Tampilkan postingan dengan label Kejadian 20. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejadian 20. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

Kejadian 20


 ang buruk, dan sebab  berteman dekat dengan 

orang-orang jahat. Satu pertemanan yang buruk menjerat orang 

ke dalam pertemanan buruk yang lain. Hendaklah orang muda 

mengambil peringatan dari sini untuk menjadikan orangtua mere-

ka yang baik sebagai sahabat mereka, dan untuk meminta nasi-

hat dari mereka, bukan dari para penjilat, yang menggoda mereka 

untuk dijadikan mangsa. 

3. Anak-anak Yehuda dari perempuan Kanaan ini, dan caranya meng-

atur mereka. Tiga anak dimilikinya dari perempuan itu. Mereka 

yaitu  Er, Onan, dan Syela. Ada kemungkinan bahwa perempuan 

Kanaan itu memeluk agama Yahudi dan menyembah Tuhan  Israel, 

setidak-tidaknya melalui pengakuan mulut, namun , dari semua 

yang tampak, hanya ada sedikit takut akan Tuhan  di dalam keluar-

ga itu. Yehuda menikah pada usia yang terlalu muda dan dengan 

sangat gegabah. Ia juga menikahkan anak-anaknya pada usia yang 

terlalu muda, saat  mereka tidak mempunyai akal atau anugerah 

untuk mengatur diri mereka sendiri, dan akibat-akibatnya sangat 

buruk.  

(1)  Anak sulungnya, Er, terkenal jahat. Ia jahat di mata TUHAN, 

maksudnya, ia menentang Tuhan  dan hukum-Nya. Atau, kalau 

ia mungkin tidak jahat di mata dunia, ia jahat di mata Tuhan , 

yang bagi Dia semua kejahatan manusia terbuka. Dan apa 

jadinya dengan kejahatan itu? Lihatlah, Tuhan  membinasakan-

nya pada saat itu juga (ay. 7): TUHAN membunuh dia. Perhati-

kanlah, kadang-kadang Tuhan  bekerja dengan cepat dalam 

menghadapi orang-orang berdosa, dan mengambil mereka di 

dalam murka-Nya, saat  mereka baru saja memulai perjalan-

an hidup mereka yang jahat.  

(2) Anak berikutnya, Onan, menuruti kebiasaan kuno masa itu, 

menikahi janda atau isteri kakaknya itu, untuk menjaga nama 

kakaknya yang sudah meninggal tanpa dikaruniai anak. Mes-

kipun Tuhan  sudah mengambil nyawanya sebab  kejahatannya, 

mereka tetap peduli untuk menjaga kenangan akan dia. Te-

tapi, kekecewaan yang mereka alami, melalui dosa Onan, terus 


 734

menjadi penghukuman selanjutnya atas kejahatannya. Kebia-

saan mengawini janda atau isteri saudara lak-laki sesudah  itu 

dijadikan salah satu hukum Musa (Ul. 25:5). Onan, meskipun 

setuju untuk menikahi janda itu, namun, dengan sangat mele-

cehkan tubuhnya sendiri, melecehkan istrinya yang sudah 

dinikahinya, dan melecehkan kenangan akan kakaknya yang 

sudah meninggal, menolak membangkitkan keturunan bagi 

kakaknya, sebagaimana yang sudah menjadi kewajibannya. 

Hal ini semakin jauh lebih buruk lagi sebab  Mesias harus 

diturunkan dari Yehuda, dan seandainya ia tidak bersalah 

atas kefasikan ini, ia bisa saja mendapat kehormatan menjadi 

salah seorang nenek moyang-Nya. Perhatikanlah, dosa-dosa 

yang tidak menghormati tubuh dan yang menajiskannya sa-

ngat tidak berkenan kepada Tuhan , dan merupakan bukti dari 

nafsu-nafsu yang kotor.  

(3)  Syela, anak ketiga, dipersiapkan bagi janda itu (ay. 11), namun 

dengan rancangan bahwa ia tidak boleh menikah di usia yang 

terlalu muda seperti yang sudah dilakukan kakak-kakaknya, 

supaya jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu. Sebagian 

orang berpikir bahwa Yehuda tidak pernah berniat menikahkan 

Syela dengan Tamar, namun  secara tidak adil mencurigai Tamar 

sebagai penyebab kematian dua orang suaminya yang terdahulu 

(padahal kefasikan mereka sendirilah yang membunuh mereka). 

Ia lalu memulangkan Tamar ke rumah ayahnya, dengan perin-

tah agar ia tetap menjanda. Jika memang demikian, sungguh 

Yehuda bersalah atas suatu kebohongan yang tidak bisa di-

maafkan. Namun, bagaimanapun juga, Tamar setuju melaku-

kannya sekarang, dan menunggu apa yang akan terjadi. 

Yehuda dan Tamar 

(38:12-23) 

12 sesudah  beberapa lama matilah anak Syua, isteri Yehuda. Habis berkabung 

pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu 

domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu. 13 

saat  dikabarkan kepada Tamar:  Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna 

untuk menggunting bulu domba-dombanya,” 14 maka ditanggalkannyalah 

pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di 

pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, sebab  dilihatnya, bahwa 

Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu 

untuk menjadi isterinya. 15 saat  Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia 

seorang perempuan sundal, sebab  ia menutupi mukanya. 16 Lalu berpaling-

lah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata:

Kitab Kejadian 38:12-23 

 735 

 Marilah, aku mau menghampiri engkau,” sebab ia tidak tahu, bahwa perem-

puan itu menantunya. Tanya perempuan itu:  Apakah yang akan kauberikan 

kepadaku, jika engkau menghampiri aku?” 17 Jawabnya:  Aku akan mengi-

rimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku.” Kata 

perempuan itu:  Asal engkau memberi  tanggungannya, sampai engkau 

mengirimkannya kepadaku.” 18 Tanyanya:  Apakah tanggungan yang harus 

kuberikan kepadamu?” Jawab perempuan itu:  Cap meteraimu serta kalung-

mu dan tongkat yang ada di tanganmu itu.” Lalu diberikannyalah semuanya 

itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari 

padanya. 19 Bangunlah perempuan itu, lalu pergi, ditanggalkannya telekung-

nya dan dikenakannya pula pakaian kejandaannya. 20 Adapun Yehuda, ia 

mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya, orang 

Adulam itu, untuk mengambil kembali tanggungannya dari tangan perem-

puan itu, namun  perempuan itu tidak dijumpainya lagi. 21 Ia bertanya-tanya di 

tempat tinggal perempuan itu:  Di manakah perempuan jalang, yang duduk 

tadinya di pinggir jalan di Enaim itu?” Jawab mereka:  Tidak ada di sini perem-

puan jalang.” 22 Kembalilah ia kepada Yehuda dan berkata:  Tidak ada kujum-

pai dia; dan juga orang-orang di tempat itu berkata: Tidak ada perempuan 

jalang di sini.” 23 Lalu berkatalah Yehuda:  Biarlah barang-barang itu dipegang-

nya, supaya kita jangan menjadi buah olok-olok orang; sungguhlah anak 

kambing itu telah kukirimkan, namun  engkau tidak menjumpai perempuan itu.” 

Sungguh sangat buruk cerita yang disampaikan tentang Yehuda di 

sini. Orang tidak akan menyangka ada kebodohan seperti itu dilaku-

kan di Israel. Yehuda sudah menguburkan istrinya. Dan orang yang 

menduda perlu berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan tekad yang 

besar untuk melawan semua nafsu kedagingan. Ia berlaku tidak adil 

terhadap menantunya, entah melalui kelalaian atau sebab  disenga-

ja, dengan tidak memberi  anaknya yang masih hidup kepada dia, 

dan ini membuat menantunya terbuka terhadap godaan. 

I.  Tamar dengan fasik melacurkan diri sebagai perempuan sundal 

kepada Yehuda, supaya, jika bukan anaknya, ayahnya bisa mem-

bangkitkan keturunan bagi anaknya yang sudah meninggal. Seba-

gian orang memaafkan perbuatan ini dengan menyarankan bah-

wa, walaupun seorang Kanaan, Tamar sudah memeluk agama 

yang benar, dan percaya pada janji yang dibuat kepada Abraham 

dan keturunannya, khususnya janji tentang Mesias, yang akan 

diturunkan dari keturunan Yehuda. Dan bahwa oleh sebab  itu ia 

dengan begitu sungguh-sungguh ingin mempunyai anak dari 

salah seorang anggota keluarga Yehuda, supaya ia bisa mendapat 

kehormatan, atau setidak-tidaknya mempunyai kesempatan baik 

untuk mendapat kehormatan, menjadi ibu Mesias. Dan, jika 

memang ini yang diinginkannya, maka keinginannya itu tercapai. 

Ia yaitu  salah satu dari empat perempuan yang disebutkan se-

cara khusus dalam silsilah Kristus (Mat. 1:3). Perbuatannya yang 


 736

berdosa diampuni, dan niatnya yang baik diterima, yang membe-

sarkan anugerah Tuhan , namun  sama sekali tidak boleh digunakan 

untuk membenarkan atau mendorong perbuatan serupa. Menurut 

Uskup Patrick, ada kemungkinan bahwa ia berharap agar Syela, 

yang merupakan suaminya menurut hak, mungkin ikut datang 

bersama ayahnya, dan bahwa ia mungkin saja sudah jatuh ke 

dalam pelukannya. Ada banyak sekali muslihat dan rancangan 

dalam dosa Tamar.  

1. Ia mengambil kesempatan untuk berbuat dosa itu, saat  

Yehuda sedang bergembira dan berpesta dengan orang-orang 

yang menggunting bulu-bulu dombanya. Perhatikanlah, waktu 

untuk bergembira sering kali menjadi waktu godaan, khusus-

nya godaan terhadap dosa kecemaran. jika  orang sudah 

kenyang, tali kekang cenderung longgar.  

2.  Ia menunjukkan dirinya sebagai perempuan sundal di pintu 

masuk (ay. 14, KJV: di tempat terbuka – pen.). Orang-orang 

yang hidup suci, dan mau hidup suci, harus mengatur rumah 

tangganya (Tit. 2:5). Tampaknya, sudah menjadi kebiasaan 

para perempuan sundal, pada masa itu, untuk menutupi 

muka mereka, supaya, meskipun tidak merasa malu, mereka 

bisa terlihat malu. Pada waktu itu dosa kecemaran tidak me-

nunjukkan wajahnya secara terang-terangan seperti sekarang. 

II. Yehuda terjerat ke dalam perangkap, dan walaupun ia bersalah 

atas hubungan badan dengan menantunya sebab  tidak tahu (ia 

tidak tahu siapa dia), namun ia bersalah atas dosa perzinahan 

sebab  kemauannya sendiri. Siapa pun dia, Yehuda tahu bahwa 

ia bukanlah istrinya, dan oleh sebab itu tidak boleh dijamah. Dan 

juga dosanya tidak dapat, sedikit pun, melunakkan dosa Tamar, 

seperti yang dilakukan sebagian orang, bahwa walaupun perbuat-

annya jahat, niatnya kemungkinan baik. Amatilah,  

1.  Dosa Yehuda dimulai dari mata (ay. 15): Yehuda melihat dia. 

Perhatikanlah, orang-orang yang matanya, dan hatinya juga, 

penuh nafsu zinah (seperti dalam 2Ptr. 2:14), yaitu  mereka 

yang memakan setiap umpan yang diberikan ke hadapan me-

reka, dan yang cepat terbakar oleh setiap percikan api. Kita 

perlu membuat perjanjian dengan mata kita, dan mengalih-

Kitab Kejadian 38:12-23 

 737 

kannya agar tidak melihat kesia-siaan, supaya jangan mata 

menulari hati.  

2.  Aib itu semakin bertambah-tambah sebab  Yehuda menyewa 

pelacur itu (yang dibandingkan dengan ini tidak ada perbuatan 

yang lebih memalukan), dan sewa itu dituntut, ditawarkan, 

dan diterima, yaitu seekor anak kambing dari kambing domba-

ku, harga yang tidak seberapa untuk menghargai kemurnian 

dan kehormatan perempuan itu! Bahkan, seandainya yang 

ditawarkan yaitu  beribu-ribu anak kambing, dan berpuluh-

puluh ribu sungai minyak, itu bukanlah tawaran yang berhar-

ga. Perkenanan Tuhan , kemurnian jiwa, kedamaian hati nurani, 

dan pengharapan akan sorga terlalu berharga untuk dijual 

dengan harga setinggi itu. Permata krisolit Etiopia tidak dapat 

mengimbanginya. Apa gunanya orang memperoleh dunia namun  

kehilangan jiwanya?  

3. Menjadi cela bagi Yehuda bahwa ia menggadaikan perhiasan-

nya untuk seekor anak kambing. Perhatikanlah, hawa nafsu 

kedagingan tidak hanya biadab namun  juga bodoh, dan meng-

hancurkan kepentingan-kepentingan orang untuk hidup di 

dunia ini. Sudah jelas bahwa pelacuran, seperti juga anggur, 

dan anggur baru, pertama-tama mengambil hati, sebab kalau 

tidak, ia tidak akan pernah bisa mengambil cap meterai dan 

kalung.     

III. Ia kehilangan perhiasannya sebab  tawaran itu. Ia mengirimkan 

anak kambing itu, sesuai dengan janjinya, untuk menebus barang 

gadaiannya, namun  perempuan yang disangkanya pelacur itu tidak 

bisa ditemukan. Ia mengirimkannya melalui temannya (yang me-

mang merupakan teman persekongkolannya, sebab  ia membantu 

dan meringankan perbuatan-perbuatannya yang jahat) orang 

Adulam itu, yang kembali kepadanya tanpa barang jaminan itu. 

Sungguh baik laporan yang diberikan oleh orang-orang tentang 

tempat ini di mana Tamar pernah melacurkan diri (seandainya 

laporan itu benar), tidak ada perempuan jalang di sini. Sebab 

orang-orang berdosa seperti itu yaitu  aib dan tulah bagi tempat 

mana pun. Yehuda duduk puas merelakan cap meterai dan 

kalungnya yang hilang, dan melarang temannya untuk mencari-

carinya lagi dengan memberi  alasan ini, supaya kita jangan 

menjadi buah olok-olok orang (ay. 23). Maksudnya, entah, 


 738

1.  Supaya jangan dosanya diketahui dan dipergunjingkan orang. 

Perzinahan dan kecemaran selalu dipandang sebagai suatu hal 

yang memalukan, cela dan aib bagi orang-orang yang terbukti 

melakukannya. Jika orang tidak malu akan dosa ini, ia tidak 

akan malu dengan apa pun.  

2.  Supaya jangan ia ditertawakan sebagai orang bodoh sebab  

sudah mempercayakan kepada seorang pelacur cap meterai 

dan kalungnya. Ia tidak mengungkapkan kekhawatiran apa 

pun terhadap dosa yang sudah diperbuatnya, untuk mem-

buatnya diampuni, namun  hanya terhadap aibnya, untuk men-

cegahnya. Perhatikanlah, banyak orang lebih khawatir men-

jaga nama baik mereka di hadapan manusia dibandingkan menjaga 

perkenanan Tuhan  dan kebaikan hati nurani. Supaya kita 

jangan menjadi buah olok-olok orang lebih mereka utamakan 

dibandingkan supaya kita jangan menjadi orang-orang terkutuk.  

Kelahiran Peres dan Zerah  

(38:24-30) 

24 Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda:  Tamar, me-

nantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya itu.” 

Lalu kata Yehuda:  Bawalah perempuan itu, supaya dibakar.” 25 Waktu 

dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan: 

 Dari laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung.” Juga 

dikatakannya:  Periksalah, siapa yang empunya cap meterai serta kalung dan 

tongkat ini?” 26 Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata:  Bukan 

aku, namun  perempuan itulah yang benar, sebab  memang aku tidak mem-

berikan dia kepada Syela, anakku.” Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan 

perempuan itu. 27 Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada 

anak kembar dalam kandungannya. 28 Dan saat  ia bersalin, seorang dari 

anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya 

dengan benang kirmizi serta berkata:  Inilah yang lebih dahulu keluar.” 29 

saat  anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, 

dan bidan itu berkata:  Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar,” maka 

anak itu dinamai Peres. 30 Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang 

tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama 

Zerah. 

Inilah,  

I.  Kekerasan Yehuda terhadap Tamar, saat  ia mendengar bahwa 

Tamar yaitu  seorang pezinah. Tamar, di mata hukum, yaitu  

istri Syela, dan oleh sebab itu mengandungnya dia oleh orang lain 

dipandang sebagai penghinaan dan cela bagi keluarga Yehuda: 

Bawalah perempuan itu, perintah Yehuda, sang kepala keluarga,

Kitab Kejadian 38:24-30 

 739 

 supaya dibakar. Bukan dibakar sampai mati, melainkan dibakar 

di pipi atau di dahi, diberi tanda sebagai pelacur. Tampaknya pe-

nafsiran inilah yang mungkin (ay. 24). Perhatikanlah, sudah biasa 

orang berlaku keras terhadap dosa-dosa dalam diri orang lain, 

yang mereka perbolehkan dalam diri mereka sendiri. Dan dengan 

demikian, dalam menghakimi orang lain, mereka menghakimi diri 

mereka sendiri (Rm. 2:1; Rm. 14:22). Jika ia merancang agar 

Tamar dihukum mati, mungkin dengan berdalih ingin menentang 

dosa itu, maka itu berarti ia berusaha menyingkirkan menantu-

nya, sebab  tidak suka menikahkan Syela dengan dia. Perhati-

kanlah, yaitu  hal biasa, namun  sangat buruk, jika kita menutupi 

kebencian terhadap seseorang dengan berpura-pura memperlihat-

kan keinginan untuk melawan kejahatan-kejahatan mereka. 

II.  Rasa malu Yehuda, saat  diperlihatkan bahwa dialah pezinah-

nya. Tamar mengeluarkan cap meterai serta kalung di depan 

pengadilan, yang membenarkan bahwa Yehudalah ayah dari anak 

yang dikandungnya (ay. 25-26). Perhatikanlah, kefasikan yang su-

dah diperbuat dengan amat sangat rahasia, dan yang disembunyi-

kan dengan amat sangat rapi, kadang-kadang dibukakan secara 

menakjubkan, bagi aib dan kebingungan orang-orang yang sudah 

berkata, tidak ada yang melihat. Burung di udara mungkin akan 

menyampaikan ucapanmu. Namun, bagaimanapun juga, akan 

datang hari yang menghancurkan, saat  semuanya akan dibu-

kakan. Sebagian penulis Yahudi mengamati bahwa seperti halnya 

Yehuda telah berkata kepada ayahnya, apakah jubah ini milik 

anak bapa? (37:32), demikian pula sekarang dikatakan kepada-

nya,  Lihatlah, apakah ini cap meterai dan kalungmu?” Yehuda, 

sebab  disadarkan oleh hati nuraninya sendiri,  

1.  Mengakui dosanya: Perempuan itulah yang benar. Ia mengakui 

bahwa tanda aib harus selama-lamanya dikenakan kepada dia 

lebih tepatnya, yang sudah berbuat begitu banyak dalam 

menimbulkan aib itu. Perhatikanlah, para pelanggar hukum 

harus kita perlakukan dengan amat sangat lembut, jika  

kita sudah memberi  kesempatan apa saja kepada mereka 

untuk melanggar. Jika hamba-hamba mencuri, dan tuan-tuan 

mereka, sebab  menahan dari mereka apa yang berhak mere-

ka dapatkan, menggoda mereka untuk melakukannya, maka 

tuan-tuan mereka harus memaafkan mereka.  


 740

2.  Ia tidak pernah kembali melakukannya lagi: Ia tidak bersetu-

buh lagi dengan perempuan itu. Perhatikanlah, orang tidak 

sungguh bertobat dari dosa-dosa mereka jika  mereka tidak 

meninggalkannya. 

III. Dibangunnya keluarga Yehuda dengan cara ini, kendati dengan 

itu semua, dalam kelahiran Peres dan Zerah, yang dari mereka di-

turunkan keluarga-keluarga hebat dari suku Yehuda yang terpan-

dang itu. Tampaknya, kelahiran itu menyusahkan bagi sang ibu, 

yang dengannya ia ditegur atas dosanya. Anak-anaknya juga, se-

perti Yakub dan Esau, berjuang mendapatkan hak kesulungan, 

dan Peres memperolehnya, ia yang pertama-tama diberi nama, 

dan dari dia Kristus diturunkan. Ia diberi nama sesuai dengan ke-

luarnya dia mendahului saudaranya: Alangkah kuatnya engkau 

menembus ke luar, yang dapat diterapkan kepada orang-orang 

yang menabur perpecahan dan membentangkan jarak di antara 

saudara-saudara. Orang-orang Yahudi, seperti Zerah, mempunyai 

kesempatan baik untuk mendapatkan hak kesulungan itu, dan 

diikat dengan benang kirmizi, sebagai orang-orang yang keluar 

pertama kali. Namun, orang-orang bukan-Yahudi, seperti Peres, 

sebagai anak kekerasan, mengambil langkah pertama, dengan ke-

kerasan yang menyerong Kerajaan Sorga itu, dan mendapakan ke-

benaran yang tidak didapatkan oleh orang-orang Yahudi. Namun, 

jika  waktunya sudah genap, seluruh Israel akan diselamatkan. 

Kedua anak ini disebutkan dalam silsilah Juruselamat kita (Mat. 

1:3), untuk mengabadikan cerita itu, sebagai contoh dari peren-

dahan Yesus Tuhan kita. Sebagian orang mengamati bahwa ke-

empat anak Yakub yang pertama jatuh ke dalam kesalahan yang 

sangat menjijikkan. Ruben dan Yehuda jatuh ke dalam kesalahan 

berhubungan badan dengan sesama anggota keluarga, Simeon 

dan Lewi jatuh ke dalam kesalahan pembunuhan. Namun mereka 

yaitu  bapa-bapa leluhur, dan dari Lewi diturunkanlah imam-

imam, dan dari Yehuda diturunkanlah raja-raja dan Mesias. Demi-

kianlah mereka menjadi teladan bagi pertobatan, dan tugu peri-

ngatan akan belas kasihan yang mengampuni. 

 

PASAL 39   

ada pasal ini kita kembali kepada kisah tentang Yusuf. Di sini kita 

menjumpai dia, 

I. Sebagai seorang hamba, seorang budak di rumah Potifar (ay. 

1), namun di sana dia sangat dihormati dan disenangi, 

1. sebab  pemeliharaan Tuhan , yang lalu menjadikan dia 

seorang tuan (ay. 2-6). 

2. sebab  anugerah Tuhan , yang menjadikan dia lebih dari-

pada seorang pemenang atas godaan kuat untuk berbuat 

kenajisan (ay. 7-12).  

II. Kita menjumpai dia di sini sebagai seseorang yang menderita, 

difitnah (ay. 13-18), dipenjarakan (ay. 19-20), namun di pen-

jara dia justru mendapatkan kehormatan dan penghiburan 

oleh tanda-tanda kehadiran khusus Tuhan  yang menyertai dia 

(ay. 21-23).  

Dan dalam hal ini Yusuf yaitu  gambaran Kristus,  yang mengambil 

rupa seorang hamba,” namun kemudian melakukan hal yang menjadi 

bukti bahwa  Tuhan  menyertai Dia,” yang dicobai oleh Iblis namun me-

ngalahkan godaan, yang difitnah dan dibelenggu, namun segala sesua-

tu dipercayakan ke dalam tangan-Nya. 

Yusuf di Rumah Potifar  

(39:1-6) 

1 Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai 

istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael 

yang telah membawa dia ke situ. 2 namun  TUHAN menyertai Yusuf, sehingga 

ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggTuhan  

ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. 3 sesudah  dilihat oleh tuannya, bahwa 

Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu 

yang dikerjakannya, 4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh me-


 742

layani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala 

miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. 5 Sejak ia memberi  kua-

sa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN member-

kati rumah orang Mesir itu sebab  Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas 

segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. 6 Segala 

miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf 

ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. 

Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya. 

Di sini, 

I. Yusuf dibeli (ay. 1), dan orang yang membeli dia, apa pun yang 

dibayarkannya untuk mendapatkan dia, memperoleh barang ta-

waran yang baik, lebih baik dibandingkan barang dagangan dari perak. 

Orang Yahudi memiliki pepatah,  Jika dunia mengetahui betapa 

berharganya seorang yang baik, maka mereka akan membuat 

pagar di sekeliling orang itu dengan mutiara.” Dia dijual kepada 

seorang pegawai istana Firaun, yang dengannya dia bisa berhu-

bungan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan urusan-urusan ma-

syarakat, dan oleh sebab  itu cocok untuk kenaikan kedudukan 

yang dirancang untuknya kelak. Perhatikanlah, 

1. Apa pun yang Tuhan  maksudkan untuk manusia, dengan ber-

bagai cara Dia pasti akan mempersiapkan mereka supaya 

memenuhi syarat untuk itu. 

2. Pemeliharaan Tuhan  harus diakui bahkan dalam pengaturan 

keadaan hamba-hamba miskin dan kedudukan mereka. Dan 

dalam hal seperti itu pun keadaan mereka bisa membawa me-

reka menjadi hebat dan penting. 

II. Yusuf sangat diberkati, bahkan di rumah tempat dia menjadi hamba. 

1. Tuhan  membuat dia berhasil (ay. 2-3). Mungkin tadinya usaha-

usaha keluarga Potifar sudah benar-benar mengalami kemun-

duran. namun  kemudian, begitu Yusuf masuk ke dalamnya, 

perubahan yang nyata terjadi bagi mereka. Rupa dan keadaan 

usaha-usaha mereka sesaat  berubah. Walaupun kita dapat 

memperkirakan bahwa awalnya keahlian Yusuf dipakai untuk 

tugas-tugas yang paling hina, namun bahkan dalam hal itu 

pun kepandaian dan kerajinannya tampak. Berkat khusus 

dari Sorga menyertai dia, dan menjadi semakin tampak saat  

dia menanjak dalam pekerjaannya. Perhatikanlah, 

Kitab Kejadian 39:1-6 

 743 

(1) Orang-orang yang memiliki kebijaksanaan dan anugerah 

memiliki sesuatu yang tidak dapat direnggut dari mereka, 

betapapun hal lain dirampas dari mereka. Saudara-saudara 

Yusuf telah melucuti jubahnya yang berwarna-warni, namun 

mereka tidak dapat melucuti hikmat dan kebijaksanaannya. 

(2) Orang-orang yang dapat memisahkan kita dari semua 

teman-teman kita, tidak dapat menjauhkan kita dari keha-

diran Tuhan  yang penuh kasih karunia. saat  Yusuf tidak 

memiliki seorang pun sanak saudara bersama dia, dia me-

miliki Tuhan -nya beserta dia, bahkan di dalam rumah orang 

Mesir. Yusuf terpisah dari saudara-saudaranya, namun 

tidak dari Tuhan -nya. Dibuang dari rumah bapanya, namun 

Yusuf disertai TUHAN, dan inilah yang menghibur dia. 

(3) Kehadiran Tuhan  yang menyertai kitalah yang membuat semua 

yang kita kerjakan berhasil. Oleh sebab  itu, orang-orang 

yang ingin berhasil harus menjadikan Tuhan  sebagai teman 

mereka, dan orang-orang yang berhasil harus memuji Tuhan . 

2. Tuannya mengangkat dia sedikit demi sedikit menjadi pelayan 

rumah tangganya (ay. 4). Perhatikanlah, 

(1) Kerajinan dan kejujuran yaitu  cara yang paling pasti dan 

aman untuk menanjak dan berkembang pesat. Pernahkah eng-

kau melihat orang yang bijaksana, setia, dan cakap (KJV: rajin) 

dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akhirnya akan 

berdiri, bukan selamanya di hadapan orang-orang yang hina. 

(2) Bijaksanalah orang yang memiliki wewenang apa saja untuk 

menerima dan memperkerjakan orang yang tampak jelas 

disertai oleh kehadiran Tuhan  (Mzm. 101:6). Potifar mengeta-

hui apa yang dia lakukan saat  dia menyerahkan semuanya 

ke dalam tangan Yusuf. Dia tahu bahwa semua itu akan 

lebih berhasil di tangan Yusuf dibandingkan di tangannya sendiri. 

(3) Orang yang setia dalam perkara kecil pantas diberi tang-

gung jawab dalam perkara yang besar (Mat. 25:21). Kristus 

menerapkan hukum ini pada hamba-hamba-Nya. 

(4) Sungguh sangat melegakan bagi seorang tuan, jika orang-

orang yang bekerja di bawah wewenangnya dapat diandal-

kan. Potifar sangat puas dengan tindak tanduk Yusuf ka-

rena ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari 

makanannya sendiri (ay. 6). Sang hamba menanggung se-


 744

mua kesusahan dan kesulitan di tanah milik tuannya, dan 

sang tuan hanya menikmatinya saja. Ini bukan contoh 

yang harus ditiru oleh tuan mana pun, kecuali dia dapat 

merasa yakin bahwa dia memiliki seorang hamba yang 

seperti Yusuf dalam segala hal. 

3. Tuhan  bermurah hati kepada tuannya sebab  dia (ay. 5). TUHAN 

memberkati rumah orang Mesir itu, meskipun dia seorang Mesir, 

tidak mengenal Tuhan  yang sejati, sebab  Yusuf. Dan dia sendiri, 

seperti Laban, segera mempelajarinya dari pengalaman (30:27). 

Perhatikanlah, 

(1) Orang baik yaitu  berkat bagi tempat-tempat di mana me-

reka tinggal. Bahkan hamba-hamba yang baik pun dapat 

menjadi berkat, walaupun hina dan dianggap remeh. 

(2) Keuntungan orang jahat, dengan satu dan lain cara, yaitu  

untuk kepentingan orang saleh. Di sini sebuah keluarga 

jahat diberkati demi kepentingan seorang hamba yang baik 

yang tinggal di tengah mereka. 

Istri Potifar Menggoda Yusuf 

(39:7-12) 

7 Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, 

lalu katanya:  Marilah tidur dengan aku.” 8 namun  Yusuf menolak dan ber-

kata kepada isteri tuannya itu:  Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi 

mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala milik-

nya pada kekuasaanku, 9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya 

dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada 

engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan 

kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Tuhan ?” 10 Walaupun dari 

hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan 

bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia. 11 Pada 

suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, 

sedang dari seisi rumah itu seorang pun tidak ada di rumah. 12 Lalu perem-

puan itu memegang baju Yusuf sambil berkata:  Marilah tidur dengan aku.” 

namun  Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar. 

Di sini terdapat, 

I. Contoh tindakan lancang dan tidak sopan yang paling memalukan 

oleh istri tuan Yusuf, aib dan malu bagi golongan jenis kelamin-

nya, benar-benar kehilangan segala kebajikan dan kehormatan. 

Ini pastilah tidak dapat disebutkan atau dipikirkan tanpa rasa 

geram. Baguslah dia seorang Mesir, sebab  kita akan sama-sama

Kitab Kejadian 39:7-12 

 745 

bingung jika kebodohan seperti itu ditemukan di Israel. Perhati-

kanlah, 

1. Dosanya dimulai dari mata. Dia memandang Yusuf dengan 

berahi (ay. 7). Yusuf yaitu  orang yang manis sikapnya dan 

elok parasnya (ay. 6). Perhatikanlah, 

(1) Keelokan yang luar biasa, pada pria ataupun wanita, sering 

kali terbukti merupakan perangkap yang berbahaya, baik 

bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. sebab  itu 

tidak boleh ada kesombongan di dalamnya, dan harus ada 

kewaspadaan terus-menerus terhadap godaan yang me-

nyertainya. Perasaan tertarik itu memperdayai, menipu. 

(2) Kita memiliki kebutuhan besar untuk menetapkan syarat 

bagi mata kita (Ayb. 31:1), supaya mata tidak memengaruhi 

hati. Istri tuan Yusuf memiliki seorang suami yang seha-

rusnya menghalangi matanya dari semua yang lain (20:16, 

KJV; TB: bukti kesucian). 

2. Dia berani dan tidak merasa malu dengan dosanya. Dengan 

wajah lancang dan muka seorang perempuan sundal dia ber-

kata,  Marilah tidur dengan aku.” Dengan pandangan jalang-

nya dan nafsu tidak kudusnya, dia sudah berzinah dengan 

Yusuf di dalam hatinya. Perhatikanlah, saat  roh najis mera-

suki dan menguasai jiwa seseorang, keadaannya seperti jika 

dirasuki setan-setan (Luk. 8:27, 29), pakaian kesopanan dile-

paskan, balutan dan belenggu rasa malu hancur berkeping-

keping. Kalau nafsu sudah sampai di kepala, dia tidak akan 

menahan apa pun, tidak merasa malu dengan apa pun. Keso-

panan, nama baik, dan hati nurani, semuanya dikorbankan 

kepada Baal-Peor. 

3. Dia mendesak dan memaksa dengan godaannya. Dia sudah 

sering ditolak dengan alasan-alasan terkuat, namun sesering itu 

pula dia mengulangi permintaannya yang hina. Dari hari ke hari 

perempuan itu membujuk Yusuf (ay. 10). Nah, ini merupakan, 

(1) Kejahatan besar dalam diri perempuan itu, dan menunjuk-

kan hatinya yang sepenuhnya bertekad untuk melakukan 

kejahatan. 

(2) Godaan besar bagi Yusuf. Tangan Iblis sudah pasti ada di 

dalamnya. saat  mengetahui bahwa Iblis tidak dapat me-

ngalahkan Yusuf dengan kesulitan-kesulitan dan derita du-


 746

nia (sebab  saat  mengalami semua itu Yusuf tetap mem-

pertahankan kejujurannya), Iblis menyerangnya dengan kese-

nangan-kesenangan yang lembut dan memesona, yang lebih 

menghancurkan dibandingkan sebelumnya, dan telah membunuh 

berlaksa-laksa. 

II. Di sini terdapat satu tindakan kebajikan dan kesucian penuh 

tekad yang paling terkenal pada diri Yusuf. Dengan kasih karunia 

Tuhan , dia mampu menolak dan mengalahkan godaan ini. Kalau 

mempertimbangkan segala sesuatunya, sejauh yang saya ketahui, 

lolosnya dia dari godaan ini merupakan tindakan kuasa ilahi yang 

sama hebatnya dengan penyelamatan tiga orang anak dari tungku 

perapian yang menyala-nyala. 

1. Godaan yang menyerangnya sangat kuat. Tidak pernah ada 

serangan yang dilakukan terhadap benteng kesucian yang 

lebih keras dibandingkan yang dicatat di sini. 

(1) Dosa yang menggodanya yaitu  kenajisan. Mengingat umur-

nya yang masih muda, ketampanannya, status lajangnya, 

dan kehidupan yang berlimpah-limpah di meja seorang pe-

nguasa, itu merupakan dosa yang menurut anggapan orang 

paling mudah menyerang dan mengkhianati dia. 

(2) Si penggoda yaitu  istri tuannya, seorang yang terpan-

dang, yang sudah pada tempatnya dia patuhi dan demi 

kepentingannya harus dia layani. Perkenanannya menentu-

kan kenaikan jabatannya lebih dari apa pun, dan dengan 

hartanya dia dapat sampai pada kehormatan tertinggi di 

istana. Di sisi lain, Yusuf akan sepenuhnya dalam bahaya 

jika mengabaikan dia dan menjadikan dia musuhnya. 

(3) Kesempatan menciptakan pencuri, menciptakan pezinah, 

dan itulah yang mendukung godaan. Si penggoda berada di 

dalam rumah bersama dia. Urusannya membawa dia ke 

tempat istri tuannya berada, tanpa curiga. Tidak seorang 

pun keluarga yang ada di dalam rumah (ay. 11). Di situ tam-

paknya tidak ada risiko akan ketahuan, atau, jika dicurigai, 

istri tuannya akan melindungi dia. 

(4) Semua ini ditambah dengan desakan yang berkali-kali 

tiada henti, sampai akhirnya perempuan itu meletakkan 

tangannya yang tidak terkendali padanya. 

Kitab Kejadian 39:7-12 

 747 

2. Perlawanannya terhadap godaan itu sangat berani, dan keme-

nangannya benar-benar patut dihormati. Anugerah Tuhan  yang 

mahakuasa memampukan dia mengalahkan serangan musuh ini, 

(1) Dengan kekuatan alasan. Dan di mana pun alasan yang 

benar didengarkan, sudah pasti agama akan menang. Dia 

memberi alasan sebab  rasa hormat yang dia miliki kepada 

Tuhan  dan tuannya (ay. 8-9). 

[1] Dia tidak mau berbuat salah terhadap tuannya, atau 

membuat kerugian yang tidak dapat diperbaiki terhadap 

kehormatannya. Dia mempertimbangkan dan berkeras, 

betapa tuannya sudah berbaik hati terhadap dia, betapa 

besar kepercayaan yang telah tuannya berikan kepada-

nya, betapa dia telah memperlakukannya sebagai saha-

bat melalui banyak perbuatan. sebab  itulah dia mem-

benci pikiran untuk membalas dengan cara yang begitu 

tidak tahu berterima kasih. Perhatikanlah, meskipun 

ada kemungkinan orang tidak tahu perbuatan tercela 

itu, kita terikat pada kehormatan, juga keadilan dan 

rasa terima kasih, supaya dalam hal apa pun tidak 

merugikan orang-orang yang memiliki pandangan baik 

tentang kita dan memberi kepercayaan kepada kita. 

Lihatlah bagaimana dia memberi alasan (ay. 9):  Bahkan 

di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, 

maka aku tidak akan melakukannya.” Perhatikanlah, 

orang yang hebat, dibandingkan membanggakan kehebatan-

nya, seharusnya memakai  itu sebagai alasan un-

tuk melawan dosa.  Apakah tidak ada yang lebih besar 

daripadaku? Kalau begitu aku akan menolak melakukan 

hal yang jahat. Melayani nafsu hina itu terlalu rendah 

bagiku. Aku tidak akan merendahkan diriku sejauh itu.” 

[2] Dia tidak mau berbuat salah terhadap Tuhan -nya. Ini 

yaitu  alasan utama yang menguatkan ketidaksukaan-

nya terhadap dosa. Bagaimanakah mungkin aku melaku-

kannya? Bukan hanya  Bagaimana aku akan melaku-

kannya?” atau  Bagaimana aku berani?” melainkan Ba-

gaimanakah mungkin? Id possumus, quod jure possumus 

– Kita dapat melakukan hal yang dapat kita lakukan 

sesuai hukum. Baiklah jika kita mencegah dosa dengan 


 748

penghalang terkuat, bahkan dengan sebuah ketidak-

mungkinan. Ia yang lahir dari Tuhan  tidak dapat berbuat 

dosa (1Yoh. 3:9). Yusuf menekankan tiga alasan pada 

dirinya sendiri. Pertama, dia mempertimbangkan siapa 

dirinya yang digodai itu.  Orang lain mungkin menggu-

nakan kebebasan mereka, namun  aku tidak dapat. Aku 

yaitu  seorang Israel yang memiliki kovenan dengan 

Tuhan , yang mengakui agama dan hubungan dengan-Nya. 

Hampir tidak mungkin aku melakukan hal itu.” Kedua, 

dosa apa yang dipakai untuk menggoda dia: kejahatan 

yang besar ini. Orang lain mungkin menganggapnya se-

bagai masalah kecil, sebuah dosa kecil, tipu daya orang 

muda, namun Yusuf berpandangan lain tentang itu. 

Secara umum, kapanpun kita digoda untuk berbuat 

dosa, kita harus mempertimbangkan kejahatan besar 

yang ada di dalamnya. Biarlah dosa tampak sebagai 

dosa (Rm. 7:13), sebutlah dengan sebutannya sendiri, 

dan jangan pernah berusaha meringankannya. Teruta-

ma sekali, biarlah dosa kenajisan selalu dianggap seba-

gai kejahatan besar, sebagai dosa yang teramat sangat 

jahat, yang berperang melawan jiwa seperti dosa-dosa 

lain mana pun. Ketiga, terhadap siapa dia digoda untuk 

melakukan dosa, yaitu terhadap Tuhan . Bukan hanya 

 Bagaimana aku bisa melakukannya, dan berdosa ter-

hadap tuanku, istri tuanku, diriku sendiri, tubuh dan 

jiwaku sendiri, namun juga terhadap Tuhan ?” Perhati-

kanlah, jiwa-jiwa yang saleh menganggap ini sebagai hal 

terburuk tentang dosa, bahwa dosa itu melawan Tuhan , 

melawan hakikat dan kekuasaan-Nya, melawan kasih 

dan rancangan-Nya. Orang yang mengasihi Tuhan  benar-

benar membenci dosa sebab  alasan ini. 

(2) Dengan ketetapan hati yang teguh. Anugerah Tuhan  memam-

pukan dia untuk mengalahkan godaan dengan cara meng-

hindari si penggoda. 

[1] Dia tidak mendengarkan bujukannya sedikit pun untuk 

bersetubuh dengan dia (ay. 10). Perhatikanlah, orang 

yang ingin menghindari bahaya harus menjauhkan diri

Kitab Kejadian 39:13-18 

 749 

mereka dari jalan bahaya. Jauhilah jalan itu, janganlah 

melaluinya. Bukan hanya itu, 

[2] saat  perempuan itu memegang baju Yusuf, dia mening-

galkan bajunya di tangan perempuan itu (ay. 12). Dia 

tidak mau tinggal sejenak pun untuk tawar-menawar 

dengan godaan itu, melainkan lari darinya dengan penuh 

rasa jijik. Dia meninggalkan bajunya sebagai orang yang 

lari untuk menyelamatkan nyawanya. Perhatikanlah, lebih 

baik kehilangan jubah yang bagus dibandingkan hati nurani 

yang baik. 

Tuduhan Palsu terhadap Yusuf 

(39:13-18) 

13 saat  dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam 

tangannya dan telah lari ke luar, 14 dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu 

katanya kepada mereka:  Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya 

orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur 

dengan aku, namun  aku berteriak-teriak dengan suara keras. 15 Dan saat  di-

dengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah baju-

nya padaku, lalu ia lari ke luar.” 16 Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, 

sampai tuan rumah pulang. 17 Perkataan itu jugalah yang diceritakan perem-

puan itu kepada Potifar, katanya:  Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari 

itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku. 18 namun  saat  aku berteriak 

sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.” 

sesudah  sia-sia mencoba membuat Yusuf menjadi seorang penjahat, 

sekarang istri tuannya itu berusaha membuat kesan bahwa dia 

seperti itu. Dengan begitu ia membalas dendam terhadap Yusuf 

sebab  perbuatan baik Yusuf itu. Cintanya kini berubah menjadi 

kemarahan dan kebencian yang penuh, dan dia berpura-pura tidak 

tahan melihat orang yang sebelumnya membuatnya tidak tahan jauh-

jauh darinya. Kesucian dan cinta yang kudus akan terus berlanjut 

walaupun diabaikan, namun cinta yang penuh dosa, seperti cinta 

Amnon kepada Tamar, mudah berubah menjadi kebencian yang 

penuh dosa. 

1. Perempuan itu menuduh Yusuf di depan pelayan-pelayan lainnya 

(ay. 13-15) dan merusak nama baiknya di antara mereka. Mung-

kin mereka dengki terhadap dia sebab  dia mendapat perkenanan 

tuannya, dan sebab  wewenangnya di dalam rumah. Dan mung-

kin kadang kala mereka merasa dirugikan oleh kesetiaannya, 

yang menghalangi mereka mencuri. Oleh sebab  itu mereka 

senang mendengar apa pun yang cenderung dapat mempermalu-


 750

kan dia, dan jika ada peluang untuk itu, menyulut istri tuan 

mereka supaya lebih marah lagi kepadanya. Perhatikanlah, saat  

perempuan itu membicarakan suaminya, dia tidak menyebutnya 

sebagai suaminya atau tuannya, melainkan hanya dia (KJV; TB: -

nya), sebab  dia telah melupakan kovenan Tuhan -nya yang ada di 

antara mereka. Dengan cara yang sama si perempuan pezinah itu 

(Ams. 7:19) menyebut suaminya orang baik (KJV). Perhatikanlah, 

ketidakbersalahan saja tidak dapat melindungi nama baik sese-

orang. Tidak setiap orang yang memelihara hati nurani yang baik 

dapat memelihara nama baik. 

2. Perempuan itu menyalahkan Yusuf di depan tuannya, yang 

memiliki kuasa, yang tidak dimiliki teman-teman pelayan Yusuf, 

untuk menghukum Yusuf (ay. 17-18). Perhatikanlah, 

(1) Alangkah mustahil cerita yang disampaikan perempuan itu, 

dengan menjadikan baju Yusuf sebagai bukti bahwa Yusuf 

telah melakukan kekerasan terhadap dia, padahal itu merupa-

kan tanda nyata bahwa dialah yang melakukan kekerasan 

terhadap Yusuf. Perhatikanlah, orang yang telah melanggar 

ikatan-ikatan kesopanan tidak akan pernah ditahan oleh ikat-

an-ikatan kebenaran. Tidak heran jika dia yang cukup lancang 

mengatakan,  Marilah tidur dengan aku,” juga cukup berani 

untuk mengatakan  Dia sudah hendak tidur dengan aku.” 

Seandainya kebohongan itu dikatakan hanya dengan tujuan 

untuk menutupi kejahatannya sendiri, dalam tingkat tertentu 

hal itu dapatlah dimaafkan. Namun, jika kebohongan ini 

dikatakan untuk membalas dendam terhadap perbuatan baik 

Yusuf, itu sungguh jahat. Itu suatu kebohongan yang paling 

kejam. namun , 

(2) Dia mengaturnya untuk membangkitkan kemarahan suaminya 

terhadap Yusuf. Ia menyalahkan suaminya yang membawa 

hamba Yahudi ini ke antara mereka. Mungkin pada mulanya 

ia tidak setuju sebab  Yusuf yaitu  seorang Yahudi. Perhati-

kanlah, bukan hal baru lagi bagi orang-orang terbaik jika 

mereka difitnah melakukan kejahatan besar oleh orang-orang 

yang yaitu  penjahat-penjahat besar sendiri. saat  persoalan 

ini diceritakan oleh perempuan itu, orang yang mendengarnya 

mungkin akan berpikir bahwa Yusuf yang kudus itu seorang 

laki-laki yang sangat jahat dan istri tuannya yang sundal itu 

seorang perempuan yang berbudi luhur. Namun, sungguh

Kitab Kejadian 39:19-23 

 751 

baiklah, bahwa akan datang hari penyingkapan, saat  semua 

akan kelihatan dengan sifat-sifatnya yang sesungguhnya. Ini 

bukan pertama kali jubah Yusuf dimanfaatkan sebagai kesaksi-

an palsu mengenai dia. Ayahnya pernah ditipu dengan jubahnya 

sebelum itu, dan sekarang tuannya.  

Yusuf di dalam Penjara 

(39:19-23) 

19 Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya 

kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka 

bangkitlah amarahnya. 20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasuk-

kan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah 

Yusuf dipenjarakan di sana. 21 namun  TUHAN menyertai Yusuf dan melimpah-

kan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala 

penjara itu. 22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan 

dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan 

di situ, dialah yang mengurusnya. 23 Dan kepala penjara tidak mencampuri 

segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, sebab  TUHAN menyertai dia 

dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil. 

Di sini, 

1. Yusuf diperlakukan dengan tidak adil dan benar oleh tuannya. 

Dia percaya pada tuduhan itu, dan Yusuf tidak berani membela 

dirinya dengan memberitahukan yang sebenarnya, sebab  itu 

akan terlalu merendahkan istri tuannya, atau tuannya tidak mau 

mendengarkannya, atau tuannya tetap tidak akan mau memper-

cayainya. Dan tidak ada yang dapat memperbaikinya, maka dia 

dihukum penjara seumur hidup (ay. 19-20). Tuhan  membatasi 

kemarahan tuannya itu, sebab  jika tidak, pastilah Yusuf sudah 

dijatuhi hukuman mati. Dan kemarahan yang memenjarakan dia 

itu Tuhan  balikkan menjadi pujian baginya. Pemeliharaan Tuhan  

mengatur supaya dia dikurung di antara tahanan-tahanan raja, 

tahanan-tahanan negara. Tampaknya Potifar memilih penjara itu 

sebab  merupakan yang terburuk, sebab  di situ besi merasuki 

jiwa (Mzm. 105:18). Namun Tuhan  memaksudkannya untuk mem-

buka jalan bagi peningkatan Yusuf. Dia dimasukkan ke dalam pen-

jara raja, supaya dari situ dia dapat diangkat menjadi bawahan 

raja. Perhatikanlah, pada hari agung itu, banyak tindakan pemen-

jaraan yang tidak adil akan didapati berbalik melawan musuh-mu-

suh dan penganiaya umat Tuhan . Tuhan Yesus kita, seperti Yusuf di 

sini, dibelenggu dan terhitung di antara orang-orang berdosa. 


 752

2. Yusuf diakui dan dibenarkan oleh Tuhan -nya, yang yaitu , dan 

akan menjadi, Pelindung yang adil dan penuh kuasa bagi orang-

orang tidak bersalah yang ditindas. Yusuf berada jauh dari semua 

teman dan sanak saudaranya. Ia tidak bersama mereka untuk 

menghibur dia, melayani dia, atau menjadi perantara baginya. Na-

mun TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya 

kepadanya (ay. 21). Perhatikanlah, 

(1) Tuhan  tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam 

tahanan (Mzm. 69:34). Tidak ada gerbang atau palang yang 

dapat menghalangi kehadirannya yang penuh kasih karunia 

bersama umat-Nya, sebab  Dia sudah berjanji tidak akan per-

nah meninggalkan mereka. 

(2) Orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik di penjara 

memiliki Tuhan  yang baik di sana. Kejujuran, kesetiaan dan 

kelurusan hati membuat kita layak menerima pertolongan 

ilahi, di mana pun kita berada. Yusuf tidak lama menjadi 

tahanan sebelum dia menjadi penguasa kecil di penjara, yang 

harus diakui sebab  kuasa Tuhan , 

[1] Melalui kebaikan kepala penjara. Tuhan  membuat Yusuf 

kesayangan bagi kepala penjara itu. Perhatikanlah, Tuhan  

dapat mengumpulkan teman-teman bagi umatnya, bahkan 

di tempat mereka tidak mengharapkan dapat menemukan 

teman, dan dapat membuat mereka mendapat rahmat dari 

pihak semua orang yang menawan mereka (Mzm. 106:46). 

[2] Menurut kelayakan Yusuf bagi urusan itu. Kepala penjara 

melihat bahwa Tuhan  menyertai dia, dan bahwa segala se-

suatu berhasil di tangannya, dan oleh sebab  itu memper-

cayakan kepadanya pengaturan urusan-urusan penjara 

(ay. 22-23). Perhatikanlah, kebijaksanaan dan kebajikan 

akan bersinar di ruang lingkup tersempit. Orang baik akan 

berhasil di mana pun dia berada, dan akan menjadi berkat 

sekalipun berada dalam ikatan dan pembuangan, sebab  

Roh TUHAN tidak terikat ataupun terhalangi oleh apa pun. 

Lihat kesaksian Paulus (Flp. 1:12-13). 

 

 

PASAL 40  

i dalam pasal ini segala hal bekerja, walaupun perlahan-lahan, 

menuju pengangkatan Yusuf. 

I.   Dua orang pelayan Firaun dijebloskan ke dalam penjara dan 

dilayani Yusuf, sehingga dengan demikian mereka menyaksi-

kan perilakunya yang luar biasa (ay. 1-4). 

II.  Masing-masing mendapat mimpi, yang kemudian diartikan 

oleh Yusuf (ay. 5-19), dan penggenapannya membuktikan bah-

wa tafsiran itu benar (ay. 20-22). Dengan demikian mereka 

telah menjadi saksi atas kemampuan Yusuf yang luar biasa. 

III. Yusuf menceritakan kasusnya sendiri kepada salah seorang 

dari mereka yang menurut perkiraannya akan mendapat ke-

naikan pangkat (ay. 14-15), supaya ditolong oleh orang itu. 

namun  usahanya ini ternyata sia-sia saja (ay. 23). 

Yusuf, Juru Minuman, dan Juru Roti 

(40:1-4) 

1 Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru 

rotinya membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu, 2 maka murka-

lah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan 

kepala juru roti itu. 3 Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal 

raja, dalam penjara tempat Yusuf dikurung. 4 Kepala pengawal raja menem-

patkan Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. 

Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya. 

Kita tidak akan mendapati kisah tentang kepala juru minuman dan 

kepala juru roti Firaun ini di dalam Kitab Suci seandainya tidak 

bermanfaat bagi pemulihan kedudukan Yusuf. Dunia ini ada demi 

kepentingan gereja dan diatur demi kebaikannya sendiri. Amatilah, 


 754

1. Dua dari antara para pejabat istana Firaun yang telah menyakiti 

hati sang raja dijebloskan ke dalam penjara. Perhatikanlah, kedu-

dukan tinggi merupakan tempat yang mudah membuat orang 

terpeleset, yang sama tidak pastinya dengan perkenan para raja. 

Orang-orang yang menjadikan perkenan Tuhan  kesukaan mereka, 

dan yang giat melayani Dia, akan mendapat Tuan yang lebih baik 

dibandingkan Firaun, sebab  Ia tidak mempersoalkan kesalahan 

mereka secara berlebihan. Terdapat banyak penafsiran mengenai 

kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan para pelayan Firaun 

ini. Ada yang menganggapnya sebagai upaya untuk membunuh 

sang raja, dan ada pula yang menganggapnya tidak lebih seperti 

menjatuhkan lalat ke dalam piala minum raja dan beberapa butir 

pasir ke dalam rotinya. Apa pun kesalahan itu, melalui kejadian 

ini campur tangan Tuhan  membawa keduanya ke dalam penjara 

tempat Yusuf berada. 

2.  Kepala pengawal raja sendiri, yakni Potifar, menempatkan mereka 

bersama Yusuf (ay. 4). Hal ini menyiratkan bahwa sekarang ia 

mulai berdamai dengan Yusuf dan mungkin juga yakin bahwa ia 

tidak bersalah, meskipun ia tidak berani melepaskan Yusuf kare-

na takut kepada istrinya. Yohanes Pembaptis pun dipenggal kepa-

lanya demi menyenangkan hati Herodias. 

Mimpi Juru Minuman dan Mimpi Juru Roti 

(40:5-19) 

5 Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya – baik juru minuman 

maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu – masing-

masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi masing-masing itu 

ada artinya sendiri. 6 saat  pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, 

segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. 7 Lalu ia bertanya kepada 

pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia 

dalam rumah tuannya itu:  Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?” 8 

Jawab mereka kepadanya:  Kami bermimpi, namun  tidak ada orang yang 

dapat mengartikannya.” Lalu kata Yusuf kepada mereka:  Bukankah Tuhan  

yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepada-

ku.” 9 Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf, 

katanya:  Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur di depanku. 10 Po-

hon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu bertunas, bunga-

nya sudah keluar dan tandan-tandannya penuh buah anggur yang ranum. 11 

Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil, lalu kuperas ke 

dalam piala Firaun, kemudian kusampaikan piala itu ke tangan Firaun.” 12 

Kata Yusuf kepadanya:  Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya 

tiga hari; 13 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan me-

ngembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan 

menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, saat  engkau 

Kitab Kejadian 40:5-19 

 755 

jadi juru minumannya. 14 namun , ingatlah kepadaku, jika  keadaanmu te-

lah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan mencerita-

kan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. 

15 Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini 

pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak 

dimasukkan ke dalam liang tutupan ini.” 16 sesudah  dilihat oleh kepala juru 

roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia kepadanya:  Aku pun bermimpi 

juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan. 17 Dalam bakul 

atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, namun  

burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku.” 18 

Yusuf menjawab:  Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu artinya tiga hari; 

19 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau, tinggi ke atas, dan 

menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan mema-

kan dagingmu dari tubuhmu.” 

Amatilah, 

I.   Campur tangan Tuhan  yang khusus, hingga kedua orang hukuman 

itu mendapat mimpi yang aneh dan meninggalkan kesan luar 

biasa atas mereka, yang terbukti berasal dari sumber ilahi, sama-

sama terjadi pada satu malam. Perhatikanlah, Tuhan  memiliki 

jalan masuk langsung ke dalam roh manusia, yang dapat diman-

faatkan-Nya sesuai tujuan-Nya kapanpun, jauh melebihi tujuan 

mereka yang bersangkutan. Bagi-Nya, semua hati terbuka lebar. 

Pada zaman dahulu, Ia tidak saja berbicara kepada umat-Nya 

sendiri, namun  juga kepada orang-orang lain melalui mimpi (Ayb. 

33:15). Hal-hal yang akan terjadi diungkapkan sebelumnya, na-

mun tidak dengan sangat jelas. 

II. Kesan yang ditimbulkan atas kedua orang hukuman ini melalui 

mimpi-mimpi mereka (ay. 6): mereka bersusah hati. Bukan pen-

jara itulah yang membuat mereka bersusah hati (mereka sudah 

terbiasa melihat tempat itu dan boleh jadi hidup dengan senang di 

situ), melainkan mimpi itu. Perhatikanlah, Tuhan  memiliki lebih 

dari satu cara untuk membuat sedih roh orang-orang yang me-

mang harus dibuat sedih. Misalnya, bagi orang-orang berdosa 

yang cukup tangguh dan tidak terkalahkan oleh masalah-masalah 

lahiriah, Tuhan  sanggup menemukan cara untuk menghukum 

mereka ini. Ia mampu menjatuhkan mereka dengan cara melukai 

roh mereka dan menaruh beban berat ke atasnya. 

III. Kelembutan hati dan rasa belas kasihan Yusuf yang mendalam 

terhadap mereka. Ia bertanya kepada mereka dengan penuh per-


 756

hatian, Mengapakah hari ini mukamu semuram itu? (ay. 7). Yusuf 

ditugaskan untuk melayani mereka, dan dalam menjalankan 

tugas itu sikapnya sungguh lembut. Perhatikanlah, kebersamaan 

dalam penderitaan membantu menggugah rasa belas kasihan 

terhadap mereka yang menderita. sebab  itu marilah kita belajar, 

1. Untuk menaruh perhatian kepada penderitaan dan masalah 

orang lain, serta menanyakan alasan kesedihan yang tampak 

di wajah sesama kita. Kita harus sering memperhatikan air 

mata orang-orang yang tertindas (Pkh. 4:1). Sungguh meri-

ngankan hati orang-orang yang sedang menghadapi masalah 

jika  mereka diperhatikan. 

2. Untuk menanyakan penyebab dukacita kita sendiri,  Mengapa-

kah aku tampak demikian sedih? Apakah ada alasan di balik 

itu? Apakah alasan itu memang tepat? Tidak adakah alasan 

yang bisa menghibur untuk menguranginya, apa pun masa-

lahnya? Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku?” 

IV. Mimpi-mimpi itu sendiri, dan penafsirannya. Hal yang membuat 

sedih orang-orang hukuman ini yaitu , sebab  dikurung di pen-

jara, mereka tidak dapat berpaling minta tolong kepada para pe-

nafsir Mesir yang mengaku-ngaku mampu menafsirkan mimpi: 

Tidak ada orang yang dapat mengartikannya di penjara ini (ay. 8). 

Perhatikanlah, orang-orang yang terkurung di dalam penjara dan 

kesedihan menginginkan penafsir, supaya dapat mengajarkan ke-

pada mereka arti dan tujuan Tuhan . (Elihu menyinggung hal itu 

saat berkata, Jikalau ada penengah, satu di antara seribu, untuk 

menyatakan jalan yang benar kepada manusia, Ayb. 33:23-24). 

Penengah atau penafsir yang dapat membimbing hati nurani 

mereka, bukan memuaskan rasa ingin tahu mereka semata. Men-

dengar penjelasan itu, Yusuf mengarahkan mereka: Bukankah 

Tuhan  yang menerangkan arti mimpi? Yang dimaksudkan olehnya 

yaitu  Tuhan  yang ia sembah. Melalui perkataan ini Yusuf ingin 

membawa mereka kepada hikmat-Nya. Perhatikanlah, sudah 

menjadi hak istimewa Tuhan  untuk memberitahukan hal-hal yang 

bakal terjadi (Yes. 46:10). Oleh sebab itu, Ia patut menerima 

pujian atas semua karunia untuk meramalkan suatu kejadian, 

yang dimiliki manusia, baik yang biasa maupun yang luar biasa. 

Terlebih dahulu Yusuf menampikan pujian bagi dirinya sendiri, 

dan memastikan untuk mengalihkan kemuliaan kepada Tuhan , 

Kitab Kejadian 40:5-19 

 757 

sama seperti yang dilakukan Daniel (Dan. 2:30). Yusuf berkata, 

 jika  penafsiran yaitu  milik Tuhan , Ia bebas memberi  

kuasa itu kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, sebab  itu 

ceritakanlah mimpi-mimpi kalian itu kepadaku.” Nah, 

1.  Mimpi kepala juru minuman itu merupakan pertanda yang

membahagiakan. Itu mengenai kelegaan dan pengangkatannya 

kembali kepada kedudukannya yang akan diterimanya dalam 

tiga hari. Yusuf lalu menjelaskan hal itu kepadanya (ay. 12-

13). Boleh jadi sudah menjadi kebiasaan kepala juru minuman 

itu untuk langsung memeras buah anggur ranum ke dalam 

piala Firaun. Di zaman yang masih sederhana itu orang me-

mang belum mengenal seni modern membuat minuman ang-

gur bermutu. Amatilah, Yusuf memberitahukan terlebih dulu 

kebebasan yang akan dialami kepala juru minuman itu, namun  

tidak meramalkan kebebasan dirinya sendiri. Jauh sebelum-

nya ia pernah bermimpi tentang kehormatannya dan sikap 

hormat yang harus diperlihatkan saudara-saudaranya kepada 

dia. Dengan kenangan itulah ia sekarang harus menopang diri, 

tanpa mengalami lagi penampakan-penampakan yang baru 

atau segar. Penglihatan-penglihatan yang dimaksudkan untuk 

penghiburan orang-orang yang dikasihi Tuhan , baru akan ter-

jadi kelak di kemudian hari dan berhubungan dengan hal-hal 

yang masih sangat jauh, sementara ramalan mengenai hal-hal 

lain seperti yang dicatat di sini, menjadi kenyataan hanya tiga 

hari sesudahnya. 

2.  Mimpi sang kepala juru roti menandakan kematiannya yang 

sangat hina (ay. 18-19). Penafsiran menggembirakan tentang 

mimpi temannya itu mendorongnya untuk juga mengaitkan 

hal itu dengan mimpinya sendiri. Demikian pulalah orang-

orang munafik, saat mendengar hal-hal baik yang dijanjikan 

kepada orang-orang Kristen yang baik, ingin turut menerima-

nya, meskipun mereka tidak berhak mengambil bagian di da-

lamnya. Bukanlah kesalahan Yusuf jika  ia tidak mem-

bawakan kabar yang lebih baik. Para hamba Tuhan hanyalah 

penafsir belaka. Mereka tidak dapat mengubah sesuatu yang 

sudah ditentukan. jika  sebab  itu mereka melaksanakan 

tugas dengan setia, dan berita yang mereka sampaikan tidak 

menyenangkan, ini bukanlah kesalahan mereka. Mimpi-mimpi 

buruk tidak mungkin menghasilkan penafsiran yang baik. 


 758

V.  Kesempatan baik yang dibuat Yusuf dengan mempunyai teman 

yang bekerja di istana (ay. 14-15). Dengan rendah hati ia mengha-

rapkan perkenan kepala juru minuman yang ia ramalkan pemu-

lihan martabatnya itu: Ingatlah kepadaku, jika  keadaanmu 

telah baik nanti. Meskipun rasa hormat yang diberikan kepada 

Yusuf membuat suasana di penjara itu cukup nyaman baginya, 

namun tidaklah salah bila dia juga merindukan kebebasan. Lihat-

lah di sini, 

1.  Betapa sederhananya cara ia menceritakan kasusnya sendiri 

(ay. 15). Ia tidak menceritakan ulah saudara-saudaranya yang 

telah menjual dia. Ia hanya berkata, aku dicuri diculik begitu 

saja dari negeri orang Ibrani. Artinya, dikirim ke tempat itu 

dengan tidak adil, tidak peduli apa pun kesalahannya. Ia juga 

tidak menceritakan perihal perlakuan tidak benar oleh maji-

kan perempuannya yang telah menuduh dia hingga dipenjara 

seperti ini, dan bahwa tuannya sendirilah yang menjadi hakim 

atasnya. Ia hanya sedikit membela dirinya yang tidak bersalah: 

Di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menye-

babkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini. Per-

hatikanlah, pada saat kita dipersilakan membela diri, sedapat 

mungkin kita harus menghindari berbicara buruk tentang orang 

lain. Biarlah kita cukup puas dengan membuktikan diri tidak 

bersalah, dan jangan suka mencela kesalahan orang lain. 

2.  Betapa sederhananya permintaan yang diajukannya kepada 

kepala juru minuman itu:  Hanya saja, ingatlah kepadaku. 

Kumohon, tolonglah aku jika  ada kesempatan.” Permohon-

an utamanya yaitu , Keluarkan aku dari rumah ini. Ia tidak 

berkata,  Bawalah aku ke rumah Firaun, carikan aku kedu-

dukan di istana.” Tidak, ia hanya meminta kelegaan, bukan 

kenaikan pangkat. Perhatikanlah, Tuhan  adakalanya meran-

cang kehormatan terbesar bagi orang-orang yang sama sekali 

tidak menginginkan ataupun mengharapkannya. 

Penggenapan Mimpi Juru Minuman dan Juru Roti 

(40:20-23) 

20 Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun 

mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala 

juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya: 21 

kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia

Kitab Kejadian 40:20-23 

 759 

menyampaikan pula piala ke tangan Firaun; 22 namun  kepala juru roti itu 

digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka. 23 namun  Yusuf 

tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya. 

Di sini terdapat, 

1. Pembuktian tafsiran Yusuf tentang mimpi-mimpi itu pada hari 

yang telah ditentukan sebelumnya. Kepala juru minuman dan 

juru roti itu sama-sama diangkat. Yang seorang kepada jabatan-

nya, sedangkan yang lain ke tiang gantungan, dan kedua-duanya 

pada hari ketiga. Perhatikanlah, perubahan-perubahan yang 

besar, baik demi kebaikan maupun keburukan, sering kali terjadi 

dalam waktu singkat. Perputaran roda alam terjadi begitu tiba-

tiba. Peristiwa saat  kasus mereka diadili terjadi pada perayaan 

hari ulang tahun Firaun, saat  semua pegawai harus datang 

menghadap, sesuai kebiasaan yang berlaku. Kedua orang hukum-

an tadi juga menghadap supaya penyebab perbuatan mereka dite-

laah. Perayaan hari ulang tahun para raja untuk menghormati 

mereka merupakan acara penghormatan yang sudah diadakan se-

jak dahulu kala. jika  tidak disalahgunakan seperti yang terjadi 

pada peringatan ulang tahun Yerobeam (Hos. 7:5) dan Herodes 

(Mrk. 6:21), kebiasaan ini tidak ada salahnya. Kita semua boleh 

memperingati hari ulang tahun kita dengan rasa syukur atas rah-

mat kelahiran kita, sambil menyesali dosa-dosa kita, dan meng-

harapkan agar hari kematian kita menjadi hari yang lebih baik di-

banding hari kelahiran kita. Pada hari ulang tahun Firaun, ia me-

ninggikan kepala kedua orang hukuman ini. Yakni, ia mendakwa 

dan mengadili mereka (saat  Nabot diadili, ia duduk paling depan 

di antara rakyat, 1Raj. 21:9). Dan Firaun pun meninggikan kepala 

juru minuman itu, namun  kepala juru roti itu digantungnya. Jika 

juru minuman itu tidak bersalah sedangkan juru roti itu bersalah, 

kita harus mengakui keadilan tindakan pemeliharaan Tuhan  dalam 

membersihkan ketidak-bersalahan orang yang memang tidak 

bersalah, dan membuat dosa orang yang bersalah itu membong-

kar kesalahannya. Seandainya keduanya sama-sama tidak bersa-

lah atau sama-sama bersalah, ini merupakan contoh sikap sewe-

nang-wenang para raja yang sombong sebab  memiliki kuasa 

seperti yang dibangga-banggakan Nebukadnezar (Dan. 5:19, dibu-

nuhnya siapa yang dikehendakinya dan dibiarkannya hidup siapa 

yang dikehendakinya), yang melupakan bahwa ada yang lebih 


 760

tinggi dibandingkan mereka, kepada siapa mereka harus mempertang-

gungjawabkan perbuatan mereka. 

2.  Pengharapan Yusuf dikecewakan oleh kepala juru minuman: Yu-

suf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan 

dilupakannya (ay. 23). 

(1) Lihatlah di sini sebuah contoh tentang rasa tidak tahu terima 

kasih. Yusuf pantas menerima bantuannya. Ia telah melayani-

nya, turut merasakan bebannya, dan menolong dia dengan 

menafsirkan arti mimpi itu. Ia telah membuktikan diri sebagai 

orang yang luar biasa dalam semua hal, namun juru minuman 

itu telah melupakannya. Janganlah kita menganggapnya hal 

yang aneh jika di dunia ini kita mendapatkan kebencian seba-

gai ganti kasih yang kita berikan, dan sikap meremehkan se-

bagai ganti rasa hormat kita. 

(2) Lihatlah betapa mudahnya orang-orang yang hidup senang 

melupakan orang lain yang sedang susah. Boleh jadi kiasan 

kisah inilah yang pernah diucapkan sang nabi tentang mereka 

yang minum anggur dari bokor, namun  yang tidak berduka kare-

na hancurnya keturunan Yusuf (Am. 6:6). Oleh sebab itu, biar-

lah kita tidak berharap kepada manusia. Boleh jadi Yusuf 

terlampau menggantungkan kepentingannya pada kepala juru 

minuman itu dan berharap terlampau banyak darinya. Melalui 

kekecewaannya ini ia belajar mempercayakan diri kepada 

Tuhan  semata. Kita tidak dapat mengharapkan terlampau sedi-

kit dari manusia atau terlampau banyak dari Tuhan . 

Melalui kisah ini, beberapa orang melihat kesamaan di antara 

Yusuf dengan Kristus. Kedua orang hukuman yang sama-sama men-

derita dengan Yusuf itu seperti kedua penjahat yang disalibkan ber-

sama Kristus: yang seorang diselamatkan, sedangkan yang seorang 

dihukum (menurut Mr. Broughton, ini yaitu  komentar Dr. Light-

foot). Salah satu dari keduanya, saat  Yusuf berkata kepadanya, 

Ingatlah kepadaku, jika  keadaanmu telah baik nanti, ternyata 

melupakan dia. namun  salah satu dari kedua penjahat tadi, saat 

berkata kepada Kristus, Ingatlah akan aku, jika  Engkau datang 

sebagai Raja, tidak dilupakan. Kita memang pantas menyalahkan 

kepala juru minuman itu sebab  tidak tahu berterima kasih terhadap 

Yusuf. Namun, sebenarnya kita telah memperlakukan Tuhan Yesus 

dengan lebih buruk lagi. Yusuf hanya bisa meramalkan kebebasan 

Kitab Kejadian 40:20-23 

 761 

kepala juru minuman itu, namun  Kristus mengerjakannya bagi kita. Ia 

menjadi Pengantara bagi kita dengan Raja di atas segala raja. Walau-

pun demikian, kita melupakan Dia, meskipun sering kali diingatkan 

kepada-Nya dan telah berjanji untuk tidak pernah melupakan Dia. 

Seburuk itulah kita membalas jasa-Nya, bagaikan orang-orang bodoh 

yang tidak bijaksana. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PASAL 4 1   

Dua hal dikerjakan di sini oleh Pemeliharaan Tuhan : 

I.   Pengangkatan Yusuf. 

II. Pemeliharaan atas Yakub sekeluarga di masa kelaparan. 

Sebab, mata Tuhan memandang ke seluruh muka bumi dan 

Ia mengatur semua kejadian yang dialami anak-anak manu-

sia demi kebaikan orang-orang yang memiliki hati yang lurus 

terhadap Dia. Di sini kita melihat, 

1.  Mimpi-mimpi Firaun (ay. 1-8). 

2.  Anjuran kepada Firaun supaya Yusuf dijadikan penafsir 

mimpinya (ay. 9-13). 

3.  Tafsiran mimpi-mimpi itu, serta prakiraan tentang tujuh 

tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan di Mesir, 

juga saran yang diberikan kepada Firaun mengenai hal 

itu (ay. 14-36). 

4.  Pengangkatan Yusuf ke jabatan dengan kuasa tertinggi 

dan kepercayaan penuh di Mesir (ay. 37-45). 

5. Penggenapan ramalan Yusuf dan kesetiaannya atas keper-

cayaan yang diberikan kepadanya (ay. 46 dst.). 

Mimpi Firaun Berupa Pertanda 

(41:1-8) 

1 sesudah  lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di 

tepi sungai Nil. 2 Tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang 

indah bangunnya dan gemuk badannya; lalu memakan rumput yang di tepi 

sungai itu. 3 Kemudian tampaklah juga tujuh ekor lembu yang lain, yang 

keluar dari dalam sungai Nil itu, buruk bangunnya dan kurus badannya, lalu 

berdiri di samping lembu-lembu yang tadi, di tepi sungai itu. 4 Lembu-lembu 

yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor 

lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun. 5 

sesudah  itu tertidur pulalah ia dan bermimpi kedua kalinya: Tampak timbul 


 764

dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik. 6 namun  

kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan layu 

oleh angin timur. 7 Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang bernas 

dan berisi tadi. Lalu terjagalah Firaun. Agaknya ia bermimpi! 8 Pada waktu 

pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan 

semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada 

mereka, namun  seorangpun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.  

Amatilah, 

1.  Penangguhan kebebasan Yusuf. Ini baru terjadi sesudah  lewat dua 

tahun lamanya (ay. 1). Begitu lama ia menanti sesudah  memper-

cayakan kasusnya kepada kepala juru minuman dan mulai meng-

harapkan kebebasan. Perhatikanlah, kita perlu bersabar. Bukan 

sekadar kesabaran dalam bertahan, melainkan juga dalam me-

nanti. Yusuf tetap ada di penjara sampai firman-Nya genap (Mzm. 

105:19). Waktu bagi kebebasan umat Tuhan  sudah ditentukan. 

Saat itu akan tiba, meskipun tampaknya berlambat-lambat. Keti-

ka saat itu tiba, akan nyata bahwa itulah saat yang terbaik, dan 

oleh sebab itu kita patut menantikannya (Hab. 2:3), dan tidak 

berpikir bahwa dua tahun terlampau lama untuk terus menanti. 

2. Sarana untuk kebebasan Yusuf, yakni mimpi-mimpi Firaun, di-

ceritakan di sini. jika  kita menganggapnya sebagai mimpi 

biasa semata, kita bisa melihat kebodohan dan kemustahilan 

khayalan yang mengada-ada di dalamnya. Bagaimana mungkin di 

dalam mimpi itu lembu jinak menjadi hewan pemangsa (bahkan 

lebih rakus dibandingkan hewan mana pun, sebab  memakan hewan 

yang sama jenisnya), dan bulir-bulir gandum yang saling mema-

kan. Tentunya di dalam sekian banyak mimpi, atau bahkan di 

dalam satu mimpi, terdapat pula berbagai kesia-siaan (Pkh. 5:6). 

Sekarang, sesudah  Tuhan  tidak lagi berbicara kepada kita dengan 

cara itu, menurut pendapat saya tidaklah menjadi soal jika  

kita tidak memedulikan atau menceritakan mimpi-mimpi kita. 

Mimpi-mimpi bodoh yang diceritakan tidak lebih dari percakapan 

yang bodoh juga. Sebaliknya, mimpi-mimpi Firaun ini mengan-

dung bukti bahwa Tuhan  sendirilah yang memberi nya. Oleh 

sebab itu, saat Firaun terjaga, rohnya merasa gelisah (ay. 8). 

Tidak bisa tidak kita akan merasa prihatin saat menerima pesan 

luar biasa dari sorga, sebab menyadari bahwa kita tidak mempu-

nyai alasan untuk mengharapkan berita baik sesudahnya. Semua 

ahli sihir Firaun dibuat bingung. Aturan-aturan dalam keahlian 

mereka ternyata tidak berguna sekarang. Sepertinya, mimpi-mim-

Kitab Kejadian 41:9-16 

 765 

pi Firaun ini di luar batas ilmu mereka sehingga mereka tidak 

mampu memberi  tafsirannya. Hal ini terjadi untuk membuat 

peranan Yusuf melalui Roh Tuhan  lebih mengagumkan. Akal, kebi-

jaksanaan, dan kemampuan manusia meninjau masa depan harus 

dibuat tercengang, supaya pewahyuan ilahi dapat tampak semakin 

mulia dalam perencanaan penebusan kita (1Kor. 2:13-14). Banding-

kan kisah ini dengan Daniel 2:27; 4:7; 5:8. Mimpi-mimpi Yusuf sen-

diri menjadi penyebab terjadinya masalah-masalah yang dialami-

nya, dan sekarang mimpi-mimpi Firaun membuka jalan bagi kebe-

basannya.  

Yusuf Dibawa Menghadap Firaun  

(41:9-16) 

9 Lalu berkatalah kepala juru minuman kepada Firaun:  Hari ini aku merasa 

perlu menyebutkan kesalahanku yang dahulu. 10 Waktu itu tuanku Firaun 

murka kepada pegawai-pegawainya, dan menahan aku dalam rumah penga-

wal istana, beserta dengan kepala juru roti. 11 Pada satu malam juga kami 

bermimpi, aku dan kepala juru roti itu; masing-masing mempunyai mimpi 

dengan artinya sendiri. 12 Bersama-sama dengan kami ada di sana seorang 

muda Ibrani, hamba kepala pengawal istana itu; kami menceritakan mimpi 

kami kepadanya, lalu diartikannya kepada kami mimpi kami masing-masing. 

13 Dan seperti yang diartikannya itu kepada kami, demikianlah pula terjadi: 

aku dikembalikan ke dalam pangkatku, dan kepala juru roti itu digantung.” 

14 Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan 

dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Fir-

aun. 15 Berkatalah Firaun kepada Yusuf:  Aku telah bermimpi, dan seorang-

pun tidak ada yang dapat mengartikannya, namun  telah kudengar tentang 

engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikan-

nya.” 16 Yusuf menyahut Firaun:  Bukan sekali-kali aku, melainkan Tuhan  

juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.” 

Di sini terdapat, 

1.  Anjuran kepada Firaun untuk menjadikan Yusuf sebagai penafsir 

mimpi-mimpinya. Kepala juru minuman melakukan hal ini lebih 

untuk menarik hati Firaun, dibandingkan sebagai rasa terima kasih-

nya kepada Yusuf, atau sebab  merasa kasihan atas kasusnya. 

Perhatikanlah, sungguh teramat baik untuk mengingat kewajiban 

kita dan menjalankannya pada waktunya. Namun, jika  kita 

telanjur melalaikannya, jauh lebih baik untuk menyadari kesa-

lahan kita serta menyesalinya, dan lalu memenuhi kewajiban kita. 

Lebih baik terlambat dibandingkan tidak pernah sama sekali. Ada yang 

beranggapan bahwa yang dimaksudkan oleh kepala juru minum-

an itu yaitu  kesalahan-kesalahannya terhadap Firaun yang 


 766

membuatnya dipenjarakan. Sesudah itu ia menyindir secara tidak 

langsung bahwa meskipun Firaun telah mengampuninya, ia 

belum mengampuni diri sendiri. Singkatnya, kisah yang hendak 

disampaikannya yaitu  bahwa ada seorang laki-laki muda tak 

dikenal di penjara raja yang telah menafsirkan mimpinya dengan 

tepat, dan juga mimpi kepala juru roti (masing-masing kejadian 

sesuai dengan tafsirannya), dan bahwa ia ingin menyarankan ke-

pada raja supaya orang itu dijadikan penafsir mimpinya. Perhati-

kanlah, waktu Tuhan  untuk memberi kelegaan kepada umat-Nya 

akhirnya akan terbukti sebagai waktu yang paling tepat. Andai-

kata kepala juru minuman itu dulu langsung memanfaatkan ke-

dudukannya untuk mengupayakan kebebasan bagi Yusuf, maka 

ada kemungkinan bahwa begitu bebas, Yusuf akan pergi kembali 

ke negeri orang Ibrani yang diceritakannya dengan penuh perasa-

an itu (40:15). Dengan demikian ia tidak akan diberkati dengan 

limpah ataupun menjadi berkat bagi keluarganya seperti yang ter-

bukti di kemudian hari. Sebaliknya, dengan mendekam di penjara 

dua tahun lebih lama lagi, kemudian keluar dari situ melalui ke-

sempatan menafsirkan mimpi-mimpi Firaun ini, terbukalah jalan 

bagi dia untuk diangkat ke kedudukan yang sangat tinggi. Orang-

orang yang menanti-nantikan Tuhan  dengan sabar akan dibayar 

sebab  penantian mereka itu, tidak saja sebesar nilai pokok, 

namun  berikut bunganya juga (Rat. 3:26). 

2. Yusuf diperkenalkan kepada Firaun. Perkara yang menyangkut 

sang raja haruslah diselesaikan dengan cepat. Yusuf segera dike-

luarkan dari penjara bawah tanah. Atas perintah Firaun, ia dibe-

baskan dari penjara dan dari tugasnya. Ia dijadikan calon untuk 

menduduki tempat yang sangat tepercaya di istana. Raja nyaris 

tidak memberinya waktu kecuali untuk bercukur serta berganti 

pakaian ala kadarnya (ay. 14). Hal ini dilakukan dengan sebisa-

bisanya, dan kemudian Yusuf dibawa masuk. Boleh jadi ia sama 

terkejutnya seperti Petrus di dalam Kisah Para Rasul 12:9. Begitu 

tiba-tiba ia dibawa kembali dari penyekapan itu, hingga ia merasa 

seakan-akan bermimpi (Mzm. 126:1). Tanpa menanyakan siapa 

dirinya atau dari mana ia datang, Firaun langsung menceritakan 

perkaranya, bahwa ia berharap Yusuf akan mengartikan mimpi-

nya (ay. 15). Terhadap permintaan ini, Yusuf menjawab dengan 

rendah hati (ay. 16) dan dengan jawaban itu, 

Kitab Kejadian 41:17-32 

 767 

(1) Ia memberi  kehormatan kepada Tuhan .  Kemampuan itu 

bukan kepunyaanku, hanya Tuhan  yang bisa memberitahukan 

artinya.” Perhatikanlah, karunia-karunia yang besar tampak 

teramat anggun dan menonjol jika  orang-orang yang memi-

likinya memakai nya dengan rendah hati serta tidak meng-

ambil pujian bagi diri sendiri namun  memberi nya kepada 

Tuhan . Kepada orang-orang seperti inilah Tuhan  akan menambah-

kan kasih karunia-Nya. 

(2) Yusuf menunjukkan rasa hormat kepada Firaun dan dukung-

an penuh kepada diri serta pemerintahannya dengan anggap-

an bahwa penafsiran mimpi itu akan menjadi jawaban yang 

memberitakan kesejahteraan. Perhatikanlah, orang-orang yang 

bertanya pada nasihat Tuhan  dapat mengharapkan jawaban da-

mai sejahtera. jika  Yusuf dijadikan penafsir mimpi, berha-

raplah akan sesuatu yang terbaik. 

Yusuf Mengartikan Mimpi Firaun 

(41:17-32) 

17 Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf:  Dalam mimpiku itu, aku berdiri di 

tepi sungai Nil; 18 lalu tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu 

yang gemuk badannya dan indah bentuknya, dan makan rumput yang di tepi 

sungai itu. 19 namun  kemudian tampaklah juga keluar tujuh ekor lembu yang 

lain, kulit pemalut tulang, sangat buruk bangunnya dan kurus badannya; 

tidak pernah kulihat yang seburuk itu di seluruh tanah Mesir. 20 Lembu yang 

kurus dan buruk itu memakan ketujuh ekor lembu gemuk yang mula-mula. 

21 Lembu-lembu ini masuk ke dalam perutnya, namun  walaupun telah masuk 

ke dalam perutnya, tidaklah kelihatan sedikitpun tandanya: bangunnya tetap 

sama buruknya seperti semula. Lalu terjagalah aku. 22 Selanjutnya dalam 

mimpiku itu kulihat timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang berisi 

dan baik. 23 namun  kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir yang ke-

ring, kurus dan layu oleh angin timur. 24 Bulir yang kurus itu memakan 

ketujuh bulir yang baik tadi. Telah kuceritakan hal ini kepada semua ahli, 

namun  seorangpun tidak ada yang dapat menerangkannya kepadaku.” 25 Lalu 

kata Yusuf kepada Firaun:  Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Tuhan  

telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-

Nya. 26 Ketujuh ekor lembu yang baik itu ialah tujuh tahun, dan ketujuh bu-

lir gandum yang baik itu ialah tujuh tahun juga; kedua mimpi itu sama. 27 

Ketujuh ekor lembu yang kurus dan buruk, yang keluar kemudian, maksud-

nya tujuh tahun, demikian pula ketujuh bulir gandum yang hampa dan layu 

oleh angin timur itu; maksudnya akan ada tujuh tahun kelaparan. 28 Inilah 

maksud perkataanku, saat  aku berkata kepada tuanku Firaun: Tuhan  telah 

memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya. 29 

Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah 

Mesir. 30 Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupa-

kan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, sebab  kelaparan itu mengurus-

keringkan negeri ini. 31 Sesudah itu akan tidak kelihatan lagi bekas-bekas 

kelimpahan di negeri ini sebab  kelaparan itu, sebab sangat hebatnya kela-


 768

paran itu. 32 Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: 

hal itu telah ditetapkan oleh Tuhan  dan Tuhan  akan segera melakukannya.”  

Di sini, 

I.  Firaun menceritakan mimpinya. Ia bermimpi bahwa ia berdiri di 

tepi sungai Nil dan melihat sejumlah lembu, baik yang gemuk 

maupun yang kurus, keluar dari sungai. sebab  sepertinya di 

kerajaan Mesir tidak pernah turun hujan (Za. 14:18), kelimpahan 

dalam setahun bergantung pada aliran sungai yang satu kali 

setahun akan meluap. Jika permukaan air naik sampai lima belas 

atau enam belas hasta (6,75 atau 7,2 meter), maka akan terjadi 

kelimpahan panen. Jika tinggi air hanya mencapai dua belas atau 

tiga belas hasta (5,4 atau 5,85 meter) saja, panen akan gagal 

sehingga terjadilah kekurangan pangan. Lihatlah betapa banyak 

cara Tuhan  menyalurkan pemberian-Nya. Bagaimanapun, apa pun 

sarana pendukungnya, ketergantungan kita masih pada Sang 

Penyebab Pertama yang menciptakan segala ciptaan bagi kita, 

baik itu hujan maupun air sungai. 

II. Yusuf mengartikan mimpi Firaun dan menyampaikan kepadanya 

bahwa arti mimpi itu yaitu  tujuh tahun penuh kelimpahan yang 

segera akan terwujud, yang diikuti tujuh tahun kelaparan. Amatilah, 

1. Kedua mimpi itu menandakan hal yang sama, namun  peng-

ulangannya yaitu  untuk menunjukkan kepastian, kedekatan, 

dan pentingnya peristiwa itu (ay. 32). Demikianlah Tuhan  sering 

kali menunjukkan kepastian keputusan-Nya melalui dua 

kenyataan yang tidak berubah-ubah (Ibr. 6:17-18). Kovenan itu 

dimeteraikan dengan dua sakramen. Di dalam salah satu dari 

keduanya, terdapat roti dan anggur. Sementara makna mimpi 

itu hanya satu, hal itu disampaikan dua kali sebab  peristiwa-

nya pasti akan terjadi. 

2.  Bagaimanapun, kedua mimpi itu dengan jelas mengacu ke-

pada kedua hal yang paling sering kita temui dalam kelimpah-

an dan kekurangan, yakni rumput dan gandum. Kelimpahan 

dan kekurangan rumput bagi ternak digambarkan melalui 

lembu yang tambun dan yang kurus. 

3. Lihatlah betapa kesenangan hidup ini takluk kepada perubah-

an yang terjadi. Sesudah kelimpahan mungkin saja akan tim-

bul kekurangan. Sekuat apa pun gunung tempat kita berpijak 

Kitab Kejadian 41:17-32 

 769 

menurut perkiraan kita, jika  Tuhan  berbicara, gunung itu 

akan langsung pindah. Kita tidak tahu dengan pasti bahwa 

besok akan sama seperti hari ini, tahun depan akan sama seper-

ti tahun ini, dan lebih hebat lagi (Yes. 66:12). Kita harus belajar 

bagaimana menghadapi kekurangan dan juga kelimpahan. 

4.  Lihatlah kebaikan Tuhan  dalam mengirimkan ketujuh tahun 

kelimpahan sebelum ketujuh tahun kelaparan itu, supaya 

persediaan makanan bisa diatur sesuai dengan hal itu. Demi-

kianlah hari malang dijadikan Tuhan  seperti juga hari mujur 

(Pkh. 7:14). Betapa luar biasanya hikmat yang dimiliki Tuhan , 

Sang Pengurus Rumah yang agung itu, untuk mengatur se-

mua perkara keluarga besar-Nya sejak awal sampai sekarang 

ini! Sudah berbagai musim berlalu. Adakalanya hasil bumi 

lebih banyak dan adakalanya lebih sedikit. Namun, coba ban-

dingkan semua musim itu, dan lihat betapa ajaibnya cara 

manna itu dilakukan-Nya di tengah-tengah tindak pemeliha-

raan-Nya yang biasa terjadi. Orang yang mengumpulkan ba-

nyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, 

tidak kekurangan (Kel. 16:18). 

5.  Lihatlah betapa mudahnya kesenangan duniawi kita lenyap. 

Penghasilan besar selama tahun-tahun kelimpahan ternyata 

habis ditelan tahun-tahun kelaparan. Kelebihan yang seperti-

nya sangat banyak itu, ternyata hanya cukup bagi manusia 

untuk bisa bertahan hidup (ay. 29-31). Makanan yaitu  untuk 

perut dan perut untuk makanan: namun  kedua-duanya akan 

dibinasakan Tuhan  (1Kor. 6:13). Ada roti yang bertahan sampai 

kepada hidup yang kekal, yang tidak akan dilupakan, dan 

yang layak diperjuangkan (Yoh. 6:27). Orang-orang yang men-

jadikan perkara-perkara duniawi sebagai bagian mereka yang 

baik hanya akan mendapati kesenangan sekilas saat  mereka 

coba mengingat-ingat semua yang mereka telah terima itu 

(Luk. 16:25). 

6.  Amatilah, Tuhan  mengungkapkan hal ini terlebih dahulu ke-

pada Firaun yang sebagai raja Mesir, harus menjadi bapa bagi 

negerinya dan menyiapkan persediaan makanan cukup bagi 

rakyatnya. Para pejabat yang bertindak sebagai hakim juga 

disebut gembala, yang bertugas tidak saja memerintah, namun  

juga memberi makan. 


 770

Pemuliaan Yusuf  

(41:33-45) 

33  Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi 

dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. 34 

Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-

penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut 

seperlima dari hasil tanah Mesir. 35 Mereka harus mengumpulkan segala 

bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di 

bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan 

makanan, serta menyimpannya. 36 Demikianlah segala bahan makanan itu 

menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang 

akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa sebab  kelapar-

an itu.” 37 Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. 

38 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya:  Mungkinkah kita 

mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Tuhan ?” 39 Kata 

Firaun kepada Yusuf:  O