mba Tuhan yang setia, yang
benar-benar bersaksi bagi Allah melawan dosa, dapat menolong
melepaskan jiwa-jiwa dari kematian kekal.
2. Betapa kecilnya penghargaan yang bisa diberikan kepada seorang
saksi dusta. Ia merancang kebohongan, dan lalu menyemburkan-
nya dengan cara yang teramat meyakinkan demi kehancuran
orang yang tidak bersalah. Oleh sebab itu penting bagi sebuah
bangsa untuk sedapat mungkin menemukan dan menghukum pe-
laku yang memberikan kesaksian palsu, dan bahkan orang yang
suka berbohong dalam percakapan sehari-hari. Sebab, kebenaran
yaitu perekat warga .
26 Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada
perlindungan bagi anak-anak-Nya. 27 Takut akan TUHAN yaitu sumber
kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.
Di dalam kedua ayat ini kita diajak dan didorong untuk hidup de-
ngan takut akan Allah melalui kesempatan yang ada dalam kehidup-
an beragama. Di sini, takut akan TUHAN diterapkan pada semua asas
yang bisa diterima, dan menghasilkan perbuatan yang pantas.
1. Jika asas ini dijalankan, akan dihasilkan jaminan keamanan yang
kudus dan ketenangan pikiran. Di dalamnya ada ketenteram-
an yang besar yang memampukan manusia untuk tetap memper-
tahankan kesucian dan damai sejahteranya, apa pun yang terjadi,
dan memberinya keberanian di hadapan Allah dan dunia. Aku
yakin, bahwa aku benar aku tidak menghiraukan nyawaku sedi-
kit pun. Seperti itulah perkataan orang yang merasa yakin seperti
ini.
2. Asas ini membawa berkat bagi keturunan. Anak-anak dari mereka
yang melalui iman menjadikan Allah sebagai keyakinan mereka
akan dikuatkan oleh janji yang mengatakan bahwa Allah akan
menjadi Allah bagi semua orang percaya, termasuk keturunan
mereka, hingga mereka dapat lari kepada Dia sebagai pelindung
mereka, dan mereka akan mendapatkan perlindungan di dalam-
Nya. Anak-anak orangtua yang saleh sering kali lebih menaati
perintah dan teladan orangtua mereka. Mereka akan lebih ber-
hasil sebab iman dan doa-doa mereka. Kepada-Mu nenek mo-
yang kami percaya, dan oleh sebab itu kami juga akan percaya.
3. Asas ini mengandung sumber mata air penghiburan dan sukacita
yang berlimpah ruah dan tiada henti-hentinya. Ini yaitu sumber
kehidupan yang menghasilkan kesenangan dan kepuasan yang
tiada habisnya bagi jiwa. Ini yaitu sukacita yang murni dan
segar, yang menghidupkan jiwa, yang memuaskan dahaga, dan
yang tidak akan pernah bisa kering. Ini yaitu sumber air hidup
yang memancar dan merupakan jaminan bagi hidup yang kekal.
4. Asas ini merupakan penangkal yang berkuasa untuk melawan
dosa dan pencobaan. Mereka yang benar-benar menyukai kese-
nangan dalam kesalehan tidak akan tergoda oleh umpan dosa dan
menelan kailnya. Mereka tahu di mana mereka dapat memperoleh
hal-hal yang lebih baik dibandingkan yang bisa ditawarkan dosa. Oleh
sebab itu, cukup mudah bagi mereka untuk terhindar dari jerat
maut dan untuk menjaga supaya kaki mereka tidak terjerat di
dalamnya.
28 Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, namun tanpa
rakyat runtuhlah pemerintah.
Di sini ada dua peribahasa di bidang politik, yang mengandung
buktinya sendiri:
1. Bahwa sungguh menjadi kehormatan besar bagi seorang raja
untuk memiliki rakyat yang banyak. Ini merupakan tanda bahwa
ia memerintah dengan baik, mengingat bahwa orang-orang asing
diundang untuk datang serta menetap di bawah perlindungannya,
dan rakyatnya sendiri hidup sejahtera. Ini merupakan tanda bah-
wa dia dan kerajaannya berada di bawah berkat Allah, yang ber-
akibat kerajaannya sangat makmur dan berlipat ganda. Ini meru-
pakan kekuatannya yang membuat dia bersungguh-sungguh dan
hebat. Berbahagialah raja, bapa bagi bangsanya, yang telah mem-
buat penuh tabung panahnya. Ia tidak akan mendapat malu, apa-
bila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang (Mzm.
127:4-5). Maka itu yaitu hikmat para raja, dengan pemerintahan
yang lemah lembut, dengan sikap yang mendukung perdagangan
dan pertanian, dan dengan membuat mudah bagi semua pihak,
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat mereka. Demikianlah,
biarlah semua orang yang mendambakan keberhasilan bagi kera-
jaan Kristus dan juga kehormatan-Nya, berusaha segiat mungkin
di tempat masing-masing supaya banyak jiwa ditambahkan ke
dalam jemaat-Nya.
2. Bahwa pada saat rakyat berkurang, raja juga akan menjadi sema-
kin lemah: tanpa rakyat runtuhlah pemerintah. Perdagangan akan
lesu, tanah akan terbengkalai tanpa digarap, pasukan kekurang-
an orang untuk dipekerjakan, angkatan laut tidak punya tenaga,
dan semua ini hanya sebab tiadanya cukup orang. Lihatlah
betapa sangat bergantungnya kehormatan dan keamanan para
raja kepada rakyat mereka, yang menjadi alasan mengapa mereka
harus memerintah dengan kasih sayang dan bukannya dengan
kekerasan. Raja-raja ditegur melalui hukuman yang berupa ber-
kurangnya jumlah rakyat mereka, seperti yang kita baca dalam 2
Samuel 24:13.
29 Orang yang sabar besar pengertiannya, namun siapa cepat marah mem-
besarkan kebodohan.
Perhatikanlah:
1. Sikap lemah lembut yaitu hikmat. Orang baru bisa disebut mema-
hami diri, tugas dan kepentingannya, kelemahan sifat manusianya,
serta keadaan warga dengan benar, jika ia sabar, dan
tahu bagaimana harus memaafkan kesalahan orang lain dan juga
diri sendiri, tahu bagaimana harus menangguhkan kemarahannya
dan meredamnya, sehingga tidak terpancing sampai kehilangan
jiwanya sendiri. Orang yang lemah lembut dan sabar benar-benar
patut disebut orang yang cerdas, yang belajar tentang Kristus,
yang yaitu Hikmat itu sendiri.
2. Hawa nafsu yang tidak terkendali sama saja dengan mengungkap-
kan kebodohan sendiri: Siapa yang cepat marah, yang hatinya
mudah tersulut oleh hasutan dan terbakar, biasanya menyangka
bahwa dengan sifat ini ia telah memegahkan diri dan membuat
orang lain terkagum-kagum kepadanya, padahal sebenarnya dia
hanya membesarkan kebodohannya sendiri. Ia mengungkapkan
kebodohannya sendiri, seperti orang yang mengangkat tinggi-
tinggi sesuatu sehingga terlihat oleh semua orang, dan menyerah-
kan diri di bawah kebodohannya itu, seperti orang yang tunduk di
bawah suatu pemerintahan.
30 Hati yang tenang menyegarkan tubuh, namun iri hati membusukkan tulang.
Ayat sebelumnya menunjukkan betapa nama baik, serta juga kese-
hatan kita, bergantung kepada pengendalian hawa nafsu kita dan
pengaturan jalan pikiran kita.
1. Roh yang menyembuhkan, yang terdiri atas kasih dan sikap le-
mah lembut, serta tabiat yang periang, ramah, dan ceria, menye-
garkan tubuh. Hal ini turut mendukung kesehatan tubuh yang
baik. Orang yang periang bisa menjadi gemuk.
2. Roh yang rewel, dengki, dan tidak puas, sudah menghukum diri
sendiri. Sifat ini menghabiskan tubuh, menyambar roh kebina-
tangan, membuat pucat paras muka, dan membusukkan tulang.
Orang-orang yang melihat kemakmuran orang lain dan merasa
sakit hati, akan menggertakkan giginya, lalu hancur (Mzm. 112:10).
Rumpatur, quisquis rumpitur invidia.
Barangsiapa meledak dengan iri hati, biarlah ia meledak.
31 Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, namun siapa
menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
Di sini diungkapkan betapa Allah sangat senang tak terkirakan un-
tuk turut memperhatikan bagaimana orang miskin diperlakukan.
1. Ia merasa diri-Nya terhina oleh perlakuan buruk yang diperbuat
atas mereka. Barangsiapa memperlakukan orang miskin dengan
tidak benar, dan mengambil kesempatan untuk melawan dia
hanya sebab dia miskin dan tidak mampu menolong diri sendiri,
biarlah dia tahu bahwa dia telah menghina Penciptanya. Allah
telah menciptakan dia dan memberinya wujud yang sama seperti
pencipta kita. Kita semua memiliki seorang Bapa, seorang Pencip-
ta. Lihatlah bagaimana Ayub merenungkan hal ini (Ayb. 31:15).
Allah membuat dia miskin, dan menetapkan bagian yang harus
diterimanya. Jadi, jika kita memperlakukan seseorang dengan
keras sebab dia miskin, kita juga menyiratkan seakan-akan Allah
memperlakukan mereka dengan kejam dalam merendahkan me-
reka supaya diinjak-injak orang.
2. Allah merasa diri-Nya dihormati dengan kebaikan yang diperbuat
kepada orang miskin. Ia menganggap hal itu seperti dilakukan
terhadap diri-Nya sendiri dan akan menyatakan bahwa Ia senang
dengan perlakuan itu. saat Aku lapar, kamu memberi Aku ma-
kan. Oleh sebab itu, mereka yang benar-benar menghormati Allah
akan menunjukkannya melalui belas kasihan terhadap kaum mis-
kin yang telah dipelihara-Nya dengan cara istimewa untuk melin-
dungi dan mendukung mereka.
32 Orang fasik dirobohkan sebab kejahatannya, namun orang benar mendapat
perlindungan sebab ketulusannya.
Di sini ada :
1. Keadaan menyedihkan orang fasik saat ia meninggalkan dunia: ia
dirobohkan sebab kejahatannya. Ia begitu melekat dengan dunia
ini hingga tidak rela meninggalkannya, namun ia terusir keluar
darinya. Nyawanya dituntut, dicabut dengan paksa darinya, dan
dosa melekat begitu kuat dengannya hingga tidak terpisahkan
dan ikut bersamanya memasuki dunia lain. Ia dirobohkan sebab
kejahatannya, mati dalam dosa-dosanya, di bawah kesalahan dan
kuasa dosa-dosa itu, tanpa dibenarkan dan tanpa dikuduskan.
Kejahatannya seperti badai yang menyeret dia bagaikan debu
jerami tertiup angin, dihalaukan dari dunia.
2. Keadaan menyenangkan yang dialami orang saleh saat ia meng-
akhiri perjalanannya: ia mendapat perlindungan sebab ketulusan-
nya di balik kematian, mengharapkan hal-hal di dunia lain yang
lebih baik dibandingkan yang pernah dimilikinya di dunia yang satu
ini. Orang benar pun akan mendapat anugerah pengharapan di
dalam hal-hal itu. Meskipun mereka menderita sakit dan bahkan
ada yang mendekati ajal, mereka tetap memiliki pengharapan. Di
hadapan mereka tersedia hal-hal baik yang mereka harap-harap-
kan, bahkan pengharapan penuh berkat yang telah dijanjikan
Allah yang tidak dapat berdusta.
33 Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, namun tidak dikenal
di dalam hati orang bebal.
Amatilah:
1. Kerendahan hati merupakan lencana hikmat. Orang yang benar-
benar bijaksana akan menyembunyikan hartanya dan tidak me-
nyombongkannya (Mat. 13:44), meskipun ia tidak menyembunyi-
kan talentanya supaya tidak membelanjakannya. Hikmatnya ting-
gal di dalam hatinya. Ia mencerna apa yang diketahuinya dan me-
nyiapkannya bagi dirinya, tanpa menggembar-gemborkannya de-
ngan cara yang tidak pada tempatnya. Hati yaitu tempat bagi
segala sesuatu yang disayanginya, dan di situlah hikmat harus
disimpan dengan penuh kasih sayang, bukannya melayang-layang
di benaknya.
2. Sikap terbuka dan suka pamer merupakan tanda pengenal dari
kebodohan. Pada saat orang bodoh memiliki pengetahuan sedikit
saja, mereka akan menggunakan seluruh kesempatan, meskipun
sangat langka, untuk menunjukkannya dan mengaku lebih ung-
gul dibandingkan orang lain. Kebodohan yang ada di dalam hati orang
bebal dikenal sebab kelancangan mereka dalam berkata-kata.
Lebih banyak orang bodoh yang bersusah payah menyatakan ke-
bodohan mereka dibandingkan dengan orang bijak yang berpikir
bahwa ia layak menunjukkan kebijaksanaannya.
34 Kebenaran meninggikan derajat bangsa, namun dosa yaitu noda bangsa.
Perhatikanlah:
1. Keadilan yang berkuasa dalam sebuah bangsa akan membawa ke-
hormatan bagi bangsa itu. Pelaksanaan pemerintahan yang adil,
kesetaraan di antara sesama, penerimaan terbuka terhadap aga-
ma, kebajikan yang dijalankan dan diakui secara umum, perlin-
dungan dan pemeliharaan terhadap orang-orang baik, kederma-
wanan dan belas kasihan yang ditunjukkan kepada orang asing
(derma adakalanya disebut keadilan), semua ini meninggikan de-
rajat bangsa. Semua itu menopang takhta, meninggikan pikiran
rakyat, dan membuat bangsa layak mendapatkan perkenanan
Allah yang akan meninggikan mereka sebagai bangsa yang kudus
(Ul. 26:19).
2. Tabiat buruk yang berkuasa dalam sebuah bangsa akan menda-
tangkan aib ke atasnya: dosa yaitu noda bagi setiap kota atau
kerajaan, dan merendahkan derajatnya hingga dibenci oleh ne-
gara-negara tetangga. Umat Israel sering kali menjadi contoh dari
kedua sisi pengamatan tadi. Mereka sungguh hebat saat berlaku
baik. Sebaliknya, saat mereka meninggalkan Allah, semua orang
di sekeliling mereka menghina dan menginjak-injak mereka. Oleh
sebab itu, selayaknyalah untuk menjadi kepentingan dan kewajib-
an para raja untuk menggunakan kekuasaan mereka demi mene-
kan tabiat buruk dan mendukung kebajikan.
35 Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, namun kemarahannya
menimpa orang yang membuat malu.
Ini menunjukkan bahwa di dalam istana dan pemerintahan yang di-
kelola dengan baik, senyuman dan hadiah dibagikan di antara orang-
orang yang diangkat untuk mengurus berbagai kepentingan rakyat,
sesuai kecakapan masing-masing. Salomo memberitahukan kepada
mereka bahwa ia akan mengikuti aturan itu,
1. Bahwa orang-orang yang berperilaku dengan bijak akan dihormati
dan lebih disukai, sebanyak apa pun musuh yang ingin menja-
tuhkan mereka. Tidak ada perbuatan baik yang akan diabaikan
untuk menyenangkan pihak tertentu.
2. Bahwa orang-orang yang mementingkan diri sendiri dan berlaku
curang, yang mengkhianati bangsa, menindas kaum miskin,
menebarkan perpecahan sehingga membuat malu, akan dipindah-
kan dan diusir dari istana, tidak peduli siapa pun teman mereka
yang akan membela mereka.
1 Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, namun perkataan yang
pedas membangkitkan marah.
Sebagai penjaga kedamaian warga , Salomo memberi tahu kita
di sini:
1. Bagaimana kedamaian dapat dijaga, supaya kita tahu bagaimana
memeliharanya di tempat kita masing-masing. Kedamaian itu di-
jaga dengan menggunakan perkataan yang lemah lembut. Jika
amarah dibangkitkan laksana awan yang mengancam, disertai
badai dan guruh, maka jawaban yang lemah lembut akan membu-
yarkan dan mengusirnya. saat orang sedang terpancing, ber-
bicaralah dengan lemah lembut kepada mereka. Ucapkan kata-
kata yang baik kepada mereka, maka mereka akan merasa tenang,
seperti saat orang-orang suku Efraim ditenangkan oleh kelembut-
an Gideon (Hak. 8:1-3). Sebaliknya, mereka digusarkan oleh keka-
saran Yefta, dan akibatnya sangatlah buruk (Hak. 12:1-3). Dengan
demikian, alasan dapat disampaikan dengan lebih baik, dan per-
kara yang benar dapat dibela dengan lebih berhasil dengan kele-
mahlembutan dibandingkan dengan nafsu amarah. Pendapat yang ke-
ras, paling jitu jika disampaikan dengan kata-kata yang lembut.
2. Bagaimana kedamaian dirusakkan, supaya kita, dari pihak kita,
tidak melakukan hal-hal yang dapat merusakkannya. Tidak ada
hal yang dapat membangkitkan marah dan menebar perselisihan
seperti perkataan yang pedas, menyebut nama-nama yang buruk,
seperti Binatang dan Bodoh, mencela orang dengan menyebut
kelemahan dan ketidakpantasan mereka, asal usul keturunan
atau pendidikan mereka, atau apa saja yang bersifat merendah-
kan dan membuat mereka tampak buruk. Celaan yang bersifat
menghina dan penuh kedengkian, yang banyak digunakan orang
untuk menunjukkan kecerdasan dan kebencian mereka sendiri,
dapat membangkitkan amarah orang lain, dan hanya meningkat-
kan dan membakar amarah mereka sendiri. Bukannya kehilangan
lelucon, sebagian orang malah akan kehilangan sahabat dan
membuat musuh sebab itu.
2 Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, namun mulut orang bebal
mencurahkan kebodohan.
Perhatikanlah:
1. Hati yang baik menjadi sangat berguna berkat lidah. Orang yang
memiliki pengetahuan, bukan saja menikmatinya untuk kese-
nangan sendiri, namun menggunakannya dengan benar bagi ke-
baikan orang lain. Lidah itulah yang harus dimanfaatkan dalam
percakapan saleh yang menguntungkan, dalam memberikan peng-
ajaran, nasihat, dan penghiburan yang sesuai. Hendaknya per-
cakapan itu dilakukan dengan ungkapan-ungkapan yang penuh
kerendahan hati dan kasih yang sedalam mungkin, dan baru sete-
lah itulah pengetahuan dapat digunakan dengan tepat. Bagi orang
yang memiliki dan menggunakan apa yang dipunyainya dengan
cara seperti itu, kepadanya akan diberikan lebih banyak lagi.
2. Hati yang jahat sebab lidah, sangatlah merugikan. sebab mulut
orang bebal mencurahkan kebodohan yang sangat menyakitkan
hati. Percakapan jahat yang dimulai dari perbendaharaan hati
yang busuk (kemesuman, percakapan bodoh, dan olok-olok yang
sia-sia) merusak kelakuan baik sejumlah orang dan menghancur-
kannya, serta menyedihkan hati yang baik dari orang lain dan sa-
ngat menganggu mereka.
3 Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.
Kebenaran-kebenaran agung tentang keilahian sangat berguna untuk
menegakkan aturan-aturan moral atau tingkah laku yang baik, dan
tidak ada yang lebih baik dibandingkan ini bahwa mata TUHAN selalu
tertuju kepada anak-anak manusia.
1. Mata ini untuk melihat semuanya, bukan saja dari hal-hal yang
tidak dapat disembunyikan, namun olehnya segala sesuatu benar-
benar diperiksa, dan tidak ada yang terlewat atau dilihat sepintas
lalu saja: mata TUHAN ada di segala tempat. sebab Ia tidak saja
memandang semua anak manusia dari dalam sorga (Mzm. 33:13),
namun juga hadir di segala tempat. Dikatakan bahwa makhluk-
makhluk sorgawi itu penuh dengan mata (Why. 4:8), namun Allah
yaitu segala mata. Hal ini bukan saja menunjukkan kemaha-
tahuan-Nya yang melihat segala sesuatu, namun juga pemelihara-
an-Nya yang berlaku untuk semua orang di segala tempat, bahwa
ia mendukung dan memerintah segala sesuatu. Dosa-dosa ter-
sembunyi, pelayanan, dan penderitaan, semuanya ada dalam
pengawasan-Nya.
2. Mata ini untuk membedakan pribadi-pribadi dan perbuatan-per-
buatan. Ia mengawasi orang jahat dan orang baik, tidak menyukai
kejahatan dan berkenan kepada yang baik, dan akan menghakimi
manusia sesuai pandangan mata-Nya (Mzm. 1:6; 11:4). Orang ja-
hat tidak akan dibiarkan lepas tanpa dihukum, juga orang benar
tidak akan pergi tanpa pahala, sebab Allah menaruh mata-Nya di
atas keduanya dan mengenal watak mereka yang sebenarnya.
Ayat ini menyampaikan penghiburan bagi orang-orang kudus dan
juga kengerian dahsyat bagi orang-orang berdosa.
4 Lidah lembut yaitu pohon kehidupan, namun lidah curang melukai hati.
Perhatikanlah:
1. Lidah yang baik itu menyembuhkan, menyembuhkan hati nurani
yang terluka dengan memberikan penghiburan kepada mereka,
bagi jiwa-jiwa yang sakit akibat dosa dengan menginsafkan mere-
ka, untuk mendamaikan dan mengasihi dengan cara menerima
perbedaan, membuat kesepakatan damai dalam hal-hal yang ber-
beda, memulihkan pihak-pihak yang berselisih. Inilah kesembuh-
an dari lidah, yang yaitu sebatang pohon kehidupan, yang daun-
daunnya memiliki khasiat menyembuhkan (Why. 22:2). Orang
yang mengetahui cara berkata-kata dengan baik akan membuat
tempat ia tinggal menjadi firdaus.
2. Lidah yang jahat itu menyakitkan (kecurangan, hawa nafsu, tipu
muslihat, dan kemesuman yang ada di sana, semua itu melukai
hati). Hal itu akan melukai hati nurani si pembicara yang jahat,
dan menimbulkan rasa bersalah atau kesedihan bagi yang mende-
ngar. Keduanya dianggap dapat melukai hati. Kata-kata keras
memang tidak mematahkan tulang, namun membuat banyak hati
menjadi tawar sebab nya.
5 Orang yang bodoh menolak didikan ayahnya, namun siapa yang mengindah-
kan teguran yaitu bijak.
Oleh sebab itu,
1. Hendaknya para pemimpin diperingatkan untuk memberikan
didikan dan teguran kepada orang-orang yang berada di bawah
tanggung jawab mereka, sebab mereka akan mempertanggung-
jawabkannya pada hari penghakiman. Mereka tidak saja harus
mendidik dengan terang pengetahuan, namun juga menegur dengan
kehangatan kasih. Keduanya harus dilaksanakan dengan kuasa
dan kasih seorang bapa, dan harus dilakukan terus-menerus, mes-
kipun pengaruh yang diharapkan tidak segera terasa. Jika didikan
itu ditolak, berilah teguran, dan tegurlah dengan keras. Memang
bertentangan dengan sifat orang periang untuk menemukan kesa-
lahan dan membuat orang-orang di sekitar mereka merasa tidak
nyaman. namun lebih baik memberikan teguran langsung dibandingkan
membiarkan mereka pergi dengan tenang menuju jalan kehan-
curan.
2. Hendaknya para bawahan diperingatkan untuk bukan saja taat
kepada didikan dan teguran (bahkan harus tunduk di bawah ke-
sukaran), namun juga menghargainya sebagai kemurahan dan
tidak menolaknya, memanfaatkannya sebagai petunjuk mereka
dan selalu memperhatikannya. Dengan demikian, ini membukti-
kan bahwa mereka bijak, sebab dengan cara seperti itulah mere-
ka dibuat menjadi bijak. Sebaliknya, orang yang menghina didik-
an yang baik yaitu orang bodoh dan besar kemungkinan men-
jadi orang hidup yang sesungguhnya sudah mati.
6 Di rumah orang benar, ada banyak harta benda, namun penghasilan orang
fasik membawa kerusakan.
Perhatikanlah:
1. Di mana ada kebenaran, di situ ada kekayaan, dan juga penghi-
buran darinya: di rumah orang benar ada banyak harta. Agama
mengajar orang untuk bersikap rajin, berkepala dingin, dan adil.
Melalui semua hal ini umumnya harta benda akan bertambah.
namun itu bukanlah segalanya: Allah memberkati tempat kediaman
orang benar, dan berkat itu membuat orang menjadi kaya tanpa
membawa masalah. Atau seandainya tidak ada banyak harta
dunia di situ, namun jika ada anugerah di tempat itu, maka harta
sejati akan ada di sana. Dan orang-orang yang hanya memiliki
sedikit harta namun memiliki hati yang puas dengan itu dan dapat
menikmati kesenangan dengan yang sedikit itu, maka itu sudah-
lah cukup. Itulah kekayaan. Orang benar mungkin tidak menjadi
kaya dengan sendirinya, namun ada harta di dalam rumah mereka,
ada berkat yang tersimpan bagi mereka, yang keuntungannya
akan dituai oleh anak-anak keturunan mereka. Sebaliknya, orang
duniawi yang jahat hanya membiarkan perut mereka sendiri saja
dikenyangkan dengan segala harta itu, hanya hawa nafsu mereka
yang dipuaskan (Mzm. 17:14). namun kepedulian pertama orang
benar yaitu bagi jiwanya dan kemudian bagi keturunannya,
untuk memiliki harta dalam hatinya dan kemudian di rumahnya,
yang akan memberi manfaat bagi sanak keluarganya dan orang-
orang yang berada di sekitar mereka.
2. Di mana ada kefasikan, di situ ada kegundahan jiwa, sekalipun
mungkin ada kekayaan di sana: penghasilan orang fasik, peng-
hasilan besar yang mereka miliki, membawa kerusakan, sebab di
sana ada rasa bersalah dan kutuk. Ada keangkuhan dan hawa
nafsu, serta ada iri hati dan perbantahan. Itu semua yaitu nafsu
yang merusak, yang akan merampas sukacita dari penghasilan
mereka dan mengganggu sesama mereka.
7 Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, namun hati orang bebal tidak
jujur.
Yang dimaksud di dalam ayat ini yaitu sama dengan makna dari
ayat 2, yang menunjukkan betapa orang bijak itu menjadi berkat dan
orang bebal menjadi beban bagi orang di sekitarnya. Hanya di sini,
amatilah lebih lanjut,
1. Bahwa kita telah menggunakan pengetahuan dengan tepat bila
kita menebarkannya, tidak membatasi hanya pada sedikit teman
karib kita, dan enggan membagikannya kepada orang lain yang
juga dapat memanfaatkannya. namun berikanlah bagian dari harta
rohaniah ini kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, bukan
sekadar menyampaikan, namun menyebarkannya dengan penuh
kerendahan hati dan saksama. Kita harus berusaha keras untuk
menyebarkan dan melipatgandakan pengetahuan yang berguna,
harus mengajar sejumlah orang supaya mereka dapat mengajar
orang lain, dan dengan begitu membuatnya makin tersebar.
2. Bahwa bukan saja merupakan sebuah kesalahan untuk mencu-
rahkan kebodohan, namun akan sangat memalukan jika tidak
menaburkan pengetahuan, paling kurang ada beberapa kata bijak-
sana atau sejenisnya yang dikeluarkan. Hati orang bebal tidak me-
lakukan yang demikian. Hati orang bebal tidak memiliki sesuatu
yang baik untuk ditabur. Kalaupun ia memilikinya, ia juga tidak
memiliki keterampilan atau kemauan untuk berbuat baik dengan
itu, dan sebab itu tidaklah berharga apa yang dimilikinya itu.
8 Korban orang fasik yaitu kekejian bagi TUHAN, namun doa orang jujur
dikenan-Nya.
Perhatikanlah:
1. Allah begitu membenci orang fasik yang hatinya penuh kedengki-
an dan hidup mereka penuh kejahatan, sehingga bahkan korban
mereka menjadi kekejian bagi TUHAN. Orang fasik memberi kor-
ban kepada Allah untuk membungkam suara hati nurani mereka
dan menjaga nama baik mereka di dunia. Sama seperti seorang
pelaku kejahatan datang ke tempat kudus, bukan sebab tempat
itu yaitu tempat kudus, namun sebab tempat itu menjadi tempat
perlindungan bagi mereka dari tindakan keadilan. Walaupun
boleh jadi korban mereka begitu mahal, namun tidak akan diterima
Allah, sebab tidak dipersembahkan dalam ketulusan hati dan
tidak berasal dari dasar hati yang baik. Mereka berusaha me-
nyembunyikan maksud mereka yang sebenarnya dari Allah dan
mereka berkata dusta tentang persembahan mereka. sebab alas-
an itulah segala ibadah mereka yaitu kekejian bagi Allah, sebab
mereka menyelubungi dosa (7:14; Yes. 1:11).
2. Allah memiliki kasih sedemikian besar bagi orang jujur yang
meskipun tidak membayar sepeser pun untuk mempersembahkan
korban (TUHAN sendiri telah menyediakan korban itu), doa mere-
ka dikenan-Nya. Anugerah doa yaitu karunia Allah sendiri dan
pekerjaan Roh-Nya yang ada di dalam mereka, yang dengannya Ia
sangat berkenan. Ia tidak hanya menjawab doa, namun bersuka
dengan tindakan mereka yang datang kepada-Nya. sebab itu Ia
berkenan memberkati mereka.
9 Jalan orang fasik yaitu kekejian bagi TUHAN, namun siapa mengejar kebe-
naran, dikasihi-Nya.
Inilah alasan dari yang dikatakan dalam ayat sebelumnya.
1. Korban orang fasik yaitu kekejian bagi TUHAN. Bukan sebab
kurang sejumlah hal yang baik dalam upacara, namun sebab jalan
hidup mereka, arah dan tujuan tingkah laku mereka yaitu jahat
semata-mata, sehingga menjadi kekejian bagi Dia. Korban peng-
hapus dosa tidak akan diterima kalau orang itu bersikeras untuk
terus hidup di dalam dosa. Korban itu akan menjadi kekejian
yang sungguh teramat sangat keji kalau orang itu bermaksud un-
tuk dapat terus berbuat dosa secara sembunyi-sembunyi dan
menjadikan korban itu semacam izin untuk terus berbuat dosa.
2. sebab itu doa orang jujur dikenan-Nya, sebab orang itu yaitu
sahabat Allah, dan Ia mengasihi orang yang sekalipun belum me-
nangkap kebenaran itu namun tetap mengejar kebenaran, terus
mengarahkan diri ke sana dengan mendesak-desak, seperti Rasul
Paulus (Flp. 3:13).
10 Didikan yang keras yaitu bagi orang yang meninggalkan jalan yang
benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.
Ayat ini menunjukkan bahwa mereka yang tidak tahan terhadap
didikan yang keras kemungkinan besar akan hancur.
1. Merupakan hal yang lazim bagi mereka yang telah mengenal jalan
kebenaran, namun kemudian meninggalkannya, untuk mengang-
gapnya sebagai penghinaan besar saat dicela dan ditegur. Mere-
ka merasa sangat gelisah dengan teguran. Mereka tidak dapat dan
tidak mau menanggungnya. Bahkan, sebab mereka tidak suka
diperbaharui, mereka benci ditegur dan membenci orang-orang
yang dengan setia dan berbaik hati berusaha membantu mereka.
Dari semua orang berdosa, orang-orang murtadlah yang paling
membenci teguran.
2. Dapat dipastikan bahwa orang-orang yang tidak suka ditegur
akan hancur. Siapa benci kepada teguran dan mengeraskan hati
terhadapnya, telah menggabungkan diri dengan berhala-berhala-
nya, biarkanlah dia. Ia akan mati dan binasa selama-lamanya da-
lam dosanya, sebab ia tidak mau dipisahkan dari dosa-dosanya. 2
Tawarikh 25:16 berkata, Sekarang aku tahu, bahwa Allah telah
menentukan akan membinasakan engkau, lihat juga Amsal 29:1.
11 Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih
hati anak manusia!
Ayat ini menegaskan apa yang dimaksud dalam ayat 3 mengenai ke-
mahahadiran TUHAN untuk menghakimi kejahatan dan kebaikan.
1. Allah mengetahui semua hal, bahkan hal-hal yang tersembunyi
dari mata semua makhluk hidup sekalipun: dunia orang mati dan
kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN. Bukan saja inti bumi ini
dan gua-gua tersembunyi yang ada di bawah permukaannya,
namun juga kubur-kubur dan semua jasad orang mati yang ter-
kubur di sana jauh dari pandangan kita, semuanya terbuka di ha-
dapan TUHAN. Semua berada di bawah pengawasan-Nya sehingga
tidak akan ada yang terhilang atau harus dicari-cari saat akan
dibangkitkan kembali. Ia mengetahui tempat setiap orang diku-
burkan, bahkan juga jasad Musa dan jasad orang-orang lain yang
Kitab Amsal 15:3-13
309
dikuburkan dengan penuh kerahasiaan. Ia juga tidak memerlu-
kan tugu peringatan apa pun dengan tulisan Hicjacet Di sini
dibaringkan untuk mengarahkan Dia. Khususnya tempat-tempat
orang terkutuk dan semua siksaan dan aniaya mereka yang tidak
terungkapkan, keadaan jiwa-jiwa yang terpisah pada umumnya
dan keadaan di sekitar mereka, semuanya ada di bawah peng-
awasan Allah. Kata Ibrani yang digunakan di sini untuk kebinasa-
an yaitu Abadon, salah satu nama Iblis (Why. 9:11). Walaupun
Iblis dapat menipu kita, si pembinasa itu tidak dapat menghindari
pengetahuan ilahi. Allah memeriksa dari mana Iblis datang (Ayb.
1:7) dan melihat semua penyamarannya walaupun ia licik, licin,
dan tangkas (Ayb. 26:6).
2. Allah khususnya mengenal hati anak manusia. Jika Ia melihat
sampai kedalaman dan tipu muslihat Iblis sendiri, terlebih lagi Ia
dapat menyelidik hati manusia, meskipun mereka penuh tipu
daya, sebab mereka telah mempelajari semua seni kecurangan
dari Iblis. Allah yaitu lebih besar dibandingkan hati kita dan Ia
mengenal hati kita lebih baik dibandingkan kita mengenal diri sendiri.
sebab itulah Ia yaitu Hakim yang sempurna bagi setiap watak
manusia (Ibr. 4:13).
12 Si pencemooh tidak suka ditegur; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.
Si pencemooh yaitu seorang yang bukan saja membuat lelucon
tentang Allah dan agama, namun juga menentang semua cara yang
digunakan orang untuk menginsafkan dan memperbaharui dirinya.
Buktinya yaitu ,
1. Orang itu tidak tahan untuk memeriksa hati nuraninya sendiri. Ia
juga tidak mau berurusan langsung dan terus terang dengan
dirinya: ia tidak suka menegur dirinya sendiri (begitulah yang
dipahami oleh beberapa orang). Ia tidak suka menenangkan hati-
nya dan merenungkan sungguh-sungguh apa yang ada di dalam
hatinya, tidak mau mengakui pendapat bebas atau alasan yang
adil dengan dirinya sendiri. Sebisa mungkin ia tidak akan mem-
biarkan hatinya menyerang dirinya. Sungguh sangat menyedih-
kan jika orang takut diberi tahu dan berbantah-bantah dengan
dirinya sendiri.
2. Orang itu tidak suka akan nasihat dan teguran sahabat-sahabat-
nya: ia tidak mau pergi kepada orang bijak, takut kalau-kalau
mereka memberikan nasihat yang bijak kepadanya. Seharusnya
kita tidak saja harus menyambut orang bijak dengan baik saat
mereka datang kepada kita, namun malah harus pergi kepada me-
reka, seperti seorang pengemis pergi mendatangi pintu orang kaya
untuk mendapat sedekah. Namun, si pencemooh tidak mau mela-
kukan hal ini, takut kalau-kalau kesalahan-kesalahannya diung-
kapkan dan ia diimbau untuk memperbaikinya.
13 Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, namun kepedihan hati me-
matahkan semangat.
Di sini:
1. Kegembiraan yang tidak membahayakan dianjurkan kepada kita,
sebab hal itu dapat menunjang kesehatan tubuh, membuat
orang bersemangat dan bugar untuk bekerja, serta membangun
perilaku yang dapat diterima orang. Hati yang gembira juga mem-
buat wajah berseri-seri, dan menjadikan diri kita menyenangkan
bagi sesama. Jiwa yang bergembira, di bawah pengendalian kebi-
jaksanaan dan anugerah, merupakan perhiasaan agung bagi aga-
ma, menambah kemuliaan bagi keindahan kekudusan, serta
membuat manusia lebih mampu berbuat baik.
2. Kemurungan yang merugikan kesehatan jiwa yaitu sesuatu yang
harus kita waspadai sebagai musuh besar kita, baik dalam ibadah
maupun perilaku kita: oleh kepedihan hati, yaitu saat kepedihan
menguasai hati dan merajalela. Kepedihan cenderung akan terjadi
jika dituruti sebentar saja, sebab saat itulah semangat akan
dipatahkan dan merosot, dan jiwa tidak bisa lagi melayani Allah.
sebab itu biarlah kita yang menangis seolah-olah tidak menangis,
supaya kita berlaku adil bagi diri kita, dan berlaku sesuai dengan
kehendak Allah dan pemeliharaan-Nya.
14 Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, namun mulut orang bebal
sibuk dengan kebodohan
Di sini ada dua hal yang patut direnungkan,
1. Orang yang bijak tidak puas dengan kebijaksanaannya, namun te-
rus berusaha mencari untuk menambah pengetahuannya. Sema-
kin banyak yang ia miliki, semakin banyak yang akan ia peroleh.
Hati orang berpengertian mencari pengetahuan. Mereka bersuka-
cita dalam pengetahuan yang telah dicapai, namun masih men-
dambakan lebih banyak lagi, dan dalam menggunakan penge-
tahuan itu mereka terus berusaha untuk menambah lebih banyak
lagi. Mereka bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenal-
an akan Kristus. Si dixisti, Sufficit, periisti Jika engkau berkata
Aku telah cukup memiliki, sesungguhnya engkau akan hancur.
2. Orang yang bebal merasa puas dengan kebodohannya dan tidak
mencari penyembuhnya. saat orang benar merasa lapar akan
kepuasan yang mendalam tentang anugerah, pikiran orang dunia-
wi berpesta pora dengan kepuasan hawa nafsu dan khayalan
indah. Kegembiraan yang sia-sia dan kesenangan jasmani yaitu
kesukaannya, dan dengan ini orang itu dapat beristirahat dengan
hati yang puas, memuji-muji diri sendiri dalam jalan-jalan yang
bodoh ini.
15 Hari orang berkesusahan buruk semuanya, namun orang yang gembira
hatinya selalu berpesta.
Lihatlah di sini betapa besarnya perbedaan yang ada di antara keada-
an dan tabiat sebagian anak manusia dengan sebagian lainnya.
1. Sebagian orang mengalami banyak kesusahan dan bersedih hati
sehingga hari mereka buruk semuanya, seperti yang terjadi pada
orang-orang yang berusia lanjut, saat mereka berkata, tak ada
kesenangan bagi mereka di dalamnya. Mereka berada dalam kege-
lapan dan kesedihan (Pkh. 5:16) dan tidak pernah merasakan
kenikmatan (Ayb. 21:25). Betapa banyaknya kesusahan dari
orang-orang yang ditimpa penderitaan di dunia ini! Orang-orang
seperti itu bukanlah untuk dicela atau dianggap hina, namun perlu
dikasihani dan didoakan, diberi pertolongan dan dihibur. Dapat
saja hal semacam itu sudah menjadi bagian kita sendiri, atau bisa
saja akan terjadi, meskipun sekarang kita masih bersukaria.
2. Sebagian orang lain menikmati kesejahteraan besar dan selalu
berada dalam keadaan riang gembira. Orang-orang itu bukan saja
memiliki hari yang baik semuanya, namun mereka selalu berpesta.
Dan jika dalam kelimpahan segala sesuatu itu mereka melayani
Allah dengan hati bersukacita, dan menjadikannya sebagai pelu-
mas bagi roda ketaatan mereka (semua hal ini dan juga sorga),
maka sesungguhnya mereka melayani Majikan yang baik. Akan
namun , janganlah pesta-pesta semacam ini dibiarkan tanpa rasa
takut, sebab perubahan dapat saja datang dengan tiba-tiba.
sebab itu, bersukacitalah dengan gemetar.
16 Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada
banyak harta dengan disertai kecemasan. 17 Lebih baik sepiring sayur dengan
kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.
Salomo telah berkata dalam ayat sebelumnya bahwa orang yang tidak
memiliki banyak harta atau penghasilan besar, namun memiliki hati
yang gembira akan selalu berpesta. Rasa puas orang Kristen dan
sukacita di dalam Tuhan akan membuat hidup menjadi ringan dan
menyenangkan. Nah, di sini ia ingin memberi tahu kita apa yang
diperlukan untuk memperoleh hati yang bersukacita supaya orang
dapat selalu berpesta, meskipun hanya memiliki sedikit barang di
dunia ini. Yaitu, kekudusan dan kasih.
I. Kekudusan. Barang yang sedikit jika kita kelola dan nikmati di
dalam takut akan TUHAN, jika kita tetap menjaga hati nurani
yang murni, terus menjalankan tanggung jawab kita, dan tetap
melayani Allah dengan setia dengan sedikit yang kita miliki, maka
yang sedikit itu akan menjadi lebih menyenangkan dan berubah
menjadi kisah yang lebih baik, dibandingkan banyak harta dengan
disertai kecemasan.
Amatilah di sini:
1. Sering kali sudah menjadi bagian dari orang-orang yang takut
akan Allah untuk hanya memiliki sedikit saja di dunia ini. Di-
katakan bahwa orang miskin menerima Injil, dan tetap menjadi
miskin (Yak. 2:5).
2. Orang-orang yang memiliki banyak harta sering disertai de-
ngan banyak kecemasan. Kepemilikan itu jauh dari membuat
mereka merasa nyaman sehingga meningkatkan kesusahan
dan kegugupan mereka. Kekenyangan orang kaya sekali-kali
tidak membiarkan dia tidur.
3. Banyak harta membawa kecemasan bersamanya, sebab tidak
disertai takut akan TUHAN. Jika mereka yang memiliki banyak
harta menjalankan tanggung jawab mereka dengan mengguna-
kan harta yang banyak itu, dan kemudian mempercayakan
harta itu kepada Allah, maka harta mereka tidak akan begitu
membawa banyak kesulitan bersamanya.
4. sebab itu jauh lebih baik dan lebih diinginkan untuk memi-
liki sedikit barang dunia ini dan memilikinya dengan hati nu-
rani yang murni, demi menjaga hubungan dengan Allah dan
menikmati Dia dalamnya, serta untuk hidup dengan iman,
dibandingkan memiliki banyak sekali harta dan hidup tanpa Tuhan
di dunia ini.
II. Kasih. sesudah takut akan TUHAN, berikutnya yaitu damai dengan
semua orang sangatlah diperlukan untuk kenyamanan hidup ini.
1. Jika saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Jika sau-
dara-saudara semuanya bersahabat, bersungguh-sungguh hati,
dan menyenangkan, baik saat makan sehari-hari maupun ke-
tika acara perjamuan makan yang lebih resmi, maka makan ma-
lam dengan sayur pun terasa sudah cukup. Walaupun mungkin
makanannya sederhana dan harta mereka sedikit sehingga
tidak mampu menghidangkan yang lebih baik, namun kasih
akan membuat segalanya menjadi manis, dan mereka akan
bersuka ria atas semua itu seolah-olah memiliki segala ma-
kanan pilihan yang lezat.
2. Jika ada kebencian dan perselisihan di antara mereka,
walaupun terhidang makanan daging lembu, bahkan daging
lembu yang tambun, tidak akan ada kesenangan di sana. Ragi
kedengkian, sikap membenci dan dibenci cukup untuk meru-
sak semuanya. Sebagian orang menunjuk kepada Dia yang
menyelenggarakan perjamuan makan itu, lebih baik makan
sederhana dan sambutan yang hangat dibandingkan hidangan yang
melimpah disertai mata jahat penuh kebencian.
Cum torvo vultu mihi conula nulla placebit,
Cum placido vultu conula ulla placet.
Perjamuan makan paling mewah,
yang disajikan dengan wajah cemberut,
akan mengganggu perasaanku.
Sementara jamuan makan paling sederhana, yang
disajikan dengan ramah,
akan menyenangkan hatiku.
18 Si pemarah membangkitkan pertengkaran, namun orang yang sabar mema-
damkan perbantahan.
Di sini kita membaca perihal,
1. Nafsu amarah yang besar. Dari sanalah datangnya sengketa dan
pertengkaran. Amarah menyulut api yang membakar kota-kota
dan gereja-gereja. Si pemarah, dengan celaan kejengkelan yang
penuh hawa nafsu, membangkitkan pertengkaran, dan membakar
hati banyak orang melalui telinga mereka. Ia memberikan kesem-
patan kepada orang lain untuk berbantah dan mengambil kesem-
patan yang diberikan oleh orang lain, meskipun untuk hal-hal
yang begitu sepele. Pada waktu orang terlampau jauh memper-
turutkan kemarahannya, satu pertengkaran akan menimbulkan
pertengkaran lainnya.
2. Kelembutan hati yaitu pembawa damai yang terbesar. Orang
yang lambat untuk marah bukan saja mencegah perselisihan su-
paya tidak berkobar, namun memadamkan api jika terlanjur me-
nyala, menyiram air ke dalam kobaran api, menyatukan kembali
mereka yang telah berselisih dan dengan cara-cara lembut mem-
bawa mereka kepada kesepakatan bersama demi perdamaian.
19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, namun jalan orang jujur yaitu rata.
Lihatlah di sini:
1. Dari mana datangnya kesukaran yang dihadapi orang dalam me-
laksanakan tanggung jawab, yang tidak dapat diatasi olehnya.
Kesukaran itu bukan datang sebab ada sesuatu yang salah
dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, namun berasal dari ke-
malasan mereka yang benar-benar tidak menaruh perhatian ter-
hadap tugas itu. Orang-orang yang tidak menaruh perhatian ke-
pada pekerjaan mereka merasa seolah-olah jalan mereka dipenuhi
dengan pagar duri, sehingga mereka tidak dapat melakukan pe-
kerjaan mereka sama sekali (seolah-olah Allah yaitu Majikan
yang kejam, yang menuai di tempat di mana Ia tidak menanam).
Setidaknya mereka merasa bahwa jalan mereka ditaburi duri,
bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa kesu-
litan dan berada dalam bahaya yang besar. sebab itu mereka
memulai pekerjaan mereka dengan penuh keengganan, seolah-
olah mereka harus bertelanjang kaki melalui pagar berduri itu.
2. Bagaimana kesukaran-kesukaran yang mengada-ada itu dapat
ditaklukkan. Hasrat yang jujur dan usaha keras untuk melak-
sanakan tugas kita, dengan disertai anugerah Tuhan akan mem-
buat pekerjaan itu menjadi mudah, dan kita akan menjumpai
bahwa jalan itu ditaburi dengan bunga-bunga mawar. Jalan orang
jujur yaitu rata, mudah untuk dijalani dan tidak rusak, mudah
ditemukan dan tidak rumit.
20 Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, namun orang bebal menghina
ibunya.
Amatilah di sini:
1. Pujian untuk anak-anak yang baik, bahwa anak-anak itu yaitu
sukacita bagi orang tua mereka. Sudah sepantasnya orang tua
bersukacita atas anak-anak mereka, sebab mereka telah meme-
lihara dan menanggung banyak jerih payah dalam mengasuh dan
membesarkan anak-anak itu. Akan menambah kepuasan anak-
anak yang baik jika mereka memiliki alasan untuk merenung
pada masa tua mereka bahwa mereka telah menjadi penghiburan
bagi orang tua mereka, saat tiba hari-hari yang malang.
2. Aib yang ditimbulkan oleh anak-anak yang jahat. Bahwa oleh ke-
jahatan mereka, mereka telah mempermalukan orang tua mereka,
menganggap ringan wewenang mereka, membalas dengan buruk
semua kebaikan orang tua mereka. Orang yang bebal menghina
ibunya, yang telah banyak menderita sebab anak itu dan mung-
kin sudah terlampau banyak menuruti kemauannya. Perbuatan
menghina ibu membuat dosa anak itu semakin besar dan mem-
buat penderitaan ibunya semakin pedih.
21 Kebodohan yaitu kesukaan bagi yang tidak berakal budi, namun orang
yang pandai berjalan lurus.
Perhatikanlah:
1. yaitu ciri orang jahat bahwa ia bersenang-senang di dalam dosa.
Ia begitu bernafsu melihat umpan yang terpasang dan melahap-
nya dengan rakus, dan tidak merasa takut akan adanya mata kail
di dalam umpan itu, juga tidak merasakannya saat telah mene-
lannya: kebodohan yaitu kesukaannya. Kebodohan orang lain
juga seperti itu, dan kebodohannya jauh lebih besar. Ia telah ber-
buat dosa, bukan saja tanpa penyesalan, namun dilakukannya de-
ngan bersukacita, bukannya bertobat atas kebodohannya, malah
membanggakannya. Ini yaitu tanda khas orang yang tidak me-
miliki anugerah ilahi.
2. yaitu ciri orang bijak dan baik untuk menyadari tugas dan tang-
gung jawabnya. Orang bebal hidup bebas, berkeliaran, tanpa
aturan, dan bertindak tanpa ketulusan atau kepastian. namun
orang yang pandai, mata mereka diterangi oleh Roh (dan mereka
yang tidak memiliki pengertian yang baik berarti sama sekali tidak
memiliki pengertian), berjalan lurus, hidup bijaksana, hidup
dengan tertib, hidup teratur, dan belajar untuk memenuhi kehen-
dak Tuhan dalam segala sesuatu. Hal ini menjadi kesenangannya
yang tetap dan kesukaan baginya. namun kebodohan yang ada
atau yang terus berlanjut di dalam dirinya sewaktu-waktu, men-
jadi kesedihannya, dan ia merasa malu sebab hal itu. Dengan
ciri-ciri ini kita dapat menguji diri kita sendiri.
22 Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, namun terlaksana kalau
penasihat banyak.
Lihatlah di sini:
1. Akibat buruk yang dapat timbul sebab sikap tergesa-gesa dan
gegabah dan bertindak tanpa nasihat: rancangan manusia akan
gagal, rencana-rencana mereka hancur, jauh dari tujuan, dan
tidak mencapai akhirnya, sebab mereka tidak mau meminta per-
timbangan tentang jalan itu. Jika orang tidak mau meluangkan
waktu dan bersusah payah untuk menimbang-nimbang, atau ter-
lampau percaya diri sampai menolak meminta nasihat orang lain,
kecil kemungkinan mereka akan menghasilkan sesuatu yang ber-
arti. Keadaan sekitar mengalahkan mereka, padahal dengan sedi-
kit meminta pertimbangan, mungkin sebelumnya mereka dapat
melihat hambatan itu dan menyingkirkannya. Sungguh merupa-
kan aturan yang baik, baik untuk urusan warga luas mau-
pun urusan keluarga, untuk tidak melaksanakan sesuatu dengan
gegabah dan hanya mengandalkan pertimbangan sendiri. Plus
vident oculi quam oculus Banyak mata dapat melihat lebih ba-
nyak dibandingkan satu mata. Hal ini sering terbukti benar setidaknya
untuk perbuatan kita sendiri.
2. Betapa bermanfaatnya bagi kita untuk meminta nasihat dari saha-
bat-sahabat kita: kalau banyak penasihat (asal saja para penasihat
itu berhati-hati, jujur, dan tidak ingin membuat pertentangan di
dalamnya) rancangan akan terlaksana. Putra Salomo tidak meng-
gunakan amsal ini dengan baik saat ia mengabaikan nasihat para
tua-tua. Ia lebih menekankan banyak penasihat dalam hal jumlah
dibandingkan dalam hal mutu para penasihat, dan sebab itu ia memilih
mendengarkan nasihat orang-orang muda.
23 Seseorang bersukacita sebab jawaban yang diberikannya, dan alangkah
baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!
Perhatikanlah:
1. Kita berbicara dengan bijaksana saat kita berbicara pada wak-
tunya: jawaban yang diberikan akan menjadi keuntungan dan
sukacita kita saat jawaban itu berkaitan dengan pokok masalah
dan tujuan, dan dikatakan tepat pada waktunya, saat dibutuh-
kan dan akan diperhatikan, seperti yang lazim kita katakan, kena
sasaran. Banyak perkataan yang baik menjadi tidak berguna, ka-
rena diucapkan pada waktu yang kurang tepat. Juga tidak ada
percakapan yang lebih indah selain siap dengan jawaban yang
tepat saat kesempatan itu datang. Dengan begitu semuanya
menjadi baik.
2. Jika kita berbicara dengan bijaksana dan baik, hal itu akan meng-
hibur kita sendiri dan memberikan manfaat bagi orang lain: sese-
orang bersukacita sebab jawaban yang diberikannya. Ia boleh
merasa senang namun sama sekali tidak boleh menyombongkan
diri sebab telah berbicara dengan begitu baik hingga para pen-
dengar bisa menerimanya, mengagumi dia, dan berkata, Alang-
kah baiknya perkataannya, dan betapa bermanfaatnya perkataan
itu!
24 Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi
dunia orang mati di bawah.
Jalan kebijaksanaan dan kekudusan di sini dianjurkan bagi kita,
1. Sebagai jalan yang sangat aman dan menyenangkan: inilah jalan
kehidupan, jalan yang membawa kepada kehidupan kekal, yang di
dalamnya kita akan menemukan sukacita dan kepuasan, yang
akan menjadi kehidupan bagi jiwa, dan pada ujungnya kita akan
menemukan kesempurnaan kebahagiaan. Jadilah bijak dan hi-
duplah. Inilah jalan untuk meloloskan diri dari kesengsaraan yang
dapat mencelakakan kita dan membawa kita kepada bahaya. Ini-
lah jalan untuk menjauhi dunia orang mati di bawah, dari jerat ne-
raka, godaan Setan dan semua tipu muslihatnya, serta dari kepe-
dihan neraka, kebinasaan kekal yang pantas bagi dosa-dosa kita.
2. Sebagai jalan yang sangat luhur dan mulia: Jalan itu menuju ke
atas. Orang yang baik memikirkan perkara yang di atas, dan ber-
urusan dengan perkara-perkara itu. Kewargaannya yaitu di da-
lam sorga, jalannya langsung menuju ke sana, di sanalah tempat
hartanya berada, di atas, jauh dari jangkauan musuh, mengatasi
segala perubahan yang terjadi di dunia bawah ini. Orang yang
baik yaitu benar-benar orang mulia dan besar. Hasrat dan ran-
cangan-rancangannya tinggi, dan ia hidup di atas tingkat rata-
rata orang lain. Tingkat yang berada jauh di atas kemampuan dan
jauh dari penglihatan orang bodoh.
Orang Benar dan Orang Jahat
25 Rumah orang congkak dirombak TUHAN, namun batas tanah seorang janda
dijadikannya tetap.
Perhatikanlah:
1. Allah suka merendahkan orang-orang yang meninggikan diri, dan
pada umumnya Ia melakukan itu sejalan dengan arah pemeli-
haraan-Nya: Orang congkak yang membesarkan diri menentang
Allah yang di atas mereka dan menginjak-injak semua yang ada di
sekitar mereka. Orang-orang seperti itu akan ditolak Allah, dan
akan dirombak Allah. Bukan mereka saja, namun juga rumah mere-
ka, yaitu rumah yang mereka bangga-banggakan dan yang mere-
ka yakini kelangsungan dan kelanggengannya. Kecongkakan ada-
lah kehancuran orang banyak.
2. Allah suka mendukung orang-orang yang patah hati, dan sering
kali melakukannya dengan ajaib: namun batas tanah seorang jan-
da dijadikan-Nya tetap, yaitu batas tanah yang dirusak orang
congkak yang berbahaya. Janda itu tidak mampu mempertahan-
kan sendiri batas tanah itu sehingga berhasil dirusak. yaitu
suatu kehormatan bagi Allah untuk melindungi yang lemah dan
tampil membela yang tertindas.
26 Rancangan orang jahat yaitu kekejian bagi TUHAN, namun perkataan yang
ramah itu suci.
Bagian awal ayat ini berbicara mengenai rancangan, bagian berikut-
nya tentang perkataan, namun keduanya merupakan satu rangkaian,
sebab rancangan yaitu perkataan bagi Allah, dan perkataan akan
dinilai melalui rancangan dari mana pikiran itu berasal, sehingga,
1. Rancangan dan perkataan orang jahat, yang sama seperti diri
mereka sendiri, jahat, bertujuan menyakiti, serta bermaksud bu-
ruk atau yang lain seperti itu, merupakan kekejian bagi TUHAN. Ia
tidak menyukai orang-orang seperti ini dan akan membuat per-
hitungan dengan mereka. Sebagian besar rancangan orang jahat
begitu dibenci Allah dan sangat melukai hati-Nya. Ia bukan saja
mengenal hati manusia dan apa yang keluar dan masuk di sana,
namun juga mengenal tempat yang pa