Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 18. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 18. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 18


 ungkinan bahwa Samgar sendiri 

sedang menggunakan bajak itu saat orang Filistin mengadakan 

serangan ke negerinya untuk memorak-porandakannya, dan Allah 

menanamkan di dalam hatinya tekad untuk melawan mereka. 

sebab  dorongan hati itu muncul dengan tiba-tiba dan kuat, 

sedangkan ia tidak membawa pedang ataupun tombak untuk 

menghukum mati mereka, maka ia menggunakan alat yang ber-

ada di dekatnya, yakni beberapa peralatan bajaknya. Dengan 

benda itulah ia membunuh sekian ratus orang dan lolos tanpa 

terluka sedikit pun. Lihatlah di sini, 

(1) Bahwa Allah dapat membuat orang-orang yang keturunan, 

pendidikan, dan pekerjaannya sangat rendah dan tidak diang-

gap, menjadi amat sangat berguna bagi kemuliaan-Nya dan 

kebaikan jemaat-Nya. Dia yang memiliki Roh pada diri-Nya 


 444

bisa saja, jika  Ia berkehendak, membuat pembajak menjadi 

hakim dan panglima, dan nelayan menjadi rasul. 

(2) Tidak menjadi soal seberapa lemah senjatanya, jika  Allah 

mengarahkan dan menguatkan lengan orang yang mengguna-

kannya. Bila Allah berkenan, tongkat penghalau lembu pun 

mampu berbuat lebih banyak dibandingkan dengan pedang 

Goliat. Dan adakalanya Ia memilih bekerja melalui sarana-

sarana yang tidak menjanjikan seperti itu,supaya  nyata bah-

wa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah. 

 

 

 

PASAL  4  

alan cerita Debora dan Barak (kedua pahlawan dalam pasal ini) 

yaitu  sama dengan jalan cerita sebelumnya. Dalam pasal ini kita 

mendapati,  

I. Israel berbalik dari Allah (ay. 1).  

II. Israel ditindas oleh Yabin (ay. 2-3).  

III. Israel berhakim kepada Debora (ay. 4-5).  

IV. Israel diselamatkan dari tangan Yabin.  

1. Pembebasan Israel itu direncanakan bersama Debora dan 

Barak (ay. 6, 9). 

2. Pembebasan itu dicapai melalui kerja sama mereka. Ba-

rak maju ke medan perang (ay. 10). Sisera, panglima ten-

tara Yabin, maju menghadapi Barak (ay. 12-13). Debora 

membesarkan hati Barak (ay. 14). Dan Allah memberikan 

kemenangan penuh kepada Barak. Tentara Sisera dika-

caubalaukan (ay. 15-16). Panglimanya terpaksa melarikan 

diri (ay. 17). Dan di tempat di mana Sisera menyangka 

akan mendapat perlindungan, di situ ia malah kehilangan 

nyawa oleh Yael saat   ia sedang tertidur (ay. 18-21). Hal 

ini menuntaskan kemenangan Barak (ay. 22) dan pem-

bebasan Israel (ay. 23-24). 

Orang Israel Diperbudak oleh Yabin  

(4:1-3) 

1 sesudah  Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata 

TUHAN. 2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Ka-

naan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang 

diam di Haroset-Hagoyim. 3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab 


 446

Sisera memiliki  sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya 

ia menindas orang Israel dengan keras. 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Israel murtad terhadap Allah: Mereka melakukan pula apa yang 

jahat di mata-Nya, tidak lagi melayani-Nya, dan menyembah ber-

hala-berhala. Sebab inilah dosa yang sekarang paling merintangi 

mereka (ay. 1). Lihatlah dalam hal ini,  

1. Kekuatan yang mengherankan dari kebobrokan, yang mem-

buat orang bergegas melakukan dosa kendati sudah begitu 

sering mengalami akibat-akibatnya yang mematikan. Kecon-

dongan untuk murtad begitu sulit ditahan.  

2. Dampak-dampak buruk yang biasa terjadi sesudah  lama hidup 

tenteram. Negeri itu aman selama delapan puluh tahun, yang 

seharusnya meneguhkan mereka dalam menjalankan agama. 

Akan namun , justru sebaliknya, keadaan itu membuat mereka 

merasa aman dan berbuat tidak karuan, dan menuruti segala 

hawa nafsu yang memang untuk memuaskan penyembahan 

terhadap allah-allah palsu diciptakan. Demikianlah, orang 

bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. Menjadi gemuklah 

Yesyurun, dan menendang ke belakang.  

3. Kerugian besar yang diderita sebuah bangsa melalui kematian 

para pemimpin yang baik. Mereka melakukan apa yang jahat, 

sebab  Ehud telah mati. Demikianlah ayat itu bisa dibaca. 

Ehud mengawasi mereka dengan ketat, mengekang dan meng-

hukum segala sesuatu yang tampak mengarah pada penyem-

bahan berhala, dan membuat mereka tetap setia melayani 

Allah. Akan namun , sesudah  Ehud tiada, mereka memberontak, 

sebab  mereka lebih takut kepada Ehud daripada kepada 

Allah.  

II. Israel ditindas oleh musuh-musuh mereka. saat   mereka me-

ninggalkan Allah, Allah meninggalkan mereka. Mereka pun men-

jadi mangsa yang empuk bagi para perampok. Mereka menjauh-

kan diri dari Allah, seolah-olah Allah bukanlah bagian dari 

mereka. Oleh sebab  itu, Allah pun menjauhkan diri dari mereka 

dengan memandang mereka sebagai bukan bagian dari diri-Nya. 

Orang-orang yang melempar diri mereka keluar dari pelayanan 

Kitab Hakim-hakim 4:1-3 

 447 

kepada Allah, melempar diri mereka keluar dari perlindungan-

Nya. Apakah lagi urusan kekasih-Ku di dalam rumah-Ku jika  ia 

sudah bersundal seperti itu? (Yer. 11:15). Allah menyerahkan 

mereka ke dalam tangan Yabin (ay. 2). Yabin ini memerintah di 

Hazor, sama seperti raja lain sebelum dia, yang memiliki nama 

sama, dan mungkin merupakan bapa leluhurnya, yang dibunuh 

dan ditumpas habis oleh Yosua, dan dibakar kotanya (Yos. 11:1, 

10). namun  sepertinya, seiring berjalannya waktu, kota itu diba-

ngun kembali, kekuasaan diperoleh lagi, apa yang hilang didapat 

kembali, dan lambat laun raja Hazor mendapat kekuatan untuk 

melakukan penindasan atas Israel, yang sebab  dosa telah kehi-

langan semua keuntungan yang mereka miliki untuk melawan 

orang Kanaan. Perbudakan ini lebih lama daripada kedua per-

budakan sebelumnya, dan jauh lebih memilukan. Yabin, dan 

Sisera panglimanya, benar-benar menindas Israel dengan keras. 

Apa yang memperparah penindasan itu yaitu ,  

1. Bahwa musuh ini lebih dekat dengan mereka dibandingkan 

dengan kedua musuh sebelumnya. Musuh itu ada di perbatas-

an mereka, di tengah-tengah mereka, dan dengan begitu me-

miliki lebih banyak kesempatan untuk mencelakakan mereka.  

2. Bahwa musuh ini yaitu  penduduk asli negeri itu, yang me-

mendam rasa permusuhan yang tidak dapat dihilangkan ke-

pada orang Israel, sebab  orang Israel telah menyerang dan 

menduduki negeri mereka. Dengan demikian, saat   orang 

Israel ada dalam kuasa mereka, mereka akan berbuat jauh 

lebih kejam dan jahat terhadap orang Israel sebagai balas 

dendam atas perselisihan di masa lalu.  

3. Bahwa orang Kanaan ini sudah pernah ditaklukkan dan 

ditundukkan oleh Israel, sejak zaman dahulu telah ditetapkan 

untuk menjadi hamba bagi orang Israel (Kej. 9:25), dan seka-

rang bisa saja berada di bawah kaki mereka, dan sama sekali 

tidak dapat mengganggu mereka, kalau saja sikap mereka 

yang malas, pengecut, dan tidak percaya tidak membuat orang 

Kanaan bisa bangkit seperti itu. Ditindas oleh orang-orang 

yang telah ditaklukkan oleh bapa leluhur mereka, dan yang 

dengan bodoh telah dibiarkan hidup oleh mereka sendiri, tidak 

bisa tidak pastilah sangat menyakitkan. 


 448

III. Israel kembali kepada Allah mereka: Mereka berseru kepada 

TUHAN, saat kesusahan mendorong mereka datang kepada-Nya, 

dan mereka tidak melihat jalan lain untuk dilepaskan. Orang-

orang yang menyepelekan Allah dalam kemakmuran mereka akan 

mendapati bahwa mereka perlu mencari Dia dalam kesusahan 

mereka. 

Rancangan Debora dan Barak 

(4:4-9) 

4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai 

hakim atas orang Israel. 5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora 

antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap 

dia untuk berhakim kepadanya. 6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam 

dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: “Bukankah TUHAN, 

Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung 

Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon 

bersama-sama dengan engkau, 7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima 

tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju eng-

kau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu.” 8 

Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, namun  

jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” 9 Kata Debora: “Baik, aku 

turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan 

yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam 

tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-

sama dengan Barak ke Kedesh. 

Tahun pembebasan pada akhirnya datang juga, saat   Israel harus 

dilepaskan dari tangan Yabin, dan dipulihkan kepada kebebasan 

mereka. Dapat kita duga bahwa suku-suku yang di utara, yang letak-

nya paling dekat dengan si penindas dan paling merasakan dampak-

dampak dari kegeramannya, berseru kepada Allah secara khusus 

untuk meminta pembebasan ini. Oleh sebab  penindasan terhadap 

orang-orang yang lemah, oleh sebab  keluhan orang-orang miskin, 

sekarang juga Allah bangkit. Sekarang kita mendapati di sini, 

I. Persiapan yang dilakukan oleh bangsa itu untuk pembebasan 

mereka, melalui kepemimpinan dan pemerintahan Debora sebagai 

seorang nabiah (ay. 4-5). Nama Debora berarti lebah. Dan ia 

menggenapi arti namanya melalui ketekunannya, kebijaksanaan-

nya, kegunaannya yang besar bagi masyarakat, keramahannya 

kepada sahabat-sahabatnya, dan ketajamannya kepada musuh-

musuhnya. Ia disebut sebagai isteri Lapidot. Akan namun , sebab 

Kitab Hakim-hakim 4:4-9 

 449 

 akhiran kata itu tidak lazim ditemukan dalam nama seorang pria, 

maka sebagian penafsir menduga nama itu sebagai nama tempat: 

ia yaitu  seorang perempuan dari Lapidot. Sebagian yang lain 

menafsirkannya sebagai julukan. Lapidot berarti lampu. Para rabi 

mengatakan bahwa ia bekerja membuat sumbu untuk lampu 

Kemah Suci. Dan, sebab  sudah membungkuk untuk melakukan 

pekerjaan yang rendah itu bagi Allah, maka ia lalu  diangkat 

ke jabatan yang tinggi seperti itu. Kemungkinan lain, ia yaitu  

seorang perempuan yang penuh pencerahan, atau kecemerlangan, 

perempuan yang luar biasa berpengetahuan dan bijaksana, 

sehingga menjadi sangat terkemuka dan termasyhur. Mengenai 

Debora, di sini diceritakan kepada kita,  

1. Bahwa ia sangat dekat dengan Allah. Ia yaitu  seorang na-

biah, seorang yang mengenal perkara-perkara ilahi melalui 

ilham langsung dari Roh Allah, dan memiliki karunia-karunia 

hikmat, yang diperolehnya bukan dengan cara biasa: ia men-

dengar firman Allah, dan mungkin melihat penglihatan dari 

Yang Mahakuasa.  

2.  Bahwa ia sepenuhnya mengabdikan diri untuk melayani 

Israel. Ia menjadi hakim Israel pada saat Yabin menindas 

mereka. Mungkin saja, sebab  seorang perempuan, dia lebih 

mudah mendapat izin dari si penindas untuk melakukannya. 

Ia menghakimi, bukan sebagai pemimpin, yang diberi wewe-

nang untuk memerintah rakyat, melainkan sebagai nabiah, 

dan sebagai perpanjangan mulut Allah bagi Israel, dengan 

meluruskan penyelewengan-penyelewengan dan membereskan 

masalah-masalah, terutama yang berkaitan dengan penyem-

bahan kepada Allah. Orang Israel datang kepadanya dari 

segala penjuru untuk berhakim, bukan untuk menyelesaikan 

perselisihan di antara sesama manusia, melainkan terlebih 

untuk memberi nasihat tentang bagaimana memperbaiki apa 

yang salah dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan 

Allah. Sebagian dari mereka yang sebelumnya diam-diam me-

ratapi kedurhakaan dan penyembahan berhala yang dilakukan 

orang-orang di sekitar mereka, namun  tidak tahu ke mana ha-

rus mengadu untuk menghentikan orang-orang itu, sekarang 

menyampaikan keluhan-keluhan mereka kepada Debora. Ke-

mudian Debora, dengan pedang Roh, memperlihatkan kepada 

mereka penghakiman Allah, menyadarkan dan menginsafkan 


 450

banyak orang, serta menggugah dan menggerakkan para 

hakim di wilayah mereka masing-masing untuk menegakkan 

hukum. Dikatakan bahwa ia berdiam (ay. 5, KJV), atau seperti 

sebagian penafsir membacanya, ia duduk di bawah pohon 

korma, yang lalu  selalu disebut dengan namanya, pohon 

korma Debora. Entah rumahnya ada di bawah pohon itu, 

tempat tinggal yang begitu seadanya sehingga bisa didirikan di 

bawah sebatang pohon, atau kursi pengadilannya diletakkan 

di tempat terbuka, di bawah naungan pohon itu, yang menjadi 

lambang untuk keadilan yang berusaha ditegakkannya di 

sana, yang akan tetap hidup dan bertumbuh sekalipun meng-

hadapi perlawanan, seperti pohon korma yang menghadapi te-

kanan. Yosefus berkata bahwa orang Israel datang kepada 

Debora untuk memintanya berdoa kepada Allah bagi mereka, 

agar mereka dilepaskan dari tangan Yabin. Dan Samuel di-

katakan menghakimi Israel pada suatu kali di Mizpa, maksud-

nya, membawa mereka kembali kepada Allah, saat   mereka 

mengajukan permohonan yang sama kepada Samuel dalam 

peristiwa yang serupa (1Sam. 7:6, 8). 

II. Rancangan yang disusun untuk pembebasan mereka. saat   

orang Israel menghadap Debora untuk berhakim kepadanya, pada 

dia mereka menemukan keselamatan. Demikian pula halnya, 

orang-orang yang mencari Allah untuk mendapatkan anugerah, 

akan mendapatkan anugerah dan damai sejahtera, anugerah dan 

penghiburan, anugerah dan kemuliaan. Debora sendiri, sebagai 

seorang perempuan, tidak layak memimpin tentara perang. namun  

ia menunjuk seorang yang layak, yaitu Barak dari Naftali. Barak, 

ada kemungkinan, sudah menunjukkan kemampuannya dalam 

beberapa pertarungan dengan pasukan-pasukan si penindas, 

sebab  ia tinggal berdekatan dengannya (sebab Hazor dan Haroset 

terletak di dalam milik pusaka suku Naftali), dan dengan demi-

kian sudah mendapat nama baik dan pengaruh di antara orang-

orang sebangsanya. Kita dapat menduga bahwa orang yang berani 

itu sudah membuat berbagai usaha  untuk melepaskan kuk penin-

das ini, namun  ia tidak dapat melaksanakannya sebelum menerima 

penugasan dan perintah dari Debora. Barak tidak bisa berbuat 

apa-apa tanpa kepala Debora, dan Debora pun tidak bisa berbuat 

apa-apa tanpa tangan Barak. namun  keduanya secara bersama-

Kitab Hakim-hakim 4:4-9 

 451 

sama akan menjadi pembebas yang lengkap, dan mewujudkan 

pembebasan yang tuntas. Orang-orang yang terbesar dan terbaik 

sekalipun tidak dapat melakukan semuanya sendiri, namun  mem-

butuhkan satu sama lain. 

1. Dengan pimpinan Allah, Debora memerintahkan Barak untuk 

membentuk pasukan, dan bertempur melawan tentara Yabin, 

yang berada di bawah pimpinan Sisera (ay. 6-7). Barak, ada 

kemungkinan, sudah memikirkan suatu usaha  besar untuk 

melawan musuh bersama itu. Percikan api yang berkobar-

korbar sudah berpendar di dadanya, dan dengan senang hati 

ia akan melakukan sesuatu untuk kepentingan bangsanya dan 

untuk kota-kota Allahnya. Akan namun , ada dua hal yang 

mengecilkan hatinya:     

(1) Barak tidak mendapat amanat untuk mengerahkan pasuk-

an. Itulah sebabnya Debora di sini memberinya amanat 

dengan meterai yang besar dari sorga. Sebagai seorang 

nabiah, Debora memiliki wewenang untuk membubuhkan 

meterai itu: “Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan 

demikian? Ya, tentu saja. Percayalah perkataanku.” Sebagi-

an penafsir berpendapat bahwa perkataan Debora ini di-

maksudkan untuk mengetuk hati Barak sendiri. “Bukan-

kah Allah, melalui bisikan rahasia kepada dirimu sendiri, 

telah memberimu suatu isyarat tentang maksud-Nya untuk 

memakaimu sebagai alat di tangan-Nya untuk menyelamat-

kan Israel? Tidakkah engkau merasakan suatu dorongan 

semacam ini pada rohmu sendiri?” Jika benar demikian, 

roh nubuat dalam diri Debora meneguhkan roh seorang 

prajurit dalam diri Barak: Majulah, bergeraklah menuju 

gunung Tabor. 

[1] Debora memberikan arahan kepada Barak mengenai be-

rapa jumlah orang yang harus dikumpulkannya, yaitu 

10.000 orang. Dan janganlah Barak merasa khawatir 

bahwa jumlah ini terlalu sedikit, sebab Allah sudah ber-

firman bahwa Dia melalui mereka akan menyelamatkan 

Israel. 

[2] Dari mana Barak harus mengumpulkan orang-orang 

itu, yaitu hanya dari sukunya sendiri, dan dari suku Ze-

bulon yang tinggal bersebelahan dengan sukunya. Dua 


 452

wilayah ini akan memperlengkapi Barak dengan pasuk-

an yang cukup. Barak tidak perlu mencari ke tempat 

yang lebih jauh. Dan,  

[3] Debora memberikan perintah kepada Barak di mana dia 

harus mengumpulkan orang-orang itu, yaitu di gunung 

Tabor, di daerahnya sendiri. 

(2) sesudah  membentuk pasukan, Barak tidak tahu bagaimana 

ia bisa mendapatkan peluang untuk bertempur melawan 

musuh, yang mungkin akan menolak untuk berperang, 

sesudah  mendengar bahwa Israel, kalau saja mereka cukup 

bernyali untuk maju melawan musuh mana pun, jarang 

gagal memperoleh kemenangan. “Kalau begitu,” ujar De-

bora, “dalam nama Allah, aku akan menggerakkan Sisera 

dan pasukan-pasukannya menuju engkau.” Debora meya-

kinkan Barak bahwa perkara itu akan selesai dalam satu 

pertempuran sengit yang sudah ditentukan waktu dan 

tempatnya, dan tidak akan memakan waktu lama.  

[1] Dengan menyebutkan kekuatan musuh, yaitu Sisera, 

seorang panglima yang termasyhur, pemberani dan ber-

pengalaman, kereta-keretanya, kereta-kereta besinya, 

dan tentaranya yang banyak, Debora membuat Barak 

merasa harus membentengi dirinya dengan ketetapan 

hati yang sebesar-besarnya, sebab musuh yang harus 

dihadapinya sangatlah tangguh. Memang baik mengeta-

hui kemungkinan yang terburuk,supaya  kita dapat 

mempersiapkan diri sebagaimana mestinya. Akan namun , 

[2] Dengan menetapkan tempat ke mana Sisera akan me-

ngerahkan pasukannya, Debora memberi Barak suatu 

pertanda, yang dapat membantu meneguhkan imannya 

saat ia mulai bertempur. Ini merupakan sesuatu yang 

tidak dapat dipastikan, dan bergantung pada kehendak 

Sisera sendiri. Akan namun , saat   sesudahnya Barak 

melihat peristiwa itu terjadi persis seperti yang telah 

dinubuatkan Debora, maka ia dapat menyimpulkan dari 

situ bahwa pastilah hal-hal lain yang telah dikatakan 

Debora disampaikan di bawah pimpinan ilahi. Hal ini 

akan sangat membesarkan hatinya, terutama sebab  

bersama dengan ini,  

Kitab Hakim-hakim 4:4-9 

 453 

[3] Aku akan (yaitu, Allah akan, yang di dalam nama-Nya 

aku berbicara) menyerahkan dia ke dalam tanganmu. 

Jadi, saat   Barak melihat pasukan Sisera bergerak me-

lawannya, sesuai perkataan Debora, Barak bisa yakin 

bahwa, sesuai perkataan Debora, ia akan segera melihat 

mereka rebah di hadapannya. Cermatilah, Allah meng-

gerakkan mereka kepada Barak hanyasupaya  Ia dapat 

menyerahkan mereka ke dalam tangannya. saat   

Sisera mengerahkan semua pasukannya, ia berencana 

untuk menghancurkan Israel. Akan namun , Allah meng-

himpunkan mereka seperti berkas gandum ke tempat 

pengirikan, untuk kehancuran mereka sendiri (Mi. 4:11-

12). Berhimpunlah engkau, maka engkau akan dihancur-

kan berkeping-keping (Yes. 8:9 (KJV) dan Why. 19:17-18). 

2. Atas permintaan Barak, Debora berjanji akan turut maju 

bersamanya ke medan pertempuran.  

(1) Barak sangat bersikeras menuntut kehadiran Debora, yang 

baginya akan lebih baik daripada dewan penasihat perang 

(ay. 8): “Jika engkau turut maju bersamaku untuk memberi-

ku petunjuk dan nasihat, dan dalam segala perkara yang 

sulit memberitahukan kepadaku pikiran Allah, maka aku 

pun maju dengan segenap hatiku, dan tidak akan takut 

terhadap kereta-kereta besi itu. Jika tidak, maka aku pun 

tidak akan maju.” Sebagian penafsir melihat perkataan ini 

sebagai ungkapan iman yang lemah. Barak tidak dapat 

mempercayai perkataan Debora kecuali Debora ada ber-

samanya, seolah-olah sebagai jaminan bahwa perkataan-

nya itu akan dipenuhi. namun  pernyataan Barak ini seperti-

nya lebih timbul dari keyakinan akan perlunya kehadiran 

Allah dan pimpinan-Nya yang terus-menerus. Barak akan 

memandang kehadiran Debora sebagai tanggungan dan 

jaminan dari kehadiran dan pimpinan Allah itu. Itulah 

sebabnya Barak memohonkannya dengan sungguh-sung-

guh seperti itu. “Jika engkau tidak maju bersamaku, seba-

gai pertanda bahwa Allah maju bersamaku, janganlah su-

ruh aku berangkat dari sini.” Tidak ada yang lebih mem-

berinya ketenangan selain kehadiran sang nabiah itu 

bersamanya untuk menyemangati para prajurit dan untuk 


 454

dimintai petunjuk tentang firman Allah dalam segala ke-

sempatan.  

(2) Debora berjanji akan turut maju bersama Barak (ay. 9). 

Tidak ada susah payah ataupun bahaya yang dapat meng-

halangi Debora melakukan yang terbaik seperti yang 

sepatutnya ia lakukan untuk berbakti kepada negerinya. 

Debora tidak akan mengutus Barak ke suatu tempat jika 

dia sendiri tidak mau pergi ke tempat itu. Orang-orang 

yang dalam nama Allah memanggil orang lain untuk mela-

kukan kewajiban mereka, harus sungguh-sungguh siap 

untuk mendampingi mereka dalam melaksanakannya. 

Debora yaitu  kaum yang lebih lemah, namun ia memiliki 

iman yang lebih kuat. Akan namun , meskipun Debora setuju 

untuk turut maju bersama Barak, jika Barak memang 

bersikeras menuntutnya, Debora memberinya isyarat yang 

cukup pantas untuk membuat seorang tentara tidak ber-

sikeras menuntutnya: Dalam perjalanan yang engkau laku-

kan ini (begitu yakinnya Debora akan kemenangan hingga 

ia menyebut perjuangan Barak dalam perang hanya seperti 

menempuh perjalanan), engkau tidak akan mendapat kehor-

matan. Engkau tidak akan mendapat kehormatan yang 

begitu besar seperti seandainya engkau maju sendiri. Sebab 

Tuhan akan menyerahkan Sisera. Sekarang giliran Sisera 

yang diserahkan, seperti Israel dahulu (ay. 2), melalui pem-

balasan “ke dalam tangan seorang perempuan.” Artinya, 

[1] Dunia akan menganggap kemenangan ini diperoleh ka-

rena tangan Debora: Hal ini sudah dapat dilihat Barak 

sendiri. 

[2] Allah (untuk memperbaiki kelemahan Barak) akan me-

lengkapi kemenangan itu melalui tangan Yael, yang 

sedikit banyak akan memudarkan kehormatan Barak. 

namun  Barak lebih menghargai ketenangan pikirannya, 

dan keberhasilan yang luar biasa dari usahanya, dari-

pada kehormatannya. Oleh sebab  itu, ia sama sekali 

tidak mau membatalkan permohonannya. Ia tidak be-

rani berperang kecuali Debora ada bersamanya, untuk 

memberinya petunjuk dan berdoa baginya. Oleh sebab 

itu, Debora menepati perkataannya sendiri dengan ke-

beranian seorang laki-laki. Pahlawan perempuan yang

Kitab Hakim-hakim 4:10-16 

 455 

 mulia ini pun bangun berdiri dan pergi bersama-sama 

dengan Barak. 

Kekalahan Sisera 

(4:10-16) 

10 Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka 

sepuluh ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama 

dengan dia. 11 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari 

suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah 

memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat 

Kedesh. 12 sesudah  dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam 

telah maju ke gunung Tabor, 13 dikerahkannyalah segala keretanya, sembilan 

ratus kereta besi, dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dari 

Haroset-Hagoyim ke sungai Kison. 14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: 

“Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam 

tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” Lalu turunlah 

Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia, 15 dan 

TUHAN mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya 

oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan 

melarikan diri dengan berjalan kaki. 16 Lalu Barak mengejar kereta-kereta 

dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim, dan seluruh tentara Sisera 

tewas oleh mata pedang; tidak ada seorang pun yang tinggal hidup. 

Dalam perikop ini diceritakan, 

I. Barak menghimpun sukarelawan, dan dalam waktu singkat, 

jumlah orang yang diperlukannya sudah siap (ay. 10). Debora 

sudah menunjuk dia untuk membentuk sebuah pasukan yang 

terdiri dari 10.000 orang (ay. 6), dan sebanyak itulah jumlah 

orang yang sekarang ada pada kakinya (KJV), yang mengikuti dia, 

dan menaati perintahnya. Allah dikatakan memanggil kita pada 

kaki-Nya (Yes. 41:2, KJV), artinya, untuk taat kepada-Nya. Menu-

rut sebagian penafsir, ungkapan itu menyiratkan bahwa mereka 

semua yaitu  orang-orang yang berjalan kaki, dan memang demi-

kianlah pasukan orang Yahudi pada umumnya. Hal ini membuat 

ketimpangan kekuatan antara mereka dan musuh mereka yang 

menunggang kuda dan kereta sangatlah besar, dan membuat 

kemenangan mereka semakin gilang-gemilang. namun  kehadiran 

Allah dan nabiah-Nya lebih dari cukup untuk menyeimbangkan 

ketimpangan itu. Barak menghimpun orang-orangnya pada kaki-

nya, yang menyiratkan kegembiraan dan kesiapan mereka untuk 

mengiringinya ke mana saja ia pergi (Why. 14:4). Meskipun suku 

Zebulon dan suku Naftali yang terutama diandalkan, namun 


 456

tampak melalui nyanyian Debora bahwa ada sejumlah orang yang 

datang kepada Barak dari suku-suku lain yaitu Manasye dan 

Isakhar, dan ada lebih banyak yang diharapkan namun tidak 

datang, yaitu dari suku Ruben, Dan, dan Asyer (5:14-17). namun  

orang-orang ini tidak disebutkan di sini, dan kita hanya diberi 

tahu bahwa untuk membuat 10.000 orang yang mengikuti Barak 

benar-benar berhasil, Debora maju bersama-sama dengan dia. 

Ayat 11, yang berbicara mengenai kepindahan Heber, salah satu 

kaum orang Keni, dari padang gurun Yehuda di selatan, tempat 

kaum-kaum itu menetap (1:16), ke negeri di utara, diselipkan di 

sini untuk memperjelas apa yang akan disampaikan selanjutnya 

mengenai tindakan Yael yang berani, seorang istri dari kaum itu. 

II. Sisera, sesudah  diberi tahu tentang pergerakan Barak, maju ke 

medan perang dengan pasukan yang sangat banyak dan sangat 

kuat (ay. 12-13, KJV): Mereka memperlihatkan kepada Sisera, 

maksudnya, hal ini diperlihatkan kepada Sisera. Namun, sebagian 

penafsir berpendapat bahwa mereka di sini merujuk kepada orang 

Keni, yang disebutkan tepat sebelumnya (ay. 11). Mereka memberi 

tahu Sisera tempat berhimpunnya Barak, sebab pada waktu itu 

ada hubungan yang baik antara Yabin dan kaum orang Keni (ay. 

17). Entah mereka meniatkannya sebagai kebaikan kepada Sisera 

atau tidak, perbuatan mereka itu ikut menggenapkan apa yang 

telah dikatakan Allah melalui Debora (ay. 7): Aku akan meng-

gerakkan Sisera menuju engkau. Apa yang menjadi andalan utama 

Sisera yaitu  kereta-keretanya. Itulah sebabnya diberi perhatian 

khusus tentang kereta-kereta itu, sembilan ratus kereta besi, 

dengan pisau-pisau sabit yang diikatkan pada tangan-tangan 

rodanya. Dan saat   kereta-kereta itu dilajukan ke tengah-tengah 

pasukan pejalan kaki, sungguh mengerikan kematian yang diaki-

batkannya. Betapa manusia itu banyak akal dalam menciptakan 

cara-cara untuk menghancurkan satu sama lain, demi memuas-

kan segala hawa nafsu yang darinya datang sengketa dan perteng-

karan. 

III. Debora memberi perintah untuk maju bertempur melawan musuh 

(ay. 14). Yosefus berkata bahwa saat Barak melihat pasukan 

Sisera bergerak, dan mencoba mengepung gunung Tabor, yang di 

puncaknya Barak dan pasukannya berkemah, hati Barak menjadi 

Kitab Hakim-hakim 4:10-16 

 457 

sangat ciut, dan ia memutuskan untuk mundur ke tempat yang 

lebih aman. namun  Debora menyemangati Barak untuk menyerang 

Sisera, dengan meyakinkan Barak bahwa inilah hari yang ditandai 

dalam keputusan hikmat ilahi sebagai kekalahan Sisera. “sebab  

sekarang mereka kelihatan teramat mengancam, maka mereka 

sudah matang untuk dihancurkan. Kehancuran itu begitu pasti 

terjadi, sehingga seolah-olah sudah terjadi: TUHAN menyerahkan 

Sisera ke dalam tanganmu.” Lihatlah bagaimana pekerjaan dan 

kehormatan dalam pertempuran besar ini dibagi antara Debora 

dan Barak. Debora, sebagai kepala, memberikan perintah, dan 

Barak, sebagai tangan, mengerjakannya. Demikianlah Allah mem-

bagikan karunia-Nya secara beragam (1Kor. 12:4, dst.). Akan 

namun , meskipun biasanya kepala dari perempuan ialah laki-laki 

(1Kor. 11:3), namun Dia yang memiliki Roh pada diri-Nya ber-

kenan menyilangkan tangan-Nya, dan menempatkan kepala pada 

pundak perempuan, dengan memilih apa yang lemah bagi dunia 

untuk mempermalukan apa yang kuat,supaya  jangan ada se-

orang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. 

Sungguh baik bagi Barak bahwa Debora ada bersamanya, sebab 

Debora memperlengkapi apa yang kurang, 

1. Dalam kepemimpinan Barak, dengan memberi tahu dia, inilah 

harinya. 

2. Dalam keberanian Barak, dengan meyakinkan dia akan pe-

nyertaan Allah: “Bukankah TUHAN telah maju di depan eng-

kau? Tidakkah engkau berani mengikuti, padahal Allah sendiri 

yang menjadi pemimpinmu?” Perhatikanlah, 

(1) Dalam segala usaha  yang kita lakukan, sungguh baik jika 

kita puas bahwa Allah maju di depan kita, bahwa kita se-

dang menjalankan kewajiban kita dan berada dalam pim-

pinan-Nya. 

(2) Jika ada dasar bagi kita untuk berharap bahwa Allah maju 

di depan kita, maka kita harus terus maju dengan berani 

dan gembira. Janganlah berkecil hati sebab  kesulitan-

kesulitan yang engkau jumpai dalam melawan Iblis, dalam 

melayani Allah, atau menderita bagi-Nya. Sebab bukankah 

TUHAN telah maju di depan engkau? Oleh sebab  itu, 

ikutilah Dia dengan sepenuh hati. 


 458

IV. Allah sendiri mengacaukan tentara musuh (ay. 15). Barak, dengan 

menaati perintah Debora, turun ke lembah, walaupun di sana di 

atas dataran, kereta-kereta besi akan jauh lebih mudah melindas 

dia. Barak meninggalkan kubu pertahanannya di atas gunung 

dengan bergantung pada kuasa ilahi. Sebab sia-sialah mengha-

rapkan keselamatan dari bukit-bukit dan gunung-gunung. Hanya 

pada TUHAN, ada keselamatan bagi umat-Nya (Yer. 3:23). Barak 

tidak terpedaya dalam keyakinannya itu: TUHAN mengacaukan 

Sisera. Bukan serangan Barak yang berani dan mengejutkan ter-

hadap perkemahan mereka yang membuat mereka tawar hati dan 

tercerai berai, melainkan terlebih kengerian Allah yang menceng-

keram roh mereka dan membuat mereka kebingungan tanpa bisa 

dijelaskan. Bintang-bintang, tampaknya, memerangi mereka 

(5:20). Yosefus berkata bahwa hujan es hebat yang menghantam 

wajah merekalah yang membuat kekacauan ini, melumpuhkan 

mereka, dan memukul mereka mundur. Dengan demikian, mere-

ka menjadi mangsa yang sangat empuk bagi tentara Israel, dan 

perkataan Debora pun tergenapi: “TUHAN menyerahkan mereka ke 

dalam tanganmu.” Sekarang engkau berkuasa untuk berbuat 

sesukamu terhadap mereka.” 

V. Barak dengan berani memanfaatkan keuntungan ini, meneruskan 

serangan itu dengan tekad pantang mundur dan kegigihan yang 

tak kenal lelah, memburu kemenangannya, mengejar pasukan-

pasukan yang terserak, bahkan sampai ke markas besar panglima 

mereka di Haroset (ay. 16), dan tidak membiarkan hidup seorang 

pun yang telah diserahkan Allah ke dalam tangannya untuk 

dihancurkan: Tidak ada seorang pun yang tinggal hidup. saat   

Allah maju di depan kita dalam peperangan-peperangan rohani 

kita, kita harus bergerak cepat mengikuti-Nya. Dan, jika  

melalui anugerah Dia memberi kita suatu keberhasilan melawan 

musuh-musuh jiwa kita, kita harus memanfaatkan keberhasilan 

itu dengan berjaga-jaga dan bertekad kuat, dan terus melanjut-

kan perang kudus itu dengan penuh semangat. 

 

Kitab Hakim-hakim 4:17-24 

 459 

Kekalahan Sisera 

(4:17-24) 

17 namun  Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, isteri 

Heber, orang Keni itu, sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, 

dengan keluarga Heber, orang Keni itu. 18 Yael itu pun keluar mendapatkan 

Sisera, dan berkata kepadanya: “Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan 

takut.” Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan 

itu menutupi dia dengan selimut. 19 lalu  berkatalah ia kepada perem-

puan itu: “Berilah kiranya aku minum air sedikit, aku haus.” Lalu perem-

puan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya 

pula. 20 Lagi katanya kepada perempuan itu: “Berdirilah di depan pintu 

kemah dan jika  ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di 

sini?, maka jawablah: Tidak ada.” 21 namun  Yael, isteri Heber, mengambil 

patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantak-

nyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah – sebab 

ia telah tidur nyenyak sebab  lelahnya – maka matilah orang itu. 22 Pada 

waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapat-

kan dia dan berkata kepadanya: “Mari, aku akan menunjukkan kepadamu 

orang yang kaucari itu.” Lalu masuklah Barak ke dalam dan tampaklah 

Sisera mati tergeletak dengan patok dalam pelipisnya. 23 Demikianlah Allah 

pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel. 24 

Dan kekuasaan orang Israel kian keras menekan Yabin, raja Kanaan, sampai 

mereka melenyapkan Yabin, raja Kanaan itu. 

Kita telah melihat pasukan Kanaan betul-betul dikacau-balaukan. 

Dikatakan dalam Mazmur 83:10-11, di mana kekalahan pasukan ini 

diserukan sebagai contoh dari perbuatan serupa yang dilakukan 

Allah pada masa-masa lalu , bahwa mereka menjadi pupuk bagi 

tanah. Sekarang kita mendapati di sini,  

I. Kejatuhan panglima perang mereka, Sisera, panglima bala tentara 

mereka, yang ada kemungkinan merupakan orang yang sepenuh-

nya diandalkan oleh Yabin, raja mereka. Itulah sebabnya Yabin 

sendiri tidak ikut dalam pertempuran itu. Marilah kita telusuri 

tahap-tahap kejatuhan orang yang gagah perkasa ini. 

1. Sisera turun dari keretanya, dan melarikan diri dengan ber-

jalan kaki (ay. 15, 17). Kereta-keretanya telah menjadi kebang-

gaannya dan andalannya. Dan dapat kita duga bahwa itulah 

sebabnya ia memandang rendah dan menantang barisan ten-

tara dari Allah yang hidup, sebab  mereka semua berjalan 

kaki, dan tidak memiliki kereta ataupun kuda, seperti yang di-

milikinya. Oleh sebab  itu, sudah sepantasnya ia dibuat malu 

seperti itu akan andalannya, dan terpaksa turun dari kereta 

itu, serta menganggap dirinya sudah aman dan tenang sesudah  

meninggalkan keretanya, meskipun dapat kita duga bahwa ke-


 460

reta itu yaitu  yang paling baik dan paling kencang dari se-

mua kereta yang lain. Demikianlah orang-orang yang meng-

andalkan makhluk ciptaan akan dikecewakan. Seperti bambu 

yang patah, bambu itu tidak hanya terkulai, namun  juga me-

nembus tangan mereka, dan menyiksa mereka dengan ber-

bagai-bagai duka. Berhala bisa saja dengan cepat berubah 

menjadi beban (Yes. 46:1), dan Allah bisa saja membuat kita 

muak dengan apa yang dulu membuat kita tergila-gila. Betapa 

Sisera terlihat menyedihkan sesudah  turun dari keretanya! Sulit 

diperkirakan apakah wajahnya memerah atau justru badan-

nya yang lebih gemetar. Janganlah percaya kepada para 

bangsawan, jika mereka begitu cepat jatuh ke dalam keadaan 

seperti ini, jika orang yang baru saja mengandalkan lengannya 

dengan begitu yakin, sekarang harus mengandalkan tumitnya 

dengan tidak begitu yakin. 

2. Sisera melarikan diri untuk mencari perlindungan ke perke-

mahan orang Keni, sebab  ia tidak memiliki kubu pertahanan, 

atau tempat lain miliknya sendiri yang dapat dijangkaunya 

untuk beristirahat. Cara hidup orang Keni yang sederhana dan 

menyendiri, ada kemungkinan, dahulu pernah dia pandang 

rendah dan dia olok-olok, terlebih lagi sebab  mereka masih 

berpegang pada agama. Namun sekarang ia dengan senang 

hati mau berlindung di bawah salah satu kemah itu. Dan ia 

memilih kemah atau kediaman seorang istri, entah sebab  

tempat itu tidak akan begitu dicurigai, atau sebab  tempat itu 

kebetulan yang paling dekat dengannya, dan yang pertama 

didatanginya (ay. 17). Apa yang mendorongnya untuk pergi ke 

sana yaitu  bahwa pada saat itu ada hubungan baik antara 

tuannya dan keluarga Heber. Bukan berarti bahwa ada per-

sekutuan di antara mereka untuk menyerang dan membela 

diri dari pihak musuh, hanya saja pada saat itu tidak ada 

tanda-tanda permusuhan. Yabin tidak mencelakai mereka, 

tidak menindas mereka seperti yang dilakukannya kepada 

orang Israel. Cara hidup mereka yang sederhana, tenang, dan 

tidak membahayakan membuat mereka tidak dicurigai atau-

pun ditakuti, dan mungkin Allah memang mengaturnya demi-

kian sebagai imbalan atas kesetiaan mereka untuk terus ber-

pegang pada agama yang benar. Itulah sebabnya Sisera ber-

pikir bahwa dia bisa aman di antara mereka, tanpa memper-

Kitab Hakim-hakim 4:17-24 

 461 

timbangkan bahwa, meskipun orang Keni sendiri tidak ditin-

das oleh kekuasaan Yabin, namun mereka sungguh berbela 

rasa dengan Israel milik Allah yang ditindasnya. 

3. Yael mengundang Sisera masuk, dan menyambutnya dengan 

sangat hangat. Ada kemungkinan Yael berdiri di depan pintu 

kemah, untuk mencari tahu kabar dari para pasukan, dan ke-

berhasilan yang diperoleh dari pertempuran yang berlangsung 

tidak jauh dari situ.  

(1) Yael mengundang Sisera masuk. Mungkin Yael sedang me-

nunggu kesempatan untuk berbuat baik kepada orang 

Israel yang mengalami kesulitan, kalau-kalau ada kesem-

patan untuk melakukannya. Akan namun , saat   dilihatnya 

Sisera datang dengan sangat tergesa-gesa, terengah-engah 

dan kehabisan napas, diundangnya Sisera untuk masuk 

dan beristirahat di dalam kemahnya. Dalam hal ini, walau-

pun Yael tampak ingin menolong Sisera melepas lelah, 

mungkin ia sebenarnya berniat untuk menghambat pelari-

an Sisera,supaya  Sisera dapat jatuh ke tangan Barak, yang 

tidak sedang buru-buru mengejarnya (ay. 18). Dengan 

begitu, dapat dipertanyakan apakah Yael sejak semula ber-

pikir untuk menghabisi nyawa Sisera, ataukah Allah yang 

menaruh pemikiran itu di dalam hatinya lalu . 

(2) Yael memperlakukan Sisera dengan sangat baik, dan tam-

pak memberi perhatian yang luar biasa besar untuk mem-

buat Sisera merasa nyaman, sebagai tamu undangannya. 

Adakah ia lelah? Yael menyediakan tempat yang sangat 

nyaman baginya untuk berbaring dan memulihkan kekuat-

annya. Adakah ia haus? Ya, tentu saja. Adakah ia ingin 

sedikit air untuk menyejukkan lidahnya? Minuman terbaik 

yang tersedia di kemah Yael disuguhkan kepadanya, yakni 

susu (ay. 19), yang dapat kita duga diminum Sisera 

sepuas-puasnya. sesudah  disegarkan kembali oleh susu itu, 

Sisera pun lebih cepat mengantuk dan ingin tidur. Adakah 

ia kedinginan, atau takut masuk angin? Ataukah dia ingin 

disembunyikan dari orang-orang yang mengejarnya, kalau-

kalau mereka menggeledah kemah itu? Yael menutupinya 

dengan selimut (ay. 18). Semuanya merupakan ungkapan 

dari kepedulian akan keselamatan Sisera. Hanya saat   

Sisera meminta Yael untuk berbohong baginya, dan menga-


 462

takan bahwa dia tidak ada di situ, Yael tidak mau berjanji 

untuk melakukannya (ay. 20). Kita tidak boleh berdosa 

terhadap Allah, sekalipun untuk menyenangkan orang-

orang yang harus melihat kita sebagai orang yang sungguh 

patuh. Yang terakhir, kita dapat menduga bahwa Yael ber-

usaha untuk menjaga kemahnya setenang mungkin, bebas 

dari suara ribut,supaya  Sisera bisa tidur lebih cepat dan 

lebih nyenyak. Dan saat   Sisera merasa sudah aman, 

pada saat itulah keselamatannya tidak terjamin. Betapa 

tidak pasti dan tidak menentunya hidup manusia itu! Apa 

yang dapat menjamin kelangsungan hidup kita, jika  

orang-orang yang kita percayakan dengan hidup kita begitu 

mudah mengkhianatinya, dan orang-orang yang kita ha-

rapkan untuk melindungi hidup kita bisa saja menghan-

curkannya! Yang paling baik yaitu  menjadikan Allah 

sahabat kita, sebab Dia tidak akan memperdaya kita. 

4. saat   Sisera sudah tertidur nyenyak, Yael memakukan patok 

kemah yang panjang ke dalam pelipisnya sampai tembus, 

sehingga kepalanya terpaku ke tanah, dan membunuhnya (ay. 

21). Meskipun ini saja sudah cukup untuk menyelesaikan 

pekerjaan itu, namun, untuk memastikannya (jika kita mener-

jemahkannya dengan benar, 5:26), Yael memenggal kepalanya, 

dan membiarkannya terpaku di tanah. Tidak jelas apakah Yael 

merencanakan hal ini atau tidak saat   dia mengundang 

Sisera masuk. Ada kemungkinan pikiran itu terlintas dalam 

benak Yael saat   ia melihat Sisera terbaring dalam sikap 

tubuh yang begitu pas untuk menerima pukulan yang memati-

kan seperti itu. Dan, tidak diragukan lagi, pikiran itu pasti 

datang bersama bukti yang kuat bahwa asalnya bukan dari 

Iblis sebagai pembunuh dan pembinasa, melainkan dari Allah 

sebagai hakim yang adil dan penuntut balas. Yael pasti meli-

hat cahaya dan terang sorgawi yang begitu cemerlang dalam 

dorongan-dorongan yang dia rasakan untuk melakukan hal 

itu, serta kehormatan Allah dan pembebasan Israel, dan di da-

lamnya sama sekali tidak ada gelapnya maksud jahat, keben-

cian, dan balas dendam pribadi. 

(1) Kuasa ilahilah yang memampukan Yael melakukan hal itu, 

dan mengilhaminya dengan keberanian yang melebihi ke-

Kitab Hakim-hakim 4:17-24 

 463 

beranian seorang laki-laki. Bagaimana kalau tangannya 

sampai gemetar, dan pukulannya sampai meleset? Bagai-

mana kalau Sisera sampai terbangun saat   Yael sedang 

berusaha memakunya? Atau seandainya beberapa peng-

awal Sisera mengikutinya, dan muncul dengan tiba-tiba di 

hadapan Yael, betapa mahal harga yang harus dibayar dia 

dan seluruh keluarganya untuk itu? Namun demikian, ka-

rena mendapat pertolongan Allah, Yael berhasil melaku-

kannya. 

(2) Perintah ilahilah yang membenarkan Yael melakukannya. 

sebab  sekarang orang tidak bisa mengaku-ngaku menda-

pat amanat yang luar biasa seperti itu, maka perbuatan itu 

sama sekali tidak boleh diikuti dalam keadaan apa pun. 

Hukum persahabatan dan keramahan harus dipelihara 

dalam hidup beragama, dan kita harus jijik kalau sampai 

terpikir bahwa kita akan mengkhianati orang yang telah 

kita undang dan kita dorong untuk menaruh kepercayaan 

pada kita. Adapun mengenai tindakan Yael ini, seperti 

tindakan Ehud dalam pasal sebelumnya, ada alasan bagi 

kita untuk berpikir bahwa Yael menyadari dorongan ilahi 

yang begitu rupa pada rohnya untuk melakukan tindakan 

itu, hingga meyakinkan dirinya dengan sepenuh-penuhnya 

dan sebab  itu harus meyakinkan kita juga bahwa tindak-

an ini dilakukan dengan benar. Penghakiman-penghakim-

an Allah itu sangat dalam bagaikan samudera raya yang 

hebat. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan hukuman 

mati ini yaitu  patok kemah, yaitu salah satu patok besar 

yang dipakai untuk mengencangkan kemah atau tiang-

tiangnya. sebab  orang Israel sering kali memindahkan 

kemah-kemah mereka, dan Yael sudah biasa menancapkan 

patok-patok ini, maka dia tahu cara melakukannya dengan 

lebih cekatan pada kesempatan besar ini. Orang yang me-

nyangka akan menghancurkan Israel dengan kereta besi-

nya yang banyak, dia sendiri dihancurkan dengan satu 

patok besi. Demikianlah apa yang lemah bagi dunia mem-

permalukan apa yang kuat. Lihatlah di sini bagaimana Yael 

mendapat kehormatan dan Sisera mendapat malu. Sang 

panglima besar pun mati, 


 464

[1] Dalam tidurnya, tidur yang nyenyak sebab  lelahnya. 

Itulah sebabnya mengapa ia tidak bergerak, untuk 

membuat perlawanan. Begitu terbelenggunya ia dalam 

rantai tidur, sehingga untuk menggerakkan tangannya 

pun dia tidak bisa. Demikianlah, orang-orang yang be-

rani telah dijarah oleh sebab hardik-Mu, ya Allah Yakub! 

Mereka terlelap dalam tidurnya, dan dengan begitu di-

buat tidur untuk selamanya (Mzm. 76:6-7). Oleh sebab  

itu, janganlah orang yang kuat bermegah dalam kekuat-

annya, sebab saat   ia tidur, di manakah kekuatannya 

itu? Kekuatannya tidak ada, dan ia tidak dapat berbuat 

apa-apa. Pada saat itu seorang anak kecil pun bisa 

mencemoohnya, dan menghabisi nyawanya. Akan te-

tapi, jika ia tidak tidur, kekuatannya akan segera habis 

dan ia menjadi kelelahan, dan tidak dapat berbuat apa-

apa juga. Kata-kata yang dalam Alkitab kita diselipkan; 

sebab ia telah tidur nyenyak sebab  lelahnya, dicatat 

berbeda dalam semua terjemahan Alkitab kuno: ia me-

ronta (atau tersentak, seperti yang biasa kita katakan) 

dan mati, demikian tertulis dalam terjemahan bahasa 

Aram dan Arab. Exagitans ses mortuus est – Dia pingsan 

dan mati, demikian tertulis dalam Septuaginta. Con-

socians morte soporem, demikian tertulis dalam bahasa 

Latin rakyat, dengan menggabungkan tidur dan mati 

bersama-sama, sebab  melihat bahwa keduanya begitu 

dekat. Dia pingsan dan mati. Sisera mati, 

[2] Dengan kepalanya terpaku ke tanah, sebagai lambang 

dari pikirannya yang semata-mata tertuju pada perkara 

duniawi. O curve in terram animæ!  Menurut Uskup Hall, 

telinganya ditancapkan ke tanah, seolah-olah tubuhnya 

sedang mendengarkan apa yang telah terjadi pada jiwa-

nya. Dia mati, 

[3] Oleh tangan seorang perempuan. Hal ini menambah 

cela pada kematiannya di mata laki-laki. Seandainya dia 

tahu akan hal ini, seperti Abimelekh (9:54), dapat kita 

bayangkan betapa itu akan menambah kesal hatinya. 

Kitab Hakim-hakim 4:17-24 

 465 

II. Kemuliaan dan sukacita bangsa Israel atas kejadian ini.  

1. Barak, pemimpin mereka, mendapati musuhnya sudah mati 

(ay. 22). Dan, tidak diragukan lagi, ia sangat senang menda-

pati pekerjaannya dilakukan dengan begitu baik bagi dirinya, 

dan membawa kemuliaan yang begitu besar bagi Allah, dan 

mempermalukan musuh-musuh-Nya. Seandainya dia terlalu 

mempersoalkan masalah kehormatan, dia pasti benci dan 

menganggap sebagai penghinaan bahwa panglima itu dibunuh 

oleh tangan orang lain selain tangannya. namun  sekarang dia 

ingat bahwa pengurangan terhadap kehormatannya ini me-

mang harus dialaminya, sebab  dia bersikeras agar Debora 

maju bersamanya. TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam 

tangan seorang perempuan, walaupun pada waktu itu tidak 

terpikir bahwa nubuatan ini akan digenapi dengan cara seperti 

ini. 

2. Israel dibebaskan sepenuhnya dari tangan Yabin, raja Kanaan 

(ay. 23-24). Mereka tidak hanya melepaskan kuk Yabin melalui 

kemenangan pada hari ini, namun  juga sesudahnya mereka 

meneruskan perang itu melawan Yabin, sampai mereka meng-

hancurkannya, sebab Yabin dan bangsanya, oleh ketetapan 

ilahi, telah dikhususkan untuk dihancurkan dan tidak boleh 

dibiarkan hidup. Orang Israel, sebab  sudah betul-betul men-

derita akibat rasa iba mereka yang bodoh dengan tidak me-

numpas orang Kanaan sebelumnya, sekarang, sebab  kuasa 

ada di tangan mereka, membulatkan hati untuk tidak lagi 

membiarkan orang Kanaan hidup, namun  melenyapkan orang 

Kanaan itu sampai sehabis-habisnya. Mereka memandang 

bahwa menunjukkan belas kasihan kepada bangsa Kanaan itu 

bertentangan dengan kepentingan mereka dan juga dengan 

perintah Allah. Dan mungkin dengan melihat hukuman yang 

tengah menimpa orang Israellah musuh ini disebutkan tiga 

kali di sini dalam dua ayat terakhir ini, dan disebut sebagai 

raja Kanaan. Sebab sebagai raja Kanaanlah ia harus dihancur-

kan. Dan betapa ia dihancurkan sampai sehabis-habisnya 

hingga seingat saya, saya tidak pernah membaca tentang raja-

raja Kanaan lagi sesudah ini. Orang Israel akan dapat men-

cegah begitu banyak malapetaka seandainya mereka cepat-

cepat melenyapkan orang-orang Kanaan ini, seperti yang telah 

diperintahkan dan dimampukan Allah untuk mereka lakukan. 


 466

namun  lebih baik terlambat menjadi bijak, dan memperoleh 

hikmat melalui pengalaman, daripada tidak pernah menjadi 

bijak sama sekali. 

 

 

 

PASAL  5  

asal ini berisi nyanyian kemenangan yang digubah dan dinyanyi-

kan pada perayaan kemenangan yang gemilang itu, yang diper-

oleh Israel atas pasukan-pasukan Yabin, raja Kanaan, dan segala 

sukacita yang dihadirkan oleh kemenangan itu. Mungkin pada masa 

itu orang biasa menggubah sajak pada kesempatan-kesempatan 

seperti ini, sama halnya seperti pada masa sekarang. Akan namun , 

dari semua sajak yang ada pada masa hakim-hakim itu, hanya sajak 

ini yang dilestarikan, sebab  sajak ini ditulis oleh Debora, seorang 

nabiah, yang dimaksudkan sebagai mazmur pujian pada masa itu, 

dan sebagai contoh pujian untuk masa-masa yang akan datang. Dan 

sajak itu memberikan banyak pencerahan tentang sejarah pada 

masa-masa itu. 

I. Nyanyian itu dimulai dengan pujian bagi Allah (ay. 2-3). 

II. Inti nyanyian ini menyampaikan ingatan tentang pencapaian 

yang besar ini. 

1. Dengan membandingkan penampakan-penampakan Allah 

bagi mereka pada peristiwa ini dengan penampakan-

penampakan-Nya kepada mereka di gunung Sinai (ay. 4-5). 

2. Dengan mengagung-agungkan pembebasan mereka, meng-

ingat keadaan yang sangat membahayakan yang telah me-

lingkupi mereka (ay. 6-8). 

3. Dengan memanggil orang-orang yang turut menikmati 

kebaikan-kebaikan dari keberhasilan ini untuk bergabung 

bersama-sama di dalam pujian (ay. 9-13). 

4. Dengan memberikan kehormatan kepada suku-suku yang 

maju dan berjuang dalam peperangan itu, dan kehinaan 

kepada suku-suku yang menolak untuk ambil bagian (ay. 

14-19, 23). 


 468

5. Dengan memberi perhatian bagaimana Allah sendiri ber-

perang bagi mereka (ay. 20-22). 

6. Dengan memuji-muji kehormatan Yael secara khusus, yang 

membunuh Sisera, yang dinyanyikan dengan panjang lebar 

(ay. 24-30). Nyanyian ini lalu  diakhiri dengan sebuah 

doa kepada Allah (ay. 31). 

Nyanyian Debora dan Barak 

(5:1-5) 

1 Pada hari itu bernyanyilah Debora dan Barak bin Abinoam, demikian: 2 Kare-

na pahlawan-pahlawan di Israel siap berperang, sebab  bangsa itu menawar-

kan dirinya dengan sukarela, pujilah TUHAN! 3 Dengarlah, ya raja-raja! 

Pasanglah telingamu, ya pemuka-pemuka! Kalau aku, aku mau bernyanyi bagi 

TUHAN, bermazmur bagi TUHAN, Allah Israel. 4 TUHAN, saat   Engkau berge-

rak dari Seir, saat   Engkau melangkah maju dari daerah Edom, bergoncanglah 

bumi, tirislah juga langit, juga awan tiris airnya; 5 gunung-gunung – yakni Sinai 

– bergoyang di hadapan TUHAN, di hadapan TUHAN, Allah Israel.  

Pasal sebelumnya mengisahkan kepada kita tentang perkara-perkara 

besar apa yang telah dilakukan Allah bagi Israel. Di dalam pasal ini, 

kita mendapati balasan yang penuh syukur yang mereka berikan 

kepada Allah,supaya  segenap jemaat di segala zaman dapat belajar 

melakukan pekerjaan sorga itu, yaitu memuji Allah. 

I. Allah dipuji lewat sebuah nyanyian, yang merupakan, 

1. Ungkapan sukacita yang sangat alami. Kalau ada seorang 

yang bergembira, baiklah ia menyanyi! Sukacita yang kudus 

sungguh merupakan jiwa dan akar dari puji-pujian dan ucap-

an syukur. Allah berkenan memandang diri-Nya dimuliakan 

melalui sukacita kita di dalam Dia dan dalam perbuatan-per-

buatan-Nya yang ajaib. Sukacita hamba-hamba-Nya menjadi 

kegembiraan-Nya, dan nyanyian-nyanyian mereka yaitu  

irama yang merdu di telinga-Nya.  

2. Sarana yang sangat tepat untuk menyebarkan pengetahuan 

dan mengabadikan ingatan tentang peristiwa-peristiwa besar. 

Tetangga yang satu akan belajar nyanyian ini dari tetangga 

yang lain, dan anak-anak akan belajar dari orangtua mereka. 

Dan dengan sarana itu, orang-orang yang tidak memiliki  

artikel , atau tidak dapat membaca, akan dibuat mengenal per-

buatan-perbuatan Allah ini, sehingga angkatan demi angkatan 

Kitab Hakim-Hakim 5:1-5 

 469 

akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan Allah, dan memberita-

kan keperkasaan-Nya (Mzm. 145:4, dst.). 

II. Debora sendirilah yang menulis nyanyian ini, seperti yang tampak 

dalam ayat 7: Sampai aku, Debora, bangkit (KJV). Ayat pertama 

seharusnya diterjemahkan, maka bernyanyilah ia, yaitu Debora. 

1. Debora mempergunakan karunia-karunia yang diterimanya 

sebagai seorang nabiah dalam menggubah nyanyian ini. Alun-

an di sepanjang lagu itu sangatlah indah dan luhur, penggam-

barannya sungguh hidup, ungkapan-ungkapannya sungguh 

elok, dan di dalamnya kelembutan dan keagungan bercampur 

dengan begitu mengagumkan. Tidak ada puisi yang dapat 

dibandingkan dengan puisi suci. Dan, 

2. Kita dapat menduga bahwa Debora mempergunakan kuasanya 

sebagai seorang pemimpin dalam mewajibkan pasukan Israel 

yang menjadi penakluk itu untuk mempelajari dan menyanyi-

kan nyanyian ini. Debora tidak berharap bahwa mereka, lewat 

sajak gubahan mereka, harus memuji-muji Debora dan meng-

agung-agungkan dia. namun  ia menuntut bahwa dalam sajak 

ini, mereka harus bergabung bersamanya dalam memuji Allah 

dan mengagung-agungkan Dia. Debora telah menjadi orang 

pertama yang memutar roda perang, dan sekarang pun ia 

menjadi orang pertama dalam mengucap syukur. 

III. Nyanyian itu dinyanyikan pada hari itu, bukan pada hari pepe-

rangan berlangsung, melainkan pada perayaan kemenangan itu, 

dan segera sesudah  kemenangan itu diperoleh, begitu hari peng-

ucapan syukur dapat ditetapkan pada waktu yang tepat. jika  

kita sudah menerima rahmat dari Allah, kita harus segera mem-

balas-Nya dengan puji-pujian, selama kesan-kesan dari rahmat 

itu masih segar terasa. Ini seperti sewa yang harus dibayar saat   

sudah tiba waktunya. 

1. Debora memulai nyanyiannya dengan mengucap Haleluya 

seperti pada umumnya: Pujilah, atau berkatilah, sebab  me-

mang itulah kata yang dipakai, TUHAN (ay. 2, KJV). Nyanyian 

ini dimaksudkan untuk memuliakan Allah. Itulah sebabnya 

ungkapan ini ditempatkan pertama-tama, untuk menjelaskan 

dan mengarahkan segala sesuatu yang disampaikan selanjut-


 470

nya, seperti permohonan pertama dalam doa Bapa Kami, diku-

duskanlah nama-Mu. Di sini, ada dua hal yang membuat Allah 

dipuji: 

(1) Pembalasan yang dilakukan-Nya kepada seteru-seteru Is-

rael, untuk mengganjar para penindas Israel yang congkak 

dan kejam, dengan membalaskan ke dalam pangkuan me-

reka segala kejahatan yang telah mereka lakukan kepada 

umat-Nya. Tuhan dikenal sebagai Allah yang benar, dan 

Allah yang empunya pembalasan melalui penghakiman 

yang dijalankan-Nya. 

(2) Anugerah yang diberikan-Nya kepada sahabat-sahabat 

Israel, saat   mereka menawarkan diri dengan sukarela un-

tuk ambil bagian di dalam peperangan ini. Allah harus me-

nerima kemuliaan dari semua pekerjaan baik yang diper-

buat kepada kita dalam segala waktu. Semakin dengan 

sukarela semua pekerjaan baik itu dilakukan, semakin kita 

dapat melihat anugerah ilahi itu, yang memberikan baik 

kemauan maupun pekerjaan. sebab  dua hal inilah Debora 

menetapkan hati untuk menuliskan nyanyian ini, bagi 

kehormatan Allah yang kekal (ay. 3): Kalau aku, aku mau 

bernyanyi bagi TUHAN, bagi Yahwe, Allah yang kedaulatan-

Nya tak dapat ditentang dan yang kuasa-Nya tak dapat 

dilawan, yaitu bagi TUHAN, Allah Israel, yang memerintah 

segala sesuatu demi kebaikan jemaat. 

2. Debora memanggil para pembesar dunia yang duduk di atas 

takhta mereka untuk menyimak nyanyiannya, dan memper-

hatikan siapa yang menjadi pokok nyanyiannya itu: Dengarlah, 

ya raja-raja! Pasanglah telingamu, ya pemuka-pemuka! 

(1) Debora ingin mereka tahu bahwa sebesar dan setinggi apa 

pun jabatan mereka, ada seorang Raja di atas mereka 

semua. Beperkara dengan-Nya yaitu  suatu kebodohan, 

dan tunduk kepada-Nya yaitu  kepentingan mereka. Dan 

bahwa kuda-kuda dan kereta-kereta yaitu  hal yang sia-

sia untuk dijadikan jaminan keamanan.  

(2) Debora ingin mereka bergabung bersamanya untuk memuji 

Allah Israel, dan tidak lagi memuji dewa-dewa mereka yang 

palsu, seperti yang diperbuat Belsyazar. Ia memuji-muji 

dewa-dewa dari emas dan perak (Dan. 5:4). Debora ber-

Kitab Hakim-Hakim 5:1-5 

 471 

tutur kepada mereka seperti tutur sang pemazmur, oleh 

sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana! Beribadah-

lah kepada TUHAN dengan takut (Mzm. 2:10-11). 

(3) Debora ingin mereka diperingatkan oleh nasib yang menim-

pa Sisera, dan jangan sampai berani mencederai umat 

Allah sedikit pun, sebab Allah, cepat atau lambat, akan 

membela perkara mereka dengan gigih. 

3. Debora melihat kembali penampakan-penampakan Allah pada 

waktu dulu, dan membandingkan penampakan ini dengan 

penampakan-penampakan itu, untuk semakin mengagungkan 

sang Pencipta yang mulia dari keselamatan yang agung ini. 

Apa yang sedang dilakukan A