ang buruk, dan sebab berteman dekat dengan
orang-orang jahat. Satu pertemanan yang buruk menjerat orang
ke dalam pertemanan buruk yang lain. Hendaklah orang muda
mengambil peringatan dari sini untuk menjadikan orangtua mere-
ka yang baik sebagai sahabat mereka, dan untuk meminta nasi-
hat dari mereka, bukan dari para penjilat, yang menggoda mereka
untuk dijadikan mangsa.
3. Anak-anak Yehuda dari perempuan Kanaan ini, dan caranya meng-
atur mereka. Tiga anak dimilikinya dari perempuan itu. Mereka
yaitu Er, Onan, dan Syela. Ada kemungkinan bahwa perempuan
Kanaan itu memeluk agama Yahudi dan menyembah Tuhan Israel,
setidak-tidaknya melalui pengakuan mulut, namun , dari semua
yang tampak, hanya ada sedikit takut akan Tuhan di dalam keluar-
ga itu. Yehuda menikah pada usia yang terlalu muda dan dengan
sangat gegabah. Ia juga menikahkan anak-anaknya pada usia yang
terlalu muda, saat mereka tidak mempunyai akal atau anugerah
untuk mengatur diri mereka sendiri, dan akibat-akibatnya sangat
buruk.
(1) Anak sulungnya, Er, terkenal jahat. Ia jahat di mata TUHAN,
maksudnya, ia menentang Tuhan dan hukum-Nya. Atau, kalau
ia mungkin tidak jahat di mata dunia, ia jahat di mata Tuhan ,
yang bagi Dia semua kejahatan manusia terbuka. Dan apa
jadinya dengan kejahatan itu? Lihatlah, Tuhan membinasakan-
nya pada saat itu juga (ay. 7): TUHAN membunuh dia. Perhati-
kanlah, kadang-kadang Tuhan bekerja dengan cepat dalam
menghadapi orang-orang berdosa, dan mengambil mereka di
dalam murka-Nya, saat mereka baru saja memulai perjalan-
an hidup mereka yang jahat.
(2) Anak berikutnya, Onan, menuruti kebiasaan kuno masa itu,
menikahi janda atau isteri kakaknya itu, untuk menjaga nama
kakaknya yang sudah meninggal tanpa dikaruniai anak. Mes-
kipun Tuhan sudah mengambil nyawanya sebab kejahatannya,
mereka tetap peduli untuk menjaga kenangan akan dia. Te-
tapi, kekecewaan yang mereka alami, melalui dosa Onan, terus
734
menjadi penghukuman selanjutnya atas kejahatannya. Kebia-
saan mengawini janda atau isteri saudara lak-laki sesudah itu
dijadikan salah satu hukum Musa (Ul. 25:5). Onan, meskipun
setuju untuk menikahi janda itu, namun, dengan sangat mele-
cehkan tubuhnya sendiri, melecehkan istrinya yang sudah
dinikahinya, dan melecehkan kenangan akan kakaknya yang
sudah meninggal, menolak membangkitkan keturunan bagi
kakaknya, sebagaimana yang sudah menjadi kewajibannya.
Hal ini semakin jauh lebih buruk lagi sebab Mesias harus
diturunkan dari Yehuda, dan seandainya ia tidak bersalah
atas kefasikan ini, ia bisa saja mendapat kehormatan menjadi
salah seorang nenek moyang-Nya. Perhatikanlah, dosa-dosa
yang tidak menghormati tubuh dan yang menajiskannya sa-
ngat tidak berkenan kepada Tuhan , dan merupakan bukti dari
nafsu-nafsu yang kotor.
(3) Syela, anak ketiga, dipersiapkan bagi janda itu (ay. 11), namun
dengan rancangan bahwa ia tidak boleh menikah di usia yang
terlalu muda seperti yang sudah dilakukan kakak-kakaknya,
supaya jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu. Sebagian
orang berpikir bahwa Yehuda tidak pernah berniat menikahkan
Syela dengan Tamar, namun secara tidak adil mencurigai Tamar
sebagai penyebab kematian dua orang suaminya yang terdahulu
(padahal kefasikan mereka sendirilah yang membunuh mereka).
Ia lalu memulangkan Tamar ke rumah ayahnya, dengan perin-
tah agar ia tetap menjanda. Jika memang demikian, sungguh
Yehuda bersalah atas suatu kebohongan yang tidak bisa di-
maafkan. Namun, bagaimanapun juga, Tamar setuju melaku-
kannya sekarang, dan menunggu apa yang akan terjadi.
Yehuda dan Tamar
(38:12-23)
12 sesudah beberapa lama matilah anak Syua, isteri Yehuda. Habis berkabung
pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu
domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu. 13
saat dikabarkan kepada Tamar: Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna
untuk menggunting bulu domba-dombanya, 14 maka ditanggalkannyalah
pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di
pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, sebab dilihatnya, bahwa
Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu
untuk menjadi isterinya. 15 saat Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia
seorang perempuan sundal, sebab ia menutupi mukanya. 16 Lalu berpaling-
lah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata:
Kitab Kejadian 38:12-23
735
Marilah, aku mau menghampiri engkau, sebab ia tidak tahu, bahwa perem-
puan itu menantunya. Tanya perempuan itu: Apakah yang akan kauberikan
kepadaku, jika engkau menghampiri aku? 17 Jawabnya: Aku akan mengi-
rimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku. Kata
perempuan itu: Asal engkau memberi tanggungannya, sampai engkau
mengirimkannya kepadaku. 18 Tanyanya: Apakah tanggungan yang harus
kuberikan kepadamu? Jawab perempuan itu: Cap meteraimu serta kalung-
mu dan tongkat yang ada di tanganmu itu. Lalu diberikannyalah semuanya
itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari
padanya. 19 Bangunlah perempuan itu, lalu pergi, ditanggalkannya telekung-
nya dan dikenakannya pula pakaian kejandaannya. 20 Adapun Yehuda, ia
mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya, orang
Adulam itu, untuk mengambil kembali tanggungannya dari tangan perem-
puan itu, namun perempuan itu tidak dijumpainya lagi. 21 Ia bertanya-tanya di
tempat tinggal perempuan itu: Di manakah perempuan jalang, yang duduk
tadinya di pinggir jalan di Enaim itu? Jawab mereka: Tidak ada di sini perem-
puan jalang. 22 Kembalilah ia kepada Yehuda dan berkata: Tidak ada kujum-
pai dia; dan juga orang-orang di tempat itu berkata: Tidak ada perempuan
jalang di sini. 23 Lalu berkatalah Yehuda: Biarlah barang-barang itu dipegang-
nya, supaya kita jangan menjadi buah olok-olok orang; sungguhlah anak
kambing itu telah kukirimkan, namun engkau tidak menjumpai perempuan itu.
Sungguh sangat buruk cerita yang disampaikan tentang Yehuda di
sini. Orang tidak akan menyangka ada kebodohan seperti itu dilaku-
kan di Israel. Yehuda sudah menguburkan istrinya. Dan orang yang
menduda perlu berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan tekad yang
besar untuk melawan semua nafsu kedagingan. Ia berlaku tidak adil
terhadap menantunya, entah melalui kelalaian atau sebab disenga-
ja, dengan tidak memberi anaknya yang masih hidup kepada dia,
dan ini membuat menantunya terbuka terhadap godaan.
I. Tamar dengan fasik melacurkan diri sebagai perempuan sundal
kepada Yehuda, supaya, jika bukan anaknya, ayahnya bisa mem-
bangkitkan keturunan bagi anaknya yang sudah meninggal. Seba-
gian orang memaafkan perbuatan ini dengan menyarankan bah-
wa, walaupun seorang Kanaan, Tamar sudah memeluk agama
yang benar, dan percaya pada janji yang dibuat kepada Abraham
dan keturunannya, khususnya janji tentang Mesias, yang akan
diturunkan dari keturunan Yehuda. Dan bahwa oleh sebab itu ia
dengan begitu sungguh-sungguh ingin mempunyai anak dari
salah seorang anggota keluarga Yehuda, supaya ia bisa mendapat
kehormatan, atau setidak-tidaknya mempunyai kesempatan baik
untuk mendapat kehormatan, menjadi ibu Mesias. Dan, jika
memang ini yang diinginkannya, maka keinginannya itu tercapai.
Ia yaitu salah satu dari empat perempuan yang disebutkan se-
cara khusus dalam silsilah Kristus (Mat. 1:3). Perbuatannya yang
736
berdosa diampuni, dan niatnya yang baik diterima, yang membe-
sarkan anugerah Tuhan , namun sama sekali tidak boleh digunakan
untuk membenarkan atau mendorong perbuatan serupa. Menurut
Uskup Patrick, ada kemungkinan bahwa ia berharap agar Syela,
yang merupakan suaminya menurut hak, mungkin ikut datang
bersama ayahnya, dan bahwa ia mungkin saja sudah jatuh ke
dalam pelukannya. Ada banyak sekali muslihat dan rancangan
dalam dosa Tamar.
1. Ia mengambil kesempatan untuk berbuat dosa itu, saat
Yehuda sedang bergembira dan berpesta dengan orang-orang
yang menggunting bulu-bulu dombanya. Perhatikanlah, waktu
untuk bergembira sering kali menjadi waktu godaan, khusus-
nya godaan terhadap dosa kecemaran. jika orang sudah
kenyang, tali kekang cenderung longgar.
2. Ia menunjukkan dirinya sebagai perempuan sundal di pintu
masuk (ay. 14, KJV: di tempat terbuka pen.). Orang-orang
yang hidup suci, dan mau hidup suci, harus mengatur rumah
tangganya (Tit. 2:5). Tampaknya, sudah menjadi kebiasaan
para perempuan sundal, pada masa itu, untuk menutupi
muka mereka, supaya, meskipun tidak merasa malu, mereka
bisa terlihat malu. Pada waktu itu dosa kecemaran tidak me-
nunjukkan wajahnya secara terang-terangan seperti sekarang.
II. Yehuda terjerat ke dalam perangkap, dan walaupun ia bersalah
atas hubungan badan dengan menantunya sebab tidak tahu (ia
tidak tahu siapa dia), namun ia bersalah atas dosa perzinahan
sebab kemauannya sendiri. Siapa pun dia, Yehuda tahu bahwa
ia bukanlah istrinya, dan oleh sebab itu tidak boleh dijamah. Dan
juga dosanya tidak dapat, sedikit pun, melunakkan dosa Tamar,
seperti yang dilakukan sebagian orang, bahwa walaupun perbuat-
annya jahat, niatnya kemungkinan baik. Amatilah,
1. Dosa Yehuda dimulai dari mata (ay. 15): Yehuda melihat dia.
Perhatikanlah, orang-orang yang matanya, dan hatinya juga,
penuh nafsu zinah (seperti dalam 2Ptr. 2:14), yaitu mereka
yang memakan setiap umpan yang diberikan ke hadapan me-
reka, dan yang cepat terbakar oleh setiap percikan api. Kita
perlu membuat perjanjian dengan mata kita, dan mengalih-
Kitab Kejadian 38:12-23
737
kannya agar tidak melihat kesia-siaan, supaya jangan mata
menulari hati.
2. Aib itu semakin bertambah-tambah sebab Yehuda menyewa
pelacur itu (yang dibandingkan dengan ini tidak ada perbuatan
yang lebih memalukan), dan sewa itu dituntut, ditawarkan,
dan diterima, yaitu seekor anak kambing dari kambing domba-
ku, harga yang tidak seberapa untuk menghargai kemurnian
dan kehormatan perempuan itu! Bahkan, seandainya yang
ditawarkan yaitu beribu-ribu anak kambing, dan berpuluh-
puluh ribu sungai minyak, itu bukanlah tawaran yang berhar-
ga. Perkenanan Tuhan , kemurnian jiwa, kedamaian hati nurani,
dan pengharapan akan sorga terlalu berharga untuk dijual
dengan harga setinggi itu. Permata krisolit Etiopia tidak dapat
mengimbanginya. Apa gunanya orang memperoleh dunia namun
kehilangan jiwanya?
3. Menjadi cela bagi Yehuda bahwa ia menggadaikan perhiasan-
nya untuk seekor anak kambing. Perhatikanlah, hawa nafsu
kedagingan tidak hanya biadab namun juga bodoh, dan meng-
hancurkan kepentingan-kepentingan orang untuk hidup di
dunia ini. Sudah jelas bahwa pelacuran, seperti juga anggur,
dan anggur baru, pertama-tama mengambil hati, sebab kalau
tidak, ia tidak akan pernah bisa mengambil cap meterai dan
kalung.
III. Ia kehilangan perhiasannya sebab tawaran itu. Ia mengirimkan
anak kambing itu, sesuai dengan janjinya, untuk menebus barang
gadaiannya, namun perempuan yang disangkanya pelacur itu tidak
bisa ditemukan. Ia mengirimkannya melalui temannya (yang me-
mang merupakan teman persekongkolannya, sebab ia membantu
dan meringankan perbuatan-perbuatannya yang jahat) orang
Adulam itu, yang kembali kepadanya tanpa barang jaminan itu.
Sungguh baik laporan yang diberikan oleh orang-orang tentang
tempat ini di mana Tamar pernah melacurkan diri (seandainya
laporan itu benar), tidak ada perempuan jalang di sini. Sebab
orang-orang berdosa seperti itu yaitu aib dan tulah bagi tempat
mana pun. Yehuda duduk puas merelakan cap meterai dan
kalungnya yang hilang, dan melarang temannya untuk mencari-
carinya lagi dengan memberi alasan ini, supaya kita jangan
menjadi buah olok-olok orang (ay. 23). Maksudnya, entah,
738
1. Supaya jangan dosanya diketahui dan dipergunjingkan orang.
Perzinahan dan kecemaran selalu dipandang sebagai suatu hal
yang memalukan, cela dan aib bagi orang-orang yang terbukti
melakukannya. Jika orang tidak malu akan dosa ini, ia tidak
akan malu dengan apa pun.
2. Supaya jangan ia ditertawakan sebagai orang bodoh sebab
sudah mempercayakan kepada seorang pelacur cap meterai
dan kalungnya. Ia tidak mengungkapkan kekhawatiran apa
pun terhadap dosa yang sudah diperbuatnya, untuk mem-
buatnya diampuni, namun hanya terhadap aibnya, untuk men-
cegahnya. Perhatikanlah, banyak orang lebih khawatir men-
jaga nama baik mereka di hadapan manusia dibandingkan menjaga
perkenanan Tuhan dan kebaikan hati nurani. Supaya kita
jangan menjadi buah olok-olok orang lebih mereka utamakan
dibandingkan supaya kita jangan menjadi orang-orang terkutuk.
Kelahiran Peres dan Zerah
(38:24-30)
24 Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda: Tamar, me-
nantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya itu.
Lalu kata Yehuda: Bawalah perempuan itu, supaya dibakar. 25 Waktu
dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan:
Dari laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung. Juga
dikatakannya: Periksalah, siapa yang empunya cap meterai serta kalung dan
tongkat ini? 26 Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata: Bukan
aku, namun perempuan itulah yang benar, sebab memang aku tidak mem-
berikan dia kepada Syela, anakku. Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan
perempuan itu. 27 Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada
anak kembar dalam kandungannya. 28 Dan saat ia bersalin, seorang dari
anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya
dengan benang kirmizi serta berkata: Inilah yang lebih dahulu keluar. 29
saat anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki,
dan bidan itu berkata: Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar, maka
anak itu dinamai Peres. 30 Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang
tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama
Zerah.
Inilah,
I. Kekerasan Yehuda terhadap Tamar, saat ia mendengar bahwa
Tamar yaitu seorang pezinah. Tamar, di mata hukum, yaitu
istri Syela, dan oleh sebab itu mengandungnya dia oleh orang lain
dipandang sebagai penghinaan dan cela bagi keluarga Yehuda:
Bawalah perempuan itu, perintah Yehuda, sang kepala keluarga,
Kitab Kejadian 38:24-30
739
supaya dibakar. Bukan dibakar sampai mati, melainkan dibakar
di pipi atau di dahi, diberi tanda sebagai pelacur. Tampaknya pe-
nafsiran inilah yang mungkin (ay. 24). Perhatikanlah, sudah biasa
orang berlaku keras terhadap dosa-dosa dalam diri orang lain,
yang mereka perbolehkan dalam diri mereka sendiri. Dan dengan
demikian, dalam menghakimi orang lain, mereka menghakimi diri
mereka sendiri (Rm. 2:1; Rm. 14:22). Jika ia merancang agar
Tamar dihukum mati, mungkin dengan berdalih ingin menentang
dosa itu, maka itu berarti ia berusaha menyingkirkan menantu-
nya, sebab tidak suka menikahkan Syela dengan dia. Perhati-
kanlah, yaitu hal biasa, namun sangat buruk, jika kita menutupi
kebencian terhadap seseorang dengan berpura-pura memperlihat-
kan keinginan untuk melawan kejahatan-kejahatan mereka.
II. Rasa malu Yehuda, saat diperlihatkan bahwa dialah pezinah-
nya. Tamar mengeluarkan cap meterai serta kalung di depan
pengadilan, yang membenarkan bahwa Yehudalah ayah dari anak
yang dikandungnya (ay. 25-26). Perhatikanlah, kefasikan yang su-
dah diperbuat dengan amat sangat rahasia, dan yang disembunyi-
kan dengan amat sangat rapi, kadang-kadang dibukakan secara
menakjubkan, bagi aib dan kebingungan orang-orang yang sudah
berkata, tidak ada yang melihat. Burung di udara mungkin akan
menyampaikan ucapanmu. Namun, bagaimanapun juga, akan
datang hari yang menghancurkan, saat semuanya akan dibu-
kakan. Sebagian penulis Yahudi mengamati bahwa seperti halnya
Yehuda telah berkata kepada ayahnya, apakah jubah ini milik
anak bapa? (37:32), demikian pula sekarang dikatakan kepada-
nya, Lihatlah, apakah ini cap meterai dan kalungmu? Yehuda,
sebab disadarkan oleh hati nuraninya sendiri,
1. Mengakui dosanya: Perempuan itulah yang benar. Ia mengakui
bahwa tanda aib harus selama-lamanya dikenakan kepada dia
lebih tepatnya, yang sudah berbuat begitu banyak dalam
menimbulkan aib itu. Perhatikanlah, para pelanggar hukum
harus kita perlakukan dengan amat sangat lembut, jika
kita sudah memberi kesempatan apa saja kepada mereka
untuk melanggar. Jika hamba-hamba mencuri, dan tuan-tuan
mereka, sebab menahan dari mereka apa yang berhak mere-
ka dapatkan, menggoda mereka untuk melakukannya, maka
tuan-tuan mereka harus memaafkan mereka.
740
2. Ia tidak pernah kembali melakukannya lagi: Ia tidak bersetu-
buh lagi dengan perempuan itu. Perhatikanlah, orang tidak
sungguh bertobat dari dosa-dosa mereka jika mereka tidak
meninggalkannya.
III. Dibangunnya keluarga Yehuda dengan cara ini, kendati dengan
itu semua, dalam kelahiran Peres dan Zerah, yang dari mereka di-
turunkan keluarga-keluarga hebat dari suku Yehuda yang terpan-
dang itu. Tampaknya, kelahiran itu menyusahkan bagi sang ibu,
yang dengannya ia ditegur atas dosanya. Anak-anaknya juga, se-
perti Yakub dan Esau, berjuang mendapatkan hak kesulungan,
dan Peres memperolehnya, ia yang pertama-tama diberi nama,
dan dari dia Kristus diturunkan. Ia diberi nama sesuai dengan ke-
luarnya dia mendahului saudaranya: Alangkah kuatnya engkau
menembus ke luar, yang dapat diterapkan kepada orang-orang
yang menabur perpecahan dan membentangkan jarak di antara
saudara-saudara. Orang-orang Yahudi, seperti Zerah, mempunyai
kesempatan baik untuk mendapatkan hak kesulungan itu, dan
diikat dengan benang kirmizi, sebagai orang-orang yang keluar
pertama kali. Namun, orang-orang bukan-Yahudi, seperti Peres,
sebagai anak kekerasan, mengambil langkah pertama, dengan ke-
kerasan yang menyerong Kerajaan Sorga itu, dan mendapakan ke-
benaran yang tidak didapatkan oleh orang-orang Yahudi. Namun,
jika waktunya sudah genap, seluruh Israel akan diselamatkan.
Kedua anak ini disebutkan dalam silsilah Juruselamat kita (Mat.
1:3), untuk mengabadikan cerita itu, sebagai contoh dari peren-
dahan Yesus Tuhan kita. Sebagian orang mengamati bahwa ke-
empat anak Yakub yang pertama jatuh ke dalam kesalahan yang
sangat menjijikkan. Ruben dan Yehuda jatuh ke dalam kesalahan
berhubungan badan dengan sesama anggota keluarga, Simeon
dan Lewi jatuh ke dalam kesalahan pembunuhan. Namun mereka
yaitu bapa-bapa leluhur, dan dari Lewi diturunkanlah imam-
imam, dan dari Yehuda diturunkanlah raja-raja dan Mesias. Demi-
kianlah mereka menjadi teladan bagi pertobatan, dan tugu peri-
ngatan akan belas kasihan yang mengampuni.
PASAL 39
ada pasal ini kita kembali kepada kisah tentang Yusuf. Di sini kita
menjumpai dia,
I. Sebagai seorang hamba, seorang budak di rumah Potifar (ay.
1), namun di sana dia sangat dihormati dan disenangi,
1. sebab pemeliharaan Tuhan , yang lalu menjadikan dia
seorang tuan (ay. 2-6).
2. sebab anugerah Tuhan , yang menjadikan dia lebih dari-
pada seorang pemenang atas godaan kuat untuk berbuat
kenajisan (ay. 7-12).
II. Kita menjumpai dia di sini sebagai seseorang yang menderita,
difitnah (ay. 13-18), dipenjarakan (ay. 19-20), namun di pen-
jara dia justru mendapatkan kehormatan dan penghiburan
oleh tanda-tanda kehadiran khusus Tuhan yang menyertai dia
(ay. 21-23).
Dan dalam hal ini Yusuf yaitu gambaran Kristus, yang mengambil
rupa seorang hamba, namun kemudian melakukan hal yang menjadi
bukti bahwa Tuhan menyertai Dia, yang dicobai oleh Iblis namun me-
ngalahkan godaan, yang difitnah dan dibelenggu, namun segala sesua-
tu dipercayakan ke dalam tangan-Nya.
Yusuf di Rumah Potifar
(39:1-6)
1 Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai
istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael
yang telah membawa dia ke situ. 2 namun TUHAN menyertai Yusuf, sehingga
ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggTuhan
ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. 3 sesudah dilihat oleh tuannya, bahwa
Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu
yang dikerjakannya, 4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh me-
P
742
layani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala
miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. 5 Sejak ia memberi kua-
sa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN member-
kati rumah orang Mesir itu sebab Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas
segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. 6 Segala
miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf
ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri.
Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
Di sini,
I. Yusuf dibeli (ay. 1), dan orang yang membeli dia, apa pun yang
dibayarkannya untuk mendapatkan dia, memperoleh barang ta-
waran yang baik, lebih baik dibandingkan barang dagangan dari perak.
Orang Yahudi memiliki pepatah, Jika dunia mengetahui betapa
berharganya seorang yang baik, maka mereka akan membuat
pagar di sekeliling orang itu dengan mutiara. Dia dijual kepada
seorang pegawai istana Firaun, yang dengannya dia bisa berhu-
bungan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan urusan-urusan ma-
syarakat, dan oleh sebab itu cocok untuk kenaikan kedudukan
yang dirancang untuknya kelak. Perhatikanlah,
1. Apa pun yang Tuhan maksudkan untuk manusia, dengan ber-
bagai cara Dia pasti akan mempersiapkan mereka supaya
memenuhi syarat untuk itu.
2. Pemeliharaan Tuhan harus diakui bahkan dalam pengaturan
keadaan hamba-hamba miskin dan kedudukan mereka. Dan
dalam hal seperti itu pun keadaan mereka bisa membawa me-
reka menjadi hebat dan penting.
II. Yusuf sangat diberkati, bahkan di rumah tempat dia menjadi hamba.
1. Tuhan membuat dia berhasil (ay. 2-3). Mungkin tadinya usaha-
usaha keluarga Potifar sudah benar-benar mengalami kemun-
duran. namun kemudian, begitu Yusuf masuk ke dalamnya,
perubahan yang nyata terjadi bagi mereka. Rupa dan keadaan
usaha-usaha mereka sesaat berubah. Walaupun kita dapat
memperkirakan bahwa awalnya keahlian Yusuf dipakai untuk
tugas-tugas yang paling hina, namun bahkan dalam hal itu
pun kepandaian dan kerajinannya tampak. Berkat khusus
dari Sorga menyertai dia, dan menjadi semakin tampak saat
dia menanjak dalam pekerjaannya. Perhatikanlah,
Kitab Kejadian 39:1-6
743
(1) Orang-orang yang memiliki kebijaksanaan dan anugerah
memiliki sesuatu yang tidak dapat direnggut dari mereka,
betapapun hal lain dirampas dari mereka. Saudara-saudara
Yusuf telah melucuti jubahnya yang berwarna-warni, namun
mereka tidak dapat melucuti hikmat dan kebijaksanaannya.
(2) Orang-orang yang dapat memisahkan kita dari semua
teman-teman kita, tidak dapat menjauhkan kita dari keha-
diran Tuhan yang penuh kasih karunia. saat Yusuf tidak
memiliki seorang pun sanak saudara bersama dia, dia me-
miliki Tuhan -nya beserta dia, bahkan di dalam rumah orang
Mesir. Yusuf terpisah dari saudara-saudaranya, namun
tidak dari Tuhan -nya. Dibuang dari rumah bapanya, namun
Yusuf disertai TUHAN, dan inilah yang menghibur dia.
(3) Kehadiran Tuhan yang menyertai kitalah yang membuat semua
yang kita kerjakan berhasil. Oleh sebab itu, orang-orang
yang ingin berhasil harus menjadikan Tuhan sebagai teman
mereka, dan orang-orang yang berhasil harus memuji Tuhan .
2. Tuannya mengangkat dia sedikit demi sedikit menjadi pelayan
rumah tangganya (ay. 4). Perhatikanlah,
(1) Kerajinan dan kejujuran yaitu cara yang paling pasti dan
aman untuk menanjak dan berkembang pesat. Pernahkah eng-
kau melihat orang yang bijaksana, setia, dan cakap (KJV: rajin)
dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akhirnya akan
berdiri, bukan selamanya di hadapan orang-orang yang hina.
(2) Bijaksanalah orang yang memiliki wewenang apa saja untuk
menerima dan memperkerjakan orang yang tampak jelas
disertai oleh kehadiran Tuhan (Mzm. 101:6). Potifar mengeta-
hui apa yang dia lakukan saat dia menyerahkan semuanya
ke dalam tangan Yusuf. Dia tahu bahwa semua itu akan
lebih berhasil di tangan Yusuf dibandingkan di tangannya sendiri.
(3) Orang yang setia dalam perkara kecil pantas diberi tang-
gung jawab dalam perkara yang besar (Mat. 25:21). Kristus
menerapkan hukum ini pada hamba-hamba-Nya.
(4) Sungguh sangat melegakan bagi seorang tuan, jika orang-
orang yang bekerja di bawah wewenangnya dapat diandal-
kan. Potifar sangat puas dengan tindak tanduk Yusuf ka-
rena ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari
makanannya sendiri (ay. 6). Sang hamba menanggung se-
744
mua kesusahan dan kesulitan di tanah milik tuannya, dan
sang tuan hanya menikmatinya saja. Ini bukan contoh
yang harus ditiru oleh tuan mana pun, kecuali dia dapat
merasa yakin bahwa dia memiliki seorang hamba yang
seperti Yusuf dalam segala hal.
3. Tuhan bermurah hati kepada tuannya sebab dia (ay. 5). TUHAN
memberkati rumah orang Mesir itu, meskipun dia seorang Mesir,
tidak mengenal Tuhan yang sejati, sebab Yusuf. Dan dia sendiri,
seperti Laban, segera mempelajarinya dari pengalaman (30:27).
Perhatikanlah,
(1) Orang baik yaitu berkat bagi tempat-tempat di mana me-
reka tinggal. Bahkan hamba-hamba yang baik pun dapat
menjadi berkat, walaupun hina dan dianggap remeh.
(2) Keuntungan orang jahat, dengan satu dan lain cara, yaitu
untuk kepentingan orang saleh. Di sini sebuah keluarga
jahat diberkati demi kepentingan seorang hamba yang baik
yang tinggal di tengah mereka.
Istri Potifar Menggoda Yusuf
(39:7-12)
7 Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi,
lalu katanya: Marilah tidur dengan aku. 8 namun Yusuf menolak dan ber-
kata kepada isteri tuannya itu: Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi
mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala milik-
nya pada kekuasaanku, 9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya
dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada
engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan
kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Tuhan ? 10 Walaupun dari
hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan
bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia. 11 Pada
suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya,
sedang dari seisi rumah itu seorang pun tidak ada di rumah. 12 Lalu perem-
puan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: Marilah tidur dengan aku.
namun Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.
Di sini terdapat,
I. Contoh tindakan lancang dan tidak sopan yang paling memalukan
oleh istri tuan Yusuf, aib dan malu bagi golongan jenis kelamin-
nya, benar-benar kehilangan segala kebajikan dan kehormatan.
Ini pastilah tidak dapat disebutkan atau dipikirkan tanpa rasa
geram. Baguslah dia seorang Mesir, sebab kita akan sama-sama
Kitab Kejadian 39:7-12
745
bingung jika kebodohan seperti itu ditemukan di Israel. Perhati-
kanlah,
1. Dosanya dimulai dari mata. Dia memandang Yusuf dengan
berahi (ay. 7). Yusuf yaitu orang yang manis sikapnya dan
elok parasnya (ay. 6). Perhatikanlah,
(1) Keelokan yang luar biasa, pada pria ataupun wanita, sering
kali terbukti merupakan perangkap yang berbahaya, baik
bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. sebab itu
tidak boleh ada kesombongan di dalamnya, dan harus ada
kewaspadaan terus-menerus terhadap godaan yang me-
nyertainya. Perasaan tertarik itu memperdayai, menipu.
(2) Kita memiliki kebutuhan besar untuk menetapkan syarat
bagi mata kita (Ayb. 31:1), supaya mata tidak memengaruhi
hati. Istri tuan Yusuf memiliki seorang suami yang seha-
rusnya menghalangi matanya dari semua yang lain (20:16,
KJV; TB: bukti kesucian).
2. Dia berani dan tidak merasa malu dengan dosanya. Dengan
wajah lancang dan muka seorang perempuan sundal dia ber-
kata, Marilah tidur dengan aku. Dengan pandangan jalang-
nya dan nafsu tidak kudusnya, dia sudah berzinah dengan
Yusuf di dalam hatinya. Perhatikanlah, saat roh najis mera-
suki dan menguasai jiwa seseorang, keadaannya seperti jika
dirasuki setan-setan (Luk. 8:27, 29), pakaian kesopanan dile-
paskan, balutan dan belenggu rasa malu hancur berkeping-
keping. Kalau nafsu sudah sampai di kepala, dia tidak akan
menahan apa pun, tidak merasa malu dengan apa pun. Keso-
panan, nama baik, dan hati nurani, semuanya dikorbankan
kepada Baal-Peor.
3. Dia mendesak dan memaksa dengan godaannya. Dia sudah
sering ditolak dengan alasan-alasan terkuat, namun sesering itu
pula dia mengulangi permintaannya yang hina. Dari hari ke hari
perempuan itu membujuk Yusuf (ay. 10). Nah, ini merupakan,
(1) Kejahatan besar dalam diri perempuan itu, dan menunjuk-
kan hatinya yang sepenuhnya bertekad untuk melakukan
kejahatan.
(2) Godaan besar bagi Yusuf. Tangan Iblis sudah pasti ada di
dalamnya. saat mengetahui bahwa Iblis tidak dapat me-
ngalahkan Yusuf dengan kesulitan-kesulitan dan derita du-
746
nia (sebab saat mengalami semua itu Yusuf tetap mem-
pertahankan kejujurannya), Iblis menyerangnya dengan kese-
nangan-kesenangan yang lembut dan memesona, yang lebih
menghancurkan dibandingkan sebelumnya, dan telah membunuh
berlaksa-laksa.
II. Di sini terdapat satu tindakan kebajikan dan kesucian penuh
tekad yang paling terkenal pada diri Yusuf. Dengan kasih karunia
Tuhan , dia mampu menolak dan mengalahkan godaan ini. Kalau
mempertimbangkan segala sesuatunya, sejauh yang saya ketahui,
lolosnya dia dari godaan ini merupakan tindakan kuasa ilahi yang
sama hebatnya dengan penyelamatan tiga orang anak dari tungku
perapian yang menyala-nyala.
1. Godaan yang menyerangnya sangat kuat. Tidak pernah ada
serangan yang dilakukan terhadap benteng kesucian yang
lebih keras dibandingkan yang dicatat di sini.
(1) Dosa yang menggodanya yaitu kenajisan. Mengingat umur-
nya yang masih muda, ketampanannya, status lajangnya,
dan kehidupan yang berlimpah-limpah di meja seorang pe-
nguasa, itu merupakan dosa yang menurut anggapan orang
paling mudah menyerang dan mengkhianati dia.
(2) Si penggoda yaitu istri tuannya, seorang yang terpan-
dang, yang sudah pada tempatnya dia patuhi dan demi
kepentingannya harus dia layani. Perkenanannya menentu-
kan kenaikan jabatannya lebih dari apa pun, dan dengan
hartanya dia dapat sampai pada kehormatan tertinggi di
istana. Di sisi lain, Yusuf akan sepenuhnya dalam bahaya
jika mengabaikan dia dan menjadikan dia musuhnya.
(3) Kesempatan menciptakan pencuri, menciptakan pezinah,
dan itulah yang mendukung godaan. Si penggoda berada di
dalam rumah bersama dia. Urusannya membawa dia ke
tempat istri tuannya berada, tanpa curiga. Tidak seorang
pun keluarga yang ada di dalam rumah (ay. 11). Di situ tam-
paknya tidak ada risiko akan ketahuan, atau, jika dicurigai,
istri tuannya akan melindungi dia.
(4) Semua ini ditambah dengan desakan yang berkali-kali
tiada henti, sampai akhirnya perempuan itu meletakkan
tangannya yang tidak terkendali padanya.
Kitab Kejadian 39:7-12
747
2. Perlawanannya terhadap godaan itu sangat berani, dan keme-
nangannya benar-benar patut dihormati. Anugerah Tuhan yang
mahakuasa memampukan dia mengalahkan serangan musuh ini,
(1) Dengan kekuatan alasan. Dan di mana pun alasan yang
benar didengarkan, sudah pasti agama akan menang. Dia
memberi alasan sebab rasa hormat yang dia miliki kepada
Tuhan dan tuannya (ay. 8-9).
[1] Dia tidak mau berbuat salah terhadap tuannya, atau
membuat kerugian yang tidak dapat diperbaiki terhadap
kehormatannya. Dia mempertimbangkan dan berkeras,
betapa tuannya sudah berbaik hati terhadap dia, betapa
besar kepercayaan yang telah tuannya berikan kepada-
nya, betapa dia telah memperlakukannya sebagai saha-
bat melalui banyak perbuatan. sebab itulah dia mem-
benci pikiran untuk membalas dengan cara yang begitu
tidak tahu berterima kasih. Perhatikanlah, meskipun
ada kemungkinan orang tidak tahu perbuatan tercela
itu, kita terikat pada kehormatan, juga keadilan dan
rasa terima kasih, supaya dalam hal apa pun tidak
merugikan orang-orang yang memiliki pandangan baik
tentang kita dan memberi kepercayaan kepada kita.
Lihatlah bagaimana dia memberi alasan (ay. 9): Bahkan
di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku,
maka aku tidak akan melakukannya. Perhatikanlah,
orang yang hebat, dibandingkan membanggakan kehebatan-
nya, seharusnya memakai itu sebagai alasan un-
tuk melawan dosa. Apakah tidak ada yang lebih besar
daripadaku? Kalau begitu aku akan menolak melakukan
hal yang jahat. Melayani nafsu hina itu terlalu rendah
bagiku. Aku tidak akan merendahkan diriku sejauh itu.
[2] Dia tidak mau berbuat salah terhadap Tuhan -nya. Ini
yaitu alasan utama yang menguatkan ketidaksukaan-
nya terhadap dosa. Bagaimanakah mungkin aku melaku-
kannya? Bukan hanya Bagaimana aku akan melaku-
kannya? atau Bagaimana aku berani? melainkan Ba-
gaimanakah mungkin? Id possumus, quod jure possumus
Kita dapat melakukan hal yang dapat kita lakukan
sesuai hukum. Baiklah jika kita mencegah dosa dengan
748
penghalang terkuat, bahkan dengan sebuah ketidak-
mungkinan. Ia yang lahir dari Tuhan tidak dapat berbuat
dosa (1Yoh. 3:9). Yusuf menekankan tiga alasan pada
dirinya sendiri. Pertama, dia mempertimbangkan siapa
dirinya yang digodai itu. Orang lain mungkin menggu-
nakan kebebasan mereka, namun aku tidak dapat. Aku
yaitu seorang Israel yang memiliki kovenan dengan
Tuhan , yang mengakui agama dan hubungan dengan-Nya.
Hampir tidak mungkin aku melakukan hal itu. Kedua,
dosa apa yang dipakai untuk menggoda dia: kejahatan
yang besar ini. Orang lain mungkin menganggapnya se-
bagai masalah kecil, sebuah dosa kecil, tipu daya orang
muda, namun Yusuf berpandangan lain tentang itu.
Secara umum, kapanpun kita digoda untuk berbuat
dosa, kita harus mempertimbangkan kejahatan besar
yang ada di dalamnya. Biarlah dosa tampak sebagai
dosa (Rm. 7:13), sebutlah dengan sebutannya sendiri,
dan jangan pernah berusaha meringankannya. Teruta-
ma sekali, biarlah dosa kenajisan selalu dianggap seba-
gai kejahatan besar, sebagai dosa yang teramat sangat
jahat, yang berperang melawan jiwa seperti dosa-dosa
lain mana pun. Ketiga, terhadap siapa dia digoda untuk
melakukan dosa, yaitu terhadap Tuhan . Bukan hanya
Bagaimana aku bisa melakukannya, dan berdosa ter-
hadap tuanku, istri tuanku, diriku sendiri, tubuh dan
jiwaku sendiri, namun juga terhadap Tuhan ? Perhati-
kanlah, jiwa-jiwa yang saleh menganggap ini sebagai hal
terburuk tentang dosa, bahwa dosa itu melawan Tuhan ,
melawan hakikat dan kekuasaan-Nya, melawan kasih
dan rancangan-Nya. Orang yang mengasihi Tuhan benar-
benar membenci dosa sebab alasan ini.
(2) Dengan ketetapan hati yang teguh. Anugerah Tuhan memam-
pukan dia untuk mengalahkan godaan dengan cara meng-
hindari si penggoda.
[1] Dia tidak mendengarkan bujukannya sedikit pun untuk
bersetubuh dengan dia (ay. 10). Perhatikanlah, orang
yang ingin menghindari bahaya harus menjauhkan diri
Kitab Kejadian 39:13-18
749
mereka dari jalan bahaya. Jauhilah jalan itu, janganlah
melaluinya. Bukan hanya itu,
[2] saat perempuan itu memegang baju Yusuf, dia mening-
galkan bajunya di tangan perempuan itu (ay. 12). Dia
tidak mau tinggal sejenak pun untuk tawar-menawar
dengan godaan itu, melainkan lari darinya dengan penuh
rasa jijik. Dia meninggalkan bajunya sebagai orang yang
lari untuk menyelamatkan nyawanya. Perhatikanlah, lebih
baik kehilangan jubah yang bagus dibandingkan hati nurani
yang baik.
Tuduhan Palsu terhadap Yusuf
(39:13-18)
13 saat dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam
tangannya dan telah lari ke luar, 14 dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu
katanya kepada mereka: Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya
orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur
dengan aku, namun aku berteriak-teriak dengan suara keras. 15 Dan saat di-
dengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah baju-
nya padaku, lalu ia lari ke luar. 16 Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya,
sampai tuan rumah pulang. 17 Perkataan itu jugalah yang diceritakan perem-
puan itu kepada Potifar, katanya: Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari
itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku. 18 namun saat aku berteriak
sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.
sesudah sia-sia mencoba membuat Yusuf menjadi seorang penjahat,
sekarang istri tuannya itu berusaha membuat kesan bahwa dia
seperti itu. Dengan begitu ia membalas dendam terhadap Yusuf
sebab perbuatan baik Yusuf itu. Cintanya kini berubah menjadi
kemarahan dan kebencian yang penuh, dan dia berpura-pura tidak
tahan melihat orang yang sebelumnya membuatnya tidak tahan jauh-
jauh darinya. Kesucian dan cinta yang kudus akan terus berlanjut
walaupun diabaikan, namun cinta yang penuh dosa, seperti cinta
Amnon kepada Tamar, mudah berubah menjadi kebencian yang
penuh dosa.
1. Perempuan itu menuduh Yusuf di depan pelayan-pelayan lainnya
(ay. 13-15) dan merusak nama baiknya di antara mereka. Mung-
kin mereka dengki terhadap dia sebab dia mendapat perkenanan
tuannya, dan sebab wewenangnya di dalam rumah. Dan mung-
kin kadang kala mereka merasa dirugikan oleh kesetiaannya,
yang menghalangi mereka mencuri. Oleh sebab itu mereka
senang mendengar apa pun yang cenderung dapat mempermalu-
750
kan dia, dan jika ada peluang untuk itu, menyulut istri tuan
mereka supaya lebih marah lagi kepadanya. Perhatikanlah, saat
perempuan itu membicarakan suaminya, dia tidak menyebutnya
sebagai suaminya atau tuannya, melainkan hanya dia (KJV; TB: -
nya), sebab dia telah melupakan kovenan Tuhan -nya yang ada di
antara mereka. Dengan cara yang sama si perempuan pezinah itu
(Ams. 7:19) menyebut suaminya orang baik (KJV). Perhatikanlah,
ketidakbersalahan saja tidak dapat melindungi nama baik sese-
orang. Tidak setiap orang yang memelihara hati nurani yang baik
dapat memelihara nama baik.
2. Perempuan itu menyalahkan Yusuf di depan tuannya, yang
memiliki kuasa, yang tidak dimiliki teman-teman pelayan Yusuf,
untuk menghukum Yusuf (ay. 17-18). Perhatikanlah,
(1) Alangkah mustahil cerita yang disampaikan perempuan itu,
dengan menjadikan baju Yusuf sebagai bukti bahwa Yusuf
telah melakukan kekerasan terhadap dia, padahal itu merupa-
kan tanda nyata bahwa dialah yang melakukan kekerasan
terhadap Yusuf. Perhatikanlah, orang yang telah melanggar
ikatan-ikatan kesopanan tidak akan pernah ditahan oleh ikat-
an-ikatan kebenaran. Tidak heran jika dia yang cukup lancang
mengatakan, Marilah tidur dengan aku, juga cukup berani
untuk mengatakan Dia sudah hendak tidur dengan aku.
Seandainya kebohongan itu dikatakan hanya dengan tujuan
untuk menutupi kejahatannya sendiri, dalam tingkat tertentu
hal itu dapatlah dimaafkan. Namun, jika kebohongan ini
dikatakan untuk membalas dendam terhadap perbuatan baik
Yusuf, itu sungguh jahat. Itu suatu kebohongan yang paling
kejam. namun ,
(2) Dia mengaturnya untuk membangkitkan kemarahan suaminya
terhadap Yusuf. Ia menyalahkan suaminya yang membawa
hamba Yahudi ini ke antara mereka. Mungkin pada mulanya
ia tidak setuju sebab Yusuf yaitu seorang Yahudi. Perhati-
kanlah, bukan hal baru lagi bagi orang-orang terbaik jika
mereka difitnah melakukan kejahatan besar oleh orang-orang
yang yaitu penjahat-penjahat besar sendiri. saat persoalan
ini diceritakan oleh perempuan itu, orang yang mendengarnya
mungkin akan berpikir bahwa Yusuf yang kudus itu seorang
laki-laki yang sangat jahat dan istri tuannya yang sundal itu
seorang perempuan yang berbudi luhur. Namun, sungguh
Kitab Kejadian 39:19-23
751
baiklah, bahwa akan datang hari penyingkapan, saat semua
akan kelihatan dengan sifat-sifatnya yang sesungguhnya. Ini
bukan pertama kali jubah Yusuf dimanfaatkan sebagai kesaksi-
an palsu mengenai dia. Ayahnya pernah ditipu dengan jubahnya
sebelum itu, dan sekarang tuannya.
Yusuf di dalam Penjara
(39:19-23)
19 Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya
kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka
bangkitlah amarahnya. 20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasuk-
kan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah
Yusuf dipenjarakan di sana. 21 namun TUHAN menyertai Yusuf dan melimpah-
kan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala
penjara itu. 22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan
dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan
di situ, dialah yang mengurusnya. 23 Dan kepala penjara tidak mencampuri
segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, sebab TUHAN menyertai dia
dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Di sini,
1. Yusuf diperlakukan dengan tidak adil dan benar oleh tuannya.
Dia percaya pada tuduhan itu, dan Yusuf tidak berani membela
dirinya dengan memberitahukan yang sebenarnya, sebab itu
akan terlalu merendahkan istri tuannya, atau tuannya tidak mau
mendengarkannya, atau tuannya tetap tidak akan mau memper-
cayainya. Dan tidak ada yang dapat memperbaikinya, maka dia
dihukum penjara seumur hidup (ay. 19-20). Tuhan membatasi
kemarahan tuannya itu, sebab jika tidak, pastilah Yusuf sudah
dijatuhi hukuman mati. Dan kemarahan yang memenjarakan dia
itu Tuhan balikkan menjadi pujian baginya. Pemeliharaan Tuhan
mengatur supaya dia dikurung di antara tahanan-tahanan raja,
tahanan-tahanan negara. Tampaknya Potifar memilih penjara itu
sebab merupakan yang terburuk, sebab di situ besi merasuki
jiwa (Mzm. 105:18). Namun Tuhan memaksudkannya untuk mem-
buka jalan bagi peningkatan Yusuf. Dia dimasukkan ke dalam pen-
jara raja, supaya dari situ dia dapat diangkat menjadi bawahan
raja. Perhatikanlah, pada hari agung itu, banyak tindakan pemen-
jaraan yang tidak adil akan didapati berbalik melawan musuh-mu-
suh dan penganiaya umat Tuhan . Tuhan Yesus kita, seperti Yusuf di
sini, dibelenggu dan terhitung di antara orang-orang berdosa.
752
2. Yusuf diakui dan dibenarkan oleh Tuhan -nya, yang yaitu , dan
akan menjadi, Pelindung yang adil dan penuh kuasa bagi orang-
orang tidak bersalah yang ditindas. Yusuf berada jauh dari semua
teman dan sanak saudaranya. Ia tidak bersama mereka untuk
menghibur dia, melayani dia, atau menjadi perantara baginya. Na-
mun TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya
kepadanya (ay. 21). Perhatikanlah,
(1) Tuhan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam
tahanan (Mzm. 69:34). Tidak ada gerbang atau palang yang
dapat menghalangi kehadirannya yang penuh kasih karunia
bersama umat-Nya, sebab Dia sudah berjanji tidak akan per-
nah meninggalkan mereka.
(2) Orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik di penjara
memiliki Tuhan yang baik di sana. Kejujuran, kesetiaan dan
kelurusan hati membuat kita layak menerima pertolongan
ilahi, di mana pun kita berada. Yusuf tidak lama menjadi
tahanan sebelum dia menjadi penguasa kecil di penjara, yang
harus diakui sebab kuasa Tuhan ,
[1] Melalui kebaikan kepala penjara. Tuhan membuat Yusuf
kesayangan bagi kepala penjara itu. Perhatikanlah, Tuhan
dapat mengumpulkan teman-teman bagi umatnya, bahkan
di tempat mereka tidak mengharapkan dapat menemukan
teman, dan dapat membuat mereka mendapat rahmat dari
pihak semua orang yang menawan mereka (Mzm. 106:46).
[2] Menurut kelayakan Yusuf bagi urusan itu. Kepala penjara
melihat bahwa Tuhan menyertai dia, dan bahwa segala se-
suatu berhasil di tangannya, dan oleh sebab itu memper-
cayakan kepadanya pengaturan urusan-urusan penjara
(ay. 22-23). Perhatikanlah, kebijaksanaan dan kebajikan
akan bersinar di ruang lingkup tersempit. Orang baik akan
berhasil di mana pun dia berada, dan akan menjadi berkat
sekalipun berada dalam ikatan dan pembuangan, sebab
Roh TUHAN tidak terikat ataupun terhalangi oleh apa pun.
Lihat kesaksian Paulus (Flp. 1:12-13).
PASAL 40
i dalam pasal ini segala hal bekerja, walaupun perlahan-lahan,
menuju pengangkatan Yusuf.
I. Dua orang pelayan Firaun dijebloskan ke dalam penjara dan
dilayani Yusuf, sehingga dengan demikian mereka menyaksi-
kan perilakunya yang luar biasa (ay. 1-4).
II. Masing-masing mendapat mimpi, yang kemudian diartikan
oleh Yusuf (ay. 5-19), dan penggenapannya membuktikan bah-
wa tafsiran itu benar (ay. 20-22). Dengan demikian mereka
telah menjadi saksi atas kemampuan Yusuf yang luar biasa.
III. Yusuf menceritakan kasusnya sendiri kepada salah seorang
dari mereka yang menurut perkiraannya akan mendapat ke-
naikan pangkat (ay. 14-15), supaya ditolong oleh orang itu.
namun usahanya ini ternyata sia-sia saja (ay. 23).
Yusuf, Juru Minuman, dan Juru Roti
(40:1-4)
1 Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru
rotinya membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu, 2 maka murka-
lah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan
kepala juru roti itu. 3 Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal
raja, dalam penjara tempat Yusuf dikurung. 4 Kepala pengawal raja menem-
patkan Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka.
Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya.
Kita tidak akan mendapati kisah tentang kepala juru minuman dan
kepala juru roti Firaun ini di dalam Kitab Suci seandainya tidak
bermanfaat bagi pemulihan kedudukan Yusuf. Dunia ini ada demi
kepentingan gereja dan diatur demi kebaikannya sendiri. Amatilah,
D
754
1. Dua dari antara para pejabat istana Firaun yang telah menyakiti
hati sang raja dijebloskan ke dalam penjara. Perhatikanlah, kedu-
dukan tinggi merupakan tempat yang mudah membuat orang
terpeleset, yang sama tidak pastinya dengan perkenan para raja.
Orang-orang yang menjadikan perkenan Tuhan kesukaan mereka,
dan yang giat melayani Dia, akan mendapat Tuan yang lebih baik
dibandingkan Firaun, sebab Ia tidak mempersoalkan kesalahan
mereka secara berlebihan. Terdapat banyak penafsiran mengenai
kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan para pelayan Firaun
ini. Ada yang menganggapnya sebagai upaya untuk membunuh
sang raja, dan ada pula yang menganggapnya tidak lebih seperti
menjatuhkan lalat ke dalam piala minum raja dan beberapa butir
pasir ke dalam rotinya. Apa pun kesalahan itu, melalui kejadian
ini campur tangan Tuhan membawa keduanya ke dalam penjara
tempat Yusuf berada.
2. Kepala pengawal raja sendiri, yakni Potifar, menempatkan mereka
bersama Yusuf (ay. 4). Hal ini menyiratkan bahwa sekarang ia
mulai berdamai dengan Yusuf dan mungkin juga yakin bahwa ia
tidak bersalah, meskipun ia tidak berani melepaskan Yusuf kare-
na takut kepada istrinya. Yohanes Pembaptis pun dipenggal kepa-
lanya demi menyenangkan hati Herodias.
Mimpi Juru Minuman dan Mimpi Juru Roti
(40:5-19)
5 Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya baik juru minuman
maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu masing-
masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi masing-masing itu
ada artinya sendiri. 6 saat pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka,
segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. 7 Lalu ia bertanya kepada
pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia
dalam rumah tuannya itu: Mengapakah hari ini mukamu semuram itu? 8
Jawab mereka kepadanya: Kami bermimpi, namun tidak ada orang yang
dapat mengartikannya. Lalu kata Yusuf kepada mereka: Bukankah Tuhan
yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepada-
ku. 9 Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf,
katanya: Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur di depanku. 10 Po-
hon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu bertunas, bunga-
nya sudah keluar dan tandan-tandannya penuh buah anggur yang ranum. 11
Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil, lalu kuperas ke
dalam piala Firaun, kemudian kusampaikan piala itu ke tangan Firaun. 12
Kata Yusuf kepadanya: Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya
tiga hari; 13 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan me-
ngembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan
menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, saat engkau
Kitab Kejadian 40:5-19
755
jadi juru minumannya. 14 namun , ingatlah kepadaku, jika keadaanmu te-
lah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan mencerita-
kan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.
15 Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini
pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak
dimasukkan ke dalam liang tutupan ini. 16 sesudah dilihat oleh kepala juru
roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia kepadanya: Aku pun bermimpi
juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan. 17 Dalam bakul
atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, namun
burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku. 18
Yusuf menjawab: Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu artinya tiga hari;
19 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau, tinggi ke atas, dan
menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan mema-
kan dagingmu dari tubuhmu.
Amatilah,
I. Campur tangan Tuhan yang khusus, hingga kedua orang hukuman
itu mendapat mimpi yang aneh dan meninggalkan kesan luar
biasa atas mereka, yang terbukti berasal dari sumber ilahi, sama-
sama terjadi pada satu malam. Perhatikanlah, Tuhan memiliki
jalan masuk langsung ke dalam roh manusia, yang dapat diman-
faatkan-Nya sesuai tujuan-Nya kapanpun, jauh melebihi tujuan
mereka yang bersangkutan. Bagi-Nya, semua hati terbuka lebar.
Pada zaman dahulu, Ia tidak saja berbicara kepada umat-Nya
sendiri, namun juga kepada orang-orang lain melalui mimpi (Ayb.
33:15). Hal-hal yang akan terjadi diungkapkan sebelumnya, na-
mun tidak dengan sangat jelas.
II. Kesan yang ditimbulkan atas kedua orang hukuman ini melalui
mimpi-mimpi mereka (ay. 6): mereka bersusah hati. Bukan pen-
jara itulah yang membuat mereka bersusah hati (mereka sudah
terbiasa melihat tempat itu dan boleh jadi hidup dengan senang di
situ), melainkan mimpi itu. Perhatikanlah, Tuhan memiliki lebih
dari satu cara untuk membuat sedih roh orang-orang yang me-
mang harus dibuat sedih. Misalnya, bagi orang-orang berdosa
yang cukup tangguh dan tidak terkalahkan oleh masalah-masalah
lahiriah, Tuhan sanggup menemukan cara untuk menghukum
mereka ini. Ia mampu menjatuhkan mereka dengan cara melukai
roh mereka dan menaruh beban berat ke atasnya.
III. Kelembutan hati dan rasa belas kasihan Yusuf yang mendalam
terhadap mereka. Ia bertanya kepada mereka dengan penuh per-
756
hatian, Mengapakah hari ini mukamu semuram itu? (ay. 7). Yusuf
ditugaskan untuk melayani mereka, dan dalam menjalankan
tugas itu sikapnya sungguh lembut. Perhatikanlah, kebersamaan
dalam penderitaan membantu menggugah rasa belas kasihan
terhadap mereka yang menderita. sebab itu marilah kita belajar,
1. Untuk menaruh perhatian kepada penderitaan dan masalah
orang lain, serta menanyakan alasan kesedihan yang tampak
di wajah sesama kita. Kita harus sering memperhatikan air
mata orang-orang yang tertindas (Pkh. 4:1). Sungguh meri-
ngankan hati orang-orang yang sedang menghadapi masalah
jika mereka diperhatikan.
2. Untuk menanyakan penyebab dukacita kita sendiri, Mengapa-
kah aku tampak demikian sedih? Apakah ada alasan di balik
itu? Apakah alasan itu memang tepat? Tidak adakah alasan
yang bisa menghibur untuk menguranginya, apa pun masa-
lahnya? Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku?
IV. Mimpi-mimpi itu sendiri, dan penafsirannya. Hal yang membuat
sedih orang-orang hukuman ini yaitu , sebab dikurung di pen-
jara, mereka tidak dapat berpaling minta tolong kepada para pe-
nafsir Mesir yang mengaku-ngaku mampu menafsirkan mimpi:
Tidak ada orang yang dapat mengartikannya di penjara ini (ay. 8).
Perhatikanlah, orang-orang yang terkurung di dalam penjara dan
kesedihan menginginkan penafsir, supaya dapat mengajarkan ke-
pada mereka arti dan tujuan Tuhan . (Elihu menyinggung hal itu
saat berkata, Jikalau ada penengah, satu di antara seribu, untuk
menyatakan jalan yang benar kepada manusia, Ayb. 33:23-24).
Penengah atau penafsir yang dapat membimbing hati nurani
mereka, bukan memuaskan rasa ingin tahu mereka semata. Men-
dengar penjelasan itu, Yusuf mengarahkan mereka: Bukankah
Tuhan yang menerangkan arti mimpi? Yang dimaksudkan olehnya
yaitu Tuhan yang ia sembah. Melalui perkataan ini Yusuf ingin
membawa mereka kepada hikmat-Nya. Perhatikanlah, sudah
menjadi hak istimewa Tuhan untuk memberitahukan hal-hal yang
bakal terjadi (Yes. 46:10). Oleh sebab itu, Ia patut menerima
pujian atas semua karunia untuk meramalkan suatu kejadian,
yang dimiliki manusia, baik yang biasa maupun yang luar biasa.
Terlebih dahulu Yusuf menampikan pujian bagi dirinya sendiri,
dan memastikan untuk mengalihkan kemuliaan kepada Tuhan ,
Kitab Kejadian 40:5-19
757
sama seperti yang dilakukan Daniel (Dan. 2:30). Yusuf berkata,
jika penafsiran yaitu milik Tuhan , Ia bebas memberi
kuasa itu kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, sebab itu
ceritakanlah mimpi-mimpi kalian itu kepadaku. Nah,
1. Mimpi kepala juru minuman itu merupakan pertanda yang
membahagiakan. Itu mengenai kelegaan dan pengangkatannya
kembali kepada kedudukannya yang akan diterimanya dalam
tiga hari. Yusuf lalu menjelaskan hal itu kepadanya (ay. 12-
13). Boleh jadi sudah menjadi kebiasaan kepala juru minuman
itu untuk langsung memeras buah anggur ranum ke dalam
piala Firaun. Di zaman yang masih sederhana itu orang me-
mang belum mengenal seni modern membuat minuman ang-
gur bermutu. Amatilah, Yusuf memberitahukan terlebih dulu
kebebasan yang akan dialami kepala juru minuman itu, namun
tidak meramalkan kebebasan dirinya sendiri. Jauh sebelum-
nya ia pernah bermimpi tentang kehormatannya dan sikap
hormat yang harus diperlihatkan saudara-saudaranya kepada
dia. Dengan kenangan itulah ia sekarang harus menopang diri,
tanpa mengalami lagi penampakan-penampakan yang baru
atau segar. Penglihatan-penglihatan yang dimaksudkan untuk
penghiburan orang-orang yang dikasihi Tuhan , baru akan ter-
jadi kelak di kemudian hari dan berhubungan dengan hal-hal
yang masih sangat jauh, sementara ramalan mengenai hal-hal
lain seperti yang dicatat di sini, menjadi kenyataan hanya tiga
hari sesudahnya.
2. Mimpi sang kepala juru roti menandakan kematiannya yang
sangat hina (ay. 18-19). Penafsiran menggembirakan tentang
mimpi temannya itu mendorongnya untuk juga mengaitkan
hal itu dengan mimpinya sendiri. Demikian pulalah orang-
orang munafik, saat mendengar hal-hal baik yang dijanjikan
kepada orang-orang Kristen yang baik, ingin turut menerima-
nya, meskipun mereka tidak berhak mengambil bagian di da-
lamnya. Bukanlah kesalahan Yusuf jika ia tidak mem-
bawakan kabar yang lebih baik. Para hamba Tuhan hanyalah
penafsir belaka. Mereka tidak dapat mengubah sesuatu yang
sudah ditentukan. jika sebab itu mereka melaksanakan
tugas dengan setia, dan berita yang mereka sampaikan tidak
menyenangkan, ini bukanlah kesalahan mereka. Mimpi-mimpi
buruk tidak mungkin menghasilkan penafsiran yang baik.
758
V. Kesempatan baik yang dibuat Yusuf dengan mempunyai teman
yang bekerja di istana (ay. 14-15). Dengan rendah hati ia mengha-
rapkan perkenan kepala juru minuman yang ia ramalkan pemu-
lihan martabatnya itu: Ingatlah kepadaku, jika keadaanmu
telah baik nanti. Meskipun rasa hormat yang diberikan kepada
Yusuf membuat suasana di penjara itu cukup nyaman baginya,
namun tidaklah salah bila dia juga merindukan kebebasan. Lihat-
lah di sini,
1. Betapa sederhananya cara ia menceritakan kasusnya sendiri
(ay. 15). Ia tidak menceritakan ulah saudara-saudaranya yang
telah menjual dia. Ia hanya berkata, aku dicuri diculik begitu
saja dari negeri orang Ibrani. Artinya, dikirim ke tempat itu
dengan tidak adil, tidak peduli apa pun kesalahannya. Ia juga
tidak menceritakan perihal perlakuan tidak benar oleh maji-
kan perempuannya yang telah menuduh dia hingga dipenjara
seperti ini, dan bahwa tuannya sendirilah yang menjadi hakim
atasnya. Ia hanya sedikit membela dirinya yang tidak bersalah:
Di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menye-
babkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini. Per-
hatikanlah, pada saat kita dipersilakan membela diri, sedapat
mungkin kita harus menghindari berbicara buruk tentang orang
lain. Biarlah kita cukup puas dengan membuktikan diri tidak
bersalah, dan jangan suka mencela kesalahan orang lain.
2. Betapa sederhananya permintaan yang diajukannya kepada
kepala juru minuman itu: Hanya saja, ingatlah kepadaku.
Kumohon, tolonglah aku jika ada kesempatan. Permohon-
an utamanya yaitu , Keluarkan aku dari rumah ini. Ia tidak
berkata, Bawalah aku ke rumah Firaun, carikan aku kedu-
dukan di istana. Tidak, ia hanya meminta kelegaan, bukan
kenaikan pangkat. Perhatikanlah, Tuhan adakalanya meran-
cang kehormatan terbesar bagi orang-orang yang sama sekali
tidak menginginkan ataupun mengharapkannya.
Penggenapan Mimpi Juru Minuman dan Juru Roti
(40:20-23)
20 Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun
mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala
juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya: 21
kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia
Kitab Kejadian 40:20-23
759
menyampaikan pula piala ke tangan Firaun; 22 namun kepala juru roti itu
digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka. 23 namun Yusuf
tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.
Di sini terdapat,
1. Pembuktian tafsiran Yusuf tentang mimpi-mimpi itu pada hari
yang telah ditentukan sebelumnya. Kepala juru minuman dan
juru roti itu sama-sama diangkat. Yang seorang kepada jabatan-
nya, sedangkan yang lain ke tiang gantungan, dan kedua-duanya
pada hari ketiga. Perhatikanlah, perubahan-perubahan yang
besar, baik demi kebaikan maupun keburukan, sering kali terjadi
dalam waktu singkat. Perputaran roda alam terjadi begitu tiba-
tiba. Peristiwa saat kasus mereka diadili terjadi pada perayaan
hari ulang tahun Firaun, saat semua pegawai harus datang
menghadap, sesuai kebiasaan yang berlaku. Kedua orang hukum-
an tadi juga menghadap supaya penyebab perbuatan mereka dite-
laah. Perayaan hari ulang tahun para raja untuk menghormati
mereka merupakan acara penghormatan yang sudah diadakan se-
jak dahulu kala. jika tidak disalahgunakan seperti yang terjadi
pada peringatan ulang tahun Yerobeam (Hos. 7:5) dan Herodes
(Mrk. 6:21), kebiasaan ini tidak ada salahnya. Kita semua boleh
memperingati hari ulang tahun kita dengan rasa syukur atas rah-
mat kelahiran kita, sambil menyesali dosa-dosa kita, dan meng-
harapkan agar hari kematian kita menjadi hari yang lebih baik di-
banding hari kelahiran kita. Pada hari ulang tahun Firaun, ia me-
ninggikan kepala kedua orang hukuman ini. Yakni, ia mendakwa
dan mengadili mereka (saat Nabot diadili, ia duduk paling depan
di antara rakyat, 1Raj. 21:9). Dan Firaun pun meninggikan kepala
juru minuman itu, namun kepala juru roti itu digantungnya. Jika
juru minuman itu tidak bersalah sedangkan juru roti itu bersalah,
kita harus mengakui keadilan tindakan pemeliharaan Tuhan dalam
membersihkan ketidak-bersalahan orang yang memang tidak
bersalah, dan membuat dosa orang yang bersalah itu membong-
kar kesalahannya. Seandainya keduanya sama-sama tidak bersa-
lah atau sama-sama bersalah, ini merupakan contoh sikap sewe-
nang-wenang para raja yang sombong sebab memiliki kuasa
seperti yang dibangga-banggakan Nebukadnezar (Dan. 5:19, dibu-
nuhnya siapa yang dikehendakinya dan dibiarkannya hidup siapa
yang dikehendakinya), yang melupakan bahwa ada yang lebih
760
tinggi dibandingkan mereka, kepada siapa mereka harus mempertang-
gungjawabkan perbuatan mereka.
2. Pengharapan Yusuf dikecewakan oleh kepala juru minuman: Yu-
suf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan
dilupakannya (ay. 23).
(1) Lihatlah di sini sebuah contoh tentang rasa tidak tahu terima
kasih. Yusuf pantas menerima bantuannya. Ia telah melayani-
nya, turut merasakan bebannya, dan menolong dia dengan
menafsirkan arti mimpi itu. Ia telah membuktikan diri sebagai
orang yang luar biasa dalam semua hal, namun juru minuman
itu telah melupakannya. Janganlah kita menganggapnya hal
yang aneh jika di dunia ini kita mendapatkan kebencian seba-
gai ganti kasih yang kita berikan, dan sikap meremehkan se-
bagai ganti rasa hormat kita.
(2) Lihatlah betapa mudahnya orang-orang yang hidup senang
melupakan orang lain yang sedang susah. Boleh jadi kiasan
kisah inilah yang pernah diucapkan sang nabi tentang mereka
yang minum anggur dari bokor, namun yang tidak berduka kare-
na hancurnya keturunan Yusuf (Am. 6:6). Oleh sebab itu, biar-
lah kita tidak berharap kepada manusia. Boleh jadi Yusuf
terlampau menggantungkan kepentingannya pada kepala juru
minuman itu dan berharap terlampau banyak darinya. Melalui
kekecewaannya ini ia belajar mempercayakan diri kepada
Tuhan semata. Kita tidak dapat mengharapkan terlampau sedi-
kit dari manusia atau terlampau banyak dari Tuhan .
Melalui kisah ini, beberapa orang melihat kesamaan di antara
Yusuf dengan Kristus. Kedua orang hukuman yang sama-sama men-
derita dengan Yusuf itu seperti kedua penjahat yang disalibkan ber-
sama Kristus: yang seorang diselamatkan, sedangkan yang seorang
dihukum (menurut Mr. Broughton, ini yaitu komentar Dr. Light-
foot). Salah satu dari keduanya, saat Yusuf berkata kepadanya,
Ingatlah kepadaku, jika keadaanmu telah baik nanti, ternyata
melupakan dia. namun salah satu dari kedua penjahat tadi, saat
berkata kepada Kristus, Ingatlah akan aku, jika Engkau datang
sebagai Raja, tidak dilupakan. Kita memang pantas menyalahkan
kepala juru minuman itu sebab tidak tahu berterima kasih terhadap
Yusuf. Namun, sebenarnya kita telah memperlakukan Tuhan Yesus
dengan lebih buruk lagi. Yusuf hanya bisa meramalkan kebebasan
Kitab Kejadian 40:20-23
761
kepala juru minuman itu, namun Kristus mengerjakannya bagi kita. Ia
menjadi Pengantara bagi kita dengan Raja di atas segala raja. Walau-
pun demikian, kita melupakan Dia, meskipun sering kali diingatkan
kepada-Nya dan telah berjanji untuk tidak pernah melupakan Dia.
Seburuk itulah kita membalas jasa-Nya, bagaikan orang-orang bodoh
yang tidak bijaksana.
PASAL 4 1
Dua hal dikerjakan di sini oleh Pemeliharaan Tuhan :
I. Pengangkatan Yusuf.
II. Pemeliharaan atas Yakub sekeluarga di masa kelaparan.
Sebab, mata Tuhan memandang ke seluruh muka bumi dan
Ia mengatur semua kejadian yang dialami anak-anak manu-
sia demi kebaikan orang-orang yang memiliki hati yang lurus
terhadap Dia. Di sini kita melihat,
1. Mimpi-mimpi Firaun (ay. 1-8).
2. Anjuran kepada Firaun supaya Yusuf dijadikan penafsir
mimpinya (ay. 9-13).
3. Tafsiran mimpi-mimpi itu, serta prakiraan tentang tujuh
tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan di Mesir,
juga saran yang diberikan kepada Firaun mengenai hal
itu (ay. 14-36).
4. Pengangkatan Yusuf ke jabatan dengan kuasa tertinggi
dan kepercayaan penuh di Mesir (ay. 37-45).
5. Penggenapan ramalan Yusuf dan kesetiaannya atas keper-
cayaan yang diberikan kepadanya (ay. 46 dst.).
Mimpi Firaun Berupa Pertanda
(41:1-8)
1 sesudah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di
tepi sungai Nil. 2 Tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang
indah bangunnya dan gemuk badannya; lalu memakan rumput yang di tepi
sungai itu. 3 Kemudian tampaklah juga tujuh ekor lembu yang lain, yang
keluar dari dalam sungai Nil itu, buruk bangunnya dan kurus badannya, lalu
berdiri di samping lembu-lembu yang tadi, di tepi sungai itu. 4 Lembu-lembu
yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor
lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun. 5
sesudah itu tertidur pulalah ia dan bermimpi kedua kalinya: Tampak timbul
764
dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik. 6 namun
kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan layu
oleh angin timur. 7 Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang bernas
dan berisi tadi. Lalu terjagalah Firaun. Agaknya ia bermimpi! 8 Pada waktu
pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan
semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada
mereka, namun seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.
Amatilah,
1. Penangguhan kebebasan Yusuf. Ini baru terjadi sesudah lewat dua
tahun lamanya (ay. 1). Begitu lama ia menanti sesudah memper-
cayakan kasusnya kepada kepala juru minuman dan mulai meng-
harapkan kebebasan. Perhatikanlah, kita perlu bersabar. Bukan
sekadar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam me-
nanti. Yusuf tetap ada di penjara sampai firman-Nya genap (Mzm.
105:19). Waktu bagi kebebasan umat Tuhan sudah ditentukan.
Saat itu akan tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Keti-
ka saat itu tiba, akan nyata bahwa itulah saat yang terbaik, dan
oleh sebab itu kita patut menantikannya (Hab. 2:3), dan tidak
berpikir bahwa dua tahun terlampau lama untuk terus menanti.
2. Sarana untuk kebebasan Yusuf, yakni mimpi-mimpi Firaun, di-
ceritakan di sini. jika kita menganggapnya sebagai mimpi
biasa semata, kita bisa melihat kebodohan dan kemustahilan
khayalan yang mengada-ada di dalamnya. Bagaimana mungkin di
dalam mimpi itu lembu jinak menjadi hewan pemangsa (bahkan
lebih rakus dibandingkan hewan mana pun, sebab memakan hewan
yang sama jenisnya), dan bulir-bulir gandum yang saling mema-
kan. Tentunya di dalam sekian banyak mimpi, atau bahkan di
dalam satu mimpi, terdapat pula berbagai kesia-siaan (Pkh. 5:6).
Sekarang, sesudah Tuhan tidak lagi berbicara kepada kita dengan
cara itu, menurut pendapat saya tidaklah menjadi soal jika
kita tidak memedulikan atau menceritakan mimpi-mimpi kita.
Mimpi-mimpi bodoh yang diceritakan tidak lebih dari percakapan
yang bodoh juga. Sebaliknya, mimpi-mimpi Firaun ini mengan-
dung bukti bahwa Tuhan sendirilah yang memberi nya. Oleh
sebab itu, saat Firaun terjaga, rohnya merasa gelisah (ay. 8).
Tidak bisa tidak kita akan merasa prihatin saat menerima pesan
luar biasa dari sorga, sebab menyadari bahwa kita tidak mempu-
nyai alasan untuk mengharapkan berita baik sesudahnya. Semua
ahli sihir Firaun dibuat bingung. Aturan-aturan dalam keahlian
mereka ternyata tidak berguna sekarang. Sepertinya, mimpi-mim-
Kitab Kejadian 41:9-16
765
pi Firaun ini di luar batas ilmu mereka sehingga mereka tidak
mampu memberi tafsirannya. Hal ini terjadi untuk membuat
peranan Yusuf melalui Roh Tuhan lebih mengagumkan. Akal, kebi-
jaksanaan, dan kemampuan manusia meninjau masa depan harus
dibuat tercengang, supaya pewahyuan ilahi dapat tampak semakin
mulia dalam perencanaan penebusan kita (1Kor. 2:13-14). Banding-
kan kisah ini dengan Daniel 2:27; 4:7; 5:8. Mimpi-mimpi Yusuf sen-
diri menjadi penyebab terjadinya masalah-masalah yang dialami-
nya, dan sekarang mimpi-mimpi Firaun membuka jalan bagi kebe-
basannya.
Yusuf Dibawa Menghadap Firaun
(41:9-16)
9 Lalu berkatalah kepala juru minuman kepada Firaun: Hari ini aku merasa
perlu menyebutkan kesalahanku yang dahulu. 10 Waktu itu tuanku Firaun
murka kepada pegawai-pegawainya, dan menahan aku dalam rumah penga-
wal istana, beserta dengan kepala juru roti. 11 Pada satu malam juga kami
bermimpi, aku dan kepala juru roti itu; masing-masing mempunyai mimpi
dengan artinya sendiri. 12 Bersama-sama dengan kami ada di sana seorang
muda Ibrani, hamba kepala pengawal istana itu; kami menceritakan mimpi
kami kepadanya, lalu diartikannya kepada kami mimpi kami masing-masing.
13 Dan seperti yang diartikannya itu kepada kami, demikianlah pula terjadi:
aku dikembalikan ke dalam pangkatku, dan kepala juru roti itu digantung.
14 Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan
dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Fir-
aun. 15 Berkatalah Firaun kepada Yusuf: Aku telah bermimpi, dan seorang-
pun tidak ada yang dapat mengartikannya, namun telah kudengar tentang
engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikan-
nya. 16 Yusuf menyahut Firaun: Bukan sekali-kali aku, melainkan Tuhan
juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.
Di sini terdapat,
1. Anjuran kepada Firaun untuk menjadikan Yusuf sebagai penafsir
mimpi-mimpinya. Kepala juru minuman melakukan hal ini lebih
untuk menarik hati Firaun, dibandingkan sebagai rasa terima kasih-
nya kepada Yusuf, atau sebab merasa kasihan atas kasusnya.
Perhatikanlah, sungguh teramat baik untuk mengingat kewajiban
kita dan menjalankannya pada waktunya. Namun, jika kita
telanjur melalaikannya, jauh lebih baik untuk menyadari kesa-
lahan kita serta menyesalinya, dan lalu memenuhi kewajiban kita.
Lebih baik terlambat dibandingkan tidak pernah sama sekali. Ada yang
beranggapan bahwa yang dimaksudkan oleh kepala juru minum-
an itu yaitu kesalahan-kesalahannya terhadap Firaun yang
766
membuatnya dipenjarakan. Sesudah itu ia menyindir secara tidak
langsung bahwa meskipun Firaun telah mengampuninya, ia
belum mengampuni diri sendiri. Singkatnya, kisah yang hendak
disampaikannya yaitu bahwa ada seorang laki-laki muda tak
dikenal di penjara raja yang telah menafsirkan mimpinya dengan
tepat, dan juga mimpi kepala juru roti (masing-masing kejadian
sesuai dengan tafsirannya), dan bahwa ia ingin menyarankan ke-
pada raja supaya orang itu dijadikan penafsir mimpinya. Perhati-
kanlah, waktu Tuhan untuk memberi kelegaan kepada umat-Nya
akhirnya akan terbukti sebagai waktu yang paling tepat. Andai-
kata kepala juru minuman itu dulu langsung memanfaatkan ke-
dudukannya untuk mengupayakan kebebasan bagi Yusuf, maka
ada kemungkinan bahwa begitu bebas, Yusuf akan pergi kembali
ke negeri orang Ibrani yang diceritakannya dengan penuh perasa-
an itu (40:15). Dengan demikian ia tidak akan diberkati dengan
limpah ataupun menjadi berkat bagi keluarganya seperti yang ter-
bukti di kemudian hari. Sebaliknya, dengan mendekam di penjara
dua tahun lebih lama lagi, kemudian keluar dari situ melalui ke-
sempatan menafsirkan mimpi-mimpi Firaun ini, terbukalah jalan
bagi dia untuk diangkat ke kedudukan yang sangat tinggi. Orang-
orang yang menanti-nantikan Tuhan dengan sabar akan dibayar
sebab penantian mereka itu, tidak saja sebesar nilai pokok,
namun berikut bunganya juga (Rat. 3:26).
2. Yusuf diperkenalkan kepada Firaun. Perkara yang menyangkut
sang raja haruslah diselesaikan dengan cepat. Yusuf segera dike-
luarkan dari penjara bawah tanah. Atas perintah Firaun, ia dibe-
baskan dari penjara dan dari tugasnya. Ia dijadikan calon untuk
menduduki tempat yang sangat tepercaya di istana. Raja nyaris
tidak memberinya waktu kecuali untuk bercukur serta berganti
pakaian ala kadarnya (ay. 14). Hal ini dilakukan dengan sebisa-
bisanya, dan kemudian Yusuf dibawa masuk. Boleh jadi ia sama
terkejutnya seperti Petrus di dalam Kisah Para Rasul 12:9. Begitu
tiba-tiba ia dibawa kembali dari penyekapan itu, hingga ia merasa
seakan-akan bermimpi (Mzm. 126:1). Tanpa menanyakan siapa
dirinya atau dari mana ia datang, Firaun langsung menceritakan
perkaranya, bahwa ia berharap Yusuf akan mengartikan mimpi-
nya (ay. 15). Terhadap permintaan ini, Yusuf menjawab dengan
rendah hati (ay. 16) dan dengan jawaban itu,
Kitab Kejadian 41:17-32
767
(1) Ia memberi kehormatan kepada Tuhan . Kemampuan itu
bukan kepunyaanku, hanya Tuhan yang bisa memberitahukan
artinya. Perhatikanlah, karunia-karunia yang besar tampak
teramat anggun dan menonjol jika orang-orang yang memi-
likinya memakai nya dengan rendah hati serta tidak meng-
ambil pujian bagi diri sendiri namun memberi nya kepada
Tuhan . Kepada orang-orang seperti inilah Tuhan akan menambah-
kan kasih karunia-Nya.
(2) Yusuf menunjukkan rasa hormat kepada Firaun dan dukung-
an penuh kepada diri serta pemerintahannya dengan anggap-
an bahwa penafsiran mimpi itu akan menjadi jawaban yang
memberitakan kesejahteraan. Perhatikanlah, orang-orang yang
bertanya pada nasihat Tuhan dapat mengharapkan jawaban da-
mai sejahtera. jika Yusuf dijadikan penafsir mimpi, berha-
raplah akan sesuatu yang terbaik.
Yusuf Mengartikan Mimpi Firaun
(41:17-32)
17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: Dalam mimpiku itu, aku berdiri di
tepi sungai Nil; 18 lalu tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu
yang gemuk badannya dan indah bentuknya, dan makan rumput yang di tepi
sungai itu. 19 namun kemudian tampaklah juga keluar tujuh ekor lembu yang
lain, kulit pemalut tulang, sangat buruk bangunnya dan kurus badannya;
tidak pernah kulihat yang seburuk itu di seluruh tanah Mesir. 20 Lembu yang
kurus dan buruk itu memakan ketujuh ekor lembu gemuk yang mula-mula.
21 Lembu-lembu ini masuk ke dalam perutnya, namun walaupun telah masuk
ke dalam perutnya, tidaklah kelihatan sedikitpun tandanya: bangunnya tetap
sama buruknya seperti semula. Lalu terjagalah aku. 22 Selanjutnya dalam
mimpiku itu kulihat timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang berisi
dan baik. 23 namun kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir yang ke-
ring, kurus dan layu oleh angin timur. 24 Bulir yang kurus itu memakan
ketujuh bulir yang baik tadi. Telah kuceritakan hal ini kepada semua ahli,
namun seorangpun tidak ada yang dapat menerangkannya kepadaku. 25 Lalu
kata Yusuf kepada Firaun: Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Tuhan
telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-
Nya. 26 Ketujuh ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan ketujuh bu-
lir gandum yang baik itu ialah tujuh tahun juga; kedua mimpi itu sama. 27
Ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, yang keluar kemudian, maksud-
nya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir gandum yang hampa dan layu
oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun kelaparan. 28 Inilah
maksud perkataanku, saat aku berkata kepada tuanku Firaun: Tuhan telah
memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. 29
Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah
Mesir. 30 Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupa-
kan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, sebab kelaparan itu mengurus-
keringkan negeri ini. 31 Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas
kelimpahan di negeri ini sebab kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kela-
768
paran itu. 32 Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti:
hal itu telah ditetapkan oleh Tuhan dan Tuhan akan segera melakukannya.
Di sini,
I. Firaun menceritakan mimpinya. Ia bermimpi bahwa ia berdiri di
tepi sungai Nil dan melihat sejumlah lembu, baik yang gemuk
maupun yang kurus, keluar dari sungai. sebab sepertinya di
kerajaan Mesir tidak pernah turun hujan (Za. 14:18), kelimpahan
dalam setahun bergantung pada aliran sungai yang satu kali
setahun akan meluap. Jika permukaan air naik sampai lima belas
atau enam belas hasta (6,75 atau 7,2 meter), maka akan terjadi
kelimpahan panen. Jika tinggi air hanya mencapai dua belas atau
tiga belas hasta (5,4 atau 5,85 meter) saja, panen akan gagal
sehingga terjadilah kekurangan pangan. Lihatlah betapa banyak
cara Tuhan menyalurkan pemberian-Nya. Bagaimanapun, apa pun
sarana pendukungnya, ketergantungan kita masih pada Sang
Penyebab Pertama yang menciptakan segala ciptaan bagi kita,
baik itu hujan maupun air sungai.
II. Yusuf mengartikan mimpi Firaun dan menyampaikan kepadanya
bahwa arti mimpi itu yaitu tujuh tahun penuh kelimpahan yang
segera akan terwujud, yang diikuti tujuh tahun kelaparan. Amatilah,
1. Kedua mimpi itu menandakan hal yang sama, namun peng-
ulangannya yaitu untuk menunjukkan kepastian, kedekatan,
dan pentingnya peristiwa itu (ay. 32). Demikianlah Tuhan sering
kali menunjukkan kepastian keputusan-Nya melalui dua
kenyataan yang tidak berubah-ubah (Ibr. 6:17-18). Kovenan itu
dimeteraikan dengan dua sakramen. Di dalam salah satu dari
keduanya, terdapat roti dan anggur. Sementara makna mimpi
itu hanya satu, hal itu disampaikan dua kali sebab peristiwa-
nya pasti akan terjadi.
2. Bagaimanapun, kedua mimpi itu dengan jelas mengacu ke-
pada kedua hal yang paling sering kita temui dalam kelimpah-
an dan kekurangan, yakni rumput dan gandum. Kelimpahan
dan kekurangan rumput bagi ternak digambarkan melalui
lembu yang tambun dan yang kurus.
3. Lihatlah betapa kesenangan hidup ini takluk kepada perubah-
an yang terjadi. Sesudah kelimpahan mungkin saja akan tim-
bul kekurangan. Sekuat apa pun gunung tempat kita berpijak
Kitab Kejadian 41:17-32
769
menurut perkiraan kita, jika Tuhan berbicara, gunung itu
akan langsung pindah. Kita tidak tahu dengan pasti bahwa
besok akan sama seperti hari ini, tahun depan akan sama seper-
ti tahun ini, dan lebih hebat lagi (Yes. 66:12). Kita harus belajar
bagaimana menghadapi kekurangan dan juga kelimpahan.
4. Lihatlah kebaikan Tuhan dalam mengirimkan ketujuh tahun
kelimpahan sebelum ketujuh tahun kelaparan itu, supaya
persediaan makanan bisa diatur sesuai dengan hal itu. Demi-
kianlah hari malang dijadikan Tuhan seperti juga hari mujur
(Pkh. 7:14). Betapa luar biasanya hikmat yang dimiliki Tuhan ,
Sang Pengurus Rumah yang agung itu, untuk mengatur se-
mua perkara keluarga besar-Nya sejak awal sampai sekarang
ini! Sudah berbagai musim berlalu. Adakalanya hasil bumi
lebih banyak dan adakalanya lebih sedikit. Namun, coba ban-
dingkan semua musim itu, dan lihat betapa ajaibnya cara
manna itu dilakukan-Nya di tengah-tengah tindak pemeliha-
raan-Nya yang biasa terjadi. Orang yang mengumpulkan ba-
nyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit,
tidak kekurangan (Kel. 16:18).
5. Lihatlah betapa mudahnya kesenangan duniawi kita lenyap.
Penghasilan besar selama tahun-tahun kelimpahan ternyata
habis ditelan tahun-tahun kelaparan. Kelebihan yang seperti-
nya sangat banyak itu, ternyata hanya cukup bagi manusia
untuk bisa bertahan hidup (ay. 29-31). Makanan yaitu untuk
perut dan perut untuk makanan: namun kedua-duanya akan
dibinasakan Tuhan (1Kor. 6:13). Ada roti yang bertahan sampai
kepada hidup yang kekal, yang tidak akan dilupakan, dan
yang layak diperjuangkan (Yoh. 6:27). Orang-orang yang men-
jadikan perkara-perkara duniawi sebagai bagian mereka yang
baik hanya akan mendapati kesenangan sekilas saat mereka
coba mengingat-ingat semua yang mereka telah terima itu
(Luk. 16:25).
6. Amatilah, Tuhan mengungkapkan hal ini terlebih dahulu ke-
pada Firaun yang sebagai raja Mesir, harus menjadi bapa bagi
negerinya dan menyiapkan persediaan makanan cukup bagi
rakyatnya. Para pejabat yang bertindak sebagai hakim juga
disebut gembala, yang bertugas tidak saja memerintah, namun
juga memberi makan.
770
Pemuliaan Yusuf
(41:33-45)
33 Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi
dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. 34
Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-
penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut
seperlima dari hasil tanah Mesir. 35 Mereka harus mengumpulkan segala
bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di
bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan
makanan, serta menyimpannya. 36 Demikianlah segala bahan makanan itu
menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang
akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa sebab kelapar-
an itu. 37 Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya.
38 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: Mungkinkah kita
mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Tuhan ? 39 Kata
Firaun kepada Yusuf: O