Tampilkan postingan dengan label Kejadian 10. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejadian 10. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 10

 



(1Tes. 2:12), dilahirkan kembali untuk menerima bagian 

yang tidak dapat binasa (1Ptr. 1:3-4), dan melalui semua-

nya dijadikan layak untuk itu (Kol. 1:12-13; 2Kor. 4:17).  

II. Abram mengingini sebuah tanda: Dari manakah aku tahu, bahwa 

aku akan memilikinya? (ay. 8). Pertanyaan ini tidak bersumber 

dari ketidakpercayaan akan kuasa atau janji Tuhan  seperti yang 

dilakukan oleh Zakharia. Di sini ia merindukan janji itu, 

1. Untuk mengokohkan dan meneguhkan imannya sendiri. Ia 

percaya (ay. 6), namun di sini ia berdoa, Tuhan, tolonglah aku 

melawan ketidakpercayaanku ini. Sekarang ia percaya, namun 

ia mengingini sebuah tanda, untuk disimpan guna meng-

hadapi saat-saat pencobaan, sebab ia tidak tahu bagaimana 

jadinya keadaan imannya sebab  berbagai peristiwa yang me-

ngejutkan dan melelahkan. Perhatikanlah, kita semua mem-

butuhkan dan harus merindukan pertolongan dari sorga untuk 

meneguhkan iman kita, dan harus memanfaatkan berbagai 

sakramen, yang merupakan tanda-tanda peringatan yang telah 

ditetapkan untuk maksud itu (Hak. 6:36-40; 2Raj. 20:8-10; 

Yes. 7:11-12).  

2. Untuk meresmikan janji kepada keturunannya, supaya mere-

ka juga dapat percaya. Perhatikanlah, orang-orang yang telah 

merasa puas, harus merindukan supaya orang-orang lain juga 

dipuaskan dengan kebenaran dari janji-janji Tuhan . Yohanes 

Pembaptis mengutus murid-muridnya datang kepada Kristus, 

untuk memuaskan rasa ingin tahunya sendiri dan terutama 

murid-muridnya (Mat. 11:2-3). Kanaan merupakan gambaran 

dari sorga. Perhatikanlah, merupakan hal yang sangat diingin-

kan untuk mengetahui bahwa kita akan mewarisi Kanaan sor-

gawi. Artinya, kebenaran kebahagiaan itu ditegaskan dalam 

Kitab Kejadian 15:7-11 

 353 

kepercayaan kita tentang kebahagiaan itu, disertai bukti yang 

jelas dan semakin jelas mengenai hak itu.  

III. Tuhan  memerintahkan Abram mempersiapkan persembahan kor-

ban untuk memberi  tanda baginya, dan Abram melakukannya 

(ay. 9-11): Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina, dan seterusnya. 

Mungkin Abram mengharapkan sebuah tanda yang ajaib dari 

sorga, namun  Tuhan  memberinya sebuah tanda di atas persembah-

an korban itu. Orang-orang yang ingin menerima jaminan per-

kenan Tuhan  dan ingin agar imannya diteguhkan, harus mengikuti 

upacara-upacara keagamaan yang telah ditetapkan, dan berharap 

dapat berjumpa dengan Tuhan  di dalam upacara-upacara itu. 

Amatilah, 

1. Tuhan  menentukan bahwa setiap binatang yang digunakan da-

lam persembahkan korban itu semuanya harus berumur tiga 

tahun. Sebab pada umur itulah binatang-binatang itu sedang 

berada pada puncak pertumbuhan dan kekuatannya: Tuhan  

harus dilayani dengan milik kita yang paling baik, sebab Ia 

yaitu  yang terbaik.  

2. Kita tidak membaca bahwa Tuhan  memberi petunjuk tertentu 

untuk mengolah binatang-binatang dan unggas itu, sebab 

Tuhan  mengetahui bahwa Abram sangat mahir dalam hukum 

dan kebiasaan persembahan korban, sehingga ia tidak memer-

lukan petunjuk khusus lagi. Atau mungkin juga Tuhan  mem-

berikan petunjuk-petunjuk kepadanya, dan ia memperhatikan 

dengan sungguh-sungguh, dan petunjuk itu tidak dicatat di 

sini. Setidaknya, ditunjukkan kepadanya bahwa persembahan 

itu harus dipersiapkan untuk kekhidmatan pengesahan se-

buah kovenan, dan ia sangat mahir dalam mempersiapkannya.  

3. Abram melakukan persiapan itu seperti yang ditentukan Tuhan , 

meskipun ia tidak tahu bagaimana korban-korban ini akan 

menjadi sebuah tanda baginya. Kejadian ini bukanlah contoh 

pertama tentang ketaatan mutlak Abram. Ia memotong bina-

tang-binatang itu menjadi dua, sesuai upacara yang dilakukan 

untuk meneguhkan kovenan (Yer. 34:18-19), yang mengatakan 

bahwa mereka memotong anak lembu jantan itu menjadi dua 

untuk berjalan di antara belahan-belahannya.  

4. sesudah  Abram mempersiapkan persembahan itu sesuai yang 

ditentukan Tuhan , sekarang ia berjaga-jaga menantikan tanda 


 354

yang akan diberikan Tuhan  melalui persembahan ini, sama 

seperti nabi yang berjaga di atas menara jaganya (Hab. 2:1). 

Sementara Tuhan  menangguhkan kehadiran-Nya untuk meng-

akui persembahannya, Abram terus menunggu. Harapannya 

tiba-tiba dibangkitkan oleh penundaan itu, saat  burung-bu-

rung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu untuk 

memangsanya, sebagai barang biasa yang ditinggalkan. Maka 

Abram mengusirnya (ay. 11), sebab  ia percaya bahwa penglihat-

an itu segera menuju kesudahannya dengan tidak menipu. 

Perhatikanlah, dengan mata yang sangat awas kita harus tetap 

memperhatikan korban-korban rohaniah kita, supaya tidak ada 

yang memangsanya serta merusakkannya sehingga menjadi 

tidak layak untuk diperkenan Tuhan . saat  pikiran-pikiran sia-

sia mulai hinggap di atas persembahan korban kita seperti 

burung-burung buas ini, kita harus segera mengusirnya, dan 

jangan biarkan mereka bersarang di dalam pikiran kita. Seba-

liknya, kita harus tetap melayani Tuhan tanpa gangguan.  

Nubuat mengenai Keturunan Abram 

(15:12-16) 

12 Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu 

turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan. 13 Firman TUHAN kepada 

Abram:  Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan men-

jadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan 

bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. 14 

namun  bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan se-

sudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak. 15 

namun  engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau 

akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu. 16 namun  keturunan 

yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang 

Amori itu belum genap.” 

Di sini kita mendapati pengungkapan yang utuh dan khusus kepada 

Abram perihal rancangan Tuhan  terhadap keturunannya. Amatilah, 

I. Waktu kedatangan Tuhan  kepadanya dengan pengungkapan ini: 

Menjelang matahari terbenam, atau tenggelam, sekitar waktu per-

sembahan korban petang (1Raj. 18:36; Dan. 9:21). Pagi-pagi se-

kali, sebelum hari terang, sementara bintang-bintang masih jelas 

terlihat, Tuhan  memberi perintah mengenai persembahan korban 

itu (ay. 5). Kita dapat menganggap bahwa tugas ini setidaknya 

yaitu  pekerjaan paginya untuk mempersiapkan persembahan

Kitab Kejadian 15:12-16 

 355 

 dan mengaturnya dengan baik. Sesudah ia melakukan hal ini, ia 

tinggal dekat persembahan itu, berdoa, dan menanti-nanti sampai 

petang datang menjelang. Perhatikanlah, sering kali Tuhan  mem-

biarkan umat-Nya menunggu lama dalam pengharapan akan 

penghiburan yang telah Ia rancang untuk meneguhkan iman 

mereka. Namun, walaupun jawaban doa dan penggenapan janji 

datang dengan lambat, yang dinanti-nantikan itu pasti akan da-

tang. Dan malam pun menjadi siang.  

II. Persiapan untuk pengungkapan ini. 

1. Tertidurlah Abram dengan nyenyak. Bukan tidur biasa sebab  

kelelahan dan kejemuan, melainkan sebab  perasaan bahagia 

dan sukacita ilahi yang melimpah, seperti tidur nyenyak yang 

dibuat TUHAN Tuhan  terhadap Adam (2:21). Tidur yang mampu 

menghilangkan semua kepekaan terhadap hal-hal yang dapat 

ditangkap oleh pancaindra, sehingga ia dapat memusatkan 

perhatian sepenuhnya kepada renungan yang mendalam me-

ngenai hal-hal rohani. Pintu jasmani telah dikunci, supaya 

jiwa dapat berdiam diri dan memperoleh perhentian, serta da-

pat bertindak bebas seperti diri sendiri.  

2. Bersamaan dengan tidur itu, turunlah gelap gulita yang me-

ngerikan meliputinya. Betapa tiba-tiba datangnya perubahan 

itu! Baru saja kita mendapati bagaimana sebelumnya ia me-

nyenangkan diri dengan penghiburan dari kovenan Tuhan  dan 

dalam persekutuan dengan-Nya, dan di sini kita membaca, 

gelap gulita yang mengerikan turun meliputinya. Perhatikan-

lah, anak-anak terang tidak selalu berjalan di dalam terang, 

dan adakalanya awan serta kegelapan meliputi mereka. Kege-

lapan besar yang mendatangkan kengerian ini telah dirancang 

oleh Tuhan  dengan maksud,  

(1) Untuk menggoreskan suatu kekaguman di atas jiwa Abram 

dan guna memberi  kehormatan kudus kepadanya, su-

paya pengetahuan yang diperkenan Tuhan  untuk mengakui-

Nya tidak akan membuahkan sikap sombong. Perhatikanlah, 

ketakutan kudus mempersiapkan jiwa untuk memperoleh 

sukacita yang kudus. Roh perhambaan membuka jalan 

untuk roh pengangkatan. Pertama Tuhan  melukai, dan ke-


 356

mudian menyembuhkan. Pertama direndahkan, lalu diang-

kat tinggi-tinggi (Yes. 6:5-6, dan seterusnya). 

(2) Untuk dijadikan contoh tentang cara-cara Tuhan  berurusan 

dengan keturunan Abram. Pertama-tama mereka harus 

berada dalam kengerian dan kegelapan perbudakan orang-

orang Mesir, dan kemudian memasuki tanah perjanjian 

yang baik dengan sukacita. Itulah sebabnya ia harus me-

rasakan terlebih dahulu penderitaan mereka, sebelum 

dapat melihat kebahagiaan keturunannya.  

(3) Untuk dijadikan petunjuk tentang keunikan sifat kovenan 

yang sekarang akan dibuat dengan Abram. Tata penyem-

bahan Perjanjian Lama yang dibangun di atas kovenan itu, 

yaitu  sebuah tata penyembahan yang menggambarkan,  

[1] Tentang kegelapan dan ketidakjelasan (2Kor. 3:13-14). 

[2] Tentang ketakutan dan kengerian (Ibr. 12:18, dan sete-

rusnya).  

III. Nubuat itu sendiri. Ada beberapa hal yang dinubuatkan di sini.  

1. Penderitaan yang akan dialami keturunan Abraham akan ber-

langsung lama. Janganlah sampai Abram bersenang-senang 

dengan harapan-harapan yang sia-sia, selain kehormatan dan 

kesejahteraan dalam keluarganya. Sebaliknya, ia harus me-

ngetahui adanya suatu kepastian yang harus ia percayai bah-

wa keturunan yang dijanjikan akan menjadi keturunan yang 

teraniaya. Perhatikanlah, Tuhan  memberi yang paling buruk 

terlebih dahulu. Kita harus menderita dahulu, baru kemudian 

memerintah. Ia juga memberi tahu kita hal yang terburuk 

sebelum terjadi, sehingga saat  datang, hal yang buruk itu 

tidak akan mengejutkan kita (Yoh. 16:4). Nah, di sini kita 

membaca perihal,  

(1) Kekhususan penderitaan itu. 

[1] Mereka akan menjadi orang asing. Begitulah yang telah 

terjadi. Pertama di Kanaan (Mzm. 105:12) dan sesudah 

itu di Mesir. Sebelum mereka menjadi tuan-tuan di tanah 

sendiri, mereka menjadi orang asing di negeri asing. 

Ketidaknyamanan keadaan yang tidak mapan membuat 

tempat tinggal tetap yang menyenangkan menjadi lebih 

menarik. Dengan demikian pewaris-pewaris sorga harus 

Kitab Kejadian 15:12-16 

 357 

menjadi orang-orang asing di bumi ini, negeri yang bu-

kan milik mereka. 

[2] Mereka akan menjadi budak, begitulah keadaan mereka 

di Mesir (Kel. 1:13). Perhatikan bagaimana kutuk yang 

ditimpakan kepada orang Kanaan itu (9:25) terbukti 

menyusahkan keturunan Abram. Mereka harus menjadi 

hamba, namun  dengan perbedaan seperti ini, orang-

orang Kanaan menjadi hamba di bawah kutuk, sedang-

kan orang-orang Ibrani menjadi budak di bawah berkat, 

dan pada pagi hari itulah orang benar akan memerintah 

mereka (Mzm. 49:15, TL). Mereka akan dianiaya. Orang-

orang yang mereka layani akan menindas mereka (Kel. 

1:11). Perhatikanlah, orang-orang yang diberkati dan di-

kasihi Tuhan  sering ditindas dengan keras oleh orang-

orang fasik. Tuhan  telah mengetahui sebelumnya dan Ia 

mengawasi hal itu.  

(2) Lamanya penderitaan itu berlangsung – empat ratus tahun. 

Penganiayaan ini dimulai dengan sebuah ejekan, saat  

Ismael, putra perempuan Mesir itu, tengah mengolok-olok 

Ishak yang diperanakkan menurut Roh (21:9, TL; Gal. 4:29). 

Hal itu berlanjut dalam bentuk ketidaksukaan, sebab me-

rupakan suatu kekejian bagi orang Mesir untuk makan 

bersama orang Ibrani (43:32), dan akhirnya berakhir de-

ngan pembunuhan, pembunuhan yang paling biadab, yaitu 

pembunuhan terhadap bayi-bayi yang baru dilahirkan. Kese-

luruhannya berlangsung lebih kurang selama 400 tahun, 

meskipun puncaknya tidak sampai selama itu. Sungguh 

rentang waktu yang sangat panjang, namun  ada batasnya.   

2. Penghukuman atas musuh-musuh keturunan Abram: Bahwa 

bangsa yang akan memperbudak mereka, termasuk orang Me-

sir, akan kuhukum (ay. 14). Hal ini merujuk kepada tulah-tu-

lah yang ditimpakan atas negeri Mesir. Dengan tulah-tulah itu 

Tuhan  tidak hanya memaksa orang Mesir melepaskan orang 

Israel, namun  menghukum mereka atas semua tanggungan be-

rat yang dibebankan ke atas orang Israel. Perhatikanlah,  

(1) Meskipun Tuhan  mengizinkan para penganiaya dan penin-

das memperlakukan umat-Nya dengan bengis dan kejam 

dalam rentang waktu yang cukup panjang, pada akhirnya 


 358

Ia akan memedulikan mereka, sebab harinya sudah dekat 

(Mzm. 37:12-13).  

(2) Hukuman yang dijatuhkan para penganiaya menjadi hu-

kuman mereka sendiri. Membalaskan kesengsaraan yang 

ditimpakan kepada orang-orang yang menjadi umat-Nya, 

merupakan hal yang adil bagi Tuhan  dan itu dilakukan 

dengan tindakan keadilan yang bersifat khusus. Penghu-

kuman terhadap musuh-musuh jemaat merupakan pekerja-

an Tuhan : Aku akan menghukum. Tuhan  sanggup melakukan 

hal itu, sebab Ia yaitu  TUHAN, Ia akan melakukannya. Ia 

yaitu  Tuhan  umat-Nya, dan Ia telah berfirman, Pembalasan 

itu yaitu  hak-Ku, Akulah yang akan menuntut pembalas-

an. sebab  itu kita harus menyerahkan pembalasan itu 

kepada-Nya, untuk dilaksanakan menurut cara dan waktu-

Nya sendiri.  

3. Pembebasan keturunan Abram keluar dari Mesir. Peristiwa 

besar itu diberitahukan terlebih dahulu di sini: Sesudah itu 

mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang 

banyak. Pembebasan itu dijanjikan di sini,   

(1) Bahwa mereka akan menjadi besar: Sesudah itu mereka 

akan keluar. Artinya, entah itu sesudah mereka ditindas 

selama 400 tahun, saat  masa perbudakan mereka telah 

tercapai, atau sesudah orang-orang Mesir dihukum dan di-

jatuhi tulah, lalu dibebaskan. Perhatikanlah, kehancuran 

yang ditimbulkan kaum penindas mendatangkan pertobat-

an kepada yang tertindas. Mereka tidak akan melepaskan 

umat Tuhan  pergi sampai mereka dipaksa melakukannya. 

(2) Bahwa mereka akan diperkaya: Mereka akan keluar dengan 

membawa harta benda yang banyak. Hal ini telah digenapi 

(Kel. 12:35-36). Tuhan  memelihara supaya mereka tidak saja 

memiliki negeri yang baik untuk dituju, namun  juga me-

miliki barang-barang yang baik untuk dibawa. 

4. Tempat tinggal mereka yang bahagia di Kanaan (ay. 16). Mere-

ka tidak hanya keluar dari Mesir, mereka akan kembali ke sini 

lagi, ke sini, ke negeri Kanaan, tempat tinggalmu sekarang  ini. 

Penangguhan kepemilikan harta benda mereka tidak meniada-

kan hak mereka. Kita tidak boleh menganggap hilangnya peng-

hiburan sementara yang pernah kita terima sebagai kehilangan 

Kitab Kejadian 15:12-16 

 359 

selama-lamanya. Alasan mengapa mereka belum juga memiliki 

tanah perjanjian itu sampai empat keturunan yaitu  sebab  

kedurjanaan orang Amori itu belum genap. Israel tidak dapat 

menduduki tanah Kanaan sampai orang Amori itu disingkir-

kan, dan belum tiba waktunya mereka menerima kehancuran 

itu. Keadilan Tuhan  telah memutuskan bahwa mereka tidak akan 

dipangkas sampai mereka tetap berkanjang di dalam dosa da-

lam waktu yang lama, dan sampai mereka mencapai puncak 

kejahatan mereka, sehingga tercapai keseimbangan antara dosa 

mereka dan kehancuran mereka. Itulah sebabnya, kalau belum 

sampai kepada tingkat kedurjanaan itu, keturunan Abram ma-

sih harus berada di luar tanah pusaka itu. Perhatikanlah,  

(1) Takaran dosa akan naik secara berangsur-angsur. Orang-

orang yang terus menempuh jalan-jalan kefasikan sedang 

menimbun murka atas diri mereka sendiri.  

(2) Takaran dosa sebagian orang akan naik perlahan-lahan. 

Orang-orang Sodom yaitu  orang-orang yang sangat ber-

dosa di hadapan Tuhan , dan dengan segera mereka mene-

rima hukumannya. Begitu juga halnya dengan orang-orang 

Yahudi, orang-orang yang mengaku percaya dan berada de-

kat dengan Tuhan . Namun takaran kedurjanaan orang-

orang Amori sangat lama penuhnya.  

(3) Bahwa inilah alasan dari keberhasilan orang-orang fasik. 

Takaran dosa mereka masih belum penuh. Orang-orang 

fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-

tambah kuat, sementara Tuhan  menyimpan bencana bagi 

anak-anak mereka (Ayb. 21:7, 19). Perhatikan juga Matius 

23:32 dan Ulangan 32:34.  

5. Kematian dan penguburan Abram yang penuh damai sejah-

tera, sebelum semua janji ini digenapi (ay. 15). sebab  ia tidak 

akan tinggal hidup untuk menyaksikan negeri itu menjadi 

milik pusaka kaum keluarganya, namun  harus mati sementara 

ia hidup sebagai orang asing di dalamnya. Jadi, untuk meng-

imbanginya, ia tidak akan hidup untuk menyaksikan apa yang 

akan terjadi atas keturunannya, apalagi turut bersama-sama 

dalam penderitaan mereka. Janji seperti ini dijanjikan kepada 

Raja Yosia (2Raj. 22:20). Perhatikanlah, adakalanya orang-

orang benar mendapatkan kasih karunia Tuhan  yang lebih 


 360

besar dengan cara mencabut nyawa mereka dari merajalelanya 

kejahatan (Yes. 57:1). Biarlah hal ini menyenangkan hati 

Abram, bahwa bagiannya yaitu ,  

(1) Ia akan pergi kepada nenek moyangnya dengan sejahtera 

Perhatikanlah,  

[1] Bahkan sahabat-sahabat dan orang-orang kesayangan 

sorga tidak dikecualikan dari serangan kematian. Apa-

kah kita lebih besar dibandingkan bapa kita Abram, yang 

telah mati? (Yoh. 8:53).  

[2] Orang benar akan mati dengan sukarela. Mereka tidak 

diambil, mereka tidak dipaksa, namun mereka pergi. 

Jiwa mereka tidak diambil, seperti orang kaya yang bo-

doh itu (Luk. 12:20), namun  dengan senang hati mereka 

menyerahkan diri. Mereka tidak akan hidup selamanya. 

[3] Pada saat kematian, kita pergi kepada nenek moyang 

kita, kepada semua nenek moyang kita yang telah pergi 

mendahului kita menuju kuburan (Ayb. 21:32-33), ke-

pada nenek moyang kita yang saleh yang telah pergi 

mendahului kita ke tempat jemaat anak-anak sulung 

(Ibr. 12:23). Pernyataan yang pertama membantu meng-

hilangkan kengerian kematian, sedangkan yang terakhir 

membawa penghiburan ke dalamnya.  

[4] saat  seorang saleh meninggal dunia, ia meninggal da-

lam damai sejahtera. Jika jalan yang ditempuhnya ada-

lah kesalehan, maka akhirnya yaitu  damai sejahtera 

(Mzm. 37:37). Damai sejahtera lahiriah dijanjikan ke-

pada Abram sampai akhir hidupnya, seumur hidupnya 

penuh damai sejahtera, apa pun yang terjadi sesudah 

itu (2Raj. 20:19). Damai dengan Tuhan , dan damai yang 

kekal, pasti tersedia bagi semua keturunannya. 

(2) Ia akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutnya. 

Mungkin perihal penguburannya disebut di sini, bersama-

an dengan tanah Kanaan yang dijanjikan kepadanya, ka-

rena tanah kuburan yaitu  harta milik pertama yang di-

milikinya di tanah Kanaan. Ia tidak hanya akan meninggal 

dalam damai, namun  dalam kehormatan, dan akan dikubur-

kan dengan layak. Tidak saja meninggal dalam damai, 

namun  mati dalam usia lanjut (Ayb. 5:26). Perhatikanlah,

Kitab Kejadian 15:17-21 

 361 

[1] Usia lanjut merupakan berkat. Hal itu dijanjikan dalam 

hukum yang kelima, menyenangkan bagi alam, dan 

memberi  peluang kegunaan yang besar. 

[2] Khususnya, jika  umur itu yaitu  umur panjang 

yang baik. Mereka akan disebut berumur panjang yang 

baik. Pertama, umur yang lanjut dan sehat, tidak di-

bebani berbagai gangguan yang membuat kehidupan 

menjadi melelahkan. Kedua, umur yang panjang dan 

kudus dan sudah lama menjadi murid (Kis. 21:16), yang 

rambut putihnya diperoleh pada jalan kebenaran (Ams. 

16:31). Lanjut usia dan berguna, lanjut usia dan sangat 

baik dalam mengejar kesalehan. Umur mereka yaitu  

sungguh-sungguh umur panjang yang baik.  

Kovenan dengan Abram Disahkan 

(15:17-21) 

17 saat  matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatan-

lah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potong-

an-potongan daging itu. 18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian 

dengan Abram serta berfirman:  Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri 

ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat: 19 

yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, 20 orang Het, orang 

Feris, orang Refaim, 21 orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang 

Yebus itu.” 

Di sini kita mendapati,  

I. Kovenan itu disahkan (ay. 17). Tanda yang diingini Abram diberi-

kan. sesudah  penantian yang panjang, saat  matahari telah ter-

benam, sehingga hari menjadi gelap, sebab saat itu yaitu  saat 

tata penyembahan yang gelap. 

1. Perapian yang berasap menggambarkan penderitaan keturun-

annya di negeri Mesir. Mereka berada di sana dalam dapur 

peleburan besi (Ul. 4:20), dapur kesengsaraan (Yes. 48:10), be-

kerja di dalam api yang sama. Mereka berada di sana di tengah-

tengah asap. Mata mereka digelapkan, sehingga mereka tidak 

dapat melihat akhir kesengsaraan mereka, sementara mereka 

sendiri telah kehilangan pengertian mengenai apa yang Tuhan  

ingin lakukan terhadap mereka. Awan dan kegelapan ada di 

sekitar mereka.  


 362

2. Suluh yang berapi menggambarkan penghiburan dalam pende-

ritaan ini. Hal ini ditunjukkan Tuhan  kepada Abram pada saat 

yang sama saat  Ia menunjukkan perapian yang berasap. 

(1) Terang menggambarkan pembebasan keluar dari perapian 

itu. Keselamatan mereka seperti suluh yang menyala (Yes. 

62:1). saat  Tuhan  turun untuk membebaskan mereka, Ia 

tampil di dalam semak duri yang menyala, namun  tidak di-

makan api (Kel. 3:2). 

(2) Suluh menunjukkan arah di dalam asap itu. Firman Tuhan  

yaitu  suluh mereka: Firman kepada Abram ini datang se-

perti itu, terang yang bersinar di dalam gelap. Mungkin 

suluh yang menyala ini melambangkan tiang awan dan api, 

yang di kemudian hari memimpin mereka keluar dari Me-

sir, yang di dalamnya Tuhan  tinggal.  

(3) Suluh yang bernyala itu menggambarkan penghancuran 

musuh-musuh mereka yang menawan mereka begitu lama 

di dalam perapian itu (Za. 12:6). Awan yang sama yang me-

naungi dan menerangi orang Israel, menyusahkan dan 

membakar orang Mesir. 

3. Lewatnya perapian yang berasap dan suluh yang bernyala ini 

di antara potongan-potongan daging itu menegaskan bahwa 

kovenan Tuhan  sekarang sedang dibuat dengannya, sehingga 

Abram memiliki penghiburan yang teguh, sebab  ia semakin 

diyakinkan bahwa yang dijanjikan Tuhan  pasti digenapi. Besar 

kemungkinan bahwa perapian dan suluh yang melewati po-

tongan-potongan daging itu telah memakan habis korban per-

sembahan itu, sehingga menyempurnakan korban tersebut 

dan membuktikan perkenan Tuhan  atasnya, seperti yang di-

alami oleh Gideon (Hak. 6:21), Manoah (Hak. 13:19-20), dan 

Salomo (2Taw. 7:1). Hal itu menunjukkan, 

(1) Bahwa kovenan-kovenan Tuhan  dengan manusia dibuat me-

lalui pengorbanan (Mzm. 50:5) oleh Kristus, korban yang 

agung itu: tidak ada persetujuan tanpa pendamaian. 

(2) Penerimaan Tuhan  atas korban-korban rohani kita merupa-

kan bukti yang baik dan sungguh-sungguh dari kasih ka-

runia lebih lanjut (Hak. 13:23). Melalui hal ini, kita dapat 

mengetahui bahwa Tuhan  berkenan menerima korban-kor-

Kitab Kejadian 15:17-21 

 363 

ban kita, jika  Ia menyalakan api yang kudus dari kesa-

lehan dan kasih di dalam hati kita.  

II. Kovenan itu diulangi dan dijelaskan: Pada hari itulah, hari yang 

tidak akan pernah dilupakan, TUHAN mengadakan perjanjian de-

ngan Abram, memberi  sebuah janji kepada Abram, dengan ber-

firman, Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini (ay. 18). Ini-

lah,  

1. Sebuah pengulangan janji yang terakhir atas anugerah itu. 

Sebelumnya Ia telah berfirman, Aku akan memberi  negeri 

ini kepada keturunanmu (12:7; 13:15). Artinya,  

(1) Aku telah memberi  janji mengenai hal itu, hak-haknya 

telah diberikan dan dimeterai, dan tidak dapat diubah lagi. 

Perhatikanlah, janji-janji Tuhan  yaitu  anugerah Tuhan , dan 

harus dimaknai seperti itu. 

(2) Hak kepemilikan itu pasti dan akan diberikan tepat pada 

waktunya, seolah-olah sekarang benar-benar telah diberi-

kan kepada mereka. Apa yang diberikan Tuhan  yaitu  pasti, 

seolah-olah sudah dilakukan: Barangsiapa percaya, ia ber-

oleh hidup yang kekal (Yoh. 3:36), sebab  ia pasti masuk 

sorga, seolah-olah sudah berada di sana.  

2. Sebuah perincian khusus dianugerahkan, seperti yang lazim 

dilakukan pada penganugerahan tanah pusaka. Tuhan  mene-

tapkan batas-batas negeri yang dianugerahkan melalui kove-

nan ini (ay. 18). Kemudian, untuk lebih memastikan lagi, se-

perti yang lazim dilakukan pada pengesahan perkara semacam 

ini, Ia menyebutkan juga di bawah penguasaan siapa negeri-

negeri tersebut sekarang ini. Sebanyak sepuluh bangsa dan 

suku disebutkan di sini (ay. 19-21), bangsa-bangsa yang harus 

diusir, guna membuka ruang bagi keturunan Abram. Mereka 

belum menduduki semua negeri ini saat  Tuhan  membawa 

mereka memasuki Kanaan. Batas-batasnya masih jauh lebih 

sempit (Bil. 34:2-3, dst.). Namun,  

(1) Pada masa pemerintahan Daud dan Salomo, wilayah hu-

kum kekuasaan mereka meluas melampaui batas-batas ini 

(2Taw. 9:26) 

(2) Merupakan kesalahan mereka sendiri kalau mereka tidak 

segera berangkat menduduki tanah itu sehingga dalam 


 364

waktu lebih lama lagi mereka baru dapat mendudukinya. 

Mereka kehilangan hak sebab  dosa-dosa mereka, dan ka-

rena kemalasan serta kepengecutan sendiri, mereka men-

jauhkan diri dari milik pusaka itu.  

(3) Negeri yang dianugerahkan itu digambarkan di sini dalam 

batas yang seluas-luasnya, sebab  negeri ini melambang-

kan milik pusaka sorgawi yang akan datang, yang tentang-

nya dikatakan bahwa tempat itu sangat luas: Di rumah 

Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Nama penghuni-peng-

huni negeri pada saat itu disebut, sebab  jumlah, kekuat-

an, dan lamanya mereka menuntut hak itu, tidak boleh 

menjadi hambatan untuk menggenapi janji ini pada waktu-

nya. Selain itu, untuk mengagungkan kasih Tuhan  kepada 

Abram dan keturunan-Nya, dengan memberi  kepada 

satu bangsa itu milik pusaka yang dimiliki oleh banyak 

bangsa. Betapa mulianya mereka di pemandangan Tuhan  

dan begitu terhormatnya mereka (Yes. 43:4). 

 

 

PASAL 16   

agar yaitu  tokoh yang terutama dibicarakan dalam cerita pasal 

ini, seorang perempuan Mesir yang tidak dikenal, yang nama 

dan kisahnya tidak akan pernah kita dengar seandainya Tuhan  Sang 

Pemelihara tidak membawanya kepada keluarga Abram. Ada 

kemungkinan ia merupakan salah seorang hamba perempuan yang 

dihadiahkan oleh raja Mesir, di samping hadiah-hadiah lain, kepada 

Abram (14:16). Tentang dia, kita mendapati empat hal dalam pasal ini:  

I.    Pernikahannya dengan Abram tuannya (ay. 1-3).  

II.   Perilaku buruknya terhadap Sarai nyonyanya (ay. 4-6).  

III. Percakapannya dengan malaikat yang menjumpai dia dalam 

pelariannya (ay. 7-14).  

IV. Dilahirkannya seorang anak laki-laki oleh dia (ay. 15-16). 

Abram, Sarai, dan Hagar  

(16:1-3) 

1 Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang ham-

ba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. 2 Berkatalah Sarai kepada 

Abram:  Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. sebab  

itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memper-

oleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. 3 Jadi Sarai, 

isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, – yakni keti-

ka Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan –, lalu memberi -

nya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.  

Di sini kita mendapati pernikahan Abram dengan Hagar, yang men-

jadi istri keduanya. Dalam hal ini, meskipun ada suatu alasan yang 

bisa dibuat bagi Abram, dia tidak bisa dibenarkan, sebab sejak se-

mula tidaklah demikian. Dan, jika  dahulu keadaannya demikian, 

tampaknya itu timbul dari suatu keinginan yang tidak biasanya 

untuk membangun keluarga dengan tujuan agar dunia dan jemaat 


 366

lebih cepat dipenuhi orang. Sudah tentu bahwa keadaannya tidak 

boleh demikian sekarang. Kristus telah membatasi masalah ini sesuai 

dengan ketetapan semula, dan menjadikan ikatan perkawinan hanya 

untuk seorang laki-laki dan seorang perempuan. Sekarang,  

I.   Yang mengatur perjodohan ini (siapa yang bisa menduga?) yaitu  

Sarai sendiri: ia berkata kepada Abram, baiklah hampiri hambaku 

itu (ay. 2). Perhatikanlah,  

1. Sudah menjadi cara Iblis untuk menggoda kita melalui sau-

dara-saudari kita yang terdekat dan paling kita kasihi, atau 

teman-teman yang kita percayai dan sayangi. Godaan itu pa-

ling berbahaya jika  diberikan oleh tangan yang paling se-

dikit kita curigai. Oleh sebab itu, berhikmatlah kita jika kita 

tidak mempertimbangkan siapa yang berkata melainkan terle-

bih apa yang dikatakan.  

2. Perintah-perintah Tuhan  mengutamakan penghiburan dan ke-

hormatan kita jauh lebih baik dibandingkan yang bisa dibuat ran-

cangan-rancangan kita sendiri. Seandainya Abram tetap ber-

pegang pada peraturan hukum Tuhan  dan bukan dituntun oleh 

rencana Sarai yang bodoh, itu akan mendatangkan kebaikan 

terutama bagi kepentingan Sarai sendiri. namun , sering kali 

kita berbuat sesuatu yang merugikan diri kita sendiri. 

II.   Yang mendorong perbuatan itu yaitu  kemandulan Sarai.  

1. Sarai tidak beranak. Ia sangat cantik (12:14), sangat menye-

nangkan, seorang istri yang taat, dan turut berbagi dalam har-

ta milik Abram yang banyak. Namun, sudah tersurat bahwa 

tidak punya anak. Perhatikanlah,  

(1) Tuhan  membagi-bagikan pemberian-pemberian-Nya secara 

beragam, memuati kita dengan keuntungan-keuntungan, 

namun  tidak sampai berlebihan: suatu salib ditentukan un-

tuk mengimbangi kenikmatan-kenikmatan yang besar.  

(2) Rahmat berupa anak-anak sering kali diberikan kepada 

orang miskin dan bukan kepada orang kaya, kepada orang 

fasik dan bukan kepada orang baik, meskipun orang kaya 

mempunyai paling banyak harta untuk ditinggalkan ke-

pada anak-anak mereka, dan orang baik akan memberi  

Kitab Kejadian 16:1-3 

 367 

perhatian yang teramat besar untuk mendidik mereka. Dalam 

hal ini Tuhan  berbuat sebagaimana yang dikehendaki-Nya. 

2.  Sarai mengakui pemeliharaan Tuhan  dalam penderitaan ini: 

TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Perhatikanlah,  

(1) Seperti halnya, jika  kita diberi anak-anak, maka Tuhan -

lah yang mengaruniakan mereka (33:5), demikian pula, 

jika  kita tidak mempunyai anak-anak, maka Tuhan -lah 

yang menahan mereka (30:2). Penderitaan ini datang dari 

Tuhan.  

(2) Sudah sepatutnya kita mengakui hal ini, agar kita dapat 

menanggungnya, dan memanfaatkannya, sebagai pende-

ritaan yang diatur-Nya demi tujuan-tujuan yang bijak dan 

kudus. 

3.  Sarai memakai  kemandulan ini sebagai alasan kepada 

Abram untuk menikahi hamba perempuannya. Dan Abram 

pun berhasil diyakinkan dengan alasan ini. Perhatikanlah,  

(1) jika  hati kita terlalu terpatri pada penghiburan yang 

datang dari makhluk ciptaan apa saja, maka kita dengan 

mudah segera memakai cara-cara yang menyimpang untuk 

mendapatkan penghiburan itu. Keinginan-keinginan yang 

berlebihan biasanya menimbulkan usaha-usaha yang tidak 

menurut aturan. Jika keinginan-keinginan kita tidak dijaga 

untuk terus tunduk pada pemeliharaan Tuhan , maka usaha-

usaha kita untuk mengejar keinginan itu jarang bisa terus 

dikendalikan di bawah peraturan-peraturan-Nya. 

(2) sebab  kurang teguhnya ketergantungan kita pada janji 

Tuhan  dan ketidaksabaran kita untuk menunggu waktu-

Nya, maka kita keluar dari jalan kewajiban untuk meng-

gapai rahmat yang diharapkan. Siapa yang percaya, tidak 

akan gelisah!   

4. Setujunya Abram dengan usulan Sarai, bisa kita anggap, tim-

bul dari keinginan yang sungguh-sungguh akan keturunan 

yang dijanjikan, yang kepadanya kovenan harus diteruskan. 

Tuhan  sudah memberi tahu dia bahwa ahli warisnya haruslah 

merupakan anak dari darah dagingnya sendiri, namun  belum 

memberi tahu dia bahwa anak itu haruslah lahir dari Sarai. 

Oleh sebab itu ia berpikir,  Mengapa tidak dari Hagar, apalagi 

Sarai sendiri yang mengusulkannya?” Perhatikanlah,  


 368

(1) Godaan-godaan yang buruk bisa saja mengandung dalih-

dalih yang amat baik, dan diwarnai oleh apa yang tampak-

nya sangat masuk akal.  

(2) Hikmat kedagingan memang menanti-nantikan waktu Tuhan  

untuk menunjukkan rahmat-Nya, namun  hikmat itu pula 

mengeluarkan kita dari jalan Tuhan .  

(3) Hal ini secara membahagiakan bisa dicegah jika kita mau 

meminta nasihat dari Tuhan  melalui firman dan doa, sebe-

lum kita mengusahakan apa yang penting dan mencuriga-

kan. Abram alpa akan hal ini. Ia menikah tanpa seizin 

Tuhan . Ajakan ini bukan datang dari Dia yang memanggilnya. 

Hagar Memandang Rendah Sarai 

(16:4-6) 

4 Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. saat  

Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyo-

nyanya itu. 5 Lalu berkatalah Sarai kepada Abram:  Penghinaan yang ku-

derita ini yaitu  tanggung jawabmu; akulah yang memberi  hambaku ke 

pangkuanmu, namun  baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia meman-

dang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan 

engkau.” 6 Kata Abram kepada Sarai:  Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; 

perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Lalu Sarai menindas 

Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.  

Di sini kita mendapati dampak-dampak buruk yang langsung timbul 

dari pernikahan Abram yang tidak membahagiakan dengan Hagar. 

Kejahatan besar cepat dihasilkannya. jika  kita tidak berbuat baik, 

maka baik dosa maupun permasalahan mengintip di depan pintu. 

Dan kita sendirilah yang harus dipersalahkan atas rasa bersalah dan 

kesedihan yang mengikuti kita saat  kita keluar dari jalan kewajiban 

kita. Lihatlah hal tersebut dalam cerita ini.  

I.   Sarai direndahkan, dan sebab  diperlakukan demikian ia terpan-

cing amarahnya (ay. 4). Begitu Hagar tahu bahwa ia sedang me-

ngandung anak tuannya, ia langsung memandang rendah nyo-

nyanya, mungkin mencelanya sebab  ia mandul, menghina dia, 

supaya ia gusar (seperti dalam 1Sam. 1:6). Ia membanggakan diri 

bahwa dialah yang mungkin akan membawakan ahli waris bagi 

Abram, bagi tanah yang baik itu, dan bagi janji Tuhan . Sekarang ia 

memandang dirinya sebagai perempuan yang lebih baik dibandingkan 

Sarai, lebih dikasihi oleh Sorga, dan ada kemungkinan lebih disa-

Kitab Kejadian 16:4-6 

 369 

yangi oleh Abram. Oleh sebab itu, ia tidak lagi mau tunduk seperti 

sebelum-sebelumnya. Perhatikanlah,  

1.  Jiwa yang hina dan rendah, jika  disayangi dan diangkat 

entah oleh Tuhan  atau manusia, cenderung menjadi tinggi hati 

dan kurang ajar, dan melupakan tempat serta asal-usulnya 

(Ams. 29:21; 30:21-23). Memang susah menyandang kehor-

matan dengan benar.  

2.  Wajar saja bila kita dibuat menderita oleh orang-orang yang 

sudah kita manjakan secara berdosa. Sungguh benarlah Tuhan  

dalam menjadikan orang sebagai alat permasalahan kita apa-

bila kita sudah menjadikannya alat dosa kita, dan dalam men-

jerat kita dalam rancangan-rancangan jahat kita sendiri. Batu 

akan berbalik menimpa tuan yang melemparkannya.  

II.  Abram dipusingkan dengan omelan Sarai, dan tidak bisa tenang 

selagi Sarai kesal. Sarai menegurnya dengan keras, dan secara 

tidak adil mempersalahkan dia atas luka hati yang dideritanya 

(ay. 5): Penghinaan yang kuderita ini yaitu  tanggung jawabmu. 

Dengan kecemburuan yang sangat tidak masuk akal ia curiga 

bahwa Abram membiarkan Hagar bersikap kurang ajar seperti itu. 

Sarai tidak mau mendengarkan apa yang ingin dikatakan Abram 

untuk meluruskan kesalahan itu dan membela diri, lantas Sarai 

dengan gegabah berseru kepada Tuhan  untuk membela perka-

ranya: TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan eng-

kau. Seolah-olah Abram sudah menolak untuk membela perkara-

nya. Demikianlah Sarai, dalam amarahnya, berbicara seperti pe-

rempuan gila. Perhatikanlah,  

1.  Orang yang lekas marah sering kali bersalah atas kekonyolan 

ini, bahwa mereka bertengkar dengan orang lain atas apa yang 

sebenarnya merupakan kesalahan mereka sendiri. Seharusnya 

tidak ada yang bisa dilakukan Sarai selain mengakui bahwa ia 

sudah memberi  hambanya kepada Abram, namun ia ma-

lah berteriak, penghinaan yang kuderita ini yaitu  tanggung ja-

wabmu. Padahal seharusnya ia berkata, betapa bodohnya aku 

berbuat begitu! Apa yang didorong oleh keangkuhan dan ke-

marahan tidak akan pernah dikatakan dengan bijak. jika  

amarah bertakhta, hilanglah akal budi, dan akal budi itu tidak 

akan terdengar ataupun terucapkan.   


 370

2.  Tidak selalu benar orang-orang yang berseru kepada Tuhan  de-

ngan suara paling keras dan gigih. Kutuk-kutuk yang diucap-

kan dengan gegabah dan berani biasanya merupakan bukti 

dari kebersalahan dan perkara yang buruk. 

III. Hagar menderita, dan diusir dari rumah (ay. 6). Amatilah, 

1. Kelembutan Abram membuatnya menyerahkan persoalan ten-

tang hamba perempuan itu kepada Sarai, yang wilayah kerja-

nya memang untuk mengatur urusan rumah tangga bagian 

itu: Hambamu itu di bawah kekuasaanmu. Meskipun Hagar 

yaitu  istrinya, Abram tidak akan menyokong atau melindungi 

dia dalam hal apa saja yang dia lakukan yang tidak meng-

hormati Sarai, yang masih disayangi oleh Abram seperti sebe-

lum-sebelumnya. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin men-

jaga perdamaian dan kasih harus membalas tuduhan-tuduhan 

kasar dengan jawaban-jawaban lembut. Suami istri khususnya 

harus sepakat dan berusaha untuk tidak saling marah. Kesa-

baran mencegah kesalahan-kesalahan besar. Lihat juga Amsal 

15:1.  

2.  Amarah Sarai akan dibalaskan kepada Hagar: Sarai menindas 

Hagar, bukan hanya dengan membatasi dia hanya pada tem-

pat dan pekerjaannya seperti biasa sebagai seorang hamba, 

melainkan juga mungkin dengan membuatnya bekerja lebih 

keras. Perhatikanlah, Tuhan  memperhatikan dan tidak berke-

nan pada kesusahan-kesusahan yang ditimpakan secara tidak 

masuk akal oleh tuan-tuan yang kasar kepada hamba-hamba 

mereka. Mereka harus menahan diri untuk tidak menyusah-

kan, dengan pemikiran Ayub, Bukankah Ia yang membuat aku 

dalam kandungan membuat orang itu juga? (Ayb. 31:15).  

3. Keangkuhan Hagar tidak dapat menanggung perlakuan itu, 

sebab  jiwanya yang sudah meninggi tidak bisa lagi sabar ter-

hadap teguran: Ia lari meninggalkannya. Ia tidak hanya meng-

hindari murka Sarai untuk saat ini, seperti yang diperbuat Daud 

terhadap murka Saul, namun  juga betul-betul tidak lagi me-

layaninya, dan melarikan diri dari rumah itu, dengan melupakan, 

(1) Kesalahan apa yang telah diperbuatnya dengan melarikan 

diri terhadap nyonyanya, yang memilikinya sebagai seorang 

hamba, dan kepada tuannya, yang isterinya yaitu  nyo-

Kitab Kejadian 16:7-9 

 371 

nyanya itu. Perhatikanlah, keangkuhan hampir tidak dapat 

dikekang oleh ikatan kewajiban apa pun, bahkan, oleh ba-

nyak ikatan kewajiban sekalipun.  

(2) Bahwa ia sendirilah yang pertama-tama memancing ama-

rah, dengan merendahkan nyonyanya. Perhatikanlah, orang-

orang yang menderita sebab  kesalahan mereka sendiri ha-

ruslah menanggung penderitaan mereka dengan sabar 

(1Ptr. 2:20).  

Malaikat TUHAN Menjumpai Hagar 

(16:7-9) 

7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gu-

run, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. 8 Katanya:  Hagar, hamba Sarai, 

dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?” Jawabnya:  Aku lari 

meninggalkan Sarai, nyonyaku.” 9 Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: 

"Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah ke-

kuasaannya.” 

Inilah kali pertama dalam Kitab Suci disebutkan tentang penampak-

an seorang malaikat. Hagar yaitu  pelambang hukum Taurat, yang 

disampaikan oleh malaikat-malaikat. namun  dunia yang akan datang 

tidak ditaklukkan kepada mereka (Ibr. 2:5). Amatilah,  

I.  Bagaimana malaikat itu mencegat dia dalam pelariannya (ay. 7). 

Tampaknya, ia sedang berjalan menuju negerinya sendiri. Sebab, 

ia sedang dalam perjalanan menuju Syur, yang terletak di jalan ke 

arah Mesir. Baiklah sekiranya kalau penderitaan-penderitaan kita 

membuat kita berpikir tentang rumah kita, negeri yang lebih baik 

itu. namun  Hagar sekarang sedang berjalan keluar jalur, keluar 

dari jalan kewajibannya, dan tersesat semakin jauh, saat  malai-

kat itu mendapatinya. Perhatikanlah,  

1.  yaitu  rahmat yang besar jika  kita dihentikan di jalan dosa 

entah oleh hati nurani ataupun oleh Tuhan  Sang Pemelihara.  

2.  Tuhan  membiarkan orang-orang yang keluar jalur mengembara 

ke sana kemari untuk sementara waktu, supaya saat  mereka 

melihat kebodohan mereka, dan betapa mereka sudah merugi-

kan diri mereka sendiri, hati mereka akan lebih condong un-

tuk kembali. Hagar tidak dihentikan sampai ia berada di pa-

dang gurun, duduk, agak kelelahan, dan dibuat senang de-


 372

ngan air jernih untuk menyegarkannya. Tuhan  membawa kita 

ke padang gurun, dan di sana Ia menjumpai kita (Hos. 2:13).   

II.   Bagaimana malaikat itu menyelidiki Hagar (ay. 8). Amatilah,  

1.  Ia memanggilnya Hagar, hamba Sarai,  

(1) Sebagai teguran atas kesombongannya. Meskipun ia istri 

Abram, dan, sebagai istrinya, wajib untuk kembali, namun 

malaikat itu memanggilnya hamba Sarai, untuk merendah-

kan hatinya. Perhatikanlah, meskipun tata krama mengajar 

kita untuk memanggil orang lain dengan sebutan mereka 

yang tertinggi, namun kerendahan hati dan hikmat meng-

ajar kita untuk memanggil diri kita sendiri dengan sebutan 

yang terendah.  

(2) Sebagai teguran atas kepergiannya. Hamba Sarai seharus-

nya berada di kemah Sarai, dan tidak mengembara di pa-

dang gurun serta luntang-lantung di dekat mata air. Perhati-

kanlah, sering kali baik bagi kita untuk mengingat kembali 

tempat dan kedudukan kita. Lihat Pengkhotbah 10:4 

2. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sang malaikat kepada-

nya sangat pantas dan sesuai dengan masalahnya.  

(1) Dari manakah datangmu? Pertimbangkanlah bahwa engkau 

sedang melarikan diri baik dari kewajiban yang mengikat-

mu maupun dari hak-hak istimewa yang dengannya eng-

kau diberkati di kemah Abram.” Perhatikanlah, yaitu  ke-

untungan besar bila kita hidup dalam sebuah keluarga yang 

taat beragama, yang harus dipertimbangkan oleh orang-

orang yang mendapat keuntungan itu. Namun sering kali 

orang ingin lekas meninggalkannya setiap kali ada godaan 

sedikit saja.  

(2)  Ke manakah pergimu? Engkau sedang melarikan diri me-

nuju dosa, di Mesir” (jika ia kembali kepada orang-orang 

itu, maka itu berarti ia akan kembali kepada ilah-ilah me-

reka),  dan menuju bahaya, di padang gurun,” yang melalui-

nya ia harus menempuh perjalanan (Ul. 8:15). Perhatikan-

lah, baiklah sekiranya bila orang-orang yang meninggalkan 

Tuhan  dan kewajiban mereka mengingat bukan hanya dari 

mana mereka jatuh, melainkan juga ke mana mereka jatuh.

Kitab Kejadian 16:10-14 

 373 

 Lihat Yeremia 2:18, apakah untungmu pergi ke Mesir (ber-

sama Hagar)? (Yoh. 6:68). 

3.  Jawabannya jujur, dan merupakan pengakuan yang benar: 

Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku. Dalam hal ini, 

(1) Ia mengakui kesalahannya dalam melarikan diri dari nyo-

nyanya, namun,  

(2) Ia membuat dalih, bahwa ia lari dari hadapan (KJV), dari 

amarah, nyonyanya. Perhatikanlah, anak-anak dan hamba-

hamba harus diperlakukan dengan lemah lembut, sebab 

kalau tidak, kita memancing mereka untuk menempuh ja-

lan-jalan yang tidak menurut aturan, dan dengan demikian 

menjadi kaki tangan bagi dosa-dosa mereka, yang akan me-

nuduh kita bersalah, meskipun itu tidak akan membenar-

kan mereka. 

4.  Bagaimana ia menyuruhnya untuk kembali, dengan nasihat 

yang sesuai dan penuh belas kasihan:  Kembalilah kepada 

nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaan-

nya (ay. 9, KJV: Kembalilah kepada nyonyamu, dan tundukkan-

lah dirimu di bawah tangannya – pen.). Pulanglah, dan rendah-

kanlah dirimu atas kesalahan yang sudah engkau perbuat, dan 

mintalah ampun, dan bertekadlah bahwa di masa depan engkau 

akan bersikap lebih baik.” Malaikat itu tidak ragu bahwa Hagar 

pasti akan disambut, meskipun tidak tampak bahwa Abram pergi 

mencarinya. Perhatikanlah, orang-orang yang sudah pergi jauh 

meninggalkan tempat dan kewajiban mereka, jika  mereka 

diyakinkan akan kesalahan mereka, harus bergegas kembali 

dan memperbarui diri, betapapun mematikannya kesalahan itu.   

Janji mengenai Ismael  

(16:10-14)  

10 Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:  Aku akan membuat sangat 

banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung sebab  banyaknya.” 11 

Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya:  Engkau mengandung dan 

akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab 

TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. 12 Seorang laki-laki 

yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya 

akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, 

dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” 13 Ke-

mudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu 

dengan sebutan:  Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya:  Bukankah di sini ku-


 374

lihat Dia yang telah melihat aku?” 14 Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: 

sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered. 

Kita dapat menduga bahwa sebab  sang malaikat sudah memberi 

Hagar nasihat yang baik itu (ay. 9) untuk kembali kepada nyonyanya, 

maka ia langsung berjanji untuk melakukannya, dan melangkahkan 

kakinya menuju rumah. sesudah  itu sang malaikat terus mendorong 

dia dengan jaminan bahwa Tuhan  menaruh belas kasihan kepadanya 

dan keturunannya. Sebab, Tuhan  akan menjumpai dengan belas kasih-

an orang-orang yang kembali pada kewajiban mereka. Aku berkata: 

 Aku akan mengaku,” dan Engkau mengampuni (Mzm. 32:5). Inilah,  

I.   Sebuah nubuatan tentang keturunannya diberikan kepada dia 

bagi penghiburannya dalam kesusahannya sekarang. Keadaannya 

diperhatikan: Sesungguhnya, engkau mengandung. sebab  itu 

tidaklah pantas bagimu berada di tempat ini. Perhatikanlah, 

sungguh suatu penghiburan yang besar bagi perempuan-perem-

puan yang sedang mengandung untuk berpikir bahwa mereka 

berada dalam pengawasan dan perhatian khusus dari Tuhan  Sang 

Pemelihara. Tuhan  dengan penuh rahmat mempertimbangkan ke-

adaan mereka dan menyesuaikan dukungan-dukungan untuk itu. 

Sekarang,  

1. Sang malaikat meyakinkan dia bahwa ia akan melahirkan 

dengan aman, dan ia akan melahirkan seorang anak laki-laki, 

yang diinginkan oleh Abram. Ketakutan dan pengembaraannya 

ini dapat menghancurkan harapannya akan seorang keturun-

an. namun  Tuhan  tidak memperlakukan dia sesuai dengan ke-

bodohannya: Engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki. 

Ia melahirkan anaknya dengan selamat, bukan hanya sebab  

pemeliharaan Tuhan , melainkan juga sebab  janji-Nya. 

2. Malaikat itu menamai anaknya, yang merupakan suatu kehor-

matan baik bagi dia maupun bagi anaknya: Namailah dia 

Ismael, Tuhan  akan mendengarkan. Dan alasannya yaitu , ka-

rena Tuhan sudah mendengar. Ia sudah, dan oleh sebab itu Ia 

akan mendengar. Perhatikanlah, pengalaman yang sudah kita 

miliki akan kebaikan Tuhan  yang datang tepat pada waktunya 

saat kita sedang susah akan mendorong kita untuk mengha-

rapkan pertolongan serupa dalam kesusahan-kesusahan seru-

pa (Mzm. 10:17). Ia telah mendengar tentang penindasan atas-

mu (ay. 11). Perhatikanlah, sekalipun hanya terdengar seruan 

Kitab Kejadian 16:10-14 

 375 

ibadah yang samar-samar, Tuhan  yang berbelas kasihan ka-

dang-kadang dengan penuh rahmat mendengar seruan pen-

deritaan. Air mata berbicara sama baiknya seperti doa. Hal ini 

memberi  penghiburan bagi orang-orang yang menderita, 

bahwa Tuhan  tidak saja melihat apa penderitaan-penderitaan 

mereka, namun  juga mendengar apa yang mereka katakan. 

Perhatikanlah, selanjutnya, pertolongan-pertolongan yang da-

tang pada waktunya dalam masa kesusahan, haruslah selalu 

diingat dengan rasa syukur kepada Tuhan . Dalam waktu seperti 

itu, dalam kesesakan seperti itu, TUHAN mendengar suara pe-

nindasan terhadap aku, dan menolongku. Lihat Ulangan 26:7; 

Mazmur 31:23.  

3. Malaikat itu menjanjikan kepadanya keturunan yang sangat 

banyak (ay. 10): Aku akan membuat sangat banyak keturunan-

mu. Dalam bahasa Ibrani, melipatgandakan, Aku akan melipat-

gandakannya, maksudnya, melipatgandakannya di sepanjang 

zaman, sehingga terus melangsungkannya. Menurut anggap-

an, bangsa Turki sekarang ini yaitu  keturunan Ismael. Dan 

mereka yaitu  bangsa yang besar. Hal ini sesuai dengan janji 

yang dibuat bagi Abram: Aku akan menjadikan keturunanmu 

seperti debu tanah banyaknya (13:16). Perhatikanlah, banyak 

orang yang merupakan anak-anak dari orangtua yang saleh, 

sebab  orangtua mereka itu, mendapat bagian yang sangat 

besar dari berkat-berkat lahiriah secara umum, meskipun, se-

perti Ismael, mereka tidak terikat dalam kovenan. Banyak yang 

dilipatgandakan, namun  tidak dikuduskan.  

4.  Ia menggambarkan sifat anak yang akan dikandungnya, yang, 

bagaimanapun itu mungkin tampak bagi kita, baginya mung-

kin sangat tidak menyenangkan (ay. 12): Seorang laki-laki yang 

lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu (begitu-

lah kata yang digunakan), kasar, berani, dan tidak gentar ter-

hadap siapa pun. Tidak jinak, sering kali susah diatur, dan 

tidak sabar jika harus melayani dan dikekang. Perhatikanlah, 

anak-anak dari hamba perempuan, yang berada di luar ko-

venan dengan Tuhan , yaitu , begitu mereka lahir, seperti anak 

keledai liar. Anugerahlah yang menjinakkan orang, membuat-

nya beradab, bijak, dan bermanfaat. Sudah dinubuatkan,  

(1) Bahwa ia akan hidup dalam perselisihan, dan keadaan ber-

perang: tangannya akan melawan tiap-tiap orang. Inilah 


 376

dosanya. Dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia. 

Inilah penghukumannya. Perhatikanlah, orang-orang yang 

jiwanya resah biasanya hidupnya bermasalah. Orang-orang 

yang suka memancing amarah, menjengkelkan, dan me-

nyakiti orang lain harus bersiap-siap untuk dibalas sesuai 

dengan kelakuan mereka sendiri. Siapa yang tangan dan 

lidahnya melawan tiap-tiap orang akan mendapati tangan 

dan lidah tiap-tiap orang melawan dia, dan ia tidak mem-

punyai alasan untuk mengeluhkannya. Namun,  

(2) Bahwa anak itu akan hidup dengan aman, dan memperta-

hankan miliknya sendiri melawan seluruh dunia: Di tempat 

kediamannya ia akan menentang semua saudaranya (KJV: 

Ia akan menetap di hadapan semua saudaranya – pen.). 

Meskipun diancam dan dihina oleh semua tetangganya, ia 

akan tetap berdiri tegak, dan demi Abram, lebih dibandingkan 

demi dirinya sendiri, ia akan mampu memenangkan per-

karanya melawan mereka. Selaras dengan itu kita mem-

baca (25:18), bahwa ia meninggal, sama seperti ia hidup, 

dengan menetap berhadapan dengan semua saudaranya. 

Perhatikanlah, banyak orang yang sangat rentan terhadap 

bahaya sebab  kelalaian mereka sendiri namun secara 

ajaib dijaga oleh Tuhan  Sang Pemelihara. Jadi betapa Tuhan  

jauh lebih baik bagi mereka melebihi apa yang pantas me-

reka dapatkan, sementara mereka tidak saja menyia-nyia-

kan hidup mereka dengan dosa, namun  juga membahaya-

kannya.   

II.  Permenungan Hagar yang saleh atas penampakan Tuhan  yang 

penuh rahmat ini kepadanya (ay. 13-14). Amatilah apa yang di-

katakannya, 

1. Kekagumannya yang tinggi akan kemahatahuan dan peme-

liharaan Tuhan , dengan menerapkannya pada dirinya sendiri: 

Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu, 

maksudnya, demikianlah ia membuat pengakuan akan nama-

Nya, dan hal ini dikatakannya untuk memuji-Nya,  Engkaulah 

El-Roi”: ini harus menjadi, baginya, nama Tuhan  untuk selama-

lamanya. Inilah kenangan akan Dia, yang dengannya Hagar 

akan mengenal dan mengingat Dia seumur hidup, Engkaulah 

Tuhan  yang melihat aku. Perhatikanlah,  

Kitab Kejadian 16:10-14 

 377 

(1) Tuhan  yang dengan-Nya kita harus berurusan yaitu  Tuhan  

yang melihat, Tuhan  yang mahamelihat. Sebagaimana orang-

orang zaman dulu mengungkapkannya, Tuhan  itu mata se-

muanya.  

(2) Kita harus mengakui ini dengan menerapkannya pada diri 

kita sendiri. Dia yang melihat semuanya melihat aku, se-

perti Daud  (Mzm. 139:1), TUHAN, Engkau menyelidiki dan 

mengenal aku.  

(3) Perhatian kepada Tuhan  yang dilandasi rasa percaya kepa-

da-Nya, sebagai Tuhan  yang melihat kita, akan sangat ber-

guna bagi kita saat  kita kembali kepada-Nya. Perkataan 

ini pantas bagi orang yang bertobat:  

[1]  Engkau melihat dosa dan kebodohanku.” Aku telah ber-

dosa di hadapan-Mu, ujar si anak hilang. Berdosa dalam 

pandangan-Mu, ujar Daud.  

[2]  Engkau melihat dukacita dan penderitaanku.” Inilah 

yang terutama dirujuk Hagar. Walaupun kita men-

datangkan kesusahan sebab  kebodohan kita sendiri, 

Tuhan  tetap tidak meninggalkan kita.  

[3]  Engkau melihat kejujuran dan kesungguhan dari kepu-

langan dan pertobatanku. Engkau melihat segala duka-

citaku yang tersembunyi sebab  dosa, dan permohon-

an-permohonanku yang diam-diam kepada-Mu.”  

[4]   Engkau melihat aku, bila dalam hal apa saja aku pergi 

meninggalkan-Mu” (Mzm. 44:21-22). Pemikiran ini ha-

ruslah selalu menahan kita untuk berbuat dosa dan 

menggugah kita untuk melakukan kewajiban: Engkau-

lah Tuhan  yang melihat aku. 

2.  Rasa kagumnya yang rendah hati terhadap kebaikan Tuhan  ke-

padanya:  Bukankah di sini juga sudah kuperhatikan Dia yang 

melihat aku (KJV). Bukankah di sini kulihat bagian belakang 

dari Dia yang melihat aku?” Begitulah pernyataan itu bisa di-

baca, sebab kata yang digunakan di sini sangat serupa dengan 

kata yang digunakan dalam Keluaran 33:23. Ia tidak melihat 

muka dengan muka, melainkan seperti melihat dalam cermin 

suatu gambaran yang samar-samar (1Kor. 13:12). Mungkin ia 

tidak tahu siapa yang berbicara dengannya, sampai kemudian 

malaikat itu pergi (seperti dalam Hak. 6:21-22; 13:21), dan ke-


 378

mudian ia memperhatikannya, dengan permenungan seperti 

yang dilakukan kedua murid Kristus (Luk. 34:31-32). Atau, bu-

kankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku? Perhatikanlah,  

(1) Persekutuan yang dimiliki oleh jiwa-jiwa yang kudus de-

ngan Tuhan  dilandasi oleh pandangan mata iman mereka 

kepada-Nya, sebagai Tuhan  yang mempunyai mata kebaikan 

terhadap mereka. Hubungan itu dijaga dengan mata. 

(2) Hak istimewa dari persekutuan kita dengan Tuhan  haruslah 

dipandang dengan rasa takjub dan kagum,  

[1] Dengan menimbang siapa diri kita yang diperbolehkan 

menerima kebaikan ini.  Pantaskah aku? Aku yang 

begitu hina ini, aku yang begitu keji ini?” (2Sam. 7:18).  

[2] Dengan menimbang tempat di mana kita diberi kebaik-

an seperti itu:  di sini juga? Bukan hanya di kemah 

Abram dan di mezbahnya, namun  di sini juga, di padang 

gurun ini? Di sini, di mana aku tidak pernah meng-

harapkannya, di mana aku berada di luar jalan kewajib-

anku? Tuhan, apakah sebabnya?” (Yoh. 14:22). Sebagi-

an orang melihat jawaban untuk pertanyaan ini sebagai 

pertanyaan negatif, dan dengan demikian memandang-

nya sebagai permenungan seorang yang bertobat:  Apa-

kah di sini juga, dalam kesusahan dan penderitaanku, 

aku sudah memperhatikan Tuhan ? Tidak, aku tidak per-

nah peduli dan memikirkan Dia selama ini. namun , wa-

laupun begitu Ia telah melawat dan memedulikan aku.” 

Sebab begitulah, Tuhan  sering kali mendahului kita 

dengan kebaikan-kebaikan-Nya, dan ditemukan oleh 

orang yang tidak mencari-Nya (Yes. 65:1). 

III. Nama yang diberikan kepada tempat itu oleh permenungan ini: 

Sumur Lahai-Roi, sumur Dia yang hidup dan melihat aku (ay. 14). 

Ada kemungkinan bahwa Hagarlah yang memberi  nama ini 

kepadanya, dan nama itu dipertahankan lama sesudah itu, in 

perpetuam rei memoriam – sebagai kenangan abadi untuk peris-

tiwa ini. Ini yaitu  tempat di mana Tuhan  yang mahamulia me-

nyatakan perhatian dan kepedulian-Nya yang khusus terhadap 

perempuan malang yang sedang kesusahan. Perhatikanlah, 

Kitab Kejadian 16:15-16 

 379 

1. Dia yang mahamelihat juga selalu  hidup. Ia hidup dan 

melihat kita.  

2.  Orang-orang yang dengan penuh rahmat diperbolehkan untuk 

bersekutu dengan Tuhan , dan menerima penghiburan-peng-

hiburan pada waktunya dari Dia, harus memberi tahu orang 

lain apa yang telah diperbuat-Nya bagi jiwa mereka, agar orang 

lain juga bisa terdorong untuk mencari-Nya dan percaya ke-

pada-Nya.  

3.  Berbagai pengungkapan Tuhan  yang penuh rahmat akan diri-

Nya kepada kita haruslah kita kenang untuk selama-lamanya, 

dan tidak pernah boleh kita lupakan.

Kelahiran Ismael  

(16:15-16)  

15 Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram 

menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. 16 Abram berumur delapan

puluh enam tahun, saat  Hagar melahirkan Ismael baginya. 

Di sini dapat dianggap benar begitu saja, meskipun tidak dicatat 

dengan jelas, bahwa Hagar berbuat seperti yang diperintahkan sang 

malaikat kepadanya, yaitu kembali kepada nyonyanya dan menun-

dukkan diri kepadanya. Dan kemudian, saat  tiba waktunya, ia me-

lahirkan anaknya. Perhatikanlah, orang-orang yang mematuhi perin-

tah-perintah ilahi akan mendapatkan penghiburan dari janji-janji 

ilahi. Ini yaitu  anak dari perempuan hamba yang diperanakkan 

menurut daging (Gal. 4:23), yang mewakili orang-orang Yahudi yang 

tidak percaya (ay. 25). Perhatikanlah,  

1.  Banyak orang yang bisa menyebut Abraham sebagai bapa mereka 

namun diperanakkan menurut daging (Mat. 3:9). 

2.  Keturunan daging di dalam jemaat lebih cepat dilahirkan dibandingkan 

keturunan rohani. Lebih mudah mengajak orang untuk menerima 

rupa luar kesalehan dibandingkan untuk menundukkan diri pada kua-

sa kesalehan itu. 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 17   

asal ini berisi butir-butir persetujuan yang disepakati dan dipu-

tuskan antara Yehovah yang agung, Bapa yang penuh belas ka-

sihan, pada satu pihak, dan Abram yang saleh, bapa orang beriman, 

pada lain pihak. Itulah sebabnya Abram disebut  sahabat Tuhan ,” 

bukan saja sebab  ia orang yang diajak-Nya berunding, namun  juga 

sebab  ia orang yang diajak-Nya mengikat kovenan. Kedua rahasia 

tentang ini ada pada dia. Sebelumnya ada disebutkan tentang kove-

nan ini (15:18), namun  di sini kovenan itu secara khusus dirancang, 

dan dituangkan dalam bentuk kovenan, agar Abram mendapat peng-

hiburan yang meneguhkan. Inilah,  

I.   Keadaan-keadaan yang melingkupi pembuatan kovenan ini, 

waktu dan kejadiannya (ay. 1), dan sikap tubuh Abram (ay. 3).  

II. Kovenan itu sendiri. Cakupannya secara umum (ay. 1) dan, 

sesudah itu, perinciannya.  

1.  Bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa (ay. 4, 6), 

dan, sebagai pertanda untuk ini, namanya diubah (ay. 5).  

2. Bahwa Tuhan  akan menjadi Tuhan  baginya dan bagi ke-

turunannya, dan akan memberi  kepada mereka tanah 

Kanaan (ay. 7-8). Dan meterai untuk kovenan bagian ini 

yaitu  sunat (ay. 9-14).   

3.  Bahwa ia akan mempunyai seorang anak laki-laki dari 

Sarai, dan, sebagai pertanda untuk itu, nama Sarai diubah 

(ay. 15-16). Janji ini diterima Abram (ay. 17), dan perminta-

annya untuk Ismael (ay. 18) dikabulkan, secara berlimpah 

bagi kepuasannya (ay. 19-22).  

III. Sunat yang dijalankan Abram dan keluarganya, sesuai de-

ngan ketetapan Tuhan  (ay. 23, dst.).  


 382

Tuhan  Melawat Abram 

(17:1-3)  

1 saat  Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN me-

nampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya:  Akulah Tuhan  Yang 

Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. 2 Aku akan meng-

adakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau 

sangat banyak.” 3 Lalu sujudlah Abram, dan Tuhan  berfirman kepadanya:  

Inilah,  

I.   Waktu saat  Tuhan  mengadakan lawatan yang penuh rahmat ini 

kepada Abram: saat  ia berumur sembilan puluh sembilan tahun, 

tiga belas tahun penuh sesudah  kelahiran Ismael.  

1. Kelihatannya begitu lama sejak penampakan-penampakan 

Tuhan  yang luar biasa kepada Abram berselang. Dan selama itu 

semua persekutuan yang dimilikinya dengan Tuhan  hanyalah 

melalui cara biasa berupa ketetapan-ketetapan ibadah dan pe-

meliharaan-pemeliharaan ilahi. Perhatikanlah, sebagian peng-

hiburan yang khusus tidak datang seperti makanan sehari-

hari. Tidak, bahkan untuk orang-orang kudus yang terbaik 

sekalipun, namun  mereka diberi penghiburan-penghiburan itu 

secara berselang. Di seberang sorga sini mereka diberi makan-

an yang cukup, dan bukan pesta yang berkelanjutan.  

2.  Begitu lama janji tentang Ishak ditunda.  

(1) Mungkin untuk menegur tindakan Abram yang terlalu ter-

buru-buru menikahi Hagar. Perhatikanlah, penghiburan-

penghiburan yang kita harap-harapkan secara berdosa su-

dah sewajarnya ditunda.  

(2) Supaya sebab  Abram dan Sarai sudah sangat renta, maka 

kuasa Tuhan , dalam hal ini, bisa lebih diagungkan, dan iman 

mereka lebih diuji. Lihat Ulangan 32:36; Yohanes 11:6, 15.  

(3) Agar anak yang begitu lama dinanti-nantikan itu boleh men-

jadi Ishak, anak laki-laki yang sesungguhnya (Yes. 54:1). 

II. Cara Tuhan  membuat kovenan ini dengan Abram: TUHAN menam-

pakkan diri kepada Abram, dalam shekinah, semacam penampak-

an langsung dari hadirat Tuhan  yang mulia kepadanya. Perhatikan-

lah, Tuhan  pertama-tama menyatakan diri-Nya kepada kita, dan 

membiarkan kita melihat Dia dengan iman, lalu mengikat kita ke 

dalam kovenan dengan-Nya.  

Kitab Kejadian 17:1-3 

 383 

III. Sikap tubuh Abram dalam kesempatan ini: Sujudlah Abram se-

mentara Tuhan  berfirman kepadanya (ay. 3).  

1.  Sebagai orang yang diliputi oleh kemilau kemuliaan ilahi, dan 

yang tidak tahan memandangnya, meskipun ia sudah me-

lihatnya beberapa kali sebelumnya. Daniel dan Yohanes pun 

berbuat serupa, walaupun mereka juga sudah terbiasa dengan 

penglihatan-penglihatan akan Yang Mahakuasa (Dan. 8:17; 

10:9, 15; Why. 1:17). Atau,  

2. Sebagai orang yang malu pada dirinya sendiri, dan yang 

mukanya merah padam memikirkan kehormatan-kehormatan 

yang diberikan kepada seseorang yang begitu tidak layak. Ia 

memandang dirinya dengan kerendahan hati, dan memandang 

Tuhan  dengan hormat, dan, sebagai pertanda dari keduanya, ia 

bersujud, mengambil sikap memuja. Perhatikanlah,  

(1) Tuhan  dengan penuh rahmat merendahkan diri-Nya untuk 

berbicara dengan orang-orang yang diajak untuk mengikat 

kovenan dengan-Nya dan bersekutu dengan-Nya. Ia ber-

bicara dengan mereka melalui firman-Nya (Ams. 6:22). Ia 

berbicara dengan mereka melalui Roh-Nya (Yoh. 14:26). 

Kehormatan ini didapatkan oleh semua orang kudus-Nya.  

(2) Orang-orang yang dibawa masuk untuk bersekutu dengan 

Tuhan  itu, sudah seharusnya, bersikap sangat rendah hati 

dan sangat hormat saat  datang mendekat kepada-Nya. 

Jika kita berkata bahwa kita bersekutu dengan Dia, namun  

persekutuan yang erat itu membuat kita bersikap kurang 

ajar, maka kita menipu diri kita sendiri.  

(3) Orang-orang yang ingin menerima penghiburan dari Tuhan  ha-

rus menetapkan diri untuk memberi  kemuliaan kepada 

Tuhan  dan menyembah Dia di bawah tumpuan kaki-Nya. 

IV. Maksud umum dan ringkasan dari kovenan yang diletakkan se-

bagai dasar yang di atasnya segala hal lain dibangun. Maksud itu 

tidak lain selain kovenan anugerah yang masih dibuat dengan se-

mua orang percaya dalam Yesus Kristus (ay. 1). Amatilah di sini, 

1.  Sebagai siapa Tuhan  itu kita berharap saat  kita menemukan 

Dia: Akulah Tuhan  Yang Mahakuasa. Dengan nama inilah Ia 

lebih memilih menyatakan diri-Nya kepada Abram dibandingkan 

dengan nama TUHAN (Kel. 6:2) atau Yehovah (KJV). Ia meng-


 384

gunakannya kepada Yakub (28:3; 43:14; 48:3). Itu yaitu  

nama Tuhan  yang paling banyak digunakan di seluruh Kitab 

Ayub, setidak-tidaknya dalam percakapan-percakapan dalam 

kitab itu. sesudah  Musa, nama Yehovah lebih sering diguna-

kan, dan nama ini, El-shaddai, sangat jarang. Nama itu me-

nunjukkan kekuatan Tuhan  yang mahakuasa, entah,  

(1) Sebagai Penuntut balas, dari sdh  Ia menghancurkan,” begitu 

menurut sebagian orang. Mereka berpendapat bahwa Tuhan  

mengambil gelar ini berdasarkan kehancuran dunia lama. 

Hal ini didukung oleh Yesaya 13:6 dan Yoel 1:15. Atau,  

(2)  Sebagai Pemberi yang murah hati, s untuk kata asr  yang” 

dan dy  mencukupi.” Ia yaitu  Tuhan  yang mencukupi. 

Atau, sebagaimana yang tertulis dalam terjemahan bahasa 

Inggris lama dengan penuh makna, Akulah Tuhan  yang ma-

hamencukupi. Perhatikanlah, Tuhan  yang dengan-Nya kita 

harus berurusan yaitu  Tuhan  yang mencukupi.  

[1] Ia mencukupi pada diri-Nya. Ia yaitu  diri yang maha-

mencukupi dengan sendirinya. Ia memiliki segalanya, 

dan tidak memerlukan apa pun.  

[2] Ia mencukupi bagi kita, jika kita terikat kovenan dengan-

Nya: kita mempunyai segalanya di dalam Dia, dan kita 

mempunyai apa yang cukup di dalam Dia, cukup untuk 

memuaskan keinginan-keinginan kita yang terbesar, cu-

kup untuk menyediakan kekurangan dari semua hal 

lain, dan cukup untuk menjamin bagi kita kebahagiaan 

jiwa kita yang kekal. Lihat Mazmur 16:5-6; 73:25. 

2. Sebagai siapa Tuhan  menghendaki kita bagi Dia. Kovenan itu 

timbal balik: Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela, ya-

itu, lurus dan tulus hati. Sebab dalam hal inilah kovenan anu-

gerah diatur dengan baik, bahwa ketulusan hati yaitu  ke-

sempurnaan Injil kita. Amatilah, 

(1) Bahwa hidup beragama berarti hidup di hadapan Tuhan  

dalam penuh keutuhan hati. Itu berarti selalu menempat-

kan Tuhan  di depan kita, dan berpikir, berbicara, serta ber-

tindak dalam segala sesuatu seperti orang-orang yang 

selalu diawasi-Nya. Itu berarti selalu memperhatikan fir-

man-Nya sebagai pedoman kita dan kemuliaan-Nya sebagai 

tujuan kita dalam segala tindakan kita, dan selalu 

Kitab Kejadian 17:4-6 

 385 

hidup dalam takut akan Dia. Itu berarti hidup bersama Dia 

di dalam batin, dalam semua kewajiban ibadah, sebab di 

dalamnyalah secara khusus kita hidup di hadapan Tuhan  

(1Sam. 2:30), dan berserah diri sepenuhnya kepada Dia, 

dalam semua perilaku hidup yang kudus. Saya tidak me-

ngetahui adanya agama lain selain ketulusan hati.  

(2) Bahwa berjalan dengan lurus hati bersama Tuhan  merupa-

kan syarat agar kita memiliki kepentingan di dalam segala 

kecukupan-Nya. Jika kita mengabaikan Dia, atau menyem-

bunyikan sesuatu dari-Nya, maka kita kehilangan keun-

tungan dan penghiburan dari hubungan kita dengan Dia.  

(3) Perhatian yang terus-menerus terhadap kemahacukupan 

Tuhan  akan membawa dampak besar bagi kelurusan hidup 

kita bersama Dia.  

Nama Abram Menjadi Abraham 

(17:4-6) 

4  Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi 

bapa sejumlah besar bangsa. 5 sebab  itu namamu bukan lagi Abram, me-

lainkan Abraham, sebab  engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah 

besar bangsa. 6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; 

engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal 

raja-raja.  

Janji itu di sini didahului dengan ucapan yang sungguh-sungguh: 

 Dari pihak-Ku,” firman Tuhan  yang Mahabesar,  lihatlah, lihat dan 

takjublah, lihat dan yakinlah, perjanjian-Ku yaitu  dengan engkau.” 

Ini sama seperti sebelumnya (ay. 2), Aku akan mengadakan perjanji-

an-Ku. Perhatikanlah, kovenan anugerah yaitu  kovenan yang dibuat 

Tuhan  sendiri. Dan Ia bermegah dalam hal ini (dari pihak-Ku), dan kita 

pun boleh demikian. Sekarang di sini, 

I.   Dijanjikan kepada Abraham bahwa ia akan menjadi bapa sejum-

lah besar bangsa. Yakni,  

1.  Bahwa keturunannya menurut daging akan menjadi sangat 

banyak, baik melalui Ishak maupun Ismael, dan juga dalam 

keturunan Ketura. Tidak diragukan lagi bahwa sesuatu yang 

luar biasa termuat dalam janji ini, dan kita dapat menduga 

bahwa apa yang terjadi kemudian menggenapinya, bahwa su-

dah ada lebih banyak anak manusia yang diturunkan dari 


 386

Abraham dibandingkan dengan siapa saja sepanjang jarak 

waktu dari zaman Nuh, bapa leluhur yang sama, sampai ke 

zamannya.  

2.  Bahwa semua orang percaya di setiap masa harus dipandang 

sebagai keturunannya secara rohani, dan bahwa ia harus dise-

but bukan saja sebagai sahabat Tuhan  melainkan juga sebagai 

bapa orang beriman. Dalam pengertian inilah Rasul Paulus 

menuntun kita untuk memahami janji ini (Rm. 4:16-17). Dia 

yaitu  bapa dari orang-orang di segala bangsa yang dengan 

iman mengikat kovenan dengan Tuhan , dan yang (sebagaimana 

para penulis Yahudi mengungkapkannya) dikumpulkan di ba-

wah sayap Kebesaran ilahi. 

II.  Sebagai pertanda dari hal ini namanya diubah dari Abram, bapak 

yang luhur, menjadi Abraham, bapak banyak orang. Hal ini di-

lakukan,  

1.  Untuk memberi  kehormatan kepadanya. Dikatakan seba-

gai kemuliaan jemaat bahwa jemaat akan disebutkan dengan 

nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri (Yes. 

62:2). Para penguasa mengangkat derajat orang-orang ke-

sayangan mereka dengan memberi  gelar-gelar baru kepada 

mereka. Demikianlah Abraham diangkat derajatnya oleh Dia 

yang memang merupakan sumber kehormatan. Semua orang 

percaya menerima nama baru (Why. 2:17). Sebagian orang ber-

pikir bahwa kehormatan nama Abraham yang baru semakin 

bertambah dengan disisipkannya satu huruf dari nama 

Yehovah, sama seperti merupakan penghinaan bagi Yekonya 

(TB: Yekhonya) dengan dihapuskannya suku kata pertama dari 

namanya, sebab suku kata itu sama dengan suku kata per-

tama dari Nama yang suci (Yer. 22:28). Orang-orang percaya 

menerima nama dari Kristus (Ef. 3:15).  

2. Untuk mendorong dan meneguhkan iman Abraham. Selama ia 

tidak punya anak, mungkin bahkan namanya sendiri kadang-

kadang membawa kesedihan baginya: mengapa ia harus di-

sebut sebagai bapa yang luhur sementara ia bukanlah seorang 

bapa (ayah) sama sekali? namun  sebab  sekarang Tuhan  telah 

menjanjikan kepadanya keturunan yang sangat banyak, dan 

telah memberinya nama yang mempunyai arti begitu besar, 

maka nama itu menjadi sukacitanya. Perhatikanlah, Tuhan  me-

Kitab Kejadian 17:7-14 

 387 

manggil segala sesuatu yang tidak ada seperti mereka betul-

betul memang ada. Hal inilah yang dicermati Rasul Paulus 

(Rm. 4:17). Ia menyebut Abraham bapa banyak bangsa sebab  

ia akan menjadi demikian pada waktunya, meskipun sampai 

saat itu ia baru memiliki seorang anak.    

Perjanjian Sunat 

(17:7-14) 

7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunan-

mu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi 

Tuhan mu dan Tuhan  keturunanmu. 8 Kepadamu dan kepada keturunanmu 

akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh 

tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan 

Aku akan menjadi Tuhan  mereka.” 9 Lagi firman Tuhan  kepada Abraham:  Dari 

pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu 

turun-temurun. 10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian 

antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara 

kamu harus disunat; 11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan 

menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 12 Anak yang berumur dela-

pan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-

temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari 

salah seorang asing, namun  tidak termasuk keturunanmu. 13 Orang yang lahir 

di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka 

dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. 14 Dan 

orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, 

maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia 

telah mengingkari perjanjian-Ku. 

Inilah,  

I.    Kelanjutan dari kovenan itu, yang ditunjukkan dalam tiga hal:  

1.  Kovenan itu ditegakkan. Tidak boleh diubah atau dibatalkan. 

Kovenan itu ditetapkan, disahkan, dibuat menjadi seteguh se-

bagaimana kuasa dan kebenaran ilahi bisa menjadikannya.  

2. Kovenan itu diwariskan. Kovenan itu bukan dengan Abraham 

saja (seandainya demikian, kovenan itu akan mati bersama-

nya), melainkan juga dengan keturunannya sesudah  dia, bukan 

hanya keturunannya menurut daging, melainkan juga ketu-

runannya secara rohani.  

3.  Kovenan itu kekal dalam pengertian dan maksudnya menurut 

Injil. Kovenan anugerah yaitu  kekal. Kovenan itu dari kekekal-

an dalam rancangan-rancangannya, dan sampai pada kekekal-

an dalam hasil-hasilnya. Dan pelaksanaannya secara lahiriah 

diteruskan dengan dimeteraikannya kovenan itu bagi keturunan 


 388

orang-orang percaya, dan pelaksanaan secara batiniah diterus-

kan oleh keturunan dari Roh Kristus di sepanjang zaman.    

II.  Isi dari kovenan itu: itu yaitu  kovenan janji, janji-janji yang ter-

amat sangat besar dan berharga. Inilah dua di antaranya yang 

benar-benar mencukupi untuk segalanya: 

1. Bahwa Tuhan  akan menjadi Tuhan  mereka (ay. 7-8). Semua hak 

istimewa kovenan, semua sukacita dan pengharapannya, di-

ringkas dalam pernyaataan ini. Manusia tidak perlu meng-

inginkan apa-apa lagi selain hal ini untuk membuatnya baha-

gia. Seperti apa Tuhan  pada diri-Nya sendiri, akan seperti itulah 

Ia bagi umat-Nya: hikmat-Nya menjadi milik mereka, untuk 

membimbing dan menasihati mereka. Kuasa-Nya menjadi mi-

lik mereka, untuk melindungi dan menyokong mereka. Kebaik-

an-Nya menjadi milik mereka, untuk menyediakan kebutuhan 

mereka dan menghibur mereka. Apa yang bisa diharapkan 

oleh orang-orang yang menyembah Tuhan  dengan setia, semua-

nya akan mereka peroleh di dalam Tuhan  sebagai milik mereka. 

Ini sudah cukup, namun  belum seluruhnya.  

2. Bahwa Kanaan akan menjadi milik mereka untuk selama-

lamanya (ay. 8). Sebelumnya Tuhan  menjanjikan tanah ini ke-

pada Abraham dan keturunannya (15:18). namun  di sini, di 

mana tanah ini dijanjikan sebagai harta milik untuk selama-

lamanya, tentu saja hal itu harus dipandang sebagai pelam-

bang dari kebahagiaan sorga, tempat perhentian kekal yang 

tersedia bagi umat Tuhan  itu (Ibr. 4:9). Inilah negeri yang lebih 

baik yang dituju oleh Abraham itu, dan yang pemberiannya 

ikut  mencakup luasnya janji itu, bahwa Tuhan  akan menjadi 

Tuhan  mereka. Sehingga, seandainya Tuhan  tidak mempersiap-

kan dan merancangkan hal ini, Ia akan malu disebut Tuhan  

mereka (Ibr. 11:16). Seperti halnya tanah Kanaan dijamin bagi 

keturunan Abraham menurut daging, demikian pula sorga di-

jamin bagi semua keturunannya secara rohani, melalui se-

buah kovenan, yang untuk dimiliki, benar-benar untuk se-

lama-lamanya. Tawaran hidup kekal ini diajukan di dalam 

firman, dan diteguhkan melalui sakramen-sakramen, bagi se-

mua orang ada di bawah pelaksanaan lahiriah kovenan itu. 

Dan jaminannya diberikan kepada semua orang percaya (Ef. 

1:14). Kanaan di sini dikatakan sebagai negeri yang di dalam-

Kitab Kejadian 17:7-14 

 389 

nya Abraham yaitu  orang asing. Dan Kanaan sorgawi yaitu  

negeri yang untuknya kita menjadi orang-orang asing, sebab 

belum nyata apa keadaan kita kelak.  

III. Pertanda dari kovenan itu, dan itu yaitu  sunat, yang sebab nya 

kovenan itu sendiri disebut perjanjian sunat (Kis. 7:8). Di sini di-

katakan bahwa kovenan itu yaitu  kovenan yang harus dijaga 

oleh Abraham dan keturunannya, seperti salinan atau duplikat 

(ay. 9-10). Kovenan itu disebut tanda dan meterai (Rm. 4:11), 

sebab kovenan itu merupakan,  

1. Sebuah peneguhan bagi Abraham dan keturunannya akan janji-

janji yang menjadi bagian Tuhan , dengan meyakinkan mereka 

bahwa janji-janji itu akan ditepati, bahwa pada waktunya Ka-

naan akan menjadi milik mereka. Dan berlanjutnya ketetapan 

ini, sesudah  Kanaan menjadi milik mereka, menunjukkan bahwa 

janji-janji ini melihat lebih jauh kepada Kanaan yang lain, yang 

harus terus menjadi pengharapan mereka. Lihat Ibrani 4:8. 

2. Sebuah kewajiban bagi Abraham dan keturunannya untuk 

melakukan apa yang menjadi bagian mereka dalam kovenan 

itu. Ini bukan hanya kewajiban untuk menerima kovenan itu 

dan menyetujuinya, dan menanggalkan kerusakan daging 

(yang secara lebih langsung dan terutama dilambangkan oleh 

sunat), melainkan juga, secara umum, untuk mematuhi se-

mua perintah Tuhan , seperti yang mulai dari sekarang akan di-

tunjukkan dan dinyatakan kepada mereka kapan saja. Sebab 

sunat membuat orang wajib melakukan seluruh hukum Taurat 

(Gal. 5:3). Orang-orang yang ingin menjadikan Tuhan  sebagai 

Tuhan  mereka harus sepakat dan bertekad untuk menjadi umat 

bagi Dia. Nah,  

(1) Sunat yaitu  ketetapan yang berdarah. Sebab, segala se-

suatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah (Ibr. 

9:22). Lihat Keluaran 24:8. namun , sebab  darah Kristus 

sudah tercurah, maka semua ketetapan berdarah sudah di-

hapuskan sekarang. Oleh sebab itu, sunat membuka jalan 

bagi baptisan.  

(2) Sunat itu khusus bagi laki-laki, meskipun kaum perem-

puan juga termasuk dalam kovenan itu, sebab laki-laki 

yaitu  pemimpin perempuan. Dalam kerajaan kita (keraja-


 390

an Inggris di zaman penulis – pen.), sumpah setia hanya di-

tuntut dari kaum laki-laki. Sebagian orang berpikir bahwa 

hanya darah laki-laki yang tercurah dalam sunat sebab  di 

dalamnya ada pandangan yang tertuju pada Yesus Kristus 

dan darah-Nya.  

(3) Kulit khatanlah yang harus dipotong, sebab  dosa disebar-

luaskan secara turun-temurun, dan sebab  ada pandangan 

yang tertuju pada keturunan yang dijanjikan, yang akan 

datang dari keturunan Abraham. sebab  saat itu Kristus 

belum mempersembahkan diri-Nya kepada kita, Tuhan  ingin 

agar manusia mengikat kovenan dengan mempersembah-

kan satu bagian tertentu dari tubuhnya sendiri, dan tidak 

ada bagian lain yang lebih baik untuk dikorbankan. Bagian 

itu yaitu  bagian tersembunyi dari tubuh. Sebab sunat 

yang sebenarnya yaitu  sunat hati: kehormatan ini diberi-

kan Tuhan  kepada anggota yang tidak elok (1Kor. 12:23-24).  

(4) Ketetapan itu harus dilakukan pada anak-anak saat  me-

reka berumur delapan hari, dan tidak boleh lebih cepat dari 

itu, supaya mereka bisa memperoleh kekuatan, untuk da-

pat menahan rasa sakitnya, dan supaya setidak-tidaknya 

satu hari Sabat bisa mereka lewati.  

(5) Anak-anak orang asing, yang kepala rumah tangga mereka 

merupakan pemilik mereka yang sebenarnya, harus di-

sunat (ay. 12-13). Dalam hal ini orang-orang bukan-Yahudi 

diperlakukan dengan baik, sebab pada waktunya mereka 

akan dibawa masuk ke dalam keluarga Abraham, oleh 

iman. Lihat Galatia 3:14.  

(6) Ibadah untuk menjalankan ketetapan ini dituntut dengan 

ancaman hukuman yang sangat keras (ay. 14). Penghinaan 

terhadap sunat yaitu  penghinaan terhadap kovenan. Jika 

orangtua tidak menyunat anak-anak mereka, mereka sen-

dirilah yang akan terancam bahaya, seperti dalam kasus 

Musa (Kel. 4:24-25). Berkenaan dengan orang-orang yang 

tidak disunat saat  mereka masih bayi, maka, jika  

sesudah  mereka dewasa mereka tidak menjalankan ketetap-

an ini, Tuhan  pasti akan mengadakan perhitungan dengan 

mereka. Jika mereka tidak memotong kulit khatan mereka, 

Tuhan  akan memotong mereka dari umat-Nya. Sungguh ber-

Kitab Kejadian 17:15-22 

 391 

bahaya jika kita meremehkan ketetapan-ketetapan ilahi, 

dan hidup dengan mengabaikannya. 

Nama Sarai Menjadi Sara 

(17:15-22) 

15 Selanjutnya Tuhan  berfirman kepada Abraham:  Tentang isterimu Sarai, 

janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, namun  Sara, itulah namanya. 16 

Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberi  

kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, se-

hingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir 

dari padanya.” 17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata 

dalam hatinya:  Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun di-

lahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan 

puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” 18 Dan Abraham berkata kepada 

Tuhan :  Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!” 19 namun  

Tuhan  berfirman:  Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan 

anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan 

mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk 

keturunannya. 20 Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; 

ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan mem-

peranakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang 

besar. 21 namun  perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan di-

lahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.” 

22 sesudah  selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Tuhan  meninggalkan 

Abraham. 

Inilah,  

I.   Janji yang dibuat kepada Abraham tentang seorang anak laki-laki 

dari Sarai, anak yang di dalam dia janji yang dibuat kepada Abra-

ham akan digenapi, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa. 

Sebab ia juga akan menjadi ibu bangsa-bangsa; dan raja-raja 

bangsa-bangsa akan lahir dari padanya (ay. 16). Perhatikanlah,  

1.  Tuhan  mengungkapkan tujuan-tujuan dari kehendak baik-Nya 

kepada umat-Nya secara bertahap. Tuhan  telah memberi tahu 

Abraham jauh sebelumnya bahwa ia akan mempunyai anak, 

namun  baru sekarang memberi tahu dia bahwa ia akan mem-

punyai anak dari Sarai.  

2.  Berkat Tuhan menjadikan subur, dan tidak membawa serta 

kesedihan, tidak ada kesedihan seperti yang ada dalam kasus 

Hagar.  Aku akan me