a Filipus berkhotbah dan membaptis di
Samaria (Kis. 8). Namun, Anda membaca bahwa Filipus adalah
seorang pemberita Injil (Kis. 21:8), dan sebab itu, ia boleh berkhot-
bah dan membaptis, dan menjalankan tugas yang lain dalam jabat-
an kepelayanan. Sementara itu, maksud jabatan seorang diaken
tetaplah untuk mengurus soal-soal kehidupan jasmani jemaat,
seperti gaji para pelayan Tuhan dan bantuan untuk orang miskin.
3. Beberapa persyaratan sangat diwajibkan, bahkan untuk para
pemangku jabatan yang lebih rendah ini. Diaken-diaken haruslah
orang terhormat, dst.
4. Beberapa ujian harus dilakukan untuk mengetahui kemampuan
orang sebelum diterima untuk memangku suatu jabatan dalam
gereja, atau mendapat kepercayaan dalam hal apa pun. Mereka
juga harus diuji dahulu.
5. Kejujuran serta ketulusan dalam menjalankan tugas pada jabatan
yang lebih rendah merupakan cara agar seseorang dipilih untuk
memegang jabatan yang lebih tinggi di dalam gereja. Beroleh
kedudukan yang baik.
6. Ini juga akan menjadikan orang mampu bersaksi dengan leluasa
di dalam iman. Tanpa kejujuran dan ketulusan, orang akan men-
jadi penakut, bahkan gentar pada bayangannya sendiri. Orang
594
fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, namun orang
benar merasa aman seperti singa muda (Ams. 28:1).
Rahasia Ibadah
(3:14-16)
14 Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat
mengunjungi engkau. 15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu ba-
gaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah
yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. 16 Dan sesungguhnya
agunglah rahasia ibadah kita: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam
rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.
Paulus menutup pasal ini dengan sebuah petunjuk khusus kepada
Timotius. Ia berharap segera dapat menjumpai Timotius, agar lebih
jauh dapat memberinya petunjuk serta bantuan dalam pekerjaannya,
dan untuk melihat apakah iman Kristen tertanam dengan baik dan
berakar dalam-dalam di Efesus. Itu sebabnya, Ia menulis singkat-
singkat saja kepada Timotius. Namun ia menulis bahwa seandainya
ia terlambat, Timotius sudah tahu bagaimana ia harus hidup sebagai
keluarga Allah, bagaimana ia harus berperilaku sebagai seorang pem-
berita Injil, dan sebagai orang yang menggantikan Paulus. Perhati-
kanlah,
I. Barangsiapa ditetapkan untuk bekerja di dalam keluarga Allah, ia
harus memastikan bahwa ia berperilaku baik, supaya jangan
sampai mendatangkan celaan terhadap keluarga Allah, dan nama
Allah sendiri yang mulia, sebab mereka disebut sebagai keluarga
Allah. Para pelayan Tuhan harus berperilaku baik. Mereka tidak
hanya memperhatikan doa dan pemberitaan firman, namun juga
perilaku mereka. Jabatan mereka mengharuskan mereka berperi-
laku baik, sebab dalam kedudukan ini mereka tidak boleh sem-
barangan saja. Timotius harus tahu bagaimana berperilaku baik,
tidak hanya di tengah jemaat di mana sekarang ia ditunjuk untuk
tinggal sementara waktu, namun sebagai seorang penginjil dan
wakil Rasul Paulus, ia juga harus belajar bagaimana berperilaku
baik di tengah jemaat yang lain, di mana nanti dia juga akan
ditunjuk untuk tinggal sementara waktu. Oleh sebab itu, yang
disebut sebagai jemaat dari Allah yang hidup ini bukan jemaat
Surat 1 Timotius 3:14-16
595
Efesus, melainkan jemaat secara umum, yang di sini disebut
sebagai keluarga Allah. Perhatikanlah di sini,
1. Allah adalah Allah yang hidup. Dia adalah mata air kehidupan.
Dia sendirilah kehidupan itu, dan Ia memberikan hidup, na-
fas, serta segala sesuatu bagi ciptaan-Nya. Di dalam Dia kita
hidup, kita bergerak, dan kita ada (Kis. 17:25, 28).
2. Jemaat adalah keluarga Allah. Allah berdiam di situ. Tuhan
telah memilih Sion, untuk bersemayam di situ. Inilah tempat
perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, se-
bab Aku telah memilihnya. Di sanalah kita dapat melihat ke-
kuatan dan kemuliaan Allah (Mzm. 63:3).
II. Merupakan dukungan yang besar bagi jemaat bahwa mereka
adalah jemaat dari Allah yang hidup, yaitu Allah yang sejati, tidak
seperti ilah-ilah palsu, berhala yang bisu dan mati.
1. Mengenai jemaat Allah, ia adalah tiang penopang dan dasar
kebenaran. Artinya,
(1) Jemaat sendiri adalah tiang penopang dan dasar kebenar-
an. Bukan berarti kuasa firman tergantung pada kuasa ge-
reja, seperti yang diaku-aku oleh para pengikut gereja
tertentu, sebab kebenaran adalah tiang penopang dan da-
sar bagi jemaat, melainkan jemaat menyampaikan firman
dan ajaran Kristus, seperti halnya tiang yang ditempeli
pengumuman menyampaikan pengumuman itu. Sekarang
oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah
kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di
sorga (Ef. 3:10). Atau,
(2) Ada juga yang memahami tiang dan dasar kebenaran itu
sebagai Timotius sendiri. Bukan hanya Timotius sendiri,
namun dia sebagai seorang pemberita Injil, dia dan para pela-
yan Tuhan lainnya yang setia, mereka itu semua adalah
tiang penopang dan dasar kebenaran. Tugas merekalah
untuk menjaga, menopang, dan menyampaikan kebenaran
Kristus di tengah jemaat. Mengenai para rasul, dikatakan
bahwa mereka dipandang sebagai sokoguru jemaat (Gal. 2:9).
[1] Marilah kita tekun dan tidak berat sebelah dalam usaha
kita mencari kebenaran. Marilah kita bersedia memba-
yar berapa pun harganya untuk mendapatkan kebenar-
596
an itu, dan tidak ambil pusing dengan segala kesakitan
apa pun yang harus kita hadapi demi memperolehnya.
[2] Marilah kita menyimpan dan memelihara kebenaran
dengan hati-hati. Belilah kebenaran dan jangan men-
jualnya (Ams. 23:23), jangan berpisah darinya, apa pun
alasannya.
[3] Marilah kita berusaha menyebarkan kebenaran itu, dan
menyampaikannya kepada anak-cucu kita dalam ke-
adaan utuh dan tidak berubah.
[4] saat jemaat tidak lagi menjadi tiang penopang dan
dasar kebenaran, maka kita boleh dan harus mening-
galkannya. Kita harus lebih menghargai kebenaran
daripada jemaat. Kita tidak lagi terikat untuk terus
tinggal di dalam jemaat jika jemaat itu tidak lagi
menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran.
2. Namun, apakah itu kebenaran, yang ditopang dan didasari
oleh jemaat dan para pelayan Tuhan? Paulus memberi tahu
kita (ay. 16) bahwa sesungguhnya agunglah rahasia ibadah
kita. Cendekiawan Camero menghubungkan pernyataan ini
dengan pernyataan sebelumnya menjadi, Tiang penopang dan
dasar kebenaran, dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah
kita. Ia berpendapat bahwa yang dimaksud rahasia ini adalah
tiang penopang, dst. Perhatikanlah,
(1) Kekristenan adalah sebuah rahasia, yaitu rahasia yang tidak
dapat ditemukan dengan akal atau melalui hikmat alam,
dan tidak dapat diselami oleh akal budi, sebab Kekristenan
melampaui akal budi, sekalipun tidak bertentangan dengan
akal. Kekristenan adalah sebuah rahasia, bukan rahasia
yang berasal dari filsafat atau perkiraan, melainkan rahasia
ibadah, yang dirancang untuk mengajak orang beribadah.
Dalam hal ini, rahasia ini melampaui segala rahasia bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah. Rahasia ini juga merupa-
kan suatu rahasia yang telah disingkapkan, bukan rahasia
yang tertutup dan terkunci meterai. Dan rahasia ini tidaklah
menjadi bukan rahasia lagi hanya sebab sekarang sudah
tersingkap sebagian. Namun,
Surat 1 Timotius 3:14-16
597
(2) Apakah rahasia ibadah itu? Itu adalah Kristus. Di sini dice-
ritakan enam hal mengenai Kristus, yang membentuk raha-
sia ibadah itu.
[1] Bahwa Kristus adalah Allah yang telah menyatakan diri-
Nya dalam rupa manusia. Allah menyatakan diri-Nya
dalam rupa manusia. Ini membuktikan bahwa Kristus
adalah Allah, Firman yang kekal, yang menjadi manusia
dan menyatakan diri dalam rupa manusia. saat Allah
hendak menyatakan diri-Nya kepada manusia, Ia berke-
nan untuk menyatakan diri dalam rupa Anak-Nya
sendiri. Firman itu telah menjadi manusia (Yoh. 1:14).
[2] Ia dibenarkan dalam Roh. Walaupun Kristus dikecam
seperti seorang berdosa, dan dihukum mati seperti se-
orang penjahat, Ia dibangkitkan kembali oleh Roh. Ka-
rena itu, Ia dibenarkan dari segala tuduhan yang ditim-
pakan kepada-Nya. Ia dibuat menjadi dosa sebab kita,
dan diserahkan sebab pelanggaran kita. Namun de-
ngan dibangkitkan kembali, Ia dibenarkan di dalam
Roh. Maksudnya, tampaklah bahwa pengorbanan-Nya
diterima, dan itu sebabnya Dia bangkit kembali supaya
kita dibenarkan, sebab Ia diserahkan sebab pelanggar-
an kita (Rm. 4:25). Kristus dibunuh dalam keadaan-Nya
sebagai manusia, namun telah dibangkitkan menurut
Roh (1Ptr. 3:18).
[3] Ia menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat. Para
malaikat menyembah-Nya (Ibr 1:6). Mereka hadir saat
Kristus menjadi manusia, saat Dia dicobai, menderita,
mati, bangkit, dan naik ke sorga. Pertama-tama ini dila-
kukan sebagai penghormatan bagi Kristus, dan menun-
jukkan betapa besar bagian yang dimiliki-Nya di sorga,
hingga malaikat pun melayani-Nya, sebab Dia adalah
Tuhan atas para malaikat.
[4] Ia diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak me-
ngenal Allah. Inilah bagian yang agung dalam rahasia
ibadah, bahwa Kristus ditawarkan kepada bangsa-bang-
sa yang tidak mengenal Allah sebagai seorang Penebus
dan Juruselamat. Bahwa sementara sebelumnya, kese-
lamatan adalah milik orang Yahudi, namun sekarang,
tembok pemisah itu telah dirubuhkan, dan bangsa-
598
bangsa yang bukan Yahudi pun dibawa masuk. Aku
telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah (Kis. 13:47).
[5] Bahwa Ia dipercayai di dalam dunia, sehingga Ia tidak
diberitakan dengan sia-sia. Banyak orang bukan Yahudi
menyambut Injil yang ditolak oleh orang Yahudi. Siapa
akan mengira bahwa dunia, yang berkubang di dalam
kejahatan, akan percaya kepada Anak Allah dan men-
jadikan-Nya sebagai Juruselamat mereka, padahal Dia
sendiri disalibkan di Yerusalem? Namun, sekalipun me-
reka tetap meyakini segala prasangka itu, Ia tetap diper-
cayai, dst.
[6] Ia diangkat dalam kemuliaan, saat naik ke sorga. Ini
memang terjadi sebelum Kristus dipercayai di dalam
dunia. Namun pernyataan ini ditempatkan paling bela-
kang, sebab ini merupakan mahkota peninggian atau
pengangkatan-Nya. Selain itu, bukan pengangkatan
Kristus saja yang dimaksudkan, melainkan juga bahwa
Ia duduk di sebelah kanan Allah, di mana Ia berada
untuk selama-lamanya, bersyafaat, dan berkuasa, baik
di sorga maupun di bumi. Juga, sebab di tengah ke-
murtadan yang dibahas Paulus pada pasal berikutnya,
keberadaan Kristus di sorga akan disangkal oleh orang-
orang yang mengaku-aku telah menurunkan Dia ke
atas mezbah mereka di dalam roti yang dikuduskan.
Perhatikan, pertama, Dia yang telah menyatakan diri-
Nya dalam rupa manusia itu adalah Allah, benar-benar
Allah yang sejati, Allah menurut kodrat, bukan hanya
oleh jabatan, dan inilah yang menjadi rahasia itu. Kedua,
Allah menyatakan diri dalam rupa manusia, benar-benar
manusia yang sesungguhnya. sebab anak-anak itu ada-
lah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga men-
jadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam
keadaan mereka (Ibr. 2:14). Selain itu, yang lebih
mengagumkan lagi, Kristus menyatakan diri dalam rupa
manusia sesudah seluruh umat manusia hidup bejat,
walaupun Dia sendiri kudus sejak di dalam kandungan.
Ketiga, ibadah sendiri adalah suatu rahasia di dalam
setiap seginya, sejak awal hingga akhir, sejak Kristus
Surat 1 Timotius 3:14-16
599
menjadi manusia hingga Dia diangkat ke sorga. Keem-
pat, sebab ini adalah sebuah rahasia yang besar, maka
kita harus lebih mengaguminya dengan sikap rendah
hati, dan dengan saleh meyakininya. Kita tidak boleh
malah menyelidikinya dengan penuh kecurigaan, atau
menjadi yakin secara berlebihan dengan telaah kita
terhadap rahasia itu serta kesimpulan yang kita buat
mengenainya, lebih dari apa yang telah disingkapkan
kepada kita oleh firman yang kudus.
PASAL 4
Di dalam pasal ini Rasul Paulus menubuatkan tentang,
I. Kemurtadan yang mengerikan (ay. 1-3).
II. Ia memberi penjelasan mengenai kemerdekaan Kristen (ay. 4-5).
III. Ia memberikan beberapa pengarahan kepada Timotius me-
ngenai dirinya sendiri, ajarannya, dan orang-orang yang ia
gembalakan (ay. 6 sampai selesai).
Kemurtadan Dinubuatkan dan Kemerdekaan Kristen
(4:1-5)
1 namun Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada
orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-
setan 2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap
mereka. 3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makan-
an yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh
orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. 4 sebab semua
yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika di-
terima dengan ucapan syukur, 5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman
Allah dan oleh doa.
Di sini kita dapati sebuah nubuat Rasul Paulus tentang kemurtadan
yang akan terjadi di waktu-waktu kemudian, yang pernah ia katakan
sebagai sesuatu yang pasti akan datang dan harus diyakini adanya di
antara orang Kristen (2Tes. 2).
I. Di bagian penutup pasal sebelumnya, kita dapati ringkasan raha-
sia ibadah kita. Oleh sebab itu sangat tepat jika pada permulaan
pasal ini kita temukan juga rahasia kejahatan diuraikan singkat:
namun Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu
kemudian, ada orang yang akan murtad dari iman. Roh yang di-
maksudkan oleh Rasul Paulus adalah Roh dalam Perjanjian
Lama, atau Roh di dalam nabi-nabi Perjanjian Baru, atau kedua-
602
nya. Baik nubuat-nubuat mengenai antikristus maupun nubuat-
nubuat mengenai Kristus berasal dari Roh. Roh di dalam Perjanji-
an Lama dan Perjanjian Baru berbicara dengan jelas mengenai
kemurtadan umum dari iman kepada Kristus dan ibadah yang
sejati kepada Allah. Hal ini akan terjadi di waktu-waktu kemudian,
selama masa penyelenggaraan Kristen, sebab masa-masa ini di-
sebut waktu-waktu kemudian, masa-masa berikutnya dari gereja,
sebab rahasia kejahatan ini sudah mulai bekerja sekarang ini.
Ada orang yang akan murtad dari iman, atau akan ada yang
mundur dari iman. Sebagian orang, tidak semuanya. Sebab, di
waktu-waktu yang paling buruk sekalipun Allah tetap memiliki
suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. Mereka akan murtad
dari iman, iman yang telah disampaikan kepada orang-orang
kudus (Yud. 1:3), yang telah disampaikan sekaligus, yaitu ajaran
yang benar dari Injil. Mereka lalu mengikuti roh-roh penyesat, yaitu
orang-orang yang mengaku-ngaku dibimbing oleh Roh, namun
yang tidak benar-benar dipimpin oleh Roh. Saudara-saudaraku
yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh (1Yoh. 4:1), yaitu
siapa saja yang berpura-pura dibimbing oleh Roh. Nah, amatilah
di sini,
1. Salah satu contoh kemurtadan yang besar, yaitu memberikan
perhatian kepada ajaran-ajaran setan-setan, atau mengenai
setan-setan. Yaitu ajaran-ajaran yang mengajarkan penyem-
bahan-penyembahan kepada orang-orang kudus dan malaikat-
malaikat, yang dijadikan sebagai ilah-ilah pengantara antara
Allah yang kekal dan manusia yang fana. Ilah-ilah ini seperti
setan-setan yang dipanggil oleh para penyembah berhala dan
disembah mereka. Nah, ada gereja yang dengan jelas menun-
jukkan kesesuaian dengan hal ini, yang merupakan salah satu
dari langkah-langkah pertama menuju kemurtadan besar,
seperti penyimpanan berbagai benda peninggalan para martir
dengan penuh rasa cinta dan hormat, memberikan penghor-
matan ilahi kepada benda-benda itu, membangun mezbah-
mezbah, membakar ukupan, menguduskan gambar-gambar
dan tempat-tempat ibadah, serta memanjatkan doa-doa dan
puji-pujian untuk menghormati orang-orang kudus yang su-
dah meninggal. Penyembahan setan-setan ini merupakan wa-
risan dari bangsa kafir yang dihidupkan kembali, yang adalah
Surat 1 Timotius 4:1-5
603
suatu gambaran dari binatang yang pertama (di dalam Kitab
Wahyu pen.).
2. Alat-alat yang digunakan untuk memajukan dan menyebar-
luaskan kemurtadan dan khayalan ini.
(1) Hal itu akan dilakukan dengan memanfaatkan kemunafik-
an dari orang-orang yang berkata dusta, para kaki tangan
dan utusan Iblis, yang memajukan khayalan-khayalan ini
dengan dusta dan pemalsuan serta mujizat-mujizat yang
palsu (ay. 2). Hal ini dilakukan melalui kemunafikan mere-
ka, dengan mengaku-ngaku menghormati Kristus, namun
pada waktu yang sama menyerang semua jabatan-jabatan
yang diurapi-Nya, serta merusak semua ketetapan-Nya. Hal
ini juga berkaitan dengan kemunafikan orang-orang yang
hati nurani mereka seperti diselar dengan besi hangat (ay. 2,
TL) atau yang hati nuraninya memakai cap para penyesat
atau sudah disesatkan, yaitu orang-orang yang benar-
benar telah kehilangan asas-asas utama mengenai kebajik-
an dan kejujuran akhlak. Jika hati nurani orang sudah di-
sesatkan, maka mereka tidak akan pernah mampu mem-
pertahankan kuasa untuk melakukan kebaikan bagi orang
banyak, tidak akan pernah mampu mempertahankan iman
terhadap ajaran sesat, tidak akan pernah mampu memper-
tahankan sisa-sisa rasa kemanusiaan dan belas kasihan
dan menyelubungi diri dengan kekejaman yang paling bia-
dab dengan berpura-pura memajukan kepentingan gereja.
(2) Bagian lain dari ciri mereka adalah bahwa mereka mela-
rang orang kawin. Meskipun perkawinan adalah ketetapan
Allah, mereka melarang para pemimpin jemaat untuk meni-
kah, dan berbicara dengan penuh celaan terhadap perka-
winan. Mereka juga melarang orang makan makanan ter-
tentu, dan melakukan pantang pada waktu-waktu tertentu
sebagai ketetapan agama, hanya untuk melaksanakan
kesewenang-wenangan atas hati nurani manusia.
3. Secara keseluruhan amatilah di sini,
(1) Kemurtadan di waktu-waktu kemudian seharusnya tidak
mengejutkan kita, sebab sebelumnya sudah dinyatakan
dengan jelas oleh Roh.
604
(2) Roh itu adalah Allah sendiri, kalau tidak Ia tidak akan da-
pat melihat jauh ke depan dengan pasti kejadian-kejadian
yang masih jauh itu, yang bagi kita penuh ketidakpastian
dan tidak terduga, tergantung pada watak, suasana hati,
dan hawa nafsu manusia.
(3) Perbedaan antara nubuat Roh dan ramalan-ramalan para
dukun penyembah berhala sangat besar sekali. Roh ber-
bicara dengan jelas, sedangkan para dukun penyembah
berhala selalu penuh keraguan dan ketidakpastian.
(4) Sangat menyenangkan untuk merenungkan bahwa tidak
semua orang terlibat di dalam kemurtadan itu, melainkan
hanya sebagian orang saja.
(5) Sudah merupakan hal yang lazim bagi para penyesat dan
pendusta untuk berpura-pura mengikuti Roh, yang mem-
berikan anggapan kuat bahwa kemungkinan besar hal
seperti inilah yang bekerja di antara kita.
(6) Manusia harus dikeraskan dan hati nuraninya dikeringkan
lebih dulu sebelum mereka dapat meninggalkan iman dan
ditarik kepada pihak lain bersama mereka.
(7) Tanda bahwa manusia telah meninggalkan iman adalah ke-
tika mereka memerintahkan orang untuk melakukan hal-
hal yang sebenarnya telah dilarang Allah, seperti penyem-
bahan kepada orang-orang kudus dan malaikat-malaikat
atau kepada setan-setan, serta melarang apa yang sebenar-
nya diperbolehkan atau diperintahkan Allah, seperti perka-
winan dan makan.
II. Sesudah menyebut puasa-puasa mereka yang munafik, Rasul
Paulus mengambil kesempatan untuk menguraikan ajaran me-
ngenai kebebasan Kristen, yang kita nikmati di bawah Injil, me-
ngenai memanfaatkan ciptaan Allah yang baik, yaitu apa yang
saat di bawah hukum Taurat ada perbedaan antara makanan
yang halal dan haram (seperti jenis-jenis daging yang boleh
mereka makan, dan jenis-jenis yang tidak boleh mereka makan),
semuanya kini sudah dihapuskan, dan kita tidak boleh menyebut
apa pun halal atau haram (Kis. 10:15). Amatilah disini,
1. Kita harus memandang makanan kita sebagai sesuatu yang di-
ciptakan Allah. Kita menerimanya dari Dia, dan itulah sebab-
nya harus kita gunakan untuk Dia.
Surat 1 Timotius 4:1-5
605
2. Dalam menciptakan hal-hal itu, Allah memberikan perhatian
khusus kepada orang yang percaya dan dan yang telah me-
ngenal kebenaran, kepada orang-orang Kristen yang baik, yang
memiliki hak perjanjian atas makhluk-makhluk ciptaan itu,
sedangkan orang-orang lain hanya memiliki suatu hak umum
atas mereka.
3. Segala sesuatu yang diciptakan Allah harus diterima dengan
pengucapan syukur. Kita tidak boleh menolak karunia-karunia
Allah, atau sibuk membuat pembedaan saat Allah tidak
membedakan. Sebaliknya, kita harus menerimanya dan ber-
syukur, mengakui kuasa Allah, Pencipta dari semua berkat
itu, serta mengakui kemurahan hati Allah Sang Pemberi dari
semua itu: sebab semua yang diciptakan Allah itu baik, dan
suatu pun tidak ada yang haram (ay. 4). Ayat ini dengan jelas
membebaskan kita dari semua pembedaan makanan yang
ditentukan oleh hukum Taurat, khususnya mengenai daging
babi, yang tidak boleh dimakan oleh orang-orang Yahudi,
namun yang diperbolehkan bagi orang-orang Kristen sesuai de-
ngan ketentuan ini, sebab semua yang diciptakan Allah itu
baik, dst. Amatilah, makhluk-makhluk ciptaan yang baik dari
Allah itu menjadi baik adanya, dan menjadi kebaikan ganda
bagi kita, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semua-
nya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa (ay. 5).
Sangatlah diinginkan agar ciptaan Allah yang kita pakai untuk
nikmati, dikuduskan terlebih dahulu. Nah, sekarang semua
makanan itu sungguh telah dikuduskan bagi kita,
(1) Oleh firman Allah. Bukan saja izin-Nya, yang memberikan
kebebasan kepada kita untuk menggunakan makhluk-
makhluk ini sebagai makanan, namun juga janjinya untuk
memberi kita makan dengan makanan yang nyaman bagi
kita. Ini berarti kenikmatan yang kita peroleh dari makhluk
ciptaan sudah dikuduskan kegunaannya oleh Allah.
(2) Oleh doa, yang memberkati makanan untuk kita makan.
Firman Allah dan doa harus disertakan di dalam semua
tindakan dan urusan-urusan kita, dan kemudian kita me-
lakukan semuanya di dalam iman. Amatilah di sini,
[1] Setiap makhluk ciptaan adalah milik Allah, sebab Ia
menciptakan segalanya. Sebab punya-Kulah segala bi-
606
natang hutan (firman Allah), dan beribu-ribu hewan di
gunung, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam
kuasa-Ku (Mzm. 50:10-11).
[2] Setiap ciptaan Allah itu baik, saat Allah yang mulia
dan mahabahagia melihat segala yang dijadikan-Nya
itu, sungguh amat baik (Kej. 1:31).
[3] Berkat Allah membuat setiap makhluk ciptaan menjadi
makanan yang bergizi bagi kita. Manusia hidup bukan
dari roti saja, namun dari setiap firman yang keluar dari
mulut Allah (Mat. 4:4), dan sebab itu tidak boleh ada
yang ditolak.
[4] Itulah sebabnya kita harus memohon berkat-Nya mela-
lui doa, dan dengan demikian menguduskan makhluk-
makhluk ciptaan yang kita terima melalui doa.
Nasihat untuk Beribadah dan
Nasihat untuk Tugas-tugas Pelayanan
(4:6-16)
6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita,
engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik
dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti
selama ini. 7 namun jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah
dirimu beribadah. 8 Latihan badani terbatas gunanya, namun ibadah itu ber-
guna dalam segala hal, sebab mengandung janji, baik untuk hidup ini mau-
pun untuk hidup yang akan datang. 9 Perkataan ini benar dan patut diterima
sepenuhnya. 10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, sebab kita
menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua
manusia, terutama mereka yang percaya. 11 Beritakanlah dan ajarkanlah se-
muanya itu. 12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah sebab engkau
muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab
Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. 14 Jangan lalai dalam memper-
gunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh
nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. 15 Perhatikanlah
semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua
orang. 16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam
semuanya itu, sebab dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan
dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Rasul Paulus mengharuskan Timotius menanamkan perasaan-pera-
saan semacam itu ke dalam pikiran orang-orang Kristen supaya me-
reka dapat mencegah diri disesatkan oleh guru-guru yang hendak
memaksakan ajaran agama Yahudi. Amatilah, pelayan-pelayan Yesus
Surat 1 Timotius 4:6-16
607
Kristus yang baik adalah mereka yang rajin di dalam pekerjaan mere-
ka, bukan orang-orang yang berusaha memajukan gagasan-gagasan
baru, melainkan yang selalu mengingatkan saudara-saudara kita
akan hal-hal yang telah mereka terima dan dengar. sebab itu aku
senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu,
sekalipun kamu telah mengetahuinya (2Ptr. 1:12). Dan di bagian lain
dikatakan bahwa, Aku berusaha menghidupkan pengertian yang mur-
ni oleh peringatan-peringatan (2Ptr. 3:1). Sementara itu Rasul Yudas
berkata, oleh sebab itu aku ingin mengingatkan kamu (Yud. 1:5).
Lihatlah, para rasul dan utusan-utusan jemaat menganggap bahwa
bagian utama dari pekerjaan mereka adalah untuk mengingatkan
para pendengar mereka, sebab umumnya kita ini mudah lupa dan
lamban untuk belajar dan mengingat perkara-perkara Allah. Jadi,
dengan diingatkan, kita terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan
dalam ajaran sehat yang telah kita ikuti selama ini. Perhatikan baik-
baik,
1. Bahkan para pelayan Tuhan sendiri perlu bertumbuh dan bertam-
bah dalam pengetahuan akan Kristus dan ajaran-Nya. Mereka
harus terdidik dalam soal-soal pokok iman.
2. Cara terbaik bagi para pelayan Tuhan untuk bertumbuh dalam
pengetahuan dan iman adalah dengan mengingatkan hal-hal itu
kepada saudara-saudara mereka. Sementara kita mengajar orang-
orang lain, kita juga mengajar diri kita sendiri.
3. Orang-orang yang diajar oleh para pelayan Tuhan adalah sau-
dara-saudara seiman, dan harus diperlakukan sebagaimana
layaknya saudara-saudara, sebab para pelayan Tuhan bukanlah
pemerintah atas orang-orang yang dipercayakan kepada mereka.
I. Pada bagian ini Rasul Paulus sangat menekankan pentingnya
beribadah kepada Timotius dan orang-orang lain: namun jauhilah
takhayul dan dongeng nenek-nenek tua (ay. 7-8). Adat istiadat
Yahudi yang memenuhi pikiran sebagian orang tidak ada hubung-
annya dengan mereka. namun , Latihlah dirimu beribadah, artinya,
pikirkan untuk selalu menjalankan ibadah. Orang-orang yang
ingin menjadi saleh harus melatih diri beribadah. Untuk ini dibu-
tuhkan suatu latihan yang tetap dan terus-menerus. Alasannya
diambil dari kegunaan beribadah. Latihan badani terbatas guna-
nya, atau hanya berguna untuk waktu yang singkat. Pantang
makan dan tidak menikah serta perbuatan-perbuatan serupa itu,
608
walaupun baik sebagai tindakan mati raga dan penyangkalan diri,
namun hanya sedikit gunanya. Perbuatan-perbuatan itu tidak
banyak berpengaruh. Apa gunanya kita bermati-raga jika kita
tidak mati terhadap dosa? Amatilah,
1. Ada banyak hal yang dapat diperoleh dengan beribadah. Ber-
ibadah akan mendatangkan manfaat sepanjang umur hidup
kita, sebab mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun
untuk hidup yang akan datang.
2. Keuntungan beribadah banyak terdapat di dalam janji itu. Dan
janji yang diberikan kepada orang-orang saleh berkaitan de-
ngan hidup yang sekarang ini, namun secara khusus janji-janji
itu berkaitan dengan kehidupan yang akan datang. Sebagian
besar janji-janji di dalam Perjanjian Lama merupakan berkat-
berkat yang bersifat sementara, namun di bawah Perjanjian
Baru berkat-berkat itu bersifat rohaniah dan kekal. Jika
orang-orang saleh hanya memperoleh sedikit hal-hal baik dari
kehidupan yang sekarang ini, hal-hal baik itu akan ditambah-
tambahkan kepada mereka di dalam kehidupan yang akan
datang.
3. Terdapat banyak takhayul dan dongeng nenek-nenek tua pada
zaman rasul-rasul. Walaupun Timotius adalah seorang yang
sangat luar biasa, ia tidak dikecualikan dari nasihat itu, jauhi-
lah takhayul, dan seterusnya.
4. Tidak cukup jika kita hanya menjauhi takhayul dan dongeng
nenek-nenek tua belaka, namun kita juga harus melatih diri
untuk beribadah. Kita tidak saja harus berhenti berbuat jahat,
namun kita juga harus belajar berbuat baik (Yes. 1:16-17), dan
harus melatih diri kita untuk beribadah. Dan
5. Pada akhirnya, orang-orang yang sungguh-sungguh saleh,
yaitu yang taat beribadah, sama sekali tidak akan menderita
kerugian, tak peduli apa pun jadinya dengan orang-orang yang
melakukan latihan badani, sebab ibadah itu mengandung
janji, dan seterusnya.
II. Dorongan agar kita terus bertekun di jalan-jalan ibadah dan mela-
tih diri untuk beribadah, meskipun harus menghadapi banyak ke-
sulitan dan tawar hati di dalamnya. Rasul Paulus telah berkata
bahwa ibadah itu berguna dalam segala segala hal, sebab
mengandung janji, baik untuk hidup ini (ay. 8). Namun, pertanya-
Surat 1 Timotius 4:6-16
609
annya adalah, apakah keuntungannya seimbang dengan kerugi-
annya? sebab , jika tidak seimbang, itu berarti bukanlah keun-
tungan. Ya, kita yakin bahwa ibadah itu pasti akan membawa
keuntungan. Berikut ini adalah perkataan Rasul Paulus lainnya
yang tepat, patut untuk diterima sepenuhnya, yaitu bahwa segala
jerih payah dan kerugian kita di dalam pelayanan bagi Allah dan
pekerjaan ibadah akan dibalas dengan berlimpah-limpah, sehing-
ga meskipun kita menderita kerugian bagi Kristus, kita tidak
dibiarkan merugi oleh-Nya. Itulah sebabnya kita berjerih payah
dan berjuang, sebab kita menaruh pengharapan kita kepada Allah
yang hidup (ay. 10). Amatilah,
1. Orang-orang yang beribadah harus berjerih payah dan ber-
siap-siap untuk menghadapi perlawanan. Mereka harus beker-
ja dengan baik dan pada saat yang sama harus mengalami ke-
sukaran. Perjuangan hebat dan kesukaran harus kita hadapi
di dalam dunia ini, bukan saja sebagai manusia, melainkan
juga sebagai orang-orang kudus.
2. Orang-orang yang berjerih payah serta harus menghadapi per-
lawanan di dalam melayani Tuhan dan pekerjaan ibadah dapat
bergantung pada Allah yang hidup bahwa mereka tidak men-
derita kerugian oleh semuanya itu. Biarlah hal ini menguatkan
hati mereka, bahwa kita menaruh pengharapan kita kepada
Allah yang hidup. Perenungan akan hal ini, bahwa Allah yang
telah berjanji dan menjamin untuk menjadi Tuan yang akan
membayar upah kita adalah Allah yang hidup, hidup selama-
lamanya, dan menjadi sumber kehidupan bagi semua orang
yang melayani Dia, haruslah dapat membesarkan hati kita di
dalam segala pelayanan dan di dalam segala jerih payah kita
bagi Dia, khususnya mengingat bahwa Dia adalah Juruselamat
semua manusia.
(1) Oleh penyelenggaraan pemeliharaan-Nya, Ia melindungi orang-
orang serta memperpanjang hidup anak-anak manusia.
(2) Allah memiliki kehendak baik agar semua orang memper-
oleh keselamatan kekal, dan tidak menghendaki seorang
pun binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan
bertobat. Ia tidak berkenan kepada kematian orang-orang
berdosa. Sampai saat ini, Ia adalah Juruselamat bagi se-
mua orang, sehingga tidak seorang pun dibiarkan tinggal
610
dalam keadaan putus asa seperti halnya dengan malaikat-
malaikat yang telah jatuh. Nah, jikalau sudah sedemikian
heabtnya Dia menjadi Juruselamat semua manusia, maka
kita dapat menyimpulkan bahwa terlebih lagi Ia akan mem-
berikan balasan bagi orang-orang yang mencari dan mela-
yani Dia. Jika Ia memiliki kehendak yang demikian baik
bagi semua ciptaan-Nya, terlebih lagi Ia akan menganu-
gerahkan kebaikan bagi mereka yang menjadi ciptaan baru,
yaitu mereka yang telah dilahirkan kembali. Ia adalah
Juruselamat bagi semua orang, terutama bagi mereka yang
percaya. Dan keselamatan yang Ia sediakan bagi orang-
orang yang percaya, cukup untuk membalas segala pela-
yanan dan perjuangan mereka. Di sini kita melihat,
[1] Kehidupan seorang Kristen adalah kehidupan penuh jerih
payah dan perjuangan. Kita berjerih payah dan berjuang.
[2] Paling-paling yang akan kita tanggung di dalam kehi-
dupan sekarang ini adalah perlawanan atas pekerjaan
baik kita, atas pekerjaan iman kita, dan jerih payah
kasih kita.
[3] Orang-orang Kristen sejati menaruh pengharapan mere-
ka kepada Allah yang hidup, sebab terkutuklah orang
yang mengandalkan manusia, atau kepada apa saja se-
lain Allah yang hidup. Dan orang-orang yang percaya
kepada-Nya tidak akan dipermalukan. Percayalah ke-
pada-Nya setiap waktu.
[4] Secara umum Allah adalah Juruselamat bagi semua
orang, sebab Ia telah menempatkan mereka semua da-
lam keadaan dapat diselamatkan. Namun, secara khu-
sus Ia adalah Juruselamat bagi orang-orang yang per-
caya. Oleh sebab itu, ada penebusan umum, dan ada
juga penebusan khusus.
III. Rasul Paulus menutup pasal ini dengan sebuah nasihat kepada
Timotius,
1. Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu, semua yang telah
diajarkan oleh Rasul Paulus kepada Timotius. Perintahkan
kepada mereka untuk melatih diri mereka beribadah, ajarkan
kepada mereka kegunaan ibadah, dan katakanlah bahwa jika
Surat 1 Timotius 4:6-16
611
mereka melayani Allah, maka mereka melayani satu Pribadi
yang pasti akan menyelamatkan mereka.
2. Supaya Timotius hidup dengan segala kesungguhan dan ke-
cermatan diri sehingga mendatangkan rasa hormat bagi diri-
nya meskipun ia masih muda, Jangan seorang pun mengang-
gap engkau rendah sebab engkau muda, yaitu janganlah
memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk mengang-
gap rendah kemudaanmu. Kemudaan orang muda tidak akan
dianggap rendah jika ia tidak membuat dirinya sendiri dipan-
dang rendah oleh kesia-siaan dan kebodohan perbuatan orang
muda. Orang-orang muda dapat berperilaku bagaikan orang
yang sudah tua, sehingga sebab itu mereka dapat bermegah
jika dianggap rendah.
3. Untuk menegaskan ajarannya dengan teladan yang baik, jadi-
lah teladan bagi orang-orang percaya, dan seterusnya. Amati-
lah, orang-orang yang mengajar melalui ajaran mereka harus
mengajar juga melalui kehidupan mereka, kalau tidak mereka
akan meruntuhkan dengan sebelah tangan sendiri apa yang
telah mereka bangun dengan tangan lainnya. Mereka harus
menjadi teladan, baik dalam perkataan maupun di dalam ting-
kah laku mereka. Percakapan mereka harus bersifat mendidik.
Dan hal seperti ini akan menjadi suatu teladan yang baik:
tingkah laku mereka harus lurus. Dan hal seperti ini akan
menjadi suatu teladan yang baik: mereka harus menjadi
teladan di dalam kasih, atau kasih kepada Allah dan semua
orang kudus, menjadi teladan di dalam roh, yaitu memikirkan
hal-hal yang rohani dan menyembah di dalam roh. Juga,
menjadi teladan di dalam iman, yaitu di dalam pengakuan
iman Kristen, dan teladan di dalam kesucian atau kemurnian.
4. Rasul Paulus memerintahkan dia untuk belajar dengan rajin,
sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab
Suci, dalam membangun dan di dalam mengajar (ay. 13). Mes-
kipun Timotius memiliki karunia-karunia yang luar biasa, na-
mun ia harus tetap menggunakan cara-cara yang biasa. Atau,
ayat itu dapat juga diartikan sebagai pembacaan Kitab-kitab
Suci di hadapan jemaat. Ia harus membaca dan menasihati,
artinya membaca dan menjelaskan secara terperinci, membaca
dan menekankan mengenai apa yang ia bacakan kepada mere-
ka. Ia harus menjelaskan secara terperinci baik dengan cara
612
menasihati maupun dengan cara mengajar. Ia harus mengajar
mereka baik mengenai apa yang harus mereka lakukan dan
apa yang harus mereka percayai. Amatilah,
(1) Para pelayan Tuhan harus mengajarkan dan memerintah-
kan hal-hal yang telah diajarkan kepada mereka sendiri
dan hal-hal yang telah diperintahkan kepada mereka. Me-
reka harus mengajar jemaat untuk melakukan segala
sesuatu yang telah diperintahkan Kristus (Mat. 28:20).
(2) Cara terbaik bagi para pelayan Tuhan untuk menghindari
dipandang rendah adalah dengan mengajarkan dan melaku-
kan hal-hal yang telah diperintahkan kepada mereka. Tidak
heran kalau ada pelayan-pelayan Tuhan yang dianggap ren-
dah sebab mereka tidak mengajarkan hal-hal ini, atau kare-
na bukannya menjadi teladan yang baik bagi orang-orang
percaya, mereka malah secara langsung melakukan tindak-
an yang bertentangan dengan pengajaran-pengajaran yang
mereka beritakan. Sebab para pelayan Tuhan harus menjadi
teladan bagi kawanan domba mereka.
(3) Para pelayan Tuhan yang mau menyelesaikan pekerjaan mere-
ka dengan hasil terbaik, harus peduli untuk belajar, supaya
mereka dapat meningkat di dalam pengetahuan. Mereka juga
harus memperhatikan pekerjaan mereka. Mereka harus mem-
baca Kitab Suci, menasihati, dan mengajar di hadapan jemaat.
5. Rasul Paulus memerintahkan Timotius untuk waspada agar
jangan lalai, jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang
ada padamu (ay. 14). Karunia-karunia Allah akan melemah
jika diabaikan. Ayat ini dapat dipahami baik sebagai jabatan
yang diembannya ataupun sebagai kemampuan-kemampuan-
nya untuk menjalankan jabatan itu. Untuk pengertian yang
pertama, jabatannya itu ditahbiskan dengan cara yang biasa,
sementara untuk pengertian yang kedua, karunia-karunianya
diberikan secara luar biasa. Tampaknya, untuk pengertian
yang pertama, sebab pentahbisannya dengan penumpangan
tangan, dan seterusnya. Perhatikanlah di sini cara penahbisan
yang Alkitabiah, yaitu pentahbisan dengan penumpangan
tangan, dan penumpangan tangan itu dilakukan oleh sidang
penatua. Amatilah, Timotius ditahbiskan oleh orang-orang
yang memiliki jabatan dalam gereja. Pada bagian yang lain kita
Surat 1 Timotius 4:6-16
613
membaca mengenai penyampaian karunia yang luar biasa ke-
pada Timotius melalui penumpangan tangan oleh Rasul Pau-
lus sendiri (2Tim. 1:6), namun di sini ia ditahbiskan dalam ja-
batannya di gereja oleh penumpangan tangan sidang penatua.
(1) Kita dapat memperhatikan bahwa jabatan pelayanan meru-
pakan suatu karunia. Jabatan itu adalah karunia dari
Kristus. Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia mendapatkan
pemberian-pemberian kepada manusia, dan Ia memberikan
baik rasul-rasul maupun gembala-gembala dan pengajar-
pengajar (Ef. 4:8, 11), dan pemberian ini merupakan pem-
berian yang sangat indah bagi jemaat-Nya.
(2) Para pelayan Tuhan tidak boleh melalaikan karunia yang
telah diberikan kepada mereka, apakah itu karunia yang
kita pahami sebagai jabatan pelayanan ataupun kemampu-
an-kemampuan untuk menjalankan jabatan itu. Baik yang
satu ataupun yang lain sama sekali tidak boleh diabaikan.
(3) Meskipun ada nubuat mengenai Timotius ini (karunia itu
diberikan melalui nubuat), namun penahbisannya masih
tetap disertai dengan penumpangan tangan sidang pena-
tua, artinya, oleh sejumlah penatua. Jabatan itu diberikan
kepadanya dengan cara tersebut. Dan saya berpendapat
bahwa penahbisan oleh sidang penatua itu sudah cukup
memberikan jaminan, sebab tidak tampak di sini bahwa
Rasul Paulus berkeberatan dengan penahbisan Timotius.
Benar bahwa ada karunia-karunia luar biasa yang dianuge-
rahkan kepada Timotius oleh penumpangan tangan Rasul
Paulus sendiri (2Tim. 1:6), namun jika Rasul Paulus berke-
beratan dengan penahbisan Timotius ini, maka sidang pena-
tua pun akan dipersoalkannya. namun seperti yang disebut-
kan secara khusus oleh Paulus, ia tidak keberatan dengan
cara itu, sehingga tampak sangat jelas bahwa sidang pena-
tua memiliki kuasa dalam jabatan mereka untuk menahbis-
kan.
6. Dengan dipercayakannya pekerjaan ini kepadanya, maka Timo-
tius harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada pekerjaan itu
(TL), Hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada
semua orang. Timotius dikenal sebagai seorang yang bijaksana,
614
namun ia tetap harus maju, dan menunjukkan bahwa ia ber-
tumbuh di dalam pengetahuan. Amatilah,
(1) Para pelayan Tuhan harus banyak melakukan perenungan.
Sebelumnya mereka harus mempertimbangkan bagaimana
dan apa yang harus mereka katakan. Mereka harus mere-
nungkan kepercayaan besar yang diserahkan kepada mere-
ka itu, mengenai harga dan nilai jiwa-jiwa yang tidak dapat
binasa, serta mengenai pertanggungjawaban yang harus
mereka berikan pada akhirnya.
(2) Para pelayan Tuhan harus memberikan diri sepenuh hati di
dalam hal-hal ini, mereka harus memperhatikan hal-hal ini
sebagai pekerjaan dan urusan utama mereka, hiduplah di
dalamnya.
(3) Dengan melakukan hal-hal ini, kemajuan mereka akan men-
jadi nyata di dalam segala sesuatu, dan juga di hadapan
semua orang. Inilah cara bagi mereka untuk memperoleh
kemajuan dalam pengetahuan dan kasih karunia, dan juga
untuk memajukan orang-orang lain.
7. Rasul Paulus menekankan hal ini kepada Timotius dengan sa-
ngat sungguh-sungguh, Awasilah dirimu sendiri dan awasilah
ajaranmu, perhatikan baik-baik apa yang engkau beritakan.
Bertekunlah dalam semuanya itu, di dalam kebenaran yang telah
engkau terima, dan dengan berbuat demikian engkau akan me-
nyelamatkan dirimu sendiri dan semua orang yang mendengar
engkau. Perhatikan baik-baik,
(1) Para pelayan Tuhan terlibat di dalam pekerjaan penyelamat-
an, yang menjadikan pekerjaannya itu sebagai pekerjaan
yang baik.
(2) Perhatian para pelayan Tuhan pertama-tama haruslah un-
tuk menyelamatkan diri mereka sendiri, Pertama-tama se-
lamatkanlah dirimu sendiri, dengan demikian engkau akan
menjadi alat untuk menyelamatkan orang-orang yang men-
dengar engkau.
(3) Dalam memberitakan firman, tujuan para pelayan Tuhan
harus terarah kepada keselamatan orang-orang yang mende-
ngar, dan kemudian kepada keselamatan jiwa mereka sendiri.
(4) Cara terbaik untuk mencapai kedua tujuan ini adalah de-
ngan mengawasi diri kita sendiri, dan seterusnya.
PASAL 5
Dalam pasal ini Rasul Paulus,
I. Memberi Timotius petunjuk bagaimana caranya menegur (ay.
1-2).
II. Memalingkan perhatian kepada para janda, baik tua maupun
muda (ay. 3-16).
III. Kepada para penatua (ay. 17-19).
IV. Menegur di depan umum (ay. 20).
V. Memberikan pesan yang sungguh-sungguh tentang penahbis-
an (ay. 21-22).
VI. Menyinggung tentang kesehatannya (ay. 23), dan menyebut
dosa-dosa manusia mempunyai dampak yang sangat berbeda-
beda (ay. 24-25).
Petunjuk tentang Menegur
(5:1-2)
1 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia
sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, 2 perempuan-
perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adik-
mu dengan penuh kemurnian.
Dalam perikop ini Rasul Paulus memberikan pedoman kepada Timo-
tius, dan melalu dia, juga kepada hamba-hamba Tuhan lain, tentang
menegur. Para pelayan Tuhan adalah orang-orang yang bertugas
memberi teguran. Itu adalah bagian dari pekerjaan mereka, walau-
pun bagian yang paling tidak menyenangkan. Mereka harus mem-
beritakan firman, dan menegur serta menasihati (2Tim. 4:2). Kita
harus membuat pembedaan besar dalam menegur, dengan memper-
timbangkan usia, sifat, dan kondisi lain dari orang-orang
yang ditegur. Dengan demikian, orang yang lebih tua dalam hal usia
616
atau jabatan harus diperlakukan sebagai bapa. Tunjukkanlah belas
kasihan kepada sebagian orang, dengan membuat pembedaan untuk
mereka (Yud. 1:22, KJV pen.). Nah, pedomannya adalah,
1. Bersikap lemah lembut saat menegur orang yang sudah tua, le-
bih tua dalam hal usia, atau dalam hal kedudukan. Martabat me-
reka harus dihormati sebab usia dan kedudukan, dan sebab itu
mereka tidak boleh ditegur dengan keras atau seperti dihakimi.
Sebaliknya, Timotius sendiri, sekalipun seorang penginjil, harus
memperlakukan mereka sebagai bapa, sebab ini merupakan cara
yang paling pantas untuk berhubungan dengan mereka, dan
memenangkan hati mereka.
2. Orang yang lebih muda harus ditegur sebagai saudara, dengan
kasih dan kelembutan. Bukan sebagai orang yang ingin mencari-
cari kesalahan atau menyulut pertengkaran, melainkan sebagai
orang yang bersedia memanfaatkan yang terbaik dari mereka.
Sangat diperlukan kelemahlembutan untuk menegur orang yang
pantas ditegur.
3. Perempuan yang lebih tua harus ditegur, kalau memang perlu di-
tegur, sebagai ibu. Mohonkanlah dengan sangat kepada ibumu,
mohonkanlah (Hos. 2:2, KJV pen.).
4. Perempuan yang lebih muda harus ditegur, namun ditegur sebagai
adik, dengan penuh kemurnian. Kalau Timotius saja, orang yang
sudah begitu mati pada dunia dan hawa nafsu kedagingan, perlu
diberi peringatan seperti itu, apalagi kita.
Petunjuk mengenai Para Janda
(5:3-16)
3 Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda. 4 namun jikalau seorang
janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama
belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang
tua dan nenek mereka, sebab itulah yang berkenan kepada Allah. 5 Sedang-
kan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri,
menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan
doa siang malam. 6 namun seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-
lebihan, ia sudah mati selagi hidup. 7 Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada
janda-janda itu agar mereka hidup dengan tidak bercela. 8 namun jika ada se-
orang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya,
orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. 9 Yang
didaftarkan sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam
puluh tahun, yang hanya satu kali bersuami 10 dan yang terbukti telah mela-
kukan pekerjaan yang baik, seperti mengasuh anak, memberi tumpangan,
Surat 1 Timotius 5:3-16
617
membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam
kesesakan pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan
untuk berbuat baik. 11 Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda.
sebab jika mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan
mereka dari Kristus, mereka itu ingin kawin 12 dan dengan memungkiri
kesetiaan mereka yang semula kepada-Nya, mereka mendatangkan hukuman
atas dirinya. 13 Lagipula dengan keluar masuk rumah orang, mereka mem-
biasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, namun
juga meleter dan mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal yang
tidak pantas. 14 sebab itu aku mau supaya janda-janda yang muda kawin
lagi, beroleh anak, memimpin rumah tangganya dan jangan memberi alasan
kepada lawan untuk memburuk-burukkan nama kita. 15 sebab beberapa
janda telah tersesat mengikut Iblis. 16 Jika seorang laki-laki atau perempuan
yang percaya mempunyai anggota keluarga yang janda, hendaklah ia mem-
bantu mereka sehingga mereka jangan menjadi beban bagi jemaat. Dengan
demikian jemaat dapat membantu mereka yang benar-benar janda.
Dalam perikop ini diberikan petunjuk tentang mendaftar janda-janda
yang dipekerjakan dan diurus oleh jemaat: Hormatilah janda-janda
yang benar-benar janda. Hormatilah mereka, yaitu uruslah mereka,
pekerjakanlah mereka. Dalam jemaat waktu itu ada suatu pekerjaan
untuk janda-janda, yaitu merawat orang sakit dan lanjut usia, meng-
urus mereka sesuai petunjuk para diaken. Kita membaca tentang
dirawatnya para janda segera sesudah pertama kali berdirinya jemaat
Kristen (Kis. 6:1). Pada kesempatan itu, jemaat Yunani merasa janda-
janda mereka diabaikan dalam pelayanan dan penyediaan kebutuhan
sehari-hari untuk janda-janda miskin. Pedoman umum yang dipakai
adalah hormatilah janda-janda yang benar-benar janda, uruslah me-
reka, dan ringankanlah beban mereka dengan rasa hormat dan ke-
lembutan.
I. Yang ditetapkan untuk dibantu oleh amal jemaat adalah janda-
janda yang saleh dan taat, dan bukan janda-janda binal yang
hidup mewah dan berlebih-lebihan (ay. 5-6). Yang dianggap benar-
benar janda, dan yang harus diurus oleh jemaat, adalah mereka
yang walaupun ditinggalkan seorang diri, namun menaruh harapan
kepada Allah. Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban dan meru-
pakan penghiburan orang yang ditinggalkan sendiri untuk mena-
ruh harapan kepada Allah. Oleh sebab itulah adakalanya Allah
membawa umat-Nya dalam kesesakan seperti itu, supaya tidak
ada yang lain yang dapat mereka harapkan, dan supaya mereka
menaruh harapan kepada-Nya dengan lebih yakin. Hidup men-
janda adalah hidup yang sunyi, namun biarlah janda-janda mena-
ruh kepercayaan pada-Ku! (Yer. 49:11), dan biarlah mereka ber-
618
sukacita sebab ada Allah yang dapat mereka harapkan. Dan lagi,
mereka yang menaruh harapan kepada Allah harus bertekun da-
lam doa. Jika dengan iman kita percaya kepada Allah, maka de-
ngan doa kita harus memberi kemuliaan kepada-Nya dan menye-
rahkan diri pada bimbingan-Nya. Hana adalah seorang janda yang
benar-benar janda, yang tidak pernah meninggalkan Bait Allah
(Luk. 2:37), dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan ber-
doa. namun seorang perempuan sungguh bukan janda kalau ia
hidup mewah dan berlebih-lebihan (ay. 6), atau hidup dalam kece-
maran. Janda girang bukanlah janda yang benar-benar janda,
dan tidak pantas diurus oleh jemaat. Seorang janda yang hidup
mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup, ia bukan
anggota jemaat yang hidup, namun seperti bangkai di dalamnya,
atau seperti anggota yang sudah mati. Kita bisa menerapkannya
secara lebih umum. Siapa yang hidup mewah dan berlebih-lebih-
an, ia sudah mati selagi hidup, mati secara rohani, mati sebab
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa. Mereka ada di dunia
tanpa tujuan, sudah terkubur hidup-hidup tanpa mengenal tu-
juan-tujuan hidup yang luhur.
II. Pedoman lain yang diberikan Rasul Paulus adalah bahwa jemaat
tidak boleh dibebani dengan mengurus janda-janda yang masih
mempunyai sanak saudara untuk mengurus mereka. Hal ini di-
sebutkan beberapa kali (ay. 4): Jikalau seorang janda mempunyai
anak atau cucu, yaitu kerabat-kerabat dekat, hendaknya mereka
mengurus dia, dan tidak membebani jemaat. Demikian pula de-
ngan ayat 16. Ini disebut berbuat saleh di rumah sendiri (ay. 4, KJV
pen.), atau berbakti kepada kaum keluarga sendiri. Perhatikan-
lah, hormat anak-anak kepada orangtua, dan kewajiban mereka
merawat orangtua, pantas disebut kesalehan. Ini berarti memba-
las budi orangtua. Anak-anak tidak pernah bisa cukup membalas
budi orangtua atas segala jerih payah orangtua dalam merawat
mereka. namun mereka tetap harus berusaha membalas budi. Su-
dah menjadi kewajiban anak yang tak dapat diabaikan bahwa jika
orangtua berkekurangan, dan mereka mampu meringankan be-
ban orangtua, mereka harus melakukannya dengan sekuat tena-
ga, sebab itulah yang berkenan pada Allah. Orang-orang Farisi
mengajarkan bahwa persembahan di mezbah lebih berkenan pada
Allah daripada meringankan beban orangtua yang malang (Mat.
Surat 1 Timotius 5:3-16
619
15:5). namun di sini kita diajar bahwa membantu orangtua itu
jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan. Itulah yang berkenan, dst. Rasul Paulus berbicara
tentang hal ini lagi (ay. 8), jika ada seorang yang tidak memeliha-
rakan sanak saudaranya, dst. Jika ada laki-laki atau perempuan
yang tidak mengurus saudara-saudara mereka sendiri yang mis-
kin, itu berarti mereka sudah murtad. Sebab maksud dan tujuan
Kristus adalah meneguhkan hukum Musa, dan khususnya hu-
kum dari perintah kelima, yaitu hormatilah ayahmu dan ibumu.
Jadi siapa tidak mematuhi hukum itu berarti sudah murtad,
apalagi kalau mereka tidak menafkahi anak istri mereka, yang
merupakan anggota keluarga mereka sendiri. Jika apa yang
seharusnya untuk menghidupi keluarga, mereka habiskan untuk
menuruti hawa nafsu, maka mereka sudah murtad dan lebih
buruk dari orang yang tidak beriman. Satu alasan mengapa harus
dipastikan bahwa orang yang berpunyalah yang harus meme-
lihara sanak saudara mereka yang miskin, dan tidak membebani
jemaat, adalah (ay. 16) supaya jemaat dapat membantu mereka
yang benar-benar janda. Perhatikanlah, amal yang salah sasaran
akan menjadi penghambat besar bagi amal yang sesungguhnya.
Kita harus bijak dalam memilih siapa yang ingin kita beri amal,
supaya amal kita tidak terbuang kepada orang-orang yang tidak
layak menerimanya, dan supaya ada persediaan yang lebih banyak
untuk mereka yang sungguh-sungguh pantas mendapatkannya.
III. Rasul Paulus memberikan petunjuk tentang ciri-ciri janda yang
harus didaftar untuk menerima amal jemaat: tidak kurang dari
enam puluh tahun, dan tidak pernah menceraikan suaminya,
atau bercerai darinya dan menikah lagi. Ia harus satu kali bersua-
mi, sudah mengurus rumah tangga, dikenal ramah dan pengasih,
dan terbukti telah melakukan pekerjaan yang baik. Perhatikanlah,
kita harus memberi perhatian secara khusus untuk meringankan
beban orang-orang yang, saat masih mampu, bersedia melaku-
kan semua pekerjaan baik, namun yang sudah renta sekarang.
Berikut adalah contoh perbuatan-perbuatan baik yang pantas
dilakukan oleh seorang istri yang baik: seperti mengasuh anak.
Rasul Paulus tidak berkata, melahirkan anak (anak-anak adalah
milik pusaka dari pada TUHAN), sebab itu bergantung pada
kehendak Allah. Yang dimaksudkan di sini adalah, kalau tidak
620
mempunyai anak kandung, ia sudah membesarkan anak-anak. Ia
sudah memberi tumpangan, dan membasuh kaki saudara-saudara
seiman. Ia sudah bersedia menyambut orang-orang Kristen dan
hamba-hamba Tuhan yang baik saat mereka sedang dalam per-
jalanan untuk memberitakan Injil. Membasuh kaki sahabat-saha-
bat mereka juga merupakan bagian dari sambutan terhadap me-
reka. Jika ia sudah menolong orang yang hidup dalam kesesakan
saat mampu, maka hendaknya ia ditolong sekarang. Perhati-
kanlah, siapa yang ingin mendapat belas kasihan saat sedang
dalam kesulitan, harus menunjukkan belas kasihan saat
sedang berkelimpahan.
IV. Rasul Paulus mengingatkan jemaat untuk berjaga-jaga supaya
tidak mendaftar orang-orang yang kemungkinan tidak akan mem-
bawa kebaikan untuk mereka (ay. 11): Tolaklah pendaftaran jan-
da-janda yang lebih muda. Janda-janda itu akan bosan dengan
pekerjaan mereka dalam jemaat, dengan hidup menurut aturan,
seperti yang harus mereka lakukan. Sehingga mereka akan
kawin, dan memungkiri kesetiaan mereka yang semula kepada-
Nya. Kita membaca tentang kasih yang mula-mula (Why. 2:4), dan
di sini kesetiaan yang mula-mula, yaitu ikrar mereka terhadap je-
maat untuk berperilaku baik dan berbuat sesuai dengan keper-
cayaan yang sudah diberikan kepada mereka. Tidak tampak bah-
wa apa yang dimaksud dengan iman mereka yang semula di sini
adalah kaul untuk tidak menikah, sebab Kitab Suci sama sekali
tidak membahas mengenai masalah itu. Selain itu, Rasul Paulus
di sini memberi nasihat kepada janda-janda muda untuk menikah
(ay. 14), yang tidak akan diberikannya seandainya dengan meng-
ikuti nasihat Rasul Paulus itu mereka harus melanggar kaul. Dr.
Whitby memberi pengamatan yang baik dalam hal ini, Sean-
dainya k