Tampilkan postingan dengan label Bangsa Israel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bangsa Israel. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Desember 2025

bangsa israel

 


bangsa Israel 


Teks-teks dalam Alkitab sering ditafsirkan hanya sebatas teks literal, misalnya 

narasi penciptaan.Secara konteks sejarah narasi penciptaan merupakan suatu 

kepentingan sebagai upaya mencari dukungan dan wujud identitas bangsa di 

tengah-tengah perkembangan politik. Untuk memahami perkembangan politik Israel 

dalam teks narasi penciptaan, maka penelitian ini dilandasi dengan metode kualitatif 

yaitu pendekatan eksegetis dan penafsiran modern yang mempergunakan ilmu-ilmu 

sosial dan juga politik; khususnya juga ilmu-ilmu arkeologi sebagai hasil-hasil 

kepenulisan Perjanjian Lama. Ilmu sosial-politik menjadi penting dalam penulisan 

tesis ini disebabkan hasil yang diperoleh lebih dapat meyakinkan penulis bahwa 

sejarah penulisan Alkitab tidak terlepas dari sosial-politiknya, dengan bukti-bukti 

yang luas dari berbagai ilmu arkeologi yaitu artefak, inskripsi, dan literatur-

literatur dari dunia Israel kuno sebagai sisa-sisa kultur material untuk menjelaskan 

sosial-politik kehidupan Israel mula-mula yang pernah ada.Kesimpulan dan 

rangkuman yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) penyusunan sejarah Israel 

sebenarnya tidak terlepas dari pengaruh para penulis pemerintah yang memiliki 

kemampuan dalam penulisan sejarah kuno dan kemampuan memahami situasi 

politik yang berkembang pada zamannya. 2) Kepentingan politik Daud berimplikasi 

kepada keutuhan dan kesatuan bangsa. 3) Kisah penciptaan dalam Kejadian 2:4b-25 

telah menggambarkan tentang sejarah awal pembentukan identitas Israel sebagai 

bangsa yang bersatu dan meletakkan Israel dalam kerangka universal yang setara 

dengan kekuasaan-kekuasaan besar. 

 

Awal dari tulisan ini bukanlah sepenuhnya menghilangkan kepercayaan akan pengilhaman 

dan otoritas Alkitab, melainkan tulisan ini berusaha menyajikan sisi lain dari pola pemahaman dari 

penelitian Alkitab. Yang mana pandangan secara umum mengenai penulisan Alkitab khususnya 

Perjanjian Lama, cenderung dituntun berpikir dan percaya bahwa Alkitab hanya ditulis dengan 

sebuah mahakarya yang sempurna dan ditulis oleh beberapa orang yang telah diilhami oleh Roh 

Kudus.Di sisi lain Alkitab juga perlu diamati dalam perkembangan ilmu.  

 

Berdasarkan perkembangan ilmu yang pesat dalam penelitian Alkitab ditemukanlah 

beberapa kesulitan-kesulitan dalam setiap tema dalam Kitab Ibrani, yang setidaknya memahami 

bahwa Alkitab merupakan tumpukan-tumpukan sastra yang memiliki latar belakang yang 

dipengaruhi oleh konteks sosial dan kebudayaan masyarakat serta politik pemerintahan Israel 

kuno.1Beberapa di antaranya dapat dilihat, seperti  penemuan Dekalog (10 hukum) dengan jelas ´2Ulangan 34, yang meriwayatkan kematian Musa, tidak dikarang 

oleh Musa sendiri, yang mana ini seolah-olah membantah tentang penulisan tunggal yang berasal 

hanya pada satu orang penulis yang disebut Musa, kemudian ditemukannya kisah penciptaan yang 

ditemukan lebih dari dua.3 Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa ada banyak tumpukan-tumpukan 

sastra yang terjadi dalam penulisan kitab Perjanjian Lama khususnya. 

Narasi Penciptaan dipilih untuk diteliti karena beberapa persoalan Pertama kontroversi 

pendapat para ahli sains (sekuler) yang mengungkap karya penciptaan harus dilihat secara ilmiah, di 

mana alam semesta tidak diciptakan (steady state universe).Menurut mereka jagat raya selain tak 

terbatas dan besarnya tak terhingga.Teori ini disebut Teori Newton.4Hal itu juga didukung oleh 

seorang Teolog Seto Marsunu yang menilai sebuah kejanggalan dalam Kejadian 1-11 yang tidak 

dapat diterima kebenaran ilmiah-nya.Misalnya bagaimana mungkin ada terang sebelum matahari 

diciptakan?Bumi tidak bulat tetapi berupa lempengan yang mengapung di atas permukaan 

air.Langit digambarkan sebagai lengkungan yang menahan air yang ada di atasnya.5Yang mana 

menurutnya narasi penciptaan hanya bersifat subjektif.6Semuanya itu berbanding terbalik dengan 

penafsiran penciptaan dalam Kejadian 1 yang dipahami secara teologis--yang sering diidentikan 

sebagai karya Allah yang telah menciptakan dunia dengan segala isinya, termasuk manusia dan 

makhluk lainnya. 

Kedua selain kontroversi secara sains (sekluer) dalam perkembangan penyelidikan 

terhadap teks-teks Ibrani ternyata ditemukan beberapa kisah penciptaan yang menunjukkan bahwa 

Kejadian 1 bukanlah satu-satunya penciptaan, di mana jauh sebelum penulisan kitab suci Ibrani 

(Israel) telah ditemukan kisah penciptaan dunia di Timur Dekat Kuno.Yang mana Penciptaan dalam 

                                                             

arti ini bukan hanya berbicara struktur dan tatanan dunia, di mana tidak hanya agama, tetapi juga 

relasi politik, ekonomi, dan sosial yang memainkan peran.7 

Kitab Kejadian 2:4b-25 dipilih untuk menjadi obyek penelitian karena beberapa 

pertimbangan Pertama beberapa ahli teolog menilai Kejadian 2:4b-25 ditulis oleh tradisi tertua 

yaitu Y yang jika dibandingkan dengan beberapa teks kisah penciptaan lainnya seperti Kejadian 

1:1-2:4a yang ditulis oleh tradisi termuda yaitu P. 8  Sebagai sumber tertua (Y), yang diyakini 

pastinya menyimpan banyak cerita sejarah yang menjadi acuan dasar dalam penelitian sejarah Israel 

dan kejayaan Israel bersatu. Kedua sebagai salah satu sumber tertua dari narasi penciptaan Kejadian 

2:4b-25, beberapa teolog yang menganggap bahwa ada penanaman dasar upaya politik untuk 

mengembangkan kehidupan Israel9 yaitu Telnoni dan Coote, keduanya PHQHNDQNDQSROLWLN³HJRLV´

pemerintah, layaknya cerita Mesopotamia kuno.10 Namun kedua teologtersebut  melupakan konteks 

politik dari penciptaan Mesopotamia dan Israel yang cukup berbeda. Keadaan situasi Israel pada 

digunakan untuk menarik dukungan dan meletakkan Israel dalam kerangka universal yang setara 

dengan kekuasaan-kekuasan besar seperti Mesir11, sedangkan beberapa bangsa di Mesopotamia 

kuno menggunakan tema penciptaan untuk memperkuat kekuasaan sang raja.12 

Jadi dalam tulisan ini diharapkan peranan konteks sejarah Israel akan memberikan suatu 

pemahaman baru bahwa upaya atau usaha dari makna kisah penciptaan bukan hanya sebatas 

9Israel yang dimaksud adalah ketika awalnya mereka masih berbentuk konfederasi suku-suku penyembah Yahweh 

kemudian mereka merubahnya ke dalam bentuk pemerintahan kerajaan. baca John A.Titaley Di Seputar Penerjemahan 

Nama YAHWEH Dalam Alkitab Bahasa Indonesia , 

Mesopotamia kuno, melainkan adanya upaya kesinambungan antara pemerintah dan penulis 

(sumber Y) untuk menghadirkan kisah penciptaan sebagai bentuk kesatuan indentitas Israel sebagai 

bangsa.13 

Kerumitan persoalan ini menggerakkan penulis bertanya seberapa besar makna politik dari 

narasi penciptaan dalam pembentukan Israel bersatu oleh Sumber Y berdasarkan Kejadian 2:4b-25? 

Dalam menjawab pertanyaan tersebut penulis mendekati teks kitab Kejadian melalui studi 

hermeneutik berdasarkan pada prespektif sosio-politik. Pendekatan ini berguna untuk menemukan 

apa yang sebenarnya makna konteks sejarah yang ingin dikomunikasikan penulis pada masanya, 

serta konteks sosial yang ada dan dialami oleh penulis Y itu sendiri.14 Upaya tersebut dilakukan 

dengan melihat narasi kisah penciptaan: pembentukan Israel bersatu oleh sumber Y dari sudut 

pandang konteks sosio-politik dari kejadian 2:4b-25.  

A. Landasan Teori Sosial-Politik 

Secara tidak langsung penggunaan metode ini sebenarnya sering disamakan dengan 

metode sosial milik Norman K. Gottwald.Hal ini dikarenakan penelitian yang luas yang mencakup 

kehidupan masyarakat Israel kuno. 15 Namun Coote menilai metode sosial masih tidak terlalu 

menjangkau analisis masalah sosial, politik, dan ekonomi yang merupakan ciri khas sejarah 

Palestina. Misalnya, metode ini tidak begitu peduli dengan kenyataan bahwa umat Palestina yang 

mendiami tenda-tenda di padang pasir (badouin) secara sosio-politik sangat berperan. Metode sosial 

malah lebih banyak berbicara tentang dampak dari pergolakan para petani, padahal sangat sulit 

Oleh sebab itu Coote menawarkan sebuah pemahaman terhadap politik penguasa yang 

menyusun proses pembuatan Alkitab. Menurutnya sejarah Alkitab tidak lebih dari kepentingan 

penguasa dalam mengembangkan sejarah pemerintahan.Sang raja telah memiliki beberapa penulis 

sejarah yang diberi tugas menyusun sejarah perkembangan pemerintahannya.Sudah merupakan satu 

aksioma dalam sejarah bahwa kategori yang digunakan untuk menulis sejarah adalah kategori 

analisis yang berlaku pada satu saat tertentu.Sejarawan memiliki berbagai peristiwa waktu lampau 

yang relevan dengan dunianya saat itu.17Sejarah membutuhkan seleksi bahan materi dari beberapa 

                                                             

 

cerita yang lebih penting dari pada peristiwa lainnya dan kemudian menatanya menurut kategori 

tertentu. Tugas historis bukan menggambarkan apa yang terjadi tetapi memilih seratus dari antara 

ratusan miliar peristiwa yang terjadi dan mengelompokannya dan mengaturnya agar peristiwa-

peristiwa itu bermakna.18 

Hal itulah yang dilakukan oleh para penguasa Israel pada masa kekuasan mereka.Di mana 

setiap penguasa memiliki juru tulis kepercayaan, untuk menuliskan kepentingan sejarah.Kekuasaan 



awal Taurat, ditulis di Istana Daud untuk menghadirkan sejarah bangsa Daud sebagaimana Daud 

melihatnya.Sejarah ini menerangkan bagaimana Yehuda dan Israel dianggap bersatu melawan 

ancaman Mesir, yang merupakan musuh wangsa Daud.Satu angkatan kemudian, ketika orang Israel 

yang dipimpin Yerobeam menggulingkan wangsa Daud, istana pemberontak tetap memakai sejarah 

Israel versi wangsa Daud, tetapi dengan membuat banyak tambahan ke dalamnya.Tambahan ini  Oleh sebab itu penggunaan Metode ini akan 

memberikan penjelasan yang lebih dalam terhadap kepenulisan sejarawan konteks kerajaan Israel 

bersatu. 

 

A. Pembentukan sejarah awal Israel 

Mengacu pada sejarah terbentuknya Israel sejak awal mereka sebagai konfederasi suku-

suku yang diperkirakan mulai berada pada pertengahan abad 12 sM dan melalui cerita kemenangan 

³9LFWRU\ 6WHOD´ Merneptah 20 .Asal usul Israel dapat dijelaskan secara ringkas merupakan 

sekelompok umat yang berasal dari berbagai suku yang bersatu.  Pembahasan itu bisa didasarkan 

pada sejarah penyebutan nama Israel. Israel itu merupakan sebuah konfederasi umat (non Kanaan 

dan Kanaan) yang tertindas (confederation of the operessed) dari sekitar wilayah Kanaan (pemujaan 

Tuhan El, bentuk jamak Elohim). Diperkirakan munculnya Israel pada awal abad ke 12, di mana 

sistem pemerintahan masa kejayaan Amarna Kanaan telah dipengaruhi sistem feodalis dengan 

dukungan pemerintahan Mesir yang kuat, menyebabkan perpecahan dalam tubuh wilayah 

Kanaan.Kelompok masyarakat yang terpecah dan bergabung itu disebutlah mereka Isra-El yang 

 

menjadi sumber pembagian etnik, karena fokusnya bukan etnisitas, tetapi perjanjian bersama 

sebagai sekelompok kelas tertindas (common plight of the oppressed class).21Pada masa konfederasi 

suku-suku tersebut diduga kuat keagamaan Israel itu ada dua yaitu dewa Yahweh dan El.22 

Ketika Israel masih berbentuk konfederasi suku, mereka hanya dipimpin oleh kepala suku 

hingga dipenghujung abad ke 11 sM, di mana suku Benyamin, Saul mengklaim hak istimewa 

kerajaan sebagai kepala komandan angkatan bersenjata Israel. Ia mungkin saja hanya sebatas 

komandan perang yang dianggap sebagai raja, karena panglima perang Asia yang bekerja untuk 

Mesir sudah menggunakan gelar itu.23Namun bagaimanapun Alkitab telah menetapkan Saul sebagai 

raja pertama Israel.Keberadaan Saul sebagai seorang raja sepertinya tidak terlalu berdampak di 

dalam kepenulisan Alkitab. Ibaratnya keberadaan Saul hanya sebagai penghias dari awal munculnya 

sang pemimpin sejati dari seorang raja Daud. Tidak salah jika kita berspekulasi bahwa Saul 

memang disengaja oleh raja Daud untuk menjelaskan bagaimana Daud diangkat menjadi seorang 

raja Israel

yang didirikan Daud dan berpusat di Hebron dengan suku Yehuda sebagai bagian 

utamanya.25Dengan puncak keberhasilannya,Daud mulai membangun Israel menjadi sebuah negara 

yang kokoh.Sebagai bentuk kekuasaan Daud segala bentuk sejarah pemerintahan dikumpulkan 

dalam sebuah dokumen.Di mana Daud mulai membangun kesepakatan politik di antara suku-suku 

di Israel, yang mana kesediaan mereka menjadi kerajaan Israel bersatu dibawah penguasa 

tunggal.Dengan kerajaan Israel (bersatu) itu, mereka berhasil menjadikan Yerusalem sebagai 

ibukota kerajaan, serta memindahkan Tabut perjanjian ke Yerusalem sebagai simbol persatuan 

suku-suku Israel dan lambang kehadiran Allah. 

Ideologi kerajaan dari Israel suku Israel 

dalam kehidupan bersama sebagai kerajaan yang baru berdiri. Kedudukannya yang sentral dari 

ideologi kebangsaan, mampu mempengaruhi perkembangan Israel (Yehuda dan Israel) serta 

melahirkan produk-produk kerajaan untuk menunjang kekuasaan dengan propaganda, 

mempromosikan kesuksesan, serta melegistimasi kepemimpinan dalam literatur dan ritual.26Hal itu 

                                                             

 

diwujudkan dalam kesusasteraan sejarah istana, yang disusun dalam dokumen kesusteraan melalui 

para penulisnya.Para penulis yang berasal dari Istana Daud dikenal sebagai Y (sumber Yahwist).27 

Penulis Y bisa jadi adalah kelompok Imam yangdibawah pemerintahan Daud yang 

diwakili oleh Abyatar yang berasal dari Silo dan secara teoritis mereka adalah keturunan 

Musa.28Meskipun banyak juga yang menganggap bahwa penulis Y adalah seorang diri. 29Sejak 

keberadaan penulis Y di masa pemerintahan Daud, kepenulisan Y kemungkinan dikembangkan oleh 

pemerintahan selanjutnya yaitu Salomo atau mungkin sesudahnya.30 

Mengenai pemahaman Y terhadap penyusunan sejarah Israel, mungkin tidak perlu 

diragukan lagi, sebab ada beberapa alasan yang dapat menjadi pertimbangannya: Pertama penulis Y 

(scribes) merupakan kelompok penulis yang dipekerjakan oleh penguasa (Raja Daud)untuk menulis 

dokumen literatur tentang bagaimana para penguasa menjalankan kekuasaannya dan peranan 

mereka dalam masyarakat. Kepentingan itu berlanjut dengan pengaruh yang kuat untuk 

mempengaruhi para scribes dalam catatan yang mereka tulis dengan bentuk kata-kata canggih 

tentang diri sang penguasa serta bagaimana para penguasa tersebut berkuasa pada masanya.31Kedua 

penulis Y setidaknya telah memahami beberapa tulisansejarah (sebelum munculnya kerajaan Israel 

bersatu) beberapa di antaranya adalah cerita Yusuf sampai keluarnya Israel dari Mesir.Cerita itu 

mirip dengan cerita kelompok Shosuyang berada pada dinasti Mesir ke XVIII (1510 sM) 32 

danCerita Patriakhal (bapa-bapa leluhur) yang memiliki persamaan dengan cerita Mesopotmia kuno 

dari pertengahan millenium kedua yaitu cerita budak perempuan (slavegirl) bagi seorang Istri, yaitu 

kisah Sarah (isteri Abraham) yang memiliki budak perempuan yang dijadikan sebagai isteri bagi 

suaminya (Abraham) untuk mendapatkan keturunan.Ternyata  telah banyak dikenal dalam tradisi 

kuno, abad pertengahan millennium kedua yang didasarkan teks adopsi 

 Setidaknya dari kemampuan Y yang telah dibekali pengetahuan dalam sejarah kuno. 

Kelompok Y telah memiliki rancangan untuk mengawali sejarah Israel layaknya cerita-cerita 

                                                             

 

kerajaan Timur Dekat kuno sebagai dokumen untuk membentuk satu citra sosial bagi konsumsi 

publik, walaupun masyarakat luas tidak banyak mengatahui semua hal menyangkut istana dan siapa 

saja yang datang berkunjung. Citra ini juga menjadi, atau memperkuat, cara masyarakat memahami 

diri mereka dan tempat mereka dalam masyarakat. Citra ini menentukan apa saja dari berbagai 

masalah politis, sosial dan relegius yang dianggap penting- masalah apa saja, menurut penguasa, 

masyarakat harus percaya dan melibatkan diri dan apa saja yang mereka abaikan.34 

 

B. Narasi Penciptaan sebagai PolitikIsrael bersatu 

 Narasi penciptaan juga merupakan salah satu bentuk kesamaan unsur-unsur dalam sejarah 

kuno yang telah banyak ditemui dalam berbagai artefak-artefak kuno jauh sebelum kisah penciptaan 

ditemukan dalam Alkitab.Beberapa diantarnya adalah Enuma elish, Gilgamesh, Atra-hasis dan 

masih banyak lainnya. Narasi penciptaan kuno awalnya bertujuan untuk menjelaskan tentang 

keberadaan sang Ilahi yang menciptakan segala sesuatunya dengan keteraturan dan keadilan bagi 

makhluk ciptaan-Nya. Namun dibalik itu semua inti dari penciptaan adalah politik raja (pemerintah 

yang berkuasa) sebagai wakil Ilahi untuk kepentingan  kekuasaan atas segalanya dan memimpin 

seluruh umat.35Hal itu menjadi sangat penting bagi politik seorang penguasa.Banyak teks-teks 

narasi penciptaan di Timur Dekat Kuno menunjukkan besarnya pengaruh pemerintahan terhadap 

narasi-narasi yang dibangun, misalnya pada masa pemerintahan Nebukadnezar I pada abad ke-12 

sM puisi kisah penciptaan Babel mulai dibentuk untuk menggantikan cerita penciptaan sebelumnya 

(Sumeria) yaitu cerita Enuma Elish yang kemungkinan besar disusun dalam waktu yang singkat 

sesudahnya, dengan melegitimasi teologis dari kebangkitan Marduk sebagai dewa tertinggi di 

Babel, menggantikan Enlil, mantan kepala jajaran dewa.  

 Pentingnya narasi penciptaan bagi ideology sebuah bangsa inilah yang dimanfaatkan Daud 

sebagai bentuk legistimasi kekuasaannya dalam menjelaskan iasebagai seorang raja. Sebagai 

seorang raja Daud memiliki kepentingan untuk menyatukan wilayah-wilayah taklukannya sebagai 

Negara Israel bersatu.Alasan utamanya dalam pemerintahan adalah membangun ideology bangsa 

VHEDJDL³EDQJVDEDUX´GLWHQJDK-tengah bangsa Mesopotamia lainnya.Oleh sebab itu pemerintahan 

Daud memerlukan cerita-cerita sejarah untuk membangun kepentingan negara.Dengan dasar tradisi 

literatur negara-negara Timur Dekat Kuno (Mesopotamia) yang dikenal oleh para penulis Daud, 

makanya cerita-cerita penciptaan tepat untuk mengawali sejarah Israel sebagai kerangka universal 

yang meletakkan Israelsama dengan kekuasaan-kekuasaan besar seperti Mesir.

B.1. Tafsiran  

Seperti yang telah dibahas sebelumnya narasi yang dibangun oleh pemerintahan Daud pada 

dasarnya dibangun demi kepentingan kesatuan bangsa.Oleh sebab itu perlulah sebuah sejarah yang 

dapat mewakili kepentingan kesatuan.Dari pengalaman penulis Y tentang sejarah Israel yang 

terbentuk dari konfederasi suku-suku, maka suku pengembara (shosu) yang paling tepat untuk 

mewakili dan memulai sejarah baru 

dari sejarah Israel yang memberontak terhadap pemerintahan feodal Kanaan, dan mereka (Israel) 

merasa tertindas di Kanaan.Penolakan itu yang paling mungkin menjadi alasan Israel untuk menjadi 

perlu cerita-cerita sejarah dari suku pengembara (shosu) yang akan dimasukkan sebagai sejarah 

nasional Israel, misalnya para bapa leluhur adalah sheik-sheik selatan yaitu sheik-sheik suku di 

Negeb dan Sinai.37Cerita keluarnya Israel dari Mesir, serta masuknya Israel ke Kanaan.Cerita-cerita 

itu gambaran dari cerita suku pengembara (shosu) yang dimanfaatkan sebaik mungkin oleh 

pemerintahan Daud untuk menyusun sejarah baru Israel.Maka dengan dasar itulah, kemungkinan 

pemerintahan Daud juga merangkumnya di dalam teks narasi penciptaan Kejadian 2:4b-25 

Berikut beberapa bukti bagaimana Daud (Y) menggambarkan narasi penciptaan dengan 

kisah kehidupan suku pengembara (shosu) transyordan dalam Kejadian 2:4b-25: 

a) Ayat 4b adalah pengenalan akan Yahweh sebagai dewa sang pencipta mereka. 

Pemilihan Yahweh sebagai Tuhan nasional bagi Israel merupakan bentuk dukungan 

terhadap suku pengembara (shosu) yang telah lama dikenal memiliki kepercayaan kepada 

Yahweh topografi Mesir dari Soleb dan 'Amarah (keduanya di Nubia), pada periode 

Kerajaan Baru, merujuk pada t3 s3sw ya-h-wa"Tanah Shosu Yahweh,"38 

b) Ayat 5-9adalah permulaan cerita Penciptaan dunia dalam versi Y, ia memulai dengan 

sebuah sejarah dari konteks kekeringan, bukan kekosongan [bukan tanpa ada semak 

(shrub), melainkan seharusnya belum ada tumbuh-tumbuhan hijau (herb)] layaknya cerita 

para pengembara padang gurun yang hidupnya susah untuk bekerja dan mendapatkan 

kelayakan hidup. Sulit rasanya bila kehidupan harus dimulai dari kegersangan, maka 

diciptakanlah air dari permukaan tanah yang subur untuk menghadirkan kehidupan. 

Dengan tanah yang subur, maka manusia diciptakan layaknya cerita penciptaan Mesir 

kuno.39 Inilah awal dari terciptanya manusia yang akan dibentuk dari tanah (, 'adam).  

                                                             

 

c) Ayat 10-17 adalah gambaran Eden yang sesungguhnya yaitu mengenai sebuah tempat 

´Yahweh untuk suku pengembara (shosu) tempati yang 

nantinya mereka akan menjadi besar (Israel bersatu)dengan \satu janji yaitu mereka harus 

mematuhi segala aturan yang telah Yahweh janjikan (tunduk pada pemerintahan Daud)  

d) Ayat 18-20 adalah penciptaan binatang sering dianggap sebagai hal yang biasa terjadi 

dan hal yang semestinya diciptakan. Namun jika memahaminya secara teliti penciptaan  Sepertinya penulis Y memang sengaja menggambarkan kedekatan 

antara binatang dengan manusia karena tujuannya untuk merujuk kepada suku pengembara 

shosu/badui dengan para ternaknya sebab mereka terkenal sebagai penggembala dan 

penguasa atas ternak di wilayah Mesir.40 

e) Ayat 21-23 adalah penciptaan manusia kedua merupakan bentuk 

atas pencarian dukungan kekeluargaan dari beberapa suku, dengan metafora yang sama 

dari penciptaan Sumeria 41 di mana 

merupakan bentuk saling menikmati pertolongan timbal balik satu sama lain, yang 

mengacu pada ungkapan bahasa Ibrani untuk menyebut kekeluargaan.42Sama halnya Israel 

bukanlah hanya terdiri dari satu suku, melainkan memiliki hubungan saudara dengan suku 

lain, yang secara politis diharapkan Daud sebagai perluasaan kekuasaan dengan suku lain. 

f) Ayat 24-25 adalah seorang laki-laki akan 

meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Pernikahan merupakan 

jaminan produktivitas yang tersedia melalui persetubuhan ilahi dan dilembagakan dalam 

institusi kuil kerajaan. Institusi Kerajaan menjadi wadah pemersatusuku, dari sifat 

keegoisan masing-masing suku, kini mereka harus meninggalkan keegoisan masing-

masing. Dan mereka kinitelah menjadi kerabat setidaknya secara hukum (unit keluarga 

baru diciptakan) kerajaan baru dan kejujuran (integritas) dari setiap suku tidak memiliki 

maksud yang jahat untuk bersama 

 Menurut penulis, hakikat di balik penulisan narasi Penciptaan oleh pemerintahan Daud 

adalah kepedulian dan ambisi dari pemerintahan Daud terhadap bangsa Israel bersatu.Daud telah 

menunjukkan bahwa dia adalah raja yang memerintah demi kepentingan seluruh rakyatnya yaitu 

dengan memberikan kenyamanan bagi kehidupan rakyatnya, memakmurkan dan membahagiakan 

rakyatnya.Daud juga tidak  memerintah demi kepentingan sendiri, melainkan berusaha 

menyelaraskan pemahaman rakyatnya demi kesatuan rakyat. Meskipun secara politik pemerintahan 

Daud cukup disegani, namun pemerintahan Daud tetap percaya akan adanya sosok pencipta yang 

lebih besar dari pada manusia.  

Sang pencipta yang digambarakan pemerintahan Daud dalam kisah penciptaan ini 

merupakan bentuk dari penghormatan terhadap kepercayaan tentang Teokrasi yang adalah Idealnya 

(1 Samuel 12:13-25). Melalui penciptaan alam semesta sampai tercipta manusia, Allah selalu 

menjadi sang penguasa yang sesungguhnya. Sampai di mana Allah akan menunjuk wakilnya di 

dunia melalui manusia atas makhluk lainnya. Yang mana secara praktis bagi bangsa Israel Allah 

masih membutuhkan seorang wakil, entah itu seorang hakim atau raja. 43 Wakil Allah melalui 

seorang raja memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan dan mewujudkan perjanjian 


Dengan kepemimpinan Daud yang bertanggung jawab atas rakyatnya, maka ia telah mewujudkan 

gambaran dari wakil Allah yang sesungguhnya di dalam dirinya.  

 

 

Jadi persoalan narasi penciptaan dalam penelitiannya bukanlah hanya sekedar dipahami 

sebagai konteks teologis saja--yang sering diidentikan sebagai karya Allah yang telah menciptakan 

dunia dengan segala isinya, termasuk manusia dan makhluk lainnya.Ternyata secara konteks 

sejarahnya (secara politik dan sosial) narasi penciptaan memiliki nilai politik yang baik sebagai 

bahan penelitian sejarah perkembangan Israel.Seperti Daud sebagai bangsawan besar, Ia telah 

menunjukkan pengaruhnya terhadap bangsa Israel. Narasi penciptaan menjadi wujud legistimasi 

Daud untuk meletakkan Israel dalam kekuatan yang besar dan menjadi bangsa yang setara dengan 

kekuasaan-kekuasaan besar di Timur Dekat Kuno.Dan perubahan sosial sebagai sebuah bangsa, 

tidak lagi mereka menjadi suku-suku yang terasingkan oleh kekuatan-kekuatan bangsa lain.  

Pemilihan suku pengembara suku utama bukan berarti 

mendiskriminasikan suku-suku lain di antara suku-suku Israel bersatu.Pemerintahan Daud telah 

merencanakan semuanya berdasarkan pengalaman Y sebagai ahli sejarah. Para penulis Y telah 

mengetahui apa saja kebutuhan para suku agar mereka tetap menjadi utuh.Tujuannya 

jelas,sukupengembara shosu lahyang dapat mengawali sejarah Israel sebagai bangsa asing yang 

kemudian mereka dapat berdampingan dan bersatu dengan masyarakat Kanaan asli.Semuanya itu 

dirangkai dan disusun demi kesatuan bangsa Israel bersatu yang disesuaikan pada tradisi literatur 

bangsa-bangsa tetangga mereka yaitu Mesopotamia dan secara tidak langsung akan meletakkan 

Israel dalam kerangka universal.