hikmatnya tidak mengenal
Allah. Abraham, yang lalu menjadi sahabat Allah dan
kesukaan sorga, dibesarkan di tengah-tengah penyembah-
an berhala, dan hidup lama di dalamnya, sampai dalam
kasih karunia-Nya, Allah mengambil dia seperti puntung
yang ditarik dari kebakaran. Biarlah bangsa Israel meng-
ingat gunung batu yang dari padanya mereka terpahat, dan
tidak terperosok kembali dalam dosa itu, yang darinya
nenek moyang mereka telah dilepaskan oleh mujizat kasih
karunia yang cuma-cuma. “Aku mengambil dia,” kata
Allah, “Kalau tidak, ia tidak akan pernah keluar dari keada-
an berdosa itu.” Oleh sebab itu, pembenaran Abraham ini
dijadikan sebagai sebuah contoh pembenaran Allah atas
orang durhaka (Rm. 4:5).
(2) Allah membawanya ke Kanaan, dan membangun keluarga-
nya, menuntunnya melalui tanah itu ke Sikhem, di mana
mereka kini berada. Allah melipatgandakan keturunannya
melalui Ismael, yang memperanakkan dua belas orang raja,
dan lalu akhirnya memberikan dia Ishak, anak per-
janjian itu, dan dari dirinyalah keturunannya berlipatgan-
da. saat Ishak memiliki dua orang anak laki-laki,
Yakub dan Esau, Allah menyediakan milik pusaka kepada
Esau di tempat lain, yakni pegunungan Seir,supaya tanah
Kanaan dapat dicadangkan seluruhnya untuk keturunan
Yakub, dan keturunan Esau tidak dapat menuntut bagian
atas tanah itu.
(3) Ia membebaskan keturunan Yakub dari Mesir dengan ta-
ngan yang dinaikkan (ay. 5-6), dan menyelamatkan mereka
dari tangan Firaun dan pasukan tentaranya di laut Teberau
(ay. 6-7). Perairan yang sama menjadi penjaga bagi orang
Israel, dan sekaligus kuburan bagi orang Mesir. Sesung-
guhnya kejadian ini merupakan sebuah jawaban doa, se-
bab meskipun kita dapati dalam kisah ini bahwa mereka
bersungut-sungut kepada Allah dalam kesesakan ini (Kel.
364
14:11-12), namun diberitahukan di sini mengenai teriakan
mereka kepada TUHAN, dan dengan murah hati Ia mene-
rima orang-orang yang berdoa kepada-Nya itu, dan meng-
abaikan orang-orang di antara mereka yang berbantah-
bantah dengan-Nya.
(4) Allah melindungi orang-orang itu di padang gurun. Dikata-
kan di sini, bahwa keberadaan mereka di sana tidak untuk
mengembara, namun untuk diam dalam waktu yang lama
(ay. 7). Semua gerak-gerik mereka diarahkan dengan demi-
kian bijaksana, dan dengan begitu aman mereka dijaga.
Bahkan di padang gurun sana mereka memiliki tempat
tinggal yang pasti, seolah-olah mereka berada di dalam
kota yang berkubu.
(5) Allah memberikan kepada mereka negeri orang Amori, di
seberang sungai Yordan (ay. 8). Di sanalah mereka meng-
gagalkan rencana jahat Balak dan Bileam terhadap mereka,
sehingga Bileam tidak bisa mengutuk mereka. Itulah se-
babnya mengapa Balak tidak berani melawan mereka seba-
gaimana yang dirancangnya semula. Namun sebab ia
telah merancangnya, maka dikatakan di sini bahwa ia telah
melaksanakannya. Pemutaran lidah Bileam untuk member-
kati bangsa Israel, saat ia bermaksud mengutuk mereka,
sering kali dipakai sebagai sebuah contoh kuasa ilahi yang
bekerja demi kebaikan bangsa Israel yang sama hebatnya
dengan kuasa ilahi yang lain, sebab dengannya Allah mem-
buktikan, dan masih terus dilakukan-Nya meski sering kali
kita tidak menyadarinya, kekuasaan-Nya atas kuasa-kuasa
kegelapan dan roh-roh manusia.
(6) Allah membawa mereka dengan selamat dan berkemenang-
an masuk ke Kanaan. Ia menyerahkan orang-orang Kanaan
ke dalam tangan mereka (ay. 11), dengan melepaskan
tabuhan mendahului mereka, saat mereka benar-benar
terlibat dalam pertempuran dengan musuh. Sengatan ka-
wanan – tabuhan itu menyiksa musuh mereka, dan dengan
kebisingannya membuat mereka ketakutan, sehingga men-
jadi mangsa yang sangat empuk bagi orang Israel. Kawan-
an mengerikan ini muncul pertama kali dalam perang
melawan Sihon dan Og, kedua raja orang Amori itu, dan
lalu dalam beberapa pertempuran lainnya (ay. 12).
Kitab Yosua 24:1-14
365
Allah telah berjanji untuk melakukan hal ini bagi Israel
(Kel. 23:27-28). Di sini Yosua memperhatikan penggenapan
janji Allah itu (lihat Kel. 23:27-28, dan Ul. 7:20). Tampak-
nya kawanan tabuhan ini lebih memberikan gangguan ke-
pada musuh dari pada pasukan tempur berat Israel, dan
itulah sebabnya, Yosua menambahkan, bukan oleh pedang-
mu dan bukan pula oleh panahmu. Semua itu murni tin-
dakan Tuhan. Akhirnya, mereka sekarang berada dalam wi-
layah yang damai dengan tanah yang baik, dan hidup
dengan nyaman di atas hasil kerja keras orang lain (ay. 13).
2. Kisah tentang belas kasihan Allah ini diceritakan kepada me-
reka dengan maksud untuk memberi nasihatsupaya mereka
hendaknya takut dan berbakti kepada Allah, dalam rasa syu-
kur atas kemurahan-Nya,supaya semua ini dapat terus ber-
lanjut bagi mereka (ay. 14). Sekarang, dengan merenungkan
semua kemurahan Allah itu,
(1) “Takutlah akan TUHAN, TUHAN dan kebajikan-Nya (Hos.
3:5). Hormatilah Allah yang sedemikian Mahakuasa, takut-
lah untuk menyakiti hati-Nya dan kehilangan kebaikan-
Nya, peliharalah rasa kagum atas keagungan-Nya, hormati
kekuasaan-Nya, gentarlah untuk membuat-Nya murka,
dan berawas-awaslah terus sebab mata-Nya selalu mem-
perhatikan kamu.”
(2) “Biarlah perbuatanmu sesuai dengan asas dasar ini, dan
layanilah Dia, baik dengan tindakan-tindakan kesalehan
lahiriah dalam penyembahan, dan dengan ketaatan dalam
keseluruhan perilakumu. Lakukanlah semua ini dalam
kesungguhan dan kebenaran, dengan mata yang baik dan
hati yang tulus, dan dengan hati yang sesuai dengan ung-
kapan lahiriahmu.” Inilah kebenaran dalam batin, yang
dituntut Allah, (Mzm. 51:8). Sebab, apa gunanya kita ber-
pura-pura dengan Allah yang menyelidiki hati?
(3) Jauhkanlah allah asing, baik berhala orang Kasdim mau-
pun orang Mesir, sebab berhala-berhala itulah yang paling
membahayakan dan menyulut pemberontakan. Tampak
dari tuntutan ini, yang diulang dalam ay. 23, bahwa ada
beberapa orang di tengah-tengah mereka yang secara diam-
diam menyimpan patung-patung dan gambar-gambar dari
366
berhala-berhala sampah itu di kamar mereka. Benda-benda
itu berasal dari nenek moyang mereka sebagai barang waris-
an keluarga, walaupun mungkin mereka tidak menyembah
berhala-berhala itu. Dengan bersungguh-sungguh Yosua
mendesak merekasupaya membuang semuanya itu, “En-
yahkan mereka, hancurkan mereka,supaya jangan sampai
kamu tergoda menyembah mereka.” Yakub mendesak selu-
ruh isi rumahnya melakukan hal ini, persis di tempat yang
sama. saat mereka menyerahkan berhala-berhala kecil
yang mereka punyai, Yakub menanamnya di bawah pohon
besar yang dekat Sikhem (Kej. 35:2-4). Mungkin pohon besar
yang disebut di sini (ay. 26) yaitu pohon besar yang sama,
yang pantas disebut sebagai pohon besar pembaruan, sebab
di tempat itu ada banyak pohon besar yang digunakan
untuk penyembahan berhala.
Ucapan Perpisahan Yosua kepada Bangsa Israel
(24:15-28)
15 namun jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN,
pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang
kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah
orang Amori yang negerinya kamu diami ini. namun aku dan seisi rumahku,
kami akan beribadah kepada TUHAN!” 16 Lalu bangsa itu menjawab: “Jauh-
lah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!
17 Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek
moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah
melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri,
dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di
antara semua bangsa yang kita lalui, 18 TUHAN menghalau semua bangsa
dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan ber-
ibadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita.” 19 namun Yosua berkata
kepada bangsa itu: “Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN,
sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan
mengampuni kesalahan dan dosamu. 20 jika kamu meninggalkan TUHAN
dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan
melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, sesudah
Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu.” 21 namun bangsa itu berkata
kepada Yosua: “Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah.” 22
lalu berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kamulah saksi terhadap
kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-
Nya.” Jawab mereka: “Kamilah saksi!” 23 Ia berkata: “Maka sekarang, jauh-
kanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hati-
mu kepada TUHAN, Allah Israel.” 24 Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua:
“Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami
dengarkan.” 25 Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa
itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem. 26 Yosua
Kitab Yosua 24:15-28
367
menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu
yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat
kudus TUHAN. 27 Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: “Sesungguhnya batu
inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman
TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi
terhadap kamu,supaya kamu jangan menyangkal Allahmu.” 28 Sesudah itu
Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya.
Tidak pernah ada perjanjian yang dijalankan dengan tata kelola yang
lebih baik, atau dijalankan dengan hasil yang lebih baik, selain per-
janjian yang dibuat Yosua dengan orang-orang ini, untuk mengajak
mereka berbakti kepada Allah. Cara ia berurusan dengan mereka
menunjukkan bahwa ia sangat bersungguh-sungguh, dan hatinya
sangat tercurah sepenuhnya pada masalah itu, yaitu untuk mengajak
mereka tetap memenuhi kewajiban mereka dalam mengikuti dia,
khususnya kewajiban untuk membuat pilihan dan kovenan.
I. Apakah ada kewajiban bagi mereka jika mereka memilih beriba-
dah kepada Allah? Di sini ia mengharuskan mereka untuk memi-
lih bukan berarti sebelumnya tidak ada keharusan bagi mereka
untuk memilih, atau seakan-akan mereka bebas untuk menolak
beribadah kepada-Nya. Namun, bahwa keputusan mereka untuk
memilih sangat berpengaruh bagi kesetiaan mereka untuk beriba-
dah kepada-Nya jika mereka melakukannya dengan penuh kesa-
daran akal budi dan kebulatan hati. Ada dua alasan yang diaju-
kan Yosua kepada mereka untuk beribadah kepada Allah, yaitu
1. Ia mengajak mereka untuk beribadah dengan akal budi dan
pengertian, sebab ibadah yaitu tindakan yang memerlukan
pengertian akal budi. Kehendak manusia cenderung memulia-
kan kebebasan alamiahnya, sehingga manusia merasa bebas
untuk memilih. Oleh sebab itu, sudah menjadi kehendak
Allah juga bahwa manusia beribadah kepada-Nya atas dasar
pilihan bebasnya, bukan sebab suatu kebetulan atau paksa-
an. sebab itu,
(1) Sesuai dengan sifat manusia itu pula Yosua menyerahkan
pilihan kepada mereka sendiri (ay. 15). Di sini,
[1] Ia mengajukan calon-calon yang harus mereka pilih
untuk beribadah. Yaitu, TUHAN Allah kita, di satu sisi,
dan di sisi lain allah-allah nenek moyang mereka, yang
berlagak mengunggulkan diri kepada orang-orang yang
368
menyukai hal-hal zaman purbakala, berhala-berhala
yang diterima secara turun-temurun dari para leluhur
mereka, atau allah-allah tetangga mereka, yakni orang-
orang Amori, yang negerinya mereka diami, yang mudah
memperdayai mereka yang senang bergaul.
[2] Ia menduga ada sebagian orang yang sebab suatu
alasan tertentu, menganggap tidak baik untuk berbakti
kepada TUHAN. Ada prasangka dan keberatan kuat
yang tidak setuju dengan agama, yang diajukan oleh
sebagian orang yang cenderung kepada hidup duniawi
dan kedagingan. Bagi mereka, melakukan kewajiban
menyangkal diri, mematikan daging, memikul salib me-
reka, dan seterusnya, tampak tidak baik, sukar, dan
tidak masuk akal. Padahal, sebab kita sedang berada
dalam masa pengujian di dunia ini, maka sangatlah
pantas kalau ada kesulitan di sana-sini, sebab kalau
tidak, bukan pengujian namanya.
[3] Yosua menyerahkan perkaranya kepada mereka sendiri:
“Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan ber-
ibadah, sekarang masalahnya sudah begitu jelas diperha-
dapkan di depanmu, jadi ambil keputusan segera, dan
jangan ragu-ragu.” Lama sesudah ini, Elia juga memben-
tangkan pertentangan yang harus dipilih antara TUHAN
dan Baal, kepada orang-orang yang dihadapinya waktu
itu (1Raj. 18:21). Yosua membentangkan perkara ini
dengan jelas-jelas di sini untuk menunjukkan dua hal:
Pertama, bahwa merupakan kehendak Allah bagi
masing-masing kita untuk menjadikan agama sebagai
pilihan kita dengan penuh kesadaran dan kesungguh-
an. Marilah kita menyatakan perkara ini dengan tidak
memihak kepada diri kita sendiri, pertimbangkan segala
sesuatu secara seimbang, dan lalu tentukan apa
yang kita pandang benar dan baik. Marilah kita meng-
ambil keputusan dengan bulat hati untuk memilih se-
buah kehidupan yang penuh kesalehan, bukan hanya
sebab kita tidak mengetahui jalan lain lagi, namun
sebab memang tidak ada lagi yang lebih baik daripada
itu sesudah kita melakukan pencarian.
Kitab Yosua 24:15-28
369
Kedua, bahwa agama memiliki bukti jelas dalam
dirinya sendiri secara akali akan kebenarannya dan ka-
rena itu dapat dianjurkan kepada manusia yang memi-
liki pikiran bebas untuk memilih atau menolaknya.
sebab manfaatnya sudah begitu jelas, maka seseorang
yang bijak pastilah tidak dapat berbuat apa-apa selain
memilihnya. Perkaranya sudah begitu jelas sehingga apa
yang harus diputuskan pun sudah jelas pula. Dengan
mengharuskan mereka untuk memilih, Yosua bermak-
sud menguji apakah dengan tawaran yang adil ini ada-
kah di antara mereka yang masih juga bersikap acuh tak
acuh dan tidak peduli untuk beribadah kepada Allah.
Apakah mereka masih juga membutuhkan waktu untuk
mempertimbangkan dan saling bertukar pikiran dengan
teman-teman sebelum memberikan sebuah jawaban?
Dan jika ada orang yang masih berbuat seperti itu, maka
ia akan menandai mereka, dan memperingatkan orang-
orang selebihnya untuk menjauhi mereka.
[4] Ia mengarahkan pilihan mereka dalam perkara ini de-
ngan memberikan pernyataan terbuka mengenai kepu-
tusan-keputusannya sendiri: “namun aku dan seisi ru-
mahku, apa pun yang kamu lakukan, kami akan ber-
ibadah kepada TUHAN, dan aku berharap kamu semua
sependapat denganku.” Di sini ia memutuskan dengan
hati bulat,
Pertama, bagi dirinya sendiri: namun aku, aku akan
beribadah kepada TUHAN. Perhatikanlah, ibadah kepada
Allah bukanlah sesuatu yang hina bagi kehormatan
orang besar. Raja-raja dan orang-orang berkedudukan
tinggi sama sekali tidak menjadi rendah dan hina dengan
berlaku saleh, bahkan malah ibadah itu merupakan se-
buah kehormatan terbesar bagi mereka dan menambah-
kan kegemilanganan mahkota kemuliaan mereka. Amati-
lah, betapa tegasnya Yosua: “aku akan beribadah kepada
TUHAN.” Kebebasan kita tidaklah dibatasi saat kita
mengikatkan diri pada Allah.
Kedua, bagi seisi rumahnya, artinya, keluarganya,
anak-anak dan hamba-hambanya, semua orang yang
secara langsung berada di bawah tanggung jawab dan
370
pemeliharaannya, di bawah pengawasan dan pengaruh-
nya. Yosua yaitu seorang pemimpin, seorang hakim di
Israel, namun tugasnya dalam mengurusi kepentingan
rakyat banyak sama sekali tidak menjadi alasan bagi-
nya untuk mengabaikan urusan ibadah keluarganya.
Orang-orang yang bertanggung jawab atas banyak
keluarga, seperti para hakim dan hamba-hamba Tuhan,
harus secara khusus keluarganya sendiri (1Tim. 3:4-5):
aku dan seisi rumahku akan beribadah kepada TUHAN.
1. “Bukan seisi rumahku tanpa aku.” Ia tidak akan
membiarkan mereka mengerjakan sendiri pekerjaan
yang ia sendiri tidak lakukan. Ada orang yang me-
nyuruh anak-anak dan hamba-hamba mereka ber-
laku yang baik, namun mereka sendiri tidak melaku-
kannya. Yaitu, mereka mausupaya anak-anak dan
hamba-hamba mereka masuk sorga, namun mereka
sendiri sedang menuju ke neraka.
2. “Bukan aku tanpa seisi rumahku.” Bagi Yosua, bo-
leh saja rakyatnya meninggalkan dia, namun di dalam
rumahnya sendiri, di mana kekuasaannya lebih be-
sar dan lebih langsung, di sanalah ia berkuasa pe-
nuh. Perhatikanlah, saat kita tidak sanggup mem-
bawa orang sebanyak mungkin untuk beribadah
kepada TUHAN, kita harus membawa sebanyak yang
dapat kita bawa dengan segiat-giatnya orang-orang
yang ada dalam lingkungan pengaruh kita. Jika kita
tidak dapat memulihkan suatu negeri, maka marilah
kita menjauhkan kedurjanaan dari kemah tempat
tinggal kita sendiri.
3. “Pertama aku, dan selanjutnya seisi rumahku.” Per-
hatikanlah, mereka yang memimpin dan mengatur
perkara-perkara, haruslah menjadi yang pertama
dalam beribadah kepada Allah dan yang terdahulu
dalam melakukan hal-hal terbaik.
Ketiga, Yosua memutuskan untuk melakukan hal
ini, apa pun yang dilakukan oleh orang lain. Seandainya
pun segenap keluarga Israel memberontak melawan
Allah dan menyembah berhala-berhala, namun Yosua
Kitab Yosua 24:15-28
371
dan seisi rumahnya akan tetap setia kepada Allah Is-
rael. Perhatikanlah, orang-orang yang memutuskan un-
tuk melayani Allah harus teguh berdiri dalam melaku-
kannya, dan tidak terseret oleh arus orang banyak un-
tuk meninggalkan ibadahnya itu. Mereka yang mengikat
diri pada sorga harus bersedia berenang melawan arus.
Tidak boleh berlaku seperti yang dilakukan oleh sebagi-
an besar orang, namun melakukan yang terbaik dalam
ibadahnya itu.
(2) Begitu pilihan mengikuti Allah itu diperhadapkan kepada
mereka, dengan segera mereka memutuskan dengan bebas
dan penuh pertimbangan akal budi, untuk memilih Allah
Israel daripada pesaing mana saja (ay. 16-18). Di sini,
[1] Mereka seia sekata dengan kebulatan hati Yosua, kare-
na terpengaruh oleh keteladanan dari seseorang yang
sedemikian agung ini, yang telah menjadi berkat yang
sangat besar bagi mereka (ay. 18): Kamipun akan ber-
ibadah kepada TUHAN. Lihatlah, betapa besar kebaikan
yang dapat dilakukan oleh orang-orang besar dalam
memengaruhi para bawahan mereka, jika saja mereka
mau hidup saleh dengan gigih dalam ibadah mereka.
[2] Mereka tersentak oleh pikiran untuk murtad dari Allah
(ay. 16): Jauhlah daripada kami.... Ungkapan ini meng-
isyaratkan kengerian dan kebencian hebat tak terba-
yangkan, “Jauhlah itu, jauhlah dari pada kami, bahwa
kami dan anak-anak kami sampai meninggalkan TUHAN
untuk beribadah kepada allah lain. Kami tidak akan per-
nah sampai berpikir untuk itu, kecuali kami benar-benar
sudah kehilangan semua rasa keadilan, rasa syukur, dan
kehormatan.” Demikianlah hati kita harus bangkit mela-
wan segala godaan untuk meninggalkan ibadah kepada
Allah. Enyahlah, Iblis!
[3] Mereka memberikan alasan-alasan yang mendasar bagi
pilihan mereka itu, untuk menunjukkan bahwa mereka
tidak asal-asalan dalam mengikuti keputusan Yosua,
namun bahwa pilihan mereka itu sepenuhnya sebab
pertimbangan yang matang dan adil. Mereka membuat
pilihan ini berdasar pertimbangan akan,
372
Pertama, banyak peristiwa besar dan kemurahan luar
biasa yang telah diperbuat Allah bagi mereka, dengan
membawa mereka keluar dari Mesir melalui padang belan-
tara menuju tanah Kanaan (ay. 17-18). Demikianlah mere-
ka mengingat kembali khotbah Yosua, dan mengungkap-
kan ketaatan mereka yang tulus terhadap maksud kasih
Allah itu.
Kedua, hubungan mereka yang mereka miliki
dengan Allah dan kovenan-Nya dengan mereka: “Kami-
pun akan beribadah kepada TUHAN (ay. 18), sebab
Dialah Allah kita, yang telah mengikatkan diri dengan
berjanji kepada kita, dan kepada-Nya pula kami meng-
ikat diri kepada-Nya dengan sumpah kudus.”
2. Yosua menuntun mereka untuk memeluk agama mereka de-
ngan teguh, dan berpaut kepada Tuhan dengan segenap hati.
Sekarang, sesudah berhasil membantu mereka menetapkan
hati, ia meneguhkan pendirian mereka dalam-dalam. Ia ikat
dan kukuhkan pikiran mereka.
(1) Untuk itu, ia menunjukkan di hadapan mereka segala
kesukaran hidup keagamaan, yang bahkan mungkin dapat
mengecilkan hati mereka (ay. 19-20): Tidaklah kamu sang-
gup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang
kudus, atau dalam bahasa Ibrani, Ia yaitu TUHAN Allah
yang kudus, yang mengisyaratkan rahasia Trinitas, tiga di
dalam satu. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang
Mahakuasa, Bapa yang Kudus, Anak yang Kudus, Roh
yang Kudus. Ia tidak akan mengampuni. Dan, jika kamu
meninggalkan TUHAN, maka Ia akan berbalik dari padamu
dan melakukan yang tidak baik kepada kamu. Tentu saja
Yosua tidak bermaksud menghalangi mereka dalam ber-
bakti kepada Allah sebagai sesuatu yang tidak mungkin
dilakukan dan berbahaya. Sebaliknya,
[1] Mungkin di sini ia bermaksud menunjukkan sindiran-
sindiran dari para penggoda, yakni orang-orang yang
mencobai bangsa Israelsupaya meninggalkan TUHAN
mereka, dan ibadah kepada-Nya. Dengan sindiran se-
perti ini, mereka ingin menunjukkan bahwa Tuhan itu
seorang tuan yang kejam, pekerjaan-Nya mustahil da-
Kitab Yosua 24:15-28
373
pat dikerjakan, dan Ia tidak pernah merasa senang de-
ngan orang Israel. Dan jika Ia sampai jengkel, Ia tidak
dapat didamaikan, dan penuh dendam. Juga, bahwa Ia
hanya mau dihormati seorang diri saja, dan tidak akan
membiarkan mereka berbuat baik kepada allah lain.
Dan, bahwa Ia tidak sama dengan allah-allah bangsa-
bangsa lain yang mudah disembah, dan sama sekali
tidak kudus, dan juga tidak pencemburu. Kemungkinan
besar hal inilah yang di lalu hari pada umumnya
menjadi penolakan terhadap agama Yahudi. Sebab
pemikiran seperti itu sudah lama menjadi tipu muslihat
Iblis sejak ia menggoda nenek moyang pertama kita
dengan memutarbalikkan kebenaran tentang Allah dan
hukum-hukum-Nya, sebagai hal yang kejam dan keras.
Dengan nada dan gaya bicara tegas, Yosua membuat
mereka menyadari bahwa ia menolak pemikiran itu, dan
meminta mereka untuk berdiri teguh menentang
kekuatan pemikiran seperti itu. Atau,
[2] Yosua ingin menyatakan perasaan khawatir mengenai
mereka, dengan maksud yang kudus. Yaitu, bahwa
meskipun mereka sekarang sudah membuat pengakuan
yang penuh semangat untuk beribadah kepada Allah,
namun di lalu hari bisa saja mereka akan mun-
dur dari ibadah mereka itu, dan jika mereka sampai
melakukannya, mereka akan mendapati bahwa Ia adil
dan cemburu untuk membalas perbuatan mereka itu.
Atau,
[3] Ia memutuskan untuk memberitahukan kepada mereka
akan kemungkinan terburuk yang akan terjadi, dan
persyaratan ketat apa yang harus mereka penuhi di
hadapan Allah,supaya mereka dapat mempertimbang-
kan akibatnya. “Tidaklah kamu sanggup beribadah ke-
pada TUHAN,” kecuali kamu menjauhkan semua allah
lain, sebab Dia yaitu Allah yang kudus dan cemburu,
dan sama kali tidak memperbolehkan ada yang bersaing
dengan-Nya. Oleh sebab itu kamu harus sangat was-
pada dan berhati-hati. Sebab, sangat berbahaya jika
kamu berbalik meninggalkan ibadah kepada-Nya. Lebih
baik seandainya kamu tidak pernah beribadah kepada-
374
Nya sama sekali.” Demikianlah, meskipun Guru kita
telah menjamin kita bahwa kuk yang Ia pasang itu
enak, namun,supaya jangan sampai kita salah dan
lalai, Ia juga memberitahukan kepada kita, bahwa se-
saklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada
kehidupan, sehingga oleh sebab nya kita harus berusa-
ha kerasa untuk dapat masuk dan tidak hanya men-
cari-cari saja. “Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon. Oleh sebab itu, jika kamu
memilih untuk beribadah kepada TUHAN, maka kamu
harus meninggalkan semua musuh-Nya. Kamu tidak
dapat berbakti kepada TUHAN dengan kekuatanmu
sendiri. Ia juga tidak akan mau mengampuni segala pe-
langgaranmu oleh sebab kamu merasa benar. sebab
itu, orang Israel harus berkata, Keadilan dan kekuatan
hanya ada di dalam TUHAN ... seluruh keturunan Israel
akan nyata benar dan akan bermegah di dalam TUHAN,”
(Yes. 45:24-25). Oleh sebab itu, mereka harus melepas
keyakinan untuk mengandalkan diri sendiri, jika tidak
demikian, segala maksud mereka hanya akan sia-sia
belaka. Atau,
[4] Yosua ingin mengungkapkan adanya rasa tawar hati
yang tampaknya menghalangi mereka,supaya ia dapat
mempertajam keputusan hati mereka untuk terus ber-
ibadah kepada Tuhan. Dengan begitu, ia mengajak me-
reka untuk berjanji dengan sungguh lagisupaya tetap
setia kepada Allah dan agama mereka. Ia ingin mereka
sendiri yang memutuskan demikian,supaya mereka
lebih sungguh-sungguh dalam memegang perkataan
mereka sendiri.
(2) Walaupun kehidupan beribadah itu rumit, mereka menya-
takan keputusan yang tegas dan pasti untuk terus berte-
kun di dalamnya (ay. 21): “Tidak, hanya kepada TUHAN
saja kami akan beribadah. Kami tidak akan pernah berbu-
ruk sangka kepada-Nya sebagai Allah yang kudus dan
cemburuan, sekalipun Ia membatasi hamba-hamba-Nya
untuk hanya menyembah Dia saja. Adillah bagi-Nya untuk
mencampakan mereka yang meninggalkan Dia, namun se-
kali-kali kami tidak akan meninggalkan Dia. Tidak saja
Kitab Yosua 24:15-28
375
sebab kami berpikiran baik untuk beribadah kepada-Nya,
dan kami berharap akan melakukannya, namun juga sebab
kami sudah bertekad bulat untuk tidak mau lagi mende-
ngar setiap desakan untuk meninggalkan Dia atau pulang
dengan tidak mengikuti Dia (Rut 1:16). Di dalam kuasa
kasih karunia-Nya kami bertekad, bahwa kami akan ber-
ibadah kepada TUHAN.” Keputusan ini mereka ulangi
dengan sebuah penjelasan (ay. 24): “Kepada TUHAN, Allah
kita, kami akan beribadah, tidak saja kami disebut sebagai
hamba-hamba-Nya dan mengenakan pakaian seragam-Nya,
namun agama kita juga akan memerintah kita dalam segala
sesuatu, dan firman-Nya akan kami dengarkan.” Sia-sialah
kami menyebut Dia sebagai Guru dan Tuhan, jika kami
tidak melakukan apa yang Ia katakan (Luk. 6:46). Janji
terakhir yang mereka buat sebagai jawaban atas tuntutan
yang diberikan Yosua kepada mereka (ay. 23), bahwa,
untuk tetap teguh, mereka harus,
[1] Menjauhkan patung-patung dan segala ukiran allah-
allah asing, dan tidak menyimpan barang kenang-ke-
nangan dari berhala lain, jika mereka memutuskan
bahwa yang akan menjadi suami mereka yaitu Sang
Pencipta mereka sendiri. Dalam hal ini, mereka berjanji
untuk mendengarkan firman-Nya.
[2]supaya mereka mencondongkan hati mereka kepada
TUHAN, Allah Israel, menggunakan kekuasaan atas hati
mereka sendiri untuk mengabdikan diri bagi Allah.
Tidak saja menaruh perhatian mereka kepada-Nya,
namun juga teguh di dalamnya. Syarat-syarat ini mereka
setujui, dan saat Yosua menjelaskan untung ruginya,
mereka pun langsung sepakat: Kepada TUHAN, Allah
kita, kami akan beribadah.
II. sebab mereka dengan bebas telah menentukan pilihan untuk
beribadah kepada Tuhan Allah, maka Yosua pun mengikat mere-
ka dengan kovenan yang khidmat (ay. 25). Telah dua kali Musa
mengesahkan kovenan antara Allah dan Israel di depan umum
seperti ini, di gunung Sinai (Kel. 24), dan di tanah Moab (Ul. 29:1).
Yosua juga pernah melakukannya satu kali (8:31, dst.), dan seka-
rang yaitu untuk kedua kalinya. Di sini disebutkan ia membuat
376
ketetapan dan peraturan, sebab kekuatan dan keabadian kewa-
jibannya. Juga dikatakan bahwa walaupun kovenan ini mengikat
mereka, namun ikatannya tidak lebih dari pada ikatan perintah
ilahi sebelumnya. Sekarang, untuk mengesahkan kovenan ini,
1. Yosua memanggil saksi-saksi, yang tidak lain yaitu mereka
sendiri (ay. 22): Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa
kamu telah memilih TUHAN. Ia meyakinkan dirinya sendiri
bahwa mereka tidak akan pernah melupakan kekhidmatan
hari ini. namun , jika di lalu hari ternyata mereka melang-
gar kovenan ini, ia meyakinkan mereka bahwa pengakuan-
pengakuan dan janji-janji yang mereka buat sekarang ini pasti
akan bangkit melawan mereka dengan menghakimi dan meng-
hukum mereka. Mereka menyetujui hal itu: “Kamilah saksi!
Biarlah kami dihukum sebab perkataan kami sendiri, jika
kami berbuat pelanggaran terhadap Allah kita.”
2. Yosua menuliskan semuanya dan menyisipkannya, seperti
yang kita dapati di sini, di dalam Kitab Suci yang diakui: Ia
menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah (ay. 26),
dalam kitab asli yang diletakkan di samping tabut Allah. Sejak
itu, kemungkinan naskah itu disalin menjadi beberapa salinan
yang dimiliki oleh para pemimpinsupaya dapat digunakan
oleh setiap suku Israel. Di sana dituliskan,supaya kewajiban
mereka terhadap hidup keagamaan yang berasal dari titah
ilahi, dan yang berasal dari janji mereka sendiri, dapat tetap
terekam.
3. Yosua mendirikan sebuah tugu peringatan untuk kepentingan
orang-orang yang mungkin tidak mahir dalam membaca (ay.
26-27). Ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di
bawah pohon besar, sebagai peringatan atas kovenan ini. Ada
kemungkinan bahwa ia juga menuliskan sebuah prasasti di
atasnya untuk menunjukkan niat dan tujuannya. Dengan
demikian batu itu dibuat dapat berbicara. saat ia berkata,
Sebab telah didengarnya apa yang telah berlalu, secara diam-
diam ia mencela orang-orang yang berhati keras, seolah-olah
batu ini telah mendengar niat baik dari sebagian mereka. Jika
mereka melupakan apa yang seharusnya tidak dilakukan,
maka sejauh ini batu itu akan menjaga ingatan mereka me-
ngenai hal itusupaya dapat mencela kebodohan dan kecerob-
ahan mereka, dan menjadi saksi terhadap mereka.
Kitab Yosua 24:29-33
377
Dengan demikian perkara ini telah diselesaikan, dan Yosua
membubarkan pertemuan para pemimpin Israel ini (ay. 28),
dan berpamitan untuk terakhir kalinya dengan mereka. Ia
merasa puas telah menyelesaikan bagian tugasnya, dengan
mana ia telah menyelamatkan jiwanya. Jika mereka binasa,
darah mereka akan tertanggung di atas kepala mereka sendiri.
Kematian Yosua
(24:29-33)
29 Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba
TUHAN itu, saat berumur seratus sepuluh tahun. 30 Lalu ia dikuburkan di
daerah milik pusakanya, di Timnat-Serah yang di pegunungan Efraim, di
sebelah utara gunung Gaas. 31 Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepan-
jang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama
dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan
TUHAN bagi orang Israel. 32 Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel
dari Mesir, dikuburkan mereka di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub
dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang
ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka. 33 Juga Eleazar bin
Harun mati, dan dia dikuburkan di bukit yang diberikan kepada Pinehas,
anaknya itu, di pegunungan Efraim
Kitab ini, yang dimulai dengan kemenangan-kemenangan, diakhiri di
sini dengan serangkaian upacara penguburan, yang dengannya se-
mua kemuliaan manusia pun ikut dikubur. Di sini kita dapati,
1. Penguburan Yusuf (ay. 32). Ia mati sekitar 200 tahun sebelumnya
di Mesir, namun ia memberi pesan tentang tulang-belulangnya,
bahwa tulang belulangnya itu tidak akan mendapat perhentian di
dalam kubur mereka sampai Israel memperoleh perhentian di
tanah perjanjian. Nah, oleh sebab itu, orang-orang Israel yang
telah membawa peti mati penuh dengan tulang belulang ini keluar
dari Mesir, membawanya bersama mereka dalam semua gerak
maju mereka melalui padang gurun, mungkin sekali kedua suku
Efraim dan Manasye yang bertanggung jawab untuk ini, dan
menyimpannya dalam perkemahan mereka sampai tanah Kanaan
benar-benar ditaklukkan. Dan akhirnya mereka dapat mengubur-
kannya di tanah yang diberikan oleh Yakub, ayahnya, kepadanya
di dekat Sikhem (Kej. 48:22). Mungkin pada kesempatan inilah
Yosua mengundang seluruh bangsa Israel untuk menemuinya di
Sikhem (ay. 1), guna menghadiri upacara penguburan Yusuf di
sana. sebab itu khotbah yang ditulis dalam pasal ini disampaikan
378
sebagai khotbah penguburan Yusuf dan sekaligus sebagai khotbah
perpisahannya sendiri. Kalau memang demikian adanya, seba-
gaimana patut diduga, pada tahun terakhir hidupnya, mungkin
sekali kesempatan itu mengingatkan dia akan kematiannya sendiri
yang sudah dekat. sebab pada saat ia mati umurnya mencapai
umur yang sama dengan umur nenek moyangnya yang terkenal itu,
Yusuf, yakni 110 tahun (bdk. ay. 29 dengan Kej. 50:26).
2. Kematian dan upacara penguburan Yosua (ay. 29-30). Kita tidak
diberitahu berapa lama ia hidup sesudah kedatangan orang Israel
di tanah Kanaan. Dr. Lightfoot, menduga selama tujuh belas ta-
hun, namun para penulis sejarah Yahudi pada umumnya mengata-
kan sekitar dua puluh tujuh atau dua puluh delapan tahun. Di
sini ia disebut sebagai hamba TUHAN, gelar yang sama seperti
yang diberikan kepada Musa (1:1), saat kematiannya disebut-
kan. Sebab, walaupun dalam banyak hal Yosua lebih rendah dari
pada Musa, namun dalam hal yang satu ini ia setara dengannya,
yaitu bahwa sesuai dengan hasil kerjanya, ia membuktikan diri-
nya sebagai seorang hamba Allah yang rajin dan setia. Orang yang
menjalankan dua talenta mendapat pujian yang sama dengan
orang yang menjalankan lima talenta. Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia. Dikatakan di sini bahwa
tempat penguburan Yosua terletak di sebelah utara gunung Gaas
atau bukit yang bergetar. Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa
bukit itu disebut begitu, sebab terjadi gempa bumi saat pengu-
buran Yosua, untuk mencela orang-orang Israel atas kebodohan
mereka sebab mereka tidak meratapi kematian orang besar yang
baik itu seperti yang seharusnya mereka lakukan. Demikian pula
pada kematian Kristus, Yosua kita, juga terjadi gempa bumi. Cen-
dekiawan Uskup Agung Patrick mengamati bahwa tidak disebut-
kan adanya hari-hari perkabungan yang dilakukan bagi Yosua,
sebagaimana halnya untuk Musa dan Harun. Mengapa ini terjadi
tidaklah jelas, padahal, seperti dipikirkan bapa-bapa gereja seperti
Santo Hierom (seorang bapak gereja abad keempat – pen.), di ba-
wah hukum Taurat pada saat itu, saat kehidupan dan keabadi-
an belum dapat dipahami dengan begitu jelas seperti sekarang ini,
orang Israel memiliki alasan untuk berkabung dan meratapi
kematian sesama mereka. Walaupun begitu, sekarang saat
Yesus, Yosua kita, telah membuka kerajaan sorga, seharusnyalah
kita bersukacita.
Kitab Yosua 24:29-33
379
3. Kematian dan upacara penguburan Imam Kepala Eleazar. Ia juga
mungkin mati pada tahun yang hampir bersamaan dengan ke-
matian Yosua, seperti halnya kematian Harun dalam tahun yang
sama dengan Musa. (ay. 33). Orang-orang Yahudi bertutur bahwa
beberapa waktu sebelum ia mati, ia juga memanggil para tua-tua
Israel berkumpul bersama, dan memberikan perintah kepada
mereka seperti yang dilakukan oleh Yosua. Ia dikuburkan di atas
sebuah bukit yang menjadi milik bagian dari Pinehas, anaknya,
yang jatuh kepadanya bukan sebab keturunan, sebab pada
waktu itu tanah pusaka itu harus menjadi bagian ayahnya terle-
bih dahulu, dan lagi pula tidak ada kota-kota imam di pegunung-
an Efraim, namun namun mungkin saja tanah itu jatuh kepadanya
sebab perkawinan, sebagaimana perkiraan orang-orang Yahudi.
Mungkin juga tanah dianugerahkan begitu saja dengan cuma-
cuma kepadanya oleh beberapa orang Israel yang saleh untuk
membangun sebuah pusat negeri, sebab mereka tergerak oleh
pengajaran imamat. sebab di sini dikatakan bahwa tanah itu
sudah diberikan kepadanya, dan di sanalah ia menguburkan
bapak terkasihnya.
4. Gambaran umum keadaan Israel pada masa itu diberitahukan ke-
pada kita (ay. 31). Selama Yosua masih hidup, hidup keagamaan
dipegang teguh di antara mereka di bawah perhatian dan penga-
ruhnya. namun , tidak lama sesudah ia dan orang-orang sebayanya
mati, hidup keagamaan itu merosot. Begitulah, sering kali diperlu-
kan topangan dari satu orang pemipim. sebab itu, betapa kita
harus bersyukur bahwa Kristus, Yosua kita, masih terus beserta
jemaat Injili dengan Roh-Nya, dan akan terus menyertai kita se-
nantiasa, bahkan sampai kepada akhir zaman!
T A F S I R A N M A T T H E W H E N R Y
Kitab
hakim-hakim
Tafsiran
Kitab Hakim-Hakim
Disertai Renungan Praktis
itab ini dalam bahasa Ibrani disebut Syefer Syoftim, yaitu Kitab
Hakim-hakim, yang dalam Alkitab terjemahan bahasa Aram dan
bahasa Arab lebih diperinci dan disebut sebagai Kitab Hakim-hakim
dari Anak-anak Israel. Oleh sebab penghakiman-penghakiman atas
bangsa itu bersifat khusus, maka demikian pula dengan hakim-
hakimnya, yang tugas jabatannya jauh berbeda dari tugas jabatan
para hakim bangsa-bangsa lain. Septuaginta hanya memberinya
judul Kritai, yang artinya Hakim-hakim. Kitab ini berisi sejarah kewar-
gaan Israel, pada masa pemerintahan hakim-hakim mulai dari Otniel
hingga Eli, sebanyak yang dipandang Allah patut untuk diteruskan
kepada kita. Menurut perhitungan Dr. Lightfoot, di dalamnya termuat
riwayat selama 299 tahun. Mulai dari Otniel dari suku Yehuda yang
menjadi hakim selama empat puluh tahun. Lalu Ehud dari suku
Benyamin selama delapan puluh tahun. Barak dari suku Naftali
selama empat puluh tahun. Gideon dari suku Manasye selama empat
puluh tahun. Abimelekh putra Gideon selama tiga tahun. Tola dari
suku Isakhar selama dua puluh tiga tahun. Yair dari suku Manasye
selama dua puluh dua tahun. Yefta dari suku Manasye selama enam
tahun. Ebzan dari suku Yehuda selama tujuh tahun. Elon dari suku
Zebulon selama sepuluh tahun. Abdon dari suku Efraim selama
delapan tahun, hingga Samson dari suku Dan selama dua puluh
tahun. Jadi, seluruhnya berjumlah 299 tahun. Mengenai tahun-ta-
hun perhambaan Israel, mengingat Eglon dikatakan menindas mere-
ka selama delapan belas tahun dan Yabin selama dua puluh tahun,
K
384
dan begitu pula dengan beberapa raja lain, tahun-tahun perhambaan
mereka itu terhitung dalam sebagian tahun kepemimpinan para
hakim atau sebagian tahun yang lain. Hakim-hakim itu tampak ber-
asal dari delapan suku yang berbeda-beda. Demikianlah kehormatan
itu tersebar, sampai pada akhirnya berpusat pada Yehuda. Eli dan
Samuel, dua hakim yang tidak tercantum di dalam kitab ini, berasal
dari suku Lewi. Tampaknya tidak ada hakim yang berasal dari suku
Ruben, Simeon, Gad, atau Asyer. Riwayat hakim-hakim ini secara
berurutan dikisahkan di dalam kitab ini sampai akhir pasal 16.
lalu dalam lima pasal terakhir, kita mendapati penjelasan
tentang sejumlah peristiwa tertentu yang patut diingat, yang terjadi,
seperti halnya kisah Rut (Rut 1:1), pada zaman para hakim meme-
rintah, namun tidak pasti pada zaman hakim yang mana. Namun
demikian, peristiwa-peristiwa tersebut dikumpulkan bersama-sama
pada akhir kitab ini, agar jalannya sejarah itu secara umum tidak
terputus. Nah, mengenai keadaan seluruh rakyat Israel pada masa
itu,
I. Mereka dalam kitab ini tidak terlihat memiliki tabiat yang
seagung atau sebaik seperti yang mungkin diharapkan orang
untuk bangsa yang istimewa seperti itu, yang diperintah oleh
hukum-hukum yang baik seperti itu dan diperkaya oleh janji-janji
yang luhur seperti itu. Kita mendapati mereka menjadi bobrok
secara menyedihkan, dan ditindas secara mengenaskan oleh
bangsa-bangsa di sekitar mereka. Dan dalam seluruh kitab ini,
entah itu dalam peperangan atau pemerintahan, sama sekali tidak
dijumpai tindakan mereka yang menonjol yang sepadan dengan
masuknya mereka secara gilang-gemilang ke Kanaan. Apa tang-
gapan kita mengenai hal ini? Allah dengan ini hendak menunjuk-
kan kepada kita ketidaksempurnaan yang patut disesalkan dari
semua orang dan segala sesuatu yang ada di bawah matahari,
susaha kita dapat menantikan dengan penuh pengharapan keku-
dusan dan kebahagiaan yang utuh di dunia yang lain, dan bukan
di dunia ini. Namun demikian,
II. Kita dapat berharap bahwa, walaupun penulis kitab ini sebagian
besar berbicara panjang lebar tentang tindakan-tindakan bangsa
Israel yang menyulut murka Allah dan kesusahan-kesusahan me-
reka, namun wajah agama tetap terpelihara di negeri itu. Dan,
Tafsiran Kitab Hakim-hakim Disertai Renungan Praktis
385
meskipun ada beberapa di antara mereka yang terseret ke dalam
penyembahan berhala, namun ibadah di Kemah Suci menurut
hukum Musa tetap terjaga, dan ada banyak orang yang mengikuti-
nya. Para penulis sejarah tidak banyak mencatat tentang jalannya
keadilan dan perdagangan sehari-hari dalam suatu bangsa, sebab
mereka menerimanya begitu saja, namun hanya menuliskan tentang
peperangan dan kekacauan yang terjadi. namun pembaca harus
memberi perhatian pada jalannya keadilan dan perdagangan se-
hari-hari itu, untuk mengimbangi hitamnya peperangan dan keka-
cauan tersebut.
III. Tampak bahwa pada masa ini tiap suku memiliki pemerintahan-
nya masing-masing, dan bertindak sendiri-sendiri tanpa ada satu
pemimpin atau badan pemerintahan bersama, sehingga timbul
banyak perbedaan di antara mereka sendiri, dan membuat mere-
ka sulit untuk menjadi atau berbuat sesuatu yang luar biasa.
IV. Pemerintahan para hakim tidak berlangsung secara terus-mene-
rus, melainkan hanya sekali-sekali. saat dikatakan bahwa sete-
lah kemenangan Ehud amanlah tanah itu delapan puluh tahun
lamanya, dan sesudah kemenangan Barak empat puluh tahun
lamanya, tidak jelas apakah keduanya hidup, apalagi memerin-
tah, selama tahun-tahun tersebut. namun mereka dan para hakim
yang lain telah dibangkitkan dan digerakkan oleh Roh Allah untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu bagi rakyat Israel saat ada
kebutuhan untuk itu, yakni untuk membalaskan dendam Israel
kepada musuhnya dan membersihkan Israel dari penyembahan
berhala. Inilah dua perkara yang terutama dimaksudkan saat
dikatakan bahwa mereka memerintah sebagai hakim atas Israel.
Namun demikian Deborah, sebagai seorang nabiah, sudah dida-
tangi oleh segenap orang Israel yang hendak berhakim kepadanya,
sebelum ada kebutuhan bagi keterlibatannya dalam perang (4:4).
V. Selama masa pemerintahan para hakim, Allah menjadi raja Israel
secara lebih istimewa. Demikianlah yang dikatakan Samuel ke-
pada bangsa Israel saat mereka menetapkan hati untuk me-
nanggalkan bentuk pemerintahan ini (1Sam. 12:12). Allah hendak
menguji apakah hukum dan ketetapan-ketetapan-Nya sendiri
akan membuat bangsa Israel tetap hidup menurut aturan, dan
386
terbukti bahwa saat tidak ada raja di antara orang Israel, setiap
orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Oleh sebab itu, mendekati penghujung masa ini, Allah membuat
pemerintahan hakim-hakim lebih berkesinambungan dan men-
cakup segala sesuatu daripada waktu pertama kali, dan pada
akhirnya memberi mereka Daud, seorang raja yang berkenan di
hati-Nya. Pada masa pemerintahan Daud, dan tidak sebelumnya,
Israel mulai berkembang pesat. Kenyataan ini harus membuat kita
sangat bersyukur atas kehadiran para pemimpin, baik itu pemim-
pin tertinggi maupun bawahannya, sebab mereka yaitu hamba
Allah untuk kebaikan kita. Empat dari hakim-hakim Israel dimasuk-
kan ke dalam daftar orang-orang beriman (Ibr. 11:32), yaitu Gideon,
Barak, Simson, dan Yefta. Cendekiawan Uskup Patrick berpendapat
bahwa nabi Samuel yaitu penulis kitab ini.
PASAL 1
asal ini memberi kita penjelasan terperinci tentang kemajuan
yang dibuat oleh sejumlah suku Israel untuk menaklukkan
Kanaan sesudah kematian Yosua. Yosua, seperti kita katakan, benar-
benar telah menyingkirkan hambatan terbesar dari pekerjaan yang
agung itu, dan mendudukkan keadaannya dengan begitu rupa hingga
bangsa Israel dapat dengan mudah menyempurnakan pekerjaan itu
pada waktu yang semestinya, andai saja mereka sendiri tidak men-
jadi lemah. Apa yang mereka lakukan untuk mencapai semua itu,
dan bagaimana mereka gagal mencapainya, dikisahkan kepada kita
di sini.
I. Gabungan antara suku Yehuda dan suku Simeon bertindak
dengan gagah berani.
1. Allah menetapkan suku Yehuda untuk memulai pepe-
rangan (ay. 1-2).
2. Suku Yehuda mengajak suku Simeon untuk maju berpe-
rang bersamanya (ay. 3).
3. Mereka berhasil dalam usaha -usaha mereka menaklukkan
Bezek (ay. 4-7), Yerusalem (ay. 8), Hebron dan Debir (ay. 9-
15), Horma, Gaza, dan tempat-tempat lainnya (ay. 17-19).
4. Namun demikian, di tempat yang penduduknya mempu-
nyai kereta-kereta besi, hati mereka menjadi kecut (ay.
19). Disebutkan pula mengenai orang Keni yang diam di
antara mereka (ay. 16).
II. Suku-suku lainnya, dibandingkan dengan kedua suku ini,
bertindak seperti sekumpulan pengecut.
1. Suku Benyamin gagal (ay. 21).
P
388
2. Keturunan Yusuf berhasil mengatasi Betel (ay. 22-26),
namun di tempat-tempat lain mereka tidak dapat meman-
faatkan keuntungan-keuntungan yang mereka miliki, baik
itu Manasye (ay. 27-28) maupun Efraim (ay. 29).
3. Suku Zebulon membiarkan orang Kanaan tetap hidup (ay.
30).
4. Suku Asyer membungkuk-bungkuk kepada orang Kanaan
dengan lebih parah daripada suku-suku yang lain (ay. 31,
32).
5. Suku Naftali tidak dapat menduduki sepenuhnya sejum-
lah kota kepunyaannya (ay. 33).
6. Suku Dan didesak oleh orang Amori (ay. 34). Tidak ada
penjelasan yang diberikan tentang suku Isakhar, ataupun
tentang dua setengah suku yang lain di sisi timur sungai
Yordan.
Suku Yehuda Menyerang Orang Kanaan;
Penghukuman bagi Adoni-Bezek
(1:1-8)
1 Sesudah Yosua mati, orang Israel bertanya kepada TUHAN: “Siapakah dari
pada kami yang harus lebih dahulu maju menghadapi orang Kanaan untuk
berperang melawan mereka?” 2 Firman TUHAN: “Suku Yehudalah yang harus
maju; sesungguhnya telah Kuserahkan negeri itu ke dalam tangannya.”
3 Lalu berkatalah Yehuda kepada Simeon, saudaranya itu: “Majulah ber-
sama-sama dengan aku ke bagian yang telah diundikan kepadaku dan baik-
lah kita berperang melawan orang Kanaan, maka aku pun akan maju ber-
sama-sama dengan engkau ke bagian yang telah diundikan kepadamu.” Lalu
Simeon maju bersama-sama dengan dia. 4 Maka majulah suku Yehuda, lalu
TUHAN menyerahkan orang Kanaan dan orang Feris ke dalam tangan
mereka, dan mereka memukul kalah orang-orang itu dekat Bezek, sepuluh
ribu orang banyaknya. 5 Di Bezek mereka menjumpai Adoni-Bezek dan ber-
perang melawan dia, dan mereka memukul kalah orang Kanaan dan orang
Feris. 6 namun Adoni-Bezek melarikan diri, lalu mereka mengejarnya, me-
nangkapnya dan memotong ibu jari dari tangannya dan dari kakinya. 7 Kata
Adoni-Bezek: “Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan
kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang
kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku.” lalu ia
dibawa ke Yerusalem dan mati di sana. 8 Sesudah itu bani Yehuda berperang
melawan Yerusalem, merebutnya lalu memukulnya dengan mata pedang dan
memusnahkan kota itu dengan api.
Kitab Hakim-hakim 1:1-8
389
Dalam perikop ini kita mendapati,
I. Orang Israel meminta petunjuk kepada firman Allah tentang yang
mana dari semua suku yang harus maju pertama kali untuk
membersihkan negeri mereka dari orang Kanaan, dan untuk
menggerakkan serta menyemangati suku-suku yang lain. Hal ini
diperbuat sesudah Yosua mati. Semasa hidupnya, Yosualah yang
mengarahkan mereka, dan semua suku mematuhinya, namun
saat ia mati, ia tidak meninggalkan penerus yang memiliki
wewenang yang sama seperti yang dimilikinya. Maka dari itu,
orang Israel harus meminta petunjuk dari tutup dada pernyataan
keputusan, dan menerima perintah dari situ. Sebab sama seperti
Allah sendiri yaitu Raja mereka, demikian pula Dia yaitu
Panglima balatentara mereka. Pertanyaan yang mereka ajukan
yaitu , siapakah yang harus lebih dahulu maju? (ay. 1). Pada
masa ini, dapat kita duga, jumlah mereka sudah bertambah
berkali-kali lipat hingga daerah-daerah yang mereka duduki mulai
terlalu sempit bagi mereka, dan mereka harus mendesak seteru
mereka keluar untuk memperoleh ruang. Sekarang mereka mena-
nyakan tentang siapa yang harus pertama kali mengangkat sen-
jata. Tidak tampak di sini apakah tiap-tiap suku berhasrat untuk
menjadi yang pertama, dan dengan begitu berusaha mendapatkan
kehormatan itu, ataukah mereka takut menjadi yang pertama,
dan dengan begitu berusaha menolaknya. Akan namun , melalui
kesepakatan bersama, perkara itu diajukan kepada Allah sendiri,
yang merupakan pihak yang paling pantas untuk memberikan
kehormatan dan juga menentukan pekerjaan.
II. Allah menetapkan bahwa suku Yehuda harus maju terlebih da-
hulu, dan Allah menjanjikannya keberhasilan (ay. 2): “Telah
Kuserahkan negeri itu ke dalam tangannya untuk diduduki, dan
sebab itu akan Kuserahkan musuh ke dalam tangannya, yang
mencegahnya menduduki negeri itu, untuk dibinasakan.” Meng-
apa suku Yehuda harus menjadi yang pertama melaksanakan
pekerjaan ini?
1. Yehuda merupakan suku yang terbesar dan terkuat, dan kare-
na itu biarlah Yehuda memberanikan diri untuk maju pertama
kali. Perhatikanlah, Allah menetapkan pekerjaan sesuai de-
ngan kekuatan yang telah diberikan-Nya. Dari orang-orang
390
yang paling mampulah sebagian besar pekerjaan diharapkan
akan diselesaikan.
2. Yehuda merupakan suku yang terutama dalam kehormatan,
sehingga harus menjadi yang terdepan dalam menjalankan
tugas. Yehudalah yang harus dipuji oleh saudara-saudaranya,
dan sebab itu dialah yang harus menjadi pemimpin dalam
pekerjaan-pekerjaan yang membahayakan. Biarlah beban ke-
hormatan dan beban pekerjaan berjalan beriringan.
3. Yehuda merupakan suku yang pertama kali dilayani. Bagian
undi pertama-tama keluar untuk Yehuda, dan sebab itu
Yehuda harus menjadi yang pertama kali bertempur.
4. Yehuda merupakan suku yang darinya Tuhan kita akan mun-
cul, sehingga di dalam diri Yehuda, Kristus, yang yaitu Singa
dari suku Yehuda, berjalan di depan orang Israel. Kristus men-
jadi yang pertama kali bertempur melawan kuasa-kuasa kege-
lapan, dan mengalahkan mereka. Kenyataan ini akan menye-
mangati kita dalam setiap pertempuran kita. Dan di dalam
Dialah kita lebih dari pada orang-orang yang menang. Amati-
lah, pekerjaan dan keberhasilan ditempatkan bersama-sama:
“Suku Yehudalah yang harus maju. Biarkan ia melakukan
bagiannya, maka ia akan mendapati bahwa telah Kuserahkan
negeri itu ke dalam tangannya.” Pekerjaannya tidak akan
berhasil kecuali Allah memberinya keberhasilan itu. namun
Allah tidak akan memberinya keberhasilan kecuali ia berjuang
keras untuk melaksanakan pekerjaan itu.
III. Sesudah itu, suku Yehuda bersiap untuk maju berperang, namun
ia memohon kepada saudara dan tetangganya, yakni suku
Simeon, yang bagian undinya jatuh di dalam bagian undi Yehuda,
dan memang ditetapkan dari sana, untuk bergabung bersamanya
(ay. 3). Cermatilah di sini,
1. Bahwa pihak yang paling kuat tidak boleh merendahkan,
namun harus menginginkan bantuan bahkan dari pihak yang
lebih lemah. Yehuda yaitu suku yang terbesar dari semua
suku Israel, sementara Simeon merupakan suku yang terkecil,
namun demikian Yehuda memohonkan persahabatan Simeon,
dan meminta pertolongannya. Kepala tidak dapat berkata ke-
pada kaki, aku tidak membutuhkan engkau, sebab kita semua
yaitu anggota yang seorang terhadap yang lain.
Kitab Hakim-hakim 1:1-8
391
2. Orang yang memohonkan bantuan harus siap pula memberi-
kan bantuan: Majulah bersama-sama dengan aku ke bagian
yang telah diundikan kepadaku, maka aku pun akan maju ber-
sama-sama dengan engkau ke bagian yang telah diundikan
kepadamu. Sudah sepatutnya orang-orang Israel menolong
satu sama lain melawan orang Kanaan. Dan segenap orang
Kristen, bahkan yang berasal dari suku yang berbeda-beda,
harus menguatkan satu sama lain untuk sama-sama melawan
kepentingan-kepentingan kerajaan Iblis. Orang-orang yang
saling membantu di dalam kasih seperti itu dapat berharap
bahwa Allah dengan penuh rahmat akan membantu mereka
semua.
IV. Pasukan gabungan suku Yehuda dan suku Simeon maju ke me-
dan perang: Majulah suku Yehuda (ay. 4), dan suku Simeon
bersamanya (ay. 3). Kaleb, ada kemungkinan, menjadi panglima
dalam serangan ini. Sebab siapakah yang sepantas Kaleb, yang
memiliki hikmat orang tua dan kekuatan orang muda, serta
pengalaman usia tua dan keperkasaan usia muda (Yos. 14:10-11).
Tampak juga, dari apa yang dikatakan selanjutnya (ay. 10-11),
bahwa suku Yehuda belum menduduki bagian yang menjadi
kepunyaannya. Berbahagialah mereka yang memiliki pemimpin
seperti Kaleb, yang, sesuai namanya, berjuang dengan sepenuh
hati. Sebagian penafsir berpendapat bahwa segenap orang Kanaan
telah bergabung menjadi satu balatentara, balatentara yang me-
nakutkan, saat Israel meminta petunjuk kepada Allah tentang
siapa yang harus maju dan berperang melawan mereka. Dan
bahwa orang Kanaan mulai bergerak saat mereka mendengar
tentang kematian Yosua, yang namanya sudah begitu mengerikan
bagi mereka. Akan namun , jika memang demikian, terbukti bahwa
mereka hanya mengambil tindakan yang menghancurkan diri
mereka sendiri.
V. Allah memberi mereka keberhasilan yang luar biasa. Entah orang
Israel yang menyerang seteru mereka, atau seteru mereka yang
terlebih dahulu menyerbu mereka, TUHAN menyerahkan seteru
mereka ke dalam tangan mereka (ay. 4). Meskipun balatentara
Yehuda kuat dan pemberani, namun kemenangan itu dipandang
berasal dari Allah: Dia menyerahkan orang Kanaan ke dalam
392
tangan mereka. sesudah melimpahkan wewenang kepada suku
Yehuda, Allah di sini melimpahkan kepada mereka kemampuan
untuk menghancurkan seteru mereka. Ia memberi mereka kekua-
saan, dan dengan demikian menguji ketaatan mereka kepada
perintah-Nya, yakni untuk menumpas mereka sama sekali. Uskup
Patrick mencermati dalam hal ini bahwa kita tidak menjumpai
ungkapan-ungkapan keagamaan seperti itu pada para penulis
yang tidak mengenal Allah, mengenai keberhasilan tentara me-
reka, seperti yang kita dapati di sini dan di bagian lain dalam
sejarah suci ini. Saya harap pengakuan-pengakuan yang penuh
kesalehan akan penyelenggaraan ilahi seperti itu tidak pudar
pada masa ini dari banyak orang yang menyebut diri sebagai
orang Kristen. Sekarang,
1. Dikisahkan bagaimana tentara Kanaan dipukul kalah di me-
dan perang, di Bezek atau di dekatnya, tempat mereka mem-
bentuk barisan, yang di lalu hari dijadikan Saul sebagai
tempat berkumpulnya barisan Israel (1Sam. 11:8). Orang
Israel menumpas sepuluh ribu orang Kanaan, dan hantaman
ini, jika diteruskan, tidak bisa tidak pasti sangat melemahkan
orang-orang yang memang sudah dibuat jatuh dengan sedemi-
kian rendah.
2. Dikisahkan bagaimana raja mereka ditangkap dan dipermalu-
kan. Nama raja itu yaitu Adoni-Bezek, yang artinya tuan atas
Bezek. Ada orang-orang yang menamai negeri kekuasaan
mereka dengan nama mereka sendiri (Mzm. 49:12, KJV), namun
di sini ada seorang raja dan sudah ada banyak raja lain, yang
menyebut dirinya sendiri menurut nama negerinya. Adoni-
Bezek ditangkap sesudah peperangan usai, dan kepada kita
dikisahkan bagaimana suku Yehuda memperlakukannya. Me-
reka memotong ibu jari tangannya, agar ia tidak bisa melawan,
dan ibu jari kakinya, agar ia tidak bisa melarikan diri (ay. 6).
Sesungguhnya,