Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yosua Hakim Hakim Rut 3. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Januari 2025

Yosua Hakim Hakim Rut 3


u dipan-

jatkan, saat   tabut perjanjian bergerak maju (Bil. 10:35), Bang-

kitlah, TUHAN,supaya  musuh-Mu berserak. Para pemimpin di sini 

diperintahkan untuk menyemangati para hamba Tuhan dalam 

mengerjakan tugas mereka dan menggunakan wewenang mereka 

untuk memajukan kegiatan ibadah. Para hamba Tuhan juga harus 

belajar berjalan di depan di jalan Allah, bukannya patah semangat 

atau mundur saat   bahaya ada di hadapan mereka. Mereka 

harus siap setiap saat untuk diserang, namun  mereka tahu siapa 

yang mereka percayai. 

Menyeberangi Sungai Yordan  

(3:7-13) 

7 Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai mem-

besarkan namamu di mata seluruh orang Israel,supaya  mereka tahu, bahwa 

seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai eng-

kau. 8 Maka kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjan-

jian itu, demikian: sesudah  kamu sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah 

kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu.” 9 Lalu berkatalah Yosua kepada 

orang Israel: “Datanglah dekat dan dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu.” 10 

Lagi kata Yosua: “Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hi-

dup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-

Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang 

Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: 11 sesungguhnya, tabut per-

janjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke 

sungai Yordan. 12 Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku 

Israel, seorang dari tiap-tiap suku. 13 Segera sesudah kaki para imam peng-

angkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai 

Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu 

akan berhenti mengalir menjadi bendungan.” 

Kita dapat mengamati di sini bagaimana Allah menghormati Yosua, 

dan melalui perbuatan ajaib ini Allah membuat rencana untuk mem-

buat bangsa Israel tahu bahwa Yosua yaitu  pemimpin mereka, dan 

lalu  bagaimana Yosua menghormati Allah dan berusaha 

dengan semuanya ini membuat bangsa Israel tahu, bahwa Ia yaitu  

TUHAN Allah mereka. Demikianlah, orang-orang yang menghormati 

Allah akan dihormati Allah, dan mereka yang ditinggikan-Nya  harus 

melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk memuliakan Dia.  


 54

I. Allah berbicara kepada Yosua bahwa Ia hendak membesarkan 

namanya (ay. 7-8).  

1. Sungguh merupakan suatu kehormatan besar yang diberikan 

Allah sehingga Ia berbicara kepada Yosua seperti yang pernah 

dilakukan-Nya kepada Musa di depan tutup pendamaian, 

sebelum para imam mengangkatnya bersama tabut perjanjian. 

Pastilah Yosua akan merasa tenang dan terhormat di antara 

umat, bahwa Allah berkenan berbicara begitu akrab dengan-

nya.  

2. Bahwa Allah berencana untuk membesarkan namanya di mata 

seluruh orang Israel. Allah telah memberi tahu Yosua sebelum-

nya bahwa Ia akan menyertainya (1:5), dan hal tersebut meng-

hiburnya. Namun sekarang ini, seluruh umat Israel akan 

melihatnya dan ini akan membesarkan namanya. Besarlah 

orang-orang yang disertai Allah dan dipakai-Nya serta diperke-

nan-Nya dalam pelayanannya. Allah membesarkan nama 

Yosua sebab dialah yang akan memimpin umat untuk menga-

gungkan nama-Nya. Para pemimpin saleh harus sangat dihor-

mati dan diterima sebagai berkat bangsa. Makin besar kita 

melihat Allah menyertai mereka, kita harus makin menghor-

mati mereka. Dengan terbelahnya Laut Merah, Israel diyakin-

kan bahwa Allah menyertai Musa dalam membawa mereka 

keluar dari Mesir. Oleh sebab  itu dikatakan bahwa mereka 

semua telah dibaptis ... dalam laut (1Kor. 10:2). Dan pada 

peristiwa itulah mereka percaya kepada TUHAN dan kepada 

Musa, hamba-Nya itu (Kel. 14:31). Sekarang, dengan terbelah-

nya sungai Yordan, mereka juga diyakinkan bahwa Allah 

dengan cara yang sama menyertai Yosua dalam membawa 

mereka masuk ke Kanaan. Allah telah membesarkan nama 

Yosua sebelumnya di beberapa peristiwa, namun sekarang Ia 

sekali lagi membesarkan namanya sebagai penerus Musa di 

dalam memerintah umat Israel. Beberapa penafsir mengamati 

bahwa di pinggir sungai Yordanlah Allah mulai membesarkan 

nama Yosua, dan di tempat yang sama pula Ia mulai mem-

besarkan nama Tuhan Yesus sebagai Sang Pengantara. Sebab, 

Yohanes Pembaptis mengadakan baptisan di Betania, seberang 

sungai Yordan, dan di sana pula saat   Juruselamat kita di-

baptis, dinyatakan tentang Dia: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi.  

Kitab Yosua 3:7-13 

 55

3. Bahwa melalui Yosua TUHAN memberi perintah kepada para 

imam, kendati mereka yaitu  pembantu langsung-Nya (ay. 8): 

Maka kauperintahkanlah kepada para imam, yaitu, “Engkau 

akan memberitahukan kepada mereka perintah ilahi dalam 

menyeberangi sungai Yordan, dan memimpin mereka dalam 

melakukannya,supaya  mereka menunggu di pinggir sungai 

Yordan sampai air terbelah, sehingga tampaklah di hadapan 

TUHAN, di hadapan Allah Yakub, bahwa air sungai Yordan 

berbalik ke hulu” (Mzm. 114:5, 7). Allah bisa saja membelah 

sungai tanpa imam-imam itu, namun  mereka tidak dapat mela-

kukannya tanpa Dia. sebab  itu, para imam haruslah menjadi 

teladan yang baik bagi umat dan mengajar mereka untuk me-

lakukan yang terbaik di dalam melayani Allah, dan memper-

cayai Dia untuk menolong mereka di waktu yang sulit. 

II. Yosua berbicara kepada umat, dan dalam hal ini ia memuliakan 

Allah. 

1. Ia meminta perhatian (ay. 9): “Datanglah dekat kepadaku, se-

dekat mungkinsupaya  dapat mendengar suaraku, dan sebe-

lum engkau melihat perbuatan ajaib Allah, dengarkanlah fir-

man TUHAN, Allahmu,supaya  engkau dapat membandingkan-

nya dengan perbuatan ajaib-Nya dan mencocokkannya satu 

sama lain.” Ia telah memberi perintah sebelumnya kepada 

mereka untuk menguduskan diri, dan sekarang memanggil me-

reka untuk mendengarkan firman TUHAN, Allah, sebab itulah 

sarana yang biasa digunakan untuk pengudusan (Yoh. 17:17). 

2. Sekarang Allah memberi tahu mereka, pada akhirnya, bagai-

mana mereka harus menyeberangi sungai Yordan, yaitu de-

ngan terhentinya aliran airnya (ay. 13): air sungai Yordan itu 

akan terputus. Allah bisa saja membekukan permukaan sungai 

dengan tiba-tiba dan ajaibsupaya  mereka semua dapat me-

nyeberang di atas es. namun , hal yang demikian kadang-

kadang terjadi bahkan di negeri tersebut oleh kekuatan alam 

yang biasa (Ayb. 38:30), dan hal ini tidak akan mendatangkan 

suatu kehormatan kepada Allah bangsa Israel ataupun me-

nimbulkan kengerian bagi musuh-musuh Israel. sebab  itu 

harus ada suatu cara lain yang tidak pernah terjadi sebelum-

nya kecuali terbelahnya Laut Merah. Mujizat tersebut diulangi 

di sini, untuk menunjukkan bahwa Allah memiliki  kuasa 


 56

yang sama untuk menggenapkan keselamatan umat-Nya yang 

harus dimulainya, sebab Ia yaitu  Alfa dan Omega. Dan bah-

wa firman TUHAN (seperti tertulis dalam terjemahan bahasa 

Aram, ay. 7), Firman yang murni dan kekal itu, sungguh-

sungguh menyertai Yosua sama seperti dahulu menyertai 

Musa. Dan dengan memisahkan air dari air dan membuat 

tanah kering muncul, Allah ingin mengingatkan mereka akan 

pengajaran yang telah disampaikan Musa tentang karya 

penciptaan (Kej. 1:6, 9). Dengan menyaksikan apa yang terjadi 

sekarang, mereka dapat dibantu untuk percaya akan apa yang 

mereka baca dalam kitab Musa. Dengan begitu pula mereka 

dapat mengenal bahwa Allah yang mereka sembah yaitu  

Allah yang sama yang telah menciptakan dunia ini, dan bahwa 

kuasa yang samalah yang telah bekerja dan digunakan untuk 

menolong mereka sekarang.  

3. Umat yang telah diarahkan sebelumnya untuk mengikuti ta-

but perjanjian di sini diberi tahu bahwa tabut perjanjian ha-

rus masuk ke sungai Yordan (ay. 11). Perhatikanlah:  

(1) Tabut perjanjian harus menjadi penuntun mereka. Selama 

kepemimpinan Musa, awan yaitu  penuntun mereka, 

namun  sekarang, dalam kepemimpinan Yosua, tabut perjan-

jian. Keduanya merupakan tanda-tanda nyata kehadiran 

dan pemerintahan Allah. namun , anugerah ilahi di zaman 

Musa masih terbungkus seperti di dalam awan dan tertu-

tup oleh suatu tabir. Sedangkan oleh Kristus, Yosua kita, 

anugerah Allah itu dinyatakan dalam tabut perjanjian yang 

terbuka.  

(2) Tabut itu disebut tabut perjanjian Tuhan semesta bumi. “Ia 

yang yaitu  Allahmu (ay. 9), yang terikat kovenan dengan 

engkau, yaitu  Tuhan semesta bumi, memiliki  hak dan 

kuasa untuk memerintah, mengatur, menggunakan, dan 

mengendalikan segala bangsa serta semua makhluk cipta-

an. Ia yaitu  Tuhan semesta bumi, dan sebab nya Ia tidak 

membutuhkan engkau, atau mendapat manfaat darimu. 

sebab  itu, yaitu  kehormatan dan kebahagiaanmu untuk 

memiliki Dia terikat dalam kovenan dengan engkau: jika Ia 

menjadi milikmu, semua makhluk ciptaan ada di dalam 

tanganmu, dan dengan izin-Nya, semuanya akan menjadi 

penolong bagimu.” Pada waktu kita memuji dan menyem-

Kitab Yosua 3:7-13 

 57

bah Allah sebagai Allah Israel, dan Allah kita melalui Kris-

tus, kita harus ingat bahwa Ia yaitu  Tuhan semesta 

bumi, dan sebab nya menghormati dan mempercayai Dia 

seturut iman kita itu. Beberapa penafsir memperhatikan 

adanya suatu tekanan dalam bahasa aslinya, yang mereka 

pikir mengarahkan kita untuk menerjemahkannya secara 

lebih tegas, Lihatlah tabut perjanjian itu, yaitu tabut TUHAN, 

tabut perjanjian Tuhan semesta bumi.  

(3) Mereka diberitahu bahwa tabut perjanjian harus berjalan 

menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. 

Allah tidak akan meminta mereka untuk pergi ke mana-

mana, selain mengikuti ke mana Ia berjalan di depan 

mereka dan bersama mereka. Dengan begitu mereka akan 

aman dalam menempuh bahaya, sekalipun masuk ke 

dalam sungai Yordan, jika tabut perjanjian yang memimpin 

mereka. saat   kita menjadikan perintah-perintah Allah 

sebagai ketetapan kita, janji-janji-Nya sebagai pegangan 

kita, dan penyelenggaraan-Nya sebagai penuntun kita, 

maka kita tidak perlu takut pada kesulitan-kesulitan besar 

yang mungkin kita hadapi di dalam menjalankan kewajiban 

kita. Janji Allah itu pasti bagi semua keturunan (Yes. 

43:2): jika  engkau menyeberang melalui air, Aku akan 

menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak 

akan dihanyutkan. 

4. Dari apa yang sekarang hendak Allah lakukan bagi mereka, 

Yosua merasa yakin betul dengan apa yang  harus ia lakukan 

selanjutnya. Inilah yang Ia sebutkan pertama-tama, dengan 

segala keyakinan hatinya, dan betapa puas hatinya (ay. 

10): “bahwa Allah yang hidup (Allah yang sejati dan Allah yang 

berkuasa, bukan salah satu dari allah-allah bangsa kafir yang 

mati) ada di tengah-tengah kamu, kendati engkau tidak meli-

hat Dia atau punya patung diri-Nya. Ia sungguh ada di tengah-

tengah kamu untuk memberimu hukum, menjamin kesejah-

teraanmu, dan menerima penyembahanmu. Ia sungguh ada di 

tengah-tengah kamu dalam perkara besar yang sekarang 

kamu hadapi ini. Oleh sebab  itu, engkau akan, bahkan Ia 

sendiri akan, tanpa gagal, menghalau dari hadapanmu semua 

orang Kanaan.” Dengan demikian, terbelahnya sungai Yordan 

itu dimaksudkan bagi mereka sebagai:  


 58

(1) Suatu tanda akan kepastian kehadiran Allah bersama me-

reka. Dengan ini mereka tidak dapat tidak mengetahui bah-

wa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu, kecuali 

hati mereka sudah sedemikian degilnya seperti nenek 

moyang mereka dahulu sampai tidak percaya sekalipun 

sudah ada bukti yang begitu meyakinkan. Dahulu, sesudah  

Allah membelah Laut Merah di hadapan mereka, masih 

juga mereka bertanya dengan kurang ajarnya: “Adakah 

TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?” (Kel. 17:7).  

(2) Suatu jaminan kemenangan atas Kanaan. “Jika Allah yang 

hidup ada di tengah-tengah kamu, maka Ia akan mengusir 

dari hadapanmu orang-orang Kanaan.” Demikianlah ung-

kapan dalam bahasa Ibrani. Ia pasti akan melakukannya, 

dan pasti berhasil. Adakah yang akan menghalangi Dia? 

Apa yang dapat menghalangi jalan-Nya yang di hadapan-

Nya sungai-sungai terbelah dan mengering? Barisan yang 

maju menerjang merupakan pertanda pasti akan kehan-

curan seluruh penduduk di sana: Bagaimana mungkin me-

reka dapat bertahan sedangkan air sungai Yordan saja 

dapat dihalau-Nya? Jika barisan yang datang ini tidak 

berani mereka hadapi, malah gemetar saat   Allah Yakub 

sedang mendekat (Mzm. 114:7), perlawanan apalagi yang 

dapat mereka berikan? Jaminan yang diberikan Yosua di 

sini begitu pastinya sehingga memampukan satu orang 

Israel saja untuk mengejar seribu orang Kanaan, dan dua 

orang membuat 10 ribu lari tunggang langgang. Keyakinan 

mereka semakin dikuatkan lagi dengan mengingat lagu 

Musa itu, yang dikarang 40 tahun sebelumnya, yang de-

ngan jelas menubuatkan terbelahnya sungai Yordan dan 

dihalaunya orang Kanaan sebagai akibatnya. Keluaran 

15:15-17, “semua penduduk tanah Kanaan gemetar, dan 

akan diusir keluar. Mereka akan terdiam seperti batu sam-

pai umat-Mu menyeberang, dan lalu  engkau akan 

membawa mereka dan mencangkokkan mereka.” Perhati-

kanlah: Penampakan kemuliaan Allah bagi gereja dan 

umat-Nya harus kita manfaatkan untuk menguatkan iman 

dan harapan kita akan masa depan. Ada pun Allah itu, Ia 

yaitu  Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna. Jika

Kitab Yosua 3:14-17 

 59

 sungai Yordan tidak dapat menahan orang Israel, maka 

kekuatan Kanaan pun tidak dapat menghalau mereka.  

5. Yosua menyuruh bangsa Israel menyiapkan 12 orang laki-laki, 

seorang dari tiap suku, yang harus siap setiap waktu untuk 

dipanggil mengerjakan perintah Yosua (ay. 12). Sepertinya 

tidak tampak bahwa mereka harus mengikuti imam-imam dan 

berjalan bersama mereka saat   para imam mengangkut tabut 

perjanjian,supaya  dapat menjadi saksi-saksi langsung akan 

mujizat-mujizat yang terjadi. Sebaliknya, mereka hanya harus 

siap sedia untuk suatu tugas saat   dipanggil nanti (4:4, dst.). 

Jalan Lintasan di Tengah Sungai Yordan 

(3:14-17) 

14 saat   bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk 

menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu 

berjalan di depan bangsa itu. 15 Segera sesudah para pengangkat tabut itu 

sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan 

kakinya ke dalam air di tepi sungai itu – sungai Yordan itu sebak sampai me-

luap sepanjang tepinya selama musim menuai – 16 maka berhentilah air itu 

mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, 

di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun 

ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberang-

lah bangsa itu, di tentangan Yerikho. 17 namun  para imam pengangkat tabut 

perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah 

sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang 

kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan. 

Di sini kita membaca sebuah kisah singkat dan jelas tentang terbe-

lahnya sungai Yordan, dan perjalanan orang Israel menyeberanginya. 

Cerita ini tidak dihiasi dengan kata-kata yang berbunga-bunga kare-

na emas tidak perlu dipoles, melainkan memberi tahu kita secara 

ringkas tentang apa yang benar-benar terjadi.  

I. Bahwa sungai ini semakin bertambah lebar dan dalam daripada 

biasanya dalam tahun itu (ay. 15). Mencairnya salju di pegunung-

an Libanon, yang di dekatnya air sungai Yordan mengalami 

pasang, menjadi penyebab meluapnya air sungai Yordan. Ini biasa 

terjadi waktu panen, panen jelai, yaitu di musim semi. Sebenar-

nya Allah dapat saja menyuruh orang Israel untuk menyeberang 

sungai itu pada waktu lain, saat   tidak ada banjir besar seperti 

musim ini. Namun, oleh penyelenggaraan-Nya, Ia menahan banjir 


 60

besar ini, dan sebab  itu semakin menyatakan kehebatan kuasa-

Nya dan kebaikan-Nya bagi Israel. Perhatikanlah, kendati perla-

wanan yang dilancarkan terhadap keselamatan umat Allah begitu 

hebat, namun Allah sanggup dan akan menaklukkannya. Sekali-

pun tepian sungai Yordan dipenuhi air hingga ke ujungnya, di-

penuhi hingga meluap, namun tetap mudah saja bagi Yang Maha-

kuasa untuk membelahnya dan mengeringkannya, seakan-akan 

sungai itu sangat sempit dan dangkal. Semuanya sama saja bagi 

TUHAN. 

II. Begitu para imam mencelupkan kakinya dalam air di tepi sungai 

itu, segera saja aliran air berhenti dengan tiba-tiba, seakan-akan 

sebuah pintu air menutup menjadi bendungan (ay. 15-16). Segera 

saja air yang dari hulu melonjak tinggi dan berbalik ke belakang, 

namun sepertinya tidak meluber melainkan membeku. Naiknya 

air sungai yang tiba-tiba itu terlihat dengan takjub oleh orang-

orang yang hidup di sebelah atasnya bermil-mil jauhnya, dan 

kenangan akan peristiwa itu tinggal tetap di antara mereka lama 

sesudahnya: Air di sisi lain dari bendungan yang tak kasat mata 

ini tentu saja tetap mengalir, namun  meninggalkan dasar sungai 

menuju hilir sampai kering sungainya. saat   orang Israel menye-

berangi Laut Merah, air menjadi sebuah tembok di sisi kiri dan 

kanan, namun  di sini hanya di sisi kanan saja. Perhatikanlah, Allah 

alam semesta sanggup, bila Ia berkenan, untuk mengubah jalan-

nya alam, dan mengubah sifat-sifatnya, dapat mengubah benda 

cair menjadi benda padat, air menjadi gunung batu, dan sebalik-

nya, batu yang keras menjadi air bendungan, untuk melayani 

tujuan-Nya (lihat Mzm. 114:5, 8). Apa yang tidak dapat dilakukan 

oleh Allah? Apa yang tidak dilakukan-Nya untuk menyempurna-

kan umat-Nya, keselamatan mereka? Kadang-kadang Ia membe-

lah bumi menjadi sungai-sungai (Hab. 3:9), dan kadang-kadang, 

seperti di sini, membelah sungai menjadi tanah kering. Sangat 

mudah untuk membayangkan, saat   derasnya arus sungai yang 

kuat ini ditahan dengan tiba-tiba, bagaimana air ini bergoncang, se-

hingga gunung-gunung kelihatan bergoncang di dalam laut (Mzm. 

46:3), bagaimana sungai-sungai telah mengangkat suaranya, su-

ngai-sungai mengangkat bunyi hempasannya, sementara TUHAN di 

tempat yang mahatinggi memperlihatkan diri lebih hebat daripada 

suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang 

Kitab Yosua 3:14-17 

 61

hebat (Mzm. 93:3-4). Dengan mengingat hal ini sang nabi berta-

nya, Terhadap sungai-sungaikah, ya TUHAN, terhadap sungai-

sungaikah murka-Mu bangkit? Atau terhadap lautkah amarah-Mu 

(Hab. 3:8). Tidak, untuk menyelamatkan umat-Mu (Hab. 3:13). 

Dalam kaitan ini, sudah dinubuatkan di antara hal-hal besar 

yang akan dilakukan Allah bagi jemaat Injili di hari-hari akhir, 

bahwa sungai Efrat yang besar akan dikeringkan,supaya  siaplah 

jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur (Why. 16:12). 

saat   tiba waktunya bagi Israel untuk masuk ke dalam tanah 

perjanjian, maka semua kesulitan akan diatasi, gunung yang 

besar menjadi tanah rata (Zak. 4:7) dan sungai-sungai akan men-

jadi kering, sebab orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan 

pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai. Pada waktu kita 

telah menyelesaikan perjalanan kita melalui padang gurun ini, 

kematian akan menjadi seperti sungai Yordan di antara kita dan 

Kanaan surgawi, namun tabut perjanjian telah mempersiapkan 

bagi kita sebuah jalan untuk menyeberanginya. Itulah musuh 

terakhir yang akan dibinasakan.  

III. Bahwa menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho, yang 

merupakan, 

1. Sebuah contoh tentang keberanian mereka dan tantangan 

gemilang yang mereka perlihatkan kepada musuh mereka. 

Yerikho yaitu  salah satu kota terkuat, namun mereka sangat 

berani menghadapinya saat   pertama kali masuk ke sana.  

2. Suatu dorongan semangat bagi mereka untuk menghadapi 

bahaya dengan menembus sungai Yordan, sebab Yerikho ada-

lah sebuah kota yang baik dan negeri di sekelilingnya sangat 

menyenangkan. Dan, dengan mengetahui bahwa semuanya itu 

akan menjadi milik mereka, kesulitan apakah yang dapat 

mematahkan semangat mereka untuk mendudukinya?  

3. Tindakan mereka dalam menyeberangi sungai Yordan sungguh 

menambah kebingungan dan kengerian musuh-musuh mere-

ka, yang tidak diragukan lagi pasti mengamati-amati dengan 

teliti segala gerak-gerak mereka, dan sangat terkejut melihat 

perbuatan ajaib ini.  

IV. Bahwa para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap 

berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, se-


 62

dang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering (ay. 

17). Di sanalah tabut perjanjian ditetapkan untuk berada, untuk 

menunjukkan bahwa kuasa yang sama yang memisahkan air 

sungai itu tetap menahannya selama diperlukan. Seandainya saja 

kehadiran ilahi, yang ditandakan oleh tabut perjanjian itu, tidak 

menjadi pelindung mereka, maka air sungai akan kembali ke arah 

mereka dan mengubur mereka hidup-hidup. Di sanalah para 

imam diminta untuk tetap berdiri,  

1. Untuk mencobai iman mereka, apakah mereka tetap berani 

menjalankan bagian mereka, saat   Allah  menugasi mereka, 

dengan gunung-gunung air berada di atas kepala mereka. 

Sama seperti saat   membuat sebuah langkah yang berani 

dengan menginjakkan kaki pertama mereka ke dalam air 

sungai Yordan, demikian pula sekarang dengan berani mereka 

tahan berdiri berlama-lama di sungai Yordan. Namun mereka 

tahu bahwa mereka membawa serta perlindungan bersama 

mereka. Perhatikanlah, para hamba Tuhan di masa-masa ba-

haya seharusnya menjadi teladan keberanian dan keyakinan 

dalam hal kebaikan Allah.  

2. Untuk menguatkan iman umat,supaya  mereka dengan gagah 

berani dan sorak kemenangan masuk ke dalam Kanaan, dan 

tidak takut bahaya, tidak, sekalipun di dalam lembah kekelam-

an seperti sungai yang terbelah ini, sebab  percaya penuh 

akan kehadiran Allah yang ada di antara mereka dan bahaya 

yang hebat itu, di antara mereka dan air yang bergelora, yang 

tengah mengancam jiwa mereka. Demikianlah, di tengah 

marabahaya yang hebat orang-orang saleh dihiburkan dengan 

gada-Mu dan tongkat-Mu (Mzm. 23:4). 

 

 

 

PASAL  4  

asal ini menyajikan catatan lebih lanjut mengenai perjalanan 

menakjubkan bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan. 

I. Persiapan yang dilakukan pada saat itu untuk melestarikan 

ingatan akan mujizat tersebut, melalui dua belas batu yang 

didirikan di tengah-tengah sungai Yordan (ay. 9) serta dua 

belas batu lainnya yang diangkat dari tengah-tengah sungai 

Yordan (ay. 1-8). 

II. Perjalanan bangsa Israel menyeberangi terusan sungai Yor-

dan, diawali oleh bani Ruben, bani Gad, dan suku Manasye 

yang setengah itu, lalu  diikuti oleh seluruh orang 

Israel, dan diakhiri oleh para imam pengangkat tabut Tuhan 

(ay. 10-14). 

III. Berbaliknya air sungai Yordan pada tempatnya sesudah  para 

imam telah naik bersama dengan tabut Tuhan (ay. 15-19). 

IV. Pendirian tugu di Gilgal untuk melestarikan ingatan akan 

karya ajaib ini bagi anak-anak orang Israel (ay. 20-24). 

Perjalanan Menyeberangi Sungai Yordan 

(4:1-9)  

1 sesudah  seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirman-

lah TUHAN kepada Yosua, demikian: 2 “Pilihlah dari bangsa itu dua belas 

orang, seorang dari tiap-tiap suku, 3 dan perintahkanlah kepada mereka, 

demikian: Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai 

Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu 

ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam.  

4 Lalu Yosua memanggil kedua belas orang yang ditetapkannya dari orang 

Israel itu, seorang dari tiap-tiap suku, 5 dan Yosua berkata kepada mereka: 

“Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai 

Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menu-

rut bilangan suku orang Israel, 6supaya  ini menjadi tanda di tengah-tengah 


 64

kamu. Jika anak-anakmu bertanya di lalu  hari: Apakah artinya batu-

batu ini bagi kamu? 7 maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa 

air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; saat   tabut itu 

menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-

batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-

lamanya.” 8 Maka orang Israel itu melakukan seperti yang diperintahkan Yo-

sua. Mereka mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan, 

seperti yang difirmankan TUHAN kepada Yosua, menurut jumlah suku Israel. 

Semuanya itu dibawa merekalah ke seberang, ke tempat bermalam, dan 

diletakkan di situ. 9 Pula Yosua menegakkan dua belas batu di tengah-tengah 

sungai Yordan itu, di tempat bekas berjejak kaki para imam pengangkat 

tabut perjanjian itu. Batu-batu itu masih ada di sana sampai sekarang. 

Kita dapat membayangkan betapa sibuknya Yosua dan seluruh pa-

sukan perangnya saat   mereka tengah menyeberangi sungai Yordan, 

sebab  selain mereka sendiri harus menyeberang maju ke negeri 

musuh tepat di hadapan seteru, yang sedikit banyak pasti menda-

tangkan kengerian di dalam pikiran, mereka juga memiliki tanggung-

an istri, anak, sanak-saudara, ternak, kemah, dan seluruh barang 

bawaan serta pernak-pernik lainnya yang harus dihantar melintasi 

jalan yang asing dan belum pernah dilewati ini. Kita dapat memper-

kirakan bahwa jalan itu tentu sangat berlumpur atau berbatu, 

menyulitkan bagi yang lemah dan menakutkan bagi yang gentar 

saat   harus melakukan perjalan turun ke dasar sungai dan per-

jalanan naik yang terjal untuk keluar, sehingga setiap laki-laki pasti 

dihinggapi begitu banyak pikiran di dalam kepalanya dan disibukkan 

oleh pelbagai urusan yang harus dikerjakan tangannya, apalagi 

Yosua. Namun demikian, di tengah-tengah kesibukannya, Yosua 

harus memastikan bahwa ingatan akan mujizat Allah tersebut tetap 

abadi, dan ini tidak bisa ditunda-tunda sampai tiba saat yang lebih 

lengang. Ingatlah, betapa pun banyaknya urusan pribadi dan keluar-

ga yang harus dikerjakan, kita tidak boleh mengabaikan atau menia-

dakan tanggung jawab kita untuk memuliakan Allah dan melayani 

keagungan-Nya, sebab  itulah tanggung jawab kita yang terluhur. 

Kini, 

I. Allah memerintahkan untuk mempersiapkan tanda peringatan ini. 

Andaikata Yosua mempersiapkannya tidak atas petunjuk Allah, 

tanda peringatan tersebut akan terlihat sebagai rancangan Yosua 

untuk mengabadikan nama dan kehormatannya sendiri. Pula, 

tanda peringatan itu tidak akan melahirkan rasa hormat yang 

begitu kudus dan disegani seperti sekarang ini, kecuali jika Allah 

Kitab Yosua 4:1-9 

 65

sendiri yang memerintahkan pendiriannya. Perhatikanlah, karya 

ajaib Allah harus diingat selama-lamanya dan diabadikan di da-

lam tanda peringatan untuk melestarikan kenangan akan hal itu. 

Beberapa orang Israel yang menyeberangi sungai Yordan mungkin 

begitu bodoh dan menganggap enteng perkenanan Allah yang besar 

terhadap mereka, sehingga mereka merasa tidak perlu mengingat-

nya. Mungkin ada juga sebagian lainnya yang sungguh tersentuh 

akan karya ajaib itu dan memiliki kesan mendalam terhadapnya, 

sehingga mereka berpikir tidak perlu didirikan suatu tanda peri-

ngatan, sebab  hati dan lidah setiap insan Israel di segala usia 

sudah menjadi tugu abadi yang hidup dari peristiwa itu. Akan 

namun  Allah, yang mengenal kepribadian serta kecenderungan 

mereka untuk segera melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, me-

merintahkan satu rancangan untuk melestarikan ingatan akan 

mujizat ini bagi seluruh angkatan orang Israel, agar mereka yang 

tidak bisa, atau tidak mau, membaca catatan tentangnya di dalam 

sejarah yang kudus, dapat mengetahuinya melalui suatu tanda 

yang didirikan untuk memperingati akan hal itu sebab  negeri itu 

memiliki kebiasaan untuk menjelaskan apa yang mereka lihat. 

Tanda itu juga akan meneguhkan bukti-bukti yang ada terkait 

mujizat itu, dan akan tetap tegak sebagai saksi sejarah bagi 

mereka yang mungkin di lalu  hari mempertanyakan kebe-

narannya. Tanda peringatan itu haruslah ditegakkan, dan, 

1. Yosua sebagai pemimpin kepala harus memberi arahan perihal 

itu (ay. 1). sesudah  seluruh bangsa itu selesai menyeberangi su-

ngai Yordan, bahkan orang terlemah pun, yang menjadi yang 

terbelakang, tidak tertinggal, dan Allah telah menuntaskan 

perbuatan tangan-Nya dengan sempurna, dan setiap orang 

Israel telah tiba dengan aman di tanah Kanaan, maka Allah 

berbicara kepada Yosua untuk mempersiapkan bahan ba-

ngunan yang akan dipergunakan untuk mendirikan tanda 

peringatan ini. Menurut pemikiran Uskup Patrick yang terpela-

jar dan saleh itu, kala itu Yosua tengah pergi menyendiri 

untuk segera mengucap syukur atas belas kasihan yang ajaib 

tersebut, dan saat   itulah Allah menemuinya dan berbicara 

dengannya. Atau, mungkin, Allah memberikan perintah ini 

dan perintah lainnya kepada Yosua melalui Eleazar, sebab  

meski namanya tidak disebutkan di sini, pada waktu Yosua 

ditahbiskan untuk mengemban amanat agung ini melalui 


 66

peletakan tangan Musa, Allah menetapkan bahwa Eleazar me-

nanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan Tuhan, dan 

atas titahnya, mereka akan keluar dan atas titahnya mereka 

akan masuk, ia beserta semua orang Israel (Bil. 27:21). 

2. Satu orang yang terpilih dari tiap-tiap suku harus diperintah-

kan untuk mempersiapkan bahan bangunan bagi tanda per-

ingatan ini, agar tiap-tiap suku memiliki  ceritanya masing-

masing yang dikisahkan oleh salah seorang dari antara mereka 

sendiri, dan agar dengan itu tiap-tiap suku dapat turut me-

nyumbangkan sesuatu bagi kemuliaan Allah (ay. 2, 4): Seorang 

dari tiap-tiap suku. Tidak hanya orang Lewi, melainkan setiap 

orang Israel di tempatnya masing-masing harus turut serta 

memberitahukan keperkasaan Allah kepada anak-anak manu-

sia (Mzm. 145:12). Bani Ruben, bani Gad, dan suku Manasye 

yang setengah itu, meskipun sudah mendiami milik pusaka-

nya masing-masing, harus turut menyisingkan lengan baju 

mereka untuk mempersiapkan tanda peringatan akan mujizat 

itu sebab  sudah turut mengalami belas kasihan Allah 

tersebut. 

3. Batu-batu yang akan ditegakkan sebagai tanda peringatan ini 

diperintahkan untuk diambil dari tengah-tengah sungai Yor-

dan sebab  di tempat ini kemungkinan banyak terdapat batu-

batu sangat besar dan sedekat mungkin dari tempat para 

imam pengangkat tabut Tuhan berjejak kaki (ay. 3, 5). Tanda 

peringatan yang akan ditegakkan ini sesungguhnya layak 

terdiri dari batu-batu yang dipahat menurut seni yang terbaik 

dan teristimewa, namun  batu-batu yang diambil dari dasar su-

ngai Yordan ini lebih alami dan lebih pas menjadi tanda bahwa 

mujizat Allah telah terjadi. Biarlah anak-anak orang Israel de-

ngan ini mengetahui bahwa sungai Yordan telah dihalau, 

sebab  batu-batu ini telah diambil dari tengah-tengahnya. Di 

dalam menetapkan tanda, Allah selalu memilih tanda yang 

paling tepat dan bermakna, dan bukan yang paling megah 

atau semarak, sebab  apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah. 

Kedua belas orang ini, walaupun mereka sudah menyeberangi 

sungai Yordan, harus diutus untuk kembali ke tempat tabut 

Tuhan berada, dan mereka diizinkan untuk datang mendekat 

kepadanya sementara orang lain tidak, demi mengerjakan 

pelayanan ini. “Menyeberanglah di depan tabut Tuhan (ay. 5), 

Kitab Yosua 4:1-9 

 67

artinya, masuk ke dalam hadirat tabut Tuhan, yang kini tegak 

berdiri di tengah-tengah sungai Yordan, dan dari sana ambil-

lah batu-batu ini.” 

4. Batu-batu ini di sini ditetapkan menjadi tanda (ay. 6), yakni 

suatu peringatan (ay. 7). Kedua belas batu ini akan memun-

culkan pertanyaan dari anak-anak kepada orangtua mereka di 

lalu  hari, “Bagaimana batu-batu ini bisa sampai tegak di 

sini?” Kemungkinan sebab  daerah di sekelilingnya tidaklah 

berbatu, dan lalu  para orangtua akan memberitahukan 

kepada mereka, seperti halnya mereka sendiri telah diberitahu, 

bahwa di tempat ini, sungai Yordan telah dibelah oleh kuasa 

dahsyat Allah untuk menyeberangkan Israel ke tanah Kanaan, 

seperti yang ditekankan Yosua (ay. 22, dst.) 

II. Menurut perintah inilah pendirian tanda peringatan tersebut di-

laksanakan. 

1. Terdapat dua belas batu yang harus diangkat dari tengah-

tengah sungai Yordan dan lalu , sambil disaksikan se-

mua orang Israel, dibawa ke tempat mereka bermalam pada 

malam itu (ay. 8). Kemungkinan batu-batu yang diangkat ter-

sebut berukuran sebesar mungkin yang masih mampu mereka 

angkat, dan ukuran serta bentuknya masing-masing sedapat 

mungkin sama. Akan namun , tidaklah diketahui apakah mere-

ka segera pergi dengan batu-batu itu ke tempatnya akan dite-

gakkan atau tinggal dahulu dan melayani tabut Tuhan untuk 

menyambut masuknya ke tanah Kanaan, baru lalu  

bersegera dengan pendirian tanda peringatan tersebut. Melalui 

kedua belas batu yang diperintahkan Allah untuk mereka 

angkat, Allah menyematkan kepada mereka tanda kebesaran 

dan hak kepemilikan atas negeri yang baik itu. Semuanya 

menjadi milik mereka, maka biarlah mereka masuk dan men-

dudukinya. Oleh sebab itu, apa yang telah dilakukan oleh 

kedua belas orang ini dikatakan sebagai telah dilakukan oleh 

orang Israel (ay. 8), sebab  mereka merupakan perwakilan 

masing-masing suku Israel. Berkaca pada peristiwa ini, kita 

mengamati bahwa saat   Tuhan Yesus, yang yaitu  Yosua 

kita, sesudah  menaklukkan sengat maut dan mengeringkan 

sungai Yordan itu, telah membuka kerajaan sorga kepada 

semua orang percaya, Ia menunjuk kedua belas orang murid-


 68

Nya menurut jumlah suku Israel, untuk menyebarkan penge-

tahuan tentang Kabar Baik melalui ingatan tentang hal itu ke 

tempat-tempat yang jauh dan ke zaman yang akan datang. 

2. Kedua belas batu lainnya, mungkin lebih besar daripada kedua 

belas batu yang pertama, sebab  kita tidak membaca bahwa 

masing-masing batu itu diangkat oleh seorang pun, ditegakkan 

di tengah-tengah sungai Yordan (ay. 9), ditumpuk sangat tinggi 

sebagai satu timbunan atau tiang, sehingga puncaknya dapat 

terlihat di atas permukaan air saat   air sedang surut, atau ter-

lihat di dalam air saat   air sedang jernih, atau setidaknya 

bunyi riak air yang melintasinya dapat terdengar, sehingga 

juru mudi perahu dapat menghindarinya layaknya menghindar 

dari sebuah batu. Bagaimanapun caranya, kemungkinan besar 

tumpukan batu itu dapat dikenali dengan jelas, sehingga batu-

batu itu menjadi tanda tempat di mana tabut Tuhan pernah 

berdiri serta menjadi tanda peringatan yang sama dengan 

tanda peringatan yang satu lagi yang didirikan di tanah kering 

di Gilgal, demi menegaskan kesaksian tanda peringatan itu 

dan melestarikan sejarahnya. Dengan adanya dua tanda peri-

ngatan, sudah pasti bahwa peristiwa itu betul pernah terjadi.  

Perjalanan Menyeberangi Sungai Yordan  

(4:10-19) 

10 Para imam pengangkat tabut itu tinggal berdiri di tengah-tengah sungai 

Yordan, sampai selesai dilakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepada 

Yosua untuk disampaikan kepada bangsa itu, sesuai dengan segala yang 

diperintahkan Musa kepada Yosua. Maka menyeberanglah bangsa itu dengan 

cepat-cepat. 11 saat   seluruh bangsa itu selesai menyeberang, maka menye-

beranglah tabut TUHAN itu serta para imam di depan mata bangsa itu.  

12 Juga bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu menyebe-

rang, dengan bersenjata, di depan orang Israel itu, seperti yang dikatakan 

Musa kepada mereka. 13 Kira-kira empat puluh ribu orang yang siap untuk 

berperang menyeberang di hadapan TUHAN ke dataran Yerikho untuk 

berperang. 14 Pada waktu itulah TUHAN membesarkan nama Yosua di mata 

seluruh orang Israel, sehingga mereka takut kepadanya, seperti mereka takut 

kepada Musa seumur hidupnya. 15 Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, 

demikian: 16 “Perintahkanlah para imam pengangkat tabut hukum Allah itu 

susaha  naik dari sungai Yordan.” 17 Maka Yosua memerintahkan kepada para 

imam itu, demikian: “Keluarlah dari sungai Yordan.” 18 saat   para imam, 

pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, keluar dari tengah-tengah sungai 

Yordan, dan baru saja kaki para imam itu dijejakkan di tanah yang kering, 

maka berbaliklah air sungai Yordan itu ke tempatnya dan mengalir seperti 

dahulu dengan meluap sepanjang tepinya. 19 Bangsa itu telah keluar dari

Kitab Yosua 4:10-19 

 69

sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di 

Gilgal, di batas timur Yerikho. 

Penulis kitab yang penuh ilham ini tampaknya sangat terkesan 

dengan tokoh utamanya sehingga ia enggan berhenti menuliskan ten-

tangnya, dan sebab  itu sangat terperinci di dalam penceritaannya, 

khususnya di dalam menjelaskan betapa gigihnya Yosua yang ber-

juang melaksanakan perintah Allah kepadanya, dan bahwa Yosua 

tidak berbuat apa pun di luar perintah Allah serta menyelesaikan 

segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya (ay. 10), yang juga 

dikatakan sebagai apa yang diperintahkan Musa kepadanya. Kita 

tidak membaca adanya perintah khusus yang diberikan Musa kepada 

Yosua mengenai perkara ini. Seluruh perintah ini betul-betul baru 

bagi Yosua. Oleh sebab  itu, maksud dari perkataan “yang diperintah-

kan Musa kepadanya” ini harus dipahami sebagai perintah Musa 

secara umum saja kepada Yosua untuk mematuhi petunjuk Allah, 

untuk meneruskan kepada orang Israel apa yang telah ia terima dari 

Tuhan, dan mempergunakan seluruh kesempatan yang ada untuk 

mengingatkan tanggung jawab mereka kepada Allah, sebagai per-

buatan terbaik untuk membalas perkenanan baik Allah terhadap 

mereka. Perkataan yang disampaikan oleh Musa, yang kini telah mati 

dan tiada, kepada Yosua ini, diingatnya di dalam benaknya pada saat 

ini dan dilakukannya sebagaimana mestinya. Alangkah baiknya bagi 

kita untuk mengingat dalam benak kita, perintah luhur yang telah 

diberikan kepada kita, pada saat tiba kesempatan untuk melaksana-

kan perintah itu. 

I. Menyeberanglah bangsa itu dengan cepat-cepat (ay. 10). Beberapa 

penafsir memahami ayat ini sebagai mengacu kepada kedua belas 

orang yang mengangkat batu-batu tersebut, namun  tampaknya 

ayat ini lebih mengacu kepada seluruh orang Israel, sebab , mes-

kipun di awal telah dijelaskan bahwa mereka menyeberang sungai 

itu (ay. 1), namun di sini diulangi kembali untuk menerangkan 

keadaan sekarang ini, bahwa mereka menyeberang dengan cepat-

cepat, entah sebab  Yosua melalui para pemimpin barisannya 

memerintahkan mereka untuk bergegas, sebab  semua itu harus 

diselesaikan dalam satu hari dan satu kaki pun tidak akan tinggal, 

atau kecenderungan hati mereka sendirilah yang membuat mere-

ka bergegas. 


 70

1. Beberapa orang bergegas sebab  mereka tidak mampu mem-

percayai Allah. Mereka khawatir air sungai Yordan akan kem-

bali dan menghanyutkan mereka, sebab  menyadari diri sen-

diri yang berdosa dan rasa malu di hadapan kuasa dan ke-

baikan Allah. 

2. Sebagian lainnya bergegas sebab  mereka enggan mencobai 

Allah untuk melanjutkan mujizat ini lebih lama lagi dari yang 

diperlukan. Juga, mereka tidak mau membiarkan para imam 

pengangkat tabut Tuhan untuk berlama-lama akibat keterlam-

batan yang tidak perlu. 

3. Yang lainnya lagi bergegas sebab  tidak sabar memasuki ta-

nah Kanaan, yang menunjukkan betapa mereka memang 

sangat merindukan negeri yang menyenangkan itu. 

4. Sisanya tidak berpikir apa-apa, namun  toh bergegas juga, kare-

na yang lainnya berbuat demikian. Barang siapa percaya, 

tidak akan bergegas dalam menanti-nantikan perintah Allah 

namun  bergegas untuk melaksanakannya (Yes. 28:16). 

II. Kedua setengah suku itu memimpin di depan rombongan orang 

Israel (ay. 12-13). Itulah janji mereka saat   milik pusaka mereka 

dibagikan di sisi sungai Yordan yang satu lagi (Bil. 32:27). Pula 

Yosua baru-baru ini telah mengingatkan mereka akan janji itu 

(1:12-15). Sepantasnyalah mereka, yang pertama kali mendapat-

kan milik pusaka, menjadi yang terdepan dalam menghadapi ke-

sulitan, terlebih lagi sebab  mereka tidak dibebani oleh tanggung-

an keluarga seperti halnya suku-suku yang lain. Selain itu, mere-

ka semua yaitu  orang-orang terpilih yang layak untuk berperang 

dengan bersenjata lengkap. Sungguh suatu penyelenggaraan yang 

baik bahwa bangsa Israel memiliki orang-orang yang kuat untuk 

memimpin mereka, dan hal ini akan mengobarkan semangat 

semua orang. Lebih lanjut, kedua suku itu tidak punya alasan 

untuk mengeluh, sebab  posisi yang berhadapan dengan bahaya 

yaitu  posisi yang mendatangkan hormat.  

III. saat   semua orang telah selesai menyeberang, para imam beserta 

tabut Tuhan pun lalu keluar dari sungai Yordan. Orang pasti 

akan berpikir bahwa tindakan ini tentu sudah pasti akan dilaku-

kan. Para imam itu sendiri pasti berpikir bahwa kini tidak ada lagi 

yang harus diperbuat, jadi tidak perlu tinggal lama-lama di situ 

Kitab Yosua 4:10-19 

 71

lagi.  Namun demikian, para imam itu tidak bergerak sedikit pun 

sampai Yosua memerintahkan mereka untuk bergerak, dan Yosua 

sendiri pun tidak memerintahkan mereka untuk keluar dari 

sungai Yordan sampai Allah mengarahkannya untuk mengeluar-

kan perintah demikian (ay. 15-17). Sungguh patuhnya mereka 

kepada Yosua, dan demikian juga Yosua kepada Allah. Sungguh 

patut dipuji, namun  juga inilah yang menjadi sukacita mereka, 

yakni untuk berada di bawah tuntunan yang baik. Betapa pun 

rendahnya Allah sewaktu-waktu membawa turun imamnya mau-

pun umatnya, biarlah mereka menantikan dengan sabar, hingga 

melalui penyelenggaraan-Nya, Ia memanggil mereka keluar dari 

sana, seperti halnya para imam di sini dipanggil untuk keluar dari 

sungai Yordan. Biarlah mereka tidak lelah menunggu, selama 

mereka memiliki tanda kehadiran Allah bersama mereka, yaitu 

tabut perjanjian Allah, di dalam kesulitan mereka.  

IV. Segera sesudah  para imam dan tabut Tuhan keluar dari sungai 

Yordan, air sungai itu, yang sebelumnya tegak seperti bendungan, 

perlahan-lahan mengalir kembali seperti semula, lalu kembali 

mengisi terusan itu (ay. 18). Peristiwa ini semakin menguatkan 

bukti-bukti bahwa penghentian air sungai itu bukan terjadi oleh 

suatu sebab alamiah yang rahasia, namun  murni oleh kuasa 

kehadiran Allah, dan demi Israel kepunyaan-Nya. Sebab, saat   

giliran Israel telah usai, dan tanda kehadiran Allah telah diangkat 

dari tengah-tengah sungai, segeralah air mengalir kembali. Jadi, 

jika  pertanyaan berikut muncul, Ada apa, hai sungai Yordan, 

sehingga engkau berbalik ke hulu?, jawabannya yaitu  bahwa 

peristiwa itu murni terjadi oleh sebab kepatuhan terhadap Allah 

kepunyaan Israel, dan oleh sebab kemurahan terhadap Israel 

kepunyaan Allah. Dengan demikian, tidak ada yang seperti Allah 

Yesyurun. Berbahagialah engkau, hai Israel! Siapakah yang sama 

dengan engkau? Secara kiasan, beberapa penafsir memahami di 

sini, bahwa saat   tabut Tuhan dan para imam yang mengangkat-

nya telah keluar, pintu bendungan pun terangkat, pertahanan 

telah sirna, dan air bah penghakiman pun akan segera tiba. 

Orang-orang yang tidak termasuk ke dalam jemaat Tuhan, akan 

segera binasa. Kemuliaan Allah telah beranjak pergi saat   tabut 

Tuhan berpindah tempat. 


 72

V. Penekanan khusus diberikan atas kehormatan yang disematkan 

kepada Yosua oleh semua ini (ay. 14), yaitu, Pada waktu itulah 

Tuhan membesarkan nama Yosua, baik oleh persekutuannya yang 

setia bersama Allah, dengan berbicara kepada-Nya dalam setiap 

kesempatan dan bersedia diperintah oleh-Nya, maupun oleh 

kedaulatan yang ditetapkan Allah atas Yosua melampaui seluruh 

imam dan orang Israel. Orang yang menghormati Allah, akan 

dihormati Allah, dan saat   Ia membesarkan nama seseorang, 

seperti firman-Nya yang mengatakan bahwa Ia akan membesar-

kan nama Yosua (3:7), Ia akan melakukannya dengan sempurna. 

Akan namun , bukan hanya demi Yosua semata namanya dibesar-

kan, namun  demi menempatkannya ke dalam posisi yang memam-

pukannya berbuat lebih besar lagi bagi Israel, sebab  sejak saat 

itu orang Israel takut kepadanya seperti halnya mereka takut 

kepada Musa. Lihatlah di sini cara terbaik dan terpasti untuk 

mendapatkan wibawa di mata para bawahan, dan untuk mem-

peroleh hormat serta kepatuhan mereka, yakni bukan dengan 

menggertak dan mengancam serta menjalankannya dengan keke-

rasan, namun  dengan kekudusan dan kasih, serta dengan segenap 

perbuatan yang menunjukkan perhatian yang terus-menerus ter-

hadap kesejahteraan mereka dan terhadap kehendak dan kehor-

matan Allah. Pemimpin yang paling dihormati dengan setulus hati 

yaitu  pemimpin yang menampilkan bahwa Allah ada bersama-

nya dan yang menjadikan Allah sendiri sebagai pemimpinnya. Pe-

mimpin yang dikuduskan, sungguh dibesarkan namanya, dan 

layak menerima hormat yang berlipat ganda. Orang-orang kesa-

yangan sorga haruslah dipandang dengan takjub. 

VI. Catatan perihal waktu terjadinya peristiwa besar ini dituliskan 

(ay. 19), yakni, pada tanggal sepuluh bulan pertama, tepat empat 

puluh tahun sejak mereka keluar dari Mesir, kurang lima hari. 

Allah telah berfirman di dalam murka-Nya bahwa mereka akan 

mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun, namun , 

untuk menjadikan waktu itu genap empat puluh tahun, kita 

harus memperhitungkan tahun yang pertama, yang sudah lewat 

dan yang menjadi tahun keberhasilan mereka keluar dari tanah 

Mesir, serta tahun ini, yang juga menjadi tahun keberhasilan di 

seberang sungai Yordan, sehingga keseluruhan empat puluh 

tahun itu tidak seluruhnya merupakan tahun-tahun kesengsara-

Kitab Yosua 4:20-24 

 73

an. Dan pada akhirnya, Allah membawa mereka memasuki tanah 

Kanaan, lima hari sebelum empat puluh tahun itu genap, untuk 

menunjukkan betapa kecilnya sukacita Allah saat   Ia harus 

menghukum, betapa bersegeranya Ia menunjukkan belas kasih-

an-Nya, dan oleh sebab  orang-orang pilihan, waktu kesengsaraan 

itu akan dipersingkat (Mat. 24:22). Allah telah mengaturnya seper-

ti demikiansupaya  mereka dapat memasuki tanah Kanaan empat 

hari sebelum hari raya Paskah tahunan, dan tepat pada hari keti-

ka persiapan perayaan Paskah tersebut akan dimulai (Kel. 12:3), 

sebab  Ia menghendaki agar bangsa Israel masuk ke dalam tanah 

Kanaan dengan dimuliakan dan dikuduskan oleh perayaan yang 

khidmat itu. Juga, Ia menghendaki agar mereka mengingat peris-

tiwa keluarnya mereka dari Mesir,supaya  dengan membanding-

kan keduanya, Allah dimuliakan sebagai Alfa dan Omega dari 

kebahagiaan mereka.    

Perjalanan Menyeberangi Sungai Yordan  

 (4:20-24) 

20 Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh 

Yosua di Gilgal. 21 Dan berkatalah ia kepada orang Israel, demikian: “jika  

di lalu  hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya: Apakah arti batu-

batu ini? 22 maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini: 

Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! – 23 sebab 

TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, 

sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, 

Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita, 

sampai kita dapat menyeberang, 24supaya  semua bangsa di bumi tahu, 

bahwa kuat tangan TUHAN, dansupaya  mereka selalu takut kepada TUHAN, 

Allahmu.” 

Kedua belas batu yang diletakkan di Gilgal (ay. 8) sekarang ditegak-

kan, entah dengan cara ditumpuk satu per satu, sehingga masing-

masing dapat dengan jelas dihitung, atau dibariskan satu per satu, 

sebab  sesudah  ditegakkan, kedua belas batu itu tidak disebut sebagai 

tumpukan batu, namun  batu-batu. 

I. Di sini ada anggapan yang kemungkinan akan terjadi di lalu  

hari, bahwa anak-anak Israel akan bertanya-tanya mengenai 

makna dari batu-batu ini, yang dimaksudkan sebagai semacam 

tanda peringatan. Di lalu  hari, anak-anakmu bertanya ke-

pada ayahnya, sebab kepada siapa lagi mereka harus bertanya?: 


 74

Apakah arti batu-batu ini? Ingatlah, orang yang hendak menjadi 

bijaksana di masa tua harus memiliki sifat ingin tahu pada masa 

muda. Tuhan kita Yesus, meskipun penuh dengan pengetahuan 

dalam diri-Nya, dengan teladan-Nya mengajarkan kepada anak-

anak dan orang muda untuk mendengarkan dan mengajukan per-

tanyaan (Luk. 2:46). Mungkin saat   Yohanes Pembaptis sedang 

membaptis di sungai Yordan di Betania yaitu rumah perlintasan, 

tempat orang-orang menyeberang, ia menunjuk kepada batu-batu 

ini, sambil berkata (Mat. 3:9) Allah dapat menjadikan anak-anak 

bagi Abraham dari batu-batu ini yang pertama kali ditegakkan oleh 

kedua belas suku Israel itu. Mengingat batu-batu ini merupakan 

pertanda mujizat Allah, pertanyaan anak-anak memunculkan 

kesempatan untuk menambah iman mereka. Namun, Jurusela-

mat kita berkata (Luk. 19:40), Jika anak-anak ini diam, maka batu 

ini akan berteriak, sebab  dengan suatu cara tertentu Tuhan pasti 

akan dimuliakan di dalam karya-Nya yang ajaib. 

II. Para orangtua di sini diarahkan untuk memberikan jawaban atas 

pertanyaan ini (ay. 22), yakni, “Haruslah kamu beritahukan ke-

pada anak-anakmu ini, peristiwa yang kamu sendiri telah pelajari 

dari firman Allah yang tertulis serta dari leluhurmu.” Perhatikan-

lah, para orangtua bertanggung jawab mengenalkan anak-anak 

mereka secara dini kepada firman serta karya Allah, agar mereka 

terdidik di jalan yang harus mereka tempuh. 

1. Mereka harus membiarkan anak-anak mereka mengetahui 

bahwa air sungai Yordan dihalau di hadapan bangsa Israel, 

yang menyeberanginya di tanah yang kering, dan bahwa tem-

pat ini yaitu  tempat persisnya mereka menyeberang. Pada 

saat ini, anak-anak mereka menyaksikan, betapa dalam dan 

derasnya arus sungai Yordan, namun  kuasa Allah mampu 

menghentikannya, sekalipun sungai itu meluap di sepanjang 

tepinya. “Dan ini diperbuat demi kalian, yang hidup lama sete-

lahnya.” Ingatlah, belas kasihan Allah kepada nenek moyang 

kita sama saja dengan belas kasihan-Nya kepada kita. sebab  

itu, kita harus menggunakan seluruh kesempatan yang ada 

untuk menghidupkan kembali ingatan akan perbuatan-per-

buatan besar Allah bagi bapa leluhur kita pada zaman dahulu 

kala itu. Tempat yang ditandai oleh batu-batu itu akan men-

jadi peringatan bagi mereka, bahwa Israel dahulu pernah 

Kitab Yosua 4:20-24 

 75

menyeberangi sungai Yordan. Suatu tanda pengingat di tempat 

yang sama akan mendatangkan kebaikan bagi mereka, dan 

pemandangan akan tempat itu akan mengingatkan mereka 

kepada mujizat yang telah terjadi di situ. Dan, tidak hanya 

penduduk negeri itu, namun  juga orang asing dan musafir, 

akan memandang batu-batu ini dan mendapatkan petunjuk. 

Banyak orang, sesudah  melihat batu-batu itu, akan membaca 

Alkitab mereka lalu membaca sejarah mujizat tersebut. Mung-

kin juga sesudah  membaca sejarahnya, ada orang yang meski-

pun tinggal jauh dari tempat itu, akan merasa ingin tahu dan 

hendak pergi untuk melihat sendiri batu-batu tersebut. 

2. Mereka harus mempergunakan kesempatan itu untuk mem-

beritahukan kepada anak-anak mereka mengenai Laut Tebe-

rau yang dikeringkan-Nya empat puluh tahun sebelumnya, 

seperti yang telah dilakukan Tuhan, Allahmu, dengan Laut 

Teberau. Perhatikanlah, 

(1) Dengan melihat kembali belas kasihan Allah yang terdahu-

lu, belas kasihan Allah yang lalu  menjadi semakin 

besar maknanya, sebab  dengan perbandingan ini, terlihat 

jelas bahwa Allah tetap sama dahulu, sekarang, dan 

selama-lamanya. 

(2) Belas kasihan yang diberikan Allah lalu  harus mem-

bawa kepada ingatan belas kasihan yang terdahulu dan 

membangkitkan rasa syukur kita akan hal itu. 

3. Mereka harus mengajari anak-anak mereka untuk memper-

gunakan ingatan akan mujizat-mujizat Allah ini dengan baik, 

dengan meneruskan pengetahuan akan hal itu dengan sak-

sama kepada mereka (ay. 24),supaya  dengan demikian 

(1) Kuasa Allah semakin diagungkan. Seluruh dunia diyakin-

kan dan harus diyakinkan bahwa kuat tangan Tuhan, tidak 

ada yang terlalu sulit bagi Allah, dan tidak ada kuasa apa 

pun, bahkan kuasa alam sekalipun, yang mampu mengha-

langi apa yang Allah akan kerjakan. Peristiwa penyelamat-

an umat Allah oleh-Nya menjadi petunjuk bagi semua 

orang dan peringatan keras untuk tidak main-main dengan 

Sang Mahakuasa. 

(2) Umat Allah menjadi giat dan dikuatkan di dalam melayani-

Nya, “susaha  engkau selalu takut kepada Tuhan Allahmu, 


 76

dan dengan begitu melakukan tanggung jawabmu bagi Dia 

untuk selama-lamanya,” atau pada segala hari, “setiap 

hari, segenap hari-hari hidupmu dan hari-hari keturunan-

mu di seluruh angkatan.” Ingatan akan karya agung ini 

jelas dapat mencegah mereka untuk menyembah allah-

allah lain, dan menjaga mereka agar setia dan bergiat di 

dalam melayani Allah mereka sendiri. Perhatikanlah, di 

dalam semua petunjuk dan keterangan yang diberitahukan 

orangtua kepada anak-anak, mereka harus mengutamakan 

hal ini di mata mereka, yakni untuk mengajari dan meng-

giatkan mereka untuk takut kepada Allah selama-lamanya. 

Hidup di dalam kesalehan penuh kepada Tuhan Allah 

merupakan pembelajaran terbaik. 

 

 

 

 

 

PASAL  5  

srael kini telah berada di seberang sungai Yordan, dan air sungai 

yang sebelumnya tersibak di hadapan mereka untuk memper-

kenankan mereka maju, kini tertutup kembali di belakang mereka 

untuk mencegah mereka mundur. Mereka kini telah menjejakkan 

kaki di tanah Kanaan dan harus memberi diri sepenuhnya untuk 

menaklukkannya. Untuk itulah, pasal ini mengisahkan kepada kita, 

I. Bagaimana seteru-seteru mereka kehilangan semangat (ay. 1). 

II. Apa yang mereka perbuat saat   pertama kali tiba di tanah 

Kanaan untuk menunjang dan menguatkan mereka. 

1. Kovenan sunat diperbaharui (ay. 2-9). 

2. Hari raya Paskah dirayakan (ay. 10). 

3. Perkemahan mereka mendapat gandum dari hasil negeri 

Kanaan, dan manna tidak lagi turun (ay. 11-12). 

4. Panglima balatentara Tuhan menampakkan diri di hadap-

an Yosua untuk mengobarkan semangat dan mengarah-

kannya (ay. 13-15). 

Penyunatan Orang Israel  

(5:1-9)  

1 saat   semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua 

raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengering-

kan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyebe-

rang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi 

orang Israel itu. 2 Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: 

“Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua 

kalinya.” 3 Lalu Yosua membuat pisau dari batu dan disunatnyalah orang 

Israel itu di Bukit Kulit Khatan. 4 Inilah sebabnya Yosua menyunat mereka: 

semua orang yang keluar dari Mesir, yakni yang laki-laki, semua prajurit, 

telah mati di padang gurun di tengah jalan, sesudah  mereka keluar dari Mesir. 

5 Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, namun  semua 


 78

orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, 

belum disunat. 6 Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan 

melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit 

yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman TUHAN. Kepada 

mereka itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan me-

reka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek 

moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlim-

pah-limpah susu dan madunya. 7 namun  anak-anak mereka yang telah dijadi-

kan-Nya ganti mereka, mereka itulah yang disunat Yosua, sebab mereka 

belum bersunat, sebab  mereka tidak disunat dalam perjalanan. 8 sesudah  

seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya 

masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh. 9 Dan berfirman-

lah TUHAN kepada Yosua: “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari 

padamu.” Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang. 

Sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan diperlihatkan oleh 

perkemahan Israel yang begitu banyak jumlahnya di dataran Yerikho, 

tempat mereka pada saat ini mendirikan kemah