

kelahiran kembali, namun  sekadar sebuah persyaratan untuk kelahiran 

kembali. Mereka yang bertobat, namun  tidak dilahirkan kembali melalui 

baptisan air di dalam nama Yesus, masih merupakan murid-murid 

Yohanes. Priskila dan Akwila, yang berasal dari kalangan pembuat 

tenda rendahan (Kis. 18:2-3), mengisi kekosongan pengetahuan 

Apolos dan berbicara kepadanya untuk menjelaskan injil dengan lebih 

tepat kepadanya (Kis. 18:24-26).

Ada perbedaan antara mengetahui tentang Yesus, dan mengetahui 

bahwa Yesus yaitu  Tuhan dan Juruselamat. Yang pertama yaitu  

pengetahuan yang dapat diketahui siapa saja, dan bahkan dibagikan 

kepada orang lain. Namun yang terakhir yaitu  pengetahuan sejati 

yang datang dari iman. Dari catatan tentang Apolos, kita mengetahui 

bahwa:

Pengetahuan diperlukan, sebab kita tidak dapat percaya

kepada Yesus tanpa mengenal-Nya. Namun pengetahuan 

teologi tidak sama dengan iman.

Dengan pengetahuan dan hati yang tulus, orang dapat

mengabarkan injil, dan bahkan mengilhamkan orang lain. 

Namun tanpa dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh. 

3:5), orang tidak dapat mengabarkan injil yang sempurna.

Walaupun Apolos yaitu orang terpelajar dan cakap dalam

seni berdebat, ia masih kurang dalam hal pengetahuan dan 

iman.

Apolos mempunyai sikap rendah hati sehingga ia menerima

pengajaran dua orang murid yang berasal dari kalangan 

rendahan.

saat Apolos akhirnya mengerti akan injil Kristus yang

sempurna, ia memakai  pengetahuan dan talentanya 

untuk membagikan injil itu kepada orang lain.


307

Kerendahan hati yang terlihat dalam diri Apolos bukanlah satu-

satunya kasus. Kita juga melihat sifat ini dalam diri sida-sida Etiopia, 

yang kepadanya Filipus diutus. saat  Filipus mendengarnya membaca 

kitab Yesaya, ia bertanya kepada sida-sida itu apakah ia mengerti 

apa yang sedang ia baca. Jawaban lembut sida-sida itu yaitu , 

“Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing 

aku?” (Kis. 8:31). Begitu juga, Lukas menceritakan kepada kita tentang 

orang-orang di Berea yang “lebih baik hatinya dari pada orang-orang 

Yahudi di Tesalonika, sebab  mereka menerima firman itu dengan 

segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci 

untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di 

antara mereka yang menjadi percaya.” (Kis. 17:11-12).

Hari ini, terdapat banyak penginjil-penginjil dari gereja-gereja 

yang tidak mendapatkan penyertaan Roh Kudus. Mereka dapat 

disamakan seperti Apolos: mereka mungkin terpelajar dan cakap, 

mengenal Alkitab dengan baik, bersungguh-sungguh dan taat dalam 

melayani Tuhan. Mereka juga mempunyai talenta untuk mengajar 

orang lain mengenai kasih Kristus dan prinsip-prinsip kehidupan 

Kristen; namun  mereka kekurangan pengertian akan injil keselamatan 

yang sepenuhnya. sebab  itu mereka tidak dapat mengajarkan orang 

lain bagaimana dilahirkan kembali dari air dan Roh (Yoh. 3:5), atau 

bagaimana masuk ke dalam kehidupan yang berlimpah dalam Kristus, 

atau bagaimana menerima kuasa dari atas untuk mengalahkan dosa 

(Yoh. 10:10; Luk. 24:49; Rm. 8:1-2, 13).

Kita perlu banyak belajar dari Apolos yang rendah hati, sehingga 

dapat belajar lebih lagi mengenai Yesus dari orang-orang lain. jika  

kita mempunyai hati dan pikiran yang sama seperti ini, maka kita juga 

akan diberkati dengan pengertian yang lebih jernih mengenai injil 

yang sempurna.

10.4.4 Peran Yohanes Pembaptis

Yohanes Pembaptis yaitu  pekerja perintisan yang 

bertanggungjawab mempersiapkan jalan Yesus (Yoh. 1:19-23). 

jika  kita melihat catatan pelayanannya, kita melihat seseorang 

yang melayani Allah dengan kerendahan hati yang sangat tinggi, dan 

seseorang yang dapat memimpin orang kepada Juruselamat.

Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus

308

saat  Yohanes melihat Yesus, ia mengajarkan murid-muridnya 

untuk mengikut Kristus:

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang 

muridnya. Dan saat  ia melihat Yesus lewat, ia berkata kata  kata : "Lihatlah Anak 

domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, 

lalu mereka pergi mengikut Yesus.

Yohanes 1:35-37

lalu  sebuah perdebatan timbul antara murid-murid 

Yohanes dengan orang-orang Yahudi mengenai pengudusan. Masalah 

ini mungkin berkaitan dengan baptisan. Murid-murid Yohanes tentu 

telah menyadari bahwa Yesus menerima baptisan Yohanes (Mat. 

3:13-16), dan sebab  itu secara teknis Yesus yaitu  murid Yohanes. 

Sekarang mereka melihat bahwa Yesus sendiri melakukan baptisan 

dan mendapatkan perhatian orang-orang Yahudi, yang mulai mengikuti 

Dia. sebab  itu murid-murid Yohanes datang kepadanya dan mengeluh, 

“Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan 

dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis 

juga dan semua orang pergi kepada-Nya” (Yoh. 3:26).

Yohanes menjawabnya dengan perkataan:

Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, 

kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat 

memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata kata  kata : Aku bukan Mesias, namun  

aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, 

ialah mempelai laki-laki; namun  sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri 

dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar 

suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku 

itu penuh. Ia harus makin besar, namun  aku harus makin kecil.

Yohanes 3:27-30

Yohanes mengerti bahwa ia dan Yesus melakukan tugas yang 

berbeda. Yohanes bukan Kristus, namun  ia diutus untuk mendahului-

Nya; ia bukan si mempelai laki-laki namun  sahabat mempelai laki-laki. 

Bukan hanya ia tidak iri hati kepada Yesus, namun  Yohanes merasakan 

sukacita dan kepuasan yang besar. Ia sungguh yaitu  nabi yang layak 

di mata Allah.


309

Begitu juga, Allah telah lama bekerja dengan banyak gereja yang 

mempunyai peran seperti Yohanes Pembaptis. Mereka telah menyiapkan 

jalan bagi gereja sejati, yang telah datang untuk mengabarkan injil 

keselamatan yang sepenuhnya dan sempurna.

10.5 Kesimpulan

Kita sekarang ada di akhir zaman. Sebentar lagi waktunya akan 

tiba, saat Kristus akan menerima pengantinnya, yaitu gereja sejati. Roh 

Kudus hujan akhir telah turun, dan kuasa Pentakosta sedang mencapai 

tiap-tiap sudut bumi. Ia memanggil semua orang untuk mendengarkan 

dengan rendah hati mengenai injil yang sempurna dan menerimanya 

sebab  ia membawa keselamatan melalui Kristus Yesus.

Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus

310

Pertanyaan ulasan

1. Jelaskanlah mengapa hal-hal berikut ini tidak alkitabiah:

a. Semua orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan telah 

menerima baptisan Roh Kudus (ref. 1Kor. 12:3).

b. Kesadaran atas dosa dan keinginan untuk mencari 

Allah dan keselamatan-Nya yaitu  bukti bahwa kita 

telah menerima Roh Kudus.

c. Mempunyai Roh Kudus bukanlah pengalaman yang 

dapat kita lihat: Paulus harus mengingatkan jemaat 

Gereja Korintus bahwa Roh Allah tinggal di dalam hati 

mereka (ref. 1Kor. 3:16).

d. Kemampuan berduka atas dosa-dosa kita menunjukkan 

bahwa kita telah menerima Roh Kudus.

e. Berbahasa roh tidak membuktikan bahwa kita telah 

menerima baptisan Roh Kudus, namun dibuktikan 

dengan kemampuan kita untuk mengasihi dan 

melayani Allah.

2. Berikanlah penjelasan bagaimana Roh Kudus mengilhami 

pekerja-pekerja Allah di masa-masa sejarah berikut ini:

a. Di masa Perjanjian Lama

b. Sebelum turunnya hujan awal

c. Di masa hujan awal, dimulai sejak hari Pentakosta

d. Sebelum turunnya hujan akhir

e. Di masa hujan akhir, dimulai sejak tahun 1900-an

3. Apakah pandangan umum dari banyak gereja-gereja di 

masa sekarang mengenai:

a. Berbahasa roh

b. Gereja sejati


311

1 Vine, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr., William, Vine’s Complete Expository 

Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London and 

Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G331.

2 Ibid. G2424.

3 Ibid G2962.

4 Erdman, Charles R., The Acts: An Exposition (Philadelphia: The Westminster Press, 

1966).

5 The Complete Word Study Dictionary: New Testament, ed. Zodhiates, S. (Tennessee: 

AMG International, 1992). G1754.

6 Vine, W. E., Unger, Merrill F. and White Jr., William, Vine’s Complete Expository 

Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville, Atlanta, London and 

Vancouver: Thomas Nelson Publishers, 1985). G4592.

Bab 10: Pengilhaman Roh Kudus

312

Bab 11

KeSALAHPAHAMAN MeNGeNAI BAPTISAN ROH KUDUS

11.1 Pendahuluan

Baptisan Roh Kudus yaitu  hal yang penting bagi keselamatan 

kita. Yesus berkata kata  kata , “Aku berkata kata  kata  kepadamu, sesungguhnya jika 

seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke 

dalam kerajaan Allah” (Yoh. 3:5). Lebih lagi, Roh Kudus mempunyai 

kepentingan besar dalam perjalanan iman dan pelayanan kita kepada 

Allah. Baptisan Roh menuju kepada: kehidupan baru di dalam Tuhan 

(Yeh. 37:14; kuasa dari atas untuk menuruti kebenaran (Kis. 1:8; Ef. 

6:17); kekuatan untuk membuang perbuatan-perbuatan kedagingan 

(Rm. 8:13; Gal. 5:16); pengudusan kita di dalam Kristus (2Tes. 2:13).

Roh Kudus juga tidak terpisahkan dengan gereja secara 

keseluruhan. Roh Kudus memberikan kuasa kepadanya untuk 

menyatakan kebenaran kepada dunia, untuk mempersiapkan 

kedatangan Tuhan yang kedua kalinya (Mat. 24:14; Why. 21:2, 9-10).

Sayangnya, banyak gereja-gereja Kristen tidak mengetahui 

kebenaran mengenai baptisan Roh Kudus. Sebaliknya mereka 

memegang berbagai macam kesalahpahaman yang dapat dirangkum 

menjadi seperti di bawah ini:

Kejadian di hari Pentakosta hanya terjadi satu kali dan tidak

akan pernah terulang.

Roh Kudus turun satu kali untuk selama-lamanya di

gereja masa awal, dan sejak itu semua orang percaya telah 

mempunyai Roh Kudus.

Roh Kudus yaitu sebuah karunia; Roh Kudus tidak didapat

melalui doa dan permohonan.

Kepercayaan-kepercayaan yang keliru ini telah mengakibatkan 

banyak orang Kristen tidak menerima baptisan Roh Kudus.

Pada bab ini kita akan meneliti beberapa kesalahpahaman yang 

umum terjadi dan melihat apa yang diajarkan Alkitab kepada kita. 


313

Semoga kiranya Roh Kudus membuka hati kita untuk menerima firman 

Allah (Mzm. 119:18; Ef. 1:17-18).

11.2 Pentakosta tidak akan pernah terulang kembali

Kesalahpahaman 1

Pentakosta berdiri sendiri. Baptisan Pentakosta tidak pernah dimaksudkan 

untuk menjadi pengalaman yang berulang. Roh Kudus hanya turun satu 

kali; dan sekarang Ia menyertai anak-anak Allah selamanya.

John H. Pickford (hal. 15)

Baptisan Roh Kudus muncul pada hari Pentakosta satu kali untuk 

selamanya.

H. G. Randolph (hal. 19)

Apa kata Alkitab?

Kejadian yang meliputi turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta 

(Kis. 2:1-4) telah menjadi sejarah dan memang tidak akan terjadi 

lagi secara persis. Namun tidak kalah benarnya, sesudah  hari itu Allah 

terus mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada umat percaya. sebab  itu, 

pendapat bahwa “Roh Kudus hanya turun satu kali” tidak alkitabiah.

Kisah Para Rasul mencatat secara rinci tiga kejadian saat  Roh 

Kudus turun kembali, segera sesudah  hari Pentakosta:

Orang-orang di Samaria menerima Kristus dengan sukacita

melalui injil yang diberitakan oleh Filipus, dan sebab  

tanda-tanda mujizat yang ia lakukan. lalu , saat  

para rasul pergi mengunjungi mereka untuk berdoa dan 

menumpangkan tangan kepada mereka, mereka menerima 

Roh Kudus (Kis. 8:5-8, 14-17). Sejarawan-sejarawan 

seringkali merujuk peristiwa ini sebagai “Pentakosta 

Samaria”1.

Petrus diutus untuk mengabarkan injil kepada Kornelius dan

keluarganya. Di saat menyampaikan khotbah, Roh Kudus 

turun ke atas semua orang yang mendengarkan firman 

Allah, sehingga jemaat dari kalangan orang Yahudi yang 

menyertai Petrus menjadi terheran-heran sebab  karunia 

Roh Kudus sekarang diberikan juga kepada bangsa-bangsa 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

314

lain (Kis. 10:9-23, 44-48). Sejarawan-sejarawan menyebut 

kejadian ini sebagai “Pentakosta Romawi”.

Paulus bertemu dengan beberapa murid di Efesus yang telah

menerima baptisan Yohanes, namun  belum nenerima Roh 

Kudus. Ia membaptis ulang mereka di dalam nama Yesus 

dan menumpangkan tangan ke atas mereka, dan lalu  

mereka menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-7). Sejarawan-

sejarawan menyebut kejadian ini sebagai “Pentakosta 

Efesus”.

Kejadian-kejadian sejarah ini memberitahukan kita bahwa 

kejadian ini bukanlah kejadian satu kali. Roh Kudus terus dicurahkan 

kepada umat percaya, dan memunculkan Pentakosta-Pentakosta 

lainnya yang penuh kuasa.

Sebelum Ia naik ke surga, Tuhan Yesus berkata kata  kata  kepada murid-

murid-Nya, “sebab  itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku 

dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan 

ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan 

kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai 

kepada akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Kata “Aku” yang pertama 

menunjukkan Tuhan Yesus sendiri, sementara “Aku” yang kedua 

menunjukkan Roh Kudus, yang akan bersama-sama dengan mereka 

“senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Ini disebab kan Roh Kudus 

yaitu  “Roh Yesus” (Kis. 16:6-7) dan “Roh Kristus” (Rm. 8:9). Ia yaitu  

“Penolong lain” yang Yesus janjikan (Yoh. 14:16).

Kita melihat di dalam perkataan Yesus, terdapat sebuah syarat yang 

ditempatkan pada penyertaan Roh Kudus yang kekal: murid-murid 

harus mengajarkan orang-orang untuk memegang segala perintah-

Nya, dan dengan begitu, memelihara mereka juga. Maka kita dapat 

menyimpulkan, bahwa saat  sebuah komunitas iman tidak memegang 

perintah-perintah Yesus, atau mengubah kebenaran, maka Roh Kudus 

tidak akan turun untuk menyertai mereka. Pesan ini diperkuat oleh 

ayat Alkitab lain, saat  Yesus dicatat berkata kata  kata  kepada murid-murid-

Nya, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala 

perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan 

kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu 

selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh. 14:15-17).

Sejarah gereja menunjukkan, bahwa saat  gereja sesudah  masa 

para rasul mengubah injil dan menyimpang dari pengajaran Kristus, 


315

Roh Kudus tidak lagi turun. Reformasi Martin Luther pun masih 

belum berhasil sepenuhnya memulihkan injil yang sempurna. Ini 

mengakibatkan sebuah masa kekeringan rohani yang berlangsung 

hingga lebih dari seribu tahun. Walaupun Roh Kudus terus 

mengilhamkan pekerja-pekerja yang setia di masa ini, tidak ada orang 

yang mengalami baptisan Roh Kudus. Maka pendapat Pickford bahwa 

“Roh Kudus hanya turun satu kali; dan sekarang Ia menyertai anak-

anak Allah selamanya” tidak tepat.

Kesalahpahaman 2

sesudah  hari Pentakosta, karunia Roh Kudus diterima begitu seseorang 

percaya kepada Kristus. Syarat satu-satunya hanyalah iman. Petrus 

menyatakan ini dengan jelas pada hari Pentakosta. “Bertobatlah dan 

hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama 

Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima 

karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38). Malah, Kristus menekankan kebenaran 

yang sama sebelum hari Pentakosta. “Barangsiapa percaya kepada-

Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan 

mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang 

akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu 

belum datang, sebab  Yesus belum dimuliakan” (Yoh. 7:38, 39). Ayat-

ayat ini juga memberikan kepastian lebih lanjut sebab  ayat-ayat ini 

memperlihatkan setiap orang percaya mendapatkan Roh Kudus dan 

menyimpulkan, “namun  jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan 

milik Kristus” (1Kor. 3:16; Rm. 8:9).

John H. Pickford (hal. 16)

Apa kata Alkitab?

Percaya kepada Yesus Kristus tentu saja merupakan sebuah 

kriteria kunci untuk dapat menerima Roh Kudus, dan kita dapat 

melihat hal ini dari komunikasi antara Paulus dan gereja-gereja. 

Contohnya, ia bertanya kepada Gereja Galatia, “Adakah kamu telah 

menerima Roh sebab  melakukan hukum Taurat atau sebab  percaya 

kepada pemberitaan Injil?” (Gal. 3:2); dan berkata kata  kata  kepada Gereja 

di Efesus, “Di dalam Dia kamu juga—sebab  kamu telah mendengar 

firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu 

juga, saat  kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang 

dijanjikan-Nya itu” (Ef. 1:13). Namun, dari perkataan Paulus kita harus 

mencatat secara khusus pentingnya percaya dalam kebenaran, yaitu 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

316

injil keselamatan yang sepenuhnya dan sempurna, melalui iman. Ini 

yaitu  sebab  hanya kebenaran-lah, yang sesuai dengan Alkitab, yang 

dapat menuntun kita untuk menerima baptisan Roh Kudus.

Pickford mengutip kata-kata Paulus di luar konteksnya: “Tidak 

tahukah kamu, bahwa kamu yaitu  bait Allah dan bahwa Roh Allah 

diam di dalam kamu?” (1Kor. 3:16), berpendapat bahwa ayat ini 

membuktikan bahwa semua orang percaya mempunyai Roh Kudus. 

Namun kita harus mengerti bahwa kata-kata Paulus ditujukan kepada 

Gereja Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus. Dengan demikian, 

kata-kata Paulus tidak dapat ditujukan kepada gereja-gereja yang tidak 

mempunyai penyertaan Roh Kudus. Kepada gereja-gereja demikian, 

Paulus mengingatkan, “jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan 

milik Kristus” (Rm. 8:9).

Kesalahpahaman 3

Pengajaran Roma 6:3-4 yaitu  bahwa seluruh Gereja disatukan 

dengan Kristus dalam kematian-Nya di kayu salib. Penyaliban ini 

tidak perlu diulang bagi tiap individu yang percaya agar dapat berkata kata  kata , 

“Aku telah disalibkan dengan Kristus” (Gal. 2:19). Begitu juga, seluruh 

Gereja dibaptis ke dalam Tubuh Kristus pada hari Pentakosta (1Kor. 

12:13). Baptisan itu tidak perlu diulangi agar tiap individu yang percaya 

menyatakan, “aku telah dibaptis ke dalam Satu Tubuh”.

J. Oswalnd Sanders (hal. 67).

Apa kata Alkitab?

Memang benar bahwa penyaliban Kristus tidak perlu diulang, 

namun  itu tidak menghilangkan kenyataan bahwa setiap orang percaya 

harus menerima baptisan air di dalam nama Yesus, dan juga baptisan 

Roh Kudus (Yoh. 3:5).

Mengenai baptisan air, Roma 6:3-4 menyatakan bahwa kita 

disatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya pada saat kita dibaptis. 

Dengan begitu, maka orang yang belum dibaptis, belum mati dengan 

Kristus, sehingga tidak akan dapat bangkit bersama-Nya (Rm. 6:5). 

Paulus sendiri dengan percaya diri menyatakan, “Aku telah disalibkan 

dengan Kristus” (Gal. 2:19) sebab  ia telah menjalani sakramen ini.

Pentingnya baptisan air dapat dilihat dalam pesan yang 

disampaikan oleh Paulus dan Silas kepada kepala penjara, “Percayalah 


317

kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi 

rumahmu.” (Kis. 16:31). Sekilas pandang, tampaknya mereka hanya 

berkata kata  kata  kepada kepala penjara dan keluarganya untuk percaya, agar 

dapat diselamatkan. Namun kita tahu bahwa yang mereka maksud 

tidaklah sesederhana itu, sebab  jika  kita terus membaca, kita 

mengetahui bahwa keluarga kepala penjara itu tidak hanya percaya 

kepada injil (Kis. 16:32, 34), namun  mereka juga menerima baptisan air 

(Kis. 16:33).

Baptisan Roh Kudus tidak kalah pentingnya. Setiap orang percaya 

harus dibaptis dengan Roh Kudus agar mendapatkan keselamatan 

(Yoh. 3:5; Ef. 1:13-14). Alkitab berkata kata  kata  bahwa jika  kita menerima 

Roh Kudus, kita mendapatkan jaminan atas warisan surgawi, yaitu 

keselamatan kita.

Kita melihat bahwa pada hari Pentakosta, sekitar 120 orang 

menerima Roh Kudus. Namun pengalaman ini terpisah dengan apa 

yang dialami oleh jemaat-jemaat Samaria, Kornelius dan keluarganya, 

dan murid-murid di Efesus; mereka semua menerima Roh Kudus 

sesudah  Pentakosta berlalu, di waktu yang berbeda, dan di tempat yang 

berbeda. Maka kita dapat menyimpulkan, bahwa pencurahan Roh 

Kudus pada hari Pentakosta, bukanlah satu kali untuk selamanya.

Paulus berkata kata  kata , “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang 

Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, 

telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari 

satu Roh” (1Kor. 12:13). Paulus menyampaikan hal ini kepada Gereja 

Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus; ini tidak berlaku kepada 

gereja-gereja yang tidak mempunyai Roh Kudus. Kita perlu memahami 

bahwa gereja yang tidak mempunyai Roh Kristus, bukanlah milik-Nya 

(Rm. 8:9). 1 Korintus 12:13 tidak dapat digunakan untuk menjelaskan 

bahwa seluruh gereja telah dibaptis ke dalam tubuh Kristus oleh Roh 

Kudus pada hari Pentakosta.

Kesalahpahaman 4

namun  ada tujuh ayat yang berhubungan langsung dengan baptisan ini 

[yaitu baptisan Roh Kudus]: Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; 

Kis. 1:5, 6:16; 1Kor. 12:13. 

J.Oswald Sanders (hal.67)

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

318

Dr W. Graham Scroggie mengelompokkan ketujuh ayat yang 

dikutip Sander menjadi tiga kelompok:

Ayat yang memandang baptisan secara nubuatan, yang belum terjadi 

(Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5). Di setiap ayat ini 

terlihat sebuah titik waktu. Perkiraan-perkiraan ini merupakan nubuat, 

dan sebab  itu dapat segera diterapkan hanya kepada para murid, dan 

mereka terbatas pada sebuah titik waktu ‘tidak lama sejak itu’. Agar 

nubuat-nubuat ini dapat diterapkan pada umat percaya hari ini, maka 

ia harus disalibkan lagi di kayu salib dan membuat Pentakosta sebagai 

sebuah keperluan yang terus menerus dan kejadian yang seringkali 

terulang.

Ayat yang memandang baptisan sebagai doktrin, bila melihat peristiwa 

lalu (1Kor. 12:13).

Ayat yang memandang baptisan secara sejarah, dalam penggenapan 

pada saat ini (Kis. 2:1-4; 11:15-17). Secara sejarah diperlukan untuk 

memberikan dasar faktual bagi iman kita.

Ayat-ayat nubuatan menunjuk ke depan. Ke mana? Ayat-ayat doktrinal 

menunjuk ke belakang, ke mana? Menunjuk kepada kejadian bersejarah 

yaitu hari Pentakosta. Patut dicatat bahwa Petrus menemukan 

Pentakosta dan pengalaman di rumah Kornelius sebagai penggenapan 

janji Tuhan, yaitu baptisan Roh (Kis. 11:15-17).

W. Graham Scroggie

Apa kata Alkitab?

Singkatnya, Scroggie mengelompokkan ayat-ayat Alkitab yang 

berhubungan dengan baptisan Roh Kudus sebagai: 1) nubuatan (Mat. 

3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5); 2) doktrin (1Kor. 12:13); 

3) sejarah (Kis. 2:1-4; 11:15-17). Namun kita harus mengenali bahwa 

kategori-kategori ini dibentuk oleh pikiran Scroggie sendiri, sementara 

Alkitab tidak membuat perbedaan seperti itu.

Mengenai kategori pertama, yaitu “nubuat”, kita harus mengerti 

apakah yang dibahas dalam ayat-ayat ini. Tiga ayat Alkitab yang 

pertama: Matius 3:11, Markus 1:8, dan Lukas 3:16, berhubungan 

dengan catatan Yohanes Pembaptis membaptis orang-orang dengan 

air, dan nubuatnya bahwa Kristus akan membaptis dengan Roh 

Kudus. Yohanes 1:33 mencatat Yohanes Pembaptis melihat Roh Kudus 

turun kepada Yesus seperti burung merpati dan menyadari bahwa Ia 

yaitu  Yesus yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Kisah Para 


319

Rasul 1:5 mencatat Yesus berkata kata  kata  bahwa murid-murid akan segera 

dibaptis dengan Roh Kudus. Menurut Scroggie, kelima ayat Alkitab 

ini menubuatkan kejadian-kejadian yang akan digenapi hanya kepada 

murid-murid saja, dan pada waktu tertentu di masa depan, yaitu hari 

Pentakosta.

Namun kita melihat bahwa pendapat Scroggie tidak dapat 

dipertahankan jika  kita memikirkan: walaupun misalnya nubuat-

nubuat Yesus digenapi pada hari Pentakosta, nubuat-nubuat ini tetap 

digenapi sesudah  hari itu lewat. Roh Kudus terus dicurahkan kepada 

umat percaya, pada waktu yang berbeda-beda dan di tempat yang 

berbeda, seperti jemaat Samaria, Kornelius sekeluarga, dan murid-

murid di Efesus. Kelima ayat Alkitab yang disebutkan Scroggie masih 

berlaku pada kejadian-kejadian ini dan tidak hanya menunjukkan hari 

Pentakosta saja. Kenyataan ini dipertegas oleh laporan Petrus kepada 

gereja di Yerusalem, saat  ia bersaksi bahwa Roh Kudus telah turun 

kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan ia menyebutkan nubuat 

Yesus: “Yohanes membaptis dengan air, namun  kamu akan dibaptis 

dengan Roh Kudus” (Kis. 11:15-16; ref. 1:5). Dari laporan Petrus, 

kita dapat dengan yakin berkata kata  kata  bahwa Pentakosta benar-benar 

merupakan “sebuah keperluan yang terus menerus dan kejadian yang 

seringkali terulang”. Lebih lagi, tentu saja tidak ada tanda-tanda dari 

Alkitab yang memperlihatkan bahwa pencurahan Roh Kudus kepada 

Kornelius sekeluarga (atau umat percaya mana pun) melibatkan 

penyaliban kembali.

Tidak kalah pentingnya, kita tahu bahwa Roh Kudus terus 

dicurahkan kepada umat percaya di masa hujan akhir hari ini. sebab  

itu kategori Scroggie yang pertama ini masih berlaku pada keadaan 

orang-orang Kristen sekarang.

Berikutnya, kita sampai pada 1 Korintus 12:13, yang masuk ke 

dalam kategori Scroggie yang kedua, yaitu “doktrin”. Di dalam ayat 

ini tertulis: “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, 

maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah 

dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu 

Roh”. Scroggie berpendapat bahwa ayat ini mengajarkan bahwa semua 

orang percaya telah dibaptis oleh Roh Kudus ke dalam satu tubuh 

Kristus. Namun Scroggie mengutip ayat ini di luar konteks: Paulus 

menyampaikan pesan ini kepada Gereja Korintus, yaitu gereja yang 

didirikan oleh Roh Kudus. Tambah lagi, pesan ini dimaksudkan untuk 

membahas masalah khusus mengenai ketidakbersatuan di antara 

jemaatnya: antara jemaat dari kalangan Yahudi dan jemaat orang 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

320

Yunani, antara hamba dan orang merdeka. Paulus berpesan kepada 

gereja bahwa seluruh jemaat yaitu  satu tubuh Kristus (ref. Ef. 2:12-

19; Gal. 3:27-29), dan tidak boleh ada perbedaan di antara jemaat, dan 

semua harus saling mengasihi dan memperhatikan (1Kor. 12:12-25). 

sebab  itu ayat-ayat ini tidak membuktikan bahwa semua orang Kristen 

pada hari ini telah memerima Roh Kudus. Malah Paulus mengajarkan 

kepada kita bahwa sebuah komunitas iman yang tidak mempunyai Roh 

Kudus, tidak dapat mengaku sebagai milik Kristus (Rm. 8:9); dan lebih 

lanjut, komunitas-komunitas seperti ini tidak mempunyai kesamaan 

apa-apa dengan gereja mula-mula yang dimaksudkan Paulus dalam 

surat-suratnya.

Terakhir, kita sampai pada kategori Scroggie ketiga, yaitu 

“sejarah”. Kisah Para Rasul 2:1-4 mencatat pertama kalinya Roh Kudus 

dicurahkan pada hari Pentakosta, sementara Kisah Para Rasul 11:15-

17 mencatat laporan Petrus kepada gereja di Yerusalem, saat  ia 

menceritakan mengenai pencurahan Roh Kudus kepada Kornelius 

dan keluarganya; ia menjelaskannya sebagai pengalaman yang sama 

seperti yang dialami murid-murid pada hari Pentakosta. Seperti yang 

dinyatakan Scroggie, ayat-ayat ini memang membicarakan kejadian-

kejadian sejarah yang telah lewat, namun  kita perlu mencatat bahwa 

kedua ayat ini menceritakan dua kejadian yang berbeda, membuktikan 

bahwa pengalaman Pentakosta terulang.

Kesalahpahaman 5

Menulis tentang Dr. F. B. Meyer, Sanders berkata kata  kata :

Dr. F. B. Meyer menyatakan bahwa beberapa tahun yang lalu, sesudah  

membahas masalah baptisan dan kepenuhan Roh Kudus dengan 

seksama, pemimpin-pemimpin Gerakan Keswick memutuskan bahwa 

istilah “baptisan” harus dikhususkan pada kejadian luar biasa dalam 

Kisah Para Rasul 2 dan 10, sementara memisahkan istilah “penuh” atau 

“diurapi” untuk menyebutkan pengalaman orang-orang percaya secara 

individual. Alasannya yaitu  sebab  Roh Kudus telah diturunkan kepada 

Gereja di masa ini, dan diberikan satu kali untuk selamanya, sehingga 

setiap jemaat dari Tubuh Kristus dapat menyatakan bagiannya dalam 

pencurahan-Nya yang penuh kasih karunia.

J. Oswald Sanders (hal. 66)


321

Apa kata Alkitab?

Hal pertama yang ingin disampaikan mengenai pendapat Sanders 

yaitu  adanya masalah arti kata. Kita tidak perlu membedakan istilah 

“baptisan”, “mempunyai”, atau “menerima” Roh Kudus, sebab  itu 

semua yaitu  hal yang sama. Malah sebenarnya kita melihat Alkitab 

memakai  berbagai macam kata uraian untuk menjelaskan 

pengalaman Roh Kudus ini:

“dilahirkan dari air dan Roh” (Yoh. 3:5)

“saat Roh Kudus turun atasmu” (Kis. 1:8; ref. Kis. 19:6;

Luk. 24:49)

“Roh Kudus turun atas mereka” (Kis. 11:15; ref. Kis. 8:16)

“dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 11:16)

“karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38; ref.11:17)

“menerima Roh Kudus” (Kis. 8:15; ref. Kis. 8:17; 10:47; Gal.

3:14)

“dimeteraikan dengan Roh Kudus” (Ef. 1:13)

“pembaharuan oleh Roh Kudus, terhadap orang yang

dicurahkan-Nya” (Tit. 3:5; ref. Kis. 2:33)

Alkitab juga memakai  kata “pengurapan” untuk menyebutkan 

baptisan Roh Kudus. Kita melihat istilah ini digunakan oleh:

Penatua Yohanes, saat berbicara mengenai peran Roh

Kudus dalam mengajarkan kebenaran kepada orang-orang 

percaya: “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan 

yang telah kamu terima dari pada-Nya. sebab  itu tidak 

perlu kamu diajar oleh orang lain.” (1Yoh. 2:27).

Yesus, saat mengutip nubuat Nabi Yesaya: “Roh Tuhan

ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk 

menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin” 

(Luk. 4:18).

Penulis kitab Ibrani, yang juga menyebutkan nubuat Yesaya

saat menulis tentang Yesus: “sebab itu Allah, Allah-Mu telah 

mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan” 

(Ibr. 1:9).

Seperti yang kita lihat dari ayat-ayat ini, kata “pengurapan” 

menunjukkan Roh Kudus, sedangkan kata kerja “mengurapi” 

digunakan dalam konteks baptisan Roh Kudus. Dengan demikian kata 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

322

“diurapi” yang disebutkan Sanders, mempunyai arti yang sama dengan 

“baptisan” Roh Kudus.

Sanders dengan tepat membawa perhatian kita pada kenyataan 

bahwa baik Kisah Para Rasul 2 (yang mencatat kejadian di hari 

Pentakosta) dan Kisah Para Rasul 10 (yang mencatat kejadian mengenai 

Kornelius dan keluarganya), keduanya yaitu  pengalaman jemaat 

mula-mula dalam baptisan Roh Kudus. Ini dipastikan oleh sebutan 

Yesus secara khusus mengenai hal ini sebagai pengalaman “baptisan”: 

“kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis. 1:5; 11:16).

Namun juga patut kita perhatikan yaitu  Lukas, yang menulis 

Kisah Para Rasul, memakai  berbagai macam istilah untuk 

menjelaskan dua kejadian ini:

“Dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus” (Kis.

2:4)

“Kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38)

“Roh Kudus turun atas mereka, sama seperti dahulu atas

kita” (Kis. 11:15; ref. Kis. 10:44)

“Karunia Roh Kudus telah dicurahkan” (Kis. 10:45)

“…mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?”

(Kis. 10:47)

Pertanyaannya, apakah Lukas sedang menyebutkan masalah 

yang berbeda? Secara kategori tidak. Di semua ayat-ayat yang telah 

disebutkan, dengan jelas ia menuliskan mengenai “baptisan” Roh 

Kudus.

Terdapat kelemahan yang tak dapat dikesampingkan dalam 

pendapat bahwa kata “baptisan” harus dibatasi pada “kejadian-kejadian 

luar biasa” dalam Kisah Para Rasul 2 dan 10. Pada kenyataannya, kita 

melihat bahwa kedua kejadian dramatis ini dialami oleh orang-orang 

Samaria dalam Kisah Para Rasul 8, dan oleh murid-murid di Efesus 

di pasal 19. Lebih lagi, seperti dalam kejadian murid-murid di hari 

Pentakosta dan apa yang dialami Kornelius, orang-orang di sekitar 

mereka melihat fenomena ini (Kis. 8:17-19; Kis. 19:1-7). sebab  itu 

tidak ada alasan untuk membedakan satu jenis kejadian ini sebagai 

“baptisan” dan lainnya tidak. 

Catatan-catatan Alkitab mengenai baptisan Roh Kudus ini juga 

bertolak belakang dengan kepercayaan Gerakan Keswick bahwa “Roh 

Kudus telah diturunkan kepada Gereja di masa ini, dan diberikan satu 


323

kali untuk selamanya” pada kejadian-kejadian yang dicatat dalam 

Kisah Para Rasul 2 dan 10.

Masalah kedua dalam pendapat Sanders yaitu  mengenai kata 

“penuh dengan Roh Kudus”. Ini yaitu  istilah yang digunakan Alkitab 

untuk menyampaikan sebuah arti tertentu. Istilah ini menunjukkan 

sebuah keadaan orang percaya yang sepenuhnya dituntun oleh 

Roh Kudus. Kebalikan dari keputusan Gerakan Keswick, Alkitab 

memakai  istilah ini dalam konteks baik individual (Kis. 6:5; 9:17) 

maupun sekelompok orang percaya (Kis. 2:4; 4:31).

Pemenuhan umat Allah, sebelum pencurahan Roh Kudus

pada hari Pentakosta (Luk. 1:15, 67).

Baptisan dan pemenuhan Roh Kudus secara langsung pada

murid-murid dan Paulus (Kis. 2:4; 9:17).

Pemberian kuasa kepada Yesus dan para rasul oleh Roh

Kudus (Luk. 4:1, 14; Kis. 4:8-13, 31; 13:9-11).

Penuh dengan sukacita yang berasal dari kepenuhan Roh

Kudus (Kis. 13:50-52).

Pemberian karunia-karunia luar biasa pada pekerja-pekerja

Allah oleh Roh Kudus (Kis. 6:3, 5; 7:55, 59-60; 11:24).

Dari contoh-contoh di atas, kita melihat bahwa Roh Kudus 

memenuhi orang-orang, bahkan sebelum hari Pentakosta (Luk. 1:15, 

67). Namun pengalaman-pengalaman seperti itu serupa dengan apa 

yang dialami nabi-nabi Perjanjian Lama, saat  Roh Kudus turun 

kepada mereka, namun tidak “menyertai kamu [mereka] selama-

lamanya” (Yoh. 14:16). Ini disebab kan saat itu belum genap waktunya 

Roh Kudus dicurahkan (Yoh. 7:37-39). Namun sejak hari Pentakosta, 

kita melihat bahwa pemenuhan Roh Kudus selalu dihubungkan dengan 

mereka yang telah menerima baptisan Roh Kudus (lihat Bab 13 untuk 

informasi mengenai pemenuhan Roh Kudus).

Kesalahpahaman 6

Pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun ke atas murid-murid dan mereka 

menerima kuasa. Dengan segera kita mengarahkan mata kepada hal-

hal menakjubkan, seperti deru-deru angin, rumah bergoncangan, dan 

lidah-lidah api bergelora, suara-suara bahasa roh, kerumunan banyak 

orang, dan kita seringkali mengharapkan hal luar biasa yang sama... 

Pentakosta tidak dapat terulang. Hanya ada satu Pentakosta.

L. L. Legters (hal. 48)

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

324

Apa kata Alkitab?

Baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang disertai dengan 

bukti berbahasa roh, sungguh layak disebut “menakjubkan”. Ini 

mengingatkan kita dengan perkataan Paulus: “sebab  itu karunia 

bahasa roh yaitu  tanda, bukan untuk orang yang beriman, namun  untuk 

orang yang tidak beriman;” (1Kor. 14:22). Di sini ia memakai  kata 

bahasa Yunani semeion, yang berarti “tanda”, menunjukkan sesuatu 

yang ajaib2. Yesus memakai  istilah yang sama untuk menunjukkan 

tanda-tanda yang akan menyertai mereka yang percaya, termasuk 

berbahasa roh (Mrk. 16:17-18). Melalui tanda-tanda ini, orang-orang 

tidak percaya akan mengetahui bahwa Allah hidup di antara umat-Nya 

(1Yoh. 3:24).

Mengenai pendapat Legters bahwa “Pentakosta tidak dapat 

terulang. Hanya ada satu Pentakosta”, kita melihat bahwa Alkitab 

menyediakan bukti yang sebaliknya. Tercatat: Kornelius dan 

keluarganya menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46); murid-murid di 

Efesus menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-7); Paulus mengaku berbahasa 

roh lebih daripada semua jemaat di Korintus, dan berkata kata  kata  kepada 

mereka untuk tidak melarang jemaat berbahasa roh (1Kor. 14:18, 39). 

sebab  itu jemaat dalam gereja mula-mula yang telah dibaptis dengan 

Roh Kudus, mereka semua mengalami mujizat berbahasa roh. Maka 

kita melihat dengan jelas bahwa berbahasa roh bukanlah fenomena 

yang hanya terjadi pada hari Pentakosta.

11.3 Semua orang percaya mempunyai Roh Kudus

Kesalahpahaman 7

Dia (Paulus) memastikan bahwa setiap orang percaya telah dibaptis 

dalam Roh, entah dia orang Yahudi atau Yunani, budak atau orang 

merdeka. Dan tujuan baptisan ini yaitu  untuk menunjukkan kesatuan 

tubuh Kristus. “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, 

maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah 

dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” 

(1Kor. 12:13). Perhatikanlah kata “telah” dan golongan masyarakat yang 

disebutkan. Baptisan Roh Kudus telah terjadi dan melibatkan semua 

orang percaya, apa pun agama, suku atau golongannya. Kapankah 

baptisan Roh ini terjadi? Semua orang percaya menerima baptisan ini 

secara simbolis. Ini terlihat dalam perwujudan Roh yang bersejarah dalam 

apa yang dialami orang-orang Yahudi pada hari Pentakosta dan dalam 


325

pengalaman dari bangsa-bangsa bukan Yahudi. Injil tidak menunjukkan 

baptisan Roh lainnya. Tentu saja, seperti yang selanjutnya ditunjukkan 

Paulus, berdasarkan kedudukan kita menjadi anggota satu tubuh saat  

kita “diberi minum dari satu Roh” pada saat kita menjadi percaya. 

Ini sudah pasti. Semua orang telah dibaptis dalam Roh. Bersikeras 

bahwa pengalaman baptisan yaitu  syarat keselamatan dan melawan 

kebenaran ini yaitu  sebuah penghinaan langsung terhadap Allah dan 

sebuah awal pengalaman pura-pura dalam iman Kekristenan.

John H. Pickford (hal. 19) 

Apa kabar Alkitab?

Pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya, kita perlu 

memahami bahwa kata-kata Paulus dalam 1 Korintus 12:13 ditujukan 

kepada Gereja Korintus, sebuah gereja yang didirikan dan disertai oleh 

Roh Kudus. Pesan ini bukan ditujukan kepada orang-orang percaya 

atau gereja-gereja yang tidak mempunyai Roh Kudus. Kedua, jika  

seperti yang dikatakan Pickford, bahwa “semua orang telah dibaptis 

dalam Roh”, lalu mengapa orang-orang Samaria tidak menerima Roh 

Kudus sesudah  mereka menerima baptisan air? Alkitab mencatat bahwa 

mereka baru menerima Roh Kudus sesudah  para rasul pergi kepada 

mereka dan menumpangkan tangan (Kis. 8:14-17). Kita juga melihat 

murid-murid di Efesus mengalami proses yang sama (Kis. 19:1-7). Ini 

menuai pertanyaan: apakah Pickford tidak menganggap orang-orang 

Samaria dan Efesus sebagai “orang-orang percaya”?

Kita perlu memahami bahwa percaya kepada Kristus, dibaptis 

dalam air, dan menerima Roh Kudus yaitu  tiga urusan yang 

berbeda dalam perjalanan iman seseorang. Ketiga hal ini tidak dapat 

dicampuradukkan sebagai satu pengalaman yang sama. Kita melihat 

hal ini digambarkan dengan baik dalam Kisah Para Rasul, melalui 

catatan-catatan bagaimana jemaat mula-mula datang kepada Kristus: 

sebagian menerima baptisan air sebelum menerima baptisan Roh 

Kudus (seperti orang-orang di Samaria, 8:14-17); yang lain dibaptis 

dengan Roh Kudus sebelum mereka menerima baptisan air (seperti 

Kornelius dan keluarganya, 10:44-48).

Ketiga, keyakinan bahwa “semua orang percaya menerima 

baptisan ini secara simbolis” secara doktrin tidak kuat. Baptisan Roh 

Kudus yaitu  sebuah proses yang harus dilalui setiap orang percaya 

secara individu dan pribadi. Pengalaman orang-orang Samaria (Kis. 

8:14-17), Paulus (Kis. 9:17), Kornelius sekeluarga (Kis. 10:44-46), 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

326

dan murid-murid di Efesus (Kis. 19:1-7), semuanya memperlihatkan 

kebenaran ini. Mereka menerima Roh Kudus secara terpisah, di waktu 

yang berbeda, dan di tempat yang berlainan. jika  mereka telah 

menerima baptisan secara simbolis pada hari Pentakosta seperti yang 

dikatakan Pickford, maka pengalaman mereka yaitu  pengalaman 

palsu.

Keempat, “minum dari satu Roh” tidak terjadi pada saat seseorang 

percaya kepada Kristus. Dari Alkitab, kita membaca bahwa minum dari 

Roh yang merupakan penjelasan simbolis baptisan Roh Kudus (Yoh. 

4:14; 7:37-39), selalu terjadi sesudah  menjadi percaya. Ini dengan jelas 

digambarkan oleh catatan-catatan tentang orang-orang percaya di 

Samaria dan murid-murid di Efesus.

Terakhir, berbeda jauh dengan mengenalkan “sebuah awal 

pengalaman pura-pura dalam iman Kekristenan” yang merupakan 

“penghinaan langsung terhadap Allah”, para rasul sendiri mengabarkan 

baptisan Roh Kudus yang merupakan kelanjutan dari keyakinan dalam 

Kristus. Mereka memberi kesaksian tentang sebuah baptisan yang 

dibuktikan dengan berbahasa roh, dan cukup nyata sehingga dapat 

dilihat dan didengar oleh semua orang di sekitarnya (Kis. 8:16-19; 

10:44-46; 19:2-7).

Kesalahpahaman 8

Kita tidak melihat adanya perintah dalam Injil untuk dibaptis dengan Roh 

Kudus. Perintah seperti itu tidak ada artinya sebab  1 Korintus 12:13, 

“Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang 

Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu 

tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”. Kita semua telah 

dibaptis dalam Roh.

John H. Pickford (hal. 32)

Pada hari Pentakosta, Tuhan mengutus-Nya (Roh Kudus) sebagai 

Karunia yang dijanjikan dari Bapa... Sejak hari itu Roh telah menetap 

selamanya di bumi di dalam umat percaya, dimulai dari 120 murid-murid 

yang menerima Dia pada hari Pentakosta, hingga saat ini... Sejak saat 

itu, saat seseorang yang berdosa menjadi anggota umat yang percaya, 

dengan segera mendapatkan bagian dalam Roh, bersama dengan 

seluruh anggotanya.

H. G. Randolph (hal. 12).


327

Sesudah itu maka setiap anak Allah telah dibaptis dengan Roh... Ini 

disimpulkan sebab  tidak ada perintah di dalam Alkitab yang mendesak 

atau memerintahkan orang percaya dibaptis dengan Roh.

H. G. Randolph (hal. 17 dan 18).

Apa kata Alkitab?

Keyakinan Randolph bahwa Roh Kudus telah hidup di antara 

orang-orang percaya sejak hari Pentakosta tidak mempunyai dasar 

alkitabiah. Sebaliknya, orang-orang percaya di Samaria dan Efesus, yang 

dicatat sesudah  hari Pentakosta, tidak menerima Roh Kudus “segera” 

sesudah  mereka percaya (Kis. 8:14-17; 19:1-7). Selanjutnya, pada masa 

para rasul, berbahasa roh merupakan bukti utama seseorang telah 

menerima Roh Kudus (Kis. 10:44-46). Dengan begitu, jika  semua 

orang percaya pada hari ini telah menerima Roh Kudus, maka mereka 

semua harus berbahasa roh. Namun mengapa ada begitu banyak orang-

orang Kristen dan gereja-gereja tidak memperlihatkan bukti ini?

Mengenai pendapat Pickford bahwa tidak terdapat perintah di 

dalam Alkitab yang berkata-kata  bahwa orang-orang Kristen harus 

dibaptis dengan Roh Kudus, sekali lagi kita menemukan bukti yang 

berkata-kata  sebaliknya. Yohanes Pembaptis mengajarkan, bahwa ia 

membaptis orang dengan air, namun  Kristus akan membaptis dengan 

Roh Kudus (Mat. 3:11). Lebih lanjut, Yesus mengulangi apa yang 

diajarkan Yohanes (Kis. 1:5) dan menyertakan sebuah perintah kepada 

murid-murid untuk menantikan Roh Kudus yang Ia janjikan (Luk. 

24:49; Kis. 1:4-5).

Kita juga melihat penekanan besar pada baptisan Roh Kudus di 

dalam pelayanan para rasul. Contohnya, saat  Petrus dan Yohanes 

mengetahui bahwa orang-orang percaya di Samaria belum menerima 

Roh Kudus, mereka menumpangkan tangan ke atas orang-orang 

itu untuk mendoakan mereka (Kis. 8:14-17). Begitu juga Paulus 

saat  mengentahui bahwa murid-murid di Efesus belum menerima 

Roh Kudus, ia membaptis ulang mereka di dalam nama Yesus dan 

menumpangkan tangan ke atas mereka (Kis. 19:1-7).

Patut kita perhatikan bahwa Alkitab mendorong orang-orang 

percaya untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus. Kita melihat 

dorongan ini dalam pengajaran-pengajaran Yesus dan dalam pesan-

pesan dan pelayanan para rasul. Alkitab mengajarkan kepada kita, 

bahwa tanpa Roh Kudus, seseorang tidak dapat diselamatkan (Yoh. 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

328

3:5), atau menerima kuasa (Luk. 24:49; Kis. 1:8). Jadi, perintah untuk 

“menerima Roh Kudus” ditujukan kepada setiap orang percaya yang 

belum menerima Roh-Nya. Sebaliknya, 1 Korintus 12:13 yang dikutip 

oleh Pickford ditujukan kepada Gereja Korintus yang telah menerima 

Roh Kudus.

Kesalahpahaman 9

Hari ini ada banyak orang yang berdoa memohon Roh Kudus 

mengabaikan fakta akan diamnya Roh Kudus di dalam dirinya. Tidak 

akan ada kepenuhan dalam Roh jika  kenyataan utama akan 

kehadiran-Nya tidak diyakini atau diabaikan... Anda diselamatkan saat  

Anda menjadi percaya, dan Anda menerima Roh Kudus... yang hidup di 

dalam diri Anda pada saat Anda percaya dengan Firman Allah tentang 

Anak-Nya.

L. L. Legters (hal. 9-10)

Apa kata Alkitab?

Seperti banyak penulis-penulis Kristen lainnya, Legters meyakini 

bahwa semua orang Kristen menerima Roh Kudus pada saat mereka 

percaya kepada Yesus. namun  catatan-catatan Alkitab hanya mencatat 

satu kejadian seperti ini, yaitu saat  Kornelius dan keluarganya 

menerima kabar injil (Kis. 11:15-17). Namun seperti yang kita lihat 

dari Alkitab, ini bukanlah pola umum, seperti yang kita lihat pada 

orang-orang percaya di Samaria dan Efesus (Kis. 8:14-17; 19:1-7).

Jadi, walaupun percaya kepada Yesus yaitu  sebuah prasyarat 

penting untuk menerima baptisan Roh Kudus, bukan berarti semua 

orang menerima Roh Kudus langsung pada saat mereka menerima 

Kristus. Dan hal penting yang perlu kita pahami, ini tidak akan dialami 

oleh jemaat dari gereja-gereja yang tidak mengabarkan injil yang 

sempurna dan sepenuhnya. Ini disebab kan Roh Kudus yaitu  Roh 

kebenaran (Yoh. 14:17), dan Ia hanya dapat ditemukan di tempat 

kebenaran dikabarkan.


329

Kesalahpahaman 10

sebab  ayat satu-satunya di surat-surat para rasul yang berhubungan 

dengan tema yang kita bahas (yaitu baptisan Roh Kudus) yaitu  1 

Korintus 12:13, maka ayat ini perlu kita perhatikan dengan sangat 

seksama. Kisah Para Rasul yaitu  sebuah tahapan pewahyuan yang 

belum selesai. Kitab ini yaitu  catatan mengenai kelanjutan pekerjaan 

Kristus yang telah naik ke surga, seiring Ia membentuk Gereja-Nya dan 

doktrin-doktrinnya, namun  pengalaman para rasul dalam membangun 

Gereja bukanlah model untuk orang Kristen pada hari ini. Sesungguhnya 

tidak ada pengalaman baptisan Roh Kudus yang dicatat dalam Kisah 

Para Rasul, bahkan di rumah Kornelius, yang dapat terjadi hari ini.

Ayat ini sendiri memberikan pencerahan pada arti dan tujuan pelayanan 

Roh Kudus. empat fakta muncul dengan jelas dari ayat ini.

Setiap orang percaya telah mendapatkan baptisan ini. “Kita semua”. 

“Semua” ini termasuk bahkan orang-orang yang berdosa sebab  hidup 

tidak bermoral dan memakan makanan yang telah dipersembahkan 

kepada berhala.

Ini yaitu  masa lalu di setiap kehidupan orang percaya. “Telah”.

Ini menunjukkan bahwa seorang percaya telah dibawa ke dalam tubuh 

Kristus, saat ia disatukan kepada Kristus. sebab  penyatuan ini, ia 

“menjadi satu tubuh”, dengan segala berkat yang menyertai penyatuan 

itu.

Dalam hal ini tidak ada perbedaan di antara orang-orang percaya. 

Semua kelebihan berakhir, “baik orang Yahudi, maupun orang Yunani”. 

Semua kekurangan juga berakhir, “baik budak, maupun orang merdeka”. 

Semua menjadi anggota dari Satu Tubuh.

Seperti dahulu, demikian juga sekarang. Tidak ada di dalam Injil perintah 

yang mendorong orang percaya untuk mencari baptisan ini, atau pun 

membedakan orang-orang percaya, mereka yang telah atau yang belum 

menerima baptisan.

J. Oswald Sanders (hal. 78-79)

Apa kata Alkitab?

Keempat hal yang diangkat oleh Sanders mengenai 1 Korintus 

12:13 mengandung kelemahan-kelemahan mendasar:

Penggunaan susunan kata pada ayat ini yang menunjukkan

bahwa ini telah terjadi, dimaksudkan kepada Gereja 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

330

Korintus yang didirikan oleh Roh Kudus.

Pesan ini tidak mempunyai pengaruh pada gereja-gereja

yang tidak mempunyai penyertaan Roh Kudus.

Gereja yang tidak disertai oleh Roh Kudus tidak berada di

dalam Kristus, dan tidak mempunyai bagian dalam berkat-

berkat-Nya.

Tentu saja, jika suatu gereja mempunyai penyertaan

Roh Kudus, secara alami tidak ada lagi perbedaan di antara 

jemaat, sebab  semua anggota jemaat yaitu  “satu tubuh”. 

Namun kata-kata ini tidak berlaku pada gereja yang tidak 

disertai oleh Roh Kudus.

Kesalahpahaman 11

Mengutip Uskup H. C. G. Moule, J. Oswald Sanders menulis:

Perkenankan saya berkata-kata  dengan simpati dan ketulusan bahwa 

sebuah kesalahan tampaknya mendasari praktik yang sekarang umum 

di antara orang-orang Kristen, yaitu ‘menunggu’ baptisan khusus Roh 

Kudus agar dapat lebih melayani Tuhan. Tentunya ‘oleh satu Roh kita 

telah dibaptis ke dalam satu tubuh’. Dan sekarang bagian kita yaitu  

dengan iman yang rendah hati membuka diri dengan segala bagian jiwa 

dan hidup kita, sehingga kita dapat dipenuhi dengan apa yang telah kita 

miliki.

J. Oswald Sanders (hal. 71)

Sanders menambahkan:

Walau telah digenapi, karunia ini dinantikan dan masih menunggu 

penerimaan jemaat gereja secara individu. Masih banyak orang yang 

tidak menyadari bahwa Roh Kudus telah diberikan.

J. Oswald Sanders (hal. 113)

Apa kata Alkitab?

Di sini Sanders menunjukkan bahwa orang-orang Kristen hari ini 

keliru dengan “menunggu” baptisan Roh Kudus. Ia berpendapat bahwa 

Roh Kudus telah diberikan kepada mereka; masalahnya, mereka tidak 

menyadarinya.


331

Mengenai masalah mencari baptisan Roh Kudus, baik Moule dan 

Sanders telah mengabaikan kenyataan bahwa pengajaran ini diberikan 

oleh Yesus sendiri (Luk. 11:9-13; 24:49), dan dilakukan oleh para rasul 

dan orang-orang percaya di gereja mula-mula.

Mengenai ketidaktahuan kentara telah menerima baptisan Roh 

Kudus atau belum, Alkitab mengajarkan bahwa saat  Roh Kudus 

sungguh-sungguh membaptis seseorang, Ia tidak menyediakan ruang 

keraguan bagi si penerima maupun orang-orang di sekelilingnya. 

Alkitab menggambarkan pengalaman ini sebagai sesuatu yang dapat 

dilihat dan didengar (Kis. 2:33). sebab  itu kita dapat menyimpulkan 

bahwa orang-orang yang dimaksudkan Sanders “tidak menyadari 

bahwa Roh Kudus telah diberikan” sebenarnya memang belum 

menerima Roh Kudus.

Kisah Para Rasul melukiskan sebuah gambaran baptisan Roh 

yang dapat dikenali dengan jelas. Contohnya kita melihat reaksi orang-

orang Yahudi yang menyaksikan fenomena itu pada hari Pentakosta, 

yang disebutkan “tercengang-cengang” (Kis. 2:7) dan “termangu-

mangu” (Kis. 2:12) melihat apa yang sedang mereka saksikan. Kita juga 

membaca tentang Simon, seorang tukang sihir yang “melihat” murid-

murid di Samaria menerima Roh Kudus, lalu menawarkan uang untuk 

membeli kuasa itu (Kis. 8:17-19). Selanjutnya kita melihat keheranan 

orang-orang Kristen dari kalangan Yahudi yang menyaksikan Kornelius 

dan keluarganya yang berasal dari bangsa bukan Yahudi menerima Roh 

Kudus. Dengan jelas Alkitab menulis: “mereka mendengar orang-orang 

itu berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis. 10:46). 

Lalu kita mengetahui tentang murid-murid di Efesus yang menerima 

Roh Kudus saat  Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka, dan 

kembali “mereka berkata kata  kata -kata dalam bahasa roh dan bernubuat” (Kis. 

19:6).

Kita harus memahami bahwa surat-surat yang ditulis oleh para 

rasul ditujukan kepada gereja-gereja yang didirikan oleh Roh Kudus, 

atau paling tidak, kepada orang-orang yang telah menerima Roh Kudus. 

sebab  itu sebagai penulis, para rasul tidak perlu membahas doktrin-

doktrin mendasar yang sudah mereka pahami.

Sebenarnya, jika  kita melihat kronologi kitab-kitab Alkitab, kita 

melihat sebuah pendekatan sistematis dalam pencatatan pengajaran-

pengajaran yang berhubungan dengan baptisan Roh Kudus: janji 

akan Roh Kudus dan pengajaran untuk mencari-Nya dibahas dalam 

keempat Injil; sejarah terinci mengenai pencurahan Roh Kudus dicatat 

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

332

dalam Kisah Para Rasul, sehingga orang-orang percaya dapat mengerti 

sifat pengalaman Roh Kudus; selanjutnya yaitu  surat-surat para rasul 

yang bertujuan untuk mendorong orang-orang percaya di gereja-

gereja tersebut (yang didirikan oleh Roh Kudus) untuk hidup dalam 

kehidupan yang penuh dengan Roh, dengan menghasilkan buah Roh 

dan ketaatan pada Roh Kudus.

Maka sungguh disayangkan jika  banyak gereja membaca 

dan mengutip berbagai surat para rasul di luar konteksnya, mengira 

bahwa pesan-pesan yang disampaikan kepada orang-orang percaya 

dan gereja-gereja yang disertai Roh Kudus, berlaku juga tanpa syarat 

kepada setiap orang percaya pada hari ini. Ini menjelaskan kekeliruan 

dan penyalahgunaan ayat-ayat yang selalu saja terjadi, seperti:

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu yaitu bait Allah dan

bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor. 3:16)

“Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,

maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, 

telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi 

minum dari satu Roh” (1Kor. 12:13).

“Di dalam Dia kamu juga—sebab kamu telah mendengar

firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam 

Dia kamu juga, saat  kamu percaya, dimeteraikan dengan 

Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu” (Ef. 1:13).

Ini menunjukkan bahwa kita harus kembali kepada Alkitab, 

meneliti pengajaran-pengajaran mengenai Roh Kudus, seperti 

yang dituliskan dalam kitab-kitab Injil, dalam Kisah Para Rasul, dan 

dalam surat-surat para rasul secara sistematis dan sesuai dengan 

konteksnya.

11.4 Mencari baptisan Roh Kudus tidaklah perlu

Kesalahpahaman 12

Pernyataan “dibaptis dengan Roh Kudus” atau sejenisnya hanya 

digunakan sebanyak enam kali dalam Perjanjian Baru [mengacu pada 

Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16; Yoh. 1:33; Kis. 1:5 dan Kis. 11:16]… 

Kutipan-kutipan yang ada juga menunjukkan bahwa baptisan Roh 

Kudus diutus dengan penuh kuasa. Di tiap kejadian, disebutkan “Kamu 

akan dibaptis”, bukan “Kamu mungkin dibaptis”. Tidak ada persyaratan 


333

yang ditujukan kepada manusia untuk mendapatkan pencurahan Roh 

Kudus. Allah dengan dengan wewenang ilahi menyatakan Pentakosta. 

Ini tidak ditentukan oleh penantian atau penderitaan para rasul. Banyak 

orang melupakan hal ini. Baptisan Roh Kudus tidak pernah dicari, namun  

diberikan.

John. H. Pickford (hal. 14-15)

Apa kata Alkitab?

Pernyataan bahwa “baptisan Roh Kudus diutus dengan penuh 

kuasa”, sebab  tidak ada orang yang dapat menyangkal bahwa 

pencurahan demikian bukanlah atas kehendak manusia. Tuhan-

lah yang mencurahkan karunia ini kepada siapa yang Ia kehendaki, 

dan tidak ada orang yang dapat mencegah-Nya jika  Ia hendak 

melakukan yang sebaliknya (ref. Kis. 10:44-45; 11:15-17). Demikian 

juga janji Allah bersifat absolut, dan dalam Alkitab tidak terdapat hal 

yang menyatakan bahwa baptisan Roh Kudus hanyalah sekadar sebuah 

kemungkinan. Namun kebalikan dari pandangan Pickford, semua ini 

tidak terlepas dari tanggungjawab individu untuk mencari Roh Kudus.

Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita mengenai sikap yang 

harus kita tunjukkan saat  berdoa memohon Roh Kudus. Dalam 

perumpamaan tentang sahabat di malam hari yang dicatat dalam 

Lukas 11:5-8, Ia menunjukkan perlunya seseorang untuk tidak pernah 

menyerah. Ia juga berkata kata  kata :

Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, 

akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta 

telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang 

jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi 

Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka 

yang meminta kepada-Nya!

Lukas 11:11-13

Di sini kita mendapatkan pengajaran, bahwa ayah kandung 

kita secara alami akan memberikan hal-hal yang baik kepada 

anaknya dengan apa yang ia minta – hal-hal yang ia butuhkan dalam 

kehidupannya. Namun Bapa surgawi kita akan memberikan lebih lagi: 

Ia memberikan yang terbaik, yaitu Roh Kudus, yang dapat menuntun 

kita kepada kehidupan rohani yang berkelimpahan. Syarat satu-

satunya yaitu  dengan memintanya.

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

334

Dalam percakapan-Nya dengan perempuan Samaria, Yesus 

berkata kata  kata , “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah 

Dia yang berkata kata  kata  kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau 

telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air 

hidup” (Yoh. 4:10). “Karunia Allah” dan “air hidup” yang disebutkan 

Yesus, yaitu  Roh Kudus (Kis. 10:44-45; 11:15-17; Yoh. 4:14; 7:37-39). 

Memperoleh kenyamanan materi dapat disamakan dengan minum dari 

sumur Yakub – sesudah  beberapa waktu, kita akan haus kembali sebab  

itu semua tidak dapat memuaskan jiwa kita (Yoh. 4:12-13). Berbeda 

dengan “air hidup” dari Allah, dapat menjadi mata air, mengalir kepada 

kehidupan kekal di dalam diri kita. jika  kita meminumnya, kita 

mendapatkan sukacita dan kepuasan (Yoh. 4:14). Satu-satunya cara 

untuk mendapatkan air hidup ini yaitu  dengan menerima Kristus, 

yang yaitu  Pemberi air ini, dan meminta kepada-Nya (Yoh. 4:10).

Kesalahpahaman 13

Alkitab tidak pernah mendesak orang-orang percaya untuk mendapatkan 

baptisan ini [mengacu pada baptisan Roh Kudus] dan itu tidak membuat 

perbedaan dengan orang-orang percaya yang tidak pernah mengalami 

baptisan seperti ini.

Kita sering menyanyikan kidung indah “No more let sin deceive or 

earthly cares betray” (Tidak lagi ditipu dosa dan diperdaya kesenangan 

duniawi). Apakah baptisan ini penggambaran rohani? Si penulis merasa 

ini bukanlah demikian. Roh Kudus tidak pergi, sebab  ia datang untuk 

menyertai kita selamanya. Kita tidak boleh berdoa bersama Daud, 

“janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!”

J. Oswald Sanders (hal. 79, 126-127)

Apa kata Alkitab?

Bertolak belakang dengan pendapat Sanders, sebenarnya Alkitab 

mendorong orang-orang percaya untuk mencari baptisan Roh Kudus. 

Dalam Lukas 11:13, Yesus mengajarkan, “Jadi jika kamu yang jahat tahu 

memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu 

yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang 

meminta kepada-Nya.” Di Yohanes 4:10 Yesus berkata kata  kata , “Jikalau engkau 

tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kata  kata  kepadamu: 

Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan 


335

Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Paulus menjelaskan bahwa 

kita perlu mencari baptisan Roh Kudus sebab  Ia yaitu  “jaminan 

bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan 

yang menjadikan kita milik Allah” (Ef. 1:13-14).

Tentang pendapat Sanders mengenai baptisan Roh Kudus yang tidak 

membuat perbedaan apa-apa kepada orang-0rang percaya, sekali lagi 

kita melihat Alkitab mengajarkan hal yang sebaliknya. Pertama, saat  

para rasul di Yerusalem mendengar bahwa ada orang-orang percaya di 

Samaria, secara khusus mereka mengutus Petrus dan Yohanes untuk 

mengunjungi mereka, untuk menumpangkan tangan dan berdoa bagi 

mereka. Orang-orang Samaria itu yaitu  orang-orang percaya yang 

telah menerima injil dan bahkan telah menjalani baptisan air. Namun 

terdapat hal sangat penting yang mereka lewatkan, sehingga para rasul 

memutuskan untuk mengunjungi mereka – mereka belum menerima 

Roh Kudus (Kis. 8:15). Kedua, kita melihat bahwa saat  Paulus pergi 

ke Efesus, hal pertama yang ia tanyakan kepada mereka yaitu  apakah 

mereka telah menerima Roh Kudus. saat  ia memastikan bahwa 

mereka belum menerimanya, ia segera membaptis ulang mereka di 

dalam nama Tuhan Yesus dan menumpangkan tangan ke atas mereka, 

sehingga mereka dapat menerima Roh Kudus. Jadi tampak jelas bahwa 

baptisan Roh Kudus sangat penting di mata para rasul. Roh Kudus juga 

membawa sebuah perubahan kepada orang-orang percaya: Ia menjadi 

jaminan dalam keselamatan mereka di surga (Yoh. 3:5; Ef. 1:13-14).

Selama berabad-abad, para pencipta musik dan pemazmur telah 

menulis puisi-puisi dan kidung yang indah di bawah pengilhaman 

Roh Kudus, sebagai jalan untuk menyatakan perasaan terdalam 

mereka kepada Allah. Contohnya, Daud menulis sebuah mazmur yang 

menubuatkan tentang Mesias (Mzm. 110:1; ref. Mat. 22:44; Kis. 2:29-

35), dan bersaksi tentang pekerjaan pengilhaman oleh Roh Kudus. 

Daud sendiri yaitu  orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus (1Sam. 

16:13) dan menyadari dengan jelas akan karunia yang ada di dalam 

dirinya. sesudah  melakukan dosa meawan Allah, ia menulis sebuah 

mazmur pertobatan, memohon kepada Allah: “janganlah mengambil 

roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mzm. 51:11). Tidak seperti Sanders, 

Daud mengerti bahwa Roh Kudus milik Allah dapat didukakan dan 

meninggalkan dirinya sebab  dosa (ref. Ef. 4:30).

sebab  itu, walaupun Roh Kudus memang telah diutus untuk 

tinggal di antara anak-anak Allah selamanya, kita juga perlu memahami 

bahwa Allah yang benar dan kudus tidak dapat tinggal selamanya 

dengan orang-orang yang tidak hidup di dalam Roh (Gal. 5:16-17, 25).

Bab 11: Kesalahpahaman Mengenai Baptisan Roh Kudus

336

Kesalahpahaman 14

Melihat desakan pada beberapa kalangan mengenai perlunya 

“menunggu” untuk menerima baptisan ini, pertimbangan sementara 

mengenai masalah ini masih pada tempatnya… Seratus dua puluh 

orang murid memang menunggu di ruang atas masih merupakan fakta 

yang tidak dapat diperdebatkan. Dan dengan demikian mereka menaati 

perintah Yesus Kristus (Luk. 24:49). Dengan taat mereka menunggu di 

Yerusalem, tempatnya telah dinamakan secara khusus dalam perintah 

Yesus. Apakah perintah Kristus ini masih berlaku dengan orang-orang 

percaya di masa sekarang? Bila demikian, mereka harus berziarah 

ke Yerusalem seperti orang-orang Muslim ke Mekah, sebab  perintah 

itu tidak dapat sungguh-sungguh dipenuhi di tempat lain. Jawaban 

untuk pertanyaan ini bergantung pada apakah penantian murid-murid 

menyebabkan turunnnya Roh Kudus kepada mereka. Jawabannya jelas 

tidak! Roh Kudus turun “saat  Hari Pentakosta sepenuhnya tiba”, saat  

Kristus naik kepada Bapa-Nya, saat  hari-hari yang telah ditentukan 

sebelum bumi ini diciptakan untuk kejadian ajaib ini, telah tiba.

J. Oswald Sanders (hal. 71)

Apa kata Alkitab?

Sebelum kenaikan-Nya ke surga, Tuhan Yesus memerintahkan 

murid-murid-Nya, “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang 

dijanjikan Bapa-Ku. namun  kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai 

kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Luk. 24:49). 

Yang terjadi selanjutnya bukanlah penantian kosong oleh murid-murid, 

namun  penantian yang dijalani dengan doa dan pengharapan. Alkitab 

mencatat 120 murid mengkhususkan diri mereka setiap hari dalam 

doa hingga hari Pentakosta tiba. Pada hari itu Roh Kudus turun dan 

mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan berbahasa roh (Kis. 

1:12-15; 2:1-4). Pengajaran untuk menunggu dalam doa masih sangat 

berlaku kepada orang-orang Kristen pada hari ini. Siapa yang haus 

akan baptisan Roh Kudus haruslah menantikan, berdoa, dan memohon 

dengan sabar.

Pencurahan Roh Kudus yang pertama kalinya memang terjadi 

di Yerusalem (Kis. 1:12-15; 2:1-6). Namun kita perlu memahami 

mengapa itu terjadi di sana: Allah bermaksud memanggil orang-orang 

Yahudi yang saleh, yang kembali ke kota itu untuk merayakan perayaan 

Pentakosta. Ia ingin agar mereka menerima injil dan membawa injil itu 

ke negara mereka masing-masing, dan dengan demikian, menyebarkan 

injil ke seluruh dunia. Kita harus memperhatikan, bahwa sesudah  


337

hari Pentakosta, tidak ada lagi tempat yang tetap atau ditentukan 

sebelumnya untuk mencurahkan Roh Kudus – Roh diturunkan di 

tempat-tempat yang berbeda, seperti di Samaria, Kaisarea, dan Efesus 

(Kis. 8:14-17; 10:1, 44-46; 19:1-7). Perlunya menunggu secara khusus 

di Yerusalem yaitu  untuk alasan dan waktu tertentu. Hari ini orang-

orang Kristen tidak perlu menunggu di sana.

Mengenai apakah penantian murid-murid menyebabkan turunnya 

Roh Kudus, jawabannya sudah pasti “ya”. Perintah untuk menunggu 

diberikan dengan sangat jelas oleh Tuhan Yesus kepada mereka. Jadi 

mereka mengikuti apa yang telah Ia perintahkan sebelumnya kepada 

mereka. Ketaatan mereka menunjukkan kata-kata terakhir Yesus: 

“Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan 

kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai 

kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Ia berjanji kepada mereka bahwa 

Ia akan bersama-sama dengan mereka selamanya, melalui Roh Kudus 

yang akan tinggal dalam hati mereka, dengan syarat, agar mereka 

mengajarkan orang-orang lain untuk memegang perintah-Nya, dan 

itu tentu saja berarti mereka juga perlu memegangnya. Maka tidak 

mengherankan jika  mereka mengikuti perintah Yesus dengan 

setia dan menantikan kedatangan Roh Kudus. Bila sebaliknya, seperti 

yang dikatakan Sanders, pencurahan Roh Kudus tidak ada kaitannya 

dengan penantian mereka di Yerusalem, maka mereka dapat saja 

memulai pekerjaan penginjilan segera sesudah  Yesus naik ke surga, dan 

pergi keluar dari Yerusalem untuk melakukannya. Namun kita melihat 

bahwa mereka tidak melakukan hal ini – mereka menunggu dalam 

doa di tempat yang telah ditentukan Yesus, sampai mereka dikenakan 

kuasa dari tempat yang maha tinggi.

Kesalahpahaman 15

Perjanjian Baru tidak pernah menetapkan syarat atau kondisi apa 

pun untuk berdoa memohon Roh Kudus. Denominasi-denominasi 

Kharismatik mengacu pada Alkitab untuk memperoleh pembenaran, 

namun  telah salah menafsirkan artinya. Mereka telah menyimpangkan 

Alkitab untuk mendukung pendapat mereka. Mereka berkata kata  kata  bahwa 

dalam Kisah Para Rasul 1:14, para rasul dan beberapa perempuan 

berkumpul di ruang atas sesudah  Tuhan naik ke surga, dan “ber