nyawaku berharga di mata
TUHAN, betapa pun engkau tidak menghargainya.” Demikianlah
Daud memohon Allah saja sebagai Tuan yang membalas budi-
nya atas kebaikan yang dia perbuat kepada Saul, dan beginilah
yang harus dilakukan dengan keyakinan kudus semua orang
yang berbuat baik dan sebab itu harus menderita sebab nya.
III. Saul menubuatkan keberhasilan Daud. Ia memujinya (ay. 25):
“Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud.” Begitu kuatnya
sekarang keyakinan Saul akan kejujuran Daud, sehingga ia tidak
malu-malu mengutuk dirinya sendiri dan memberi penghargaan
kepada Daud, bahkan dengan didengar oleh pasukannya sendiri.
Para prajurit itu pasti tersipu malu memikirkan betapa mereka
pergi dengan amarah yang menyala terhadap orang yang kini
ditepuk-tepuk oleh tuan mereka saat berjumpa. Pada akhirnya,
Saul menubuatkan kemenangan dan peninggian Daud: “Engkau
akan melakukan hal-hal besar” (ay. 25, KJV). Perhatikan, orang
yang dengan sadar melakukan hal-hal yang sungguh baik pada
akhirnya akan melakukan hal-hal yang sungguh besar dengan
pertolongan ilahi. Ia menambahkan, “Dan engkau akan berkeme-
nangan, lebih dan lebih lagi.” Maksud Saul yaitu Daud menang
atas dirinya, namun ia segan mengucapkannya. Watak dan sifat
rajawi tampak ada pada diri Daud, yaitu kemurahan hatinya da-
lam mengampuni nyawa Saul, otoritas militernya dalam menegur
Abner sebab tidur, kepeduliannya terhadap kepentingan rakyat,
dan tanda-tanda penyertaan Allah terhadapnya. Semua watak
dan sifat ini telah meyakinkan Saul bahwa Daud pada akhirnya
pasti akan naik ke atas takhta seturut dengan berbagai nubuatan
tentangnya.
Terakhir, dengan meredanya sakit pada luka, mereka dua pun
berpisah sebagai kawan. Saul kembali ke Gibea re infectâ – tanpa
mewujudkan rencananya, dan malu sebab perjalanan yang telah
dilakukannya. Namun, Daud tidak bisa terlalu percaya kepadanya
dengan kembali bersama Saul. Orang yang pernah berdusta tidak
mudah lagi dipercaya di kemudian hari. Oleh sebab itu, Daud
meneruskan perjalanannya. Dan sesudah perpisahan ini, tampak-
nya Saul dan Daud tidak pernah berjumpa lagi.
PASAL 27
aud, meskipun dirinya yaitu seseorang yang berkenan di hati
Allah, tetaplah melakukan kesalahan. Dan kesalahanya dicatat
bukan untuk menjadi contoh untuk kita tiru, melainkan untuk
menjadi peringatan bagi kita. Saksikan kisah di dalam pasal ini, yang
meskipun di dalamnya,
I. Kita menjumpai bahwa Daud berbuat sesuatu yang terpuji,
yakni bahwa ia dengan bijaksana memperhatikan keamanan
dirinya sendiri serta keluarganya (ay. 2-4) dan dengan gagah
berani berperang demi Israel melawan orang Kanaan (ay. 8-
9), namun demikian,
II. Kita menjumpai bahwa Daud berbuat sesuatu yang tercela,
yakni bahwa,
1. Daud mulai kehilangan pengharapan akan keselamatan-
nya (ay. 1).
2. Ia meninggalkan negerinya dan pergi untuk tinggal di
negeri Filistin (ay. 1, 5-7).
3. Ia menjelaskan kepada Akhis secara samar-samar, jika
tidak dapat dikatakan sebagai suatu kebohongan, perihal
sepak terjangnya (ay. 10-12)
Daud Kembali ke Gat
(27:1-7)
1 namun Daud berpikir dalam hatinya: “Bagaimanapun juga pada suatu hari
aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku
selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada
harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku
akan terluput dari tangannya.” 2 Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia
dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis
D
490
bin Maokh, raja kota Gat. 3 Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis
di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang
isterinya, yakni Ahinoam, wanita Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal,
wanita Karmel. 4 sesudah diberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah
melarikan diri ke Gat, ia tidak lagi mencarinya. 5 Berkatalah Daud kepada
Akhis: “Jika kiranya aku mendapat belas kasihanmu, biarlah diberikan
kepadaku tempat di salah satu kota di tanah datar, supaya aku tinggal di
sana. Mengapa hambamu ini tinggal padamu di kota kerajaan ini?” 6 Maka
pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag
menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang. 7 Dan lamanya Daud
tinggal di daerah orang Filistin yaitu satu tahun empat bulan.
Pada bagian ini, kita menyaksikan,
I. Kedahsyatan rasa takut yang mencekam Daud akibat kelemahan
imannya (ay. 1): Daud berkata kepada hatinya (demikianlah
kalimat ini dapat dibaca), di dalam perenungannya akan keadaan
yang dialaminya pada saat itu, Bagaimanapun juga pada suatu
hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Daud membayangkan
amarah dan kejahatan Saul, yang tidak bisa diyakinkan untuk
berdamai dan yang tidak kenal henti, serta pengkhianatan orang-
orang negerinya sendiri, seperti yang berkali-kali diperbuat orang
Zif. Ia menatap pasukannya dan menyaksikan betapa sedikitnya
mereka, tanpa ada tentara baru yang bergabung dengannya
untuk sekian lama. Ia pun tidak bisa melihat bahwa dirinya telah
menguasai suatu daerah untuk bertahan. Oleh sebab itu, dengan
sedih, Daud menarik kesimpulan kelam berikut: Pada suatu hari
aku akan binasa oleh tangan Saul. Namun demikian, Hai orang
yang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang? Bukankah ia
telah diurapi untuk menjadi seorang raja? Bukankah pengurap-
annya itu memperlihatkan jaminan bahwa dirinya akan dipelihara
untuk menerima kerajaannya? Meskipun ia tidak punya alasan
untuk mempercayai janji Saul, bukankah ia punya segenap alas-
an di dunia ini untuk mempercayai janji-janji Allah? Pengalam-
annya akan pemeliharaan khusus Allah terhadap dirinya seharus-
nya menguatkan dirinya. Dia, yang telah menyelamatkan, tetap
dan akan terus menyelamatkan. Akan namun , ketidakpercayaan
merupakan dosa yang mudah menyerang orang baik sekalipung.
saat dari luar ada pertengkaran, dari dalam ada ketakutan, sung-
guh suatu perkara yang sulit untuk mengatasi hal ini. Tuhan,
tambahkanlah iman kami!
Kitab 1 Samuel 27:1-7
491
II. Keputusan yang diambil Daud oleh sebab ketakutannya yang
dahsyat itu. Kini sesudah Saul kembali ke kediamannya, Daud
bertekad mempergunakan kesempatan yang ada untuk melarikan
diri ke negeri Filistin. Dengan hanya bertanya kepada hatinya
sendiri, tidak kepada efod maupun nabi, Daud mengambil kesim-
pulan berikut, Tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan
diri dengan segera ke negeri orang Filistin. Ujian yang berlangsung
dalam waktu lama memang dapat melelahkan iman dan kesabar-
an bahkan orang-orang yang sangat baik. Kini,
1. Saul menjadi seteru bagi dirinya sendiri serta kerajaannya de-
ngan memojokkan Daud sampai-sampai ia mengambil tindak-
an senekat ini. Saul melemahkan kepentingannya sendiri keti-
ka ia mengenyahkan seorang panglima sehebat Daud beserta
pasukan gagah berani yang dipimpinnya, dan memaksa mere-
ka untuk melayani musuhnya.
2. Daud menjadi seteru bagi dirinya sendiri dengan mengambil
tindakan ini. Allah telah menetapkan Daud untuk menegak-
kan panji-panjinya di tanah Yehuda (22:5). Di sanalah Allah
dengan luar biasa telah memelihara dan memakainya selama
beberapa waktu untuk berbuat kebaikan untuk negerinya.
Jadi, mengapa Daud sampai terpikir untuk meninggalkan tem-
pat tugasnya? Bagaimana mungkin Daud dapat mengharap-
kan perlindungan Allah Israel saat ia pergi keluar dari batas
negeri Israel? Dapatkah Daud berharap untuk tinggal dengan
aman di antara orang Filistin, tidak terjangkau tangan-tangan
orang yang dari padanya ia baru-baru ini luput dengan ber-
pura-pura gila? Maukah ia berhutang budi kepada orang-
orang harus ia perangi saat ia menjadi raja nanti? Dengan
tindakannya ini, Daud akan menyenangkan seterunya, yang
akan menyuruh dia pergi melayani allah-allah mereka supaya
mereka punya alasan untuk menghinanya, dan melemahkan
kekuatan sahabat-sahabatnya, yang tidak akan mampu men-
jawab penghinaan itu. Inilah mengapa kita harus berdoa,
Tuhan, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.
III. Daud diterima dengan baik di Gat. Akhis menyambut Daud de-
ngan baik, sebagian oleh sebab kemurahan hatinya, yang merasa
bangga dapat menyambut seseorang yang begitu gagah berani,
dan sebagian lagi oleh sebab kecerdikannya, yang berharap dapat
492
mengambil hati Daud untuk bekerja baginya selamanya. Dia juga
berharap bahwa perbuatan Daud ini dapat mengundang lebih
banyak lagi orang untuk meninggalkan Israel dan datang kepada-
nya. Tidak diragukan lagi, Akhis pasti mengucapkan janji setia
kepada Daud untuk memberinya perlindungan, janji yang dapat
diandalkan Daud saat ia tidak dapat mempercayai janji-janji
Saul. Wajah kita bisa memerah sebab malu saat memikirkan
perkataan seorang Filistin lebih dapat dipercaya daripada perkata-
an seorang Israel yang seharusnya tidak mengandung tipu mus-
lihat. Juga, malulah kita kalau memikirkan betapa kota Gat harus
menjadi tempat perlindungan bagi seorang Daud yang begitu baik,
sementara kota-kota Israel menolak memberinya tempat tinggal
yang aman. Daud,
1. Membawa orang-orangnya bersamanya (ay. 2) supaya mereka
dapat menjaganya, dan supaya mereka sendiri beroleh ke-
amanan bersama dengan dirinya. Orang-orangnya juga dapat
membuat dirinya lebih berharga di mata Akhis, yang berharap
untuk mendapatkan jasa baiknya.
2. Daud turut membawa keluarganya bersamanya, isterinya dan
rumah tangganya, begitu pula dengan semua orangnya (ay. 2-
3). Seorang kepala keluarga memang harus menjaga orang-
orang yang telah dipercayakan kepadanya, untuk melindungi
serta menyediakan kebutuhan mereka yang merupakan ang-
gota keluarganya, serta untuk hidup dengan bijaksana ber-
sama mereka.
IV. Saul berhenti mengejar Daud lebih lanjut (ay. 4): Ia tidak lagi men-
carinya. Ini menunjukkan bahwa tanpa menghiraukan pertobatan
yang berulang kali diucapkannya baru-baru ini, Saul pasti akan
kembali berusaha menerkam Daud andai kata Daud ada dalam
jangkauannya. Namun, sebab ia tidak berani untuk datang ke
tempat Daud berada, ia mengambil keputusan untuk tidak meng-
usik Daud. Demikianlah banyak orang terkesan meninggalkan
dosa mereka, namun sesungguhnya dosa merekalah yang mening-
galkan mereka. Mereka akan tetap berkanjang di dalamnya jika
mereka mampu. Saul tidak lagi mencari-cari Daud, sebab sudah
puas dengan keterasingan Daud. sebab tidak mampu menum-
pahkan darah Daud sendiri, Saul tampaknya berharap, seperti
yang pernah dilakukannya (18:25) supaya musuhnya itu lambat
Kitab 1 Samuel 27:1-7
493
laun jatuh dengan perantaraan orang Filistin. Meskipun ia lebih
memilih untuk menghancurkan Daud dengan tangannya sendiri,
namun andaikan orang Filistin yang melakukannya, ia tetap akan
merasa senang dan berharap hal itu benar terjadi.
V. Daud pindah dari Gat ke Ziklag.
1. Permohonan Daud untuk dipindahkan merupakan tindakan
yang bijaksana dan sangat rendah hati (ay. 5).
(1) Tindakan itu sangat bijaksana. Daud mengetahui persis
rasanya menjadi sasaran kedengkian di istana Saul, dan ia
punya lebih besar lagi alasan untuk merasa takut berada di
istana Akhis, sehingga menolak untuk ditempatkan di
sana. Ia berharap untuk dapat ditempatkan di daerah, tem-
pat ia dapat menyendiri, lebih banyak waktu bersama diri-
nya sendiri dan lebih tidak menghalangi jalan orang lain. Di
kota kepunyaannya sendiri, Daud dapat lebih bebas men-
jalankan ibadah agamanya, dan memelihara orang-orang-
nya lebih baik lagi untuk beribadah, tidak membiarkan
jiwanya yang benar menjadi pedih oleh pemujaan berhala
orang Filistin, andai kata ia tetap berada di Gat.
(2) Permohonan Daud itu disampaikan kepada Akhis dengan
sangat rendah hati. Daud tidak mengusulkan kepada Akhis
tempat apa yang sebaiknya ditetapkan baginya, melainkan
hanya memohon agar ditempatkan di salah satu kota di
tanah datar seturut kehendak sang raja sebab pengemis
tidak boleh memilih. Daud menyampaikan perkataan ini
sebagai alasan permohonannya, “Mengapa hambamu ini
tinggal padamu di kota kerajaan, dan membuatmu sesak
serta menjadi cela bagi orang-orang di sekelilingmu?” Per-
hatikanlah, orang yang menghendaki untuk berdiri teguh,
tidak boleh bernafsu untuk berdiri tinggi. Jiwa yang rendah
hati tidaklah ingin tinggal di kota-kota kerajaan.
2. Dengan murah hati Akhis mengabulkan permohonan Daud itu
(ay. 6-7): Akhis memberikan Ziklag kepadanya. Dengan ini,
(1) Israel memperoleh kembali hak mereka di zaman lampau,
sebab Ziklag termasuk di dalam bagian yang diundikan
kepada suku Yehuda (Yos. 15:31). Dan sesudah nya, di luar
undi itu, Ziklag bersama beberapa kota lain ditetapkan bagi
494
Simeon (Yos. 19:5). Namun demikian, kota itu tampaknya
tidak pernah ditaklukkan atau menjadi kepunyaan bangsa
Filistin sesudah merebutnya dari Israel. Mungkin bangsa
Filistin mendapatkannya dengan cara yang tidak jujur, se-
hingga Akhis, seorang yang berhikmat dan terhormat,
mempergunakan kesempatan ini untuk memulihkan kota
itu bagi Daud. Allah yang adil mengadili dengan kebenaran.
(2) Daud memperoleh tempat tinggal yang nyaman, tidak
hanya cukup jauh dari Gat, namun juga terletak berbatasan
dengan Israel, sehingga ia dapat menjaga hubungan de-
ngan orang-orang senegerinya. Mereka pun dapat pergi ke
sana untuk menemuinya menjelang masa pembaharuan
negeri Israel yang kian mendekat. Meskipun kita tidak
mendapati Daud menambah jumlah pasukannya selama
Saul hidup sebab ia hanya memiliki enam ratus orang
(30:10), segera sesudah Saul mati, Ziklag menjadi tempat
pertemuan dengan para sahabatnya. Bahkan, meskipun
Daud menutup diri oleh sebab Saul, tampaknya ada ba-
nyak orang datang kepadanya, setidaknya untuk meyakin-
kannya akan niat tulus mereka (1Taw. 12:1-22). Lebih lan-
jut, Daud juga memperoleh keuntungan berikut, bahwa
Ziklag ditambahkan ke dalam kerajaannya, setidaknya ke-
megahan kota itu terus menjadi kepunyaan raja-raja Yehu-
da sejak saat itu dan seterusnya (ay. 6). Perhatikanlah, ke-
sederhanaan dan kerendahan hati, serta kerelaan untuk
menyingkir, tidaklah mendatangkan kerugian apa pun. Ke-
untungan sejati mengikuti orang yang menjauhkan diri dari
kehormatan semu. Di kota inilah Daud terus tinggal selama
beberapa hari, bahkan sampai empat bulan, seperti yang
dapat dibaca (ay. 7), atau sampai beberapa hari melampaui
empat bulan. Alkitab Septuaginta membacanya sebagai be-
berapa bulan. Sedemikian lamanya Daud menunggu waktu
yang tepat sampai tiba dirinya naik takhta. Siapa yang per-
caya, tidak akan gelisah!
Kitab 1 Samuel 27:8-12
495
Daud Menghajar Orang Amalek
(27:8-12)
8 Maka Daud dan orang-orangnya bergerak maju dan menyerbu orang Gesur,
orang Girzi dan orang Amalek; sebab orang-orang inilah penduduk negeri itu
yang membentang dari Telam ke arah Syur sampai tanah Mesir. 9 jika
Daud memusnahkan negeri itu, seorangpun tidak dibiarkannya hidup, baik
laki-laki maupun wanita ; ia merampas kambing domba, lembu, keledai,
unta dan pakaian, kemudian pulanglah ia dan kembali kepada Akhis. 10 Jika
Akhis bertanya: “Di mana kamu menyerbu pada hari ini?” maka jawab Daud:
“Di Tanah Negeb Yehuda,” atau: “Di Tanah Negeb orang Yerahmeel,” atau: “Di
Tanah Negeb orang Keni.” 11 Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik
laki-laki maupun wanita , untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: “Jangan-
jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilaku-
kan Daud.” Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin.
12 namun Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: “Tentulah ia telah membuat
diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan menjadi hambaku sam-
pai selamanya.”
Inilah catatan mengenai sepak terjang Daud saat berada di negeri
Filistin, yaitu serangan gencar dilancarkannya terhadap sisa bangsa-
bangsa yang telah dikhususkan Allah untuk dimusnahkan, keber-
hasilannya dalam peperangannya itu, serta laporannya akan tindak-
annya itu kepada Akhis.
1. Kita dapat membebaskan Daud dari tuduhan melakukan ketidak-
adilan serta kebengisan melalui tindakannya ini sebab sejumlah
bangsa yang dibinasakannya ini yaitu bangsa-bangsa yang
memang sudah sejak lama ditetapkan Allah untuk dihancurkan.
Lagi pula, Daud yang melakukan tindakan ini yaitu orang yang
memang telah ditahbiskan Allah untuk berkuasa. Demikianlah
tindakannya itu sudah sangat sesuai untuk dikerjakannya, dan ia
sendiri orang yang sangat sesuai untuk mengerjakannya. Daud
yang telah diurapi untuk berperang bagi Tuhan tidak boleh duduk
diam dalam kemalasan, meskipun dirinya menganggap bahwa tin-
dakannya menyingkir dalam kerendahan hati sudah tepat. Daud
menghendaki untuk berada dalam keadaan yang aman dari Saul
hanya agar dirinya dapat berjuang untuk Israel. Ia membalaskan
dendam lama Allah terhadap bangsa-bangsa ini, dan pada waktu
yang sama juga mengambil persediaan bagi dirinya sendiri serta
pasukannya, sebab mereka harus bertahan hidup dengan pe-
dang mereka. Seluruh orang Amalek harus dibinasakan. Kemung-
kinan orang Gesur dan orang Girzi merupakan keturunan orang
Amalek. Saul ditolak oleh Allah sebab ia membiarkan bangsa-
bangsa ini hidup, dan kini Daud pun bertindak demi menutupi
496
ketidaktaatan Saul ini sebelum dirinya naik takhta menggantikan-
nya. Daud menghajar mereka semua, seorangpun tidak dibiarkan-
nya hidup (ay. 8-9). Perbuatan itu mengandung ganjarannya sen-
diri, sebab Daud beserta pasukannya kembali dengan membawa
jarahan yang berlimpah, yang dimanfaatkan untuk menunjang
hidup mereka.
2. Namun demikian, kita tidak dapat membebaskan Daud dari tu-
duhan salah, sebab ia telah menipu Akhis saat menjelaskan
sepak terjangnya ini .
(1) Daud tampaknya tidak menghendaki Akhis untuk mengetahui
kebenarannya, sehingga tidak membiarkan seorangpun hidup
untuk membawa kabar ke Gat (ay. 11). Hal ini bukan sebab
ia merasa malu bahwa apa yang diperbuatnya itu merupakan
tindakan yang buruk, namun sebab ia merasa takut, bahwa
jika bangsa Filistin mengetahui tentang hal itu, mereka
akan merasa khawatir akan bahaya yang mengancam diri me-
reka atau para sekutu mereka dengan membiarkan Daud
tinggal di tengah-tengah mereka, sehingga akan mengusirnya
dari daerah mereka. Akan sangat mudah bagi bangsa Filistin
untuk mengambil kesimpulan berikut, Jika beginilah dilaku-
kan Daud, itulah kebiasaannya. sebab itu Daud pun dengan
gigih menutupi perbuatannya itu dari mereka. Dengan mudah
saja ia dapat membunuh habis bangsa-bangsa tetangga orang
Filistin itu tanpa ada yang membocorkannya kepada orang
Filistin, dan juga makan waktu lama bagi para pengintai un-
tuk mengabarkannya kepada orang Filistin.
(2) Daud menyembunyikan tindakannya itu dari Akhis dengan
penjelasan yang samar-samar, yang sama sekali bertolak bela-
kang dengan kepribadiannya. saat ditanya mengenai tempat
yang diserbu olehnya, Daud menjawab, Di Tanah Negeb Ye-
huda (ay. 10). Memang benar bahwa Daud telah menyerbu
negeri yang terletak di sebelah selatan, atau di tanah Negeb,
Yehuda, namun Daud membuat Akhis mempercayai bahwa diri-
nya telah menyerbu bangsa-bangsa yang tinggal di selatan
Yehuda, orang Zif contohnya, yang berulang kali telah meng-
khianatinya. Demikianlah Akhis memahami Daud, sehingga ia
berkesimpulan bahwa Daud telah membuat diri dibenci di an-
tara orang Israel, bangsanya, dan telah mengabdikan diri demi
kepentingannya. Demikianlah ketulusan Akhis kepada Daud,
Kitab 1 Samuel 27:8-12
497
pandangan Akhis yang elok tentang Daud, serta kepercayaan
Akhis terhadap Daud, semakin memperbesar dosa Daud yang
telah menipu Akhis. Perkara ini, beserta perkara-perkara lain,
tampaknya menjadi pusat penyesalan Daud di dalam perenung-
annya saat ia berdoa, Jauhkanlah jalan dusta dari padaku
(KJV: Jauhkanlah dalam dusta dari padaku).
PASAL 28
alam pasal ini kita temukan persiapan-persiapan untuk perang
yang akan mengakhiri hidup dan pemerintahan Saul, dan dengan
begitu membuka jalan bagi Daud untuk naik takhta. Dalam perang ini,
I. Orang Filistin yaitu pihak penyerang dan Akhis raja mereka
menjadikan Daud sebagai orang kepercayaannya (ay. 1-2).
II. Orang Israel bersiap-siap untuk menyambut serangan mere-
ka, dan Saul raja mereka menjadikan Iblis sebagai penasihat
pribadinya, dan dengan begitu memenuhi takaran kejahatan-
nya. Amatilah,
1. Keadaan putus asa yang melingkupi Saul (ay. 3-6).
2. Kepergiannya kepada seorang ahi tenung, untuk memang-
gil Samuel supaya muncul kepadanya (ay. 7-14).
3. Percakapannya dengan penampakan roh yang dipanggil
tukang tenung itu (ay. 15-19). Kemurungan yang meng-
hentaknya sebagai akibat dari peristiwa itu (ay. 20-25).
Orang Filistin Mengadakan Perang terhadap Israel
(28:1-6)
1 Pada waktu itu orang Filistin mengerahkan tentaranya untuk berperang
melawan orang Israel. Lalu berkatalah Akhis kepada Daud: “Ketahuilah baik-
baik, bahwa engkau beserta orang-orangmu harus maju berperang bersama-
sama dengan aku dalam tentara.” 2 Jawab Daud kepada Akhis: “Baik, engkau
akan tahu, apa yang dapat diperbuat hambamu ini.” Lalu Akhis berkata ke-
pada Daud: “Sebab itu aku mengangkat engkau menjadi pengawalku sendiri
sampai selamanya.” 3 Adapun Samuel sudah mati. Seluruh orang Israel su-
dah meratapi dia dan mereka telah menguburkan dia di Rama, di kotanya.
Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan
roh peramal. 4 Orang Filistin itu berkumpul, lalu bergerak maju, dan berke-
mah dekat Sunem. Saul mengumpulkan seluruh orang Israel, lalu mereka
berkemah di Gilboa. 5 saat Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah
D
500
ia dan hatinya sangat gemetar. 6 Dan Saul bertanya kepada TUHAN, namun
TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik
dengan perantaraan para nabi.
Dalam perikop ini diceritakan tentang,
I. Rancangan orang Filistin melawan Israel. Mereka menetapkan
hati untuk berperang melawan Israel (ay. 1). Seandainya orang
Israel tidak meninggalkan Allah, maka tidak akan tersisa orang-
orang Filistin untuk mengganggu mereka. Seandainya Saul tidak
meninggalkan Allah, maka orang Israel pada saat ini akan ter-
bebas dari segala bahaya dari orang Filistin. Orang Filistin meng-
ambil peluang untuk melancarkan perang ini saat Daud ada di
antara mereka, sebab Daudlah yang lebih mereka takuti dari-
pada Saul dan semua pasukannya.
II. Harapan Akhis untuk mendapat bantuan dari Daud dalam perang
ini, dan dorongan yang diberikan Daud kepadanya untuk ber-
harap: “Engkau harus maju berperang bersama-sama dengan
aku,” ujar Akhis. “Jika aku melindungimu, maka aku dapat me-
nuntut pelayanan darimu.” Dan Akhis akan menganggap dirinya
berbahagia jika ia memiliki seseorang seperti Daud di pihaknya,
yang beruntung ke mana pun juga ia pergi berperang. Daud
memberinya jawaban yang tak pasti: “Kita akan lihat apa yang
akan terjadi. Akan ada cukup banyak waktu untuk membicara-
kannya sesudah ini. namun tentu saja engkau akan tahu, apa yang
dapat diperbuat hambamu ini” (ay. 2). Yaitu, “Aku akan memikir-
kan tugas apa yang paling mampu kulakukan untuk melayanimu,
kalau engkau mau mengizinkanku untuk memilihnya.” Dengan
demikian, Daud membuat dirinya terbebas dari janji untuk mela-
yani Akhis, namun tetap membuat Akhis mengharapkan pela-
yanannya. Sebab Akhis tidak mengartikan perkataan Daud secara
lain selain sebagai janji untuk membantunya. sesudah mendengar
perkataan itu, Akhis berjanji kepada Daud bahwa ia akan men-
jadikan Daud sebagai kepala pengawal, pelindung, atau perdana
menteri pemerintahan.
III. Majunya tentara-tentara, dari kedua belah pihak, ke medan per-
tempuran (ay. 4): Orang Filistin itu berkemah dekat Sunem, yang
ada dalam wilayah suku Isakhar, jauh di sebelah utara dari negeri
Kitab 1 Samuel 28:1-6
501
mereka. Tanah Israel, tampaknya, tidak dijaga dengan baik, kare-
na orang Filistin dapat memimpin tentara mereka untuk bergerak
masuk tepat ke jantung negeri. Saul, sewaktu sedang mengejar
Daud, meninggalkan rakyatnya dalam keadaan telanjang dan ter-
buka untuk diserang. Di beberapa gunung di dekat pegunungan
Gilboa, Saul mengerahkan pasukannya, dan siap untuk bertempur
melawan orang Filistin, namun ia tidak begitu bersemangat untuk
berperang, sebab sekarang Roh Tuhan telah meninggalkan dia.
IV. Kengerian yang melanda Saul, dan kehilangan akal yang dialami-
nya, pada kesempatan ini: Ia melihat tentara Filistin itu, dan
dengan melihat mereka sendiri, serta melalui kabar yang dibawa
oleh para pengintainya kepadanya, ia memahami bahwa mereka
berjumlah lebih banyak, bersenjata lebih baik, dan lebih bersema-
ngat, daripada dia dan pasukannya sendiri. Hal ini membuatnya
takut, hingga hatinya sangat gemetar (ay. 5). Seandainya ia tetap
dekat dengan Allah, ia tidak perlu takut saat melihat tentara
Filistin. namun sebab sekarang ia sudah menggusarkan hati Allah
untuk meninggalkan dia, maka kepentingannya gagal, pasukan-
pasukannya menyusut dan tampak hina. Dan, yang lebih buruk
lagi, rohnya menjadi tawar, hatinya menjadi ciut, dan hati nurani-
nya yang menyatakan bahwa dia bersalah membuat dia gemetar
mendengar daun bergoyang. Sekarang ia teringat akan darah
orang Amalek yang bersalah, yang sudah ia biarkan, dan darah
para imam yang tidak bersalah, yang sudah ia tumpahkan. Dosa-
dosanya dijejerkan di depan matanya, yang membuatnya kebi-
ngungan, mempermalukan semua rancangannya, merampas se-
gala keberaniannya, dan menimbulkan ketakutan tertentu dalam
dirinya untuk menantikan penghakiman dan murka yang menya-
la-nyala. Perhatikanlah, kesusahan yaitu kengerian bagi orang-
orang durhaka. Dalam kesesakan ini, Saul bertanya kepada
TUHAN (ay. 6). Kebutuhan mendorong orang untuk datang kepada
Allah, sementara selama hari kemakmuran, mereka meremehkan
firman dan mezbah-Nya. Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka
mencari Engkau (Yes. 26:16). Adakah orang yang mencari Tuhan
dan tidak menemukan-Nya? Ya ada, Saullah orangnya. TUHAN
tidak menjawab dia, tidak memperhatikan permohonan-permo-
honannya ataupun pertanyaan-pertanyaannya. Tuhan tidak mem-
berinya petunjuk-petunjuk tentang apa yang harus dilakukan,
502
ataupun suatu dorongan untuk berharap bahwa Ia akan menyer-
tainya. Apakah Ia mau orang seperti Saul meminta petunjuk dari
pada-Nya? (Yeh. 14:3). Tidak, Saul tidak bisa mengharapkan ja-
waban damai, sebab,
1. Saul bertanya dengan cara yang begitu rupa hingga seolah-olah
ia tidak bertanya sama sekali. Itulah sebabnya dikatakan
(1Taw. 10:14), ia tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab ia me-
lakukannya secara samar-samar dan dingin, dan dengan ran-
cangan tersembunyi, yaitu jika Allah tidak menjawabnya, maka
ia akan meminta petunjuk dari Iblis. Ia tidak bertanya dalam
iman, melainkan dengan hati yang mendua dan bimbang.
2. Ia bertanya kepada Tuhan saat sudah sangat terlambat, ke-
tika hari-hari pencobaannya telah berakhir, dan ia pada akhir-
nya ditolak. Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui, sebab
akan tiba saatnya saat Ia tidak mau ditemui.
3. Ia telah kehilangan manfaat dari semua cara untuk bertanya
sebab perbuatannya sendiri. Dapatkah ia yang membenci dan
menganiaya Samuel dan Daud, yang yaitu para nabi, ber-
harap untuk dijawab oleh para nabi? Dapatkah ia yang sudah
membunuh imam besar, berharap untuk dijawab melalui
Urim? Atau dapatkah ia yang telah berdosa melawan Roh anu-
gerah, berharap untuk dijawab melalui mimpi-mimpi? Tidak.
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
V. Disebutkan beberapa hal yang sudah terjadi pada beberapa waktu
lalu, untuk menjadi pengantar bagi cerita selanjutnya (ay. 3).
1. Kematian Samuel. Samuel sudah mati, yang membuat orang
Filistin lebih berani dan Saul lebih takut. Sebab, seandainya
Samuel masih hidup, Saul mungkin berpikir bahwa kehadiran
dan dukungan Samuel, nasihat dan doa-doanya yang baik,
akan membantunya dalam kesusahannya.
2. Titah Saul melawan sihir. Ia telah melaksanakan hukum-hu-
kum yang melawan para pemanggil arwah, yang tidak boleh
dibiarkan hidup (Kel. 22:18). Sebagian penafsir berpendapat
bahwa Saul melakukan ini pada awal pemerintahannya, se-
waktu ia berada di bawah pengaruh Samuel. Sebagian yang
lain berpendapat bahwa pelaksanaan hukum itu dilakukan
belakangan ini, sebab titah itu dikatakan di sini (ay. 9) sebagai
Kitab 1 Samuel 28:7-14
503
titah belum lama ini. Mungkin saat Saul sendiri diganggu
oleh roh jahat, ia curiga bahwa ia terkena sihir, dan, sebab
alasan itu, melenyapkan semua pemanggil arwah. Banyak
orang tampak bersemangat melawan dosa, saat mereka
sendiri dirugikan dalam suatu hal olehnya (mereka akan me-
nentang orang-orang yang bersumpah jika orang-orang itu
bersumpah melawan mereka, atau menentang para pemabuk
jika dalam kemabukan orang-orang itu melecehkan mereka).
Jadi sebenarnya, jika mereka tidak dirugikan demikian, mere-
ka tidak mempunyai kepedulian terhadap kemuliaan Allah,
ataupun ketidaksukaan terhadap dosa sebagai dosa. Bagai-
manapun juga, patut dipuji bahwa Saul menggunakan kekua-
saannya seperti itu untuk memberikan kengerian dan kekang-
an terhadap para pelaku kejahatan ini. Perhatikanlah, banyak
orang tampak menjadi musuh terhadap dosa yang diperbuat
orang lain, sementara mereka sendiri melakukan dosa itu
dengan sesuka hati. Saul ingin mengusir Iblis dari kerajaan-
nya, dan sekalipun begitu menyimpan Ibis dalam hatinya,
melalui iri hati dan kebencian.
Saul Meminta Petunjuk kepada
Ahli Tenung di En-Dor
(28:7-14)
7 Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: “Carilah bagiku seorang
wanita yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepada-
nya dan meminta petunjuk kepadanya.” Para pegawainya menjawab dia: “Di
En-Dor ada seorang wanita yang sanggup memanggil arwah.” 8 Lalu
menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua
orang. saat mereka pada waktu malam sampai kepada wanita itu,
berkatalah Saul: “Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan
arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut
kepadamu.” 9 namun wanita itu menjawabnya: “Tentu engkau mengeta-
hui apa yang diperbuat Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari dalam negeri
para pemanggil arwah dan roh peramal. Mengapa engkau memasang jerat
terhadap nyawaku untuk membunuh aku?” 10 Lalu bersumpahlah Saul
kepadanya demi TUHAN, katanya: “Demi TUHAN yang hidup, tidak akan ada
kesalahan tertimpa kepadamu sebab perkara ini.” 11 Sesudah itu bertanya-
lah wanita itu: “Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepada-
mu?” Jawabnya: “Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku.” 12 saat
wanita itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu
wanita itu berkata kepada Saul, demikian: “Mengapa engkau menipu
aku? Engkau sendirilah Saul!” 13 Maka berbicaralah raja kepadanya: “Ja-
nganlah takut; namun apakah yang kaulihat?” wanita itu menjawab Saul:
“Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi.” 14 Kemudian ber-
504
tanyalah ia kepada wanita itu: “Bagaimana rupanya?” Jawabnya: “Ada
seorang tua muncul, berselubungkan jubah.” Maka tahulah Saul, bahwa itu-
lah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud
menyembah.
Dalam perikop ini,
I. Saul mencari seorang ahli tenung (ay. 7). Sekalipun Allah tidak
menjawab dia, seandainya ia merendahkan dirinya melalui perto-
batan dan bertekun dalam mencari Allah, siapa tahu bahwa pada
akhirnya Allah mau menjawabnya? Akan namun , sebab ia tidak
melihat adanya penghiburan dari sorga ataupun bumi (Yes. 8:21-
22), maka ia menetapkan hati untuk mengetuk pintu-pintu ger-
bang neraka, dan melihat apakah di sana ada yang mau berteman
dengannya dan memberinya nasihat: Carilah bagiku seorang
wanita yang sanggup memanggil arwah (ay. 7).
1. Atas penghinaan terhadap Allah Israel, seolah-olah suatu
makhluk ciptaan dapat melakukan kebaikan untuknya saat
Allah telah meninggalkannya dan mengernyitkan dahi kepada-
nya.
2. Atas pertentangan dengan dirinya sendiri. Ia tahu betapa keji-
nya dosa sihir itu, sebab kalau tidak, ia tidak akan melenyap-
kan para pemanggil arwah. Namun demikian, sekarang ia me-
minta bantuan ilmu sihir, dan menganggap sebagai bimbingan
ilahi apa yang sebelumnya ia kutuk sebagai kekejian. Sudah
biasa terjadi bahwa orang-orang mengecam keras dosa-dosa
yang tidak menjadi godaan bagi mereka, namun sesudah itu
mereka sendiri dikuasai oleh dosa-dosa itu. Seandainya ada
orang yang memberi tahu Saul, saat ia sedang membinasa-
kan para ahli tenung, bahwa ia sendiri, tidak lama lagi, akan
meminta petunjuk dari seorang ahli tenung, maka mungkin
Saul akan berkata, seperti yang dikatakan Hazael, namun apa-
kah hambamu ini, yang tidak lain dari anjing saja? namun siapa
tahu kejahatan-kejahatan apa yang akan diperbuat orang-
orang yang meninggalkan Allah dan ditinggalkan oleh-Nya?
II. sesudah mendengar ada seorang ahli tenung, Saul bergegas mene-
muinya. namun ia pergi pada malam hari, dan dengan menyamar,
hanya dengan dua pelayannya, dan mungkin berjalan kaki (ay. 8).
Lihatlah bagaimana orang-orang yang ditawan oleh Iblis dipaksa,
Kitab 1 Samuel 28:7-14
505
1. Untuk merendahkan diri mereka sendiri. Tidak pernah Saul
terlihat begitu hina seperti saat ia pergi menyelinap untuk
menemui seorang ahli tenung yang menyedihkan, untuk
mengetahui peruntungannya.
2. Untuk menutup-nutupi perbuatan mereka. Perbuatan-per-
buatan jahat yaitu perbuatan-perbuatan kegelapan, dan per-
buatan-perbuatan itu membenci terang, juga tidak peduli
untuk mendatangi terang. Saul pergi menemui seorang ahli
tenung, tanpa mengenakan jubahnya, melainkan dengan me-
ngenakan pakaian seorang prajurit biasa. Bukan hanya
supaya jangan sampai ahli tenung itu sendiri, kalau sampai
mengenalinya, akan menolak untuk melayaninya, melainkan
juga supaya jangan sampai rakyatnya sendiri sampai menge-
tahuinya dan membencinya sebab itu. Ahli tenung itu akan
menolak Saul sebab ia takut kalau-kalau Saul datang untuk
menjeratnya, atau sebab ia bertekad untuk membalas den-
dam kepada Saul atas titahnya melawan orang-orang yang
satu pekerjaan dengannya. Begitulah kekuatan hati nurani
asali, hingga bahkan orang-orang yang melakukan kejahatan
memerah mukanya dan merasa malu melakukannya.
III. Saul memberitahukan keperluannya kepada ahli tenung itu, dan
berjanji kepadanya bahwa ia tidak akan terkena hukuman.
1. Yang diinginkan Saul darinya hanyalah untuk memangil sese-
orang yang sudah mati, yang hendak diajaknya berbicara. Saul
berharap untuk memenuhi tujuannya melalui pemanggilan
arwah atau ramalan melalui orang mati. Hal ini secara tegas
dilarang oleh hukum Taurat (Ul. 18:11), yaitu untuk meminta
petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup (Yes.
8:19). Panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan
kusebut (ay. 8). Hal ini menyiratkan sudah menjadi umum
bahwa orang kebanyakan menganggap jiwa tetap ada sesudah
kematian, dan bahwa saat manusia mati, itu bukanlah akhir
bagi jiwa. Hal ini juga menyiratkan bahwa orang percaya jiwa-
jiwa yang telah terpisah dari tubuh itu sangat mengetahui
banyak hal. namun sangat tidak masuk akal untuk berpikir
bahwa jiwa orang-orang baik akan muncul saat dipanggil
oleh roh jahat. Atau bahwa Allah, yang telah menolak untuk
506
memberikan kepada seseorang keuntungan dari ketetapan-
ketetapan-Nya, akan membiarkan orang itu menuai suatu ke-
untungan yang nyata melalui kegiatan yang terkutuk dan me-
nyerupai Iblis.
2. Ahli tenung itu menunjukkan ketakutannya pada hukum Tau-
rat, dan kecurigaannya bahwa orang asing ini datang untuk
menjeratnya (ay. 9): Tentu engkau mengetahui apa yang diper-
buat Saul. Sang Penyelenggara mengatur demikian rupa, hing-
ga Saul akan diberi tahu di depan mukanya sendiri tentang
titahnya melawan para ahli tenung, tepat pada waktu ia se-
dang meminta petunjuk kepada ahli tenung, untuk memper-
parah dosanya. Ahli tenung itu menegaskan bahaya yang
mengintainya sebab hukum Taurat, mungkin untuk menaik-
kan harganya. Sebab, meskipun tidak disebutkan tentang
biayanya, tidak diragukan lagi bahwa ia menuntut dan men-
dapat bayaran yang tinggi. Cermatilah betapa pekanya ia akan
bahaya yang mengintainya dari titah Saul, dan betapa ia ber-
hati-hati untuk menjaga diri terhadapnya. namun ia sama se-
kali tidak peduli akan kewajiban-kewajiban dari hukum Allah
dan kengerian-kengerian murka-Nya. Ahli tenung itu memper-
timbangkan apa yang telah dilakukan Saul, bukan apa yang
telah dilakukan Allah, melawan perbuatan-perbuatan seperti
itu. Dan ia takut pada jerat yang dipasang untuk mencabut
nyawanya lebih daripada jerat yang dipasang untuk mem-
binasakan jiwanya. Sudah biasa terjadi bahwa orang-orang
berdosa lebih takut pada hukuman dari manusia daripada
penghakiman yang benar dari Allah. Akan namun ,
3. Saul berjanji dengan sumpah untuk tidak mengkhianatinya
(ay. 10). yaitu kewajibannya sebagai raja untuk menghukum
ahli tenung itu, dan ia mengetahuinya. Namun ia bersumpah
untuk tidak melakukannya, seolah-olah dengan sumpahnya ia
bisa mengikat dirinya sendiri untuk tidak melakukan sesuatu
yang, oleh perintah ilahi, wajib dilakukannya. namun ia men-
janjikan apa yang lebih daripada yang bisa dilakukannya keti-
ka ia berkata, tidak akan ada kesalahan tertimpa kepadamu.
Sebab ia tidak bisa melindungi dirinya sendiri dari pembalasan
ilahi, apalagi melindungi ahli tenung itu.
Kitab 1 Samuel 28:7-14
507
IV. Samuel, yang belum lama ini wafat, yaitu orang yang diinginkan
Saul untuk diajak berbicara. Dan ahli tenung itu, dengan man-
tera-manteranya, memuaskan keinginan Saul, dan mempertemu-
kan mereka bersama.
1. Segera sesudah Saul memberi ahli tenung itu jaminan yang
diinginkannya, yakni bahwa Saul tidak akan menghukumnya,
ia pun mengerjakan sihirnya, dan bertanya dengan sangat per-
caya diri, siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepa-
damu? (ay. 11). Perhatikanlah, harapan bahwa para pendosa
akan terbebas dari hukuman membuat mereka semakin lan-
cang dalam berjalan di jalan-jalan mereka yang jahat, dan
mengeraskan hati mereka.
2. Saul ingin berbicara dengan Samuel: Panggillah Samuel su-
paya muncul kepadaku. Samuel telah mengurapi Saul untuk
menjadi raja, dan sebelumnya sudah menjadi teman dan pena-
sihatnya yang setia, dan sebab itu darinyalah Saul ingin
meminta nasihat. Sewaktu Samuel tinggal di Rama, tidak jauh
dari Gibea tempat Saul, dan memimpin sekolah para nabi di
sana, kita tidak pernah membaca bahwa Saul pergi kepadanya
untuk meminta petunjuk darinya dalam kesulitan-kesulitan
apa saja yang sedang dihadapinya padahal baiklah baginya
seandainya ia pernah melakukannya. Pada waktu itu Saul
meremehkannya, dan mungkin membencinya, dengan meman-
dangnya berpihak pada kepentingan Daud. namun sekarang
saat Samuel sudah mati, “Oh, aku mau Samuel lagi! Apa
pun caranya, panggillah Samuel supaya muncul kepadaku.”
Perhatikanlah, banyak orang yang merendahkan dan meng-
aniaya orang-orang kudus dan hamba-hamba Allah saat
masih hidup, akan senang memiliki mereka lagi saat mereka
sudah tiada. Suruhlah Lazarus kepadaku, dan suruhlah Laza-
rus ke rumah ayahku (Luk. 16:24-27). Makam orang-orang
benar memang selalu dihiasi.
3. Di sini tampak ada yang terlewat dalam cerita itu. Saul ber-
kata, panggillah Samuel supaya muncul kepadaku, namun se-
lanjutnya dikatakan, saat wanita itu melihat Samuel (ay.
12), sementara orang akan berharap untuk diberi tahu bagai-
mana ahli tenung itu melakukan pekerjaannya, mantera-man-
tera dan jampi-jampi apa yang ia gunakan. Atau bahwa akan
diberikan sedikit petunjuk tentang apa yang ia katakan atau
508
lakukan. namun sebab Kitab Suci diam seribu bahasa menge-
nai hal itu, maka kita dilarang berkeinginan untuk menyelidiki
seluk-beluk Iblis (Why. 2:24), atau memuaskan rasa ingin tahu
kita dengan penjelasan tentang rahasia-rahasia kedurhakaan.
namun Kitab Suci menyembunyikan kelihaian dalam berbuat
dosa, supaya kita bersih terhadap apa yang jahat (Rm. 16:19).
4. Si ahli tenung, saat melihat penampakan itu, sadar bahwa
pelanggannya yaitu Saul, sebab arwah itu, ada kemung-
kinan, memberi tahu dia tentang hal itu (ay. 12): “Mengapa
engkau menipu aku dengan menyamar. Sebab engkau sendiri-
lah Saul, orang yang paling aku takuti melebihi siapa saja?”
Dengan demikian ia membuat Saul mengerti akan kekuatan
ilmunya, bahwa ia dapat menyingkapkan penyamaran Saul.
Sekalipun begitu ia takut jangan-jangan, sesudah ini, setidak-
tidaknya, Saul akan mengambil keuntungan melawannya atas
apa yang sedang ia lakukan sekarang. Seandainya ahli tenung
itu percaya bahwa memang benar Samuel yang ia lihat, maka
lebih beralasan baginya untuk takut kepada Samuel, yang ada-
lah seorang nabi yang baik, daripada kepada Saul, yang yaitu
raja yang fasik. namun amarah raja-raja duniawi lebih ditakuti
oleh sebagian besar orang daripada murka Raja segala raja.
5. Saul, yang dapat kita duga, disuruh menunggu agak jauh di
ruang sebelah, meminta ahli tenung itu untuk tidak takut ke-
padanya, namun melanjutkan pekerjaan itu, dan bertanya
apakah yang ia lihat? (ay. 13). Oh, kata wanita itu, aku
melihat sesuatu yang ilahi (yaitu roh) muncul dari dalam bumi.
Mereka menyebut para malaikat dengan para allah, sebab
malaikat yaitu makhluk rohani. Kasihan sekali allah-allah
yang muncul dari dalam bumi! namun ahli tenung itu berbicara
dalam bahasa orang kafir, yang memiliki dewa-dewa dari nera-
ka dan memujanya. Seandainya Saul menganggap penting
bahwa, untuk berbicara dengan Samuel, tubuh Samuel harus
dipanggil dari dalam kubur, maka ia pasti akan membawa ahli
tenung itu ke Rama, di mana makamnya berada. namun yang
sepenuhnya dituju yaitu jiwa Samuel, yang sekalipun begitu,
jika menjadi terlihat, diharapkan muncul dalam rupa tubuh
seperti biasa. Dan Allah mengizinkan Iblis, untuk memenuhi
rancangan itu, mengambil rupa Samuel, supaya orang-orang
yang tidak mau menerima dan mengasihi kebenaran dapat di-
Kitab 1 Samuel 28:7-14
509
serahkan kepada kesesatan, yang memicu mereka per-
caya akan dusta. Bahwa itu pasti bukan roh Samuel sendiri
dapat mereka ketahui dengan mudah saat roh itu muncul
dari dalam bumi, sebab roh manusia, apalagi manusia yang
baik, naik ke atas (Pkh. 3:21). Akan namun , jika orang-orang
mau ditipu, maka adillah bagi Allah untuk berkata, “Biarlah
mereka tertipu.” Bahwa Iblis, dengan izin ilahi, mampu berke-
dok sebagai Samuel tidaklah aneh, sebab Iblis dapat menya-
mar sebagai malaikat Terang! Juga tidak aneh bahwa ia diizin-
kan untuk melakukannya pada kesempatan ini, supaya Saul
dapat terdesak dalam keputusasaan, dengan bertanya kepada
Iblis, sebab ia tidak mau, dengan cara yang benar, bertanya
kepada Tuhan, yang melaluinya ia bisa saja mendapat peng-
hiburan. Saul, sesudah diberi tahu tentang munculnya sesua-
tu yang ilahi dari dalam bumi, sangat ingin tahu apa bentuk
yang ilahi ini, dan dalam rupa apa ia menampakkan diri. Ia
sama sekali tidak merasa ngeri terhadapnya, sebab hatinya
secara menyedihkan sudah menjadi tegar sebab tipu daya
dosa. Saul sendiri, tampaknya, tidak diizinkan untuk melihat
rupa apa pun, namun ia harus percaya saja dengan perkataan
wanita itu, bahwa ia melihat seorang tua muncul, berselu-
bungkan jubah, pakaian seorang hakim, yang kadang-kadang
dipakai Samuel. Menurut sebagian penafsir, oleh sebab jubah
itulah, dan keagungan pemandangannya, maka si ahli tenung
itu menyebut penampakan ini sebagai Elohim, allah atau para
allah (dalam terjemahan yang lain), sebab demikianlah para
hakim disebut (Mzm. 82:1).
6. Saul, sesudah memahami, melalui gambaran wanita itu,
bahwa itu yaitu Samuel, berlutut dengan mukanya sampai ke
tanah. Ia berbuat demikian, seperti yang dipahami pada
umumnya, untuk menghormati Samuel, meskipun ia tidak
melihat Samuel. Atau mungkin begitu ia mendengar suara
yang lembut dan bergumam itu, yang sangat ingin didengar-
nya sekarang sebab para pemanggil arwah suka berbisik-bisik
dan komat-kamit (Yes. 8:19). Dan tampak bahwa Saul sujud
menyembah, mungkin melalui petunjuk ahli tenung itu, su-
paya ia dapat mendengar apa yang dibisikkan, dan men-
dengarkannya dengan saksama. Sebab suara yang berbunyi
seperti suara arwah dikatakan muncul dari dalam tanah, dan
510
kedengaran seperti bisikan dari dalam debu (Yes. 29:4). Saul
rela sujud untuk mendengar suara itu, padahal selama ini ia
tidak mau sujud untuk mendengar suara Allah.
Kematian Saul Dinubuatkan
(28:15-19)
15 Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: “Mengapa engkau meng-
ganggu aku dengan memanggil aku muncul?” Kata Saul: “Aku sangat dalam
keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah
undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan
nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya eng-
kau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat.” 16 Lalu ber-
bicaralah Samuel: “Mengapa engkau bertanya kepadaku, padahal TUHAN
telah undur dari padamu dan telah menjadi musuhmu? 17 TUHAN telah
melakukan kepadamu seperti yang difirmankan-Nya dengan perantaraanku,
yakni TUHAN telah mengoyakkan kerajaan dari tanganmu dan telah mem-
berikannya kepada orang lain, kepada Daud. 18 sebab engkau tidak men-
dengarkan suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-
nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu kepadamu
pada hari ini. 19 Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau akan dise-
rahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-
anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel akan
diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin.”
Kita mendapati di sini percakapan antara Saul dan Iblis. Saul datang
dengan menyamar (ay. 8), namun Iblis segera mengetahuinya (ay. 12).
Iblis datang menyamar, dengan menyamar dalam jubah Samuel,
namun Saul tidak dapat mengetahuinya. Seperti itulah keadaan tidak
menguntungkan yang kita gumuli dalam berperang melawan peng-
hulu-penghulu dunia yang gelap ini, bahwa mereka mengetahui kita,
sementara kita tidak tahu apa-apa tentang tipu muslihat mereka.
I. Roh jahat, atau penampakan, yang mengambil rupa Samuel, ber-
tanya mengapa ia dipanggil (ay. 15): Mengapa engkau mengganggu
aku dengan memanggil aku muncul? Bagi kita, ini menyingkapkan
bahwa roh jahatlah yang menampakkan diri sebagai Samuel.
Sebab (seperti yang dicermati oleh Uskup Patrick) para ahli te-
nung tidak punya kuasa untuk mengganggu istirahat orang-orang
benar, dan membawa mereka kembali ke dunia ini sesuka hati
mereka. Tidak pula Samuel yang asli akan mengakui kekuatan
dalam ilmu-ilmu sihir seperti itu. namun Saul merupakan sasaran
yang tepat bagi rancangan Iblis, untuk membuat Saul memuja-
nya, merasukinya dirinya dengan pemikiran bahwa itu yaitu
Kitab 1 Samuel 28:15-19
511
kuasa ilahi, dan dengan begitu menancapkannya dalam kepen-
tingan-kepentingan Iblis.
II. Saul mengajukan keluhannya kepada Samuel palsu ini, yang dipi-
kirnya yaitu Samuel yang sebenarnya. Dan sungguh suram
keluhannya itu: “Aku sangat dalam keadaan terjepit, dan tidak
tahu harus berbuat apa, sebab orang Filistin berperang melawan
aku. Namun aku akan baik-baik saja dalam menghadapi mereka
kalau saja aku mendapat tanda-tanda hadirat Allah bersamaku.
namun sayang! Allah telah undur dari padaku.” Ia tidak mengeluh-
kan undurnya Allah sampai ia tertimpa masalah, sampai orang
Filistin berperang melawan dia. Baru pada saat itulah ia mulai
meratapi kepergian Allah. Orang yang dalam kemakmurannya
tidak bertanya kepada Allah, dalam kesusahannya menganggap
berat bahwa Allah tidak menjawabnya dan tidak memperhatikan
pertanyaan-pertanyaannya baik melalui mimpi-mimpi ataupun
para nabi. Mereka merasa berat, bahwa Allah sendiri tidak mem-
berikan jawaban secara langsung, tidak pula mengirimkan jawab-
an melalui salah seorang utusan-Nya. Saul tidak, seperti orang
yang bertobat, mengakui kebenaran Allah dalam hal ini. namun ,
seperti orang yang marah, ia melabrak Allah telah bertindak jahat
dan kabur meninggalkan-Nya: Sebab itu aku memanggil engkau.
Seolah-olah Samuel, seorang hamba Allah, akan berkenan ber-
buat baik kepada orang-orang yang dimurkai Allah. Atau seolah-
olah nabi yang mati dapat berbuat sesuatu untuknya lebih dari-
pada nabi-nabi yang hidup. Orang akan berpikir, dari sini, bahwa
Saul sebenarnya ingin bertemu dengan Iblis, dan tidak mengha-
rapkan yang lain, meskipun bersembunyi di balik nama Samuel,
sebab ia menginginkan nasihat yang lain selain dari Allah. sebab
itulah ia pada dasarnya menginginkan nasihat dari Iblis, yang
bersaing dengan Allah. “Allah menolak aku, itulah sebabnya aku
datang kepadamu. Flectere si nequeo superos, Acheronta movebo” –
Jika aku gagal dengan sorga, maka aku akan menggerakkan
neraka.
III. Penghiburan yang dingin, itulah yang diberikan oleh roh jahat
dalam jubah Samuel ini kepada Saul. Dan itu jelas-jelas dimak-
sudkan untuk membuatnya terdesak ke dalam keputusasaan dan
keinginan untuk bunuh diri. Seandainya itu benar-benar Samuel
512
yang asli, maka saat Saul ingin diberi tahu apa yang harus ia
lakukan, Samuel akan menyuruhnya untuk bertobat dan ber-
damai dengan Allah, dan mengembalikan Daud dari pembuang-
annya. Sesudah itu Samuel akan memberi tahu Saul bahwa de-
ngan cara ini ia bisa berharap akan mendapat belas kasihan dari
Allah. Akan namun , bukannya demikian, roh jahat itu menggam-
barkan perkara Saul sebagai tak dapat ditolong dan tak ada
harapan. Roh itu melayani Saul sama seperti ia melayani Yudas,
yang baginya ia pertama-tama menjadi penggoda, dan kemudian
penyiksa, dengan membujuk Yudas untuk pertama-tama menjual
tuannya, dan kemudian menggantung diri.
1. Roh jahat itu mencela Saul atas kesusahannya pada saat ini
(ay. 16), memberi tahu dia, bukan hanya bahwa Allah telah
meninggalkannya, melainkan juga bahwa Ia telah menjadi
musuhnya. Dan sebab itu Saul tidak dapat mengharapkan
jawaban yang menghibur dari-Nya: “Mengapa engkau bertanya
kepadaku? Bagaimana aku bisa menjadi temanmu saat
Allah yaitu musuhmu, atau penasihatmu saat Allah telah
meninggalkanmu?”
2. Roh jahat itu mencela Saul dengan kenyataan bahwa Daud
telah diurapi menjadi raja (ay. 17). Tidak ada lagi yang ter-
dengar menyakitkan di telinga Saul daripada celaan ini. Tidak
ada yang dikatakan untuk mendamaikan Saul dengan Daud,
namun semua yang dikatakan lebih cenderung untuk membuat
Saul geram terhadap Daud dan memperlebar jurang yang ada.
Namun demikian, untuk membuat Saul percaya bahwa ia
yaitu Samuel, penampakan itu menegaskan bahwa Allah-lah
yang berbicara melaluinya. Iblis tahu bagaimana berbicara
dengan nada agama, dan dapat mengajar rasul-rasul palsu,
yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus dan meniru bahasa
mereka. Orang-orang yang menggunakan mantera-mantera
dan jampi-jampi, dan berseru untuk membelanya, bahwa ha-
nya yang baik saja yang mereka temukan dalam mantera dan
jampi, kiranya mengingat perkataan-perkataan baik apa yang
diucapkan Iblis di sini, namun semuanya penuh dengan ran-
cangan jahat.
3. Roh jahat itu mencela Saul atas ketidakpatuhannya terhadap
perintah Allah dengan tidak menghancurkan orang Amalek
(ay. 18). Iblis telah membantu Saul untuk memperlunak dan
Kitab 1 Samuel 28:15-19
513
memaklumi dosa itu saat Samuel menegurnya atas dosa itu
dan menyuruh dia bertobat. namun sekarang Iblis memperpa-
rah dosa itu, untuk membuatnya putus asa akan belas kasih-
an Allah. Lihatlah apa yang didapat oleh orang-orang yang
menuruti godaan-godaan Iblis. Iblis sendiri akan menjadi
pendakwa mereka, dan menghina mereka. Lihatlah mirip siapa
orang-orang yang membujuk orang lain untuk berbuat jahat,
mereka akan mencela orang-orang yang mereka sesati itu
sebab telah menuruti mereka.
4. Roh jahat itu meramalkan kehancuran Saul yang semakin
dekat (ay. 19).
(1) Bahwa tentaranya akan dikalahkan habis-habisan oleh
orang Filistin. Ini disebutkan sebanyak dua kali: Orang
Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang
Filistin. Hal ini bisa diramalkan oleh roh jahat itu, dengan
menimbang kekuatan dan jumlah yang unggul dari orang
Filistin, kelemahan tentara-tentara Israel, kengerian Saul,
dan terutama kepergian Allah dari mereka. Namun demi-
kian, dengan berkedok sebagai nabi, ia sekali lagi dengan
sungguh-sungguh menjadikan Allah sebagai sumber ra-
malannya itu: Tuhan akan melakukannya.
(2) Bahwa Saul dan anak-anaknya akan terbunuh dalam per-
tempuran: Besok, yaitu, dalam sedikit waktu lagi (dan, jika
pada waktu itu sudah lewat tengah malam, saya melihat
bahwa itu dapat dipahami secara ketat sebagai hari beri-
kutnya sesudah hari yang sudah mulai sekarang), engkau
serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku,
yaitu, mati, terpisah dari tubuh. Seandainya ini Samuel
yang asli, ia tidak akan bisa menubuatkan peristiwa itu
kecuali Allah telah menyingkapkannya kepadanya. Meski-
pun itu yaitu roh jahat, Allah bisa saja menubuatkan hal
itu melalui dia. Seperti kita membaca tentang roh jahat
yang meramalkan kejatuhan Ahab di Ramot-Gilead dan
ikut berperan di dalamnya (1Raj. 22:20, dst.), yang mung-
kin begitu juga dengan roh jahat ini, atas izin ilahi, dalam
kehancuran Saul ini. Roh jahat itu menyanjung Ahab, se-
mentara roh jahat ini menakut-nakuti Saul, dan kedua-
duanya dilakukan supaya mereka jatuh. Begitu menyedih-
kan orang-orang yang berada di bawah kuasa Iblis. Sebab,
514
apakah ia mengamuk dan tertawa, sehingga tak ada kete-
nangan (Ams. 29:9).
Keputusasaan Saul
(28:20-25)
20 Pada saat itu juga rebahlah Saul memanjang ke tanah sebab ia sangat
ketakutan oleh sebab perkataan Samuel itu. Juga tidak ada lagi kekuatan-
nya, sebab sehari semalam itu ia tidak makan apa-apa. 21 wanita itu
mendekati Saul lalu melihat, bahwa Saul sangat terkejut. Kemudian berkata-
lah wanita itu kepadanya: “Lihat, budakmu ini telah mendengarkan per-
mintaanmu; aku telah mempertaruhkan nyawaku dan mendengarkan per-
kataan yang kaukatakan kepadaku. 22 Oleh sebab itu, kiranya engkau pun
mendengarkan permintaan budakmu ini. Izinkanlah aku menyajikan kepada-
mu sepotong roti; makanlah, supaya ada kekuatanmu, jika engkau ber-
jalan pula.” 23 namun Saul menolak dan berkata: “Aku tidak mau makan.”
namun saat para pegawainya serta wanita itu juga mendesak, maka
didengarkannyalah permintaan mereka, lalu bangkitlah ia dari tanah dan
duduk di balai-balai. 24 wanita itu mempunyai seekor anak lembu tam-
bun di rumahnya maka segeralah ia menyembelih itu. Ia mengambil tepung,
diremasnya dan dibakarnya menjadi roti yang tidak beragi. 25 Dihidangkan-
nyalah semuanya itu ke depan Saul dan ke depan para pegawainya, lalu
mereka makan. Kemudian bangkitlah mereka dan pergi pada malam itu juga.
Kita di sini diberi tahu bagaimana Saul menerima pesan yang menge-
rikan ini dari roh yang dia mintai petunjuk. Ia ingin diberi tahu apa
yang harus ia perbuat (ay. 15), namun hanya diberi tahu apa yang
belum ia lakukan dan apa yang akan dilakukan terhadapnya. Orang-
orang yang mengharapkan suatu nasihat atau penghiburan yang
baik selain dari Allah, dan di jalan ketetapan-ketetapan-Nya, akan
dikecewakan secara menyedihkan seperti Saul di sini. Amatilah,
I. Bagaimana Saul tenggelam di bawah beban itu (ay. 20). Ia me-
mang sedang tidak sehat untuk menanggungnya, sebab ia tidak
makan apa-apa sehari sebelumnya, ataupun pada malam itu. Ia
datang dengan berpuasa dari perkemahan, dan terus berpuasa.
Itu bukan sebab kekurangan makanan, melainkan sebab
kurang nafsu makan. Ketakutan yang dirasakannya terhadap
kekuatan orang Filistin (ay. 5) menghilangkan nafsu makannya.
Atau mungkin pergumulannya dengan hati nuraninya sendiri,
sesudah ia menuruti kemauannya untuk mencari petunjuk dari
ahli tenung, membuatnya muak bahkan dengan makanan yang
dibutuhkan tubuhnya, sekalipun begitu lezat. Hal ini menjadikan-
nya mangsa yang empuk bagi kengerian yang baru ini, yang seka-
Kitab 1 Samuel 28:20-25
515
rang menyergapnya seperti orang yang bersenjata. Rebahlah Saul
memanjang ke tanah, seolah-olah para pemanah Filistin sudah
memanahnya, juga tidak ada lagi kekuatannya untuk bertahan
melawan kabar-kabar yang berat ini. Sekarang cukup sudah ia
meminta petunjuk dari para ahli tenung, dan mendapati mereka
sebagai penghibur yang menyedihkan. saat Allah dalam firman-
Nya menyampaikan kengerian kepada orang-orang berdosa, Ia
membukakan kepada mereka, pada saat yang sama, pintu harap-
an jika mereka bertobat. namun orang-orang yang datang ke pintu-
pintu gerbang neraka untuk meminta pertolongan harus menanti-
kan kegelapan di sana tanpa secercah cahaya sedikit pun.
II. Betapa dengan sulit Saul dibujuk untuk menenangkan diri supaya
bisa pulang kembali ke tempat tinggalnya di perkemahan. Ahli
tenung itu, tampaknya, telah meninggalkan Saul sendirian dengan
roh jahat itu, untuk berbicara sendiri dengannya. namun mungkin
sebab mendengar Saul jatuh dan mengerang, dan melihatnya
sangat menderita, si ahli tenung itu mendatanginya (ay. 21). Dan
ia sangat mendesak Saul untuk makan secukupnya, supaya Saul
bisa pergi dari rumahnya, sebab takut jika Saul sampai sakit,
terutama jika ia sampai mati di sana, ia akan dihukum sebab nya
sebagai pengkhianat, meskipun ia telah lolos dari hukuman seba-
gai ahli tenung. Mungkin inilah yang membuatnya sangat ingin
menolong Saul, dan bukan sebab ingin berbuat baik. Betapa
Saul telah menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam keadaan yang
mengenaskan, akibat mencari penghibur yang celaka seperti itu!
1. Si ahli tenung itu terus mendesak-desak Saul untuk makan
secukupnya. Ia memohon-mohon (ay. 21), bahwa ia telah me-
matuhi perintah Saul hingga membahayakan nyawanya, jadi
masakan Saul sekarang tidak mau mendengarkan permohon-
annya untuk menyelamatkan nyawanya? (ay. 22). Ia mempu-
nyai seekor anak lembu gemuk saat itu dan kata yang dipakai
memiliki arti seekor anak lembu yang digunakan untuk mengi-
rik gandum, dan sebab itu sangat sayang jika harus dibunuh.
Anak lembu ini dipersiapkannya untuk menjamu Saul (ay. 24).
Yosefus (sejarawan Yahudi abad 1 – pen.) tidak segan-segan
memuji kemurahan hati yang luar biasa dari wanita ini,
dan menyarankan apa yang diperbuatnya sebagai teladan belas
kasihan dan kerelaan diri untuk menolong orang yang men-
516
derita, padahal tidak ada harapan baginya untuk mendapat
imbalan.
2. Saul sama sekali tidak mau makan: Saul menolak dan berkata:
“Aku tidak mau makan,” (ay. 23). Ia lebih memilih mati tanpa
diketahui orang sebab kelaparan daripada mati secara
terhormat oleh pedang. Seandainya ia hanya bergantung pada
kemampuan jasmani, maka makanan bisa saja menolongnya.
namun sayang! Perkaranya ada di luar jangkauan pertolongan-
pertolongan jasmani seperti itu. Apa gunanya makanan yang
lezat untuk hati nurani yang terluka? Orang yang menyanyi-
kan nyanyian untuk hati yang sedih yaitu seperti cuka pada
luka, sangat tidak cocok dan tidak bisa masuk ke hati.
3. wanita itu pada akhirnya, dengan bantuan para pegawai
Saul, berhasil membujuk Saul, melawan kecenderungan dan
ketetapan hatinya, untuk makan secukupnya. Bukan dengan
paksaan, melainkan dengan nasihat yang ramah, mereka men-
desaknya (ay. 23). Desakan yang masuk akal dan sopan
seperti itulah, dan bukan desakan dengan cara lain, yang
harus kita pahami dalam perumpamaan ini: paksalah orang-
orang, yang ada di situ, masuk (Luk. 14:23). Alangkah kokoh-
nya kata-kata yang jujur, saat manusia didesak olehnya
untuk melakukan apa yang menjadi kepentingan mereka
sendiri! (Ayb. 6:25). Saul sedikit disegarkan kembali oleh
jamuan ini, sehingga ia dan para pegawainya, sesudah selesai
makan, bangkit dan pergi sebelum hari mulai terang (ay. 25).
Dengan begitu, mereka dapat bergegas melakukan pekerjaan
mereka dan tidak terlihat keluar dari rumah yang penuh aib
seperti itu. Yosefus di sini sangat mengagumi keberanian dan
kebesaran hati Saul, bahwa, meskipun yakin akan kehilangan
nyawa maupun kehormatannya, namun ia tidak mau mening-
galkan tentaranya, namun bertekad untuk kembali ke perke-
mahan dan bersiap-siap untuk bertempur. Saya lebih terhe-
ran-heran dengan kekerasan hatinya, bahwa ia tidak juga
kembali kepada Allah melalui pertobatan dan doa, dengan
harapan paling tidak akan mendapat penangguhan hukuman.
Sebaliknya, dengan putus asa ia terus berlari maju menyam-
but kehancurannya sendiri. Mungkin kegeraman dan iri hati
sungguh-sungguh sudah merasukinya dalam-dalam sekarang
ini, sehingga ia lebih untuk menerima saja nasibnya yang
Kitab 1 Samuel 28:20-25
517
berat ini, sesudah diberi tahu bahwa anak-anaknya, termasuk
Yonatan sendiri, yang ia benci sebab kasih sayangnya kepada
Daud, harus mati bersamanya. Jika ia harus jatuh, ia tidak
ambil peduli bahwa kehancuran keluarga dan kerajaannya akan
menyertai kejatuhannya pula. Ia malah mungkin berharap yang
lebih buruk lagi terjadi bagi penerusnya. Emou thanontos gaia
michthetō puri – Aku tidak peduli jika dunia harus terbakar saat
aku mati. Saul tidak memohon, seperti Daud, “Biarlah tangan-
Mu melawan aku, namun jangan melawan umat-Mu.”
PASAL 29
ita sudah membaca dalam pasal sebelumnya bagaimana Saul,
yang ditinggalkan oleh Allah, saat dalam kesesakan, makin
hari makin dikacaukan dan dipermalukan dalam rancangan-rancang-
annya. Dalam pasal ini kita mendapati bagaimana Daud, yang tetap
dekat dengan Allah, saat dalam kesesakan, dilepaskan dan dibe-
baskan oleh penyelenggaraan Allah, tanpa suatu rancangannya sen-
diri. Kita mendapati Daud,
I. Bergerak maju bersama orang Filistin (ay. 1-2).
II. Ditentang oleh raja-raja kota orang Filistin (ay. 3-5).
III. Dengan senang hati diberhentikan oleh Akhis dari tugas yang
begitu tidak patut dikerjakannya, namun juga yang ia tidak
tahu bagaimana menolaknya (ay. 6-11).
Daud Bersama Orang Filistin
(29:1-5)
1 Orang Filistin mengumpulkan segala tentara mereka ke Afek, sedang orang
Israel berkemah dekat mata air yang di Yizreel. 2 Maka saat raja-raja kota
orang Filistin berjalan lewat dalam pasukan-pasukan seratus dan seribu, dan
saat juga Daud beserta orang-orangnya berjalan lewat di belakangnya ber-
sama-sama dengan Akhis, 3 berkatalah para panglima orang Filistin itu: “Apa
gunanya orang-orang Ibrani ini?” Jawab Akhis kepada para panglima orang
Filistin itu: “Bukankah dia itu Daud, hamba Saul, raja Israel, yang sudah
satu dua tahun bersama-sama dengan aku, tanpa kudapati sesuatu pun ke-
salahan padanya sejak saat ia membelot sampai hari ini?” 4 namun para pang-
lima orang Filistin itu menjadi marah kepadanya; serta berkata kepadanya:
“Suruhlah orang itu pulang, supaya ia kembali ke tempat, yang kautunjuk-
kan kepadanya, dan janganlah ia pergi berperang, bersama-sama dengan
kita, supaya jangan ia menjadi lawan kita dalam peperangan. Sebab dengan
apakah orang ini dapat menyukakan hati tuannya, kecuali dengan memberi
kepala-kepala orang-orang ini? 5 Bukankah dia ini Daud yang dinyanyikan
orang secara berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul mengalah-
kan beribu-ribu musuh, namun Daud berlaksa-laksa?”
K
520
Dalam perikop ini terdapat,
I. Kesesakan besar yang melingkupi Daud, yang dapat kita duga ia
sendiri sadari juga, meskipun kita tidak membaca tentang
upayanya untuk meminta nasihat dari Allah, ataupun membuat
suatu rencana untuk keluar dari kesesakan itu. Tentara orang
Filistin dan tentara orang Israel kedua-duanya sedang berkemah
dan siap untuk bertempur (ay. 1). Akhis, yang selama itu sangat
berbaik hati kepada Daud, mengharuskan Daud sendiri untuk
ikut serta dan membawa pasukan-pasukan yang ia miliki untuk
melayaninya. Maka Daud pun datang, dan, saat diadakan
pemeriksaan terhadap pasukan Filistin, Daud didapati bersama
Akhis, di tempat yang ditugaskan untuknya di bagian belakang
(ay. 2). Nah,
1. Jika, saat tentara-tentara itu bertempur, Daud sampai un-
dur, dan meninggalkan tugasnya, maka ia akan jatuh ke
dalam cela yang tak terhapuskan, bukan hanya atas kepenge-
cutan dan pengkhianatan, melainkan juga atas sikap tidak
tahu berterima kasih kepada Akhis. Akhis yang sudah menjadi
pelindung dan penolongnya dan menaruh kepercayaan pada
dirinya, dan yang darinya ia telah menerima tugas yang sangat
terhormat. Perbuatan curang seperti ini sama sekali tidak
akan dilakukan Daud.
2. Jika Daud sampai, seperti yang diharapkan orang Filistin dari-
nya, berperang untuk orang Filistin melawan Israel, maka ia
akan dituduh sebagai musuh Israel milik Allah dan pengkhianat
bagi negerinya. Ia akan membuat rakyatnya sendiri membenci-
nya, dan mereka semua tanpa kecuali pastilah akan menen-
tangnya untuk naik takhta. Ia akan dipandang tidak layak
menyandang nama seorang Israel, apalagi kehormatan dan ke-
percayaan sebagai raja Israel, jika ia sampai berperang
melawan mereka di bawah panji bangsa yang tak bersunat. Jika
Saul sampai terbunuh dalam pertempuran ini, seperti yang
terbukti demikian, maka kesalahannya akan ditimpakan ke-
pada Daud, seolah-olah Daud telah membunuhnya. Demikian-
lah, di kedua pihak ini tampak ada dosa dan aib yang akan
menimpanya. Inilah kesesakan yang sedang melingkupi Daud.
Besarlah kesesakan itu bagi seorang yang benar, sebab ia
lebih melihat dosa yang menghadang di depannya daripada
Kitab 1 Samuel 29:1-5
521
melihat masalah. Ke dalam kesesakan ini ia membawa dirinya
sendiri oleh sebab kegegabahannya, dengan meninggalkan
tanah Yehuda dan hidup di antara orang-orang yang tak ber-
sunat. Sungguh mengherankan jika orang-orang yang bergaul
dengan orang fasik, dan menjadi akrab dengan mereka, keluar
dari sana tanpa merasa bersalah atau berduka, atau kedua-
duanya. Tugas yang diusulkan Daud sendiri kepada Achis un-
tuk ia lakukan tidaklah tampak di sini. Mungkin ia bermaksud
untuk bertindak hanya sebagai pengawal raja, sebuah tugas
yang ditetapkan untuknya (28:2) dan tidak berbuat apa pun
untuk menyerang Israel. namun sangat sulit untuk berada
begitu dekat dengan tepi jurang dosa dan tidak jatuh ke da-
lamnya. Oleh sebab itu, meskipun Allah bisa saja dengan adil
meninggalkan Daud dalam kesulitan ini, untuk menghajarnya
sebab kebodohannya, namun, sebab hatinya lurus di hadap-
an-Nya, maka Allah tidak akan membiarkan dia dicobai melam-
paui kekuatannya, namun pada waktu dicobai, Ia akan memberi-
kan kepadanya jalan ke luar (1Kor. 10:13).
II. Sebuah pintu terbuka untuk membebaskan Daud dari kesesakan
ini. Allah mencondongkan hati para panglima orang Filistin untuk
menentang rencana Akhis untuk memakai Daud dalam pertem-
puran itu. Mereka bersikeras supaya Daud diberhentikan. Demi-
kianlah, permusuhan mereka menjadi teman baginya, saat tidak
ada satupun temannya yang mampu melakukan kebaikan seperti
itu kepadanya.
1. Tepatlah pertanyaan yang mereka ajukan, sesudah mereka
menghimpun pasukan-pasukan, “Apa gunanya orang-orang
Ibrani ini? (ay. 3). Bagaimana mungkin mereka dapat diper-
caya, atau jasa apa yang dapat kita harapkan dari mereka?”
Orang Ibrani ada luar daerahnya, dan, sekalipun ia mempu-
nyai roh seorang Ibrani, tentu tidak akan ada semangat pada
dirinya, saat ia berada di perkemahan orang Filistin, dan
pantas dibuat tidak tenang di sana. Daud dulu benci kepada
perkumpulan orang yang berbuat jahat, namun sekarang ia
berada di antara mereka (Mzm. 26:5). yaitu kesaksian yang
terhormat yang diberikan Akhis, pada kesempatan ini, kepada
Daud. Akhis memandang Daud sebagai seorang pengungsi,
yang melarikan diri dari kejaran yang penuh ketidakadilan di
522
negerinya sendiri, dan telah menempatkan diri di bawah per-
lindungannya. Oleh sebab itu Akhis wajib, demi keadilan,
untuk menjaga Daud, dan berpikir bahwa bijaklah baginya un-
tuk memakai jasa Daud. Kata Akhis, “Sebab Daud sudah satu
atau dua tahun ini bersama-sama dengan aku,” yaitu, waktu
yang cukup lama, berhari-hari di istananya dan satu atau dua
tahun di negerinya. Akhis tidak pernah menemukan kesalahan
apa pun dalam diri Daud, tidak pula melihat alasan apa pun
untuk meragukan kesetiaannya, atau memikirkan hal lain
selain bahwa Daud datang kepadanya dengan sepenuh hati.
Dengan ini tampak bahwa Daud telah berperilaku dengan sa-
ngat hati-hati, dan dengan bijak telah menyembunyikan pera-
saan kasih yang tetap disimpannya untuk bangsanya sendiri.
Kita perlu hidup dengan penuh hikmat terhadap orang-orang
luar, menahan mulut kita selama orang fasik masih ada di
depan kita, dan bersikap hati-hati.
2. Namun para panglima orang Filistin itu tetap bersikukuh,
bahwa Daud harus dipulangkan. Mereka memberikan alasan-
alasan yang baik untuk tetap menuntutnya.
(1) Sebab Daud sudah sejak lama menjadi musuh bagi orang
Filistin. Lihat saja apa yang dinyanyikan untuk menghor-
mati kemenangan-kemenangannya atas mereka: Saul me-
ngalahkan beribu-ribu musuh, namun Daud berlaksa-laksa
(ay. 5). “Akan menjadi cela bagi kita untuk melindungi dan
mempercayai penghancur bangsa kita yang begitu termasy-
hur itu. Kita juga tidak lantas dapat percaya bahwa seka-
rang ia akan bertindak sepenuh hati melawan Saul, semen-
tara dulu ia bertindak dengan begitu bersemangat bersama
Saul dan untuknya.” Siapa yang mau mendapat pujian dan
tepuk tangan orang banyak jika ia berbalik melawan sese-
orang dan mendapat cela sebab nya?
(2) Sebab Daud bisa menjadi seorang musuh yang paling ber-
bahaya bagi mereka, dan mampu berbuat jahat lebih hebat
terhadap mereka daripada yang dapat dilakukan seluruh
tentara Saul (ay. 4): “Daud bisa saja menjadi lawan kita
dalam peperangan, dan mengejutkan kita dengan serangan
dari belakang, sementara tentara Saul menyerang kita dari
depan. Dan beralasan bagi kita untuk berpikir bahwa Daud
akan berbuat demikian, sebab dengan mengkhianati kita,
Kitab 1 Samuel 29:6-11
523
ia dapat berdamai dengan tuannya. Siapa yang dapat mem-
percayai seseorang yang, selain perasaan kasihnya kepada
negerinya, juga merasa berkewajiban untuk berlaku curang
kepada kita?” Sungguh berbahaya menaruh keyakinan pada
musuh yang berdamai dengan tuannya.
Daud Meninggalkan Orang Filistin
(29:6-11)
6 Lalu Akhis memanggil Daud, dan berkata kepadanya: “Demi TUHAN yang
hidup, engkau ini orang jujur dan aku memandang baik, jika engkau keluar
masuk bersama-sama dengan aku dalam tentara, sebab aku tidak mendapati
sesuatu kejahatan padamu, sejak saat engkau datang kepadaku sampai hari
ini; namun engkau ini tidak disukai oleh raja-raja kota. 7 Sebab itu, pulanglah,
pergilah dengan selamat dan jangan lakukan apa yang jahat di mata raja-raja
kota orang Filistin itu.” 8 namun Daud berkata kepada Akhis: “Apa yang telah
kuperbuat? Dan kesalahan apa yang kaudapati pada hambamu ini, sejak
saat aku menjadi hamba kepadamu, sampai hari ini, sehingga aku tidak
boleh ikut pergi berperang melawan musuh tuanku raja?” 9 Lalu Akhis men-
jawab Daud: “Aku tahu, engkau ini memang kusukai seperti utusan Allah.
Hanya, para panglima orang Filistin telah berkata: Ia tidak boleh pergi ber-
perang bersama-sama dengan kita. 10 Jadi, bangunlah pagi-pagi beserta
orang-orang tuanmu ini yang datang bersama-sama dengan engkau; bangun-
lah kamu pagi-pagi, segera sesudah hari cukup terang bagimu, dan pergilah.”
11 Lalu bangunlah Daud dan orang-orangnya pagi-pagi untuk berjalan pulang
ke negeri orang Filistin, sedang orang Filistin itu bergerak maju ke Yizreel.
Jika alasan-alasan yang dimiliki Akhis untuk mempercayai Daud
lebih kuat daripada alasan-alasan yang diajukan oleh para panglima
orang Filistin untuk tidak mempercayainya sebab saya tidak melihat
bahwa, dalam kebijakan berperang, alasan-alasan Akhis lebih kuat,
sebab para panglima orang Filistinlah yang pasti benar. Namun
Akhis hanyalah satu banding lima, meskipun ia seorang kepala, dan
satu-satunya yang memiliki gelar raja. Oleh sebab itu, dalam dewan
perang yang diadakan pada kesempatan ini, ia kalah suara, dan
harus memberhentikan Daud, meskipun ia teramat suka dengan
Daud. Raja-raja tidak selalu dapat berbuat seperti yang mereka mau,
tidak pula selalu dapat memiliki orang-orang yang mereka inginkan
di sekeliling mereka.
I. Akhis memberhentikan Daud dengan sangat terhormat, dan pem-
berhentian itu bukan untuk selamanya, melainkan hanya dari
tugas pada saat ini.
524
1. Akhis menunjukkan kesenangan dan kepuasannya yang besar
terhadap Daud dan dalam bergaul dengannya: Engkau ini
memang kusukai seperti utusan Allah (ay. 9, KJV: seperti malai-
kat Allah). Orang-orang yang bijak dan baik akan mendapat
penghormatan ke mana saja mereka pergi, dari semua orang
yang tahu bagaimana menilai seseorang atau sesuatu dengan
benar, meskipun berbeda agama. Apa yang dikatakan Akhis
tentang Daud, dikatakan Allah, melalui sang nabi, tentang
keluarga Daud (Za. 12:8), bahwa keluarga Daud akan menjadi
seperti Malaikat TUHAN. namun yang dikatakan Akhis yaitu
sebuah pujian dari istana, sementara perkataan nabi itu ada-
lah janji Allah.
2. Akhis memberikan kesaksian kepada Daud tentang perilaku
baiknya (ay. 6). Kesaksian itu sangat tegas dan sungguh-sung-
guh sepenuh hati: “Engkau ini orang jujur, aku memandang
baik seluruh tingkah lakumu, dan aku tidak mendapati sesua-
tu kejahatan padamu.” Saul tidak akan memberikan kesaksian
seperti itu kepada Daud, meskipun Daud jauh lebih berjasa
kepadanya daripada kepada Akhis. Umat Allah harus selalu
berperilaku baik dan tidak menyinggung siapa pun, sehingga
kalau mungkin, semua orang yang berurusan dengan mereka
mengatakan hal-hal yang baik tentang mereka. Dan kepada
orang-orang yang sudah menjalankan tugas dengan baik, kita
berutang untuk memberi mereka pujian atas pekerjaan mere-
ka itu.
3. Akhis menimpakan semua kesalahan dari pemberhentian
Daud ke atas para panglima orang Filistin, yang sama sekali
tidak mau mengizinkan Daud untuk terus berada di perke-
mahan. “Raja mengasihi engkau sepenuhnya, dan mau mem-
pertaruhkan nyawanya di tanganmu. namun engkau ini tidak
disukai oleh raja-raja kota, dan kita harus patuh kepada mere-
ka dan tidak boleh menentang mereka. sebab itu pulanglah,
pergilah dengan selamat.” Akhis lebih baik berpisah dengan
orang kesayangannya daripada menimbulkan kebencian di
antara para panglimanya dan pemberontakan dalam tentara-
nya. Akhis menyiratkan sebuah alasan mengapa mereka me-
rasa tidak nyaman dengan Daud. Itu bukan sebab Daud sen-
diri, melainkan terlebih sebab para prajurit Daud yang me-
nyertainya, yang disebutnya sebagai orang-orang tuannya,
Kitab 1 Samuel 29:6-11
525
yaitu Saul (ay. 10). Mereka bisa mempercayai Daud, namun
tidak bisa mempercayai orang-orangnya itu.
4. Akhis menyuruh Daud untuk pergi pagi-pagi, segera sesudah
hari mulai terang (ay. 10), untuk mencegah kemarahan orang
Fi