mereka mun-
cul sebab perbuatan iman. Dan, di mana iman bertum-
buh, di situ segala kasih karunia lainnya juga bertumbuh
secara seimbang.
(2) Kasih mereka menjadi semakin kuat (ay. 3), yaitu kasih
mereka kepada Allah dan kepada sesama. Perhatikanlah, di
mana iman bertumbuh, di sanalah kasih akan menjadi
semakin kuat, sebab iman bekerja melalui kasih. Dan bu-
kan hanya sejumlah orang saja di antara mereka, namun
setiap orang bertambah kuat kasihnya satu terhadap yang
lain. Tidak ada perpecahan di antara mereka, sebagaimana
yang terjadi di dalam beberapa jemaat lainnya.
(3) Ketabahan dan juga iman mereka semakin bertambah di
dalam segala penganiayaan dan penindasan yang mereka
derita. Dan ketabahan itu akan membuahkan pekerjaan
yang sempurna saat ketabahan itu meluas di dalam
segala pencobaan. Ada banyak penganiayaan yang harus
ditanggung oleh jemaat Tesalonika demi kebenaran. Mereka
juga menghadapi berbagai kesukaran di dalam kehidupan
yang penuh bencana ini. Namun, mereka menanggung se-
mua ini, dengan iman melihat Dia yang tidak kelihatan, dan
mengarahkan pandangan kepada upah. Mereka juga me-
nanggungnya dengan ketabahan, bukan dengan cara mati
rasa, namun dengan kesabaran yang berasal dari asas-asas
Kekristenan, yang membuat mereka tetap tenang dan pe-
nuh penyerahan diri, serta memberikan kekuatan dan du-
kungan batiniah kepada mereka.
Harapan Orang-orang Kudus yang Teraniaya
(1:5-10)
5. suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa
kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita
sebab Kerajaan itu. 6 Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan
penindasan kepada mereka yang menindas kamu 7 dan untuk memberikan
kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu
Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan
malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,
8 dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal
Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. 9 Mereka ini akan menjalani
hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan
dari kemuliaan kekuatan-Nya, 10 jika Ia datang pada hari itu untuk
dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh
Surat 2 Tesalonika 1:5-10
509
semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah
kamu percayai.
Sesudah menyebutkan segala penganiayaan dan penindasan yang me-
reka tanggung sebab kepentingan Kristus, Rasul Paulus melanjutkan
dengan mengajukan beberapa hal untuk menghibur mereka, seperti,
I. Dia memberi tahu mereka tentang kebahagiaan dan keuntungan
dari segala penderitaan mereka saat ini (ay. 5). saat iman mere-
ka diuji dan kesabaran mereka dilatih sedemikian rupa, mereka
menjadi lebih kuat oleh semua penderitaan, dan dengan demikian
juga mereka dianggap layak menjadi warga Kerajaan Allah. Meli-
hat mereka sanggup menderita untuk Kekristenan, penderitaan
mereka menjadi bukti, bahwa mereka benar-benar layak atau
memenuhi syarat untuk dianggap sebagai orang-orang Kristen.
Sungguh, jika agama itu memang berharga, maka ia berharga
untuk segala sesuatu. Hanya orang-orang yang sama sekali tidak
beragama, atau yang tidak pantas untuk beragama, atau yang
tidak tahu bagaimana menghargainya, yang tidak akan rela untuk
menderita bagi agama. Selain itu, dari ketabahan mereka dalam
penderitaan, ternyata menurut keadilan penghakiman Allah, me-
reka dianggap layak untuk mendapatkan kemuliaan sorgawi. Dan
itu bukanlah sebab mereka berhak mendapatkannya, melainkan
sebab mau menurut. Bukan sebab mereka berjasa jadi pantas
masuk sorga, melainkan sebab mereka dibuat layak untuk mem-
perolehnya. Segala penderitaan kita, terlebih lagi segala pelayanan
kita, tidak bisa membuat kita berjasa dan berhak masuk sorga.
namun , oleh sebab ketabahan kita di bawah penderitaan itulah
kita dilayakkan untuk menerima sukacita yang dijanjikan kepada
orang-orang yang sabar menderita demi kepentingan Allah.
II. Rasul Paulus memberi tahu mereka mengenai pembalasan yang
akan diberikan di masa yang akan datang kepada para peng-
aniaya dan penindas.
1. Di dalam pembalasan di masa yang akan datang itu akan ada,
(1) Hukuman yang dijatuhkan kepada para penganiaya, Allah
akan membalaskan penindasan kepada mereka yang me-
nindas kamu (ay. 6). Tidak ada yang akan pasti ditandai
untuk mengalami kebinasaan kekal selain roh penindas
510
dan roh permusuhan terhadap Nama dan umat Allah. Se-
bagaimana iman, kesabaran, dan keteguhan orang-orang
kudus merupakan jaminan bagi kelegaan dan sukacita ke-
kal mereka, demikian pula, kesombongan, kedengkian, dan
kejahatan para penganiaya menjadi jaminan bagi keseng-
saraan kekal mereka. sebab setiap orang akan membawa
bersama dirinya dan membawa keluar bersama dirinya dari
dunia ini, sorganya atau nerakanya. Allah membalas dan
menyusahkan mereka yang menyusahkan umat-Nya. Ka-
dang-kadang Allah melakukannya di dunia ini. Saksikan-
lah bagaimana akhir hidup yang sangat mengerikan dari
banyak penganiaya. Namun, secara khusus Allah akan me-
laksanakan pembalasan ini di dunia yang akan datang, di
mana bagian orang-orang jahat pastilah berupa tangisan,
ratapan, dan kertak gigi.
(2) Upah bagi orang-orang yang dianiaya. Allah akan memba-
las kesusahan mereka dengan kelegaan (ay. 7). Akan ada
kelegaan yang kekal bagi umat Allah, kelegaan dari dosa
dan dukacita. Walaupun mungkin ada banyak kesukaran
bagi orang-orang benar sekarang ini, namun Allah akan
melepaskan mereka dari semua itu. Kelegaan di masa yang
akan datang akan menggantikan sepenuhnya segala kesu-
karan mereka sekarang ini. Penderitaan-penderitaan za-
man sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemu-
liaan yang akan dinyatakan. Tersedia cukup banyak hal di
sorga untuk menggantikan segala sesuatu yang telah hi-
lang atau telah kita derita sebab Nama Kristus di dunia
ini. Rasul Paulus berkata, untuk memberikan kelegaan ke-
pada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami. Di sorga,
hamba-hamba Tuhan dan umat Tuhan yang telah menderi-
ta bersama-sama di dunia ini, akan memperoleh kelegaan
bersama-sama dan juga akan bersukacita bersama-sama.
Orang Kristen yang paling hina akan beroleh kelegaan ber-
sama-sama dengan rasul yang terbesar. Bahkan, yang lebih
dari pada itu adalah, jika kita tahan menderita untuk Kris-
tus, kita juga akan memerintah serta-Nya (2Tim. 2:12, TL).
2. Mengenai pembalasan di masa yang akan datang ini akan kita
amati lebih lanjut,
Surat 2 Tesalonika 1:5-10
511
(1) Kepastian pembalasan itu, yang dibuktikan dengan kebe-
naran dan keadilan Allah, sebab memang adil bagi Allah
(ay. 6), untuk membalas manusia menurut perbuatannya.
Pemikiran semacam ini seharusnya dapat membuat orang-
orang jahat dan para penganiaya merasa ngeri, dan mem-
berikan dukungan besar bagi orang-orang benar yang ter-
aniaya, sebab di mana ada Allah yang adil, di sana juga
akan ada pembalasan yang adil. Umat Allah yang menderita
tidak akan kehilangan apa-apa sebab penderitaan mereka,
demikian jugalah musuh-musuh mereka tidak akan men-
dapat apa-apa dari keuntungan mereka atas umat Allah.
(2) Saat dilaksanakannya pembalasan yang adil ini, yaitu pada
waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya
(ay. 7). Hari itu akan menjadi saat murka dan hukum Allah
yang adil akan dinyatakan. Sebab saat itu Allah akan
menghakimi dunia ini dengan keadilan oleh Manusia itu,
yang telah Ia tunjuk, yaitu Yesus Kristus, Hakim yang adil.
Keadilan Allah tidak tampak jelas bagi semua orang di
dalam penyelenggaraan-Nya di dunia ini, namun itu akan
sangat jelas pada hari penghakiman agung itu. Alkitab
memberitahukan kita mengenai penghakiman yang akan
datang, dan kita harus menerima pengungkapan wahyu
mengenai Kristus, yang diberikan di sini, yaitu,
[1] Bahwa pada hari itu Tuhan Yesus akan menyatakan
diri-Nya dari dalam sorga. Sekarang sorga menahan-
Nya, sorga menyembunyikan-Nya, namun kemudian Ia
akan diungkapkan dan menyatakan diri. Ia akan datang
dalam segala kemegahan dan kuasa dunia atas, dari
situ juga kita menantikan Juruselamat itu.
[2] Tuhan Yesus akan menyatakan diri-Nya bersama-sama
dengan malaikat-malaikat-Nya yang perkasa (ay. 7), atau
malaikat-malaikat yang ada dalam kuasa-Nya. Malaikat-
malaikat ini akan menyertai-Nya, untuk menyemarakkan
kekhidmatan hari besar dari penampakan-Nya itu. Pada
hari itu mereka akan menjadi pelayan-pelayan keadilan
dan belas kasihan-Nya. Mereka akan memanggil para
penjahat ke tempat penghakiman-Nya, serta mengum-
pulkan orang-orang pilihan, dan ditugaskan untuk me-
laksanakan hukuman-Nya.
512
[3] Ia akan datang di dalam api yang bernyala-nyala (ay. 7,
TB). Api menjalar di hadapan-Nya dan menghanguskan
para lawan-Nya sekeliling. Bumi dan segala yang ada di
atasnya akan hilang lenyap dan unsur-unsur dunia
akan lebur sebab nyalanya yang hebat. Api ini akan
menjadi api pengujian, untuk menguji pekerjaan ma-
sing-masing orang. Ini adalah api yang memurnikan,
untuk memurnikan orang-orang kudus, yang akan ber-
bagi dalam kemurnian serta mengambil bagian dalam
kebahagiaan yang besar dari langit baru dan bumi baru.
Ini adalah api yang menghanguskan orang-orang jahat.
Terang-Nya akan menusuk, dan kuasa-Nya mengha-
nguskan, bagi semua orang yang pada hari itu didapati
seperti sekam.
[4] Akibat dari penampakan ini akan sangat mengerikan
bagi sebagian orang dan menggembirakan bagi sebagian
orang lain.
Pertama, Penampakan ini akan sangat mengerikan
bagi sebagian orang, sebab Tuhan Yesus akan melaku-
kan pembalasan atas orang-orang jahat.
1. Atas mereka yang berdosa terhadap asas-asas aga-
ma alamiah dan memberontak terhadap terang alam
semesta, mereka yang tidak mau mengenal Allah (ay.
8), meskipun hal-hal yang tidak dapat dilihat ten-
tang Dia sudah dinyatakan dalam hal-hal yang me-
reka lihat.
2. Atas mereka yang memberontak terhadap terang pe-
wahyuan, yang tidak mau menaati Injil Yesus, Tuhan
kita. Dan inilah penghukumannya, bahwa terang itu
sedang datang ke dalam dunia ini, namun manusia
lebih menyukai kegelapan dari pada terang. Inilah
kejahatan besar yang dilakukan oleh banyak orang,
yaitu bahwa Injil disingkapkan kepada mereka, dan
mereka tidak mau mempercayainya, atau mereka
mengaku-ngaku percaya kepadanya, namun tidak
mau menaatinya. Perhatikanlah, tujuan kita mem-
percayai kebenaran Injil adalah untuk menaati sega-
la ketetapan Injil. Jadi harus ada ketaatan iman.
Surat 2 Tesalonika 1:5-10
513
Bagi orang-orang yang tidak percaya itu, penyataan
diri Tuhan Yesus Kristus akan menjadi sesuatu yang
mengerikan, sebab hukuman kebinasaan mereka
dinyatakan (ay. 9). Amatilah di sini,
(1) Pada waktu itu mereka akan dihukum. Walau-
pun mungkin hukuman bagi orang-orang ber-
dosa akan ditangguhkan dalam waktu yang lama
dan masa yang panjang, namun pada akhirnya
mereka akan dihukum juga. Kesengsaraan mere-
ka merupakan hukuman setimpal bagi kejahatan
mereka, satu-satunya yang layak mereka terima.
Mereka telah melakukan perbuatan dosa dan
mereka harus menerima upah dosa.
(2) Hukuman yang dijatuhkan tidak kurang dari kebi-
nasaan, bukan atas keberadaan mereka, melain-
kan atas kebahagiaan mereka. Bukan atas tubuh
jasmani saja, melainkan atas tubuh maupun jiwa.
(3) Kebinasaan itu akan berlangsung selama-lama-
nya. Mereka akan terus-menerus ada dalam ke-
adaan sekarat, namun tidak pernah mati. Keseng-
saraan mereka akan berlangsung sejalan dengan
kekekalan. Rantai-rantai kegelapan merupakan
rantai-rantai yang kekal, dan apinya adalah api
yang abadi. Memang harus seperti itu sebab hu-
kuman itu dijatuhkan oleh Allah yang kekal, me-
nimpa jiwa yang tidak dapat mati, dijauhkan dari
belas kasihan dan kasih karunia ilahi.
(4) Kebinasaan itu akan datang dari hadirat Tuhan,
artinya, datang langsung dari Allah sendiri. Di
dunia ini Allah menghukum orang-orang berdosa
melalui makhluk ciptaan-Nya, menggunakan ber-
bagai cara, namun kemudian Ia akan melaksana-
kan sendiri penghukuman itu dengan tangan-
Nya. Kebinasaan datang dari Yang Mahakuasa,
lebih mengerikan dibandingkan dengan api yang
menghanguskan Nadab dan Abihu, api yang
keluar dari hadapan Tuhan.
(5) Penghukuman itu akan datang dari kemuliaan ke-
kuatan-Nya, atau dari kuasa-Nya yang mulia. Bu-
514
kan saja keadilan Allah, namun kuasa-Nya yang
perkasa itu akan dipermuliakan juga di dalam ke-
hancuran orang-orang berdosa itu. Dan, siapa
yang tahu kuasa kemurkaan-Nya? Ia mempunyai
kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka.
Kedua, hari itu akan menjadi hari sukacita bagi se-
bagian orang, yaitu bagi orang-orang kudus, bagi orang-
orang yang percaya dan menaati Injil. Dan saat itulah
kesaksian yang dibawa Rasul Paulus mengenai hari itu
akan diteguhkan dan dipercaya (ay. 10). Di hari yang
terang benderang dan berbahagia itu,
1. Yesus Kristus akan dimuliakan dan dikagumi oleh
orang-orang kudus-Nya. Mereka akan memandang
kemuliaan-Nya dan mengaguminya dengan penuh
sukacita. Mereka akan memuliakan kasih karunia-
Nya dan mengagumi keajaiban-keajaiban kuasa dan
kebaikan-Nya kepada mereka, serta menyanyikan
puji-pujian kepada-Nya pada hari kemenangan-Nya
itu, untuk menyempurnakan kemenangan dan keba-
hagiaan mereka.
2. Kristus akan dimuliakan dan dikagumi di dalam me-
reka. Kasih karunia dan kuasa-Nya akan dinyatakan
dan diagungkan, saat tampak jelas apa yang telah
Ia peroleh melalui pengorbanan-Nya, yang telah Ia
kerjakan, dan yang telah Ia anugerahkan kepada se-
mua orang yang percaya kepada-Nya. Sebagaimana
murka dan kuasa-Nya akan dinyatakan di dalam
dan melalui kehancuran musuh-musuh-Nya, begitu
jugalah kasih karunia dan kuasa-Nya akan diagung-
kan di dalam keselamatan orang-orang kudus-Nya.
Perhatikan baik-baik, apa yang dilakukan Kristus
kepada orang-orang percaya akan menjadi bahan
kekaguman dunia pada suatu hari nanti. Sekarang
mereka menjadi kekaguman bagi banyak orang, te-
tapi betapa mereka akan dikagumi lagi pada hari
yang agung dan mulia ini. Atau lebih tepatnya, be-
tapa Kristus, yang nama-Nya adalah Ajaib, akan di-
kagumi saat rahasia Allah digenapi! Kristus tidak
Surat 2 Tesalonika 1:11-12
515
akan begitu dikagumi di tengah-tengah kehormatan
yang gilang-gemilang dari malaikat-malaikat yang Ia
bawa bersama-Nya dari sorga, sebagaimana di dalam
banyak orang-orang kudus, banyak anak, yang Ia
bawa kepada kemuliaan.
Doa Rasul Paulus
(1:11-12)
11. sebab itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita
menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya
menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan
segala pekerjaan imanmu, 12 sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan
di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita
dan Tuhan Yesus Kristus.
Di dalam ayat-ayat ini sekali lagi Rasul Paulus memberitahukan ke-
pada jemaat Tesalonika mengenai doa yang ia panjatkan dengan
sungguh-sungguh dan terus-menerus bagi mereka. Ia tidak dapat ha-
dir bersama mereka, namun ia selalu mengingat mereka. Mereka se-
lalu ada di dalam ingatannya. Ia mengharapkan keadaan mereka
baik-baik saja, dan tidak dapat mengungkapkan niat baik dan harap-
an baiknya dengan lebih baik lagi selain dengan terus-menerus me-
naikkan doa yang bersungguh-sungguh kepada Allah untuk mereka,
sebab itu kami senantiasa berdoa, dan seterusnya. Perhatikan baik-
baik, ingatan dan harapan yang penuh iman akan kedatangan Kris-
tus yang kedua kali harus membuat kita untuk terus memanjatkan
doa kepada Allah untuk kita sendiri dan orang-orang lain. Kita harus
senantiasa berjaga dan berdoa, begitulah Juruselamat kita memerin-
tahkan murid-murid-Nya (Luk. 21:36), berjaga-jagalah senantiasa
sambil berdoa, supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.
Amatilah,
I. Apa yang didoakan oleh Rasul Paulus (ay. 11). Kita harus perhati-
kan benar-benar supaya kita bisa mendapat pengarahan yang baik
mengenai apa yang harus kita doakan. Tanpa petunjuk ilahi kita
tidak dapat berdoa dengan cara yang seharusnya. Doa-doa kita
harus sesuai dengan harapan-harapan kita. Demikianlah Rasul
Paulus berdoa untuk mereka,
516
1. Supaya Allah mau memulai pekerjaan kasih karunia-Nya yang
baik itu di dalam diri mereka. sebab itu kita dapat mema-
hami ungkapannya ini, supaya Allah kita menganggap kamu
(atau dapat juga dibaca sebagai, membuat kamu) layak bagi
panggilan-Nya. Kita dipanggil dengan panggilan yang tinggi
dan kudus. Kita dipanggil untuk Kerajaan Allah dan kemulia-
an-Nya. Warisan yang menjadi bagian orang-orang kuduslah
yang menjadi harapan panggilan kita. Tiada lain dan tiada
bukan, menikmati kemuliaan dan kebahagiaan itulah yang
akan dinyatakan kepada kita saat Yesus Kristus dinyatakan
dari dalam sorga. Nah, jika ini adalah panggilan kita, maka
perhatian utama kita haruslah bagaimana menjadi layak un-
tuk itu, atau memenuhi syarat dan siap untuk kemuliaan itu.
Dan, sebab kita sendiri tidak memiliki kelayakan untuk itu,
melainkan sepenuhnya berutang kepada kasih karunia Allah,
maka kita harus berdoa supaya Dia mau melayakkan kita dan
menganggap kita layak untuk panggilan ini, atau supaya Dia
mau membuat kita memenuhi syarat untuk mendapat bagian
dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam
kerajaan terang (Kol. 1:12).
2. Supaya Allah mau melanjutkan pekerjaan baik yang telah di-
mulai dan menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik
(ay. 11, KJV: memenuhi semua kesenangan yang baik dari ke-
baikan-Nya pen.). Kesenangan yang baik dari Allah menun-
jukkan tujuan-tujuan mulia-Nya terhadap umat-Nya, yang
mengalir dari kebaikan-Nya dan penuh dengan kebaikan un-
tuk mereka. Dan itulah sebabnya semua yang baik datang ke-
pada kita. Jika ada yang baik di dalam diri kita, itu adalah
buah dari kebaikan Allah kepada kita. Kita berutang kepada
kesenangan yang baik dari kebaikan-Nya, dan itulah sebabnya
dinamakan kasih karunia. Nah, terdapat berbagai ragam dan
jumlah maksud kasih karunia dan kebaikan di dalam Allah
bagi umat-Nya. Untuk itu Rasul Paulus berdoa untuk orang-
orang Tesalonika ini supaya mereka semua disiapkan dan
disempurnakan. Ada sejumlah perbuatan baik dari kasih
karunia yang dimulai di dalam hati umat Allah, yang berasal
dari kesenangan yang baik dari kebaikan-Nya, dan kita harus
merindukan supaya perbuatan baik itu diselesaikan dan di-
sempurnakan. Secara khusus Rasul Paulus berdoa supaya
Surat 2 Tesalonika 1:11-12
517
Allah menyempurnakan di dalam mereka pekerjaan iman de-
ngan kekuatan-Nya. Perhatikanlah,
(1) Penyempurnaan pekerjaan iman diperlukan untuk penyem-
purnaan setiap pekerjaan baik lainnya. Dan
(2) Kuasa Allah tidak saja telah memulainya, namun juga me-
lanjutkan dan menyempurnakan pekerjaan iman itu.
II. Mengapa Rasul Paulus mendoakan hal-hal ini (ay. 12), Sehingga
nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan. Inilah tujuan yang harus
kita capai di dalam segala sesuatu yang kita kerjakan dan ingin-
kan, yaitu supaya Allah dan Kristus dapat dimuliakan di dalam
segala sesuatu. Kebahagiaan kita sendiri dan juga kebahagiaan
orang-orang lain harus mengalah kepada tujuan utama ini. Per-
buatan-perbuatan baik kita hendaknya begitu bercahaya di depan
orang supaya orang-orang lain dapat memuliakan Allah, supaya
Kristus dapat dimuliakan di dalam dan melalui kita, dan kemudi-
an kita akan dimuliakan di dalam dan bersama Dia. Inilah tujuan
dan rencana agung kasih karunia dari Allah dan Tuhan Yesus
Kristus, yang dinyatakan dan dikerjakan di dalam kita. Atau da-
pat dikatakan demikian, adalah sesuai dengan kasih karunia
Allah dan Kristus, artinya, memang sudah disepakati demikian,
bahwa mengingat kasih karunia yang dinyatakan dan diberikan
kepada kita oleh Allah dan Kristus itulah, maka kita harus me-
nujukan semua yang kita kerjakan untuk kemuliaan Sang Pencip-
ta dan Penebus kita.
PASAL 2
asul Paulus sangat berhati-hati untuk mencegah tersebarnya ke-
keliruan mengenai kedatangan Kristus, yang dikira sudah sangat
dekat. Beberapa di antara jemaat Tesalonika sudah terjatuh ke dalam
kekeliruan tersebut (ay. 1-3). Sesudah itu, dia melanjutkan untuk
membuktikan betapa kelirunya berita itu, yang diperingatkannya
supaya jangan mereka percayai. Dia melakukannya dengan memberi
tahu mereka dua peristiwa yang harus terjadi terlebih dahulu sebe-
lum kedatangan Kristus, yaitu, terjadinya kemurtadan di mana-mana
dan tersingkapnya antikristus. Mengenai antikristus, Rasul Paulus
memberi tahu mereka banyak hal yang luar biasa, tentang namanya,
sifatnya, kemunculannya, kejatuhannya, pemerintahannya, dan dosa
serta kebinasaan para pengikutnya (ay. 4-12). Kemudian ia menghi-
bur mereka dalam menghadapi ngerinya kemurtadan ini, serta mena-
sihati supaya mereka tetap teguh (ay. 13-15). Paulus menutup de-
ngan sebuah doa untuk mereka (ay. 16-17).
Peringatan terhadap Ketakutan yang Keliru
(2:1-3a)
1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita de-
ngan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, 2 supaya kamu jangan
lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan
atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. 3a
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagai-
manapun juga!
Dari perkataan ini tampak bahwa beberapa anggota jemaat Tesa-
lonika telah keliru menangkap maksud Paulus di dalam tulisan rasul
itu di surat sebelumnya, mengenai kedatangan Kristus. Mereka me-
nyangka bahwa kedatangan Kristus sudah sangat dekat, bahwa Kris-
R
520
tus sudah siap untuk muncul dan menghakimi. Atau, mungkin bebe-
rapa di antara jemaat Tesalonika mengaku-ngaku telah mengetahui
akan hal ini, melalui pewahyuan khusus dari Roh, atau melalui bebe-
rapa perkataan yang mereka dengar dari Rasul Paulus saat ia se-
dang bersama mereka, atau melalui beberapa surat yang ditulis Pau-
lus, atau surat yang kata mereka ditulis oleh Paulus kepada mereka
atau kepada orang tertentu. sebab itu, Rasul Paulus berniat untuk
membetulkan kesalahan ini, dan mencegah tersebarnya kekeliruan
ini. Perhatikan, jika kesalahan dan kekeliruan timbul di antara orang
Kristen, maka kita harus mengambil kesempatan pertama untuk
membetulkannya, dan mencegah penyebarannya. Orang yang baik
secara khusus akan berhati-hati untuk menekan kemungkinan tim-
bulnya kekeliruan akibat kesalahan dari perkataan atau perbuatan
mereka, sekalipun apa yang dikatakan atau dilakukan itu tidak me-
ngandung kesalahan, atau sangat baik. Kita memiliki musuh yang
licik, yang memperhatikan setiap kesempatan untuk berbuat jahat.
Terkadang ia bahkan memunculkan kekeliruan dengan memakai
kata-kata firman. Perhatikan,
I. Betapa bersungguh-sungguh dan sepenuh hatinya Rasul Paulus
untuk mencegah kekeliruan. Kami minta kepadamu, saudara-sau-
dara (ay. 1). Dia memperlakukan jemaat Tesalonika sebagai sau-
dara-saudara, padahal ia dapat saja menegur mereka seperti se-
orang bapa menegur anak-anaknya. namun sebaliknya, dia mem-
perlihatkan kebaikan dan kerendahan hati yang besar, dan me-
nempatkan dirinya ke dalam keadaan mereka. Dan ini merupakan
cara terbaik untuk berurusan dengan orang saat kita hendak
menjaga atau membetulkan mereka dari kekeliruan, yaitu dengan
menghadapi mereka dengan lembut dan penuh kasih. Perlakuan
yang kasar dan keras hanya akan membuat mereka jengkel, dan
menjadikan mereka berprasangka terhadap pandangan yang hen-
dak kita kemukakan. Paulus meminta, bahkan memohon kepada
mereka dengan sikap yang paling khidmat. Tentang kedatangan
Tuhan kita Yesus Kristus, dst. Perkataan ini disampaikan dalam
bentuk sumpah. Maksud Paulus ialah jika mereka percaya
bahwa Kristus akan datang, dan jika mereka menghendaki su-
paya Ia datang, dan bersukacita di dalam pengharapan akan ke-
datangan-Nya, maka mereka harus berhati-hati supaya menghin-
dari kekeliruan yang sekarang sedang diperingatkannya kepada
Surat 2 Tesalonika 2:1-3a
521
mereka, beserta akibat buruknya. Dari bentuk permohonan yang
dipakai oleh Rasul Paulus ini, kita dapat mengamati bahwa,
1. Tuhan Yesus Kristus sudah pasti akan datang untuk mengha-
kimi dunia. Ia akan datang dengan segala kemegahan dan
kuasa sorga pada hari terakhir, untuk menghakimi semua
orang. Sekalipun kita masih belum memiliki kepastian menge-
nai waktu kedatangan-Nya, atau sekalipun ada kekeliruan me-
ngenai waktu kedantangan-Nya, namun kedatangan-Nya itu
sendiri sudah pasti. Inilah yang selalu menjadi iman dan peng-
harapan semua orang Kristen di sepanjang abad gereja. Bah-
kan, inilah iman dan pengharapan orang-orang kudus zaman
Perjanjian Lama, bahkan sejak Henokh, keturunan ketujuh
dari Adam, yang mengatakan, Sesungguhnya Tuhan datang,
dst. (Yud. 1:14).
2. Pada saat kedatangan Kristus yang kedua, semua orang kudus
akan dihimpunkan bersama dengan Dia. Bahwa orang-orang
kudus dikatakan akan berhimpun kepada Kristus saat Ia
datang menunjukkan bahwa Rasul Paulus berbicara tentang
kedatangan Kristus pada hari penghakiman, dan bukan keda-
tangan-Nya untuk menghancurkan Yerusalem. Dia berbicara
tentang kedatangan Kristus yang sesungguhnya, bukan kiasan.
Sebagaimana kedatangan Kristus akan menjadi bagian dari ke-
hormatan-Nya pada hari tersebut, begitu juga kedatangan-Nya
akan menyempurnakan kebahagiaan orang-orang kudus-Nya.
(1) sebab mereka semua akan dihimpun. Pada waktu itu se-
mua orang kudus akan bertemu seluruhnya, dan pertemuan
itu tidak akan dihadiri oleh siapa pun kecuali orang-orang
kudus. Baik segala orang kudus dari Perjanjian Lama, yang
mengenal Kristus melalui bayangan samar-samar hukum
Taurat, dan melihat hari tersebut dari kejauhan, maupun
semua orang kudus Perjanjian Baru, yang kepada mereka
dibawakan kehidupan dan kekekalan ke dalam terang mela-
lui Injil. Mereka semua akan dihimpun bersama-sama. Pada
waktu itu, akan datang dari empat penjuru mata angin se-
mua orang yang sedang ada, atau yang pernah ada, atau
yang akan ada, sejak permulaan sampai akhir zaman. Se-
muanya akan dihimpun bersama-sama.
522
(2) sebab mereka akan terhimpun dengan Kristus. Ia akan men-
jadi pusat kesatuan mereka. Mereka akan terhimpun kepada
Dia, menjadi pengikut-Nya, menjadi hakim bersama-Nya, di-
persembahkan kepada Bapa oleh Dia, hidup bersama-Nya se-
lama-lamanya, dan sepenuhnya berbahagia di dalam hadirat-
Nya sampai selama-lamanya.
(3) Ajaran mengenai kedatangan Kristus dan terhimpunnya kita
dengan Dia merupakan saat yang luar biasa dan penting bagi
orang Kristen. Sebab, jika tidak, tentu Rasul Paulus tidak
akan menganggapnya sebagai pokok permohonan yang pen-
ting. sebab itu, kita tidak hanya perlu mempercayai semua
ini, namun juga perlu memandangnya penting, dan melihat
semuanya itu sebagai hal-hal yang perlu kita perhatikan
sungguh-sungguh dan sangat menggugah hati kita.
II. Apa yang diperingatkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat Tesalo-
nika itu sendiri, yaitu supaya mereka jangan tersesat dalam hal
waktu kedatangan Kristus, sehingga menjadi lekas bingung dan
gelisah. Perhatikan, kekeliruan di dalam pikiran cenderung sangat
melemahkan iman kita dan membuat kita gelisah. Dan orang yang
lemah imannya dan gelisah pikirannya kerap kali cenderung
mudah disesatkan, dan jatuh ke dalam perangkap para penyesat.
1. Rasul Paulus tidak ingin mereka disesatkan. Janganlah kamu
memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagai-
manapun juga (ay. 3). Ada banyak orang yang sedang menanti-
nantikan waktu yang tepat untuk menyesatkan, dan mereka
memiliki banyak cara untuk menyesatkan. sebab itu, ber-
alasan bagi kita untuk waspada dan berjaga-jaga. Beberapa
penyesat akan berpura-pura mendapatkan pewahyuan yang
baru, yang lain menafsirkan firman dengan keliru, sedangkan
yang lain lagi akan berbuat kejahatan dengan melakukan pe-
malsuan besar-besaran. Berbagai sarana dan cara akan dipa-
kai oleh para penyesat. Namun kita harus berhati-hati supaya
jangan ada orang yang menyesatkan kita dengan cara yang
bagaimanapun juga. Secara khusus, perkara yang diperingat-
kan oleh Rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika adalah su-
paya mereka jangan sampai tersesat bahwa kedatangan Kris-
tus sudah sedang mendekat, seolah-olah itu akan terjadi pada
zaman Rasul Paulus. Sekalipun tampaknya kekeliruan ini
Surat 2 Tesalonika 2:1-3a
523
tidak membahayakan bagi banyak orang, namun sebab ini
benar-benar merupakan sebuah kekeliruan, maka akan tam-
pak bahwa hal itu mendatangkan akibat buruk bagi banyak
orang. sebab itu,
2. Paulus memberi mereka peringatan, dan tidak mau supaya
mereka lekas bingung atau gelisah.
(1) Paulus tidak mau iman mereka menjadi lemah. Kita harus
yakin dengan teguh akan kedatangan Kristus yang kedua,
dan memiliki iman yang kuat dan kokoh terhadap hal ini.
Namun, ada bahaya setidaknya bagi orang Tesalonika, bah-
wa seandainya mereka mengira Kristus sudah hampir da-
tang, dan ternyata, sesudah mereka atau orang-orang yang
sangat mereka hormati, keliru mengenai waktunya, maka
mereka kemudian mempertanyakan kebenaran atau kepas-
tian akan kedatangan Kristus itu sendiri. Padahal, mereka
tidak boleh goyah di dalam pikiran mereka mengenai hal
yang besar ini, yang menjadi iman dan pengharapan bagi
semua orang kudus. Pengajaran yang salah itu seperti
angin yang mengombang-ambingkan air ke sana kemari,
dan mereka cenderung menggoyahkan pikiran manusia,
yang terkadang sama goyangnya seperti air. Kemudian,
(2) Paulus tidak mau penghiburan mereka berkurang. Mereka
tidak boleh gelisah atau menjadi takut dengan ketakutan
yang tidak benar. Mungkin kedatangan Kristus digambar-
kan sebagai sesuatu yang sangat menakutkan, sehingga
menggelisahkan banyak orang Kristen yang sungguh-sung-
guh di antara mereka, sekalipun seharusnya kedatangan
Kristus itu sendiri menjadi sumber pengharapan dan suka-
cita orang percaya. Atau, mungkin banyak orang yang
gelisah memikirkan bahwa hari itu akan menjadi hari yang
sangat mengejutkan, atau merasa takut bahwa mereka
tidak siap menghadapinya, atau gelisah saat merenung-
kan kekeliruan mereka tentang waktu kedatangan Kristus.
Kita harus selalu berjaga-jaga dan berdoa, namun kita
tidak boleh menjadi berkecil hati atau gelisah memikirkan
kedatangan Kristus.
524
Pemberitahuan mengenai Kemurtadan
(2:3b-12)
3b Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah
dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, 4 yaitu lawan yang
meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai
Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
5 Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu,
saat aku masih bersama-sama dengan kamu? 6 Dan sekarang kamu tahu
apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu
yang telah ditentukan baginya. 7 sebab secara rahasia kedurhakaan telah
mulai bekerja, namun sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang mena-
hannya itu telah disingkirkan, 8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan
menyatakan dirinya, namun Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas
mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. 9 Keda-
tangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa
perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, 10 dengan rupa-
rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa sebab mereka
tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mere-
ka. 11 Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang
menyebabkan mereka percaya akan dusta, 12 supaya dihukum semua orang
yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
Di dalam semua perkataan ini, Rasul Paulus membuktikan kekeliru-
an dari apa yang diperingatkannya terhadap jemaat Tesalonika, serta
memberikan alasan mengapa mereka tidak perlu menyangka bahwa
kedatangan Kristus sudah sedang tiba sekarang. Ada beberapa peris-
tiwa yang harus terjadi dahulu sebelum kedatangan Kristus yang
kedua. Secara khusus, Paulus memberi tahu jemaat Tesalonika bah-
wa akan ada,
I. Suatu kemurtadan besar-besaran. Haruslah datang dahulu mur-
tad (ay. 3). Mengenai kemurtadan ini, kita tidak boleh menafsir-
kannya sebagai tindakan warga negara yang meninggalkan ne-
garanya atau pemerintah sipil, melainkan ada kaitannya dengan
urusan keagamaan atau kerohanian, yaitu tindakan yang mening-
galkan ajaran sehat, penyembahan yang ditetapkan dan pemerin-
tahan gereja, dan hidup yang kudus. Rasul Paulus berbicara
tentang kemurtadan yang begitu luar biasa, yang bukan hanya
dilakukan oleh beberapa orang Yahudi atau orang bukan Yahudi
yang telah dimenangkan, melainkan yang terjadi secara amat
besar-besaran, sekalipun terjadinya secara perlahan. Kemurtadan
ini akan menciptakan kesempatan munculnya antikristus, manu-
sia durhaka. Menurut Paulus (ay. 5), hal ini telah disampaikannya
saat ia sedang bersama jemaat Tesalonika, dengan tujuan, tidak
Surat 2 Tesalonika 2:3b-12
525
diragukan lagi, yaitu supaya mereka tidak menjadi marah atau
tersandung oleh hal tersebut. Marilah kita perhatikan bahwa
tidak lama sesudah Kekeristenan tertanam dan berakar di dunia,
maka langsung muncul tindakan mengundurkan diri di dalam
gereja Kristen. Hal yang sama terjadi dalam jemaat Perjanjian
Lama. Tidak lama sesudah terjadi kemajuan yang cukup besar di
dalam ibadah, menyusul pula tindakan undur diri. Segera sesu-
dah janji diberikan, muncul pemberontakan. Contohnya, segera
sesudah manusia mulai berseru kepada nama Tuhan, semua ma-
nusia menjalankan kehidupan yang rusak. Segera sesudah per-
janjian dengan Nuh, para pendiri menara Babel pun memberontak
terhadap sorga. Segera sesudah perjanjian dengan Abraham, ke-
turunannya merosot kehidupan rohaninya di Mesir. Segera sesu-
dah bangsa Israel ditanam di Kanaan, saat angkatan yang per-
tama sudah mati, mereka meninggalkan Allah dan melayani Baal.
Segera sesudah perjanjian Allah dengan Daud, keturunannya
memberontak dan melayani ilah-ilah lain. Segera sesudah orang-
orang kembali dari pembuangan, kesalehan mengalami kemero-
sotan besar-besaran, seperti yang tampak di dalam kisah Ezra
dan Nehemia. Itu sebabnya, tidak aneh jika sesudah Kekris-
tenan ditanamkan, terjadi kemerosotan.
II. Kemunculan manusia durhaka (ay. 3), yaitu antikristus akan
bangkit dari tengah kemurtadan besar-besaran ini. Sesudah itu
Rasul Paulus berbicara mengenai kemunculan si Pendurhaka ini
(ay. 8), menyampaikan bahwa kedurhakaannya harus ditunjuk-
kan, untuk kebinasaannya sendiri. Di sini agaknya Paulus ber-
bicara tentang kebangkitan si Pendurhaka, yang akan disebabkan
oleh kemurtadan besar-besaran yang telah disebutkannya. Ini
juga berarti bahwa segala macam ajaran palsu dan kebobrokan
akan berpusat pada diri si Pendurhaka itu. Banyak perdebatan
muncul mengenai siapa itu atau apa yang dimaksudkan dengan
manusia durhaka itu. Walaupun tidak pasti, namun jelas yang
dimaksudkan di sini adalah kekuasaan dan tirani dari suatu
kelompok agama tertentu. sebab perhatikan,
1. Nama-nama orang ini, atau lebih tepatnya keadaan dan kekua-
saannya dibicarakan di sini. Dia disebut sebagai manusia dur-
haka, untuk menggambarkan kejahatannya yang luar biasa. Ia
tidak hanya kecanduan berbuat jahat, dan mempraktikkan
526
kejahatan itu sendiri, namun juga memperkenalkan, memperli-
hatkan, serta menyuruh orang lain untuk berbuat dosa dan ke-
jahatan. Ia adalah seorang yang harus binasa, sebab ia sendiri
diserahkan kepada kebinasaan, dan menjadi alat pembinasa
baik bagi tubuh maupun jiwa banyak orang lain. sebab alas-
an-alasan ini, sebutan-sebutan ini cocok dikaitkan dengan
pemerintahan suatu kelompok agama. Selain itu, kepadanya
mengarah pula,
2. Sifat-sifatnya yang disampaikan di sini (ay. 4).
(1) Bahwa ia meninggikan diri di atas segala yang disebut atau
disembah sebagai Allah. Demikianlah, pada masa lalu para
pejabat gereja tertentu bukan hanya telah melawan otoritas
Allah, dan melawan kekuasaan para pembesar negara,
yang disebut sebagai para allah atau dewa, namun juga telah
meninggikan diri mereka di atas Allah dan para penguasa
di dunia, dengan menuntut penghormatan yang lebih tinggi
terhadap perintah mereka daripada perintah Allah atau
para pembesar.
(2) Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri
sebagai Allah. Sebagaimana Allah berada di bait-Nya pada
jaman dahulu dan disembah di sana, dan kini sedang ber-
ada di dalam dan bersama gereja-Nya, begitu pula antikris-
tus disebutkan di sini sebagai seorang perebut kekuasaan
Allah di dalam gereja Kristen, dengan menyatakan diri me-
miliki segala kehormatan ilahi. Kepada siapakah pernyata-
an-pernyataan ini dapat ditujukan dengan lebih tepat lagi,
selain kepada para pejabat suatu kelompok agama terten-
tu, yang memperoleh gelar-gelar yang paling menghujat, se-
perti misalnya Deus alter in terrâ Allah yang lain di muka
bumi.
3. Kebangkitan antikristus disebutkan (ay. 6-7). Mengenai hal ini,
kita harus memperhatikan dua hal:
(1) Ada sesuatu yang menghalangi atau menunda, atau mena-
han sampai yang menahannya itu telah disingkirkan. Agak-
nya, penghalang ini adalah kuasa Kekaisaran Romawi,
yang Rasul Paulus pikir pada saat itu tidak pantas untuk
disebutkan secara terang-terangan. Selain itu, jelas bahwa
sementara kekuasaan ini masih terus ada, ia menghalangi
Surat 2 Tesalonika 2:3b-12
527
para pejabat gereja pada waktu lampau untuk mencapai
kekuasaan yang tinggi sampai menjadi suatu tirani, yang
tidak lama sesudah itu mereka peroleh.
(2) Secara bertahap, rahasia kedurhakaan ini mencapai pun-
caknya. Dengan demikian, pada dasarnya kerusakan ajar-
an dan penyembahan secara besar-besaran di dalam suatu
kelompok agama tertentu itu masuk secara bertahap, dan
perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh para pejabat
gereja terjadi secara perlahan, tidak sekaligus. Itu sebab-
nya, rahasia kedurhakaan itu lebih mudah mengalami
keberhasilan, dan nyaris tanpa terasa. Dengan tepat Rasul
Paulus menyebutnya rahasia kedurhakaan, sebab ran-
cangan dan perbuatan jahat ditutup-tutupi di balik kepura-
puraan dan sikap pamer, atau setidaknya tersembunyi dari
pandangan dan perhatian umum. Dengan pura-pura meng-
abdi, takhayul dan penyembahan berhala didukung. Juga,
dengan pura-pura bergairah bagi Allah dan kemuliaannya,
kefanatikan dan penganiayaan digalakkan. Selain itu Pau-
lus memberi tahu kita bahwa rahasia kedurhakaan ini bah-
kan sudah dimulai pada saat itu, atau telah mulai bekerja.
saat para rasul masih hidup, datanglah musuhnya mena-
burkan benih lalang. sesudah itu, ada ajaran pengikut
Nikolaus, yaitu orang-orang yang berpura-pura bergairah
bagi Kristus, namun sesungguhnya melawan Dia. Kesom-
bongan, ambisi, dan kepentingan duniawi dari para pemim-
pin dan penguasa gereja, seperti yang terdapat di dalam
diri Diotrefes serta yang lainnya, adalah pekerjaan mula-
mula dari rahasia kedurhakaan, yang sedikit demi sedikit
bisa meningkat sedemikian rupa seperti yang sudah tam-
pak di dalam gereja tertentu.
4. Kejatuhan atau kebinasaan para pengikut antikristus dinyata-
kan (ay. 8). Pemimpin kerajaan para pengikut antikristus dise-
but sebagai si pendurhaka, atau si pemberontak yang meng-
gunakan kekuasaan manusia untuk menyaingi dan melawan
kekuasaan ilahi dan kuasa Tuhan Yesus Kristus. Namun keti-
ka kemudian ia menunjukkan dirinya sebagai manusia dur-
haka, maka tersingkapnya atau terungkapnya hal ini bagi du-
nia pasti akan menjadi pertanda dan penyebab kehancuran-
nya. Rasul Paulus meyakinkan jemaat Tesalonika bahwa Tu-
528
han akan memusnahkan dan membinasakan manusia dur-
haka itu. Kehancurannya mendahului kebinasaannya untuk
selama-lamanya. Ini akan dilakukan dengan nafas mulut-Nya,
oleh sabda perintah-Nya. Firman Allah yang murni, dengan
disertai Roh Allah, akan menyingkapkan rahasia kedurhakaan
ini, dan membuat kuasa antikristus lenyap dan musnah. Pada
waktunya, ia akan benar-benar binasa sepenuhnya, dan ini
akan terjadi sebab cahaya kedatangan Kristus. Perhatikan,
kedatangan Kristus untuk membinasakan si pendurhaka akan
disertai dengan kemuliaan yang luar biasa dan cahaya terang-
benderang yang menyilaukan.
5. sesudah itu Rasul Paulus menjelaskan pemerintahan dan ke-
kuasaan manusia durhaka ini. Di sini kita amati,
(1) Cara ia datang, atau memerintah, dan bekerja. Secara
umum, semuanya itu dilakukan menurut teladan Iblis,
yaitu musuh utama jiwa-jiwa, dan musuh besar Allah serta
manusia. Ia adalah sang pengayom bagi penyimpangan dan
dusta, musuh bebuyutan kebenaran seperti yang ada di
dalam diri Yesus dan semua pengikut Yesus yang setia.
Lebih utama lagi, ia menggunakan kuasa dan tipuan Iblis.
Ia mengaku-ngaku mendukung kerajaannya dengan kuasa
ilahi, namun sesungguhnya itu adalah pekerjaan Iblis. Ber-
bagai tanda dan keajaiban, penglihatan dan mujizat, semua
palsu. Dengan hal-hal ini ada kelompok agama tertentu
yang didirikan, dan dijalankan, menggunakan tanda-tanda
palsu untuk mendukung ajaran-ajaran palsu. Tanda-tanda
ajaib, atau berbagai mujizat palsu melayani kepentingan me-
reka, hal-hal yang sesungguhnya keliru, atau diatur dengan
penuh tipu muslihat, untuk disampaikan kepada orang ba-
nyak. Tipu muslihat Iblis yang dipakai untuk mendukung
pemerintahan antikristus sudah terkenal. Rasul Paulus me-
nyebutnya rupa-rupa tipu daya jahat (ay. 10). Mungkin
orang lain menyebut mereka para penipu yang saleh, na-
mun Rasul Paulus menyebut mereka penipu yang jahat
dan keji. Memang, segala macam penipuan (yang berten-
tangan dengan kebenaran) adalah sesuatu yang tidak
saleh. Banyak cara halus telah digunakan oleh manusia
durhaka itu, dan beraneka rupa pulalah kepura-puraannya
yang tidak kentara, yang telah dipakainya untuk memper-
Surat 2 Tesalonika 2:3b-12
529
daya jiwa-jiwa yang tidak waspada dan goyah, sehingga
menerima ajaran yang keliru dan tunduk kepada kekuasa-
an yang direbutnya.
(2) Gambaran akan orang-orang yang menjadi pengikutnya se-
cara sukarela, atau cenderung menjadi demikian (ay. 10).
Mereka adalah orang-orang yang tidak mengasihi kebenar-
an yang dapat menyelamatkan mereka. Mereka (mungkin)
telah mendengar kebenaran, namun tidak mengasihinya.
Mereka tidak tahan terhadap ajaran yang sehat, sehingga
sangat mudah disuapi dengan ajaran yang keliru. Mereka
memiliki pengetahuan samar-samar tentang apa yang be-
nar, namun mereka membiarkan adanya beberapa prasang-
ka yang kuat, sehingga menjadi mangsa para penyesat. Se-
andainya saja mereka mengasihi kebenaran, tentu mereka
akan bertekun di dalamnya, dan dipelihara oleh kebenaran
itu. Namun tidaklah mengherankan jika mereka mudah
berpisah dengan sesuatu yang tidak pernah mereka kasihi.
Mengenai orang-orang ini, dikatakan bahwa mereka binasa
atau terhilang. Mereka ada di dalam keadaan terhilang, dan
terancam untuk terhilang selamanya. sebab ,
6. Di sini dinyatakan tentang dosa dan kehancuran dari para peng-
ikut kerajaan antikristus (ay. 11-12).
(1) Inilah dosa mereka: mereka tidak percaya akan kebenaran
dan suka kejahatan. Mereka tidak mengasihi kebenaran,
dan itu sebabnya mereka tidak percaya kepada kebenaran
tersebut. Dan sebab mereka tidak percaya akan kebenar-
an, maka mereka suka kejahatan, atau perbuatan jahat,
dan senang dengan segala pemikiran yang keliru. Perhati-
kan, pikiran yang menyimpang dan kehidupan yang bejat
sering kali hadir bersama-sama dan saling menguatkan.
(2) sebab itu, kebinasaan mereka dinyatakan. Allah menda-
tangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mere-
ka percaya akan dusta. Demikianlah Ia akan menghukum
manusia oleh sebab ketidakpercayaan mereka, dan sebab
mereka tidak senang akan kebenaran serta menyukai dosa
dan kejahatan. Ini bukan sebab Allahlah yang mencipta-
kan dosa, melainkan sebab di dalam kebenaran terkadang
Ia menarik anugerah-Nya dari orang-orang berdosa, seperti
530
yang disebutkan di sini. Allah menyerahkan mereka kepada
Iblis, atau membiarkan mereka supaya disesatkan oleh
alat-alat Iblis. Allah menyerahkan mereka kepada keingin-
an hati mereka, dan membiarkan mereka sendirian. Sete-
lah itu, tentu dosa akan mengikuti, bahkan kejahatan yang
paling buruk, yang nantinya akan berakhir di dalam peng-
hukuman kekal. Allah bertindak adil saat menjatuhkan
hukuman rohani di dunia, dan hukuman kekal di akhirat,
ke atas orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran Injil,
yang tidak mau mempercayainya, atau hidup menurut Injil,
melainkan justru berkubang di dalam ajaran yang keliru di
dalam pikiran mereka, dan melakukan apa yang jahat di
dalam kehidupan dan perilaku mereka.
Pemberitahuan mengenai Kemurtadan
(2:13-15)
13 Akan namun kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah sebab
kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya te-
lah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu
dan dalam kebenaran yang kamu percayai. 14 Untuk itulah Ia telah memang-
gil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh
kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. 15 Sebab itu, berdirilah teguh dan
berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara
lisan, maupun secara tertulis.
Di sini perhatikanlah,
I. Penghiburan yang dapat dirasakan oleh jemaat Tesalonika dalam
menghadapi ngerinya kemurtadan ini (ay. 13-14). sebab mereka
dipilih untuk memperoleh keselamatan, dan dipanggil untuk me-
nerima kemuliaan. Perhatikan, saat kita mendengar tentang ke-
murtadan banyak orang, sungguh merupakan suatu penghiburan
dan sukacita yang besar bahwa masih ada sejumlah orang yang
tersisa menurut pilihan kasih karunia, yang telah bertekun dan
akan terus bertekun. Secara khusus, kita harus bersukacita, jika
kita mempunyai alasan untuk berharap bahwa kita adalah bagian
dari kumpulan tersebut. Rasul Paulus menganggap dirinya wajib
untuk bersyukur kepada Allah dalam hal ini. Kami harus selalu
mengucap syukur kepada Allah sebab kamu. Dia sudah sering
mengucap syukur sebab mereka, dan ia masih terikat untuk
Surat 2 Tesalonika 2:13-15
531
mengucap syukur atas diri mereka. Dan memang ada alasan yang
kuat untuk itu, yaitu sebab mereka dikasihi oleh Tuhan, seperti
yang tampak di dalam persoalan ini, yakni bahwa mereka aman
dari kemurtadan. Pemeliharaan terhadap orang-orang kudus ini
disebabkan oleh,
1. Kokohnya pilihan kasih karunia (ay. 13). Mereka dikasihi oleh
Tuhan, sebab Allah telah memilih mereka dari mulanya. Ia
telah mengasihi mereka dengan kasih yang kekal. Mengenai
pemilihan Allah ini kita dapat mengamati,
(1) Waktunya yang kekal. Pemilihan ini dilakukan sejak dari
mulanya, bukan sejak permulaan Injil, melainkan sejak per-
mulaan dunia, sebelum dunia dijadikan (Ef. 1:4). Kemudian,
(2) Tujuan mengapa mereka dipilih, yaitu untuk menerima ke-
selamatan, keselamatan yang utuh dan kekal dari dosa dan
kesengsaraan, dan menikmati segala sesuatu yang baik se-
penuhnya.
(3) Sarana untuk mencapai tujuan ini, yaitu pengudusan oleh
Roh dan dalam kepercayaan pada kebenaran. Dengan be-
gitu, ketetapan mengenai pemilihan ini menghubungkan
tujuan dengan sarananya, dan keduanya tidak boleh dipi-
sahkan. Kita tidak dipilih oleh Allah sebab kita kudus,
melainkan supaya kita dapat menjadi kudus. sebab kita
telah dipilih oleh Allah, maka kita tidak boleh hidup seke-
hendak hati kita. Namun jika kita telah dipilih untuk me-
nerima keselamatan sebagai tujuan kita, maka kita harus
mempersiapkan diri untuk hal itu dengan menguduskan
diri, sebab pengudusan adalah sarana yang diperlukan
untuk mencapai tujuan itu. Pengudusan ini terjadi melalui
pekerjaan Roh Kudus, sebagai pihak yang menguduskan,
dan dengan iman, sebagai bagian yang wajib kita kerjakan.
Kepercayaan pada kebenaran harus ada, sebab tanpa hal
itu tidak mungkin ada pengudusan yang sejati, atau kete-
kunan di dalam kasih karunia, atau pemerolehan kesela-
matan. Iman dan kekudusan harus bersama-sama, seperti
halnya kekudusan dan kebahagiaan. Itu sebabnya, Juru-
selamat kita berdoa bagi Petrus supaya imannya jangan
gugur (Luk. 22:32), dan bagi para murid-Nya (Yoh. 17:17),
532
kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah
kebenaran.
2. Kuasa panggilan Injil (ay. 14). Sebagaimana mereka telah dipilih
untuk menerima keselamatan, maka begitu pula mereka dipilih
untuk itu oleh Injil. Mereka yang ditentukan-Nya dari semula,
mereka itu juga dipanggil-Nya (Rm. 8:30). Secara lahiriah, Allah
memanggil melalui Injil, dan panggilan ini dibuat menjadi ber-
hasil melalui pekerjaan di dalam batin yang dilakukan oleh Roh.
Perhatikan, ke mana pun Injil datang, ia memanggil dan meng-
undang orang untuk menerima kemuliaan. Ini adalah sebuah
panggilan untuk menerima kehormatan dan kebahagiaan,
bahkan kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu kemuliaan
yang telah dibeli-Nya, dan kemuliaan yang dimiliki-Nya, untuk
diberikan kepada siapa saja yang mau percaya kepada-Nya
dan menaati Injil-Nya. Orang-orang yang demikian itu akan hi-
dup bersama Kristus, memandang kemuliaan-Nya, dan mereka
akan dimuliakan bersama Kristus dan turut ambil bagian di da-
lam kemuliaan-Nya. Dari sini, pembahasan dilanjutkan dengan,
II. Suatu seruan untuk berdiri teguh dan bertekun. Sebab itu, ber-
dirilah teguh (ay. 15). Perhatikan, Paulus bukan berkata, Kamu
telah dipilih untuk menerima keselamatan, dan sebab itu kamu
boleh berbuat seenaknya dan tetap aman, melainkan, sebab itu
berdirilah teguh. Anugerah Allah di dalam memilih dan menetap-
kan kita sama sekali tidak berarti bahwa kita boleh meninggalkan
jerih payah dan usaha kita. Justru seharusnya hal itu menyadar-
kan dan menarik kita supaya memiliki tekad dan kerajinan sehe-
bat-hebatnya. Begitu pula, Rasul Yohanes, sesudah memberi tahu
orang-orang yang ditujunya di dalam suratnya bahwa mereka
telah menerima pengurapan yang akan tinggal tetap di dalam diri
mereka, dan bahwa mereka harus tinggal di dalam Dia (di dalam
Kristus), menambahkan nasihat ini, sekarang tinggallah di dalam
Kristus (1Yoh. 2:27-28). Jemaat Tesalonika dinasihati supaya ber-
diri teguh di dalam pengakuan Kristen mereka, supaya berpegang
pada ajaran-ajaran yang mereka terima, atau ajaran Injil, yang
disampaikan oleh Rasul Paulus, baik secara lisan maupun melalui
surat. Pada saat itu kanon Alkitab masih belum lengkap, sehingga
beberapa hal disampaikan oleh para rasul melalui khotbah-khot-
bah mereka, di bawah tuntunan Roh yang tidak mungkin keliru,
Surat 2 Tesalonika 2:16-17
533
dan orang Kristen wajib menerimanya sebagai perkataan yang
berasal dari Allah. Beberapa hal yang lain sesudah itu dituliskan
oleh mereka, sebagaimana Rasul Paulus telah menulis surat yang
pertama kepada jemaat Tesalonika ini, dan surat-surat ini ditulis
saat para penulis ini digerakkan oleh Roh Kudus. Perhatikan,
sebab itu tidak ada alasan untuk menganggap tradisi lisan di za-
man kita ini sebagai memiliki kuasa yang sama dengan tulisan-tu-
lisan kudus, sebab sekarang kanon Alkitab sudah lengkap. Segala
ajaran dan kewajiban seperti yang diajarkan oleh para rasul yang
diilhami Roh harus kita taati sungguh-sungguh. Dan kita tidak me-
miliki bukti yang pasti mengenai segala sesuatu yang disampaikan
oleh mereka selain yang kita temukan ada di dalam Alkitab.
Doa Rasuli
(2:16-17)
16 Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih
karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghi-
buran abadi dan pengharapan baik kepada kita, 17 kiranya menghibur dan
menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.
Di dalam ayat-ayat di atas ini, kita dapati doa Rasul Paulus yang sung-
guh-sungguh bagi mereka. Di dalamnya perhatikanlah,
I. Kepada siapa ia berdoa. Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa
kita. Kita boleh dan harus memanjatkan doa kita, tidak hanya ke-
pada Allah Bapa, melalui pengantaraan Tuhan kita Yesus Kristus,
namun juga kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Kita juga harus berdoa
di dalam nama Yesus kepada Allah, bukan hanya sebagai Bapa
Yesus, namun juga sebagai Bapa kita di dalam dan melalui Dia.
II. Dengan apa Paulus mendapat kekuatan di dalam doanya, yaitu
dengan merenungkan apa yang telah dilakukan Allah bagi dirinya
dan bagi jemaat Tesalonika. Yang dalam kasih karunia-Nya telah
mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi
dan pengharapan baik kepada kita (ay. 16). Perhatikanlah di sini,
1. Kasih Allah adalah mata air dan sumber segala kebaikan yang
kita miliki atau kita harapkan. Pemilihan, penetapan, pem-
benaran, dan keselamatan kita, semuanya itu adalah berkat
kasih Allah di dalam Yesus Kristus.
534
2. Dari sumber ini, khususnya semua penghiburan kita mengalir.
Dan penghiburan bagi orang kudus adalah penghiburan abadi.
Penghiburan bagi orang kudus bukanlah hal-hal yang mati.
Penghiburan itu tidak akan mati bersama mereka. Penghibur-
an rohani yang diberikan Allah, tidak akan dapat diambil oleh
siapa pun dari mereka. Allah juga tidak akan mengambilnya,
sebab Ia mengasihi mereka dengan kasih abadi, sehingga
mereka juga akan memiliki penghiburan abadi.
3. Penghiburan mereka berdiri di atas dasar pengharapan akan
kehidupan kekal. Mereka bersukacita di dalam pengharapan
akan kemuliaan Allah, dan tidak hanya bersabar, namun juga
bersukacita di masa sukar. Dan memang ada alasan yang ba-
gus atas penghiburan yang kuat ini, yaitu sebab orang-orang
kudus memiliki pengharapan yang baik. Pengharapan mereka
didasarkan pada kasih Allah, janji Allah, dan pengalaman yang
mereka miliki akan kuasa, kebaikan, dan kesetiaan Allah. Dan
ini adalah pengharapan yang baik yang terjadi melalui kasih
karunia. Kasih karunia dan rahmat Allah yang cuma-cuma
adalah apa yang mereka harapkan, dan menjadi dasar dari
pengharapan mereka, dan bukannya berdasar pada nilai
atau jasa kebaikan mereka sendiri.
III. Apa yang diminta Paulus kepada Allah bagi jemaat Tesalonika.
Supaya Ia menghibur dan menguatkan hati mereka dalam pekerja-
an dan perkataan yang baik (ay. 17). Allah telah memberi mereka
penghiburan, dan Paulus berdoa supaya penghiburan mereka se-
makin melimpah. Ada pengharapan yang baik, melalui kasih ka-
runia, bahwa mereka akan terpelihara, dan Paulus berdoa supaya
mereka dapat dikuatkan. Dapat dilihat bagaimana penghiburan
dan penguatan di sini digabungkan. Jadi perhatikanlah,
1. Penghiburan adalah sarana untuk menguatkan. Ini sebab se-
makin kita bersukacita di dalam firman, perbuatan, dan jalan-
jalan Allah, maka semakin pula kita akan bertekun di dalam-
nya. Dan,
2. Jika kita dikuatkan di dalam jalan-jalan Allah, kemungkinan
besar itu akan mendatangkan penghiburan. Sedangkan, apa-
bila iman kita goyah dan pikiran kita mendua, atau jika kita
berhenti dan tumbang saat melaksanakan kewajiban kita,
maka tidak mengherankan jika kita tidak mendapat bagian di
Surat 2 Tesalonika 2:16-17
535
dalam kenikmatan dan sukacita ibadah. Apa itu yang men-
dasari segala kek