ng saleh berarti turut meng-
ambil kepentingan dalam kovenan orangtua mereka, dan
Kitab Kejadian 28:10-15
583
berhak mendapatkan hak-hak istimewa mereka. Secara
khusus,
[1] Tanah Kanaan ditetapkan untuk menjadi miliknya, ta-
nah tempat engkau berbaring ini. Seolah-olah dengan
berbaring tenang di atas tanah kosong, ia sudah men-
dapatkan hak milik atas seluruh negeri.
[2] Dijanjikan kepadanya bahwa keturunannya akan menjadi
sangat banyak seperti debu di bumi, bahwa, meskipun
sekarang ia tampak tercabut seperti ranting yang layu,
namun ia akan menjadi pohon yang tumbuh subur, yang
akan menjulurkan batang-batangnya sampai ke laut.
Inilah berkat-berkat yang disampaikan ayahnya kepada
dia (ay. 3-4), dan Tuhan di sini mengaminkannya, supaya
ia mendapat dorongan dan penghiburan yang besar.
[3] Ditambahkan bahwa Mesias akan datang dari keturun-
annya, yang di dalam Dia semua kaum di bumi akan
mendapat berkat. Kristus yaitu berkat besar bagi du-
nia. Semua yang diberkati, dari kaum apa pun mereka
berasal, diberkati di dalam Dia, dan tak seorang pun dari
kaum mana saja dikucilkan dari berkat di dalam Dia, ke-
cuali orang-orang yang mengucilkan diri mereka sendiri.
(2) Janji-janji baru dibuat untuknya, yang disesuaikan dengan
keadaannya sekarang (ay. 15).
[1] Yakub khawatir akan bahaya yang mengancamnya dari
saudaranya Esau. namun Tuhan berjanji untuk menjaga-
nya. Perhatikanlah, amanlah orang-orang yang dilin-
dungi Tuhan , siapa pun yang mengejar-ngejar mereka.
[2] Sekarang perjalanan panjang terbentang di hadapan-
nya, dan ia harus melakukan perjalanan itu sendiri, di
jalan yang tidak dikenal, ke sebuah negeri yang tidak
dikenal. namun , sesungguhnya Aku menyertai engkau,
firman Tuhan . Perhatikanlah, di mana pun kita berada,
kita aman, dan bisa tenang, jika hadirat Tuhan yang
menghibur ada bersama kita.
[3] Ia tidak tahu, namun Tuhan sudah mengetahui terlebih
dahulu, kesusahan-kesusahan apa yang akan dihadapi-
nya dalam melayani pamannya, dan oleh sebab itu Ia
berjanji akan menjaganya di semua tempat. Perhatikan-
584
lah, Tuhan tahu bagaimana memberi kepada umat-
Nya anugerah-anugerah dan penghiburan-penghiburan
yang disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi, dan juga dengan peristiwa-peristiwa yang se-
dang terjadi.
[4] Sekarang ia pergi sebagai orang buangan ke sebuah ne-
geri yang sangat jauh, namun Tuhan berjanji untuk mem-
bawanya kembali lagi ke negeri ini. Perhatikanlah, Dia
yang menjaga umat-Nya saat keluar, pasti akan men-
jaga mereka juga saat masuk (Mzm. 121:8).
[5] Ia tampak ditinggalkan oleh semua temannya, namun
Tuhan di sini memberi dia keyakinan ini, bahwa Aku tidak
akan meninggalkan engkau. Perhatikanlah, siapa yang di-
kasihi Tuhan tidak pernah ditinggalkan-Nya. Janji ini pasti
bagi semua keturunan orang percaya (Ibr. 13:5).
[6] Pemeliharaan-pemeliharaan ilahi tampak bertentangan
dengan janji-janji-Nya. Oleh sebab itu, ia yakin bahwa
janji-janji itu akan digenapi pada waktunya: Aku akan
tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. Per-
hatikanlah, berkata dan berbuat bukanlah dua hal yang
berbeda bagi Tuhan , sekalipun kita tidak memandang hal
ini demikian.
Nazar Yakub
(28:16-22)
16 saat Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: Sesungguhnya TUHAN
ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. 17 Ia takut dan berkata:
Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Tuhan , ini pintu
gerbang sorga. 18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang
dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan
menuang minyak ke atasnya. 19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama
kota itu Lus. 20 Lalu bernazarlah Yakub: Jika Tuhan akan menyertai dan akan
melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberi kepadaku roti
untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, 21 sehingga aku selamat kembali
ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Tuhan ku. 22 Dan batu yang
kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Tuhan . Dari segala sesuatu
yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh
kepada-Mu.
Tuhan menyatakan diri-Nya dan kebaikan-Nya kepada Yakub saat ia
tidur dan tidak berbuat apa-apa. Sebab roh, seperti angin, bertiup
bilamana dan ke mana ia mau, dan anugerah Tuhan , seperti embun,
tidak menanti-nantikan anak manusia (Mi. 5:6). namun Yakub segera
Kitab Kejadian 28:16-22
585
menanggapi dan memanfaatkan lawatan Tuhan kepadanya saat ia
terjaga. Dan kita bisa saja menduga bahwa saat ia bangun, seperti
Nabi Yeremia (Yer. 31:26), ia melihat bahwa tidurnya menyenangkan.
Inilah sebagian besar dari ibadah Yakub dalam kesempatan ini.
I. Ia mengungkapkan rasa terkejutnya yang besar atas tanda-tanda
yang diterimanya akan hadirat Tuhan secara khusus bersama dia
di tempat itu: Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku
tidak mengetahuinya (ay. 16). Perhatikanlah,
1. Penyataan-penyataan Tuhan akan diri-Nya terhadap umat-Nya
akan terbukti dengan sendirinya. Tuhan dapat menunjukkan
peragaan-peragaan yang tidak dapat disangkal akan kehadir-
an-Nya. Peragaan-peragaan itu sedemikian rupa sehingga mem-
berikan kepuasan berlimpah kepada jiwa-jiwa yang beriman,
bahwa Tuhan sungguh ada hadir bersama mereka. Kepuasan
mereka itu sukar untuk dijelaskan kepada orang lain, namun
sungguh meyakinkan bagi mereka sendiri.
2. Kadang-kadang kita berjumpa dengan Tuhan di tempat di mana
kita sedikit menyangka akan menjumpai-Nya. Dia berada di
tempat yang tidak kita sangka Ia pernah berada, ditemukan di
tempat yang tidak kita mintakan dari-Nya. Tidak ada satu pun
tempat yang luput dari lawatan-lawatan ilahi (16:13, bukankah
di sini juga). Di mana pun kita berada, di kota atau di padang
gurun, di rumah atau di padang, di toko atau di jalan, kita
dapat menjaga hubungan dengan Sorga, jika bukan sebab
salah kita sendiri.
II. Ia dicekam oleh rasa takut sebab nya (ay. 17): Ia takut. Ia sama
sekali tidak menjadi sombong dan meninggikan diri melampaui
batas sebab melimpahnya pewahyuan-pewahyuan yang diberi-
kan kepadanya itu (2Kor. 12:7), namun sebaliknya, ia justru takut.
Perhatikanlah, semakin banyak kita diberi penglihatan akan
Tuhan , semakin banyak pula alasan yang kita lihat untuk gemetar
dan memerah muka di hadapan-Nya. Orang-orang yang kepada
mereka Tuhan berkenan menyatakan diri-Nya, dibaringkan, dan
dijaga, untuk memandang diri mereka sendiri dengan amat ren-
dah, dan melihat alasan untuk takut bahkan kepada Tuhan dan
kebaikan-Nya sekalipun (Hos. 3:5). Ia berkata, alangkah dahsyat-
nya tempat ini! Maksudnya, Penampakan Tuhan di tempat ini se-
586
lalu harus dipikirkan dengan rasa takjub dan hormat yang kudus.
Aku akan menghormati tempat ini, dan mengingatnya melalui
pertanda ini, sepanjang hidupku. Ini bukan berarti ia berpikir
bahwa tempat itu dengan sendirinya terletak lebih dekat dengan
penglihatan-penglihatan ilahi dibandingkan tempat-tempat lain, namun
bahwa apa yang dilihatnya di sana pada saat ini yaitu , seolah-
olah, rumah Tuhan , tempat kediaman Keagungan ilahi, dan pintu
gerbang sorga, yakni, tempat perkumpulan para penduduk dunia
atas secara umum, seperti pertemuan-pertemuan di kota terjadi di
pintu-pintu gerbang. Atau para malaikat yang naik turun itu
seperti pelancong-pelancong yang lalu lalang melewati pintu-pintu
gerbang kota. Perhatikanlah,
1. Tuhan secara khusus hadir di tempat di mana anugerah-Nya
diwahyukan dan di mana kovenan-kovenan-Nya dinyatakan
dan dimeteraikan, bila pada zaman dulu melalui pelayanan
para malaikat, maka pada zaman sekarang melalui ketetapan-
ketetapan ibadah (Mat. 28:20).
2. Bilamana Tuhan menjumpai kita dengan hadirat-Nya yang isti-
mewa, maka kita harus menjumpai-Nya dengan hormat dan
rendah hati yang sebesar-besarnya, dengan mengingat keadilan
dan kekudusan-Nya, dan kehinaan dan kecemaran kita sendiri.
III. Yakub memelihara kenangan akan peristiwa itu dengan dua cara:
1. Ia menjadikan batu yang digunakan untuk alas kepalanya se-
bagai tugu (ay. 18). Bukan seolah-olah ia berpikir bahwa peng-
lihatan-penglihatan dari dalam kepalanya bisa terjadi berkat
batu yang di atasnya kepalanya itu terbaring. namun dengan
cara itu ia ingin menandai tempat itu untuk dikenalinya saat
ia kembali, dan mendirikan tugu peringatan akan kebaikan
Tuhan kepadanya. Lagi pula, sebab sekarang ia tidak mempu-
nyai waktu untuk mendirikan sebuah mezbah di sini, seperti
yang dilakukan Abraham di tempat-tempat di mana Tuhan
sudah menampakkan diri kepadanya (12:7). Oleh sebab itu, ia
menuang minyak ke atasnya, yang mungkin merupakan upa-
cara pada waktu itu untuk mempersembahkan mezbah,
sebagai pertanda bahwa ia akan mendirikan sebuah mezbah
jika ada waktu yang baik untuk itu, seperti yang memang
dilakukannya sesudahnya, dalam rasa syukur kepada Tuhan
Kitab Kejadian 28:16-22
587
atas penglihatan ini (35:7). Perhatikanlah, bila Tuhan memberi-
kan kita rahmat, hal itu menghendaki kita melaksanakan
kewajiban kita sebagai balasannya, dan persekutuan manis
yang kita alami dengan Tuhan haruslah selalu kita ingat.
2. Ia memberi sebuah nama baru bagi tempat itu (ay. 19).
Pohon itu sebelumnya disebut Lus, pohon almon. namun mulai
dari sekarang ia ingin agar tempat itu disebut Betel, rumah
Tuhan . Penampakan Tuhan yang penuh rahmat kepadanya ini
memberi kehormatan yang lebih besar bagi tempat itu, dan
menjadikannya lebih menakjubkan, dibandingkan semua pohon
almon yang tumbuh subur di sana. Inilah Betel itu di mana,
lama sesudah itu, dikatakan bahwa Yakub bertemu dengan
Tuhan , dan di sanalah (dalam apa yang dikatakan-Nya kepada
dia) Dia berfirman kepada kita (Hos. 12:5, KJV). Dalam per-
jalanan waktu, Betel ini, rumah Tuhan ini, menjadi Beth-aven,
rumah kesia-siaan dan pelanggaran, saat Yerobeam mendiri-
kan salah satu patung lembu jantannya di sana.
IV. Ia bernazar dengan sungguh-sungguh atas kesempatan ini (ay.
20-22). Dengan nazar keagamaan, kita memberi kemuliaan
kepada Tuhan , mengakui kebergantungan kita kepada-Nya, dan
mengikat jiwa kita sendiri untuk mendorong dan menggugah kita
agar taat kepada Dia. Sekarang Yakub sedang dalam ketakutan
dan kesusahan. Memang sudah pada tempatnya bernazar dalam
masa kesusahan, atau saat kita sedang mengharap-harapkan
suatu rahmat yang istimewa (Yun. 1:16; Mzm. 66:13-14; 1Sam.
1:11; Bil. 21:1-3). Sekarang Yakub sudah diberi lawatan yang
penuh rahmat dari sorga. Tuhan telah memperbarui kovenan-Nya
dengan dia, dan kovenan itu bersifat timbal balik. jika Tuhan
mengesahkan janji-janji-Nya kepada kita, maka pantas bagi kita
untuk mengulangi janji-janji kita kepada Dia. Sekarang, dalam
nazar ini, amatilah,
1. Iman Yakub. Tuhan sudah berkata (ay. 15), Aku menyertai eng-
kau dan Aku akan melindungi engkau. Yakub menggenggam
firman ini, dan menyimpulkan, Jika Tuhan akan menyertai dan
akan melindungi aku, seperti yang sudah dikatakan-Nya, dan
(yang tersirat dalam janji itu) akan mencukupi segala keperlu-
anku, dan jika Ia sudah berjanji untuk membawaku kembali
ke negeri ini, yaitu, ke rumah ayahku, yang kuharap dapat ku
jumpai dalam keadaan hidup bila aku kembali dengan sela-
mat (begitu berbedanya dia dengan Esau yang menantikan
hari-hari berkabung untuk ayahnya), maka Aku akan ber-
gantung pada firman ini. Perhatikanlah, janji-janji Tuhan harus-
lah menjadi pemandu dan pengukur dari keinginan-keinginan
dan pengharapan-pengharapan kita.
2. Kesederhanaan Yakub dan sikapnya yang tidak berlebihan da-
lam keinginan-keinginannya. Dengan senang hati ia akan puas
dengan roti untuk dimakan, dan pakaian untuk dipakai. Dan,
walaupun janji Tuhan sekarang sudah menjadikannya sebagai
ahli waris dari harta yang sangat banyak, namun ia tidak
menginginkan pakaian lembut dan hidangan lezat. Harapan
Agur menjadi harapannya, biarkanlah aku menikmati makanan
yang menjadi bagianku. Dan lihat 1 Timotius 6:8. Alam puas
dengan yang sedikit, dan anugerah puas dengan yang kurang.
Orang-orang yang mempunyai barang paling banyak, pada
akhirnya, tidak mempunyai apa-apa lagi untuk diri mereka
sendiri selain makanan dan pakaian. Dari kelebihan mereka,
mereka hanya mempunyainya untuk disimpan atau diberikan,
bukan untuk dinikmati sendiri. sebab itu, jika Tuhan memberi
kita lebih, kita wajib bersyukur, dan memakai nya untuk
Dia. Jika Dia hanya memberi kita seadanya, kita wajib ber-
puas diri, dan dengan senang hati menikmati Dia di dalamnya.
3. Kesalehan Yakub dan kepeduliannya terhadap Tuhan , yang
tampak di sini,
(1) Dalam apa yang diinginkannya, bahwa Tuhan mau menyertai
dia dan menjaganya. Perhatikanlah, kita tidak perlu meng-
inginkan apa-apa lagi untuk membuat kita tenang dan
bahagia, di mana pun kita berada, selain untuk disertai oleh
hadirat Tuhan bersama kita dan berada di dalam perlindung-
an-Nya. Kita akan sangat terhibur, saat sedang dalam
sebuah perjalanan, jika kita mempunyai seorang pemandu
di jalan yang tidak dikenal dan seorang pengawal di jalan
yang berbahaya. Kita terhibur, jika kita dihantar dengan
baik, diberi persediaan yang mencukupi, dan mempunyai
teman seperjalanan yang baik di jalan mana saja. Orang-
orang yang memiliki Tuhan beserta mereka memiliki semua-
nya ini dengan cara terbaik.
(2) Dalam apa yang diniatkannya. Ia bertekad,
[1] Secara umum, untuk melekat kepada Tuhan, sebagai
Tuhan nya yang mengikat perjanjian dengan dia: maka
TUHAN akan menjadi Tuhan ku. Bukan seolah-olah ber-
arti bahwa ia akan menyangkal Tuhan dan meninggal-
kan-Nya jika ia sampai kekurangan makanan dan pa-
kaian. Tidak, meskipun Ia membunuh kita, kita harus
tetap melekat kepada-Nya. Yang dimaksudkannya, Maka
pada saat itu aku akan bersukacita di dalam Dia sebagai
Tuhan ku. Maka aku akan lebih giat mendorong diriku
sendiri untuk tinggal bersama Dia. Perhatikanlah, se-
tiap rahmat yang kita terima dari Tuhan haruslah kita
kembangkan sebagai kewajiban tambahan bagi kita
untuk hidup dekat dengan Dia sebagai Tuhan kita.
[2] Secara khusus, bahwa ia akan melakukan ibadah-iba-
dah khusus, sebagai pertanda dari rasa syukurnya.
Pertama, Tugu ini akan tetap berdiri di sini sampai aku
kembali dengan selamat, dan pada saat itulah tugu itu
akan menjadi rumah Tuhan , maksudnya, sebuah mez-
bah akan didirikan di sini untuk menghormati Tuhan .
Kedua, Rumah Tuhan tidak akan dibiarkan kosong, atau
mezbah-Nya dibiarkan tanpa korban: dari segala se-
suatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kuper-
sembahkan sepersepuluh kepada-Mu, untuk dipakai
entah bagi mezbah-mezbah Tuhan atau bagi kaum mis-
kin-Nya, yang kedua-duanya merupakan milik-Nya di
dunia yang berhak menerimanya. Mungkin itu sesuai
dengan sejumlah perintah umum yang diterima dari
sorga bahwa Abraham dan Yakub mempersembahkan
sepersepuluh dari apa yang mereka peroleh kepada
Tuhan . Perhatikanlah,
1. Tuhan harus dihormati dengan harta milik kita, dan
harus mendapatkan apa yang memang menjadi ba-
gian-Nya dari semua itu. jika kita menerima rah-
mat dari Tuhan lebih dari biasanya, maka kita harus
berusaha melakukan tindakan-tindakan khusus yang
menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya.
2. Sepersepuluh yaitu bagian yang sangat sesuai un-
tuk dipersembahkan kepada Tuhan dan digunakan
untuk Dia, walaupun, dengan beragamnya keadaan,
bagian itu bisa lebih bisa kurang, sebagaimana Tuhan
sudah memberkati kita (1Kor. 16:2; 2Kor. 9:7).
PASAL 29
asal ini memberi kita sebuah kesaksian tentang berbagai tindak-
an pemeliharaan Tuhan terhadap Yakub, sesuai dengan janji-janji
yang diberikan kepadanya dalam pasal sebelumnya.
I. Bagaimana ia diantar dengan selamat sampai akhir perjalan-
annya, dan dituntun kepada saudara-saudaranya di sana,
yang menyambutnya (ay. 1-14).
II. Bagaimana pernikahannya diatur dengan baik untuk dia (ay.
15-30).
III. Bagaimana keluarganya dibangun dengan lahirnya empat
anak (ay. 31-35).
Perkara-perkara dari para penguasa dan bangsa-bangsa besar yang
terjadi pada waktu itu tidak dicatat dalam kitab Tuhan , namun dibiarkan
terkubur dan terlupakan. Namun, urusan-urusan rumah tangga yang
sepele dari Yakub yang suci ini dicatat sampai pada hal yang sekecil-
kecilnya, agar semua itu bisa diingat untuk selama-lamanya. Sebab
kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat.
Kedatangan Yakub di Padan-Aram
(29:1-8)
1 Kemudian berangkatlah Yakub dari situ dan pergi ke negeri Bani Timur. 2
saat ia memandang sekelilingnya, dilihatnya ada sebuah sumur di padang,
dan ada tiga kumpulan kambing domba berbaring di dekatnya, sebab dari
sumur itulah orang memberi minum kumpulan-kumpulan kambing domba
itu. Adapun batu penutup sumur itu besar; 3 dan jika segala kumpulan
kambing domba itu digiring berkumpul ke sana, maka gembala-gembala
menggulingkan batu itu dari mulut sumur, lalu kambing domba itu diberi
minum; kemudian dikembalikanlah batu itu lagi ke mulut sumur itu. 4
Bertanyalah Yakub kepada mereka: Saudara-saudara, dari manakah kamu
ini? Jawab mereka: Kami ini dari Haran. 5 Lagi katanya kepada mereka:
Kenalkah kamu Laban, cucu Nahor? Jawab mereka: Kami kenal. 6 Selan-
jutnya katanya kepada mereka: Selamatkah ia? Jawab mereka: "Selamat!
namun lihat, itu datang anaknya perempuan, Rahel, dengan kambing dom-
banya. 7 Lalu kata Yakub: Hari masih siang, belum waktunya untuk me-
ngumpulkan ternak; berilah minum kambing dombamu itu, kemudian pergi-
lah menggembalakannya lagi. 8 namun jawab mereka: Kami tidak dapat
melakukan itu selama segala kumpulan binatang itu belum berkumpul;
barulah batu itu digulingkan dari mulut sumur dan kami memberi minum
kambing domba kami.
Semua tahap yang dilalui Israel saat maju ke tanah Kanaan diper-
hatikan secara khusus, namun tidak ada catatan khusus mengenai
perjalanan Yakub ke tempat-tempat yang lebih jauh dari Betel. Bah-
kan, ia tidak lagi mengalami malam-malam yang membahagiakan se-
perti yang dialaminya di Betel, tidak ada lagi penglihatan-penglihatan
dari Yang Mahakuasa. Penglihatan itu dimaksudkan sebagai pesta. Ia
tidak boleh mengharapkannya sebagai makanannya sehari-hari. namun ,
1. Di sini kita diberi tahu betapa dengan gembira ia meneruskan
perjalanannya sesudah persekutuan manis yang dialaminya de-
ngan Tuhan di Betel: Lalu Yakub mengangkat kakinya. Begitulah
yang bisa dibaca (ay. 1). Lalu ia terus berjalan dengan gembira
dan serta-merta, tanpa terbebani oleh kekhawatiran-kekhawa-
tirannya, atau tercekam oleh ketakutan-ketakutannya, sebab ya-
kin akan hadirat Tuhan yang penuh rahmat bersama dia. Perhati-
kanlah, sesudah kita mendapat penglihatan-penglihatan akan Tuhan ,
dan bernazar kepada Dia untuk melakukan upacara-upacara iba-
dah, kita harus menjalankan perintah-perintah-Nya dengan hati
yang lega (Ibr. 12:1).
2. Betapa dengan bahagianya ia sampai pada akhir perjalanannya.
Tuhan Sang Pemelihara membawanya tepat ke padang di mana
kawanan domba pamannya hendak diberi minum, dan di sana ia
berjumpa dengan Rahel, yang akan menjadi istrinya. Cermatilah,
(1) Pemeliharaan ilahi harus diakui dalam semua peristiwa kecil
yang turut bekerja dalam membuat suatu perjalanan atau
pekerjaan lain dipenuhi penghiburan dan keberhasilan. Jika,
waktu kita tersesat, kita berjumpa pada waktu yang tepat
dengan orang-orang yang bisa membimbing kita, dan jika kita
menemui malapetaka, dan ada orang-orang di dekat kita yang
mau menolong kita, maka janganlah kita berkata bahwa itu
kebetulan saja, atau bahwa keberuntungan sedang berpihak
pada kita. Sebaliknya, kita harus mengakui bahwa itu terjadi
berkat pemeliharaan ilahi, dan bahwa Tuhan sedang berpihak
Kitab Kejadian 29:1-8
593
pada kita. Jalan kita yaitu jalan kesenangan, jika kita
selalu mengakui Tuhan di dalamnya.
(2) Orang-orang yang mempunyai kawanan domba harus men-
jagai mereka baik-baik, dan rajin mencari tahu keadaan mere-
ka (Ams. 27:23). Apa yang dikatakan di sini tentang kepeduli-
an yang selalu diberikan para gembala kepada kambing
domba mereka (ay. 2-3, 7-8) bisa dipakai untuk menggambar-
kan perhatian lembut yang diberikan Tuhan Yesus kita, Sang
Gembala agung, kepada domba-domba-Nya, kepada kawanan
domba-Nya, yaitu jemaat. Sebab Dia yaitu Gembala yang
baik, yang mengenal domba-domba-Nya, dan dikenal oleh
mereka (Yoh. 10:14). Batu yang terletak di mulut sumur, yang
begitu sering disebutkan di sini, berfungsi untuk menjaga
milik para gembala di dalamnya (sebab di sana air jarang,
maka air tidak usus communis aquarum untuk digunakan
oleh semua orang), atau untuk melindungi sumur itu dari ke-
rusakan akibat panas matahari, atau akibat tangan yang
jahat, atau untuk mencegah supaya domba-domba dari ka-
wanan itu tidak tercebur ke dalamnya.
(3) Kepentingan masing-masing janganlah menjauhkan kita dari
sikap saling menolong satu sama lain. saat semua gembala
datang bersama-sama dengan kawanan domba mereka, pada
saat itulah, seperti tetangga-tetangga yang baik, sewaktu meng-
ambil air, mereka memberi minum kawanan domba mereka
bersama-sama.
(4) Sudah sepatutnya kita berbicara dengan sopan dan hormat
kepada orang asing. Walaupun Yakub bukan seorang pegawai
istana, melainkan orang biasa, yang suka tinggal di kemah,
dan tidak biasa mendapat pujian, namun ia berlaku amat san-
tun terhadap orang-orang yang dijumpainya, dan menyebut
mereka saudara-saudaranya (ay. 4). Pengajaran lemah lembut
yang ada di lidah benar-benar mempunyai kuasa (Ams. 31:26).
Sebagian orang berpendapat bahwa ia menyebut mereka seba-
gai saudara-saudara sebab mereka mempunyai pekerjaan yang
sama, gembala-gembala seperti dia. Sekalipun sekarang kedu-
dukannya tengah meningkat, ia tidak malu akan pekerjaannya.
(5) Orang-orang yang memberi penghormatan biasanya akan
diberi penghormatan. sebab Yakub berlaku sopan terhadap
orang-orang asing ini, maka ia mendapati mereka berlaku so-
594
pan terhadapnya. saat ia ingin mengajar mereka bagaimana
menangani pekerjaan mereka (ay. 7), mereka tidak menyuruh-
nya untuk mengurus urusannya sendiri dan membiarkan me-
reka sendiri. Sebaliknya, meskipun ia seorang asing, mereka
memberinya alasan mengapa mereka menunda pekerjaan me-
reka (ay. 8). Orang-orang yang ramah terhadap tetangga dan
teman akan mendapatkan perlakuan yang ramah juga dari
tetangga dan teman.
Kerendahan Hati dan Ketekunan Rahel
(29:9-14)
9 Selagi ia berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan kambing
domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya. 10 saat Yakub
melihat Rahel, anak Laban saudara ibunya, serta kambing domba Laban, ia
datang mendekat, lalu menggulingkan batu itu dari mulut sumur, dan
memberi minum kambing domba itu. 11 Kemudian Yakub mencium Rahel
serta menangis dengan suara keras. 12 Lalu Yakub menceritakan kepada
Rahel, bahwa ia sanak saudara ayah Rahel, dan anak Ribka. Maka berlarilah
Rahel menceritakannya kepada ayahnya. 13 Segera sesudah Laban mende-
ngar kabar tentang Yakub, anak saudaranya itu, berlarilah ia menyongsong
dia, lalu mendekap dan mencium dia, kemudian membawanya ke rumahnya.
Maka Yakub menceritakan segala hal ihwalnya kepada Laban. 14 Kata Laban
kepadanya: Sesungguhnya engkau sedarah sedaging dengan aku. Maka
tinggTuhan Yakub padanya genap sebulan lamanya.
Di sini kita melihat,
1. Kerendahan hati dan ketekunan Rahel: Dia menggembalakan kam-
bing domba ayahnya (ay. 9), yakni, ia menjagai kambing domba itu,
walaupun ia mempunyai hamba-hamba di bawahnya yang di-
pekerjakan untuk menjagai kambing domba itu. Nama Rahel
berarti domba. Perhatikanlah, pekerjaan yang jujur dan berman-
faat tidak perlu membuat malu siapa pun, dan juga tidak boleh
menjadi penghalang bagi kemajuan kita.
2. Kelembutan dan kasih sayang Yakub. saat ia menyadari bahwa
perempuan ini yaitu kerabatnya (mungkin ia sudah mendengar
namanya sebelumnya), sebab sudah tahu untuk keperluan apa
ia datang ke negeri itu, kita dapat menduga bahwa langsung
tebersit dalam pikirannya bahwa orang ini harus menjadi istrinya.
sebab sudah terpesona oleh wajahnya yang alami dan elok (mes-
kipun mungkin pada waktu itu terbakar matahari, dan ia sedang
mengenakan pakaian sederhana seperti seorang gembala), Yakub
secara menakjubkan mengulurkan tangannya tanpa diminta, dan
segera sibuk melayaninya (ay. 10), dan menemuinya dengan air
mata sukacita dan ciuman-ciuman kasih (ay. 11). Rahel bergegas
lari untuk memberi tahu ayahnya. Sebab ia tidak akan pernah
menyambut sapaan kerabatnya tanpa sepengetahuan dan restu
ayahnya (ay. 12). Sikap saling menghormati ini, pada saat mereka
pertama kali berbincang-bincang, merupakan pertanda baik
bahwa mereka akan menjadi pasangan yang berbahagia.
3. Tuhan Sang Pemelihara membuat apa yang tampaknya tidak ter-
duga dan kebetulan menjadi sesuatu yang cepat memberi ke-
puasan kepada hati Yakub, segera sesudah ia tiba di tempat
tujuannya. Hamba Abraham, saat datang untuk keperluan
serupa, mendapat dorongan yang serupa pula. Demikianlah Tuhan
membimbing umat-Nya dengan mata-Nya (Mzm. 32:8). sebab
kecongkakan yang tak berdasarlah sebagian penulis Yahudi ber-
pendapat bahwa Yakub, saat mencium Rahel, menangis sebab
ia disuruh pergi oleh Elifas, anak tertua dari Esau, atas perintah
ayahnya, dan kemudian seluruh uang dan perhiasan yang diberi-
kan ibunya kepada dia saat melepasnya pergi dirampok habis.
Sudah jelas bahwa perasaan sayangnya kepada Rahellah, dan
rasa terkejut akibat pertemuan yang membahagiakan ini yang
membuat air matanya berlinang.
4. Laban, meskipun bukan termasuk seorang yang periang, menyam-
butnya, puas dengan kesaksian yang diberikan Yakub tentang
dirinya, dan tentang alasan kedatangannya dalam keadaan yang
malang seperti itu. Pada satu sisi, kita harus menghindari sikap
yang terlalu mudah percaya begitu saja, namun di lain pihak, kita
juga harus berjaga-jaga untuk tidak jatuh ke dalam sikap yang
langsung cemburu dan curiga tanpa belas kasihan. Laban meng-
akuinya sebagai saudaranya: Engkau sedarah sedaging dengan aku
(ay. 14). Perhatikanlah, sungguh keras hati orang-orang yang tidak
bersikap baik terhadap saudara-saudara mereka, dan yang me-
nyembunyikan diri terhadap saudara mereka sendiri (Yes. 58:7).
Pernikahan Yakub
(29:15-30)
15 Kemudian berkatalah Laban kepada Yakub: Masakan sebab engkau ada-
lah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakan-
lah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu. 16 Laban mempunyai dua
anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda nama-
nya Rahel. 17 Lea tidak berseri matanya, namun Rahel itu elok sikapnya dan
cantik parasnya. 18 Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: Aku
mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu
yang lebih muda itu. 19 Sahut Laban: Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu
dari pada kepada orang lain; maka tinggTuhan padaku. 20 Jadi bekerjalah
Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, namun yang tujuh
tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, sebab cintanya kepada
Rahel. 21 Sesudah itu berkatalah Yakub kepada Laban: Berikanlah kepadaku
bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan
kawin dengan dia. 22 Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu,
dan mengadakan perjamuan. 23 namun pada waktu malam diambilnyalah Lea,
anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakub pun menghampiri dia.
24 Lagipula Laban memberi Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea,
anaknya itu, menjadi budaknya. 25 namun pada waktu pagi tampaklah bahwa
itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: Apakah yang kauperbuat
terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu?
Mengapa engkau menipu aku? 26 Jawab Laban: Tidak biasa orang berbuat
demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada
kakaknya. 27 Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini;
kemudian anakku yang lain pun akan diberikan kepadamu sebagai upah,
asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi. 28 Maka Yakub berbuat
demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian
Laban memberi kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya. 29
Lagipula Laban memberi Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel,
anaknya itu, menjadi budaknya. 30 Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia
lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula
pada Laban tujuh tahun lagi.
Inilah,
I. Perjanjian yang adil yang dibuat antara Laban dan Yakub, selama
sebulan yang dihabiskan Yakub di sana sebagai tamu (ay. 14).
Tampaknya ia tidak hidup bermalas-malasan, tidak juga ia meng-
habiskan waktunya dengan bermain-main dan bersenang-senang.
namun , seperti seorang pekerja, meskipun ia tidak mempunyai
ternaknya sendiri, ia memberi diri untuk melayani pamannya,
seperti yang sudah dimulainya (ay. 10) saat ia memberi minum
kambing dombanya. Perhatikanlah, di mana pun kita berada,
sungguh baik jika kita menyibukkan diri dalam suatu urusan
yang berguna, yang akan membawa manfaat baik bagi diri kita
sendiri ataupun orang lain. Laban, tampaknya, begitu senang de-
ngan kepandaian dan ketekunan Yakub dalam mengurusi ternak-
nya, sehingga ia ingin agar Yakub terus tinggal bersamanya, dan
dengan sangat baik berdalih seperti ini: Masakan sebab engkau
yaitu sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-
cuma? (ay. 15). Tidak, apa alasannya untuk itu? Jika Yakub be-
gitu menghormati pamannya sehingga ia mau melayaninya tanpa
menuntut pertimbangan apa pun untuk itu, maka Laban seharus-
Kitab Kejadian 29:15-30
597
nya berlaku adil terhadap keponakannya dengan tidak mengambil
keuntungan entah dari kebutuhannya atau dari sifat baiknya.
Perhatikanlah, saudara-saudara yang lebih rendah dari kita tidak
boleh kita perdayai. Jika sudah menjadi kewajiban bagi mereka un-
tuk melayani kita, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk
memberi mereka imbalan. Sekarang Yakub mempunyai kesempat-
an baik untuk memberitahukan kepada Laban perasaannya terha-
dap Rahel, anak perempuannya. Dan, sebab tidak mempunyai
harta duniawi di tangannya untuk mempersunting Rahel, Yakub
berjanji kepada Laban untuk bekerja selama tujuh tahun, dengan
syarat bahwa, sesudah tujuh tahun itu berakhir, Laban bersedia
memberi Rahel kepadanya sebagai istrinya. Tampaknya, me-
nurut perhitungan, pada saat itu Yakub berumur tujuh puluh
tahun saat mengikat diri untuk bekerja demi mendapat istri, dan
untuk mendapat isteri ia menjadi gembala (Hos. 12:13). Keturunan-
nya di sana diingatkan akan peristiwa itu lama sesudahnya, seba-
gai contoh dari kehinaan asal-usul mereka: mungkin Rahel masih
muda, dan hampir belum pantas menikah, saat Yakub pertama
kali datang, yang membuatnya semakin rela untuk tinggal demi dia
hingga pelayanannya selama tujuh tahun itu berakhir.
II. Yakub dengan jujur melaksanakan apa yang menjadi bagiannya
dalam tawaran itu (ay. 20). Ia bekerja selama tujuh tahun untuk
mendapatkan Rahel. Jika Rahel masih terus menggembalakan
kambing domba ayahnya (seperti yang sudah dilakukannya, ay.
9), maka pergaulan Yakub yang murni dan saleh dengannya,
sewaktu mereka menggembalakan kambing domba itu, tidak bisa
tidak pasti menumbuhkan rasa saling mengenal dan menyayangi
di antara mereka (kidung kasih Salomo yaitu kidung gembala).
Jika sekarang Rahel meninggalkan pekerjaan itu, maka perbuatan
Yakub yang membebaskan dia dari pekerjaan itu membuat Rahel
amat berutang budi padanya. Yakub dengan jujur melayani selama
tujuh tahun seperti yang sudah dijanjikan, dan tidak melanggar
perjanjiannya, meskipun ia sudah tua. Bahkan, ia menjalankannya
dengan riang hati: namun yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti
beberapa hari saja, sebab cintanya kepada Rahel, seolah-olah ia
lebih ingin mendapatkan Rahel dengan bekerja dibandingkan memiliki-
nya begitu saja. Perhatikanlah, kasih membuat pekerjaan-pekerja-
an yang lama dan sulit menjadi sebentar dan mudah. Dari sinilah
598
kita membaca tentang pekerjaan kasih (Ibr. 6:10). Jika kita tahu
bagaimana menghargai kebahagiaan sorga, maka penderitaan-
penderitaan pada saat ini tidak akan berarti apa-apa jika diban-
dingkan dengannya. Bertahun-tahun bekerja hanya akan terasa
beberapa hari saja bagi orang-orang yang mengasihi Tuhan dan
rindu menantikan penampakan Kristus.
III. Tipuan murahan yang diperbuat Laban kepada Yakub saat ia
sudah mencapai waktu kerjanya: Laban memberi Lea ke dalam
pelukan Yakub, dan bukannya Rahel (ay. 23). Ini yaitu dosa
Laban. Ia berbuat salah baik terhadap Yakub maupun terhadap
Rahel, yang tidak diragukan lagi, saling mengasihi, dan (seperti
yang dikatakan sebagian orang), jika Lea dalam hal ini sudah
berlaku seperti seorang pezinah, maka apa yang diperbuat Laban
itu juga bukanlah kejahatan kecil terhadap Lea. namun yang men-
derita yaitu Yakub, kegembiraan pesta perkawinannya dirusak,
saat di pagi hari ia melihat bahwa yang didekapnya yaitu Lea
(ay. 25). Mudah untuk mengamati di sini bagaimana Yakub men-
dapatkan ganjaran yang sesuai dengan perbuatannya sendiri. Ia
sudah menipu ayahnya sendiri saat ia berpura-pura sebagai
Esau, dan sekarang mertuanya menipu dia. Dalam hal ini, betapa-
pun tidak benarnya Laban, Tuhan yaitu benar. Seperti di dalam
Hakim-hakim 1:7. Bahkan orang benar sekalipun, jika mengambil
langkah yang salah, adakalanya mendapat balasan seperti itu di
bumi. Banyak yang, seperti Yakub, tidak kecewa pada orangnya,
namun segera mendapati diri mereka, yang sama-sama membuat
mereka menderita, kecewa pada sifatnya. Oleh sebab itu, pilihan
untuk mengikat hubungan, pada kedua belah pihak, haruslah
dibuat berdasarkan nasihat dan pertimbangan yang baik, sehing-
ga jika ada kekecewaan, hal itu tidak diperberat dengan kesadar-
an bahwa dulu mereka tidak mengaturnya dengan baik.
IV. Alasan dan penebusan Laban atas penipuan itu.
1. Alasannya remeh: Tidak biasa orang berbuat demikian di tem-
pat kami ini (ay. 26). Kita mempunyai alasan untuk berpikir
bahwa memang tidak ada kebiasaan seperti itu di negerinya,
seperti yang pura-pura dinyatakannya. Hanya saja, ia meng-
olok-olok Yakub dengan hal itu, dan menertawakan kesalah-
annya. Perhatikanlah, orang-orang yang bisa berbuat kefasik-
Kitab Kejadian 29:15-30
599
an, dan kemudian berpikir bisa mengesampingkannya dengan
lelucon, meskipun mungkin mereka menipu diri sendiri dan
orang lain, pada akhirnya akan mendapati bahwa Tuhan tidak
bisa dipermainkan. namun jika kebiasaan seperti itu memang
ada, dan dia sudah mengambil keputusan untuk menjalankan-
nya, seharusnya ia memberitahukan itu kepada Yakub saat ia
bekerja untuk mendapatkan anak perempuannya yang lebih
muda. Perhatikanlah, seperti peribahasa kuno mengatakan:
dari orang fasik timbul kefasikan (1Sam. 24:14). Orang-orang
yang berurusan dengan para pengkhianat harus sadar bahwa
mereka akan dikhianati.
2. Tindakannya yang menambah masalah hanya membuat yang
buruk bertambah menjadi lebih buruk: Anakku yang lain pun
akan diberikan kepadamu (ay. 27). Dengan berbuat demikian
ia menyeret Yakub ke dalam dosa, ke dalam jerat, dan kege-
lisahan akibat memiliki banyak istri. Dosa ini tetap melekat
sebagai noda pada nama baik Yakub, dan akan tetap demikian
sampai akhir dunia. Yakub yang jujur tidak merancangkan-
nya, ia hanya ingin tetap setia kepada Rahel sama seperti
ayahnya tetap setia kepada Ribka. Ia yang sudah hidup tanpa
seorang istri sampai umurnya menginjak delapan puluh empat
tahun, pasti sudah sangat puas dengan satu orang istri saja.
namun Laban, untuk menyerahkan kedua anak perempuannya
tanpa bagian mereka masing-masing, dan untuk mendapatkan
pelayanan dari Yakub selama tujuh tahun lagi, menipu Yakub
seperti itu, dan menyeretnya ke dalam kesusahan seperti itu
dengan tipu dayanya, supaya ia mempunyai beberapa alasan
untuk menikahkan mereka berdua. (Memang aturan tentang
perkawinan itu belum diputuskan, seperti yang demikian sesu-
dahnya oleh hukum ilahi [Im. 18:18], dan secara lebih penuh
lagi sesudah itu oleh Juruselamat kita [Mat. 19:5]). Yakub tidak
bisa menolak Rahel, sebab ia sudah menyuntingnya. Ia juga
tidak bisa menolak Lea, sebab ia sudah menikahinya. Oleh
sebab itu Yakub harus puas, dan mengambil dua talenta (2Raj.
5:23). Perhatikanlah, satu dosa biasanya menjadi pintu masuk
bagi dosa lain. Orang-orang yang masuk melalui satu pintu
kefasikan jarang mendapatkan jalan keluar kecuali dengan
pintu kefasikan yang lain. Kebiasaan mempunyai lebih dari
satu istri yang dimiliki oleh para bapa leluhur, dalam kadar
600
tertentu, bisa dimaafkan untuk mereka, sebab , meskipun
sudah ada alasan untuk menentangnya sejak dari awal perni-
kahan Adam (Mal. 2:15), namun tidak ada perintah khusus
untuk menentangnya. Pada mereka, itu merupakan dosa
sebab ketidaktahuan. Itu bukan buah dari hawa nafsu yang
penuh dosa, melainkan untuk membangun jemaat, yang me-
rupakan kebaikan yang didatangkan oleh Tuhan Sang Pemeli-
hara dari kebiasaan itu. Namun, hal itu sama sekali tidak
dapat membenarkan kebiasaan serupa sekarang, sesudah ke-
hendak Tuhan dinyatakan dengan jelas, bahwa hanya seorang
laki-laki dan seorang perempuan yang harus dipersatukan
bersama-sama (1Kor. 7:2). Mempunyai banyak istri memang
agak cocok dengan roh kedagingan dan hawa nafsu yang ada
dalam tipuan agama tertentu, yang memperbolehkan hal itu.
namun , kita tidak belajar seperti itu dari Kristus. Dr. Lightfoot
menjadikan Lea dan Rahel sebagai pelambang dua jemaat,
orang-orang Yahudi di bawah hukum Taurat dan bangsa-
bangsa bukan-Yahudi di bawah Injil: yang lebih muda lebih
indah, dan lebih memikirkan Kristus saat Ia datang dalam
rupa seorang hamba. Sementara yang lain, seperti Lea, yang
pertama dipeluk-Nya. Walaupun begitu, kiasan ini tidaklah
berarti bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang lebih muda, lebih
berbuah (Gal. 4:27).
Pertumbuhan Keluarga Yakub dari Lea
(29:31-35)
31 saat TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandung-
annya, namun Rahel mandul. 32 Lea mengandung, lalu melahirkan seorang
anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: Sesungguhnya
TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan
dicintai oleh suamiku. 33 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang
anak laki-laki, maka ia berkata: Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar,
bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku. Maka
ia menamai anak itu Simeon. 34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan
seorang anak laki-laki, maka ia berkata: Sekali ini suamiku akan lebih erat
kepadaku, sebab aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya. Itulah
sebabnya ia menamai anak itu Lewi. 35 Mengandung pulalah ia, lalu melahir-
kan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: Sekali ini aku akan bersyukur
kepada TUHAN. Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu
ia tidak melahirkan lagi.
Kita mendapati di sini kelahiran keempat anak Yakub, semuanya dari
Lea. Amatilah,
Kitab Kejadian 29:31-35
601
1. Bahwa Lea, yang kurang dikasihi, diberkati dengan anak-anak,
sementara Rahel tidak mendapatkan berkat itu (ay. 31). Lihatlah
bagaimana Tuhan Sang Pemelihara, dalam membagi-bagikan pem-
berian-Nya, memperhatikan kesepadanan, untuk menjaga agar
neraca tetap seimbang, mempertentangkan salib dan penghibur-
an, supaya tidak seorang pun terlalu ditinggikan atau terlalu
direndahkan. Rahel tidak mempunyai anak, namun ia diberkati
dengan kasih suaminya. Lea tidak mendapat kasih suaminya,
namun ia berbuah. Demikian pulalah yang terjadi di antara kedua
istri Elkana (1Sam. 1:5). Sebab, Tuhan itu bijak dan benar. saat
TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, maksudnya, kurang
dikasihi dibandingkan Rahel, yang dalam pengertian itu pula kita ditun-
tut untuk membenci ayah dan ibu, jika dibandingkan dengan Kris-
tus (Luk. 14:26), maka Tuhan memberinya anak, yang merupakan
teguran bagi Yakub, sebab sudah begitu membeda-bedakan dua
orang yang mempunyai hubungan yang sepadan dengan dia. Ini
juga sebuah teguran bagi Rahel, yang mungkin menghina kakaknya
sebab alasan itu. Juga, ini penghiburan bagi Lea, agar ia tidak
terpuruk dalam menanggung penghinaan yang ditimpakan kepada-
nya. Demikianlah Tuhan memberi penghormatan khusus kepada
anggota-anggota yang tidak mulia (1Kor. 12:24).
2. Nama-nama yang diberikan Lea untuk anak-anaknya mengung-
kapkan perhatiannya yang penuh hormat, baik itu terhadap Tuhan
maupun terhadap suaminya.
(1) Ia tampak sangat berhasrat mendapatkan kasih suaminya. Ia
menganggap tidak adanya kasih suaminya sebagai penderita-
annya (ay. 32). Ia tidak memarahi suaminya dan memandang-
nya sebagai kesalahannya, atau mencelanya sebab itu, dan
dengan demikian bersikap tidak ramah terhadap suaminya.
Sebaliknya, ia menyimpannya sendiri di dalam hati sebagai
kesedihannya, yang ia sadari harus ditanggungnya dengan
lebih sabar sebab ia sendiri setuju dengan penipuan yang
dilakukannya untuk menjadi istri Yakub. sebab itu, kita
seharusnya menanggung dengan sabar kesusahan yang kita
datangkan kepada diri kita sendiri oleh sebab dosa dan kebo-
dohan kita sendiri. Ia menjanjikan dirinya bahwa anak-anak
yang dilahirkannya untuk Yakub akan memberi dia keuntung-
an yang diinginkannya untuk disayangi Yakub. Ia menamai
anak sulungnya Ruben (lihatlah seorang anak laki-laki), de-
602
ngan pikiran yang menyenangkan ini, sekarang tentulah aku
akan dicintai oleh suamiku, dan anak ketiganya Lewi (berpadu),
dengan harapan ini, sekali ini suamiku akan lebih erat kepada-
ku (ay. 34). Saling mengasihi yaitu kewajiban dan juga peng-
hiburan dari hubungan suami-istri, dan rekan sepenanggung-
an haruslah berusaha untuk berserah diri satu sama lain
(1Kor. 7:33-34).
(2) Dengan penuh syukur ia mengakui pemeliharaan Tuhan yang
baik hati itu atas kelahiran anak-anaknya: TUHAN telah mem-
perhatikan kesengsaraanku (ay. 32). TUHAN telah memperhati-
kan bahwa aku tidak dicintai (sebab seperti halnya penderita-
an-penderitaan kita terbentang di hadapan mata Tuhan , demi-
kian pula semua penderitaan itu berteriak di telinga-Nya), lalu
diberikan-Nya pula anak ini kepadaku. Perhatikanlah, apa
pun yang kita miliki yang ikut berperan dalam menopang atau
menghibur kita di dalam penderitaan-penderitaan, atau yang
membebaskan kita dari semua penderitaan itu, Tuhan haruslah
diakui atas semuanya itu, terutama belas kasihan dan rah-
mat-Nya. Anaknya yang keempat dinamakan Yehuda (pujian),
sambil berkata, sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN
(ay. 35). Dan inilah anak yang dari dia, dalam rupa daging,
Kristus datang. Perhatikanlah,
[1] Apa pun yang membuat kita bersukacita haruslah mem-
buat kita bersyukur. Kebaikan-kebaikan yang baru harus-
lah menggugah kita untuk memuji Tuhan atas kebaikan-
kebaikan sebelumnya. Sekali ini aku akan bersyukur ke-
pada TUHAN dengan lebih banyak dan lebih baik dibandingkan
yang sudah-sudah.
[2] Semua puji-pujian kita haruslah berpusat pada Kristus,
baik sebagai pokok puji-pujian itu sendiri maupun sebagai
Pengantara yang mendatangkan semua puji-pujian itu. Ia
telah turun dari Dia yang namanya berarti pujian, sebab
Dia yaitu pujian kita. Adakah Kristus mengambil rupa di
dalam hati kita? Sekali ini aku akan memuji TUHAN.
PASAL 30
Dalam pasal ini, kita mendapati kesaksian tentang pertambahan,
I. Dari keluarga Yakub. Delapan anak lagi kita dapati didaftar-
kan dalam pasal ini. Dan dan Naftali yang dilahirkan oleh
Bilha, hamba perempuan Rahel (ay. 1-8). Gad dan Asyer oleh
Zilpa, hamba perempuan Lea (ay. 9-13). Isakhar, Zebulon,
dan Dina oleh Lea (ay. 14-21). Dan, yang terakhir, Yusuf,
oleh Rahel (ay. 22-24).
II. Dari harta kekayaan Yakub. Ia membuat penawaran baru de-
ngan Laban (ay. 25-34). Dan dalam pelayanannya selama enam
tahun lagi untuk Laban, Tuhan secara menakjubkan memberkati
dia, sehingga hewan ternaknya menjadi sangat banyak (ay. 35-
43). Dalam hal ini digenapilah berkat yang dengannya Ishak
melepas dia (28:3), Tuhan membuat engkau beranak cucu
dan membuat engkau menjadi banyak.
Bahkan perkara-perkara kecil tentang keluarga Yakub dan pa-
dangnya ini, meskipun tampaknya tidak penting, dapat dimanfaatkan
sebagai pembelajaran bagi kita. Sebab Kitab Suci ditulis bukan untuk
para penguasa dan negarawan untuk mengajar mereka ilmu kene-
garaan. Melainkan, untuk semua orang, bahkan yang paling hina
sekalipun, untuk membimbing mereka dalam keluarga-keluarga dan
panggilan-panggilan hidup mereka. Walaupun demikian, beberapa
hal yang dicatat di sini tentang Yakub bukan untuk ditiru, melainkan
untuk dijadikan sebagai peringatan.
604
Pertumbuhan Keluarga Yakub
(30:1-13)
1 saat dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburu-
lah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: Berikanlah ke-
padaku anak; kalau tidak, aku akan mati. 2 Maka bangkitlah amarah Yakub
terhadap Rahel dan ia berkata: Akukah pengganti Tuhan , yang telah meng-
halangi engkau mengandung? 3 Kata Rahel: Ini Bilha, budakku perempuan,
hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh
dia aku pun mempunyai keturunan. 4 Maka diberikannyalah Bilha, budak-
nya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri budak itu.
5 Bilha mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub. 6
Berkatalah Rahel: Tuhan telah memberi keadilan kepadaku, juga telah
didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya kepadaku seorang anak
laki-laki. Itulah sebabnya ia menamai anak itu Dan. 7 Mengandung pulalah
Bilha, budak perempuan Rahel, lalu melahirkan anak laki-laki yang kedua
bagi Yakub. 8 Berkatalah Rahel: Aku telah sangat hebat bergulat dengan
kakakku, dan aku pun menang. Maka ia menamai anak itu Naftali. 9 saat
dilihat Lea, bahwa ia tidak melahirkan lagi, diambilnyalah Zilpa, budaknya
perempuan, dan diberikannya kepada Yakub menjadi isterinya. 10 Dan Zilpa,
budak perempuan Lea, melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub. 11
Berkatalah Lea: Mujur telah datang. Maka ia menamai anak itu Gad. 12 Dan
Zilpa, budak perempuan Lea, melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi
Yakub. 13 Berkatalah Lea: Aku ini berbahagia! Tentulah perempuan-perem-
puan akan menyebutkan aku berbahagia. Maka ia menamai anak itu Asyer.
Di sini kita mendapati akibat-akibat buruk dari pernikahan aneh
yang diadakan Yakub dengan dua kakak beradik itu. Inilah,
I. Percekcokan yang tidak membahagiakan antara Yakub dan Rahel
(ay. 1-2), yang ditimbulkan bukan oleh kemandulan Rahel sendiri,
melainkan terlebih oleh kesuburan kakaknya. Ribka, satu-satu-
nya istri Ishak, tidak mempunyai anak untuk waktu yang lama,
namun kita tidak mendapati kegelisahan di antara dia dan Ishak.
Kebalikannya di sini, sebab Lea melahirkan anak-anak, Rahel
tidak dapat hidup tenang dengan Yakub.
1. Rahel kesal. Cemburulah ia kepada kakaknya (ay. 1). Cemburu
berarti kesal dengan kebaikan yang didapat orang lain, dan
dibandingkan dengan dosa ini, tidak ada dosa lain yang lebih
membangkitkan murka Tuhan , atau yang lebih melukai sesama
kita dan diri kita sendiri. Ia tidak mempertimbangkan bahwa
Tuhan -lah yang membuat pembedaan itu, dan bahwa meski-
pun, dalam hal yang satu ini kakaknya lebih diutamakan dari-
pada dia, namun dalam hal-hal lain dialah yang mendapat ke-
untungan. Marilah kita dengan hati-hati berjaga-jaga terhadap
kemunculan dan bekerjanya nafsu ini dalam pikiran kita. Ja-
Kitab Kejadian 30:1-13
605
nganlah mata kita menjadi jahat terhadap hamba-hamba lain
yang menjadi sesama rekan kita, sebab Tuan kita baik. Na-
mun ini belum seberapa. Ia berkata kepada Yakub, berikanlah
kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati. Perhatikanlah,
kita sangat cenderung salah dalam menginginkan rahmat-
rahmat yang sementara sifatnya, seperti Rahel di sini.
(1) Satu anak tidak cukup baginya. Sebaliknya, sebab Lea
mempunyai lebih dari satu anak, ia juga harus mempunyai
lebih dari satu anak: Berikanlah kepadaku anak-anak (KJV).
(2) Hatinya secara berlebihan terpatri pada masalah tentang
anak ini, dan jika ia tidak mendapat apa yang diinginkan-
nya, ia akan mengakhiri hidupnya, dan segala penghiburan
darinya. Berikanlah kepadaku anak-anak, kalau tidak, aku
akan mati, maksudnya, Aku akan kesal sampai mati. Bila
ini tidak terpenuhi, umurku akan bertambah pendek. Se-
bagian orang berpikir bahwa ia mengancam Yakub supaya
Yakub melakukan kekerasan terhadap dirinya, jika ia tidak
bisa memperoleh rahmat ini.
(3) Ia tidak datang kepada Tuhan dengan doa, namun hanya ke-
pada Yakub, dengan melupakan bahwa anak-anak yaitu
milik pusaka dari pada TUHAN (Mzm. 127:3). Kita berbuat
salah baik kepada Tuhan maupun kepada diri kita sendiri
jika mata kita lebih tertuju pada manusia, yang meru-
pakan alat bagi salib dan penghiburan kita, dibandingkan
kepada Tuhan sebagai Penciptanya. Amatilah perbedaan
antara permintaan Rahel untuk rahmat ini dan permintaan
Hana (1Sam. 1:10, dst.). Rahel cemburu, sedangkan Hana
menangis. Rahel harus mempunyai anak-anak, dan ia mati
sesudah mempunyai anak kedua. Hana berdoa meminta
satu anak, dan ia diberi empat anak lagi. Rahel mendesak
dan ingin dituruti. Hana berserah dan taat. Jika Engkau
memberi kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki,
maka aku akan memberi dia kepada TUHAN. Hendaklah
Hana yang ditiru, dan bukan Rahel. Juga, hendaklah ke-
inginan-keinginan kita selalu berada di bawah bimbingan
dan kendali akal budi dan agama.
2. Yakub menghardiknya, dan itu amat wajar. Ia mengasihi Ra-
hel, dan oleh sebab itu menegurnya atas kesalahan yang di-
606
ucapkannya (ay. 2). Perhatikanlah, teguran-teguran yang se-
lalu diberikan merupakan buah dan contoh dari kasih sayang
yang sejati (Mzm. 141:5; Ams. 27:5-6). Ayub menegur istrinya
saat ia berbicara seperti perempuan gila (Ayb. 2:10). Lihat 1
Korintus 7:16. Ia marah, bukan kepada orangnya, melainkan
kepada dosanya. Ia mengungkapkan dirinya dengan cara yang
sedemikian rupa sehingga memperlihatkan kemarahannya.
Perhatikanlah, adakalanya teguran harus diberikan saat ma-
sih hangat-hangatnya, seperti obat cair. Jangan terlalu panas,
supaya itu tidak membakar lidah si sakit. namun juga jangan
dingin, supaya jangan obat itu tidak manjur. Amat sungguh-
sungguh dan saleh tanggapan yang diberikan Yakub kepada
permintaan Rahel yang macam-macam: Akukah pengganti
Tuhan ? Alkitab bahasa Aram menerjemahkannya dengan baik,
haruskah engkau meminta anak-anak dariku? Bukankah eng-
kau seharusnya memintanya dari Tuhan? Bahasa Arabnya
berbunyi demikian, Apakah aku lebih tinggi dari Tuhan ? Dapat-
kah aku memberimu apa yang tidak diberikan Tuhan kepada-
mu? Perkataan ini diucapkannya seperti orang yang polos.
Amatilah,
(1) Yakub mengakui tangan Tuhan dalam penderitaan yang di
dalamnya ia turut berbagi dengan Rahel: Ia telah meng-
halangi engkau mengandung. Perhatikanlah, apa pun yang
tidak ada pada kita, Tuhan lah yang menahannya, Tuhan
yang berdaulat, yang mahabijak, kudus, dan adil, yang bisa
melakukan apa yang dikehendaki-Nya dengan milik-Nya
sendiri, dan tidak berutang kepada siapa pun. Tuhan yang
tidak pernah berbuat, juga tidak akan pernah bisa berbuat,
kesalahan apa saja terhadap makhluk-makhluk ciptaan-
Nya. Kunci awan-awan, kunci hati, kunci alam maut, dan
kunci kandungan yaitu empat kunci yang digenggam Tuhan
di tangan-Nya, dan (seperti menurut seorang rabi) yang tidak
dipercayakan-Nya entah kepada para malaikat ataupun
serafim. Lihat Wahyu 3:7; Ayub 11:10; 12:14.
(2) Ia mengakui ketidakmampuannya sendiri untuk mengubah
apa yang sudah ditetapkan Tuhan : Akukah pengganti Tuhan ?
Apa yang engkau minta ini? Apakah engkau hendak menjadi-
kanku sebagai Tuhan ? Deos qui rogat ille facit Kepada siapa
kita memohon, dia yaitu Tuhan bagi kita. Perhatikanlah,
Kitab Kejadian 30:1-13
607
[1] Tidak ada makhluk ciptaan yang menjadi, atau bisa men-
jadi, bagi kita, pengganti Tuhan . Tuhan bisa menjadi bagi
kita pengganti makhluk mana saja, seperti matahari men-
jadi pengganti bulan dan bintang. namun bulan dan se-
mua bintang tidak bisa menjadi bagi kita pengganti mata-
hari. Hikmat, kuasa, dan kasih makhluk mana saja tidak
akan bisa menjadi bagi kita pengganti hikmat, kuasa, dan
kasih Tuhan .
[2] Oleh sebab itu, yaitu dosa dan kebodohan kita untuk
menempatkan makhluk mana pun sebagai pengganti
Tuhan , dan untuk menaruh kepercayaan pada makhluk
mana pun yang seharusnya ditaruh pada Tuhan saja.
II. Persetujuan yang tidak membahagiakan antara Yakub dan dua
hamba perempuan.
1. Atas bujukan Rahel, ia mengambil Bilha, hamba perempuan
Rahel, untuk menjadi istrinya, supaya sesuai dengan kebiasa-
an pada masa itu, anak-anak yang dari Bilha bisa diangkat
dan diakui sebagai anak-anak nyonyanya (ay. 3, dst.). Rahel
lebih memilih mempunyai anak-anak angkat demi nama baik-
nya dibandingkan tidak ada anak sama sekali. Ia lebih memilih
untuk mengkhayalkan anak-anak itu sebagai anak-anaknya
sendiri, dan ia menyebut mereka anak-anaknya sendiri, mes-
kipun kenyataannya tidak demikian. Kalau mau dipikir, sebe-
narnya anak-anak dari kakaknya sendiri merupakan saudara
yang lebih dekat dengan dia dibandingkan anak-anak hambanya.
sebab itu, sebenarnya kalau ia sudah puas dengan hal itu, ia
bisa menerima mereka juga sebagai anak-anaknya sendiri
kalau memang ia mau. Namun demikian (sebab sifat manusia
yang selalu menginginkan kekuasaan), ia lebih memilih untuk
memiliki anak-anak yang berhak diaturnya dibandingkan anak-
anak yang bisa dikasihinya. Misalnya, sebagai contoh awal
dari rasa berkuasanya atas anak-anak yang dilahirkan di
rumahnya, ia senang memberi mereka nama-nama yang tidak
menandakan apa-apa kecuali tanda-tanda persaingannya de-
ngan kakaknya, seolah-olah ia sudah mengalahkannya,
(1) Dalam masalah hukum. Ia menyebut anak sulung dari ham-
banya, Dan (keadilan), dengan berkata, Tuhan telah memberi-
608
kan keadilan kepadaku (ay. 6), maksudnya, menjatuhkan
keputusan yang berpihak padaku.
(2) Dalam pertempuran. Ia menamai anak berikutnya, Naftali
(bergulat), dengan berkata, aku telah bergulat dengan ka-
kakku, dan aku pun menang (ay. 8). Seolah-olah semua
anak laki-laki dari Yakub harus terlahir sebagai orang-
orang yang suka berselisih. Lihatlah bagaimana iri hati dan
pertengkaran berakar pada kepahitan, dan lihatlah keja-
hatan apa yang ditimbulkannya di antara sanak saudara.
2. Atas bujukan Lea, Yakub mengambil Zilpa, hamba perempuan
Lea, sebagai istrinya juga (ay. 9). Rahel telah melakukan hal
yang aneh dan konyol dengan menyerahkan hamba perem-
puannya kepada suaminya, untuk menyaingi Lea. Dan seka-
rang Lea (sebab sudah kehilangan satu tahun untuk melahir-
kan anak) berbuat hal yang sama, supaya impas dengannya,
atau lebih tepatnya supaya tetap mengunggulinya. Lihatlah
kuasa kecemburuan dan persaingan. sebab itu, takjublah
akan hikmat ketetapan ilahi, yang hanya menyatukan satu
laki-laki dan satu perempuan saja. Sebab Tuhan memanggil kita
untuk hidup dalam damai sejahtera dan kemurnian (1Kor.
7:15). Dua anak dilahirkan Zilpa untuk Yakub, yang dipan-
dang Lea sebagai anak-anak yang berhak dimilikinya, dan
untuk menandakan hal itu, ia menamai yang satu Gad (ay.
11), dengan menjanjikan dirinya sebuah pasukan kecil anak-
anak. Dan anak-anak yaitu prajurit-prajurit dalam keluarga,
mereka memenuhi tabung panahnya (Mzm. 127:4-5). Anak
yang lain dinamainya Asyer (berbahagia), dengan menganggap
dirinya berbahagia sebab anak itu, dan menjanjikan dirinya
bahwa tetangga-tetangganya pun akan berpikiran demikian:
Perempuan-perempuan akan menyebutkan aku berbahagia (ay.
13). Perhatikanlah, yaitu suatu contoh dari kesia-siaan du-
nia, dan kebodohan yang terikat di dalam hati kita, bahwa
kebanyakan orang lebih menghargai dan mengatur diri mereka
berdasarkan nama baik dibandingkan dengan akal budi atau
agama. Mereka menganggap diri mereka diberkati jika perem-
puan-perempuan menyebut mereka demikian. Ada banyak
kesalahan dalam perseteruan dan persaingan di antara kedua
saudara ini, namun Tuhan mendatangkan kebaikan dari keja-
hatan ini. Sebab, sebab waktunya sekarang sudah tiba bahwa
Kitab Kejadian 30:14-24
609
keturunan Abraham harus mulai bertambah banyak dan ber-
anak cucu. Maka demikianlah, keluarga Yakub dipenuhi de-
ngan dua belas orang anak, yang akan menjadi kepala-kepala
dari beribu-ribu orang Israel, dan dari mereka inilah kedua
belas suku Israel yang terkenal itu diturunkan dan diberi nama.
Pertumbuhan Keluarga Yakub
(30:14-24)
14 saat Ruben pada musim menuai gandum pergi berjalan-jalan, didapati-
nyalah di padang buah dudaim, lalu dibawanya kepada Lea, ibunya. Kata
Rahel kepada Lea: Berilah aku beberapa buah dudaim yang didapat oleh
anakmu itu. 15 Jawab Lea kepadanya: Apakah belum cukup bagimu meng-
ambil suamiku? Sekarang pula mau mengambil lagi buah dudaim anakku?
Kata Rahel: Kalau begitu biarlah ia tidur dengan engkau pada malam ini
sebagai ganti buah dudaim anakmu itu. 16 saat Yakub pada waktu petang
datang dari padang, pergilah Lea mendapatkannya, sambil berkata: Engkau
harus singgah kepadaku malam ini, sebab memang engkau telah kusewa
dengan buah dudaim anakku. Sebab itu tidurlah Yakub dengan Lea pada
malam itu. 17 Lalu Tuhan mendengarkan permohonan Lea. Lea mengandung
dan melahirkan anak laki-laki yang kelima bagi Yakub. 18 Lalu kata Lea:
Tuhan telah memberi upahku, sebab aku telah memberi budakku perem-
puan kepada suamiku. Maka ia menamai anak itu Isakhar. 19 Kemudian Lea
mengandung pula dan melahirkan anak laki-laki yang keenam bagi Yakub. 20
Berkatalah Lea: Tuhan telah memberi hadiah yang indah kepadaku; sekali
ini suamiku akan tinggal bersama-sama dengan aku, sebab aku telah mela-
hirkan enam orang anak laki-laki baginya. Maka ia menamai anak itu
Zebulon. 21 Sesudah itu ia melahirkan seorang anak perempuan dan mena-
mai anak itu Dina. 22 Lalu ingatlah Tuhan akan Rahel; Tuhan mendengarkan
permohonannya serta membuka kandungannya. 23 Maka mengandunglah
Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: Tuhan telah
menghapuskan aibku. 24 Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata:
Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku.
Di sini kita mendapati,
I. Lea menjadi subur kembali, sesudah ia selama beberapa waktu
tidak mengandung. Yakub, tampaknya, lebih banyak berhubung-
an dengan Rahel dibandingkan dengan Lea. Hukum Musa menganggap
sudah biasa bahwa jika seorang laki-laki mempunyai dua orang
istri, yang seorang akan dicintai dan yang lain tidak dicintai (Ul.
21:15). namun pada akhirnya keinginan Rahel yang kuat mendo-
rongnya untuk mengajukan penawaran kepada Lea, agar Yakub
kembali ke rumahnya. Ruben, anak laki-laki kecil itu, yang ber-
umur lima atau enam tahun, saat sedang berjalan-jalan di pa-
dang, menemukan buah dudaim. Tidak pasti buah apa itu, tidak
ada kesepakatan di antara para penafsir tentang hal ini. Kita
610
yakin bahwa itu semacam barang langka, entah buah atau bunga
yang sangat harum baunya (Kid. 7:13). Perhatikanlah, Tuhan alam
semesta sudah menyediakan bukan hanya apa yang kita butuh-
kan, melainkan juga apa yang kita senangi. Ada hasil-hasil bumi
di padang terbuka, dan juga di kebun-kebun yang ditanami dan
dipagari, yang sangat berharga dan berguna. Betapa berlimpah-
nya rumah alam ini diperlengkapi dan mejanya dibentangkan!
Buah-buahnya yang berharga menawarkan diri untuk dikumpul-
kan oleh tangan-tangan anak-anak kecil. Suatu kebiasaan yang
patut dipuji pada orang-orang Yahudi yang saleh, saat merasa
senang, misalnya saja sewaktu makan buah apel, untuk meng-
angkat hati dan berkata, Terpujilah Dia yang membuat buah ini
enak! Atau, sewaktu mencium bunga, Terpujilah Dia yang mem-
buat bunga ini cantik. Sebagian orang menduga bahwa dudaim
ini yaitu bunga melati. Apa pun itu, Rahel tidak tahan melihat-
nya di tangan Lea, yang ditempatkan di sana oleh anak itu. Hati-
nya sungguh menginginkannya. Ia tidak tahan bila tidak memiliki
bunga-bunga yang cantik ini, dan akan membelinya dengan harga
berapa pun. Perhatikanlah, ada kemungkinan terdapat dosa dan
kebodohan besar dalam keinginan yang berlebih-lebihan akan
suatu hal yang kecil. Lea memanfaatkan keuntungan ini (seperti
Yakub memanfaatkan keinginan Esau terhadap bubur merahnya)
untuk mendapatkan apa yang sudah sewajarnya menjadi milik-
nya, namun yang tidak akan dipenuhi Rahel bila keadaannya tidak
demikian. Perhatikanlah, nafsu-nafsu yang kuat sering kali meng-
gagalkan satu sama lain, dan orang-orang yang diburu-buru oleh
nafsu-nafsu itu tidak bisa tidak pasti selalu gelisah. Lea teramat
senang sebab ia akan ditemani oleh suaminya lagi, dan dengan
demikian keluarganya bisa dibangun lebih jauh lagi, yang meru-
pakan berkat yang diinginkan dan didoakannya dengan penuh ke-
sungguhan, seperti yang ditunjukkan dalam ayat 17, di mana di-
katakan, Tuhan mendengarkan permohonan Leah. Uskup Patrick,
seorang cendekiawan, dengan sangat baik memberi pendapat
di sini bahwa alasan yang sebenarnya dari persaingan di antara
istri-istri Yakub untuk ditemani olehnya, dan tindakan mereka
yang memberi hamba-hamba perempuan mereka untuk men-
jadi istrinya, yaitu keinginan mereka yang sungguh-sungguh
untuk menggenapi janji yang dibuat kepada Abraham (dan yang
baru-baru ini diperbaharui kepada Yakub), bahwa keturunannya
Kitab Kejadian 30:14-24
611
harus banyak seperti bintang-bintang di langit, dan bahwa di
dalam seorang keturunannya, Sang Mesias, segala bangsa di bumi
akan mendapat berkat. Dan menurutnya akan merendahkan
martabat sejarah suci bila hal-hal ini diperhatikan secara khusus,
sementara tidak ada semacam pertimbangan besar seperti itu di
dalamnya. Sekarang Lea diberkati dengan dua anak. Yang perta-
ma dinamainya Isakhar (upah), dengan menganggap dirinya diberi
imbalan yang baik untuk dudaim-dudaimnya, bahkan (yang me-
rupakan penafsiran aneh atas pemeliharaan ilahi) diberi upah ka-
rena sudah menghadiahkan hamba perempuannya kepada suami-
nya. Perhatikanlah, kita menyalahgunakan rahmat Tuhan jika kita
menganggap kebaikan-kebaikan-Nya menyokong dan melindungi
kebodohan-kebodohan kita. Anaknya yang lain dinamainya Zebu-
lon (tempat tinggal), dengan mengakui rahmat Tuhan yang melim-
pah kepadanya: Tuhan telah memberi hadiah yang indah ke-
padaku (ay. 20). Yakub belum mempersunting Lea saat ia
menikahinya, dan tidak pula Yakub memilikinya dengan jalan ini.
namun Lea menganggap bahwa keluarga yang terdiri atas anak-
anak bukanlah harga yang harus dibayar, melainkan sebuah mas
kawin yang baik (Mzm. 113:9). Ia menjanjikan dirinya akan lebih
banyak ditemani oleh suaminya, sebab sekarang ia sudah mela-
hirkan enam orang anak baginya, dan bahwa, setidak-tidaknya
dalam kasih sayang Yakub terhadap anak-anaknya, Yakub akan
sering-sering mengunjungi tempat tinggalnya. Disebutkan (ay. 21)
tentang kelahiran seorang anak perempuan, Dina, sebab cerita
berikutnya menyangkut dia (ps. 34). Mungkin Yakub mempunyai
anak-anak perempuan lain, meskipun nama-nama mereka tidak
didaftarkan.
II. Rahel menjadi subur pada akhirnya (ay. 22): Ingatlah Tuhan akan
Rahel, yang tampaknya sudah dilupakan-Nya, dan Ia mendengar-
kan permohonan dia yang doa-doanya sudah lama ditolak. Dan
kemudian Rahel melahirkan seorang anak laki-laki. Perhatikan-
lah, sama seperti Tuhan dengan adil menolak untuk memberi
rahmat yang sudah kita inginkan secara berlebihan, demikian
pula kadang-kadang Ia dengan penuh rahmat, pada akhirnya,
memberi apa yang sudah lama kita tunggu-tunggu. Ia mem-
betulkan kebodohan kita, namun juga mempertimbangkan keada-
an kita, dan tidak selamanya Ia murka. Rahel menamai anaknya
612
Yusuf, yang dalam bahasa Ibrani berhubungan dekat dengan dua
kata yang mempunyai arti saling berlawanan. Asaf (abstulit), Ia
telah menghapuskan aibku, seolah-olah rahmat terbesar yang
didapatnya dalam anak ini yaitu bahwa anak itu sudah menye-
lamatkan nama baiknya, dan Yasaf (addidit), mudah-mudahan
TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku, yang bisa
dilihat entah sebagai bahasa dari keinginannya yang berlebihan
(ia hampir tidak tahu bagaimana bersyukur untuk yang satu,
kecuali ia bisa yakin akan dapat yang lain lagi), atau bahasa
imannya, yaitu ia memandang rahmat ini sebagai pertanda akan
datang rahmat yang berikut. Bukankah Tuhan telah memberiku
anugerah-Nya? Aku bisa menamai anak ini Yusuf, dan berkata, Ia
akan menambahkan lebih banyak anugerah lagi! Bukankah Ia
telah memberiku sukacita-Nya? Aku bisa menamai anak ini Yu-
suf, dan berkata, Ia akan memberiku lebih banyak sukacita lagi.
Bukankah Ia telah memulai, dan tidakkah Ia akan mengakhiri?
Tawaran Yakub dengan Laban
(30:25-36)
25 sesudah Rahel melahirkan Yusuf, berkatalah Yakub kepada Laban: Izin-
kanlah aku pergi, supaya aku pulang ke tempat kelahiranku dan ke negeri-
ku. 26 Berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, yang menjadi upahku se-
lama aku bekerja padamu, supaya aku pulang, sebab engkau tahu, betapa
keras aku bekerja padamu. 27 namun Laban berkata kepadanya: Sekiranya
aku mendapat kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati
aku sebab engkau. 28 Lagi katanya: Tentukanlah upahmu yang harus ku-
bayar, maka aku akan memberi nya. 29 Sahut Yakub kepadanya: Engkau
sendiri tahu, bagaimana aku bekerja padamu, dan bagaimana keadaan
ternakmu dalam penjagaanku, 30 sebab harta milikmu tidak begitu banyak
sebelum aku datang, namun sekarang telah berkembang dengan sangat, dan
TUHAN telah memberkati engkau sejak aku berada di sini; jadi, bilakah
dapat aku bekerja untuk rumah tanggaku sendiri? 31 Kata Laban: Apakah
yang harus kuberikan kepadamu? Jawab Yakub: Tidak usah kauberikan
apa-apa kepadaku; aku mau lagi menggembalakan kambing dombamu dan
menjaganya, asal engkau mengizinkan hal ini kepadaku: 32 Hari ini aku akan
lewat dari tengah-tengah segala kambing dombamu dan akan mengasingkan
dari situ setiap binatang yang berbintik-bintik dan berbelang-belang; segala
domba yang hitam dan segala kambing yang berbelang-belang dan berbintik-
bintik, itulah upahku. 33 Dan kejujuranku akan terbukti di kemudian hari,
jika engkau datang memeriksa upahku: Segala yang tidak berbintik-bintik
atau berbelang-belang di antara kambing-kambing dan yang tidak hitam di
antara domba-domba, anggaplah itu tercuri olehku. 34 Kemudian kata La-
ban: Baik, jadilah seperti perkataanmu itu. 35 Lalu diasingkannyalah pada
hari itu kambing-kambing jantan yang bercoreng-coreng dan berbelang-
belang dan segala kambing yang berbintik-bintik dan berbelang-belang,
segala yang ada warna putih pada badannya, serta segala yang hitam di
antara domba-domba, dan diserahkannyalah semuanya itu kepada anak-
Kitab Kejadian 30:25-36
613
anaknya untuk dijaga. 36 Kemudian Laban menentukan jarak tiga hari per-
jalanan jauhnya antara dia dan Yakub, maka tetaplah Yakub menggembala-
kan kambing domba yang tinggal itu.
Di sini kita mendapati,
I. Kerinduan Yakub akan rumahnya. Ia dengan setia sudah meng-
habiskan waktunya untuk melayani Laban, bahkan ia memberi-
kan pelayanan yang kedua. Dan, meskipun sudah tua, ia mem-
punyai keluarga besar untuk dinafkahi, dan sudah tiba waktunya
bagi dia untuk hidup mapan. Meskipun pekerjaan melayani
Laban itu keras, dan Laban sudah berbuat curang terhadap dia
dalam tawaran pertama yang dibuatnya, namun Yakub dengan
jujur melaksanakan tugas-tugasnya. Perhatikanlah, orang baik,
meskipun ia bersumpah sehingga merugikan dirinya sendiri, tidak
akan berubah. Dan meskipun orang lain sudah menipu kita, ini
tidak akan membenarkan kita dalam menipu mereka. Pedoman
kita yaitu perbuat kepada orang lain seperti kita ingin orang lain
perbuat kepada kita, bukan seperti apa yang benar-benar diper-
buat orang lain kepada kita. sebab masa kerja Yakub sudah
selesai, ia minta pamit untuk pergi (ay. 25). Amatilah,
1. Ia masih menyimpan hati untuk negeri Kanaan, bukan hanya
sebab itu yaitu tanah kelahirannya, dan ayah serta ibunya
tinggal di sana, yang rindu untuk dilihatnya, melainkan juga
sebab itu yaitu tanah perjanjian. Dan, sebagai tanda dari
kebergantungannya pada janji akan negeri itu, meskipun ia
berdiam sebagai pendatang di Haran, ia sama sekali tidak bisa
berpikir untuk menetap di Haran. Demikian pulalah kita harus
menyimpan hati untuk negeri sorgawi kita, dengan melihat diri
kita sebagai orang asing di sini. Dengan pikiran ini, kita me-
mandang negeri sorgawi kita sebagai rumah kita, dan rindu
untuk berada di sana, segera sesudah hari-hari kita menjalan-
kan pelayanan di bumi ini sudah genap dan selesai. Kita tidak
boleh berpikir untuk berakar di sini, sebab ini bukanlah tem-
pat dan negeri kita (Ibr. 13:14).
2. Ia ingin pergi ke Kanaan, meskipun ia mempunyai keluarga
besar untuk dibawa bersamanya, dan belum ada persediaan
yang dibuat untuk mereka. Ia sudah mendapatkan istri-istri
dan anak-anak dari Laban, namun selain itu tidak ada apa-apa
lagi. Namun, ia tidak memohon kepada Laban untuk memberi-
614
nya entah bagian untuk istri-istrinya atau pemeliharaan terha-
dap sebagian dari anak-anaknya. Tidak, yang dimintanya
hanyalah, berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, dan izin-
kanlah aku pergi (ay. 25-26). Perhatikanlah, orang-orang yang
percaya kepada Tuhan , kepada pemeliharaan dan janji-Nya,
meskipun mempunyai keluarga besar dan pendapatan kecil,
bisa berharap dengan gembira bahwa Dia yang menciptakan
mulut akan memberi makan. Dia yang memberi makan anak-
anak elang tidak akan membiarkan kelaparan keturunan
orang benar.
II. Keinginan Laban agar Yakub tinggal (ay. 27). sebab cinta pada
dirinya sendiri, dan bukan pada Yakub atau istri-istrinya, atau
anak-anaknya, Laban berusaha membujuk Yakub untuk terus
menjadi kepala gembalanya, dengan memohon dia, meminta per-
hatian Yakub kepadanya, untuk tidak meninggalkannya: Sekira-
nya aku mendapat kasihmu, tinggTuhan . Perhatikanlah, orang yang
mementingkan diri sendiri dan tidak tahu aturan pandai meng-
ucapkan kata-kata yang baik jika itu bisa memenuhi tujuan-
tujuan mereka sendiri. Laban mendapati bahwa hewan ternaknya
sudah bertambah secara menakjubkan sesudah diurus Yakub
dengan baik, dan ia mengakuinya, dengan ungkapan-ungkapan
penghormatan yang sangat baik kepada Tuhan dan juga kepada
Yakub: Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku
sebab engkau. Amatilah,
1. Pembelajaran Laban: Telah nyata kepadaku (KJV: Aku telah
belajar pen.). Perhatikanlah, ada banyak pelajaran yang meng-
untungkan dan baik yang bisa dipelajari melalui pengalaman.
Kita akan menjadi murid-murid yang sangat lamban jika kita
belum juga belajar dari pengalaman tentang jahatnya dosa,
pengkhianatan hati kita sendiri, sia-sianya dunia, kebaikan
Tuhan , keuntungan hidup saleh, dan sejenisnya.
2. Pelajaran Laban. Ia mengakui,
(1) Bahwa kemakmurannya terjadi sebab berkat Tuhan : TUHAN
memberkati aku. Perhatikanlah, orang-orang duniawi, yang
memilih hidup ini sebagai bagian mereka, sering kali diber-
kati dengan kelimpahan harta dunia ini. Berkat-berkat
Kitab Kejadian 30:25-36
615
umum diberikan secara berlimpah kepada banyak orang
yang tidak mempunyai hak atas berkat-berkat kovenan.
(2) Bahwa kesalehan Yakub telah mendatangkan berkat itu ke-
padanya: TUHAN memberkati aku, bukan demi diriku sendiri
(janganlah orang seperti Laban, yang hidup tanpa Tuhan di
dalam dunia, mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari
Tuhan, Yak. 1:7), melainkan sebab engkau. Perhatikanlah,
[1] Orang baik yaitu berkat bagi tempat di mana mereka
tinggal, sekalipun di situ mereka hidup dengan hina dan
terasing, seperti Yakub di padang, dan Yusuf di penjara
(39:23).
[2] Tuhan sering kali memberkati orang-orang jahat dengan
rahmat-rahmat lahiriah demi saudara-saudara mereka
yang saleh, meskipun jarang terjadi bahwa mereka mem-
punyai pengertian untuk melihatnya atau anugerah un-
tuk mengakuinya, seperti dengan Laban di sini.
III. Tawaran baru yang mereka sepakati. Kelicikan dan ketamakan
Laban mengambil keuntungan dari kepolosan, kejujuran, dan si-
fat baik Yakub. Dan, menyadari bahwa Yakub mulai terpikat oleh
kata-katanya yang manis, bukannya memberi Yakub tawaran
yang tinggi dan royal, seperti yang seharusnya dilakukannya, de-
ngan mempertimbangkan segala segi, ia membiarkan Yakub
menawarkan tuntutan-tuntutannya sendiri (ay. 28): Tentukanlah
upahmu, dengan mengetahui bahwa Yakub akan meminta jumlah
yang sangat seadanya, dan oleh sebab malu ia akan meminta lebih
sedikit dari yang bisa ditawarkannya. Maka Yakub pun meng-
ajukan suatu usulan kepada dia, yang di dalamnya,
1. Ia menunjukkan alasan apa yang dimilikinya untuk bersikeras
menuntut jumlah yang banyak, dengan mempertimbangkan,
(1) Bahwa Laban sebab utang budi terikat kewajiban untuk
berbuat baik kepadanya, sebab dia sudah melayaninya
bukan saja dengan setia, melainkan juga dengan sangat
berhasil (ay. 30). namun di sini amatilah bagaimana ia ber-
bicara, sesuai dengan jati dirinya sendiri, dengan amat ber-
sahaja. Laban sudah berkata, TUHAN memberkati aku kare-
na engkau. Yakub tidak mau berkata demikian, sebaliknya,
TUHAN telah memberkati engkau sejak aku berada di sini.
616
Perhatikanlah, orang-orang kudus yang rendah hati akan
merasa lebih senang berbuat baik dibandingkan mendengar
perbuatan baiknya diulangi lagi.
(2) Bahwa Yakub sendiri terikat kewajiban untuk mengurus
keluarganya sendiri: Jadi, bilakah dapat aku bekerja untuk
rumah tanggaku sendiri? Perhatikanlah, iman dan amal,
meskipun merupakan hal yang mulia, janganlah sampai
membuat kita lalai memberi nafkah yang penting untuk
menopang diri kita sendiri dan keluarga kita. Kita harus,
seperti Yakub, percaya kepada TUHAN dan melakukan
yang baik, namun juga kita harus, seperti dia, menafkahi
rumah tangga kita sendiri. Siapa yang tidak menafkahi ru-
mah tangganya sendiri berarti lebih buruk dari orang yang
tidak beriman (1Tim. 5:8).
2. Ia bersedia untuk menyerahkan dirinya kepada pemeliharaan
Tuhan , yang ia tahu, meluas sampai ke hal-hal yang terkecil,
bahkan kepada warna hewan ternak. Dan ia akan puas men-
dapat upah berupa kambing domba yang mempunyai suatu
jenis warna tertentu, berbintik-bintik, berbelang-belang, dan
hitam, yang akan dilahirkan sesudah itu (ay. 32-33). Hal ini,
pikirnya, akan menjadi cara yang paling mujarab baik untuk
mencegah Laban berbuat curang terhadapnya maupun untuk
melindungi dirinya sendiri agar tidak dicurigai berbuat curang
terhadap Laban. Sebagian orang berpikir bahwa ia memilih
warna ini sebab di Kanaan pada umumnya warna itu yaitu
warna yang paling digemari dan disenangi orang. Gembala-
gembala di Kanaan disebut nekohim (Am. 1:1), kata yang di
sini digunakan untuk berbintik-bintik. Laban pun bersedia
untuk memenuhi tawaran ini, sebab ia berpikir bahwa jika
sedikit kambing domba yang berbintik-bintik dan berbelang-
belang yang dimilikinya sekarang dipisahkan dari yang lain,
yang sesuai persetujuan harus dilakukan dengan segera, maka
kawanan domba yang harus dijaga Yakub, sebab mempunyai
satu warna, entah semuanya hitam atau semuanya putih,
akan menghasilkan sedikit yang berwarna campuran atau
tidak sama sekali. Dengan demikian, Yakub akan melayaninya
dengan cuma-cuma, atau nyaris cuma-cuma. Sesuai dengan
tawaran ini, sedikit kambing domba yang berwarna-warni itu
dipisahkan, dan diserahkan ke tangan anak-anak Laban, dan
Kitab Kejadian 30:37-43
617
ditempatkan di sebuah tempat yang berjarak tiga hari per-
jalanan jauhnya. Begitu besarnya iri hati Laban supaya jangan
ada satu pun dari antara kawanan itu yang bercampur baur
dengan yang lainnya bagi keuntungan Yakub. Dan sekarang,
Yakub pasti sudah membuat tawaran yang baik bagi dirinya
sendiri! Inikah cara Yakub untuk menafkahi rumah tangganya
sendiri, dengan cara yang tidak pasti seperti itu? Jika hewan
ternak ini melahirkan anak-anak yang berwarna sama dengan
induknya, seperti yang biasanya begitu, maka ia tetap harus
melayani dengan cuma-cuma, dan terpaksa bekerja sampai
bosan dan menjadi pengemis seumur hidupnya. namun Yakub
tahu Siapa yang dipercayainya, dan kenyataan menunjukkan,
(1) Bahwa ia mengambil cara terbaik yang bisa diambil untuk
berurusan dengan Laban, yang jika tidak demikian pasti
akan terlalu sulit dihadapinya. Dan,
(2) Bahwa tidak sia-sialah mengandalkan pemeliharaan ilahi,
yang mengakui dan memberkati orang rajin yang jujur dan
rendah hati. Siapa yang mendapati bahwa orang-orang yang
sedang berurusan dengan mereka ternyata tidak adil dan
tidak baik, tidak akan mendapati Tuhan seperti itu, seba-
liknya, dengan satu atau lain cara, Ia akan membalaskan
yang terluka, dan akan menjadi Tuan yang membayar de-
ngan baik orang-orang yang mempercayakan perkara me-
reka kepada Dia.
Akal Yakub yang Cerdik
(30:37-43)
37 Lalu Yakub mengambil dahan hijau dari pohon hawar, pohon badam dan
pohon berangan, dikupasnyalah dahan-dahan itu sehingga berbelang-belang,
sampai yang putihnya kelihatan. 38 Ia meletakkan dahan-dahan yang diku-
pasnya itu dalam palungan, dalam tempat minum, ke mana kambing domba
itu datang minum, sehingga tepat di depan kambing domba itu. Adapun
kambing domba itu suka berkelamin pada waktu datang minum. 39 Jika
kambing domba itu berkelamin dekat dahan-dahan itu, maka anaknya ber-
coreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang. 40 Kemudian Yakub
memisahkan domba-domba itu, dihadapkannya kepala-kepala kambing dom-
ba itu kepada yang bercoreng-coreng dan kepada segala yang hitam di antara
kambing domba Laban. Demikianlah ia beroleh kumpulan-kumpulan hewan
baginya sendiri, dan tidak ditempatkannya pada kambing domba Laban. 41
Dan setiap kali, jika berkelamin kambing domba yang kuat, maka Yakub
meletakkan dahan-dahan itu ke dalam palungan di depan mata kambing
domba itu, supaya berkelamin dekat dahan-dahan itu. 42 namun jika
datang kambing domba yang lemah, ia tidak meletakkan dahan-dahan itu ke
618
dalamnya. Jadi hewan yang lemah untuk Laban dan yang kuat untuk Yakub.
43 Maka sangatlah bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai
banyak kambing domba, budak perempuan dan laki-laki, unta dan keledai.
Inilah cara Yakub yang jujur untuk membuat tawarannya mengun-
tungkan bagi dirinya sendiri melebihi apa yang mungkin. Seandainya
ia tidak mengambil suatu cara untuk menolong dirinya sendiri,
tawaran itu sungguh akan menjadi tawaran yang buruk, yang ia tahu
tidak akan dipertimbangkan Laban, atau lebih tepatnya yang akan
membuat Laban sangat senang sebab ia bisa melihat Yakub dirugi-
kan olehnya. Betapa sedikitnya Laban mengindahkan kepentingan
orang lain selain kepentingannya sendiri. Sekarang, yang dirancang-
kan Yakub yaitu ,
1. Menempatkan dahan-dahan yang dikupas di depan kambing dom-
ba di mana mereka akan diberi minum, supaya dengan banyak
melihat dahan-dahan yang tidak biasanya berwarna-warni itu,
dengan daya khayal, mereka bisa melahirkan anak-anak yang
juga berwarna-warni (ay. 37-39). Mungkin kebiasaan ini sudah
biasa digunakan oleh gembala-gembala di Kanaan, yang meng-
inginkan hewan ternak mereka berwarna-warni seperti ini. Per-
hatikanlah, sudah sepatutnya orang menguasai pekerjaannya,
apa pun itu, dan bukan hanya rajin, melainkan juga cerdik me-
ngerjakannya. Ia harus mengenal segala seluk-beluk dan keahli-
annya yang sesuai dengan aturan. Sebab, siapakah jati diri sese-
orang selain apa yang dikerjakannya? Ada kebijaksanaan yang
diajarkan Tuhan kepada para petani (betapapun itu pekerjaan yang
sederhana) dan yang harus dipelajari oleh petani (Yes. 28:26).
2. saat ia mulai mendapatkan kambing domba yang berbelang-
belang dan hitam, ia berusaha untuk pertama-tama menempat-
kan mereka, dan mengarahkan muka kambing domba yang lain
ke arah m