Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 15. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 15. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 15


  hikmatnya tidak mengenal 

Allah. Abraham, yang lalu  menjadi sahabat Allah dan 

kesukaan sorga, dibesarkan di tengah-tengah penyembah-

an berhala, dan hidup lama di dalamnya, sampai dalam 

kasih karunia-Nya, Allah mengambil dia seperti puntung 

yang ditarik dari kebakaran. Biarlah bangsa Israel meng-

ingat gunung batu yang dari padanya mereka terpahat, dan 

tidak terperosok kembali dalam dosa itu, yang darinya 

nenek moyang mereka telah dilepaskan oleh mujizat kasih 

karunia yang cuma-cuma. “Aku mengambil dia,” kata 

Allah, “Kalau tidak, ia tidak akan pernah keluar dari keada-

an berdosa itu.” Oleh sebab  itu, pembenaran Abraham ini 

dijadikan sebagai sebuah contoh pembenaran Allah atas 

orang durhaka (Rm. 4:5). 

(2) Allah membawanya ke Kanaan, dan membangun keluarga-

nya, menuntunnya melalui tanah itu ke Sikhem, di mana 

mereka kini berada. Allah melipatgandakan keturunannya 

melalui Ismael, yang memperanakkan dua belas orang raja, 

dan lalu  akhirnya memberikan dia Ishak, anak per-

janjian itu, dan dari dirinyalah keturunannya berlipatgan-

da. saat   Ishak memiliki  dua orang anak laki-laki, 

Yakub dan Esau, Allah menyediakan milik pusaka kepada 

Esau di tempat lain, yakni pegunungan Seir,supaya  tanah 

Kanaan dapat dicadangkan seluruhnya untuk keturunan 

Yakub, dan keturunan Esau tidak dapat menuntut bagian 

atas tanah itu. 

(3) Ia membebaskan keturunan Yakub dari Mesir dengan ta-

ngan yang dinaikkan (ay. 5-6), dan menyelamatkan mereka 

dari tangan Firaun dan pasukan tentaranya di laut Teberau 

(ay. 6-7). Perairan yang sama menjadi penjaga bagi orang 

Israel, dan sekaligus kuburan bagi orang Mesir. Sesung-

guhnya kejadian ini merupakan sebuah jawaban doa, se-

bab meskipun kita dapati dalam kisah ini bahwa mereka 

bersungut-sungut kepada Allah dalam kesesakan ini (Kel. 


 364

14:11-12), namun diberitahukan di sini mengenai teriakan 

mereka kepada TUHAN, dan dengan murah hati Ia mene-

rima orang-orang yang berdoa kepada-Nya itu, dan meng-

abaikan orang-orang di antara mereka yang berbantah-

bantah dengan-Nya.  

(4) Allah melindungi orang-orang itu di padang gurun. Dikata-

kan di sini, bahwa keberadaan mereka di sana tidak untuk 

mengembara, namun  untuk diam dalam waktu yang lama 

(ay. 7). Semua gerak-gerik mereka diarahkan dengan demi-

kian bijaksana, dan dengan begitu aman mereka dijaga. 

Bahkan di padang gurun sana mereka memiliki tempat 

tinggal yang pasti, seolah-olah mereka berada di dalam 

kota yang berkubu.  

(5) Allah memberikan kepada mereka negeri orang Amori, di 

seberang sungai Yordan (ay. 8). Di sanalah mereka meng-

gagalkan rencana jahat Balak dan Bileam terhadap mereka, 

sehingga Bileam tidak bisa mengutuk mereka. Itulah se-

babnya mengapa Balak tidak berani melawan mereka seba-

gaimana yang dirancangnya semula. Namun sebab  ia 

telah merancangnya, maka dikatakan di sini bahwa ia telah 

melaksanakannya. Pemutaran lidah Bileam untuk member-

kati bangsa Israel, saat   ia bermaksud mengutuk mereka, 

sering kali dipakai sebagai sebuah contoh kuasa ilahi yang 

bekerja demi kebaikan bangsa Israel yang sama hebatnya 

dengan kuasa ilahi yang lain, sebab  dengannya Allah mem-

buktikan, dan masih terus dilakukan-Nya meski sering kali 

kita tidak menyadarinya, kekuasaan-Nya atas kuasa-kuasa 

kegelapan dan roh-roh manusia.  

(6) Allah membawa mereka dengan selamat dan berkemenang-

an masuk ke Kanaan. Ia menyerahkan orang-orang Kanaan 

ke dalam tangan mereka (ay. 11), dengan melepaskan 

tabuhan mendahului mereka, saat   mereka benar-benar 

terlibat dalam pertempuran dengan musuh. Sengatan ka-

wanan – tabuhan itu menyiksa musuh mereka, dan dengan 

kebisingannya membuat mereka ketakutan, sehingga men-

jadi mangsa yang sangat empuk bagi orang Israel. Kawan-

an mengerikan ini muncul pertama kali dalam perang 

melawan Sihon dan Og, kedua raja orang Amori itu, dan 

lalu  dalam beberapa pertempuran lainnya (ay. 12). 

Kitab Yosua 24:1-14 

 365 

Allah telah berjanji untuk melakukan hal ini bagi Israel 

(Kel. 23:27-28). Di sini Yosua memperhatikan penggenapan 

janji Allah itu (lihat Kel. 23:27-28, dan Ul. 7:20). Tampak-

nya kawanan tabuhan ini lebih memberikan gangguan ke-

pada musuh dari pada pasukan tempur berat Israel, dan 

itulah sebabnya, Yosua menambahkan, bukan oleh pedang-

mu dan bukan pula oleh panahmu. Semua itu murni tin-

dakan Tuhan. Akhirnya, mereka sekarang berada dalam wi-

layah yang damai dengan tanah yang baik, dan hidup 

dengan nyaman di atas hasil kerja keras orang lain (ay. 13). 

2. Kisah tentang belas kasihan Allah ini diceritakan kepada me-

reka dengan maksud untuk memberi nasihatsupaya  mereka 

hendaknya takut dan berbakti kepada Allah, dalam rasa syu-

kur atas kemurahan-Nya,supaya  semua ini dapat terus ber-

lanjut bagi mereka (ay. 14). Sekarang, dengan merenungkan 

semua kemurahan Allah itu, 

(1) “Takutlah akan TUHAN, TUHAN dan kebajikan-Nya (Hos. 

3:5). Hormatilah Allah yang sedemikian Mahakuasa, takut-

lah untuk menyakiti hati-Nya dan kehilangan kebaikan-

Nya, peliharalah rasa kagum atas keagungan-Nya, hormati 

kekuasaan-Nya, gentarlah untuk membuat-Nya murka, 

dan berawas-awaslah terus sebab  mata-Nya selalu mem-

perhatikan kamu.”  

(2) “Biarlah perbuatanmu sesuai dengan asas dasar ini, dan 

layanilah Dia, baik dengan tindakan-tindakan kesalehan 

lahiriah dalam penyembahan, dan dengan ketaatan dalam 

keseluruhan perilakumu. Lakukanlah semua ini dalam 

kesungguhan dan kebenaran, dengan mata yang baik dan 

hati yang tulus, dan dengan hati yang sesuai dengan ung-

kapan lahiriahmu.” Inilah kebenaran dalam batin, yang 

dituntut Allah, (Mzm. 51:8). Sebab, apa gunanya kita ber-

pura-pura dengan Allah yang menyelidiki hati?  

(3) Jauhkanlah allah asing, baik berhala orang Kasdim mau-

pun orang Mesir, sebab berhala-berhala itulah yang paling 

membahayakan dan menyulut pemberontakan. Tampak 

dari tuntutan ini, yang diulang dalam ay. 23, bahwa ada 

beberapa orang di tengah-tengah mereka yang secara diam-

diam menyimpan patung-patung dan gambar-gambar dari 


 366

berhala-berhala sampah itu di kamar mereka. Benda-benda 

itu berasal dari nenek moyang mereka sebagai barang waris-

an keluarga, walaupun mungkin mereka tidak menyembah 

berhala-berhala itu. Dengan bersungguh-sungguh Yosua 

mendesak merekasupaya  membuang semuanya itu, “En-

yahkan mereka, hancurkan mereka,supaya  jangan sampai 

kamu tergoda menyembah mereka.” Yakub mendesak selu-

ruh isi rumahnya melakukan hal ini, persis di tempat yang 

sama. saat   mereka menyerahkan berhala-berhala kecil 

yang mereka punyai, Yakub menanamnya di bawah pohon 

besar yang dekat Sikhem (Kej. 35:2-4). Mungkin pohon besar 

yang disebut di sini (ay. 26) yaitu  pohon besar yang sama, 

yang pantas disebut sebagai pohon besar pembaruan, sebab 

di tempat itu ada banyak pohon besar yang digunakan 

untuk penyembahan berhala.  

Ucapan Perpisahan Yosua kepada Bangsa Israel 

 (24:15-28) 

15 namun  jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, 

pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang 

kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah 

orang Amori yang negerinya kamu diami ini. namun  aku dan seisi rumahku, 

kami akan beribadah kepada TUHAN!” 16 Lalu bangsa itu menjawab: “Jauh-

lah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! 

17 Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek 

moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah 

melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, 

dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di 

antara semua bangsa yang kita lalui, 18 TUHAN menghalau semua bangsa 

dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan ber-

ibadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita.” 19 namun  Yosua berkata 

kepada bangsa itu: “Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, 

sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan 

mengampuni kesalahan dan dosamu. 20 jika  kamu meninggalkan TUHAN 

dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan 

melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, sesudah  

Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu.” 21 namun  bangsa itu berkata 

kepada Yosua: “Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah.” 22 

lalu  berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kamulah saksi terhadap 

kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-

Nya.” Jawab mereka: “Kamilah saksi!” 23 Ia berkata: “Maka sekarang, jauh-

kanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hati-

mu kepada TUHAN, Allah Israel.” 24 Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: 

“Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami 

dengarkan.” 25 Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa 

itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem. 26 Yosua

Kitab Yosua 24:15-28 

 367 

menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu 

yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat 

kudus TUHAN. 27 Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: “Sesungguhnya batu 

inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman 

TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi 

terhadap kamu,supaya  kamu jangan menyangkal Allahmu.” 28 Sesudah itu 

Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya. 

Tidak pernah ada perjanjian yang dijalankan dengan tata kelola yang 

lebih baik, atau dijalankan dengan hasil yang lebih baik, selain per-

janjian yang dibuat Yosua dengan orang-orang ini, untuk mengajak 

mereka berbakti kepada Allah. Cara ia berurusan dengan mereka 

menunjukkan bahwa ia sangat bersungguh-sungguh, dan hatinya 

sangat tercurah sepenuhnya pada masalah itu, yaitu untuk mengajak 

mereka tetap memenuhi kewajiban mereka dalam mengikuti dia, 

khususnya kewajiban untuk membuat pilihan dan kovenan. 

I. Apakah ada kewajiban bagi mereka jika mereka memilih beriba-

dah kepada Allah? Di sini ia mengharuskan mereka untuk memi-

lih bukan berarti sebelumnya tidak ada keharusan bagi mereka 

untuk memilih, atau seakan-akan mereka bebas untuk menolak 

beribadah kepada-Nya. Namun, bahwa keputusan mereka untuk 

memilih sangat berpengaruh bagi kesetiaan mereka untuk beriba-

dah kepada-Nya jika mereka melakukannya dengan penuh kesa-

daran akal budi dan kebulatan hati. Ada dua alasan yang diaju-

kan Yosua kepada mereka untuk beribadah kepada Allah, yaitu  

1. Ia mengajak mereka untuk beribadah dengan akal budi dan 

pengertian, sebab ibadah yaitu  tindakan yang memerlukan 

pengertian akal budi. Kehendak manusia cenderung memulia-

kan kebebasan alamiahnya, sehingga manusia merasa bebas 

untuk memilih. Oleh sebab  itu, sudah menjadi kehendak 

Allah juga bahwa manusia beribadah kepada-Nya atas dasar 

pilihan bebasnya, bukan sebab  suatu kebetulan atau paksa-

an. sebab  itu,  

(1) Sesuai dengan sifat manusia itu pula Yosua menyerahkan 

pilihan kepada mereka sendiri (ay. 15). Di sini,  

[1] Ia mengajukan calon-calon yang harus mereka pilih 

untuk beribadah. Yaitu, TUHAN Allah kita, di satu sisi, 

dan di sisi lain allah-allah nenek moyang mereka, yang 

berlagak mengunggulkan diri kepada orang-orang yang 


 368

menyukai hal-hal zaman purbakala, berhala-berhala 

yang diterima secara turun-temurun dari para leluhur 

mereka, atau allah-allah tetangga mereka, yakni orang-

orang Amori, yang negerinya mereka diami, yang mudah 

memperdayai mereka yang senang bergaul.  

[2] Ia menduga ada sebagian orang yang sebab  suatu 

alasan tertentu, menganggap tidak baik untuk berbakti 

kepada TUHAN. Ada prasangka dan keberatan kuat 

yang tidak setuju dengan agama, yang diajukan oleh 

sebagian orang yang cenderung kepada hidup duniawi 

dan kedagingan. Bagi mereka, melakukan kewajiban 

menyangkal diri, mematikan daging, memikul salib me-

reka, dan seterusnya, tampak tidak baik, sukar, dan 

tidak masuk akal. Padahal, sebab  kita sedang berada 

dalam masa pengujian di dunia ini, maka sangatlah 

pantas kalau ada kesulitan di sana-sini, sebab kalau 

tidak, bukan pengujian namanya.  

[3] Yosua menyerahkan perkaranya kepada mereka sendiri: 

“Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan ber-

ibadah, sekarang masalahnya sudah begitu jelas diperha-

dapkan di depanmu, jadi ambil keputusan segera, dan 

jangan ragu-ragu.” Lama sesudah ini, Elia juga memben-

tangkan pertentangan yang harus dipilih antara TUHAN 

dan Baal, kepada orang-orang yang dihadapinya waktu 

itu (1Raj. 18:21). Yosua membentangkan perkara ini 

dengan jelas-jelas di sini untuk menunjukkan dua hal:  

Pertama, bahwa merupakan kehendak Allah bagi 

masing-masing kita untuk menjadikan agama sebagai 

pilihan kita dengan penuh kesadaran dan kesungguh-

an. Marilah kita menyatakan perkara ini dengan tidak 

memihak kepada diri kita sendiri, pertimbangkan segala 

sesuatu secara seimbang, dan lalu  tentukan apa 

yang kita pandang benar dan baik. Marilah kita meng-

ambil keputusan dengan bulat hati untuk memilih se-

buah kehidupan yang penuh kesalehan, bukan hanya 

sebab  kita tidak mengetahui jalan lain lagi, namun  

sebab  memang tidak ada lagi yang lebih baik daripada 

itu sesudah  kita melakukan pencarian.  

Kitab Yosua 24:15-28 

 369 

Kedua, bahwa agama memiliki bukti jelas dalam 

dirinya sendiri secara akali akan kebenarannya dan  ka-

rena itu dapat dianjurkan kepada manusia yang memi-

liki pikiran bebas untuk memilih atau menolaknya. 

sebab  manfaatnya sudah begitu jelas, maka seseorang 

yang bijak pastilah tidak dapat berbuat apa-apa selain 

memilihnya. Perkaranya sudah begitu jelas sehingga apa 

yang harus diputuskan pun sudah jelas pula. Dengan 

mengharuskan mereka untuk memilih, Yosua bermak-

sud menguji apakah dengan tawaran yang adil ini ada-

kah di antara mereka yang masih juga bersikap acuh tak 

acuh dan tidak peduli untuk beribadah kepada Allah. 

Apakah mereka masih juga membutuhkan waktu untuk 

mempertimbangkan dan saling bertukar pikiran dengan 

teman-teman sebelum memberikan sebuah jawaban? 

Dan jika ada orang yang masih berbuat seperti itu, maka 

ia akan menandai mereka, dan memperingatkan orang-

orang selebihnya untuk menjauhi mereka. 

[4] Ia mengarahkan pilihan mereka dalam perkara ini de-

ngan memberikan pernyataan terbuka mengenai kepu-

tusan-keputusannya sendiri: “namun  aku dan seisi ru-

mahku, apa pun yang kamu lakukan, kami akan ber-

ibadah kepada TUHAN, dan aku berharap kamu semua 

sependapat denganku.” Di sini ia memutuskan dengan 

hati bulat,  

Pertama, bagi dirinya sendiri: namun  aku, aku akan 

beribadah kepada TUHAN. Perhatikanlah, ibadah kepada 

Allah bukanlah sesuatu yang hina bagi kehormatan 

orang besar. Raja-raja dan orang-orang berkedudukan 

tinggi sama sekali tidak menjadi rendah dan hina dengan 

berlaku saleh, bahkan malah ibadah itu merupakan se-

buah kehormatan terbesar bagi mereka dan menambah-

kan kegemilanganan mahkota kemuliaan mereka. Amati-

lah, betapa tegasnya Yosua: “aku akan beribadah kepada 

TUHAN.” Kebebasan kita tidaklah dibatasi saat   kita 

mengikatkan diri pada Allah. 

Kedua, bagi seisi rumahnya, artinya, keluarganya, 

anak-anak dan hamba-hambanya, semua orang yang 

secara langsung berada di bawah tanggung jawab dan 


 370

pemeliharaannya, di bawah pengawasan dan pengaruh-

nya. Yosua yaitu  seorang pemimpin, seorang hakim di 

Israel, namun tugasnya dalam mengurusi kepentingan 

rakyat banyak sama sekali tidak menjadi alasan bagi-

nya untuk mengabaikan urusan ibadah keluarganya. 

Orang-orang yang bertanggung jawab atas banyak 

keluarga, seperti para hakim dan hamba-hamba Tuhan, 

harus secara khusus keluarganya sendiri (1Tim. 3:4-5): 

aku dan seisi rumahku akan beribadah kepada TUHAN. 

1. “Bukan seisi rumahku tanpa aku.” Ia tidak akan 

membiarkan mereka mengerjakan sendiri pekerjaan 

yang ia sendiri tidak lakukan. Ada orang yang me-

nyuruh anak-anak dan hamba-hamba mereka ber-

laku yang baik, namun  mereka sendiri tidak melaku-

kannya. Yaitu, mereka mausupaya  anak-anak dan 

hamba-hamba mereka masuk sorga, namun  mereka 

sendiri sedang menuju ke neraka. 

2. “Bukan aku tanpa seisi rumahku.” Bagi Yosua, bo-

leh saja rakyatnya meninggalkan dia, namun  di dalam 

rumahnya sendiri, di mana kekuasaannya lebih be-

sar dan lebih langsung, di sanalah ia berkuasa pe-

nuh. Perhatikanlah, saat   kita tidak sanggup mem-

bawa orang sebanyak mungkin untuk beribadah 

kepada TUHAN, kita harus membawa sebanyak yang 

dapat kita bawa dengan segiat-giatnya orang-orang 

yang ada dalam lingkungan pengaruh kita. Jika kita 

tidak dapat memulihkan suatu negeri, maka marilah 

kita menjauhkan kedurjanaan dari kemah tempat 

tinggal kita sendiri. 

3. “Pertama aku, dan selanjutnya seisi rumahku.” Per-

hatikanlah, mereka yang memimpin dan mengatur 

perkara-perkara, haruslah menjadi yang pertama 

dalam beribadah kepada Allah dan yang terdahulu 

dalam melakukan hal-hal terbaik.  

Ketiga, Yosua memutuskan untuk melakukan hal 

ini, apa pun yang dilakukan oleh orang lain. Seandainya 

pun segenap keluarga Israel memberontak melawan 

Allah dan menyembah berhala-berhala, namun Yosua 

Kitab Yosua 24:15-28 

 371 

dan seisi rumahnya akan tetap setia kepada Allah Is-

rael. Perhatikanlah, orang-orang yang memutuskan un-

tuk melayani Allah harus teguh berdiri dalam melaku-

kannya, dan tidak terseret oleh arus orang banyak un-

tuk meninggalkan ibadahnya itu. Mereka yang mengikat 

diri pada sorga harus bersedia berenang melawan arus. 

Tidak boleh berlaku seperti yang dilakukan oleh sebagi-

an besar orang, namun  melakukan yang terbaik dalam 

ibadahnya itu.  

(2) Begitu pilihan mengikuti Allah itu diperhadapkan kepada 

mereka, dengan segera mereka memutuskan dengan bebas 

dan penuh pertimbangan akal budi, untuk memilih Allah 

Israel daripada pesaing mana saja (ay. 16-18). Di sini,  

[1] Mereka seia sekata dengan kebulatan hati Yosua, kare-

na terpengaruh oleh keteladanan dari seseorang yang 

sedemikian agung ini, yang telah menjadi berkat yang 

sangat besar bagi mereka (ay. 18): Kamipun akan ber-

ibadah kepada TUHAN. Lihatlah, betapa besar kebaikan 

yang dapat dilakukan oleh orang-orang besar dalam 

memengaruhi para bawahan mereka, jika saja mereka 

mau hidup saleh dengan gigih dalam ibadah mereka.  

[2] Mereka tersentak oleh pikiran untuk murtad dari Allah 

(ay. 16): Jauhlah daripada kami.... Ungkapan ini meng-

isyaratkan kengerian dan kebencian hebat tak terba-

yangkan, “Jauhlah itu, jauhlah dari pada kami, bahwa 

kami dan anak-anak kami sampai meninggalkan TUHAN 

untuk beribadah kepada allah lain. Kami tidak akan per-

nah sampai berpikir untuk itu, kecuali kami benar-benar 

sudah kehilangan semua rasa keadilan, rasa syukur, dan 

kehormatan.” Demikianlah hati kita harus bangkit mela-

wan segala godaan untuk meninggalkan ibadah kepada 

Allah. Enyahlah, Iblis!  

[3] Mereka memberikan alasan-alasan yang mendasar bagi 

pilihan mereka itu, untuk menunjukkan bahwa mereka 

tidak asal-asalan dalam mengikuti keputusan Yosua, 

namun  bahwa pilihan mereka itu sepenuhnya sebab  

pertimbangan yang matang dan adil. Mereka membuat 

pilihan ini berdasar  pertimbangan akan,  


 372

Pertama, banyak peristiwa besar dan kemurahan luar 

biasa yang telah diperbuat Allah bagi mereka, dengan 

membawa mereka keluar dari Mesir melalui padang belan-

tara menuju tanah Kanaan (ay. 17-18). Demikianlah mere-

ka mengingat kembali khotbah Yosua, dan mengungkap-

kan ketaatan mereka yang tulus terhadap maksud kasih 

Allah itu.  

Kedua, hubungan mereka yang mereka miliki 

dengan Allah dan kovenan-Nya dengan mereka: “Kami-

pun akan beribadah kepada TUHAN (ay. 18), sebab 

Dialah Allah kita, yang telah mengikatkan diri dengan 

berjanji kepada kita, dan kepada-Nya pula kami meng-

ikat diri kepada-Nya dengan sumpah kudus.”  

2. Yosua menuntun mereka untuk memeluk agama mereka de-

ngan teguh, dan berpaut kepada Tuhan dengan segenap hati. 

Sekarang, sesudah  berhasil membantu mereka menetapkan 

hati, ia meneguhkan pendirian mereka dalam-dalam. Ia ikat 

dan kukuhkan pikiran mereka.  

(1) Untuk itu, ia menunjukkan di hadapan mereka segala 

kesukaran hidup keagamaan, yang bahkan mungkin dapat 

mengecilkan hati mereka (ay. 19-20): Tidaklah kamu sang-

gup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang 

kudus, atau dalam bahasa Ibrani, Ia yaitu  TUHAN Allah 

yang kudus, yang mengisyaratkan rahasia Trinitas, tiga di 

dalam satu. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang 

Mahakuasa, Bapa yang Kudus, Anak yang Kudus, Roh 

yang Kudus. Ia tidak akan mengampuni. Dan, jika  kamu 

meninggalkan TUHAN, maka Ia akan berbalik dari padamu 

dan melakukan yang tidak baik kepada kamu. Tentu saja 

Yosua tidak bermaksud menghalangi mereka dalam ber-

bakti kepada Allah sebagai sesuatu yang tidak mungkin 

dilakukan dan berbahaya. Sebaliknya,  

[1] Mungkin di sini ia bermaksud menunjukkan sindiran-

sindiran dari para penggoda, yakni orang-orang yang 

mencobai bangsa Israelsupaya  meninggalkan TUHAN 

mereka, dan ibadah kepada-Nya. Dengan sindiran se-

perti ini, mereka ingin menunjukkan bahwa Tuhan itu 

seorang tuan yang kejam, pekerjaan-Nya mustahil da-

Kitab Yosua 24:15-28 

 373 

pat dikerjakan, dan Ia tidak pernah merasa senang de-

ngan orang Israel. Dan jika Ia sampai jengkel, Ia tidak 

dapat didamaikan, dan penuh dendam. Juga, bahwa Ia 

hanya mau dihormati seorang diri saja, dan tidak akan 

membiarkan mereka berbuat baik kepada allah lain. 

Dan, bahwa Ia tidak sama dengan  allah-allah bangsa-

bangsa lain yang mudah disembah, dan sama sekali 

tidak kudus, dan juga tidak pencemburu. Kemungkinan 

besar hal inilah yang di lalu  hari pada umumnya 

menjadi penolakan terhadap agama Yahudi. Sebab 

pemikiran seperti itu sudah lama menjadi tipu muslihat 

Iblis sejak ia menggoda nenek moyang pertama kita 

dengan memutarbalikkan kebenaran tentang Allah dan 

hukum-hukum-Nya, sebagai hal yang kejam dan keras. 

Dengan nada dan gaya bicara tegas, Yosua membuat 

mereka menyadari bahwa ia menolak pemikiran itu, dan 

meminta mereka untuk berdiri teguh menentang 

kekuatan pemikiran seperti itu. Atau,  

[2] Yosua ingin menyatakan perasaan  khawatir mengenai 

mereka, dengan maksud yang kudus. Yaitu, bahwa 

meskipun mereka sekarang sudah membuat pengakuan 

yang penuh semangat untuk beribadah kepada Allah, 

namun di lalu  hari bisa saja mereka akan mun-

dur dari ibadah mereka itu, dan jika mereka sampai 

melakukannya, mereka akan mendapati bahwa Ia adil 

dan cemburu untuk membalas perbuatan mereka itu. 

Atau,  

[3] Ia memutuskan untuk memberitahukan kepada mereka 

akan kemungkinan terburuk yang akan terjadi, dan 

persyaratan ketat apa yang harus mereka penuhi di 

hadapan Allah,supaya  mereka dapat mempertimbang-

kan akibatnya. “Tidaklah kamu sanggup beribadah ke-

pada TUHAN,” kecuali kamu menjauhkan semua allah 

lain, sebab Dia yaitu  Allah yang kudus dan cemburu, 

dan sama kali tidak memperbolehkan ada yang bersaing 

dengan-Nya. Oleh sebab  itu kamu harus sangat was-

pada dan berhati-hati. Sebab, sangat berbahaya jika 

kamu berbalik meninggalkan ibadah kepada-Nya. Lebih 

baik seandainya kamu tidak pernah beribadah kepada-


 374

Nya sama sekali.” Demikianlah, meskipun Guru kita 

telah menjamin kita bahwa kuk yang Ia pasang itu 

enak, namun,supaya  jangan sampai kita salah dan 

lalai, Ia juga memberitahukan kepada kita, bahwa se-

saklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada 

kehidupan, sehingga oleh sebab nya kita harus berusa-

ha kerasa untuk dapat masuk dan tidak hanya men-

cari-cari saja. “Kamu tidak dapat mengabdi kepada 

Allah dan kepada Mamon. Oleh sebab  itu, jika kamu 

memilih untuk beribadah kepada TUHAN, maka kamu 

harus meninggalkan semua musuh-Nya. Kamu tidak 

dapat berbakti kepada TUHAN dengan kekuatanmu 

sendiri. Ia juga tidak akan mau mengampuni segala pe-

langgaranmu oleh sebab  kamu merasa benar. sebab  

itu, orang Israel harus berkata, Keadilan dan kekuatan 

hanya ada di dalam TUHAN ... seluruh keturunan Israel 

akan nyata benar dan akan bermegah di dalam TUHAN,” 

(Yes. 45:24-25). Oleh sebab  itu, mereka harus melepas 

keyakinan untuk mengandalkan diri sendiri, jika tidak 

demikian, segala maksud mereka hanya akan sia-sia 

belaka. Atau,  

[4] Yosua ingin mengungkapkan adanya rasa tawar hati 

yang tampaknya menghalangi mereka,supaya  ia dapat 

mempertajam keputusan hati mereka untuk terus ber-

ibadah kepada Tuhan. Dengan begitu, ia mengajak me-

reka untuk berjanji dengan sungguh lagisupaya  tetap 

setia kepada Allah dan agama mereka. Ia ingin mereka 

sendiri yang memutuskan demikian,supaya  mereka 

lebih sungguh-sungguh dalam memegang perkataan 

mereka sendiri.  

(2) Walaupun kehidupan beribadah itu rumit, mereka menya-

takan keputusan yang tegas dan pasti untuk terus berte-

kun di dalamnya (ay. 21): “Tidak, hanya kepada TUHAN 

saja kami akan beribadah. Kami tidak akan pernah berbu-

ruk sangka kepada-Nya sebagai Allah yang kudus dan 

cemburuan, sekalipun Ia membatasi hamba-hamba-Nya 

untuk hanya menyembah Dia saja. Adillah bagi-Nya untuk 

mencampakan mereka yang meninggalkan Dia, namun  se-

kali-kali kami tidak akan meninggalkan Dia. Tidak saja 

Kitab Yosua 24:15-28 

 375 

sebab  kami berpikiran baik untuk beribadah kepada-Nya, 

dan kami berharap akan melakukannya, namun  juga sebab  

kami sudah bertekad bulat untuk tidak mau lagi mende-

ngar setiap desakan untuk meninggalkan Dia atau pulang 

dengan tidak mengikuti Dia (Rut 1:16). Di dalam kuasa 

kasih karunia-Nya kami bertekad, bahwa kami akan ber-

ibadah kepada TUHAN.” Keputusan ini mereka ulangi 

dengan sebuah penjelasan (ay. 24): “Kepada TUHAN, Allah 

kita, kami akan beribadah, tidak saja kami disebut sebagai 

hamba-hamba-Nya dan mengenakan pakaian seragam-Nya, 

namun  agama kita juga akan memerintah kita dalam segala 

sesuatu, dan firman-Nya akan kami dengarkan.” Sia-sialah 

kami menyebut Dia sebagai Guru dan Tuhan, jika kami 

tidak melakukan apa yang Ia katakan (Luk. 6:46). Janji 

terakhir yang mereka buat sebagai jawaban atas tuntutan 

yang diberikan Yosua kepada mereka (ay. 23), bahwa, 

untuk tetap teguh, mereka harus,  

[1] Menjauhkan patung-patung dan segala ukiran allah-

allah asing, dan tidak menyimpan barang kenang-ke-

nangan dari berhala lain, jika mereka memutuskan 

bahwa yang akan menjadi suami mereka yaitu  Sang 

Pencipta mereka sendiri. Dalam hal ini, mereka berjanji 

untuk mendengarkan firman-Nya.  

[2]supaya  mereka mencondongkan hati mereka kepada 

TUHAN, Allah Israel, menggunakan kekuasaan atas hati 

mereka sendiri untuk mengabdikan diri bagi Allah. 

Tidak saja menaruh perhatian mereka kepada-Nya, 

namun  juga teguh di dalamnya. Syarat-syarat ini mereka 

setujui, dan saat   Yosua menjelaskan untung ruginya, 

mereka pun langsung sepakat: Kepada TUHAN, Allah 

kita, kami akan beribadah.  

II. sebab  mereka dengan bebas telah menentukan pilihan untuk 

beribadah kepada Tuhan Allah, maka Yosua pun mengikat mere-

ka dengan kovenan yang khidmat (ay. 25). Telah dua kali Musa 

mengesahkan kovenan antara Allah dan Israel di depan umum 

seperti ini, di gunung Sinai (Kel. 24), dan di tanah Moab (Ul. 29:1). 

Yosua juga pernah melakukannya satu kali (8:31, dst.), dan seka-

rang yaitu  untuk kedua kalinya. Di sini disebutkan ia membuat 


 376

ketetapan dan peraturan, sebab  kekuatan dan keabadian kewa-

jibannya. Juga dikatakan bahwa walaupun kovenan ini mengikat 

mereka, namun  ikatannya tidak lebih dari pada ikatan perintah 

ilahi sebelumnya. Sekarang, untuk mengesahkan kovenan ini,  

1. Yosua memanggil saksi-saksi, yang tidak lain yaitu  mereka 

sendiri (ay. 22): Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa 

kamu telah memilih TUHAN. Ia meyakinkan dirinya sendiri 

bahwa mereka tidak akan pernah melupakan kekhidmatan 

hari ini. namun , jika di lalu  hari ternyata mereka melang-

gar kovenan ini, ia meyakinkan mereka bahwa pengakuan-

pengakuan dan janji-janji yang mereka buat sekarang ini pasti 

akan bangkit melawan mereka dengan menghakimi dan meng-

hukum mereka. Mereka menyetujui hal itu: “Kamilah saksi! 

Biarlah kami dihukum sebab  perkataan kami sendiri, jika 

kami berbuat pelanggaran terhadap Allah kita.”  

2. Yosua menuliskan semuanya dan menyisipkannya, seperti 

yang kita dapati di sini, di dalam Kitab Suci yang diakui: Ia 

menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah (ay. 26), 

dalam kitab asli yang diletakkan di samping tabut Allah. Sejak 

itu, kemungkinan naskah itu disalin menjadi beberapa salinan 

yang dimiliki oleh para pemimpinsupaya  dapat digunakan 

oleh setiap suku Israel. Di sana dituliskan,supaya  kewajiban 

mereka terhadap hidup keagamaan yang berasal dari titah 

ilahi, dan yang berasal dari janji mereka sendiri, dapat tetap 

terekam.  

3. Yosua mendirikan sebuah tugu peringatan untuk kepentingan 

orang-orang yang mungkin tidak mahir dalam membaca (ay. 

26-27). Ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di 

bawah pohon besar, sebagai peringatan atas kovenan ini. Ada 

kemungkinan bahwa ia juga menuliskan sebuah prasasti di 

atasnya untuk menunjukkan niat dan tujuannya. Dengan 

demikian batu itu dibuat dapat berbicara. saat   ia berkata, 

Sebab telah didengarnya apa yang telah berlalu, secara diam-

diam ia mencela orang-orang yang berhati keras, seolah-olah 

batu ini telah mendengar niat baik dari sebagian mereka. Jika 

mereka melupakan apa yang seharusnya tidak dilakukan, 

maka sejauh ini batu itu akan menjaga ingatan mereka me-

ngenai hal itusupaya  dapat mencela kebodohan dan kecerob-

ahan mereka, dan menjadi saksi terhadap mereka.  

Kitab Yosua 24:29-33 

 377 

Dengan demikian perkara ini telah diselesaikan, dan Yosua 

membubarkan pertemuan para pemimpin Israel ini (ay. 28), 

dan berpamitan untuk terakhir kalinya dengan mereka. Ia 

merasa puas telah menyelesaikan bagian tugasnya, dengan 

mana ia telah menyelamatkan jiwanya. Jika mereka binasa, 

darah mereka akan tertanggung di atas kepala mereka sendiri.  

Kematian Yosua 

(24:29-33)  

29 Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba 

TUHAN itu, saat   berumur seratus sepuluh tahun. 30 Lalu ia dikuburkan di 

daerah milik pusakanya, di Timnat-Serah yang di pegunungan Efraim, di 

sebelah utara gunung Gaas. 31 Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepan-

jang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama 

dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan 

TUHAN bagi orang Israel. 32 Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel 

dari Mesir, dikuburkan mereka di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub 

dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang 

ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka. 33 Juga Eleazar bin 

Harun mati, dan dia dikuburkan di bukit yang diberikan kepada Pinehas, 

anaknya itu, di pegunungan Efraim 

Kitab ini, yang dimulai dengan kemenangan-kemenangan, diakhiri di 

sini dengan serangkaian upacara penguburan, yang dengannya se-

mua kemuliaan manusia pun ikut dikubur. Di sini kita dapati, 

1. Penguburan Yusuf (ay. 32). Ia mati sekitar 200 tahun sebelumnya 

di Mesir, namun  ia memberi pesan tentang tulang-belulangnya, 

bahwa tulang belulangnya itu tidak akan mendapat perhentian di 

dalam kubur mereka sampai Israel memperoleh perhentian di 

tanah perjanjian. Nah, oleh sebab  itu, orang-orang Israel yang 

telah membawa peti mati penuh dengan tulang belulang ini keluar 

dari Mesir, membawanya bersama mereka dalam semua gerak 

maju mereka melalui padang gurun, mungkin sekali kedua suku 

Efraim dan Manasye yang bertanggung jawab untuk ini, dan 

menyimpannya dalam perkemahan mereka sampai tanah Kanaan 

benar-benar ditaklukkan. Dan akhirnya mereka dapat mengubur-

kannya di tanah yang diberikan oleh Yakub, ayahnya, kepadanya 

di dekat Sikhem (Kej. 48:22). Mungkin pada kesempatan inilah 

Yosua mengundang seluruh bangsa Israel untuk menemuinya di 

Sikhem (ay. 1), guna menghadiri upacara penguburan Yusuf di 

sana. sebab  itu khotbah yang ditulis dalam pasal ini disampaikan 


 378

sebagai khotbah penguburan Yusuf dan sekaligus sebagai khotbah 

perpisahannya sendiri. Kalau memang demikian adanya, seba-

gaimana patut diduga, pada tahun terakhir hidupnya, mungkin 

sekali kesempatan itu mengingatkan dia akan kematiannya sendiri 

yang sudah dekat. sebab  pada saat ia mati umurnya mencapai 

umur yang sama dengan umur nenek moyangnya yang terkenal itu, 

Yusuf, yakni 110 tahun (bdk. ay. 29 dengan Kej. 50:26).  

2. Kematian dan upacara penguburan Yosua (ay. 29-30). Kita tidak 

diberitahu berapa lama ia hidup sesudah  kedatangan orang Israel 

di tanah Kanaan. Dr. Lightfoot, menduga selama tujuh belas ta-

hun, namun  para penulis sejarah Yahudi pada umumnya mengata-

kan sekitar dua puluh tujuh atau dua puluh delapan tahun. Di 

sini ia disebut sebagai hamba TUHAN, gelar yang sama seperti 

yang diberikan kepada Musa (1:1), saat   kematiannya disebut-

kan. Sebab, walaupun dalam banyak hal Yosua lebih rendah dari 

pada Musa, namun dalam hal yang satu ini ia setara dengannya, 

yaitu bahwa sesuai dengan hasil kerjanya, ia membuktikan diri-

nya sebagai seorang hamba Allah yang rajin dan setia. Orang yang 

menjalankan dua talenta mendapat pujian yang sama dengan 

orang yang menjalankan lima talenta. Baik sekali perbuatanmu 

itu, hai hambaku yang baik dan setia. Dikatakan di sini bahwa 

tempat penguburan Yosua terletak di sebelah utara gunung Gaas 

atau bukit yang bergetar. Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa 

bukit itu disebut begitu, sebab  terjadi gempa bumi saat   pengu-

buran Yosua, untuk mencela orang-orang Israel atas kebodohan 

mereka sebab  mereka tidak meratapi kematian orang besar yang 

baik itu seperti yang seharusnya mereka lakukan. Demikian pula 

pada kematian Kristus, Yosua kita, juga terjadi gempa bumi. Cen-

dekiawan Uskup Agung Patrick mengamati bahwa tidak disebut-

kan adanya hari-hari perkabungan yang dilakukan bagi Yosua, 

sebagaimana halnya untuk Musa dan Harun. Mengapa ini terjadi 

tidaklah jelas, padahal, seperti dipikirkan bapa-bapa gereja seperti 

Santo Hierom (seorang bapak gereja abad keempat – pen.), di ba-

wah hukum Taurat pada saat itu, saat   kehidupan dan keabadi-

an belum dapat dipahami dengan begitu jelas seperti sekarang ini, 

orang Israel memiliki alasan untuk berkabung dan meratapi 

kematian sesama mereka. Walaupun begitu, sekarang saat   

Yesus, Yosua kita, telah membuka kerajaan sorga, seharusnyalah 

kita bersukacita.  

Kitab Yosua 24:29-33 

 379 

3. Kematian dan upacara penguburan Imam Kepala Eleazar. Ia juga 

mungkin mati pada tahun yang hampir bersamaan dengan ke-

matian Yosua, seperti halnya kematian Harun dalam tahun yang 

sama dengan Musa. (ay. 33). Orang-orang Yahudi bertutur bahwa 

beberapa waktu sebelum ia mati, ia juga memanggil para tua-tua 

Israel berkumpul bersama, dan memberikan perintah kepada 

mereka seperti yang dilakukan oleh Yosua. Ia dikuburkan di atas 

sebuah bukit yang menjadi milik bagian dari Pinehas, anaknya, 

yang jatuh kepadanya bukan sebab  keturunan, sebab  pada 

waktu itu tanah pusaka itu harus menjadi bagian ayahnya terle-

bih dahulu, dan lagi pula tidak ada kota-kota imam di pegunung-

an Efraim, namun  namun  mungkin saja tanah itu jatuh kepadanya 

sebab  perkawinan, sebagaimana perkiraan orang-orang Yahudi. 

Mungkin juga tanah dianugerahkan begitu saja dengan cuma-

cuma kepadanya oleh beberapa orang Israel yang saleh untuk 

membangun sebuah pusat negeri, sebab  mereka tergerak oleh 

pengajaran imamat. sebab  di sini dikatakan bahwa tanah itu 

sudah diberikan kepadanya, dan di sanalah ia menguburkan 

bapak terkasihnya.  

4. Gambaran umum keadaan Israel pada masa itu diberitahukan ke-

pada kita (ay. 31). Selama Yosua masih hidup, hidup keagamaan 

dipegang teguh di antara mereka di bawah perhatian dan penga-

ruhnya. namun , tidak lama sesudah  ia dan orang-orang sebayanya 

mati, hidup keagamaan itu merosot. Begitulah, sering kali diperlu-

kan topangan dari satu orang pemipim. sebab  itu, betapa kita 

harus bersyukur bahwa Kristus, Yosua kita, masih terus beserta 

jemaat Injili dengan Roh-Nya, dan akan terus menyertai kita se-

nantiasa, bahkan sampai kepada akhir zaman! 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

T A F S I R A N  M A T T H E W  H E N R Y  

Kitab 

hakim-hakim   

   

 

  

 

 

 

 

 

 

Tafsiran  

Kitab Hakim-Hakim  

Disertai Renungan Praktis  

itab ini dalam bahasa Ibrani disebut Syefer Syoftim, yaitu Kitab 

Hakim-hakim, yang dalam Alkitab terjemahan bahasa Aram dan 

bahasa Arab lebih diperinci dan disebut sebagai Kitab Hakim-hakim 

dari Anak-anak Israel. Oleh sebab  penghakiman-penghakiman atas 

bangsa itu bersifat khusus, maka demikian pula dengan hakim-

hakimnya, yang tugas jabatannya jauh berbeda dari tugas jabatan 

para hakim bangsa-bangsa lain. Septuaginta hanya memberinya 

judul Kritai, yang artinya Hakim-hakim. Kitab ini berisi sejarah kewar-

gaan Israel, pada masa pemerintahan hakim-hakim mulai dari Otniel 

hingga Eli, sebanyak yang dipandang Allah patut untuk diteruskan 

kepada kita. Menurut perhitungan Dr. Lightfoot, di dalamnya termuat 

riwayat selama 299 tahun. Mulai dari Otniel dari suku Yehuda yang 

menjadi hakim selama empat puluh tahun. Lalu Ehud dari suku 

Benyamin selama delapan puluh tahun. Barak dari suku Naftali 

selama empat puluh tahun. Gideon dari suku Manasye selama empat 

puluh tahun. Abimelekh putra Gideon selama tiga tahun. Tola dari 

suku Isakhar selama dua puluh tiga tahun. Yair dari suku Manasye 

selama dua puluh dua tahun. Yefta dari suku Manasye selama enam 

tahun. Ebzan dari suku Yehuda selama tujuh tahun. Elon dari suku 

Zebulon selama sepuluh tahun. Abdon dari suku Efraim selama 

delapan tahun, hingga Samson dari suku Dan selama dua puluh 

tahun. Jadi, seluruhnya berjumlah 299 tahun. Mengenai tahun-ta-

hun perhambaan Israel, mengingat Eglon dikatakan menindas mere-

ka selama delapan belas tahun dan Yabin selama dua puluh tahun, 


 384

dan begitu pula dengan beberapa raja lain, tahun-tahun perhambaan 

mereka itu terhitung dalam sebagian tahun kepemimpinan para 

hakim atau sebagian tahun yang lain. Hakim-hakim itu tampak ber-

asal dari delapan suku yang berbeda-beda. Demikianlah kehormatan 

itu tersebar, sampai pada akhirnya berpusat pada Yehuda. Eli dan 

Samuel, dua hakim yang tidak tercantum di dalam kitab ini, berasal 

dari suku Lewi. Tampaknya tidak ada hakim yang berasal dari suku 

Ruben, Simeon, Gad, atau Asyer. Riwayat hakim-hakim ini secara 

berurutan dikisahkan di dalam kitab ini sampai akhir pasal 16. 

lalu  dalam lima pasal terakhir, kita mendapati penjelasan 

tentang sejumlah peristiwa tertentu yang patut diingat, yang terjadi, 

seperti halnya kisah Rut (Rut 1:1), pada zaman para hakim meme-

rintah, namun  tidak pasti pada zaman hakim yang mana. Namun 

demikian, peristiwa-peristiwa tersebut dikumpulkan bersama-sama 

pada akhir kitab ini, agar jalannya sejarah itu secara umum tidak 

terputus. Nah, mengenai keadaan seluruh rakyat Israel pada masa 

itu, 

I. Mereka dalam kitab ini tidak terlihat memiliki  tabiat yang 

seagung atau sebaik seperti yang mungkin diharapkan orang 

untuk bangsa yang istimewa seperti itu, yang diperintah oleh 

hukum-hukum yang baik seperti itu dan diperkaya oleh janji-janji 

yang luhur seperti itu. Kita mendapati mereka menjadi bobrok 

secara menyedihkan, dan ditindas secara mengenaskan oleh 

bangsa-bangsa di sekitar mereka. Dan dalam seluruh kitab ini, 

entah itu dalam peperangan atau pemerintahan, sama sekali tidak 

dijumpai tindakan mereka yang menonjol yang sepadan dengan 

masuknya mereka secara gilang-gemilang ke Kanaan. Apa tang-

gapan kita mengenai hal ini? Allah dengan ini hendak menunjuk-

kan kepada kita ketidaksempurnaan yang patut disesalkan dari 

semua orang dan segala sesuatu yang ada di bawah matahari, 

susaha  kita dapat menantikan dengan penuh pengharapan keku-

dusan dan kebahagiaan yang utuh di dunia yang lain, dan bukan 

di dunia ini. Namun demikian, 

II. Kita dapat berharap bahwa, walaupun penulis kitab ini sebagian 

besar berbicara panjang lebar tentang tindakan-tindakan bangsa 

Israel yang menyulut murka Allah dan kesusahan-kesusahan me-

reka, namun wajah agama tetap terpelihara di negeri itu. Dan, 

Tafsiran Kitab Hakim-hakim Disertai Renungan Praktis 

 385 

meskipun ada beberapa di antara mereka yang terseret ke dalam 

penyembahan berhala, namun ibadah di Kemah Suci menurut 

hukum Musa tetap terjaga, dan ada banyak orang yang mengikuti-

nya. Para penulis sejarah tidak banyak mencatat tentang jalannya 

keadilan dan perdagangan sehari-hari dalam suatu bangsa, sebab 

mereka menerimanya begitu saja, namun  hanya menuliskan tentang 

peperangan dan kekacauan yang terjadi. namun  pembaca harus 

memberi perhatian pada jalannya keadilan dan perdagangan se-

hari-hari itu, untuk mengimbangi hitamnya peperangan dan keka-

cauan tersebut.  

III. Tampak bahwa pada masa ini tiap suku memiliki pemerintahan-

nya masing-masing, dan bertindak sendiri-sendiri tanpa ada satu 

pemimpin atau badan pemerintahan bersama, sehingga timbul 

banyak perbedaan di antara mereka sendiri, dan membuat mere-

ka sulit untuk menjadi atau berbuat sesuatu yang luar biasa. 

IV. Pemerintahan para hakim tidak berlangsung secara terus-mene-

rus, melainkan hanya sekali-sekali. saat   dikatakan bahwa sete-

lah kemenangan Ehud amanlah tanah itu delapan puluh tahun 

lamanya, dan sesudah  kemenangan Barak empat puluh tahun 

lamanya, tidak jelas apakah keduanya hidup, apalagi memerin-

tah, selama tahun-tahun tersebut. namun  mereka dan para hakim 

yang lain telah dibangkitkan dan digerakkan oleh Roh Allah untuk 

melaksanakan pekerjaan tertentu bagi rakyat Israel saat   ada 

kebutuhan untuk itu, yakni untuk membalaskan dendam Israel 

kepada musuhnya dan membersihkan Israel dari penyembahan 

berhala. Inilah dua perkara yang terutama dimaksudkan saat   

dikatakan bahwa mereka memerintah sebagai hakim atas Israel. 

Namun demikian Deborah, sebagai seorang nabiah, sudah dida-

tangi oleh segenap orang Israel yang hendak berhakim kepadanya, 

sebelum ada kebutuhan bagi keterlibatannya dalam perang (4:4). 

V. Selama masa pemerintahan para hakim, Allah menjadi raja Israel 

secara lebih istimewa. Demikianlah yang dikatakan Samuel ke-

pada bangsa Israel saat   mereka menetapkan hati untuk me-

nanggalkan bentuk pemerintahan ini (1Sam. 12:12). Allah hendak 

menguji apakah hukum dan ketetapan-ketetapan-Nya sendiri 

akan membuat bangsa Israel tetap hidup menurut aturan, dan 


 386

terbukti bahwa saat   tidak ada raja di antara orang Israel, setiap 

orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. 

Oleh sebab  itu, mendekati penghujung masa ini, Allah membuat 

pemerintahan hakim-hakim lebih berkesinambungan dan men-

cakup segala sesuatu daripada waktu pertama kali, dan pada 

akhirnya memberi mereka Daud, seorang raja yang berkenan di 

hati-Nya. Pada masa pemerintahan Daud, dan tidak sebelumnya, 

Israel mulai berkembang pesat. Kenyataan ini harus membuat kita 

sangat bersyukur atas kehadiran para pemimpin, baik itu pemim-

pin tertinggi maupun bawahannya, sebab  mereka yaitu  hamba 

Allah untuk kebaikan kita. Empat dari hakim-hakim Israel dimasuk-

kan ke dalam daftar orang-orang beriman (Ibr. 11:32), yaitu Gideon, 

Barak, Simson, dan Yefta. Cendekiawan Uskup Patrick berpendapat 

bahwa nabi Samuel yaitu  penulis kitab ini. 

 

 

 

 

 

PASAL  1  

asal ini memberi kita penjelasan terperinci tentang kemajuan 

yang dibuat oleh sejumlah suku Israel untuk menaklukkan 

Kanaan sesudah  kematian Yosua. Yosua, seperti kita katakan, benar-

benar telah menyingkirkan hambatan terbesar dari pekerjaan yang 

agung itu, dan mendudukkan keadaannya dengan begitu rupa hingga 

bangsa Israel dapat dengan mudah menyempurnakan pekerjaan itu 

pada waktu yang semestinya, andai saja mereka sendiri tidak men-

jadi lemah. Apa yang mereka lakukan untuk mencapai semua itu, 

dan bagaimana mereka gagal mencapainya, dikisahkan kepada kita 

di sini. 

I. Gabungan antara suku Yehuda dan suku Simeon bertindak 

dengan gagah berani. 

1. Allah menetapkan suku Yehuda untuk memulai pepe-

rangan (ay. 1-2). 

2. Suku Yehuda mengajak suku Simeon untuk maju berpe-

rang bersamanya (ay. 3). 

3. Mereka berhasil dalam usaha -usaha  mereka menaklukkan 

Bezek (ay. 4-7), Yerusalem (ay. 8), Hebron dan Debir (ay. 9-

15), Horma, Gaza, dan tempat-tempat lainnya (ay. 17-19). 

4. Namun demikian, di tempat yang penduduknya mempu-

nyai kereta-kereta besi, hati mereka menjadi kecut (ay. 

19). Disebutkan pula mengenai orang Keni yang diam di 

antara mereka (ay. 16). 

II. Suku-suku lainnya, dibandingkan dengan kedua suku ini, 

bertindak seperti sekumpulan pengecut. 

1. Suku Benyamin gagal (ay. 21). 


 388

2. Keturunan Yusuf berhasil mengatasi Betel (ay. 22-26), 

namun  di tempat-tempat lain mereka tidak dapat meman-

faatkan keuntungan-keuntungan yang mereka miliki, baik 

itu Manasye (ay. 27-28) maupun Efraim (ay. 29). 

3. Suku Zebulon membiarkan orang Kanaan tetap hidup (ay. 

30). 

4. Suku Asyer membungkuk-bungkuk kepada orang Kanaan 

dengan lebih parah daripada suku-suku yang lain (ay. 31, 

32). 

5. Suku Naftali tidak dapat menduduki sepenuhnya sejum-

lah kota kepunyaannya (ay. 33). 

6. Suku Dan didesak oleh orang Amori (ay. 34). Tidak ada 

penjelasan yang diberikan tentang suku Isakhar, ataupun 

tentang dua setengah suku yang lain di sisi timur sungai 

Yordan. 

Suku Yehuda Menyerang Orang Kanaan; 

Penghukuman bagi Adoni-Bezek  

(1:1-8) 

1 Sesudah Yosua mati, orang Israel bertanya kepada TUHAN: “Siapakah dari 

pada kami yang harus lebih dahulu maju menghadapi orang Kanaan untuk 

berperang melawan mereka?” 2 Firman TUHAN: “Suku Yehudalah yang harus 

maju; sesungguhnya telah Kuserahkan negeri itu ke dalam tangannya.”  

3 Lalu berkatalah Yehuda kepada Simeon, saudaranya itu: “Majulah ber-

sama-sama dengan aku ke bagian yang telah diundikan kepadaku dan baik-

lah kita berperang melawan orang Kanaan, maka aku pun akan maju ber-

sama-sama dengan engkau ke bagian yang telah diundikan kepadamu.” Lalu 

Simeon maju bersama-sama dengan dia. 4 Maka majulah suku Yehuda, lalu 

TUHAN menyerahkan orang Kanaan dan orang Feris ke dalam tangan 

mereka, dan mereka memukul kalah orang-orang itu dekat Bezek, sepuluh 

ribu orang banyaknya. 5 Di Bezek mereka menjumpai Adoni-Bezek dan ber-

perang melawan dia, dan mereka memukul kalah orang Kanaan dan orang 

Feris. 6 namun  Adoni-Bezek melarikan diri, lalu mereka mengejarnya, me-

nangkapnya dan memotong ibu jari dari tangannya dan dari kakinya. 7 Kata 

Adoni-Bezek: “Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan 

kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang 

kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku.” lalu  ia 

dibawa ke Yerusalem dan mati di sana. 8 Sesudah itu bani Yehuda berperang 

melawan Yerusalem, merebutnya lalu memukulnya dengan mata pedang dan 

memusnahkan kota itu dengan api. 

Kitab Hakim-hakim 1:1-8 

 389 

Dalam perikop ini kita mendapati, 

I. Orang Israel meminta petunjuk kepada firman Allah tentang yang 

mana dari semua suku yang harus maju pertama kali untuk 

membersihkan negeri mereka dari orang Kanaan, dan untuk 

menggerakkan serta menyemangati suku-suku yang lain. Hal ini 

diperbuat sesudah Yosua mati. Semasa hidupnya, Yosualah yang 

mengarahkan mereka, dan semua suku mematuhinya, namun  

saat   ia mati, ia tidak meninggalkan penerus yang memiliki  

wewenang yang sama seperti yang dimilikinya. Maka dari itu, 

orang Israel harus meminta petunjuk dari tutup dada pernyataan 

keputusan, dan menerima perintah dari situ. Sebab sama seperti 

Allah sendiri yaitu  Raja mereka, demikian pula Dia yaitu  

Panglima balatentara mereka. Pertanyaan yang mereka ajukan 

yaitu , siapakah yang harus lebih dahulu maju? (ay. 1). Pada 

masa ini, dapat kita duga, jumlah mereka sudah bertambah 

berkali-kali lipat hingga daerah-daerah yang mereka duduki mulai 

terlalu sempit bagi mereka, dan mereka harus mendesak seteru 

mereka keluar untuk memperoleh ruang. Sekarang mereka mena-

nyakan tentang siapa yang harus pertama kali mengangkat sen-

jata. Tidak tampak di sini apakah tiap-tiap suku berhasrat untuk 

menjadi yang pertama, dan dengan begitu berusaha mendapatkan 

kehormatan itu, ataukah mereka takut menjadi yang pertama, 

dan dengan begitu berusaha menolaknya. Akan namun , melalui 

kesepakatan bersama, perkara itu diajukan kepada Allah sendiri, 

yang merupakan pihak yang paling pantas untuk memberikan 

kehormatan dan juga menentukan pekerjaan. 

II. Allah menetapkan bahwa suku Yehuda harus maju terlebih da-

hulu, dan Allah menjanjikannya keberhasilan (ay. 2): “Telah 

Kuserahkan negeri itu ke dalam tangannya untuk diduduki, dan 

sebab  itu akan Kuserahkan musuh ke dalam tangannya, yang 

mencegahnya menduduki negeri itu, untuk dibinasakan.” Meng-

apa suku Yehuda harus menjadi yang pertama melaksanakan 

pekerjaan ini? 

1. Yehuda merupakan suku yang terbesar dan terkuat, dan kare-

na itu biarlah Yehuda memberanikan diri untuk maju pertama 

kali. Perhatikanlah, Allah menetapkan pekerjaan sesuai de-

ngan kekuatan yang telah diberikan-Nya. Dari orang-orang 


 390

yang paling mampulah sebagian besar pekerjaan diharapkan 

akan diselesaikan. 

2. Yehuda merupakan suku yang terutama dalam kehormatan, 

sehingga harus menjadi yang terdepan dalam menjalankan 

tugas. Yehudalah yang harus dipuji oleh saudara-saudaranya, 

dan sebab  itu dialah yang harus menjadi pemimpin dalam 

pekerjaan-pekerjaan yang membahayakan. Biarlah beban ke-

hormatan dan beban pekerjaan berjalan beriringan. 

3. Yehuda merupakan suku yang pertama kali dilayani. Bagian 

undi pertama-tama keluar untuk Yehuda, dan sebab  itu 

Yehuda harus menjadi yang pertama kali bertempur. 

4. Yehuda merupakan suku yang darinya Tuhan kita akan mun-

cul, sehingga di dalam diri Yehuda, Kristus, yang yaitu  Singa 

dari suku Yehuda, berjalan di depan orang Israel. Kristus men-

jadi yang pertama kali bertempur melawan kuasa-kuasa kege-

lapan, dan mengalahkan mereka. Kenyataan ini akan menye-

mangati kita dalam setiap pertempuran kita. Dan di dalam 

Dialah kita lebih dari pada orang-orang yang menang. Amati-

lah, pekerjaan dan keberhasilan ditempatkan bersama-sama: 

“Suku Yehudalah yang harus maju. Biarkan ia melakukan 

bagiannya, maka ia akan mendapati bahwa telah Kuserahkan 

negeri itu ke dalam tangannya.” Pekerjaannya tidak akan 

berhasil kecuali Allah memberinya keberhasilan itu. namun  

Allah tidak akan memberinya keberhasilan kecuali ia berjuang 

keras untuk melaksanakan pekerjaan itu. 

III. Sesudah itu, suku Yehuda bersiap untuk maju berperang, namun  

ia memohon kepada saudara dan tetangganya, yakni suku 

Simeon, yang bagian undinya jatuh di dalam bagian undi Yehuda, 

dan memang ditetapkan dari sana, untuk bergabung bersamanya 

(ay. 3). Cermatilah di sini, 

1. Bahwa pihak yang paling kuat tidak boleh merendahkan, 

namun  harus menginginkan bantuan bahkan dari pihak yang 

lebih lemah. Yehuda yaitu  suku yang terbesar dari semua 

suku Israel, sementara Simeon merupakan suku yang terkecil, 

namun demikian Yehuda memohonkan persahabatan Simeon, 

dan meminta pertolongannya. Kepala tidak dapat berkata ke-

pada kaki, aku tidak membutuhkan engkau, sebab  kita semua 

yaitu  anggota yang seorang terhadap yang lain.  

Kitab Hakim-hakim 1:1-8 

 391 

2. Orang yang memohonkan bantuan harus siap pula memberi-

kan bantuan: Majulah bersama-sama dengan aku ke bagian 

yang telah diundikan kepadaku, maka aku pun akan maju ber-

sama-sama dengan engkau ke bagian yang telah diundikan 

kepadamu. Sudah sepatutnya orang-orang Israel menolong 

satu sama lain melawan orang Kanaan. Dan segenap orang 

Kristen, bahkan yang berasal dari suku yang berbeda-beda, 

harus menguatkan satu sama lain untuk sama-sama melawan 

kepentingan-kepentingan kerajaan Iblis. Orang-orang yang 

saling membantu di dalam kasih seperti itu dapat berharap 

bahwa Allah dengan penuh rahmat akan membantu mereka 

semua. 

IV. Pasukan gabungan suku Yehuda dan suku Simeon maju ke me-

dan perang: Majulah suku Yehuda (ay. 4), dan suku Simeon 

bersamanya (ay. 3). Kaleb, ada kemungkinan, menjadi panglima 

dalam serangan ini. Sebab siapakah yang sepantas Kaleb, yang 

memiliki  hikmat orang tua dan kekuatan orang muda, serta 

pengalaman usia tua dan keperkasaan usia muda (Yos. 14:10-11). 

Tampak juga, dari apa yang dikatakan selanjutnya (ay. 10-11), 

bahwa suku Yehuda belum menduduki bagian yang menjadi 

kepunyaannya. Berbahagialah mereka yang memiliki pemimpin 

seperti Kaleb, yang, sesuai namanya, berjuang dengan sepenuh 

hati. Sebagian penafsir berpendapat bahwa segenap orang Kanaan 

telah bergabung menjadi satu balatentara, balatentara yang me-

nakutkan, saat   Israel meminta petunjuk kepada Allah tentang 

siapa yang harus maju dan berperang melawan mereka. Dan 

bahwa orang Kanaan mulai bergerak saat   mereka mendengar 

tentang kematian Yosua, yang namanya sudah begitu mengerikan 

bagi mereka. Akan namun , jika memang demikian, terbukti bahwa 

mereka hanya mengambil tindakan yang menghancurkan diri 

mereka sendiri. 

V. Allah memberi mereka keberhasilan yang luar biasa. Entah orang 

Israel yang menyerang seteru mereka, atau seteru mereka yang 

terlebih dahulu menyerbu mereka, TUHAN menyerahkan seteru 

mereka ke dalam tangan mereka (ay. 4). Meskipun balatentara 

Yehuda kuat dan pemberani, namun kemenangan itu dipandang 

berasal dari Allah: Dia menyerahkan orang Kanaan ke dalam 


 392

tangan mereka. sesudah  melimpahkan wewenang kepada suku 

Yehuda, Allah di sini melimpahkan kepada mereka kemampuan 

untuk menghancurkan seteru mereka. Ia memberi mereka kekua-

saan, dan dengan demikian menguji ketaatan mereka kepada 

perintah-Nya, yakni untuk menumpas mereka sama sekali. Uskup 

Patrick mencermati dalam hal ini bahwa kita tidak menjumpai 

ungkapan-ungkapan keagamaan seperti itu pada para penulis 

yang tidak mengenal Allah, mengenai keberhasilan tentara me-

reka, seperti yang kita dapati di sini dan di bagian lain dalam 

sejarah suci ini. Saya harap pengakuan-pengakuan yang penuh 

kesalehan akan penyelenggaraan ilahi seperti itu tidak pudar 

pada masa ini dari banyak orang yang menyebut diri sebagai 

orang Kristen. Sekarang, 

1. Dikisahkan bagaimana tentara Kanaan dipukul kalah di me-

dan perang, di Bezek atau di dekatnya, tempat mereka mem-

bentuk barisan, yang di lalu  hari dijadikan Saul sebagai 

tempat berkumpulnya barisan Israel (1Sam. 11:8). Orang 

Israel menumpas sepuluh ribu orang Kanaan, dan hantaman 

ini, jika diteruskan, tidak bisa tidak pasti sangat melemahkan 

orang-orang yang memang sudah dibuat jatuh dengan sedemi-

kian rendah. 

2. Dikisahkan bagaimana raja mereka ditangkap dan dipermalu-

kan. Nama raja itu yaitu  Adoni-Bezek, yang artinya tuan atas 

Bezek. Ada orang-orang yang menamai negeri kekuasaan 

mereka dengan nama mereka sendiri (Mzm. 49:12, KJV), namun  

di sini ada seorang raja dan sudah ada banyak raja lain, yang 

menyebut dirinya sendiri menurut nama negerinya. Adoni-

Bezek ditangkap sesudah  peperangan usai, dan kepada kita 

dikisahkan bagaimana suku Yehuda memperlakukannya. Me-

reka memotong ibu jari tangannya, agar ia tidak bisa melawan, 

dan ibu jari kakinya, agar ia tidak bisa melarikan diri (ay. 6). 

Sesungguhnya,