Rabu, 08 Januari 2025

Sejarah text alquran 10






 nama Hagar

"untuk menjadi istrinya", dan darinya lahirlah anak laki-laki pertamanya

Ismail. Kami mengambil kisah ini tiga belas tahun kemudian.

Kejadian 17 (Versi King lames)

I Dan Ketika Abram berusia sembilan puluh sembilan tahun, Tuhan

menampakkan diri kepadanya dan berkata, Akulah Tuhan yang Maha

Kuasa; berjalanlah mengikuti Aku, dan jadilah orang yang sempurna.

2 Dan Aku akan membuat perjanjian-Ku antara Aku dan engkau, dan

memberikan kepadamu keturunan yang banyak.

3 Kemudian sujudlah Abram: dan Tuhan berkata,4 Inilah perjanjian yang Ku-buat dengan engkau: dan engkau akan

menjadi bapak banyak bangsa.

5 Oleh karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham,

6 Dan Aku akan memberikanmu banyak anak-cucu, dan di antara mereka

akan ada yang menjadi raja-raja. Keturunanmu akan begitu banyak,

sehingga mereka akan menjadi banyak bangsa.

7 Aku akan memenuhi janji-Ku kepadamu dan kepada keturunanmu,

turun-temurun, dan perjanjian itu kekal, Aku akan menjadi Tuhanmu dan

Tuhan keturunanmu.

8 Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, tanah ini,

yang engkau diami sebagai orang asing, seluruh tanah Kanaan akan

menjadi milik anak cucumu untuk selama-lamanya; dan Aku akan

menjadi Tuhan mereka.

9 Tuhan berkata kepada Abraham, Engkau pun harus setia kepada

perjanj ian-Ku, baik engkau maupun keturunanmu turun-temurun.

l0 Ini adalah perjanjian-Ku, yang harus kautaati, antara Aku dan engkau

dan keturunanmu; Setiap anak laki-laki dari keturunanmu harus disunat￾I I Dan engkau akan menyunat daging kulupmu; dan sunat ini akan

menjadi sebuah tanda perjanjian antara Aku dan engkau.

14 Setiap laki-laki yang tidak disunat, ruhnya akan diputus dari

masyarakatnya; karena dia telah melanggar perj anj ian-Ku.

15 Dan Tuhan berkata kepada Abraham, Mengenai Sarai istrimu, engkau

jangan lagi memanggilnya Sarai, mulai sekarang namanya Sarah.

16 Aku akan memberkatinya dan ia akan melahirkan seorang anak laki￾laki yang akan Kuberikan kepadamu. Ya, aku akan memberkatinya, dan

ia akan menjadi ibu leluhur bangsa-bangsa. Di antara keturunannya akan

ada raja-raja.

l7 Lalu sujudlah Abraham, tetapi tertawa, dan berkata dalam hati, Mana

mungkin seorang laki-laki yang sudah berumur seratus tahun mendapat

anak? Mana mungkin Sarah melahirkan pada usia sembilan puluh tahun?

l8 Dan berkatalah Abraham kepada Tuhan, Sebaiknya Ismael saja yang

menjadi ahli warisku.

19 Tetapi Tuhan berkata, Tidak, Sarah istrimu akan melahirkan anak laki￾laki; dan engkau akan memanggilnya Ishak: dan Aku akan setia kepada

perjanjian-Ku dengan anak itu dan dengan keturunannya untuk se￾lamanya.

20 Tetapi Aku mengabulkan juga permohonanmu mengenai Ismael:

Karena itu dia akan Kuberkati dan Kuberi keturunan yang banyak. Ia

akan menjadi leluhur dua belas kepala suku, dan keturunannya akan

Kujadikan suatu bangsa yang besar.2l Tetapi pelanjianku akan Kuikat dengan Ishak, anakmu yang akan

dilahirkan oleh Sarah, tahun depan kira-kira pada waktu seperti ini.

22 Setelah selesai berkata begitu, Tuhan meninggalkan Abraham.

23 Pada hari itu juga, Abraham menyunatkan Ismael anaknya,dan semua

orang laki-laki dalam rumahnya, termasuk para hamba yang lahir di

dalam rumahnya, maupun yang dibelinya, sebagaimana telah diperintah￾kan Tuhan.

25 Dan Ismael anaknya, berumur tiga belas tahun ketika disunatkannya.

26 Abraham dan Ismael anaknya, disunat pada hari yang sama.t2'

Pembaca yang objektif akan menangkap sebuah problem dari narasi ini.

Tuhan berjanji, menegaskan, dan meyakinkan Abraham berulang-ulang me￾ngenai pe{anjian-Nya, yar,g simbolnya adalah sunat. Sekarang, anak laki-laki

satu-satunya yang dimiliki Abraham pada waktu itu adalah Ismael, seorang

anak lakiJaki berumur tiga belas tahun, dan ayah maupun anak disunat pada

hari yang sama. Terlepas dari apakah Ismael disunatkan atau tidak, bagaimana

pun juga dia sepenuhnya disingkirkan dari perjanjian itu - dan tanpa alasan

yang bisa dimengerti. Tuhan menyingkirkan seorang anak laki-laki dari

perjanjian-Nya dengan melawan perintah-Nya sendiri.

Kembali kepada Kejadian, dalam 17:16-21Abraham diberi kabar gem￾bira bahwa sarah akan mempunyai seorang anak bernama Ishak "tahun depan

kira-kira pada waktu seperti ini". Tapi pada pasal l8 kita baca:

l0 Dan [Tuhan] berkata, Aku tentu akan kembali kepadamu pada suatu

masa nanti; dan pada waktu itu, Sara istrimu akan mendapat anak laki￾laki. Pada saat itu Sarah sedang mendengarkan di pintu kemah, di

belakang tamu itu.

I I Adapun Abraham dan Sarah sudah sangat tua, dan Sarah sudah mati

haid.

12 Sebab itu Sarah tertawa dalam hatinya dan berkata, Aku yang sudah

tua dan layu begini, mana mungkin masih ingin campur dengan suamiku,

lagi suamiku pun sudah tua juga?

13 Lalu Tuhan bercakap kepada Abraham, Mengapa Sarah tertawa dan

meragukan apakah ia masih bisa melahirkan anak pada masa tuanya?

14 Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Pada waktu yang telah

ditentukan Aku akan kembali kepadamu, dan Sarah akan mendapat anak

laki-1aki.Berita itu membuat Sarah terkejut luar biasa yang sehingga mendadak

tertawa. Akan tetapi diskusi yang sama ini pernah terjadi dalam pasal se￾belumnya: Tetapi Tuhan berkata, Tidak, Sarah istrimu akan melahirkan anak

laki-laki; dan engkau akan memanggilnya Ishak: dan Aku akan setia kepada

perjanjian-Ku dengan anak itu dan dengan keturunannya untuk selamanya. Jika

narasi itu telah menegaskan, maka Sarah tak ada alasan untuk terkejut di dalam

pasal yang berikutnya. Bahwa dia ternyata benar-benar tidak punya pengeta￾huan sebelumnya tentang peristiwa ini menunjukkan bukti kuat bahwa telah

terjadi interpolasi (tafuil) yang disengaja terhadap ayat-ayat dalam Kejadian l7

ini, yang tujuannya untuk menyingkirkan Ismael dari perjanjian Tuhan terlepas

dia disunakkan atau tidak.

Mari kita alihkan perhatian kita kepada Josephus. Awalnya dia men￾jelaskan Ismael sebagai anak laki-laki pertama Abraham, kemudian tiba-tiba

mengklaim Ishak sebagai anak laki-laki Abraham yang sah, dan keturunan

satu-satunya.r26 Atas dasar apakah Ishak menjadi anak laki-laki yang sah

dengan mengesampingkan Ismael? Apakah hal itu berimplikasi bahwa Ismael

menjadi anak yang tak sah, dan (kemudian) Abraham berzina? Tujuan Josephus

tidak jelas, yang jelas hanyalah bahwa dia merefleksikan ketidaksukaan PL

terhadap Ismael-suatu ketidaksukaan yang juga terbaca secara telanjang di

beberapa ayatyang lain. Dalam Kejadian 22:2kita dapatkan:

Dan Tuhan berkata, Pergilah ke tanah Moria dengan Ishak, anakmu yang

tunggal, yang sangat kaukasihi; di situ, di sebuah gunung yang akan

Kutunjukkan kepadamu, persembahkan anakmu sebagai kurban bakaran

kepada-Ku.

Bagaimana mungkin Ishak menjadi satu-satunya anak laki-laki, padahal

Ismael waktu itu paling tidak berusia tiga belas tahun? 'Paling terkasih'

mungkin bisa dipahami, karena dua anak jelas tak mungkin sama. Dan jika ayat

ini mengisyaratkan bahwa Ishak adalah anak satu-satunya yang sah, karena ibu

Ismael adalah seorang hamba, maka bagaimana dengan dua belas anak laki-laki

Yakub, yang semua mempunyai status yang sama sebagai nenek-moyang dua

belas suku. bangsa Israel, terlepas apakah mereka lahir dari istri atau gundik?

Menurut hemat saya ini adalah kasus lain perubahan teks dalam PL yang sangat

jelas, yang barangkali termotivasikan oleh kebencian bangsa Israel yang luar

biasa terhadap anak cucu Ismael. Animositi ini kelihatan begitu lebih mencolok

dalam Mazmur 83, yang beberapa ayatnya di sini disuguhkan menurut Versi

Revisi Standar (Revised Standard Version):I Ya Tuhan, janganlah membisu, jangan berpangku tangan dan tinggal

diam.

2 Lihatlah, musuh-Mu bergolak, orang-orang yang membenci Engkau

berontak.

4 Kata mereka, Mari kita hancurkan bangsa Israel, supaya nama mereka

tak diingat lagi.

5 Ya, mereka membudt rencana licik dan bermufakat melawan Engkau -

6 bangsa Edom dan Ismael, orang-orang Moab dan Hagar,

7 bangsa Gebal, Amon dan Amalek....

13 Ya Tuhanku, hamburkanlah mereka seperti debu, seperti jerami yang

ditiup angin.

17 Biarlah mereka selamanya dipermalukan dan ketakutan, biarlah

mereka mati dalam kehinaan.r2T

Bisakah para juru tulis Yahudi, dengan memendam kebencian yang

demikian historis terhadap anak cucu Ismael, menunjukkan kemurahan (atau

bahkan keadilan atau kejujuran) terhadap Ismael sendiri dalam mentrans￾misikan teks PL? Ataukah mereka menganggap Ismael sebagai 'tak dipe￾ranakkan' (unbegotten), inferior, dan dalam proses ini menaikkan derajat dan

citra nenek-moyang mereka sendiri, Ishak, selama memang ada kesempatan

untuk berbuat seperti iturtza Kemungkinan-kemungkinan seperti ini layak

mendapat perhatian yang serius.

Dikucilkan dari perjanjian, bagaimana pun juga, bukanlah hanya nasib

Ismael, melainkan juga masih yang harus diterima separuh kerabat Ishak, se￾bagaimana bisa dilihat dari dimasukkannya 'Edom' kedalam ayat 6 di atas.

Berdasarkan pada PL, Ishak mempunyai dua anak laki-laki)2e (a\ Esau (atau

Edom), yang dilahirkan perrama kali dari rahim, dan (b) yakub, yang

merupakan nenek-moyang dua belas suku Israel.

cukup mengundang tanda tanya, yakob berhasil menipu saudara laki￾lakinya dua kali: pertama ketika menolak memberikan sup kacang merah

kepada Esau kecuali jika ia melepaskan haknya sebagai anak yang lahir per￾tama, padahal dia sedang dalam keadaan terancam kolaps akibat kelaparan;r30

kedua, ketika Yakob dan ibunya mencuri pemberkatan yang sebetulnya di￾maksudkan untuk Esau dengan menipu Ishak secara licik, melibatkan rambut

palsu karena tangan Esau berambut lebih tebal daripada tangannya.13r Meski￾pun dengan cara penipuan seperti ini, keturunan Yakob dianggap sebagai

nenek-moyang suku-suku Israel sementara anak-cucu Esau tidak mempunyai

bagian apa pun.

Orang-orang Israel sadar bahwa orang-orang Edom adalah kerabat dekat

mereka dan lebih tua... [Perseteruan antara Esau dan Yakob] adalah

refleksi aktual hubungan bermusuhan orang-orang Edom dan Israel, yang

sebagian besarnya disulut oleh yang kedua.r32

Dengan perseteruan historis yang terus berkecamuk ini, barangkali tidak

mengherankan bahwa kata-kata final Tuhan kepada Musa melompati nama￾nama Ismael dan Esau:

Musa, Inilah negeri yang Kujanjikan kepada Abraham, Ishak, dan Yakob

untuk diserahkan kepada keturunan mereka. Aku memperlihatkannya kepada￾mu, tetapi tidak mengizinkan engkau menyeberang Yordania dan masuk ke

sana.133

Pada tahap pertama Ismael diusir dari perjanjian, dengan alasan Tuhan

telah merencanakan demikian agar memasukkan keturunan Abraham hanya

melalui Ishak saja. Selanjutnya, bahkan ini pun tak sepenuhnya benar, karena

separoh keturunan Ishak dicampakkan dari perjanjian melalui upaya licik

Yakob, yang dengan begitu memperoleh perjajian untuk dirinya sendiri dan

kedua belas anaknya - baik lahir dari istri maupun gundik.r3a Pengucilan Ismael

beserta keturunannya, dan Esau beserta keturunannya, tampaknya merupakan

sebuah pemalsuan sistematis yang berasal dari sumber-sumber yang sangat

memihak pada Yakob dan keturunannya saja.

Jika seseorang berdalih bahwa oleh karena perjanjian adalah kasih sayang

dan hadiah Tuhan, maka Tuhan mempunyai hak penuh untuk memberikannya

kepada siapa saja dan mengecualikan siapa saja yang Ia inginkan. Akan tetapi

pengecualian yang menimpa Ismael dan Esau tidak sesuai dengan proklamasi

Tuhan sendiri: "Dan Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunan￾mu, tanah ini, yang sekarang engkau diami sebagai orang asing, seluruh tanah

Kanaan, untuk selama-lamanya." l35 Fakta historis adalah bahwa 'seluruh tanah

KanaaR' tidak dikuasai orang Israel lebih dari 250 tahun, bermula dari masa Daud (+ 1000-962 S.M.) dan berakhir dengan penyerahan Samara dan jatuhnya

kerajaan Israel utara (721 S.M.). Janji Tuhan mengenai kepemilikan abadi,

dalam hal ini, jelas-jelas bertentangan dengan realitas sejarah. Seseorang harus

menafikan salah satunya, proklamasi Tuhan atau ayat-ayat palsu yang me￾ngusir Ismael dan keturunannya. Dan jika kita pilih menafikan yang kedua

maka janji Tuhan benar-benar telah terpenuhi, karena Kanaan senantiasa dalam

kepemilikan Anak cucu Abraham.

Sebuah bagian singkat dari Kejadian l3 menjelaskan lebih lanjut ide ini:

14 Setelah Lot pergi, Tuhan berkata kepada Abraham, Dari tempat

engkau berdiri itu, pandanglah baik-baik ke segala arah, utara, selatan,

timur, dan barat:

15 Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu seluruh

tanah yang engkau lihat itu supaya menjadi milikmu selama-lamanya.

16 Aku akan membuat keturunanmu sangat banyak laksana debu tanah:

sehingga orang sanggup menghitung mereka. Sebagaimana orang tak

dapat menghitung debu di tanah, demikian juga keturunanmu tidak akan

dapat dihitung.r36

Bagian ini, dan yang serupa di dalam Kejadian 15, memberikan bobot

tambahan mengalahkan ayat-ayat bikinan dalam Kejadian 17. Sepanjang

sejarah, bangsa lsrael jauh lebih sedikit dibanding bangsa Arab, anak cucu

Ismael, sehingga sebutan 'debu tanah' tidak bisa digunakan untuk mendes￾kripsikan hanya mereka saja. Sejarah memaksa kita untuk memandang peng￾ucilan Ismael dari Perjanjian Tuhan sebagai sebuah distorsi yang disengaja

yang disulut oleh sikap prejudis.

9. Kesimpulan

Dalam masa berabad-abad yang berselang antara naiknya Musa ke

Gunung Sinai dan standardisasi akhir sebuah teks Ibrani, teks itu tidak bisa

terelakkan dari kesalahan-kesalahan, perubahan-perubahan, dan pemalsuan￾pemalsuan dengan tidak adanya mukjizat. Dan memang, setiap wajah sejarah

Israel agaknya menegaskan bahwa tidak pernah ada mukjizat seperti itu. Kita

dapat dengan mudah mengamati bahwa situasi politik di Palestina, bahkan

dalam masa hadirnya sebuah negara Yahudi yang bersatu pun, tidaklah meng￾untungkan bagi perkembangbiakan PL yang dapat dianggap patut dan sakral;

jarang sekali seorang raja memberikan kecintaan dan ketulusan kepadanya,malahan mayoritas raia-raja itu mendirikan patung-patung dan sebagian bah￾kan melakukan ritual-ritual pagan korban anak dsb.. Di atas itu semua, teks itu

sendiri menghilang berulang-ulang, dan selama berabad-abad pada suatu waktu.

Dasar-dasar budaya kesusastraan dan keagamaan Yahudi itu sendiri

berasal dari masyarakat-masyarakat lain, yang menyebabkan infiltrasi lebih

jauh ke dalam PL mulai dari permulaan sejarah bangsa Israel yang paling awal.

Misalnya: (a) bahasa Ibrani dipinjam dari bangsa Funisia; (b) orang-orang

Yahudi tidak mengembangkan tulisan mereka sendiri, tapi sekadar menye￾suaikannya dengan Aram dan Asyur; (c) sistem diakritik Taurat Ibrani di￾pinjam dari bahasa Arab; (d) Kitab Perjanjian (secara umum Keluaran 20:22-

23:19) kemungkinan diadaptasi dari Kode Hammurabi, dan seterusnya.

Teks itu sendiri masih senantiasa cair (fluid) sampai abad ke-10 M.,

hampir 2300 tahun setelah wafatnya Musa: cair dalam arti bahwa teks itu masih

terbuka untuk perubahan-perubahan sesuai dengan justifikasi doktrinal yang

cukup. Dan sekali perubahan itu sempurna, yang asli jadi 'cacat' dan dirusak,

yang sehingga menghapus semua jejak yang mungkin mengantarkan kembali

kepada sesuatu yang lebih tua dan utuh.

Memperhatikan Al-Qur'dn, kita mencatat ayat:

"Mereka yang mengikuti seorang Rasul, Nabi yang buta huruf, yang

mereka temukan tertulis dalam [kitab-kitab suci]mereka, dalam Taurat

dan Injil..."

yang secara eksplisit menyatakan bahwa bahkan teks-teks PL dan PB

yang telah diubah pun mengandung referensi-referensi tentang nabi yang akan

datang. Referensi-referensi semacam itu telah dilihat oleh beberapa Sahabat

Nabi dan para khalifah,l3S tetapi sejak itu kemudian dibersihkan Secara besar￾besaran.llg

Saya akan mengakhiri pasal ini dengan dua kutipan yang menarik:

Mitos sentral Yudaisme klasik adalah kepercayaan bahwa Kitab-kitab

Suci kuno merupakan wahyu ketuhanan, tapi hanya sebagian darinya. Di

Sinai Tuhan telah menyampaikan wahyu dobel: bagian tertulis yang diketahui semua, dan bagian yang hanya dipelihara oleh para pahlawan

besar skriptural, dan disampaikan oleh para nabi kepada para leluhur pada

masa lalu yang tidak jelas, dan akhirnya secara terbuka disampaikan

kepada pararabi yang menulis Talmud Palestina dan Babilonia.laO

Dengan material [Qumran] berada di tangan mereka, para ahli yang

concem dengan kajian teks... bertugas membuktikan bahwa sebenarnya

teks itu masih senantiasa tidak berubah selama dua ribu tahun yang

lalu.lal

Berdasarkan sejarah PL, sebagaimana yang telah kita lihat, pemyataan￾pernyataan di atas tidak lebih daripada sekadar angan-angan (wishfu| of

thoughts) belaka.

Dalam paragraf-paragraf dan halaman-halaman ini, terdapat banyak hal

yang bisa dikontraskan dengan penghormatan orang Islam terhadap Al-Qur'6n,

meskipun pembaca yang tanggap tentu telah melakukannya, dan sebetulnya

masih ada santapan bagi pemikiran yang lebih banyak lagi ketika kita men￾cermati PB berikut ini.

SEIARAH AWAL KRISTEN: SELAYA}IG PANDANG

Penganut Trinitas meyakini bahwa seorang perawan menjadi ibu seorang

anak yang merupakan penciptanya.l

Membuktikan eksistensi seorang Yesus historis (historical Jesus) hampir

tidak mungkin; ada beberapa teolog Kristen sekarang yang percaya kepada

seorang Yesus berdasarkan iman kepada seorang tokoh yang hidup secara

aktual dalam sejarah.2 Jadi, saya akan mulai pasal ini dengan pertanyaan, apa￾kah Yesus pernah ada? Dan jika ya, bukti apakah yang kita miliki dari sumber￾sumber non-Kristen (kriteria "revisionis" yang sama dibuat oleh sarjana￾sarjana Yudeo-Kristen melawan Islam)? Apa kata sebagian orang Kristen

mengenai Yesus? Hal ini akan banyak memberikan penerangan tentang betapa

sedikitnya yang diketahui tentangnya dan tentang ketidakjelasan yang menye￾limuti kalangan-kalangan Kristen awal. Juga, apakah risalah dia yang sebenar￾nya? Apakah risalah ini telah hilang pada tahap-tahap awalnya dan tak bisa

dikembalikan lagi ataukah masih terpelihara utuh di dalam sebuah artikel  yang

terinspirasikan? Ini adalah sebagian dari pertanyaan-pertanyaan dan topik￾topik yang ingin saya garap dalam pasal ini.

L. Apakah Yesus Pemah Ada?

Isu mendasar pertama yang mesti dimunculkan adalah apakah Yesus

benar-benar merupakan sebuah figur hidup yang nyata. Orang-orang Islam

tanpa ragu-ragu beriman kepada eksistensi Yesus, kelahirannya dari Perawan

Suci Maryam dan perannya sebagai salah seorang dari nabi-nabi mulia yang

diutus kepada orang-orang Yahudi. Beberapa sarjana Kristen justru lebih

banyak ragu tentang historisitas Yesus.

Selama tiga puluh tahun yang lalu para teolog semakin kuat mengakui

bahwa tidak mungkin lagi menulis sebuah biografi Yesus, sebab

dokumen-dokumen yang lebih awal dari kitab-kitab Injil hampir tidak

menerangkan sama sekali tentang kehidupannya, sementara itu kitab￾

kitab Injil hanya menyuguhkan 'Kerygma' atau proklamasi keimanan,

dan tidak sejarah Yesus.3

l. Referensi-Referensi tentang Yesus dalam artikel -artikel  Non-Kristen

daxi Abad Pertama

Tulisan-tulisan sejarawan Yahudi Josephus (t 100 M.), yang meliputi

masa sampai dengan tahun 70 M., memang benar-benar memuat dua bagian

mengenai Yesus Kristus. Bagian yang lebih panjang dari keduanya sangat jelas

merupakan interpolasi atau penambahan Kristen, karena merupakan "sebuah

deskripsi yang menyala-nyala yang tak mungkin ditulis oleh seorang yahudi

ortodoks."4 Sedangkan bagian yang kedua telah diteliti oleh Schuror, Zahn,

von Dobschutz, Juster, dan beberapa sarjana yang lain, dan mereka meng￾anggap kata-kata "saudara laki-laki Yesus, yang disebut Kristus" sebagai se￾buah interpolasi lebih lanjut.5 satu-satunya referensi pagan yang masih disebut

secara umum adalah statemen Tacitus,

bahwa orang-orang Kristen 'mengambil nama dan asal mereka dari

Kristus (Christ), yang, pada masa pemerintahan Tiberius, telah me￾ninggal dunia karena hukuman yang dijatuhkan oleh prokurator pontius

Pilate.' Tacitus menulis ini sekitar tahun 120 M., dan sejak itu orang￾orang Kristen sendiri menjadi percaya bahwa Yesus telah mati dengan

cara seperti ini. Saya berusaha menunjukkan... bahwa di sana terdapat

alasan-alasan yang bagus untuk menduga bahwa Tacitus hanyalah

mengulang apayangwaktu itu merupakan pandangan Kristen, dan bahwa

dia oleh karena itu bukanlah seorang saksi yang netral.6

li. Kristus Historis di Lingkungan Kristen

Jadi, kita saksikan bahwa membuktikan Yesus sebagai seorang figur

historis menggunakan sumber-sumber utama adalah mustahil. Berasumsi bahwa

dia benar-benar telah berjalan di bumi, dan merupakan sebuah figur sentral

dalam Ketuhanan, maka agaknya natural belaka bahwa komunitas Kristen

harus memelihara segala informasi berkenaan dengannya. Seperti layaknyaseorang figur sport masa kini atau bintang film internasional, segala tetek￾bengek yang berhubungan dengannya mesti dikoleksi, dipelihara, clicermati,

dan disimpan. Akan tetapi, realitasnya sangat berlawanan.

Kehidupan Yesus: Sumber-Sumber Sekunder

Pengaruh Yesus Kristus pada peradaban Barat tidak dapat dikalkulasi,

dan dengan begitu mengumpulkan material-material tentang kehidupannya dan

ajaran-ajarannya bukanlah permasalahan yang esensial sekali bagi sarjana

modern. Akan tetapi pekerjaan ini diliputi dengan banyak kesulitan. Material

sumbernya hanya terbatas pada Perjanjian Baru (PB), dan lebih spesifik lagi

pada empat Injil. Karena utamanya ditulis untuk mengonversi orang-orang

kafir (menjadi Kristen) dan memperteguh orang beriman, Injil-injil ini gagal

memberikan banyak hal tentang informasi historis yang krusial yang dibutuh￾kan para penulis biografi. Dengan demikian, karya-karya itu terbuka untuk ber￾bagai interpretasi, dan para interprefer (penafsir) sering melakukan kesalahan

melihat teks melalui filter keyakinan masing-masing mengenai Yesus, mene￾mukan di dalam teks persis seperti apa yang semula ingin mereka temukan.T

Sumber-sumber kanonikal ini, empat Injil dan kitab-kitab PB yang lain,

sangat tidak lengkap dan tidak memungkinkan kompilasi objektif tentang se￾buah biografi yang utuh. Pada kenyataannya, kehidupan Yesus hanya dianggap

relevan sepanjang mendukung dogma Kristen; dengan hanya segenggam dari

beberapa bagian Injil yang ditekankan dalam konggregasi (sebagaimana yang

diamati Maurice Bucaille),8 tertarik tentang historis Yesus paling sekadar

tambahan.

Herman Reimarus, Profesor Bahasa-bahasa Timur di Hamburg pada

masa 1700-an, merupakan orang pertama yang berusaha merekonstruksi

kehidupan historis Yesus.g Sebelum Reimarus, "Satu-satunya biografi Yesus.'.

yang penting bagi kita disusun oleh seorang Yesuit dalam bahasa Persi."ro

Biografi ini ditulis pada paruh kedua tahun 1500 dan didesain secara spesifik

untuk kebutuhan Akbar, Emperor Moghul. Biografi ini adalah,

sebuah pemalsuan cerdik mengenai kehidupan Yesus di mana peng￾hapusan-penghapusan dan penambahan-penambahan yang diambil dari

Apocrypha, diilhami oleh tujuan satu-satunya, yaitu menyuguhkan

kebesaran Yesus kepada seorang penguasa yang open-minded, yang

mana tidak boleh ada sesuatu apa pun yang melukai perasaannya.ll

Kondisi karya yang meragukan ini tidak menghalanginya untuk diter￾jemahkan ke dalam bahasa Latin satu abad berikutnya oleh seorang teolog

Gereja Pembaruan yang ingin mendiskreditkan Katolik.l2 Oleh karena itu,

usaha pertama pada biografi, ditulis enam belas abad penuh setelah kehidupan

aktual Yesus yang menapaki lorong-lorong berliku-liku Yerusalem, adalah

tidak lebih dari sebuah teks misionaris yang secara historis invalid yang telah

menjadi bidak lain dalam perang doktrinal antara Katolik dan Protestan.

Bahkan sarjana-sarjana berikutnya telah gagal menyusun sebuah biografi yang

viable. Tampaknya setelah hilangnya Injil yang asli,r3 dalam masa dua ribu

tahun ini tidak ada satu pun usaha yang berhasil mengompilasi sebuah gam￾baran ringkas historis tentang Yesus. Robert Funk menjelaskan masalah ini

sebagai berikut:

Sejauh yang bisa saya temukan, tak seorang pun yang pemah menyusun

[sebuah] daftar tentang semua kata-kata yang dihubungkan atau di￾nisbatkan kepada Yesus dalam masa tiga ratus tahun pertama menyusul

kematiannya.... Di antara artikel -artikel  ilmiah yang ditulis tentang Yesus

pada sekitar abad yang lalu... saya tidak dapat menemukan satu pun daftar

yang kritis tentang ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan (Yesus)...

Tidak ada satu pun [di antara kolega saya] yang menyusun sebuah daftar

kasar (mengenai Yesus)... [padahal] kebanyakan dari mereka memberi

kuliah atau menulis tentang Yesus hampir setiap harinya.la

Setelah dua puluh abad material historis itu masih senantiasa sangat kurang

yang untuk membuat sketsa sebuah kerangka dasar saja menjadi problematika,

kecuali jika seseorang memilih mengabaikan historisitas dan sebagai gantinya

hanya bersandar pada "Yesus keimanan" (,Iesus of faith) seperti yang ter￾gambar dalam PB.Kekurangan informasi ini begitu meluas sampai-sampai kita tidak tahu

banyak tentang sifat-sifat Yesus yang paling fundamental. Jika daftar lengkap

mengenai ucapan-ucapannya saja tidak pernah diketahui para pengikutnya,

apakah para sarjana bersepakat tentang bahasa tertentu yang mungkin dahulu

digunakan Yesus dalam ucapan-ucapannya? Kitab-kitab Injil, begitu juga

penulis-penulis Kristen dahulu maupun kini, telah gagal memberi jawaban

yang pasti. Di antara dugaan-dugaan para sarjana awal dalam hal ini, kita

mempunyai: dialek Galil bangsa Kaldan (J.J. Scalinger); Suriah (Claude

Saumaise); dialek Onkelos dan Jonathan (Brian Walton); Yunani Kuno

(Vossius); Ibrani (Delitzsch dan Resch); Aram (Meyer); dan bahkan Latin.

(Inchofer, sebab "Tuhan tidak boleh menggunakan bahasa lain apa pun di

bumi, karena ini adalah bahasa orang-orang suci di langit").16

iv. Kristus: Sifat-sifat Moral Tuhan?

Kristus dikatakan sebagai salah satu dari tiga unsur Ketuhanan (Godhead).

Siapa pun yang masuk ke sebuah gereja, gereja mana pun yang diakui secara

tradisional, bagaimana pun juga akan segera melihat absennya dua per tiga dari

Ketuhanan ini secara telanjang, dengan hanya figur satu-satunya yang

terpampang, Yesus. Bapak dan Roh Tuhan telah dilupakan hampirsepenuhnya,

dan sebagai gantinya Yesus Kristus mendapatkan kedudukan terkemuka.

Meskipun peran yang besar ini, perlakuan terhadapnya oleh sebagian penulis

Kristen meninggalkan noda-noda hitam dalam warisannya, yang sehingga

menjadi sulit untuk menerimanya sebagai seorang figur yang secara universal

dicintai orang-orang Kristen-atau setidaknya sebagai seseorang yang

moralitasnya mereka anggap pantas diikuti.

a) Canon Montefiore: Yesus Seorang Gay?

Berbicara tentang Yesus pada konferensi the Modem Churchmen di

Oxford, 1967, Canon Hugh Montefiore, Pendeta Great St. Mary, Cambridge,

menyatakan:

Kawan-kawannya adalah perempuan, tapi dia mencintai laki-laki. Satu

fakta yang mencolok adalah bahwa dia tidak kawin, dan kaum lelaki yang

tidak kawin biasanya memiliki satu dari tiga sebab: mereka tidak mampumenempuhnya; tidak terdapat gadis; atau mereka secara natural homo￾seksual.lT

b) Maxtin Luther: Yesus Berzina Tiga I(ali

Martin Luther juga menegasikan image Yesus yang suci. Ini bisa

ditemukan dalam Table-Talk-nya Luther,l8 yang autentisitasnya tidak pernah

diragukan meskipun bagian-bagian tertentu mempermalukan. Arnold Lunn

menulis:

Weimer menyitir satu nukilan dai Table-Tall< di mana Luther menyata￾kan bahwa Kristus berzina tiga kali, pertama dengan perempuan di

sumur, kedua dengan Mary Magdalena, dan ketiga dengan perempuan

yang diambil dalam perzinaan, "Yang dia lepaskan begitu saja. Dengan

demikian, Kristus yang begitu suci telah berzina sebelum meninggal."re

2. Murid-Murid Yesus

Mari kita buang tuduhan-tuduhan ini sekarang dan mencermati PB.

Barangkali sangat baik memulai diskusi ini dengan mengulas beberapa pe￾ristiwa utama menjelang hari-hari akhir hayat Yesus (sebagaimana dijelaskan

dalam empat Injil). Sebagai hasil karya keimanan, Injil-injil itu berusaha

menggambarkan kedamaian batin Yesus secerah mungkin, sebagaimana yang

seharusnya dilakukan. Mari kita teliti gambar-gambar ini untuk mengetahui

dengan pasti bukan sifat-sifat Yesus, tapi sifat-sifat para muridnya yang me￾mikul beban menyebarluaskan pesan Yesus. Berdasarkan gambar-gambar

mereka di dalam Injil kita akan dapatkan satu ide yang konkret bagaimana PB

memandang dirinya sendiri, karena orang-orang ini merupakan cikal-bakal

(nucleus) yang melaluinya agama Kristen bersemi.

Matius 26 (Contemporary English Version)

20-21 Sementara Yesus makan [hidangan Paskah] bersama dengan dua

belas muridnya petang itu, dia berkata, "Seorang dari antara kalian akan

menyerahkan aku kepada musuh-musuhku.22 Murid-murid menjadi sangat sedih, dan seorang demi seorang berkata

kepada Yesus, "Tentu bukan saya yang Bapak maksudkan."

23 Dia menjawab, "Orang yang makan bersama saya dari tempat makan

yang sama akan mengkhianatiku."...

25 Yudas berkata, "Bapak Guru, tentu bukan saya yang Bapak maksud￾kan!" Yesus menjawab, "Begitulah katamu!" Tapi kemudian, Yudas

benar-benar mengkhianatinya.

3l Yesus berkata kepada murid-muridnya, "Pada malam ini juga kamu

semua akan lari meninggalkan aku, karena dalam Alkitab tertulis,

'Aku akan membunuh gembala itu, dan kawanan dombanya akan

tercerai-berai.'

32Tetapi setelah aku dibangkitkan kembali, aku akan mendahului kalian

ke Galilea."

33 Petrus berkata, "Biar semua

tidak!"

meninggalkan Bapak, saya sekali-kali

34 Yesus menjawab, "Saya ingatkan bahwa sebelum

malam ini juga, engkau tiga kali mengingkari aku."

35 Tetapi Petrus berkata, "Sekalipun saya harus mati bersama Bapak,

saya tidak akan berkata bahwa saya tidak mengenal Bapak." Dan semua

murid yang lain berkata begitu juga.

36 Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-muridnya ke suatu tempat yang

bernama Getsemani. Ketika sampai di sana ia berkata kepada mereka,

"Duduklah di sini sementara aku pergi berdoa."

37 Lalu ia mengajak Petrus dan kedua saudara lakiJaki (anak Zabedeus),

James dan Yohanes, pergi bersama-sama dengan dia. Ia merasa sedih

sekali dan gelisah,

38 dan ia berkata kepada mereka, "Aku sangat sedih serasa akan mati

saja. Tinggallah di sini dan turutlah berjaga-jaga dengan aku."

39 Kemudian Yesus pergi lebih jauh sedikit. Lalu ia tersungkur ke tanah

dan berdoa, "Bapa, kalau boleh, janganlah membuatku menderita dengan

membuatku minum dari gelas irii. Tetapi lakukan apa yang Engkau

inginkan, dan bukan yang aku inginkan."

40 Yesus kembali dan mendapati murid-muridnya sedang tidur.

Kemudian ia berkata kepada Petrus, "Hanya satu jam saja kalian bertiga

tidak dapat berjaga dengan aku?

4l Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kalian jangan mengalami

cobaan. Memang kalian mau melakukan yang benar, tapi kalian lemah."

42 Sekali lagi Yesus pergi berdoa, katanya, "Bapa, kalau penderitaan ini

harus aku alami, dan tidak dapat dielakkan, biarlah kemauan Bapa yang

jadi."

43 Yesus kembali lagi dan mendapati mereka masih juga tidur, karena

mereka terlalu mengantuk.

44 Sekali lagi Yesus meninggalkan mereka untuk berdoa dengan

mengucapkan kata-kata yang sama.

45 Akhirnya, Yesus kembali kepada murid-muridnya dan berkata,

"Masihkah kalian tidur dan istirahat? Lihat, sudah tiba waktunya Anak

Manusia diserahkan kepada kuasa orang-orang berdosa."...

47 Sementara Yesus masih berbicara, Yudas sang pengkhianat itu datang.

Dia adalah seorang dari kedua belas murid, dan bersama-sama dengannya

datang juga banyak orang yang membawa pedang dan pentungan.

Mereka disuruh oleh imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin

Yahudi.

48 Yudas sudah memberitahukan kepada rnereka sebelumnya, "Orang

yang saya cium, itulah orangnya, tangkaplah dia."

49 Yudas langsung pergi kepada Yesus dan berkata, "Salam, Guru."

Kemudian Yudas menciumnya.

50 Yesus menjawab, "Temanku, kenapa anda kemari? Kemudian orang

banyak itu maju dan menangkap Yesus.

5l Salah seorang pengikut Yesus menghunus pedangnya. Dia memarang

hamba imam agung sampai putus telinganya.

52 Yesus berkata kepadanya, Masukkan kembali pedangmu ke dalam

sarungnya, sebab semua orang yang menggunakan pedangnya akan matri

oleh pedang....

55 Lalu Yesus berkata kepada orang banyak itu, "Apakah aku ini

penjahat, sampai kalian datang dengan membawa pedang dan pentungan

untuk menangkap aku? Setiap haru aku duduk dan mengajar di Rumah

Tuhan, dan kalian tidak menangkap aku.

56 Tetapi memang sudah seharusnya begitu supaya terjadilah apa yang

ditulis oleh nabi-nabi di dalam Alkitab." Semua murid-muridnya lari

meninggalkan Yesus.

57 Setelah Yesus ditangkap, dia dibawa ke rumah imam agung Kayafas...

58 Petrus mengikuti Yesus dari jauh sampai ke halaman rumah agung.

Lalu Petrus masuk ke dalam halaman itu, dan duduk bersama-sama

pengawal untuk mengetahui apayang akan terjadi.

69 Sementara Petrus sedang duduk di luar, di halaman, salah seorang

pelayan wanita datang dan berkata kepada Petrus, "Bukankah engkau

juga bersama-sarna Yesus orang Galilea itu?

70 Tetapi Petrus berkata di depan setiap orang, "Tidak begitu! Saya tidak

tahu apa maksudmu!"

71 Ketika Petrus pergi ke pintu halaman, seorang pelayan wanita yanglain melihat Petrus, dan berkata kepada orang-orang di situ, "Orang ini

tadi juga bersama-sama dengan Yesus dari Nazaret itu."

72 Lalu Petrus menyangkal lagi, dan bersumpah, "sungguh-sungguh

saya tidak kenal orang itu!"

73 Tidak lama sesudah itu, orang-orang yang berdiri di situ datang

kepada Petrus dan berkata, "Pasti engkau salah seorang dari mereka. Itu

kentara sekali dari logatmu yang seperti seseorang dari Galilea."

74 Lalu Petrus mulai menyumpah-nyumpah dan berkata, "Saya tidak

kenal orang itu!" Saat itu juga ayam berkokok,

75 dan Petrus teringat bahwa Yesus sudah berkata kepadanya, "sebelum

ayam berkokok, engkau berkata tiga kali bahwa tidak tahu Aku." Lalu

Petrus keluar dan menangis dengan sedih,

r. Beberapa Catatan Tentang Dua Belas Orang Murid

Ada dua hal yang patut dicatat di sini:

Kedua belas orang murid itu benar-benar telah menerima ajaran'dan

training khusus, sebab agaknya Yesus memang mempersiapkan pemim￾pin-pemimpin yang akan menggantikannya. Bagaimana pun juga, di

dalam Markus, kedua belas orang tersebut tidak paham apa pun yang

diajarkan kepada mereka.2o

Gambar yang disuguhkan oleh keempat Injilnya para murid Yesus

menunjukkan beberapa contoh sikap penakut dan kurang ulet atau tidak

tabah, yang meragukan sejauh mana mereka, sebagai pengikut pertama,

berhasil meneladani kehidupan Yesus.

Jika kita ambil keempat Injil ini sebagai sebuah gambaran yang jujur

tentang kehidupan Yesus dan peristiwa-peristiwa seputar wafatnya, maka apa

yang kita baca mengenai murid-muridnya hanya akan menghancurkan keper￾cayaanpembaca terhadap teks, yang notabene merupakan gambaran para guru

agama Kristen generasi pertama. Harus saya katakan bahwa terdapat banyak

bukti yang menyangkal paparan-paparan yang diberikan Injil;2r hal ini

mempunyai pengaruh langsung terhadap apakah penggambaran mengenai para

murid itu akurat atau sebaliknya. Jika dianggap akurat, yakni para murid itu

benar-benar tidak kompeten, maka berarti ajaran-ajaran Yesus memang lembek

dan kompromistis; dan jika dianggap bahwa mereka itu berkompeten, tetapitelah digambarkan secara tidak jujur oleh para penulis setelah mereka, maka

berarti akurasi semua Injil itu benar-benar meragukan, dan begitu juga kredo￾kredonya.

3. Yesus dan Nsalahnya: Bertobal Karcna Kerajaan Langit Benda di Tangan

Semua sumber untuk ajaran-ajaran Yesus berasal dari pengarang-pe￾ngarang yang anonim (ak jelas namanya). Sebagaimana disebutkan di atas,

Hermann Reimarus (1694-1768) adalah merupakan orang pertama yang

berusaha membuat sejarah Yesus. Dalam hal ini dia membedakan antara apa

yang terhrlis dalam kitab-kitab Injil dan apa yang diproklamasikan Yesus

sendiri selama masa hidupnya, dengan menyimpulkan bahwa ajaran-ajaran

aktual Yesus dapat diringkas,

dalam dua frasa dari arti yang sama, 'Tobatlah, dan percayailah kitab￾kitab Injil,' atau, seperti yang disebut di berbagai tempat, 'Tobatlah,

karena Kerajaan Langit berada di Tangan.'zz

Oleh karena dia tak pernah menjelaskan salah satu pun dari kedua frasa

ini, Reimarus berargumen bahwa Yesus melakukan dakwah itu sepenuhnya

dalam framework Yahudi, dengan meyakini bahwa audiensnya memahami

'Kerajaan Langit' (the Kingdom of Heaven) dalam konteks Yahudi. Yaitu,

bahwa.dia merupakan Juru Selamat Bangsa Israel. Niat mendirikan sebuah

agarnabaru tak pernah ada.23

r'. Yesus dan Skup Risalahnya

Dengan mengarahkan ajaran-ajarannya pada audiens Yahudi dan meng￾ekspresikan konsep-konsepnya dari dalam frameworkYahudi yang ketat, jelas

sekali Yesus membatasi risalahnya hanya pada bagian masyarakat itu. Hal ini

terbaca jelas dari pernyataan-pernyataan Yesus sebagaimana termaktub dalam

Matius l0:5-6:

5 Kedua belas murid itu kemudian diutus oleh Yesus dengan mendapat

petunjuk ini, "Janganlah pergi ke daerah orang-orang yang bukan

Yahudi. Jangan juga ke kota-kota orang Samaria:

6 Tetapi pergilah kepada orang-orang Israel yang sesat.Hal ini juga ditegaskan dalam Al-Qur'dn secara gamblang:

'\,-hr'r) ;4 Ul"t i:i @ J.+lb u;,glii'z;Li.:t, ;s.'#s y

Dan Alldh mengajarkannya Kitab dan Hikmah, Taurat dan Injil, dan

[mengangkatnya] sebagai utusan kepada anak-cucu Israel...

Sebagian sarjana Kristen modern juga mengakui hal ini; sebagaimana

Helmut Koester menulis:

Adalah sebuah fakta sejarah yang telanjang bahwa Yesus adalah seorang

Israel dari Galilea, dan bahwa dia memahami dirinya tidak lebih sebagai

seorang nabi di Israel dan untuk Israel-suatu tradisi yang mulia, dan dia

bukanlah yang pertama dari nabi-nabi Israel yang ditampik dan di￾aniaya.2s

Koester tidaklah sendirian. "Yesus sungguh-sungguh menganggap diri￾nya sebagai seorang nabi (Markus 6: 4; Lukas 13: 33) tapi ada kualitas final

tentang risalah dan tugas dia yang membuat kita berhak menyimpulkan bahwa

dia menganggap dirinya sebagai utusan final dan definitif Tuhan kepada

Israe1."26 Luther, Voltaire, Rousseau, dan Bultmann semua berpandangan yang

sama.

ir. Kredo-Kredo Kristen

Sebagaimana Yesus secara pribadi tak pernah mendefinisikan risalahnya

selain sebagai Juru Selamat (Deliverer), al-Masih, begitu juga ia tak pernah

menegaskan kredo tertentu, dan dalam beberapa dekade saja hal ini telah

mengakibatkan chaos. Maka lahirlah beberapa kredo, dan yang termasuk

Kredo-Kredo Timur yang awal-awal adalah "I. Epistola Apostolorum. II.

Kredo Kuno Alexandria. III. Kredo Pendek Orde Gereja Mesir. IV. Kredo

Marcosia. V. Kredo Awal Afrika. VI. Profesi Kaum 'Presbyter' di Smyrna."27

Yang paling awal dari kredo-kredo ini layak dikutipkan di sini karena pendek

dan simpel

Epistola Apostolorum

(Iman)

Kepada Tuhan Ayah yang Maha Besar;

Kepada Yesus Kristus, Juru Selamat kita;

Dan kepada Roh, yang Kudus, dan Paraclete;

Gereja yang Suci;

Pengampunan dosa.28

Bandingkan ini dengan Kredo Nicea yang sangat bertele-tele dari abad

keempat:

Saya iman kepada sattt Tuhan

Ayah yang maha Besar,

Pencipta langit dan bumi,

Dan segala sesuatu yang terlihat dan tak terlihat:

Dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus,

Anak laki-laki Tuhan satu-satunya yang diperanakkan,

Lahir dari Ayahnya

Sebelum alam seluruhnya,

' TuhannyaTuhan,

Cahayanya Cahaya,

Tuhan yang sebenarnya dari Tuhan yang sebenarnya,

Diperanakkan, tidak dibuat,

SatuZat yang sama dengan Ayah,

Yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan:

Untuk kita manusia,

dan untuk keselamatan kita

Ia turun dari langit,

Dan menjelma lewat Roh Kudus

dan Perawan Suci Mary,

Dan diciptakan sebagai lelaki,

Dan disalib juga untuk kita

di bawah pemerintahan Pontius Pilate.

Ia menderita

dan dikebumikan,

Dan menurut Kitab Suci bangkit kembali pada hari ketiga,

Dan naik ke langit

Dan dudukdi sebelah kanan Ayah.

Dan ia akan datang lagi dengan kebesaran

Untuk menghakimi yang hidup dan yang mati:

Yang kerajaannya akan abadi.

Dan saya imankepada Roh Kudus,

Tuhan dan pemberi hidup,

Yang berasal dari Ayah dan Anak,

Yang bersama-sama dengan Ayah dan Anak disembah dan diagungkan,

Yang berkata lewat Nabi-nabi.

Dan saya imankepada satu Gereja Katolik dan Apostolik,

Saya mengakui satu Pembaptisan

Untuk penghapusan dosa.

Dan saya mencari Kebangkitan dari mati,

Dan kehidupan yang akan datang.

Amin.2e

Kedua kredo yang sangat jauh berbeda ini membuktikan bahwa Yesus tak

pernah benar-benar mendefinisikan risalahnya, atau bahwa risalahnya telah

mengalami distorsi yang sangat luar biasa dalam berbagai cara, sebab jika

tidak, sebuah pernyataan keimanan yang simpel itu tidak akan mengembang

menjadi pidato yang bertele-tele. Kredo yang terawal itu tak mencakup

referensi apa pun tentang Trinitas, sementara Kredo Nicea mencakup Anak

Tuhan (Son of God), Tuhannya Tuhan (God of God), dan Diperanakkan

(B e gotten), yang kesemuanya itu membuktikan berubah-ubahnya kepercaya￾an-kepercayaan Kristen mengenai Yesus pada masa-masa pertumbuhan Kristen.

rir. Beberapa ImPlikasi Terminologi 'Kristeni' pada Masa-masa Awal

Kenyataannya, istilah 'Kristiani' itu tampak hanyalah merupakan bikinan

dari propaganda Roma, sebab pada masa-masa awal,

nama 'Kristen' itu diasosiasikan dengan segala macam kejahatan yang

menjijikkan - hal ini juga merupakan ciri-ciri umum propaganda politis,

dan pengarang I Petrus... mengingatkanpara pembacanya agar jangan

sekali-sekali menderita karena hal-hal yang menurut khalayak ramai

diimplikasikan atas nama'Kristen' (4: I 5), misalnya seperti "pembunuh,

pencuri, pelaku kejelekan, atau pelaku kejahatan.Gereja masa awal sibuk dengan memerangi sebutan umum 'Kristen' ini,

yang dalam anggapan bangsa Romawi adalah sama dengan sebuah perkem￾bangbiakan kejahatan-kejahatan. Kajian terhadap asal-usul terminologi ini

mengimplikasikan bahwa bangsa Romawilah, dan bukan orang-orang Kristen

generasi awal, yang berkeinginan kuat untuk membedakan para pengikut

agama baru ini dari tradisi Israel kuno.3r

4. Penyiksaan Orang-orang Kristen Awal

Sementara agama Yahudi dipandang sebagai gangguan, upaya-upayanya

yang sporadis untuk meraih kemerdekaan politis pun ditumpas habis-habisan,

meskipun ada sedikit toleransi dari bangsa Romawi terhadap upaya-upaya yang

tidak membangkitkan perlawanan. Orang-orang Kristen mengalami nasib yang

lain, karena mereka menyatakan kesetiaan kepada Kaisar, tetapi pada waktu

yang sama "tidak berpartisipasi dalam peribadatan di rumah-rumah ibadah

tuhan-tuhan (Romawi), dan-oleh karenanya-dituduh sebagai ateis."32 Sudah

barang tentu penyiksaan imperial dan publik merupakan hal yang tak ter￾hindarkan lagi. Bahkan golongan-golongan intelektual mengejek agama

Kristen sebagai takhayul atau khurafat. Orang-orang Krtisten dianggap sebagai

ancaman terhadap pandangan hidup Yunani-Romawi (Greco-Roman), karena

mereka memisahkan diri dari masyarakat lainnya, dan utamanya mereka

melaksanakan ibadah secara rahasia, "ada laporan beredar bahwa di dalam

biara mereka melakukan praktik perrnesuman seksual".33 Tetapi, agama

Kristen telah menyebar di sebagian besar provinsi-provinsi Imperium Romawi

pada pertengahan abad ke-3, meskipun penyiksaan lokal yang berulang-ulang

dan antagonisme yang meluas dari khalayak ramai.

Akhirnya, penyiksaan lokal mencapai puncaknya dalam kebijakan

kekaisaran. Imperium Romawi tengah mengalami kemunduran secara nyata

pada paruh kedua abad ke-3, dan untuk mengimbangi kenyataan ini maklumat

kekaisaran pada tahun 249 memerintahkan seluruh bangsa taklukkan Romawi

untuk berkorbah dOmi tuhan-tuhan (Romawi). Kebijakan-kebijakan keras

diterapkan kepada orang-orang Kristen, yang menolak menaati maklumat ini,

sampai pada tingkat di mana seluruh orang yang menghadiri Misa di gereja

diancam dengan hukuman mati. Ditangkapnya Kaisar Valerian oleh bangsa

Persia pada 260 berakhirlah rangkaian penyiksaan-penyiksaan ini, dan untuk

empat dekade berikutnya gereja mengalami perkembangan cukup pesat. Akan

tetapi, pada tahun 303 pengekangan terjadi lagi, dengan tingkat yang lebih

parah dari pada yang dialami orang-orang Kristen sebelumnya. Beratus-ratus,

jika tidak beribu-ribu, orang binasa. Masuknya Constantine, seorang calon

pewaris takhta, ke agama Kristen telah menyelamatkan toleransi Romawi pada

tahun 313 dan menggalakkan penyebaran agamaKristen dengan cepat sekali.3a

5. Praktik-Pnkik dan Kepercayaan pada Awal Kristcn dan Berikutuya

Ketidakjelasan mengenai ajaran-ajaran Yesus yang terpatri, ditambah

dengan penyiksaan terus-menerus terhadap orang-orang Kristen sampai awal

abad ke-4, telah mengakibatkan beragamnya praktik-praktik keagamaan di

bawah bendera Kristen. Ehrman berkata:

Tentu saja terdapat orang-orang Kristen yang percaya kepada satu Tuhan;

bagaimana punjuga yang lainnya percaya kepada dua Tuhan; dan yang

lainnya lagi menyembah 30 tuhan, atau365, atau lebih... Sebagian orang

Kristen meyakini bahwa Kristus adalah manusia dan Tuhan sekaligus;

yang lainnya mengatakan bahwa ia seorang manusia, bukan Tuhan; yang

lainnya lagi mengklaim bahwa ia adalah Tuhan, bukan manusia; yang

lainnya lagi bersikeras bahwa ia seorang manusia penjelmaan Tuhan

untuk sementara waktu. Sebagian orang Kristen meyakini bahwa ke￾matian Kristus telah mengantarkan keselamatan dunia; yang lainnya

mengklaim bahwa kematian ini tidak ada pengaruhnya terhadap kese￾lamatan; sementara yang lainnya lagi menganggap bahwa ia tak pernah

mati.35

Q, koleksi asli ajaran-ajaran Yesus, telah lenyap dibanjiri dengan pe￾ngaruh-pengaruh lain yang bersaing pada saat agama baru itu masih dalam taraf

perkembangannya.36 Teks-teks yang muncul di kalangan-kalangan Kristen

berikutnya, dalam rangka mengisi kekosongan ini, mulai mendapat status

sebagai Kitab Suci. Sementara di tengah-tengah kerisauan dalam usaha mene￾mukan basis teologis bagi keyakinan-keyakinan mereka kepada Kitab-kitab

Suci, berbagai macam sekte-dengan pandangan yang sangat berbeda-beda ten￾tang kehidupan Yesus Kristus-memainkan peran masing-masing dalam mem￾perbaiki dan membentuk teks, dengan tujuan untuk mencapai pandangan

khusus teologisnya sendiri.

Gereja Ortodoks, sebagai sebuah sekte yang akhirnya menjadi dominan

di atas sekte-sekte yang lain, menentang keras berbagai ide (bid'ah) yang

waktu itu tengah beredar. Ide-ide tersebut meliputi Adopsionisme (ide bahwa

Yesus bukanlah Tuhan, tapi seorang manusia); Dosetisme (pandangan sebalik￾nya, bahwa Yesus adalah Tuhan dan bukan manusia); dan Separasionisme

(bahwa elemen ketuhanan dan kemanusiaan Yesus adalah dua zat yang ber￾beda). Dalam setiap kasus, sekte yang kemudian tumbuh menjadi Gereja

Ortodoks ini, secara sengaja telah mengubah Kitab Suci agar mencerminkan

pandangan-pandangan teologisnya sendiri tentang Yesus Kristus, dan sekali￾gus menghapus pandangan-pandangan teologis rivalnya.3T

6. Kesimpulan

Perhatikan poin-poin ini: bahwa para murid Yesus, menurut Alkitab,

kualitasnya tak pasti; bahwa Q, Injil Yesus yang asli, telah tersaingi oleh ide￾ide yang lain dalam tahap+ahap Kristen yang paling awal; bahwa sebuah

pernyataan iman yang simpel, karena tidak-adanya kredo yang pasti, telah

menggelembung dan mencakup pandangan-pandangan teologis baru yang

berkembang pada berabad-abad kemudian; bahwa keragaman pendapat yang

demikian besar mengenai tabiat Ketuhanan (Godhead) telah berakibat pada

perubahan teks-teks yang ada demi tujuan-tujuan teologis; dan bahwa, di atas

kekacaubalauan teologis ini, tiga abad pertama dari sejarah Kristen dipenuhi

dengan penyiksaan. Suatu atmosfer yang begitu sangat berubah-ubah ini tidak

mungkin kondusif bagi transmisi dan pemeliharaan Kitab Suci Kristen.

Setelah mengkaji sejarah awal agama Kristen dalam bab yang lalu, kita

sekarang sampai pada PB itu sendiri dan memperhatikan beberapa pertanyaan:

siapakah yang mengarang keempat Injil itu? Apakah mereka percaya bahwa

karangan-karangan mereka terinspirasikan (wahyu), ataukah ide ini dikem￾bangkan oleh para generasi belakangan? Bagaimana teks itu diubah? Dan

barangkali yang paling awal dari segalanya, bagaimana tabiat Injil-Injil ini

berbeda dengan ajaran-ajaran Yesus yang asli?r

l. Injil Q yaag Hilang-Sebuah Tantangan

Sebelum munculnya empat Injil yang kita kenal sekarang, para pengikut

awal Yesus menyusun artikel  mereka masing-masing. Dalam hal ini tak ada hal

yang dramatis tentang kehidupan Yesus, tak ada riwayat-riwayat mengenai

pengorbanan dan penebusan spiritual. Fokusnya hanya terbatas pada ajaran￾ajarannya, pikiran-pikirannya dan tata cara serta perilaku yang ia jelaskan,

begitu juga pada pembaruan-pembaruan sosial yang ia canangkan.2 Karangan

ini sekarang dinamakan Injil Yesus, Q. Namun Q bukanlah sebuah teks yang

stabil, sebagaimana kehidupan orang-orang Kristen yang tidak stabil, dan

.dengan begitu selama abad pertama orang-orang hidup dalam keadaan yang

memaksa untuk menyisipkan lapisanJapisan teks yang berbeda kepada Q.

Lapisan yang asli sangat mencolok: penuh dengan kata-kata yang simpel tapi

padat, tanpa ada ajakan kepada suatu agama baru dan tidak ada isyarat apa pun

tentang Yesus Kristus sebagai Anak Tuhan.3

Lapisan kedua membawa pergeseran nada, yang secara tersurat men￾janjikan kehancuran bagi mereka yang menolak pergerakan itu.4 Namun me￾nurut saya pergeseran yang mengherankan terjadi dalam lapisan Q yang ketiga

dan terakhir, yang ditambahkan oleh orang-orang Kristen pada masa-masa

percobaan pemberontakan Yahudi Pertama (66-70 M.), di bawah bayangankehancuran Rumah Tuhan yang Kedua oleh serdadu Romawi.s Di sinilah

Yesus di-upgrade dari seorang nabi yang bijak menjadi Anak Tuhan (Son of

God), pewaris Kerajaan Ayah, yang sukses melawan godaan-godaan di dalam

hutan-belantara.6

Dengan begitu, artikel  ini telah terbukti rentan terhadap perubahan, adalah

korban dari berbagai mitos yang mulai beredar di kalangan Kristen tentang

siapa sebenarnya Yesus. Tapi meski demikian, dalam lapisan ketiga ini pun

tidak terdapat ajakan untuk menyembah Kristus, untuk menganggapnya se￾bagai seorang tuhan atau membayangkannya lewat ritual-ritual dan doa. Tidak

terdapat penyaliban demi pergerakan itu sendiri, apalagi penebusan untuk

seluruh manusia.T Markus, Matius, dan Lukas menggunakan Q ketika menulis

Injil mereka menjelang akhir abad pertama, tapi mereka dengan sengaja me￾melintir teks itu (masing-masing dengan caranya sendiri) untuk mencapai

tujuan yang mereka inginkan.8 Bagaimanapun juga, Q sebagai sebuah artikel 

yang sebenamya telah hilang dengan cepat.e Teks-teks yang menggantikannya,

berupa riwayat-riwayat kehidupan Kristus yang dramatis, telah mengantarkan

kepada suatu pergeseran dalam fokus dan membantu menghidupkan mitos-mitos

dan spekulasi yang sejak itu telah menutupi figur Yesus yang sebenarnya.

2. Pengarang Keempat lajil yang Ada Sekanng

Mitos-mitos Yesus ini masih terus beredar baik pada masa-masa hilang￾nya Q maupun setelahnya, dan dari sekian banyak karya yang terinspirasikan

mitos-mitos ini hanya empat yang berhasil mencuat dan menonjol: Injil Matius,

Markus, Lukas dan Yohanes. Semua pengarangnya tak diketahui dengan pasti.

Dalam kata-kata Sir Edwyn Hoskyns dan Noel Davey:

Jika dirasakan sulit, karena bukti yang kurang memadai, untuk me￾namakan para pengarang Injil-Injil sinoptik*, maka lebih sulit lagi

menentukan tanggal penulisannya secara pasti. Di sini tak ada bukti sama

sekali; dan penentuan tanggal hanyalah suatu kemustahilan. Terminus ad

quem adalah sekitar tahun 100 M.Sebagai hasil produksi gereja primitif, Injil-Injil itu merupakan tradisi

lisan dari lingkungannya, dan oleh karenanya masalah pengarang dan tanggal￾nya akan selalu enigmatic(menjadi teka-teki). Hoskyns dan Davey berargumen

bahwa ketidakpastian ini bagaimanapun juga tidak mengurangi nilai dokumen￾dokumen ini jika memang diperlakukan secara akademik. ll Tetapi jaminan

akurasi apakah yang kita miliki mengenai karya-karya anonim ini? Jika ke￾tidakpastian pengarangnya itu sendiri gagal menunjukkan pentingnya uraian￾uraian yang ada dalam Injil, bagaimana dengan ketidakpastian akurasinya?

Sungguh, ini adalah masalah doktrinal yang luar biasa. Bucaille menukil pesan

Bapa Kannengiesser, Professor di Institut Katolik Paris, yang,

Memperingatkan bahwa 'seseorang harus tidak mengambil secara literal'

fakta-fakta yang dilaporkan tentang Yesus oleh kitab-kitab Injil, karena

Injil-Injil ini adalah 'tulisan-tulisan yang disesuaikan untuk kesempatan

tertentu' atau 'untuk melawan', yang para pengarangnya semata-mata hanya

'menuliskan tradisi-tradisi komunitasnya tentang Yesus.' Mengenai Ke￾bangkitan... ia menegaskan bahwa tak seorang pun dari penulis-penulis

Injil yang bisa mengklaim sebagai saksi mata. Dia mengisyaratkan

bahwa, mengenai kehidupan publik Yesus yang selebihnya, juga berlaku

hal yang sama karena, menurut Injil, tak satu pun dari para muridnya￾kecuali Yudas Iskariot-yang meninggalkan Yesus semenjak ia pertama

kali mengikuti-Nya sampai keberadaannya yang terakhir di dunia.12

artikel -artikel  yang asalnya tak pasti dan akurasinya dipertanyakan ini

belakangan diberi otoritas besar oleh gereja masa-masa awal melalui sebuah

klaim bahwa artikel -artikel  tersebut adalah karya-karya yang terinspirasikan

Tuhan, untuk membenarkan tradisi-tradisi oral Kristen.

3. Apakah Nil-Injil itu Terinspinsikan?

Inspirasi, ide bahwa Tuhan secara nyata memberikan visi atau kemam￾puan atau wahyu secara langsung kepada seseorang merupakan sebuah konsep

yang sentral dari semua agama monoteistik. Akan tetapi, PB tidak pernah

mengklaim dirinya sebagai karya dari sebuah inspirasi. Satu-satunya bagian

yang mungkin menunjukkan inspirasi ini adalah 2 Timotius 3:16, bahwa,setiap Kitab Suci terinspirasikan dan berguna untuk pengajaran." Yang

dimaksudkan di sini bagaimanapun juga adalah PL, sebab PB belum lagi

dikompilasikan dalam bentuk yang kita kenal kini. Seorang penulis abad

kedua, Justin Martyr, lebih lanjut mengklarifikasi bahwa inspirasi ini

dimaksudkan bukan pada teks Ibrani yang ada, tapi hanya pada keakuratan

penerjemahannya ke dalam bahasa Yunani Kuno.13

Sarjana-sarjana Kristen sering membumbui tulisan-tulisan mereka dengan

terminologi 'inspirasi'; misalnya P.W. Comfort menyatakan, "Individu-indi￾vidu tertentu... diberi inspirasi oleh Tuhan untuk menulis penjelasan-penjelas￾an Injil untuk membakukan tradisi oral."ra Dan lagi, para juru tulis yang

mengopi PB pada tahap belakangan, "Mungkin menganggap diri mereka telah

terinspirasikan oleh roh dalam membuat penyesuaian-penyesuaian tertentu

dengan contoh."l5 Namun, para pengarang empat Injil yang anonim itu boleh

jadi sangat tidak sependapat dengan Prof. Comfort. Injil yang terawal, Markus,

dianggap sebagai sumber utama oleh para pengarang Matius dan Lukas, yang

telah mengubah, menghapus, dan menyingkat banyak kisah-kisah Markus.

Perbuatan semacam ini tidak akan mungkin terjadi jika mereka menganggap

bahwa Markus diberi inspirasi oleh Tuhan, atau bahwa kata-katanya merupa￾kan kebenaran sejati. l6

Setelah mengetahui bahwa klaim-klaim inspirasi dalam PB ini tidak

memiliki legitimasi sama sekali,