Tampilkan postingan dengan label Sejarah text alquran 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah text alquran 5. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Januari 2025

Sejarah text alquran 5






 gi 'Ali atas tuduhan kasus pembunuhan 'Uthmdn,

dan ini membuat al-Hajjej mengubah Mughaf 'Uthmeni khususnya yang tidak

bisa dipercayai, yang ia akan menjelekkan Khilefah Umrnayyah.

Apa pun juga kebenarannya, di bawah ini daftar kata-kata yang telfi,

dituduhkan, diubah oleh al-Hajjdj.Jauh sebelum 'Auf bin Abi Jamila menuduh al-Hajjdj, ilmuwan-ilmuwan

telah berdebat tentang naskah Muglraf 'Uthmeni yang resmi dan dengan teliti

membandingkannya huruf demi huruf; perbedaan yang disebutkan oleh

ilmuwan-ilmuwan terdahulu tidak sesuai dengan perbedaan yang disebutkan

oleh 'Auf. Mushaf yang dibuat oleh 'Uthm6n tidak terdapat titik,7o dan hingga

pada zaman al-Haijdj, titik tidak digunakan di mana-mana. Ada beberapa kata

di tabel atas tadi, yang jika titiknya dibuang, tetap sama identiknya.Tr Kemudian

jika tidak ada titik dan kerangka huruf sama, bagaimana dia bisa memodifikasi

kata-kata ini?72 Tidak ada satu pun yang diklaim ada perubahan mengandung

makna lain ayat tersebut, dan tuduhan itu sendiri (berdasarkan kepada yang di

atas) kelihatannya tidak berdasar.T3 Kasus di bawah ini, disebutkan oleh Ibn

Qutaib, mungkin memberikan clue (indikasi) kepada interpretasi lain.

Berdasarkan laporan 'Asim al-Jahdari, al-Hajjej menunjuk dia, Najiya

bin Rimh, dan 'Ali bin Asma' untuk memeriksa Mushaf dengan tujuan untuk

menyobek semua mushaf yang berbeda dengan Mushaf 'uthm6ni. pemilik

Musllaf seperti itu akan mendapatkan kompensasi 60 dirham.Ta

Beberapa Mushaf seperti ini mungkin bisa tidak dirusak, setelah

dibetulkan dengan menghapuskan tinta lama dan menuliskan lagi di kertas kulit

yang kosong. Beberapa orang mungkin salah menginterpretasikan perbuatan

ini seperti usaha al-Hajjdj untuk mengubah Al-eur'6n.

setelatr kepimpinan'Uthmdn, al-Hajjej juga mendistribusikan naskah￾naskah Al-Qur'dn ke beberapa kota. 'ubaidillah bin 'Abdulldh bin 'utbah

menyatakan bahwa Mushaf Madinah disimpan di Masjid Nabi saw. dan dibaca

setiap pagi.Ts Pada waktu masyarakat berkecamuk tentang pembunuhan

'uthman, seseorang melarikan Al-Qur'En secara diam-diam. Muhriz bin

Thabit melaporkan dari bapaknya (yang menjadi salah satu penjaga keamanan

al-Hajjei) bahwa al-Hajjdj menyuruh membuat beberapa Muphaf,76 dan salah

satunya dikirimkan ke Madinah. Keluarga 'Uthm6n sangat sedih, tetapi ketika

mereka diminta untuk terus menyimpan Mushaf yang original, yang mungkin

bisa dibaca lagi, mereka mendeklarasikan bahwa Mushaf itu telah rusakpada hari pembunuhan 'Uthmdn. Mu[rriz diinformasikan bahwa

Naskah utama Mughaf 'Uthmdni masih ada kepunyaan cucu laki-lakinya,

Khalid bin. 'amr bin 'Uthmdn, tetapi kita pikir bahwa yang dikirim oleh al￾Hajjdj dijadikan bacaan umum di Masjid Nabi ffi, pengganti Muq[raf asli.

Berdasarkan kepada as-Samhridi, yang mengutip Ibn Zabdla,

Al-HajjAj mengirimkan Al-Qur'dn ke kota-kota besar, termasuk Mushaf

besar dikirimkan ke Madinah, dan ia merupakan Mushaf yang pertama

yang dikirimkan ke kota-kota.

Ibn Shabba berkata,

Dan ketika (Pemerintahan Abbasiyyah) al-Mahdi menjadi khalifah, dia

mengirimkan satu lagi Mushaf ke Madinah, yang dibaca sampai se￾karang. Muqlraf al-Hajjej sudah dipindahkan dan disimpan di kotak

sebelah mimbar.

Peranan al-Hajjej terhadap Al-Qur'dn bukan saja meneruskan pengiriman

Mushaf. Ab[ Muhammad al-Himmdni melaporkan bahwa al-Hajjij ketika

mengumpulkan l.tuffilz dan orang-orang yang professional dalam membaca

kitab suci, dia ikut duduk bersama dengan mereka, karena dia juga salah

seorang daripada mereka, dia meminta mereka untuk menghitung jumlah tanda

(karakter) di dalam Al-Qur'an. Ketika sudah selesai, mereka sepakat pada

jumlih yang sampai sekitar 340,750 karakter. Keinginannya untuk mengetahui

jauh lebih dalam, dia kemudian menemukan karakter apa yang ada di tengah￾tengah Al-Qur'5n, dan jawabannya adalah dalam sirah l8 ayat 19, karakteri

dalam .iLti!, . Kemudian dia menanyakan di mana satu pertujuhnya Al-Qur'dn,

dan jawabannya; satu pertujuh pertama dalam sirah 4 ayat 55 karakterr

dalam.t u ; kedua dalam srirah 7 ayat 147 karakterla dalam c^la4; ketiga dalam

sfirah l3 ayat,35; keempat dalam sfirah 22 ayat35; kelima dalam sfirah 33 ayat

36; keenam dalam surah 43 ayat 6 dan ketujuh terakhir dalam bagian seterusnya.

Tujuan dia kemudian untuk menemukan satu pertiga bagian seterusnya. Tujuan

dia kemudian untuk menemukan tempat satu pertiga dan satu perempat Al￾Qur'5n.7e Al-Himmani menyebutkan bahwa al-HajjAj membuat follow up kemajuan panitia setiap malam; semuanya memakan waktu empat bulan.8o

Al-Munaggid menulis bahwa dia menjumpai sebuah Mug[raf di Topkapi

Sarayi (Istanbul), no. 4, yang catatannya menunjukkan bahwa Muq[raf itu

ditulis oleh Hudaij bin Mu'dwiyah bin Maslamah al-Anpari untuk 'Uqbah bin

Ndfi' al-Filui pada tahun 49 H.. Dia ragu tentang tanggal, salah satu alasannya

dikarenakan kertas folio 3b yang mengandung statistik huruf alfabet yang ada

dalam seluruh Al-Qur'6n. Menurut argumentasi dia, analisis statistik me￾rupakan perhatian umat Muslim yang tinggi pada tahun pertama Hijrah.8r

Menurut pendapat saya, keraguan al-Munaggid di dalam memberikan inisiatif

al-Hajjej dalam masalah ini, adalah tidak sah.

Komputer kita mengandung naskah teks Al-Qur'dn tanpa tanda di atas

dan di bawah; dengan bantuan program penghitung karakter, kita dapatkan

332,795 karakter. Kita tidak tahu metodologi al-Hajjaj: apakah tashdid juga

dihitung satu karakter? Bagaimana dengan alif yang dibaca dan tidak ditulis

(sepertiJ,lL )? Walaupun ada kekurangan tentang ini, figure (umlah yang

didapatkan) komputer kita pun hampir sama dengan apa yang ditemukan oleh

panitia al-Hajjdj yang lebih dari tiga belas abad, menunjukkan bahwa empat

bulan yang intensif ini betul-betul terjadi.

7. Mugiatdi Pasann

Pada awalnya, menurut Ibn Mas'frd, seseor.ang yang menginginkan satu

naskah Mug[raf akan datang kepada sukarelawan (volunteer) secara mudah dan

meminta bantuannya;82 Pendapat ini didukung oleh Ali bin Husain (w. 93 H.)

yang ferpendapat bahwa Mugfuaf tidak boleh diperjualbelikan, dan bahwa

seseorang akan mengambil kertasnya sendiri ke mimbar dan meminta suka￾relawan untuk menuliskannya. Seorang penulis sukarelawan kemudian akan

mengerjakannya, secara bergantian, hingga tugas itu selesai.83 Ketika Muhil

bertengkar dengan Ibrdhim an-Nakha'i tentang masyarakat yang memerlukan

Mushaf untuk dibaca, lbrdhim menjawab, "Beli kertas dan tinta, dan minta

bantuan sukarelawan."8a Tetapi dengan jumlah umat lslam yang membengkak

sampai meliputi daratan Saudi Arabia, permintaan pada naskah Al-Qur'dn

meningkat, mendesak penulis sukarelawan untuk menulis lebih gigih lagi dan

menjadikan fenomena baru: naskah dibayar.Fenomena ini menimbulkan dilema teologi, tentang legitimasi upah

seseorang yang mengabdi kepada Kalamulldh. Seseorang mungkin boleh

menjual barang kepunyaannya, banyak alasan, jadi atas dasar apa Al-Qur'dn

boleh dijual sedang itu bukan kepunyaan seseorang, tetapi kepunyaan sang

pencipta? Mayoritas ilmuwan tidak setuju dengan naskah yang dibayar dan

memperkenalkan Mushaf sebagai komoditas pasar, di antara mereka adalah lbn

Mas'id (w.32 H.), 'Alqamah (w. 60 H, Masr[q (w. 63 H.), shurailr (w' 80 H,)

IbrShim an-Nakha'i (w. 96 H.),.ab[ Milaz (w. 106 H.) dan yang lainnya,8s

Sedangkan ibn al-Musayyib (w. 90 H.) berbicara keras melawan pendapat ini.86

Walau bagaimanapun, ada beberapa orang yang mencoba menenangkan

kritikan teman koleganya dengah menyebutkan bahwa bayaran itu bukan untuk

kalam A[Ah, tetapi untuk tinta, kertas dan juga tenaga; memperhatikan jumlah

sukarelawan yang sangat sedikit sekali, mereka itu seperti Ibn 'Abbds (w. 68

H.), Sa'id b. Jubair (w. 95 H.) dan Ibn al-Hanafiyyah (w. 100 H.) tidak ber￾pendapat jual beli Mushaf adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.8T Terjadi

perdebatan juga ada dalam masalah merevisi Mushaf dan membetulkan tulisan

yang salah di dalam Muqhaf, yang mulanya tugas sukarelawan, kemudian

diserahkan ke tangan pengoreksi yang dibayar. Sa'id b. Jubair, Satu ketika

menawarkan sebuah Mushaf kepada M[sd al-Asadi, meminta untuk dia

membaca, mengoreksi kesalahan-kesalahan dan itu untuk dijual.88 Orang yang

mengikuti argumentasi mereka yang terdahulu, Ibrdhim an-Nakha'i dan yang

lainnya, tidak menyetujui akan pembayaran untuk merevisi, walaupun sesudah

itu Ibrahim dalam masalah tertentu mengubah sikapnya.8e

'Amr bin Murrah (w. I 18 H.) menyatakan bahwa hamba sahaya adalah

yang pertama kali berinisiatif untuk melakukan bisnis jual beli Muq[raf.eo

Contohnya hamba sahaya Ibn 'abbds memberikan harga 100 dirham untuk

menulis (menyalin) Al-Qur'6n.er Jual beli Mushaf mulai muncul pada zafitan

pemerintahan Mu'dwiyyah, menurut Ibn Mijlaz, yang tepatnya pada awal

pertengahan abad pertama Hijrah.e2 Perkembangan jual beli ini mengakibatkan

adanya toko yang special menjual Mug[raf; jika mereka lewat ke sebuah toko

seperti itu, Ibn 'IJmar (w.73 H.) dan Salim bin 'Abdulldh (w. 106 H.) akan

mengatakannya sebagai "Jual beli yang menakutkan (a dreadful ffade)sedangkan Ab[ al-'Aliya (w. 90 H.) menginginkan siksaan bagi orang-orang

yang menjual beli Al-Qur'51.x

Trend yang lebih berpengaruh adalah perpustakaan umum. Mujehid (20-

103 s.H.) melaporkan bahwa Ibn Abi Lail6 (w. 83 H) mendirikan perpustakaan

yang hanya mengandung kitab suci Al-Qur'dn, di mana orang-orang akan

berkumpul dan membacanya.es 'Abdul-Hakam bin 'Amr al-Juma[ri mendirikan

beberapa bangunan seperti perpustakaan pada pertengahan abad pertama

hijrah, rumah Kurrdsdt (ou.5 : kertas ) tentang subjek yang tersusun ditambah

beberapa permainan, dan di sini orang-orang menggunakan fasilitas untuk

membaca dan bersukaria dengan percuma.e6 Beberapa sumber menyebutkan

perpustakaan lain kepunyaan Khdlid bin Yazid bin Mu'dwiyah;e7 mungkin ada

perpustakaan lain yang informasi detailnya tidak sampai kepada kita.e8

8. Kesimpulan

Usaha 'Uthmdn yang sungguh-sungguh jelas tampak berhasil dan dilihat

dari dua cara: pertama, tidak ada Mushaf di provinsi Muslim kecuali Mushaf

'Uthmdni yang telah menyerap ke darah daging mereka; dan kedua, Muqlraf

atau kerangka teks Muq[rafnya dalam jangka waktu empat belas abad tidak bisa

dirusak. Sesungguhnya manifestasi Kitib suci Al-Qur'dn adalah benar-benar

ajaib; interpretasi yang lain tidak berhasil. Khalifah berikutnya, mungkin

meneruskan usaha nenek moyangnya, mengutus dan terus mengirim naskah

Mushaf.yang resmi, tetapi tidak ada naskah yang dikirim yang bertentangan

dengan standar universal Mushaf 'Uthmdni.

Sampai hari ini terdapat banyak Mushaf yang dinisbatkan langsung

kepada 'uthmen, artinya bahwa Mushaf-mushaf tersebut asli atau kopian resmi

dari yang asli. Inda Office Library (London), dan di Tashkent (dikenal dengan

Mushaf Samarqand). Mushaf-mug[raf ini ditulis pada kulit, bukan keras, dan

tampak sejaman.ee Teks-teks kerangkanya cocok satu sama lainnya dan sama

dengan Mushaf-mus[raf dari abad pertama hijrah dan setelahnya, sampai pada

mushaf-mus[raf yang digunakan pada masa kita ini.Perubahan yang dilakukan beberapa kali pada Mustlaf untuk menye￾barkannya di kalangan masyarakat, tidak memengaruhi pembacaan dan arti

ayat. 'Uthmdn sendiri mungkin tahu dengan beberapa aspek fenomena ini; ke￾putusannya untuk tidak memberikan tulisan vokal dan tidak menggunakan

pemisah ayat dan titik ini berarti sebagai peringatan bagi orang yang menghafal

Al-Qur'an sendiri tanpa bimbingan yang tepat. Tetapi dengan waktu berjalan

(yang tidak terlalu lama) memasukkan titik dan pemisah ayat menjadi biasa

(normal). Oleh karena itu, marilah kita selidiki semua implikasi ini di dalam

beberapa bab berikut ini.

PERKEMBAI.IGAI.I ALAT PEMBAI.ITU BACAAII

DALAI\{ MU$HAF'LJ[[MA]\II

Sebelum membahas masalah yang lebih kompleks dalam ilmu tulisan

Arab. kuno (Arabic paleography) dan sistem tanda titik dalam bab yang akan

datang, di sini kita hendak mengupas secara ringkas beberapa alat bantu visual

dan perkembangan estetika yang dimasukkan oleh para penulis ke dalam

Mu9[af.

l. TandaPemisahSfirah

Pada awalnya naskah Mushaf'Utlmteni tidak mempunyai pemisah sflrah

( J-'i;ft), permulaan tiap strah dapat diketahui dari ungkapan kalimat:

g)ts*)rdJl1.*r, yang biasanya ditulis dengan jarak sedikit lebih senggang.

Hal ini kita dapat kita saksikan dalam sample di bawah ini.

Gambar 8.1: Sebuah Mushaf abad pertama Hijrah di dalam skrip Hejdzi.

Sumber: MaSattif $an'd, papan 4.

Beberapa naskah yang tak resmi yang ditulis bersamaan dengan Muqhaf

'Uthmeni, pemisah sflralr untuk pertama kali dapat kita lihat secara selayang

pandang melalui pengenalan sebuah ornament sederhana. Biasanya ungkapan

kalimat KHAT itu yang selalu tampak tertulis. Contohnya dalam Muq[raf Mdlik

bin Abi'Amir.Mushaf ini tidak diikuti dengan pengenalan nama sfrrah, dalam warna

yang berbeda, tetapi masing-masing tetap mempertahankan bentuk ornament

dan kata-kata

Mu9[raf Samarqand (uga dikenal sebagai Mus.[raf Tashkent), dinisbatkan ke

'Uthmdni, yakni bahwa kemungkinan ia merupakan kopian dari aslinya. Nam￾paknya muq[raf tersebut ditulis oleh beberapa tangan yang diantaranya meng￾hapus pemisah-pemisah ayat.

Sebelumnya, pemisah ayatyangpanjang disisipkan. Tidak tampak ada￾nya penggunaan cara tertentu yang ditetapkan. Setiap penulis bebas meng￾gunakan pilihan sendiri. Ketiga contoh yang saya kemukakan, semua diambil

dari Mushaf yang ditulis dalam skrip HejEzi (tahun pertama Hijrah). Dalam

contoh pertama, pemisah ayat berbentuk dua kolom dari setiap tiga titik; dalam'

contoh kedua, berbentuk garis dari empat titik, dalam contoh ketiga, titik yang

berbentuk segitiga.

Kemudian hiasan selanjutnya digunakan dalam bentuk ciri khusus untuk

setiap ayat kelima dan /atau kesepuluh.

Mushaf penting yang lain, yang ditulis oleh seorang ahli kaligrafi Ibn al￾Bawwab dan tertanggal 391 H/I000 M. disimpan pada chester Beatty. Dalam

Mushaf ini ada beberapa tanda khusus untuk setiap ayat kelima dan kesepuluh,

dan selanjutnya ditulis kata-kata -p,Or-p,Oltj ... seperti sepuluh, dua

puluh, tiga puluh, dan seterusnya.

3. Kaimpulan

Dalam bab yang lalu kita telah jelaskan sikap kepedulian al-Hajjej dalam

pencarian letak satu per tiga, satu per empat, dan satu per tujuh Al-eur'nn.

Tidak lama kemudian sekitar abad pertama Hilrah, Mushaf dikelompokkan ke

dalam tujuh bagian yang disebut mandzil (J;t ). pengelompokan ini sengaja

dibuat untuk orang yang hendak menyelesaikan bacaan seluruh Mushaf dalam

waktu satu minggu. Pada abad ketiga Hijrah muncul kesimpulan lain yang

mengelompokkan Al-Qur'dn ke dalam tiga puluh bagian ( ';: Juz') bagi

mereka yang ingin menghabiskan tadarus dalam waktu satu bulan. pembagian

ini adalah sebagai perkembangan kajian yang dilahirkan oleh al-Hajjaj dan

telah berfungsi sebagai alat yang bermanfaat untuk semua orang yang mau

memakainya

Bermacam-macam batasan, seperti menggunakan tinta emas dan per￾kembangan yang lainnya, sudah digunakan menurut selera kemampuan setiap

penulis. Tetapi ini semuanya hanya seni, tidak seperti pemisah sfirah dan iyat

betul-betul merupakan alat bantu yang tidak akan kita bedah di sini. Banyak

lagi alat bantu lainnya, dalam bentuk titik dan tanda diakritikal(diatas dan di

bawah), dan ini memengaruhi terhadap sistem pengajaran Al-eur'iin untuk

orang bukan Arab di seluruh dunia Islam. Alat-alat bantu ini, dan beberapa

kontroversi pendapat para orientalis akan kita bongkar dalam bab berikutnya.


SEJARAH ILMU TI.JLISA}.I ARAB KI.JNO

Pembaca yang merasa kehausan ilmu mungkin bakal bertanya mengapa

tulisan Arab kuno (palaeography) dan ejaan (orthography), yang tampaknya

tidak ada kaitan dengan topik bahasan dapat menyelusup ke dalam artikel  ini?

Jawaban akan semakin dapat dirasakan sekiranya kita kupas terlebih dulu

definisi palaeography dan orthography. palaeogtaphy biasanya ditujukan pada

kajian dokumen zamandulu, walaupun saya gunakan di sini dalam artian lebih

terbatas: kajian tentang skrip sebuah bahasa dengan fokus penekanan pada

ejaan konvensional. Kebanyakan teori yang bergulir tentang palaeography

Arab, berkaitan dengan asal-usul dan perkembangannya yang berakar pada

kitab Injit; di mana saya hanya akan membahas bagian yang menarik dan tidak

akan memberi peluang terlalu luas dalam artikel  ini. Tetapi teori ini mempunyai

pengaruh kepada keutuhan Al-Qur'an semenjak mereka menyatakan bahwa

bahasa Arab tidak mempunyai huruf alfabet di zaman Nabi Muhammad saw.

(Mingana) bahwa perbedaan bacaan pada ayat-ayat tertentu disebabkan

kesalahan pada sistem ilmu tulisan Arab kuno palaeography (Goldziher); dan

bahwasanya naskah Al-Qur'dn itu ditulis dalam skrip Kufi pada abad kedua

dan ketiga hijrah, tidak ada pada abad pertama hijrah (Gruendler). Guna

menangkis argumentasi ini kita perlu membuktikan bahwa Kitab Suci Al￾Qur'an masih tetap tak ternodai

L. Latar Belakang Sei arah l<araktlz. Bahas Anb

Asal usul karakter bahasa Arab sifatnya masih spekulatif, dan tidaklah

mengejutkan sama sekali tatkala para Orientalis membuat rekayasa teori

tentang masalah ini. Hal yang sangat menyedihkan teori mereka sangat rapuh

dan tidak tahan uji. Beatrice Gruendler, pengarang sebuah kajian tentang

perkembangan skrip bahasa Arab, menyatakan bahwa semua skrip Arab

berasal dari alfabet Funicia, karena Bahasa Arab tampaknya yang paling jauh

terisolasi. Perubahan drastis dalam susunan spatial memberi isyarat bahwa

kemungkinan skrip bahasa Nabatean atau Syriak menjadi perantara perkem￾bangan skrip bahasa Arab. Theodor Ntildeke, pada tahun 1865, mengakui

bahwa skrip Nabatean memberi pengakuan terhadap yang pertama me￾mengaruhi perkembang?n skrip Arab Kfifi; setelah itu banyak orang yang

mengikuti pendapatnya, di antaranya M.A' Levy, M. de Vogti6, J. Karabacek

dan J. Euting. Tetapi setenlah abad kemudian kesepakatan pendppat tersebut

mulai pudar ketika J. Starcky membuat teori bahwa bahasa Arab berasal dari tulis￾an bahasa Syriak yang berbentuk meruncing (Syriac cursive).r Di lain pihak,

kita lihat teori Y. Khalil an-Ndmi mengatakan bahwa, "Hijaz adalah merupa￾kan tempat kelahiran evolusi tulisan (script) Arab bagian utara, bukan daerah￾daerah lain, termasuk Hirah."2 Mengenai sebab mengapa Gruendler tak peduli

dengan teori ketiga, sepenuhnya hal ini saya serahkan pada untuk menilainya.

Di antara misi orientalis ada beberapa yang beranggapan bahwa umat

Islam bangsa Arab tidak memiliki sistem tulisan sejak zaman kehidupan Nabi

Muhammad saw.. Kata-kata Professor Mingana flenyebut,

Ketololan kami tentang bahasa Arab pada awal perkembangannya sama

seperti ketidaktahuan kita secara pasti apakah memiliki huruf alfabet

sendiri sewaktu di Mekah maupun Madinah. Jika bentuk tulisan itu

menjelma di dua tempat (Mekkah dan Madinah), itu mesti memiliki

kesamaan dengan karakter Estrangelo (contohnya SWak) atau Hibru.3

Nabia Abbott kemudian secara partial lebih unggur dalam hipotesis ini,

studi tentang manuskrip Arab Kristen menunjukkan fakta yang menarik

bahwa beberapa manuskrip kuno ini lebih menunjukkan pengaruh karak￾ter Estrangelo, walaupirn tidak secara langsung melalui'orang Nestorian,

dari segr bentuk skripnyayang cenderung lebih mirip. Manuskrip yang lain...

menunjukkan pengaruh Jacobit serto. Kemudian pcrbandingan antara

beberapa manuskrip-manuskrip Arab Kristen kuno dengan manuskip Al￾qur'en Ktifi kontemporer menunjukkan adanya beberapa kesamaan skrip3

Bagaimana pun tidak semuanya seperti yang terlihat. Menurut Abbott,

"Manuskrip Arab Kristen tertua adalah dari tahun 876,-s yatni 264 hijrah.

'Awwdd bahkan menyebut adanya manuskrip yang lebih awal ragi,yangditulis

pada tahun 253 H./867 M.6 Manuskrip Arab Kristen yang tertua ditemukan

pada kedua pertengahan abad ketiga hijrah. Secara literal, ada ratusan kalau

tidak ribuan manuskrip Al-Qur'dn yang terdapat pada periode ini; perban￾dingan antara manuskrip yang ratusan ini dengan satu atau dua contoh

Estrangelo (Syriak) dan akhirnya beranggapan bahwa Syriak memengaruhi Al￾Qur'an benar-benar merupakan ilmu miskin kalau ingin menyebutnya sebagai

ilmu. Di atas segalanya, saya ingin menambahkan bahwa skrip Syn'ak tahun

250 hijrah (kecil tajam dan tidak lurus ke depan) secara umum tidak sama

dengan semua huruf Arab pada periode itu yang cenderung bengkok dengan

satu garis lurus. Seseorang mungkin bertanya kenapa Abbott menghindari peng￾gunaan dokumentasi Arab dan manuskrip Al-Qur'6n yang muncul pada abad

pertama hijrah yang relatif banyak membanjir di rak-rak artikel  perpustakaan.

Kita tinggalkan Syriak, budaya lain yang dianggap telah memengaruhi

tulisan Arab kuno palaeography adalah Nabatean. Menurut Dr. Jum'a, telaah

kajian menyeluruh yang dilikukan oleh para ilmuwan yang memiliki otoritas,

membuktikan bahwa bahasa Arab telah mengambil tulisan mereka dari

Nabatean; di dalam masalah ini dia mengutip sejumlah ilmuwan seperti Abbott

dan Wilfinson.T Dalam menganalisis sebuah tulisan tangan, mata uang, dan

manuskrip Muslim yang tertua, dan dibandingkan dengan tulisan-tulisan Arab

sebelum Islam, kemudian setelah itu membandingkannya dengan tulisan

Nabatean, Abbott menyimpulkan bahwa skrip Arab yang digunakan di awal

permulaan Islam adalah perkembangan tulisan Arab sebelum Islam yang secara

langsung merupakan pengaruh dari perkembangan skrip.Nabatean Aramaik

yang muncul pada awal permulaan abad masehi.8

Menyantap semua fakta yang ada tampaknya terasa terlalu banyak dalam

memenuhi kepuasan para ilmuwan. Disadari mau pun tidak, teori-teori yang

ada dibangun berdasarkan kepada penilaian yang sangat subjektif dan sikap

pandangan saling memusuhi pada keberhasilan bahasa Arab. Ilmuwan Muslim

yang mati-matian membela pendapat seperti ini hanyalah mengikuti teori

keilmuwan Barat tanpa memiliki kebebasan analisis. Guna memberi klarifikasi

pendapat saya, gambar 9.I menunjukkan sebagian peta Abbott dalam menjelas￾kan inskzpsi (tulisan tangan) yang ada.

Inilah tempat lima inskripsi dalam artikel  Abbott, papan gambar l, yang

menjadi dasar kesimpulan skrip Arab berasal dari skrip Nabatean:

l. lnskripsi Nabatean di atas batu Fihr: Umm al-Jima1, tahun 250 M..e

2. Inskripsi Arab Imru'al-Kais, Namdrah, 328 M.

3. Inskripsi Arab dari Zabad,512 M

4. Inskripsi Arab di Harrdn, 568 M

5. Inskripsi Arab di Umm al-Jimdl, abad ke 6.

Di sini kita hanya memiliki satu inskripsi yang disebut Nabatean (dari

Umm al-Jimdl) sedangkan empat lagi dalam tulisan Arab, termasuk inskripsi

bahasa Arab yang satu lagi di tempat yang sama. Salah satu inskripsi Arab

terdapat di Zabad,, sangat dekat ke Allepo di sebelah utara Suriah; satu lagi di

Namdrah, tenggara Damaskus; ketiga dan keempat dari sebelah utara Ma'6n,

ketika menjadi ibu kota Nabatean. Jadi bagaimana inskripsi Arab bisa ter￾bentang dengan sendirinya dari utara Suriah masuk ke Saudi Arabia, me￾motong terus ke tanah Nabatean sendiri?.. Saya ragu bahwa di sana ada bahasa

yang diketahui oleh pemakainya sebagai bahasa Nabatean, sebagaimana saya

akan tunjukkan kemudian.

2. Studi Dohtmentasi don Inskipsi.4nb Kumo

r. Garis Yang Samar Antara Bahasa Nabatean den Inskripsi Arab.

Di antara ilmuwan terdapat perbedaan pandangan secara umum tentang

apa yang menjadi tulisan Nabatean atau inskripsi Arab. Ada sebagian ilmuwan

yang menyebutkan inskripsi yang terakhir sebagai inskripsi Nabatean hanya

melihat teman kolega yang merevisinya sebagai inskripsi Arab, dan contoh di

bawah akan dapat memberi gambaran tentang hal ini.

l. Inskripsi dua bahasa Nabatean dan Greek di atas batu Fihr, Umm al-Jim6l,

bertanggalkan 250 M. Cantineau, Abbott dan Gruendler semua mengikuti

Batu nisan Raqrlsh di Madd'in $6leh, bertanggalkat 162 tahun setelah

Bosra (sesuai dengan tahun 267 M.). Kedua-duanya Cantineau dan

Gruendler mencantumkan sebagai "teks Nabatean",l I walaupun akhirnya

memberi pengakuan, "Teks itu sangat bernilai untuk para peneliti Arab.

O'Conner memaparkannya sebagai gabungan nyentrik antara Nabatean

dan Arab....Blau memberi label sebagai perbatasan dialek dan Diem

menganggap sebagai bagian dari Nabatean-Hejdzi".r2 Dalam tulisan

mereka 1989, Healy dan Smith dengan senang menyebut sebagai

dokumentasi Arab tertuaSalah satu nuktah penting adalah bahwa inskripsi ini memuat tanda

titik di atas huruf dhdl, rd' dan shin.

Inskripsi Imru' al-Kais di Namdrah (100 km ke arah barat selatan Damas￾kus), tercatat223 tahun setelah Bosra (c. 328 M.). Sedangkan Gruendler

menganggapnya sebagai inskripsi Nabatean.la Yang lain termasuk

Cantineau dan Abbott memperlakukannya sebagai inskripsi Arab.15

Dari sample ini kita berkeyakinan bahwa menentukan pembagian garis

lintas pemisah antara tulisan Arab dan apa "yangdisebutl' inskripsi Nabatean

sangat kabur; kini dengan adanya re-interpretasi terhadap batu nisan Raqrlsh

sebagai teks Arab, ia telah menjelma sebagai inskripsi Arab tertua. Persamaan

yang jelas di antara tiga inskripsi ini adalah karena skripnya. Itu semua adalah

Inskripsi Nabatean.

li. Dengan Bahasa Apa Orang Nabatcan Berbicara?

Di besar di Mekah sejak dini dari zaman kanak-kanaknya, Ismd'il, putra

tertua Ibr6him, lahir dari kalangan suku Jurhum dan menikah dua kali dari

kalangan mereka. Suku ini berbicara Bahasa Arab,l6 dan demikian pula tak

diragukan lagi Ismd'il berbicara dengan bahasa yang sama. Bahasa Arab

Jurhum kemungkinan kehilangan daya tarik lalu mereka memolesnya dengan

bahasa Arab Quraish yang mendahuluinya hampir sekitar dua ribu tahun; Ibn

Ushta mencatat pernyataan Ibn 'Abbds bahwa yang pertama-tama membuat

aturan grarnmar dan alfabet bahasa Arab tak ada orang lain melainkan

Ismd'il.r7 Allah kemudian menugaskan Ismd'il sebagai Nabi dan Rasul,r8 untuk

mengajak umatnya menyembah A[eh, mendirikan shalat dan membayar zakat

kepada orang miskin.re Oleh karena itu, AllSh mengutus rasul dalam bahasa

kaumnya sendiri,2o maka Ismd'il juga sudah pasti berdakwah dalam bahasa

Arab. Keturunannya diakui bahwa Nabi IsmS'il diberi karunia dua belas

putra,2r di antaranya Nebajoth,/Nabaf: dilahirkan dan dididik di sekitar Jazirah

Arab yang semestinya mereka juga menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa

ibu. Putra-putranya memelihara risalah ayah dengan menggunakan skrip Arab;

sudah pasti mereka tidak mengubah skrip apa pun yang dipakai di Palestina

(tanah air Ibrdhim), semenjak dua generasi ini sudah berada dan hidup di Saudi

Arabia. Ketika Naba! kemudian berhijrah ke arah utara, dia semestinya

membawa alfabet dan bahasa Arab bersamanya. Dan keturunan inilah yang

akhirnya mendirikan dinasti Nabatean (600 Sebelum Masehi-50 Masehi).22

Mengomentari terhadap keabsahan beberapa karakter bahasa Arab yang

tidak terwakili dalam bahasa Armaik, Gruendler menyatakan, "Karena para

penulis teks Nabatean berbicara bahasa Arab, dan adanya hubungan mesra di

antara kedua-dua bahasa (penulis-penulis ini) dapat menemukan persamaan

bahasa Nabatean dalam ejaan kata-kata Arab (orthography) yang kedengar￾annya janggal."23 Secara langsung dinyatakan bahwa skrip dan bahasa Naba￾tean sebenarnya adalah bentuk bahasa Arab.

Jika Orang Nabatean berbicara dalam bahasa Arab, lantas siapa yang

memberinya nama bahasa Nabatean? Apakah ada bukti bahwa mereka me￾nyebut bahasa mereka sebagai bahasa Nabatean? Atau mungkin ini diambil

dari kecenderungan yang sama dalam memberi label kepada umat Islam

sebagai "Muhamaddan (pengikut Muhammad)," lslam sebagai "Muham￾madanism(ajaran Muhammad)," dan Al-Qur'5n sebagai "Turkish Bible (Bible

Orang Turki)"? Jika apa yang disebut skrip Nabatean sudah dinyatakan sebagai

"Arabic (bahasa Arab)" atat "Nabatean Arabii' (sebagaimana kita kadang￾kadang berbicara dalam bahasa'.'Arab Mesir" atau "lnggris Amerika"), lalu

semua kajian harus mengambil giliran yang berbeda dan diharapkan akan lebih

tepat lagi untuk mencapai tujuan itu. Bahasa Arab dan tulisannya dalam bentukprimitifrrya, itulah yang melahirkan bahasa Nabatean dan kemungkinan besar

muncul sebelum bahasa Syriak.

,rr. Bshasa Arab Kuno Memiliki Alphabet yang Jelas

Mengalihkan perhatian kita terhadap hipotesis Dr. Mingana yang me￾nuduh bahwa bahasa Arab kuno tidak mempunyai alfabet, saya akan men￾jelaskan beberapa perkembangan inskripsi tingkat tinggi yang membuktikan

fakta sebaliknya. Ada beberapa inskripsi Arab dari abad 6 masehi yang

menyerupai tulisan Arab (palaeography) yang digunakan pada abad pertama

hijrah/abad ketujuh masehi; Contoh-contoh yang saya berikan akan mem￾perlihatkan kemajuan mulai dari sini sampai pada zaman Islam.Kemunculan Beberapa Skrip dan Masalah Penanggalan Mus.haf Ktifi

Terbentang dari Azerbaijan dan Armenia di sebelah utara sampai ke

Yaman di sebelah Selatan, dari Libya dan Mesir dari sebelah barat sampai lran

di sebelah timur, wilayah teritorial negara lslam menerima hubungan komu￾nikasi dari pemerintahan pusat Madinah dengan perantaraan bahasa Arab.3o

Perubahan yang cepat pada skrip Arab seperti kita jumpai karakter garis tajam

dan bulat tersambung (seperti tidak lurus) berkembang bersama dengan

perkembangan skrip Hejazipada'tingkat awalnya. Seperti contoh, batu al-Hdjri

(Gambar 9.11) tahun 31 hijrah, yang dikelompokkan oleh beberapa ilmuwan

sebagai skrip Kflfi3r (garis tajam) dan papynrs tahun 22 hijrah (disimpan di

perpustakaan Nasional Austria, Gambar 10.3) dalam bentuk bulat bersambung.

Masalah skrip Arab.ini sangat luas dan di luar pembahasan ini, tetapi sebagai￾mana sebagian Orientalis telah membuat orang bingung tentang Al-Qur'dn

yang ditulis dalam skrip Krifi, maka saya akan memberikan contoh tertentu

tentang skrip ini.

l. Batu nisan dari Aswdn (Mesir Selatan) dengan inskripsi tahun 3l H.32

Prof. A[rmad menganggap sebagai inskripsi.Kufi yang tertuaInskripsi ini mungkin bisa diterjemahkan seperti ini, "Rahmat dan

Barakah All6h dilimpahkan kepada 'Abdur-Rahm6n bin Khalid bin. Al-

'As, ditulis pada tahun 40 hijrah."

Dam (bendungan) Mu'dwiyyah dekat T6'if dengan inskripsi Kflfi yang

tidak dihiasi,35 tahun 58 H.36

Ayat Al-Qur'dn dalam skrip Ktfi tahun 80 H. ditemukan di dekat Mekah.3tempat di seluruh negara Muslim (Mesir, Hejdz, syria, Irak dst.). Inskripsi ini

bertentangan dengan Gruendler, yang menyatakan bahwa semua Mushaf Ktfi

muncul pada abad kedua dan ketiga hijrah.ar pada pertengahan abad pertama,

skrip ini sudah terkenal dan dipakai di seluruh dunia Islam, khususnya dalam

uang logam,4z dan tidak masuk akal kenapa harus menunggu satu abad atau

lebih sebelum digunakan dalam penulisan Mushaf. Fadahal, Mushaf Samar￾kand, yang dikatakan Muqhaf 'Uthmdni (pertengahan pertama abad pertama

Hijrah) ditulis dalam skrip Kufi.

3. Kaimpulan

Batu-batu Arab banyak dihiasi beberapa contoh skrip Arab sejak per￾tengahan abad ketiga hijrah. Beberap.a aspek primitif, bahasa Arab kuno tidak

pernah menunjukkan bentuk bahasa Arab Nabatean itu sendiri sedangkan akar

sejarahnya sampai padazaman Ibrdhim dan Ismail yang ada sebelum Aramaik.

Seperti bahasa lain, tulisan dan ejaan bahasa Arab (palaeography dan ortho￾graphy) terus berkembang. Perluasan wilayah teritorial Muslim menyebabkan

perkembangan beberapa skrip Arab seperti Hejdzi, Kufi dan tulisan yang di￾sambung, dengan karakteristiknya masing-masing. Tidak ada satu skrip yang

mendominasi lainnya, dan tidak terbatas pada suatu tempat. Dengan beberapa

contoh skrip Ktfi yang diambil dari inskripsi abad pertama hijrah, kita bisa

membantah teori Mus[raf K[fi yang hanya ditujukan pada abad kedua dan

ketiga hijrah.

TLJLISAI.I DAl.l EIAAI.I BAI{ASA ARAB DALAI\{ AL-QLJR'A}.I

Kekeliruan yang menahun dan semakin banyak permasalahan yang di￾hadapi negara-negara yang baru muncul mengakibatkan terjadinya peruloahan

secara dramatis dalam ketentuan ejaan, adanya mempertahankan keganjilan

dari pengalaman masa lalu sedang ejaan lainnya akan jadi barang aneh atau

kuno. Ini mengingatkan saya pada tahun 1965 ketika saya menyelesaikan

program doktor saya di Cambridge. Saya ketemu dengan seorang mahasiswa

muda dari Inggris yang mempelajari bahasa Arab untuk menjadi seorang ahli

orientalis. Dia mengakui kesusahannya dalam mempelajari dan menguasai

ejaan bahasa Arab, dan dia mendesak agar mengubah ejaan Arab ke skrip

Latin-seperti halnya dengan bahasa Turki modern-yang membuatnya lebih

mudah untuk dipahami. Saya menjawabnya dengan menyebutkan kesusbhan

dalam suara a dalam bahasa Inggris, father, fat, fate, shape; dan u dalam put,

buf penyebutan kata ight dan write, dan bentuk kata kerja sekarang dan

lampau read. Banyak lagi contoh yang bisa saya sebutkan dari pengalaman

kesusahan saya dalam mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa ketiga. Dia

beralasan bahwa ketidakteraturan ini disebabkan oleh beberapa kata dan

sejarah perkembangannya, tetapi dia lupa untuk melihat bahwa bahasa Inggris

tidak bisa dipertanyakan keanehan-keanehannya, dan begitujuga sama dengan

apa yang terjadi dalam bahasa Arab.

Di bawah ini saya beri contoh kata-kata yang secara random saya pilih

(dan merupakan kata yang panjang lebar) dari perjanjian tnggris abad 17

Masehi, untuk menggambarkan perubahan ejaan yang terjadi dalam kurun

waktu empat abad.

(Anak laki-laki Bilson: betul-betul penemuan seorang (yang sudah me￾ninggal) yang terkenal dengan tukang tipu pendeta Romish dalam

mantranya, atau pengusiran setan dari badan seorang anak bernama,

Willian Perryr, anak-lakiJaki Thomas Perry Bilson di negara Safford,

Yeoman. Dalam kejadian ini dibolehkan sedikit diskusi tentang teologi

dengan hati-hati untuk memudahkan melihat roh Romish; dan meng￾hukum kesalahannya, di dalam kasus ini atau kasus yang lainnya).

Ejaan ini mungkin bisa ditertawakan dengan ukuran ejaan sekarang,

tetapi sebenarnya sesuai dengan standar ejaan Inggris pada abad 17 M..

Dalam beberapa bahasa, karakter tertentu memiliki dua fungsi; dalam

bahasa Latin,2 huruf i dan u kedua-duanya berfungsi sebagai vokal dan kon￾sonan, dengan fungsi konsonan i berbunyi seperti y dalam kata yes. Dalam

beberapa teks konsonan i ditulis denganT. Dalam Latinjuga, huruf bjika diikuti

dengan s maka berbunyi p (contohnya abstuli : apstuli), dan itu juga sama

dengan b dalam bahasa tnggris.3 Menarik sekali, hurufj hanya muncul baru￾baru saja (pada abad 16 atau 17 Masehi) lama setelah media masa cetak di￾temukan.a Dalam bahasa Jerman, kita dapatkan vokal yang diubah menjadi

tanda.yang ada titik di atas (umlaut) contohnya d, 6, ii, yang asahiya dieja

masing-masing ae, oe, ue,s Huruf b bisa berbunyi b dalam kata bail (ketika

permulaan) atau berbunyi p dalam kata tap (ketika diakhir huruf atau suku

kata), sedangkan d bisa berbunyi d atau r. Huruf g bisa berubah-ubah menjadi

enam bunyi yang berbeda menurut dialek lokal.

Fenomena yang sama terjadi dalam bahasa Arab. Beberapa suku me￾nyebut kata sP (hattD dengan oo ('attfl, dat Jotla (stia-.f) dengan .blr-

(sirdt), dan sebagainya, dan hal ini disebabkan oleh banyak perbedaan dalam

bacaan yang terkenal. Sama juga huruf l, Jr f mempunyai dua fungsi sebagai

konsonan dan vokal, sebagai mana dalam bahasa Latin. Masalahnya adalah

bagaimana penulis dan penyalin Arab dulu (kuno) menggunakan tiga huruf ini

memerlukan perhatian yang khusus. Metode mereka, walaupun kelihatan rada

memusingkan bagi kita saat ini, namun cukup jelas bagi mereka. Dari pen￾dahuluan singkat ini, sekarang kita hendak selidiki sistem ortografi (ejaan

Arab) pada zaman awal Islam.

Gaya Tulisan pada Zaman Nabi Mthannad$.

Di Madinah Nabi Muhammad$ . mempunyai penulis yang banyak ber￾asal dari beberapa suku dan tempat, yang sudah terbiasa dengan dialek dan

ejaan yang berbeda-beda menurut adat masing-masing. Contohnya, Yahya

berkata bahwa dia melihat surat yang dibacakan oleh Nabi Muhammad saw

kepada Khelid bin Sa'id bin al-'As yang memuat beberapa kejanggalan:.

$ (kana) ditulis isi! (kawana), dan .f (hattfl dieja tr>.6 Dokumentasi yang

lain, yang diserahkan Nabi saw. kepada Razin bin Anas as-Sulami, juga dieja

cr6 denganof .7 Menggunakan dua y (*t) yang sudah lama berbeda dengan 

.

satu y, didapatkan dalam kata 8.r*tr dar- .* (sudah jelas tidak menggunakan

titik) pada surat-surat Nabi saw.e Satu dokumentasi abad 3 hijrah meng￾gambarkan beberapa surat dalam banyak cara.r0 Banyak sekali bukti-bukti

mengenai perbedaan dalam gaya tulisan padazaman permulaan Islam.

2. Ikjian tentrng Uografr @jalu ) MuqhatTftthmanl

Telah banyak artikel  yang menyinggung tentang ejaan yangjanggal dalam

Mug[raf 'Uthmani, dengan lebih detail lagi khususnya dalam menganalisis

contoh-contoh ejaan yang menyeleweng. Di antara beberapa bab dalam aI￾Muqni', contohnya di bawah judul (heading), "Examination of Mug[raf

spellings where (vowels are) dropped or listed (Meneliti ejaan Mug[af Yang

Vokalnya Dibuang Atau Disebutkan). (Sub judul): Examination of words

where alif( t) is dropped for abbreviation (Meneliti kata-kata yang ada alifrrya

dibuang untuk tujuan singkatan)." Ad-Ddni mengutip Ndfi bin AbiNu'aim (70-

167 Hijrah), pengarang asli, kemudian membuat daftar ayat-ayat yang di

dalamnya ada alifyang dibaca tapi tidak ditulis:

saya pilih hanya tiga contoh ini saja, jika tidak demikian, dalam artikel nya

dapat menghabiskan lebih dari dua puluh halaman. Lebih dari itu, alif dalam

Mushaf 'Uthmdni semuanya tidak terdapat pada kata ..rl"*Jl dan .r.l*

(semua;rya 190 tempat), kecuali dalam ayat 4l:21di mana ejaannya adalah

c.,;Jt .ll Membaca Mushaf mana saja yang diterbitkan oleh Kompleks

Percetakan Raja Fahd di Madinah, saya telah memeriksa satu contoh ejaan

yang janggal, dan sementara ini, dalam penelitian saya, saya tidak men￾dapatkan ejaan yang bertentangan dengan hasil tabulasi Nefi'.r2 Dua vokal lagi

yang bersamaan dengan hwuf hamza(") juga menggambarkan kecenderungan

perubahan yang dinamis yang tidak hanya terdapat pada Mushaf 'uthmdni.

Beberapa sahabat yang menulis naskah milik pribadi banyak yang memasuk￾kan ejaan janggal yang kemungkinan disebabkan oleh perbedaan wilayah

dalam masalah ejaan. Di sini ada dua contoh;

(a) 'Abdul-Fatt6[r ash-shalabi menemukan manuskrip Ar-eur'6n klasik (tua)

yang penulisnya menggunakan dua ejaan yang berbeda pada kata"lc

(contohnya ,rJ, dan yr) di halaman yang sama.r3

(b) Dalam koleksi perpustakaan Raza, Rampur, India, ada sebuah Mus[raf

yang ditulis dalam skrip Kfifi yang dinisbatkan kepunyaan 'Ali bin Abi

Telib,. Kata .rP juga ditulis dengan}, dan cf ditulis dengan.k-.

Untuk lebih jelas, saya perlihatkan contoh seperti di bawah ini.rMelik bin Dindr melaporkan bahwa 'Ikrima membaca ayat 17:107

dengan fas'al (JL,i,), walaupun tertulis fs/ (,_l'*r). Melik menenangkan akan

hal ini dengan menyatakan bahwa itu sama dengan bacaan qdl ( Ju ) ketika kata

itu ditulis ql (J),r5 yang merupakan kependekan umum di Mus[raf Hejdzi.t6

Dengan adanya bacaan yang berdasarkan tradisi belajar secara lisan, adanya

kekurtrngan seperti ini tidak akan menyebabkan kerusakan teks Kit6b Suci.

Kalau seorang guru membaca tlu (baca dengan qdlfr, alif dr akhir tidak dise￾butkan karena ada peraturan grammar tertentu) dan murid itu menuliskannya ,li

(mengikuti standard dia sendiri) tetapi membacakannya dengan betul sepJrti

tfu ,lalu ejaan vokal yang janggal tidak mengandung pengaruh yang negatif.

Ibn Abi Ddwfid meriwayatkan kejadian di bawah ini

Yazid al-Fdrsi berkata, "'Abaidu[eh binZiydd,menambahkan dua ribu

huruf ( jr- ) dalam Mus[raf. Ketika al-Hajjej bin Yfisuf datang dari Basra

dan diberi tahu tentang ini, dia meminta siapa orangnya yang mem￾beritahukan tentang perubahan yang dibuat 'Ubaidulldh. Mereka men￾jawab Yazid al-Fdrsi. Oleh karena itu, al-Hajjaj memanggil saya; Lalu

saya pergi menemuinya dan saya tidak ragu bahwa dia'akan mem￾bunuhku. Dia menanyakan mengapa 'Ubaidulldh minta untuk menambah

dua ribu huruf ini. Saya menjawab: Mudah-mudahan Allah memelihara

anda ke jalan yang lurus; dia telah dibesarkan di Masyarakat tingkat

bawah Basra (contohnyajauh dari lingkungan terpelajar, di suatu daerah

di mana orang tidak merasakan citra kesusastraan dan keindahan). tni

yang saya sayangkan, karena al-Hajjej berkata bahwa saya berbata benar

dan silakan tinggalkan saya. Apa yang diinginkan oleh 'lJbaidulldh

adalah hanyalah ingin meletakkan dasar ukuran ejaan dalam Mushafrrya,

menulis kembali kata-kata (1ll ) menjadi (lru) dan Gr) menjadi (tjt5),"

Seperti halnya perubahan tidak menyebabkan kehancuran teks melainkan

justru menekankan beberapa huruf hidup (vowels) yang telah di(iadakan atau

dibuang untuk penggunaan singkatan, a1-F6rsl meninggalkan persahabatan al￾Hajjaj tanpa kesan negatif. Kembali merujuk kepada Al-Qur 6n, kita mene￾mukan bahwa kata-katalfU tercatat sebanyak 331 kali, sedangkan tytl se￾banyak 267 kali; jumlah seluruhnya ada 598 kata. Mengingat bahwa

'Ubaidulldh menambah ekstra dua alif di setiap ini maka mencapai sekitar

1,200 huruf ekstra. Jumlah dua ribu (sebagaimana disebutkan dalam riwayat

itu) kemungkinan besar hanya kira-kira saja.

Riwayat lbn Abi Ddwrid mengalami kekurangan dan r'sna-drya punlemah,rs menyebabkan banyak ilmuwan yang menolak. Tetapi jika ternyata ini

juga betul, apa yang menjadikan 'Ubaidulldh salah dalam membuat naskah

pribadi tak ada tujuan lain kecuali hendak menjadikannya sesuai dengan kaidah

ejaan yang berlaku, lain tidak. Contoh lainnya, kita akan mengalihkan per￾hatian pada mushaf salinan Ibn al-Bawwdb yang dibuat pada tahun 391 Hijrah

/ 1000 Masehi, yang saya telah bandingkan dengan mug[raf cetakan Madinah

pada tahun 1407 Hijrah/ 1987 Masehi.

Di awal Sirah al-Baqarah saja ada empat contoh ini. Kebiasaan sebagian

besar Muplraf yang dicetak sekarang mengikuti sistem ejaan Muql.raf 'Uthmdni;

kata .jJIt (Malik) contohnya ditulis & (malik) mengikuti ejaan (ortografi)

'Uthmeni, walaupun alif kecil diletakkan pada mim untuk menjelaskan

penyebutan bagi pembacazarnan sekarang. Samajuga dengan beberapa ayat

yang masih mengeja Ju dengan .1i,,20 menunjukkan bahwa kependekan ini

adalah berlaku pada zaman 'Uthmen dan dia juga mengizinkan untuk

memasukkan kedua-duanya.

Penerbit modern, dengan mendasarkan naskahnya kepada ortografi

Mushaf 'Uthmdni yang resmi, telah menyediakan rujukan yang banyak tentang

ketentuan ejaan yang berlaku pada zumxnawal Islam (abad pertama hijrah). Ini

sesungguhnya adalah merupakan pilihan terbaik bagi semua penerbit, di mana

mereka memberikan manfaat untuk media masa cetak dan merupakan sifat

pendidikan modern yang telah diberi ukuran serupa. Bagaimanapun keinginan

untuk menyimpang dari ejaan Mushaf 'Uthmani bukan hal baru lagi. Imdm

Mdlik (w. 179 H.) telah dihukum dua belas abad yang lalu karena fatwanya

(rJ9:l) tentang apakah seseorang boleh menulis Mugfaf dengan menggunakan

kaidah ejaan (yagg digunakan akhir-akhir ini); dia menolak pendapat itu, dan

hanya menyetujuinya untuk anak sekolatr saja. Di ternpat lain juga ad-Ddni (w.

444 H.') menyatakan bahwa semua ilmuwan dari sejak zuman Melik sampaizamannya sepakat dengan keyakinan yang sama.Imam MSlik telah ditanya tentang huruf hidup (vowels) tertentu yang

tidak dibaca di dalam Mushaf: dia tidak mau menghilangkannya. Ab[ 'Amr

(ad-Dani) memberi komentar bahwa ini merujuk pada tambahan huruf hidup

yang tidak dibaca; waw dan alif, seperti waw dalam...lr,Jl , alif dalam ...

o^rllYjl, dan juga ya' dalam ....-i!rl." Ini menunjukkan bahwa imam

Melik menentang untuk mengubah ejaan Mug[raf secara resmi; sedangkan

penulis Al-Qur'dn pada zanan itu telah memilih memasukkan kaidah ejaan

yang berbeda dalam naskah pribadi mereka, dalam pikirannya, ejaan ketentuan

ini tidak pernah diterima sebelumnya atau menyetujui ortografi Muq[af

'Uthmeni.

3. Bagian Tanda Titik (Nuqa) dalam Mugllatzaaan Dulu

Setelah kita mendiskusikan ejaan (ortografi) sekarang kita beralih pada

masalah tulisan (palaeografi).23 Seperti dalam bab sebelumnya kita menelusuri

palaeografi Arab dalam perspektifsejarah, sekarang kita hendak telusuri dalam

konteks Al-Qur'nn dan meneliti perkembangannya. Sebagian besar dari diskusi

ini akan berputar di sekitar permasalahan nuqat (hi : titik) yang mempunyai

dua makna padazaman awal Islam:

l. Kerangka Tanda Titik:

Ini adalah tanda titik yang terletak baik di atas atau di bawah guna mem￾bedakan huruf lain yang kerangkanya sama, seperti I (C), k/r (6 ), dan j

( C). Ini disebut sebagai nuqa! al-i'jdm (gt :.r)t Jri ), sistem ini sudah ter￾kenal pada zaman Arab sebelum Islam atau setidaknya pada awal Islam￾sebelum Muq[raf 'Uthmdni, sebagaimana kita akan jelaskan di bawah ini.

2. Tanda Diakritikal (di bawah atau atas )

Ini dalam bahasa Arab disebut tashkil (J5.!': seperti dammah, fat[rah,

kasrah) atau nuqal al-i'rdb (vtfIt b);,0 Ini bisa berbentuk titik atau

tanda yang konvensional yang dibuat oleh Abu al-Aswad ad-Du'ali (10

sebelum hijrah - 69 H.l6l I - 688 M.25

Kita akan diskusikan kedua-duanya dengan panjang lebar.

r. Tulisan Arab Kuno dan Kerangka Tanda Titik

Rasm al-Khat (lit. gambar skrip) Al-Qur'dn dalam Mushaf 'Uthmdni

tidak memuat tanda titik untuk membedakan karakter seperti b (v ), f (c., ), dan

seteerusnya, dan juga tidak ada bais diakritikal (bawah, atas) seperti fatl.tah,

dammah, dan kasrah. Sebenarnya ada bukti kukuh yang menunjukkan bahwa

konsep'tanda titik ini bukan sesuatu yang baru untuk orang Arab, sudah

diketahui sebelum Islam datang. Walaupun bagaimana tanda titik ini tidak ada

pada Muq[raf-Muql.raf klasik. Apa pun juga alasan filosofisnya di kejadian ini,26

saya akan mengemukakan beberapa contoh untuk membuktikan bahwa palaeo￾grafi (tulisan) Arab klasik mempunyai tanda titik untuk menemani kerangka

sifat (huruf).

l. Batu nisan Raqfish, tnskripsi Arab sebelum Islam yang tertua, tahtn267

M., mencatat tanda titik di atas huruf dfidI, rd'dan shin.zT

2. Sebuah inskripsi, kemungkinan sebelum lslam, di Sakdka (Arab Utara),

ditulis dalam skrip yang rada anehSebagaimana tampak di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sampai

tahun 58 hijrah, huruf-huruf di bawah ini sudah diberi tanda titik guna

membedakan huruf lain yang bentuknya sama: n(o), kh(t), dh ( i), si (,t), z

(.t\, ya (g), b (+), th (o), f(;), dan f (a,,). Jumlah semuanya sepuluh

karakter. Melihat pada tiga inskripsi pertama, yang ada sebelum Mushaf

'Uthmdni, kita menemukan bahwa titik-titik itu sudah diberi ukuran bentuk

yang sama dengan apayang digunakan sekarang ini.

Muhammpd bin 'Ubaid bin Aus al-Gassdni, sekretaris Mu'dwiyah,

menyatakan bahwa Mu'Swiyah meminta dia untuk meletakkan beberapa

tarqlsh (i,i;) dalam dokumentasi tertentu. Menanyakan apa yang di￾maksudkan dengan tarqish, dia diberitahukan, "Untuk memberi karakter pada

tanda titik yang tepat." Mu'Swiyah menambahkan bahwa dia telah melakukan

hal yang sama dengan satu dokumentasi yang dia telah tulis atas nama Nabi

Muhammad saw.34 Al-Gassdni adalah seorang yang tidak dikenal di kalangan

ahli hadith (traditionist). dan inilah yang melemahkan riwayatnya,3s tetapi kita

tidak bisa mengurangi nilai kejadian ini yang merupakan fakla yang tak

mungkin dibantah, yang membuktikan bahwa tanda titik telah digunakan pada

Muqlraf klasik.

ri. Peireinuan Tanda Diakritikal

Sebagaimana tersebut di atas bahwa tanda diakritikal ini dalam Bahasa

Arab disebut tasnn*lyang dibuat oleh Ab[ al-Aswad ad-Du'ali (w. 69 H./ 688

M.). Ibn Abi Mulaika melaporkan bahwa pada zaman pemerintahan 'IJmar,

seorang Badui datang meminta seorang guru untuk membantu belajar Al￾Qur'dn. Seseorang mengajar sukarela (volunteer), tetapi kemudian melakukan

kesalahan ketika mengajar yang menyebabkan'Llmar memberhentikannya,

membetulkan, dan kemudian menyuruh agar yang mengajar Al-Qur'dn hanya

orang yang mapan Bahasa Arabnya. Dengan kejadian itu 'Umar tidak lagi

bimbang dan kemudian minta Abri al-Aswad Du'ali untuk mengarang sebuah

risalah tentang tata Bahasa Arab.3Ad-Du'ali melaksanakan tugasnya dengan ikhlSs, yang akhirnya dia

menetapkan empat tanda diakritikal yang akan diletakkan pada ujung huruf tiap

kata. Ini berbentuk titik-titik merah (untuk membedakannya dari kerangka

tanda titik yang berwarna hitam), dengan setiap posisi titik memberikan arti

pada tanda tertentu. Satu titik terletak sesudahnya, di atas, atau di bawah huruf

menjadikan masing-masing dammah, Fatl.tah, atau kasrah sebagaimana mesti￾nya. Demikian halnya dengan titik yang terletak setelah, di atas atau di bawah

huruf berbentttk dammah Tanween (dua dammah), Fat$ah tanween, atau

kasruh tanween sebagaimana mestinya3T (sinopsis ini sedikit kelihatan adil

pada ketentuan sebenamya dan agak jelas). Pada zamat pemerintahan

Mu'dwiyah (w. 60 H. I 679 M.), dia menerima perintah untuk melaksanakan

sistem tanda titik ke dalam naskah Mushaf, yang kemungkinan dapat ter￾selesaikan pada tahun 50 H. / 670 M.Skim (kerangka) ini kemudian diturunkan dari ad-Du'ali ke generasi

penerusnya melalui usaha Yahyd bin Ya'mar (w. 90 H.l 708 M.), Nasr bin

'Apim al-Laithi (w. 100 H.l7l8 M,) dan Maimfin al-Aqran, sampai kepada

Khalil bin Ahmad al-Frdheedi (w. 170 H. / 186 M.) yang akhirnya mengubah

corak (pattern) ini dengan menggantikan tanda titik merah berbentuk

menyerupai karakter tertentu.38 Beberapa abad kemudian skim kerangka al￾Frdheedi menggantikan sistem sebelumnya.

Setiap pusat (kota) kelihatannya pada awalnya mempraktikkan kaidah

yang berlainan. Ibn Ushta melaporkan bahwa Mushaf Isma'il al-Qust, Imdm

Mekah (100-170 H. / 718-186 M.) memakai sistem tanda titik yang tidak sama

dengan Mushaf yang digunakan oleh orang Irak,3e sedangkan ad-Ddni men￾catat bahwa ilmuwan San'ii' mengikuti kerangka lain.a0 Sama juga, bentuk atau

contoh yang digunakan orang Madinah berbeda dengan yang digunakan oleh

orang Baqra; pada ujung abad pertama hijrah bagaimanapun, kaidah orang

Basra semakin meluas sehingga orang-orang Madinah pun mengadopsinya.al

Perkembangan berikutnya mulai memperkenalkan tanda titik warna-warni,

setiap tanda diakritikal telah diberi warna yang berbeda.

Penggunaan Secara Paralel daxi Dua Skema Tanda Diakritikd

yang Berbeda

Skim diakritikal Khalil bin A[rmad al-Frdheedi menyebar dengan cepat

dalam pengenalannya bukan saja pada teks Al-Qur'an, jadi untuk tujuan mem￾bedakan skrip dan tanda diakritikal yang digunakan untuk naskah Al-Qur'an

selalu dijaga sehingga skrip dan tanda ini dibedakan dari skrip dan tanda yang

digunakan pada artikel -artikel  lain, walau bagaimanapun beberapa ahli kaligrafi

secara perlahan sudah mulai menggunakan sistem diakritikal yang baru dalam

Al-Qur'dn.a2 Saya beruntung sekali karena mempunyai beberapa buah gambar

Al-Qur'dn berwarna dari koleksi San'6', di mana dengan perkembangan skim

seperti ini akan mudah dijelaskan.

Gambar 10.6 dan 10.7 (di atas) kunungkinan dari abad kedua hijrah sedang￾kan di bawah ini adalah contoh skrip Al-Qur'6n pada abad ketiga hijrah.Gambar berikut ini adalah contoh skrip yang bukan Al-eur'dn pada

periode yang sama. Perbedaannya dapat dilihat dalam skrip dan dalam skim

kerangka yang digunakan pada titik dan tanda diakritikal. Untuk contoh yang

lain, lihat gambar l0.l I dan 10.12.

4. &mba Kenngfu dan Sistffi Taada Titik Diabitikal

Pendeta Yrisuf Sa'id, sebagaimana disebutkan oleh al-Munaggid sebagai

seorang ahli dalam sejarah alfabet, sistem titik dan tanda diakritikal, menyata￾kan bahwa syriak kemungkinan yang pertama kali mengembangkan sistem

tanda titik.4 Ini merujuk kepada kerangka tanda titik, seperti dapat dilihat

dalam karakter seperti:C,C,C. Pengakuannya tidak sampai pada tanda

diakritikal. Tetapi Dr.'rzzatHassan (peny.) dalam pembukaan al-Muhkam fi

Naqlil Magaltif, mengambil langkah ekstra dan menyifatkan sistem diaktrikal

sebagai pengaruh Syriak: Karena syriak lebih maju dalam skim tanda titik dan

grammar, maka Bahasa Arab meminjamnya dengan bebas.as Dari argumentasi

ini dia mengutip pendapat orientalis Itali cuidi, Archbishop yflsuf Ddwfid,

Isra'il wilfinson, dan 'Ali 'Abdul-wa[rid al-wdfi-yang mengulangi analis se￾belumnya. DR. Ibrdhim Jum'ah telah mengekspresikan pendapat yang sama

tentang Bahasa Arab meminjam sistem diakritikal dari bahasa Syriak, dengan

mengutip pendapat Wilfinson.a6 Ini merupakan kesimpulan dari beberapa

orientalis yang lain, termasuk Rev. Mingana yang (tidak pernah sopan dalam

kata-katanya) menyatakan,

The first discoverer of the Arabic vowels is unknown to history. The

opinion of Arab authors, on this point, are too worthless to be quoted.aT

(Penemu pertama huruf hidup Bahasa Arab tidak dikenal oleh sejarah.

Pendapat pengarang Arab, dalam hal ini, tidak ada nilainya untuk

dikutip).

Dengan memberi penegasan bahwa Monastri (biara), Sekolah dan

Universitas Syriak telah membangun sebuah sistem di antara 450-700 Masehi,

dia berkata, "Dasar-dasar huruf hidup bahasa Arab adalah berdasarkan pada

huruf hidup Aramaik. Nama yang diberikan pada huruf hidup ini merupakan

bukti yang tak terbantah dari ketelitian pemyataannya: seperti Phath dan

Phataha."a8 Menurutnya, Orang Arab tidak menjelaskan sistem ini sehingga

pada akhir pertengahan bada ke delapan masehi,ae melalui pengaruh sekolah

Baghdddi, yang di bawah arahan para ilmuwan Nestorian di mana Hunain yang

cemerlang itu telah menulis karyanya tentang grarnmar Syriak.50

Dalam alphabet Syriak, hanya dua karakter yang mempunyai tanda titik:

Dolath (dal) dan Rish (ra). Kemudian membandingkannya dengan alphabet

Arab yang semuanya ada lima belas karakter yang bertitik: , ,-?, b, f, ur, A, ,s

e, o, o, C, C, i, j, J,, dan 6 . BayangkanbagaimanabahasaArabmeminjam

titik bermacam-macam dari Syriak. Oleh karena itu, pernyataan ini menjadi

susah untuk dipercaya; lebih dari itu, kita sudah memiliki bukti penggunaan

tanda titik sebelum lslam, semenjak awal abad ketujuh masehi dan mungkin

lebih awal lagi sejak abad ketiga Masehi.sr

Sekarang marilah kita teruskan dengan tanda diakritikal Syriak yang ada

dua set. Menurut Yrisuf Ddwud Iqlaimis, Biskop Damaskus,

Ini jelas yakin tanpa diragukan bahwa pada zaman Yakub dari Raha, yang

meninggal di awal abad kedelapan masehi, di sana tidak ada metode

tanda diakritikal dalam bahasa Syriak, tidak dalam huruf hidup bahasa

Yunani maupun system tanda titiknya.Menurut Davidson walaupun,s3 Yakob Raha (w. 70S M.) menemukan

tanda set pertama pada abad ketujuh, sedangkan Theophilus menemukan set

kedua (huruf hidup Bahasa Yunani) pada abad ke delapan. perlu diingat bahwa

akhir abad ke tujuh masehi itu sama dengan tahun 8l hijrah, dan akhir abad ke

delapan masehi sama dengan tahun 184 hijrah, sedangkan persoalannya

sekarang: siapa meminjamkan kepada siapa? Menurut apa yang diungkapkan

Davidson bahwa keputusan mungkin sebaliknya, maka marilah kita cari jawab￾annya dengan meneliti skrip. Gambar di bawah ini menggambarkan beberapa

huruf hidup (vowels) Bahasa Syriak.

Tanda yang dipakai oleh Yakob Raha menunjukkan tanda-tanda yang

mirip sistem diakritikal Al-Qur'dn. Sekarang perlu diingat bahwa yang

menemukan sistem diakritikal bahasa Arab adalah Abri al-Aswad Du'ali, yang

meninggal pada tahun 69 hijrah (688 M.). Di mana ia memberi tanda titik pada

semua Mushaf di zaman pemerintahan Mu'dwiyah tahun 50 H.l67o M.. Maka

dengan seketika masalah siapa yang se