Tampilkan postingan dengan label Kejadian 16. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejadian 16. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 16


 ng saleh berarti turut meng-

ambil kepentingan dalam kovenan orangtua mereka, dan 

Kitab Kejadian 28:10-15 

 583 

berhak mendapatkan hak-hak istimewa mereka. Secara 

khusus,  

[1] Tanah Kanaan ditetapkan untuk menjadi miliknya, ta-

nah tempat engkau berbaring ini. Seolah-olah dengan 

berbaring tenang di atas tanah kosong, ia sudah men-

dapatkan hak milik atas seluruh negeri.  

[2] Dijanjikan kepadanya bahwa keturunannya akan menjadi 

sangat banyak seperti debu di bumi, bahwa, meskipun 

sekarang ia tampak tercabut seperti ranting yang layu, 

namun ia akan menjadi pohon yang tumbuh subur, yang 

akan menjulurkan batang-batangnya sampai ke laut. 

Inilah berkat-berkat yang disampaikan ayahnya kepada 

dia (ay. 3-4), dan Tuhan  di sini mengaminkannya, supaya 

ia mendapat dorongan dan penghiburan yang besar.  

[3] Ditambahkan bahwa Mesias akan datang dari keturun-

annya, yang di dalam Dia semua kaum di bumi akan 

mendapat berkat. Kristus yaitu  berkat besar bagi du-

nia. Semua yang diberkati, dari kaum apa pun mereka 

berasal, diberkati di dalam Dia, dan tak seorang pun dari 

kaum mana saja dikucilkan dari berkat di dalam Dia, ke-

cuali orang-orang yang mengucilkan diri mereka sendiri. 

(2)  Janji-janji baru dibuat untuknya, yang disesuaikan dengan 

keadaannya sekarang (ay. 15).  

[1] Yakub khawatir akan bahaya yang mengancamnya dari 

saudaranya Esau. namun  Tuhan  berjanji untuk menjaga-

nya. Perhatikanlah, amanlah orang-orang yang dilin-

dungi Tuhan , siapa pun yang mengejar-ngejar mereka.  

[2] Sekarang perjalanan panjang terbentang di hadapan-

nya, dan ia harus melakukan perjalanan itu sendiri, di 

jalan yang tidak dikenal, ke sebuah negeri yang tidak 

dikenal. namun , sesungguhnya Aku menyertai engkau, 

firman Tuhan . Perhatikanlah, di mana pun kita berada, 

kita aman, dan bisa tenang, jika hadirat Tuhan  yang 

menghibur ada bersama kita.  

[3] Ia tidak tahu, namun  Tuhan  sudah mengetahui terlebih 

dahulu, kesusahan-kesusahan apa yang akan dihadapi-

nya dalam melayani pamannya, dan oleh sebab itu Ia 

berjanji akan menjaganya di semua tempat. Perhatikan-


 584

lah, Tuhan  tahu bagaimana memberi  kepada umat-

Nya anugerah-anugerah dan penghiburan-penghiburan 

yang disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang akan 

terjadi, dan juga dengan peristiwa-peristiwa yang se-

dang terjadi.  

[4] Sekarang ia pergi sebagai orang buangan ke sebuah ne-

geri yang sangat jauh, namun  Tuhan  berjanji untuk mem-

bawanya kembali lagi ke negeri ini. Perhatikanlah, Dia 

yang menjaga umat-Nya saat  keluar, pasti akan men-

jaga mereka juga saat  masuk (Mzm. 121:8).  

[5] Ia tampak ditinggalkan oleh semua temannya, namun  

Tuhan  di sini memberi dia keyakinan ini, bahwa Aku tidak 

akan meninggalkan engkau. Perhatikanlah, siapa yang di-

kasihi Tuhan  tidak pernah ditinggalkan-Nya. Janji ini pasti 

bagi semua keturunan orang percaya (Ibr. 13:5).  

[6] Pemeliharaan-pemeliharaan ilahi tampak bertentangan 

dengan janji-janji-Nya. Oleh sebab itu, ia yakin bahwa 

janji-janji itu akan digenapi pada waktunya: Aku akan 

tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. Per-

hatikanlah, berkata dan berbuat bukanlah dua hal yang 

berbeda bagi Tuhan , sekalipun kita tidak memandang hal 

ini demikian.  

Nazar Yakub  

(28:16-22) 

16 saat  Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia:  Sesungguhnya TUHAN 

ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya.” 17 Ia takut dan berkata: 

 Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Tuhan , ini pintu 

gerbang sorga.” 18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang 

dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan 

menuang minyak ke atasnya. 19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama 

kota itu Lus. 20 Lalu bernazarlah Yakub:  Jika Tuhan  akan menyertai dan akan 

melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberi  kepadaku roti 

untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, 21 sehingga aku selamat kembali 

ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Tuhan ku. 22 Dan batu yang 

kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Tuhan . Dari segala sesuatu 

yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh 

kepada-Mu.”  

Tuhan  menyatakan diri-Nya dan kebaikan-Nya kepada Yakub saat  ia 

tidur dan tidak berbuat apa-apa. Sebab roh, seperti angin, bertiup 

bilamana dan ke mana ia mau, dan anugerah Tuhan , seperti embun, 

tidak menanti-nantikan anak manusia (Mi. 5:6). namun  Yakub segera

Kitab Kejadian 28:16-22 

 585 

menanggapi dan memanfaatkan lawatan Tuhan  kepadanya saat  ia 

terjaga. Dan kita bisa saja menduga bahwa saat  ia bangun, seperti 

Nabi Yeremia (Yer. 31:26), ia melihat bahwa tidurnya menyenangkan. 

Inilah sebagian besar dari ibadah Yakub dalam kesempatan ini.  

I.   Ia mengungkapkan rasa terkejutnya yang besar atas tanda-tanda 

yang diterimanya akan hadirat Tuhan  secara khusus bersama dia 

di tempat itu: Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku 

tidak mengetahuinya (ay. 16). Perhatikanlah,  

1.  Penyataan-penyataan Tuhan  akan diri-Nya terhadap umat-Nya 

akan terbukti dengan sendirinya. Tuhan  dapat menunjukkan 

peragaan-peragaan yang tidak dapat disangkal akan kehadir-

an-Nya. Peragaan-peragaan itu sedemikian rupa sehingga mem-

berikan kepuasan berlimpah kepada jiwa-jiwa yang beriman, 

bahwa Tuhan  sungguh ada hadir bersama mereka. Kepuasan 

mereka itu sukar untuk dijelaskan kepada orang lain, namun  

sungguh meyakinkan bagi mereka sendiri.  

2.  Kadang-kadang kita berjumpa dengan Tuhan  di tempat di mana 

kita sedikit menyangka akan menjumpai-Nya. Dia berada di 

tempat yang tidak kita sangka Ia pernah berada, ditemukan di 

tempat yang tidak kita mintakan dari-Nya. Tidak ada satu pun 

tempat yang luput dari lawatan-lawatan ilahi (16:13, bukankah 

di sini juga). Di mana pun kita berada, di kota atau di padang 

gurun, di rumah atau di padang, di toko atau di jalan, kita 

dapat menjaga hubungan dengan Sorga, jika bukan sebab  

salah kita sendiri.  

II.  Ia dicekam oleh rasa takut sebab nya (ay. 17): Ia takut. Ia sama 

sekali tidak menjadi sombong dan meninggikan diri melampaui 

batas sebab  melimpahnya pewahyuan-pewahyuan yang diberi-

kan kepadanya itu (2Kor. 12:7), namun  sebaliknya, ia justru takut. 

Perhatikanlah, semakin banyak kita diberi penglihatan akan 

Tuhan , semakin banyak pula alasan yang kita lihat untuk gemetar 

dan memerah muka di hadapan-Nya. Orang-orang yang kepada 

mereka Tuhan  berkenan menyatakan diri-Nya, dibaringkan, dan 

dijaga, untuk memandang diri mereka sendiri dengan amat ren-

dah, dan melihat alasan untuk takut bahkan kepada Tuhan dan 

kebaikan-Nya sekalipun (Hos. 3:5). Ia berkata, alangkah dahsyat-

nya tempat ini! Maksudnya,  Penampakan Tuhan  di tempat ini se-


 586

lalu harus dipikirkan dengan rasa takjub dan hormat yang kudus. 

Aku akan menghormati tempat ini, dan mengingatnya melalui 

pertanda ini, sepanjang hidupku.” Ini bukan berarti ia berpikir 

bahwa tempat itu dengan sendirinya terletak lebih dekat dengan 

penglihatan-penglihatan ilahi dibandingkan tempat-tempat lain, namun  

bahwa apa yang dilihatnya di sana pada saat ini yaitu , seolah-

olah, rumah Tuhan , tempat kediaman Keagungan ilahi, dan pintu 

gerbang sorga, yakni, tempat perkumpulan para penduduk dunia 

atas secara umum, seperti pertemuan-pertemuan di kota terjadi di 

pintu-pintu gerbang. Atau para malaikat yang naik turun itu 

seperti pelancong-pelancong yang lalu lalang melewati pintu-pintu 

gerbang kota. Perhatikanlah,  

1.  Tuhan  secara khusus hadir di tempat di mana anugerah-Nya 

diwahyukan dan di mana kovenan-kovenan-Nya dinyatakan 

dan dimeteraikan, bila pada zaman dulu melalui pelayanan 

para malaikat, maka pada zaman sekarang melalui ketetapan-

ketetapan ibadah (Mat. 28:20).  

2. Bilamana Tuhan  menjumpai kita dengan hadirat-Nya yang isti-

mewa, maka kita harus menjumpai-Nya dengan hormat dan 

rendah hati yang sebesar-besarnya, dengan mengingat keadilan 

dan kekudusan-Nya, dan kehinaan dan kecemaran kita sendiri.  

III.  Yakub memelihara kenangan akan peristiwa itu dengan dua cara:  

1.  Ia menjadikan batu yang digunakan untuk alas kepalanya se-

bagai tugu (ay. 18). Bukan seolah-olah ia berpikir bahwa peng-

lihatan-penglihatan dari dalam kepalanya bisa terjadi berkat 

batu yang di atasnya kepalanya itu terbaring. namun  dengan 

cara itu ia ingin menandai tempat itu untuk dikenalinya saat  

ia kembali, dan mendirikan tugu peringatan akan kebaikan 

Tuhan  kepadanya. Lagi pula, sebab  sekarang ia tidak mempu-

nyai waktu untuk mendirikan sebuah mezbah di sini, seperti 

yang dilakukan Abraham di tempat-tempat di mana Tuhan  

sudah menampakkan diri kepadanya (12:7). Oleh sebab itu, ia 

menuang minyak ke atasnya, yang mungkin merupakan upa-

cara pada waktu itu untuk mempersembahkan mezbah, 

sebagai pertanda bahwa ia akan mendirikan sebuah mezbah 

jika  ada waktu yang baik untuk itu, seperti yang memang 

dilakukannya sesudahnya, dalam rasa syukur kepada Tuhan  

Kitab Kejadian 28:16-22 

 587 

atas penglihatan ini (35:7). Perhatikanlah, bila Tuhan  memberi-

kan kita rahmat, hal itu menghendaki kita melaksanakan 

kewajiban kita sebagai balasannya, dan persekutuan manis 

yang kita alami dengan Tuhan  haruslah selalu  kita ingat.  

2.  Ia memberi  sebuah nama baru bagi tempat itu (ay. 19). 

Pohon itu sebelumnya disebut Lus, pohon almon. namun  mulai 

dari sekarang ia ingin agar tempat itu disebut Betel, rumah 

Tuhan . Penampakan Tuhan  yang penuh rahmat kepadanya ini 

memberi  kehormatan yang lebih besar bagi tempat itu, dan 

menjadikannya lebih menakjubkan, dibandingkan semua pohon 

almon yang tumbuh subur di sana. Inilah Betel itu di mana, 

lama sesudah itu, dikatakan bahwa Yakub bertemu dengan 

Tuhan , dan di sanalah (dalam apa yang dikatakan-Nya kepada 

dia) Dia berfirman kepada kita (Hos. 12:5, KJV). Dalam per-

jalanan waktu, Betel ini, rumah Tuhan  ini, menjadi Beth-aven, 

rumah kesia-siaan dan pelanggaran, saat  Yerobeam mendiri-

kan salah satu patung lembu jantannya di sana.   

IV. Ia bernazar dengan sungguh-sungguh atas kesempatan ini (ay. 

20-22). Dengan nazar keagamaan, kita memberi  kemuliaan 

kepada Tuhan , mengakui kebergantungan kita kepada-Nya, dan 

mengikat jiwa kita sendiri untuk mendorong dan menggugah kita 

agar taat kepada Dia. Sekarang Yakub sedang dalam ketakutan 

dan kesusahan. Memang sudah pada tempatnya bernazar dalam 

masa kesusahan, atau saat  kita sedang mengharap-harapkan 

suatu rahmat yang istimewa (Yun. 1:16; Mzm. 66:13-14; 1Sam. 

1:11; Bil. 21:1-3). Sekarang Yakub sudah diberi lawatan yang 

penuh rahmat dari sorga. Tuhan  telah memperbarui kovenan-Nya 

dengan dia, dan kovenan itu bersifat timbal balik. jika  Tuhan  

mengesahkan janji-janji-Nya kepada kita, maka pantas bagi kita 

untuk mengulangi janji-janji kita kepada Dia. Sekarang, dalam 

nazar ini, amatilah,  

1.  Iman Yakub. Tuhan  sudah berkata (ay. 15), Aku menyertai eng-

kau dan Aku akan melindungi engkau. Yakub menggenggam 

firman ini, dan menyimpulkan,  Jika Tuhan  akan menyertai dan 

akan melindungi aku, seperti yang sudah dikatakan-Nya, dan 

(yang tersirat dalam janji itu) akan mencukupi segala keperlu-

anku, dan jika Ia sudah berjanji untuk membawaku kembali 

ke negeri ini, yaitu, ke rumah ayahku, yang kuharap dapat ku

jumpai dalam keadaan hidup bila aku kembali dengan sela-

mat” (begitu berbedanya dia dengan Esau yang menantikan 

hari-hari berkabung untuk ayahnya), maka  Aku akan ber-

gantung pada firman ini.” Perhatikanlah, janji-janji Tuhan  harus-

lah menjadi pemandu dan pengukur dari keinginan-keinginan 

dan pengharapan-pengharapan kita.  

2. Kesederhanaan Yakub dan sikapnya yang tidak berlebihan da-

lam keinginan-keinginannya. Dengan senang hati ia akan puas 

dengan roti untuk dimakan, dan pakaian untuk dipakai. Dan, 

walaupun janji Tuhan  sekarang sudah menjadikannya sebagai 

ahli waris dari harta yang sangat banyak, namun ia tidak 

menginginkan pakaian lembut dan hidangan lezat. Harapan 

Agur menjadi harapannya, biarkanlah aku menikmati makanan 

yang menjadi bagianku. Dan lihat 1 Timotius 6:8. Alam puas 

dengan yang sedikit, dan anugerah puas dengan yang kurang. 

Orang-orang yang mempunyai barang paling banyak, pada 

akhirnya, tidak mempunyai apa-apa lagi untuk diri mereka 

sendiri selain makanan dan pakaian. Dari kelebihan mereka, 

mereka hanya mempunyainya untuk disimpan atau diberikan, 

bukan untuk dinikmati sendiri. sebab  itu, jika Tuhan  memberi 

kita lebih, kita wajib bersyukur, dan memakai nya untuk 

Dia. Jika Dia hanya memberi kita seadanya, kita wajib ber-

puas diri, dan dengan senang hati menikmati Dia di dalamnya.  

3.  Kesalehan Yakub dan kepeduliannya terhadap Tuhan , yang 

tampak di sini,  

(1) Dalam apa yang diinginkannya, bahwa Tuhan  mau menyertai 

dia dan menjaganya. Perhatikanlah, kita tidak perlu meng-

inginkan apa-apa lagi untuk membuat kita tenang dan 

bahagia, di mana pun kita berada, selain untuk disertai oleh 

hadirat Tuhan  bersama kita dan berada di dalam perlindung-

an-Nya. Kita akan sangat terhibur, saat sedang dalam 

sebuah perjalanan, jika kita mempunyai seorang pemandu 

di jalan yang tidak dikenal dan seorang pengawal di jalan 

yang berbahaya. Kita terhibur, jika kita dihantar dengan 

baik, diberi persediaan yang mencukupi, dan mempunyai 

teman seperjalanan yang baik di jalan mana saja. Orang-

orang yang memiliki Tuhan  beserta mereka memiliki semua-

nya ini dengan cara terbaik.  

(2) Dalam apa yang diniatkannya. Ia bertekad,  

[1] Secara umum, untuk melekat kepada Tuhan, sebagai 

Tuhan nya yang mengikat perjanjian dengan dia: maka 

TUHAN akan menjadi Tuhan ku. Bukan seolah-olah ber-

arti bahwa ia akan menyangkal Tuhan  dan meninggal-

kan-Nya jika ia sampai kekurangan makanan dan pa-

kaian. Tidak, meskipun Ia membunuh kita, kita harus 

tetap melekat kepada-Nya. Yang dimaksudkannya,  Maka 

pada saat itu aku akan bersukacita di dalam Dia sebagai 

Tuhan ku. Maka aku akan lebih giat mendorong diriku 

sendiri untuk tinggal bersama Dia.” Perhatikanlah, se-

tiap rahmat yang kita terima dari Tuhan  haruslah kita 

kembangkan sebagai kewajiban tambahan bagi kita 

untuk hidup dekat dengan Dia sebagai Tuhan  kita.  

[2] Secara khusus, bahwa ia akan melakukan ibadah-iba-

dah khusus, sebagai pertanda dari rasa syukurnya. 

Pertama,  Tugu ini akan tetap berdiri di sini sampai aku 

kembali dengan selamat, dan pada saat itulah tugu itu 

akan menjadi rumah Tuhan ,” maksudnya,  sebuah mez-

bah akan didirikan di sini untuk menghormati Tuhan .” 

Kedua,  Rumah Tuhan  tidak akan dibiarkan kosong, atau 

mezbah-Nya dibiarkan tanpa korban: dari segala se-

suatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kuper-

sembahkan sepersepuluh kepada-Mu, untuk dipakai 

entah bagi mezbah-mezbah Tuhan  atau bagi kaum mis-

kin-Nya,” yang kedua-duanya merupakan milik-Nya di 

dunia yang berhak menerimanya. Mungkin itu sesuai 

dengan sejumlah perintah umum yang diterima dari 

sorga bahwa Abraham dan Yakub mempersembahkan 

sepersepuluh dari apa yang mereka peroleh kepada 

Tuhan . Perhatikanlah,  

1.  Tuhan  harus dihormati dengan harta milik kita, dan 

harus mendapatkan apa yang memang menjadi ba-

gian-Nya dari semua itu. jika  kita menerima rah-

mat dari Tuhan  lebih dari biasanya, maka kita harus 

berusaha melakukan tindakan-tindakan khusus yang 

menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya.  

2.  Sepersepuluh yaitu  bagian yang sangat sesuai un-

tuk dipersembahkan kepada Tuhan  dan digunakan 

untuk Dia, walaupun, dengan beragamnya keadaan, 

bagian itu bisa lebih bisa kurang, sebagaimana Tuhan  

sudah memberkati kita (1Kor. 16:2; 2Kor. 9:7). 

PASAL  29   

asal ini memberi kita sebuah kesaksian tentang berbagai tindak-

an pemeliharaan Tuhan  terhadap Yakub, sesuai dengan janji-janji 

yang diberikan kepadanya dalam pasal sebelumnya.  

I. Bagaimana ia diantar dengan selamat sampai akhir perjalan-

annya, dan dituntun kepada saudara-saudaranya di sana, 

yang menyambutnya (ay. 1-14).  

II.  Bagaimana pernikahannya diatur dengan baik untuk dia (ay. 

15-30).  

III. Bagaimana keluarganya dibangun dengan lahirnya empat 

anak (ay. 31-35).  

Perkara-perkara dari para penguasa dan bangsa-bangsa besar yang 

terjadi pada waktu itu tidak dicatat dalam kitab Tuhan , namun  dibiarkan 

terkubur dan terlupakan. Namun, urusan-urusan rumah tangga yang 

sepele dari Yakub yang suci ini dicatat sampai pada hal yang sekecil-

kecilnya, agar semua itu bisa diingat untuk selama-lamanya. Sebab 

 kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat.”    

Kedatangan Yakub di Padan-Aram  

(29:1-8) 

1 Kemudian berangkatlah Yakub dari situ dan pergi ke negeri Bani Timur. 2 

saat  ia memandang sekelilingnya, dilihatnya ada sebuah sumur di padang, 

dan ada tiga kumpulan kambing domba berbaring di dekatnya, sebab dari 

sumur itulah orang memberi minum kumpulan-kumpulan kambing domba 

itu. Adapun batu penutup sumur itu besar; 3 dan jika  segala kumpulan 

kambing domba itu digiring berkumpul ke sana, maka gembala-gembala 

menggulingkan batu itu dari mulut sumur, lalu kambing domba itu diberi 

minum; kemudian dikembalikanlah batu itu lagi ke mulut sumur itu. 4 

Bertanyalah Yakub kepada mereka:  Saudara-saudara, dari manakah kamu 

ini?” Jawab mereka:  Kami ini dari Haran.” 5 Lagi katanya kepada mereka: 

 Kenalkah kamu Laban, cucu Nahor?” Jawab mereka:  Kami kenal.” 6 Selan-

jutnya katanya kepada mereka:  Selamatkah ia?” Jawab mereka: "Selamat! 

namun  lihat, itu datang anaknya perempuan, Rahel, dengan kambing dom-

banya.” 7 Lalu kata Yakub:  Hari masih siang, belum waktunya untuk me-

ngumpulkan ternak; berilah minum kambing dombamu itu, kemudian pergi-

lah menggembalakannya lagi.” 8 namun  jawab mereka:  Kami tidak dapat 

melakukan itu selama segala kumpulan binatang itu belum berkumpul; 

barulah batu itu digulingkan dari mulut sumur dan kami memberi minum 

kambing domba kami.” 

Semua tahap yang dilalui Israel saat  maju ke tanah Kanaan diper-

hatikan secara khusus, namun  tidak ada catatan khusus mengenai 

perjalanan Yakub ke tempat-tempat yang lebih jauh dari Betel. Bah-

kan, ia tidak lagi mengalami malam-malam yang membahagiakan se-

perti yang dialaminya di Betel, tidak ada lagi penglihatan-penglihatan 

dari Yang Mahakuasa. Penglihatan itu dimaksudkan sebagai pesta. Ia 

tidak boleh mengharapkannya sebagai makanannya sehari-hari. namun ,  

1.  Di sini kita diberi tahu betapa dengan gembira ia meneruskan 

perjalanannya sesudah  persekutuan manis yang dialaminya de-

ngan Tuhan  di Betel: Lalu Yakub mengangkat kakinya. Begitulah 

yang bisa dibaca (ay. 1). Lalu ia terus berjalan dengan gembira 

dan serta-merta, tanpa terbebani oleh kekhawatiran-kekhawa-

tirannya, atau tercekam oleh ketakutan-ketakutannya, sebab  ya-

kin akan hadirat Tuhan  yang penuh rahmat bersama dia. Perhati-

kanlah, sesudah  kita mendapat penglihatan-penglihatan akan Tuhan , 

dan bernazar kepada Dia untuk melakukan upacara-upacara iba-

dah, kita harus menjalankan perintah-perintah-Nya dengan hati 

yang lega (Ibr. 12:1).  

2.  Betapa dengan bahagianya ia sampai pada akhir perjalanannya. 

Tuhan  Sang Pemelihara membawanya tepat ke padang di mana 

kawanan domba pamannya hendak diberi minum, dan di sana ia 

berjumpa dengan Rahel, yang akan menjadi istrinya. Cermatilah,  

(1) Pemeliharaan ilahi harus diakui dalam semua peristiwa kecil 

yang turut bekerja dalam membuat suatu perjalanan atau 

pekerjaan lain dipenuhi penghiburan dan keberhasilan. Jika, 

waktu kita tersesat, kita berjumpa pada waktu yang tepat 

dengan orang-orang yang bisa membimbing kita, dan jika kita 

menemui malapetaka, dan ada orang-orang di dekat kita yang 

mau menolong kita, maka janganlah kita berkata bahwa itu 

kebetulan saja, atau bahwa keberuntungan sedang berpihak 

pada kita. Sebaliknya, kita harus mengakui bahwa itu terjadi 

berkat pemeliharaan ilahi, dan bahwa Tuhan  sedang berpihak 

Kitab Kejadian 29:1-8 

 593 

pada kita. Jalan kita yaitu  jalan kesenangan, jika  kita 

selalu  mengakui Tuhan  di dalamnya.  

(2)  Orang-orang yang mempunyai kawanan domba harus men-

jagai mereka baik-baik, dan rajin mencari tahu keadaan mere-

ka (Ams. 27:23). Apa yang dikatakan di sini tentang kepeduli-

an yang selalu  diberikan para gembala kepada kambing 

domba mereka (ay. 2-3, 7-8) bisa dipakai untuk menggambar-

kan perhatian lembut yang diberikan Tuhan Yesus kita, Sang 

Gembala agung, kepada domba-domba-Nya, kepada kawanan 

domba-Nya, yaitu jemaat. Sebab Dia yaitu  Gembala yang 

baik, yang mengenal domba-domba-Nya, dan dikenal oleh 

mereka (Yoh. 10:14). Batu yang terletak di mulut sumur, yang 

begitu sering disebutkan di sini, berfungsi untuk menjaga 

milik para gembala di dalamnya (sebab  di sana air jarang, 

maka air tidak usus communis aquarum – untuk digunakan 

oleh semua orang), atau untuk melindungi sumur itu dari ke-

rusakan akibat panas matahari, atau akibat tangan yang 

jahat, atau untuk mencegah supaya domba-domba dari ka-

wanan itu tidak tercebur ke dalamnya.  

(3) Kepentingan masing-masing janganlah menjauhkan kita dari 

sikap saling menolong satu sama lain. saat  semua gembala 

datang bersama-sama dengan kawanan domba mereka, pada 

saat itulah, seperti tetangga-tetangga yang baik, sewaktu meng-

ambil air, mereka memberi minum kawanan domba mereka 

bersama-sama. 

(4) Sudah sepatutnya kita berbicara dengan sopan dan hormat 

kepada orang asing. Walaupun Yakub bukan seorang pegawai 

istana, melainkan orang biasa, yang suka tinggal di kemah, 

dan tidak biasa mendapat pujian, namun ia berlaku amat san-

tun terhadap orang-orang yang dijumpainya, dan menyebut 

mereka saudara-saudaranya (ay. 4). Pengajaran lemah lembut 

yang ada di lidah benar-benar mempunyai kuasa (Ams. 31:26). 

Sebagian orang berpendapat bahwa ia menyebut mereka seba-

gai saudara-saudara sebab  mereka mempunyai pekerjaan yang 

sama, gembala-gembala seperti dia. Sekalipun sekarang kedu-

dukannya tengah meningkat, ia tidak malu akan pekerjaannya.  

(5) Orang-orang yang memberi  penghormatan biasanya akan 

diberi penghormatan. sebab  Yakub berlaku sopan terhadap 

orang-orang asing ini, maka ia mendapati mereka berlaku so-


 594

pan terhadapnya. saat  ia ingin mengajar mereka bagaimana 

menangani pekerjaan mereka (ay. 7), mereka tidak menyuruh-

nya untuk mengurus urusannya sendiri dan membiarkan me-

reka sendiri. Sebaliknya, meskipun ia seorang asing, mereka 

memberinya alasan mengapa mereka menunda pekerjaan me-

reka (ay. 8). Orang-orang yang ramah terhadap tetangga dan 

teman akan mendapatkan perlakuan yang ramah juga dari 

tetangga dan teman.   

Kerendahan Hati dan Ketekunan Rahel 

(29:9-14) 

9 Selagi ia berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan kambing 

domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya. 10 saat  Yakub 

melihat Rahel, anak Laban saudara ibunya, serta kambing domba Laban, ia 

datang mendekat, lalu menggulingkan batu itu dari mulut sumur, dan 

memberi minum kambing domba itu. 11 Kemudian Yakub mencium Rahel 

serta menangis dengan suara keras. 12 Lalu Yakub menceritakan kepada 

Rahel, bahwa ia sanak saudara ayah Rahel, dan anak Ribka. Maka berlarilah 

Rahel menceritakannya kepada ayahnya. 13 Segera sesudah Laban mende-

ngar kabar tentang Yakub, anak saudaranya itu, berlarilah ia menyongsong 

dia, lalu mendekap dan mencium dia, kemudian membawanya ke rumahnya. 

Maka Yakub menceritakan segala hal ihwalnya kepada Laban. 14 Kata Laban 

kepadanya:  Sesungguhnya engkau sedarah sedaging dengan aku.” Maka 

tinggTuhan  Yakub padanya genap sebulan lamanya. 

Di sini kita melihat,  

1. Kerendahan hati dan ketekunan Rahel: Dia menggembalakan kam-

bing domba ayahnya (ay. 9), yakni, ia menjagai kambing domba itu, 

walaupun ia mempunyai hamba-hamba di bawahnya yang di-

pekerjakan untuk menjagai kambing domba itu. Nama Rahel 

berarti domba. Perhatikanlah, pekerjaan yang jujur dan berman-

faat tidak perlu membuat malu siapa pun, dan juga tidak boleh 

menjadi penghalang bagi kemajuan kita.  

2.  Kelembutan dan kasih sayang Yakub. saat  ia menyadari bahwa 

perempuan ini yaitu  kerabatnya (mungkin ia sudah mendengar 

namanya sebelumnya), sebab  sudah tahu untuk keperluan apa 

ia datang ke negeri itu, kita dapat menduga bahwa langsung 

tebersit dalam pikirannya bahwa orang ini harus menjadi istrinya. 

sebab  sudah terpesona oleh wajahnya yang alami dan elok (mes-

kipun mungkin pada waktu itu terbakar matahari, dan ia sedang 

mengenakan pakaian sederhana seperti seorang gembala), Yakub 

secara menakjubkan mengulurkan tangannya tanpa diminta, dan

 segera sibuk melayaninya (ay. 10), dan menemuinya dengan air 

mata sukacita dan ciuman-ciuman kasih (ay. 11). Rahel bergegas 

lari untuk memberi tahu ayahnya. Sebab ia tidak akan pernah 

menyambut sapaan kerabatnya tanpa sepengetahuan dan restu 

ayahnya (ay. 12). Sikap saling menghormati ini, pada saat mereka 

pertama kali berbincang-bincang, merupakan pertanda baik 

bahwa mereka akan menjadi pasangan yang berbahagia.  

3. Tuhan  Sang Pemelihara membuat apa yang tampaknya tidak ter-

duga dan kebetulan menjadi sesuatu yang cepat memberi  ke-

puasan kepada hati Yakub, segera sesudah  ia tiba di tempat 

tujuannya. Hamba Abraham, saat  datang untuk keperluan 

serupa, mendapat dorongan yang serupa pula. Demikianlah Tuhan  

membimbing umat-Nya dengan mata-Nya (Mzm. 32:8). sebab  

kecongkakan yang tak berdasarlah sebagian penulis Yahudi ber-

pendapat bahwa Yakub, saat  mencium Rahel, menangis sebab 

ia disuruh pergi oleh Elifas, anak tertua dari Esau, atas perintah 

ayahnya, dan kemudian seluruh uang dan perhiasan yang diberi-

kan ibunya kepada dia saat  melepasnya pergi dirampok habis. 

Sudah jelas bahwa perasaan sayangnya kepada Rahellah, dan 

rasa terkejut akibat pertemuan yang membahagiakan ini yang 

membuat air matanya berlinang.  

4. Laban, meskipun bukan termasuk seorang yang periang, menyam-

butnya, puas dengan kesaksian yang diberikan Yakub tentang 

dirinya, dan tentang alasan kedatangannya dalam keadaan yang 

malang seperti itu. Pada satu sisi, kita harus menghindari sikap 

yang terlalu mudah percaya begitu saja, namun  di lain pihak, kita 

juga harus berjaga-jaga untuk tidak jatuh ke dalam sikap yang 

langsung cemburu dan curiga tanpa belas kasihan. Laban meng-

akuinya sebagai saudaranya: Engkau sedarah sedaging dengan aku 

(ay. 14). Perhatikanlah, sungguh keras hati orang-orang yang tidak 

bersikap baik terhadap saudara-saudara mereka, dan yang me-

nyembunyikan diri terhadap saudara mereka sendiri (Yes. 58:7). 

Pernikahan Yakub  

(29:15-30) 

15 Kemudian berkatalah Laban kepada Yakub:  Masakan sebab  engkau ada-

lah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakan-

lah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu.” 16 Laban mempunyai dua 

anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda nama-

nya Rahel. 17 Lea tidak berseri matanya, namun  Rahel itu elok sikapnya dan 

cantik parasnya. 18 Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata:  Aku 

mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu 

yang lebih muda itu.” 19 Sahut Laban:  Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu 

dari pada kepada orang lain; maka tinggTuhan  padaku.” 20 Jadi bekerjalah 

Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, namun  yang tujuh 

tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, sebab  cintanya kepada 

Rahel. 21 Sesudah itu berkatalah Yakub kepada Laban:  Berikanlah kepadaku 

bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan 

kawin dengan dia.” 22 Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, 

dan mengadakan perjamuan. 23 namun  pada waktu malam diambilnyalah Lea, 

anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakub pun menghampiri dia. 

24 Lagipula Laban memberi  Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, 

anaknya itu, menjadi budaknya. 25 namun  pada waktu pagi tampaklah bahwa 

itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban:  Apakah yang kauperbuat 

terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? 

Mengapa engkau menipu aku?” 26 Jawab Laban:  Tidak biasa orang berbuat 

demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada 

kakaknya. 27 Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; 

kemudian anakku yang lain pun akan diberikan kepadamu sebagai upah, 

asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi.” 28 Maka Yakub berbuat 

demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian 

Laban memberi  kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya. 29 

Lagipula Laban memberi  Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel, 

anaknya itu, menjadi budaknya. 30 Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia 

lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula 

pada Laban tujuh tahun lagi. 

Inilah,  

I.   Perjanjian yang adil yang dibuat antara Laban dan Yakub, selama 

sebulan yang dihabiskan Yakub di sana sebagai tamu (ay. 14). 

Tampaknya ia tidak hidup bermalas-malasan, tidak juga ia meng-

habiskan waktunya dengan bermain-main dan bersenang-senang. 

namun , seperti seorang pekerja, meskipun ia tidak mempunyai 

ternaknya sendiri, ia memberi diri untuk melayani pamannya, 

seperti yang sudah dimulainya (ay. 10) saat  ia memberi minum 

kambing dombanya. Perhatikanlah, di mana pun kita berada, 

sungguh baik jika kita menyibukkan diri dalam suatu urusan 

yang berguna, yang akan membawa manfaat baik bagi diri kita 

sendiri ataupun orang lain. Laban, tampaknya, begitu senang de-

ngan kepandaian dan ketekunan Yakub dalam mengurusi ternak-

nya, sehingga ia ingin agar Yakub terus tinggal bersamanya, dan 

dengan sangat baik berdalih seperti ini:  Masakan sebab  engkau 

yaitu  sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-

cuma? (ay. 15). Tidak, apa alasannya untuk itu?” Jika Yakub be-

gitu menghormati pamannya sehingga ia mau melayaninya tanpa 

menuntut pertimbangan apa pun untuk itu, maka Laban seharus-

Kitab Kejadian 29:15-30 

 597 

nya berlaku adil terhadap keponakannya dengan tidak mengambil 

keuntungan entah dari kebutuhannya atau dari sifat baiknya. 

Perhatikanlah, saudara-saudara yang lebih rendah dari kita tidak 

boleh kita perdayai. Jika sudah menjadi kewajiban bagi mereka un-

tuk melayani kita, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk 

memberi mereka imbalan. Sekarang Yakub mempunyai kesempat-

an baik untuk memberitahukan kepada Laban perasaannya terha-

dap Rahel, anak perempuannya. Dan, sebab  tidak mempunyai 

harta duniawi di tangannya untuk mempersunting Rahel, Yakub 

berjanji kepada Laban untuk bekerja selama tujuh tahun, dengan 

syarat bahwa, sesudah  tujuh tahun itu berakhir, Laban bersedia 

memberi  Rahel kepadanya sebagai istrinya. Tampaknya, me-

nurut perhitungan, pada saat itu Yakub berumur tujuh puluh 

tahun saat  mengikat diri untuk bekerja demi mendapat istri, dan 

untuk mendapat isteri ia menjadi gembala (Hos. 12:13). Keturunan-

nya di sana diingatkan akan peristiwa itu lama sesudahnya, seba-

gai contoh dari kehinaan asal-usul mereka: mungkin Rahel masih 

muda, dan hampir belum pantas menikah, saat  Yakub pertama 

kali datang, yang membuatnya semakin rela untuk tinggal demi dia 

hingga pelayanannya selama tujuh tahun itu berakhir. 

II.  Yakub dengan jujur melaksanakan apa yang menjadi bagiannya 

dalam tawaran itu (ay. 20). Ia bekerja selama tujuh tahun untuk 

mendapatkan Rahel. Jika Rahel masih terus menggembalakan 

kambing domba ayahnya (seperti yang sudah dilakukannya, ay. 

9), maka pergaulan Yakub yang murni dan saleh dengannya, 

sewaktu mereka menggembalakan kambing domba itu, tidak bisa 

tidak pasti menumbuhkan rasa saling mengenal dan menyayangi 

di antara mereka (kidung kasih Salomo yaitu  kidung gembala). 

Jika sekarang Rahel meninggalkan pekerjaan itu, maka perbuatan 

Yakub yang membebaskan dia dari pekerjaan itu membuat Rahel 

amat berutang budi padanya. Yakub dengan jujur melayani selama 

tujuh tahun seperti yang sudah dijanjikan, dan tidak melanggar 

perjanjiannya, meskipun ia sudah tua. Bahkan, ia menjalankannya 

dengan riang hati: namun  yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti 

beberapa hari saja, sebab  cintanya kepada Rahel, seolah-olah ia 

lebih ingin mendapatkan Rahel dengan bekerja dibandingkan memiliki-

nya begitu saja. Perhatikanlah, kasih membuat pekerjaan-pekerja-

an yang lama dan sulit menjadi sebentar dan mudah. Dari sinilah 


 598

kita membaca tentang pekerjaan kasih (Ibr. 6:10). Jika kita tahu 

bagaimana menghargai kebahagiaan sorga, maka penderitaan-

penderitaan pada saat ini tidak akan berarti apa-apa jika diban-

dingkan dengannya. Bertahun-tahun bekerja hanya akan terasa 

beberapa hari saja bagi orang-orang yang mengasihi Tuhan  dan 

rindu menantikan penampakan Kristus. 

III. Tipuan murahan yang diperbuat Laban kepada Yakub saat  ia 

sudah mencapai waktu kerjanya: Laban memberi Lea ke dalam 

pelukan Yakub, dan bukannya Rahel (ay. 23). Ini yaitu  dosa 

Laban. Ia berbuat salah baik terhadap Yakub maupun terhadap 

Rahel, yang tidak diragukan lagi, saling mengasihi, dan (seperti 

yang dikatakan sebagian orang), jika Lea dalam hal ini sudah 

berlaku seperti seorang pezinah, maka apa yang diperbuat Laban 

itu juga bukanlah kejahatan kecil terhadap Lea. namun  yang men-

derita yaitu  Yakub, kegembiraan pesta perkawinannya dirusak, 

saat  di pagi hari ia melihat bahwa yang didekapnya yaitu  Lea 

(ay. 25). Mudah untuk mengamati di sini bagaimana Yakub men-

dapatkan ganjaran yang sesuai dengan perbuatannya sendiri. Ia 

sudah menipu ayahnya sendiri saat  ia berpura-pura sebagai 

Esau, dan sekarang mertuanya menipu dia. Dalam hal ini, betapa-

pun tidak benarnya Laban, Tuhan  yaitu  benar. Seperti di dalam 

Hakim-hakim 1:7. Bahkan orang benar sekalipun, jika mengambil 

langkah yang salah, adakalanya mendapat balasan seperti itu di 

bumi. Banyak yang, seperti Yakub, tidak kecewa pada orangnya, 

namun  segera mendapati diri mereka, yang sama-sama membuat 

mereka menderita, kecewa pada sifatnya. Oleh sebab itu, pilihan 

untuk mengikat hubungan, pada kedua belah pihak, haruslah 

dibuat berdasarkan nasihat dan pertimbangan yang baik, sehing-

ga jika ada kekecewaan, hal itu tidak diperberat dengan kesadar-

an bahwa dulu mereka tidak mengaturnya dengan baik.   

IV. Alasan dan penebusan Laban atas penipuan itu. 

1.  Alasannya remeh: Tidak biasa orang berbuat demikian di tem-

pat kami ini (ay. 26). Kita mempunyai alasan untuk berpikir 

bahwa memang tidak ada kebiasaan seperti itu di negerinya, 

seperti yang pura-pura dinyatakannya. Hanya saja, ia meng-

olok-olok Yakub dengan hal itu, dan menertawakan kesalah-

annya. Perhatikanlah, orang-orang yang bisa berbuat kefasik-

Kitab Kejadian 29:15-30 

 599 

an, dan kemudian berpikir bisa mengesampingkannya dengan 

lelucon, meskipun mungkin mereka menipu diri sendiri dan 

orang lain, pada akhirnya akan mendapati bahwa Tuhan  tidak 

bisa dipermainkan. namun  jika kebiasaan seperti itu memang 

ada, dan dia sudah mengambil keputusan untuk menjalankan-

nya, seharusnya ia memberitahukan itu kepada Yakub saat  ia 

bekerja untuk mendapatkan anak perempuannya yang lebih 

muda. Perhatikanlah, seperti peribahasa kuno mengatakan: 

dari orang fasik timbul kefasikan (1Sam. 24:14). Orang-orang 

yang berurusan dengan para pengkhianat harus sadar bahwa 

mereka akan dikhianati. 

2.  Tindakannya yang menambah masalah hanya membuat yang 

buruk bertambah menjadi lebih buruk: Anakku yang lain pun 

akan diberikan kepadamu (ay. 27). Dengan berbuat demikian 

ia menyeret Yakub ke dalam dosa, ke dalam jerat, dan kege-

lisahan akibat memiliki banyak istri. Dosa ini tetap melekat 

sebagai noda pada nama baik Yakub, dan akan tetap demikian 

sampai akhir dunia. Yakub yang jujur tidak merancangkan-

nya, ia hanya ingin tetap setia kepada Rahel sama seperti 

ayahnya tetap setia kepada Ribka. Ia yang sudah hidup tanpa 

seorang istri sampai umurnya menginjak delapan puluh empat 

tahun, pasti sudah sangat puas dengan satu orang istri saja. 

namun  Laban, untuk menyerahkan kedua anak perempuannya 

tanpa bagian mereka masing-masing, dan untuk mendapatkan 

pelayanan dari Yakub selama tujuh tahun lagi, menipu Yakub 

seperti itu, dan menyeretnya ke dalam kesusahan seperti itu 

dengan tipu dayanya, supaya ia mempunyai beberapa alasan 

untuk menikahkan mereka berdua. (Memang aturan tentang 

perkawinan itu belum diputuskan, seperti yang demikian sesu-

dahnya oleh hukum ilahi [Im. 18:18], dan secara lebih penuh 

lagi sesudah itu oleh Juruselamat kita [Mat. 19:5]). Yakub tidak 

bisa menolak Rahel, sebab ia sudah menyuntingnya. Ia juga 

tidak bisa menolak Lea, sebab ia sudah menikahinya. Oleh 

sebab itu Yakub harus puas, dan mengambil dua talenta (2Raj. 

5:23). Perhatikanlah, satu dosa biasanya menjadi pintu masuk 

bagi dosa lain. Orang-orang yang masuk melalui satu pintu 

kefasikan jarang mendapatkan jalan keluar kecuali dengan 

pintu kefasikan yang lain. Kebiasaan mempunyai lebih dari 

satu istri yang dimiliki oleh para bapa leluhur, dalam kadar 


 600

tertentu, bisa dimaafkan untuk mereka, sebab , meskipun 

sudah ada alasan untuk menentangnya sejak dari awal perni-

kahan Adam (Mal. 2:15), namun tidak ada perintah khusus 

untuk menentangnya. Pada mereka, itu merupakan dosa 

sebab  ketidaktahuan. Itu bukan buah dari hawa nafsu yang 

penuh dosa, melainkan untuk membangun jemaat, yang me-

rupakan kebaikan yang didatangkan oleh Tuhan  Sang Pemeli-

hara dari kebiasaan itu. Namun, hal itu sama sekali tidak 

dapat membenarkan kebiasaan serupa sekarang, sesudah  ke-

hendak Tuhan  dinyatakan dengan jelas, bahwa hanya seorang 

laki-laki dan seorang perempuan yang harus dipersatukan 

bersama-sama (1Kor. 7:2). Mempunyai banyak istri memang 

agak cocok dengan roh kedagingan dan hawa nafsu yang ada 

dalam tipuan agama tertentu, yang memperbolehkan hal itu. 

namun , kita tidak belajar seperti itu dari Kristus. Dr. Lightfoot 

menjadikan Lea dan Rahel sebagai pelambang dua jemaat, 

orang-orang Yahudi di bawah hukum Taurat dan bangsa-

bangsa bukan-Yahudi di bawah Injil: yang lebih muda lebih 

indah, dan lebih memikirkan Kristus saat  Ia datang dalam 

rupa seorang hamba. Sementara yang lain, seperti Lea, yang 

pertama dipeluk-Nya. Walaupun begitu, kiasan ini tidaklah 

berarti bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang lebih muda, lebih 

berbuah (Gal. 4:27). 

Pertumbuhan Keluarga Yakub dari Lea 

(29:31-35) 

31 saat  TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandung-

annya, namun  Rahel mandul. 32 Lea mengandung, lalu melahirkan seorang 

anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya:  Sesungguhnya 

TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan 

dicintai oleh suamiku.” 33 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang 

anak laki-laki, maka ia berkata:  Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, 

bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku.” Maka 

ia menamai anak itu Simeon. 34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan 

seorang anak laki-laki, maka ia berkata:  Sekali ini suamiku akan lebih erat 

kepadaku, sebab  aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya.” Itulah 

sebabnya ia menamai anak itu Lewi. 35 Mengandung pulalah ia, lalu melahir-

kan seorang anak laki-laki, maka ia berkata:  Sekali ini aku akan bersyukur 

kepada TUHAN.” Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu 

ia tidak melahirkan lagi.  

Kita mendapati di sini kelahiran keempat anak Yakub, semuanya dari 

Lea. Amatilah,  

Kitab Kejadian 29:31-35 

 601 

1.  Bahwa Lea, yang kurang dikasihi, diberkati dengan anak-anak, 

sementara Rahel tidak mendapatkan berkat itu (ay. 31). Lihatlah 

bagaimana Tuhan  Sang Pemelihara, dalam membagi-bagikan pem-

berian-Nya, memperhatikan kesepadanan, untuk menjaga agar 

neraca tetap seimbang, mempertentangkan salib dan penghibur-

an, supaya tidak seorang pun terlalu ditinggikan atau terlalu 

direndahkan. Rahel tidak mempunyai anak, namun  ia diberkati 

dengan kasih suaminya. Lea tidak mendapat kasih suaminya, 

namun  ia berbuah. Demikian pulalah yang terjadi di antara kedua 

istri Elkana (1Sam. 1:5). Sebab, Tuhan itu bijak dan benar. saat  

TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, maksudnya, kurang 

dikasihi dibandingkan Rahel, yang dalam pengertian itu pula kita ditun-

tut untuk membenci ayah dan ibu, jika dibandingkan dengan Kris-

tus (Luk. 14:26), maka Tuhan memberinya anak, yang merupakan 

teguran bagi Yakub, sebab  sudah begitu membeda-bedakan dua 

orang yang mempunyai hubungan yang sepadan dengan dia. Ini 

juga sebuah teguran bagi Rahel, yang mungkin menghina kakaknya 

sebab  alasan itu. Juga, ini penghiburan bagi Lea, agar ia tidak 

terpuruk dalam menanggung penghinaan yang ditimpakan kepada-

nya. Demikianlah Tuhan  memberi  penghormatan khusus kepada 

anggota-anggota yang tidak mulia (1Kor. 12:24).  

2. Nama-nama yang diberikan Lea untuk anak-anaknya mengung-

kapkan perhatiannya yang penuh hormat, baik itu terhadap Tuhan  

maupun terhadap suaminya.  

(1)  Ia tampak sangat berhasrat mendapatkan kasih suaminya. Ia 

menganggap tidak adanya kasih suaminya sebagai penderita-

annya (ay. 32). Ia tidak memarahi suaminya dan memandang-

nya sebagai kesalahannya, atau mencelanya sebab  itu, dan 

dengan demikian bersikap tidak ramah terhadap suaminya. 

Sebaliknya, ia menyimpannya sendiri di dalam hati sebagai 

kesedihannya, yang ia sadari harus ditanggungnya dengan 

lebih sabar sebab  ia sendiri setuju dengan penipuan yang 

dilakukannya untuk menjadi istri Yakub. sebab  itu, kita 

seharusnya menanggung dengan sabar kesusahan yang kita 

datangkan kepada diri kita sendiri oleh sebab  dosa dan kebo-

dohan kita sendiri. Ia menjanjikan dirinya bahwa anak-anak 

yang dilahirkannya untuk Yakub akan memberi dia keuntung-

an yang diinginkannya untuk disayangi Yakub. Ia menamai 

anak sulungnya Ruben (lihatlah seorang anak laki-laki), de-


 602

ngan pikiran yang menyenangkan ini, sekarang tentulah aku 

akan dicintai oleh suamiku, dan anak ketiganya Lewi (berpadu), 

dengan harapan ini, sekali ini suamiku akan lebih erat kepada-

ku (ay. 34). Saling mengasihi yaitu  kewajiban dan juga peng-

hiburan dari hubungan suami-istri, dan rekan sepenanggung-

an haruslah berusaha untuk berserah diri satu sama lain 

(1Kor. 7:33-34).  

(2) Dengan penuh syukur ia mengakui pemeliharaan Tuhan  yang 

baik hati itu atas kelahiran anak-anaknya: TUHAN telah mem-

perhatikan kesengsaraanku (ay. 32).  TUHAN telah memperhati-

kan bahwa aku tidak dicintai (sebab seperti halnya penderita-

an-penderitaan kita terbentang di hadapan mata Tuhan , demi-

kian pula semua penderitaan itu berteriak di telinga-Nya), lalu 

diberikan-Nya pula anak ini kepadaku.” Perhatikanlah, apa 

pun yang kita miliki yang ikut berperan dalam menopang atau 

menghibur kita di dalam penderitaan-penderitaan, atau yang 

membebaskan kita dari semua penderitaan itu, Tuhan  haruslah 

diakui atas semuanya itu, terutama belas kasihan dan rah-

mat-Nya. Anaknya yang keempat dinamakan Yehuda (pujian), 

sambil berkata, sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN 

(ay. 35). Dan inilah anak yang dari dia, dalam rupa daging, 

Kristus datang. Perhatikanlah,  

[1] Apa pun yang membuat kita bersukacita haruslah mem-

buat kita bersyukur. Kebaikan-kebaikan yang baru harus-

lah menggugah kita untuk memuji Tuhan  atas kebaikan-

kebaikan sebelumnya. Sekali ini aku akan bersyukur ke-

pada TUHAN dengan lebih banyak dan lebih baik dibandingkan 

yang sudah-sudah.  

[2] Semua puji-pujian kita haruslah berpusat pada Kristus, 

baik sebagai pokok puji-pujian itu sendiri maupun sebagai 

Pengantara yang mendatangkan semua puji-pujian itu. Ia 

telah turun dari Dia yang namanya berarti pujian, sebab 

Dia yaitu  pujian kita. Adakah Kristus mengambil rupa di 

dalam hati kita? Sekali ini aku akan memuji TUHAN. 

PASAL 30  

Dalam pasal ini, kita mendapati kesaksian tentang pertambahan,  

I. Dari keluarga Yakub. Delapan anak lagi kita dapati didaftar-

kan dalam pasal ini. Dan dan Naftali yang dilahirkan oleh 

Bilha, hamba perempuan Rahel (ay. 1-8). Gad dan Asyer oleh 

Zilpa, hamba perempuan Lea (ay. 9-13). Isakhar, Zebulon, 

dan Dina oleh Lea (ay. 14-21). Dan, yang terakhir, Yusuf, 

oleh Rahel (ay. 22-24). 

II. Dari harta kekayaan Yakub. Ia membuat penawaran baru de-

ngan Laban (ay. 25-34). Dan dalam pelayanannya selama enam 

tahun lagi untuk Laban, Tuhan  secara menakjubkan memberkati 

dia, sehingga hewan ternaknya menjadi sangat banyak (ay. 35-

43). Dalam hal ini digenapilah berkat yang dengannya Ishak 

melepas dia (28:3),  Tuhan  membuat engkau beranak cucu 

dan membuat engkau menjadi banyak.”  

Bahkan perkara-perkara kecil tentang keluarga Yakub dan pa-

dangnya ini, meskipun tampaknya tidak penting, dapat dimanfaatkan 

sebagai pembelajaran bagi kita. Sebab Kitab Suci ditulis bukan untuk 

para penguasa dan negarawan untuk mengajar mereka ilmu kene-

garaan. Melainkan, untuk semua orang, bahkan yang paling hina 

sekalipun, untuk membimbing mereka dalam keluarga-keluarga dan 

panggilan-panggilan hidup mereka. Walaupun demikian, beberapa 

hal yang dicatat di sini tentang Yakub bukan untuk ditiru, melainkan 

untuk dijadikan sebagai peringatan. 


 604

Pertumbuhan Keluarga Yakub 

(30:1-13) 

1 saat  dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburu-

lah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub:  Berikanlah ke-

padaku anak; kalau tidak, aku akan mati.” 2 Maka bangkitlah amarah Yakub 

terhadap Rahel dan ia berkata:  Akukah pengganti Tuhan , yang telah meng-

halangi engkau mengandung?” 3 Kata Rahel:  Ini Bilha, budakku perempuan, 

hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh 

dia aku pun mempunyai keturunan.” 4 Maka diberikannyalah Bilha, budak-

nya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri budak itu. 

5 Bilha mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub. 6 

Berkatalah Rahel:  Tuhan  telah memberi  keadilan kepadaku, juga telah 

didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya kepadaku seorang anak 

laki-laki.” Itulah sebabnya ia menamai anak itu Dan. 7 Mengandung pulalah 

Bilha, budak perempuan Rahel, lalu melahirkan anak laki-laki yang kedua 

bagi Yakub. 8 Berkatalah Rahel:  Aku telah sangat hebat bergulat dengan 

kakakku, dan aku pun menang.” Maka ia menamai anak itu Naftali. 9 saat  

dilihat Lea, bahwa ia tidak melahirkan lagi, diambilnyalah Zilpa, budaknya 

perempuan, dan diberikannya kepada Yakub menjadi isterinya. 10 Dan Zilpa, 

budak perempuan Lea, melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub. 11 

Berkatalah Lea:  Mujur telah datang.” Maka ia menamai anak itu Gad. 12 Dan 

Zilpa, budak perempuan Lea, melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi 

Yakub. 13 Berkatalah Lea:  Aku ini berbahagia! Tentulah perempuan-perem-

puan akan menyebutkan aku berbahagia.” Maka ia menamai anak itu Asyer.  

Di sini kita mendapati akibat-akibat buruk dari pernikahan aneh 

yang diadakan Yakub dengan dua kakak beradik itu. Inilah,   

I.   Percekcokan yang tidak membahagiakan antara Yakub dan Rahel 

(ay. 1-2), yang ditimbulkan bukan oleh kemandulan Rahel sendiri, 

melainkan terlebih oleh kesuburan kakaknya. Ribka, satu-satu-

nya istri Ishak, tidak mempunyai anak untuk waktu yang lama, 

namun kita tidak mendapati kegelisahan di antara dia dan Ishak. 

Kebalikannya di sini, sebab  Lea melahirkan anak-anak, Rahel 

tidak dapat hidup tenang dengan Yakub. 

1.  Rahel kesal. Cemburulah ia kepada kakaknya (ay. 1). Cemburu 

berarti kesal dengan kebaikan yang didapat orang lain, dan 

dibandingkan dengan dosa ini, tidak ada dosa lain yang lebih 

membangkitkan murka Tuhan , atau yang lebih melukai sesama 

kita dan diri kita sendiri. Ia tidak mempertimbangkan bahwa 

Tuhan -lah yang membuat pembedaan itu, dan bahwa meski-

pun, dalam hal yang satu ini kakaknya lebih diutamakan dari-

pada dia, namun dalam hal-hal lain dialah yang mendapat ke-

untungan. Marilah kita dengan hati-hati berjaga-jaga terhadap 

kemunculan dan bekerjanya nafsu ini dalam pikiran kita. Ja-

Kitab Kejadian 30:1-13 

 605 

nganlah mata kita menjadi jahat terhadap hamba-hamba lain 

yang menjadi sesama rekan kita, sebab  Tuan kita baik. Na-

mun ini belum seberapa. Ia berkata kepada Yakub, berikanlah 

kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati. Perhatikanlah, 

kita sangat cenderung salah dalam menginginkan rahmat-

rahmat yang sementara sifatnya, seperti Rahel di sini.  

(1) Satu anak tidak cukup baginya. Sebaliknya, sebab  Lea 

mempunyai lebih dari satu anak, ia juga harus mempunyai 

lebih dari satu anak: Berikanlah kepadaku anak-anak (KJV). 

(2) Hatinya secara berlebihan terpatri pada masalah tentang 

anak ini, dan jika ia tidak mendapat apa yang diinginkan-

nya, ia akan mengakhiri hidupnya, dan segala penghiburan 

darinya.  Berikanlah kepadaku anak-anak, kalau tidak, aku 

akan mati,” maksudnya,  Aku akan kesal sampai mati. Bila 

ini tidak terpenuhi, umurku akan bertambah pendek.” Se-

bagian orang berpikir bahwa ia mengancam Yakub supaya 

Yakub melakukan kekerasan terhadap dirinya, jika ia tidak 

bisa memperoleh rahmat ini.  

(3) Ia tidak datang kepada Tuhan  dengan doa, namun  hanya ke-

pada Yakub, dengan melupakan bahwa anak-anak yaitu  

milik pusaka dari pada TUHAN (Mzm. 127:3). Kita berbuat 

salah baik kepada Tuhan  maupun kepada diri kita sendiri 

jika  mata kita lebih tertuju pada manusia, yang meru-

pakan alat bagi salib dan penghiburan kita, dibandingkan 

kepada Tuhan  sebagai Penciptanya. Amatilah perbedaan 

antara permintaan Rahel untuk rahmat ini dan permintaan 

Hana (1Sam. 1:10, dst.). Rahel cemburu, sedangkan Hana 

menangis. Rahel harus mempunyai anak-anak, dan ia mati 

sesudah  mempunyai anak kedua. Hana berdoa meminta 

satu anak, dan ia diberi empat anak lagi. Rahel mendesak 

dan ingin dituruti. Hana berserah dan taat. Jika Engkau 

memberi  kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, 

maka aku akan memberi  dia kepada TUHAN. Hendaklah 

Hana yang ditiru, dan bukan Rahel. Juga, hendaklah ke-

inginan-keinginan kita selalu berada di bawah bimbingan 

dan kendali akal budi dan agama.  

2.  Yakub menghardiknya, dan itu amat wajar. Ia mengasihi Ra-

hel, dan oleh sebab itu menegurnya atas kesalahan yang di-


 606

ucapkannya (ay. 2). Perhatikanlah, teguran-teguran yang se-

lalu diberikan merupakan buah dan contoh dari kasih sayang 

yang sejati (Mzm. 141:5; Ams. 27:5-6). Ayub menegur istrinya 

saat  ia berbicara seperti perempuan gila (Ayb. 2:10). Lihat 1 

Korintus 7:16. Ia marah, bukan kepada orangnya, melainkan 

kepada dosanya. Ia mengungkapkan dirinya dengan cara yang 

sedemikian rupa sehingga memperlihatkan kemarahannya. 

Perhatikanlah, adakalanya teguran harus diberikan saat  ma-

sih hangat-hangatnya, seperti obat cair. Jangan terlalu panas, 

supaya itu tidak membakar lidah si sakit. namun  juga jangan 

dingin, supaya jangan obat itu tidak manjur. Amat sungguh-

sungguh dan saleh tanggapan yang diberikan Yakub kepada 

permintaan Rahel yang macam-macam: Akukah pengganti 

Tuhan ? Alkitab bahasa Aram menerjemahkannya dengan baik, 

haruskah engkau meminta anak-anak dariku? Bukankah eng-

kau seharusnya memintanya dari Tuhan? Bahasa Arabnya 

berbunyi demikian,  Apakah aku lebih tinggi dari Tuhan ? Dapat-

kah aku memberimu apa yang tidak diberikan Tuhan  kepada-

mu?” Perkataan ini diucapkannya seperti orang yang polos. 

Amatilah,  

(1) Yakub mengakui tangan Tuhan  dalam penderitaan yang di 

dalamnya ia turut berbagi dengan Rahel: Ia telah meng-

halangi engkau mengandung. Perhatikanlah, apa pun yang 

tidak ada pada kita, Tuhan lah yang menahannya, Tuhan 

yang berdaulat, yang mahabijak, kudus, dan adil, yang bisa 

melakukan apa yang dikehendaki-Nya dengan milik-Nya 

sendiri, dan tidak berutang kepada siapa pun. Tuhan yang 

tidak pernah berbuat, juga tidak akan pernah bisa berbuat, 

kesalahan apa saja terhadap makhluk-makhluk ciptaan-

Nya. Kunci awan-awan, kunci hati, kunci alam maut, dan 

kunci kandungan yaitu  empat kunci yang digenggam Tuhan  

di tangan-Nya, dan (seperti menurut seorang rabi) yang tidak 

dipercayakan-Nya entah kepada para malaikat ataupun 

serafim. Lihat Wahyu 3:7; Ayub 11:10; 12:14.  

(2)  Ia mengakui ketidakmampuannya sendiri untuk mengubah 

apa yang sudah ditetapkan Tuhan :  Akukah pengganti Tuhan ? 

Apa yang engkau minta ini? Apakah engkau hendak menjadi-

kanku sebagai Tuhan ?” Deos qui rogat ille facit – Kepada siapa 

kita memohon, dia yaitu  Tuhan  bagi kita. Perhatikanlah,  

Kitab Kejadian 30:1-13 

 607 

[1] Tidak ada makhluk ciptaan yang menjadi, atau bisa men-

jadi, bagi kita, pengganti Tuhan . Tuhan  bisa menjadi bagi 

kita pengganti makhluk mana saja, seperti matahari men-

jadi pengganti bulan dan bintang. namun  bulan dan se-

mua bintang tidak bisa menjadi bagi kita pengganti mata-

hari. Hikmat, kuasa, dan kasih makhluk mana saja tidak 

akan bisa menjadi bagi kita pengganti hikmat, kuasa, dan 

kasih Tuhan .  

[2] Oleh sebab itu, yaitu  dosa dan kebodohan kita untuk 

menempatkan makhluk mana pun sebagai pengganti 

Tuhan , dan untuk menaruh kepercayaan pada makhluk 

mana pun yang seharusnya ditaruh pada Tuhan  saja.   

II.  Persetujuan yang tidak membahagiakan antara Yakub dan dua 

hamba perempuan. 

1.  Atas bujukan Rahel, ia mengambil Bilha, hamba perempuan 

Rahel, untuk menjadi istrinya, supaya sesuai dengan kebiasa-

an pada masa itu, anak-anak yang dari Bilha bisa diangkat 

dan diakui sebagai anak-anak nyonyanya (ay. 3, dst.). Rahel 

lebih memilih mempunyai anak-anak angkat demi nama baik-

nya dibandingkan tidak ada anak sama sekali. Ia lebih memilih 

untuk mengkhayalkan anak-anak itu sebagai anak-anaknya 

sendiri, dan ia menyebut mereka anak-anaknya sendiri, mes-

kipun kenyataannya tidak demikian. Kalau mau dipikir, sebe-

narnya anak-anak dari kakaknya sendiri merupakan saudara 

yang lebih dekat dengan dia dibandingkan anak-anak hambanya. 

sebab  itu, sebenarnya kalau ia sudah puas dengan hal itu, ia 

bisa menerima mereka juga sebagai anak-anaknya sendiri 

kalau memang ia mau. Namun demikian (sebab  sifat manusia 

yang selalu menginginkan kekuasaan), ia lebih memilih untuk 

memiliki anak-anak yang berhak diaturnya dibandingkan anak-

anak yang bisa dikasihinya. Misalnya, sebagai contoh awal 

dari rasa berkuasanya atas anak-anak yang dilahirkan di 

rumahnya, ia senang memberi mereka nama-nama yang tidak 

menandakan apa-apa kecuali tanda-tanda persaingannya de-

ngan kakaknya, seolah-olah ia sudah mengalahkannya,  

(1) Dalam masalah hukum. Ia menyebut anak sulung dari ham-

banya, Dan (keadilan), dengan berkata,  Tuhan  telah memberi-


 608

kan keadilan kepadaku” (ay. 6), maksudnya,  menjatuhkan 

keputusan yang berpihak padaku.”  

(2) Dalam pertempuran. Ia menamai anak berikutnya, Naftali 

(bergulat), dengan berkata, aku telah bergulat dengan ka-

kakku, dan aku pun menang (ay. 8). Seolah-olah semua 

anak laki-laki dari Yakub harus terlahir sebagai orang-

orang yang suka berselisih. Lihatlah bagaimana iri hati dan 

pertengkaran berakar pada kepahitan, dan lihatlah keja-

hatan apa yang ditimbulkannya di antara sanak saudara.  

2.  Atas bujukan Lea, Yakub mengambil Zilpa, hamba perempuan 

Lea, sebagai istrinya juga (ay. 9). Rahel telah melakukan hal 

yang aneh dan konyol dengan menyerahkan hamba perem-

puannya kepada suaminya, untuk menyaingi Lea. Dan seka-

rang Lea (sebab  sudah kehilangan satu tahun untuk melahir-

kan anak) berbuat hal yang sama, supaya impas dengannya, 

atau lebih tepatnya supaya tetap mengunggulinya. Lihatlah 

kuasa kecemburuan dan persaingan. sebab  itu, takjublah 

akan hikmat ketetapan ilahi, yang hanya menyatukan satu 

laki-laki dan satu perempuan saja. Sebab Tuhan  memanggil kita 

untuk hidup dalam damai sejahtera dan kemurnian (1Kor. 

7:15). Dua anak dilahirkan Zilpa untuk Yakub, yang dipan-

dang Lea sebagai anak-anak yang berhak dimilikinya, dan 

untuk menandakan hal itu, ia menamai yang satu Gad (ay. 

11), dengan menjanjikan dirinya sebuah pasukan kecil anak-

anak. Dan anak-anak yaitu  prajurit-prajurit dalam keluarga, 

mereka memenuhi tabung panahnya (Mzm. 127:4-5). Anak 

yang lain dinamainya Asyer (berbahagia), dengan menganggap 

dirinya berbahagia sebab  anak itu, dan menjanjikan dirinya 

bahwa tetangga-tetangganya pun akan berpikiran demikian: 

Perempuan-perempuan akan menyebutkan aku berbahagia (ay. 

13). Perhatikanlah, yaitu  suatu contoh dari kesia-siaan du-

nia, dan kebodohan yang terikat di dalam hati kita, bahwa 

kebanyakan orang lebih menghargai dan mengatur diri mereka 

berdasarkan nama baik dibandingkan dengan akal budi atau 

agama. Mereka menganggap diri mereka diberkati jika perem-

puan-perempuan menyebut mereka demikian. Ada banyak 

kesalahan dalam perseteruan dan persaingan di antara kedua 

saudara ini, namun Tuhan  mendatangkan kebaikan dari keja-

hatan ini. Sebab, sebab  waktunya sekarang sudah tiba bahwa 

Kitab Kejadian 30:14-24 

 609 

 keturunan Abraham harus mulai bertambah banyak dan ber-

anak cucu. Maka demikianlah, keluarga Yakub dipenuhi de-

ngan dua belas orang anak, yang akan menjadi kepala-kepala 

dari beribu-ribu orang Israel, dan dari mereka inilah kedua 

belas suku Israel yang terkenal itu diturunkan dan diberi nama. 

Pertumbuhan Keluarga Yakub 

(30:14-24) 

14 saat  Ruben pada musim menuai gandum pergi berjalan-jalan, didapati-

nyalah di padang buah dudaim, lalu dibawanya kepada Lea, ibunya. Kata 

Rahel kepada Lea:  Berilah aku beberapa buah dudaim yang didapat oleh 

anakmu itu.” 15 Jawab Lea kepadanya:  Apakah belum cukup bagimu meng-

ambil suamiku? Sekarang pula mau mengambil lagi buah dudaim anakku?” 

Kata Rahel:  Kalau begitu biarlah ia tidur dengan engkau pada malam ini 

sebagai ganti buah dudaim anakmu itu.” 16 saat  Yakub pada waktu petang 

datang dari padang, pergilah Lea mendapatkannya, sambil berkata:  Engkau 

harus singgah kepadaku malam ini, sebab memang engkau telah kusewa 

dengan buah dudaim anakku.” Sebab itu tidurlah Yakub dengan Lea pada 

malam itu. 17 Lalu Tuhan  mendengarkan permohonan Lea. Lea mengandung 

dan melahirkan anak laki-laki yang kelima bagi Yakub. 18 Lalu kata Lea: 

 Tuhan  telah memberi upahku, sebab  aku telah memberi budakku perem-

puan kepada suamiku.” Maka ia menamai anak itu Isakhar. 19 Kemudian Lea 

mengandung pula dan melahirkan anak laki-laki yang keenam bagi Yakub. 20 

Berkatalah Lea:  Tuhan  telah memberi  hadiah yang indah kepadaku; sekali 

ini suamiku akan tinggal bersama-sama dengan aku, sebab  aku telah mela-

hirkan enam orang anak laki-laki baginya.” Maka ia menamai anak itu 

Zebulon. 21 Sesudah itu ia melahirkan seorang anak perempuan dan mena-

mai anak itu Dina. 22 Lalu ingatlah Tuhan  akan Rahel; Tuhan  mendengarkan 

permohonannya serta membuka kandungannya. 23 Maka mengandunglah 

Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia:  Tuhan  telah 

menghapuskan aibku.” 24 Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata: 

 Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku. 

Di sini kita mendapati,  

I.  Lea menjadi subur kembali, sesudah  ia selama beberapa waktu 

tidak mengandung. Yakub, tampaknya, lebih banyak berhubung-

an dengan Rahel dibandingkan dengan Lea. Hukum Musa menganggap 

sudah biasa bahwa jika seorang laki-laki mempunyai dua orang 

istri, yang seorang akan dicintai dan yang lain tidak dicintai (Ul. 

21:15). namun  pada akhirnya keinginan Rahel yang kuat mendo-

rongnya untuk mengajukan penawaran kepada Lea, agar Yakub 

kembali ke rumahnya. Ruben, anak laki-laki kecil itu, yang ber-

umur lima atau enam tahun, saat  sedang berjalan-jalan di pa-

dang, menemukan buah dudaim. Tidak pasti buah apa itu, tidak 

ada kesepakatan di antara para penafsir tentang hal ini. Kita 


 610

yakin bahwa itu semacam barang langka, entah buah atau bunga 

yang sangat harum baunya (Kid. 7:13). Perhatikanlah, Tuhan  alam 

semesta sudah menyediakan bukan hanya apa yang kita butuh-

kan, melainkan juga apa yang kita senangi. Ada hasil-hasil bumi 

di padang terbuka, dan juga di kebun-kebun yang ditanami dan 

dipagari, yang sangat berharga dan berguna. Betapa berlimpah-

nya rumah alam ini diperlengkapi dan mejanya dibentangkan! 

Buah-buahnya yang berharga menawarkan diri untuk dikumpul-

kan oleh tangan-tangan anak-anak kecil. Suatu kebiasaan yang 

patut dipuji pada orang-orang Yahudi yang saleh, saat  merasa 

senang, misalnya saja sewaktu makan buah apel, untuk meng-

angkat hati dan berkata,  Terpujilah Dia yang membuat buah ini 

enak!” Atau, sewaktu mencium bunga,  Terpujilah Dia yang mem-

buat bunga ini cantik.” Sebagian orang menduga bahwa dudaim 

ini yaitu  bunga melati. Apa pun itu, Rahel tidak tahan melihat-

nya di tangan Lea, yang ditempatkan di sana oleh anak itu. Hati-

nya sungguh menginginkannya. Ia tidak tahan bila tidak memiliki 

bunga-bunga yang cantik ini, dan akan membelinya dengan harga 

berapa pun. Perhatikanlah, ada kemungkinan terdapat dosa dan 

kebodohan besar dalam keinginan yang berlebih-lebihan akan 

suatu hal yang kecil. Lea memanfaatkan keuntungan ini (seperti 

Yakub memanfaatkan keinginan Esau terhadap bubur merahnya) 

untuk mendapatkan apa yang sudah sewajarnya menjadi milik-

nya, namun  yang tidak akan dipenuhi Rahel bila keadaannya tidak 

demikian. Perhatikanlah, nafsu-nafsu yang kuat sering kali meng-

gagalkan satu sama lain, dan orang-orang yang diburu-buru oleh 

nafsu-nafsu itu tidak bisa tidak pasti selalu gelisah. Lea teramat 

senang sebab  ia akan ditemani oleh suaminya lagi, dan dengan 

demikian keluarganya bisa dibangun lebih jauh lagi, yang meru-

pakan berkat yang diinginkan dan didoakannya dengan penuh ke-

sungguhan, seperti yang ditunjukkan dalam ayat 17, di mana di-

katakan, Tuhan  mendengarkan permohonan Leah. Uskup Patrick, 

seorang cendekiawan, dengan sangat baik memberi  pendapat 

di sini bahwa alasan yang sebenarnya dari persaingan di antara 

istri-istri Yakub untuk ditemani olehnya, dan tindakan mereka 

yang memberi  hamba-hamba perempuan mereka untuk men-

jadi istrinya, yaitu  keinginan mereka yang sungguh-sungguh 

untuk menggenapi janji yang dibuat kepada Abraham (dan yang 

baru-baru ini diperbaharui kepada Yakub), bahwa keturunannya 

Kitab Kejadian 30:14-24 

 611 

harus banyak seperti bintang-bintang di langit, dan bahwa di 

dalam seorang keturunannya, Sang Mesias, segala bangsa di bumi 

akan mendapat berkat. Dan menurutnya akan merendahkan 

martabat sejarah suci bila hal-hal ini diperhatikan secara khusus, 

sementara tidak ada semacam pertimbangan besar seperti itu di 

dalamnya. Sekarang Lea diberkati dengan dua anak. Yang perta-

ma dinamainya Isakhar (upah), dengan menganggap dirinya diberi 

imbalan yang baik untuk dudaim-dudaimnya, bahkan (yang me-

rupakan penafsiran aneh atas pemeliharaan ilahi) diberi upah ka-

rena sudah menghadiahkan hamba perempuannya kepada suami-

nya. Perhatikanlah, kita menyalahgunakan rahmat Tuhan  jika kita 

menganggap kebaikan-kebaikan-Nya menyokong dan melindungi 

kebodohan-kebodohan kita. Anaknya yang lain dinamainya Zebu-

lon (tempat tinggal), dengan mengakui rahmat Tuhan  yang melim-

pah kepadanya: Tuhan  telah memberi  hadiah yang indah ke-

padaku (ay. 20). Yakub belum mempersunting Lea saat  ia 

menikahinya, dan tidak pula Yakub memilikinya dengan jalan ini. 

namun  Lea menganggap bahwa keluarga yang terdiri atas anak-

anak bukanlah harga yang harus dibayar, melainkan sebuah mas 

kawin yang baik (Mzm. 113:9). Ia menjanjikan dirinya akan lebih 

banyak ditemani oleh suaminya, sebab  sekarang ia sudah mela-

hirkan enam orang anak baginya, dan bahwa, setidak-tidaknya 

dalam kasih sayang Yakub terhadap anak-anaknya, Yakub akan 

sering-sering mengunjungi tempat tinggalnya. Disebutkan (ay. 21) 

tentang kelahiran seorang anak perempuan, Dina, sebab  cerita 

berikutnya menyangkut dia (ps. 34). Mungkin Yakub mempunyai 

anak-anak perempuan lain, meskipun nama-nama mereka tidak 

didaftarkan.   

II.  Rahel menjadi subur pada akhirnya (ay. 22): Ingatlah Tuhan  akan 

Rahel, yang tampaknya sudah dilupakan-Nya, dan Ia mendengar-

kan permohonan dia yang doa-doanya sudah lama ditolak. Dan 

kemudian Rahel melahirkan seorang anak laki-laki. Perhatikan-

lah, sama seperti Tuhan  dengan adil menolak untuk memberi  

rahmat yang sudah kita inginkan secara berlebihan, demikian 

pula kadang-kadang Ia dengan penuh rahmat, pada akhirnya, 

memberi  apa yang sudah lama kita tunggu-tunggu. Ia mem-

betulkan kebodohan kita, namun juga mempertimbangkan keada-

an kita, dan tidak selamanya Ia murka. Rahel menamai anaknya 


 612

Yusuf, yang dalam bahasa Ibrani berhubungan dekat dengan dua 

kata yang mempunyai arti saling berlawanan. Asaf (abstulit), Ia 

telah menghapuskan aibku, seolah-olah rahmat terbesar yang 

didapatnya dalam anak ini yaitu  bahwa anak itu sudah menye-

lamatkan nama baiknya, dan Yasaf (addidit), mudah-mudahan 

TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku, yang bisa 

dilihat entah sebagai bahasa dari keinginannya yang berlebihan 

(ia hampir tidak tahu bagaimana bersyukur untuk yang satu, 

kecuali ia bisa yakin akan dapat yang lain lagi), atau bahasa 

imannya, yaitu ia memandang rahmat ini sebagai pertanda akan 

datang rahmat yang berikut.  Bukankah Tuhan  telah memberiku 

anugerah-Nya? Aku bisa menamai anak ini Yusuf, dan berkata, Ia 

akan menambahkan lebih banyak anugerah lagi! Bukankah Ia 

telah memberiku sukacita-Nya? Aku bisa menamai anak ini Yu-

suf, dan berkata, Ia akan memberiku lebih banyak sukacita lagi. 

Bukankah Ia telah memulai, dan tidakkah Ia akan mengakhiri?”  

Tawaran Yakub dengan Laban 

(30:25-36) 

25 sesudah  Rahel melahirkan Yusuf, berkatalah Yakub kepada Laban:  Izin-

kanlah aku pergi, supaya aku pulang ke tempat kelahiranku dan ke negeri-

ku. 26 Berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, yang menjadi upahku se-

lama aku bekerja padamu, supaya aku pulang, sebab engkau tahu, betapa 

keras aku bekerja padamu.” 27 namun  Laban berkata kepadanya:  Sekiranya 

aku mendapat kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati 

aku sebab  engkau.” 28 Lagi katanya:  Tentukanlah upahmu yang harus ku-

bayar, maka aku akan memberi nya.” 29 Sahut Yakub kepadanya:  Engkau 

sendiri tahu, bagaimana aku bekerja padamu, dan bagaimana keadaan 

ternakmu dalam penjagaanku, 30 sebab harta milikmu tidak begitu banyak 

sebelum aku datang, namun  sekarang telah berkembang dengan sangat, dan 

TUHAN telah memberkati engkau sejak aku berada di sini; jadi, bilakah 

dapat aku bekerja untuk rumah tanggaku sendiri?” 31 Kata Laban:  Apakah 

yang harus kuberikan kepadamu?” Jawab Yakub:  Tidak usah kauberikan 

apa-apa kepadaku; aku mau lagi menggembalakan kambing dombamu dan 

menjaganya, asal engkau mengizinkan hal ini kepadaku: 32 Hari ini aku akan 

lewat dari tengah-tengah segala kambing dombamu dan akan mengasingkan 

dari situ setiap binatang yang berbintik-bintik dan berbelang-belang; segala 

domba yang hitam dan segala kambing yang berbelang-belang dan berbintik-

bintik, itulah upahku. 33 Dan kejujuranku akan terbukti di kemudian hari, 

jika  engkau datang memeriksa upahku: Segala yang tidak berbintik-bintik 

atau berbelang-belang di antara kambing-kambing dan yang tidak hitam di 

antara domba-domba, anggaplah itu tercuri olehku.” 34 Kemudian kata La-

ban:  Baik, jadilah seperti perkataanmu itu.” 35 Lalu diasingkannyalah pada 

hari itu kambing-kambing jantan yang bercoreng-coreng dan berbelang-

belang dan segala kambing yang berbintik-bintik dan berbelang-belang, 

segala yang ada warna putih pada badannya, serta segala yang hitam di 

antara domba-domba, dan diserahkannyalah semuanya itu kepada anak-

Kitab Kejadian 30:25-36 

 613 

anaknya untuk dijaga. 36 Kemudian Laban menentukan jarak tiga hari per-

jalanan jauhnya antara dia dan Yakub, maka tetaplah Yakub menggembala-

kan kambing domba yang tinggal itu. 

Di sini kita mendapati, 

I.  Kerinduan Yakub akan rumahnya. Ia dengan setia sudah meng-

habiskan waktunya untuk melayani Laban, bahkan ia memberi-

kan pelayanan yang kedua. Dan, meskipun sudah tua, ia mem-

punyai keluarga besar untuk dinafkahi, dan sudah tiba waktunya 

bagi dia untuk hidup mapan. Meskipun pekerjaan melayani 

Laban itu keras, dan Laban sudah berbuat curang terhadap dia 

dalam tawaran pertama yang dibuatnya, namun Yakub dengan 

jujur melaksanakan tugas-tugasnya. Perhatikanlah, orang baik, 

meskipun ia bersumpah sehingga merugikan dirinya sendiri, tidak 

akan berubah. Dan meskipun orang lain sudah menipu kita, ini 

tidak akan membenarkan kita dalam menipu mereka. Pedoman 

kita yaitu  perbuat kepada orang lain seperti kita ingin orang lain 

perbuat kepada kita, bukan seperti apa yang benar-benar diper-

buat orang lain kepada kita. sebab  masa kerja Yakub sudah 

selesai, ia minta pamit untuk pergi (ay. 25). Amatilah, 

1.  Ia masih menyimpan hati untuk negeri Kanaan, bukan hanya 

sebab  itu yaitu  tanah kelahirannya, dan ayah serta ibunya 

tinggal di sana, yang rindu untuk dilihatnya, melainkan juga 

sebab  itu yaitu  tanah perjanjian. Dan, sebagai tanda dari 

kebergantungannya pada janji akan negeri itu, meskipun ia 

berdiam sebagai pendatang di Haran, ia sama sekali tidak bisa 

berpikir untuk menetap di Haran. Demikian pulalah kita harus 

menyimpan hati untuk negeri sorgawi kita, dengan melihat diri 

kita sebagai orang asing di sini. Dengan pikiran ini, kita me-

mandang negeri sorgawi kita sebagai rumah kita, dan rindu 

untuk berada di sana, segera sesudah  hari-hari kita menjalan-

kan pelayanan di bumi ini sudah genap dan selesai. Kita tidak 

boleh berpikir untuk berakar di sini, sebab ini bukanlah tem-

pat dan negeri kita (Ibr. 13:14).  

2.  Ia ingin pergi ke Kanaan, meskipun ia mempunyai keluarga 

besar untuk dibawa bersamanya, dan belum ada persediaan 

yang dibuat untuk mereka. Ia sudah mendapatkan istri-istri 

dan anak-anak dari Laban, namun  selain itu tidak ada apa-apa 

lagi. Namun, ia tidak memohon kepada Laban untuk memberi-


 614

nya entah bagian untuk istri-istrinya atau pemeliharaan terha-

dap sebagian dari anak-anaknya. Tidak, yang dimintanya 

hanyalah, berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, dan izin-

kanlah aku pergi (ay. 25-26). Perhatikanlah, orang-orang yang 

percaya kepada Tuhan , kepada pemeliharaan dan janji-Nya, 

meskipun mempunyai keluarga besar dan pendapatan kecil, 

bisa berharap dengan gembira bahwa Dia yang menciptakan 

mulut akan memberi makan. Dia yang memberi makan anak-

anak elang tidak akan membiarkan kelaparan keturunan 

orang benar.  

II.  Keinginan Laban agar Yakub tinggal (ay. 27). sebab  cinta pada 

dirinya sendiri, dan bukan pada Yakub atau istri-istrinya, atau 

anak-anaknya, Laban berusaha membujuk Yakub untuk terus 

menjadi kepala gembalanya, dengan memohon dia, meminta per-

hatian Yakub kepadanya, untuk tidak meninggalkannya: Sekira-

nya aku mendapat kasihmu, tinggTuhan . Perhatikanlah, orang yang 

mementingkan diri sendiri dan tidak tahu aturan pandai meng-

ucapkan kata-kata yang baik jika  itu bisa memenuhi tujuan-

tujuan mereka sendiri. Laban mendapati bahwa hewan ternaknya 

sudah bertambah secara menakjubkan sesudah  diurus Yakub 

dengan baik, dan ia mengakuinya, dengan ungkapan-ungkapan 

penghormatan yang sangat baik kepada Tuhan  dan juga kepada 

Yakub: Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku 

sebab  engkau. Amatilah,  

1. Pembelajaran Laban: Telah nyata kepadaku (KJV: Aku telah 

belajar – pen.). Perhatikanlah, ada banyak pelajaran yang meng-

untungkan dan baik yang bisa dipelajari melalui pengalaman. 

Kita akan menjadi murid-murid yang sangat lamban jika kita 

belum juga belajar dari pengalaman tentang jahatnya dosa, 

pengkhianatan hati kita sendiri, sia-sianya dunia, kebaikan 

Tuhan , keuntungan hidup saleh, dan sejenisnya. 

2. Pelajaran Laban. Ia mengakui,  

(1) Bahwa kemakmurannya terjadi sebab  berkat Tuhan : TUHAN 

memberkati aku. Perhatikanlah, orang-orang duniawi, yang 

memilih hidup ini sebagai bagian mereka, sering kali diber-

kati dengan kelimpahan harta dunia ini. Berkat-berkat 

Kitab Kejadian 30:25-36 

 615 

umum diberikan secara berlimpah kepada banyak orang 

yang tidak mempunyai hak atas berkat-berkat kovenan. 

(2) Bahwa kesalehan Yakub telah mendatangkan berkat itu ke-

padanya: TUHAN memberkati aku, bukan demi diriku sendiri 

(janganlah orang seperti Laban, yang hidup tanpa Tuhan  di 

dalam dunia, mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari 

Tuhan, Yak. 1:7), melainkan sebab  engkau. Perhatikanlah,  

[1] Orang baik yaitu  berkat bagi tempat di mana mereka 

tinggal, sekalipun di situ mereka hidup dengan hina dan 

terasing, seperti Yakub di padang, dan Yusuf di penjara  

(39:23).  

[2] Tuhan  sering kali memberkati orang-orang jahat dengan 

rahmat-rahmat lahiriah demi saudara-saudara mereka 

yang saleh, meskipun jarang terjadi bahwa mereka mem-

punyai pengertian untuk melihatnya atau anugerah un-

tuk mengakuinya, seperti dengan Laban di sini.  

III. Tawaran baru yang mereka sepakati. Kelicikan dan ketamakan 

Laban mengambil keuntungan dari kepolosan, kejujuran, dan si-

fat baik Yakub. Dan, menyadari bahwa Yakub mulai terpikat oleh 

kata-katanya yang manis, bukannya memberi Yakub tawaran 

yang tinggi dan royal, seperti yang seharusnya dilakukannya, de-

ngan mempertimbangkan segala segi, ia membiarkan Yakub 

menawarkan tuntutan-tuntutannya sendiri (ay. 28): Tentukanlah 

upahmu, dengan mengetahui bahwa Yakub akan meminta jumlah 

yang sangat seadanya, dan oleh sebab  malu ia akan meminta lebih 

sedikit dari yang bisa ditawarkannya. Maka Yakub pun meng-

ajukan suatu usulan kepada dia, yang di dalamnya, 

1.  Ia menunjukkan alasan apa yang dimilikinya untuk bersikeras 

menuntut jumlah yang banyak, dengan mempertimbangkan,  

(1) Bahwa Laban sebab  utang budi terikat kewajiban untuk 

berbuat baik kepadanya, sebab dia sudah melayaninya 

bukan saja dengan setia, melainkan juga dengan sangat 

berhasil (ay. 30). namun  di sini amatilah bagaimana ia ber-

bicara, sesuai dengan jati dirinya sendiri, dengan amat ber-

sahaja. Laban sudah berkata, TUHAN memberkati aku kare-

na engkau. Yakub tidak mau berkata demikian, sebaliknya, 

TUHAN telah memberkati engkau sejak aku berada di sini. 


 616

Perhatikanlah, orang-orang kudus yang rendah hati akan 

merasa lebih senang berbuat baik dibandingkan mendengar 

perbuatan baiknya diulangi lagi.  

(2) Bahwa Yakub sendiri terikat kewajiban untuk mengurus 

keluarganya sendiri: Jadi, bilakah dapat aku bekerja untuk 

rumah tanggaku sendiri? Perhatikanlah, iman dan amal, 

meskipun merupakan hal yang mulia, janganlah sampai 

membuat kita lalai memberi  nafkah yang penting untuk 

menopang diri kita sendiri dan keluarga kita. Kita harus, 

seperti Yakub, percaya kepada TUHAN dan melakukan 

yang baik, namun juga kita harus, seperti dia, menafkahi 

rumah tangga kita sendiri. Siapa yang tidak menafkahi ru-

mah tangganya sendiri berarti lebih buruk dari orang yang 

tidak beriman (1Tim. 5:8). 

2.  Ia bersedia untuk menyerahkan dirinya kepada pemeliharaan 

Tuhan , yang ia tahu, meluas sampai ke hal-hal yang terkecil, 

bahkan kepada warna hewan ternak. Dan ia akan puas men-

dapat upah berupa kambing domba yang mempunyai suatu 

jenis warna tertentu, berbintik-bintik, berbelang-belang, dan 

hitam, yang akan dilahirkan sesudah  itu (ay. 32-33). Hal ini, 

pikirnya, akan menjadi cara yang paling mujarab baik untuk 

mencegah Laban berbuat curang terhadapnya maupun untuk 

melindungi dirinya sendiri agar tidak dicurigai berbuat curang 

terhadap Laban. Sebagian orang berpikir bahwa ia memilih 

warna ini sebab  di Kanaan pada umumnya warna itu yaitu  

warna yang paling digemari dan disenangi orang. Gembala-

gembala di Kanaan disebut nekohim (Am. 1:1), kata yang di 

sini digunakan untuk berbintik-bintik. Laban pun bersedia 

untuk memenuhi tawaran ini, sebab  ia berpikir bahwa jika 

sedikit kambing domba yang berbintik-bintik dan berbelang-

belang yang dimilikinya sekarang dipisahkan dari yang lain, 

yang sesuai persetujuan harus dilakukan dengan segera, maka 

kawanan domba yang harus dijaga Yakub, sebab  mempunyai 

satu warna, entah semuanya hitam atau semuanya putih, 

akan menghasilkan sedikit yang berwarna campuran atau 

tidak sama sekali. Dengan demikian, Yakub akan melayaninya 

dengan cuma-cuma, atau nyaris cuma-cuma. Sesuai dengan 

tawaran ini, sedikit kambing domba yang berwarna-warni itu 

dipisahkan, dan diserahkan ke tangan anak-anak Laban, dan

Kitab Kejadian 30:37-43 

 617 

 ditempatkan di sebuah tempat yang berjarak tiga hari per-

jalanan jauhnya. Begitu besarnya iri hati Laban supaya jangan 

ada satu pun dari antara kawanan itu yang bercampur baur 

dengan yang lainnya bagi keuntungan Yakub. Dan sekarang, 

Yakub pasti sudah membuat tawaran yang baik bagi dirinya 

sendiri! Inikah cara Yakub untuk menafkahi rumah tangganya 

sendiri, dengan cara yang tidak pasti seperti itu? Jika hewan 

ternak ini melahirkan anak-anak yang berwarna sama dengan 

induknya, seperti yang biasanya begitu, maka ia tetap harus 

melayani dengan cuma-cuma, dan terpaksa bekerja sampai 

bosan dan menjadi pengemis seumur hidupnya. namun  Yakub 

tahu Siapa yang dipercayainya, dan kenyataan menunjukkan,  

(1) Bahwa ia mengambil cara terbaik yang bisa diambil untuk 

berurusan dengan Laban, yang jika tidak demikian pasti 

akan terlalu sulit dihadapinya. Dan, 

(2) Bahwa tidak sia-sialah mengandalkan pemeliharaan ilahi, 

yang mengakui dan memberkati orang rajin yang jujur dan 

rendah hati. Siapa yang mendapati bahwa orang-orang yang 

sedang berurusan dengan mereka ternyata tidak adil dan 

tidak baik, tidak akan mendapati Tuhan  seperti itu, seba-

liknya, dengan satu atau lain cara, Ia akan membalaskan 

yang terluka, dan akan menjadi Tuan yang membayar de-

ngan baik orang-orang yang mempercayakan perkara me-

reka kepada Dia. 

Akal Yakub yang Cerdik  

(30:37-43) 

37 Lalu Yakub mengambil dahan hijau dari pohon hawar, pohon badam dan 

pohon berangan, dikupasnyalah dahan-dahan itu sehingga berbelang-belang, 

sampai yang putihnya kelihatan. 38 Ia meletakkan dahan-dahan yang diku-

pasnya itu dalam palungan, dalam tempat minum, ke mana kambing domba 

itu datang minum, sehingga tepat di depan kambing domba itu. Adapun 

kambing domba itu suka berkelamin pada waktu datang minum. 39 Jika 

kambing domba itu berkelamin dekat dahan-dahan itu, maka anaknya ber-

coreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang. 40 Kemudian Yakub 

memisahkan domba-domba itu, dihadapkannya kepala-kepala kambing dom-

ba itu kepada yang bercoreng-coreng dan kepada segala yang hitam di antara 

kambing domba Laban. Demikianlah ia beroleh kumpulan-kumpulan hewan 

baginya sendiri, dan tidak ditempatkannya pada kambing domba Laban. 41 

Dan setiap kali, jika  berkelamin kambing domba yang kuat, maka Yakub 

meletakkan dahan-dahan itu ke dalam palungan di depan mata kambing 

domba itu, supaya berkelamin dekat dahan-dahan itu. 42 namun  jika  

datang kambing domba yang lemah, ia tidak meletakkan dahan-dahan itu ke 


 618

dalamnya. Jadi hewan yang lemah untuk Laban dan yang kuat untuk Yakub. 

43 Maka sangatlah bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai 

banyak kambing domba, budak perempuan dan laki-laki, unta dan keledai. 

Inilah cara Yakub yang jujur untuk membuat tawarannya mengun-

tungkan bagi dirinya sendiri melebihi apa yang mungkin. Seandainya 

ia tidak mengambil suatu cara untuk menolong dirinya sendiri, 

tawaran itu sungguh akan menjadi tawaran yang buruk, yang ia tahu 

tidak akan dipertimbangkan Laban, atau lebih tepatnya yang akan 

membuat Laban sangat senang sebab ia bisa melihat Yakub dirugi-

kan olehnya. Betapa sedikitnya Laban mengindahkan kepentingan 

orang lain selain kepentingannya sendiri. Sekarang, yang dirancang-

kan Yakub yaitu ,  

1. Menempatkan dahan-dahan yang dikupas di depan kambing dom-

ba di mana mereka akan diberi minum, supaya dengan banyak 

melihat dahan-dahan yang tidak biasanya berwarna-warni itu, 

dengan daya khayal, mereka bisa melahirkan anak-anak yang 

juga berwarna-warni (ay. 37-39). Mungkin kebiasaan ini sudah 

biasa digunakan oleh gembala-gembala di Kanaan, yang meng-

inginkan hewan ternak mereka berwarna-warni seperti ini. Per-

hatikanlah, sudah sepatutnya orang menguasai pekerjaannya, 

apa pun itu, dan bukan hanya rajin, melainkan juga cerdik me-

ngerjakannya. Ia harus mengenal segala seluk-beluk dan keahli-

annya yang sesuai dengan aturan. Sebab, siapakah jati diri sese-

orang selain apa yang dikerjakannya? Ada kebijaksanaan yang 

diajarkan Tuhan  kepada para petani (betapapun itu pekerjaan yang 

sederhana) dan yang harus dipelajari oleh petani (Yes. 28:26). 

2.  saat  ia mulai mendapatkan kambing domba yang berbelang-

belang dan hitam, ia berusaha untuk pertama-tama menempat-

kan mereka, dan mengarahkan muka kambing domba yang lain 

ke arah m