Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 28. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 28. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 28


 h memakai dia untuk menyelamatkan mereka. Ini 

seperti yang diperbuat Musa (Kis. 7:25). namun  mereka mengusir 

dia, dan dengan licik, 

1. Menyalahkan Simson atas apa yang telah dia lakukan ter-

hadap orang Filistin, seolah-olah ia telah melakukan kejahatan 

besar terhadap mereka. Balasan-balasan yang tidak setimpal 

seperti itu sering kali diterima oleh orang-orang yang telah 

melakukan pekerjaan terbaik tak terbayangkan bagi negeri 

mereka. Demikian pula Yesus Tuhan kita melakukan banyak 

perbuatan baik, dan untuk perbuatan-perbuatan-Nya itu me-

reka mau merajam-Nya.  

2. Mereka memohon kepada Simsonsupaya  ia mengizinkan me-

reka mengikatnya, dan menyerahkan dia kepada orang Filistin. 

Orang-orang hina yang pengecut dan tidak tahu berterima 

kasih! Mereka senang dengan belenggu mereka dan mencintai 

perhambaan! Demikian pula orang-orang Yahudi menyerahkan 

Juruselamat kita, dengan dalih takut kalau-kalau orang Roma 

datang dan merebut tempat dan negeri mereka. Dengan roh 

perbudakan yang menjijikkan mereka beralasan, tidakkah 

kauketahui, bahwa orang Filistin berkuasa atas kita? Dan 

salah siapakah itu? Mereka tahu bahwa orang Filistin tidak 

berhak untuk berkuasa atas mereka, tidak pula mereka akan 

memperbudak diri terhadap orang Filistin seandainya mereka 

tidak terlebih dahulu memperbudak diri dengan melakukan 

apa yang jahat. 

III. Simson tanpa perlawanan menyerahkan diri untuk diikat oleh 

orang-orang sebangsanya, dan diserahkan ke dalam tangan mu-

suh-musuhnya yang geram (ay. 12-13). Nah, ia bisa saja menga-

lahkan mereka dengan mudah, dan tetap berada dalam gua di 

bukit batu melawan ketiga ribu orang ini, dan tak seorang pun 

dari mereka dapat, atau berani, mengangkat tangan untuk me-

nyerangnya. namun  ia tunduk dengan sabar,  

1.supaya  ia bisa menjadi teladan kelemahlembutan, yang ber-

campur dengan kekuatan dan keberanian yang besar. Sebagai 

orang yang menguasai dirinya sendiri, ia tahu bagaimana me-

nyerah dan juga bagaimana menaklukkan.  

2.supaya , dengan diserahkan kepada orang Filistin, ia dapat 

memiliki  kesempatan untuk mengadakan pembantaian be-

sar-besaran di antara mereka.  

3.supaya  ia dapat menjadi perlambang Kristus, yang, sesudah  

menunjukkan apa yang dapat dilakukan-Nya, dengan menja-

tuhkan orang-orang yang datang untuk menangkap-Nya, me-

nyerahkan diri untuk diikat dan dibawa seperti anak domba ke 

pembantaian. Simson membenarkan dirinya sendiri atas apa 

yang telah dia lakukan terhadap orang Filistin: “Seperti mereka 

memperlakukan aku, demikianlah aku memperlakukan mereka. 

Itu tindakan keadilan yang pantas, dan mereka tidak boleh 

membalasnya kepadaku, sebab merekalah yang memulai.” Ia 

mengadakan perjanjian dengan orang-orang Yehuda bahwa, 

jika ia menyerahkan diri ke dalam tangan mereka, mereka 

sendiri tidak boleh menyerangnya, sebab jika demikian ia akan 

tergoda untuk menyerang mereka, yang sangat enggan dilaku-

kannya. Hal ini mereka janjikan kepadanya (ay. 13), dan kemu-

dian ia menyerahkan diri. Orang-orang Yehuda, sebab  meng-

khianatinya, pada dasarnya yaitu  orang-orang yang mem-

bunuhnya. Mereka sendiri tidak mau membunuhnya, namun  

mereka melakukan apa yang lebih buruk. Mereka menyerahkan 

dia ke dalam tangan orang-orang Filistin yang tidak bersunat, 

yang mereka ketahui akan melakukan yang lebih buruk dari-

pada membunuhnya. Orang-orang Filistin akan melecehkan 

dan menyiksa dia sampai mati. Mungkin mereka berpikir, se-

perti yang, menurut sebagian penafsir, dipikirkan Yudas saat   

mengkhianati Kristus, bahwa dengan kekuatannya yang besar 

ia akan membebaskan dirinya sendiri dari tangan mereka. Te-

tapi bukan salah mereka jika ia menyerahkan dirinya sendiri. 

Dan, sekalipun mereka menyangka bahwa ia akan berbuat 

demikian, mereka seharusnya mempertimbangkan hal ini, 

bahwa ia dapat dan akan membebaskan mereka juga, kalau 

saja mereka mau mendukungnya dan menjadikan dia pemim-

pin mereka. Sudah sepantasnya kesengsaraan orang diperpan-

jang, jika hanya untuk membantu musuh-musuh besar mere-

ka, mereka bersedia melecehkan sahabat terbaik mereka. 

Tidak pernah ada orang-orang begitu hilang akal seperti mere-

ka yang memperlakukan Juruselamat kita yang terberkati 

dengan cara seperti itu. 

IV. Simson mendapat kemenangan melawan orang Filistin, sekalipun 

ia diserahkan ke dalam tangan mereka, diikat erat-erat dengan 

dua tali baru. Orang-orang Filistin, saat   sudah mendapat Sim-

son dalam tangan mereka, mendatangi dia dengan bersorak-sorak 

(ay. 14), begitu girang atas keberhasilan mereka, dan mengolok-

olok dia. Seandainya Allah tidak mengikat tangan orang-orang 

Filistin itu lebih erat daripada orang-orang Yehuda mengikat 

tangan Simson, mereka pasti sudah memanahnya, seperti yang 

dilakukan para pemanah mereka kepada Saul, untuk mengenyah-

kan dia segera, daripada meneriaki dia, dan memberinya waktu 

untuk menolong diri. namun  rasa aman dan kegirangan mereka 

yaitu  pertanda dari kehancuran mereka. saat   mereka menyo-

raki dia seperti orang sekarat, sebab  merasa yakin semuanya su-

dah ada di tangan mereka, pada saat itu pula Roh TUHAN datang 

atas dia, datang dengan perkasa atas Simson, mengilhaminya 

dengan kekuatan dan ketetapan hati yang luar biasa. sesudah  

semangatnya dibakar seperti itu,  

1. Ia segera melepaskan belenggu-belenggunya. Dua tali baru itu 

langsung putus dengan sekali hentakan, dan meleleh (demi-

kian dalam bahasa aslinya) dari tangannya. Tidak diragukan 

lagi, sangat keheranan dan ketakutan orang-orang yang sudah 

menyoraki dia tadi. Sorak-sorak mereka pun berubah menjadi 

jeritan. Cermatilah, saat   Roh TUHAN datang atas dia, tali-tali 

di tangannya lepas. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemer-

dekaan, dan benar-benar merdekalah orang-orang yang dimer-

dekakan seperti itu. oleh Roh Allah. Ini melambangkan ke-

bangkitan Kristus oleh kuasa Roh kekudusan. Dalam kebang-

kitan itu, Kristus melepaskan segala pengikat maut, dan tali-

talinya, yaitu kain kafan, jatuh dari tangan-Nya dengan sen-

dirinya, seperti kain kafan Lazarus, sebab  tidak mungkin 

Juruselamat yang perkasa tetap berada di dalam bungkusan 

kafan. Demikianlah Ia menang atas kuasa-kuasa kegelapan 

yang menyoraki Dia, yang tadinya seolah-olah yakin sudah 

menang atas Dia.  

2. Simson membuat kehancuran besar di antara orang-orang Filis-

tin, yang semuanya berkumpul di sekelilingnya untuk meng-

olok-oloknya (ay. 15). Lihatlah betapa buruknya ia dipersenjatai. 

Ia tidak memiliki  senjata yang lebih baik selain tulang 

rahang keledai, dan sekalipun begitu, betapa besar hukuman 

yang dilaksanakannya dengan senjata itu! Ia tidak pernah 

melepaskan senjata itu dari tangannya sebelum ia menum-

bangkan seribu orang Filistin dengannya pada saat itu juga. 

Dengan begitu tergenapilah janji ini, bahwa satu orang saja 

dari pada kamu dapat mengejar seribu orang (Yos. 23:10). 

Tulang rahang yaitu  benda yang tidak nyaman untuk dipe-

gang, dan, orang akan berpikir, dapat dengan mudah direbut 

dari tangannya. Dan beberapa pukulan seperti yang dilakukan 

Simson dengannya bisa saja membuatnya hancur dan patah. 

Namun demikian, tulang rahang itu tetap melekat sampai 

pada akhirnya. Seandainya itu yaitu  tulang rahang singa, 

khususnya singa yang telah dibunuhnya sendiri, maka tulang 

rahang itu bisa saja meninggikan angan-angannya dan mem-

buat dia berpikir bahwa ia lebih menakutkan. namun  meng-

ambil tulang dari binatang yang hina itu berarti melakukan 

perbuatan-perbuatan yang ajaib melalui apa yang bodoh bagi 

dunia,supaya  nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah 

itu berasal dari Allah, bukan dari manusia. Salah satu prajurit 

istimewa Daud membunuh tiga ratus orang Filistin sekaligus, 

namun  itu dengan sebuah tombak (1Taw. 11:11). Prajurit yang 

lain membunuh mereka sampai tangannya lesu dan tinggal 

melekat pada pedangnya (2Sam. 23:10). namun  mereka semua-

nya masih kalah dari Simson. Adakah yang dianggap terlalu 

sulit, terlalu susah, untuk dilakukan oleh orang yang atasnya 

Roh Tuhan datang dengan penuh kuasa? Dengan Allah akan 

kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa. Sungguh 

mengherankan bahwa orang-orang Yehuda tidak datang saat 

itu untuk membantunya. Para pengecut bisa menghajar 

musuh yang jatuh. namun  Simson harus menjadi perlambang 

dari Dia yang seorang diri melakukan pengirikan. 

V. Simson merayakan kemenangannya sendiri, sebab  orang-orang 

Yehuda bahkan tidak mau bersorak untuknya. Ia menggubah se-

buah nyanyian singkat, yang dia nyanyikan untuk dirinya sendiri, 

sebab anak-anak perempuan Israel tidak datang menemuinya, 

seperti yang mereka perbuat terhadap Saul nantinya, untuk ber-

nyanyi, untuk alasan yang lebih besar, yaitu Simson telah mem-

bunuh seribu musuh. Lirik lagu ini yaitu , dengan tulang rahang 

keledai, tumpukan demi tumpukan, telah kubunuh seribu orang (ay. 

16, KJV). Dalam bahasa Ibrani, kata yang sama (khamor) berarti 

keladai dan juga tumpukan. Dengan begitu, ini yaitu  permainan 

kata yang elok, dan menggambarkan orang-orang Filistin yang 

jatuh tanpa perlawanan seperti keledai. Simson juga memberikan 

nama pada tempat itu, untuk mengabadikan cela orang Filistin 

(ay. 17). Ramat Lehi, diacungkannya tulang rahang. Namun ia 

tidak memegahkan diri dengan membawa tulang itu ke sana ke-

mari untuk dipamerkan, namun  membuangnya sesudah ia selesai 

memakainya. Betapa sedikitnya barang peninggalan dihargai pada 

waktu itu. 



Dahaga Simson Dilegakan 

(15:18-20)  

18 saat   ia sangat haus, berserulah ia kepada TUHAN: “Oleh tangan hamba-

Mu ini telah Kauberikan kemenangan yang besar itu, masakan sekarang aku 

akan mati kehausan dan jatuh ke dalam tangan orang-orang yang tidak 

bersunat itu!” 19 lalu  Allah membelah liang batu yang di Lehi itu, dan 

keluarlah air dari situ. Ia minum, lalu menjadi kuat dan segar kembali. 

Sebab itu dinamailah mata air itu Mata Air Penyeru, yang sampai sekarang 

masih ada di Lehi. 20 Ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dalam 

zaman orang Filistin, dua puluh tahun lamanya. 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Kesusahan yang menimpa Simson sesudah  perbuatan yang besar 

ini (ay. 18): Ia sangat haus. Itu yaitu  dampak alami dari panas 

hebat yang dirasakannya, dan susah payah yang dijalaninya. 

Semangatnya membakar dia, memakan habis dirinya, dan mem-

buatnya lupa diri, hingga, saat   ia memiliki  waktu untuk ber-

henti sejenak, ia mendapati dirinya kehabisan tenaga sebab  ke-

kurangan air, dan sudah mau pingsan. Mungkin ada campur 

tangan Allah yang istimewa, seperti juga dalam seluruh perkara 

itu. Allah dengan ini hendak mencegah dia membangga-bangga-

kan kekuatan dan pencapaian-pencapaiannya yang besar. Allah 

membiarkan dia tahu bahwa ia hanyalah seorang manusia, dan 

tidak luput dari malapetaka-malapetaka yang biasa menimpa 

manusia. Yosefus (sejarawan Yahudi abad ke-1) berpendapat, 

bahwa keadaan itu dimaksudkan untuk menghukum Simson ka-

rena tidak mengakui Allah dan campur tangan-Nya dalam keme-

nangan yang sudah diperolehnya itu, namun  mengambil semua 

pujian untuk dirinya sendiri: Seribu orang kupukul. sebab  seka-

rang ia hampir mati sebab  kehausan, ia menjadi sadar dan yakin 

bahwa tangannya sendiri tidak akan dapat menyelamatkannya 

tanpa campur tangan Allah. Simson sudah banyak minum dari 

darah orang-orang Filistin, namun  darah tidak akan pernah me-

muaskan dahaga manusia. Pemeliharaan ilahi mengatur begitu 

rupa hingga tidak ada air di dekat Simson, dan ia begitu kelelahan 

hingga tidak bisa pergi jauh untuk mencari air. sebab  sekarang 

ia tampil sebagai penakluk, pikir kita, seharusnya orang-orang 

Yehuda datang menemuinya dengan roti dan anggur, seperti yang 

dilakukan Melkisedek saat   menemui Abram, untuk menebus 

kejahatan yang telah mereka lakukan terhadapnya. namun  mereka

tidak ambil peduli terhadap sang pembebas mereka itu, yang 

hampir binasa sebab  ketiadaan air. Demikianlah, penghinaan-

penghinaan terbesar sering kali dilayangkan kepada orang-orang 

yang melakukan pelayanan-pelayanan terbesar. Kristus di kayu 

salib berkata, Aku haus. 

II.  Doa Simson kepada Allah dalam kesusahan ini. Orang-orang yang 

lupa menghadap Allah dengan pujian-pujian mereka mungkin 

akan dipaksa untuk menghadap-Nya dengan doa-doa mereka. 

Penderitaan sering kali dikirim untuk membawa orang-orang yang 

tidak tahu berterima kasih datang kepada Allah. Dua hal yang 

diserukan Simson kepada Allah dalam doa ini,  

1. Pengalaman yang dialaminya akan kuasa dan kebaikan Allah 

dalam keberhasilannya belum lama ini: Oleh tangan hamba-Mu 

ini telah Kauberikan kemenangan yang besar itu. Ia mengakui 

dirinya sebagai hamba Allah dalam apa yang sudah dilakukan-

nya: “Tuhan, tidakkah Engkau mau mengakui hamba-Mu yang 

malang ini, yang telah menguras tenaga untuk melayani-Mu? 

Aku kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku.” Ia menyebut keme-

nangannya sebagai pembebasan yang besar (KJV). Sebab, sean-

dainya Allah tidak menolongnya, ia bukan hanya tidak akan 

menaklukkan orang Filistin, namun  juga akan dimakan habis 

oleh mereka. Ia mengakui bahwa kemenangan itu berasal dari 

Allah, dan sekarang memperbaiki kesalahannya sebab  meng-

anggap kemenangan itu terjadi berkat dirinya. Dan hal ini dise-

rukannya dalam kesesakannya sekarang. Perhatikanlah, peng-

alaman-pengalaman akan kuasa dan kebaikan Allah di masa 

lalu yaitu  hal yang bagus untuk diserukan dalam doa untuk 

meminta rahmat selanjutnya. “Tuhan, Engkau sudah sering 

membebaskan, masihkah Engkau akan membebaskan? (2Kor. 

1:10). Engkau sudah memulai, tidakkah Engkau akan mengak-

hiri? Engkau sudah melakukan hal yang lebih besar, tidakkah 

Engkau akan melakukan hal yang lebih kecil?” (Mzm. 56:14).  

2. Keadaannya sekarang yang rentan pada serangan musuh-

musuhnya: “Susaha  jangan sampai aku jatuh ke dalam tangan 

orang-orang yang tidak bersunat, sehingga mereka bersorak-

sorak kemenangan, dan mengabarkan itu di Gat, dan di lorong-

lorong Askelon. Bukankah akan membawa cela bagi Allah jika 

jagoan-Nya menjadi mangsa yang empuk bagi orang-orang 

yang tidak bersunat?” Seruan-seruan yang terbaik yaitu  

seruan-seruan yang berpusat pada kemuliaan Allah. 

III. Kelegaan yang dikirimkan Allah kepada Simson tepat pada wak-

tunya. Allah mendengar doanya, dan mengirimkan air kepadanya, 

entah dari tulang rahang itu atau dari dalam tanah melalui tulang 

rahang itu (ay. 19). Tulang yang telah dipakainya sebagai alat 

untuk melayani Allah, dipakai Allah, untuk memberinya imbalan, 

sebagai alat untuk memberinya persediaan. namun  saya lebih 

cenderung sependapat dengan tafsiran yang agak luas: Allah mem-

belah liang batu yang di Lehi itu. Tempat dilakukannya tindakan 

ini disebut Lehi, nama yang diambil dari tulang rahang. Bahkan 

sebelum tindakan itu dilakukan, kita mendapatinya disebut demi-

kian (ay. 9, 14). Dan di sana, di padang itu, atau bukit, atau lem-

bah, atau apa pun itu, yang disebut demikian, Allah membuka 

mata air secara tiba-tiba dan tepat pada waktunya di dekat Sim-

son, dan membuat air terpancar darinya secara melimpah, yang 

untuk seterusnya menjadi sumber air. Dari air yang segar ini ia 

minum, dan ia menjadi segar kembali. Kita harus lebih bersyukur 

atas rahmat air, kalau saja kita merenungkan betapa susahnya 

hidup kita tanpanya. Dan kelegaan yang dialami Simson ini ha-

ruslah menjadi contoh yang mendorong kita untuk menaruh per-

caya kepada Allah, dan mencari-Nya, sebab, jika Ia berkehendak, 

Ia dapat membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit 

yang gundul (lihat Yes. 41:17-18). 

IV. Peringatan akan peristiwa ini, melalui nama yang diberikan Sim-

son untuk mata air yang baru ini, En-hakore, Mata Air Penyeru. 

Dengan begitu, ia melestarikan ingatan akan kesusahannya 

sendiri, yang menyebabkan dia berseru, dan juga akan perkenan-

an Allah kepadanya, sebagai jawaban atas seruannya itu. Banyak 

mata air penghiburan dibukakan Allah untuk umat-Nya, yang 

pantas disebut dengan nama ini. Mata air penghiburan itu yaitu  

mata air penyeru. Simson sudah memberi nama pada tempat yang 

menandakan dirinya sebagai orang hebat dan berkemenangan, 

Ramat Lehi, diacungkannya tulang rahang. namun  di sini ia mem-

berinya nama lain, yang menandakan dirinya sebagai orang yang 

berkebutuhan dan bergantung. 

V. Kelanjutan pemerintahan Simson sesudah  pencapaian-pencapaian 

ini (ay. 20). Pada akhirnya orang Israel tunduk kepada dia yang 

telah mereka khianati. Sekarang tidak bisa dibantah lagi bahwa 

Allah menyertai dia, sehingga mulai saat ini mereka semua meng-

akui dia dan diperintah olehnya sebagai hakim mereka. Batu yang 

dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. 

Tersirat bahwa Israel pada saat itu ada dalam keadaan terpuruk, 

sebab pemerintahan bangsa itu dihitung berdasar  zaman 

orang Filistin. Meskipun demikian, suatu rahmat bagi Israel bah-

wa, sekalipun mereka ditindas oleh musuh asing, namun mereka 

memiliki seorang hakim yang menjaga ketertiban dan mencegah 

mereka menghancurkan satu sama lain. Dua puluh tahun peme-

rintahannya berlanjut, sesuai dengan kebiasaan pemerintahan 

para hakim. namun  tentang rincian-rinciannya kita tidak menda-

patkan gambaran, selain pada awal pemerintahannya dalam pasal 

ini, dan pada akhir pemerintahannya dalam pasal selanjutnya. 

 

 

 

 

PASAL 16  

ang kita amati sebelumnya, nama Simson berarti matahari kecil 

(sol parvus). Kita sudah melihat matahari ini terbit dengan 

sangat terang, dan cahaya paginya kuat dan cemerlang. Dan sebab  

tidak ada yang tampak menghalanginya, kita anggap juga bahwa 

cahaya tengah harinya pun sama berkilaunya, selama ia menjadi 

hakim atas Israel selama dua puluh tahun. namun  cerita dalam pasal 

ini memberi kita gambaran yang begitu menyedihkan tentang petang 

harinya, yang tidak memberikan pujian bagi harinya. Matahari kecil 

ini terbenam di bawah awan, dan sekalipun begitu, tepat pada saat 

terbenamnya, memancarkan cahaya yang begitu kuat dan berkilau 

hingga membuatnya bahkan menjadi perlambang Kristus, yang 

melakukan penaklukan melalui kematian. Dalam pasal ini,  

I. Simson terancam bahaya besar melalui hubungan akrabnya 

dengan seorang perempuan sundal, dan lolos darinya dengan 

susah payah (ay. 1-3).  

II. Simson dihancurkan sama sekali oleh hubungan akrabnya 

dengan seorang perempuan sundal lain, Delila. Amatilah,  

1. Bagaimana ia jatuh ke dalam pelukan perempuan sundal 

itu oleh hawa nafsunya sendiri (ay. 4).  

2. Bagaimana ia dikhianati melalui perempuan sundal itu 

oleh musuh-musuh bebuyutannya, orang Filistin, yang,  

(1) Melalui perempuan sundal itu, pada akhirnya mengeta-

hui dari Simson di mana letak kekuatannya (ay. 5-17).  

(2) lalu  mereka merampas kekuatannya dari dia, 

dengan mencukur rambut kenazirannya dari kepala-

nya (ay. 18-20). 

(3) lalu  mereka menangkap dia, membutakannya, 

memenjarakannya, melecehkannya, dan, pada sebuah 

upacara perayaan, membuatnya menjadi bahan tonton-

an (ay. 21-25). Akan namun , pada akhirnya, ia mengada-

kan pembalasan terhadap mereka dengan merobohkan 

gedung pertunjukan hingga jatuh menimpa kepala me-

reka, dan dengan begitu mati bersama mereka (ay. 26-

31). 

Pelarian Simson dari Gaza 

(16:1-3) 

1 Pada suatu kali, saat   Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang 

perempuan sundal, lalu menghampiri dia. 2 saat   diberitahukan kepada 

orang-orang Gaza: “Simson telah datang ke sini,” maka mereka mengepung 

tempat itu dan siap menghadang dia semalam-malaman itu di pintu gerbang 

kota, namun  semalam-malaman itu mereka tidak berbuat apa-apa, sebab  

pikirnya: “Nanti pada waktu fajar kita akan membunuh dia.” 3 namun  Simson 

tidur di situ sampai tengah malam. Pada waktu tengah malam bangunlah ia, 

dipegangnya kedua daun pintu gerbang kota itu dan kedua tiang pintu, di-

cabutnyalah semuanya beserta palangnya, diletakkannya di atas kedua 

bahunya, lalu semuanya itu diangkatnya ke puncak gunung yang berhadap-

an dengan Hebron. 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

1. Dosa Simson (ay. 1). Diambilnya seorang Filistin oleh Simson se-

bagai istri, pada permulaan masanya, sedikit banyak dapat di-

maafkan. namun  menyatukan diri dengan seorang perempuan 

sundal yang kebetulan dilihatnya di antara orang-orang Filistin 

yaitu  tindakan yang begitu mencemarkan kehormatannya seba-

gai orang Israel, sebagai seorang nazir, hingga wajah kita tidak 

bisa tidak pasti merah padam sebab  malu saat   membaca kisah 

ini. Janganlah kabarkan itu di Gat. Kecemaran yang keji ini mem-

buat wajah yang penuh rahmat dari orang nazir ini lebih hitam 

dari pada jelaga (Rat. 4:7-8). Kita tidak mendapati bahwa Simson 

memiliki  suatu urusan di Gaza. Jika ia pergi ke sana untuk 

mencari perempuan sundal, maka orang akan berharap bahwa, 

seburuk apa pun keadaan yang sebenarnya, semoga kiranya tidak 

ada perempuan sundal di antara anak-anak perempuan Israel. 

Sebagian penafsir berpendapat bahwa ia pergi ke sana untuk 

mengamati bagaimana keadaan orang-orang Filistin,supaya  ia 

bisa memperoleh beberapa keuntungan melawan mereka. Jika 

benar demikian, maka ia melupakan urusannya, mengabaikan-

nya, dan dengan begitu jatuh ke dalam jerat ini. Dosanya dimulai 

dari matanya, yang dengannya ia seharusnya membuat kovenan. 

Ia melihat di sana seseorang yang berpakaian sundal, dan nafsu 

yang dikandung, melahirkan dosa. Simson menghampiri dia.  

2. Bahaya yang mengintai Simson. Diberitahukan kepada para 

hakim di Gaza, mungkin oleh perempuan sundal itu sendiri yang 

berkhianat, bahwa Simson sedang ada di kota (ay. 2). Mungkin 

Simson datang dengan menyamar, atau datang pada petang hari, 

dan masuk ke sebuah penginapan atau tempat umum, yang 

kebetulan dijaga oleh perempuan sundal ini. sesudah  mendengar 

kabar itu, pintu-pintu gerbang kota ditutup, para penjaga berjaga-

jaga, semua orang tetap tenang,supaya  Simson tidak mencurigai 

adanya bahaya. Sekarang mereka menyangka sudah menahan 

dia, dan tidak ragu lagi kematiannya pasti tiba keesokan pagi. Oh, 

semoga saja semua orang yang menuruti nafsu-nafsu inderawi 

mereka dalam kemabukan, kecemaran, atau hawa nafsu keda-

gingan apa saja, mau melihat diri mereka dikelilingi, dicegat, dan 

ditandai untuk kehancuran seperti itu, oleh musuh-musuh rohani 

mereka! Semakin cepat mereka tidur, dan semakin aman mereka 

merasa, semakin besarlah bahaya yang mengancam mereka.  

3. Pelarian Simson (ay. 3). Ia bangun pada tengah malam, mungkin 

dibangunkan oleh sebuah mimpi, saat   berbaring di atas tempat 

tidur (Ayb. 33:15), oleh malaikat pelindungnya, atau lebih tepat-

nya oleh teguran-teguran hati nuraninya sendiri. Kita berharap ia 

bangun dengan perasaan jijik yang penuh pertobatan akan dosa 

yang diperbuatnya sekarang, dan akan dirinya sendiri sebab  

dosa itu. Dan ia bangun dengan tekad yang penuh kesalehan 

untuk tidak mengulanginya lagi. Ia bangun dalam ketakutan akan 

bahaya yang sedang mengintainya, hingga ia seperti orang yang 

tidur di atas tiang. Ia bangun dengan pikiran-pikiran seperti ini: 

“Apakah ini pembaringan yang pantas untuk dipakai tidur oleh 

seorang nazir? Akankah bait suci Allah yang hidup dicemarkan 

seperti itu? Dapatkah aku aman di bawah kesalahan ini?” Sung-

guh buruk bahwa ia berbaring tanpa teguran-teguran seperti itu. 

namun  akan lebih buruk lagi seandainya ia tetap berbaring di 

bawah teguran-teguran itu. Segera saja ia menuju gerbang kota, 

mungkin sebab  mendapati para penjaga sedang tertidur, sebab 

jika tidak, ia pasti akan membuat mereka tidur untuk yang ter-

akhir kali. Ia tidak berhenti sejenak untuk membuka gerbang-ger-

bang itu, namun  langsung mencabut daun-daun pintunya, mem-

bawanya, semuanya beserta palangnya, yang sangat lebar dan 

kuat, dan sangat berat. Dibawanya semuanya itu di atas kedua 

bahunya sejauh beberapa kilometer, sampai ke puncak gunung. 

Dengan cara ini ia mau menghina usaha  mereka untuk mengu-

rungnya dengan gerbang-gerbang dan palang-palang. Dengan 

begitu, ia bermaksud untuk menunjukkan dirinya lebih me-

nakutkan bagi orang-orang Filistin, dan lebih diterima oleh bang-

sanya. Dengan demikian, ia memberikan bukti akan kekuatan 

besar yang telah diberikan Allah kepadanya dan menjadi perlam-

bang akan kemenangan Kristus atas maut dan kubur. Kristus 

tidak hanya menggulingkan batu dari pintu kubur, dan dengan 

begitu keluar sendiri, namun  juga membawa gerbang-gerbang 

kubur, semuanya beserta palangnya. Dengan demikian Ia mening-

galkan kubur, untuk selama-lamanya, sebagai penjara terbuka 

bagi semua orang yang menjadi milik-Nya. Alam maut tidak akan, 

dan tidak bisa, senantiasa menahan mereka. Hai maut, di mana-

kah sengatmu? Di manakah gerbang-gerbangmu? Puji syukur 

kepada Dia yang tidak hanya memperoleh kemenangan bagi diri-

Nya sendiri, namun  juga memberikan kepada kita kemenangan itu! 

Pengkhianatan Delila 

(16:4-17) 

4 Sesudah itu Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari lembah 

Sorek yang namanya Delila. 5 Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin 

kepada perempuan itu sambil berkata: “Cobalah bujuk dia untuk mengetahui 

sebab  apakah kekuatannya demikian besar, dan dengan apakah kami dapat 

mengalahkan dia dan mengikat dia untuk menundukkannya. Maka kami 

masing-masing akan memberikan seribu seratus uang perak kepadamu.”  

6 Lalu berkatalah Delila kepada Simson: “Ceritakanlah kiranya kepadaku, ka-

rena apakah kekuatanmu demikian besar, dan dengan apakah engkau harus 

diikat untuk ditundukkan?” 7 Jawab Simson kepadanya: “Jika aku diikat de-

ngan tujuh tali busur yang baru, yang belum kering, maka aku akan menjadi 

lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun juga.” 8 Lalu raja-raja kota 

orang Filistin membawa tujuh tali busur yang baru yang belum kering ke-

pada perempuan itu dan ia mengikat Simson dengan tali-tali itu, 9 sedang di 

kamarnya ada orang bersiap-siap. lalu  berserulah perempuan itu kepa-

danya: “Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson!” namun  ia memu-

tuskan tali-tali busur itu seperti tali rami yang terbakar putus, jika  kena 

api. Dan tidaklah ketahuan di mana duduk kekuatannya itu. 10 lalu  

berkatalah Delila kepada Simson: “Sesungguhnya engkau telah mempermain-

mainkan dan membohongi aku. Sekarang ceritakanlah kiranya kepadaku

dengan apa engkau dapat diikat.” 11 Jawabnya kepadanya: “Jika aku diikat 

erat-erat dengan tali baru, yang belum terpakai untuk pekerjaan apa pun, 

maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun 

juga.” 12 lalu  Delila mengambil tali baru, diikatnyalah dia dengan tali-

tali itu dan berseru kepadanya: “Orang-orang Filistin menyergap engkau, 

Simson!” – di kamar ada orang bersiap-siap – namun  tali-tali itu diputuskan-

nya tanggal dari tangannya seperti benang saja. 13 Berkatalah Delila kepada 

Simson: “Sampai sekarang engkau telah mempermain-mainkan dan mem-

bohongi aku. Ceritakanlah kepadaku dengan apakah engkau dapat diikat.” 

Jawabnya kepadanya: “Kalau engkau menenun ketujuh rambut jalinku ber-

sama-sama dengan lungsin lalu mengokohkannya dengan patok, maka aku 

akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun juga.” 14 Ke-

mudian perempuan itu mengokohkan lagi tenunan itu dengan patok, lalu 

berserulah ia kepadanya: “Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson.” 

namun  saat   ia terjaga dari tidurnya, disentaknya lepas patok tenunan dan 

lungsin itu. 15 Berkatalah perempuan itu kepadanya: “Bagaimana mungkin 

engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepada-

ku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku dan tidak 

mau menceritakan kepadaku, sebab  apakah kekuatanmu demikian besar.” 

16 Lalu sesudah  perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan 

terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau 

mati rasanya. 17 Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, kata-

nya: “Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan 

iartikel  aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku 

akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-

orang lain.” 

Anak yang pernah terbakar akan takut pada api. Namun Simson, 

yang memiliki  kekuatan melebihi kekuatan seorang laki-laki, 

dalam hal ini tidak berbuat lebih bijak daripada seorang anak kecil. 

Sebab, meskipun sudah lebih dari satu kali ia dibawa ke puncak 

kejahatan dan bahaya oleh cinta terhadap perempuan dan nafsu 

terhadap mereka, namun ia tidak mau juga belajar dari peringatan. 

Sebaliknya, di sini ia kembali terjerat oleh perangkap yang sama, dan 

kali yang ketiga ini ia membayar untuk semuanya. Salomo tampak 

merujuk secara khusus kepada cerita Simson ini saat  , dalam peri-

ngatannya terhadap kecemaran, ia memberikan gambaran ini tentang 

perempuan sundal (Ams. 7:26), bahwa banyaklah orang yang gugur 

ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya. Dan 

(Ams. 6:26) bahwa seorang sundal memburu nyawa yang berharga. 

Perempuan jahat ini, yang membawa Simson pada kehancuran, di 

sini bernama Delila, sebuah nama yang tercela. Nama itu pantas di-

pakai untuk mengungkapkan seseorang, atau sesuatu, yang meng-

gunakan sanjungan atau kepalsuan untuk mendatangkan masalah 

dan kehancuran atas orang-orang yang menjadi mangsanya. Lihatlah 

di sini, 

I. Perasaan Simson terhadap Delila: Simson jatuh cinta kepadanya 

(ay. 4). Sebagian penafsir berpendapat bahwa Delila yaitu  istri-

nya, namun  kalau memang begitu, ia pasti akan membawa Delila 

ke rumahnya sendiri. Sebagian yang lain berpendapat bahwa ia 

merayu Delila untuk dijadikan istri. namun  ada terlalu banyak 

alasan untuk curiga bahwa perasaan sayangnya terhadap Delila 

itu hanya nafsu saja, dan bahwa ia tinggal bersamanya dalam 

kecemaran. Tidaklah pasti apakah Delila yaitu  orang Israel atau 

orang Filistin. Kalaupun ia orang Israel, yang hampir tidak mung-

kin, ia memiliki hati orang Filistin. 

II. Raja-raja kota orang Filistin mengambil kesempatan dari Delila 

untuk mengkhianati Simson (ay. 5).  

1. Mereka mengatakan kepada Delila, bahwa mereka berencana 

merendahkan Simson atau menundukkannya. Mereka berjanji 

tidak akan menyakiti Simson, hanya menaklukkan diasupaya  

tidak menyakiti mereka lagi. Tampaknya mereka memang me-

nepati janji ini sepenuh hati, hingga bahkan saat   ia sudah 

ada dalam kekuasaan mereka, mereka tidak mau membunuh-

nya, sekalipun pisau yang mencukur rambutnya dengan cepat 

dan mudah bisa saja memotong tenggorokannya.  

2. Apa yang mereka inginkan dari semuanya itu yaitu  untuk 

mengetahui di mana letak kekuatan Simson yang besar itu, 

dan dengan cara apa ia bisa diikat. Mungkin mereka memba-

yangkan ia memiliki  suatu mantra atau jimat yang selalu 

dibawa, yang dengan kekuatannya ia melakukan hal-hal besar 

ini. Mereka tidak ragu bahwa, jika mereka bisa mendapatkan 

mantra atau jimat ini darinya, maka ia akan bisa dikendali-

kan. Oleh sebab itu, sebab  sebelumnya mereka sudah mem-

punyai cukup alasan untuk mengetahui di mana titik lemah-

nya, mereka berharap dapat menebak teka-tekinya untuk kali 

kedua dengan membajak dengan lembu betinanya. Mereka 

memanfaatkan Delila untuk memperoleh jawaban teka-teki itu 

dari Simson. Mereka membujuk Delila betapa besarnya ke-

baikan hatinya itu bagi mereka, dan mungkin juga meyakin-

kan dia bahwa itu tidak ada hal-hal buruk akan terjadi baik 

kepada Simson maupun kepada dia.  

3. Untuk pekerjaan ini mereka menawarkan imbalan yang tinggi. 

Mereka berjanji, setiap orang akan memberinya 1.100 keping 

perak, semuanya berjumlah 5.500, yang sama dengan sekian 

banyak syikal. Dengan inilah Delila diupah untuk mengkhia-

nati orang yang pura-pura dicintainya. Lihatlah betapa me-

ngerikannya kefasikan yang berakar dari cinta uang. Juru-

selamat kita yang terberkati dikhianati seperti itu oleh orang 

yang disebut-Nya sebagai teman, dan dengan sebuah ciuman 

pula, demi uang kotor. Tidak heran jika orang-orang sundal, 

seperti Delila, berlaku curang. Orang-orang yang kehilangan 

kejujuran mereka dalam satu hal, akan kehilangan kejujuran 

mereka dalam hal lain. 

III. Cara-cara yang dipakai Simson untuk mendiamkan Delila dari 

waktu ke waktu, dan untuk memegang rahasianya untuk waktu 

yang lama. Delila bertanya kepadanya sebab  apakah kekuatan-

nya demikian besar, dan apakah mungkin Simson diikat dan di-

tundukkan (ay. 6), dengan berpura-pura bahwa ia hanya ingin 

susaha  Simson memuaskan rasa ingin tahunya dalam hal yang 

satu itu. Pikirnya, mustahil Simson dapat diikat kecuali dengan 

pesonanya. 

1. saat   Delila mendesaknya terus-menerus, Simson memberi-

tahukan kepadanya,  

(1) Bahwa ia dapat diikat dengan tujuh tali busur yang baru 

(ay. 7). Percobaan itu dilakukan (ay. 8), namun  tidak ber-

hasil. Simson memutuskan tali-tali busur itu seperti tali rami 

yang terbakar putus, jika  kena api (ay. 9).  

(2) saat   Delila masih terus mendesak (ay. 10), Simson mem-

beri tahu dia bahwa dengan dua tali baru, ia bisa dikekang 

dan dihambat dengan begitu rupa hingga ia dapat dita-

ngani dengan mudah seperti orang lain (ay. 11). Percobaan 

ini pun dilakukan, namun  gagal. Tali-tali baru itu diputus-

kannya tanggal dari tangannya seperti benang saja (ay. 12).  

(3) saat   Delila masih merengek-rengek kepadanya untuk me-

nyampaikan rahasia itu, dan menegurnya atas tindakannya 

yang tidak baik, sebab  sudah mempermainkannya begitu 

lama, Simson lalu  memberi tahu dia bahwa ketujuh 

rambut jalinnya akan membuat perubahan besar dalam 

dirinya (ay. 13). Jawaban ini hampir tepat dibandingkan 

jawaban-jawaban sebelumnya, namun  masih tidak berhasil 

juga. Kekuatannya tampak terletak pada rambutnya, sebab 

saat   percobaan itu dilakukan, hanya dengan kekuatan 

rambutnya, disentaknya lepas patok tenunan dan lungsin itu. 

2. Dalam semua percobaan ini, sulit untuk dikatakan apakah 

terlihat lebih banyak kelemahan Simson atau kefasikan Delila.  

(1) Adakah yang lebih jahat daripada desakan Delila yang 

tidak kenal lelah dan tidak masuk akal, untuk meminta 

Simson menyingkapkan rahasia yang diketahuinya akan 

membahayakan hidup Simson, jika rahasia itu tersimpan 

pada orang lain selain dirinya sendiri? Adakah yang lebih 

hina dan curang, lebih palsu dan khianat, selain Delila 

yang membaringkan kepala Simson di pangkuannya, seba-

gai orang yang dikasihinya, dan pada saat yang sama me-

rancang untuk mengkhianatinya dengan menyerahkannya 

kepada orang-orang yang membencinya mati-matian?  

(2) Adakah yang lebih lemah daripada Simson yang terus 

meladeni orang yang, begitu jelas dilihatnya, bermaksud 

jahat kepadanya? Bahwa Simson mau terus saja mende-

ngarkan permintaan yang demikian lancang untuk waktu 

yang begitu lama, dengan maksud untuk mencelakai diri-

nya sendiri? Bahwa saat   Simson menyadari ada orang-

orang yang menunggu-nunggu dirinya di dalam kamar, dan 

hendak menangkapnya kalau bisa, ia tidak segera keluar 

dari kamar itu, dengan menetapkan hati untuk tidak per-

nah masuk ke dalamnya lagi? Bahkan, mengapa Simson 

masih saja kembali membaringkan kepalanya di atas pang-

kuan perempuan itu, padahal sudah sering kali ia diba-

ngunkan dengan tanda bahaya itu, orang-orang Filistin 

menyergap engkau, Simson? Sukar dibayangkan ada orang 

sedemikian dungu sepenuh-penuhnya dan sama sekali 

tidak waras lagi seperti Simson saat itu. namun , persundal-

an yaitu  salah satu hal yang menghilangkan daya pikir. 

Sulit untuk mengatakan apa maksud Simson dengan mem-

biarkan Delila mencoba begitu sering apakah ia bisa mele-

mahkan dan menundukkannya. Sebagian penafsir berpen-

dapat bahwa Simson sendiri tidak tahu pasti di mana letak 

kekuatannya, namun , dari apa yang tampak, ia benar-benar 

tahu. Sebab, saat   ia memberi tahu Delila apa yang benar

benar akan melumpuhkannya, dikatakan, diceritakannya-

lah kepadanya segala isi hatinya. Tampaknya, ia bermak-

sud untuk berkelakar dengan Delila, untuk menguji apa-

kah Delila bisa menghentikan permintaannya dengan can-

daan, untuk mengacaukan orang yang bersiap-siap hendak 

mempermainkan mereka. namun  sungguh tidak bijak bah-

wa ia tidak meninggalkan medan pertempuran segera sete-

lah ia sadar tidak dapat bertahan. 

IV. Penyingkapan yang pada akhirnya dibuat Simson tentang rahasia 

besar ini. Dan, jika penyingkapan itu terbukti mematikan baginya, 

itu salah dia sendiri, yang berkuasa untuk menjaga rahasianya 

dari orang yang jelas-jelas mencoba menghancurkannya. Sebab 

percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang ber-

sayap, namun  di depan mata Simson jaring itu dibentangkan, dan 

sekalipun begitu ia terjerat di dalamnya. Seandainya Simson tidak 

buta sebelum orang-orang Filistin mencungkil matanya, ia  mung-

kin akan melihat dirinya dikhianati. Delila berarti orang yang 

menghabiskan, demikianlah ia bagi Simson. Amatilah,  

1. Bagaimana Delila menggodanya, dengan mengatakan kepada-

nya bahwa ia tidak percaya Simson mencintainya, kecuali Sim-

son mau menuruti kemauannya dalam hal ini (ay. 15): Bagai-

mana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal 

hatimu tidak tertuju kepadaku? Yaitu, “jika engkau tidak dapat 

mempercayakan isi hatimu kepadaku?” Kekasih yang dimabuk 

asmara tidak tahan jika cinta mereka dipertanyakan. Mereka 

akan melakukan apa saja daripada ketulusan mereka dicuri-

gai. Itulah sebabnya di sini Delila mengambil keuntungan dari 

kekasih yang bodoh ini. Maafkan saya sebab  menyebutnya 

demikian. Bujukan ini memang didasarkan atas kebenaran 

yang luhur, bahwa orang yang mendapatkan cinta kita bukan-

lah orang yang kepadanya kita berkata-kata baik atau berha-

rap baik, melainkan orang yang mendapatkan hati kita. Itulah 

cinta tanpa kepura-puraan. namun  hanya kepalsuan dan san-

jungan setinggi langit saja jika kita berkata bahwa kita men-

cintai seseorang, namun  hati kita tidak tertuju kepadanya. 

Bagaimana kita bisa berkata bahwa kita mencintai saudara 

kita, yang kita lihat, atau Allah, yang tidak kita lihat, jika hati 

kita tidak tertuju kepadanya? Delila terus merengek-rengek 

kepada Simson selama berhari-hari, sehingga Simson tidak 

tahan lagi hidup bersamanya (ay. 16). Lantas mengapa Simson 

tidak meninggalkannya pada saat itu? Itu disebabkan Simson 

terpikat kepadanya oleh apa yang secara keliru disebut sebagai 

kekuatan cinta, padahal sesungguhnya hanyalah nafsu. Nafsu 

ini menyihir dan memabukkan Simson dengan sempurna, dan 

melalui kekuatannya lihatlah,  

2. Bagaimana Delila menaklukkannya (ay. 17): Diceritakannyalah 

kepadanya segala isi hatinya. Allah membiarkan Simson mela-

kukan hal bodoh ini, untuk menghukumnya sebab  sudah 

menuruti hawa nafsu yang cemar. Malaikat yang menubuat-

kan kelahirannya tidak berkata apa-apa tentang kekuatannya 

yang besar, namun  hanya bahwa ia akan menjadi orang nazir, 

dan secara khusus kepalanya takkan kena pisau cukur (13:5). 

Penaziran atau penyerahan dirinya sebagai orang nazir kepada 

Allah akan menjadi kekuatannya, sebab ia akan dikuatkan 

dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan Roh yang beker-

ja dengan kuat di dalam dirinya. Dengan begitu, kekuatannya, 

melalui janji ilahi, dan bukan secara alami, dapat menjadi 

gambaran dan bayangan dari kekuatan rohani orang-orang 

percaya (Kol. 1:11, 29). Itulah sebabnya lambang penazirannya 

(yaitu rambutnya – pen.) yaitu  jaminan kekuatannya. Jika ia 

kehilangan lambang penazirannya itu, maka ia tahu bahwa ia 

kehilangan kekuatannya. “Jika aku dicukur, maka aku tidak 

lagi menjadi orang nazir, dan pada saat itu kekuatanku akan 

hilang.” Kekuatan tubuh jasmaninya sangat bergantung pada 

rambutnya itu, padahal secara alami hanya biasa-biasa saja. 

Hal ini mengajar kita untuk mengagungkan ketetapan-ketetap-

an ilahi, dan mengharapkan anugerah Allah, serta keberlanjut-

annya, hanya dalam penggunaan sarana-sarana anugerah 

yang dengannya Ia telah menetapkan kita untuk datang meng-

hadap kepada-Nya. Sarana-sarana anugerah itu yaitu  fir-

man, sakramen-sakramen, dan doa. Dalam bejana-bejana ta-

nah liat inilah tersimpan harta karun ini. 

 

Simson Dikhianati 

(16:18-21) 

18 saat   dilihat Delila, bahwa segala isi hatinya telah diceritakannya kepada-

nya, disuruhnyalah memanggil raja-raja kota orang Filistin, katanya: “Sekali 

ini lagi datanglah ke mari, sebab ia telah menceritakan segala isi hatinya 

kepadaku.” Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin itu kepadanya sambil 

membawa uang itu. 19 Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, 

lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalin-

nya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab 

kekuatannya telah lenyap dari padanya. 20 Lalu berserulah perempuan itu: 

“Orang Filistin menyergap engkau, Simson!” Maka terjagalah ia dari tidurnya 

serta katanya: “Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meron-

ta lepas.” namun  tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan 

dia. 21 Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan 

membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan 

pekerjaannya di penjara ialah menggiling. 

Kita mendapati dalam perikop ini akibat-akibat yang mematikan dari 

kebodohan Simson dalam membocorkan kekuatannya sendiri. Ia 

segera membayar mahal untuk itu. Perempuan jalang yaitu  lobang 

yang dalam. Orang yang dimurkai TUHAN akan terperosok ke dalam-

nya. Dalam lobang itu Simson tenggelam. Amatilah,  

1. Bagaimana cara Delila untuk memastikansupaya  uang itu diba-

yarkan kepadanya. Sekarang ia tahu, dari cara berbicara Simson, 

bahwa telah diceritakannya kepadanya segala isi hatinya. Kemu-

dian ia memanggil raja-raja kota orang Filistin yang mengupahnya 

untuk melakukan pekerjaan hina ini. namun  mereka harus me-

mastikan untuk membawa uang itu di tangan mereka (ay. 18, KJV). 

Upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat dibayarkan sebagai-

mana mestinya, tanpa diketahui Simson. Sungguh menyedihkan 

melihat salah seorang yang paling gagah berani di dunia pada 

waktu itu dijual dan dibeli, seperti anak domba ke pembantaian. 

Betapa kejadian ini menodai segala kemuliaan manusia, dan 

melarang orang yang paling kuat sekalipun untuk memegahkan 

kekuatannya!  

2. Cara apa yang dipakai Delila untuk menyerahkan Simson kepada 

mereka sesuai dengan tawaran. Banyak orang di dunia ini, untuk 

seperseratus dari jumlah yang diberikan kepada Delila di sini, 

mau menjual orang yang mereka akui sangat mereka hormati. 

Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri 

kepada kawan. Lihatlah betapa curangnya cara yang diambil 

Delila (ay. 19): Dibujuknya Simson tidur di pangkuannya. Yosefus 

berkata, Delila memberinya suatu minuman yang memabukkan, 

yang membuatnya tertidur. Candu apa yang mungkin dicelupkan-

nya secara diam-diam ke dalam cangkir Simson, kita tidak tahu. 

namun  kita tidak dapat menduga bahwa dengan sadar Simson mau 

meminum anggur atau minuman keras, sebab itu akan meng-

hilangkan kenazirannya, sama seperti kalau rambutnya dicukur. 

Delila pura-pura berlaku sangat manis saat   ia sedang merancang 

kejahatan luar biasa,supaya  ia dapat membuat Simson tertidur. 

Lihatlah akibat-akibat yang mematikan dari rasa aman. Iblis meng-

hancurkan manusia dengan meninabobokan mereka, membuai 

mereka dengan pikiran yang baik tentang keamanan mereka sen-

diri. Dengan begitu ia membuat mereka tidak memikirkan apa 

pun dan tidak takut pada apa pun. lalu  ia merampas ke-

kuatan dan kehormatan mereka, dan menjadikan mereka sebagai 

tawanan untuk menuruti kehendaknya. saat   kita tidur, musuh-

musuh rohani kita tidak tidur. saat   Simson tidur, Delila menyu-

ruh seseorang untuk mencukur rambutnya, yang dilakukan orang 

itu dengan begitu pelan dan begitu cepat hingga tidak memba-

ngunkan Simson, namun  jelas bahwa ia tertimpa masalah. Bahkan 

dalam tidurnya, rohnya jelas-jelas tenggelam sebab nya. Menurut 

saya, kita dapat menduga bahwa seandainya kejahatan ini 

dilakukan kepadanya dalam tidurnya oleh seseorang yang jahat, 

maka akibat aneh seperti ini tidak akan terjadi pada dirinya, 

kecuali dirinya sendiri ikut berperan dalam menimbulkan kejahat-

an itu, seperti yang dilakukannya di sini. sebab  itu, kefasikan-

nya sendirilah yang menghajarnya. Itu yaitu  kesalahannya, se-

bab jika tidak, ia pasti tidak akan celaka seperti itu.  

3. Betapa Simson sendiri tidak begitu peduli akan kejadian itu (ay. 

20). Tidak bisa tidak, ia pasti kehilangan rambutnya begitu ia 

terbangun, dan sekalipun begitu ia berkata, “Seperti yang sudah-

sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas sesudah tidur.” 

Atau, “seperti yang sudah-sudah, saat   orang-orang Filistin me-

nyergapku, aku akan berhasil menghadapi mereka.” Mungkin ia 

menyangka bahwa ia akan bebas dan meronta lepas dengan lebih 

mudah, dan bahwa kepalanya akan terasa lebih ringan, sebab 

sekarang rambutnya sudah dicukur. Tak terlintas dalam pikiran-

nya bahwa beban kesalahan jauh lebih berat daripada beban 

rambut. Ia segera mendapati suatu perubahan dalam dirinya, kita 

memiliki  alasan untuk berpikir demikian. Sekalipun begitu, 

tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia. Ia 

tidak mempertimbangkan bahwa inilah alasan dari perubahan itu. 

Perhatikanlah, banyak orang telah kehilangan hadirat Allah yang 

penuh perkenanan, namun mereka tidak menyadarinya. Mereka 

telah menyulut murka Allah hingga Ia menarik diri dari mereka, 

namun  mereka tidak sadar akan kehilangan yang mereka derita, 

tidak pula pernah mengeluhkannya. Jiwa mereka menjadi lemas 

dan lemah, pemberian-pemberian mereka menjadi layu, dan 

segala sesuatu menjadi berantakan bagi mereka. Namun demi-

kian, mereka tidak mengaitkan hal ini dengan penyebab yang 

sebenarnya, yaitu bahwa Allah telah meninggalkan mereka. Tidak 

pula mereka ambil peduli untuk berdamai dengan-Nya atau men-

dapatkan kembali perkenanan-Nya. saat   Allah telah meninggal-

kan kita, kita tidak bisa berbuat seperti yang sudah-sudah. 

4. Keuntungan-keuntungan apa yang segera dimanfaatkan oleh 

orang-orang Filistin terhadap Simson (ay. 21). Orang-orang Filistin 

membawa Simson sesudah  Allah meninggalkan dia. Orang-orang 

yang sudah membuat diri mereka terlempar dari perlindungan 

Allah akan menjadi mangsa yang empuk bagi musuh-musuh 

mereka. Jika kita tidur di atas pangkuan hawa nafsu kita, maka 

kita pasti akan terbangun di tangan orang-orang Filistin. Ada 

kemungkinan bahwa orang-orang Filistin telah berjanji kepada 

Delila untuk tidak membunuhnya, namun  mereka menggunakan 

cara yang berhasil untuk melumpuhkannya. Hal pertama yang 

mereka lakukan, sesudah  ia jatuh ke tangan mereka, dan mereka 

mendapati bahwa mereka dapat mengendalikannya, yaitu  men-

cungkil kedua matanya, dengan membakarnya dengan api, menu-

rut terjemahan bahasa Arab. Pikir mereka, matanya tidak akan 

pernah kembali lagi, sedangkan rambutnya bisa saja akan tum-

buh lagi, dan bahwa tangan yang paling kuat sekalipun tidak 

akan bisa berbuat apa-apa tanpa kedua mata yang menuntunnya. 

Oleh sebab  itu, jika mereka membutakan dia sekarang, maka 

mereka membutakannya untuk selama-lamanya. Matanya yaitu  

pintu masuk bagi dosanya. Ia melihat seorang perempuan sundal 

di Gaza, lalu menghampirinya (ay. 1), dan sekarang hukumannya 

dimulai dari matanya. sebab  sekarang orang-orang Filistin telah 

membutakan dia, maka ia memiliki  waktu untuk mengingat 

bagaimana hawa nafsunya sendiri telah membutakannya. Obat 

pelindung terbaik bagi mata yaitu  memalingkannya dari melihat 

kesia-siaan. Mereka membawanya ke Gaza,supaya  ia bisa terlihat 

lemah di tempat di mana ia belum lama ini telah memberikan 

bukti-bukti yang begitu rupa akan kekuatannya (ay. 3). Dan su-

paya di sana ia bisa menjadi bahan olok-olok untuk orang-orang 

yang telah dibuatnya ngeri terhadap dirinya. Mereka membeleng-

gunya dengan dua rantai tembaga, sementara sebelumnya ia di-

belenggu dengan tali-tali kejahatannya sendiri. Dan pekerjaannya 

di penjara ialah menggiling. Ia bekerja dalam penjara mereka, 

entah untuk mendatangkan keuntungan bagi mereka atau seba-

gai hukuman baginya, atau untuk kedua-duanya. Demikian pula 

Iblis, melalui para pendosa, membutakan pikiran orang-orang yang 

tidak percaya, dan dengan begitu memperbudak mereka, dan 

mengurung mereka dalam kepentingan-kepentingannya. Simson 

yang malang, betapa engkau telah jatuh! Betapa kehormatanmu 

terbaring dalam debu! Betapa kemuliaan dan perlindungan Israel 

telah menjadi budak dan kemenangan orang-orang Filistin! 

Mahkota telah jatuh dari kepalanya. Wahai dia, sebab  dia telah 

berbuat dosa. Hendaklah semua orang mengambil pelajaran dari 

kejatuhan Simson untuk menjaga kemurnian mereka dengan 

hati-hati, dan untuk berjaga-jaga terhadap segala nafsu kedaging-

an. Segala kemuliaan kita hilang, dan perlindungan kita mening-

galkan kita, saat   perjanjian kita untuk memisahkan diri bagi 

Allah, sebagai seorang nazir rohani, dinajiskan. 

Kematian Simson;  

Kemenangan Simson dalam Kematian 

(16:22-31) 

22 namun  rambutnya mulai tumbuh pula sesudah dicukur. 23 Sesudah itu 

berkumpullah raja-raja kota orang Filistin untuk mengadakan perayaan 

korban sembelihan yang besar kepada Dagon, allah mereka, dan untuk ber-

sukaria; kata mereka: “Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita 

Simson, musuh kita.” 24 Dan saat   orang banyak melihat Simson, mereka 

memuji allah mereka, sambil berseru: “Telah diserahkan oleh allah kita ke 

dalam tangan kita musuh kita, perusak tanah kita, dan yang membunuh 

banyak teman kita.” 25 saat   hati mereka riang gembira, berkatalah mereka: 

“Panggillah Simson untuk melawak bagi kita.” Simson dipanggil dari penjara, 

lalu ia melawak di depan mereka, lalu  mereka menyuruh dia berdiri di 

antara tiang-tiang. 26 Berkatalah Simson kepada anak yang menuntun dia: 

“Lepaskan aku dan biarkanlah aku meraba-raba tiang-tiang penyangga ru-

mah ini,supaya  aku dapat bersandar padanya.” 27 Adapun gedung itu penuh 

dengan laki-laki dan perempuan; segala raja kota orang Filistin ada di sana, 

dan di atas sotoh ada kira-kira tiga ribu orang laki-laki dan perempuan, yang

menonton lawak Simson itu. 28 Berserulah Simson kepada TUHAN, katanya: 

“Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali 

ini saja, ya Allah,supaya  dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua 

mataku itu kepada orang Filistin.” 29 lalu  Simson merangkul kedua 

tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang 

yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan 

tangan kirinya. 30 Berkatalah Simson: “Biarlah kiranya aku mati bersama-

sama orang Filistin ini.” Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka 

rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak 

yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih 

banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya. 31 Sesudah itu 

datanglah ke sana saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya, mereka 

mengangkat dia dan membawanya dari sana, lalu menguburkannya di antara 

Zora dan Esytaol di dalam kubur Manoah, ayahnya. Dia memerintah sebagai 

hakim atas orang Israel dua puluh tahun lamanya. 

Meskipun babak terakhir dari kehidupan Simson penuh kehinaan, 

dan orang berharap ada tudung yang ditarik untuk menutupinya, 

namun gambaran yang diberikan di sini tentang kematiannya dapat 

dipakai untuk mengurangi, meskipun tidak menghapuskan sama 

sekali, cela dari hidupnya itu. Sebab ada kehormatan dalam kema-

tiannya. Tidak diragukan lagi bahwa ia sangat menyesal atas dosa-

nya, atas penghinaan yang dilakukannya melalui dosa itu terhadap 

Allah, dan atas hilangnya kehormatan yang telah diberikan Allah 

kepadanya sebab  perbuatannya sendiri. namun  tanda bahwa Allah 

sudah berdamai dengannya tampak, 

1. Dari kembalinya tanda kenazirannya (ay. 22): Rambutnya mulai 

tumbuh pula sesudah dicukur, yaitu, setebal dan sepanjang seperti 

saat   dipotong. Ada kemungkinan bahwa ucapan syukur orang-

orang Filistin secara bersama-sama kepada Dagon tidak ditunda 

untuk waktu yang lama, dan sebelum itu rambut Simson sudah 

tumbuh seperti itu. Melalui pertumbuhan rambutnya itu, dan 

gambaran khusus mengenainya, tampak bahwa pertumbuhan 

rambut itu luar biasa, dan dirancang sebagai pertanda khusus 

dari kembalinya perkenanan Allah kepada Simson sesudah  perto-

batannya. Sebab pertumbuhan rambutnya bukanlah penyebab 

atau tanda dari kembalinya kekuatannnya, melainkan tidak lebih 

hanya sebagai lambang penazirannya. Pertumbuhan rambut itu 

merupakan tanda bahwa Allah menerimanya sebagai orang nazir 

kembali, sesudah  gangguan itu, tanpa upacara-upacara yang dite-

tapkan untuk memulihkan seorang nazir yang telah melanggar, 

yang pada saat itu tidak sempat dilakukan Simson (Bil. 6:9). 

Sungguh mengherankan bahwa orang-orang Filistin, yang men-

cengkeram Simson dalam tangan mereka, tidak cemburu pada 

rambutnya yang bertumbuh lagi, dan tidak memotongnya. namun  

mungkin mereka mau kekuatannya yang besar kembali kepada-

nya,supaya  mereka bisa membuatnya bekerja jauh lebih banyak 

lagi. Selain itu,  sekarang ia buta, jadi mereka tidak takut akan 

disakiti olehnya.  

2. Tanda bahwa Allah sudah berdamai dengan Simson tampak dari 

dipakainya Simson oleh Allah untuk menghancuran musuh-

musuh umat-Nya. Dan itu terjadi pada saat yang paling tepat un-

tuk membela kehormatan Allah, dan bukan secara langsung 

untuk membela dan membebaskan Israel. Amatilah, 

I. Betapa dengan kurang ajar orang-orang Filistin menghina Allah 

Israel,  

1. Melalui korban-korban yang mereka persembahkan kepada 

dewa Dagon, seteru-Nya. Dagon ini mereka sebut sebagai allah 

mereka, allah buatan mereka sendiri, yang digambarkan de-

ngan sebuah patung, yang bagian atasnya berbentuk manusia, 

dan bagian bawahnya berbentuk ikan, makhluk khayalan se-

mata-mata. Namun bisa-bisanya benda itu mereka tinggikan 

untuk melawan Allah yang benar dan hidup. Ilah jadi-jadian 

inilah yang mereka anggap memberi mereka keberhasilan (ay. 

23-24): Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita 

Simson, musuh kita, perusak tanah kita. Demikianlah mereka 

bermimpi, meskipun allah mereka itu tidak dapat berbuat 

kebaikan ataupun kejahatan. Mereka tahu bahwa Delila telah 

mengkhianati Simson, dan mereka telah membayarnya untuk 

melakukan itu. Namun mereka memberi pujian atas keber-

hasilan itu kepada allah mereka, dan hati mereka menjadi 

yakin akan kuasanya untuk melindungi mereka. Segala bang-

sa mau berjalan masing-masing seperti itu demi nama allah 

mereka. Mereka mau memberi allah mereka pujian atas penca-

paian-pencapaian mereka. Masakan kita sendiri tidak mau 

memberikan penghormatan ini kepada Allah kita, yang keraja-

an-Nya berkuasa atas segala sesuatu? Namun, menimbang be-

tapa jahat cara-cara yang mereka pakai untuk membuat Simson 

jatuh ke tangan mereka, harus diakui bahwa hanya ilah sam-

pah seperti Dagonlah yang pantas dijadikan pelindung kejahat-

an. Korban-korban dipersembahkan, dan kidung-kidung pujian 

dinyanyikan, pada hari ucapan syukur bersama, untuk keme-

nangan yang diperoleh atas satu orang ini. Ada ungkapan-ung-

kapan sukacita yang besar pada waktu itu, dan semuanya demi 

kehormatan Dagon. Jauh lebih beralasan bagi kita untuk mem-

berikan pujian atas semua keberhasilan kita kepada Allah kita. 

Syukur bagi Allah, yang dalam