ereka, dengan maksud yang sama seperti dalam ran-
cangan sebelumnya. namun ia tidak akan membiarkan kambing
domba miliknya, yang hanya mempunyai satu warna, berbuat
seperti itu (ay. 40). Kesan-kesan yang kuat, tampaknya, dibuat
oleh mata, yang oleh sebab itu dengan matalah kita perlu mem-
buat perjanjian.
3. saat ia mendapati bahwa rancangannya berhasil, melalui berkat
khusus dari Tuhan atasnya, ia berusaha memakai nya hanya
pada kambing domba yang lebih kuat, untuk mengambil bagi
dirinya sendiri hewan-hewan yang paling bernilai, dan meninggal-
Kitab Kejadian 30:37-43
619
kan yang lebih lemah kepada Laban (ay. 41-42). Dengan demi-
kian, sangatlah bertambah-tambah harta Yakub (ay. 43), dan ia
menjadi sangat kaya dalam waktu sebentar saja. Keberhasilan
dari caranya ini memang tidaklah cukup untuk membenarkan
cara itu, seandainya ada hal-hal yang curang atau tidak adil di
dalamnya. namun kita yakin tidak ada, sebab ia melakukannya
atas petunjuk ilahi (31:12). Juga, tidak ada hal-hal lain dalam
tindakan itu selain tindakan yang memanfaatkan dengan jujur
suatu tawaran yang adil, yang dibuat berhasil secara menak-
jubkan oleh pemeliharaan ilahi. Kesuksesan ini terjadi untuk
memberi keadilan kepada Yakub yang telah diperlakukan dengan
jahat dan kasar oleh Laban, dan juga untuk menggenapi janji-
janji khusus yang dibuat kepadanya tentang pertanda-pertanda
dari kebaikan ilahi. Perhatikanlah, orang-orang yang, sekalipun
memulai dengan kecil, bersikap rendah hati dan jujur, puas dan
tekun, mempunyai kemungkinan untuk melihat hasil akhir mere-
ka sangat bertambah-tambah. Siapa yang setia pada perkara kecil
akan dipercaya dengan perkara yang lebih besar. Siapa yang setia
dalam apa yang menjadi milik orang lain, akan dipercaya dalam
apa yang menjadi miliknya sendiri. Yakub, yang sudah bekerja
sebagai hamba yang adil, menjadi tuan yang kaya raya.
PASAL 3 1
akub yaitu seorang yang sangat jujur dan baik, seorang yang
penuh pengabdian dan kelurusan hati. Namun, ia mendapat
lebih banyak masalah dan kesusahan dibandingkan bapa-bapa leluhur
yang lain. Ia meninggalkan rumah ayahnya dalam ketakutan, pergi
ke rumah pamannya dalam kesusahan, perlakuan yang keras dite-
muinya di sana, dan sekarang ia akan kembali pulang dengan dikeli-
lingi oleh ketakutan. Inilah,
I. Tekadnya untuk kembali pulang (ay. 1-16).
II. Keberangkatannya secara diam-diam (ay. 17-21).
III. Tindakan Laban yang mengejar-ngejar dia dalam kemarahan
(ay. 22-25).
IV. Kata-kata panas yang terlontar di antara mereka (ay. 26-42).
V. Persetujuan yang membahagiakan di antara mereka pada
akhirnya (ay. 43, dst.).
Tekad Yakub untuk Pulang
(31:1-16)
1 Kedengaranlah kepada Yakub anak-anak Laban berkata demikian: Yakub
telah mengambil segala harta milik ayah kita dan dari harta itulah ia
membangun segala kekayaannya. 2 Lagi kelihatan kepada Yakub dari muka
Laban, bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadanya. 3 Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Yakub: Pulanglah ke negeri nenek moyangmu
dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau. 4 Sesudah itu Yakub
menyuruh memanggil Rahel dan Lea untuk datang ke padang, ke tempat
kambing dombanya, 5 lalu ia berkata kepada mereka: Telah kulihat dari
muka ayahmu, bahwa ia tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadaku,
namun Tuhan ayahku menyertai aku. 6 Juga kamu sendiri tahu, bahwa aku
telah bekerja sekuat-kuatku pada ayahmu. 7 namun ayahmu telah berlaku
curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, namun Tuhan
tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku. 8 jika ia berkata: yang
berbintik-bintiklah akan menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu
beroleh anak yang berbintik-bintik; dan jika ia berkata: yang bercoreng-
Y
622
corenglah akan menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu beroleh
anak yang bercoreng-coreng. 9 Demikianlah Tuhan mengambil ternak ayahmu
dan memberi nya kepadaku. 10 Pada suatu kali pada masa kambing
domba itu suka berkelamin, maka aku bermimpi dan melihat, bahwa jantan-
jantan yang menjantani kambing domba itu bercoreng-coreng, berbintik-
bintik dan berbelang-belang. 11 Dan Malaikat Tuhan berfirman kepadaku
dalam mimpi itu: Yakub! Jawabku: Ya Tuhan! 12 Lalu Ia berfirman: Angkatlah
mukamu dan lihatlah, bahwa segala jantan yang menjantani kambing domba
itu bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang, sebab telah
Kulihat semua yang dilakukan oleh Laban itu kepadamu. 13 Akulah Tuhan
yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau
bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri
ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu. 14 Lalu Rahel dan Lea men-
jawab Yakub, katanya: Bukankah tidak ada lagi bagian atau warisan kami
dalam rumah ayah kami? 15 Bukankah kami ini dianggapnya sebagai orang
asing, sebab ia telah menjual kami? Juga bagian kami telah dihabiskannya
sama sekali. 16 namun segala kekayaan, yang telah diambil Tuhan dari ayah
kami, yaitu milik kami dan anak-anak kami; maka sekarang, perbuatlah
segala yang difirmankan Tuhan kepadamu.
Yakub di sini bertekad untuk segera berhenti melayani pamannya,
untuk mengambil apa yang dimilikinya dan kembali pulang ke Ka-
naan. Tekad ini diambilnya sebab ada hal yang wajar saja membuat-
nya marah, sebab bimbingan ilahi, dan berdasarkan nasihat serta
persetujuan dari istri-istrinya.
I. Hal yang wajar membuatnya marah. Sebab Laban dan anak-anak-
nya sudah menjadi sangat jahat dan kejam terhadap dia, sehingga
ia tidak bisa tinggal bersama mereka dengan aman atau tenang.
1. Anak-anak Laban menunjukkan niat jahat mereka dalam apa
yang mereka katakan (ay. 1). Tampaknya mereka mengatakan
itu untuk didengar Yakub, dengan niat untuk membuatnya
kesal. Pasal terakhir dimulai dengan Rahel yang cemburu pada
Lea. Pasal ini dimulai dengan anak-anak Laban yang cemburu
pada Yakub. Amatilah,
(1) Betapa sangat berlebihannya mereka membesar-besarkan
kemakmuran Yakub: Ia membangun segala kekayaannya
(KJV: Ia memperoleh segala kemuliaan ini pen.). Dan apa
kemuliaan yang begitu mereka ribut-ributkan ini? Kemulia-
an itu hanyalah sekawanan domba hitam dan kambing
yang berbintik-bintik (dan mungkin warna-warna yang
indah itu membuat mereka tampak lebih mulia), dan bebe-
rapa ekor unta dan keledai, serta hewan-hewan angkutan
sejenisnya. Inilah segala kemuliaannya itu. Perhatikanlah,
kekayaan yaitu sesuatu yang mulia di mata orang yang
Kitab Kejadian 31:1-16
623
bersifat kedagingan, sementara bagi semua orang yang me-
ngenal baik perkara-perkara sorgawi, mereka tidak mem-
punyai kemuliaan yang sebanding dengan kemuliaan yang
mengatasi segala sesuatu. Perbuatan manusia yang terlalu
menghargai kekayaan duniawi merupakan kesalahan men-
dasar yang menjadi akar dari ketamakan, iri hati, dan se-
gala kejahatan.
(2) Betapa dengan rendah mereka menghina kesalehan Yakub,
seolah-olah apa yang dimilikinya itu tidak dia peroleh de-
ngan jujur: Yakub telah mengambil segala harta milik ayah
kita. Tidak semua, tentunya. Bagaimana dengan ternak-
ternak yang diserahkan ke dalam pengawasan anak-anak
Laban itu, dan yang dilepas ke tempat yang berjarak tiga
hari perjalanan jauhnya (30:35-36). Yang mereka maksud-
kan yaitu segala sesuatu yang diserahkan kepada Yakub.
namun , sebab berbicara dengan nada iri, mereka meng-
ungkapkannya dengan memukul rata seperti itu. Perhati-
kanlah,
[1] Orang yang selalu begitu berhati-hati menjaga hati
nurani yang baik tidak bisa selalu yakin akan mendapat
nama baik.
[2] Ini merupakan salah satu kesia-siaan dan kesusahan
yang menyertai kemakmuran lahiriah, bahwa kemak-
muran lahiriah itu membuat orang dicemburui oleh te-
tangga-tetangganya (Pkh. 4:4), dan siapa dapat tahan ter-
hadap cemburu? (Ams. 27:4). Siapa yang diberkati Sorga
dikutuk oleh neraka dan oleh semua anaknya di bumi.
2. Laban sendiri hanya sedikit berbicara, namun mukanya tidak
melihat Yakub seperti biasanya. Dan Yakub tidak bisa tidak
pasti memperhatikan itu (ay. 2, 5). Sebaik-baiknya Laban, dia
hanyalah seorang petani udik, namun sekarang ia bersikap
lebih kasar dibandingkan sebelum-sebelumnya. Perhatikanlah, iri
hati yaitu dosa yang sering kali tampak pada wajah. Dari
sinilah kita membaca tentang mata yang jahat (Ams. 23:6, KJV;
TB: orang yang kikir pen.). Wajah yang masam besar penga-
ruhnya dalam membawa kehancuran terhadap kedamaian dan
kasih dalam sebuah keluarga, dan dalam menggelisahkan
orang-orang yang seharusnya kita perlakukan dengan lembut.
624
Wajah Laban yang marah membuat dia kehilangan berkat ter-
besar yang pernah dimiliki oleh keluarganya, dan itu pantas
baginya.
II. Melalui bimbingan ilahi dan dengan kawalan sebuah janji: Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Yakub: Pulanglah, dan Aku akan
menyertai engkau (ay. 3). Meskipun Yakub sudah mendapat per-
lakuan yang amat keras di sini, ia tidak mau meninggalkan
tempatnya sebelum Tuhan menyuruhnya. Ia datang ke sana sebab
diberi perintah dari Sorga, dan di sanalah ia akan tinggal sampai
ia diperintah untuk kembali. Perhatikanlah, yaitu kewajiban kita
untuk menetapkan diri kita, dan akan menjadi penghiburan bagi
kita untuk melihat diri kita, di bawah bimbingan Tuhan , baik pada
saat kita keluar maupun pada saat kita masuk. Perintah yang
didapatkannya dari Sorga diceritakan lebih lengkap dalam cerita
yang disampaikannya kepada istri-istrinya (ay. 10-13). Ia mem-
beritahukan mereka tentang sebuah mimpi yang dialaminya
tentang hewan-hewan ternak itu, dan pertambahan yang menak-
jubkan dari hewan-hewan ternak yang mempunyai warna seperti
yang sudah ditentukannya. Diceritakannya juga bagaimana ma-
laikat Tuhan, dalam mimpi itu (sebab saya menduga bahwa mim-
pi yang dibicarakan dalam ayat 10 dan ayat 11 yaitu mimpi yang
sama), memperhatikan apa yang diimpi-impikannya dalam tidur-
nya, dan memberinya perintah. sebab itu, bukan sebab kebetul-
an atau sebab kecerdikannya sendiri, ia memperoleh keuntungan
yang besar itu. Melainkan,
1. sebab pemeliharaan Tuhan , yang sudah memperhatikan kesu-
sahan-kesusahan yang diperbuat Laban terhadap dia, dan
yang mengambil jalan ini untuk memberinya imbalan: Sebab
telah Kulihat semua yang dilakukan oleh Laban itu kepadamu,
dan dalam melakukan hal ini, mata-Ku tertuju pada masalah
itu. Perhatikanlah, ada lebih banyak keadilan dalam pembagi-
an-pembagian pemeliharaan ilahi dibandingkan yang kita sadari,
dan melalui pembagian-pembagian itu, pihak yang dirugikan
benar-benar mendapat gantinya, meskipun mungkin tanpa
disadari. Juga bukan hanya sebab keadilan pemeliharaan
ilahi sehingga Yakub dibuat menjadi kaya seperti itu, melain-
kan,
Kitab Kejadian 31:1-16
625
2. Dalam menggenapi janji yang sudah ditunjukkan dalam apa
yang sudah dikatakan (ay. 13), Akulah Tuhan yang di Betel itu.
Ini yaitu tempat di mana kovenan itu diperbaharui dengan
dia. Perhatikanlah, kemakmuran dan keberhasilan duniawi
menjadi dua kali lipat lebih manis dan menghibur jika kita
melihatnya mengalir bukan dari pemeliharaan umum, melain-
kan dari kovenan-kasih, untuk menggenapi rahmat yang dijan-
jikan jika kita mendapatkannya dari Tuhan sebagai Tuhan
yang di Betel, dan mendapatkannya dari janji-janji kehidupan
saat ini, yang menjadi milik orang-orang saleh. Yakub, sekali-
pun mempunyai harapan yang cerah ini untuk bertambah
kaya dengan Laban, harus berpikir untuk kembali pulang. Ke-
tika dunia mulai tersenyum kepada kita, kita harus ingat bah-
wa dunia bukanlah rumah kita. Sekarang, bersiaplah engkau
(ay. 13) dan pulanglah,
(1) Kepada ibadah-ibadahmu di Kanaan, yang upacara-upa-
caranya mungkin sudah banyak terhenti selama ia tinggal
dengan Laban. Masa-masa pelayanan ini diabaikan Tuhan
sebelumnya. namun sekarang, Pulanglah ke tempat di mana
engkau sudah mengurapi tugu dan membuat nazar. sebab
sekarang engkau mulai bertambah kaya, sudah waktunya
untuk memikirkan mezbah dan korban-korban lagi.
(2) Kepada penghiburan-penghiburanmu di Kanaan: Pulanglah
ke negeri sanak saudaramu. Di sini ia berada di antara
saudara-saudara dekatnya. namun hanya mereka yang di
Kanaanlah yang harus dipandangnya sebagai sanak sau-
daranya dalam arti yang sebaik-baiknya, sanak saudara
yang dengan mereka ia harus hidup dan mati, yang turut
ambil bagian dalam kovenan. Perhatikanlah, ahli-ahli waris
Kanaan tidak boleh menganggap diri sudah berada di
rumah sebelum mereka tiba di Kanaan, betapapun mereka
tampak sudah betah di sini.
III. Dengan sepengetahuan dan persetujuan istri-istrinya. Amatilah,
1. Yakub menyuruh Rahel dan Leah untuk datang menemuinya
di padang (ay. 4), supaya ia bisa bercakap-cakap dengan mere-
ka secara lebih pribadi, atau sebab yang satu tidak mau da-
tang ke kamar yang lain, sementara ia ingin berbicara dengan
626
mereka bersama-sama, atau sebab ada pekerjaan yang harus
dilakukannya di padang, yang tidak mau ditinggalkannya. Per-
hatikanlah, suami yang mengasihi istrinya akan menyampai-
kan segala maksud dan tujuannya kepada istrinya. Di mana
ada rasa saling mengasihi, di situ akan ada rasa saling per-
caya. Dan kebijaksanaan seorang istri haruslah menggugah
hati suaminya untuk percaya kepadanya (Ams. 31:11). Yakub
memberi tahu istri-istrinya,
(1) Betapa dengan setia ia sudah melayani ayah mereka (ay. 6).
Perhatikanlah, walaupun orang lain tidak melakukan ke-
wajiban mereka terhadap kita, kita akan mendapat peng-
hiburan jika sudah melakukan kewajiban kita terhadap
mereka.
(2) Betapa dengan tidak setia ayah mereka sudah memper-
lakukan dia (ay. 7). Ayah mereka tidak pernah memegang
perjanjian apa pun yang sudah ia buat dengannya, namun ,
sesudah tahun pertama, sebab ayah mereka tetap melihat
Tuhan Sang Pemelihara berkenan pada Yakub tentang
warna yang sudah disepakati, maka setiap setengah tahun
dari lima tahun yang tersisa, ia mengubahnya dengan
suatu warna lain, jadi ia mengubah-ubah warna itu seba-
nyak sepuluh kali. Seolah-olah ia bermaksud bukan hanya
untuk menipu Yakub, melainkan juga Tuhan Sang Pemeli-
hara, yang jelas-jelas tersenyum pada Yakub. Perhatikan-
lah, orang-orang yang berlaku jujur tidak selalu mendapat
perlakuan yang jujur.
(3) Bagaimanapun Tuhan sudah menyertainya. Tuhan sudah
melindungi dia dari niat jahat Laban: Tuhan tidak membiar-
kan dia berbuat jahat kepadaku. Perhatikanlah, orang-
orang yang tetap dekat dengan Tuhan akan tetap dijaga de-
ngan aman oleh-Nya. Ia juga sudah menyimpan persediaan
yang berlimpah untuknya, sekalipun dengan rencana Laban
untuk menghancurkannya: Tuhan mengambil ternak ayahmu
dan memberi nya kepadaku (ay. 9). Demikianlah Tuhan
yang benar memberi imbalan kepada Yakub dari harta
Laban atas pelayanannya yang keras. Seperti sesudahnya
Ia memberi imbalan kepada keturunan Yakub sebab
sudah melayani orang-orang Mesir, dengan jarahan dari
harta benda mereka. Perhatikanlah, Tuhan bukan tidak adil
Kitab Kejadian 31:1-16
627
sehingga Ia lupa akan pekerjaan dan kasih umat-Nya,
sekalipun manusia lupa (Ibr. 6:10). Tuhan Sang Pemelihara
mempunyai cara-cara untuk membuat orang menjadi jujur
dalam perbuatan, walaupun tidak dalam rancangan. Per-
hatikanlah, terlebih jauh, kekayaan orang berdosa disim-
pan bagi orang benar (Ams. 13:22).
(4) Ia memberi tahu mereka tentang perintah yang diberikan
Tuhan kepadanya, dalam sebuah mimpi, untuk kembali pu-
lang ke negerinya (ay. 13), agar mereka tidak curiga bahwa
tekadnya untuk pulang timbul sebab ia tidak teguh pen-
dirian, atau sebab ia tidak suka dengan bangsa atau
keluarga mereka. Sebaliknya, supaya mereka dapat meli-
hatnya sebagai sesuatu yang timbul dari asas ketaatan ter-
hadap Tuhan nya, dan kebergantungan kepada-Nya.
2. Istri-istrinya dengan gembira menyetujui tekadnya. Mereka
juga mengungkapkan penderitaan-penderitaan mereka, de-
ngan mengeluh bahwa ayah mereka bukan saja sudah berlaku
tidak baik, namun juga tidak adil, terhadap mereka (ay. 14-16),
bahwa ia memandang mereka sebagai orang asing, dan tidak
mengasihi mereka sebagaimana layaknya seorang ayah. Dan,
sementara Yakub melihat kekayaan yang sudah dipindahkan
Tuhan dari Laban kepada dia sebagai upahnya, mereka melihat-
nya sebagai bagian mereka. Dengan demikian, dilihat dari
kedua sisi, Tuhan memaksa Laban untuk membayar utang-
utangnya baik kepada hambanya maupun kepada anak-anak
perempuannya. Jadi, tampak bahwa,
(1) Mereka lelah dengan bangsa mereka sendiri dan dengan
keluarga ayah mereka, dan bisa dengan mudah melupakan
mereka. Perhatikanlah, kita juga harus memanfaatkan de-
ngan baik perlakuan buruk yang kita terima dari dunia.
Kita harus merasa bebas dengan dunia itu, rela meninggal-
kannya, dan rindu berada di rumah.
(2) Mereka bersedia pergi menyertai suami mereka, dan me-
nempatkan diri mereka bersamanya di bawah bimbingan
ilahi: Perbuatlah segala yang difirmankan Tuhan kepadamu.
Perhatikanlah, istri-istri yang menjadi penolong suami me-
reka tidak akan pernah menjadi penghalang bagi mereka
628
dalam melakukan apa yang menjadi panggilan Tuhan untuk
mereka.
Keberangkatan Yakub Diam-diam
(31:17-24)
17 Lalu bersiaplah Yakub, dinaikkannya anak-anaknya dan isteri-isterinya ke
atas unta, 18 digiringnya seluruh ternaknya dan segala apa yang telah
diperolehnya, yakni ternak kepunyaannya, yang telah diperolehnya di Padan-
Aram, dengan maksud pergi kepada Ishak, ayahnya, ke tanah Kanaan. 19
Adapun Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya. saat itulah
Rahel mencuri terafim ayahnya. 20 Dan Yakub mengakali Laban, orang Aram
itu, dengan tidak memberitahukan kepadanya, bahwa ia mau lari. 21 Demi-
kianlah ia lari dengan segala harta miliknya. Ia berangkat, menyeberangi
sungai Efrat dan berjalan menuju pegunungan Gilead. 22 saat pada hari
ketiga dikabarkan kepada Laban, bahwa Yakub telah lari, 23 dibawanyalah
sanak saudaranya bersama-sama, dikejarnya Yakub tujuh hari perjalanan
jauhnya, lalu ia dapat menyusulnya di pegunungan Gilead. 24 Pada waktu
malam datanglah Tuhan dalam suatu mimpi kepada Laban, orang Aram itu,
serta berfirman kepadanya: Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan
mengatai Yakub dengan sepatah kata pun.
Di sini kita mendapati,
I. Yakub melarikan diri dari Laban. Kita dapat menduga bahwa ia
sudah lama mempertimbangkannya, dan berpikir-pikir untuk me-
lakukannya. Dan saat sekarang, pada akhirnya, Tuhan memberi
dia perintah-perintah yang pasti untuk pergi, ia pun tidak menun-
da-nunda waktu, dan patuh terhadap penglihatan sorgawi itu. Ke-
sempatan pertama yang datang langsung diambilnya, saat
Laban menggunting bulu domba-dombanya (ay. 19), yaitu bagian
dari kawanan dombanya yang diserahkan ke tangan anak-anak-
nya untuk dibawa ke tempat yang berjarak sejauh tiga hari per-
jalanan. Nah,
1. Sudah pasti bahwa Yakub diperbolehkan meninggalkan pela-
yanannya secara tiba-tiba, tanpa memberitahukan hal itu
jauh-jauh hari sebelumnya. Ini tidak hanya dibenarkan oleh
perintah-perintah khusus yang diberikan Tuhan kepadanya,
namun juga dijamin oleh hukum dasar untuk mempertahankan
diri, yang menyuruh kita, saat terancam bahaya, untuk ber-
lari demi keamanan kita, sejauh kita bisa melakukannya tanpa
mendustai hati nurani kita.
2. yaitu kebijaksanaannya untuk mengambil ternak secara
diam-diam tanpa sepengetahuan Laban, sebab kalau tidak,
Kitab Kejadian 31:17-24
629
seandainya Laban tahu, ia pasti sudah menghalang-halangi
atau menjarahnya.
3. Perbuatan itu dilakukan secara jujur dengan tidak mengambil
lebih dibandingkan apa yang menjadi miliknya, ternak kepunyaan-
nya (ay. 18). Ia mengambil apa yang diberikan Tuhan Sang
Pemelihara kepadanya, dan puas dengan itu, dan tidak mau
membalaskan kerugiannya dengan tangannya sendiri. Namun
Rahel tidak begitu jujur seperti suaminya. Ia mencuri terafim
ayahnya (ay. 19) dan membawanya bersama-sama dengan dia.
Bahasa Ibrani menyebutnya terafim. Sebagian orang berpikir
bahwa itu hanyalah benda-benda yang menggambarkan nenek
moyang keluarga dalam bentuk patung atau lukisan, yang
secara istimewa digemari Rahel, dan ingin dibawanya ber-
sama-sama dengan dia, sebab sekarang ia akan pergi ke
negeri lain. namun tampaknya benda-benda itu lebih tepatnya
yaitu gambar-gambar yang digunakan untuk keperluan iba-
dah, penates, dewa-dewa pelindung keluarga, yang entah
disembah atau dimintai petunjuk. Dan kita berharap (bersama
Uskup Patrick) bahwa Rahel mengambilnya dengan diam-diam
bukan sebab ia menginginkan logam berharga yang darinya
patung-patung itu terbuat, apalagi untuk digunakannya sen-
diri. Atau sebab ketakutan yang berdasar pada takhayul agar
jangan Laban, dengan meminta petunjuk dari terafimnya, bisa
tahu ke mana mereka pergi (Yakub, tidak diragukan lagi, ting-
gal bersama istri-istrinya sebagai orang yang berpengetahuan,
dan mereka sudah diajar dengan baik sehingga tidak akan
berpikiran demikian). Sebaliknya, kita berharap agar dengan
berbuat begitu ia bermaksud untuk meyakinkan ayahnya be-
tapa bodohnya ia menganggap mereka sebagai dewa-dewa,
sedangkan mereka tidak bisa melindungi diri mereka sendiri
(Yes. 46:1-2).
II. Laban mengejar Yakub. Kepadanya dibawa kabar, pada hari
ketiga, bahwa Yakub sudah melarikan diri. Ia segera mengumpul-
kan seluruh kaumnya, mengundang sanak saudaranya, yakni,
kerabat-kerabat dari keluarganya, yang semuanya mempunyai
kepentingan di dalam dia, dan mengejar Yakub (seperti Firaun
dan orang-orang Mesirnya di kemudian hari mengejar keturunan
Yakub), untuk membawanya kembali ke dalam perbudakan, atau
630
dengan maksud untuk merampas apa yang ada padanya. Tujuh
hari perjalanan ditempuhnya untuk mengejar-ngejar dia (ay. 23).
Ia pasti tidak akan mau menguras setengah dari tenaga yang
dihabiskannya sekarang untuk mengunjungi sahabat-sahabat
terbaiknya itu. namun pada kenyataannya, orang-orang jahat akan
berbuat lebih banyak untuk memuaskan hawa nafsu mereka yang
penuh dosa dibandingkan orang-orang baik untuk memuaskan ke-
inginan hati mereka yang benar. Mereka lebih bersemangat dalam
amarah mereka dibandingkan dalam kasih mereka. Nah, pada akhir-
nya, Laban berhasil menyusul dia, dan tepat pada malam sebelum
ia berhadapan dengan Yakub, Tuhan menengahi pertengkaran itu,
menegur Laban dan melindungi Yakub, dengan menyuruh Laban
untuk tidak mengatai Yakub dengan sepatah kata pun (ay. 24,
KJV: tidak mengatakan yang baik atau buruk pen.). Maksudnya,
untuk tidak mengatakan apa-apa melawan kepergiannya, sebab
itu datang dari Tuhan. Ungkapan Ibrani yang sama kita dapati
juga dalam pasal 24:50. Laban, selama tujuh hari perjalanannya,
sudah dipenuhi dengan kegeraman melawan Yakub, dan sekarang
ia dipenuhi dengan harapan agar nafsu amarahnya terlampiaskan
kepada Yakub (Kel. 15:9). namun Tuhan datang kepadanya, dan
dengan satu kata mengikat tangannya, meskipun tidak mengubah
hatinya. Perhatikanlah,
1. Dalam mimpi, dan bila orang berbaring di atas tempat tidur,
Tuhan mempunyai cara-cara untuk membuka telinga manusia
dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran (Ayb. 33:15-
16). Demikianlah Ia memperingatkan manusia dengan hati
nurani mereka, dalam bisikan-bisikan halus, yang akan dide-
ngar dan dicamkan oleh manusia bijak.
2. Keamanan orang baik amat bergantung pada Tuhan yang me-
ngendalikan hati nurani orang jahat dan yang berkuasa untuk
memasukinya.
3. Adakalanya Tuhan tampil dengan menakjubkan untuk membe-
baskan umat-Nya saat mereka tepat berada di tepi jurang
kehancuran. Orang-orang Yahudi diselamatkan dari rancang-
an jahat Haman saat titah raja akan segera dilaksanakan
(Est. 9:1).
Kitab Kejadian 31:25-35
631
Laban Mengejar-ngejar Yakub
(31:25-35)
25 saat Laban sampai kepada Yakub, Yakub telah memasang kemahnya
di pegunungan, juga Laban dengan sanak saudaranya telah memasang
kemahnya di pegunungan Gilead 26 berkatalah Laban kepada Yakub: Apa-
kah yang kauperbuat ini, maka engkau mengakali aku dan mengangkut
anak-anakku perempuan sebagai orang tawanan? 27 Mengapa engkau lari
diam-diam dan mengakali aku? Mengapa engkau tidak memberitahu kepada-
ku, supaya aku menghantarkan engkau dengan sukacita dan nyanyian
dengan rebana dan kecapi? 28 Lagipula engkau tidak memberi aku kesem-
patan untuk mencium cucu-cucuku laki-laki dan anak-anakku perempuan.
Memang bodoh perbuatanmu itu. 29 Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat
kepadamu, namun Tuhan ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam:
Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah kata pun.
30 Maka sekarang, kalau memang engkau harus pergi, semata-mata sebab
sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau mencuri dewa-dewaku? 31
Lalu Yakub menjawab Laban: Aku takut, sebab pikirku, jangan-jangan eng-
kau merampas anak-anakmu itu dari padaku. 32 namun pada siapa engkau
menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup lagi. Periksalah di depan
saudara-saudara kita segala barang yang ada padaku dan ambillah barang-
mu. Sebab Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu. 33 Lalu
masuklah Laban ke dalam kemah Yakub dan ke dalam kemah Lea dan ke
dalam kemah kedua budak perempuan itu, namun terafim itu tidak ditemui-
nya. sesudah keluar dari kemah Lea, ia masuk ke dalam kemah Rahel. 34
namun Rahel telah mengambil terafim itu dan memasukkannya ke dalam
pelana untanya, dan duduk di atasnya. Laban menggeledah seluruh kemah
itu, namun terafim itu tidak ditemuinya. 35 Lalu kata Rahel kepada ayahnya:
Janganlah bapa marah, sebab aku tidak dapat bangun berdiri di depanmu,
sebab aku sedang haid. Dan Laban mencari dengan teliti, namun ia tidak
menemui terafim itu.
Di sini kita mendapati perdebatan, kalau bukan pertengkaran, yang
terjadi antara Laban dan Yakub pada saat mereka bertemu, di
sebuah gunung yang sesudah itu disebut Gilead (ay. 25). Inilah,
I. Dakwaan berat yang ditujukan Laban terhadap Yakub. Laban
menuduhnya,
1. Sebagai seorang pengkhianat yang dengan tidak adil sudah
meninggalkan tugasnya. Untuk menggambarkan Yakub seba-
gai seorang penjahat, ia ingin agar orang berpikir bahwa ia
bermaksud berbuat baik kepada anak-anak perempuannya
(ay. 27-28). Bahwa ia akan melepas mereka dengan segala
tanda kasih dan penghormatan yang bisa diberikan, bahwa ia
akan melakukannya dengan upacara khidmat, akan mencium
cucu-cucunya yang kecil (dan cuma itu yang akan diberikan-
nya kepada mereka), dan, sesuai dengan kebiasaan yang bo-
doh di negeri itu, akan menghantarkan mereka dengan suka-
632
cita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi. Tidak seperti
Ribka yang dihantar oleh keluarga yang sama, lebih dari
seratus dua puluh tahun sebelumnya, dengan doa dan berkat
(24:60), melainkan ia akan menghantar mereka dengan hibur-
an dan kegembiraan, yang merupakan pertanda bahwa agama
sudah sangat merosot dalam keluarga itu, dan bahwa mereka
sudah kehilangan kesungguhan hati mereka. Bagaimanapun
juga, ia berpura-pura bahwa mereka akan diperlakukan de-
ngan hormat saat pergi. Perhatikanlah, sudah biasa bagi
orang jahat, jika dibuat kecewa dalam rancangan-rancang-
an mereka yang keji, untuk berpura-pura bahwa mereka tidak
bermaksud apa-apa selain apa yang baik dan adil. jika me-
reka tidak dapat melakukan kejahatan yang mereka niatkan,
mereka benci kalau ada orang yang berpikir bahwa mereka
memang benar-benar pernah meniatkannya. jika mereka
belum melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, me-
reka akan berdalih seperti ini, bahwa mereka pasti akan mela-
kukannya seandainya tidak ada ini dan itu. Manusia mungkin
bisa ditipu seperti itu, namun Tuhan tidak. Laban dengan cara
yang serupa menyatakan bahwa Yakub mempunyai suatu
maksud jahat dengan mengambil ternak secara diam-diam
seperti itu (ay. 26), bahwa ia membawa istri-istrinya sebagai
tawanan. Perhatikanlah, orang-orang yang berniat jahat cen-
derung memikirkan yang terburuk tentang apa yang dilakukan
orang lain dengan lurus hati. Orang yang ahli dalam meran-
cangkan kejahatan pasti akan menyusupkan dan memperberat
kesalahan-kesalahan, dan harus dipandang sebagai orang yang
berniat jahat (dan selalu ada alasan untuk itu) jika kepada
mereka kejahatan diniatkan. Atas seluruh permasalahan itu,
(1) Laban memegahkan kekuatannya sendiri (ay. 29): Aku ini
berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu. Ia menyangka
bahwa ia mempunyai hak (perbuatan baik, seperti yang kita
katakan, melawan Yakub) maupun kekuatan pada pihak-
nya, entah untuk membalaskan kejahatan atau memulih-
kan kebaikan. Perhatikanlah, orang jahat biasanya lebih
menilai tinggi diri mereka sendiri berdasarkan kekuatan
mereka untuk menyakiti, padahal kekuatan untuk berbuat
baik jauh lebih berharga. Orang-orang yang tidak mau me-
Kitab Kejadian 31:25-35
633
lakukan apa-apa untuk membuat diri mereka disenangi
orang suka dianggap sebagai orang yang berbahaya. Namun,
(2) Ia mengakui dirinya sedang berada di bawah teguran dan
kekangan kuasa Tuhan . Dan, meskipun hal itu banyak
membawa pujian dan penghiburan bagi Yakub, ia tidak
bisa mengelak untuk memberi tahu Yakub tentang peri-
ngatan yang sudah diberikan Tuhan pada malam sebelum-
nya dalam sebuah mimpi, jangan engkau mengatai Yakub
dengan sepatah kata pun. Perhatikanlah, sama seperti
Tuhan bisa mengekang semua orang yang menjadi alat ke-
fasikan, demikian pula jika Ia berkehendak Ia bisa
membuat mereka merasakan kekangan itu, dan memaksa
mereka untuk mengakuinya, demi pujian bagi-Nya, sebagai
Pelindung orang baik, seperti yang terjadi pada Bileam.
Atau, kita bisa melihat hal ini sebagai contoh dari semacam
kepedulian hati nurani yang dirasakan Laban terhadap
larangan-larangan Tuhan yang jelas. Sekalipun jahat, ia
tidak berani melukai orang yang dilihatnya ada di bawah
pemeliharaan khusus Sorga. Perhatikanlah, kejahatan yang
sangat banyak akan bisa dicegah seandainya saja manusia
memperhatikan peringatan-peringatan yang diberikan oleh
hati nurani mereka sendiri saat mereka berbaring di
tempat tidur, dan mengindahkan suara Tuhan di dalamnya.
2. Sebagai seorang pencuri (ay. 30). Bukannya mengakui bahwa
ia sudah melakukan tindakan-tindakan yang membuat marah
Yakub sehingga mau pergi, ia malah dengan sengaja mengang-
gap hal itu terjadi sebab Yakub dengan bodoh suka tinggal di
rumah ayahnya, yang membuatnya merasa perlu untuk pergi.
sebab alasan itu engkau mau pergi, katanya, mengapa eng-
kau mencuri dewa-dewaku? Orang bodoh! Ia menyebut ba-
rang-barang yang bisa dicuri sebagai dewa-dewanya! Dapatkah
ia mengharapkan perlindungan dari dewa-dewa yang tidak
dapat melawan ataupun mengetahui siapa yang menyerbu
mereka? Berbahagialah orang yang mempunyai Tuhan sebagai
Tuhan mereka, sebab mereka memiliki Tuhan yang tidak bisa
dirampas dari mereka. Musuh-musuh bisa saja mencuri ba-
rang-barang kita, namun tidak bisa mencuri Tuhan kita. Di sini
Laban menuduh Yakub dengan hal-hal yang tidak diketahui
634
Yakub sendiri. Ini suatu kesusahan yang biasa ditanggung
oleh orang-orang tidak bersalah yang tertindas.
II. Pembelaan Yakub terhadap dirinya sendiri. Orang-orang yang me-
nyerahkan perkara mereka kepada Tuhan tidak dilarang untuk
membelanya sendiri dengan lemah lembut dan rasa takut.
1. Terhadap tuduhan membawa istri-istrinya secara diam-diam,
ia membersihkan dirinya dengan memberi alasan yang
sebenarnya mengapa ia pergi tanpa sepengetahuan Laban (ay.
31). Ia takut kalau-kalau Laban secara paksa mengambil
anak-anak perempuannya, dan dengan demikian mewajibkan
dia, sebab terikat kasih sayang terhadap istri-istrinya, untuk
terus bekerja di sana. Perhatikanlah, orang-orang yang tidak
adil dalam perkara-perkara kecil, bisa dicurigai, akan tidak
adil juga dalam perkara-perkara besar (Luk. 16:10). Jika La-
ban menipu Yakub dalam upahnya, ada kemungkinan ia tidak
akan segan-segan merampas istri-istrinya dari dia, dan memi-
sahkan apa yang sudah dipersatukan Tuhan . Apa yang tidak
boleh ditakutkan dari seseorang yang tidak memegang asas
kejujuran?
2. Terhadap tuduhan mencuri dewa-dewa Laban, ia menyatakan
dirinya tidak bersalah (ay. 32). Ia bukan saja tidak mencuri
dewa-dewa itu sendiri (ia tidak begitu suka dengan mereka),
namun juga ia tidak tahu bahwa dewa-dewa itu diambil. Namun
mungkin ia berbicara dengan tergesa-gesa dan tanpa pertim-
bangan saat ia berkata, Siapa pun yang sudah mengambil-
nya, janganlah ia hidup lagi. Tentang hal ini, ia bisa mere-
nungkan dengan rasa pahit saat , tidak lama sesudah itu,
Rahel yang sudah mengambil dewa-dewa itu mati secara tiba-
tiba dalam kesakitan. Betapapun kita menganggap diri kita
adil, yang paling baik kita lakukan yaitu menahan diri untuk
tidak mengutuk, supaya jangan kutuk itu jatuh ke atas kita
dengan lebih berat dibandingkan yang kita bayangkan.
III. Pencarian Laban yang gigih akan dewa-dewanya (ay. 33-35), seba-
gian sebab kebencian terhadap Yakub, yang dengan senang akan
diajaknya bertengkar sebab alasan ini, dan sebagian lagi sebab
cintanya kepada berhala-berhalanya, yang darinya ia enggan ber-
pisah. Kita tidak mendapati dia menggeladah kawanan domba
Kitab Kejadian 31:36-42
635
Yakub untuk mencari ternak yang dicuri. Sebaliknya, ia meng-
geladah perlengkapannya untuk mencari dewa-dewa yang dicuri.
Ia sehati dan sepikiran dengan Mikha, Tuhan ku yang kubuat kamu
ambil, lalu kamu pergi, dan apakah lagi yang masih tinggal pada-
ku? (Hak. 18:24). Bukankah para penyembah ilah-ilah palsu
begitu melekat pada berhala-berhala mereka? Bukankah mereka
berjalan dalam nama dewa-dewa mereka seperti itu? Dan tidak-
kah kita ingin serajin itu dalam mencari-cari Tuhan yang benar?
jika Ia dengan adil sudah meninggalkan kita, betapa kita
dengan penuh perhatian harus bertanya, di mana Tuhan , yang
membuat aku? Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia (Ayb. 23:3).
Laban, sesudah semua pencariannya, tidak mendapatkan dewa-
dewa yang dicarinya, dan pencariannya digagalkan oleh penipuan.
namun Tuhan kita bukan saja akan didapati oleh orang-orang yang
mencari-Nya, namun juga mereka akan mendapati-Nya sebagai
Pemberi upah yang sangat bermurah hati.
Pertengkaran Yakub dan Laban
(31:36-42)
36 Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada
Laban: Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku
sehebat itu? 37 Engkau telah menggeledah segala barangku, sekarang apakah
yang kautemui dari segala barang rumahmu? Letakkanlah di sini di depan
saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya mereka mengadili
antara kita berdua. 38 Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama de-
ngan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan
jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan. 39 Yang diterkam oleh
binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang mengganti-
nya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau
tuntut dari padaku. 40 Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan
waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur. 41 Selama dua puluh
tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun
lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat
ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku. 42 Seandainya
Tuhan ayahku, Tuhan Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai
aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan
hampa; namun kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Tuhan
dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam.
Lihatlah dalam ayat-ayat ini,
I. Kekuatan dari tindakan memancing-mancing amarah. Pembawa-
an Yakub yang alami yaitu lembut dan tenang, dan anugerah
telah membuatnya lebih baik. Ia seorang yang halus, dan polos.
636
Namun, sikap Laban yang tidak masuk akal terhadap dia mem-
buatnya hatinya panas, sehingga ia menjadi geram dalam amarah
(ay. 36-37). Caci-makinya terhadap Laban, meskipun mungkin
agak bisa dimaafkan, tidak bisa dibenarkan, dan tidak pula itu
ditulis untuk kita tiru. Kata-kata yang menyakitkan pasti meman-
cing amarah, dan biasanya hanya membuat yang buruk bertam-
bah menjadi lebih buruk. yaitu suatu penghinaan yang amat
besar bagi seseorang yang berpikiran jujur bila ia dituduh berbuat
tidak jujur, namun sekalipun demikian kita harus belajar menang-
gungnya dengan sabar, dengan menyerahkan perkara kita kepada
Tuhan .
II. Penghiburan dari hati nurani yang baik. Inilah yang membuat Ya-
kub bersukacita, bahwa saat Laban menuduhnya, hati nurani-
nya sendiri membenarkan dia, dan bersaksi bagi dia bahwa dalam
segala hal ia sudah menginginkan dan berhati-hati untuk hidup
jujur (Ibr. 13:18). Perhatikanlah, orang-orang yang dalam pekerja-
an apa saja sudah berlaku dengan setia, jika mereka tidak bisa
mendapat pujian untuk itu dari manusia, akan mendapat peng-
hiburan di dalam hati mereka sendiri.
III. Sifat seorang hamba yang baik, dan khususnya seorang gembala
yang setia. Yakub sudah membuktikan dirinya sebagai orang se-
perti itu (ay. 38-40).
1. Ia sangat berhati-hati, sehingga, entah sebab lalai atau tele-
dor, domba-dombanya tidak pernah keguguran. Kesalehannya
juga mengundang berkat bagi segala milik tuannya yang dise-
rahkan ke dalam tangannya. Perhatikanlah, hamba-hamba
tidak boleh lalai dalam memperhatikan apa yang dipercayakan
kepada mereka untuk tuan mereka. Mereka harus meng-
utamakan ini lebih dari jika mereka diberi hak atasnya sebagai
milik mereka sendiri.
2. Ia sangat jujur, dan tidak mengambil satu pun dari kambing
domba yang bukan menjadi miliknya untuk dia makan sendiri.
Ia sudah puas dengan upah yang sedikit, dan tidak ingin
berpesta dengan memakan yang jantan dari kambing domba
itu. Perhatikanlah, hamba-hamba tidak boleh makan hidangan
yang mewah-mewah, atau menginginkan apa yang dilarang
bagi mereka, sebaliknya, dalam hal makanan, seperti juga da-
Kitab Kejadian 31:36-42
637
lam hal-hal lain, mereka harus menunjukkan kesetiaan sepe-
nuhnya.
3. Ia sangat rajin bekerja (ay. 40). Ia tetap mengerjakan pekerja-
annya dalam segala keadaan. Dan menanggung baik itu panas
maupun dingin dengan kesabaran yang tak tergoyahkan. Per-
hatikanlah, para pekerja, yang berniat menghasilkan sesuatu
dari pekerjaan mereka, harus bertekad untuk bertahan meng-
hadapi kesusahan. Yakub di sini merupakan teladan bagi
hamba-hamba Tuhan. Mereka juga yaitu para gembala, yang
dari mereka dituntut untuk setia pada kepercayaan yang su-
dah diberikan kepada mereka dan untuk rela bersusah payah.
IV. Sifat seorang tuan yang keras. Laban sudah menjadi orang seperti
itu bagi Yakub. Jahatlah tuan-tuan,
1. Yang memeras dari hamba-hamba mereka sesuatu yang tidak
adil, dengan mewajibkan mereka untuk memperbaiki apa yang
tidak rusak sebab kesalahan mereka sendiri. Hal ini diper-
buat Laban (ay. 39). Bahkan, seandainya ada kelalaian, tidak-
lah adil memberi hukuman melebihi apa yang sepadan
untuk kesalahan itu. Apa yang mungkin membawa kerusakan
kecil bagi tuan, hampir menghancurkan seorang hamba yang
malang.
2. Juga jahatlah tuan-tuan yang tidak memberi kepada ham-
ba-hamba mereka apa yang adil dan sepadan. Hal ini diperbuat
Laban (ay. 41). Tidak masuk akal bagi dia untuk membuat Ya-
kub melayaninya demi mendapatkan anak-anak perempuannya,
padahal Yakub sudah diberi hak atas harta yang begitu ba-
nyak dengan janji Tuhan sendiri. Seperti halnya tidak masuk
akal bagi dia untuk memberi anak-anak perempuannya
kepada Yakub tanpa bagian mereka masing-masing, padahal
ia punya kuasa untuk berbuat baik kepada mereka. Demikian-
lah ia merampas orang miskin sebab orang itu miskin, seperti
juga yang dilakukan Laban dengan mengubah upah Yakub.
V. Perhatian dari pemeliharaan ilahi untuk melindungi orang tidak
bersalah yang disakiti (ay. 42). Tuhan memperhatikan kejahatan
yang diperbuat terhadap Yakub, dan memberinya imbalan, yang
seandainya tidak demikian pasti ia sudah disuruh Laban untuk
pergi dengan tangan hampa. Tuhan juga menegur Laban, yang se-
638
andainya tidak demikian pasti sudah menelan Yakub bulat-bulat.
Perhatikanlah, Tuhan yaitu Pelindung bagi orang yang tertindas.
Dan orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil namun tidak
hancur, sedih namun tidak binasa, harus mengakui Tuhan yang
telah memelihara mereka itu, dan memberi Dia kemuliaan untuk
itu. Amatilah,
1. Yakub berbicara tentang Tuhan sebagai Tuhan ayahnya, yang
menunjukkan bahwa ia menganggap dirinya tidak layak untuk
mendapat perhatian seperti itu, namun bahwa ia dikasihi kare-
na ayahnya.
2. Ia menyebut-Nya sebagai Tuhan Abraham, dan Yang Ditakuti
oleh Ishak. Sebab Abraham sudah mati, dan sudah pergi ke
dunia di mana kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.
namun Ishak masih hidup, dan menguduskan Tuhan di dalam
hatinya, sebagai Dia yang ditakuti dan diseganinya.
Perjanjian Yakub dengan Laban
(31:43-55)
43 Lalu Laban menjawab Yakub: Perempuan-perempuan ini anakku dan
anak-anak lelaki ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang
kaulihat di sini yaitu milikku; jadi apakah yang dapat kuperbuat sekarang
kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang dilahirkan mereka? 44
Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya
itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau. 45 Kemudian Yakub meng-
ambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu. 46 Selanjutnya berkatalah
Yakub kepada sanak saudaranya: Kumpulkanlah batu. Maka mereka
mengambil batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana di
dekat timbunan itu. 47 Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta,
namun Yakub menamainya Galed. 48 Lalu kata Laban: Timbunan batu inilah
pada hari ini menjadi kesaksian antara aku dan engkau. Itulah sebabnya
timbunan itu dinamainya Galed, 49 dan juga Mizpa, sebab katanya: TUHAN
kiranya berjaga-jaga antara aku dan engkau, jika kita berjauhan. 50 Jika
engkau mengaibkan anak-anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di
samping anak-anakku itu, ingatlah, walaupun tidak ada orang dekat kita,
Tuhan juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau. 51 Selanjutnya kata
Laban kepada Yakub: Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan
antara aku dan engkau 52 timbunan batu dan tugu inilah menjadi kesaksi-
an, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau,
dan bahwa engkau pun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini
mendapatkan aku, dengan berniat jahat. 53 Tuhan Abraham dan Tuhan Nahor,
Tuhan ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita. Lalu Yakub bersum-
pah demi Yang Disegani oleh Ishak, ayahnya. 54 Dan Yakub mempersembah-
kan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak sau-
daranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu. 55 Keesokan hari-
nya pagi-pagi Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta mem-
berkati mereka, kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya.
Kitab Kejadian 31:43-55
639
Di sini kita mendapati jalan tengah untuk menyelesaikan permasa-
lahan di antara Laban dan Yakub. Tidak ada yang bisa dikatakan
Laban untuk menanggapi bantahan Yakub: ia tidak dapat membe-
narkan dirinya sendiri atau mengutuk Yakub. Sebaliknya, ia merasa
bersalah dalam hati nuraninya sendiri atas kejahatan yang sudah
diperbuatnya terhadap Yakub. Oleh sebab itu, ia tidak ingin men-
dengar apa-apa lagi tentang persoalan itu. Ia tidak rela mengakui
dirinya bersalah, atau meminta maaf kepada Yakub, dan menebus
kesalahannya terhadap dia, seperti yang seharusnya diperbuatnya.
Sebaliknya,
I. Ia mengabaikannya dengan mengaku menginginkan yang baik
bagi istri-istri dan anak-anak Yakub (ay. 43): perempuan-perem-
puan ini anakku. saat ia tidak bisa berdalih atas apa yang su-
dah diperbuatnya, ia sebetulnya mengakui apa yang seharusnya
diperbuatnya. Ia seharusnya memperlakukan mereka sebagai
keluarganya sendiri, namun ia sudah memandang mereka sebagai
orang asing (ay. 15). Perhatikanlah, sudah biasa bagi orang-orang
yang tidak berperikemanusiaan untuk banyak berpura-pura
mempunyai sikap perikemanusiaan jika itu menguntungkan
mereka. Atau mungkin Laban mengatakan ini untuk bermegah,
seperti orang yang suka berbesar mulut, dan memakai kata-
kata yang muluk-muluk dalam keangkuhan hatinya: Segala yang
kaulihat di sini yaitu milikku. Tidak demikian, semua itu milik
Yakub, dan ia sudah membayar mahal untuk itu. Namun, Yakub
membiarkannya mengatakan itu, dengan berpikir bahwa Laban
sudah lebih enak diajak bicara. Perhatikanlah, harta milik ada di
dekat hati orang-orang duniawi. Mereka suka memegahkannya,
Ini milikku, dan itu milikku, seperti Nabal (1Sam. 25:11), rotiku
dan air minumku.
II. Ia mengusulkan perjanjian persahabatan di antara mereka, yang
segera disetujui Yakub, tanpa bersikeras agar Laban menyerah
kepadanya, apalagi memberinya ganti rugi. Perhatikanlah, jika
pertengkaran-pertengkaran terjadi, kita harus bersedia untuk ber-
teman kembali dengan syarat apa saja: kedamaian dan kasih
yaitu perhiasan yang begitu berharga, sehingga tidak ada harga
yang terlalu mahal bagi kita untuk membelinya. Lebih baik duduk
640
mengalah dibandingkan terus melanjutkan pertengkaran. Sekarang,
amatilah di sini,
1. Inti dari perjanjian ini. Yakub sepenuhnya menyerahkan ke-
pada Laban untuk mengurus permasalahan ini. Inti dari per-
janjian itu yaitu ,
(1) Bahwa Yakub harus menjadi suami yang baik bagi istri-istri-
nya, bahwa ia tidak boleh menyakiti mereka, atau menikahi
orang lain selain mereka (ay. 50). Yakub tidak pernah mem-
beri Laban alasan apa pun untuk curiga bahwa ia akan
menjadi orang yang macam-macam selain seorang suami
yang baik. Sekalipun begitu, seandainya ia pernah mem-
berinya alasan untuk itu, ia rela terikat dalam kewajiban
ini. Meskipun dengan sendirinya sudah menyakiti mereka,
Laban ingin mengikat Yakub untuk tidak menyakiti mere-
ka. Perhatikanlah, orang yang dengan sendirinya suka me-
nyakiti biasanya paling cemburu terhadap orang lain, dan
orang yang tidak melakukan kewajibannya sendiri biasanya
paling sok berkuasa dalam menuntut kewajiban dari orang
lain.
(2) Bahwa ia tidak boleh satu kali pun menjadi tetangga yang
jahat bagi Laban (ay. 52). Sudah disetujui bahwa tidak
boleh lagi ada permusuhan di antara mereka, bahwa Yakub
harus memaafkan dan melupakan segala kejahatan yang
sudah diterimanya, dan tidak mengingatnya melawan La-
ban atau keluarganya di masa-masa yang akan datang.
Perhatikanlah, kita memang bisa saja merasa marah de-
ngan luka yang tidak boleh kita balaskan.
2. Upacara perjanjian ini. Perjanjian ini dibuat dan disahkan de-
ngan resmi sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan pada waktu itu.
(1) Sebuah tugu didirikan (ay. 45), dan timbunan batu ditegak-
kan (ay. 46), untuk melanggengkan kenangan akan peristiwa
itu atau benda itu sendiri, sebab pada waktu itu kebiasaan
mencatat persetujuan dengan tulisan belum dikenal atau
belum digunakan.
(2) Sebuah korban dipersembahkan (ay. 54), korban penda-
maian. Perhatikanlah, pendamaian kita dengan Tuhan ada-
lah apa yang memberi penghiburan sejati bagi penda-
maian kita dengan teman-teman kita. Jika dua pihak ber-
Kitab Kejadian 31:43-55
641
selisih, pendamaian keduanya dengan Tuhan akan mem-
buka pintu bagi pendamaian mereka satu sama lain.
(3) Mereka makan bersama-sama (ay. 46), sama-sama ikut me-
nikmati daging korban persembahan itu (ay. 54). Ini sebagai
pertanda pendamaian yang sepenuh hati. Perjanjian per-
sahabatan pada zaman dulu disahkan dengan acara makan-
makan dan minum-minum bersama di antara kedua belah
pihak. Dan ini cocok dengan hakikat pesta kasih.
(4) Mereka dengan khidmat berseru kepada Tuhan tentang ke-
tulusan mereka dalam mengadakan perjanjian itu,
[1] Sebagai Saksi (ay. 49): TUHAN kiranya berjaga-jaga an-
tara aku dan engkau, yaitu, Tuhan mengawasi segala
sesuatu yang akan dilakukan oleh pihak mana saja
yang melanggar ikatan ini. jika kita jauh dari pan-
dangan satu sama lain, biarlah pandangan-Nya menge-
kang kita, sehingga di mana pun kita berada, kita tetap
berada di dalam pandangan Tuhan . Seruan ini bisa
diubah menjadi doa. Teman-teman yang saling berjauh-
an bisa mengambil penghiburan dari hal ini, bahwa
saat mereka tidak bisa mengetahui atau menolong
satu sama lain, Tuhan berjaga-jaga di antara mereka,
dan mata-Nya tertuju pada mereka berdua.
[2] Sebagai Hakim (ay. 53). Tuhan Abraham (yang darinya
Yakub diturunkan), dan Tuhan Nahor (yang darinya Laban
diturunkan), Tuhan ayah mereka (nenek moyang bersama,
yang darinya mereka berdua diturunkan), kiranya men-
jadi hakim antara kita. Hubungan Tuhan dengan mereka
diungkapkan seperti itu untuk menunjukkan bahwa me-
reka menyembah Tuhan yang satu dan sama, yang atas
pertimbangan itu tidak boleh ada permusuhan di antara
mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang mempunyai
satu Tuhan harus mempunyai satu hati: orang-orang yang
setuju dalam agama harus berusaha setuju dalam sega-
la hal lain. Tuhan yaitu Hakim di antara pihak-pihak
yang berselisih, dan Ia akan mengadili dengan benar.
Siapa pun yang berbuat salah, dia sendirilah yang akan
menanggung akibatnya.
642
(5) Mereka memberi sebuah nama yang baru pada tempat
itu (ay. 47-48). Laban menyebutnya dalam bahasa Aram,
dan Yakub dalam bahasa Ibrani, timbunan kesaksian. Dan
(ay. 49) tempat itu juga dinamakan Mizpa, menara penjaga.
sebab anak cucu termasuk dalam ikatan itu, ada perhati-
an yang diberikan agar kenangan akan tempat itu dijaga
seperti itu. Nama-nama ini bisa diterapkan pada meterai-
meterai kovenan Injil, yang akan bersaksi bagi kita jika kita
setia, namun akan bersaksi melawan kita jika kita ingkar.
Nama yang diberikan Yakub pada timbunan itu (Galed)
yaitu nama yang kemudian terus dipakai, bukan nama
yang diberikan Laban. Dalam seluruh kesempatan ini,
Laban ribut dan banyak bicara saja, mau menguasai se-
muanya. Sedangkan Yakub diam, dan sedikit berkata-kata.
saat Laban berseru kepada Tuhan dengan memakai
banyak gelar, Yakub hanya bersumpah demi Yang Disegani
oleh Ishak, ayahnya, maksudnya, Tuhan yang ditakuti oleh
Ishak, ayahnya, yang tidak pernah melayani ilah-ilah lain,
seperti yang sudah diperbuat Abraham dan Nahor. Dua
perkataan Yakub lebih akan dikenang dibandingkan semua pem-
bicaraan Laban dan pengulangannya yang sia-sia: sebab
perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang,
lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara
orang bodoh (Pkh. 9:17).
Yang terakhir, sesudah semua pembahasan yang disertai dengan
amarah ini, mereka berpisah sebagai teman (ay. 55). Dengan penuh
sayang Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta mem-
berkati mereka, dan kemudian kembali pulang dalam damai. Perhati-
kanlah, Tuhan sering kali berlaku lebih baik kepada kita dibandingkan
yang kita takutkan, dan dengan menakjubkan menaklukkan jiwa-
jiwa bagi keuntungan kita, melampaui apa yang bisa kita harapkan.
Sebab, tidak sia-sia berharap kepada-Nya.
PASAL 32
i sini kita mendapati Yakub masih sedang dalam perjalanannya
menuju Kanaan. Tidak pernah terjadi ada begitu banyak ke-
nangan yang terjadi dalam suatu perjalanan seperti dalam perjalanan
keluarga Yakub yang kecil ini. Di tengah jalan ia menemui,
I. Kabar-kabar baik dari Tuhan nya (ay. 1-2).
II. Kabar-kabar buruk dari kakak laki-lakinya, yang sudah dia
kirimkan berita tentang kepulangannya (ay. 3-6). Dalam ke-
susahannya,
1. Ia membagi-bagi rombongan perjalanannya (ay. 7-8).
2. Ia menaikkan doanya kepada Tuhan (ay. 9-12).
3. Ia mengirimkan persembahan kepada kakaknya (ay. 13-23).
4. Ia bergumul dengan malaikat (ay. 24-32).
Yakub Melanjutkan Perjalanannya
(32:1-2)
1 Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Tuhan
dengan dia. 2 saat Yakub melihat mereka, berkatalah ia: Ini bala tentara
Tuhan . Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim.
Yakub, sesudah membereskan urusannya dengan Laban, melanjutkan
perjalanannya untuk pulang ke Kanaan. Begitulah, jika Tuhan
sudah menolong kita melewati berbagai kesulitan, kita harus melan-
jutkan perjalanan kita menuju sorga dengan hati yang lebih gembira
dan tekad yang lebih bulat. Sekarang,
1. Inilah pengawal-pengawal Yakub dalam perjalanannya (ay. 1): Ber-
temulah malaikat-malaikat Tuhan dengan dia, dalam sebuah pe-
nampakan yang langsung terlihat, entah itu dalam penglihatan di
siang hari atau dalam mimpi di malam hari, seperti saat ia
D
644
melihat mereka di tangga (28:12), tidaklah pasti. Perhatikanlah,
orang-orang yang tetap berjalan di jalan yang baik selalu mempu-
nyai pengawal yang baik. Malaikat-malaikat itu sendiri yaitu
roh-roh yang melayani untuk keselamatan orang-orang benar itu
(Ibr. 1:14). Di mana Yakub berkemah, di situ pun mereka berke-
mah di sekeliling dia (Mzm. 34:8). Mereka menjumpainya, untuk
menyambutnya kembali di Kanaan. Ini yaitu sambutan yang
lebih terhormat dibandingkan sambutan-sambutan yang pernah dida-
pat oleh raja mana saja, yang disambut oleh para pembesar kota
dalam segala kemegahan upacara. Mereka menjumpainya untuk
memberi selamat kepada dia atas kedatangannya, dan juga atas
lolosnya ia dari Laban. Sebab, mereka senang dengan keberhasil-
an hamba-hamba Tuhan . Secara tak terlihat mereka sudah me-
nyertainya selama ini, namun sekarang mereka menampakkan diri
kepadanya, sebab ada bahaya-bahaya yang lebih besar yang
menghadangnya dibandingkan bahaya-bahaya yang selama ini dijum-
painya. Perhatikanlah, jika Tuhan merancangkan umat-Nya
untuk menghadapi ujian-ujian yang luar biasa, Ia mempersiapkan
mereka dengan penghiburan-penghiburan yang luar biasa pula.
Kita akan menyangka bahwa kemunculan malaikat-malaikat itu
akan lebih tepat waktu bila mereka menampakkan diri kepadanya
di tengah-tengah kebingungan dan kekesalan yang pertama-tama
ditimbulkan oleh Laban, dan sesudah itu oleh Esau, dibandingkan
dalam waktu santai yang tenang dan tenteram ini, saat ia tidak
melihat dirinya terancam oleh bahaya apa pun. namun , Tuhan
ingin agar kita, saat sedang tenang, mempersiapkan diri untuk
menghadapi masalah, dan, saat masalah datang, untuk hidup
dengan belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sebab
kita hidup sebab percaya, bukan sebab melihat. Umat Tuhan ,
pada saat kematian, kembali ke Kanaan, ke rumah Bapa mereka.
Dan pada saat itu malaikat-malaikat Tuhan akan menjumpai mere-
ka, untuk memberi selamat kepada mereka atas akhir yang mem-
bahagiakan dari pelayanan mereka, dan untuk membawa mereka
ke tempat peristirahatan mereka.
2. Hal yang menghibur yang diamatinya dalam kumpulan pengawal
ini (ay. 2). Ini bala tentara Tuhan , dan oleh sebab itu,
(1) Ini bala tentara yang kuat. Amat agunglah orang yang dikawal
seperti itu, dan sangat amanlah dia yang dijaga seperti itu.
Kitab Kejadian 32:3-8
645
(2) Tuhan harus mendapat pujian atas perlindungan ini: Aku bo-
leh bersyukur kepada Tuhan untuk hal ini, sebab ini yaitu
bala tentara-Nya. Orang baik bisa melihat dengan mata iman
hal yang sama seperti yang dilihat Yakub dengan mata jas-
maninya, dengan mempercayai janji itu (Mzm. 91:11), bahwa
malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu. Un-
tuk apa lagi kita berbantah apakah setiap orang kudus mempu-
nyai malaikat pelindung atau tidak, jika kita yakin bahwa ia
dikawal oleh sekawanan malaikat di sekelilingnya? Untuk meng-
abadikan kenangan akan kebaikan ini, Yakub menamai tempat
itu berdasarkan peristiwa ini, Mahanaim, dua bala tentara, atau,
dua kemah. Maksudnya yaitu, menurut sebagian rabi Yahudi,
satu bala tentara dari malaikat-malaikat pelindung di Mesopo-
tamia, yang memimpin Yakub dari sana, mengantarnya de-
ngan selamat kepada bala tentara lain dari malaikat-malaikat
di Kanaan, yang menjumpainya di perbatasan tempat dia
berada sekarang. namun , yang dimaksudkan di sini, lebih
tepatnya, yaitu bahwa mereka menampakkan diri kepada dia
dalam dua bala tentara, masing-masing di sebelah kanan dan
kirinya, atau yang satu di depan dan yang lain di belakang,
untuk melindunginya dari Laban di belakangnya dan dari
Esau di depannya, supaya lengkaplah mereka sebagai pelin-
dung. Demikianlah ia dikelilingi dengan kebaikan Tuhan . Mung-
kin dengan merujuk pada peristiwa inilah jemaat disebut
Mahanaim, dua pasukan (Kid. 6:13, KJV). Di sini ada keluarga
Yakub, yang membentuk satu pasukan, mewakili jemaat yang
sedang berjuang dan berkelana di bumi sini. Dan malaikat-
malaikat, pasukan yang lain, mewakili jemaat yang menang
dan tenang di sorga sana.
Yakub Membagi Rombongannya
(32:3-8)
3 Sesudah itu Yakub menyuruh utusannya berjalan lebih dahulu mendapat-
kan Esau, kakaknya, ke tanah Seir, daerah Edom. 4 Ia memerintahkan ke-
pada mereka: Beginilah kamu katakan kepada tuanku, kepada Esau:
Beginilah kata hambamu Yakub: Aku telah tinggal pada Laban sebagai orang
asing dan diam di situ selama ini. 5 Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai
dan kambing domba, budak laki-laki dan perempuan, dan aku menyuruh
memberitahukan hal ini kepada tuanku, supaya aku mendapat kasihmu. 6
Kemudian pulanglah para utusan itu kepada Yakub dan berkata: Kami telah
sampai kepada kakakmu, kepada Esau, dan ia pun sedang di jalan menemui
646
engkau, diiringi oleh empat ratus orang. 7 Lalu sangat takutlah Yakub dan
merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama
dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua
pasukan. 8 Sebab pikirnya: Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu,
sehingga terpukul kalah, maka pasukan yang tinggal akan terluput.
sebab sekarang Yakub sedang memasuki kembali tanah Kanaan,
maka Tuhan , melalui penampakan malaikat-malaikat, mengingatkan
dia akan teman-teman yang dimilikinya saat ia meninggalkan ne-
geri itu, dan dari situ Yakub mengingat-ingatkan dirinya sendiri akan
musuh-musuh yang dimilikinya, khususnya Esau. Ada kemungkinan
bahwa Ribka sudah mengirim pesan yang memberitahukan tempat
kediaman Esau di tanah Seir, dan permusuhannya yang terus ber-
lanjut dengan dia. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh si Yakub
yang malang ini? Ia rindu melihat ayahnya, namun ia ngeri melihat
kakaknya. Ia bersukacita melihat Kanaan lagi, namun tidak bisa tidak,
ia bersukacita dengan gemetar sebab Esau.
I. Ia mengirimkan pesan yang sangat baik hati dan rendah hati ke-
pada Esau. Tidak tampak di sini bahwa jalan yang ditujunya itu
harus melewati negeri Esau, atau bahwa ia perlu meminta izin dari-
nya untuk lewat. namun jalan yang ditujunya itu terletak di dekat
tempat Esau, dan ia tidak mau pergi melewatinya tanpa memberi
dia penghormatan yang selayaknya diterima oleh seorang kakak
laki-laki, saudara kembar, saudara satu-satunya, seorang kakak
yang lebih tua, seorang kakak yang tersinggung. Perhatikanlah,
1. Meskipun saudara-saudara kita gagal menjalankan kewajiban
mereka terhadap kita, kita dengan kesadaran hati nurani ha-
rus melakukan kewajiban kita terhadap mereka.
2. Sudah menjadi bagian dari persahabatan dan kasih persauda-
raan jika kita memberitahukan keadaan kita kepada te-
man-teman kita, dan menanyakan tentang keadaan mereka.
Tindakan yang santun bisa membantu menghancurkan per-
musuhan. Pesan Yakub kepada Esau sangat menyenangkan
hati (ay. 4-5).
(1) Ia menyebut Esau sebagai tuannya, dan dia sendiri sebagai
hambanya, untuk menunjukkan bahwa ia tidak bersikeras
untuk memiliki hak-hak istimewa dari hak kesulungan dan
berkat yang sudah diperolehnya bagi dirinya sendiri, namun
menyerahkannya kepada Tuhan untuk memenuhi tujuan-
Kitab Kejadian 32:3-8
647
Nya sendiri di dalam keturunannya. Perhatikanlah, kesa-
baran mencegah kesalahan-kesalahan besar (Pkh. 10:4).
Kita tidak boleh menolak untuk berbicara dengan hormat
dan tunduk kepada orang-orang yang dengan begitu tidak
adil marah-marah terhadap kita.
(2) Ia memberi kepada Esau gambaran singkat tentang
dirinya, bahwa ia bukanlah seorang buronan dan pengem-
bara, melainkan, meskipun lama tidak kelihatan, sudah
mempunyai sebuah tempat tinggal, dengan sanak saudara-
nya sendiri: Aku telah tinggal pada Laban sebagai orang
asing dan diam di situ selama ini. Juga, ia menggambarkan
bahwa ia bukanlah seorang pengemis. Tidak pula ia pu-
lang, seperti si anak hilang, dalam keadaan yang serba
kekurangan dan hanya akan menjadi beban bagi saudara-
saudaranya. Tidak, aku telah mempunyai lembu sapi dan
keledai. Hal ini (jika memang ada gunanya) diketahuinya
akan membuat Esau berpikiran baik tentang dia. Dan,
(3) Ia memohon perkenanan hati Esau: aku menyuruh mem-
beritahukan hal ini kepada tuanku, supaya aku mendapat
kasihmu. Perhatikanlah, bila seseorang benar dalam suatu
perkara, maka bukanlah suatu penghinaan bagi dia untuk
memohon supaya bisa akur dan berseru bagi perdamaian
dan hak.
II. Ia menerima kabar yang sangat mengerikan tentang Esau yang
sepertinya hendak bersiap-siap berperang melawan dia (ay. 6).
Kabar ini bukan sebuah kata, melainkan sebuah hantaman, sua-
tu balasan yang sangat kasar terhadap pesannya yang baik. Ini
sambutan yang menyedihkan terhadap seorang saudara yang
malang yang baru saja kembali pulang: Ia pun sedang di jalan
menemui engkau, diiringi oleh empat ratus orang. Sekarang Esau
sudah lelah menanti-nantikan hari berkabung untuk ayah yang
baik ini, jadi bahkan sebelum hari itu tiba, ia bertekad untuk
membunuh adiknya.
1. Ia teringat akan pertengkaran yang dulu, dan sekarang ingin
membalaskan dendamnya kepada Yakub atas hak kesulungan
dan berkat yang hilang. Dan, kalau mungkin, menghancurkan
harapan-harapan Yakub akan hak kesulungan dan berkat itu.
Perhatikanlah, kebencian yang dipendam akan bertahan lama,
648
dan akan mendapat kesempatan untuk meledak dalam keke-
rasan, lama sesudah pancingan-pancingan diberikan. Orang
yang marah mempunyai ingatan yang baik.
2. Ia iri kepada Yakub atas sedikit harta yang dimilikinya, dan,
walaupun ia sendiri sekarang mempunyai apa yang jauh lebih
baik, namun tidak ada yang bisa memuaskannya selain meli-
hat kehancuran Yakub dengan mata kepalanya sendiri, dan
memenuhi ladangnya dengan barang-barang jarahan milik
Yakub. Mungkin kabar yang dikirimkan Yakub tentang keka-
yaannya hanya membuatnya lebih panas lagi.
3. Ia menyimpulkan bahwa mudah untuk menghancurkan Ya-
kub, sebab sekarang Yakub sedang ada di jalan, seorang pe-
lancong yang malang dan kelelahan, tidak punya tempat ting-
gal yang tetap, dan (sangkanya) tanpa pengawal. Orang-orang
yang mempunyai racun ular biasanya mempunyai kecerdikan
ular, mereka mengambil kesempatan pertama dan terbaik
yang datang untuk membalas dendam.
4. Ia bertekad untuk melakukannya dengan segera, sebelum Ya-
kub sampai kepada ayahnya, supaya ayahnya tidak ikut cam-
pur dan menengahi mereka berdua. Esau yaitu salah se-
orang yang membenci perdamaian. jika Yakub berbicara,
berbicara dengan damai, maka ia menghendaki perang (Mzm.
120:6-7). Lalu majulah dia, terdorong oleh kegeraman, dan
berniat menumpahkan darah dan melakukan pembunuhan.
Empat ratus orang ada bersama-sama dengan dia, mungkin
orang-orang yang biasa berburu bersamanya, yang bersenjata,
tidak diragukan lagi, kasar dan kejam seperti pemimpin mere-
ka, siap menjalankan perintahnya meskipun itu begitu biadab.
Dan, sekarang nafas yang mereka embuskan semata-mata
yaitu ancaman dan pembantaian. Sepersepuluh dari pa-
sukan itu sudah cukup untuk menggorok Yakub yang malang
dan keluarganya yang tidak bersalah dan tanpa daya. Cukup
untuk mencabut ranting dan akarnya. Oleh sebab itu, tidak
heran bila selanjutnya kita membaca (ay. 7), lalu sangat takut-
lah Yakub dan merasa sesak hati, mungkin lebih-lebih lagi ka-
rena ia belum begitu pulih dari ketakutan yang ditimbulkan
oleh Laban. Perhatikanlah, banyak masalah yang menimpa
orang benar di dunia ini, dan kadang-kadang selesainya satu
masalah hanyalah merupakan awal dari masalah baru. Awan-
Kitab Kejadian 32:9-12
649
awan datang kembali sesudah hujan. Yakub, meskipun seorang
yang mempunyai iman sangat besar, sekarang sangat takut.
Perhatikanlah, kecemasan yang begitu hidup terhadap bahaya,
dan ketakutan yang cepat timbul darinya, bisa saja beriringan
dengan keyakinan yang dipenuhi oleh kerendahan hati akan
kuasa dan janji Tuhan . Kristus sendiri, dalam penderitaan-Nya,
merasa sangat ketakutan.
III. Ia menyiapkan diri dengan pertahanan yang terbaik sesuai keada-
annya saat itu. sebab melawan yaitu hal yang tidak masuk
akal, maka yang dirancangkannya hanyalah melarikan diri (ay. 7-
8). Ia menganggap bahwa ia bertindak bijak jika tidak memper-
taruhkan segala-galanya dalam satu keranjang, dan oleh sebab
itu ia membagi rombongannya menjadi dua rombongan, sehingga,
jika yang satu terpukul kalah, yang lain bisa melarikan diri.
Seperti seorang kepala rumah tangga yang penuh perhatian, ia le-
bih mengkhawatirkan keselamatan mereka dibandingkan keselamatan-
nya sendiri. Ia membagi-bagi rombongannya, tidak seperti Abraham
(14:15) untuk melawan musuh, melainkan untuk melarikan diri.
Doa Yakub
(32:9-12)
9 Kemudian berkatalah Yakub: Ya Tuhan nenekku Abraham dan Tuhan ayahku
Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu
serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu 10
sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang
Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tong-
katku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, namun sekarang telah
menjadi dua pasukan. 11 Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari
tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membu-
nuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya. 12 Bukankah Engkau telah ber-
firman: Tentu Aku akan berbuat baik kepadamu dan menjadikan keturunan-
mu sebagai pasir di laut, yang sebab banyaknya tidak dapat dihitung.
Yang menjadi pedoman kita yaitu berseru kepada Tuhan pada masa
kesusahan. Di sini kita mendapati contoh dari pedoman ini, dan ke-
berhasilannya mendorong kita untuk mengikuti contoh ini. Sekarang
yaitu waktu kesusahan bagi Yakub, namun ia akan diselamatkan
darinya. Dan di sini kita mendapati dia berdoa memohon keselamat-
an itu (Yer. 30:7). Dalam kesesakannya ia mencari Tuhan, dan Tuhan
mendengarnya. Perhatikanlah, waktu yang menakutkan haruslah
menjadi waktu untuk berdoa. Apa pun yang membuat kita takut ha-
650
ruslah mendorong kita untuk berlutut kepada Tuhan kita. Yakub baru
saja melihat malaikat-malaikat yang mengawalnya, namun , dalam
kesusahan ini, ia datang kepada Tuhan , bukan kepada mereka. Ia
tahu mereka yaitu hamba-hamba serekan dengan dia (Why. 22:9).
Tidak pula ia meminta petunjuk kepada terafim kepunyaan Laban.
Cukup baginya bahwa ia mempunyai Tuhan untuk didatangi. Kepada-
Nya ia menghadap dengan segala kesungguhan hati. Dengan begitu
ia berlari mencari perlindungan ke dalam nama Tuhan, seperti me-
nara yang kuat (Ams. 18:10). Doa ini lebih menakjubkan lagi sebab
membuatnya mendapatkan kehormatan menjadi seorang Israel, raja
bersama Tuhan , dan bapak dari umat tersisa yang berdoa, yang mulai
dari saat itu disebut sebagai keturunan Yakub, yang kepada mereka
Tuhan tidak pernah berkata, carilah Aku dengan sia-sia. Sekarang,
sudah sepantasnya kita mempertanyakan apa yang luar biasa dalam
doa ini, sampai membuat si pendoanya mendapatkan semua kehor-
matan ini.
I. Permintaannya sendiri ada satu, dan sangat jelas: Lepaskanlah
kiranya aku dari tangan kakakku (ay. 11). Meskipun secara manu-
siawi itu tampak tidak mungkin dipenuhi, namun ia percaya
bahwa kuasa Tuhan dapat menyelamatkan dia seperti domba dise-
lamatkan dari rahang singa yang haus darah. Perhatikanlah,
1. Kita boleh terperinci dalam menyampaikan permohonan-per-
mohonan kita kepada Tuhan , dalam menyebutkan kesusahan-
kesusahan dan kesulitan-kesulitan tertentu yang tengah men-
jerat kita. Sebab Tuhan yang dengan-Nya kita harus berurusan
yaitu Tuhan yang dengan-Nya kita bisa bebas: kita mempunyai
kebebasan berbicara (parresia) di hadapan takhta anugerah.
2. jika saudara-saudara kita berusaha untuk menghancurkan
kita, sungguh menjadi penghiburan bagi kita bahwa kita mem-
punyai Bapa yang bisa kita datangi sebagai Pembebas kita.
II. Permohonan-permohonannya banyak, dan penuh kuasa. Tidak
pernah suatu perkara disampaikan secara lebih tertata seperti itu
(Ayb. 23:4). Ia menawarkan permohonannya dengan iman dan
semangat yang besar, dan dengan sangat rendah hati. Betapa
bersungguh-sungguhnya ia memohon! Lepaskanlah kiranya aku
(ay. 11). Ketakutannya membuat dia gigih. Betapa dengan akal
sehat yang kudus ia mengajukan alasan bagi perkaranya! Betapa
Kitab Kejadian 32:9-12
651
dengan kefasihan ilahi ia berseru! Inilah contoh mulia yang bisa
kita tiru.
1. Ia datang menghadap Tuhan sebagai Tuhan bapa leluhurnya (ay.
9). Seperti itulah penyangkalan diri yang rendah hati yang
dimilikinya tentang ketidaklayakannya sendiri, sehingga ia
tidak menyebut Tuhan sebagai Tuhan nya sendiri, melainkan
Tuhan yang mengikat kovenan dengan nenek moyangnya: Ya
Tuhan nenekku Abraham dan Tuhan ayahku Ishak. Dan ini bisa
diserukannya dengan lebih baik sebab kovenan itu, yang me-
lalui ketetapan ilahi diteruskan kepadanya. Perhatikanlah,
kovenan Tuhan dengan bapa leluhur kita bisa menjadi peng-
hiburan bagi kita jika kita sedang dalam kesusahan. Su-
dah sering kali demikian bagi umat Tuhan (Mzm. 22:5-6). Ka-
rena dilahirkan di rumah Tuhan , kita berada di dalam perlin-
dungan-Nya secara khusus.
2. Ia menunjukkan jaminannya: Engkau telah berfirman kepadaku:
Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu. Ia me-
ninggalkan pekerjaannya dengan Laban tidak dengan tergesa-
gesa, atau melakukan perjalanan ini sebab kesenangan sesaat,
atau sebab kesukaan yang bodoh pada negeri asalnya, melain-
kan dalam kepatuhan terhadap perintah Tuhan . Perhatikanlah,
(1) Bisa saja kita sedang berada di jalan kewajiban, namun
kita menjumpai masalah dan kesusahan di jalan itu. Se-
perti halnya keberhasilan tidak akan membuktikan bahwa
kita benar, demikian pula peristiwa-peristiwa yang menyu-
sahkan tidak akan membuktikan bahwa kita salah. Bisa
saja kita pergi ke tempat Tuhan memanggil kita, namun kita
merasa jalan kita dikelilingi oleh duri.
(2) Kita bisa dengan nyaman mempercayakan keamanan kita
kepada Tuhan , sementara kita juga dengan berhati-hati
tetap menjalankan kewajiban kita. jika Tuhan menjadi
Pembimbing kita, Ia akan menjadi Pengawal kita.
3. Ia dengan rendah hati mengakui ketidaklayakannya sendiri
untuk menerima kebaikan apa saja dari Tuhan (ay. 10): Aku
tidak layak. Ini suatu permohonan yang tidak biasa. Sebagian
orang berpikir bahwa seharusnya ia menyerukan miliknya sen-
diri yang sekarang terancam bahaya, melawan seluruh dunia,
dan bahwa ia sudah membayar cukup mahal untuk menda-
652
patkannya. Tidak, ia berseru, Tuhan, aku tidak layak menda-
patkannya. Perhatikanlah, penyangkalan dan perendahan diri
sudah sepatutnya mengiringi kita saat meminta segala
sesuatu di hadapan takhta anugerah. Tidak pernah Kristus
memuji-muji orang lain yang memohon kepada-Nya dengan
begitu besar seperti Ia memuji-muji lelaki yang berkata, Tuan,
aku tidak layak (Mat. 8:8), dan perempuan yang berkata, benar
Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari
meja tuannya (Mat. 15:27). Sekarang, amatilah di sini,
(1) Betapa dengan agung dan rasa hormat ia berbicara tentang
segala kasih Tuhan kepada dia. Di sini kita mendapati kasih
dalam bentuk jamak, sumber air yang tak pernah kering,
dan anak-anak sungai yang tak terhitung banyaknya. Sega-
la kasih dan kesetiaan, yaitu, segala kasih yang dulu yang
sudah diberikan sesuai janji, dan segala kasih yang akan
datang yang dijamin dengan janji. Perhatikanlah, apa yang
tersimpan dalam kebenaran Tuhan , seperti juga apa yang
ditunjukkan dalam kasih-Nya, yaitu pokok penghiburan
dan juga pujian bagi orang-orang percaya yang sungguh-
sungguh menghidupi kepercayaan mereka itu. Bahkan,
amatilah, ini yaitu segala kasih, dan segala kesetiaan.
Cara pengungkapannya berulang-ulang, yang menunjuk-
kan bahwa hatinya penuh dengan kebaikan Tuhan .
(2) Betapa dengan hina dan rendah hati ia berbicara tentang
dirinya sendiri, dengan menyangkal semua pemikiran ten-
tang jasanya sendiri: Sekali-kali aku tidak layak untuk
menerima segala kasih-Mu, terlebih lagi aku tidak layak
mendapatkan kebaikan yang begitu besar seperti yang se-
dang berusaha aku gapai ini. Yakub yaitu orang penting,
dan, dalam banyak hal, sangat layak, dan, dalam berurus-
an dengan Laban, sudah dengan adil menegaskan jasa-
jasanya. Namun, itu tidak dilakukannya di hadapan Tuhan .
Aku bahkan tidak layak mendapatkan yang kurang dari
segala kasih-Mu. Begitulah kata yang digunakan. Perhati-
kanlah, orang-orang yang terbaik dan terhebat benar-benar
tidak layak mendapatkan kebaikan yang terkecil sekalipun
dari Tuhan , dan mereka harus siap mengakuinya dalam se-
gala kesempatan. Semboyan hidup yang luar biasa dari
Tuan Herbert yaitu , kurang dibandingkan yang terkecil dari
Kitab Kejadian 32:9-12
653
segala kasih Tuhan . Orang-orang yang paling siap menda-
patkan kasih terbesar yaitu mereka yang melihat diri
sendiri tidak layak mendapatkan kasih yang terkecil.
4. Dengan penuh rasa syukur ia mengakui kebaikan Tuhan ke-
pada dia dalam pembuangannya, dan betapa kebaikan-Nya itu
melampaui harapan-harapannya: Aku membawa hanya tong-
katku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, miskin dan
sengsara, seperti peziarah yang tercampakkan dan terhina. Ia
tidak mempunyai pembimbing, kawan, atau pengawal, tidak
mempunyai perlengkapan yang nyaman untuk bepergian, me-
lainkan hanya tongkatnya saja. Tidak ada yang lain yang bisa
diandalkannya. namun sekarang aku telah menjadi dua pa-
sukan, sekarang aku dikelilingi oleh rombongan anak dan
hamba yang begitu banyak dan menghibur. Meskipun kesu-
sahannyalah yang sekarang mengharuskan dia membagi-bagi
keluarganya ke dalam dua pasukan, namun ia memanfaatkan
itu untuk semakin membesarkan kasih Tuhan yang membuat-
nya bertambah banyak. Perhatikanlah,
(1) Bertambahnya keluarga kita akan benar-benar menghibur
bagi kita jika kita melihat kasih Tuhan dan kesetiaan-
Nya di dalamnya.
(2) Orang-orang yang pada akhirnya mempunyai harta milik
yang bertambah-tambah haruslah, dengan kerendahan hati
dan rasa syukur, mengingat betapa kecil mereka dulu se-
waktu baru memulai. Yakub berseru, Tuhan, Engkau be-
nar-benar menjagaku saat aku pergi hanya dengan tong-
katku, dan hanya mempunyai satu nyawa untuk dikorban-
kan. Tidakkah Engkau akan menjagaku sekarang saat me-
lihat begitu banyak yang berangkat bersama-sama dengan
aku?
5. Ia menegaskan bahaya besar yang tengah mengancamnya:
Lepaskanlah kiranya aku dari tangan Esau, sebab aku takut
kepadanya (ay. 11). Umat Tuhan tidak pernah malu memberi-
tahukan kepada Tuhan ketakutan-ketakutan mereka. Sebab
mereka tahu Ia memperhatikan mereka, dan mempertimbang-
kan mereka. Ketakutan yang menggugah doa dengan sendiri-
nya dapat diserukan. Bukan perampok, melainkan pembu-
nuhlah yang ditakutinya. Juga bukan hanya nyawanya sendiri
654
yang sedang dipertaruhkan, melainkan juga nyawa ibu-ibu
dan anak-anak, yang telah meninggalkan tanah kelahiran me-
reka untuk pergi bersama-sama dengan dia. Perhatikanlah,
kasih sayang alami dapat menghiasi kita dengan seruan-
seruan yang diperbolehkan dan diterima di dalam doa.
6. Ia terutama menegaskan janji yang sudah dibuat Tuhan kepada-
nya (ay. 9): Engkau telah berfirman, Aku akan berbuat baik ke-
padamu, dan lagi, dalam bagian penutup (ay. 12): Bukankah Eng-
kau telah berfirman: Tentu Aku akan berbuat baik kepadamu. Per-
hatikanlah,
(1) Hal terbaik yang bisa kita katakan kepada Tuhan di dalam
doa yaitu apa yang sudah dikatakan-Nya kepada kita.
Seperti halnya janji-janji Tuhan merupakan penuntun yang
pasti bagi keinginan-keinginan kita di dalam doa, dan
melengkapi kita dengan permohonan-permohonan terbaik,
demikian pula janji-janji-Nya merupakan pijakan terkokoh
bagi harapan-harapan kita, dan melengkapi kita dengan
seruan-seruan terbaik. Tuhan, Engkau telah berfirman be-
gini dan begitu. Jadi, tidakkah Engkau akan berbuat baik
seperti firman-Mu itu, firman yang telah membuat aku ber-
harap? (Mzm. 119:49).
(2) Janji-janji yang paling umum sekalipun dapat diterapkan
kepada masalah-masalah khusus. Engkau berkata, Aku
akan berbuat baik kepadamu. Tuhan, berbuat baiklah ke-
padaku dalam perkara ini. Ia juga menyerukan sebuah
janji khusus, janji untuk menjadikan keturunannya sangat
banyak. Tuhan, apa jadinya dengan janji itu, jika mereka
semua dibinasakan? Perhatikanlah,
[1] Ada janji-janji bagi keluarga orang baik yang dapat di-
kembangkan di dalam doa untuk memohonkan belas ka-
sihan bagi keluarga, baik belas kasihan yang biasa mau-
pun yang luar biasa (17:7; Mzm. 112:2; 102:29).
[2] Ancaman-ancaman dunia haruslah mendorong kita me-
nagih janji-janji Tuhan .
Kitab Kejadian 32:13-23
655
Persembahan Yakub kepada Esau
(32:13-23)
13 Lalu bermalamlah ia di sana pada malam itu. Kemudian diambilnyalah
dari apa yang ada padanya suatu persembahan untuk Esau, kakaknya, 14
yaitu dua ratus kambing betina dan dua puluh kambing jantan, dua ratus
domba betina dan dua puluh domba jantan, 15 tiga puluh unta yang sedang
menyusui beserta anak-anaknya, empat puluh lembu betina dan sepuluh
lembu jantan, dua puluh keledai betina dan sepuluh keledai jantan. 16
Diserahkannyalah semuanya itu kepada budak-budaknya untuk dijaga, tiap-
tiap kumpulan tersendiri, dan ia berkata kepada mereka: Berjalanlah kamu
lebih dahulu dan jagalah supaya ada jarak antara kumpulan yang satu
dengan kumpulan yang lain. 17 Diperintahkannyalah kepada yang paling di
muka: jika Esau, kakakku, bertemu dengan engkau dan bertanya ke-
padamu: Siapakah tuanmu? dan ke manakah engkau pergi? dan milik
siapakah ternak yang di depanmu itu? 18 jawablah: milik hambamu Yakub;
inilah persembahan yang dikirim kepada tuanku Esau, dan Yakub sendiri
pun ada di belakang kami. 19 Begitulah diperintahkannya baik kepada yang
kedua maupun kepada yang ketiga dan kepada sekalian orang yang berjalan
menggiring kumpulan hewan itu, katanya: Seperti perkataanku tadilah
kamu katakan kepada Esau, jika kamu berjumpa dengan dia; 20 dan
kamu harus mengatakan juga: Hambamu Yakub sendiri ada di belakang
kami. Sebab pikir Yakub: Baiklah aku mendamaikan hatinya dengan
persembahan yang diantarkan lebih dahulu, kemudian barulah aku akan
melihat mukanya; mungkin ia akan menerima aku dengan baik. 21 Jadi per-
sembahan itu diantarkan lebih dahulu, namun ia sendiri bermalam pada
malam itu di tempat perkemahannya. 22 Pada malam itu Yakub bangun dan
ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas
anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. 23 Sesu-
dah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya.
Yakub, sesudah dengan saleh menjadikan Tuhan sebagai Temannya
melalui doa, di sini dengan bijaksana berusaha menjadikan Esau se-
bagai temannya melalui persembahan. Ia sudah berdoa kepada Tuhan
untuk melepaskan dia dari tangan Esau, sebab ia takut kepadanya.
namun ketakutannya tidak tenggelam ke dalam keputusasaan yang
sedemikian rupa sehingga memupuskan harapannya untuk meng-
gunakan sarana apa saja, dan tidak juga doanya membuat dia lan-
cang menuntut belas kasihan Tuhan , tanpa memakai sarana apa
pun. Perhatikanlah, jika kita sudah berdoa kepada Tuhan untuk
meminta belas kasihan apa saja, kita harus menyertai doa-doa kita
dengan usaha-usaha kita. Sebab kalau tidak, bukannya percaya
kepada Tuhan , kita malah mencobai Dia. Kita harus bergantung pada
pemeliharaan Tuhan dengan sedemikian rupa sehingga membuat kita
memakai kebijaksanaan kita sendiri. Tolonglah dirimu sendiri,
maka Tuhan akan