Tampilkan postingan dengan label amsal 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label amsal 13. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Desember 2024

amsal 13

 


mba Tuhan yang setia, yang 

benar-benar bersaksi bagi Allah melawan dosa, dapat menolong 

melepaskan jiwa-jiwa dari kematian kekal. 

2. Betapa kecilnya penghargaan yang bisa diberikan kepada seorang 

saksi dusta. Ia merancang kebohongan, dan lalu menyemburkan-

nya dengan cara yang teramat meyakinkan demi kehancuran 

orang yang tidak bersalah. Oleh sebab itu penting bagi sebuah 

bangsa untuk sedapat mungkin menemukan dan menghukum pe-

laku yang memberikan kesaksian palsu, dan bahkan orang yang 

suka berbohong dalam percakapan sehari-hari. Sebab, kebenaran 

yaitu  perekat warga . 


26 Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada 

perlindungan bagi anak-anak-Nya. 27 Takut akan TUHAN yaitu  sumber 

kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut. 

Di dalam kedua ayat ini kita diajak dan didorong untuk hidup de-

ngan takut akan Allah melalui kesempatan yang ada dalam kehidup-

an beragama. Di sini, takut akan TUHAN diterapkan pada semua asas 

yang bisa diterima, dan menghasilkan perbuatan yang pantas. 

1. Jika asas ini dijalankan, akan dihasilkan jaminan keamanan yang 

kudus dan ketenangan pikiran. Di dalamnya ada  ketenteram-

an yang besar yang memampukan manusia untuk tetap memper-

tahankan kesucian dan damai sejahteranya, apa pun yang terjadi, 

dan memberinya keberanian di hadapan Allah dan dunia. Aku 

yakin, bahwa aku benar – aku tidak menghiraukan nyawaku sedi-

kit pun. Seperti itulah perkataan orang yang merasa yakin seperti 

ini. 

2. Asas ini membawa berkat bagi keturunan. Anak-anak dari mereka 

yang melalui iman menjadikan Allah sebagai keyakinan mereka 

akan dikuatkan oleh janji yang mengatakan bahwa Allah akan 

menjadi Allah bagi semua orang percaya, termasuk keturunan 

mereka, hingga mereka dapat lari kepada Dia sebagai pelindung 

mereka, dan mereka akan mendapatkan perlindungan di dalam-

Nya. Anak-anak orangtua yang saleh sering kali lebih menaati 

perintah dan teladan orangtua mereka. Mereka akan lebih ber-

hasil   sebab  iman dan doa-doa mereka. “Kepada-Mu nenek mo-

yang kami percaya, dan oleh sebab itu kami juga akan percaya.” 

3. Asas ini mengandung sumber mata air penghiburan dan sukacita 

yang berlimpah ruah dan tiada henti-hentinya. Ini yaitu  sumber 

kehidupan yang menghasilkan kesenangan dan kepuasan yang 

tiada habisnya bagi jiwa. Ini yaitu  sukacita yang murni dan 

segar, yang menghidupkan jiwa, yang memuaskan dahaga, dan 

yang tidak akan pernah bisa kering. Ini yaitu  sumber air hidup 

yang memancar dan merupakan jaminan bagi hidup yang kekal. 

4. Asas ini merupakan penangkal yang berkuasa untuk melawan 

dosa dan pencobaan. Mereka yang benar-benar menyukai kese-

nangan dalam kesalehan tidak akan tergoda oleh umpan dosa dan 

menelan kailnya. Mereka tahu di mana mereka dapat memperoleh 

hal-hal yang lebih baik dibandingkan  yang bisa ditawarkan dosa. Oleh 

  sebab  itu, cukup mudah bagi mereka untuk terhindar dari jerat 

maut dan untuk menjaga supaya kaki mereka tidak terjerat di 

dalamnya. 

28 Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, namun  tanpa 

rakyat runtuhlah pemerintah. 

Di sini ada  dua peribahasa di bidang politik, yang mengandung 

buktinya sendiri: 

1. Bahwa sungguh menjadi kehormatan besar bagi seorang raja 

untuk memiliki rakyat yang banyak. Ini merupakan tanda bahwa 

ia memerintah dengan baik, mengingat bahwa orang-orang asing 

diundang untuk datang serta menetap di bawah perlindungannya, 

dan rakyatnya sendiri hidup sejahtera. Ini merupakan tanda bah-

wa dia dan kerajaannya berada di bawah berkat Allah, yang ber-

akibat kerajaannya sangat makmur dan berlipat ganda. Ini meru-

pakan kekuatannya yang membuat dia bersungguh-sungguh dan 

hebat. Berbahagialah raja, bapa bagi bangsanya, yang telah mem-

buat penuh tabung panahnya. Ia tidak akan mendapat malu, apa-

bila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang (Mzm. 

127:4-5). Maka itu yaitu  hikmat para raja, dengan pemerintahan 

yang lemah lembut, dengan sikap yang mendukung perdagangan 

dan pertanian, dan dengan membuat mudah bagi semua pihak, 

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat mereka. Demikianlah, 

biarlah semua orang yang mendambakan keberhasilan bagi kera-

jaan Kristus dan juga kehormatan-Nya, berusaha segiat mungkin 

di tempat masing-masing supaya banyak jiwa ditambahkan ke 

dalam jemaat-Nya. 

2. Bahwa pada saat rakyat berkurang, raja juga akan menjadi sema-

kin lemah: tanpa rakyat runtuhlah pemerintah. Perdagangan akan 

lesu, tanah akan terbengkalai tanpa digarap, pasukan kekurang-

an orang untuk dipekerjakan, angkatan laut tidak punya tenaga, 

dan semua ini hanya   sebab  tiadanya cukup orang. Lihatlah 

betapa sangat bergantungnya kehormatan dan keamanan para 

raja kepada rakyat mereka, yang menjadi alasan mengapa mereka 

harus memerintah dengan kasih sayang dan bukannya dengan 

kekerasan. Raja-raja ditegur melalui hukuman yang berupa ber-

kurangnya jumlah rakyat mereka, seperti yang kita baca dalam 2 

Samuel 24:13. 


29 Orang yang sabar besar pengertiannya, namun  siapa cepat marah mem-

besarkan kebodohan. 

Perhatikanlah: 

1. Sikap lemah lembut yaitu  hikmat. Orang baru bisa disebut mema-

hami diri, tugas dan kepentingannya, kelemahan sifat manusianya, 

serta keadaan warga  dengan benar, jika  ia sabar, dan 

tahu bagaimana harus memaafkan kesalahan orang lain dan juga 

diri sendiri, tahu bagaimana harus menangguhkan kemarahannya 

dan meredamnya, sehingga tidak terpancing sampai kehilangan 

jiwanya sendiri. Orang yang lemah lembut dan sabar benar-benar 

patut disebut orang yang cerdas, yang belajar tentang Kristus, 

yang yaitu  Hikmat itu sendiri. 

2. Hawa nafsu yang tidak terkendali sama saja dengan mengungkap-

kan kebodohan sendiri: Siapa yang cepat marah, yang hatinya 

mudah tersulut oleh hasutan dan terbakar, biasanya menyangka 

bahwa dengan sifat ini ia telah memegahkan diri dan membuat 

orang lain terkagum-kagum kepadanya, padahal sebenarnya dia 

hanya membesarkan kebodohannya sendiri. Ia mengungkapkan 

kebodohannya sendiri, seperti orang yang mengangkat tinggi-

tinggi sesuatu sehingga terlihat oleh semua orang, dan menyerah-

kan diri di bawah kebodohannya itu, seperti orang yang tunduk di 

bawah suatu pemerintahan. 


30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, namun  iri hati membusukkan tulang. 

Ayat sebelumnya menunjukkan betapa nama baik, serta juga kese-

hatan kita, bergantung kepada pengendalian hawa nafsu kita dan 

pengaturan jalan pikiran kita. 

1. Roh yang menyembuhkan, yang terdiri atas kasih dan sikap le-

mah lembut, serta tabiat yang periang, ramah, dan ceria, menye-

garkan tubuh. Hal ini turut mendukung kesehatan tubuh yang 

baik. Orang yang periang bisa menjadi gemuk. 

2. Roh yang rewel, dengki, dan tidak puas, sudah menghukum diri 

sendiri. Sifat ini menghabiskan tubuh, menyambar roh kebina-

tangan, membuat pucat paras muka, dan membusukkan tulang. 

Orang-orang yang melihat kemakmuran orang lain dan merasa 

sakit hati, akan menggertakkan giginya, lalu hancur (Mzm. 112:10).  

Rumpatur, quisquis rumpitur invidia.  

Barangsiapa meledak dengan iri hati, biarlah ia meledak. 


31 Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, namun  siapa 

menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia. 

Di sini diungkapkan betapa Allah sangat senang tak terkirakan un-

tuk turut memperhatikan bagaimana orang miskin diperlakukan. 

1. Ia merasa diri-Nya terhina oleh perlakuan buruk yang diperbuat 

atas mereka. Barangsiapa memperlakukan orang miskin dengan 

tidak benar, dan mengambil kesempatan untuk melawan dia 

hanya   sebab  dia miskin dan tidak mampu menolong diri sendiri, 

biarlah dia tahu bahwa dia telah menghina Penciptanya. Allah 

telah menciptakan dia dan memberinya wujud yang sama seperti 

pencipta kita. Kita semua memiliki seorang Bapa, seorang Pencip-

ta. Lihatlah bagaimana Ayub merenungkan hal ini (Ayb. 31:15). 

Allah membuat dia miskin, dan menetapkan bagian yang harus 

diterimanya. Jadi, jika  kita memperlakukan seseorang dengan 

keras   sebab  dia miskin, kita juga menyiratkan seakan-akan Allah 

memperlakukan mereka dengan kejam dalam merendahkan me-

reka supaya diinjak-injak orang. 

2. Allah merasa diri-Nya dihormati dengan kebaikan yang diperbuat 

kepada orang miskin. Ia menganggap hal itu seperti dilakukan 

terhadap diri-Nya sendiri dan akan menyatakan bahwa Ia senang 

dengan perlakuan itu. saat  Aku lapar, kamu memberi Aku ma-

kan. Oleh sebab itu, mereka yang benar-benar menghormati Allah 

akan menunjukkannya melalui belas kasihan terhadap kaum mis-

kin yang telah dipelihara-Nya dengan cara istimewa untuk melin-

dungi dan mendukung mereka. 


32 Orang fasik dirobohkan   sebab  kejahatannya, namun  orang benar mendapat 

perlindungan   sebab  ketulusannya. 

Di sini ada : 

1. Keadaan menyedihkan orang fasik saat ia meninggalkan dunia: ia 

dirobohkan   sebab  kejahatannya. Ia begitu melekat dengan dunia 

ini hingga tidak rela meninggalkannya, namun  ia terusir keluar 

darinya. Nyawanya dituntut, dicabut dengan paksa darinya, dan 

dosa melekat begitu kuat dengannya hingga tidak terpisahkan 

dan ikut bersamanya memasuki dunia lain. Ia dirobohkan   sebab  

kejahatannya, mati dalam dosa-dosanya, di bawah kesalahan dan 

kuasa dosa-dosa itu, tanpa dibenarkan dan tanpa dikuduskan. 

Kejahatannya seperti badai yang menyeret dia bagaikan debu 

jerami tertiup angin, dihalaukan dari dunia. 

2. Keadaan menyenangkan yang dialami orang saleh saat ia meng-

akhiri perjalanannya: ia mendapat perlindungan   sebab  ketulusan-

nya di balik kematian, mengharapkan hal-hal di dunia lain yang 

lebih baik dibandingkan  yang pernah dimilikinya di dunia yang satu 

ini. Orang benar pun akan mendapat anugerah pengharapan di 

dalam hal-hal itu. Meskipun mereka menderita sakit dan bahkan 

ada yang mendekati ajal, mereka tetap memiliki pengharapan. Di 

hadapan mereka tersedia hal-hal baik yang mereka harap-harap-

kan, bahkan pengharapan penuh berkat yang telah dijanjikan 

Allah yang tidak dapat berdusta. 


33 Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, namun  tidak dikenal 

di dalam hati orang bebal. 

Amatilah: 

1. Kerendahan hati merupakan lencana hikmat. Orang yang benar-

benar bijaksana akan menyembunyikan hartanya dan tidak me-

nyombongkannya (Mat. 13:44), meskipun ia tidak menyembunyi-

kan talentanya supaya tidak membelanjakannya. Hikmatnya ting-

gal di dalam hatinya. Ia mencerna apa yang diketahuinya dan me-

nyiapkannya bagi dirinya, tanpa menggembar-gemborkannya de-

ngan cara yang tidak pada tempatnya. Hati yaitu  tempat bagi 

segala sesuatu yang disayanginya, dan di situlah hikmat harus 

disimpan dengan penuh kasih sayang, bukannya melayang-layang 

di benaknya. 

2. Sikap terbuka dan suka pamer merupakan tanda pengenal dari 

kebodohan. Pada saat orang bodoh memiliki pengetahuan sedikit 

saja, mereka akan menggunakan seluruh kesempatan, meskipun 

sangat langka, untuk menunjukkannya dan mengaku lebih ung-

gul dibandingkan  orang lain. Kebodohan yang ada di dalam hati orang 

bebal dikenal   sebab  kelancangan mereka dalam berkata-kata. 

Lebih banyak orang bodoh yang bersusah payah menyatakan ke-

bodohan mereka dibandingkan dengan orang bijak yang berpikir 

bahwa ia layak menunjukkan kebijaksanaannya. 

34 Kebenaran meninggikan derajat bangsa, namun  dosa yaitu  noda bangsa. 

Perhatikanlah: 

1. Keadilan yang berkuasa dalam sebuah bangsa akan membawa ke-

hormatan bagi bangsa itu. Pelaksanaan pemerintahan yang adil, 

kesetaraan di antara sesama, penerimaan terbuka terhadap aga-

ma, kebajikan yang dijalankan dan diakui secara umum, perlin-

dungan dan pemeliharaan terhadap orang-orang baik, kederma-

wanan dan belas kasihan yang ditunjukkan kepada orang asing 

(derma adakalanya disebut keadilan), semua ini meninggikan de-

rajat bangsa. Semua itu menopang takhta, meninggikan pikiran 

rakyat, dan membuat bangsa layak mendapatkan perkenanan 

Allah yang akan meninggikan mereka sebagai bangsa yang kudus 

(Ul. 26:19). 

2. Tabiat buruk yang berkuasa dalam sebuah bangsa akan menda-

tangkan aib ke atasnya: dosa yaitu  noda bagi setiap kota atau 

kerajaan, dan merendahkan derajatnya hingga dibenci oleh ne-

gara-negara tetangga. Umat Israel sering kali menjadi contoh dari 

kedua sisi pengamatan tadi. Mereka sungguh hebat saat berlaku 

baik. Sebaliknya, saat mereka meninggalkan Allah, semua orang 

di sekeliling mereka menghina dan menginjak-injak mereka. Oleh 

sebab itu, selayaknyalah untuk menjadi kepentingan dan kewajib-

an para raja untuk menggunakan kekuasaan mereka demi mene-

kan tabiat buruk dan mendukung kebajikan. 

35 Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, namun  kemarahannya 

menimpa orang yang membuat malu. 

Ini menunjukkan bahwa di dalam istana dan pemerintahan yang di-

kelola dengan baik, senyuman dan hadiah dibagikan di antara orang-

orang yang diangkat untuk mengurus berbagai kepentingan rakyat, 

sesuai kecakapan masing-masing. Salomo memberitahukan kepada 

mereka bahwa ia akan mengikuti aturan itu, 

1. Bahwa orang-orang yang berperilaku dengan bijak akan dihormati 

dan lebih disukai, sebanyak apa pun musuh yang ingin menja-

tuhkan mereka. Tidak ada perbuatan baik yang akan diabaikan 

untuk menyenangkan pihak tertentu. 

2. Bahwa orang-orang yang mementingkan diri sendiri dan berlaku 

curang, yang mengkhianati bangsa, menindas kaum miskin, 

menebarkan perpecahan sehingga membuat malu, akan dipindah-

kan dan diusir dari istana, tidak peduli siapa pun teman mereka 

yang akan membela mereka.   

  

1 Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, namun  perkataan yang 

pedas membangkitkan marah. 

Sebagai penjaga kedamaian warga , Salomo memberi tahu kita 

di sini: 

1. Bagaimana kedamaian dapat dijaga, supaya kita tahu bagaimana 

memeliharanya di tempat kita masing-masing. Kedamaian itu di-

jaga dengan menggunakan perkataan yang lemah lembut. Jika 

amarah dibangkitkan laksana awan yang mengancam, disertai 

badai dan guruh, maka jawaban yang lemah lembut akan membu-

yarkan dan mengusirnya. saat  orang sedang terpancing, ber-

bicaralah dengan lemah lembut kepada mereka. Ucapkan kata-

kata yang baik kepada mereka, maka mereka akan merasa tenang, 

seperti saat  orang-orang suku Efraim ditenangkan oleh kelembut-

an Gideon (Hak. 8:1-3). Sebaliknya, mereka digusarkan oleh keka-

saran Yefta, dan akibatnya sangatlah buruk (Hak. 12:1-3). Dengan 

demikian, alasan dapat disampaikan dengan lebih baik, dan per-

kara yang benar dapat dibela dengan lebih berhasil dengan kele-

mahlembutan dibandingkan  dengan nafsu amarah. Pendapat yang ke-

ras, paling jitu jika disampaikan dengan kata-kata yang lembut.  

2. Bagaimana kedamaian dirusakkan, supaya kita, dari pihak kita, 

tidak melakukan hal-hal yang dapat merusakkannya. Tidak ada 

hal yang dapat membangkitkan marah dan menebar perselisihan 

seperti perkataan yang pedas, menyebut nama-nama yang buruk, 

seperti Binatang dan Bodoh, mencela orang dengan menyebut 

kelemahan dan ketidakpantasan mereka, asal usul keturunan 

atau pendidikan mereka, atau apa saja yang bersifat merendah-

kan dan membuat mereka tampak buruk. Celaan yang bersifat 

menghina dan penuh kedengkian, yang banyak digunakan orang 

untuk menunjukkan kecerdasan dan kebencian mereka sendiri, 

dapat membangkitkan amarah orang lain, dan hanya meningkat-

kan dan membakar amarah mereka sendiri. Bukannya kehilangan 

lelucon, sebagian orang malah akan kehilangan sahabat dan 

membuat musuh   sebab  itu. 

2 Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, namun  mulut orang bebal 

mencurahkan kebodohan. 

Perhatikanlah: 

1. Hati yang baik menjadi sangat berguna berkat lidah. Orang yang 

memiliki pengetahuan, bukan saja menikmatinya untuk kese-

nangan sendiri, namun  menggunakannya dengan benar bagi ke-

baikan orang lain. Lidah itulah yang harus dimanfaatkan dalam 

percakapan saleh yang menguntungkan, dalam memberikan peng-

ajaran, nasihat, dan penghiburan yang sesuai. Hendaknya per-

cakapan itu dilakukan dengan ungkapan-ungkapan yang penuh 

kerendahan hati dan kasih yang sedalam mungkin, dan baru sete-

lah itulah pengetahuan dapat digunakan dengan tepat. Bagi orang 

yang memiliki dan menggunakan apa yang dipunyainya dengan 

cara seperti itu, kepadanya akan diberikan lebih banyak lagi.  

2. Hati yang jahat   sebab  lidah, sangatlah merugikan.   sebab  mulut 

orang bebal mencurahkan kebodohan yang sangat menyakitkan 

hati. Percakapan jahat yang dimulai dari perbendaharaan hati 

yang busuk (kemesuman, percakapan bodoh, dan olok-olok yang 

sia-sia) merusak kelakuan baik sejumlah orang dan menghancur-

kannya, serta menyedihkan hati yang baik dari orang lain dan sa-

ngat menganggu mereka.  


3 Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik. 

Kebenaran-kebenaran agung tentang keilahian sangat berguna untuk 

menegakkan aturan-aturan moral atau tingkah laku yang baik, dan 

tidak ada yang lebih baik dibandingkan  ini – bahwa mata TUHAN selalu 

tertuju kepada anak-anak manusia. 

1. Mata ini untuk melihat semuanya, bukan saja dari hal-hal yang 

tidak dapat disembunyikan, namun  olehnya segala sesuatu benar-

benar diperiksa, dan tidak ada yang terlewat atau dilihat sepintas 

lalu saja: mata TUHAN ada di segala tempat.   sebab  Ia tidak saja 

memandang semua anak manusia dari dalam sorga (Mzm. 33:13), 

namun  juga hadir di segala tempat. Dikatakan bahwa makhluk-

makhluk sorgawi itu penuh dengan mata (Why. 4:8), namun  Allah 

yaitu  segala mata. Hal ini bukan saja menunjukkan kemaha-

tahuan-Nya yang melihat segala sesuatu, namun  juga pemelihara-

an-Nya yang berlaku untuk semua orang di segala tempat, bahwa 

ia mendukung dan memerintah segala sesuatu. Dosa-dosa ter-

sembunyi, pelayanan, dan penderitaan, semuanya ada dalam 

pengawasan-Nya.  

2. Mata ini untuk membedakan pribadi-pribadi dan perbuatan-per-

buatan. Ia mengawasi orang jahat dan orang baik, tidak menyukai 

kejahatan dan berkenan kepada yang baik, dan akan menghakimi 

manusia sesuai pandangan mata-Nya (Mzm. 1:6; 11:4). Orang ja-

hat tidak akan dibiarkan lepas tanpa dihukum, juga orang benar 

tidak akan pergi tanpa pahala,   sebab  Allah menaruh mata-Nya di 

atas keduanya dan mengenal watak mereka yang sebenarnya. 

Ayat ini menyampaikan penghiburan bagi orang-orang kudus dan 

juga kengerian dahsyat bagi orang-orang berdosa. 

4 Lidah lembut yaitu  pohon kehidupan, namun  lidah curang melukai hati.  

Perhatikanlah:  

1.  Lidah yang baik itu menyembuhkan, menyembuhkan hati nurani 

yang terluka dengan memberikan penghiburan kepada mereka, 

bagi jiwa-jiwa yang sakit akibat dosa dengan menginsafkan mere-

ka, untuk mendamaikan dan mengasihi dengan cara menerima 

perbedaan, membuat kesepakatan damai dalam hal-hal yang ber-

beda, memulihkan pihak-pihak yang berselisih. Inilah kesembuh-

an dari lidah, yang yaitu  sebatang pohon kehidupan, yang daun-

daunnya memiliki khasiat menyembuhkan (Why. 22:2). Orang 

yang mengetahui cara berkata-kata dengan baik akan membuat 

tempat ia tinggal menjadi firdaus. 

2. Lidah yang jahat itu menyakitkan (kecurangan, hawa nafsu, tipu 

muslihat, dan kemesuman yang ada di sana, semua itu melukai 

hati). Hal itu akan melukai hati nurani si pembicara yang jahat, 

dan menimbulkan rasa bersalah atau kesedihan bagi yang mende-

ngar. Keduanya dianggap dapat melukai hati. Kata-kata keras 

memang tidak mematahkan tulang, namun  membuat banyak hati 

menjadi tawar   sebab nya.

5 Orang yang bodoh menolak didikan ayahnya, namun  siapa yang mengindah-

kan teguran yaitu  bijak.  

Oleh   sebab  itu, 

1. Hendaknya para pemimpin diperingatkan untuk memberikan 

didikan dan teguran kepada orang-orang yang berada di bawah 

tanggung jawab mereka,   sebab  mereka akan mempertanggung-

jawabkannya pada hari penghakiman. Mereka tidak saja harus 

mendidik dengan terang pengetahuan, namun  juga menegur dengan 

kehangatan kasih. Keduanya harus dilaksanakan dengan kuasa 

dan kasih seorang bapa, dan harus dilakukan terus-menerus, mes-

kipun pengaruh yang diharapkan tidak segera terasa. Jika didikan 

itu ditolak, berilah teguran, dan tegurlah dengan keras. Memang 

bertentangan dengan sifat orang periang untuk menemukan kesa-

lahan dan membuat orang-orang di sekitar mereka merasa tidak 

nyaman. namun  lebih baik memberikan teguran langsung dibandingkan  

membiarkan mereka pergi dengan tenang menuju jalan kehan-

curan.  

2. Hendaknya para bawahan diperingatkan untuk bukan saja taat 

kepada didikan dan teguran (bahkan harus tunduk di bawah ke-

sukaran), namun  juga menghargainya sebagai kemurahan dan 

tidak menolaknya, memanfaatkannya sebagai petunjuk mereka 

dan selalu memperhatikannya. Dengan demikian, ini membukti-

kan bahwa mereka bijak,   sebab  dengan cara seperti itulah mere-

ka dibuat menjadi bijak. Sebaliknya, orang yang menghina didik-

an yang baik yaitu  orang bodoh dan besar kemungkinan men-

jadi orang hidup yang sesungguhnya sudah mati. 

6 Di rumah orang benar, ada banyak harta benda, namun  penghasilan orang 

fasik membawa kerusakan. 

Perhatikanlah: 

1. Di mana ada kebenaran, di situ ada kekayaan, dan juga penghi-

buran darinya: di rumah orang benar ada banyak harta. Agama 

mengajar orang untuk bersikap rajin, berkepala dingin, dan adil. 

Melalui semua hal ini umumnya harta benda akan bertambah. 

namun  itu bukanlah segalanya: Allah memberkati tempat kediaman 

orang benar, dan berkat itu membuat orang menjadi kaya tanpa 

membawa masalah. Atau seandainya tidak ada banyak harta 

dunia di situ, namun jika ada anugerah di tempat itu, maka harta 

sejati akan ada di sana. Dan orang-orang yang hanya memiliki 

sedikit harta namun  memiliki hati yang puas dengan itu dan dapat 

menikmati kesenangan dengan yang sedikit itu, maka itu sudah-

lah cukup. Itulah kekayaan. Orang benar mungkin tidak menjadi 

kaya dengan sendirinya, namun  ada harta di dalam rumah mereka, 

ada berkat yang tersimpan bagi mereka, yang keuntungannya 

akan dituai oleh anak-anak keturunan mereka. Sebaliknya, orang 

duniawi yang jahat hanya membiarkan perut mereka sendiri saja 

dikenyangkan dengan segala harta itu, hanya hawa nafsu mereka 

yang dipuaskan (Mzm. 17:14). namun  kepedulian pertama orang 

benar yaitu  bagi jiwanya dan kemudian bagi keturunannya, 

untuk memiliki harta dalam hatinya dan kemudian di rumahnya, 

yang akan memberi manfaat bagi sanak keluarganya dan orang-

orang yang berada di sekitar mereka.  

2. Di mana ada kefasikan, di situ ada kegundahan jiwa, sekalipun 

mungkin ada kekayaan di sana: penghasilan orang fasik, peng-

hasilan besar yang mereka miliki, membawa kerusakan,   sebab  di 

sana ada rasa bersalah dan kutuk. Ada keangkuhan dan hawa 

nafsu, serta ada iri hati dan perbantahan. Itu semua yaitu  nafsu 

yang merusak, yang akan merampas sukacita dari penghasilan 

mereka dan mengganggu sesama mereka. 

7 Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, namun  hati orang bebal tidak 

jujur. 

Yang dimaksud di dalam ayat ini yaitu  sama dengan makna dari 

ayat 2, yang menunjukkan betapa orang bijak itu menjadi berkat dan 

orang bebal menjadi beban bagi orang di sekitarnya. Hanya di sini, 

amatilah lebih lanjut, 

1. Bahwa kita telah menggunakan pengetahuan dengan tepat bila 

kita menebarkannya, tidak membatasi hanya pada sedikit teman 

karib kita, dan enggan membagikannya kepada orang lain yang 

juga dapat memanfaatkannya. namun  berikanlah bagian dari harta 

rohaniah ini kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, bukan 

sekadar menyampaikan, namun  menyebarkannya dengan penuh 

kerendahan hati dan saksama. Kita harus berusaha keras untuk 

menyebarkan dan melipatgandakan pengetahuan yang berguna, 

harus mengajar sejumlah orang supaya mereka dapat mengajar 

orang lain, dan dengan begitu membuatnya makin tersebar.  

2. Bahwa bukan saja merupakan sebuah kesalahan untuk mencu-

rahkan kebodohan, namun  akan sangat memalukan jika tidak 

menaburkan pengetahuan, paling kurang ada beberapa kata bijak-

sana atau sejenisnya yang dikeluarkan. Hati orang bebal tidak me-

lakukan yang demikian. Hati orang bebal tidak memiliki sesuatu 

yang baik untuk ditabur. Kalaupun ia memilikinya, ia juga tidak 

memiliki keterampilan atau kemauan untuk berbuat baik dengan 

itu, dan   sebab  itu tidaklah berharga apa yang dimilikinya itu. 


8 Korban orang fasik yaitu  kekejian bagi TUHAN, namun  doa orang jujur 

dikenan-Nya. 

Perhatikanlah: 

1. Allah begitu membenci orang fasik yang hatinya penuh kedengki-

an dan hidup mereka penuh kejahatan, sehingga bahkan korban 

mereka menjadi kekejian bagi TUHAN. Orang fasik memberi kor-

ban kepada Allah untuk membungkam suara hati nurani mereka 

dan menjaga nama baik mereka di dunia. Sama seperti seorang 

pelaku kejahatan datang ke tempat kudus, bukan   sebab  tempat 

itu yaitu  tempat kudus, namun    sebab  tempat itu menjadi tempat 

perlindungan bagi mereka dari tindakan keadilan. Walaupun 

boleh jadi korban mereka begitu mahal, namun  tidak akan diterima 

Allah, sebab tidak dipersembahkan dalam ketulusan hati dan 

tidak berasal dari dasar hati yang baik. Mereka berusaha me-

nyembunyikan maksud mereka yang sebenarnya dari Allah dan 

mereka berkata dusta tentang persembahan mereka.   sebab  alas-

an itulah segala ibadah mereka yaitu  kekejian bagi Allah, sebab 

mereka menyelubungi dosa (7:14; Yes. 1:11).  

2. Allah memiliki kasih sedemikian besar bagi orang jujur yang 

meskipun tidak membayar sepeser pun untuk mempersembahkan 

korban (TUHAN sendiri telah menyediakan korban itu), doa mere-

ka dikenan-Nya. Anugerah doa yaitu  karunia Allah sendiri dan 

pekerjaan Roh-Nya yang ada di dalam mereka, yang dengannya Ia 

sangat berkenan. Ia tidak hanya menjawab doa, namun  bersuka 

dengan tindakan mereka yang datang kepada-Nya.   sebab  itu Ia 

berkenan memberkati mereka. 

 

9 Jalan orang fasik yaitu  kekejian bagi TUHAN, namun  siapa mengejar kebe-

naran, dikasihi-Nya. 

Inilah alasan dari yang dikatakan dalam ayat sebelumnya.  

1. Korban orang fasik yaitu  kekejian bagi TUHAN. Bukan   sebab  

kurang sejumlah hal yang baik dalam upacara, namun    sebab  jalan 

hidup mereka, arah dan tujuan tingkah laku mereka yaitu  jahat 

semata-mata, sehingga menjadi kekejian bagi Dia. Korban peng-

hapus dosa tidak akan diterima kalau orang itu bersikeras untuk 

terus hidup di dalam dosa. Korban itu akan menjadi kekejian 

yang sungguh teramat sangat keji kalau orang itu bermaksud un-

tuk dapat terus berbuat dosa secara sembunyi-sembunyi dan 

menjadikan korban itu semacam izin untuk terus berbuat dosa.  

2.   sebab  itu doa orang jujur dikenan-Nya, sebab orang itu yaitu  

sahabat Allah, dan Ia mengasihi orang yang sekalipun belum me-

nangkap kebenaran itu namun tetap mengejar kebenaran, terus 

mengarahkan diri ke sana dengan mendesak-desak, seperti Rasul 

Paulus (Flp. 3:13). 


10 Didikan yang keras yaitu  bagi orang yang meninggalkan jalan yang 

benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati. 

Ayat ini menunjukkan bahwa mereka yang tidak tahan terhadap 

didikan yang keras kemungkinan besar akan hancur. 

1. Merupakan hal yang lazim bagi mereka yang telah mengenal jalan 

kebenaran, namun kemudian meninggalkannya, untuk mengang-

gapnya sebagai penghinaan besar saat  dicela dan ditegur. Mere-

ka merasa sangat gelisah dengan teguran. Mereka tidak dapat dan 

tidak mau menanggungnya. Bahkan,   sebab  mereka tidak suka 

diperbaharui, mereka benci ditegur dan membenci orang-orang 

yang dengan setia dan berbaik hati berusaha membantu mereka. 

Dari semua orang berdosa, orang-orang murtadlah yang paling 

membenci teguran.  

2. Dapat dipastikan bahwa orang-orang yang tidak suka ditegur 

akan hancur. Siapa benci kepada teguran dan mengeraskan hati 

terhadapnya, telah menggabungkan diri dengan berhala-berhala-

nya, biarkanlah dia. Ia akan mati dan binasa selama-lamanya da-

lam dosanya, sebab ia tidak mau dipisahkan dari dosa-dosanya. 2 

Tawarikh 25:16 berkata, Sekarang aku tahu, bahwa Allah telah 

menentukan akan membinasakan engkau, lihat juga Amsal 29:1. 

11 Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih 

hati anak manusia! 

Ayat ini menegaskan apa yang dimaksud dalam ayat 3 mengenai ke-

mahahadiran TUHAN untuk menghakimi kejahatan dan kebaikan. 

1. Allah mengetahui semua hal, bahkan hal-hal yang tersembunyi 

dari mata semua makhluk hidup sekalipun: dunia orang mati dan 

kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN. Bukan saja inti bumi ini 

dan gua-gua tersembunyi yang ada di bawah permukaannya, 

namun  juga kubur-kubur dan semua jasad orang mati yang ter-

kubur di sana jauh dari pandangan kita, semuanya terbuka di ha-

dapan TUHAN. Semua berada di bawah pengawasan-Nya sehingga 

tidak akan ada yang terhilang atau harus dicari-cari saat  akan 

dibangkitkan kembali. Ia mengetahui tempat setiap orang diku-

burkan, bahkan juga jasad Musa dan jasad orang-orang lain yang 

Kitab Amsal 15:3-13 

 309 

dikuburkan dengan penuh kerahasiaan. Ia juga tidak memerlu-

kan tugu peringatan apa pun dengan tulisan Hicjacet – Di sini 

dibaringkan untuk mengarahkan Dia. Khususnya tempat-tempat 

orang terkutuk dan semua siksaan dan aniaya mereka yang tidak 

terungkapkan, keadaan jiwa-jiwa yang terpisah pada umumnya 

dan keadaan di sekitar mereka, semuanya ada di bawah peng-

awasan Allah. Kata Ibrani yang digunakan di sini untuk kebinasa-

an yaitu  Abadon, salah satu nama Iblis (Why. 9:11). Walaupun 

Iblis dapat menipu kita, si pembinasa itu tidak dapat menghindari 

pengetahuan ilahi. Allah memeriksa dari mana Iblis datang (Ayb. 

1:7) dan melihat semua penyamarannya walaupun ia licik, licin, 

dan tangkas (Ayb. 26:6).  

2. Allah khususnya mengenal hati anak manusia. Jika Ia melihat 

sampai kedalaman dan tipu muslihat Iblis sendiri, terlebih lagi Ia 

dapat menyelidik hati manusia, meskipun mereka penuh tipu 

daya,   sebab  mereka telah mempelajari semua seni kecurangan 

dari Iblis. Allah yaitu  lebih besar dibandingkan  hati kita dan Ia 

mengenal hati kita lebih baik dibandingkan  kita mengenal diri sendiri. 

  sebab  itulah Ia yaitu  Hakim yang sempurna bagi setiap watak 

manusia (Ibr. 4:13). 


12 Si pencemooh tidak suka ditegur; ia tidak mau pergi kepada orang bijak. 

Si pencemooh yaitu  seorang yang bukan saja membuat lelucon 

tentang Allah dan agama, namun  juga menentang semua cara yang 

digunakan orang untuk menginsafkan dan memperbaharui dirinya. 

Buktinya yaitu , 

1. Orang itu tidak tahan untuk memeriksa hati nuraninya sendiri. Ia 

juga tidak mau berurusan langsung dan terus terang dengan 

dirinya: ia tidak suka menegur dirinya sendiri (begitulah yang 

dipahami oleh beberapa orang). Ia tidak suka menenangkan hati-

nya dan merenungkan sungguh-sungguh apa yang ada di dalam 

hatinya, tidak mau mengakui pendapat bebas atau alasan yang 

adil dengan dirinya sendiri. Sebisa mungkin ia tidak akan mem-

biarkan hatinya menyerang dirinya. Sungguh sangat menyedih-

kan jika orang takut diberi tahu dan berbantah-bantah dengan 

dirinya sendiri.  

2. Orang itu tidak suka akan nasihat dan teguran sahabat-sahabat-

nya: ia tidak mau pergi kepada orang bijak, takut kalau-kalau 

mereka memberikan nasihat yang bijak kepadanya. Seharusnya 

kita tidak saja harus menyambut orang bijak dengan baik saat  

mereka datang kepada kita, namun  malah harus pergi kepada me-

reka, seperti seorang pengemis pergi mendatangi pintu orang kaya 

untuk mendapat sedekah. Namun, si pencemooh tidak mau mela-

kukan hal ini, takut kalau-kalau kesalahan-kesalahannya diung-

kapkan dan ia diimbau untuk memperbaikinya. 

13 Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, namun  kepedihan hati me-

matahkan semangat. 

Di sini:  

1. Kegembiraan yang tidak membahayakan dianjurkan kepada kita, 

  sebab  hal itu dapat menunjang kesehatan tubuh, membuat 

orang bersemangat dan bugar untuk bekerja, serta membangun 

perilaku yang dapat diterima orang. Hati yang gembira juga mem-

buat wajah berseri-seri, dan menjadikan diri kita menyenangkan 

bagi sesama. Jiwa yang bergembira, di bawah pengendalian kebi-

jaksanaan dan anugerah, merupakan perhiasaan agung bagi aga-

ma, menambah kemuliaan bagi keindahan kekudusan, serta 

membuat manusia lebih mampu berbuat baik. 

2. Kemurungan yang merugikan kesehatan jiwa yaitu  sesuatu yang 

harus kita waspadai sebagai musuh besar kita, baik dalam ibadah 

maupun perilaku kita: oleh kepedihan hati, yaitu saat  kepedihan 

menguasai hati dan merajalela. Kepedihan cenderung akan terjadi 

jika  dituruti sebentar saja, sebab saat  itulah semangat akan 

dipatahkan dan merosot, dan jiwa tidak bisa lagi melayani Allah. 

  sebab  itu biarlah kita yang menangis seolah-olah tidak menangis, 

supaya kita berlaku adil bagi diri kita, dan berlaku sesuai dengan 

kehendak Allah dan pemeliharaan-Nya. 


14 Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, namun  mulut orang bebal 

sibuk dengan kebodohan  


Di sini ada  dua hal yang patut direnungkan, 

1. Orang yang bijak tidak puas dengan kebijaksanaannya, namun  te-

rus berusaha mencari untuk menambah pengetahuannya. Sema-

kin banyak yang ia miliki, semakin banyak yang akan ia peroleh. 

Hati orang berpengertian mencari pengetahuan. Mereka bersuka-

cita dalam pengetahuan yang telah dicapai, namun masih men-

dambakan lebih banyak lagi, dan dalam menggunakan penge-

tahuan itu mereka terus berusaha untuk menambah lebih banyak 

lagi. Mereka bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenal-

an akan Kristus. Si dixisti, Sufficit, periisti – Jika engkau berkata 

Aku telah cukup memiliki, sesungguhnya engkau akan hancur. 

2. Orang yang bebal merasa puas dengan kebodohannya dan tidak 

mencari penyembuhnya. saat  orang benar merasa lapar akan 

kepuasan yang mendalam tentang anugerah, pikiran orang dunia-

wi berpesta pora dengan kepuasan hawa nafsu dan khayalan 

indah. Kegembiraan yang sia-sia dan kesenangan jasmani yaitu  

kesukaannya, dan dengan ini orang itu dapat beristirahat dengan 

hati yang puas, memuji-muji diri sendiri dalam jalan-jalan yang 

bodoh ini. 


15 Hari orang berkesusahan buruk semuanya, namun  orang yang gembira 

hatinya selalu berpesta. 

Lihatlah di sini betapa besarnya perbedaan yang ada di antara keada-

an dan tabiat sebagian anak manusia dengan sebagian lainnya. 

1. Sebagian orang mengalami banyak kesusahan dan bersedih hati 

sehingga hari mereka buruk semuanya, seperti yang terjadi pada 

orang-orang yang berusia lanjut, saat  mereka berkata, tak ada 

kesenangan bagi mereka di dalamnya. Mereka berada dalam kege-

lapan dan kesedihan (Pkh. 5:16) dan tidak pernah merasakan 

kenikmatan (Ayb. 21:25). Betapa banyaknya kesusahan dari 

orang-orang yang ditimpa penderitaan di dunia ini! Orang-orang 

seperti itu bukanlah untuk dicela atau dianggap hina, namun  perlu 

dikasihani dan didoakan, diberi pertolongan dan dihibur. Dapat 

saja hal semacam itu sudah menjadi bagian kita sendiri, atau bisa 

saja akan terjadi, meskipun sekarang kita masih bersukaria. 

2. Sebagian orang lain menikmati kesejahteraan besar dan selalu 

berada dalam keadaan riang gembira. Orang-orang itu bukan saja 

memiliki hari yang baik semuanya, namun  mereka selalu berpesta. 

Dan jika dalam kelimpahan segala sesuatu itu mereka melayani 

Allah dengan hati bersukacita, dan menjadikannya sebagai pelu-

mas bagi roda ketaatan mereka (semua hal ini dan juga sorga), 

maka sesungguhnya mereka melayani Majikan yang baik. Akan 

namun , janganlah pesta-pesta semacam ini dibiarkan tanpa rasa 

takut,   sebab  perubahan dapat saja datang dengan tiba-tiba. 

  sebab  itu, bersukacitalah dengan gemetar. 

 

16 Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada 

banyak harta dengan disertai kecemasan. 17 Lebih baik sepiring sayur dengan 

kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian. 

Salomo telah berkata dalam ayat sebelumnya bahwa orang yang tidak 

memiliki banyak harta atau penghasilan besar, namun  memiliki hati 

yang gembira akan selalu berpesta. Rasa puas orang Kristen dan 

sukacita di dalam Tuhan akan membuat hidup menjadi ringan dan 

menyenangkan. Nah, di sini ia ingin memberi tahu kita apa yang 

diperlukan untuk memperoleh hati yang bersukacita supaya orang 

dapat selalu berpesta, meskipun hanya memiliki sedikit barang di 

dunia ini. Yaitu, kekudusan dan kasih. 

I.  Kekudusan. Barang yang sedikit jika kita kelola dan nikmati di 

dalam takut akan TUHAN, jika kita tetap menjaga hati nurani 

yang murni, terus menjalankan tanggung jawab kita, dan tetap 

melayani Allah dengan setia dengan sedikit yang kita miliki, maka 

yang sedikit itu akan menjadi lebih menyenangkan dan berubah 

menjadi kisah yang lebih baik, dibandingkan  banyak harta dengan 

disertai kecemasan.  

Amatilah di sini: 

1.  Sering kali sudah menjadi bagian dari orang-orang yang takut 

akan Allah untuk hanya memiliki sedikit saja di dunia ini. Di-

katakan bahwa orang miskin menerima Injil, dan tetap menjadi 

miskin (Yak. 2:5). 

2.  Orang-orang yang memiliki banyak harta sering disertai de-

ngan banyak kecemasan. Kepemilikan itu jauh dari membuat 

mereka merasa nyaman sehingga meningkatkan kesusahan 


dan kegugupan mereka. Kekenyangan orang kaya sekali-kali 

tidak membiarkan dia tidur. 

3.  Banyak harta membawa kecemasan bersamanya,   sebab  tidak 

disertai takut akan TUHAN. Jika mereka yang memiliki banyak 

harta menjalankan tanggung jawab mereka dengan mengguna-

kan harta yang banyak itu, dan kemudian mempercayakan 

harta itu kepada Allah, maka harta mereka tidak akan begitu 

membawa banyak kesulitan bersamanya. 

4.    sebab  itu jauh lebih baik dan lebih diinginkan untuk memi-

liki sedikit barang dunia ini dan memilikinya dengan hati nu-

rani yang murni, demi menjaga hubungan dengan Allah dan 

menikmati Dia dalamnya, serta untuk hidup dengan iman, 

dibandingkan  memiliki banyak sekali harta dan hidup tanpa Tuhan 

di dunia ini.  

II. Kasih. sesudah  takut akan TUHAN, berikutnya yaitu  damai dengan 

semua orang sangatlah diperlukan untuk kenyamanan hidup ini. 

1.  Jika saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Jika sau-

dara-saudara semuanya bersahabat, bersungguh-sungguh hati, 

dan menyenangkan, baik saat  makan sehari-hari maupun ke-

tika acara perjamuan makan yang lebih resmi, maka makan ma-

lam dengan sayur pun terasa sudah cukup. Walaupun mungkin 

makanannya sederhana dan harta mereka sedikit sehingga 

tidak mampu menghidangkan yang lebih baik, namun kasih 

akan membuat segalanya menjadi manis, dan mereka akan 

bersuka ria atas semua itu seolah-olah memiliki segala ma-

kanan pilihan yang lezat. 

2.  Jika ada  kebencian dan perselisihan di antara mereka, 

walaupun terhidang makanan daging lembu, bahkan daging 

lembu yang tambun, tidak akan ada kesenangan di sana. Ragi 

kedengkian, sikap membenci dan dibenci cukup untuk meru-

sak semuanya. Sebagian orang menunjuk kepada Dia yang 

menyelenggarakan perjamuan makan itu, lebih baik makan 

sederhana dan sambutan yang hangat dibandingkan  hidangan yang 

melimpah disertai mata jahat penuh kebencian. 

Cum torvo vultu mihi conula nulla placebit,  

Cum placido vultu conula ulla placet. 


Perjamuan makan paling mewah,  

yang disajikan dengan wajah cemberut,  

akan mengganggu perasaanku.  

Sementara jamuan makan paling sederhana, yang 

disajikan dengan ramah,  

akan menyenangkan hatiku. 

18 Si pemarah membangkitkan pertengkaran, namun  orang yang sabar mema-

damkan perbantahan. 

Di sini kita membaca perihal, 

1. Nafsu amarah yang besar. Dari sanalah datangnya sengketa dan 

pertengkaran. Amarah menyulut api yang membakar kota-kota 

dan gereja-gereja. Si pemarah, dengan celaan kejengkelan yang 

penuh hawa nafsu, membangkitkan pertengkaran, dan membakar 

hati banyak orang melalui telinga mereka. Ia memberikan kesem-

patan kepada orang lain untuk berbantah dan mengambil kesem-

patan yang diberikan oleh orang lain, meskipun untuk hal-hal 

yang begitu sepele. Pada waktu orang terlampau jauh memper-

turutkan kemarahannya, satu pertengkaran akan menimbulkan 

pertengkaran lainnya. 

2. Kelembutan hati yaitu  pembawa damai yang terbesar. Orang 

yang lambat untuk marah bukan saja mencegah perselisihan su-

paya tidak berkobar, namun  memadamkan api jika terlanjur me-

nyala, menyiram air ke dalam kobaran api, menyatukan kembali 

mereka yang telah berselisih dan dengan cara-cara lembut mem-

bawa mereka kepada kesepakatan bersama demi perdamaian.  

19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, namun  jalan orang jujur yaitu  rata.  

Lihatlah di sini: 

1. Dari mana datangnya kesukaran yang dihadapi orang dalam me-

laksanakan tanggung jawab, yang tidak dapat diatasi olehnya. 

Kesukaran itu bukan datang   sebab  ada sesuatu yang salah 

dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, namun  berasal dari ke-

malasan mereka yang benar-benar tidak menaruh perhatian ter-

hadap tugas itu. Orang-orang yang tidak menaruh perhatian ke-

pada pekerjaan mereka merasa seolah-olah jalan mereka dipenuhi 

dengan pagar duri, sehingga mereka tidak dapat melakukan pe-

kerjaan mereka sama sekali (seolah-olah Allah yaitu  Majikan 

yang kejam, yang menuai di tempat di mana Ia tidak menanam). 

Setidaknya mereka merasa bahwa jalan mereka ditaburi duri, 

bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa kesu-

litan dan berada dalam bahaya yang besar.   sebab  itu mereka 

memulai pekerjaan mereka dengan penuh keengganan, seolah-

olah mereka harus bertelanjang kaki melalui pagar berduri itu.  

2. Bagaimana kesukaran-kesukaran yang mengada-ada itu dapat 

ditaklukkan. Hasrat yang jujur dan usaha keras untuk melak-

sanakan tugas kita, dengan disertai anugerah Tuhan akan mem-

buat pekerjaan itu menjadi mudah, dan kita akan menjumpai 

bahwa jalan itu ditaburi dengan bunga-bunga mawar. Jalan orang 

jujur yaitu  rata, mudah untuk dijalani dan tidak rusak, mudah 

ditemukan dan tidak rumit. 

20 Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, namun  orang bebal menghina 

ibunya. 

Amatilah di sini: 

1. Pujian untuk anak-anak yang baik, bahwa anak-anak itu yaitu  

sukacita bagi orang tua mereka. Sudah sepantasnya orang tua 

bersukacita atas anak-anak mereka,   sebab  mereka telah meme-

lihara dan menanggung banyak jerih payah dalam mengasuh dan 

membesarkan anak-anak itu. Akan menambah kepuasan anak-

anak yang baik jika mereka memiliki alasan untuk merenung 

pada masa tua mereka bahwa mereka telah menjadi penghiburan 

bagi orang tua mereka, saat  tiba hari-hari yang malang.  

2. Aib yang ditimbulkan oleh anak-anak yang jahat. Bahwa oleh ke-

jahatan mereka, mereka telah mempermalukan orang tua mereka, 

menganggap ringan wewenang mereka, membalas dengan buruk 

semua kebaikan orang tua mereka. Orang yang bebal menghina 

ibunya, yang telah banyak menderita   sebab  anak itu dan mung-

kin sudah terlampau banyak menuruti kemauannya. Perbuatan 

menghina ibu membuat dosa anak itu semakin besar dan mem-

buat penderitaan ibunya semakin pedih. 



21 Kebodohan yaitu  kesukaan bagi yang tidak berakal budi, namun  orang 

yang pandai berjalan lurus. 

Perhatikanlah: 

1. yaitu  ciri orang jahat bahwa ia bersenang-senang di dalam dosa. 

Ia begitu bernafsu melihat umpan yang terpasang dan melahap-

nya dengan rakus, dan tidak merasa takut akan adanya mata kail 

di dalam umpan itu, juga tidak merasakannya saat  telah mene-

lannya: kebodohan yaitu  kesukaannya. Kebodohan orang lain 

juga seperti itu, dan kebodohannya jauh lebih besar. Ia telah ber-

buat dosa, bukan saja tanpa penyesalan, namun  dilakukannya de-

ngan bersukacita, bukannya bertobat atas kebodohannya, malah  

membanggakannya. Ini yaitu  tanda khas orang yang tidak me-

miliki anugerah ilahi.  

2. yaitu  ciri orang bijak dan baik untuk menyadari tugas dan tang-

gung jawabnya. Orang bebal hidup bebas, berkeliaran, tanpa 

aturan, dan bertindak tanpa ketulusan atau kepastian. namun  

orang yang pandai, mata mereka diterangi oleh Roh (dan mereka 

yang tidak memiliki pengertian yang baik berarti sama sekali tidak 

memiliki pengertian), berjalan lurus, hidup bijaksana, hidup 

dengan tertib, hidup teratur, dan belajar untuk memenuhi kehen-

dak Tuhan dalam segala sesuatu. Hal ini menjadi kesenangannya 

yang tetap dan kesukaan baginya. namun  kebodohan yang ada 

atau yang terus berlanjut di dalam dirinya sewaktu-waktu, men-

jadi kesedihannya, dan ia merasa malu   sebab  hal itu. Dengan 

ciri-ciri ini kita dapat menguji diri kita sendiri. 

22 Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, namun  terlaksana kalau 

penasihat banyak.  

Lihatlah di sini: 

1. Akibat buruk yang dapat timbul   sebab  sikap tergesa-gesa dan 

gegabah dan bertindak tanpa nasihat: rancangan manusia akan 

gagal, rencana-rencana mereka hancur, jauh dari tujuan, dan 

tidak mencapai akhirnya,   sebab  mereka tidak mau meminta per-

timbangan tentang jalan itu. Jika orang tidak mau meluangkan 

waktu dan bersusah payah untuk menimbang-nimbang, atau ter-

lampau percaya diri sampai menolak meminta nasihat orang lain, 

kecil kemungkinan mereka akan menghasilkan sesuatu yang ber-

arti. Keadaan sekitar mengalahkan mereka, padahal dengan sedi-

kit meminta pertimbangan, mungkin sebelumnya mereka dapat 

melihat hambatan itu dan menyingkirkannya. Sungguh merupa-

kan aturan yang baik, baik untuk urusan warga  luas mau-

pun urusan keluarga, untuk tidak melaksanakan sesuatu dengan 

gegabah dan hanya mengandalkan pertimbangan sendiri. Plus 

vident oculi quam oculus – Banyak mata dapat melihat lebih ba-

nyak dibandingkan  satu mata. Hal ini sering terbukti benar setidaknya 

untuk perbuatan kita sendiri.  

2. Betapa bermanfaatnya bagi kita untuk meminta nasihat dari saha-

bat-sahabat kita: kalau banyak penasihat (asal saja para penasihat 

itu berhati-hati, jujur, dan tidak ingin membuat pertentangan di 

dalamnya) rancangan akan terlaksana. Putra Salomo tidak meng-

gunakan amsal ini dengan baik saat  ia mengabaikan nasihat para 

tua-tua. Ia lebih menekankan banyak penasihat dalam hal jumlah 

dibandingkan  dalam hal mutu para penasihat, dan   sebab  itu ia memilih 

mendengarkan nasihat orang-orang muda. 

23 Seseorang bersukacita   sebab  jawaban yang diberikannya, dan alangkah 

baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! 

Perhatikanlah:  

1. Kita berbicara dengan bijaksana saat  kita berbicara pada wak-

tunya: jawaban yang diberikan akan menjadi keuntungan dan 

sukacita kita saat  jawaban itu berkaitan dengan pokok masalah 

dan tujuan, dan dikatakan tepat pada waktunya, saat  dibutuh-

kan dan akan diperhatikan, seperti yang lazim kita katakan, kena 

sasaran. Banyak perkataan yang baik menjadi tidak berguna, ka-

rena diucapkan pada waktu yang kurang tepat. Juga tidak ada 

percakapan yang lebih indah selain siap dengan jawaban yang 

tepat saat  kesempatan itu datang. Dengan begitu semuanya 

menjadi baik.  

2. Jika kita berbicara dengan bijaksana dan baik, hal itu akan meng-

hibur kita sendiri dan memberikan manfaat bagi orang lain: sese-

orang bersukacita   sebab  jawaban yang diberikannya. Ia boleh 

merasa senang namun  sama sekali tidak boleh menyombongkan 

diri   sebab  telah berbicara dengan begitu baik hingga para pen-

dengar bisa menerimanya, mengagumi dia, dan berkata, “Alang-

kah baiknya perkataannya, dan betapa bermanfaatnya perkataan 

itu!” 


24 Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi 

dunia orang mati di bawah. 

Jalan kebijaksanaan dan kekudusan di sini dianjurkan bagi kita,  

1. Sebagai jalan yang sangat aman dan menyenangkan: inilah jalan 

kehidupan, jalan yang membawa kepada kehidupan kekal, yang di 

dalamnya kita akan menemukan sukacita dan kepuasan, yang 

akan menjadi kehidupan bagi jiwa, dan pada ujungnya kita akan 

menemukan kesempurnaan kebahagiaan. Jadilah bijak dan hi-

duplah. Inilah jalan untuk meloloskan diri dari kesengsaraan yang 

dapat mencelakakan kita dan membawa kita kepada bahaya. Ini-

lah jalan untuk menjauhi dunia orang mati di bawah, dari jerat ne-

raka, godaan Setan dan semua tipu muslihatnya, serta dari kepe-

dihan neraka, kebinasaan kekal yang pantas bagi dosa-dosa kita. 

2. Sebagai jalan yang sangat luhur dan mulia: Jalan itu menuju ke 

atas. Orang yang baik memikirkan perkara yang di atas, dan ber-

urusan dengan perkara-perkara itu. Kewargaannya yaitu  di da-

lam sorga, jalannya langsung menuju ke sana, di sanalah tempat 

hartanya berada, di atas, jauh dari jangkauan musuh, mengatasi 

segala perubahan yang terjadi di dunia bawah ini. Orang yang 

baik yaitu  benar-benar orang mulia dan besar. Hasrat dan ran-

cangan-rancangannya tinggi, dan ia hidup di atas tingkat rata-

rata orang lain. Tingkat yang berada jauh di atas kemampuan dan 

jauh dari penglihatan orang bodoh. 

Orang Benar dan Orang Jahat  


25 Rumah orang congkak dirombak TUHAN, namun  batas tanah seorang janda 

dijadikannya tetap.  


Perhatikanlah: 

1. Allah suka merendahkan orang-orang yang meninggikan diri, dan 

pada umumnya Ia melakukan itu sejalan dengan arah pemeli-

haraan-Nya: Orang congkak yang membesarkan diri menentang 

Allah yang di atas mereka dan menginjak-injak semua yang ada di 

sekitar mereka. Orang-orang seperti itu akan ditolak Allah, dan 

akan dirombak Allah. Bukan mereka saja, namun  juga rumah mere-

ka, yaitu rumah yang mereka bangga-banggakan dan yang mere-

ka yakini kelangsungan dan kelanggengannya. Kecongkakan ada-

lah kehancuran orang banyak.  

2. Allah suka mendukung orang-orang yang patah hati, dan sering 

kali melakukannya dengan ajaib: namun  batas tanah seorang jan-

da dijadikan-Nya tetap, yaitu batas tanah yang dirusak orang 

congkak yang berbahaya. Janda itu tidak mampu mempertahan-

kan sendiri batas tanah itu sehingga berhasil dirusak. yaitu  

suatu kehormatan bagi Allah untuk melindungi yang lemah dan 

tampil membela yang tertindas. 


26 Rancangan orang jahat yaitu  kekejian bagi TUHAN, namun  perkataan yang 

ramah itu suci.  

Bagian awal ayat ini berbicara mengenai rancangan, bagian berikut-

nya tentang perkataan, namun keduanya merupakan satu rangkaian, 

  sebab  rancangan yaitu  perkataan bagi Allah, dan perkataan akan 

dinilai melalui rancangan dari mana pikiran itu berasal, sehingga, 

1. Rancangan dan perkataan orang jahat, yang sama seperti diri 

mereka sendiri, jahat, bertujuan menyakiti, serta bermaksud bu-

ruk atau yang lain seperti itu, merupakan kekejian bagi TUHAN. Ia 

tidak menyukai orang-orang seperti ini dan akan membuat per-

hitungan dengan mereka. Sebagian besar rancangan orang jahat 

begitu dibenci Allah dan sangat melukai hati-Nya. Ia bukan saja 

mengenal hati manusia dan apa yang keluar dan masuk di sana, 

namun  juga mengenal tempat yang pa