Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 18


  menolongmu.” Tuhan  menjawab doa-doa kita dengan 

mengajar kita untuk mengatur perkara-perkara kita dengan bijak. 

Untuk mendamaikan hati Esau, 


 656

I.  Yakub mengirimkan persembahan yang sangat mulia kepadanya, 

bukan perhiasan atau pakaian halus (ia tidak memilikinya), me-

lainkan hewan ternak, yang kesemuanya berjumlah lima ratus 

delapan puluh ekor (ay. 13-15). Nah, 

1. Ini bukti dari kelimpahan yang diberikan Tuhan  dalam member-

kati Yakub, sehingga ia bisa menyisakan ternak sejumlah itu 

dari kawanannya.  

2. yaitu  bukti dari hikmatnya bahwa ia rela melepaskan seba-

giannya, untuk mempertahankan yang lainnya. Ketamakan se-

bagian orang membuat mereka lebih rugi dibandingkan untung, 

dan, dengan menggerutu sebab  mengeluarkan biaya kecil, 

mereka mengundang kerusakan besar. Kulit ganti kulit, dan 

segala yang dipunyai orang, jika ia orang bijak, akan diberi-

kannya sebagai ganti nyawanya.  

3.  Itu yaitu  persembahan yang menurutnya akan diterima oleh 

Esau, yang sudah begitu sering berburu binatang-binatang 

buas, sehingga mungkin ia kehabisan binatang jinak untuk 

memberi makan binatang-binatang buas hasil tangkapannya. 

Dan kita dapat menduga bahwa hewan ternak Yakub yang 

berwarna-warni, bercoreng-coreng, berbintik-bintik, dan ber-

belang-belang, akan menyenangkan selera Esau.  

4.  Ia menjanjikan dirinya bahwa melalui persembahan ini ia akan 

berkenan di hati Esau. Sebab hadiah biasanya membawa ke-

beruntungan, ke mana juga ia memalingkan muka (Ams. 17:8), 

dan memberi keluasan kepada orang (Ams. 18:16). Bahkan, 

hadiah memadamkan marah dan kegeraman yang hebat (Ams. 

21:14). Perhatikanlah,  

[1] Kita tidak boleh kehilangan harapan untuk berdamai bah-

kan dengan orang-orang yang paling geram terhadap kita. 

Kita tidak boleh menghakimi siapa saja sebagai orang yang 

susah disenangkan, sebelum kita mencoba menyenangkan 

mereka.  

[2] Damai dan kasih, meskipun dibeli dengan mahal, akan ter-

bukti sebagai tawaran yang baik bagi si pembeli. Banyak 

orang yang pemurung dan bersifat jahat akan berkata, da-

lam kasus Yakub ini,  Esau sudah bersumpah ingin mem-

bunuhku tanpa alasan yang benar, jadi bagaimanapun juga, 

ia tidak akan menjadi orang yang lebih baik sedikit pun

Kitab Kejadian 32:24-32 

 657 

 untuk aku. Aku akan melihatnya dari tempat yang cukup 

jauh sebelum aku mengirimkan persembahan kepadanya.” 

Namun, Yakub mengampuni dan melupakan.  

II.  Ia mengirimkan kepadanya sebuah pesan yang sangat rendah 

hati, yang diperintahkannya kepada hamba-hambanya untuk di-

sampaikan dengan cara terbaik (ay. 17-18). Mereka harus menye-

but Esau tuan mereka, dan Yakub hambanya. Mereka harus mem-

beri tahu dia bahwa ternak yang mereka punyai yaitu  pemberian 

kecil yang dikirimkan Yakub kepadanya, sebagai contoh dari apa 

yang diperolehnya selama ia berada di negeri yang jauh. Hewan ter-

nak yang dikirimkannya harus dibagi-bagi ke dalam beberapa 

kumpulan, dan hamba-hamba yang mengiringi setiap kumpulan 

harus menyampaikan pesan yang sama, sehingga pemberian itu 

bisa tampak lebih berharga, dan penyerahan dirinya, yang begitu 

sering diulangi, bisa lebih menyentuh hati Esau. Mereka terutama 

harus memastikan benar-benar untuk memberi tahu dia bahwa 

Yakub akan menyusul (ay. 18-20), agar dia tidak curiga bahwa 

Yakub melarikan diri sebab  takut. Perhatikanlah, keyakinan 

yang ramah terhadap kebaikan orang dapat membantu mencegah 

kejahatan yang dirancangkan keburukan orang itu kepada kita. 

Jika Yakub ingin tampak tidak takut terhadap Esau, maka diha-

rapkan, semoga Esau tidak dianggap oleh Yakub sebagai sebuah 

kengerian. 

Yakub Bergumul dengan Malaikat 

(32:24-32) 

24 Lalu tinggTuhan  Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan 

dia sampai fajar menyingsing. 25 saat  orang itu melihat, bahwa ia tidak 

dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga 

sendi pangkal paha itu terpelecok, saat  ia bergulat dengan orang itu. 26 

Lalu kata orang itu:  Biarkanlah aku pergi, sebab  fajar telah menyingsing.” 

Sahut Yakub:  Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak 

memberkati aku.” 27 Bertanyalah orang itu kepadanya:  Siapakah namamu?” 

Sahutnya:  Yakub.” 28 Lalu kata orang itu:  Namamu tidak akan disebutkan 

lagi Yakub, namun  Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Tuhan  dan 

manusia, dan engkau menang.” 29 Bertanyalah Yakub:  Katakanlah juga na-

mamu.” namun  sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?” Lalu 

diberkatinyalah Yakub di situ. 30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab kata-

nya:  Aku telah melihat Tuhan  berhadapan muka, namun  nyawaku tertolong!” 31 

Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, saat  ia telah melewati Pniel; dan 

Yakub pincang sebab  pangkal pahanya. 32 Itulah sebabnya sampai sekarang 


 658

orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, sebab  

Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya. 

Di sini kita mendapati cerita yang menakjubkan tentang Yakub yang 

bergumul dengan Malaikat dan menang. Kisah ini dirujuk dalam 

Hosea 12:5. Pagi-pagi benar, jauh sebelum hari terang, Yakub sudah 

menyeberangkan istri-istri dan anak-anaknya. sesudah  itu ia ingin 

ditinggalkan sendirian saja, supaya ia bisa kembali mengungkapkan 

segala kekhawatiran dan ketakutannya dengan lebih penuh lagi di 

hadapan Tuhan  dalam doa. Perhatikanlah, kita harus terus berdoa 

selalu , selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Seringnya dan 

gigihnya kita berdoa akan mempersiapkan kita untuk menerima 

belas kasihan. Sewaktu Yakub sedang sungguh-sungguh berdoa, de-

ngan menggugah dirinya untuk mencengkeram Tuhan , seorang malai-

kat mencengkeram dia. Sebagian orang berpikir bahwa ini yaitu  

malaikat ciptaan, malaikat hadirat-Nya (Yes. 63:9, KJV), salah satu 

malaikat yang selalu memandang wajah Bapa kita itu dan yang me-

nyertai shekinah, atau Keagungan ilahi, yang kemungkinan dipikir-

kan Yakub juga. Sebagian yang lain berpikir bahwa itu yaitu  

Mikhael raja kita, Sang Firman kekal, Malaikat perjanjian, yang sung-

guh yaitu  Tuhan para malaikat, yang sering kali menampakkan diri 

dalam rupa manusia sebelum Ia mengambil sifat manusia untuk 

selama-lamanya. namun  siapa pun itu, kita yakin bahwa nama Tuhan  

ada di dalam dia (Kel. 23:21). Amatilah, 

I.   Bagaimana Yakub dan malaikat ini beradu (ay. 24). Itu  pergulat-

an satu lawan satu, tangan dengan tangan. Tidak ada satu per-

lengkapan pun yang mereka pakai. Yakub sekarang dipenuhi ke-

khawatiran dan ketakutan akan percakapan yang diharapkannya 

pada keesokan harinya dengan kakaknya. Dan untuk semakin 

memperberat cobaan itu, Tuhan  sendiri tampak maju melawannya 

sebagai musuh, untuk menentang dia memasuki tanah perjanji-

an, dan untuk mempermasalahkan izin masuknya, dengan tidak 

memperbolehkan dia mengikuti istri-istri dan anak-anaknya yang 

sudah diseberangkannya terlebih dahulu. Perhatikanlah, orang-

orang percaya yang kuat harus bersiap-siap menghadapi berbagai 

macam godaan, godaan-godaan yang kuat. Kita diberi tahu oleh 

sang nabi (Hos. 12:5), bagaimana Yakub bergumul: ia menangis, 

dan memohon belas kasihan. Doa dan air mata yaitu  senjatanya. 

Pergulatan itu bukan hanya bersifat jasmani, melainkan juga 

Kitab Kejadian 32:24-32 

 659 

rohani, dengan tindakan-tindakan iman yang gigih dan keinginan 

yang kudus. Dan begitulah semua keturunan Yakub secara ro-

hani, di dalam doa, masih bergumul bersama Tuhan .     

II.  Apa hasil dari pergulatan itu.  

1. Yakub tetap bertahan. Meskipun pergulatan itu terus berlang-

sung lama, malaikat itu tidak dapat mengalahkannya (ay. 25), 

maksudnya, peristiwa yang mengecilkan hati ini tidak meng-

goncangkan imannya, atau membungkam doanya. Bukan di 

dalam kekuatannya sendirilah ia bergumul, bukan pula de-

ngan kekuatannya sendiri ia menang, melainkan di dalam dan 

dengan kekuatan yang datang dari Sorga. Hal itu digambarkan 

Ayub seperti ini (Ayb. 23:6), Sudikah Ia mengadakan perkara 

dengan aku dalam kemahakuasaan-Nya? Tidak (seandainya 

malaikat melakukannya, Yakub pasti sudah remuk), namun  Ia 

akan memberiku kekuatan (KJV). Dan dengan kekuatan itu 

Yakub bergumul dengan Malaikat (Hos. 12:5). Perhatikanlah, 

kita tidak bisa menang menghadapi Tuhan  kecuali dengan ke-

kuatan-Nya sendiri. Roh-Nya-lah yang mengantarai kita, dan 

membantu kita dalam kelemahan kita (Rm. 8:26).  

2. Malaikat itu memukul pangkal paha Yakub, untuk menunjuk-

kan kepada dia apa yang bisa dilakukannya. Juga itu untuk 

menunjukkan bahwa dengan Tuhan -lah ia bergumul, sebab 

tidak ada orang yang bisa memelecok pangkal pahanya dengan 

hanya menyentuh. Sebagian orang berpikir bahwa Yakub ha-

nya sedikit atau tidak kesakitan sama sekali sebab  pukulan 

ini. Ada kemungkinan bahwa ia tidak merasakannya, sebab ia 

bahkan tidak berhenti sebentar pun sebelum pergumulan itu 

berakhir (ay. 31). Jika memang demikian adanya, maka ini 

memang merupakan bukti dari jamahan ilahi, yang melukai 

dan menyembuhkan pada saat yang sama. Yakub menang, 

namun pangkal pahanya terpelecok. Perhatikanlah, orang-

orang percaya yang bergumul bisa memperoleh kemenangan-

kemenangan yang mulia, namun keluar dengan tulang-tulang 

yang patah. Sebab jika mereka lemah, maka mereka kuat, (2Kor. 

12:10). Kehormatan-kehormatan dan penghiburan-penghiburan 

kita di dunia ini bercampur baur dengan hal-hal lain.  

3.  Malaikat itu, dengan perendahan diri yang menakjubkan, de-

ngan lembut meminta Yakub untuk membiarkannya pergi (ay. 


 660

26), seperti Tuhan  yang berfirman kepada Musa (Kel. 32:10), 

biarkanlah Aku. Tidak bisakah malaikat yang perkasa mele-

paskan cengkeraman Yakub? Bisa. namun  begitulah ia ingin 

memberi  kehormatan kepada iman dan doa Yakub, dan 

lebih jauh lagi ingin menguji ketetapan hatinya. Seorang raja 

tertawan dalam kepang-kepangnya (Kid. 7:5). Kupegang dia 

(ujar sang mempelai), dan tak kulepaskan dia (Kid. 3:4). Alasan 

yang diberikan sang malaikat mengapa ia ingin pergi yaitu  

sebab  fajar telah menyingsing, dan oleh sebab itu, ia tidak 

ingin lebih lama lagi menahan Yakub, yang harus mengerjakan 

pekerjaan, menempuh perjalanan, dan mengurusi keluarga, 

yang terutama dalam keadaan genting ini, perlu disertainya. 

Perhatikanlah, segala sesuatu indah pada waktunya. Bahkan 

perkara agama, dan penghiburan-penghiburan dari persekutu-

an dengan Tuhan , adakalanya harus memberi jalan bagi per-

kara-perkara yang penting dalam hidup ini. Tuhan  menghendaki 

belas kasihan, dan bukan persembahan.  

4. Yakub bersikeras dalam kegigihannya yang kudus: Aku tidak 

akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati 

aku. Apa pun yang terjadi dengan keluarganya dan perjalanan-

nya, ia bertekad untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik 

mungkin, dan tidak mau kehilangan keuntungan dari keme-

nangannya. Ia tidak bermaksud untuk bergulat sepanjang ma-

lam tanpa mendapat hasil apa-apa, namun  dengan rendah hati 

bertekad untuk mendapat berkat, dan lebih baik semua tul-

angnya terpelecok dibandingkan ia pergi tanpa berkat. Pujian ke-

menangan tidak akan memberinya keuntungan apa-apa tanpa 

disertai penghiburan berkat. Dalam memohon berkat ini, ia 

mengakui kedudukannya yang rendah, meskipun tampaknya 

ia yang menang dalam pergumulan itu. Sebab yang lebih 

rendah diberkati oleh yang lebih tinggi. Perhatikanlah, orang-

orang yang ingin mendapat berkat Kristus haruslah bersung-

guh-sungguh, dan gigih memperjuangkannya, seperti orang-

orang yang bertekad untuk tidak mau ditolak. Doa yang ber-

semangatlah yang akan berhasil.  

5. Malaikat itu memberi  tanda kehormatan yang abadi kepada-

nya, dengan mengubah namanya (ay. 27-28):  Engkau yaitu  se-

orang pejuang yang berani,” (kata sang malaikat),  seorang yang 

bertekad seperti pahlawan. Siapa namamu?”  Yakub,” sahutnya, 

Kitab Kejadian 32:24-32 

 661 

seorang penyerobot. Itulah arti nama Yakub.  Kalau begitu,” 

ujar sang malaikat,  janganlah engkau dipanggil seperti itu 

lagi. Mulai sekarang engkau akan diingat, bukan lagi sebab  

kelicikan dan kelihaianmu, melainkan sebab  keberanianmu 

yang sejati. Engkau akan dipanggil Israel, raja bersama Tuhan , 

sebuah nama yang lebih besar dibandingkan nama-nama para 

pembesar di bumi.” Benar-benar raja orang yang menjadi raja 

bersama Tuhan , dan benar-benar terhormat orang-orang yang 

perkasa di dalam doa, orang-orang Israel, orang-orang Israel 

sejati. Di sini Yakub, seolah-olah, diberi gelar bangsawan di 

padang, dan diberi gelar kehormatan oleh Dia yang yaitu  

sumber kehormatan, yang akan tetap tinggal, bagi pujiannya, 

sampai akhir zaman. Namun, ini belum seberapa. sebab  su-

dah menang bergumul dengan Tuhan , ia juga akan menang ber-

gumul dengan manusia. sebab  sudah memenangkan sebuah 

berkat dari sorga, maka ia, tidak diragukan lagi, akan meme-

nangkan hati Esau. Perhatikanlah, seperti apa pun musuh-

musuh yang kita hadapi, jika saja kita menjadikan Tuhan  seba-

gai Teman kita, maka kita akan baik-baik saja. Orang-orang 

yang dengan iman mempunyai kuasa di sorga, maka dengan 

demikian mempunyai segala kuasa yang bisa mereka punyai di 

bumi, sesuai kebutuhan mereka.  

6.  Malaikat itu melepasnya dengan sebuah berkat (ay. 29). Yakub 

ingin tahu siapa nama malaikat itu, supaya ia bisa, sesuai 

kemampuannya, memberi  penghormatan kepadanya (Hak. 

13:17). namun  permintaan itu ditolak, supaya ia tidak menjadi 

terlalu sombong dengan kemenangannya, atau berpikir bahwa 

ia sudah menguasai malaikat sedemikian rupa sehingga ia 

dengan seenaknya bisa menyuruhnya berbuat apa saja. Tidak, 

 Mengapa engkau menanyakan namaku? Apa untungnya buat-

mu untuk mengetahui itu?” Penyingkapan itu disimpan untuk 

nanti pada saat ajal menjemputnya, yang pada waktu itu ia 

diajar untuk menyebutnya Silo. namun , bukannya memberi-

tahukan siapa namanya, ia memberi Yakub berkatnya, yang 

selama ini dipergumulkan oleh Yakub. Diberkatinyalah Yakub 

di situ, dengan mengulangi dan mengesahkan berkat yang se-

belumnya diberikan kepadanya. Perhatikanlah, berkat-berkat 

rohani, yang menjamin kebahagiaan kita, lebih baik dan jauh 

lebih diinginkan dibandingkan gagasan-gagasan indah yang me-


 662

muaskan keingintahuan kita. Menginginkan berkat malaikat 

lebih baik dibandingkan mengenal namanya. Pohon kehidupan le-

bih baik dibandingkan pohon pengetahuan. Demikianlah Yakub 

mencapai tujuannya. Berkat yang dipergumulkannya, berkat 

pula yang didapatnya. Selain itu, keturunannya yang berdoa 

pun tidak akan pernah mencari dengan sia-sia. Lihatlah be-

tapa menakjubkannya Tuhan  merendah untuk mengabulkan 

dan memahkotai doa yang gigih. Orang-orang yang bertekad, 

sekalipun Tuhan  membunuh mereka, untuk tetap percaya ke-

pada-Nya, pada akhirnya akan menjadi lebih dibandingkan peme-

nang.  

7. Yakub memberi  nama baru bagi tempat itu. Ia menyebut-

nya Pniel, wajah Tuhan  (ay. 30), sebab  di sana ia sudah meli-

hat penampakan Tuhan , dan mendapatkan perkenanan Tuhan . 

Amatilah, nama yang diberikannya bagi tempat itu menyimpan 

dan mengabadikan kehormatan, bukan untuk keberanian atau 

kemenangannya, melainkan hanya untuk anugerah Tuhan  yang 

cuma-cuma. Ia tidak berkata,  Di tempat ini aku telah bergu-

mul dengan Tuhan , dan menang,” melainkan,  Di tempat ini 

aku sudah bertatap muka dengan Tuhan , dan aku masih hi-

dup.” Bukan pula,  Aku pantas dipuji sebab  aku keluar seba-

gai pemenang, melainkan sebab  belas kasihan Tuhan -lah aku 

lolos hidup-hidup.” Perhatikanlah, orang-orang yang diberi ke-

hormatan oleh Tuhan  sudah sepatutnya malu pada diri mereka 

sendiri, dan mengagumi perendahan anugerah-Nya kepada 

mereka. Demikian pulalah yang diperbuat Daud, sesudah  Tuhan  

mengirimkan sebuah pesan yang penuh rahmat kepadanya 

(2Sam. 7:18), Siapakah aku ini, ya Tuhan Tuhan ?  

8.  Kenang-kenangan yang dibawa Yakub dari peristiwa ini dalam 

tulang-tulangnya: Yakub pincang sebab  pangkal pahanya (ay. 

31). Sebagian orang berpikir bahwa ia terus pincang sampai 

mati. Kalau memang demikian, ia tidak mempunyai alasan 

untuk mengeluh, sebab kehormatan dan penghiburan yang di-

perolehnya dari pergumulan ini amat sangat mencukupi untuk 

mengganti kerusakan itu, meskipun ia pincang hingga masuk 

ke liang kubur. Ia tidak mempunyai alasan untuk meman-

dangnya sebagai cela bagi dirinya untuk menanggung pada 

tubuhnya tanda-tanda milik Yesus (Gal. 6:17). namun  hal itu 

bisa bermanfaat, seperti duri dalam daging Paulus, untuk 

Kitab Kejadian 32:24-32 

 663 

menjaganya supaya ia tidak congkak atas kelimpahan pewah-

yuan yang ia terima. Di sini diperhatikan tentang matahari 

yang terbit atasnya saat  ia melewati Pniel. Sebab matahari 

selalu  terbit pada jiwa yang bersekutu dengan Tuhan . Pe-

nulis yang terilhami ini menyebutkan tentang adat kebiasaan 

yang dimiliki keturunan Yakub, demi mengenang peristiwa ini, 

untuk tidak memakan urat daging, pada binatang apa pun, 

yang menutupi sendi pangkal paha. Demikianlah mereka me-

melihara kenangan dari kisah ini, dan memberi  kesempat-

an kepada anak-anak mereka untuk bertanya mengenai hal 

itu. Mereka juga memberi  kehormatan untuk mengenang 

Yakub. Hal seperti ini bisa kita lakukan juga, yaitu mengakui 

belas kasihan Tuhan  dan kewajiban-kewajiban kita kepada 

Yesus Kristus, bahwa kita sekarang bisa menjaga persekutuan 

kita dengan Tuhan , di dalam iman, harapan, dan kasih, tanpa 

membahayakan nyawa atau anggota tubuh kita.  

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 33   

ita membaca dalam pasal sebelumnya, bagaimana Yakub bergu-

mul dengan Tuhan , dan menang. Di sini kita mendapati bagai-

mana kuatnya ia bergumul dengan manusia juga, dan bagaimana 

kakaknya Esau diredakan amarahnya, dan secara tiba-tiba berdamai 

dengannya. Sebab demikianlah tertulis (Ams. 16:7),  Jikalau TUHAN 

berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun dida-

maikan-Nya dengan dia.” Inilah,  

I.   Perjumpaan yang sangat akrab antara Yakub dan Esau (ay. 1-4). 

II. Percakapan mereka pada waktu bertemu. Mereka saling ber-

lomba untuk menunjukkan keramahan dan kebaikan. Yang 

mereka perbincangkan yaitu ,  

1.  Tentang keluarga Yakub (ay. 5-7).  

2.  Tentang persembahan yang sudah dikirimkannya (ay. 8-11).  

3.  Tentang kelanjutan perjalanan mereka (ay. 12-15).  

III. Tempat kediaman Yakub di Kanaan, rumahnya, tanahnya, 

dan mezbahnya (ay. 16-20). 

Yakub Bertemu Esau 

(33:1-4) 

1 Yakub pun melayangkan pandangnya, lalu dilihatnyalah Esau datang 

dengan diiringi oleh empat ratus orang. Maka diserahkannyalah sebagian 

dari anak-anak itu kepada Lea dan sebagian kepada Rahel serta kepada 

kedua budak perempuan itu. 2 Ia menempatkan budak-budak perempuan itu 

beserta anak-anak mereka di muka, Lea beserta anak-anaknya di belakang 

mereka, dan Rahel beserta Yusuf di belakang sekali. 3 Dan ia sendiri berjalan 

di depan mereka dan ia sujud sampai ke tanah tujuh kali, hingga ia sampai 

ke dekat kakaknya itu. 4 namun  Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya 

dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.  


 666

Di sini,  

I.   Yakub mengetahui bahwa Esau telah dekat (ay. 1). Sebagian 

orang berpikir bahwa perbuatan Yakub yang melayangkan pan-

dangnya menunjukkan kegembiraan dan keyakinannya, sebagai 

lawan dari wajah yang murung. sesudah  dengan doa menyerahkan 

permasalahannya kepada Tuhan , ia melanjutkan perjalanannya, dan 

mukanya tidak muram lagi (1Sam. 1:18). Perhatikanlah, orang-

orang yang sudah menyerahkan kekhawatiran mereka kepada Tuhan  

dapat memandang segala sesuatu yang di hadapan mereka dengan 

perasaan puas dan pikiran yang tenang, sambil bergembira menan-

tikan hasil akhirnya, apa pun itu. Apa yang terjadi, terjadilah, 

tidak ada satu hal pun yang akan menjadi kacau bagi orang yang 

hatinya tetap, yang percaya kepada Tuhan . Yakub berdiri tegak di 

menara pengintaiannya untuk menantikan apa jawaban yang 

akan diberikan Tuhan  terhadap doa-doanya (Hab. 2:1). 

II.  Ia mengatur keluarganya dalam urutan terbaik untuk menyambut 

Esau. Entah ia akan datang sebagai kawan atau lawan, Yakub 

mengusahakan agar mereka berlaku sopan jika ia datang sebagai 

kawan, dan mengamankan mereka jika ia datang sebagai lawan 

(ay. 1-2). Amatilah betapa kakak beradik ini menjadi dua sosok 

yang berbeda. Esau dikawal oleh empat ratus orang, dan tampak 

besar. Yakub diikuti oleh barisan wanita dan anak-anak yang 

merepotkan yang harus diperhatikannya, dan ia tampak lembut 

serta mengkhawatirkan keselamatan mereka. Namun Yakublah 

yang mempunyai hak kesulungan, yang akan memerintah, dan 

yang dalam segala hal merupakan orang yang lebih baik. Perhati-

kanlah, bukan suatu penghinaan bagi orang besar dan baik 

untuk menyertai keluarga mereka secara pribadi, dan mengurusi 

urusan-urusan keluarga mereka. Yakub, sebagai kepala rumah 

tangga, memberi  teladan yang lebih baik dibandingkan Esau seba-

gai kepala pasukan.     

III. Dalam pertemuan itu mereka saling berbaik-baikkan dengan cara 

yang sebaik mungkin.  

1.  Yakub sujud pada Esau. Meskipun takut kepada Esau sebagai 

musuh, namun Yakub memberi  penghormatannya kepada 

dia sebagai kakak, mungkin sebab  tahu dan ingat bahwa wa-

Kitab Kejadian 33:1-4 

 667 

laupun Habel lebih dikenan Tuhan  dibandingkan kakaknya Kain, 

namun Tuhan  meyakinkan Kain bahwa Habel tidak boleh mela-

laikan kewajiban dan penghormatannya sebagai adik. Ia sa-

ngat menggoda engkau, namun  engkau harus berkuasa atasnya 

(4:7). Perhatikanlah,

(1) Jalan untuk memulihkan perdamaian jika  sudah hancur 

yaitu  melakukan kewajiban kita, dan memberi  peng-

hormatan-penghormatan kita, dalam segala kesempatan, 

seolah-olah perdamaian itu tidak pernah hancur. Mengingat 

dan mengulang-ulang perkaralah yang memisahkan teman 

dan mengabadikan perpisahan itu.  

(2) Sikap rendah hati dan berserah diri akan sangat berhasil 

dalam menghilangkan amarah. Banyak orang memperta-

hankan diri mereka dengan merendahkan diri: peluru ter-

bang melewati orang yang membungkuk. 

2.  Esau mendekap Yakub (ay. 4): Esau berlari mendapatkan dia, 

bukan dalam amarah, melainkan dalam kasih. Dan, sebagai 

orang yang sepenuh hati berdamai dengannya, ia menerima 

Yakub dengan segala kasih sayang yang bisa dibayangkan. 

Didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia. Sebagian 

orang berpikir bahwa saat  Esau keluar untuk menemui 

Yakub, tidak ada maksud buruk padanya, melainkan bahwa ia 

membawa empat ratus orang bersamanya hanya untuk tampil 

megah, supaya ia bisa memberi  penghormatan yang jauh 

lebih besar lagi kepada adiknya yang baru kembali. Sudah 

pasti bahwa Yakub memahami laporan dari orang-orangnya 

secara sebaliknya (32:5-6). Yakub yaitu  seorang yang bijak 

dan berani, jadi tidak beralasan untuk menduga bahwa dia 

begitu ketakutan tanpa sebab sampai bertindak sedemikian 

rupa saat  mendengar laporan itu. Tidak pula bahwa Roh 

Tuhan  menggugah dia untuk menaikkan doa yang diucapkan-

nya itu hanya untuk melepaskan dia dari bahaya dalam ba-

yangannya saja. Dan, jika tidak ada suatu perubahan yang 

menakjubkan yang dikerjakan di dalam roh Esau pada saat 

itu, saya tidak melihat bagaimana Yakub yang bergumul itu 

bisa dikatakan menang dengan manusia sehingga ia dinamai 

raja. Perhatikanlah,  


 668

(1) Tuhan  menggenggam hati semua manusia di dalam tangan-

Nya, dan bisa mengubah mereka kapan saja dan dengan 

cara apa saja seperti yang dikehendaki-Nya, dengan kuasa 

yang bekerja secara sembunyi-sembunyi, diam-diam, namun  

tidak dapat ditolak. Ia, secara tiba-tiba, dapat mengubah 

lawan menjadi kawan, seperti yang dilakukan-Nya terhadap 

Saul dan Saulus. Terhadap Saul dengan anugerah yang 

menahan hatinya (1Sam. 26:21-25), dan terhadap Saulus 

dengan anugerah yang memperbaharui (Kis. 9:21-22).  

(2) Tidak sia-sia percaya kepada Tuhan , dan berseru kepada-

Nya di masa susah. Orang-orang yang berbuat demikian 

sering kali mendapati hasil akhirnya jauh lebih baik dari-

pada yang mereka harapkan.  

3. Mereka berdua menangis. Yakub menangis sebab  sukacita, 

sebab  diterima dengan baik hati seperti itu oleh kakaknya 

yang sudah ditakutinya. Sedangkan Esau mungkin menangis 

sebab  sedih dan malu, sebab  memikirkan rancangan buruk 

yang sudah dibuatnya melawan adiknya, sementara ia menda-

pati dirinya dicegah untuk melaksanakan rancangan itu de-

ngan cara yang mengherankan dan tak dapat dijelaskan. 

Percakapan Yakub dan Esau 

(33:5-15) 

5 Kemudian Esau melayangkan pandangnya, dilihatnyalah perempuan-

perempuan dan anak-anak itu, lalu ia bertanya:  Siapakah orang-orang yang 

beserta engkau itu?” Jawab Yakub:  Anak-anak yang telah dikaruniakan 

Tuhan  kepada hambamu ini.” 6 Sesudah itu mendekatlah budak-budak perem-

puan itu beserta anak-anaknya, lalu mereka sujud. 7 Mendekat jugalah Lea 

beserta anak-anaknya, dan mereka pun sujud. Kemudian mendekatlah Yusuf 

beserta Rahel, dan mereka juga sujud. 8 Berkatalah Esau:  Apakah maksud-

mu dengan seluruh pasukan, yang telah bertemu dengan aku tadi?” Jawab-

nya:  Untuk mendapat kasih tuanku.” 9 namun  kata Esau:  Aku mempunyai 

banyak, adikku; peganglah apa yang ada padamu.” 10 namun  kata Yakub: 

"Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terima-

lah persembahanku ini dari tanganku, sebab  memang melihat mukamu 

yaitu  bagiku serasa melihat wajah Tuhan , dan engkau pun berkenan me-

nyambut aku. 11 Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah 

kubawa kepadamu, sebab Tuhan  telah memberi karunia kepadaku dan aku 

pun mempunyai segala-galanya.” Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga 

diterimanya. 12 Kata Esau:  Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan 

menyertai engkau.” 13 namun  Yakub berkata kepadanya:  Tuanku maklum, 

bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kam-

bing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu 

hari saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati. 14 Biarlah kiranya 

tuanku berjalan lebih dahulu dari hambamu ini dan aku mau dengan hati-

Kitab Kejadian 33:5-15 

 669 

hati beringsut maju menurut langkah hewan, yang berjalan di depanku dan 

menurut langkah anak-anak, sampai aku tiba pada tuanku di Seir.” 15 Lalu 

kata Esau:  Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari 

pengiringku.” namun  Yakub berkata: "Tidak usah demikian! Biarlah aku men-

dapat kasih tuanku saja.   

Di sini kita mendapati percakapan di antara kedua saudara itu pada 

waktu mereka bertemu, yang sangat bebas dan akrab, tanpa sedikit 

pun tanda dari pertengkaran lama. Itulah cara terbaik untuk tidak 

mengatakan apa-apa tentangnya. Mereka berbincang-bincang,   

I.   Mengenai rombongan Yakub (ay. 5-7). Sebelas atau dua belas 

anak kecil, yang tertua dari antara mereka belum berumur empat 

belas tahun, mengikuti Yakub dari dekat: Siapakah orang-orang 

ini? tanya Esau. Yakub sudah mengirimkan laporan tentang 

pertambahan hartanya (32:5), namun  tidak menyebutkan tentang 

anak-anaknya. Mungkin sebab  ia tidak mau membahayakan diri 

mereka  dengan rasa geram Esau jika ia menjumpainya sebagai 

lawan. Atau mungkin juga sebab  ia ingin membuat Esau senang 

melihat sesuatu yang tak terduga sebelumnya jika ia menjumpai-

nya sebagai kawan. Oleh sebab itu, Esau pun bertanya, siapakah 

orang-orang yang beserta engkau itu? Terhadap pertanyaan yang 

biasa ini, Yakub memberi  jawaban yang sungguh-sungguh, 

yang sesuai dengan sifatnya. Mereka yaitu  anak-anak yang telah 

dikaruniakan Tuhan  kepada hambamu ini. Sebenarnya, sudah cu-

kup untuk menjawab pertanyaan itu, dan cukup pantas jawaban 

itu diberikan kepada Esau yang bernafsu rendah, seandainya ia 

hanya berkata,  Mereka yaitu  anak-anakku.” Namun, jika 

jawaban seperti ini diberikan, maka itu berarti Yakub tidak ber-

bicara seperti sifatnya yang sebenarnya, yaitu yang matanya 

selalu  tertuju pada Tuhan. Perhatikanlah, sudah sepatutnya 

kita tidak saja melakukan tindakan-tindakan yang biasa, namun  

juga membicarakannya dengan suatu cara yang berkenan kepada 

Tuhan  (3Yoh. 1:6). Yakub berbicara tentang anak-anaknya,  

1.  Sebagai pemberian dari Tuhan . Mereka yaitu  milik pusaka dari 

pada TUHAN (Mzm. 127:3; Mzm. 112:9; Mzm. 107:41).  

2.  Sebagai pemberian yang berharga. Tuhan  dengan penuh rahmat 

telah memberi  mereka. Walaupun mereka banyak, dan 

sekarang menjadi tanggung jawabnya yang besar, dan sampai 

saat ini hanya diberi persediaan seadanya, namun ia meng-

anggap mereka sebagai berkat yang besar. Istri-istri dan anak-


 670

anaknya, sesudah  itu, maju secara berurutan, dan melakukan 

kewajiban mereka kepada Esau, seperti yang sudah diperbuat 

Yakub sebelum mereka (ay. 6-7). Sebab sudah sepatutnya 

keluarga menunjukkan penghormatan kepada orang-orang 

yang dihormati oleh kepala keluarga mereka.    

II.  Tentang persembahan yang sudah dikirimkannya kepada Esau. 

1. Esau dengan rendah hati menolaknya sebab  yang ada pada-

nya sudah cukup, dan ia tidak memerlukannya (ay. 9). Per-

hatikanlah, orang-orang yang ingin dipandang sebagai orang 

terhormat tidak akan mau tampak seperti orang yang mata 

uang dalam berteman. Apa pun pengaruh persembahan Yakub 

kepada Esau untuk mendamaikan hatinya, Esau tidak ingin 

orang berpikir bahwa persembahan itu mempunyai pengaruh 

apa saja terhadapnya, dan oleh sebab itu ia menolaknya. 

Alasannya yaitu , yang ada padaku sudah cukup, aku mem-

punyai banyak (begitulah kata yang digunakan), begitu banyak 

sehingga ia tidak ingin mengambil apa pun yang menjadi 

kepunyaan adiknya. Perhatikanlah,  

(1) Banyak orang yang tidak memiliki berkat-berkat rohani, dan 

berada di luar kovenan, mempunyai banyak harta dunia ini. 

Esau mendapatkan apa yang dijanjikan kepadanya, tanah-

tanah gemuk di bumi dan penghidupan dari pedangnya.  

(2) yaitu  hal yang baik bagi orang-orang yang mempunyai 

banyak untuk mengetahui bahwa yang ada pada mereka 

sudah cukup, meskipun mereka tidak mempunyai seba-

nyak yang dipunyai sebagian orang lain. Bahkan Esau 

sekalipun bisa berkata, yang ada padaku sudah cukup.  

(3) Orang-orang yang puas dengan apa yang mereka miliki harus 

menunjukkannya dengan tidak menginginkan apa yang 

dimiliki orang lain. Esau menyuruh Yakub untuk menyimpan 

apa yang dimilikinya bagi dirinya sendiri, sebab  ia mengang-

gap Yakub lebih memerlukannya. Esau sendiri tidak memer-

lukannya, entah sebagai persediaan, sebab ia kaya, atau 

untuk mendamaikan hatinya, sebab ia sudah berdamai. Kita 

harus berjaga-jaga supaya jangan ketamakan kita meman-

faatkan keramahan orang lain, dan dengan rendah mengambil 

keuntungan dari kemurahan hati mereka.  

Kitab Kejadian 33:5-15 

 671 

2.  Yakub dengan penuh kasih sayang mendesak Esau untuk me-

nerimanya, dan dia berhasil (ay. 10-11). Yakub mengirimkan-

nya, sebab  takut (32:20), namun , sebab  ketakutan itu sudah 

hilang, sekarang ia mendesak Esau untuk menerimanya demi 

kasih, untuk menunjukkan bahwa ia ingin berteman dengan 

kakaknya, dan tidak hanya ngeri terhadap amarahnya. Dua 

hal yang didesaknya:  

(1) Kepuasan yang dirasakannya sebab  diterima oleh kakak-

nya, yang untuk itu ia berpikir bahwa ia terikat kewajiban 

untuk memberi  pengakuan yang penuh syukur ini. 

Sangat tinggi pujian yang diberikan Yakub kepadanya: 

Melihat mukamu yaitu  bagiku serasa melihat wajah Tuhan , 

maksudnya,  Aku sudah melihat engkau akur denganku, 

dan berdamai denganku, seperti aku ingin melihat Tuhan  

berdamai denganku.” Atau yang dimaksudkan yaitu  bah-

wa Yakub melihat kebaikan Tuhan  kepadanya di dalam 

kebaikan Esau. Itu yaitu  tanda yang baik bagi dia bahwa 

Tuhan  telah menerima doa-doanya. Perhatikanlah, penghi-

buran-penghiburan dari sesama makhluk akan benar-benar 

menjadi penghiburan bagi kita jika  diberikan sebagai 

jawaban atas doa, dan sebagai tanda bahwa Tuhan  berkenan 

kepada kita. Dan lagi, akan menjadi perkara yang membawa 

sukacita besar bagi orang-orang yang suka damai dan penuh 

kasih sayang jika  mereka kembali berteman dengan 

orang-orang yang sebelumnya berselisih dengan mereka.  

(2) Kemampuan yang dimilikinya untuk mendapat barang-

barang dari dunia ini: Tuhan  telah memberi karunia kepada-

ku. Perhatikanlah, jika apa yang kita punyai di dunia ini 

bertambah di tangan kita, kita harus memperhatikannya 

dengan rasa syukur, demi kemuliaan Tuhan , dan mengakui 

bahwa dalam hal ini Ia telah memberi  karunia kepada 

kita, yang lebih baik dibandingkan yang pantas kita terima. 

Dialah yang memberi  kekuatan untuk memperoleh keka-

yaan (Ul. 8:18). Yakub menambahkan,  Dan apa yang ada 

padaku sudah cukup. Aku mempunyai segala-galanya,” 

begitulah kata yang digunakan. Yang cukup bagi Esau ada-

lah banyak, namun  yang cukup bagi Yakub yaitu  segala-

galanya. Perhatikanlah, orang saleh, meskipun mempunyai 


 672

sedikit harta di dunia ini, bisa berkata dengan sebenar-

benarnya,  Aku mempunyai segala-galanya,”  

[1] sebab  dia memiliki Tuhan  atas segala-galanya, dan mem-

punyai segala-galanya di dalam Dia. Semuanya yaitu  

milikmu jika engkau menjadi milik Kristus (1Kor. 3:22).  

[2] sebab  ia mendapat segala penghiburan. Aku telah me-

nerima semua yang perlu, malahan lebih dari pada itu 

(Flp. 4:18). Orang yang mempunyai banyak biasanya 

ingin mendapat lebih lagi. namun , orang yang berpikir 

bahwa ia mempunyai segala-galanya sudah yakin bah-

wa apa yang ada padanya sudah cukup. Ia mempunyai 

segala-galanya dalam pengharapan. Ia akan mempunyai 

segala-galanya sebentar lagi, saat  ia sampai di sorga. 

Atas dasar pikiran ini Yakub mendesak Esau, dan Esau 

pun menerima persembahannya. Perhatikanlah, yaitu  

hal yang sangat baik jika  agama orang membuat 

mereka dermawan, murah hati, dan membuka tangan 

lebar-lebar, dengan tidak sudi melakukan hal yang 

remeh-temeh dan hina.   

III. Mengenai kelanjutan perjalanan mereka.  

1. Esau menawarkan diri untuk menjadi pemandu dan pengiring-

nya, sebagai tanda dari pendamaian yang tulus (ay. 12). Kita 

tidak pernah mendapati Yakub dan Esau begitu akrab satu 

sama lain, dan begitu saling menyayangi, seperti mereka seka-

rang. Perhatikanlah, adapun Tuhan , jalan-Nya sempurna. Ia 

membuat Esau, bukan saja tidak lagi menjadi seorang lawan, 

melainkan juga seorang kawan. Tulang yang sudah patah ini, 

sesudah dipulihkan, menjadi lebih kuat dibandingkan sebelum-

sebelumnya. Esau menjadi senang ditemani Yakub, dan ia pun 

mengajaknya pergi ke Gunung Seir. sebab  itu, janganlah per-

nah kita putus asa menghadapi siapa saja, atau tidak mem-

percayai Tuhan  yang di tangan-Nya tergenggam semua hati. 

Namun Yakub dengan rendah hati melihat alasan untuk me-

nolak tawaran ini (ay. 13-14), yang di dalamnya ia menunjuk-

kan perhatian yang lembut terhadap keluarganya sendiri dan 

kawanannya, seperti layaknya seorang gembala dan ayah yang 

baik. Ia harus mempertimbangkan anak-anak, dan kawanan 

Kitab Kejadian 33:5-15 

 673 

hewan yang masih menyusui, dan untuk tidak memimpin yang 

satu, atau menyuruh yang lain, dengan terlalu cepat. Kebijak-

sanaan dan kelembutan Yakub ini harus ditiru oleh orang-

orang yang harus memperhatikan dan bertanggung jawab ter-

hadap kaum muda dalam perkara-perkara mengenai Tuhan . 

Mereka tidak boleh terlalu banyak disuruh-suruh, pada awal-

nya, dengan diberi tugas-tugas pelayanan yang berat, namun  

harus dipimpin, sebagaimana mereka bisa menanggungnya, 

dengan membuat pekerjaan mereka menjadi seringan mung-

kin. Kristus, Sang Gembala yang baik, berbuat demikian (Yes. 

40:11). Nah, Yakub tidak ingin Esau memperlambat langkah-

nya, atau mendesak keluarganya untuk mempercepat langkah 

mereka, atau meninggalkan mereka, untuk bisa terus mene-

mani kakaknya, seperti yang akan dilakukan banyak orang, 

yang lebih mencintai teman-teman dibandingkan keluarga mereka 

sendiri. Sebaliknya, ia ingin agar Esau berjalan di depan, dan 

ia berjanji untuk mengikutinya dengan santai, semampu dia. 

Perhatikanlah, yaitu  hal yang tidak masuk akal untuk me-

nuntut orang lain agar mengikuti kecepatan kita. Kita bisa tiba 

dengan selamat, pada akhirnya, di tempat tujuan yang sama, 

meskipun kita tidak berjalan bersama-sama, entah di jalan 

yang sama atau dengan kecepatan yang sama. Mungkin ada 

orang-orang yang tidak bisa kita ikuti di tengah jalan, namun  

tidak perlu kita menjauhi mereka. Yakub menunjukkan ke-

pada Esau bahwa memang sudah menjadi niatnya untuk pergi 

bersamanya ke Gunung Seir. Dan kita bisa menduga bahwa ia 

memang pergi ke sana, sesudah  menempatkan keluarganya dan 

barang-barang miliknya di suatu tempat lain, meskipun kun-

jungan itu tidak dicatat. Perhatikanlah, jika  kita secara 

membahagiakan sudah kembali berdamai dengan teman-teman 

kita, kita harus ambil peduli untuk mempereratnya, dan tidak 

sungkan-sungkan untuk beramah tamah dengan mereka.  

2. Esau menawarkan sebagian dari orang-orangnya untuk men-

jadi penjaga dan pengawalnya (ay. 15). Ia melihat Yakub hanya 

ditemani sedikit orang, tidak ada hamba kecuali petani-petani 

dan gembala-gembalanya, tanpa pelayan atau pesuruh. Oleh 

sebab itu, sebab  berpikir bahwa Yakub ingin tampil megah 

seperti dirinya sendiri (jika ia mampu), dan tampak hebat, 

maka ia perlu meminjamkan sebagian dari pengiringnya, un-


 674

tuk pergi menyertai Yakub, agar ia tampak seperti saudara 

Esau. namun  Yakub dengan rendah hati menolak tawarannya, 

dengan hanya menginginkan agar Esau tidak melihatnya seba-

gai suatu kesalahan bahwa ia tidak menerimanya: Tidak usah 

demikian.  

(1) Yakub rendah hati, dan tidak memerlukan pengiring Esau 

untuk tampil megah. Ia tidak ingin pamer dalam hal keda-

gingan, dengan membebani dirinya dengan pengiring-pengi-

ring yang tidak perlu. Perhatikanlah, yaitu  kesia-siaan 

dari semarak dan kemegahan bahwa kedua-duanya diiring-

iringi oleh banyak hal yang tentangnya bisa dikatakan, 

tidak usah demikian.  

(2) Yakub berada di bawah perlindungan ilahi, dan tidak me-

merlukan pengiring itu untuk keamanannya. Perhatikan-

lah, sudah terjaga dengan baik orang-orang yang memiliki 

Tuhan  sebagai Penjaga mereka dan berada di bawah kawal-

an bala tentara-Nya, seperti Yakub. Tidak perlu bergantung 

pada lengan manusia orang-orang yang memiliki Tuhan  se-

bagai lengan mereka di setiap pagi. Yakub menambahkan, 

 Hanya biarlah aku mendapat kasih tuanku saja. sebab  

dengan mendapat perkenananmu, aku mempunyai segala 

yang kuperlukan, segala yang kuinginkan darimu.” Jika 

Yakub sedemikian menghargai kehendak baik seorang sau-

dara, terlebih lagi kita mempunyai alasan untuk meng-

anggap bahwa apa yang ada pada kita sudah cukup jika 

kita mendapat kehendak baik dari Tuhan  kita.  

 

Kediaman Yakub di Kanaan 

(33:16-20) 

16 Jadi pulanglah Esau pada hari itu berjalan ke Seir. 17 namun  Yakub berang-

kat ke Sukot, lalu mendirikan rumah, dan untuk ternaknya dibuatnya gu-

buk-gubuk. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Sukot. 18 Dalam perjalanan-

nya dari Padan-Aram sampailah Yakub dengan selamat ke Sikhem, di tanah 

Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu. 19 Kemudian dibelinyalah 

dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, sebidang tanah, tempat ia memasang 

kemahnya, dengan harga seratus kesita. 20 Ia mendirikan mezbah di situ dan 

dinamainya itu:  Tuhan  Israel ialah Tuhan .” 

Kitab Kejadian 33:16-20 

 675 

Di sini,  

1.  Yakub tiba di Sukot. sesudah  berpisah dengan Esau secara baik-

baik, yang sudah pulang ke negerinya sendiri (ay. 16), Yakub tiba 

di sebuah tempat di mana, tampaknya, ia beristirahat sejenak, 

mendirikan gubuk-gubuk untuk ternaknya, dan tempat-tempat 

yang nyaman bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Tempat itu 

sesudahnya dikenal dengan nama Sukot, sebuah kota di suku Gad, 

di seberang Sungai Yordan (Sukot berarti gubuk-gubuk), supaya 

saat  keturunannya kelak tinggal di rumah-rumah berdinding 

batu, mereka bisa ingat bahwa seorang Aram, seorang pengembara 

yaitu  ayah mereka, yang senang tinggal di gubuk (Ul. 26:5). 

Seperti itulah gunung batu yang darinya mereka terpahat.  

2.  Ia tiba di Sikhem. Kita membacanya, di Padan-Aram, Sikhem. 

Pada umumnya para ahli cenderung membacanya dengan sebut-

an: sampailah Yakub dengan selamat, atau dengan tenang, ke kota 

Sikhem. sesudah  perjalanan yang membahayakan, yang di dalam-

nya ia menjumpai banyak kesulitan, ia tiba dengan selamat pada 

akhirnya di tanah Kanaan. Perhatikanlah, penyakit dan mara-

bahaya haruslah mengajar kita untuk menghargai kesehatan dan 

keselamatan jasmani kita, dan harus membantu membesarkan 

hati kita dalam rasa syukur jika  waktu kita keluar dan waktu 

kita masuk sudah dijaga dengan istimewa. Di sini,  

(1) Ia membeli sebidang tanah (ay. 19). Walaupun negeri Kanaan 

sudah menjadi miliknya melalui kovenan, namun, sebab  wak-

tu untuk memilikinya belumlah tiba, ia puas dengan harus 

membeli tanah sendiri, untuk mencegah pertengkaran-per-

tengkaran dengan para penduduk pada saat itu. Perhatikan-

lah, kekuasaan tidak dibangun di atas anugerah. Orang-orang 

yang mendapat sorga dengan cuma-cuma tidak boleh berharap 

akan mendapat bumi dengan cuma-cuma.  

(2)  Ia mendirikan sebuah mezbah (ay. 20).  

[1] Dalam rasa syukur kepada Tuhan , atas tangan baik dari pe-

meliharaan-Nya terhadap dia. Ia tidak puas dengan mengakui 

kebaikan Tuhan  terhadapnya hanya dengan kata-kata, seba-

liknya, ia memberi  pengakuan-pengakuan yang nyata.  

[2] Agar ia bisa memelihara agamanya, dan tetap menyembah 

Tuhan , di dalam keluarganya. Perhatikanlah, di mana kita 

mendirikan kemah, di situ Tuhan  harus mendapatkan mezbah. 


 676

Di mana kita mendirikan rumah, di situ Dia harus mem-

punyai jemaat di dalamnya. Ia mempersembahkan mezbah 

ini untuk kehormatan El-elohe-Israel – Tuhan  Israel ialah 

Tuhan , untuk kehormatan Tuhan , secara umum, sebagai 

satu-satunya Tuhan  yang hidup dan benar, yang terbaik dari 

segala yang ada dan yang yaitu  penyebab dari segala 

penyebab. Ini untuk kehormatan Tuhan  Israel, sebagai Tuhan  

yang mengikat kovenan dengannya. Perhatikanlah, dalam 

menyembah Tuhan , kita harus dibimbing dan diatur oleh 

perpaduan pengetahuan yang baik dari agama alam mau-

pun agama wahyu. Belum lama ini Tuhan  memanggilnya 

dengan nama Israel, maka sekarang ia memanggil Tuhan  

dengan nama Tuhan  Israel. Meskipun ia digelari raja ber-

sama Tuhan , Tuhan  akan tetap menjadi Raja bersama dia, 

Tuhan dan Tuhan nya. Perhatikanlah, kehormatan kita akan 

benar-benar menjadi kehormatan bagi kita jika  itu 

dikuduskan untuk kehormatan Tuhan . Tuhan  Israel yaitu  

kemuliaan Israel. 

 

 

PASAL 34  

ada pasal ini dimulai cerita tentang penderitaan-penderitaan Ya-

kub dalam hal anak-anaknya, yang sangat besar jumlahnya, dan 

ditulis untuk menunjukkan,  

1.  Kesia-siaan dunia ini. Apa yang paling kita sayangi ternyata bisa 

menjadi yang paling menyusahkan kita. Juga, kita dapat men-

jumpai kesusahan-kesusahan besar di dalam hal-hal yang kita 

katakan,  Hal ini akan menghibur kita.”  

2. Penderitaan-penderitaan yang biasanya menimpa orang baik. 

Anak-anak Yakub disunat, dididik dengan baik, didoakan, dan 

diberi teladan-teladan yang sangat baik. Namun, sebagian dari 

mereka ternyata berlaku amat tidak terpuji.  Kemenangan per-

lombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan 

bukan untuk yang kuat.” Anugerah tidak mengalir di dalam da-

rah, namun penerusan anugerah yang terganggu ini tidak memu-

tuskan penerusan dari pengakuan iman dan hak-hak istimewa 

jemaat yang ada di dunia ini. Bahkan, anak-anak Yakub, meski-

pun mendukakannya dalam beberapa hal, semuanya dibawa serta 

ke dalam kovenan dengan Tuhan . Dalam pasal ini kita mendapati, 

I.   Dina dicemari (ay. 1-5). 

II. Perjanjian pernikahan antara Dina dan Sikhem yang telah 

menodainya (ay. 6-19).  

III. Penyunatan orang-orang Sikhem, sesuai dengan perjanjian 

itu (ay. 20-24).  

IV. Balas dendam yang penuh khianat dan berlumuran darah yang 

dilakukan Simeon dan Lewi terhadap orang-orang Sikhem (ay. 

25-31). 


 678

Dina Dihina  

(34:1-5) 

1 Pada suatu kali pergilah Dina, anak perempuan Lea yang dilahirkannya 

bagi Yakub, mengunjungi perempuan-perempuan di negeri itu. 2 saat  itu 

terlihatlah ia oleh Sikhem, anak Hemor, orang Hewi, raja negeri itu, lalu Dina 

itu dilarikannya dan diperkosanya. 3 namun  terikatlah hatinya kepada Dina, 

anak Yakub; ia cinta kepada gadis itu, lalu menenangkan hati gadis itu. 4 

Sebab itu berkatalah Sikhem kepada Hemor, ayahnya:  Ambillah bagiku 

gadis ini untuk menjadi isteriku.” 5 Kedengaranlah kepada Yakub, bahwa 

Sikhem mencemari Dina. namun  anak-anaknya ada di padang menjaga 

ternaknya, jadi Yakub mendiamkan soal itu sampai mereka pulang. 

Dina, dari semua yang tampak, yaitu  satu-satunya anak perem-

puan Yakub, dan oleh sebab itu, kita dapat menduga bahwa dia 

yaitu  anak yang dimanja ibunya dan disayang keluarganya. Namun 

ternyata ia tidak membawa sukacita atau pujian bagi mereka. Sebab 

anak-anak yang paling dimanja jarang menjadi anak yang paling baik 

atau paling berbahagia. Ia kira-kira baru berumur lima belas atau 

enam belas tahun saat  di sini menimbulkan begitu banyak kejahat-

an. Amatilah,  

1. Rasa penasarannya yang sia-sia, yang membuatnya terancam 

bahaya. Ia pergi keluar, mungkin tanpa sepengetahuan ayahnya, 

namun  dengan seizin ibunya, untuk mengunjungi perempuan-perem-

puan di negeri itu (ay. 1). Mungkin di sebuah pesta, atau pada 

suatu hari raya. sebab  merupakan satu-satunya anak perem-

puan, ia merasa kesepian di rumah, tanpa perempuan lain yang 

seumuran dengan dia yang bisa diajaknya berbincang-bincang. 

Oleh sebab itu, ia harus pergi keluar untuk menghibur diri, untuk 

mengusir kesedihan, dan untuk memuaskan dirinya dengan ber-

gaul lebih enak dibandingkan yang bisa didapatnya di kemah-kemah 

ayahnya. Perhatikanlah, yaitu  hal yang sangat baik bagi anak-

anak untuk suka tinggal di rumah. yaitu  hikmat orangtua un-

tuk membuat hal itu nyaman bagi mereka, dan yaitu  kewajiban 

anak-anak untuk merasa nyaman melakukannya. Alasannya ada-

lah untuk mengunjungi perempuan-perempuan di negeri itu, untuk 

melihat bagaimana mereka berpakaian, bagaimana mereka me-

nari, dan apa yang sedang digemari di antara mereka. Ia pergi 

untuk melihat, namun itu belum semuanya, ia pergi untuk dilihat 

juga. Ia pergi untuk melihat anak-anak perempuan di negeri itu, 

namun , ada kemungkinan, dengan memikirkan anak-anak lelaki di 

negeri itu juga. Saya ragu bahwa ia pergi untuk mengenal orang-

Kitab Kejadian 34:1-5 

 679 

orang Kanaan itu, dan untuk mempelajari cara hidup mereka. 

Perhatikanlah, kesombongan dan kesia-siaan orang-orang muda 

menyeret mereka ke dalam banyak jerat.  

2. Hilangnya kehormatan Dina dengan berbuat demikian (ay. 2): 

Sikhem, raja negeri itu, yang hanyalah merupakan seorang budak 

nafsu, membawa dia, dan tidur dengan dia, tampaknya bukan 

dengan memaksa, melainkan terlebih sebab  penasaran. Perhati-

kanlah, orang-orang besar berpikir bahwa mereka bisa melakukan 

apa saja. Dan siapakah yang bisa berbuat lebih keji selain pe-

muda yang tidak dididik dan diatur? Lihatlah apa akibatnya Dina 

berkeluyuran: wanita-wanita muda harus belajar untuk menjadi 

suci, rajin mengatur rumah tangga. Kedua sifat ini ditempatkan 

secara bersama-sama (Tit. 2:5), sebab orang-orang yang tidak 

mengatur rumah tangga mereka mempertaruhkan kesucian mere-

ka. Dina pergi keluar untuk berjalan-jalan. namun , seandainya ia 

berjalan-jalan sebagaimana mestinya, ia tidak akan jatuh ke da-

lam perangkap ini. Perhatikanlah, permulaan dosa yaitu  seperti 

membiarkan air mengalir keluar. Betapa besar perkara yang di-

nyalakan oleh api yang kecil! Oleh sebab itu, kita harus dengan 

hati-hati menghindari semua kesempatan untuk berbuat dosa 

dan jalan-jalan yang menuju padanya.  

3.  Bujukan Sikhem kepada Dina, sesudah  dia menodainya. Bujukan ini 

baik dan patut dipuji, dan memanfaatkan yang terbaik dari apa yang 

buruk. Sikhem mengasihinya (tidak seperti Amnon, 2Sam. 13:15), 

dan memohon ayahnya untuk menjodohkan dia dengan Dina (ay. 4).  

4. Kabar yang dibawa kepada Yakub yang malang (ay. 5). Segera 

sesudah  anak-anaknya tumbuh besar, mereka mulai membawa ke-

dukaan baginya. Janganlah orangtua yang saleh, yang meratapi 

perilaku buruk anak-anak mereka, menganggap bahwa hanya 

mereka yang mengalami ini, dan bahwa itu belum pernah terjadi 

sebelumnya. Yakub yang baik mendiamkan soal itu, sebagai orang 

yang terkejut, yang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Ia tidak 

berkata apa-apa, sebab  takut salah bicara, seperti Daud (Mzm. 

39:2-3). Ia menahan kebencian-kebenciannya, sebab kalau tidak, 

seandainya ia melampiaskannya, ia akan terbawa-bawa amarah 

sehingga lepas kendali. Atau, tampaknya, ia sangat banyak (ter-

lalu banyak saya pikir) menyerahkan perkara-perkaranya untuk 

diatur oleh anak-anaknya, dan ia tidak akan berbuat apa-apa 

tanpa mereka. Atau, setidak-tidaknya, ia tahu bahwa mereka akan 


 680

membuatnya tidak tenang jika ia berbuat sesuatu, sebab  mereka 

sudah menunjukkan diri, belakangan ini, dalam segala kesempat-

an, sebagai orang-orang yang gegabah, lancang, dan sok tahu. Per-

hatikanlah, segala sesuatu tidak akan berjalan dengan baik jika  

wewenang orangtua hanya berperan sedikit dalam sebuah keluarga. 

Hendaklah setiap laki-laki menjadi kepala dalam rumah tangganya, 

serta disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. 

Siasat Saudara-saudara Dina 

(34:6-17) 

6 Lalu Hemor ayah Sikhem, pergi mendapatkan Yakub untuk berbicara 

dengan dia. 7 Sementara itu anak-anak Yakub pulang dari padang, dan sesu-

dah mendengar peristiwa itu orang-orang ini sakit hati dan sangat marah 

sebab  Sikhem telah berbuat noda di antara orang Israel dengan memper-

kosa anak perempuan Yakub, sebab yang demikian itu tidak patut dilaku-

kan. 8 Berbicaralah Hemor kepada mereka itu:  Hati Sikhem anakku meng-

ingini anakmu; kiranya kamu memberi  dia kepadanya menjadi isterinya 9 

dan biarlah kita ambil-mengambil: berikanlah gadis-gadis kamu kepada kami 

dan ambillah gadis-gadis kami. 10 TinggTuhan  pada kami: negeri ini terbuka 

untuk kamu; tinggTuhan  di sini, jalanilah negeri ini dengan bebas, dan mene-

taplah di sini.” 11 Lalu Sikhem berkata kepada ayah anak itu dan kepada 

kakak-kakaknya:  Biarlah kiranya aku mendapat kasihmu, aku akan mem-

berikan kepadamu apa yang kamu minta; 12 walaupun kamu bebankan 

kepadaku uang jujuran dan uang mahar seberapa banyak pun, aku akan 

memberi  apa yang kamu minta; namun  berilah gadis itu kepadaku menjadi 

isteriku.” 13 Lalu anak-anak Yakub menjawab Sikhem dan Hemor, ayahnya, 

dengan tipu muslihat. sebab  Sikhem telah mencemari Dina, adik mereka 

itu, 14 berkatalah mereka kepada kedua orang itu:  Kami tidak dapat berbuat 

demikian, memberi  adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak ber-

sunat, sebab hal itu aib bagi kami. 15 Hanyalah dengan syarat ini kami dapat 

menyetujui permintaanmu: kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-

laki di antara kamu harus disunat, 16 barulah kami akan memberi  gadis-

gadis kami kepada kamu dan mengambil gadis-gadis kamu; maka kami akan 

tinggal padamu, dan kita akan menjadi satu bangsa. 17 namun  jika kamu 

tidak mendengarkan perkataan kami dan kamu tidak disunat, maka kami 

akan mengambil kembali anak itu, lalu pergi.” 

Anak-anak Yakub, saat  mendengar tentang kejahatan yang diper-

buat kepada Dina, menunjukkan kebencian yang sangat besar. Hati 

mereka mungkin lebih dipengaruhi oleh kecemburuan bagi kehor-

matan keluarga mereka dibandingkan oleh rasa kebajikan. Banyak orang 

peduli terhadap aib dosa, namun  mereka tidak pernah memasukkan 

ke dalam hati kedosaan dari dosa itu. Dosa itu di sini disebut sebagai 

noda di antara orang Israel (ay. 7, KJV: kebodohan di antara orang 

Israel – pen.), menurut bahasa yang digunakan di kemudian hari. 

Sebab, Israel pada waktu itu belum menjadi sebuah kaum, melain-

kan hanya sebuah keluarga. Perhatikanlah, 

Kitab Kejadian 34:6-17 

 681 

1.  Kenajisan yaitu  kebodohan. Sebab kenajisan itu mengorbankan 

perkenanan Tuhan , kedamaian hati nurani, dan segala sesuatu 

yang bisa dipandang jiwa sebagai hal-hal yang kudus dan terhor-

mat, demi sebuah hawa nafsu yang rendah dan kebinatangan.  

2. Kebodohan ini paling memalukan di Israel, di dalam keluarga 

Israel, di mana Tuhan  dikenal dan disembah, sebagaimana halnya 

di dalam kemah-kemah Yakub, dengan nama Tuhan  Israel. Kebo-

dohan di Israel memang suatu hal yang memalukan.  

3.  yaitu  suatu hal yang baik jika  dosa dicap dengan nama yang 

buruk: kenajisan di sini secara kiasan disebut kebodohan di 

antara orang Israel (2Sam. 13:12, KJV). Dina di sini disebut seba-

gai anak perempuan Yakub, sebagai peringatan bagi semua anak 

perempuan Israel, agar mereka tidak membiarkan diri melakukan 

kebodohan ini. 

Hemor datang untuk berunding dengan Yakub sendiri, namun  

Yakub menyerahkannya kepada anak-anaknya. Dan dalam perikop di 

atas kita mendapati laporan khusus mengenai persepakatan itu, yang 

di dalamnya, sungguh memalukan untuk dikatakan, orang-orang 

Kanaan lebih jujur dibandingkan orang-orang Israel.     

I.  Hemor dan Sikhem dengan baik-baik mengajukan lamaran per-

jodohan ini, untuk membentuk suatu kerja sama untuk menetap 

bersama. Sikhem benar-benar jatuh cinta dengan Dina. Ia mau me-

milikinya dengan syarat apa saja (ay. 11-12). Ayahnya tidak hanya 

setuju, namun  juga turut memohon baginya, dan dengan sungguh-

sungguh menegaskan keuntungan-keuntungan yang akan diper-

oleh dari persatuan di antara kedua keluarga (ay. 9-10). Ia tidak 

menunjukkan kecemburuan terhadap Yakub, meskipun Yakub 

seorang asing, melainkan terlebih sebuah keinginan yang sungguh-

sungguh untuk membereskan hubungan antara dia dan keluarga-

nya, dengan memberi dia tawaran yang murah hati itu, negeri ini 

terbuka untuk kamu. TinggTuhan  di sini, jalanilah negeri ini dengan 

bebas. 

II. Anak-anak Yakub dengan niatan jahat berpura-pura menegaskan 

kesatuan di dalam agama, padahal sebenarnya yang mereka ran-

cangkan sungguh lebih rendah dibandingkan itu. Andai saja Yakub 

mengurus perkara ini dengan tangannya sendiri, maka ada ke-

mungkinan bahwa dia dan Hemor akan segera mengakhirinya. 


 682

namun  anak-anak Yakub hanya memikirkan balas dendam, dan 

rancangan aneh yang mereka buat untuk mewujudkannya. Orang-

orang Sikhem harus disunat. Bukan untuk menguduskan mereka 

(anak-anak Yakub tidak pernah meniatkan itu), melainkan untuk 

menyakiti mereka, supaya mereka bisa lebih mudah dimangsa oleh 

pedang mereka.  

1. Alasannya tampak bagus dari luar.  Kehormatan keluarga Ya-

kublah yang mereka bawa-bawa bersama mereka, sebuah tan-

da dari kovenan Tuhan  dengan mereka. sebab  itu, akan men-

jadi cela bagi orang-orang yang demikian bermartabat dan 

istimewa untuk menjalin hubungan yang ketat seperti itu 

dengan orang-orang yang tidak bersunat (ay. 14). Jadi, jika se-

tiap laki-laki di antara kamu harus disunat, maka kita akan 

menjadi satu bangsa (ay. 15-16). Seandainya mereka jujur da-

lam hal ini, usulan mereka untuk syarat-syarat ini patut dipuji. 

Sebab orang-orang Israel tidak boleh kawin campur dengan 

orang-orang Kanaan, orang-orang percaya dengan orang-orang 

cemar. Perkawinan seperti itu yaitu  dosa besar, atau setidak-

tidaknya penyebab dan pintu masuk bagi banyak dosa, dan 

sering kali membawa dampak yang merusak. Kepentingan 

yang kita miliki pada siapa saja, dan kuasa yang kita pegang 

atas mereka, haruslah kita manfaatkan dengan bijak, untuk 

membuat mereka mencintai dan menjalankan agama (siapa 

bijak, mengambil hati orang). namun  juga kita tidak boleh, 

seperti anak-anak Yakub, menganggapnya sudah cukup untuk 

membujuk mereka agar tunduk pada upacara-upacara keaga-

maan secara lahiriah. Sebaliknya, kita harus berusaha meya-

kinkan mereka akan kebenaran agama, dan membuat mereka 

mengenal kuasanya.  

2.  Niat anak-anak Yakub itu jahat, seperti yang tampak dalam 

cerita selanjutnya. Yang ingin mereka capai hanyalah memper-

siapkan diri untuk hari pembantaian. Perhatikanlah, rancang-

an-rancangan yang haus darah sering kali ditutup-tutupi, dan 

dijalankan, dengan dalih agama. Dengan cara itulah rancang-

an-rancangan itu terlaksana dengan meyakinkan dan aman. 

namun , kesalehan yang palsu ini, tidak diragukan lagi, melipat-

gandakan kejahatan. Tidak pernah agama lebih tercoreng, 

atau sakramen-sakramen Tuhan  lebih tercemar, seperti jika  

keduanya digunakan sebagai jubah untuk menutupi kekejian

Kitab Kejadian 34:18-24 

 683 

 seperti itu. Bahkan, seandainya anak-anak Yakub tidak mem-

punyai rancangan yang haus darah ini, saya tidak melihat 

bagaimana mereka bisa membenarkan tindakan mereka yang 

menawarkan tanda sunat yang suci itu, meterai kovenan Tuhan , 

kepada orang-orang Kanaan yang setia kepada agama mereka 

ini, yang tidak mendapat hak atau bagian dalam perkara ini. 

Orang-orang yang tidak mempunyai hak dalam janji tidak 

mempunyai hak dalam meterai. Tidak patut mengambil roti yang 

disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing. 

Namun, anak-anak Yakub tidak menghargai ini, dan malah me-

manfaatkannya untuk memenuhi tujuan mereka.  

Orang-orang Sikhem Setuju untuk Disunat 

(34:18-24) 

18 Lalu Hemor dan Sikhem, anak Hemor, menyetujui usul mereka. 19 Dan 

orang muda itu tidak bertangguh melakukannya, sebab ia suka kepada anak 

Yakub, lagipula ia seorang yang paling dihormati di antara seluruh kaum 

keluarganya. 20 Lalu pergilah Hemor dan Sikhem, anaknya itu, ke pintu 

gerbang kota mereka dan mereka berbicara kepada penduduk kota itu: 21 

 Orang-orang itu mau hidup damai dengan kita, biarlah mereka tinggal di 

negeri ini dan menjalaninya dengan bebas; bukankah negeri ini cukup luas 

untuk mereka? Maka kita dapat mengambil gadis-gadis mereka menjadi isteri 

kita dan kita dapat memberi  gadis-gadis kita kepada mereka. 22 Namun 

hanya dengan syarat ini orang-orang itu setuju tinggal bersama-sama dengan 

kita, sehingga kita menjadi satu bangsa, yaitu setiap laki-laki di antara kita 

harus disunat seperti mereka bersunat. 23 Ternak mereka, harta benda mere-

ka dan segala hewan mereka, bukankah semuanya itu akan menjadi milik 

kita? Hanya biarlah kita menyetujui permintaan mereka, sehingga mereka 

tetap tinggal pada kita.” 24 Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, dide-

ngarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, 

lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu. 

Di sini,  

1.  Hemor dan Sikhem memberi  persetujuan mereka sendiri un-

tuk disunat (ay. 18-19). Mungkin mereka tidak hanya tergerak 

oleh keinginan yang kuat untuk mewujudkan perjodohan ini, me-

lainkan juga oleh apa yang mungkin sudah mereka dengar ten-

tang maksud-maksud suci dan terhormat dari tanda ini, di dalam 

keluarga Abraham, yang ada kemungkinan, mereka pahami 

dengan agak kacau, dan tentang janji-janji yang diteguhkan oleh-

nya, yang membuat mereka lebih ingin bergabung dengan keluar-

ga Yakub (Za. 8:23). Perhatikanlah, banyak orang yang tahu sedi-

kit tentang agama, mendengar begitu banyak tentangnya sampai 


 684

membuat mereka rela menggabungkan diri dengan orang-orang 

yang beragama. Dan lagi, jika ada orang yang sampai bersedia 

hidup beragama untuk mendapat istri yang baik, maka terlebih 

lagi kita ini harus memanfaatkan kuasa beragama itu untuk men-

dapat perkenanan Tuhan  yang baik. Dan bukan itu saja, kita perlu 

menyunat hati kita untuk mengasihi-Nya, dan, seperti Sikhem di 

sini, tidak bertangguh melakukannya.  

2.  Mereka mendapat persetujuan dari orang laki-laki di kota mereka, 

bahwa anak-anak Yakub mensyaratkan supaya mereka juga di-

sunat.  

(1) Mereka sendiri mempunyai pengaruh-pengaruh yang besar 

pada orang-orang itu melalui kekuatan dan teladan mereka. 

Perhatikanlah, agama akan mendapat kemenangan besar jika 

orang-orang yang berkuasa, yang seperti Sikhem, lebih ter-

hormat dibandingkan tetangga-tetangga mereka, mau tampil berani 

dan bersemangat untuk agama.  

(2) Mereka mengajukan alasan yang sangat meyakinkan (ay. 23), 

ternak mereka, harta benda mereka, bukankah semuanya itu 

akan menjadi milik kita? Mereka mengamati bahwa anak-anak 

Yakub yaitu  orang-orang yang rajin dan berhasil, dan men-

janjikan diri mereka dan tetangga-tetangga mereka keuntung-

an dalam membangun hubungan bersama mereka. Hubungan 

itu akan memperbaiki tanah dan usaha, dan menghasilkan 

uang bagi negeri mereka. Nah, 

[1] Cukup buruk untuk menikah atas dasar asas ini. Walau-

pun begitu, kita melihat bahwa kebanyakan orang di dunia 

melakukan penjodohan atas dasar ketamakan, dan tidak 

ada hal lain yang membuat banyak orang merancangkan 

begitu banyak hal, seperti membangun rumah demi rumah 

dan membuka ladang demi ladang, tanpa sama sekali 

memperhatikan pertimbangan lain. 

[2] Lebih buruk lagi disunat atas dasar pikiran ini. Orang-

orang Sikhem ingin memeluk agama keluarga Yakub hanya 

sebab  dengan demikian mereka berharap bisa membuat 

diri mereka turut berbagi dalam kekayaan-kekayaan ke-

luarga itu. Demikianlah ada banyak orang yang meman-

dang keuntungan sebagai kesalehan. Mereka lebih digerak-

Kitab Kejadian 34:25-31 

 685 

kan serta dipengaruhi oleh kepentingan duniawi dibandingkan 

oleh dasar-dasar pengajaran agama mereka.  

Pembunuhan terhadap Orang-orang Sikhem  

(34:25-31) 

25 Pada hari ketiga, saat  mereka sedang menderita kesakitan, datanglah 

dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, sesudah  

masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak 

takut-takut serta membunuh setiap laki-laki. 26 Juga Hemor dan Sikhem, 

anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil 

Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi. 27 Kemudian datanglah anak-anak 

Yakub merampasi orang-orang yang terbunuh itu, lalu menjarah kota itu, 

sebab  adik mereka telah dicemari. 28 Kambing dombanya dan lembu 

sapinya, keledainya dan segala yang di dalam dan di luar kota itu dibawa 

mereka; 29 segala kekayaannya, semua anaknya dan perempuannya ditawan 

dan dijarah mereka, juga seluruhnya yang ada di rumah-rumah. 30 Yakub 

berkata kepada Simeon dan Lewi:  Kamu telah mencelakakan aku dengan 

membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan 

dan orang Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; jika  mereka 

bersekutu melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita 

akan dipunahkan, aku beserta seisi rumahku.” 31 namun  jawab mereka: 

 Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan sundal!” 

Di sini kita mendapati Simeon dan Lewi, dua anak laki-laki Yakub, 

anak-anak muda yang baru berumur dua puluh tahun lebih sedikit, 

menggorok leher orang-orang Sikhem, dan dengan berbuat demikian 

menghancurkan hati ayah mereka yang baik. 

I.  Inilah pembunuhan yang biadab terhadap orang-orang Sikhem. 

Yakub sendiri terbiasa dengan tongkat gembala, namun  anak-

anaknya menyarungkan pedang di pinggang mereka, seolah-olah 

mereka sudah menjadi keturunan Esau, yang harus hidup de-

ngan pedang. Kita mendapati mereka di sini, 

1.  Membantai penduduk Sikhem – setiap laki-laki, khususnya 

Hemor dan Sikhem, yang baru saja mereka perlakukan dengan 

ramah kemarin, namun  dengan rancangan ingin membunuh 

mereka. Sebagian orang berpikir bahwa semua anak Yakub, 

saat  membujuk orang-orang Sikhem untuk disunat, bermak-

sud untuk mengambil keuntungan dari rasa sakit mereka, dan 

untuk menyelamatkan Dina dari antara mereka. namun  bahwa 

Simeon dan Lewi, sebab  tidak puas dengan itu, mau mem-

balaskan kejahatan mereka. Dan mereka melakukannya di 

depan saksi. Nah, 


 686

(1) Tidak bisa disangkal bahwa Tuhan  yaitu  benar dalam hal 

ini. Seandainya orang-orang Sikhem disunat untuk menu-

ruti perintah Tuhan , maka sunat mereka akan melindungi 

mereka. namun  jika  mereka tunduk pada upacara suci itu 

hanya untuk memenuhi tujuan mereka sendiri, untuk me-

nyenangkan raja mereka dan memperkaya diri mereka sen-

diri, maka adil jika Tuhan  menimpakan hal ini ke atas mereka. 

Perhatikanlah, sama seperti tidak ada hal lain yang melin-

dungi kita secara lebih baik dibandingkan agama yang benar, 

demikian pula tidak ada hal lain yang membuat kita lebih 

terancam bahaya dibandingkan agama yang pura-pura dipeluk.  

(2) namun  Simeon dan Lewilah yang berlaku teramat tidak benar. 

[1]  Benar bahwa Sikhem telah berbuat noda di antara orang 

Israel, dengan mencemarkan Dina. namun  harus diper-

timbangkan seberapa jauh Dina sendiri mengakibatkan 

hal itu terjadi. Seandainya Sikhem melecehkan dia di 

kemah ibunya sendiri, itu lain perkara. namun  Dina men-

datangi tempat Sikhem, dan mungkin perilakunya yang 

tidak santun menyalakan percikan api yang kemudian 

membesar itu. jika  kita keras terhadap orang berdosa, 

kita harus mempertimbangkan siapa yang menggodanya.  

[2] Benar bahwa Sikhem sudah berbuat jahat. namun  ia ber-

usaha untuk menebusnya, dan berlaku jujur dan terhor-

mat ex post facto – sesudah  kejadian, sebagaimana yang 

dituntut dari perkara itu. Ini bukanlah kasus gundik 

Lewi yang disiksa sampai mati. Tidak pula Sikhem mem-

benarkan apa yang telah diperbuatnya, namun  justru se-

baliknya, ia berusaha berdamai dengan syarat apa saja.  

[3] Benar bahwa Sikhem sudah berbuat jahat. namun  apa 

hubungannya itu dengan semua orang Sikhem? Jika 

hanya satu orang berdosa, akankah mereka murka ter-

hadap seluruh penduduk kota? Haruskah yang tidak 

bersalah jatuh bersama-sama yang bersalah? Ini sung-

guh-sungguh biadab.  

[4] namun  apa yang di atas semuanya memperberat keke-

jaman itu yaitu  pengkhinatan yang teramat besar di 

dalamnya. Orang-orang Sikhem sudah mau mengikuti 

syarat-syarat anak-anak Yakub, dan sudah melakukan 

sesuatu yang berdasarkannya mereka berjanji untuk 

Kitab Kejadian 34:25-31 

 687 

menjadi satu bangsa dengan keluarga Yakub (ay. 16). 

Namun anak-anak Yakub berlaku seperti musuh be-

buyutan terhadap orang-orang yang baru saja mereka 

jadikan sahabat setia, dengan meremehkan perjanjian 

mereka sama seperti mereka meremehkan asas-asas 

perikemanusiaan. Dan inikah anak-anak Israel? Ter-

kutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras. 

[5] Hal ini juga menambah kejahatan mereka, bahwa mere-

ka mengadakan upacara kudus yang ditetapkan Tuhan  

untuk melayani rancangan mereka yang fasik, dan 

dengan demikian membuatnya menjijikkan. Seolah-olah 

tidak cukup bagi mereka untuk mempermalukan diri 

sendiri dan keluarga mereka, mereka mendatangkan 

cela ke atas lambang terhormat dari agama mereka itu. 

Maka wajarlah upacara itu disebut sebagai upacara 

ibadah berdarah.    

2. Kita mendapati mereka di sini mengepung mangsa-mangsa 

Sikhem, dan menjarah kota mereka. Mereka menyelamatkan 

Dina (ay. 26), dan jika hanya untuk itu mereka datang, mereka 

bisa saja melakukannya tanpa mencurahkan darah, seperti 

yang tampak dari perkataan mereka sendiri (ay. 17). namun  

mereka mengincar jarahan. Dan meskipun hanya Simeon dan 

Lewi yang membunuh, namun ditunjukkan bahwa anak-anak 

Yakub yang lain kemudian datang merampasi orang-orang 

yang terbunuh itu, lalu menjarah kota itu (ay. 27), dan dengan 

demikian turut berperan dalam pembunuhan itu. Dalam diri 

mereka nyatalah ketidakadilan. Namun, di sini kita dapat 

mengamati kebenaran Tuhan . Orang-orang Sikhem mau me-

muaskan anak-anak Yakub dengan tunduk pada tindakan 

pertobatan melalui sunat. namun  tindakan ini didasarkan pada 

dasar ini, yaitu bahwa ternak mereka, harta benda mereka, 

bukankah semuanya itu akan menjadi milik kita? (ay. 23). Dan 

lihatlah apa akibatnya. Bukannya menjadikan diri mereka 

sendiri tuan atas kekayaan keluarga Yakub, keluarga Yakub 

justru menjadi tuan atas kekayaan mereka. Perhatikanlah, 

orang-orang yang secara tidak adil ingin meraih apa yang men-

jadi milik orang lain, pantaslah untuk kehilangan milik mereka 

sendiri.    


 688

II. Inilah kemarahan Yakub terhadap perbuatan Simeon dan Lewi 

yang haus darah ini (ay. 30). Dua hal dikeluhkannya dengan pahit:  

1.  Cela yang mereka datangkan ke atas Yakub dengan berbuat 

demikian: Kamu telah mencelakakan aku, mengacaukan aku, 

sebab engkau telah membusukkan namaku kepada penduduk 

negeri ini. Maksudnya,  Engkau telah membuat aku dan 

keluargaku menjijikkan bagi mereka. Apa yang akan mereka 

katakan tentang kita dan agama kita? Kita akan dipandang 

sebagai umat yang paling berkhianat dan biadab di dunia.” 

Perhatikanlah, perilaku yang menjijikkan dari anak-anak yang 

fasik membawa dukacita dan aib bagi orangtua mereka yang 

saleh. Anak-anak harus menjadi sukacita bagi orangtua mere-

ka. namun  anak-anak yang fasik menjadi masalah bagi mereka, 

menyedihkan hati mereka, menghancurkan jiwa mereka, dan 

membuat mereka berduka dari hari ke hari. Anak-anak harus 

menjadi perhiasan bagi orangtua mereka. namun  anak-anak 

yang fasik menjadi cela bagi mereka, dan seperti lalat-lalat 

mati di dalam botol minyak wangi. sebab  itu, hendaklah 

anak-anak seperti itu tahu bahwa, jika mereka tidak bertobat, 

dukacita yang telah mereka datangkan ke atas orangtua me-

reka, dan nama agama yang menjadi rusak sebab  mereka, 

akan dicatat dan diperhitungkan.  

2. Kehancuran yang mereka bawakan kepada Yakub ayah mere-

ka. Mau buat apalagi, pastilah orang-orang Kanaan yang sa-

ngat banyak dan mengerikan itu, akan bersatu melawan mere-

ka, dan Yakub beserta keluarga kecilnya akan menjadi mangsa 

yang empuk bagi mereka. Kita akan dipunahkan, aku beserta 

seisi rumahku. Jika semua orang Sikhem harus dihancurkan 

atas pelanggaran satu orang, mengapa tidak membunuh se-

mua orang Israel atas pelanggaran dua orang? Yakub benar-

benar tahu bahwa Tuhan  telah berjanji untuk memelihara dan 

melanggengkan keluarganya. namun  juga wajar saja jika ia 

sampai takut bahwa perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan 

anak-anaknya ini akan membuatnya kehilangan hak atas janji 

itu, dan memutuskan tali penerusan kovenan itu. Perhatikan-

lah, jika  dosa ada di dalam rumah, ada alasan untuk takut 

ada kehancuran di ambang pintu. Orangtua yang lembut su-

dah melihat terlebih dahulu akibat-akibat buruk dari dosa 

yang tidak ditakuti oleh anak-anak yang fasik. Orang akan 

Kitab Kejadian 34:25-31 

 689 

menyangka bahwa ini seharusnya membuat anak-anak Yakub 

itu melunak, dan mereka seharusnya merendahkan diri di ha-

dapan ayah mereka yang baik itu dan memohon ampun ke-

padanya. namun , bukannya melakukan itu, mereka malah mem-

benarkan diri sendiri, dan memberinya jawaban yang kurang 

ajar ini, mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang pe-

rempuan sundal! Tidak, tidak boleh ia memperlakukan adik 

kita seperti itu. namun , jika ia memperlakukannya demikian, 

haruskah mereka menuntut balas sendiri? Tidak adakah hal 

lain yang lebih kurang nilainya dibandingkan begitu banyaknya 

nyawa dan hancurnya seluruh kota yang bisa menebus 

sebuah pelanggaran yang dilakukan terhadap seorang gadis 

yang bodoh? Dengan pertanyaan mereka, mereka secara tidak 

langsung menghina ayah mereka, seolah-olah ia puas meneri-

ma kenyataan bahwa anak perempuannya diperlakukan seba-

gai seorang perempuan sundal. Perhatikanlah, orang-orang 

yang selalu melakukan sesuatu secara berlebihan biasanya 

menghina dan mencela orang-orang yang berusaha menjaga 

keseimbangan. Orang-orang yang mengutuk kerasnya balas 

dendam akan disalahmengerti, seolah-olah mereka menyetujui 

dan membenarkan pelanggaran itu. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 35   

Di dalam pasal ini kita mendapati tiga perjumpaan dan tiga penguburan. 

I.  Tiga perjumpaan antara Tuhan  dan Yakub. 

1.  Tuhan  memerintahkan Yakub untuk pergi ke Betel, dan 

dalam menaati perintah itu, ia menyucikan rumahnya 

dari berhala-berhala dan mempersiapkan diri untuk mela-

kukan perjalanan itu (ay. 1-5). 

2.  Yakub membangun mezbah di Betel untuk menghormati 

Tuhan  yang telah menampakkan diri kepadanya dan untuk 

menepati nazarnya (ay. 6-7). 

3.  Tuhan  menampakkan diri kepadanya lagi dan meneguhkan 

perubahan namanya dan kovenan dengannya (ay. 9-13). 

Yakub membuat pernyataan penuh syukur mengenai hal 

itu (ay. 14-15). 

II. Tiga penguburan. 

1.  Penguburan Debora (ay. 8). 

2.  Penguburan Rahel (ay. 16-20). 

3.  Penguburan Ishak (ay. 27-29). Di sini juga diceritakan 

tentang hubungan badan sedarah oleh Ruben (ay. 22), 

dan catatan tentang anak-anak lelaki Yakub (ay. 23-26). 

Yakub Dipanggil ke Betel; 

Perjalanan Yakub Menuju Betel  

(35:1-5) 

1 Tuhan  berfirman kepada Yakub:  Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggTuhan  di 

situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Tuhan , yang telah menampakkan diri 

kepadamu, saat  engkau lari dari Esau, kakakmu.” 2 Lalu berkatalah Yakub 

kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan 

dia:  Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahir-

kanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. 3 Marilah kita bersiap dan pergi ke 


 692

Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Tuhan , yang telah menjawab 

aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang 

kutempuh.” 4 Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang 

dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub 

menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem. 5 Sesudah itu be-

rangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Tuhan  meliputi kota-kota 

sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar. 

Di sini, 

I.   Tuhan  mengingatkan Yakub akan nazarnya di Betel dan mengutus 

dia ke sana untuk menjalankannya (ay. 1). Di masa kesesakan-

nya, Yakub telah berkata, Dan batu yang kudirikan sebagai tugu 

ini akan menjadi rumah Tuhan  (28:22). Tuhan  telah melaksanakan 

bagian-Nya dalam kesepakatan ini dan telah memberi Yakub lebih 

dari sekadar roti untuk dimakan dan pakaian untuk dikenakan. 

Yakub juga telah menerima harta benda dan memiliki dua 

pasukan. Namun, sepertinya ia telah melupakan nazarnya atau 

setidaknya terlampau lama menunda pelaksanaan nazar itu. 

Sekarang sudah tujuh atau delapan tahun berlalu sejak ia tiba di 

Kanaan. Ia telah membeli sebidang tanah di sana dan memba-

ngun mezbah sebagai peringatan akan penampakan Tuhan  sebe-

lum itu kepadanya, saat  Ia memberinya nama Israel (33:19-20). 

Meskipun demikian, ia telah melupakan Betel. Perhatikanlah, 

waktu mampu mengaburkan kepekaan kita terhadap rahmat dan 

kesan-kesan yang ditimbulkannya atas kita. Memang tidak seha-

rusnya demikian, namun  itulah yang terjadi. Tuhan  telah menguji 

Yakub melalui penderitaan berat yang menimpa keluarganya (ps. 

34), untuk melihat apakah hal ini dapat mengingatkan dia kepada 

nazarnya lalu menepatinya. Namun, ternyata hal ini tidak mem-

buahkan hasil. Oleh sebab itu Tuhan  sendiri datang untuk meng-

ingatkan dia: Bersiaplah, pergilah ke Betel. Perhatikanlah, 

1.  Dengan berbagai cara Tuhan  akan mengingatkan semua orang 

yang dikasihi-Nya akan kewajiban-kewajiban mereka yang ter-

bengkalai, baik melalui hati nurani maupun tindakan peme-

liharaan-Nya. 

2.  jika  kita telah menyampaikan nazar kepada Tuhan , alang-

kah baiknya jika  kita tidak menunda pelaksanaannya (Pkh. 

5:3). Namun, lebih baik terlambat dibandingkan tidak pernah. Tuhan  

menyuruhnya pergi ke Betel dan tinggal di sana. Artinya, su-

paya ia tidak pergi seorang diri namun  mengajak seluruh ke-

Kitab Kejadian 35:1-5 

 693 

luarganya, supaya mereka juga dapat beribadah bersamanya. 

Perhatikanlah, kita harus rindu diam di Betel, yakni rumah 

Tuhan  (Mzm. 27:4). Itulah seharusnya yang menjadi tempat 

tinggal kita, bukan rumah kita. Tuhan  tidak dengan jelas meng-

ingatkan dia pada nazarnya, namun  pada kejadian itu: saat  

engkau lari dari Esau. Perhatikanlah, saat teringat kepada pen-

deritaan yang lalu, orang seharusnya teringat juga bagaimana 

jiwanya dibentuk di bawah penderitaan itu (Mzm. 66:13-14). 

II. Yakub memerintahkan seisi rumahnya mempersiapkan diri bagi 

upacara khidmat ini. Bukan saja bagi perjalanan dan kepindahan 

itu, melainkan bagi ibadah yang akan dijalankan (ay. 2-3). Per-

hatikanlah, 

1. Sebelum peraturan khidmat dijalankan, harus diadakan per-

siapan yang khidmat pula. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, dan 

marilah, baiklah kita berperkara (Yes. 1:16-18). 

2. Para kepala keluarga harus memakai  wibawa mereka un-

tuk meneguhkan agama dalam keluarga mereka. Bukan hanya 

diri kita, melainkan seisi rumah kita juga harus melayani Tu-

han (Yos. 24:15). Amatilah perintah-perintah yang diberikan-

nya kepada seisi rumahnya, sama seperti Abraham (18:19). 

(1) Mereka harus menjauhkan dewa-dewa asing. Dewa-dewa 

asing di dalam keluarga Yakub! Ini memang sangat aneh! 

Dapatkah keluarga seperti itu, yang sudah diajarkan penge-

tahuan mengenai Tuhan, membiarkan hal itu? Dapatkah 

kepala keluarga, kepada siapa Tuhan  telah menampakkan diri 

dua kali dan bahkan lebih, berkomplot dengan para dewa? 

Tak diragukan lagi bahwa inilah kelemahan yang dimiliki-

nya. Perhatikanlah, orang-orang yang baik sekalipun tidak 

selalu dapat menjadikan orang-orang di sekelilingnya baik 

seperti seharusnya. Bahkan keluarga-keluarga yang meme-

luk agama dan memiliki mezbah bagi Tuhan  sekalipun, se-

ring kali mempunyai banyak kekurangan dan lebih banyak 

dewa asing dibandingkan yang diperkirakan orang. Di dalam 

keluarga Yakub, Rahel mempunyai terafim, yang dikhawa-

tirkan telah diperlakukannya dengan sikap takhayul. Para 

tawanan dari Sikhem membawa serta dewa-dewa mereka, 

dan boleh jadi anak-anak lelaki Yakub juga mengambil 


 694

beberapa berhala mereka bersama hasil jarahan mereka. 

Dengan cara apa pun mereka memperolehnya, sekarang 

mereka harus menjauhkan dewa-dewa asing itu. 

(2) Mereka harus bersih dan menukar pakaian mereka. Mereka 

harus memperhatikan ketertiban yang berlaku, dan men-

jaga penampilan sebaik mungkin. Tangan Simeon dan Lewi 

berlumuran darah. Terutama mereka inilah yang harus 

membersihkan diri dan menanggalkan pakaian mereka yang 

begitu kotor itu. Semua ini hanyalah upacara yang menan-

dakan pemurnian dan pembaharuan hati. Apa artinya pakai-

an bersih dan baru tanpa hati yang bersih dan diperbaha-

rui? Menurut pengertian Dr. Lightfoot, dengan menahirkan 

diri atau membasuh diri, Yakub memperbolehkan para peto-

bat baru yang berasal dari Sikhem dan Aram itu memasuki 

agama yang dianutnya melalui baptisan, sebab  upacara 

penyunatan telah menjadi suatu hal yang menjijikkan. 

3. Mereka harus pergi bersamanya ke Betel (ay. 3). Perhatikan-

lah, saat pergi ke rumah Tuhan , para kepala keluarga harus 

membawa serta keluarga mereka juga. 

III. Anggota keluarganya menyerahkan semua milik mereka yang ada 

kaitannya dengan berhala atau takhayul (ay. 4). Mungkin, se-

andainya Yakub lebih awal meminta mereka melakukan hal itu, 

mereka juga akan lebih awal berpisah dengan benda-benda itu 

sebab  disadarkan betapa sia-sianya menyimpan semua benda 

itu. Perhatikanlah, adakalanya upaya pembaharuan ternyata lebih 

mudah berhasil dibandingkan yang diperkirakan, dan orang tidak 

begitu keras kepala seperti yang kita khawatirkan. Para hamba 

Yakub dan bahkan pelayan-pelayan anggota keluarganya menye-

rahkan kepadanya semua dewa asing dan anting-anting yang 

mereka kenakan, yang digunakan sebagai jimat maupun sebagai 

penghormatan terhadap dewa-dewa mereka. Mereka rela berpisah 

dengan semuanya. Perhatikanlah, pembaharuan tidak dapat 

disebut tulus jika  tidak bersifat menyeluruh. Kita berharap 

mereka senang dan tidak enggan berpisah dengan benda-benda 

itu, seperti yang dilakukan Efraim, saat Tuhan berkata, Apakah 

lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? (Hos. 14:9), atau se-

perti yang dikatakan orang-orang itu kepada berhala-berhala me-

reka, Keluar! (Yes. 30:22). Yakub memastikan agar benda-benda

Kitab Kejadian 35:6-15 

 695 

 itu dikubur, di suatu tempat yang boleh kita duga tidak diketahui 

oleh mereka, supaya mereka tidak bisa menemukan dan meng-

ambilnya kembali. Perhatikanlah, kita harus terpisah sepenuhnya 

dengan dosa-dosa kita seperti dengan orang-orang yang telah mati 

dan dikuburkan jauh dari penglihatan kita. Kita harus membuang 

dosa-dosa itu bagaikan kepada tikus dan kelelawar (Yes. 2:20). 

IV. Tanpa menemui halangan, ia pindah dari Sikhem ke Betel (ay. 5). 

Kedahsyatan yang dari Tuhan  meliputi kota-kota sekeliling mereka. 

Meskipun orang Kanaan sangat kesal terhadap putra-putra Yakub 

sebab  perlakuan mereka yang kejam terhadap orang-orang 

Sikhem, mereka juga tertahan oleh kuasa ilahi sehingga tidak 

mampu memanfaatkan kesempatan baik, yang sekarang datang 

sendiri saat  rombongan itu sedang melintas, untuk melampias-

kan dendam atas pertengkaran mereka itu. Perhatikanlah, jalan 

kewajiban yaitu  jalan keselamatan. Selama terdapat dosa di da-

lam rumah Yakub, ia takut terhadap para tetangganya. namun  se-

kara