(1Tes. 2:12), dilahirkan kembali untuk menerima bagian
yang tidak dapat binasa (1Ptr. 1:3-4), dan melalui semua-
nya dijadikan layak untuk itu (Kol. 1:12-13; 2Kor. 4:17).
II. Abram mengingini sebuah tanda: Dari manakah aku tahu, bahwa
aku akan memilikinya? (ay. 8). Pertanyaan ini tidak bersumber
dari ketidakpercayaan akan kuasa atau janji Tuhan seperti yang
dilakukan oleh Zakharia. Di sini ia merindukan janji itu,
1. Untuk mengokohkan dan meneguhkan imannya sendiri. Ia
percaya (ay. 6), namun di sini ia berdoa, Tuhan, tolonglah aku
melawan ketidakpercayaanku ini. Sekarang ia percaya, namun
ia mengingini sebuah tanda, untuk disimpan guna meng-
hadapi saat-saat pencobaan, sebab ia tidak tahu bagaimana
jadinya keadaan imannya sebab berbagai peristiwa yang me-
ngejutkan dan melelahkan. Perhatikanlah, kita semua mem-
butuhkan dan harus merindukan pertolongan dari sorga untuk
meneguhkan iman kita, dan harus memanfaatkan berbagai
sakramen, yang merupakan tanda-tanda peringatan yang telah
ditetapkan untuk maksud itu (Hak. 6:36-40; 2Raj. 20:8-10;
Yes. 7:11-12).
2. Untuk meresmikan janji kepada keturunannya, supaya mere-
ka juga dapat percaya. Perhatikanlah, orang-orang yang telah
merasa puas, harus merindukan supaya orang-orang lain juga
dipuaskan dengan kebenaran dari janji-janji Tuhan . Yohanes
Pembaptis mengutus murid-muridnya datang kepada Kristus,
untuk memuaskan rasa ingin tahunya sendiri dan terutama
murid-muridnya (Mat. 11:2-3). Kanaan merupakan gambaran
dari sorga. Perhatikanlah, merupakan hal yang sangat diingin-
kan untuk mengetahui bahwa kita akan mewarisi Kanaan sor-
gawi. Artinya, kebenaran kebahagiaan itu ditegaskan dalam
Kitab Kejadian 15:7-11
353
kepercayaan kita tentang kebahagiaan itu, disertai bukti yang
jelas dan semakin jelas mengenai hak itu.
III. Tuhan memerintahkan Abram mempersiapkan persembahan kor-
ban untuk memberi tanda baginya, dan Abram melakukannya
(ay. 9-11): Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina, dan seterusnya.
Mungkin Abram mengharapkan sebuah tanda yang ajaib dari
sorga, namun Tuhan memberinya sebuah tanda di atas persembah-
an korban itu. Orang-orang yang ingin menerima jaminan per-
kenan Tuhan dan ingin agar imannya diteguhkan, harus mengikuti
upacara-upacara keagamaan yang telah ditetapkan, dan berharap
dapat berjumpa dengan Tuhan di dalam upacara-upacara itu.
Amatilah,
1. Tuhan menentukan bahwa setiap binatang yang digunakan da-
lam persembahkan korban itu semuanya harus berumur tiga
tahun. Sebab pada umur itulah binatang-binatang itu sedang
berada pada puncak pertumbuhan dan kekuatannya: Tuhan
harus dilayani dengan milik kita yang paling baik, sebab Ia
yaitu yang terbaik.
2. Kita tidak membaca bahwa Tuhan memberi petunjuk tertentu
untuk mengolah binatang-binatang dan unggas itu, sebab
Tuhan mengetahui bahwa Abram sangat mahir dalam hukum
dan kebiasaan persembahan korban, sehingga ia tidak memer-
lukan petunjuk khusus lagi. Atau mungkin juga Tuhan mem-
berikan petunjuk-petunjuk kepadanya, dan ia memperhatikan
dengan sungguh-sungguh, dan petunjuk itu tidak dicatat di
sini. Setidaknya, ditunjukkan kepadanya bahwa persembahan
itu harus dipersiapkan untuk kekhidmatan pengesahan se-
buah kovenan, dan ia sangat mahir dalam mempersiapkannya.
3. Abram melakukan persiapan itu seperti yang ditentukan Tuhan ,
meskipun ia tidak tahu bagaimana korban-korban ini akan
menjadi sebuah tanda baginya. Kejadian ini bukanlah contoh
pertama tentang ketaatan mutlak Abram. Ia memotong bina-
tang-binatang itu menjadi dua, sesuai upacara yang dilakukan
untuk meneguhkan kovenan (Yer. 34:18-19), yang mengatakan
bahwa mereka memotong anak lembu jantan itu menjadi dua
untuk berjalan di antara belahan-belahannya.
4. sesudah Abram mempersiapkan persembahan itu sesuai yang
ditentukan Tuhan , sekarang ia berjaga-jaga menantikan tanda
354
yang akan diberikan Tuhan melalui persembahan ini, sama
seperti nabi yang berjaga di atas menara jaganya (Hab. 2:1).
Sementara Tuhan menangguhkan kehadiran-Nya untuk meng-
akui persembahannya, Abram terus menunggu. Harapannya
tiba-tiba dibangkitkan oleh penundaan itu, saat burung-bu-
rung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu untuk
memangsanya, sebagai barang biasa yang ditinggalkan. Maka
Abram mengusirnya (ay. 11), sebab ia percaya bahwa penglihat-
an itu segera menuju kesudahannya dengan tidak menipu.
Perhatikanlah, dengan mata yang sangat awas kita harus tetap
memperhatikan korban-korban rohaniah kita, supaya tidak ada
yang memangsanya serta merusakkannya sehingga menjadi
tidak layak untuk diperkenan Tuhan . saat pikiran-pikiran sia-
sia mulai hinggap di atas persembahan korban kita seperti
burung-burung buas ini, kita harus segera mengusirnya, dan
jangan biarkan mereka bersarang di dalam pikiran kita. Seba-
liknya, kita harus tetap melayani Tuhan tanpa gangguan.
Nubuat mengenai Keturunan Abram
(15:12-16)
12 Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu
turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan. 13 Firman TUHAN kepada
Abram: Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan men-
jadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan
bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. 14
namun bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan se-
sudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak. 15
namun engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau
akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu. 16 namun keturunan
yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang
Amori itu belum genap.
Di sini kita mendapati pengungkapan yang utuh dan khusus kepada
Abram perihal rancangan Tuhan terhadap keturunannya. Amatilah,
I. Waktu kedatangan Tuhan kepadanya dengan pengungkapan ini:
Menjelang matahari terbenam, atau tenggelam, sekitar waktu per-
sembahan korban petang (1Raj. 18:36; Dan. 9:21). Pagi-pagi se-
kali, sebelum hari terang, sementara bintang-bintang masih jelas
terlihat, Tuhan memberi perintah mengenai persembahan korban
itu (ay. 5). Kita dapat menganggap bahwa tugas ini setidaknya
yaitu pekerjaan paginya untuk mempersiapkan persembahan
Kitab Kejadian 15:12-16
355
dan mengaturnya dengan baik. Sesudah ia melakukan hal ini, ia
tinggal dekat persembahan itu, berdoa, dan menanti-nanti sampai
petang datang menjelang. Perhatikanlah, sering kali Tuhan mem-
biarkan umat-Nya menunggu lama dalam pengharapan akan
penghiburan yang telah Ia rancang untuk meneguhkan iman
mereka. Namun, walaupun jawaban doa dan penggenapan janji
datang dengan lambat, yang dinanti-nantikan itu pasti akan da-
tang. Dan malam pun menjadi siang.
II. Persiapan untuk pengungkapan ini.
1. Tertidurlah Abram dengan nyenyak. Bukan tidur biasa sebab
kelelahan dan kejemuan, melainkan sebab perasaan bahagia
dan sukacita ilahi yang melimpah, seperti tidur nyenyak yang
dibuat TUHAN Tuhan terhadap Adam (2:21). Tidur yang mampu
menghilangkan semua kepekaan terhadap hal-hal yang dapat
ditangkap oleh pancaindra, sehingga ia dapat memusatkan
perhatian sepenuhnya kepada renungan yang mendalam me-
ngenai hal-hal rohani. Pintu jasmani telah dikunci, supaya
jiwa dapat berdiam diri dan memperoleh perhentian, serta da-
pat bertindak bebas seperti diri sendiri.
2. Bersamaan dengan tidur itu, turunlah gelap gulita yang me-
ngerikan meliputinya. Betapa tiba-tiba datangnya perubahan
itu! Baru saja kita mendapati bagaimana sebelumnya ia me-
nyenangkan diri dengan penghiburan dari kovenan Tuhan dan
dalam persekutuan dengan-Nya, dan di sini kita membaca,
gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Perhatikan-
lah, anak-anak terang tidak selalu berjalan di dalam terang,
dan adakalanya awan serta kegelapan meliputi mereka. Kege-
lapan besar yang mendatangkan kengerian ini telah dirancang
oleh Tuhan dengan maksud,
(1) Untuk menggoreskan suatu kekaguman di atas jiwa Abram
dan guna memberi kehormatan kudus kepadanya, su-
paya pengetahuan yang diperkenan Tuhan untuk mengakui-
Nya tidak akan membuahkan sikap sombong. Perhatikanlah,
ketakutan kudus mempersiapkan jiwa untuk memperoleh
sukacita yang kudus. Roh perhambaan membuka jalan
untuk roh pengangkatan. Pertama Tuhan melukai, dan ke-
356
mudian menyembuhkan. Pertama direndahkan, lalu diang-
kat tinggi-tinggi (Yes. 6:5-6, dan seterusnya).
(2) Untuk dijadikan contoh tentang cara-cara Tuhan berurusan
dengan keturunan Abram. Pertama-tama mereka harus
berada dalam kengerian dan kegelapan perbudakan orang-
orang Mesir, dan kemudian memasuki tanah perjanjian
yang baik dengan sukacita. Itulah sebabnya ia harus me-
rasakan terlebih dahulu penderitaan mereka, sebelum
dapat melihat kebahagiaan keturunannya.
(3) Untuk dijadikan petunjuk tentang keunikan sifat kovenan
yang sekarang akan dibuat dengan Abram. Tata penyem-
bahan Perjanjian Lama yang dibangun di atas kovenan itu,
yaitu sebuah tata penyembahan yang menggambarkan,
[1] Tentang kegelapan dan ketidakjelasan (2Kor. 3:13-14).
[2] Tentang ketakutan dan kengerian (Ibr. 12:18, dan sete-
rusnya).
III. Nubuat itu sendiri. Ada beberapa hal yang dinubuatkan di sini.
1. Penderitaan yang akan dialami keturunan Abraham akan ber-
langsung lama. Janganlah sampai Abram bersenang-senang
dengan harapan-harapan yang sia-sia, selain kehormatan dan
kesejahteraan dalam keluarganya. Sebaliknya, ia harus me-
ngetahui adanya suatu kepastian yang harus ia percayai bah-
wa keturunan yang dijanjikan akan menjadi keturunan yang
teraniaya. Perhatikanlah, Tuhan memberi yang paling buruk
terlebih dahulu. Kita harus menderita dahulu, baru kemudian
memerintah. Ia juga memberi tahu kita hal yang terburuk
sebelum terjadi, sehingga saat datang, hal yang buruk itu
tidak akan mengejutkan kita (Yoh. 16:4). Nah, di sini kita
membaca perihal,
(1) Kekhususan penderitaan itu.
[1] Mereka akan menjadi orang asing. Begitulah yang telah
terjadi. Pertama di Kanaan (Mzm. 105:12) dan sesudah
itu di Mesir. Sebelum mereka menjadi tuan-tuan di tanah
sendiri, mereka menjadi orang asing di negeri asing.
Ketidaknyamanan keadaan yang tidak mapan membuat
tempat tinggal tetap yang menyenangkan menjadi lebih
menarik. Dengan demikian pewaris-pewaris sorga harus
Kitab Kejadian 15:12-16
357
menjadi orang-orang asing di bumi ini, negeri yang bu-
kan milik mereka.
[2] Mereka akan menjadi budak, begitulah keadaan mereka
di Mesir (Kel. 1:13). Perhatikan bagaimana kutuk yang
ditimpakan kepada orang Kanaan itu (9:25) terbukti
menyusahkan keturunan Abram. Mereka harus menjadi
hamba, namun dengan perbedaan seperti ini, orang-
orang Kanaan menjadi hamba di bawah kutuk, sedang-
kan orang-orang Ibrani menjadi budak di bawah berkat,
dan pada pagi hari itulah orang benar akan memerintah
mereka (Mzm. 49:15, TL). Mereka akan dianiaya. Orang-
orang yang mereka layani akan menindas mereka (Kel.
1:11). Perhatikanlah, orang-orang yang diberkati dan di-
kasihi Tuhan sering ditindas dengan keras oleh orang-
orang fasik. Tuhan telah mengetahui sebelumnya dan Ia
mengawasi hal itu.
(2) Lamanya penderitaan itu berlangsung empat ratus tahun.
Penganiayaan ini dimulai dengan sebuah ejekan, saat
Ismael, putra perempuan Mesir itu, tengah mengolok-olok
Ishak yang diperanakkan menurut Roh (21:9, TL; Gal. 4:29).
Hal itu berlanjut dalam bentuk ketidaksukaan, sebab me-
rupakan suatu kekejian bagi orang Mesir untuk makan
bersama orang Ibrani (43:32), dan akhirnya berakhir de-
ngan pembunuhan, pembunuhan yang paling biadab, yaitu
pembunuhan terhadap bayi-bayi yang baru dilahirkan. Kese-
luruhannya berlangsung lebih kurang selama 400 tahun,
meskipun puncaknya tidak sampai selama itu. Sungguh
rentang waktu yang sangat panjang, namun ada batasnya.
2. Penghukuman atas musuh-musuh keturunan Abram: Bahwa
bangsa yang akan memperbudak mereka, termasuk orang Me-
sir, akan kuhukum (ay. 14). Hal ini merujuk kepada tulah-tu-
lah yang ditimpakan atas negeri Mesir. Dengan tulah-tulah itu
Tuhan tidak hanya memaksa orang Mesir melepaskan orang
Israel, namun menghukum mereka atas semua tanggungan be-
rat yang dibebankan ke atas orang Israel. Perhatikanlah,
(1) Meskipun Tuhan mengizinkan para penganiaya dan penin-
das memperlakukan umat-Nya dengan bengis dan kejam
dalam rentang waktu yang cukup panjang, pada akhirnya
358
Ia akan memedulikan mereka, sebab harinya sudah dekat
(Mzm. 37:12-13).
(2) Hukuman yang dijatuhkan para penganiaya menjadi hu-
kuman mereka sendiri. Membalaskan kesengsaraan yang
ditimpakan kepada orang-orang yang menjadi umat-Nya,
merupakan hal yang adil bagi Tuhan dan itu dilakukan
dengan tindakan keadilan yang bersifat khusus. Penghu-
kuman terhadap musuh-musuh jemaat merupakan pekerja-
an Tuhan : Aku akan menghukum. Tuhan sanggup melakukan
hal itu, sebab Ia yaitu TUHAN, Ia akan melakukannya. Ia
yaitu Tuhan umat-Nya, dan Ia telah berfirman, Pembalasan
itu yaitu hak-Ku, Akulah yang akan menuntut pembalas-
an. sebab itu kita harus menyerahkan pembalasan itu
kepada-Nya, untuk dilaksanakan menurut cara dan waktu-
Nya sendiri.
3. Pembebasan keturunan Abram keluar dari Mesir. Peristiwa
besar itu diberitahukan terlebih dahulu di sini: Sesudah itu
mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang
banyak. Pembebasan itu dijanjikan di sini,
(1) Bahwa mereka akan menjadi besar: Sesudah itu mereka
akan keluar. Artinya, entah itu sesudah mereka ditindas
selama 400 tahun, saat masa perbudakan mereka telah
tercapai, atau sesudah orang-orang Mesir dihukum dan di-
jatuhi tulah, lalu dibebaskan. Perhatikanlah, kehancuran
yang ditimbulkan kaum penindas mendatangkan pertobat-
an kepada yang tertindas. Mereka tidak akan melepaskan
umat Tuhan pergi sampai mereka dipaksa melakukannya.
(2) Bahwa mereka akan diperkaya: Mereka akan keluar dengan
membawa harta benda yang banyak. Hal ini telah digenapi
(Kel. 12:35-36). Tuhan memelihara supaya mereka tidak saja
memiliki negeri yang baik untuk dituju, namun juga me-
miliki barang-barang yang baik untuk dibawa.
4. Tempat tinggal mereka yang bahagia di Kanaan (ay. 16). Mere-
ka tidak hanya keluar dari Mesir, mereka akan kembali ke sini
lagi, ke sini, ke negeri Kanaan, tempat tinggalmu sekarang ini.
Penangguhan kepemilikan harta benda mereka tidak meniada-
kan hak mereka. Kita tidak boleh menganggap hilangnya peng-
hiburan sementara yang pernah kita terima sebagai kehilangan
Kitab Kejadian 15:12-16
359
selama-lamanya. Alasan mengapa mereka belum juga memiliki
tanah perjanjian itu sampai empat keturunan yaitu sebab
kedurjanaan orang Amori itu belum genap. Israel tidak dapat
menduduki tanah Kanaan sampai orang Amori itu disingkir-
kan, dan belum tiba waktunya mereka menerima kehancuran
itu. Keadilan Tuhan telah memutuskan bahwa mereka tidak akan
dipangkas sampai mereka tetap berkanjang di dalam dosa da-
lam waktu yang lama, dan sampai mereka mencapai puncak
kejahatan mereka, sehingga tercapai keseimbangan antara dosa
mereka dan kehancuran mereka. Itulah sebabnya, kalau belum
sampai kepada tingkat kedurjanaan itu, keturunan Abram ma-
sih harus berada di luar tanah pusaka itu. Perhatikanlah,
(1) Takaran dosa akan naik secara berangsur-angsur. Orang-
orang yang terus menempuh jalan-jalan kefasikan sedang
menimbun murka atas diri mereka sendiri.
(2) Takaran dosa sebagian orang akan naik perlahan-lahan.
Orang-orang Sodom yaitu orang-orang yang sangat ber-
dosa di hadapan Tuhan , dan dengan segera mereka mene-
rima hukumannya. Begitu juga halnya dengan orang-orang
Yahudi, orang-orang yang mengaku percaya dan berada de-
kat dengan Tuhan . Namun takaran kedurjanaan orang-
orang Amori sangat lama penuhnya.
(3) Bahwa inilah alasan dari keberhasilan orang-orang fasik.
Takaran dosa mereka masih belum penuh. Orang-orang
fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-
tambah kuat, sementara Tuhan menyimpan bencana bagi
anak-anak mereka (Ayb. 21:7, 19). Perhatikan juga Matius
23:32 dan Ulangan 32:34.
5. Kematian dan penguburan Abram yang penuh damai sejah-
tera, sebelum semua janji ini digenapi (ay. 15). sebab ia tidak
akan tinggal hidup untuk menyaksikan negeri itu menjadi
milik pusaka kaum keluarganya, namun harus mati sementara
ia hidup sebagai orang asing di dalamnya. Jadi, untuk meng-
imbanginya, ia tidak akan hidup untuk menyaksikan apa yang
akan terjadi atas keturunannya, apalagi turut bersama-sama
dalam penderitaan mereka. Janji seperti ini dijanjikan kepada
Raja Yosia (2Raj. 22:20). Perhatikanlah, adakalanya orang-
orang benar mendapatkan kasih karunia Tuhan yang lebih
360
besar dengan cara mencabut nyawa mereka dari merajalelanya
kejahatan (Yes. 57:1). Biarlah hal ini menyenangkan hati
Abram, bahwa bagiannya yaitu ,
(1) Ia akan pergi kepada nenek moyangnya dengan sejahtera
Perhatikanlah,
[1] Bahkan sahabat-sahabat dan orang-orang kesayangan
sorga tidak dikecualikan dari serangan kematian. Apa-
kah kita lebih besar dibandingkan bapa kita Abram, yang
telah mati? (Yoh. 8:53).
[2] Orang benar akan mati dengan sukarela. Mereka tidak
diambil, mereka tidak dipaksa, namun mereka pergi.
Jiwa mereka tidak diambil, seperti orang kaya yang bo-
doh itu (Luk. 12:20), namun dengan senang hati mereka
menyerahkan diri. Mereka tidak akan hidup selamanya.
[3] Pada saat kematian, kita pergi kepada nenek moyang
kita, kepada semua nenek moyang kita yang telah pergi
mendahului kita menuju kuburan (Ayb. 21:32-33), ke-
pada nenek moyang kita yang saleh yang telah pergi
mendahului kita ke tempat jemaat anak-anak sulung
(Ibr. 12:23). Pernyataan yang pertama membantu meng-
hilangkan kengerian kematian, sedangkan yang terakhir
membawa penghiburan ke dalamnya.
[4] saat seorang saleh meninggal dunia, ia meninggal da-
lam damai sejahtera. Jika jalan yang ditempuhnya ada-
lah kesalehan, maka akhirnya yaitu damai sejahtera
(Mzm. 37:37). Damai sejahtera lahiriah dijanjikan ke-
pada Abram sampai akhir hidupnya, seumur hidupnya
penuh damai sejahtera, apa pun yang terjadi sesudah
itu (2Raj. 20:19). Damai dengan Tuhan , dan damai yang
kekal, pasti tersedia bagi semua keturunannya.
(2) Ia akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutnya.
Mungkin perihal penguburannya disebut di sini, bersama-
an dengan tanah Kanaan yang dijanjikan kepadanya, ka-
rena tanah kuburan yaitu harta milik pertama yang di-
milikinya di tanah Kanaan. Ia tidak hanya akan meninggal
dalam damai, namun dalam kehormatan, dan akan dikubur-
kan dengan layak. Tidak saja meninggal dalam damai,
namun mati dalam usia lanjut (Ayb. 5:26). Perhatikanlah,
Kitab Kejadian 15:17-21
361
[1] Usia lanjut merupakan berkat. Hal itu dijanjikan dalam
hukum yang kelima, menyenangkan bagi alam, dan
memberi peluang kegunaan yang besar.
[2] Khususnya, jika umur itu yaitu umur panjang
yang baik. Mereka akan disebut berumur panjang yang
baik. Pertama, umur yang lanjut dan sehat, tidak di-
bebani berbagai gangguan yang membuat kehidupan
menjadi melelahkan. Kedua, umur yang panjang dan
kudus dan sudah lama menjadi murid (Kis. 21:16), yang
rambut putihnya diperoleh pada jalan kebenaran (Ams.
16:31). Lanjut usia dan berguna, lanjut usia dan sangat
baik dalam mengejar kesalehan. Umur mereka yaitu
sungguh-sungguh umur panjang yang baik.
Kovenan dengan Abram Disahkan
(15:17-21)
17 saat matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatan-
lah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potong-
an-potongan daging itu. 18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian
dengan Abram serta berfirman: Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri
ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat: 19
yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, 20 orang Het, orang
Feris, orang Refaim, 21 orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang
Yebus itu.
Di sini kita mendapati,
I. Kovenan itu disahkan (ay. 17). Tanda yang diingini Abram diberi-
kan. sesudah penantian yang panjang, saat matahari telah ter-
benam, sehingga hari menjadi gelap, sebab saat itu yaitu saat
tata penyembahan yang gelap.
1. Perapian yang berasap menggambarkan penderitaan keturun-
annya di negeri Mesir. Mereka berada di sana dalam dapur
peleburan besi (Ul. 4:20), dapur kesengsaraan (Yes. 48:10), be-
kerja di dalam api yang sama. Mereka berada di sana di tengah-
tengah asap. Mata mereka digelapkan, sehingga mereka tidak
dapat melihat akhir kesengsaraan mereka, sementara mereka
sendiri telah kehilangan pengertian mengenai apa yang Tuhan
ingin lakukan terhadap mereka. Awan dan kegelapan ada di
sekitar mereka.
362
2. Suluh yang berapi menggambarkan penghiburan dalam pende-
ritaan ini. Hal ini ditunjukkan Tuhan kepada Abram pada saat
yang sama saat Ia menunjukkan perapian yang berasap.
(1) Terang menggambarkan pembebasan keluar dari perapian
itu. Keselamatan mereka seperti suluh yang menyala (Yes.
62:1). saat Tuhan turun untuk membebaskan mereka, Ia
tampil di dalam semak duri yang menyala, namun tidak di-
makan api (Kel. 3:2).
(2) Suluh menunjukkan arah di dalam asap itu. Firman Tuhan
yaitu suluh mereka: Firman kepada Abram ini datang se-
perti itu, terang yang bersinar di dalam gelap. Mungkin
suluh yang menyala ini melambangkan tiang awan dan api,
yang di kemudian hari memimpin mereka keluar dari Me-
sir, yang di dalamnya Tuhan tinggal.
(3) Suluh yang bernyala itu menggambarkan penghancuran
musuh-musuh mereka yang menawan mereka begitu lama
di dalam perapian itu (Za. 12:6). Awan yang sama yang me-
naungi dan menerangi orang Israel, menyusahkan dan
membakar orang Mesir.
3. Lewatnya perapian yang berasap dan suluh yang bernyala ini
di antara potongan-potongan daging itu menegaskan bahwa
kovenan Tuhan sekarang sedang dibuat dengannya, sehingga
Abram memiliki penghiburan yang teguh, sebab ia semakin
diyakinkan bahwa yang dijanjikan Tuhan pasti digenapi. Besar
kemungkinan bahwa perapian dan suluh yang melewati po-
tongan-potongan daging itu telah memakan habis korban per-
sembahan itu, sehingga menyempurnakan korban tersebut
dan membuktikan perkenan Tuhan atasnya, seperti yang di-
alami oleh Gideon (Hak. 6:21), Manoah (Hak. 13:19-20), dan
Salomo (2Taw. 7:1). Hal itu menunjukkan,
(1) Bahwa kovenan-kovenan Tuhan dengan manusia dibuat me-
lalui pengorbanan (Mzm. 50:5) oleh Kristus, korban yang
agung itu: tidak ada persetujuan tanpa pendamaian.
(2) Penerimaan Tuhan atas korban-korban rohani kita merupa-
kan bukti yang baik dan sungguh-sungguh dari kasih ka-
runia lebih lanjut (Hak. 13:23). Melalui hal ini, kita dapat
mengetahui bahwa Tuhan berkenan menerima korban-kor-
Kitab Kejadian 15:17-21
363
ban kita, jika Ia menyalakan api yang kudus dari kesa-
lehan dan kasih di dalam hati kita.
II. Kovenan itu diulangi dan dijelaskan: Pada hari itulah, hari yang
tidak akan pernah dilupakan, TUHAN mengadakan perjanjian de-
ngan Abram, memberi sebuah janji kepada Abram, dengan ber-
firman, Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini (ay. 18). Ini-
lah,
1. Sebuah pengulangan janji yang terakhir atas anugerah itu.
Sebelumnya Ia telah berfirman, Aku akan memberi negeri
ini kepada keturunanmu (12:7; 13:15). Artinya,
(1) Aku telah memberi janji mengenai hal itu, hak-haknya
telah diberikan dan dimeterai, dan tidak dapat diubah lagi.
Perhatikanlah, janji-janji Tuhan yaitu anugerah Tuhan , dan
harus dimaknai seperti itu.
(2) Hak kepemilikan itu pasti dan akan diberikan tepat pada
waktunya, seolah-olah sekarang benar-benar telah diberi-
kan kepada mereka. Apa yang diberikan Tuhan yaitu pasti,
seolah-olah sudah dilakukan: Barangsiapa percaya, ia ber-
oleh hidup yang kekal (Yoh. 3:36), sebab ia pasti masuk
sorga, seolah-olah sudah berada di sana.
2. Sebuah perincian khusus dianugerahkan, seperti yang lazim
dilakukan pada penganugerahan tanah pusaka. Tuhan mene-
tapkan batas-batas negeri yang dianugerahkan melalui kove-
nan ini (ay. 18). Kemudian, untuk lebih memastikan lagi, se-
perti yang lazim dilakukan pada pengesahan perkara semacam
ini, Ia menyebutkan juga di bawah penguasaan siapa negeri-
negeri tersebut sekarang ini. Sebanyak sepuluh bangsa dan
suku disebutkan di sini (ay. 19-21), bangsa-bangsa yang harus
diusir, guna membuka ruang bagi keturunan Abram. Mereka
belum menduduki semua negeri ini saat Tuhan membawa
mereka memasuki Kanaan. Batas-batasnya masih jauh lebih
sempit (Bil. 34:2-3, dst.). Namun,
(1) Pada masa pemerintahan Daud dan Salomo, wilayah hu-
kum kekuasaan mereka meluas melampaui batas-batas ini
(2Taw. 9:26)
(2) Merupakan kesalahan mereka sendiri kalau mereka tidak
segera berangkat menduduki tanah itu sehingga dalam
364
waktu lebih lama lagi mereka baru dapat mendudukinya.
Mereka kehilangan hak sebab dosa-dosa mereka, dan ka-
rena kemalasan serta kepengecutan sendiri, mereka men-
jauhkan diri dari milik pusaka itu.
(3) Negeri yang dianugerahkan itu digambarkan di sini dalam
batas yang seluas-luasnya, sebab negeri ini melambang-
kan milik pusaka sorgawi yang akan datang, yang tentang-
nya dikatakan bahwa tempat itu sangat luas: Di rumah
Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Nama penghuni-peng-
huni negeri pada saat itu disebut, sebab jumlah, kekuat-
an, dan lamanya mereka menuntut hak itu, tidak boleh
menjadi hambatan untuk menggenapi janji ini pada waktu-
nya. Selain itu, untuk mengagungkan kasih Tuhan kepada
Abram dan keturunan-Nya, dengan memberi kepada
satu bangsa itu milik pusaka yang dimiliki oleh banyak
bangsa. Betapa mulianya mereka di pemandangan Tuhan
dan begitu terhormatnya mereka (Yes. 43:4).
PASAL 16
agar yaitu tokoh yang terutama dibicarakan dalam cerita pasal
ini, seorang perempuan Mesir yang tidak dikenal, yang nama
dan kisahnya tidak akan pernah kita dengar seandainya Tuhan Sang
Pemelihara tidak membawanya kepada keluarga Abram. Ada
kemungkinan ia merupakan salah seorang hamba perempuan yang
dihadiahkan oleh raja Mesir, di samping hadiah-hadiah lain, kepada
Abram (14:16). Tentang dia, kita mendapati empat hal dalam pasal ini:
I. Pernikahannya dengan Abram tuannya (ay. 1-3).
II. Perilaku buruknya terhadap Sarai nyonyanya (ay. 4-6).
III. Percakapannya dengan malaikat yang menjumpai dia dalam
pelariannya (ay. 7-14).
IV. Dilahirkannya seorang anak laki-laki oleh dia (ay. 15-16).
Abram, Sarai, dan Hagar
(16:1-3)
1 Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang ham-
ba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. 2 Berkatalah Sarai kepada
Abram: Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. sebab
itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memper-
oleh seorang anak. Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. 3 Jadi Sarai,
isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, yakni keti-
ka Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan , lalu memberi -
nya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.
Di sini kita mendapati pernikahan Abram dengan Hagar, yang men-
jadi istri keduanya. Dalam hal ini, meskipun ada suatu alasan yang
bisa dibuat bagi Abram, dia tidak bisa dibenarkan, sebab sejak se-
mula tidaklah demikian. Dan, jika dahulu keadaannya demikian,
tampaknya itu timbul dari suatu keinginan yang tidak biasanya
untuk membangun keluarga dengan tujuan agar dunia dan jemaat
H
366
lebih cepat dipenuhi orang. Sudah tentu bahwa keadaannya tidak
boleh demikian sekarang. Kristus telah membatasi masalah ini sesuai
dengan ketetapan semula, dan menjadikan ikatan perkawinan hanya
untuk seorang laki-laki dan seorang perempuan. Sekarang,
I. Yang mengatur perjodohan ini (siapa yang bisa menduga?) yaitu
Sarai sendiri: ia berkata kepada Abram, baiklah hampiri hambaku
itu (ay. 2). Perhatikanlah,
1. Sudah menjadi cara Iblis untuk menggoda kita melalui sau-
dara-saudari kita yang terdekat dan paling kita kasihi, atau
teman-teman yang kita percayai dan sayangi. Godaan itu pa-
ling berbahaya jika diberikan oleh tangan yang paling se-
dikit kita curigai. Oleh sebab itu, berhikmatlah kita jika kita
tidak mempertimbangkan siapa yang berkata melainkan terle-
bih apa yang dikatakan.
2. Perintah-perintah Tuhan mengutamakan penghiburan dan ke-
hormatan kita jauh lebih baik dibandingkan yang bisa dibuat ran-
cangan-rancangan kita sendiri. Seandainya Abram tetap ber-
pegang pada peraturan hukum Tuhan dan bukan dituntun oleh
rencana Sarai yang bodoh, itu akan mendatangkan kebaikan
terutama bagi kepentingan Sarai sendiri. namun , sering kali
kita berbuat sesuatu yang merugikan diri kita sendiri.
II. Yang mendorong perbuatan itu yaitu kemandulan Sarai.
1. Sarai tidak beranak. Ia sangat cantik (12:14), sangat menye-
nangkan, seorang istri yang taat, dan turut berbagi dalam har-
ta milik Abram yang banyak. Namun, sudah tersurat bahwa
tidak punya anak. Perhatikanlah,
(1) Tuhan membagi-bagikan pemberian-pemberian-Nya secara
beragam, memuati kita dengan keuntungan-keuntungan,
namun tidak sampai berlebihan: suatu salib ditentukan un-
tuk mengimbangi kenikmatan-kenikmatan yang besar.
(2) Rahmat berupa anak-anak sering kali diberikan kepada
orang miskin dan bukan kepada orang kaya, kepada orang
fasik dan bukan kepada orang baik, meskipun orang kaya
mempunyai paling banyak harta untuk ditinggalkan ke-
pada anak-anak mereka, dan orang baik akan memberi
Kitab Kejadian 16:1-3
367
perhatian yang teramat besar untuk mendidik mereka. Dalam
hal ini Tuhan berbuat sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
2. Sarai mengakui pemeliharaan Tuhan dalam penderitaan ini:
TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Perhatikanlah,
(1) Seperti halnya, jika kita diberi anak-anak, maka Tuhan -
lah yang mengaruniakan mereka (33:5), demikian pula,
jika kita tidak mempunyai anak-anak, maka Tuhan -lah
yang menahan mereka (30:2). Penderitaan ini datang dari
Tuhan.
(2) Sudah sepatutnya kita mengakui hal ini, agar kita dapat
menanggungnya, dan memanfaatkannya, sebagai pende-
ritaan yang diatur-Nya demi tujuan-tujuan yang bijak dan
kudus.
3. Sarai memakai kemandulan ini sebagai alasan kepada
Abram untuk menikahi hamba perempuannya. Dan Abram
pun berhasil diyakinkan dengan alasan ini. Perhatikanlah,
(1) jika hati kita terlalu terpatri pada penghiburan yang
datang dari makhluk ciptaan apa saja, maka kita dengan
mudah segera memakai cara-cara yang menyimpang untuk
mendapatkan penghiburan itu. Keinginan-keinginan yang
berlebihan biasanya menimbulkan usaha-usaha yang tidak
menurut aturan. Jika keinginan-keinginan kita tidak dijaga
untuk terus tunduk pada pemeliharaan Tuhan , maka usaha-
usaha kita untuk mengejar keinginan itu jarang bisa terus
dikendalikan di bawah peraturan-peraturan-Nya.
(2) sebab kurang teguhnya ketergantungan kita pada janji
Tuhan dan ketidaksabaran kita untuk menunggu waktu-
Nya, maka kita keluar dari jalan kewajiban untuk meng-
gapai rahmat yang diharapkan. Siapa yang percaya, tidak
akan gelisah!
4. Setujunya Abram dengan usulan Sarai, bisa kita anggap, tim-
bul dari keinginan yang sungguh-sungguh akan keturunan
yang dijanjikan, yang kepadanya kovenan harus diteruskan.
Tuhan sudah memberi tahu dia bahwa ahli warisnya haruslah
merupakan anak dari darah dagingnya sendiri, namun belum
memberi tahu dia bahwa anak itu haruslah lahir dari Sarai.
Oleh sebab itu ia berpikir, Mengapa tidak dari Hagar, apalagi
Sarai sendiri yang mengusulkannya? Perhatikanlah,
368
(1) Godaan-godaan yang buruk bisa saja mengandung dalih-
dalih yang amat baik, dan diwarnai oleh apa yang tampak-
nya sangat masuk akal.
(2) Hikmat kedagingan memang menanti-nantikan waktu Tuhan
untuk menunjukkan rahmat-Nya, namun hikmat itu pula
mengeluarkan kita dari jalan Tuhan .
(3) Hal ini secara membahagiakan bisa dicegah jika kita mau
meminta nasihat dari Tuhan melalui firman dan doa, sebe-
lum kita mengusahakan apa yang penting dan mencuriga-
kan. Abram alpa akan hal ini. Ia menikah tanpa seizin
Tuhan . Ajakan ini bukan datang dari Dia yang memanggilnya.
Hagar Memandang Rendah Sarai
(16:4-6)
4 Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. saat
Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyo-
nyanya itu. 5 Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: Penghinaan yang ku-
derita ini yaitu tanggung jawabmu; akulah yang memberi hambaku ke
pangkuanmu, namun baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia meman-
dang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan
engkau. 6 Kata Abram kepada Sarai: Hambamu itu di bawah kekuasaanmu;
perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik. Lalu Sarai menindas
Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
Di sini kita mendapati dampak-dampak buruk yang langsung timbul
dari pernikahan Abram yang tidak membahagiakan dengan Hagar.
Kejahatan besar cepat dihasilkannya. jika kita tidak berbuat baik,
maka baik dosa maupun permasalahan mengintip di depan pintu.
Dan kita sendirilah yang harus dipersalahkan atas rasa bersalah dan
kesedihan yang mengikuti kita saat kita keluar dari jalan kewajiban
kita. Lihatlah hal tersebut dalam cerita ini.
I. Sarai direndahkan, dan sebab diperlakukan demikian ia terpan-
cing amarahnya (ay. 4). Begitu Hagar tahu bahwa ia sedang me-
ngandung anak tuannya, ia langsung memandang rendah nyo-
nyanya, mungkin mencelanya sebab ia mandul, menghina dia,
supaya ia gusar (seperti dalam 1Sam. 1:6). Ia membanggakan diri
bahwa dialah yang mungkin akan membawakan ahli waris bagi
Abram, bagi tanah yang baik itu, dan bagi janji Tuhan . Sekarang ia
memandang dirinya sebagai perempuan yang lebih baik dibandingkan
Sarai, lebih dikasihi oleh Sorga, dan ada kemungkinan lebih disa-
Kitab Kejadian 16:4-6
369
yangi oleh Abram. Oleh sebab itu, ia tidak lagi mau tunduk seperti
sebelum-sebelumnya. Perhatikanlah,
1. Jiwa yang hina dan rendah, jika disayangi dan diangkat
entah oleh Tuhan atau manusia, cenderung menjadi tinggi hati
dan kurang ajar, dan melupakan tempat serta asal-usulnya
(Ams. 29:21; 30:21-23). Memang susah menyandang kehor-
matan dengan benar.
2. Wajar saja bila kita dibuat menderita oleh orang-orang yang
sudah kita manjakan secara berdosa. Sungguh benarlah Tuhan
dalam menjadikan orang sebagai alat permasalahan kita apa-
bila kita sudah menjadikannya alat dosa kita, dan dalam men-
jerat kita dalam rancangan-rancangan jahat kita sendiri. Batu
akan berbalik menimpa tuan yang melemparkannya.
II. Abram dipusingkan dengan omelan Sarai, dan tidak bisa tenang
selagi Sarai kesal. Sarai menegurnya dengan keras, dan secara
tidak adil mempersalahkan dia atas luka hati yang dideritanya
(ay. 5): Penghinaan yang kuderita ini yaitu tanggung jawabmu.
Dengan kecemburuan yang sangat tidak masuk akal ia curiga
bahwa Abram membiarkan Hagar bersikap kurang ajar seperti itu.
Sarai tidak mau mendengarkan apa yang ingin dikatakan Abram
untuk meluruskan kesalahan itu dan membela diri, lantas Sarai
dengan gegabah berseru kepada Tuhan untuk membela perka-
ranya: TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan eng-
kau. Seolah-olah Abram sudah menolak untuk membela perkara-
nya. Demikianlah Sarai, dalam amarahnya, berbicara seperti pe-
rempuan gila. Perhatikanlah,
1. Orang yang lekas marah sering kali bersalah atas kekonyolan
ini, bahwa mereka bertengkar dengan orang lain atas apa yang
sebenarnya merupakan kesalahan mereka sendiri. Seharusnya
tidak ada yang bisa dilakukan Sarai selain mengakui bahwa ia
sudah memberi hambanya kepada Abram, namun ia ma-
lah berteriak, penghinaan yang kuderita ini yaitu tanggung ja-
wabmu. Padahal seharusnya ia berkata, betapa bodohnya aku
berbuat begitu! Apa yang didorong oleh keangkuhan dan ke-
marahan tidak akan pernah dikatakan dengan bijak. jika
amarah bertakhta, hilanglah akal budi, dan akal budi itu tidak
akan terdengar ataupun terucapkan.
370
2. Tidak selalu benar orang-orang yang berseru kepada Tuhan de-
ngan suara paling keras dan gigih. Kutuk-kutuk yang diucap-
kan dengan gegabah dan berani biasanya merupakan bukti
dari kebersalahan dan perkara yang buruk.
III. Hagar menderita, dan diusir dari rumah (ay. 6). Amatilah,
1. Kelembutan Abram membuatnya menyerahkan persoalan ten-
tang hamba perempuan itu kepada Sarai, yang wilayah kerja-
nya memang untuk mengatur urusan rumah tangga bagian
itu: Hambamu itu di bawah kekuasaanmu. Meskipun Hagar
yaitu istrinya, Abram tidak akan menyokong atau melindungi
dia dalam hal apa saja yang dia lakukan yang tidak meng-
hormati Sarai, yang masih disayangi oleh Abram seperti sebe-
lum-sebelumnya. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin men-
jaga perdamaian dan kasih harus membalas tuduhan-tuduhan
kasar dengan jawaban-jawaban lembut. Suami istri khususnya
harus sepakat dan berusaha untuk tidak saling marah. Kesa-
baran mencegah kesalahan-kesalahan besar. Lihat juga Amsal
15:1.
2. Amarah Sarai akan dibalaskan kepada Hagar: Sarai menindas
Hagar, bukan hanya dengan membatasi dia hanya pada tem-
pat dan pekerjaannya seperti biasa sebagai seorang hamba,
melainkan juga mungkin dengan membuatnya bekerja lebih
keras. Perhatikanlah, Tuhan memperhatikan dan tidak berke-
nan pada kesusahan-kesusahan yang ditimpakan secara tidak
masuk akal oleh tuan-tuan yang kasar kepada hamba-hamba
mereka. Mereka harus menahan diri untuk tidak menyusah-
kan, dengan pemikiran Ayub, Bukankah Ia yang membuat aku
dalam kandungan membuat orang itu juga? (Ayb. 31:15).
3. Keangkuhan Hagar tidak dapat menanggung perlakuan itu,
sebab jiwanya yang sudah meninggi tidak bisa lagi sabar ter-
hadap teguran: Ia lari meninggalkannya. Ia tidak hanya meng-
hindari murka Sarai untuk saat ini, seperti yang diperbuat Daud
terhadap murka Saul, namun juga betul-betul tidak lagi me-
layaninya, dan melarikan diri dari rumah itu, dengan melupakan,
(1) Kesalahan apa yang telah diperbuatnya dengan melarikan
diri terhadap nyonyanya, yang memilikinya sebagai seorang
hamba, dan kepada tuannya, yang isterinya yaitu nyo-
Kitab Kejadian 16:7-9
371
nyanya itu. Perhatikanlah, keangkuhan hampir tidak dapat
dikekang oleh ikatan kewajiban apa pun, bahkan, oleh ba-
nyak ikatan kewajiban sekalipun.
(2) Bahwa ia sendirilah yang pertama-tama memancing ama-
rah, dengan merendahkan nyonyanya. Perhatikanlah, orang-
orang yang menderita sebab kesalahan mereka sendiri ha-
ruslah menanggung penderitaan mereka dengan sabar
(1Ptr. 2:20).
Malaikat TUHAN Menjumpai Hagar
(16:7-9)
7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gu-
run, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. 8 Katanya: Hagar, hamba Sarai,
dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu? Jawabnya: Aku lari
meninggalkan Sarai, nyonyaku. 9 Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:
"Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah ke-
kuasaannya.
Inilah kali pertama dalam Kitab Suci disebutkan tentang penampak-
an seorang malaikat. Hagar yaitu pelambang hukum Taurat, yang
disampaikan oleh malaikat-malaikat. namun dunia yang akan datang
tidak ditaklukkan kepada mereka (Ibr. 2:5). Amatilah,
I. Bagaimana malaikat itu mencegat dia dalam pelariannya (ay. 7).
Tampaknya, ia sedang berjalan menuju negerinya sendiri. Sebab,
ia sedang dalam perjalanan menuju Syur, yang terletak di jalan ke
arah Mesir. Baiklah sekiranya kalau penderitaan-penderitaan kita
membuat kita berpikir tentang rumah kita, negeri yang lebih baik
itu. namun Hagar sekarang sedang berjalan keluar jalur, keluar
dari jalan kewajibannya, dan tersesat semakin jauh, saat malai-
kat itu mendapatinya. Perhatikanlah,
1. yaitu rahmat yang besar jika kita dihentikan di jalan dosa
entah oleh hati nurani ataupun oleh Tuhan Sang Pemelihara.
2. Tuhan membiarkan orang-orang yang keluar jalur mengembara
ke sana kemari untuk sementara waktu, supaya saat mereka
melihat kebodohan mereka, dan betapa mereka sudah merugi-
kan diri mereka sendiri, hati mereka akan lebih condong un-
tuk kembali. Hagar tidak dihentikan sampai ia berada di pa-
dang gurun, duduk, agak kelelahan, dan dibuat senang de-
372
ngan air jernih untuk menyegarkannya. Tuhan membawa kita
ke padang gurun, dan di sana Ia menjumpai kita (Hos. 2:13).
II. Bagaimana malaikat itu menyelidiki Hagar (ay. 8). Amatilah,
1. Ia memanggilnya Hagar, hamba Sarai,
(1) Sebagai teguran atas kesombongannya. Meskipun ia istri
Abram, dan, sebagai istrinya, wajib untuk kembali, namun
malaikat itu memanggilnya hamba Sarai, untuk merendah-
kan hatinya. Perhatikanlah, meskipun tata krama mengajar
kita untuk memanggil orang lain dengan sebutan mereka
yang tertinggi, namun kerendahan hati dan hikmat meng-
ajar kita untuk memanggil diri kita sendiri dengan sebutan
yang terendah.
(2) Sebagai teguran atas kepergiannya. Hamba Sarai seharus-
nya berada di kemah Sarai, dan tidak mengembara di pa-
dang gurun serta luntang-lantung di dekat mata air. Perhati-
kanlah, sering kali baik bagi kita untuk mengingat kembali
tempat dan kedudukan kita. Lihat Pengkhotbah 10:4
2. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sang malaikat kepada-
nya sangat pantas dan sesuai dengan masalahnya.
(1) Dari manakah datangmu? Pertimbangkanlah bahwa engkau
sedang melarikan diri baik dari kewajiban yang mengikat-
mu maupun dari hak-hak istimewa yang dengannya eng-
kau diberkati di kemah Abram. Perhatikanlah, yaitu ke-
untungan besar bila kita hidup dalam sebuah keluarga yang
taat beragama, yang harus dipertimbangkan oleh orang-
orang yang mendapat keuntungan itu. Namun sering kali
orang ingin lekas meninggalkannya setiap kali ada godaan
sedikit saja.
(2) Ke manakah pergimu? Engkau sedang melarikan diri me-
nuju dosa, di Mesir (jika ia kembali kepada orang-orang
itu, maka itu berarti ia akan kembali kepada ilah-ilah me-
reka), dan menuju bahaya, di padang gurun, yang melalui-
nya ia harus menempuh perjalanan (Ul. 8:15). Perhatikan-
lah, baiklah sekiranya bila orang-orang yang meninggalkan
Tuhan dan kewajiban mereka mengingat bukan hanya dari
mana mereka jatuh, melainkan juga ke mana mereka jatuh.
Kitab Kejadian 16:10-14
373
Lihat Yeremia 2:18, apakah untungmu pergi ke Mesir (ber-
sama Hagar)? (Yoh. 6:68).
3. Jawabannya jujur, dan merupakan pengakuan yang benar:
Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku. Dalam hal ini,
(1) Ia mengakui kesalahannya dalam melarikan diri dari nyo-
nyanya, namun,
(2) Ia membuat dalih, bahwa ia lari dari hadapan (KJV), dari
amarah, nyonyanya. Perhatikanlah, anak-anak dan hamba-
hamba harus diperlakukan dengan lemah lembut, sebab
kalau tidak, kita memancing mereka untuk menempuh ja-
lan-jalan yang tidak menurut aturan, dan dengan demikian
menjadi kaki tangan bagi dosa-dosa mereka, yang akan me-
nuduh kita bersalah, meskipun itu tidak akan membenar-
kan mereka.
4. Bagaimana ia menyuruhnya untuk kembali, dengan nasihat
yang sesuai dan penuh belas kasihan: Kembalilah kepada
nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaan-
nya (ay. 9, KJV: Kembalilah kepada nyonyamu, dan tundukkan-
lah dirimu di bawah tangannya pen.). Pulanglah, dan rendah-
kanlah dirimu atas kesalahan yang sudah engkau perbuat, dan
mintalah ampun, dan bertekadlah bahwa di masa depan engkau
akan bersikap lebih baik. Malaikat itu tidak ragu bahwa Hagar
pasti akan disambut, meskipun tidak tampak bahwa Abram pergi
mencarinya. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah pergi jauh
meninggalkan tempat dan kewajiban mereka, jika mereka
diyakinkan akan kesalahan mereka, harus bergegas kembali
dan memperbarui diri, betapapun mematikannya kesalahan itu.
Janji mengenai Ismael
(16:10-14)
10 Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: Aku akan membuat sangat
banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung sebab banyaknya. 11
Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: Engkau mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab
TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. 12 Seorang laki-laki
yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya
akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia,
dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya. 13 Ke-
mudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu
dengan sebutan: Engkaulah El-Roi. Sebab katanya: Bukankah di sini ku-
374
lihat Dia yang telah melihat aku? 14 Sebab itu sumur tadi disebutkan orang:
sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.
Kita dapat menduga bahwa sebab sang malaikat sudah memberi
Hagar nasihat yang baik itu (ay. 9) untuk kembali kepada nyonyanya,
maka ia langsung berjanji untuk melakukannya, dan melangkahkan
kakinya menuju rumah. sesudah itu sang malaikat terus mendorong
dia dengan jaminan bahwa Tuhan menaruh belas kasihan kepadanya
dan keturunannya. Sebab, Tuhan akan menjumpai dengan belas kasih-
an orang-orang yang kembali pada kewajiban mereka. Aku berkata:
Aku akan mengaku, dan Engkau mengampuni (Mzm. 32:5). Inilah,
I. Sebuah nubuatan tentang keturunannya diberikan kepada dia
bagi penghiburannya dalam kesusahannya sekarang. Keadaannya
diperhatikan: Sesungguhnya, engkau mengandung. sebab itu
tidaklah pantas bagimu berada di tempat ini. Perhatikanlah,
sungguh suatu penghiburan yang besar bagi perempuan-perem-
puan yang sedang mengandung untuk berpikir bahwa mereka
berada dalam pengawasan dan perhatian khusus dari Tuhan Sang
Pemelihara. Tuhan dengan penuh rahmat mempertimbangkan ke-
adaan mereka dan menyesuaikan dukungan-dukungan untuk itu.
Sekarang,
1. Sang malaikat meyakinkan dia bahwa ia akan melahirkan
dengan aman, dan ia akan melahirkan seorang anak laki-laki,
yang diinginkan oleh Abram. Ketakutan dan pengembaraannya
ini dapat menghancurkan harapannya akan seorang keturun-
an. namun Tuhan tidak memperlakukan dia sesuai dengan ke-
bodohannya: Engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki.
Ia melahirkan anaknya dengan selamat, bukan hanya sebab
pemeliharaan Tuhan , melainkan juga sebab janji-Nya.
2. Malaikat itu menamai anaknya, yang merupakan suatu kehor-
matan baik bagi dia maupun bagi anaknya: Namailah dia
Ismael, Tuhan akan mendengarkan. Dan alasannya yaitu , ka-
rena Tuhan sudah mendengar. Ia sudah, dan oleh sebab itu Ia
akan mendengar. Perhatikanlah, pengalaman yang sudah kita
miliki akan kebaikan Tuhan yang datang tepat pada waktunya
saat kita sedang susah akan mendorong kita untuk mengha-
rapkan pertolongan serupa dalam kesusahan-kesusahan seru-
pa (Mzm. 10:17). Ia telah mendengar tentang penindasan atas-
mu (ay. 11). Perhatikanlah, sekalipun hanya terdengar seruan
Kitab Kejadian 16:10-14
375
ibadah yang samar-samar, Tuhan yang berbelas kasihan ka-
dang-kadang dengan penuh rahmat mendengar seruan pen-
deritaan. Air mata berbicara sama baiknya seperti doa. Hal ini
memberi penghiburan bagi orang-orang yang menderita,
bahwa Tuhan tidak saja melihat apa penderitaan-penderitaan
mereka, namun juga mendengar apa yang mereka katakan.
Perhatikanlah, selanjutnya, pertolongan-pertolongan yang da-
tang pada waktunya dalam masa kesusahan, haruslah selalu
diingat dengan rasa syukur kepada Tuhan . Dalam waktu seperti
itu, dalam kesesakan seperti itu, TUHAN mendengar suara pe-
nindasan terhadap aku, dan menolongku. Lihat Ulangan 26:7;
Mazmur 31:23.
3. Malaikat itu menjanjikan kepadanya keturunan yang sangat
banyak (ay. 10): Aku akan membuat sangat banyak keturunan-
mu. Dalam bahasa Ibrani, melipatgandakan, Aku akan melipat-
gandakannya, maksudnya, melipatgandakannya di sepanjang
zaman, sehingga terus melangsungkannya. Menurut anggap-
an, bangsa Turki sekarang ini yaitu keturunan Ismael. Dan
mereka yaitu bangsa yang besar. Hal ini sesuai dengan janji
yang dibuat bagi Abram: Aku akan menjadikan keturunanmu
seperti debu tanah banyaknya (13:16). Perhatikanlah, banyak
orang yang merupakan anak-anak dari orangtua yang saleh,
sebab orangtua mereka itu, mendapat bagian yang sangat
besar dari berkat-berkat lahiriah secara umum, meskipun, se-
perti Ismael, mereka tidak terikat dalam kovenan. Banyak yang
dilipatgandakan, namun tidak dikuduskan.
4. Ia menggambarkan sifat anak yang akan dikandungnya, yang,
bagaimanapun itu mungkin tampak bagi kita, baginya mung-
kin sangat tidak menyenangkan (ay. 12): Seorang laki-laki yang
lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu (begitu-
lah kata yang digunakan), kasar, berani, dan tidak gentar ter-
hadap siapa pun. Tidak jinak, sering kali susah diatur, dan
tidak sabar jika harus melayani dan dikekang. Perhatikanlah,
anak-anak dari hamba perempuan, yang berada di luar ko-
venan dengan Tuhan , yaitu , begitu mereka lahir, seperti anak
keledai liar. Anugerahlah yang menjinakkan orang, membuat-
nya beradab, bijak, dan bermanfaat. Sudah dinubuatkan,
(1) Bahwa ia akan hidup dalam perselisihan, dan keadaan ber-
perang: tangannya akan melawan tiap-tiap orang. Inilah
376
dosanya. Dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia.
Inilah penghukumannya. Perhatikanlah, orang-orang yang
jiwanya resah biasanya hidupnya bermasalah. Orang-orang
yang suka memancing amarah, menjengkelkan, dan me-
nyakiti orang lain harus bersiap-siap untuk dibalas sesuai
dengan kelakuan mereka sendiri. Siapa yang tangan dan
lidahnya melawan tiap-tiap orang akan mendapati tangan
dan lidah tiap-tiap orang melawan dia, dan ia tidak mem-
punyai alasan untuk mengeluhkannya. Namun,
(2) Bahwa anak itu akan hidup dengan aman, dan memperta-
hankan miliknya sendiri melawan seluruh dunia: Di tempat
kediamannya ia akan menentang semua saudaranya (KJV:
Ia akan menetap di hadapan semua saudaranya pen.).
Meskipun diancam dan dihina oleh semua tetangganya, ia
akan tetap berdiri tegak, dan demi Abram, lebih dibandingkan
demi dirinya sendiri, ia akan mampu memenangkan per-
karanya melawan mereka. Selaras dengan itu kita mem-
baca (25:18), bahwa ia meninggal, sama seperti ia hidup,
dengan menetap berhadapan dengan semua saudaranya.
Perhatikanlah, banyak orang yang sangat rentan terhadap
bahaya sebab kelalaian mereka sendiri namun secara
ajaib dijaga oleh Tuhan Sang Pemelihara. Jadi betapa Tuhan
jauh lebih baik bagi mereka melebihi apa yang pantas me-
reka dapatkan, sementara mereka tidak saja menyia-nyia-
kan hidup mereka dengan dosa, namun juga membahaya-
kannya.
II. Permenungan Hagar yang saleh atas penampakan Tuhan yang
penuh rahmat ini kepadanya (ay. 13-14). Amatilah apa yang di-
katakannya,
1. Kekagumannya yang tinggi akan kemahatahuan dan peme-
liharaan Tuhan , dengan menerapkannya pada dirinya sendiri:
Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu,
maksudnya, demikianlah ia membuat pengakuan akan nama-
Nya, dan hal ini dikatakannya untuk memuji-Nya, Engkaulah
El-Roi: ini harus menjadi, baginya, nama Tuhan untuk selama-
lamanya. Inilah kenangan akan Dia, yang dengannya Hagar
akan mengenal dan mengingat Dia seumur hidup, Engkaulah
Tuhan yang melihat aku. Perhatikanlah,
Kitab Kejadian 16:10-14
377
(1) Tuhan yang dengan-Nya kita harus berurusan yaitu Tuhan
yang melihat, Tuhan yang mahamelihat. Sebagaimana orang-
orang zaman dulu mengungkapkannya, Tuhan itu mata se-
muanya.
(2) Kita harus mengakui ini dengan menerapkannya pada diri
kita sendiri. Dia yang melihat semuanya melihat aku, se-
perti Daud (Mzm. 139:1), TUHAN, Engkau menyelidiki dan
mengenal aku.
(3) Perhatian kepada Tuhan yang dilandasi rasa percaya kepa-
da-Nya, sebagai Tuhan yang melihat kita, akan sangat ber-
guna bagi kita saat kita kembali kepada-Nya. Perkataan
ini pantas bagi orang yang bertobat:
[1] Engkau melihat dosa dan kebodohanku. Aku telah ber-
dosa di hadapan-Mu, ujar si anak hilang. Berdosa dalam
pandangan-Mu, ujar Daud.
[2] Engkau melihat dukacita dan penderitaanku. Inilah
yang terutama dirujuk Hagar. Walaupun kita men-
datangkan kesusahan sebab kebodohan kita sendiri,
Tuhan tetap tidak meninggalkan kita.
[3] Engkau melihat kejujuran dan kesungguhan dari kepu-
langan dan pertobatanku. Engkau melihat segala duka-
citaku yang tersembunyi sebab dosa, dan permohon-
an-permohonanku yang diam-diam kepada-Mu.
[4] Engkau melihat aku, bila dalam hal apa saja aku pergi
meninggalkan-Mu (Mzm. 44:21-22). Pemikiran ini ha-
ruslah selalu menahan kita untuk berbuat dosa dan
menggugah kita untuk melakukan kewajiban: Engkau-
lah Tuhan yang melihat aku.
2. Rasa kagumnya yang rendah hati terhadap kebaikan Tuhan ke-
padanya: Bukankah di sini juga sudah kuperhatikan Dia yang
melihat aku (KJV). Bukankah di sini kulihat bagian belakang
dari Dia yang melihat aku? Begitulah pernyataan itu bisa di-
baca, sebab kata yang digunakan di sini sangat serupa dengan
kata yang digunakan dalam Keluaran 33:23. Ia tidak melihat
muka dengan muka, melainkan seperti melihat dalam cermin
suatu gambaran yang samar-samar (1Kor. 13:12). Mungkin ia
tidak tahu siapa yang berbicara dengannya, sampai kemudian
malaikat itu pergi (seperti dalam Hak. 6:21-22; 13:21), dan ke-
378
mudian ia memperhatikannya, dengan permenungan seperti
yang dilakukan kedua murid Kristus (Luk. 34:31-32). Atau, bu-
kankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku? Perhatikanlah,
(1) Persekutuan yang dimiliki oleh jiwa-jiwa yang kudus de-
ngan Tuhan dilandasi oleh pandangan mata iman mereka
kepada-Nya, sebagai Tuhan yang mempunyai mata kebaikan
terhadap mereka. Hubungan itu dijaga dengan mata.
(2) Hak istimewa dari persekutuan kita dengan Tuhan haruslah
dipandang dengan rasa takjub dan kagum,
[1] Dengan menimbang siapa diri kita yang diperbolehkan
menerima kebaikan ini. Pantaskah aku? Aku yang
begitu hina ini, aku yang begitu keji ini? (2Sam. 7:18).
[2] Dengan menimbang tempat di mana kita diberi kebaik-
an seperti itu: di sini juga? Bukan hanya di kemah
Abram dan di mezbahnya, namun di sini juga, di padang
gurun ini? Di sini, di mana aku tidak pernah meng-
harapkannya, di mana aku berada di luar jalan kewajib-
anku? Tuhan, apakah sebabnya? (Yoh. 14:22). Sebagi-
an orang melihat jawaban untuk pertanyaan ini sebagai
pertanyaan negatif, dan dengan demikian memandang-
nya sebagai permenungan seorang yang bertobat: Apa-
kah di sini juga, dalam kesusahan dan penderitaanku,
aku sudah memperhatikan Tuhan ? Tidak, aku tidak per-
nah peduli dan memikirkan Dia selama ini. namun , wa-
laupun begitu Ia telah melawat dan memedulikan aku.
Sebab begitulah, Tuhan sering kali mendahului kita
dengan kebaikan-kebaikan-Nya, dan ditemukan oleh
orang yang tidak mencari-Nya (Yes. 65:1).
III. Nama yang diberikan kepada tempat itu oleh permenungan ini:
Sumur Lahai-Roi, sumur Dia yang hidup dan melihat aku (ay. 14).
Ada kemungkinan bahwa Hagarlah yang memberi nama ini
kepadanya, dan nama itu dipertahankan lama sesudah itu, in
perpetuam rei memoriam sebagai kenangan abadi untuk peris-
tiwa ini. Ini yaitu tempat di mana Tuhan yang mahamulia me-
nyatakan perhatian dan kepedulian-Nya yang khusus terhadap
perempuan malang yang sedang kesusahan. Perhatikanlah,
Kitab Kejadian 16:15-16
379
1. Dia yang mahamelihat juga selalu hidup. Ia hidup dan
melihat kita.
2. Orang-orang yang dengan penuh rahmat diperbolehkan untuk
bersekutu dengan Tuhan , dan menerima penghiburan-peng-
hiburan pada waktunya dari Dia, harus memberi tahu orang
lain apa yang telah diperbuat-Nya bagi jiwa mereka, agar orang
lain juga bisa terdorong untuk mencari-Nya dan percaya ke-
pada-Nya.
3. Berbagai pengungkapan Tuhan yang penuh rahmat akan diri-
Nya kepada kita haruslah kita kenang untuk selama-lamanya,
dan tidak pernah boleh kita lupakan.
Kelahiran Ismael
(16:15-16)
15 Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram
menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. 16 Abram berumur delapan
puluh enam tahun, saat Hagar melahirkan Ismael baginya.
Di sini dapat dianggap benar begitu saja, meskipun tidak dicatat
dengan jelas, bahwa Hagar berbuat seperti yang diperintahkan sang
malaikat kepadanya, yaitu kembali kepada nyonyanya dan menun-
dukkan diri kepadanya. Dan kemudian, saat tiba waktunya, ia me-
lahirkan anaknya. Perhatikanlah, orang-orang yang mematuhi perin-
tah-perintah ilahi akan mendapatkan penghiburan dari janji-janji
ilahi. Ini yaitu anak dari perempuan hamba yang diperanakkan
menurut daging (Gal. 4:23), yang mewakili orang-orang Yahudi yang
tidak percaya (ay. 25). Perhatikanlah,
1. Banyak orang yang bisa menyebut Abraham sebagai bapa mereka
namun diperanakkan menurut daging (Mat. 3:9).
2. Keturunan daging di dalam jemaat lebih cepat dilahirkan dibandingkan
keturunan rohani. Lebih mudah mengajak orang untuk menerima
rupa luar kesalehan dibandingkan untuk menundukkan diri pada kua-
sa kesalehan itu.
PASAL 17
asal ini berisi butir-butir persetujuan yang disepakati dan dipu-
tuskan antara Yehovah yang agung, Bapa yang penuh belas ka-
sihan, pada satu pihak, dan Abram yang saleh, bapa orang beriman,
pada lain pihak. Itulah sebabnya Abram disebut sahabat Tuhan ,
bukan saja sebab ia orang yang diajak-Nya berunding, namun juga
sebab ia orang yang diajak-Nya mengikat kovenan. Kedua rahasia
tentang ini ada pada dia. Sebelumnya ada disebutkan tentang kove-
nan ini (15:18), namun di sini kovenan itu secara khusus dirancang,
dan dituangkan dalam bentuk kovenan, agar Abram mendapat peng-
hiburan yang meneguhkan. Inilah,
I. Keadaan-keadaan yang melingkupi pembuatan kovenan ini,
waktu dan kejadiannya (ay. 1), dan sikap tubuh Abram (ay. 3).
II. Kovenan itu sendiri. Cakupannya secara umum (ay. 1) dan,
sesudah itu, perinciannya.
1. Bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa (ay. 4, 6),
dan, sebagai pertanda untuk ini, namanya diubah (ay. 5).
2. Bahwa Tuhan akan menjadi Tuhan baginya dan bagi ke-
turunannya, dan akan memberi kepada mereka tanah
Kanaan (ay. 7-8). Dan meterai untuk kovenan bagian ini
yaitu sunat (ay. 9-14).
3. Bahwa ia akan mempunyai seorang anak laki-laki dari
Sarai, dan, sebagai pertanda untuk itu, nama Sarai diubah
(ay. 15-16). Janji ini diterima Abram (ay. 17), dan perminta-
annya untuk Ismael (ay. 18) dikabulkan, secara berlimpah
bagi kepuasannya (ay. 19-22).
III. Sunat yang dijalankan Abram dan keluarganya, sesuai de-
ngan ketetapan Tuhan (ay. 23, dst.).
P
382
Tuhan Melawat Abram
(17:1-3)
1 saat Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN me-
nampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: Akulah Tuhan Yang
Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. 2 Aku akan meng-
adakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau
sangat banyak. 3 Lalu sujudlah Abram, dan Tuhan berfirman kepadanya:
Inilah,
I. Waktu saat Tuhan mengadakan lawatan yang penuh rahmat ini
kepada Abram: saat ia berumur sembilan puluh sembilan tahun,
tiga belas tahun penuh sesudah kelahiran Ismael.
1. Kelihatannya begitu lama sejak penampakan-penampakan
Tuhan yang luar biasa kepada Abram berselang. Dan selama itu
semua persekutuan yang dimilikinya dengan Tuhan hanyalah
melalui cara biasa berupa ketetapan-ketetapan ibadah dan pe-
meliharaan-pemeliharaan ilahi. Perhatikanlah, sebagian peng-
hiburan yang khusus tidak datang seperti makanan sehari-
hari. Tidak, bahkan untuk orang-orang kudus yang terbaik
sekalipun, namun mereka diberi penghiburan-penghiburan itu
secara berselang. Di seberang sorga sini mereka diberi makan-
an yang cukup, dan bukan pesta yang berkelanjutan.
2. Begitu lama janji tentang Ishak ditunda.
(1) Mungkin untuk menegur tindakan Abram yang terlalu ter-
buru-buru menikahi Hagar. Perhatikanlah, penghiburan-
penghiburan yang kita harap-harapkan secara berdosa su-
dah sewajarnya ditunda.
(2) Supaya sebab Abram dan Sarai sudah sangat renta, maka
kuasa Tuhan , dalam hal ini, bisa lebih diagungkan, dan iman
mereka lebih diuji. Lihat Ulangan 32:36; Yohanes 11:6, 15.
(3) Agar anak yang begitu lama dinanti-nantikan itu boleh men-
jadi Ishak, anak laki-laki yang sesungguhnya (Yes. 54:1).
II. Cara Tuhan membuat kovenan ini dengan Abram: TUHAN menam-
pakkan diri kepada Abram, dalam shekinah, semacam penampak-
an langsung dari hadirat Tuhan yang mulia kepadanya. Perhatikan-
lah, Tuhan pertama-tama menyatakan diri-Nya kepada kita, dan
membiarkan kita melihat Dia dengan iman, lalu mengikat kita ke
dalam kovenan dengan-Nya.
Kitab Kejadian 17:1-3
383
III. Sikap tubuh Abram dalam kesempatan ini: Sujudlah Abram se-
mentara Tuhan berfirman kepadanya (ay. 3).
1. Sebagai orang yang diliputi oleh kemilau kemuliaan ilahi, dan
yang tidak tahan memandangnya, meskipun ia sudah me-
lihatnya beberapa kali sebelumnya. Daniel dan Yohanes pun
berbuat serupa, walaupun mereka juga sudah terbiasa dengan
penglihatan-penglihatan akan Yang Mahakuasa (Dan. 8:17;
10:9, 15; Why. 1:17). Atau,
2. Sebagai orang yang malu pada dirinya sendiri, dan yang
mukanya merah padam memikirkan kehormatan-kehormatan
yang diberikan kepada seseorang yang begitu tidak layak. Ia
memandang dirinya dengan kerendahan hati, dan memandang
Tuhan dengan hormat, dan, sebagai pertanda dari keduanya, ia
bersujud, mengambil sikap memuja. Perhatikanlah,
(1) Tuhan dengan penuh rahmat merendahkan diri-Nya untuk
berbicara dengan orang-orang yang diajak untuk mengikat
kovenan dengan-Nya dan bersekutu dengan-Nya. Ia ber-
bicara dengan mereka melalui firman-Nya (Ams. 6:22). Ia
berbicara dengan mereka melalui Roh-Nya (Yoh. 14:26).
Kehormatan ini didapatkan oleh semua orang kudus-Nya.
(2) Orang-orang yang dibawa masuk untuk bersekutu dengan
Tuhan itu, sudah seharusnya, bersikap sangat rendah hati
dan sangat hormat saat datang mendekat kepada-Nya.
Jika kita berkata bahwa kita bersekutu dengan Dia, namun
persekutuan yang erat itu membuat kita bersikap kurang
ajar, maka kita menipu diri kita sendiri.
(3) Orang-orang yang ingin menerima penghiburan dari Tuhan ha-
rus menetapkan diri untuk memberi kemuliaan kepada
Tuhan dan menyembah Dia di bawah tumpuan kaki-Nya.
IV. Maksud umum dan ringkasan dari kovenan yang diletakkan se-
bagai dasar yang di atasnya segala hal lain dibangun. Maksud itu
tidak lain selain kovenan anugerah yang masih dibuat dengan se-
mua orang percaya dalam Yesus Kristus (ay. 1). Amatilah di sini,
1. Sebagai siapa Tuhan itu kita berharap saat kita menemukan
Dia: Akulah Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan nama inilah Ia
lebih memilih menyatakan diri-Nya kepada Abram dibandingkan
dengan nama TUHAN (Kel. 6:2) atau Yehovah (KJV). Ia meng-
384
gunakannya kepada Yakub (28:3; 43:14; 48:3). Itu yaitu
nama Tuhan yang paling banyak digunakan di seluruh Kitab
Ayub, setidak-tidaknya dalam percakapan-percakapan dalam
kitab itu. sesudah Musa, nama Yehovah lebih sering diguna-
kan, dan nama ini, El-shaddai, sangat jarang. Nama itu me-
nunjukkan kekuatan Tuhan yang mahakuasa, entah,
(1) Sebagai Penuntut balas, dari sdh Ia menghancurkan, begitu
menurut sebagian orang. Mereka berpendapat bahwa Tuhan
mengambil gelar ini berdasarkan kehancuran dunia lama.
Hal ini didukung oleh Yesaya 13:6 dan Yoel 1:15. Atau,
(2) Sebagai Pemberi yang murah hati, s untuk kata asr yang
dan dy mencukupi. Ia yaitu Tuhan yang mencukupi.
Atau, sebagaimana yang tertulis dalam terjemahan bahasa
Inggris lama dengan penuh makna, Akulah Tuhan yang ma-
hamencukupi. Perhatikanlah, Tuhan yang dengan-Nya kita
harus berurusan yaitu Tuhan yang mencukupi.
[1] Ia mencukupi pada diri-Nya. Ia yaitu diri yang maha-
mencukupi dengan sendirinya. Ia memiliki segalanya,
dan tidak memerlukan apa pun.
[2] Ia mencukupi bagi kita, jika kita terikat kovenan dengan-
Nya: kita mempunyai segalanya di dalam Dia, dan kita
mempunyai apa yang cukup di dalam Dia, cukup untuk
memuaskan keinginan-keinginan kita yang terbesar, cu-
kup untuk menyediakan kekurangan dari semua hal
lain, dan cukup untuk menjamin bagi kita kebahagiaan
jiwa kita yang kekal. Lihat Mazmur 16:5-6; 73:25.
2. Sebagai siapa Tuhan menghendaki kita bagi Dia. Kovenan itu
timbal balik: Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela, ya-
itu, lurus dan tulus hati. Sebab dalam hal inilah kovenan anu-
gerah diatur dengan baik, bahwa ketulusan hati yaitu ke-
sempurnaan Injil kita. Amatilah,
(1) Bahwa hidup beragama berarti hidup di hadapan Tuhan
dalam penuh keutuhan hati. Itu berarti selalu menempat-
kan Tuhan di depan kita, dan berpikir, berbicara, serta ber-
tindak dalam segala sesuatu seperti orang-orang yang
selalu diawasi-Nya. Itu berarti selalu memperhatikan fir-
man-Nya sebagai pedoman kita dan kemuliaan-Nya sebagai
tujuan kita dalam segala tindakan kita, dan selalu
Kitab Kejadian 17:4-6
385
hidup dalam takut akan Dia. Itu berarti hidup bersama Dia
di dalam batin, dalam semua kewajiban ibadah, sebab di
dalamnyalah secara khusus kita hidup di hadapan Tuhan
(1Sam. 2:30), dan berserah diri sepenuhnya kepada Dia,
dalam semua perilaku hidup yang kudus. Saya tidak me-
ngetahui adanya agama lain selain ketulusan hati.
(2) Bahwa berjalan dengan lurus hati bersama Tuhan merupa-
kan syarat agar kita memiliki kepentingan di dalam segala
kecukupan-Nya. Jika kita mengabaikan Dia, atau menyem-
bunyikan sesuatu dari-Nya, maka kita kehilangan keun-
tungan dan penghiburan dari hubungan kita dengan Dia.
(3) Perhatian yang terus-menerus terhadap kemahacukupan
Tuhan akan membawa dampak besar bagi kelurusan hidup
kita bersama Dia.
Nama Abram Menjadi Abraham
(17:4-6)
4 Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi
bapa sejumlah besar bangsa. 5 sebab itu namamu bukan lagi Abram, me-
lainkan Abraham, sebab engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah
besar bangsa. 6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak;
engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal
raja-raja.
Janji itu di sini didahului dengan ucapan yang sungguh-sungguh:
Dari pihak-Ku, firman Tuhan yang Mahabesar, lihatlah, lihat dan
takjublah, lihat dan yakinlah, perjanjian-Ku yaitu dengan engkau.
Ini sama seperti sebelumnya (ay. 2), Aku akan mengadakan perjanji-
an-Ku. Perhatikanlah, kovenan anugerah yaitu kovenan yang dibuat
Tuhan sendiri. Dan Ia bermegah dalam hal ini (dari pihak-Ku), dan kita
pun boleh demikian. Sekarang di sini,
I. Dijanjikan kepada Abraham bahwa ia akan menjadi bapa sejum-
lah besar bangsa. Yakni,
1. Bahwa keturunannya menurut daging akan menjadi sangat
banyak, baik melalui Ishak maupun Ismael, dan juga dalam
keturunan Ketura. Tidak diragukan lagi bahwa sesuatu yang
luar biasa termuat dalam janji ini, dan kita dapat menduga
bahwa apa yang terjadi kemudian menggenapinya, bahwa su-
dah ada lebih banyak anak manusia yang diturunkan dari
386
Abraham dibandingkan dengan siapa saja sepanjang jarak
waktu dari zaman Nuh, bapa leluhur yang sama, sampai ke
zamannya.
2. Bahwa semua orang percaya di setiap masa harus dipandang
sebagai keturunannya secara rohani, dan bahwa ia harus dise-
but bukan saja sebagai sahabat Tuhan melainkan juga sebagai
bapa orang beriman. Dalam pengertian inilah Rasul Paulus
menuntun kita untuk memahami janji ini (Rm. 4:16-17). Dia
yaitu bapa dari orang-orang di segala bangsa yang dengan
iman mengikat kovenan dengan Tuhan , dan yang (sebagaimana
para penulis Yahudi mengungkapkannya) dikumpulkan di ba-
wah sayap Kebesaran ilahi.
II. Sebagai pertanda dari hal ini namanya diubah dari Abram, bapak
yang luhur, menjadi Abraham, bapak banyak orang. Hal ini di-
lakukan,
1. Untuk memberi kehormatan kepadanya. Dikatakan seba-
gai kemuliaan jemaat bahwa jemaat akan disebutkan dengan
nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri (Yes.
62:2). Para penguasa mengangkat derajat orang-orang ke-
sayangan mereka dengan memberi gelar-gelar baru kepada
mereka. Demikianlah Abraham diangkat derajatnya oleh Dia
yang memang merupakan sumber kehormatan. Semua orang
percaya menerima nama baru (Why. 2:17). Sebagian orang ber-
pikir bahwa kehormatan nama Abraham yang baru semakin
bertambah dengan disisipkannya satu huruf dari nama
Yehovah, sama seperti merupakan penghinaan bagi Yekonya
(TB: Yekhonya) dengan dihapuskannya suku kata pertama dari
namanya, sebab suku kata itu sama dengan suku kata per-
tama dari Nama yang suci (Yer. 22:28). Orang-orang percaya
menerima nama dari Kristus (Ef. 3:15).
2. Untuk mendorong dan meneguhkan iman Abraham. Selama ia
tidak punya anak, mungkin bahkan namanya sendiri kadang-
kadang membawa kesedihan baginya: mengapa ia harus di-
sebut sebagai bapa yang luhur sementara ia bukanlah seorang
bapa (ayah) sama sekali? namun sebab sekarang Tuhan telah
menjanjikan kepadanya keturunan yang sangat banyak, dan
telah memberinya nama yang mempunyai arti begitu besar,
maka nama itu menjadi sukacitanya. Perhatikanlah, Tuhan me-
Kitab Kejadian 17:7-14
387
manggil segala sesuatu yang tidak ada seperti mereka betul-
betul memang ada. Hal inilah yang dicermati Rasul Paulus
(Rm. 4:17). Ia menyebut Abraham bapa banyak bangsa sebab
ia akan menjadi demikian pada waktunya, meskipun sampai
saat itu ia baru memiliki seorang anak.
Perjanjian Sunat
(17:7-14)
7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunan-
mu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi
Tuhan mu dan Tuhan keturunanmu. 8 Kepadamu dan kepada keturunanmu
akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh
tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan
Aku akan menjadi Tuhan mereka. 9 Lagi firman Tuhan kepada Abraham: Dari
pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu
turun-temurun. 10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian
antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara
kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan
menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 12 Anak yang berumur dela-
pan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-
temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari
salah seorang asing, namun tidak termasuk keturunanmu. 13 Orang yang lahir
di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka
dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. 14 Dan
orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya,
maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia
telah mengingkari perjanjian-Ku.
Inilah,
I. Kelanjutan dari kovenan itu, yang ditunjukkan dalam tiga hal:
1. Kovenan itu ditegakkan. Tidak boleh diubah atau dibatalkan.
Kovenan itu ditetapkan, disahkan, dibuat menjadi seteguh se-
bagaimana kuasa dan kebenaran ilahi bisa menjadikannya.
2. Kovenan itu diwariskan. Kovenan itu bukan dengan Abraham
saja (seandainya demikian, kovenan itu akan mati bersama-
nya), melainkan juga dengan keturunannya sesudah dia, bukan
hanya keturunannya menurut daging, melainkan juga ketu-
runannya secara rohani.
3. Kovenan itu kekal dalam pengertian dan maksudnya menurut
Injil. Kovenan anugerah yaitu kekal. Kovenan itu dari kekekal-
an dalam rancangan-rancangannya, dan sampai pada kekekal-
an dalam hasil-hasilnya. Dan pelaksanaannya secara lahiriah
diteruskan dengan dimeteraikannya kovenan itu bagi keturunan
388
orang-orang percaya, dan pelaksanaan secara batiniah diterus-
kan oleh keturunan dari Roh Kristus di sepanjang zaman.
II. Isi dari kovenan itu: itu yaitu kovenan janji, janji-janji yang ter-
amat sangat besar dan berharga. Inilah dua di antaranya yang
benar-benar mencukupi untuk segalanya:
1. Bahwa Tuhan akan menjadi Tuhan mereka (ay. 7-8). Semua hak
istimewa kovenan, semua sukacita dan pengharapannya, di-
ringkas dalam pernyaataan ini. Manusia tidak perlu meng-
inginkan apa-apa lagi selain hal ini untuk membuatnya baha-
gia. Seperti apa Tuhan pada diri-Nya sendiri, akan seperti itulah
Ia bagi umat-Nya: hikmat-Nya menjadi milik mereka, untuk
membimbing dan menasihati mereka. Kuasa-Nya menjadi mi-
lik mereka, untuk melindungi dan menyokong mereka. Kebaik-
an-Nya menjadi milik mereka, untuk menyediakan kebutuhan
mereka dan menghibur mereka. Apa yang bisa diharapkan
oleh orang-orang yang menyembah Tuhan dengan setia, semua-
nya akan mereka peroleh di dalam Tuhan sebagai milik mereka.
Ini sudah cukup, namun belum seluruhnya.
2. Bahwa Kanaan akan menjadi milik mereka untuk selama-
lamanya (ay. 8). Sebelumnya Tuhan menjanjikan tanah ini ke-
pada Abraham dan keturunannya (15:18). namun di sini, di
mana tanah ini dijanjikan sebagai harta milik untuk selama-
lamanya, tentu saja hal itu harus dipandang sebagai pelam-
bang dari kebahagiaan sorga, tempat perhentian kekal yang
tersedia bagi umat Tuhan itu (Ibr. 4:9). Inilah negeri yang lebih
baik yang dituju oleh Abraham itu, dan yang pemberiannya
ikut mencakup luasnya janji itu, bahwa Tuhan akan menjadi
Tuhan mereka. Sehingga, seandainya Tuhan tidak mempersiap-
kan dan merancangkan hal ini, Ia akan malu disebut Tuhan
mereka (Ibr. 11:16). Seperti halnya tanah Kanaan dijamin bagi
keturunan Abraham menurut daging, demikian pula sorga di-
jamin bagi semua keturunannya secara rohani, melalui se-
buah kovenan, yang untuk dimiliki, benar-benar untuk se-
lama-lamanya. Tawaran hidup kekal ini diajukan di dalam
firman, dan diteguhkan melalui sakramen-sakramen, bagi se-
mua orang ada di bawah pelaksanaan lahiriah kovenan itu.
Dan jaminannya diberikan kepada semua orang percaya (Ef.
1:14). Kanaan di sini dikatakan sebagai negeri yang di dalam-
Kitab Kejadian 17:7-14
389
nya Abraham yaitu orang asing. Dan Kanaan sorgawi yaitu
negeri yang untuknya kita menjadi orang-orang asing, sebab
belum nyata apa keadaan kita kelak.
III. Pertanda dari kovenan itu, dan itu yaitu sunat, yang sebab nya
kovenan itu sendiri disebut perjanjian sunat (Kis. 7:8). Di sini di-
katakan bahwa kovenan itu yaitu kovenan yang harus dijaga
oleh Abraham dan keturunannya, seperti salinan atau duplikat
(ay. 9-10). Kovenan itu disebut tanda dan meterai (Rm. 4:11),
sebab kovenan itu merupakan,
1. Sebuah peneguhan bagi Abraham dan keturunannya akan janji-
janji yang menjadi bagian Tuhan , dengan meyakinkan mereka
bahwa janji-janji itu akan ditepati, bahwa pada waktunya Ka-
naan akan menjadi milik mereka. Dan berlanjutnya ketetapan
ini, sesudah Kanaan menjadi milik mereka, menunjukkan bahwa
janji-janji ini melihat lebih jauh kepada Kanaan yang lain, yang
harus terus menjadi pengharapan mereka. Lihat Ibrani 4:8.
2. Sebuah kewajiban bagi Abraham dan keturunannya untuk
melakukan apa yang menjadi bagian mereka dalam kovenan
itu. Ini bukan hanya kewajiban untuk menerima kovenan itu
dan menyetujuinya, dan menanggalkan kerusakan daging
(yang secara lebih langsung dan terutama dilambangkan oleh
sunat), melainkan juga, secara umum, untuk mematuhi se-
mua perintah Tuhan , seperti yang mulai dari sekarang akan di-
tunjukkan dan dinyatakan kepada mereka kapan saja. Sebab
sunat membuat orang wajib melakukan seluruh hukum Taurat
(Gal. 5:3). Orang-orang yang ingin menjadikan Tuhan sebagai
Tuhan mereka harus sepakat dan bertekad untuk menjadi umat
bagi Dia. Nah,
(1) Sunat yaitu ketetapan yang berdarah. Sebab, segala se-
suatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah (Ibr.
9:22). Lihat Keluaran 24:8. namun , sebab darah Kristus
sudah tercurah, maka semua ketetapan berdarah sudah di-
hapuskan sekarang. Oleh sebab itu, sunat membuka jalan
bagi baptisan.
(2) Sunat itu khusus bagi laki-laki, meskipun kaum perem-
puan juga termasuk dalam kovenan itu, sebab laki-laki
yaitu pemimpin perempuan. Dalam kerajaan kita (keraja-
390
an Inggris di zaman penulis pen.), sumpah setia hanya di-
tuntut dari kaum laki-laki. Sebagian orang berpikir bahwa
hanya darah laki-laki yang tercurah dalam sunat sebab di
dalamnya ada pandangan yang tertuju pada Yesus Kristus
dan darah-Nya.
(3) Kulit khatanlah yang harus dipotong, sebab dosa disebar-
luaskan secara turun-temurun, dan sebab ada pandangan
yang tertuju pada keturunan yang dijanjikan, yang akan
datang dari keturunan Abraham. sebab saat itu Kristus
belum mempersembahkan diri-Nya kepada kita, Tuhan ingin
agar manusia mengikat kovenan dengan mempersembah-
kan satu bagian tertentu dari tubuhnya sendiri, dan tidak
ada bagian lain yang lebih baik untuk dikorbankan. Bagian
itu yaitu bagian tersembunyi dari tubuh. Sebab sunat
yang sebenarnya yaitu sunat hati: kehormatan ini diberi-
kan Tuhan kepada anggota yang tidak elok (1Kor. 12:23-24).
(4) Ketetapan itu harus dilakukan pada anak-anak saat me-
reka berumur delapan hari, dan tidak boleh lebih cepat dari
itu, supaya mereka bisa memperoleh kekuatan, untuk da-
pat menahan rasa sakitnya, dan supaya setidak-tidaknya
satu hari Sabat bisa mereka lewati.
(5) Anak-anak orang asing, yang kepala rumah tangga mereka
merupakan pemilik mereka yang sebenarnya, harus di-
sunat (ay. 12-13). Dalam hal ini orang-orang bukan-Yahudi
diperlakukan dengan baik, sebab pada waktunya mereka
akan dibawa masuk ke dalam keluarga Abraham, oleh
iman. Lihat Galatia 3:14.
(6) Ibadah untuk menjalankan ketetapan ini dituntut dengan
ancaman hukuman yang sangat keras (ay. 14). Penghinaan
terhadap sunat yaitu penghinaan terhadap kovenan. Jika
orangtua tidak menyunat anak-anak mereka, mereka sen-
dirilah yang akan terancam bahaya, seperti dalam kasus
Musa (Kel. 4:24-25). Berkenaan dengan orang-orang yang
tidak disunat saat mereka masih bayi, maka, jika
sesudah mereka dewasa mereka tidak menjalankan ketetap-
an ini, Tuhan pasti akan mengadakan perhitungan dengan
mereka. Jika mereka tidak memotong kulit khatan mereka,
Tuhan akan memotong mereka dari umat-Nya. Sungguh ber-
Kitab Kejadian 17:15-22
391
bahaya jika kita meremehkan ketetapan-ketetapan ilahi,
dan hidup dengan mengabaikannya.
Nama Sarai Menjadi Sara
(17:15-22)
15 Selanjutnya Tuhan berfirman kepada Abraham: Tentang isterimu Sarai,
janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, namun Sara, itulah namanya. 16
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberi
kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, se-
hingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir
dari padanya. 17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata
dalam hatinya: Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun di-
lahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan
puluh tahun itu melahirkan seorang anak? 18 Dan Abraham berkata kepada
Tuhan : Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu! 19 namun
Tuhan berfirman: Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan
anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan
mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk
keturunannya. 20 Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu;
ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan mem-
peranakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang
besar. 21 namun perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan di-
lahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.
22 sesudah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Tuhan meninggalkan
Abraham.
Inilah,
I. Janji yang dibuat kepada Abraham tentang seorang anak laki-laki
dari Sarai, anak yang di dalam dia janji yang dibuat kepada Abra-
ham akan digenapi, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa.
Sebab ia juga akan menjadi ibu bangsa-bangsa; dan raja-raja
bangsa-bangsa akan lahir dari padanya (ay. 16). Perhatikanlah,
1. Tuhan mengungkapkan tujuan-tujuan dari kehendak baik-Nya
kepada umat-Nya secara bertahap. Tuhan telah memberi tahu
Abraham jauh sebelumnya bahwa ia akan mempunyai anak,
namun baru sekarang memberi tahu dia bahwa ia akan mem-
punyai anak dari Sarai.
2. Berkat Tuhan menjadikan subur, dan tidak membawa serta
kesedihan, tidak ada kesedihan seperti yang ada dalam kasus
Hagar. Aku akan me