u dipan-
jatkan, saat tabut perjanjian bergerak maju (Bil. 10:35), Bang-
kitlah, TUHAN,supaya musuh-Mu berserak. Para pemimpin di sini
diperintahkan untuk menyemangati para hamba Tuhan dalam
mengerjakan tugas mereka dan menggunakan wewenang mereka
untuk memajukan kegiatan ibadah. Para hamba Tuhan juga harus
belajar berjalan di depan di jalan Allah, bukannya patah semangat
atau mundur saat bahaya ada di hadapan mereka. Mereka
harus siap setiap saat untuk diserang, namun mereka tahu siapa
yang mereka percayai.
Menyeberangi Sungai Yordan
(3:7-13)
7 Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai mem-
besarkan namamu di mata seluruh orang Israel,supaya mereka tahu, bahwa
seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai eng-
kau. 8 Maka kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjan-
jian itu, demikian: sesudah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah
kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu.” 9 Lalu berkatalah Yosua kepada
orang Israel: “Datanglah dekat dan dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu.” 10
Lagi kata Yosua: “Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hi-
dup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-
Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang
Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: 11 sesungguhnya, tabut per-
janjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke
sungai Yordan. 12 Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku
Israel, seorang dari tiap-tiap suku. 13 Segera sesudah kaki para imam peng-
angkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai
Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu
akan berhenti mengalir menjadi bendungan.”
Kita dapat mengamati di sini bagaimana Allah menghormati Yosua,
dan melalui perbuatan ajaib ini Allah membuat rencana untuk mem-
buat bangsa Israel tahu bahwa Yosua yaitu pemimpin mereka, dan
lalu bagaimana Yosua menghormati Allah dan berusaha
dengan semuanya ini membuat bangsa Israel tahu, bahwa Ia yaitu
TUHAN Allah mereka. Demikianlah, orang-orang yang menghormati
Allah akan dihormati Allah, dan mereka yang ditinggikan-Nya harus
melakukan apa yang dapat mereka lakukan untuk memuliakan Dia.
54
I. Allah berbicara kepada Yosua bahwa Ia hendak membesarkan
namanya (ay. 7-8).
1. Sungguh merupakan suatu kehormatan besar yang diberikan
Allah sehingga Ia berbicara kepada Yosua seperti yang pernah
dilakukan-Nya kepada Musa di depan tutup pendamaian,
sebelum para imam mengangkatnya bersama tabut perjanjian.
Pastilah Yosua akan merasa tenang dan terhormat di antara
umat, bahwa Allah berkenan berbicara begitu akrab dengan-
nya.
2. Bahwa Allah berencana untuk membesarkan namanya di mata
seluruh orang Israel. Allah telah memberi tahu Yosua sebelum-
nya bahwa Ia akan menyertainya (1:5), dan hal tersebut meng-
hiburnya. Namun sekarang ini, seluruh umat Israel akan
melihatnya dan ini akan membesarkan namanya. Besarlah
orang-orang yang disertai Allah dan dipakai-Nya serta diperke-
nan-Nya dalam pelayanannya. Allah membesarkan nama
Yosua sebab dialah yang akan memimpin umat untuk menga-
gungkan nama-Nya. Para pemimpin saleh harus sangat dihor-
mati dan diterima sebagai berkat bangsa. Makin besar kita
melihat Allah menyertai mereka, kita harus makin menghor-
mati mereka. Dengan terbelahnya Laut Merah, Israel diyakin-
kan bahwa Allah menyertai Musa dalam membawa mereka
keluar dari Mesir. Oleh sebab itu dikatakan bahwa mereka
semua telah dibaptis ... dalam laut (1Kor. 10:2). Dan pada
peristiwa itulah mereka percaya kepada TUHAN dan kepada
Musa, hamba-Nya itu (Kel. 14:31). Sekarang, dengan terbelah-
nya sungai Yordan, mereka juga diyakinkan bahwa Allah
dengan cara yang sama menyertai Yosua dalam membawa
mereka masuk ke Kanaan. Allah telah membesarkan nama
Yosua sebelumnya di beberapa peristiwa, namun sekarang Ia
sekali lagi membesarkan namanya sebagai penerus Musa di
dalam memerintah umat Israel. Beberapa penafsir mengamati
bahwa di pinggir sungai Yordanlah Allah mulai membesarkan
nama Yosua, dan di tempat yang sama pula Ia mulai mem-
besarkan nama Tuhan Yesus sebagai Sang Pengantara. Sebab,
Yohanes Pembaptis mengadakan baptisan di Betania, seberang
sungai Yordan, dan di sana pula saat Juruselamat kita di-
baptis, dinyatakan tentang Dia: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi.
Kitab Yosua 3:7-13
55
3. Bahwa melalui Yosua TUHAN memberi perintah kepada para
imam, kendati mereka yaitu pembantu langsung-Nya (ay. 8):
Maka kauperintahkanlah kepada para imam, yaitu, “Engkau
akan memberitahukan kepada mereka perintah ilahi dalam
menyeberangi sungai Yordan, dan memimpin mereka dalam
melakukannya,supaya mereka menunggu di pinggir sungai
Yordan sampai air terbelah, sehingga tampaklah di hadapan
TUHAN, di hadapan Allah Yakub, bahwa air sungai Yordan
berbalik ke hulu” (Mzm. 114:5, 7). Allah bisa saja membelah
sungai tanpa imam-imam itu, namun mereka tidak dapat mela-
kukannya tanpa Dia. sebab itu, para imam haruslah menjadi
teladan yang baik bagi umat dan mengajar mereka untuk me-
lakukan yang terbaik di dalam melayani Allah, dan memper-
cayai Dia untuk menolong mereka di waktu yang sulit.
II. Yosua berbicara kepada umat, dan dalam hal ini ia memuliakan
Allah.
1. Ia meminta perhatian (ay. 9): “Datanglah dekat kepadaku, se-
dekat mungkinsupaya dapat mendengar suaraku, dan sebe-
lum engkau melihat perbuatan ajaib Allah, dengarkanlah fir-
man TUHAN, Allahmu,supaya engkau dapat membandingkan-
nya dengan perbuatan ajaib-Nya dan mencocokkannya satu
sama lain.” Ia telah memberi perintah sebelumnya kepada
mereka untuk menguduskan diri, dan sekarang memanggil me-
reka untuk mendengarkan firman TUHAN, Allah, sebab itulah
sarana yang biasa digunakan untuk pengudusan (Yoh. 17:17).
2. Sekarang Allah memberi tahu mereka, pada akhirnya, bagai-
mana mereka harus menyeberangi sungai Yordan, yaitu de-
ngan terhentinya aliran airnya (ay. 13): air sungai Yordan itu
akan terputus. Allah bisa saja membekukan permukaan sungai
dengan tiba-tiba dan ajaibsupaya mereka semua dapat me-
nyeberang di atas es. namun , hal yang demikian kadang-
kadang terjadi bahkan di negeri tersebut oleh kekuatan alam
yang biasa (Ayb. 38:30), dan hal ini tidak akan mendatangkan
suatu kehormatan kepada Allah bangsa Israel ataupun me-
nimbulkan kengerian bagi musuh-musuh Israel. sebab itu
harus ada suatu cara lain yang tidak pernah terjadi sebelum-
nya kecuali terbelahnya Laut Merah. Mujizat tersebut diulangi
di sini, untuk menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa
56
yang sama untuk menggenapkan keselamatan umat-Nya yang
harus dimulainya, sebab Ia yaitu Alfa dan Omega. Dan bah-
wa firman TUHAN (seperti tertulis dalam terjemahan bahasa
Aram, ay. 7), Firman yang murni dan kekal itu, sungguh-
sungguh menyertai Yosua sama seperti dahulu menyertai
Musa. Dan dengan memisahkan air dari air dan membuat
tanah kering muncul, Allah ingin mengingatkan mereka akan
pengajaran yang telah disampaikan Musa tentang karya
penciptaan (Kej. 1:6, 9). Dengan menyaksikan apa yang terjadi
sekarang, mereka dapat dibantu untuk percaya akan apa yang
mereka baca dalam kitab Musa. Dengan begitu pula mereka
dapat mengenal bahwa Allah yang mereka sembah yaitu
Allah yang sama yang telah menciptakan dunia ini, dan bahwa
kuasa yang samalah yang telah bekerja dan digunakan untuk
menolong mereka sekarang.
3. Umat yang telah diarahkan sebelumnya untuk mengikuti ta-
but perjanjian di sini diberi tahu bahwa tabut perjanjian ha-
rus masuk ke sungai Yordan (ay. 11). Perhatikanlah:
(1) Tabut perjanjian harus menjadi penuntun mereka. Selama
kepemimpinan Musa, awan yaitu penuntun mereka,
namun sekarang, dalam kepemimpinan Yosua, tabut perjan-
jian. Keduanya merupakan tanda-tanda nyata kehadiran
dan pemerintahan Allah. namun , anugerah ilahi di zaman
Musa masih terbungkus seperti di dalam awan dan tertu-
tup oleh suatu tabir. Sedangkan oleh Kristus, Yosua kita,
anugerah Allah itu dinyatakan dalam tabut perjanjian yang
terbuka.
(2) Tabut itu disebut tabut perjanjian Tuhan semesta bumi. “Ia
yang yaitu Allahmu (ay. 9), yang terikat kovenan dengan
engkau, yaitu Tuhan semesta bumi, memiliki hak dan
kuasa untuk memerintah, mengatur, menggunakan, dan
mengendalikan segala bangsa serta semua makhluk cipta-
an. Ia yaitu Tuhan semesta bumi, dan sebab nya Ia tidak
membutuhkan engkau, atau mendapat manfaat darimu.
sebab itu, yaitu kehormatan dan kebahagiaanmu untuk
memiliki Dia terikat dalam kovenan dengan engkau: jika Ia
menjadi milikmu, semua makhluk ciptaan ada di dalam
tanganmu, dan dengan izin-Nya, semuanya akan menjadi
penolong bagimu.” Pada waktu kita memuji dan menyem-
Kitab Yosua 3:7-13
57
bah Allah sebagai Allah Israel, dan Allah kita melalui Kris-
tus, kita harus ingat bahwa Ia yaitu Tuhan semesta
bumi, dan sebab nya menghormati dan mempercayai Dia
seturut iman kita itu. Beberapa penafsir memperhatikan
adanya suatu tekanan dalam bahasa aslinya, yang mereka
pikir mengarahkan kita untuk menerjemahkannya secara
lebih tegas, Lihatlah tabut perjanjian itu, yaitu tabut TUHAN,
tabut perjanjian Tuhan semesta bumi.
(3) Mereka diberitahu bahwa tabut perjanjian harus berjalan
menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan.
Allah tidak akan meminta mereka untuk pergi ke mana-
mana, selain mengikuti ke mana Ia berjalan di depan
mereka dan bersama mereka. Dengan begitu mereka akan
aman dalam menempuh bahaya, sekalipun masuk ke
dalam sungai Yordan, jika tabut perjanjian yang memimpin
mereka. saat kita menjadikan perintah-perintah Allah
sebagai ketetapan kita, janji-janji-Nya sebagai pegangan
kita, dan penyelenggaraan-Nya sebagai penuntun kita,
maka kita tidak perlu takut pada kesulitan-kesulitan besar
yang mungkin kita hadapi di dalam menjalankan kewajiban
kita. Janji Allah itu pasti bagi semua keturunan (Yes.
43:2): jika engkau menyeberang melalui air, Aku akan
menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak
akan dihanyutkan.
4. Dari apa yang sekarang hendak Allah lakukan bagi mereka,
Yosua merasa yakin betul dengan apa yang harus ia lakukan
selanjutnya. Inilah yang Ia sebutkan pertama-tama, dengan
segala keyakinan hatinya, dan betapa puas hatinya (ay.
10): “bahwa Allah yang hidup (Allah yang sejati dan Allah yang
berkuasa, bukan salah satu dari allah-allah bangsa kafir yang
mati) ada di tengah-tengah kamu, kendati engkau tidak meli-
hat Dia atau punya patung diri-Nya. Ia sungguh ada di tengah-
tengah kamu untuk memberimu hukum, menjamin kesejah-
teraanmu, dan menerima penyembahanmu. Ia sungguh ada di
tengah-tengah kamu dalam perkara besar yang sekarang
kamu hadapi ini. Oleh sebab itu, engkau akan, bahkan Ia
sendiri akan, tanpa gagal, menghalau dari hadapanmu semua
orang Kanaan.” Dengan demikian, terbelahnya sungai Yordan
itu dimaksudkan bagi mereka sebagai:
58
(1) Suatu tanda akan kepastian kehadiran Allah bersama me-
reka. Dengan ini mereka tidak dapat tidak mengetahui bah-
wa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu, kecuali
hati mereka sudah sedemikian degilnya seperti nenek
moyang mereka dahulu sampai tidak percaya sekalipun
sudah ada bukti yang begitu meyakinkan. Dahulu, sesudah
Allah membelah Laut Merah di hadapan mereka, masih
juga mereka bertanya dengan kurang ajarnya: “Adakah
TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?” (Kel. 17:7).
(2) Suatu jaminan kemenangan atas Kanaan. “Jika Allah yang
hidup ada di tengah-tengah kamu, maka Ia akan mengusir
dari hadapanmu orang-orang Kanaan.” Demikianlah ung-
kapan dalam bahasa Ibrani. Ia pasti akan melakukannya,
dan pasti berhasil. Adakah yang akan menghalangi Dia?
Apa yang dapat menghalangi jalan-Nya yang di hadapan-
Nya sungai-sungai terbelah dan mengering? Barisan yang
maju menerjang merupakan pertanda pasti akan kehan-
curan seluruh penduduk di sana: Bagaimana mungkin me-
reka dapat bertahan sedangkan air sungai Yordan saja
dapat dihalau-Nya? Jika barisan yang datang ini tidak
berani mereka hadapi, malah gemetar saat Allah Yakub
sedang mendekat (Mzm. 114:7), perlawanan apalagi yang
dapat mereka berikan? Jaminan yang diberikan Yosua di
sini begitu pastinya sehingga memampukan satu orang
Israel saja untuk mengejar seribu orang Kanaan, dan dua
orang membuat 10 ribu lari tunggang langgang. Keyakinan
mereka semakin dikuatkan lagi dengan mengingat lagu
Musa itu, yang dikarang 40 tahun sebelumnya, yang de-
ngan jelas menubuatkan terbelahnya sungai Yordan dan
dihalaunya orang Kanaan sebagai akibatnya. Keluaran
15:15-17, “semua penduduk tanah Kanaan gemetar, dan
akan diusir keluar. Mereka akan terdiam seperti batu sam-
pai umat-Mu menyeberang, dan lalu engkau akan
membawa mereka dan mencangkokkan mereka.” Perhati-
kanlah: Penampakan kemuliaan Allah bagi gereja dan
umat-Nya harus kita manfaatkan untuk menguatkan iman
dan harapan kita akan masa depan. Ada pun Allah itu, Ia
yaitu Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna. Jika
Kitab Yosua 3:14-17
59
sungai Yordan tidak dapat menahan orang Israel, maka
kekuatan Kanaan pun tidak dapat menghalau mereka.
5. Yosua menyuruh bangsa Israel menyiapkan 12 orang laki-laki,
seorang dari tiap suku, yang harus siap setiap waktu untuk
dipanggil mengerjakan perintah Yosua (ay. 12). Sepertinya
tidak tampak bahwa mereka harus mengikuti imam-imam dan
berjalan bersama mereka saat para imam mengangkut tabut
perjanjian,supaya dapat menjadi saksi-saksi langsung akan
mujizat-mujizat yang terjadi. Sebaliknya, mereka hanya harus
siap sedia untuk suatu tugas saat dipanggil nanti (4:4, dst.).
Jalan Lintasan di Tengah Sungai Yordan
(3:14-17)
14 saat bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk
menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu
berjalan di depan bangsa itu. 15 Segera sesudah para pengangkat tabut itu
sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan
kakinya ke dalam air di tepi sungai itu – sungai Yordan itu sebak sampai me-
luap sepanjang tepinya selama musim menuai – 16 maka berhentilah air itu
mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali,
di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun
ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberang-
lah bangsa itu, di tentangan Yerikho. 17 namun para imam pengangkat tabut
perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah
sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang
kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan.
Di sini kita membaca sebuah kisah singkat dan jelas tentang terbe-
lahnya sungai Yordan, dan perjalanan orang Israel menyeberanginya.
Cerita ini tidak dihiasi dengan kata-kata yang berbunga-bunga kare-
na emas tidak perlu dipoles, melainkan memberi tahu kita secara
ringkas tentang apa yang benar-benar terjadi.
I. Bahwa sungai ini semakin bertambah lebar dan dalam daripada
biasanya dalam tahun itu (ay. 15). Mencairnya salju di pegunung-
an Libanon, yang di dekatnya air sungai Yordan mengalami
pasang, menjadi penyebab meluapnya air sungai Yordan. Ini biasa
terjadi waktu panen, panen jelai, yaitu di musim semi. Sebenar-
nya Allah dapat saja menyuruh orang Israel untuk menyeberang
sungai itu pada waktu lain, saat tidak ada banjir besar seperti
musim ini. Namun, oleh penyelenggaraan-Nya, Ia menahan banjir
60
besar ini, dan sebab itu semakin menyatakan kehebatan kuasa-
Nya dan kebaikan-Nya bagi Israel. Perhatikanlah, kendati perla-
wanan yang dilancarkan terhadap keselamatan umat Allah begitu
hebat, namun Allah sanggup dan akan menaklukkannya. Sekali-
pun tepian sungai Yordan dipenuhi air hingga ke ujungnya, di-
penuhi hingga meluap, namun tetap mudah saja bagi Yang Maha-
kuasa untuk membelahnya dan mengeringkannya, seakan-akan
sungai itu sangat sempit dan dangkal. Semuanya sama saja bagi
TUHAN.
II. Begitu para imam mencelupkan kakinya dalam air di tepi sungai
itu, segera saja aliran air berhenti dengan tiba-tiba, seakan-akan
sebuah pintu air menutup menjadi bendungan (ay. 15-16). Segera
saja air yang dari hulu melonjak tinggi dan berbalik ke belakang,
namun sepertinya tidak meluber melainkan membeku. Naiknya
air sungai yang tiba-tiba itu terlihat dengan takjub oleh orang-
orang yang hidup di sebelah atasnya bermil-mil jauhnya, dan
kenangan akan peristiwa itu tinggal tetap di antara mereka lama
sesudahnya: Air di sisi lain dari bendungan yang tak kasat mata
ini tentu saja tetap mengalir, namun meninggalkan dasar sungai
menuju hilir sampai kering sungainya. saat orang Israel menye-
berangi Laut Merah, air menjadi sebuah tembok di sisi kiri dan
kanan, namun di sini hanya di sisi kanan saja. Perhatikanlah, Allah
alam semesta sanggup, bila Ia berkenan, untuk mengubah jalan-
nya alam, dan mengubah sifat-sifatnya, dapat mengubah benda
cair menjadi benda padat, air menjadi gunung batu, dan sebalik-
nya, batu yang keras menjadi air bendungan, untuk melayani
tujuan-Nya (lihat Mzm. 114:5, 8). Apa yang tidak dapat dilakukan
oleh Allah? Apa yang tidak dilakukan-Nya untuk menyempurna-
kan umat-Nya, keselamatan mereka? Kadang-kadang Ia membe-
lah bumi menjadi sungai-sungai (Hab. 3:9), dan kadang-kadang,
seperti di sini, membelah sungai menjadi tanah kering. Sangat
mudah untuk membayangkan, saat derasnya arus sungai yang
kuat ini ditahan dengan tiba-tiba, bagaimana air ini bergoncang, se-
hingga gunung-gunung kelihatan bergoncang di dalam laut (Mzm.
46:3), bagaimana sungai-sungai telah mengangkat suaranya, su-
ngai-sungai mengangkat bunyi hempasannya, sementara TUHAN di
tempat yang mahatinggi memperlihatkan diri lebih hebat daripada
suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang
Kitab Yosua 3:14-17
61
hebat (Mzm. 93:3-4). Dengan mengingat hal ini sang nabi berta-
nya, Terhadap sungai-sungaikah, ya TUHAN, terhadap sungai-
sungaikah murka-Mu bangkit? Atau terhadap lautkah amarah-Mu
(Hab. 3:8). Tidak, untuk menyelamatkan umat-Mu (Hab. 3:13).
Dalam kaitan ini, sudah dinubuatkan di antara hal-hal besar
yang akan dilakukan Allah bagi jemaat Injili di hari-hari akhir,
bahwa sungai Efrat yang besar akan dikeringkan,supaya siaplah
jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur (Why. 16:12).
saat tiba waktunya bagi Israel untuk masuk ke dalam tanah
perjanjian, maka semua kesulitan akan diatasi, gunung yang
besar menjadi tanah rata (Zak. 4:7) dan sungai-sungai akan men-
jadi kering, sebab orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan
pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai. Pada waktu kita
telah menyelesaikan perjalanan kita melalui padang gurun ini,
kematian akan menjadi seperti sungai Yordan di antara kita dan
Kanaan surgawi, namun tabut perjanjian telah mempersiapkan
bagi kita sebuah jalan untuk menyeberanginya. Itulah musuh
terakhir yang akan dibinasakan.
III. Bahwa menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho, yang
merupakan,
1. Sebuah contoh tentang keberanian mereka dan tantangan
gemilang yang mereka perlihatkan kepada musuh mereka.
Yerikho yaitu salah satu kota terkuat, namun mereka sangat
berani menghadapinya saat pertama kali masuk ke sana.
2. Suatu dorongan semangat bagi mereka untuk menghadapi
bahaya dengan menembus sungai Yordan, sebab Yerikho ada-
lah sebuah kota yang baik dan negeri di sekelilingnya sangat
menyenangkan. Dan, dengan mengetahui bahwa semuanya itu
akan menjadi milik mereka, kesulitan apakah yang dapat
mematahkan semangat mereka untuk mendudukinya?
3. Tindakan mereka dalam menyeberangi sungai Yordan sungguh
menambah kebingungan dan kengerian musuh-musuh mere-
ka, yang tidak diragukan lagi pasti mengamati-amati dengan
teliti segala gerak-gerak mereka, dan sangat terkejut melihat
perbuatan ajaib ini.
IV. Bahwa para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap
berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, se-
62
dang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering (ay.
17). Di sanalah tabut perjanjian ditetapkan untuk berada, untuk
menunjukkan bahwa kuasa yang sama yang memisahkan air
sungai itu tetap menahannya selama diperlukan. Seandainya saja
kehadiran ilahi, yang ditandakan oleh tabut perjanjian itu, tidak
menjadi pelindung mereka, maka air sungai akan kembali ke arah
mereka dan mengubur mereka hidup-hidup. Di sanalah para
imam diminta untuk tetap berdiri,
1. Untuk mencobai iman mereka, apakah mereka tetap berani
menjalankan bagian mereka, saat Allah menugasi mereka,
dengan gunung-gunung air berada di atas kepala mereka.
Sama seperti saat membuat sebuah langkah yang berani
dengan menginjakkan kaki pertama mereka ke dalam air
sungai Yordan, demikian pula sekarang dengan berani mereka
tahan berdiri berlama-lama di sungai Yordan. Namun mereka
tahu bahwa mereka membawa serta perlindungan bersama
mereka. Perhatikanlah, para hamba Tuhan di masa-masa ba-
haya seharusnya menjadi teladan keberanian dan keyakinan
dalam hal kebaikan Allah.
2. Untuk menguatkan iman umat,supaya mereka dengan gagah
berani dan sorak kemenangan masuk ke dalam Kanaan, dan
tidak takut bahaya, tidak, sekalipun di dalam lembah kekelam-
an seperti sungai yang terbelah ini, sebab percaya penuh
akan kehadiran Allah yang ada di antara mereka dan bahaya
yang hebat itu, di antara mereka dan air yang bergelora, yang
tengah mengancam jiwa mereka. Demikianlah, di tengah
marabahaya yang hebat orang-orang saleh dihiburkan dengan
gada-Mu dan tongkat-Mu (Mzm. 23:4).
PASAL 4
asal ini menyajikan catatan lebih lanjut mengenai perjalanan
menakjubkan bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan.
I. Persiapan yang dilakukan pada saat itu untuk melestarikan
ingatan akan mujizat tersebut, melalui dua belas batu yang
didirikan di tengah-tengah sungai Yordan (ay. 9) serta dua
belas batu lainnya yang diangkat dari tengah-tengah sungai
Yordan (ay. 1-8).
II. Perjalanan bangsa Israel menyeberangi terusan sungai Yor-
dan, diawali oleh bani Ruben, bani Gad, dan suku Manasye
yang setengah itu, lalu diikuti oleh seluruh orang
Israel, dan diakhiri oleh para imam pengangkat tabut Tuhan
(ay. 10-14).
III. Berbaliknya air sungai Yordan pada tempatnya sesudah para
imam telah naik bersama dengan tabut Tuhan (ay. 15-19).
IV. Pendirian tugu di Gilgal untuk melestarikan ingatan akan
karya ajaib ini bagi anak-anak orang Israel (ay. 20-24).
Perjalanan Menyeberangi Sungai Yordan
(4:1-9)
1 sesudah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirman-
lah TUHAN kepada Yosua, demikian: 2 “Pilihlah dari bangsa itu dua belas
orang, seorang dari tiap-tiap suku, 3 dan perintahkanlah kepada mereka,
demikian: Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai
Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu
ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam.
4 Lalu Yosua memanggil kedua belas orang yang ditetapkannya dari orang
Israel itu, seorang dari tiap-tiap suku, 5 dan Yosua berkata kepada mereka:
“Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai
Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menu-
rut bilangan suku orang Israel, 6supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah
P
64
kamu. Jika anak-anakmu bertanya di lalu hari: Apakah artinya batu-
batu ini bagi kamu? 7 maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa
air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; saat tabut itu
menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-
batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-
lamanya.” 8 Maka orang Israel itu melakukan seperti yang diperintahkan Yo-
sua. Mereka mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan,
seperti yang difirmankan TUHAN kepada Yosua, menurut jumlah suku Israel.
Semuanya itu dibawa merekalah ke seberang, ke tempat bermalam, dan
diletakkan di situ. 9 Pula Yosua menegakkan dua belas batu di tengah-tengah
sungai Yordan itu, di tempat bekas berjejak kaki para imam pengangkat
tabut perjanjian itu. Batu-batu itu masih ada di sana sampai sekarang.
Kita dapat membayangkan betapa sibuknya Yosua dan seluruh pa-
sukan perangnya saat mereka tengah menyeberangi sungai Yordan,
sebab selain mereka sendiri harus menyeberang maju ke negeri
musuh tepat di hadapan seteru, yang sedikit banyak pasti menda-
tangkan kengerian di dalam pikiran, mereka juga memiliki tanggung-
an istri, anak, sanak-saudara, ternak, kemah, dan seluruh barang
bawaan serta pernak-pernik lainnya yang harus dihantar melintasi
jalan yang asing dan belum pernah dilewati ini. Kita dapat memper-
kirakan bahwa jalan itu tentu sangat berlumpur atau berbatu,
menyulitkan bagi yang lemah dan menakutkan bagi yang gentar
saat harus melakukan perjalan turun ke dasar sungai dan per-
jalanan naik yang terjal untuk keluar, sehingga setiap laki-laki pasti
dihinggapi begitu banyak pikiran di dalam kepalanya dan disibukkan
oleh pelbagai urusan yang harus dikerjakan tangannya, apalagi
Yosua. Namun demikian, di tengah-tengah kesibukannya, Yosua
harus memastikan bahwa ingatan akan mujizat Allah tersebut tetap
abadi, dan ini tidak bisa ditunda-tunda sampai tiba saat yang lebih
lengang. Ingatlah, betapa pun banyaknya urusan pribadi dan keluar-
ga yang harus dikerjakan, kita tidak boleh mengabaikan atau menia-
dakan tanggung jawab kita untuk memuliakan Allah dan melayani
keagungan-Nya, sebab itulah tanggung jawab kita yang terluhur.
Kini,
I. Allah memerintahkan untuk mempersiapkan tanda peringatan ini.
Andaikata Yosua mempersiapkannya tidak atas petunjuk Allah,
tanda peringatan tersebut akan terlihat sebagai rancangan Yosua
untuk mengabadikan nama dan kehormatannya sendiri. Pula,
tanda peringatan itu tidak akan melahirkan rasa hormat yang
begitu kudus dan disegani seperti sekarang ini, kecuali jika Allah
Kitab Yosua 4:1-9
65
sendiri yang memerintahkan pendiriannya. Perhatikanlah, karya
ajaib Allah harus diingat selama-lamanya dan diabadikan di da-
lam tanda peringatan untuk melestarikan kenangan akan hal itu.
Beberapa orang Israel yang menyeberangi sungai Yordan mungkin
begitu bodoh dan menganggap enteng perkenanan Allah yang besar
terhadap mereka, sehingga mereka merasa tidak perlu mengingat-
nya. Mungkin ada juga sebagian lainnya yang sungguh tersentuh
akan karya ajaib itu dan memiliki kesan mendalam terhadapnya,
sehingga mereka berpikir tidak perlu didirikan suatu tanda peri-
ngatan, sebab hati dan lidah setiap insan Israel di segala usia
sudah menjadi tugu abadi yang hidup dari peristiwa itu. Akan
namun Allah, yang mengenal kepribadian serta kecenderungan
mereka untuk segera melupakan perbuatan-perbuatan-Nya, me-
merintahkan satu rancangan untuk melestarikan ingatan akan
mujizat ini bagi seluruh angkatan orang Israel, agar mereka yang
tidak bisa, atau tidak mau, membaca catatan tentangnya di dalam
sejarah yang kudus, dapat mengetahuinya melalui suatu tanda
yang didirikan untuk memperingati akan hal itu sebab negeri itu
memiliki kebiasaan untuk menjelaskan apa yang mereka lihat.
Tanda itu juga akan meneguhkan bukti-bukti yang ada terkait
mujizat itu, dan akan tetap tegak sebagai saksi sejarah bagi
mereka yang mungkin di lalu hari mempertanyakan kebe-
narannya. Tanda peringatan itu haruslah ditegakkan, dan,
1. Yosua sebagai pemimpin kepala harus memberi arahan perihal
itu (ay. 1). sesudah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi su-
ngai Yordan, bahkan orang terlemah pun, yang menjadi yang
terbelakang, tidak tertinggal, dan Allah telah menuntaskan
perbuatan tangan-Nya dengan sempurna, dan setiap orang
Israel telah tiba dengan aman di tanah Kanaan, maka Allah
berbicara kepada Yosua untuk mempersiapkan bahan ba-
ngunan yang akan dipergunakan untuk mendirikan tanda
peringatan ini. Menurut pemikiran Uskup Patrick yang terpela-
jar dan saleh itu, kala itu Yosua tengah pergi menyendiri
untuk segera mengucap syukur atas belas kasihan yang ajaib
tersebut, dan saat itulah Allah menemuinya dan berbicara
dengannya. Atau, mungkin, Allah memberikan perintah ini
dan perintah lainnya kepada Yosua melalui Eleazar, sebab
meski namanya tidak disebutkan di sini, pada waktu Yosua
ditahbiskan untuk mengemban amanat agung ini melalui
66
peletakan tangan Musa, Allah menetapkan bahwa Eleazar me-
nanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan Tuhan, dan
atas titahnya, mereka akan keluar dan atas titahnya mereka
akan masuk, ia beserta semua orang Israel (Bil. 27:21).
2. Satu orang yang terpilih dari tiap-tiap suku harus diperintah-
kan untuk mempersiapkan bahan bangunan bagi tanda per-
ingatan ini, agar tiap-tiap suku memiliki ceritanya masing-
masing yang dikisahkan oleh salah seorang dari antara mereka
sendiri, dan agar dengan itu tiap-tiap suku dapat turut me-
nyumbangkan sesuatu bagi kemuliaan Allah (ay. 2, 4): Seorang
dari tiap-tiap suku. Tidak hanya orang Lewi, melainkan setiap
orang Israel di tempatnya masing-masing harus turut serta
memberitahukan keperkasaan Allah kepada anak-anak manu-
sia (Mzm. 145:12). Bani Ruben, bani Gad, dan suku Manasye
yang setengah itu, meskipun sudah mendiami milik pusaka-
nya masing-masing, harus turut menyisingkan lengan baju
mereka untuk mempersiapkan tanda peringatan akan mujizat
itu sebab sudah turut mengalami belas kasihan Allah
tersebut.
3. Batu-batu yang akan ditegakkan sebagai tanda peringatan ini
diperintahkan untuk diambil dari tengah-tengah sungai Yor-
dan sebab di tempat ini kemungkinan banyak terdapat batu-
batu sangat besar dan sedekat mungkin dari tempat para
imam pengangkat tabut Tuhan berjejak kaki (ay. 3, 5). Tanda
peringatan yang akan ditegakkan ini sesungguhnya layak
terdiri dari batu-batu yang dipahat menurut seni yang terbaik
dan teristimewa, namun batu-batu yang diambil dari dasar su-
ngai Yordan ini lebih alami dan lebih pas menjadi tanda bahwa
mujizat Allah telah terjadi. Biarlah anak-anak orang Israel de-
ngan ini mengetahui bahwa sungai Yordan telah dihalau,
sebab batu-batu ini telah diambil dari tengah-tengahnya. Di
dalam menetapkan tanda, Allah selalu memilih tanda yang
paling tepat dan bermakna, dan bukan yang paling megah
atau semarak, sebab apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah.
Kedua belas orang ini, walaupun mereka sudah menyeberangi
sungai Yordan, harus diutus untuk kembali ke tempat tabut
Tuhan berada, dan mereka diizinkan untuk datang mendekat
kepadanya sementara orang lain tidak, demi mengerjakan
pelayanan ini. “Menyeberanglah di depan tabut Tuhan (ay. 5),
Kitab Yosua 4:1-9
67
artinya, masuk ke dalam hadirat tabut Tuhan, yang kini tegak
berdiri di tengah-tengah sungai Yordan, dan dari sana ambil-
lah batu-batu ini.”
4. Batu-batu ini di sini ditetapkan menjadi tanda (ay. 6), yakni
suatu peringatan (ay. 7). Kedua belas batu ini akan memun-
culkan pertanyaan dari anak-anak kepada orangtua mereka di
lalu hari, “Bagaimana batu-batu ini bisa sampai tegak di
sini?” Kemungkinan sebab daerah di sekelilingnya tidaklah
berbatu, dan lalu para orangtua akan memberitahukan
kepada mereka, seperti halnya mereka sendiri telah diberitahu,
bahwa di tempat ini, sungai Yordan telah dibelah oleh kuasa
dahsyat Allah untuk menyeberangkan Israel ke tanah Kanaan,
seperti yang ditekankan Yosua (ay. 22, dst.)
II. Menurut perintah inilah pendirian tanda peringatan tersebut di-
laksanakan.
1. Terdapat dua belas batu yang harus diangkat dari tengah-
tengah sungai Yordan dan lalu , sambil disaksikan se-
mua orang Israel, dibawa ke tempat mereka bermalam pada
malam itu (ay. 8). Kemungkinan batu-batu yang diangkat ter-
sebut berukuran sebesar mungkin yang masih mampu mereka
angkat, dan ukuran serta bentuknya masing-masing sedapat
mungkin sama. Akan namun , tidaklah diketahui apakah mere-
ka segera pergi dengan batu-batu itu ke tempatnya akan dite-
gakkan atau tinggal dahulu dan melayani tabut Tuhan untuk
menyambut masuknya ke tanah Kanaan, baru lalu
bersegera dengan pendirian tanda peringatan tersebut. Melalui
kedua belas batu yang diperintahkan Allah untuk mereka
angkat, Allah menyematkan kepada mereka tanda kebesaran
dan hak kepemilikan atas negeri yang baik itu. Semuanya
menjadi milik mereka, maka biarlah mereka masuk dan men-
dudukinya. Oleh sebab itu, apa yang telah dilakukan oleh
kedua belas orang ini dikatakan sebagai telah dilakukan oleh
orang Israel (ay. 8), sebab mereka merupakan perwakilan
masing-masing suku Israel. Berkaca pada peristiwa ini, kita
mengamati bahwa saat Tuhan Yesus, yang yaitu Yosua
kita, sesudah menaklukkan sengat maut dan mengeringkan
sungai Yordan itu, telah membuka kerajaan sorga kepada
semua orang percaya, Ia menunjuk kedua belas orang murid-
68
Nya menurut jumlah suku Israel, untuk menyebarkan penge-
tahuan tentang Kabar Baik melalui ingatan tentang hal itu ke
tempat-tempat yang jauh dan ke zaman yang akan datang.
2. Kedua belas batu lainnya, mungkin lebih besar daripada kedua
belas batu yang pertama, sebab kita tidak membaca bahwa
masing-masing batu itu diangkat oleh seorang pun, ditegakkan
di tengah-tengah sungai Yordan (ay. 9), ditumpuk sangat tinggi
sebagai satu timbunan atau tiang, sehingga puncaknya dapat
terlihat di atas permukaan air saat air sedang surut, atau ter-
lihat di dalam air saat air sedang jernih, atau setidaknya
bunyi riak air yang melintasinya dapat terdengar, sehingga
juru mudi perahu dapat menghindarinya layaknya menghindar
dari sebuah batu. Bagaimanapun caranya, kemungkinan besar
tumpukan batu itu dapat dikenali dengan jelas, sehingga batu-
batu itu menjadi tanda tempat di mana tabut Tuhan pernah
berdiri serta menjadi tanda peringatan yang sama dengan
tanda peringatan yang satu lagi yang didirikan di tanah kering
di Gilgal, demi menegaskan kesaksian tanda peringatan itu
dan melestarikan sejarahnya. Dengan adanya dua tanda peri-
ngatan, sudah pasti bahwa peristiwa itu betul pernah terjadi.
Perjalanan Menyeberangi Sungai Yordan
(4:10-19)
10 Para imam pengangkat tabut itu tinggal berdiri di tengah-tengah sungai
Yordan, sampai selesai dilakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepada
Yosua untuk disampaikan kepada bangsa itu, sesuai dengan segala yang
diperintahkan Musa kepada Yosua. Maka menyeberanglah bangsa itu dengan
cepat-cepat. 11 saat seluruh bangsa itu selesai menyeberang, maka menye-
beranglah tabut TUHAN itu serta para imam di depan mata bangsa itu.
12 Juga bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu menyebe-
rang, dengan bersenjata, di depan orang Israel itu, seperti yang dikatakan
Musa kepada mereka. 13 Kira-kira empat puluh ribu orang yang siap untuk
berperang menyeberang di hadapan TUHAN ke dataran Yerikho untuk
berperang. 14 Pada waktu itulah TUHAN membesarkan nama Yosua di mata
seluruh orang Israel, sehingga mereka takut kepadanya, seperti mereka takut
kepada Musa seumur hidupnya. 15 Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua,
demikian: 16 “Perintahkanlah para imam pengangkat tabut hukum Allah itu
susaha naik dari sungai Yordan.” 17 Maka Yosua memerintahkan kepada para
imam itu, demikian: “Keluarlah dari sungai Yordan.” 18 saat para imam,
pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, keluar dari tengah-tengah sungai
Yordan, dan baru saja kaki para imam itu dijejakkan di tanah yang kering,
maka berbaliklah air sungai Yordan itu ke tempatnya dan mengalir seperti
dahulu dengan meluap sepanjang tepinya. 19 Bangsa itu telah keluar dari
Kitab Yosua 4:10-19
69
sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di
Gilgal, di batas timur Yerikho.
Penulis kitab yang penuh ilham ini tampaknya sangat terkesan
dengan tokoh utamanya sehingga ia enggan berhenti menuliskan ten-
tangnya, dan sebab itu sangat terperinci di dalam penceritaannya,
khususnya di dalam menjelaskan betapa gigihnya Yosua yang ber-
juang melaksanakan perintah Allah kepadanya, dan bahwa Yosua
tidak berbuat apa pun di luar perintah Allah serta menyelesaikan
segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya (ay. 10), yang juga
dikatakan sebagai apa yang diperintahkan Musa kepadanya. Kita
tidak membaca adanya perintah khusus yang diberikan Musa kepada
Yosua mengenai perkara ini. Seluruh perintah ini betul-betul baru
bagi Yosua. Oleh sebab itu, maksud dari perkataan “yang diperintah-
kan Musa kepadanya” ini harus dipahami sebagai perintah Musa
secara umum saja kepada Yosua untuk mematuhi petunjuk Allah,
untuk meneruskan kepada orang Israel apa yang telah ia terima dari
Tuhan, dan mempergunakan seluruh kesempatan yang ada untuk
mengingatkan tanggung jawab mereka kepada Allah, sebagai per-
buatan terbaik untuk membalas perkenanan baik Allah terhadap
mereka. Perkataan yang disampaikan oleh Musa, yang kini telah mati
dan tiada, kepada Yosua ini, diingatnya di dalam benaknya pada saat
ini dan dilakukannya sebagaimana mestinya. Alangkah baiknya bagi
kita untuk mengingat dalam benak kita, perintah luhur yang telah
diberikan kepada kita, pada saat tiba kesempatan untuk melaksana-
kan perintah itu.
I. Menyeberanglah bangsa itu dengan cepat-cepat (ay. 10). Beberapa
penafsir memahami ayat ini sebagai mengacu kepada kedua belas
orang yang mengangkat batu-batu tersebut, namun tampaknya
ayat ini lebih mengacu kepada seluruh orang Israel, sebab , mes-
kipun di awal telah dijelaskan bahwa mereka menyeberang sungai
itu (ay. 1), namun di sini diulangi kembali untuk menerangkan
keadaan sekarang ini, bahwa mereka menyeberang dengan cepat-
cepat, entah sebab Yosua melalui para pemimpin barisannya
memerintahkan mereka untuk bergegas, sebab semua itu harus
diselesaikan dalam satu hari dan satu kaki pun tidak akan tinggal,
atau kecenderungan hati mereka sendirilah yang membuat mere-
ka bergegas.
70
1. Beberapa orang bergegas sebab mereka tidak mampu mem-
percayai Allah. Mereka khawatir air sungai Yordan akan kem-
bali dan menghanyutkan mereka, sebab menyadari diri sen-
diri yang berdosa dan rasa malu di hadapan kuasa dan ke-
baikan Allah.
2. Sebagian lainnya bergegas sebab mereka enggan mencobai
Allah untuk melanjutkan mujizat ini lebih lama lagi dari yang
diperlukan. Juga, mereka tidak mau membiarkan para imam
pengangkat tabut Tuhan untuk berlama-lama akibat keterlam-
batan yang tidak perlu.
3. Yang lainnya lagi bergegas sebab tidak sabar memasuki ta-
nah Kanaan, yang menunjukkan betapa mereka memang
sangat merindukan negeri yang menyenangkan itu.
4. Sisanya tidak berpikir apa-apa, namun toh bergegas juga, kare-
na yang lainnya berbuat demikian. Barang siapa percaya,
tidak akan bergegas dalam menanti-nantikan perintah Allah
namun bergegas untuk melaksanakannya (Yes. 28:16).
II. Kedua setengah suku itu memimpin di depan rombongan orang
Israel (ay. 12-13). Itulah janji mereka saat milik pusaka mereka
dibagikan di sisi sungai Yordan yang satu lagi (Bil. 32:27). Pula
Yosua baru-baru ini telah mengingatkan mereka akan janji itu
(1:12-15). Sepantasnyalah mereka, yang pertama kali mendapat-
kan milik pusaka, menjadi yang terdepan dalam menghadapi ke-
sulitan, terlebih lagi sebab mereka tidak dibebani oleh tanggung-
an keluarga seperti halnya suku-suku yang lain. Selain itu, mere-
ka semua yaitu orang-orang terpilih yang layak untuk berperang
dengan bersenjata lengkap. Sungguh suatu penyelenggaraan yang
baik bahwa bangsa Israel memiliki orang-orang yang kuat untuk
memimpin mereka, dan hal ini akan mengobarkan semangat
semua orang. Lebih lanjut, kedua suku itu tidak punya alasan
untuk mengeluh, sebab posisi yang berhadapan dengan bahaya
yaitu posisi yang mendatangkan hormat.
III. saat semua orang telah selesai menyeberang, para imam beserta
tabut Tuhan pun lalu keluar dari sungai Yordan. Orang pasti
akan berpikir bahwa tindakan ini tentu sudah pasti akan dilaku-
kan. Para imam itu sendiri pasti berpikir bahwa kini tidak ada lagi
yang harus diperbuat, jadi tidak perlu tinggal lama-lama di situ
Kitab Yosua 4:10-19
71
lagi. Namun demikian, para imam itu tidak bergerak sedikit pun
sampai Yosua memerintahkan mereka untuk bergerak, dan Yosua
sendiri pun tidak memerintahkan mereka untuk keluar dari
sungai Yordan sampai Allah mengarahkannya untuk mengeluar-
kan perintah demikian (ay. 15-17). Sungguh patuhnya mereka
kepada Yosua, dan demikian juga Yosua kepada Allah. Sungguh
patut dipuji, namun juga inilah yang menjadi sukacita mereka,
yakni untuk berada di bawah tuntunan yang baik. Betapa pun
rendahnya Allah sewaktu-waktu membawa turun imamnya mau-
pun umatnya, biarlah mereka menantikan dengan sabar, hingga
melalui penyelenggaraan-Nya, Ia memanggil mereka keluar dari
sana, seperti halnya para imam di sini dipanggil untuk keluar dari
sungai Yordan. Biarlah mereka tidak lelah menunggu, selama
mereka memiliki tanda kehadiran Allah bersama mereka, yaitu
tabut perjanjian Allah, di dalam kesulitan mereka.
IV. Segera sesudah para imam dan tabut Tuhan keluar dari sungai
Yordan, air sungai itu, yang sebelumnya tegak seperti bendungan,
perlahan-lahan mengalir kembali seperti semula, lalu kembali
mengisi terusan itu (ay. 18). Peristiwa ini semakin menguatkan
bukti-bukti bahwa penghentian air sungai itu bukan terjadi oleh
suatu sebab alamiah yang rahasia, namun murni oleh kuasa
kehadiran Allah, dan demi Israel kepunyaan-Nya. Sebab, saat
giliran Israel telah usai, dan tanda kehadiran Allah telah diangkat
dari tengah-tengah sungai, segeralah air mengalir kembali. Jadi,
jika pertanyaan berikut muncul, Ada apa, hai sungai Yordan,
sehingga engkau berbalik ke hulu?, jawabannya yaitu bahwa
peristiwa itu murni terjadi oleh sebab kepatuhan terhadap Allah
kepunyaan Israel, dan oleh sebab kemurahan terhadap Israel
kepunyaan Allah. Dengan demikian, tidak ada yang seperti Allah
Yesyurun. Berbahagialah engkau, hai Israel! Siapakah yang sama
dengan engkau? Secara kiasan, beberapa penafsir memahami di
sini, bahwa saat tabut Tuhan dan para imam yang mengangkat-
nya telah keluar, pintu bendungan pun terangkat, pertahanan
telah sirna, dan air bah penghakiman pun akan segera tiba.
Orang-orang yang tidak termasuk ke dalam jemaat Tuhan, akan
segera binasa. Kemuliaan Allah telah beranjak pergi saat tabut
Tuhan berpindah tempat.
72
V. Penekanan khusus diberikan atas kehormatan yang disematkan
kepada Yosua oleh semua ini (ay. 14), yaitu, Pada waktu itulah
Tuhan membesarkan nama Yosua, baik oleh persekutuannya yang
setia bersama Allah, dengan berbicara kepada-Nya dalam setiap
kesempatan dan bersedia diperintah oleh-Nya, maupun oleh
kedaulatan yang ditetapkan Allah atas Yosua melampaui seluruh
imam dan orang Israel. Orang yang menghormati Allah, akan
dihormati Allah, dan saat Ia membesarkan nama seseorang,
seperti firman-Nya yang mengatakan bahwa Ia akan membesar-
kan nama Yosua (3:7), Ia akan melakukannya dengan sempurna.
Akan namun , bukan hanya demi Yosua semata namanya dibesar-
kan, namun demi menempatkannya ke dalam posisi yang memam-
pukannya berbuat lebih besar lagi bagi Israel, sebab sejak saat
itu orang Israel takut kepadanya seperti halnya mereka takut
kepada Musa. Lihatlah di sini cara terbaik dan terpasti untuk
mendapatkan wibawa di mata para bawahan, dan untuk mem-
peroleh hormat serta kepatuhan mereka, yakni bukan dengan
menggertak dan mengancam serta menjalankannya dengan keke-
rasan, namun dengan kekudusan dan kasih, serta dengan segenap
perbuatan yang menunjukkan perhatian yang terus-menerus ter-
hadap kesejahteraan mereka dan terhadap kehendak dan kehor-
matan Allah. Pemimpin yang paling dihormati dengan setulus hati
yaitu pemimpin yang menampilkan bahwa Allah ada bersama-
nya dan yang menjadikan Allah sendiri sebagai pemimpinnya. Pe-
mimpin yang dikuduskan, sungguh dibesarkan namanya, dan
layak menerima hormat yang berlipat ganda. Orang-orang kesa-
yangan sorga haruslah dipandang dengan takjub.
VI. Catatan perihal waktu terjadinya peristiwa besar ini dituliskan
(ay. 19), yakni, pada tanggal sepuluh bulan pertama, tepat empat
puluh tahun sejak mereka keluar dari Mesir, kurang lima hari.
Allah telah berfirman di dalam murka-Nya bahwa mereka akan
mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun, namun ,
untuk menjadikan waktu itu genap empat puluh tahun, kita
harus memperhitungkan tahun yang pertama, yang sudah lewat
dan yang menjadi tahun keberhasilan mereka keluar dari tanah
Mesir, serta tahun ini, yang juga menjadi tahun keberhasilan di
seberang sungai Yordan, sehingga keseluruhan empat puluh
tahun itu tidak seluruhnya merupakan tahun-tahun kesengsara-
Kitab Yosua 4:20-24
73
an. Dan pada akhirnya, Allah membawa mereka memasuki tanah
Kanaan, lima hari sebelum empat puluh tahun itu genap, untuk
menunjukkan betapa kecilnya sukacita Allah saat Ia harus
menghukum, betapa bersegeranya Ia menunjukkan belas kasih-
an-Nya, dan oleh sebab orang-orang pilihan, waktu kesengsaraan
itu akan dipersingkat (Mat. 24:22). Allah telah mengaturnya seper-
ti demikiansupaya mereka dapat memasuki tanah Kanaan empat
hari sebelum hari raya Paskah tahunan, dan tepat pada hari keti-
ka persiapan perayaan Paskah tersebut akan dimulai (Kel. 12:3),
sebab Ia menghendaki agar bangsa Israel masuk ke dalam tanah
Kanaan dengan dimuliakan dan dikuduskan oleh perayaan yang
khidmat itu. Juga, Ia menghendaki agar mereka mengingat peris-
tiwa keluarnya mereka dari Mesir,supaya dengan membanding-
kan keduanya, Allah dimuliakan sebagai Alfa dan Omega dari
kebahagiaan mereka.
Perjalanan Menyeberangi Sungai Yordan
(4:20-24)
20 Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh
Yosua di Gilgal. 21 Dan berkatalah ia kepada orang Israel, demikian: “jika
di lalu hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya: Apakah arti batu-
batu ini? 22 maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini:
Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! – 23 sebab
TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan,
sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN,
Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita,
sampai kita dapat menyeberang, 24supaya semua bangsa di bumi tahu,
bahwa kuat tangan TUHAN, dansupaya mereka selalu takut kepada TUHAN,
Allahmu.”
Kedua belas batu yang diletakkan di Gilgal (ay. 8) sekarang ditegak-
kan, entah dengan cara ditumpuk satu per satu, sehingga masing-
masing dapat dengan jelas dihitung, atau dibariskan satu per satu,
sebab sesudah ditegakkan, kedua belas batu itu tidak disebut sebagai
tumpukan batu, namun batu-batu.
I. Di sini ada anggapan yang kemungkinan akan terjadi di lalu
hari, bahwa anak-anak Israel akan bertanya-tanya mengenai
makna dari batu-batu ini, yang dimaksudkan sebagai semacam
tanda peringatan. Di lalu hari, anak-anakmu bertanya ke-
pada ayahnya, sebab kepada siapa lagi mereka harus bertanya?:
74
Apakah arti batu-batu ini? Ingatlah, orang yang hendak menjadi
bijaksana di masa tua harus memiliki sifat ingin tahu pada masa
muda. Tuhan kita Yesus, meskipun penuh dengan pengetahuan
dalam diri-Nya, dengan teladan-Nya mengajarkan kepada anak-
anak dan orang muda untuk mendengarkan dan mengajukan per-
tanyaan (Luk. 2:46). Mungkin saat Yohanes Pembaptis sedang
membaptis di sungai Yordan di Betania yaitu rumah perlintasan,
tempat orang-orang menyeberang, ia menunjuk kepada batu-batu
ini, sambil berkata (Mat. 3:9) Allah dapat menjadikan anak-anak
bagi Abraham dari batu-batu ini yang pertama kali ditegakkan oleh
kedua belas suku Israel itu. Mengingat batu-batu ini merupakan
pertanda mujizat Allah, pertanyaan anak-anak memunculkan
kesempatan untuk menambah iman mereka. Namun, Jurusela-
mat kita berkata (Luk. 19:40), Jika anak-anak ini diam, maka batu
ini akan berteriak, sebab dengan suatu cara tertentu Tuhan pasti
akan dimuliakan di dalam karya-Nya yang ajaib.
II. Para orangtua di sini diarahkan untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan ini (ay. 22), yakni, “Haruslah kamu beritahukan ke-
pada anak-anakmu ini, peristiwa yang kamu sendiri telah pelajari
dari firman Allah yang tertulis serta dari leluhurmu.” Perhatikan-
lah, para orangtua bertanggung jawab mengenalkan anak-anak
mereka secara dini kepada firman serta karya Allah, agar mereka
terdidik di jalan yang harus mereka tempuh.
1. Mereka harus membiarkan anak-anak mereka mengetahui
bahwa air sungai Yordan dihalau di hadapan bangsa Israel,
yang menyeberanginya di tanah yang kering, dan bahwa tem-
pat ini yaitu tempat persisnya mereka menyeberang. Pada
saat ini, anak-anak mereka menyaksikan, betapa dalam dan
derasnya arus sungai Yordan, namun kuasa Allah mampu
menghentikannya, sekalipun sungai itu meluap di sepanjang
tepinya. “Dan ini diperbuat demi kalian, yang hidup lama sete-
lahnya.” Ingatlah, belas kasihan Allah kepada nenek moyang
kita sama saja dengan belas kasihan-Nya kepada kita. sebab
itu, kita harus menggunakan seluruh kesempatan yang ada
untuk menghidupkan kembali ingatan akan perbuatan-per-
buatan besar Allah bagi bapa leluhur kita pada zaman dahulu
kala itu. Tempat yang ditandai oleh batu-batu itu akan men-
jadi peringatan bagi mereka, bahwa Israel dahulu pernah
Kitab Yosua 4:20-24
75
menyeberangi sungai Yordan. Suatu tanda pengingat di tempat
yang sama akan mendatangkan kebaikan bagi mereka, dan
pemandangan akan tempat itu akan mengingatkan mereka
kepada mujizat yang telah terjadi di situ. Dan, tidak hanya
penduduk negeri itu, namun juga orang asing dan musafir,
akan memandang batu-batu ini dan mendapatkan petunjuk.
Banyak orang, sesudah melihat batu-batu itu, akan membaca
Alkitab mereka lalu membaca sejarah mujizat tersebut. Mung-
kin juga sesudah membaca sejarahnya, ada orang yang meski-
pun tinggal jauh dari tempat itu, akan merasa ingin tahu dan
hendak pergi untuk melihat sendiri batu-batu tersebut.
2. Mereka harus mempergunakan kesempatan itu untuk mem-
beritahukan kepada anak-anak mereka mengenai Laut Tebe-
rau yang dikeringkan-Nya empat puluh tahun sebelumnya,
seperti yang telah dilakukan Tuhan, Allahmu, dengan Laut
Teberau. Perhatikanlah,
(1) Dengan melihat kembali belas kasihan Allah yang terdahu-
lu, belas kasihan Allah yang lalu menjadi semakin
besar maknanya, sebab dengan perbandingan ini, terlihat
jelas bahwa Allah tetap sama dahulu, sekarang, dan
selama-lamanya.
(2) Belas kasihan yang diberikan Allah lalu harus mem-
bawa kepada ingatan belas kasihan yang terdahulu dan
membangkitkan rasa syukur kita akan hal itu.
3. Mereka harus mengajari anak-anak mereka untuk memper-
gunakan ingatan akan mujizat-mujizat Allah ini dengan baik,
dengan meneruskan pengetahuan akan hal itu dengan sak-
sama kepada mereka (ay. 24),supaya dengan demikian
(1) Kuasa Allah semakin diagungkan. Seluruh dunia diyakin-
kan dan harus diyakinkan bahwa kuat tangan Tuhan, tidak
ada yang terlalu sulit bagi Allah, dan tidak ada kuasa apa
pun, bahkan kuasa alam sekalipun, yang mampu mengha-
langi apa yang Allah akan kerjakan. Peristiwa penyelamat-
an umat Allah oleh-Nya menjadi petunjuk bagi semua
orang dan peringatan keras untuk tidak main-main dengan
Sang Mahakuasa.
(2) Umat Allah menjadi giat dan dikuatkan di dalam melayani-
Nya, “susaha engkau selalu takut kepada Tuhan Allahmu,
76
dan dengan begitu melakukan tanggung jawabmu bagi Dia
untuk selama-lamanya,” atau pada segala hari, “setiap
hari, segenap hari-hari hidupmu dan hari-hari keturunan-
mu di seluruh angkatan.” Ingatan akan karya agung ini
jelas dapat mencegah mereka untuk menyembah allah-
allah lain, dan menjaga mereka agar setia dan bergiat di
dalam melayani Allah mereka sendiri. Perhatikanlah, di
dalam semua petunjuk dan keterangan yang diberitahukan
orangtua kepada anak-anak, mereka harus mengutamakan
hal ini di mata mereka, yakni untuk mengajari dan meng-
giatkan mereka untuk takut kepada Allah selama-lamanya.
Hidup di dalam kesalehan penuh kepada Tuhan Allah
merupakan pembelajaran terbaik.
PASAL 5
srael kini telah berada di seberang sungai Yordan, dan air sungai
yang sebelumnya tersibak di hadapan mereka untuk memper-
kenankan mereka maju, kini tertutup kembali di belakang mereka
untuk mencegah mereka mundur. Mereka kini telah menjejakkan
kaki di tanah Kanaan dan harus memberi diri sepenuhnya untuk
menaklukkannya. Untuk itulah, pasal ini mengisahkan kepada kita,
I. Bagaimana seteru-seteru mereka kehilangan semangat (ay. 1).
II. Apa yang mereka perbuat saat pertama kali tiba di tanah
Kanaan untuk menunjang dan menguatkan mereka.
1. Kovenan sunat diperbaharui (ay. 2-9).
2. Hari raya Paskah dirayakan (ay. 10).
3. Perkemahan mereka mendapat gandum dari hasil negeri
Kanaan, dan manna tidak lagi turun (ay. 11-12).
4. Panglima balatentara Tuhan menampakkan diri di hadap-
an Yosua untuk mengobarkan semangat dan mengarah-
kannya (ay. 13-15).
Penyunatan Orang Israel
(5:1-9)
1 saat semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua
raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengering-
kan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyebe-
rang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi
orang Israel itu. 2 Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua:
“Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua
kalinya.” 3 Lalu Yosua membuat pisau dari batu dan disunatnyalah orang
Israel itu di Bukit Kulit Khatan. 4 Inilah sebabnya Yosua menyunat mereka:
semua orang yang keluar dari Mesir, yakni yang laki-laki, semua prajurit,
telah mati di padang gurun di tengah jalan, sesudah mereka keluar dari Mesir.
5 Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, namun semua
I
78
orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir,
belum disunat. 6 Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan
melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit
yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman TUHAN. Kepada
mereka itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan me-
reka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek
moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlim-
pah-limpah susu dan madunya. 7 namun anak-anak mereka yang telah dijadi-
kan-Nya ganti mereka, mereka itulah yang disunat Yosua, sebab mereka
belum bersunat, sebab mereka tidak disunat dalam perjalanan. 8 sesudah
seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya
masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh. 9 Dan berfirman-
lah TUHAN kepada Yosua: “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari
padamu.” Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang.
Sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan diperlihatkan oleh
perkemahan Israel yang begitu banyak jumlahnya di dataran Yerikho,
tempat mereka pada saat ini mendirikan kemah