nama Hagar
"untuk menjadi istrinya", dan darinya lahirlah anak laki-laki pertamanya
Ismail. Kami mengambil kisah ini tiga belas tahun kemudian.
Kejadian 17 (Versi King lames)
I Dan Ketika Abram berusia sembilan puluh sembilan tahun, Tuhan
menampakkan diri kepadanya dan berkata, Akulah Tuhan yang Maha
Kuasa; berjalanlah mengikuti Aku, dan jadilah orang yang sempurna.
2 Dan Aku akan membuat perjanjian-Ku antara Aku dan engkau, dan
memberikan kepadamu keturunan yang banyak.
3 Kemudian sujudlah Abram: dan Tuhan berkata,4 Inilah perjanjian yang Ku-buat dengan engkau: dan engkau akan
menjadi bapak banyak bangsa.
5 Oleh karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham,
6 Dan Aku akan memberikanmu banyak anak-cucu, dan di antara mereka
akan ada yang menjadi raja-raja. Keturunanmu akan begitu banyak,
sehingga mereka akan menjadi banyak bangsa.
7 Aku akan memenuhi janji-Ku kepadamu dan kepada keturunanmu,
turun-temurun, dan perjanjian itu kekal, Aku akan menjadi Tuhanmu dan
Tuhan keturunanmu.
8 Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, tanah ini,
yang engkau diami sebagai orang asing, seluruh tanah Kanaan akan
menjadi milik anak cucumu untuk selama-lamanya; dan Aku akan
menjadi Tuhan mereka.
9 Tuhan berkata kepada Abraham, Engkau pun harus setia kepada
perjanj ian-Ku, baik engkau maupun keturunanmu turun-temurun.
l0 Ini adalah perjanjian-Ku, yang harus kautaati, antara Aku dan engkau
dan keturunanmu; Setiap anak laki-laki dari keturunanmu harus disunatI I Dan engkau akan menyunat daging kulupmu; dan sunat ini akan
menjadi sebuah tanda perjanjian antara Aku dan engkau.
14 Setiap laki-laki yang tidak disunat, ruhnya akan diputus dari
masyarakatnya; karena dia telah melanggar perj anj ian-Ku.
15 Dan Tuhan berkata kepada Abraham, Mengenai Sarai istrimu, engkau
jangan lagi memanggilnya Sarai, mulai sekarang namanya Sarah.
16 Aku akan memberkatinya dan ia akan melahirkan seorang anak lakilaki yang akan Kuberikan kepadamu. Ya, aku akan memberkatinya, dan
ia akan menjadi ibu leluhur bangsa-bangsa. Di antara keturunannya akan
ada raja-raja.
l7 Lalu sujudlah Abraham, tetapi tertawa, dan berkata dalam hati, Mana
mungkin seorang laki-laki yang sudah berumur seratus tahun mendapat
anak? Mana mungkin Sarah melahirkan pada usia sembilan puluh tahun?
l8 Dan berkatalah Abraham kepada Tuhan, Sebaiknya Ismael saja yang
menjadi ahli warisku.
19 Tetapi Tuhan berkata, Tidak, Sarah istrimu akan melahirkan anak lakilaki; dan engkau akan memanggilnya Ishak: dan Aku akan setia kepada
perjanjian-Ku dengan anak itu dan dengan keturunannya untuk selamanya.
20 Tetapi Aku mengabulkan juga permohonanmu mengenai Ismael:
Karena itu dia akan Kuberkati dan Kuberi keturunan yang banyak. Ia
akan menjadi leluhur dua belas kepala suku, dan keturunannya akan
Kujadikan suatu bangsa yang besar.2l Tetapi pelanjianku akan Kuikat dengan Ishak, anakmu yang akan
dilahirkan oleh Sarah, tahun depan kira-kira pada waktu seperti ini.
22 Setelah selesai berkata begitu, Tuhan meninggalkan Abraham.
23 Pada hari itu juga, Abraham menyunatkan Ismael anaknya,dan semua
orang laki-laki dalam rumahnya, termasuk para hamba yang lahir di
dalam rumahnya, maupun yang dibelinya, sebagaimana telah diperintahkan Tuhan.
25 Dan Ismael anaknya, berumur tiga belas tahun ketika disunatkannya.
26 Abraham dan Ismael anaknya, disunat pada hari yang sama.t2'
Pembaca yang objektif akan menangkap sebuah problem dari narasi ini.
Tuhan berjanji, menegaskan, dan meyakinkan Abraham berulang-ulang mengenai pe{anjian-Nya, yar,g simbolnya adalah sunat. Sekarang, anak laki-laki
satu-satunya yang dimiliki Abraham pada waktu itu adalah Ismael, seorang
anak lakiJaki berumur tiga belas tahun, dan ayah maupun anak disunat pada
hari yang sama. Terlepas dari apakah Ismael disunatkan atau tidak, bagaimana
pun juga dia sepenuhnya disingkirkan dari perjanjian itu - dan tanpa alasan
yang bisa dimengerti. Tuhan menyingkirkan seorang anak laki-laki dari
perjanjian-Nya dengan melawan perintah-Nya sendiri.
Kembali kepada Kejadian, dalam 17:16-21Abraham diberi kabar gembira bahwa sarah akan mempunyai seorang anak bernama Ishak "tahun depan
kira-kira pada waktu seperti ini". Tapi pada pasal l8 kita baca:
l0 Dan [Tuhan] berkata, Aku tentu akan kembali kepadamu pada suatu
masa nanti; dan pada waktu itu, Sara istrimu akan mendapat anak lakilaki. Pada saat itu Sarah sedang mendengarkan di pintu kemah, di
belakang tamu itu.
I I Adapun Abraham dan Sarah sudah sangat tua, dan Sarah sudah mati
haid.
12 Sebab itu Sarah tertawa dalam hatinya dan berkata, Aku yang sudah
tua dan layu begini, mana mungkin masih ingin campur dengan suamiku,
lagi suamiku pun sudah tua juga?
13 Lalu Tuhan bercakap kepada Abraham, Mengapa Sarah tertawa dan
meragukan apakah ia masih bisa melahirkan anak pada masa tuanya?
14 Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Pada waktu yang telah
ditentukan Aku akan kembali kepadamu, dan Sarah akan mendapat anak
laki-1aki.Berita itu membuat Sarah terkejut luar biasa yang sehingga mendadak
tertawa. Akan tetapi diskusi yang sama ini pernah terjadi dalam pasal sebelumnya: Tetapi Tuhan berkata, Tidak, Sarah istrimu akan melahirkan anak
laki-laki; dan engkau akan memanggilnya Ishak: dan Aku akan setia kepada
perjanjian-Ku dengan anak itu dan dengan keturunannya untuk selamanya. Jika
narasi itu telah menegaskan, maka Sarah tak ada alasan untuk terkejut di dalam
pasal yang berikutnya. Bahwa dia ternyata benar-benar tidak punya pengetahuan sebelumnya tentang peristiwa ini menunjukkan bukti kuat bahwa telah
terjadi interpolasi (tafuil) yang disengaja terhadap ayat-ayat dalam Kejadian l7
ini, yang tujuannya untuk menyingkirkan Ismael dari perjanjian Tuhan terlepas
dia disunakkan atau tidak.
Mari kita alihkan perhatian kita kepada Josephus. Awalnya dia menjelaskan Ismael sebagai anak laki-laki pertama Abraham, kemudian tiba-tiba
mengklaim Ishak sebagai anak laki-laki Abraham yang sah, dan keturunan
satu-satunya.r26 Atas dasar apakah Ishak menjadi anak laki-laki yang sah
dengan mengesampingkan Ismael? Apakah hal itu berimplikasi bahwa Ismael
menjadi anak yang tak sah, dan (kemudian) Abraham berzina? Tujuan Josephus
tidak jelas, yang jelas hanyalah bahwa dia merefleksikan ketidaksukaan PL
terhadap Ismael-suatu ketidaksukaan yang juga terbaca secara telanjang di
beberapa ayatyang lain. Dalam Kejadian 22:2kita dapatkan:
Dan Tuhan berkata, Pergilah ke tanah Moria dengan Ishak, anakmu yang
tunggal, yang sangat kaukasihi; di situ, di sebuah gunung yang akan
Kutunjukkan kepadamu, persembahkan anakmu sebagai kurban bakaran
kepada-Ku.
Bagaimana mungkin Ishak menjadi satu-satunya anak laki-laki, padahal
Ismael waktu itu paling tidak berusia tiga belas tahun? 'Paling terkasih'
mungkin bisa dipahami, karena dua anak jelas tak mungkin sama. Dan jika ayat
ini mengisyaratkan bahwa Ishak adalah anak satu-satunya yang sah, karena ibu
Ismael adalah seorang hamba, maka bagaimana dengan dua belas anak laki-laki
Yakub, yang semua mempunyai status yang sama sebagai nenek-moyang dua
belas suku. bangsa Israel, terlepas apakah mereka lahir dari istri atau gundik?
Menurut hemat saya ini adalah kasus lain perubahan teks dalam PL yang sangat
jelas, yang barangkali termotivasikan oleh kebencian bangsa Israel yang luar
biasa terhadap anak cucu Ismael. Animositi ini kelihatan begitu lebih mencolok
dalam Mazmur 83, yang beberapa ayatnya di sini disuguhkan menurut Versi
Revisi Standar (Revised Standard Version):I Ya Tuhan, janganlah membisu, jangan berpangku tangan dan tinggal
diam.
2 Lihatlah, musuh-Mu bergolak, orang-orang yang membenci Engkau
berontak.
4 Kata mereka, Mari kita hancurkan bangsa Israel, supaya nama mereka
tak diingat lagi.
5 Ya, mereka membudt rencana licik dan bermufakat melawan Engkau -
6 bangsa Edom dan Ismael, orang-orang Moab dan Hagar,
7 bangsa Gebal, Amon dan Amalek....
13 Ya Tuhanku, hamburkanlah mereka seperti debu, seperti jerami yang
ditiup angin.
17 Biarlah mereka selamanya dipermalukan dan ketakutan, biarlah
mereka mati dalam kehinaan.r2T
Bisakah para juru tulis Yahudi, dengan memendam kebencian yang
demikian historis terhadap anak cucu Ismael, menunjukkan kemurahan (atau
bahkan keadilan atau kejujuran) terhadap Ismael sendiri dalam mentransmisikan teks PL? Ataukah mereka menganggap Ismael sebagai 'tak diperanakkan' (unbegotten), inferior, dan dalam proses ini menaikkan derajat dan
citra nenek-moyang mereka sendiri, Ishak, selama memang ada kesempatan
untuk berbuat seperti iturtza Kemungkinan-kemungkinan seperti ini layak
mendapat perhatian yang serius.
Dikucilkan dari perjanjian, bagaimana pun juga, bukanlah hanya nasib
Ismael, melainkan juga masih yang harus diterima separuh kerabat Ishak, sebagaimana bisa dilihat dari dimasukkannya 'Edom' kedalam ayat 6 di atas.
Berdasarkan pada PL, Ishak mempunyai dua anak laki-laki)2e (a\ Esau (atau
Edom), yang dilahirkan perrama kali dari rahim, dan (b) yakub, yang
merupakan nenek-moyang dua belas suku Israel.
cukup mengundang tanda tanya, yakob berhasil menipu saudara lakilakinya dua kali: pertama ketika menolak memberikan sup kacang merah
kepada Esau kecuali jika ia melepaskan haknya sebagai anak yang lahir pertama, padahal dia sedang dalam keadaan terancam kolaps akibat kelaparan;r30
kedua, ketika Yakob dan ibunya mencuri pemberkatan yang sebetulnya dimaksudkan untuk Esau dengan menipu Ishak secara licik, melibatkan rambut
palsu karena tangan Esau berambut lebih tebal daripada tangannya.13r Meskipun dengan cara penipuan seperti ini, keturunan Yakob dianggap sebagai
nenek-moyang suku-suku Israel sementara anak-cucu Esau tidak mempunyai
bagian apa pun.
Orang-orang Israel sadar bahwa orang-orang Edom adalah kerabat dekat
mereka dan lebih tua... [Perseteruan antara Esau dan Yakob] adalah
refleksi aktual hubungan bermusuhan orang-orang Edom dan Israel, yang
sebagian besarnya disulut oleh yang kedua.r32
Dengan perseteruan historis yang terus berkecamuk ini, barangkali tidak
mengherankan bahwa kata-kata final Tuhan kepada Musa melompati namanama Ismael dan Esau:
Musa, Inilah negeri yang Kujanjikan kepada Abraham, Ishak, dan Yakob
untuk diserahkan kepada keturunan mereka. Aku memperlihatkannya kepadamu, tetapi tidak mengizinkan engkau menyeberang Yordania dan masuk ke
sana.133
Pada tahap pertama Ismael diusir dari perjanjian, dengan alasan Tuhan
telah merencanakan demikian agar memasukkan keturunan Abraham hanya
melalui Ishak saja. Selanjutnya, bahkan ini pun tak sepenuhnya benar, karena
separoh keturunan Ishak dicampakkan dari perjanjian melalui upaya licik
Yakob, yang dengan begitu memperoleh perjajian untuk dirinya sendiri dan
kedua belas anaknya - baik lahir dari istri maupun gundik.r3a Pengucilan Ismael
beserta keturunannya, dan Esau beserta keturunannya, tampaknya merupakan
sebuah pemalsuan sistematis yang berasal dari sumber-sumber yang sangat
memihak pada Yakob dan keturunannya saja.
Jika seseorang berdalih bahwa oleh karena perjanjian adalah kasih sayang
dan hadiah Tuhan, maka Tuhan mempunyai hak penuh untuk memberikannya
kepada siapa saja dan mengecualikan siapa saja yang Ia inginkan. Akan tetapi
pengecualian yang menimpa Ismael dan Esau tidak sesuai dengan proklamasi
Tuhan sendiri: "Dan Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, tanah ini, yang sekarang engkau diami sebagai orang asing, seluruh tanah
Kanaan, untuk selama-lamanya." l35 Fakta historis adalah bahwa 'seluruh tanah
KanaaR' tidak dikuasai orang Israel lebih dari 250 tahun, bermula dari masa Daud (+ 1000-962 S.M.) dan berakhir dengan penyerahan Samara dan jatuhnya
kerajaan Israel utara (721 S.M.). Janji Tuhan mengenai kepemilikan abadi,
dalam hal ini, jelas-jelas bertentangan dengan realitas sejarah. Seseorang harus
menafikan salah satunya, proklamasi Tuhan atau ayat-ayat palsu yang mengusir Ismael dan keturunannya. Dan jika kita pilih menafikan yang kedua
maka janji Tuhan benar-benar telah terpenuhi, karena Kanaan senantiasa dalam
kepemilikan Anak cucu Abraham.
Sebuah bagian singkat dari Kejadian l3 menjelaskan lebih lanjut ide ini:
14 Setelah Lot pergi, Tuhan berkata kepada Abraham, Dari tempat
engkau berdiri itu, pandanglah baik-baik ke segala arah, utara, selatan,
timur, dan barat:
15 Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu seluruh
tanah yang engkau lihat itu supaya menjadi milikmu selama-lamanya.
16 Aku akan membuat keturunanmu sangat banyak laksana debu tanah:
sehingga orang sanggup menghitung mereka. Sebagaimana orang tak
dapat menghitung debu di tanah, demikian juga keturunanmu tidak akan
dapat dihitung.r36
Bagian ini, dan yang serupa di dalam Kejadian 15, memberikan bobot
tambahan mengalahkan ayat-ayat bikinan dalam Kejadian 17. Sepanjang
sejarah, bangsa lsrael jauh lebih sedikit dibanding bangsa Arab, anak cucu
Ismael, sehingga sebutan 'debu tanah' tidak bisa digunakan untuk mendeskripsikan hanya mereka saja. Sejarah memaksa kita untuk memandang pengucilan Ismael dari Perjanjian Tuhan sebagai sebuah distorsi yang disengaja
yang disulut oleh sikap prejudis.
9. Kesimpulan
Dalam masa berabad-abad yang berselang antara naiknya Musa ke
Gunung Sinai dan standardisasi akhir sebuah teks Ibrani, teks itu tidak bisa
terelakkan dari kesalahan-kesalahan, perubahan-perubahan, dan pemalsuanpemalsuan dengan tidak adanya mukjizat. Dan memang, setiap wajah sejarah
Israel agaknya menegaskan bahwa tidak pernah ada mukjizat seperti itu. Kita
dapat dengan mudah mengamati bahwa situasi politik di Palestina, bahkan
dalam masa hadirnya sebuah negara Yahudi yang bersatu pun, tidaklah menguntungkan bagi perkembangbiakan PL yang dapat dianggap patut dan sakral;
jarang sekali seorang raja memberikan kecintaan dan ketulusan kepadanya,malahan mayoritas raia-raja itu mendirikan patung-patung dan sebagian bahkan melakukan ritual-ritual pagan korban anak dsb.. Di atas itu semua, teks itu
sendiri menghilang berulang-ulang, dan selama berabad-abad pada suatu waktu.
Dasar-dasar budaya kesusastraan dan keagamaan Yahudi itu sendiri
berasal dari masyarakat-masyarakat lain, yang menyebabkan infiltrasi lebih
jauh ke dalam PL mulai dari permulaan sejarah bangsa Israel yang paling awal.
Misalnya: (a) bahasa Ibrani dipinjam dari bangsa Funisia; (b) orang-orang
Yahudi tidak mengembangkan tulisan mereka sendiri, tapi sekadar menyesuaikannya dengan Aram dan Asyur; (c) sistem diakritik Taurat Ibrani dipinjam dari bahasa Arab; (d) Kitab Perjanjian (secara umum Keluaran 20:22-
23:19) kemungkinan diadaptasi dari Kode Hammurabi, dan seterusnya.
Teks itu sendiri masih senantiasa cair (fluid) sampai abad ke-10 M.,
hampir 2300 tahun setelah wafatnya Musa: cair dalam arti bahwa teks itu masih
terbuka untuk perubahan-perubahan sesuai dengan justifikasi doktrinal yang
cukup. Dan sekali perubahan itu sempurna, yang asli jadi 'cacat' dan dirusak,
yang sehingga menghapus semua jejak yang mungkin mengantarkan kembali
kepada sesuatu yang lebih tua dan utuh.
Memperhatikan Al-Qur'dn, kita mencatat ayat:
"Mereka yang mengikuti seorang Rasul, Nabi yang buta huruf, yang
mereka temukan tertulis dalam [kitab-kitab suci]mereka, dalam Taurat
dan Injil..."
yang secara eksplisit menyatakan bahwa bahkan teks-teks PL dan PB
yang telah diubah pun mengandung referensi-referensi tentang nabi yang akan
datang. Referensi-referensi semacam itu telah dilihat oleh beberapa Sahabat
Nabi dan para khalifah,l3S tetapi sejak itu kemudian dibersihkan Secara besarbesaran.llg
Saya akan mengakhiri pasal ini dengan dua kutipan yang menarik:
Mitos sentral Yudaisme klasik adalah kepercayaan bahwa Kitab-kitab
Suci kuno merupakan wahyu ketuhanan, tapi hanya sebagian darinya. Di
Sinai Tuhan telah menyampaikan wahyu dobel: bagian tertulis yang diketahui semua, dan bagian yang hanya dipelihara oleh para pahlawan
besar skriptural, dan disampaikan oleh para nabi kepada para leluhur pada
masa lalu yang tidak jelas, dan akhirnya secara terbuka disampaikan
kepada pararabi yang menulis Talmud Palestina dan Babilonia.laO
Dengan material [Qumran] berada di tangan mereka, para ahli yang
concem dengan kajian teks... bertugas membuktikan bahwa sebenarnya
teks itu masih senantiasa tidak berubah selama dua ribu tahun yang
lalu.lal
Berdasarkan sejarah PL, sebagaimana yang telah kita lihat, pemyataanpernyataan di atas tidak lebih daripada sekadar angan-angan (wishfu| of
thoughts) belaka.
Dalam paragraf-paragraf dan halaman-halaman ini, terdapat banyak hal
yang bisa dikontraskan dengan penghormatan orang Islam terhadap Al-Qur'6n,
meskipun pembaca yang tanggap tentu telah melakukannya, dan sebetulnya
masih ada santapan bagi pemikiran yang lebih banyak lagi ketika kita mencermati PB berikut ini.
SEIARAH AWAL KRISTEN: SELAYA}IG PANDANG
Penganut Trinitas meyakini bahwa seorang perawan menjadi ibu seorang
anak yang merupakan penciptanya.l
Membuktikan eksistensi seorang Yesus historis (historical Jesus) hampir
tidak mungkin; ada beberapa teolog Kristen sekarang yang percaya kepada
seorang Yesus berdasarkan iman kepada seorang tokoh yang hidup secara
aktual dalam sejarah.2 Jadi, saya akan mulai pasal ini dengan pertanyaan, apakah Yesus pernah ada? Dan jika ya, bukti apakah yang kita miliki dari sumbersumber non-Kristen (kriteria "revisionis" yang sama dibuat oleh sarjanasarjana Yudeo-Kristen melawan Islam)? Apa kata sebagian orang Kristen
mengenai Yesus? Hal ini akan banyak memberikan penerangan tentang betapa
sedikitnya yang diketahui tentangnya dan tentang ketidakjelasan yang menyelimuti kalangan-kalangan Kristen awal. Juga, apakah risalah dia yang sebenarnya? Apakah risalah ini telah hilang pada tahap-tahap awalnya dan tak bisa
dikembalikan lagi ataukah masih terpelihara utuh di dalam sebuah artikel yang
terinspirasikan? Ini adalah sebagian dari pertanyaan-pertanyaan dan topiktopik yang ingin saya garap dalam pasal ini.
L. Apakah Yesus Pemah Ada?
Isu mendasar pertama yang mesti dimunculkan adalah apakah Yesus
benar-benar merupakan sebuah figur hidup yang nyata. Orang-orang Islam
tanpa ragu-ragu beriman kepada eksistensi Yesus, kelahirannya dari Perawan
Suci Maryam dan perannya sebagai salah seorang dari nabi-nabi mulia yang
diutus kepada orang-orang Yahudi. Beberapa sarjana Kristen justru lebih
banyak ragu tentang historisitas Yesus.
Selama tiga puluh tahun yang lalu para teolog semakin kuat mengakui
bahwa tidak mungkin lagi menulis sebuah biografi Yesus, sebab
dokumen-dokumen yang lebih awal dari kitab-kitab Injil hampir tidak
menerangkan sama sekali tentang kehidupannya, sementara itu kitab
kitab Injil hanya menyuguhkan 'Kerygma' atau proklamasi keimanan,
dan tidak sejarah Yesus.3
l. Referensi-Referensi tentang Yesus dalam artikel -artikel Non-Kristen
daxi Abad Pertama
Tulisan-tulisan sejarawan Yahudi Josephus (t 100 M.), yang meliputi
masa sampai dengan tahun 70 M., memang benar-benar memuat dua bagian
mengenai Yesus Kristus. Bagian yang lebih panjang dari keduanya sangat jelas
merupakan interpolasi atau penambahan Kristen, karena merupakan "sebuah
deskripsi yang menyala-nyala yang tak mungkin ditulis oleh seorang yahudi
ortodoks."4 Sedangkan bagian yang kedua telah diteliti oleh Schuror, Zahn,
von Dobschutz, Juster, dan beberapa sarjana yang lain, dan mereka menganggap kata-kata "saudara laki-laki Yesus, yang disebut Kristus" sebagai sebuah interpolasi lebih lanjut.5 satu-satunya referensi pagan yang masih disebut
secara umum adalah statemen Tacitus,
bahwa orang-orang Kristen 'mengambil nama dan asal mereka dari
Kristus (Christ), yang, pada masa pemerintahan Tiberius, telah meninggal dunia karena hukuman yang dijatuhkan oleh prokurator pontius
Pilate.' Tacitus menulis ini sekitar tahun 120 M., dan sejak itu orangorang Kristen sendiri menjadi percaya bahwa Yesus telah mati dengan
cara seperti ini. Saya berusaha menunjukkan... bahwa di sana terdapat
alasan-alasan yang bagus untuk menduga bahwa Tacitus hanyalah
mengulang apayangwaktu itu merupakan pandangan Kristen, dan bahwa
dia oleh karena itu bukanlah seorang saksi yang netral.6
li. Kristus Historis di Lingkungan Kristen
Jadi, kita saksikan bahwa membuktikan Yesus sebagai seorang figur
historis menggunakan sumber-sumber utama adalah mustahil. Berasumsi bahwa
dia benar-benar telah berjalan di bumi, dan merupakan sebuah figur sentral
dalam Ketuhanan, maka agaknya natural belaka bahwa komunitas Kristen
harus memelihara segala informasi berkenaan dengannya. Seperti layaknyaseorang figur sport masa kini atau bintang film internasional, segala tetekbengek yang berhubungan dengannya mesti dikoleksi, dipelihara, clicermati,
dan disimpan. Akan tetapi, realitasnya sangat berlawanan.
Kehidupan Yesus: Sumber-Sumber Sekunder
Pengaruh Yesus Kristus pada peradaban Barat tidak dapat dikalkulasi,
dan dengan begitu mengumpulkan material-material tentang kehidupannya dan
ajaran-ajarannya bukanlah permasalahan yang esensial sekali bagi sarjana
modern. Akan tetapi pekerjaan ini diliputi dengan banyak kesulitan. Material
sumbernya hanya terbatas pada Perjanjian Baru (PB), dan lebih spesifik lagi
pada empat Injil. Karena utamanya ditulis untuk mengonversi orang-orang
kafir (menjadi Kristen) dan memperteguh orang beriman, Injil-injil ini gagal
memberikan banyak hal tentang informasi historis yang krusial yang dibutuhkan para penulis biografi. Dengan demikian, karya-karya itu terbuka untuk berbagai interpretasi, dan para interprefer (penafsir) sering melakukan kesalahan
melihat teks melalui filter keyakinan masing-masing mengenai Yesus, menemukan di dalam teks persis seperti apa yang semula ingin mereka temukan.T
Sumber-sumber kanonikal ini, empat Injil dan kitab-kitab PB yang lain,
sangat tidak lengkap dan tidak memungkinkan kompilasi objektif tentang sebuah biografi yang utuh. Pada kenyataannya, kehidupan Yesus hanya dianggap
relevan sepanjang mendukung dogma Kristen; dengan hanya segenggam dari
beberapa bagian Injil yang ditekankan dalam konggregasi (sebagaimana yang
diamati Maurice Bucaille),8 tertarik tentang historis Yesus paling sekadar
tambahan.
Herman Reimarus, Profesor Bahasa-bahasa Timur di Hamburg pada
masa 1700-an, merupakan orang pertama yang berusaha merekonstruksi
kehidupan historis Yesus.g Sebelum Reimarus, "Satu-satunya biografi Yesus.'.
yang penting bagi kita disusun oleh seorang Yesuit dalam bahasa Persi."ro
Biografi ini ditulis pada paruh kedua tahun 1500 dan didesain secara spesifik
untuk kebutuhan Akbar, Emperor Moghul. Biografi ini adalah,
sebuah pemalsuan cerdik mengenai kehidupan Yesus di mana penghapusan-penghapusan dan penambahan-penambahan yang diambil dari
Apocrypha, diilhami oleh tujuan satu-satunya, yaitu menyuguhkan
kebesaran Yesus kepada seorang penguasa yang open-minded, yang
mana tidak boleh ada sesuatu apa pun yang melukai perasaannya.ll
Kondisi karya yang meragukan ini tidak menghalanginya untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Latin satu abad berikutnya oleh seorang teolog
Gereja Pembaruan yang ingin mendiskreditkan Katolik.l2 Oleh karena itu,
usaha pertama pada biografi, ditulis enam belas abad penuh setelah kehidupan
aktual Yesus yang menapaki lorong-lorong berliku-liku Yerusalem, adalah
tidak lebih dari sebuah teks misionaris yang secara historis invalid yang telah
menjadi bidak lain dalam perang doktrinal antara Katolik dan Protestan.
Bahkan sarjana-sarjana berikutnya telah gagal menyusun sebuah biografi yang
viable. Tampaknya setelah hilangnya Injil yang asli,r3 dalam masa dua ribu
tahun ini tidak ada satu pun usaha yang berhasil mengompilasi sebuah gambaran ringkas historis tentang Yesus. Robert Funk menjelaskan masalah ini
sebagai berikut:
Sejauh yang bisa saya temukan, tak seorang pun yang pemah menyusun
[sebuah] daftar tentang semua kata-kata yang dihubungkan atau dinisbatkan kepada Yesus dalam masa tiga ratus tahun pertama menyusul
kematiannya.... Di antara artikel -artikel ilmiah yang ditulis tentang Yesus
pada sekitar abad yang lalu... saya tidak dapat menemukan satu pun daftar
yang kritis tentang ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan (Yesus)...
Tidak ada satu pun [di antara kolega saya] yang menyusun sebuah daftar
kasar (mengenai Yesus)... [padahal] kebanyakan dari mereka memberi
kuliah atau menulis tentang Yesus hampir setiap harinya.la
Setelah dua puluh abad material historis itu masih senantiasa sangat kurang
yang untuk membuat sketsa sebuah kerangka dasar saja menjadi problematika,
kecuali jika seseorang memilih mengabaikan historisitas dan sebagai gantinya
hanya bersandar pada "Yesus keimanan" (,Iesus of faith) seperti yang tergambar dalam PB.Kekurangan informasi ini begitu meluas sampai-sampai kita tidak tahu
banyak tentang sifat-sifat Yesus yang paling fundamental. Jika daftar lengkap
mengenai ucapan-ucapannya saja tidak pernah diketahui para pengikutnya,
apakah para sarjana bersepakat tentang bahasa tertentu yang mungkin dahulu
digunakan Yesus dalam ucapan-ucapannya? Kitab-kitab Injil, begitu juga
penulis-penulis Kristen dahulu maupun kini, telah gagal memberi jawaban
yang pasti. Di antara dugaan-dugaan para sarjana awal dalam hal ini, kita
mempunyai: dialek Galil bangsa Kaldan (J.J. Scalinger); Suriah (Claude
Saumaise); dialek Onkelos dan Jonathan (Brian Walton); Yunani Kuno
(Vossius); Ibrani (Delitzsch dan Resch); Aram (Meyer); dan bahkan Latin.
(Inchofer, sebab "Tuhan tidak boleh menggunakan bahasa lain apa pun di
bumi, karena ini adalah bahasa orang-orang suci di langit").16
iv. Kristus: Sifat-sifat Moral Tuhan?
Kristus dikatakan sebagai salah satu dari tiga unsur Ketuhanan (Godhead).
Siapa pun yang masuk ke sebuah gereja, gereja mana pun yang diakui secara
tradisional, bagaimana pun juga akan segera melihat absennya dua per tiga dari
Ketuhanan ini secara telanjang, dengan hanya figur satu-satunya yang
terpampang, Yesus. Bapak dan Roh Tuhan telah dilupakan hampirsepenuhnya,
dan sebagai gantinya Yesus Kristus mendapatkan kedudukan terkemuka.
Meskipun peran yang besar ini, perlakuan terhadapnya oleh sebagian penulis
Kristen meninggalkan noda-noda hitam dalam warisannya, yang sehingga
menjadi sulit untuk menerimanya sebagai seorang figur yang secara universal
dicintai orang-orang Kristen-atau setidaknya sebagai seseorang yang
moralitasnya mereka anggap pantas diikuti.
a) Canon Montefiore: Yesus Seorang Gay?
Berbicara tentang Yesus pada konferensi the Modem Churchmen di
Oxford, 1967, Canon Hugh Montefiore, Pendeta Great St. Mary, Cambridge,
menyatakan:
Kawan-kawannya adalah perempuan, tapi dia mencintai laki-laki. Satu
fakta yang mencolok adalah bahwa dia tidak kawin, dan kaum lelaki yang
tidak kawin biasanya memiliki satu dari tiga sebab: mereka tidak mampumenempuhnya; tidak terdapat gadis; atau mereka secara natural homoseksual.lT
b) Maxtin Luther: Yesus Berzina Tiga I(ali
Martin Luther juga menegasikan image Yesus yang suci. Ini bisa
ditemukan dalam Table-Talk-nya Luther,l8 yang autentisitasnya tidak pernah
diragukan meskipun bagian-bagian tertentu mempermalukan. Arnold Lunn
menulis:
Weimer menyitir satu nukilan dai Table-Tall< di mana Luther menyatakan bahwa Kristus berzina tiga kali, pertama dengan perempuan di
sumur, kedua dengan Mary Magdalena, dan ketiga dengan perempuan
yang diambil dalam perzinaan, "Yang dia lepaskan begitu saja. Dengan
demikian, Kristus yang begitu suci telah berzina sebelum meninggal."re
2. Murid-Murid Yesus
Mari kita buang tuduhan-tuduhan ini sekarang dan mencermati PB.
Barangkali sangat baik memulai diskusi ini dengan mengulas beberapa peristiwa utama menjelang hari-hari akhir hayat Yesus (sebagaimana dijelaskan
dalam empat Injil). Sebagai hasil karya keimanan, Injil-injil itu berusaha
menggambarkan kedamaian batin Yesus secerah mungkin, sebagaimana yang
seharusnya dilakukan. Mari kita teliti gambar-gambar ini untuk mengetahui
dengan pasti bukan sifat-sifat Yesus, tapi sifat-sifat para muridnya yang memikul beban menyebarluaskan pesan Yesus. Berdasarkan gambar-gambar
mereka di dalam Injil kita akan dapatkan satu ide yang konkret bagaimana PB
memandang dirinya sendiri, karena orang-orang ini merupakan cikal-bakal
(nucleus) yang melaluinya agama Kristen bersemi.
Matius 26 (Contemporary English Version)
20-21 Sementara Yesus makan [hidangan Paskah] bersama dengan dua
belas muridnya petang itu, dia berkata, "Seorang dari antara kalian akan
menyerahkan aku kepada musuh-musuhku.22 Murid-murid menjadi sangat sedih, dan seorang demi seorang berkata
kepada Yesus, "Tentu bukan saya yang Bapak maksudkan."
23 Dia menjawab, "Orang yang makan bersama saya dari tempat makan
yang sama akan mengkhianatiku."...
25 Yudas berkata, "Bapak Guru, tentu bukan saya yang Bapak maksudkan!" Yesus menjawab, "Begitulah katamu!" Tapi kemudian, Yudas
benar-benar mengkhianatinya.
3l Yesus berkata kepada murid-muridnya, "Pada malam ini juga kamu
semua akan lari meninggalkan aku, karena dalam Alkitab tertulis,
'Aku akan membunuh gembala itu, dan kawanan dombanya akan
tercerai-berai.'
32Tetapi setelah aku dibangkitkan kembali, aku akan mendahului kalian
ke Galilea."
33 Petrus berkata, "Biar semua
tidak!"
meninggalkan Bapak, saya sekali-kali
34 Yesus menjawab, "Saya ingatkan bahwa sebelum
malam ini juga, engkau tiga kali mengingkari aku."
35 Tetapi Petrus berkata, "Sekalipun saya harus mati bersama Bapak,
saya tidak akan berkata bahwa saya tidak mengenal Bapak." Dan semua
murid yang lain berkata begitu juga.
36 Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-muridnya ke suatu tempat yang
bernama Getsemani. Ketika sampai di sana ia berkata kepada mereka,
"Duduklah di sini sementara aku pergi berdoa."
37 Lalu ia mengajak Petrus dan kedua saudara lakiJaki (anak Zabedeus),
James dan Yohanes, pergi bersama-sama dengan dia. Ia merasa sedih
sekali dan gelisah,
38 dan ia berkata kepada mereka, "Aku sangat sedih serasa akan mati
saja. Tinggallah di sini dan turutlah berjaga-jaga dengan aku."
39 Kemudian Yesus pergi lebih jauh sedikit. Lalu ia tersungkur ke tanah
dan berdoa, "Bapa, kalau boleh, janganlah membuatku menderita dengan
membuatku minum dari gelas irii. Tetapi lakukan apa yang Engkau
inginkan, dan bukan yang aku inginkan."
40 Yesus kembali dan mendapati murid-muridnya sedang tidur.
Kemudian ia berkata kepada Petrus, "Hanya satu jam saja kalian bertiga
tidak dapat berjaga dengan aku?
4l Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kalian jangan mengalami
cobaan. Memang kalian mau melakukan yang benar, tapi kalian lemah."
42 Sekali lagi Yesus pergi berdoa, katanya, "Bapa, kalau penderitaan ini
harus aku alami, dan tidak dapat dielakkan, biarlah kemauan Bapa yang
jadi."
43 Yesus kembali lagi dan mendapati mereka masih juga tidur, karena
mereka terlalu mengantuk.
44 Sekali lagi Yesus meninggalkan mereka untuk berdoa dengan
mengucapkan kata-kata yang sama.
45 Akhirnya, Yesus kembali kepada murid-muridnya dan berkata,
"Masihkah kalian tidur dan istirahat? Lihat, sudah tiba waktunya Anak
Manusia diserahkan kepada kuasa orang-orang berdosa."...
47 Sementara Yesus masih berbicara, Yudas sang pengkhianat itu datang.
Dia adalah seorang dari kedua belas murid, dan bersama-sama dengannya
datang juga banyak orang yang membawa pedang dan pentungan.
Mereka disuruh oleh imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin
Yahudi.
48 Yudas sudah memberitahukan kepada rnereka sebelumnya, "Orang
yang saya cium, itulah orangnya, tangkaplah dia."
49 Yudas langsung pergi kepada Yesus dan berkata, "Salam, Guru."
Kemudian Yudas menciumnya.
50 Yesus menjawab, "Temanku, kenapa anda kemari? Kemudian orang
banyak itu maju dan menangkap Yesus.
5l Salah seorang pengikut Yesus menghunus pedangnya. Dia memarang
hamba imam agung sampai putus telinganya.
52 Yesus berkata kepadanya, Masukkan kembali pedangmu ke dalam
sarungnya, sebab semua orang yang menggunakan pedangnya akan matri
oleh pedang....
55 Lalu Yesus berkata kepada orang banyak itu, "Apakah aku ini
penjahat, sampai kalian datang dengan membawa pedang dan pentungan
untuk menangkap aku? Setiap haru aku duduk dan mengajar di Rumah
Tuhan, dan kalian tidak menangkap aku.
56 Tetapi memang sudah seharusnya begitu supaya terjadilah apa yang
ditulis oleh nabi-nabi di dalam Alkitab." Semua murid-muridnya lari
meninggalkan Yesus.
57 Setelah Yesus ditangkap, dia dibawa ke rumah imam agung Kayafas...
58 Petrus mengikuti Yesus dari jauh sampai ke halaman rumah agung.
Lalu Petrus masuk ke dalam halaman itu, dan duduk bersama-sama
pengawal untuk mengetahui apayang akan terjadi.
69 Sementara Petrus sedang duduk di luar, di halaman, salah seorang
pelayan wanita datang dan berkata kepada Petrus, "Bukankah engkau
juga bersama-sarna Yesus orang Galilea itu?
70 Tetapi Petrus berkata di depan setiap orang, "Tidak begitu! Saya tidak
tahu apa maksudmu!"
71 Ketika Petrus pergi ke pintu halaman, seorang pelayan wanita yanglain melihat Petrus, dan berkata kepada orang-orang di situ, "Orang ini
tadi juga bersama-sama dengan Yesus dari Nazaret itu."
72 Lalu Petrus menyangkal lagi, dan bersumpah, "sungguh-sungguh
saya tidak kenal orang itu!"
73 Tidak lama sesudah itu, orang-orang yang berdiri di situ datang
kepada Petrus dan berkata, "Pasti engkau salah seorang dari mereka. Itu
kentara sekali dari logatmu yang seperti seseorang dari Galilea."
74 Lalu Petrus mulai menyumpah-nyumpah dan berkata, "Saya tidak
kenal orang itu!" Saat itu juga ayam berkokok,
75 dan Petrus teringat bahwa Yesus sudah berkata kepadanya, "sebelum
ayam berkokok, engkau berkata tiga kali bahwa tidak tahu Aku." Lalu
Petrus keluar dan menangis dengan sedih,
r. Beberapa Catatan Tentang Dua Belas Orang Murid
Ada dua hal yang patut dicatat di sini:
Kedua belas orang murid itu benar-benar telah menerima ajaran'dan
training khusus, sebab agaknya Yesus memang mempersiapkan pemimpin-pemimpin yang akan menggantikannya. Bagaimana pun juga, di
dalam Markus, kedua belas orang tersebut tidak paham apa pun yang
diajarkan kepada mereka.2o
Gambar yang disuguhkan oleh keempat Injilnya para murid Yesus
menunjukkan beberapa contoh sikap penakut dan kurang ulet atau tidak
tabah, yang meragukan sejauh mana mereka, sebagai pengikut pertama,
berhasil meneladani kehidupan Yesus.
Jika kita ambil keempat Injil ini sebagai sebuah gambaran yang jujur
tentang kehidupan Yesus dan peristiwa-peristiwa seputar wafatnya, maka apa
yang kita baca mengenai murid-muridnya hanya akan menghancurkan kepercayaanpembaca terhadap teks, yang notabene merupakan gambaran para guru
agama Kristen generasi pertama. Harus saya katakan bahwa terdapat banyak
bukti yang menyangkal paparan-paparan yang diberikan Injil;2r hal ini
mempunyai pengaruh langsung terhadap apakah penggambaran mengenai para
murid itu akurat atau sebaliknya. Jika dianggap akurat, yakni para murid itu
benar-benar tidak kompeten, maka berarti ajaran-ajaran Yesus memang lembek
dan kompromistis; dan jika dianggap bahwa mereka itu berkompeten, tetapitelah digambarkan secara tidak jujur oleh para penulis setelah mereka, maka
berarti akurasi semua Injil itu benar-benar meragukan, dan begitu juga kredokredonya.
3. Yesus dan Nsalahnya: Bertobal Karcna Kerajaan Langit Benda di Tangan
Semua sumber untuk ajaran-ajaran Yesus berasal dari pengarang-pengarang yang anonim (ak jelas namanya). Sebagaimana disebutkan di atas,
Hermann Reimarus (1694-1768) adalah merupakan orang pertama yang
berusaha membuat sejarah Yesus. Dalam hal ini dia membedakan antara apa
yang terhrlis dalam kitab-kitab Injil dan apa yang diproklamasikan Yesus
sendiri selama masa hidupnya, dengan menyimpulkan bahwa ajaran-ajaran
aktual Yesus dapat diringkas,
dalam dua frasa dari arti yang sama, 'Tobatlah, dan percayailah kitabkitab Injil,' atau, seperti yang disebut di berbagai tempat, 'Tobatlah,
karena Kerajaan Langit berada di Tangan.'zz
Oleh karena dia tak pernah menjelaskan salah satu pun dari kedua frasa
ini, Reimarus berargumen bahwa Yesus melakukan dakwah itu sepenuhnya
dalam framework Yahudi, dengan meyakini bahwa audiensnya memahami
'Kerajaan Langit' (the Kingdom of Heaven) dalam konteks Yahudi. Yaitu,
bahwa.dia merupakan Juru Selamat Bangsa Israel. Niat mendirikan sebuah
agarnabaru tak pernah ada.23
r'. Yesus dan Skup Risalahnya
Dengan mengarahkan ajaran-ajarannya pada audiens Yahudi dan mengekspresikan konsep-konsepnya dari dalam frameworkYahudi yang ketat, jelas
sekali Yesus membatasi risalahnya hanya pada bagian masyarakat itu. Hal ini
terbaca jelas dari pernyataan-pernyataan Yesus sebagaimana termaktub dalam
Matius l0:5-6:
5 Kedua belas murid itu kemudian diutus oleh Yesus dengan mendapat
petunjuk ini, "Janganlah pergi ke daerah orang-orang yang bukan
Yahudi. Jangan juga ke kota-kota orang Samaria:
6 Tetapi pergilah kepada orang-orang Israel yang sesat.Hal ini juga ditegaskan dalam Al-Qur'dn secara gamblang:
'\,-hr'r) ;4 Ul"t i:i @ J.+lb u;,glii'z;Li.:t, ;s.'#s y
Dan Alldh mengajarkannya Kitab dan Hikmah, Taurat dan Injil, dan
[mengangkatnya] sebagai utusan kepada anak-cucu Israel...
Sebagian sarjana Kristen modern juga mengakui hal ini; sebagaimana
Helmut Koester menulis:
Adalah sebuah fakta sejarah yang telanjang bahwa Yesus adalah seorang
Israel dari Galilea, dan bahwa dia memahami dirinya tidak lebih sebagai
seorang nabi di Israel dan untuk Israel-suatu tradisi yang mulia, dan dia
bukanlah yang pertama dari nabi-nabi Israel yang ditampik dan dianiaya.2s
Koester tidaklah sendirian. "Yesus sungguh-sungguh menganggap dirinya sebagai seorang nabi (Markus 6: 4; Lukas 13: 33) tapi ada kualitas final
tentang risalah dan tugas dia yang membuat kita berhak menyimpulkan bahwa
dia menganggap dirinya sebagai utusan final dan definitif Tuhan kepada
Israe1."26 Luther, Voltaire, Rousseau, dan Bultmann semua berpandangan yang
sama.
ir. Kredo-Kredo Kristen
Sebagaimana Yesus secara pribadi tak pernah mendefinisikan risalahnya
selain sebagai Juru Selamat (Deliverer), al-Masih, begitu juga ia tak pernah
menegaskan kredo tertentu, dan dalam beberapa dekade saja hal ini telah
mengakibatkan chaos. Maka lahirlah beberapa kredo, dan yang termasuk
Kredo-Kredo Timur yang awal-awal adalah "I. Epistola Apostolorum. II.
Kredo Kuno Alexandria. III. Kredo Pendek Orde Gereja Mesir. IV. Kredo
Marcosia. V. Kredo Awal Afrika. VI. Profesi Kaum 'Presbyter' di Smyrna."27
Yang paling awal dari kredo-kredo ini layak dikutipkan di sini karena pendek
dan simpel
Epistola Apostolorum
(Iman)
Kepada Tuhan Ayah yang Maha Besar;
Kepada Yesus Kristus, Juru Selamat kita;
Dan kepada Roh, yang Kudus, dan Paraclete;
Gereja yang Suci;
Pengampunan dosa.28
Bandingkan ini dengan Kredo Nicea yang sangat bertele-tele dari abad
keempat:
Saya iman kepada sattt Tuhan
Ayah yang maha Besar,
Pencipta langit dan bumi,
Dan segala sesuatu yang terlihat dan tak terlihat:
Dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus,
Anak laki-laki Tuhan satu-satunya yang diperanakkan,
Lahir dari Ayahnya
Sebelum alam seluruhnya,
' TuhannyaTuhan,
Cahayanya Cahaya,
Tuhan yang sebenarnya dari Tuhan yang sebenarnya,
Diperanakkan, tidak dibuat,
SatuZat yang sama dengan Ayah,
Yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan:
Untuk kita manusia,
dan untuk keselamatan kita
Ia turun dari langit,
Dan menjelma lewat Roh Kudus
dan Perawan Suci Mary,
Dan diciptakan sebagai lelaki,
Dan disalib juga untuk kita
di bawah pemerintahan Pontius Pilate.
Ia menderita
dan dikebumikan,
Dan menurut Kitab Suci bangkit kembali pada hari ketiga,
Dan naik ke langit
Dan dudukdi sebelah kanan Ayah.
Dan ia akan datang lagi dengan kebesaran
Untuk menghakimi yang hidup dan yang mati:
Yang kerajaannya akan abadi.
Dan saya imankepada Roh Kudus,
Tuhan dan pemberi hidup,
Yang berasal dari Ayah dan Anak,
Yang bersama-sama dengan Ayah dan Anak disembah dan diagungkan,
Yang berkata lewat Nabi-nabi.
Dan saya imankepada satu Gereja Katolik dan Apostolik,
Saya mengakui satu Pembaptisan
Untuk penghapusan dosa.
Dan saya mencari Kebangkitan dari mati,
Dan kehidupan yang akan datang.
Amin.2e
Kedua kredo yang sangat jauh berbeda ini membuktikan bahwa Yesus tak
pernah benar-benar mendefinisikan risalahnya, atau bahwa risalahnya telah
mengalami distorsi yang sangat luar biasa dalam berbagai cara, sebab jika
tidak, sebuah pernyataan keimanan yang simpel itu tidak akan mengembang
menjadi pidato yang bertele-tele. Kredo yang terawal itu tak mencakup
referensi apa pun tentang Trinitas, sementara Kredo Nicea mencakup Anak
Tuhan (Son of God), Tuhannya Tuhan (God of God), dan Diperanakkan
(B e gotten), yang kesemuanya itu membuktikan berubah-ubahnya kepercayaan-kepercayaan Kristen mengenai Yesus pada masa-masa pertumbuhan Kristen.
rir. Beberapa ImPlikasi Terminologi 'Kristeni' pada Masa-masa Awal
Kenyataannya, istilah 'Kristiani' itu tampak hanyalah merupakan bikinan
dari propaganda Roma, sebab pada masa-masa awal,
nama 'Kristen' itu diasosiasikan dengan segala macam kejahatan yang
menjijikkan - hal ini juga merupakan ciri-ciri umum propaganda politis,
dan pengarang I Petrus... mengingatkanpara pembacanya agar jangan
sekali-sekali menderita karena hal-hal yang menurut khalayak ramai
diimplikasikan atas nama'Kristen' (4: I 5), misalnya seperti "pembunuh,
pencuri, pelaku kejelekan, atau pelaku kejahatan.Gereja masa awal sibuk dengan memerangi sebutan umum 'Kristen' ini,
yang dalam anggapan bangsa Romawi adalah sama dengan sebuah perkembangbiakan kejahatan-kejahatan. Kajian terhadap asal-usul terminologi ini
mengimplikasikan bahwa bangsa Romawilah, dan bukan orang-orang Kristen
generasi awal, yang berkeinginan kuat untuk membedakan para pengikut
agama baru ini dari tradisi Israel kuno.3r
4. Penyiksaan Orang-orang Kristen Awal
Sementara agama Yahudi dipandang sebagai gangguan, upaya-upayanya
yang sporadis untuk meraih kemerdekaan politis pun ditumpas habis-habisan,
meskipun ada sedikit toleransi dari bangsa Romawi terhadap upaya-upaya yang
tidak membangkitkan perlawanan. Orang-orang Kristen mengalami nasib yang
lain, karena mereka menyatakan kesetiaan kepada Kaisar, tetapi pada waktu
yang sama "tidak berpartisipasi dalam peribadatan di rumah-rumah ibadah
tuhan-tuhan (Romawi), dan-oleh karenanya-dituduh sebagai ateis."32 Sudah
barang tentu penyiksaan imperial dan publik merupakan hal yang tak terhindarkan lagi. Bahkan golongan-golongan intelektual mengejek agama
Kristen sebagai takhayul atau khurafat. Orang-orang Krtisten dianggap sebagai
ancaman terhadap pandangan hidup Yunani-Romawi (Greco-Roman), karena
mereka memisahkan diri dari masyarakat lainnya, dan utamanya mereka
melaksanakan ibadah secara rahasia, "ada laporan beredar bahwa di dalam
biara mereka melakukan praktik perrnesuman seksual".33 Tetapi, agama
Kristen telah menyebar di sebagian besar provinsi-provinsi Imperium Romawi
pada pertengahan abad ke-3, meskipun penyiksaan lokal yang berulang-ulang
dan antagonisme yang meluas dari khalayak ramai.
Akhirnya, penyiksaan lokal mencapai puncaknya dalam kebijakan
kekaisaran. Imperium Romawi tengah mengalami kemunduran secara nyata
pada paruh kedua abad ke-3, dan untuk mengimbangi kenyataan ini maklumat
kekaisaran pada tahun 249 memerintahkan seluruh bangsa taklukkan Romawi
untuk berkorbah dOmi tuhan-tuhan (Romawi). Kebijakan-kebijakan keras
diterapkan kepada orang-orang Kristen, yang menolak menaati maklumat ini,
sampai pada tingkat di mana seluruh orang yang menghadiri Misa di gereja
diancam dengan hukuman mati. Ditangkapnya Kaisar Valerian oleh bangsa
Persia pada 260 berakhirlah rangkaian penyiksaan-penyiksaan ini, dan untuk
empat dekade berikutnya gereja mengalami perkembangan cukup pesat. Akan
tetapi, pada tahun 303 pengekangan terjadi lagi, dengan tingkat yang lebih
parah dari pada yang dialami orang-orang Kristen sebelumnya. Beratus-ratus,
jika tidak beribu-ribu, orang binasa. Masuknya Constantine, seorang calon
pewaris takhta, ke agama Kristen telah menyelamatkan toleransi Romawi pada
tahun 313 dan menggalakkan penyebaran agamaKristen dengan cepat sekali.3a
5. Praktik-Pnkik dan Kepercayaan pada Awal Kristcn dan Berikutuya
Ketidakjelasan mengenai ajaran-ajaran Yesus yang terpatri, ditambah
dengan penyiksaan terus-menerus terhadap orang-orang Kristen sampai awal
abad ke-4, telah mengakibatkan beragamnya praktik-praktik keagamaan di
bawah bendera Kristen. Ehrman berkata:
Tentu saja terdapat orang-orang Kristen yang percaya kepada satu Tuhan;
bagaimana punjuga yang lainnya percaya kepada dua Tuhan; dan yang
lainnya lagi menyembah 30 tuhan, atau365, atau lebih... Sebagian orang
Kristen meyakini bahwa Kristus adalah manusia dan Tuhan sekaligus;
yang lainnya mengatakan bahwa ia seorang manusia, bukan Tuhan; yang
lainnya lagi mengklaim bahwa ia adalah Tuhan, bukan manusia; yang
lainnya lagi bersikeras bahwa ia seorang manusia penjelmaan Tuhan
untuk sementara waktu. Sebagian orang Kristen meyakini bahwa kematian Kristus telah mengantarkan keselamatan dunia; yang lainnya
mengklaim bahwa kematian ini tidak ada pengaruhnya terhadap keselamatan; sementara yang lainnya lagi menganggap bahwa ia tak pernah
mati.35
Q, koleksi asli ajaran-ajaran Yesus, telah lenyap dibanjiri dengan pengaruh-pengaruh lain yang bersaing pada saat agama baru itu masih dalam taraf
perkembangannya.36 Teks-teks yang muncul di kalangan-kalangan Kristen
berikutnya, dalam rangka mengisi kekosongan ini, mulai mendapat status
sebagai Kitab Suci. Sementara di tengah-tengah kerisauan dalam usaha menemukan basis teologis bagi keyakinan-keyakinan mereka kepada Kitab-kitab
Suci, berbagai macam sekte-dengan pandangan yang sangat berbeda-beda tentang kehidupan Yesus Kristus-memainkan peran masing-masing dalam memperbaiki dan membentuk teks, dengan tujuan untuk mencapai pandangan
khusus teologisnya sendiri.
Gereja Ortodoks, sebagai sebuah sekte yang akhirnya menjadi dominan
di atas sekte-sekte yang lain, menentang keras berbagai ide (bid'ah) yang
waktu itu tengah beredar. Ide-ide tersebut meliputi Adopsionisme (ide bahwa
Yesus bukanlah Tuhan, tapi seorang manusia); Dosetisme (pandangan sebaliknya, bahwa Yesus adalah Tuhan dan bukan manusia); dan Separasionisme
(bahwa elemen ketuhanan dan kemanusiaan Yesus adalah dua zat yang berbeda). Dalam setiap kasus, sekte yang kemudian tumbuh menjadi Gereja
Ortodoks ini, secara sengaja telah mengubah Kitab Suci agar mencerminkan
pandangan-pandangan teologisnya sendiri tentang Yesus Kristus, dan sekaligus menghapus pandangan-pandangan teologis rivalnya.3T
6. Kesimpulan
Perhatikan poin-poin ini: bahwa para murid Yesus, menurut Alkitab,
kualitasnya tak pasti; bahwa Q, Injil Yesus yang asli, telah tersaingi oleh ideide yang lain dalam tahap+ahap Kristen yang paling awal; bahwa sebuah
pernyataan iman yang simpel, karena tidak-adanya kredo yang pasti, telah
menggelembung dan mencakup pandangan-pandangan teologis baru yang
berkembang pada berabad-abad kemudian; bahwa keragaman pendapat yang
demikian besar mengenai tabiat Ketuhanan (Godhead) telah berakibat pada
perubahan teks-teks yang ada demi tujuan-tujuan teologis; dan bahwa, di atas
kekacaubalauan teologis ini, tiga abad pertama dari sejarah Kristen dipenuhi
dengan penyiksaan. Suatu atmosfer yang begitu sangat berubah-ubah ini tidak
mungkin kondusif bagi transmisi dan pemeliharaan Kitab Suci Kristen.
Setelah mengkaji sejarah awal agama Kristen dalam bab yang lalu, kita
sekarang sampai pada PB itu sendiri dan memperhatikan beberapa pertanyaan:
siapakah yang mengarang keempat Injil itu? Apakah mereka percaya bahwa
karangan-karangan mereka terinspirasikan (wahyu), ataukah ide ini dikembangkan oleh para generasi belakangan? Bagaimana teks itu diubah? Dan
barangkali yang paling awal dari segalanya, bagaimana tabiat Injil-Injil ini
berbeda dengan ajaran-ajaran Yesus yang asli?r
l. Injil Q yaag Hilang-Sebuah Tantangan
Sebelum munculnya empat Injil yang kita kenal sekarang, para pengikut
awal Yesus menyusun artikel mereka masing-masing. Dalam hal ini tak ada hal
yang dramatis tentang kehidupan Yesus, tak ada riwayat-riwayat mengenai
pengorbanan dan penebusan spiritual. Fokusnya hanya terbatas pada ajaranajarannya, pikiran-pikirannya dan tata cara serta perilaku yang ia jelaskan,
begitu juga pada pembaruan-pembaruan sosial yang ia canangkan.2 Karangan
ini sekarang dinamakan Injil Yesus, Q. Namun Q bukanlah sebuah teks yang
stabil, sebagaimana kehidupan orang-orang Kristen yang tidak stabil, dan
.dengan begitu selama abad pertama orang-orang hidup dalam keadaan yang
memaksa untuk menyisipkan lapisanJapisan teks yang berbeda kepada Q.
Lapisan yang asli sangat mencolok: penuh dengan kata-kata yang simpel tapi
padat, tanpa ada ajakan kepada suatu agama baru dan tidak ada isyarat apa pun
tentang Yesus Kristus sebagai Anak Tuhan.3
Lapisan kedua membawa pergeseran nada, yang secara tersurat menjanjikan kehancuran bagi mereka yang menolak pergerakan itu.4 Namun menurut saya pergeseran yang mengherankan terjadi dalam lapisan Q yang ketiga
dan terakhir, yang ditambahkan oleh orang-orang Kristen pada masa-masa
percobaan pemberontakan Yahudi Pertama (66-70 M.), di bawah bayangankehancuran Rumah Tuhan yang Kedua oleh serdadu Romawi.s Di sinilah
Yesus di-upgrade dari seorang nabi yang bijak menjadi Anak Tuhan (Son of
God), pewaris Kerajaan Ayah, yang sukses melawan godaan-godaan di dalam
hutan-belantara.6
Dengan begitu, artikel ini telah terbukti rentan terhadap perubahan, adalah
korban dari berbagai mitos yang mulai beredar di kalangan Kristen tentang
siapa sebenarnya Yesus. Tapi meski demikian, dalam lapisan ketiga ini pun
tidak terdapat ajakan untuk menyembah Kristus, untuk menganggapnya sebagai seorang tuhan atau membayangkannya lewat ritual-ritual dan doa. Tidak
terdapat penyaliban demi pergerakan itu sendiri, apalagi penebusan untuk
seluruh manusia.T Markus, Matius, dan Lukas menggunakan Q ketika menulis
Injil mereka menjelang akhir abad pertama, tapi mereka dengan sengaja memelintir teks itu (masing-masing dengan caranya sendiri) untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan.8 Bagaimanapun juga, Q sebagai sebuah artikel
yang sebenamya telah hilang dengan cepat.e Teks-teks yang menggantikannya,
berupa riwayat-riwayat kehidupan Kristus yang dramatis, telah mengantarkan
kepada suatu pergeseran dalam fokus dan membantu menghidupkan mitos-mitos
dan spekulasi yang sejak itu telah menutupi figur Yesus yang sebenarnya.
2. Pengarang Keempat lajil yang Ada Sekanng
Mitos-mitos Yesus ini masih terus beredar baik pada masa-masa hilangnya Q maupun setelahnya, dan dari sekian banyak karya yang terinspirasikan
mitos-mitos ini hanya empat yang berhasil mencuat dan menonjol: Injil Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes. Semua pengarangnya tak diketahui dengan pasti.
Dalam kata-kata Sir Edwyn Hoskyns dan Noel Davey:
Jika dirasakan sulit, karena bukti yang kurang memadai, untuk menamakan para pengarang Injil-Injil sinoptik*, maka lebih sulit lagi
menentukan tanggal penulisannya secara pasti. Di sini tak ada bukti sama
sekali; dan penentuan tanggal hanyalah suatu kemustahilan. Terminus ad
quem adalah sekitar tahun 100 M.Sebagai hasil produksi gereja primitif, Injil-Injil itu merupakan tradisi
lisan dari lingkungannya, dan oleh karenanya masalah pengarang dan tanggalnya akan selalu enigmatic(menjadi teka-teki). Hoskyns dan Davey berargumen
bahwa ketidakpastian ini bagaimanapun juga tidak mengurangi nilai dokumendokumen ini jika memang diperlakukan secara akademik. ll Tetapi jaminan
akurasi apakah yang kita miliki mengenai karya-karya anonim ini? Jika ketidakpastian pengarangnya itu sendiri gagal menunjukkan pentingnya uraianuraian yang ada dalam Injil, bagaimana dengan ketidakpastian akurasinya?
Sungguh, ini adalah masalah doktrinal yang luar biasa. Bucaille menukil pesan
Bapa Kannengiesser, Professor di Institut Katolik Paris, yang,
Memperingatkan bahwa 'seseorang harus tidak mengambil secara literal'
fakta-fakta yang dilaporkan tentang Yesus oleh kitab-kitab Injil, karena
Injil-Injil ini adalah 'tulisan-tulisan yang disesuaikan untuk kesempatan
tertentu' atau 'untuk melawan', yang para pengarangnya semata-mata hanya
'menuliskan tradisi-tradisi komunitasnya tentang Yesus.' Mengenai Kebangkitan... ia menegaskan bahwa tak seorang pun dari penulis-penulis
Injil yang bisa mengklaim sebagai saksi mata. Dia mengisyaratkan
bahwa, mengenai kehidupan publik Yesus yang selebihnya, juga berlaku
hal yang sama karena, menurut Injil, tak satu pun dari para muridnyakecuali Yudas Iskariot-yang meninggalkan Yesus semenjak ia pertama
kali mengikuti-Nya sampai keberadaannya yang terakhir di dunia.12
artikel -artikel yang asalnya tak pasti dan akurasinya dipertanyakan ini
belakangan diberi otoritas besar oleh gereja masa-masa awal melalui sebuah
klaim bahwa artikel -artikel tersebut adalah karya-karya yang terinspirasikan
Tuhan, untuk membenarkan tradisi-tradisi oral Kristen.
3. Apakah Nil-Injil itu Terinspinsikan?
Inspirasi, ide bahwa Tuhan secara nyata memberikan visi atau kemampuan atau wahyu secara langsung kepada seseorang merupakan sebuah konsep
yang sentral dari semua agama monoteistik. Akan tetapi, PB tidak pernah
mengklaim dirinya sebagai karya dari sebuah inspirasi. Satu-satunya bagian
yang mungkin menunjukkan inspirasi ini adalah 2 Timotius 3:16, bahwa,setiap Kitab Suci terinspirasikan dan berguna untuk pengajaran." Yang
dimaksudkan di sini bagaimanapun juga adalah PL, sebab PB belum lagi
dikompilasikan dalam bentuk yang kita kenal kini. Seorang penulis abad
kedua, Justin Martyr, lebih lanjut mengklarifikasi bahwa inspirasi ini
dimaksudkan bukan pada teks Ibrani yang ada, tapi hanya pada keakuratan
penerjemahannya ke dalam bahasa Yunani Kuno.13
Sarjana-sarjana Kristen sering membumbui tulisan-tulisan mereka dengan
terminologi 'inspirasi'; misalnya P.W. Comfort menyatakan, "Individu-individu tertentu... diberi inspirasi oleh Tuhan untuk menulis penjelasan-penjelasan Injil untuk membakukan tradisi oral."ra Dan lagi, para juru tulis yang
mengopi PB pada tahap belakangan, "Mungkin menganggap diri mereka telah
terinspirasikan oleh roh dalam membuat penyesuaian-penyesuaian tertentu
dengan contoh."l5 Namun, para pengarang empat Injil yang anonim itu boleh
jadi sangat tidak sependapat dengan Prof. Comfort. Injil yang terawal, Markus,
dianggap sebagai sumber utama oleh para pengarang Matius dan Lukas, yang
telah mengubah, menghapus, dan menyingkat banyak kisah-kisah Markus.
Perbuatan semacam ini tidak akan mungkin terjadi jika mereka menganggap
bahwa Markus diberi inspirasi oleh Tuhan, atau bahwa kata-katanya merupakan kebenaran sejati. l6
Setelah mengetahui bahwa klaim-klaim inspirasi dalam PB ini tidak
memiliki legitimasi sama sekali,