u Benyamin pemimpin mereka
adalaha Abidan bin Jad'un.209.
Adapun Suku Lawi mendapatkan tugas khusus yaitu
mereka bertugas menjaga kubah Bani Israil yang di
dalamnya ada Tabut Bani Israil sekaligus mengawasinya,
mengangkatnya, memasanagnya dan membongkarnya
setiap kali mereka berhenti atau melanjutkan perjalanan.
sesudah mereka menguasai Baitul Maqdis, kubah ini
diletakkan di lokasi Baitul Maqdis yang dibangun oleh
Nabi Ya'kub as., dan inilah kiblat para Nabi hingga
datangnya perintah kepada Rasulullah saw. untuk
memindahkan kiblat ke Baitullah di Makkah210.
Hanya orang-orang yang dapat dipercayalah yang
diangkat sebagai pemimpin dari kalangan suku Bani
Isra’îl itu. Mereka bertugas untuk memata-matai orang-
209 Ibnu Katsîr, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1978)
Jilid II, h. 298-299.
210 Ibnu Katsîr, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, Jilid II, h. 300.
91
orang kaum Jabbarin211, dan mengetahui kekuatan
benteng mereka. Para pemimpin itu pun kemudian
memberitahukan apa yang mereka lihat di sana kepada
Nabi Musa, agar Nabi Musa dapat megambil
pertimbangan dalam memerangi mereka212. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam QS.al-Maidah(5): 21-22
berikut:
مُكيرَبََدأ َٰىَلَع ْاوُّدَترَت َلََو مُكَل ُ َّللَّٱ َبَتَك يتَِّلٱ َةَسَّدَقُ
لمٱ َضرَلأٱ ْاوُلُخدٱ يموَقََٰي َنيير يس ََٰخ ْاوُبيلَقنَت َف٢١
اَهن يم ْاوُجُرَيَ نيَإف اَهن يم ْاوُجُرَيَ ََّٰتََّح اَهَلُخدَّن نَل َّنَّيإَو َنييراَّبَج اموَق اَهييف َّنيإ َٰىَسُو ََٰيم ْاوُلَاق َنوُل يخ ََٰد َّنَّيَإف
٢٢
"Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang
telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari
kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu
menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata: "Hai
Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang
yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak
akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya.
Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan
memasukinya". (QS.al-Maidah [5[: 21-22)
211 Kaum Jabbar adalah sekelompok kaum yang memiliki kekuatan
yang terdiri dari berbagai bangsa, di antaranya; Bangsa Haitali,
Bangsa Fazari, Bangsa Kan’ani, dan sejumlah bangsa-bangsa
lainnya. Lihat Ibnu Jarir al-Thabari, Tarikh Umam wa al-
Muluk, Jilid 1, h. 431
212 al-Qurthubi, al-Jami’ li ahkami Al-Qur’an (Kairo: Dar al-Katib al
Urbah, 1968) Jilid VI, h. 271.
92
Pada ayat ini Nabi Musa mengajak mereka untuk
berjihad dijalan Allah dengan memerangi musuh-musuh-
Nya, namun mereka takut dengan kaum Jabbar itu,
padahal mereka baru saja menyaksikan bagaimana Allah
membinasakan Fir’aun yang jauh lebih kejam, jauh lebih
kuat, jauh lebih banyak pasukannya dari orang-orang itu.
Kemudian mereka dihukum oleh Allah akibat penolakan
mereka terhadap perintah berjihad. Hukuman mereka itu
adalah diasingkan di negeri yang membuat kebingungan
penduduknya, mereka berjalan tanpa memiliki tujuan apa-
apa, siang ataupun malam, pagi ataupun sore. Dikatakan
pula, bahwa mereka orang-orang yang telah diasingkan ke
dalam padang sahara Tih, maka ia tidak akan dapat keluar
darinya, mereka semua mati dalam waktu empat puluh
tahun, tidak ada yang tersisa dari mereka kecuali hanya
anak-anak kecil saja dan kelompok yang tidak diwajibkan
berjihad, dan juga dua orang soleh yang diselamatkan
yaitu Yusya’ bin Nun dan Kaleb bin Yefuna213.
2. Masa Banî Isrâ’îl Menduduki Baitul Maqdis
Sebelum sampai di Kan’an, Nabi Harun wafat,
tugasnya sebagai Imam Banî Isrâ’îl diserahkan kepada
anaknya Eliazar. Tak lama kemudian, Nabi Musa juga
wafat. Sebelum wafat ia berwasiat kepada Banî Isrâ’îl
agar meneruskan cita-citanya memasuki negeri Kan’an214.
213 Ibnu Katsîr, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhîm, Juz II , h 38.
214 Ibnu Jarir al-Thabari, Tarikh Umam wa al-Muluk, Jilid 1, h. 433
93
Penerus kenabian Nabi Musa adalah Yusya' bin Nun215.
Dialah yang meneruskan kepemimpinan terhadap Bani
215 Keterangan mengenai Yusya’ bin Nun dapat kita temukan dalam
hadits yang dirowayatkan oleh al-Bukhari, Dari Abu Hurairah
ra. dia berkata: Nabi saw. bersabda” Ada seorang nabi diantara
para nabi yang berperang lalu berkata kepada kaumnya,’
Janganlah mengikuti aku seorang yang baru saja menikahi
wanita sedangkan dia hendak menyetubuhinya karena dia
belum menyetubuhinya (sejak malam pertama), dan jangan
pula seorang yang membangun rumah-rumah sedang dia belum
memasang atap-atapnya, dan jangan pula seorang yang
membeli seekor unta atau seekor kambing yang bunting sedang
dia menanti hewan itu beranak’. sesudah itu Nabi tersebut
berperang dan ketika sudah mendekati suatu kampung datang
waktu shalat Asharatau sekitar waktu itu lalu Nabi itu berkata
kepada matahari,’ Kamu adalah hamba yang diperintahkan
begitu juga aku hamba yang diperintah. Ya Allah tahanlah
matahari ini untuk kami’. Akibatnya matahari itutertahan
(berhenti beredar) hingga Allah memberikan kemenangan
kepada Nabi tersebut. Kemudian Nabi tersebut mengumpulkan
ghanimah, lalu tak lama kemudian datanglah api untuk
menghanguskannya namun api tidak melalapnya. Maka Nabi
tersebut berkata,’ Sungguh diantara kalian ada yang berkhianat
(mencuri ghanimah) untuk itu hendaklah dari setiap suku ada
seorang yang berbaiat kepadaku’. Tak lama kemudian ada
tangan seorang laki-laki yang melekat (berjabat tangan) dengan
tangan Nabi tersebut berkata, ‘Dikalangan sukumu ada orang
yang mencuri ghanimah maka hendaklah sukumu berbaiat
kepadaku’. Maka tangan dua atau tiga orang laki-laki suku itu
berjabat tangan dengan tangan Nabi tersebut, lalu mereka
berkata, ‘Dikalangan sukumu ada orang yang mencuri
ghanimah’. Mereka kemudian datang dengan membawa emas
sebesar kepala sapi lalau meletakkannya. sesudah itu datanglah
api lalu menghanguskannya. Kemudian Allah menghalalkan
ghanimah untuk kita karena Allah melihat kelemahan dan
ketidakmampuan kita sehingga Dia menghalalkannya untuk
94
Israil hingga Bani Israil berhasil menduduki Baitul
Maqdis.
Bersama Nabi Yusya', Banî Isrâ’îl berhasil
menyeberangi Sungai Jordan dan langsung mengepung
Baitul Maqdis. Nabi Yusya' mengepung kota tersebut
selama enam bulan. Nabi Yusya' pun berdoa hingga Nabi
Yusya' dan Banî Isrâ’îl berhasil menduduki Baitul
Maqdis216.
Perintah kepada Banî Isrâ’îl agar mereka bersujud
saat memasuki Baitul Maqdis dan juga mengucapkan kata
“Hiththah”, ini pun dilanggar oleh mereka. Baik itu secara
perbuatan ataupun perkataan. Mereka memasuki pintu
Baitul Maqdis dengan cara bringsut sambil berkata
“Hinthah fi syar’ah”217. Sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah:
kita.” Lihat Muhammad Ismâ’îl al-Bukhâri, Shahih al-Bukhari,
Pembahasan; Kewajiban mengeluarkan seperlima harta, Hadits
no. 3123. Ibnu Hajar menjelaskan bahwa Nabi yang disebut
dalam hadits Rasulallah di atas adalah Yusya’ bin Nun.
216 Ibnu Katsîr, al-Sîrah al-Nabawîyah, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1978) h.
736-737
217 Muhammad Ismâ’îl al-Bukhâri, Shâhih al-Bukhâri) Bab Kisah para
Nabi, Hadits no 3403
95
َّن ادَّجُس َباَبلٱ ْاوُلُخدٱَو ةَّط يح ْاوُلوُقَو مُتئ يش ُثيَح اَهن يم ْاوُلَُكو ََةيرَقلٱ يهيذ ََٰه ْاوُنُكسٱ ُُمَلَ َلييق ذيإَو ريفغ
َينين يسح
ُ
لمٱ ُدييزَنَس مُكيتََٰ ييطَخ مُكَل ١٦١ َسرََأف ُمَلَ َلييق ييذَّلٱ َيرَغ ًلَوَق مُهن يم ْاوُمََلظ َنييذَّلٱ َلَّدَب َف اَنل
َنوُميلظَي ْاُوناَك َا يبِ يءاَمَّسلٱ َني م ازجير ميهيَلَع ١٦٢
218
“Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani
Israil): "Diamlah di negeri ini saja (Baitul Maqdis) dan
makanlah dari (hasil bumi) nya di mana saja kamu
kehendaki". Dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa
kami dan masukilah pintu gerbangnya sambil
membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-
kesalahanmu". Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada
orang-orang yang berbuat baik.ٓٓ Maka orang-orang yang
zalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu)
dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka,
218 Lihat juga ayat yang lain berikut:
َقلٱ يهيذ ََٰه ْاوُلُخدٱ اَنُلق ذيإَو مُكََٰيََٰطَخ مُكَل ريفغَّن ةَّط يح ْاُولُوقَو ادَّجُس َباَبلٱ ْاوُلُخدٱَو ادَغَر مُتئ يش ُثيَح اَهنيم ْاوُلُكَف ََةير
َينين يسح
ُ
لمٱ ُدييزَنَسَو ٥٨ َني م ازجير ْاوُمََلظ َنييذَّلٱ ىَلَع اَنَلزَنَأف ُمَلَ َلييق ييذَّلٱ َيرَغ ًلَوَق ْاوُمََلظ َنييذَّلٱ َلَّدَب َف
َنوُقُسَفي ْاُوناَك َا يبِ يءاَمَّسلٱ ٥٩
“Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri
ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang
banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu
gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah
kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu,
dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada
orang-orang yang berbuat baik". ٓٓLalu orang-orang yang zalim
mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak
diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas
orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat
fasik”218 (QS. al-Baqarah [2]: 58-59)
96
maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit
disebabkan kezaliman mereka.”219 (QS. al-A’raf [7]: 61-
62)
Awal penegasan ayat ini yaitu perintah terhadap
Bani Israil untuk menetap di Baitul Maqdis dengan segala
bentuk kenikmatan yang diperoleh di dalamnya. Perintah
demikian dirangkaikan dengan ادَّجُس َباَبلٱ ْاوُلُخدٱَو yang berarti
dengan sepenuhnya untuk patuh dan tunduk.220 Sehingga,
dengan menetapnya kaum Musa di Baitul Maqdis
diharapkan mendapatkan ampunan Tuhannya dan
diberikan kebaikan yang lebih besar. Namun, justru
mereka ْاوُمََلظ َنييذَّلٱ َلَّدَب َف yang berarti mereka justru
mengingkari dan melakukan maksiat tidak sejalan dengan
perintah Tuhan terhadap mereka.221
Akibat sikap membangkang Bani Israil, maka Allah
swt memberikan hukuman kepada mereka yaitu
menjatuhkan malapetaka, yakni penyakit menular,
sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat dari al-
Zuhri, dari Amir bin Saad. Juga dari Malik, dari
Muhammad bin Munkadir dan Salim Abu Nadhar, dari
Amir bin Saad dari Usamah bin Zaid, dari Rasulallah
saw., beliau bersabda, “ Sesungguhnya penyakit panas
219 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 158
220 Lihat Zamakhsyari, Tafsir al-Kasysyaf, jilid, 2, hal 169, dan al-
Maraghi, Tafsir al-Maraghi, jilid 9, hal, 91.
221 al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, jilid 9, hal, 90.
97
atau demam merupakan mala petaka yang diturunkan
sebagai adzab bagi umat-umat sebelum kamu.” 222
Kemudian, ketika Banî Isrâ’îl telah menetap di
Baitul Maqdis, kala itu mereka dipimpin Yusya’ bin Nun,
yang menerapkan Kitab Suci Taurat dalam setiap segi
kehidupan mereka, hingga ajal menjemputnya. Ia wafat
pada usia 127 tahun. Masa kepemimpinannya atas Banî
Isrâ’îl sesudah ditinggal oleh Nabi Musa a.s. adalah 27
tahun223.
ٓsesudah Yusya’ bin Nun meninggal, Kaleb bin
Yefuna lah yang meneruskan ajaran Musa untuk terus
diajarkan kepada Banî Isrâ’îl. Dia adalah salah satu
pengikut Nabi Musa yang setia, sekaligus suami dari
kakak perempuannya, Maryam. Kemudian sesudah Kaleb
meninggal dunia, maka yang menggantikannya untuk
menangani semua permasalahan Banî Isrâ’îl adalah
222 Lihat Muhammad Ismâ’îl al-Bukhâri, Shâhih al-Bukhâri, Bab Tipu
Daya (6974), dan pada Bab Kisah Para Nabi (3473). Lihat Pula
Shâhih Muslim, Bab Keselamatan, Bagian Penyakit menular,
Perdukunan, dan Semacamnya (2218). Penafsiran lain
mengenai kata al-Rijzu diantaranya Adh-Dhahhak berpendapat
bahwa , kata al-Rijzu bermakna adzab. Sedangkan Abul
Auliyah berpendapat , kata al-Rijzu bermakna amarah. Said
bin Jubair berpendapat, kata al-Rijzu bermakna penyakit
menular. Sedangkan Asy-Sya’bi perpendapat, kata al-Rijzu itu
terkadang berupa penyakit menular, dan terkadang berupa
hawa dingin. Lihat Ibnu Jarir al-Thabarî, Jami’ al-Bayân ‘an
Ta’wîl Al-Qur’an, Juz I, h. 305-306.
223 Ibnu Katsîr, al-Sîrah al-Nabawîyah, h. 743
98
Yehezkiel bin Busi. Yehezkiel inilah yang berdoa kepada
Allah untuk menghidupkan kembali Banî Isrâ’îl, sesudah
mereka dimatikan oleh Allah karena mereka keluar dari
kampung halaman mereka dengan alasan takut mati224.
Peristiwa ini tergambar dalam QS.al-Baqarah (2): 243
berikut:
َلاَقَف ِِۖتْوَمْلا ََرذَح ٌفُْوُلا ْمُهَو ْمِهِراَيِد ْنِم اْوُجَرَخ َنْيِذَّلا ىَِلا ََرت ْمََلا
ََرثَْكا َّنِكٰلَو ِساَّنلا ىَلَع ٍلَْضف ْوُذَل َ هاللّ َِّنا ۗ ْمُهاَيَْحا َُّمث ۗ اُْوتْوُم ُ هاللّ ُمَُهل
َنْوُرُكَْشي َلْ ِساَّنلا
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke
luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka
beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati225; Maka Allah
berfirman kepada mereka: "Matilah kamu"[154],
kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya
Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur.’ (QS.al-Baqarah
[2]: 243)
Kemudian pada masa kenabian Nabi Samuel,
sesudah Banî Isrâ’îl berhasil menguasai negeri Kan’an,
negeri ini kemudian dibagi menjadi 12 wilayah. Raja
224 Ibnu Jarir al-Thabari, Tarikh Umam wa al-Muluk, Jilid I, h. 457
225 Sebahagian ahli tafsir (seperti Al-Thabari dan Ibnu Katsir)
mengartikan mati di sini dengan mati yang sebenarnya;
sedangkan sebahagian ahli tafsir yang lain mengartikannya
dengan mati semangat.
99
mereka yang pertama adalah Thalut atau Saul, yang
memerintah antara tahun 1042 SM-1012 SM226.
Kemudian sesudah Thalut diangkat menjadi raja,
Banî Isrâ’îl justru memprotes prihal terpilihnya Thalut
menjadi raja, karena mereka meyakini, bahwa kekuasaan
harus diberikan kepada keturunan Yahuda, sedangkan
kenabian harus diberikan kepada keturunan Lewi227.
Ketika mereka ketahui bahwa yang diangkat sebagai raja
mereka keturunan Benyamin, maka mereka langsung
berpaling dan menolak kepemimpinannya atas mereka
karna selain alasan di atas mereka menganggap Thalut
seorang yang miskin yang tidak memiliki banyak harta,
hingga tidak patut menjadi raja untuk mereka228. Hal ini
tercatat dalam firma Allah QS. Al-Baqarah (2): 247
berikut:
ىهَنا ا ُْْٓولاَق ۗ اًكِلَم َتْو ُلاَط ْمَُكل ََثَعب ْدَق َ هاللّ َّنِا ْمُهُِّيبَن ْمَُهل َلاَقَو
َن ِم ًةَعَس َتُْؤي َْملَو ُهْنِم ِكْلُمْلاِب ُّقََحا ُنَْحنَو َانْيَلَع ُكْلُمْلا ُهَل ُنْوَُكي
ۗ ِمْسِجْلاَو ِمْلِعْلا ىِف ًةَطَْسب ٗهَداَزَو ْمُكْيَلَع ُهىٰفَطْصا َ هاللّ َّنِا َلاَق ِۗلاَمْلا
ٌمْيِلَع ٌعِساَو ُ هاللَّو ۗ ُء ٰۤاَشَّي ْنَم ٗهَكْلُم ِْيتُْؤي ُ هاللَّو
226 Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, h. 51 Informasi
perihal peristiwa diangkatnya Thalut menjadi raja pertama
Banî Isrâ’îl tercantum dalam Al-Qur’an (QS. al-Baqarah [2]:
246-251.
227 Ibnu Jarir al-Thabari, Tarikh Umam wa al-Muluk, Jilid I, h. 460
228 Ibnu Katsîr, Tafsir Al-Qur’an al-‘Azhîm, Juz I , h 403-406
100
“Nabi mereka mengatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi
rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut
memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak
mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun
tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi
(mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih
rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh
yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas
pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.”( QS. Al-Baqarah
[2]: 247)
sesudah barakhir kepemimpinan Thalut, bangsa
Isrâ’îl dipimpin oleh Nabi Dawud, informasi ini kita
dapatkan dalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah (2): 251
berikut:
ينذييبِ مُهوُمَزَه َف ُواَد َلَت َقَو يَّللَّٱٓۥ ُهَمَّلَعَو َةَمكيلحٱَو َكل
ُ
لمٱ ُ َّللَّٱ ُهََٰىتاَءَو َتُولاَج ُدٓۥ
ٍلضَف وُذ ََّللَّٱ َّنيكََٰلَو ُضرَلأٱ يتَدَسَفَّل ضعَبيب مُهَضَعب َساَّنلٱ
يَّللَّٱ ُعفَد َلَوَلَو ُءاَشَي اَّيمَ
َينيمَل ََٰعلٱ ىَلَع ٢٥١
“Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut
dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud
membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya
(Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya
Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang
dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak
101
(keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian
yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah
mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta
alam.”229 (QS. al-Baqarah [2]: 251.
Ayat ini menegaskan dua hal penting yaitu ketika
Nabi Daud dapat membunuh Jalut dan diberikan hikmah
oleh Allah dan mengajarkan hikmah tersebut230. sesudah
Daud mampu mengalahkan Jalut Allah memberikan
Kerajaan dan Hikmah231 sesudah meninggalnya Samuel
dan Thalut, namun Daud menerima Kerajaan dan hikmah
tidak dalam satu waktu, sesudah itu Allah menurunkan
Zabur kepadanya232.
Nabi Dawud memerintah sekitar 40 tahun (1012-
972 SM). Dan pada masa pemerintahan Nabi Dawud
inilah didirikan kerajaan Israel di Kan’an. Kehidupan
Banî Isrâ’îl pada masa Nabi Daud lebih baik daripada
229 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 41
230 al-Qrthubi, Jami’ li Ahkam Alquran, jilid 3, hal, 256.
231 Dalam Alquran, sekurang-kurangnnya Allah menyebutkan hikmah
yang diberikan kepada hamba-Nya sebanyak 27 kali disebutkan
diberbagai surat dan peristiwa di dalamnya. Menurut al-Razi,
ada beberapa makna hikmah dalam Alquran diantaranya
adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang ajaran
Alquran, dapat dimaknai pula dengan sunnah Nabi hingga
kenabian yang diberikan para rasul dan Nabi. Misalnya QS al-
Nisa [4] 5. Lihat al-Razi, Mafatih al-Gaib. Sebagaimana pula
disebutkan pada SQ al-Nisa [4] 163. QS al-Baqarah [2] 251.
232 Wahbah Zuhaili, Tafsir al-Munir, jilid 2, hal, 427.
102
masa sebelumnya. sesudah Nabi Dawud Meninggal,
kerajaan Israel dipimpin oleh putranya, yaitu Nabi
Sulaiman (King Solomon), yang memerintah tahun 972-
932 SM. Pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman inilah,
direnovasi Baitul Maqdis di atas Bukit Moria (Zion)233.
Pada masa ini, wilayah kerajaan Israel diperluas dari
sungai Nil di selatan hingga ke sungai Eufrat di utara234.
Dapat disimpulkan bahwa term Asbâth pertama
kali muncul dalam Al-Qur’an untuk menyebutkan suku-
suku Banî Isrâ’îl mulai pada zaman Nabi Musa. Dari
runtutan awal kemunculan term tersebut dapat difahami
bahwa Banî Isrâ’îl baru dikelompokan menjadi dua belas
suku Asbâth ketika jumlah mereka berkembang pesat dan
ini terjadi pada zaman Nabi Musa as ketika keluar dari
negeri Mesir. Dari sini dapat disimpulkan term Banî
Isrâ’îl lebih dahulu disebutkan dari pada term Asbâth
dalam Al-Qur’an. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
term Banî Isrâ’îl maknanya lebih umum dari term Asbâth,
karna term Banî Isrâ’îl bermakna keturunan Isrâ’îl (Nabi
233 Baitul Maqdis adalah masid kedua yang didirikan sesudah Masjidil
Haram, jarak antara pendirian Masjidil Haram dan Masjid
Baitul Maqdis adalah empat puluh tahun. Informasi ini dapat
kita temukan dalam HR. Bukhari, Bab Kisah Para Nabi,
Bagian: Hadits Tentang Abu Dzar yang Bertanya Tentang
Masid yang Pertama Kali berdiri di Muka Bumi.
234 M. Ali Imran, Sejarah Terlengkap Agama-Agama Di Dunia, h. 348.
Mengenai anugerah yang diberikan Allah kepada Nabi Dawud
dalam memimpin kerajaannya tercantum dalam firman Allah
QS. Shad [38]: 17-20)
103
Ya’qub) secara umum, sedangkan term Asbâth bermakna
keturunan Isrâ’îl (Nabi Ya’qub) dari dua belas putra
beliau yang setiap orang melahirkan kaum/ suku jumlah
yang banyak, titik kuncinya pada jumlah yang banyak.
104
Bagan Keturunan Nabi Ya’qub dari empat Istri
No Nama Suku
Asbâth
Keturunan yang
menonjol
Posisi
1. Ruben Elizur bin Syedeur235 Pemimpin (Naqib) Suku
Ruben dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
pada zaman Nabi Musa.
2. Syam’un
(Simoen)
Selumiel bin
Zurisyadai236
Pemimpin (Naqib) Suku
Simeon dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
pada zaman Nabi Musa.
3. Lewi -Nabi Musa bin
Imran bin Kehat bin
Azer bin Lawi237
-Nabi Harun bin
Imran bin Kehat bin
Azer bin Lawi238
-Nabi Ilyas bin Yasin
bin Pinehas bin Ezar
bin Harun bin Imran
bin Kehat bin Azer
bin Lawi239
-Nabi yang di utus untuk
Bani Israil untuk
membebaskan mereka dari
kekejian Fir’aun.
-Nabi yang di utus untuk
untuk membantu Nabi
Musa.
-Nabi yang di utus kepada
kaum Ba’labak
penyembah berhala pada
tahun 870 SM..
106
240 Ibnu Jarir al-Thabari, Tarikh Umam wa al-Muluk, Jilid I, h. 467
241 Abdullah ibn Hasan ibn Hibatullah ibn Abdullah Ibnu Husain Ibn
Asakir, Tarikh al-Dimasyqa, ( Beirut: Dar el-Fikr, 1995), Jilid
XVII, h. 35
-Nabi Samuel bin
Bela bin Al-Qamah
bin Yarkam bin
Eleho bin Tiho bin
Suf bin Mahes bin
Emos bin Ezar bin
Harun bin Imran bin
Kehat bin Azer bin
Lawi240.
- Uzair\Ezra bin
Seraya binAzarya bin
Hilkia bin Salum bin
Zadok bin Ahitub bin
Amarya bin Azarya
bin Merayot bin
Zerahya bin Uzi bin
Buki bin Abisua bin
Pinehas bin Ezar bin
Harun bin Imran bin
Kehat bin Azer bin
Lawi241.
-Nabi yang diutus untuk
Bani Israil sebelum Nabi
Dawud pada masa
pemerintahan raja Thalut .
Kenabiannya disebutkan
dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah (2): 246 .
-Salah satu Nabi Banî
Isrâ’îl. Ia hidup sesudah
zaman Nabi Dawud dan
Nabi Sulaiman, namun
sebelum zaman Nabi
Zakaria dan Yahya. Tidak
seorangpun yang tersisa
dari Banî Isrâ’îl yang
masih menghafal kitab
suci Taurat selain dia, lalu
Allah mengilhamkan
hafalan itu kepada Uzair,
Oleh karena itulah orang
Yahudi menyebutnya
dengan sebutan “Uzair
putra Allah”.
4. Yahuda -Nahason bin
Aminadab bin Aram
bin Hezron bin Peres
- Pemimpin (Naqib) Suku
Yahuda dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
-Nabi Dawud bin Isai
bin Obed bin Baos
bin Salma bin
Nahason bin
Aminadab bin Ram
Hezron bin Peres bin
Yahuda243.
-Nabi Sulaiman bin
Dawud bin Isai bin
Obed bin Baos bin
Salma bin Nahason
bin Aminadab bin
Ram Hezron bin
Peres bin Yahuda244.
-Rahabeam bin
Sulaiman bin Dawud
bin Isai bin Obed bin
Baos bin Salma bin
Nahason bin
Aminadab bin Ram
Hezron bin Peres bin
Yahuda245.
- Nabi Zakaria bin
Ladun bin Musalam
bin Shaduq bin
Hasyban bin Dawud
pada zaman Nabi Musa.
-Nabi dan Raja kerajaan
Israil di Kan’an.
Memerintah sekitar 40
tahun (1012-972 SM).
Kehidupan Banî Isrâ’îl
pada masa Nabi Daud
lebih baik daripada masa
sebelumnya.
-Nabi dan Raja kerajaan
Israil yang memerintah
tahun 972-932 SM. Pada
masa ini, wilayah kerajaan
Israel diperluas dari sungai
Nil di selatan hingga ke
sungai Eufrat di utara.
-Raja Kerajaan Yahuda
pasca terpecahnya
kerajaan Israil menjadi
dua.
-Nabi yang diutus untuk
Bani Israil dan termasuk
25 Nabi yang wajib kita
Imani.
108
246 Ibn Asakir, Tarikh al-Dimasyqa, Jilid XXVII, h. 215
bin Sulaiman bin
Shadiqah bin
Barkhiya bin
Balathah bin Nahor
bin Syalom bin
Bahfasyat Inamen
bin Rahabeam bin
Sulaiman bin Dawud
bin Isai bin Obed bin
Baos bin Salma bin
Nahason bin
Aminadab bin Ram
Hezron bin Peres bin
Yahuda246.
- Nabi Yahya bin
Zakaria bin Ladun
bin Musalam bin
Shaduq bin Hasyban
bin Dawud bin
Sulaiman bin
Shadiqah bin
Barkhiya bin
Balathah bin Nahor
bin Syalom bin
Bahfasyat bin
Inamen bin
Rahabeam bin
Sulaiman bin Dawud
bin Isai bin Obed bin
Baos bin Salma bin
Nahason bin
Aminadab bin Ram
Hezron bin Peres bin
-Nabi yang diutus untuk
Bani Israil dan termasuk
25 Nabi yang wajib kita
Imani.
109
247 Abu Nu’aim al-Asfahani, Hilyatul Auliya wa Thabaqatul
Ashfiya’,(Beirut; Dar al-Fikr, t.th.) Jilid 9, h. 268
248 Sami bin Abdullah Ahmad al-Magluth, Atlas Agama-Agama,
(Jakarta: al-Mahira, 2011), h. 179
249 Ibnu Katsîr, al-Bidâyah wa al-Nihâyah, Jilid II, h. 298-299.
Yahuda247.
-Nabi Isa bin
Maryam binti Imran
bin Matan bin Ezra
bin Zerebeal bin
Syaltan bin Yohanan
bin Perestia bin
Amon bin Manasye
bin Hezkiel bin Ahaz
bin Moutsam bin
Azarya bin Boram
bin Yesafat bin Asa
Abia bin Rahabeam
bin Sulaiman bin
Dawud bin Isai bin
Obed bin Baos bin
Salma bin Nahason
bin Aminadab bin
Ram Hezron bin
Peres bin Yahuda248.
-Nabi yang diutus untuk
Bani Israil dan termasuk
25 Nabi yang wajib kita
Imani.
5. Isakhar Nataneel bin Zuar249. Pemimpin (Naqib) Suku
Isakhar dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
pada zaman Nabi Musa.
6. Zebulon Gamaliel bin
Pedazur250.
Pemimpin (Naqib) Suku
Zebulon dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
pada zaman Nabi Musa.
7. Gaad Elyasaf bin
Rehuel251.
Pemimpin (Naqib) Suku
Gaad dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
pada zaman Nabi Musa.
8. Asyer Pagiel bin Okhran252. Pemimpin (Naqib) Suku
Asyer dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
pada zaman Nabi Musa.
9. Daan Ahiezer bin
Amisyadai253.
Pemimpin (Naqib) Suku
Daan dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
pada zaman Nabi Musa.
10. Naftali Eliab bin Helon254. Pemimpin (Naqib) Suku
Naftali dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis
pada zaman Nabi Musa.
11. Yusuf -Yusya’ bin Nun bin - Pemimpin (Naqib) Suku
111
Tabel Asbâth
-Nabi Ilyasa’ bin
Akhtab bin Syutlem
bin Afraim bin
Yusuf256.
Yusuf dalam perjalanan
menuju Baitul Maqdis,
juga pemimpin Bani Israil
yang berhasil memasuki
Baitul Maqdis, penerus
kenabian Nabi Musa dan
Harun .
-Nabi yang di utus untuk
bangsa Aram dan Bani
Israil pada tahun 830 SM
di Juabar damaskus.
12. Benyamin -Abidan bin
Gideoni257.
-Thalut/Saul bin Qais
bin Afeil bin Sera bin
Tahwar bin Afih bin
Anis bin
Benyamin258.
- Pemimpin (Naqib) Suku
Benyamin dalam
perjalanan menuju Baitul
Maqdis pada zaman Nabi
Musa.
-Raja Bani Israil sebelum
Nabi Dawud.
112
C. Sejarah Kemunculan Term Banî Isrâ’îl
1. Masa Eksodus Nabi Musa a.s. dan Banî Isrâ’îl
Term Banî Isrâ’îl yang pertama muncul dalam al-
Qura’n berdasarkan penelitian penulis kita dapatkan
menjelaskan mengenai pembicaraan Nabi Musa as.
dengan Fir’aun yang kala itu Nabi Musa meminta kepada
Fir’aun supaya melepaskan Banî Isrâ’îl untuk pergi
bersama Nabi Musa meninggalkan negeri Mesir, agar
terbebas dari ketidak adilan Fir’uan terhadap Banî Isrâ’îl.
Hal ini terekam dalam Alquran surat al-A’raf259 ayat
(7:)105 berikut:
َينيمَل ََٰعلٱ ي بَّر ني م لوُسَر ي نّيإ ُنوَعريفََٰي َٰىَسوُم َلَاقَو١٠٤ َّلَيإ يَّللَّٱ ىَلَع َلوَُقأ َّلَ نَأ َٰىَلَع ٌقييقَح
َييعَم ل يسرََأف مُكي بَّر ني م ةَني ي َبيب مُكُتئ يج دَق َّقَلحٱ َلييءََٰرسيإ ينَِب ١٠٥
260
259 Surat al-A’raf adalah surat yang turun sebelum Nabi Muhammad
saw. hijrah ke Madinah. Ia terdiri dari 206 ayat,
keseluruhannya turun di Mekah (makiyah). Ada sementara
Ulama mengecualikan ayat-ayat 163-170, tetapi pengecualian
ini dinilai lemah. Penamaan surah ini dengan al-A’raf karena
kata tersebut terdapat dalam suratnya dan ia merupakan kata
satu-satunya dalam Alquran. Kandungan surat ini merupakan
rinciandari sekian banyak persoalan yang diuraikan oleh surat
al-An’am, khususnya menyangkut kisah beberapa nabi. Tujuan
utamanya adalah peringatan terhadap yang berpaling dari
ajakan kepada Tauhid, kebajikan dan kesetiaan pada janji serta
ancaman terhadap siksa duniawi dan ukhrawi. Lihat M.
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh, Pesan, Kesan, dan
Keserasian Alquran, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Vol. V, h. 3-
4
260 Lihat Juga QS. Thâha (20): 47 dan QS. al-Syu’ara’ (26): 17.
113
Dan Musa berkata: "Hai Fir´aun, sesungguhnya aku ini
adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam. wajib
atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali
yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan
membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka
lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku". (QS. al-
A’raf [7]: 104-105)
Ayat ini mengulas tentang dakwah dan perdebatan
Nabi Musa dengan Fir’aun agar Fir’aun melepaskan Banî
Isrâ’îl. Dalam perdebatan ini Nabi Musa as. juga
memberikan tekanan terhadap Fir’aun dengan hujah dan
menampilkan kepadanya mukjizat-mikjizat yang jelas
yang menjadi bukti akan kebenaran perkara yang
disampaikannya. Ia meminta kepada Fir’aun agar
melepaskan Banî Isrâ’îl dari penindasan dan ketidak
adilan yang saat itu mereka ditindas dengan dipaksa
melakukan kerja berat, juga agar membebaskan Banî
Isrâ’îl menyembah Tuhan semesta alam (Allah)261, karena
sesungguhnya mereka (Banî Isrâ’îl) berasal dari keturunan
seorang Nabi yang mulia yaitu Isrâ’îl atau Nabi Ya’qub as
ibnu Ishaq as. ibnu Ibrahim as.
Berbagai usaha dilakukan Nabi Musa untuk
membebaskan Banî Isrâ’îl dari penindasan Fir’aun, di
antaranya dengan meyakinkan Fir’aun bahwa dia (Nabi
Musa) merupakan utusan Allah yang diutus untuk
mengajak kepada tauhid. Nabi Musa pun memperlihatkan
bukti-bukti kekuasaan Allah dengan memperlihatkan
mu’jizat-mu’jizatnya di hadapan Fir’aun dengan
memukulkan tongkatnya kemudian tongkat itu berubah
menjadi ular jantan yang sangat lincah262. Untuk
mengukuhkan bukti tersebut Nabi Musa as.
menambahkan bukti yang lain, yaitu Nabi Musa as.
mengeluarkan tangannya dari bajunya atau ketiaknya,
maka seketika dikeluarkan tangannya yang selama ini
berwarna kehitaman menjadi putih bercahaya lagi indah
terlihat dengan jelas oleh orang-orang yang melihat ketika
itu263.
sesudah Nabi Musa menunjukan segala bukti dan
mu’jizat kepada Fir’aun sampai mengalahkan semua ahli
sihir Fir’aun, namun Fir’aun dan pengikutnya masih
enggan juga beriman kepada Allah dan enggan
melepaskan Banî Isrâ’îl. Karena kebejatan dan
kedurhakaan mereka telah melampaui batas, maka Allah
swt. mengirimkan azab kepada mereka264. berupa topan,
yakni air bah yang menghanyutkan segala sesuatu. Atau
262 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh, Vol. V, h. 199
263 Peristiwa ini dijelaskan dalam QS. al-A’raf (7): 106-108 berikut:
يب َتئ يج َتنُك نيإ َلَاق َ َينيقيد ََّٰصلٱ َنيم َتنُك نيإ َا يبَ يتَأف َةيا١٠٦ ينيبُّم ناَبُعث َييه اَذيَإف ُهاَصَع َٰىَقَلَأف١٠٧ ُهََدي ََعز َنَوۥ
َنييريظََّٰنليل ُءاَضَيب َييه اَذيَإف١٠٨
264 Peristiwa ini dijelaskan dalam QS. al-A’raf (7): 133 berikut:
ُناََكو ْاُوَبِكَتسَٱف تََٰلَّصَفُّم تََٰيَاء َم َّدلٱَو َعيداَفَّضلٱَو َلَّمُقلٱَو َدَاَرلجٱَو َنَافوُّطلٱ ُميهَيلَع اَنلَسرََأف َينيمير ُّمُّ اموَق ْاو١٣٣
115
angin ribut disertai kilat dan Guntur serta api dan hujan
yang membinasakan segala yang ditimpanya265.
Selanjutnya, karena siksaan itu boleh jadi diduga
akan menyuburkan tanah, maka Allah mengirimkan juga
belalang yang merusak tumbuhan serta kutu, yakni hama
tanaman266. Kemudian karena boleh jadi ada persediaan
makanan di gudang-gudang mereka, maka dikirimkan
juga, katak-katak yang sangat banyak, sehingga tersebar
sampai ke tempat makan mereka melompat pada
hidangan-hidangan mereka.267 Selain itu azab berupa
darah pun juga menimpa mereka, maksudnya adalah air
yang mereka gunakan untuk minum bercampur darah
yang mengakibatkan timbulnya berbagai macam
penyakit.
Karena tidak dapat menangani azab tersebut
Fir’aun meminta kepada Nabi Musa untuk mendoakan
supaya azab tersebut berhenti, dengan jaminan apabila
azab tersebut berhenti menimpa mereka, maka Fir’aun
akan membebaskan Banî Isrâ’îl pergi bersama Musa.
Peristiwa ini terdapat dalam Alquran berikut:
َل َزجي رلٱ اَّنَع َتفَشَك ن
يَئل َكَدنيع َديهَع َا يبِ َكَّبَر اََنل ُعدٱ ىَسُو ََٰيم ْاوُلَاق ُزجي رلٱ ُم يهيَلَع َعَقَو اَّمَلَو َّنَن
يمؤُن
َكَعَم َّنَل يسرَُنلَو َكَل َلييءََٰرسيإ ينَِب ١٣٤
“Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan
itu) merekapun berkata: "Hai Musa, mohonkanlah untuk
kami kepada Tuhamnu dengan (perantaraan) kenabian
yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika
kamu dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti
kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan
Bani Israil pergi bersamamu". (QS. al-A’raf [7]: 134-135)
Sebagian ulama tafsir memahami kata al-Rijzu
pada ayat diatas dalam arti penyakit lepra, sebagian juga
memahaminya dengan azab penyakit yang menyebabkan
tujuh puluh ribu orang Qibthi268 mati setiap harinya
namun tidak seorangpun dari Banî Isrâ’îl 269.
Namun sesudah dihilangkan berbagai azab tersebut
Fir’aun dan kaumnya mengingkari janji mereka untuk
percaya kepada ajaran Tauhid dan membebaskan Banî
Isrâ’îl hijrah bersama Nabi Musa as. Maka AllAh
membalas mereka dengan siksa yang tidak pernah mereka
alami sebelumnya yaitu dengan menenggelamkan mereka
di laut Merah270. Kaum Fir’aun yang telah berulang-ulang
durhaka dan yang sebelum ini telah diberi aneka bukti
serta peringatan disiksa Allah melalui penenggelaman
dilaut271.
sesudah membahas tentang kesudahan umat
durhaka yaitu Fir’’aun dan kaumnya, kemudian
diberitakan tentang balasan kebaikan atas kesabaran Banî
Isrâ’îl dan ketaatan mereka terhadap Allah dan ketentuan-
Nya. Hal ini terdapat dalam Al-Qur’an berikut:
َميلَك تََّتمَو اَهييف اَنَكرََٰب يتَِّلٱ َاَبَيرََٰغَمَو يضرَلأٱ َقير ََٰشَم َنوُفَعضَتسُي ْاُوناَك َنييذَّلٱ َموَقلٱ اَنثَرَوأَو َكي بَر ُت
َٰىَلَع ََٰنَسُلحٱ َلييءََٰرسيإ ينَِب ُهُموَقَو ُنوَعريف ُعَنصَي َناَك اَم َنَّرَّمَدَو ْاُوَبَِص َا يبِۥ َعي ْاُوناَك اَمَو َنوُشير١٣٧
“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas
itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian
baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah
sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai
270 Peristiwa ini terdapat dalam Al-Qur’an berikut:
ََٰب مُه ٍلَجَأ ََٰلَيإ َزجي رلٱ ُمُهنَع اَنفَشَك اَّمَل َف َنُوثُكَني مُه اَذيإ ُهوُغ
يل١٣٥ يب ْاُوب َّذَك ُم َّنَّ يبِ ي مَيلٱ يفِ مُهََٰنقَرغََأف مُهن
يم اَنمَق َتنَٱف َ اَنيتََٰيا
َينيليف ََٰغ اَهنَع ْاُوناََكو١٣٦
“Maka sesudah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas
waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka
mengingkarinya. Kemudian Kami menghukum mereka, maka
Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka
mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang
yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.” (QS. al-A’raf [7]: 135-
136)
271 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbāh, Vol. V, h. 226
118
janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan
Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir´aun dan
kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS. al-
A’raf [7] : 137)
Menurut al-Qurthubi, maksud ayat ini adalah
Allah swt. mempusakakan belahan timur dan belahan
barat bumi272 kepada orang-orang yang dahulunya hidup
tertindas dari kalangan kaum Bani Israil karna kesabaran
mereka menahan penderitaan dari penyiksaan Fir’aun dan
pengikutnya, juga atas kesabaran mereka beriman dan
menjalankan perintah Allah swt273. Dengan demikian
terbuktilah janji Allah kepada mereka bahwa musuh
mereka dibinasakan, dihancurkannya bangunan-bangunan
berupa gedung-gedung dan segala yang mereka tanam dan
lain-lainnya274.
Ketika Fir’aun dan bala tentaranya itu
dibinasakan, hari itu bertepatan dengan tanggal 10
Muharram. Sebagaimana disebutkan oleh Imam al-
Bukhari dalam kitab Shahihnya, sebuah riwayat dari
Muhammad bin Basyyar, dari Gundar, dari Syu’bah, dari
Abi Bistr, dari Daid bin Jubair, dari Ibnu ‘Abbas, ia
berkata, “Ketika Nabi saw. tiba dikota Madinah, pada
hari itu kaum Yahudi sedang berpuasa 10 Muharram, lalu
beliau berkata “Dalam rangka apakah kalian berpuasa
pada hari ini?” mereka menjawab, “Hari ini adalah hari
bertepatan dengan hari kemenangan Musa terhadap
Fir’aun,” Lalu Nabi saw. berkata kepada para sahabatnya,
“Kalian lebih berkewajuban untuk menghormati hari ini,
maka berpuasalah kalian”275.
2. Sikap penyimpangan Banî Isrâ’îl terhadap ajaran
Nabi Musa a.s.
Kemudian sesudah menjelaskan kemenangan Banî
Isrâ’îl yang diselamatkan Allah swt. dari Fir’aun dan
pengikutnya ayat selanjutnya yang memakai term Banî
Isrâ’îl menjelaskan sikap pengengkelan atau ketidak-
patuhan Banî Isrâ’îl terhadap Nabi Musa as.
َنَّزَو ََٰجَو َلييءََٰرسيإ ينَِبيب ََُٰيم ْاوُلَاق ُمَّلَ ماَنصَأ َٰىَلَع َنوُفُكَعي موَق َٰىَلَع ْاوََتَأف َرحَبلٱ ا ََٰلَيإ اَنَّل لَعجٱ ىَسو
َنوُلَهَتَ موَق مُكَّنيإ َلَاق َة يلَاَء ُمَلَ اَمَك١٣٨
“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan
itu, maka sesudah mereka sampai kepada suatu kaum yang
tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata:
"Hai Musa. buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala)
sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan
(berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini
adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)"
(QS. al-A’raf [7]: 138)
Banî Isrâ’îl masih saja meminta hal yang bodoh
dan sesat, padahal mereka telah melihat secara langsung
tanda-tanda kebesaran Allah dan kuasa-Nya, dan tanda-
tanda itu jelas menunjukan kebenaran semua yang dibawa
oleh Nabi Musa as. Ketika itu, mereka bertemu dengan
suatu kaum yang menyembah berhala276, sepertinya
beberapa pengikut Nabi Musa mempercayai bahwa
berhala-berhala itu bisa mendatangkan manfaat dan
mudarat bagi mereka, oleh karena itu mereka meminta
kepada nabi mereka untuk membuatkan berhala seperti
yang dimiliki oleh kaum tersebut. Lalu Nabi Musa
menjelaskan, bahwa tidak ada ibadah yang diperbolehkan
kecuali beribadah kepada Allah semata.
Menurut analisa penulis, permintaan Banî Isrâ’îl
yang meminta kepada Nabi Musa dibuatkan berhala
untuk disembah terjadi karena pergaulan Banî Isrâ’îl di
tengah ,masyarakat Mesir dalam kurun waktu yang amat
panjang telah memengaruhi alam pikiran keagamaan
mereka. Orang-orang Banî Isrâ’îl tidak asing dengan
patung-patung tuhan Mesir kuno, kuil-kuil, dan upacara-
upacara keagamaan orang-orang Mesir. Rupanya hal ini
telah menimbulkan ruang yang amat besar dalam jiwa
Banî Isrâ’îl dan telah mengguncang akidah tauhid dalam
hati mereka. Karena menyaksikan kaum yang melakukan
ritual penyembahan tuhan sapi, menyeruaklah kembali
kepercayaan pagan yang tersembunyi dibawah kesadaran
mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa orang-orang Banî
Isrâ’îl itu masih berada dalam pengaruh kepercayaan
pagan Mesir kuno.
Kemudian sesampainya di Tursina, Nabi Musa dan
kaumnya mendirikan perkampungan. sesudah itu, Nabi
Musa pergi ke Tursina selama empat puluh hari untuk
mendapatkan wahyu dari Allah berupa Taurat. Namun,
kepergian Nabi Musa untuk memperoleh wahyu
dimanfaatkan oleh pengikutnya yang bernama Samiri,
yang mengajak Banî Isrâ’îl untuk menyembah patung
anak sapi.
ُموَق َذََّتَٱَو يهيدَعب نيم َٰىَسوُم ۦ ُهَّل ادَسَج لَجيع ميهي ييلُح نيمۥ ُهََّنأ ْاوَر َي َلَأ ٌراَوُخۥ ميهييدَهي َلََو مُهُمي لَكُي َلَ
َينيميلََٰظ ْاُوناََكو ُهوُذََّتَٱ ًلَييبَس ١٤٨ َل ْاوُلَاق ْاوُّلَض دَق ُم َّنََّأ ْاَوَأرَو ميهييدَيأ يفِ َطيقُس اَّمَلَو اَنَحَري َّلَ نيئ
َنيير يسََٰلٱ َنيم َّنَنوُكََنل اََنل ريفَغيَو اَنُّ بَر ١٤٩ يهيموَق ََٰلَيإ َٰىَسوُم َعَجَر اَّمَلَوۦ اَمَسئيب َلَاق اف يسَأ َ ََٰبَضَغ
ُهُّرَُيَ يهي يخَأ يسَأريب َذَخَأَو َحاَوَللأٱ ىَقَلأَو مُكي بَر َرَمأ مُتل يجََعأ ييدَعب نيم ينّوُمُتفَلَخٓۥ َّنيإ َُّمأ َنبٱ َلَاق يهَيليإ
َينيميلََّٰظلٱ يموَقلٱ َعَم ينِلَعَتَ َلََو َءاَدعَلأٱ َ يبّ ت
يمشُت َلََف ينَِنوُل ُتَقي ْاوُداََكو ينّوُفَعضَتسٱ َموَقلٱ ١٥٠
122
َنييذ َّنيإ ْاوُذََّتَٱ َلَاق ١٥١ َّلٱ ي بَر ريفغٱ يلِ يخَيلأَو ي يخَدأَو اَنل يفِ َكيَتحَر َتَنأَو ُمَحَرأ َينييحََّٰرلٱ
َنييَتَف
ُ
َلجيعلٱ ١٥٢ َنييذَّلٱَو ُمُلَاَن َيَس بَضَغ ني م ميي بََّر ةَّليذَو يفِ يةَٰو ََيلحٱ اَينُّدلٱ ََٰذََكو َكيل ييزَنج لمٱ
ْاوُنَماَءَو اَهيدَعب نيم ْاُوبَتَ َُّثُ يتا ١٥٣ َتَكَس اَّمَلَو يحَّر روُفَغَل اَهيدَعب نيم َكَّبَر َّنيإ يمَع َ مي ْاوُل ي يَّسلٱ
َنوُبَهَري ميي بََريل مُه َنييذَّلي ل َةحَرَو ىدُه اَهيتَخسُن يفَِو َحاَوَللأٱ َذَخَأ ُبَضَغلٱ ىَسوُّم نَع ١٥٤ 277
“Dan kaum Musa, sesudah kepergian Musa ke gunung
Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka
anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka
tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat
berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula)
menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka
menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah
orang-orang yang zalim. 149. Dan sesudah mereka sangat
menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka
277 Lihat juga firman Allah dalam QS. Thaha (20): 83-98 berikut:
َلَاق َّنَّيَإف دَق َلَاق ٨٤ اَّن َت َف مُه يءَلَُْوأ َٰىَلَع ييَرَثأ يجَعَو ُتل ي بَر َكَيليإ اَمَو ٨٣ َٰىَضَتَيل َكَلَجَعأ َكيموَق نَع ََٰيم َٰىَسُو
ََٰبَضَغ يسَأ َ ُّييريماَّسلٱ ُمُهَّلَضَأَو َكيدَعب نيم َكَموَق ٨٥ َعَجَر َف يهيموَق ََٰلَيإ َٰىَسوُمٓۦ اًنَسَح اًدعَو مُكَُّبر مُكديَعي َلَأ يموَقََٰي َلَاق اف
يبِ َكَديعوَم اَنفَلخَأ اَم ْاُولَاق ييديعوَّم مُتفَلخََأف مُكي بَّر ني م بَضَغ مُكَيلَع َّلَييَ نَأ ُّتُّدََرأ َمأ ُدهَعلٱ ُمُكَيلَع َلَاطََفأ ٨٦ اَنيكَل
ََٰه ْاُولاَق َف راَوُخ ََٰذَكَف اَهََٰنفَذَق َف يموَقلٱ يةَنييز ني م ارَازَوأ اَنلي ُح ا ٨٧ ُهَّل ادَسَج لَجيع ُمَلَ ََجرخََأفٓۥ اَذ َّنيكََٰلَو ُّييريماَّسلٱ ىَقَلأ َكيل
ََٰه ُمَلَ َلَاق دَقَلَو يجَري َّلََأ َنوَر َي َلَََفأاعَفن َلََو ا رَض ُمَلَ ٨٩ ُنوُر ََٰلَيإ ٨٨ ُكيلَيم َلََو لَوَق ميهَيليإ ُع يسَن َف َٰىَسوُم ُهََٰليإَو مُُك َي
يجَري ََّٰتََّح َينيفيكََٰع يهَيلَع ََحبَِّن نَل ْاُولَاق َّنَّيإ يموَقََٰي ُلَبق نيمۖۦ ييرَمأ ْاوُعييطَأَو ينّوُعيبَّتَٱف ُنََٰحَّرلٱ ُمُكََّبر َّنيإَو ٩٠ اَنَيليإ َع يهيب مُتنيُتف َا
َٰىَسوُم ٩١ ََٰهََٰي َلَاق ْاوُّلَض مُه َتَيَأر ذيإ َكَع َنَم اَم ُنوُر ٩٢ ييرَمأ َتيَصَع ََفأ ينَعيبَّت َت َّلََأ ٩٣ يتَِيحيليب ذُخَتَ َلَ َّمُؤ َنَبي َلَاق
ََٰسََٰي َكُبطَخ اَمَف َلَاق ُّي ٩٥ َلَاق يسَأريب َلََو ٩٤ يريم يشَخ ي نّيإ ي يلِوَق بُقَرت َلََو َلييءََٰرسيإ ينَِب َينَب َتقَّر َف َلوُق َت نَأ ُتي
ََٰذََكو َاُتَذَب َن َف يلوُسَّرلٱ يَرَثأ ني م ةَضَبق ُتضَبَق َف ٩٦ َكَل َّنيَإف بَهذَٱف َلَاق يسَفن يلِ تَلَّوَس َكيل يبِ ُترُصَبۦ ي يهيب ْاوُرُصَبي َلَ َا
َٰو ََيلحٱ يفِۖۥ ََٰلَيإ ُرظنٱَو ُهَّن َقي رَحُنَّل اف ُهَفَلُتَ نَّل اديعوَم َكَل َّنيإَو َساَسيم َلَ َلوُق َت نَأ ية
يسنََنل َُّثُۥ يكاَع يهيَلَع َتَلظ ييذَّلٱ َكيََٰلَيإۥ ُهَّنَف
اًفسَن ي مَيلٱ يفِ ٩٧ امل
َّنَّيإ ٩٨ ََٰلَيإ َا َّللَّٱ ُمُُك يسَو َوُه َّلَيإ َهََٰليإ َلَ ييذَّلٱ ُ يع ٍءيَش َّلُك َع
123
telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Tuhan
kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak
mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang
yang merugi". 150. Dan tatkala Musa telah kembali
kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah
dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan
sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului
janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh
(Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya
(Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata:
"Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah
menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka
membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan
musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu
masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang
zalim. 151. Musa berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah aku
dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat
Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara
para penyayang". 152. Sesungguhnya orang-orang yang
menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak
akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan
kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat
kebohongan. 153. Orang-orang yang mengerjakan
kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman;
sesungguhnya Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai
dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. 154. Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu
124
diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam
tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-
orang yang takut kepada Tuhannya.”278 (QS. al-A’raf [7]:
148-154)
Pada ayat di atas Allah mengisahkan tentang sikap
yang dilakukan oleh Banî Isrâ’îl ketika ditinggalkan oleh
Nabi Musa untuk pergi bermunajat kepada Tuhannya,
seorang laki-laki Banî Isrâ’îl yang bernama al-Samiri
berinisiatif untuk mengambil perhiasan yang sebelumnya
mereka pinjam dari bangsa Mesir, lalu ia melebur
perhiasan itu dan membentuknya menjadi anak sapi, lalu
patung anak sapi itu ditaburi dengan segenggam tanah
yang diambilnya dari jejak telapak kaki kuda Malaikat
Jibril, ketika Malaikat Jibril menggiring Fir’aun dan bala
tentaranya untuk masuk ke dalam laut merah dan
ditenggelamkan oleh Allah279. Ketika Samiri menaburkan
tanah tersebut, ternyata patung anak sapi itu menguak
seperti membentuk suara hewan sapi asli (yakni suara
lenguhan yang biasa dikeluarkan oleh sapi). Namun ada
juga yang mengatakan bahwa, sebenarnya suara itu
berasal dari angin yang masuk di bagian belakang (dubur)
patung itu, lalu keluar dari bagian mulutnya hingga
bersuara seperti lenguhan sapi. Lalu Banî Isrâ’îl menari-
nari di sekelilingnya dan bergembira280.
Penegasan ayat ini dimulai dengan Banî Isrâ’îl
menjadikan sesembahan berupa anak lembu yang
dijadikan sesembahan di gunung Thur. Atas perisitiwa ini
Nabi musa merespon perilaku musyrik dengan
menjelaskan bahwa sama sekali apa yang kalian lakukan
tidak memberikan manfaat apa-apa. Namun, atas
pernyataan Musa kepada mereka membuat mereka
menyesal dan menyadari perbuat sesat. Firman Allah
menegaskan َنيير يسََٰلٱ َنيم َّنَنوُكََنل اََنل ريفَغيَو اَنُّ بَر اَنَحَري َّلَ نيَئل ْاوُلَاق. Atas
pernyataan ini, memberikan indikasi bahwa kaum Nabi
Musa dikala itu sudah mulai mengakui dan menyadari
bentuk kemusyrikan yang dilakukan, bahkan keyakinan
kuat kalau bukan karena rahmat dan ampunan Allah,
maka mereka termasuk golongan orang-orang merugi.
Menurut Zamakhsyari Ayat ini sebagai bentuk penyesalan
dan permohonan ampun kepada Tuhan atas kesalahan dan
kedzaliman yang dilakukan sekaligus bentuk pengakuan
atas keagungan-Nya.281
Jumlah Banî Isrâ’îl yang turut menyembah patung
anak sapi ini pastilah cukup besar, oleh karena itu Nabi
Harun a.s. tidak dapat mencegah mereka karena
pertimbangan jikalau campur tangannya untuk
menghentikan perilaku musyrik Banî Isrâ’îl dapat
menyebabkan perpecahan dalam komunitas, yang mana
hal itu merupakan perintah Nabi Musa a.s. untuk
dihindari282
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
awal munculnya term Banî Isrâ’îl dalam Alquran yaitu
pada ayat yang menceritakan kisah Nabi Musa dan
Fir’aun. Seperti yang telah diketahui bahwa Banî Isrâ’îl
merupakan keturunan Nabi Ya’qub yang menetap di
Mesir semenjak hijrahnya Nabi Ya’qub dan seluruh
keluarganya ke Mesir pada masa Nabi Yusuf menjabat
sebagai bendahara kerajaan pada masa dinasti Hyksos
menguasai mesir. Maka sangat logis bila term Banî Isrâ’îl
pertama kali muncul dalam Alquran ketika zaman Nabi
Musa, karena perkembangan Banî Isrâ’îl yang semakin
pesat pada zaman itu dan juga karena Nabi Musa diutus
untuk menyelamatkan dan membebaskan Banî Isrâ’îl dari
kekejaman rezim yang berkuasa kala itu.
D. Sejarah Kemunculan Term Yahudi
1. Perpecahan Kerajaan Israel pasca wafatnya Nabi
Sulaiman (awal munculnya istilah Yahudi)
Penggunaan term Yahudi dalam Alquran yang
pertama muncul dengan memakai lafal Hâdû. dalam surat
al-Baqarah (2): 62 berikut:
َنييذَّلٱَو ْاوُنَماَء َنييذَّلٱ َّنيإ ْاوُداَه يب ََّٰصلٱَو َٰىَر ََٰصَّنلٱَو ي احيل ََٰص َليمَعَو ير يخلأٱ يموَيلٱَو يَّللَّٱيب َنَماَء نَم َين
ُنَزَيَ مُه َلََو ميهيَلَع ٌفوَخ َلََو ميي بََر َدنيع مُهُرجَأ مُهَل َف و َن ٦٢ 283
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang
Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin,
siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman
kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka
akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.”284 (QS. al-Baqarah [2]: 62)
283 Lihat juga ayat berikut:
يب ََّٰصلٱَو ْاوُداَه َنييذَّلٱَو ْاوُنَمَاء َنييذَّلٱ َّنيإ ُ َلََو ميهَيلَع ٌفوَخ َلََف احيل ََٰص َليمَعَو ير يخلأٱ يموَيلٱَو يَّللَّٱيب َنَمَاء نَم َٰىَر ََٰصَّنلٱَو َنو
َنُوَنزَيَ مُه ٦٩
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-
orang Shabi’in dan orang-orang Nasrani, siapa saja di antara
mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari
Kemudian serta beramal shalih, maka untuk mereka adalah
ganjaran dari sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan atas
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”283 (QS. Al
Mâidah: 69)
Menurut informasi yang penulis dapatkan dalam
Tafsir al-Tahrîr wa al-Tanwîr karya Thahir Ibnu ‘Âsyûr,
dalam menafsirkan lafal Hâdû pada ayat QS. Al-Baqarah :
62 di atas penamaan Yahudi baru dikenal sesudah
kematian Nabi sulaiman as. pada sekitar 975 SM. sesudah
Nabi Sulaiman wafat, bangsa Israel mulai mengalami
kemunduran akibat adanya perpecahan pada dua belas
suku Asbâth. Saat itu, dua suku dari dua belas suku
Asbâth yaitu suku Yahuda dan suku Benyamin memilih
putra Nabi Sulaiman Rab’am (Rahabeam) untuk
menggantikan ayahnya sebagai raja, karena dia dari
keturunan suku Yahuda285. Sedangkan sepuluh suku yang
lainnya memilih Yerobeam dari turunan suku Efraim bin
Yusuf. Akhirnya pada masa ini kerajaan Israel terpecah
menjadi dua bagian, yaitu, kerajaan Utara dan Selatan.
Kerajaan selatan diberi nama Yahuda (Judah), yang
diambil dari nama moyangnya, Yahuda bin Ya’qub
dengan ibukota Yerussalem dengan rajanya Rab’am
(Rahabeam), pada masa inilah penamaan sebagian suku
dari Banî Isrâ’îl dengan istilah Yahudi baru muncul.
Sedangkan kerajaan utara bernama Israel, beribu kota di
Samaria dengan rajanya Yar’am (Yerobeam)286.
Kerajaan selatan (Yahuda) yang dipimpin oleh
Rahabeam putra Nabi sulaiman beribukota di Yerussalem,
kerajaan ini tidak diikuti kecuali oleh keturunan Yahuda
dan Benyamin. sedangkan kerajaan Utara (Israil) yang
dipimpin oleh Yerobeam putra Banath salah seorang anak
buah nabi Sulaiman yang gagah berani dan diserahi oleh
beliau kekuasaan yang berpusat di Samaria. Tatapi
masyarakatnya sangat bejat dan mengaburkan ajaran
agama. Mereka menyembah berhala, dan akhirnya
kerajaan ini punah sesudah 250 tahun287. Antara tahun
721-722 SM, Kerajaan Israel yang berpusat di Samaria
mengalami kehancuran akibat diserang oleh bangsa
Assyria. Seluruh negeri mereka hancurkan, ribuan orang
Israel dibunuh, dan sekitar 27.290 orang penduduk Israel
dari golongan atas dan menengah digiring ke dalam
pembuangan. Selain itu, penduduk bangsa lain banyak
yang dipindahkan ke Israel, sehingga terjadilah asimilasi
keturunan maupun kepercayaan. Sejak itu, tidak ada lagi
kekuasaan kerajaan Israel288.
2. Masa penyerangan Nebukadnezar
Pada tahun 606 SM (ada yang mengatakan tahun
586 SM), Kerajaan selatan (Yahuda) juga mengalami
kejadian serupa dengan kerajaan Utara (Kerajaaan Israil).
Kerajaan Yahuda dihancurkan oleh raja Nebukadnezar
dari Babilonia. Kota Yerussalem dihancurkan, tempat-
tempat ibadah dan Tabut yang berisi Taurat dihancurkan,
ribuan orang terbunuh, selebihnya dijadikan budak.
Peristiwa ini sudah jauh-jauh hari diperingatkan oleh Nabi
Musa dan nabi yang diutus kala itu yakni Nabi Yeremia,
jika mereka menyimpang dari Taurat mereka akan
mendapatkan hukuman dari Allah289.
sesudah Yeremia menyampaikan risalah Tuhan
kepada kaumnya, dan mereka telah mendengar adzab dan
hukuman yang akan dijatuhkan kepada mereka, ternyata
mereka bukannya takut atau bertaubat, mereka malah
menentang Yeremia dan mendustakannya. Kemudian
mereka menangkap Yeremia dan memenjarakannya.
Banyak kedurhakaan telah dilakukan oleh orang-orang
Yahudi, seperti membunuh para nabi yang diutus kepada
mereka290. Mereka melakukan pembunuhan tersebut
289 Ibnu Katsir, Kisah Para Nabi, Terj. Dudi Rosyadi, h. 882
290 Diantaranya mereka membunuh Nabi Yesaya ketika mereka diajak
kembali ke jalan Allah sesudah terjadi penyimpangan-
penyimpangan dan kesesatan. Nabi Yesaya juga
memperingatkan mereka bahwa akan datang siksa dan adzab
yang pedih dari Allah bagi siapa saja yang menentang dan
mendustakan-Nya. Namun, tidak lama sesudah Nabi Yesaya
menyampaikan hal itu kepada mereka, ternyata mereka
mencari dan memburu Yesaya untuk membunuhnya. Maka
Yesaya pun melarikan diri dari mereka. Kemudian ia melihat
pohon besar dihadapannya yang tiba-tiba terbelah untuknya,
maka tanpa ragu-ragu Yesaya pun masuk ke dalamnya. Setan
yang melihat kejadian itu segera mengambil ujung baju Yesaya
dan mengeluarkannya hingga terlihat di sisi luar. Dan ketika
orang Yahudi melihat ujung baju Yesaya itu, maka mereka
mengambil gergaji dan membelah pohon itu, dan terbelahlah
Yesaya bersama pohon tersebut. Lihat Ibnu Jarir al-Thabari,
131
bukan karena kesalahan atau ketidak tahuan melainkan
berdasarkan pengetahuan dan kesengajaan291. Hal itu
terjadi karena mereka berbuat durhaka melampaui
batas292. Allah swt. berfirman:
يب َنوُرُفكَي ْاُوناَك ُم َّنَّ َيبِ َكيل ََٰذ َ يَّللَّٱ يتََٰيا ي ييبَّنلٱ َنوُل ُتَقيَو ي قَلحٱ ييرَغيب َن َنوُدَتَعي ْاُوناَكَّو ْاوَصَع َا يبِ َكيل ََٰذ ٦١
“Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-
ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak
dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu
berbuat durhaka dan melampaui batas.”293 (QS. al-
Baqarah [2]: 61)
Sifat melampaui batas yang ditunjukkan oleh
orang Yahudi sudah mendarah daging, bahkan hati
mereka sudah sedemikian keras, Allah bahkan mengunci
mata hati mereka karena berbagai pelanggaran yang
mereka lakukan, sebagaimana tercantum dalam firman
Allah dalam Alquran berikut:
يب ميهيرفَُكو مُهَقََٰثي ي م ميه يضَقن اَميَبف َ يَّللَّٱ يتََٰيا قَح ييرَغيب َءاَييبَنلأٱ ُم يهيلَتقَو ُ َّللَّٱ َعََبط لَب ُفلُغ اَن ُبوُل ُق مييلَوَقَو
ميهيرفُكيب اَهيَلَع لييَلق َّلَيإ َنوُن يمُؤي َلََف ا١٥٥
“Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa
tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu,
dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-
keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa
(alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami
tertutup". Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati
hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak
beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.”294 (QS. al-
Nisa’ [4]: 155)
Pembunuhan tanpa alasan yang benar (haq) yang
dilakukan orang-orang Yahudi merupakan perbuatan
sangat tercela, terlebih Nabi-nabi yang mereka bunuh
tersebut berasal dari kelompok mereka sendiri yang
seharusnya mereka hormati.
Selain membunuh para Nabi kaum Yahudi juga
kerap melanggar aturan Tuhan Allah swt. Kaum Yahudi
diberikan beberapa aturan-aturan supaya mereka tidak
mengikuti hawa nafsunya, namun orang-orang Yahudi
sebagaimana yang digambarkan Alquran termasuk kaum
yang sering membantah perintah Tuhannya. Alquran
menjelaskan bahwa akibat pelanggaran yang mereka
lakukan menyebabkan mereka diberikan hukuman berupa
pengharaman beberapa jenis makanan yang sebelumnya
dibolehkan bagi mereka, sebagaimana firman Allah swt:
َنييذَّلٱ َني م مُلظيَبف ْاوُداَه ايريثَك يَّللَّٱ يلييبَس نَع ميهي دَصيبَو ُمَلَ تَّل يحُأ ٍتََٰبي َيط ميهيَلَع اَنمَّرَح ١٦٠
ُهنَع ْاُوُنَّ دَقَو ْا َٰو َبي رلٱ ُم
يهيذخَأَو امييَلأ ًبَاَذَع مُهن يم َنييريف ََٰكليل َنَّدَتَعأَو يليطََٰبلٱيب يساَّنلٱ َل ََٰوَمأ ميهيلكَأَو
١٦١
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami
haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang
dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka
memakan harta benda orang dengan jalan yang batil.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang pedih”295 (QS. al-Nisa’ [4]:
160-161)
Sebagian ketetapan Allah yang dilanggar oleh
orang-orang Yahudi anatra lain suka memakan riba,
sebagaimana tersebut dalam ayat di atas. Kesukaan pada
uang dan sifat tamak mereka proyeksikan pada Allah,
karena itu Allah dipandang memiliki sifat tamak karena
mereka menganggap Allah tidak memberikan mereka
kemurahan rezeki, yang mana kala itu sebagian diantara
orang Yahudi selalu merugi sesudah memusuhi Nabi
Muhammad296, dan anggapan mereka yang menyatakan
Allah tamak tercantum dalam Al-Qur’an berikut:
يتَلَاقَو ُدوُه َيلٱ ُءاَشَي َفيَك ُقيفُني يناََتطوُسبَم ُهاَدَي لَب ْاوُلَاق َا يبِ ْاوُنيُعلَو ميهييدَيأ تَّلُغ ٌةَلوُلغَم يَّللَّٱ ُدَي
لٱَو َةَو ََٰدَعلٱ ُمُه َنَيب اَنيَقَلأَو ارفَُكو انََٰيُغط َكي بَّر نيم َكَيليإ َليزُنأ اَّم مُهني م ايريثَك َّنَدييزََيلَو
يمَوي ََٰلَيإ َءاَضغَب
ف
ُ
لمٱ ُّبُييَ َلَ ُ َّللَّٱَو اداَسَف يضَرلأٱ يفِ َنوَعسَيَو ُ َّللَّٱ اَهَأَفطَأ يبرَحلي ل ارَنَّ ْاوُدَقَوأ اَمَّلُك يةَمََٰييقلٱ َنييد يس
٦٤
“Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah
terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang
dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa
yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi
kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan
sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh
akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi
kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan
permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari
kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah
memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka
bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang
membuat kerusakan.”297 (QS. al-Maidah [5]: 64)
Orang-orang Yahudi juga terbiasa membangkang
perintah-perintah Allah yang terdapat dalam kitab suci
mereka kemudian mereka mebuat hukum sendiri sesuai
dengan selera mereka yang bertentangan dengan tuntunan
Allah swt., karena itu Alquran memposisikan mereka
sebagai orang yang memutar-balikan kebenaran dengan
kebatilan sebagai kebenaran. Padahal kitab suci mereka
(Taurat) telah menjelaskan mana yang benar dan mana
yang salah secara gamblang, tetapi hati mereka telah
diliputi oleh kesombongan yang besar sehingga sulit
menerima kebenaran. Karena begitu banyak kedurhakaan
yang mereka telah lakukan maka mereka juga dihukum
dengan pengharaman beberapa makanan, sebagaiamana
yang tercantum dalam Alquran berikut:
َنييذَّلٱ ىَلَعَو ْاوُداَه تََلَح اَم َّلَيإ اَمُهَموُحُش ميهيَلَع اَنمَّرَح يمَنَغلٱَو يرَق َبلٱ َنيمَو رُُفظ ييذ َّلُك اَنمَّرَح
َيَاََولحٱ يَوأ َاُهُروُُهظ َنوُقيد ََٰصَل َّنَّيإَو ميهييغَبيب مُهََٰنيَزَج َكيل ََٰذ مظَعيب َطَل َتخٱ اَم َوأ ١٤٦
“Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala
binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami
haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu,
selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau
yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan
tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan
kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah
Maha Benar”298 (QS. al-An’am [6]: 146)
Maka karena kedurhakan-kedurhakaan yang telah
mereka lakukan Allah swt. menepati janji-Nya
menanamkan di dalam hati Nebukadnezar untuk
menyerang kaum Yahudi dengan sangat keji
Saat menjalani pembuangan di Babilonia, orang-
orang Yahudi dilarang menjalankan kepercayaannya
sesuai dengan ajaran Nabi Musa, dan dilarang menyebut
nama Allah, serta dilarang memakai bahasanya sendiri,
Ibrani. Untuk menyelamatkan keturunan mereka, orang-
orang Yahudi kawin dengan penduduk setempat, yang
mengakibatkan asimilasi generasi dan kepercayaan.
Bahkan akhirnya, banyak keturunanYahudi tidak
mengerti bahasa ibunya sendiri. Selain itu, mereka juga
membuat kata sandi YHWH (Yahweh) untuk menyebut
nama Tuhan, dan mengemas peribadatan dengan
mencampur ajaran Musa dengan kepercayaan bahasa
Babilonia (Irak) yang menyembah dewa Marduk300.
3. Masa Kekuasaan Raja Cyrus (Pembangunan
Kembali Bitul Maqdis)
sesudah lama menjadi budak di Babilonia, orang-
orang Yahudi baru kembali ke Palestina pada tahun 539-
509 SM. Saat itu, Babilonia telah ditaklukan oleh Persia
di bawah kekuasaan raja Cyrus yang agung301 (ada yang
300 Ibnu Jarir al-Thabârî, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Juz I, h. 539
301 Ibnu Jarir menyebutkan bahwa Raja Cyrus atau Bestasyeb adalah
seorang raja yang adil dan bijaksana dalam memimpin
kerajaannya. Banyak sekali masyarakat, negeri, raja, dan
panglimanya yang tunduk di bawah kepemimpinannya. Ia juga
memeiliki kepandaian dalam membangun kota-kota, sungai-
sungai, dan benteng-benteng pertahanan. Lihat Ibnu Jarir al-
Thabârî ,Tarikh al-Umam wa al-Muluk , Juz I, h. 540-541
137
menyebut nama raja itu Besytaseb).302 Pada saat inilah
dibangun kembali Baitul Maqdis . Dan pada masa ini pula
peristiwa Uzair yang ditidurkan Allah selama seratus
tahun dan sesudah ia dibangunkan kemudian ia menulis
ulang kitab Taurat karena tidak ada lagi kitab Taurat
yang tersisa pasca penghancuran kota Yerussalem oleh
Nebukadnezar.
Uzair adalah salah satu Nabi Banî Isrâ’îl. Ia hidup
sesudah zaman Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman, namun
sebelum zaman Nabi Zakaria dan Yahya. Tidak
seorangpun yang tersisa dari Banî Isrâ’îl yang masih
menghafal kitab suci Taurat selain dia, lalu Allah
mengilhamkan hafalan itu kepada Uzair, lalu ia
memberitahukannya kepada Banî Isrâ’îl. Oleh karena
itulah orang Yahudi menyebutnya dengan sebutan “Uzair
putra Allah” karena mereka mendapatkan kembali kitab
suci Taurat melalui hafalannya303.
Dikarenakan alasan (tidak ada yang menghafal
Kitab Taurat) itulah sejumlah ulama mengatakan,
runtutan kabar yang disampaikan oleh orang yang banyak
(tawatur) dalam Kitab Taurat telah terputus. Tepatnya
pada masa Uzair. Tawatur ini adalah salah satu syarat
dipercayanya sebuah riwayat, karena tawatur
mengharuskan orang yang meriwayatkannya mesti lebih
dari sepuluh orang pada masanya. Klaim kaum Yahudi
yang menganggap ‘Uzair adalah putra Allah merupakan
suatu penyimpangan Tauhid, hal ini tercantum dalam
Alquran berikut:
يتَلَاقَو ُدوُه َيلٱ يه ََٰضُي ميهيهََٰوَف يبِ ُمُلَوَق َكيل ََٰذ يَّللَّٱ ُنبٱ ُحي يس
َ
لمٱ ىَر ََٰصَّنلٱ يتَلَاقَو يَّللَّٱ ُنبٱ ٌريَزُع ُ َلوَق َنو
َنوُكَفُؤي ََّٰنََّأ ُ َّللَّٱ ُمُهَل َتََٰق ُلَبق نيم ْاوُرَفَك َنييذَّلٱ٣٠
“Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah"
dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera
Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut
mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang
terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka
sampai berpaling”304 (QS. al-Taubah [9]: 30)
Orang-orang Yahudi telah mengubah aqidah
tauhid dengan keyakinann yang berbau syirik. Kendati
demikian, beberapa muafssir mengatakan bahwa
kenyataan paham ‘Uzair sebagai putra Allah tidak
berlaku secara umum dikalangan orang Yahudi,
melainkan sebatas dianut oleh Yahudi arab305.
Sebab turun ayat di atas sebagaimana
diriwayatkan oleh Ibn Ishaq, Ibn Jarir dan Ibn Mardawaih
bersumber dari Ibnu Abbas, Dalam suatu riwayat
dikemuka












