i fitnah, pertentangan, perpecahan, dan
permusuhan. Saat itu bawalah pedangmu kepada seseorang sampai pedang
itu patah, Setelah itu duduklah di rumahmu sampai ada seseorang yang yang
membunuhmu secara tidak sengaja atau maut yang akan membinasakanmu."
(HR. Ibn Majah) Sungguh telah banyak muncul dan terjadi apa yang
dikatakan oleh beliau ini pada diriku.
Abu Musa meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, "Di hadapanmu
akan muncul fitnah (ujian) bagaikan potongan malam yang sangat gelap
dimana pada masa itu seorang laki-laki pada waktu pagi beriman dan
sorenya berubah menjadi kafir. Saat itu orang yang duduk lebih baik
daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik dari pada orang
yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik dari pada orang yang
melibatkan dirinya dengan fitnah itu." Para sahabat bertanya, "Kalau begitu
apa yang harus kami lakukan menurut engkau wahai Rasulullah?"
"senantiasa berada di rumah kalian,'Jawab Beliau.
Mengingat kematian & hari akhir
-
663
Banyak Sahabat yang Nlenghindarkan Diri dari Huru Hara
Para ulama mengatakan:
"Muhammad ibn \laslamah ra termasuk orang yang menjauhkan diri
saat terjadi pertentansatr dan peperangan antara sahabat-sahabat Nabi
(khususnya pada perang unta dan Shiffin). Nabi saw telah
memerintahkannya untuk mengambil pedang yang terbuat dari kayu lalu
menetap saja di rumah."
Di antara para sahabat yang menghindarkan diri dari fitnah pada masa
itu antara lain: Abu Bakrah, Abdullah ibn Umar, Usamah ibn Zaid, Abu
Dzar, Hudzaifah, Imran ibn Hushain, Abu Musa. Ahban ibn Shaifi, dan
Sa'ad ibn Abu Waqash. sementara di antara para tabi'in yaitu Syuraih dan
an-Nakha'i semoga Allah rneredhai mereka semuanya.
Menurutku. terjadinya fitnah dan peperangan diantara mereka
disebabkan oleh perbedaan hasil ijtihad sebagian mereka. Yang benar
ijtihadnya memperoleh dua pahala dan yang keliru mendapat satu pahala.
Mereka berperang bukan sebab mengharapkan keuntungan duniawi. Lantas
bagaimana jika sekarang Anda berperang demi kekuasaan dan
mengharapkan kekayaaan duniawi? Maka seseorang harus berusaha menjaga
perbuatan dan perkataannya saat terjadi fitnah, bala, atau bencana. Kita
mohon kepada Allah agar diberi keselamatan, kemenangan di negeri yang
mulia dengan kebenaran nabi-Nya, keluarganya, para pengikutnya, serta
sahabat-sahabatnya.
Ungkapan Nabi yang berbunyi, 'hendaklah kalian senantiasa berada di
rumah kalian' merupakan anjuran agar tetap berdiam diri dan duduk di
rumah sehin-ega dia memberi kedamaiaan dan keselamatan terhadap orang
lain, begitu juga sebaliknya. Di samping itu, ada lagi sebuah pesan bagus
yang disampaikan oleh \abi melalui sabdanya yang berbunyi, "sebaik-baik
tempat orang-orang beriman yaitu rumahnya."
Kadang-kadang ada juga yang mengasingkan diri selain di rumah.
Mereka mencari lembah dan gua yang sunyi sebagai tempat mengasingkan
diri ('uzlah). Allah SWT berfirman: [IngatlahJ tatkala pemuda-pemuda itu
mencari tenrpot berlindmg ke dalam gua..." (QS. al-Kahfi: l0)
Suatu saat Salamah ibn al-Akwa' menemui Hajjaj. Saat Utsman
terbunuh dia menutup diri dari keramaian. Selanjutnya dia menikahi seorang
wanita dan memeperoleh beberapa orang anak. Dia tidak pernah beranjak
dari tempatnl a kecuali hanya beberapa malam sebelum dia wafat. saat dia
berada di Madinah, Hajjaj bertanya kepadanya, "Apakah engkau menolak
giliranmu?" Dia menja*ab, "Tidak, namun Rasulullah mengizinkan kita
untuk tinggal di perkampungan orang-orang Badui."
kematian & hariakhir664
Dalam sebuah hadits yang telah dikemukakan sebelumnya. Nabi saw
bersabda, "Hampir tiba masa dimana sebaik-baik harta seorang Muslirn
yaitu ternaknya yang diikutinya sampai ke puncak gunung dan tempat
turunnya hujan untuk menyelamatkan agamanya dari berbagai fitnah." (HR.
Muslim dan yang lainnya) Setiap orang selalu memisahkan.diri dan berbaur
dengan orang selringga dia dapat rnengenal dirinya dan melaksanakan
urusannya.
'Amri hidup mengasingkan diri di Madinah. lmam Malik pernah
hidup dalam keramaian manusia. kemudian beliau mengasingkan diri
menjelang akhir hayatnya. Beliau terlihat tinggal di mesjid selama l8 tahun
dan tidak pernah keluar dari sana. Tidak ada seorangpun memberitahukan
bahwa kemungkinan beliau melakukan hal itu sebab udzur (ada halangan).
Ada tiga pendapat yang menyebutkan tentang alasan beliau melakukannya;
pendapat pertama mengatakan bahwa beliau melakukannya untuk
menghindari orang-orang yang munkar. Pendapat kedua mengungkapkan
bahwa beliau ingin menghindari penguasa, dan yang ketiga berpendapat
bahwa beliau sakit. Saat itu beliau kelihatan membersihkan mesjid.
Demikianlah penuturan Abu Bakar ibn Arabi dalam kitab Siroi al-Muridin.
Bersikap Teguh pada Masa Fitnah dan Sirnanya Kaum Shalih
'Adisah bintiAhban meriwayatkan: saat 'Ali ibn Abu Thalib berada
di sini, di Basrah, beliau menemui bapakku, seraya berkata, "Hai Abu
Muslim, bantulah akumenghadapi kaum itu!" (maksudnya para
pembangkang yang terdiri dari Khawarij, Muawiyah, dan lainnya) Dia
menjawab. "Baiklah." Lalu dia memanggil pembantunya dan berkata
kepadanya, "Keluarkan pedangku!" Maka pembantunya itu mengeluarkan
pedangnya sekira sejengkal. ternyata ia yaitu pedang kayu. Selanjutnya ia
berkata kepada 'Ali, "sesungguhnya sahabatku dan anak pamanmu
(Rasulullah saw) telah memberi amanat kepadakujika terjadi fitnah
diantara kaum Muslim, maka ambillah oleh kalian pedang kayu. Namun jika
kamu mau, akuakan ikut bersamamu." Maka 'Ali menjawab. "Tidak ada
keperluanku terhadapmu dan pedangmu." (HR. Ibn Majah)
Abu Musa al-Asy'ari meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda,
'-, cll
qP
€'rtLi
i:t rr{t
t-ruj'€-* t|Fi
€Ut;;,s'#tfi,*4
Mengingat kematian & hariakhir
-
665
"Sesungguhnya akem dutdng filnah (ujiun) buguikan potongan malam yung
sungal gelap dintcmu pudq masa ilu ,seorang lqki-luki pada waktu pagi
berimun dan .soranyq berubuh menjudi kaJir dun pada wuklu sore beriman.
Saal itu orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri, orung,
yung berdiri lebih bqik duri pada orung yang berjulan, dan orang yong
herjulan lebih baik dari ltuda orang yong melibotkan dirinya dengan fitnah
itu. mako hancurkanlah busur kalian, putuskonlah tali busur kalian, dan
pukulktnlah pedang kuliun ke alu.s balu
-agar hancur (angan gunakankecuali untuk kebaikant- Jika kolian ada puda saat itu, moka jadilah
sebaik-baik cnruk Adam." (HR. Abu Daud)
Sa'ad ibn Waqash pernah bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah,
bagaimana jika dia sudah masuk ke rumahku dan ingin membunuhku?"
"Jadilah sebaik-baik dari dua anak Adam," ujar beliau. Lantas beliau
membacakan ayat: Storyguh kalau kamu menggerakkan tanganmu
ke padakuun t u k me m b unu h ku ... . (QS. al-Maidah)7 |
Abdullah ibn Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
Apakah yang akan kalian lakukan jika datang suatu zaman dimana pada
zaman itu akan terjadi "penyaringan" yang sangat ketat (kegaduhan manusia
yang sangat gaduh, sehingga yang baik menyingkir sedang yang buruk
masuk) sehingga yang tersisa hanya orang-orang hina yang suka melanggar
janjinya, tidak menunaikan amanat, dan saling bertikai sehingga menjadi
seperti begini dan begitu." kata Beliau sambil menjalinkan jari-jarinya. Para
sahabat bertanva, "Apakah yang harus kami lakukan, wahai Rasulullah, jika
saat itu datan_e? "Berpeganglah dengan apa yang kalian ketahui, tinggalkan
apa-apa yang tidak kalian ketahui dengan yakin (angan ikut campur masalah
yang tidak jelas), ambillah teman-teman yang khusus buat kalian, serta
tinggalkanlah urusan negara
-yang kacau!" (HR. Abu Daud)
Dalam riwayat lain Abu Nu'aim al-Hafidzmenuturkan sebuah riwayat
yang disandarkan kepada Umar ibn al-Khatthab. Beliau mengatakan bahwa
Rasulullah sas' bersabda. "Kalian akan disaring (ujian iman yang berat)
sehingga yang tersisa hanya orang-orang yang melanggar janjinya dan
menyia-nyiakan amanat." Kemudian salah seorang bertanya, "Lalu apa yang
harus kami lakukan, wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Lakukanlah
apa yang kalian ketahui dan tinggalkanlah hal yang tidak kalian ketahui
dengan jelas. Lalu berdoalah, "Ya Allah Yang Esa, tolonglah kami atas
orang-orang )'ang menzalimi kamidan selamatkanlah kami dari orang-orang
tl Yaitu Qabil. saudara dari Habrl. Keduanya mengadakan persembahan. namun persembahan Qabil
tidak diterima t.rleh Allah, sedang penembahan Habil diterima-Nya. Qabil mcnjadi iri kepada
Habil. lalu dibunuhnya Habil Kisah ini dimuat dalam Al-Qur'an surat al-Maidah :27-31. Habil
tidak mau menrbalas pembunuhan saudaranya. Penerjemah
Mengingat kematian & hari akhir666
-
yang hendak berbuat jahat kepada kami!" Hadits yang bersurnber dari
Muharnmad ibn Ka'ab dan Hasan ini dianggap hadits gharib dari segi sanad.
Abdullah ibn Amru ibn al-'Ash meriwayatkan, Rasulullah saw
bersabda. "Jika kalian melihat umat manusia telah banyak melanggar
janjinya, tidak menunaikan amanat. dan sikap mereka begini dan begitu,"
sambil menjalinkan jari-jarinya. Lalu akuberdiri dan bertanya kepada Beliau,
..Apa yang harus kami perbuat saat itu, wahai Rasulullah, Allah telah
menjadikanku sebagai tebusanmu?" "Tetaplah tinggal di rumahmu,
peliharalah lidahmu, kerjakanlah apa yang engkau ketahui, tinggalkanlah apa
yang tidak engkau ketahui dengan jelas, ambillah teman-teman yang khusus
untuk engkau sendiri. dan tinggalkanlah urusan masarakat umum -yang
kacau." (HR. an-Nasa'i). Hadits inijuga ada dalam riwayat Abu Daud.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah saw, "Sesungguhnya
kamu sekarang berada pada suatu zaman dimana jika yang tinggal hanya
sepersepuluh hal yang diperintahkan agama. maka ia akan binasa.
Selanjutnya akan datang suatu zaman dimana orang yang melaksanakaan
sepersepuluh perintah agama ini akan selamat." (HR. arTirmidzi.
Beliau menyatakan hadits ini gharib). Abu Dzar juga meriwayatkan hadits
seperti ini.
Masa Kacau Mencapai Puncaknya
Kata {i:.!aj} semakna dengan kata 'yuqribu' yang memiliki arti:
mendekati, menghampiri. Sementara ungkapan tlfip 4 .16' ,t'*-\,
merupakan sebuah perumpamaan
yang tersisa hanya orang-orang
menyisakan sisa atau ampas dari
bagi 'kematian yang dipilih' sehingga
yang durhaka, sebagaimana saringan
sesuatu yang disaringnya. Kata {ilEi'}
'hutsalah'memiliki arti, "sesuatu yang tersisa dari kulit gandum, padi dan
korma serta semua yang memiliki kulit. Dan juga ampas berupa endapan
minyak yang apek baunya. Seakan-akan 'yang tersisa' yaitu bagian yang
terburuk dari segala sesuatu. Dikatakan, "Hatsalah dan hafalah' dengan
huruf ,sa' danfa 'secara bersamaan.
Sebagaimana ada dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Abu
Hurairah, Rasulullah saw bersabda, "Kalian akan dipisahkan bagaikan
berpisahnya korma dari kulitnya dan orang-orang yang baik diantara kalian
akan diwafatkan, sehingga yang tertinggal di bumi hanya orang-orang yang
jahat dan durhaka. Jadijika kalian mampu hendaklah kalian mati saat itu."
Mardas al-Aslami meriwayatkan. Rasulullah saw bersabda,
Mengingat kematian & hariakhir
-
667
ut
,<)6'l ,lr t( J'1\r crAt-lr l-j-ri
"uo;"{e Jtr-J' ,o ,i su "^st
"Perlama .sekali Alloh ukun mewafalkan orang,-orong'shutih don yang
tersisu keadaannyct baguikon ompas gandum atuu korma. Dan Allah tidak
akan memperhatikan mereka sedikit pun. (HR. al-Bukhari).
Dalam riwayat lain disebutkan'. La ya'bullahu bihim (Allah tidak akan
mempedulikan mereka).
Yang dimaksud dengan orang-orang shalih di sini yaitu orang-orang
yang taat kepada Allah dan Rasul-nya, melaksanakan segala perintah-Nya
serta meninggalkan segala yang larangan-Nya.
Abu al-Khatthab ibn Dihyah dan Mirdas (yakni Mirdas ibn Malik al-
Aslami. dimana huruf larn pada namanya berharkat fathah) yang tinggal di
Kufah. yaitu seorang yang terpuji dalam keluarganya.
Perintah untuk Selalu Mempelajari Al-Qur'an dan Mengamalkannya
Abu Daud meriwalatkan dariNashr ibn 'Ashim al-Laitsi, ia berkata:
Suatu kali kami (beberapa orang dari Bani Laits) datang menemui al-
Yasykari. Setibanya kami di tempatnya, ia bertanya kepada kami, "Siapakah
kalian?" Kami menjawab. "Kami dari Bani Laits; kami datang ke sini untuk
menanyakan kepada engkau tentang hadits Rasulullah saw yang
diriwayatkan oleh Hudzaifah." Maka ia pun berkata: Dulu, setelah
menghadap dan meminta izin kepada Abu Musa al-Asy'ari, akubersama
seorang sahabatku berangkat ke Kufah, dan pada masa itu di Kafah harga
ternak sangat mahal. Setelah sampai di sana, akuberkata kepada sahabatku,
"Kamu tunggu akudi sini, sementara akumasuk dulu ke dalam mesjid.
Setelah hari agak siang nanti
-pasar ramai- barulah kita bertemu lagi."Maka masuklah akuke dalam mesjid itu dan ternyata ada sekelompok orang
sedang mendengarkan pengajian di dalamnya. Akulihat orang-orang itu
mendengarkan pengajian seorang ustadz dengan khusyu'. Akupun mendekat
ke arah kelompok itu dan bertanya kepada salah seorang diantara mereka,
"Siapakah ustadz itu?" Ia balik bertanya, "Apakah engkau orang Bashrah?"
Akumenjawab. "Benar, kenapa?" Ia berkata, "Sebab, seandainya engkau
orang Kufah. pasti engkau tidak akan bertanya seperti itu. Ustadz itu yaitu
Hudzaifah." Mendengar perkataan itu, akupun ikut mendengarkan kata-kata
Hudzaifah bersama yang lain. Ia (Hudzaifah) mengatakan:
saat para sahabat senantiasa menanyakan tentang kebaikan kepada
Rasulullah saw, akujustru menanyakan tentang keburukan (kesengsaraan)
kepada Beliau. Akubertanya, "Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan
Mengingat kematian & hariakhir
l'r<lu
668
-
ini akan ada keburukan?" Beliau saw menjawab, "Wahai Hudzaifah,
pelajarilah Al-Qur'an itu kemudian amalkanlah apa yang ada di dalamnya."
(Beliau mengucapkan kata-kata ini sebanyak tiga kali) saat akumengulang
pertanyaan yang sama kepadanya, Beliau menjawab, "Ada, yaitu fitnah dan
kejahatan."
Akubertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apakah akan ada lagi kebaikan
setelah itu?" Beliau saw menjawab. "Wahai Hudzaifah, pelajarilah Al-
Qur'an kemudian amalkanlah apa yang ada di dalamnya." saat
akumengulang pertanyaanku itu, Beliau menjawab, "Ada, yaitu perdamaian-
perdamaian semu, sedang salah dari mereka masih menyimpan rasa
benci. Sebagian dari kalian yang berjiwa kotor; pada lahirnya saling
menghormati dan menjaga perdamaian, namun pada batinnya saling
bermusuhan."
Akubertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apa maksud perdamaian palsu
itu?" Beliau saw menjawab, "Hati beberapa kelompok Muslim tidak seperti
dulu." Akubertanya lagi, "Wahai Rasulullah, apakah akan ada lagi kebaikan
setelah itu?" Beliau saw menjawab, "Fitnah-fitnah kegaduhan buta, tuli, dan
bisu
--dari kebenaran- yang timbul dari orang-orang yang menyeru dari
pintu-pintu neraka. Jika engkau mati dalam keadaan bersandar menggigit
sebuah akar batang pohon. itu lebih baik daripada engkau mengikuti salah
seorang dari mereka." (HR.Abu Daud)
Dalam Sunan Abu Daud ditambahkan, "Kemudian apa lagi wahai
Rasulullah?" tanya Hudzaifah. Beliau menjawab, "Seandainya ada khalifah
Allah (khalifah kaum Muslim) pada saat itu, lalu ia memukul punggung dan
merampas harta engkau, maka patuhilah khalifah ini. Kalau engkau
tidak mau demikian, maka matilah engkau dalam keadaan bersandar
menggigit akar sebuah batang pohon." Ia bertanya lagi, "Kemudian apa lagi
wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Kemudian, keluarlah Dajjal dengan
membawa air dan api, dimana barangsiapa yang terjatuh ke dalam apinya,
maka pastilah pahala untuknya dan gugurlah dosanya, dan barangsiapa yang
terjatuh ke dalam airnya, maka pastilah dosanyadan gugurlah pahalanya." Ia
bertanya lagi, "Kemudian apa lagi wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,
"Kemudian, terjadi lah hari kiamat."
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Mu'adz ibn Jabal berkata:
Akumendengar Rasulullah saw bersabda, "Terimalah pemberian itu selama
berupa pemberian murni. Tapi kalau pemberian itu berupa uang suap, maka
jangan diterima. Sebab, kalian tidak akan menjadi fakir jika tidak
menerimanya. Dan berpeganglah kepada Kitab Allah sebab antara Kitab
Allah dengan kekuasaan itu nantinya akan berpisah. Oleh sebab itu, jangan
kalian tinggalkan Kitab Allah. Sungguh nanti akan muncul penguasa-
penguasa yang hanya memikirkan kesejahteraan mereka tanpa memikirkan
Mengingat kematian & hariakhir
-
669
kesejahteraan kalian (pilih kasih dalam memerintah). Jika kalian tidak patuh
kepada mereka, niscaya kalian akan dibunuhnya dan jika kalian patuh,
mereka justru menyesatkan kalian." Sahabat bertanya, "Lalu, apakah yang
mesti kami perbuat, wahai Rasulullah?" Beliau saw menjawab, "Perbuatlah
sebagaimana sahabat-sahabat Nabi Isa telah memperbuatnya, yaitu
berdakwah dengan tabah sehingga gergaji memotong mereka. dan disalib di
atas kayu. Ketahuilah, lebih baik mati dalam mentaati Allah daripada hidup
dalam mendurhakai-Nya."
Diriwal'atkan juga bahwa Abu ldris al-Khaulani mendengar Hudzaifah
berkata:
saat para sahabat senantiasa menanyakan tentang kebaikan kepada
Rasulullah sarv, akujustru menanyakan kepada Beliau tentang keburukan
sebab akukharvatir keburukan itu akan menimpaku. Akuberkata, "Wahai
Rasulullah, dulu kita berada di alam jahiliah dan keburukan, tapi sekarang
Allah SWT telah mendatangkan kebaikan kepada kita. Apakah setelalr
terjadinya kebaikan (kebenaran dan keadilan) ini akan terjadi pula keburukan
(kemungkaran dan kezhaliman)? Beliau saw menjawab, "Benar."
Akubertanya lagi, "Apakah setelah terjadinya keburukan itu akan terjadi
pula kebaikan?" Beliau menjawab, "Benar, sedang padanya ada ad-
dakhan (kekeruhan)". Aku(Hudzaifah) bertanya, "Apakah kerusakan itu?"
Beliau saw menjawab. ''Adanya suatu kaum yang tidak mengambil
petunjukku. engkau mengetahui itu dan engkau membencinya. Maka apakah
yang engkau perintahkan kepadakusekiranya akumenemui hal itu?" Beliau
menjawab, "Selalulah engkau bersama kelompok kaum Muslim dan
pemimpin mereka." Akubertanya, "Bagaimana jika mereka tidak
mempunyai kelompok atau pemimpin?" Beliau menjawab. "Hendaklah
engkau menjauhkan diri dari semua kelompok ini." sekalipun dengan
demikian engkau mati dengan hanya bersandar menggigit sebatang pohon."
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Kata "dakhan" dalam hadits ini mempunyai banyak makna,
diantaranya: kedengkian. kerusakan hati, dan kekeruhan keadaan.
Rasulullah saw bersabda. "Akan ada sepeninggalku nanti pemimpin-
pemimpin yang tidak bersunnah dengan Sunnahku dan tidak menuruti
petunjuk-petunjukku, dan hati mereka seperti hati setan dalam jasad
manusia." Sahabat beftanya, "Apakah yang mesti akuperbuat jika
akubertemu dengan mereka, wahai Rasulullah?" Beliau saw menjawab,
"Hendaklah engkau selalu mendengar dan mematuhi
-agama- dan jikamereka memukul punggung engkau
-membunuh- serta merampas hartaengkau, maka tetaplah engkau mendengar dan mematuhi
-agama-',
kematian & hari akhir670
-
Orang yang Membunuh dan yang Dibunuh akan Masuk Neraka
Diriwayatkan oleh Muslim dari al-Ahnaf ibn Qais, ia berkata. "saat
akukeluar dari rumahku untuk mencari seseorang, di tengah jalan
akubertemu dengan Abu Bakrah. la bertanya kepadaku, "Mau kemanakah
engkau, wahai Ahnafl" Akumenjawab, "Akuakan mencari anak paman
Rasulullah" (maksudnya yaitu 'Ali ibn Abu Tahlib)." la berkata kepadaku,
"Kembalilah wahai Ahnaf, sungguh akumendengar Rasulullah saw bersabda,
"jika dua orang Muslim saling mengacungkan pedangnya, maka yang
membunuh dan yang terbunuh dari keduanya akan masuk neraka." saat itu
akubertanya kepadanya, "Mengapa orang yang terbunuh masuk nerakajuga.
wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Sebab ia juga berniat membunuh
lawannya."
Para ulama mengatakan, "Hadits ini tidak tertuju pada sahabat
Rasulullah saw (seperti dalam perang unta dan Shiffin), sebab AIlah SWT
berfirman: Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang,
maka damaikanlah anlara keduonya. Jiko salah satu dari kedua golongan
ilu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan
yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah
Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka
damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlakuadillah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlakuadil. (QS. al-
Hujurat: 9)
Di dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan untuk memerangifi'ah
baghiyah (kelompok pemberontak). Seandainya orang-orang Islam menahan
diri dari memerangi kelompok pemberontak ini, maka tidak
terlaksanalah perintah Allah yang tertulis di dalam ayat ini. Ini menunjukkan
bahwa sabda Nabi ini tidak tertuju pada sahabat-sahabat Nabi
Muhammad saw, sebab mereka berperang tidak sebab sesuatu yang lain,
melainkan sebab menjalankan perintah Allah SWT.
Ath-Thabari mengatakan, "Seandainya kita diwajibkan untuk menahan
diri dari setiap perselisihan atau pertempuran yang ada dengan jalan
menghindar dari pertempuran ini dan hanya berdiam di dalam rumah
serta membuang senjata-senjata yang ada, maka tidaklah akan terlaksana
hudud (hukum) Allah di muka bumi ini. Sehingga kemunkaran akan terus
berjalan dan orang-orang jahat leluasa untuk berbuat kejahatan di muka
bumi. Ini sungguh bertentangan dengan sabda Rasulullah saw yang
berbunyi, "Cegahlah perbuatan orang-orang bodoh diantara kamu."
Hadits Rasulullah saw di atas hanya berlakujika perkelahian atau
pertempuran itu terjadi sebab dunia. Ini merupakan pernyataan yang
dikeluarkan oleh beberapa ulama. Mereka mengatakan, "Jika kalian
berperang sebab dunia, maka yang membunuh dan yang terbunuh dari
Mengingat kematian & hari akhir
-
671
tr
keduanya akan masuk ueraka." Diantara hadits Rasulullalr saw yang
mendukung pernyataan ini yaitu sabda Beliau yang diriwayatkan oleh
Muslirn dari Abu Hurairah, yang berbunyi, "Demi Allah, yang jiwakudi
Tangan-Nya, tidaklah akan berakhir dunia ini, melainkan setelah datang
suatu masa.rang pada rnasa itu si pembunuh tidak tahu lagi sebab ia
membunuh dan yang terbunuh tidak tahu lagi sebab ia dibunuh." Sahabat
bertanya, "Terus bagainrana, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Yang
membunuh dan yang terbunuh akan masuk neraka."
Jadi, hadits ini menunjukkan bahwa pertempuran yang terjadi akibat
kebodohan, 1'aitu sebab memperebutkan dunia atau memperturutkan hawa
nafsu, maka orang-orang 1,ang bertempur itu, baik yang membunuh maupun
yang terbunuh. akan masuk neraka. Adapun pertempuran yang terjadi sebab
menjalankan perintah Allah SWT, maka tidak termasuk kepada pengertian
hadits ini. sedang pertempuran yang berlangsung diantara para sahabat
Nabi dalam perang Unta dan Shiffin, maka orang lslam harus menahan diri
dari menyebutkan kekeliruan mereka, dan harus menyebutkan keutamaan-
keutamaan yang ada pada diri mereka. Sebab, Allah SWT memuji mereka
dalam Kitab-Nya, "Sesmtgguhnya Allah telah ridha terhadap orong-orang
mu'min saat mereka berjanji setia kepadamu di bowah pohon. " (QS. al-
Fath: 18) L'tuhanrmad itu yaitu utusan Allah dan orong-orang yong
bersama dengan dia yaitu keras terhadap orang-orang kafir, namun
berkasih sa)'ang sesatna mereka. (QS. al-Fath: 29) dan: Tidak sama di
antara kamu orang yang menaJkohkan [hartanyal dan berperang sebelum
penaklukan [-lIekahJ. Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang
yang menaJkahkan [hartanyal dan berperang sesudah r7z. (QS. al-Hadid:
l0)
Sahabat-sahabat Rasulullah yang berperang antar sesama mereka
sebab beranggapan bahrva perang yang mereka lakukan ini yaitu
berada di atas kebenaran. maka mereka itu dimaafkan. Menurut pendapat
lainnya, sahabat-sahabat 1'ang tidak mau ikut serta berperang saat itu dan
lebih memilih untuk menjauh darinya, mereka menyesal di kemudian hari,
seperti Abdullah ibn Umar. la sangat menyesal sebab tidak ikut membantu
'Ali ibn Abu Thalib ra saat beliau diserang oleh pasukan Muawiyah.
Maka, menjelang meninggal dunia ia berkata, "Tidak ada yang sangat
akusesali yang menyerupai penyesalanku sebab tidak ikut memerangi
kelompok pemberontak l aitu kelompok Muawiyah.
Abu Abdurrahman as-Salami mengatakan, "Kami ikut dalam perang
Shiffin bersama 'Ali ibn Abu Thalib ra. Waktu itu kami melihat'Ammar ibn
Yasir tidak mengambil posisi di salah satu lembah Shiffin, melainkan
sahabat yang lain mengikutinya, seolah-olah ia telah menyuruh mereka
melakukannya. Akumendengar 'Ammar ibn Yasir berkata kepada Hasyim
ibn Utbah, "Wahai Hasl im, sungguh pada hari ini kita berhadapan dengan
Mengingat kematian & hariakhir672
para kekasih Rasulullah saw dan golongan Beliau. Oleh sebab itu, denri
Allah, kita tidak akan menyerang mereka kecuali setelah kita terdesak di
puncak-puncak bukit. Sebab di kala itulah kita yakin bahwa kita berada di
pihak yang benar."
Abu Abdurrahman meneruskan. "Maka belum pernah menyaksikan
para sahabat Nabi berperang sesama mereka, melainkan hanya pada waktu
itu." saat sebagian ulama salaf ditanya tentang pertempuran yang terjadi
antar sahabat, mereka menjawab dengan menyebutkan firman Allah SWT:
Itu yaitu umat yong lalu; baginyo opa yang telah diusahakannya dan
bagimu apa yong sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta
perlanggungan jawab tentong apo yang telah mereka keriakan. (QS. al-
Baqarah: 134), atau:
Itu yaitu umat yang teloh lalu; baginya apa yang diusahakannya dan
bagimu apq yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta
pertanggungan jawab tentong apo yang telah mereka keriakan- (QS' al-
Baqarah: l4l)
Tentang masalah ini telah kamijelaskan dengan rinci di dalam buku
al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an dalam surah al-Hujurat.
Rasulullah saw bersabda, "sungguh akan terjadi fitnah di kalangan
sahabatku namun mereka diampuni oleh Allah SWT lantaran persahabatan
mereka denganku. Akan namun , hal ini diikuti oleh generasi sesudah mereka
sehingga generasi itu masuk ke dalam neraka sebab nya."
Umat Ini akan Berselisih antar Sesama
Allah SWT berfirman: Atau Dia mencampurkan kamu dalam
golongan-golongan fyang saling berlentanganJ dan merasakan kepada
sebahagianJ kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa
Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar
mereka memahami [nya].(QS. al-An'am: 65)
Dalam hadits Shahih Muslim, Rasulullah saw bersabda:
kematian & hari akhir
-
673
W) tf i!. ;r';:L if:,r"\ti',.-\t t';5;rt'.+LL9;.j', ot:'&'4'#l 6r qft'n *'il-t'oi:r|G*,
'6JLl y bf 3E!. u:+Li if.t';; y itp
^21
'41 6\ A.&J u3v
i. ot.. c,t tot 'at. o
":.'-l.t--"r- t-
^^:>l J q ra;-;24
-:*j "-(--4,1 6f ,J V1x ,-g:.Ic LLI Y Al)'aov'aL.! /,t' -'!" , .
o:Gu.";;*
"Sesungguhnvu .1lluh SWT telah menghimpunkan humi ini
kepadakusehinggu ukudupcrt melifutt bumi ini keseluruhannyu, baik bagian
timur maupun baratnytt. Dan sungguh wilayah kekuasaan umatku nanli
ukan meliputi wilayah-vilayah humi yang dihimpunlun Tufun
dan akutelah dikaruniai dengan dru hekal, bekal merah don bekal putih (lhn
Majcth mengatakatt hahv'a bekol merah don bekal putih itu ma*sudnyu
yaitu perak dan enrus1. Dan akuteloh meminta tiga perkara bagi umotku
kepada Allah SWT. nonturt la hanya menerinru dua perkara saja. sedang
perkara yang satu lagi ditolak. Duo perkua yang diterimo oleh Allah SW
itu adaluh: perlarrro. ago' unratku ticlak dimusnahlun dengan paceHik yang
berkepanjangan. Kedua. ogar merelut tidak dikucrsai dan dinrusnohlcon oleh
umat-umat yang lain." Tuhanku menjawabnya dengm mengotakm
kepadaku, "Wahai Muhanmrud, sungguh jika Akutelah ntemutuskon sesuatu,
ntaka tidak ctda seorangpun yang bisa menololmya. Dan sungguh Akutelah
menerinru permintaanmu agar umalmu tidak dimusnahkan dengan paceklik
yang berkepanjangan, dan agar mereks tidak dikuasai dan dimusnahkan
oleh umat-un at yong lttin, walaupun umal-unul ilu telah bersekongkol
semuanyo dari segala penjuru-" (HR. Muslim dari Tsauban)
Abu Daud menambahkan bahwa Rasulullah saw bersaMa" "Hanya
saja yang akutakutkan terhadap umatku di kemudian hari yaitu adanya
pemimpin-peminpin yans sesat lagi menyesatkan diantara mereka, dan jika
pedang sudah diacungkan di tengah-tengah mereka" pedang itu tidak akan
diangkat sampai hari kiamat. Hari kiamat itu tidak akan terjadi, melainkan
setelah sebagian dari umatku bergabung dengan orang{rang musyrik dan
mereka berubah menjadi penyembah berhala. Dan akan muncul sebanyak
tiga puluh orang pendusta dari kalangan umatku yang masing-masing
mereka mengakudirinya sebagai nabi, padahal akulah nabi terakhir dan tidak
akan ada lagi nabi setelahku. Dan senantiasa akan ada sebagian dari umatku
itu yang tetap menegakkan kebenaran dengan terang-terangan dan mereka
tidak takut dengan orang-orang yang menentang mereka sampai datang
keputusan dari Allah SWT."
Mu'adz ibn Jabal berkata "Suatu kali akumelihaf Rasulullah saw
melaksanakan shalat yang cukup lama. Setelah selesai, kami pun bertanya
kepadanya, "Wahai Rasulullah, kami lihat engkau memanjangkan shalat kali
ini." Beliau menjawab. "sungguh shalatku itu yaitu shalat pengharapan
sekaligus slralat kecemasan. Dalam shalatku itu, akumeminta tiga perkara
bagi umatku kepada Allah SWT, namun Ia hanya menerima dua perkara
sedang perkara yang satu lagi tidak. Dua perkara yang diterima oleh
Mengingat kematian & hari akfrir674
-
Allah SWT itu yaitu ; pertama, agar umatku tidak dikuasai dan
dimusnahkan olelr umat-umat yang lain. Kedua, agar mereka tidak
dimusnahkan dengan ditenggelamkan. Permintaan ketiga yang tidak
dikabulkan-Nya yaitu agar mereka tidak berselisih antara sesama hingga
sebagian menimpakan keganasan kepada sebagian yang lain." (HR. lbn
Majah)
Diriwayatkan dari Sa'ad ibn Abu Waqqash, ia berkata: saat
Rasulullah saw lewat di depan mesjid Bani Muawiyah, Beliau masuk ke
dalamnya lalu shalat dua raka'at, dan kami pun ikut melaksanakan shalat
bersama Beliau. Waktu itu shalatnya agak lama, dan setelah selesai shalat,
Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami dan berkata, "Dalam shalatku
itu, akutelah meminta tiga perkara bagi umatku kepada Allah SWT, namun
Ia hanya menerima dua perkara. sedang perkara yang satu lagi tidak. Dua
perkara yang diterima oleh Allah SWT itu yaitu ; pertama, agar umatku
tidak dimusnahkan dengan paceklik yang berkepanjangan. Kedua, agar
mereka tidak dimusnahkan dengan ditenggelamkan. Permintaan ketiga yang
tidak dikabulkan-Nya yaitu agar mereka tidak berselisih antar sesama
mereka hingga sebagian menimpakan keganasan kepada sebagian yang
lain." (HR. Muslim)
Diriwayatkan juga dari Khabbab ibn al-Art, salah seorang yang ikut
perang Badar bersama Rasulullah saw, ia berkata: Pada malam itu
akumemperhatikan Rasulullah saw melaksanakan shalat sampai setelah
Beliau selesai melaksanakan shalatnya, akuberkata kepada Beliau, "sungguh
akutidak pernah menyaksikan engkau melaksanakah shalat selama itu."
Beliau menjawab, "Benar, sungguh shalatku itu yaitu shalat pengharapan
sekaligus shalat kecemasan. Dalam shalat, akutelah meminta tiga perkara
bagi umatku kepada Allah SWT, namun la hanya menerima dua perkara,
sedang perkara yang satu lagi tidak. Dua perkara yang diterima oleh
Allah SWT yaitu ; pertama, agar umatku tidak dimusnahkan seperti umat-
umat yang terdahulu. Kedua, agar umatku tidak dikuasai dan dimusnahkan
oleh umat-umat yang lain. Permintaan ketiga yang tidak dikabulkan-Nya
yaitu agar mereka tidak berselisih antar sesama hingga sebagian
menimpakan keganasan kepada sebagian yang lain."
Rasulullah saw bersabda, "Sungguh akan terjadi haraj x&lum hari
kiamat." Sahabat bertanya, "Apakah haraj itu, wahai Rasulullah?" Beliau
saw menjawab, "Haraj itu yaitu peperangan, peperangan." Sebagian
sahabat berkata, "Sungguh kita sekarang sedang berperang melawan orang-
orang musyrik." Beliau berkata lagi, "Perang yang akumaksud bukanlah
perang melawan orang-orang musyrik, melainkan perang antara sesama
orang Islam sampai sebagian mereka membunuh tetangga atau kerabatnya
sendiri." (HR. Ibn Majah dari Abu Musa) llallohu A'lam
Mengingat kematian & hari akhir
-
675
Berita-berita tentang Fitnah Kesesatan dan Huru-hara dalam Sabda
Nabi saw
Hudzaifah mengatakan, "Sunggult Rasulullah saw telah
mengumpulkan kami dan Beliau berkhutbah saat itu. Dalam khutbahnya
yang panjang itu, tidak ada satupun dari fitnah yang bakal menimpa umat ini
sampai hari kiamat nanti. melainkan Beliau sampaikan kepada kami.
Sebagian kami ada yang menghapal semua sabda Beliau ini, dan
sebagian yang lain ada yang melupakannya tentang para tokoh fitnah
ini. Memang ada juga yang akulupa, namun ada juga yang akurnasih
ingat sebagaimana seseorang mengingat wajah seorang yang pernah
ditemuinya lalu bertemu lagi." (HR. Muslirn) Dalam riwayat Abu Daud,
Hudzaifah berkata: Diantara fitnah ini yaitu : tiga fitnah yang menyapu
segalanya; kedua, fitnah bagaikan angin panas di musim panas; ketiga,
fitnah-fitnah kecil; keempat. fitnah-fitnah besar."
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa AbuZaid berkata, "Setelah pada
suatu hari Rasulullah sas melaksanakan shalat Subuh bersama kami. Beliau
naik ke atas mimbar, lalu berkhutbah kepada kami sampai masuk waktu
Zhuhur. Kemudian Beliau turun dan shalat Zhuhur bersama kami. Setelah itu
Beliau naik mimbar kembali dan berkhutbah kepada kami sampai masuk
waktu Ashar. Kemudian Beliau turun kembali dan setelah melaksanakan
shalat Ashar bersama kami, Beliau naik kembali ke atas mimbar dan
berkhutbah sampai ten_egelam matahari. Pada waktu itu, Beliau saw
memberitahukan kepada kami tentang fitnah-fitnah yang bakal menimpa
umat ini sampai hari kiamat nanti."
Abu Daud mengatakan, "Demi Allah, akutidak tahu mengapa sahabat-
sahabatku menjadi lupa dengan sabda Nabi ini; apakah mereka benar-
benar lupa atau sengaja melupakannya. Demi Allah, tidaklah ada seorangpun
dari pemimpin sebuah fitnah yang beranggotakan lebih dari tiga ratus orang
lebih sepanjang umur dunia ini, melainkan Rasulullah saw menyebutkan
nama dari pemimpin ini dan nama ayah serta sukunya (dengan
terperinci)."
Abu Daud meriwaratkan dari Abdullah ibn Umar, bahwa ia berkata,
"saat kami duduk bersama Rasulullah saw, Beliau menjelaskan kepada
kami tentang fitnah dengan sejelas-jelasnya. Diantaranya Beliau
menyebutkan tentang fitnah al-Ahlas. Sebagian kami bertanya, "Apakah itu
fitnah al-Ahlas itu wahai Rasutullah?" Beliau menjawab, "Yaitu fitnah
hancurnya keluarga dan harta. "Kemudian fitnah as-sz' yang membara di
bawah kedua telapak kaki seseorang yang mendakwakan bahwa ia yaitu
salah seorang Ahlulbait. padahal bukan. Kemudian fitnah ketidaktenangan
dan ketidakstabilan pada diri seseorang (maksudnya orang itu tidak bisa
memimpin sama sekali). Kemudian fitnah duhaima' (bencana besar) yang
Mengingat kematian & hari akhir676
-
tidak akan ada seorangpun dari umat ini, melainkan akan ditamparnya. Bila
dikatakan bahwa fitnah ini sudah berakhir, maka ia semakin menjadi-
jadi. Pada waktu itu, seorang laki-laki menjadi Mukmin di pagi harinya dan
menjadi kafir pada waktu sorenya dan sebaliknya, Mukmin di sore hari dan
kafir di pagi harinya. Sehingga, manusia itu menjadi dua kelornpok;
kelompok beriman yang tidak munafik dan kelompok munafik yang tidak
beriman. Kalau sudah demikian. maka tunggulah kedatangan Dajjat pada
hari itu atau esok harinya."
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Abdullah ibn Umar. ia berkata:
Pada suatu waktu kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw. Beliau
berbicara tentang fitnah-fitnah (cobaan, huru-hara) sehingga beliau
menyebut fitnah al-Ahlas. Lalu seseorang bertanya kepada Beliau saw,
"Wahai Rasulullah, apakah fitnah al-Ahlas itu?" Beliau menjawab, "Pelarian
diri (dari tanggung jawab seperti lari dari medan perang) dan hilangnya harta
dan keluarga." Kemudian (Beliau saw menyebut) fitnah as-Sarrak (fitnah
kesenangan) dimana kekisruhannya berasal dari dua tapak kaki seorang laki-
laki yang berasal dari kaumku. ia mengakuketurunanku, sedang ia bukan
keturunanku, akan namun para wali akuyaitu orang-orang yang bertaqwa.
Kemudian manusia akan dipimpin oleh seorang laki-laki seperti paha di atas
rusuk (yang tidak stabil dan berlangsung tidak lama) kemudian datanglah
fitnah Duhaimak (bencana huru-hara), ia tidak akan melewatkan seorang
dari umat ini kecuali akan diserangnya. jika dikatakan ia telah selesai,
maka ia akan menjadi-jadi. Pada pagi harinya seorang laki-laki akan beriman
sedang pada sore harinya ia akan menjadi kafir sehingga manusia akan
menjadi dua blok yaitu blok iman yang tidak ada kefasikan padanya dan
blok fasik yang tidak ada iman padanya. jika telah terjadi hal ini,
maka tunggulah Dajjal dari hari itu atau dari besoknya." (hadits shahih,
diriwayatkan oleh Abu Daud, Ahmad, dan al-Hakim)72
Kata"al-Ahlas" {4)o\t} secara bahasa berarti: Kain yang diletakkan
di atas punggung unta; atau tikar yang terletak di rumah, sebab saat fitnah
ini orang shalih lebih suka berdiam di rumah. Imam al-Khatthabi
berkata, "Fitnah ini disebut dengan ahlas, sebab fitnah ini sangat panjang
masanya, sebab ahlas secara bahasa artinya 'kain yang digunakan sebagai
alas duduk di atas suatu tempat selama ia tidak diangkat kembali'. Dalam
tafsiran yang lain. fitnah itu disebut ahlas, sebab warnanya yang hitam
kelam.
Fitnah Ahlas yaitu fitnah yang sangat panjang yang sudah dimulai
sejak zaman sahabat, dimana al-Faruq Umar ibn al-Khatthab yaitu dinding
?1. Rl-Uakim berkata, "Hadits ini sanadnya shahih dan dishahihkan oleh adz-Dzahabi. Hadits ini
dimuat oleh lbn Abu Hatrm dalam kitabnya al-'llal.
Mengingat kematian & hari akhir
-
677
pembatas antara kaum Muslim dengan f-itnah ini, sebagairnana yang
diterangkan Nabi saw saat beliau berkata kepada Umar, "sesungguhnya
antara kamu dan fitnalr itu ada pintu yang akan hancur." (HR. Hudzaifah
oleh al-Bukhari dan Muslirn) Sabda Rasul saw ini memang menjadi
kenyataan dimana saat Umar baru saja rneninggal dunia, hancurlah pintu
ini dan terbukalah fitnalr ini terhadap kaum Muslim dan ia tidak pernah
berhenti sampai sekaran-e ini. Sungguh benar apa-apa yang telah disabdakan
oleh Rasulullah saw. ia yaitu fitnah Ahlas.
Fitnah Ahlas ini yaitu panjang masanya yang telah dimulai sejak
masa pemerintahan Utsnran ibn 'Affan dan terus berlanjut pada kaum
Muslim sehingga datang pula fitnah as-Sarrak (fitnah kesenangan harta
benda), dimana ia telah benar-benar di mulai pada zaman sekarang
(sebagaimana )'ang akarr kami terangkan pada tanda berikut). sedang
fitnah as-sarrak akan menjadi pintu gerbang penyambutan dari kedatangan
fitnah Duhaimak (bencana huru-hara, kesusahan), yaitu fitnah pertempuran-
pertempuran terakh ir (ul - nru luh im).
Dalam rirvayat yang lain, Abu Sa'id al-Khudri menceritakan: Setelah
selesai melaksanakan shalat Ashar berjamaah, Rasulullah saw berkhutbah
kepada kami dan dalam khutbahnya itu tidak ada satupun dari fitnah yang
bakal menimpa umat ini sampai hari kiamat nanti, melainkan Betiau
sampaikan kepada kami. Sebagian kami ada yang menghapal semua sabda
Beliau ini. dan sebagian yang lain ada yang melupakannya.
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa para sahabat Rasulullah tahu
banyak tentang peristiw,a-peristiwa yang akan menimpa alam ini, namun
mereka tidak menceritakannya kepada orang lain. sebab hadits-hadits itu
tidak menyangkut masalah hukum syariat.
Menurut zhahir hadits ini, khutbah Rasulullah saw itu disampaikan
setelah shalat Ashar. bukan sebelumnya. seperti yang dituliskan di dalam
hadits-hadits sebelumnya. Jadi, sepertinya ada pertentangan diantara hadits-
hadits ini dalam hal rvaktunya. Namun pertentangan ini bisa
dicocokkan dengan mengatakan bahwa boleh jadi khutbah Rasulullah saw
itu berlangsun-s dua hari: pada hari pertama Beliau berkhutbah setelah waktu
Ashar, dan besoknya Beliau berkhutbah sehari penuh. Atau boteh jadi
khutbah itu berlangsung sehari penuh, yaitu dari setelah shalat Subuh sampai
tenggelam matahari, sebagaimana yang ada dalam hadits yang
diriwayatkan oleh lbn zaid. Namun sebagian periwayat hanya menyebutkan
pada waktu Ashar, sebagaimana yang ada dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudri ini, wallahu a'lam.
Abu Hurairah mengatakan, "sungguh akutelah menghapat dua buah
sabda Rasulullah saw: sabda pertama telah akusampaikan kepada orang
kematian & hari akhir678
-
banyak, sementara yang kedua belurn. sebab jika akusampaikan maka bisa-
bisa akudibunuh oleh orang lain. (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Fitnah yang Bergelombang bagai Gelombang Air Laut
Diriwayatkan dari Syaqiq bahwa Hudzaifah berkata: saat kami
duduk-duduk bersama Umar ibn al-Khatthab ra, ,a bertanya, "Adakah
diantara kalian yang hafal hadits Rasulullah saw tentang fitnah?" Hudzaifah
menjawab. "Akuhafal, wahai Amirul Mukminin." Maka ia berkata, "Engkau
yaitu seorang pemberani. Apakah yang engkau dengar dari Beliau?"
Dijawab oleh Hudzaifah, "Akudengar Beliau saw mengatakan tentang fitnah
seseorang terhadap keluarga, harta, dan tetangganya; orang ini tidak
melaksanakan shalat. puasa, sedekah, dan tidak melaksanakan amar ma'ruf
nahi munkar." Umar berkata, "Bukan itu yang akumaksudkan, melainkan
hadits Rasulullah saw tentang fitnah yang bergelombang seperti gelombang
air laut." "Ada apa denganmu tentangnya Wahai Amirul Mukminin, sungguh
antata fitnah itu dengan engkau terhalang oleh sebuah pintu yang tertutup."
Umar berkata, "Apakah pintu itu bisa dibuka atau harus dipecahkan?"
Hudzaifah menjawab, "Harus dipecahkan." Maka aku
-Syaqiq-pun bertanya kepada Hudzaifah, "Apakah Umar mengetahui pintu ini?"
Ia menjawab, "Benar, sungguh ia mengetahuinya bagaikan mengetahui
bahwa setelah malam akan datang pagi." (HR. lbn Majah) Kami bertanya
siapakah pintu itu? Masruq mengatakan bahwa pintu itu yaitu Umar
sendiri.
Dalam riwayat lain dari Anas ibn Malik, ia berkata: Umar ibn al-
Khatthab datang menemui anak perempuan 'Ali ibn Abu Thalib ra dan
didapatinya anaknya itu sedang menangis, maka ia berkata kepadanya,
"Apakah yang membuat engkau menangis, wahai putri 'Ali ibn Abu
Thalib?" Ia menjawab, "Sebab, seorang Yahudi telah mengatakan kepada
Ka'ab al-Ahbar berkata engkau yaitu salah seorang dari pintu neraka
Jahannam." Umar menjawab, "Masya Allah, sungguh akuberharap agar
Allah tidak menakdirkan akusebagai orang yang sengsara." Kemudian,
pulanglah Umar ke rumahnya dan ia mengutus seseorang untuk memanggil
Ka'ab al-Ahbar untuk datang menemuinya. Setelah Ka'ab al-Ahbar sampai
di hadapannya, ia berkata kepada Umar. "Wahai Amirul Mukminin, tidaklah
habis bulan Dzulhijjah, maka kamu akan masuk surga." Umar berkata,
"Apakah itu, wahai Ka'ab al-Ahbar?" Ia menjawab, "Sekali di dalam surga
dan sekali di dalam neraka. Umar berkata, "Demi Allah yang jiwakudi
Tangan-Nya, sungguh kami mendapatkan engkau di dalam Kitab Allah
termasuk salah seorang dari penghuni neraka Jahannam yang menghambat
manusia untuk memasukinya."
Mengingat kematian & hariakhir
-
679
Ada juga sebuah riwayat dari Yahya ibn Sa'id bahwa kakekrrya
berkata: Suatu kali kami duduk bersama Abu Hurairah di mesjid Nabawi di
Madinah. Waktu itu di samping kami ada Marwan. Lalu Abu Hurairalr
berkata. "Akumendengar Rasulullah saw bersabda. "Kehancuran umatku
yaitu di tangan ughailinruh (anak-anak) dari Quraisy." Marwan berkata,
"Mudah-mudahan orang itu dilaknat oleh Allah." Lalu Abu Hurairah
berkata, "Kalau akumau nremberitahukan siapa orangnya dengan tepat, bani
fulan dan bani fulan, niscaya akuberitahukan kepada kalian." Akupernah
pergi bersama kakekku ke Bani Marwan saat mereka menjadi raja di
Syam.
Para ulama mengatakan: Hadits ini menunjukkan bahwa Abu Hurairah
tahu banyak tentang fitnah-fitnah yang akan melanda dan ia tahu persis akan
orang{rang !'ang merupakan sumber dari fitnah ini. Perhatikanlah,
sampai ia berkata, "Kalau akumau memberitahukan siapa orangnya dengan
tepat. bani fulan dan bani fulan, niscaya akuberitahukan kepada
kalian."Akan namun . ia tidak menyebutkannya dan memilih diam sebab
khawatir akan memicu kerusakan, seolah-olah orang yang ia maksud
itu yaitu Yazid ibn Muarviyah atau Ubaidillah ibn Ziyad dan orang-orang
yang seumpama dengan mereka dari penguasa Bani Umayah. Sebab,
merekalah yan-e telah membunuh Ahlulbait (keluarga Nabi) dan mencelanya.
Mereka jugalah yang telah membunuh orang-orang Muhajirn dan Anshar di
Madinah, Makkah, dan kota-kota lainnya. Mereka tidak merasa khawatir
dengan perlakuan Haliaj. Sulaiman ibn Abdul Malik, dan anaknya yang telah
melakukan pembunuhan besar-besaran dan merampas harta orang lain di
Hijaz. lraq, dan lain-lainnya. Kesimpulannya, Bani Umayah telah
mendurhakai dan membangkang wasiat Rasulullah saw terhadap
keluarganya dimana mereka telah membunuhnya darr menawan per€mpuan-
perempuannya- menghacurkan rumah-rumahnya, dan mengingkari
kemuliaannl'a dengan mencaci maki dan melaknatnya. Alangkah keji
perbuatan mereka dan alangkah malunya mereka nanti manakala dihadapkan
ke hadapan Rasulullah sas.
Siapa pembunuh Husain lbn'AIi ibn Abu Thalib?
Orang-orang berbeda pendapat tentang siapa pelakupembunuhan
terhadap Husain ibn 'Ali. Menurut sebuah riwayat yang diterima dari Sa'id
ibn Utsman. orang yang membunuhnya yaitu 'Amru ibn Sa'ad. Sebab,
dialah yang bertindak sebagai pemimpin pasukan yang dikerahkan oleh
Ubaidillah ibn Ziyad untuk memerangi Husain saat itu. Dia juga yang
memerintahkan pasukan itu untuk menangkap Husain sekaligus menjanjikan
hadiah kepada mereka yang berhasil menangkap dan membunuhnya.
Mengingat kematian & hari akhir580
-
Diantara pasukan ini, ada sekelompok pasukan dari orang Mesir
dan Yaman.
Pendapat lain mengatakan bahwa pembunuhnya bukan 'Amru ibn
Sa'ad. melainkan Abu ar-Ramih al-Khuza'i.
Ada juga yang mengatakan bahwa pembunuhnya bernama Sinan ibn
Abu Sinan an-Nakha'i. Pendapat ini dilontarkan oleh Mush'ab an-Nassabah
yang dikuatkan oleh sebuah bait syair yang mengatakan:
Dun kerumokah engkau a*nt berlindungwahai Hu.sain
Esok engkau akon ditangkap oleh kedua tungun lbn Sinun
Khalifah ibn Khiyath mengatakan, "Yang membunuh Husain yaitu
Syammar ibn Dzi al-Jausyan (anggota pasukan) dan 'Amru ibn Sa'ad
(pemimpin pasukan). Syammar ibn Dzi al-Jausyan yang berpenyakit kusta
inilah yang memenggal kepala Husain sekaligus membawanya ke hadapan
Ubaidillah ibn Ziyad, lalu berkata:
Lihatlah kcndaraanku, ada perak dan emas di dalamnya.
Sunggyh akutelah membunuh seorang pemimpin yang dihormati.
Akutelah me mbunuh orumg yang terbaik
Yang termulia nasabnya di pandangan manusia
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa yang membunuh dan
membawa kepala Husain itu ke hadapan Ubaidillah ibn Ziyad yaitu Bisyar
ibn Malik al-Kindi. Waktu ia ia berkata:
Lihollah kendarao*u, ada perak dan emas di dalamnya.
Sungguh akutelah membunuh seorang pemimpin yang dihormati.
Yang termulia nasabnya di pandangan mqnusia
Akutelah membunuh orang yong terbaik di negeri Nejad, Hur, dan Yatsrib
Mendengar perkataan Bisyar ibn Malik al-Kindi itu, Ubaidillah ibn
Ziyad menjadi marah lalu berkata kepadanya, "Kalau memang engkau tahu
bahwa Husain itu demikian, mengapa engkau membunuhnya?" Demi Allah,
sungguh engkau tidak akan mendapat imbalan apa-apa dariku, dan akuakan
menangkapmu." Ia pun menangkap Bisyar ibn Malik al-Kindi dan
memenggal lehernya. Dalam riwayat lain, yang memenggal Bisyr ibn Malik
al-Kindiyaitu Yazid ibn Muawiyah, bukan Ubaidillah ibnZiyad.
Imam Ahmad ibn Hanbal meriwayatkan bahwa lbn 'Abbas berkata,
"Pada suatu saat , akulihat Rasulullah saw tidak seperti biasanya;
rambutnya kusut dan badannya berdebu. Waktu itu Beliau saw sedang
memegang sebuah bejana berisi darah dan senantiasa memperhatikannya.
Maka akupun bertanya kepada Beliau. "Apakah itu wahai Rasulllah?" Beliau
Merqingat kematian & hariakhir
-
68r
saw menjawab, "lni yaitu darah Husain dan daralr sahabat-sahabatnya yang
akan selalu akuperhatikan mulaihari ini."
'Ammar berkata. "Hari yang disebutkan oleh Rasulullah saw itu kami
ingat selalu dan ternlata memang Husain dibunuh pada hari yang
disabdakan oleh Beliau. Pada hari itu, kehormatan keluarga Rasulullah saw
dicabik-cabik oleh sekelompok orang dan diperlakukan ibarat tawanan
perang. Mereka digirin-u sampai ke Kufah sehingga semua penduduknya
dapat menyaksikannya. Diantara mereka yaitu al-Hasan ibn 'Ali -yang
dalam keadaan sakit di ikat tangannya sampai ke pundak- Zainab binti 'Ali,
Ummu Kaltsum. Fathimah, dan Sakinah binti al-Husein. Mereka semua
d i gerogoti o leh para penjahat-panjahat fi tnah."
Qathar meriwayatkan dari Mundzir ats-Tsauri. bahwa Muhammad ibn
al-Hanafiyah berkata "Orang-orang yang ikut terbunuh bersama Husain
berjumlah tujuh belas orang. Semuanya yaitu keturunan Fathimah, putri
Rasulullah sau." Sementara al-Hasan al-Bashri menyebutkan bahwa orang-
orang yang ikut terbunuh bersama Husain berjumlah enam belas orang,
semuanya dari kalangan ahlulbait yang paling baik. Ada juga yang
mengatakan bahwa yang terbunuh berjumlah dua puluh tujuh orang.
Dalam S hahih al-Buklwi disebutkan:
Setelah kepala Husain diserahkan ke tangan Ubaidillah ibn Ziyad,
kepala itu diletakkan di dalam sebuah bejana sambil mencelanya; sesekali iajuga menyebutkan tentang kebaikannya. Anas mengatakan, "Sungguh
Husain itu orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw." Kepala itu
sudah bertanda sebab dipukul-pukul oleh orang-orang berdosa. Kemudian
Ubaidillah ibn Ziyad mengikatkan kepala itu ke sebuah tombak dengan tali
yang terbuat dari sutra rang menimbulkan kemarahan orang-orang yang
melihatnya. saat itu. seorang laki-laki yang bernama Thariq ibn al-
Mubarak berdiri dan mencongkel mata Husain dan menggantungkannya di
pintu istana Ubaidillah ibn Ziyad. lalu ia mengumpulkan orang-orang di
mesjid raya dan berkutbah kepada mereka dengan khutbah yang tidak layak
untuk disampaikan.
Dibawa ke Mana Kepala llnsrin? I)i mane Letaknya Kini?
Orang-orang juga berbeda pendapat tentang keberadaan kepala
Husain. Al-Hafizh ibn al-'Ala' mengatakan, "Setelah kepala Husain
diserahkan kepada Ubaidillah rblrrZiyad, ia mengirim kepala itu ke Madinah
dan diserahkan kepada 'Amru ibn al-'Ash, gubernur Madinah saat itu.
'Amru ibn al-'Ash berkata, 'Sungguh akuingin agar kepala itu tidak
diserahkan kepadaku." Kemrdian 'Amru ibn al-'Ash memerintahkan agar
kepala itu dikuburkan di kuburan Baqi' di Madinah. disamping kuburan
Mmgingat lrerElirn & hryi aldrir682
-
ibunya, Fathimah. lnilah pendapat yang paling shahih yang paling bisa
diterima. Oleh sebab itu, Zubair ibn Bakar, seorang yang paling mengetahui
tentang keturunan Nabi dan yang paling mengetahui tentang peristiwa ini,
mengatakan, "Kepala Husain dibawa ke Madinah."
sedang kelompok Syi'ah lmamiyah mengatakan. "Kepala al-
Husain ibn 'Ali itu dikembalikan lagi ke Karbala setelah berlalu selama
empat puluh haridari pembunuhan (dari sinilah timbul istilah "Ziarah Empat
Puluh" bagi mereka). Adapun pendapat yang mengatakan bahwa kepala itu
berada di 'Asqalan atau di Kairo, maka pendapat ini yaitu pendapat yang
keliru dan tidak punya dasar serta tidak bisa diterima."
Disebutkan bahwa orang-orang yang ikut membunuh Husain telah
disiksa oleh Allah SWT secara perlahan-lahan, dimana sejak peristiwa itu ia
menjadi sangat menyesal dan merasa sedih yang luar biasa serta diliputi rasa
ketakutan yang mendalam. Allah memberikan rasa malu dan tercela kepada
dirinya sampai mereka terbunuh semuanya, yaitu enam tahun kemudian.
Disebutkan juga bahwa 'Amru ibn Sa'ad beserta teman-temannya mati
terbunuh di kemudian hari, juga dengan cara dipenggal. Allah SWT
berfirman: Orang-orang yang berdoso dikenal dengan landa-tandanya, lalu
dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. (QS. ar-Rahman: 4l )
'lmarah ibn 'Umairah mengatakan, "saat kepala 'Ubaidillah ibn
Ziyad dan teman-temannya digiring orang banyak ke mesjid ar-Rahbah dan
diletakkan di sebuah tiang di sana, tiba-tiba datang seekor ular menyelinap
dan menggerogoti kepala-kepala itu. Setelah sampai di kepala 'Ubaidillah
ibn Ziyad, ular itu berdiam di sana beberapa saat lamanya kemudian ia
keluar lagi lalu menghilang sesaat . Namun, beberapa saat kemudian. ular
itu datang lagi dan berbuat hal serupa terhadap kepala-kepala itu, terutama
terhadap kepala 'Ubaidillah ibn Ziyad.
Para ulama mengomentarinya dengan mengatakan, "lni yaitu
pembalasan dari Allah SWT terhadap 'Ubaidillah ibn Ziyad yang telah
memperlakukan tindakan yang tidak senonoh kepala al-Husain ibn 'Ali, dan
merupakan salah satu azab yang nyata baginya.
Disebutkan bahwa 'Ubaidillah ibn Ziyad dan teman-temannya dibunuh
dalam sebuah pertempuran yang terjadi antara mereka dengan pasukan Iraq
yang dipimpin oleh Ibn lbrahim ibn Malik. Waktu itu, Ibn lbrahim ibn Malik
bersama pasukannya yang berjumlah kurang dari dua puluh ribu orang
datang dari kota Maushil ke Syam untuk menyerang pasukan 'Ubaidillah ibn
Ziyadyang berjumlah tiga puluh tiga ribu orang.
saat pertempuran sedang berlangsung sengit, Ibn lbrahim ibn Malik
melihat seorang laki-laki yang gagah duduk di atas kudanya dengan
memakai baju besi yang panjang dan serban sutra serta berselendang kain
Mengingat kematian & hariakhir
-
683
hijau dari sutra. Orang itu memegang sebuah lembaran yang bertuliskan
dengan tinta emas. Maka lbn lbrahim ibn Malik mengejar orang ini
dengan maksud menganrbil lembaran itu darinya serta mengambil kudanya.
saat sudah berada di dekatnya, orang itu langsung dipukulnl'a dengan
pedang sehingga ia mati sesaat dan lembaran itu dapat diraihnva, namun
kuda orang itu lari dan nrenghilang di tengah kerumunan orang banyak yang
masing-masing tidak bisa menyaksikan yang lain sebab sengitnya
pertempuran.
Setelah selesai pertempuran yang telah menelan korban sebanyak
tujuh puluh tiga orang dari pasukan lbn lbrahim ibn Malik.dan tujuh puluh
ribu orang dari pasukan 'Ubaidillah ibn Ziyad itu, pulanglah pasukan ke lbn
Ibrahim ibn Malik negerinya dengan membawa kemenangan besar.
Setelah sampai di lraq, lbn lbrahim ibn Malik menemukan kembali
kuda yang lari darinya saktu pertempuran berlangsung. Setelah tahu bahwa
laki-laki gagah yang menunggangi kuda ini yaitu 'Ubaidillah ibn
Ziyad, maka ia langsung bertakbir dan bersujud kepada Allah SWT. la
berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah membunuh 'Ubaidillah ibn Ziyad
melalui tanganku."
Apa yang dialamioleh Ubaidillah ibn Ziyad ini, juga dialami Bisyr ibn
Artha'ah al-'Amiri ]'ang telah mengoyak-ngoyak lslam dengan
menumpahkan darah orang-orang Islam dan membunuh mereka secara
mendadak serta tidak mempedulikan saMa-saMa Rasulullah sau. Ia telah
membunuh sekian banyak dari keluarga beliau, diantaranya yaitu dua orang
anak Abaidillah ibn Abbas ibn Abdul al-Mutahllib (saudara Abdullah ibn
Abbas) yang masih kecil dan masih berada di pangkuan ibunya, yaitu
Qatsam dan AMurrahman. sehingga ibunya menjadi gila sesaat lantaran
kehilangan kedua anaknya itu dan sebab sangat dendam kepada
pembunuhnya.
Abu Bakar ibn Abu Syaibah mengatakan bahwa Abu Dzar (seorang
sahabat Rasulullah saw') telah berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan
hari yang menyakitkan dan memalukan itu. Ia meminta perlindungan itu
dalam sebuah shalatnya yang panjang, baik saat berdiri maupun saat
rukuk dan sujud. Setelah selesai melaksanakan shalat, kami bertanya
kepadanya, "Dari apakah engkau berlindung kepada Allah dan doa apakah
yang engkau baca?' Ia menjawab, "Akuberlindung kepada-Nya dari
kejahatan hari yang men.,"akitkan dan memalukan itu. dimana pada waktu itu
perempuan-perempuan Muslimat ditawan dan ditelanjangi semuanya; yang
cantik-cantik diantara mereka diperkosa. Maka akuberdoa kepada Allah
kiranya akutidak menemukan hari ini."
Abu Umar mengatakan, "saat pasukan Muawiyah yang dipimpin
oleh Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri datang ke kota Madinah, Abu Ayyub
Mmgingat kematian & hari akhir684
-
(gubernur Madinah waktu itu) melarikan diri ke tempat 'Ali ibn Abu Thalib
ra Sehingga Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri bersama pasukannya bisa masuk
ke Madinah dengan leluasa. Waktu itu Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri
berpidato dan mengatakan dalam pidatonya itu, "Dimanakah Syeikh-ku yang
dulu berkuasa di sini (maksudnya yaitu Utsman ibn 'Affan). Wahai
penduduk Madinah, demi Allah, kalaulah kalian tidak berpihak kepada
Muawiyah, sungguh akan akubinasakan kalian semuanya." Kemudian ia
menyuruh penduduk Madinah itu untuk berbai'at kepada Muawiyah. la juga
mengatakan kepada Bani Salamah. "Kalian tidak akan aman, melainkan
setelah menyerahkan Jabir ibn Abdullah kepadaku." Maka mereka pun
memberitahukan hal ini kepada Jabir ibn Abdullah sehingga ia pergi ke
Syam untuk menemui Ummu Salamah, isteri Rasulullah saw. Sesampainya
di san4 ia berkata kepadanya, "Wahai Ummu Salah, bagaimanakah menurut
engkau seandainya akuberbai'at kepada Muawiyah? Sungguh akuberbai'at
kepadanya sebab ini yaitu bai'at yang sesat.
Ummu Salamah mengatakan, "Menurut pendapatku, lebih baik engkau
berbai'at kepadanya; anakku yang bernama Umar ibn Abu Salamah juga
akusuruh untuk berbai'at kepadanya." Sehingga datanglah Jabir kepada
Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri untuk berbai'at kepada Muawiyah. Setelah
menghancurkan kota Madinah, berangkat Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri ke
Mekah yang pada waktu itu ada Abu Musa al-Asy'ari di sana. Maka Abu
Musa al-Asy'aripun menjadi khawatir terhadap dirinya sehingga ia
melarikan diri saat itu dan menulis surat ke Yaman untuk mengkhabarkan
bahwa pasukan Muawiyah telah datang untuk membunuh siapa saja yang
tidak mengakui kekhalifahan Muawiyah. Kabar tentang larinya Abu Musa
al-Asy'ari ini diketahui oleh Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri tapi ia tidak
mencarinya, melainkan berkata, "Sungguh akudatang tidak untuk
membunuhnya."
Kemudian Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri bertolak ke negeri Yaman,
sehingga Ubaidillah ibn Abbas (gubernur Yaman waktu itu) lari ke Kufah
dan men1ruruh Ubaidillah ibn Abdu Ma'dan al-Haritsi menggantikannya
sebagai gubernur Yaman. Ubaidillah ibn Abdu Madan al-Haritsi akhirnya
dibunuh oleh Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri, begitu juga anak laki-lakinya.
Kemudian Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri pergi ke tempat kediaman
Ubaidillah ibn Abbas untuk mencarinya, namun ia hanya menemukan kedua
orang anaknya di tempat itu. Sehingga kedua anak itu dibunuhnya dan
setelah itu ia kembali lagi ke Syam.
Abu 'Amru asy-Syaibani mengatakan, "saat pasukan Muawiyah
yang dipimpin oleh Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri datang ke kota Madinah, ia
membunuh dua orang anak Ubaidillah ibn Abbas ibn Abdul al-Mutahllib
yang bernama Qatsam dan Abdurrahman. Penduduk Madinah menjadi
ketakutan dan lari ke perkampungan Bani Salim. Kemudian, Bisyr ibn
kematian & hari akhir
-
685
Artha'ah al-'Amiri men\erang kota Hamadzan dan membunuh penduduknya
serta menawan perenlpuan-perempuan mereka. ltulah pertama kali
perempuan ditawan dalanr Islam.
Ahli sejarah lslanr berbeda pendapat tentang tempat kedua anak itu
dibunuh. Ada yang mensatakan di Madinah. ada juga yang mengatakan di
Makkah, dan ada juga yang mengatakan di Yaman. kota-kota ini
diserang oleh Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri dan pasukannya. Muawiyah juga
pernah mengutus Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri dan pasukannya ke Yaman
pada tahun 40 Hijriah, 1'ang pada waktu itu Ubaidillah ibn Abbas, saudara
Abdullah ibn Abbas, sedang berada di sana. Maka larilah Ubaidllah ibn
Abbas dari Yaman ke Kufah, sedang Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri dan
pasukannya tetap berada di sana menjual agamanya dengan harga yang
sedikit, menakut-nakuti penduduknya, menjual perempuan-perempuannya
serta memperkosanya. Sehingga 'Ali ibn Abu Thalib mengirim pasukannya
yang dipimpin oleh Haditsah ibn Qudamah as-Sa'adi ke sana dan berhasil
memukul mundur pasukan Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri sehingga mereka
kembali lagike Syam.
Setelah itu, kembalilah Ubaidillah ibn Abbas ke Yaman dan tetap
menjadi gubernur di sana sampai 'Ali ibn Abu Thalib meninggal dunia.
Menurut pendapat lainnla. bahwa Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri tidak pemah
mendengar satupun dari perkataan Rasulullah saw, sebab selain Rasulullah
tidak bebas menyampaikan risalah pada awal lslam itu, ia pun masih kecil,
sehingga ia tidak bisa dikatakan sahabat Rasulullah saw. Yahya ibn Mu,in
mengatakan. "Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri yaitu seseorang yang
berperilakuburuk."
Ibn Abu Umaiyah mengatakan, "saat kami berada di tepi pantai
bersama Bisyr ibn Artha'ah al-'Amiri, tiba-tiba ia membawa seorang pencuri
yang bernama Manshur sebab ia telah mencuri seekor unta khurasannya. la
berkata, "Akujadi teringat sabda Rasulullah saw yang berbunyi, ..Janganlah
engkau potong tangan-tangan saat perang," jika tidak sebab ini, maka
sungguh akan akupotong tanganmu!"
Abu Mulrammad Abdul Haq mengatakan, "Bisyar lahir pada zaman
Rasulullah sarv dan mempunyai cerita-cerita buruk tentang 'Ali ibn Abu
Thalib dan sahabat-sahabatnya. Dialah yang telah membunuh dua orang
anak Ubaidillah ibn Abbas ibn AMul al-Mutahllib yang masih kecil yang
bernama Qatsam dan Abdurrahman, sampai ibunya menjadi gila sebab nya.
Sehingga 'Ali berdoa kepada Allah SWT agar dipanjangkan umurnya dan
dihilangkan akalnya, dan ternyata doa ini dikabulkan oleh Allah SWT.
Ibn Dihl'ah mengatakan. "setelah kedua anak yang masih kecil itu
dibunuh, ibunl"a berdiri di tengah keramaian dengan metantunkan sebuah
Mengingat kematian & hari akhir686
-
syair yang sangat memilukan hati dan membuat air mata berderai- Dalam
sya'irnya itu ia berkata:
Wahoi orumgyang adu nterasa buhwu keduu unakku itu ibaral dua huah
Tapi upa dayaku, keduunya telah hilang dengan mendaduk dariku
llahai orang yang ado merasa balwa kedua anakku itu ibarat telingu dan
akal bagiku. Namun, hatiku sekarang, telah hilung.
Telah Akukatakan kepada Bisyr, bahwa akutidak percaya dengan omongan
orang dan kedustaan yung telah akuperbuat.
Kasihanilah akudcm anakku. Dengarlah penderitaun kami dan
perhatikanlah.
Begitujugo dengan dosa yang telah diperbuat terhadapnya.
Lidah pade lllasa Huru-hera L€bih Berbahaya daripada Pedang
Rasulullah saw bersaMa, "Akan datang sebuah malapetaka besar
melanda bangsa Arab ini yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam api
neraka. Dimana" lidah pada waktu itu lebih tajam daripada pedang." (HR.
Abu Daud dari AMullah ibn Umar)
Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda, "Akan datang sebuah
fitnah yang tidak bisa mendengar, tidak bisa berbicara, dan tidak bisa
melihat. Barangsiapa yang mendekat kepadanya, niscaya ia akan terperosok
ke dalam fitnah yang lidah pada waktu itu ibarat pedang. (HR. Abu Daud
dariAbu Hurairah)
Bahaya lidah yang dimaksud oleh hadits ini yaitu perkataan dusta
yang keluar dari penguasa yang zalim terhadap rakyatnya, atau perkataan
yang mengada-ada yang disampaikan kepada penguasa ini.
Di dalam kitab ash-Shahi&arz, Rasulullah saw bersabda, "sungguh
perkataan seorang hamba dapat memicu nya terjerumus ke dalam
neraka yang luasnya sejauh jarak antara timur dengan barat. (HR. Abu
Hurairah)
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Sungguh bila seseorang mengucapkan kata-kata yang dapat menimbulkan
kemarahan Allah (seperti perkataan dusta atau perkataan yang diada-adakan,
supaya orang lain menjaditertawa), maka ia akan terlempar ke dalam neraka
yang luasnya sejauh jarak perjalanan selama tujuh puluh tahun."
Mengingat kematian & hariakhir
-
687
Beliau saw juga bersabda, "Celakalah bagi orang yang mengada-ada
dalam perkataannya. agar orang lain menjadi tertawa mendengarnya.
Celakalah bagi nya. celakalah baginya."
Dalam ;ebuah hadits yang diriwayatkan oleh lbn Mas'ud, Rasulullah
saw bersabda. "Barangsiapa yang berkata-kata sembarangan lantaran sedang
senang hidupnya. yang kata-katanya itu dapat menimbulkan kemarahan
Allah, maka ia akan terjerumus ke dalam neraka yang luasnya sejauh jarak
antara timur dengan barat.
Perintah untuk Bersabar saat tertimpa Malapetaka
Diriwa_ratkan bahua suatu kali Rasulullah saw berkata kepada Abu
Dzar, "Bagaimanakah sikap engkau jika seseorang meninggal dunia
sementara orang lain tidak mau menggalikan lubang kubur untuknya dan
tidak mau menguburkannra. melainkan setelah diberi upah terlebih dahulu?"
Ia menjawab. "Allah dan Rasul-Nyalah yang mengetahuinya." Beliau saw
berkata, "Hendaklah engkau bersabar."
Kemudian Beliau saw berkata lagi, "Bagaimanakah sikap engkau
melihat Ahjar az-Zait (sebuah tempat di kota Madinah) telah banjir dengan
darah?" Akumenjawab. "Allah dan Rasul-Nyalah yang mengetahuinya."
Beliau saw berkata. "Hendaklah engkau berpihak kepada golonganmu."
Lalu Abu Dzar berkata kepada Beliau. "Wahai Rasulullah, kenapa
tidak akusandang saja pedang di atas pundakku?" Kata Beliau, "Kalau
begitu, engkau ikut berperang bersama mereka?" "Jadi, apakah yang harus
akulakukan uahai Rasulullah?" kata Abu Dzar lagi. Beliau saw menjawab,
"Engkau harus tetap berada di dalam rumah" (dalam riwayat lain Beliau
berkata, "Jadilah engkau seperti unla auraq yang tidak akan berjalan,
melainkan jika terpaksa." (Unta auraq yaitu unta yang paling bagus
dagingnya dan berkulit putih kehitam-hitaman, namun tidak disukai oleh
orang Arab sebab badannl'a besar tapijalannya amat lamban sehingga tidak
kuat dipakai untuk bekerja). Abu Dzar berkata lagi. "Bagaimana jika salah
seorang dari mereka masuk ke dalam rumahku?" Beliau menjawab, "Jika
engkau khauatir kilatan pedangnya akan menyilaukan matamu, maka
tutuplah muka engkau dengan pakaian sehingga ia kembali dengan
membawa dosanya sendiri dan dosanya terhadap diri engkau (Maksudnya,
kalau orang itu membunuh engkau, maka orang itu akan mendapat dosanya,
sedang engkau tidak berdosa)." (HR. Abu Daud dari Abu Dzar)
Al-Miqdad ibn al-Aswad berkata: Sungguh akumendengar Rasulullah
saw berkata, "Orang yan_e beruntung yaitu orang yang berusaha menjauhi
fitnah; dan jika ia diuji oleh Allah, maka ia sabar menerimanya." (HR. Abu
Daud)
Mengingat kematian & hari akhir688
-
Rasulullah saw bersabda. "Akan datang suatu masa dimana pada masa
itu orang yang bersabar mempertahankan agamanya yaitu ibarat orang
yung ,"ngg"nggam bara di tangannya." (HR. at-Tirmidzi dari Anas ibn
Malik)
Perintah Rasulutlah ini (agar Abu Dzar tetap berada di dalam rumah
saat ada fitnah), menurut sebagian pendapat, yaitu berlakubagi fitnah apa
saja, sehingga seorang Muslim tidak dibenarkan untuk ikut campur dalam
fitnah-fitnah ini. Mereka mengatakan, "seorang Muslim harus berserah
diri saat akan dibunuh oleh orang lain
-sesama Muslim- jika memang ia
yang dijadikan sasaran pembunuhan, dan ia tidak harus membela diri
daripadanya. Pendapat ini, di samping berdasarkan kepada zhahir hadits di
atas, mungkin timbul sebab beranggapan bahwa masing-masing orang yang
berperang yaitu berperang di atas kebenaran, bukan sebab dunia. Namun.
r"unduinyu peperangan itu sebab urusan dunia, maka ia harus membela diri.
Di atas telah kami sebutkan contoh orang-orang yang menghindar dari
fitnah itu dengan tetap berada di dalam rumahnya, seperti 'lmran ibn al-
Hushain dan lbn Umar. Keduanya pernah mengatakan bahwa orang yang
menghindar dari dua kelompok yang bertikai dengan tetap berada di
ru.uhnyu, tapi tiba-tiba datang seseorang yang bermaksud untuk
membunuhnya, maka ia harus membela diri saat itu. Jika ia tidak membela
diriny4 berarti ia telah keliru saat itu dengan alasan hadits, "Barangsiapa
yang akan dibunuh atau dirampas hartanya oleh orang lain, lalu ia mati
sebab membela diri dan hartanya ini, maka ia mati syahid." Oleh
sebab itu, orang yang akan dibunuh atau akan dirampas hartanya oleh orang
lain berkewajiban untuk membela diri dengan jalan apapun,'terlepas dari
apakah orang lain itu benar-benar sengaja menzaliminya atau tidak."
Ubaidah as-Salmani dan yang lain juga pernah mengatakan seperti ini.
Inilah pendapat yang lebih bisa diterima, sebab dalam Shahih Muslim,
disebutkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa seseorang datang
kepada Rasulullah saw lalu berkata, "Bagaimanakah menurut engkau jika
seseorang datang kepadakuuntuk merampas hartaku?" Beliau saw
menjawab, "Jangan engkau serahkan harta itu." Ia berkata lagi, "Bagaimana
jika ia memerangiku?" Kata Beliau, "Engkau harus melawan." "Bagaimana
Jifu ia membunuhku?" tanyanya lagi. Kata Beliau, "Kalau begitu, engkau
mati syahid." "Bagaimana jika akuyang berhasil membunuhnya" katanya
lagi. Jawab Betiau, "Orang itu akan masuk neraka." (HR. Abu Hurairah)
Ibn Mundzir mengatakan bahwa telah shahih riwayat dari Rasulullah
sw, bahwa Beliau bersabda, "Barangsiapa yang mati sebab
mempertahankan hartanya maka matinya mati syahid." Oleh sebab itu,
sebagian ahli ilmu menyatakan boleh memerangi dan membunuh para
Mengingat kematian & hariakhir
-
689
pencuri. lni yaitu pendapat lbn Umar, Hasan al-Bashri, eatadah, Malik,
asy-Syaf i, Ahmad. lshaq. dan an-Nu'man.
Namun Abu Bakar berkata, "Pendapat ini (bahwa orang yang akan
dibunuh atau akan diambil hartanya oleh orarrg lain berhak untuk memerangi
dan membunuh orang ini dengan syarat untuk mempertahankan diri dan
harta) yaitu pendapat ahli ilmu yang 'awwam yang muncul sebab
berdasarkan kepada keumuman hadits Rasulullah saw di atas. sedang
menurut kebanyakan ahli ilmu yang lain, orang yang akan dibunuh ataupun
akan diambil hartanya oleh orang lain hendaklah tidak memerangi dan
membunuh orang ini. sekalipun tidak ada jalan lain baginya untuk
mempertahankan diri dan hartanya kecuali dengan jalan membunuhnya.
Sebab, Rasulullah saw menyuruh kita untuk bersabar menerima kejahatan
dan kezaliman orang yang berbuat jahat kepada kita, sebagaimana telah kami
terangkan hadits-hadits rentang hal ini sebelumnya.
Ketetapan Allah bagi Umat Muhammad
Abdullah ibn umar menceritakan: Suatu kali kami berjalan bersama
Rasulullah sarv dan sampailah kami di suatu tempat. Di sana, sebagian kami
ada yang membuat kemah-kemah, ada yang berlomba memanah sesama
mereka, dan ada yang bermain-main di sekitar tempat itu dengan binatang
ternaknya. Tiba-tiba datang seruan untuk melaksanakan shalat berjamaah,
maka kami pun berkumpul dan melaksanakan shalat itu bersama Rasulullah
saw. Selesai shalal Rasulullah saw bersabda:
Sungguh tidak ada seorang nabi pun sebelumku, melainkan ia harus
mengajarkan kebaikan rang diketahuinya kepada umatnya. Dan sungguh
Allah SWT telah menetapkan kesejahteraan terhadap umatku ini pada misa-
masa awal mereka dan menetapkan malapetaka bagi mereka di akhir masa
nanti. Mereka akan ditimpa oleh sebuah fitnah yang memicu sebagian
mereka nanti akan menjadi musuh bagi sebagian yang rain; sebagiun ukun
membunuh sebagian yang lain. saat itu orang Mukmin akan berkata,
"lnilah masa kehancuranku." Maka, barangsiapa yang ingin terhindar saat
itu dari api neraka dan masuk ke dalam surga, hendaklatr ia beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Jika ia mem-bai a/ (mengangkat) seseorang sebagai
pemimpinnya. maka hendaklah ia menaatinya sepanjang kemampuannya.
Kalau ada orang lain mencoba menggerogoti pemimpin ini, maka
hendaklah ia membunuhnva.
Ibn Abdurrahman ibn Abdu Rabb al-Ka'bah menambahkan:
Akupernah mendekat kepada AMullah ibn Umar dan berkata kepadanya,
"Benarkah demikian kata Rasulullah saw?,, Ia menjawab, ..Benar, sungguh
akumendengarnya dengan telingakusendiri." Maka akupun berkata-lagi
kepadanya, "Bagaimanakah jika anak paman engkau (maksudnya yaitu
Mengingat kematian & hari akhir690
-
Muawiyah) yang memerintahkan kita untuk memakan harta sesama kita
dengan cara yang batil dan membunuh jiwa sebagian dari kita? Apakah kita
tetap harus menaatinya, padahal Allah SWT berfirman: Hai orung-orang
ycmg berimun, janganlah kamu saling memakan harla sesamamu dengon
ialan yang batil, kecuctli denganjalan perniagaan yang berlakudengan suka
sama-suka di anlaro kamu. Don janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnyu Allah yaitu Maha Penyayang kepadamu. (QS. an-Nisa':29)
Abdullah ibn Umar sempat terdiam mendengarnya selama beberapa
saat, tapi setelah itu ia menjawab. "Taatilah dia selama itu dalam menaati
Allah dan ingkarilah dia selama itu dalam mendurhakai Allah."
Boleh Doa Minta Mati saat Terjadi Fitnah
Yahya ibn Sa'id berkata: Sungguh telah sampai riwayat
kepadakubahwa Rasulullah saw pernah berdoa dengan mengatakan, "Ya
Allah, jadikanlah akutergolong hamba-Mu yang melaksanakan perbuatan
baik, meninggalkan perbuatan munkar, dan menyayangi orang miskin. Dan,
jika Engkau menginginkan sebuah fitnah terhadap manusia, maka cabutlah
nyawakuterlebih dahulu sehingga akutidak ikut mendapat fitnah ini."
Diriwayatkan bahwa Abu Hurairah melihat seseorang lalu berkata
padanya, "Berdoalah untuk mati jika kamu mau." Maka orang itu bertanya
kepadanya, "Kenapa sampai demikian, wahai sahabatku?" la menjawab,
"Bukankah mati dengan alasan yang jelas itu lebih baik daripada mati
dengan alasan yang tidak jelas?" Malik mengatakan, "Akutidak melihat
Umar ibn al-Khatthab berdoa agar mati syahid, melainkan saat ada fitnah."
Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Celakalah orang Arab akibat kejahatan fitnah yang datang menghampiri
mereka. Oleh sebab itu, lebih baik mereka mati saat itu."
lni yaitu peringatan keras dari Rasulullah saw bahwa fitnah itu
sangat berbahaya sehingga mati yaitu lebih baik daripada ikut campur di
dalam fitnah ini.
Sebab-sebab Kemungkaran dan Fitnah
Dari Abu Nu'aim dari Idris al-Khaulani, Umar ibn al-Khatthab
berkata: Suatu saat Rasulullah memegang jenggotku, sedang
akumengetahui perasaan sedih dan cemas pada wajahnya, lalu ia saw
berkata, "Inno lillahi wa inna ilaihi rajiun (Sesungguhnya kita yaitu milik
Allah dan akan kembali kepada Allah), baru saja Jibril datang kepadaku,
"Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun " lalu akubertanya, "Inno lillahi wa inna
ilaihi rajiun, ada apa gerangan wahai Jibril?" ia menjawab, "Sesungguhnya
kematian & hariakhir
-
691
umatmu akan ditirnpa fitnah (huru-hara dan kesesatan) pada saat yang tidak
lama lagi." "Fitnalr kekat'iran atau fitnah kesesatan?" tanyaku, "Semua itu
akan terjadi," kata Jibril. Vlaka akukembali bertanya. "Dari mana datangnya
fitnah itu? Sedangkarr akusudah rneninggalkan untuk mereka Kitabullah?"
"Justeru dengan Kitabullah itulah mereka tersesat, hal itu terjadi dari pihak
para pemimpin mereka dan para ulama mereka dimana para pemimpin
menahan hak-hak raklat, menzalimin hak mereka, lalu tidak mau
memberikannla. maka mereka pun saling membunuh dan saling
menyesatkan. sedang para ulama memperturutkan kehendak para
pemimpin dalam hal rnenzalimi hak-hak manusia, lalu tidak mau
memberikannr a. maka mereka pun saling membunuh dan saling
menyesatkan. Para ulanra mengikuti hawa nafsu para penguasa, dan
membiarkan mereka dalanr kesesatan dan mereka tidak tanggung-tanggung."
Kata Jibril Akubertanya. "Bagaimana cara menyelamatkan diri pada waktu
itu," kataku. "Dengan diam dan sabar; sabar jika jika diberi, dan
meninggalkan hak itu bila tidak diberikan," kata Jibril.
Telah bersabda Rasulullah saw, "jika umatku berjalan dengan
sombong dan 1'ang menjadi pelayan mereka yaitu putra-putri raja, putra-
putri Persia dan Romawi. maka orang yang paling buruk (bersifat jelek) akan
berkuasa terhadap orang-orang yang paling baik (pilihan)." (HR. Tirmidzi
dengan sanad 1'ang shahih dari 'Abdullah lbn Umar ra)
Dalam hadits riwarat Ibn Majah dari Abu Bakar ra, ia berpidato, lalu
mengucapkan tahmid kepada Allah lantas berkata: Wahai manusia
sesungguhnl'a kalian sudah pernah membaca ayat ini: "Wahai orang-orang
yang berintan. jagalah dirimu; tiyaitu yqng sesat itu akan memberi
mudharat kepadamu jika kamu telah mendapatkan petunjuk." (QS. al-
Maidah: 105) dan sesungguhnya kami sudah mendengar Rasulullah saw
berkata: Sesungguhnya manusia yang melihat kemungkaran, tapi mereka
tidak mau mencegahnya. maka azab Allah yang menyeluruh akan turun
kepada mereka semua. (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)
Rasulullah saw bersabda, "Kapan dan dimanapun, bila kekejian
(maksiat dan kemungkaran) terlihat jelas pada suatu masyarakat, maka akan
menimpakan pada mereka penyakit kolera dan penyakit-penyakit yang tidak
pernah terjadi pada umat sebelum mereka; jika mereka mengurangi takaran
dan timbangan. maka Allah akan menimpakan pada mereka kelaparan,
beratnya beban ekonomi. dan kezaliman penguasa: jika mereka tidak
membayar zakat, maka Allah akan menahan hujan dari langit untuk mereka,
sekiranya Allah tidak kasihan pada binatang-binatang, maka hujan pasti
tidak akan turun sama sekali; jika melanggar ayat Allah dan Sunnah Nabi,
maka Allah akan membuat musuh mereka berkuasa atas mereka, lalu mereka
akan mengambil apa saja 1,ang sudah mereka peroleh; sedang jika para
pemimpin mereka tidak berhukum dengan hukum Allah, maka Allah akan
Mengingat kematian & hariakhir692
menjadikan kebengisan sebagian mereka atas sebagiannya (perang
saudara)." (HR. lbn Majah dari lbn Umar. sedang awal hadits juga
ada dalam hadits riwayat Abu Umar ibn Abdul Birr)
Kami mendengar Rasulullah saw bersabda, "Sungguh jika manusia itu
tidak berusaha merubah kemunkaran yang mereka lihat, maka azab Allah
akan datang menimpa mereka seluruhnya." Beliau saw juga bersabda,
"Bagaimanakah kalian seandainya bangsa Persia dan bangsa Rum
ditaklukkan bagi kalian?" Abdurrahman ibn 'Auf menjawab, "Kami akan
tetap seperti yang dikehendaki oleh Allah." Beliau saw berkata lagi,
"Betulkah demikian? Ataukah sebaliknya, kalian saling berlomba-lomba
mengejar dunia. saling hasad, saling bentrok, dan saling membenci sesama
kalian. Lalu sebagian kalian memperbudak sebagian yang lain." (HR.
Muslim dariAMullah ibn'Amru ibn al-'Ash)
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw telah mengutus Abu 'Ubaidah ibn
Jarrah ke negeri Bahrain -yang telah didamaikan penduduknya oleh
Rasulullah saw dan telah Beliau angkat al-'Ala' ibn al-Hadhrami sebagai
pemimpin mereka- untuk mengumpulkan Jizyah (pajak) mereka. Setelah
Abu 'Ubaidah ibn Jarrah menunaikan tugasnya dengan baik dan ia kembali
lagi kepada Rasulullah saw dengan membawa uang pajak ini, orang-
orang Anshar mendengar berita ini, sehingga mereka berbondong-
bondong melaksanakan shalat Subuh bersama Rasulullah saw (dengan
harapan akan mendapatkan pembagian dari uang pajak). Begitu selesai
shalat Subuh, mereka langsung mengelilingi Rasulullah saw. Beliau
tersenyum melihat mereka lalu berkata, "Barangkali kalian telah mendengar
bahwa Abu 'Ubaidah ibn Jarrah telah kembali dari Bahrain dengan
membawa uang pajak." Mereka menjawab, "Benar. wahai Rasulullah." Lalu
Beliau memerintahkan kepada sahabatnya, "Senangkanlah mereka dan
bagikanlah rezeki ini kepada mereka." Setelah itu Beliau berkata,
"Demi Allah, tidaklah kefakiran yang akutakutkan menimpa kalian,
melainkan kelapangan rezeki yang memicu kalian berlomba-lomba
dalam kesenangan sehingga kalian menjadi binasa dibuatnya, sebagaimana
telah terjadi pada umat-umat yang terdahulu." (HR. Ibn Majah dari'Amru
ibn'Auf)
Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah akutinggalkan fitnah yang lebih
berbahaya terhadap laki-laki sepeninggalku, melainkan fitnah yang
ditimbulkan oleh perempuan." (HR. lbn Majah dari Usamah ibn Zaid) dan
dalam riwayat lain Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah datang suatu pagi,
melainkan dua orang malaikat berseru pada pagi itu dengan mengatakan,
'Celakalah lakiJaki oleh sebab perempuan dan celakalah perempuan oleh
sebab laki-laki." (HR. Ibn Majah dari Usamah ibn Zaid)
Mengingat kematian & hariakhir
-
693
Diriwayatkan bahrva Rasulullah saw mengatakan di dalam sebuah
khutbahnya, "Dunia ini yaitu hijau lagi manis (amat menggiurkan), dan
sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan kalian sebagai khalifah di dunia
ini, lalu la memperhatikan sikap kalian terhadap amanah yang diberikan itu.
Maka bertaqwalah kepada Allah dan waspyaitu terhadap perempuan." (HR.
lbn Majah dari Abu Sa'id al-Khudri)
Dalam riwayat lain ditambahkan, "Maka bertaqwalah kepada Allah
dan waspyaitu terhadap perempuan sebab kesesatan pertama yang
menimpa Bani lsrail yaitu per€mpuan." Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya bagi setiap umat itu ada fitnah, sedang fitnah bagi
umatku yaitu harta." (HR. at-Tirmidzidari Ka'ab ibn 'lyadh)
Diriway'atkan dari lbn Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa
_v-ang berdiam diri di padang pasir, maka ia akan kehausan.
Barangsiapa yang membuntuti binatang buruan, maka ia akan lalai. Dan
barangsiapa yang mendatangi pintu-pintu penguasa, maka ia akan mendapat
fitnah."
Fitnah Harta den \Yrnita
Allah SWT telah memperingatkan hamba-hamba-Nya tentang fitnah
yang bisa ditimbulkan oleh harta dan perempuan, sebagaimana dikatakan-
Nya didalam Al-Qur'an:
Hai orang-or(mg yang berimon, sesunggulmya di antara isteri-
isterimu dan anak-anaknru ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-
halilah komu terhadap nrcreka (QS- at-Taghabun: l4)
Sesunggulmya lurtamu dan anak-anakmu lwryalah cobaan [bagimuJ:
di sisi Allah-lah pahala rang besor. (QS. at-Taghabun: l5)
Maka bertalcwalah komu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan
dengarlah serta ta'atlah: dan natkahlanlah naflah yang baik untuk dirimu.
Dan barangsiapa yong dipelihara dori kekikirm dirinya, maka mereka
ilulah orcmg-or(mg yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gondakn, [pembalasannyaJ
kepadamu dan mengantptmi lcamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi
Maha Penyantun. (QS. at-Taghabun: 16-17)
Maka, barangsiapa yang menjaga diri dari fitnah ini, sungguh ia telah
selamat dari fitnah-fitnah vang lainnya.
Allah SWT berfirman: Dijdilca