Rabu, 08 Januari 2025

Sejarah text alquran 11

 






marilah sekarang kita periksa bagaimana

komunitas Kristen sampai kini memperlakukan artikel -artikel  ini, dan kita cermati

apakah perlakuan ini kongruen dengan apa yang semestinya diterima oleh

sebuah teks suci.

4. Trunsmisi Perj anj ian Baru

Menurut Comfort, Injil-Injil itu pertama kali diketahui di kalangan

Kristen secara oral sebelum berwujud dalam bentuk tulisan.lT Tidak ada satu

artikel  pun dari PB yang masih selamat dalam tulisan asli pengarangnya, dan

yang paling . mendekati adalah berupa sebuah fragmen (penggalan) yang

bertarikh t 100-l l5 M dan mengandung enam ayat dari Yohanes 18.1Naskah-naskah berbagai artikel  dari PB dibuat secara meluas selama

beberapa abad pertama, umumnya oleh orang-orang non-profesional yang

jarang sekali mengecek kesalahan-kesalahan setelahnya. Memang tidak ada

rangsangan sama sekali untuk melakukan hal itu: sebab hampir seluruh orang

Kristen selama abad pertama mengharapkan datangnya kembali Kristus, dan

kemungkinan tak pernah menyadari bahwa mereka sedang memelihara sebuah

teks untuk masa depan yang jauh.le Setelah beberapa waktu, teks-teks yang

beredar tidak lagi mengandung persamaan yang dekat dengan karya-karya

aslinya, sehingga siapa saja juru tulis yang menyalin sebuah naskah dengan

ketelitian yang tinggi tidak harus secara otomatis berarti membuat reproduksi

yang akurat daripada aslinya.2o Tambahan lagi, "Orang-orang Kristen masa

awal tidak semestinya memperlakukan teks PB sebagai sebuah teks yang

'sakral',"2l yang setiap hurufnya sudah tetap dan suci. Mereka boleh jadi

kadang-kadang merasa terilhami (inspired) untuk membuat perubahan-pe￾rubahan pada naskah yang ala sebelumnya.22

Terlepas apakah mereka menganggap diri mereka terinspirasikan atau

tidak, semua interpolasi penulisan harus dianggap sebagai perubahan.

r. Pembuatan Tlpe-Tlpe Teks yang Bqbeds

Para sarjana berpendapat bahwa tingkat perbedaan (atau perubahan) di

dalam teks PB mencapai puncaknya menjelang akhir abad kedua Masehi.

Masing-masing dari pusat-pusat utama di kalangan gereja masa awal membuat

variasi tekstualnya sendiri-sendiri dalam PB, yang berbeda dari teks yang

ditemukan di lokalitas-lokalitas yang lain. Para akademisi telah mengategori￾kan teksteks yang beragam ini menjadi empat tipe teks utama:l) Teks Alexandria

Para juru tulis di Alexandria umumnya enggan mengubah substansi

teks, dan lebih senang memodifikasi grammar dan style. Manuskrip￾manuskrip mereka dianggap mendekati akurasi makna.23

2) Teks Barat

Teks 'Barat', berasal dari Afrika Utara dan Italia, merupakan teks yang

tak terkendalikan dan populer. Teks ini mengalami interpolasi di

tangan para juru tulis yang, dalam rdngka mengejar akurasi, memper￾kaya teks dengan menggunakan bahan tradisional, dan bahkan non￾biblikal.2a

3) Teks Kaisar

Tipe ini adalah merupakan sebuah kompromi antara dua tipe yang

sebelumnya, dalam substansi mengikuti teks Alexandria tapi tetap

memelihara teks Barat yang tidak kelihatan terlalu tidak masuk akal.25

4) Teks Byzantium

Lucian dari Antioch, bekerja di Suriah pada masa-masa awal abad

keempat, membandingkan berbagai bacaan PB untuk memproduksi

sebuah bentuk teks yang revised dan kritis. Untuk tujuan ini dia lebih

bersandar secara konsisten pada tipe teks Barat daripada Alexandria,

dan mengambil jalan harmonisasi dan interpolasi ketika diperlukan.

Hasil akhirnya segera memperoleh popularitas yang luas di seluruh

Mediterania, menjadi teks favorit Gereja Ortodox Yunani; teks ini

mengalami revisi lebih lanjut selama empat abad berikutnya sampai

kemudian distandardisasikan.26

Jadi, teks Bizantium yang paling tersebar luas daripada yang lain ini,

ternyata banyak bersandar pada teks Barat yang diakui paling sedikit dapat

dipercaya di antara keempat teks yang lain. Agaknya tak dapat dihindarkan

bahwa Lucian mesti telah tnemasukkan ke dalam teksnya paling tidak beberapa

interpolasi, dari sumber-sumber tradisional dan bahkan non-biblikal, yang

membentuk sebuah tanda utama tipe teks Barat. Kenyataamya pengaruh teks

Barat ini secara umum memang mengagumkan; bahkan pemula teks Kaisar

telah mencampurkan teks Alexandria yang relatif murni dengan elemen-elemen populer dari teks Barat, meskipun sepenuhnya menyadari inferioritas￾nya teks Barat ini.

ii. Taxikh Resensi

Resensi adalah proses sekrutinisasi (pemeriksaan dengan cermat) semua

bentuk yang ada dari sebuah dokumen, dan menyeleksi yang paling dapat

dipercaya di antara yang lain sebagai dasar bagi sebuah teks yang standar.

Secara alami, semakin belakang tarikh resensi yang pertama kali diupayakan

maka semakin memungkinkan bahwa manuskrip-manuskrip yang tengah

diperiksa itu akan mengandung perubahan-perubahan. George D. Kilpatrick

dari Queen's College, Oxford "menegaskan bahwa pada kira-kira tahun 200 M.

mayoritas perubahan-perubahan yang disengajatelah disusupkan ke dalam alur

teks PB, dan bahwa setelah itu para juru tulis mentransmisikan beberapa bentuk

teks dengan ketelitian tinggi.z1 Para sarjana modern sepakat bahwa tidak ada

bukti substansial yang menunjukkan adanya resensi bahkan selama abad ke-3

sekali pun.28 Sebagaimana hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

perubahan-perubahan teologis telah dimasukkan ke dalam teks sebelum adanya

usaha resensi,2e dapat kita katakan bahwa banyak dari pada perubahan￾perubahan ini telah menyusup secara peffnanen ke dalam PB. Dan sebagaimana

akan kita lihat dalam kasus Comma tohanneum, sebuah perubahan teologis

besar yang disengaja telah tedadi bahkan sampai abad ke-16.30

5. PenfuahanTeksfinl

i. Bacaan-Bacaan Beragam dalam Perjanjian Baru

Tulisan tangan Yunani kuno terdiri dari dua style.Yar,g pertama adalah

kursif, ditulis secara cepat dan digunakan untuk urusan sehari-hari. Yang ke￾dua, lebih formal, disebut uncial.Lambat laun skrip uncial itu mulai memburuk, yang mengharuskan

adanya suatu pembaruan penulisan skrip pada abad ke-9 M. Style yang di￾hasilkan diberi label minuscule (kecil sekali).32 Kira-kira terdapat 2800 potong

penggalan PB yang ditulis dalam minuscule, dan kira-kira sebanyak seper￾sepuluhnya yang ada di uncial, tapi jika kita membatasi diri pada mada ma￾nuskrip-manuskrip yang memuat seluruh PB maka jumlahnya menurun secara

dramatis: 58 di dalam minuscule, dan hanya satu di dalam uncial.33 Angka ini

merupakan penyebab keheranan; jumlah naskah-naskah yang komplet di dalam

minuscule, khususnya adalah memprihatinkan, mengingat manuskrip-ma￾nuskrip ini diperkirakan ditulis pada rentang waktu antara abad ke-9 dan ke-15.

Susul-menyusul para generasi Kristen yang tak terhingga jumlahnya berarti telah

hidup dan mati tanpa menyaksikan sebuah naskah komplet Kitab Suci merekaSatu ciri skrip uncr'al Yunani yang sangat kentara adalah tidak adanya

pemisah antara kata-kata yang berdampingan, begitu juga antara kalimat￾kalimat, meskipun pemisah antara kata-kata telah dipergunakan sebelumnya

dalam tulisan-tulisan Ibrani, dan oleh karenanya bukannya tidak dikenal. Cacat

ini telah mengakibatkan suatu perbedaan arti atau bahkan interpretasi untuk

ayat-ayat tertentu. Di antara contoh yang serius dari hal ini adalah Manuskrip

p75 (Bodmer Papynrs XIV-XV),35 di mana Yohanes l:18 bisa dibaca baik

sebagai an only One, God (satu-satunya Tuhan), ataupun God, the only

begotten (Tuhan, satu-satunya yang diperanakkan). Jelas sekali ada perbedaan

yang mendasar dalam dua pilihan itu; sementara yang kedua mengimplikasikan

eksistensi sebuah Trinitas, yang pertama sama sekali tidak (lihat gambar 17.3).

Sesungguhnya terjemahan literalnya adalah 'Tuhan yang unik', meski pun hal

ini tak pernah dilakukan.Perbedaan tambahan terjadi melalui perubahan-perubahan dalam teks

yang disengaja maupun tak disengaja, membuat tambahnya keragaman dalam

bagian-bagian yang sensitif secara khusus. Termasuk di antaranya adalah:

. Yohanes l: 18. Baris an only One, God (satu-satunya Tuhan) (atau baca￾an alternatifnya God, the only begotten) (Tuhan, satu-satunya yang di￾peranakkan) mempunyai sebuah varian, the only begotten Son (Anak

tunggal).37

. Yohanes 1: 34. The Son of God(Anak Tuhan) juga mempunyai varian the

chosen One of God (Pilihan tunggal Tuhan).38

. Yohanes 7: 53-8:11. Seluruh kisah tentang Yesus dan perempuan pelacur

tidak terdapat dalam manuskrip Yunani mana pun, kecuali satu pe￾ngecualian, sampai abad kesembilan-tapi sekarang dimasukkan dalam

semua versi Perjanjian Baru karena kemasyhurannya, walaupun umum￾nya berakhir pada sebuah catatan kaki yang berhati-hati.3e

. Yohanes 8: 16. Frasa Bapa yang mengutusku mempwryai varian, diayang mengutusku.ao

Yohanes 9:35. Sebutan Yesus Anak Tuhanmempunyai varian dari bukti

dokumenter besar, Anak manusia(suatu istilah pengganti untuk Yesus).al

Markus 16: 9:20. Dua belas ayat yang mengakhiri Markus diganti dengan

penutup yang lebih pendek dalam beberapa manuskrip, tanpa menyebut

masalah munculnya kembali Yesus di depan para muridnya dan kenaik￾annya setelah itu.42

Lukas j:22. Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi yang menyenangkan

hatu-Ku mempunyai varian Engkau adalah Anak-Ku; hari ini Aku

memperanakkanmu.a3

Lukas 2i:34. Dan Yesus berkata, "Bapa, ampunilah mereka, karena

mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan."Bagian ini dihapus dalam

beberapa manuskrip yang berbeda,yatgterawal di antaranya bertarikh +

200 M. Ayat ini sangat mungkin tidak pernah menjadi bagian dari

otografi asli Lukas, dan disusupkan setelah itu dari tradisi oral. Tapi ke￾nyataannya frasa ini begitu populer, yang membuat para penerjemah

enggan menghapusnya, dan sebagai gantinya, mencatatnya dalam catatan

kaki mengenai absennya dalam berbagai manuskrip.a

Lukas 24:6 dan 24:12. Ia tidak ada di sini ia sudah bangkif dan seluruh

ayat 12 (di mana Petrus menemukan kain kafan Yesus tanpa bodi) tidak

terdapat dalam beberapa manuskrip yang lebih tua.as

Lukas 24:51 dan 24:52. Dan [Yesus] diangkat ke surga dan mereka me'

nyembahnyatidak terdapat dalam manuskrip-manuskrip awal tertentu.a6

l'i. Pertrbahan-Perubahan Penulisan

Contoh-contoh di atas tadi saya kira sudah cukup, dan sekarang beralih

pada kategori-kategori sejumlah perubahan penulisan yang tersengaja maupun

yang tidak, sebagaimana yang diklasifikasikan oleh para sarjana PB. Hal ini

akan menjelaskan kita sejauh mana kesalahan-kesalahan yang mesti dihadapi.

Di dalam menjelaskan perubahan-perubahan yang tidak disengaja, para

sarjana menggunakan psikologi dengan begitu mahir dalam melacak kembali

kondisi mental para juru tulis yang telah meninggal lebih sepuluh abad yang

lalu. Astigmatisme dipersalahkan dalam hal seringnya perubahan urutan huruf

Yunani dalam manuskrip; suatu telaah singkat dapat menangkap penghapusan

atau pengulangan suatu bagian secara keseluruhan. Kebingungan ketika me￾nyalin dari pendiktean, gangguan mental yang menyebabkan perubahan dalam

urutan kata-kata, dan bahkan kebodohan murni, semuanya dapat menolong

menjawab bagaimana blunder ini terjadi.aT

Sebagaimana halnya dengan PL, bagaimanapun juga perubahan-perubah￾an yang disengaja adalah yang paling mengganggu. P.W. Comfort membagi

perubahan-perubahan ini menj adi tujuh kategori :

i) Bahan diambil dari tradisi-tradisi oral (misalnia bagian mengenai perem￾puan pezina dalam Yohanes 7:53-8: I l).

ii) Tambahan-tambahan yang dimaksudkan untuk pelaksanaan ibadah.

iii) Tambahan-tambahan karena menyebarnya asketisisme (misalnya penyu￾supan 'dan berpuasa' setelah 'sembahyang' di dalam Markus 9:29).

iv) Perubahan-perubahan yang tak sah dari sekte-sekte tertentu. (Sekte

Adopsionis misalnya, meyakini bahwa Yesus menjadi Anak Tuhan pada

waktu pembaptisan, telah mengubah Lukas 3:22 dai "inilah anak-Ku

yang terkasih yang menyenangkan hati-Ku" menjadi "inilah anak-Ku;

hari ini Aku memperanakkanmu".)

v) Perubahan-perubahan karenaprejudis, khususnya berkenaan dengan Roh.

vi) Harmonisasi.

vii) Perubahan-perubahan yang dimasukkan oleh para juru tulis yang kha￾watir bahwa pembaca akan mendapatkan kesan "salah" tentang Yesus.a8

Tidaklah mengherankan bahwa kritikus teks Origen, yang berkata pada

abad ke-3, menegaskan bahwa perbedaan antaxa manuskrip-manuskrip itu

terjadi,

baik lewat kelengahan penyalin-penyalin tertentu, atau keberanian yang

jahat yang ditunjukkan oleh sebagian orang dalam mengoreksi teks, atau

lewat kesalahan mereka yang, berperan sebagai para pentashih, mem￾perpanjang atau memperpendek teks sekehendak hati.ae

Sebagaimana telah didiskusikan sebelumnya,so Gereja Ortodoks telah

memainkan perannya dalam menciptakan perubahan-perubahan yang disengaj a,dengan suatu pertimbangan untuk meng-counter perkembangan sekte-sekte

tertentu yang berakhir dengan keyakinan-keyakinan yang berlawanan tentang

hakikat Yesus (seperti Adopsionisme, Dosetisme, Separasionisme, dan Patri￾passianisme).sr Setiap grup secara luas dituduh mengubah bagian-bagian ter￾tentu dalam rangka mempertahankan sikap teologisnya masing-masing,s2 dan

dengan setiap munculnya varian baru akan semakin mengaburkan keaslian teks

asli.

6. Biful Frasmus dan Comma Johanneum

Erasmus menerbitkan PB-nya yang pertama dalam bahasa Yunani pada

tahun 1516 dan edisi kedua tiga tahun berikutrya. Di antara beberapa kritik

yang sangat serius yang dialamatkan pada Bibel ini adalah bahwa ia tidak

memuat pemyataan trinitas pada akhir I Yohanes, yang berbunyi bahwa Bapa,

Kalimat, dan Roh Kudus adalah tiga dalam satu (l Yohanes 5:7). Erasmus

bersikukuh bahwa ia tidak menemukan kata-kata itu dalam manuskrip Yunani

mana pun yang ia periksa, meski pun akhirnya dia menyerah dan setuju untuk

menambahkan Comma Johanneum (demikian ia dikenal) jika memang di￾temukan manuskrip Yunani yang memuat itu. Tidak lama kemudian manuskrip

seperti itu benar-benar diberikan kepadanya. Besar kemungkinan itu adalah

fabrikasi (pemalsuan), ditulis oleh seorang biarawan Fransiscan di Oxford

sekitar tahun 1520. Meskipun Erasmus kemudian benar-benar memasukkan

bagian itu ke dalam edisi ketiganya, dia merasa perlu membubuhkan sebuah

catatan panjang yang mengekspresikan kecurigaannya bahwa manuskrip itu

adalah palsu.s3

. Semenjak masa Erasmus hanya ada tiga manuskrip Yunani yang di￾temukan memuat Comma Johanneum; yang paling tua di antaranya berasal dari

abad ke-12, namun kemudian bagian ini berhasil dimasukkan dalam ping￾girannya oleh sebuah tangan pada abad ke-17 -sa Pernyataan Trinitas dalam I

Yohanes ini memiliki signifikansi teologis yang luar biasa; interpolasinya ke

dalam manuskrip Yunani yang begitu lambat dalam sejarah (pada masa

Renaissance) mengindikasikan sebuah kecairan atau kelabilan yang sangat

memprihatinkan dalam teks. Dan bagaimana nasib ayat-ayat palsu ini? Dalam

bahasa Inggris ayat-ayat itu berhasil masuk ke dalam Versi King James yang

Sah (Authodzed King lames Vercion), yang dicetak pada l6l I ; tidak ada revisi

kritis yang diupayakan terhadap terjemahan populer ini sampai pada 1881.

Edisi yang ada dalam perpustakaan saya (Authorized Version @ 1983) memuat

bagian ini:

6 Inilah dia yang datang (ke dunia) dengan air dan darah, dialah Yesus

Kristus; tidak hanya dengan air, tapi dengan air dan darah. Dan Roh

sendiri yang memberi kesaksian, karena Roh adalah benar.

7 Karena adatiga saksi yang memberi kesaksian di langit, Bapa, Kalimat,

dan Roh Kudus (the Holy Ghost): dan ketiga-tiganya ini adalah satu.

8 Dan ada tiga saksi yang memberi kesaksian di bumi, Roh Kudus (fie

spirit), air, dan darah: dan ketiga-tiganya bersepakat menjadi'satu.55

Menariknya, Versi Standar yang Diperbaiki (Revrse d Standail Version￾RSV) yang merupakan revisi tahun 1946 terhadap versi Amerika 1901 yang

juga merupakan edisi perbaikan l88l dari Versi King James (King James

Version-KfV) 1611 menghapus beberapa kata-kata yang krusial:

6 Inilah dia yang datang (ke dunia) dengan air dan darah, Yesus Kristus;

tidak hanya dengan air, tapi dengan air dan darah.

7 Dan Roh sendiri yang memberi kesaksian, karena Roh adalah benar.

8 Ada tiga saksi, Roh Kudus (the Spirit), air, dan darah; dan ketiga￾tiganya bersepakat.s6

Kronologi yang pasti mengenai edisi yang sangat beragam ini mem￾bingungkan. Meskipun begitu kita dapat simpulkan bahwa terjemahan-ter￾jemahan Bibel berbahasa Inggris telah harus menunggu paling kurang tiga

abad, jika tidak malah lebih, sebelum membuang suatu bagian palsu yang di￾susupkan sampai akhir abad ke-16.

7. Perubahan Kontempnrer pada Teks

Sejauh ini saya hanya membatasi diri pada pembahasan secara singkat

tentang perubahan PB dalam manuskrip-manuskrip Yunani. Barangkali ada

yang berargumen bahwa, bermula dengan Versi Perbaikan King James pada

tahun 1881, setiap edisi mainstream telah berusaha memurnikan teks Biblikal

melalui penelitian kritis terhadap manuskrip-manuskrip tua; dengan kata lain,

bahwa edisi yang berturut-turut ini lebih mendekati teks Biblikal yang asli,daripada menjauhinya melalui perubahan-perubahan baik yang sengaja atau

tidak sengaja. Secara umum, kasusnya bukanlah sesederhana ini. Setiap

terjemahan adalah produk waktu dan tempat tertentu, dan sudah tentu akan

dipengaruhi oleh isu-isu sosial politik apa pun yang sedang bergolak dalam

psikologi sang penerjemah. Terlepas apakah studi kritis dilakukan terhadap

manuskrip-manuskrip atau tidak, concemterhadap isu-isu semacam itu cukup

untuk mendorong produk finalnya bahkan semakin jauh dari teks aslinya.

Dalam sebuah artikel be{udul, "The Contemporary English Version:

Inaccurate Translati.on Tries to Soften Anti-Judaic Sentiment," Joseph Blen￾kinsopp mendiskusikan sebuah contoh seperti berikut:

Versi Inggris Kontemporer dari Bibel (CEV), dipublikasikan tahun lalu

oleh the American Bible Society... adalah secara aktif disponsori oleh the

American Interfaith Institute... sebagai Bibel pertama yang tidak

mengandung anti-Yudaisme. Ada kalanya hal ini disebabkan retranslasi

(penerjemahan ulang), atau dalam beberapa kasus parafrasa (uraian

dengan kata-kata sendiri) atau bahkan omitting (penghapusan), beberapa

sindiran prejudis tbrtentu pada orang-orang Yahudi dalam Perjanjian Baru.s7

Selanjutnya dia menyebutkan beberapa contoh di mana 'orang-orang

Yahudi' (the lews) telah diubah menjadi 'orang-orang' (the people), 'sekum￾pulan besar orang Yahudi' (a great crowd of the lews) menjadi 'orang banyak'

(a lot of people), dan seterusnya, begitu juga seperti memperlunak 'Terkutuk￾lah kalian, para juru tulis dan orang-orang Farisi, orang-orang munafik!'58

menjadi 'Celakalah kalian orang-orang Farisi dan guru-guru agama! Kalian

tukang berpura-pura'. Tujuan penerjemah, dia menyimpulkan, seharusnya

mengikuti teks secara tulus, bukannya membujuk atau memelintirnya menjadi

sebuah ucapan yang ingin dikatakan oleh penerjemah.se

Barclay Newman, ketua penerjemah CEV, memberikan respons seraya

menegaskan bahwa dia dan timnya tulus mengikuti kemauan teks Yunani itu.60

Kebanyakan dalam Perjanjian Baru, the Jews (orang-orang Yahudi) lebih

tepat dipahami sebagai the othq Jews (orang-orang Yahudi yang lain)

atalr some of the Jews (sebagian orang Yahudi) atau a few of the Jews

(beberapa orang Yahudi) atau the Jewish leaders (parapemimpin Yahudi)

of Jewish leaders (beberapa pemimpin Yahudi). Kata-kata itu tidak

pernah dimaksudkan sebuah bangsa secara keseluruhan... Pontius Pilate￾gubernur Romawi-yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus! Dan

orang-orang yang memaku Yesus pada tiang salib adalah serdadu￾serdadu Romawi.6l

Membantah adanya pelunakan dalam CE% Newman.menambahkan

bahwa risalah Yesus adalah lebih dimaksudkan untuk menyatukan Orang￾orang Yahudi dan non-Yahudi daripada memprovokasi sentimen anti-Yahudi.

Penerjemahan PB yang tulus memerlukan suatu pencarian "caxa-cara yang

kesan-kesan yang salah dapat diminimalisasi dan kebencian dapat diatasi".62

Bagaimana pun juga dalam mengejar tujuan ini, tim CEV sering membuat

kesan-kesan salahnya sendiri tentang orang-orang Israel dengan mengayun ke

arah yang berlawanan. Sebagai contoh:

. KJV memberikan terjemahan 2 Tawarikh 2l: I l-13 berikut ini:

I I Lebih dari itu [Yehoram] mendirikan tempat-tempat penyembahan

berhala di daerah pegunungan Yehuda, dan menyebabkan rakyat Yerusa￾lem, dan dari situ memaksa rakyat Yehuda, melakukan perzinaan.

12 Lahr ia mendapat sepucuk surat dari Nabi Elia, yang mengatakan,

Begitulah berkata Tuhannya David ayahmu, sebab engkau tidak meng￾ikuti jejak Yosafat ayahmu, dan jejak Asa raja Yehuda,

l3 Sebaliknya engkau mengikuti jejak raja-raja Israel, dan menyebabkan

rakyat Yehuda dan Yerusalem tidak setia kepada Tuhan, Engkau berbuat

seperti Raja Ahab, dan juga membunuh saudara-saudaramu seayah ,pada￾hal mereka lebih baik darimu.

RSV dan New World Translation63 keduanya kurang lebih memberikan

arti yang sama ("ketidaktulusan" dan "hubungan immoral" secara berurutan).

Saya berkesimpulan demikian sebab terjemahan CEVtelah mengejutkan saya

karena sangat berbeda:

1l Yehoram bahkan mendirikan tempat-tempat suci lokal di bukit-bukit

Yehuda, dan membiaxkan rakyat berdosa kepada Tuhan dengan me￾nyembah tuhan-tuhan asing.

12 Suatu hari, Yehoram menerima sepucuk surat dari Nabi Elia yang

mengatakan: Saya ada sebuah pesan untukmu dari Tuhan yang disembah

nenek-moyangmu David. Dia tahu bahwa engkau tidak mengikuti jejak

ayahmu Yosafat atau kakekmu Asa.

13 Sebaliknya engkau telah berbuat seperti raja-raja Israel yang berdosa

dan mendorong rakyat Yehuda untuk berhenti menyembah Tuhan, persis

seperti yang dilakukan oleh Ahab dan anak-cucunya. Engkau bahkan

membunuh saudara-saudararnu, yang sebetulnya mereka itu lebih baik

darimu.

Menghapus referensi-referensi khusus mengenai perzinaan dan pelacuran

agaknya tidak mempunyai dasar apa pun selain ingin memelihara opini pem￾baca terhadap moralitas publik selama masa terpecahnya kerajaan dari

tergelincir lebih jauh menuju yang negatif.

. Berikut ini adalah dua ayat dari Yesaya, diambil dai KJV:

(36:ll) Lalu berkatalah Elyakim, sebna dan Yoah kepada Rab-Syakih,

Bicaralah, aku harap, kepada para pembantumu dalam bahasa Suriah;

sebab kami paham: dan janganlah bicara kepada kita dalam bahasa

Yahudi, nanti dimengerti rakyat di atas tembok kota itu.

(36:13) Kemudian Rab-Shyakih berdiri dan berteriak dalam bahasa

Yahudi, dan berkata, Dengarlah kata-kata raja agung, raja Asyur.

Frase yang sama, 'bahasa Yahudi' (atau 'bahasa Kanaan') bisa juga di￾temukan dalam Yesaya l9:18, 2 Raja-raja 18:26, dat2Tauraikh 32:18; bahwa

tak satu pun dari kelima ayat ini yang merujuk 'bahasa Yahudi' sebagai bah-asa

Ibrani agaknya lebih dari pada sekadar kebetulan.n New World Trunslation

dan RSV kurang lebih mengikuti fraseologi yang sama. Bagaimana pun juga

CEVmeneqemahkan kelima ayat tersebut sebagai bahasa Ibrani, tanpa mem￾berikan catatan lebih lanjut. Tentu saja CEVdimaksudkan untuk bacaan verbal

yang mudah dan tidak untuk studi tekstual, namun hal itu bukan lantas dapat

dijadikan alasan bagi penerjemahan dan asumsi yang tak benar (khususnya

ketika frasa yang benar itu begitu simpel).

. Di dalam Injil Yohanes kita dapatkan:

(9:22) Ibu bapak orang [buta] itu berkata begitu sebab mereka takut

kepada orang-orang Yahudi, karena orang-orang Yahudi itu sudah se￾pakat bahwa jika seseorang mengakui [Yesus] sebagai Kristus, dia tidak

boleh lagi masuk sinagog.

Ini menurut RSV; sementara di dalam CEVkitabaca:

(9:22-23) Ibu bapak orang itu berkata begitu sebab mereka takut kepada

para pemimpin mereka. Para pemimpin itu telah bersepakat bahwa tak

seorang pun boleh berhubungan dengan siapa saja yang berkata bahwa

Yesus adalah Juru Selamat.

Sudah barang tentu jika ada seseorang yang sedang menciptakan sebuah

image yang salah, maka para penerjemahlah yang di sini telah membuang

referensi kepada "tidak boleh lagi masuk sinagog", yang membuat bagian ini

berbunyi seakan-akan para pemimpin Yahudi telah dibuat sedikit jengkel dan

siap memberikan teguran pedas.

Contoh-contoh ini adalah yang ditemukan secara kebetulan ketika me￾nulis bagian awal dari artikel  ini, dan secara natural seseorang yang mempunyai

inklinasi dan waktu akan dapat menemukan ayat-ayat tambahan yang lebih

banyak lagi di mana para penerjemah telah memperkuat impresi-impresi salah

yang baru. CEVhanyalah salah satu fesf caseyang mutakhir; lebih dari empat

puluh terjemahan Inggris sendiri dicetak, masing-masing mengandung ke￾khususan-kekhususannya sendiri. Sebagai contoh banyak penginjil yang meng￾anggap edisi-edisi utama Revised Standard Version terlalu liberal; New

Testament in Modem Englishmengandung susunan kata-kata yang tang lazim;

Living Bible mencampur teks dengan interpretasi, memasukkan kata-kata yang

membuat teks sesuai dengan pandangan fundamentalis. Sebagian besar Bibel

mengadopsi suatu pandangan teologis yang berbeda tentang Yesus Kristus

dengan memilih bacaan-bacaan tertentu di atas lainnya: "seorang perempuan

muda akan mengandung" untuk "seorang perawan akan mengandung" (Yesaya

7:14), "anak satu-satunya" untuk (anak satu-satunya yang diperanakkan

(Yohanes l:14, l8), "Yesus Kristus", untuk "Yesus Kristus, anak Tuhan"

(Markus l:l) dan seterusnya. Perbedaan implikasi dan arti teologis yang ada

dalam bibel-bibel ini - sebagai akibat dari penyusupan, penggantian, atau omisi

, apalagi penggunaan varian-varian yang selektif- hanya dapat dilabeli sebagai

sebuah perusakan teks original.Baik melalui perubahan-perubahan yang terus berlaku atau pembuangan

hal-hal yang tak murni yang sebelumnya menyusup ke dalam teks, PB yang ada

sekarang sering merupakan sebuah antagonis yang tajam daripada doktrin￾doktrin Kristen yang dimuatnya itu sendiri. Pertama-tama, mayoritas orang

Kristen hanyalah familiar dengan beberapa seleksi bagian tertentu yang secara

regular dibaca atau dikomentari dalam khotbah-khotbah. Sebagaimana yang

dicatat Maurice Bucaille, "Dengan pengecualian orang-orang Protestan, mem￾baca Injil-Injil secara keseluruhan merupakan hal yang tidak biasa dilakukan

orang Kristen... Di sekolah Katolik Roma saya punya artikel -artikel  Virgil dan

Plato, tapi tidak punya Perjanjian Baru."65 Sekarang kita temukan bahwa

banyak di antara bagian-bagian yang dipilih ini, favorit tradisional para peng￾injil dan bangunan dasar pengetahuan orang Kristen awam tentang agamanya

sendiri, pada kenyataannya adalah palsu atau sekurang-kurangnya tidak dapat

dipercaya, ditambah lagi telah diperlemah melalui catatan kaki-catatan kaki

yang bersifat kehati-hatian di dalam Bibel kontemporer, atau bahkan dibuang

kedua-duanya. Bagian-bagian ini menyentuh esensi doktrin Kristen itu sendiri.

. Trinitas

Kita telah mendiskusikan panjang lebar mengenai interpolasi Comma

Johaaeum pada abad ke-16 menjadi I Yohanes 5:7, statemen Trinitas

yang berkenaan dengan "Bapa, Kalimat, dan Roh Kudus, dan ketiga￾tiganya adalah satu." Begitu terkenalnya interpolasi ini hingga mem￾buat saya tidak menyadari adanya Bibel yang masih juga memasukkan

bagian ini semata-mata untuk memelihara Authorized King tames

Version 16llyang orisinal. Satu-satunya bagian yang masih mene￾gaskan doktrin Trinitas secara jelas-jelasan adalah Matius 28:19,

"Sebab itu pergilah kepada segala bangsa dan jadikanlah mereka

pengikut-pengikutku, baptislah mereka atas nama Bapa dan Anak dan

Roh Kudus. Ajarkanlah mereka menaati semua yang sudah ku￾perintahkan kepadamu."66 Berdasarkan itu,Akhir perkataan paska kebangkitan ini, yang tak dijumpai di Injil

lain atau tempat mana pun di dalam PB, telah dianggap oleh se￾bagian sarjana sebagai sebuah interpolasi yang dimasukkan ke

dalam Matius. Juga dijelaskan bahwa ide Jadikan pengikut' se￾betulnya dilanjutkan dengan 'ajarkan mereka,' yang sehingga

rujukan kepada pembaptisan dengan formula Trinitarian di antara

kalimat-kalimat tersebut merupakan sebuah susupan yang disusup￾kan kemudian ke dalam ucapan tersebut.6T

. Ketuhanan Yesus

Apakah Yesus pernah merujuk dirinya sendiri sebagai Anak Tuhan

hampir secara eksklusif bersandar pada Lukas 10:22,

Tidak seorang pun mengenal Anak, selain Bapa. Tidak ada juga yang

mengenal Bapa selain Anak; dan orang-orang kepada siapa Anak itu

mau memperkenalkan Bapa.

Kata-kata ini diulang secara harfiah di dalam Matius ll:27, sebab Lukas

dan Matius kedua-duanya mengambil bacaan ini dari q.68 Akan tetapi, kata￾kata ini berasal dari lapisan ketiga dari Q, lapisan yang ditambahkan orang￾orang Kristen sekitar tahun 70 M.6e Tidak satu pun dari dua lapisan yang

terdahulu, termasuk Q yang asli yang dipelihara oleh pengikut-pengikut awal

Yesus sendiri, memuat sesuatu tentang ketuhanan Yesus Kristus. Di samping

itu, frasa Anak Tuhan ditemukan dalam PB di bawah kedok-kedok dan arti-arti

yang berbeda, yang tidak satu pun mengimplikasikan keperanakan secara

langsung karena hal itu akan bertentangan dengan monoteisme Yahudi.7o

Dalam pemikiran Yahudi Anak Tuhan berarti seorang manusia yang memiliki

hubungan moral (bukan fisik) dengan Tuhan,Tl dan dengan demikian, sangat

mungkin bahwa orang-orang Kristen awal menggunakan sebutan ini untuk

Yesus dalam arti seperti itu, karena telah dibesarkan dalam tradisi Yahudi. Jika

demikian masalahnya, maka pengaruh Helenisme, di mana para kaisar senang

memandang diri mereka sendiri sebagai keturunan langsung dari tuhan-tuhan

atau dewa-dewa, dapat dianggap sebagai yang bertanggung jawab dalam

berubahnya persepsi orang-orang Kristen belakangan dari pengertian hubung￾an moral menjadi hubungan fisik sera langsung.Kembali kepada PB, terjemahan KJV lTimotius 3:16 mengulas ke￾tuhanan Yesus dalam rupa manusia: "Dan tidak ada yang dapat menyangkal,

betapa besamya rahasia ketuhanan: Tuhan menampakkan diri dalam rupa

manusia..." Analisis tekstual moderir telah melempar bacaan ini menjadi

sebuah kebingungan, dengan semua versi yang saat ini memilih sebagai

gantinya untuk Dia I Siapa or Yang mana] manisfestasikan secara sempurna.

Contoh-contoh lain daxi kritik teks yang melemahkan ketuhanan Yesus adalah

Markus 1:l ("Anak Tuhan" dibuang); Yohanes 6:69 ("Kristus, Anak Tuhan

yang hidup" menjadi "Orang Suci dari Tuhan"); Kisah Rasul-rasul 8:37

(seluruh ayat, termasuk "Aku percaya bahwa Yesus Kristus Anak Tuhan'l,

dibuang);7z dan lKorintus 15:47 ("Orang kedua adalah Tuhan dari langit"

menjadi "orang kedua adalah dari langit.")73

. Penebusan

Hal ini mengacu pada penebusan dosa warisan (original srn) manusia

oleh Yesus bagi orang-orang yang mengimani bahwa Kristus mati

(disalib) karena dosa kolektif mereka. Oleh karena itu, hal ini

merupakan pertunjukan cinta dan pengorbanan yang tertinggi dalam

. Kristen, dengan syafaat Yesus untuk semua umat manusia di saat

penderitaan yang paling besar:

Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang sedang

mereka perbuat.

Tapi ucapan bersejarah yang ada di dalam Lukas 23:24 ini(yang tentu

merupakan salah satu dari ayat-ayat dalam Bible yang paling sering

dinukil) seluruhnya absen dalam berbagai manuskrip tua, dan yang

paling tua adalah + 220M. P.W. Comfort mengamati bahwa "agaknya

teks ini bukanlah bagian dari tulisan asli Lukas, tapi ditambahkan

belakangan... dari tradisi oral."74 Begitu esensialnya ayat ini bagi

penjelasan-penjelasan Injil, sehingga semua penerbit memasukkan￾nya, dengan memberikan sebuah penjelasan di catatan kaki se￾telahnya.Ts Begitu juga kita harus catat Yohanes 6:47 (KIV mener￾jemahkan: "Orang yang percaya kepadaku mempunyai kehidupan

yang kekal"), di mana kritikus teks telah memengaruhi Bibel-bibel

modern untuk membuang "kepadaku" sehingga ayat itu tidak lagi

membedakan Kristus sebagai Penebus dosa.

Kenaikan

Tidak satu pun dari keempat Injil yang meriwayatkan kenaikan Kristus

ke langit setelah Kebangkitannya dari kubur dengan kualitas yang

dapat dipercaya. Matius dan Yohanes kedua-duanya menyimpulkan

tanpa mengacu pada kenaikan. Lukas 24:51 ("dan dinaikkan ke

langit") tidak terdapat dalam berbagai manuskrip tua,76 dan oleh

karenanya sering cukup dicantumkan dalam catatan kaki. Namun yang

benar-benar paling mengherankan adalah Markus, di mana kedua

belas ayat seluruhnya - termasuk Kenaikan - tidak ditemukan di mana

pun juga dalam berbagai manuskrip, yang menempatkan Bibel-bibel

kontemporer dalam situasi kaku dan janggal, harus memanjangkan

akhirannya atau menyingkatkannya.TT Hasil akhirnya adalah tidak ada

satu pun ayat yang secara eksplisit menyebutkan Kenaikan selamat

dari pemeriksaan tekstual dalam keempat Injil.78

9. Kesimpulan

Masih terdapat banyak contoh-contoh lainnya, tapi permasalahannya

sudah cukup jelas: beberapa fondasi doktrin Kristen yang sangat mendasar,

yang diduga berasal dari.penjelasan Bibel tentang kehidupan Yesus, ternyata

ada kalanya tidak terbukti atau hampir tidak ada bukti tekstual sama sekali

dalam edisi-edisi keempat Injil modern itu. Dengan adanya berbagai bacaan

esensial dan sangat diminati yang dibuangdai KJV, kemudian apa lagi dasar￾dasar Kristen baru yang secara teologis lemah ini? Lagi doktrin-doktrin dan

prinsip-prinsip dasar apakah yang masih dapat dipegangi gereja dengan kuat?

Sebelumnya kita sudah ketahui bahwa sejarah situasi politik Yahudi

sepenuhnya tidak mendukung untuk pemeliharaan PL, dengan sebagian besar

penguasa-penguasa Yahudi yang menggalakkan politeisme dalam skala luas.

Teks itu telah hilang berkali-kali, dan setelah penemuannyayang terakhir pun

(dari sumber apa saja) pada abad ke-5 M, ia senantiasa menjadi sasaran

perubahan terus-menerus.

Sekarang kita saksikan bahwa sejarah juga tak bersahabat dengan PB.

Sumber utama Kristen itu sendiri, Yesus, merupakan sebuah figur yang

eksistensi historisnya tidak mungkin dibuktikan lewat sumber-sumber utama.Sebagian dari ajaran-ajarannya ditemukan dalam Q, hanya saja kemudian Q

mengalami interpolasi dalam masa beberapa dekade dan akhirnya hilang, ter￾timbun dengan berbagai macam mitos Yesus yang segera beredar di kalangan

Kristen. Menjelang akhir abad pertama, beberapa karya biografi muncul;

pengarang-pengarangnya anonim, dan tak satu pun dari mereka y4ng memiliki

pengetahuan langsung tentang kehidupan Yesus, juga tak satu pun yang me￾nyebutkan sumber-sumber informasinya. Sekte-sekte rival pun bermunculan,

masing-masing tidak segan-segan mengubah ayat-ayat yang dianggap perlu

untuk menguatkan pandangan khususnya tentang Kristus.'Tipe-tipe teks ber￾kembang, beragam, melahirkan yang lebih baru, dan menjadi populer. Resensi￾resensi mulai marak, interpolasi-interpolasi terus berlangsung, analisis-analisis

tekstual mulai meragukan beberapa bacaan yang signifikan. Dan sampai kini

setiap Bibel dapat secara hati-hati memilih varian-variannya, susunan-susunan

katanya, dan oleh karenanya sampai pada Yesus yang sedikit berbeda.

Mereka yang berargumen bahwa beberapa dari ajaran Yesus masih

senantiasa ada dalam keterangan-keterangan Injil sejatinya salah menanggapi;

yaitu, bahwa kata-kata ini memang ada secara huruf fapi tidak secari spirit.

Apa gunanya maklumat-maklumat mengenai kebajikan dan kecintaan, ketika

keseluruhan agama itu sendiri telah menyelewengkan keinginan-keinginan

orisinal Yesus (sebagaimana disaksikan dalam Q) menjadi agama yang meng￾ajarkan penyembahan Yesus Kristus sebagai Anak Tuhan dan keselamatan me￾lalui kepercayaan bahwa ia telah disalib untuk menebus dosa seluruh manusia?

Kita sesungguhnya telah beranjak sangat jauh dari duria isndd- isndd,

sertifikat- sertifikat membaca, tradisi kesaksian, kontak pribadi, f,uffdz,

Mughaf 'uthmdn, dan teks suci yang kemurniannya senantiasa tidak diragukan

selama lebih dari empat belas abad. Perbedaan (antara Al-Qur'6n dan Bibel)

ibarat terang-benderangnya sinar matahari tengah hari versus gelap-gulitanya

bayang-bayang tengah malam, dan kekontrasan inilah yang menyulut ke￾cemburuan mereka-mereka yang terbiasa dengan Kitab-kitab Suci Biblikal

untuk terus berusaha memandang kemurnian Kitab Suci yang lain dan ter￾peliharanya dari perangkap waktu sebagai tidak dapat diterima dengan akal.


Kontroversi seputar tulisan Arab kuno dan Mughaf Ibn Mas'ld sudah

dibahas, sekarang kita alihkan perhatian pada spektrum yang lebih luas

mengenai serangan Orientalis terhadap Al-Qur'dn dalam berbagai dimensi

untuk dapat menyajikan suatu citra beberapa upaya dan tujuan Barat dalam

mencemarkan kemurnian teks Al-Qur' 6n menggunakan sumber-sumber tidak

etik dan penipuan.

L. Perhmya Pembuktian Penyimpangan dalam /J-Qw'en

Dengan maksud hendak membuktikan moralitas dan superioritas teologi

Barat, Bergtriisser, Jeffery, Mingana, Pretzl, Tisdal dan banyak lagi lainnya,

telah mencurahkan seluruh kehidupannya guna menyingkap perubahan teks

Al-Qur'an yang, katanya, tidak mereka dapatkan dalam kajian kitab Injil.

Seperti tampak dalam bab sebelumnya, banyak sekali perbedaan yang

memenuhi halaman-halaman dalam Kitab Injil, "Cette masse dnorme ddpasse

ce dont on dispose pour n'import quel texte antique; elle a fourni quelque

200,000 variantes. La plupart sont des variants insignifrantes... Dejd Wescott et

Hort, en donnant ce chiffre, constataient que les sept huitiime du texte {taient

assures... I1 y en a pourtant".t Jika lihat secara keseluruhan, tampak me￾lemahkan isu-isu penting dalam teologi dan menimbulkan keprihatinan

mengenai adanya cerita-cerita palsu yang disisipkan ke dalam teks melalui

pengaruh masyarakat umum. Sementara desakan untuk membuktikan keadaan

yang sama terhadap Al-Qur'dn mulai menggejala semenjak beberapa tahun lalu

disebabkan oleh perubahan peta politik Timur Tengah, namun upaya-upaya

dalam bidang ini kebanyakan telah dimulai lebih awal dari perhatian mereka.

Di antara karya-karya sebagaimana sejarah telah mencatat: (l) A. Mingana and

A. Smith (ed.), Leaves from Three Ancient Qurflns, Possibly Pre-'OthmAnicwith a List of their Variants, Cambridge, l9la; Q) G. Bergtriisser, "Plan eines

Apparatus Criticus zum Koran", Sitzungsberichte Bayer. Akad., Miinchen,

1930, Heft 7; (3) O. Pretzl, "Die Fortfiihrung des Apparatus Criticus zum

Koran", Sitzmgsberichte Bayer. Akad., Mtfurchen, 1934, Heft 5; dan (4) A.

Jeffery, The Qur'dn as Scripture, R.F. Moore Company, Inc., New York, 1952.

Jeffery barangkali yang paling banyak menguras tenaga dalam masalah ini.

2. Ktitikan Oriablis Tahadap Kompilasi /J-Qw'An

Tampaknya terdapat beberapa pintu gerbang yang digunakan sebagai alat

'penyerang terhadap teks Al-Qur'dn, salah satunya adalah menghujat tentang

penulisan serta kompilasinya.2 Dengan semangat ini pihak Orientalis mem￾pertanyakan mengapa, jika Al-Qur'6n sudah ditulis sejak zaman Nabi

Mu[rammad ffi, 'Umar merasa khawatir dengan kematian para huffdz pada

peperangan Yamdmah, memberi tahu Ab[ Bakr akan kemungkinan lenyapnya

Kitab Suci ini lantaran kematian mereka.3 Lebih jauh lagi, mengapa bahan￾bahan yang telah ditulis tidak disimpan di bawah pemeliharaan Nabi

\dthammad # sendiri? Jika demikian halnya, mengapa pulaZaid bin Thabit

tidak dapat memanfaatkan dalam menyiapkan $ufufitu? Meskipun berita itu

diriwayatkan oleh al-Bukhdri dan dianggap sah oleh semua kaum Muslimin,

penjelasan itu tetap dianggap oleh kalangan Orientalis bahwa apa yang didikte￾kan sejak awal dan penulisannya dianggap palsu.

Mungkin karena kedangkalan ilmu, berlaga tolol (tajehul), atau peng￾ingkaran terhadap kebijakan pendidikan kaum Muslimin merupakan per￾masalahan sentral yang melingkari pendirian mereka. Katakanlah terdapat satu

naskah Al-Qur'6n milik Nabi Muhammad ffi; mengapa beliau lalai me￾nyerahkannya pada para Sahabat untuk disimak dan dimanfaatkan? Besar

kemungkinan, di luar perhatian, tiap nasikh-mansukh, munculnya wahyu baru,

ataupun perpindahan urutan ayat-ayat tidak akan tecermin dalam naskah di

kemudian hari. Dalam masalah ini, beliau akan membuat informasi keliru dan

melakukan sesuatu yang merugikan umatnya; kerugian yang ada dirasa lebih

besar dari manfaatnya. Jika naskah itu terdapat, mengapa Zaid,bin Thnbit tidak

memakainya sebagai narasumber di zaman pemerintahan Abrl Bakr? Sebelum￾nya, telah saya kemukakan bahwa guna mendapat legitimasi sebuah dokumenseorang murid mesti bertindak sebagai saksi mata dan menerima secara lang￾sung dari guru pribadinya. Jika unsur kesaksian tidak pernah terwujud, adanya

artikel  seorang ilmuwan yang telah meninggal dunia, misalnya, akan menye￾babkan kehilangan nilai teks itu. Demikianlah apa yang dilakukan oleh Zaid

bin Th6bit. Dalam mendikte ayat-ayat Al-Qur'6n kepada para Sahabat, Nabi

Mutrammad ffi melembagakan sistem jaringan jalur riwayat yang lebih

tepercaya didasarkan pada hubungan antara guru dengan murid; sebaliknya,

karena beliau tidak pernah menyerahkan bahan-bahan tertulis, maka tidak ada

unsur kesaksian yang terjadi pada naskah kertas kulit yang dapat digunakan

sebagai sumber utama untuk tujuan perbandingan, baik oleh Zaid, maupun

orang lain.a

Tetapi jika keseluruhan Al-Qur'6n telah direkam melalui tulisan semasa

kehidupan Nabi MuhammadW, dan disimpan baik dalam pengawasan beliau

maupun para Sahabat, mengapa pula 'Umar takut kehilangan Al-Qur'6n karena

syahidnya para fiuffrl? Hal ini, sekali lagi, menyangkut tentang hukum per￾saksian.

Dengan jumlah yang ribuan, para buffilz memperoleh ilmu pengetahuan

Al-Qur'6n melalui satu-satunya otoritas yang saling beruntun di muka bumi ini

yang, akhirnya, sampai pada Nabi Mullammad #. Setetah beliau wafat,

mereka (para sahabat) menjadi sumber otoritas yang juga saling beruntun;

kematian mereka hampir-hampir telah mengancam terputusnya kesaksian yang

berakhir pada Nabi Muhammad, yang mengakibatkan untuk mendapat ilmu

yang diberi otoritas kurang memungkinkan. Demikian juga apabila mereka

mencatat ayat-ayatryamenggunakan tulisan tangan akan kehilangan nilai sama

sekali, karena pemiliknya sudah masuk ke liang lahat dan tidak dapat memberi

pengesahan tentang kebenarannya. Kendati mungkin terdapat secercah bahan

tulisan yang secara tak sengaja persis sama dengan Al-Qur'dn seperti yang

dihafal oleh yang lain, selama masih terdapat saksi utama yang sesuai, ia akan

menjadi paling tinggi, menempati urutan ke tiga dari dokumen yang sah. Itulah

sebabnya dalam membuat kompilasi Suhuf, Ab[ Bakr bertahan pada peg￾diriannya bahwa setiap orang bukan saja mesti membawa ayat, melainkan juga

dua oran$ saksi guna membuktikan bahwa penyampaian bacaan itu datang

langsung dari Nabi Mutrammmaa*(ntatemukan hukum kesaksian ini juga

dihidupkan kembali di zarnan pemerintahan 'Uthm6n). Ayat-ayat yang telah

ditulis tetap terpelihara dalam rak-rak dan lemari simpanan, baik tanah

Yamdmah itu mengisap darah para lruffEz ataupun tidak, akan tetapi otoritas

saksi yang merupakan poin paling penting dalam menentukan keutuhan nilai

sebuah dokumen, yang paling dijadikan titik sentral kekhawatiran 'IJmar.

3. Perubahan Istilah Islam pada Pemakaian Ungfupan Asing

Pintu gerbang kedua masuknya serangan terhadap Al-Qur'an adalah

melalui perubahan besar-besaran studi keislaman menggunakan peristilahan

orang Barat. Dalam karyanya Introduction to Islamic law, Schacht membagi

fiqih Islam kepada judul-judul berikut: orang (persons), harta Qtoperty),

kewajiban umum (obligations in generul), kewajiban dan kontrak khusus

(obtigations and contacts in particular), dan lain-lain.s Susunan seperti ini

sengaja diperkenalkan hendak mengubah hukum Islam pada hukum Romawi

yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan topic bahasan serta pembagi￾annya yang digunakan dalam sistem perundang-undangan Islam. Wansbrough

melakukan hal yang sama terhadap Al-Qur'dn dengan membagi Qwanic

Studies menurut ketentuan berikut: Prinsip-prinsip penafsiran (Principles of

Exegesis) (l) Tafsiran Masoreti (Masoretic exegesis); (2) Penafsiran Hagadi

(Haggadic exegesis); (3) Deutungsbediirftigkeit; (4) Penafsiran Halaki

(Halakhic exegesis); dan (5) Retorika dan simbol perumpamaan (Rhetoric and

allegory).6

Tafsir-tafsir seperti ini menghabiskan lebih dari separuh artikel  yang

ditulis di mana jika saya bertanya pada para ilmuwan Muslim baik dari Timur

mau pun yang berlatar belakang pendidikan Barat, tak akan mampu memahami

semua daftar isi artikel  tersebut. Barangkali hanya seorang pendeta Yahudi yang

dapat menjelaskan peristilahan Perjanjian Lama, namun hal ini akan sama

nilainya seperti seorang pendeta memaksakan baju tradisi mereka pada seorang

sheikh. Mengapa mereka begitu bergairah mengubah istilah lslam, di mana

tujuannya tak lain hendak memaksakan sesuatu yang di luar jangkauan bidang

para ilmuwan Muslim, guna menunjukkan bahwa hukum mereka bersumber

dari Yahudi dan Kdsten?

4. Tndr.than Oriablis tahadap Penyauaian

Hal ini akan menggiring memasuki pintu gerbang ketiga dalam menye￾rang terhadap Al-Qur'dn: perulangan tuduhan yang ditujukan kepada Islam

hanya merupakan pemalsuan terhadap agama Yahudi dan Kristen, atau bagian

dari sikap curang dalam memanfaatkan literatur Kitab Suci untuk kepentingan

sendiri. Wansbrough, sebagai seorang penggagas tak tergoyahkan dalam pemi￾kiran ini tetap ngotot, misalnya, ia menyatakan, "Doktrin ajaran Islam secara

umum, bahkan ketokohan Muhammad, dibangun di atas protofue kependeta￾an agama Yahudi."7 Di sini, kita hendak mengkaji rasa sentimen ke dua orang

ilmuwan tersebut yang menulis menggunakan alur pemikiran yang senada.

i. Tuduhan dan Penyesuaian Kata yang Menrsakkan

Dalam satu artikel Encyclopedia Britannica (1891) Noldeke, tokoh

Orientalis, menyebutkan banyak kekeliruan di dalam Al-Qur'6n karena, kata￾nya, "kejahilan Muhammad" tentang sejarah awal agama Yahudi - keceroboh￾an nama-nama dan perincian yang lain yang ia curi dari sumber-sumber

Yahudi.8 Dengan membuat daftar kesalahan ia menyebut:

[Bahkan] orang Yahudi yang paling tolol sekalipun tidak akan pernah

salah menyebut Haman (menteri Ahasuerus) untuk menteri Fir'aun, atau￾pun menyebut Miriam saudara perempuan Musa dengan Maryam

(Miriam) ibunya al-Masih.... [Dan] dalam kebodohannya tentang sesuatu

di luar tanah Arab, ia menyebutkan suburnya negeri Mesir-di mana hujan

hampir-hampir tidak pernah kelihatan dan tidak pernah hilang-karena

hujan, dan bukan karena kebanjiran yang disebabkan oleh sungai Nil (xii.

.49).e

Ini merupakan satu upaya yang menyedihkan hendak mengubah wajah

Islam menggunakan istilah orang lain, siapa orangnyayang menyebut bahwa

Fir'aun tidak memiliki seorang menteri yang bernama Haman, hanya karena

tidak disebut dalam Kitab Suci yang terdahulu? Dalam kebohongannya

Ntildeke tidak mau menunjuk bahwa Al-Qur'dn menyebut Maryam (Ibu al￾Masih) sebagai "saudara perempuan Harun",lo bukan Musa. Harun ada di

jajaran terdepan dalam kependetaan orang-orang bani lsrael; yang menurut

Perjanjian Baru, Elizabeth, saudara sepupu Maryam dan juga ibunya Yunus,

semua lahir dari keluarga pendeta, lantaran itu merupakan "anak-anak

perempuan Harun."ll Dengan kepanjangan itu, kita dapat secara meyakinkan

mengatakan baik Maryam atat Elizabeth sebagai "saudara-saudara perempuan

Harun" atau "anak-anak perempuan '[mrdn" (ayah Harun).l2

Apakah tuduhan Noldeke mengenai kesuburan negeri Mesir? Mem￾banjirnya Sungai Nil adalah karena di sebagian daerah, sumber utama, karena

adanya perbedaan curah hujan, seperti telah dibuktikan para pakar lingkungan,

namun demikian mari kita singkirkan terlebih dulu akan hal ini dan lihatlah

ayat 12:49 yang mengatakan:

"Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia akan

diselamatkan, dan di masa itu mereka memeras anggur."

Saya serahkan kepada para pembaca meneliti sendiri ada atau tidaknya

penyebutan kata hujan pada ayat itu, sebenarnya tuduhan seperti itu muncul

dari kekalutan pikiran Noldeke terhadap kata benda "hujan" dan "pengucap￾annya".

ri. Sebuah Injil Palsu

Ini satu tuduhan lagi yang dialamatkan terhadap Al-Qur'6n oleh Hirschfeld.13

Jika kata Injil ditujukan pada Perjanjian Baru, mari kita ingat kembali dua

doktrin utama dalam agama Kristen: Dosa Warisan dan Penebusannya. Yang

pertama adalah warisan otomatis yang ada pada setiap insan, karena mereka

keturunan Adam, sedang yang ke dua karena terbentuknya kepercayaan bahwa

Tuhan telah mengorbankan satu-satunya Anak yang lahir ke dunia sebagai

penghapus dosa. Tetapi Al-Qur'6n dengan tegas menolak kedua-duanya:

"Kemudian Adam menerima bebetapa kalimat dari Tuhannya, maka

Allah meneima tob afriy aDan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kem￾bali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan

memikul dosa orang Lain."ts

Trinitas dan penyelamatan melalui al-Masih, sebagai esensi ajaran

Kristen, tidak diberi peluang sama sekali dalam Al-Qur'6n, sementara cerita￾cerita Injil yang ada tidak lebih dari sekadar masalah kesejarahan, bukan

keyakinan ideologi.

'Katakanlah, *Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang

bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula

diperanakkan, dan tidak seorang pun yang setara dengan Dia.'16

Jadi, sebenarnya di manakah asal usul pemalsuan itu? Adapun mengenai

penyesuaian dari Perjanjian Lama (sebagaimana dituduhkan oleh Wansbrough,

Noldeke, dan lainnya), apa perlunya Nabi Mulrammad ffi mengungkapkan satu

Kitab Suci yang menggambarkan Yahweh sebagai Tuhan yang bersifat ke￾sukuan, bahkan tidak dihubungkan dengan kaum Samaritan dan kaum Edomit,

tetapi semata-mata pada Bani Israel? Sejak awal pembukaan kitab, kita dapati

Al-Qur'6n mengatakan:

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."t1

Ini merupakan sebutan universal sifat Allah, yang melintasi batas ke￾sukuan dan bangsa berlandaskan pada ketentuan keimanan. Seseorang tentunya

tidak akan dapat menempel buah mangga yang gemuk atau subur pada satu

cabang berduri dari sebatang pohon kaktus yang rapuh.

5. Sengaja hg" MenEPbah 1.77l-q1' An

Pintu gerbang pintu masuk ke empat adalah hendak memalsukan Kitab

Suci Al-Qur'en itu sendiri. Sebagaimana telah kita kaji secara kritis teori-teori

Goldziher dan Arthur Jeffery mengenai ragam bentuk Al-Qur'dn, selain

mereka, masih terdapat beberapa Orientalis lain yang cukup terpandang.

r, Upaya Fliigel Mengubah Al-Qur'f,n

Pada tahun 1847 Fltigel mencetak sejenis indeks AI-Qur'dn. Ia juga

menguras tenaga ingin mengubah teks-teks Al-Qur'dn yang berbahasa Arab

dan, pada akhirnya, menghasilkan suatu karya yang tidak dapat diterima oleh

pembaca Al-Qur'an di mana pun. Adalah sudah jadi kesepakatan di kalangan

kaum Muslimin untuk membaca Al-Qur'6n menurut gaya bacaan salah satu

dari tujuh pakar bacaan yang terkenal,lS yang semuanya mengikuti kerangka

tulisan 'Uthmdni dan sunnah dalam bacaannya (qird'ah), perbedaan-perbedaan

yang ada, kebanyakan berkisar pada beberapa tanda bacaan diakritikal yang

tidak berpengaruh sama sekali terhadap isi kandungan ayat-ayat itu. Setiap

Mupl.raf yang dicetak berpijak pada salah satu dari Tujuh Qtia-'rit,yang diikuti

secara seragam sejak awal hingga akhir. Tetapi Fltigel menggunakan semua

tujuh sistem bacaan dan memilih satu qird'ah di sana sini dengan tidak menentu

(tanpa alasan yang benar) yang hanya membuahkan ramuan cocktail tak

berharga. Bahkan Jeffery (yang dikenal tidak begitu bersahabat dengan tradisi

keislaman) malah bersikap sinis dengan menyebut,

Edisi Fliigel yang penggunaannya begitu meluas dan berulang kali di￾cetak, tak ubahnya sebuah teks yang sangat amburadul, karena tidak

mewakili baik tradisi teks ketimuran yang murni mau pun teks dari

berbagai sumber yang ia cetak, serta tidak memiliki dasar ilmiah yang

dapat dipertanggungj awabkan. I e

ri. Upaya Blachdre Merusak Al-Qur'en

Ketika menerjemahkan makna Al-Qur'an ke dalam bahasa Prancis (Le

Coran, 1949) Regis Blachdre bukan saja mengubah urutan srirah-surah A1-

Qur'6n, malah juga menambahkan dua ayat fiktif ke dalam batang tubuh teks.

Dia berpijak pada cerita palsu di mana, katanya, Setan yang memberi "wah5ru"

kepada Nabi Muhammad yang tampaknya tidak dapat membedakan antara

Kalam Allah dan ucapan mantra-mantra orang kafir seperti tercatat dalam

cerita itu. Tak satu pun jaringan transmisi bacaan maupun 250,000 manuskrip

Al-Qur'dn yang masih ada memasukkan dua ayat itu di mana secara ke￾seluruhan berseberangan dengan setiap naskah yang terdahulu dan berikutnya,pada dasarnya, bertentangan dengan inti Al-Qur'in yang sesungguhnya.20

Dengan diberi label '20 bis' dan'20 tef , ayat-ayat palsu itu merupakan

seruan kepada kaum Muslimin untuk mengagungkan berhala masyarakat

Mekah Jahiliah.2r Lihat Gambar 18.1.

Berita bohong ini terbukti mampu menyulut ghirah yang memukau bagi

kalangan Orientalis dalam melepas cerita selanjutnya pada pihak lain. Ter￾jemahan Sirat lbn lslaq (sebuah biografi awal tentang Nabi Muhammad yang

amat meyakinkan) telah diterbitkan berulang kali di dunia Islam sejak tahun

1967. Dalam terjemahannya, ia menggunakan ketidakjujurannya yang terlalu

banyak untuk dihitung; di antaranya ia memasukkan dua halaman dari salah

satu karya a!-!abari, tempat ia menceritakan dongeng bohong itu semata-mata

hanya dorongan rasa ingin tahu. Guillaume tidak pemah menunjukkan catatan

kaki secara jelas, hanya dengan menggapai kutipan itu dalam tanda kurung dan

tidak memisahkan dari batang tubuh naskah teks utama, yang didahului pe￾nyisipan tanda huruf T yang digunakan dengan semangat membara tanpa di￾sertai penjelasan. Uraian yang berkepanjangan (dua halaman) diambil dari per￾lakuan yang serupa,22 dan akibatnya komunitas Muslim yang kurang terpelajar

menganggapnya sebagai kebenaran dari cerita fiktifmusyrik tersebut dan tanpa

disengajamau menerimasebagai bagian karya sejarah Ibn Ishdq yang sesungguhnya.

di Upaya Mingana Menrsak Al-Qur'en

Prof. Rev. Mingana, yang dianggap oleh sementara pihak sebagai 'ilmu￾wan ulung dalam bahasa Arab'23 sebenarnya masih memiliki pemahaman yang

rapuh serta belum memadai. Ketika menerbitkan 'Naskah Penting Hadith Bukhari

(An Important Manuscript of the Traditions of Bukhdri,)24 dalant beberapa

alinea, telah membuat beberapa kekacauan sebagai berikut: ketidaktepatan dalam

menyalin wa traddathani (ia malah menyalin wa khaddamani); Abu a|-Faill bin

dibaca dengan Abfi al-Muzaffa4 membuang perkataan muqdbalah; ketidak￾mampuan membaca sebagian kata-kata seperti al-ijdzah (dengan semau gue

dihapus seluruhnya); menambah huruf wau4, salah dalam menerjemahkan isti￾lah thana dan and, dan banyak lagi, dengan sederet kesalahan yang ia lakukan,

hanya menempatkan kedudukannya sebagai seorang ilmuwan tanggung.

Hadith al-Bukhdri (Traditions of Bukhdri) tentu merupakan sebuah

kompilasi hadith, saya menggunakannya sebagai suatu test. Kembali pada

perbedaan-perbedaan text Al-Qur'dn, kita temukan di sini bahwa Mingana juga

meninggalkan satu warisan, menerbitkan satu karya yang berjudul Leaves from

Three Ancient Qurdns, Possibly Pre-'Othmdnic with a list of their Variants.zs

Manuskrip yang asli adalah satu palimpsest. Palimpsest adalah manuskrip di

mana tulisan aslinya telah dihapus guna memberi peluang bagi tulisan baru

(penerjemah). yang terbuat dari kertas kulit halus: pada asalnya meng￾akomondasi ayat-ayat Al-Q