marilah sekarang kita periksa bagaimana
komunitas Kristen sampai kini memperlakukan artikel -artikel ini, dan kita cermati
apakah perlakuan ini kongruen dengan apa yang semestinya diterima oleh
sebuah teks suci.
4. Trunsmisi Perj anj ian Baru
Menurut Comfort, Injil-Injil itu pertama kali diketahui di kalangan
Kristen secara oral sebelum berwujud dalam bentuk tulisan.lT Tidak ada satu
artikel pun dari PB yang masih selamat dalam tulisan asli pengarangnya, dan
yang paling . mendekati adalah berupa sebuah fragmen (penggalan) yang
bertarikh t 100-l l5 M dan mengandung enam ayat dari Yohanes 18.1Naskah-naskah berbagai artikel dari PB dibuat secara meluas selama
beberapa abad pertama, umumnya oleh orang-orang non-profesional yang
jarang sekali mengecek kesalahan-kesalahan setelahnya. Memang tidak ada
rangsangan sama sekali untuk melakukan hal itu: sebab hampir seluruh orang
Kristen selama abad pertama mengharapkan datangnya kembali Kristus, dan
kemungkinan tak pernah menyadari bahwa mereka sedang memelihara sebuah
teks untuk masa depan yang jauh.le Setelah beberapa waktu, teks-teks yang
beredar tidak lagi mengandung persamaan yang dekat dengan karya-karya
aslinya, sehingga siapa saja juru tulis yang menyalin sebuah naskah dengan
ketelitian yang tinggi tidak harus secara otomatis berarti membuat reproduksi
yang akurat daripada aslinya.2o Tambahan lagi, "Orang-orang Kristen masa
awal tidak semestinya memperlakukan teks PB sebagai sebuah teks yang
'sakral',"2l yang setiap hurufnya sudah tetap dan suci. Mereka boleh jadi
kadang-kadang merasa terilhami (inspired) untuk membuat perubahan-perubahan pada naskah yang ala sebelumnya.22
Terlepas apakah mereka menganggap diri mereka terinspirasikan atau
tidak, semua interpolasi penulisan harus dianggap sebagai perubahan.
r. Pembuatan Tlpe-Tlpe Teks yang Bqbeds
Para sarjana berpendapat bahwa tingkat perbedaan (atau perubahan) di
dalam teks PB mencapai puncaknya menjelang akhir abad kedua Masehi.
Masing-masing dari pusat-pusat utama di kalangan gereja masa awal membuat
variasi tekstualnya sendiri-sendiri dalam PB, yang berbeda dari teks yang
ditemukan di lokalitas-lokalitas yang lain. Para akademisi telah mengategorikan teksteks yang beragam ini menjadi empat tipe teks utama:l) Teks Alexandria
Para juru tulis di Alexandria umumnya enggan mengubah substansi
teks, dan lebih senang memodifikasi grammar dan style. Manuskripmanuskrip mereka dianggap mendekati akurasi makna.23
2) Teks Barat
Teks 'Barat', berasal dari Afrika Utara dan Italia, merupakan teks yang
tak terkendalikan dan populer. Teks ini mengalami interpolasi di
tangan para juru tulis yang, dalam rdngka mengejar akurasi, memperkaya teks dengan menggunakan bahan tradisional, dan bahkan nonbiblikal.2a
3) Teks Kaisar
Tipe ini adalah merupakan sebuah kompromi antara dua tipe yang
sebelumnya, dalam substansi mengikuti teks Alexandria tapi tetap
memelihara teks Barat yang tidak kelihatan terlalu tidak masuk akal.25
4) Teks Byzantium
Lucian dari Antioch, bekerja di Suriah pada masa-masa awal abad
keempat, membandingkan berbagai bacaan PB untuk memproduksi
sebuah bentuk teks yang revised dan kritis. Untuk tujuan ini dia lebih
bersandar secara konsisten pada tipe teks Barat daripada Alexandria,
dan mengambil jalan harmonisasi dan interpolasi ketika diperlukan.
Hasil akhirnya segera memperoleh popularitas yang luas di seluruh
Mediterania, menjadi teks favorit Gereja Ortodox Yunani; teks ini
mengalami revisi lebih lanjut selama empat abad berikutnya sampai
kemudian distandardisasikan.26
Jadi, teks Bizantium yang paling tersebar luas daripada yang lain ini,
ternyata banyak bersandar pada teks Barat yang diakui paling sedikit dapat
dipercaya di antara keempat teks yang lain. Agaknya tak dapat dihindarkan
bahwa Lucian mesti telah tnemasukkan ke dalam teksnya paling tidak beberapa
interpolasi, dari sumber-sumber tradisional dan bahkan non-biblikal, yang
membentuk sebuah tanda utama tipe teks Barat. Kenyataamya pengaruh teks
Barat ini secara umum memang mengagumkan; bahkan pemula teks Kaisar
telah mencampurkan teks Alexandria yang relatif murni dengan elemen-elemen populer dari teks Barat, meskipun sepenuhnya menyadari inferioritasnya teks Barat ini.
ii. Taxikh Resensi
Resensi adalah proses sekrutinisasi (pemeriksaan dengan cermat) semua
bentuk yang ada dari sebuah dokumen, dan menyeleksi yang paling dapat
dipercaya di antara yang lain sebagai dasar bagi sebuah teks yang standar.
Secara alami, semakin belakang tarikh resensi yang pertama kali diupayakan
maka semakin memungkinkan bahwa manuskrip-manuskrip yang tengah
diperiksa itu akan mengandung perubahan-perubahan. George D. Kilpatrick
dari Queen's College, Oxford "menegaskan bahwa pada kira-kira tahun 200 M.
mayoritas perubahan-perubahan yang disengajatelah disusupkan ke dalam alur
teks PB, dan bahwa setelah itu para juru tulis mentransmisikan beberapa bentuk
teks dengan ketelitian tinggi.z1 Para sarjana modern sepakat bahwa tidak ada
bukti substansial yang menunjukkan adanya resensi bahkan selama abad ke-3
sekali pun.28 Sebagaimana hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
perubahan-perubahan teologis telah dimasukkan ke dalam teks sebelum adanya
usaha resensi,2e dapat kita katakan bahwa banyak dari pada perubahanperubahan ini telah menyusup secara peffnanen ke dalam PB. Dan sebagaimana
akan kita lihat dalam kasus Comma tohanneum, sebuah perubahan teologis
besar yang disengaja telah tedadi bahkan sampai abad ke-16.30
5. PenfuahanTeksfinl
i. Bacaan-Bacaan Beragam dalam Perjanjian Baru
Tulisan tangan Yunani kuno terdiri dari dua style.Yar,g pertama adalah
kursif, ditulis secara cepat dan digunakan untuk urusan sehari-hari. Yang kedua, lebih formal, disebut uncial.Lambat laun skrip uncial itu mulai memburuk, yang mengharuskan
adanya suatu pembaruan penulisan skrip pada abad ke-9 M. Style yang dihasilkan diberi label minuscule (kecil sekali).32 Kira-kira terdapat 2800 potong
penggalan PB yang ditulis dalam minuscule, dan kira-kira sebanyak sepersepuluhnya yang ada di uncial, tapi jika kita membatasi diri pada mada manuskrip-manuskrip yang memuat seluruh PB maka jumlahnya menurun secara
dramatis: 58 di dalam minuscule, dan hanya satu di dalam uncial.33 Angka ini
merupakan penyebab keheranan; jumlah naskah-naskah yang komplet di dalam
minuscule, khususnya adalah memprihatinkan, mengingat manuskrip-manuskrip ini diperkirakan ditulis pada rentang waktu antara abad ke-9 dan ke-15.
Susul-menyusul para generasi Kristen yang tak terhingga jumlahnya berarti telah
hidup dan mati tanpa menyaksikan sebuah naskah komplet Kitab Suci merekaSatu ciri skrip uncr'al Yunani yang sangat kentara adalah tidak adanya
pemisah antara kata-kata yang berdampingan, begitu juga antara kalimatkalimat, meskipun pemisah antara kata-kata telah dipergunakan sebelumnya
dalam tulisan-tulisan Ibrani, dan oleh karenanya bukannya tidak dikenal. Cacat
ini telah mengakibatkan suatu perbedaan arti atau bahkan interpretasi untuk
ayat-ayat tertentu. Di antara contoh yang serius dari hal ini adalah Manuskrip
p75 (Bodmer Papynrs XIV-XV),35 di mana Yohanes l:18 bisa dibaca baik
sebagai an only One, God (satu-satunya Tuhan), ataupun God, the only
begotten (Tuhan, satu-satunya yang diperanakkan). Jelas sekali ada perbedaan
yang mendasar dalam dua pilihan itu; sementara yang kedua mengimplikasikan
eksistensi sebuah Trinitas, yang pertama sama sekali tidak (lihat gambar 17.3).
Sesungguhnya terjemahan literalnya adalah 'Tuhan yang unik', meski pun hal
ini tak pernah dilakukan.Perbedaan tambahan terjadi melalui perubahan-perubahan dalam teks
yang disengaja maupun tak disengaja, membuat tambahnya keragaman dalam
bagian-bagian yang sensitif secara khusus. Termasuk di antaranya adalah:
. Yohanes l: 18. Baris an only One, God (satu-satunya Tuhan) (atau bacaan alternatifnya God, the only begotten) (Tuhan, satu-satunya yang diperanakkan) mempunyai sebuah varian, the only begotten Son (Anak
tunggal).37
. Yohanes 1: 34. The Son of God(Anak Tuhan) juga mempunyai varian the
chosen One of God (Pilihan tunggal Tuhan).38
. Yohanes 7: 53-8:11. Seluruh kisah tentang Yesus dan perempuan pelacur
tidak terdapat dalam manuskrip Yunani mana pun, kecuali satu pengecualian, sampai abad kesembilan-tapi sekarang dimasukkan dalam
semua versi Perjanjian Baru karena kemasyhurannya, walaupun umumnya berakhir pada sebuah catatan kaki yang berhati-hati.3e
. Yohanes 8: 16. Frasa Bapa yang mengutusku mempwryai varian, diayang mengutusku.ao
Yohanes 9:35. Sebutan Yesus Anak Tuhanmempunyai varian dari bukti
dokumenter besar, Anak manusia(suatu istilah pengganti untuk Yesus).al
Markus 16: 9:20. Dua belas ayat yang mengakhiri Markus diganti dengan
penutup yang lebih pendek dalam beberapa manuskrip, tanpa menyebut
masalah munculnya kembali Yesus di depan para muridnya dan kenaikannya setelah itu.42
Lukas j:22. Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi yang menyenangkan
hatu-Ku mempunyai varian Engkau adalah Anak-Ku; hari ini Aku
memperanakkanmu.a3
Lukas 2i:34. Dan Yesus berkata, "Bapa, ampunilah mereka, karena
mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan."Bagian ini dihapus dalam
beberapa manuskrip yang berbeda,yatgterawal di antaranya bertarikh +
200 M. Ayat ini sangat mungkin tidak pernah menjadi bagian dari
otografi asli Lukas, dan disusupkan setelah itu dari tradisi oral. Tapi kenyataannya frasa ini begitu populer, yang membuat para penerjemah
enggan menghapusnya, dan sebagai gantinya, mencatatnya dalam catatan
kaki mengenai absennya dalam berbagai manuskrip.a
Lukas 24:6 dan 24:12. Ia tidak ada di sini ia sudah bangkif dan seluruh
ayat 12 (di mana Petrus menemukan kain kafan Yesus tanpa bodi) tidak
terdapat dalam beberapa manuskrip yang lebih tua.as
Lukas 24:51 dan 24:52. Dan [Yesus] diangkat ke surga dan mereka me'
nyembahnyatidak terdapat dalam manuskrip-manuskrip awal tertentu.a6
l'i. Pertrbahan-Perubahan Penulisan
Contoh-contoh di atas tadi saya kira sudah cukup, dan sekarang beralih
pada kategori-kategori sejumlah perubahan penulisan yang tersengaja maupun
yang tidak, sebagaimana yang diklasifikasikan oleh para sarjana PB. Hal ini
akan menjelaskan kita sejauh mana kesalahan-kesalahan yang mesti dihadapi.
Di dalam menjelaskan perubahan-perubahan yang tidak disengaja, para
sarjana menggunakan psikologi dengan begitu mahir dalam melacak kembali
kondisi mental para juru tulis yang telah meninggal lebih sepuluh abad yang
lalu. Astigmatisme dipersalahkan dalam hal seringnya perubahan urutan huruf
Yunani dalam manuskrip; suatu telaah singkat dapat menangkap penghapusan
atau pengulangan suatu bagian secara keseluruhan. Kebingungan ketika menyalin dari pendiktean, gangguan mental yang menyebabkan perubahan dalam
urutan kata-kata, dan bahkan kebodohan murni, semuanya dapat menolong
menjawab bagaimana blunder ini terjadi.aT
Sebagaimana halnya dengan PL, bagaimanapun juga perubahan-perubahan yang disengaja adalah yang paling mengganggu. P.W. Comfort membagi
perubahan-perubahan ini menj adi tujuh kategori :
i) Bahan diambil dari tradisi-tradisi oral (misalnia bagian mengenai perempuan pezina dalam Yohanes 7:53-8: I l).
ii) Tambahan-tambahan yang dimaksudkan untuk pelaksanaan ibadah.
iii) Tambahan-tambahan karena menyebarnya asketisisme (misalnya penyusupan 'dan berpuasa' setelah 'sembahyang' di dalam Markus 9:29).
iv) Perubahan-perubahan yang tak sah dari sekte-sekte tertentu. (Sekte
Adopsionis misalnya, meyakini bahwa Yesus menjadi Anak Tuhan pada
waktu pembaptisan, telah mengubah Lukas 3:22 dai "inilah anak-Ku
yang terkasih yang menyenangkan hati-Ku" menjadi "inilah anak-Ku;
hari ini Aku memperanakkanmu".)
v) Perubahan-perubahan karenaprejudis, khususnya berkenaan dengan Roh.
vi) Harmonisasi.
vii) Perubahan-perubahan yang dimasukkan oleh para juru tulis yang khawatir bahwa pembaca akan mendapatkan kesan "salah" tentang Yesus.a8
Tidaklah mengherankan bahwa kritikus teks Origen, yang berkata pada
abad ke-3, menegaskan bahwa perbedaan antaxa manuskrip-manuskrip itu
terjadi,
baik lewat kelengahan penyalin-penyalin tertentu, atau keberanian yang
jahat yang ditunjukkan oleh sebagian orang dalam mengoreksi teks, atau
lewat kesalahan mereka yang, berperan sebagai para pentashih, memperpanjang atau memperpendek teks sekehendak hati.ae
Sebagaimana telah didiskusikan sebelumnya,so Gereja Ortodoks telah
memainkan perannya dalam menciptakan perubahan-perubahan yang disengaj a,dengan suatu pertimbangan untuk meng-counter perkembangan sekte-sekte
tertentu yang berakhir dengan keyakinan-keyakinan yang berlawanan tentang
hakikat Yesus (seperti Adopsionisme, Dosetisme, Separasionisme, dan Patripassianisme).sr Setiap grup secara luas dituduh mengubah bagian-bagian tertentu dalam rangka mempertahankan sikap teologisnya masing-masing,s2 dan
dengan setiap munculnya varian baru akan semakin mengaburkan keaslian teks
asli.
6. Biful Frasmus dan Comma Johanneum
Erasmus menerbitkan PB-nya yang pertama dalam bahasa Yunani pada
tahun 1516 dan edisi kedua tiga tahun berikutrya. Di antara beberapa kritik
yang sangat serius yang dialamatkan pada Bibel ini adalah bahwa ia tidak
memuat pemyataan trinitas pada akhir I Yohanes, yang berbunyi bahwa Bapa,
Kalimat, dan Roh Kudus adalah tiga dalam satu (l Yohanes 5:7). Erasmus
bersikukuh bahwa ia tidak menemukan kata-kata itu dalam manuskrip Yunani
mana pun yang ia periksa, meski pun akhirnya dia menyerah dan setuju untuk
menambahkan Comma Johanneum (demikian ia dikenal) jika memang ditemukan manuskrip Yunani yang memuat itu. Tidak lama kemudian manuskrip
seperti itu benar-benar diberikan kepadanya. Besar kemungkinan itu adalah
fabrikasi (pemalsuan), ditulis oleh seorang biarawan Fransiscan di Oxford
sekitar tahun 1520. Meskipun Erasmus kemudian benar-benar memasukkan
bagian itu ke dalam edisi ketiganya, dia merasa perlu membubuhkan sebuah
catatan panjang yang mengekspresikan kecurigaannya bahwa manuskrip itu
adalah palsu.s3
. Semenjak masa Erasmus hanya ada tiga manuskrip Yunani yang ditemukan memuat Comma Johanneum; yang paling tua di antaranya berasal dari
abad ke-12, namun kemudian bagian ini berhasil dimasukkan dalam pinggirannya oleh sebuah tangan pada abad ke-17 -sa Pernyataan Trinitas dalam I
Yohanes ini memiliki signifikansi teologis yang luar biasa; interpolasinya ke
dalam manuskrip Yunani yang begitu lambat dalam sejarah (pada masa
Renaissance) mengindikasikan sebuah kecairan atau kelabilan yang sangat
memprihatinkan dalam teks. Dan bagaimana nasib ayat-ayat palsu ini? Dalam
bahasa Inggris ayat-ayat itu berhasil masuk ke dalam Versi King James yang
Sah (Authodzed King lames Vercion), yang dicetak pada l6l I ; tidak ada revisi
kritis yang diupayakan terhadap terjemahan populer ini sampai pada 1881.
Edisi yang ada dalam perpustakaan saya (Authorized Version @ 1983) memuat
bagian ini:
6 Inilah dia yang datang (ke dunia) dengan air dan darah, dialah Yesus
Kristus; tidak hanya dengan air, tapi dengan air dan darah. Dan Roh
sendiri yang memberi kesaksian, karena Roh adalah benar.
7 Karena adatiga saksi yang memberi kesaksian di langit, Bapa, Kalimat,
dan Roh Kudus (the Holy Ghost): dan ketiga-tiganya ini adalah satu.
8 Dan ada tiga saksi yang memberi kesaksian di bumi, Roh Kudus (fie
spirit), air, dan darah: dan ketiga-tiganya bersepakat menjadi'satu.55
Menariknya, Versi Standar yang Diperbaiki (Revrse d Standail VersionRSV) yang merupakan revisi tahun 1946 terhadap versi Amerika 1901 yang
juga merupakan edisi perbaikan l88l dari Versi King James (King James
Version-KfV) 1611 menghapus beberapa kata-kata yang krusial:
6 Inilah dia yang datang (ke dunia) dengan air dan darah, Yesus Kristus;
tidak hanya dengan air, tapi dengan air dan darah.
7 Dan Roh sendiri yang memberi kesaksian, karena Roh adalah benar.
8 Ada tiga saksi, Roh Kudus (the Spirit), air, dan darah; dan ketigatiganya bersepakat.s6
Kronologi yang pasti mengenai edisi yang sangat beragam ini membingungkan. Meskipun begitu kita dapat simpulkan bahwa terjemahan-terjemahan Bibel berbahasa Inggris telah harus menunggu paling kurang tiga
abad, jika tidak malah lebih, sebelum membuang suatu bagian palsu yang disusupkan sampai akhir abad ke-16.
7. Perubahan Kontempnrer pada Teks
Sejauh ini saya hanya membatasi diri pada pembahasan secara singkat
tentang perubahan PB dalam manuskrip-manuskrip Yunani. Barangkali ada
yang berargumen bahwa, bermula dengan Versi Perbaikan King James pada
tahun 1881, setiap edisi mainstream telah berusaha memurnikan teks Biblikal
melalui penelitian kritis terhadap manuskrip-manuskrip tua; dengan kata lain,
bahwa edisi yang berturut-turut ini lebih mendekati teks Biblikal yang asli,daripada menjauhinya melalui perubahan-perubahan baik yang sengaja atau
tidak sengaja. Secara umum, kasusnya bukanlah sesederhana ini. Setiap
terjemahan adalah produk waktu dan tempat tertentu, dan sudah tentu akan
dipengaruhi oleh isu-isu sosial politik apa pun yang sedang bergolak dalam
psikologi sang penerjemah. Terlepas apakah studi kritis dilakukan terhadap
manuskrip-manuskrip atau tidak, concemterhadap isu-isu semacam itu cukup
untuk mendorong produk finalnya bahkan semakin jauh dari teks aslinya.
Dalam sebuah artikel be{udul, "The Contemporary English Version:
Inaccurate Translati.on Tries to Soften Anti-Judaic Sentiment," Joseph Blenkinsopp mendiskusikan sebuah contoh seperti berikut:
Versi Inggris Kontemporer dari Bibel (CEV), dipublikasikan tahun lalu
oleh the American Bible Society... adalah secara aktif disponsori oleh the
American Interfaith Institute... sebagai Bibel pertama yang tidak
mengandung anti-Yudaisme. Ada kalanya hal ini disebabkan retranslasi
(penerjemahan ulang), atau dalam beberapa kasus parafrasa (uraian
dengan kata-kata sendiri) atau bahkan omitting (penghapusan), beberapa
sindiran prejudis tbrtentu pada orang-orang Yahudi dalam Perjanjian Baru.s7
Selanjutnya dia menyebutkan beberapa contoh di mana 'orang-orang
Yahudi' (the lews) telah diubah menjadi 'orang-orang' (the people), 'sekumpulan besar orang Yahudi' (a great crowd of the lews) menjadi 'orang banyak'
(a lot of people), dan seterusnya, begitu juga seperti memperlunak 'Terkutuklah kalian, para juru tulis dan orang-orang Farisi, orang-orang munafik!'58
menjadi 'Celakalah kalian orang-orang Farisi dan guru-guru agama! Kalian
tukang berpura-pura'. Tujuan penerjemah, dia menyimpulkan, seharusnya
mengikuti teks secara tulus, bukannya membujuk atau memelintirnya menjadi
sebuah ucapan yang ingin dikatakan oleh penerjemah.se
Barclay Newman, ketua penerjemah CEV, memberikan respons seraya
menegaskan bahwa dia dan timnya tulus mengikuti kemauan teks Yunani itu.60
Kebanyakan dalam Perjanjian Baru, the Jews (orang-orang Yahudi) lebih
tepat dipahami sebagai the othq Jews (orang-orang Yahudi yang lain)
atalr some of the Jews (sebagian orang Yahudi) atau a few of the Jews
(beberapa orang Yahudi) atau the Jewish leaders (parapemimpin Yahudi)
of Jewish leaders (beberapa pemimpin Yahudi). Kata-kata itu tidak
pernah dimaksudkan sebuah bangsa secara keseluruhan... Pontius Pilategubernur Romawi-yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus! Dan
orang-orang yang memaku Yesus pada tiang salib adalah serdaduserdadu Romawi.6l
Membantah adanya pelunakan dalam CE% Newman.menambahkan
bahwa risalah Yesus adalah lebih dimaksudkan untuk menyatukan Orangorang Yahudi dan non-Yahudi daripada memprovokasi sentimen anti-Yahudi.
Penerjemahan PB yang tulus memerlukan suatu pencarian "caxa-cara yang
kesan-kesan yang salah dapat diminimalisasi dan kebencian dapat diatasi".62
Bagaimana pun juga dalam mengejar tujuan ini, tim CEV sering membuat
kesan-kesan salahnya sendiri tentang orang-orang Israel dengan mengayun ke
arah yang berlawanan. Sebagai contoh:
. KJV memberikan terjemahan 2 Tawarikh 2l: I l-13 berikut ini:
I I Lebih dari itu [Yehoram] mendirikan tempat-tempat penyembahan
berhala di daerah pegunungan Yehuda, dan menyebabkan rakyat Yerusalem, dan dari situ memaksa rakyat Yehuda, melakukan perzinaan.
12 Lahr ia mendapat sepucuk surat dari Nabi Elia, yang mengatakan,
Begitulah berkata Tuhannya David ayahmu, sebab engkau tidak mengikuti jejak Yosafat ayahmu, dan jejak Asa raja Yehuda,
l3 Sebaliknya engkau mengikuti jejak raja-raja Israel, dan menyebabkan
rakyat Yehuda dan Yerusalem tidak setia kepada Tuhan, Engkau berbuat
seperti Raja Ahab, dan juga membunuh saudara-saudaramu seayah ,padahal mereka lebih baik darimu.
RSV dan New World Translation63 keduanya kurang lebih memberikan
arti yang sama ("ketidaktulusan" dan "hubungan immoral" secara berurutan).
Saya berkesimpulan demikian sebab terjemahan CEVtelah mengejutkan saya
karena sangat berbeda:
1l Yehoram bahkan mendirikan tempat-tempat suci lokal di bukit-bukit
Yehuda, dan membiaxkan rakyat berdosa kepada Tuhan dengan menyembah tuhan-tuhan asing.
12 Suatu hari, Yehoram menerima sepucuk surat dari Nabi Elia yang
mengatakan: Saya ada sebuah pesan untukmu dari Tuhan yang disembah
nenek-moyangmu David. Dia tahu bahwa engkau tidak mengikuti jejak
ayahmu Yosafat atau kakekmu Asa.
13 Sebaliknya engkau telah berbuat seperti raja-raja Israel yang berdosa
dan mendorong rakyat Yehuda untuk berhenti menyembah Tuhan, persis
seperti yang dilakukan oleh Ahab dan anak-cucunya. Engkau bahkan
membunuh saudara-saudararnu, yang sebetulnya mereka itu lebih baik
darimu.
Menghapus referensi-referensi khusus mengenai perzinaan dan pelacuran
agaknya tidak mempunyai dasar apa pun selain ingin memelihara opini pembaca terhadap moralitas publik selama masa terpecahnya kerajaan dari
tergelincir lebih jauh menuju yang negatif.
. Berikut ini adalah dua ayat dari Yesaya, diambil dai KJV:
(36:ll) Lalu berkatalah Elyakim, sebna dan Yoah kepada Rab-Syakih,
Bicaralah, aku harap, kepada para pembantumu dalam bahasa Suriah;
sebab kami paham: dan janganlah bicara kepada kita dalam bahasa
Yahudi, nanti dimengerti rakyat di atas tembok kota itu.
(36:13) Kemudian Rab-Shyakih berdiri dan berteriak dalam bahasa
Yahudi, dan berkata, Dengarlah kata-kata raja agung, raja Asyur.
Frase yang sama, 'bahasa Yahudi' (atau 'bahasa Kanaan') bisa juga ditemukan dalam Yesaya l9:18, 2 Raja-raja 18:26, dat2Tauraikh 32:18; bahwa
tak satu pun dari kelima ayat ini yang merujuk 'bahasa Yahudi' sebagai bah-asa
Ibrani agaknya lebih dari pada sekadar kebetulan.n New World Trunslation
dan RSV kurang lebih mengikuti fraseologi yang sama. Bagaimana pun juga
CEVmeneqemahkan kelima ayat tersebut sebagai bahasa Ibrani, tanpa memberikan catatan lebih lanjut. Tentu saja CEVdimaksudkan untuk bacaan verbal
yang mudah dan tidak untuk studi tekstual, namun hal itu bukan lantas dapat
dijadikan alasan bagi penerjemahan dan asumsi yang tak benar (khususnya
ketika frasa yang benar itu begitu simpel).
. Di dalam Injil Yohanes kita dapatkan:
(9:22) Ibu bapak orang [buta] itu berkata begitu sebab mereka takut
kepada orang-orang Yahudi, karena orang-orang Yahudi itu sudah sepakat bahwa jika seseorang mengakui [Yesus] sebagai Kristus, dia tidak
boleh lagi masuk sinagog.
Ini menurut RSV; sementara di dalam CEVkitabaca:
(9:22-23) Ibu bapak orang itu berkata begitu sebab mereka takut kepada
para pemimpin mereka. Para pemimpin itu telah bersepakat bahwa tak
seorang pun boleh berhubungan dengan siapa saja yang berkata bahwa
Yesus adalah Juru Selamat.
Sudah barang tentu jika ada seseorang yang sedang menciptakan sebuah
image yang salah, maka para penerjemahlah yang di sini telah membuang
referensi kepada "tidak boleh lagi masuk sinagog", yang membuat bagian ini
berbunyi seakan-akan para pemimpin Yahudi telah dibuat sedikit jengkel dan
siap memberikan teguran pedas.
Contoh-contoh ini adalah yang ditemukan secara kebetulan ketika menulis bagian awal dari artikel ini, dan secara natural seseorang yang mempunyai
inklinasi dan waktu akan dapat menemukan ayat-ayat tambahan yang lebih
banyak lagi di mana para penerjemah telah memperkuat impresi-impresi salah
yang baru. CEVhanyalah salah satu fesf caseyang mutakhir; lebih dari empat
puluh terjemahan Inggris sendiri dicetak, masing-masing mengandung kekhususan-kekhususannya sendiri. Sebagai contoh banyak penginjil yang menganggap edisi-edisi utama Revised Standard Version terlalu liberal; New
Testament in Modem Englishmengandung susunan kata-kata yang tang lazim;
Living Bible mencampur teks dengan interpretasi, memasukkan kata-kata yang
membuat teks sesuai dengan pandangan fundamentalis. Sebagian besar Bibel
mengadopsi suatu pandangan teologis yang berbeda tentang Yesus Kristus
dengan memilih bacaan-bacaan tertentu di atas lainnya: "seorang perempuan
muda akan mengandung" untuk "seorang perawan akan mengandung" (Yesaya
7:14), "anak satu-satunya" untuk (anak satu-satunya yang diperanakkan
(Yohanes l:14, l8), "Yesus Kristus", untuk "Yesus Kristus, anak Tuhan"
(Markus l:l) dan seterusnya. Perbedaan implikasi dan arti teologis yang ada
dalam bibel-bibel ini - sebagai akibat dari penyusupan, penggantian, atau omisi
, apalagi penggunaan varian-varian yang selektif- hanya dapat dilabeli sebagai
sebuah perusakan teks original.Baik melalui perubahan-perubahan yang terus berlaku atau pembuangan
hal-hal yang tak murni yang sebelumnya menyusup ke dalam teks, PB yang ada
sekarang sering merupakan sebuah antagonis yang tajam daripada doktrindoktrin Kristen yang dimuatnya itu sendiri. Pertama-tama, mayoritas orang
Kristen hanyalah familiar dengan beberapa seleksi bagian tertentu yang secara
regular dibaca atau dikomentari dalam khotbah-khotbah. Sebagaimana yang
dicatat Maurice Bucaille, "Dengan pengecualian orang-orang Protestan, membaca Injil-Injil secara keseluruhan merupakan hal yang tidak biasa dilakukan
orang Kristen... Di sekolah Katolik Roma saya punya artikel -artikel Virgil dan
Plato, tapi tidak punya Perjanjian Baru."65 Sekarang kita temukan bahwa
banyak di antara bagian-bagian yang dipilih ini, favorit tradisional para penginjil dan bangunan dasar pengetahuan orang Kristen awam tentang agamanya
sendiri, pada kenyataannya adalah palsu atau sekurang-kurangnya tidak dapat
dipercaya, ditambah lagi telah diperlemah melalui catatan kaki-catatan kaki
yang bersifat kehati-hatian di dalam Bibel kontemporer, atau bahkan dibuang
kedua-duanya. Bagian-bagian ini menyentuh esensi doktrin Kristen itu sendiri.
. Trinitas
Kita telah mendiskusikan panjang lebar mengenai interpolasi Comma
Johaaeum pada abad ke-16 menjadi I Yohanes 5:7, statemen Trinitas
yang berkenaan dengan "Bapa, Kalimat, dan Roh Kudus, dan ketigatiganya adalah satu." Begitu terkenalnya interpolasi ini hingga membuat saya tidak menyadari adanya Bibel yang masih juga memasukkan
bagian ini semata-mata untuk memelihara Authorized King tames
Version 16llyang orisinal. Satu-satunya bagian yang masih menegaskan doktrin Trinitas secara jelas-jelasan adalah Matius 28:19,
"Sebab itu pergilah kepada segala bangsa dan jadikanlah mereka
pengikut-pengikutku, baptislah mereka atas nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus. Ajarkanlah mereka menaati semua yang sudah kuperintahkan kepadamu."66 Berdasarkan itu,Akhir perkataan paska kebangkitan ini, yang tak dijumpai di Injil
lain atau tempat mana pun di dalam PB, telah dianggap oleh sebagian sarjana sebagai sebuah interpolasi yang dimasukkan ke
dalam Matius. Juga dijelaskan bahwa ide Jadikan pengikut' sebetulnya dilanjutkan dengan 'ajarkan mereka,' yang sehingga
rujukan kepada pembaptisan dengan formula Trinitarian di antara
kalimat-kalimat tersebut merupakan sebuah susupan yang disusupkan kemudian ke dalam ucapan tersebut.6T
. Ketuhanan Yesus
Apakah Yesus pernah merujuk dirinya sendiri sebagai Anak Tuhan
hampir secara eksklusif bersandar pada Lukas 10:22,
Tidak seorang pun mengenal Anak, selain Bapa. Tidak ada juga yang
mengenal Bapa selain Anak; dan orang-orang kepada siapa Anak itu
mau memperkenalkan Bapa.
Kata-kata ini diulang secara harfiah di dalam Matius ll:27, sebab Lukas
dan Matius kedua-duanya mengambil bacaan ini dari q.68 Akan tetapi, katakata ini berasal dari lapisan ketiga dari Q, lapisan yang ditambahkan orangorang Kristen sekitar tahun 70 M.6e Tidak satu pun dari dua lapisan yang
terdahulu, termasuk Q yang asli yang dipelihara oleh pengikut-pengikut awal
Yesus sendiri, memuat sesuatu tentang ketuhanan Yesus Kristus. Di samping
itu, frasa Anak Tuhan ditemukan dalam PB di bawah kedok-kedok dan arti-arti
yang berbeda, yang tidak satu pun mengimplikasikan keperanakan secara
langsung karena hal itu akan bertentangan dengan monoteisme Yahudi.7o
Dalam pemikiran Yahudi Anak Tuhan berarti seorang manusia yang memiliki
hubungan moral (bukan fisik) dengan Tuhan,Tl dan dengan demikian, sangat
mungkin bahwa orang-orang Kristen awal menggunakan sebutan ini untuk
Yesus dalam arti seperti itu, karena telah dibesarkan dalam tradisi Yahudi. Jika
demikian masalahnya, maka pengaruh Helenisme, di mana para kaisar senang
memandang diri mereka sendiri sebagai keturunan langsung dari tuhan-tuhan
atau dewa-dewa, dapat dianggap sebagai yang bertanggung jawab dalam
berubahnya persepsi orang-orang Kristen belakangan dari pengertian hubungan moral menjadi hubungan fisik sera langsung.Kembali kepada PB, terjemahan KJV lTimotius 3:16 mengulas ketuhanan Yesus dalam rupa manusia: "Dan tidak ada yang dapat menyangkal,
betapa besamya rahasia ketuhanan: Tuhan menampakkan diri dalam rupa
manusia..." Analisis tekstual moderir telah melempar bacaan ini menjadi
sebuah kebingungan, dengan semua versi yang saat ini memilih sebagai
gantinya untuk Dia I Siapa or Yang mana] manisfestasikan secara sempurna.
Contoh-contoh lain daxi kritik teks yang melemahkan ketuhanan Yesus adalah
Markus 1:l ("Anak Tuhan" dibuang); Yohanes 6:69 ("Kristus, Anak Tuhan
yang hidup" menjadi "Orang Suci dari Tuhan"); Kisah Rasul-rasul 8:37
(seluruh ayat, termasuk "Aku percaya bahwa Yesus Kristus Anak Tuhan'l,
dibuang);7z dan lKorintus 15:47 ("Orang kedua adalah Tuhan dari langit"
menjadi "orang kedua adalah dari langit.")73
. Penebusan
Hal ini mengacu pada penebusan dosa warisan (original srn) manusia
oleh Yesus bagi orang-orang yang mengimani bahwa Kristus mati
(disalib) karena dosa kolektif mereka. Oleh karena itu, hal ini
merupakan pertunjukan cinta dan pengorbanan yang tertinggi dalam
. Kristen, dengan syafaat Yesus untuk semua umat manusia di saat
penderitaan yang paling besar:
Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang sedang
mereka perbuat.
Tapi ucapan bersejarah yang ada di dalam Lukas 23:24 ini(yang tentu
merupakan salah satu dari ayat-ayat dalam Bible yang paling sering
dinukil) seluruhnya absen dalam berbagai manuskrip tua, dan yang
paling tua adalah + 220M. P.W. Comfort mengamati bahwa "agaknya
teks ini bukanlah bagian dari tulisan asli Lukas, tapi ditambahkan
belakangan... dari tradisi oral."74 Begitu esensialnya ayat ini bagi
penjelasan-penjelasan Injil, sehingga semua penerbit memasukkannya, dengan memberikan sebuah penjelasan di catatan kaki setelahnya.Ts Begitu juga kita harus catat Yohanes 6:47 (KIV menerjemahkan: "Orang yang percaya kepadaku mempunyai kehidupan
yang kekal"), di mana kritikus teks telah memengaruhi Bibel-bibel
modern untuk membuang "kepadaku" sehingga ayat itu tidak lagi
membedakan Kristus sebagai Penebus dosa.
Kenaikan
Tidak satu pun dari keempat Injil yang meriwayatkan kenaikan Kristus
ke langit setelah Kebangkitannya dari kubur dengan kualitas yang
dapat dipercaya. Matius dan Yohanes kedua-duanya menyimpulkan
tanpa mengacu pada kenaikan. Lukas 24:51 ("dan dinaikkan ke
langit") tidak terdapat dalam berbagai manuskrip tua,76 dan oleh
karenanya sering cukup dicantumkan dalam catatan kaki. Namun yang
benar-benar paling mengherankan adalah Markus, di mana kedua
belas ayat seluruhnya - termasuk Kenaikan - tidak ditemukan di mana
pun juga dalam berbagai manuskrip, yang menempatkan Bibel-bibel
kontemporer dalam situasi kaku dan janggal, harus memanjangkan
akhirannya atau menyingkatkannya.TT Hasil akhirnya adalah tidak ada
satu pun ayat yang secara eksplisit menyebutkan Kenaikan selamat
dari pemeriksaan tekstual dalam keempat Injil.78
9. Kesimpulan
Masih terdapat banyak contoh-contoh lainnya, tapi permasalahannya
sudah cukup jelas: beberapa fondasi doktrin Kristen yang sangat mendasar,
yang diduga berasal dari.penjelasan Bibel tentang kehidupan Yesus, ternyata
ada kalanya tidak terbukti atau hampir tidak ada bukti tekstual sama sekali
dalam edisi-edisi keempat Injil modern itu. Dengan adanya berbagai bacaan
esensial dan sangat diminati yang dibuangdai KJV, kemudian apa lagi dasardasar Kristen baru yang secara teologis lemah ini? Lagi doktrin-doktrin dan
prinsip-prinsip dasar apakah yang masih dapat dipegangi gereja dengan kuat?
Sebelumnya kita sudah ketahui bahwa sejarah situasi politik Yahudi
sepenuhnya tidak mendukung untuk pemeliharaan PL, dengan sebagian besar
penguasa-penguasa Yahudi yang menggalakkan politeisme dalam skala luas.
Teks itu telah hilang berkali-kali, dan setelah penemuannyayang terakhir pun
(dari sumber apa saja) pada abad ke-5 M, ia senantiasa menjadi sasaran
perubahan terus-menerus.
Sekarang kita saksikan bahwa sejarah juga tak bersahabat dengan PB.
Sumber utama Kristen itu sendiri, Yesus, merupakan sebuah figur yang
eksistensi historisnya tidak mungkin dibuktikan lewat sumber-sumber utama.Sebagian dari ajaran-ajarannya ditemukan dalam Q, hanya saja kemudian Q
mengalami interpolasi dalam masa beberapa dekade dan akhirnya hilang, tertimbun dengan berbagai macam mitos Yesus yang segera beredar di kalangan
Kristen. Menjelang akhir abad pertama, beberapa karya biografi muncul;
pengarang-pengarangnya anonim, dan tak satu pun dari mereka y4ng memiliki
pengetahuan langsung tentang kehidupan Yesus, juga tak satu pun yang menyebutkan sumber-sumber informasinya. Sekte-sekte rival pun bermunculan,
masing-masing tidak segan-segan mengubah ayat-ayat yang dianggap perlu
untuk menguatkan pandangan khususnya tentang Kristus.'Tipe-tipe teks berkembang, beragam, melahirkan yang lebih baru, dan menjadi populer. Resensiresensi mulai marak, interpolasi-interpolasi terus berlangsung, analisis-analisis
tekstual mulai meragukan beberapa bacaan yang signifikan. Dan sampai kini
setiap Bibel dapat secara hati-hati memilih varian-variannya, susunan-susunan
katanya, dan oleh karenanya sampai pada Yesus yang sedikit berbeda.
Mereka yang berargumen bahwa beberapa dari ajaran Yesus masih
senantiasa ada dalam keterangan-keterangan Injil sejatinya salah menanggapi;
yaitu, bahwa kata-kata ini memang ada secara huruf fapi tidak secari spirit.
Apa gunanya maklumat-maklumat mengenai kebajikan dan kecintaan, ketika
keseluruhan agama itu sendiri telah menyelewengkan keinginan-keinginan
orisinal Yesus (sebagaimana disaksikan dalam Q) menjadi agama yang mengajarkan penyembahan Yesus Kristus sebagai Anak Tuhan dan keselamatan melalui kepercayaan bahwa ia telah disalib untuk menebus dosa seluruh manusia?
Kita sesungguhnya telah beranjak sangat jauh dari duria isndd- isndd,
sertifikat- sertifikat membaca, tradisi kesaksian, kontak pribadi, f,uffdz,
Mughaf 'uthmdn, dan teks suci yang kemurniannya senantiasa tidak diragukan
selama lebih dari empat belas abad. Perbedaan (antara Al-Qur'6n dan Bibel)
ibarat terang-benderangnya sinar matahari tengah hari versus gelap-gulitanya
bayang-bayang tengah malam, dan kekontrasan inilah yang menyulut kecemburuan mereka-mereka yang terbiasa dengan Kitab-kitab Suci Biblikal
untuk terus berusaha memandang kemurnian Kitab Suci yang lain dan terpeliharanya dari perangkap waktu sebagai tidak dapat diterima dengan akal.
Kontroversi seputar tulisan Arab kuno dan Mughaf Ibn Mas'ld sudah
dibahas, sekarang kita alihkan perhatian pada spektrum yang lebih luas
mengenai serangan Orientalis terhadap Al-Qur'dn dalam berbagai dimensi
untuk dapat menyajikan suatu citra beberapa upaya dan tujuan Barat dalam
mencemarkan kemurnian teks Al-Qur' 6n menggunakan sumber-sumber tidak
etik dan penipuan.
L. Perhmya Pembuktian Penyimpangan dalam /J-Qw'en
Dengan maksud hendak membuktikan moralitas dan superioritas teologi
Barat, Bergtriisser, Jeffery, Mingana, Pretzl, Tisdal dan banyak lagi lainnya,
telah mencurahkan seluruh kehidupannya guna menyingkap perubahan teks
Al-Qur'an yang, katanya, tidak mereka dapatkan dalam kajian kitab Injil.
Seperti tampak dalam bab sebelumnya, banyak sekali perbedaan yang
memenuhi halaman-halaman dalam Kitab Injil, "Cette masse dnorme ddpasse
ce dont on dispose pour n'import quel texte antique; elle a fourni quelque
200,000 variantes. La plupart sont des variants insignifrantes... Dejd Wescott et
Hort, en donnant ce chiffre, constataient que les sept huitiime du texte {taient
assures... I1 y en a pourtant".t Jika lihat secara keseluruhan, tampak melemahkan isu-isu penting dalam teologi dan menimbulkan keprihatinan
mengenai adanya cerita-cerita palsu yang disisipkan ke dalam teks melalui
pengaruh masyarakat umum. Sementara desakan untuk membuktikan keadaan
yang sama terhadap Al-Qur'dn mulai menggejala semenjak beberapa tahun lalu
disebabkan oleh perubahan peta politik Timur Tengah, namun upaya-upaya
dalam bidang ini kebanyakan telah dimulai lebih awal dari perhatian mereka.
Di antara karya-karya sebagaimana sejarah telah mencatat: (l) A. Mingana and
A. Smith (ed.), Leaves from Three Ancient Qurflns, Possibly Pre-'OthmAnicwith a List of their Variants, Cambridge, l9la; Q) G. Bergtriisser, "Plan eines
Apparatus Criticus zum Koran", Sitzungsberichte Bayer. Akad., Miinchen,
1930, Heft 7; (3) O. Pretzl, "Die Fortfiihrung des Apparatus Criticus zum
Koran", Sitzmgsberichte Bayer. Akad., Mtfurchen, 1934, Heft 5; dan (4) A.
Jeffery, The Qur'dn as Scripture, R.F. Moore Company, Inc., New York, 1952.
Jeffery barangkali yang paling banyak menguras tenaga dalam masalah ini.
2. Ktitikan Oriablis Tahadap Kompilasi /J-Qw'An
Tampaknya terdapat beberapa pintu gerbang yang digunakan sebagai alat
'penyerang terhadap teks Al-Qur'dn, salah satunya adalah menghujat tentang
penulisan serta kompilasinya.2 Dengan semangat ini pihak Orientalis mempertanyakan mengapa, jika Al-Qur'6n sudah ditulis sejak zaman Nabi
Mu[rammad ffi, 'Umar merasa khawatir dengan kematian para huffdz pada
peperangan Yamdmah, memberi tahu Ab[ Bakr akan kemungkinan lenyapnya
Kitab Suci ini lantaran kematian mereka.3 Lebih jauh lagi, mengapa bahanbahan yang telah ditulis tidak disimpan di bawah pemeliharaan Nabi
\dthammad # sendiri? Jika demikian halnya, mengapa pulaZaid bin Thabit
tidak dapat memanfaatkan dalam menyiapkan $ufufitu? Meskipun berita itu
diriwayatkan oleh al-Bukhdri dan dianggap sah oleh semua kaum Muslimin,
penjelasan itu tetap dianggap oleh kalangan Orientalis bahwa apa yang didiktekan sejak awal dan penulisannya dianggap palsu.
Mungkin karena kedangkalan ilmu, berlaga tolol (tajehul), atau pengingkaran terhadap kebijakan pendidikan kaum Muslimin merupakan permasalahan sentral yang melingkari pendirian mereka. Katakanlah terdapat satu
naskah Al-Qur'6n milik Nabi Muhammad ffi; mengapa beliau lalai menyerahkannya pada para Sahabat untuk disimak dan dimanfaatkan? Besar
kemungkinan, di luar perhatian, tiap nasikh-mansukh, munculnya wahyu baru,
ataupun perpindahan urutan ayat-ayat tidak akan tecermin dalam naskah di
kemudian hari. Dalam masalah ini, beliau akan membuat informasi keliru dan
melakukan sesuatu yang merugikan umatnya; kerugian yang ada dirasa lebih
besar dari manfaatnya. Jika naskah itu terdapat, mengapa Zaid,bin Thnbit tidak
memakainya sebagai narasumber di zaman pemerintahan Abrl Bakr? Sebelumnya, telah saya kemukakan bahwa guna mendapat legitimasi sebuah dokumenseorang murid mesti bertindak sebagai saksi mata dan menerima secara langsung dari guru pribadinya. Jika unsur kesaksian tidak pernah terwujud, adanya
artikel seorang ilmuwan yang telah meninggal dunia, misalnya, akan menyebabkan kehilangan nilai teks itu. Demikianlah apa yang dilakukan oleh Zaid
bin Th6bit. Dalam mendikte ayat-ayat Al-Qur'6n kepada para Sahabat, Nabi
Mutrammad ffi melembagakan sistem jaringan jalur riwayat yang lebih
tepercaya didasarkan pada hubungan antara guru dengan murid; sebaliknya,
karena beliau tidak pernah menyerahkan bahan-bahan tertulis, maka tidak ada
unsur kesaksian yang terjadi pada naskah kertas kulit yang dapat digunakan
sebagai sumber utama untuk tujuan perbandingan, baik oleh Zaid, maupun
orang lain.a
Tetapi jika keseluruhan Al-Qur'6n telah direkam melalui tulisan semasa
kehidupan Nabi MuhammadW, dan disimpan baik dalam pengawasan beliau
maupun para Sahabat, mengapa pula 'Umar takut kehilangan Al-Qur'6n karena
syahidnya para fiuffrl? Hal ini, sekali lagi, menyangkut tentang hukum persaksian.
Dengan jumlah yang ribuan, para buffilz memperoleh ilmu pengetahuan
Al-Qur'6n melalui satu-satunya otoritas yang saling beruntun di muka bumi ini
yang, akhirnya, sampai pada Nabi Mullammad #. Setetah beliau wafat,
mereka (para sahabat) menjadi sumber otoritas yang juga saling beruntun;
kematian mereka hampir-hampir telah mengancam terputusnya kesaksian yang
berakhir pada Nabi Muhammad, yang mengakibatkan untuk mendapat ilmu
yang diberi otoritas kurang memungkinkan. Demikian juga apabila mereka
mencatat ayat-ayatryamenggunakan tulisan tangan akan kehilangan nilai sama
sekali, karena pemiliknya sudah masuk ke liang lahat dan tidak dapat memberi
pengesahan tentang kebenarannya. Kendati mungkin terdapat secercah bahan
tulisan yang secara tak sengaja persis sama dengan Al-Qur'dn seperti yang
dihafal oleh yang lain, selama masih terdapat saksi utama yang sesuai, ia akan
menjadi paling tinggi, menempati urutan ke tiga dari dokumen yang sah. Itulah
sebabnya dalam membuat kompilasi Suhuf, Ab[ Bakr bertahan pada pegdiriannya bahwa setiap orang bukan saja mesti membawa ayat, melainkan juga
dua oran$ saksi guna membuktikan bahwa penyampaian bacaan itu datang
langsung dari Nabi Mutrammmaa*(ntatemukan hukum kesaksian ini juga
dihidupkan kembali di zarnan pemerintahan 'Uthm6n). Ayat-ayat yang telah
ditulis tetap terpelihara dalam rak-rak dan lemari simpanan, baik tanah
Yamdmah itu mengisap darah para lruffEz ataupun tidak, akan tetapi otoritas
saksi yang merupakan poin paling penting dalam menentukan keutuhan nilai
sebuah dokumen, yang paling dijadikan titik sentral kekhawatiran 'IJmar.
3. Perubahan Istilah Islam pada Pemakaian Ungfupan Asing
Pintu gerbang kedua masuknya serangan terhadap Al-Qur'an adalah
melalui perubahan besar-besaran studi keislaman menggunakan peristilahan
orang Barat. Dalam karyanya Introduction to Islamic law, Schacht membagi
fiqih Islam kepada judul-judul berikut: orang (persons), harta Qtoperty),
kewajiban umum (obligations in generul), kewajiban dan kontrak khusus
(obtigations and contacts in particular), dan lain-lain.s Susunan seperti ini
sengaja diperkenalkan hendak mengubah hukum Islam pada hukum Romawi
yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan topic bahasan serta pembagiannya yang digunakan dalam sistem perundang-undangan Islam. Wansbrough
melakukan hal yang sama terhadap Al-Qur'dn dengan membagi Qwanic
Studies menurut ketentuan berikut: Prinsip-prinsip penafsiran (Principles of
Exegesis) (l) Tafsiran Masoreti (Masoretic exegesis); (2) Penafsiran Hagadi
(Haggadic exegesis); (3) Deutungsbediirftigkeit; (4) Penafsiran Halaki
(Halakhic exegesis); dan (5) Retorika dan simbol perumpamaan (Rhetoric and
allegory).6
Tafsir-tafsir seperti ini menghabiskan lebih dari separuh artikel yang
ditulis di mana jika saya bertanya pada para ilmuwan Muslim baik dari Timur
mau pun yang berlatar belakang pendidikan Barat, tak akan mampu memahami
semua daftar isi artikel tersebut. Barangkali hanya seorang pendeta Yahudi yang
dapat menjelaskan peristilahan Perjanjian Lama, namun hal ini akan sama
nilainya seperti seorang pendeta memaksakan baju tradisi mereka pada seorang
sheikh. Mengapa mereka begitu bergairah mengubah istilah lslam, di mana
tujuannya tak lain hendak memaksakan sesuatu yang di luar jangkauan bidang
para ilmuwan Muslim, guna menunjukkan bahwa hukum mereka bersumber
dari Yahudi dan Kdsten?
4. Tndr.than Oriablis tahadap Penyauaian
Hal ini akan menggiring memasuki pintu gerbang ketiga dalam menyerang terhadap Al-Qur'dn: perulangan tuduhan yang ditujukan kepada Islam
hanya merupakan pemalsuan terhadap agama Yahudi dan Kristen, atau bagian
dari sikap curang dalam memanfaatkan literatur Kitab Suci untuk kepentingan
sendiri. Wansbrough, sebagai seorang penggagas tak tergoyahkan dalam pemikiran ini tetap ngotot, misalnya, ia menyatakan, "Doktrin ajaran Islam secara
umum, bahkan ketokohan Muhammad, dibangun di atas protofue kependetaan agama Yahudi."7 Di sini, kita hendak mengkaji rasa sentimen ke dua orang
ilmuwan tersebut yang menulis menggunakan alur pemikiran yang senada.
i. Tuduhan dan Penyesuaian Kata yang Menrsakkan
Dalam satu artikel Encyclopedia Britannica (1891) Noldeke, tokoh
Orientalis, menyebutkan banyak kekeliruan di dalam Al-Qur'6n karena, katanya, "kejahilan Muhammad" tentang sejarah awal agama Yahudi - kecerobohan nama-nama dan perincian yang lain yang ia curi dari sumber-sumber
Yahudi.8 Dengan membuat daftar kesalahan ia menyebut:
[Bahkan] orang Yahudi yang paling tolol sekalipun tidak akan pernah
salah menyebut Haman (menteri Ahasuerus) untuk menteri Fir'aun, ataupun menyebut Miriam saudara perempuan Musa dengan Maryam
(Miriam) ibunya al-Masih.... [Dan] dalam kebodohannya tentang sesuatu
di luar tanah Arab, ia menyebutkan suburnya negeri Mesir-di mana hujan
hampir-hampir tidak pernah kelihatan dan tidak pernah hilang-karena
hujan, dan bukan karena kebanjiran yang disebabkan oleh sungai Nil (xii.
.49).e
Ini merupakan satu upaya yang menyedihkan hendak mengubah wajah
Islam menggunakan istilah orang lain, siapa orangnyayang menyebut bahwa
Fir'aun tidak memiliki seorang menteri yang bernama Haman, hanya karena
tidak disebut dalam Kitab Suci yang terdahulu? Dalam kebohongannya
Ntildeke tidak mau menunjuk bahwa Al-Qur'dn menyebut Maryam (Ibu alMasih) sebagai "saudara perempuan Harun",lo bukan Musa. Harun ada di
jajaran terdepan dalam kependetaan orang-orang bani lsrael; yang menurut
Perjanjian Baru, Elizabeth, saudara sepupu Maryam dan juga ibunya Yunus,
semua lahir dari keluarga pendeta, lantaran itu merupakan "anak-anak
perempuan Harun."ll Dengan kepanjangan itu, kita dapat secara meyakinkan
mengatakan baik Maryam atat Elizabeth sebagai "saudara-saudara perempuan
Harun" atau "anak-anak perempuan '[mrdn" (ayah Harun).l2
Apakah tuduhan Noldeke mengenai kesuburan negeri Mesir? Membanjirnya Sungai Nil adalah karena di sebagian daerah, sumber utama, karena
adanya perbedaan curah hujan, seperti telah dibuktikan para pakar lingkungan,
namun demikian mari kita singkirkan terlebih dulu akan hal ini dan lihatlah
ayat 12:49 yang mengatakan:
"Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia akan
diselamatkan, dan di masa itu mereka memeras anggur."
Saya serahkan kepada para pembaca meneliti sendiri ada atau tidaknya
penyebutan kata hujan pada ayat itu, sebenarnya tuduhan seperti itu muncul
dari kekalutan pikiran Noldeke terhadap kata benda "hujan" dan "pengucapannya".
ri. Sebuah Injil Palsu
Ini satu tuduhan lagi yang dialamatkan terhadap Al-Qur'6n oleh Hirschfeld.13
Jika kata Injil ditujukan pada Perjanjian Baru, mari kita ingat kembali dua
doktrin utama dalam agama Kristen: Dosa Warisan dan Penebusannya. Yang
pertama adalah warisan otomatis yang ada pada setiap insan, karena mereka
keturunan Adam, sedang yang ke dua karena terbentuknya kepercayaan bahwa
Tuhan telah mengorbankan satu-satunya Anak yang lahir ke dunia sebagai
penghapus dosa. Tetapi Al-Qur'6n dengan tegas menolak kedua-duanya:
"Kemudian Adam menerima bebetapa kalimat dari Tuhannya, maka
Allah meneima tob afriy aDan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan
memikul dosa orang Lain."ts
Trinitas dan penyelamatan melalui al-Masih, sebagai esensi ajaran
Kristen, tidak diberi peluang sama sekali dalam Al-Qur'6n, sementara ceritacerita Injil yang ada tidak lebih dari sekadar masalah kesejarahan, bukan
keyakinan ideologi.
'Katakanlah, *Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak seorang pun yang setara dengan Dia.'16
Jadi, sebenarnya di manakah asal usul pemalsuan itu? Adapun mengenai
penyesuaian dari Perjanjian Lama (sebagaimana dituduhkan oleh Wansbrough,
Noldeke, dan lainnya), apa perlunya Nabi Mulrammad ffi mengungkapkan satu
Kitab Suci yang menggambarkan Yahweh sebagai Tuhan yang bersifat kesukuan, bahkan tidak dihubungkan dengan kaum Samaritan dan kaum Edomit,
tetapi semata-mata pada Bani Israel? Sejak awal pembukaan kitab, kita dapati
Al-Qur'6n mengatakan:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."t1
Ini merupakan sebutan universal sifat Allah, yang melintasi batas kesukuan dan bangsa berlandaskan pada ketentuan keimanan. Seseorang tentunya
tidak akan dapat menempel buah mangga yang gemuk atau subur pada satu
cabang berduri dari sebatang pohon kaktus yang rapuh.
5. Sengaja hg" MenEPbah 1.77l-q1' An
Pintu gerbang pintu masuk ke empat adalah hendak memalsukan Kitab
Suci Al-Qur'en itu sendiri. Sebagaimana telah kita kaji secara kritis teori-teori
Goldziher dan Arthur Jeffery mengenai ragam bentuk Al-Qur'dn, selain
mereka, masih terdapat beberapa Orientalis lain yang cukup terpandang.
r, Upaya Fliigel Mengubah Al-Qur'f,n
Pada tahun 1847 Fltigel mencetak sejenis indeks AI-Qur'dn. Ia juga
menguras tenaga ingin mengubah teks-teks Al-Qur'dn yang berbahasa Arab
dan, pada akhirnya, menghasilkan suatu karya yang tidak dapat diterima oleh
pembaca Al-Qur'an di mana pun. Adalah sudah jadi kesepakatan di kalangan
kaum Muslimin untuk membaca Al-Qur'6n menurut gaya bacaan salah satu
dari tujuh pakar bacaan yang terkenal,lS yang semuanya mengikuti kerangka
tulisan 'Uthmdni dan sunnah dalam bacaannya (qird'ah), perbedaan-perbedaan
yang ada, kebanyakan berkisar pada beberapa tanda bacaan diakritikal yang
tidak berpengaruh sama sekali terhadap isi kandungan ayat-ayat itu. Setiap
Mupl.raf yang dicetak berpijak pada salah satu dari Tujuh Qtia-'rit,yang diikuti
secara seragam sejak awal hingga akhir. Tetapi Fltigel menggunakan semua
tujuh sistem bacaan dan memilih satu qird'ah di sana sini dengan tidak menentu
(tanpa alasan yang benar) yang hanya membuahkan ramuan cocktail tak
berharga. Bahkan Jeffery (yang dikenal tidak begitu bersahabat dengan tradisi
keislaman) malah bersikap sinis dengan menyebut,
Edisi Fliigel yang penggunaannya begitu meluas dan berulang kali dicetak, tak ubahnya sebuah teks yang sangat amburadul, karena tidak
mewakili baik tradisi teks ketimuran yang murni mau pun teks dari
berbagai sumber yang ia cetak, serta tidak memiliki dasar ilmiah yang
dapat dipertanggungj awabkan. I e
ri. Upaya Blachdre Merusak Al-Qur'en
Ketika menerjemahkan makna Al-Qur'an ke dalam bahasa Prancis (Le
Coran, 1949) Regis Blachdre bukan saja mengubah urutan srirah-surah A1-
Qur'6n, malah juga menambahkan dua ayat fiktif ke dalam batang tubuh teks.
Dia berpijak pada cerita palsu di mana, katanya, Setan yang memberi "wah5ru"
kepada Nabi Muhammad yang tampaknya tidak dapat membedakan antara
Kalam Allah dan ucapan mantra-mantra orang kafir seperti tercatat dalam
cerita itu. Tak satu pun jaringan transmisi bacaan maupun 250,000 manuskrip
Al-Qur'dn yang masih ada memasukkan dua ayat itu di mana secara keseluruhan berseberangan dengan setiap naskah yang terdahulu dan berikutnya,pada dasarnya, bertentangan dengan inti Al-Qur'in yang sesungguhnya.20
Dengan diberi label '20 bis' dan'20 tef , ayat-ayat palsu itu merupakan
seruan kepada kaum Muslimin untuk mengagungkan berhala masyarakat
Mekah Jahiliah.2r Lihat Gambar 18.1.
Berita bohong ini terbukti mampu menyulut ghirah yang memukau bagi
kalangan Orientalis dalam melepas cerita selanjutnya pada pihak lain. Terjemahan Sirat lbn lslaq (sebuah biografi awal tentang Nabi Muhammad yang
amat meyakinkan) telah diterbitkan berulang kali di dunia Islam sejak tahun
1967. Dalam terjemahannya, ia menggunakan ketidakjujurannya yang terlalu
banyak untuk dihitung; di antaranya ia memasukkan dua halaman dari salah
satu karya a!-!abari, tempat ia menceritakan dongeng bohong itu semata-mata
hanya dorongan rasa ingin tahu. Guillaume tidak pemah menunjukkan catatan
kaki secara jelas, hanya dengan menggapai kutipan itu dalam tanda kurung dan
tidak memisahkan dari batang tubuh naskah teks utama, yang didahului penyisipan tanda huruf T yang digunakan dengan semangat membara tanpa disertai penjelasan. Uraian yang berkepanjangan (dua halaman) diambil dari perlakuan yang serupa,22 dan akibatnya komunitas Muslim yang kurang terpelajar
menganggapnya sebagai kebenaran dari cerita fiktifmusyrik tersebut dan tanpa
disengajamau menerimasebagai bagian karya sejarah Ibn Ishdq yang sesungguhnya.
di Upaya Mingana Menrsak Al-Qur'en
Prof. Rev. Mingana, yang dianggap oleh sementara pihak sebagai 'ilmuwan ulung dalam bahasa Arab'23 sebenarnya masih memiliki pemahaman yang
rapuh serta belum memadai. Ketika menerbitkan 'Naskah Penting Hadith Bukhari
(An Important Manuscript of the Traditions of Bukhdri,)24 dalant beberapa
alinea, telah membuat beberapa kekacauan sebagai berikut: ketidaktepatan dalam
menyalin wa traddathani (ia malah menyalin wa khaddamani); Abu a|-Faill bin
dibaca dengan Abfi al-Muzaffa4 membuang perkataan muqdbalah; ketidakmampuan membaca sebagian kata-kata seperti al-ijdzah (dengan semau gue
dihapus seluruhnya); menambah huruf wau4, salah dalam menerjemahkan istilah thana dan and, dan banyak lagi, dengan sederet kesalahan yang ia lakukan,
hanya menempatkan kedudukannya sebagai seorang ilmuwan tanggung.
Hadith al-Bukhdri (Traditions of Bukhdri) tentu merupakan sebuah
kompilasi hadith, saya menggunakannya sebagai suatu test. Kembali pada
perbedaan-perbedaan text Al-Qur'dn, kita temukan di sini bahwa Mingana juga
meninggalkan satu warisan, menerbitkan satu karya yang berjudul Leaves from
Three Ancient Qurdns, Possibly Pre-'Othmdnic with a list of their Variants.zs
Manuskrip yang asli adalah satu palimpsest. Palimpsest adalah manuskrip di
mana tulisan aslinya telah dihapus guna memberi peluang bagi tulisan baru
(penerjemah). yang terbuat dari kertas kulit halus: pada asalnya mengakomondasi ayat-ayat Al-Q